31
MEMPERKENALKAN TUNJANGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA ANGGOTA KELOMPOK : GUSTIADI WALUYO (15) JUN SUI SIAHAAN (18) RATIH NURANIKA (33) ZULMY AGUNG PAMBUDI (41) KELAS VII C REGULER AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA 2016 Topik : Jaminan Sosial

Tunjangan Pengangguran

  • Upload
    gusti

  • View
    47

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Social Security di Indonesia

Citation preview

Page 1: Tunjangan Pengangguran

MEMPERKENALKAN TUNJANGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

ANGGOTA KELOMPOK :

GUSTIADI WALUYO (15)JUN SUI SIAHAAN (18)RATIH NURANIKA (33)

ZULMY AGUNG PAMBUDI (41)

KELAS VII C REGULER AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA 2016

Topik : Jaminan SosialMata Kuliah : Seminar Keuangan Publik

Page 2: Tunjangan Pengangguran

Nama Anggota : Gustiadi Waluyo (15), Jun Sui Siahaan (18), Ratih Nuranika (33), Zulmy Agung Pambudi (41)

Dosen : M. Ridhwan Galela

MEMPERKENALKAN TUNJANGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

PENDAHULUAN

Saat ini Indonesia tidak memiliki sistem formal khusus yang berperan mengatasi masalah

pengangguran, hal ini menjadi salah satu penyebab meluasnya permasalahan ketenagakerjaan

terutama setelah terdampak krisis ekonomi tahun 1997-1998. Hasil kajian ILO Tahun 2003,

melihat adanya kemungkinan Indonesia menerapkan kebijakan tunjangan pengangguran yang

pada tahun-tahun mendatang dapat menjadi tambahan perlindungan sosial bagi masyarakat.

Berdasarkan laporan ketenagakerjaan di indonesia oleh Bank Dunia disebutkan perlunya

memperkenalkan sistem tunjangan pengangguran untuk melengkapi tingkat perlindungan bagi

karyawan yang diberhentikan. Dimana terdapat serangkaian sistem tunjangan pengangguran

yang dapat dipertimbangkan dan dikaji untuk dimasukkan dalam sistem Jaminan Sosial Nasional

di masa depan.

Hal tersebut senada dengan survei OECD Perekonomian Indonesia pada September 2012 yang

juga merekomendasikan untuk mendorong efisiensi ekonomi-mikro dengan cara memberikan

tunjangan pengangguran. Disebutkan salah satu kebijakan yang efektif untuk melindungi pekerja

terhadap risiko pemutusan hubungan kerja di masa depan adalah dengan meluncurkan tunjangan

pengangguran terbatas ditambah dengan asuransi pengangguran perseorangan, disamping

menghapus hambatan dalam pasar ketenagakerjaan formal.

Tunjangan pengangguran merupakan unsur penting dari sistem jaminan sosial yang

komprehensif, tetapi perumusan yang baik sulit dicapai. Perlu dicari titik keseimbangan antara

pemberian manfaat penggantian pemasukan bagi yang tidak bekerja dan menghindari

ketergantungan pada bantuan pemasukan yang mungkin menghambat proses pencarian kerja.

Dana asuransi pengangguran memberikan jaminan pemasukan bagi pekerja, tetapi dibutuhkan

mekanisme untuk berjaga-jaga terhadap penyalahgunaan. Kepatuhan pada kewajiban iuran juga

merupakan masalah tersendiri. Partisipasi mitra sosial dalam merancang dan mengawasi sistem

jaminan sosial dapat berkontribusi pada kelancaran berjalannya sistem tersebut.

Seorang anggota pemerintah mengamati, selain memiliki peran penting bagi individu dan

keluarga, tunjangan pengangguran juga memiliki peran penting lain dalam menstabilkan

Page 3: Tunjangan Pengangguran

perekonomian nasional. Sebab dana dikumpulkan pada periode di mana terjadi pertumbuhan dan

digunakan pada saat terjadi resesi. Pendekatan dan pembangunan skema asuransi pengangguran

tidak bisa disamakan bagi semua. Kondisi masing-masing negara harus dipertimbangkan. Di

banyak negara berkembang, dimana permintaan tinggi dan sumber daya terbatas, bantuan tunai

kepada pengangguran dianggap tidak realistis. Pendekatan lain perlu dicari agar memenuhi

kebutuhannya. Pada dasarnya kekhawatiran utamanya adalah orang menerima tunjangan

pengangguran padahal mereka dapat bekerja.

Krisis finansial Asia menunjukkan, skema asuransi pengangguran berperan penting dalam

menanggapi kesulitan hidup yang meningkat akibat pengangguran yang juga meningkat. Mereka

juga dapat membantu membatasi jatuhnya permintaan konsumen dan kepercayaan bisnis yang

memperparah krisis tersebut. Sebagaimana ditunjukkan pada penelitian ILO yang dilakukan

untuk Pemerintah Thailand, tingkat iuran yang dibutuhkan untuk membiayai skema asuransi

pengangguran yang biasa saja memerlukan kurang dari satu persen penghasilan pada jangka

panjang.

PENGANGGURAN DI INDONESIA

Definisi pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (usia 15 sampai 64 tahun)

yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari

kerja contohnya ibu rumah tangga, siswa sekolah (SMP, SMA), mahasiswa perguruan tinggi,

dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Untuk

mengukur tingkat pengangguran (unemployment rate) pada suatu wilayah atau negara diperoleh

dari prosentase hasil bagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja dimana angkatan

kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja.

Tingkat pengangguran = jumlah pengangguran / jumlah angkatan kerja x 100%

Definisi lain dari pengangguran adalah kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan

kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat melakukan kegiatan

kerja. Pengangguran tidak hanya disebabkan karena kurangnya lowongan pekerjaan, tetapi juga

disebabkan oleh kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja. Persyaratan-

persyaratan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, tidak dapat dipenuhi oleh pencari kerja.

Berdasarkan faktor penyebabnya, pengangguran dibedakan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu:

pengangguran konjungtur, pengangguran struktural, dan pengangguran normal atau friksional.

Ketiga jenis pengangguran ini dapat dikelompokkan sebagai pengangguran terbuka.

Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang sepenuhnya tidak melakukan/memiliki

pekerjaan apapun dalam periode tertentu. Disamping itu, di negara-negara berkembang seperti

Page 4: Tunjangan Pengangguran

Indonesia, terdapat beberapa bentuk pengangguran lain, yaitu pengangguran tersembunyi,

pengangguran bermusin, dan setengah menganggur.

