10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah dan proses pembentukannya. Dalam Geologi, kita akan mempelajari semua hal tentang seluk-beluk Bumi ini secara keseluruhan. Dari mulai gunung-gunung dengan tinggi ribuan meter, hingga palung-palung didasar samudra. Dan untuk mengetahui semua itu, tentunya kita harus mempelajari apa-apa sajakah materi pembentuk Bumi ini. Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan, dimana batuan sendiri adalah kumpulan dari mineral, dan mineral terbentuk dari kristal-kristal. Jadi intinya, untuk dapat mempelajari ilmu Geologi, kita harus menguasai ilmu tentang kristal. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk, gambar-gambar dari kristal disebut Kristalografi. Dalam studi Geologi, kita tentunya harus terlebih dahulu menguasai tentang kristal sebelum mempelajari tingkat selanjutnya dalam ilmu Geologi. Karena itu kristal adalah syarat untuk dapat mempelajari Geologi. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Dalam studi Geologi, tentu kita harus mempelajari tentang kristal dan semua yang berhubungan dengan kristal itu sendiri.

tujuan mempelajari krismin

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tujuan mempelajari krismin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik,

sejarah dan proses pembentukannya. Dalam Geologi, kita akan mempelajari semua hal

tentang seluk-beluk Bumi ini secara keseluruhan. Dari mulai gunung-gunung dengan tinggi

ribuan meter, hingga palung-palung didasar samudra. Dan untuk mengetahui semua itu,

tentunya kita harus mempelajari apa-apa sajakah materi pembentuk Bumi ini.

Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan, dimana batuan sendiri adalah kumpulan dari

mineral, dan mineral terbentuk dari kristal-kristal. Jadi intinya, untuk dapat mempelajari ilmu

Geologi, kita harus menguasai ilmu tentang kristal. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-

bentuk, gambar-gambar dari kristal disebut Kristalografi.

Dalam studi Geologi, kita tentunya harus terlebih dahulu menguasai tentang kristal sebelum

mempelajari tingkat selanjutnya dalam ilmu Geologi. Karena itu kristal adalah syarat untuk

dapat mempelajari Geologi.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Dalam studi Geologi, tentu kita harus mempelajari tentang kristal dan semua yang

berhubungan dengan kristal itu sendiri. Hal ini jelas harus dilakukan karena kristal adalah

dasar dari ilmu Geologi itu sendiri. Kristal adalah dasar dari mineral, mineral adalah

pembentuk batuan, dan Bumi ini terdiri dari batuan-batuan. Jadi, dalam studi kristal yang

dilakukan pada awal studi Geologi ini dimaksudkan agar kita dapat menguasai hal-hal

tentang kristal sebagai bekal untuk mempelajari tingkat yang lebih lanjut dalam ilmu

Geologi.

1.2.2 Tujuan

Dalam kegiatan mempelajari dan praktikum Kristalografi, kita dituntut untuk dapat :

Page 2: tujuan mempelajari krismin

1. mengenal dan menguasai bentuk-bentuk kristal

2. mendiskripsikan kandungan unsur simetri dari tiap bentuk kristal dan

mengklasifikasikannya berdasarkan hukum-hukum geometri

3. menguasai “indices” dan dapat menghitung sudut antar bidang kristal

4. dapat menentukan dan menjelaskan simbol-simbol yang ada pada kristal

5. membuat proyeksi streografis dari masing-masing kelas kristal

6. dapat mengenal mineral berdasarkan bentuk kristal idealnya

1.3 Landasan Teori

Bumi yang kita pijak ini adalah bagian dari alam semesta yang begitu luas. Sistem tata surya

kita hanya satu dari milyaran bintang yang ada dijagat raya ini. Bisa kita bayangkan betapa

kecilnya Bumi ini bila dibandingkan dengan alam.

Berbagai bahan pembentuk Bumi terbentuk oleh proses alam yang panjang sejak

terbentuknya Bumi. Jangka waktu pembentukkan tersebut dapat kita ketahui dalam ilmu

Geologi dengan mengamati batuan-batuan yang ada di Bumi. Batuan adalah kumpulan satu

atau lebih mineral (terutama mineral golongan silika / pada Bowen’s series).

Yang dimaksud dengan Mineral sendiri adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah,

seragam dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya dan mempunyai kristal

kerakteristik yang tercermin dalam bentuk fisiknya. Jadi, untuk mengamati proses Geologi

dan sebagai unit terkecil dalam Geologi adalah dengan mempelajari kristal.

