41
I. PERTEMUAN KE : 3 II. JUDUL PERCOBAAN : Uji Protein III.TUJUAN PERCOBAAN : Untuk mempelajari karakteristik atau sifat-sifat protein berdasarkan reaksinya dengan berbagai senyawa kimia secara kualitatif IV. LANDASAN TEORI Salah satu komponen alami yang menyusun dan sangat diperlukan dalam kehidupan suatu organisme adalah protein. Dalam poedjiadi(2005:109) Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Disamping berat molekul yang berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda pula. Ada protein yang mudah larut, tetapi ada juga protein yang sukar larut dalam air. Pada praktikum kali ini akan dibahas sifat-sifat protein melalui reaksinya terhadap suatu senyawa atau reagen-reagen tertentu. Berdasarkan strukturnya, protein terdiri dari empat tingkatan struktur yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Protein tersusun dari berbagai asam amino yang berikatan satu sama lain. Untuk mengetahui jumlah, jenis, dan urutan asam amino dalam protein dapat dilakukan analisis yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: 1. Penentuan jumlah rantai polipeptida yang berdiri sendiri. Praktikum Biokimia 1

Uji Protein

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Uji Protein

I. PERTEMUAN KE : 3

II. JUDUL PERCOBAAN : Uji Protein

III. TUJUAN PERCOBAAN :

Untuk mempelajari karakteristik atau sifat-sifat protein berdasarkan

reaksinya dengan berbagai senyawa kimia secara kualitatif

IV. LANDASAN TEORI

Salah satu komponen alami yang menyusun dan sangat diperlukan dalam

kehidupan suatu organisme adalah protein. Dalam poedjiadi(2005:109) Protein

adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi,

dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Disamping berat molekul yang berbeda-

beda, protein mempunyai sifat yang berbeda pula. Ada protein yang mudah

larut, tetapi ada juga protein yang sukar larut dalam air. Pada praktikum kali ini

akan dibahas sifat-sifat protein melalui reaksinya terhadap suatu senyawa atau

reagen-reagen tertentu.

Berdasarkan strukturnya, protein terdiri dari empat tingkatan struktur

yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Protein tersusun dari

berbagai asam amino yang berikatan satu sama lain. Untuk mengetahui jumlah,

jenis, dan urutan asam amino dalam protein dapat dilakukan analisis yang terdiri

dari beberapa tahap yaitu:

1. Penentuan jumlah rantai polipeptida yang berdiri sendiri.

2. Pemecahan ikatan antara rantai polipeptida tersebut.

3. Pemecahan masing-masing rantai polipeptida, dan

4. Analisis urutan asam amino pada rantai polipeptida.

Masing-masing tingkatan struktur protein mempunyai ciri-ciri tertentu.

Untuk struktur primer biasanya menunjukkan jumlah, jenis, dan urutan asam

amino dalam suatu protein yanga hanya terdiri dari ikatan peptide saja. Struktur

sekunder lebih kompleks daripada struktur primer. Pada struktur sekunder ini

terdiri dari ikatan peptide dan ikatan hydrogen. Strukturnya dapat berupa

struktur alfa heliks dan lembaran berlipat. Struktur tingkat ketiga, tersier

menunjukkan kecenderungan polipeptida membentuk lipatan atau gulungan

dengan beberapa ikatan dan interaksi yang merupakan ikatan peptide, ikatan

hydrogen, ikatan disulfide, interaksi hidrofobik, interaksi hidrofilik, ikatan van

Praktikum Biokimia 1

Page 2: Uji Protein

deer walls. Sedangkan struktur kuartener merupakan gabungan dari beberapa

unit struktur tersier dengan interaksi antara substrat.

Protein dapat digolongkan menjadi protein fiber, protein globular, dan

protein gabungan. Setiap protein mempunyai fungsi yang berbeda antara satu

dengan yang lainnya dalam kehidupan suatu organisme. Dalam Lehniger (1982)

dituliskan bahwa Protein menunjukkan berbagai fungsi biologis yaitu:

Sebagai Enzim

Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah

protein yang mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim. Hampir semua reaksi

kimia biomolekul organic di dalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000

jenis enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah

ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan.

Protein Transport

Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa

molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ lain Disini oksigen dilepaskan

untuk melangsungkan oksidasi nutrient yang menghasilkan energi. Plasma darah

mengandung lipoprotein, yang membawa lipid dari hati ke organ yang lain.

