132
ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, EARNING PER SHARE, DAN PRICE ERANING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang listing di BEI Periode 2013-2017) SKIRPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memunuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Nela Kurnia NIM: 11140810000047 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website - ANALISIS ......JAKARTA 1439 H/ 2018 ii iii iv v vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI a. Nama : Nela Kurnia b. Nama Panggilan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,

    RETURN ON ASSET, EARNING PER SHARE, DAN PRICE ERANING

    RATIO TERHADAP RETURN SAHAM

    (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang

    listing di BEI Periode 2013-2017)

    SKIRPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memunuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh:

    Nela Kurnia

    NIM: 11140810000047

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1439 H/ 2018

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. IDENTITAS PRIBADI

    a. Nama : Nela Kurnia

    b. Nama Panggilan : Nela

    c. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Juli 1996

    d. Jenis Kelamin : Perempuan

    e. Agama : Islam

    f. Alamat : Jl. Radar IX no.64 RT03/04

    Kalisari, Ps.Rebo, Jakarta Timur

    g. Status : Belum Menikah

    h. Kewarganegaraan :Indonesia

    i. Telepon : 081212912907

    j. Email : [email protected]

    II. PENDIDIKAN

    a. SD (2002-2008) : SDN Kelapa Dua 04. Jakarta

    b. SMP (2008-2011) : SMPN 189 Jakarta

    c. SMA (2011-2014) :SMAN 57 Jakarta

    d. SI (2014-2019) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    III. PENGALAMAN ORGANISASI

    a. Anggota Ekstrakulikuler ROHIS SMPN 189 Jakarta

    b. Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komfeis

  • vii

    ABSTRACT

    Problems in the study of previous studies showed inconsistent

    result, this research was conducted to re-examine the influence of fundamental

    factors consisting of current ratio (CR), debt to equity ratio (DER) return on

    assets (ROA), earning per share (EPS), and price earning ratio (PER) partially

    and simultaneously on Stock return property and real estate companies in

    Indonesia stock exchange in 2013 – 2017.

    The sample size used in this studied was of 17 property and real

    estate companies went public on the stock exchange with the determination of the

    sample purposive sampling. The type of data using secondary data using

    documentation.

    Current ratio (CR) has no influence on stock return property and real

    estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Debt to equity ratio

    (DER) has influence on stock return property and real estate companies listed on

    the Indonesia Stock Exchange. Return on asset (ROA) has a influence on stock

    return property and real estate companies listed on the Indonesia Stock

    Exchange. Earning Per Share (EPS) has no influence on stock return property

    and real estate companies listed on Indonesia Stock Exchange. And Price Earning

    Ratio (PER) has influence on stock return property and real estate companies

    listed on Indonesia Stock Exchange. Taken together (simultaneously) current

    ratio, debt to equity ratio, return on asset, earning per share and price earning

    ratio has a influence on stock return property and real estate companies listed on

    the Indonesia Stock Exchange.

    Keywords: Current ratio, debt to equity ratio, return on asset, earning per share,

    price earning ratio and stock return

  • viii

    ABSTRAK

    Dalam penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak

    konsisten, dan penelitian ini dilakukan untuk mengulang apakah ada pengaruh

    dari faktor fundamental yang terdiri dari current ratio (CR), debt to equity ratio

    (DER) return on assets (ROA), earning per share (EPS), dan price earning ratio

    (PER) secara parsial dan simultan terhadap return saham perusahaan properti dan

    real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017.

    Sampel data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 17

    perusahaan properti dan real estate yang mempublikasikan saham pada bursa efek

    dan dengan menggunakan Metode purposive sampling dalam menentukan

    datanya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan

    dengan dokumentasi atau pencatatan.

    Current ratio (CR) tidak memiliki pengaruh terhadap return saham

    perusahaan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek

    Indonesia. Debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh terhadap return saham

    perusahaan properti dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.

    Return on asset (ROA) memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan

    properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Earning Per Share

    (EPS) tidak memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan perusahaan

    properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, dan Price

    Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan

    properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Secara bersama-

    sama current ratio, debt to equity ratio, return on asset, earning per share and

    price earning ratio memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan properti

    dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

    Keywords: Current ratio, debt to equity ratio, return on asset, earning per share,

    price earning ratio and stock return

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warrahmaatullahi Wabarakatuh

    Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji serta syukur penulis panjatkan

    kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan

    hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini guna memperoleh

    gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta, dengan judul: Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

    Return On Asset, Earnings Per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Return

    Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang listing di BEI

    Periode 2013-2017).

    Penulis bersyukur dapat menyelesaikan skripsi ini disamping penulis juga

    menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini

    dikarenakan keterbatasan kemampuan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk

    itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan kekurangan yang

    ditemui dalam skripsi ini.

    Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

    kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan, bantuan serta

    dukungan sehingga penulis dapat menyelasaikan proposal ini.

    Adapun pihak – pihak tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Allah Subhanahu wa Ta’ala , Alhamdulillah penulis selalu diberikan

    kemudahan dalam penyusunan dan menyelesaikan proposal skripsi ini.

    2. Untuk kedua orang tua saya, Bapak Kasto dan Ibu Siti Nurlaela yang

    selalu memberikan doa, kasih sayang, bimbingan, serta dukungan

    semangat yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penulisan ini. Serta untuk kakak saya, Achmad Andi

    Kaswandi,, Ainun Asqollani dan adik saya, Rifki Kurniawan, Fatih Arsyil

    yang selalu memberikan tawa canda sehingga penulis dapat

    menghilangkan rasa penat dalam penulisan ini.

  • x

    3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran Wakil Dekan 1, 2,

    dan 3.

    4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si dan Ibu Ela Patriana, Ir, MM selaku

    Kepala dan Sekretaris Jurusan Manajemen FEB UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    5. Bapak Dr. Taridi Kasbi Ridho, MBA selaku pembimbing skripsi yang

    telah memberikan bimbingan, arahan serta memotivasi kepada penulis

    sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

    6. Ibu Amalia, SE, MM selaku pembimbing skripsi II yang telah memberikan

    arahan, motivasi, nasehat dan bimbingan kepada penulis untuk sesegera

    mungkin menyelesaikan skripsi ini dan akhirnya dapat diselesaikan.

    7. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM selaku dosen pembimbing akademik

    yang telah memberikan arahan serta motivasi selama penulis berada di

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu serta arahan yang

    bermanfaat kepada penulis.

    9. Seluruh Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengurus administrasi dan

    keperluan lainnya.

    10. Eko Wahyu Hidayat, seseorang yang selalu menemani baik suka maupun

    duka. Senantiasa membantu dalam pengerjaan skripsi dan menyemangati

    agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.

    11. Teman Seperjuangan: Shinta Sri Rahmawati, Luthfia Farida, Lusy

    Wahyunita, Deby Ulfarini, dan Dinna Bira Ayu yang selalu memberikan

    keceriaan, masukan – masukan ilmu pengetahuan, dukungan dan kenangan

    terindah yang tidak bisa dihitung betapa bahagianya penulis rasakan

    selama ini. Terima kasih sahabat atas waktu yang telah kita lewati bersama

    dalam berjuang untuk mengejar Gelar Sarjana.

  • xi

    12. Junior dan Senior FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Keluarga

    Besar PMII Komfeis yang selalu memberikan pembelajaran yang berharga

    dalam menjalankan kehidupan ini. Semoga kalian semua bisa menjadi apa

    yang kalian inginkan.

    13. Teman – teman PMII Komfeis 2014 yang selalu memberikan kenangan

    yang manis dalam berorganisasi selama 4 tahun ini. HIDUP

    MAHASISWA!!!!

    14. Teman – Teman Manajemen 2014 yang selalu memberikan cerita serta

    kenangan dalam mengarungi masa pendidikan di UIN selama 4 tahun ini.

    Semoga kita semua bisa jadi orang sukses.

    15. Teman KKN 2017 Luthfiatuzahro dan Khalis Areska yang telah

    meluangkan waktunya untuk menyelesaikan KKN di desa dan menjalin

    pertemanan yang menyenangkan.

    Akhir kata, dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, saya

    mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat satu persatu.

    Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat pahala yang

    berlipat dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

    manfaat bagi penulis serta pembaca.

