67
UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI INSEKTISIDA TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti DAN NYAMUK Culex sp. DENGAN METODE SEMPROT TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Umum Oleh: Mardhiyah Fitri 145070101111014 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI INSEKTISIDA TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

DAN NYAMUK Culex sp. DENGAN METODE SEMPROT

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Umum

Oleh: Mardhiyah Fitri

145070101111014

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mardhiyah Fitri

NIM : 145070101111014

Program Studi : Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Brawjijaya

menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya. Apabila

dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang,

Yang membuat penyataan,

Mardhiyah Fitri

NIM 145070101111014

Page 3: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan

hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

“Uji Perbandingan Potensi Ekstrak Etanol Daun Jeruk Nipis Sebagai Insektisida

Terhadap Nyamuk Aedes aegypti dan Nyamuk Culex sp. dengan Metode

Semprot”. Tugas Akhir ini merupakan karya ilmiah yang disusun sebagai salah

satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang terlibat membantu

menyelesaikan Tugas Akhir ini, terutama kepada :

1. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya Malang.

2. dr. Triwahju Astuti, M.Kes., Sp.P(K) selaku Ketua Jurusan Program

Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

3. dr. Sudjari, DTM&H., M.Si., Sp.ParK selaku dosen pembimbing I yang

senantiasa memberikan masukan dan nasehat.

4. dr. Dessika Rahmawati, Sp.S selaku dosen pembimbing II yang

senantiasa memberikan masukan dan nasehat.

5. dr. Danik Agustin P, M.Kes. selaku penguji I yang senantiasa memberikan

masukan dan nasehat.

6. Segenap tim pengelola Tugas Akhir FKUB yang telah membantu penulis

dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Page 4: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

v

7. Mbak Heni, Pak Budi dan Mbak Icha sebagai analis dan staff di

laboratorium Parasitologi yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan penelitian dan penulisan Tugas Akhir ini.

8. Orang tua saya yang selalu mendoakan, mendukung dan memberi

semangat tanpa henti. Mba Nuni, Mas Haqi, Mas Ivan, Mas Ucup, Ajay,

Aa Rahman yang juga selalu mendukung saya dan selalu menjadi

motivasi.

9. Rizki Nirwandhi Putra, Mutia Larasati, Rozah Fitria, Kak Fitria Adelita, Kak

Hafizia, Kak Adi dan teman-teman Pendidikan Dokter yang tidak bisa

saya sebutkan satu persatu, yang membantu memberi semangat dan

bantuan yang begitu besar hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

10. Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan berkat kepada

orang-orang yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Penulis

menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, baik dalam isi

maupun cara penyusunannya. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk

kritik dan saran yang dapat membangun dari semua pihak demi perbaikan di

masa yang akan datang. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan

tambahan pengetahuan dan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca.

Malang, September 2017

Penulis

Page 5: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

vi

ABSTRAK

Fitri, Mardhiyah. 2017. Uji Perbandingan Potensi Ekstrak Etanol Daun Jeruk Nipis Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti dan Nyamuk Culex sp. Dengan Metode Semprot. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) dr. Sudjari, DTM&H., M.Si., Sp.ParK. (2) dr. Dessika Rahmawati, SpS.

Nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. merupakan vektor dari beberapa penyakit seperti demam berdarah dengue, demam kuning (yellow fever), dan chikungunya, sedangkan filariasis limfatik, Japanese B Encephalitis, West Nile Virus, dan St. Louis Encephalitis dikarenakan nyamuk Culex sp. Sehingga, diperlukan insektisida alami untuk mengendalikan kedua vektor seperti ekstrak etanol daun jeruk nipis karena mengandung senyawa flavonoid, limonoid dan saponin. Flavonoid menyebabkan kelayuan pada saraf pernapasan yang menyebabkan tidak bisa bernafasnya vektor. Limonoid bekerja dengan mengganggu metabolisme tubuh nyamuk dan mempengaruhi fungsi saraf yang mengakibatkan tubuh nyamuk kejang. Sedangkan saponin dapat menurunkan jumlah sterol bebas yang mengakibatkan terganggunya proses pergantian kulit pada nyamuk. Ketiga hal tersebut menyebabkan kematian pada nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp.

Penelitian ini menggunakan studi experimental, dilakukan pada 25 ekor nyamuk Aedes aegypti dan 25 ekor nyamuk Culex sp. yang dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif nyamuk Aedes aegypti menggunakan larutan acetone 1%. Kelompok II menggunakan larutan ekstrak etanol daun jeruk nipis 10% terhadap nyamuk Aedes aegypti. Kelompok III sebagai kontrol negatif nyamuk Culex sp. menggunakan larutan acetone 1%. Kelompok IV menggunakan larutan ekstrak etanol daun jeruk nipis 10% terhadap nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. yang mati berdasarkan variasi waktu. Analisis data menggunakan metode One-Way ANOVA dengan p<0,05 dan T-Test untuk menguji perbandingan potensi ekstrak berdasarkan lama waktu paparan, dengan demikian ekstrak etanol daun jeruk nipis memiliki potensi sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak etanol daun jeruk nipis memiliki potensi sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. Kata Kunci: daun jeruk nipis, insektisida, Aedes aegypti, Culex sp.

Page 6: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

vii

ABSTRACT

Fitri, Mardhiyah. 2017. Comparative Test Potency of Ethanol Extract Lime Leaf As Insecticide Against Aedes aegypti Mousquitoes and Culex sp. Mosquitoes. Final Assignment, Medical Faculty of Brawijaya University. Advisor: (1) dr. Sudjari, DTM&H., M.Si., Sp.ParK. (2) dr. Dessika Rahmawati, SpS.

Aedes aegypti and Culex sp. mosquitoes are the vectors of some diseases such as dengue haemorrhagic fever, yellow fever and chikungunya, and cholera because of the Aedes aegypti mosquitoes, meanwhile lymphatic filariasis, Japanese B Encephalitis, West Nile Virus, and St. Louis Encephalitis because of the Culex sp. mosquiotoes. Thus, it is required a natural insecticide to control vectors such as ethanol extract lime leaf because this plant contains flavonoids, limonoids and saponins, flavonoids cause withering of the respiratory nerves causes vectors cannot breathe. Limonoids disrupts the body’s metabolism of mosquitoes and affect nerve function resulting mosquitoes seizures. While saponins decrease free sterol in its body so it can disrupts moulting process. These three things are causing death of the Aedes eegypti and Culex sp. mosquitoes This research uses experimental study, it’s done with 25 Aedes aegypti and Culex sp. mosquitoes were divided into 4 groups. Group I as Aedes aegypti mosquitoes negative control that uses acetone 1%. Group II uses ethanol extract lime leaf with a concentration of 10% for Aedes aegypti mosquitoes. Group III as Culex sp. mosquitoes negative control that uses acetone 1%. Group IV uses ethanol extract lime leaf 10% for Culex sp. mosquitoes. The measured parameters were the number of Aedes aegypti and Culex sp. mosquitoes were dead by the time variation. Data analysis uses One-Way ANOVA method with p<0,05 and T-Test shows comparative potency of extract between Aedes aegypti and Culex sp. mosquitoes based of exposure time, therefore ethanol extract lime leaf has the potential as insecticide against Aedes aegypti and Culex sp. mosquitoes significantly. The conclusion is etanol extract lime leaf has potential effect as insecticide against Aedes aegypti and Culex sp. mosquitoes. Keywords: lime leaf, insecticide, Aedes aegypti, Culex sp.

Page 7: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….…i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………..…………….……………ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………………...……….iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..iv

ABSTRAK…………………………………………………………................................vi

ABSTRACT……………………………………………………………..………….…….vii

DAFTAR ISI………………………………………………………..……………………viii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………..……….xi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….…….…xii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………...…………..…xiii BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………...........................1

1.2 Masalah Penelitian……………….…………………………………………..4

1.3 Tujuan Penelitian……………………………...………………….................4

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………….......4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persebaran Nyamuk Aedes aegypti di Indonesia...………...……..…6

2.1.1 Taksonomi Nyamuk Aedes aegypti.………….....………… ……..6

2.1.2 Morfologi Nyamuk Aedes aegypti....………......……...................7

2.1.3 Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti....……...............................7

2.1.4 Habitat Nyamuk Aedes aegypti....…….......................................9

2.1.5 Faktor Lingkungan Fisik……………….......................................9

Page 8: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

ix

2.1.6 Kepentingan Medis Nyamuk Aedes aegypti..………….…….…..10

2.1.6.1 Demam Berdarah Dengue..............................................10

2.1.6.2 Demam Chikungunya.....................................................11

2.2 Persebaran Nyamuk Culex sp. di Indonesia….........…..................11

2.2.1 Taksonomi Nyamuk Culex sp…...............................................12

2.2.2 Morfologi Nyamuk Culex sp……..............................................12

2.2.3 Siklus Hidup Nyamuk Culex sp………......................................12

2.2.4 Habitat Nyamuk Culex sp…….................................................14

2.2.5 Faktor Lingkungan Fisik……...................................................14

2.2.6 Kepentingan Medis……..........................................................15

2.2.6.1 Filariasis……………….................................................15

2.2.6.2 Japanese B Encephalitis….....…..................................16

2.3 Tinjauan Pustaka Daun Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia)......................16

2.3.1 Taksonomi Daun Jeruk Nipis …….........................................17

2.3.2 Morfologi Daun Jeruk Nipis ……............................................17

2.3.3 Manfaat Daun Jeruk Nipis…....….............................................18

2.3.4 Bahan Aktif Daun Jeruk Nipis …….........................................19

2.4 Definisi Insektisida……...........................................................................21

2.4.1 Cara Kerja Insektisida……...............................................................21

2.4.2 Teknik Aplikasi Insektisida…..................…......................................21

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep dan Teori..................................................................25

3.2 Kerangka Berpikir…………….……........................................................26

3.3 Hipotesis Penelitian……........................................................................27

Page 9: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

x

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian……....................................................................28

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian…….....................................................28

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian……..........................................................29

4.4 Variabel Penelitian…….........................................................................30

4.5 Bahan dan Alat Penelitian……………...…………………………….……30

4.5.1 Bahan Penelitian…….......................................................................30

4.5.1.1 Bahan pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jeruk Nipis….....30

4.5.1.2 Alat Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jeruk Nipis ………30

4.5.2 Alat Penelitian……...........................................................................31

4.6 Definisi Operasional…….......................................................................31

4.7 Prosedur Penelitian……........................................................................32

4.7.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jeruk Nipis.……..........................32

4.7.2 Persiapan Larutan Uji……...............................................................34

4.8 Cara Kerja Penelitian…………….……..................................................34

4.9 Diagram Alur Penelitian…….................................................................36

4.10 Analisis Data……................................................................................37

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

5.1 Hasil Penelitian………………………………………...………...…………38

5.2 Analisa Data…………………………………………...……......................42

BAB 6. PEMBAHASAN………………………………………….………..…….…….45

BAB 7. PENUTUP…………………………………………………………......………51

DAFTAR PUSTAKA………….……………………………………………..………...53

LAMPIRAN………………………………………………………………………..……56

Page 10: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Nyamuk Aedes aegypti…………………..…………………………6

Gambar 2.2 Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti ………………………..……8

Gambar 2.3 Nyamuk Culex sp……………………………………….................12

Gambar 2.4 Siklus Hidup Nyamuk Culex sp……………………………………14

Gambar 2.5 Tanaman Daun jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)………..………..17

Gambar 2.6 Insektisida…………………………………………………………....21

Gambar 5.1 Grafik garis potensi insektisida ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp berdasarkan waktu pengamatan……….………...........40

Page 11: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Rerata dan standar deviasi jumlah nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. mati dengan konsentrasi 10% pada

setiap perlakuan dan waktu pengamatan………………...48 Tabel 5.2 Potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis dengan

konsentrasi 10% pada setiap perlakuan dan waktu pengamatan dengan Rumus Abbott……………….48

Page 12: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara tropis yang paling besar di

dunia, iklim tropis menyebabkan adanya berbagai penyakit tropis yang

disebabkan oleh nyamuk, seperti malaria, demam berdarah, filarial, kaki

gajah, dan chikungunya sering berjangkit di masyarakat, bahkan

menimbulkan epidemi yang berlangsung dalam spektrum yang luas dan

cepat. Penyebab utama munculnya epidemi berbagai penyakit tropis

tersebut adalah perkembangbiakan dan penyebaran nyamuk sebagai

vektor penyakit yang tidak terkendali (Lela, 2010). Beberapa contoh

penyakit yang memiliki prevalensi tinggi di Indonesia adalah Demam

Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti

dan Filariasis yang disebabkan oleh nyamuk Culex sp.

Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu letusan

Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan kematian yang besar. Di Indonesia

nyamuk penular (vektor) penyakit DBD yang penting adalah Aedes

aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris, tetapi sampai saat ini

yang menjadi vektor utama dari penyakit DBD adalah Aedes aegypti.

Penyakit DBD penyakit infeksi oleh virus Dengue yang ditularkan

melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, dengan ciri demam tinggi

mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi

menimbulkan renjatan (shock) dan kematian. Sampai sekarang penyakit

Page 13: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

2

DBD belum ditemukan obat maupun vaksinnya, sehingga satu-satunya

cara untuk mencegah terjadinya penyakit ini dengan memutuskan rantai

penularan yaitu dengan pengendalian vektor (Fathi, 2005).

Selain DBD adapula penyakit Filariasis (kaki gajah) yang dapat

ditimbulkan oleh nyamuk Culex sp. Umumnya nyamuk yang berkeliaran

di rumah-rumah penduduk adalah nyamuk jenis Culex sp. Gigitan

nyamuk ini juga menyebabkan gatal-gatal dan alergi. WHO mencatat

penyakit Kaki Gajah di Indonesia tersebar luas hampir di seluruh

propinsi.

Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus kronis

filariasis yang dilaporkan sampai tahun 2009 sudah sebanyak 11.914

kasus (Depkes, 2010). Sebagai salah satu upaya memutus mata rantai

penyebaran nyamuk tersebut adalah dengan cara pengendalian vektor

dengan menggunakan insektisida. Saat ini telah banyak insektisida yang

digunakan oleh masyarakat, sayangnya insektisida tersebut membawa

dampak negatif pada lingkungan karena mengandung senyawa-

senyawa kimia seperti Malation yang mungkin berbahaya, baik terhadap

manusia maupun sekelilingnya.

Oleh karena itu perlu pengembangan alternatif insektisida baru

yang tidak menimbulkan bahaya dan lebih ramah lingkungan, hal ini

diharapkan dapat diperoleh melalui penggunaan bioinsektisida.

Bioinsektisida atau insektisida hayati adalah suatu insektisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang mengandung bahan kimia

(bioaktif) yang toksik terhadap serangga namun mudah terurai

(biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan

Page 14: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

3

relative aman bagi manusia. Selain itu insektisida nabati juga bersifat

selektif (Lela, 2005).

Nyamuk Aedes aegpyti dan nyamuk Culex sp yang menjadi vektor

berbagai penyakit yang dapat dikendalikan dengan insektisida alami.

Insektisida alami yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu berasal

dari daun jeruk nipis. Dari hasil penelitian lain disebutkan bahwa jeruk

nipis mengandung senyawa flavonoid dan juga senyawa saponin.

Saponin termasuk ke dalam senyawa terpenoid. Aktivitas saponin ini di

dalam tubuh serangga adalah mengikat sterol bebas dalam saluran

pencernaan makanan, akan mengakibatkan terganggunya proses

pergantian kulit serangga. Insektisida alami tersebut dapat digunakan

dengan menggunakan semprot. Insektisida dengan metode alami

dengan menggunakan metode semprot dapat diaplikasikan dengan

mudah oleh masyarakat terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk

Culex sp yang diteliti.

Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan pengujian lebih

lanjut mengenai perbandingan potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis

(Citrus aurantifolia) terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex

sp sebagai insektisida dengan metode semprot dalam usaha

mendapatkan insektisida alternatif yang efektif, murah dan mudah

didapat.

Page 15: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

4

1.2 Masalah Penelitian

1. Bagaimanakah potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus

aurantifolia) sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan

nyamuk Culex sp. dengan metode semprot.

2. Bagaimanakah perbedaan potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis

(Citrus aurantifolia) sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti

dan nyamuk Culex sp. dengan metode semprot.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbandingan potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis

(Citrus aurantifolia) sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti

dan nyamuk Culex sp dengan metode semprot.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk

Culex sp. dengan konsentrasi tertentu.

2. Mengetahui perbandingan potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis

(Citrus aurantifolia) sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes

aegypti dan nyamuk Culex sp. dengan konsentrasi tertentu.

Page 16: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

a) Menambah wawasan ilmu pengetahuan bidang kedokteran khususnya

mengenai manfaat daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai

insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp.

b) Mempermudah memperoleh insektisida alami dengan bahan yang

mudah didapat dan murah.

1.4.2 Manfaat Praktis

a) Memberi informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai insektisida

alternatif yang berasal dari bahan–bahan alami.

b) Membantu menurunkan resiko penularan penyakit yang divektori

nyamuk Aedes agypti dan nyamuk Culex sp.

Page 17: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persebaran Nyamuk Aedes aegypti di Indonesia

Aedes aegypti adalah nyamuk yang termasuk dalam subfamili

Culicinae, famili Culicidae, ordo Diptera, kelas Insecta. Nyamuk ini

berpotensi untuk menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Penyakit DBD ini terutama menyerang anak-anak termasuk bayi,

meskipun sekarang proporsi penderita dewasa meningkat. Tempat

perindukan Aedes aegypti dapat dibedakan atas tempat perindukan

sementara, permanen, dan alamiah. Tempat perindukan sementara

terdiri dari berbagai macam tempat penampungan air (TPA) yang dapat

menampung genangan air bersih. Tempat perindukan permanen adalah

TPA untuk keperluan rumah tangga dan tempat perindukan alamiah

berupa genangan air pada pohon (Ishartadiati, 2010).

2.1.1 Taksonomi Nyamuk Aedes aegypti

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Diptera

Family : Culicidae

Subfamili : Culicinae

Genus : Aedes

Species : Aedes aegypti

Gambar 2.1 Aedes aegypti

Page 18: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

7

2.1.2 Morfologi Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan

dengan ukuran nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus), mempunyai

warna dasar yang hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian-bagian

badannya terutama pada kakinya dan dikenal dari bentuk morfologinya

yang khas sebagai nyamuk yang mempunyai gambaran lira (lire-form)

yang putih pada punggungnya (mesonotum), yaitu ada dua garis

melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan. Nyamuk jantan umumnya

lebih kecil dari betina dan terdapat rambut-rambut tebal pada antena

nyamuk jantan. Telur Aedes aegypti berbentuk elips berwarna hitam,

mempunyai dinding yang bergaris-garis dan membentuk bangunan yang

menyerupai gambaran kain kasa. Larva Aedes aegypti mempunyai

pelana yang terbuka dan gigi sisir yang berduri lateral. Aedes aegypti

memiliki aktivitas terbang yang aktif dalam radius yang terbatas.

(Ishartadiati, 2010).

2.1.3 Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti

Telur nyamuk Aedes aegypti di dalam air dengan suhu 20-40oC

akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari. Kecepatan

pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu temperatur, tempat dan keadaan air dan kandungan zat

makanan yang ada dalam tempat perindukan. Pada kondisi optimum,

larva berkembang menjadi pupa dalam waktu 2-3 hari. Jadi

pertumbuhan dan perkembangan telur, larva, dan pupa, sampai dewasa

memerlukan waktu kurang lebih 7-14 hari.

Page 19: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

8

Metamorfosis nyamuk dikontrol oleh tiga hormon, yaitu (1) PTTH

(hormon protorasikotropik): PTTH diproduksi oleh sel-sel

neurosekretorik di dalam otak dan merangsang kelenjar-kelenjar

protoraks untuk menghasilkan ekdison, yang merangsang apolisis dan

mendorong pertumbuhan. (2) Ekdison, merangsang apolisis

(pengelupasan kulit serangga) dan mendorong pertumbuhan, (3) JH

(hormon juvenil): JH dihasilkan oleh sel-sel di dalam korpora allata dan

menghambat metamorfosis, jadi mendorong perkembangan lebih lanjut

larva atau nimfa. Korpora allata aktif selama instar-instar awal dan

biasanya berhenti menyekresi JH dalam instar pradewasa terakhir.

Ketiadaan hormon dalam instar ini mengakibatkan metamorfosis

(Wijaya, 2008).

Gambar 2.2 Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti

Page 20: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

9

2.1.4 Habitat Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti sangat umum di jumpai pada daerah yang

kekurangan kran air, dan sangat bergantung pada wadah penyimpanan

air untuk bertelur. Nyamuk dewasa jantan dan betina memakan nektar

dari tanaman untuk hidup; Namun, nyamuk betina membutuhkan darah

untuk menghasilkan telur, dan aktif pada siang hari. Telur memiliki

kemampuan untuk bertahan hidup di daerah yang kering untuk jangka

waktu yang lama, sehingga telur dapat dengan mudah menyebar ke

lokasi baru. Wadah penyimpanan air, pot bunga, ban bekas, piring di

bawah pot tanaman, vas, ember, kaleng, talang hujan yang tersumbat,

air mancur hias, mangkuk air untuk hewan peliharaan, dan lain-lain yang

berada di dalam atau dekat dengan tempat tinggal adalah habitat yang

ideal untuk larva nyamuk ini. Larva nyamuk ini juga telah ditemukan di

saluran air bawah tanah seperti septic tanks, sumur, dan meteran air

(CDC, 2012).

