18
LAPORAN PRATIKUM AGENT PENYAKIT “UJI GULA DARAH, KOLESTEROL DAN ASAM URAT” Di susun oleh : Nama : Aulia Rakhman NIM : N 201 12 018 Kelompok : 1 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO 2013

Uji Gula Darah, Kolesterol Dan Asam Urat

Embed Size (px)

Citation preview

  • LAPORAN PRATIKUM AGENT PENYAKIT

    UJI GULA DARAH, KOLESTEROL DAN ASAM

    URAT

    Di susun oleh :

    Nama : Aulia Rakhman

    NIM : N 201 12 018

    Kelompok : 1

    PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS TADULAKO

    2013

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling serius di

    abad ini. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun tak luput dari penyakit

    diabetes. Bahkan jumlah kasusnya di Indonesia naik sampai 500 persen dalam tiga

    tahun terakhir.

    Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia diperkirakan mengalami

    peningkatan dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada

    tahun 2030 mendatang. Berdasarkan hasil survei tahun 2003, prevelansi diabetes

    melitus di perkotaan mencapai 14,7 persen dan di pedesaan hanya 7,2 persen.

    Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang sebagian besar diproduksi

    tubuh di dalam liver dari makanan berlemak yang kita makan. Kolesterol

    diperlukan tubuh untuk membuat selaput sel, membungkus serabut saraf,

    membuat berbagai hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat diedarkan

    langsung oleh darah karena tidak larut dalam air. Untuk mengedarkannya,

    diperlukan molekul pengangkut yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis

    lipoprotein, yaitu high density lippoprotein (HDL) dan low density

    lippoprotein(LDL).

    Di Indonesia prevalensi hiperurisemia kira-kira 2,6-47,2% (variasi pada

    berbagai populasi). Sedangkan gout juga bervariasi antara 1-15,3% : Pada suatu

    studi didapatkan insidensi gout : 0,1% pada kadar 9 mg/dL Insidensi kumulatif

    gout mencapai angka 22% setelah 5 tahun, pada kadar asam urat >9 mg/dLPada

    umumnya menyerang laki-laki (90%) usia dewasa muda sekitar 40 tahun,

    sedangkan pada wanita penyakit ini lebih banyak menyerang mereka yang telah

    mengalami menopause.

  • Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktek ini adalah

    untuk mengetahui kadar gula darah, kolesterol dan asam urat yang diujikan

    apakah normal atau tidak.

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan sehingga dilaksanakan percobaan ini adalah :

    1. Untuk mengetahui teknik Uji Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat.

    2. Untuk mengetahui kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat yang

    diujikan.

    2.3 Manfaat

    Adapun manfaat sehingga dilaksanakan percobaan ini yang dihubungkan

    dengan kesehatan yaitu untuk mengetahui kadar gula darah, kolesterol dan asam

    urat apakah normal atau tidak yang nantinya dapat mengetahui penyakit-penyakit

    apa saja yang disebabkan tidak normalnya kadar gula darah, kolesterol dan asam

    urat, sehingga dapat disosialisasikan kepada masyarakat bagaimana mencegah

    penyakit-penyakit yang disebabkan oleh tidak normalnya kadar gula darah,

    kolesterol dan asam urat.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem syaraf dan

    eritrosit. Glukose juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida

    glisero dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara

    pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh (Anna, 1994).

    Glukose sebagian besar diperoleh dari manusia, kemudian dibentuk dari

    berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukogenesis lalu juga dapat dibentuk

    dari glikogen hati melalui glikogenolsis (Girindra, 1989).

    Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hyperglikemia (kadar gula darah

    tinggi) yang kronik disertai berbagai kelainan meta bolik akibat gangguan hormonal.

    Akibat gangguan hormonal tsb dapat menimbulkan komplikasi pada mata seperti

    katarak ,ginjal (nefropati) ,saraf dan pembuluh darah. (Nanang, 2011).

