20
Nama: Happy Melia Hendra Ningrum NIM : 201210420311140 Tutorial II Kata Sulit: 1. Hypothyroidism/gondok: adalah produksi hormon tiroksin yang terlalu rendah sedangkan hyperthyroidism terlalu tinggi. (diabetes. 2009. Peter j.d’adamo & chaterine whitney. B-first. yogyakarta) 2. Dementia ringan: gangguan global fungsi kognitif dengan tingkat kesadaran yang normal, berbeda dg acute confusional state dimana tingkat kesadarannya terganggu. (At a Glance medicine. patrick davey. 2003. EMS. Jakarta ) 3. Hematemesis: adalah muntah darah dan selalu menakutkan tetapi sering tidak menimbulkan nyeri. Setiap lesi dari nasofaring sampai duodenum dapat menimbulkan hematesis. (adams diagnosa fisik. Burnside & mcglynn. 1995. EGC. Jakarta) 4. Vesicular: udara saat melewati ductus alveolar dan alveoli, suara terdengar diseluruh lapang paru, suaranya halus, rendah, inspirasi lebih panjang dari ekspirasi 3 : 1, terdengar paling jelas di perifer paru-paru, inspirasi > ekspirasi. Ini adalah salah satu golongan suara paru normal. bunyi nafas normal - bunyi nafas bronchialBunyi nafas bronkial terdiri dari fase inspirasi dan ekspirasi penuh dengan fase inspirasibiasanya menjadi keras. Bunyi tersebut biasanya terdengar pada trakea dan laring. Bunyinafas mungkin didengar di daerah hilus pada hewan normal yang bernafas keras (yaitusetelah latihan). Jika tidak, suara bronkial terdengar di dada menunjukkan konsolidasiparu-paru dan penyakit paru. Hasil konsolidasi paru pada transmisi ditingkatkan suaranapas yang berasal dari trakea dan bronkus utama yang kemudian mendengar padaintensitas meningkat selama thorax. - Bunyi nafas bronchovesicularIni adalah suara napas intensitas menengah dan pitch. Suara inspirasi dan ekspirasi yangsama panjang. Mereka yang terbaik didengar dalam 1 dan ICS 2 (anterior dada) dan antara(dada posterior) skapula - yaitu selama mainstem bronkus. - Bunyi nafas vesicularSuara napas vesikuler adalah suara napas utama normal dan terdengar di sebagian besarparu-paru. Bunyi nafas terdengar lembut dan bernada rendah. Suara

