36
Laporan Kasus TWIN TO TWIN TRANSFUSION SYNDROME Pembimbing : dr. Agus Thoriq Sp.OG Laili Khairani H1A 007 033

Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Laporan KasusTWIN TO TWIN TRANSFUSION

SYNDROME

Pembimbing : dr. Agus Thoriq Sp.OG

Laili KhairaniH1A 007 033

Page 2: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

BAB I

PENDAHULUAN

Page 3: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Kehamilan kembar atau kehamilan multipel adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.

Tingginya angka mortalitas dan morbiditas sebagian besar dihubungkan dengan prematuritas, pertumbuhan janin terhambat, malformasi janin dan sindroma twin-twin transfusi. Penelitian Scotland menyatakan bahwa angka kejadian mortalitas pada hamil kembar 6x lebih sering dibandingkan hamil tunggal.

Twin to twin transfusion syndrome (TTTS) merupakan suatu keadaan dimana terjadi transfuse darah intrauterine dari janin ke janin yang lain pada kehamilan kembar monochorionik

Page 4: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 5: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Kehamilan Kembar

DefinisiKehamilan kembar adalah suatu

kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kembar dizigotik memiliki dua amnion (diamniotik) dan dua plasenta (dikorionik). Pada kembar monozigot dapat terbentuk satu plasenta (monokorionik), satu amnion (monoamniotik) atau bahkan satu organ fetal (kembar siam).

Page 6: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Epidemiologi

Kembar terjadi pada 1% dari semua kehamilan dengan dua pertiga (70%) adalah dizigot dan sepertiga (30%) adalah monozigot. Insiden dari kembar bervariasi menurut :

1. Kelompok etnik (1:50 kehamilan ras Afrika, 1 : 80 kehamilan pada ras Caucasia, 1:50 kehamilan pada ras Asia dan paling sedikit pada ras Mongoloid)

2. Usia maternal (2% setelah 35 tahun). Paling tinggi pada wanita yang berusia 37 tahun, dimana terjadi stimulasi hormonal yang maksimal

3. Paritas (2% setelah kehamilan keempat) 4. Metode konsepsi (20% dengan induksi ovulasi) 5. Riwayat keluarga

Page 7: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Etiologi

Janin yang kembar lebih sering terjadi akibat fertilisasi dua buah ovum yang terpisah (ovum-ganda, kembar dizigot atau kembar “fraternal”). Sekitar sepertiga di antara kehamilan kembar berasal dari ovum tunggal yang dibuahi, dan selanjutnya membagi diri menjadi dua buah struktur yang serupa, masing – masing dengan kemampuan untuk berkembang menjadi ovum tunggal tersendiri (kehamilan monozigot atau kembar identik).

Page 8: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Klasifikasi

1. Kembar dizigotik (Binovular-fraternal twins) (66%) Fertilisasi dari 2 ovum oleh 2 sperma

2. Kembar monozigotik (Mono ovular-identical twins) (33%) Pembelahan dari 1 ovum, fertilisasi oleh 1 sperma

3. Fetus papyraceous Salah satu fetus yang kembar tidak berkembang.

Page 9: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS
Page 10: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Faktor Resiko

1. Ras 2. Usia 3. Paritas 4. Hereditas 5. Faktor – faktor lain

Page 11: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Twin to Twin Transfution Syndrome

DefinisiTwin to twin transfusion syndrome adalah suatu

keadaan dimana terjadi transfuse darah intrauterine dari janin satu ke janin yang lainnya pada kehamilan kembar. TTTS merupakan komplikasi dari kehamilan kembar monochorionik dimana dari gambaran sonografi terlihat ditemukan polihidroamnion pada satu kantong dan oligohidroamnion pada kantong lainnya pada suatu kehamilan ganda monochorionik-diamniotik.

Page 12: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Klasifikasi

1. TTTS tipe berat, biasanya terjadi pada awal trimester ke II, umur kehamilan 16-18 minggu. Perbedaan ukuran besar janin lebih dari 1,5 minggu kehamilan. Polihidroamnion terjadi pada kembar resipien karena adanya volume. Oligohidroamnion terjadi pada kembar donor.

2. TTTS tipe sedang, terjadi pada akhir trimester ke II, umur kehamilan 24-30 minggu. Walaupun terdapat perbedaan ukuran besar janin lebih dari 1,5 minggu kehamilan, polihidroamnion dan oligohidroamnion tidak terjadi

Page 13: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

3. TTTS tipe ringan, terjadi secara perlahan pada trimester III. Polihidramnion dan oligohdroamnion biasanya tidak terjadi. Konsentrasi Hb berbeda lebih dari 5 gr%. Ukuran besar janin berbeda lebih dari 20%.

Page 14: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Patofisiologi

Teori yang banyak difahami adalah bahwa transfusi darah dari donor kepada penerima kembar terjadi melalui anastomosis vaskular plasenta. Dimana koneksi vaskuler antar janin kembar terdiri dari 2 tipe, yaitu: Pertama tipe superficial dan kedua tipe profunda.