2.1.5 Faktor Lingkungan Fisik

Suhu yang optimal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk menggigit di

luar rumah berkisar antara 23-24 derajat Celcius dan di dalam rumah

25-26 derajat Celcius. Berdasarkan analisa univariat bahwa suhu di

lokasi penelitian baik kasus maupun kontrol berkisar antara 26-34

derajat Celsius. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu ini

sangat memungkinkan sekali untuk perkembangan parasit dalam tubuh

nyamuk. Suhu yang optimum berkisar antara 20-30 derajat Celcius,

sedangkan suhu yang sedikit dibawah suhu optimum dan sedikit diatas

Page 21: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

10

optimum masih memungkinkan untuk perkembangan parasit dalam

tubuh nyamuk. Suhu sangat mempengaruhi perkembangan parasit

dalam tubuh nyamuk, makin tinggi suhu (sampai batas tertentu) makin

pendek masa inkubasi ekstrinsik (sporogoni) dan sebaliknya makin

rendah suhu makin panjang masa inkubasi ekstrinsiknya (Arifin et al,

2013).

2.1.6 Kepentingan Medis Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti merupakan nyamuk yang dapat berperan sebagai

vektor berbagai macam penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue

(DBD). Walaupun beberapa spesies dari Aedes sp. dapat pula berperan

sebagai vektor tetapi Aedes aegypti tetap merupakan vektor utama

dalam penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue. Selain DBD,

Aedes aegypti juga dapat menyebabkan demam chikungunya, dan

Filariasis (Palgunadi et al, 2010).

2.1.6.1 Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh

infeksi virus dengue yang termasuk pada genus flavivirus. Memiliki

manifestasi klinis yang dimulai dari paling ringan, yaitu demam dengue

(DD), demam berdarah dengue (DBD), hingga dengue shock syndrome

(DSS). Penyakit ini penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti

dan jika ditinjau secara epidemiologi kasus ini tidak pernah menurun di

negara tropik (Candra, 2010).

Page 22: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

11

2.1.6.2 Demam Chikungunya

Penyakit yang bisa menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)

melalui perantara vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopticus.

Dikarenakan penyebaran dilakukan oleh vektor yang sama dengan

demam dengue, sehingga kasus penyebaran terdjadi di Negara tropik

juga (Depkes, 2012).

2.2 Persebaran Nyamuk Culex sp. di Indonesia

Di Indonesia, dilaporkan jumlah jenis nyamuk yang mencapai lebih

dari 457 jenis nyamuk dari 18 marga. Jenis-jenis tersebut terutama

didominasi oleh marga dari Aedes, Anopheles dan Culex yang

mencapai 287 jenis. Ketiga marga tersebut lebih mendapat perhatian

karena umumnya bersifat zoofilik atau anthrofilik, yang akhirnya dapat

berpotensi sebagai vektor penyakit. Nyamuk Culex biasanya memilih

genangan air tanah sebagai tempat perindukannya, seperti pada pohon

berlubang, ruas dan dan tempat-tempat penampungan air lainnya.

Beberapa jenis Culex diketahui sebagai penular sejumlah organisme

patogen di Asia Tenggara, tetapi kemungkinan ini hanyalah infeksi

insiden saja. Dua jenis dari Anak marga Culex, yaitu Cx. gellidus dan

Cx. tritaeniorhynchus merupakan vektor penting bagi penyakit Japanese

encephalitis di Asia Tenggara dan Cx. pipiens quinquefasciatus sebagai

vektor penting untuk penularan penyakit urban filariasis yang

ditimbulkan oleh Wuchereria bancrofti (Suwito, 2008).

Page 23: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

12

2.2.1 Taksonomi Nyamuk Culex sp.

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Diptera

Family : Culicidae

Genus : Culex

Spesies : Culex sp.

2.2.2 Morfologi Nyamuk Culex sp

Nama lain nyamuk Culex quinquefasciatus adalah Culex pipiens

fatigans Wiedemann. Kepala Culex umumnya bulat atau sferik dan

memiliki sepasang mata, sepasang antena, sepasang palpi yang terdiri

atas 5 segmen dan 1 probosis antena yang terdiri atas 15 segmen.

Berbeda dengan 6 Aedes, pada genus Culex tidak terdapat rambut

pada spiracular maupun pada post spiracular. Panjang palpus

maxillaries nyamuk jantan sama dengan proboscis. Ciri lain dari nyamuk

Culex adalah posisi yang sejajar dengan bidang permukaan yang

dihinggapi saat istirahat atau saat menusuk dengan kaki belakang yang

sedikit terangkat. Nyamuk Culex sp memiliki badan yang lebih besar

dibandingkan Aedes aegypti. Nyamuk Culex sp bergerak lebih lambat

dan lebih banyak hinggap (Sembel, 2009).

Gambar 2.3 Nyamuk Culex sp.

Page 24: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

13

2.2.3 Siklus Hidup Nyamuk Culex sp.

Nyamuk termasuk dalam kelompok serangga yang mengalami

metamormofosa sempurna dengan bentuk siklus hidup berupa telur,

larva, pupa dewasa (Sembel, 2009). Telur biasanya diletakkan di atas

permukaan air satu per satu atau berkelompok. Telur-telur dari jenis

Culex sp diletakkan berkelompok (raft). Dalam satu kelompok biasa

terdapat puluhan atau ratusan ribu nyamuk. Telur dapat bertahan hidup

dalam waktu yang cukup lama dalam bentuk dorman. Namun, bila air

cukup tersedia, telur telur itu biasanya menetas 2-3 hari sesudah

diletakkan. Larva Telur menetas menjadi larva. Berbeda dengan larva

dari anggota Diptera yang lain seperti lalat yang larvanya tidak

bertungkai, larva nyamuk memiliki kepala yang cukup besar serta toraks

dan abdomen yang cukup jelas. Larva dari kebanyakan nyamuk

menggantungkan diri di permukaan air. Untuk mendapatkan oksigen

dan udara, larva-larva nyamuk Culex sp biasanya menggantungkan

tubuhnya membentuk sudut terhadap permukaan air. Stadium larva

memerlukan waktu kurang lebih satu minggu. Pertumbuhan dan

perkembangan larva dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah

temperatur, cukup tidaknya bahan makanan, ada tidaknya pemangsa

dalam air dan lain sebagainya (Soegijanto 2006). Kebanyakan larva

nyamuk menyaring mikroorganisme dan partikel-partikel lainnya yang

ada di dalam air. Larva biasanya melakukan pergantian kulit empat kali

dan berpupasi sesudah tujuh hari. Pupa Sesudah melewati pergantian

kulit keempat, maka terjadi pupasi. Pupa berbentuk agak pendek, tidak

makan, tetapi tetap aktif bergerak dalam air terutama bila diganggu.

Page 25: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

14

Mereka berenang naik turun dari bagian dasar ke permukaan air. Bila

perkembangan pupa sudah sempurna, yaitu sesudah dua atau tiga hari,

maka kulit pupa akan pecah dan nyamuk dewasa keluar serta terbang.

Nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas

permukaan air untuk mengeringkan tubuhnya terutama sayap –

sayapnya dan sesudah mampu mengembangkan sayapnya, nyamuk

dewasa terbang mencari makan. Dalam keadaan istirahat, bentuk

dewasa Culex sp hinggap dalam keadaan sejajar dengan permukaan

(Sembel, 2009).

Gambar 2.4 Siklus Hidup Nyamuk Culex sp

2.2.4 Habitat Nyamuk Culex sp.

Tempat perindukan nyamuk Culex sp di air keruh dan kotor dekat

rumah. Resting place atau tempat istirahat nyamuk Culex di dalam

rumah pada siang hari, yaitu di tempat gelap dan lembab, di gantungan

baju, dan di balik perabotan rumah tangga yang berwarna gelap.

Page 26: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

15

2.2.5 Faktor Lingkungan Fisik

1) Suhu

Suhu mempengaruhi perkembangan dan mortalitas larva nyamuk.

2) Kelembaban

Kelembaban udara yang rendah dapat memperpendek umur

nyamuk. Kelembaban mempengaruhi kecepatan berkembang biak,

kebiasaan menggigit dan istirahat.

3) Curah Hujan

Terdapat hubungan langsung antara curah hujan dan perkembangan

larva nyamuk menjadi nyamuk dewasa. Besar kecilnya pengaruh,

bergantung pada; jenis vektor, derasnya hujan dan jenis tempat

perindukan. Hujan yang diselingi oleh panas, akan memperbesar

kemungkinan berkembangbiaknya nyamuk.

2.2.6 Kepentingan Medis Nyamuk Culex sp.

2.2.6.1 Filariasis

Filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Terdapat

tiga spesies cacing penyebab Filariasis yaitu: Wuchereria bancrofti;

Brugia malayi; Brugia timori (1). Semua spesies tersebut terdapat di

Indonesia, namun lebih dari 70% kasus filariasis di Indonesia

disebabkan oleh Brugia malayi (2). Cacing tersebut hidup di kelenjar

dan saluran getah bening sehingga menyebabkan kerusakan pada

sistem limfatik yang dapat menimbulkan gejala akut dan kronis.

Page 27: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

16

Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus kronis filariasis

yang dilaporkan sampai tahun 2009 sudah sebanyak 11.914 kasus.

Filariasis dapat ditularkan oleh seluruh jenis spesies nyamuk. Di

Indonesia diperkirakan terdapat lebih dari 23 spesies vektor nyamuk

penular filariasis yang terdiri dari genus Anopheles, Aedes, Culex,

Mansonia, dan Armigeres (3). Untuk menimbulkan gejala klinis penyakit

filariasis diperlukan beberapa kali gigitan nyamuk terinfeksi filaria dalam

waktu yang lama. Filariasis menjadi masalah kesehatan masyarakat

dunia sesuai dengan resolusi World Health Assembly (WHA) pada

tahun 1997 (Depkes, 2010).

2.2.6.2 Japanese B Encephalitis

Japanese encephalitis merupakan penyakit akut yang ditularkan

melalui nyamuk. Virus Japanese encephalitis termasuk famili Flavivirus.

Di Indonesia, terdapat sekitar 19 jenis nyamuk yang dapat menularkan

penyakit ini; paling sering adalah Culex tritaeniorhynchus, yang banyak

dijumpai di daerah persawahan, rawa- rawa, dan genangan air. Babi

dan unggas yang hidup di air, seperti bangau, merupakan hewan utama

reservoir virus ini. Nyamuk Culex tritaeniorhynchus terdiri dari berbagai

jenis, dapat menularkan baik ke manusia maupun ke hewan peliharaan

lainnya. Penyakit Japanese encephalitis pada manusia dapat

menimbulkan gejala ringan seperti demam biasa sampai berat, bahkan

kematian. Pada kasus berat, dapat meninggalkan gejala sisa (40-75%),

termasuk kelumpuhan dan keterbelakangan mental/penurunan

inteligensia (Depkes 2012). Selain kedua penyakit ini, nyamuk Culex sp.

juga dapat menyebabkan demam chikungunya.

Page 28: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

17

2.3 Tinjauan Pustaka Daun Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia)

Tanaman Citrus aurantifolia dikenal di pulau Sumatra dengan

nama Kelangsa (Aceh), di pulau Jawa dikenal dengan nama jeruk nipis

(Sunda) dan jeruk pecel (Jawa), di pulau Kalimantan dikenal dengan

nama lemau nepi, di pulau Sulawesi dengan nama lemo ape, lemo

kapasa (Bugis) dan lemo kadasa (Makasar), di Maluku dengan naman

puhat em nepi (Buru), ahusi hisni, aupfisis (Seram), inta, lemonepis,

ausinepsis, usinepese (Ambon) dan Wanabeudu (Halmahera)

sedangkan di Nusa tenggara disebut jeruk alit, kapulungan, lemo (Bali),

dangaceta (Bima), mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan

delomakii (Rote) (CCRC Farmasi UGM, 2008).

