Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UJI KARAKTERISTIK DAN STABILITAS KRIM
MINYAK BIJI KELOR (Moringa oleifera L.)
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
Natalia Kristina Koe Soba PO. 530333215677
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUPLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI FARMASI KUPANG
2018
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
UJI KARAKTERISTIK DAN STABILITAS KRIM
MINYAK BIJI KELOR (Moringa oleifera, L)
Oleh :
Natalia Kristina Koe Soba
PO. 530333215677
Telah disetujui untuk mengikuti ujian
Kupang, 19 Juli 2018
Pembimbing
Marce I. Taku Bessi, S.Farm, Apt, M.Sc
NIP. 197901051999032001
iii
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
UJI KARAKTERISTIK DAN STABILITAS KRIM
MINYAK BIJI KELOR (Moringa oleifera, L)
Oleh :
Natalia Kristina Koe Soba
PO. 530333215677
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 25 Juli 2018
Susunan Tim Penguji
1. Maria I. M. Indrawati, S.Pd.,M.Sc
2. Marce I. Taku Bessi, S.Farm.,Apt.,M.Sc
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memproleh gelar Ahli Madya Farmasi
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali tertulis diacu dalam naskah
dan sisebutkan dalam daftar pustaka.
Kupang, Juli 2018
Natalia Kristina Koe Soba
v
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan penyertaan-Nya
sehingga penulis diberikan hikmat untuk menyelesaikan penelitian dan menyusun
Karya Tulis Ilmiah dengan judul Uji Karakteristik dan Stabilitas Krim Minyak
Biji Kelor ( Moringa oleifera L.)
Karya Tulis Ilmiah yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai pemanfaatan minyak biji kelor ini dapat diselesaikan tidak
terlepas dari dukungan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ragu Harming Kristina, S.KM, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang.
2. Ibu Dra. Elisma, Apt., M.Si selaku Ketua Prodi Farmasi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kupang
3. Ibu Maria I. M. Indrawati, S.Pd., M.Sc selaku penguji I yang telah memberi
masukan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu Marce I. Taku Bessi, S.Farm.,Apt.,M.Sc selaku penguji II sekaligus
pembimbing yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan memotivasi
penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
5. Bapak Falentinus S. Duly, A.Md.F, Ibu Asmaira Br. Tarigan, A.Md.F dan Ibu
Ivan O. Biru, A.Md.F selaku pembimbing di laboratorium yang setia
membimbing dan mengarahkan selama proses penelitian.
6. Orang tua tercinta Bapak, Mama, Kakak Sarlyn, Kakak Teri, kakak Hilda,
kakak Egy dan Reinatus serta seluruh keluarga yang selalu memberikan cinta
vi
kasih, dan mendukung penulis dalam doa selama proses perkuliahan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
7. Sahabat-sahabat terkasih (Susan, Arse, Ina, Astin, Resty, Vany,Yolan, Mega,
Yuni Tris, Wanti, Viany, Fany dan Science 13 yang telah mendukung dan
membantu selama proses perkuliahan.
8. Teman-teman seperjuangan Farmasi angkatan 16 dan adik-adik tingkat yang
selalu mendukung.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian dan
Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
kekurangan baik materi maupun cakupan pembahasan dalam penulisan karya
Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak sangat diharapkan guna meyempurnakan penulisan selanjutnya.
Kupang, Juli 2018
Penulis
vii
INTISARI
Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman yang dapat dijadikan bahan
kosmetik. Bagian tanaman yang digunakan adalah biji yang diolah menjadi
tepung dan minyak sebagai bahan baku kosmetik bernilai tinggi karena memiliki
aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 9,0417%. Dalam penelitian ini biji
kelor diolah menjadi minyak dan diformulasikan kedalam sedian krim. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah minyak biji kelor yang diformulasi
dalam dalam bentuk krim memenuhi kriteria karakteritik krim yang meliputi
organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar , viskositas dan stabilitas krim. Biji
kelor diekstrasi dengan metode sokletasi menggunakan n- heksan, selanjutnya
dilakukan purifikasi atau pemisahan n-heksan. Minyak biji kelor diformulasikan
dalam bentuk krim dengan basis vanishing cream. Krim dibuat 2 formula dengan
konsentrasi 4% untuk formula 1 dan 6% untuk formula 2 yang disimpan selama 4
minggu dan dilakukan pengujian setiap minggu untuk mengetahui karakteristik
dan stabilitas krim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH, homogenitas,
organoleptis dan viskositas krim minyak biji kelor memenuhi syarat sedangkan
daya sebar tidak memenuhi syarat serta menunjukkan bahwa krim minyak biji
kelor tidak stabil pada penyimpanan suhu tinggi.
Kata Kunci : Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera L.), Krim Minyak Biji
Kelor, Karakteristik dan ssStabilitas Krim
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBARPERSETUJUAN.....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
PERNYATAAN......................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
INTISARI..............................................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
1. Tujuan umum ................................................................................ 3
2. Tujuan khusus ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 3
1. Bagi penulis ................................................................................... 3
2. Bagi institusi ................................................................................. 3
3. Bagi masyarakat ............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Klasifikasi Tanaman Kelor................................................................... 4
B. Morfologi Tanaman Kelor ................................................................... 4
C. Kandungan Kimia Khasiat Biji Kelor .................................................. 5
D. Ekstraksi ............................................................................................... 6
E. Larutan Penyari .................................................................................... 6
F. Tinjauan Krim ...................................................................................... 7
G. Uji Karakteristik dan Stabilitas Krim ................................................... 9
H. Penentuan Aseptabilitas Sediaan Krim Minyak Biji Kelor. ............... 10
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................12
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 11
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 11
C. Sampel ................................................................................................ 11
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 11
E. Defenisi Operasional .......................................................................... 11
F. Alat dan Bahan ................................................................................... 12
G. Prosedur Penelitian ............................................................................. 13
ix
H. Analisis Data ...................................................................................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................21
A. Determinasi ........................................................................................ 20
B. Ekstraksi ............................................................................................. 20
C. Pembuatan Krim Minyak Biji Kelor .................................................. 21
D. Karakteristik dan Stabilitas Krim Minyak Biji Kelor ........................ 21
1. Pengamatan organoleptis ............................................................ 21
2. Pengujian daya sebar ................................................................... 22
3. Pengujian pH ............................................................................... 23
4. Pengujian homogenitas ............................................................... 24
5. Pengujian viskositas .................................................................... 25
6. Penentuan Aseptabilitas Sediaan Krim Minyak Biji Kelor......... 25
BAB V SIMPULSAN DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................................. 29
B. Saran ................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan Kimia Biji Kelor .................................................................... 5 Tabel 2. Komposisi Asam Lemak dalam Biji Kelor ............................................... 5 Tabel 3. Formula krim minyak biji kelor (Moringa oleifera L.) .......................... 14
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Organoleptis Krim Minyak Biji Kelor ................... 22 Tabel 5. Daya Sebar Krim Minyak Biji Kelor ...................................................... 23 Tabel 6. Hasil uji homgenitas Krim Minyak Biji Kelor ....................................... 24