1. Koneksi tipe superficial seperti arterioarteriosa (a↔a); venovenosa (v↔v). Gambaran ini terlihat jelas pertemuannya di atas lempeng korion, dimana hubungan ini jarang menimbulkan antenatal TTS.

Page 15: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

2. Koneksi tipe profunda atau sirkulasi ketiga bersifat arteriovenosa (a-v) dimana salah satu janin bersifat sebagai donor dan janin yang lain sebagai resipien. Anastomosis ini tidak tampak pada lempeng korionik dikarenakan adanya perbedaan tekanan (gradien) yang terjadi pada sirkulasi tersebut.

Page 16: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS
Page 17: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Diagnosis

Diagnosis postnatal TTTS dapat ditegakkan dengan :

Adanya perbedaan berat badan kedua janin yang > 500 g, atau perbedaan>20 % pada janin pretemi (untuk TTTS yang kronis).

Terdapat perbedaan kadar Hemoglobin dan Hematokrit dari kedua janin, janin donor dapat mencapai 8 g% atau kurang, dan janin resipien bisa mencapai 27%.

Perbedaan ukuran pada organ-organ jantung, ginjal, hepar dan thymus.

Page 18: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Tatalaksana

Beberapa jenis teknik terapi telah dilakukan dalam usaha memperbaiki hasil luaran kehamilan kasus twin-to-twin transfusion syndrome. Pendekatan ini meliputi terapi amniosentesis, septostomi, ablasi laser terhadap anastomosis pembuluh darah, selektif feticide, dan terapi ibu dengan memakai digoksin.

Page 19: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

BAB III

LAPORAN KASUS

Page 20: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

IDENTITAS

Nama : Ny. F Usia : 19 tahun Pekerjaan : IRT Agama : Islam Suku : Sasak Alamat : Dusun Tereng, Tanak

Beak, Narmada

Page 21: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

ANAMNESIS

Keluhan Utama : nyeri pinggang menjalar sampai perut

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien rujukan dari Segerongan dengan G1P0A0H0 A/G/H-H/ intra uterin letkep-letsu keadaan umum ibu dan janin baik, serta membawa hasil USG dengan bayi kembar. Pasien mengeluhkan keluar air sejak pertengahan bulan juli. Dan pada saat itu pasien diberikan obat penguat kehamilan oleh Sp.OG. Pasien mengeluhkan nyeri pinggang yang menjalar ke perut sejak pukul 22.00 (22/08//2012) dan keluar air dari jalan lahirnya sejak pukul 18.30 (15/07/2012) sebulan yang lalu. Bloody slim (+), FM (+).

Page 22: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi,

diabetes mellitus, ataupun asma disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat keluarga memiliki riwayat

hipertensi, diabetes mellitus, asma, maupun penyakit berat lainnya disangkal. Pasien mengaku dari suaminya memiliki keturunan kembar.

Riwayat Alergi : Alergi terhadap obat-obatan dan makanan

disangkal.

Page 23: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Riwayat Obstetri : Pasien memiliki riwayat kehamilan sebagai berikut :1. Ini  

HPHT : lupa Taksiran Persalinan : -Riwayat ANC : > 4 kali di Puskesmas & Sp.OGANC Terakhir : 23 Agustus 2012Riwayat USG : 2 kaliTerakhir USG : 23/08/2012Hasil : Gamelli, presentasi kepala/ Presentasi

bokong, Usia kehamilan : 39 minggu, TBJ 1). 3000 gr, 2). 3000 gr.Riwayat KB : (-)Rencana KB : IUD

Page 24: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Kronologis di Puskesmas Segerongan

S : Pasien hamil 9 bulan datang ke Puskesmas dengan membawa USG yang hasilnya adalah Gemelli.

O : Keadaan Umum : BaikTD : 110/70 mmHgN : 84 bpm RR : 24 bpm T : 36,5oCL1 : bokong & kepala L2 : punggung sebelah kiri – punggung sebelah kananL3 : kepalaL4 : 4/5TFU : 40 cm DJJ I : 11-11-12 (136 bpm) DJJ II : 12-12-12 (144 bpm)

A : G1P0A0L0 A/G/H-H/IU Presentasi kepala – presentasi bokong, dengan keadaan ibu dan janin baik

P : Rujuk ke RSUP NTB

Page 25: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

STATUS GENERALIS Keadaan umum : baikKesadaran : E4V5M6 Tanda Vital Tekanan darah : 120/60 mmHg Frekuensi nadi : 80 x/menit Frekuensi napas : 20 x/menit Suhu : 36,6oC

Pemeriksaan Fisik Umum Mata : anemis -/-, ikterus -/- Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-) Paru : vesikuler +/+, ronki (-), wheezing (-) Abdomen : bekas luka operasi (-), striae gravidarum

(+) Ekstremitas: edema -/- , akral teraba hangat + /+

Page 26: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

 STATUS OBSTETRI

L1 : kepala, bokongL2 : punggung di sebelah kanan, punggung

sebelah kiriL3 : bokong, kepalaL4 : 4/5TFU : 40 cm HIS : 1 x 10’ ~ 15”DJJ : kiri: 12-12-12 (144 x/menit)

Kanan : 13-12-12 (148 x/menit)VT : Ø 2cm, eff 25%, ketuban (-), teraba kepala ↓

H1, tak teraba bagian kecil janin/tali pusat.

