14
Tugas Kelompok ETIKA PROFESI Pelanggaran Paten di Bidang Teknologi Dosen Pengampu : Made Agung Raharja, S.Si, M.Cs Anggota Kelompok : 1. A.A. Dwi Purnami Cahyaning (1308605002) 2. Almer Hafiz Wandalaksana (1308605011) 3. Made Dinda Pradnya Pramita (1308605021) 4. Gede Surya Adiwiguna (1308605029) 5. Maharana Denny Adrian (1308605038) 6. Ni Putu Striratna Devi W (1308605046) 7. I Wayan Puguh Sudarma (1308605054) 8. Andrianus Putut Bagus T (1308605062)

Tugas2 Hak Paten

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paten

Citation preview

Tugas KelompokETIKA PROFESIPelanggaran Paten di Bidang Teknologi

Dosen Pengampu :Made Agung Raharja, S.Si, M.Cs

Anggota Kelompok :1. A.A. Dwi Purnami Cahyaning (1308605002)2. Almer Hafiz Wandalaksana (1308605011)3. Made Dinda Pradnya Pramita (1308605021)4. Gede Surya Adiwiguna(1308605029)5. Maharana Denny Adrian (1308605038)6. Ni Putu Striratna Devi W(1308605046)7. I Wayan Puguh Sudarma(1308605054)8. Andrianus Putut Bagus T(1308605062)

JURUSAN ILMU KOMPUTERPROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS UDAYANA2015BAB ILANDASAN TEORI1.1 Latar BelakangHak paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi selama waktu tertentu. Seorang inventor dapat melaksanakan sendiri invensinya atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Sekarang ini, banyak kasus pelanggaran hak paten khususnya di bidang industri. Hal tersebut disebabkan karena si penjiplak menginginkan produk yang didistribusikan ke seluruh negara atau seluruh daerahnya dapat diakui di masyakarat dan terutama ingin meraih keuntungan yang besar karena dianggap memiliki kesamaan dengan produk produsen lain.Teknologi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi informasi telah menjadikan kegiatan dalam sector perdagangan sebagai salah satu yang telah menempatkan dunia sebagai pasar tunggal yang secara signifikan meningkat secara pesat dari tahun ke tahun. Hal ini menjadikan adanya persaingan yang sangat ketat bagi setiap pesaing. Hak atas kekayaan intelektual dibutuhkan dalam kepemilikan karya-karya yang lahir melalui daya cipta. Salah satu jenis dari hak atas kekayaan intelektual adalah hak paten. Hak paten diberikan untuk jangka waktu yang terbatas dengan tujuan supaya mencegah pihak lain termasuk para investor independen dari teknologi yang sama menggunakan invensi tersebut selama jangka waktu perlindungan paten. Sebagai gantinya pemegang paten harus mempublikasikan semua rincian invensinya supaya pada saat berakhirnya perlindungan paten, informasi berkaitan dengan invensi tersebut tersedia secara bebas bagi khalayak.

1.2 Kasus Pelanggaran Paten di Bidang TeknologiSalah satu pelanggaran hak paten yang dibahas dalam laporan ini adalah kasus pelanggran hak paten teknologi skype yang dilakukan oleh microsoft. Microsoft digugat oleh sebuah perusahaan bernama VirnetX dengan klaim bahwa layanan VoIP Skype telah melanggar enam patennya yang terkait Virtual Private Networking (VPN). Terkini, perusahaan lain ikut menggugat Microsoft dan Skype karena diduga juga telah melanggar paten.Dilansir dari Neowin, Kamis (2/5/2013), perusahaan bernama CopyTele mempublikasikan pernyataan resmi bahwa anak perusahaannya, Secure Wev Conference Corporation mengajukan gugatan pada hari ini di Pengadilan Distrik Amerika Serikat di New York.Perusahaan itu mengklaim, layanan Skype milik Microsoft telah melanggar paten yang berhubungan dengan teknologi enkripsi yang dimiliki oleh Secure Web Conference Corporation. Chief Executive Officer (CEO) CopyTele Robert Berman, menglaim bahwa paten yang diperkarakan itu merupakan contoh utama dari potensi besar yang belum dimanfaatkan oleh perusahaannya. Berman menambahkan, CopyTele akan membuat program penegasan tambahan, misalnya tuntutan hukum lebih dan sedang berusaha mengakuisisi paten yang lebih banyak. Adapun Microsoft belum mengomentari gugatan CopyTele. Raksasa software itu mengakuisisi Skype pada Oktober 2011 senilai USD8,5 miliar. Sejak itu, Microsoft berusaha memperluas layanan Skype ke lebih banyak platform termasuk Windows 8 dan Windows Phone 8, dan menghasilkan dua miliar menit panggilan setiap hari.

