30
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Alla SWT atas rahmat dan hidayat –Nya sehingga Proposal ini dapat diselesaikan, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penguna, baik Mahasiswa itu sendiri maupun para dosen ataupun pengusaha yang akan menyediakan wadah untuk PKL dibidang prosesing industri pemebkuan udang. Proposal ini dibuats sebagai acuan Praktek Lapangan Pembekuan Udang dan Pembekuan udang Roti pada PT. Con Food yang akan dilaksanakan pada minggu ke III bulan Juni sampai dengan minggui II Bulan Juli 2003. Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Bogor , 31 Mei 2003 Rolian Junaidi NIRM.04.3.01.0115

Udang Roti

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Udang Roti

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alla SWT atas rahmat dan hidayat –Nya sehingga

Proposal ini dapat diselesaikan, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi

penguna, baik Mahasiswa itu sendiri maupun para dosen ataupun pengusaha yang

akan menyediakan wadah untuk PKL dibidang prosesing industri pemebkuan

udang.

Proposal ini dibuats sebagai acuan Praktek Lapangan Pembekuan Udang

dan Pembekuan udang Roti pada PT. Con Food yang akan dilaksanakan pada

minggu ke III bulan Juni sampai dengan minggui II Bulan Juli 2003.

Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,

dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun.

Bogor , 31 Mei 2003

Rolian JunaidiNIRM.04.3.01.0115

Page 2: Udang Roti

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pokok pembangunan perikanann anatara lain adalah peningkatan

prosuksi perikanann yang sekaligus dapat memberikan dampak secara nyata

kepada pengikatan taraf hidup atau kesejahteraan nelayan dan petani ikan serta

pemeliharaan kelestarian lingkungan hidup.

Udang laut merupakan salah satu produk Perikanan yang istimewa,

memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi yangn istimewa, dari sekian

banyak jenis yang tersdapat diperairan Indonesia, jenis udang laut yang

dikatagorikan memilki nilai ekonmois penting antara lain Penaeus monodon

(Udang Windu), Penaeus merguiensis (Udang Putih),. dan lain lain.

Disamping itu daging udang banyak mengandung asam animo essensial

yang penting bagi manusia, seperti lisi, histidin, arginin, tirosin, tritopfan, dan

sistein.

Maka dari itu komoditas ini banyak pengemarnya, bahkan bukan saja

didalam negeri saja, melainkan juga diluar negeri. Oleh karena itu, dalam tahun

tahun terakhir ini, terutama untuk ekspor. Harganya pun cukup mengiurkan.

Akibatnya hingga saat ini udang masih menduduki termpat terutama dalam deretan

ekspor hasil hasil perikanan.

Pada saat ini komoditas unggulan dari Departemen Kelautan dan Perikanan

adalah Ikan Kerapu, Rumput Laut, Nila dan Udang. Udang adalah salah satu

komoditas unggulan yang diharapkan akan menyumbangkan devisa negara dan

Page 3: Udang Roti

sekaligus mampu meningkatkan pendapatan keluarga petani nelayan dan

pembudidayanya. Pendapatan petani nelayan dan keluarganya akan dipengaruhi

oleh kuantitas dan kualitas hasil produk. Kualitas hasil yang baik merupakan

keadaan produk yang layak hingga ditangan konsumen.

Kualitas hasil produk perikanan pada kondisi yang tidak menentu, hal ini

karena sifat komoditas perikanan risk perisable atau cepat busuk. Dengan

memepertahankan kesegaran ikan maka nilai ekonomisnya akan meningkat.

Sebaliknya bila kesegarannya menurun maka nilai ekonomisnya menurun atau

bahkan tidak berharga lagi.

Pada saat produksi udang/ ikan melimpah sifat risk perisable yang cepat

membusuk sehingga akan menimbulkan kerugian yang besar, dengan penanganan

pasca panen yang benar, diharapkan pendapatan para petani, nelayan dan

keluarganya akan meningkat .

Mutu kesegaran udang/ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik sifat

udang/ikan sendiri maupun faktor lingkungan.. Upaya memepertahankan mutu

kesegaran udang/ikan seawal dan selama mungkin sangat membutuhkan upaya

penanganan yang benar, cepat, efektif dan efisien.