Pengangguran konjungtur atau cyclical unemployment adalah pengangguran yang disebabkan

oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian. Saat ekonomi mengalami

kemunduran, perusahaan-perusahaan mengurangi kegiatan produksinya untuk menekan biaya,

salah satunya dengan pengurangan jam kerja ataupun pengurangan tenaga kerja. Kondisi inilah

yang menyebabkan timbulnya pengangguran konjungtur.

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang timbul karena adanya perubahan struktur

dan kegiatan ekonomi sebagai akibat dari perkembangan ekonomi. Perkembangan perekonomian

dalam jangka panjang, sebagai contoh, akan meningkatkan peranan sektor industri pengolahan

dan mengurangi kegiatan pertambangan, pertanian maupun industri kecil dan rumah tangga.

Kemunduran atas beberapa sektor kegiatan ini akan digantikan oleh kegiatan industri yang

menghasilkan barang yang sama namun mengggunakan peralatan/mesin yang lebih canggih.

Dari kondisi inilah pengangguran struktural timbul. Terdapat dua kemungkinan penyebab

pengangguran struktural: (1) sebagai akibat kemerosotan permintaan, atau (2) sebagai akibat

semakin canggihnya teknik memproduksi.

Pengangguran normal (friksional) adalah kondisi adanya pengangguran yang timbul bukan

sebagai akibat ketidakmampuan mendapatkan pekerjaan namun ditimbulkan sebagai akibat

adanya keinginan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Pada perekonomian yang terus

menerus bertumbuh, jumlah dan tingkat pengangguran akan semakin rendah. Hingga nantinya

perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, yaitu kondisi dimana tingkat

pengangguran tidak lebih dari 4 persen, yaitu dikategorikan sebagai pengangguran normal.

Dalam sebuah perekonomian, dapat berlaku keadaan dimana sekelompok pekerja melakukan

pekerjaan-pekerjaan untuk memperoleh pendapat namun pekerjaan ini (1) tidak menambah

tingkat produksi yang dicapai, atau (2) dilakukan dalam waktu yang singkat sehingga jumlah

jam kerja jauh lebih sedikit dari jam kerja yang semestinya dilakukan dalam jangka waktu

tertentu (seminggu, sebulan, atau setahun). Kedua kondisi tersebut dapat digolongkan sebagai

penganggur. Termasuk dalam kategori ini adalah pengangguran tersembunyi, pengangguran

musiman, dan setengah menganggur.

Pengangguran tersembunyi (disguised unemployment) muncul sebagai akibat dari suatu kegiatan

perekonomian yang mempunyai jumlah tenaga kerja sangat berlebih, dimana sebagian tenaga

kerja di kegiatan tersebut dapat dipindahkan ke kegiatan ekonomi yang lain tanpa mengurangi

Page 5: Tunjangan Pengangguran

tingkat produksi di kegiatan pertama. Hal ini dapat diartikan bahwa banyaknya tenaga kerja

dalam kegiatan perekonomian tersebut tidak produktif karena tidak memberikan tambahan

peningkatan produksi.

Adapun pengangguran musiman, sering terjadi di sektor pertanian di negara-negara berkembang,

termasuk di Indonesia. Pengangguran musiman merupakan pengangguran yang terjadi pada

waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Biasanya muncul pada waktu-waktu di mana kegiatan

bercocok tanam sedang menurun intensitasnya, yaitu waktu diantara menuai dan masa menanam

berikutnya, dan periode di antara sesudah menanam bibit dan masa memanen hasil. Di sisi lain,

sektor informal banyak ditemui kondisi setengah menganggur (under employment), yaitu kondisi

tenaga kerja yang bekerja dalam jumlah jam kerja jauh lebih rendah dari standar yang dilakukan

dalam periode waktu tertentu.

Saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia,

dengan ekonomi terbesar kesepuluh berdasarkan paritas daya beli. Penduduk Indonesia di tahun

2015 diproyeksikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejumlah 255.461.700 jiwa. Angkatan

kerja Indonesia pada 2015 adalah sebanyak 128,3 juta orang. Penduduk bekerja sebanyak 120,8

juta jiwa. Tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,81%.

Tabel 1.

1995 2000 2005 2011 2012 2013 2014Employment (juta) 80,1 89,8 95,4 107,4 112,5 112,8 114,6Informal employment, percent of employment

- - 70,5 63,9 61,4 60,1 59,6

Unemployment rate 7,2 6,1 10,5 7,5 6,1 6,2 5,9

Sumber: OECD Economic Surveys Indonesia 2015

Pasar tenaga kerja di Indonesia terus mengalami perkembangan selama tahun 2014-2015,

dimana pekerjaan mengalami pertumbuhan sedangkan pengangguran terbuka mengalami

penurunan. Namun demikian, terdapat fluktuasi di bidang pekerjaan yang lebih cenderung

diakibatkan oleh ketidakaktifan ketimbang pengangguran. Tren ini menunjukkan persoalan

struktural di pasar tenaga kerja Indonesia, dan menegaskan pentingnya kebijakan dan program

pasar tenaga kerja untuk memfasilitasi alat kelengkapan pasar tenaga kerja dengan menyediakan

layanan pekerjaan dan manfaat terkait bagi pekerja yang masih menganggur.

Angka pengangguran terbuka cenderung menurun selama beberapa tahun terakhir. Dari laporan

survei ekonomi Indonesia oleh OECD tahun 2015, kondisi ini (Tabel 1) menunjukkan bahwa

target pengurangan pengangguran terbuka menjadi 5 hingga 6 persen sebagaimana ditetapkan

Page 6: Tunjangan Pengangguran

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014 telah berhasil dicapai.

Meskipun demikian, pengangguran terbuka masih menjadi tantangan, terutama bagi kalangan

muda, khususnya bila terjadi kemunduran ekonomi.

Tabel 2. Indikator Utama Pasar Tenaga Kerja (sebagian)

Variabel (dalam juta) Feb 2013

Mei 2013

Agt 2013

Nov 2013

Feb 2014

Mei 2014

Agt 2014

Feb 2015

Penduduk usia 15 tahun ke atas

178,8 179,4 180,0 180,6 181,2 181,8 183,0 184,6

Penduduk yang termasuk angkatan kerja

123,6 124,1 120,2 124,7 125,3 126,0 121,9 128,3

- Bekerja 116,4 117,0 112,8 117,7 118,2 118,9 114,6 120,8- Tidak bekerja 7,2 7,1 7,4 7,1 7,2 7,2 7,2 7,5

Tingkat pengangguran 5,8 5,7 6,2 5,8 5,7 5,7 5,9 5,8Tingkat ketidakaktifan 30,8 30,8 33,2 30,9 30,8 30,7 33,4 30,5Rasio pekerjaan dibanding penduduk

65,2 65,2 62,7 65,2 65,2 65,4 62,6 65,5

Sumber: Publikasi ILO 2015

Selama beberapa tahun terakhir, rasio pekerjaan-penduduk di Indonesia terbilang lebih tinggi

dibandingkan rata-rata global (Tabel 2). Hal ini sebagian dikarenakan tingginya persentase

penduduk usia kerja dan terbatasnya pilihan penghasilan di luar dunia kerja. Menurut Pusat

Layanan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, pengangguran terbuka di Indonesia sebagian

terjadi karena ketidakcocokan keterampilan antara pencari kerja terdaftar dengan lowongan kerja

terdaftar. Secara lebih khusus, analisa dari OECD menunjukkan bahwa permintaan akan tenaga

kerja yang memiliki pendidikan tertier melampaui suplai tenaga kerja dengan latar belakang ini.

