96
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan secara in vivo SKRIPSI AUVA MARWAH MUROD 1110102000075 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA AGUSTUS 2014

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi

(Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma dan

Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan

secara in vivo

SKRIPSI

AUVA MARWAH MUROD

1110102000075

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2014

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi

(Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma dan

Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan

secara in vivo

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Farmasi

AUVA MARWAH MUROD

1110102000075

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2014

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan benar.

Nama : Auva Marwah Murod

NIM : 1110102000075

Tanda Tangan :

Tanggal : 21 Agustus 2014

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

NAMA : AUVA MARWAH MUROD

NIM : 1110102000075

JUDUL : Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.)

terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus

Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

Menyetujui,

Pembimbing I

Eka Putri, M.Si., Apt NIP. 19790517200912202

Pembimbing II

Dr. Azrifitria, M. Si., Apt NIP. 197211272005012004

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Drs. Umar Mansur, M.Sc, Apt

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

v

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Auva Marwah Murod

NIM : 1110102000075

Program Studi : Farmasi

Judul :

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Eka Putri, M.Si., Apt ( )

Pembimbing II : Dr. Azrifitria, M. Si., Apt ( )

Penguji I : Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt ( )

Penguji II : Yardi, Ph.D., Apt ( )

Ditetapkan di : Ciputat

Tanggal : 21 Agustus 2014

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vi

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

ABSTRAK

Nama : Auva Marwah Murod

Program Studi : Farmasi

Judul :

Penelitian ini dilakukan untuk menguji efek ekstrak herba kemangi (Ocimum americanum

L.) pada tikus putih jantan. Ekstrak diberikan secara oral sekali sehari selama 48 hari yang

terdiri dari 20 ekor tikus jantan galur Sprague-Dawley dan dibagi 4 kelompok yaitu

kelompok kontrol (Na CMC 1%), kelompok perlakuan dosis rendah (1 mg/kg BB), dosis

sedang (10 mg/kg BB), dan dosis tinggi (100 mg/kg BB). Parameter yang dilakukan

meliputi bobot testis, konsentrasi spermatozoa, morfologi sperma, diameter tubulus

seminiferus, dan tebal sel germinal. Hasil yang didapat kemudian dianalisis dengan

menggunakan analisis ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Multiple

Comparisons. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak air herba kemangi

dengan dosis I (1 mg/kg BB), II (10 mg/kg BB), dan III (100 mg/kg BB) tidak memberikan

peningkatan yang bermakna terhadap bobot testis dan konsentrasi spermatozoa, namun

memberikan peningkatan yang bermakna terhadap morfologi sperma, diameter tubulus

seminiferus dan tebal sel germinal dibandingkan dengan kontrol (p ≤ 0,05). Dari beberapa

hasil pengamatan tersebut, disimpulkan bahwa ekstrak air herba kemangi dapat

mempengaruhi spermatogenesis tikus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan

sebagai bahan agen fertilitas pria.

Kata kunci : Herba kemangi (Ocimum americanum L.), bobot testis, konsentrasi

spermatozoa, morfologi sperma, diameter tubulus seminiferus, dan tebal sel germinal.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

In Vivo Study of the Activity of Aqueous Extract of Ocimum Americanum L. Herb on sperm quality and spermatogenic cell dencity in male rats

ABSTRACT

Name : Auva Marwah Murod

Program Study : Pharmacy

Title :

This study was aimed to find out activity of aqueous extract of Ocimum americanum L.

herbs in male rats. The extract was given orally once a day for 48 days. The sample

consisted of 3 doses and 1 control that were divided in four groups, each groups consist of

5 Sprague-Dawley male rats : control group (CMC Na 1%), treatment I (1 mg/kg BW), II

(10mg/kg BW), and III (100 mg/kg BW). The result of experiment was analyzed by using

One Way ANOVA and by Multiple Comparisons test. The results showed that aqueous

extract of Ocimum americanum L. in dosage 1 mg/kg BW, 10 mg/kg BW, and 100 mg/kg

BW resulted not significant increase to sperm concentration and testis weight, but

significantly increased sperm morphology, diameter of seminiferous tubules and germinal

cell layer thickness compared with control (p ≤ 0,05). This showed that the aqueous extract

of Ocimum americanum L. herbs affected the spermatogenesis of rat. It is hoped that

results of this study can be used to develop a male fertility agent.

Keyword : Ocimum americanum L., testis weight, sperm concentration, morphology

sperm, diameter of seminiferous tubules, germinal cell layer thickness.

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum

Americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis

Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo” disusun dalam rangka memenuhi

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran Dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian sampai penyusunan skripsi ini tidak

akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Umar Mansur M.Sc, Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Eka Putri, M.Si., Apt sebagai pembimbing, terima kasih telah banyak

memberikan ilmu, pengarahan, waktu, dan bimbingan kepada penulis selama

menyusun skripsi ini.

4. Dr. Azrifitria, M.Si, Apt sebagai pembimbing, terima kasih telah banyak

memberikan ilmu, pengarahan, waktu, dan bimbingan kepada penulis selama

menyusun skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Ayahanda Prof. Dr. Murodi dan Ibunda Dra. Fauzah Ahmad tercinta, yang

tanpa lelah terus memberikan dorongan, semangat, pengertiannya bagi penulis

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ix

baik secara moril dan materil. serta doa yang tak terhingga di setiap langkah

penulis.

7. Adik-adikku Alvin Fauzi Murod dan Atini Rahmatika Fauzi Murod yang selalu

mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis serta Te Sumi yang telah

banyak membantu dalam mempersiapkan bahan penelitian penulis.

8. Seluruh kakak-kakak laboran yang telah membantu penulis selama melakukan

penelitian di kampus.

9. Kakak-kakakku Agung Priyanto, Indah Fadlul Maula, Wardah Nabiela,

Muhammad Arif dan yang lainnya yang telah banyak membantu dalam

memberikan masukan dan motivasi.

10. Teman seperjuangan sepenelitian Riamayanti Hutasuhut, terima kasih atas

bantuan serta motivasi sejak awal hingga akhir penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman tim farmakologi Julia, Suchinda, Maytaravika, Dita, Nisa Fitria,

Cahyaningtyas terimakasih atas bantuan, motivasi dan kebersamaannya selama

penelitian.

12. Sahabat-sahabat yang selalu ada (Yeyet, Salsabiela, Myra, Suchinda, Nisa,

Mayta) terimakasih atas motivasi, bantuan dan kebersamaannya selama

penelitian.

13. Sahabat yang selalu menemani sejak SD hingga kuliah, Fatiha Alifia Fahrizal

dan Triajeng Pertiwi yang selalu memberikan doa dan semangat kepada

penulis.

14. Dirgha ahdiansyah S.A yang menemani selama ini, yang tak pernah lelah

memberikan doa, semangat dan motivasi untuk penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman seperjuangan Farmasi 2010 A dan B yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, terimakasih telah memberikan doa, dukungan, kebersamaan dan

persaudaraan selama ini untuk penulis.

16. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi.

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

x

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca

yang bersifat membangun guna memperbaiki kemampuan penulis.

Jakarta, Agustus 2014

Penulis

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Auva Marwah Murod

NIM : 1110102000075

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,

dengan judul :

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley

Jantan secara In Vivo.

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library

Perpustakaan akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 21 Agustus 2014

Yang menyatakan,

(Auva Marwah Murod)

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. ABSTRAK............................................................................................................. ABSTRACT.......................................................................................................... KATA PENGANTAR.......................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..................... DAFTAR ISI ........................................................................................................ DAFTAR GAMBAR............................................................................................ DAFTAR TABEL................................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................

iii iv v vi vii viii xi xii xiv xvi xvii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 1.4 Hipotesis............................................................................................... 1.5 Manfaat Penelitian...............................................................................

1 3 3 4 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5 2.1 Tanaman Kemangi...............................................................................

2.1.1 Klasifikasi Ilmiah................................................................. 2.1.2 Nama Lain........................................................................... 2.1.3 Morfologi............................................................................. 2.1.4 Ekologi Dan Penyebaran..................................................... 2.1.5 Kandungan Kimia Tanaman................................................ 2.1.6 Khasiat Tanaman.................................................................

2.2 Simplisia............................................................................................... 2.3 Ekstrak................................................................................................. 2.4 Ekstraksi...............................................................................................

2.4.1 Cara Dingin......................................................................... 2.4.2 Cara Panas........................................................................... 2.4.3 Destilasi Uap....................................................................... 2.4.4 Cara Ekstraksi Lainnya....................................................... 2.4.5 Pengeringan Ekstrak dengan Metode Freeze Drying.........

2.5 Tinjauan Hewan Coba.......................................................................... 2.5.1 Klasifikasi Tikus Putih........................................................ 2.5.2 Biologis Tikus Putih............................................................

2.6 Sistem Reproduksi Tikus Jantan.......................................................... 2.6.1 Produksi Sperma.................................................................... 2.6.2 Spermatogenesis Pada Tikus................................................. 2.6.3 Peran Hormon Pada Spermatogenesis...................................

5 5 5 6 7 7 7 8 8 9 9 10 10 11 12 12 12 13 14 17 18 20

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 22 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................. 22

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xiii

3.2 Alat dan Bahan..................................................................................... 3.2.1 Alat........................................................................................ 3.2.2 Bahan.................................................................................... 3.2.3 Hewan Uji.............................................................................

3.3 Rancangan penelitian........................................................................... 3.3.1 Besar Sampel......................................................................... 3.3.2 Dosis Perlakuan.....................................................................

3.4 Prosedur Kerja..................................................................................... 3.4.1 Penyiapan Simplisia dan Pembuatan Ekstrak........................ 3.4.2 Penapisan Fitokimia Ekstrak................................................. 3.4.3 Pengujian Parameter Spesifik dan Non Spesifik...................

3.4.3.1 Parameter Spesifik..................................................... 3.4.3.2 Parameter Non Spesifik.............................................

3.4.4 Penyiapan Hewan Coba......................................................... 3.4.5 Pembuatan Preparat............................................................... 3.4.6 Pengukuran Parameter...........................................................

3.4.6.1 Morfologi Sperma..................................................... 3.4.6.2 Bobot Testis............................................................... 3.4.6.3 Perhitungan Konsentrasi Sperma.............................. 3.4.6.4 Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus............. 3.4.6.5 Tebal Sel Germinal....................................................

3.5 Analisa Data......................................................................................... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................

4.1 HASIL PENELITIAN.......................................................................... 4.1.1 Determinasi........................................................................... 4.1.2 Karakterisasi Sampel............................................................. 4.1.3 Pengujian Fitokimia Ekstrak................................................. 4.1.4 Pengujian Parameter Ekstrak................................................ 4.1.5 Pengukuran Berat Badan Tikus............................................. 4.1.6 Pengukuran Bobot Testis...................................................... 4.1.7 Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa.................................. 4.1.8 Pengamatan Morfologi Sperma............................................. 4.1.9 Pengamatan Diameter Tubulus Seminiferus......................... 4.2.0 Pengamatan Tebal Sel Germinal...........................................

4.2 PEMBAHASAN.................................................................................. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................

5.1 KESIMPULAN.................................................................................... 5.2 SARAN................................................................................................

22 22 22 23 23 23 23 24 24 24 25 25 25 26 26 27 27 27 27 29 29 29 30 30 30 30 30 30 31 32 33 34 35 36 37 43 43 43

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... LAMPIRAN..........................................................................................................

44 51

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Herba kemangi (Ocimum americanum L.) ................................. .... 6 2. Anatomi sistem reproduksi tikus jantan ........................................... 15 3. Spermatozoa tikus.......................................................... .................. 18 4. Tahapan dari siklus sel spermatogenesis pada tikus ........................ 18 5. Grafik rata-rata berat badan tikus..................................................... 31 6. Grafik rata-rata bobot testis tikus tiap kelompok ............................. 32 7. Grafik rata-rata konsentrasi spermatozoa ........................................ 33 8. Grafik rata-rata morfologi sperma ................................................... 34 9. Grafik rata-rata diameter tubulus seminiferus ................................. 35 10. Grafik rata-rata tebal sel germinal ................................................... 36 11. Blender (Philips) .............................................................................. 54 12. Timbangan analitik .......................................................................... 54 13. Oven ................................................................................................. 54 14. Tanur ............................................................................................... 54 15. Vacuum rotary evaporator ............................................................... 54 16. Freeze dryer ..................................................................................... 54 17. Timbangan hewan ............................................................................ 54 18. Tikus jantan srain SD ....................................................................... 54 19. Alat bedah minor .............................................................................. 54 20. Kandang tikus beserta tempat makanan dan minuman .................... 55 21. Hemasitometer Improved Neubauer (NESCO) .............................. 55 22. Vortex .............................................................................................. 55 23. Mikroskop cahaya ............................................................................ 55 24. Mikropipet ........................................................................................ 55 25. Herba kemangi ................................................................................. 56 26. Ekstrak kering herba kemangi.......................................................... 56 27. Proses Fresh-Press Juice ................................................................. 56 28. Penyaringan maserat ........................................................................ 56 29. Pemekatan ekstrak dengan vacuum rotary evaporator .................... 56 30. Pembuatan suspensi NaCMC 0.5% ................................................. 56 31. Pembuatan suspensi ekstrak air herba kemangi ............................... 56 32. Penyondean tikus ............................................................................. 56 33. Penimbangan bobot testis ................................................................ 56 34. Proses pengenceran spermatozoa dengan larutan george ................ 57

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xv

35. Proses pengenceran sperma dengan larutan eosin ........................... 57 36. Penghomogenan spermatozoa dengan vortex .................................. 57 37. Pemasukan spermatozoa ke dalam bililk hitung .............................. 57 38. Normal ............................................................................................ 80 39. Ekor patah ........................................................................................ 80 40. Kepala pipih ..................................................................................... 80 41. Tanpa ekor ....................................................................................... 80 42. Kepala paku ..................................................................................... 80 43. Tanpa kepala .................................................................................... 80 44. Leher patah ....................................................................................... 80

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Data Biologis Tikus .......................................................................... 14 3.1 Rancangan Percobaan ....................................................................... 23 3.2 Pengenceran yang Dilakukan dan Kotak yang Dihitung ................. 27 3.3 Cara Pengenceran ............................................................................. 28 3.4 Rumus Konsentrasi Spermatozoa ..................................................... 28 4.1 Hasil Penapisan Fitokimia ................................................................ 30 4.2 Pengujian Parameter Ekstrak ............................................................ 31 4.3 Rata-Rata Bobot Testis ..................................................................... 32 4.4 Rata-Rata Konsentrasi Spermatozoa ................................................. 33 4.5 Rata-Rata Morfologi Sperma ............................................................ 34 4.6 Rata-Rata Diameter Tubulus Seminiferus ........................................ 35 4.7 Rata-Rata Tebal Sel Germinal .......................................................... 36

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil determinasi tanaman................................. .............................. 51 2. Alur penelitian ................................................................................. 52 3. Perhitungan dosis ekstrak herba kemangi ........................................ 53 4. Gambar alat dan bahan penelitian .................................................... 54 5. Gambar kegiatan penelitian ............................................................. 56 6. Hasil penapisan fitokimia ekstrak air herba kemangi ...................... 58 7. Perhitungan rendemen dan kadar abu .............................................. 59 8. Hasil Pengukuran berat badan tikus ................................................. 60 9. Hasil pengukuran bobot testis .......................................................... 61 10. Hasil perhitungan konsentrasi spermatozoa ..................................... 62 11. Hasil perhitungan morfologi sperma ............................................... 63 12. Hasil pengukuran diameter tubulus seminiferus .............................. 65 13. Hasil pengukuran tebal sel germinal ................................................ 66 14. Analisis statistik data bobot testis .................................................... 67 15. Analisis statistik data konsentrasi spermatozoa ............................... 69 16. Analisis statistik data morfologi sperma .......................................... 71 17. Analisis statistik data diameter tubulus seminiferus ........................ 73 18. Analisis statistik data tebal sel germinal .......................................... 75 19. Gambar morfologi spermatozoa....................................................... 77 20. Gambar histologi tubulus seminiferus dan tebal sel germinal ......... 78

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Angka kejadian infertilitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia

termasuk Indonesia. Infertilitas adalah kegagalan untuk mencapai kehamilan

setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual (2-3 kali per minggu)

tanpa menggunakan kontrasepsi (WHO, 2014). Menurut Mascarenhas et al.,

(2012) terdapat 48,5 juta pasangan usia produktif yang tidak dapat memiliki

anak, dimana 19,2 juta pasangan tidak dapat memiliki anak pertama, dan 26,3

juta pasangan tidak dapat memiliki anak kedua dan selanjutnya.