Tutorial II KGD-I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KGD 1

Citation preview

Nama: Happy Melia Hendra NingrumNIM : 201210420311140Tutorial IIKata Sulit:1. Hypothyroidism/gondok: adalah produksi hormon tiroksin yang terlalu rendah sedangkan hyperthyroidism terlalu tinggi. (diabetes. 2009. Peter j.dadamo & chaterine whitney. B-first. yogyakarta)2. Dementia ringan: gangguan global fungsi kognitif dengan tingkat kesadaran yang normal, berbeda dg acute confusional state dimana tingkat kesadarannya terganggu. (At a Glance medicine. patrick davey. 2003. EMS. Jakarta )3. Hematemesis: adalah muntah darah dan selalu menakutkan tetapi sering tidak menimbulkan nyeri. Setiap lesi dari nasofaring sampai duodenum dapat menimbulkan hematesis. (adams diagnosa fisik. Burnside & mcglynn. 1995. EGC. Jakarta)4. Vesicular: udara saat melewati ductus alveolar dan alveoli, suara terdengar diseluruh lapang paru, suaranya halus, rendah, inspirasi lebih panjang dari ekspirasi 3 : 1, terdengar paling jelas di perifer paru-paru, inspirasi > ekspirasi. Ini adalah salah satu golongan suara paru normal.bunyi nafas normal bunyi nafas bronchialBunyi nafas bronkial terdiri dari fase inspirasi dan ekspirasi penuh dengan fase inspirasibiasanya menjadi keras. Bunyi tersebut biasanya terdengar pada trakea dan laring. Bunyinafas mungkin didengar di daerah hilus pada hewan normal yang bernafas keras (yaitusetelah latihan). Jika tidak, suara bronkial terdengar di dada menunjukkan konsolidasiparu-paru dan penyakit paru. Hasil konsolidasi paru pada transmisi ditingkatkan suaranapas yang berasal dari trakea dan bronkus utama yang kemudian mendengar padaintensitas meningkat selama thorax. Bunyi nafas bronchovesicularIni adalah suara napas intensitas menengah dan pitch. Suara inspirasi dan ekspirasi yangsama panjang. Mereka yang terbaik didengar dalam 1 dan ICS 2 (anterior dada) dan antara(dada posterior) skapula - yaitu selama mainstem bronkus. Bunyi nafas vesicularSuara napas vesikuler adalah suara napas utama normal dan terdengar di sebagian besarparu-paru. Bunyi nafas terdengar lembut dan bernada rendah. Suara inspirasi lebihpanjang dibanding suara ekspirasi. Bunyi nafas vesikuler mungkin lebih keras dan sedikitlebih lama jika ada ventilasi dalam cepat (misalnya pasca-latihan) atau pada anak yangmemiliki dinding dada tipis. Selain itu, suara napas vesikuler dapat lebih lembut jika pasienlemah, tua, gemuk, atau sangat berotot. Bunyi nafas trakheaBunyi napas trakea sangat keras dan relatif tinggi melengking. Suara inspirasi dan ekspirasiyang lebih atau kurang sama panjang.bunyi ini dapat didengar di atas trakea yang tidakrutin diauskultasi(scribd. )5. Abdomen soft:6. SPOT & SGPT: SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase): merupakan suatu enzim yang terdapat di dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan, akan terjadi pengeluaran enzim SGPTdari dalam sel hati ke sirkulasi darah dan akan terukur melalui pemeriksaan laboratorium. SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) : seperti halnya SGPT, SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati. SGOTakan meningkat kadanya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel hati. Namun SGOTtidak spesifik hanya terdapat di dalam hati.SGOTjuga dapat ditemukan di sel darah, sel jantung dan sel otot, karena itu peningkatan SGOTtidak selalu menunjukkan adanya kelainan di sel hati. SGOT kepanjangan dari Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase dan SGPT kepanjangan dari Serum Glutamic Pyruvic Transaminase. SGOT SGPT yaitu suatu enzim yang diproduksi didalam hati. Pada keadaan normal, enzim ini akan diam didalam sel hati, tetapi jika kondisi hati tidak stabil atau ada kerusakan maka hati akan mengeluarkan enzim nya yaitu SGOT dan SGPT. Seperti kerusakan hati (misalnya,dari hepatitis virus ) atau terhadap jantung (misalnya, dari serangan jantung). Untuk itu apabila kadar SGOT SGPT dalam darah berlebihan, sudah dipastikan bahwa hasil tes darah anda akan menunjukn nilai SGOT/SGPT diatas ambang batas normalnya yaitu berkisar 40/56.Kadar Normal SGOT SGPT kadar normal SGOT adalah antara 5-40 unit per liter serum (bagian cair dari darah) kadar normla SGPT adalah antara 7-56 unit per liter serumPenyebab Naiknya SGOT SGPT hati yang terinfeksi virus keracunan oleh zat kimia (konsumsi alkohol) makan dalam porsi berlebihan, atau tidak membiasakan sarapan obat kimia yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama penggunaan minyak goreng secara berlebihan makanan yang dimasak terlalu matang, gosong atau mentahNilai rujukan untuk SGPT/SGOT adalah : Laki-laki : 0 50 U/L Perempuan : 0 35 U/LDalam uji SGOT dan SGPT, hati dapat dikatakan rusak bila jumlah enzim tersebut dalam plasma lebih besar dari kadar normalnya.Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/SGOTadalah : Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitasobat atau kimia) Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT) Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis biliaristingginya kadar SGOT SGPT sangat besar mempengaruhi fungsi hati dan bisa menyebabkan kerusakan pada hati akibat virus, dan biasanya adalah virus hepatitis yang biasa disebut penyakit hepatitis.Untuk itu kita harus peduli terhadap fungsi organ tubuh kita walau sekecil apa pun di dalam tubuh. Salah satu organ mengalami masalah maka efeknya terasa ke seluruh tubuh. Salah satu bisa dilakukan adalah menjaga pertahanan tubuh atau organ tubuh secara adil dan harus menyayangi organ tubuh kita dengan memakan makanan yg sehat dan terjaga jangan sampai hanya sekedar keinginan semata untuk makan makanan yg diinginkan organ tubuh diabaikan.7. PCT: Prokalsitoni (PCT) adalah sebuah precursor dari hormon kalsitonin yang diproduksi oleh neuroendokrin sel di paru-paru dan usus halus. Kadar prokalsitonin pada darah orang normal adalah dibawah dari kadar yang mampu dideteksi oleh alat pemeriksa yaitu (10pg/ml). Prokalsitonin biasanya meningkat sebagai respon terhadap stimulus proinflamasi, khususnya pada infeksi bakteri. Prokalsitonin tidak meningkat pada infeksi oleh virus atau inflamasi no-infeksi. Semakin meningkat kadar prokalsitonin dalam darah menunjukkan semakin parah reaksi inflamasi yang terjadi akibat infeksi dari bakteri. Peningkatan kadar prokalsitonin di darah tidak paralel dengan peningkatan hormon kalsitonin di tubuh. Dengan mengukur kadar prokalsitonin dalam darah kita dapat menggunakannya sebagai marker SEPSIS berat. PCT memiliki sensitivitas 85% dan spesifisitas 91% dalam membedakan SIRS dengan SEPSIS dibandingkan dengan IL-2, IL-6, IL-8, CRP dan TNF alpha. Pemeriksaan prokalsitonin juga dapat lebih mengefektifkan pemberian antibiotik. 8. Terapi Humulin: nama merk insulin bioseintetisyang diproduksi oleh manusiadengan teknologi rekombinan DNA menggunakan Escherichia coli. Insulin berperan dalam penggunaan glukosa oleh sel tubuh untuk pembentukan energi, apabila tidak ada insulin maka sel tidak dapat menggunakan glukosa sehingga proses metabolisme menjadi terganggu. Humulin dibagi menjadi 2 yaitu :1. Humulin R adalah insulin yang bersifatKerja cepat (Shor Acting Time), bentuknya jernih dapat diberikan secara SC / IV mulai bereaksi 0.5 - 1 jam, puncak 2 - 4 jam, dan lamanya 6 - 8 jam. Sengkapnya baca2. Humulin L adalah insulin yang bersifat Kerja Menengah (Intermediate Acting Time) bentuk Keruh sehinggamemperlambat absorpsi, diberikan secara SCmulaibereaksi 1 - 2 jam, puncak 6 -12 jam, dan lamanya 18 - 24 jam.Sengkapnya baca9. Somnolent:TINGKAT KESADARANadalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).10. Pernafasan cuping hidung: untuk mengetahui apakah mempunyai masalah pada saluran pernafasan. pernafasan ini identik ke sesak nafas atau dipsnea, biasanya merupakan gejala utama dari penyakit kardiopulmonal. (buku ajar asuhan keperawatan dengan gangguan pernafasan. Arif mutaqin. 2008. EGC. Jakarta))11. Bolus : cara memasukkan obat yang disuntikan secara langsung ke ivPertanyaan:1. Hal-hal apa yang harus diperhatikan? Kriteria perawat IGD dan ICU serta bagaimana serah terimanya?2. Cairan apa yang harus diberikan pada kasus?bagaimana peran perawat untuk menangani korban pada kasus?a. Pemberi Asuhan KeperawatanPeran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.b. Advokat Klien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.c. EdukatorPeran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.d. Koordinatorperan ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.e. KolaboratorPeran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.f. Konsultan Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.g. Peneliti / PembaharuPeran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

