14
UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN ASHITABA (Angelica keiskei) DENGAN 5-FLUOROURASIL TERHADAP SEL KANKER T47D PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi Oleh: SAFIRA RIZKY LABETUBUN K 100 140 203 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN

ASHITABA (Angelica keiskei) DENGAN 5-FLUOROURASIL TERHADAP SEL

KANKER T47D

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi

Oleh:

SAFIRA RIZKY LABETUBUN

K 100 140 203

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

i

Page 3: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

ii

Page 4: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

iii

Page 5: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

1

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN ASHITABA

(Angelica keiskei) DENGAN 5-FLUOROURASIL TERHADAP SEL KANKER T47D

Abstrak

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang menyebabkan kematian terbesar.

Pengobatan kanker dengan kombinasi antara kemoterapi dan kemoprevensi yang bersifat

non toksik dapat meningkatkan sensitifitas sel kanker dan menurunkan toksisitas terhadap

sel normal. Tanaman Ashitaba (Angelica keikei) memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai

IC50 yang poten pada sel HL-60. 5-Fluorourasil merupakan salah satu agen kemoterapi

untuk kanker payudara. Hal ini yang mendasari untuk mengetahui IC50 tanaman Ashitaba

dan CI (Combination Index) dari kombinasi tanaman Ashitaba dengan 5-fluorourasil

terhadap sel T47D. Identifikasi senyawa kimia menggunakan metode kromatografi lapis

tipis (KLT) dengan n-heksan : etil asetat (7:3) sebagai fase gerak dan silika gel GF254

sebagai fase diam. Uji Sitotoksik menggunakan MTT assay dengan seri konsentrasi

ekstrak etanol daun Ashitaba yaitu 500, 250, 125, µg/mL dan seri konsentrasi 5-

fluorourasil yaitu 100, 50, 25 µg/mL. Konsentrasi kombinasi dibuat dari 1

2 IC50,

3

8 IC50,

1

4

IC50, dan 1

8IC50 dari ekstrak dan obat. Hasil KLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun

Ashitaba mengandung golongan senyawa flavonoid, kumarin, fenolik, dan terpenoid.

Ekstrak etanol daun Ashitaba mempunyai aktivitas sitotoksik moderat terhadap sel T47D

dengan nilai IC50 353,86 µg/mL. Uji sitotoksik juga menunjukkan bahwa 5-fluorourasil

mempunyai IC50 terhadap sel T47D sebesar 60,46 µg/mL. Hasil uji kombinasi Ashitaba

dan 5-fluorourasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Ashitaba dan 5-fluorourasil

mempunyai efek sinergis terhadap sel T47D dengan nilai CI 0,54, 0,42, dan 0,28.

Kata Kunci: Ashitaba, 5-fluorourasil, T47D, IC50, CI

Page 6: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

2

Abstract

Breast cancer was one of the leading cancers of death. Cancer treatment with a

combination of chemotherapy and non-toxic chemoprevention could increase the

sensitivity of cancer cells and reduce the toxicity of normal cells. Ashitaba plants (Angelica

keiskei) had cytotoxic activity with potent IC50 values in HL-60 cells. 5-Fluorouracil was

one of the chemotherapy agents for breast cancer. This was the basis for knowing IC50 of

Ashitaba plant and CI (Combinaton Index) from combination of Ashitaba plant with 5-

fluorouracil. Identification of chemical compounds used thin layer chromatography with

n-hexane: ethyl acetate (7: 3) as mobile phase and silica gel GF254 as stationary phase. The

cytotoxic assay used MTT assay with series concentration of ethanol extract of Ashitaba

were 500, 250, 125, 62,5 μg/mL and concentration series of 5-fluorouracil were 200, 100,

50, 25 μg/mL. The combination concentration was made from 1

2 IC50,

3

8 IC50,

1

4 IC50 and

1

8

IC50 from extract and drug. The result of KLT show that ethanol extract of Ashitaba leaves

contain compounds class of flavonoid, coumarin, phenolic, and terpenoid. Ethanol extract

of Ashitaba leaves have moderate cytotoxic activity against T47D cells with IC50 353,86

μg/mL. Cytotoxic test also show that 5-fluorouracil has IC50 against T47D cells was 60,46

μg/mL. The result of combination test of Ashitaba and 5-fluorouracil show that ethanol

extract of Ashitaba and 5-fluorouracil have synergistic effect against T47D cells with CI

0,54, 0,42, and 0,28.