Ada pula suplai tenaga kerja yang berlebihan untuk mereka yang memiliki latar belakang

pendidikan SLTP dan SLTA Umum dibandingkan jumlah lowongan kerja yang membutuhkan

latar belakang pendidikan tersebut. Skenario ini menunjukkan situasi ketidakcocokan

keterampilan antara penawaran dan permintaan akan tenaga kerja.

Tabel 3

Indonesia Medium HDI Developing countries

East Asia and the Pasific

Employment to population ratio (% 63,5 55,7 60,7 67,9

Page 7: Tunjangan Pengangguran

ages 15 and older)Labour force participation rate 67,7 58,8 64,3 71,1Total unemployment (% of labour force)

6,2 5,3 5,6 3,3

Unemployment benefits recipients (% of unemployed ages 15-64)

0,0 1,7 2,5 1,6

Sumber: Human Development Report 2015 Indonesia, UNDP

Tabel 3 di atas membandingkan kondisi tenaga kerja dan pengangguran, serta presentase

penerima tunjangan pengangguran di Indonesia dengan negara-negara dengan nilai Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) medium, negara-negara berkembang, dan negara-negara kawasan

Asia Pasifik. Human Development Index (HDI) atau IPM adalah ukuran untuk menilai

perkembangan jangka panjang atas 3 (tiga) dimensi dasar dalam perkembangan manusia di suatu

negara, yaitu: usia yang panjang dan sehat (diukur dari angka harapan hidup), tingkat

pengetahuan (diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa), dan standar hidup

yang layak (diukur dari produk domestik bruto perkapita).

Berdasarkan Laporan BPS Tahun 2015, penduduk bekerja di Indonesia dapat dibagi dalam dua

sektor kegiatan, yaitu kegiatan formal dan informal yang diidentifikasi dari status pekerjaan.

Definisi pekerja formal menurut BPS mencakup kategori karyawan/buruh dan kategori berusaha

dengan dibantu karyawan/buruh tetap. Sedangkan pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja

dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas di pertanian,

pekerja bebas di nonpertanian, dan pekerja keluarga/tidak dibayar. Data BPS tahun 2015

menunjukkan sebanyak 50,8 juta orang (42,06%) bekerja pada kegiatan formal dan 70,0 juta

orang (57,94%) bekerja pada kegiatan informal.

Di Indonesia saat ini, populasi penduduk bekerja masih didominasi pekerja sektor informal

(57,94%), dengan Gross Domestic Product (GDP) perkapita di tahun 2014 sebesar $3.650 (data

World Bank). Menurut kajian ILO (2003), terdapat dua kriteria utama yang perlu dimiliki suatu

negara untuk mendukung pelaksanaan tunjangan pengangguran dalam cakupan luas (wide

coverage). Kriteria tersebut adalah: (i) tunjangan pengangguran jamak dilaksanakan di negara

dengan perekonomian berkembang pada kondisi dimana sebagian besar populasi penduduk

bekerja di negara tersebut merupakan pekerja sektor formal yang memiliki perlindungan

ketenagakerjaan berupa asuransi ketenagakerjaan yang difasilitasi oleh perusahaan tempat

bekerja, (ii) adanya surplus ekonomi yang substansial atas kebutuhan konsumsi rumah tangga,

dan biaya pengembangan dan administrasi.

Tabel 4. Tingkat Pengangguran Beberapa Negara (dalam persen) Tahun 2004-2014

Page 8: Tunjangan Pengangguran

2004 2005 2006 2007 2008

Amerika Serikat 16+ 5.5 5.1 4.6 4.6 5.8 9.3 9.6 8.9 8.1 7.4 6.2Australia 15+ 5.5 5 4.8 4.4 4.3 5.6 5.2 5.1 5.2 5.7 6.1 e

Brazil 10+ 11.5 9.3 1 9.3 7.9 8.1 6.8 r 6 5.5 5.4 r 4.8 e

Cina 15+ 4.2 4.2 4.1 4 4.2 4.3 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1Filipina 15+ 11.8 7.8 7.8 8.1 7.4 7.5 7.3 7 7 7.1 6.8Indonesia 15+ 9.9 11.2 10.3 9.1 8.4 7.9 7.1 6.6 6.1 6.2 5.9Jepang 15+ 4.7 4.4 4.1 3.8 4 5 r 5 r 4.6 4.3 r 4 3.6Korea Selatan 15+ 3.7 3.7 3.5 3.2 3.2 3.6 r 3.7 3.4 3.2 3.1 3.5Malaysia 15-64 3.5 3.5 3.3 3.2 3.3 3.6 r 3.3 3.1 3 3.1 2.9Meksiko 14+ 2.7 3.5 3.6 3.7 4 5.4 r 5.3 5.2 4.9 r 4.9 4.8Singapura 15+ … 5.6 2.6 2.1 2.2 2.9 r 2.2 r 2 r 2 r 1.9 2Thailand 15+ 2.1 1.4 1.5 1.4 1.4 1.5 r 1.1 r 0.7 r 0.7 0.7 0.8

NegaraUmur

Pekerja (Tahun)

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber: Badan Pusat StatistikCatatan: (r) angka diperbaiki, (e) angka diestimasi

Tabel 4 tersebut di atas menunjukkan perbandingan tingkat pengangguran di Indonesia dengan

beberapa negara maju maupun sebagian negara-negara berkembang di kawasan asia tenggara.

KELAYAKAN EKONOMI DAN SUMBER DANA TUNJANGAN PENGANGGURAN

Dalam APBN 2014 Belanja Fungsi Kependudukan dan Perlindungan Sosial menempati urutan

ke delapan dengan nilai sebesar Rp13 triliyun. Dengan nilai yang cukup besar tersebut apakah

dimungkinkan apabila tunjangan pengangguran diterapkan di Indonesia.

