Tujuan Pendidikan Islam Menurut Al-Quran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

-

Citation preview

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT AL-QURANDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Harian Bidang Study Pendidikan Agama Islam yang dibimbing oleh Ibu Indry Nirma Y P, S.Pd.I,. MAg

Kelompok 4 (kelas B)Fibby Rien HerdianyIndra Jakaria

Teknik SipilUniversitas Pakuan2013KATA PENGANTARDari lubuk hati yang paling dalam, penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan dapat mengatasi semua kesulitan yang penulis alami walaupun membutuhkan tenaga serta waktu. Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapat bimbingan dan petunjuk, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Indry Nirma Yunizul Pesha, S.Pd.I,. MAg selaku dosen pembimbing Pendidikan Agama Islam.Makalah ini tidak sesempurna yang diharapkan. Oleh karena itu, apabila terdapat kesalahan harap dimaklumi. Penulis dengan terbuka mengharapkan kritikan dan juga saran baik secara tertulis maupun secara lisan dari pembaca. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan mengenai Tujuan Pendidikan Islam Menurut Al-Quran. Saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Bogor, Desember 2013 Penulis

BAB 1PENDAHULUAN1. Latar BelakangIslam adalah agama yang universal. Islam mengajarkan kepada manusia berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Oleh karena itu dikatakan bahwa islam itu adalah merupakan agama ilmu dan akal. Karena islam sekaku mendorong umatnya untuk mempergunakan akal dan menuntut ilmu pengetahuan, agar dengan demikian mereka dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta dapat menyalami hakikat alam, dan dapat menganalisa pengalaman yang telah dialami oleh umat umat yang lalu. Manusia pada dasarnya adakah makhluk terbaik, dari sekalian makhluk lainnya yang diciptakan oleh Allah SWT. Manusia oleh Allah SWT di beri kehormatan bahkan lebih dari itu, ia diangkat sebagai Kholifat Allah di bumi ini, kemudian Allah memberikan beberapa potensi kepada manusia, salah satunya adalah potensi akal. Karena dengan akal dan pikiran manusia dapat menerima, mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan melalui proses panjang dengan berbagai kegiatan, bimbingan, pengajaran dan latihan-latihan yang kesemuanya merupakan sistem pendidikan, dalam hubungannya dengan proses kependidikan yang berlaku bagi manusia itu, menurut ajaran Islam dipandang sebagai suatu perkembangan alamiah manusia, yaitu suatu proses yang harus terjadi terhadap diri manusia. Oleh karena hal tersebut merupakan pola perkembangan hidupnya yang telah ditentukan oleh Allah, atau dikatakan sebagai sunatullah.Sedangkan pendidikan sebagai usaha membentuk pribadi manusia harus melalui proses yang panjang juga, dengan resultat(hasil) yang tidak dapat diketahui dengan segera. Berbeda dengan membentuk benda mati yang dapat dilakukan dengan sesuai dengan keinginan pembuatnya. Dalam proses pembentukan tersebut diperlukan suatu perhitungan yang matang dan hati hati berdasarkan pandangan dan pikiran pikiran atau teori yang tepat, sehingga kegagalan atau kesalahan kesalahan langkah pembentukannya terhadap anak didik dapat dihindarkan. Oleh karena itu objek dan sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang tumbuh dan berkembang yang mengandung berbagai kemungkinan. Bila salah bentuk, maka akan sulit memperbaikinya.2. Rumusan Masalah1. Apakah pengertian pendidikan islam menurut Al-Quran?2. Apakah tujuan pendidikan islam menurut Al-Quran?3. Apakah pengertian pendidikan islam menurut para ulama?4. Bagaimana tujuan pendidikan islam menurut keagamaan dan keduniaan?3. Tujuan Penelitian1. Memberikan pengetahuan mengenai tujuan pendidikan islam menurut Al-Quran2. Memberikan pemahaman mengenai pendidikan islam3. Menerangkan ayat Al-Quran dan Hadits tentang pendidikan islam

