36

UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu
Page 2: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu
Page 3: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu
Page 4: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

108

DRA. NYI HJ. BADI’AH (1954-2016):AL-KHAIRIYAH, MAJELIS TAKLIM &

PII WATI

Oleh Umdatul Hasanah

Ustadzah Dra. Hj. Badi’ah(Dokumen PSGA IAIN SMH Banten)

PendahuluanDra. Nyi Hj. Badi’ah merupakan salah satu

tokoh perempuan yang dapat dikategorikan sebagaisalah seorang ulama perempuan Banten. Kiprahnyayang luas, tidak hanya bergerak pada bidang

Page 5: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

109

pendidikan, dakwah dan majelis taklim, namun jugapada bidang sosial dan ritual, yaitu dalam bentukpelayanan dan bimbingan ibadah Haji dan Umrah(KBIH). Sebagai mubalighah, namanya tidak hanyadikenal di kawasan Cilegon di mana ia tinggal, juga diSerang, Tangerang dan Banten secara umum, bahkandi pulau Sumatera, khususnya Bengkulu. Namanyapun tidak hanya tercantum dalam struktur lembagaatau organisasi keagamaan, namun juga organisasisosial, baik di Kota Cilegon maupun di ProvinsiBanten.

Dari Al-Khairiyah Menuju PII WatiDra. Nyi Hj. Badi’ah merupakan putri dari KH.

Syibromalisi, salah seorang tokoh besar dalamPerguruan Islam Al-Khairiyah. Di wilayah Banten, Al-Khairiyah sebagai salah satu perguruan Islam yangcukup terkenal dan tersohor pada masanya. Bila diBanten Selatan, terdapat lembaga pendidikan Islamyang tersohor, yaitu Mathla’ul Anwar yang berpusat diMenes, Pandegelang; maka, di Banten Barat danUtara, terdapat perguruan Islam yang terkenal, yaituAl-Khairiyah yang berpusat di Citangkil, Cilegon.

Perguruan Islam Al-Khairiyah didirikan olehKH. Syam’un pada tahun 1925 di Citangkil, Cilegon,

Page 6: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

110

Banten. Bersama beberapa tokoh, KH. Syam’unmengembangkan Madrasah Al-Khairiyah, sehinggamenjadi salah satu lembaga pendidikan yang tidakhanya dikenal di Banten, Jakarta dan Jawa, melainkanjuga di Sumatera, khususnya Lampung danPalembang.

Beberapa nama turut membesarkan lembaga inipada periode awal, di antaranya, KH. Syibromalisiyang dikenal sebagai ketua bidang pendidikan diperguruan ini. Bahkan, pada tahun 1945-1950 KH.Syibromalisi yang diserahi amanat untuk mengurusMadrasah Al-Khairiyah, karena sang pendiri dan ketuaperguruan yang sekaligus gurunya, KH. Syam’un,mendapat amanat sebagai Brigade I Divisi I Siliwangi.Pada saat yang sama, KH. Syam’un juga merangkapsebagai Bupati Kepala Daerah Kabupaten Serang.1

Pada masa Revolusi, daerah Banten umumnya dandaerah Serang khususnya, jabatan Lurah sampaiResiden pada umumnya dijabat oleh ulama.2

Oleh karena itu, selama KH. Syam’un menjabatsebagai Brigade Siliwangi dan Bupati Serang,kepengurusan dan aktivitas perguruan tetap berjalan

1 PB. Al-Khairiyah, Perguruan Islam dari Masa ke Masa, Cet.Kedua, 1984, hlm. 10.2 Nina Lubis, Banten dalam Pergumulan Sejarah, Jakarta: LP3ES,2003, hlm. 178.

Page 7: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

111

secara normal, di bawah kepengurusan KH.Syibromalisi. Dengan demikian, KH. Syibromalisimemiliki posisi sentral di dalam Perguruan Islam Al-Khairiyah Citangkil pada saat itu. Salah satuketurunan atau anak KH. Syibromalisi yangperempuan adalah Dra. Nyi Hj. Badi’ah. Ia adalahsalah satu tokoh perempuan Banten yang lahir dandibesarkan dari genealogi intelektual dan rahim Al-Khairiyah yang dipandang cukup senior saat ini.

Dra. Nyi Hj. Badi’ah lahir di Citangkil, padatanggal 3 Mei 1954, dari pasangan KH. Syibromalisidan Hj. Sufroh. Ia merupakan anak kedelapan darisepuluh bersaudara, yaitu: Suhel, Sobri, Suwaedi, A.Tahir, Sya’dun, Amin, Ubed, Badi’ah, Eti dan AbdulMuis. Keluarga besarnya umumnya belajar di lembagapendidikan Al-Khairiyah. Beberapa di antaranya,pernah mengabdikan diri di lembaga tersebut, sebelummereka bergerak pada bidang karir masing-masing.Ada yang di dunia pendidikan, wirausaha dan di partaipolitik. Pada tahun 1968 sang Ayah, KH. Syibromalisi,wafat. Sepeninggal ayahnya, Badi’ah diasuh dandididik oleh sang Ibu, Hj. Sufroh, dan sang Kakaktertua, H. Suhel, yang menggantikan posisi ayahnya,baik sebagai pendidik maupun tulang punggungkeluarga.