Proses penanganan dan pengolahan ikan/udang merupakan kegiatan

penting dari rangkaian industri perikanan. Tanpa kedua proses tersebut,

peningkatan produksi ikan akan sia-sia, karena tidak semua produk perikanan

dapat dimanfaatkan oleh konsumen dalam keadaan baik. Sehingga proses

penanganan dan pengolahan akan mempertahankan mutu ikan sampai tingkat

konsumen.

Page 4: Udang Roti

Dengan informasi proses penanganan dan pengolahan benar yang dapat

dilaksanakan oleh petani, nelayan dan keluarganya diharapkan pendapatannya

meningkat.

1.2. Tujuan

Tujuan dari Praktek Lapangan ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah Wawasan, pengetahuan, pengalaman serta ketrampilam proses

pembuatan udang Roti dan kompenennya.

2. mengetahui masalah yang berkaitan proses tersebut.

3. Mengetahui tentang standar mutu, pengujian mutu, anitasi dan hygiene yang

diterapkan diperusahaan tersebut.

4. memehami dan mengetahui serta memperhatikan keadaan umum PT Khom

Foods dengan lingkungan internal dan mengetahui peoses proses pengolahan

udang roti diperusahan tersebut.

Page 5: Udang Roti

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasca Panen

2.1.1. Mutu Udang

Mutu udang ditentukan oleh beberapa kretretaria, yaitu :

Ukuranya, maikn besar makintinggi harganya.

Kulitnya kras, bersih, licin, bersinar, dan badan tak tercacat. Udang yang

begini harganya tinggi.

Udang yang masih dalam keadaan hidup, jadi masih segar, harganya akan

tinggi.

Nilai udang akan turun bahkan dapat ditolak oleh cold strorage / pengusaha

udang bila waktu ditangkap kuolitnya lunak, karena belum lama ganti kulit. Udang

yang badanya putus putus juga ditolak oleh pihak pemebli , kulit yang tampak

kotor karena ditumbuhi lumut lama tak ganti kulit juga turun harganya menurut

(Ahmad Mujiman dan Rachmatun Suyanto, 1981)

2.1.2. Kemunduran Mutu Udang

Udang segar adalah udang yang barun ditangkap dengan cirri cirri sebagai

berikut : menurut Purwaningsih (1955)

1. Rupa dan Warna : Bening, spesifi jenis, cemerlang antara ruas

kokoh, kuliot melekat kuat pada daging

2. Bau : Segar sfesifik menurut jenis

Page 6: Udang Roti

3. Daging : Bentuk daging kompak elastis, dan rasanya

manis

Udang yang bau atau rusak ditandai dengan cirri cirri sebagai berikut :

1. Rupa dan warna : Kemerahan atau kusam, sambungan antar

ruas lomggar, sudah ditandai dengan adanya

bercak bercak hitam.

2. Bau : Tidak segar, Bau busuk (H2S).

3. Daging : Lunak kadang kadang berlendir, rasa daging

alkalis.

Susunan tubuh udang mempunyaimhubungan dengan masa simpanya

bagian kepala merupakan bagian yang sangat berpengaruh terhadap daya

simpannya. Bagian kepala merupakan bagian yang sangat berpengaruh terhadap

daya simpan karena bagian ini mengandung enzim pencernaan dan bakterki

pembusuk menurut (Pureaningsih, 1995)

Menurut Siswoyo (1989) udang diklasifikasikan sebagai berikut :

Pylum : Arthopoda

Sub Pylum : Mandibulata

Kelas : Crustace

Subv Kelas : Malacostrraca

Ordo : Decapoda

Sub Ordo : Natantia, Raptantia

Page 7: Udang Roti

Menurut tempat hidupnya udang dibedakan, yaitu udang laut dan udang

darat (air tawar) ( Sri,1994).

Beberapa jenis udang yang terdapat diperairan Indonesia yang memiliki

nilai ekonomis penting antara lain Penaeus monodon (udang windu), Penaeus

marguensis, Metapenaeus monoceros (udang dogol) Panalirus spp (udang kipas),.

Keempat jenis udang tersebut merupakan udang laut. Udang darat/air tawar yang

bernilai ekonomis penting antara lain Macrobranchium rosenbergi. (Suyanto R

dan Mujiman A, 1995).