    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakhatuh

    Ciputat, 20 Januari 2018

    Penulis

    Nela Kurnia

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul...................................................................................................i

    Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................ ii

    Lembar Pengesahan Komprehenshif ............................................................... iii

    Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................................. iv

    Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................... v

    Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... vi

    Abstract ........................................................................................................... vii

    Abstrak ............................................................................................................ viii

    Kata Pengantar ................................................................................................ ix

    Daftar Isi .......................................................................................................... xii

    Daftar Tabel .................................................................................................... xvii

    Daftar Gambar ................................................................................................. xviii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................... 15

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 16

    1. Tujuan Penelitian ................................................................. 16

    2. Manfaat Penelitian ............................................................... 17

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori ........................................................................ 19

  • xiii

    1. Sejarah Singkat Industri Properti......................................... 19

    2. Lingkup Bidang Usaha ........................................................ 21

    3. Investasi ............................................................................... 24

    a. Pengertian Investasi ...................................................... 24

    b. TujuanInvestasi ............................................................ 24

    c. Jenis – jenis Investasi ................................................... 25

    4. Saham .................................................................................. 27

    a. Pengertian Saham ......................................................... 27

    b. Return Saham ............................................................... 31

    c. Jenis – Jenis Return Saham .......................................... 32

    d. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Return Saham ..... 33

    5. Rasio Keuangan ................................................................... 34

    a. Pengertian Rasio Keuangan .......................................... 34

    b. Tujuan dan Manfaat Rasio Keuangan ......................... 35

    c. Jenis-Jenis Rasio Keuangan .......................................... 35

    1. Rasio Likuiditas ...................................................... 35

    2. Rasio Solvabilitas .................................................... 37

    3. Rasio Aktivitas ........................................................ 38

    4. Rasio Profabilitas .................................................... 39

    5. Rasio Nilai Pasar ..................................................... 41

    B. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................ 42

  • xiv

    C. Penelitian Terdahulu .................................................................. 47

    D. Kerangka Pemikiran .................................................................. 50

    E. Hipotesis ..................................................................................... 51

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 52

    B. Populasi.....................................................................................52

    C. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 53

    D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 54

    1. Data Primer (Primary Data) .............................................. 55

    2. Data Sekunder ................................................................... 55

    E. Metode Analisis Data ............................................................... 55

    1. Uji Statistik ........................................................................ 55

    a. Metode Analisis Regresi Panel ..................................... 55

    b. Uji Chow ...................................................................... 58

    c. Uji Hausman ................................................................. 58

    2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 59

    a. Uji Normalitas .............................................................. 59

    b. Uji Multikolinieritas ..................................................... 60

    c. Uji Autokorelasi ........................................................... 62

    d. Uji Heterokedastisitas ................................................... 63

    3. Uji Hipotesis ...................................................................... 65

  • xv

    a. Uji Signifikan Simultan (Uji f) ..................................... 65

    b. Uji Parsial (Uji t) .......................................................... 66

    c. Nilai Adjusted R2 .......................................................... 66

    F. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 68

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................... 72

    1. Objek Penelitian ................................................................. 72

    B. Pengujian Dan Pembahasan ..................................................... 72

    1. Deskriptif Variabel ............................................................. 72

    a. Current Ratio ................................................................ 72

    b. Debt To Equity Ratio ................................................... 73

    c. Return On Asset ............................................................ 73

    d. Earning Per Share ......................................................... 73

    e. Price Earning Ratio ....................................................... 74

    f. Return Saham ................................................................ 74

    C. Analisis Dan Pembahasan ........................................................ 74

    1. Uji Pemilihan Regresi Panel .............................................. 74

    a. pendektatan common effect .......................................... 75

    b. pendekatan fixed effect ................................................ 76

    c. pendekatan random effect ............................................ 77

    2. Uji Perubahan Struktural Regresi Panel ............................ 78

  • xvi

    a. Uji Choww .................................................................... 78

    b. Uji Hausman ................................................................. 79

    3. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 80

    a. Uji Normalitas .............................................................. 80

    b. Uji Multikolinieritas ..................................................... 81

    c. Uji Autokorelasi .......................................................... 83

    d. Uji Heterokedastisitas .................................................. 84

    4. Uji Hipotesis ...................................................................... 85

    a. Uji Simultan (f) ............................................................. 85

    b. Uji Parsial (t) ................................................................ 86

    c. Uji Ajusted R2 .............................................................. 92

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ............................................................................... 99

    B. Saran ........................................................................................ 100

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101

    LAMPIRAN

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    2.1 Daftar Perusahaan Properti di BEI ...................................................... 23

    2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 47

    3.1 jumlah sampel penelitian .................................................................... 53

    3.2 Sampel Penelitian .............................................................................. 54

    3.3 Durbin Watson d test : Pengambilan Keputusan.................................. 63

    4.1 Uji Common effect (PLS) ................................................................... 75

    4.2 Uji Fixed Effect ................................................................................... 76

    4.3 Uji Random Effect .............................................................................. 77

    4.4 Uji Chow ............................................................................................ 79

    4.5 Uji Hausman ....................................................................................... 80

    4.6 Uji Multikolinieritas ............................................................................ 82

    4.7 Uji Autokolerasi .................................................................................. 84

    4.8 Uji Heterokedastiditsas ....................................................................... 85

    4.9 Hasil Uji f Simultan ............................................................................ 86

    4.10 Hasil Uji t Parsial ................................................................................. 87

    4.11 Hasil Uji Adjusted R2 ......................................................................... 93

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    1.1 Rata-rata Return Saham Perusahaan Properti dan Real Estate ............ 9

    1.2 Rata-rata Return Saham Perusahaan Properti dan Real Estate ............ 10

    1.3 Rata-rata Debt to Equity Ratio Perusahaan Properti dan Real Estate .. 11

    1.4 Rata-rata Return On Asset Perusahaan Properti dan Real Estate ......... 12

    1.5 Rata-rata Earning Per Share Perusahaan Properti dan Real Estate ..... 13

    1.6 Rata-rata Price Earning Ratio Perusahaan Properti dan Real Estate .. 14

    2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 50

    4.1 Uji Normalitas ...................................................................................... 81

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Industri properti dan real estate merupakan salah satu sektor

    terpenting di suatu negara, karena hal ini dapat dijadikan indikator untuk

    menganalisis kesehatan ekonomi suatu negara. Industri properti dan real

    estate merupakan salah satu sektor yang memberikan penjelasan bahwa

    semakin banyak perusahaan yang bergerak di bidang sektor properti dan real

    estate berarti semakin berkembang perekonomian negara tersebut. Investasi

    dibidang properti dan real estate merupakan investasi yang bersifat jangka

    panjang dan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi serta diyakini

    merupakan salah satu investasi yang menjanjikan.

    Di samping terdapat banyak pilihan produk investasi seperti saham,

    obligasi, reksadana dan lain-lain, pasar modal Indonesia memiliki banyak

    pilihan sektor atau industri, salah satunya adalah industri properti dan real

    estate. Tren investasi yang berkembang di masyarakat saat ini adalah

    menginvestasikan uang dalam bentuk tanah atau properti yang

    mengakibatkan industri sektor properti dan real estate terus berkembang

    pesat dan semakin banyak perusahaan yang ikut andil dalam memanfaatkan

    peluang ini. Harga tanah yang cendrung naik bahkan diperkirakan kenaikan

    yang terjadi sebesar 10% sampai 20% setiap tahunnya. Supply tanah yang

    besifat tetap sedangkan demand akan semakin besar seiring pertambahan

    penduduk sebagai penyebabnya, selain itu harga tanah bersifat rigid, artinya

  • 2

    penentuan harga bukanlah pasar tetapi orang yang menguasai tanah (Hamidy,

    2014: 12).

    Investor dalam melakukan investasi dalam bentuk saham akan selalu

    memperhitungkan imbal hasil atas saham yang dimilikinya, baik langsung

    maupun tidak langsung dengan mempertimbangkan dua hal, yaitu expected

    return (tingkat pengembalian yang diharapkan) dan risk (risiko). Investor

    akan menanamkan modalnya pada saham yang mempunyai tingkat return

    yang tinggi dengan risiko yang minimal dengan menggunakan analisis

    fundamental yang lebih memfokuskan pada data-data keuangan historis

    (Thrisye; 2010).

    Oleh karena itu, publikasi laporan keuangan perusahaan (emiten)

    merupakan moment yang dinantikan ditunggu oleh para investor di pasar

    modal karena dari publikasi laporan keuangan itu para investor dapat

    mengetahui perkembangan emiten, yang digunakan sebagai salah satu

    pertimbangan untuk membeli atau menjual saham-saham yang dimiliki.

    Laporan keuangan juga menjadi optimal apabila para investor menganalisis

    dengan analisis rasio keuangan. (Penman, 1991).

    Horigan (1965) dalam (Tuasikal, 2001) bahwa rasio keuangan dapat

    memprediksi kesulitan keuangan suatu perusahaan, hasil operasi, kondisi

    keuangan saat ini, masa lalu dan masa yang akan datang sehingga dapat

    dijadikan pedoman oleh investor mengenai kinerja perusahaan di masa yang

    akan datang.

  • 3

    Salah satu ukuran likuiditas suatu perusahaan adalah current ratio,

    yang merupakan ukuran yang paling umum terhadap kesanggupan

    perusahaan membayar hutang dalam jangka pendek. Apabila semakin besar

    perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar, maka semakin tinggi

    kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Namun

    current ratio yang rendah akan dianggap menunjukkan terjadinya masalah

    dalam likuiditas, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang

    bagus, karena dapat menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada

    akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

    (Sawir, 2009:10). Kemampuan perusahaan dalam membayar hutang pada saat

    jatuh tempo menjadi salah satu daya tarik atau minat investor atas saham

    perusahaan tersebut meningkat sehingga permintaan atas saham perusahaan

    tersebut juga meningkat. Hal ini tentu menyebabkan harga saham dari

    perusahaan ikut meningkat, sehingga return saham juga meningkat.

    Debt to equity ratio menunjukkan perbandingan utang dan modal.

    Selain itu rasio ini dinilai penting karena member pengaruh positif dan

    negatif terhadap rentabilitas modal sendiri dari perusahaan tersebut. Semakin

    tinggi rasio ini maka semakin rendah kemampuan modal sendiri

    dalam menjamin hutang jangka panjangnya, sehingga akan semakin

    berisiko bagi perusahaan dan begitu pula jika sebaliknya. (Sugiyono,

    2009:71)

    Sedangkan return on asset digunakan untuk mengukur tingkat

    pengembalian modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk

  • 4

    menghasilkan keuntungan bersih dari sebuah bisnis yang dijalankan oleh

    perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti perusahaan semakin mampu

    mendayagunakan asset dengan baik untuk memperoleh keuntungan, begitu

    pula sebaliknya. (Sugiono, 2009:79)

    Rasio earning per share juga menjadi salah satu indikator yang

    diperhatikan oleh investor sebelum menanamkan modalnya pada perusahaan.