Page 8: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

112

Sebagai anak kyai atau tokoh agama danpendidik, Badi’ah sangat beruntung dibandingkandengan kaum perempuan pada masanya yang belumleluasa mendapatkan akses pendidikan. Di sampingkesadaran masyarakat yang masih rendah untukmenyekolahkan anak-anak perempuan mereka, saranadan lembaga pendidikan yang masih sangat terbatasdan dapat dihitung dengan jari.3 Oleh karena itu, tidakheran, menurut pengakuannya, kaum perempuan yangsekolah pada saat itu umumnya anak-anak guru atauaparat desa atau masyarakat yang orang tuanyamemiliki kesadaran pendidikan dan kemampuanfinansial.4

Sebagaimana dalam pandangan AzyumardiAzra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa ituadalah mereka yang memiliki garis genealogis dengantokoh laki-laki, baik itu orang tua, suami maupunsaudaranya. Seperti, Nyi Ahmad Dahlan merupakanistri dari KH. Ahmad Dahlan, Nyi Hasyim Asy’arimerupakan istri KH. Hasyim Asy’ari, Rahmah ElYunusiyah, adik dari salah seorang tokoh pendidikan

3 Pada masa awal Kemerdekaan tingkat pendidikan kaumperempuan umumnya masih rendah di Indonesia, khususnyaBanten dan terutama Cilegon.4 Wawancara dengan Ustadzah Dra. Hj. Badi’ah di Cilegon, 17April 2016.

Page 9: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

113

di daerahnya, Zainuddin Labay, seorang pegiatpendidikan di Padang.5 Demikian juga dengan Badi’ahmerupakan putri dari KH. Syibromalisi dan adik dariUstadz H. Suhel.

Badi’ah menempuh pendidikannya di MadrasahIbtidaiyah Al-Khairiyah, Madrasah Tsanawiyah danAliyah Al-Khairiyah. Ia berguru kepada ayahnyasendiri, KH. Syibromalisi, H. Suhel, KH. Ali Jaya, KH.Wahab Afif dan lainnya. Di antara guru-guru yangperempuan adalah Hj. Fauroh dan Hj. Uyun Suroyah.Di samping belajar secara formal di madrasah,sepulang sekolah ia belajar mengaji al-Qur’an dankitab di rumah kepada orang tuanya, KH. Syibromalisi,bersama dengan beberapa siswa lainnya yang mondokdan mengaji di rumahnya.

Setamat dari Madrasah Aliyah, ia melanjutkanke IAIN Serang dan mendapat gelar BA pada tahun1977. Kemudian, melanjutkan di Fakultas TarbiyahJurusan PAI di tempat yang sama dan tamat padatahun 1985 dengan gelar Dra.

Sewaktu menempuh pendidikan di perguruantinggi inilah, ia bertemu dengan H. Muhammad Arif

5 Azyumardi Azra, Historiografi Islam Kontemporer: WacanaAktualitas dan Akar Sejarah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2002.

Page 10: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

114

yang berasal dari Bengkulu. H. Muhammad Arif adalahsalah seorang pemborong yang waktu itu sedangmengerjakan proyek pembebasan lahan PerguruanIslam Al-Khairiyah dan beberapa perkampungan disekitarnya guna pembangunan PT. Krakatau Steelpada tahun 1970-an. Sebagaimana diketahui, bahwaMadrasah Al-Khairiyah yang pertama berpusat diCitangkil, kemudian mengalami tukar guling untukpembangunan PT. Krakatau Steel. Madrasah Al-Khairiyah kemudian pindah ke Kampus Al-Khairiyahyang sekarang dengan tetap menggunakan kata“Citangkil” sebagai nama kecamatannya.

Pertemuannya dengan H. Muhammad Arif,kemudian berlanjut di pelaminan pada tahun 1974.Badi’ah menikah dengan H. Muhammad Arifdikaruniai empat orang anak, yaitu Ade Apsandi,Reobintang, Dewi Afianti dan Qoidi Barokatillah. AdeApsandi bergerak di bidang politik dan pernah duduksebagai anggota DPRD Kota Cilegon. Reobintangadalah alumni IAIN Sultan Maulana HasanuddinBanten, Jurusan KPI, yang bergerak di perusahaan.Sementara putri ketiganya, Dewi Afianti adalah PNSPemerintahan Daerah di RSUD Cilegon bagianFarmasi. Si bungsu, Qoidi Barokatillah adalah alumnikedokteran pada salah satu perguruan tinggi di

Page 11: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

115

Jerman. Dari keempat anaknya sampai saat ini, belumada yang tampak siap menjadi kader dan penerusorang tuanya di dalam bidang dakwah.

Walaupun Badi’ah telah berkeluarga, namuntidak menyurutkan cita-citanya menempuh pendidikantinggi. Sambil menjalani tugasnya sebagai ibu rumahtangga, ia tetap giat belajar dan melanjutkan studinyasampai menyelesaikan pendidikan jenjang Sarjana.Semasa menempuh pendidikan di Al-Khairiyah danIAIN SMHB Serang, ia dikenal aktif berorganisasi,bahkan pernah menjadi pengurus sekaligus KetuaPelajar Islam Indonesia (PII Wati) Kabupaten Serang.PII Wati adalah salah satu organisasi pelajar Islamyang sangat eksis dan kritis terhadap pemerintahanOrde Baru, sehingga kerap mendapatkan pengawasandan dicurigai oleh pemerintah saat itu. Sebagai KetuaPII Wati, pada sekitar tahun 1970-an semasa dengankepemimpinan H. Mufrodi Muchsin sebagai Ketua PIIKabupaten Serang. Sebagai salah seorang aktivis, iakerapkali mengikuti kegiatan organisasi di wilayahBanten dan luar Banten, seperti Jakarta dan Bandung.Oleh karenanya, sebagai ketua organisasi,memungkinkan baginya bertemu dengan banyak orangdan terlatih berbicara di depan umum. Jiwa aktivis dan

Page 12: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

116

senang berorganisasi tidak pernah hilang, walaupun iasudah berkeluarga.

