Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,
RETURN ON ASSET, EARNING PER SHARE, DAN PRICE ERANING
RATIO TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang
listing di BEI Periode 2013-2017)
SKIRPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memunuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Nela Kurnia
NIM: 11140810000047
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
a. Nama : Nela Kurnia
b. Nama Panggilan : Nela
c. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Juli 1996
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jl. Radar IX no.64 RT03/04
Kalisari, Ps.Rebo, Jakarta Timur
g. Status : Belum Menikah
h. Kewarganegaraan :Indonesia
i. Telepon : 081212912907
j. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
a. SD (2002-2008) : SDN Kelapa Dua 04. Jakarta
b. SMP (2008-2011) : SMPN 189 Jakarta
c. SMA (2011-2014) :SMAN 57 Jakarta
d. SI (2014-2019) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
a. Anggota Ekstrakulikuler ROHIS SMPN 189 Jakarta
b. Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komfeis
vii
ABSTRACT
Problems in the study of previous studies showed inconsistent
result, this research was conducted to re-examine the influence of fundamental
factors consisting of current ratio (CR), debt to equity ratio (DER) return on
assets (ROA), earning per share (EPS), and price earning ratio (PER) partially
and simultaneously on Stock return property and real estate companies in
Indonesia stock exchange in 2013 – 2017.
The sample size used in this studied was of 17 property and real
estate companies went public on the stock exchange with the determination of the
sample purposive sampling. The type of data using secondary data using
documentation.
Current ratio (CR) has no influence on stock return property and real
estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Debt to equity ratio
(DER) has influence on stock return property and real estate companies listed on
the Indonesia Stock Exchange. Return on asset (ROA) has a influence on stock
return property and real estate companies listed on the Indonesia Stock
Exchange. Earning Per Share (EPS) has no influence on stock return property
and real estate companies listed on Indonesia Stock Exchange. And Price Earning
Ratio (PER) has influence on stock return property and real estate companies
listed on Indonesia Stock Exchange. Taken together (simultaneously) current
ratio, debt to equity ratio, return on asset, earning per share and price earning
ratio has a influence on stock return property and real estate companies listed on
the Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Current ratio, debt to equity ratio, return on asset, earning per share,
price earning ratio and stock return
viii
ABSTRAK
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak
konsisten, dan penelitian ini dilakukan untuk mengulang apakah ada pengaruh
dari faktor fundamental yang terdiri dari current ratio (CR), debt to equity ratio
(DER) return on assets (ROA), earning per share (EPS), dan price earning ratio
(PER) secara parsial dan simultan terhadap return saham perusahaan properti dan
real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017.
Sampel data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 17
perusahaan properti dan real estate yang mempublikasikan saham pada bursa efek
dan dengan menggunakan Metode purposive sampling dalam menentukan
datanya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan
dengan dokumentasi atau pencatatan.
Current ratio (CR) tidak memiliki pengaruh terhadap return saham
perusahaan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia. Debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh terhadap return saham
perusahaan properti dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.
Return on asset (ROA) memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan
properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Earning Per Share
(EPS) tidak memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan perusahaan
properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, dan Price
Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan
properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Secara bersama-
sama current ratio, debt to equity ratio, return on asset, earning per share and
price earning ratio memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan properti
dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
Keywords: Current ratio, debt to equity ratio, return on asset, earning per share,
price earning ratio and stock return
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmaatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji serta syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dengan judul: Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio,
Return On Asset, Earnings Per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Return
Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang listing di BEI
Periode 2013-2017).
Penulis bersyukur dapat menyelesaikan skripsi ini disamping penulis juga
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk
itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan kekurangan yang
ditemui dalam skripsi ini.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan, bantuan serta
dukungan sehingga penulis dapat menyelasaikan proposal ini.
Adapun pihak – pihak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala , Alhamdulillah penulis selalu diberikan
kemudahan dalam penyusunan dan menyelesaikan proposal skripsi ini.
2. Untuk kedua orang tua saya, Bapak Kasto dan Ibu Siti Nurlaela yang
selalu memberikan doa, kasih sayang, bimbingan, serta dukungan
semangat yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan ini. Serta untuk kakak saya, Achmad Andi
Kaswandi,, Ainun Asqollani dan adik saya, Rifki Kurniawan, Fatih Arsyil
yang selalu memberikan tawa canda sehingga penulis dapat
menghilangkan rasa penat dalam penulisan ini.
x
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran Wakil Dekan 1, 2,
dan 3.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si dan Ibu Ela Patriana, Ir, MM selaku
Kepala dan Sekretaris Jurusan Manajemen FEB UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Bapak Dr. Taridi Kasbi Ridho, MBA selaku pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan, arahan serta memotivasi kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Ibu Amalia, SE, MM selaku pembimbing skripsi II yang telah memberikan
arahan, motivasi, nasehat dan bimbingan kepada penulis untuk sesegera
mungkin menyelesaikan skripsi ini dan akhirnya dapat diselesaikan.
7. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan arahan serta motivasi selama penulis berada di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu serta arahan yang
bermanfaat kepada penulis.
9. Seluruh Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengurus administrasi dan
keperluan lainnya.
10. Eko Wahyu Hidayat, seseorang yang selalu menemani baik suka maupun
duka. Senantiasa membantu dalam pengerjaan skripsi dan menyemangati
agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman Seperjuangan: Shinta Sri Rahmawati, Luthfia Farida, Lusy
Wahyunita, Deby Ulfarini, dan Dinna Bira Ayu yang selalu memberikan
keceriaan, masukan – masukan ilmu pengetahuan, dukungan dan kenangan
terindah yang tidak bisa dihitung betapa bahagianya penulis rasakan
selama ini. Terima kasih sahabat atas waktu yang telah kita lewati bersama
dalam berjuang untuk mengejar Gelar Sarjana.
xi
12. Junior dan Senior FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Keluarga
Besar PMII Komfeis yang selalu memberikan pembelajaran yang berharga
dalam menjalankan kehidupan ini. Semoga kalian semua bisa menjadi apa
yang kalian inginkan.
13. Teman – teman PMII Komfeis 2014 yang selalu memberikan kenangan
yang manis dalam berorganisasi selama 4 tahun ini. HIDUP
MAHASISWA!!!!
14. Teman – Teman Manajemen 2014 yang selalu memberikan cerita serta
kenangan dalam mengarungi masa pendidikan di UIN selama 4 tahun ini.
Semoga kita semua bisa jadi orang sukses.
15. Teman KKN 2017 Luthfiatuzahro dan Khalis Areska yang telah
meluangkan waktunya untuk menyelesaikan KKN di desa dan menjalin
pertemanan yang menyenangkan.
Akhir kata, dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, saya
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat satu persatu.
Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat pahala yang
berlipat dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis serta pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakhatuh
Ciputat, 20 Januari 2018
Penulis
Nela Kurnia
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................i
Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................ ii
Lembar Pengesahan Komprehenshif ............................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................................. iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... vi
Abstract ........................................................................................................... vii
Abstrak ............................................................................................................ viii
Kata Pengantar ................................................................................................ ix
Daftar Isi .......................................................................................................... xii
Daftar Tabel .................................................................................................... xvii
Daftar Gambar ................................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 15
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 16
1. Tujuan Penelitian ................................................................. 16
2. Manfaat Penelitian ............................................................... 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ........................................................................ 19
xiii
1. Sejarah Singkat Industri Properti......................................... 19
2. Lingkup Bidang Usaha ........................................................ 21
3. Investasi ............................................................................... 24
a. Pengertian Investasi ...................................................... 24
b. TujuanInvestasi ............................................................ 24
c. Jenis – jenis Investasi ................................................... 25
4. Saham .................................................................................. 27
a. Pengertian Saham ......................................................... 27
b. Return Saham ............................................................... 31
c. Jenis – Jenis Return Saham .......................................... 32
d. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Return Saham ..... 33
5. Rasio Keuangan ................................................................... 34
a. Pengertian Rasio Keuangan .......................................... 34
b. Tujuan dan Manfaat Rasio Keuangan ......................... 35
c. Jenis-Jenis Rasio Keuangan .......................................... 35
1. Rasio Likuiditas ...................................................... 35
2. Rasio Solvabilitas .................................................... 37
3. Rasio Aktivitas ........................................................ 38
4. Rasio Profabilitas .................................................... 39
5. Rasio Nilai Pasar ..................................................... 41
B. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................ 42
xiv
C. Penelitian Terdahulu .................................................................. 47
D. Kerangka Pemikiran .................................................................. 50
E. Hipotesis ..................................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 52
B. Populasi.....................................................................................52
C. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 53
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 54
1. Data Primer (Primary Data) .............................................. 55
2. Data Sekunder ................................................................... 55
E. Metode Analisis Data ............................................................... 55
1. Uji Statistik ........................................................................ 55
a. Metode Analisis Regresi Panel ..................................... 55
b. Uji Chow ...................................................................... 58
c. Uji Hausman ................................................................. 58
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 59
a. Uji Normalitas .............................................................. 59
b. Uji Multikolinieritas ..................................................... 60
c. Uji Autokorelasi ........................................................... 62
d. Uji Heterokedastisitas ................................................... 63
3. Uji Hipotesis ...................................................................... 65
xv
a. Uji Signifikan Simultan (Uji f) ..................................... 65
b. Uji Parsial (Uji t) .......................................................... 66
c. Nilai Adjusted R2 .......................................................... 66
F. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 68
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................... 72
1. Objek Penelitian ................................................................. 72
B. Pengujian Dan Pembahasan ..................................................... 72
1. Deskriptif Variabel ............................................................. 72
a. Current Ratio ................................................................ 72
b. Debt To Equity Ratio ................................................... 73
c. Return On Asset ............................................................ 73
d. Earning Per Share ......................................................... 73
e. Price Earning Ratio ....................................................... 74
f. Return Saham ................................................................ 74
C. Analisis Dan Pembahasan ........................................................ 74
1. Uji Pemilihan Regresi Panel .............................................. 74
a. pendektatan common effect .......................................... 75
b. pendekatan fixed effect ................................................ 76
c. pendekatan random effect ............................................ 77
2. Uji Perubahan Struktural Regresi Panel ............................ 78
xvi
a. Uji Choww .................................................................... 78
b. Uji Hausman ................................................................. 79
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 80
a. Uji Normalitas .............................................................. 80
b. Uji Multikolinieritas ..................................................... 81
c. Uji Autokorelasi .......................................................... 83
d. Uji Heterokedastisitas .................................................. 84
4. Uji Hipotesis ...................................................................... 85
a. Uji Simultan (f) ............................................................. 85
b. Uji Parsial (t) ................................................................ 86
c. Uji Ajusted R2 .............................................................. 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 99
B. Saran ........................................................................................ 100
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
2.1 Daftar Perusahaan Properti di BEI ...................................................... 23
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 47
3.1 jumlah sampel penelitian .................................................................... 53
3.2 Sampel Penelitian .............................................................................. 54
3.3 Durbin Watson d test : Pengambilan Keputusan.................................. 63
4.1 Uji Common effect (PLS) ................................................................... 75
4.2 Uji Fixed Effect ................................................................................... 76
4.3 Uji Random Effect .............................................................................. 77
4.4 Uji Chow ............................................................................................ 79
4.5 Uji Hausman ....................................................................................... 80
4.6 Uji Multikolinieritas ............................................................................ 82
4.7 Uji Autokolerasi .................................................................................. 84
4.8 Uji Heterokedastiditsas ....................................................................... 85
4.9 Hasil Uji f Simultan ............................................................................ 86
4.10 Hasil Uji t Parsial ................................................................................. 87
4.11 Hasil Uji Adjusted R2 ......................................................................... 93
xviii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Rata-rata Return Saham Perusahaan Properti dan Real Estate ............ 9
1.2 Rata-rata Return Saham Perusahaan Properti dan Real Estate ............ 10
1.3 Rata-rata Debt to Equity Ratio Perusahaan Properti dan Real Estate .. 11
1.4 Rata-rata Return On Asset Perusahaan Properti dan Real Estate ......... 12
1.5 Rata-rata Earning Per Share Perusahaan Properti dan Real Estate ..... 13
1.6 Rata-rata Price Earning Ratio Perusahaan Properti dan Real Estate .. 14
2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 50
4.1 Uji Normalitas ...................................................................................... 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri properti dan real estate merupakan salah satu sektor
terpenting di suatu negara, karena hal ini dapat dijadikan indikator untuk
menganalisis kesehatan ekonomi suatu negara. Industri properti dan real
estate merupakan salah satu sektor yang memberikan penjelasan bahwa
semakin banyak perusahaan yang bergerak di bidang sektor properti dan real
estate berarti semakin berkembang perekonomian negara tersebut. Investasi
dibidang properti dan real estate merupakan investasi yang bersifat jangka
panjang dan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi serta diyakini
merupakan salah satu investasi yang menjanjikan.
Di samping terdapat banyak pilihan produk investasi seperti saham,
obligasi, reksadana dan lain-lain, pasar modal Indonesia memiliki banyak
pilihan sektor atau industri, salah satunya adalah industri properti dan real
estate. Tren investasi yang berkembang di masyarakat saat ini adalah
menginvestasikan uang dalam bentuk tanah atau properti yang
mengakibatkan industri sektor properti dan real estate terus berkembang
pesat dan semakin banyak perusahaan yang ikut andil dalam memanfaatkan
peluang ini. Harga tanah yang cendrung naik bahkan diperkirakan kenaikan
yang terjadi sebesar 10% sampai 20% setiap tahunnya. Supply tanah yang
besifat tetap sedangkan demand akan semakin besar seiring pertambahan
penduduk sebagai penyebabnya, selain itu harga tanah bersifat rigid, artinya
2
penentuan harga bukanlah pasar tetapi orang yang menguasai tanah (Hamidy,
2014: 12).
Investor dalam melakukan investasi dalam bentuk saham akan selalu
memperhitungkan imbal hasil atas saham yang dimilikinya, baik langsung
maupun tidak langsung dengan mempertimbangkan dua hal, yaitu expected
return (tingkat pengembalian yang diharapkan) dan risk (risiko). Investor
akan menanamkan modalnya pada saham yang mempunyai tingkat return
yang tinggi dengan risiko yang minimal dengan menggunakan analisis
fundamental yang lebih memfokuskan pada data-data keuangan historis
(Thrisye; 2010).
Oleh karena itu, publikasi laporan keuangan perusahaan (emiten)
merupakan moment yang dinantikan ditunggu oleh para investor di pasar
modal karena dari publikasi laporan keuangan itu para investor dapat
mengetahui perkembangan emiten, yang digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk membeli atau menjual saham-saham yang dimiliki.
Laporan keuangan juga menjadi optimal apabila para investor menganalisis
dengan analisis rasio keuangan. (Penman, 1991).
Horigan (1965) dalam (Tuasikal, 2001) bahwa rasio keuangan dapat
memprediksi kesulitan keuangan suatu perusahaan, hasil operasi, kondisi
keuangan saat ini, masa lalu dan masa yang akan datang sehingga dapat
dijadikan pedoman oleh investor mengenai kinerja perusahaan di masa yang
akan datang.
3
Salah satu ukuran likuiditas suatu perusahaan adalah current ratio,
yang merupakan ukuran yang paling umum terhadap kesanggupan
perusahaan membayar hutang dalam jangka pendek. Apabila semakin besar
perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar, maka semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Namun
current ratio yang rendah akan dianggap menunjukkan terjadinya masalah
dalam likuiditas, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang
bagus, karena dapat menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada
akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
(Sawir, 2009:10). Kemampuan perusahaan dalam membayar hutang pada saat
jatuh tempo menjadi salah satu daya tarik atau minat investor atas saham
perusahaan tersebut meningkat sehingga permintaan atas saham perusahaan
tersebut juga meningkat. Hal ini tentu menyebabkan harga saham dari
perusahaan ikut meningkat, sehingga return saham juga meningkat.
Debt to equity ratio menunjukkan perbandingan utang dan modal.
Selain itu rasio ini dinilai penting karena member pengaruh positif dan
negatif terhadap rentabilitas modal sendiri dari perusahaan tersebut. Semakin
tinggi rasio ini maka semakin rendah kemampuan modal sendiri
dalam menjamin hutang jangka panjangnya, sehingga akan semakin
berisiko bagi perusahaan dan begitu pula jika sebaliknya. (Sugiyono,
2009:71)
Sedangkan return on asset digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
4
menghasilkan keuntungan bersih dari sebuah bisnis yang dijalankan oleh
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti perusahaan semakin mampu
mendayagunakan asset dengan baik untuk memperoleh keuntungan, begitu
pula sebaliknya. (Sugiono, 2009:79)
Rasio earning per share juga menjadi salah satu indikator yang
diperhatikan oleh investor sebelum menanamkan modalnya pada perusahaan.
