Upload
janericson
View
216
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
IDENTITAS DAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA SEBAGAI BANGSA PELAUT
Citation preview
PAPER
PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN OCEANOGRAFI
( MENEGUHKAN JATI DIRI ATAU IDENTITAS BANGSA INDONESIA SEBAGAI
BANGSA PELAUT )
DISUSUN OLEH
NAMA : JAN ERICSON WISMAR SARAGIH
NIM : 26020115120011
KELAS : ILMU KELAUTAN A
PROGRAM ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
1.1 PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara dengan luas wilayah laut yang melebihi luas wilayah dari daratan
yang dimilikinya. Selain itu aspek lautan sangatlah besar potensinya karena laut kita sangat
strategis, untuk membentuk negara maritim bukan perkara sulit bagi bangsa Indonesia yang
sudah di anugerahi lautan dan SDA yang melimpah.
Negeri Indonesia yang disebut dengan negeri nusantara, menjadikan wilayah ini
menempati posisi strategis di mata dunia. Bangsa Indonesia dengan modal dasar alam dan
manusia dalam jumlah sedemikian besar mestinya mampu menjadi negara maju dalam segala
bidang.
Julukan “nenek moyangku orang pelaut” menegaskan jati diri bangsa Indonesia sebagai
negara maritim dengan garis pantai 95.181 km, terpanjang keempat di dunia. Kesadaran itu
sudah lama kokoh di bumi Pertiwi. Bangsa kita menggunakan istilah tanah air untuk tumpah
darahnya, bukan padanan dari motherland atau homeland.
1.1 PERMASALAHAN
Hilangnya jati diri bangsa sebagai negara maritim sangat jelas terlihat dari pembangunan
negara yang masih terfokus di sektor darat. Di satu pihak mempunyai persepsi kewilayahan
tanah air, tetapi memposisikan diri sebagai bangsa agraris dengan puluhan juta petani miskin
yang tidak sanggup disejahterakan. Sementara kegiatan industri modern sulit berkompetisi
dengan bangsa lain, antara lain karena industri yang dibangun juga tidak berdasar pada
keunggulan kompetitif, sumber daya yang kurang memadai dan teknologi yang kurang kuat.
Akibat hal tersebut pembangunan perekonomian maritim dan pembangunan sumber daya
manusia Indonesia tidak pernah dijadikan arus utama pembangunan nasional, yang
didominasi persepsi dan kepentingan daratan semata.
2.1 KAJIAN PUSTAKA
Presiden pertama Indonesia (Ir. Soekarno) pada National Maritime Convention (NMC)
1963 yang berisi : “Untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, negara
makmur, negara damai yang merupakan national building bagi negara Indonesia. Maka
negara dapat menjadi kuat jika dapat menguasai lautan. Untuk menguasai lautan kita harus
menguasai armada yang seimbang”. Hal ini membuktikan bahwa identitas dan jati diri
bangsa Indonesia terlihat dari penguasaan sektor lautannya yang kita harus bertanah air satu
dan bahu membahu untuk menguasai serta membangun armada kelautan yang seimbang.
Sejak abad ke-9 Masehi, bangsa Indonesia telah berlayar mengarungi lautan ke barat
Samudera Hindia hingga Madagaskar dan ke timur hingga Pulau Paskah.Ini menjadi bukti
bahwa masyarakat Indonesia memiliki peradaban dan budaya maritim yang maju sejak dulu
kala.Seiring semakin ramainya aktivitas melalui laut, lahirlah kerajaan-kerajaan bercorak
maritim dan memiliki armada laut besar. Perkembangan budaya maritim pun membentuk
peradaban bangsa yang maju di zamannya (Burhanuddin, 2003).