    Dari definisi diabetes mellitus diatas bisa diambil penjabaran bahwa penyakit

    diabetes disebabkan oleh adanya kelonjakan kadar gula dalam darah sebagai akibat

    dari tidak mampunya tubuh memproduksi hormon insulin secara normal atau tubuh

    tidak bisa memanfaatkan dengan baik insulin yang dihasilkan. Dari definisi dan

    penjabaran ringkas ini akhirnya kita mempunyai gambaran apa sebenarnya yang terjadi

    pada diri seseorang yang terserang penyakit diabetes (Nanang, 2011).

    Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes

    Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil Riset kesehatan

    Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat

    DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2

    yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%

    (Nanang, 2011).

  • Total penderita diabetes mellitus di Indonesia berdasar data WHO, saat ini

    sekitar 8 juta jiwa, dan diperkirakan jumlahnya melebihi 21 jiwa pada tahun 2025

    mendatang. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat keempat

    penderita diabetes terbesar setelah China, India, dan Amerika. Sementara jumlah

    penderita diabetes di dunia, mencapai 200 juta jiwa. Diprediksi angka tersebut terus

    bertambah menjadi 350 juta jiwa pada tahun 2020 (Nisa, 2012)

    Menurut Setiadi (2003) Paling sedikit terdapat 2 bentuk diabetes melitus

    berdasarkan penyebab perjalanan klinik dan terapinya, antara lain:

    A. Diabetes Mellitus Tipe 1

    Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh

    kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes

    Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada

    pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita,

    anak-anak dan remaja (Setiadi, 2003).

    Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

    pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan.

    Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan

    penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan

    pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat

    test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat

    mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai

    penyakit (Setadi, 2003).

    B. Diabetes mellitus tipe 2

    Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

    berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

    Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti

    kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya

    sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan

    meningkatnya kadar insulin di dalam darah (Adiguna, 2006).

  • Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

    insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2,

    pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti

    diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan

    pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah,

    maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan (Adiguna, 2006).

    Pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan faktor amat penting, khususnya

    untuk menjaga fungsi sistem saraf. Kadar gula darah bervariasi, tergantung status

    nutrisi. Kadar gula normal manusia, beberapa jam setelah makan sekitar 80 mg/100 ml

    darah, tetapi sesaat sehabis makan meningkat sampai 120 mg/100 ml. Glukosa

    bersama asam lemak adalah molekul-molekul bahan bakar utama pemicu metabolisme

    makhluk hidup. Organ pengguna bahan bakar terbanyak adalah hati, otak, jantung,

    otot dan jaringan adiposa. Mekanisme homeostatik berperan untuk memasukkan

    glukosa ke dalam sel dan penggunaannya oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula turun,

    mekanisme pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis)

    terbuka, sehingga kadar normal tetap terpelihara (Nogrady, 1992).

    Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah

    makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada

    pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula

    darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum

    cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.

    Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif

    (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif

    bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang

    pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah

    yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan

    (Siswono, 2002).

    Ada cara lain untuk menurunkan kadar gula darah yaitu dengan melakukan

    aktivitas fisik seperti berolahraga karena otot menggunakan glukosa dalam darah

    untuk dijadikan energy (Villee, 1999).

  • Menurut Robert (1998), ada tiga cara untuk mengukur kadar gula darah:

    1. Tes gula darah sewaktu

    Tes ini mengukur glukosa dalam darah yang diambil kapan saja, tanpa

    memperhatikan waktu makan.

    2. Tes gula darah puasa

    Tes ini menggunakan contoh darah yang diambil saat kita tidak makan

    atau minum apa pun (kecuali air putih) selama sedikitnya delapan jam.

    3. Tes toleransi glukosa

    Tes ini dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diberikan

    minuman yang manis yang mengandung gula dengan ukuran tertentu.

    Kadar gula darah lalu diukur dengan menggunakan beberapa contoh darah yang

    diambil pada jangka waktu yang tertentu.

