Upload
retnosfadhillah
View
8
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
preklinik cianjur
Citation preview
3. Penyakit-penyakit dengan gejala sesak,demam dan rhonki?
1. Pneumonia
Merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi.
Etiologi
Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur skret bronchus merupakan tindakan yang sangat invasive sehingga tidak dilakukan.
Hasil penelitian menunjukan 44-85% bakteri dan virus,
Pathogen penyebab pneumonia pada anak bervariasi tergantung: Usia, Status imunologis, kondisi lingkungan (epidemiologi setempat, polusi udara), status imunisasi, faktor pejamu (penyakit penyerta, malnutrisi).
Criteria diagnosis
Anamnesis
Non-respiratorik: Demam, sakit kepala, kaku kuduk terutama bila lobus kanan atas yang terkena, anoreksia, letargi, muntah, diare, sakit perut, dan distensi abdomen terutama pada bayi. Respiratorik: Batuk, sakit dada.
Pemeriksaan Fisis
Takipnea, grunting, pernafasan cuping hidung, retraksi subkostal, sianosis, auskultasi paru crackles. Hepatomegali akibat perubahan
2. Bronkitis akut
Merupakan istilah yang sering digunakan untuk penyakit bronchitis akut menetap dan berlangsung lebih dari 2-3 minggu.
Etiologi
Virus: Rhinovirus merupakan penyebab tersering, selain itu parainfluenzae, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan adenovirus
Bakteri: Biasanya sebagai infeksi sekunder dari infeksi virus: S. pneumonia, S. aureus, H. influenza, M. pneumonia, Chlamydia pneumonia, B. pertussis, M. tuberculosis, C. diphtheria
Aspirasi makanan
Inhalasi / keterpajanan asap
Criteria diagnosis
Anamnesis
Batuk yang menetap > 2-3 minggu,batuk mula-mula kering, non produktif, beberapa hari kemudian batuk produktif mengeluarkan mucus/dahak yang purulen, bisa disertai muntah berisi mucus
Pemeriksaan fisik
Kadang-kadang ditemukan ronkhi kering, coarse crackles (ronkhi basah kasar) atau suara lendir, dan wheezing.
3. Abses paru
Adanya rongga yang berbatas tegas berdinding tebal pada jaringan paru, berisi cairan purulen yang berasal dari supurasi dan nekrosis parenkim paru.
Etiologi
Hampir semua jenis mikroorganisme yaitu bakteri, virus, protozoa, dan fungi.
S. aureus: penyebab tesering baik abses primer maupun sekunder dan biasanya resisten terhadap penicillin
Criteria diagnosis
Anamnesis
Panas tinggi mencapai 40o C disertai lemah, muntah, dan berat badan berkurang, beberapa hari atau minggu sebelumnya anak sudah sakit. Gejala yang berhubungan dengan saluran respiratorik: batuk berdahak, nyeri dada, dispnea, pernafasan berbau, dan hemoptisis.
Pemeriksaan fisis
Bervariasi dari tidak ditemukan apa-apa sampai menunjukan takipnea, retraksi dinding dada, pergerakan toraks menurun, crackles, pernafasan bronchial pada auskultasi. Dapat ditemukan clubbing pada jari.
4. Bronkiektasis
Penyakit yang ditandai dengan dilatasi abnormal percabangan bronchial yang ireversibel.
Etiologi
Inherited
▪ Cystic fibrosis, disfungsi neutrofil, defisiensi imun, primary ciliary dykinesia, defisiensi alpha-1 antitripsin
Kongenital
▪ Bronkiektasis congenital, sekuestrasi bronkopulmonal local, trakeobronkomegali
Didapat
▪ Pneumonia, Whooping cough, Campak, Tuberkulosis, Infeksi HIV, Benda asing, Tumor, Pasca-operasi, Aspergilosis bronkopulmonal alergika.
Lain-lain
▪ Panhipogamaglobulinemia didapat, Sindrom young, Inflammatory bowel disease, Atritis reumatika, Sarkoidosis, Idiopatik.
Criteria diagnosis
Anamnesis
Batuk produktif dengan sputum purulen, hemoptisis, demam (jika ada infeksi sekunder), Anoreksia, berat badan sulit naik.
Pemeriksaan fisis
Suara pernafasan menurun, Crackles, Dapat ditemukan wheezing, Dispnea.
Berdasarkan konsekuensi fungsional dari inflamasi saluran respiratorik pada asma.
5. Tuberkulosis paru
Penyakit infeksi sistemik yang disebabkan M. tuberculosis
Etiologi
Mycobacterium tuberculosis (MTB) tipe humanus, tipe bovines atau africanus jarang.
Criteria diagnosis
Anamnesis
Berkurangnya berat badan 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau gagal tumbuh
Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2 minggu
Batuk kronik ≥ 3 minggu, dengan atau tanpa wheezing
Riwaya kontak dengan pasien Tb paru dewasa
Pemeriksaan fisik
Pembesaran kelenjar leher,aksila, inguinal
Pembengkakan progresif atau deformitas tulang,sendi, lutut,falang.
Uji tuberkulin: biasanya positif pada anak dgn TB paru, tetapi bisa negarif pd anak dengan TB milier atau yg juga menderita HIV/AIDS
Pada auskultasi ditemukan rhonki.
12. Bagaimana terapi oksigen pada sesak napas?
Tanda dan Gejala Penderita Kekurangan Oksigen:
Sesak
Napas cuping hidung
Denyut jantung meningkat
Adanya gerak otot napas tambahan, retraksi interkostal, suprasternal
Berkeringat dingin
Gelisah, bingung, kesadaran menurun
Jika sudah berat kuku tampak biru
Tujuan Terapi Oksigen:
Efek langsung dari pemberian fraksi oksigen inspirasi ( FIO2 )
Mengatasi hipoksemia dengan peningkatan tekanan oksigen alveoli
Menurunkan usaha pernafasan untuk mempertahankan tekanan oksigen alveoli
Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri
Cara Pemberian Oksigen
1. Kanula hidung
fraksi oksigen (FiO2) yang dapat dicapai 30-40 %. Flow rate yang diberikan cukup 2-4 liter
2. Sungkup sederhana
Fraksi oksigen yang dapat dicapai yaitu 40 – 60 %. Flow rate yang diberikan 4- 12 L/menit.
3. Sungkup dengan reservoir rebreathing
Fraksi oksigen yang dapat dicapai yaitu 40-80 %. Flow rate yang diberikan untuk mencapai FiO2 yang tinggi yaitu 10-12 L/menit.
4. Sungkup dengan reservoir non rebreathing
tekanan partial oksigen pada inspirasi lebih tinggi yaitu 90 %. Digunakan aliran oksigen 10-12 L/menit.
5. Sungkup venturi
Fraksi oksigen yang dicapai sesuai dengan ukuran dan warna yaitu 24 %, 28 %, 31 %, 35 %, 40 % dan 60 %.