Menurut hasil penelitian Syamsiah, seperti dikutip Sari menunjukkan

bahwa di Indonesia, kejadian perempuan infertil 15% pada usia 30-34 tahun,

meningkat menjadi 30% pada usia 35-39 tahun, dan 55% pada usia 40-44 tahun.

Dari hasil survei gagalnya kehamilan sebanyak 40% disebabkan pria, 40%

wanita, dan 10% dari pria dan wanita, 10% tidak diketahui penyebabnya (Sari,

2013).

Faktor yang mempengaruhi ketidaksuburan pria antara lain pola hidup

yang tidak sehat, asap rokok, dan penyakit. Faktor penting yang mempengaruhi

dan menjadi perhatian dunia adalah stres oksidatif (OS) (Agarwal dan

Prabakaran, 2005). Untuk mengatasi masalah tersebut, berbagai usaha telah

banyak dilakukan pasangan suami istri untuk memperoleh keturunan, salah

satunya adalah mengonsumsi obat tradisional. Campuran bahan obat tradisional

tersebut belum mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam usaha

pengobatan hanya berdasarkan pengalaman kebiasaan nenek moyangnya (Dep.

Kes. RI 1985).

Penelitian mengenai tanaman yang memiliki efek fertilitas telah banyak

dilakukan, di antaranya adalah biji karabenguk (Mucuna pruriens) asal Bantul

yang menunjukkan terjadinya peningkatan konsentrasi sperma dan motilitas

sperma yang signifikan pada mencit albino jantan (Mus musculus) (Viensa

pradipta, 2013), pemberian tepung kedelai (Glycine max, (Linn.) Merrill) kaya

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

isoflavon, Zn dan vitamin E yang dapat meningkatkan motilitas dan konsentrasi

spermatozoa (S. Astuti et al., 2008), ekstrak daun cincau hijau (Cyclea barbata

L. Miers) yang dapat memberikan efek perbaikan abnormalitas morfologi

spermatozoa mencit jantan yang dipapar asap rokok (Rinda, 2010), minyak

jinten hitam (Nigella sativa) yang dapat meningkatkan motilitas spermatozoa

tikus wistar hiperlipidemia (Siti, 2009). Tanaman-tanaman tersebut telah terbukti

dapat meningkatkan motilitas sperma dan konsentrasi sperma, selain tanaman

tersebut, kemangi (Ocimum americanum L.) juga diduga dapat memperkuat daya

tahan sperma (Setyo Kurniawan, 2013).

Penelitian mengenai kemangi (Ocimum americanum L.) yang sudah

dilakukan antara lain uji aktivitas imunomodulator dari ekstrak metanol benih

kemangi (Ocimum americanum L.) (Sunitha et al., 2013), aktivitas

hepatoprotektif daun Ocimum americanum L. terhadap kerusakan hati tikus yang

diinduksi paracetamol (Aluko, 2013), dan aktivitas antioksidan dan sitotoksik

minyak esensial Ocimum canum dari India (Tamil Selvi et al., 2012). Kemangi

(Ocimum americanum L.), menurut Setyo Kurniawan (2013), memiliki

kandungan arginin yang diduga dapat memperkuat daya tahan sperma dan

mencegah kemandulan, selain itu anetol dan boron juga di duga dapat menjaga

kesehatan reproduksi pria dan wanita dan dapat merangsang hormon esterogen

maupun androgen. Hasil penapisan fitokimia ekstrak air pada tanaman kemangi

(Ocimum americanum L.) sendiri menunjukkan adanya senyawa golongan

flavonoid, tanin, karbohidrat, protein, dan fenol (Sangeetha, 2013). Penelitian

mengenai kemangi yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma

belum dilakukan, oleh sebab itu penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai efek kandungan yang terdapat pada herba kemangi terhadap kualitas

sperma dan densitas sel spermatogenesis tikus Sprague-Dawley jantan secara in

vivo.

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak air herba kemangi (Ocimum

americanum.L) terhadap kualitas sperma yang mencakup profil

morfologi sperma, bobot testis dan konsentrasi spermatozoa pada tikus

putih (Ratus novergicus) jantan galur Spargue dawley secara in vivo?

2. Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak air herba kemangi (Ocimum

americanum L.) terhadap densitas sel spermatogenesis yang

mencakup diameter tubulus seminiferus dan tebal sel germinal pada

tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Spargue dawley secara in

vivo?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian uji fertilitas ekstrak air herba kemangi (Ocimum

americanum L.) pada tikus sehat jantan galur Spargue dawley secara in vivo

adalah :

1. Untuk menguji pemberian ekstrak air herba kemangi (Ocimum

americanum L.) terhadap kualitas sperma yang mencakup profil

morfologi sperma, bobot testis dan konsentrasi spermatozoa pada

tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Spargue dawley secara in

vivo.

2. Untuk menguji pemberian ekstrak air herba kemangi (Ocimum

americanum L.) terhadap densitas sel spermatogenesis yang

mencakup diameter tubulus seminiferus dan tebal lapisan sel

germinal pada tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Spargue

dawley secara in vivo.

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.4 HIPOTESIS

Hipotesis dari penelitian uji fertilitas ekstrak air herba kemangi (Ocimum

americanum L.) pada tikus sehat jantan galur Spargue dawley secara in vivo

adalah :

1. Pemberian ekstrak air herba kemangi (Ocimum americanum L.)

berpengaruh terhadap kualitas sperma yang mencakup profil

morfologi sperma, bobot testis dan konsentrasi spermatozoa pada

tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Spargue dawley secara in

vivo.

2. Pemberian ekstrak air herba kemangi (Ocimum americanum L.)

meningkatkan densitas sel spermatogenesis yang mencakup diameter

tubulus seminiferus dan tebal sel germinal pada tikus putih (Rattus

novergicus) jantan galur Spargue dawley secara in vivo.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Memberikan manfaat kepada masyarakat luas mengenai khasiat herba

kemangi (Ocimum americanum L.) sebagai peningkat kualitas sperma dan dapat

memberikan informasi dalam pengembangan ilmu reproduksi yang kemudian

dapat digunakan dalam pengobatan infertilitas.

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kemangi

2.1.1. Klasifikasi Ilmiah (US Departement of Agriculture)

Tanaman kemangi secara taksonomi mempunyai klasifikasi ilmiah

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Ocimum L.

Spesies : Ocimum canum Sims

2.1.2. Nama Lain (Siemonsma dan Piluek, 1994)

a. Sinonim : Ocimum africanum Lour, Ocimum americanum L, Ocimum

brachiatum Blume.

b. Nama Asing : Selaseh, kemangi, ruku-ruku (Malaysia); American basil,

Hoary basil, Lemon basil, Wild basil (Inggris); Surawung (Sunda),

Selasih putih, kemangi (Indonesia); Maenglak (Thailand); Rau h[us]ng

(Vietnam).

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.3. Morfologi Tanaman Kemangi

(Sumber : koleksi pribadi)

Gambar 1.Ocimum americanum L.

Kemangi merupakan tanaman tegak, bercabang banyak, tanaman

semusim, herbal aromatik yang tingginya dapat mencapai 0,3-1 m. Batang dan

cabangnya berbentuk segi empat, berwarna hijau kekuningan dan terdapat bulu

pada batang terutama pada bagian batang muda (Siemonsma dan Pileuk, 1994).

Bentuk daun sederhana dan saling berhadapan silang dengan ujung daun

berbentuk runcing serta panjang tangkai daun mencapai 2 cm. Helai daun

berbentuk bulat panjang dengan ukuran panjang daun mencapai 5 cm dan lebar

daun mencapai 2,5 cm (Hadipoentyanti dan Wahyuni, 2008).

Bunga kemangi merupakan bunga majemuk yang panjangnya dapat

mencapai 15 cm, tersusun berhadapan silang dengan 6 bunga membentuk

lingkaran (karangan semu) yang masing-masing terpisah dengan jarak mencapai

3 cm, berbentuk sederhana atau bercabang. Ibu tangkai bunga dan porosnya

berbentuk segi empat. Panjang daun pelindung pada bunga adalah 2-3 mm

berbentuk bulat panjang serta berbulu. Panjang tangkai bunga mencapai 4 mm,

sangat bengkok pada bagian atas. Kelopak bunga berbelah dua dengan panjang

2-2,5 cm dan berbulu putih pada bagian luarnya serta berwarna putih. Mahkota

bunga berbentuk tabung berbibir dua dengan ukuran 4 mm dan berwarna putih.

Terdapat 4 benang sari yang berbentuk ramping dengan 2 benang sari yang lebih

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

panjang. Putik dengan 4 bakal biji dan 4 bakal buah serta 2 kepala putik

(Siemonsma dan Piluek, 1994).

2.1.4. Ekologi dan Penyebaran

Kemangi sering ditemukan di pinggir jalan, hutan jati, dan tempat

gersang terbuka dekat dengan pemukiman. Tanaman ini lebih suka tempat yang

cerah, terlindung dari angin, tumbuh baik pada dataran dengan ketinggian

mencapai 500-2000 m dari permukaan laut, tanaman ini lebih suka tumbuh

pada dataran tinggi, tetapi banyak juga di tanam di sawah (Siemonsma dan

Piluek, 1994).

Kemangi tumbuh secara liar dan dapat di budidayakan di Afrika dan

Asia yang beriklim tropis. Asal tanaman ini tidak diketahui secara pasti. Di

Asia Tenggara telah dilaporkan terdapat kemangi di Indonesia dan Papua

Nugini. Di Filipina, keberadaan kemangi masih diragukan, namun tanaman ini

juga telah dilaporkan terdapat di Amerika yang beriklim tropis dan beberapa

kepulauan di Hindia Barat (Siemonsma dan Piluek, 1994).

2.1.5. Kandungan Kimia Tanaman

Kandungan kimia pada Ocimum americanum L. antara lain : minyak

atsiri, karbohidrat, fitosterol, alkaloid, senyawa fenolik, tanin, lignin, pati,

saponin, flavonoid, terpenoid dan antrakuinon (Dhale et al., 2010; Sarma dan

Babu, 2011). Sedangkan kandungan utama minyak atsiri pada Ocimum

americanum L. adalah Camphor, limonene, methyl cinnamate dan linalool

(Hadipoeyanti dan Wahyuni, 2008).

2.1.6. Khasiat Tanaman

Secara tradisional, Ocimum spp. digunakan sebagai obat untuk

menyembuhkan beberapa penyakit seperti demam, mengurangi rasa mual, sakit

kepala, sembelit, diare, batuk, penyakit kulit, penyakit cacing, gagal ginjal,

epilepsi dan digunakan sebagai penambah aroma pada makanan (Nurcahyanti

dkk., 2011; Maryati dkk., 2007), selain itu secara empiris kemangi banyak

digunakan untuk mengatasi masalah atau gangguan seksual pada pria maupun

wanita (Setyo Kurniawan, 2013)

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa Ocimum spp.

mengandung senyawa yang bersifat insektisida, larvasida, nematisida,

antipiretik, fungisida, antibakteri dan antioksidan (Nurcahyanti dkk., 2011;

Maryati dkk., 2007).

2.2. Simplisia (Depkes, 2000)

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia

merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati,

simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.

a. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang

secara spontan keluar dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang

dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.

b. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian

hewan atau zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum

berupa zat kimia murni.

c. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan

pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara

sederhana dan berupa zat kimia murni.

2.3. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut

yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa

atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang

telah ditetapkan (Anonim, 2000).

Ada beberapa jenis ekstrak yakni : ekstrak cair, ekstrak kental dan

ekstrak kering. Ekstrak cair adalah sediaan dari simplisia nabati yang

mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet. Jika tidak dinyatakan

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lain pada masing-masing monografi tiap ml ekstrak mengandung senyawa aktif

dari 1 g simplisia yanq memenuhi syarat. Ekstrak cair jika hasil ekstraksi masih

bisa dituang biasanya kadar air lebih 30%. Ekstrak kental jika memilki kadar air

antara 5-30%. Ekstrak kering jika mengandung kadar air kurang dari 5%

(Saifudin dkk, 2011).

2.4. Ekstraksi

2.4.1. Cara dingin

1. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan

pada temperatur ruangan (kamar) (Dirjen POM, 2000). Dalam maseraasi

(untuk ekstrak cairan), serbuk halus atau kasar dari tumbuhan obat yang

kontak dengan pelarut disimpan dalam wadah tertutup untuk periode

tertentu dengan pengadukan yang sering, sampai zat tertentu dapat

terlarut. Metode ini paling cocok digunakan untuk senyawa yang

termolabil (Tiwari et.al., 2011 ).

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada

temperatur ruang. Proses terdiri dari tahapan pengernbangan bahan, tahap

maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya(penetesan/penampungan

ekstrak), terus menerus sampai diperorehekstrak (perkolat) yang

jumlahnya 1- 5 kali bahan (Ditjen POM, 2000).

3. Ekstraksi fresh juice

Fresh juice adalah proses ekstraksi dimana dilakukan dengan

menggunakan alat blender dan bahan yang digunakan adalah bahan segar

tanpa melalui proses pengeringan.

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.2 Cara panas

1. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif

konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan

pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat

termasuk proses ekstraksi sempurna (Ditjen POM, 2000).

2. Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

kontinu dengan jumrah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin

balik (Ditjen POM, 2000).

3. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu

secara umum dilakukan pada temperatur 40-50oC (Ditjen POM, 2000).

4. Infus

lnfus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas

air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperature

terukur 96-980C) selama waktu tertentu (15 - 20 menit ) (Ditjen POM,

2000).

5. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (> 300C ) dan

temperature sampai titik didih air (Ditjen POM, 2000).

2.4.3 Destilasi uap

Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak

atisiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air berdasarkan peristiwa

tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air darl ketel

secara kontinu sampai sempurna diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama

senyawa kandungan yang memisah sempuma atau memisah sebagian.

Destilasi uap, bahan (simplisia) benar-benar tidak tercelup ke air yang

mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut

terdestilasi. Destilasi uap dan air, bahan (simplisia) bercampur sempurna atau

sebagian dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap kontinu ikut

terdestilasi.

2.4.4 Cara ekstraksi lainnya

1. Ekstraksi berkesinambungan

Proses ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan pelarut yang

berbeda atau resirkulasi cairan pelarut dan prosesnya tersusun berturutan

beberapa kali. Proses ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi (jumlah

pelarut) dan dirancang untuk bahan dalam jumlah besar yang terbagi

dalam beberapa bejana ekstraksi (Ditjen POM, 2000).

2. Super kritikal karbondioksida

Penggunaan prinsip superkritik untuk ekstraksi serbuk simplisia,

dan umumnya digunakan gas karbondioksida. Penghilangan cairan

pelarut dengan mudah dilakukan karena karbondioksida menguap dengan

mudah, sehingga hampir langsung diperoleh ekstrak (Ditjen POM, 2000).

3. Ekstraksi Ultrasonik

Getaran ultrasonik (> 20.000 Hz.) memberikan efek pada proses

ekstrak dengan prinsip rneningkatkan permiabilitas dinding sel,

menimbulkan gelembung spontan (cavitation) sebagai stres dinamik

serta menimbulkan fraksi interfase. Hasil ekstraksi tergantung pada

frekuensi getaran, kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi (Ditjen

POM, 2000).

4. Ekstraksi energi listrik

Energi listrik digunakan dalam bentuk medan listrik, medan magnet

serta "electric-discharges" yang dapat mempercepat proses dan

meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan gelembung spontan dan

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menyebarkan gelombang tekanan berkecepatan ultrasonik (Ditjen POM,

2000).

2.4.5. Pengeringan Ekstrak dengan Metode Freeze Drying

Pengeringan secara umum bermaksud untuk menghilangkan pelarut dari

material yang akan dikeringkan. Salah satu tipe pengeringan yaitu freeze-drying.

Pengeringan-beku atau lyophilization adalah proses pengeringan di mana pelarut

dan atau media suspensi yang mengkristal pada temperatur rendah dan

sesudahnya mensublimasi dari padat langsung ke fase uap. Pengeringan-beku

lebih banyak dilakukan dengan air sebagai pelarut. Pengeringan mengubah es

atau air dalam fase amorf menjadi uap. Karena tekanan uap es rendah, volume

uap menjadi besar. Tujuan pengeringan-beku adalah untuk memproduksi suatu

substansi dengan stabilitas yang baik dan tidak berubah setelah rekonstitusi

dengan air, meskipun hal ini sangat tergantung juga pada langkah terakhir

proses: pengemasan dan kondisi penyimpanan(Puspitasari, 2012).