BAB 2PEMBAHASANMengabdi dalam terminologi Islam sering diartikan dengan beribadah. Ibadah bukan sekedar ketaatan dan ketundukan, tetapi ia adalah satu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi. Ibadah juga merupakan dampak keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau dan tidak terbatas. Ibadah dalam pandangan ilmu Fiqh ada dua yaitu ibadah mahdloh dan ibadah ghoiru mahdloh. Ibadah mahdloh adalah ibadah yang telah ditentukan oleh Allah bentuk, kadar atau waktunya seperti halnya sholat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan ibadah ghoiru mahdloh adalah sebaliknya, kurang lebihnya yaitu segala bentuk aktivitas manusia yang diniatkan untuk memperoleh ridho dari Allah SWT.Segala aktivitas pendidikan, belajar-mengajar dan sebagainya adalah termasuk dalam kategori ibadah. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW: ( )Artinya: Menuntut ilmu adalah fardlu bagi tiap-tiap orang-orang Islam laki-laki dan perempuan. (H.R Ibn Abdulbari). ( )Artinya: Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia sampai pulang kembali. (H.R. Turmudzi).Pendidikan sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup individu termasuk akal, hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku. Melalui pendidikan, setiap potensi yang di anugerahkan oleh Allah SWT dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting tidak hanya dalam hal pengembangan kecerdasannya, namun juga untuk membawa peserta didik pada tingkat manusiawi dan peradaban, terutama pada zaman modern dengan berbagai kompleksitas yang ada. Dalam penciptaaannya, manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan dua fungsi, yaitu fungsi sebagai khalifah di muka bumi dan fungsi manusia sebagai makhluk Allah yang memiliki kewajiban untuk menyembah-Nya. Kedua fungsi tersebut juga dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya berikut:

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah: 30).

Ketika Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi dan dengannya Allah SWT mengamanahkan bumi beserta isi kehidupannya kepada manusia, maka manusia merupakan wakil yang memiliki tugas sebagai pemimpin dibumi Allah.Ghozali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa.Dalam khazanah pemikiran pendidikan Islam, pada umumnya para ulama berpendapat bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Kalau dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan diarahkan untuk mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa, maka dalam konteks pendidikan Islam justru harus lebih dari itu, dalam arti, pendidikan Islam bukan sekedar diarahkan untuk mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa, tetapi justru berusaha mengembangkan manusia menjadi imam/pemimpin bagi orang beriman dan bertaqwa. Untuk memahami profil imam/pemimpin bagi orang yang bertaqwa, maka kita perlu mengkaji makna takwa itu sendiri. Inti dari makna takwa ada dua macam yaitu; itba syariatillah (mengikuti ajaran Allah yang tertuang dalam al-Quran dan Hadits) dan sekaligus itiba sunnatullah (mengikuti aturan-aturan Allah, yang berlalu di alam ini), Orang yang itiba sunnatullah adalah orang-orang yang memiliki keluasan ilmu dan kematangan profesionalisme sesuai dengan bidang keahliannya. Imam bagi orang-orang yang bertaqwa, artinya disamping dia sebagai orang yang memiki profil sebagai itba syariatillah sekaligus itba sunnatillah, juga mampu menjadi pemimpin, penggerak, pendorong, inovator dan teladan bagi orang-orang yang bertaqwa.1. TUJUAN PENDIDIKAN MELALUI PENDEKATAN RELIGIPendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis pendidikan. Terkait dengan teoripendidikanIslam, Ahmad Tafsir (1992) dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara itu, akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Quran dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. Dengan demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenarannya. Sementara itu, Ahmad Tafsir (1992) merumuskan tentang tujuan umum pendidikan Islam yaitu muslim yang sempurna dengan ciri-ciri:1. Memiliki jasmani yang sehat, kuat dan berketerampilan2. Memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam arti mampu menyelesaikan secara cepat dan tepat; mampu menyelesaikan secara ilmiah dan filosofis; memiliki dan mengembangkan sains; memiliki dan mengembangkan filsafat3. Memiliki hati yang takwa kepada Allah SWT, dengan sukarela melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya dan hati memiliki hati yang berkemampuan dengan alam gaib.

