89
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Regulasi Apoptosis Sel Germinal Tikus Jantan (Rattus norvegicus) Galur Sprague Dawley SKRIPSI RIFDA NAILIL MUNA NIM. 1111102000130 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JUNI 2015

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih

(Allium sativum L.) terhadap Regulasi Apoptosis Sel

Germinal Tikus Jantan (Rattus norvegicus)

Galur Sprague Dawley

SKRIPSI

RIFDA NAILIL MUNA

NIM. 1111102000130

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2015

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih

(Allium sativum L.) terhadap Regulasi Apoptosis Sel

Germinal Tikus Jantan (Rattus norvegicus)

Galur Sprague Dawley

SKRIPSI:

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

RIFDA NAILIL MUNA

NIM. 1111102000130

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2015

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan

semua sumber yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Rifda Nailil Muna

NIM : 1111102000130

Tanda Tangan :

Tanggal : 12 Juni 2015

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

iv

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

v

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

vi

ABSTRAK

Nama : Rifda Nailil Muna

Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang putih (Allium

sativum L.) terhadap Regulasi Apoptosis Sel Germinal

Tikus Jantan (Rattus norvegicus) Galur Sprague Dawley.

Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti

menurunkan tekanan darah atau hiperkolestrolemia serta digunakan secara luas

sebagai obat tradisional dan sebagai suplemen, namun efek sampingnya terhadap

fungsi reproduksi masih sedikit diteliti. Karena kompleksnya kandungan kimia

dalam bawang putih, perbedaan metode penanganan dan bentuk preparasi

menyebabkan perbedaan pada efikasi dan keamanannya. Pada penelitian ini, kami

menguji efek antifertilitas serbuk bawang putih terhadap konsentrasi kaspase-3

pada regulasi apoptosis, bobot testis, dan motilitas spermatozoa. Dua puluh tikus

jantan dibagi ke dalam empat kelompok; satu kelompok kontrol negatif dan tiga

kelompok perlakuan. Selama masa perlakuan 30 hari, tiga kelompok perlakuan

diberikan suspensi serbuk bawang putih secara oral dengan tiga dosis berbeda; 50

mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 150 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan

pemberian serbuk bawang putih tidak mempengaruhi regulasi apoptosis sel

germinal dan bobot testis secara signifikan, namun pemberian serbuk bawang

putih mempengaruhi motilitas spermatozoa bergantung kepada dosis pemberian.

Kata Kunci: Antifertilitas, bawang putih, Allium sativum, apoptosis, caspase 3,

ELISA, motilitas, spermatozoa.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

vii

ABSTRACT

Name : Rifda Nailil Muna

Major : Pharmacy

Title : The Antifertility Effect of Garlic Powder (Allium sativum

L.) against Germ Cell Apoptosis Regulation of Male Rat

(Rattus norvegicus) Strain Sprague Dawley.

Garlic (Allium sativum L.) shows therapeutic effects such as reduction of

blood pressure, hypercholesterolemia and widely used as supplement and

traditional medicine, but side-effects on reproductive functions remain poorly

investigated. Because of garlic's chemical complexity, the processing methods and

yield in preparations differ in efficacy and safety. In present study, we evaluate

the effect of garlic powder against the caspase-3 concentration in germ cell

apoptosis mechanism, testis weight, and sperm motility. Twenty male rats were

divided into four groups; one negative control group and three treatment groups.

During 30 days of treatment, three treatment groups were given garlic powder

suspense orally in three different doses; 50 mg/kgBW, 100 mg/kgBW, and 150

mg/kgBW. The study result shows that garlic powder feeding doesn’t affect the

germ cell apoptosis regulation and the testis weight significantly, but it affects the

sperm motility with dose dependent manner.

Key Words: Antifertility, garlic, Allium sativum, apoptosis, caspase 3, ELISA,

motility, spermatozoa.

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang

senantiasa mencurahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Agung

Muhammad SAW, teladan bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan, yang

kita harapkan syafaatnya kelak.

Skripsi yang berjudul “Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang putih

(Allium sativum L.) terhadap Regulasi Apoptosis Sel Germinal Tikus Jantan

(Rattus norvegicus) Galur Sprague Dawley” disusun sebagai salah satu

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penelitian tidak dipungkiri banyak hambatan yang

terkadang membuat penulis berada pada titik terlemah. Adanya doa, dukungan

dan restu dari orang tua membuat penulis tetap semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Abi Syamsul Arifin dan Umi Hani’ah, serta adik tercinta; Rikza Azkal

Umam dan Qothrunnada Ishmatul Maula yang selalu menyemangati penulis. Tak

lupa penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Yardi, Ph.D., M.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Azrifitria, M.Si, Apt. sebagai Pembimbing I dan Ibu Endah

Wulandari, M.Biomed. sebagai Pembimbing II yang telah dengan sabar

memberikan ilmu, nasehat, waktu, tenaga, dan pikiran selama penelitian

dan penulisan skripsi.

3. Kementrian Agama selaku pemberi beasiswa, sehingga penulis bisa

menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

ix

4. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt. yang telah memberikan banyak

nasihat, mengarahkan dan membimbing penulis.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Laboran Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Kak Tiwi, Mba Rani,

Kak Eris, Kak Lisna, Kak Liken, Mba Ayi, Mba Lilis yang membantu

penulis mempersiapkan alat dan bahan selama penelitian.

7. M. Adi Setyawan, S.Kom, yang telah menjadi rekan, sahabat, sekaligus

keluarga terbaik bagi penulis.

8. Keluarga Besar CSS MORA (Community of Santri Scholar of Ministry of

Religious Affair) UIN Jakarta, khususnya angkatan 2011; Ani, Fiqoh,

Lilis, Ika, Nana, Nurma, dan lain-lain.

9. Teman seperjuangan penelitian; Maharani Pratiwi dan MAMARONS,

terima kasih telah menjadi tim yang solid sejak awal penelitian sampai

penulis menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman Farmasi 2011 atas persaudaraan dan kebersamaannya, serta

semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan penyelesaian

naskah skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran

pembaca yang bersifat membangun guna memperbaiki kemampuan penulis.

Jakarta, 12 Juni 2015

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

x

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rifda Nailil Muna

NIM : 1111102000130

Program studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi karya ilmiah

saya dengan judul:

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang putih (Allium sativum L.) terhadap

Regulasi Apoptosis Sel Germinal Tikus Jantan (Rattus norvegicus) Galur

Sprague Dawley.

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Ciputat

Pada tanggal : 12 Juni 2015

Yang menyatakan,

(Rifda Nailil Muna)

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusansalah .............................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

1.4 Hipotesis ....................................................................................................... 4

1.5 Manfaat penelitian ........................................................................................ 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

2.1 Tanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) .............................................. 6

2.1.1 Klasifikasi ........................................................................................... 6

2.1.2 Nama Lokal ........................................................................................ 6

2.1.3 Pertelaan ............................................................................................. 7

2.1.4 Khasiat ................................................................................................ 8

2.1.5 Keanekaragaman ................................................................................ 8

2.1.6 Ekologi dan Penyebaran ................................................................... 10

2.1.7 Budidaya ........................................................................................... 11

2.1.8 Kandungan Kimia ............................................................................ 12

2.1.9 Nilai Gizi .......................................................................................... 13

2.2 Ekstrak dan Ekstraksi ................................................................................. 14

2.2.1 Pengertian ......................................................................................... 14

2.2.2 Metode Ekstraksi .............................................................................. 15

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3 Tinjauan Hewan Uji ................................................................................... 18

2.4 Sistem Reproduksi Tikus Jantan ................................................................ 19

2.4.1 Spermatozoa ..................................................................................... 20

2.4.2 Spermatogenesis ............................................................................... 21

2.4.3 Hormon yang Mempengaruhi Spermatogenesis .............................. 22

2.5 Apoptosis ................................................................................................... 23

2.5.1 Mekanisme Apoptosis ...................................................................... 23

2.5.2 Protein Kaspase-3 ............................................................................. 25

2.5.3 Apoptosis Sel Germinal ................................................................... 26

2.6 Uji Protein Kaspase 3 dengan Teknik ELISA............................................ 27

BAB 3. METODE PENELITIAN ..................................................................... 28

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 28

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................... 28

3.2.1 Alat Penelitian .................................................................................. 28

3.2.2 Bahan Penelitian ............................................................................... 28

3.3 Rancangan Penelitian ................................................................................. 29

3.3.1 Besar Sampel .................................................................................... 29

3.3.2 Dosis Perlakuan ................................................................................ 29

3.4 Prosedur Kerja ............................................................................................ 30

3.4.1 Penyiapan Ekstrak ............................................................................ 30

3.4.2 Penapisan Fitokimia ......................................................................... 30

3.4.3 Parameter Spesifik dan Non-spesifik ............................................... 32

3.4.3.1 Parameter Spesifik ............................................................... 32

3.4.3.2 Parameter Non-spesifik ........................................................ 32

3.4.4 Penyiapan Hewan Uji ....................................................................... 33

3.4.5 Terminasi dan Pengukuran Parameter .............................................. 33

3.4.5.1 Motilitas Sperma .................................................................. 33

3.4.5.2 Uji Protein Kaspase-3 .......................................................... 34

3.5 Analisis Data .............................................................................................. 35

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 36

4.1 Hasil ........................................................................................................... 36

4.1 Pembahasan ................................................................................................ 40

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 50

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 50

5.2 Saran ........................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Nilai Gizi Bawang Putih (Allium sativum L.) ....................................... 13

Tabel 4.1 Penapisan Fitokimia Serbuk Bawang Putih (Allium sativum L.) .......... 36

Tabel 4.2 Parameter Standar Serbuk Bawang Putih (Allium sativum L.) ............. 37

Tabel 4.3 Konsentrasi Kaspase-3 Sel Germinal Tikus Jantan Sprague Dawley ... 38

Tabel 4.4 Bobot Testis Tikus Jantan Sprague Dawley ......................................... 38

Tabel 4.5 Persentase Motilitas Spermatozoa Tikus Jantan Sprague Dawley ........ 39

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Konsentrasi Kaspase 3 dengan motilitas sperma dan

bobot testis ............................................................................................................ 39

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bawang Putih (Allium sativum L.) ........................................................ 7

Gambar 2. Anatomi Sistem Reproduksi Tikus Jantan .......................................... 19

Gambar 3. Spermatozoa Tikus .............................................................................. 19

Gambar 4. Tahap Spermatogenesis Tikus ............................................................. 20

Gambar 5. Regulasi Hormonal yang Mempengaruhi Spermatogenesis ............... 22

Gambar 6. Perbedaan Nekrosis dan Apoptosis ..................................................... 23

Gambar 7. Jalur Apoptosis .................................................................................... 24

Gambar 8. Uji ELISA ........................................................................................... 27

Gambar 9. Grafik Konsentrasi Kaspase-3 dan Bobot Testis ................................ 44

Gambar 10. Grafik Motilitas Spermatozoa ........................................................... 46

Gambar 11. Freeze Dryer ..................................................................................... 61

Gambar 12. Tanur (Thermo Scientific) ................................................................. 61

Gambar 13. Bawang Putih (Allium sativum L.) .................................................... 61

Gambar 14. Blender (Panasonic) .......................................................................... 61

Gambar 15. Freezer (Sanyo) ................................................................................. 61

Gambar 16. Oven (Memmert) ............................................................................... 61

Gambar 17. Botol Timbang................................................................................... 61

Gambar 18. Kandang Tikus. ................................................................................. 61

Gambar 19. Timbangan Analitik .......................................................................... 61

Gambar 20. Kurs Silikat ........................................................................................ 61

Gambar 21. Tabung Reaksi (Pyrex) ...................................................................... 61

Gambar 22. Mikropipet (Eppendorf) .................................................................... 61

Gambar 23. Sentrifuge (Eppendorf) ...................................................................... 62

Gambar 24. Vortex (Wiggenhouser) ..................................................................... 62

Gambar 25. Alat Bedah ......................................................................................... 62

Gambar 26. ELISA Reader ................................................................................... 62

Gambar 27. Mikroskop Optik (Motic) .................................................................. 62

Gambar 28. Tempat Pembiusan ............................................................................ 62

Gambar 29. Stirrer Homogenizer .......................................................................... 62

Gambar 30. Kit ELISA (Sunlong) ........................................................................ 62

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 31. Cawan Penguap ................................................................................. 62

Gambar 32. Lumpang dan Alu .............................................................................. 62

Gambar 33. Phosphate Buffer Saline .................................................................... 62

Gambar 34. Alat Destilasi Azeotrop ..................................................................... 62

Gambar 35. Penimbangan Umbi Bawang Putih ................................................... 63

Gambar 36. Penghalusan Umbi Bawang Putih ..................................................... 63

Gambar 37. Bubur (puree) Bawang Putih ............................................................ 63

Gambar 38. Proses Freeze Dry ............................................................................. 63

Gambar 39. Serbuk Bawang Putih ........................................................................ 63

Gambar 40. Pembuatan Suspensi Bawang Putih .................................................. 63

Gambar 41. Suspensi Serbuk Bawang Putih ......................................................... 63

Gambar 42. Tikus (Rattus norvegicus) ................................................................. 63

Gambar 43. Penyondean Hewan Uji ..................................................................... 63

Gambar 44. Pembiusan Hewan Uji ....................................................................... 63

Gambar 45. Pembedahan Hewan Uji .................................................................... 63

Gambar 46. Penimbangan Bobot Testis ................................................................ 63

Gambar 47. Homogenasi Jaringan Testis ............................................................. 64

Gambar 48. Homogenat Jaringan .......................................................................... 64

Gambar 49. Tahapan Uji ELISA ........................................................................... 64

Gambar 50. Sampel ELISA .................................................................................. 64

Gambar 51. Pembacaan Absorbansi Sampel ........................................................ 64

Gambar 52. Pengenceran Spermatozoa pada Kauda Epididimis .......................... 64

Gambar 53. Penotolan Spermatozoa pada Kaca Neubauer ................................... 64

Gambar 54. Pengamatan Motilitas Spermatozoa Menggunakan Mikroskop........ 64

Gambar 55. Penampakan Spermatozoa di Bawah Mikroskop .............................. 64

Gambar 56. Uji Alkaloid ....................................................................................... 65

Gambar 57. Uji Flavonoid..................................................................................... 65

Gambar 58. Uji Saponin ........................................................................................ 65

Gambar 59. Uji Steroid ......................................................................................... 65

Gambar 60. Uji Tannin ......................................................................................... 65

Gambar 61. Uji Terpenoid .................................................................................... 65

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan ........................................................... 55

Lampiran 2. Surat Keterangan Sehat Hewan Uji .................................................. 56

Lampiran 3. Skema Penlitian Uji Efek Antifertilitas Bawang Putih .................... 57

Lampiran 4. Skema Pembuatan Serbuk Bawang Putih ......................................... 58

Lampiran 5. Perhitungan Dosis ............................................................................. 59

Lampiran 6. Uji Parameter Standar Serbuk Bawang Putih ................................... 60

Lampiran 7. Gambar Alat dan Bahan Penelitian .................................................. 61

Lampiran 8. Gambar Kegiatan Penelitian ............................................................. 63

Lampiran 9. Hasil Penapisan Fitokimia ................................................................ 65

Lampiran 10. Kurva Kalibrasi............................................................................. 66

Lampiran 11. Analisis Data Konsentrasi Kaspase-3 ........................................... 67

Lampiran 12. Analisis Data Bobot Testis ........................................................... 69

Lampiran 13. Analisis Data Motilitas Spermatozoa ........................................... 71

Lampiran 14. Uji Korelasi antar Variabel ........................................................... 74

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan tanaman yang banyak

dibudidayakan dan dimanfaatkan khususnya di Asia. Awal pemanfaatan bawang

putih diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke seluruh

dunia termasuk Indonesia, sehingga bagi bangsa Indonesia bawang putih

merupakan tanaman introduksi (Santoso, 2000). Masyarakat Indonesia

menggunakan bawang putih (Allium sativum L.) sebagai bumbu masakan, secara

tradisional umbi bawang putih digunakan pula untuk mengobati tekanan darah

tinggi, gangguan pernafasan, sakit kepala, ambeien, sembelit, luka memar atau

sayat, cacingan, kolesterol, flu, gangguan saluran kencing, dan lain-lain (Thomas,

2000; Rukmana, 1995).

Uji klinis yang telah dilakukan oleh Ashraf et al (2013) dengan

memberikan kapsul dehydrated garlic powder kepada pasien hipertensi primer

selama 24 minggu, menghasilkan penurunan tekanan sistolik dan diastolik yang

signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol (placebo). Uji klinis lain

menyebutkan bahwa pasien diabetes yang diberikan suplemen bawang putih

sebagai adjuvan bagi terapi metformin menunjukkan aktivitas antihiperglikemik

yang lebih baik dibandingkan terapi tunggal metformin pada kelompok kontrol

(Ashraf et al., 2011; Chhatwal et al., 2012).

Manfaat bawang putih (Allium sativum L.) bagi kesehatan tersebut

menyebabkan tanaman ini digemari masyarakat untuk digunakan sebagai obat

alternatif pilihan, namun kini timbul kekhawatiran mengenai efek sampingnya

terhadap kesuburan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Omotoso et al

(2009), perlu diwaspadai juga efek samping Allium sativum L. terhadap fungsi

reproduksi pria. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa fraksi air ekstrak bawang

putih (Allium sativum L.) secara signifikan dapat menurunkan konsentrasi serta

motilitas spermatozoa. Penggunaan bawang putih (Allium sativum L.) juga

dikaitkan dengan peningkatan persentase pengosongan tubulus seminiferus yang

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berakibat pada penurunan sekresi testosteron dan mempengaruhi proses

spermatogenesis (Banerjee et al., 2001).

Demikian pula penelitian yang telah dilakukan oleh Dixit dan Joshi

(1982), bawang putih memiliki efek antifertilitas yang dapat mengakibatkan

pengososongan tubulus seminiferus serta penghentian proses spermatogenesis.

Hammami et al (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pemberian

bawang putih dalam bentuk potongan kasar (crude) pada percobaan menggunakan

tikus terbukti memberi efek inhibisi terhadap ekspresi enzim leydig steroidogenik

dan marker sel sertoli, di mana perubahan ini dapat mengakibatkan kematian sel

germinal melalui mekanisme apoptosis. Saat ini diketahui bahwa senyawa aktif

allisin yang terdapat dalam bawang putih menginduksi aktivasi caspase-3, -8, dan

-9 pada proses apoptosis sel kanker (Oommen et al., 2003), diduga senyawa ini

juga memberikan aktivitas serupa terhadap apoptosis sel germinal. Sel germinal

yang mengalami apoptosis berkorelasi positif terhadap infertilitas pria, sehingga

apoptosis dapat dijadikan sebagai data pendukung dalam pengujian infertilitas

(Wang et al., 2003).

Kaspase sendiri adalah Cysteine aspartate specific protease yang

merupakan protein penentu terjadinya apoptosis. Kaspase-3 adalah kaspase

eksekutor yang berada pada hilir proses apoptosis yang diaktifkan oleh kaspase

inisiator (Pentikäinen, 2002). Dalam penelitian ini regulasi apoptosis diamati

melalui analisis konsentrasi kaspase-3, sehingga apoptosis yang terjadi dari jalur

manapun akan terdbaca.

Berdasarkan uraian di atas dapat diasumsikan bahwa bawang putih (Allium

sativum L.) memiliki aktivitas dalam mempengaruhi fertilitas pria. Penelitian ini

dilakukan untuk melengkapi hasil penelitian sebelumnya sehingga dapat

memberikan informasi lebih banyak mengenai efek bawang putih (Allium sativum

L.) terhadap kesuburan. Fertilitas sendiri dapat diamati dari beberapa parameter

yang diantaranya akan diujikan dalam penelitian ini, yaitu motilitas sperma dan

regulasi apoptosis sel germinal (WHO, 2010).

Serbuk bawang putih kini secara luas digunakan sebaagai suplemen.

Merujuk pada metode yang digunakan Dixit dan Joshi (1982), penelitian ini

menggunakan serbuk dari keseluruhan umbi bawang putih sebagai bahan

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

perlakuan dengan peningkatan dosis dari dosis penelitian sebelumnya.

Peningkatan dosis dilakukan sebagai kompensasi dari perbedaan jangka waktu

penelitian dengan penelitian sebelumnya yaitu 70 hari. Umbi bawang putih

disiapkan dalam bentuk serbuk kering, dengan dosis pemberian 50, 100, dan 150

mg/kgBB per hari selama 30 hari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapat

diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh pemberian serbuk bawang putih (Allium

sativum L) terhadap regulasi apoptosis sel germinal pada tikus

jantan strain Sprague-Dawley?

2. Apakah ada pengaruh pemberian serbuk bawang putih (Allium

sativum L) terhadap bobot testis pada tikus jantan strain Sprague-

Dawley?

3. Apakah ada pengaruh pemberian serbuk bawang putih (Allium

sativum L) terhadap motilitas spermatozoa pada tikus jantan strain

Sprague-Dawley?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menguji efek antifertilitas serbuk bawang putih (Allium sativum L.) pada

tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menguji aktivitas serbuk bawang putih (Allium sativum L.)

terhadap regulasi apoptosis sel germinal pada tikus jantan strain

Sprague-Dawley.

2 Menguji aktivitas serbuk bawang putih (Allium sativum L.) dapat

menurunkan bobot testis pada tikus jantan strain Sprague-Dawley.

3 Menguji aktivitas serbuk bawang putih (Allium sativum L.)

terhadap motilitas spermatozoa pada tikus jantan strain Sprague-

Dawley.

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.4 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian penelitian Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang

Putih (Allium sativum L.) terhadap Regulasi Apoptosis pada Sel Germinal Tikus

Jantan Strain Sprague-Dawley ini adalah:

1. Zat aktif dalam serbuk bawang putih (Allium sativum L.) dapat

meningkatkan apoptosis sel germinal pada tikus jantan strain

Sprague-Dawley.

2. Zat aktif dalam serbuk bawang putih (Allium sativum L.) dapat

menurunkan bobot testis pada tikus jantan strain Sprague-Dawley.

3. Zat aktif dalam serbuk bawang putih (Allium sativum L.) dapat

menghambat motilitas spermatozoa pada tikus jantan strain

Sprague-Dawley.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium

sativum L.) terhadap Regulasi Apoptosis pada Sel Germinal Tikus Jantan Strain

Sprague-Dawley diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1.5.1 Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi khazanah keilmuan

tentang bahan alam yang memiliki efek sebagai antifertilitas.

1.5.2 Secara Metode

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan peneliti

lain dalam melakukan penelitian memngenai anti-fertilitas secara in vivo.

1.5.3 Secara Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada

masnyarakat mengenai pengaruh konsumsi bawang putih (Allium sativum

L.) terhadap kesuburan pria.

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

6 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bawang Putih (Allium sativum L.)

2.1.1 Klasifikasi

Secara taksonomi, bawang putih (Allium sativum L.) diklasifikasikan

sebagai berikut (LIPI, 2014):

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Kelas : Monocotyledonae (berkeping satu)

Ordo : Liliales

Famili : Amaryllidaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium sativum L.

2.1.2 Nama Lokal

Bawang putih memiliki nama berbeda di beberapa daerah. Nama daerah:

di Sumatera: lasum, bawang mental, lasuna, palasuna, bawang hong, bawang

putieh, bawang handak. Nama daerah di Jawa: bawang bodas, bawang putih,

bawang, bhabang pote. Nama daerah di Nusa tenggara: laisona mabotiek.

Sulawesi: lasuna kebo, lasuna pute. Maluku: bawa subodo, bawa iso (Depkes RI,

1995)

Dalam bahasa asing bawang putih juga memiliki sebutanberbeda, seperti:

garlic, ail, ail commun, ajo, akashneem, allium, alubosa elewe, ayo-ishi, ayu,

banlasun, camphor of the poor, daitóan, dasuan, dawang, dra thiam, foom,

Gartenlauch, hom khaao, hom kía, hom thiam, hua thiam, kesumphin, kitunguu-

sumu, Knoblauch, kra thiam, krathiam, krathiam cheen, krathiam khaao, l’ail,

lahsun, lai, lashun, lasan, lasun, lasuna, lauch, lay, layi, lehsun, lesun, lobha, majo,

naharu, nectar of the gods, ninniku, pa-se-waa, poor man’s treacle, rason,

rasonam, rasun, rustic treacles, seer, skordo, sluôn, stinking rose, sudulunu, ta-

suam, ta-suan, tafanuwa, tellagada, tellagaddalu, thiam, toi thum, tum, umbi

bawang putih, vallaip-pundu, velluli, vellulli (WHO, 1999).

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.3 Pertelaan

Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan tanaman semusim,

berbentuk rumput dengan tunas-tunas batang berubah bentuk menjadi umbi

kecil atau umbi lapis. Umbi pada bawang putih merupakan batang semu

yang berfungsi sebagai tempat penyimpan makanan cadangan dan berada di

atas discus. Umbi bawang putih terdiri dari beberapa siung. Siung-siung ini

dibungkus selaput tipis yang berlapis dan mengumpul, sehingga umbi seolah-olah

tampak besar (Sudarsono et al., 2006).

Bawang putih tumbuh tegak dengan tinggi dapat mencapai 30-60 m

dan membentuk rumpun sebagaimana warga kelompok monokotil, sistem

perakarannyaa tidak berupa akar tunggang, melainkan akar serabut yang

tidak panjang. Dengan perakaran yang demikian bawang putih tidak tahan

terhadap kekeringan. Akar bawang putih mempunyai panjang maksimum sekitar

10 cm.

Daunnya panjang, pipih dan agak melipat ke dalam arah membujur.

Banyaknya daun 7-10 helai per tanaman. Kelopak-kelopak daunnya meskipun

tipis tetapi kuat dan membungkus kelopak-kelopak daun di dalamnya yang lebih

muda sehingga membentuk batang semu (Sudarsono et al., 2006).

Gambar 2.1 Bawang Putih (Allium sativum L.)

(sumber: Rukmana, 1995)

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.4 Khasiat

Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki khasiat sebagai antibakteri,

antifungi, antelmintik, antihipertensi, antiagregasi platelet, antioksidan, dan

memiliki efek hipoglikemik (WHO, 1999).

Menurut penelitian terbukti bahwa bawang putih dapat menurunkan kadar

kolesterol. Selain itu mengonsumsi bawang putih secarateratur, sekitar 2-3 siung

setiap hari dapat membantu mencegah serangan jantung. Bawang putih ini

bermanfaat membantu mengecilkan sumbatan pada arteri jantung sehingga

meminimalkan terjadinya serangan. Bawang putih juga dapat membantu

menghindari kanker yang dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh

University of Minnesota. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa resiko terkena

kanker di usia tua berkurang sebanyak 50% bila mengonsumsi bawang putih

secara rutin (Syamsiyah, 2003).

2.1.5 Keanekaragaman

Jumlah varietas bawang putih dapat bertambah terus karena adanya mutasi

selama penanaman dari waktu ke waktu. Perbedaan antar-varietas biasanya

didasarkan atas: besar tanaman, produksi, kadar zat kimia, jumlah suing, umur,

bentuk, dan warna serta besar umbinya.

Di Indonesia dikenal 3 kelompok varietas bawang putih, yaitu (Rukmana,

1995):

a. Varietas Lumbu Hijau

Cirinya adalah:

Kulit luar umbi berwarna putih keungu-unguan

Tiap umbi bersiung banyak, antara 6-31 buah atau rata-rata 15 buah

yang tataletaknya bertumpukan atau hamper tidak beraturan

Ukuran suing bervariasi, yaitu besar, sedang, dan kecil

Umur tanaman berkisar antara 95-125 hari

Cocok ditanam di daerah yang ketinggian tempatnya berkisar

antara 900-1100 meter di atas permukaan laut (mdpl)

Termasuk ke dalam kelompok ini di antaranya adalah varietas

Lumbu Hijau, Thailand, dan Argentina.

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Varietas Lumbu Kuning

Ciri-cirinya adalah:

Kulit luar umbi berwarna putih kekuning-kuningan

Tiap umbi bersiung antara 14-17 buah atau lebih

Ukuran umbi lebih kecil dari pada Lumbu Hijau

Umur tanaman berkisar antara 85-100 hari

Cocok ditanam di daerah yang mempunyai ketinggian antara 600-

9—mdpl

Termasuk ke dalam golongan ini adalah varietas Lumbu Kuning dan

Santong.

c. Varietas Lumbu Putih

Ciri-cirinya adalah:

Kulit luar umbi berwarna putih

Tiap umbi bersiung antara 10-17 buah atau lebih

Ukuran umbi dan karakteristik lainnya mirip dengan varietas

Lumbu Kuning

Cocok ditanam di dataran rendah yang ketinggian tempatnya

kurang dari 700 mdpl

Termasuk ke dalam kelompok ini di antaranya varietas Suren,

Tawangmangu, Wonosari, NTT, Filipina, dan nomor-nomor hasil penelitian Balai

Penelitian Holtikultura seperti No. 2672, No. 2849, No. 2850, dan No. 2851.

2.1.6 Ekologi dan Penyebaran

Bawang putih umumnya tumbuh di dataran tinggi, tetapi varietas tertentu

mampu tumbuh di dataran rendah. Tanah yang bertekstur lempung berpasir atau

lempung berdebu dengan pH netral menjadi media tumbuh yang baik. Lahan

tanaman ini tidak boleh tergenang air. Suhu yang cocok untuk budidaya di dataran

tinggi berkisar antara 20–25OC dengan curah hujan sekitar 1.200–2.400 mm

pertahun, sedangkan suhu untuk dataran rendah berkisar antara 27–30OC

(Santoso, 2000).

Bawang putih diperkirakan berasal dari Kirgiz yang berada di daerah

padang pasir Siberia (Wibowo, 2009). Namun banyak sumber yang berpendapat

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bahwa bawang putih berasal dari Asia Tengah (daerah yang beriklim sedang)

kemudian tersebar ke daerah-daerah Laut Tengah dan negara-negara di sekitarnya

(Suhaeni, 2007).

Tepatnya pada tahun 1665, terjadi wabah pes di Inggris dan mewabah

sampai ke beberapa negara-negara Eropa. Dan menurut catatan sejarah, bawang

putihlah yang bisa mengobatinya. Lalu pada masa Perang Dunia I maupun Perang

Dunia II, bawang putih menjadi obat yang sangat penting. Bagi bangsa Roma

sendiri, bawang putih dipercaya sebagai sumber kekuatan. Hyppocrates sendiri

yang hidup selama 460 tahun Sebelum Masehi (SM), memandang bahwa bawang

putih dijadikan sebagai obat perangsang perspirasi untuk obat laksatif dan

pelancar pengeluaran air seni yang manjur (Wibowo, 2009).

Di China sendiri,bawang putih merupakan komponen kunci padamakanan

oriental.Didalam dunia kedokteran tradisional China sendiri, bawangputih

merupakan bahan obat-obatan yang kompleks atau harus ada.Umur panjang

rakyat China sendiri dipercaya karena khasiat bawang putih (Roser, 1991).

Di Indonesia, penyebaran bawang putih berawal dari pedagang China dan

Arab yang membawa ke Indonesia. Seiring jalannya waktu, bawang putih

semakin akrab dimata rakyat Indonesia karena sudah sampai marambah ke daerah

pedalaman (Syamsiyah, 2003).

2.1.7 Budidaya

Budidaya bawang putih (Hapsoh dan Rahmawati, 2008):

Penyiapan lahan

Penyiapan lahan dimulai dengan membuat selokan atau parit

dengan lebar 30 cm-40cm dan dalamnya 30 cm - 60 cm. Tanah galian

digunakan untuk bedengan yang lebarnya 60 cm - 100 cm, panjang

disesuaikan dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm - 30 cm.

Setelah 10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga membentuk

gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15

ton/hektar. Sehari sebelum tanam, bedengan dibasahi.

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penyiapan bibit

Bibit berasal dari tanaman yang berumur cukup tua (85 hari -

135 hari), sehat dan tidak cacat. Bibit disimpan dalam ruangan kering

sekitar 5 bulan - 8 bulan yang digantung pada para-para.

Penanaman

Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm - 4 cm dengan tugal. Bibit

ditanam dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian

siung tertanam dalam tanah lalu taburkan tanah halus dan tutup merata

dengan jerami. Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm.

Pemeliharaan

Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 3

minggu. Penyiangan kedua dilakukan 3 minggu kemudian. Pada saat

penyiangan pertama sekaligus diberi pupuk N sebanyak 50 kg/ha.

Pada penyiangan kedua dipupuk seperti yang pertama. Pengairan

dapat dilakukan secara leb atau dengan menggunakan gembor.

Hama yang sering menyerang adalah Thrips tabaci. Biasanya

hama ini menyerang daun tanaman. Penyakit embun upas yang

disebabkan jamur Peronospora destructor juga menyerang daun

tanaman. Kelembaban tinggi dan suhu rendah dapat meningkatkan

intensitas serangan. Penyakit busuk bawang putih yang disebabkan

oleh jamur Sclerotium cepivorum biasanya menyerang akar dan umbi

sehingga menjadi busuk.

2.1.8 Kandungan Kimia

Bawang putih (Allium sativum L.) mengandung lebih dari 200 senyawa

kimia. Ketika bawang putih dihancurkan, dipotong, atau ditumbuk maka akan

membentuk banyak senyawa baru melalui berbagai reaksi kimia (Zang et al,

2013). Kandungan senyawa-senyawakimia dalam bawang putih diantaranya

adalah citral, α-phellandrene, geraniol, β-phellandrene, linalool, tannin, minyak

atsiri, enzim (allinase, peroksidase dan mirasinase), karbohidrat (sukrosa dan

glukosa), mineral (selenium), asam amino seperti sisteine, glutamin, isoleusin dan

metionin, bioflavonoid seperti quersetin and sianidin, allistatin I dan allistatin II,

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serta vitamin C, E dan A yang membantu melindungi dari agen pengoksidasi dan

radikal bebas, juga vitamin lain seperti niasin, B1, B2, dan beta karoten (Ayaz dan

Alpsoy HC, 2007).

Kandungan kimia dari Allium sativum L. yang biasanya memiliki aktivitas

biologi dan bermanfaat dalam pengobatan adalah senyawa organosulfur

(Martinez, 2007). Kandungan senyawa organosulfur ini antara lain:

Senyawa S-ak(en)-il-L-Sistein sulfoksida (ACSOs), contohnya alliin

dan γ-glutamilsistein, senyawa yang paling banyak terdapat dalam

bawang putih. Alliin bertanggung jawab pada bau dan citarasa bawang

putih, asam amino yang mengandung sulfur, dan digunakan sebagai

prekusor allicin. Alliin dan senyawa sulfoksida yang lain, kecuali

sikloalliin, segera berubah menjadi senyawa thiosulfinat, seperti

allicin, dengan bantuan enzim alliinase ketika bawang putih segar

dicincang, dipotong, maupun dikunyah secara langsung (Amagase,

2006). Alliin memiliki potensi sebagai antibakteri.

Senyawa sulfur yang volatil seperti allicin. Allicin merupakan

senyawa yang kurang stabil, adanya pengaruh air panas, oksigen

udara, dan lingkungan basa, mudah sekali terdekomposisi menjadi

senyawa sulfur yang lain seperti dialil sulfida.

Senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti diallyl sulfide (DAS)

dan diallyl disulfide (DADS).

Senyawa sulfur larut air yang non volatil seperti S- allil sistein (SAC),

yang terbentuk dari reaksi enzimatik γ-glutamilsisteine ketika bawang

putih diekstraksi dengan air (Amagase et al, 2001). SAC banyak

terdapat dalam berbagai macam sediaan bawang putih, merupakan

senyawa yang memiliki aktivitas biologis, sehingga adanya SAC

dalam sediaan bawang putih sering dijadikan standar bahwa sediaan

bawang putih tersebut layak dikonsumsi atau tidak (Amagase, 2006).

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.9 Nilai Gizi

Nilai gizi bawang putih bervariasi berdasarkan jenis dan bagian bawang

yang dimakan. Nilai gizi bawang putih juga ditentukan oleh kondisi pertumbuhan,

waktu panen dan cara pengolahannya (Depkes Ri, 1992)

Diperkirakan dalam 100 gram bawang putih mengandung energy 139 kkal

dengan kandungan gizi sebagai berikut: karbohidrat 33,6 gram; gula 1 gram; serat

2,1 gram, lemak 0,5 gram; protein 6,36 gram; niacin (vitamin B3) 0,7 gram; asam

pantothenat (vitamin B5) 0,596 mg; vitamin B6 1,235 mg; folat (vitamin B9) ug;

vitamin C 31,2 mg; kalsium 181 mg; zat besi 1,7 mg; magnesium 25 mg; mangan

1,672 mg; fosfor 153 mg; thiamin (vitamin B1) 0,2 mg; riboflavin (vitamin B2)

0,11 mg; kalium 401 mg; natrium 17 mg; zinc 1,16 mg; selenium 14,2 mg (USDA

Nutrien Database).

Sedangkan menurut Direktorat Gizi, Depkes RI, kandungan gizi umbi

bawang putih terdiri dari zat organik: protein, lemak dan karbohidrat, di samping

mengandung zat-zat hara: kalsium, vitamin dan belerang. Secara rinci ekstrak gizi

umbi bawang putih dapat dilihat pada table berikut (Direktorat Gizi Dep Kes RI,

1992).

Tabel 2.1 Nilai Gizi Bawang Putih

No. Zat Gizi Per 100 gram Keterangan

1. Air (gram) 71,00

Bagian yang

dapat dimakan

88%

2. Kalori (gram) 95,00

3. Protein (gram) 4,50

4. Lemak (gram) 0,20

5. Karbohidrat (gram) 23,10

6. Kalsium (gram) 42,00

7. Fosfor (gram) 134,00

8. Besi (gram) 1,00

9. Vitamin B1 (gram) 0,22

10. Vitamin C (gram) 15,00

(Sumber: Direktorat Gizi Dep Kes RI, 1992).

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2 Ekstrak dan Ekstraksi

2.2.1 Pengertian

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut

yang sesuai (Depkes RI Dirjen POM, 2000)

Ekstrak dikelompokkan atas dasar sifatnya, yaitu (Voight, 2005):

Ekstrak encer adalah ekstrak yang memiliki konsistensi seperti madu

dan dapat dituang.

Ekstrak kental adalah sediaan yang liat dalam keadaan dingin dan

tidak dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30%.

Tingginya kandungan air menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat

karena cemaran bakteri.

Ekstrak kering adalah sediaan yang memiliki konsistensi kering dan

mudah dituang, sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih

dari 5%.

Ekstrak cair adalah ekstrak yang dibuat sedemikian rupa sehingga 1

bagian simplisia setara dengan 2 bagian ekstrak cair.

Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang terdapat

pada simplisia. Ragam ekstraksi yang tepat sudah pasti tergantung pada tekstur dn

kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksidan pada jenis senyawa yang

diisolasi. Umumnya jaringan tumbuhan perlu dimatikan untuk mencegah

terjadinya oksidasi enzim atau hidrolisis (Harbone, 1996). Karena dalam simplisia

mengandung senyawa aktif yang berbeda-beda dan mempunyai struktur kimia

yang berbeda-beda, sehingga metode dalam penarikan senyawa aktif di dalam

simplisia harus memperhatikan factor seperti: udara, suhu, cahaya, logam berat.

Proses ekstraksi dapat melalui tahap: pembuatan serbuk, pembasahan, penyarian,

dan pemekatan (Depkes RI Dirjen POM, 2000)

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.2 Metode Ekstraksi

Macam-macam metode penyarian dalam ekstraksi yang dapat dilakukan

diantaranya ekstraksi dengan pemerasan, penekanan, atau penghalusan mekanik

dan ekstraksi dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi dengan pelarut sendiri

terdapat beberapa jenis, yaitu (Depkes RI Dirjen POM, 2000):

A. Cara dingin

Maserasi

Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana.

Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat

farmakope (umumnya terpotong-terpotong atau berupa serbuk

kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya

rendaman tersebut disimpan terlindung cahaya langsung

(mencegah reaksi yang dikatalis cahaya atau perubahan warna)

dan dikocok berulang-ulang (kira-kira 3 kali sehari). Waktu

lamanya maserasi berbeda-beda, masing-masing farmakope

mencantumkan 4-10 hari. Secara teoritis pada suatu maserasi

tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin

besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi,

akan semakin banyak hasil yang diperoleh (Voight, 1995).

Perkolasi

Perkolasi dilakukan dalam wadah berbenruk silindris

atau kerucut (perkulator) yang memiliki jalan masuk dan

keluar yang sesuai. Bahan pengekstaksi yang dialirkan secara

kontinyu dari atas, akan mengalir turun secara lambat melintasi

simplisia yang umumnya berupa serbuk kasar. Melalui

penyegaran bahan pelarut secara kontinyu, akan terjadi proses

maserasi bertahap banyak. Jika pada maserasi sederhana tidak

terjadi ekstraksi sempurna dari simplisia oleh karena akan

terjadi keseimbangan kosentrasi antara larutan dalam

seldengan cairan disekelilingnya, maka pada perkolasi melalui

simplisia bahan pelarut segar perbedaan kosentrasi tadi selalu

dipertahnkan. Dengan demikian ekstraksi total secara teoritis

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dimungkinkan (praktis jumlah bahan yang dapat diekstraksi

mencapai 95%) (Voight,1995).

B. Cara Panas

Sokletasi

Sokletasi dilakukan dengan cara bahan yang akan

diekstraksi diletakkan dalam kantung ekstraksi (kertas, karton,

dan sebagainya) dibagian dalam alat ekstraksi dari gelas yang

bekerja kontinyu (perkulator). Wadah gelas yang mengandung

kantung ndiletakkan diantar labu penyulingan dengan

pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan labu melalui

pipa. Labu tersebut berisi bahan pelarut yang menguap dan

mencapai kedalam pendingin aliran balik melalui pipet yang

berkodensasi didalamnya. Menetes ketas bahan yang

diekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi. Larutan

berkumpul didalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi

maksimalnya, secara otomatis dipindahkan kedalam labu.

Dengan demikian zat yang terekstraksi terakumulasi melaui

penguapan bahan pelarut murni berikutnya (Voight, 1995).

Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada

temperature titik didihnya, Selma waktu tertentudan jumlah

pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya

pendinginan balik.

Digesti

Digesti adalah maserasi kinetic (dengan pengadukan

berlanjut) pada temperature yang lebih tinggi dari temperature

ruangan. Secara umumdilakukan pada temperature 40-500C.

Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada

temperature penangas air mendidih, temperature terukur 96-

980C selama waktu tertentu (15-20 menit). Infus pada

umumnya digunakan untuk menarik zat aktif yang larut dalam

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

air dari bahan-bahan nabati. Hasil dari ekstrak ini akan

menghasilkan zat aktif yang tidak stabil dan mudah tercemar

oleh kuman dan kapang, sehingga ekstrak yang diperoleh

dengan infus tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.

Dekokta

Dekokta adalah infus yang waktunya lebih lama (lebih

dari 30 menit) dan temperature sampai titik didih air.

Destilasi uap

Destilasi uap adalah ekstraksi kandungan senyawa

mudah menguap dari bahan segar atau simplisia dengan uap

air. Cara ini didasarkan pada peristiwa tekanan parsial senyawa

kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara

berlanjut sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi

fase uap campuran menjadi destilat air bersama senyawa

kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian.

C. Cara ekstraksi lain

Ekstraksi ultrasonic

Ekstraksi menggunakan gelombang ultrasonic (lebih

dari 20.000 Hz) memberikan efek pada proses ekstraksi

dengan prinsip meningkatkan permeabilitas dinding sel,

menimbulkan gelombang spontan, serta menimbulkan fraksi

interfase.

Ekstraksi energy listrik

Energy listrik digunakan dalam bentuk medan listrik,

medan magnet, serta elektrik discharge yang dapat

mempercepat proses ekstraksi dan meningkatkan hasil dengan

prinsip menimbulkan gelombang spontan dan menyebarkan

gelombang tekanan berkcepatan ultrasonic.

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3 Tinjauan Hewan Uji

Klasifikasi hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Sharp

et al, 1998):

Regnum : Animalia

Filum : Chordate

Kelas : Mammalia

Bangsa : Rodentia

Keluarga : Muridae

Anak keluarga : Murinae

Marga : Rattus

Jenis : Rattus norvegicus

Rattus norvegicus adalah salah satu spesies tikus yang paling umum

dijumpai di perkotaan. Hasil seleksi terhadap hewan ini banyak digunakan sebagai

hewan percobaan (dikenal sebgaai tikus putih) dan sebahgai hewan peliharaan

dengan warna bervariasi (Sharp et al, 1998). Tikus putih (Rattus norvegicus)

sering digunakan dalam penelitian karena memiliki beberapa kelebihan antara

lain: mudah dipelihara dalam populasi yang sangat besar, dapat berkembang biak

dengan pesat, dan memiliki ukuran yang lebih besar dari pada mencit sehingga

dalam beberapa percobaan tikus lebih menguntungkan.

Ada berbagai galur tikus putih, antara lain: Long-Evans, Sprague-Dawley,

dan Wistar. Tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar memiliki ciri: warna

tubuh putih, mata berwarna merah (albino), ukuran kepala dan ekor lebih pendek

dari badannya; galur Sprague-Dawley memiliki ciri: warna tubuh putih, mata

berwarna merah (albino), ukuran kepala yang kecil, dan ekor lebih panjang dari

badannya; sedangkan galur Long-Evans ditandai dengan warna hitam di bagian

kepala dan tubuh bagian depan (Malole dan Pramono, 1989).

2.4 Sistem Reproduksi Tikus Jantan

System reproduksi tikus jantan terdiri dari testis dan skrotum, epididimis,

duktud deferens, kelenjar aksesori (kelenjar vasikula seminalis, prostat, dan

bourboretralis), uretra dan penis. Organ reproduksi utama dari tikus jantan adalah

sepasang testis, tempat berlangsungnya produksi sperma. Pada saat musim kawin

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

testis turun ke dalam skrotum, namun selain pada musim kawin testis terletak

dalam rongga abdomen. Pada permukaan testis terdapat tubulus/saluran yang

membelit bernama epididymis, tempat terkumpul dan tersimpannya sel sperma.

Selain itu, juga terdapat saluran vas deferens yang menyalurkan sperma dan cairan

semen dari epididymis menuju uretra, kemudian melewati penis dan dikeluarkan

dari tubuh (Sowash, 2009)

Gambar 2.2 Anatomi Sistem Reproduksi Tikus Jantan (Chemes, 2011)

Kelenjar berwarna cokelat yang terletak di kanan dan kiri kandung kemih

dalah vesikula seminalis. Kelenjar di bawah kandung kemih adalah kelenjar

prostat, ia terbungkus sebagian disekitar penis. Vesikula seminalis dan kelenjar

prostat mensekresi bahan yang akan dibentuk menjadi cairan semen (Sowash,

2009).

2.4.1 Spermatozoa

Spermatozoa merupakan hasil akhir dari proses spermatogenesis.

Spermatozoa terdiri dari kepala (berisi inti) dan ekor. Panjangnya sekitar 60 µm

dan lebarnya sekitar 3 µm. kepala terutama terdiri atas inti dengan kromatin yang

menggumpal yang dua pertiga anteriornya dibungkus erat oleh akrosom (Finn,

1994).

Gambar 2.3 Spermatozoa Tikus. a) kepala, b) midpiece, c) ekor.

(sumber: http://animalsciences.missouri.edu)

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sampai saat ini parameter spermatozoa masih merupakan indikator

terpenting pada evaluasi fertilitas pria (Rusmiati, 2007). Salah satu indikator yang

menentukan terjadinya fertilisasi atau terbentuknya embrio adalah motilitas

spermatozoa. Menurut WHO (1988), gerakan spermatozoa dikategorikan sebagai

berikut: a. Jika sperma bergerak cepat dan lurus ke depan (gerak maju sangat

baik); b. Jika geraknya lambat dan sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus

(gerakan lemah); c. Jika tidak bergerak maju dan; d. Jika sperma tidak bergerak.

2.4.2 Spermatogenesis

Sel kelamin pada tikus jantan tidak aktif sampai sebelum masa

pubertas,yaitu sekitar 50 hari setelah lahir. Pada tahap tersebut sel germinal

primordial (PGC) mulai membelah dan menjadi spermatogonium, dan terus aktif

membelah sampai hewan tersebut kehilangan kemampuan untuk memproduksi

spermatozoa (Krinke, 2000).

Gambar 2.4 Tahapan Spermatogenesis Tikus. A, Tipe

spermatogonium; A In, spermatogonium tipe intermediet; B, tipe

spermatogonium B; R, spermatosit primerresting; L, spermatosit

leptotene; Z, spermatosit zygotene; P(I), P(VII), P(XII), awal,

pertengahan, dan akhir spermatosit pachytene. Angka romawi

menunjukkan tahap siklus di mana ia ditemukan; Di, diplotene; II,

spermatosit sekunder; 1-19, tahap spermiogenesis. Table di tengah

memberikan komposisi selular dari tahapan siklus pada epitel

seminiferous (I-XIV). Penulisan m menunjukkan terjadinya mitosis

(Clermont, 1962).

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada tahap awal spermatogenesis, PGC berkumpul di tepi membrane basal

epitel germinativum yang disebut sebagai spermatogonia tipe A (Guyton, 1996).

Spermatogonia tersebut membelah dan berdiferensiasi menjadi spermatogonia

tipe B dan bermigrasi kea rah sentral di antara sel-sel Sertoli. Dalam 24 hari

spermatogonia tipe B berkembang menjadi spermatosit primer yang memiliki 46

kromosom. Pada hari ke-24, setiap spermatosit primer terbelah dua

menjadispermatosit sekunder, proses ini disebut meiosis pertama. Dua sampai tiga

hari terjadi meiosis kedua menghasilkan spermatid yang memiliki 23 kromosom

tunggal. Selanjutnya, spermatid mengalami fase spermiogenesis, yaitu

perkembangan spermatid menjadi spermatozoa (Sherwood, 2001).

Sebuah spermatogonium tikus membutuhkan 4 siklus untuk dapat

membentuk spermatozoa, satu siklus memerlukan waktu 12 hari. Sehingga untuk

menyelesaikan keseluruhan tahap spermatogenik pada tikus dibutuhkan waktu 48

hari (Krinke,2000).

2.4.3 Hormon yang Mempengaruhi Spermatogenesis

Produksi spermatozoa dan sekresi testosterone oleh testis keduanya

tergantung pada stimulasi oleh hipofisis gonadotropin, follicle-stimulating

hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), yang disekresikan dalam

menanggapi hypothalamus gonadotropin-releasing hormone (GnRH). Testosteron

(T), yang penting untuk inisiasi dan pemeliharaan spermatogenesis, disekresikan

oleh sel Leydig dewasa di bawah stimulasi LH. Testosteron bertindak melalui

reseptor androgen (ARs) pada Sertoli, Leydig, dan sel peritubular. FSH bertindak

via G protein-coupled spesifik reseptor yang terletak di permukaan secara

eksklusif pada sel Sertoli. FSH memiliki peran penting dalam pengembangan

testis belum matang, terutama dengan mengendalikan proliferasi sel Sertoli

(Boitani et al., 1995). Setelah banyaknya konflik data pada model hewan dan

manusia, dicapai kesepakatan umum bahwa beberapa tingkat spermatogenesis

dapat dimulai dan dipelihara dengan tidak adanya FSH. Namun, spermatogenesis

kuantitatif normal pada usia dewasa tergantung pada FSH, tentu saja juga pada

manusia dan monyet (Hayes et al., 2001).

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hormon FSH dibutuhkan untuk menginisiasi spermatogenesis pada masa

pubertas dan menjaga produksi normal spermatozoa pada usia dewasa (Simoni, et

al.,1997). Sekresi inhibin B oleh sel Sertoli dirangsang oleh FSH. Sebaliknya,

sekresi dan produksi FSH oleh kelenjar pituitari diregulasi oleh inhibin B

(Boepple et al., 2008). Inhibin B merupakan hormon peptida gonadal dimerik

yang secara selektif berpotensi menghambat sekresi FSH melalui mekanisme

umpan balik negative (Chada et al., 2003). Inhibin B diproduksi secara nyata oleh

sel Sertoli testis dan merupakan bentuk utama inhibin pada pria dewasa (McNeilly

et al., 2002).

Gambar 2.5 Regulasi Hormonal yang Mempengaruhi

Spermatogenesis. (Source: Endocrine Physiology, 2nd

Edition. The McGraw-Hill Companies. Inc)

2.5 Apoptosis

Apaptosis merupakan kematian sel yang terprogram, melalui proses

kerusakan kromatin pada inti sel, sel menyusut dengan pembentukan badan-badan

apoptosom (apoptotic body) dan sel mengepak dirinya sendiri untuk dimakan

makrofag. Untuk terjadi apoptosis ada berbagai macam stimulus yang terkontrol.

Apoptosis berbeda dengan nekrosis karena nekrosis menginduksi inflamasi yang

dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius (Steller, 1995).

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.6 Perbedaan Nekrosis dan Apoptosis

(Daniel & Krosmeyer, 2004)

Fungsi apoptosis yang pertama adalah untuk mematikan sel yang rusak

atau terinfeksi. Jika kemampuan sel untuk ber-apoptosis rusak atau jika

inisiasinya dihambat, sel yang rusak dapat terus membelah tanpa batas dan

berkembang menjadi kanker (Daniel & Krosmeyer, 2004). Kondisi stress

sebagaimana kerusakan DNA sel yang disebabkan senyawa toksik atau

pemaparan sinar ultraviolet atau radiasi ionisasi (sinar gamma atau sinar X), juga

dapat menginduksi sel untuk memulai proses apoptosis. Selain itu, apoptosis juga

berfungsi untuk menjaga homeostasis (keseimbangan) antara proliferasi dan

kematian sel (Daniel & Krosmeyer, 2004; Kramer,2000).

2.5.1 Mekanisme apoptosis

Peristiwa apoptosis jalur ekstrinsik dimulai dari adanya pelepasan molekul

signal yang disebut ligan oleh sel lain (bukan berasal dari sel yang akan

mengalami apoptosis). Ligan tersebut berikatan dengan death receptor yang

terletak pada transmembran sel target yang menginduksi apoptosis (Gupta, 2001).

Death receptor yang terletak di permukaan sel adalah famili reseptor TNF (Tumor

Necrosis Factor), yang meliputi TNF-R1, CD 95 (Fas), dan TNF-Related

Apoptosis Inducing Ligan (TRAIL)-R1 dan R2 (Pentikäinen, 2002).

Ligan yang berikatan dengan reseptor akan mengakibatkan caspase

inisiator 8 membentuk trimer dengan adaptor FADD (Fas Associeted Death

Domain). Kompleks yang terbentuk antara ligan-reseptor dan FADD disebut

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DISC (Death Inducing Signaling Complex). CD 95, TRAIL-R1 dan R2 terikat

dengan FADD, sedangkan TNF-R1 terikat secara tidak langsung melalui molekul

adaptor lain, yaitu : TNF-Reseptor Associeted Death Domain protein (TRADD)

(Pentikäinen, 2002).

Gambar 2.7 Jalur Apoptosis (Pentikäinen, 2002).

Stress mitokondria yang menginduksi apoptosis jalur intrinsik disebabkan

oleh senyawa kimia atau kehilangan faktor pertumbuhan, sehingga menyebabkan

gangguan pada mitokondria dan terjadi pelepasan sitokrom c dari intermembran

mitokondria. Protein capcase-8 akan memotong anggota famili Bcl-2 yaitu Bid.

Bid yang terpotong pada bagian ujungnya akan menginduksi insersi Bax

dalam membran mitokondria dan melepaskan molekul proapoptotik seperti

sitokrom c, Samc/Diablo, Apoptosis Inducing Factor (AIF), dan omi/Htr2. dengan

adanya dATP akan terbentuk kompleks antara sitokrom c, APAF-1 dan caspase-9

yang disebut apoptosom. Selanjutnya, capcase-9 akan mengaktifkan downstream

procaspase-3 (Chang, 2000).

Protein caspase-3 yang aktif memecah berbagai macam substrat,

diantaranya enzim DNA repair seperti poly-ADP Ribose Polymerase (PARP) dan

DNA protein kinase yaitu protein struktural seluler dan nukleus, termasuk

aparatus mitotik inti, lamina nukleus, dan aktin serta endonuklease, seperti

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Caspase-Activated Deoxyribonuclease Inhibitor (ICAD) dan konstituen seluler

lainnya. Selain itu, caspase 3 juga mempunyai kemampuan untuk mengaktifkan

caspese lainnya, seperti procaspase-6 dan procaspase-7 yang memberikan

amplifikasi terhadap kerusakan seluler (Kirsch, et al., 1999).

Adanya seluler stres meningkatkan ekspresi dari protein p53 yang

mengakibatkan terjadinya GI arrest atau apoptosis. Anggota dari Apoptotic

Stimulating Protein p53 (ASPP) yaitu ASPP 1 dan ASPP 2 secara spesifik

menstimulasi fungsi transaktivasi p53 pada promotor gen proapoptotik seperti

Bax dan p53 Inducible Gene-3 (PIG 3), tapi tidak pada promotor gen yang

menyebabkan cell cycle arrest, yaitu p21 dan MDM2 (Ashkenazi,1998).

Sel yang terfragmentasi menjadi apoptotic body mengeluarkan signal yang

dikenali oleh fagosit. Ada 2 macam fagosit, yaitu fagosit professional, contohnya

sel makrofag, dan fagosit semiprofesional, sel tetangga dari sel yang mengalani

apoptosis (Susin et al., 1998). Adanya sel-sel fagosit ini dapat menjamin tidak

timbulnya respon inflamasi setelah terjadinya apoptosis (Raff, 1998).

2.5.2 Protein Kaspase-3

Kaspase 3 merupakan efektor pada transduksi sinyal apoptosis. Kaspase-

3 berada pada sitoplasma dari suatu sel. Jumlah kaspase 3 diketahui rendah pada

testis pada tikus dengan usia 5-15 hari, namun meningkat pada usia 20 hari dan

mencapai puncak pada hari ke 25 (Moreno et al., 2006).

Kaspase adalah mediator penting dalam proses apoptosis. Di antara

kaspase tersebut, kaspase-3 merupakan kaspase yang memiliki frekuensi

teraktivasi paling tinggi. Jalur aktivasi kaspase-3 telah teridentifikasi, jalur

tersebut adalah jalur yang bergantung dan jalur yang tidak bergantung pada

pelepasan sitokrom c mitokondria dan kaspase-9. Kaspase-3 penting bagi

perkembangan otak normal, mekanisme apoptosis jaringan, perubahan morfologi

dan reaksi biokimia tertentu. Aktivasi apoptosis baik jalur ekstrinsik maupun jalur

intrinsik akan berujung pada aktivasi kaspase-3 sebagai kaspase eksekutor.

Apabila kaspase-3 telah teraktivasi, terjadi determinasi tak terhindarkannya

kematian sel, akan terjadi apoptosis (Pentikäinen, 2002).

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.3 Apoptosis Sel Germinal

Produksi sperma matang merupakan proses yang luar biasa yang meliputi

beberapa bebrapa tahap perkembangan. Di bawah pengaruh kromosom Y, sel

Sertoli, sel germinal primordial (PGC) mengalami perkembangan sedangkan

beberapa sel akan mengalami apoptosis, sisanya menjadi gonocytes (Print dan

Loveland, 2000). Sakkas et al. (1999) mengemukakan bahwa individu-individu

dengan tingkat apoptosis sel germinal yang tinggi mungkin memiliki persentase

peningkatan sperma dengan kerusakan genetik dan jumlah sperma immotil yang

lebih tinggi (Sakkas et al., 1999).

Apoptosis sel germinal terjadi melalui dua jalur utama, yang melibatkan

baik jalur mitokondria (intrinsik) maupun jalur sel reseptor permukaan

(ekstrinsik). Jalur apoptosis diadopsi oleh sel germinal tergantung pada jenis

stimulus yang diterima (Shaha, 2007).

2.6 Uji Protein Caspase 3 dengan Teknik ELISA

ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) merupakan uji serologis

yang umum digunakan di berbagai laboratorium imunologi. Uji ini memiliki

beberapa keunggulan seperti teknik pengerjaan yang relatif sederhana, dan

memiliki sensitivitas yang cukup tinggi. ELISA diperkenalkan pada tahun 1971

oleh Peter Perlmann dan Eva Engvall untuk menganalisis adanya interaksi antigen

dengan antibodi di dalam suatu sampel dengan menggunakan enzim sebagai

pelapor (reporter label) (Lequin, 2005).

ELISA dibedakan menjadi dua jenis, yaitu competitive assay yang

menggunakan konjugat antigen–enzim atau konjugat antobodi–enzim, dan non-

competitive assay yang menggunakan dua antibodi. Pada ELISA non-competitive

assay atau yang biasanya disebut Sandwich ELISA, antibodi kedua akan

dikonjugasikan dengan enzim sebagai indicator (Engvall dan Perlman, 1971). Kit

ELISA Rat Casp-3 merupakan jenis non-competitive assay ELISA.

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.8 Uji ELISA. (A) Indirect ELISA, (B) Sandwich ELISA

(sumber: http://www.sbs.utexas.edu)

Uji ini dilakukan pada plate 96-well berbahan polistirena. Untuk

melakukan teknik "Sandwich" ELISA ini, diperlukan beberapa tahap yang

meliputi (El-Ansary, 2011): (1) Well dilapisi atau ditempeli antigen spesifik

Caspase-3; (2) Sampel (mengandung antibodi) yang ingin diuji ditambahkan; (3)

Ditambahkan antibodi kedua yang dikonjugasikan dengan biotin. Antibodi kedua

ini akan menempel pada antibodi sampel sebelumnya; (4) Dimasukkan substrat

enzim yang dapat menimbulkan warna tertentu saat bereaksi; (5) Intensitas warna

campuran diukur dengan spektrofotometer yang disebut ELISA reader hingga

mendapatkan hasil berupa densitas optis (OD). Dengan menghitung rata-rata

kontrol negatif yang digunakan, didapatkan nilai cut-off untuk menentukan hasil

positif-negatif suatu sampel. Hasil OD yang berada di bawah nilai cut-off

merupakan hasil negatif, dan demikian juga sebaliknya.

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian 2, Laboratorium

Farmakologi, Laboratorium Kimia Obat, Laboratorium Biokimia, Laboratorium

Riset, serta Animal House Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian berlangsung dari bulan Februari 2015 sampai

dengan Juni 2015.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: tissue, pot, gelas ukur,

kaca arloji, timbangan analitik (AND GH-202), kandang hewan, tempat makan

dan minum tikus, timbangan hewan (ohauss), sonde, wadah pembiusan, beaker

glass, lumpang dan alu, tabung reaksi, spatula, kaca objek, kaca penutup,

seperangkat alat bedah, Hemositometer improved neubeur (NESCO), mikro pipet

(Eppendorf research plus), miskroskop motic B1 series, miskroskop optik (motic

BA310), stirrer homogenizer, dan ELISA reader.

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan uji yang digunakan adalah jus dari bawang putih local (Allium

sativum L.) varietas Lumbu Kuning yang diperoleh dari Kecamatan

Tawangmangu, Kabupaten Karang Anyar, Provinsi Jawa Tengah. Bahan uji juga

telah dideterminasi di “Herbarium Bogoriense” Bidang Botani Pusat Penelitian

Biologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor.

Bahan kimia yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pakan tikus

(pellet, aquadest), suspending agent untuk mensuspensi ekstrak (natrium karboksi

metil selulosa BLANOSE® 7M1F), analisis kaspase (Kit ELISA Casp-3

SUNLONG®), terminasi tikus (eter), dan diluen (Phosphat Buffer Saline).

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan galur Sprague Dawley berumur 7-8 minggu dengan berat

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

badan 250-350 gram yang diperoleh dari peternakan Institut Pertanian Bogor

(IPB), Bogor.

3.3 Rancangan Penelitian

3.3.1 Besar Sampel

Penelitian ini merupakan eksperimen murni dengan rancangan acak

lengkap (RAL) dengan beberapa kondisi perlakuan. Perlakuan dikelompokkan

menjadi 4 bagian dengan 5 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dalam

setiap kelompok (WHO, 2000). Empat kelompok tersebut terdiri dari satu

kelompok kontrol dan tiga kelompok yang diberikan serbuk kering bawang putih

(Allium sativum L.) dengan tiga dosis berbeda.

3.3.2 Dosis dan Cara Perlakuan

Dosis pemberian mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dixit dan

Joshi (1982) yaitu 50, 100, dan 150 mg/kgBB per hari (perhitungan dosis

terlampir). Suspensi ekstrak diberikan secara oral menggunakan sonde, pada

kelompok kontrol diberikan suspensi Na CMC tanpa kandungan ekstrak. Setiap

kali akan diberikan perlakuan, tikus ditimbang terlebih dahulu kemudian dibuat

perhitungan dosis sesuai dengan berat badan tikus. Lamanya waktu perlakuan

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hammami, et al,. (2009), yaitu selama

30 hari.

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Penyiapan Serbuk

Penyiapan serbuk dilakukan dilakukan di Laboratorium Penelitian II.

Sebanayk 1 kg bulbus bawang putih dikupas kulit luarnya, kemudian dibersihkan

dari pengotor-pengotornya. Kupasan bulbus bawang putih yang sudah bersih diiris

tipis-tipis kemudian didehidrasi menggunakan freeze dry dengan suhu 100F (-

12,20C) dan tekanan 10 Pa. Bawang putih kering hasil freeze dry kemudian

dihancurkan. Serbuk yang didapat diayak dengan mesh 30-100. Setelah itu dibuat

suspensi dengan dosis yang telah ditentukan (Li dan Ying, 2007).

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.2 Penapisan Fitokimia

Seluruh proses penapisan fitokimia dilakukan di Labortorium Kimia Obat.

Identifikasi Alkaloid

Potong-potong 2-4 gr material tumbuhan yang telah bersih

masukkan ke dalam mortar, tambahkan kloroform dan pasir bersih

secukupnya, kemudian gerus. Tambahkan 10 mL kloroform amoniakal

dan diaduk rata. Campuran dipindahkan ke dalam tabung reaksi dengan

cara menyaringnya menggunakan kasa. Selanjutnya tambahkan 0,5 ml

1M asam sulfat dan kocok baik-baik, diamkan beberapa saat. Pipet

lapisan jernih yang terbentuk ke dalam 2 tabung reaksi kecil. Satu

tabung ditambahkan pereaksi Dragendorff dan tabung lainnya perekasi

Mayer (2-3 tetes). Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya

endapan jingga dengan pereaksi Dragendorff dan endapan putih dengan

pereaksi Mayer, sebagai berikut:

(+) : sedikit keruh

(++) : sangat keruh

(+++) : terjadi endapan. (Chairul, 2003)

Identifikasi Saponin (Frothing test)

Pengujian dilakukan dengan memasukkan 0,5 ml filtrate ke

dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 5 ml aquades.

Kocok selama 30 detik. Adanya busa/buih yang menetap

mengindikasikan adanya saponin (Evans, 1996)

Identifikasi Steroid

Pada uji dengan menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard,

steroid menunjukkan warna biru kehijauan sedangkan triterpenoid

menunjukkan warna merah, merah muda, atau ungu. Namun pada saat

pengujian dilapangan baik secara langsung pada simplisia maupun pada

ekstrak terdapat variasi warna yang dihasilkan, tergantung pada cara

bagaimana pengujian tersebut dilakukan (Farnsworth, 1966).

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Identifikasi Flavonoid

Ekstrak lebih kurang 10 g material dengan etanol 80%, saring

dan keringkan di atas penangas air. Kemudian lemaknya dihilangkan

dengan pencucian heksan beberapa kali sehingga warna pigmen hilang

atau larutan heksan tidak berwarna lagi. Panaskan residu bebas lemak

untuk memindahkan sisa heksana. Tambahkan residu dengan 20 ml

etanol dan pindahkan masing-masing 10 ml ke dalam 2 tabung reaksi.

Setiap tabung reaksi ditambahkan 0,5 ml asam klorida pekat dan

dilakukan uji dengan pereaksi Wilstater (Chairul, 2003).

Salah satu tabung reaksi yang telah berisi asam klorida pekat

ditambahkan 3-4 butir logam magnesium (Mg). amati perubahan warna

yang terjadi dalam 10 menit. Apabila terbentuk warna, diencerkan

dengan air secukupnya dan tambahkan 1 ml oktil alcohol.kocok kuat-

kuat kemudian diamkan. Amati perubahan warna pada masing0masing

pelarut. Apabila terjadi pembentukan atau perubahan warna

menunjukkan reaksi positif terhadap flavonoid (Chairul, 2003).

Identifikasi Tannin

Timbang 2 mg serbuk bawang putih, tambahkan aquades 10 ml,

kemudian saring. Masukkan 2 ml filtrate ke dalam tabung reaksi,

tambahkan 1 ml FeCl3. Adanya endapan biru kehijauan

mengindikasikan adanya tannin (Evans, 1996).

Identifikasi Minyak Atsiri

Identifikasi minyak atsiri dilakukan secara kualitatif dengan

mencium bau dari serbuk. Adanya bau khas aromatic bawang putih

menandakan adanya minyak atsiri (Evans, 1996).

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.3 Parameter Spesifik dan Non-spesifik

3.4.3.1 Parameter Spesifik

Identitas ekstrak: nama ekstrak (generic, dagang, paten), nama latin

tumbuhan (sistematika botani), bagian tumbuhan yang digunakan, dan

nama Indonesia tumbuhan. (Depkes RI, 2000)

Organoleptik: bentuk (padat, serbuk kering, kental, cair), warna

(kuning, coklat, dll.), bau (aromatik, tidak berbau, dll.), dan rasa (pahit,

manis, kelat, dll.) (Depkes RI, 2000)

3.4.3.2 Parameter Non-spesifik

Susut Pengeringan

Ekstrak ditimbang secara seksama sebanyak 1 g sampai 2 g dan

dimasukkan ke dalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya

telah dipanaskan pada suhu 1050C selama 30 menit dan telah ditara.

Sebelum ditimbang, ekstrak diratakan dalam botol timbang dengan

menggoyangkan botol hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang 5

mm sampai 10 mm. Jika ekstrak yang diuji berupa ekstrak kental,

ratakan dengan batang pengaduk. Kemudian dimasukkan kedalam

ruang pengering, buka tutupnya, keringkan pada suhu 1050C hingga

bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol dalam keadaan

tertutup mendingin dalam desikator hingga suhu kamar. Jika ekstrak

sulit kering dan mencair pada pemanasan, ditambahkan 1g silica

pengering yang telah ditimbang secara seksama, setelah dikeringkan

dan disimpan dalam desikator pada suhu kamar. Campurkan silica

tersebut secara rata dengan ekstrak pada saat panas, kemudian

keringkan kembali pada suhu penetapan hingga bobot tetap. (Depkes

RI, 2000)

Kadar Air

Penentuann kadar air dari ekstrak yang mengandung senyawa

menguap menggunakan metode destilasi (azeotrop). Ppelarut yang

digunakan adalah pelarut immiscible, dalam penelitian ini digunakan

toluene 200 ml. Siapkan rangkaian alat destilasi, masukkan toluene

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serta 2 ml aquadest ke dalam labu didih, lalu tambahkan beberapa batu

didih di dalamnya. Setelah aquades dan sebagian toluene berpindah ke

tabung pengumpul, masukkan 10 mg serbuk bawang putih yang telah

ditimbang secara seksama. Setelah tinggi air pada tabung pengumpul

tidak berubah, hitung kenaikan air yang terjadi (Depkes RI, 2000).

Kadar Abu

Lebih kurang 2 g sampai 3 g serbuk yang telah ditimbang secara

seksama dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan

ditara, ratakan. Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan,

timbang. Jika cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air

panas lalu saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa kertas

saring dalam krus yang sama. Masukkan filtrate ke dalam krus, uapkan,

pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu terhadap bahan

yang telah dikeringkan di udara. (Depkes RI, 2000)

3.4.4 Penyiapan Hewan Uji

Hewan Uji yang di gunakan adalah tikus putih jantan galur Sprague

Dawley berumur 7-8 minggu dengan berat badan 200-350 gram diaklimatisasi

selama dua minggu agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Selama

proses adaptasi, dilakukan pengamatan kondisi umum dan penimbangan berat

badan.

3.4.5 Terminasi dan Pengukuran Parameter

Seluruh kelompok sampel tikus jantan putih galur Sprague Dawley

diterminasi pada hari ke-30 dengan cara dimasukkan ke dalam toples yang telah

dijenuhkan dengan uap eter, kemudian dibedah untuk diambil testis kanan dan kiri

dan kauda epididimis. Masing-masing testis kanan dan kiri ditimbang kemudian

disimpan dalam lemari pendingin hingga saat dilakukannya pengujian.

3.4.5.1 Uji Motilitas Sperma

Pengambilan spermatozoa pada epididimis kauda dengan metode cacah

dan menggunakan pengenceran dengan garam fisiologis sebesar 1 ml. Untuk

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pengamatan motilitas spermatozoa dapat dilakukan dengan mengamati

spermatozoa yang telah ditetesi ke bilik hitung Neubauer dengan perbesaran 400

kali. Motilitas sperma ditentukan dari 100 spermatozoa dalam satu lapang

pandang. Motilitas spermatozoa dinilai berdasarkan persen spermatozoa dengan

motilitas baik, yaitu spermatozoa yang bergerak lurus ke depan, cepat, lincah dan

aktif (Kaspul, 2004).

3.4.5.2 Analisis Protein Kaspase-3 dengan Kit ELISA

Pembuatan Homogenat

Siapkan potongan 50 mg jaringan testis masing-masing diambil dari testis

kanan dan testis kiri tikus, kemudian dimasukkan ke dalam satu tube. Tambahkan

Phosphate Buffer Saline (PBS) dengan pH 7 sebanyak 1 mL lalu homogenasi.

segera lakukan pengujian atau simpan dalam lemari pendingin pada suhu 40C

sampai siap digunakan.

Pembuatan Standar

Sentrifugasi vial standar pada 6000-10000 rpm selama 30 detik.

Rekonstitusi standar dengan 1 mL sampel diluen, pastikan tercampur dengan baik.

Pipet 250 µl sampel diluen ke dalam masing-masing tube S0-S6. Buat seri

pengenceran dengan menambahkan 250 µl larutan standard yang telah

direkonstitusi ke dalam tube S6 yang telah berisi diluen, homogenkan. Lakukan

pengenceran dari tube S6 ke tube selanjutnya hingga tube S1. Tube S0 berisi

sampel diluen tanpa standard yang bertindak sebagai blanko.

Analisis Protein Kaspase-3

Siapkan reagen, sampel dan standar. Sampel homogenate yang telah

dibuat dimasukkan ke dalam mikroplate sebanyak 100 µL. Inkubasi dalam oven

selama 2 jam dengan suhu 370C. Setelah inkubasi, buang cairan dalam well (tanpa

pencucian). Selanjutnya, tambahkan 100 µL biotin anti bodi ke dalam setiap well.

Tutup well menggunakan strip perekat kemudian inkubasi selama 1 jam pada suhu

370C. Lakukan pencucian menggunakan wash buffer hingga 3x pengulangan.

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada pencucian terakhir, hilangkan semua wash buffer yang tersisa dengan

dekantasi. Letakkan tube secara terbalik diatas tissue bersih.

Tambahkan 100 µL HRP-avidin ke dalam setiap well. Tutup mikroplate

menggunakan strip perekat baru, lalu inkubasi selama 1 jam pada suhu 370C.

Lakukan pencucian seperti pada langkah sebelumnya, lakukan hingga 5x

pengulangan. Setelah pencucian terakhir, tambahkan 50 µL TMB substrat ke

dalam setiap well, inkubasi selama 15-30 menit dan pastikan terlindung dari

cahaya. Selanjutnya, tambahkan 50 µL Stop solution ke dalam setiap well, ketuk-

ketuk tube perlahan untuk memastikan tercampur dengan baik. Tahap terakhir

adalah menentukan optical density setiap well dengan menggunakan ELISA

reader yang diatur pada panjang gelombang 450 nm.

3.5 Analisis Data

Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan program

pengolahan data statistik SPPS 20 yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas

menggunakan ANOVA karena dalam penelitian dilakukan lebih dari 2 perlakuan.

Uji parametrik (one way ANOVA) dilakukan apabila distribusi normal dan

homogen, sedangkan uji non parametrik (Kruskal Wallis) dilakukan apabila

distribusi tidak normal atau tidak homogeny . Jika hasil dari uji ANOVA maupun

Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan yang signifikan (p ˂ 0,05) maka

analisis data dilanjutkan dengan menggunakan uji Multiple Comparisons tipe

LSD (Least Significant Difference).

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

36 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan di “Herbarium Bogoriense”, Bidang

Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor. Hasil determinasi menunjukkan

bahwa tanaman uji adalah benar tanaman bawang putih (Allium Sativum L.) suku

Amaryllidaceae. Surat pernyataan hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran 1.

4.1.2 Pembuatan Serbuk

Sebanyak 1 kg bawang putih (Allium Sativum L.) dikupas dan dibersihkan,

lalu dihaluskan menggunakan blender hingga membentuk bubur halus dan kental

(puree). Bubur bawang putih (Allium Sativum L.) yang didapat kemudian di-

freeze dry dengan tekanan 10 Pa dan suhu 100F (-12,2

0C) hingga mengering. Hasil

freeze dry dihaluskan kembali menggunakan lumpang dan alu, dan didapatkan

800 gram serbuk bawang putih.

4.1.3 Penapisan Fitokimia

Hasil penapisan fitokimia terhadap serbuk bawang putih (Allium Sativum

L.) dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Penapisan Fitokimia Serbuk Bawang Putih (Allium sativum L.)

Golongan Senyawa Hasil Keterangan

Alkaloid

+

Meyer: putih; Bouchard: coklat-hitam;

Dragendorf: merah-jingga.

Flavonoid - Tidak terbentuk warna kuning intens

Saponin + Terbentuk busa yang stabil

Steroid + Terbentuk warna merah

Tanin - Tidak terbentuk warna hijau/biru/ungu

Terpenoid + Terbentuk warna jingga pada interfase

Minyak Atsiri +

Terciumnya bau khas aromatik dari

serbuk bawang putih (uji kualitatif).

Keterangan : (+) memberikan hasil positif, (-) memberikan hasil negatif.

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari semua kandungan fitokimia dalam serbuk bawang putih, dalam

penelitian ini diduga organosulfur turunan dari minyak atsiri yang berperan

penting terhadap tiga parameter yang diujikan, yaitu konsentrasi kaspase-3, bobot

testis, dan motilitas spermatozoa.

4.1.4 Pengujian Parameter Standar

Hasil pengujian parameter standar spesifik dan non spesifik yang

dilakukan terhadap serbuk dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Parameter Standar Serbuk Bawang Putih (Allium sativum L.)

Parameter Hasil

Identitas Nama Latin tumbuhan: Allium sativum L.

Nama Indonesia: Bawang Putih

Bagian tumbuhan yang digunakan: umbi

Organoleptik Bentuk : serbuk

Warna : kuning kehijauan

Bau : bau khas aromatik

Kadar Abu 5,175%

Susut Pengeringan 9,97%

Kadar Air 7,0%

Uji parameter standar non spesifik pada serbuk yang dilakukan pada

penelitian ini adalah uji kadar abu, susut pengeringan, dan uji kadar abu serbuk

bawang putih (Allium Sativum L.). Berdasarkan hasil uji parameter non spesifik

pada serbuk bawang putih (Allium sativum L), didapatkan persentase kadar abu

sebesar 5,175%, sedangkan menurut farmakope herbal (2009) persyaratan

persentase kadar abu untuk bawang putih (Allium sativum L.) yaitu kurang dari

3%. Persentase susut pengeringan serbuk adalah 9,97% dan kadar air sebesar

7,0% sesuai dengan persyaratan yaitu kurang dari 10%.

4.1.5 Pengukuran Konsentrasi Protein Kaspase-3

Hasil pengukuran konsentrasi kaspase-3 pada tikus kelompok kontrol,

kelompok perlakuan dosis rendah (50 mg/kgBB), dosis sedang (100 mg/kgBB),

dan dosis tinggi (150 mg/kgBB) dapat dilihat pada tabel 4.3

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.3 Konsentrasi Kaspase-3 Sel Germinal Tikus Jantan Sprague Dawley

No. Kelompok

Rerata Konsentrasi Kaspase-

3 Tiap Kelompok

(µg/ml) ± SD

Perbedaan

(%)

1 Kontrol 0,803±0.41 -

2 Dosis 50 mg/kgBB 0,753±0.10 6,227

3 Dosis 100 mg/kgBB 0,778±0.24 3,113

4 Dosis 150 mg/kgBB 0,649±0.17 19,178

Hasil pengukuran konsentrasi protein kaspase-3 tidak menunjukkan nilai

yang berbeda secara signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian

serbuk baawang putih secara oral selama 30 hari dengan dosis 50 mg/kgBB, 100

mg/kgBB, dan 150 mg/kgBB tidak mempengaruhi regulasi apoptosis sel germinal

tikus jantan. Hasil pengujian statistik dapat dilihat pada lampiran 11.

4.1.6 Perhitungan Motilitas Spermatozoa

Hasil pengukuran bobot testis pada tikus kelompok kontrol, kelompok

perlakuan dosis rendah (50 mg/kgBB), dosis sedang (100 mg/kgBB), dan dosis

tinggi (150 mg/kgBB) dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Bobot Testis Tikus Jantan Sprague Dawley

No. Kelompok

Rerata Bobot Testis Tiap

Kelompok (gram) ± SD

Perbedaan

(%)

1 Kontrol 1,430±0.35 -

2 Dosis 50 mg/kgBB 1,346±0.04 5,874

3 Dosis 100 mg/kgBB 1,443±0.06 0,9%

4 Dosis 150 mg/kgBB 1,512±0.04 5,734

Hasil pengukuran bobot testis tidak menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan dibandingkan dengan kelompok control, sehingga dapat dikatakan

bahwa pemberian serbuk bawang putih tidak mempengaruhi berat testis tikus.

Hasil perhitungan statistik dapat dilihat pada lampiran 12.

4.1.7 Perhitungan Motilitas Spermatozoa

Hasil perhitungan motilitas spermatozoa pada tikus kelompok kontrol,

kelompok perlakuan dosis rendah (50 mg/kgBB), dosis sedang (100 mg/kgBB),

dan dosis tinggi (150 mg/kgBB) dapat dilihat pada tabel 4.5

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.5 Persentase Motilitas Spermatozoa Tikus Jantan Sprague Dawley

No. Kelompok

Rerata Persen Motilitas

Spermatozoa Tiap Kelompok

(%) ± SD

Perbedaan

(%)

1 Kontrol 78,300±2.17 -

2 Dosis 50 mg/kgBB 80,117±2.62 2,320

3 Dosis 100 mg/kgBB 76,390±2.09 2,439

4 Dosis 150 mg/kgBB 73,549±2.48* 6,067

Keterangan: Angka yang diikuti dengan tanda (*) menunjukkan adanya

perbedaan signifikan terhadap kelompok kontrol (p≤0,05).

Hasil perhitungan motilitas spermatozoa menunjukkan adanya perbedaan

signifikan pada pemberian serbuk bawang putih (Allium sativum L.) dengan dosis

150 mg/kgBB, hasil uji statistik dapat dilihat pada lampiran 13. Hasil tersebut

memberikan gambaran bahwa penurunan persentase motilitas spermatozoa

meningkat seiring peningkatan dosis serbuk bawang putih (Allium sativum L.)

yang diberikan.Perbedaan signifikan pada hasil tersebut dilakukan uji statistik

lebih lanjut menggunakan metode Least Significant Differences (LSD) untuk

mengetahui rincian perbandingan rerata persentase motilitas spermatozoa tiap

kelompok, hasil dapat dilihat pada lampiran 13.

4.1.8 Uji Korelasi antara Konsentrasi Kaspase, Motilitas Spermatozoa dan

Bobot Testis

Uji Korelasi dilakukan menggunakan metode statistik Pearson untuk

menentukan hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Hasil dari Uji korelasi

dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Konsentrasi Kaspase 3 dengan motilitas

sperma dan bobot testis.

Motilitas Bobot Testis Kaspase-3

Motilitas 1 -.119 .007

BobotTestis -.119 1 -.262

Kaspase-3 .007 -.262 1

Keterangan: 0,00-0,20: korelasi sangat lemah; 0,21-0,40: korelasi lemah;

0,41-0,70: korelasi kuat; 0,71-0,90: korelasi sangat kuat; 0,91-1,00:

korelasi sempurna.

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil menunjukkan tidak adanya hubungan antara konsentrasi kaspase-3

dengan motilitas spermatozoa (nilai koefisien korelasi 0,007). Demikian pula

antara motilitas spermatozoa dengan Bobot Testis, serta Bobot Testis dengan

Konsentrasi Kaspase-3 (nilai koefisien korelasi masing-masing -0,119 dan -

0,262), nilai minus menunjukkan hubungan negatif (berbanding terbalik). Data

lengkap dapat dilihat pada lampiran 14.

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap aktivitas molekuler

transduksi sinyal kaspase-3 dalam mekanisme apoptosis dan kaitannya dengan

motilitas spermatozoa serta bobot testis tikus jantan galur Sprague Dawley.

Kematian dari suatu sel diketahui berasal dari berbagai mekanisme diantaranya

adalah melalui jalur mekanisme transduksi sinyal apoptosis, yaitu suatu proses

kematian sel yang terjadi pada sel tunggal secara terprogram. Apoptosis normal

pada proses spermatogenesis bertujuan untuk menyesuaikan jumlah sel germinal

dengan jumlah sel Sertoli dan menghilangkan gamet-gamet abnormal.

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi bawang

putih (Allium Sativum L.) segar yang diperoleh dari pusat budidaya bawang putih

(Allium Sativum L.) varietas local Tawangmangu, Jawa Tengah. Sebelum

digunakan sebagai bahan penelitian, dilakukan determinasi tanaman bawang putih

(Allium Sativum L.). Hasil determinasi tanaman yang dilakukan di “Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor”

menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan adalah benar Allium sativum L.

dari famili Amaryllidaceae.

Serbuk bawang putih didapatkan dengan cara menghaluskan bawang putih

(Allium Sativum L.) menggunakan blender selama 30 menit, kemudian bubur

kental (puree) bawang putih yang dihasilkan dilakukan proses penarikan air

dengan menggunakan alat freeze dry pada suhu 00 C dengan tekanan 10 Pa. Hasil

freeze dry yang berupa gumpalan kering bawang putih digerus dan dihaluskan

hingga didapat bentuk serbuk halus. Metode ini dipilih untuk menghindari

kemunginan rusaknya senyawa akibat pemanasan yang ada pada metode lain.

Selain itu, metode ini juga bertujuan agar didapat seluruh komponen zat aktif pada

umbi bawang putih (Allium Sativum L.). Golongan senyawa yang diduga

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bertanggung jawab terhadap aktivitas antifertilitas pada bawang putih (Allium

Sativum L.) adalah Allisin dari golongan alilsulfida dan turunannya.

Hasil penapisan fitokimia memperlihatkan bahwa serbuk bawang putih

positif mengandung alkaloid, steroid, terpenoid, saponin, dan minyak atsiri.

Berdasarkan penelusuran literatur, zat aktif yang beperan dalam penelitian ini

merupakan turunan dari minyak atsiri. Senyawa dalam minyak atsiri bawang putih

adalah Allisin. Allisin tidak stabil dalam suhu ruang, sehingga Allisin membentuk

alil sulfide turunannya seperti: Ajoene, dialil sulfide, dialil disulfide, dialil

trisulfida, alil merkaptan, dan alil metil sulfide (Hernawan dan Setyawan, 2003).

Pada parameter non spesifik dilakukan pengujian kadar abu, susut

pengeringan dan kadar air. Hasil pengujian berturut-turut adalah 5,175%, 9,97%

dan 7%. Hasil pengujian parameter non-spesifik kadar air dan susut pengeringan

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam farmakope herbal, yaitu tidak

lebih dari 10%, sedangkan untuk kadar abu melebihi standar kadar abu farmakope

herbal untuk bawang putih (Allium sativum L.) yaitu 3%. Tingginya kadar abu

melebihi standar dapat dikarenakan perbedaan lokasi tumbuh, perbedaan lokasi

memungkinkan berbedanya kandungan mineral dalam tanah sehingga logam non-

fisiologis tersebut mengontaminasi umbi bawang. Untuk memastikan kadar logam

fisiologis dan non fisiologis pada umbi bawang putih dapat dilakukan pengujian

lanjutan yaitu uji kadar abu larut air dan kadar abu tidak larut asam.

Pada proses pembuatan serbuk bawang putih ini terjadi perubahan warna

(discoloration) pada bubur halus (puree) bawang putih (Allium sativum L.) setelah

proses penghalusan menggunakan blender. Warna bubur bawang putih yang

semula kekuningan berubah menjadi kuning kehijauan yang diduga akibat dari

destruksi umbi bawang yang menyebabkan reaksi kimia yang melibatkan

thiosulfinat. Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa perubahan warna hanya

terjadi pada bawang putih (Allium Sativum L.) yang diproses atau mengalami

perlakuan khusus. (Kubec et al., 2004). Thiosulfinat, khususnya thiosulfinat l-

propenyl, diketahui berperan sebagai pembentuk warna dalam peristiwa

perubahan warna tersebut. Senyawa ini dibentuk dari turununan sulfoksida

berbeda dari sistein di bawah proses katalitik allinase. Allinase dalam sel bawang

putih (Allium Sativum L.) terdapat dalam vakuola, sedangkan substratnya yang

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berupa senyawa alliin berada di sitosol. Dalam penelitian ini dilakukan

pemblenderan pada umbi bawang putih (Allium Sativum L.) segar, akibatnya

vakuola yang banyak terkandung di dalamnya mengalami kerusakan dan pecah

sehingga menyebabkan terjadinya reaksi antara allinase dengan substratnya yang

terdapat di sitosol. Reaksi enzimatis inilah yang akhirnya menghasilkan turunan

thiosulfinat yang berperan sebagai pembentuk pigmen dalam peristiwa perubahan

warna bawang putih (Allium Sativum L.) (Zang et al., 2013).

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 ekor tikus jantan

galur Sprague Dawley berusia 9-10 minggu. Tikus yang digunakan merupakan

tikus yang sehat dan fertil dengan rentang bobot 200-300 gram. Galur Sprague

Dawley dipilih karena tikus jenis ini cenderung lebih tenang dan lebih mudah

penanganannya (Albany.edu, 2015). Galur ini juga memiliki tingkat kesuburan

yang tinggi ditandai dengan jumlah spermatozoa pada epididimis yang lebih

banyak dibandingkan dengan galur lain, sehingga banyak penelitian yang

berkaitan dengan reproduksi menggunakan tikus galur Sprague Dawley sebagai

hewan uji (Wilkison et al., 2002).

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan 4 kelompok perlakuan yang

masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus jantan (Rattus novergicus L.) galur

Sprague Dawley. Aklimatisasi selama 2 minggu dilakukan sebelum pemberian

perlakuan, hal ini bertujuan agar tikus beradaptasi dengan lingkungannya terlebih

dahulu. Selama proses aklimatisasi dilakukan pengamatan kondisi umum dan

pengukuran berat badan tikus. Salah satu penanda bahwa tikus dapat beradaptasi

dengan baik adalah adanya peningkatan berat badan. Dalam penelitian ini

keseluruhan hewan uji bertahan hidup hingga saat terminasi (tidak ada drop out).

Pada pengujian konsentrasi protein kaspase-3 digunakan sampel jaringan

testis yang disiapkan ke dalam bentuk homogenat jaringan. Dalam proses

homogenasi, sampel testis difiksasi menggunakan Phosphate Buffer Saline (PBS)

kemudian dihomogenasi menggunakan Stirrer Homogenizer dengan kecepatan

500 rpm selama 10 menit tiap sampelnya. Sampel yang telah homogen kemudian

dimasukkan ke dalam tube dan disimpan dalam freezer dengan suhu -20°C.

Sebelum digunakan sampel beku terlebih dahulu didiamkan dalam suhu ruang

(±240 C) hingga mencair (freeze-thaw process). Keseluruhan proses ini bertujuan

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk membantu degradasi membran sehingga protein dapat keluar dan terdeteksi

pada saat pengujian. Proses freeze-thaw berulang dapat merusak sampel, sehingga

sebaiknya proses ini hanya dilakukan sesaat sebelum dilakukannya pengujian.

Analisa protein kaspase-3 dalam penelitian ini dikerjakan menggunakan

metode ELISA. Metode ini dipilih karena mempunyai beberapa kelebihan,

diantaranya adalah karena tingkat akurasinya yang tinggi, kesederhanaan dalam

proses pengerjaan, tidak membutuhkan peralatan yang rumit serta tidak

membutuhkan proses yang kompleks sebagaimana yang dikerjakan pada metode

PCR. Kekurangan dari metode ini adalah ketidak mampuan mengetahui jalur

apoptosis, hal ini dikarenakan kaspase-3 merupakan protein efektor yang berada

pada hilir proses apoptosis sehingga kaspase-3 akan bekerja pada proses apoptosis

dari jalur manapun.

Data yang dihasilkan oleh ELISA merupakan data kuantitatif sehingga dari

data tersebut dapat menggambarkan konsentrasi protein kaspase dalam jaringan

testis. Selain data kuantitatif, hasil pengujian ELISA juga digambarkan dengan

adanya warna kuning yang terbentuk. Intensitas warna kuning yang teramati

dalam analisis menggambarkan konsentrasi kaspase-3 yang terkandung. Dari data

yang diperoleh, pemberian serbuk bawang putih (Allium Sativum L.) secara oral

selama 30 hari dengan dosis 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 150 mg/kgBB tidak

memberikan hasil yang signifikan (p≥0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa

serbuk bawang putih (Allium Sativum L.) tidak mempengaruhi regulasi apoptosis

sel germinal tikus putih jantan. Meskipun tidak signifikan secara statistik, namun

pemberian serbuk bawang putih (Allium Sativum L.) menunjukkan adanya

penurunan konsentrasi protein kaspase-3 pada seluruh kelompok perlakuan

dibandingkan dengan kelompok kontrol (p≥0,05). Hasil ini merupakan temuan

baru, di mana pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa pemberian bawang

putih (Allium Sativum L.) dalam bentuk potongan kasar selama 30 hari mampu

menginduksi kematian sel germinal melalui jalur apoptosis (Hammami et al.,

2009).

Bobot testis dikaitkan dengan fertilitas dan proses spermatogenesis

meskipun keakuratannya perlu diteliti lebih lanjut (Kulshrestha and Mathur,

1990). Hasil pemberian kronik serbuk bawang putih (Allium Sativum L.) selama

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

30 hari menunjukkan penurunan bobot testis pada dosis 50 mg/kgBB, sedangkan

peningkatan bobot testis teramati pada pemberian serbuk bawang putih (Allium

Sativum L.) dosis 100 mg/kgBB dan 150 mg/kgBB. Meskipun demikian, hasil

dari ketiga dosis tersebut tidak berbeda secara signifikan terhadap kelompok

kontrol (p≥0,05). Hasil dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Grafik Konsentrasi Kaspase-3 dan Bobot Testis

Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley

Peningkatan bobot testis dan penurunan konsentrasi kaspase-3 diduga

saling berkaitan. Efek tersebut diduga merupakan aktivitas antioksidan dari

bawang putih (Allium Sativum L.) yang mengeliminasi radikal bebas/oksidan.

Oksidan yang biasa berada dalam tubuh adalah reactive oxygen species (ROS),

ketidak seimbangan antara oksidan dan antioksidan menyebabkan perusakan sel

dan apoptosis oleh oksidan tersebut. Sel germinal secara unik kaya akan

polyunsaturated fatty acid (PUFA), karena strukturnya, PUFA ini sangat mudah

diserang oleh ROS (Verma dan Kanwar, 1999). Aktivitas antioksidatif

mengeliminasi ROS dari tubuh sehingga menurunkan angka apoptosis serta

memberikan perbaikan pada kerusakan sel yang disebabkan oleh ROS, hasil ini

memperkuat hasil dari penelitian sebelumya oleh Kasuga et al (2001). Asumsi

yang dapat diambil adalah dengan rendahnya apoptosis dan adanya perbaikan

pada sel jaringan testis maka lebih banyak survival cell pada jaringan testis,

sehingga testis dengan konsentrasi kaspase-3 rendah memiliki bobot yang lebih

tinggi dibandingkan testis dengan konsentrasi kaspase-3 tinggi yang banyak

mengalami kerusakan sel.

KontrolNegatif

dosis 50mg/kgBB

dosis 100mg/kgBB

dosis150mg/kgBB

0.803 0.753 0.778 0.649

1.4307 1.34643 1.38641 1.51164

Kaspase-3 bobot testis

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sifat antioksidan yang dimiliki senyawa kimia dalam bawang putih

(Allium Sativum L.) disebut aktivitas antioksidatif. Allisin merupakan senyawa

yang terkandung dalam putih dan memiliki aktivitas antioksidan tinggi, turunan

dari senyawa allisin ini juga memiliki aktivitas antioksidan namun dengan

kekuatan lebih rendah. Senyawa ini bekerja dengan meningkatkan enzim

protektif, yaitu glutation peroksidase, superoksida dismutase (SOD), dan katalase

(CAT) (Wei dan Lau, 1998). Mekanisme eliminasi radikal bebas secara enzimatik

yaitu dengan SOD segera merubah superoksida pada radikal bebas menjadi H2O2

yang kemudian akan mengalami detoksifikasi menjadi air oleh enzim katalase di

dalam lisosom atau oleh enzim glutathione peroxidase di dalam mitokondria.

Selain melalui proses enzimatik, eliminasi radikal bebas dalam jaringan testis juga

diduga melalui proses non-enzimatik di mana dalam penelitian ini kandungan

Zinc (Zn) dalam bawang putih (Allium Sativum L.) juga memiliki aktivitas

sebagai antioksidan yang bekerja dengan menjadi kofaktor dari enzim-enzim

protektif tersebut di atas (Astuti, 2009).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Ghalehkandi (2014) serta Ponnusamy

dan Pari (2011) mendukung dugaan ini. Ghalehkandi menjelaskan bahwa

pemberian jus bawang putih secara signifikan menurunkan aktivitas malon

dialdehyde (MDA) pada semen tikus, di mana MDA ini merupakan representasi

dari kerusakan sel/jaringan yang terjadi. Pada penelitian Ponnusamy dan Pari

menggunakan senyawa dialil tetrasulfida dari bawang putih, menghasilkan

penurunan akumulasi Cadmium (Cd) dan lipid peroksidase pada testis tikus yang

telah diinduksi Cd sebelumnya.

Pengamatan motilitas spermatozoa dilakukan dengan menggunakan

mikroskop motik pada 5 lapang pandang, kemudian dilakukan perhitungan

persentase spermatozoa yang memiliki gerak aktif dan progresif. Pemberian

serbuk bawang putih (Allium Sativum L.) dengan dosis 150 mg/kgBB dalam

penelitian ini menunjukkan penurunan yang signifikan pada persentase motilitas

spermatozoa, namun pada dua dosis lainnya yaitu 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB

tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Penurunan persentase motilitas yang terjadi masih berada

dalam rentang fertil, yaitu lebih dari 50 % spermatozoa dengan motilitas baik

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

teramati. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh

Hosseini dan Khaki (2014), bahwasannya pemberian ekstrak bawang putih

(Allium Sativum L.) dengan dosis 500 dan 1000 mg/kgBB mengakibatkan sedikit

penurunan pada motilitas spermatozoa yang tidak mengakibatkan efek infertil.

Grafik persentase motilitas spermatozoa dapat dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Grafik Persentase Motilitas Spermatozoa

Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley

Penurunan persentase motilitas spermatozoa pada penelitian ini diduga erat

kaitannya dengan perubahan ionik dan osmotik pada lingkungan spermatozoa. Ion

Ca2+

merupakan second messenger yang berperan sebagai regulator utama dalam

motilitas spermatozoa. Ion Ca2+

pada konsentrasi submikromolar (140-900 nM)

dikaitkan dengan perubahan bentuk gelombang serta arah gerak spermatozoa, dan

bertanggung jawab atas inisisasi gerak spermatozoa (Ahmad, 2012). Senyawa

aktif umbi bawang putih (Allium sativum L.) yang diketahui mempengaruhi

ketersediaan intraseluler ion Ca2+

adalah senyawa Ajoene. Senyawa aktif tersebut

diperkirakan bertindak sebagai bloker pada Voltage-gated Ca2+

channel dan

cyclic nucleotide-gated Ca2+

channels yang terdapat di principal piece dari

flagellum sehingga menghambat masuknya ion Ca2+

ke dalam sel dan

menyebabkan terjadinya kegagalan hiperaktivasi (Siegel et al., 1992). Selain

menghambat influx Ca2+

ke dalam sel, pada penelitian sebelumnya menunjukkan

bahwa pemberian serbuk bawang putih (Allium Sativum L.) terbukti menurunkan

konsentrasi Ca2+

dalam plasma. Hal ini diduga terjadi sebagai hasil dari

penurunan absorpsi pada ginjal (Aka et al., 2010).

Hasil penelitian lain yang mendukung hasil ini dilaporkan oleh Dixit dan

Joshi (1982). Serbuk bawang putih dengan dosis 50 mg/kgBB diberikan selama

KontrolNegatif

dosis 50mg/kgBB

dosis 100mg/kgBB

dosis150mg/kgBB

78.300 80.117

76.390

73.549

Motilitas

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

70 hari sebagai bahan perlakuan, hasil yang teramati dari penelitian tersebut

adalah adanya penghentian proses spermatogenesis pada tahap spermatosit primer,

penurunan bobot kelenjar aksesori, serta perubahan histologi sel somatik.

Chakrabarti et al (2003) juga menyebutkan ekstrak air bawang putih (Allium

Sativum L.) memiliki aktivitas spermisidal pada spermatozoa tikus serta ejakulat

manusia. Sebaliknya, pada penelitian in vivo menggunakan ekstrak air bawang

putih (Allium Sativum L.) dosis 100 mg/kgBB selama 3 bulan memperlihatkan

adanya peningkatan spermatozoa (Al-bekairi et al, 1990).

Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa dalam penelitian ini regulasi

apoptosis yang terjadi secara statistik tidak memiliki hubungan dengan motilitas

spermatozoa (koefisien korelasi 0,007). Hasil yang sama juga diperoleh pada

penelitian sebelumnya oleh Almeida et al (2005). Kemugkinan yang bisa saja

terjadi adalah bawang putih mempengaruhi motilitas bukan pada tahap

spermatogenesis sehingga tidak berhubungan dengan kematian sel, namun lebih

pada gangguan fisiologis sepert penjelasan yang diuraikan di atas. Hasil uji

korelasi juga menyatakan tidak adanya hubungan antara bobot testis dengan

motilitas spermatozoa, serta adanya hubungan yang tidak signifikan antara bobot

testis dengan konsentrasi kaspase-3. Hubungan bobot testis dengan konsentrasi

kaspase-3 ini cukup rasional jika dikaitkan dengan aktivitas senyawa bioaktif

bawang putih terhadap ROS, namun perlu dilakukan penelitian lebih mendalam

untuk memastikan kebenaran dugaan tersebut.

Dari hasil penelitian ini serta beberapa penelitian sebelumya yang

disebutkan di atas menunjukkan bahwa efek pemberian bawang putih (Allium

sativum L.) dengan bentuk sediaan, dosis, dan jangka waktu yang berbeda dapat

memberikan efek yang berbeda pula terhadap parameter fertilitas tikus jantan. Hal

ini disebabkan oleh perbedaan konsentrasi senyawa bioaktif dalam tiap bentuk

sediaan yang berbeda. Hasil penelitiaan ini memberikan informasi bahwa

penggunaan serbuk bawang putih (Allium sativum L.) secara oral dengan dosis 50

mg/kgBB, 100 mg/kgBB dan 150 mg/kgBB selama 30 hari tidak mengakibatkan

efek infertil, sehingga terapi menggunakan serbuk bawang putih dengan rentang

dosis serta jangka waktu tersebut dianggap aman bagi kesuburan pria.

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

48 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pemberian serbuk bawang putih (Allium sativum L) dengan dosis 50

mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 150 mg/kgBB selama 30 hari tidak

mempengaruhi regulasi apoptosis sel germinal tikus putih jantan galur

Sprague Dawley melalui kaspase-3

2. Pemberian serbuk bawang putih (Allium sativum L) dengan dosis 50

mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 150 mg/kgBB selama 30 hari

menurunkan motilitas spermatozoa tikus putih jantan galur Sprague

Dawley namun masih dalam rentang fertil.

3. Pemberian serbuk bawang putih (Allium sativum L) dengan dosis 50

mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 150 mg/kgBB selama 30 hari tidak

mempengaruhi bobot tesis tikus putih jantan galur Sprague dawley

4. Tidak ada korelasi antara mekanisme motilitas spermatozoa dan

konsentrasi kaspase-3 dalam penelitian ini.

5. Terapi menggunakan serbuk bawang putih (Allium sativum L) dengan

dosis 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 150 mg/kgBB selama 30 hari

dianggap aman bagi kesuburan pria.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap efek antifertilitas

bawang putih (Allium sativum L.) dengan bentuk sediaan, dosis, dan

jangka waktu pemberian berbeda.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap parameter lain terkait

kemungkinan adanya efek antifertilitas berdasarkan penelitian-

penelitian sebelumnya.

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, K. 2012. Regulation of Human Sperm Motility and Hyperactivation

Components by Calcium, Calmodulin, and Protein Phosphatases.

Archives of Andrology 35:187-208.

Aka, LO et al., 2010. The Effects of Dietary Supplementation of Allium sativum

on Some Vital Biochemical Parameters in Male Albino Rats. Sokoto

Journal of Veterinary Sciences (2010). 8(1):26-30.

Amagase, Haranobu. 2006. Clarifying the Real Bioactive Constituents of Garlic.

The Journal of Nutrition 136: 716S-725S.

Amagase, Haranobu. et al. 2001. Intake of Garlic and Its Bioactive Components.

The Journal of Nutrition 131:955S-962S

Ashkenazi A dan Dixit VM. 1998. Death Receptors: Signaling and Modulation.

Science 281: 433-442.

Ashraf, Rizwan et al., 2011. Garlic (Allium sativum) Supplementation with

Standard Antidiabetic Agent Provides Better Diabetic Control in Type 2

Diabetes Patients. Pak. J. Pharm. Sci., Vol.24, No.4, October 2011, pp.565-

570

Ashraf, Rizwan, et al. 2013. Effects of Allium sativum (Garlic) on Systolic and

Diastolic Blood Pressure in Patients with Essential Hypertension. Pak. J.

Pharm. Sci., Vol.26, No.5, September 2013, pp.859-863

Astuti, Sussy. 2009. Profil Imunohistokimia Antioksidan Copper, Zincsuperoxide

Dismutase (Cu,Zn-Sod) dan Jumlah Sel Spermatogenik pada Jaringan

Testis Tikus yang Diberi TEP. Lembaga penelitian.

Ayaz, E. dan Halpsoy HC. 2007. Garlic (Allium sativum) and traditional

medicine. Turkiye Parazitol Derg. 2007;31(2):145-9.

Banerjee, SK. et al 2001. Garlic-induced alteration in rat liver and kidney

morphology and associated changes in endogenous antioxidant status. Food

and Chemical Toxicology 2001;39(8):793-797.

Boepple P.A., Hayes F.J., Dwyer A.A., Raivio T., Lee H., Crowley W.F.,

Pitteloud N.,Relative roles of inhibin B and sex steroids in the negative

feedback regulation of follicle-stimulating hormone in men across the full

spectrum of seminiferous epithelium function. Journal of Clinical

Endocrinology and Metabolism 93(5), pp. 1809-1814, 2008.

Boitani, C., M. Stefanini, A. Fragale, and A.R. Morena. 1995. Activin stimulates

Sertoli cell proliferation in a defined period of rat testis development.

Endocrinology. 136:5438-5444.

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Chada, M., R. Prusa, J. Bronsky, K. Kotaska, K. K. Sidlova, M. Pechova, and

L. Lisa. 2003. Inhibin B, follicle stimulating hormone, luteinizing

hormone and testosteron during childhood and puberty in males: Changes

in serum concentration in relation to age and stage of puberty. Physiol.

Res. 52:45-51.

Chairul. 2003. Identifikasi Secara Cepat Bahan Bioaktif pada. Tumbuhan di

Lapangan. Jurnal Berita Biologi, Vol 6,. No. 4, April 2003.

Chakrabarti K, Pal S, Bhattacharyya AK. 2003. Sperm immobilization Activity of

Allium sativum L. and Other Plant Extracts. Asian J Andrology 2003; 5:

131–5.

Chang, H.Y. and Yang, X. 2000. Proteases for Cell Suicide: Functions and

Regulation of Caspase. Microbiol.Mol.Biol.Rev. 64: 821-846

Chemes HE. Infancy is not a period of testicular development. Int J Androl.,

2001. 24:2-7

Chhatwal, Simran et al. 2012. To Study The Antihyperglycaemic And Lipid

Lowering Effect of Garlic as An Adjunct to Metformin in Patients of Type 2

Diabetes Mellitus with Obesity. International Journal of Basic & Clinical

Pharmacology. July-August 2012 | Vol 1, Issue 1.

Clermont, Y. (1962) Quantitative Analysis of Spermatogenesis of The Rat: A

Revised Model for The Renewal of Spermatogonia. Am. J. Anat. Ill, 111-

129.

Corzo-Martinez M., Corzo N. & Mar Villamiel. (2007). Biological properties of

onions and garlic, Trends in Food Science & Technology, 18, 609-625.

Daniel, N.N., dan Krosmeyer, S.J. 2004. Cell Death : Critical Control Points. Cell.

116 : 205-219.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Gizi. 1992. Daftar

Komposisi Bahan Makanan. Jakarta : Bharata,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid

VI. Direktorat jenderal pengawasan obat dan makanan: Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan. Jakarta.

Dixit, VP. dan S. Joshi. 1982. Effects of Chronic Administration of Garlic (Allium

sativum Linn) on Testicular Function.

Engvall, E. dan Perlman P. 1971. "Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).

Quantitative assay of immunoglobulin G". Immunochemistry 8 (9): 871–4.

Evans WC (1996). Trease and Evans Pharmacognosy, 14th

Edition, Bailiere

Tindall W.B. Sauders company ltd; London.

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Finn, G. 1994. Textbook of Histology. Diterjemahkan oleh Gunawijaya A. Buku

Teks Histologi Jilid 2. Jakarta: Binapura Akasara.

Ghalehkandi, G. 2014. Garlic (Allium sativum) Juice Protects from Semen

Oxidative Stress in Male Rats Exposed to Chromium Chloride. Anim.

Reprod., v.11, n.4, p.526-532, Oct./Dec. 2014

Gupta, S. Molecular steps of death receptors and mitochondrial pathway of

apoptosis. Life sci 69: 2957-2964, 2001.

Guyton, AC. dan Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta:

EGC.

Hammami, et al. 2009. Chronic Crude Garlic Feeding Modified Adult Male Rat

Testicular Markers: Mechanism of Action. Reproductive Biology and

Endocrinology 2009, 7:65 doi:10.1186/1477-7827-7-65

Hapsoh., Rahmawati. 2008. Modul Agronomi: Budidaya Tanaman Obat-Obatan.

Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Harbone, JB. 1996. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Penerjemah Kosasih Padmawinata, Iwang Soediro;

Hayes, A. et al. 2001. The development of articular cartilage: Evidence for an

appositional growth mechanism. Anatomy and Embryology 203(6), pp. 469-

479

Hernawan, Udhi Eko dan Ahmad Dwi Setyawan. 2003. REVIEW: Senyawa

Organosulfur Bawang Putih (Allium sativum L.) dan Aktifitas Biologinya.

Biofarmasi 1 (2): 65-76, Agustus 2003, ISSN: 1693-2242

Kaspul. 2004. kualitas Spermatozoa Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Setelah

Perlakuan Dengan Boraks. Bioscientiae Volume 1, Nomor 2.

Kasuga et al. 2001. Pharmacologic Activities of Aged Garlic Extract in

Comparison with Other Garlic Preparations. American Society for

Nutritional Sciences.

Krinke, G. J. 2000. The Laboratory Rat. San Diego. CA: Academic Press. Hal:

150-152

Kubec R., Svobodova ` M. and Velı `sek J. 1999. Gas chromatographic

determination of S-alk(en)ylcysteinesulphoxides. Journal of

Chromatography A 862: 85–94.Kirsch, et al., 1999

Lequin, RM. 2005. Enzyme Immunoassay (EIA)/Enzyme-Linked Immunosorbent

Assay (ELISA). Clinical Chemistry 51 (12): 2415–2418.

Li Y, Xu Shi-ying (2007). Preparation of Garlic Poweder with High Allicin

Content. Agric. Sci. China, 6(7): 890-898.

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

M, al-Bekairi A, Shah A H, Qureshi S. 1990. Effect of Allium sativum on

Epididymal Spermatozoa, Estradiol-treated Mice and General Toxicity.

Journal of Ethnopharmacology 29 (2): 117-25.Almeida et al (2005

Malole, Sri Utami Pramono, C. 1989. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan di.

Laboratorium. Jawa Barat: Institut Pertanian Bogor. Hal : 104 – 112.

McNeilly, A.S., C.J. Souja, D.T. Baird, I.A. Swanston, J. McVerry, J.

Cranfield, and G.A. Lincoln. 2002. Production of inhibin a not b in

rams: changes in plasma inhibin a during testis growth, and expression

of inhibin /activin subunit mrna and protein in adult testis. J.

Reproduction. 123:827-835.

Moreno, Lizama, dkk.. 2006. Caspase Activation Throughout The First Wave of

Spermatogenesis in The Rat. Cell Tissue Res 325 : 533-540.

Omotoso, G et al. 2009. Effects Of Aqueous Extract of Allium Sativum (Garlic)

on Semen Parameters in Wistar Rats. The Internet Journal of Urology. 2009

Volume 7 Number 2.

Oommen, Suby et al., 2003. Allicin (from Garlic) Induces Caspase-Mediated

Apoptosis in Cancer Cells. European Journal of Pharmacology 485 (2004)

97– 103

Pentikäinen V, 2002. Regulation of Male Germ Cell Apoptosis: Roles of sex

steroids and the cellular death receptors Fas and TNFR1. Dissertation.

Programme for Developmental and Reproductive Biology Biomedicum,

Helsinki University of Helsinki, Finlanda.

Print, Cristin G. dan Kate Lakoski Loveland. 2000. Germ Cell Suicide: New

Insights into Apoptosis During Spermatogenesis. BioEssays 22:423±430, ß

2000 John Wiley & Sons, Inc.

Raff, M. 1998. Cell Suicide for Beginners. Nature 396:119-122.

Roser, David. 1991. Bawang Putih untuk Kesehatan Jakarta: Bumi Aksara

Rukmana, Rahmat. 1995. Budidaya Bawang Putih. Jakarta: Penerbit Kanisius.

Rusmiati. 2007. Pengaruh ekstrak kayu secang (Caesalpinia Sappan L.) terhadap

spermatozoa mencit jantan (Mus musculus L.). Bioscientiae. Kalimantan

Selatan. Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Lambung

Mangkurat 4 (2): 68

Sakkas D, Mariethoz E, St. John JC. Abnormal sperm parameters in humans are

indicative of an abortive apoptotic mechanism linked to the Fas-mediated

pathway. Exp Cell Res. 1999; 251: 350 -355

Santoso, H.B. 2000. Bawang Putih. Edisi ke-12. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Shaha C., Tripathi R., dan Mishra DP., 2010. Male germ cell apoptosis:

regulation and biology. Phil. Trans. R. Soc. B 365, 1501–1515

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sharp, Patrick E. 1998. Laboratory Animal Pocket Reference Series: The

Laboratory Rat. Published by CRC Press.

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem ed. 2. Jakarta: EGC.

Simoni, M.J., B. Gromoli, and E. Nieschlag. 1997. The follicle-stimulating

hormone receptor: Biochemistry, molecular biology, physiology, and

patophysiology. Endocrine Reviews. 18(6):739-773.

Sowash, J.R. “Rat Dissection”, 1-9, May 2009.

Steller, H. (1995). The control of apoptosis in Drosophila. Trends Cell Biol. 5(2):

74—77

Sudarsono, A. Pudjoarinto, et al. 2006. Tumbuhan Obat 1. Yogyakarta: Pusat

Penelitian Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada.

Syamsiyah, Siti.2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih: Raja Antibiotik Alami.

Jakarta: Agro Media Pustaka

Verma A, Kanwar KC. 1999. Effect of Vitamin E on Human Sperm Motility and

Lipid Peroxidation in Vitro. Asian J Androl, 1:151-154.

Voigt, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh

Soendani N. S., UGM Press, Yogyakarta.

Wang X, Sharma RK, Sikka SC, Thomas AJ Jr, Falcone T, Agarwal A. Oxidative

Stress is Associated with Increased Apoptosis Leading to Spermatozoa

DNA Damage in Patients with Male Factor Infertility. Fertil Steril. 2003;80

Wei, Z., dan Lau, B. H. S. 1998. Nutrition Research, 18,61–70.

Wei, Zhihua and Benjamin Lau. 1998. Garlic Inhibits Free Radical Generation

and Augments Antioxidant Enzyme Activity in Vascular Endothelial

Cells. Nutrition Research, Vol. 18, No. 1, pp. 61-70.1998

Wibowo, Singgih. 2009. Budiya Bawang Putih. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wilkison, J.M., Halley,S., Towers, P.A. 2000. Comparison of male reproductive

parameters in three rat strains: Dark Agouti, Sprague Dawley and Wistar.

Australia: Laboratory Animals Ltd. Laboratory Animals 34, 70-75.

World Health Organization. 1988. Understanding Semen Parameters. Geneva:

World Health Organization.

World Health Organization. 1999. Monographs on Selected Medicinal Plants, Vol

I. Geneva: World Health Organization.

World Health Organization. 2000. General Guidelines for Methodologies on

Research and Evaluation of Traditional Medicine. Geneva: World Health

Organization.

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

World Health Organization. 2010. Standards for The Evaluation of Human

Semen. Geneva: World Health Organization.