Perempuan Harmonikan Karir dan KeluargaSetamat dari pendidikan di Madrasah Aliyah Al-

Khairiyah, Badi’ah diangkat sebagai guru PNS diMadrasah Ibtidaiyah Citangkil pada tahun 1967.Setelah selesai menempuh pendidikan Sarjana, iadiangkat menjadi guru Agama pada Sekolah MenengahAtas Krakatau Steel (SMA KS) pada tahun 1985-1999.

Tugasnya sebagai pendidik, mengharuskannyapergi pagi hari sesuai jam masuk sekolah, untukmemberikan tauladan bagi murid-muridnya. Namun,ia memiliki anak-anak yang masih kecil yangmembutuhkan perhatian ekstra. Sebuah dilema yangdialami oleh kaum perempuan, meski menginginkankeduanya berjalan seiring dan ideal. Dalam satu sisi,ingin menjalankan tugas secara professional. Akantetapi, di sisi lain memiliki tanggung jawab utamamengasuh anak-anak yang masih kecil. Menurutnya,perasaan naluriah sebagai seorang ibu sulit dipungkiri,yaitu ingin selalu dekat dengan anak, akan tetapi disisi lain ingin bekerja secara professional. Dalampemikirannya, di samping menyerukan kaumperempuan agar meraih kemajuan di dunia karir dan

Page 13: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

117

peran publik lainnya, namun sisi lain mengingatkankaumnya untuk memperhatikan keluarga sebagaitugas utamanya. Ideologi keluarga harus diperkuat dimana perekat utamanya adalah perempuan (ibu).6

Menurut Dra. Nyi Hj. Badi’ah, perempuan harusmaju dan bisa mandiri, namun demikian juga haruslebih perhatian pada urusan keluarga, suami dan anak-anak. Dalam mengimplementasikan konsep peranganda perempuan ini, tidak bisa berjalan sendiri, harusada toleransi dari pasangan, kerja sama, kebersamaanserta komitmen. Dra. Nyi Hj. Badi’ah menekankankonsep “keharmonisan” yang harus tetap dijaga dan“kekompakan” dalam membina rumah tangga, salingmendukung satu sama lain, sehingga ia bisamenjalankan tugas dengan baik. Bahkan, perannyadalam kehidupan keagamaan dan kemasyarakatanberjalan dengan baik. Walaupun, terkadang ia sendirikerapkali mengalami dilema dan problem batin, namunkarena dukungan yang kuat dari suaminya, ia leluasamelaksanakan tugas dan karirnya di luar rumah.

6 Dalam hal ini, Dra. Nyi Hj. Badi’ah mengajak jamaah perempuanuntuk memperkuat institusi keluarga. Pandangan ini searahdengan kelompok penganut ideologi familialisme, sebagaimanapandangan organisasi perempuan pada umumnya yang senadadengan konsep pemerintah Orde Baru. Lebih jelas tentang hal ini,lihat Irwan Abdullah (ed.), Sangkan Paran Gender, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1997.

Page 14: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

118

Walaupun demikian, problematika batin iniditangkap oleh sang suami berdasarkan berbagaipertimbangan. Setelah lama bertugas sebagai gurudengan jadwal yang padat, sementara anak-anakmasih kecil, akhirnya Dra. Nyi Hj. Badi’ahmemutuskan untuk memilih “pindah tugas”, dari“guru” yang harus rutin mengajar setiap hari, menjadi“pengawas” pendidikan. Pilihan ini dianggap sebagaisolusi terbaik, karena dari aspek waktu relatif lebihfleksibel, tidak harus datang pagi dan pulang sore harisecara rutin, sebagaimana di sekolah. Sejak tahun1999-2010 ia menjadi Pengawas SD, pertama diKecamatan Anyer, kemudian di Cibeber, dan terakhirdi Jombang. Pada tahun 2010 ia memasuki usiapensiun sebagai PNS.

Memasuki usia pensiun, bukan berarti berhentidari aktivitas dan pengabdiannya kepada umat. Justru,waktunya semakin disibukkan dengan berbagaiaktivitas, dari mulai kegiatannya berdakwah, membinamajelis taklim dan berkiprah di berbagai organisasikeagamaan dan sosial kemasyarakatan. Kiprahnyamembina lembaga pendidikan serta mengembangkanusaha kecil dan kreatif, seperti usaha konveksi dan

Page 15: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

119

usaha catering, untuk memberdayakan ekonomijamaah.7

Dari Kritik Suami, Menjadi Mubalighah TersohorMengawali karirnya sebagai mubalighah, Dra.

Nyi Hj. Badi’ah melakukannya sejak masih aktifmengajar di sekolah. Pada mulanya, tidak mudahmenjadi mubalighah. Sebab, berbeda antarakemampuan mengajar di kelas dengan ceramah dihadapan masyarakat. “Walaupun banyak orang yangmampu menjadi pendidik dan guru yang pandaimengajar, namun jarang berceramah di masyarakat.”Kemampuan berceramah membutuhkan ilmu,keberanian dan kepandaian merangkai kata-kata danmenjelaskan, oleh karena itu ia berusaha belajar untukmengasah kemampuan berceramah danpenuturannya.8

Pandangan di atas senada dengan pendapatJalaluddin Rahmat, seorang pakar komunikasi.

7 Beberapa jamaahnya turut membantu mengembangkan usahaini. Di samping memiliki tenaga ahli dan terampil, beberapajamaah juga membantu usaha konveksinya. Demikian juga,dengan usaha catering yang melibatkan jamaah. Usahakonveksinya tidak hanya memenuhi permintaan kelompok majelistaklim, melainkan juga sekolah, madrasah dan TKA/TPA. Bahkan,usaha catering-nya sudah mendapat kepercayaan dari PemerintahDaerah, seperti kerja sama dengan beberapa dinas di Pemda KotaCilegon.8 Wawancara dengan Dra. Hj. Badi’ah di Cilegon, 17 April 2016.

