15
Bab 2 Dasar Teori Halaman - 6 - BAB II DASAR TEORI 2.1. Pendahuluan Bab ini membahas tentang teori yang digunakan sebagai dasar simulasi serta analisis. Bagian pertama dimulasi dengan teori tentang turbin uap aksial tipe impuls dan reaksi beserta segitiga kecepatannya. Selanjutnya pembahasan tentang model matematis aliran derta model fisik turbinnya. 2.2 Turbin [6,7,] Turbin adalah perangkat yang digunakan untuk mengekstraksi kerja dari fluida kerjanya. Ada berbagai macam jenis turbin yang di telah dibuat. Tipe turbin dapat dibagi dari jenis fluida, tipe bilah, jumlah bilah maupun arah alirannya. Pembahasan mengenai turbin ini akan dimulai dengan tipe turbin dengan aliran fluida arah aksial dan fluida kerjanya adalah uap. Gambar 2.1 Rotor Turbin Uap Di turbin uap, uap bertekanan tinggi masuk ke dalam satu set bilah yang stasioner atau biasa disebut nosel. Uap dengan kecepatan tinggi dari nosel ini kemudian melewati bilah-bilah yang bergerak. Disini uap yang melewati rotor digunakan untuk melakukan kerja oleh rotor turbin. Uap tekanan rendah kemudian dibuang ke condenser. Turbin uap dapat dikategorikan menjadi noncondensing (backpressure) dan condensing. Di turbin noncondensing uap keluar dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer. Uap tersebut digunakan untuk

TURBIN

  • Upload
    fadly

  • View
    24

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TURBIN

Citation preview

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 6 -

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1. Pendahuluan

    Bab ini membahas tentang teori yang digunakan sebagai dasar simulasi

    serta analisis. Bagian pertama dimulasi dengan teori tentang turbin uap aksial tipe

    impuls dan reaksi beserta segitiga kecepatannya. Selanjutnya pembahasan tentang

    model matematis aliran derta model fisik turbinnya.

    2.2 Turbin [6,7,] Turbin adalah perangkat yang digunakan untuk mengekstraksi kerja dari

    fluida kerjanya. Ada berbagai macam jenis turbin yang di telah dibuat. Tipe turbin

    dapat dibagi dari jenis fluida, tipe bilah, jumlah bilah maupun arah alirannya.

    Pembahasan mengenai turbin ini akan dimulai dengan tipe turbin dengan aliran

    fluida arah aksial dan fluida kerjanya adalah uap.

    Gambar 2.1 Rotor Turbin Uap

    Di turbin uap, uap bertekanan tinggi masuk ke dalam satu set bilah yang

    stasioner atau biasa disebut nosel. Uap dengan kecepatan tinggi dari nosel ini

    kemudian melewati bilah-bilah yang bergerak. Disini uap yang melewati rotor

    digunakan untuk melakukan kerja oleh rotor turbin. Uap tekanan rendah kemudian

    dibuang ke condenser. Turbin uap dapat dikategorikan menjadi noncondensing

    (backpressure) dan condensing. Di turbin noncondensing uap keluar dengan

    tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer. Uap tersebut digunakan untuk

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 7 -

    bagian lain yang memerlukan panas dari uap untuk proses yang lain.Turbin jenis

    ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi yaitu berkisar 67% - 75%. Sedangkan

    turbin tipe condensing adalah turbin dimana uap keluar ke kondensor dan

    diikondensasikan dengan tekanan kurang dari tekanan atmosfer.

    Turbin tipe aksial adalah turbin dengan arah fluida yang aksial, turbin ini

    adalah turbin yang paling banyak digunakan dengan fluida yang kompresibel.

    Turbin aksial lebih efisien daripada tipe radial dalam rentang operasi yang luas.

    Turbin tipe aksial juga digunakan dalam desain turbin uap, walaupun begitu ada

    beberapa perbedaan signifikan antara desain turbin aksial untuk turbin gas dan

    turbin uap. Perbedaan turbin gas dengan turbin uap adalah pada fluida yang

    digunakan. Untuk gas, tekanan dan volume dihubungkan dengan ekspresi

    sederhana

    PV constant = untuk gas ideal.