1. Kelayakan Ekonomi

Sistem tunjangan yang sudah ada umumnya hanya ada di negara maju dimana sebagian besar

penduduknya bekerja dalam sektor formal. Di negara tersebut ada “surplus ekonomi” yang

cukup substansial atas kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga dan biaya-biaya dasar lainnya

seperti biaya administrasi dan pembangunan. Oleh sebab itu, dana APBN yang berasal dari

Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak dapat digunakan untuk mendanai

tunjangan pengangguran.

Tabel 5. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Fungsi (dalam Rupiah)

Page 9: Tunjangan Pengangguran

Sebagian besar angkatan kerja di Indonesia bekerja di sektor informal. PDB per kapita Indonesia

sebesar US $3.492 pada tahun 2014, sedangkan Purchasing Power Parity sekitar US $10.190.

Hal ini membuat ruang lingkup yang terbatas untuk mendanai sistem perlindungan sosial.

Prioritas belanja pemerintah untuk saat ini ditujukan untuk pembangunan, biaya pendidikan dan

kesehatan. Perlindungan sosial yang sekarang sudah ada diprioritaskan untuk membantu

masyarakat miskin.

Akan tetapi, apakah dengan kondisi seperti ini pemberian tunjangan pengangguran tidak

mungkin untuk diterapkan di Indonesia? Tentu saja untuk memberi tunjangan pengangguran

untuk semua pengangguran yang ada di Indonesia melupakan langkah yang sangat sulit atau

hampir tidak mungkin. Karena jumlah dari penduduk Indonesia yang bekerja di sektor informal

dan semua pencari kerja di Indonesia sangat banyak. Pemberian tunjangan pengangguran

menjadi mungkin dan sangat bisa diterapkan apabila diberikan kepada pekerja dari sektor formal

yang berhenti bekerja karena sebab tertentu sampai mereka mendapatkan pekerjaan kembali atau

sampai batas waktu yang sudah ditentukan. Tunjangan pengangguran ini diharapkan bisa

dilaksanakan dengan memperluas manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan yang sekarang sudah

berjalan. Jumlah pekerja yang menjadi anggota aktif dari BPJS Ketenagakerjaan sekitar 12% dari

total jumlah pekerja atau sekitar 4% dari total penduduk Indonesia. Proporsi ini masih dapat

ditingkatkan dengan memperluas cakupan pekerja yang terdaftar serta meningkatkan kepatuhan

dalam membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan bagi mereka yang sudah terdaftar namun tidak

aktif.

2. Kemungkinan Sumber Pendanaan Tunjangan Pengangguran

Iuran Pengusaha

Salah satu pilihan dalam sumber pendanaan tunjangan pengangguran adalah pengusaha

membayar seluruh biaya premi tetapi tidak menghilangkan kewajiban memberikan pesangon

Page 10: Tunjangan Pengangguran

kepada pegawai yang berhenti bekerja. Secara administratif pilihan ini layak diterapkan tetapi

akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha. Hal ini dapat menyebabkan tekanan

sehingga pengusaha akan menghindari BPJS Ketenagakerjaan dan iuran dana pensiun lainnya,

tidak mendaftarkan semua pekerja atau tidak memberikan infomasi yang benar tentang gaji

pegawainya. Ada kemungkinan pengusaha menentang pilihan ini.

Iuran Pekerja

Pilihan kedua adalah pekerja yang harus membayar semua premi melalui pemotongan dari gaji

mereka. Secara administratif pilihan ini juga layak untuk diterapkan. Namun, itu berarti akan

mengurangi penghasilan yang diterima oleh para pekerja. Mereka akan menekan kepada

pengusaha untuk tidak bergabung dengan BPJS Ketenagakerjaan atau dana pensiun lainnya.

Pekerja akan menentang pilihan ini melalui serikat pekerja.

Iuran Dibagi Antara Pekerja dan Pengusaha

Pilihan ketiga adalah dengan membagi iuran premi kepada pekerja dan pengusaha sesuai

proporsi yang sudah ditentukan. Pilihan ini akan membagi kewajiban kepada kedua belah pihak.

Sistem seperti ini adalah yang sering dipakai di berbagai negara. Pengusaha tentu saja tidak ingin

apabila biaya yang dikeluarkan meningkat, begitu juga dengan pekerja tidak ingin apabila

pendapatan bersihnya menurun. Oleh sebab itu, opsi ini bisa diterima dalam kondisi

perekonomian yang sedang membaik dimana keuntungan dari pengusaha naik begitu juga gaji

pekerja.

Iuran Pengusaha dan Penyesuaian Pesangon

Pilihan keempat adalah pengusaha yang harus membayar premi, tetapi diizinkan untuk

mengurangi jumlah pesangon yang dibayarkan kepada pegawai yang berhenti bekerja. Ketika

pekerja berhenti bekerja dan mendapat tunjangan pengangguran maka pengusaha dapat

mengurangi pesangon yang dia bayarkan sebesar tunjangan pengangguran yang didapat oleh

pekerja. Pilihan ini akan menarik bagi pengusaha karena pengusaha dapat menghindari

kewajiban untuk membayar pesangon pekerja yang jumlahnya cukup besar dalam satu waktu.

Bahkan pilihan ini dapat dikembangkan menjadi penggantian sepenuhnya uang pesangon yang

diberikan sekaligus menjadi tunjangan pengangguran yang diberikan setiap bulan sampai pekerja

mendapatkan pekerjaan kembali atau periode yang ditentukan. Untuk pengusaha yang tidak

mendaftarkan pekerjanya tidak akan mendapat manfaat ini. Hal ini kan membuat pekerja untuk

menekan agar pengusaha mendaftarkan pekerjanya dalam program tunjangan pengangguran.

Page 11: Tunjangan Pengangguran

Kelemahan dari opsi ini adalah adanya ketidaksesuaian pemberian manfaat apabila pekerja yang

sudah bekerja lebih lama berhenti dan langsung mendapat pekerjaan lagi, dibandingkan dengan

pekerja yang baru bekerja kemudian berhenti dan menganggur dalam jangka waktu yang cukup

lama. Akan tetapi hal ini tidak akan menjadi masalah karena tentu saja pekerja akan lebih

memilih untuk mendapat pekerjaan kembali daripada mendapat tunjangan pengangguran.

Disamping itu opsi ini juga memerlukan sistem administrasi yang lebih komplek.

Penggunaan BPJS Ketenagakerjaan Plus

Pilihan lain adalah dengan menggunakan dana yang sudah dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan

untuk mendanai tunjangan pengangguran. Dengan menambah manfaat yang diberikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan tanpa mengurangi jumlah premi yang harus dibayar tentu saja akan menarik

minta dari pengusaha untuk mendaftarkan pekerjanya dalam BPJS Ketenagakerjaan. Hal yang

serupa juga akan dilakukan oleh pekerja melalui serikat pekerja yang akan mendesak pengusaha

untuk ikut serta dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Apalagi ditambah dengan adanya

kebijakan pemerintah untuk mewajibkan pengusaha untuk mendaftarkan pekerjanya ke BPJS

Ketenagakerjaan.