Zang, Tao, et al. 2013. Ameta-analysis of Randomized, Double-blind, Placebo-

controlled Trials for The Effects of Garlic on Serum Lipid Profiles. J Sci

Food Agric (wileyonlinelibrary.com) DOI 10.1002/jsfa.5557

http://animalsciences.missouri.edu/courses/4314/microscope_slides/sperm.htm

http://www.sbs.utexas.edu/sanders/Bio347/Lectures/2006/Lecture%208%20200

https://jrsowash.wikispaces.com/file/view/rat.student.pdf

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Surat Keterangan Kesehatan Hewan Uji

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Skema Uji Antifertilitas Bawang Putih (Allium sativum L.)

Aklimatisasi hewan uji

selama 2 minggu dengan

pakan standar

Simple random sampling

Kontrol Perlakuan

5 ekor tikus

Diberikan

pakan standar

dan suspensi

Na CMC

5 ekor tikus

Diberikan pakan

standar dan

suspensi serbuk

bawang putih

dosis

50mg/kgBB

5 ekor tikus

Diberikan pakan

standar dan

suspensi serbuk

bawang putih

dosis

100mg/kgBB

5 ekor tikus

Diberikan pakan

standar dan

suspensi serbuk

bawang putih

dosis

150mg/kgBB

Terminasi pada

hari ke-31

Kauda epididimis Testis

Uji Motilitas

Spermatozoa

Uji ELISA

Protein

Kaspase-3

Analisis Data

Pengukuran

bobot testis

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Skema Pembuatan Serbuk Bawang Putih (Allium sativum L.)

`

1 kg bawang putih segar

Kupas dan bersihkan.

Kemudian dihaluskan

menggunakan blender

Haluskan bawang kering

dengan lumpang dan alu

Ayak serbuk bawang putih

hasil freeze drymenggunakan

mesh 30-100

Pembuatan suspensi serbuk bawang

putih dengan dosis 50 mg/kgBB, 100

mg/kgBB, dan 150 mg/kgBB.

Determinasi Tanaman

di LIPI

Dehidrasi dengan freeze dry

pada suhu 100F (-12,2

0C) dan

tekanan 10 Pa

Penapisan Fitokimia

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Perhitungan Dosis

VAO (

)

Dosis Rendah ( 50 mg/kgBB)

1 mL (

)

Konsentrasi = 12,5 mg/mL

Akan dibuat suspense untuk 5 ekor tikus untuk dosis rendah, maka sediaan

dibuat sebanyak 5 mL.

Ekstrak yang harus ditimbang sebanyak = 12,5 mg/mL x 5 mL = 62,5 mg.

Dosis Sedang ( 100 mg/kgBB)

1 mL (

)

Konsentrasi = 25 mg/mL

Akan dibuat suspense untuk 5 ekor tikus untuk dosis rendah, maka sediaan

dibuat sebanyak 5 mL.

Ekstrak yang harus ditimbang sebanyak = 25 mg/mL x 5 mL = 125 mg.

Dosis Tinggi ( 150 mg/kgBB)

1 mL (

)

Konsentrasi = 37,5 mg/mL

Akan dibuat suspense untuk 5 ekor tikus untuk dosis rendah, maka sediaan

dibuat sebanyak 5 mL.

Ekstrak yang harus ditimbang sebanyak = 37,5 mg/mL x 5 mL = 187,5

mg.

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Uji Parameter Standar Serbuk Bawang Putih (Allium sativum L.)

1. Kadar Abu

Bobot cawan = 25,4719 gram

Bobot sampel = 2,00 gram

Bobot akhir = 25,5759 gram

% kadar abu =

=

= 5,175%

2. Kadar Air

Bobot sampel = 10 gram

Jumlah aquades awal = 2,0 mL

Jumlah aquades akhir = 2,7 mL

% kadar air =

=

= 7%

3. Susut Pengeringan

Bobot botol = 19,0074 gram

Bobot sampel = 1,0034 gram

Bobot akhir = 19,9108 gram

=

=

= 90,03%

Susut pengeringan= 100-90,03

= 9,97%

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Gambar Alat dan Bahan Penelitian

Gambar 11. Freeze

Dryer

Gambar 12. Tanur

(Thermo Scientific)

Gambar 13. Bawang

Putih (Allium sativum

L.)

Gambar 14. Blender

(Panasonic)

Gambar 15. Freezer

(Sanyo)

Gambar 16. Oven

(Memmert)

Gambar 17. Botol

Timbang

Gambar 18. Kandang

Tikus.

Gambar 19.

Timbangan Analitik

Gambar 20. Kurs Silikat

Gambar 21. Tabung

Reaksi (Pyrex)

Gambar 22.

Mikropipet (Eppendorf)

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 23. Sentrifuge

(Eppendorf)

Gambar 24. Vortex

(Wiggenhouser)

Gambar 25. Alat

Bedah

Gambar 26. ELISA

Reader

Gambar 27. Mikroskop

Optik (Motic)

Gambar 28. Tempat

Pembiusan

Gambar 29. Stirrer

Homogenizer

Gambar 30. Kit ELISA

(Sunlong)

Gambar 31. Cawan

Penguap

Gambar 32. Lumpang

dan Alu

Gambar 33. Phosphate

Buffer Saline

Gambar 34. Alat

Destilasi Azeotrop

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Kegiatan Penelitian

Gambar 35.

Penimbangan Umbi

Bawang Putih

Gambar 36.

Penghalusan Umbi

Bawang Putih

Gambar 37. Bubur

(puree) Bawang Putih

Gambar 38. Proses

Freeze Dry

Gambar 39. Serbuk

Bawang Putih

Gambar 40. Pembuatan

Suspensi Bawang Putih

Gambar 41. Suspensi

Serbuk Bawang Putih

Gambar 42. Tikus

(Rattus norvegicus)

Gambar 43.

Penyondean Hewan Uji

Gambar 44. Pembiusan

Hewan Uji

Gambar 45.

Pembedahan Hewan Uji

Gambar 46.

Penimbangan Bobot

Testis

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 47.

Homogenasi Jaringan

Testis

Gambar 48. Homogenat

Jaringan

Gambar 49. Tahapan

Uji ELISA

Gambar 50. Sampel

ELISA

Gambar 51. Pembacaan

Absorbansi Sampel

Menggunakan ELISA

Reader

Gambar 52. Pengenceran

Spermatozoa pada

Kauda Epididimis

Menggunakan NaCl

Gambar 53. Penotolan

Spermatozoa pada Kaca

Neubauer

Gambar 54.

Pengamatan Motilitas

Spermatozoa

Menggunakan

Mikroskop

Gambar 55. Penampakan

Spermatozoa di Bawah

Mikroskop

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Hasil Penapisan Fitokimia

No. Penapisan Serbuk Hasil Penapisan Keterangan

1. Alkaloid

Gambar 56. Uji

Alkaloid

Meyer (+) : menghasilkan

endapan putih

Bouchard (+) : warna coklat-

hitam

Dragendorf (+) : warna

jingga-merah

2. Flavonoid

Gambar 57. Uji

Flavonoid

Flavonoid (-) : Penambahan

NaOH tidak memberikan

perubahan warna kuning yang

intens

3. Saponin

Gambar 58. Uji

Saponin

Saponin (+) : terbentuk

busa/buih yang stabil

4. Steroid

Gambar 59. Uji

Steroid

Steroid (+) : terbentuk

warna merah setelah

pengocokan

5. Tannin

Gambar 60. Uji

Tannin

Tannin (-) : penambahan

FeCl3 tidak memberikan

perubahan warna menjadi

ungu, biru, atau hijau.

6. Terpenoid

Gambar 61. Uji

Terpenoid

Terpenoid (+) : terbentuk

warna jingga pada interfase

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Kurva Kalibrasi ELISA Kaspase-3

Konsentrasi

(x)

Absorbansi Standar

Standar 1 Standar 2 Rata-rata 1/absorbansi

0 0.105 0.045 0.075 13.334

0.6 0.133 0.196 0.164 6.079

2.4 0.512 0.542 0.527 1.897

3.6 1.043 0.517 0.78 1.282

5.4 1.145 1.145 1.145 0.873

Berdasarkan hasil kurva kalibrasi dengan memplotkan konsentrasi sebagai

(x) dan absorbansi sebagai (y) maka didapatkan persamaan regresi yaitu:

y = 0.2004x + 0.0574

Dengan menggunakan nilai rerata absorbansi pada masing-masing sampel

yang diuji, maka konsentrasi sampel daat ditentukan sesuai dengan persamaan

regresi pada kurva standar.

y = 0.2004x + 0.0574

R² = 0.9992

0

0.5

1

1.5

0 2 4 6

Ab

sorb

an

si

Konsentrasi ng/mL

Kurva Kalibrasi

Absorbansi

Linear

(Absorbansi)

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Analisis Data Konsentrasi Kaspase-3

1. Uji Normalitas dan Homogenitas Terhadap Konsentrasi Kaspase 3

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Tujuan : Untuk melihat data konsentrasi kaspase-3 tikus homogen

atau tidak

Hipotesis : Ho : Data konsentrasi kaspase-3 terdistribusi normal

Ha : Data konsentrasi kaspase-3 tidak terdistribusi

normal

Pengambilan Keputusan:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Tests of Normality

Kelompok Kolmogorov-Smirnov

a

Statistic df Sig.

Konsentrasi

Kaspase-3

kontrol .278 5 .200*

dosis 50 .243 5 .200*

dosis 100 .241 5 .200*

dosis 150 .246 5 .200*

Keputusan : Uji normalitas konsentrasi kaspase 3 seluruh kelompok uji

terdistribusi normal.

Uji Homogenitas Levene

Tujuan : Untuk melihat data konsentrasi kaspase-3 tikus homogen

atau tidak

Hipotesis : Ho : Data konsentrasi kaspase-3 homogen

Ha : Data konsentrasi kaspase-3 tidak homogen

Pengambilan Keputusan:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Test of Homogeneity of Variances

Konsentrasi Kaspase-3

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.450 3 16 .265

Keputusan : Uji Homogenitas konsentrasi kaspase 3 seluruh kelompok

homogen (p≥0,05) sehingga bisa dilanjutkan dengan uji ANOVA

2. Uji Analysis of Varian (ANOVA)

Tujuan : Untuk melihat data konsentrasi kaspase-3 tikus homogen

atau tidak

Hipotesis : Ho : Data konsentrasi kaspase-3 tidak berbeda secara

signifikan

Ha : Data konsentrasi kaspase-3 berbeda secara

signifikan

Pengambilan Keputusan:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

ANOVA

Konsentrasi Kaspase-3

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .069 3 .023 .341 .796

Within Groups 1.076 16 .067

Total 1.145 19

Keputusan : konsentrasi kaspase-3 tidak berbeda secara signifikan,

sehingga tidak perlu dilakukan pengujian lanjutan.

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Analisis Data Bobot Testis

1. Uji Normalitas dan Homogenitas Terhadap Motilitas Sperma

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Tujuan : Untuk melihat data bobot testis tikus homogen atau tidak

Hipotesis : Ho : Data bobot testis terdistribusi normal

Ha : Data bobot testis tidak terdistribusi normal

Pengambilan Keputusan:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Tests of Normality

Kelompok Kolmogorov-Smirnov

a

Statistic df Sig.

Bobot

Testis

Kontrol .211 5 .200*

dosis 50 .296 5 .175

dosis 100 .396 5 .010

dosis 150 .190 5 .200*

Keterangan: Keputusan : Uji normalitas bobot testis seluruh kelompok uji

terdistribusi normal.

Uji Homogenitas Levene

Tujuan : Untuk melihat data Motilitas Spermatozoa tikus homogen

atau tidak

Hipotesis : Ho : Data Motilitas Spermatozoa homogen

Ha : Data Motilitas Spermatozoa tidak homogen

Pengambilan Keputusan:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Test of Homogeneity of Variances

Bobot Testis

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.104 3 16 .956

Keputusan : Uji Homogenitas bobot testis seluruh kelompok

homogen (p≥0,05) sehingga bisa dilanjutkan dengan uji ANOVA

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Uji Analysis of Varian (ANOVA)

Tujuan : Untuk melihat data motilitas spermatozoa tikus homogen

atau tidak

Hipotesis : Ho : Data motilitas spermatozoa tidak berbeda secara

signifikan

Ha : Data motilitas spermatozoa berbeda secara

signifikan

Pengambilan Keputusan:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

ANOVA

Bobot Testis

Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Between Groups .075 3 .025 2.207 .127

Within Groups .182 16 .011

Total .257 19

Keputusan : Bobot testis tidak berbeda secara signifikan, sehingga tidak

perlu dilakukan pengujian lanjutan.

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Analisis Data Motilitas Spermatozoa

1. Uji Normalitas dan Homogenitas Terhadap Motilitas Sperma

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Tujuan : Untuk melihat data Motilitas Sperma tikus homogen atau

tidak

Hipotesis : Ho : Data Motilitas Spermatozoa terdistribusi normal

Ha : Data Motilitas Spermatozoa tidak terdistribusi

normal

Pengambilan Keputusan:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Keputusan : Uji normalitas motilitas spermatozoa seluruh kelompok uji

terdistribusi normal.

Uji Homogenitas Levene

Tujuan : Untuk melihat data Motilitas Spermatozoa tikus homogen

atau tidak

Hipotesis : Ho : Data Motilitas Spermatozoa homogen

Ha : Data Motilitas Spermatozoa tidak homogen

Pengambilan Keputusan:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Tests of Normality

Kelompok Kolmogorov-Smirnov

a

Statistic df Sig.

Motilitas

Sperma

Kontrol .188 5 .200*

dosis 50 .284 5 .200*

dosis 100 .209 5 .200*

dosis 150 .209 5 .200*

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Test of Homogeneity of Variances

Motilitas Sperma

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.178 3 16 .910

2. Uji Analysis of Varian (ANOVA)

Tujuan : Untuk melihat data motilitas spermatozoa tikus homogen

atau tidak

Hipotesis : Ho : Data motilitas spermatozoa tidak berbeda secara

signifikan

Ha : Data motilitas spermatozoa berbeda secara

signifikan

Pengambilan Keputusan:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

ANOVA

Motilitas Spermatozoa

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 118.274 3 39.425 7.134 .003

Within Groups 88.421 16 5.526

Total 206.695 19

Keputusan: motilitas spermatozoa berbeda secara bermakna, sehingga

pengujian dilanjutkan dengan uji BNT/LSD

3. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap motilitas spermatozoa kelompok

hewan uji.

Tujuan : Untuk menentukan data motilitas spermatozoa kelompok

mana yang memberikan nilai yang berbeda secara

signifikan dengan data motilitas spermatozoa kelompok

lainnya.

Hipotesis : Ho : Data motilitas spermatozoa tidak berbeda secara

signifikan

Ha : Data motilitas spermatozoa berbeda secara

signifikan

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengambilan Keputusan:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Motilitas Sperma

LSD

(I) kelompok (J) kelompok Mean

Difference (I-

J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol

dosis 50 -1.816677 1.486783 .239 -4.96852 1.33516

dosis 100 1.910119 1.486783 .217 -1.24172 5.06196

dosis 150 4.751155* 1.486783 .006 1.59932 7.90300

dosis 50

kontrol 1.816677 1.486783 .239 -1.33516 4.96852

dosis 100 3.726796* 1.486783 .023 .57496 6.87864

dosis 150 6.567832* 1.486783 .000 3.41599 9.71967

dosis 100

kontrol -1.910119 1.486783 .217 -5.06196 1.24172

dosis 50 -3.726796* 1.486783 .023 -6.87864 -.57496

dosis 150 2.841036 1.486783 .074 -.31080 5.99288

dosis 150

kontrol -4.751155* 1.486783 .006 -7.90300 -1.59932

dosis 50 -6.567832* 1.486783 .000 -9.71967 -3.41599

dosis 100 -2.841036 1.486783 .074 -5.99288 .31080

Keterangan: dosis 150 mg/kgBB berbeda secara signifikan dengan kelompok control

dan kelompok dosis 50 mg/kgBB, namun tidak berbeda secara signifikan dengan

kelompok dosis 100 mg/kgBB.

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Efekrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37863/1/RIFDA... · Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki efek terapeutik seperti menurunkan

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Uji Korelasi antar Variabel

Uji Korelasi Pearson

Tujuan : Untuk menunjukkan hubungan antara variabel

konsentrasi kaspase-3 dengan variable lain

Hipotesis : Ho : Tidak terdapat hubungan antara variabel konsentrasi

kaspase-3 dengan variable lain

Ha : terdapat hubungan antara variabel konsentrasi

kaspase-3 dengan variable lain

Pengambilan Keputusan:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.

Correlation

Motilitas

Sperma

Bobot

Testis

Konsentrasi

Kaspase-3

Motilitas Sperma

Pearson Correlation 1 -.119 .007

Sig. (2-tailed)

.618 .977

N 20 20 20

Bobot Testis

Pearson Correlation -.119 1 -.262

Sig. (2-tailed) .618

.265

N 20 20 20

Konsentrasi

Kaspase-3

Pearson Correlation .007 -.262 1

Sig. (2-tailed) .977 .265

N 20 20 20

Keterangan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

konsentrasi kaspase 3 dengan variable lain.