Dalam teori pendidikan Islam, dibicarakan pula tentang hal-hal yang berkaitan dengan substansi pendidikan lainnya, seperti tentang sosok guru yang islami, proses pembelajaran dan penilaian yang islami, dan sebagainya. (selengkapnya lihat pemikiran Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam). Mengingat kompleksitas dan luasnya lingkup pendidikan, maka untuk menghasilkan teori pendidikan yang lengkap dan menyeluruh kiranya tidak bisa hanya dengan menggunakan satu pendekatan saja. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik dengan memadukan ketiga pendekatan di atas yang terintegrasi dan memliki hubungan komplementer, saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.2. TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL QURANDasar kehidupan adalah pandangan hidup. T.S. Eliot menyatakan bahwa pendidikan yang amat penting itu tujuannya harus diambil dari pandangan hidup. Jika pandangan hidup (philosophy of life) anda adalah Islam maka tujuan pendidikan menurut anda haruslah diambil dari ajaran Islam.Al-Attas menghendaki tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang baik. Ini terlalu umum. Marimba berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya orang yang berkepribadian Muslim. Ini pun amat umum; ia memang menyebutnya sebagai tujuan akhir. Al-Abrasyi menghendaki tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang berakhlak mulia. Ini juga amat umum. Munir Mursyi menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan menurut Islam adalah manusia sempurna. Ini pun terlalu umum, sulit dioperasikan; maksudnya, sulit dioperasikan dalam tidndakan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan secara nyata.Menurut Abdul Fattah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. la mengatakan bahwa tujuan ini akan mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Dengan mengutip surat al-Takwir ayat 27, Jalal menyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi, menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia (sekali lagi: seluruh manusia) menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allah. Yang dimaksud dengan menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Islam rnenghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah.Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan salat, saum pada bulan Ramadan, mengeluarkan zakat, ibadah haji, dan mengucapkan syahadat. Di luar itu bukan ibadah. Sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Ibadah adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah. Dalam kerangka inilah maka tujuan pendidikan haruslah mempersiapkan manusia agar beribadah seperti itu, agar ia menjadi hamba Allah (ibad al-rahman). Dengan melihat tujuan umum seperti ini dapatlah dibuat rumusan tujuan pendidikan yang lebih khusus, yaitu dengan mempelajari lebih dahulu apa saja aspek ibadah tersebut.Muhammad Quthb, tatkala membicarakan tujuan pendidikan, menyatakan bahwa tujuan pendidikan lebih penting daripada sarana pendi-dikan. Sarana pendidikan pasti berubah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, bahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Akan tetapi, tujuan pendidikan tidak berubah. Yang dimaksud ialah tujuan pendidikan yang umum itu. Tujuan pendidikan yang khusus dapat berubah sesuai dengan kondisi tertentu. Namun, bagian yang mendasar dalam tujuan pendidikan yang khusus tidak pernah berubah. Selanjutnya ia juga menyatakan, bahwa tujuan umum pendidikan adalah manusia yang takwa.Konferensi Dunia Pertama tentang Pendidikan Islam (1977) berkesimpulan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang menyerahkan diri secara mutlak kepada Allah.Membicarakan tujuan pendidikan umum memang penting. Tujuan umum itu tetap, menjadi arah pendidikan Islam. Untuk keperluan pelaksanaan pendidikan, tujuan itu harus dirinci menjadi tujuan yang khusus, bahkan sampai ke tujuan yang operasional. Usaha merinci tujuan umum itu sudah pernah dilakukan oleh para ahli pendidikan Islam. Al-Syaibani, misalnya, menjabarkan tujuan pendidikan Islam menjadi:1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani, dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat/ memperkaya pengalaman masyarakat. 3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.4. Al-Abrasyi merinci tujuan akhir pendidikan Islam menjadi:5. Pembinaan akhlak; 6. Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat;7. Penguasaan ilmu; 8. Keterampilan bekerja dalam masyarakat.Bagi Asma Hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan Islam dapat dirinci sebagai berikut:1. Tujuan keagamaan;2. Tujuan pengembangan akal, akhlak;3. Tujuan pengajaran kebudayaan;4. Tujuan pembinaan kepribadian.Munir Mursi sendiri menjabarkan tujuan pendidikan Islam menjadi sebagai berikut:1. Bahagia di dunia dan di akhirat;2. Menghambakan diri kepada Allah;3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat Islam;4. Akhlak muliaBAB 3PENUTUP