Page 16: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

120

Menurutnya, “kemampuan komunikasi seseorangmemang merupakan bakat, namun kepandaianseseorang komunikasi dalam menyampaikan pesan-pesannya merupakan hasil dari proses belajar danberlatih secara tekun.”9 Caranya, yaitu ilmukomunikasi dan retorika yang mengajarkan secarateknis mengasah kemampuan seseorang untuk menjadiorator atau memiliki kemampuan public speaking.Cara inilah yang dilalui oleh Dra. Nyi Hj. Badi’ahmuda.

Sebagai mubalighah, suaminya merupakanorang yang berada di balik kesuksesannya. Suaminyayang kali pertama menyarankan supaya belajar pidatodan ceramah. Terlebih, dirinya merupakan salah satuSarjana perempuan generasi awal yang masih langkadi Kota Cilegon khususnya. Saran suaminya inididukung dengan pemberian fasilitas sosial bagipengembangan diri, yaitu majelis perkumpulankeluarga Sumatera. Majelis ini bukan hanya saranasilaturahim kekeluargaan dan ikatan kedaerahan,namun juga menjadi sarana informasi danpembelajaran, salah satunya dengan acara siramanrohani (ceramah keagamaan).

9 Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: RemajaRosda Karya, 2002.

Page 17: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

121

Padahal, sebagaimana diakuinya, suaminyabukan ahli agama, melainkan hanya mengenyampendidikan di Madrasah Ibtidaiyah dan pendidikanagama di lingkungan keluarganya. Namun demikian,suaminya memiliki semangat yang tinggi dalam usahauntuk memajukan kehidupan agama dan dakwah.Dengan jujur Dra. Nyi Hj. Badi’ah mengakui, walaupunsaat itu sebagai seorang Sarjana agama perempuanyang jarang di Cilegon, namun belum memilikikeberanian untuk tampil di hadapan masyarakat luas.Justru, suami yang meminta dan memotivasinya,untuk mulai belajar ceramah dan mengajar dimasyarakat. Dengan gelar kesarjanaan, menurutsuaminya, ia harus mulai memiliki keberanian “untukmenggoncang dunia”. Maksudnya, dunia Cilegon dansekitarnya, di mana saat itu masih langka dan kaumperempuan umumnya tersubordinasi. Sementara itu,suaminya dibesarkan pada tradisi keluarga danmasyarakat yang memajukan kaum perempuan. Bisajadi, karena banyak keluarganya yang terdidik.Pengaruh dan spirit Madrasah Diniyah Putri yangdikembangkan Rahmah El-Yunusiah di Padang terasajuga di masyarakat dan keluarga besarnya.10

10 Gerakan tokoh perempuan, seperti Rahmah El-Yunusiah dalammemajukan taraf pendidikan kaum perempuan demikian santer.

Page 18: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

122

Tidak heran, ketika kerapkali ada acarapertemuan rutin keluarga Sumatera: Padang,Palembang, Bengkulu dan Lampung, yang rutindiselenggarakan setiap bulan sekali, suaminyamempromosikan Dra. Nyi Hj. Badi’ah untuk tampilmengisi acara tausiyah. Waktu kali pertama tampil diacara pertemuan keluarga Sumatera ini, demikiangerogi, terlebih suami mengamati dan menilai. Sontaksaja, setelah pertemuan pertama itu, ia mendapatkritik dam masukan dari suaminya untuk terusmemperbaiki diri mengenai isi ceramah sertapenampilannya di depan publik. Tak hanya itu,sesampainya di rumah, suaminya memberikanpelajaran tentang teknik berceramah, padahal dirinyabukan penceramah. Akan tetapi, suaminya memilikisemangat dan terus mengajari teknik berceramah. Adabeberapa hal yang masih diingat tentang teknikberceramah yang diajarkan suaminya. Suaminyamengatakan:

“Anggap saja kamu sedang bercerita, makamaterinya harus dikuasai dan lancar. Pertama,ceramah itu harus pake pembukaan. Kedua, isi

Melalui pendirian Madrasah Diniyah Putri, gerakan sangatsignifikan dalam memajukan peran perempuan dan meningkatkantaraf pendidikannya. Lihat Junaidatul Munawaro, “Rahmah El-Yunusiah: Pelopor Pendidikan Perempuan,” dalam JajatBurhanudin (ed.), Ulama Perempuan Indonesia, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm. 39.

Page 19: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

123

materi tentang apa dan arti dalil-dalilnya, kuasaibacaan, arti serta maksudnya. Lalu, ketiga,kesimpulan”.

Kelihatannya sepele dan sederhana, namun bagi orangyang tidak terbiasa berbicara di depan orang banyak,sangat tidak mudah. Sebab itu, dibutuhkan latihan danpembiasaan sesering mungkin, akan menjadipengalaman dan guru yang berharga. Hal inilah yangmengantarkan Dra. Nyi Hj. Badi’ah sampai saat inimenjadi mubalighah yang terkemuka di Kota Cilegon.