3. Penyakit apakah yang dialami pasien dan jelaskan?Syok sepsis, Syok merupakan keadaan dimana terjadi gangguan sirkulasi yang menyebabkan perfusi jaringan menjadi tidak adekuat sehingga mengganggu metabolisme sel/jaringan. Syok septikmerupakan keadaan dimana terjadi penurunan tekanan darah (sistolik < 90mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik > 40mmHg) disertai tanda kegagalan sirkulasi, meski telah dilakukan resusitasi secara adekuat atau perlu vasopressor untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ (Chen dan Pohan, 2007). Dari gelaja klinis tidak spesifik, biasanya didahulukan demam, mengigil dan gejala konsitutuif seperti lemah, malaise, gelisah atau bingung. Tempat infeksi paling sering: paru, tractus digestifus, traktus urinarius, kulit, jaringan lunak, dan saraf pusat. Gejala sepsis akan menjadi lebih berat pada penderita usia lanjut, penderita diabetes, kanker, gagal organ utama dan pasien denagn granulositopenia.Tanda-tanda MODS dengan terjadinya komplikasi adalah a) sindrome distres pernafasan pada dewasa, b) koagulasi intravaskuler, c)gagal ginjal akut, d)gagal hati, e)disfungsi sistem saraf pusat, f) gagal jantung, g)kematian. (hermawan, 2007)4. Apakah penangan pada kasus?5. Apakah diagnosa dan ASKEP pada kasus?6. Apakah hasil intrepetasi dari data yang ada dikasus dan bagaimana hasil tes analisis gas darah(asidosis atau alkalosis)? 7. Apakah riwayat penyakit dahulu juga dapat menyebabkan syok?8. Kenapa dilakukan pemeriksaan urin lengkap? Apakah ada hubungan nya dengan riwayat DM?9. Apakah fungsi dari humulin, dobutamin, noradrenalin, omeproazole, meroponem, ca glukonat, Kcl dan kenapa diberikan obat tersebut? Dobutamin (dobutrex): suatu obat simpatomimetik dengan kerja beta1 adrenergik. Efek beta1 termasuk meningkatkan kekuatan kontraksi miokardium(efek inotropik positif) dan meningkatkan denyut jantung(efek kronotropik positif). Dobutamin merupakan indikasi pada keadaan syok apabila ingin didapat perbaikan curah jantung dan kemampuan kerja jantung secara menyeluruh. Tekanan darah hanya meningkat melalui peningkatan curah jantung, dobutamintidka memiliki efek vasokontriksi. Biasanya dosis IV bervariasi dari 2,5-20mg/kg/menit diberi melalui pompa infus volumetrik untuk mendapatkan dosis yang tepat. Noradrenalin atau norepinefrin adalah neurotransmitter yang dilepaskan oleh sel-sel saraf. Struktur kimianya serta fungsinya hampir sama dengan adrenalin. Hal ini meningkatkan tekanan darah dengan konstriksi pembuluh darah. Tindakan ini menormalkan detak jantung karena yang bernapas menjadi lebih dalam dan normal. Kekurangan noradrenalin dapat menyebabkan kelelahan, kelelahan, kelesuan dan sullenness. Tujuan utama dari Noradrenalin adalah untuk menormalkan yang mengancam tekanan darah rendah (hipotensi akut) Omeprazole adalah obat yang mampu menurunkan kadar asam yang diproduksi di dalam lambung. Obat yang masuk ke dalam jenis penghambat pompa proton ini mengobati beberapa kondisi, yaitu nyeri ulu hati, penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD), dan infeksi H. Pylori yang menyebabkan tukak lambung. Selain itu, omeprazole juga dapat digunakan untuk mengobati sindrom Zollinger-Elision. Meropenem adalah Pengobatan pneumonia termasuk nosokomial; ISK; infeksi intra abdomen; infeksi ginekologi (termasuk endometritis), infeksi kulit dan struktur kulit; meningitis; septikemia; terapi empirik untuk infeksi pada pasien dewasa dengan febril neutropenik. Terapi untuk infeksi polimikrobial Kalsium glukonas diberikan untuk terapi hipokalsemi dan hiperkalemi. Kalsium glukonas bila diberikan secara IV (intra vena) harus diberikan secra pelan. Pemberian secara cepat akan mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah, penurunan tekanan darah, bradikardi dan aritmia jantung, bahkan dapat menimbulkan cardiac arrest. Oleh karenanya pemberian per IV baik secara bolus maupun continuous perlu monitoring tekanan darah dan nadi. Reaksi ini disebabkan penurunan kalium secara derastis dalam waktu yang cepat. Penurunan kalium akan mengakibatkan penurunan kontraktilitas sel otot-otot, termasuk sel otot jantung. Sehingga mengakibatkan penurunan nadi dan vasodilatasi pembuluh darah. Sebagaimana juga sebaliknya, kenikan kalium kan meningkatkan heart rate dan mengakibatkan cardiac arrest. Senyawa ini berperan dalam sejumlah proses fisiologi yang penting, seperti menjaga tonisitas intraseluler ;dan transportasi natrium ke dalam sel membran, metabolisme seluler, transmisi impuls syaraf, kontraksi jantung, keseimbangan asam basa dan menjaga fungsi normal ginjal. ;Nilai normal kalium serum dari 3.5 to 5 mEq/L. Suplemen kalium digunakan untuk pencegahan atau pengobatan pada kekurangan kalium10. Nilai normal darah lengkap elektrolit? Ada ditulisan11. Manakah prioritas pemeriksaan/tindakan apa yang pertama dilakukan?PenatalaksanaanTiga prioritas utama dalam penatalaksanaan sepsis:1. Stabilisasi pasien langsung Pasien dengan sepsis berat harus dimasukkan dalam ICU. Tanda vital pasien harus dipantau. Pertahankan curah jantung dan ventilasi yang memadai dengan obat. Pertimbangkan dialisis untuk membantu fungsi ginjal. Pertahankan tekanan darah arteri pada pasien hipotensif dengan obat vasoaktif, misal dopamin, dobutamin, dan norepinefrin.2. Darah harus cepat dibersihkan dari mikroorganisme Perlu segera perawatan empirik dengan antimikrobial, yang jika diberikan secara dini dapat menurunkan perkembangan syok dan angka mortalitas. Setelah sampel didapatkan dari pasien, diperlukan regimen antimikrobial dengan spektrum aktivitas luas. Bila telah ditemukan penyebab pasti, maka antimikrobial diganti sesuai dengan agen penyebab sepsis tersebut (Hermawan, 2007).Sebelum ada hasil kultur darah, diberikan kombinasi antibiotik yang kuat, misalnya antara golongan penisilin/penicillinase-resistant penicillin dengan gentamisin.12. Bagaimanakah peran perawat untuk memenuhi sisi spiritualnya?

