11
MODUL 1 PENDAHULUAN 1.1. PENDAHULUAN Sebagaimana diketahui bahwa dalam pelaksanaan manajemen konstruksi didasari dari proses proyek itu sendiri, yang mempunyai awal dan akhir serta tujuan menyelesaikan proyek tersebut alam bentuk bangunan fisik secara efisien dan efektif. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang salah satunya menyangkut aspek teknik pelaksanaan manajemen konstruksi itu sendiri dalam penyelenggaraannya. Beberapa ruang lingkup pekerjaan yang menjadi aspek teknik dapat dilihat dibawah ini : Ruang Lingkup Proyek (Scope) WBS OAT Organisasi Waktu Mutu Biaya Gambar 8.1 : Struktur pendekatan untuk manajemen proyek dengan variabel ruang llingkup kegiatan yang merupakan aspek tekniknya. (Sumber : Turney J. Rodney : “The Handbook of Project Based Management”, McGraw- Hill Book Company, Berkshire, Maidenhead, England, 1991) Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MT PERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK Maksud dan Tujuan dari Proyek Konstruksi (purpose / benefit change)

tugas.XML document.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tugas.XML document.doc

MODUL 1

PENDAHULUAN

1.1. PENDAHULUAN

Sebagaimana diketahui bahwa dalam pelaksanaan manajemen konstruksi

didasari dari proses proyek itu sendiri, yang mempunyai awal dan akhir serta tujuan

menyelesaikan proyek tersebut alam bentuk bangunan fisik secara efisien dan efektif.

Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang salah satunya menyangkut aspek teknik

pelaksanaan manajemen konstruksi itu sendiri dalam penyelenggaraannya. Beberapa

ruang lingkup pekerjaan yang menjadi aspek teknik dapat dilihat dibawah ini :

Ruang Lingkup Proyek(Scope) WBS

OAT

Organisasi

Waktu MutuBiaya

Gambar 8.1 : Struktur pendekatan untuk manajemen proyek dengan variabel ruang llingkup kegiatan yang merupakan aspek tekniknya.(Sumber : Turney J. Rodney : “The Handbook of Project Based Management”, McGraw-Hill Book Company, Berkshire, Maidenhead, England, 1991)

dari gambaran sistematika di atas, dapat disebutkan bahwa proses proyek konstruksi

dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan serah terima. Selama proses

berlangsung, beberapa aspek teknik yang berkaitan dengan proses, perlu diketahui.

Aspek teknik yang umum dilakukan terdistribusi dalam :

- Perencanaan (planning)

- Penjadwalan (scheduling)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Maksud dan Tujuan dari Proyek Konstruksi

(purpose / benefit change)

Page 2: tugas.XML document.doc

- Pengendalian (controling)

Hal ini untuk mencapai tujuan proyek yaitu menghasilkan bangunan fisik yang

mempunyai variabel biaya-mutu-waktu yang optimal. Sebagaimana diketahui secara

tradisional bahwa ketiga variabel tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi,

yang umumnya dikenal sebagai Biaya – Mutu – Waktu.

Mutu

Biaya Waktu

Gambar 8.2 : Segitiga variabel biaya – mutu – waktu yang saling mempengaruhi, variabel utama dalam aspek teknik manajemen konstruksi (Sumber : Turney J. Rodney : “The Handbook of Project Based Management”, McGraw-Hill Book Company, Berkshire, Maidenhead, England, 1991)

Ketiga variabel tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi. Sebagai misal MUTU :

kualitas mutu berkaitan dengan BIAYA yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya secara

umum menunjukkan tinggi rendahnya mutu untuk suatu pekerjaan yang sama dengan

spesifikasi yang sama pula. Demikian pula dengan WAKTU pelaksanaan, tinggi

rendahnya MUTU secara tidak langsung berkaitan dengan lama waktu pelaksanaan,

mutu yang tinggi membutuhkan kehati-hatian dan pengawasan mutu yang lebih intensif,

sehingga jelas akan memakan waktu yang lebih daripada waktu yang normal. Dari

WAKTU yang lebih lama ini otomatis, paling tidak dari segi biaya tidak langsung, akan

kembali menambah BIAYA pelaksanaan. Bentuk saling ketergantungan ini memberikan

beberapa kebutuhan akan teknik untuk menajemen proses konstruksi seperti tersebut di

atas. Atas dasar tersebut, pada modul ini akan dibahas beberapa teori / teknik dalam

lingkup pelaksanaan manajemen proyek konstruksi, yang meliputi :

1. Tahap Perencanaan

Penyusunan Work Breakdown Structure (WBS)

Penyusunan Organization Analysis Table (OAT)

Memperkirakan durasi dari WBS, OAT, Analisa Harga Satuan dan Ketersediaan

Sumber Daya Manusia.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 3: tugas.XML document.doc

2. Tahap Penjadwalan

Diagram Jaringan 1 (Activity on Arrow)

Diagram Jaringan 2 (Pengantar Activity on Node)

Metode Lintasan Kritis (CPM)

Aliran Kas (Cash Flow)

3. Tahap Pengendalian

Monitoring 1 : Kurva – S

Monitoring 2 : Integrasi Biaya – Waktu (Earned Value)

Percepatan Waktu dengan Biaya Optimal (Least Cost Analysis).

1.2. MEMBUAT JABARAN PEKERJAAN : WBS

1.2.1. Penentuan Metode Konstruksi

Tahap pertama sebelum memulai suatu pelaksanaan proyek konstruksi, harus

ditentukan terlebih dahulu suatu metode untuk melaksanakannya. Dalam skala

organisasi suatu proses perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi, sangatlah penting

untuk menentukan metode konstruksi terlebih dahulu, karena setiap jenis metode

konstruksi akan memberikan karakteristik pekerjaan yang berbeda. Penentuan jenis

metode konstruksi yang dipilih akan sangat membantu menentukan jadwal proyek.

Metode konstruksi yang berbeda akan memberikan ruang lingkup pekerjaan dan durasi

yang berbeda pula, yang sudah barang tentu juga akan memberikan dampak kepada

finansial dalam bentuk biaya. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi jenis ruang lingkup

pekerjaan yang dilakukan. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dan

dipertimbangkan dalam menentukan metoda konstruksi yang akan digunakan. Adapun

faktor-faktor tersebut adalah :

a. Sumber daya manusia dengan skill yang cukup untuk melaksanakan suatu metode

pelaksanaan konstruksi.

b. Tersedianya peralatan penunjang pelaksanaan metode konstruksi yang dipilih.

c. Material yang cukup tersedia.

d. Waktu pelaksanaan yang maksimum dibandingkan pilihan metode konstruksi

lainnya.

e. Biaya yang bersaing.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 4: tugas.XML document.doc

1.2.2. Jabaran Kegiatan / Work Breakdown Structure (WBS)

Setelah proyek konstruksi didefinisikan, kemudian dilanjutkan dengan penentuan

metode konstruksi yang dipilih, maka tahap berikutnya dapat direncanakan jabaran

pekerjaan yang umum disebut WBSnya. Pada kenyataannya ada keterkaitan yang erat

antara perencanaan, pengendalian dan penyelenggaraan proyek yang dapat dilihat dari

penyusunan jabaran pekerjaan. Perencana memulai dengan mencari informasi yang

dibutuhkan pada thap-tahap awal proyek. Makin lama kebutuhan informasi ini akan

meningkat sesuai dengan berkembangnya suatu proyek. Suatu proyek akan dipecah

menjadi beberapa bagian dan seterusnya menjadi sub-bagian. Pada tiap tahap

perancangan, perencana harus memisahkan bagian-bagian dari rencana proyek.

Misalkan pada awal desain dapat dilihatlingkup pekerjaan secara umum. Selanjutnya

detail lebih lanjut tiap bagian ini dapat dibagi menjadi komponen yang lebih rinci.

Memecah lingkup proyek dan menyusun kembali komponennya dengan mengikuti

struktur hierarki tertentu dikenal sebagai membentuk Work Breakdown Structure.

Disamping sebagai kerangka pembagian kerja untuk pelaksanaan proyek, WBS juga

merupakan sarana untuk perencanaan, pemantauan dan pengendalian. Dari gambaran

utuh proyek tersebut, kemudian akan terjadi pembagian menurut hirarki yang makin

lama makin terinci dengan lingkup yang juga mengecil sedangkan kompleksibilitasnya

makin berkurang sampai akhirnya dianggap cukup terinci tetapi masih dapat dikelola

dengan baik. Suatu paket kerja sebagai paket kerja terkecil memenuhi sifat-sifat :

Masih dapat dikelola

Dapat direncanakan jadwal pelaksanaan dan jadwal anggarannya

Mudah diukur kemajuan pelaksanaan serta pemakaian biayanya

Dapat dikaji kualitas kerja dan hasil akhirnya

Jika diintegrasikan dengan WBS lainnya akan menjadi lingkup proyek secara

keseluruhan

Salah satu fungsi dari WBS adalah dari segi penanganan terhadap suatu resiko.

Dengan membagi lingkup proyek menjadi sejumlah paket kerja berarti memungkinkan

mengisolasi suatu resiko hanya pada satu item WBS yang bersangkutan.

Dalam menyusun WBS, struktur secara hierarki yang dipilih didasarkan kepada fasilitas

yang hendak dibangun sesuai dengan jabaran lingkup kontrak atau sistem atau

kombinasi diantaranya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 5: tugas.XML document.doc

Tingkat 1 : Lingkup proyek seutuhnya

Tingkat 2 : Unit Utama dan pendukung

Tingkat 3 : Diuraikan menjadi sub-unit

Sampai tingkat ke – n

Tingkat n : bagian-bagian dari sub unit, dapat pula dibagi berdasarkan lokasi,Sampai yang masih dapat dikelola

Gambar 8.3 : Penyusunan hirarki Work Breakdown Structure

(Sumber : H.N. Ahuja : “Construction Performance Control By Network”, John Wiley & Son, New York, 1976)

Contoh 1 : WBS Gedung Kantor

Contoh 2 : WBS Proyek Pembuatan Jaringan Air Bersih suatu kota

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Proyek PDAM Jaringan Air Bersih

Page 6: tugas.XML document.doc

1.3. TABEL ANALISIS ORGANISASI / ORGANIZATION ANALYSIS TABLE (OAT)

Tahap berikutnya, setelah menentukan metode konstruksi – lengkap dengan

syarat-syarat teknisnya guna kepentingan kontrol, dilanjutkan dengan penyusunan

WBS, maka diperlukan peran pelaku untuk melaksanakan paket-paket pekerjaan

tersebut. Perlu diingat bahwa salah satu tujuan utama perencanaan manajemen

konstruksi adalah mengembangkan suatu instrumen yang dapat dipakai untuk

mengendalikan perencanaan dan kinerja suatu pekerjaan. Agar tujuan dapat dicapai,

kriteria berikut perlu dipenuhi :

1. Mempersiapkan semua elemen-elemen dan tahapan-tahapan proyek (melalui WBS).

2. Mempersiapkan semua pihak yang terkait dan ikut berpartisipasi dalam proyek.

3. Menyediakan tolok ukur dengan cara melokalisasikan tanggung jawab.

Sedangkan untuk kriteria kedua dan ketiga perencana harus mengidentifikasi pihak-

pihak atau organisasi yang bertanggung jawab tiap paket pekerjaan. Dengan kata lain

perencana harus mengidentifikasi tingkatan yang bertanggung jawab dalam organisasi

tersebut sebagai padanan WBS.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Proyek Pembuatan Intake & Pipa Air Distribusi

Proyek Pembuatan Water Treatment Tank

Proyek Jaringan Pipa Distribusi

Pembuatan Intake

Pemasangan Pipa Air Baku

Reservoir Sedimentasi

Reservoir Koagulasi

Filter

Reservoir Air Bersih

Jaringan Primer dan Joint

Jaringan Pipa Sekunder

A

Jaringan Pipa Sekunder

Pekerjaan Pemasangan Pipa

Pek. Pengambungan Pipa

Pekerjaan Galian Tanah

Pek. Pemadatan dan Timbunan

Page 7: tugas.XML document.doc

OAT merupakan jabaran dari organisasi proyek yang dimulai dari pimpinan proyek pada

tingkatan paling atas yang kemudian dibagi-bagi menjadi divisi-divisi dengan tingkatan

yang lebih rendah atau departemen yang diperlukan untuk mengelola secara fungsional

dalam organisasi lapangan seperti dalam contoh.

1.4. HUBUNGAN WBS, OAT DAN DURASI

Hal yang penting diingat dalam menyusun perencanaan WBS dan OAT, adalah

keduanya harus sepadan (match). Langkah selanjutnya dalam perencanaan jaringan

kerja adalah alokasi sumber daya yang meliputi : pekerja, peralatan dan material. Dari

metode konstruksi dan sumber daya yang sudah ditetapkan dapat dihitung durasi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Pimpinan Proyek

Pimpinan Bagian Proyek Pimpinan Bagian Proyek Pimpinan Bagian Proyek

Site Engineer

Site Engineer

Site Engineer

Site Engineer

Site Engineer

Site Engineer

Site Engineer

Site Engineer

A

Site Engineer

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Mandor

Mandor

Tukang

Mandor

Mandor

Tukang

Mandor

Mandor

Tukang

Mandor

Mandor

Tukang

Page 8: tugas.XML document.doc

kegiatan dan harga satuan. Untuk jelasnya diberikan diagram alir hubungan antara

WBS, OAT, Analisa Harga Satuan dan perkiraan durasi kegiatan.

Gambar 8.4 : Diagram alir proses perhitungan perkiraan durasi dengan menggunakan WBS, OAT, Analisis Harga Satuan dan Volume Pekerjaan.(Sumber : H.N. Ahuja : “Construction Performance Control By Network”, John Wiley & Son, New York, 1976)

Daftar Pustaka :1. Ahuja, H. N., “Construction Performance Control By Network”, John Wiley

& Sons, New York, 1976.2. Hendrickson, C.; Au, T., “Project Management For Construction :

Fumdamental Concepts for Owners, Engineers, Architects, and Builders”, Prentice Hall-Engelwood New Jersey, 1989.

3. Shtub, A.; F Bard, J.; Globerson, S., “Project Management : Engineering, Technology, and Implementation”, Prentice Hall-Engelwood New Jersey, 1994.

4. Suharto, I., “Manajemen Proyek : Dari konseptual sampai operasional”, Erlangga, Jakarta, 1995.

5. Turner, J. R., “The Handbook of Project Based Management”, McGraw-Hill Book Company, Berkshire, Maidenhead, England, 1991.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Proyek Konstruksi “X”

WBS OAT AnalisisHarga Satuan

Volume Pekerjaan

Kebutuhan akan komposisi Sumber Daya Manusia

sesuai keahlian

Kebutuhan kepastian sumber daya manusia per satuan

volume pekerjaan

Perhitungan Perkiraan Durasi

Pekerjaan