Secara teoritis apa yang diajarkan olehsuaminya tentang teknik berceramah, sesuai denganprinsip-prinsip retorika, yang disebut dengan The Five

Canon of Rethoric.11 Berbicara di hadapan khalayak,harus dimulai dari: (1) invention, yaitu judul, materiserta mengenali khalayak yang menjadi sasarandakwah atau komunikannya. (2) Dispositio, yaituorganisasi pesan di mana pesan disusun secarasistematis, ada pembukaan, pengantar, isi, kesimpulandan penutup. (3) Elucatio, yaitu gaya bahasa yangindah dan intonasi yang enak di dengar. (4) Memoria,yaitu wajib mengingat apa-apa yang akandisampaikan, bukan menghafal isi materi. (5)

11 Jalauddin Rahmat, Retorika Modern, Bandung: Remaja RosdaKarya, 1992.

Page 20: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

124

Prononciatio, yaitu penyampaian dengan melakukankontak mata, gesture serta mimic yang menguatkanpesannya.

Pada pertemuan selanjutnya, Dra. Nyi. Hj.Badi’ah selalu memperbaiki diri dan menerima kritikserta saran dari suaminya. Dengan proses ini, padaacara-acara berikutnya, ia mendapat ajungan jempoldari suaminya. Dari situ, ia mulai melebarkan sayapceramahnya, dari mulai pertemuan keluarga,berkembang ke masyarakat, dan kemudian mengisimateri ceramah pada kegiatan pengajian dan PKK,baik di tingkat kelurahan maupun tingkat kecamatan.

Seiring dengan perkembangan majelis taklim,Badi’ah mendapatkan segment-nya. Mulai dariPengajian Al-Hidayah, sebuah pengajian yang memilikigeneologi dan afiliasi dengan Golkar; hingga padaacara PKK dan pengajian-pengajian lainnya di mana iasemakin banyak menerima undangan untukmemberikan ceramah. Hal ini menunjukkan bahwakemampuannya memberikan ceramah diterima publik,sehingga jamaahnya semakin meluas. Dari satu majeliske majelis lainnya, dari satu kampung ke kampunglainnya, sampai ke wilayah dan menembus daerah laindi luar Cilegon.

Page 21: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

125

Dengan terbentuknya BKMT (ForumKomunikasi Majelis Taklim) pada tahun 1981, yangdiketuai Nyi Hj. Tuti Alawiyah, ia memiliki jaringandan kepengurusan di Kota Cilegon pada tahun 1985yang diketuai oleh Hj. Fauroh. Dra. Nyi Hj. Badi’ahterlibat aktif dalam perjalanan organisasi BKMT, baikdi Cilegon maupun di Provinsi Banten. Sampai saat ini,ia merupakan salah satu Ketua BKMT Provinsi Bantenselama dua periode.

Pelopor dan Ustadzah Majelis Taklim PerempuanPerkembangan majelis taklim perempuan serta

kelangkaan ustadzah dan mubalighah, memberikanpeluang bagi Dra. Nyi Hj. Badi’ah untuk berkiprahlebih luas di masyarakat. Sambutan masyarakat yangantusias dan memenuhi selera publik, menjadikannyaditerima di berbagai kalangan, baik masyarakatperkampungan maupun perkotaan. Aktivitasceramahnya tidak hanya dilakukan di wilayah Cilegon,Serang, Pandegelang, Tangerang dan Lebak,melainkan hingga wilayah Bengkulu. Suatu saat iaditantang oleh keluarga suaminya yang kebetulanDekan di Fakultas Dakwah IAIN Bengkulu, yangbernama KH. Rusli Ishak. Saudara suaminya ini,justru, memintanya untuk mengisi acara tabligh akbar

Page 22: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

126

di wilayah Bengkulu. Saudaranya ini pula memberikanwawasan tambahan tentang ilmu dan teknikberdakwah, melalui peminjaman buku-bukunya yangdiberikan.

Dari waktu ke waktu, perjalanan dakwah Dra.Nyi Hj. Badi’ah semakin meluas untuk mengisiceramah, sehingga merasa bahwa hal itu adalahdunianya. Pada akhirnya, ia memutuskan untukkonsentrasi mengembangkan lembaga dakwah melaluimajelis taklim dan Lembaga Pendidikan DakwahIslamiyah (LPDI) yang digagasnya bersama tokoh-tokoh agama, mubaligh dan mubalighah di KotaCilegon.

Majelis taklim yang sejak awal dirintisnyabersama keluarga. Kemudian, secara resmi menjelmamenjadi wadah dalam bentuk yayasan. Melaluilembaga yayasan yang dibentuknya, bersamasuaminya memberi nama “Ummatul Muslim” yangdidirikan dan berbadan hukum pada tahun 2000.Yayasan ini bergerak pada bidang pendidikan, dakwahdan bimbingan penyelenggaraan ibadah haji danumrah (BPIH). Di bidang pendidikan, dibentuk TPQ/TPA yang diselenggrakan pada setiap sore. Di bidangdakwah, dibentuk Majelis Taklim Perempuan untukpengajian kaum ibu yang diselenggarakan pada setiap

Page 23: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

127

hari Sabtu, pagi, mulai jam 08.00. Majelis taklim iniselalu ramai yang dipenuhi oleh jamaah kaum ibu dariAnyer, Bojonegara, Cilegon dan Serang, di mana tidakkurang dari 200 jamaah pada setiap pengajian.Sementara itu, di bidang BPIH, sampai saat ini sudahribuan jamaah yang pernah bergabung. Pada tahun2000-an BPIH ini menjadi yang terbesar di KotaCilegon. Namun, saat ini tampaknya BPIH ini tidaklagi dominan seiring dengan banyaknya BPIH baru,seperti Al-Inayah pimpinan KH. A. Razak, Al-Falahpimpinan H. Dimyati dan Hj. Falahiyah, yangsebelumnya bagian dari BPIH Ummatul Muslim.