Pada tahun 2014 BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan keuntungan bersih sebesar Rp690 milyar.

Angka yang cukup besar untuk bisa mendanai tunjangan pengangguran. Akan tetapi tentu saja

tidak akan cukup untuk mendanai seluruh tunjangan pengangguran. Oleh sebab itu maka

dibutuhkan campur tangan pemerintah untuk mendanai sebagian tunjangan pengangguran yang

dananya bersumber dari APBN, tentu saja dana tersebut dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan.

PENERAPAN TUNJANGAN PENGANGGURANG DI BEBERAPA NEGARA

Argentina

Data Umum:

Website untuk Tunjangan Pengangguran: http://www.anses.gov.ar/desempleados/

Perundang-undangan: http://infoleg.mecon.gov.ar/infolegInternet/anexos/0-4999/412/texact.htm

Data statistik pengangguran dan data lainnya: http://www.indec.gov.ar/

Mata Uang : Argentina Peso (ARS)

Sejarah Perkembangan:

Tunjangan pengangguran merupakan dampak dari gelombang privatisasi BUMN yang

diluncurkan pada akhir tahun 80an yang berlanjut hingga awal tahun 90an. Sebagai hasil dari

kondisi tersebut pemerintah mengadopsi The National Employment Law (Law 24.013) pada

Page 12: Tunjangan Pengangguran

tahun 1991 yang mana termasuk penyediaan jaminan untuk pengangguran sesuai Judul IV dari

The National Employment Law. Tunjangan penganggguran mulai dilaksanakan di tahun 1992

dengan mengacu pada prinsip jaminan sosial dengan menggunakan Integrated Unemployment

Benefit System. Tidak ada perubahan yang signifikan dari penggunakan sistem dimaksud hingga

saat ini. Pada Januari 2001 pemerintah mengadopsi Law No. 25.371 (Industria de la

Construcción. Sistema Integrado de Prestaciones por Desempleo) yang memberikan

perpanjangan tunjangan pengangguran untuk pada pekerja pada industri konstruksi nasional

(dengan potensi penerima manfaat sebesar 200.00 pekerja per tahun). Sebelumnya telah terdapat

skema yang berbeda (System Integral of Unemployment Benefits for Rural Workers) yang

diadopsi dari Law 25.191 yang diperuntukkan untuk para pekerja di bidang pertanian.

Produk Utama dan Cakupan Tunjangan Pengangguran

Tunjangan pengangguran diberikan dalam bentuk uang tunai sesuai dengan pendapatan

sebelumnya dengan jangka waktu antara 2 sampai dengan 12 bulan (tergantung dari besaran dan

lamanya kontribusi yang diberikan selama 3 tahun terakhir). Besaran tunjangan pengangguran

mencakup penghasilan terdaftar pekerja sektor swasta yang kehilangan pekerjaannya bukan

karena keinginan pribadi atau berhenti untuk alasan yang baik. Namun tunjangan ini tidak

berlaku untuk: (i). Pembantu Rumah Tangga, (ii). Pekerja pada sektor publik (federal, provinsi,

dan kota), (iii). Pekerja pada institusi pendidikan swasta yang diatur dalam Law 13.047,

(iv). Guru pada universitas swasta yang diatur dalam Law 24.521.

Selain mendapatkan manfaat uang tunai, penganggur juga mendapatkan manfaat kesehatan dan

tunjangan anak. Kekhususan lainnya adalah periode dimana seorang mendapatkan manfaat

pengangguran dihitung untuk tujuan pensiun.

Kelembagaan yang Mengatur

The Administración Federal de Ingresos Públicos (AFPIP) (Badan Pajak Nasional) bertugas

mengumpulkan kontribusi dari para pekerja. Dana tersebut akan disetor kepada The Fondo

Nacional de Empleo (FNE) (Dana Pekerja Nasional), yang berada di bawah manajemen dari

Administracion Nacional de Seguridad Social (ANSES) (Administrasi Jaminan Sosial Nasional),

perwakilan dari Ministerio del Trabajo, Empleo y Seguridad Social (MTEySS) (Kementerian

Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial). Pada Tahun 2010 telah terkumpul ARS2,4 miliar dan

ARS2,9 miliar di tahun 2011 yang dapat menutupi pembayaran tunjangan pengangguran di tahun

2010 sebesar ARS614 juta.

Sistem Operasional

Page 13: Tunjangan Pengangguran

Pengisian aplikasi dapat dimulai melalui jaringan internet atau melalui telepon, yang dilanjutkan

dengan mendatangi ANSES (Administrasi Jaminan Sosial Nasional). Data akan di cek secara

elektronik yang terhubung kepada database yang digunakan oleh ANSES untuk memverifikasi

kelayakan awal dan langkah selanjutnya (terbatas pada lapangan kerja formal). Tunjangan

pengangguran dikelola melalui sistem komputer tingkat nasional yang dikembangkan dan

digunakan oleh ANSES.

Tingkat Iuran/Kontribusi

Iuran atau kontribusi yang disetorkan kepada FNE (Dana Pekerja Nasional) oleh pemberi kerja

tergantung pada bidang kegiatan perusahaan yaitu 1,11 persen atau 0,89 persen dari gaji. Untuk

pekerja di bidang agrikultur, iuran yang dibayarkan sebesar 1,5 persen dari gaji bulanan. Untuk

kedua kasus diatas tidak ada pungutan dari pekerja.

Ketentuan dan Kualifikasi

Syarat utama yang harus dipenuhi adalah : (i) Pengangguran bukan karena keinginan penganggur

(ii). Keinginan untuk kembali bekerja kapan saja, (iii). Pengajuan klaim dalam waktu 90 hari

sejak menjadi pengangguran, (iv). Berkontribusi setidaknya 6 bulan selama 3 tahun terakhir, (v).

Tidak menerima tunjangan dari skema non-iuran atau atau tunjangan pensiun atau tunjangan

cacat pensiun. Pada prinsipnya orang yang mengajukan tunjangan pengangguran harus: (i).

Menganggur dan secara aktif mencari pekerjaan dan melapor sesekali kepada MTEySS

(Departemen Tenaga Kerja), (ii). Menghadiri wawancara pekerjaan, menerima pekerjaan yang

sesuai atau mengikuti pelatihan. Database yang saling terhubung akan mengecek secara

bersamaan data dari orang yang mengajukan tunjangan pengangguran.