Page 27: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

HGB: 10,4 g/dl RBC : 4,13 x 106/µL WBC : 6,9 x 103/µL PLT : 215 x 103/µL

HCT : 35,0 % HBsAg : (-)

Page 28: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

DIAGNOSIS

G1P0A0H0 A/G/H-H/IU, Letkep – Letsu, dengan KPD > 12 jam.

Page 29: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

TINDAKAN

Observasi kesra ibu dan janin Cek darah lengkap, HbSAg. DM konsul ke Supervisor: pro

terminasi kehamilan perabdominal (SC). Supervisor advice : Acc SC

Preop Injeksi Ampisilin 2 gr IVPasang dower catheter

Page 30: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

BAYI LAHIRJenis persalinan : SCTP + IUDIndikasi : Gemelli dengan KPDLahir tanggal, jam : Bayi 1: 24/08/2012, pukul 16.05 WITA

Bayi 2 : 24/08/2012, pukul 16.10 WITAJenis kelamin : Bayi 1 : Laki-laki

Bayi 2 : Laki-lakiAPGAR Score : Bayi 1 : 7-9

Bayi 2 : 7-9Lahir : Bayi 1 : Hidup

Bayi 2 : HidupBerat : Bayi 1 : 3000 gr

Bayi 2 : 2000 grPanjang : Bayi 1 : 49 cm

Bayi 2 : 47 cmKelainan kongenital : Bayi 1 : (-)

Bayi 2 : (-)Anus : Bayi 1 : (+)

Bayi 2 : (+)

Page 31: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS
Page 32: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Keadaan ibu 2 jam Post SC

Keadaan Umum : well TD : 110/60 mmHg N : 82 x/menit RR : 20 x/menit T : 35,40C TFU : 3 finger below umbilicus Kontraksi uterus : Baik Perdarahan aktif : (-)

Page 33: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Pembahasan

Pada pasien ini di rujuk dan membawa hasil USG-nya dengan G1P0A0L0 A/G/H-H/IU presentasi kepala – presentasi bokong dengan keadaan ibu dan janin baik. Dari anamnesis didapatkan pasien memiliki riwayat kembar dari suaminya. Dan berdasarkan teori didapatkan bahwa salah satu resiko terjadinya kehamilan kembar yaitu herediter.

Page 34: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Pada kehamilan kembar didapatkan berbagai macam komplikasi yang dapat mengancam ibu ataupun bayinya. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan kembar yaitu twin to twin transfusion syndrome dimana bayi kembar yang satu mentransfusikan darahnya ke bayi kembar yang lainnya, sehingga bayi yang mendapatkan transfuse akan menjadi lebih besar dibandingkan bayi yang memberikan transfuse. Salah satu penandanya yaitu pada post partum didapatkan berbedaan berat badan > 5% atau > 500 gram dari kedua bayi tersebut. Pada pasien ini didapatkan perbedaan berat badan yang signifikan yaitu pada bayi pendonor didapatkan berat badan lahir 2.000 gram dan bayi yang mendapatkan donor berat badannya 3.000 gram.

Berdasarkan berat badan bayi yang berbeda secara signifikan, didapatkan pada kedua bayi tersebut mengalami TTTS tipe sedang, yang pada bayi satu mengalami pertumbuhan terhambat sedangkan bayi satunya berkembang baik.

Page 35: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Pada pasien ini terdeteksi mengalami twin to twin transfusion syndrome setelah pasien post partum, dan dari USG tidak dapat mendiagnosis keadaan tersebut.

Page 36: Twin to Twin Transfusion Syndrome-LAPSUS

Daftar pustaka Lubis, Muara. Dr. Sp.OG. 2010. “KEHAMILAN KEMBAR (GEMELLI)”.

Departemen Obstetri Ginekologi. USU. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan Edisi ketiga.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2007 Kalaichandran S. Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Joy. Lecturere

University of Ottawa Obstetric and Gynaecology, http://www.twinspregnancy/obstetric.html Kliegman RM. Kehamilan multiple. Dalam: Wahab AS, editor bahasa

Indonesia. Ilmu kesehatan anak. Volume 1 edisi 15. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC, 2000.

Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid I. Obstetri fisiologi. Jakarta: EGC. 1998

Cunningham, Mc Donald, Gant. Multifetal Gestation. William Obstetrik, 22st USA.Prentice Hall International,1 2005. Confirmed Twin Pregnancy. Available from: www.nice.org.uk/nice/medialive.

Rusda, Muhammad, et all. 2005. “TWIN TO TWIN TRANSFUSION SYNDROME”. Departemen Obstetri Ginekologi. USU

Bebbington, Michael. 2010. “Twin-to-twin transfusion syndrome: current understanding of pathophysiology, in-utero therapy and impact for future development”.

www.elsevier.com/locate/siny