Keywords: Ashitaba, 5-fluorouracil, T47D, IC50, CI

Page 7: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

3

1. PENDAHULUAN

Salah satu penyakit yang banyak menyebabkan kematian di dunia adalah kanker. Pada tahun 2012,

angka kematian yang disebabkan oleh kanker mencapai 8,2 juta orang. Jenis kanker yang

menyebabkan kematian terbesar adalah kanker hati, paru, perut, kolorektal, dan payudara. Kanker

payudara menempati urutan pertama dalam menyebabkan kematian pada perempuan (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Semua jenis kanker ditandai dengan pertumbuhan sel kanker

yang tak terkendali dan memiliki kemampuan menyerang jaringan lokal dan metastase atau menyebar

ke bagian tubuh yang lain (Dipiro et al., 2016). Pengobatan kanker dengan kombinasi antara

kemoterapi dan kemoprevensi yang bersifat non toksik dapat meningkatkan sensitifitas sel kanker dan

menurunkan toksisitas terhadap sel normal (Jenie nd Meiyanto, 2007). Idealnya secara klinik, obat

yang dikombinasi lebih efisien dibandingkan agen yang tunggal karena memiliki efek sinergis

melawan sel kanker dan toksisitas dapat ditoleransi (CCRC, 2009). Nilai CI (Combination Index)

adalah pengukuran standar efek kombinasi yang menunjukkan efek yang lebih besar (CI<1), kurang

(CI>1) dan efek yang sama (CI=1) (Foucquier and Guedj, 2015). Kombinasi ekstrak herba sambiloto

(Andrographis paniculata Nees) dan 5-fluorourasil memiliki efek sinergis kuat pada sel T47D

(Novitasari, 2016).

Fluorourasil merupakan salah satu agen kemoterapi yang digunakan untuk pengobatan kanker

payudara (Dipiro et al., 2008). Senyawa 5-Fluorourasil adalah analog pirimidin dan merupakan

antimetabolit antineoplastik yang memblok timidilat sintase yang mengkonversi asam deoksiuridilat

menjadi asam timidilat sehingga sintesis DNA terganggu (Pubchem, 2005). Diketahui IC50 5-

Fluorourasil pada sel kanker T47D sebesar 2,975 µg/mL (Novitasari, 2016).

Beberapa agen kemopreventif berasal dari bahan alam (Aggarwal et al., 2004). Salah satunya

adalah Ashitaba (Angelica keiskei). Tanaman Ashitaba merupakan herbal asia dari golongan keluarga

seledri. Santoangelol, santoangelol-e, 4-hidroksiderisin adalah kalkon yang berada di dalam Ashitaba.

Senyawa kalkon memiliki berbagai aktivitas, seperti antiinflamasi, antibakteri, analgesik,

antileismanial, antiplatelet, antikanker, dan antioksidan (Chavan et al., 2016). Pengobatan sel dengan

kalkon dapat menurunkan viabilitas sel kemudian sel mengalami nekrosis dengan cepat atau

mengaktifkan apoptosis. Namun, hampir tidak ada penelitian terkait proses dan cara kematian sel lebih

lanjut yang disebabkan oleh kalkon (Zhang et al., 2013). Nilai IC50 santoangelol dan 4-hidroksiderisin

pada sel HL-60 adalah 5,9 ± 0,5 dan 5,5±0,3 µM (Akihisa et al., 2012). Hasil penelitian tersebut

menjadi dasar untuk melakukan penelitian tentang sitoksisitas kombinasi ekstrak etanol daun Ashitaba

dengan 5-Fluorourasil terhadap sel kanker T47D.

Page 8: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

4

2. METODE

Kategori penelitian adalah metode eksperimental dengan rancangan penelitian Post Test Only with

Control Group.