Ketangguhan maritim juga ditunjukkan era Kerajaan Singosari di bawah pemerintahan
Kertanegara pada abad ke-13. Kekuatan armada laut yang tidak ada tandingan, pada 1275
Kertanegara mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin
persahabatan agar bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia
Tenggara. Pada 1284, mereka menaklukkan Bali dalam ekspedisi laut ke timur (Suroyo,2007)
Negara Jepang yang sudah bangkit menjadi negara maju, kemudian China mulai
berkuasa di bidang ekonomi dunia, serta Korea Selatan mampu merangkak menjadi negara
yang memiliki posisi tawar di Asia. Negeri-negeri ini bisa mencapai posisi tersebut karena
memanfaatkan sektor maritim sebagai andalannya. Jepang memanfaatkan sektor maritim
sekitar 54%, China 49%, Korea Selatan 37%, sedangkan Indonesia yang mempunyai area
maritim terbesar justru hanya memanfaatkan sekitar 18% (Sucipto, 2012).
2.2 KAJIAN APLIKASI
Indonesia tidak lagi menjadi bangsa budak, yang menjadi pembantu di negeri orang dan
kuli di negeri sendiri. Untuk itu, pemerintah harus segera mengubah paradigma pembangunan
agar lebih berpihak pada rakyat dan bangsa. Apalagi potensi laut Indonsia bisa menggerakkan
roda perekonomian nasional. Mulai dari sektor perikanan, pertambangan dan energi,
pariwisata bahari, perhubungan laut, sumber daya pulau-pulau kecil, industri sampai dengan
jasa maritim.
Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia dan dua
samudra, Hindia dan Pasifik yang merupakan kawasan paling dinamis dalam percaturan
dunia baik secara ekonomis dan politis. Keunikan letak geografis tersebut menempatkan
Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sektor kelautan, dan sangat logis
jika ekonomi kelautan dijadikan tumpuan bagi pembangunan ekonomi nasional yang dapat
membuktikan kekuatan dan kejayaan bangsa Indonesia dari faktor laut yang dimilikinya.
Demikian strategisnya laut, karena itu laut adalah wilayah kedaulatan penting yang
diincar, diperebutkan, dan dipertahankan oleh banyak bangsa dan negara sejak dulu kala
sampai saat ini. Menguasai laut, terutama selat, dari zaman dulu berarti menguasai "jalan air"
sebagai jalur perdagangan yang berarti mengendalikan perekonomian dan sekaligus
pertahanan dan keamanan suatu bangsa dan negara. Jadi, tidak heran, kalau kini banyak
sengketa bilateral dan internasional karena teritorial laut, seperti klaim atas Ambalat dan Laut
Cina Selatan. Bangsa yang jaya di masa lampau adalah bangsa yang menguasai lautan dengan
teknologi pelayaran, astronomi, pembangunan kapal, dan armada perangnya..
2.3 PEMBAHASAN
Untuk membuktikan dan memunculkan kembali jati diri bangsa Indonesia sebagai
bangsa berporos maritim yang tangguh, dimulai dari rakyat dan pemerintahan itu sendiri yang
mulai memperhatikan pembangunan wilayah maritimnya dengan lebih meningkatkan
aktivitas positif kelautan yang ada pada wilayah laut indonesia, semakin banyaknya aktivitas
yang ada otomatis akan membawa dampak keramaian pada sektor laut indonesia yang akan
menyebabkan terciptanya kembali peradaban yang maju pada sektor maritimnya dan akan
membawa wilayah kelautan Indonesia semakin baik lagi.
Sudah saatnya masyarakat pesisir sebagai wajah dari bangsa bahari diberdayakan melalui
program-program pemerintah yang disusun melalui pendekatan sosial budaya kebaharian,
yaitu pendekatan hubungan manusia dengan lingkungan dan sumberdaya laut.
Kemudian dapat terlihat dari aspek kehidupan sosial dan budaya ,sejarah menunjukkan
bangsa Indonesia pada masa lalu memiliki pengaruh besar di wilayah Asia Tenggara.