Tingkat Manfaat dan Jangka Waktu

Jangka waktu tunjangan pengangguran tergantung pada lamanya iuran/kontribusi diberikan

selama 3 tahun terakhir dengan skema jangka waktu sebagai berikut:

Iuran 6-11 Bulan : Manfaat 2 Bulan

Iuran 12-23 Bulan : Manfaat 4 Bulan

Iuran 24-35 Bulan : Manfaat 8 Bulan

Iuran 36 Bulan : Manfaat 12 Bulan

Pekerja diatas 45 Tahun bisa mendapatkan manfaat tambahan 6 bulan. Tingkat manfaat

bervariasi tergantung dari jangka waktu menganggur yang diklasifikasikan sebagai berikut:

4 Bulan pertama : 50% dari rata-rata gaji 6 bulan terakhir

Bulan ke 5 s.d Bulan ke 8 : 45%

Page 14: Tunjangan Pengangguran

Bulan 9 sampai dengan seterusnya : 35%

Sejak tahun 2006 telah ditetapkan batas minimum sebesar ARS250 dan batas maksimum sebesar

ARS400. Paket Manfaat tersebut juga termasuk:

Tunjangan keluarga kepada penerima manfaat pengangguran

Kelanjutan dari asuransi kesehatan

Lepasnya kewajiban membayar kontribusi pensiun

Masa Tunggu Sebelum Mendapatkan Pembayaran Pertama

Masa tunggu ditentukan oleh The Consejo Nacional de Empleo, Productividad, Salario minimo,

vital y móbil (Dewan Nasional untuk Pekerjaan, Produktivitas dan Upah Minimum) dengan masa

tunggu sampai dengan 60 hari seperti yang ditetapkan dalam Law 24.013.

Perbandingan Tunjangan Pengangguran dengan Upah Minimum Nasional dan Tingkat

Kemiskinan

Pada Juni 2011 manfaat rata-rata yang dibayarkan adala sebesar ARS354 dan ARS623 untuk

yang termasuk tunjangan keluarga. Upah minimum nasional pada September 2011 adalah

sebesar ARS2300. Terlihat bahwa sejak 2006 besaran manfaat tidak berubah secara signifikan

sehingga semakin jauh dari upah minimun nasional. Pada Januari 2012 dalam rangka

menghitung jumlah garis kemiskinan diperkirakan kebutuhan dasar untuk satu orang dewasa

rata-rata adalah sebesar ARS461 per bulan yang tinggal di Buones Aires (berdasarkan Institusi

Statistik Nasional). Dari hasil pengukuran tersebut diperkirakan 8,3 persen masyarakat berada

dibawah garis kemiskinan.

Kelebihan dan Kelemahan Penerapan Tunjangan Pengangguran

Kelebihan : Orang yang mendapatkan tunjangan pengangguran dapat mempertahankan haknya

untuk mendapatkan manfaat jaminan sosial lainnya.

Kelemahan : Skema nilai maksimum dan minimum tidak dirubah sejak 2006 dimana upah

minimum nasional sudah mengalami peningkatan hingga 4 kali, sehingga manfaat yang diterima

dipandang cukup rendah jika dibandingkan dengan penghasilan sebelumnya.

Thailand

Data Umum:

Kementerian Tenaga Kerja : http://www.mol.go.th

Page 15: Tunjangan Pengangguran

Program Jaminan Sosial : Social Security Programmes Throughout the World – Asia and the

Pacific: http://www.ssa.gov/policy/docs/progdesc/ssptw/2010-2011/asia/thailand.html

Kantor Pusat Statistik: http://web.nso.go.th/

Mata Uang : Thai Baht (THB)

Sejarah Perkembangan:

Undang-undang Jaminan Sosial (The Social Security Act, B.E. 253) disahkan pada Tahun 1990,

dan sistem jaminan sosial (Social Security System) ditetapkan pada tahun 1991. Namun undang-

undang tersebut tidak secara otomatis memasukan ketentuan tunjangan pengangguran. Cakupan

sistem jaminan sosial diperluas secara bertahap, pertama terbatas hanya untuk perusahan dengan

jumlah pekerja minimal 20 orang, berkurang menjadi minimal 10 di tahun 1993 dan minimal 1

orang di tahun 2002. Amandemen undang-undang jaminan sosial diadopsi pada 26 Agustus 2003

dan untuk pertama kalinya diperkenalkan skema tunjangan pengangguran setelah banyak

perdebatan antara pemerintah dengan stake holder. Pengumpulan kontribusi/iuran dilakukan

sejak 1 Januari 2004 dan manfaat tunjangan pengangguran pertama kali dibayarkan pada Juli

2004.

Produk Utama dan Cakupan Tunjangan Pengangguran

Jangka waktu dan manfaat atas tunjangan penggangguran di Thailand ini lebih pendek dan lebih

sedikit diantara negara berkembang lainnya. Skema ini menghasilkan surplus yang berkelanjutan

selama beberapa tahun terakhir. Tunjangan pengangguran mencakup semua pekerja reguler pada

sektor swasta dengan beberapa pengecualian. Kategori tertentu yang tidak tercakup adalah:

Petani

Pembantu Rumah Tangga

Perusahaan yang menerapkan skema jaminan manfaat pekerja

Pegawai negeri sipil dan pegawai BUMN dilindungi dengan skema manfaat yang terpisah.

Sesuai Undang-Undang Jaminan Sosial, tenaga kerja imigran juga tercakup dalam ketentuan

tunjangan pengangguran, walaupun pada prakteknya ijin tinggal mereka terkait dengan

pekerjaan mereka.

Penerapan Spesifik

Skema tunjangan pengangguran membedakan antara pengangguran bukan karena keinginan

sendiri atau dengan keingingan sendiri, dimana untuk pengangguran yang karena keinginan

sendiri hanya diberikan setengah dari manfaat tunjangan pengangguran. Jangka waktu pemberian

Page 16: Tunjangan Pengangguran

dan besaran manfaat yang diberikan diusahakan serendah mungkin untuk menjaga keberlanjutan

dana tunjangan. Walaupun demikian program tunjangan pengangguran ini membantu

meringankan penderitaan penganggur selama krisis keuangan di Tahun 2008. Tunjangan sebesar

THB2.000 sangat membantu mereka saat itu selama masa pencarian pekerjaan. Demikian pula

pada saat terjadi bencana banjir pada Tahun 2011, kompensasi khuus telah disediakan untuk

menjamin para pekerja yang di PHK, dengan menyediakan tunjangan selama 6 bulan dengan

nilai sebesar 50 persen dari gaji bulanan dengan nilai total maksimal per bulan sebesar

THB7.500. Untuk mempersingkat proses dari sistem tunjangan pengangguran telah direncanakan

untuk menggabungkan perwakilan yang mengelola tunjangan pengangguran seperti perwakilan

yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dana, layanan ketenagakerjaan dan pusat pendidikan

dan pelatihan tenaga kerja.