HB (HEMOGLOBIN)Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh kadar Hemoglobin.Nilai normal Hb :Wanita12-16 gr/dL

Pria14-18 gr/dL

Anak10-16 gr/dL

Bayi baru lahir12-24gr/dL

Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat antiradang).Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun (COPD), gagal jantung kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan Hb yaitu metildopa (salah satu jenis obat darah tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulitTROMBOSIT (PLATELET)Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan.Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi terjadi perdarahan dan hambatan perm- bekuan darah. Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.ooo/Mel darah. Biasanya dikaitkan dengan penyakit demam berdarah.HEMATOKRIT (HMT)Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan jumlah cairan darah. Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah makin kental. Hal ini terjadi karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke luar dari pembuluh darah sementara jumlah zat padat tetap, maka darah menjadi lebih kental.Diagnosa DBD (Demam Berdarah Dengue) diperkuat dengan nilai HMT > 20 %.Nilai normal HMT :Anak33 -38%

Pria dewasa40 48 %

Wanita dewasa37 43 %

Penurunan HMT terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut (kehilangan darah secara mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia, gagalginjal kronik, mainutrisi, kekurangan vitamin B dan C, kehamilan, ulkuspeptikum (penyakit tukak lambung).Peningkatan HMT terjadi pada dehidrasi, diare berat,eklampsia (komplikasi pada kehamilan), efek pembedahan, dan luka bakar, dan Iain-Iain.LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.Nilai normal :Bayi baru lahir9000 -30.000 /mm3

Bayi/anak9000 12.000/mm3

Dewasa4000-10.000/mm3

Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin, prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain.Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan, terutama asetaminofen (parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika oral, antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide (obat anti infeksi terutama yang disebabkan oleh bakter).

Sepsis dan Syok SeptikDefinisiSystemic inflammatory response syndromeadalah pasien yang memiliki dua atau lebih dari kriteria berikut:1. Suhu > 38C atau < 36C2. Denyut jantung >90 denyut/menit3. Respirasi >20/menit atau PaCO2< 32 mmHg4. Hitung leukosit > 12.000/mm3atau >10% sel imaturSepsis adalah SIRS ditambah tempat infeksi yang diketahui. Meskipun SIRS, sepsis dan syok sepsis biasanya berhubungan dengan infeksi bakteri, tidak harus terdapat bakteriemia.Sepsis berat adalah sepsis yang berkaitan dengan disfungsi organ, kelainan hipoperfusi, atau hipotensi. Kelainan hipoperfusi meliputi:1. Asidosis laktat2. Oliguria3. Atau perubahan akut pada status mentalTerdapat beberapa kriteria diagnostik baru untuk sepsis, diantaranya memasukkan pertanda biomolekuler yaitu procalcitonin (PCT) dan C-reactive protein, sebagai langkah awal dalam diagnosis sepsis.(Hermawan, 2007).Syok merupakan keadaan dimana terjadi gangguan sirkulasi yang menyebabkan perfusi jaringan menjadi tidak adekuat sehingga mengganggu metabolisme sel/jaringan.Syok septikmerupakan keadaan dimana terjadi penurunan tekanan darah (sistolik < 90mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik > 40mmHg) disertai tanda kegagalan sirkulasi, meski telah dilakukan resusitasi secara adekuat atau perlu vasopressor untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ (Chen dan Pohan, 2007).

EtiologiPenyebab terbesar adalah bakteri gram negatif. Produk yang berperan penting terhadap sepsis adalah lipopolisakarida (LPS), yang merupakan komponen terluar dari bakteri gram negatif. LPS merupakan penyebab sepsis terbanyak, dapat langsung mengaktifkan sistem imun seluler dan humoral, yang dapat menimbulkan gejala septikemia. LPS tidak toksik, namun merangsang pengeluaran mediator inflamasi yang bertanggung jawab terhadap sepsis. Bakteri gram positif, jamur, dan virus, dapat juga menyebabkan sepsis dengan prosentase yang lebih sedikit. Peptidoglikan yang merupakan komponen dinding sel dair semua kuman, dapat menyebabkan agregasi trombosit. Eksotoksin dapat merusak integritas membran sel imun secara langsung (Hermawan, 2007).