Tabel 7. Viskositas Krim Minyak Biji Kelor ........................................................ 25 Tabel 8. Simpulan Hasil Pengujian ....................................................................... 25
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Determinasi ....................................................................................... 33 Lampiran 2. Perhitungan Rendemen ..................................................................... 34 Lampiran 3. Skema cara kerja ............................................................................... 34
Lampiran 4. Perhitungan Pengambilan Bahan ...................................................... 35 Lampiran 5. Hasil Uji Daya Sebar ........................................................................ 36 Lampiran 6. Hasil Uji pH ...................................................................................... 38
Lampiran 7. Gambar Proses Penelitian ................................................................. 39 Lampiran 8. Surat Persetujuan Responden ........................................................... 43 Lampiran 9. Kuesioner Aseptabilitas .................................................................... 45 Lampiran 10. Surat Izin Penelitian........................................................................ 49 Lampiran 11. Surat Selesai penelitian ................................................................... 50
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tumbuhan Kelor.................................................................................38
Gambar 2. Minyak Biji Kelor............................ ................................................. 39 Gambar 3. Biji Kelor ............................................................................................38
Gambar 4. Sortasi Kering..... ............................................................................... 39 Gambar 5. Pengeringan.........................................................................................38
Gambar 6. Proses Penyerbukan........................................................................... 39
Gambar 7. Proses Sokletasi...................................................................................39
Gambar 8. Proses Pembuatan Krim............................... ..................................... 40 Gambar 9. Uji Homogenitas.................................................................................39
Gambar 10. Uji pH............................................. ................................................... 40 Gambar 11. Uji pH.................................................................................................39
Gambar 12. Uji Daya Sebar.. ............................................................................... 40 Gambar 13. Uji Viskositas.....................................................................................39
Gambar 14. Penyimpanan Suhu Tinggi ............................................................... 41
Gambar 15. Penyimpanan Suhu Rendah...............................................................40
Gambar 16. Penyimpanan Suhu Kamar ............................................................... 41 Gambar 17. Warna Krim ...................................................................................... 41
Gambar 18. Pengisian Kuesioner ......................................................................... 42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kelor (Moringa oleifera, L) merupakan salah satu jenis
tanaman yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Kelor dapat
dijumpai di Aceh, Kalimantan, Ujung Pandang dan Kupang, Nusa Tenggara
Timur (Fahey, 2005). Nusa Tenggara Timur adalah salah satu daerah
penghasil kelor yang baik, masyarakat Nusa Tenggara Timur mengolah
daun dan bunga kelor sebagai sayuran sedangkan, pemanfaatan biji kelor
belum secara maksimal dilakukan.
Biji kelor memiliki aktivitas antioksidan yang baik, mampu
mengurangi bahaya oksidatif yang berhubungan dengan penuaan dan kanker
selain itu berpotensi sebagai anti-inflamasi (Singh dkk., 2009). Biji kelor
dapat diolah menjadi tepung dan minyak yang digunakan sebagai bahan
baku kosmetik bernilai tinggi (Anwar dkk., 2007). Minyak biji kelor dapat
dijadikan sebagai bahan kosmetik karena memiliki aktivitas antioksidan
dengan nilai IC50 sebesar 9,0417% yang dapat membantu menghambat
radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh (Sudaryanto dkk., 2016).
Minyak biji kelor dihasilkan melalui ekstraksi dengan metode
sokletasi menggunakan pelarut n-heksan. Metode sokletasi merupakan
metode yang paling efektif untuk mengekstrak minyak karena hampir 99%
minyak dalam sampel dapat terekstrak (Ketaren, 1985). Pelarut n-heksan
2
merupakan pelarut bersifat non polar yang digunakan karena dapat menarik
zat aktif (minyak biji kelor) yang juga bersifat non polar (Ketaren, 1985).
Minyak biji kelor dalam penelitian ini diformulasikan dalam sediaan
krim. Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat yang mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai
(Depkes RI, 1995). Sediaan krim dipilih karena banyak masyarakat yang
tertarik dengan produk kosmetik dalam bentuk krim (Wyatt dkk., 2001) dan
juga krim mudah dalam pemakaian dan tersebar merata (Ansel, 2005). Basis
krim yang digunakan dalam penelitian ini adalah basis vanishing crem.
Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk
maksud membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak. Digunakan
basis vanishing cream karena mudah dibersihkan dan memberikan rasa
nyaman pada pemakai karena tidak lengket saat diaplikasikan pada kulit.
Untuk menjamin krim yang dibuat memenuhi standar maka dilakukan uji
karakteristik krim yang meliputi uji organolpetis, homogenitas, daya sebar,
pH dan viskositas krim.
B. Rumusan Masalah
Apakah minyak biji kelor dapat diformulasikan dalam bentuk krim dan
memenuhi standar karakteristik dan stabilitas krim?
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui apakah minyak biji kelor dapat diformulasikan
dalam bentuk krim yang memenuhi standar karakteristik dan stabilitas
krim.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik krim meliputi bentuk, warna, bau,
homogenitas, mengukur daya sebar, viskositas, dan pH sediaan krim.
b. Mengidentifikasi stabilitas sediaan krim minyak biji kelor (Moringa
oleifera, L) pada penyimpanan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dipelajari dan
mengembangkan kompetensi yang dimiliki selama perkuliahan di Prodi
Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.
2. Bagi institusi
Sebagai referensi baru dalam bidang farmasestika.
3. Bagi masyarakat
Sebagai sumber informasi dalam memanfaatkan bahan alam untuk
pengobatan khususnya pemanfaatan minyak biji kelor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Tanaman Kelor
Klasifikasi tumbuhan kelor diklasifikkasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Capparales
Suku : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera, Lamk
(Determinasi UPT Materia Medika)
B. Morfologi Tanaman Kelor
Tumbuhan kelor umumnya ditanaman sebagai tapal batas atau
pagar di halaman rumah dan ladang, dapat pula ditemukan tumbuh liar.
Kelor termasuk jenis tumbuhan perdu berumur panjang berupa semak atau
pohon dengan ketinggian 7-12 meter. Batangnya berkayu (lignosus),
tegak, berwarna putih kotor, berkulit tipis dan mudah patah. Cabangnya
jarang dengan arah percabangan tegak atau miring serta cenderung tumbuh
lurus dan memanjang (Tilong, 2012) (Gambar 1). Buah kelor berbentuk
panjang dan segitiga dengan panjang sekitar 20-60 cm, berwana hijau
5
ketika masih muda dan berubah menjadi coklat ketika tua (Tilong,2012).
Biji kelor berbentuk bulat, berwarna cokelat kehitaman (Gambar 2).
C. Kandungan Kimia Khasiat Biji Kelor
Kandungan biji kelor dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 berikut.
Tabel 1. Kandungan Kimia Biji Kelor
Kompenen Biji Kadar air (%) 3.11
Protein (g) 32.19
Lemak (g) 32.40
Serat (g) 15.87
Mineral (g) 5.58
Kalori (Kcal/100g) 15.96 (Khasanah dan Uswatun, 2008)
Tabel 2. Komposisi Asam Lemak dalam Biji Kelor Asam Lemak Komposisi
Asam Palmitat (C16:0) 6,5
Asam Behenic (C22:0) 7,1
Asam Stearat (C18:0) 6,0
Asam Oleat (C18:1) 72,2
Asam Linoleat (C18:2) 1,0
AsamArakhida (C20:0) 4,0
(Gustone dkk., 2007)
Biji kelor mengandung banyak alkaloid sebagai antioksidan yaang
dapat diekstrak sebagai minyak nabati (Kholis dkk.,2010). Minyak dari
biji kelor terdiri dari 82% asam lemak tak jenuh, 70% asam oleat. Profil
asam lemak ini sama dengan seperti minyak zaitun kecuali untuk asam
linoleate (Tsaknis dkk., 1998). Minyak kelor merupakan pelembab yang
efektif sehingga mencegah munculnya garis-garis halus dan kerutan. Kelor
sangat kaya akan antioksidan yang sangat efektif untuk membersihkan
kulit dari kotoran sehingga merupakan obat yang efektif untuk jerawat
(Krisnadi, 2013).
6
D. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan bahan dari campurannya
dengan menggunakan pelarut. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh
dengan cara ekstraksi tanaman obat dengan ukuran partikel tertentu
menggunakan medium pengekstraksi (menstruum) yang tertentu pula
(Agoes, 2009).
Metode eksraksi minyak biji kelor yang digunakan adalah
sokletasi. Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya
pendingin yang balik. Biomasa ditempatkan dalam wadah soklet yang
dibuat dengan kertas saring, melalui alat ini, pelarut akan terus direfluks.
Alat soklet akan mengosongkan isinya kedalam labu dasar bulat setelah
pelarut mencapai kadar tertentu. Setelah pelarut segar melewati alat ini
melalui pendingin refluks, ekstrasi berlangsung sangat efisien dan
senyawa dari biomasa secara efektif ditarik kedalam pelarut karena
konsentrasi awalnya rendah dalam pelarut (Depkes RI, 2000)
E. Larutan Penyari
Pelarut yang digunakan adalah n-heksan yang umumnya
digunakan untuk mengekstrak minyak dari bijinya seperti pada kacang-
kacangan dan flax. Hal ini karena heksana tidak reaktif dan inert dalam
reaksi organik karena bersifat sangat non-polar dan memilki narrow
distillation range dan selective power, sehingga tidak memerlukan tingkat
7
pemanasan yang tinggi dan daya ekstraksinya tinggi, yang menjadikan
heksana sebagai pelarut yang baik untuk mengekstrak minyak dari bijinya
(Sudarmadji dan Suhardi, 1989). Minyak biji kelor bersifat nonpolar maka
mudah diekstraksi dengan pelarut-pelarut non-polar misalnya n-heksan
dan Petroleum eter.
F. Tinjauan Krim
Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut dalam bahan dasar yang sesuai. Fungsi krim
adalah sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit,
sebagai bahan pelumas untuk kulit dan sebagai pelindung untuk mencegah
kontak permukaaan kulit dengan larutan berair dan rangsangan kulit
(Anief, 1997).
Krim mengandung paling sedikit dua fase yang tidak tercampur
antara satu dengan yang lainnya, yaitu fase hidrofil (air) dan fase lipofil
(minyak). Komponen yang terdistribusi dalam emulsi dinyatakan sebagai
fase terdispersi atau fase dalam. Komponen yang mengandung cairan
terdispersi dinyatakan sebagai bahan pendispersi atau fase luar atau fase
kontinu (Ansel, 2005). Formulasi krim ada dua, yaitu sebagai krim tipe air
dalam minyak (A/M) dan minyak dalam air (M/A).
a. Krim tipe air dalam minyak (A/M)
Ketika fase hidrofil terdispersi dalam fase lipofil maka disebut tipe air
dalam minyak (A/M). Keuntungan penggunaan tipe air dalam minyak
antara lain :
8
1) Melindungi kulit secara efisien dengan membentuk lapisan minyak
pada kulit setelah digunakan.
2) Melembutkan kulit dengan carat mengurangi penguapan air pada
kulit sehingga dapat membentuk penghalang semi oklusif.
3) Meningkatkan penetrasi ke dalam stratum korneum yang bersifat
lipofilik terutama untuk pembawa zat aktif yang bersifat lipofilik.
4) Menurunkan resiko pertumbuhan mikroba.
5) Mencair pada suhu yang rendah (khusus untuk produk olah raga
musim dingin) (Paye dan Maibach, 2009)
b. Krim tipe minyak dalam air (M/A)
Ketika fase lipofil (minyak) didispersikan ke dalam globul-globul
dalam fase hidrofil (fase air) maka disebut tipe minyak dalam air
(M/A). Penerimaan yang tinggi terhadap tipe minyak dalam air
didasarkan pada alasan-alasan berikut :
1) Terasa ringan dan tidak berminyak
2) Menunjukkan penyebaran dan penyerapan pada kulit yang cukup
baik.
3) Memberikan efek dingin karena penguapan fase air eksternal (Paye
dan Maibach, 2009).
9
G. Uji Karakteristik dan Stabilit as Krim
Uji fisik krim meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar,
viskositas krim dan pemeriksaan stabilitas krim.
Uji organoleptis dilakukan dengan melihat bentuk, warna, bau
dari masing-masing sediaan krim. Bertujuan untuk mengamati adanya
perubahan atau pemisahan fase emulsi, perubahan warna dan timbulnya
bau (Depkes RI, 1979)
Uji pH bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman atau
kebasaan sediaan krim. Sediaan krim yang baik harus memenuhi
persyaratan pH, sehingg a dapat diterima kulit dan tidak menimbulkan
iritasi. Sediaan krim memiliki pH sekitar 4,5-6,5 jika pH krim terlalu basa
dapat menyebkan kulit bersisik dan jika pH terlalu asamdapat
menyebabkan iritasi kulit (Wasiaadmaja, 1997). Range pH yang dapat
diterima kulit berkisar antara 4,0-7,5 (Aswal dkk., 2013)
Uji daya sebar bertujuan untuk mrengetahui seberapa baik daya
menyebar suatu sediaan saat diaplikasikan ke kulit. Semakin besar daya
menyebar maka semakin baik pula sifat fisik sediaan krim (Voight, 1995).
Daya sebar topikal yang baik antara 5-7 cm (Garg dkk., 2002).
Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui sifat alir suatu sediaan.
Viskositas merupakan suatu tahanan yang mencegah zat cair untuk
mengalir. Semakin tinggi viskositas maka akan semakin besar tahanan
yang dihasilkan (Martin dkk., 2009). Sediaan dikatakan baik jika
viskositas berada pada rentang 2000-50.000 cPs (Atkins, 1996)
10
Uji daya stabilitas dilakukan untuk mengetahui perubahan-
perubahan yang terjadi selama penyimpanan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi stabilitas fisik suatu sediaan antara lain suhu, kelembapan,
cahaya, oksigen (Voight, 1995).
H. Penentuan Aseptabilitas Sediaan Krim Minyak Biji Kelor.
Penentuan aseptabilitas menggunakan responden yang telah setuju
untuk menjaadi subyek penelitian serta telah mengerti prosedur
penggunaan krim. Jumlah responden 10 orang perempuan dengan usia 19-
23 tahun yang dipilih secara acak. Evaluasi aseptabilitas sediaan meliputi
warna, bau, kelembutan krim dioleskan, kemudahan dioleskan dan
kemudahan dicuci. Responden menggunakan krim minyak biji kelor
(Moringa oleifera) pada permukaan kulit dan dimintai pendapat tentang
krim. Untuk kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :
1. Warna : Tidak menarik = 1; Menarik = 2; Sangat menarik = 3
2. Bau : Tidak wangi = 1; Wangi = 2; Sangat Wangi = 3
3. Kelembutan dioleskan :Tidak lembut = 1; Lembut = 2;
Sangat lembut =3.