1.3 Tujuan1.3.1. Untuk mengetahui perlindungan Hak Paten terhadap Program Komputer menurut ketentuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2001 Tentang Hak Paten1.3.2. Untuk mengetahui faktor penyebab maraknya penggunaan software ilegal.1.3.3. Untuk mengetahui cara alternatif membatasi dan mengurangi pembajakan Program Komputer.1.3.4. Secara teoritikal laporan ini diharapkan akan memberi sumbang saran dalam khasanah ilmu pengetahuan hukum tentang paten dan etika profesi, khususnya di bidang teknologi

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Hak Paten di IndonesiaUndang-Undang Pasal 1 ayat 1 Nomor 14 Tahun 2001 telah menyebutkan bahwa hak paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi selama waktu tertentu. Seorang inventor dapat melaksanakan sendiri invensinya atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.Syarat mendapatkan hak paten ada tiga yaitu penemuan tersebut merupakan penemuan baru. Yang kedua, penemuan tersebut diproduksi dalam skala massal atau industrial. Suatu penemuan teknologi, secanggih apapun, tetapi tidak dapat diproduksi dalam skala industri (karena harganya sangat mahal / tidak ekonomis), maka tidak berhak atas paten. Yang ketiga, penemuan tersebut merupakan penemuan yang tidak terduga sebelumnya (non obvious). Jadi bila sekedar menggabungkan dua benda tidak dapat dipatenkan. Misalnya pensil dan penghapus menjadi pensil dengan penghapus diatasnya. Hal ini tidak bisa dipatenkan.Yang menjadi obyek hak paten ialah temuan (invention) yang secara praktis dapat dipergunakan dalam bidang perindustrian. Itulah sebabnya Hak Paten termasuk dalam jenis hak milik perindustrian, yang membedakannya dengan Hak Cipta. Penemuan yang dapat diberikan hak paten hanyalah penemuan baru di bidang teknologi. Penemuan dimaksud, bisa berupa teknologi yang ada dalam produk tertentu maupun cara yang dipakai dalam proses menghasilkan produk tertentu. Sehingga hak paten bisa diberikan pada produk maupun teknologi proses produksi.Hak paten menawarkan perlindungan bagi para penemu bahwa penemuan mereka tidak dapat digunakan, didistribusikan, dijual, dihasilkan secara komersial, diimpor, dieksploitasi, dan lain-lain tanpa persetujuan dari pemilik sekarang. Ini merupakan satu bentuk monopoli yang diberikan negara kepada seorang pemohon hak dengan imbalan pengungkapan informasi teknis mereka. Pemiliki paten memegang hak khusus untuk mengawasi cara pemanfaatan paten penemuan mereka untuk jangka waktu 20 tahun. Untuk menegakan hak, pengadilan yang bertindak untuk menghentikan suatu pelanggaran hak paten. Jika ada pihak ketiga, yang berhasil membuktikan ketidaksahihan suatu paten, pengadilan dapat memutuskan bahwa paten yang diterima adalah tidak sah.Hak khusus pemegang paten untuk melaksanakan temuannya secara perusahaan atas patennya baik secara sendiri maupun dengan memberikan persetujuan atau ijin atau lisensi kepada orang lain, yaitu: membuat, menjual, menyewakan, menyerahkan, memakai, menyediakan, untuk dijual atau disewakan atau diserahkan hasil produksi yang diberi paten. Hak ini bersifat eksklusif, dalam arti hak yang hanya bisa dijalankan oleh orang yang memegang hak paten, orang lain dilarang melaksanakannya tanpa persetujuan pemegang paten. Untuk menegakan hak, pengadilan yang bertindak untuk menghentikan suatu pelanggaran hak paten. Jika ada pihak ketiga, yang berhasil membuktikan ketidaksahihan suatu paten, pengadilan dapat memutuskan bahwa paten yang diterima adalah tidak sah. Selain itu, pemegang hak yang sah memiliki hak menggugat. Hak menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana dimaksud di atas [1].Terdapat dua macam sistem pendaftaran paten. Adapun dua macam sistem pendaftaran paten adalah sebagai berikut:1. Sistem first to file yaitu memberikan hak paten bagi yang mendaftar pertama atas invensi baru sesuai persyaratan.2. Sistem first to invent adalah