    Sedangkan uap menyimpang dari Hukum Gas Ideal dengan hubungan : nPV = constant dengan

    n = 1.135 untuk saturated steam dan n = 1.3 untuk superheated steam.

    Perkembangan turbin uap menghasilkan desain dua macam turbin yaitu

    tipe impuls dan tipe reaksi. Turbin tipe reaksi di sebagian besar desain turbin

    memiliki derajat reaksi 50% yang dirasakan sangat efisien. Derajat reaksi

    bervariasi dalam desain dari hub ke tip pada bilah tunggal.

    Turbin aksial memiliki aliran yang masuk dan keluar dalam arah aksial.

    Ada dua tipe turbin aksial : (1) tipe impuls, dan (2) tipe reaksi. Turbin impuls

    adalah jenis turbin dimana seluruh penurunan entalpi terjadi di nosel sehingga

    kecepatan masuk rotor sangat tinggi. Gambar 2.2 adalah skema dari turbin aksial

    juga menggambarkan distribusi tekanan, temperatur dan kecepatan absolut.

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 8 -

    Gambar 2.2 Distribusi tekanan, temperatur dan kecepatan

    di turbin aksial

    Sebagian besar turbin aksial terdiri dari lebih 1 tingkat, tingkat depan

    biasanya tipe impuls (derajat reaksi nol) dan tingkat selanjutnya mempunyai

    sekitar 50% derajat reaksi. Tingkat turbin tipe impuls menghasilkan output sekitar

    2 kali dibanding tingkat turbin dengan derajat reaksi 50%.

    Seperti ditunjukkan di gambar 2.3 bentuk dari bilah stasioner atau nosel

    pada kedua tipe turbin (impuls dan reaksi) hampir sama. Walupun begitu terdapat

    perbedaan yang cukup besar dalam bentuk bilah yang berotasi. Dalam satu stage

    impuls bentuk dari bilah berotasi berbentuk seperti mangkuk (cup). Bentuk dari

    stage reaksi lebih cenderung hampir sama dengan bentuk airfoil.

    Gambar 2.3 Desain untuk stage impuls dan reaksi

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 9 -

    Turbin Impuls

    Turbin impuls adalah turbin paling sederhana. Terdiri dari satu grup nosel

    yang diikuti beberapa baris bilah. Gas diekspansikan di nosel sehingga terjadi

    konversi energi thermal tinggi ke energi kinetik Konversi ini ditunjukkan dalam

    hubungan :

    2 1 22( )C h h=

    Dimana C2 adalah kecepatan absolut keluar dari nosel sedangkan h1 dan h2 adalah

    entalpi masuk dan entalpi keluar dari nosel. Gas kecepatan tinggi menghantam

    bilah dimana sejumlah besar energi kinetik dari aliran gas diubah menjadi kerja

    poros turbin. Gambar 2.4 menunjukkan diagram turbin impuls 2 tingkat. Tekanan

    statik berkurang di nosel dan sebaliknya kecepatan absolut meningkat. Kecepatan

    absolut kemudian berkurang di rotor tapi tekanan statik dan kecepatan relatifnya

    tidak mengalami perubahan. Untuk mendapatkan transfer energi maksimum,

    bilah-bilah harus berotasi sekitar 1.5 kecepatan semburan gas.

    Turbin impuls lain adalah Pressure compound atau turbin Ratteau. Dalam

    turbin ini kerja dibagi bagi dalam beberapa tingkat. Setiap tingkat terdiri sebuah

    nozel dan bilah dimana energi kinetik dari semburan diserap oleh rotor turbin

    sebagai kerja. Udara yang meninggalkan bilah bergerak memasuki nosel

    selanjutnya dimana entalpi berkurang lebih jauh dan kecepatan meningkat Energi

    tersebut lalu diserap oleh bilah bilah yang bergerak.