Menurut Tandelilin (2010:374), earning per share merupakan rasio yang
paling bermanfaat bagi investor untuk memperoleh gambaran prospek
earning di masa depan. Earning per share dapat digunakan oleh para investor
sebagai informasi besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk
pemegang saham perusahaan. Earning per share yang tinggi merupakan
indikator keberhasilan perusahaan. Semakin tinggi earning per share atau
laba bersih per lembar saham yang diberikan kepada para pemegang saham,
akan menambah daya tarik investor yang meminati saham ini, akan membuat
harga saham perusahaan naik dan return saham pun meningkat. Berbeda
apabila earning per share perusahaan menunjukkan hasil yang rendah, berarti
manajemen belum bisa mengoptimalkan kinerjanya sehingga membuat return
saham perusahaan turun.
Selanjutnya ada variabel price earning ratio yang menunjukkan
perbandingan harga pasar setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar
saham. Rasio harga/laba yang tinggi menunjukkan bahwa pasar
mengharapkan pertumbuhan laba yang tinggi di masa mendatang. Rasio
harga/laba mencerminkan ekspektasi pemodal menyangkut kinerja
5
perusahaan di masa mendatang. Semakin optimistik ekspektasi ini, maka
akan semakin tinggi pula kemungkinan rasio harga/labanya. (Yeye
Susilowati, 2003:53)
Bagi pemodal , semakin kecil price earning ratio suatu saham maka
akan semakin baik karena saham tersebut termasuk murah. (Darmadji,
2001:140)
Return saham perusahaan digunakan sebagai referensi untuk
menentukan apakah saham yang akan dibeli atau dijual akan memberikan
tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan. Analisis
nilai saham penting dilakukan oleh seorang investor, terutama berkaitan
dengan dividen dan laba yang diharapkan dari perusahaan di masa yang akan
datang. Besarnya dividen dan laba yang diharapkan dari suatu perusahaan
akan tergantung dari prospek yang dimiliki perusahaan dan tergantung dari
keadaan ekonomi yang mempengaruhi kemampuan perusahaan menghasilkan
laba.
Perubahan harga saham dapat terjadi secara tidak terduga dan tidak
diperkirakan sebelumnya. Hal ini dikarenakan harga saham di pasar modal
dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan penawaran terhadap saham yang
beredar di pasar modal. Perkembangan pasar modal di Indonesia masih
menarik perhatian dan minat investor meskipun gejolak ekonomi nasional
dan internasional terus bergerak dinamis. Dimana kehadiran pasar modal di
Indonesia ditandai dengan investor yang banyak mulai menanamkan
sahamnya dalam industri properti. (Nathanial, 2008 : 16).
6
Komposisi demografi Indonesia mendukung pertumbuhan ekonomi,
termasuk sektor properti. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun
2015 penduduk Indonesia memiliki populasi 252 juta jiwa yang menjadi
semakin makmur, di refleksikan oleh segmen kelas menengah Indonesia yang
berkembang cepat. Tiap tahun beberapa juta orang Indonesia ditambahkan
dalam segmen ini. Terlebih lagi, negara ini memiliki populasi yang muda
dengan sekitar 50% penduduk berumur di bawah 30 tahun, mengimplikasikan
bahwa banyak orang Indonesia yang diprediksi akan membeli properti
pertama mereka dalam jangka waktu dekat dan menengah.
Pada tahun 2012 dan pertengahan pertama tahun 2013 sektor properti
Indonesia bertumbuh cepat, maka pertumbuhan keuntungan para
pembangunan properti Indonesia melonjak tajam (dari 45 perusahaan properti
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012, 26 perusahaan
mencatat pertumbuhan laba bersih lebih dari 50%) dan jelas, harga properti
Indonesia meningkat sejalan dengan itu (pada umumnya harga properti
bertumbuh hampir 30% per tahun antara 2011 dan 2013). Layak untuk
dipahami mengapa sektor properti memanas di periode ini, pertumbuhan yang
kuat ini terjadi karena ekspansi perekonomian Indonesia yang subur.
(https://www.indonesia-investments.com)
Pasar properti Indonesia naik tajam karena rendahnya tingkat suku
bunga bank sentral. Antara Februari 2012 sampai pertengahan 2013, bank
sentral Indonesia (Bank Indonesia) mempertahankan suku bunga acuannya
(BI rate) pada 5,75%, kebijakan suku bunga terendah dalam sejarah negara
http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/penduduk/item67
7
dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini. Bank-bank komersial
Indonesia mengalami kenaikan pinjaman hipotek yang signifikan. Pada Mei
2013, sekitar 46% dari total kredit bank dialokasikan untuk pinjaman hipotek
konsumen. (https://www.indonesia-investments.com)
Di pertengahan kedua tahun 2013, Bank Indonesia (BI) secara
bertahap menaikkan BI rate antara juni 2013 sampai November 2013 sebesar
7,50%. Bank Indonesia semakin khawatir mengenai berkembangnya industri
properti karena perekonomian umum sedang melambat namun sektor properti
naik sangat tinggi di pertengahan pertama tahun 2013. Bank Indonesia
menjelaskan bahwa pihak Bank Indonesia sudah mengetahui akan pembelian
secara spekulatif dan karenanya Bank Indonesia membuat kebijakan
pengetatan moneter, karena permintaaan domestik untuk properti tetap besar
dan kebanyakan pembelian dilakukan oleh pengguna akhir, sementara harga
properti meskipun telah meningkat cepat masih tergolong rendah
dibandingkan kota-kota lain di Asia, pembelian spekulatif memang
bertumbuh. Biasanya pengembang properti di Indonesia menjual kebanyakan
unit dari sebuah proyek baru, contohnya sebuah bangunan apartemen sebelum
konstruksi dimulai. Menjadi semakin umum bahwa para investor Indonesia
membeli beberapa unit dan menjualnya dengan keuntungan yang tinggi,
sebelum proses konstruksi bangunan di mulai. Biasanya sebuah unit
berpindah kepemilikan beberapa kali sebelum proses konstruksi selesai,
dalam setiap kali pembelian harga menjadi semakin mahal.
(http://www.indonesia-investments.com)
http://www.indonesia-investments.com/
8
Volume penjualan properti residensial menunjukkan kinerja yang
positif. Volume penjualan properti residensial pada triwulan IV-2014 tumbuh
sebesar 40,07% (qtq), naik signifikan dari 33,69% (qtq) pada triwulan
sebelumnya. Perkembangan ini sejalan dengan terus meningkatnya kebutuhan
masyarakat terhadap hunian dan masih positifnya pertumbuhan kredit
pemilikan rumah (KPR). Namun, penjualan properti hunian di tahun 2015
mengalami penurunan signifikan dalam perbandingan kuartal ke kuartal.
Perlambatan kinerja properti juga tercermin dari pertumbuhan penjualan
properti residensial pada triwulan III-2015 yang sebesar 7,66% (qtq), lebih
rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 10,84% (qtq). Perlambatan
penjualan terutama terjadi pada rumah tipe besar. Perkembangan ini sejalan
dengan melambatnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR).
(https://www.bi.go.id)
Menurut survei properti residensial oleh Bank Indonesia
(https://www.bi.go.id), jika dibandingkan dengan tahun 2015, tahun 2016
permintaan rumah mengalami peningkatan. Volume penjualan properti
residensial pada triwulan IV-2016 terindikasi tumbuh sebesar 5,06% (qtq),
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,65% (qtq).
Peningkatan penjualan tersebut sejalan dengan peningkatan realisasi
penyaluran kredit properti oleh perbankan.
Volume penjualan rumah pada triwulan IV 2017 tumbuh 3,05% (qtq),
lebih tinggi dibandingkan penjualan rumah pada triwulan III 2017 yang
tumbuh 2,58% (qtq). Perkembangan sektor properti residensial tersebut
https://www.bi.go.id/
9
sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik yang terus berlangsung pada
triwulan IV 2017. Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan
pembangunan properti residensial oleh pengembang terutama bersumber dari
dana nonperbankan. Sebanyak 56,18% pengembang menggunakan dana
internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan properti
residensial. Sementara itu, pembiayaan pembelian properti residensial oleh
konsumen terutama bersumber dari perbankan. Sebanyak 75,93% konsumen
memanfaatkan KPR sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi
pembelian properti residensial. (https://www.bi.go.id)
Selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah variabel
return saham pada perusahaan sub sektor properti dan real estate periode
tahun 2013-2017.
Gambar 1.1
Rata-rata Return Saham Perusahaan Properti dan Real Estate
Sumber: Data diolah
Berdasarkan gambar 1.1 rata-rata return saham di atas, menunjukan
bahwa rata-rata return saham pada perusahaan sub sektor properti dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 bergerak
secara fluktuatif. Dan dapat diketahui rata-rata return saham yang paling
85% 35%
-5,10% -1,10% 46,80%
-100%
0%
100%
2013 2014 2015 2016 2017
Return Saham
Rata - Rata
https://www.bi.go.id/
10
rendah yaitu pada tahun 2015 sebesar -5,1% dan rata-rata return saham yang
paling tertinggi yaitu pada tahun 2013 sebesar 85%.