Proses pasca panen udang dimulai setelah ditangkap, dengan

memperlakukan udang secara cermat dan hati-hati serta memperlakukan udang

secara bersih, higienik dan sehat; selalu memperhatikan faktor waktu dan

kecepatan bekerja dalam rantai penanganan dingin (Sri,1994).

Proses penurunan kualitas udang disebabkan beberapa faktor. Faktor-

faktor yang berasal dari tubuh udang sendiri dan faktor lingkungan. Penurunan

mutu ini terjadi secara autolisis, bakteriologis, dan oksidasi (Sri, 1994).

2.1.1. Autolisis

Proses ini terjadi karena enzim dalam tubuh udang tetap bekerja walaupun

disimpan pada suhu -400C, tubuh udang tetap mengalami perubahan secara

enzimatis. Cara mengatasinya adalah membekukan udang tanpa kepala karena

pada bagian ini banyak terdapat enzim, terutama yang berhubungan dengan

pencernaan (Sri,1994).

Page 8: Udang Roti

2.1.2. Denaturasisasi Protein

Terjadi karena protein pada tubuh udang mengalami perubahan menjauhi

sifat asli protein. Pada suhu –20 o C denaturasi sangat kecil dan pada suhu –40 o C

denaturasi menjadi minimal (Sri,1994).

2.1.3. Bakteriologis

Aktivitas bakteri baru berhenti pada suhu –7,5 o C dan bakteri tidak

berkembang pada suhu –20 o C ke bawah. Cara mengatasinya adalah dengan

membekukan udang tanpa kepala karena banyak bakteri yang terdapat pada bagian

ini (Sri,1994).

2.1.4. Oksidasi

Penurunan mutu secara oksidasi terjadi pada udang yang berlemak tinggi

da produk yang dibekukan secara individual atau produkn kupas (peeled). Cara

mengatasinya dengan glazing (memberi lapisan es tipis pada produk) dan

pengemasan yang baik (Sri,1994).

2.1.5. Dehidrasi

Produk udang beku akan mengalami proses dehidrasi (kekeringan) karena

adanya perpindahan panas yang membawa uap air dari produk kearah evaporator

sehingga produk menjadi kering dan berwarna coklat. Cara mengatasinya adalah

dengan glazing dan pengemasan yang benar. (Sri,1994).

Dengan diketahuinya penurunan mutu pada udang beku, diharapkan

penanganan terhadap produk beku dapat dilakukan dengan lebih baik sehingga

tujuan dari pembekuan itu sendiri akan tercapai. Adapun tujuan dari proses

Page 9: Udang Roti

pembekuan adalah mempertahankan sifat-sifat alami dari udang sehingga tetap

segar (Sri,1994).

2.2. Penyuluhan

Penyuluhan pertanian adalah suatu sistim pendidikan di luar sekolah untuk

keluarga-keluarga tani di pedesaan dimana mereka belajar sambil berbuat untuk

menjadi mau, tahu dan bisa menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang

dihadapinya secara baik dan menguntungkan (Wiriaatmadja, 1978).

Penyuluhan pertanian berfungsi untuk menyalurkan proses penyampaian

ilmu serta teknologi pertanian dari sumber kepada masyarakat tani yang

membutuhkannya (Samsudin, 1987).

Penggunaan metode tergantung pada tujuan khusus penyuluhan pertanian,

situasi daerah, fasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan salah satu metode,

kemampuan penyuluhan, informasi yang akan disampaikan serta waktu yang tepat

bagi sasaran (Samsudin, 1987).

Menurut Soedarmanto (1989), syarat-syarat metode yang baik adalah

sesuai dengan keadaan sasaran, cukup kualitas dan kuantitas, waktu penyampaian,

materi lebih mudah dimengerti serta murah dalam pembiayaannya, berbagai

metode tersebut antara lain metode SL, diskusi, ceramah, anjangsana dan

sebagainya.

Sasaran penyuluhan dalam kegiatan PKL ditujukan dilingkungan

PT. Khon Food.

Menurut Purwanigsih (1955) Udang segar adalah udang yang baru

ditangkap dengan ciri-ciri seagai berikut:

Page 10: Udang Roti

1. Rupa dan warna : Bening, spesifik jenis, cemerlang antar ruas kokoh,

kulit melekat kuat pada daging

2. Bau : Segar spesifik menurut jenis

3. Daging : Bentuk daging kompak elastis, dan rasanya manis

Udang yang bau atau rusak ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Rupa dan warna : Kemerahan atau kusam, sambungan antar ruas

longgar, sudah mulai ditandai adanya bercak-bercak

hitam.