sistem yang memberikan hak paten bagi yang menemukan inovasi pertama kali sesuai persyaratan yang telah ditentukan.Indonesia menggunakan sistem, yang pertama penemuan yang tidak dapat dipatenkan:1. Proses atau produk yang pembuatan maupun penggunaannya bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum dan kesusilaan, sebagai contoh bahan peledak.2. Metode pemeriksaan, perawatan pengobatan atau pembedahan yang diterapkan pada manusia dan atau hewan.3. Teori dan metode dibidang ilmu pengetahuan dan matematika.4. Semua makhluk hidup kecuali jasad renik, proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan kecuali proses mikrobiologis.Sekarang ini, banyak kasus pelanggaran hak paten khususnya di bidang industri. Hal tersebut disebabkan karena si penjiplak menginginkan produk yang didistribusikan ke seluruh negara atau seluruh daerahnya dapat diakui di masyakarat dan terutama ingin meraih keuntungan yang besar karena dianggap memiliki kesamaan dengan produk produsen lain. Padahal, hal tersebut memasuki pelanggaran hak paten karena pemilik awal telah mendaftar patennya atas kepemilikan dari hasil ciptaan awal. Berikut ini adalah contoh kasus pelanggaran hak paten di bidang industri:2.2 Pelanggaran Hak Paten Teknologi Skype terhadap MicrosoftVirnetx sendiri adalah sebuah Perusahaan Holding company yang dulu focus pada teknologi kemiliteran. Kini Vertnex telah memiliki banyak patent terkait dunia Teknologi dan komunikasi dan DNS (Domain Server Name). Gugatan paten oleh Virnetx kepada perusahaan perangkat lunak Microsoft yang terjadi atas pelanggaran paten pada 2010 lalu, mewajibkan perusahaan perangkat lunak tersebut harus membayar denda senilai USD23 juta.Denda tersebut diajukan terkait pelanggaran penggunaan hak paten pada teknologi Skype oleh Microsoft. Dan pada tahun 2013 ini, pihak Virnetx kembali mengajukan gugatan tersebut dan melakukan upaya penyelesaian dengan pengurangan denda terhadap Microsoft.Sengketa paten yang terjadi antar kedua perusahaan pada tahun 2010 lalu, perihal sengketa hak paten perusahaan holding khusus untuk teknologi militer Amerika, Virnetx ini kini telah mencapai proses penyelesaian. Dan mewajibkan Microsoft membayar denda USD23 juta, berkurang dari total nilai yang diajukan pada 2010 sebesar USD200 juta.Seperti dikutip dari Microsoftnews, Sabtu (20/12/2014), kasus pada 2010 lalu dengan Virnetx yang memaksa Microsoft harus melakukan pembayaran denda senilai 200 juta dolar, kini telah ditetapkan menjadi 23 juta dolar setelah kembali diajukan Virtnex pada tahun 2013 lalu.Pihak Microsoft mengklaim, telah menandatangani surat lisensi perjanjian dengan Wirnetx pada tanggal 17 Desember 2014 lalu, perihal besaran denda dan persetujuan persyaratan tertentu untuk penyelesaian hak paten dan lisensi penggunaannya.Microsoft dan Virnetx akhirnya sepakat untuk menyelesaikan persoalan Hak paten teknologi yang diterapkan pada Skype. Setelah lama berlangsung akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk berdamai namun Microsoft tetap harus membayar denda sebesar 23jt Dolar Amerika. Nilai denda ini jauh lebih kecil dari pada tuntutan Virtnetx sebelumnya yang mencapai 200jt Dolar. Pada tahun 2010 lalu Virnetx melayangkan gugatan pertamanya ke pengadilan tentang perkara ini dan meminta Microsoft untuk membayar ganti rugi hak intelektual sebesar 200jt Dolar.Lama bergulir kasus itu tak kunjung menemui titik sepakat sampai pada tahun 2013 lalu Virnetx kembali mengajukan gugatan namun dengan nomial denda yang turun derastis yakni hanya 23jt Dolar. Pihak Microsoft menuturkan bahwa mereka telah menandatangani kesepataan itu pada 17 desember 2014 lalu. Adapun isi kesepakatan itu termasuk perihal besaran denda, persyaratan tertentu dan masalah hak paten serta penggunaanya.Akhirnya Virnetx telah mencapai kesepakatan dengan Microsoft Coorporation dan meletakkan semua sengketa hukumnya dibelakang.