Sepeninggal suaminya pada tahun 2009, Dra.Nyi Hj. Badi’ah terus mengembangkan YayasanUmmatul Muslim ini, yang dibantu oleh keluarga dansaudara-saudaranya, khusunya KH. Amin Syibromalisidan beberapa tokoh agama di Kota Cilegon sebagaipembimbing jamaah, seperti KH. Sayuti Ali yang jugaKetua MUI Kota Cilegon. Melalui lembaga majelistaklim di bawah yayasan ini, sebagai wujud dari cita-citanya, ia bisa berkiprah lebih luas dan mengkaderbanyak perempuan. Walaupun, sampai saat ini, masihsedikit dari murid-muridnya yang memilikikemampuan dan keberanian menyampaikan ceramahdi masyarakat.

Page 24: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

128

Di antara beberapa muridnya, ada yang secarakhusus berguru secara langsung dan tidak langsung.Selain itu, juga ada yang membantu dalammengembangkan yayasannya, baik melalui majelistaklim maupun BPIH. Di antara mereka, yang dikenalsebagai ustadzah dan kerapkali ceramah, yaitu Hj.Falahiyah dan Dra. Nuriyah Yasin. Bahkan, ada yangmenjadi ustadzah dan memimpin majelis taklim, yaituUstadzah Tasyri’iyah, Ustadzah Hj. Mahfudhah,Ustadzah Hj. Kartini, dan Ustadzah Hj. Fudefah(Eva).12

Menurut pengakuan muridnya, Ustadzah Dra.Nyi Hj. Badi’ah dikenal sebagai orang yang tegas danlugas, tanpa tedeng aling-aling. Bila ia tidak setujuatau tidak berkenan dengan sesuatu hal, ia tidaksungkan mengkritik di depan yang bersangkutan. Bagiyang belum kenal karakternya, mungkin akantersinggung. Akan tetapi bagi yang telah lama bergauldan mengenal karakternya, hal itu menjadi biasa.Justru, karena ketegasannya, kita menjadi tahu, manayang salah dan mana yang benar, mana yang

12 Wawancara dengan Ustadzah Dra. Hj. Badi’ah di Cilegon, 17April 2016.

Page 25: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

129

seharusnya dan mana yang tidak seharusnya. Hal inidikatakan oleh Ustadzah Hj. Mahfudhah.13

Menurut Ustadzah Hj. Wardiyah yang menjadisahabat sejawatnya di Majelis Ulama Indonesia (MUI)Kota Cilegon, Ustadzah Dra. Nyi Hj. Badi’ah dikenalbukan hanya memiliki keluasan ilmu agama, namunjuga kepiawaiannya dalam menyampaikan ceramah. Disamping suaranya dan intonasi yang khas jelas, jugamampu menghibur jamaah dengan cerita-ceritasegarnya yang selalu muncul di setiap ceramahnya.Beliau pandai mengutip cerita atau kisah-kisah yangsesuai dengan tema acara, yang dikemas denganbahasa sederhana dan bisa menyegarkan suasana,sehingga jamaah tidak mengantuk.14

13 Wawancara dengan Hj. Mahfudhah di Cilegon, 20 April 2016.14 Wawancara dengan Hj. Wardiyah, 20 April 2016.

Page 26: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

130

Gambar 1. Suasana Pengajian Majelis Taklim Perempuan

Mimbar Dakwah PerempuanMelalui mimbar dan majelis taklim, Ustadzah

Dra. Nyi Hj. Badi’ah dikenal sebagai salah satu tokohagama perempuan yang terkenal dan diperhitungkan,baik di Kota Cilegon maupun di Provinsi Banten. Saatini ia tidak hanya tercatat sebagai Ketua 7 MUI KotaCilegon, melainkan juga sebagai Ketua KomisiPemberdayaan Perempuan Provinsi Banten; PengurusForum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) KotaCilegon; Ketua I BKMT Provinsi Banten; PembinaBKMT Kota Cilegon; Pembina Forum KomunikasiMajelis Taklim (FKMT) Kota Cilegon. Selain itu, ia

Page 27: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

131

pernah menjadi sebagai Ketua Bidang Advokasi PusatPelayanan dan Perlindungan Keluarga Cilegon (P3KC)selama dua periode; dan bergabung dengan KorpMubaligh-Mubalighah tingkat Cilegon serta tingkatBanten.

Melalui mimbar dakwah, Ustadzah Dra. Nyi Hj.Badi’ah dikenal sebagai pribadi yang kuat danberkarakter. Tokoh agama perempuan ini cukupdisegani dan akomodatif dengan Pemerintah KotaCilegon, baik pada masa kepemimpinan WalikotaTubagus Aat Syafaat maupun kepemimpinan WalikotaTubagus Iman Ariyadi. Jaringan majelis taklim danjamaahnya yang besar, menjadikannya memilikikemampuan dalam mobilisasi massa. Tidak jarang,kekuatan ini menjadi daya magnet bagi beberapa pihaksebagai jembatan untuk meraih dukungan publik,khususnya komunitas majelis taklim.

Hubungannya yang dikenal sangat baik dandekat dengan jaringan keluarga Jombang, menunjukkepada keluarga Tubagus Aat Syafaat, kerapkali Dra.Nyi Hj. Badi’ah berdiri di barisan depan untukmendukung pemerintahan Tubagus Aat Syafaat danTubagus Iman Ariyadi dengan barisan jamaah majelistaklim. Pembentukan Forum Komunikasi MajelisTaklim (FKMT) Kota Cilegon yang digagas Tubagus

Page 28: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

132

Aat Syafaat dan diketuai olehUstadzah Hj. Ratu Amalia,tidak terlepas dari campurtangan Ustadzah Dra. Nyi Hj.Badi’ah. Menurutnya, sikapyang dilakukannya ini tidaklain sebagai bentukmemberikan jalan bagi proseskaderisasi dan memberikanruang kemunculan kaderperempuan muda yang

potensial. Penegasannya bahwa:“Kami yang sudah tua ini cukup menjadi pembinaanak-anak muda kaum perempuan yang potensial diKota Cilegon, agar kaum perempuan Cilegonbertambah maju, menjadi pemimpin dan tokohpemimpin masa depan”.15