2. Bau : Tidak segar, bau busuk (H2S).

3. Daging : Lunak, kadang-kadang berlendir, rasa daging alkalis.

Susunan tubuh udang mempunyai hubungan erat dengan masa simpannya.

Bagian kepala merupakan bagian yang sangat berpengaruh terhadap daya simpan

karena bagian ini mengandung enzim pencernaan dan bakteri pembusuk

(Purwaningsih, 1995)

Perlakuan Suhu Rendah

Dalam banyak hal kerusakan bahan-bahan biologis seperti hasil-hasil

perikanan terutama disebabkan oleh terjadinya autolisis dan atau karena

pertumbuhan mikroba. Baik aktivitas enzim maupun pertumbuhan mikroba

sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada kondisi tertentu aktivitasnya dapat menurun,

terhambat bahkan terhenti. Suhu optimum untuk aktivitas enzim dan mikroba

biasanya terletak pada sekitar suhu kamar, pada suhu rendah atau tinggi

Page 11: Udang Roti

menyebabkan aktivitasnya terhambat atau terhenti, tetapi penggunaan suhu rendah

ternyata merupakan alternatif untuk mempertahankan sifat segar hasil perikanan,

meskipun tetap masih terjadi perubahan, tetapi perubahan tersebut tidak begitu

berarti jika dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu kamar atau pada suhu

tinggi (Hadiwiyoto, 1993).

Perlakuan suhu rendah umumnya terdiri atas tahapan pendinginan

(Chiling), penurunan suhu mencapai 00C dan tahap pembekuan (freezing), yaitu

penurunan suhu sampai dengan dibawah 00C (Ilyas, 1983), cara pengawetan

pangan dengan suhu rendah dibedakan menjadi dua, yaitu pendinginan dan

pembekuan. Pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan diatas suhu

pembekuan bahan yaitu – 20C sampai – 100C, sedangkan pembekuan adalah

penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku (Winarno et al 1980).

2.1.3. Pendinginan

Prinsip pendinginan adalah suatu metode perlakuan suhu rendah tetapi

masih diatas titik beku, baik dilakukan sendirian atau dikombinasikan dengan

teknik pengawetan yang lain.

Adapun tujuan daripada pendinginan adalah memperpanjang masa simpan

produk, menekan laju pertumbuhan kimiawi (enzimatis) dan respirasi, mengurangi

kerusakan lainnya (Ilyas, 1983).

Pendinginan ikan yang berupa produk ikan basah, umumnya dilaksanakan

mengikuti salah satu dari tiga metode berikut: pertama dengan es, kedua dengan

Page 12: Udang Roti

udara dingin dalam kamar dingin), dan ketiga dengan air yang didihkan (Ilyas,

1983).

Supaya efektif es pendingin harus dibuat dari air bersih (standar air

minum) dan disimpan di tempat yang bersih. Untuk mencegah terjadinya luka-

luka dalam badan ikan, sebaiknya menggunakan es hancur (cruhed ice) atau flake

ice. Dengan pemakaian hancuran es atau flake ice, kontak langsung antara es dan

permukaan ikan lebih baik (Moeljanto, 1992).

II.1.4. Pembekuan.

Pembekuan adalah proses pengeluaran panas dari dalam produk dan

selanjutnya produk akan mengalami penurunan suhu. Proses ini merupakan salah

satu cara untuk memperpanjang daya simpan suatu produk yaitu dengan

menyimpan produk dalam keadaan beku, selain itu pembekuan dapat menghambat

proses kimiawi dan fisika ( Syarief et al, 1989).

Tujuan dari pembekuan yaitu merupakan metode unggulan guna

mempertahankan sifat mutu tinggi pada ikan dengan teknik penarikan panas secara

efektif pada udang agar suhu udang itu hanya mengalami proses perubahan mutu

yang minimum selama proses pembekuan, penyimpanaan beku dan distribusi,

sehingga dapat dinikmati oleh konsumen dengan nilai dan faktor mutunya segar

atau keadaan olahan seperti yang dimiliki produk itu sebelum dibekukan (Ilyas,

1993).

