35
TUTORIAL “FURUNKEL” KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA RUMAH SAKIT BETHESDA D.I. YOGYAKARTA PERIODE 27 JULI 2015 - 22 AGUSTUS 2015 Pembimbing: dr. Gabriel Erny Widyawati, Sp.KK, M.kes Tanda tangan ............... ............... ........ Raymond Efraim Ngkale (41090014) 1

Tutorial Klinik Casava on Fire

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kulit dan Kelamin

Citation preview

Page 1: Tutorial Klinik Casava on Fire

TUTORIAL

“FURUNKEL”

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

RUMAH SAKIT BETHESDA

D.I. YOGYAKARTA

PERIODE 27 JULI 2015 - 22 AGUSTUS 2015

Pembimbing: dr. Gabriel Erny Widyawati, Sp.KK, M.kesTanda tangan

......................................

Raymond Efraim Ngkale (41090014)

Anita Sari (

Rahel Cinthia (

1

Page 2: Tutorial Klinik Casava on Fire

Anamnesis

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Status Marital :

Keluhan Utama

Luka pada kaki Kanan

Riwayat Penyakit Sekarang

Terdapat Luka Di kaki kanan pasien sudah sejak 3 hari yang lalu. Luka muncul

karena terbentur rak sepatu. Luka awalnya hanya kecil tapi lama-lama membesar.

Luka terasa nyeri dan berdenyut Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa gatal,

tidak terasa panas.

Kadang keluar cairan dari luka yang berwarna kekuningan. Luka menetap dan

tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Tidak ada Keluhan demam.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa -

Hipertensi (-), DM (-), asma (-), penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-), riwayat

operasi (-)

2

Page 3: Tutorial Klinik Casava on Fire

Riwayat Keluarga

Angota keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa

Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-)

Riwayat Alergi

Makanan : -

Obat : Ampisilin

Riwayat Pengobatan

Hidrokortison Topikal à tidak ada perbaikan

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Differential Diagnosis

Working Diagnosis

Terapi

Edukasi

3

Page 4: Tutorial Klinik Casava on Fire

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

I. Pendahuluan

Furunkel merupakan salah satu bentuk dari pioderma yang sering

dijumpai, dan penyakit ini sangat erat hubungannya dengan keadaan sosial-

ekonomi. Secara umum penyebab furunkel adalah kuman gram positif, yaitu

Stafilokokus dan Streptokokus. Furunkel dapat disebabkan juga oleh kuman gram

negatif, misalnya Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis,

Escherichia coli, dan Klebsiella.1,2

Furunkel dapat terjadi di seluruh bagian tubuh, predileksi terbesar penyakit

ini pada wajah, leher, ketiak, pantat atau paha. Setiap orang memiliki potensi

terkena penyakit ini, namun beberapa orang dengan penyakit diabetes, sistem

imun yang lemah, jerawat atau problem kulit lainnya memiliki resiko lebih tinggi.

Gambaran klinis penyakit ini adalah timbulnya nodul kemerahan berisi pus, panas

dan nyeri. Diagnosis furunkel dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis

yang dikonfirmasi dengan pewarnaan gram dan kultur bakteri.3

Furunkel dapat menimbulkan komplikasi yang cukup serius. Masuknya

Staphylococcus aureus ke dalam aliran darah menimbulkan bakteremia.

Bakteremia Staphylococcus aureus dapat mengakibatkan infeksi pada organ lain

atau yang dikenal infeksi metastasis sep. Pada tahap akhir, mengakibatkan sepsis

yang dapat mrti osteomielitis, akut endokarditis, dan abses otak. Manipulasi pada

lesi akan mempermudah menyebarnya infeksi melalui aliran darah. Tetapi,

komplikasi tersebut jarang terjadi. 3

4

Page 5: Tutorial Klinik Casava on Fire

Penatalaksanaan furunkel meliputi pengobatan topikal, sistemik, dan

pengobatan penyakit yang mendasari. Umumnya penderita sembuh dengan terapi

adekuat tersebut, namun ada beberapa penderita yang mengalami rekurensi yang

membutuhkan evaluasi dan penanganan lebih lanjut.3

II. Definisi

Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan subkutan

sekitarnya. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat. Jika lebih dari