4. Kemudahan diratakan : Sulit rata = 1; Mudah rata = 2;Sangat mudah
rata = 3
5. Kemudahan dicuci : Sulit dicuci = 1; Mudah dicuci= 2; Sangat mudah
dicuci = 3
Nilai yang didapat terhadap masing-masing aspek yang diujikan dijumlah
dan hitung prosentasenya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
B. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmasetika, Laboratorium
Farmakognosi, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Fisika Farmasi
Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.
b. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April- Juli 2018
C. Sampel
Biji kelor (Moringa oleifera) yang berasal dari Kelurahan Liliba, Kota
Kupang.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu karakteristik
dan stabilitas krim minyak biji kelor dengan basis vanishing cream.
E. Defenisi Operasional
1. Biji kelor merupakan biji yang sudah tua, berwarna coklat diperoleh
dari kelurahan Liliba.
2. Minyak biji kelor merupakan minyak yang diperoleh dari hasil
sokletasi simplisia biji kelor menggunakan pelarut n-heksan.
12
3. Krim minyak biji kelor adalah krim dengan basis vanishing cream ber
tipe minyak dalam air yang digunakan untuk membersihkan,
melembabkan dan sebagai alas bedak.
4. Karakteristik krim adalah pengujian sediaan krim minyak biji kelor
yang berupa uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji
viskositas dan uji pH.
5. Stabilitas krim adalah pengujian kemampuan sediaan krim minyak biji
kelor untuk bertahan pada suhu rendah (±4˚C), suhu kamar (±25˚C)
dan suhu tinggi (±40˚C) yang disimpan selama 4 minggu.
F. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mortir dan stamper,
penangas air (Memmert), batang pengaduk, beaker glass 250 ml dan
100 ml dan 50 ml (pyrex), cawan porselen, gelas ukur, Erlenmeyer 250
ml (pyrex), sendok tanduk, spatel, pipet, timbangan digital (Shimadzu
type BL-3200H), kertas perkamen, kertas saring, desikator, ayakan,
soklet, hot plate (Medline type MS300HS), oven, waterbath, rotavapor
(Eyela type N-1000), tabung, labu alas bulat (Iwaki) dan viskometer
(Wagtech)
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak biji kelor,
asam stearat, setil alkohol, paraffin cair , gliserin, metil paraben,
propilenglikol, air suling,oleum rosae.
13
G. Prosedur Penelitian
1. Determinasi
Determinasi tanaman kelor dilakukan di UPT Materia Medika Batu
Jawa Timur.
2. Pengumpulan Biji Kelor
Biji kelor diambil dari Kelurahan Liliba, Kota Kupang dari buah yang
sudah matang dengan ciri buah berwarna coklat.
3. Pembuatan Simplisia
Pengambilan dengan kriteria buah yang sudah tua. Buah kelor
kemudian dikupas, dipisahkan serabut dengan bijinya. Biji kelor yang
diperoleh disortasi basah dan dicuci dengan air. Selanjutnya biji kelor
dikeringkan dengan pada sinar matahari langsung yang ditutupi plastik
berwarna hitam dan disortasi kering untuk menjamin simplisia benar-
benar bebas bebas dari bahan asing. Selanjutnya simplisia diserbuk dan
diayak dengan menggunakan ayakan 60 mesh.
4. Ekstraksi
Serbuk simplisia biji kelor sebanyak 100 gram dibungkus
dengan kertas saring kemudian dimasukkan kedalam tabung soklet.
Labu diisi dengan pelarut kira-kira 2/3 bagiannya sampai badan soklet.
Panaskan dalam waterbath dan refluks selama kurang lebih 4 jam
hingga warna pelarut dalam wadah soklet pada saat kontak dengan
cuplikan tidak berubah. Dipisahkan pelarut dengan zat yang diekstrak
dengan destilasi secara langsung menggunakan alat soklet. Ulangi
14
pemanasan sehingga dalam labu hanya terdapat zat sampel. Kemudian,
hitung rendemen dengan menggunakan rumus:
endemen o ot minyak
o ot simplisia x 100%
Minyak biji kelor yang diperoleh kemudian dipisahkan dari
pelarut n-heksan dengan cara diuapkan diatas water ath 70˚C
kemudian tambahkan air panas dikocok selama 12 menit, setelah
dingin minyak disentrifius selama 10 menit dengan kecepatan 3000
ppm. Untuk menghilangkan sisa-sisa air, ditambahkan natrium sulfat
anhidrat dan diamkan selama 5 menit, saring dengan kertas saring.
Masukkan hasil minyak dalam botol tertutup dan disimpan pada suhu
dingin (2˚C-8˚C)
5. Formulasi krim minyak biji kelor (Moringa oleifera, L)
Tabel 3. Formula krim minyak biji kelor (Moringa oleifera L.) Bahan F1 F2
Minyak biji kelor 4% 6%
Asam stearat 10% 10%
Setil alkohol 6 % 6%
Paraffin cair 6,6% 6,6%
Gliserol 3% 3%
Metil paraben 0,02% 0,02%
Propilen glikol 30% 30%
Oleum rosae 3 tetes 3 tetes
Aquades ad 40,38% 40,38%
(Duraivel dkk., 2014)
15
Bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi krim minyak biji kelor
adalah sebagai berikut:
a. Asam stearat
Asam stearat merupakan zat padat keras mengkilat, menunjukkan
susunan hablur, berwarna putih atau kuning pucat mirip lemak lilin
(Depkes RI, 1979). Dalam sediaan topikal digunakan sebagai
emulgator atau zat pengemulsi dan solubilizing agent (Armstrong
dan James, 2006). Adanya asam stearat dalam krim tipe M/A dapat
menyebabkan krim menjadi lebih lunak sehingga viskositasnya
semakin rendah. Jenis basis yang mempunyai viskositas tinggi akan
menyebabkan koefisien difusi suatu zat aktif dalam basis menjadi
rendah, sehingga pelepasan zat aktif dari basis akan kecil (Lachman
dkk.,1994).
b. Setil alkohol
Setil alkohol merupakan alkohol dengan bobot molekul tinggi yang
berfungsi sebagai zat pengental dan penstabil untuk sediaan minyak
dalam air (Ansel, 2005)
c. Paraffin liquid
Paraffin merupakan cairan kental, transparan, tidak berflourensi,
tidak berwarna atau putih keruh seperti lilin, tidak berbau dan
hampir tidak mempunyai rasa, agak berminyak saat disentuh
(Depkes RI, 1979). Paraffin dalam pembuatan krim dapat
digunakan sebagai stiffness (Armstrong dan James, 2006)
16
d. Gliserin
Pada formulasi farmasetik toipkal dan kosmetik, fungsi utama
gliserin adalah sebagai humektan dan emollient (Armstrong dan
James, 2006). Gliserin mempunyai sifat fisik tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa, cairan kental. Penyimpanan glisrein
dalam wadah kedap udara pada suhu yang dingin dan kering
(Depkes RI, 1979).
e. Metil paraben
Berupa serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa kemudian agak membakar diikuti rasa gatal.
Digunakan sebagai pengawet (Depkes RI, 1979).
f. Propilen glikol
Propilen glikol digunakan secara luas dalam kosmetik dan industri
farmasi sebagai pelarut dan pembawa untuk bahan-bahan yang
larut dan tidak larut dalam air. Propilen glikol sebagai pelembab
sangat cocok digunakan untuk sediaan topikal karena sifatnya yang
aman dan menguntungkan. Sebagai pelembab konsentrasi 15%
(Rowe dkk., 2009).
g. Oleum rosae atau minyak mawar adalah minyak atsiri yang
dimanfaatkan sebagai pewangi (Depkes RI, 1979)
17
h. Aquades
Aquades merupakan cairan jernih yang tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau. Aquades digunakan sebagai pelarut
(Depkes RI, 1995)
6. Pembuatan krim
Fase minyak (asam stearat, paraffin cair dan setil alkohol) dileburkan
di atas penangas air sampai melebur sempurna dan dimasukkan ke
dalam mortir panas lalu gerus. Fase air (propilen glikol, gliserin dan
aquades) dilarutkan diatas penangas air ditambahkan kedalam fase
minyak gerus hingga mortir dingin dan terbentuk emulsi. Dimasukkan
minyak biji kelor ditambahkan metil paraben sebagai pengawet dan
minyak mawar sebagai pengaroma sedikit demi sedikit lalu gerus
hingga homogen. Krim dimasukkan dalam pot salep.
7. Identifikasi karakteristik sediaan krim minyak biji kelor
Untuk melihat karakteristik sediaan krim dilakukan uji stabilitas,
dengan parameter uji yaitu uji homogenitas, pengamatan organoleptis,
daya sebar, pengukuran pH dan uji viskositas pada sediaan.
a. Uji stabilitas
Krim disimpan pada suhu rendah (±4˚C), suhu kamar (±25˚C) dan
suhu tinggi (±40˚C) selama 4 minggu kemudian dilakukan
pengamatan organoleptis, pengukuran pH, homogenitas, daya sebar
tiap minggu dan viskositas setelah pembuatan krim.
18
b. Uji organoleptik
Uji organolpetik dengan cara memperhatikan bentuk, warna dan
bau dari sediaan krim yang dibuat (Anief, 1997).
c. Uji daya sebar
Ditimbang 0,5 gram krim diletakkan di tengah cawan petri yang
berada dalam posisi terbalik. Diletakkan cawan petri yang lain di
atas krim. Dibiarkan diameter krim yang menyebar. Ditambahkan
50 gram beban tambahan, lalu didiamkan 1 menit dan diukur
diameternya. Ditambahkan lagi beban 100 gram beban tambahan,
lalu didiamkan 1 menit dan diukur diameternya (Voight, 1995)
d. Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter.
Rentang pH yang dapat diterima kulit berkisar antara 4,0-7,5
(Aswal dkk., 2013)
e. Uji homogenitas
Ditimbang krim 0,1 gram diletakkan pada kaca objek kemudian
dioleskan secara merata dan tipis pada kaca. Krim harus
menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya
butiran halus (Depkes RI, 1979)
f. Pemeriksaan viskositas
Uji viskositas krim dilakukan dengan menggunakan alat
viskometer. Krim sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam wadah
gelas kemudian spindle yang telah dipasang diturunkan hingga
19
batas spindel tercelup ke dalam krim. Kecepatan alat dipaasang
pada 10 rpm dan 20 rpm, kemudian dibaca dan dicatat nilai
centripoise yang tertera pada alat (Ramington, 1995)
H. Analisis Data
Data yang diperoleh nantinya akan dianalisis dengan cara deskriptif
kualitatif. Ketegori yang digunakan adalah:
1. Krim dikatakan memenuhi uji organoleptis jika dalam pengamatan
karakterisasi krim tidak ada perubahan atau pemisahan fase emulsi,
perubahan warna dan timbulnya bau tengik (Anief, 1997)
2. Krim dikatakan memenuhi uji pH jika sediaan krim memiliki pH
sekitar 4-7,5 (Wasiaadmaja, 1997)
3. Krim dikatakan memenuhi uji homogenitas, jika saat dioleskan pada
kaca tidak ada butiran halus yang terlihat(Depkes RI, 1979)
4. Krim dikatakan memiliki daya sebar yang baik jika daya sebarnya
berkisar antara 5-7 cm (Garg dkk., 2002)
5. Krim memenuhi uji viskositas jika viskositas krim berada pada rentang
2000-50.000 cPs (Garg dkk., 2002)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi
Determinasi tanaman kelor dilakukan di Materia Medika Batu Jawa Timur
dan menunjukkan hasil bahwa tanaman yang digunakan adalah tanaman
kelor dengan nama latin Moringa oleifera, L. (Lampiran 1)
B. Ekstraksi
Minyak biji kelor diperoleh melalui ekstraksi menggunakan
metode sokletasi. Biji kelor yang diperoleh dikupas, dikeringkan,
diserbukkan, diayak menggunakan ayakan 60 mesh kemudian ditimbang
sebanayak 100 gram dan dimasukkkan dalam tabung soklet ditambah
pelarut 300 ml. Sokletasi minyak biji kelor dilakukan sampai warna
pelarut kembali jernih seperti semula yang menunjukkkan tidak ada lagi
zat aktif yang tersisa.
Minyak hasil sokletasi dipisahkan dari pelarut n-heksan dengan
cara diuapkan diatas water ath 70˚C kemudian ditambahkan air panas dan
dikocok selama 12 menit, setelah dingin minyak disentrifius selama 10
menit dengan kecepatan 3000 rpm dan diambil fase minyaknya. Untuk
menghilangkan sisa air digunakan natrium sulfat anhidrat, diamkan selama
5 menit setelah itu disaring. Minyak disimpan dalam botol tertutup dengan
suhu 0-4˚C. Rendemen yang diperoleh sebesar 13,31% (Lampiran 2).
Minyak biji kelor dalah minyak yang berwarna kuning sedikit kental
dengan bau seperti bau kacang-kacangan (Gambar 3).
21
C. Pembuatan Krim Minyak Biji Kelor
Krim minyak biji kelor dibuat dalam 2 formula dengan konsentrasi zat
aktif yang berbeda. Formula 1 dan 2 menggunakan minyak biji kelor
sebanyak masing-masing 4% dan 6%. Tujuannya penggunaan 2 formula
untuk mendapatkan konsentrasi minyak biji kelor yang memenuhi
karakteristik dan stabilitas krim. Skema kerja dan perhitungan bahan krim
diihat pada lampiran 4 dan 5.
D. Karakteristik dan Stabilitas Krim Minyak Biji Kelor
Krim minyak biji kelor yang telah dihasilkan selanjutnya diamati
organoleptis, homogenitas dan diuji viskositas, pH dan daya sebar.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui sebuah sediaan dapat bertahan dan
tidak mengalami kerusakan apabila disimpan pada suhu esktrim seperti
pada suhu rendah, suhu kamar dan suhu tinggi dalam jangka waktu
tertentu. Selain itu juga untuk mengetahui lama waktu sebuah sediaan
dapat bertahan saat berada di pasaran dan saat digunakan. Pengujian
karakteristik dan stabilitas krim sebagai berikut:
1. Pengamatan organoleptis
Pengamatan organoleptis meliputi pengamatan warna, bentuk dan bau
yang dilakukan dari minggu ke-0 sampai minggu ke-4. Pengamatan
warna, bentuk dan bau berkaitan dengan kenyamanan pada saat
penggunaan suatu sediaan. Suatu sediaan hendaknya memiliki warna
yang menarik, bertekstur lunak sehingga mudah dioleskan serta
memiliki bau yang menyenangkan pengguna.
22
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Organoleptis Krim Minyak Biji Kelor
Minggu Formula Warna, Bentuk, Bau
Suhu
Rendah
Suhu Kamar Suhu Tinggi
0 F1 P, SP, M P, SP, M P, SP, M
F2 P, SP, M P, SP, M P, SP, M
1 F1 P, SP, M P, SP, M PP, E, T
F2 P, SP, M P, SP, M PP, E, T
2 F1 P, SP, M P, SP, M PP, SP, T
F2 P, SP, M P, SP, M PP, SP, T
3 F1 P, SP, M P, SP, M PP, SP, T
F2 P, SP, M P, SP, M PP, SP, T
4 F1 P, SP, M P, SP, M PP, SP, T
F2 P, SP, M P, SP, M PP, SP, T
(Data primer penelitian, 2018)
Keterangan :F1 = Formula 1; F2 = Formula 2; P = Putih; PP = Putih Pucat
SP = Semi Padat;E = Encer;M = Mawar;T = Tengik.
Warna, bentuk dan bau krim suhu ±4˚C, suhu ±25˚C tidak mengalami
perubahan dalam penyimpanan sedangkan suhu ±40˚C berubah.
Perubahan yang terjadi adalah akibat dari reaksi oksidasi fase minyak
dalam krim (Rosmala Dewi dkk.). Adapun faktor lain berupa kesalahan
teknis. Bentuk krim pada suhu tinggi berubah menjadi encer dan baunya
menjadi tengik.
2. Pengujian daya sebar
Pengujian daya sebar kedua formula dilakukan dari minggu ke-0
sampai misnggu ke-4. Daya sebar berkaitan dengan penyebaran krim
pada kulit. Semakin besar daya sebar krim maka luas permukaan
kontak krim dan kulit semakin besar, penetrasi zat aktif baik dan
merata.
23
Tabel 5. Daya Sebar Krim Minyak Biji Kelor Minggu Formula Daya sebar rata-rata (cm) Ket
Suhu
Rendah
Suhu
Kamar
Suhu
Tinggi
0 F1 6 6 6 MS
F2 5,5 5,5 5,5 MS
1 F1 5,5 5,2 5,8 MS
F2 5,4 5,2 5,8 MS
2 F1 5,4 5,2 5 MS
F2 5,4 5 5 MS
3 F1 5,3 5,4 5,5 MS
F2 5,6 5 5,4 MS
4 F1 3,4 5,3 4,7 TMS
F2 4,3 4,5 4,5 TMS
(Data primer penelitian, 2018)
Keterangan : F1 = Formula 1; F2 = Formula 2; MS= Memenuhi Syarat
TMS = Tidak Memenuhi Syarat.
Daya sebar krim minyak biji kelor pada minggu ke-0 sampai minggu
ke-3 memenuhi syarat namun pada minggu ke-4 daya sebar krim
tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena komponen air
dalam krim berkurang sehingga krim mengalami perubahan bentuk
semi padat encer menjadi semi padat maka saat daya sebar diuji pada
minggu ke-4 krim tidak lagi memiliki kemampuan menyebar seperti
minggu-minggu sebelumnya (Lampiran 6)
3. Pengujian pH
Pengujian pH krim menggunakan pH meter pada minggu ke-0
sampai minggu ke-3 namun pada minggu ke-4 digunakan indikator
universal karena terjadi keruskan pada pH meter, tujuan pengujian
untuk mengetahui apakah pH krim sudah sesuai dan aman bagi kulit.
pH krim yang diuji dari minggu ke-0 sampai minggu ke-4
memenuhi syarat dengan rentang pH 4-6. Hal ini sangat baik,
24
mengingat bila pH terlalu asam dapat menyebakan kulit gatal-gatal
dan bersisik (Lampiran 7).
4. Pengujian homogenitas
Tabel 6. Hasil uji homgenitas Krim Minyak Biji Kelor Minggu Homogenitas
SR SK ST
Formula 1
0 H, TG H, TG H, TG
1 H, TG H, TG H, TG
2 H, TG H, TG H, TG
3 H, TG H, TG H, TG
4 H, TG H, TG H, TG
Formula 2
0 H, TG H, TG H, TG
1 H, TG H, TG H, TG
2 H, TG H, TG H, TG
3 H, TG H, TG H, TG
4 H, TG H, TG H, TG
(Data primer penelitian, 2018)
Keterangan : SR= Suhu Rendah; SK= Suhu Kamar; ST= Suhu Tinggi H=
Homogen; TG = Tidak Menggumpal
Pengamatan homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah
semua zat sudah tercampur rata sehingga apabila diaplikasi ke
bagian kulit yang membutuhkan, semua daerah kulit memiliki
kesempatan yang sama untuk mendapat khasiat dari zat yang
terkandung dalam suatu sediaan. Homogenitas kedua formula dari
ketiga tempat penyimpanan mulai dari minggu ke-0 sampai
minggu ke-4 menunjukkan hasil yang homogen. Sediaan krim
yang homogen mengindikasikan bahwa ketercampuran dari bahan-
bahan krim dan minyak biji kelor baik sehingga tidak didapati
gumpalan ataupun butiran kasar pada sediaan.
25
5. Pengujian viskositas
Tabel 7. Viskositas Krim Minyak Biji Kelor
Minggu Formula Kecepatan
(RPM)
Viskositas
(cPs)
Rata-
rata
1 2 3
0 1 20 6169 5923,2 5696 5929,4
0 2 20 7279,7 6121,7 5133,6 6178,3
(Data primer penelitian, 2018)
Keterangan: cPs = satuan viskositas
Pengujian viskositas menggunakan viskometer dengan rotor nomor
6 untuk formula 1 dan rotor nomor 4 untuk formula 2, kecepatan
20 rpm. Pengujian dilakukan pada minggu ke-0 setelah krim
dibuat. Berdasarkan nilai syarat viskositas yaitu 2000-50.000 cPs
maka hasil pengujian viskositas formula 1 dan 2 memenuhi syarat.
Proses pengambilan bahan sampai pengujian dapat dilihat pada
gambar lampiran 8.
Tabel 8. Simpulan Hasil Pengujian
Pengujian Formula Keterangan
1 2
Organoleptis - - Tidak memenuhi syarat
Homogenitas + + Memenuhi syarat
Viskositas + + Memenuhi syarat
pH + + Memenuhi syarat
Daya Sebar - - Tidak memenuhi syarat
6. Penentuan Aseptabilitas Sediaan Krim Minyak Biji Kelor.
Penentuan aseptabilitas menggunakan responden yang telah setuju
untuk menjadi subyek penelitian serta telah mengerti prosedur
penggunaan krim. Jumlah responden 10 orang perempuan dengan
usia 19-23 tahun yang dipilih secara acak. Evaluasi aseptabilitas
sediaan meliputi warna, bau, kelembutan krim dioleskan,
26
kemudahan dioleskan dan kemudahan dicuci. Responden
menggunakan krim minyak biji kelor (Moringa oleifera L.) pada
permukaan kulit dan dimintai pendapat tentang krim. Untuk kriteria
penilaiannya adalah sebagai berikut:
1. Warna : Tidak menarik = 1; Menarik = 2; Sangat menarik = 3
2. Bau : Tidak wangi = 1; Wangi = 2; Sangat Wangi = 3
3. Kelembutan dioleskan :Tidak lembut = 1; Lembut = 2; Sangat
lembut = 3.