2.1 KLT

Fase gerak (n-heksan : etil asetat) dioptimasi dengan perbandingan 5:5, 4:6, 2:8, 7:3, didapatkan 7: 3

sebagai perbandingan fase gerak optimal. Setelah hasil elusi sampel didapatkan, di semprot dengan

reagen semprot dan dideteksi pada sinar tampak dan UV366 nm.

2.2 Sterilisasi LAF

Permukaan LAF disemprot dengan etanol 70% dan disterilisasi dengan menyalakan lampu UV

sebelum digunakan selama 30 menit. Alat-alat gelas di sterilisasi dengan dicuci menggunakan

antiseptik, kemudian dibilas dengan air besih dan etanol. Setelah itu, dibiarkan kering dan dibungkus

kertas. Selanjutnya, diautoklaf pada suhu 121oC selama 20 menit.

2.3 Panen Sel

Sel T47D yang sudah konfluen 80%, dibuang medianya dari tissue culture flask dengan pipet pasteur.

Kemudian dicuci dengan 5 ml PBS (Phosphate Buffered Saline). Ditambahkan tripsin-EDTA 400 µL

dan diinkubasi selama 5 menit. Setelah itu, ditambahkan media 5 ml. Diambil 10 µL dan dimasukkan

kedalam hemositometer untuk menghitung jumlah sel. Jumlah sel yang diperlukan yaitu 10000 per

sumuran. Volume pemanenan sel yang perlu ditransfer, dimasukkan kedalam tabung konikal dan

ditambahkan media sampai 10 mL, kemudian dimasukkan 100 µL kedalam masing-masing sumuran

pada plate 96.

2.4 Preparasi Sampel

Ekstrak ditimbang 10 mg dan dilarutkan dengan 100 µL DMSO dan 1 mL media menggunakan vortex

dan/atau sonikator sampai terlarut kemudian ditambah media ad 10 mL. Dibuat larutan stok ekstrak

dan obat dengan masing-masing konsentrasi 500, 250, 125 µg/mL dan 100, 50, 25 µg/mL untuk

pengujian tunggal sedangkan konsentrasi yang digunakan untuk pengujian kombinasi dengan

menghitung 1

2 IC50,

3

8 IC50,

1

4 IC50, dan

1

8 IC50 dari ekstrak dan obat. Setiap sumuran dibuat volume akhir

sebanyak 100 µL untuk setiap seri konsentrasi.

2.5 Uji Sitotoksik dengan MTT assay

Sel T47D yang sudah diberikan perlakuan dan diinkubasi selama 24 jam, didokumentasikan kondisi

sel setiap perlakuan. Setelah itu, dibuang media dan ditambahkan reagen MTT. Formazan yang

berwarna ungu akan terbentuk dari reaksi antara sel hidup dengan MTT (3-(4,5-dimetil tiazol-2il)-2,5-

difeniltetrazoliumbromid). Ditambahkan Larutan SDS (Sodium Dodecyl Sulphate) 10% dalam HCL

Page 9: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

5

0,01 N, kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama semalam. Setelah itu di baca pada panjang

gelombang 550 nm dengan ELISA reader. Dihitung IC50 dengan membuat kurva log kosentrasi vs %

sel yang masih hidup (Haryoto et al., 2013) dan CI.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uji Fitokimia

Setelah dilakukan optimasi fase gerak, kemudian dilakukan penyemprotan pada hasil elusi dengan

reagen semprot. Berikut hasil elusi ekstrak Ashitaba setelah disemprot reagen semprot (Gambar 1):

Gambar 1. Hasil elusi setelah disemprot reagen siroborat pada UV366 nm (A), FeCl3 pada sinar tampak (B),

KOH pada UV366 nm (C), dan anisaldehid-H2SO4 pada UV366 nm (D).