satu tempat disebut furunkulosis. Furunkulosis dapat disebabkan oleh berbagai

faktor antara lain akibat iritasi, kebersihan yang kurang, dan daya tahan tubuh

yang kurang. Infeksi dimulai dengan adanya peradangan pada folikel rambut di

kulit (folikulitis), kemudian menyebar kejaringan sekitarnya.1,3 Karbunkel adalah

satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh Staphylococcus

aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan

dibawahnya termasuk lemak bawah kulit.4

Gambar 1. Furunkel. 5

5

Page 6: Tutorial Klinik Casava on Fire

Gambar 2. Furunkulosis. 6

Gambar 3. Karbunkel 3

III. Sinonim

Furunkel dapat disebut juga sebagai bisul.3

IV. Epidemiologi

Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat data spesifik

yang menunjukkan prevalensi furunkel. Furunkel umumnya terjadi pada anak-

anak, remaja sampai dewasa muda frekuensi terjadinya antara pria dan wanita.2

6

Page 7: Tutorial Klinik Casava on Fire

V. Etiologi

Permukaan kulit normal atau sehat dapat dirusak oleh karena iritasi,

tekanan, gesekan, hiperhidrosis, dermatitis, dermatofitosis, dan beberapa faktor

yang lain, sehingga kerusakan dari kulit tersebut dipakai sebagai jalan masuknya

Staphylococcus aureus maupun bakteri penyebab lainnya. Penularannya dapat

melalui kontak atau auto inokulasi dari lesi penderita. Furunkulosis dapat menjadi

kelainan sistemik karena faktor predisposisi antara lain, alcohol, malnutrisi,

diskrasia darah, iatrogenic atau keadaan imunosupresi termasuk AIDS dan

diabetes mellitus.3

VI. Patogenesis

Kulit memiliki flora normal, salah satunya S.aureus yang merupakan flora

residen pada permukaan kulit dan kadang-kadang pada tenggorokan dan saluran

hidung. Predileksi terbesar penyakit ini pada wajah, leher, ketiak, pantat atau

paha. Bakteri tersebut masuk melalui luka, goresan, robekan dan iritasi pada kulit.

Selanjutnya, bakteri tersebut berkolonisasi di jaringan kulit. Respon primer host

terhadap infeksi S.aureus adalah pengerahan sel PMN ke tempat masuk kuman

tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ke tempat infeksi

oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokin

TNF (tumor necrosis factor) dan interleukin (IL) 1 dan 6 yang dikeluarkan oleh

sel endotel dan makrofag yang teraktivasi. Hal tersebut menimbulkan inflamasi

dan pada akhirnya membentuk pus yang terdiri dari sel darah putih, bakteri dan

sel kulit yang mati. 3

Didapatkan keluhan utama dan keluhan tambahan pada perjalanan dari

penyakit furunkel. Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam waktu singkat

7

Page 8: Tutorial Klinik Casava on Fire

membesar kemudian membentuk nodula eritematosa berbentuk kerucut.

Kemudian pada tempat rambut keluar tampak bintik-bintik putih sebagai mata

bisul. Nodus tadi akan melunak (supurasi) menjadi abses yang akan memecah

melalui lokus minoris resistensi yaitu di muara folikel, sehingga rambut menjadi

rontok atau terlepas. Jaringan nekrotik keluar sebagai pus dan terbentuk fistel.