Gambar selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah
variabel current ratio (CR) pada perusahaan sub sektor properti dan real
estate periode tahun 2013-2017.
Gambar 1.2
Rata-rata Current Ratio Perusahaan Properti dan Real Estate
Sumber: Data diolah
Berdasarkan gambar 1.2 dapat terlihat bahwa rata-rata current ratio
pada tahun 2013-2017 meningkat setiap tahunnya, hal ini dikarenakan
perusahaan mampu melunasi kewajiban lancarnya menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki. Dan dapat diketahui rata-rata current ratio yang paling
rendah yaitu pada tahun 2013 sebesar 156,20% dan rata-rata current ratio
yang paling tertinggi yaitu pada tahun 2017 sebesar 289,26%.
Gambar selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah
variabel debt to equity ratio (DER) pada perusahaan sub sektor properti dan
real estate periode tahun 2013-2017.
156% 191% 227% 252%
289%
0%
200%
400%
2013 2014 2015 2016 2017
Curent Ratio
rata-rata
11
Gambar 1.3
Rata-rata Debt to Equity Ratio Perusahaan Properti dan Real Estate
Sumber: Data diolah
Berdasarkan pada gambar 1.3 di atas, rata-rata debt to equity ratio
(DER) pada tahun 2013-2017 bergerak fluktuatif. Namun meningkat pada
tahun 2015 dan 2017 karena buruknya kinerja perusahaan dan semakin
banyak sumber dana dari pihak luar, hal ini menjelaskan bahwa semakin
tinggi DER akan menyebabkan meningkatnya nilai utang yang akan
menyebabkan penurunan laba bersih yang pada akhirnya akan mengurangi
laba yang diterima pemegang saham. Lalu menurun pada tahun 2014 dan
2016 disebabkan rendahnya nilai total utang dibandingkan dengan nilai total
ekuitas, semakin rendah nilai dari DER maka lebih baik atau semakin aman
kewajiban yang harus dipenuhi oleh modal sendiri. Terlihat pada tabel di atas
bahwa debt to equity ratio PT Jaya Real Property Tbk dan PT Roda Vivatex
Tbk (RDTX) mengalami penurunan setiap tahunnya.
Gambar selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah
variabel return on asset (ROA) pada perusahaan sub sektor properti dan real
estate periode tahun 2013-2017.
84,90% 77,90% 78,20% 74%
88,20%
60,00%
80,00%
100,00%
2013 2014 2015 2016 2017
Debt To Equity Ratio
Rata - Rata
12
Gambar 1.4
Rata-rata Return On Asset Perusahaan Properti dan Real Estate
Sumber: Data diolah
Berdasarkan gambar 1.4 dapat di lihat bahwa rata-rata return on asset
pada sub sektor properti dan real estate pada tahun 2013-2017 menurun
setiap tahunnya, karena hasil laba bersih lebih kecil dibandingkan dengan
total assetnya. Terlihat pada tabel return on asset PT Metropolitan Land Tbk
mengalami penurunan setiap tahunnya, kinerja perusahaan kurang baik
karena laba bersih perusahaan tersebut lebih kecil dibandingkan total asset.
Return on asset digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.
Gambar selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah
variabel earning per share (EPS) pada perusahaan sub sektor properti dan
real estate periode tahun 2013-2017.
9,77% 8,80% 8,00% 7,43% 6,10%
0,00%
10,00%
20,00%
2013 2014 2015 2016 2017
Return On Asset
Rata - Rata
13
Gambar 1.5
Rata-rata Earning Per Share Perusahaan Properti dan Real Estate
Sumber: Data diolah
Berdasarkan gambar 1.5 rata-rata earning per share di atas,
menunjukan bahwa rata-rata earning per share pada perusahaan sub sektor
properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-
2017 bergerak secara fluktuatif. Dan dapat diketahui rata-rata EPS yang
paling rendah yaitu pada tahun 2013 sebesar 224,28 dan rata-rata return
saham yang paling tertinggi yaitu pada tahun 2015 sebesar 301,88.
Gambar selanjutnya yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah
variabel price earning ratio (PER) pada perusahaan sub sektor properti dan
real estate periode tahun 2013-2017.
224,28% 269,60%
301,88% 281,30% 241,32%
0,00%
100,00%
200,00%
300,00%
400,00%
2013 2014 2015 2016 2017
Earning Per Share
Rata - Rata
14
Gambar 1.6
Rata-rata Price Earning Ratio Perusahaan Properti dan Real Estate
Sumber: Data diolah
Berdasarkan gambar 1.6 rata-rata price earning ratio di atas,
menunjukan bahwa rata-rata price earning ratio pada perusahaan sub sektor
properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-
2017 bergerak secara fluktuatif. Dan dapat diketahui rata-rata PER yang
paling rendah yaitu pada tahun 2014 sebesar 17,04 dan rata-rata PER yang
paling tertinggi yaitu pada tahun 2016 sebesar 37,86.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wajid, Arab, dan Madiha
(2013) menggunakan metode ordinary least square (OLS) menjelaskan
bahwa variabel debt to equity ratio (DER) dan earning per share (EPS)
berpengaruh secara terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Pinradee dan Suppanunta (2014)
dengan menggunakan metode ordinary least square menjelaskan bahwa
variabel price earning ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham,
sedangkan current ratio (CR) dan debt to equity ratio (DER) tidak
berpengaruh terhadap return saham.
23,51% 17,04%
29,54% 37,86%
27,43%
0,00%
20,00%
40,00%
2013 2014 2015 2016 2017
Price Earning Ratio
Rata - Rata
15
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ogello (2014) menggunakan
metode ordinary least square (OLS) menjelaskan bahwa variabel price
earning ratio (PER) memiliki pengaruh terhadap return saham.
Melihat fenomena return saham dalam kaitanya dengan rasio-rasio
keuangan, serta dari beberapa penilitian terdahulu di yang masih terdapat
perbedaan hasil penelitian, maka akan sangat bermanfaat jika dilakukan
penelitian ulang terkait pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return
on asset, earnings per share, dan price earning ratio terhadap return saham.
Berdasarkan latar belakang di atas maka judul yang digunakan dalam
penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity
Ratio, Return On Asset, Earnings Per Share, dan Price Earning Ratio
Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan
Real Estate yang listing di BEI Periode 2013-2017)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham
perusahaan properti dan real estate yang tercatat di bursa efek Indonesia
periode 2013-2017?
2. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Return
Saham perusahaan properti dan real estate yang tercatat di bursa efek
Indonesia periode 2013-2017?
16
3. Apakah Return on Asset berpengaruh secara parsial terhadap Return
Saham perusahaan properti dan real estate yang tercatat di bursa efek
Indonesia periode 2013-2017?
4. Apakah Earnings Per Share berpengaruh secara parsial terhadap Return
Saham perusahaan properti dan real estate yang tercatat di bursa efek
Indonesia periode 2013-2017?
5. Apakah Price Earning Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Return
Saham perusahaan properti dan real estate yang tercatat di bursa efek
Indonesia periode 2013-2017?
6. Apakah Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On
Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh secara simultan terhadap Return Saham perusahaan properti
dan real estate yang tercatat di bursa efek Indonesia periode 2013-2017?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh current ratio (CR)
secara parsial terhadap return saham pada perusahaan sub sektor
properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode 2013–2017.
b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh debt to equity ratio
(DER) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan sub
17
sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode
2013–2017.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh return on asset (ROA)
secara parsial terhadap return saham pada perusahaan sub sektor
properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode 2013–2017.
d. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Earnings Per Share
(EPS) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan sub
sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode
2013–2017.
e. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Price Earning Ratio
(PER) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan sub
sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode
2013–2017.
f. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh CR, DER, ROA, EPS
dan PER secara simultan terhadap return saham pada perusahaan sub
sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Periode
2013–2017.
2. Manfaat Penelitian
Bagi para akademika, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
referensi untuk penelitian selanjutnya serta menjadi perbandingan
untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan current ratio,
debt to equity, return on asset, earnings per share, dan price earning
ratio serta juga return saham.
18
1. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sebuah
gambaran tentang pengaruh current ratio, debt to equity, return
on asset, earnings per share, dan price earning ratio terhadap
return saham perusahaan.
