9
Pemeriksaan diagnostik 1. Radiologi. a. Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada. Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effusi pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra. b. Bronkhografi. Untuk melihat tumor di percabangan bronkus. c. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura. d. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum. 2. Laboratorium. a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe). Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma. b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi. c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru). 3. Histopatologi.

Tumor Jinak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jnkjnkj

Citation preview

Page 1: Tumor Jinak

Pemeriksaan diagnostik

1. Radiologi.

a. Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.

Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker

paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa

udara pada bagian hilus, effusi pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau

vertebra.

b. Bronkhografi.

Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.

c. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.

d. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

2. Laboratorium.

a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).

Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.

b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA

Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.

c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.

Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).

3. Histopatologi.

a. Bronkoskopi.

Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan sitologi lesi

(besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).

b. Biopsi Trans Torakal (TTB).

Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2

cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.

c. Torakoskopi.

Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara

torakoskopi.

d. Mediastinosopi.

Page 2: Tumor Jinak

Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.

e. Torakotomi.

Totakotomi untuk diagnostik kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam

prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.1,2

Pembagian Tumor Paru

Tumor Jinak Paru

Tumor jinak paru jarang dijumpai berbanding dengan tumor ganas paru, hanya

sekitar 2% dari seluruh tumor paru. Kecuali tumor jinak paru yang terjadi pada lokasi

endobronkial biasanya ditemukan sebagai nodul soliter pada pasien tanpa memberikan

kelulan dan tumbuh lambat sekali. Tumor jinak paru yang sering dijumpai adalah

hamartoma. Jenis tumor jinak lain yang lebih jarang dijumpai adalah fibroma, kondroma,

lipoma, hemangioma, tumor neurogenik, papiloma, leiomiofibroma, dan lain-lain.3

1. Hamartoma

Hamartoma merupakan tumor jinak paru yang pertambahan besarnya berlangsung

dengan sangat lambat. Tumor ini jarang didapati pada anak-anak, biasanya di atas umur

40 tahun. Hamartoma paru-paru mungkin berisi tulang rawan, otot, jaringan ikat fibrosa,

lemak dan elemen epitel di mana yang sering dominan adalah tulang rawan dan jaringan

ikat fibrosa. Sebagian besar (90% ditemukan di perifer paru dan sebagian lagi di sentral

(endobronkial) dan sering terdapat di beberapa bagian paru (multiple).

Pada gambaran radiologik didapati nodul yang berukuran kecil yaitu diameternya

kurang dari 4cm. Bentuk tumor bulat atau bergelombang (lobulated) dengan batas yang

tegas. Kalsifikasi ditemukan pada 25% hingga 30% kasus dan berbentuk bercak-bercak

garis atau gambaran pop corn. Kalsifikasi ini akan bertambah dengan bertambah

besarnya tumor. Kalsifikasi yang ditemukan ini biasanya menunjukkan bahwa lesi jinak

dan distribusi kalsium mungkin cukup penting untuk membuat diagnosis pasti. Jika tidak

terdapat gambaran kalsifikasi maka sulit membedakannya dengan tumor ganas.

Pembentukan kavitas tidak pernah terjadi. Hamartoma endobronkial menyebabkan terjadi

obstruksi bronkus, akibatnya terjadi atelektasis atau pneumonia.3,4

Page 3: Tumor Jinak

Gambar : Hamartoma

2. Kista Paru

Terbentuknya kista paru merupakan hiperinflasi udara ke dalam parenkim paru melalui

suatu celah berupa klep akibat suatu peradangan kronis. Kista paru dapat pula disebabkan

kelainan kongenital yang secara radiologik tidak dapat dibedakan dengan kista paru

didapat (akibat peradangan). Gambaran radiologik memberi bayangan bulat berdinding

Page 4: Tumor Jinak

tipis dengan ukuran bervariasi. Bila kista paru lebih dari satu dan tersebar di kedua paru

dikenal sebagai paru polikistik.3,4

Gambar : Kista Paru

3. Lipoma

Sebagian besar lipoma terjadi di endobronkial sehingga menyebabkan terjadinya

obstruksi bronkus. Akibatnya terjadi atelektasis dan infeksi. Jenis tumor ini sering

ditemukan pada laki-laki berbanding perempuan. Lipoma parenkim sering ditemui pada

area subpleural dan bertumbuh besar.4

Page 5: Tumor Jinak
Page 6: Tumor Jinak

Gambar: Posterioanterior (a) dan lateral (b) radiografi toraks menunjukkan peningkatan

densitas homogen di hemitoraks kanan bawah, indikasi dari efusi pleura.

4. Leiomioma

Leiomioma biasanya terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini

ditemui sebagai nodus perifer yang berbentuk bulat atau lonjong dengan ukuran

bervariasi. Tumor ini juga boleh ditemui di bagian sentral (endobronkial) sehingga

menyebabkan terjadinya atelektasis atau infeksi.4

Page 7: Tumor Jinak
Page 8: Tumor Jinak
Page 9: Tumor Jinak

Gambar : Atelektasis total pada paru kiri