Karena adanya mikrolesi baik karena garukan atau gesekan baju, maka kuman

masuk ke dalam kulit. Beberapa faktor eksogen yang mempengaruhi timbulnya

furunkel yaitu, musim panas (karena produksi keringat berlebih), kebersihan dan

hygiene yang kurang, lingkungan yang kurang bersih. Sedangkan faktor endogen

yang mempengaruhi timbulnya furunkel yaitu, diabetes, obesitas, hiperhidrosis,

anemia, dan stres emosional.2

Gambar 4. Klasifikasi dari infeksi bakterial pada folikel rambut

VII. Gejala Klinis

Mula-mula nodul kecil yang mengalami keradangan pada folikel rambut,

kemudian menjadi pustule dan mengalami nekrosis dan menyembuh setelah pus

keluar dengan meninggalkan sikatriks. Awal juga dapat berupa macula

8

Page 9: Tutorial Klinik Casava on Fire

eritematosa lentikular setempat, kemudian menjadi nodula lentikular setempat,

kemudian menjadi nodula lentikuler-numular berbentuk kerucut.4

Nyeri terjadi terutama pada furunkel yang akut, besar, dan lokasinya di

hidung dan lubang telinga luar. Bisa timbul gejala kostitusional yang sedang,

seperti panas badan, malaise, mual. Furunkel dapat timbul di banyak tempat dan

dapat sering kambuh. Predileksi dari furunkel yaitu pada muka, leher, lengan,

pergelangan tangan, jari-jari tangan, pantat, dan daerah anogenital.7,8

Gambar 5. Furunkel pada belakang telinga. 9

VIII. Diagnosa

Diagnosa dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan klinis,

pemeriksaan bakteriologi dari sekret.2

a. Anamnesa

Penderita datang dengan keluhan terdapat nodul yang nyeri. Ukuran nodul

tersebut meningkat dalam beberapa hari. Beberapa pasien mengeluh demam dan

malaise.4

b. Pemeriksaan Fisik

Terdapat nodul berwarna merah, hangat dan berisi pus. Supurasi terjadi

setelah kira-kira 5-7 hari dan pus dikeluarkan melalui saluran keluar tunggal

9

Page 10: Tutorial Klinik Casava on Fire

(single follicular orifices). Furunkel yang pecah dan kering kemudian membentuk

lubang yang kuning keabuan ireguler pada bagian tengah dan sembuh perlahan

dengan granulasi.8

c. Pemeriksaan Penunjang

Furunkel biasanya menunjukkan leukositosis. Pemeriksaan histologis dari

furunkel menunjukkan proses inflamasi dengan PMN yang banyak di dermis dan

lemak subkutan. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang

dikonfirmasi dengan pewarnaan gram dan kultur bakteri. Pewarnaan gram

S.aureus akan menunjukkan sekelompok kokus berwarna ungu (gram positif)

bergerombol seperti anggur, dan tidak bergerak. Kultur pada medium agar MSA

(Manitot Salt Agar) selektif untuk S.aureus. Bakteri ini dapat memfermentasikan

manitol sehingga terjadi perubahan medium agar dari warna merah menjadi

kuning. Kultur S. aureus pada agar darah menghasilkan koloni bakteri yang lebar

(6-8 mm), permukaan halus, sedikit cembung, dan warna kuning keemasan. Uji

sensitivitas antibiotik diperlukan untuk penggunaan antibiotik secara tepat.3

Gambar 6. Gambaran Mikroskopik S.aureus dengan Pengecatan Gram.

10

Page 11: Tutorial Klinik Casava on Fire

Gambar 7. Hasil Kultur S. aureus dalam Medium MSA.

Gambar 8. Hasil Kultur S.aureus dalam Medium Agar Darah

11

Page 12: Tutorial Klinik Casava on Fire

IX. Diagnosa Banding

a. Kista Epidermal

Diagnosa banding yang paling utama dari furunkel adalah kista epidermal

yang mengalami inflamasi. Kista epidermal yang mengalami inflamasi dapat

dengan tiba-tiba menjadi merah, nyeri tekan dan ukurannya bertambah dalam satu

atau beberapa hari sehingga dapat menjadi diagnosa banding furunkel. Diagnosa

banding ini dapat disingkirkan berdasarkan terdapatnya riwayat kista sebelumnya

pada tempat yang sama, terdapatnya orificium kista yang terlihat jelas dan

penekanan lesi tersebut akan mengeluarkan masa seperti keju yang berbau tidak

sedap sedangkan pada furunkel mengeluarkan material purulen.6

b. Hidradenitis Suppurativa

Hidradenitis suppurativa (apokrinitis) sering membuat salah diagnosis

furunkel. Berbeda dengan furunkel, penyakit ini ditandai oleh abses steril dan

sering berulang. Selain itu, daerah predileksinya berbeda dengan furunkel yaitu

pada aksila, lipat paha, pantat atau dibawah payudara. Adanya jaringan parut yang

lama, adanya saluran sinus serta kultur bakteri yang negatif memastikan diagnosis

penyakit ini dan juga membedakannya dengan furunkel. 6

c. Sporotrikosis

Merupakan kelainan jamur sistemik, timbul benjolan-benjolan yang

berjejer sesuai dengan aliran limfe, pada perabaan terasa kenyal dan terdapat nyeri

tekan.2

d. Blastomikosis

Didapatkan benjolan multipel dengan beberapa pustula, daerah sekitarnya

melunak. 2

12

Page 13: Tutorial Klinik Casava on Fire

e. Skrofuloderma

Biasanya berbentuk lonjong, livid, dan ditemukan jembatan-jembatan kulit

(skin bridges). 2

X. Penatalaksanaan

Pada furunkel di bibir atas pipi dan karbunkel pada orang tua sebaiknya

dirawat inapkan. Pengobatan topikal, bila lesi masih basah atau kotor dikompres

dengan solusio sodium chloride 0,9%. Bila lesi telah bersih, diberi salep natrium

fusidat atau framycetine sulfat kassa steril. 2,4

Antibiotik sistemik mempercepat resolusi penyembuhan dan wajib

diberikan pada seseorang yang beresiko mengalami bakteremia. Antibiotik

diberikan selama tujuh sampai sepuluh hari. Lebih baiknya, antibiotik diberikan

sesuai dengan hasil kultur bakteri terhadap sensitivitas antibiotik.3

Tabel 1. Antibiotik Sistemik

Antimicrobial Agent Dosing (PO Unless Indicated), Usually

For 7 to 14 Days

Natural penicillins   

  Penicillin V 250–500 mg tid/qid for 10 days

  Penicillin G 600,000–1.2 million U IM qd for 7 days

  Benzathine penicillin G 600,000 U IM in children 6 years, 1.2

million units if 7 years, if compliance is a

problem

Penicillinase-resistant penicillins   

  Cloxacillin 250–500 mg (adults) qid for 10 days

13

Page 14: Tutorial Klinik Casava on Fire

  Dicloxacillin (drug of choice) 250–500 mg (adults) qid for 10 days

  Nafcillin 1.0–2.0 g IV q4h

  Oxacillin 1.0–2.0 g IV q4h

Aminopenicillins   

  Amoxicillin 500 mg tid or 875 mg q12h

  Amoxicillin plus clavulanic acid

(Betha-lactamase inhibitor)

875/125 mg bid; 20 mg/kg per day tid for 10

days

  Ampicillin 250–500 mg qid for 7–10 days

Cephalosporins   

  Cephalexin (drug of choice) 250-500 mg (adults) qid for 10 days; 40–50

mg/kg per day (children) for 10 days

  Cephradine 250–500 mg (adults) qid for 10 days; 40–50

mg/kg per day (children) for 10 days

  Cefaclor 250–500 mg q8h

  Cefprozil 250–500 mg q12h

  Cefuroxime axetil 125–500 mg q12h

  Cefixime 200–400 mg q12–24h

Erythromycin group   

  Erythromycin ethylsuccinate 250–500 mg (adults) qid for 10 days; 40

mg/kg per day (children) qid for 10 days

  Clarithromycin 500 mg bid for 10 days

  Azithromycin Azithromycin: 500 mg on day 1, then 250

14

Page 15: Tutorial Klinik Casava on Fire

mg qd days 2–5

Clindamycin  150-300 mg (adults) qid for 10 days; 15

mg/kg per day (children) qid for 10 days

Tetracylines   

  Minocycline 100 mg bid for 10 days

  Doxycycline 100 mg bid

  Tetracycline 250–500 mg qid

Miscellaneous agents   

  Trimethoprim-sulfamethoxazole 160 mg TMP + 800 mg SMX bid

  Metronidazole 500 mg qid

  Ciprofloxacin 500 mg bid for 7 days

Bila infeksi berasal dari methicillin resistent Streptococcus aureus (MRSA)

dapat diberikan vankomisin sebesar 1 gram tiap 12 jam. Pilihan lain adalah

tetrasiklin, namun obat ini berbahaya untuk anak-anak. Terapi pilihan untuk

golongan penicilinase-resistant penicillin adalah dicloxacilin Pada penderita yang

alergi terhadap penisilin dapat dipilih golongan eritromisin. Pada orang yang

alergi terhadap β-lactam antibiotic dapat diberikan vancomisin. 3

Tindakan insisi dapat dilakukan apabila telah terjadi supurasi. Higiene

kulit harus ditingkatkan. Jika masih berupa infiltrat, pengobatan topikal dapat

diberikan kompres salep iktiol 5% atau salep antibotik. Adanya penyakit yang

mendasari seperti diabetes mellitus, harus dilakukan pengobatan yang tepat dan

adekuat untuk mencegah terjadinya rekurensi.2,4

15

Page 16: Tutorial Klinik Casava on Fire

Terapi antimikrobial harus dilanjutkan sampai semua bukti inflamasi

berkurang. Lesi yang didrainase harus ditutupi untuk mencegah autoinokulasi.

Pasien dengan furunkel yang berulang memerlukan evaluasi dan penanganan lebih

komplek.2

Tabel 2. Manajemen furunkulosis atau karbunkel rekuren

● Evaluasi penyebab yang mendasari dengan teliti

- Proses sistemik

- Faktor-faktor predisposisi yang terlokalisasi spesifik: paparan zat industri (zat

kimia, minyak).

- Higiene yang buruk.

- Sumber kontak Staphylococcus: infeksi piogenik dalam keluarga, olahraga

kontak seperti gulat, autoinokulasi.

- Stahphylococcus aureus dari hidung : disini tempat dimana penyebaran

organisme ke tempat tubuh yang lain.terjadi. Frekuensi dari bawaan nasal

bervariasi : 10%-15% pada balita 1 tahun, 38% pada mahasiswa, 50% pada

dokter RS dan siswa militer.

● Perawatan kulit secara umum: tujuannya adalah mengurangi jumlah S.aureus

pada kulit. Perawatan kulit pada kedua tangan dan tubuh dengan air dan sabun

adalah penting. Sabun antimikrobial yang mengandung providone iodine atau

benzoyl peroxide atau klorheksidin 4% dapat digunakan untuk mengurangi

kolonisasi stafilokokus pada kulit.. Handuk yang terpisah harus digunakan dan

secara hati-hari dicuci dengan air panas sebelum digunakan.

● Jenis Pakaian : pakaian yang menyerap keringat, ringan dan longgar harus

digunakan sesering mungkin. Sejumlah besar stafilokokus sering berada pada

16

Page 17: Tutorial Klinik Casava on Fire

seprai dan pakaian dalam pasien dengan furunkulosis atau karbunkel dan dapat

menyebabkan reinfeksi pada pasien dan infeksi pada anggota keluarganya.

Pakaian secara terpisah dicuci dalam air hangat dan diganti tiap hari.

● Pertimbangan umum: beberapa pasien tetap memiliki siklus lesi rekuren.

Kadang-kadang, masalah dapat diperbaiki atau dihilangkan dengan menyuruh

pasien agar tidak melakukan pekerjaan rutin regular. Terutama pada individu

dengan stres emosional dan kelelahan fisik. Liburan selama beberapa minggu,

idealnya pada iklim sejuk atau kering akan membantu dengan cara menyediakan

istirahat dan juga menyisihkan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan

program perawatan kulit.