Berdasarkan gambar KLT ekstrak Ashitaba setelah disemprot beberapa reagen semprot diatas

dapat dilihat penjelasannya pada Tabel 1:

Tabel 1. Hasil KLT ekstrak etanol daun Ashitaba

Reagen Golongan

Senyawa Hasil Pustaka

Sitroborat Flavanoid + Berwarna Kuning Kehijauan pada

UV 366 nm (Markham, 1988)

FeCl3 Fenolik +

Bercak berwarna hitam pada

pengamatan sinar tampak (Archana

et al., 2012)

KOH Kumarin + Bercak berwarna biru pada UV

365 nm (Wagner and Bladt, 1996)

Anisaldehid-

H2SO4

Terpenoid,

Steroid +

Berwarna biru-violet, merah,

merah-violet pada UV 256 nm

(Wagner and Bladt, 1996)

(A) (B) (C) (D)

Ashitaba

Page 10: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

6

Beragam komponen bioaktif terkandung dalam tanaman Ashitaba atau Angelica keiskei seperti

kalkon berpenilasi, kumarin, dan flavanon (Caesar and Cech, 2016). Salah satu aktivitas dari senyawa

kalkon adalah antikanker (Chavan et al., 2016) dengan menurunkan viabilitas sel sehingga sel

mengalami nekrosis dengan cepat atau mengaktifkan apoptosis. Namun, hampir tidak ada penelitian

lebih lanjut terkait cara dan proses kematian sel (Zhang et al., 2013).

3.2 Uji Sitotoksisitas

Prinsip MTT assay adalah sistem reduktase mereduksi garam kuning tetrazolium MTT (3-(4,5-

dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromid). Pembentukan kristal formazan berwarna ungu dan

tidak larut air tetapi larut dengan penambahan reagen stopper (bersifat detergenik) oleh suksinat

tetrazolium yang termasuk dalam rantai respirasi dalam mitokondria sel-sel hidup (CCRC, 2009).

Gambar 2. Pengamatan mikroskopis sel T47D perbesaran 100x dengan perlakuan ektrak etanol daun Ashitaba

dan 5-fluorourasil : kontol sel (A), setelah pemberian MTT (B), Ashitaba 250 µg/mL (C), 5-Fluorourasil 50

µg/mL (D), kombinasi Ashitaba 87,5 µg/mL dan 5-Fluorourasil 22,5 µg/mL, ( ) menunjukkan sel hidup dan ( )

menunjukkan sel mati.

Konsentrasi yang dapat menghambat 50% dari sel kanker disebut dengan nilai IC50. IC50

diperoleh dari grafik log konsentrasi vs % sel hidup. Hasil uji sitotoksik ekstrak etanol daun Ashitaba

dan 5-Fluorourasil dengan menghitung nilai IC50 berdasarkan grafik log konsentrasi vs %sel hidup

(Gambar 3) dapat dilihat pada Tabel 2:

(A) (B)

(D) (E)

(C)

Page 11: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

7

Tabel 2. Hasil uji sitotoksik ekstrak etanol daun Ashitaba dan 5-fluorourasil

Senyawa Konsentrasi

(µg/mL)

Log

Konsentrasi

Rata-rata %

sel hidup

Persamaan Regresi

Linier

IC50

(µg/mL)

Ekstrak

Ashitaba

500 2,699 11,863 y = -151,43x +

435,97

R2 = 0,7449

353,86 250 2,398 103,656

125 2,097 103,034

5-Fluorourasil

100 0,155 0,856 y = -156,54x +

328,87

R2 = 0,7683

60,46 50 0,946 92,804

25 0,927 95, 099

Gambar 3. Hubungan log konsentrasi vs %sel hidup ektrak etanol daun Ashitaba dan 5-fluorourasil

Aktivitas sitotoksik dibagi menjadi tiga berdasarkan nilai IC50 yaitu IC50 <100 µg/mL

merupakan sitotoksik potensial, 100µg/ml <IC50 <1000 µg/ml adalah sitotoksik moderat dan tidak

memiliki aktivitas sitotoksik jika IC50>1000 µg/ml (Prayong et al., 2008). Senyawa yang memiliki

aktivitas sitotoksik yang potensial dapat digunakan sebagai agen antikanker dan senyawa yang

memiliki aktivitas sitotoksik moderat digunakan untuk mencegah atau menghambat sel kanker atau

y = -151.43x + 435.97

R² = 0.74490

50

100

150

0 1 2 3

% S

el H

idu

p

Log Konsentrasi

Ashitaba

y = -156.54x + 328.87

R² = 0.7683

0

50

100

150

0 1 2 3

% S

el H

idup

Log Konsentrasi

5-Fluorourasil

Page 12: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

8

sebagai kemoprevensi (Tussanti and Johan, 2014). Oleh karena itu, Ashitaba dapat digunakan sebagai

kemoprevensi dan dapat dikombinasikan dengan obat antikanker yaitu 5-fluorourasil.