Dakwah Ustadzah Dra. Nyi Hj. Badi’ah tidakhanya dikenal memberikan ceramah dari majelis kemajelis dan dari mimbar satu ke mimbar lainnya,namun juga melalui media elektronik, seperti Radio.Gaya bicaranya lugas, terbuka tanpa tedeng aling-

aling, lantang dan khas sebagai orator. Tidak jarang, iamenyuguhkan kisah-kisah kehidupan sehari-hari yangringan dan mudah dicerna oleh masyarakat, baik

15 Wawancara dengan Ustadzah Dra. Nyi Hj. Badi’ah, 1 Mei 2016.

“Kami yang sudahtua ini cukup

menjadi pembinaanak-anak mudakaum perempuanyang potensial di

Kota Cilegon, agarkaum perempuan

Cilegon bertambahmaju, menjadipemimpin dan

tokoh pemimpinmasa depan”

Page 29: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

133

kalangan awam maupun kalangan menengah danterdidik. Terbukti, ia banyak memberikan pengajian dibeberapa perkantoran dan komunitas pegawai, baikpemerintah maupun swasta, termasuk DharmaWanita, PKK, dan Bayangkari. Pendekatannya tidakhanya menyentuh daya nalar dan peningkatanpemahaman, melainkan juga mengolah rasa danpandai memainkan emosi jamaah. Dengan suaranyayang khas, ia kerapkali menyelipkan kisah-kisahhumor yang mengundang tawa jamaah. Di saat lain, iaberbicara menyentuh perasaan dan membuat jamaahterbawa larut dalam perasaan, bahkan tangisan.Sebagaimana, dilakukan pada saat acara-acara dzikir

akbar di Masjid Agung Cilegon, bersama KH.Salimudin dari Bandung.

Dalam perspektif teori komunikasi, gaya bicaraUstadzah Dra. Hj. Badi’ah sudah memenuhi unsur etos,pathos dan logos.16 Etos adalah kredibilitasnya sebagaikomunikator yang dipercaya oleh komunikan sebagaiustadzah yang dikenal dan tidak diragukan, baik dariaspek latar belakang pendidikan keilmuan maupunpengalaman dan sepak terjangnya selama ini. Pathos

adalah kemampuannya dalam komunikasi dan

16 Jalaluddin Rahmat, Psiologi Komunikasi, Bandung: RosdaKarya, 2001.

Page 30: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

134

ceramah yang menyentuh rasa dan emosi jamaah:Senang, haru, sedih dan lainnya. Sementara itu, logos

adalah kemampuannya menjelaskan pesan-pesanagama dengan lantang jelas dan berdasar, serta logisyang diterima oleh daya nalar jamaah.

Dari segmentasinya, jamaah tidak hanya darikalangan kaum perempuan, melainkan juga jamaahlaki-laki, baik masyarakat awam maupun kalanganmenengah dan terdidik. Juga, beragam acaranya dantema kegiatan, baik dari kegiatan keagamaan,kesehatan kemasyarakatn, pendidikan dan keluarga.Bahkan, beberapa kali ia memberikan ceramah dalambentuk nasehat perkawinan, padahal biasanyadilakukan oleh tokoh agama laki-laki, ustadz atau kyai.

Dalam mengajarkan materinya, ia tidak hanyamelakukan lewat pesan lisan (ceramah), melainkanjuga praktik. Tidak jarang, ia membuat sendiri materipengajiannya dalam bentuk tulisan yang menjadipegangan bagi para jamaah. Di antara beberapa bukuyang ditulis dan diterbitkan secara terbatas, sebagaibahan pengajian di majelis taklim dan menjadipegangan jamaah, sebagai berikut:1) Risalah Janaiz. Buku ini memuat panduan

pengurusan jenazah dari mulai memandikan,

Page 31: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

135

mengkafani, menguburkan sampai bacaan-bacaandan doa-doa yang biasa dibaca.

2) Dzikir dan Doa. Buku ini merupakan kumpulan doasehari-hari yang juga diajarkan kepada jamaah dimana biasanya dibaca dan dihafalkan.

3) Belajar Ilmu Manasik Haji. Buku ini merupakanpanduan dan tata cara melaksanakan ibadah hajidan umrah. Buku ini menjadi pegangan wajib bagijamaah yang berada di bawah bimbingannya.

4) Di samping itu, ada beberapa catatan bahanpengajian yang masih berserakan yang belumsempat diterbitkan, seperti bacaan dzikir, shalawat

dan syair yang diajarkan kepada jamaah.Tradisi menulis ini merupakan pelajaran dari

Ustadzah Nyi Hj. Tuti Alawiyah sebagai gurunya,walaupun tidak pernah menjadi muridnya langsung.Akan tetapi, ia belajar melalui wadah BKMT danbeberapa kali berkunjung ke Majelis Taklim Asy-Syafi’iyah yang dipimpin oleh Ustadzah Nyi Hj. TutiAlawiyah ini, yang memberikan inspirasi bagipengembangan metode pengajaran dan bahan ajar.Oleh karenanya, sebagai sumber rujukan materipengajaran di majelis taklim yang dipimpinnya, disamping berpegang pada kitab-kitab klasik yangpopuler, juga berpegang pada beberapa buku atau kitab

Page 32: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

136

yang ditulis oleh KH. Abdullah Syafe’i dan Nyi Hj. TutiAlawiyah sendiri.