2.5. Tinjauan Hewan Percobaan

2.5.1. Klasifikasi Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Menurut Krinke (2000) klasifikasi Tikus putih (Rattus norvegicus)

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mammalia

Order : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Rattus

Species : norvegicus

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.2. Biologis Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang sengaja

dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model guna

mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala

penelitian atau pangamatan laboratorik. Tikus termasuk hewan mamalia, oleh

sebab itu dampaknya terhadap suatu perlakuan mungkin tidak jauh berbeda

dibanding dengan mamalia lainnya. Selain itu, penggunaan tikus sebagai hewan

percobaan juga didasarkan atas pertimbangan ekonomis dan kemampuan hidup

tikus hanya 2-3 tahun dengan lama produksi 1 tahun(Smith dan Mangkoewidjojo

1988).

Kelompok tikus laboratorium pertama-tama dikembangkan di Amerika

Serikat antara tahun 1877 dan 1893. Keunggulan tikus putih dibandingkan tikus

liar antara lain lebih cepat dewasa, tidak memperlihatkan perkawinan musiman,

dan umumnya lebih cepat berkembang biak. Kelebihan lainnya sebagai hewan

laboratorium adalah sangat mudah ditangani, dapat ditinggal sendirian dalam

kandang asal dapat mendengar suara tikus lain dan berukuran cukup besar

sehingga memudahkan pengamatan. Secara umum, berat badan tikus

laboratorium lebih ringan dibandingkan berat badan tikus liar. Biasanya pada

umur empat minggu beratnya 35-40 g, dan berat dewasa rata-rata 200-250 g,

tetapi bervariasi tergantung pada galur. Galur Sprague Dawley merupakan galur

yang paling besar diantara galur yang lain(Smith dan Mangkoewidjojo 1988).

Terdapat beberapa galur tikus yang sering digunakan dalam penelitian.

Galur-galur tersebut antara lain : Wistar, Sprague-Dawley, Long Evans, dan

Holdzman. Dalam penelitian ini digunakan galur Sprague-Dawley dengan ciri-

ciri berwarna putih, berkepala kecil dan ekornya lebih panjang daripada

badannya (Smith dan Mangkoewidjojo 1988). Tikus ini pertama kali diproduksi

oleh peternakan Sprague Dawley. Tikus Sprague Dawley merupakan jenis

outbred tikus albino serbaguna secara ekstensif dalam riset medis. Keuntungan

utamanya adalah ketenangan dan kemudahan penanganannya. Adapun data

biologis tikus sebagai berikut :

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.1. Data biologis tikus (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).

2.6. Sistem Reproduksi Tikus Jantan

Sistem reproduksi tikus jantan terdiri atas testis dan skrotum, epididimis,

duktus deferens, kelenjar aksesori (kelenjar vesikulosa, prostat dan

bulbouretralis), uretra dan penis. Selain uretra dan penis, semua struktur ini

Lama hidup 2-3 tahun, dapat sampai 4 tahun

Lama produksi ekonomis 1 tahun

Lama bunting 20-22 hari

Umur dewasa 40-60 hari

Umur dikawinkan 8-10 minggu (jantan dan betina)

Siklus kelamin Poliestrus

Siklus estrus (berahi 4-5 hari

Lama estrus 9-20 jam

Perkawinan Pada waktu estrus

Ovulasi 8- 11 jam sesudah timbul estrus, spontan

Ferilisasi 7-10 jam sesudah kawin

Implantasi 5-6 hari sesudah fertilisasi

Berat dewasa 300-400 g jantan; 250-300 g betina

Suhu (rektal) 36-39oC (rata-rata 37,5

oC)

Pernapasan 65-115/menit, turun menjadi 50 dengan

anestesi, naik sampai 150 dalam stress

Denyut jantung 330-480/menit, turun menjadi 250 dengan

anestesi, naik sampai 550 dalam stress

Tekanan Darah 90-180 sistol, 60-145 diastol, turun menjadi

80 sistol, 55 diastol dengan anestesi

Konsumsi oksigen 1,29-2,68 ml/g/jam

Sel darah merah 7,2-9,6 x 106/mm3

Sel darah putih 5,0-13 0 x 103/mm

3

SGPT 17,5-30,2 lU/liter

SGOT 45,7-80,8 IU/liter

Kromosom 2n=42

Aktivitas nokturnal (malam)

Konsumsi makanan 15-30 g/hari (dewasa)

Konsumsi minuman 20-45 ml/hari (dewasa)

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berpasangan. Duktus yang menjadi testis, duktuli eferentes bersama duktus

epididymis, suatu duktus konvolusi bergelung untuk membuat epididimis, suatu

organ yang terletak pada permukaan posterior testis(Fawcett & Bloom, 2002).

Dari epididimis, duktus deferen yang lurus panjang naik dari skrotum dan

melalui aknalis inguinalis masuk ke dalam pelvis, tempat duktus ini berlanjut

dengan duktus ejakulatorius, suatu segmen terminal dari sistem duktus yang

membuka ke arah uretra prostatic. Berhubungan dengan sistem duktus adalah

tiga kelenjar asesorius, vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulboureta.

Spermatozoa dari epididimis, bersama dengan hasil sekretorius kelenjar ini,

merupakan semen yang dikeluarkan melalui uretra penis (Fawcett & Bloom,

2002).

Gambar 2. Anatomi sistem reproduksi tikus jantan (Suckow, 2006)

Pada hewan yang melakukan fertilisasi secara interna organ

reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ

yang berfungsi menyalurkan spermatozoa dari organisme jantan ke betina.

Peranan hewan jantan dalam hal reproduksi terutama adalah memproduksi

spermatozoa dan sejumlah kecil cairan untuk memungkinkan sel spermatozoa

masuk menuju rahim (William, 2005).

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ketiga kelenjar asesorius mensekresi zat-zat makanan bagi spermatozoa.

Vesikula seminalis merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di

belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan

yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Kelenjar Cowper (kelenjar

bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju urethra.

Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa). Prostat terletak

di pelvis, tepatnya di posterior dan inferior vesika urinaria dekat dengan rektum.

Fungsi dari kelenjar prostat adalah memproduksi cairan prostat yang

mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang merupakan komponen utama

dari semen yang bersifat basa (Faranita, 2009 ).

Testis memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tempat spermatogenesis dan

produksi andogen. Oleh sebab itu, maka testis dapat juga dikatakan sebagai

kelenjar ganda, karena secara fungsional bersifat endokrin dan juga eksokrin.

Fungsi endokrin terletak pada sel Leydig yang menghasilkan androgen, terutama

testosteron. Fungsi eksokrin terletak pada epitelium semiferus yang

menghasilkan spermatozoa (Fawcett & Bloom, 2002).

Spermatogenesis terjadi di dalam suatu struktur yang disebut tubulus

seminiferous. Tubulus ini berlekuk-lekuk dalam lobules yang semua duktusnya

kemudian meninggalkan testis dan masuk ke dalam epididimis. Produksi

andogen terjadi di dalam kantung dari sel khusus yang terdapat di daerah

interstitial antara tubulus. Tubulus seminferus dilapisi oleh epitelium bertingkat

yang sangat kompleks yang mengandung sel spermatogenik dan sel-sel yang

menunjang. Sel-sel penunjang berjenis tunggal disebut dengan sel

Sertoli(Heffner & Schust, 2005).

Tubulus seminiferus di kelilingi oleh membran basal. Di dekat membran

basal ini terdapat sel progenitor untuk produksi spermatozoa. Epitel yang

mengandung spermatozoa yang sedang berkembang di sepanjang tubulus disebut

epitel seminiferus atau epitel germinal. Pada potongan melintang testis,

spermatosit dalam tubulus berada dalam berbagai tahap pematangan. Di antara

spermatosit terdapat sel Sertoli. Sel ini berperan secara metabolik dan struktural

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk menjaga spermatozoa yang sedang berkembang. Sel Sertoli memfagosit

sitoplasma spermatid yang telah dikeluarkan. Sel ini merupakan satu-satunya sel

nongerminal dalam epitel seminiferous. Semua sel Sertoli berhubungan dengan

membrane basal pada satu kutubnya dan mengelilingi spermatozoa yang sedang

berkembang pada kutub yang lain. Sel Sertoli memilki jari-jari sitoplasma yang

besar dan kompleks yang dapat mengelilingi banyak spermatozoa dalam satu

waktu(Heffner & Schust, 2005).

Sel ini juga berfungsi pada proses aromatisasi prekursor androgen

menjadi estrogen, suatu produk yang menghasilkan pengaturan umpan balik

lokal pada sel Leydig yang memproduksi androgen. Selain itu sel Sertoli juga

menghasilkan protein pengikat androgen. Produksi androgen sendiri terjadi di

dalam kantong dari sel khusus (sel Leydig) yang terdapat di daerah interstitial

antara tubulus-tubulus seminiferus (Heffner & Schust, 2005).

2.6.1. Produksi Sperma

Produksi sperma tiap hari per testis pada tikus adalah 35,4 x 106/mL,

tidak berbeda signifikan dengan manusia yakni sebesar 45,5 x 106/mL. Tubulus

seminiferus tikus lebih tebal dari manusia yakni 347+5 µm vs 262+9 µm , tetapi

pembatas tubulus pada tikus lebih jauh tipis dibanding manusia (1,4+1 µm vs

15,9+3,4 µm). Epitel seminiferus tikus mengandung40% lebih sel spermatogenik

dari volumenya, dua kali lebih banyak dari epitel seminiferus manusia (Ilyas,

2007).

Spermatozoa pada tikus lebih panjang dibandingkan dengan spesies

mamalia lainnya, termasuk manusia dan hewan domestik lainnya dan biasanya

panjangnya sekitar 150 – 200 mm. Kepala sperma pada tikus berbentuk kail hal

ini sama seperti pada hewan pengerat lainnya (Krinke, 2000).

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 3. Spermatozoa tikus

2.6.2 Spermatogenesis Pada Tikus

Dasar pengetahuan yang cukup telah dibangun tentang spermatogenesis

pada tikus. Sel primodial germinal yang telah berhenti bermigrasi diliputi oleh

sel Sertoli dan membran basal yang menonjol dalam tubulus seminiferus pada

alat kelamin tikus jantan. Sel kelamin jantan tetap tidak aktif sampai sebelum

masa pubertas, yaitu dimana sekitar 50 hari setelah kelahiran. Pada tahap itu

mereka mulai membelah dan menjadi spermatogonium, dan kemudian terus

membelah sampai hewan kehilangan kemampuan untuk memproduksi

spermatozoa.

Gambar 4. Tahapan dari siklus sel spermatogenesis pada tikus, dimulai dari

kiri bawah searah jarum jam. A, tipe spermatogonium A; In , spermatogonium

tipe intermediet; B, tipe spermatogonium B; R, spermatosit primer resting; L,

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

spermatosit leptotene; Z, spermatosit zygotene; P(I), P(VII), P (XII), awal,

pertengahan dan akhir spermatosit pachytene. Angka romawi menunjukkan

tahap siklus di mana mereka ditemukan; Di, diplotene; II, spermatosit

sekunder; 1-19, tahap spermiogenesis. Tabel di tengah memberikan komposisi

sellular dari tahapan sikluspada epitel seminiferus (l-XIV). Penulisan m

menunjukkan terjadinya mitosis (Clermont, 1962).

Sel-sel spermatogenik berkembang dalam tubulus seminiferus testis

melalui suatu perkembangan yang komplek yang disebut dengan

spermatogenesis. Spermatogenesis memerlukan suatu seri komplek dimana

spermatozoa dihasilkan melalui tahap mitosis, meiosis, dan diferensiasi sel untuk

menjadi spermatozoa matang. Perubahan morfologi dari spermatid menjadi

spermatozoa disebut dengan spermiogenesis. Selanjutnya spermatozoa

dilepaskan ke dalam lumen tubulus. Proses pelepasan tersebut dikenal dengan

proses spermiasi (Ilyas, 2007).

Spermatogonium secara garis besar diklasifikasikan ke dalam tiga jenis:

tipe A, tipe intermediet dan tipe B. Tipe spermatogonia A ini dibagi lagi

menjadi tipe AO (disebut juga sel induk) dan tipe Al-A4. Tipe spermatogonium

AO tetap pada membran basal di tubulus seminiferus dan memiliki kemampuan

untuk membelah menjadi dua sel anak, salah satunya menjadi spermatogonium

A1, yang seterusnya lebih lanjut dalam proses spermatogenesis, sedangkan yang

lainnya sebagai sel induk. Pada tikus, spermatogonium A1 kemudian memiliki

enam pembelahan mitosis, dan kemudian mereka menjadi spermatosit prelepton.

Kemudian spermatosit dalam fase meiosis, di mana berkembang menjadi

leptolene, zygotene dan pakiten untuk menjadi spermatosit sekunder di

komponen adluminal dari sel Sertoli dalam tubulus seminiferous. Selama fase

meiosis, masing-masing spermatosit membelah menjadi satu dari empat

spermatid haploid, yang kemudian memasuki fase akrosom, selama akrosom

berkembang. Kondensasi inti dan perpanjangan terjadi berikutnya, diikuti oleh

fase eliminasi dan pelepasan sitoplasma(Krinke, 2000).

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada tikus, 14 tahapan siklus spermatogenesis terjadi di dalam tubulus

seminiferus. Tubulus memiliki susunan ruas, dan setiap potongan melintang

tubula menunjukkan tahapan yang seragam yang melibatkan empat atau lima

generasi di sel germinal dengan sesuai. Tubulus seminiferus di tikus

dikarakterisasi oleh struktur ruas, sedangkan pada manusia dan hewan domestik

lainnya biasanya menunjukkan pola mosaic di beberapa tahap. Pada tikus,

dibutuhkan 12 hari untuk menyelesaikan satu siklus yang terdiri dari 14 tahap.

Spermatogonium tikus membutuhkan empat siklus sampai akhirnya membentuk

spermatozoa, sehingga diperlukan 48 hari untuk menyelesaikan seluruh tahap

spermatogenesis (Krinke, 2000).

2.6.3. Peran Hormon Pada Spermatogenesis

Proses spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon-hormon yang

dihasilkan oleh organ hipotalamus, hipofisis dan testis sendiri. Testes

memproduksi sejumlah hormone jantan yang kesemuanya disebut androgen.

Yang paling poten dari androgen adalah testosterone. Fungsi testosterone adalah

merangsang pendewasaan spermatozoa yang terbentuk dalam tubulus

seminiferous, merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar asesori dan

merangsang pertumbuhan sifat jantan (Partodihardjo,1980).

Spermatogenesis dan pematangan sperma sewaktu bergerak di sepanjang

epididymis dan vas deferens memerlukan androgen. Androgen juga mengontrol

pertumbuhan dan fungsi vesikula seminalis serta kelenjar prostat.

Spermatogenesis hampir seluruhnya terjadi dibawah pengaruh hormon-hormon

yang berasal dari hipofisa, terutama FSH. Hal ini mirip dengan apa yang terjadi

pada ovarium, dimana terjadi pembentukan folikel di bawah pengaruh FSH.

Spermiogenesis adalah lanjutan spermatogenesis yang berlangsung di bawah

peranan LH dan testosterone. Tanpa testosterone spermatozoa tidak dapat

mencapai pendewasaan yang baik.

Spermatogenesisdimulaipada saatpubertaskarena adanyapeningkatan

sekresigonadotropin(FSHdan LH) dari

hipofisisanterior.FSHdianggaphormonpentinguntuk induksispermatogenesis

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

danmerangsang secara langsungpada tubulusseminiferus, karena

spermatogenesislengkappada tikushypophvsectomizeddipulihkanoleh

perlakuanFSHdalam kombinasi denganLHdan testosteron.Di sisi lain, efek

spermatogenesis dari LH, kadang-kadang disebut hormonselinterstisial

yangmerangsang(ICSH) pada priakarena tindakanandrogenikpadasel-sel

Leydigdiinterstitium, dianggap dimediasi olehandrogen, setidaknya pada

tikus.Dalam konteks ini,sekresi LHjuga merangsangsintesistestosteron di

selLeydigpada testis.

Aksi FSH pada spermatogenesis mungkin dimediasi oleh sel Sertoli,

karena hormon peptida tidak dapat secara langsung mencapai spermatosit dan

spermatid melintasi sawar darah testis, yang terbentuk selama 16 - 19 hari

setelah kelahiran. Sebaliknya, testosteron dapat dengan mudah melewati sawar

darah testis dengan difusi (dan mungkin juga oleh beberapa sistem transportasi).

Telah dilaporkan bahwa tingkat testosteron di dalam cairan interstisial (lebih dari

50 ng / mL) pada tikus dewasa jauh lebih tinggi dibanding pada testis (sekitar

30ng/mL) atau cairan vena perifera (kurang dari 10 ng / ml ), menunjukkan aksi

parakrin atau autokrin dari testosteron pada spermatogenesis di testis.

Salah satu peran untuk sel Sertoli adalah produksi androgen yang

mengikat protein, dimana dirangsang oleh FSH dan testosteron. Ini juga telah

menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang tidak diketahui yang

dikeluarkan dari sel Sertoli, sebagai respon untuk merangsang FSH dan

testosteron, mungkin berkaitan dengan spermatogenesis (Krinke, 2000).

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

22 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Mei 2014. Pembuatan

ekstrak dilakukan di laboratorium Penelitian 2 dan di Bidang Botani Pusat Penelitian

Biologi-LIPI Bogor, pemeliharaan dan perlakuan hewan uji di Animal House Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sedangkan untuk pembuatan preparat histologi dilakukan di Laboratorium Patologi

Universitas Indonesia.

3.2. ALAT DAN BAHAN

3.2.1. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender (Phillips), timbangan

analitik (AND GH-202 dan Wiggen Hauser), vacuum rotary evaporator (EYELA),

Freeze Dryer (EYELA FDU-1200), erlenmeyer, beakerglass, batang pengaduk, spatula,

kertas saring, kapas, corong gelas, tabung reaksi, pipet tetes, tanur (Thermo Scientific),

alumunium foil, timbangan hewan (Ohauss), kandang tikus beserta tempat makanan dan

minum, sonde oral, wadah pembiusan, alat bedah minor, kaca objek dan penutupnya, cawan

penguap, Mikropipet (Eppendorf Research plus), mikroskop cahaya (Motic dan Epson) dan

Hemositometer Improved Neubauer (NESCO).

3.2.2. Bahan Penelitian

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah herba dari kemangi (Ocimum

americanumL.) yaitu seluruh bagian tanaman beberapa sentimeter di atas permukaan tanah,

kecuali akar, yang digunakan sebagai simplisia disebut herba.Herba kemangi diiperoleh

pada tanggal 16 Februari 2014 dariDesa Grogol, Kecamatan Limo, Depok dan diambil pada

saat usia tanaman 2 bulan. Sebelum dilakukan penelitian, herba kemangi terlebih dahulu

dideterminasi “Herbarium Bogoriense”, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi– LIPI

Bogor untuk memastikan kebenaran simplisia.

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 70%, pereaksi untuk

penapisan fitokimia (amonia 25% dan 10%; etil asetat; HCl pekat, 10% dan 1%; pereaksi

Dragendorff; pereaksi Mayer; aquadest; lempeng magnesium; butanol; eter; pereaksi

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Liebermann – Burchard; FeCl3 1%; NaOH 1 N; petroleum eter; kloroform), eter,

larutan buffer netral formalin, larutan untuk pembuatan preparat [Hematoksilin-Eosin,

larutan Bouin (asam pikrat, formaldehid 4%, asam asetat), larutan xilol, Alkohol, Parafin]

dan larutan George.

3.2.3. Hewan Uji

Hewan uji yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan strain

Sprague Dawley yang sehat dan fertil berumur 2,5–3 bulan dengan berat badan 180–250

gram yang diperoleh dari peternakan Institut Pertanian Bogor.

3.3. RANCANGAN PENELITIAN

3.3.1. Besar Sampel

Penelitian ini bersifat eksperimental yang terbagi dalam 4 kelompok perlakuan

yang masing–masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih jantan strain Sprague

Dawley (WHO, 2000).

3.3.2. Dosis Perlakuan

Untuk perhitungan dosis yang diberikan dapat dilihat pada Lampiran 2. Pemberian

ekstrak air dilakukan selama 48 hari sesuai dengan siklus spermatogenesis tikus (Krinke,

2000).

Tabel 3.1. Rancangan Percobaan

Kelompok Jumlah Tikus Perlakuan Keterangan

I (kontrol) 5

Tikus diberikan pembawa (Na

CMC 0.5 %)

48 hari

II (dosis rendah) 5

Tikus diberikan ekstrak air herba

kemangi (Ocimum americanum

L.) dalam Na CMC 0.5 % dengan

dosis 1 mg/KgBB

48 hari

III (dosis sedang) 5

Tikus diberikan ekstrak air herba

kemangi (Ocimum americanum

L.) dalam Na CMC 0.5 % dengan

dosis 10 mg/KgBB

48 hari

IV (dosis tinggi) 5

Tikus diberikan ekstrak air herba

kemangi (Ocimum americanum

L.) dalam Na CMC 0.5 % dengan

dosis 100 mg/KgBB

48 hari

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4. PROSEDUR KERJA

3.4.1. Penyiapan Simplisia dan Pembuatan Ekstrak

Sebanyak 155 gr herba kemangi (Ocimum americanum L.) yang berwarna hijau

segar. Herba kemangi yang telah dikumpulkan kemudian dicuci bersih lalu dirajang kecil-

kecil untuk diekstraksi dengan blender menggunakan pelarut air (fresh pressed juice). Hasil

ekstraksi kemudian disaring lalu dikeringkan dengan freezedryer selama 3-4 hari untuk

menarik sisa kandungan air yangmasih terdapat didalam ekstrak.

Nilai hasil rendemen ekstrak dihitung dengan rumus sebagai berikut :

% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑥 100%

3.4.2. Penapisan Fitokimia Ekstrak

1. Identifikasi Alkaloid

Ekstrak dilarutkandengan HCl encer dan disaring.

a. Uji mayer : Filtrat ditambahkan reagen mayer, terbentuk endapan

berwarna kuning menunjukkan adanya alkaloid.

b. Uji wagner : Filtrat ditambahkan reagen wagner, terbentuk endapan

coklat/kemerahan menunjukkan adanya alkaloid.

c. Uji dragendroff : Filtrat ditambahkan reagen dragendroff, terbentuk

endapan merah menunjukkan adanya alkaloid (Tiwari et al., 2011).

2. Identifikasi Saponin, Uji busa/bath

0,5 g ekstrak ditambahkan 5 ml air suling dalam tabung reaksi.

Larutandikocok kuat-kuat dan buih yang stabil diamati. Buih tersebut

dicampur dengan 3 tetes minyak zaitun dan dikocok kuat-kuat setelah itu

diamati apabila terjadi pembentukan emulsi.(Ayoola et al., 2008)

3. Identifikasi Flavonoid

Ekstrak ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH, terbentuk warna kuning

yang pekat. Warna kuning menghilang bila dilakukan penambahan beberapa

tetes asam encer menunjukkan adanya flavonoid (Tiwari et al., 2011).

4. Identifikasi Tanin

Sekitar 0,5 g ekstrak direbus dalam 10 ml air dalam tabung reaksi dan

kemudian disaring. Beberapa tetes 0,1% feri klorida (FeCl3) ditambahkan

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan diamati dimana tannin terhidrolisa memberikan warna biru atau biru-

hitam, sedangkan kondensasi tannin memberikan warna biru-hijau. (Ayoola

et al., 2008)

3.4.3. Pengujian Parameter Spesifik dan Non Spesifik

3.4.3.1. Parameter spesifik

Identitas ekstrak. Deskripsi tata nama :

Nama ekstrak (generik, dagang, paten)

Nama latin tumbuhan (sistematika Botani)

Bagian tumbuhan yang digunakan

Nama Indonesia tumbuhan. (Depkes RI, 2000)

Organoleptik. Penggunaan pancaindera mendeskripsikan bentuk, warna, bau, rasa

sebagai berikut :

Bentuk : padat, serbuk-kering, kental, cair.

Warna : kuning, coklat, dll.

Bau : aromatik, tidak berbau, dll.

Rasa : pahit, manis, kelat, dll.

3.4.3.2. Parameter non spesifik

a. Kadar abu

Prosedur: Lebih kurang 2 g sampai 3 g ekstrak yang telah digerus dan ditimbang

secara seksama dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan

ditara, ratakan. Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan, timbang.

Jika cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas saring melalui

kertas saring bebas abu. Pijar kan sisa kertas dan kertas saring dalam krus yang

sama. Masukkan filtrate ke dalam krus, uap kan, pijar kan hingga bobot tetap,

timbang. Hitung kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

(Depkes RI, 2000)

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.4. Penyiapan Hewan Coba

Tikus jantan diaklimatisasi di laboratorium farmakologi selama 1 minggu. Diberi

makan dan minum secara ad libitum (sesuai dengan kebutuhan) serta ditimbang berat

badannya.Ekstrak air herba kemangi diberikan secara oral menggunakan sonde sekali setiap

hari yaitu pada pagi hari selama 48 hari dengan dosis seperti yang tertera pada tabel

rancangan percobaan (Tabel 1). Pada hari ke-49 masing-masing kelompok tikus dibius

dengan eter hingga tahap anestesi, kemudian dibedah dan diambil testis dan cauda

epididimisnya.

3.4.5. Pembuatan Preparat

Setelah 48 hari, masing-masing hewan coba dikorbankan untuk diambil organ

testisnya. Tikus dibius dengan eterhingga tahap anestesia (pembedahan), kemudian dibedah.

Diambil bagian cauda epididimis dan dihitung jumlah spermatozoa kemudian bagian testis

diambil untuk ditimbang dan dibuat preparat. Pembuatan sediaan mikroanatomi testis

dilakukan di Laboratorium Patologi AnatomiFakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pembuatan preparat dilakukan dengan cara : testis yang telah diambil, difiksasi dalam

larutan Bouin, kemudian didehidrasi dengan etanol seri bertingkat, dan pada akhirnya

ditanamkan dalam paraffin wax. Blok paraffin dipotong dengan ketebalan 5µm dan

dilakukan pewarnaan dengan hematosiklin –eosin (Yotarlai et al., 2011).

3.4.6. Pengukuran Parameter

3.4.6.1. Morfologi Sperma

Sebanyak50 µl suspensi sperma dimasukkan ke tabung reaksi kemudian

ditambahkan 300 µl eosin Y 1%dan dicampur secara perlahan dengan menggunakan pipet.

Sperma diinkubasi pada suhu kamar selama sekitar 45-60 menit untuk memaksimalkan

pewarnaan (Anonimous, 2000).

3.4.6.2. Bobot Testis

Pengukuran bobot testis dilakukan dengan cara menimbang organ testis dengan

timbangan analitik kemudian hasil bobot testis tikus yang diberikan perlakuan dibandingkan

dengan bobot testis tikus kontrol.

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.6.3. Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa

Pengukuran konsentrasi spermatozoa dilakukan dengan cara mengambil

spermatozoa pada cauda epididimis. Spermatozoa yang didapat diletakkan pada kaca arloji

yang berisi cairan NaCl fisiologis 0.9% sebanyak 250 μL. Spermatozoa dimasukkan

kedalam bilik hitung Neubauer (Hemasitometer) sampai kamar Neubauer terisi rata.

Kemudian dihitung jumlah spermatozoa pada salah satu kamar hitung Neubauer dan

selanjutnya ditentukan pengenceran yang akan dilakukan dan jumlah kotak yang akan

dihitung (Tabel 3.2).

Tabel 3.2. Pengenceran yang dilakukan dan kotak yang dihitung

No Jumlah spermatozoa

dalam 1 kotak Pengenceran Kotak yang dihitung

1 > 40 50 kali 5

2 15 – 40 20 kali 10

3 < 15 10 kali 25

Dari jumlah spermatozoa yang diketahui, maka dilakukan pengenceran spermatozoa

berdasarkan jumlah spermatozoa yang terhitung (Ilyas, 2007).

Tabel 3.3. Cara pengenceran

No Pengenceran Pembuatan pengenceran

1 50 kali a. 980 μL larutan George + 20 μL spermatozoa

b. 2.450 μL larutan George + 50 μL spermatozoa

2 20 kali 950 μL larutan George + 50 μL spermatozoa

3 10 kali a. 900 μL larutan George + 100 μL spermatozoa

b. 450 μL larutan George + 50 μL spermatozoa

Poin a dan b menunjukan opsi perlakuan (hanya salah satu yang dipilih).

Setelah dilakukan pengenceran, dilakukan perhitungan spermatozoa dengan jumlah

kotak yang dihitung sesuai dengan jumlah spermatozoa dan cara pengenceran pada tabel

diatas. Kemudian dilakukan pengukuran spermatozoa sesuai rumus di bawah ini (Ilyas,

2007).

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑧𝑜𝑎 = 𝑛 × 10.000 × 𝐹𝑝 ×25

𝑘× 𝑣𝑁𝑎𝐶𝑙

Keterangan: n adalah jumlah spermatozoa yang terhitung. Angka 10.000 merupakan

volume kamar hitung Neubauer. Fp merupakan faktor pengenceran yang dilakukan. Angka

25 menunjukan total kotak kecil yang terdapat dalam kamar hitung Neubauer sedangkan k

merupakan jumlah kotak kecil yang dihitung pada saat pengamatan. vNaCl merupakan

volume NaCl (mL) fisiologis yang digunakan untuk membantu mengeluarkan spermatozoa

dari vas deferens. Perhitungan konsentrasi spermatozoa (Juta/mL) dapat terlihat dari tabel

3.4 berikut.

Tabel 3.4. Rumus Konsentrasi Spermatozoa

No Jumlah kotak yang dihitung Rumus konsentrasi spermatozoa

1 5 n x 10.000 x 50 x 5 x 0,25

2 10 n x 10.000 x 20 x 2,5 x 0,25

3 25 n x 10.000 x 10 x 1 x 0,25

Dari perhitungan jumlah spermatozoa, dapat dihitung pula frekuensi timbulnya

azoospermia. Azoospermia adalah suatu keadaan dimana tidak ada spermatozoa dalam

cairan semen. Sedangkan oligozoospermia adalah suatu keadaan dimana terdapat sedikit

spermatozoa dalam cairan semen (spermatozoa ≤ 20 juta/mL) (WHO, 1999). Penetapan

timbulnya azoospermia dilakukan dengan cara membagi banyaknya individu yang

mengalami azoospermia (Az) dengan banyaknya individu dalam satu kelompok (n)

dikalikan 100% (Kusmana, 2001).

Persentase Azoospermia =𝐴𝑧

𝑛x 100%

3.4.6.4. Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus

Preparat histologi testis tikus diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 100

kali (10 x 10) kemudian difoto. Pengukuran diameter dilakukan pada 100 tubulus

seminiferus yang terpotong bundar dan dipilih secara acak.

3.4.6.5. Tebal Sel Germinal

Preparat histologi testis tikus diamati dibawah mikroskop denganpembesaran 100

kali (10 x 10) kemudian difoto. Pengukuran ketebalan sel germinal dilakukan pada 100

tubulus seminiferus yang terpotong bundar dan dipilih secara acak.

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5. RENCANA ANALISIS DATA

Hasil percobaan yang dianalisis untuk melihat adanya perbedaan yang nyata pada

bobot testis, konsentrasi spermatozoa, ukuran diametertubulus seminiferus dari masing–

masing kelompok perlakuan. Analisis data diolah menggunakan program pengolahan

data statistik SPSS 16 yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji parametrik (one-

way ANOVA) atau non parametrik (Kruskal Wallis). Jika hasil dari uji ANOVA maupun

Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan yang nyata (p ≤ 0,05) maka analisis data

dilanjutkan menggunakan uji Least Significant Difference (LSD).

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Determinasi

Berdasarkan hasil determinasi menunjukan bahwa sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah spesies Ocimum americanumL.(famili Lamiaceae).

4.1.2. Karakterisasi Sampel

Herba kemangi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Desa Grogol,

Kecamatan Limo, Depok. Herba kemangi sebanyak 155 gram yang digunakan sebelumnya

dibersihkan terlebih dahulu dengan air mengalir kemudian diblender dengan aquades

sebanyak 5 liter. Ekstrak air herba kemangi kemudian di freeze dry selama 88 jam (3-4 hari)

dan didapat bobot ekstrak sebesar 31 gram.

4.1.3. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

Kandungan senyawa metabolit sekunder dari ekstrak air herba kemangi

diidentifikasi dengan cara penapisan fitokimia. Kandungan yang diuji antara lain golongan

flavonoid, golongan alkaloid, golongan tannin, dan golongan saponin. Hasil penapisan

fitokimia ekstrak air herba kemangi dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Penapisan Fitokimia

Golongan Hasil

Flavonoid +

Alkaloid -

Tanin +

Saponin -

4.1.4. Hasil Uji Parameter Spesifik dan Non Spesifik

Setelah dilakukan uji penapisan fitokimia pada ekstrak, dilakukan uji parameter

spesifik dan non spesifik dilakukan terhadap ekstrak air herba kemangi, dimana uji

parameter spesifik diantaranya adalah uji identitas ekstrak dan uji organoleptis sedangkan uji

parameter non spesifik yang dilakukan adalah uji kadar abu.

Hasil uji parameter spesifik dan non spesifik ekstrak air herba kemangi dapat dilihat

pada tabel 4.2

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.2. Hasil Uji Parameter Spesifik dan Parameter Non Spesifik

Karakteristik Hasil

Uji Parameter Spesifik

Identitas Ocimum americanum.L

Famili : Lamiaceae

Organoleptis Warna Coklat tua

Bau Kuat

Rasa Pahit

Bentuk Serbuk

Uji Parameter Non Spesifik

Kadar Abu (%b/b) 17.13%

4.1.5. Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus

Hasil pengukuran berat badan tikus baik pada kelompok yang tidak mendapat

perlakuan (kontrol) dan pada kelompok yang mendapat perlakuan dosis rendah (1

mg/KgBB), dosis sedang (10 mg/KgBB), dosis tinggi (100 mg/KgBB) dapat dilihat pada

lampiran 8 dan gambar 5.

Dari data grafik, dapat dilihat terjadi kenaikan berat badan tikus setiap penimbangan

yang dilakukan selama 3 hari sekali. Kenaikan berat badan tikus menunjukkan bahwa tikus

berada dalam kondisi sehat dan telah mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar

kandang meski dalam masa pertumbuhan.

Gambar 5. Hasil rata-rata berat badan (gram) tikus setelah pemberian ekstrak air

herba kemangi selama 48 hari.

020406080

100120140160180200220240260280300320340

17

-Mar

20

-Mar

23

-Mar

26

-Mar

29

-Mar

1-A

pr

4-A

pr

7-A

pr

10

-Ap

r

13

-Ap

r

16

-Ap

r

19

-Ap

r

22

-Ap

r

25

-Ap

r

28

-Ap

r

1-M

ay

4-M

ay

7-M

ay

Be

rat

bad

an t

iku

s (g

ram

)

Tanggal penimbangan

kontrol

rendah

sedang

tinggi

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.6. Hasil Pengukuran Bobot Testis

Hasil pengukuran bobot testis baik pada kelompok yang tidak mendapat perlakuan

(kontrol) dan pada kelompok yang mendapat perlakuan dosis rendah (1 mg/KgBB), dosis

sedang (10 mg/KgBB), dosis rendah (100 mg/KgBB) dapat dilihat pada tabel 4.4 dan

gambar 6.

Tabel 4.4. Rata-rata Bobot Testis Tikus

Kelompok Bobot testis (g)

Kontrol 1.43 ± 0.17

Dosis rendah (1 mg/KgBB) 1.28 ± 0.17

Dosis sedang (10 mg/KgBB) 1.34 ± 0.15

Dosis tinggi (100 mg/KgBB) 1.44 ± 0.13

Keterangan : Angka yang diikuti tanda (*) menunjukkan berbeda bermakna terhadap kelompok

kontrol (p ≤ 0,05).

Gambar 6. Hasil rata-rata bobot testis (gram) setelah pemberian ekstrak air herba

kemangi selama 48 hari.

Data grafik pada gambar 6 menunjukkan tidak terjadinya peningkatan bobot testis.

Data bobot testis yang diperoleh kemudian dilakukan uji statistik dengan one-way ANOVA

dan menunjukkan tidak adanya perbedaan peningkatan secara bermakna (p ≤ 0,05)antara

kelompok kontrol dengan kelompok yang mendapat perlakuan. Data hasil analisis statistik

bobot testis dapat dilihat pada Lampiran 14.

1.4321.282 1.342

1.438

0

0.5

1

1.5

2

0 1 10 100

Bo

bo

t te

stis

(gr

am)

Dosis ekstrak kemangi

Rata-rata Bobot Testis (gram)

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.7. Hasil Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa

Hasil pengukuran konsentrasi spermatozoa baik pada kelompok yang tidak

mendapat perlakuan (kontrol) dan pada kelompok yang mendapat perlakuan dosis rendah (1

mg/KgBB), dosis sedang (10 mg/KgBB), dosis rendah (100 mg/KgBB) dapat dilihat pada

tabel 4.5 dan gambar 7.

Tabel 4.5. Rata-Rata Konsentrasi Spermatozoa Tikus

Kelompok Konsentrasi Sperma (Juta/ml)

Kontrol 58.00 ± 19.113

Dosis rendah (1 mg/KgBB) 59.88 ± 13.341

Dosis sedang (10 mg/KgBB) 61.63 ± 12.003

Dosis tinggi (100 mg/KgBB) 71.88 ± 19.689

Keterangan : Angka yang diikuti tanda (*) menunjukkan berbeda bermakna terhadap kelompok

kontrol (p ≤ 0,05).

Gambar 7. Hasil rata-rata konsentrasi spermatozoa (juta/ml) setelah pemberian

ekstrak air herba kemangi selama 48 hari.

Data grafik pada gambar 7 menunjukkan terjadinya kenaikan konsentrasi

spermatozoa. Namun data konsentrasi spermatozoa yang diperoleh setelah dilakukan uji

statistik dengan one-way ANOVA menunjukkan tidak adanya perbedaan secara bermakna

(p ≤ 0,05)antara kelompok kontrol dengan kelompok yang mendapat perlakuan. Data hasil

analisis statistik konsentrasi sperma dapat dilihat pada Lampiran 15.

58 59.875 61.63

71.875

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 1 10 100Rat

a-ra

ta k

on

sen

tras

i sp

erm

ato

zoa

Dosis ekstrak air herba kemangi (mg/KgBB)

Rata-rata Konsentrasi Spermatozoa

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.8. Hasil Pengamatan Morfologi Sperma

Hasil pengamatan morfologi sperma baik pada kelompok yang tidak mendapat

perlakuan (kontrol) dan pada kelompok yang mendapat perlakuan dosis rendah (1

mg/KgBB), dosis sedang (10 mg/KgBB), dosis rendah (100 mg/KgBB) dapat dilihat pada

tabel 4.6 dan gambar 8.

Tabel 4.6. Rata-Rata Morfologi Sperma Tikus.

Kelompok Morfolgi Sperma Abnormal (%)

Kontrol 8.84 ± 2.08

Dosis rendah (1 mg/KgBB) 7.63 ± 1.29

Dosis sedang (10 mg/KgBB) 7.06 ± 1.15

Dosis tinggi (100 mg/KgBB) 4.22 ± 0.96* Keterangan : Angka yang diikuti tanda (*) menunjukkan berbeda bermakna terhadap kelompok

kontrol (p ≤ 0,05).

Gambar 8. Hasil rata-rata morfologi sperma setelah pemberian ekstrak air herba

kemangi selama 48 hari.

Data grafik pada gambar 8 menunjukkan terjadinya penurunan abnormalitas

morfologi sperma. Data abnormalitas morfologi sperma yang diperoleh kemudian dilakukan

uji statistik dengan one-way ANOVA dan menunjukkan adanya perbedaan secara bermakna

antara kelompok kontrol dengan kelompok dosis tinggi dimana nilai p ≤ 0,05. Data hasil

analisis statistik morfologi sperma dapat dilihat pada Lampiran16.

8.837

7.637.055

5.855

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 1 10 100

Spe

rma

Ab

no

rmal

(%

)

Dosis ekstrak air herba kemangi (mg/KgBB)

Rata-rata morfologi sperma

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.9. Hasil Pengamatan Diameter Tubulus

Hasil pengukuran diameter tubulus baik pada kelompok yang tidak mendapat

perlakuan (kontrol) dan pada kelompok yang mendapat perlakuan dosis rendah (1

mg/KgBB), dosis sedang (10 mg/KgBB), dosis rendah (100 mg/KgBB) dapat dilihat pada

tabel 4.7 dan gambar 9.

Tabel 4.7. Rata-Rata Diameter Tubulus Tikus

Kelompok Diameter Tubulus Seminiferus (nm)

Kontrol 179.83 ± 4.37

Dosis rendah (1 mg/KgBB) 208.33 ± 15.47*

Dosis sedang (10 mg/KgBB) 220.38 ± 19.95*

Dosis tinggi (100 mg/KgBB) 249.04 ± 16.34* Keterangan : Angka yang diikuti tanda (*) menunjukkan berbeda bermakna terhadap kelompok

kontrol (p ≤ 0,05).

Gambar 9. Hasil rata-rata diameter tubulus seminiferus setelah pemberian ekstrak

air herba kemangi selama 48 hari.

Data grafik pada gambar 9 menunjukkan terjadinya peningkatan diameter tubulus

seminiferus pada tikus seiring dengan peningkatan dosis. Data yang diperoleh kemudian

dilakukan uji statistik dengan one-way ANOVA dan menunjukkan adanya perbedaan secara

bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok yang mendapat perlakuan dimana

nilai p ≤ 0,05. Data hasil analisis statistik diameter tubulus seminiferus dapat dilihat pada

Lampiran17.

179.83

208.33220.38

248.04

0

50

100

150

200

250

300

0 1 10 100

Dia

me

ter

Tub

ulu

s Se

min

ife

rus

(µm

)

Dosis Ekstrak Air Herba Kemangi (mg/KgBB)

Diameter Tubulus Seminiferus

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

21.996849

47.968778

69.825121

89.872687

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0 1 10 100

Teb

al S

el

Ge

rmin

al (

µm

)

Dosis Ekstrak Air Herba Kemangi (mg/KgBB)

Tebal Sel Germinal

4.1.10. Tebal Sel Germinal

Hasil pengukuran tebal sel germinal baik pada kelompok yang tidak mendapat

perlakuan (kontrol) dan pada kelompok yang mendapat perlakuan yaitu dosis rendah (1

mg/KgBB), dosis sedang (10 mg/KgBB), dosis rendah (100 mg/KgBB) dapat dilihat pada

tabel 4.8 dan gambar 10.

Tabel 4.8 Rata-Rata Tebal Sel Germinal Tikus

Kelompok Tebal Sel Germinal (nm)

Kontrol 22.00 ± 0.90

Dosis rendah (1 mg/KgBB) 47.97 ± 2.36*

Dosis sedang (10 mg/KgBB) 69.83 ± 4.74*

Dosis tinggi (100 mg/KgBB) 89.87 ± 5.65*

Keterangan : Angka yang diikuti tanda (*) menunjukkan berbeda bermakna terhadap kelompok

kontrol (p ≤ 0,05).

Gambar 10. Hasil rata-rata tebal sel germinal setelah pemberian ekstrak air herba

kemangi selama 48 hari.

Data grafik pada gambar 10 menunjukkan terjadinya peningkatan tebal sel germinal

seiring dengan peningkatan dosis. Data tebal sel germinalyang diperoleh selanjutnya

dilakukan uji statistik dengan one-way ANOVA dan menunjukkan adanya perbedaan secara

bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok yang mendapat perlakuan dimana

nilai p ≤ 0,05. Data hasil analisis statistik tebal sel germinal dapat dilihat pada Lampiran18.

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2. Pembahasan

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah herba kemangi (Ocimum

americanum L.) yang diperoleh dari Desa Grogol, Kecamatan Limo, Depok. Hasil

determinasi dari “Herbarium Bogoriense”, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi– LIPI

Bogor menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan adalah benar Ocimum americanum L.

dari famili Lamiaceae.

Ekstrak herba kemangi diperoleh dengan metode fresh-press juice menggunakan

pelarut air. Pemilihan metode fresh-press juice sebagai metode ekstraksi dikarenakan

melihat dari pelarut air yang mudah tercemar kapang dan lainnya apabila dilakukan proses

maserasi dan juga melihat konsumsi kemangi yang biasa digunakan sebagai lalapan.

Penggunaan pelarut air didasarkan pada sifat air yang universal dan sangat polar dan juga

aman dibandingkan pelarut organik. Senyawa yang memiliki peran sebagai agen fertilitas

yang terkandung pada herba kemangi belum diketahui, karena berdasarkan pengetahuan

penulis, belum ada yang melakukan penelitian mengenai hal tersebut. Oleh karena itu,

penulis memiliki peluang untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan

berdasarkan sifat polar maunpun non polar dari pelarutnya.

Dari 155 gram herba kemangi (Ocimum americanum L.) segar diperoleh 31 gram

ekstrak serbuk, sehingga diperoleh nilai rendemen 20%. Pemeriksaan parameter non

spesifik yang dilakukan adalah kadar abu. Tujuan dari pemeriksaan kadar abu menurut

Depkes RI (2000) adalah untuk mengetahui kandungan mineral yang berasal dari proses

awal hingga menjadi ekstrak. Hasil yang diperoleh pada uji kadar abu ekstrak air herba

kemangi adalah sebesar 17.13%. Ekstrak air herba kemangi kemudian dilakukan penapisan

fitokimia dan diketahui bahwa pada ekstrak air herba kemangi terkandung senyawa tanin

dan flavonoid.

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 ekor tikus jantan galur

Sprague Dawley berusia 8 minggu dengan berat badan rata-rata 200 mg. Tikus kemudian

dibagi menjadi 4 kelompok, dimana masing-masing kelompok berjumlah 5 ekor tikus, yaitu

kelompok I (kontrol), kelompok II (dosis rendah 1 mg/KgBB), kelompok III (dosis sedang

10 mg/KgBB) dan kelompok IV (dosis tinggi 100 mg/KgBB). Pemilihan dosis 1 mg/KgBB,

10 mg/KgBB, 100 mg/KgBB tersebut sebelumnya melihat rasionalitas dan data empiris

penggunaan herba kemangi. Selain itu, dilihat juga data dosis pada uji toksisitas akut ekstrak

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

etanol herba kemangi dimana pada dosis 16000 mg/KgBB tidak terjadi kerusakan pada sel

hati maupun ginjal tikus. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada dosis 16000 mg/KgBB

ekstrak etanol herba kemangi bersifat praktis tidak toksik (Putri, 2013). Hewan uji kemudian

diaklimatisasi selama 1 minggu untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan

yang baru. Selama aklimatisasi, dilakukan pengamatan kondisi umum dan penimbangan

berat badan. Dari pengamatan tersebut diketahui adanya peningkatan berat badan. Hal ini

menunjukkan bahwa tikus telah mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan

meski dalam masa pertumbuhan.

Setelah diaklimatisasi selama 1 minggu, masing-masing tikus kelompok ditimbang

terlebih dahulu untuk disesuaikan dengan dosis ekstrak air herba kemangi yang akan

diberikan. Tikus kemudian diberikan perlakuan dengan ekstrak air herba kemangi rata-rata

sebanyak 1 ml secara oral dengan alat penyekok oral (sonde) selama 48 hari. Sediaan

ekstrak kemangi dibuat dengan mensuspensikan ekstrak dengan Na CMC konsentrasi 0,5%

yang bertujuan untuk meningkatkan kelarutan ekstrak air herba kemangi.Hal tesebut

dilakukan agar ekstrak kemangi terdispersi sempurna dan tidak cepat mengendap. Pada hari

ke-49, tikus diterminasi dengan cara dibius dengan eter. Pada penelitian ini, aktivitas

fertilitas ekstrak air herba kemangi dievaluasi berdasarkan pengaruh terhadap kualitas

sperma dan densitas sel spermatogenesis.

Dari hasil penelitian ini diperoleh data dari beberapa parameter, yaitu : bobot testis,

konsentrasi spermatozoa, morfologi sperma, serta pengamatan histologi diameter tubulus

seminiferus dan tebal lapisan sel germinal. Data-data yang telah diperoleh selanjutnya

dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan kemudian dilakukan uji Anova atau uji

Kruskal Wallis BNT (LSD). Sebagai data tambahan, data berat badan tikus diambil tanpa

dilakukannya uji statistik, karena bukan parameter dalam penelitian ini.

Data rata-rata bobot testis yang diperoleh diambil dengan cara menimbang sepasang

testis dari 20 ekor tikus jantan, kemudian data rata-rata bobot testis tersebut dilakukan uji

normalitas, uji homogenitas dan uji Anova. Hasil data uji normalitas Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan bahwa data berat testis terdistribusi normal (p ≥ 0.05). Selanjutnya data di uji

Anova, dari data dapat dilihat bahwa tidak terjadi peningkatan bobot testis. Hal tersebut

diduga dikarenakan belum tercapainya dosis ekstrak air dari herba kemangi yang paling

optimal, sehingga tidak terjadi peningkatkan bobot testis.