    Kolesterol adalah komponen dari membran sel dan merupakan prekursor

    untuk hormon steroid dan asam empedu yang disintesis oleh sel-sel tubuh dan diserap

    dengan makanan. Kolesterol diangkut dalam plasma melalui lipoprotein yaitu

    kompleks antara lipid dan apolipoproteins (Kimball, 1983).

    Ada empat kelas lipoprotein yaitu lipoprotein densitas tinggi (HDL),

    lipoprotein densitas rendah (LDL), lipoprotein densitas sangat rendah (VDRL) dan

    kilomikron. LDL terlibat dalam transportasi kolesterol ke sel perifer, HDL

    bertanggung jawab atas penyerapan kolesterol dari sel (Girindra, 1989).

    Empat kelas lipoprotein yang berbeda menunjukkan hubungan yang berbeda

    untuk aterosklerosis koroner. LDL-kolesterol (LDL-C) memberikan kontribusi untuk

    pembentukan plak aterosklerotik dalam arteri intim dan sangat terkait dengan penyakit

    jantung koroner (PJK) dan mortalitas. Bahkan dengan kolesterol total dalam kisaran

    normal peningkatan konsentrasi LDL-C menunjukkan risiko tinggi. HDL-C memiliki

    efek menghambat pembentukan plak pelindung dan menunjukkan hubungan terbalik

    dengan prevalensi PJK, bahkan HDL-C nilai

    nilai rendah merupakan faktor risiko independen (Arthur, 2010).

  • Penentuan tingkat Total Cholesterol (TC) individu digunakan untuk tujuan

    skrining sedangkan untuk penilaian risiko yang lebih baik itu perlu untuk mengukur

    tambahan HDL-C dan LDL-C (Anna, 1994).

    Dalam beberapa tahun terakhir beberapa uji klinis terkontrol menggunakan

    diet, perubahan gaya hidup atau obat yang berbeda (terutama inhibitor HMG CoA

    reductase) telah menunjukkan bahwa menurunkan kolesterol total dan LDL-C

    mengurangi tingkat risiko PJK drastis (Kimball, 1983).

    Penyakit asam urat atau lebih tepatnya penyakit radang sendi asam urat atau

    penyakit artritis asam urat (gouty arthritis) dapat didefinisikan sebagai radang sendi

    yang diakibatkan oleh penumpukan asam urat di dalam tubuh khususnya pada

    persendian. Kondisi ini terjadi akibat kadar asam urat di dalam darah terlalu tinggi

    sehingga sebagian asam urat tersebut tidak tersaring oleh ginjal dan tetap berada

    dalam tubuh. Jika kadar asam urat tersebut terlalu tinggi maka akan mengkristal dan

    menumpuk di persendian. Hal tersebut dapat menyebabkan bengkak, radang,

    kekakuan dan rasa nyeri. Nyeri penyakit asam urat biasanya pertama kali menyerang

    persendian jempol kaki atau persendian pergelangan kaki. Penumpukan asam urat

    dapat menyebabkan kristal tajam asam urat menumpuk di persendian, biasanya di

    jempol kaki, penumpukan asam urat (yang disebut tophii) yang terlihat seperti

    benjolan di bawah kulit dan batu ginjal dari kristal-kristal asam urat di dalam ginjal

    (Girindra, 1989).

    Menurut Anna (1994), pendiaknosaan asam urat juga dapat dilakukan dengan

    cara:

    1. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik dapat dijadikan acuan diagnosis, namun uji

    laboratorium diperlukan untuk diagnosis pasti.

    2. Darah dan urin biasanya menunjukkan tingkat tinggi asam urat.

    3. Penyedotan sendi mungkin diperlukan. Pada tes ini, jarum kecil ditempatkan ke

    dalam sendi yang terkena dan beberapa cairan sendi akan diambil. Cairan ini

    diperiksa di bawah mikroskop untuk memeriksa adanya kristal asam urat atau

    tanda-tanda asam urat.

  • BAB III

    METODOLOGI2

    3

    3.1 Waktu dan tempat

    Adapun waktu dan tempat pada saat melakukan percobaan ini yaitu :

    Hari/Tanggal : Sabtu, 1 Juni 2013.