2. Sedangkan untuk investor, dengan adanya penelitian ini
diharapkan membantu para investor dalam memprediksi return
saham yang mengalami perubahan secara fluktuatif.
3. Dan untuk perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan tambahan informasi dalam membuat kebijakan
yang bersifat fundamental, sehingga dapat menarik perhatian
para investor.
4. Untuk manajemen, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan
motivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang dikelola
dan sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai
kebijaksanaan yang menyangkut rasio keuangan terhadap
keputusan investasi saham.
5. Bagi eksekutif diharapkan penelitian ini dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan
datang.
6. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat membantu penulis
dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan
proses transaksi pada bursa efek.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sejarah Singkat Industri Properti
Definisi properti menurut SK Menteri Perumahan Rakyat
No.05/KPTS/BKP4N/1995, properti adalah tanah hak dan atau bangunan
permanen yang menjadi objek pemilik dan pembangunan. Dengan kata
lain, properti adalah industri real estate ditambah dengan hukum-hukum
seperti sewa dan kepemilikan.
Sedangkan real estate adalah tanah dan semua peningkatan
permanen di atasnya seperti gedung, pembangunan jalan, tanah terbuka,
dan segala bentuk pengembangan lainnya yang melekat secara permanen.
Pengertian industri real estate menurut undang-undang Penanaman
Modal Dalam Negeri (PDMN) No. 5 Tahun 1974 yang mengatur tentang
industri real estate. Dalam peraturan ini pengertian industri real estate
adalah perusahaan properti yang bergerak dalam bidang penyediaan,
pengadaan, serta pematangan tanah bagi keperluan usaha-usaha industri,
termasuk industri pariwisata.
Produk yang dihasilkan dari industri properti dan real estate yaitu
berupa perumahan, apartemen, hotel, rumah kantor (rukan), rumah toko
(ruko), gedung perkatoran, pusat perbelanjaan berupa mall dan plaza.
Perumahan, apartemen, hotel, rumah kantor (rukan), rumah toko (ruko),
20
gedung perkatoran, pusat perbelanjaan berupa mall dan plaza termasuk
dalam commercial builing (bangunan yang direncanakan dan dirancang
untuk mendatangkan keuntungan bagi pemilik maupun penggunanya).
Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami
perkembangan signifikan. Terlihat dengan banyaknya pembangunan
perumahan-perumahan baru termasuk apartemen dengan harga yang
murah. Selain itu komponen penunjang kepemilikan rumah juga semakin
mudah serta menjangkau beragam lapisan masyarakat, contohnya dengan
kucuran KPR yang melimpah. Hampir seluruh bank besar di Indonesia
memiliki produk kredit kepemilikan rumah dengan beragam variasi
pembiayaan.
Pesatnya bisnis properti ini didorong oleh kebutuhan pokok terhadap
papan, disamping pangan serta sandang. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan utama yang harus terpenuhi. Selain itu dalam rencana
kepentingan usaha, seseorang atau badan usaha membutuhkan tempat
yang bisa digunakan untuk kepentingan usahanya, contohnya kantor,
ruko maupun gudang. Selain itu, properti juga jadi alternatif utama untuk
berinvestasi. Disamping harga yang naik dimasa yang akan datang, juga
dapat dijadikan bisnis sewa yang mendatangkan keuntungan pasif.
Salah satu penyebab mengapa bisnis properti ini tumbuh dengan
cepat, tidak hanya dikarenakan kebutuhan manusia terhadap papan, juga
dikarenakan banyak alternatif dalam kepemilikannya yang makin mudah.
Sekarang untuk mempunyai rumah atau properti yang lain tidak harus
21
cash, akan tetapi dapat juga dengan makanisme pembiayaan atau kredit.
Dengan menggunakan mekanisme kredit, calon konsumen tidak harus
menanti sampai terkumpul dana sebanyak harga yang di tawarkan, tetapi
cukup uang muka serta kepengurusan kredit, seseorang atau badan usaha
dapat mempunyai sebuah properti.
Menurut survey Price Waterhouse Coopers (PWC, 2015: 34-35),
pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) yang kuat selama beberapa
tahun terakhir telah membuat Indonesia sebagai salah satu kelas
menengah yang tumbuh paling cepat di Asia. Tumbuhnya kelas
menengah mengarah ke peningkatan belanja konsumen, termasuk
perumahan. Pasar properti Indonesia sekarang dianggap sebagai salah
satu yang lebih menarik di Asia.
2. Lingkup Bidang Usaha
Saat ini masyarakat semakin leluasa membeli produk properti,
karena banyaknya fasilitas kredit (KPR dan KPA) yang ditawarkan oleh
perbankan. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menjadi
pasar potensial bagi pemasaran produk-produk properti, para
pengembang dan kontraktor telah berhasil membangun berbagai macam
produk properti, seperti rumah sederhana, rumah mewah, rumah bandar
(town house), rumah klaster, rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan),
rumah susun sederhana (rusunawa/rusunami), apartemen, kondominium,
kondotel, hotel, hotel strata, motel, vila, toko modern (mini market,
supermarket, hypermarket, grosir, speciality store), pusat perbelanjaan
22
(mall, plaza, square, trade center, pertokoan), superblock, perkantoran,
pabrik, gudang, dan lain-lain.
Produk properti ada yang diperuntukan bagi masyarakat
berpenghasilan atas, masyarakat berpenghasilan menengah, dan
masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah memberikan fasilitas
perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, berupa
pembangunan rumah murah, pembangunan rusunawa dan rusunami dan
pemberian fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan. Dengan fasilitas
likuiditas pembiayaan perumahan, masyarakat dapat menikmati KPR
berbunga murah (kurang dari 10% pertahun dan berjangka 15 tahun atau
lebih).
Bisnis properti adalah jenis usaha yang secara langsung atau tidak
langsung berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Masyarakat
membutuhkan produk properti, khususnya rumah tinggal guna memenuhi
kebutuhan mereka. Pemerintah berkepentingan memajukan bisnis ini
karena dapat membantu menyediakan perumahan rakyat, membuka
lapangan kerja, menggerakan sektor rill, dan menambah pemasukan
pajak. Bisnis properti juga memiliki efek berganda karena tidak hanya
bermanfaat bagi pengembang, kontraktor, dan konsumen, tetapi juga
dapat menggerakkan sektor lain, seperti industri bahan bangunan,
industri alat berat, jasa konsultan, jasa perbankan, jasa asuransi, jasa
tenaga kerja dan lain-lain.
23
Berikut ini daftar perusahaan properti dan real estate yang terdaftar
di BEI:
Tabel 2.1
Daftar Perusahaan Properti di BEI
N0 KODE Nama Perusahaan Tanggal IPO
1 ARMY Armidian Karyatama Tbk 21 Jun 2017 2 APLN Agung Podomoro Land Tbk 11 Nov 2010
3 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 18 Des 2007
4 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 14 Jan 2008
5 BCIP Bumi Citra Permai Tbk 11 des 2009
6 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 10 Apr 2012
7 BIKA Binakarya Jaya Abadi Tbk 14 Jul 2015
8 BIPP BhuawanatalaIndah Permai Tbk 23 0kt 1995
9 BKDP Bukit Damo Properti Tbk 14 Jun 2007
10 BKSL Bukit Sentul Tbk 28 Jul 1997
11 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 06 Jun 2008
12 COWL Cowell Development Tbk 19 des 2007
13 CTRA Ciputra Development Tbk 28 Mar 1994
14 DART Duta Anggada Reality Tbk 08 May 1990
15 DILD Intiland Development Tbk 04 Sep 1991
16 DMAS Puradelta Lestary Tbk 29 mei 2015
17 DUTI Duta Pertiwi Tbk 02 Nov 1994
18 ELTY Bakrieland Development Tbk 30 Nov 1994
19 EMDE Megapolitan Development 12 Jan 2011
20 FORZ Forza Land Indonesia Tbk 28 Apr 2017
21 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk 30 Jun 2000
22 GAMA Gading Development Tbk 11 Jul 2012
23 GMTD
Goa Makasar Tourism
Development Tbk 11 des 2000
24 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk 10 Oct 2007
25 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk 23 Des 2011
26 JRPT Jaya real Properti Tbk 29 Jun 1994
27 KIJA Kawasan industri Jababeka Tbk 10 Jan 1995
28 LCGP Eureka Prima jakarta Tbk 13 Jul 2007
29 LPCK Lippo Cikarang Tbk 24 Jul 1997
30 LPKR Lippo Karawaci Tbk 29 Jun 1996
31 MDLN Modernland Reality Tbk 18 Jan 1993
32 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 10 Jul 2009
33 MMLP Mega manunggal Properti Tbk 12 Jun 2015
34 MTLA Metropolitan Land Tbk 20 Jun 2011
35 MTSM Metro Reality Tbk 08 Jan 1992
24
36 NIRO Nirwana Development Tbk 13 Sep 2012
37 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 24 Aug 1994
38 PPRO PP Properti Tbk 19 May 2012
39 PLIN Plaza Indonesia Reality Tbk 15 Jun 1992
40 PUDP Pudjiati Prestige Tbk 18 Nov 1994
41 PWON Pakuwon Jati Tbk 19 Oct 1989
42 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk 19 Des 1997
43 RDTX Roda Vivatex Tbk 14 May 1990
44 RODA Pikko Land Development Tbk 22 Ovt 2001
45 SCBD Danayasa Arthatama Tbk 19 Apr 2002
46 SMDM Suryamas Duta Makmur Tbk 12 Oct 1995
47 SMRA Summarecon Agung Tbk 07 May 1990
48 TARA Sitara Propertindo Tbk 11 Jul 2014 Sumber: www.idx.co.id
3. Investasi
a. Pengertian Investasi
Menurut Tandelilin (2010:2) Investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan
datang.