Kelembagaan yang Mengatur dan Sistem Operasional

Kantor Jaminan Sosial (The Social Security Office) bertanggungjawab dalam mengumpulkan

kontribusi/iuran, memproses pengajuan tunjangan, menyetujui atau tidak menyetujui

pembayaran tunjangan pengangguran, yang mana akan langsung ditransfer ke rekening bank

penerima manfaat.

Departemen Tenaga Kerja (The Department of Employment) menyusun kriteria dan kebijakan

terkait implementasi tunjangan pengangguran, seperti pendaftaran dan proses wawancara.

Kantor Layanan Pekerja dibawah pengawasan dari Departemen Tenaga Kerja bertanggungjawab

atas:

Pendaftaran dari pekerja yang diasuransikan tunjangan pengangguran

Membantu mengisi dan mendaftarkan formulir pengajuan tunjangan pengangguran

Melakukan wawancara serta menyediakan konseling dan konsultasi penempatan pekerjaan

sesuai dengan kualifikasi.

Berkoordinasi dengan Departemen Pelatihan dan Pengembangan Pekerja ketika orang yang

diasuransikan memerlukan pelatihan.

Tingkat Iuran/Kontribusi

Tingkat iuran/kontribusi dibagi sebagai berikut:

Pemberi kerja dan karyawan berkontribusi masing-masing 0,5 persen dari gaji karyawan

Pemerintah memberikan kontribusi 0,25 persen dari pendapatan karyawan

Pendapatan karyawan yang dihitung untuk kontribusi adalah maksimal sebesar THB15.000 per

bulan. Sehingga pemberi kerja dan karyawan setiap bulan memberikan maksimal

iuran/kontribusi sebesar THB75.

Page 17: Tunjangan Pengangguran

Ketentuan dan Kualifikasi

Untuk memenuhi syarat mendapatkan tunjangan pengangguran, maka minimum masa kerja yang

diasuransikan ditetapkan pada sedikit enam bulan kontribusi dalam 15 bulan terakhir sebelum

masa kerja berakhir. Pemohon tunjangan pengangguran harus terdaftar pada Kantor Layanan

Pekerja. Pemutusan hubungan kerja haruslah tidak disebabkan oleh pelanggaran kontrak kerja,

kejahatan yang direncanakan untuk melawan pemberi pekerjaan, tindakan melawan hukum yang

mengakibatkan kerusakan bisnis dari pemberi kerja, atau yang mengakibatkan hukuman penjara.

Karyawan yang memutuskan untuk berhenti bekerja atas kemauan sendiri masih berhak atas

tunjangan pengangguran namun dengan tingkat manfaat yang lebih sedikit dan jangka waktu

yang lebih pendek.

Tingkat Manfaat dan Jangka Waktu

Pekerja yang diberhentikan bukan karena kesalahan datau keinginan pekerja tersebut akan

mendapatkan 50 persen dari penghasilan yang diasuransikan selama 180 hari (6 bulan) dalam

satu tahun. Tingkat penghasilan yang digunakan dalam menghitung tunjangan pengangguran

yang diterima adalah penghasilan tertinggi selama 9 bulan terakhir sebelum di PHK. Untuk

pekerja yang berhenti atas keinginan sendiri dibayarkan sebesar 30 persen dari penghasilan yang

diasuransikan selama 90 hari (3 bulan) dalam satu tahun. Baik diberhentikan maupun berhenti

sendiri, tunjangan pengangguran harian maksimal yang dapat diterima adalah sebesar THB250.

Pada masa krisis 2008, Pemerintah memperpanjang jangka waktu pemberian tunjangan

pengangguran untuk pekerja yang diberhentikan menjadi selama 8 bulan.

Masa Tunggu Sebelum Mendapatkan Pembayaran Pertama

Tidak ada manfaat yang dibayarkan selama tujuh hari pertama menjadi pengangguran.

Perbandingan Tunjangan Pengangguran dengan Upah Minimum Nasional

Pada 1 April 2012 upah minimum sesuai ketentuan pemerintah ditetapkan di Thailand. Upah

tersebut sebesar THB300 per hari, dimana pada tahun 2010 upah rata-rata bulanan adalah

sebesar THB8.412. Rata-rata tunjangan pengangguran yang diberikan untuk pengangguran yang

diberhentikan diperkirakan sebesar THB4.665 dan THB2.586 untuk mereka yang berhenti

bekerja.

Kelebihan dan Kelemahan Penerapan Tunjangan Pengangguran

Page 18: Tunjangan Pengangguran

Kelebihan : Skema pembayaran yang rendah menghasilkan surplus yang berkelanjutan, sehingga

menciptakan ruang untuk perbaikan/peningkatan tunjangan pengangguran.

Kelemahan : Sebagian besar penerima manfaat tunjangan pengangguran adalah pekerja yang

berhenti atas kemauan sendiri (77,4 persen selama tahun 2011) yang menghabiskan hampir 67,5

persen dana tunjangan pengangguran, sehingga perlu dikaji kembali prinsip dasar dari pemberian

tunjangan penggangguran.

SKEMA PENERAPAN TUNJANGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Sejarah Perkembangan

Indonesia belum menerapkan sistem tunjangan pengangguran. Sampai saat ini Indonesia belum

memiliki aturan mengenai tunjangan pengangguran. Peraturan yang ada adalah mengenai uang

pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian hak saat terjadi pemutusan hubungan kerja

yang terdapat dalam pasal 156 Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Skema yang akan diberikan di bawah diadopsi berdasarkan kajian ILO dengan judul The

Feasibility of Introducing an Unemployment Insurance.

Produk Utama dan Cakupan Tunjangan Pengangguran

Tunjangan pengangguran mencakup semua pekerja reguler pada sektor swasta dengan beberapa

pengecualian. Kategori tertentu yang tidak tercakup adalah:

Petani

Pembantu Rumah Tangga

Perusahaan yang menerapkan skema jaminan manfaat pekerja

Pegawai negeri sipil dan pegawai BUMN dilindungi dengan skema manfaat yang terpisah.

Penerapan Spesifik

Skema tunjangan pengangguran membedakan antara pengangguran bukan karena keinginan

sendiri atau dengan keingingan sendiri, dimana untuk pengangguran yang karena keinginan

sendiri hanya diberikan setengah dari manfaat tunjangan pengangguran.

Kelembagaan yang Mengatur dan Sistem Operasional

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah satu-satunya lembaga di Indonesia yang

potensial dapat menyelenggarakan administrasi tunjangan pengangguran. Selama ini BPJS sudah

mampu mengumpulkan dana tunjangan hari tua, tunjangan kematian, dan tunjangan kecelakaan

Page 19: Tunjangan Pengangguran

kerja. Untuk bisa membayar tunjangan pengangguran, BPJS perlu memperbaiki sistem

informasinya.