2.2 Undang-Undang yang Menyangkut Pelanggaran Hak Paten Teknologi Skype terhadap Microsoft(tambahin undang-undang berapa aja yang dilanggar microsoft pada UU 14 2001 tentang paten di indonesia)

BAB IIIKESIMPULAN3.1 KesimpulanHak paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi selama waktu tertentu. Hak paten memberikan perlindungan bagi para penemu bahwa penemuan mereka tidak dapat digunakan, didistribusikan, dijual, dihasilkan secara komersial, diimpor, dieksploitasi tanpa persetujuan dari pemilik sekarang. Dalam kasus di atas, pihak Virnetx menggunakan hak paten atas teknologi Skype yang mereka miliki karena pihak Microsoft telah mengadopsi teknologi tersebut kedalam produk mereka tanpa seijin Virnetx sebagai pemilik teknologi tersebut. Akhirnya, pengadilan memutuskan bahwa Microsoft melanggar hak paten milik Virnetx. Konsekuensinya, pihak microsoft harus membayar denda sebesar USD 23 Juta dengan perjanjian bahwa produk platform komunikasi bisa digunakan hingga 2015 mendatang.

LAMPIRANARTIKEL Langgar Hak Paten Teknologi Skype, Microsoft Didenda USD23 JutaSabtu, 20 Desember 2014 - 16:01 wib

Langgar Hak Paten Teknologi Skype, Microsoft Didenda USD23 Juta Jurnalis : Wahyu Noor HasanCALIFORNIA Gugatan paten oleh Virnetx kepada perusahaan perangkat lunak Microsoft yang terjadi atas pelanggaran paten pada 2010 lalu, mewajibkan perusahaan perangkat lunak tersebut harus membayar denda senilai USD23 juta.Denda tersebut diajukan terkait pelanggaran penggunaan hak paten pada teknologi Skype oleh Microsoft. Dan pada tahun 2013 ini, pihak Virnetx kembali mengajukan gugatan tersebut dan melakukan upaya penyelesaian dengan pengurangan denda terhadap Microsoft.Sengketa paten yang terjadi antar kedua perusahaan pada tahun 2010 lalu, perihal sengketa hak paten perusahaan holding khusus untuk teknologi militer Amerika, Virnetx ini kini telah mencapai proses penyelesaian. Dan mewajibkan Microsoft membayar denda USD23 juta, berkurang dari total nilai yang diajukan pada 2010 sebesar USD200 juta.Seperti dikutip dari Microsoftnews, Sabtu (20/12/2014), kasus pada 2010 lalu dengan Virnetx yang memaksa Microsoft harus melakukan pembayaran denda senilai 200 juta dolar, kini telah ditetapkan menjadi 23 juta dolar setelah kembali diajukan Virtnex pada tahun 2013 lalu.Pihak Microsoft mengklaim, telah menandatangani surat lisensi perjanjian dengan Wirnetx pada tanggal 17 Desember 2014 lalu, perihal besaran denda dan persetujuan persyaratan tertentu untuk penyelesaian hak paten dan lisensi penggunaannya.Kami sangat senang telah mencapai kesepakatan dengan Microsoft Corporation dan meletakkan semua sengketa hukum kami di belakang, jelas Kendall Larsen, Chief Executive dan Pemimpin Perusahaan Virnetx Inc, dalam keterangannya di situs.Dirinya juga mengungkapkan bahwa perjanjian ini memungkinkan untuk fokus terhadap sumber daya perusahaan, dan mengizinkan produk platform komunikasi bisa digunakan hingga 2015 mendatang.