PatogenesisSepsis melibatkan berbagai mediator inflamasi termasuk berbagai sitokin. Sitokin proinflamasi dan antiinflamasi terlibat dalam patogenesis sepsis. Termasuk sitokin proinflamasi adalah TNF, IL-1, interferon (IFN-) yang membantu sel menghancurkan mikroorganisme yang menginfeksi. Termasuk sitokin antiinflamasi adalah interleukin 1 reseptor antagonis (IL-1ra), IL-4, IL-10, yang bertugas untuk memodulasi, koordinasi atau represi terhadap respon yang berlebihan. Apabila terjadi ketidakseimbangan kerja sitokin proinflamasi dengan antiinflamasi, maka menimbulkan kerugian bagi tubuh.Endotoksin dapat secara langsung dengan LPS dan bersama-sama membentuk LPSab (Lipo Poli Sakarida antibodi). LPSab dalam serum penderita kemudian dengan perantara reseptor CD14+ akan bereaksi dengan makrofag, dan kemudian makrofag mengekspresikan imunomodulator. Hal ini terjadi apabila mikroba yang menginfeksi adalah bakteri gram negatif yang mempunyai LPS pada dindingnya.Eksotoksin, virus dan parasit yang merupakan superantigen setelah difagosit oleh monosit atau makrofag yang berperan sebagaiAntigen Presenting Cell(APC), kemudian ditampilkan dalam APC. Antigen ini membawa muatan polipeptida spesifik yang berasal dariMajor Histocompatibility Complex(MHC). Antigen yang bermuatan pada peptida MHC kelas II akan berikatan dengan CD4+ (limfosit Th1 dan Th2) dengan perantaraan TCR (T cell receptor).Limfosit T kemudian akan mengeluarkan substansi dari Th1 yang berfungsi sebagai immunomodulator yaitu: IFN-, IL-2 dan M-CSF (Macrophage Colony stimulating factor). Limfosit Th2 akan mengekspresikan IL-4, IL-5, IL-6, dan IL-10. IFN- merangsang makrofag mengeluarkan IL-1 dan TNF-. IFN-, IL-1 dan TNF- merupakan sitokin proinflamasi, pada sepsis terdapat peningkatan kadar IL-1 dan TNF- dalam serum penderita. Sitokin IL-2 dan TNF- selain merupakan reaksi sepsis, dapat merusakkan endotel pembuluh darah, yang mekanismenya sampai saat ini belum jelas. IL-1 sebagai imunoregulator utama juga mempunyai efek pada sel endotel, termasuk pembentukan prostaglandin E2 (PG-E2) dan merangsang ekspresiintercellular adhesion molecule-1(ICAM-1). Dengan adanya ICAM-1 menyebabkan neutrofil yang telah tersensitisasi olehgranulocyte-macrophage colony stimulating factor(GM-CSF) akan mudah mengadakan adhesi. Interaksi neutrofil dengan endotel terdiri dari 3 langkah, yaitu:1. Bergulirnya neutrofil P dan E selektin yang dikeluarkan oleh endotel dan L-selektin neutrofil dala mengikat ligan respektif2. Merupakan langkah yang sangat penting, adhesi dan aktivasi neutrofil yang mengikat intergretin CD-11 atau CD-18, yang melekatkan neutrofil pada endotel dengan molekul adhesi (ICAM) yang dihasilkan oleh endotel3. Transmigrasi neutrofil menembus dinding endotel.Neutrofil yang beradhesi dengan endotel akan mengeluarkan lisozyme yang melisiskan dinding endotel, akibatnya endotel terbuka. Neutrofil juga termasuk radikal bebas yang mempengaruhi oksigenasi pada mitokondria dan siklus GMPs, sehingga akibatnya endotel menjadi nekrosis, dan rusak. Kerusakan endotel tersebut menyebabkan vascular leak, sehingga menyebabkan kerusakan organ multipel. Pendapat lain yang memperkuat pendapat tersebut bahwa kelainan organ multipel disebabkan karena trombosis dan koagulasi dalam pembuluh darah kecil sehingga terjadi syok septik yang berakhir dengan kematian.Untuk mencegah terjadinya sepsis yang berkelanjutan, Th2 mengekspresikan IL-10 sebagai sitokin antiinflamasi yang akan menghambat ekspresi IFN-, TNF- dan fungsi APC. IL-10 juga memperbaiki jaringan yang rusak akibat peradangan. Apabila IL-10 meningkat lebih tinggi, maka kemungkinan kejadian syok septik pada sepsis dapat dicegah.(Hermawan, 2007).

Patofisiologi Syok SeptikEndotoksin yang dilepaskan oleh mikroba akan menyebabkan proses inflamasi yang melibatkan berbagai mediator inflamasi, yaitu sitokin, neutrofil, komplemen, NO, dan berbagai mediator lain. Proses inflamasi pada sepsis merupakan proses homeostasis dimana terjadi keseimbangan antara inflamasi dan antiinflamasi. Bila proses inflamasi melebihi kemampuan homeostasis, maka terjadi proses inflamasi yang maladaptif, sehingga terjadi berbagai proses inflamasi yang destruktif, kemudian menimbulkan gangguan pada tingkat sesluler pada berbagai organ.Terjadi disfungsi endotel, vasodilatasi akibat pengaruh NO yang menyebabkan maldistribusi volume darah sehingga terjadi hipoperfusi jaringan dan syok. Pengaruh mediator juga menyebabkan disfungsi miokard sehingga terjadi penurunan curah jantung.Lanjutan proses inflamasi menyebabkan gangguan fungsi berbagai organ yang dikenal sebagai disfungsi/gagal organ multipel (MODS/MOF). Proses MOF merupakan kerusakan pada tingkat seluler (termasuk difungsi endotel), gangguan perfusi jaringan, iskemia reperfusi, dan mikrotrombus. Berbagai faktor lain yang diperkirakan turut berperan adalah terdapatnya faktor humoral dalam sirkulasi (myocardial depressant substance), malnutrisi kalori protein, translokasi toksin bakteri, gangguan pada eritrosit, dan efek samping dari terapi yang diberikan (Chen dan Pohan, 2007).