2.1.5. Sanitasi dan Hygiene.

Page 13: Udang Roti

Sanitasi dan hygiene merupakan standar utama yang mesti dilaksanakan

dalam penyediaan makanan bermutu dan aman bagi masyarakat. Sanitasi adalah

usaha yang dilakukan untuk mengubah secara langsung atau tidak langsung

pengaruh lingkungan yang buruk bagi kesehatan manusia menjadi lingkungan

yang menguntungkan. Hygiene merupakan usaha untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat (Widjaya, 1992).

II.1.5. Pengemasan.

Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan,

memegang peranan penting dalam pengawetan bahan hasil pertanian, adanya

wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan,

melindungi bahan pangan yang ada didalamnya, melindungi dari bahaya

pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Disamping itu

pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk

industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan,

pengangkutan dan distribusi (Syarief et al, 1989).

Pengemasan dengan bahan pengemas yang cocok sangat bermanfaaat

untuk mencegah kemunduran mutu, misalnya karena proses pengeringan

(Moeljanto, 1992). Bahan pengemas yang digunakan untuk udang umumnya

karton yang telah dilapisi dengan wax, yaitu sejenis lilin, sehingga tidak rusak atau

tembus oleh air. Meskipun demikian sebelum udang dikemas dalam karton,

biasanya dikemas dulu dengan plastik (Hadiwiyoto, 1993).

Page 14: Udang Roti

RENCANA KERJA

I.1. Materi Kegiatan

3.1.1. Penerimaan bahan baku

Bahan baku adalah udang segar yang dikirim oleh perusahaan penyediaan

bahan baku. Bahan baku yang digunakan merupakan udang tambak dan udang

tangkapan yang berasal dari lampung, serang, pemalang, dan purwakarta. Jenis

udang yang diolah adalah udang windu dan udang putih, selain itu diperlukan

bahan untuk mengolah udang roti seperti roti tawar.

3.1.2. Proccecing

Kegiatan pada tahap procecesing adalah sebagai berikut, udang yang telah

diterima telah bersih, headless dan dibedakan menurut size (ukuran) udang. Udang

yang telah disortir tersebut dikupas kulitnya sampai satu ruas terakhir sebelum

ekor. Kemudian dilanjutkan dengan proses define (congkel) untui membuang

kotiran yang menempel ditubuh udang. Setelah udang bersih, udang diiris (bely)

dan dicuci dengan larutan khlor ditambah es sebanyak 200 ppm untuk membunuh

kuman atau bakteri yang melekat didalamnya lalu dibilas dengan air bersih.

Udang tersebut digencet (stretch) untuk meluruskan udang dengan maksud untuk

mempermudah proses pemberian roti (breaded).

3.2.3. Pengolahan Udang Roti

Sebelum udang menjadi udang roti terlebih dahulu dioles dengan tepung

(KTN 09) hingga merata sampai menutupi daging udang tersebut. Bagian ini

disebut Uchiko, stelah udang dioles dengan tepung (KTN 09) selanutnya diberi

adonan. Adonan yang dipakai dalam pembuatan udang roti terbuat dari KTN 20 +

air chailler, adapun suhu cailler yang baik untuk adonan adalah kurang dari 8 0C

dengan kadar khlor 3 ppm. Setelah udang diberi adonan, langsung diberi/ditutup

dengan roti (roti awar yang sudah digiling) penggunaan roti harus disesuaikan

dengan nama/jenis produk udang roti tersebut.

Page 15: Udang Roti

Kegiatan pemberian roti ini hanya menggunakan gerak tangan dan untuk

menghasilkan bentuk roti yang baik, harus diperhatikan adalah tekanan tangan

bagian tas maupun samping udang harus sama. Setelah dibuat udang roti

dimasukan kedalam tray dalam 1 (satu) tray udang yang dibuat harus sama rata

baik berat maupun bentuk udang roti, udang roti yang sudah dibuat pertray

terlebih dahulu ditimbang menurut standart berat yang telah ditentukan.

Kemudian dilakukan final chek untuk mengukur berat dan untuk menghilangkan

benda asing seperti rambut ataupun plastik agar kualitas udang roti tetap terjaga.

