13
Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif Faisal Yunus  Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Unit Paru  RS Persahabatan, Jakarta PENDAHULUAN Obstruksi saluran napas paru dapat disebabkan oleh ber- bagai kelainan yang terdapat pada lumen, dinding atau di luar saluran napas. Kelainan pada lumen dapat disebabkan oleh sekret atau benda asing. Pada dinding saluran napas, kelainan bisa terjadi pada mukosanya akibat peradangan, tumor, hipertrofi dan hiperplasi akibat iritasi kronik; dapat juga terjadi kelainan yang menimbulkan bronkokonstriksi otot polos. Berbagai kelainan di luar saluran napas yang dapat menimbulkan obstruksi adalah penekanan oleh tumor paru, pembesaran kelenjar dan tumor mediastinum. Dua penyakit paru obstruktif yang sering menjadi masalah dalam penatalaksanaannya adalah penyakit asma bronkial dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Asma bronkial didefinisikan sebagai suatu sindrom klinik yang ditandai oleh hipersensitivitas trakeobronkial terhadap berbagai rangsangan. Penyakit paru obstruktif kronik adalah kelainan yang ditandai oleh uji arus ekspirasi yang abnormal dan tidak mengalami perubahan secara nyata pada observasi selama beberapa bulan (1) . PPOK merupakan penyakit yang memburuk secara lambat, dan obstruksi saluran napas yang terjadi bersifat ireversibel oleh karena itu perlu dilakukan usaha diagnostik yang tepat, agar diagnosis yang lebih dini dapat ditegakkan, bahkan sebelum gejaladan keluhan muncul sehingga progresivitas penyakit dapat dicegah (1,2) . Pemeriksaan faal paru pada penyakit paru obstruktif mempunyai beberapa manfaat, yaitu membantu menegakkan diagnosis, melihat perkembangan clan perjalanan penyakit, me- nilai hasil pengobatan serta untuk menentukan prognosis penyakit. Berbagai uji faal paru dapat dilakukan, mulai dari pe- meriksaan yang sangat mudah dan sederhana sampai pemeriksaan yang rumit dan memerlukan sarana serta fasilitas yang lebih canggih. FAAL PARU UNTUK PENUNJANG DIAGNOSIS Diagnosis penyakit paru obstruktif kadang-kadang dapat

Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 1/13

Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif Faisal Yunus

Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Unit Paru RS Persahabatan, Jakarta

PENDAHULUANObstruksi saluran napas paru dapat disebabkan oleh ber-bagai kelainan yang terdapat pada lumen, dinding atau di luarsaluran napas. Kelainan pada lumen dapat disebabkan olehsekret atau benda asing. Pada dinding saluran napas, kelainanbisa terjadi pada mukosanya akibat peradangan, tumor,hipertrofi dan hiperplasi akibat iritasi kronik; dapat juga terjadikelainan yang menimbulkan bronkokonstriksi otot polos.Berbagai kelainan di luar saluran napas yang dapatmenimbulkan obstruksi adalah penekanan oleh tumor paru,pembesaran kelenjar dan tumor mediastinum.Dua penyakit paru obstruktif yang sering menjadi masalahdalam penatalaksanaannya adalah penyakit asma bronkial danpenyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Asma bronkialdidefinisikan sebagai suatu sindrom klinik yang ditandai olehhipersensitivitas trakeobronkial terhadap berbagai rangsangan.Penyakit paru obstruktif kronik adalah kelainan yang ditandaioleh uji arus ekspirasi yang abnormal dan tidak mengalamiperubahan secara nyata pada observasi selama beberapabulan(1)

. PPOK merupakan penyakit yang memburuk secaralambat, dan obstruksi saluran napas yang terjadi bersifatireversibel oleh karena itu perlu dilakukan usaha diagnostik yang tepat, agar diagnosis yang lebih dini dapat ditegakkan,bahkan sebelum gejaladan keluhan muncul sehinggaprogresivitas penyakit dapat dicegah(1,2).Pemeriksaan faal paru pada penyakit paru obstruktif mempunyai beberapa manfaat, yaitu membantu menegakkandiagnosis, melihat perkembangan clan perjalanan penyakit, me-nilai hasil pengobatan serta untuk menentukan prognosispenyakit. Berbagai uji faal paru dapat dilakukan, mulai dari pe-meriksaan yang sangat mudah dan sederhana sampaipemeriksaan yang rumit dan memerlukan sarana serta fasilitasyang lebih canggih.FAAL PARU UNTUK PENUNJANG DIAGNOSISDiagnosis penyakit paru obstruktif kadang-kadang dapat