Gejala Klinis SepsisTidak spesifik, biasanya didahului demam, menggigil, dan gejala konsitutif seperti lemah, malaise, gelisah atau kebingungan. Tempat infeksi yang paling sering: paru, tractus digestivus, tractus urinarius, kulit, jaringan lunak, dan saraf pusat. Gejala sepsis akan menjadi lebih berat pada penderita usia lanjut, penderita diabetes, kanker, gagal organ utama, dan pasien dengan granulositopenia.Tanda-tanda MODS dengan terjadinya komplikasi:1. Sindrom distress pernapasan pada dewasa2. Koagulasi intravaskular3. Gagal ginjal akut4. Perdarahan usus5. Gagal hati6. Disfungsi sistem saraf pusat7. Gagal jantung8. Kematian(Hermawan, 2007).

DiagnosisRiwayatMenentukan apakah infeksi berasal dari komunitas atau nosokomial, dan apakah pasien immunocompromise. Beberapa tanda terjadinya sepsis meliputi:1. Demam atau tanda yang tidak terjelaskan disertai keganasan atau instrumentasi2. Hipotensi, oliguria, atau anuria3. Takipnea atau hiperpnea, hipotermia tanpa penyebab yang jelas4. PerdarahanPemeriksaan FisikPemeriksaan fisik diperlukan untuk mencari lokasi dan penyebab infeksi dan inflamasi yang terjadi, misalnya pada dugaan infeksi pelvis, dilakukan pemeriksaan rektum, pelvis, dan genital.LaboratoriumHitung darah lengkap, dengan hitung diferensial, urinalisis, gambaran koagulasi, urea darah, nitrogen, kreatinin, elektrolit, uji fungsi hati, kadar asam laktat, gas darah arteri, elektrokardiogram, dan rontgen dada. Biakan darah, sputum, urin, dan tempat lain yang terinfeksi harus dilakukan.Temuan awal lain: Leukositosis dengan shift kiri, trombositopenia, hiperbilirubinemia, dan proteinuria. Dapat terjadi leukopenia. Adanya hiperventilasi menimbulkan alkalosis respiratorik. Penderita diabetes dapat mengalami hiperglikemia. Lipida serum meningkat.Selanjutnya, trombositopenia memburuk disertai perpanjangan waktu trombin, penurunan fibrinogen, dan keberadaan D-dimer yang menunjukkan DIC. Azotemia dan hiperbilirubinemia lebih dominan. Aminotransferase meningkat. Bila otot pernapasan lelah, terjadi akumulasi laktat serum. Asidosis metabolik terjadi setelah alkalosis respiratorik. Hiperglikemia diabetik dapat menimbulkan ketoasidosis yang memperburuk hipotensi.(Hermawan, 2007).

PenatalaksanaanTiga prioritas utama dalam penatalaksanaan sepsis:1. Stabilisasi pasien langsungPasien dengan sepsis berat harus dimasukkan dalam ICU. Tanda vital pasien harus dipantau. Pertahankan curah jantung dan ventilasi yang memadai dengan obat. Pertimbangkan dialisis untuk membantu fungsi ginjal. Pertahankan tekanan darah arteri pada pasien hipotensif dengan obat vasoaktif, misal dopamin, dobutamin, dan norepinefrin.2. Darah harus cepat dibersihkan dari mikroorganismePerlu segera perawatan empirik dengan antimikrobial, yang jika diberikan secara dini dapat menurunkan perkembangan syok dan angka mortalitas. Setelah sampel didapatkan dari pasien, diperlukan regimen antimikrobial dengan spektrum aktivitas luas. Bila telah ditemukan penyebab pasti, maka antimikrobial diganti sesuai dengan agen penyebab sepsis tersebut (Hermawan, 2007).Sebelum ada hasil kultur darah, diberikan kombinasi antibiotik yang kuat, misalnya antara golongan penisilin/penicillinaseresistant penicillin dengan gentamisin.A. Golongan penicillin- Procain penicillin 50.000 IU/kgBB/hari im, dibagi dua dosis- Ampicillin 4-6 x 1 gram/hari iv selama 7-10 hariB. Golongan penicillinaseresistant penicillin- Kloksasilin (Cloxacillin Orbenin) 41 gram/hari iv selama 7-10 hari sering dikombinasikan dengan ampisilin), dalam hal ini masing-masing dosis obat diturunkan setengahnya, atau menggunakan preparat kombinasi yang sudah ada (Ampiclox 4 x 1 gram/hari iv).- Metisilin 4-6 x 1 gram/hari iv selama 7-14 hari.C. GentamycinGaramycin, 5 mg/kgBB/hari dibagi tiga dosis im selama 7 hari, hati-hati terhadap efek nefrotoksiknya.Bila hasil kultur dan resistensi darah telah ada, pengobatan disesuaikan. Beberapa bakteri gram negatif yang sering menyebabkan sepsis dan antibiotik yang dianjurkan:BakteriAntibiotikDosis