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selain bobot testis, konsentrasi spermatozoa juga dihitung guna mengetahui

pengaruh ekstrak air herba kemangi terhadap konsentrasi spermatozoa pada tikus.

Spermatozoa yang diamati berasal dari cauda epididimis. Dasar pemilihan bagian cauda

epididimis adalah spermatozoa dari tubulus seminiferus langsung masuk ke epididimis dan

juga epididimis merupakan tempat pematangan spermatozoa sebelum diejakulasian keluar

tubuh, sehingga diperkirakan bahwa konsentrasi spermatozoa yang telah matang paling

banyak terdapat dibagian cauda epididimis.

Hasil data konsentrasi tikus yang didapat menunjukkan kenaikan pada dosis rendah,

dosis sedang, dan dosis tinggi yang kemudian dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan

uji Anova. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Sminorv menunjukkan bahwa data konsentrasi

spermatozoa terdistribusi normal (p ≥ 0.05). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa

peningkatan konsentrasi sperma tidak bermakna secara statistik karena nilai P ≤ 0.05.

Parameter yang diamati selanjutnya adalah morfologi sperma. Menurut Rafiqa et al

(2013), abnormalitas sprematozoa dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.

Abnormalitas primer merupakan spermatozoa yang mengalami kelainan pada saat proses

spermatogenesis. Spermatozoa yang abnormal meliputi kepala yang terlampau besar atau

terlampau kecil, kepala pendek, kepala pipih memanjang, kepala rangkap dan ekor ganda.

Abnormalitas sekunder merupakan spermatozoa yang mengalami kelainan setelah

meninggalkan tubulus seminiferus yang ditandai dengan ekor putus, kepala tanpa ekor dan

kepala pecah (Fitriani et al, 2010). Morfologi spermatozoa menurut Nugraheni et al (2003),

merupakan salah satu faktor yang menentukan fertilitas spermatozoa. Abnormalitas primer

dari spermatozoa di dalam testis dikarenakan kesalahan spermatogenesis ataupun

spermiogenesis yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keturunan, penyakit, dan

pengaruh lingkungan yang buruk (Salisbury dan Vandemark, 1985).

Data rata-rata morfologi sperma abnormal didapat dengan cara melihat apusan

sperma di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x. Morfologi abnormal yang diamati di

antaranya adalah leher patah, tanpa kepala, kepala pipih, kepala rangkap, tanpa ekor dan

ekor patah. Hasil data rata-rata morfologi sperma kemudian dilakukan uji normalitas, uji

homogenitas dan uji Anova. Data hasil uji Kolmogorov-Sminorv menunjukkan bahwa data

morfologi sperma terdistribusi normal (p ≥ 0.05) dan data morfologi sperma yang abnormal

menunjukkan terjadinya penurunan sperma abnormal seiring dengan peningkatan dosis.

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil data kemudian diuji one-wayAnova dan menujukkan bahwa morfologi sperma

abnormal bermakna secara statistik antara kelompok kontrol dengan kelompok dosis tinggi

karena nilai P ≤ 0.05.

Penelitian yang dilakukan oleh Titisari (2003) menunjukkan bahwa minyak Nigella

sativa dapat menurunkan abnormalitas morfologi sperma, dimana tanaman tersebut

mengandung senyawa antioksidan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mujahidatul

(2012) menunjukkan terjadi penuruan abnormalitas morfologi sperma pada mencit yang

diberi vitamin C.

Menurut teori, di dalam bagian testis terdapat lobuli-lobuli yang di dalamnya terdiri

atas saluran-saluran kecil yang bergulung disebut dengan tubulus seminiferus yang

berfungsi menghasilkan dan berisi spermatozoa (Toelihere, 1985). Perubahan histopatologi

dari testis dapat dijadikan dasar fungsi spermatogenesis terutama dalam tubulus seminiferus

(Larasati, 2013). Selain itu, pengukuran diameter tubulus seminiferus dapat digunakan

untuk memprediksi produksi sperma (Krishnalingam et al, 1982). Menurut Juniarto (2004),

ukuran dari diameter tubulus seminiferus sendiri dapat menggambarkan proses aktif dari

spermatogenesis.

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan diameter tubulus seminiferus. Hasil

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak air herba kemangi pada dosis 1 mg/KgBB, 10

mg/KgBB, dan 100 mg/KgBB terjadi peningkatan diameter tubulus seminiferus. Hasil data

statistik pengukuran diameter tubulus seminiferus menunjukkan perbedaan bermakna (p ≤

0.05) antara kelompok kontrol dengan seluruh kelompok perlakuan dimana peningkatan

diameter tubulus seminiferus terjadi seiring dengan meningkatnya dosis ekstrak air herba

kemangi yang diberikan pada tikus.

Pengamatan yang dilakukan selanjutnya adalah tebal sel germinal. Menurut Russell

et al (1990), dalam testis terdapat dua komponen penting yaitu komponen spermatogenesis

dan komponen interlobular. Sel germinal dan sel sertoli pada tubulus seminiferus

merupakan komponen spermatogenesis. Sedangkan sel interstesial Leydig dan jaringan

peritubular serta sistem limfatik dan sistem vaskular merupakan komponen interlobular

(Loegiono, 2013). Pengamatan dilakukan dengan mengukur tebal sel germinal pada tubulus

seminiferus dari preparat histologi testis dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan

perbesaran 100x. Hasil data statistik pengukuran tebal sel germinal menunjukkan perbedaan

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bermakna (p ≤ 0.05) antara kelompok kontrol dengan seluruh kelompok perlakuan dimana

peningkatan tebal sel germinal terjadi seiring dengan meningkatnya dosis ekstrak air herba

kemangi yang diberikan kepada tikus.

Peningkatan dalam proses spermatogenesis yang terlihat pada diameter tubulus

seminiferus, tebal sel germinal, dan morfologi sperma dari pengamatan di atas berhubungan

erat dengan aktivitas senyawa yang terkandung dalam ekstrak air pada herba kemangi. Dari

hasil penapisan fitokimia, ekstrak air herba kemangi menunjukkan terdapat senyawa tanin

dan flavonoid. Walaupun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan

senyawa tanin dan flavonoid, namun senyawa-senyawa tersebut telah dilaporkan pada

beberapa penelitian dapat meningkatkan proses spermatogenesis dengan berbagai

mekanisme yang berbeda-beda. Flavonoid pada rebung bambu tabah (Gigantovhloa

nigrociliata) (Sukmaningsih et al, 2012), flavonoid pada daun gandarusa (Justicia

gendarusa Burm.f) (Nita Lukitawati et al, 2011), flavonoid pada jeruk (Citrus sinesis)

(Khaki et al, 2011).

Flavonoid memiliki peran utama dalam mengobati atau memperlambat penyakit

kronis, termasuk antioksidatif, antikarsinogenik dan antiinflamasi (Khaki et al, 2011).

Antioksidan berperan dalam melindungi DNA dan molekul penting lainnya dari oksidasi

dan kerusakan, dan dapat meningkatkan kualitas sperma sehingga dapat meningkatkan

kesuburanpria (Yang et al, 2006).

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesuburan pria yaitu stres

oksidatif (OS) (Agarwal dan Prabakaran, 2005). Menurut Arabi et al (2011), stres oksidatif

diketahui memainkan peran penting dalam kerusakan sperma. Stres oksidatif dapat terjadi

ketika Reactive Oxygen Species (ROS) diproduksi secara berlebihan atau terjadi gangguan

mekanisme pertahanan antioksidan sehingga berbahaya bagi spermatozoa (Agarwal et al.

2005). Spermatozoa rentan terhadap ROS karena pada membran plasma dan sitoplasma

mengandung sejumlah besar asam lemak tak jenuh ganda sehingga rentan terhadap

peroksidasi lipid (Agarwal et al. 2005). ROS merupakan metabolit yang berasal dari oksigen

dimana dapat memodifikasi fungsi sel dan membahayakan kelangsungan hidup sel (Agarwal

et al. 2005). Di sisi lain ROS dapat memiliki efek menguntungkan atau merugikan pada

fungsi sperma tergantung pada sifat dan konsentrasinya. ROS dalam konsentrasirendah

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mempunyai peran yang sangat penting dalam mengendalikan motilitas (Taufiqurraehman,

2012).

Seperti yang diduga oleh Setyo Kurniawan (2013), kandungan arginin pada daun

kemangi diduga dapat memperkuat daya tahan sperma dan mencegah kemandulan, hal

tersebut didukung oleh penelitian ekstrak rimpang Zingiber officinale roscoe var yang

mengandung arginin yang dapat meningkatkan motilitas dan konsentrasi spermatozoa

(Mahendra, 2009).

Arginin merupakan asam amino non-esensial dan bersifat polar yang sangat

diperlukan dalam sintesis protein dan memiliki peran penting dalam sistem ketahanan tubuh

dan imunitas seluler. Selain itu, arginin berperan aktif dalam proses pembentukan

spermatozoa (Srivastava et al., 2006). Gassner dan Hopwood (1952) mengemukakan bahwa

beberapa asam amino dalam seminal plasma memiliki peran penting dalam metabolisme

dan motilitas spermatozoa (Srivastava et al., 2006).

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

43 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberian ekstrak air herba kemangi (Ocimum americanum L.) pada tikus

jantan strain Sprague-Dawley dengan dosis 1 mg/KgBB, 10 mg/KgBB, dan

100 mg/KgBB tidak dapat meningkatkan bobot testis dan konsentrasi

spermatozoa secara bermakna dibandingkan kontrol, namun dapat

menurunkan abnormalitas morfologi sperma secara bermakna dibandingkan

dengan kontrol.

2. Pemberian ekstrak air herba kemangi (Ocimum americanum L.) pada tikus

jantan strain Sprague-Dawley dengan dosis 1 mg/KgBB, 10 mg/KgBB, dan

100 mg/KgBB dapat meningkatkan diameter tubulus seminiferus dan tebal

sel germinal secara bermakna dibandingkan dengan kontrol.

3. Ekstrak air herba kemangi (Ocimum americanum L.) berpotensi sebagai agen

fertilitas karena dapat meningkatkan proses spermatogenesis dan

menurunkan kerusakan pada sperma.

1.2. SARAN

Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut adalah :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis yang sama untuk

mengetahui pengaruh ekstrak air herba kemangi terhadap kadar hormonal

(FSH, LH, dan testosteron dalam serum darah).

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai isolasi senyawa untuk

mengetahui struktur senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas

antifertilitas.

3. Perlu dilakukan uji fertilitas atau uji kehamilan dengan menggunakan tikus

betina.

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Daftar Pustaka

Agarwal A., Prabakaran S.A., 2005. Mechanism, measurement and prevention of

oxidative stress in male reproductive physiology. Indian Journal of

Experimental Biology43, 963-974.

Arabi, M., Anand, R.J.K., Kanwar, U.K., 2001. Analysis of the impact of caeffine on

membrane integrity, redox ratio and GST in human ejaculated sperm:

Effectiveness of antioxidants. Proceedings of VIIth International Congress of

Andrology, Montreal, Quebec, Canada, pp. 365-69.

Astuti. S et al. 2008. Kualitas Spermatozoa Tikus yang Diberi Tepung Kedelai Kaya

Isoflavon, Seng (Zn) dan Vitamin E. Media Peternakan. Vol 32. No. 1

Atikasari, Rinda Gita. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun(Cyclea barbata L.

Miers) Terhadap Morfologi Spermatozoa Mencit Balb/C Jantan Yang

Dipapar Asap Rokok. S1, Universitas Diponegoro.

Ayoola. GA. Coker. HAB, Adesegun. SA, Adepoju-Bello. AA, Obaweya. K,

Ezennia. EC, Atangbayila. TO. 2008. Phytochemical Screening and

Antioxidant Activities of Some Selected Medicinal Plants Used for Malaria

Therapy in Southwestern Nigeria. Tropical Journal of Pharmaceutical

Research. 7 (3)

Depkes RI. 1985. Kodifikasi Peraturan Perundang-Undangan Obat Tradisional. Ed

ke-3. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan

Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Dirjen POM

Ditjen POM, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Faranita, O.V.2009. Kualitas Spermatozoa Pada Tikus Wistar Jantan Diabetes

Melitus.Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran

UniversitasDiponegoro. Semarang.

Fawcett DW. 2002. Buku Ajar Histologi Bloom & Fawcetr. 12th

ed Trans Tambayong

J. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. Hal : 687.

Fitriani., Eriani, Kartini., Sari, Widya., 2010. The Effect of Cigarettes Smoke

Exposured Causes Fertility of Male Mice (Mus musculus). Jurnal Biologi,

FMIPA Unsyiah. Darussalam. Banda Aceh.

Hadipoentyanti, Endang., Wahyuni, Sri. 2008. Keragaman Selasih (Ocimum spp.)

Berdasarkan Karakter Morfologi Produksi dan Mutu Herba.Jurnal

Litri, Vol 14(4). hal. 141-148

Heffner, L.J., Schust, D.J. 2005. At a Glance Sistem ReproduksiEdisi 2. Jakarta:

Erlangga. Hal : 26-27

Hestiantoro A. 2011. Infertilitas. Dalam: Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editor.

Ilmu kandungan edisi ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. hlm. 425-35

I, Taufiqurraehman. 2012. Peran Ros Terhadap Fungsi Spermatozoa. Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung.

Ilyas, S. 2007. Azoospermia dan Pemulihannya Melalui Regulasi Apoptosis Sel

Spermatogenik Tikus (Rattus sp) Pada Penyuntikan Kombinasi TU & MPA.

Disertasi. Program doktor IlmuBiomedik FKUI.

Juniarto, A.Z. (2004). Perbedaan Pengaruh Pemberian Ekstrak Pasak Bumi dan

Purwaceng Terhadap Spermatogenesis Tikus Galur Spraguey Dawley. Tesis.

Program Magister Ilmu Biomedik Universitas Diponegoro. Semarang.

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Khaki, Arash., Fathlazad, Fatemeh., Nouri, Mohammad., Khaki, Amir Afshin.,

Ghanbari, Zahra., Ghanbari, Maryam., Ouladsahebmadarek, Elaheh., Javadi,

Layla., Farzadi, Laya. 2011. Anti-oxidative Effects of Citro Flavonoids on

Spermatogenesis in Rat. African Journal of Pharmacy and Pharmacology

Vol. 5(6), pp. 721-725.

Krinke, G. J. 2000. The laboratory rat. San Diego, CA: Academic Press. Hal : 150-

152.

Krishnalingam V, Ladds PW, Entwistle KW, Holroyd RG. 1982. Quantitative

macroscopic and histological study of testicular hypoplasia in Bos indicus

strain bulls. Res Vet Sci.(2):131-9.

Kurniawan, Setyo. 2013. Daun kemangi, bawang merah, bawang putih & bengkuang,

terapi herbal kesehatan & kecantikan. Yogyakarta : DIVA press.

Larasati, Widya. 2013. Uji Antifertilitas Ekstrak Etil Asetat Biji Jarak Pagar

(Jatropha CurcasL.) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Galur

Sprague DawleySecara In Vivo. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Loegiono, Dharma Christian., Farida, Mia Nur., Kasenda, Reynaldo. 2013. Potensi

Ekstrak Teh Hijau (Camelia sinensis) untuk Mengurangi Penurunan Kualitas

Sperma Akibat Polusi Padat Kendaraan di Jalan.Yogyakarta. Universitas

Gajah Mada.

Lukitawati, Nita., Lestari, Fetri., Choesrina, Ratu. Efek Ekstrak Daun Gandarusa

(Justicia gendarusa Burm.f) Terhadap Sistem Reproduksi dan Kualitas

Spermatozoa Serta Reversibilitasnya Pada Mencit Jantan Galur

WistarWebster. Universitas Islam Bandung. Bandung.

Mascarenhas, Maya N., Flaxman, Seth R., Boerma, Ties., Vanderpoel, Sheryl.,

Stevens, Gretchen A. 2012. National, Regional, and Global Trends in

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Infertility Prevalence Since 1990: A Systematic Analysis of 277 Health

Surveys. Plos Medicine. Vol 9 (2).

Mahendra, Tirta. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber

officinale roscoe var. rubrum) Terhadap Motilitas dan Konsentrasi

Spermatozoa Tikus Putih (Rattus Novergicus) Jantan. Fakultas Kedokteran

Hewan, Universitas Airlangga. Surabaya.

Musfiroh, Mujahidatul., Muslim, Rifki., Wijayahdi, Noor. 2012. Pengaruh Minyak

Nigella sativa terhadap Kualitas Spermatozoa Tikus Wistar yang Terpapar

Asap Rokok. J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 5.

Nugraheni, Titisari., Astirin, Okid Prama., Widiyani, Tetri. 2003. Pengaruh Vitamin

C terhadap Perbaikan Spermatogenesis dan Kualitas Spermatozoa Mencit

(Mus musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tembakau (Nicotiana tabacum

L.). Jurnal Biologi FMIPA, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Nurcahyanti, Agustina. D. R., dkk. 2011. Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri

Ekstrak Polar dan Non Polar Biji Selasih (Ocimum sanctum Linn). Jurnal

Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XXII, No.1

Oetjen, Georg-Wilhem & Haseley, Peter. 2004. Frezz-Drying. From Germany

:WILEY-VCH Verlag Gmbh & Co.KGaA

Partodihardjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara. Hal : 114.

Puspitasari, Juli Dwiandi. 2012. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Air Campuran Daun

Sirih (Piper Betle L.), Gambir (Uncaria Gambir R.), Dan Kapur Sirih (Cao)

Secara In Vivo. Skripsi. Program Studi Farmasi, FKIK UIN Syarif

Hidayatullah. Jakarta.

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Putri, Eka., Nurmeilis, Febriani, Ajeng Ayu. 2013. Acute Toxicity Test of Ethanol

Extract of Kemangi (Ocimum canum Sims) on Male White Mice. Skripsi.

Program Studi Farmasi, FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Rafiqa, A., Ramadhan., Tureni, Dewi., The Influence of The Extract of Netherland

Eggplant Fruit (Solanum bataceum) Towards Morphology and Motility Of

Spermatozoa of Mice (Mus musculus). 2013. Jurnal Biologi FMIPA,

Univesitas Tadulako. Sulawesi Tengah.

Russell, L.D., R.A. Ettlin, A.P.S Hikim, and E.D. Clegg. 1990. Histological

andHistopathological Evaluation of the Testis. Cache River Press, Clearwater

Salisbury, G.W. dan N.L. Vandemark. 1988. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi

Buatan pada Sapi. Penerjemah: Djanuar, R.. Yogyakarta: UGM Press.

Sangeetha, K., B, Suganthi., R Priya, Amutha., 2013. Evaluation of Antioxidant

Potential in Ocimum Americanum. International Journal Pharmacy vol. 20(1).

Sari, Nana. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Pasangan Usia

Subur Tentang Infertilitas di Yayasan Klinik Bersalin Hj. Darnelis Zam

Darussalam Banda Aceh. STIKes U’budiyah. Banda Aceh

Sarma, D. Sai Koteswar and Babu, A. Venkata Suresh. 2011. Pharmacognostic and

phytochemical studies of Ocimum americanum. Journal of Chemical and

Pharmaceutical Research., Volume 3, Nomor 3. Hal. 337 – 347

Sharlip, I. D., Jarow, J. P., Belker, A. M., Lipshultz, L. I., Sigman, M., Thomas, A. J.,

et al. (2002). Best practice policies for male infertility. Fertility and Sterility,

77, 873–882.

Siemonsma, J. S., and Piluek, K. 1994. Plant Resources of South – East Asia No.

8 Vegetables. Prosea Foundation. Bogor.

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Siti Sopia et al. 2009. Pengaruh Pemberian Minyak Jintan Hitam (Nigella sativa)

Terhadap Motilitas Spermatozoa Tikus Wistar Hiperlipidemia. S1,

Universitas Diponegoro.

Smith, Mangkoewijoyo.S, 1998. Pemeliharaan,Pembiakan dan Penggunaan Hewan

Percobaan di Daerah Tropis. Edisi 1. : Jakarta: UI Press. Hal : 37-39.

Srivastava S., P. Desai, E. Coutinho, G.Govil. 2006. Mechanism of Action of L-

Arginine on the Vitality of Spermatozoa is Primarily Through Increased

Biosynthesis of Nitric Oxide. Tata Institute of Fundamental Research. India.

Biology of Reproduction Journal. Volume 74. 954 -958.

Suckow, M.A., Weisbroth, S.H., Franklin, C.L. (2006).The Laboratory Rat (Second

Edition). USA: Elsevier Inc. Page: 113.

Sukmaningsih , A.A.Sg.A., Widia,I Wayan., Antara, Nyoman Semadi., Kencana,

Pande Diah., Gunam, Ida Bagus Wayan. 2012. Rebung Bambu Tabah

(Gigantochloa nigrociliata) Sebagai Bahan Afrodisiak pada Tikus Putih

(Rattus norvegicus) Jantan. Pusat Studi Ketahanan Pangan Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Udayana. Bali.

Sunitha. K, Begum, Nasreen. 2013. Immunomodulatory Activity of Methanolic

Extract of Ocimum Americanum Seeds. International Journal of Research In

Pharmacy and Chemistry.

Toelihere, M.R. 1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa.

Bandung.

United States Departement of Agriculture. Classification for Kingdom Plantae Down

to Species Ocimum canum Sims. [online].

http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=profile&symbol=OC

CA4&display=31

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Viensa Pradipta. 2013. Pengaruh Ekstrak Daging Biji Karabenguk Asal Bantul

(Mucuna Pruriens) Terhadap Fertilitas Mencit Albino Jantan (Mus

Musculus). S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

William O. R. 2005. Functional Anatomy and Physiology of Domestic Animals Third

Edition. USA: Baltimore, Maryland. Male Reproduction chapter 13 hal 379-

399.

World Health Organization. (1999). WHO laboratory manual for the examination of

human semen and semen-cervical mucus interaction, 4th ed. Cambridge:

Cambridge University Press, p.1–86.

World Health Organization. 2000. General Guidelines for Methodologies on

Research and Evaluation of Traditional Medicine. Geneva: World Health

Organization.

World Health Organization. 2014.

www.who.int/reproductivehealth/topics/infertility/definitions/en/index.html.

16th

February, 2014.

Yang HS, Han DK, Kim JR, Sim JC. 2006. Effects of Alpha-tocopherol on

Cadmium-Induced Toxicity in Rat Testis and Spermatogenesis. J.Korean

Med. Sci., 21: 445-451.

Yotarlai, S., Chaisuksunt, V., Saenphet, K., Sudwan, P. 2011. Effects of Boesenbergia

rotunda juice on sperm qualities in male rats. Journal of medicinal plants

research. 5 (16) : 3861-3876.

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Alur Penelitian

Penapisan fitokimia

Parameter non

spesifik

Dibersihkan & ditimbang

Determinasi

Herba kemangi (Ocimum

americanum L.)

Penapisan fitokimia

Parameter non spesifik

Diblender dengan air

Freeze drying

Ekstrak kering

Pemberian ekstrak pada

tikus secara per oral

selama 48 hari

Saring

Hewan uji : tikus jantan

galur Sprague-Dawley

Tikus diaklimatisasi

selama 1 minggu

Hewan uji di kelompokkan

secara acak berdasarkan

perlakuan (@dosis 5 ekor) :

- Dosis rendah (1 mg/KgBB)

- Dosis sedang (10 mg/KgBB)

- Dosis tinggi (100 mg/kgBB)

Pada hari ke-49 tikus

dikorbankan dan diambil organ

reproduksinya

Cauda epididimis Testis

Dihitung bobot testis Dibuat perparat histologi

Pengukuran diameter

tubulus seminiferus

Pengukuran tebal sel

germinal

Pengukuran konsentrasi

sperma

Morfologi

sperma

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Perhitungan Dosis Ekstrak Herba Kemangi

Untuk perhitungan dosis uji ekstrak herba kemangi digunakan rumus sebagai

berikut:

VAO =Dosis ( mg kg BB ) x Berat Badan ( kg )

Konsentrasi (mg ml)

1. Dosis rendah ( 1 mg/kg )

VAO =Dosis ( mg kg BB ) x Berat Badan ( kg )

Konsentrasi (mg ml)

1 ml =1 mg x 0,25

Konsentrasi (mg ml )

Konsentrasi = 0,25 mg/ml

Dibuat 5 ml = 5 ml x 0,25 mg = 1.25 mg/5 ml

2. Dosis sedang ( 10 mg/kg )

VAO =Dosis ( mg kg BB ) x Berat Badan ( kg )

Konsentrasi (mg ml)

1 ml =10 mg x 0,25

Konsentrasi (mg ml )

Konsentrasi = 2.5 mg/ml

Dibuat 5 ml = 5 ml x 2.5 mg = 12.5 mg/5 ml

= 12.5 mg/5 ml

3. Dosis tinggi ( 100 mg/kg )

VAO =Dosis ( mg kg BB ) x Berat Badan ( kg )

Konsentrasi (mg ml)

1 ml =100 mg x 0,25

Konsentrasi (mg ml )

Konsentrasi = 25 mg/ml

Dibuat 5 ml = 5 ml x 25 mg = 125 mg/5 ml

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Gambar Alat dan Bahan Penelitian

Gambar 11. Blender

(Philips)

Gambar 12. Timbangan

analitik (OGAWA SEIKI)

Gambar 13. Oven

(Memmert)

Gambar 14. Tanur

(Thermo Scientific)

Gambar 15. Vacum rotary

evaporator (EYELA)

Gambar 16.Freeze dryer

Gambar 17. Timbangan

hewan (SF-400A)

Gambar 18. Tikus putih

jantan strain SD

Gambar 19. Alat bedah

minor

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 20. Kandang

tikus beserta tempat

makanan dan minum

Gambar 21.

Hemasitometer Improved

Neubauer (NESCO) Gambar 22. Vortex

(Wiggen Hauser)

Gambar 23. Mikroskop

cahaya (1)

Motic, 2)

Epson)

Gambar 24. Mikropipet

(Eppendorf Research Plus)

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Gambar Kegiatan Penelitian

Gambar 25. Herba

kemangi

Gambar 26. Ekstrak kering

herba kemangi Gambar 27. Proses

Fresh-press juice

Gambar 28. Penyaringan maserat

Gambar 29. Pemekatan

ekstrak dengan vacum rotary

evaporator

Gambar 30. Pembuatan

suspensi Na CMC 0.5%

Gambar 31. Pembuatan

suspensi ekstrak air

herba kemangi

Gambar 32 . Penyondean

tikus

Gambar 33.

Penimbangan bobot

testis

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 34. Proses

pengenceran

spermatozoa dengan

larutan George

Gambar 35. Proses

pengenceran sperma dengan

larutan eosin

Gambar 36.

Penghomogenan

spermatozoa dengan

vortex

Gambar 37. Pemasukan

spermatozoa ke dalam

bilik hitung

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Air Herba Kemangi

Penapisan Ekstrak Hasil Uji Penapisan Keterangan Gambar

Alkaloid

1) Filtrat sebelum diberi

pereaksi.

2) (-) Alkaloid setelah

diberi pereaksi

Dragendorff.

Flavonoid

1) Filtrat ditambahkan

beberapa tetes larutan

NaOH, terbentuk warna

kuning yang pekat.

2) (+) Flavonoid, warna

kuning menghilang

setelah penambahan

asam encer.

Tanin 1) Filtrat ekstrak

sebelum ditambahkan

FeCl3 0.1%.

2) (+) Tanin setelah

ditambahkan FeCl3

memberikan warna biru

hijau.

Saponin 1) Sebelum dilakukan

pengocokan.

2) (-) Saponin :

busa.buih tidak stabil

setelah dikocok kuat-

kuat.

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Perhitungan Rendemen dan Kadar Abu

1. Perhitungan Rendemen

Berat serbuk simplisia yang diekstraksi = 115 g

Berat ekstrak kering yang didapat = 31 g

% Rendemen = Berat ekstrak kering yang didapat

Berat serbuk simplisia yang di ekstraksi𝑥 100%

=31

115x 100 %

= 20 %

2. Penetapan Kadar Abu

Bobot cawan = 25.1947

Bobot sampel = 2. 0932

Bobot akhir = 25.5525

% Kadar Abu =Bobot akhir − Bobot cawan

Bobot sampelx 100%

=25.55 − 25.19

2.09x 100%

= 17.09 %

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus

No. Tanggal Rata-rata Berat Badan Tikus Tiap Kelompok (Gram)

I II III IV

1. 20 Maret 2014 236 200 202 228

2. 25 Maret 2014 239.4 207.8 215 235

3. 28 Maret 2014 253.2 221 230.2 246

4. 31 Maret 2014 257.2 228.5 229.4 256.2

5. 3 April 2014 258.8 237.6 230 252.8

6. 6 April 2014 263.8 242 243.4 256

7. 9 April 2014 262 239.2 238.2 256

8. 12 April 2014 273 251 247.3 263.8

9. 15 April 2014 274.8 259 250.8 269.4

10. 18 April 2014 283.4 268.8 254.2 272.6

11. 21 April 2014 287.2 262.4 259.6 278.6

12. 23 April 2014 292.8 266.8 260.8 286

13. 28 April 2014 298.8 269.6 267.4 278.6

14. 1 May 2014 299.8 268.6 271.4 288.6

15. 4 May 2014 308.4 281.8 277 293.4

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Hasil Pengukuran Bobot Testis

No Kelompok Hewan

Uji

Bobot Testis

(gram)

Rata-rata Bobot

Testis TiapTikus

(gram)

Rata-rata Bobot

Testis Tiap

Kelompok (gram) Kanan Kiri

1. Kontrol 1 1.30 1.20 1.25

1.43 ± 0.17

2 1.26 1.27 1.26

3 1.63 1.62 1.63

4 1.57 1.51 1.54

5 1.50 1.46 1.48

2. Dosis rendah

(1 mg/kgBB)

1 1.14 1.24 1.19

1.28 ± 0.17

2 1.29 1.21 1.25

3 1.16 1.17 1.17

4 1.57 1.58 1.57

5 1.26 1.20 1.23

3. Dosis sedang

(10 mg/kgBB)

1 1.44 1.44 1.44

1.34 ± 0.15

2 1.40 1.31 1.35

3 1.17 1.14 1.16

4 1.23 1.24 1.23

5 1.56 1.49 1.53

4. Dosis tinggi

(100

mg/kgBB)

1 1.61 1.67 1.64

1.44 ± 0.13

2 1.36 1.36 1.36

3 1.29 1.31 1.30

4 1.45 1.46 1.45

5 1.43 1.44 1.44

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Hasil Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa

No Kelompok

HewanUji

(No.

Tikus)

Jumlah

Spermatozoa

dalam 10 Kotak

(Ekor)

Konsentrasi

Spermatozoa

(Juta/mL)

Rata-rata

KonsentrasiTiap

Tikus (Juta/ml)

Rata-rata

Konsentrasi

Tiap Kelompok

(Juta/ml) ± SD Kanan Kiri Kanan Kiri

1 Kontrol 1 54 59 67.50 73.75 70.63

58± 19.11

2 43 42 53.75 52.50 53.13

3 39 26 48.75 32.50 40.63

4 23 43 28.75 53.75 41.25

5 56 79 70.00 98.75 84.38

2 Dosis

Rendah

(1

mg/KgBB)

1 38 49 47.50 61.25 54.38

59.88± 13.34

2 17 49 21.25 61.25 41.25

3 36 67 45.00 83.75 64.38

4 59 65 73.75 81.25 77.50

5 51 48 63.75 60.00 61.88

3 Dosis

Sedang

(10

mg/KgBB)

1 30 55 37.50 68.75 53.13

61.63± 12.00

2 53 35 66.25 43.75 48.75

3 65 62 81.25 77.55 79.40

4 34 70 42.50 90.00 66.25

5 39 58 48.75 72.50 60.63

4 Dosis

Tinggi

(100

mg/KgBB)

1 51 104 63.75 130.00 96.88

71.88± 19.69

2 42 100 52.50 125.00 88.75

3 37 46 46.25 57.50 51.88

4 50 46 62.50 57.50 60.00

5 46 53 57.50 66.25 61.88

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Hasil Perhitungan Morfologi Sperma

No Kelompok

Hewan

Uji

(No.