    Gambar 2.4 Kontur tekanan dan kecepatan di turbin impuls tipe Ratteau

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 10 -

    Tekanan total dan temperatur tidak berubah di nosel, kecuali loss kecil

    karena friksi. Per definisi, turbin impuls memiliki derajat reaksi nol. Derajat reaksi

    ini berarti bahwa semua penurunan tekanan terjadi di nosel sehingga kecepatan

    keluar dari nosel tinggi. Karena tidak ada perubahan entalpi di rotor, kecepatan

    relatif masuk rotor sebanding kecepatan relatif keluar bilah rotor.

    Seperti pada gambar berikut uap disuplai ke turbin impuls dan

    dikespansikan di nosel dan keluar dengan kecepatan C1 dengan sudut 1 Dengan

    mengurangi dengan kecepatan bilah U, kecepatan relatif masuk rotor V1 dapat

    diketahui. Kecepatan relatif V1 1 membentuk sudut 1 terhadap U. Peningkatan

    menyebabkan turunnya nilai komponen yang digunakan 1 1cosC dan

    meningkatkan harga komponen aksial 1cosaC . Dua titik yang menjadi perhatian

    adalah masuk dan keluar dari bilah. Seperti diperlihatkan di gambar berikut,

    kecepatan V1 dan V2. Secara vektor dengan mengurangi kcepatan blade

    menghasilkan kecepatan absolut C2

    2

    . Uap keluar dalam arah tangensial pada sudut

    dengan kecepatan relatif V2. Karena terdapat 2 diagram kecepatan dengan dua

    sisi yang sama yaitu U, segitiga ini dapat digabungkan menjadi satu diagram

    seperti gambar berikut.

    Gambar 2.5 Segitiga kecepatan di turbin (I)

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 11 -

    Gambar 2.6 Diagram kecepatan yang digabungkan

    Jika bilahnya simetris maka 1 2 = dan mengabaikan pengaruh friksi dari bilah

    terhadap uapnya, V1 = V

    1 2( )t w wW U C C=

    2

    Dari persamaan Euler, kerja yang dilakukan oleh fluida dinyatakan :

    Karena Cw2

    1 2( )t w wW U C C= +

    berharga negatif dalam arah r, maka kerja yang dilakukan per unit

    massa dinyatakan

    Jika 1 2a aC C maka akan terjadi gaya dorong dalam arah aksial. Dengan asumsi

    Ca konstan maka :

    1 2(tan tan )t aW UC = +

    1 2(tan tan )t aW UC = +

    Persamaan diatas disebut sebagai kerja per untit massa aliran sehingga

    efisiensinya dapat dinyatakan :

    Kerja diagram per unit massa aliranKerja tersedia per unit massa aliran d

    =

    Mengacu pada diagram kombinasi wC adalah perubahan dalam kecepatan putar

    sehingga :

    Gaya bekerja pada wheel = wmC

    Hasil perkalian antara gaya yang bekerja dengan kecepatan bilah menghasilkan

    Power output wmU C=

    Turbin reaksi

    Turbin reaksi aliran aksial juga dipakai secara luas. Dalam turbin reaksi,

    nosel dan bilah berekspansi sehingga tekanan statik menurun di bilah bergerak

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 12 -

    dan tetap. Bilah tetap berlaku sebagai nosel dan mengarahkan aliran ke bilah

    bergerak pada kecepatan yang sedikit lebih tinggi dari kecepatan bilah yang

    begerak.

    Kecepatan di turbin reaksi biasanya lebih rendah dan kecepatan relatif

    masuk blade arahnya mendekati aksial. Gambar di bawah ini menunjukkan

    pandangan skematis dari turbin reaksi.

    Gambar 2.7 Skema turbin tipe reaksi dengan variasi properti

    termodinamika dan mekanika fluida

    Dalam sebagian besar desain, reaksi turbin bervariasi dari hub ke shroud.