    Waktu : 10.00 WITA selesai.

    Tempat :Laboratorium Terpadu FKIK UNTAD.

    3.2 Alat dan Bahan

    Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

    3.2.1 Alat

    1. Nesco Multi check

    2. Chip gula darah

    3. Chip kolesterol

    4. Chip Asam urat

    5. Jarum mlancet

  • 6. Handsprayer

    7. Kamera

    3.2.2 Bahan

    1. Sampel Darah

    2. Tissu

    3. Lancet

    4. Alkohol 70%

    5. Strips Glukosa

    6. Strips Asam Urat

    7. Strips Kolesterol

    3.3 Prosedur Kerja

    Adapun prosedur kerja pada saat melakukan percobaan ini adalah:

    1. Menyiapkan alat dan bahan.

    2. Membersihkan jari yang akan di ambil darahnya sebagai sampel dengan

    menggunakan alkohol 70%.

    3. Menusuk salah satu jari tangan yang akan diambil darahnya dengan lancet

    yang terpasang pada vacuteiner.

    4. Memasukkan chip glukosa ke dalam alat NESCO Multi check, lalu

    mengoleskan darah ke strip glukosa, lalu memasukkan strip tersebut ke dalam

    chip glukosa, lalu melihat hasilnya pada alat NESCO Multi check.

    5. Mengeluarkan chip dan strip glukosa yang ada pada alat NESCO Multi check,

    lalu menggantinya dengan chip kolesterol dan mengoleskan darah pada srip

    kolesterol, kemudian memasangnya pada chip kolesterol, lalu melihat hasilnya

    pada alat NESCO Multi check.

    6. Mengeluarkan chip dan strip kolesterol yang ada pada alat NESCO Multi

    check, lalu menggantinya dengan chip asam urat, kemudian mengoleskan

    darah pada srip asam urat dan memasangnya pada chip asam urat, lalu melihat

    hasilnya pada alat NESCO Multi check.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1.

    2.

    3.

    4.

    4.1. Hasil Pengamatan

    Adapun hasil Pengamatan yang diperoleh pada saat melakukan percobaan ini

    yaitu :

    No Sampel Kadar Kadar Kadar Ket

  • Gula Darah Kolesterol Asam Urat

    1 A 81 mg/dL 174 mg/dL 16,8 mg/dL

    Berpotensi

    Terserang Asam

    Urat

    2 B 102 mg/dL 140 mg/dL 5,3 mg/dL

    Berpotensi

    Terserang

    Diabetes

    3 C 114 mg/dL 136 mg/dL 4,6 mg/dL

    Berpotensi

    Terserang

    Diabetes

    4.2 Pembahasan

    Uji gula darah, kolesterol dan asam urat adalah uji untuk mengetahui kadar

    gula darah, kolesterol dan asam urat seseorang apakah normal atau tidak, sesuai

    dengan standar yang telah ditentukan.

    Pada percobaan kali ini uji gula darah, kolesterol dan asam urat, dengan

    menggunakan alat NESCO GCU. NESCO GCU befungsi sebagai alat untuk

    mengukur kadar gula darah, kolesterol dan asam urat. Langkah-langkah kerja

    yang pertama adalah terlebih dahulu jari tangan yang akan diambil darahnya

    disterilkan dengan menggunakan alkohol 70% yang berfungsi untuk mensterilkan

    jari tangan agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme, lalu jari tangan

    ditusuk menggunakan lancet supaya darah yang akan diambil menjadikan sampel

    bisa keluar, kemudian darah tersebut dioleskan ke strip glukosa, dimasukkan ke

    dalam chip gula darah dan diamati hasilnya. Setelah diamati, mengeluarkan chip

    dan strip gula darah lalu menggantinya dengan chip dan strip kolesterol dan

    melakukan hal yang sama dengan prosedur uji gula darah tadi, kemudian

    menggantinya lagi dengan chip dan strip asam urat dan melakukan hal yang sama

    dengan prosedur uji gula darah dan kolesterol. Chip dan strip dari gula darah,

    kolesterol dan asam urat berfungsi untuk menampilkan angka kadar dari gula

  • darah, kolesterol dan asam urat yang disesuaikan dengan standarisasi angka

    normal kadar dari sampel.