Tikus)

Jumlah

Sperma

yang

Dihitung

Morfologi

Sperma

Abnormal

Persen Sperma

Abnormal (%)

Total

Persen

Sperma

Abnormal

Tiap

Kelompok

Rata-rata

Persen Sperma

Abnormal (%)

Total Persen

Sperma

Abnormal Tiap

Kelompok (%) Head Tail Head Tail Head Tail

1 Kontrol 1 200 9.16 11.25 4.58 5.63 10.21

4.23 4.61 8.84 ± 2.08a

2 200 9.91 5.16 4.96 2.58 7.54

3 200 5.75 7.83 2.88 3.92 6.79

4 200 11.66 11.91 5.83 5.96 11.79

5 200 5.83 9.91 2.92 4.96 7.87

2 Dosis rendah 1 200 7.41 7.41 3.71 3.71 7.41

3.63 4.00 7.63 ± 1.29 a

(1 mg/kgBB) 2 200 8.91 9.50 4.46 4.75 9.21

3 200 6.25 5.08 3.13 2.54 5.67

4 200 6.75 9.41 3.38 4.71 8.08

5 200 7.00 8.58 3.50 4.29 7.79

3 Dosis sedang 1 200 9.00 6.16 4.50 3.08 7.58 4.35 2.71 7.06 ± 1.15 a

(10 mg/kgBB) 2 200 8.00 3.41 4.00 1.71 5.71

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3 200 10.58 6.75 5.29 3.38 8.67

4 200 8.91 5.16 4.46 2.58 7.04

5 200 7.00 5.58 3.50 2.79 6.29

4 Dosis tinggi 1 200 8.08 3.83 4.04 1.92 5.96

4.22 1.63

5.86 ± 0.96a

(100 mg/KgBB) 2 200 12.41 1.33 6.21 .67 6.87

3 200 8.25 4.41 4.13 2.21 6.33

4 200 7.91 3.75 3.96 1.88 5.83

5 200 5.58 3.00 2.79 1.50 4.29

Perhitungan morfologi abnormal :

𝐻𝑒𝑎𝑑 =n1 + n2 + n3 + … . . . . . n12

12= 𝑋

𝑇𝑎𝑖𝑙 =n1 + n2 + n3 + … . . . . . n12

12= 𝑋

𝑋

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑥 100% = % 𝑠𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Hasil Pengukuran Diameter Tubulus Semnifierus

No Kelompok

Hewan

Uji

(No.

Tikus)

Diameter tubulus (µm)

Rata-rata (µm) Rata-rata Diameter

Tubulus (µm)± SD Kanan Kiri

1 Kontrol

1 201.28 169.07 185.18

179.83± 4.37 a

2 176.17 185.58 180.88

3 183.35 180.81 182.08

4 180.35 167.77 174.06

5 179.36 174.52 176.94

2

Dosis rendah

(1 mg/KgBB)

1 204.54 195.80 200.17

208.33 ± 15.47 a

2 272.46 193.10 232.78

3 194.31 197.51 195.91

4 197.72 198.87 198.29

5 222.39 206.63 214.51

3 Dosis sedang

(10 mg/KgBB)

1 205.48 204.69 205.09

220.38± 19.95 a

2 214.09 211.87 212.98

3 215.84 222.01 218.93

4 199.76 220.24 210

5 234.81 275.04 254.92

4 Dosis tinggi

(100 mg/KgBB)

1 230.22 240.35 235.29

249.04 ± 16.34 a

2 232.81 250.74 241.78

3 259.78 293.63 276.71

4 241.45 258.72 250.09

5 217.70 264.94 241.32

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Hasil Pengukuran Tebal Sel Germinal

No Kelompok

Hewan

Uji

(No.

Tikus)

Tebal Sel Germinal

(µm) Rata-rata (µm)

Rata-rata Tebal Sel

Germinal (µm)± SD Kanan Kiri

1 Kontrol

1 33.22 30.13 31.67

22.00± 0.90 a

2 31.15 30.22 30.68

3 33.30 30.02 31.66

4 30.73 28.36 29.54

5 30.19 30.65 30.42

2

Dosis rendah

(1 mg/KgBB)

1 47.55 48.23 47.89

47.97± 2.36 a

2 51.13 42.96 47.04

3 45.26 44.37 44.81

4 48.78 48.91 48.85

5 55.19 47.32 51.25

3 Dosis sedang

(10 mg/KgBB)

1 83.88 56.81 70.34

69.83± 4.74 a

2 90.11 61.57 75.84

3 82.00 62.09 72.04

4 74.39 61.02 67.70

5 61.20 65.19 63.20

4

Dosis tinggi

(100

mg/KgBB)

1 90.40 105.36 97.88

89.87± 5.65 a

2 75.49 98.52 87.00

3 81.52 103.99 92.75

4 80.94 85.34 83.14

5 93.72 83.46 88.59

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Analisis Statistik Data Bobot Testis

1. Uji Normalitas dan Homogenitas Terhadap Bobot Testis

a. Uji Normalitas Kolmogrov-Sminorv

Tujuan : Untuk melihat distribusi data bobot testis tikus.

Hipotesis : Ho : Data bobot testis terdistribusi normal.

Ha : Data bobot testis tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

BeratTestis

N 20

Normal Parametersa,b

Mean 1.37359

Std. Deviation .156785

Most Extreme Differences

Absolute .164

Positive .164

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .732

Asymp. Sig. (2-tailed) .658

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : Uji normalitas bobot testis seluruh kelompok terdistribusi normal

(p ≥ 0,05).

2. Uji Analisis Varians (ANOVA) satu arah terhadap bobot testis kelompok hewan uji.

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data bobot testis tikus.

Hipotesis : Ho : Data bobot testis tidak berbeda secara bermakna.

Ha : Data bobot testis berbeda secara bermakna.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ANOVA

BeratTestis

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups .085 3 .028 1.186 .346

Within Groups .382 16 .024

Total .467 19

Keputusan : Bobot testis tidak berbeda secara bermakna, sehingga tidak dilanjutkan uji

BNT/LSD.

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Analisis Statistik Data Konsentrasi Spermatozoa

1. Uji Normalitas dan Homogenitas Terhadap Konsentrasi Spermatozoa

a. Uji Normalitas Kolmogrov-Sminorv

Tujuan : Untuk melihat distribusi data konsentrasi spermatozoa tikus.

Hipotesis : Ho : Data konsentrasi spermatozoa terdistribusi normal.

Ha : Data konsentrasi spermatozoa tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KonsentrasiSpermatozo

a

N 20

Normal Parametersa,b

Mean 64.47000

Std. Deviation 16.637868

Most Extreme Differences

Absolute .115

Positive .115

Negative -.084

Kolmogorov-Smirnov Z .516

Asymp. Sig. (2-tailed) .953

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : Uji normalitas konsentrasi spermatozoa seluruh kelompok

terdistribusi normal (p ≥ 0,05).

2. Uji Analisis Varians (ANOVA) satu arah terhadap konsentrasi spermatozoa kelompok

hewan uji.

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data konsentrasi

spermatozoa tikus.

Hipotesis : Ho : Data konsentrasi spermatozoa tidak berbeda secara bermakna.

Ha : Data konsentrasi spermatozoa berbeda secara bermakna.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ANOVA

KonsentrasiSpermatozoa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 656.023 3 218.674 .760 .533

Within Groups 4603.532 16 287.721

Total 5259.555 19

Keputusan : Konsentrasi spermatozoa tidak berbeda secara bermakna, sehingga tidak

dilanjutkan uji BNT/LSD.

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Analisis Statistik Data Morfologi Sperma

1. Uji Normalitas dan Homogenitas Terhadap Morfologi Sperma

a. Uji Normalitas Kolmogrov-Sminorv

Tujuan : Untuk melihat distribusi data morfologi sperma tikus.

Hipotesis : Ho : Data morfologi sperma terdistribusi normal.

Ha : Data morfologi sperma tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

MorfologiSperma

N 20

Normal Parametersa,b

Mean 7.3443

Std. Deviation 1.71756

Most Extreme Differences

Absolute .134

Positive .134

Negative -.114

Kolmogorov-Smirnov Z .600

Asymp. Sig. (2-tailed) .864

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : Uji normalitas morfologi sperma seluruh kelompok terdistribusi normal (p

≥ 0,05).

2. Uji Analisis Varians (ANOVA) satu arah terhadap morfologi sperma kelompok hewan

uji.

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data morfologi sperma

tikus.

Hipotesis : Ho : Data morfologi sperma tidak berbeda secara bermakna.

Ha : Data morfologi sperma berbeda secara bermakna.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ANOVA

MorfologiSperma

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 23.057 3 7.686 3.727 .033

Within Groups 32.993 16 2.062

Total 56.050 19

Keputusan : Morfologi sperma berbeda secara bermakna, sehingga dilanjutkan dengan

pengujian BNT/LSD.

3. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap morfologi sperma

Tujuan :Untuk menentukan data morfologi sperma kelompok mana yang memberikan

nilai yang berbeda secara bermakna dengan data morfologi sperma kelompok

lainnya.

Hipotesis : Ho : Data morfologi sperma tidak berbeda secara bermakna.

Ha : Data morfologi sperma berbeda secara bermakna.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Multiple Comparisons

LSD

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean

Difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol

2 1.20700 .90819 .202 -.7183 3.1323

3 1.78200 .90819 .067 -.1433 3.7073

4 2.98200* .90819 .005 1.0567 4.9073

Rendah

1 -1.20700 .90819 .202 -3.1323 .7183

3 .57500 .90819 .536 -1.3503 2.5003

4 1.77500 .90819 .068 -.1503 3.7003

Sedang

1 -1.78200 .90819 .067 -3.7073 .1433

2 -.57500 .90819 .536 -2.5003 1.3503

4 1.20000 .90819 .205 -.7253 3.1253

Tinggi

1 -2.98200* .90819 .005 -4.9073 -1.0567

2 -1.77500 .90819 .068 -3.7003 .1503

3 -1.20000 .90819 .205 -3.1253 .7253

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : Morfologi sperma pada kelompok dosis tinggi berbeda bermakna terhadap

kelompok kontrol (p ≤ 0.05).

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Analisis Statistik Data Diameter Tubulus Seminiferus

1. Uji Normalitas dan Homogenitas Terhadap Diameter Tubulus Seminiferus

a. Uji Normalitas Kolmogrov-Sminorv

Tujuan : Untuk melihat distribusi data diameter tubulus seminiferus.

Hipotesis : Ho : Data diameter tubulus seminiferus terdistribusi normal.

Ha:Data diameter tubulus seminiferus tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Diameter

tubulus

N 20

Normal Parametersa,b

Mean 214.3950

Std. Deviation 29.04719

Most Extreme Differences

Absolute .098

Positive .098

Negative -.087

Kolmogorov-Smirnov Z .440

Asymp. Sig. (2-tailed) .990

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : Uji normalitas diameter tubulus seminiferus seluruh kelompok

terdistribusi normal (p ≥ 0,05).

2. Uji Analisis Varians (ANOVA) satu arah terhadap diameter tubulus seminiferus

kelompok hewan uji.

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data diameter tubulus

seminiferus tikus.

Hipotesis : Ho : Data diameter tubulus seminiferus tidak berbeda secara bermakna.

Ha : Data diameter tubulus seminiferus berbeda secara bermakna.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ANOVA

Diameter tubulus

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 12337.257 3 4112.419 17.813 .000

Within Groups 3693.784 16 230.862

Total 16031.042 19

Keputusan : Diameter tublus seminiferus berbeda secara bermakna, sehingga

dilanjutkan dengan pengujian BNT/LSD.

3. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap diameter tubulus seminiferus

Tujuan : Untuk menentukan data diameter tubulus seminiferus kelompok mana

yang memberikan nilai yang berbeda secara bermakna dengan data

diameter tubulus seminiferus kelompok lainnya.

Hipotesis : Ho : Data diameter tubulus seminiferus tidak berbeda secara bermakna.

Ha : Data diameter tubulus seminiferus berbeda secara bermakna.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Multiple Comparisons

LSD

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean

Difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol

2 -28.50677* 9.60961 .009 -48.8782 -8.1353

3 -40.55522* 9.60961 .001 -60.9267 -20.1838

4 -69.20785* 9.60961 .000 -89.5793 -48.8364

Rendah

1 28.50677* 9.60961 .009 8.1353 48.8782

3 -12.04846 9.60961 .228 -32.4199 8.3230

4 -40.70109* 9.60961 .001 -61.0726 -20.3296

Sedang

1 40.55522* 9.60961 .001 20.1838 60.9267

2 12.04846 9.60961 .228 -8.3230 32.4199

4 -28.65263* 9.60961 .009 -49.0241 -8.2812

Tinggi

1 69.20785* 9.60961 .000 48.8364 89.5793

2 40.70109* 9.60961 .001 20.3296 61.0726

3 28.65263* 9.60961 .009 8.2812 49.0241

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : Diameter tubulus seminiferus pada kelompok dosis rendah, dosis sedang

dan dosis tinggi berbeda bermakna terhadap kelompok kontrol (p ≤ 0.05).

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 18. Analisis Statistik Data Tebal Sel Germinal

1. Uji Normalitas dan Homogenitas Terhadap Tebal Sel Germinal

1. Uji Normalitas Kolmogrov-Sminorv

Tujuan : Untuk melihat distribusi data tebal sel germinal.

Hipotesis : Ho : Data tebal sel germinal terdistribusi normal.

Ha : Data tebal sel germinal tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tebalsel

germinal

N 20

Normal Parametersa,b

Mean 59.6155

Std. Deviation 23.13899

Most Extreme Differences

Absolute .141

Positive .141

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .631

Asymp. Sig. (2-tailed) .821

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : Uji normalitas tebal sel germinal seluruh kelompok terdistribusi normal

(p ≥ 0,05).

2. Uji Analisis Varians (ANOVA) satu arah terhadap tebal sel germinal kelompok hewan

uji.

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data tebal sel germinal

tikus.

Hipotesis : Ho : Data tebal sel germinal tidak berbeda secara bermakna.

Ha : Data tebal sel germinal berbeda secara bermakna.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ANOVA

Tebalsel germinal

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 9929.836 3 3309.945 217.929 .000

Within Groups 243.011 16 15.188

Total 10172.846 19

Keputusan : Tebal sel germinal berbeda secara bermakna, sehingga dilanjutkan dengan

pengujian BNT/LSD.

3. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Terhadap Tebal Sel Germinal

Tujuan : Untuk menentukan data tebal sel germinal kelompok mana yang

memberikan nilai yang berbeda secara bermakna dengan data tebal sel

germinal kelompok lainnya.

Hipotesis: Ho : Data tebal sel germinal tidak berbeda secara bermakna.

Ha : Data tebal sel germinal berbeda secara bermakna.

Pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Multiple Comparisons

LSD

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean

Difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol

2 -17.17319* 2.46480 .000 -22.3983 -11.9480

3 -39.02953* 2.46480 .000 -44.2547 -33.8044

4 -59.07710* 2.46480 .000 -64.3023 -53.8519

Rendah

1 17.17319* 2.46480 .000 11.9480 22.3983

3 -21.85634* 2.46480 .000 -27.0815 -16.6312

4 -41.90391* 2.46480 .000 -47.1291 -36.6788

Sedang

1 39.02953* 2.46480 .000 33.8044 44.2547

2 21.85634* 2.46480 .000 16.6312 27.0815

4 -20.04757* 2.46480 .000 -25.2727 -14.8224

Tinggi

1 59.07710* 2.46480 .000 53.8519 64.3023

2 41.90391* 2.46480 .000 36.6788 47.1291

3 20.04757* 2.46480 .000 14.8224 25.2727

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : Tebal sel germinal pada kelompok dosis rendah, dosis sedang dan dosis

tinggi berbeda bermakna terhadap kelompok kontrol (p ≤ 0.05).

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 19. GambarMorfologi Spermatozoa Abnormal Tikus

Gambar 38.Normal Gambar 39.Ekor patah

Gambar 40.Kepala pipih

Gambar 41. Tanpa ekor

Gambar 42. Kepala paku

Gambar 43. Tanpa kepala

Gambar 44. Leher patah

Page 95: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 20. Gambar Histologi Tubulus Seminiferus dan Tebal Sel Germinal Testis

Tikus

Gambar Keterangan

Gambaran histologi kelompok kontrol

a. Lumen

b. Membran basal

c. Spermatogonium

d. Spermatosit

e. Spermatid

f. Diameter tubulus seminiferus

g. Tebal sel germinal

Gambaran histologi kelompok dosis

rendah

d

e

g

a

f

c

b

Page 96: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Ekstrak Air ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25751/1/AUVA MARWAH... · auva marwah murod . 1110102000075 . fakultas

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambaran histologi kelompok dosis

sedang

Gambaran histologi kelompok dosis

tinggi