4. Kemudahan diratakan : Sulit rata = 1; Mudah rata = 2; Sangat
mudah rata = 3
5. Kemudahan dicuci : Sulit dicuci = 1; Mudah dicuci= 2; Sangat
mudah dicuci = 3
Nilai yang didapat terhadap masing-masing aspek yang diujikan
dijumlah dan dihitung prosentasenya menggunakan exel. Kuesioner,
surat persetujuan (Lampiran 9)
Uji aseptabilitas formula 1 menggunakan krim minyak biji kelor
yang telah disimpan selama 4 minggu, melibatkan 5 responden dari
tingkat 1 yang sudah bersedia.
Keterangan: TM = Tidak Menarik;M = Menarik; SM = Sangat Menarik
20%
80%
Formula 1
TM
M
SM
27
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil uji aseptabilitas formula 1
menunjukkan bahwa jumlah responden yang tidak tertarik berkaitan
dengan warna, bau dan daya cuci krim sebesar 20%. Krim minyak
biji kelor berwarna putih seperti warna krim pada umumnya, berbau
mawar namun berkurang ketajamannya dipengaruhi oleh suhu
penyimpanan dan lama penyimpanan sedangkan daya cuci krim
berkurang dikarenakan perubahan bentuk krim yang memadat pada
minggu ke-4. Hal diatas mempengaruhi presepsi masing-masing
responden.
Uji aseptabilitas formula 2 menggunakan krim minyak biji kelor
yang telah disimpan selama 4 minggu, melibatkan 5 responden dari
tingkat 2 yang sudah bersedia.
Keterangan: TM = Tidak Menarik;M = Menarik; SM = Sangat Menarik
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil uji untuk aseptabilitas
formula 2 menunjukkan bahwa jumlah keterterimaan terhadap krim
minyak biji kelor berada pada taraf tidak menarik dengan persentase
40% berkaitan dengan warna, kelembutan saat dioles dan daya cuci
krim. Krim minyak biji kelor berwarna putih seperti warna krim
pada umumnya, kelembutan krim saat dioleskan kurang karena
40%
40%
20%
Formula 2
TM M SM
28
terbentuk butiran-butiran halus yang dipengaruhi oleh pengadukan
krim yang terlalu cepat saat pembuatannya, sedangkan daya cuci
krim kurang disebabkan oleh perubahan bentuk krim yang memadat
diminggu ke-4. Hal diatas mempengaruhi masing-masing presepsi
responden.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Minyak biji kelor konsentrasi 4% dan 6% dapat diformulasikan dalam
bentuk krim.
2. Krim minyak biji kelor memenuhi syarat karakteristik krim yang
meliputi homogenitas, pH dan viskositas sedangkan organoleptis dan
pengujian daya sebar tidak memenuhi syarat.
3. Krim minyak biji kelor stabil pada penyimpanan suhu rendah, suhu
kamar namun tidak stabil dalam suhu tinggi ditandai dengan perubahan
warna dan bau krim.
B. Saran
Bagi peneliti selanjutnya penting untuk melakukan pengujian viskositas
krim setiap minggu sesuai waktu uji yang ditentukan selain itu, diharapkan
untuk melakukan standarisasi krim minyak biji kelor dan pengujian
stabilitas kimia dan mikrobiologis
30
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009. Teknologi Bahan Alam. Serial Farmasi Industri-2 Edisi Revisi.
ITB, Bandung.
Anief, M., 1997. Formulasi Obat Topical Dengan Dasar Penyakit Kulit. UGM
Press, Yogyakarta.
Ansel, H.C., 2005. Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Anwar, F., Latif, S., Ashraf, M., dan Gilani, A.H., 2007. Moringa oleifera: a food
plant with multiple medicinal uses.
Armstrong, N.A. dan James, K.L., 2006. Pharmaceutical Experimental Design
and Interprolation Taylor and Francis, Bristol Baumann, L 2002.
Cosmetic Dermatology : Principles and Practice. Mc Gwar Hill
Companies Inc, New York.
Aswal, A., Karla, M., dan Rout, A., 2013. Preparation and Evaluation of
CreamPolyherbal Cosmetic. Der Pharmacis Lettre, .
Atkins, P.W., 1996. Kimia Fisik Jilid II, Edisi IV. ed. Erlangga, Jakarta.
Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. ed. Dijen POM, Jakarta.
Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. ed. Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Depkes RI, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat
Jendral POM, Jakarta.
Duraivel, S., Asma, S., Rabbani, B., dan Eesaf, P., 2014. Formulation and
evaluation of Antiwrinkle activity of Cream and Nano emulsion of
Moringa Oleifera seed oil. IOSR Journal of Pharmacy and Biological
Sciences, 9: .
Fahey, J.W., 2005. Moringa oleifera: a review of medicinal evidence for its
nutrional, terapeutik, and priphylactic properties. 1.
Garg, A., Aggarwal, D., dan Garg, S., 2002. Spreading of Semisolid Formulation.
Pharmaceutical Technology, .
Gustone, F.D., Hardwood, J.L., dan Dijkstra, A.J., 2007. The Lipid Handbook,
Third Edition. ed. CRC Press, boca Raton.
Ketaren, S., 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka, Jakarta.
31
Khasanah dan Uswatun, 2008. Efektifitas Biji Kelor (Moringa Oleifera, LAMK)
sebagai Koagulan Fosfat dalam Limbah Cair Rumah Sakit (Studi. Kasus di
RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
Kholis, N. dan F, H., n.d. Pengujian bioassay biskuit balita yang disuplementasi
konsetrat protein daun kelor (Moringa oleifera) pada model tikus
malnutrisi. Jurnal Tekhnologi Pertanian.
Krisnadi, A.D., 2013. Kelor Super Nutrisi. LSM-MEPELING, Kunduran Yogya.
Lachman, L., H.A. Liebermen dan J.L Kanig, 1994. Teori Dan Praktek Industri,
Jilid I, Edisi II Diterjemahkan Oleh Sisi Suyatni. Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
Martin, A., James, S., dan Arthur, S., 2009. Farmasi Fisik Dasar-Dasar Kimia
Fisik Dalam Ilmu Farmasetik, Edisi III. ed. Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Paye, M., Barel, A.. dan Maibach, H.., 2009. Handbook of Cosmetic Science and
Technology, Third edition. ed. Informa Healtcare, New York.
Ramington, J.P., 1995. The Science and Practice of Pharmacy, 19 th edition. ed.
Mark Publishing Company, Easton Pensylvania.
Rosmala Dewi, Anwar, E., dan K S, Y., n.d. Uji Stablitas Fisik Formula Krim
yang Mengandung Ekstrak Kacang Kedelai (Glycine max).
Rowe, R.., Sheskey, P.J., dan Owen, S.C., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Exipients, 5th. The Pharmaceutical Press, London.
Singh, B.., Singh, B.., Singh, R.., Prakash, D., Dhakarey, R., Upaddhya, G., dkk.,
2009. Oxidative DNA damaged protective activity, antioxidant and anti-
quorum sensing potensial of Moringa oleifera 47: .
Sudarmadji, S.B.H. dan Suhardi, 1989. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian.
Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Sudaryanto, Herwanto, T., dan Harnesa Putri, S., 2016. Aktivitas Antiokdan pada
Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera L.) Dengan Metode Sokletasi
Menggunakan Pelarut N- Heksan, Metanol dan Etanol.
Tilong, A., 2012. Ternyata, Kelor Penakluk Diabetes. DIVA Press, Jogjakarta.
