7
3. Penyakit-penyakit dengan gejala sesak,demam dan rhonki? 1. Pneumonia Merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi. Etiologi Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur skret bronchus merupakan tindakan yang sangat invasive sehingga tidak dilakukan. Hasil penelitian menunjukan 44-85% bakteri dan virus, Pathogen penyebab pneumonia pada anak bervariasi tergantung: Usia, Status imunologis, kondisi lingkungan (epidemiologi setempat, polusi udara), status imunisasi, faktor pejamu (penyakit penyerta, malnutrisi). Criteria diagnosis Anamnesis Non-respiratorik: Demam, sakit kepala, kaku kuduk terutama bila lobus kanan atas yang terkena, anoreksia, letargi, muntah, diare, sakit perut, dan distensi abdomen terutama pada bayi. Respiratorik: Batuk, sakit dada. Pemeriksaan Fisis Takipnea, grunting, pernafasan cuping hidung, retraksi subkostal, sianosis, auskultasi paru crackles. Hepatomegali akibat perubahan

tutorial pediatri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

preklinik cianjur

Citation preview

Page 1: tutorial pediatri

3. Penyakit-penyakit dengan gejala sesak,demam dan rhonki?

1. Pneumonia

Merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi.

Etiologi

Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur skret bronchus merupakan tindakan yang sangat invasive sehingga tidak dilakukan.

Hasil penelitian menunjukan 44-85% bakteri dan virus,

Pathogen penyebab pneumonia pada anak bervariasi tergantung: Usia, Status imunologis, kondisi lingkungan (epidemiologi setempat, polusi udara), status imunisasi, faktor pejamu (penyakit penyerta, malnutrisi).

Criteria diagnosis

Anamnesis

Non-respiratorik: Demam, sakit kepala, kaku kuduk terutama bila lobus kanan atas yang terkena, anoreksia, letargi, muntah, diare, sakit perut, dan distensi abdomen terutama pada bayi. Respiratorik: Batuk, sakit dada.

Pemeriksaan Fisis

Takipnea, grunting, pernafasan cuping hidung, retraksi subkostal, sianosis, auskultasi paru crackles. Hepatomegali akibat perubahan

2. Bronkitis akut

Merupakan istilah yang sering digunakan untuk penyakit bronchitis akut menetap dan berlangsung lebih dari 2-3 minggu.

Etiologi

Virus: Rhinovirus merupakan penyebab tersering, selain itu parainfluenzae, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan adenovirus

Bakteri: Biasanya sebagai infeksi sekunder dari infeksi virus: S. pneumonia, S. aureus, H. influenza, M. pneumonia, Chlamydia pneumonia, B. pertussis, M. tuberculosis, C. diphtheria

Page 2: tutorial pediatri

Aspirasi makanan

Inhalasi / keterpajanan asap

Criteria diagnosis

Anamnesis

Batuk yang menetap > 2-3 minggu,batuk mula-mula kering, non produktif, beberapa hari kemudian batuk produktif mengeluarkan mucus/dahak yang purulen, bisa disertai muntah berisi mucus

Pemeriksaan fisik

Kadang-kadang ditemukan ronkhi kering, coarse crackles (ronkhi basah kasar) atau suara lendir, dan wheezing.

3. Abses paru

Adanya rongga yang berbatas tegas berdinding tebal pada jaringan paru, berisi cairan purulen yang berasal dari supurasi dan nekrosis parenkim paru.

Etiologi

Hampir semua jenis mikroorganisme yaitu bakteri, virus, protozoa, dan fungi.

S. aureus: penyebab tesering baik abses primer maupun sekunder dan biasanya resisten terhadap penicillin

Criteria diagnosis

Anamnesis

Panas tinggi mencapai 40o C disertai lemah, muntah, dan berat badan berkurang, beberapa hari atau minggu sebelumnya anak sudah sakit. Gejala yang berhubungan dengan saluran respiratorik: batuk berdahak, nyeri dada, dispnea, pernafasan berbau, dan hemoptisis.