Adanya efek sinergis, mendekati aditif atau antagonis dari kombinasi dapat dilihat dari

perhitungan CI (Combination Index). Secara klinik, idealnya lebih efisien obat yang dikombinasi

dibandingkan agen yang tunggal karena memiliki efek sinergis melawan sel kanker dan toksisitas

dapat ditoleransi (CCRC, 2009). Nilai CI pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3:

Tabel 3. Combination Index ekstrak etanol daun Ashitaba dan 5-fluorourasil

CI Obat (µg/mL)

7,5 15 22,5 30

Ekstrak

(µg/mL)

43.75 0.54 1.00 1.44 2.72

87.5 2.50 2.43 2.24 1.67

131.25 2.42 2.46 2.19 1.67

175 3.49 1.26 0.28 0.42

Pada tabel CI diatas, dapat dilihat bahwa tidak semua konsentrasi Ashitaba dan 5-fluorourasil

menghasilkan efek yang sinergis. Pada konsentrasi ekstrak 43,75 µg/mL dengan obat 7,5 µg/mL dan

konsentrasi ektrak 175 µg/mL dengan konsentrai obat 30 µg/mL menunjukkan efek sinergis dimana

nilai CInya diantara rentang 0,3-0,7. Pada konsentrasi ekstrak 175 µg/mL dengan obat 22,5 µg/mL

memiliki nilai CI pada rentang 0,1-0,3 yang menunjukkan efek sinergis kuat. Sinergisme merupakan

salah satu jenis interaksi yang menghasilkan aktivitas yang lebih besar dari kombinasi dua senyawa

yang berbeda dibandingkan hanya salah satu senyawa saja (Basri and Sandra, 2016).

Menurut Enoki et al., (2010) Ashitaba terbukti mengandung senyawa kalkon. Salah satu

turunan kalkon adalah para hidroksi meta metoksi kalkon (pHmMK). Senyawa pHmMK dapat

meningkatkan efek sitotoksik doksorubisin terhadap sel T47D sehingga menghasilkan efek sitotoksik

yang sinergis. Efek sinergis tersebut disebabkan oleh peningkatan apoptosis dan induksi penangkapan

siklus sel pada fase S dan G2/M pada sel kanker (Arianingrum et al., 2015).

4. PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan IC50 ekstrak etanol daun Ashitaba

dan 5-Fluorourasil masing-masing adalah 353,86 µg/mL dan 60,46 µg/mL. Aktivitas sitotoksik

ekstrak etanol daun Ashitaba dan 5-fluorourasil adalah moderat dan potensial. Kombinasi ekstrak

etanol daun ashita dan 5-fluorourasil memiliki efek sinergis dengan nilai CI sebesar 0,54; 0,42, dan

0,28.

Page 13: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

9

PERSANTUNAN

Terimakasih saya ucapkan kepada staf laboratorium Kimia Farmasi dan Biologi Farmasi yang telah

membantu penulis dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Aggrawal B.B., Takada Y. and Oommen O.V., 2004, From Chemoprevention To Chemotherapy:

Common Targets And Common Goals, Expert Opin Investig Drugs, 13(10), 1327-1338.

Akihisa T., Motoi T., Seki A., Kikuchi T., Fukatsu M., Tokuda H., Suzuki N. and Kimura Y., 2012,

Cytotoxic activities and anti-tumor-promoting effects of microbial transformation products of

prenylated chalcones from Angelica keiskei, Chemistry and Biodiversity, 9 (2), 318–330.

Archana P., Samatha T., Chamundeswari. and Ramaswammy N., 2012, Preliminary phytochemical

screening from leaf and seed extracts of Senna alata L. Roxb-an Ethnomedicinalplant,

International Journal of Pharmaceutical and Biological Research, 3(3), 82-89.