    Berdasarkan hasil pengamatan, pada sampel A kadar gula darahnya 81

    mg/dL, berarti kadar gula darahnya normal, kadar kolesterolnya 174 mg/dL

    berarti kadar kolesterolnya normal. Kadar asam uratnya 16,8 mg/dL. maka

    berpotensi terkena penyakit asam urat dikarenakan kadar asam urat yang melewati

    angka kadar asam urat normal. Kadar asam urat seseorang yang normal jika

    kurang dari 5,6 mg/dL, sedangkan kadar asam urat seseorang tinggi jika lebih atau

    sama dengan 5,6 mg/dL. Kadar asam urat yang tinggi karena kurangnya

    berolahraga yang dapat terjadinya penimbunan lemak. Penyakit asam urat dapat

    dicegah dengan cara minum air putih yang cukup, menghindari agar tidak terjadi

    obesitas, mengkonsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti

    kentang dan pisang, mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung

    vitamin C seperti jeruk, menghindari konsumsi karbohidrat sederhana seperti nasi

    putih, tapi konsumsilah karbohidrat kompleks seperti nasi merah, kentang dan

    ketela, hindari makanan dan minuman beralkohol, jangan sampai terlalu lelah

    ketika bekerja karena dapat membuat asam urat kambuh dan banyak berolahraga.

    Pada sampel B kadar gula darahnya 102 mg/dL, kadar kolesterolnya 140

    mg/dL dan kadar asam uratnya 5,3 mg/dL. Dari hasil diatas, maka berpotensi

    terkena penyakit diabetes dikarenakan kadar gula darah yang melewati angka

    kadar gula darah normal. Kadar Gula darah seseorang yang normal ketika pada

    saat gula puasanya kurang dari 110 mg/dL, sedangkan gula ketika tidak puasa

    kurang dari 200 mg/dL. Kadar gula darah tinggi yang dapat berpotensi diabetes

    tersebut mungkin diakibatkan faktor turunan karena penyakit diabetes dapat

    terjadi karena adanya riwayat penyakit dari keluarga. Faktor lain yang dapat

    menyebabkan diabetes adalah pola hidup dan pola makan seseorang serta

    kurangnya berolahraga. Penyakit diabetes yang disebabkan peningkatan kadar gula

    darah dapat dicegah dengan cara menjaga berat badan ideal, tidak merokok, aktif

    secara fisik, makan secara teratur dan menghindari alkohol.

  • Pada sampel C kadar gula darahnya 114 mg/dL, kadar kolesterolnya 136

    mg/dL dan kadar asam uratnya 4,6 mg/dL. Dari hasil diatas, maka berpotensi

    terkena penyakit diabetes dikarenakan kadar gula darah yang melewati angka

    kadar gula darah normal. Kadar Gula darah seseorang yang normal ketika pada

    saat gula puasanya kurang dari 110 mg/dL, sedangkan gula ketika tidak puasa

    kurang dari 200 mg/dL. Kadar gula darah tinggi yang dapat berpotensi diabetes

    tersebut mungkin diakibatkan faktor turunan karena penyakit diabetes dapat

    terjadi karena adanya riwayat penyakit dari keluarga. Faktor lain yang dapat

    menyebabkan diabetes adalah pola hidup dan pola makan seseorang serta

    kurangnya berolahraga. Penyakit diabetes yang disebabkan peningkatan kadar gula

    darah dapat dicegah dengan cara menjaga berat badan ideal, tidak merokok, aktif

    secara fisik, makan secara teratur dan menghindari alkohol.