2.3.1 Taksonomi Daun Jeruk Nipis

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Rutales

Family : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus aurantifolia (CCRC Farmasi UGM, 2008).

2.3.2 Morfologi Daun Jeruk Nipis

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk salah jenis citrus geruk.

Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Jeruk nipis termasuk

Gambar 2.5 Citrus Aurantifolia

Page 29: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

18

jenis tumbuhan perdu yang memiliki dahan dan ranting. Batang

pohonnya berkayu ulet dan keras, sedangkan permukaan kulit luarnya

berwarna tua dan kusam. 8 Daunnya majemuk, berbentuk elips dengan

pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunnya

mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Tulang daunnya menyirip

dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm (Rukmana, 1996).

Buah jeruk nipis diameternya berukuran 1,5-2,5 cm, daun mahkotanya

berwarna putih kuning. Kelopak berjumlah 4-5, bersatu atau lepas.

Mahkota berjumlah 4-5, berdaun lepas lepas. Benang sari 4-5 atau 8-

10, kepala ruang sari beruang 2. Tonjolan dasar bunga beringgit atau

berlekuk. Bunga beraturan, berkelamin 2, bentuk aak payung, tandan

atau malai (Steenis et al., 2006). Tanaman jeruk nipis pada umur 2,5

tahun sudah mulai berbuah. Buahnya berbentuk bulat sebesar bola

pingpong dengan diameter 3,5-5 cm. Kulitnya berwarna hijau atau

kekuning-kuningan dengan tebal 0,2-05 cm. Daging buahnya berwarna

kuning kehijauan (Steenis et al, 2006).

2.3.3 Manfaat Daun Jeruk Nipis

Dalam praktik pengobatan tradisional, jeruk nipis berkhasiat

sebagai obat batuk, penurun panas, pegal linu, disentri, sembelit,

ambeien, haid tidak teratur, difteri, jerawat, penambah nafsu makan,

pencegah rambut rontok, ketombe anyang-anyangan, radang

tenggorokan, kurap/panu, demam/panas, terkilir, sakit gigi, pelangsing

badan, penambah stamina dan hipertensi. Untuk demam/panas,

tanaman ini sering digunakan pada pasien yang terinfeksi malaria

(Widowati, 2011).

Page 30: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

19

2.3.4 Bahan Aktif Daun Jeruk Nipis

Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang

bemanfaat, misalnya: asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak

atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat,

linali-lasetat, aktilaldehid, nonildehid), damar, glikosida, asam sitrun,

lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Selain itu, jeruk

nipis juga mengandung senyawa limonoid, saponin dan flavonoid yaitu

hesperidin (hesperetin 7-rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin,

eriocitrocide (CCRC Farmasi UGM, 2008).

Senyawa limonoida merupakan analog hormon juvenille pada

serangga yang berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan kutikula larva.

Sebagai racun perut limonoida dapat masuk ke melalui rendaman

konsentrasi ekstrak yang termakan. Insektisida akan masuk ke organ

pencernaan serangga dan diserap oleh dinding usus kemudian beredar

bersama darah yang akan mengganggu metabolisme tubuh nyamuk

sehingga akan kekurangan energi untuk aktivitas hidupnya yang akan

mengakibatkan nyamuk itu kejang dan akhirnya mati. Selain

mempengaruhi proses pergantian kulit pada larva, limonoida yang

menyebar ke jaringan saraf akan mempengaruhi fungsi-fungsi saraf

yang lain dan menyebabkan larva kejang yang akan mengakibatkan

terjadinya aktifitas mendadak pada saraf pusat. (Widowati, 2011).

Berikut data sifat fisika dan kimia d-limonene, nama kimia 4-

isopropenil-1-metilsikloheksana, rumus kimia C10H16, berat molekul

136,24 g/mol, titik didih 176 °C, titik leleh -96 °C, specific gravity 0,838-

Page 31: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

20

0,843 pada 20 °C, Tekanan Uap <2mmHg pada 20 °C, kelarutan dalam

air tidak larut.

Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15

atom karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6 -C3 -C6 , yaitu dua

cincin aromatik yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat atau

tidak dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid terdapat dalam semua

tumbuhan hijau sehingga dapat ditemukan pada setiap ekstrak

tumbuhan. Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan

senyawa C6 -C3 -C6 , artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua

gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) disambungkan oleh rantai

alifatik tiga karbon.

Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang bersifat

racun/alelopati, merupakan persenyawaan dari gula yang terikat dengan

flavon. Flavonoid mempunyai sifat khas yaitu bau yang sangat tajam,

rasanya pahit, dapat larut dalam air dan pelarut organik, serta mudah

terurai pada temperatur tinggi. Efek flavonoid terhadap serangga

bermacam-macam. Salah satu diantaranya adalah juga sebagai inhibitor

kuat pernafasan. Flavonoid apabila terbsorbsi, dan masuk ke dalam

rongga badan akan mengakibatkan vasokontriksi pada rongga badan

yang berlebihan, akan mengakibatkan terjadinya permeabilitas rongga

badan menjadi rusak dan hemolimfe tidak dapat didistribusi secara

sempurna. Kerusakan pada pernafasan dan rongga badan dapat

menyebabkan kematian.

Sedangkan Saponin merupakan glikosida dalam tanaman yang

sifatnya menyerupai sabun dan dapat larut dalam air. Saponin apabila

Page 32: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

21

kontak dengan permukaan kulit dan terabsorbsi akan terjadi

menghemolisis darah sehingga enzim pernafasan akan terhambat dan

mengakibatkan kematian. Saponin juga dapat menghambat fungsi

organ pernafasan sehingga fungsi organ pernafasan terganggu

(Widowati, 2011).

2.4 Definisi Insektisida

Insektisida berasal dari kata insekta yang berarti seranga dan cida

yang berarti pembunuh sehingga secara umum insektisida berarti

pembunuh serangga. Insektisida merupakan alat yang dapat digunakan

untuk pembasmi hama, apabila hama tersebut sudah dapat membuat

kerusakan ekonomi di kehidupan masyarakat, maka insektisida

merupakan salah satu pengendali yang digunakan (Djojosumarto, 2008)

2.4.1 Cara Kerja Insektisida

Cara kerja atau Mode of Action adalah kemampuan insektisida

dalam mematikan hama atau penyakit sasaran menurut cara masuknya

bahan beracun ke jasad hama atau penyakit sasaran dan menurut sifat

dari bahan kimia tersebut. Berdasarkan cara masuknya ke dalam jasad

sasaran, insektisida digolongkan menjadi:

Gambar 2.6 Insektisida

Page 33: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

22

1. Racun perut/lambung merupakan bahan beracun insektisida yang

dapat merusak sistem pencernaan jika tertelan oleh serangga.

2. Racun kontak merupakan bahan beracun insektisida yang dapat

membunuh atau mengganggu perkembangbiakan serangga, jika bahan

beracun tersebut mengenai tubuh serangga.

3. Racun nafas merupakan bahan racun insektisida yang biasanya

berbentuk gas atau bahan lain yang mudah menguap (fumigan) dan

dapat membunuh serangga jika terhisap oleh sistem pernafasan

serangga tersebut.

4. Racun saraf merupakan insektisida yang cara kerjanya mengganggu

sistem saraf jasad sasaran.

5. Racun protoplasmik merupakan racun yang bekerja dengan cara

merusak protein dalam sel tubuh jasad sasaran.

6. Racun sistemik merupakan bahan racun insektisida yang masuk ke

dalam sistem jaringan tanaman dan ditranslokasikan ke seluruh bagian

tanaman, sehingga bila dihisap, dimakan atau mengenai jasad

sasarannya bisa meracuni. Jenis insektisida tertentu hanya menembus

ke jaringan tanaman (translaminar) dan tidak akan ditranlokasikan ke

seluruh bagian tanaman (Hudayya dan Jayanti, 2012).

2.4.2 Teknik Aplikasi Insektisida

1. Pengasapan (Thermal Fogging) : metode ini menggunakan mesin

fogging dengan teknik aplikasi pengasapan penas. Formulasi

insektisida yang digunakan adalah Emulsible-Concentrates dengan

vektor sasaran yaitu nyamuk, lalat, kecoa, dll. Jenis penyakit yang bisa

dikontrol dari teknik ini seperti DBD, chikungunya.

Page 34: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

23

2. Dusting : metode ini menggunakan bambu yang diisi campuran

insektisida dan tepung (kaolin, gaplek). Formulasi insektisida yang

digunakan adalah Wettable-Powder (WP) dengan vektor sasaran yaitu

pinjal. Jenis penyakit yang bisa dikontrol dari teknik ini seperti pes. Bila

ada kasus, dilakukan di dalam, di luar, rumah dan di sarang-sarang

tikus.

3. Fumigasi : di aplikasikan pad ruangan dengan gas yang mampu

menembus dan mengenai serangga sasaran. Vektor yang dapat

dijadikann sasaran yaitu nyamuk, lalat, kecoa, dll. Penyakit yang dapat

dicegah yaitu DBD.

4. Indoor Residual Spray : metode ini menggunakan spray-can dengan

teknik aplikasi penyemprotan residual. Formulasi insektisida yang

digunakan adalah Wettable powder (WP) dengan vektor sasaran

adalah vektor anopheles. Jenis penyakit yang dapat dicegah yaitu

malaria dan filariasis. Metode ini digunakan pada pencegahan dan

pengendalian KLB, 1 atau 2 kali setahun.

5. Penyemprotan terbatas dan siap pakai (Aerosol) : metode ini

menggunakan aerosol yang merupakan formulasi siap pakai yang

banyak digunakan rumah tangga. Vektor yang dapat dijadikan sasaran

adalah nyamuk dengan penyakit yang dapat dicegah yaitu DBD. Pada

metode ini, sasarannya tidak hanya serangga terbang, tapi juga untuk

yang merayap.

6. Repellent atau pengolesan : metode ini langsung diaplikasikan ke kulit,

pakaian atau permukaan lain untuk mencegah serangga. Formulasi

dari insektisidanya adalah EC dan krim. Vektor yang dapat dijadikan

Page 35: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

24

sasaran adalah nyamuk dan penyakit yang bisa dicegah adalah

malaria, filariasis, DBD, Chikungunya. Repellent digunakan pada

malam hari, sebelum tidur.

7. Pengumpanan (Baiting) : metode ini digunakan dengan umpan yang

berisis insektisida dan pemanis (gula, malt/molasses). Formulasi

insektisida yang dipakai adalah pasta, tablet, bubuk, batangan. Vektor

yang menjadi sasaran adalah lalat, kecoa dan tikus (Kemenkes RI,

2012).