Terutama melalui kekuatan maritim di bawah Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Tak heran,
wilayah laut Indonesia dengan luas dua pertiga nusantara diwarnai banyak pergumulan
kehidupan di perairan yang sangat mendasar, sebagai contoh saja bangsa Indonesia masih
sering mengalami pergumulan yang berkaitan dengan sengketa lahan dengan negara lain
yang melibatkan pulau-pulau di Indonesia. Dengan adanya permasalahan seperti ini bangsa
Indonesia harus lebih memberi perhatiannya pada daerah-daerah yang ada di Indonesia
terutama wilayah lautnya yang menjadi wilayah kedaulatan Indonesia sendiri, karena bangsa
yang kuat adalah bangsa yang menguasai lautannya, yang kemudian akan beralih untuk
menguasai perekonomian dan sekaligus pertahanan dan keamanan. Hal yang akan membuat
bangsa Indonesia bangkit karena memanfaatkan sektor maritimnya dan memperoleh
identitasnya kembali sebagai negara maritim.
3.1 KESIMPULAN
Mulai pudarnya jati diri dan identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim karena
belum mampu mengelola kekayaan laut dan menjamin keamanan laut. Kekayaan laut yang
melimpah belum mampu dimanfaatkan secara optimal bagi kemajuan perekonomian bangsa.
Untuk mengatasi dan memperbaiki hal ini sangat diperlukannya pengetahuan tentang maritim
dan sosialisasi kembali tentang maritim . Jati diri dan identitas bangsa Indonesia sebagai
negara maritim sebenarnya sudah sangat terlihat dan juga sudah sangat melekat didalam
darah dan daging serta melekat pada setiap masyarakatnya karena bangsa Indonesia
sebenarnya memiliki darah, watak dan budaya maritim yang kuat. Namun semua itu
memudar seiring peralihan zaman. Agar kembali pada hakikatnya sebagai bangsa yang besar,
masyarakat Indonesia harus kembali memiliki wawasan maritim dimulai dari masyarakat
sampai kepada pemerintahannya serta memulai untuk kembali bertanah air satu dan
membangun visi maritim sebagai jati diri bangsa Indonesia, Perjuangan menuju negara
maritim memang tidak mudah, namun jika seluruh bangsa ini memiliki kesamaan visi dan
kebulatan tekad maka hal tersebut bukanlah hal yang mustahil.
3.1 SARAN
Sebagai suatu langkah yang konkrit, dibutuhkan semangat yang konsisten dan kerja
nyata demi mengembalikan kejayaan maritim bangsa Indonesia. Tentunya, juga diperlukan
suatu gerakan moral untuk terus mengumandangkan semangat maritim ini pada semua
lapisan masyarakat Indonesia untuk kembali menyadari keberadaan Indonesia sebagai negara
kepulauan terbesar di dunia. Serta pada pemerintahan sebaiknya lebih memperhatikan potensi
dan kekayaan serta pembangunan wilayah laut di Indonesia karena dengan luasnya wilayah
laut yang ada di Indonesia ini akan menjadi penunjang roda perekonomian nasional. Mulai
dari sektor perikanan, pertambangan dan energi, pariwisata bahari, perhubungan laut, sumber
daya pulau-pulau kecil, industri sampai dengan jasa maritim.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Safri. 2003. Sejarah Maritim Indonesia: Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa
Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa. Pusat Kajian Sejarah dan Budaya
Maritim Asia Tenggara Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro
Semarang: Semarang.
Sucipto, A .2012. Pembangunan Maritim Indonesia Menjawab Tantangan Masa Depan
(Tinjauan). PPAL: Jakarta.
Supartono. 2012. Membangkitkan Visi Maritim Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia.
Suroyo, M. 2007. Sejarah Maritim Indonesia: Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Hingga Abad
ke-17. Jeda: Semarang.
http://www.fkpmaritim.org/peran-poros-maritim-dunia-dalam-meningkatkan-peran-
indonesia-di-tingkat-internasional/ diakses pada 28 Desember Pukul 16.23
http://maritimemagz.com/budaya-maritim-keluhuran-nusantara/ diakses pada 28 Desember
Pukul 16.46
http://www.pemudamaritim.com/2014/07/apakah-maritim-jati-diri-bangsa.html diakses pada
1 Januari pukul 19.22