Udang roti tersebut kemudian dimasukan kedalam spiral freezer yang bersuhu – 4 0C kira-kira selama 1(satu) jam suhu akhir produk kira-kira 8 0C. Setelah 1 (satu)

jam udang roti tersebut dikemas (packing) dan siap dipasarkan

I.2. Jadual Kegiatan

III.1. Materi Kegiatan

Kegiatan yang direncanakan diikuti selama magang di PT Pertiwi Alam

Samudera, Karawang, Jawa Barat terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut:

Penerimaan bahan baku

Bahan baku berasal dari pantai utara Jawa Barat dengan menggunakan

tranportasi mobil yang dikemas dalam fiber/blong diberi lapisan es secara merata

untuk mempertahankan suhu dalam perjalanan sampai tiba di unit pengolahan.

Pencucian

Udang dicuci dengan air es maksimal 5 o C yang telah diberi kaporit, dan

pencucian dilakukan 3 (tiga) kali.

Penimbangan

Udang yang telah dicuci ditiriskan kedalam keranjang selama 5 menit,

kemudian ditimbang.

Page 16: Udang Roti

Sortir

Udang dipilih berdasarkan ukuran, mutu, jenis (udang windu dan udang

putih) dan warnanya. Udang yang telah disortir dicuci kembali dengan air dingin

dengan suhu maksimal 5 o C yang telah diberi kaporit. Kemudian dilakukan

penyortiran kedua dengan maksud untuk untyuk mencegah terjadi kesalahan yang

dilakukan pada saat sortir pertama.

Penyusunan Dan Pembekuan

Udang yang telah ditimbang disusun kedalam pan sesuai dengan ukuran,

jenis, mutu dan warnanya. Kemudian dilakukan pembekuan dengan system

Contact Plate Freezer (CPF) selama 4 – 5 jam dengan suhu antara (-35) – (-45) oC. Alat pembeku udang yang baik ada 2 macam yaitu :

a. Contatc plate feezer (CPF)

Dengan menggunakan alat CPF suhu pembekuan dapat diatur. Untuk

bahan pembekuan (ferigerant) yang digunakan tergantung dari tipe mesin

tersebut.

b. Air blast freezer (ABF)

Air blast freezer adalah suatu ruangan atau kamar pembeku dengan

menggunakan system hembusan udara dingin.

III.2. Jadual Kegiatan

Pelaksanaan PKL dimulai dari minggu ke III Juni 2003 sampai Juli 2003

dengan tujuan mengikuti proses kegiatan pengolahan hasil di PT Pertiwi Alam

Samudra.

Hari ke Kegiatan Tempat

1 Orientasi Lingkungan PT.Pertiwi Alam Samudra.

2 s/d 20 Mengikuti kegiatan Prosesing PT.Pertiwi Alam Samudra.

21 - Identifikasi masalah penyuluhan Lingkungan PT Pertiwi

Page 17: Udang Roti

- Pamitan

Alam Samudra.

PT Pertiwi Alam Samudra.

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PEMBEKUAN UDANG DI PT. PERTIWI ALAM SAMUDRA

K A R A W A N G

OLEH

R U M I N A H

NIRM 043 01 0116

Page 18: Udang Roti

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR

JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN

2003

DAFTAR ISI

Page 19: Udang Roti

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

LEMBAR

I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………...

1.2. Tujuan……………………………………………………………………………

II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………..

……

2.1 Pasca Panen……………………………………………………….………….…

2.1.1. Keuduran Mutu Udang ……………………………………………..…

2.1.2. Perlakuan Suhu Rendah…………………………………….………...

2.1.3 Pendinginan……………………………………………………..….….

2.1.4. Pembekuan………………………………………………………….…..

2.1.5. Sanitasi dan Hygiene……………………………………………..…

2.1.6 Pengemasan……………………………………………………..….

2.2. Penyuluhan…………………………………………………………………...

III RENCANA KERJA……………………………………………………………….….

3.1. Materi Kegiatan……………………………………………………………..…

3.1.1 Penerimaan Bahan Baku…………………………………………...

3.1.2 Procecing…………………………………………………………..…

3.1.3 Pengolahan Udang Roti…………………………………………….

3.2 Jadual Kegiatan……………………………………………………………..…

Page 20: Udang Roti