Page 2: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 2/13

ditegakkan berdasarkan anemnesis dan pemeriksaan fisik. Dananemnesis sering ditemukan keluhan sesak napas dan batuk-batuk. Pemeriksaan fisik memperlihatkan tanda-tanda obstruksiseperti ekspirasi yang memanjang dan bising mengi. Tetapi bilakelainan minimal atau terdapat penyakit lain, maka diagnosis

kadang-kadang sukar ditegakkan. Pada keadaan ini pemeriksaanMal paru sangat berguna untuk menunjang diagnosis.Pengukuran arus puncak ekspirasi (APE) dengan alat miniwright peak flow meter merupakan pemeriksaan yang sangatsederhana. Penderita disuruh melakukan ekspirasi sekuattenaga melalui alat tersebut. Apabila pada orang dewasadidapatkan angka APE kurang dari 200 1/menit berarti adaobstruksi saluran napas(3).Dengan alat spirometri dapat diukur beberapa parameterfaal paru yaitu(4):

Kapasitas vital paksa (KVP) adalah jumlah udara yang bisadiekspirasi maksimal secara paksa setelah inspirasi maksimal.

Volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) adalah

jumlah udara yang bisa diekspirasi maksimal secara paksa padadetik pertama.

Rasio VEPl/KVP.

Arus puncak ekspirasi (APE).Apabila nilai VEP1 kurang dari 80% nilai dugaan, rasioVEP1/KVP kurang dari 75% menunjukkan obstruksi salurannapas(4).Bila digunakan spirometri yang lebih lengkap dapatdiketahui parameter lain

(5):

Kapasitas vital (KV), jumlah udara yang dapat diekspirasimaksimal setelah inspirasi maksimal.

Kapasitas paru total (KPT), yaitu jumlah total udara dalamparu pada saat inspirasi maksimal.

Page 3: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 3/13

Cermin Dunia Kedokteran No. 84, 1993 19

Page 4: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 4/13

Page 5: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 5/13

Kapasitas residu fungsional (KRF), yaitu jumlah udaradalam paru saat akhir ekspirasi biasa.

Volume residu (VR), jumlah udara yang tertinggal dalam

paru pada akhir ekspirasi maksimal. Air trapping, selisih antara KV dengan KVP.Pada gambar 1 dapat dilihat skematik volume paru.Pada obstruksi saluran napas didapatkan peningkatanvolume residu, kapasitas residu fungsional, kapasitas paru total,rasio VR/KRF, rasio KRF/KPT dan air trapping. PemeriksaanVEP1, dan rasio VEPl/KVP merupakan pemeriksaan yangstandar, sederhana, reprodusibel, dan akurat. Pengukuran inipaling sering digunakan untuk menilai obstruksi saluran napas.Pada gambar 2 dapat dilihat gambaran volume paru padakeadaan normal restriktif dan obstruktif.Pemeriksaan lain yang juga dapat digunakan untuk melihatobstruksi adalah flow-volume curve; pada pemeriksaan ini akanterlihat gambar hubungan antara volume dan arus udara yangdiekspirasikan. Dengan melihat grafik yang terjadi dapat di-ketahui apakah seseorang itu mempunyai faal paru normal,obstruksi atau restriksi(6). Pada gambar 3 dapat dilihatbeberapa basil pemeriksaanflow-volume curve.

