Click here to load reader
View
145
Download
5
Embed Size (px)
TUMOR JINAK
ODONTOGEN DAN NON ODONTOGEN
LAPORAN TUTORIAL
Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Dentomaksilofacial II Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Disusun oleh :
Eka Fani H 111610101005
Amelia Kharismayanti 111610101007
Nailil Masruroh 111610101014
Gacelia Weny M 111610101015
Mila Aditya Zeni 111610101017
Silvia Dona T 111610101019
Alifah Sarah D 111610101020
Puspita Kusumasari 111610101023
Mohammad Haris 111610101055
Nizar Dwi 111610101090
Erfin Ramadhana 111610101093
I Putu Erlangga 111610101096
Kelompok Tutorial II
Pembimbing : drg. Erna Sulistyani, M.kes
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Laporan Tutorial Skenario 2 yang
membahas tentang Tumor Jinak Odontogen dan Nonodontogen. Pada
kesempatan ini, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Tutor kami, drg. Erna Sulistyani, M.kes, yang telah membimbing kami.
2. Seluruh anggota kelompok tutorial 2
3. Teman-teman Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember angkatan
2011 yang telah memberi banyak inspirasi dan support kepada kami.
Tiada gading yang tak retak. Dengan kerendahan hati kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun. Semoga laporan ini
dapat berguna di masa yang akan datang.
Jember, 27 september 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..... 2
1.3 Tujuan......................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..... 3
BAB III. PEMBAHASAN........................................................................... 8
BAB IV. KESIMPULAN .............................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 43
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Neoplasia secara harafiah berarti pertumbuhan baru. Dapat diartikan
pula bahwa neoplasia adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan tidak
dapat dikontrol tubuh. Neoplasia dan tumor sebenarnya adalah sesuatu yang
berbeda. Tumor adalah istilah klinis yang menggambarkan suatu pembengkakkan,
dapat karena oedema, perdarahan, radang, dan neoplasia. Tetapi para ahli
onkologis masih sering menggunakan istilah tumor untuk menyatakan suatu
neoplasia/neoplasma
Ada dua tipe neoplasia, yaitu neoplasia jinak (benign neoplasm) dan
neoplasia ganas (malignant neoplasm). Perlu diperhatikan perbedaan antara
keduanya, bahwa neoplasia jinak merupakan pembentukan jaringan baru yang
abnormal dengan proses pembelahan sel yang masih terkontrol yang lambat,
ekspansif, berkapsul, tidak bermetastasis dan penyebarannya terlokalisir.
Sebaliknya pada neoplasia ganas, tumor yang tumbuhnya cepat, infiltrasi ke
jaringan sekitarnya dan dapat menyebar ke organ-organ lain/metastase. Pada
neoplasia ganas, sel tidak akan berhenti membelah selama masih mendapat suplai
makanan.
Proses terjadinya neoplasma tidak dapat lepas dari siklus sel karena sistem
kontrol pembelahan sel terdapat pada siklus sel. Gangguan pada siklus sel dapat
mengganggu proses pembelahan sel sehingga dapat menyebabkan neoplasma.
Kerusakan sel pada bagian kecilnya, misalnya gen, dapat menyebabkan
neoplasma ganas. Tetapi jika belum mengalami kerusakan pada gen digolongkan
pada neoplasma jinak, sel hanya mengalami gangguan pada faktor-faktor
pertumbuhan (growth factors) sehingga fungsi gen masih berjalan baik dan
kontrol pembelahan sel masih ada.
1
Tumor/neoplasma jinak di rongga mulut dapat berasal dari sel odontogen
atau non odontogen. Tumor-tumor odontogen sama seperti pembentukan gigi
normal, merupakan interaksi antara epitel odontogen dan jaringan ektomesenkim
odontogen. Dengan demikian proses pembentukan gigi sangat berpengaruh dalam
tumor ini. Sedangkan tumor non odontogen rongga mulut dapat berasal dari epitel
mulut, nevus/pigmen, jaringan ikat mulut, dan kelenjar ludah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Etiologi dan Patogenesis umum dari neoplasia?
2. Bagaimanakah klasifikasi, etiologi, patogenesis, gejala klinis, HPA dan
rontgenologis dari Neoplasia Jinak Rongga Mulut?
1.3Tujuan
1. Mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan tentang Etiologi dan
Patogenesis umum dari neoplasia
2. Mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan klasifikasi, etiologi,
patogenesis, gejala klinis, HPA dan rontgenologis dari Neoplasia Jinak Rongga
Mulut
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Neoplasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan
sekitarnya, dan tidak berguna bagi tubuh. Dalam klinik, istilah tumor sering
digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan, yang dapat
disebabkan baik oleh neoplasma maupun oleh radang, atau perdarahan.
Neoplasma membentuk tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan disebabkan oleh
neoplasma (Tjarta dkk, 1973). Sel- sel neoplasma berasal dari sel- sel yang
sebelumnya adalah sel- sel normal, namun menjadi abnormal akibat perubahan
neoplastik (Price dan Wilson, 2006).
Dalam penggunaan istilah kedokteran yang umum, neoplasma sering
disebut sebagai tumor. Dalam onkologi (ilmu yang mempelajari tentang tumor),
tumor dikategorikan jinak (benigna) dan ganas (maligna). Tumor ganas secara
kolektif disebut juga sebagai kanker (Kumar dkk, 2007).
Ada dua tipe neoplasia, yaitu neoplasia jinak (benign neoplasm) dan
neoplasia ganas (malignant neoplasm). Perlu diperhatikan perbedaan antara
keduanya, bahwa neoplasia jinak merupakan pembentukan jaringan baru yang
abnormal dengan proses pembelahan sel yang masih terkontrol dan
penyebarannya terlokalisir. Sebaliknya pada neoplasia ganas, pembelahan sel
sudah tidak terkontrol dan penyebarannya meluas. Pada neoplasia ganas, sel tidak
akan berhenti membelah selama masih mendapat suplai makanan.
Proses terjadinya neoplasma tidak dapat lepas dari siklus sel karena sistem
kontrol pembelahan sel terdapat pada siklus sel. Gangguan pada siklus sel dapat
mengganggu proses pembelahan sel sehingga dapat menyebabkan neoplasma.
Kerusakan sel pada bagian kecilnya, misalnya gen, dapat menyebabkan
neoplasma ganas.
3
Tetapi jika belum mengalami kerusakan pada gen digolongkan pada
neoplasma jinak, sel hanya mengalami gangguan pada faktor-faktor pertumbuhan
(growth factors) sehingga fungsi gen masih berjalan baik dan kontrol pembelahan
sel masih ada.
Klasifikasi neoplasma umumnya dipakai berdasarkan gambaran
histologik. Untuk tumor jinak dinamai dengan menambahkan akhiran oma pada
nama sel tempat tumor itu berasal. Tumor ganas dinamai seperti tumor jinak
dengan tambahan dibelakangnya. Tumor ganas yang berasal dari jaringan
mesenchym disebut sarcoma. Misalnya, tumor ganas jaringan ikat disebut fibro-
sarcoma. Tumor ganas yang berasal dari ketiga lapis benih disebut carcinoma.
Tumor ganas yang membentuk kelenjar seperti yang terlihat pada gambaran
mikroskopik disebut adenocarcinoma dan pembagian lebih lanjut berdasarkan asal
alat tubuhnya. (Tjarta dkk, 1973).
Faktor Predisposisi Terjadinya Carsinoma
a. Faktor geografik dan lingkungan
Karsinogen lingkungan banyak ditemukan di lingkungan sekitar.
Contohnya seperti sinar matahari, dapat ditemukan terutama di perkotaan, atau
terbatas pada pekerjaan tertentu. Hal tertentu dalam makanan dilaporkan mungkin
merupakan faktor predisposisi. Termasuk diantaranya merokok dan konsumsi
alkohol kronik.
b. Usia
Secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Hal
ini terjadi akibat akumulasi mutasi somatik yang disebabkan oleh berkembangnya
neoplasma ganas. Menurunnya kompetensi imunitas yang menyertai penuaan juga
mungkin berperan.
4
c. Hereditas
Saat ini terbukti bahwa pada banyak jenis kanker, terdapat tidak saja
pengaruh lingkungan, tetapi juga predisposisi herediter. Bentuk herediter kanker
dapat dibagi menjadi tiga kategori.
Sindrom kanker herediter, pewarisan satu gen mutannya akan sangat
meningkatkan risiko terjangkitnya kanker yang bersangkutan. Predisposisinya
memperlihatkan pola pewarisan dominan autosomal.
Kanker familial, kanker ini tidak disertai fenotipe penanda tertentu.
Contohnya mencakup karsinoma kolon, payudara, ovarium, dan otak. Kanker
familial tertentu dapat dikaitkan dengan pewarisan gen mutan. Contohnya
keterkaitan gen BRCA1 dan BRCA2 dengan kanker payudara dan ovarium
familial.
Sindrom resesif autosoma