Tsaknis, J., Lalas, S., Gergis, V., dan Spiliotis, V., 1998. A total characterization
of Moringa oleifera Malawi seed oil. La Rivista Italiana delle Sostanze
Grasse, .
32
Voight, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi 5th Edition. Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Wasiaadmaja, S.M., 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik. Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Wyatt, E., Sutter, S., dan Drake, L., 2001. In Hardman JG, Limbird LE, Eds
Goodman and Gillman’s The Pharmatological Basis Of Therapeutics. Mc
Graw Hill, New York.
33
Lampiran 1. Determinasi
34
Lampiran 2. Perhitungan Rendemen
Bobot simplisia yang ditimbang : 400 gram
Bobot cawan : 58,68 gram
Bobot cawan + Isi : 111,93 gram
Berat Minyak : 111,93 – 58,68 = 53.25 gram
% Rendemen =
x 100% = 13,31%
Lampiran 3. Skema cara kerja
Pembuatan simplisia Dicuci, dirajang,
ditimbang, dihaluskan.
Minyak biji kelor
Diekstrak dengan metode
sokletasi menggunakan
pelarut n-heksan.
Perhitungn rendemen
Formulasi minyak biji
kelor
Uji organoleptis
Uji homogenitas
Uji viskositas
Uji pH
Uji daya sebar
Uji tipe emulsi
Uji stabilitas
Mengidentifikasi
karakteristik krim
minya biji kelor
35
Lampiran 4. Perhitungan Pengambilan Bahan
Krim dibuat sebanyak 200 gram maka jumlah bahan yang digunakan
sebagai berikut.
Formula 1
a. Minyak biji kelor 2% :
= 8 gram
b. Asam stearat :
= 20 gram
c. Setil alkohol :
= 12 gram
d. Parafin cair :
= 13,2 gram
e. Gliserin :
= 6 gram
f. Metil paraben :
= 0,04 gram
g. Propilenglikol :
= 60 gram
h. Aquades ad 200
Formula 2
a. Minyak biji kelor 4% :
= 12 gram
b. Asam stearat :
= 20 gram
c. Setil alkohol :
= 12 gram
d. Parafin cair :
= 13,2 gram
e. Gliserin :
= 6 gram
f. Metil paraben :
= 0,04 gram
Propilenglikol :
= 60 gram
g. Aquades ad 200
36
Lampiran 5. Hasil Uji Daya Sebar
Minggu ke- 0
Formula Beban Suhu Rendah Rata-
rata
Suhu Kamar Rata-
rata
Suhu Tinggi Rata-
rata R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
1 50 5,5 5.5 5.5 5.5 5,5 5.5 5.5 5.5 5,5 5.5 5.5 5.5
100 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
2 50 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2
100 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5
Minggu ke- 1
Formula Beban Suhu Rendah Rata-
rata
Suhu Kamar Rata-
rata
Suhu Tinggi Rata-
rata R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
1 50 5,1 4,5 4,3 4,6 4,7 4 4.,5 4,4 4,5 5,1 5,4 5
100 6 5 5,5 5,5 5,5 5,1 5 5,2 5,1 6 5,4 5,5
2 50 4,5 4 4,1 4,2 4 4,4 4 4,1 4,7 4,5 4,9 4,7
100 5,7 5,2 5,4 5,4 5 5,5 5,1 5,2 5,5 5,4 6,6 5,8
Minggu ke- 2
Formula Beban Suhu Rendah Rata-
rata
Suhu Kamar Rata-
rata
Suhu Tinggi Rata-
rata R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
1 50 4,3 4 4 4,1 4,5 4,8 4 4,4 4,5 4,4 4,1 4,3
100 6 5,3 5 5,4 5 5,5 5,3 5,2 5 5,2 5 5,0
2 50 4 4,5 4,9 4,4 4,5 4,7 4,7 4,6 4,7 4 4,5 4,4
100 5,2 5 5,3 5,1 5 5 5 5 5,2 5 5,3 5,1
37
Minggu ke- 3
Formula Beban Suhu Rendah Rata-
rata
Suhu Kamar Rata-
rata
Suhu Tinggi Rata-
rata R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
1 50 4,1 4,5 4,9 4,5 4 4 5 4,3 4,5 4,2 4,2 4,3
100 5 6 5 5,3 5,3 5,5 5 5,2 6 5,7 5,1 5,6
2 50 4 4 4 4 4,2 4 4 4,0 4,5 5 4,2 4,5
100 6 6 5 5,6 5 5,3 5 5,1 5,7 5,5 5 5,4
Minggu ke- 4
Formula Beban Suhu Rendah Rata-
rata
Suhu Kamar Rata-
rata
Suhu Tinggi Rata-
rata R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
1 50 3,1 3,5 3,7 3,4 4 3,5 4,7 4,0 4 3,5 3,1 3,5
100 4,5 4,1 4,8 4,6 5,4 5,5 5 5,3 5,5 4,7 4 4,7
2 50 3 3,7 3,7 3,4 3,7 3 4 3,5 4,5 3,5 4,5 4,1
100 4 4 5 4,3 5,1 4 4,5 4,5 5 4 5 4,6
38
Lampiran 6. Hasil Uji pH
Formula Penyimpanan Replikasi Minggu
0 1 2 3 4
1 Suhu Rendah 1 5,0 5,1 5,6 4,5 5
2 5,0 4,6 5,5 4,9 5
3 5,0 4,5 5,4 4,6 5
Suhu Kamar 1 5,0 5,6 6.6 5,6 5
2 5,0 5,2 6,4 5,5 5
3 5,0 4,7 6,4 5,2 5
Suhu Tinggi 1 5,0 4,7 5,4 5,0 4
2 5,0 4,7 5,0 4,9 4
3 5,0 4,7 4,9 4,9 4
2 Suhu Rendah 1 4,9 5,1 4,7 5,2 5
2 4,9 4,6 4,8 5,0 5
3 4,9 5,1 4,8 5,1 5
Suhu Kamar 1 4,9 4,3 5,8 5,4 5
2 4,9 4,3 6,1 5,2 4
3 4,9 4,6 6,2 5,2 4
Suhu Tinggi 1 4,9 5,8 5,6 6,0 4
2 4,9 4,7 4,9 5,9 4
3 4,9 4,9 5,0 5,4 4
39
Lampiran 7. Gambar Proses Penelitian
Gambar 1. Tumbuhan Kelor Gambar 2. Minyak Biji Kelor
Gambar 3. Biji Kelor Gambar 4. Sortasi Kering
Gambar 5. Pengeringan Gambar 6. Proses Penyerbukan
40
Gambar 7. Proses Sokletasi Gambar 8. Proses Pembuatan Krim
Gambar 9. Uji Homogenitas Gambar 10. Uji pH
Gambar 11. Uji pH Gambar 12. Uji Daya Sebar
41
Gambar 13. Uji Viskositas Gambar 14.Penyimpanan Suhu Tinggi
Gambar 15. Penyimpanan Suhu Rendah Gambar 16. Penyimpanan Suhu Kamar
Gambar 17. Warna Krim
42
Gambar 18. Pengisian Kuesioner
43
Lampiran 8. Surat Persetujuan Responden
44
45
Lampiran 9. Kuesioner Aseptabilitas
46
47
48
49
Lampiran 10. Surat Izin Penelitian
50
Lampiran 11. Surat selesai penelitian