Page 36: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

25

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep dan Teori

Gambar 3.1 Kerangka konsep dan teori mekanisme ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai insektisida terhadap nyamuk

Aedes sp dan Culex sp

= Variabel yang tidak diteliti

= Variabel yang diteliti

Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)

Flavonoid Limonoid Saponin

Intibitor kuat pernapasan

Mengganggu metabolisme

tubuh nyamuk

Menurunnya jumlah sterol bebas dalam

tubuh nyamuk

Terjadi depresi nafas dan O2

menurun

Mempengaruhi fungsi saraf dan mengakibatkan nyamuk kejang

Terganggunya proses pergantian kulit pada nyauk

Nyamuk Aedes sp dan Culex sp

Nyamuk Aedes sp dan Culex sp mati

Page 37: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

26

3.2 Kerangka Berpikir

Ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung

senyawa yang disebut Flavonoid. Flavonoid bekerja sebagai inhibitor

kuat pernafasan, Flavonoid menyebabkan terjadinya perubahan

metabolisme dengan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ADP ke

ATP sehingga keadaan ini menyebabkan terjadinya gangguan

metabolisme yang berakibat terjadinya penurunan konsumsi oksigen,

depresi nafas, kejang dan paralisis. Hal ini akan menyebabkan

serangga mengalami kematian karena gagal nafas.

Selain itu juga terdapat senyawa Saponin dan Limonoid, aktivitas

Saponin ini di dalam tubuh nyamuk adalah mengikat sterol bebas dalam

saluran pencernaan makanan dimana sterol itu sendiri adalah zat yang

berfungsi sebagai prekursor hormon ekdison, sehingga dengan

menurunnya jumlah sterol bebas dalam tubuh nyamuk akan

mengakibatkan terganggunya proses pergantian kulit (moulting) pada

nyamuk. Sedangkan aktivitas Limonoid dalam tubuh nyamuk adalah

mengganggu metabolisme nyamuk sehingga akan kekurangan energi

untuk aktivitas hidupnya dan Limonoida yang menyebar ke jaringan

saraf akan mempengaruhi fungsi-fungsi saraf yang lain dan

menyebabkan larva kejang yang akan mengakibatkan terjadinya

aktifitas mendadak pada saraf pusat.

Page 38: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

27

3.3 Hipotesis

1. Ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) memiliki potensi

sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk

Culex sp. dengan metode semprot.

2. Terdapat perbedaan potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus

aurantifolia) sebagai insektisida antara nyamuk Aedes aegypti dan

nyamuk Culex sp.

Page 39: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

28

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium, dengan

rancangan comparation test yang bertujuan untuk mengetahui

perbandingan efektifitas ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus

aurantifolia) sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan

nyamuk Culex sp. dengan metode semprot.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah nyamuk Aedes

aegypti dan nyamuk dewasa Culex sp. di Laboratorium Parasitologi

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah nyamuk dewasa Aedes aegypti dan nyamuk dewasa

Culex sp. yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :

- Nyamuk dewasa Aedes aegypti yang hidup dan aktif bergerak

- Nyamuk dewasa Culex sp. yang hidup dan aktif bergerak

Kriteria eksklusi dari penelitian ini sebagai berikut :

- Nyamuk dewasa Aedes aegypti cacat

- Nyamuk dewasa Culex sp. cacat

Sampel diambil sejumlah 25 ekor nyamuk Aedes aegypti dan 25

ekor nyamuk Culex sp pada tiap kandang yang memenuhi kriteria inklusi

dan telah diseleksi untuk setiap perlakuan.

Page 40: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

29

Pada penelitian ini terdiri dari empat kelompok, yaitu :

1. Kontrol negatif terhadap nyamuk dewasa Aedes aegypti: acetone 1%

2. Kontrol negatif terhadap nyamuk Culex sp: acetone 1%

3. Perlakuan I terhadap nyamuk Aedes aegypti: larutan ekstrak etanol

daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebesar 10%

4. Perlakuan II terhadap nyamuk Culex sp: larutan ekstrak etanol daun

jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebesar 10%

Estimasi jumlah pengulangan yang dilakukan berdasarkan

perhitungan rumus:

(n - 1) (t - 1) 15

(n - 1) (4 – 1) 15

n - 1 15

n ≥ 6

Keterangan : t = jumlah perlakuan n = jumlah pengulangan (Federer,1955)

Jadi berdasarkan rumus diatas, pengulangan yang diperlukan pada

penelitian ini minimal adalah 6 kali.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya dan dilaksanakan pada bulan April -

Mei 2017.

Page 41: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

30

4.4. Variabel Penelitian

a.) Variabel independent / bebas adalah ekstrak etanol daun jeruk nipis

(Citrus aurantifolia) 10% terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk

Culex sp.

b.) Variabel dependent / tergantung adalah potensi ekstrak etanol daun jeruk

nipis (Citrus aurantifolia) 10% terhadap nyamuk Aedes aegypti dan

nyamuk Culex sp.

4.5. Bahan dan Alat

4.5.1 Bahan Penelitian

- Nyamuk Aedes aegypti

- Nyamuk Culex sp.

- Ekstrak etanol daun jeruk nipis

- Acetone 1%

4.5.1.1 Bahan pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jeruk Nipis

- Serbuk daun jeruk nipis

- Etanol

- Kertas saring

4.5.1.2 Alat Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jeruk Nipis

- Toples bertutup

- Corong gelas

- Timbangan analitik

- Gelas ukur

- Botol

- Erlenmeyer

- Rotary evaporator

Page 42: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

31

- Beaker glass

- Shaker digital

- Water bath

4.5.2. Alat

- Sprayer/ penyemprot botol kecil (10 buah)

- 4 kandang berbentuk bujur sangkar terbuat dari kaca dengan ukuran

25cm x 25cm x 25cm

- Lidi

- Spuit

- Stopwatch

- Gelas ukur.

4.6. Definisi Operasional

1. Ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang dilakukan dalam

penelitian ini dibuat dari daun jeruk nipis yang tumbuh dan dikeringkan di

Materia Medika Batu, Malang dan diekstraksi di Laboratorium Kimia

Polinema, Malang.

2. Nyamuk Aedes aegypti yang digunakan adalah nyamuk Aedes aegypti

diperoleh langsung pada fase dewasa yang telah terstandarisasi dari

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

3. Nyamuk Culex sp. yang digunakan adalah nyamuk Culex sp. diperoleh

langsung pada fase dewasa yang telah terstandarisasi dari Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Page 43: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

32

4. Potensi insektisida adalah rata-rata jumlah kematian nyamuk Aedes

aegypti atau nyamuk Culex sp yang dihitung berdasarkan rumus Abbott

sebagai berikut

(Abbott, 1925)

Keterangan : A1: potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) A : presentase kematian nyamuk Aedes aegypti atau nyamuk Culex sp uji B : presentase kematian nyamuk Aedes aegypti atau nyamuk Culex sp kontrol

negatif

4.7 Prosedur Penelitian

4.7.1 Pembuatan Ekstrasi Etanol Daun Jeruk Nipis

Proses pembuatan ekstraksi etanol daun jeruk nipis meliputi

ekstraksi dan evaporasi daun jeruk nipis yang mana hasil ekstraksinya

akan digunakan dalam proses penelitian selanjutnya, yaitu aktifitas

ekstrak etanol daun jeruk nipis sebagai insektisida nyamuk Aedes aegypti

dan nyamuk Culex sp dengan metode semprot.

Adapun prosesnya sebagai berikut:

1. Daun jeruk nipis yang akan digunakan terlebih dahulu dicuci dengan air

bersih.

2. Setelah dicuci, daun jeruk nipis tersebut diiris tipis lalu dikeringkan

dengan sinar matahari kemudian dimasukkan ke dalam oven agar daun

jeruk nipis tersebut menjadi kering sempurna dengan suhu 70˚C.

3. Setelah itu, daun jeruk nipis tersebut dihaluskan dengan menggunakan

blender sehingga didapatkan serbuk yang beratnya mencapai 500 gram.

4. Selanjutnya serbuk daun jeruk nipis tersebut dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer flask 1L untuk direndam dengan etanol selama 1 minggu.

Page 44: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

33

5. Hasil ini selanjutnya akan dievaporasi (untuk memisahkan daun jeruk

nipis dengan pelarut etanol).

Proses evaporasi adalah sebagai berikut:

1. Dipasang evaporator pada tiang permanent sehingga dapat tergantung

dengan kemiringan 30˚C - 40˚C terhadap meja percobaan.

2. Dipindahkan hasil rendaman etanol yang berupa larutan tersebut ke labu

pemisah ekstraksi.

3. Dihubungkan labu pemisah ekstraksi pada bagian bawah evaporator,

pendingin spiral dihubungkan pada bagian atas evaporator, pendingin

spiral dihubungkan dengan vakum dengan selang plastik, pendingin spiral

dihubungkan dengan water pump dengan selang plastik dengan aliran air

dingin.

4. Ditempatkan water pump dalam bak yang berisi aquadest, water pump

dihubungkan dengan sumber listrik, sehingga aquadest akan mengalir

memenuhi pendingin spiral (ditunggu hingga air mengalir rata).

5. Diletakkan satu set evaporasi sehingga sebagian labu pemisah ekstraksi

terendam aquadest pada water bath.

6. Dihubungkan vakum dan water bath dengan sumber listrik dan dinaikkan

suhu pada water bath sekitar 60˚C (sesuai titik didih etanol).

7. Dibiarkan sirkulasi berjalan sampai tidak ada lagi tetesan yang keluar dan

evaporasi tersisa dalam labu pemisah selama kurang lebih 2 jam.

8. Dilanjutkan dengan pemanasan dalam water bath dengan suhu 70˚C

selama 1 hari.

Page 45: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

34

9. Hasil akhir yang berupa pasta dari daun jeruk nipis inilah yang akan

digunakan dalam percobaan ini.

4.7.2 Persiapan Larutan Uji

Pada penelitian ini terdapat 2 kelompok, yakni kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan, untuk kontrol digunakan acetone 1% sebagai kontrol

negatif.

Sedangkan untuk kelompok perlakuan terdapat 2 macam perlakuan

dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu konsentrasi 10% terhadap

nyamuk Aedes aegypti dan konsentrasi 10% terhadap nyamuk Culex sp.

Rumus pengenceran yang digunakan untuk mendapatkan konsentrasi

yang diinginkan tersebut sebagai berikut:

Keterangan: M 1 : konsentrasi ekstrak etanol daun jeruk nipis M 2 : volume ekstrak etanol daun jeruk nipis V 1 : konsentrasi ekstrak etanol daun jeruk nipis yang diinginkan V 2 : volume campuran ekstrak etanol daun jeruk nipis

4.8 Cara Kerja Penelitian

Sebelumnya dilakukan penelitian pendahuluan untuk mencari

konsentrasi yang diinginkan dari ekstrak etanol daun jeruk nipis. cara

kerja yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Dilakukan percobaan dengan menggunakan kotak kaca berbentuk bujur

sangkar dengan ukuran 25 x 25 x 25 sebanyak 4 buah.

2. Dipersiapkan ekstrak etanol daun jeruk nipis.

Page 46: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

35

3. I penyemprotan acetone 1% sebagai kontrol negatif terhadap nyamuk

Aedes aegypti.

II penyemprotan acetone 1% sebagai kontrol negatif terhadap nyamuk

Culex sp.

III penyemprotan ekstrak etanol daun jeruk nipis 10% terhadap nyamuk

Aedes aegypti.

IV penyemprotan ekstrak etanol daun jeruk nipis 10% terhadap nyamuk

Culex sp.

Ditunggu kering kurang lebih 5 menit, sehingga kematian nyamuk Aedes

aegypti dan nyamuk Culex sp bukan disebabkan karena tekanan

penyemprotan.

Setelah itu dimasukkan air gula sebagai makanan nyamuk Aedes aegypti

dan nyamuk Culex sp, sehingga kematian nyamuk Aedes aegypti dan

nyamuk Culex sp bukan disebabkan karena kelaparan.

4. Dimasukkan 100 ekor nyamuk Aedes aegypti dan 100 ekor nyamuk Culex

sp pada 4 kandang. Masing-masing kandang berisi 25 ekor nyamuk Aedes

aegypti dan 25 ekor nyamuk Culex sp.

Dihitung nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp yang mati selama

jam ke 1, 2, 3, dan 4.

5. Presentase kemampuan ekstrak etanol daun jeruk nipis sebagai insektisida

dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

(Abbott, 1925)

Page 47: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

36

Keterangan : A1: potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) B: jumlah nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp yang mati pada

kontrol negative A: jumlah nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp yang mati pada

larutan ekstrak etanol daun sirih.

Cara kerja penelitian ini dilakukan dengan pengulangan sebanyak 6

kali untuk setiap perlakuan. Hasil yang didapat kemudian dicatat.

4.9. Diagram Alur Penelitian

Perbandingan potensi ekstrak etanol jeruk nipis terhadap nyamuk

Aedes sp dan Culex sp

Perlakuan pada tiap kandang dengan

jumlah pengulangan sebanyak 6 kali

Jumlah aedes dan culex yang mati pada setiap

perlakuan dihitung Analisis data dan

Hasil Penelitian

Konsentrasi x% ( P2)

Kontrol Negatif (K-)

Nyamuk Aedes spaededsCulex sp

Nyamuk Culex

Konsentrasi x % ( P1)

Kontrol Negatif (K-)

PersiapanAlatdanBahan

Pembuatan ekstrak jeruk nipis

Penelitian pendahuluan untuk menentukan perkiraan konsentrasi efektif sebagai insektisida

terhadap nyamuk Aedes sp dan Culex sp x%

Page 48: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

37

4.10. Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah One-

Way ANOVA, dan Uji Post Hoc Test (Duncan Test) menggunakan software

SPPS 21.0 digunakan untuk membuktikan ekstrak etanol daun jeruk nipis

(Citrus aurantifolia) mempunyai potensi sebagai insektisida terhadap

nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp.

1. Memeriksa syarat ANOVA (One-way Analysis of Variance) untuk > 2

kelompok tidak berpasangan :

a. Distribusi data harus normal (wajib)

b. Varians data harus sama (wajib)

2. Jika memenuhi syarat (distribusi data normal, varians data sama) maka

dipilih uji One-way ANOVA (One-way Analysis of Variance)

3. Jika tidak memenuhi syarat, maka diupayakan untuk melakukan

transformasi data supaya distribusi menjadi normal dan varians menjadi

sama.

4. T-Test digunakan untuk membedakan potensi ekstrak etanol daun jeruk

nipis (Citrus aurantifolia) terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk

Culex sp. pada beberapa waktu tertentu yaitu menit ke-30, menit ke-60,

menit ke-90, menit ke-120, menit ke-150, dan menit ke-180.

Page 49: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

38

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

5.1. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini telah dilakukan uji eksplorasi atau penelitian

pendahuluan terlebih dahulu, untuk dapat menentukan konsentrasi terkecil yang

dapat membunuh nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. secara optimal.

Setelah uji eksplorasi terhadap nyamuk dilakukan, maka didapatkan konsentrasi

terkecil ekstrak etanol daun jeruk nipis dapat membunuh nyamuk Aedes aegypti

dan nyamuk Culex sp. dalam waktu 24 jam yaitu 10%.

Hasil penelitian pendahuluan dari ekstrak etanol daun jeruk nipis

terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. maka dipilih konsentrasi

tersebut untuk penelitian terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp

yaitu 10% serta kontrol negatifnya adalah acetone 1% sebagai faktor koreksi.

Dan selanjutnya dihitung banyaknya nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex

sp yang mati pada setiap perlakuan pada menit 30, 60, 90, 120, 150 dan 180

menit dengan pengulangan sebanyak 6 kali. Hasil penelitian sebagai berikut :

Page 50: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

39

Tabel 5.1 Rerata dan standar deviasi potensi ekstrak daun jeruk nipis dengan konsentrasi 10% terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. pada setiap perlakuan dan waktu pengamatan. Waktu Pengamatan Aedes aegypti Culex sp.

30 Menit 2.33 ± 0.516 3.33 ± 0.516

60 Menit 4.83 ± 0.753 7.17 ± 0.753

90 Menit 6.17 ± 0.408 7.83 ± 0.753

120 Menit 7.50 ± 0.548 10.00 ± 0.894

150 Menit 8.50 ± 0.837 11.33 ± 0.816

180 Menit 10.17 ± 0.753 12.67 ± 0.516

Tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa adanya perbedaan pemberian

ekstrak etanol daun jeruk nipis terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk

Culex sp. yang mati. Berdasarkan jumlah nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk

Culex sp. yang mati tersebut, dilanjutkan dengan menghitung potensi ekstrak

etanol daun jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) sebagai insektisida terhadap nyamuk

Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. menggunakan Abbot’s formula, yaitu

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐴 1 = 𝐴 − 𝐵100 − 𝐵

×100%

(Abbott, 1925) Keterangan : A1 : potensi insektisida (%) A : presentase kematian nyamuk uji dengan berbagai konsentrasi B : presentase kematian nyamuk kontrol negatif Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2 Potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis dengan konsentrasi 10% pada setiap perlakuan dan waktu pengamatan dengan Rumus Abbott.

Waktu Pengamatan Aedes aegypti Culex sp.

30 Menit 9,33 % 13,33 %

60 Menit 19,33 % 28,66 %

90 Menit 24,66 % 31,33 %

Page 51: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

40

120 Menit 30 % 40 %

150 Menit 34 % 45,33 %

180 Menit 40,66 % 50,66 %

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dapat dilihat bahwa potensi ekstrak etanol

daun jeruk nipis sebagai insektisida alami terhadap nyamuk Culex sp. lebih besar

untuk menyebabkan kematian dari pada nyamuk Aedes aegypti dengan

perlakuan konsentrasi yang sama dan paparan waktu yang sama. Hal lain yang

dapat dilihat adalah semakin lama waktu kontak paparan insektisida terhadap

nyamuk maka potensi insektisida tersebut lebih besar untuk menyebabkan

kematian yang dapat dilihat dari semakin meningkatnya nilai presentase pada

kedua nyamuk dengan peningkatan interval waktu yaitu setiap 30 menit.

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dibuat grafik pembanding antara nyamuk

Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. berdasarkan lama waktu pengamatan:

Gambar 5.1 Grafik garis potensi insektisida ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. berdasarkan waktu pengamatan.

13,33%

19,33%24,66%

30%34% 40,66%

9,33%

28,66% 31,33%

40%45,33% 50,66%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

30Menit 60Menit 90Menit 120Menit 150Menit 180MenitPersen

tasePoten

siInsek:sid

a

WaktuPengamatan

PerbandinganPotensiInsek:sidaAlamiTerhadapNyamukAedesaegyp:danNyamukCulexsp.

Aedesaegyp: Culexsp.

Page 52: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

41

Pada gambar 5.1 didapatkan bahwa ekstrak etanol daun jeruk nipis pada

konsentrasi 10% terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. dengan

peningkatan waktu pengamatan dari menit ke 30, 60, 90, 120, 150 dan 180 menit

maka potensi insektisida juga semakin meningkat dari pengulangan perlakuan

sebanyak 6 kali. Dengan demikian terlihat bahwa semakin lama waktu perlakuan

maka potensi kematian nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. juga

semakin besar.

Berdasarkan pada gambar 5.1 menunjukkan bahwa pada konsentrasi

10% ekstrak etanol daun jeruk nipis terhadap nyamuk Aedes aegypti dengan

peningkatan waktu pengamatan maka potensi insektisida juga semakin

meningkat dan mencapai efek insektisida pada menit ke 180 dengan nilai rata-

rata yaitu 40,66%, sedangkan pada nyamuk Culex sp. nilai rata-ratanya sebesar

50,66% dari pengulangan perlakuan sebanyak 6 kali pada masing-masing

populasi. Dengan demikian, pada konsentrasi 10% ekstrak etanol daun jeruk

nipis terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. dengan peningkatan

waktu pengamatan maka dapat dibandingkan bahwa potensi dan efektivitas

insektisida terhadap nyamuk Culex sp. lebih besar dari pada nyamuk Aedes

aegypti. Berdasarkan pengamatan selama penelitian, hasil seperti ini didapatkan

karena perbedaan morfologi dari kedua nyamuk. Secara ukuran tubuh nyamuk

Aedes aegypti lebih kecil dibandingkan nyamuk Culex sp. Kemudian dari

aktivitas terbangnya nyamuk Aedes aegypti lebih aktif bergerak sementara

nyamuk Culex sp. lebih banyak hinggap di dinding kaca. Maka didapatkan bahwa

pemberian ekstrak etanol daun jeruk nipis dengan dua variasi kelompok populasi

yang berbeda berdasarkan deskripsi data yang ada menunjukkan adanya

perbedaan potensi sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan

Page 53: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

42

nyamuk Culex sp. namun untuk mengetahui adanya pengaruh dari ekstrak etanol

akar daun jeruk nipis sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan

nyamuk Culex sp. perlu dilakukan pengujian dan analisa lebih lanjut secara

statistik.

5.2. Analisis Data

Hasil data dari penelitian ini telah dianalisis menggunakan program

analisis statistik IBM SPSS (Statistical products and service solutions) version

21.0 for windows. Terdapat beberapa uji statistik yang digunakan yaitu uji

normalitas, uji homogenitas dan uji One-Way ANOVA yang dilanjutkan dengan

Uji Post Hoc Test. Uji normalitas menggunakan teknik Lilliefors (Adaptasi dari

Kolmogorov Smirnov) dan Saphiro Wilk untuk membandingkan distribusi data

yang diuji dengan distribusi normal baku yang diasumsikan normal. Pada uji

homogenitas dengan teknik Levene Homogeneity of Variances digunakan untuk

mengetahui varian dari beberapa populasi. Dilanjutkan dengan dilakukan uji

statistik One-way ANOVA dan dilanjutkan Post Hoc Duncan Test untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan potensi insektisida dalam beberapa

variasi waktu pengamatan antara nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp.

dengan konsentrasi yang sama.

a) Uji Normalitas

Hasil dari analisis uji Kolmogorov Smirnov, jika nilai signifikansi p > 0,05

berarti data yang diuji berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi p <

0,05 maka data yang diuji tidak berdistribusi normal. Dari hasil analisis

didapatkan taraf signifikansi sebesar p > 0,05 yang berarti data hasil penelitian ini

terdistribusi dengan normal dan hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 2.