    Turbin impuls adalah turbin reaksi dengan derajat reaksi nol ( 0) = . Turbin

    reaksi 100% tidak praktis karena kecepatan rotor tinggi dibutuhkan untuk faktor

    utilisasi yang bagus. Untuk nilai reaksi kurang dari nol, rotor memiliki aksi difusi.

    Difusi pada rotor harus dihindari karena dapat menyebabkan loss aliran.

    Turbin 50% reaksi telah digunakan secara luas dan memiliki kelebihan

    khusus. Diagram kecepatan untuk reaksi 50% adalah simetris dan untuk faktor

    utilisasi maksimum kecepatan keluar harus aksial.

    Gambar 2.8 menunjukkan diagram kecepatan untuk turbin 50% reaksi. Dari

    gambar ini terlihat bahwa 3 4W V= , bilah stasioner dan bergerak sudutnya identik.

    Turbin 50% reaksi memiliki efisiensi paling tinggi diantara semua tipe turbin.

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 13 -

    Gambar 2.8 Diagram kecepatan turbin 50% reaksi

    Daya yang dibangkitkan oleh aliran pada turbin reaksi juga diberikan oleh

    persamaan Euler.

    3 3Power output ( cos )mU V =

    Untuk turbin 50% reaksi persamaan diatas menjadi 2Power output ( )mU U mU= =

    Kerja yang diproduksi dalam turbin impuls dengan 1 tingkat besarnya 2 kali

    turbin reaksi pada kecepatan bilah sama. Oleh karena itu biaya sebuah turbin

    reaksi lebih dari turbin impuls untuk besar daya yang dibangkitkan sama

    dikarenakan jumlah tingkat yang diperlukan lebih banyak. Oleh karena itu

    biasanya dibuat desain dengan turbin impuls di beberapa tingkat pertama untuk

    memaksimalkan penurunan tekanan dan diikuti dengan turbin 50% reaksi. Turbin

    reaksi memiliki efisiensi lebih tinggi karena pengaruh blade suction. Kombinasi

    tipe ini menyebabkan kompromi, karena semua impuls turbin akan memiliki

    efisiensi yang rendah dan semua turbin reaksi akan memiliki jumlah tingkat yang

    berlebih.

    Kinematika aliran

    Ada 3 titik keadaan yang penting di dalam turbin ketika menganalisis

    aliran. Titik titik tersebut terletak pada daerah masuk nosel, daerah masuk rotor

    dan daerah keluar rotor. Kecepatan fluida adalah variabel penting yang

    berhubungan dengan aliran dan transfer energi di dalam turbin. Kecepatan absolut

    C

    adalah kecepatan fluida relatif terhadap terhadap titik stasioner. Kecepatan

    absolut penting apabila menganalisa aliran di sekitar bilah stasioner seperti nosel.

    Ketika menganalisa aliran di sekitar komponen yang berotasi atau bila rotor maka

    kecepatan relatif V

    cukup penting.

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 14 -

    Secara vektor kecepatan relatif didefinisikan :

    V C U=

    Dimana U

    adalah kecepatan tangensial dari bilah. Untuk lebih jelasnya

    diperlihatkan di gambar berikut.

    Gambar 2.9 Segitiga kecepatan di turbin (II)

    Fluida masuk ke barisan bilah nosel atau stator dengan tekanan statik dan

    temperatur P1, T1 dan kecepatan C1. Fluida diekspansikan ke P2 T2 dan keluar

    dengan kecepatan yang lebih tinggi C2 2 dengan sudut . Bilah rotor didesain agar

    fluida keluar stator dengan sudut 2 dari kecepatan fluida relatif terhadap inlet

    bilah stator. 2 dan V2 didapatkan dengan mengurangi kecepatan absolut C2

    dengan kecepatan bilah U secara vektor. Setelah diekspansikan kembali dan

    didefleksikan di bilah rotor maka fluida keluar pada tekan dan temperatur P3 T3

    dengan kecepatan relatif V3 3 pada sudut . Penambahan secara vektor V3 dengan

    U akan menghasilkan kecepatan absolut fluida keluar rotor C3 3 dalam arah .