Sedangkan menurut Warsini (2009) Investasi adalah penggunaan
modal untuk memperoleh tambahan penghasilan baik melalui kegiatan
yang menghasilkan barang atau jasa, ataupun melalui kegiatan
pembelian surat berharga untuk memperoleh capital gain.
b. Tujuan Investasi
Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk
menghasilkan sejumlah uang. Tetapi secara lebih luas tujuan investasi
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan
dalam hal ini merupakan kesejahteraan masa yang akan datang.
http://www.idx.co.id/
25
Menurut Jogiyanto (2008), ada beberapa alasan mengapa seorang
melakukan investasi, antara lain untuk mendapatkan kehidupan yang
lebih layak di masa yang akan datang. Sementara yang bijaksana akan
berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu atau
berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatan yang
sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.
c. Jenis-jenis Investasi
Jenis-jenis investasi menurut Martalena dan Malinda (2011)
Investor dapat melakukan investasi dalam berbagai jenis asset antara
lain:
1) Real assets
Investasi dalam bentuk nyata (dapat dilihat, diukur,
disentuh). Contoh tanah, bangunan, emas, dan lain-lain.
2) Financial assets
Investasi dalam bentuk surat berharga. Financial assets yang
bersifat jangka pendek diperdagangkan di pasar uang, sedangkan
yang bersifat jangka panjang diperdagangkan di pasar modal.
Contoh commercial paper, sertifikat deposito, saham, obligasi,
reksadana.
Sedangkan menurut Salim (2010), jenis-jenis investasi
yang paling gampang dan paling aman adalah sebagai berikut:
26
a. Tabungan
Konsep tabungan tersebut sudah mendarah daging
dalam kehidupan kita, konsep tersebut mengajak kita untuk
menyimpan sisa dana yang ada.Dalam hal ini, dana yang
disimpan adalah sisa dana, berarti banyak orang yang
mengatakan bahwa tidak memiliki tabungan karena tidak
memiliki sisa lagi dari penghasilannya.
b. Deposito
Dalam deposito, ada beberapa komponen yang harus
diperhitungkan selain bunga, yaitu tenor waktu dan juga
penalti. Tenor merupakan jangka waktu dana yang disimpan
tidak boleh diambil, misalnya satu bulan, tiga bulan, enam
bulan, atau dua belas bulan. Selama jangka waktu tersebut,
kita akan mendapatkan bunga sesuai dengan yang dijanjikan.
Jika kita terpaksa mencairkan deposito yang kita miliki
sebelum jatuh tempo, kita akan dikenai biaya penalti.
c. Investasi properti
Investasi properti merupakan pembelian terbesar dalam
hidup seseorang. Pertumbuhan properti jauh lebih lambat
dibandingkan dengan pertumbuhan manusia 11 sehingga
tidak mengherankan jika harganya hampir selalu naik dari
waktu ke waktu.
27
d. Emas
Emas merupakan logam mulia yang sangat diminati oleh
banyak orang. Orang rela mengeluarkan dana yang cukup
besar untuk mendapatkan logam mulia yang memiliki
beragam bentuk ini.
4. Saham
a. Pengertian Saham
Saham merupakan salah satu jenis investasi yang menjajikan
keuntungan bagi investor. Saham yang diperoleh melalui pembelian
atau dengan cara lain, yang memberikan hak kepada pemegang saham
atau deviden dan yang lain sesuai dengan investasi yang ada pada
perusahaan tersebut. Berikut ini beberapa definisi dari beberapa para
ahli antara lain:
Menurut Brigham and Houston (2009) saham adalah surat
tanda pernyataan modal pada suatu perseroan terbatas. Seseorang
membeli saham berarti orang tersebut ikut memiliki perusahaan yang
menerbitkan sahm, sehingga ia mempunyai klaim atas penghasilan
dan aktiva perusahaan tersebut. Saham pendiri (faounder stocks)
adalah saham yang diberikan kepada orang berjasa mendirikan
perusahaan.
Menurut Irham Fahmi (2012) saham merupakan kertas tanda
bukti penyertaan kepemilikan modal / dana pada suatu perusahaan
yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan
28
diikuti dengan hak dan kewajiban yang jelas kepada setiap
pemegangnya.
Sedangkan menurut Susilo dalam Hermuningsih (2012) saham
adalah tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah
suatu tanda penyertaan atau kepemilikian seseorang atau badan usaha
atas suatu perusahaan.
1) Harga Saham
Menurut Brigham and Houston (2010) harga saham adalah
harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal.
Menurut Keown et al (2011) ada beberapa konsep tentang
nilai suatu harga saham yaitu:
a. Nilai Nominal
Nilai yang tertera pada lembaran saham, nilai
nominal ini tidak mengukur bilai ril suatu saham tetapi
merupakan nilai yang digunakan untuk menentukan besarnya
modal disetor yang dilaporkan pada neraca perusahaan.
b. Nilai Buku (Book Value)
Nilai yang menunjukan nilai aktiva bersih
perlembar saham yang dimilki oleh pemegang saham. Nilai
29
buku per lembar dapat diperoleh dengan cara menbagikan
nilai total ekuitas dengan jumlah lembar saham yang berdar.
c. Nilai pasar (Market Value, Market Price)
Nilai suatu saham yang ditentukan oleh suatu
permintaan dan penawaran saham dibursa efek. Nilai pasar
inilah yang menentukan besarnya Indek Harga Saham
Individual dan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG).
d. Nilai Fundamental atau Nilai Intrinsik (Intrinsic Value)
Nilai atau harga yang wajar dari suatu saham yang
mencerminkan nilai riilnya (Riil Value). Nilai intrinsic yang
digunakan oleh investor untuk melakukan penilaian terhadap
sahamnya yaitu dengan cara membandingkan nilai intrinsic
dengan nilai pasar dapat diketahui apakah saham telah
mengalami Overpriced atau masih Undrpriced.
2) Jenis-jenis saham berdasarkan hak tagihan
Menurut Hermuningsih (2011) saham berdasarkan hak
tagihan menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Saham Biasa (Common Stock)
Merupakan jenis efek yang menempatkan
pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen, dan
atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut
dilikuiditas. Pemilik saham mempunyai hak dan kewajiban
30
terbatas pada lembar saham yang dimiliki. Jenis saham ini
memiliki karakteristik seperti:
Tidak memiliki hak istimewa.
Hak klaim pada urutan terakhir atas aktiva perusahaan
jika perusahaan dilikuiditas.
Memiliki hak suara proporsional pada pemilihan
direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada
rapat umum pemegang saham.
Mendapatkan dividen, jika perusahaan memperoleh
keuntungan dan disetujui di dalam rapat umum
pemegang saham.
Memiliki hak memesan efek terlebih dahulu sebelum
efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat, jika
perusahaan melakukan penjualan saham baru.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa, diberikan hak
untuk mendapatkan dividend an atau bagaian kekeyaan pada
saat persahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa,
disamping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul
pencalonan direksi/komisaris saham preferensi memiliki
karakteristik sebagai berikut:
Memiliki hak utama atas aktiva perusahaan
31
Memiliki hak utama atas dividen
Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap
Jangka waktu yang tidak terbatas
Memiliki klaim lebih dahulu dibandingkan saham
biasa jika perusahaan likuiditas
b. Return saham
Return merupakan pendapatan per lembar saham yang dimilik
oleh investor atas suatu investasi yang dilakukan. Ekspektasi dari para
investor terhadap investasinya adalah memperoleh tingkat
pengembalian yang sebesar-besarnya dengan resiko tertentu.