Tingkat Iuran/Kontribusi

Untuk menutukan biaya administrasi sebelum tunjangan pengangguran diberikan, ILO

menyarankan agar skema pemberian tunjangan pengangguran dengan periode manfaat sampai

dengan 3 bulan dengan iuran sebesar 0,4 persen dari gaji. Selanjutnya untuk mendanai tunjangan

pengangguran, besaran iuran adalah 1,5 persen sampai dengan 3 persen dengan asumsi

pendapatan karyawan yang dihitung untuk kontribusi adalah sebesar IDR3.650.000 per bulan.

Ketentuan dan Kualifikasi

Pemohon tunjangan pengangguran harus terdaftar pada BPJS. Pemutusan hubungan kerja

haruslah tidak disebabkan oleh pelanggaran kontrak kerja, kejahatan yang direncanakan untuk

melawan pemberi pekerjaan, tindakan melawan hukum yang mengakibatkan kerusakan bisnis

dari pemberi kerja, atau yang mengakibatkan hukuman penjara. Karyawan yang memutuskan

untuk berhenti bekerja atas kemauan sendiri masih berhak atas tunjangan pengangguran namun

dengan tingkat manfaat yang lebih sedikit dan jangka waktu yang lebih pendek. Untuk

mendapatkan tunjangan pengangguran, pekerja harus memberikan kontribusi selama 12 bulan.

Ketentuan ini berlaku secara akumulasi jika dalam satu tahun memiliki lebih dari satu pemberi

kerja.

Tingkat Manfaat dan Jangka Waktu

Pekerja yang diberhentikan bukan karena kesalahan dan/atau keinginan pekerja tersebut akan

mendapatkan:

70 persen dari penghasilan yang diasuransikan selama 4 bulan atau 50 persen dari penghasilan

selama 6 bulan dengan asumsi iuran sebesar 1 persen.

70 persen dari penghasilan yang diasuransikan selama 9 bulan atau 50 persen dari penghasilan

selama 13 bulan dengan asumsi iuran sebesar 2 persen.

70 persen dari penghasilan yang diasuransikan selama 18 bulan atau 50 persen dari

penghasilan selama 25 bulan dengan asumsi iuran sebesar 3 persen.

Masa Tunggu Sebelum Mendapatkan Pembayaran Pertama

Tidak ada manfaat yang dibayarkan selama 12 bulan pertama menjadi pengangguran.

Page 20: Tunjangan Pengangguran

KESIMPULAN

Jelas ada kebutuhan untuk beberapa bentuk bantuan pengangguran di Indonesia dalam jangka

panjang. Pengangguran merupakan masalah serius yang memiliki konsekuensi yang sangat

merugikan bagi mereka yang kehilangan pekerjaan mereka. Di saat yang sama sistem

pembayaran gaji tidak bekerja dengan baik bagi banyak pekerja. Pada prakteknya juga penarikan

besar-besaran di awal dari tabungan tunjangan hari tua oleh para pekerja yang tergabung dalam

Jamsostek menunjukkan bahwa secara de facto skema tunjangan hari tua telah menjadi semacam

skema bantuan pengangguran. Ini melemahkan perannya sebagai skema tabungan hari tua, dan

selanjutnya merusak potensi untuk mengubahnya menjadi skema pensiun.

Salah satu pilihan yang tampak paling layak dilaksanakan pada keadaan saat ini adalah tunjangan

penganggguran dalam jangka pendek bagi pekerja yang diasuransikan. Skema bantuan

pengangguran yang lebih luas yang mencakup pekerja yang tidak diasuransikan dianggap tidak

dapat dilaksanakan karena tingginya proporsi tenaga kerja di sektor informal, dan tingginya

orang yang belum mendapatkan pekerjaan dalam angkatan kerja. Pengangguran dalam kelompok

yang tidak diasuransikan perlu solusi lainnya termasuk pengembangan kapasitas dan skema kerja

khusus. Pada tahap ini tampaknya hanya skema tunjangan pengangguran waktu singkat yang

layak untuk diterapkan. Pemberian tunjangan pengangguran dalam jangka panjang dianggap

belum layak diterapkan mengingat keterbatasan kemampuan untuk memverifikasi apakah

seorang pekerja yang telah kehilangan pekerjaan sudah kembali bekerja atau tidak termasuk

pekerja di sektor informal.

Secara ekonomi pemberian tunjangan pengangguran dalam periode yang singkat layak untuk

diterapkan. Skema pemberian tunjangan pengangguran dengan periode manfaat sampai dengan 3

bulan dan penggantian 50 persen tingkat penghasil dapat diterapkan dengan menarik

kontribusi/iuran sebesar 2 persen dari upah yang diasuransikan. Selanjutnya, BPJS

ketenagakerjaan dapat beroperasi dalam menerapkan skema tersebut serta meningkatkan sistem

komputer dan informasi untuk menerapkan skema tersebut.

Skema tunjangan pengangguran dianggap mampu menjamin taraf hidup pekerja yang

tergantikan selama mereka beradaptasi dengan perubahan struktural pada ekomoni. Namun yang

terpenting adalah kebijakan bursa tenaga kerja yang aktif harusnya mendorong pekerjaan melalui

pengembangan keterampilan, pelatihan dan insentif lain serta pekerjaan harus diciptakan untuk

memberikan pekerjaan yang layak bagi angkatan kerja yang terus bertambah.

Page 21: Tunjangan Pengangguran

REFERENSI

Badan Pusat Statistik. 2015. Berita Resmi Statistik No.47/05/Th.XVIII. Jakarta.

Bank Dunia. 2012. Laporan Ketenagakerjaan di Indonesia: Menuju terciptanya pekerjaan yang

lebih baik dan jaminan perlindungan bagi para pekerja. Jakarta.

International Labour Organization (ILO). 2003. The feasibility of introducing an unemployment

insurance benefit in Indonesia. Geneva.

International Labour Organization (ILO). 2003. Restructuring of The Social Security System

Indonesia. Geneva.

International Labour Organization (ILO). 2015. Publikasi: Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di

Indonesia 2014-2015. Jakarta.

OECD Economi Surveys Indonesia. 2015.

OECD. 2012. Survei OECD Perekonomian Indonesia September 2012 Ikhtisar. Jakarta.

Organisasi Perburuhan Internasional. 2008. Jaminan Sosial: Konsensus Baru. Jakarta.

www.bps.go.id diakses pada tanggal 29 s.d. 31 Januari 2016

www.worldbank.org diakses pada 31 Januari 2016

United Nation Development Program (UNDP). 2015. Human Development Report Indonesia