    2.3 Parameter fisik aliran [6,7] Derajat reaksi

    Derajat reaksi di turbin aksial adalah suatu parameter yang menggambarkan

    hubungan antara transfer energi karena perubahan tekanan statik dengan transfer

    energi karena perubahan tekanan dinamik. Derajat reaksi didefinisikan sebagai

    penurunan tekanan statik di rotor dengan perubahan tekanan statik di stage. Dapat

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 15 -

    didefinisikan juga sebagai rasio perubahan entalpi statik di rotor dengan

    perubahan entalpi total di stage.

    1 2

    0 2

    h hh h

    =

    (2.1)

    Dimana h1: enthalpi statik masuk rotor

    h2 : enthalpi statik keluar rotor

    h0 :

    2 1(tan tan )2

    aCU

    =

    enthalpi total masuk stator

    Dengan asumsi kecepatan aksial konstan pada turbin maka :

    (2.2)

    2 21 (tan tan )2 2

    aCU

    = + (2.3)

    Derajat reaksi Nol

    Berdasarkan definisi derajat reaksi, dengan 0 = maka numerator persamaan

    (2.1) = 0 yaitu h1 = h2 1 2 = dan dari persamaan (2.2) dapat diketahui . Segitiga

    kecepatan untuk 0 = ditunjukkan pada gambar berikut.

    Gambar 2.10 Diagram kecepatan untuk derajat reaksi Nol

    Karena h1 = h2 maka V1 = V2

    0.5 =

    . Dalam kasus yang ideal, tidak ada penurunan

    tekanan di rotor.

    Derajat reaksi 50%

    Dari persamaan (2.1) gambar 2.11 untuk maka 1 2 = dan diagram

    kecepatan bentuknya simetris. Karena bentuk simetris tersebut dapat dikethui

    dengan jelas bahwa 2 1 = .Untuk 0.5 = , penurunan entalpi di bilah nosel

    sama besar dengan penurunan entalpi di rotor. Sehingga :

    0 1 1 2h h h h =

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 16 -

    Gambar 2.11 Diagram kecepatan untuk derajat reaksi 50%

    Dengan mensubtitusikan 2 2tana

    UC

    = + ke persamaan (2.3) sehingga

    2 11 (tan tan )2 2

    aCU

    = + (2.4)

    Sehingga ketika 2 1 = derajat reaksi bernilai 1 dan 1 2C C= .Diagram kecepatan

    untuk 1 = ditunjukkan pada gambar 2.12 dengan nilai Ca , u dan W yang sama

    untuk 0 = dan 0.5 = .

    2.4 Model matematis [1] Persamaan Atur aliran fluida dan perpindahan panas

    Persamaan atur aliran fluida menggambarkan pernyataan matematis dari hukum

    konservasi fisik.

    Konservasi massa fluida

    Laju perubahan momentum sama dengan penjumlahan gaya gaya pada

    partikel fluida ( Hukum Newton II)

    Laju perubahan energi sama dengan penjumlahan laju penambahan panas

    pada fluida dan laju dari kerja yang dilakukan pada partikel fluida

    (Hukum I Termodinamika)

    Fluida dapat dianggap sebagai kontinum, artinya untuk analisis aliran pada

    skala makroskopik ( 1 m ) struktur molekular dari bahan dan gerakan molekular

    dapat diabaikan. Perilaku fluida digambarkan dalam properti makroskopik seperti

    kecepatan, tekanan, massa jenis dan temperatur pada ruang dan waktu. Hal ini

    dapat dibayangkan sebagai rata rata dari sejumlah tertentu molekul-molekul fluida.

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 17 -

    Oleh karena itu dapat didefinisikan elemen fluida terkecil yaitu partikel fluida

    dimana properti makroskopiknya tidak dipengaruhi molekul individualnya.

