tugas weinda

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KULIAH

Citation preview

Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan timbulnya fikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat didefinisakan sebagai penyakit tersendiri, melainkan diduga sebagi suatu sindrom atau proses penyakit yang mencangkup banyak jenis dengan berbagai gejala seperti kanker. Penyakit ini ditakuti sebagai gangguan jiwa yang berbahaya dan tidak dapat di kontrol, dan mereka yang terdiagnosis penyakit ini digambarkan atau sebagai psikologis yang terkendali dan memperlihatkan perilaku yang aneh dan amarah. Kebanyakanindividu yakin bahwa penderita skizofrenia perlu diasingkan dari masyarakat dan dikirimkan keinstitusi. Hanya baru-baruinisaja, komunitas kesehtan jiwa menya dari untuk belajar dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat bahwa skizofrenia adalah gangguan jiwa yang memiliki berbagai tanda dan gejala dan skizofrenia merupakan penyakit yang dapat dikendalikan dengan obat. Dengan meningkatnya efektifitas antipsikotik antipikal terbaru dan kemajuan terapi berbasis di masyarakat, banyk klien dapat berhasil hidup dalam masyarakat. Klien yang penyakitnya diawasi dan dijaga secara medis sering kali dapat terus hidup dan kadang-kadang dapat berkerja di masyarakat dengan dukungan mereka.Skizofreni biasanya terdiagnosis pada masa remaja awal dan deawasa awal. Skizofrenia jarang terjadi pada masa kanak-kanak. Insiden awitannya ialah 15- 25 tahun untuk pria, 25- 35 tahun untuk wanita ( DSM-IV-TR,2000 ). Prevalensi skizofrenia diperkirakan 1 % tersebut mengambarkan bahwa hampir tiga juta penduduk yang sedang, telah, atau akan terkena penyakit tersebut. Insiden dan prevalensi seumur hidup secara sama di seluruh dunia ( Buchanan dan Carpenter, 2000 )Gejala skizofrenia dibagi dalam duakategori utama : gejala positif atau gejala nyata, yang mencangkup waham, halusinasi, dan diorganisasi fikiran, bicara, dan perilaku yang tidak teratur, serta gejalanegatif atau gejala samar, seperti efek datar, tidak memiliki kemauan, dan menarik diri dari masyarakat atau rasa tidak nyaman. Dibawah ini merupakan klasifikasi gejala positif dan negatif :1. Gejala positif atau gejala nyataa. Halusinasi : persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak terjadi dalam realitas.b. Waham : keyakinan yang salah dan dipertahankan yang tidak memiliki dasar dalam realitas.c. Ekopraksia : peniruan gerakan dan gestur orang lain yang amati klien.d. Flight of ideas : aliran verbalisasi yang terus menerus saat individumelomkpat dari satu topik ke topik lainnya dengan cepat.e. Perseverasi : terus menrus membicarakan satu topik atau gagasan ; pengulangan kalimat, kata, atau perasa secara verbal dan menolak untuk mengubah topik tersbut.f. Asosiasi longgar : fikrian atau gagasan yang terpecah-pecah atau buruk.g. Gagasan rujukan : kesan yang salah bahwa peristiwa eksternal memiliki makna khusus bagi individu.h. Ambivalensi : mempertahankan keyakinan atau perasaan yang tampak kontrakdiktif tentang invidu, peristiwa, atau situasi yang sama.2. Gejala negatif atau samara. Apatis : perasan tidak perduli terhadap invidu, aktivitas, peristiwa.b. Alogia : kecendrungan berbicara sedikit atau menyampaikan sedikit subtansi makna ( miskin isi ).c. Efek datar : tidak adanya ekspresi wajah yang menunjukkan emosi atau mood.d. Efek tumpul : rentang keadaan perasaan emosional atau mood yang terbatas.e. Anhedonia : merasa tidak senang atau gembira dalam menjalani hidup, aktivitas, atau hubungan.f. Katatonia : imobilitas karen faktor psikologis, kadang kala di tandai oleh periode agitasi atau gembira ; klien tampak tidak bergarak, seolah-olah dalam keadaan setengah sadar.g. Tidak memiliki kemauan : tidak adanya keinginan, ambisi, atau dorongan untuk bertindak atau melakukan tugas.