Escherichia coliAmpisilin/sefalotin- Sefalotin: 1-2 gram tiap 4-6 jam, biasanya dilarutkan dalam 50-100 ml cairan, diberikan per drip dalam 20-30 menit untuk menghindari flebitis.- Kloramfenikol: 6 x 0,5 g/hari iv- Klindamisin: 4 x 0,5 g/hari iv

Klebsiella, EnterobacterGentamisin

Proteus mirabilisAmpisilin/sefalotin

Pr. rettgeri, Pr. morgagni, Pr. vulgarisGentamisin

Mima-HerelleaGentamisin

PseudomonasGentamisin

BacteroidesKloramfenikol/klindamisin

(Purwadianto dan Sampurna, 2000).1. Fokus infeksi awal harus diobatiHilangkan benda asing. Salurkan eksudat purulen, khususnya untuk infeksi anaerobik. Angkat organ yang terinfeksi, hilangkan atau potong jaringan yang gangren (Hermawan, 2007).

Penatalaksanaan Syok SeptikPenatalaksanaan hipotensi dan syok septik merupakan tindakan resusitasi yang perlu dilakukan sesegera mungkin. Resusitasi dilakukan secara intensif dalam 6 jam pertama, dimulai sejak pasien tiba di unit gawat darurat. Tindakan mencakup airway: a) breathing; b) circulation; c) oksigenasi, terapi cairan, vasopresor/inotropik, dan transfusi bila diperlukan. Pemantauan dengan kateter vena sentral sebaiknya dilakukan untuk mencapai tekanan vena sentral (CVP) 8-12 mmHg, tekanan arteri rata-rata (MAP)>65 mmHg dan produksi urin >0,5 ml/kgBB/jam.1. OksigenasiHipoksemia dan hipoksia pada sepsis dapat terjadi sebagai akibat disfungsi atau kegagalan sistem respirasi karena gangguan ventilasi maupun perfusi. Transpor oksigen ke jaringan juga dapat terganggu akibat keadaan hipovolemik dan disfungsi miokard menyebabkan penurunan curah jantung. Kadar hemoglobin yang rendah akibat perdarahan menyebabkan daya angkut oleh eritrosit menurun. Transpor oksigen ke jaringan dipengaruhi juga oleh gangguan perfusi akibat disfungsi vaskuler, mikrotrombus dan gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan yang mengalami iskemia.Oksigenasi bertujuan mengatasi hipoksia dengan upaya meningkatkan saturasi oksigen di darah, meningkatkan transpor oksigen dan memperbaiki utilisasi oksigen di jaringan.2. Terapi cairanHipovolemia pada sepsis perlu segera diatasi dengan pemberian cairan baik kristaloid maupun koloid. Volume cairan yang diberikan perlu dimonitor kecukupannya agar tidak kurang ataupun berlebih. Secara klinis respon terhadap pemberian cairan dapat terlihat dari peningkatan tekanan darah, penurunan ferkuensi jantung, kecukupan isi nadi, perabaan kulit dan ekstremitas, produksi urin, dan membaiknya penurunan kesadaran. Perlu diperhatikan tanda kelebihan cairan berupa peningkatan tekanan vena jugular, ronki, gallop S3, dan penurunan saturasi oksigen.Pada keadaan serum albumin yang rendah (< 2 g/dl) disertai tekanan hidrostatik melebihi tekanan onkotik plasma, koreksi albumin perlu diberikan. Transfusi eritrosit (PRC) perlu diberikan pada keadaan perdarahan aktif, atau bila kadar Hb rendah pada keadaan tertentu misalnya iskemia miokardial dan renjatan septik. Kadar Hb yang akan dicapai pada sepsis dipertahankan pada 8-10 g/dl.3. Vasopresor dan inotropikVasopresor sebaiknya diberikan setelah keadaan hipovolemik teratasi dengan pemberian cairan secara adekuat, tetapi pasien masih mengalami hipotensi. Terapi vasopresor diberikan mulai dosis rendah secara titrasi untuk mencapai MAP 60 mmHg, atau tekanan sistolik 90 mmHg. Untuk vasopresor dapat digunakan dopamin dengan dosis >8 mcg/kg/menit, norepinefrin 0,03-1,5 mcg/kg/menit, fenileferin 0,5-8 mcg/kg/menit atau epinefrin 0,1-0,5 mcg/kg/menit. Inotropik yang dapat digunakan adalah dobutamin dosis 2-28 mcg/kg/menit, dopamin 3-8 mc/kg/menit, epinefrin 0,1-0,5 mcg/kg/menit atau inhibitor fosfodiesterase (amrinon dan milrinon).4. BikarbonatSecara empirik, bikarbonat dapat diberikan bila pH