Kristalografi adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan untuk mempelajari

perkembangan dan pertumbuhan kristal, termasuk bentuk, struktur dalam dan sifat-sifat

fisiknya. Dahulu, Kristalografi merupakan bagian dari Mineralogi. Tetapi karena bentuk-

bentuk kristal cukup rumit dan bentuk tersebut merefleksikan susunan unsur-unsur

penyusunnya dan bersifat tetap untuk tiap mineral yang dibentuknya., maka pada akhir abad

XIX, Kristalografi dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan tersendiri.

1.3.1 Pengertian Kristal

Kata “kristal” berasal dari bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan yang dingin atau

beku. Menurut pengertian kompilasi yang diambil untuk menyeragamkan pendapat para ahli,

maka kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus cahaya serta

Page 3: tujuan mempelajari krismin

mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya memenuhi hukum

geometri; Jumlah dan kedudukan bidang kristalnya selalu tertentu dan teratur. Kristal-kristal

tersebut selalu dibatasi oleh beberapa bidang datar yang jumlah dan kedudukannya tertentu.

Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata

yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang ini disebut sebagai bidang muka kristal.

Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada

suatu kristal. Bidang muka itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya

dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan

yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai

satuan panjang yang disebut sebagai parameter.

Bila ditinjau dan telaah lebih dalam mengenai pengertian kristal, mengandung pengertian

sebagai berikut :

1. Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus cahaya :

tidak termasuk didalamnya cair dan gas

tidak dapat diuraikan kesenyawa lain yang lebih sederhana oleh proses fisika

terbentuknya oleh proses alam

2. Mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti

hukum geometri :

jumlah bidang suatu kristal selalu tetap

macam atau model bentuk dari suatu bidang kristal selalu tetap

sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang tetap.

Apabila unsur penyusunnya tersusun secara tidak teratur dan tidak mengikuti hukum-hukum

diatas, atau susunan kimianya teratur tetapi tidak dibentuk oleh proses alam (dibentuk secara

laboratorium), maka zat atau bahan tersebut bukan disebut sebagai kristal.

1.3.2 Proses Pembentukan Kristal

Page 4: tujuan mempelajari krismin

Pada kristal ada beberapa proses atau tahapan dalam pembentukan kristal. Proses yang di

alami oleh suatu kristal akan mempengaruhi sifat-sifat dari kristal tersebut. Proses ini juga

bergantung pada bahan dasar serta kondisi lingkungan tempat dimana kristal tersebut

terbentuk.

Berikut ini adalah fase-fase pembentukan kristal yang umumnya terjadi pada pembentukan

kristal :

Fase cair ke padat : kristalisasi suatu lelehan atau cairan sering terjadi pada skala luas

dibawah kondisi alam maupun industri. Pada fase ini cairan atau lelehan dasar

pembentuk kristal akan membeku atau memadat dan membentuk kristal. Biasanya

dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan.

Fase gas ke padat (sublimasi) : kristal dibentuk langsung dari uap tanpa melalui fase

cair. Bentuk kristal biasanya berukuran kecil dan kadang-kadang berbentuk rangka

(skeletal form). Pada fase ini, kristal yang terbentuk adalah hasil sublimasi gas-gas

yang memadat karena perubahan lingkungan. Umumnya gas-gas tersebut adalah hasil

dari aktifitas vulkanis atau dari gunung api dan membeku karena perubahan

temperature.

Fase padat ke padat : proses ini dapat terjadi pada agregat kristal dibawah pengaruh

tekanan dan temperatur (deformasi). Yang berubah adalah struktur kristalnya,

sedangkan susunan unsur kimia tetap (rekristalisasi). Fase ini hanya mengubah kristal

yang sudah terbentuk sebelumnya karena terkena tekanan dan temperatur yang

berubah secara signifikan. Sehingga kristal tersebut akan berubah bentuk dan unsur-

unsur fisiknya. Namun, komposisi dan unsur kimianya tidak berubah karena tidak

adanya faktor lain yang terlibat kecuali tekanan dan temperatur.

1.3.3 Sistem Kristalografi

Dalam mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara mendetail, perlu diadakan

pengelompokkan yang sistematis. Pengelompokkan itu didasarkan pada perbangdingan

panjang, letak (posisi) dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya.

Page 5: tujuan mempelajari krismin

Bentuk kristal dibedakan berdasarkan sifat-sifat simetrinya (bidang simetri dan sumbu

simetri) dibagi menjadi tujuh sistem, yaitu : Isometrik, Tetragonal, Hexagonal, Trigonal,

Orthorhombik, Monoklin dan Triklin.

Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi 32 kelas kristal. Pengelompokkan ini

berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh kristal tersebut. Sistem Isometrik

terdiri dari lima kelas, sistem Tetragonal mempunyai tujuh kelas, sistem Orthorhombik

memiliki tiga kelas, Hexagonal tujuh kelas dan Trigonal lima kelas. Selanjutnya Monoklin

mempunyai tiga kelas dan Triklin dua kelas.

Tabel 1.1 Tujuh Sistem Kristal

No Sistem Kristal Axial Ratio Sudut Kristalografi

1 Isometrik a = b = c α = β = γ = 90˚

2 Tetragonal a = b ≠ c α = β = γ = 90˚

3 Hexagonal a = b = d ≠ c α = β = 90˚ ; γ = 120˚

4 Trigonal a = b = d ≠ c α = β = 90˚ ; γ = 120˚

5 Orthorhombik a ≠ b ≠ c α = β = γ = 90˚

6 Monoklin a ≠ b ≠ c α = β = 90˚ ≠ γ

7 Triklin a ≠ b ≠ c α ≠ β ≠ γ ≠ 90˚

1.3.3 Sumbu, Sudut dan Bidang Simetri

Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal

diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa

kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan menjadi tiga, yaitu : gire, giroide, dan

sumbu inversi putar.

Sudut simetri adalah sudut antar sumbu-sumbu yang berada dalam sebuah kristal. Sudut-

sudut ini berpangkal (dimulai) pada titik persilangan sumbu-sumbu utama pada kristal yang

akan sangat berpengaruh pada bentuk dari kristal itu sendiri.

Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian

yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan (refleksi) dari bagian yang

lainnya. Bidang simetri ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang

Page 6: tujuan mempelajari krismin

simetri menengah. Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua

sumbu utama (sumbu kristal).

1.3.4 Proyeksi Orthogonal

Proyeksi orthogonal adalah salah satu metode proyeksi yang digunakan untuk mempermudah

penggambaran. Proyeksi orthogonal ini dapat diaplikasikan hamper pada semua

penggambaran yang berdasarkan hukum-hukum geometri. Contohnya pada bidang

penggambaran teknik, arsitektur, dan juga kristalografi. Pada proyeksi orthogonal, cara

penggambaran adalah dengan menggambarkan atau membuat persilangan sumbu. Yaitu

dengan menggambar sumbu a,b,c dan seterusnya dengan menggunakan sudut-sudut

persilangan atau perpotongan tertentu. Dan pada akhirnya akan membentuk gambar tiga

dimensi dari garis-garis sumbu tersebut dan membentuk bidang-bidang muka kristal.

Pada praktikum kristalografi yang dilakukan di laboratorium Kristalografi dan Mineralogi

jurusan Teknik Geologi, Institut Teknologi Medan. Penggambaran kristal menggunakan

proyeksi penggambaran orthogonal ini.

Tabel 1.2 Penggambaran Tujuh Sistem Kristal

No Sistem Kristal Perbandingan Sumbu Sudut Antar Sumbu

1 Isometrik a : b : c = 1 : 3 : 3 a+^bˉ = 30˚

2 Tetragonal a : b : c = 1 : 3 : 6 a+^bˉ = 30˚

3 Hexagonal a : b : c = 1 : 3 : 6 a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+=

40˚

4 Trigonal a : b : c = 1 : 3 : 6 a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+=

40˚

5 Orthorhombik a : b : c = sembarang a+^bˉ = 30˚

6 Monoklin a : b : c = sembarang a+^bˉ = 45˚

7 Triklin a : b : c = sembarang a+^bˉ = 45˚ ; bˉ^c+= 80˚

1.4 Aplikasi Kristalografi Pada Bidang Geologi

Pada bidang Geologi, mempelajari kristalografi sangatlah penting. Karena untuk mempelajari

ilmu Geologi, kite tentunya juga harus mengetahui komposisi dasar dari Bumi ini, yaitu

batuan. Dan batuan sendiri terbentuk dari susunan mineral-mineral yang tebentuk oleh proses

Page 7: tujuan mempelajari krismin

alam. Dan pada bagian sebelumnya telah dijelaskan tentang pengertian mineral yang dibentuk

kristal-kristal.

Dengan mempelajari kristalografi, kita juga dapat mengetahui berbagai macam bahan-bahan

dasar pembentuk Bumi ini, dari yang ada disekitar kita hingga jauh didasar Bumi. Ilmu

kristalografi juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat berbagai macam mineral

yang paling dicari oleh manusia. Dengan alasan untuk digunakan sebagai perhiasan karena

nilai estetikanya maupun nilai guna dari mineral itu sendiri. Jadi, pada dasarnya, kristalografi

digunakan sebagai dasar untuk mempelajari ilmu Geologi itu sendiri. Dengan alasan utama

kristal adalah sebagai pembentuk Bumi yang akan dipelajari.