    Menurut Tandelilin (2010:374), earning per share merupakan rasio yang

    paling bermanfaat bagi investor untuk memperoleh gambaran prospek

    earning di masa depan. Earning per share dapat digunakan oleh para investor

    sebagai informasi besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk

    pemegang saham perusahaan. Earning per share yang tinggi merupakan

    indikator keberhasilan perusahaan. Semakin tinggi earning per share atau

    laba bersih per lembar saham yang diberikan kepada para pemegang saham,

    akan menambah daya tarik investor yang meminati saham ini, akan membuat

    harga saham perusahaan naik dan return saham pun meningkat. Berbeda

    apabila earning per share perusahaan menunjukkan hasil yang rendah, berarti

    manajemen belum bisa mengoptimalkan kinerjanya sehingga membuat return

    saham perusahaan turun.

    Selanjutnya ada variabel price earning ratio yang menunjukkan

    perbandingan harga pasar setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar

    saham. Rasio harga/laba yang tinggi menunjukkan bahwa pasar

    mengharapkan pertumbuhan laba yang tinggi di masa mendatang. Rasio

    harga/laba mencerminkan ekspektasi pemodal menyangkut kinerja

  • 5

    perusahaan di masa mendatang. Semakin optimistik ekspektasi ini, maka

    akan semakin tinggi pula kemungkinan rasio harga/labanya. (Yeye

    Susilowati, 2003:53)

    Bagi pemodal , semakin kecil price earning ratio suatu saham maka

    akan semakin baik karena saham tersebut termasuk murah. (Darmadji,

    2001:140)

    Return saham perusahaan digunakan sebagai referensi untuk

    menentukan apakah saham yang akan dibeli atau dijual akan memberikan

    tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan. Analisis

    nilai saham penting dilakukan oleh seorang investor, terutama berkaitan

    dengan dividen dan laba yang diharapkan dari perusahaan di masa yang akan

    datang. Besarnya dividen dan laba yang diharapkan dari suatu perusahaan

    akan tergantung dari prospek yang dimiliki perusahaan dan tergantung dari

    keadaan ekonomi yang mempengaruhi kemampuan perusahaan menghasilkan

    laba.

    Perubahan harga saham dapat terjadi secara tidak terduga dan tidak

    diperkirakan sebelumnya. Hal ini dikarenakan harga saham di pasar modal

    dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan penawaran terhadap saham yang

    beredar di pasar modal. Perkembangan pasar modal di Indonesia masih

    menarik perhatian dan minat investor meskipun gejolak ekonomi nasional

    dan internasional terus bergerak dinamis. Dimana kehadiran pasar modal di

    Indonesia ditandai dengan investor yang banyak mulai menanamkan

    sahamnya dalam industri properti. (Nathanial, 2008 : 16).

  • 6

    Komposisi demografi Indonesia mendukung pertumbuhan ekonomi,

    termasuk sektor properti. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun

    2015 penduduk Indonesia memiliki populasi 252 juta jiwa yang menjadi

    semakin makmur, di refleksikan oleh segmen kelas menengah Indonesia yang

    berkembang cepat. Tiap tahun beberapa juta orang Indonesia ditambahkan

    dalam segmen ini. Terlebih lagi, negara ini memiliki populasi yang muda

    dengan sekitar 50% penduduk berumur di bawah 30 tahun, mengimplikasikan

    bahwa banyak orang Indonesia yang diprediksi akan membeli properti

    pertama mereka dalam jangka waktu dekat dan menengah.

    Pada tahun 2012 dan pertengahan pertama tahun 2013 sektor properti

    Indonesia bertumbuh cepat, maka pertumbuhan keuntungan para

    pembangunan properti Indonesia melonjak tajam (dari 45 perusahaan properti

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012, 26 perusahaan

    mencatat pertumbuhan laba bersih lebih dari 50%) dan jelas, harga properti

    Indonesia meningkat sejalan dengan itu (pada umumnya harga properti

    bertumbuh hampir 30% per tahun antara 2011 dan 2013). Layak untuk

    dipahami mengapa sektor properti memanas di periode ini, pertumbuhan yang

    kuat ini terjadi karena ekspansi perekonomian Indonesia yang subur.

    (https://www.indonesia-investments.com)

    Pasar properti Indonesia naik tajam karena rendahnya tingkat suku

    bunga bank sentral. Antara Februari 2012 sampai pertengahan 2013, bank

    sentral Indonesia (Bank Indonesia) mempertahankan suku bunga acuannya

    (BI rate) pada 5,75%, kebijakan suku bunga terendah dalam sejarah negara

    http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/penduduk/item67

  • 7

    dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini. Bank-bank komersial

    Indonesia mengalami kenaikan pinjaman hipotek yang signifikan. Pada Mei

    2013, sekitar 46% dari total kredit bank dialokasikan untuk pinjaman hipotek

    konsumen. (https://www.indonesia-investments.com)

    Di pertengahan kedua tahun 2013, Bank Indonesia (BI) secara

    bertahap menaikkan BI rate antara juni 2013 sampai November 2013 sebesar

    7,50%. Bank Indonesia semakin khawatir mengenai berkembangnya industri

    properti karena perekonomian umum sedang melambat namun sektor properti

    naik sangat tinggi di pertengahan pertama tahun 2013. Bank Indonesia

    menjelaskan bahwa pihak Bank Indonesia sudah mengetahui akan pembelian

    secara spekulatif dan karenanya Bank Indonesia membuat kebijakan

    pengetatan moneter, karena permintaaan domestik untuk properti tetap besar

    dan kebanyakan pembelian dilakukan oleh pengguna akhir, sementara harga

    properti meskipun telah meningkat cepat masih tergolong rendah

    dibandingkan kota-kota lain di Asia, pembelian spekulatif memang

    bertumbuh. Biasanya pengembang properti di Indonesia menjual kebanyakan

    unit dari sebuah proyek baru, contohnya sebuah bangunan apartemen sebelum

    konstruksi dimulai. Menjadi semakin umum bahwa para investor Indonesia

    membeli beberapa unit dan menjualnya dengan keuntungan yang tinggi,

    sebelum proses konstruksi bangunan di mulai. Biasanya sebuah unit

    berpindah kepemilikan beberapa kali sebelum proses konstruksi selesai,

    dalam setiap kali pembelian harga menjadi semakin mahal.

    (http://www.indonesia-investments.com)

    http://www.indonesia-investments.com/

  • 8

    Volume penjualan properti residensial menunjukkan kinerja yang

    positif. Volume penjualan properti residensial pada triwulan IV-2014 tumbuh

    sebesar 40,07% (qtq), naik signifikan dari 33,69% (qtq) pada triwulan

    sebelumnya. Perkembangan ini sejalan dengan terus meningkatnya kebutuhan

    masyarakat terhadap hunian dan masih positifnya pertumbuhan kredit

    pemilikan rumah (KPR). Namun, penjualan properti hunian di tahun 2015

    mengalami penurunan signifikan dalam perbandingan kuartal ke kuartal.

    Perlambatan kinerja properti juga tercermin dari pertumbuhan penjualan

    properti residensial pada triwulan III-2015 yang sebesar 7,66% (qtq), lebih

    rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 10,84% (qtq). Perlambatan

    penjualan terutama terjadi pada rumah tipe besar. Perkembangan ini sejalan

    dengan melambatnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR).

    (https://www.bi.go.id)

    Menurut survei properti residensial oleh Bank Indonesia

    (https://www.bi.go.id), jika dibandingkan dengan tahun 2015, tahun 2016

    permintaan rumah mengalami peningkatan. Volume penjualan properti

    residensial pada triwulan IV-2016 terindikasi tumbuh sebesar 5,06% (qtq),

    lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,65% (qtq).

    Peningkatan penjualan tersebut sejalan dengan peningkatan realisasi

    penyaluran kredit properti oleh perbankan.

    Volume penjualan rumah pada triwulan IV 2017 tumbuh 3,05% (qtq),

    lebih tinggi dibandingkan penjualan rumah pada triwulan III 2017 yang

    tumbuh 2,58% (qtq). Perkembangan sektor properti residensial tersebut

    https://www.bi.go.id/

  • 9

    sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik yang terus berlangsung pada

    triwulan IV 2017. Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan

    pembangunan properti residensial oleh pengembang terutama bersumber dari

    dana nonperbankan. Sebanyak 56,18% pengembang menggunakan dana

    internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan properti

    residensial. Sementara itu, pembiayaan pembelian properti residensial oleh

    konsumen terutama bersumber dari perbankan. Sebanyak 75,93% konsumen

    memanfaatkan KPR sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi

    pembelian properti residensial. (https://www.bi.go.id)

    Selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah variabel

    return saham pada perusahaan sub sektor properti dan real estate periode

    tahun 2013-2017.

    Gambar 1.1

    Rata-rata Return Saham Perusahaan Properti dan Real Estate

    Sumber: Data diolah

    Berdasarkan gambar 1.1 rata-rata return saham di atas, menunjukan

    bahwa rata-rata return saham pada perusahaan sub sektor properti dan real

    estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 bergerak

    secara fluktuatif. Dan dapat diketahui rata-rata return saham yang paling

    85% 35%

    -5,10% -1,10% 46,80%

    -100%

    0%

    100%

    2013 2014 2015 2016 2017

    Return Saham

    Rata - Rata

    https://www.bi.go.id/

  • 10

    rendah yaitu pada tahun 2015 sebesar -5,1% dan rata-rata return saham yang

    paling tertinggi yaitu pada tahun 2013 sebesar 85%.

    Gambar selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah

    variabel current ratio (CR) pada perusahaan sub sektor properti dan real

    estate periode tahun 2013-2017.

    Gambar 1.2

    Rata-rata Current Ratio Perusahaan Properti dan Real Estate

    Sumber: Data diolah

    Berdasarkan gambar 1.2 dapat terlihat bahwa rata-rata current ratio

    pada tahun 2013-2017 meningkat setiap tahunnya, hal ini dikarenakan

    perusahaan mampu melunasi kewajiban lancarnya menggunakan aktiva

    lancar yang dimiliki. Dan dapat diketahui rata-rata current ratio yang paling

    rendah yaitu pada tahun 2013 sebesar 156,20% dan rata-rata current ratio

    yang paling tertinggi yaitu pada tahun 2017 sebesar 289,26%.

    Gambar selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah

    variabel debt to equity ratio (DER) pada perusahaan sub sektor properti dan

    real estate periode tahun 2013-2017.

    156% 191% 227% 252%

    289%

    0%

    200%

    400%

    2013 2014 2015 2016 2017

    Curent Ratio

    rata-rata

  • 11

    Gambar 1.3

    Rata-rata Debt to Equity Ratio Perusahaan Properti dan Real Estate

    Sumber: Data diolah

    Berdasarkan pada gambar 1.3 di atas, rata-rata debt to equity ratio

    (DER) pada tahun 2013-2017 bergerak fluktuatif. Namun meningkat pada

    tahun 2015 dan 2017 karena buruknya kinerja perusahaan dan semakin

    banyak sumber dana dari pihak luar, hal ini menjelaskan bahwa semakin

    tinggi DER akan menyebabkan meningkatnya nilai utang yang akan

    menyebabkan penurunan laba bersih yang pada akhirnya akan mengurangi

    laba yang diterima pemegang saham. Lalu menurun pada tahun 2014 dan

    2016 disebabkan rendahnya nilai total utang dibandingkan dengan nilai total

    ekuitas, semakin rendah nilai dari DER maka lebih baik atau semakin aman

    kewajiban yang harus dipenuhi oleh modal sendiri. Terlihat pada tabel di atas

    bahwa debt to equity ratio PT Jaya Real Property Tbk dan PT Roda Vivatex

    Tbk (RDTX) mengalami penurunan setiap tahunnya.

    Gambar selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah

    variabel return on asset (ROA) pada perusahaan sub sektor properti dan real

    estate periode tahun 2013-2017.

    84,90% 77,90% 78,20% 74%

    88,20%

    60,00%

    80,00%

    100,00%

    2013 2014 2015 2016 2017

    Debt To Equity Ratio

    Rata - Rata

  • 12

    Gambar 1.4

    Rata-rata Return On Asset Perusahaan Properti dan Real Estate

    Sumber: Data diolah

    Berdasarkan gambar 1.4 dapat di lihat bahwa rata-rata return on asset

    pada sub sektor properti dan real estate pada tahun 2013-2017 menurun

    setiap tahunnya, karena hasil laba bersih lebih kecil dibandingkan dengan

    total assetnya. Terlihat pada tabel return on asset PT Metropolitan Land Tbk

    mengalami penurunan setiap tahunnya, kinerja perusahaan kurang baik

    karena laba bersih perusahaan tersebut lebih kecil dibandingkan total asset.

    Return on asset digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.

    Gambar selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah

    variabel earning per share (EPS) pada perusahaan sub sektor properti dan

    real estate periode tahun 2013-2017.

    9,77% 8,80% 8,00% 7,43% 6,10%

    0,00%

    10,00%

    20,00%

    2013 2014 2015 2016 2017

    Return On Asset

    Rata - Rata

  • 13

    Gambar 1.5

    Rata-rata Earning Per Share Perusahaan Properti dan Real Estate

    Sumber: Data diolah

    Berdasarkan gambar 1.5 rata-rata earning per share di atas,

    menunjukan bahwa rata-rata earning per share pada perusahaan sub sektor

    properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-

    2017 bergerak secara fluktuatif. Dan dapat diketahui rata-rata EPS yang

    paling rendah yaitu pada tahun 2013 sebesar 224,28 dan rata-rata return

    saham yang paling tertinggi yaitu pada tahun 2015 sebesar 301,88.

    Gambar selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah

    variabel price earning ratio (PER) pada perusahaan sub sektor properti dan

    real estate periode tahun 2013-2017.

    224,28% 269,60%

    301,88% 281,30% 241,32%

    0,00%

    100,00%

    200,00%

    300,00%

    400,00%

    2013 2014 2015 2016 2017

    Earning Per Share

    Rata - Rata

  • 14

    Gambar 1.6

    Rata-rata Price Earning Ratio Perusahaan Properti dan Real Estate

    Sumber: Data diolah

    Berdasarkan gambar 1.6 rata-rata price earning ratio di atas,

    menunjukan bahwa rata-rata price earning ratio pada perusahaan sub sektor

    properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-

    2017 bergerak secara fluktuatif. Dan dapat diketahui rata-rata PER yang

    paling rendah yaitu pada tahun 2014 sebesar 17,04 dan rata-rata PER yang

    paling tertinggi yaitu pada tahun 2016 sebesar 37,86.

    Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wajid, Arab, dan Madiha

    (2013) menggunakan metode ordinary least square (OLS) menjelaskan

    bahwa variabel debt to equity ratio (DER) dan earning per share (EPS)

    berpengaruh secara terhadap return saham.

    Penelitian yang dilakukan oleh Pinradee dan Suppanunta (2014)

    dengan menggunakan metode ordinary least square menjelaskan bahwa

    variabel price earning ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham,

    sedangkan current ratio (CR) dan debt to equity ratio (DER) tidak

    berpengaruh terhadap return saham.

    23,51% 17,04%

    29,54% 37,86%

    27,43%

    0,00%

    20,00%

    40,00%

    2013 2014 2015 2016 2017

    Price Earning Ratio

    Rata - Rata

  • 15

    Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ogello (2014) menggunakan

    metode ordinary least square (OLS) menjelaskan bahwa variabel price

    earning ratio (PER) memiliki pengaruh terhadap return saham.

    Melihat fenomena return saham dalam kaitanya dengan rasio-rasio

    keuangan, serta dari beberapa penilitian terdahulu di yang masih terdapat

    perbedaan hasil penelitian, maka akan sangat bermanfaat jika dilakukan

    penelitian ulang terkait pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return

    on asset, earnings per share, dan price earning ratio terhadap return saham.

    Berdasarkan latar belakang di atas maka judul yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity

    Ratio, Return On Asset, Earnings Per Share, dan Price Earning Ratio

    Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan

    Real Estate yang listing di BEI Periode 2013-2017)”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

    diajukan dalam penelitian ini adalah:

    1. Apakah Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham

    perusahaan properti dan real estate yang tercatat di bursa efek Indonesia

    periode 2013-2017?

    2. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Return

    Saham perusahaan properti dan real estate yang tercatat di bursa efek

    Indonesia periode 2013-2017?

  • 16

    3. Apakah Return on Asset berpengaruh secara parsial terhadap Return

    Saham perusahaan properti dan real estate yang tercatat di bursa efek

    Indonesia periode 2013-2017?

    4. Apakah Earnings Per Share berpengaruh secara parsial terhadap Return

    Saham perusahaan properti dan real estate yang tercatat di bursa efek

    Indonesia periode 2013-2017?

    5. Apakah Price Earning Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Return

    Saham perusahaan properti dan real estate yang tercatat di bursa efek

    Indonesia periode 2013-2017?

    6. Apakah Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On

    Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER)

    berpengaruh secara simultan terhadap Return Saham perusahaan properti

    dan real estate yang tercatat di bursa efek Indonesia periode 2013-2017?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah:

    a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh current ratio (CR)

    secara parsial terhadap return saham pada perusahaan sub sektor

    properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode 2013–2017.

    b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh debt to equity ratio

    (DER) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan sub

  • 17

    sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode

    2013–2017.

    c. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh return on asset (ROA)

    secara parsial terhadap return saham pada perusahaan sub sektor

    properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode 2013–2017.

    d. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Earnings Per Share

    (EPS) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan sub

    sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode

    2013–2017.

    e. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Price Earning Ratio

    (PER) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan sub

    sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode

    2013–2017.

    f. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh CR, DER, ROA, EPS

    dan PER secara simultan terhadap return saham pada perusahaan sub

    sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode

    2013–2017.

    2. Manfaat Penelitian

    Bagi para akademika, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    referensi untuk penelitian selanjutnya serta menjadi perbandingan

    untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan current ratio,

    debt to equity, return on asset, earnings per share, dan price earning

    ratio serta juga return saham.

  • 18

    1. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sebuah

    gambaran tentang pengaruh current ratio, debt to equity, return

    on asset, earnings per share, dan price earning ratio terhadap

    return saham perusahaan.

    2. Sedangkan untuk investor, dengan adanya penelitian ini

    diharapkan membantu para investor dalam memprediksi return

    saham yang mengalami perubahan secara fluktuatif.

    3. Dan untuk perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan tambahan informasi dalam membuat kebijakan

    yang bersifat fundamental, sehingga dapat menarik perhatian

    para investor.

    4. Untuk manajemen, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan

    motivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang dikelola

    dan sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai

    kebijaksanaan yang menyangkut rasio keuangan terhadap

    keputusan investasi saham.

    5. Bagi eksekutif diharapkan penelitian ini dapat dijadikan dasar

    pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan

    datang.

    6. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat membantu penulis

    dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan

    proses transaksi pada bursa efek.

  • 19

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Sejarah Singkat Industri Properti

    Definisi properti menurut SK Menteri Perumahan Rakyat

    No.05/KPTS/BKP4N/1995, properti adalah tanah hak dan atau bangunan

    permanen yang menjadi objek pemilik dan pembangunan. Dengan kata

    lain, properti adalah industri real estate ditambah dengan hukum-hukum

    seperti sewa dan kepemilikan.

    Sedangkan real estate adalah tanah dan semua peningkatan

    permanen di atasnya seperti gedung, pembangunan jalan, tanah terbuka,

    dan segala bentuk pengembangan lainnya yang melekat secara permanen.

    Pengertian industri real estate menurut undang-undang Penanaman

    Modal Dalam Negeri (PDMN) No. 5 Tahun 1974 yang mengatur tentang

    industri real estate. Dalam peraturan ini pengertian industri real estate

    adalah perusahaan properti yang bergerak dalam bidang penyediaan,

    pengadaan, serta pematangan tanah bagi keperluan usaha-usaha industri,

    termasuk industri pariwisata.

    Produk yang dihasilkan dari industri properti dan real estate yaitu

    berupa perumahan, apartemen, hotel, rumah kantor (rukan), rumah toko

    (ruko), gedung perkatoran, pusat perbelanjaan berupa mall dan plaza.

    Perumahan, apartemen, hotel, rumah kantor (rukan), rumah toko (ruko),

  • 20

    gedung perkatoran, pusat perbelanjaan berupa mall dan plaza termasuk

    dalam commercial builing (bangunan yang direncanakan dan dirancang

    untuk mendatangkan keuntungan bagi pemilik maupun penggunanya).

    Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami

    perkembangan signifikan. Terlihat dengan banyaknya pembangunan

    perumahan-perumahan baru termasuk apartemen dengan harga yang

    murah. Selain itu komponen penunjang kepemilikan rumah juga semakin

    mudah serta menjangkau beragam lapisan masyarakat, contohnya dengan

    kucuran KPR yang melimpah. Hampir seluruh bank besar di Indonesia

    memiliki produk kredit kepemilikan rumah dengan beragam variasi

    pembiayaan.

    Pesatnya bisnis properti ini didorong oleh kebutuhan pokok terhadap

    papan, disamping pangan serta sandang. Kebutuhan ini merupakan

    kebutuhan utama yang harus terpenuhi. Selain itu dalam rencana

    kepentingan usaha, seseorang atau badan usaha membutuhkan tempat

    yang bisa digunakan untuk kepentingan usahanya, contohnya kantor,

    ruko maupun gudang. Selain itu, properti juga jadi alternatif utama untuk

    berinvestasi. Disamping harga yang naik dimasa yang akan datang, juga

    dapat dijadikan bisnis sewa yang mendatangkan keuntungan pasif.

    Salah satu penyebab mengapa bisnis properti ini tumbuh dengan

    cepat, tidak hanya dikarenakan kebutuhan manusia terhadap papan, juga

    dikarenakan banyak alternatif dalam kepemilikannya yang makin mudah.

    Sekarang untuk mempunyai rumah atau properti yang lain tidak harus

  • 21

    cash, akan tetapi dapat juga dengan makanisme pembiayaan atau kredit.

    Dengan menggunakan mekanisme kredit, calon konsumen tidak harus

    menanti sampai terkumpul dana sebanyak harga yang di tawarkan, tetapi

    cukup uang muka serta kepengurusan kredit, seseorang atau badan usaha

    dapat mempunyai sebuah properti.

    Menurut survey Price Waterhouse Coopers (PWC, 2015: 34-35),

    pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) yang kuat selama beberapa

    tahun terakhir telah membuat Indonesia sebagai salah satu kelas

    menengah yang tumbuh paling cepat di Asia. Tumbuhnya kelas

    menengah mengarah ke peningkatan belanja konsumen, termasuk

    perumahan. Pasar properti Indonesia sekarang dianggap sebagai salah

    satu yang lebih menarik di Asia.

    2. Lingkup Bidang Usaha

    Saat ini masyarakat semakin leluasa membeli produk properti,

    karena banyaknya fasilitas kredit (KPR dan KPA) yang ditawarkan oleh

    perbankan. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menjadi

    pasar potensial bagi pemasaran produk-produk properti, para

    pengembang dan kontraktor telah berhasil membangun berbagai macam

    produk properti, seperti rumah sederhana, rumah mewah, rumah bandar

    (town house), rumah klaster, rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan),

    rumah susun sederhana (rusunawa/rusunami), apartemen, kondominium,

    kondotel, hotel, hotel strata, motel, vila, toko modern (mini market,

    supermarket, hypermarket, grosir, speciality store), pusat perbelanjaan

  • 22

    (mall, plaza, square, trade center, pertokoan), superblock, perkantoran,

    pabrik, gudang, dan lain-lain.

    Produk properti ada yang diperuntukan bagi masyarakat

    berpenghasilan atas, masyarakat berpenghasilan menengah, dan

    masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah memberikan fasilitas

    perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, berupa

    pembangunan rumah murah, pembangunan rusunawa dan rusunami dan

    pemberian fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan. Dengan fasilitas

    likuiditas pembiayaan perumahan, masyarakat dapat menikmati KPR

    berbunga murah (kurang dari 10% pertahun dan berjangka 15 tahun atau

    lebih).

    Bisnis properti adalah jenis usaha yang secara langsung atau tidak

    langsung berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Masyarakat

    membutuhkan produk properti, khususnya rumah tinggal guna memenuhi

    kebutuhan mereka. Pemerintah berkepentingan memajukan bisnis ini

    karena dapat membantu menyediakan perumahan rakyat, membuka

    lapangan kerja, menggerakan sektor rill, dan menambah pemasukan

    pajak. Bisnis properti juga memiliki efek berganda karena tidak hanya

    bermanfaat bagi pengembang, kontraktor, dan konsumen, tetapi juga

    dapat menggerakkan sektor lain, seperti industri bahan bangunan,

    industri alat berat, jasa konsultan, jasa perbankan, jasa asuransi, jasa

    tenaga kerja dan lain-lain.

  • 23

    Berikut ini daftar perusahaan properti dan real estate yang terdaftar

    di BEI:

    Tabel 2.1

    Daftar Perusahaan Properti di BEI

    N0 KODE Nama Perusahaan Tanggal IPO

    1 ARMY Armidian Karyatama Tbk 21 Jun 2017 2 APLN Agung Podomoro Land Tbk 11 Nov 2010

    3 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 18 Des 2007

    4 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 14 Jan 2008

    5 BCIP Bumi Citra Permai Tbk 11 des 2009

    6 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 10 Apr 2012

    7 BIKA Binakarya Jaya Abadi Tbk 14 Jul 2015

    8 BIPP BhuawanatalaIndah Permai Tbk 23 0kt 1995

    9 BKDP Bukit Damo Properti Tbk 14 Jun 2007

    10 BKSL Bukit Sentul Tbk 28 Jul 1997

    11 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 06 Jun 2008

    12 COWL Cowell Development Tbk 19 des 2007

    13 CTRA Ciputra Development Tbk 28 Mar 1994

    14 DART Duta Anggada Reality Tbk 08 May 1990

    15 DILD Intiland Development Tbk 04 Sep 1991

    16 DMAS Puradelta Lestary Tbk 29 mei 2015

    17 DUTI Duta Pertiwi Tbk 02 Nov 1994

    18 ELTY Bakrieland Development Tbk 30 Nov 1994

    19 EMDE Megapolitan Development 12 Jan 2011

    20 FORZ Forza Land Indonesia Tbk 28 Apr 2017

    21 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk 30 Jun 2000

    22 GAMA Gading Development Tbk 11 Jul 2012

    23 GMTD

    Goa Makasar Tourism

    Development Tbk 11 des 2000

    24 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk 10 Oct 2007

    25 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk 23 Des 2011

    26 JRPT Jaya real Properti Tbk 29 Jun 1994

    27 KIJA Kawasan industri Jababeka Tbk 10 Jan 1995

    28 LCGP Eureka Prima jakarta Tbk 13 Jul 2007

    29 LPCK Lippo Cikarang Tbk 24 Jul 1997

    30 LPKR Lippo Karawaci Tbk 29 Jun 1996

    31 MDLN Modernland Reality Tbk 18 Jan 1993

    32 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 10 Jul 2009

    33 MMLP Mega manunggal Properti Tbk 12 Jun 2015

    34 MTLA Metropolitan Land Tbk 20 Jun 2011

    35 MTSM Metro Reality Tbk 08 Jan 1992

  • 24

    36 NIRO Nirwana Development Tbk 13 Sep 2012

    37 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 24 Aug 1994

    38 PPRO PP Properti Tbk 19 May 2012

    39 PLIN Plaza Indonesia Reality Tbk 15 Jun 1992

    40 PUDP Pudjiati Prestige Tbk 18 Nov 1994

    41 PWON Pakuwon Jati Tbk 19 Oct 1989

    42 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk 19 Des 1997

    43 RDTX Roda Vivatex Tbk 14 May 1990

    44 RODA Pikko Land Development Tbk 22 Ovt 2001

    45 SCBD Danayasa Arthatama Tbk 19 Apr 2002

    46 SMDM Suryamas Duta Makmur Tbk 12 Oct 1995

    47 SMRA Summarecon Agung Tbk 07 May 1990

    48 TARA Sitara Propertindo Tbk 11 Jul 2014 Sumber: www.idx.co.id

    3. Investasi

    a. Pengertian Investasi

    Menurut Tandelilin (2010:2) Investasi adalah komitmen atas

    sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,

    dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

    datang.

    Sedangkan menurut Warsini (2009) Investasi adalah penggunaan

    modal untuk memperoleh tambahan penghasilan baik melalui kegiatan

    yang menghasilkan barang atau jasa, ataupun melalui kegiatan

    pembelian surat berharga untuk memperoleh capital gain.

    b. Tujuan Investasi

    Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk

    menghasilkan sejumlah uang. Tetapi secara lebih luas tujuan investasi

    adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan

    dalam hal ini merupakan kesejahteraan masa yang akan datang.

    http://www.idx.co.id/

  • 25

    Menurut Jogiyanto (2008), ada beberapa alasan mengapa seorang

    melakukan investasi, antara lain untuk mendapatkan kehidupan yang

    lebih layak di masa yang akan datang. Sementara yang bijaksana akan

    berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu atau

    berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatan yang

    sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.

    c. Jenis-jenis Investasi

    Jenis-jenis investasi menurut Martalena dan Malinda (2011)

    Investor dapat melakukan investasi dalam berbagai jenis asset antara

    lain:

    1) Real assets

    Investasi dalam bentuk nyata (dapat dilihat, diukur,

    disentuh). Contoh tanah, bangunan, emas, dan lain-lain.

    2) Financial assets

    Investasi dalam bentuk surat berharga. Financial assets yang

    bersifat jangka pendek diperdagangkan di pasar uang, sedangkan

    yang bersifat jangka panjang diperdagangkan di pasar modal.

    Contoh commercial paper, sertifikat deposito, saham, obligasi,

    reksadana.

    Sedangkan menurut Salim (2010), jenis-jenis investasi

    yang paling gampang dan paling aman adalah sebagai berikut:

  • 26

    a. Tabungan

    Konsep tabungan tersebut sudah mendarah daging

    dalam kehidupan kita, konsep tersebut mengajak kita untuk

    menyimpan sisa dana yang ada.Dalam hal ini, dana yang

    disimpan adalah sisa dana, berarti banyak orang yang

    mengatakan bahwa tidak memiliki tabungan karena tidak

    memiliki sisa lagi dari penghasilannya.

    b. Deposito

    Dalam deposito, ada beberapa komponen yang harus

    diperhitungkan selain bunga, yaitu tenor waktu dan juga

    penalti. Tenor merupakan jangka waktu dana yang disimpan

    tidak boleh diambil, misalnya satu bulan, tiga bulan, enam

    bulan, atau dua belas bulan. Selama jangka waktu tersebut,

    kita akan mendapatkan bunga sesuai dengan yang dijanjikan.

    Jika kita terpaksa mencairkan deposito yang kita miliki

    sebelum jatuh tempo, kita akan dikenai biaya penalti.

    c. Investasi properti

    Investasi properti merupakan pembelian terbesar dalam

    hidup seseorang. Pertumbuhan properti jauh lebih lambat

    dibandingkan dengan pertumbuhan manusia 11 sehingga

    tidak mengherankan jika harganya hampir selalu naik dari

    waktu ke waktu.

  • 27

    d. Emas

    Emas merupakan logam mulia yang sangat diminati oleh

    banyak orang. Orang rela mengeluarkan dana yang cukup

    besar untuk mendapatkan logam mulia yang memiliki

    beragam bentuk ini.

    4. Saham

    a. Pengertian Saham

    Saham merupakan salah satu jenis investasi yang menjajikan

    keuntungan bagi investor. Saham yang diperoleh melalui pembelian

    atau dengan cara lain, yang memberikan hak kepada pemegang saham

    atau deviden dan yang lain sesuai dengan investasi yang ada pada

    perusahaan tersebut. Berikut ini beberapa definisi dari beberapa para

    ahli antara lain:

    Menurut Brigham and Houston (2009) saham adalah surat

    tanda pernyataan modal pada suatu perseroan terbatas. Seseorang

    membeli saham berarti orang tersebut ikut memiliki perusahaan yang

    menerbitkan sahm, sehingga ia mempunyai klaim atas penghasilan

    dan aktiva perusahaan tersebut. Saham pendiri (faounder stocks)

    adalah saham yang diberikan kepada orang berjasa mendirikan

    perusahaan.

    Menurut Irham Fahmi (2012) saham merupakan kertas tanda

    bukti penyertaan kepemilikan modal / dana pada suatu perusahaan

    yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan

  • 28

    diikuti dengan hak dan kewajiban yang jelas kepada setiap

    pemegangnya.

    Sedangkan menurut Susilo dalam Hermuningsih (2012) saham

    adalah tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)

    dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah

    suatu tanda penyertaan atau kepemilikian seseorang atau badan usaha

    atas suatu perusahaan.

    1) Harga Saham

    Menurut Brigham and Houston (2010) harga saham adalah

    harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang

    ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan

    penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal.

    Menurut Keown et al (2011) ada beberapa konsep tentang

    nilai suatu harga saham yaitu:

    a. Nilai Nominal

    Nilai yang tertera pada lembaran saham, nilai

    nominal ini tidak mengukur bilai ril suatu saham tetapi

    merupakan nilai yang digunakan untuk menentukan besarnya

    modal disetor yang dilaporkan pada neraca perusahaan.

    b. Nilai Buku (Book Value)

    Nilai yang menunjukan nilai aktiva bersih

    perlembar saham yang dimilki oleh pemegang saham. Nilai

  • 29

    buku per lembar dapat diperoleh dengan cara menbagikan

    nilai total ekuitas dengan jumlah lembar saham yang berdar.

    c. Nilai pasar (Market Value, Market Price)

    Nilai suatu saham yang ditentukan oleh suatu

    permintaan dan penawaran saham dibursa efek. Nilai pasar

    inilah yang menentukan besarnya Indek Harga Saham

    Individual dan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG).

    d. Nilai Fundamental atau Nilai Intrinsik (Intrinsic Value)

    Nilai atau harga yang wajar dari suatu saham yang

    mencerminkan nilai riilnya (Riil Value). Nilai intrinsic yang

    digunakan oleh investor untuk melakukan penilaian terhadap

    sahamnya yaitu dengan cara membandingkan nilai intrinsic

    dengan nilai pasar dapat diketahui apakah saham telah

    mengalami Overpriced atau masih Undrpriced.

    2) Jenis-jenis saham berdasarkan hak tagihan

    Menurut Hermuningsih (2011) saham berdasarkan hak

    tagihan menjadi 2 (dua) yaitu:

    a. Saham Biasa (Common Stock)

    Merupakan jenis efek yang menempatkan

    pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen, dan

    atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut

    dilikuiditas. Pemilik saham mempunyai hak dan kewajiban

  • 30

    terbatas pada lembar saham yang dimiliki. Jenis saham ini

    memiliki karakteristik seperti:

    Tidak memiliki hak istimewa.

    Hak klaim pada urutan terakhir atas aktiva perusahaan

    jika perusahaan dilikuiditas.

    Memiliki hak suara proporsional pada pemilihan

    direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada

    rapat umum pemegang saham.

    Mendapatkan dividen, jika perusahaan memperoleh

    keuntungan dan disetujui di dalam rapat umum

    pemegang saham.

    Memiliki hak memesan efek terlebih dahulu sebelum

    efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat, jika

    perusahaan melakukan penjualan saham baru.

    b. Saham Preferen (Preferred Stock)

    Merupakan saham yang memiliki karakteristik

    gabungan antara obligasi dan saham biasa, diberikan hak

    untuk mendapatkan dividend an atau bagaian kekeyaan pada

    saat persahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa,

    disamping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul

    pencalonan direksi/komisaris saham preferensi memiliki

    karakteristik sebagai berikut:

    Memiliki hak utama atas aktiva perusahaan

  • 31

    Memiliki hak utama atas dividen

    Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap

    Jangka waktu yang tidak terbatas

    Memiliki klaim lebih dahulu dibandingkan saham

    biasa jika perusahaan likuiditas

    b. Return saham

    Return merupakan pendapatan per lembar saham yang dimilik

    oleh investor atas suatu investasi yang dilakukan. Ekspektasi dari para

    investor terhadap investasinya adalah memperoleh tingkat

    pengembalian yang sebesar-besarnya dengan resiko tertentu.

    Return saham menurut Tandelilin (2010) adalah salah satu

    faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan

    imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi

    yang dilakukannya.

    Menurut Jogiyanto (2008), return saham merupakan return

    keseluruhan dari suatu investasi dalam bentuk saham dalam suatu

    periode tertentu.

    Menurut Wahyudi (2003), return saham adalah keuntungan

    yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya.

    Return mempunyai dua komponen yaitu current income dan capital

    gain. Bentuk dari current income merupakan keuntungan yang

    diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik, seperti

    keuntungan berupa dividen yang merupakan bentuk dari hasil kinerja

  • 32

    fundamental perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan

    yang diterima karena selisih antara harga jual dan harga beli suatu

    instrumen investasi. Besarnya capital gain akan positif bila harga jual

    saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya.

    Menurut definisi di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa return

    saham adalah tingkat keuntungan atau laba yang diperoleh oleh

    investor dari investasi pada sahamnya berdasarkan selisih perubahan

    seharga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya.

    Return saham yang diterima investor dinyatakan sebagai berikut

    (Jogiyanto, 2003):

    Dimana:

    Ri: Return saham

    Pt: Harga saham periode sekarang

    Pt-1: Harga saham periode sebelumnya

    c. Jenis-jenis return saham

    Menurut Jogiyanto (2008) return saham dibedakan menjadi dua

    jenis yaitu:

    1) Return realisasi (realized return) merupakan return yang sudah

    terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini

    merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya

    secara relative. Return realisasi ini penting dalam mengukur

    𝑅𝑖 =Pt − Pt − 1

    Pt − 1

  • 33

    kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risk di

    masa mendatang.

    2) Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang

    diharapkan terjadi dimasa mendatang dan bersifat tidak pasti.

    Pada dasarnya expected return merupakan rata-rata tertimbang

    dari berbagai return historis, yang tercermin dari rata-rata

    distribusi probabilitas tingkat keuntungan sebagai faktor

    pertimbangan.

    d. Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

    Menurut Samsul (2006:200), faktor-faktor yang mempengaruhi

    return saham terdiri atas faktor makro dan faktor mikro.

    1) Faktor makro yaitu faktor yang berada di luar perusahaan, yaitu:

    a. Faktor makro ekonomi yang meliputi tingkat bunga umum

    domestik, tingkat inflasi, kurs valuta asing dan kondisi

    ekonomi internasional.

    b. Faktor non ekonomi yang meliputi peristiwa politik dalam

    negeri, peristiwa politik di luar negeri, peperangan,

    demonstrasi massa dan kasus lingkungan hidup.

    2) Faktor mikro yaitu faktor yang berada di dalam perusahaan itu

    sendiri, yaitu:

    a. Laba bersih per saham

    b. Nilai buku per saham

    c. Rasio utang terhadap ekuitas

  • 34

    d. Dan rasio keuangan lainnya.

    5. Rasio Keuangan

    a. Pengertian Rasio Keuangan

    Seorang analis keuangan dapat mengevaluasi kondisi keuangan

    serta kinerja dari sebuah perusahaan dengan cara melakukan

    pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan.

    Alat yang sering digunakan untuk pemeriksaan tersebut adalah rasio

    keuangan atau indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi

    dan didapat dengan membagi angka lainnya (Horne dan JM.

    Wachowicz, 2009-:201).

    Kasmir (2014:104) berpendapat bahwa rasio keuangan

    merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

    laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka

    lainnya. Dimana perbandingan tersebut dapat dilakukan antara

    komponen yang ada di antara laporan keuangan. Angka yang

    diperbandingkan dalam rasio keuangan ini dapat berupa angka-angka

    dalam satu atau beberapa periode. Kemudian hasil dari rasio

    keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dalam

    satu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan.

    Sedangkan menurut Sugiono (2009:64) analisa rasio

    keuangan merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan

    antara unsur-unsur dalam laporan keuangan, dimana hubungan

    tersebut dinyatakan dalam bentuk matematika yang sederhana.

  • 35

    Dari berbagai pendapat tersebut, maka jelas bahwa rasio

    keuangan merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan

    untuk melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan. Akan tetapi

    manfaat yang sebenarnya dari setiap rasio keuangan sangat

    ditentukan oleh tujuan spesifik dari analis.

    b. Tujuan dan Manfaat Rasio Keuangan

    Keuangan menurut Mardiyanto (2009:65) setidaknya ada 3

    (tiga) manfaat yang dapat dirasakan bagi 3 (tiga) pihak berbeda

    diantaranya sebagai berikut :

    1) Manajer, berfungsi sebagai peralatan analisis perencanaan dan

    pengendalian keuangan.

    2) Analis kredit perbankkan, berfungsi untuk menilai kemampuan

    permohonan kredit dalam membayar hutangnya.

    3) Analis sekuritas, berfungsi untuk menilai dan prospek harga

    sekuritas termasuk untuk menentukan peringkat hutang jangka

    panjang.

    c. Jenis-jenis Rasio Keuangan

    1) Rasio Likuiditas

    Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan

    perusahaan dalam membayar semua kewajiban finansialnya

    pada saat jatuh tempo. Kewajiban tersebut merupakan

    kewajiban jangka pendek atau kewajiban jangka panjang

  • 36

    yang sudah segera jatuh tempo. Rasio ini terbagi atas

    (Sugiono, 2009:68) :

    a) Current Ratio (CR)

    Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa

    jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi

    hutang lancar (kewajiban jangka pendek) yang akan jatuh

    tempo atau segera dibayar. Sebagai pedoman umum current

    ratio 200% sudah dianggap baik, khususnya bagi

    perusahaan industri. Perhitungan current ratio (CR)

    dirumuskan sebagai berikut :

    b) Quick ratio (QR)

    Dalam rasio ini pos persediaan tidak dihitung,

    karena persediaan merupakan pos yang tidak likuid dalam

    aktiva lancar. Hal ini disebabkan oleh panjangnya tahap

    yang dilalui untuk menjadi kas. Perhitungan Quick Ratio

    (QR) dirumuskan sebagai berikut:

    𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aktiva Lancar

    Hutang Lancar

    𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aktiva Lancar − Persediaan

    Hutang Lancar

  • 37

    c) Cash Ratio (CR)

    Rasio ini menunjukkan kemampuan kas

    perusahaan untuk melunasi seluruh hutang lancarnya tanpa

    harus mengubah aktiva lancar bukan kas (piutang dagang

    dan persediaan) menjadi kas. Perhitungan Cash Ratio

    (CR) dirumuskan sebagai berikut:

    2) Rasio Solvabilitas

    Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan

    perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban finansialnya

    apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini terbagi atas (Sugiono,

    2009:71):

    a) Debt Ratio (DR)

    Rasio yang membandingkan total utang dengan total

    aktiva. Semakin rendah semakin baik, karena jika nilainya

    semakin tinggi maka semakin besar risikonya bagi

    perusahaan. Perhitungan Debt Ratio (DR) dirumuskan

    sebagai berikut:

    𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Kas

    Hutang Lancar

    𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Total Hutang

    Total Aset

  • 38

    b) Debt to Equity Ratio (DER)

    Rasio ini menunjukkan perbandingan utang dan

    modal. Selain itu rasio ini dinilai penting karena member

    pengaruh positif dan negatif terhadap rentabilitas modal

    sendiri dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio

    ini maka semakin rendah kemampuan modal sendiri

    dalam menjamin hutang jangka panjangnya, sehingga

    akan semakin berisiko bagi perusahaan dan begitu pula jika

    sebaliknya. Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER)

    dirumuskan sebagai berikut:

    3) Rasio Aktivitas

    Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa efektif

    perusahaan mengelola aktivanya. rasio ini terbagi atas (Sugiono,

    2009:73):

    a) Total Asset Turn Over (TATO)

    Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

    dalam mengelola seluruh asset atau investasi untuk

    menghasilkan penjualan. Semakin besar nilai rasio ini maka

    semakin bagus kemampuan perusahaan dalam mengelola

    asetnya, begitu pula sebaliknya. Perhitungan Total Asset Turn

    Over (TATO) dirumuskan sebagai berikut:

    𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Total Hutang

    Total Modal

  • 39

    b) Inventory Turn Over (ITO)

    Rasio ini menunjukkan beberapa kali persediaan dapat

    berputar dalam satu tahun. Semakin tinggi perputaran

    persediaan, maka semakin cepat dana yang tertanam dalam

    persediaan berputar kembali menjadi uang kas, begitu pula

    sebaliknya. Perhitungan Inventory Turn Over (ITO)

    dirumuskan sebagai berikut:

    c) Working Capital Turn Over (WCTO)

    Rasio ini menunjukkan kemampuan modal kerja

    yang berputar dalam siklus kas dari perusahaan. Perputaran

    modal kerja yang tinggi diakibatkan oleh rendahnya modal

    kerja yang tertanam dalam persediaan piutangnya, begitu

    pula sebaliknya. Perhitungan Working Capital Turn Over

    (WCTO) dirumuskan sebagai berikut:

    4) Rasio Profitabilitas

    Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen

    yang tercermin pada imbalan atau hasil investasi melalui

    𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 =Penjualan

    Total Aktiva

    𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 =HPP

    Persediaan

    𝑊𝐶𝑇𝑂 =Penjualan

    Aktiva Lancar − Hutang Lancar

  • 40

    kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja

    perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan

    kewajiban dan modal. Rasio ini terdiri dari (Sugiono, 2009:79):

    a) Net Profit Margin (NPM)

    Rasio ini menunjukkan seberapa besar keuntungan

    bersih yang diperoleh perusahaan. Jika profit margin suatu

    perusahaan lebih rendah dari rata-rata industri, hal itu dapat

    disebabkan oleh harga jual atau harga pokok penjualan yang

    lebih rendah dari perusahaan pesaing. Perhitungan Net profit

    Margin (NPM) dirumuskan sebagai berikut:

    b) Return On Asset (ROA)

    Rasio ini mengukur tingkat pengembalian modal

    yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk

    menghasilkan keuntungan bersih dari sebuah bisnis yang

    dijalankan oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti

    perusahaan semakin mampu mendayagunakan asset dengan

    baik untuk memperoleh keuntungan, begitu pula sebaliknya.

    Perhitungan Return On Asset (ROA) dirumuskan sebagai

    berikut :

    𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =Laba Bersih

    Penjualan

    𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 =Laba Bersih

    Total Aktiva

  • 41

    c) Return On Equity (ROE)

    Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari

    bisnis atas seluruh modal yang ada, selain itu ROE juga

    merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh

    pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang

    dijalani. Perhitungan Return On Equity (ROE) dirumuskan

    sebagai berikut:

    5) Rasio Nilai Pasar

    Rasio ini bertujuan untuk menjadi tolak ukur yang

    menhubungkan harga saham biasa dengan pendapatan

    perusahaan dari nilai perbuku saham. Dengan kata lain rasio ini

    mencerminkan performance perusahaan secara keseluruhan

    yang mengaitkan kondisi internal dengan kondisi pasar. Rasio

    ini terdiri dari (Sugiono, 2009:84):

    a) Price to Book Value (PVB)

    Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar

    menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi

    rasio ini, berarti pasar makin percaya akan prospek

    perusahaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Perhitungan

    Price to Book Value (PBV) dirumuskan sebagai berikut:

    𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =Laba Bersih

    Total Equitas

  • 42

    Dimana :

    b) Price Earning Ratio (PER)

    Rasio ini diperoleh dari harga pasar saham dibagi

    dengan laba per saham sehingga semakin tinggi rasio ini

    mengindikasikan kinerja perusahaan semakin baik, dan

    begitu pula sebaliknya. Perhitungan Price Earning Rasio

    (PER) dirumuskan sebagai berikut:

    Dimana:

    B. Keterkaitan Antar Variabel

    Penjelasan teori terhadap hubungan antar variabel dapat dijelaskan

    sebagai berikut:

    1. Hubungan antara Current Ratio (CR) dan Return Saham

    Current ratio (CR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

    tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

    membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat waktunya. Likuiditas

    𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 =Total Equitas

    Jumlah Saham Beredar

    𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑡𝑜 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 =Harga Pasar Per Saham

    Nilai Buku Per Saham

    𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Harga Pasar Per Saham

    EPS

    𝐸𝑃𝑆 =Laba Bersih

    Jumlah Saham Beredar

  • 43

    perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan

    sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya return saham

    yang akan dibayarkan. Return saham bagi perusahaan merupakan kas

    keluar, maka semakin besar likuiditas perusahaan secara keseluruhan

    akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar return

    saham. (Riyanto, 2008)

    Current ratio (CR) adalah suatu cara untuk mneguji tingkat

    proteksi yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat pada kredit jangka

    pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk mendanai kegiatan

    operasional perusahaan (Helfert, 1998). CR yang rendah biasanya

    dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya

    current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan

    banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi

    kemampuan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa investor akan

    memperoleh return yang lebih rendah jika kemampuan perusahaan

    memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin rendah. (Sawir,

    2009:10)

    2. Hubungan antara Debt to Equity Ratio dan Return Saham

    Rasio ini menunjukkan perbandingan utang dan modal. Selain

    itu rasio ini dinilai penting karena member pengaruh positif dan negatif

    terhadap rentabilitas modal sendiri dari perusahaan tersebut. Semakin

    tinggi rasio ini maka semakin rendah kemampuan modal sendiri

    dalam menjamin hutang jangka panjangnya, sehingga akan semakin

  • 44

    berisiko bagi perusahaan dan begitu pula jika sebaliknya. (Sugiyono,

    2009:71)

    Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan struktur

    permodalan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman sehingga

    ketergantungan perusahaan terhadap kreditur semakin menigkat. Dengan

    meningkatnya debt to equity ratio maka beban perusahaan terhadap pihak

    luar (kreditur) juga semakin meningkat sehingga harapan tingkat

    kembalian (return) para pemegang saham semakin kecil. (Farchan &

    Sunarto, 2002:72)

    3. Hubungan antara Return On Asset (ROA) dan Return Saham

    Menurut Hanafi (2004) menyatakan bahwa profitabilitas

    mempengaruhi kebijakan pembayaran return saham dalam bentuk

    dividen karena dividen dibagikan dari keuntungan bersih yang diperoleh

    perusahaan, maka besarnya keuntungan tentu akan mempengaruhi

    besarnya return saham yang akan dibagikan.

    Menurut Machfoedz (1998) ROA menggambarkan kinerja

    keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang

    digunakan untuk operasional perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan

    dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan akan

    berdampak pada pemegang saham perusahaan, ROA yang semakin

    bertambah menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan

    para pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang

  • 45

    diterima semakin meningkat, atau semakin meningkatnya harga maupun

    return saham.

    4. Hubungan antara Earning Per Share dan Return Saham

    Rasio ini ingin menyampaikan berapa besar bagian dividen yang

    akan didapatkan oleh setiap saham, dalam hal ini jumlah saham telah

    dirata-ratakan secara tertimbang. (Achmad Slamet, 2003:40)

    Variabel Earning per Share merupakan proxy bagi laba per

    saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi

    investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu

    periode tertentu dengan memiliki suatu saham (Susanna Chandradewi,

    2000:17). Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu

    perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain.

    Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan

    kenaikan nilai saham di masa mendatang (Dwi Prastowo, 2002:93). Oleh

    karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka

    Earning per Share yang dilaporkan perusahaan.

    5. Hubungan antara Price Earning Ratio dan Return Saham

    Price earning ratio adalah rasio yang membandingkan antara

    harga pasar per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar

    saham. Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaiman

    pasar menghargai kinerja saham perusahaan yang dicerminkan oleh

    earning per share nya. Makin besar price earning ratio suatu saham,

    maka saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per

  • 46

    sahamnya. Jika dikatakan saham mempunyai price earning ratio 10X,

    berarti harga pasar saham tersebut 10X lipat terhadap earning per share

    nya (pendapatan bersih per saham). Angka rasio ini digunakan oleh para

    investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan laba (earning power) di masa mendatang. (Dwi Prastowo,

    2002:96)

    Semakin rendah hasil price earning ratio sebuah saham, maka

    semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. Price earning

    ratio menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung

    semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. (Esti

    Puji, 2005:109)

  • 47

    C. Penelitian Terdahulu

    Tabel 2.2

    Penelitian Terdahulu

    No

    Nama & Judul

    peneliti

    Variabel

    Alat

    Analisis

    Hasil

    1

    Ihsan, Sri Murni, Jacky

    (2017)

    “Pengaruh CR, DER, dan

    ROA terhadap return

    saham pada perusahaan

    automotif dan komponen

    periode 2013-2015”

    Variabel dependen:

    Return saham

    Variabel

    independen:

    CR, DER, ROA

    Regresi

    berganda

    Secara simultan

    semua variabel

    mempunyai

    pengaruh.

    Secara parsial CR

    tidak berpengaruh.

    Sedangkan DER

    dan ROA

    berpengaruh

    terhadap return

    saham.

    2

    Wajid, Arab, dan

    Madiha (2013)

    “The impact of capital

    structure and financial

    performance on stock

    returns (a case of

    pakistan textile

    industry)”

    Variabel dependen:

    Return saham

    Variabel

    independen:

    DER, ROE, cash

    flow ratio ,EPS,

    time interestearned

    ratio

    Ordinary

    least

    square

    DER dan EPS

    berpengaruh

    terhadap return

    saham

    3

    Anita Erari

    (2014)

    “Analisis pengaruh

    CR, DER, dan ROA

    terhadap return saham

    pada perusahaan

    pertambangan di BEI

    Variabel dependen:

    Return saham

    Variabel

    independen:

    CR, DER, ROA

    Regresi

    berganda

    Secara simultan

    semua variabel

    mempunyai

    pengaruh. Secara

    parsial CR dan

    DER tidak

    berpengaruh.

    Sedangkan ROA

    berpengaruh

    terhadap return

    saham.

  • 48

    No

    Nama & Judul Peneliti

    Variabel

    Alat

    Analisis

    Hasil

    4

    Khairani, Emrinaldi, dan

    Raja

    (2014)

    “Pengaruh CR, DER,

    ROE, PER, dan EPS

    terhadap return saham

    pada perusahaan

    properti dan real estate

    yang terdaftar di BEI

    tahun 2009-2011”

    Variabel dependen:

    Return saham

    Variabel

    independen:

    CR, DER, ROE,

    PER, EPS

    Regresi

    berganda

    Secara simultan

    semua variabel

    mempunyai

    pengaruh.

    Secara parsial CR,

    DER, PER, dan

    EPS berpengaruh

    terhadap return

    saham.

    5

    Pinradee, Suppanunta

    (2014)

    Technology Industry on

    Financial Ratios and

    Stock Return

    Variabel dependen:

    Return saham

    Variabel

    independen:

    CR, INTO, DER,

    ROE, PER

    Ordinary

    least

    square

    Secara parsial CR

    dan DER tidak

    berpengaruh

    terhadap return

    saham. Sedangkan

    PER berpengaruh

    teh