    Penyakit kolesterol dapat dicegah dengan cara memperhatikan pola

    makan, menurunkan kadar lemak dalam tubuh, berolahraga, berhenti atau

    mengurangi merokok dan minum alkohol, perbanyak minum air putih (minimal 8

    gelas perhari), menjaga berat badan dan jangan lupa untuk rajin cek up kesehatan

    ke dokter.

    BAB V

    PENUTUP

  • 45

    5.1 Kesimpulan

    Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:

    1. Teknik uji gula darah, kolesterol dan asam urat dilakukan dengan mengambil

    sampel darah menggunakan lancet, lalu mengoleskannya pada strip gula darah,

    asam urat dan kolesterol yang berbeda, kemudian memasukkan strip tersebut

    ke dalam chip gula darah, asam urat dan kolesterol yang berbeda yang berada

    pada alat NESCO dan mengamati hasilnya.

    1.2 Pada sampel A kadar gula darahnya 81 mg/dL, kadar kolesterolnya 174 mg/dL

    dan kadar asam uratnya 16,8 mg/Dl. Pada sampel B kadar gula darahnya 102

    mg/dL, kadar kolesterolnya 140 mg/dL dan kadar asam uratnya 5,3 mg/Dl. Pada

    sampel C kadar gula darahnya 114 mg/dL, kadar kolesterolnya 136 mg/dL dan

    kadar asam uratnya 4,6 mg/dL .

    1.3 Saran

    Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya dalam

    melakukan percobaan, di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta ada

    baiknya alat dan bahan yang akan digunakan lebih dilengkapi, sehingga menunjang

    proses kerja pada saat melakukan praktek.

    DAFTAR PUSTAKA

  • Adiguna. 2006. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

    Anna, P. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta. Dikutip oleh IndriWirasuasty Makalalag. 2013. Uji Ekstrak Daun Binahong ( Anrederacordifolia Steen.) Terhadap kadar Gula Darah Pada Tikus Putih Jantan GalurWistar ( Rattus norvegicus) yang Diinduksi Sukrosa. FMIPA UNSRAT.Manado. Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.

    Arthur, C. 2010. Petunjuk Praktikum Metabolisme. Erlangga. Jakarta.

    Girindra, A. 1989. Biokimia Patologi. IPB. Bogor.

    Kimball, J. 1983. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Dikutip oleh Cheryl Kawatu.2013. Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Kucing-Kucing (Acalypha Indica L.)Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattusnovergicus). FMIPA UNSRAT. Manado. Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.

    Nanang, 2011. Insulin, Glukogen dan Diabitus Millitus. UI Press. Jakarta. Dikutipoleh Putu Gina Astiyandani. 2010. Uji Klinis Pengaruh Konsumsi Daluman(Cycllea barbata) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Tikus WistarJantan. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta. Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.

    Nisa. 2012. Biologi. Erlangga. Jakarta.

    Nogrady, T. 1992. Kimia Medisinal Terbitan Kedua. ITB. Bandung. Dikutip olehElin Yulinah. 2001. Aktivitas Antidiabetika Ekstrak Etanol Herba Sambiloto(Andrographis paniculata Nees (Acanthaceae)). FMIPA ITB. Bandung.Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.

    Robert, K. 1998. Glukoneogenesis dan Pengotrolan Kadar Glukosa Darah. EGC.Jakarta. Dikutip oleh Gunawan Pasaribu. 2011. Aktivitas Inhibisi AlfaGLukosidase Pada Beberapa Jenis Kulit Kayu Raru. PSIK FK UNDIP.Semarang. Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.

    Setadi. 2003. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

    Siswono, 2002. Glisemik Bahan Pangan Perspektif Baru-Pada Formulasi ProdukPangan untuk Penderita Diabetes. IPB. Bogor.

    Villee, C. 1999. Zoologi Umum Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.

    LEMBAR ASISTENSI

  • Nama : Aulia Rakhman

    NIM : N 201 12 018

    Kelompok : 1 (Satu)

    Kelas : B

    Asisten : Muh. Fahmi

    No

    .

    Hari/tanggal Koreksi paraf