Page 54: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

43

b) Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil uji Levene Homogeneity of Variances, jika nilai

signifikansi p > 0,05 berarti data bersifat homogen atau sama dan jika nilai

signifikansi p < 0,05 berarti data tidak homogen atau tidak sama. Dari hasil yang

didapatkan pada uji Levene Homogenecity of Variances pada lampiran 2,

didapatkan taraf signifikansi p > 0,05 yang berarti data hasil penelitian ini bersifat

homogen atau sama. Dengan demikian maka analisis data akan dilanjutkan

dengan uji One-Way ANOVA.

c) Uji One-Way ANOVA

Hasil dari data penelitian ini merupakan data terdistribusi normal dan

homogen. Hal tersebut memenuhi dua syarat penggunaan uji parametrik dengan

metode One-way ANOVA yang diikuti dengan uji Post Hoc Duncan sebagai alat

analisis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

perlakuan tersebut. Pada hasil uji analisis data One-Way ANOVA, nilai

signifikansi pada setiap waktu adalah 0,000 yang berarti < 0,05 maka H0 ditolak

dan H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan bermakna antara rata-rata

kematian nyamuk berdasarkan waktu pengamatan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa variasi waktu pengamatan berpengaruh signifikan terhadap

potensi insektisida ekstrak etanol daun jeruk nipis dan menyebabkan kematian

nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. Jika hasil uji menunjukan H0 ditolak

(ada perbedaan), maka uji lanjut (Post Hoc Test) harus dilakukan. Hasil uji

analisa dengan ANOVA dapat dilihat pada lampiran 3.

Page 55: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

44

d) Uji Post Hoc Test

Uji Post Hoc ini dilakukan apabila terdapat pengaruh yang signifikan antar

perlakuan. Uji Post Hoc yang digunakan adalah uji Post Hoc Duncan, uji Post

Hoc Duncan adalah uji lanjut untuk melihat perlakuan mana yang memberi

pengaruh signifikan terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk

Culex sp. Adanya perbedaan nilai rerata pada tiap kelompok perlakuan antara

kedua nyamuk ditunjukan jika hasil perlakuan memiliki nilai rerata yang terletak

pada kolom berbeda saat dilakukan analisa Post Hoc Duncan. Pada hasil

didapatkan perbedaan nilai hampir diantara seluruh perlakuan. Pada menit ke-

30, pada nyamuk Aedes aegypti (A30) nilai reratanya terdapat pada kolom 1

dengan nilai 2.33, sedangkan pada nyamuk Culex sp. (C30) nilai reratanya

terdapat pada kolom 2 dengan nilai 3.33. Dengan demikian didapatkan

perbedaan yang signifikan antara nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp.

waktu pengamatan yang sama. Hasil uji Post Hoc Duncan dapat dilihat pada

lampiran 4.

e) Uji T-Test

Pada penelitian ini juga dilakukan uji T-Test untuk mengetahui perbedaan

rata-rata dua sampel yang saling bebas (Independent Sample T-Test). Uji T-Test

ini dapat mengetahui potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. pada

menit ke 30, 60, 90, 120, 150, 180. Melalui pengujian ini dapat diketahui

signifikansi perbedaan rata-rata 2 kelompok sampel yang saling tidak

berhubungan. Terdapat signifikansi jika nilai signifikansi (sig-2 tailed) > 0,05,

maka terdapat signifikansi yang bermakna. Hasil pengujian T-Test dapat dilihat

pada lampiran 5.

Page 56: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

45

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini membandingkan potensi ekstrak etanol daun jeruk nipis

terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. Pemilihan kedua nyamuk

tersebut didasarkan atas tingginya penyakit yang disebabkan oleh kedua nyamuk

tersebut. Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor utama dari penyakit Demam

Berdarah sementara nyamuk Culex sp. adalah penyebab terjadinyanya Filariasis.

Tingginya angka kejadian penyakit ini dimasyarakat harus kita cegah dengan

mengontrol perkembangbiakan kedua nyamuk tersebut. Pada penelitian kali ini

dipilih daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang memiliki potensi sebagai

insektisida alami untuk nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. karena

mengandung bahan aktif flavonoid, saponin dan limonoid. Tanaman daun jeruk

nipis tersebut diekstraksi dengan etanol sehingga menghasilkan ekstrak etanol

daun jeruk nipis yang digunakan sebagai insektisida alami.

Pada saat terjadi pemaparan antara ekstrak etanol daun jeruk nipis

(Citrus aurantifolia) dengan nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp.

dengan metode semprot, bahan aktif yang terkandung didalamnya yaitu zat

flavonoid masuk kedalam mulut nyamuk melalui sistem pernafasan berupa

spirakel yang terdapat di permukaan tubuh dan menimbulkan kelayuan pada

saraf, serta kerusakan pada spirakel akibatnya serangga tidak dapat bernafas

dan akhirnya mati (Dinata, 2007). Bahan aktif lainnya yang juga berperan adalah

zat saponin yang apabila kontak dengan permukaan kulit dan terabsorbsi akan

Page 57: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

46

terjadi menghemolisis darah sehingga enzim pernafasan akan terhambat dan

mengakibatkan kematian. Saponin juga dapat menurunkan sterol bebas dalam

tubuh nyamuk yang akan mengakibatkan terganggunya proses pergantian kulit

(moulting) pada nyamuk. Bahan aktif terakhir adalah limonoid. Sebagai racun

perut limonoida dapat masuk ke melalui rendaman konsentrasi ekstrak yang

termakan. Insektisida akan masuk ke organ pencernaan serangga dan diserap

oleh dinding usus kemudian beredar bersama darah yang akan mengganggu

metabolisme tubuh nyamuk sehingga akan kekurangan energi untuk aktivitas

hidupnya yang akan mengakibatkan nyamuk itu kejang dan akhirnya mati. Selain

mempengaruhi proses pergantian kulit pada larva, limonoida yang menyebar ke

jaringan saraf akan mempengaruhi fungsi-fungsi saraf yang lain dan

menyebabkan larva kejang dan mati. Dari ketiga bahan aktif tersebut, Flavonoid

diduga memiliki efek paling besar karena menyerang organ pernafasan sehingga

kematian nyamuk dalam waktu cepat. Sementara saponin bertindak sebagai

astringen yaitu bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan antara zat

aktif dengan nyamuk, sehingga bahan aktif seperti flavonoid dan limonoid dapat

masuk segera ke organ target nyamuk.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan potensi esktrak

etanol daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai insektisida dengan metode

semprot terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. Perlakuan pada

penelitian ini menggunakan konsentrasi 10% untuk membandingkan efektivitas

terhadap kedua nyamuk, yang sebelumnya dilakukan beberapa penelitian

pendahuluan, maka dipilih konsentrasi 10%. Pada masing-masing perlakuan

dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali, dan pada setiap kandang diberi nyamuk

Aedes aegypti sebanyak 25 ekor dan nyamuk Culex sp. sebanyak 25 ekor.

Page 58: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

47

Waktu pengamatan dilakukan pada menit ke-30, ke-60, ke-90 ke-120 ke-150 dan

ke-180.

Pada penelitian ini potensi daun jeruk nipis sebagai insektisida dihitung

dengan rumus Abbott dari jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk

Culex sp. yang disajikan dalam tabel 5.1 untuk kedua nyamuk. Berdasarkan

gambar 5.1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan potensi insektisida ekstrak

etanol daun jeruk nipis dalam setiap peningkatan waktu pengamatan pada

konsentrasi yang sama, dan semakin lama waktu pengamatan maka semakin

meningkat pula jumlah kematian kedua nyamuk tersebut yang artinya ekstrak

etanol daun jeruk nipis mengalami peningkatan potensi sebagai insektisida

disetiap peningkatan waktu pengamatan terhadap kedua nyamuk. Maka dapat

disimpulkan ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mempunyai

potensi sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex

sp.

Pada tabel 5.1 didapatkan perbedaan jumlah kematian nyamuk Aedes

aegypti dan nyamuk Culex sp. Ekstrak etanol daun jeruk nipis pada konsentrasi

10% terhadap nyamuk Aedes aegypti menunjukan persentase rata-rata potensi

insektisida sebesar 9,33% pada menit ke-30. Sedangkan pada nyamuk Culex sp.

nilai rata-rata potensi insektisida menit ke-30 adalah 13,33%. Pada menit ke-60,

rata-rata potensi insektisida untuk nyamuk Aedes aegypti adalah 19,33% dan

untuk nyamuk Culex sp. adalah 28,66%. Pada menit ke-90, rata-rata potensi

insektisida untuk nyamuk Aedes aegypti adalah 24,66% dan untuk nyamuk Culex

sp. adalah 31,33%. Pada menit ke-120, rata-rata potensi insektisida untuk

nyamuk Aedes aegypti adalah 30% dan untuk nyamuk Culex sp. adalah 40%.

Pada menit ke-150, rata-rata potensi insektisida untuk nyamuk Aedes aegypti

Page 59: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

48

adalah 34% dan untuk nyamuk Culex sp. adalah 45,33%. Sedangkan pada menit

ke-180, rata-rata potensi insektisida untuk nyamuk Aedes aegypti adalah 40,66%

dan untuk nyamuk Culex sp. adalah 50,66%. Semua perlakuan dilakukan

dengan pengulangan sebanyak 6 kali. Pada menit ke-180 menunjukkan terdapat

perbedaan potensi dan efektivitas insektisida pada nyamuk Culex sp. sebesar

1,25 kali lipat dari pada nyamuk Aedes aegypti. Maka dapat disimpulkan bahwa

potensi insektisida ekstrak etanol daun jeruk nipis lebih besar efeknya terhadap

nyamuk Culex sp. dibandingkan dengan nyamuk Aedes aegypti.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian dan analisis data di atas,

dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

memiliki efektivitas lebih besar terhadap nyamuk Culex sp. dibandingkan dengan

nyamuk Aedes aegypti. sebagai insektisida dengan metode semprot. Penelitian

lebih lanjut perlu dilakukan sehingga hasilnya dapat diaplikasikan kemudian di

kalangan masyarakat.

Hasil penelitian diatas terjadi akibat perbedaan dari morfologi nyamuk

Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp. itu sendiri. Nyamuk Aedes aegypti memiliki

bentuk tubuh yang lebih kecil dibandingkan nyamuk Culex sp. Hal ini

memungkinkan paparan insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti lebih kecil

dibandingkan paparan terhadap nyamuk Culex sp. Selain itu secara pergerakan

nyamuk Aedes aegypti lebih gesit dibandingkan nyamuk Culex sp. Hal ini juga

memungkinkan nyamuk Aedes aegypti dapat lebih cepat menghindar paparan

yang berlebih pada tubuh dan pernafasannya. Sementara itu nyamuk Culex sp.

bergerak lebih lambat dan lebih cenderung banyak hinggap pada dinding kaca

yang memungkinkan paparan insektisida pada tubuh dan pernafasannya lebih

Page 60: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

49

banyak yang mengakibatkan kematian nyamuk Culex sp. lebih cepat dan lebih

banyak dibandingkan nyamuk Aedes aegypti.