Semangatnya yang tinggi dalam dakwah danmendidik umat, tidak hanya dilakukan pada saatkondisi sehat, melainkan juga pada saat sakit dantidak bisa bangun dari temat tidur. Dra. Hj. Badi’ahterus berkarya. Beberapa bukunya di atas diselesaikanpada saat ia sakit (tidak bisa jalan). Bahkan, kegiatanyang seharusnyamembutuhkan gerakan fisiksekali pun, dilakukannyadari atas tempat tidur.Beberapa waktu lalu,pada saat penelitian inidilakukan, kondisiUstadzah Dra. Hj. Badi’ahsedang sakit, setelah operasidan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Namun, iamasih rutin melakukan kegiatan membimbing manasikhaji dari atas tempat tidurnya. Dalam kondisi sakit,tidak menyurutkan semangatnya menjalankan tugassebagai ustadzah di dalam membimbing jamaah.

Kiprahnya bukan hanya dikenal melalui majelistaklim, masjid dan mimbar dakwah, melainkan jugakerapkali bersuara lantang dalam menyuarakan

Ia tidak hanyamenyuarakanagama dalam

pengertian ibadah,melainkan juga

berdakwah untukmenyelamatkan

keluarga,perempuan dansegala macam

bentuk kekerasan.

Page 33: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

137

keadilan dan perlindungan bagi perempuan. Iakerapkali melakukan sosialisasi dan advokasi bagikorban kekerasan dalam rumah tangga, baik langsungmaupun melalui media elektronik (radio). Bahkan,tidak jarang ia turun tangan melakukan perlindungandan pendampingan korban KDRT sampai ke mejahijau. Aktivitasnya di Pusat Pelayanan danPerlindungan Keluarga Cilegon (P3KC) sebagai bagiandari dakwah. Melalui wadah ini, ia tidak hanyamenyuarakan agama dalam pengertian ibadah,melainkan juga berdakwah untuk menyelamatkankeluarga, perempuan dan segala macam bentukkekerasan.

Sebagai tokoh agama, sekaligus tokohperempuan yang tidak hanya senior dari aspek ilmu,melainkan juga usia dan pengalaman. Ustadzah Dra.Hj. Badi’ah kerapkali terlibat dalam mensosialisasikanprogram-program pemerintah bersama PKK, DharmaWanita dan berbagai korp organisasi perempuanlainnya yang ada di Kota Cilegon. Bahkan, ia kerapkalidigandeng oleh beberapa lembaga pemerintah sebagaicorong untuk mensosialisasikan program danmemberikan kesadaran bagi masyarakat, sepertiprogram keluarga berencana, posyandu, kesehatanlingkungan, kesehatan reproduksi dan gizi keluarga.

Page 34: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

138

PenutupDemikian sekilas tentang kiprah salah seorang

tokoh agama (ulama) perempuan yang sosoknyadikenal luas di wilayah Banten, khususnya daerahCilegon, Serang dan sekitarnya. Ustadzah Dra. Hj.Badi’ah adalah ulama perempuan ini. Ia tidak hanyaaktif dengan kegiatan dakwah, pendidikan, sosialkeagamaan, melainkan juga kiprahnya dalampemberdayaan ekonomi melalui jasa catering danusaha konveksi. Ustadzah Dra. Hj. Badi’ah merupakansalah satu tokoh yang masih hidup sampai saatpenelitian ini dilakukan di antara banyak tokohperempuan yang telah berguguran.

Daftar PustakaAbdullah, Irwan (ed.). 1997. Sangkan Paran Gender.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Azra, Azyumardi. 2002. Historiografi Islam

Kontemporer: Wacana Aktualitas dan AkarSejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lubis, Nina. 2003. Banten dalam Pergumulan Sejarah.Jakarta: LP3ES.

Munawaro, Junaidatul. 2002. “Rahmah El-Yunusiah:Pelopor Pendidikan Perempuan,” dalam JajatBurhanudin (ed.), Ulama Perempuan Indonesia.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Page 35: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

139

PB. Al-Khairiyah. 1984. Perguruan Islam dari Masa keMasa. Cet. Kedua.

Rahmat, Jalaluddin. 2002. Psikologi Komunikasi,Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rahmat, Jalauddin. 1992. Retorika Modern. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Wawancara dengan Hj. Mahfudhah di Cilegon, 20 April2016.

Wawancara dengan Hj. Wardiyah, 20 April 2016.Wawancara dengan Ustadzah Dra. Hj. Badi’ah di

Cilegon, 17 April 2016.Wawancara dengan Ustadzah Dra. Hj. Badi’ah, 1 Mei

2016.

Page 36: UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/4546/1/3 Buku Ulama Perempuan... · 2019. 11. 5. · Sebagaimana dalam pandangan Azyumardi Azra, tokoh-tokoh perempuan yang lahir pada masa itu

Umdahtul HasanahAdalah Kepala Pusat Studi Gender

dan Anak (PSGA) IAIN SMH Bantensekaligus dosen Ilmu Komunikasi danPenyiaran Islam pada FakultasUshuluddin, Adab dan Dakwah IAIN SMHBanten. Ia dilahirkan di Serang pada

tanggal 29 Mei 1970. Kini ia bertempat tinggal di Jl. H.Leman, Rt. 01/11, Dermaga Malang, Gerem, Gerogol, KotaCilegon.

Umdahtul Hasanah telah menempuh pendidikan formalProgram Sarjana Jurusan Dakwah pada Fakultas Ushuluddindi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1994;Program Magister konsentrasi Pemikiran Islam di UniversitasMuhamadiyah Jakarta pada tahun 2003; dan ProgramDoktoral Studi Dakwah dan Komunikasi di SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.