    Konservasi massa Langkah pertama dalam penurunan persamaan konservasi massa adalah

    menuliskan keseimbangan massa elemen fluida :

    Bentuk akhir persamaan dalam bentuk konservasi

    0D VDt + =

    Dalam bentuk non konservasi

    ( ) 0Vt + =

    Persamaan momentum :

    Hukum II Newton menyatakan bahwa laju perubahan momentum dari partikel

    sama dengan gaya gaya pada partikel

    Laju peningkatan momentum per unit volume fluida dapat dinyatakan dalam arah

    x, y dan z.

    DuDt

    , DvDt

    dan DwDt

    Sedangkan gaya dibagi dalam 2 jenis yaitu :

    Surface force : pressure force, viscouc force

    Body force : gravity force, centrifugal force, Coriolis force dan

    electromagnetic force

    Dalam bentuk konservasi

    Arah x : yxxx zx xDu fDt x x y z

    = + + + +

    Arah y : xy yy zy yDv fDt x x y z

    = + + + +

    Laju peningkatan momentum dari partikel fluida = Jumlah

    gaya gaya pada partikel fluida.

    Laju penambahan jumlah massa = Laju netto aliran massa masuk

    elemen fluida

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 18 -

    Arah z : yzxz zz zDv fDt x x y z

    = + + + +

    Persamaan energi

    Persamaan energi diturunkan dari Hukum I Termodinamika yang menyatakan

    bahwa laju perubahan energi dari partikel fluida sama dengan laju penambahan

    panas ke partikel fluida ditambah laju kerja dilakuakn terhadap partikel fluida.

    Dalam bentuk konservasi

    2 2

    2 2

    ( )( ) ( )( ) ( ) ( )

    ( ) ( ) ( ) ( )( ) (

    yxxx zx

    xy yy zy yzxz

    V V T T Te e V q k k kt x x y y z z

    uu uup vp wpx y z x y zv v v ww w

    x y z x y

    + + + = + + +

    + + +

    + + + + + +

    )zz f Vz +

    2.5 Model fisik Dibawah ini diberikan model fisik dari turbin yang disimulasikan

    beserta dimensinya. Bilah stator dan rotor ini merupakan tingkat pertama

    dari konfigurasi turbin lengkap yang memilki 5 tingkat. Dua tingkat

    pertamanya merupakan tipe impuls dan ketiga bilah selanjutnya merupakan

    tipe reaksi.

    Dalam memodelkan bilah stator dan rotor digunakan konfigurasi 1:2

    yaitu menggunakan 2 bilah rotor untuk setiap 1 bilah rotor. Hal ini

    dimungkinkan karena perbandingan bilah stator : rotor adalah 1: 1.78.

    Selain untuk memperudah analisis, pendekatan ini dimaksudkan untuk

    menghemat biaya komputasi.

    Tabel 3.1 Dimensi, jumlah bilah dan panjang bilah

    Chord length (mm) Jumlah bilah Hub-shroud (mm) Jarak antar bilah Stator 50 100 60 26 Rotor 40 178 60 26

    Laju penambahan energi partikel fluida = Laju netto

    penambahan panas kepada partikel fluida + Laju netto kerja

    yang dilakukan terhadap fluida

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 19 -

    Dibawah ini merupakan beberapa pandangan bilah stator dan rotor tipe impuls.

    Gambar 3.12 Gambar 3D bilah turbin

    Baik bilah rotor tipe impuls maupun reaksi memiliki panjang chord,

    jarak antar bilah dan tinggi bilah yang sama Untuk lebih jelasnya dapat

    dilihat di gambar berikut.

    Gambar 3.14 Pandangan atas turbin impuls (cascade)

  • Bab 2 Dasar Teori

    Halaman - 20 -

    Gambar 3.13 Pandangan samping (meridional)

    Sedangkan di bawah ini adalah pandangan atas (cascade) untuk bilah rotor

    tipe reaksi. Panjang chord serta tinggi bilah sama dengan bilah rotor tipe impuls

    Gambar 3.15 Pandangan atas turbin reaksi (cascade)

    2007 TA PP NANANG MAHARDIKA 1-BAB22012-10-31T13:34:45+0700Digital Content