Gejala positif dapat dikontrol dengan pengobatan, tetapi gejala negatif sering kali menetap setelah gejala psokotik berkurang. Gejala negatif sering kali mentap sepanjang waktu dan menjadi penghambat utama pemulihan dan perbaikan fungsi dalam kehidupan sehari-hari klien.Berikut ini adalah tipe skizofrenia dari SDM-IV-TR 2000. Diagnosis di tegakan berdasarkan gejala dominan : Skizoprenia, tipe paranoid : ditandai dengan waham kejar ( rasa menjadi korban atau dimata-matai ) atau waham kebsaran, halusinasi, dan kadang-kadang keagamaan yang berlebihan ( fokus waham agama ), atau perilaku agresif dan bermusuhan. Skizofrenia, tipe tidak teroganisasi : ditandai genagn efek datar atau efek yang tidak sesuai secaraa nyata, inhkoherensi, asosiasi longgar, dan disorganisasi perilaku yang eksterm. Skizofrenia, tipe katatonik : di tandai dengan gangguan psikomotor yang nyata, baik dalam bentuk tanpa gerakan atau aktivitas motorik yang berlebihan negatifisme yang ekstrem, mutisme, gerakan polunter yang aneh, ekolalia, atau akopreksia. Imobilitas motorik dap[at terlihat berupa katelepsi ( flexibilitas cerea ) atau stupor. Aktivitas motorik yang berlebihan terlihat tanpa tujuan dan tidak di pengaruhi oleh stimulus eksternal. Skizofrenia, tipe dapat dibedakan : di tandai dengan gejala- gejala skizfrenia campuran ( atau tipe lain ) di sertai gangguan fikiran, efek, dan perilaku. Skizfrenia, tipe rasidual : ditandai dengan setidaknya dengan satu periode skizogfrenia sebelumnya, tetapi saat ini tidak psikotik, menarik diri dari masyarakat, efek datar, serta sosiasi longgar.

PROSES KLINIS Walaupun gejala-gejala skizofrenia selalu berat, proses jangka panjang penyakit tersebut tidak selalu berupa deteriorasi yang progresif. Proses klinis skizofrenia dapat bervariasi diantara pasien.AwitanAwitan skizofrenia dapat muncul tiba-tiba atau bertahap,tetapi kebanyakan klien mengalami perkembangan tanda dan gejala yangt lambat dan bertahap, misalnya menarik diri dari masyarakat, perilaku yang tidak lazim, kehilangan minat untuk sekolah atau bekerja, dan seringkali mengabaikan higiene. Diagnosis skizofrenia biasanya di tegakan invidu mulai memperlihatkan gejala positif yang lebih efektif seperti waham, halusinasi, gangguan fikiran ( psikosi ). Tanpa memperhatikan kapan dan bagaiman gangguan ini mulai timbul dan tipe skizofrenia, ada kusekuensi yang penting dan berlangsung lama pada kebanyakan klien dan keluarga mereka.Kapan dan bagaimana penyakit ini berkembang tampaknya mempengaruhi hasiulo akhir penderita.usia klien saat awitan muncul tampaknya merupakan faktor penting dalam menentukan seberapa baik kemajuan klien. Mereka yang menderita penyakit ini padausia dini memperlihatkan hasil akhir yang lebih buruk dari pada mereka yang mengalaminya pada usia yang lebih tua. Klien yang berusia lebih muda memperlihatkan penyesuain pramordid yang lebih buruk, tanda negatif yang lebih nyata, dan gangguan koknitif yang lebih banyak dari pada klien yuang berusia lebih tua.mereka yang mengalami awitan penyakit ini secara bertahap ( sekitar 50 % ) cenderung mengalami proses klinis segera dan jangka panjang yang lebih buruk daripada mereka yang mengalami awitan akut dan mendadak ( Buchanan dan Carpenter, 2000 )