Apabila telah ditemukan kelainan pada pemeriksaan faalparu, biasanya penderita sudah mempunyai gejala-gejalaobstruksit4). Beberapa pemeriksaan faal paru dapat mendeteksikelainan sebelum gejala obstruksi timbul. Pemeriksaan ini lebihrumit, memerlukan waktu serta alat yang canggih. Pemeriksaanini antara lain ialah pengukuran closing volume, volume of isoftow dan dynamic lung ciompliance.Selain pemeriksaan volume paru atau ventilasi, pemeriksaanfaal paru yang lain yaitu kapasitas difusi juga mempunyai artidiagnostik pada penyakit paru obstruktif. Pemeriksaan difusibiasanya dilakukan dengan menggunakan gas monoksida (CO)untuk menilai kemampuan paru menangkap oksigen darialveoli dan melepaskan karbondioksida. Pada emfisemapenurunan kapasitas,difusi merupakan hal yang karakteristik,

Page 6: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 6/13

sedangkan pada asma dan bronkitis kronik kapasitas difusibiasanya tidak menurun(2).UJI BRONKODILATOR

Uji bronkodilator adalah suatu pemeriksaan faal paru se-belum dan sesudah pemberian bronkodilator untuk menilaireversibilitas penyakit. Di Rumah Sakit Persahabatan ujibronkodilator dikerjakan sebagai berikut :

Dilakukan pengukuran APE atau VEP1 pada pasien yangtelah dibebaskan dari bronkodilator sebelumnya. Pemakaianteofilin dihentikan selama 12 jam, untuk lepas lambat 24 jam.Beta 2 agonis oral dibebaskan 12 jam dan beta 2 agonisinhalasi 8 jam.

Kemudian diberikan inhalasi beta -2 agonis sebanyak 8semprot memakai alat nebuhaler atau volumatik.

15 menit setelah pemberian inhalasi bronkodilator,dilakukan pemeriksaan faal paru kembali.

Ditentukan persentase kenaikan nilai APE atau VEP1,(re'versibilitas) dengan rumus berikut :

100%XtorbronkodilapreVEP1torbronkodilapreVEP1-torbronkodilapostVEP1itasReversibil=

Page 7: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 7/13

apabila nilainya lebih besar dari 15% dianggap masih reversibel.Gambar 1. Skema volume paru(5)

Page 8: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 8/13

Page 9: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 9/13

Gambar 3. Gambaran sptrometri dan Flow-Volume Curve pada kelainanrestriktif (atas)normal(tengah)danobstruktif (bawah)Dikutip dart (6)FAAL PARU UNTUK MENILAI PERKEMBANGANPENYAKITPemeriksaan faal pant berguna untuk menilai beratnyaobstruksi yang terjadi, dengan demikian dapat ditentukan berat-nya kelainan. Pemeriksaan ulangan sesudah pengobatan dapatmemberikan informasi perbaikan kelainan. Pada asma obstruksiyang terjadi pada saat serangan dapat menjadi normal denganatau tanpa pemberian obat-obatan. Apabila faal paru sesudahpemberian bronkodilator masih menunjukkan obstruksi mung-kin pemberian obat belum optimal. Oleh karena itu dosis obatatau obat lain dapat ditambahkan.Penyakit paru obstruktif kronik merupakan penyakit yangterus berlanjut secara perlahan (slowly progressing) dan dalamperjalanannya terdapat fase eksaserbasi akut. Penurunan nilaiVEP1 dengan bertambahnya umur pada orang normal rata-rata28 ml setiap tahun. Pada orang dengan PPOK penurunan ini le-

bih besar yaitu berkisar antara 50 80 ml(3,7). Setiap terjadi faseeksaserbasi maka nilai faal paru akan lebih menurun, nilai inisidak akan kembali ke nilai dasar setelah fase eksaserbasi dilewati. Oleh sebab itu pada penatalaksanaan PPOK perlu di-perhatikan agar fase eksaserbasi ini tidak terjadi atau bilaterjadi diusahakan seminimal dan sesingkat mungkin agarpenurunan faal paru tidak makin berat.Pemeriksaan faal paru secara berkala perlu dilakukan padapenderita asma dan PPOK, yaitu untuk melihat laju perkem-bangan penyakit, serta untuk menilai keberhasilan pengobatan.Pemeriksaan sesudah pemberian bronkodilator berguna untuk melihat apakah obat telah dipakai secara optimal. Di sampingitu juga berguna untuk menurunkan dosis obat ke tingkatserendah mungkin tetapi masih memberikan efek bronkodilatasi yang diinginkan.FAAL PARU UNTUK MENENTUKAN PRONOGSIS