Beberapa penelitian sebelumnya, menunjukan bahwa telah dilakukan

skrining fitokimia yaitu tes untuk alkaloid, saponin, tanin, terpenoid atau steroid

dan flavonoid. Hasil yang didapat dari skrining fitokomia tersebut adalah positif

untuk terpenoid, flavonoid dan saponin yang menyebabkan mortalitas pada larva

uji (Lailatul et al., 2010). Senyawa-senyawa kimia tersebut dihasilkan pada

jaringan tumbuhan yang termasuk ke dalam metabolit sekunder atau aleokimia

yang dapat bersifat toksik dan berfungsi menjadi racun perut dan pernafasan

(Yeni, 2008). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak etanol limbah

penyulingan daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dapat digunakan sebagai

biolarvasida terhadap larva nyamuk Aedes sp., Culex sp., dan Anopheles

sundaicus (Lailatul et al., 2010).

Penelitian lainnya yang terbaru membuktikan bahwa toksisitas insektisida

meningkat akibat meningkatnya lama pemaparan insektisida menyebabkan

senyawa toksik yang terkandung pada insektisida terakumulasi dalam organ

tubuh ikan nila merah tersebut. Hal ini berhubungan dengan hasil penelitian dan

analisa data penelitian ini yaitu semakin lama pemaparan atau meningkatnya

waktu pengamatan dengan insektisida akan menyebabkan meningkatnya potensi

atau toksisitas insektisida untuk menyebabkan kematian nyamuk Aedes aegypti

dan nyamuk Culex sp. (Wulandari et al., 2013).

Keterbatasan pada penelitian ini adalah pada sarana, waktu, bahan dan

biaya. Keterbatasan pada bahan, yang dimaksud adalah pada ekstrak etanol

daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang digunakan. Keterbatasan sarana yang

dimaksud adalah kurangnya sarana dilingkungan FK UB sendiri yang memadai

Page 61: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

50

untuk melakukan ekstraksi yang hasilnya akan sesuai dengan penelitian yang

akan dilakukan. Beberapa penelitian lain sebelumnya telah melaporkan hasilnya

mengenai daun jeruk nipis yang memiliki keterbatasan pada sisi kualitas dan

kuantitas. Penelitian terdahulu lain juga menyebutkan bahwa dalam satu spesies

yang sama, namun lokasi tumbuh berbeda, komposisi kimia yang dihasilkan

cukup variatif. Hal ini disebabkan adanya hubungan kimiawi antara komponen

kimia dengan proses metabolisme sekunder yang terjadi dalam tanaman. Proses

ini dipengaruhi oleh ekosistem dan tantangan alam seperti iklim, cuaca, dan

kondisi tanah (Rahmawati et al., 2010). Keterbatasan biaya yang dihadapi adalah

tidak dilakukannya analisis fitokimia pada penelitian ini sehingga tidak diketahui

dengan pasti kandungan dan jumlah bahan aktif yang terkandung dalam ekstrak

etanol daun jeruk nipis yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu juga

terdapat faktor luar yang sulit dikendalikan dikarenakan terdapat keterbatasan

pada waktu yang penulis miliki seperti lama penyimpanan ekstrak etanol daun

jeruk nipis yang dapat berpengaruh terhadap potensinya sebagai insektisida.

Page 62: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

51

BAB 7

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa ekstrak

etanol daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mempunyai perbandingan efektivitas

sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp.

dengan metode semprot, dengan rincian sebagai berikut:

1. Ekstrak etanol daun jeruk nipis mempunyai efektivitas sebagai insektisida

terhadap nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Culex sp dengan metode

semprot.

2. Ekstrak etanol daun jeruk nipis sebagai insektisida terhadap nyamuk Culex

sp. memiliki potensi lebih besar dibandingkan nyamuk Aedes aegypti

dengan konsentrasi yang sama untuk kedua populasi tersebut.

7.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap bahan aktif (uji fitokimia)

sehingga diketahui komposisi kandungan daun jeruk nipis.

2. Perlu dilakukan penyempurnaan keterbatasan sarana dan waktu yang

dialami penulis untuk mengoptimalkan hasil penelitian berikutnya.

Page 63: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

52

3. Perlu dilakukan penyempurnaan penelitian dengan melakukan penelitian

dengan ruang yang lebih besar untuk penerapan bagi masyarakat luas.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas ekstrak etanol

daun jeruk nipis tersebut sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes

aegypti dan nyamuk Culex sp.

5. Perlu dilakukan penelitian mengenai efek ekstrak etanol daun jeruk nipis

terhadap pernafasan manusia dengan uji klinis dan uji toksisitas.

6. Perlu dilakukan uji toksisitas agar diketahui tingkat keamanan penggunaan

ekstrak etanol daun jeruk nipis agar dapat diaplikasikan dengan mudah bagi

masyarakat umum.

7. Perlu dilakukan penyempurnaan penelitian dengan melakukan perhitungan

faktor lingkungan seperti kelembapan ruangan, suhu udara, cuaca dan iklim,

sehingga keterbatasan bahan dari ekstrak daun jeruk nipis bisa

menghasilkan hasil penlitian yang lebih optimal dan terstandarisasi.

Page 64: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

53

DAFTAR PUSTAKA Arifin, dkk. 2013. Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Dengan Keberadaan Larva

Aedes aegypti Di Wilayah Endemis DBD Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makassar 2013. Hal 1-8.

CDC. 2011. Communicable Disease Management Protocol – Filariasis Public Health and Primary Health Care - Communicable Disease Control, Winnipeg, p.1-7.

CDC. 2012. Mosquito Life-Cycle, Center for Disease Control and Prevention, (Online),http://www.cdc.gov/dengue/entomologyecology/m_lifecycle.html, diakses pada 5 Mei 2017.

CDC. 2015. Vectors of Lymphatic Filariasis, Center for Disease Control and Prevention, (Online), (http://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/gen_info/vectors.html, diakses pada 5 Mei 2017).

Candra. 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Pathogenesis, dan Faktor Risiko Penularan. II (2): 8-10

Dahlan, M.S. 2008. Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Depkes RI. 2010. Filariasis di Indonesia Tahun 2009. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes RI. 2012. Angka Kejadian Japanese B Encephalitis di Indonesia Tahun 2011. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Dinata. 2007. Pengendalian Terpadu Nyamuk Demam Berdarah (online), (http://www.litbang.depkes.go.id/locaciamis/artikel/demamberdarah-arda.htm, diakses tanggal 4 Mei 2017)

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2012. Pedoman Penggunaan Insektisida (Pestisida) Dalam Pengendalian Vektor, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal 64-66.

Djojosumarto, P., 2008. Pestisida & Aplikasinya, PT. Agromedia Pustaka, Jakarta, hal 87-96; 104-110; 253.

Fathi. 2005. Peran Faktor Lingkungan Dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue Di Kota Mataram. II (1): 1-10.

Hudayya, A., dan Jayanti, H., 2012. Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerjanya, Editor : Tonny K. Moekasana dan Laksminiwati Prabaningrum, Yayasan Bina Tani Sejahtera, Bandung, hal 7.

Ishartadiati, Kartika. 2010. Aedes aegypti Sebagai Vektor Demam Berdarah Dengue. IV (3): 1-8

Page 65: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

54

Lailatul, K.L., Kadarohman, A., & Ratnaningsih, E., 2010, Efektivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Limbah Penyulingan Minyak Akar Wangi(Vetiveria zizanoides) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti, dan Anopheles sundaicus, Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 1 (1), 59-65.

Lela. 2010. Potensi Aedes aegypti Sebagai Vektor Beberapa Penyakit. Jurnal Kedokteran Airlangga, XXIII (3): 125-136.

Marshall, S.A., 2006. Insects: Their Natural History and Diversity. Buffalo, New York: Firefly Books Ltd.

Natadisastra, D., Agoes, R., 2009. Parasitologi Kedokteran, Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang., Penerbit Buku EGC, Jakarta, hal. 323-324

Novianto. 2007. Kemampuan Hidup Larva Culex quinquefasciatus Pada Habitat Limbah Cair Rumah Tangga. Skripsi. Tidak diterbitkan, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Pabón, J.H., and Romero, S.P., 2015. Clinical Parasitology: Practical Consultation. Central University of Venezuela, Venezuela.

Palgunadi, B.U. & Rahayu, A. 2008. Aedes aegypti sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue 3, hal 1–7.

Prianto L.A., Juni, T., dan Darwanto, 2006. Atlas Parasitologi Kedokteran. Edisi kesembilan, Editor oleh Pinardi Hadidjaja dan Srisasi Gandahusada, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 187-188.

Rahmawati, N., Zaetra, Y., Burhan, P. 2010. Pemanfaatan Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Sebagai Senyawa Antimikroba Dan Insektisida Alami. Skripsi. Tidak diterbitkan, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Sembel, D.T., 2009. Entomologi Kedokteran. C.V Andi Offset. Yogyakarta. Soegijanto, S., 2006. Demam Berdarah Dengue. Airlangga University Press.

Surabaya. Steenis, C.G.G.J, et al. 2006. Flora. Penerjemah Moeso Surjowinoto, dkk.

Jakarta : PT Pradnya Paramita. Suwito, A. 2008. Nyamuk (Diptera: Culicidae) Taman Nasional Boganinani

Wartabone, Sulawesi Utara: Keragaman, Status Dan Habitatnya. Zoo Indonesia, XVII (1): 27-34.

Tjokropranoto, R., Evacuasiany, E., Saputro, N.A. 2010. The Effectivity of Beluntas Herb Infusion (Pluchea indica L.) as a Larvicide Against Aedes sp. Jurnal Medika Planta, hal 75-79.

WHO. 1975. Manual on practical entomology in malaria Part II. Geneva. WHO. 2015. Chapter 6: House flies, WHO Press, Geneva, p. 302-323. WHO. 2016. Dysentery, (Online), http://who.int/topics/dyentery.html, diakses 20

September 2016.

Page 66: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

55

Widowati, Kartika. 2011. Efek Anti Piretik Ekstrak Daun Jeruk Nipis Pada Tikus Putih. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Wijaya. 2008. Aedes aegypti Sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue, hal 1-7.

Windiastuti, I.A., Suhartono, dan Nurjazuli., 2013 .Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah, Sosial Ekonomi, dan Perilaku Masyarakat Dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, XII (1): 51-57.

Wulandari, W., Sukiya, dan Suhandoyo., 2013. Efek Insektisida Decis terhadap Mortalitas dan Struktur Histologis Insang Ikan Nila Merah “Lokal Cangkringan”. Jurnal Sain Veteriner, XXXI (2): 251-265.

Yeni, 2008. Efektivitas Ekstrak Daun Babandotan (Argeratum conyzoides Linn) terhadap larva Anopheles sundaicus Linn di Desa Babakan Pangandaran Jawa Barat. Laporan Kerja Praktik pada Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Bandar Lampung: tidak diterbitka

Page 67: UJI PERBANDINGAN POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK …repository.ub.ac.id/8322/1/Mardhiyah Fitri.pdf · nyamuk Culex sp. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk Aedes aegypti dan

56