Pemeriksaan fisis

Bervariasi dari tidak ditemukan apa-apa sampai menunjukan takipnea, retraksi dinding dada, pergerakan toraks menurun, crackles, pernafasan bronchial pada auskultasi. Dapat ditemukan clubbing pada jari.

4. Bronkiektasis

Penyakit yang ditandai dengan dilatasi abnormal percabangan bronchial yang ireversibel.

Page 3: tutorial pediatri

Etiologi

Inherited

▪ Cystic fibrosis, disfungsi neutrofil, defisiensi imun, primary ciliary dykinesia, defisiensi alpha-1 antitripsin

Kongenital

▪ Bronkiektasis congenital, sekuestrasi bronkopulmonal local, trakeobronkomegali

Didapat

▪ Pneumonia, Whooping cough, Campak, Tuberkulosis, Infeksi HIV, Benda asing, Tumor, Pasca-operasi, Aspergilosis bronkopulmonal alergika.

Lain-lain

▪ Panhipogamaglobulinemia didapat, Sindrom young, Inflammatory bowel disease, Atritis reumatika, Sarkoidosis, Idiopatik.

Criteria diagnosis

Anamnesis

Batuk produktif dengan sputum purulen, hemoptisis, demam (jika ada infeksi sekunder), Anoreksia, berat badan sulit naik.

Pemeriksaan fisis

Suara pernafasan menurun, Crackles, Dapat ditemukan wheezing, Dispnea.

Berdasarkan konsekuensi fungsional dari inflamasi saluran respiratorik pada asma.

5. Tuberkulosis paru

Penyakit infeksi sistemik yang disebabkan M. tuberculosis

Etiologi

Mycobacterium tuberculosis (MTB) tipe humanus, tipe bovines atau africanus jarang.

Page 4: tutorial pediatri

Criteria diagnosis

Anamnesis

Berkurangnya berat badan 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau gagal tumbuh

Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2 minggu

Batuk kronik ≥ 3 minggu, dengan atau tanpa wheezing

Riwaya kontak dengan pasien Tb paru dewasa

Pemeriksaan fisik

Pembesaran kelenjar leher,aksila, inguinal

Pembengkakan progresif atau deformitas tulang,sendi, lutut,falang.

Uji tuberkulin: biasanya positif pada anak dgn TB paru, tetapi bisa negarif pd anak dengan TB milier atau yg juga menderita HIV/AIDS

Pada auskultasi ditemukan rhonki.

12. Bagaimana terapi oksigen pada sesak napas?

Tanda dan Gejala Penderita Kekurangan Oksigen:

Sesak

Napas cuping hidung

Denyut jantung meningkat

Adanya gerak otot napas tambahan, retraksi interkostal, suprasternal

Berkeringat dingin

Gelisah, bingung, kesadaran menurun

Jika sudah berat kuku tampak biru

Page 5: tutorial pediatri

Tujuan Terapi Oksigen:

Efek langsung dari pemberian fraksi oksigen inspirasi ( FIO2 )

Mengatasi hipoksemia dengan peningkatan tekanan oksigen alveoli

Menurunkan usaha pernafasan untuk mempertahankan tekanan oksigen alveoli

Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri

Cara Pemberian Oksigen

1. Kanula hidung

fraksi oksigen (FiO2) yang dapat dicapai 30-40 %. Flow rate yang diberikan cukup 2-4 liter

2. Sungkup sederhana

Fraksi oksigen yang dapat dicapai yaitu 40 – 60 %. Flow rate yang diberikan 4- 12 L/menit.

3. Sungkup dengan reservoir rebreathing

Fraksi oksigen yang dapat dicapai yaitu 40-80 %. Flow rate yang diberikan untuk mencapai FiO2 yang tinggi yaitu 10-12 L/menit.

4. Sungkup dengan reservoir non rebreathing

tekanan partial oksigen pada inspirasi lebih tinggi yaitu 90 %. Digunakan aliran oksigen 10-12 L/menit.

5. Sungkup venturi

Fraksi oksigen yang dicapai sesuai dengan ukuran dan warna yaitu 24 %, 28 %, 31 %, 35 %, 40 % dan 60 %.

Page 6: tutorial pediatri