Arianingrum R., Sunarminingsih R., Meiyanto E. and Mubarika S., 2015, Synergistic Effect Of Para-

Hidroksi Meta-Metoksi Chalcone (pHmMC)-Doxorubicin Treatments On T47D Breast Cancer

Cells, Indonesian Journal Of Biotechnology, 20 (2), 141-151.

Basri D.F. and Sandra V., 2016, Synergistic Interaction of Methanol Extract from Canarium

odontophyllum Miq . Leaf in Combination with Oxacillin against Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus ( MRSA ) ATCC 33591, International Journal of Microbiology

Caesar L.K. and Cech N.B., 2016, A review of the medicinal uses and pharmacology of Ashitaba,

Planta Medica, 82 (14), 1236–1245.

CCRC, 2009, Prosedur tetap uji kombinasi dengan agen kemoterapi, Cancer Chemoprevention

Research Center Farmasi UGM Yogyakarta, 1–7.

CCRC, 2009, Prosedur tetap Uji Sitotoksik Metode MTT, Cancer Chemoprevention Research Center

Farmasi UGM Yogyakarta, 6–9.

Chavan B.B., Gadekar A.S., Mehta P.P., Vawhal P.K., Kolsure A.K. and Chabukswar A.R., 2016,

Synthesis and Medicinal Significance of Chalcones, Asian Journal of Biomedical and

Pharmaceutical Sciences, 2015, 6, 7.

Dipiro J., Talbert R., Yee G., Matzke G., Wells B. and Posey L., 2008, Pharmacotherapy A

Pathophysiologic Approach, Tujuh., McGraw-Hill, USA.

Dipiro J., Kolesar J., Malone P., Schwinghammer T., Wells B. and Burns M., 2016, Pharmacotherapy

Principles & Practice Fourth Edition, Mc Graw Hill, USA.

Foucquier J. and Guedj M., 2015, Analysis Of Drug Combination: Current Methodological

Landscape, Pharmacology Research & Perspective, 3(3).

Haryoto, Muhtadi, Indrayudha P., Azizah T., Suhendi A. and Haryoto, Muhtadi, Peni Indrayudha,

Tanti Azizah A.S., 2013, Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Tumbuhan Sala (Cynometra

ramiflora Linn) Terhadap Sel HeLa, T47D dan WiDR, Jurnal Penelitian Saintek, 18, 21–28.

Jenie R. I. and Meiyanto E, 2007, Ko-kemoterapi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura

procumbens (Lour.) Merr.) dan 5-Fluorourasil pada sel kanker payudara, Majalah Farmasi

Indonesia, 18(2), 81 – 87.

Page 14: UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL …eprints.ums.ac.id/59148/10/Naskah Publikasi.pdf · IC 50 dari ekstrak dan obat. ... yang tak terkendali dan memiliki kemampuan

10

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015, Data dan Informasi Kesehatan Situasi Penyakit

Kanker, Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, (1), 1–5.

Novitasari N., 2015, Potensi Aktivitas Antikanker Kombinasi Ektrak Herba Sambiloto (Andrographis

Paniculata Nees.) Dengan 5-Fluorouracil Terhadap Sel Kanker Hela, Sel Kanker Widr, Dan Sel

Kanker T47d Secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya,

Terdapat di: http://repository.unair.ac.id/9389/ [Diakses pada May 15, 2017].

Prayong P., Barusrux S. and Weerapreeyakul N., 2008, Cytotoxic activity screening of some

indigenous Thai plants, Fitoterapia, 79 (7–8), 598–601. Terdapat di:

http://dx.doi.org/10.1016/j.fitote.2008.06.007.

Pubchem, 2005, 5-Fluorouracil, Terdapat di: https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/5-

Fluorouracil#section=Top [Diakses pada 16 Juni 2017].

Tussanti I. and Johan A., 2014, Sitotoksisitas in vitro ekstrak etanolik buah parijoto ( Medinilla

speciosa , reinw . ex bl .) terhadap sel kanker payudara T47D, 2 (2), 53–58.

Wagner H. and Bladt S., 1996, Plant Drug Analysis A thin Layer Chromatography Atlas, Second

Edi., Springer, New York.

Zhang E., Wang R., Guo S. and Liu B., 2013, An Update on Antitumor Activity of Naturally

Occurring Chalcones, Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine