6
Aldy Fahriza Noor Evaluasi Lingkungan Kelas D ARTIKEL 7 Masalah Lingkungan Di Kabupaten Malang KBR, Jakarta - Kabupaten Malang, Jawa Timur kini masih berbenah untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Setidaknya ada 7 permasalahan lingkungan yang dihadapi kabupaten seluas 351.872,62 ha itu. Malang menghadapi masalah pengendalian pencemaran udara yang disebabkan pengelolaan sampah yang belum tertangani secara optimal. Selain itu pelayanan persampahan karena keterbatasan infrastruktur dan jangkauan juga jadi masalah. Lainnya adanya degradasi kualitas lingkungan akibat alih fungsi lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek ekologis. Meski mempunyai luasan kawasan yang sebagian besar kawasan dataran tinggi, ternyata Malang juga masih kekurangan ruang terbuka hijau. Selain itu adanya menurunan kualitas air baku DAS Brantas. Sehingga kebutuhan air bersih untuk daerah yang belum terjangkau pelayanan PDAM karena terkendala oleh kondisi geografis wilayah. Terakhir karakter masyarakat yang beragam dan berada pada fase transisi antara kebiasaan hidup di perkotaan dan perdesaan. Perilaku masyarakat yang masih memanfaatkan sungai sebagai tempat aktivitas keseharian menimbulkan dampak negatif bagi kualitas air sungai. Air limbah domestik yang dihasilkan dari aktivitas

Tugasamdal1.Aldyfahrizanoor.135060600111003.d

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teknik

Citation preview

Aldy Fahriza Noor Evaluasi Lingkungan Kelas D

ARTIKEL7 Masalah Lingkungan Di Kabupaten MalangKBR, Jakarta - Kabupaten Malang, Jawa Timur kini masih berbenah untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Setidaknya ada 7 permasalahan lingkungan yang dihadapi kabupaten seluas 351.872,62 ha itu.Malang menghadapi masalah pengendalian pencemaran udara yang disebabkan pengelolaan sampah yang belum tertangani secara optimal. Selain itu pelayanan persampahan karena keterbatasan infrastruktur dan jangkauan juga jadi masalah. Lainnya adanya degradasi kualitas lingkungan akibat alih fungsi lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek ekologis. Meski mempunyai luasan kawasan yang sebagian besar kawasan dataran tinggi, ternyata Malang juga masih kekurangan ruang terbuka hijau. Selain itu adanya menurunan kualitas air baku DAS Brantas. Sehingga kebutuhan air bersih untuk daerah yang belum terjangkau pelayanan PDAM karena terkendala oleh kondisi geografis wilayah. Terakhir karakter masyarakat yang beragam dan berada pada fase transisi antara kebiasaan hidup di perkotaan dan perdesaan. Perilaku masyarakat yang masih memanfaatkan sungai sebagai tempat aktivitas keseharian menimbulkan dampak negatif bagi kualitas air sungai. Air limbah domestik yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat menambah beban pencemaran bagi sungai, sehingga diperlukan upaya untuk merubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.Dengan permasalahan itu, Malang mempunyai terobosan untuk memperbaiki tata lingkungannya. Ada 8 hal yang dilakukan Kabupaten Malang untuk menanggulangi masalah lingkungan.Pertama, membangun Kampung Mandiri Energi Pro Iklim di Desa Talangagung Kepanjen. Kampung ini berdiri Desember 2011. Kawasan ini merupakan pengendalian, pengembangan dan pemanfaatan gas methane (CH4) sampah dari TPA dengan memasang sistem jaringan instalasi perpipaan gas methane (CH4) ditransmisi dan didistribusi langsung ke rumah warga (pengembangan dari sistem ampul yang pernah dilakukan). Sehingga masyarakat sekitar TPA dapat secara langsung memanfaatkan gas methane (CH4) sebagai bahan bakar alternatif untuk kompor gas sebagai kebutauhan memasak sehari-hari dengan efektif, efisien dan aman.Kedua, membangun TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen. Ini adalah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang mengelola sampahnya secara aman dan tidak mencemari lingkungan dan minimal pengolahannya menggunakan metoda urug terkendali (sistem controlle landfill). Di sana Pemerintah Kabupaten Malang telah mengembangkan inovasi pengelolaan sampah dengan teknologi terapan yang sederhana dan aplikatif berupa alat AMeG (accumulator of methane gas) yang dapat menangkap, memurnikan dan memanfaatkan gas methane (CH4) sampah menjadi berbagai energi alternatif seperti bahan bakar gas methane (CH4), energi listrik, penggerak motor diesel dsb. Ketiga, Pemerintah Kabupaten Malang bersama kader lingkungan telah mengembangkan inovasi pengelolaan sampah dengan teknologi terapan yang sederhana dan aplikatif berupa alat alat penangkapan gas metan dengan bambu petung dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar TPA Paras sebagai energi alternatif (energi baru terbarukan) untuk kebutuhan memasak sehari - hari. Sampai saat ini sudah terpasang sebanyak 155 sambungan rumah yang dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Juga berkontribusi dalam upaya penyelamatan lingkungan untuk mengurangi efek rumah kaca/pemanasan global (global warming).Keempat, membangun taman-taman. Seperti Taman Kanjuruhan, Taman Metro, Taman TPA Talangagung, Taman Puspa, dan Taman Kehati. Kelima, membentuk Badan Pengelola Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sumber Maron. Ini dilatarbelakangi minimnya akses masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan air bersih dan masih belum terjangkau oleh layanan PDAM. Sampai sekarang telah melayani 1.530 SR, 7.560 jiwa.Keenam, membangun Desa Konservasi dan Mandiri Energi Dusun Bendrong, Desa Argosari Kecamatan Jabung. Desa ini memiliki potensi populasi sapi perah dari tahun ke tahun semakin bertambah banyak.Terakhir, membuat sejuta biopori. Ini sudah dilakukan sejak Desember 2013. Progres sampai sekarang telah ada sekitar 12.000 lubang biopori di kawasan pemukiman, perkantoran, sekolah sekolah (didukung dengan Instruksi Bupati Malang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Konservasi Air dan Sampah Organik melalui Gerakan Sejuta Biopori di Wilayah Kabupaten Malang).Untuk melaksanakan itu semua, Kabupaten Malang mengalokasikan anggaran Pro-Lingkungan pada tahun 2013 sebesar Rp. 56.235.431.899 dari total APBD belanja langsung Rp. 990.366.398.011,60. Sementara tahun 2014 anggaran Pro-Lingkungan sebesar Rp. 104.056.070.420 dari total APBD belanja langsung sebesar Rp 1.188.344.656.572 atau sebesar 8,76 persen.Sumber: http://www.portalkbr.com/berita/nasional/3371578_4202.htmlReview7 Masalah Lingkungan Di Kabupaten MalangPermasalahan Lingkungan menjadi sebuah masalah yang umum yang terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah masalah pengelolaan udara yang disebabkan oleh penanggulangan dan pelayanan sampah di perkotaan yang belum optimal. Pelayanan sampah tersebut bermasalah karena keterbatasan infrastruktur yang ada dan jangkauan pelayanan yang masih tergolong kecil. Masalah lainnya, adalah adanya penurunan kulaitas lingkungan akibat alih fungsi lahan yang tidak memperhatikan aspek ekologis lahan tersebut. Sehingga akibatnya, kabupaten malang kekurangan ruang terbuka hijau dan kualitas air baku di Daerah Aliran Sungai Brantas menjadi berkurang. Akibatnya kebutuhan air bersih untuk daerah yang belum terjangkau pelayanan PDAM menjadi terkendala oleh kondisi geografis wilayah. Selain itu karakter masyarakat yang masih memanfaatkan sungai sebagai sumber aktivitas dan kehidupan yang utama menimbulkan dampak negatif baru bagi kualitas air sungai, oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.Dari permasalahan diatas, Kabupaten Malang mempunyai beberapa solusi untuk memperbaiki tata lingkungan yang ada. Diantaranya1. Membangun Kampung mandiri Energi Pro Iklim di Desa Talangagung, Kepanjen. Dalam rangka pengendalian, Pengembangan, dan pemanfaatan gas methane(CH4) sampah dari TPA dengan memasang sistem jaringan instalasi perpipaan gas methane (CH4) yang didistribusikan langsung ke rumah masing-masing warga.2. Membangun TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen. Ini adalah tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang mengelola sampahnya secara aman dan tidak mencemari lingkungan dan minimal pengolahannya menggunakan metode Controlled landfill. 3. Pemerintah kabupaten malang dengan kader lingkungan telah mengembangkan inovasi pengelolaan sampah dengan teknologi terapan yang sederhana dan aplikatif berupa alat yang dapat menangkap dan mengubah gas methan dari bambu petung dan dimanfaatkan oleh TPA paras sebagai energy alternative untuk memasak sehari-hari.4. Membangun taman-taman seperti Taman Kanjuruhan, Taman Metro, Taman TPA Tulungagung dan lain-lain sebagai ketersediaan RTH di Kabupaten Malang.5. Badan Pengelola Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sumber Maron untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih.6. Membangun Desa Konservasi dan Mandiri Energi Dusun Bendrong, Desa Argosari Kecamatan Jabung yang memiliki potensi populasi sapi perah yang berkembang dari tahun ke tahun7. Membuat sejuta biopori yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten Malang agar dapat menkonservasi air dan sampah organic secara efektif.Untuk Melaksanakan hal tersebut Kabupaten Malang mengalokasikan anggaran Pro-Lingkungan pada tahun 2013 sebesar Rp. 56.235.431.899 dari total APBD belanja langsung Rp. 990.366.398.011,60. Kemudian pada tahun 2014 anggaran Pro-Lingkungan sebesar Rp. 104.056.070.420 dari total APBD dengan belanja langsung sebesar Rp 1.188.344.656.572 atau sebesar 8,76 persen dari persen pendapatan APBD.