● Pertimbangkan hal yang bertujuan eliminasi S.aureus (yang `peka methicillin

maupun yang resisten methicillin) dari hidung (dan kulit) :

- Penggunaan salep lokal pada vestibulum nasalis mengurangi S.aureus pada

hidung dan secara sekunder mengurangi sekelompok organisme pada kulit,

sebuah proses yang menyebabkan furunkulosis rekuren. Pemakaian secara

intranasal dari salep mupirocin calcium 2% dalam base paraffin yang putih dan

lembut selama 5 hari dapat mengeliminasi S.aureus pada hidung sekitar 70%

pada individu yang sehat selama 3 bulan. Resistensi stafilokokus terhadap

mupirocin hanya didapatkan pada 1 dari 17 pasien. Profilaksis dengan salep

asam fusidat yang dioleskan pada hidung dua kali sehari setiap minggu keempat

pada pasien dan anggota keluarganya yang merupakan karier strain infeksius

S.aureus pada hidung (bersamaan dengan pemberian antibiotik anti-stafilokokus

peroral selama 10-14 hari pada pasien) telah terbukti dengan beberapa

keberhasilan.

17

Page 18: Tutorial Klinik Casava on Fire

- Antibiotik oral (misalnya rifampin 600 mg PO tiap hari selama 10 hari) efektif

dalam mengeradikasi S.aureus untuk kebanyakan nasal carrier selama periode

lebih dari 12 minggu. Penggunaan rifampin dalam jangka waktu tertentu untuk

mengeradikasi S.aureus pada hidung dan menghentikan siklus berkelanjutan

dari furunkulosis rekuren adalah beralasan pada pasien yang dengan pengobatan

lain gagal. Namun, strain yang resisten rifampin dapat muncul dengan cepat

pada terapi seperti itu. Penambahan obat kedua (dikloxacillin bagi S.aureus

yang peka methicillin; trimethoprim-sulfametaxole, siprofloksasin, atau

minoksiklin bagi S.aureus yang resisten methicillin) telah digunakan untuk

mengurangi resistensi rifampin dan untuk mengobati furunkulosis rekuren.

XI. Prognosis

Prognosis baik sepanjang faktor penyebab dapat dihilangkan, dan

prognosis menjadi kurang baik apabila terjadi rekurensi. Umumnya pasien

mengalami resolusi, setelah mendapatkan terapi yang tepat dan adekuat. Beberapa

pasien mengalami komplikasi bakteremia dan bermetastasis ke organ lain.

Beberapa pasien mengalami rekurensi, terutama pada penderita dengan penurunan

kekebalan tubuh.2

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A. Pioderma. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2010. hal 60.

18

Page 19: Tutorial Klinik Casava on Fire

2. Abdullah, Benny. Furunkulosis. In: Dermatologi Pengetahuan Dasar dan Kasus

di Rumah Sakit. SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSU Haji.Surabaya.

2009. hal 113-115.

3. Timothy G. Bacterial Infection. In: Fitzpatrick’s Dermatology in General

Medicine. 7th Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies.

2008. pp 1689-1702.

4. Suyoso Sunarso, dkk. Furunkel. In: Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-3. Surabaya: Fakultas Kedokteran Unair.

2005. Hal 29-32.

5. Sterry, Wolfram et al. Bacterial Desease. In: Thieme Clinical Companions

Dermatology. 5th edition. New York: Georg Thieme Veriag. 2006. pp 73-75.

6. http://www.dermis.net/dermisroot/en/26832/image.htm diakses pada tanggal 12

Mei 2012.

7. Murtiastutik Dwi (editor), dkk. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-2

Cetakan kedua. Surabaya: Dep/SMF Kulit dan Kelamin FK UNAIR/RSUD

dr.Soetomo. 2010. Hal 30-32.

8. Cohen P.R et al. Bacterial Infection. In: Harry L.A et al, editor . Andrews

Disease of The Skin: Clinical Dermatology. 10th edition. Philadelphia: W.B.

Saunders Company. 2006. pp 253-254

9. Ray J. Bacterial Infection. In: ABC of Dermatology. Fourth Edition. London:

BMJ Publishing Group Ltd. 2003. pp 90.

TINJAUAN KASUS

I. Identitas penderita

- Nama : Ny. S

19

Page 20: Tutorial Klinik Casava on Fire

- Umur : 56 tahun

- Jenis Kelamin : Perempuan

- Agama : Islam

- Pekerjaan : Ibu rumah tangga

- Suku Bangsa : Jawa

- Alamat : Gubeng Airlangga i/14 Surabaya

- Tanggal pmx. : 9 Mei 2012

II. Anamnesis

- Keluhan Utama

Bisul di dahi

- Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSU Haji Surabaya dengan

keluhan bisul di dahi sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya timbul satu bintil kecil

seperti bekas gigitan nyamuk, lalu semakin hari semakin besar dan jumlahnya

bertambah menjadi banyak. Bisul dirasakan nyeri dan kadang-kadang terasa gatal.