Page 10: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 10/13

Pada penderita PPOK derajat obstruksi saluran napassangat menentukan prognosis penyakit. Prognosis yang buruk ditentukan oleh dua indikator utama, yaitu derajat obstruksi danterdapatnya kor pulmonale. Obstruksi yang makin beratmemperburuk prognosis. Hal ini akan diperberat bila terdapat

hiperkapnia, kapasitas difusi paru yang kurang dari 50% nilaidugaan, nadi pada waktu istirahat lebih dari 100 kali/menit dankor pulmonale(7).Nilai VEPI/KVP merupakan indikator yang kurang berartiuntuk menduga survival dibandingkan dengan nilai VEP1 ataupersentase dugaan VEP1 pada penderita PPOK. Ini disebabkanoleh karena pada pemburukan penyakit nilai KVP juga ikutmenurun. Meskipun nilai VEPl/KVPmerupakanparameteruntuk menentukan obstruksi jalan napas, tetapi merupakanparameter yang kurang baik dalam menggambarkan derajatatau keparahan penyakit(8).Untuk menduga survival penderita PPOK, nilai VEP1 se-sudah pemberian bronkodilator lebih baik dipakai sebagai para-meter dibandingkan dengan nilai VEP1 sebelum pemberian.PENUTUPPemeriksaan faal paru mempunyai peranan panting padapenyakit paru obstruktif, yaitu untuk menunjang

.diagnosis, me-lihat tingkat dan perjalanan penyakit serta untuk menentukanprognosis penyakit.Penentuan derajat obstruksi dapat dilakukan dengan pe-meriksaan sederhana sampai dengan pemeriksaan yang rumit.Masing-masing pemeriksaan mempunyai nilai dan arti tertentu.Pengukuran VEP1 dan KVP dengan spirometri merupakanpemeriksaan yang sederhana, akurat, standard dan paling seringdilakukan.KEPUSTAKAAN1.American Thoracic Society, Medical Section of the American Lung Asso-ciation. Standard for diagnostic and care of patients with chronic obstructivepulmonary disease (COPD) and asthma. Am Rev Respir. 1987; 136-43.2.Hodgkin JE. Diagnosis and differentiation. Dalam: Chronic ObstructivePulmonary Disease. Park Ridge: The American College of Chest

Page 11: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 11/13

Physicians. 1979: 5-34.3.Faisal Yunus. Peranan Faal Pam pada Penyakit Pam Obstruktif Menahun.Dalam: Penyakit Paru Obstruktif Menahun. Jakarta: Fakultas KedokteranCermin Dunia Kedokteran No. 84, 1993 21

Page 12: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 12/13

Page 13: Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

7/23/2019 Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif

http://slidepdf.com/reader/full/uji-faal-paru-penyakit-paru-obstruktif 13/13

Universitas Indonesia, 1989: 33-44.4.Petty TL Practical Pulmonary Function Tests. Dalam: Pulmonary Diagnos-tic Technique. Philadelphia: Lea & Febiger, 1975: 1-50.5.

Levitsky MG. Alveolar Ventilation. Dalam: Pulmonary Physiology, NewYork: McGraw-Hill Book Co, 1986: 51-81.6.Carilli PA, Denson U. The Flow Volume Curve in Normal Subject andDiffuse Lung Disease. Chest 1974; 66: 472-7.7.Tisi GM. The Pulmonary Function Laboratory: A Guide to Diagnosis.Dalam: Pulmonary Physiology in Clinical Medicine. Baltimore: William &Wilkins, 1980: 129-74.8.Traver GA, Clience MG, Burrows B. Predictors of Mortality in ChronicObstructive Pulmonary Disease, Am Rev Respir Dis 1979; 119: 529-32.9.Anthorisen NR, Wright EC, Hodgkin JE et al. Prognosis in Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Am Rev Respir Dis 1986; 133: 14-20.Cermin Dunia Kedokteran No. 84, 199322