Return saham menurut Tandelilin (2010) adalah salah satu
faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi
yang dilakukannya.
Menurut Jogiyanto (2008), return saham merupakan return
keseluruhan dari suatu investasi dalam bentuk saham dalam suatu
periode tertentu.
Menurut Wahyudi (2003), return saham adalah keuntungan
yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya.
Return mempunyai dua komponen yaitu current income dan capital
gain. Bentuk dari current income merupakan keuntungan yang
diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik, seperti
keuntungan berupa dividen yang merupakan bentuk dari hasil kinerja
32
fundamental perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan
yang diterima karena selisih antara harga jual dan harga beli suatu
instrumen investasi. Besarnya capital gain akan positif bila harga jual
saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya.
Menurut definisi di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa return
saham adalah tingkat keuntungan atau laba yang diperoleh oleh
investor dari investasi pada sahamnya berdasarkan selisih perubahan
seharga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya.
Return saham yang diterima investor dinyatakan sebagai berikut
(Jogiyanto, 2003):
Dimana:
Ri: Return saham
Pt: Harga saham periode sekarang
Pt-1: Harga saham periode sebelumnya
c. Jenis-jenis return saham
Menurut Jogiyanto (2008) return saham dibedakan menjadi dua
jenis yaitu:
1) Return realisasi (realized return) merupakan return yang sudah
terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini
merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya
secara relative. Return realisasi ini penting dalam mengukur
𝑅𝑖 =Pt − Pt − 1
Pt − 1
33
kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risk di
masa mendatang.
2) Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang
diharapkan terjadi dimasa mendatang dan bersifat tidak pasti.
Pada dasarnya expected return merupakan rata-rata tertimbang
dari berbagai return historis, yang tercermin dari rata-rata
distribusi probabilitas tingkat keuntungan sebagai faktor
pertimbangan.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham
Menurut Samsul (2006:200), faktor-faktor yang mempengaruhi
return saham terdiri atas faktor makro dan faktor mikro.
1) Faktor makro yaitu faktor yang berada di luar perusahaan, yaitu:
a. Faktor makro ekonomi yang meliputi tingkat bunga umum
domestik, tingkat inflasi, kurs valuta asing dan kondisi
ekonomi internasional.
b. Faktor non ekonomi yang meliputi peristiwa politik dalam
negeri, peristiwa politik di luar negeri, peperangan,
demonstrasi massa dan kasus lingkungan hidup.
2) Faktor mikro yaitu faktor yang berada di dalam perusahaan itu
sendiri, yaitu:
a. Laba bersih per saham
b. Nilai buku per saham
c. Rasio utang terhadap ekuitas
34
d. Dan rasio keuangan lainnya.
5. Rasio Keuangan
a. Pengertian Rasio Keuangan
Seorang analis keuangan dapat mengevaluasi kondisi keuangan
serta kinerja dari sebuah perusahaan dengan cara melakukan
pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan.
Alat yang sering digunakan untuk pemeriksaan tersebut adalah rasio
keuangan atau indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi
dan didapat dengan membagi angka lainnya (Horne dan JM.
Wachowicz, 2009-:201).
Kasmir (2014:104) berpendapat bahwa rasio keuangan
merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya. Dimana perbandingan tersebut dapat dilakukan antara
komponen yang ada di antara laporan keuangan. Angka yang
diperbandingkan dalam rasio keuangan ini dapat berupa angka-angka
dalam satu atau beberapa periode. Kemudian hasil dari rasio
keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dalam
satu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Sugiono (2009:64) analisa rasio
keuangan merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan
antara unsur-unsur dalam laporan keuangan, dimana hubungan
tersebut dinyatakan dalam bentuk matematika yang sederhana.
35
Dari berbagai pendapat tersebut, maka jelas bahwa rasio
keuangan merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan
untuk melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan. Akan tetapi
manfaat yang sebenarnya dari setiap rasio keuangan sangat
ditentukan oleh tujuan spesifik dari analis.
b. Tujuan dan Manfaat Rasio Keuangan
Keuangan menurut Mardiyanto (2009:65) setidaknya ada 3
(tiga) manfaat yang dapat dirasakan bagi 3 (tiga) pihak berbeda
diantaranya sebagai berikut :
1) Manajer, berfungsi sebagai peralatan analisis perencanaan dan
pengendalian keuangan.
2) Analis kredit perbankkan, berfungsi untuk menilai kemampuan
permohonan kredit dalam membayar hutangnya.
3) Analis sekuritas, berfungsi untuk menilai dan prospek harga
sekuritas termasuk untuk menentukan peringkat hutang jangka
panjang.
c. Jenis-jenis Rasio Keuangan
1) Rasio Likuiditas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar semua kewajiban finansialnya
pada saat jatuh tempo. Kewajiban tersebut merupakan
kewajiban jangka pendek atau kewajiban jangka panjang
36
yang sudah segera jatuh tempo. Rasio ini terbagi atas
(Sugiono, 2009:68) :
a) Current Ratio (CR)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa
jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi
hutang lancar (kewajiban jangka pendek) yang akan jatuh
tempo atau segera dibayar. Sebagai pedoman umum current
ratio 200% sudah dianggap baik, khususnya bagi
perusahaan industri. Perhitungan current ratio (CR)
dirumuskan sebagai berikut :
b) Quick ratio (QR)
Dalam rasio ini pos persediaan tidak dihitung,
karena persediaan merupakan pos yang tidak likuid dalam
aktiva lancar. Hal ini disebabkan oleh panjangnya tahap
yang dilalui untuk menjadi kas. Perhitungan Quick Ratio
(QR) dirumuskan sebagai berikut:
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aktiva Lancar
Hutang Lancar
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aktiva Lancar − Persediaan
Hutang Lancar
37
c) Cash Ratio (CR)
Rasio ini menunjukkan kemampuan kas
perusahaan untuk melunasi seluruh hutang lancarnya tanpa
harus mengubah aktiva lancar bukan kas (piutang dagang
dan persediaan) menjadi kas. Perhitungan Cash Ratio
(CR) dirumuskan sebagai berikut:
2) Rasio Solvabilitas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban finansialnya
apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini terbagi atas (Sugiono,
2009:71):
a) Debt Ratio (DR)
Rasio yang membandingkan total utang dengan total
aktiva. Semakin rendah semakin baik, karena jika nilainya
semakin tinggi maka semakin besar risikonya bagi
perusahaan. Perhitungan Debt Ratio (DR) dirumuskan
sebagai berikut:
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Kas
Hutang Lancar
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Total Hutang
Total Aset
38
b) Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan perbandingan utang dan
modal. Selain itu rasio ini dinilai penting karena member
pengaruh positif dan negatif terhadap rentabilitas modal
sendiri dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio
ini maka semakin rendah kemampuan modal sendiri
dalam menjamin hutang jangka panjangnya, sehingga
akan semakin berisiko bagi perusahaan dan begitu pula jika
sebaliknya. Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER)
dirumuskan sebagai berikut:
3) Rasio Aktivitas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan mengelola aktivanya. rasio ini terbagi atas (Sugiono,
2009:73):
a) Total Asset Turn Over (TATO)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam mengelola seluruh asset atau investasi untuk
menghasilkan penjualan. Semakin besar nilai rasio ini maka
semakin bagus kemampuan perusahaan dalam mengelola
asetnya, begitu pula sebaliknya. Perhitungan Total Asset Turn
Over (TATO) dirumuskan sebagai berikut:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Total Hutang
Total Modal
39
b) Inventory Turn Over (ITO)
Rasio ini menunjukkan beberapa kali persediaan dapat
berputar dalam satu tahun. Semakin tinggi perputaran
persediaan, maka semakin cepat dana yang tertanam dalam
persediaan berputar kembali menjadi uang kas, begitu pula
sebaliknya. Perhitungan Inventory Turn Over (ITO)
dirumuskan sebagai berikut:
c) Working Capital Turn Over (WCTO)
Rasio ini menunjukkan kemampuan modal kerja
yang berputar dalam siklus kas dari perusahaan. Perputaran
modal kerja yang tinggi diakibatkan oleh rendahnya modal
kerja yang tertanam dalam persediaan piutangnya, begitu
pula sebaliknya. Perhitungan Working Capital Turn Over
(WCTO) dirumuskan sebagai berikut:
4) Rasio Profitabilitas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen
yang tercermin pada imbalan atau hasil investasi melalui
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 =Penjualan
Total Aktiva
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 =HPP
Persediaan
𝑊𝐶𝑇𝑂 =Penjualan
Aktiva Lancar − Hutang Lancar
40
kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja
perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan
kewajiban dan modal. Rasio ini terdiri dari (Sugiono, 2009:79):
a) Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini menunjukkan seberapa besar keuntungan
bersih yang diperoleh perusahaan. Jika profit margin suatu
perusahaan lebih rendah dari rata-rata industri, hal itu dapat
disebabkan oleh harga jual atau harga pokok penjualan yang
lebih rendah dari perusahaan pesaing. Perhitungan Net profit
Margin (NPM) dirumuskan sebagai berikut:
b) Return On Asset (ROA)
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian modal
yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan bersih dari sebuah bisnis yang
dijalankan oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti
perusahaan semakin mampu mendayagunakan asset dengan
baik untuk memperoleh keuntungan, begitu pula sebaliknya.
Perhitungan Return On Asset (ROA) dirumuskan sebagai
berikut :
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =Laba Bersih
Penjualan
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 =Laba Bersih
Total Aktiva
41
c) Return On Equity (ROE)
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari
bisnis atas seluruh modal yang ada, selain itu ROE juga
merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh
pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang
dijalani. Perhitungan Return On Equity (ROE) dirumuskan
sebagai berikut:
5) Rasio Nilai Pasar
Rasio ini bertujuan untuk menjadi tolak ukur yang
menhubungkan harga saham biasa dengan pendapatan
perusahaan dari nilai perbuku saham. Dengan kata lain rasio ini
mencerminkan performance perusahaan secara keseluruhan
yang mengaitkan kondisi internal dengan kondisi pasar. Rasio
ini terdiri dari (Sugiono, 2009:84):
a) Price to Book Value (PVB)
Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi
rasio ini, berarti pasar makin percaya akan prospek
perusahaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Perhitungan
Price to Book Value (PBV) dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =Laba Bersih
Total Equitas
42
Dimana :
b) Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini diperoleh dari harga pasar saham dibagi
dengan laba per saham sehingga semakin tinggi rasio ini
mengindikasikan kinerja perusahaan semakin baik, dan
begitu pula sebaliknya. Perhitungan Price Earning Rasio
(PER) dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
B. Keterkaitan Antar Variabel
Penjelasan teori terhadap hubungan antar variabel dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Hubungan antara Current Ratio (CR) dan Return Saham
Current ratio (CR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat waktunya. Likuiditas
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 =Total Equitas
Jumlah Saham Beredar
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑡𝑜 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 =Harga Pasar Per Saham
Nilai Buku Per Saham
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Harga Pasar Per Saham
EPS
𝐸𝑃𝑆 =Laba Bersih
Jumlah Saham Beredar
43
perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan
sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya return saham
yang akan dibayarkan. Return saham bagi perusahaan merupakan kas
keluar, maka semakin besar likuiditas perusahaan secara keseluruhan
akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar return
saham. (Riyanto, 2008)
Current ratio (CR) adalah suatu cara untuk mneguji tingkat
proteksi yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat pada kredit jangka
pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk mendanai kegiatan
operasional perusahaan (Helfert, 1998). CR yang rendah biasanya
dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya
current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan
banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi
kemampuan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa investor akan
memperoleh return yang lebih rendah jika kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin rendah. (Sawir,
2009:10)
2. Hubungan antara Debt to Equity Ratio dan Return Saham
Rasio ini menunjukkan perbandingan utang dan modal. Selain
itu rasio ini dinilai penting karena member pengaruh positif dan negatif
terhadap rentabilitas modal sendiri dari perusahaan tersebut. Semakin
tinggi rasio ini maka semakin rendah kemampuan modal sendiri
dalam menjamin hutang jangka panjangnya, sehingga akan semakin
44
berisiko bagi perusahaan dan begitu pula jika sebaliknya. (Sugiyono,
2009:71)
Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan struktur
permodalan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman sehingga
ketergantungan perusahaan terhadap kreditur semakin menigkat. Dengan
meningkatnya debt to equity ratio maka beban perusahaan terhadap pihak
luar (kreditur) juga semakin meningkat sehingga harapan tingkat
kembalian (return) para pemegang saham semakin kecil. (Farchan &
Sunarto, 2002:72)
3. Hubungan antara Return On Asset (ROA) dan Return Saham
Menurut Hanafi (2004) menyatakan bahwa profitabilitas
mempengaruhi kebijakan pembayaran return saham dalam bentuk
dividen karena dividen dibagikan dari keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan, maka besarnya keuntungan tentu akan mempengaruhi
besarnya return saham yang akan dibagikan.
Menurut Machfoedz (1998) ROA menggambarkan kinerja
keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang
digunakan untuk operasional perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan akan
berdampak pada pemegang saham perusahaan, ROA yang semakin
bertambah menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan
para pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang
45
diterima semakin meningkat, atau semakin meningkatnya harga maupun
return saham.
4. Hubungan antara Earning Per Share dan Return Saham
Rasio ini ingin menyampaikan berapa besar bagian dividen yang
akan didapatkan oleh setiap saham, dalam hal ini jumlah saham telah
dirata-ratakan secara tertimbang. (Achmad Slamet, 2003:40)
Variabel Earning per Share merupakan proxy bagi laba per
saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi
investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu
periode tertentu dengan memiliki suatu saham (Susanna Chandradewi,
2000:17). Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu
perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain.
Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan
kenaikan nilai saham di masa mendatang (Dwi Prastowo, 2002:93). Oleh
karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka
Earning per Share yang dilaporkan perusahaan.
5. Hubungan antara Price Earning Ratio dan Return Saham
Price earning ratio adalah rasio yang membandingkan antara
harga pasar per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar
saham. Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaiman
pasar menghargai kinerja saham perusahaan yang dicerminkan oleh
earning per share nya. Makin besar price earning ratio suatu saham,
maka saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per
46
sahamnya. Jika dikatakan saham mempunyai price earning ratio 10X,
berarti harga pasar saham tersebut 10X lipat terhadap earning per share
nya (pendapatan bersih per saham). Angka rasio ini digunakan oleh para
investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba (earning power) di masa mendatang. (Dwi Prastowo,
2002:96)
Semakin rendah hasil price earning ratio sebuah saham, maka
semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. Price earning
ratio menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung
semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. (Esti
Puji, 2005:109)
47
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No
Nama & Judul
peneliti
Variabel
Alat
Analisis
Hasil
1
Ihsan, Sri Murni, Jacky
(2017)
“Pengaruh CR, DER, dan
ROA terhadap return
saham pada perusahaan
automotif dan komponen
periode 2013-2015”
Variabel dependen:
Return saham
Variabel
independen:
CR, DER, ROA
Regresi
berganda
Secara simultan
semua variabel
mempunyai
pengaruh.
Secara parsial CR
tidak berpengaruh.
Sedangkan DER
dan ROA
berpengaruh
terhadap return
saham.
2
Wajid, Arab, dan
Madiha (2013)
“The impact of capital
structure and financial
performance on stock
returns (a case of
pakistan textile
industry)”
Variabel dependen:
Return saham
Variabel
independen:
DER, ROE, cash
flow ratio ,EPS,
time interestearned
ratio
Ordinary
least
square
DER dan EPS
berpengaruh
terhadap return
saham
3
Anita Erari
(2014)
“Analisis pengaruh
CR, DER, dan ROA
terhadap return saham
pada perusahaan
pertambangan di BEI
Variabel dependen:
Return saham
Variabel
independen:
CR, DER, ROA
Regresi
berganda
Secara simultan
semua variabel
mempunyai
pengaruh. Secara
parsial CR dan
DER tidak
berpengaruh.
Sedangkan ROA
berpengaruh
terhadap return
saham.
48
No
Nama & Judul Peneliti
Variabel
Alat
Analisis
Hasil
4
Khairani, Emrinaldi, dan
Raja
(2014)
“Pengaruh CR, DER,
ROE, PER, dan EPS
terhadap return saham
pada perusahaan
properti dan real estate
yang terdaftar di BEI
tahun 2009-2011”
Variabel dependen:
Return saham
Variabel
independen:
CR, DER, ROE,
PER, EPS
Regresi
berganda
Secara simultan
semua variabel
mempunyai
pengaruh.
Secara parsial CR,
DER, PER, dan
EPS berpengaruh
terhadap return
saham.
5
Pinradee, Suppanunta
(2014)
Technology Industry on
Financial Ratios and
Stock Return
Variabel dependen:
Return saham
Variabel
independen:
CR, INTO, DER,
ROE, PER
Ordinary
least
square
Secara parsial CR
dan DER tidak
berpengaruh
terhadap return
saham. Sedangkan
PER berpengaruh
teh