Sebelum timbul bisul pasien sering menggaruk dahinya karena gatal terutama saat

suhu panas dan berkeringat juga karena gesekan dengan jilbab yang setiap hari

dipakai. Sudah diberi obat salep oxytetracyclin, tetapi keluhan tetap.

- Riwayat Penyakit Dahulu

Penderita tidak pernah terkena penyakit seperti ini sebelumnya, DM

disangkal, riwayat alergi disangkal.

- Riwayat Penyakit Keluarga

20

Page 21: Tutorial Klinik Casava on Fire

Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini, tidak ada

riwayat alergi pada keluarga.

- Riwayat Psikososial

Penderita mandi 2 kali sehari dengan air PDAM. Tiap anggota keluarga,

menggunakan handuk pribadi tiap selesai mandi. Bak mandi dikuras seminggu 1

kali. Jilbab yang dipakai diganti 3 hari sekali.

III. Pemeriksaan Fisik

● Status Generalis

- Keadaan umum : Baik

- Kesadaraan : Compos Mentis

- Vital sign : Dalam Batas Normal

- Kepala : Lihat status dermatologis

- Leher : Dalam Batas Normal

- Thorax : Dalam Batas Normal

- Abdomen : Dalam Batas Normal

- Ekstermitas : Dalam Batas Normal

21

Page 22: Tutorial Klinik Casava on Fire

● Status Dermatologi

Pada regio facialis tampak nodul multiple eritematous, berbatas tegas, dan

di tengahnya terdapat pustula dan central necrotic plug, jumlahnya banyak,

dengan ukuran diameter bervariasi antara 1-2 cm, berbentuk seperti kubah atau

kerucut.

IV. Pemeriksaan Penunjang

Hasil pengecatan gram (spesimen diambil dari pus)

22

Page 23: Tutorial Klinik Casava on Fire

V. Resume

Perempuan, 56 tahun, datang dengan keluhan bisul di dahi kiri sejak 2

minggu yang lalu. Awalnya timbul satu bintil kecil seperti bekas gigitan nyamuk,

lalu semakin hari semakin besar dan jumlahnya bertambah menjadi banyak. Bisul

dirasakan nyeri dan kadang-kadang terasa gatal. Sebelum timbul bisul pasien

sering menggaruk dahinya karena gatal terutama saat suhu panas dan berkeringat

juga karena gesekan dengan jilbab yang setiap hari dipakai. Sudah diberi obat

salep oxytetracyclin, tetapi keluhan tetap. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pada

23

Page 24: Tutorial Klinik Casava on Fire

regio fascialis tampak nodul multiple eritematous, berbatas tegas, dan di

tengahnya terdapat pustula dan central necrotic plug, jumlahnya banyak, dengan

ukuran diameter bervariasi antara 1-2 cm, berbentuk seperti kubah atau kerucut.

VI. Diagnosis

Furunkulosis

VII. Diagnosis Banding

- Hidraadenitis supuratif

- Acne vulgaris pustulosa

VIII. Planning

● Planning diagnosa: Kultur pusàsensitif terhadap kuman

sensitif terhadap antibiotik

● Planning terapi:

- Medikamentosa

Topikal : Kompres NaCl 0,9%

Sistemik : Cefadroxil caps 3x500 mg p.o (sambil menunggu hasil kultur

sensitivitas antibiotik)

- Non Medikamentosa

- Kebersihan kulit harus dijaga dan ditingkatkan

- Hindari menggaruk di daerah lesi

- Cek gula darah untuk eliminasi faktor predisposisi yaitu DM

IX. Prognosa

Prognosis baik bila terapi dilakukan secara adekuat dan mengatasi serta

mengeliminasi faktor predisposisi.

24

Page 25: Tutorial Klinik Casava on Fire

C. FOTO KASUS

25