SIMPULANTujuan pendidikan islam menurut Al-Quran adalah untuk mencapai suatu tujuan, tujuan pedidikan akan menentukan kearah mana seseorang dibawa serta menciptakan pribadi pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya melalui Hadist dan ayat ayat Al-Quran. Bahwa pendidikan islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia menurut islam, yakni beribada kepada Allah SWT.SARANSetelah membahas tujuan pendidikan islam ini. Maka kami berharap pendidikan islam lebih di utamakan dan dipelajari lebih mendalam, khususnya dalam kehidupan sehari hari dan menanamkannya pada generasi muda agar syariat dan ajaran islam dapat dimengerti dan dipahami oleh generasi muda dalam mengaplikasikannya didalam kehidupan sehari hari.

SOAL DAN JAWABANSoal1. Kenapa pendidikan agama islam di Indonesia kurang?2. Apa upaya yang dilakukan agar pendidikan agama islam bisa terlaksana3. Pendidikan islam menurut kamu sendiri apa?Jawab1. Pendidikan di Indonesia masih kurang karena di sekolah-sekolah pendidikan agamanya hanya sekedar PAI saja paling banyak di Mts dll. Tapi Mts pun jumlahnya ga sebanyak sekolah-sekolah biasa.2. Upaya yang dilakukan lebih meningkatkan lagi pelajaran agama islam bukan hanya di pembelajaran tetapi di kehidupan sehari hari juga.3. Pendidikan islam menurut sendiri yaitu, pendidikan yang berasal dari syariat islam untuk memberikan pelajaran kepada pendidik berdasarkan ajaran agama islam

DAFTAR PUSTAKAAshraf, Ali.1989. Horison Baru Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Al-Firdaus.

Al-Abrasyi, Muhammad Athiyah.1974. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Terj) Bustani A Gani, Djohar Bary. Jakarta: Bulan Bintang.

Al-Naquib, Syekh Muhammad.1979. Aims of Objectives of Islamic Education. Jeddah:King Abdul Aziz University.

Azra, Azyumardi.2002.Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Bios, Du.et al.1979.Educational Psychology and Instituctional Deciona.Homewood, Illions:The Dorsey Press.

Jall, Abdul Fattah.1988. Asas-Asas Pendidikan Islam, dalam Herry Noer Ally (Terj). Bandung: Diponegoro.

Marimba, Ahmad D.1989. Pengantar filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-Maarif.

Mursi, Muhammad Munir.1977. at-Tarbiyyah al-Islamiyyah Usuluha wa Tatuwwuruha fi Bilad al-Arabiyyat. Qhariah: Alam al-Qutub.

Quthb, Muhammad.1988. Sistem Pendidikan Islam, (terj) Slaman Harun. Bandung: PT. Al-Maarif.

Rifai, Moh.1978.Ilmu Fiqh Islam Lengka. Semarang: PT. Karya Toha Putra.

Sanaky, Hujair AH.2003.Paradigma Pendidikan Islam; Membangun Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Safiria Insania Press dan MSI.

DAFTAR ISI

BAB 11. Latar Belakang .......................................................................................................12. Rumusan Masalah...................................................................................................13. Tujuan Penelitian....................................................................................................2

BAB 2Pembahasan1. Tujuan Pendidikan Melalui Pendekatan Religi......................................................52. Tujuan Pendidikan dalam Perspektif Al Quran.................................................6

BAB 3Penutup1. Kesimpulan ............................................................................................................92. Pembahasan............................................................................................................9

8