Protein transport lain terdapat di dalam membrane sel dan menyesuaikan

strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrient

lain membrane menuju ke dalam sel.

Protein Nutrien dan Penyimpan

Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrient yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal

adalah protein biji dari gandum, jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama

putih telur, dan kasein protein utama susu merupakan contoh lain dari protein

nutrient. Ferritin jaringan hewan merupakan protein penyimpan besi.

Protein Kontraktil atau Motil

Beberapa protein memberikan kemampuan kepada sel dan organisme

untuk berkontraksi, mengubah bentuk, atau bergerak. Aktin dan miosin adalah

protein filamen yang berfungsi di dalam sistem kontraktil otot kerangka dan juga

di dalam banyak sel bukan otot. Contoh lain adalah tubulin, protein pembentuk

Praktikum Biokimia 1

Page 3: Uji Protein

mikrotubul. Mikrotubul merupakan komponen penting dari flagella dan silia

yang dapat menggerakkan sel.

Protein Struktural

Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran

penyanggah untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi.

Komponen utama dari urat dan tulang rawan adalah protein serabut kolagen,

yang mempunyai daya tenggang yang amat tinggi.

Protein Pertahanan

Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan

oleh spesies lain atau melindungi organisme tersebut dari luka. Immunoglobulin

atau anti-body pada vertebrata adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit

yang dapat m,engenali dan mengendapakan atau menetralkan serangan bakteri,

virus, atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan trombin, merupakan

protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem pembuluh

terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin,

juga berfungsi di dalam pertahanan tubuh.

Protein Pengatur

Beberapa protein membantu aktivitas seluler. Diantara jenis ini terdapat

sejumlah hormone seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan

kekurangannya menyebabkan penyakit diabetes. Hormone pertumbuhan dari

pituary dan hormone paratiroid, yang mengatur transport Ca2+ dan fosfat.

Protein pengatur lain, yang disebut repressor mengatur biosintesa enzim oleh

sel bakteri.

Protein lain

Terdapat banyak protein yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah

diklasifikasikan. Monelin, suatu protein tanaman dari afrika yang mempunyai

rasa yang amat manis. Protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama

berdasarkan bentuk dan sifat-sifat fisik tertentu; protein globular dan protein

serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai polipeptida berlipat rapat-

rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat. Protein globular biasanya

larut di dalam system larutan (air) dan segera berdifusi ; hamper semua

Praktikum Biokimia 1

Page 4: Uji Protein

mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Hampir semua enzim merupakan protein

globular, seperti protein transport pada darah, anti-bodi, dan protein penyimpan

nutrient. Protein serabut bersifat tidak larut di dalam air, merupakan molekul

serabut panjang, dengan rantai polipeptida yang memanjang pada satu sumbu,

dan tidak berlipat menjadi bentuk globular. Hamper semua protein serabut

memberikan peranan structural atau pelindung. Protein serabut yang khas adalah

α-keratin pada rambut dan wol, fibroin dari sutera dan kolagen dari urat.

Beberapa hal yang mungkin dilakukan terhadap protein adalah

pemisahan dan pemurnian yang bertujuan untuk memproleh protein murni.

Suatu protein juga dapat mengalami suatu kerusakan yang disebut dengan

denaturasi. Dalam lehninger(1982:159) dituliskan bahwa suatu denaturasi

protein dapat diakibatkan bukan hanya oleh panas tetapi juga oleh pH ekstrim,

oleh beberapa pelarut organic seperti alcohol atau aseton, zat terlarut tertentu

seperti urea, oleh deterjen atau hanya dengan pengguncangan intensif larutan

protein dan bersinggungan dengan udara sehingga terbentuk busa. Jika suatu

protein terdenaturasi, susunan tiga dimensi khas dari rantai polipeptida

terganggu dan molekul ini terbuka menjadi struktur acak, tanpa adanya

kerusakan pada struktur kerangka kovalen.

V. ALAT DAN BAHAN

Pipet tetes

Gelas ukur

Beaker gelas

Bunsen

Tabung reaksi

Rak tabung reaksi

Batang pengaduk kaca

Penjepit tabung

Kertas saring

albumin

NaOH 2,5 N

Asam asetat 1M

CuSO4 0,01N

HgCl2 0,2 MH2O

(NH4)2SO4

Reagen millon

Reagen untuk uji biuret

HCl 0,1 M

NaOH 0,1 M

Buffer asetat Ph 4,7

Etil alcohol 95%

Larutan BaCl2

Larutan kuning telur

Larutan putih telur

Praktikum Biokimia 1

Page 5: Uji Protein

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

1. UJI BIURET

Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 mL larutan protein dan aduk.

Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. aduk, jika tidak timbul warna tambahkan

lagi setetes atau 2 tetes CuSO4.

2. PENGENDAPAN DENGAN LOGAM

Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2M. Ulangi

percobaan dengan menggunakan Pb-asetat.

3. PENGENDAPAN DENGAN GARAM

Jenuhkan 10 mL larutan protein dengan ammonium sulfat. Untuk pekerjaan

ini dilakukan : pertama, tambahkan sedikit garam tersebut, aduk hingga

larut. Tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi , continue

sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh,

kemudian disaring. Uji kelarutan dari endapan didalam air. Uji endapan

dengan reagen millon dan filtrate dengan uji biuret.

4. UJI KOAGULASI

Tambahkan 2 tetes HOAc 1M kedalam 5 ml larutan protein dengan batang

pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air dan uji dengan reagen millon.

5. PENGENDAPAN DENGAN ALKOHOL

Tabung 1 2 3Larutan albumin 2,5ml 2,5ml 2,5ml

HCl 0,1 M 0,5ml - -

NaOH 0,1 M - 0,5ml -

Buffer asetat, Ph 4,7 - - 0,5ml

Etil alcohol 95% 3ml 3ml 3ml

Praktikum Biokimia 1

Page 6: Uji Protein

6. DENATURASI PROTEIN

Tabung 1 2 3

Larutan albumin 4,5 ml 4,5 ml 4,5 ml

Buffer asetat Ph

4,7(1M)

- - 0,5ml

HCl 0,1 M 0,5ml - -

NaOH 0,1 M - 0,5ml -

Tempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 15 menit dan

dinginkan pada temperature kamar. Dalam tabung mana yang kelihatan

mengendap. Untuk tabung-tabung 1 dan 2 tambahkan 5 ml buffer asetat pH

4,7. Tulis hasilnya.

7. UJI SULFUR DALAM PROTEIN

Campurkan 0,1 gram serbuk albumin dengan dua kali berat dari fusion

mixture (0,2 gram). Panaskan dalam cawan porselin sampai tak berwarna.

Dinginkan dan larutkan dalam air panas. Saring jika perlu. Asamkan filtrate

dengan HCl. Panaskan hingga mendidih dan tambahkan beberapa tetes

larutan BaCl2.

VII. HASIL PENGAMATAN

1. Uji biuret

Prosedur Hasil pengamatan

3ml Lar. albumin 10%

+ 1 ml NaOH 2,5M + 1

tetes CuSO4 0,01 M

3 ml Lar. albumin 10% (kuning) + 1 ml

NaOH(aq) (tidak berwarna) larutan

berwarna kuning + 1 tetes CuSO4(aq) (biru)

larutan berwarna ungu

3ml Lar. Ikan giling

10% + 1 ml NaOH

2,5M + 1 tetes CuSO4

0,01 M

3 ml Lar. Ikan giling 10% (tidak berwarna) + 1

ml NaOH(aq) (tidak berwarna) larutan tidak

berwarna + 1 tetes CuSO4(aq) (biru) larutan

berwarna ungu

Praktikum Biokimia 1

Page 7: Uji Protein

3ml Lar. Putih telur

10% + 1 ml NaOH

2,5M + 1 tetes CuSO4

0,01 M

3 ml Lar. Putih telur 10% (tidak berwarna) + 1

ml NaOH(aq) (tidak berwarna) larutan tidak

berwarna + 1 tetes CuSO4(aq) (biru) larutan

berwarna ungu

3ml Lar. Kuning telur

10% + 1 ml NaOH

2,5M + 1 tetes CuSO4

0,01 M

3 ml Lar. Kuning telur 10% (tidak berwarna) +

1 ml NaOH(aq) (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna + 1 tetes CuSO4(aq) (biru)

larutan berwarna ungu

Kesimpulan:

Larutan albumin, larutan ikan giling larutan putih telur dan kuning telur

pada kadar 10% menghasilkan uji positif dengan pereaksi biuret ditandai

dengan perubahan warna larutan menjadi ungu

2. Pengendapan dengan logam

Prosedur Hasil pengamatan

3ml Lar. albumin 10%

+ 5 tetes HgCl2 0,2 M

3 ml Lar. albumin 10% (kuning) + 5 tetes

HgCl2(aq) 0,2 M (tidak berwarna) terbentuk

endapan putih dan larutan tidak berwarna

3ml Lar. albumin 10%

+5 tetes Pb(CH3COO)2

0,2 M

3 ml Lar. albumin 10% (kuning) + 5 tetes

Pb(CH3COO)2(aq) 0,2 M (tidak berwarna)

terbentuk endapan putih dan larutan tidak

berwarna

3ml Lar. Ikan giling

10% + 5 tetes HgCl2 0,2

M

3 ml Lar. Ikan giling 10% (tidak berwarna) + 5

tetes HgCl2(aq) 0,2 M (tidak berwarna)

terbentuk endapan putih dan larutan tidak

berwarna

3ml Lar. Ikan giling

10% + 5 tetes

Pb(CH3COO)2 0,2 M

3 ml Lar. Ikan giling 10% (tidak berwarna) + 5

tetes Pb(CH3COO)2(aq) 0,2 M (tidak berwarna)

larutan putih keruh

3ml Lar. Putih telur

10% + 5 tetes HgCl2 0,2

M

3 ml Lar. Putih telur 10% (tidak berwarna) + 5

tetes HgCl2(aq) 0,2 M (tidak berwarna)

terbentuk endapan putih dan larutan tidak

berwarna

Praktikum Biokimia 1

Page 8: Uji Protein

3ml Lar. Putih telur

10% + 5 tetes

Pb(CH3COO)2 0,2 M

3 ml Lar. albumin 10% (tidak berwarna) + 5

tetes Pb(CH3COO)2(aq) 0,2 M (tidak berwarna)

larutan putih keruh

3ml Lar. Kuning telur

10% + 5 tetes HgCl2 0,2

M

3 ml Lar. Kuning telur 10% (tidak berwarna) +

5 tetes HgCl2(aq) 0,2 M (tidak berwarna)

larutan putih keruh

3ml Lar. Kuning telur

10% + 5 tetes

Pb(CH3COO)2 0,2 M

3 ml Lar. Kuning telur 10% (tidak berwarna) +

5 Pb(CH3COO)2 tetes 0,2 M (tidak berwarna)

larutan tidak berwarna

Kesimpulan:

Larutan protein yang direaksikan dengan garam Hg lebih banyak

menghasilkan endapan daripada larutan protein yang direaksikan dengan

garam Pb

3. Uji pengendapan garam

Prosedur Hasil pengamatan

10 ml Lar. Ikan giling

10% + (NH4)2SO4

hingga jenuh.

10 ml Lar. Ikan giling 10% (tidak berwarna) +

(NH4)2SO4(s) (kristal putih) larutan jenuh

tidak berwarna

Filtrate (tidak berwarna) + 10 tetes NaOH(aq)

(tidak berwarna) +10 tetes CuSO4(aq)(biru)

larutan berwarna biru

Endapan putih + reagen millon (tidak

berwarna) endapan merah bata

10 ml Lar. Putih telur

10% + (NH4)2SO4

hingga jenuh.

10 ml Lar. Putih telur 10% (tidak berwarna) +

(NH4)2SO4(s) (kristal putih) larutan jenuh

tidak berwarna

Filtrate (tidak berwarna) + 10 tetes NaOH(aq)

(tidak berwarna) +10 tetes CuSO4(aq)(biru)

larutan berwarna biru

Endapan putih + reagen millon (tidak

berwarna) endapan merah bata

Praktikum Biokimia 1

Page 9: Uji Protein

10 ml Lar. Kuning

telur 10% +

(NH4)2SO4 hingga

jenuh.

10 ml Lar. Kuning telur 10% (tidak berwarna) +

(NH4)2SO4(s)(kristal putih) larutan jenuh

tidak berwarna

Filtrate (tidak berwarna) + 10 tetes NaOH(aq)

(tidak berwarna) +10 tetes CuSO4(aq)(biru)

larutan berwarna biru

Endapan putih + reagen millon (tidak

berwarna) endapan merah bata

Kesimpulan:

Setelah pemanasan,Larutan protein yang direaksikan dengan garam

ammonium sulfat dapat membentuk endapan yang masih menghasilkan

uji positif terhadap reagen millon dan filtrate yang menghasilkan uji

positif terhadap pereaksi biuret.

4. Uji koagulasi

Prosedur Hasil pengamatan

5 ml Lar. albumin

10% + 2 tetes

CH3COOH 1M

5 ml albumin(aq) (kuning) + 2 tetes CH3COOH(aq)

(tidak berwarna) terbentuk endapan putih

Endapan putih + reagen millon endapan

merah bata

Endapan putih + air endapan putih yang

tidak larut

5 ml Lar. Ikan giling

10% + 2 tetes

CH3COOH 1M

5 ml Lar. Ikan giling (tidak berwarna) + 2 tetes

CH3COOH(aq) (tidak berwarna) terbentuk

endapan putih

Endapan putih + reagen millon endapan

merah bata

Endapan putih + air endapan putih yang

tidak larut

5 ml Lar. Putih telur 5 ml Lar. Putih telur (tidak berwarma)+ 2 tetes

Praktikum Biokimia 1

Page 10: Uji Protein

10% + 2 tetes

CH3COOH 1M

CH3COOH(aq) (tidak berwarna) terbentuk

endapan putih

Endapan putih + reagen millon endapan

merah bata

Endapan putih + air endapan putih yang

tidak larut

3ml Lar. Kuning telur

10% + 2 tetes

CH3COOH 1M

3ml Lar. Kuning telur (kuning) + 2 tetes

CH3COOH(aq) (tidak berwarna) terbentuk

endapan putih

Endapan putih + reagen millon endapan

merah bata

Endapan putih + air endapan putih yang

tidak larut

Kesimpulan:

Larutan protein dapat mengalami koagulasi yang reaksinya irreversible

setelah pemanasan yang endapannya tidak dapat larut dalam air dan

menghasilkan uji positif terhadap reagen millon

5. Denaturasi protein

Prosedur Hasil pengamatan

Albumin

Tabung 1:

4,5 ml albumin(aq) 10%

+ 0,5 ml HCl(aq)

+ 5 ml buffer asetat

pH 4,7

Tabung 2

4,5 ml albumin(aq) 10%

+ 0,5 ml NaOH(aq)

+ 5 ml buffer

asetat pH 4,7

Tabung 1

4,5 ml albumin(aq) 10% (larutan kuning) + 0,5 ml

HCl(aq) (lar. tidak berwarna) larutan kuning

endapan putih + 5 ml buffer asetat pH 4,7

lar. Tidak berwarna,endapan putih

tabung 2

4,5 ml albumin(aq) 10% (larutan kuning) + 0,5 ml

HCl(aq) (lar. tidak berwarna) larutan kuning

endapan putih + 5 ml buffer asetat pH 4,7

lar. Tidak berwarna,endapan putih

Praktikum Biokimia 1

Page 11: Uji Protein

Tabung 3:

4,5 ml albumin(aq) 10%

+ 0,5 ml buffer asetat

pH 4,7

Tabung 34,5 ml albumin(aq) 10% + 0,5 ml buffer asetat pH

4,7 larutan kuning endapan putih

Putih telur

Tabung 1:

4,5 ml putih telur(aq)

10% + 0,5 ml HCl(aq)

+ 5 ml buffer

asetat pH 4,7

Tabung 2

4,5 ml putih telur(aq)

10% + 0,5 ml

NaOH(aq) + 5

ml buffer asetat pH

4,7

Tabung 3:

4,5 ml putih telur(aq)

10% + 0,5 ml buffer

asetat pH 4,7

Tabung 1:

4,5 ml putih telur(aq) 10% (lar.tidak berwarna) +

0,5 ml HCl(aq) (lar. tidak berwarna) larutan

putih keruh lar.putih keruh + 5 ml buffer

asetat pH 4,7 lar. Tidak berwarna, endapan

putih

Tabung 2:

4,5 ml putih telur(aq) 10% (lar.tidak berwarna) +

0,5 ml NaOH(aq) (lar. tidak berwarna) larutan

tidakn berwarna larutan tidakn berwarna

+ 5 ml buffer asetat pH 4,7 lar. Tidak

berwarna, endapan putih

Tabung 3:

4,5 ml putih telur(aq) 10% + 0,5 ml buffer asetat

pH 4,7 ) larutan putih keruh endapan

putih dan larutan tidak berwarna

Kuning telur

Tabung 1:

4,5 ml kuning telur(aq)

10% + 0,5 ml HCl(aq)

+ 5 ml buffer

asetat pH 4,7

Tabung 1:

4,5 ml kuning telur(aq) 10% (lar.kuning) + 0,5 ml

HCl(aq) (lar. tidak berwarna) larutan kuning

larutan kuning + 5 ml buffer asetat pH 4,7

larutan kuning

Praktikum Biokimia 1

Page 12: Uji Protein

Tabung 2

4,5 ml kuning telur(aq)

10% + 0,5 ml

NaOH(aq) + 5

ml buffer asetat pH

4,7

Tabung 3:

4,5 ml kuning telur(aq)

10% + 0,5 ml buffer

asetat pH 4,7

Tabung 2:

4,5 ml kuning telur(aq) 10% (lar.kuning) + 0,5 ml

NaOH(aq) (lar. tidak berwarna) larutan kuning

larutan kuning + 5 ml buffer asetat pH 4,7

larutan kuning

Tabung 3:

4,5 ml kuning telur(aq) 10% + 0,5 ml buffer asetat pH 4,7 ) larutan kuning larutan kuning

Ikan giling

Tabung 1:

4,5 ml ikan giling(aq)

10% + 0,5 ml HCl(aq)

+ 5 ml buffer

asetat pH 4,7

Tabung 2

4,5 ml ikan giling(aq)

10% + 0,5 ml

NaOH(aq) + 5

ml buffer asetat pH

4,7

Tabung 3:

4,5 ml kuning telur(aq)

10% + 0,5 ml buffer

asetat pH 4,7

Tabung 1:

4,5 ml ikan giling(aq) 10% (lar.tidak berwarna) +

0,5 ml HCl(aq) (lar. tidak berwarna) larutan

putih keruh lar.putih keruh + 5 ml buffer

asetat pH 4,7 lar. Tidak berwarna, endapan

putih

Tabung 2:

4,5 ml ikan giling(aq) 10% (lar.tidak berwarna) +

0,5 ml NaOH(aq) (lar. tidak berwarna) larutan

tidakn berwarna larutan tidakn berwarna

+ 5 ml buffer asetat pH 4,7 lar. Tidak

berwarna, endapan putih

Tabung 3:

4,5 ml ikan giling(aq) 10% + 0,5 ml buffer asetat

pH 4,7 ) larutan putih keruh endapan

putih dan larutan tidak berwarna

6. Pengendapan dengan alcohol

Praktikum Biokimia 1

Page 13: Uji Protein

Prosedur Hasil pengamatan

Putih Telur

Tabung 1

2,5 ml Putih telur(aq)

10% + 0,5 ml HCl(aq) +

3 ml etanol 96%

Tabung 2

2,5 ml Putih telur(aq)

10% + 0,5 ml

NaOH(aq)+ 3 ml etanol

96%

Tabung 3:

2,5 ml Putih telur(aq)

10% + buffer asetat(aq)

+ etanol 96%

Tabung 1:

2,5 ml Putih telur(aq) 10% (tidak berwarna) + 0,5

ml HCl(aq) (tidak berwarna) + 3 ml etanol 96%

(tidak berwarna) larutan putih keruh,endapan

putih

Tabung 2:

2,5 ml Putih telur(aq) 10% (tidak berwarna) + 0,5

ml NaOH(aq)(tidak berwarna) + 3 ml etanol 96%

(tidak berwarna) larutan putih keruh

Tabung 3:

2,5 ml Putih telur(aq) 10% (tidak berwarna) + 0,5

ml buffer asetat(aq) pH 4,7 (tidak berwarna) + 3 ml

etanol 96% (tidak berwarna) larutan putih

keruh, endapan putih

Kuning telur

Tabung 1

2,5 ml kuning telur(aq)

10% + 0,5 ml HCl(aq) +

3 ml etanol 96%

Tabung 2

2,5 ml kuning telur(aq)

10% + 0,5 ml

NaOH(aq)+ 3 ml etanol

96%

Tabung 3:

Tabung 1:

2,5 ml kuning telur(aq) 10% (kuning) + 0,5 ml

HCl(aq) (tidak berwarna) + 3 ml etanol 96% (tidak

berwarna) larutan putih keruh,endapan putih

Tabung 2:

2,5 ml kuning telur(aq) 10% (kuning) + 0,5 ml

NaOH(aq)(tidak berwarna) + 3 ml etanol 96%

(tidak berwarna) larutan putih keruh

Tabung 3:

Praktikum Biokimia 1

Page 14: Uji Protein

2,5 ml kuning telur(aq)

10% + buffer asetat(aq)

+ etanol 96%

2,5 ml kuning telur(aq) 10% (kuning) + 0,5 ml

buffer asetat(aq) pH 4,7 (tidak berwarna) + 3 ml

etanol 96% (tidak berwarna) larutan putih

keruh, endapan putih

Ikan giling

Tabung 1

2,5 ml ikan giling(aq)

10% + 0,5 ml HCl(aq) +

3 ml etanol 96%

Tabung 2

2,5 ml ikan giling(aq)

10% + 0,5 ml

NaOH(aq)+ 3 ml etanol

96%

Tabung 3:

2,5 ml ikan giling(aq)

10% + buffer asetat(aq)

+ etanol 96%

Tabung 1:

2,5 ml ikan giling(aq) 10% (tidak berwarna) + 0,5

ml HCl(aq) (tidak berwarna) + 3 ml etanol 96%

(tidak berwarna) larutan putih keruh,endapan

putih

Tabung 2:

2,5 ml ikan giling(aq) 10% (tidak berwarna) + 0,5

ml NaOH(aq)(tidak berwarna) + 3 ml etanol 96%

(tidak berwarna) larutan putih keruh

Tabung 3:

2,5 ml ikan giling(aq) 10% (tidak berwarna) + 0,5

ml buffer asetat(aq) pH 4,7 (tidak berwarna) + 3 ml

etanol 96% (tidak berwarna) larutan putih

keruh, endapan putih

Albumin

Tabung 1:

2,5 ml albumin(aq) 10%

+ 0,5 ml HCl(aq) + 3 ml

etanol 96%

Tabung 2

2,5 ml albumin(aq) 10%

+ 0,5 ml NaOH(aq)+ 3

ml etanol 96%

Tabung 3:

2,5 ml albumin(aq) 10%

Tabung 1:

2,5 ml albumin(aq) 10% (kuning) + 0,5 ml HCl(aq)

(tidak berwarna) + 3 ml etanol 96% (tidak

berwarna) larutan putih keruh,endapan putih

Tabung 2:

2,5 ml albumin(aq) 10% (kuning) + 0,5 ml NaOH(aq)

(tidak berwarna) + 3 ml etanol 96% (tidak

berwarna) larutan putih keruh

Tabung 3:

Praktikum Biokimia 1

Page 15: Uji Protein

+ buffer asetat(aq) +

etanol 96%

2,5 ml albumin(aq) 10% (kuning) + 0,5 ml buffer

asetat(aq) pH 4,7 (tidak berwarna) + 3 ml etanol

96% (tidak berwarna) larutan putih keruh,

endapan putih

7. Uji sulfur dalam protein

Prosedur Hasil pengamatan

0,1 gr albumin(s) +

0,2 gr fusion mixture

Campuran didinginkan

+ air panas

disaring filtrate +

HCl hinggga

mendidih + BaCl2

Serbuk Albumin (putih kekuningan) + fusion

mixture (tidak berwarna) Kristal putih +

H2O(panas) Terbentuk larutan tidak

berwarna.

Filtrat (tidak berwarna) + HCl (tidak berwarna)

Terbentuk larutan putih keruh.

Larutan putih keruh + Larutan BaCl2

Terbentuk endapan putih dan larutan

putih keruh

Kesimpulan : Serbuk albumin memberikan hasil positif yang ditunjukkan

dengan terbentuknya endapan putih. Hal ini mengiindikasikan bahwa

albumin mengandung asam amino yang memiliki gugus sulfur.

VIII. REAKSI

Uji Biuret

Praktikum Biokimia 1

Page 16: Uji Protein

Pengendapan dengan Logam

- HgCl2

- Pb-Asetat

Pengendapan dengan Garam

Praktikum Biokimia 1

Page 17: Uji Protein

Uji Koagulasi

Endapan + Reagen Millon

Filtrat + Air (H2O)

H H

R – C – COO- R – C – COO- + H+ (suasana asam)

N+H3 NH2

Atau

H H

R – C – COO- + H+ R – C – COOH (suasana basa)

N+H3 NH2

Pengendapan dengan Alkohol

Reaksi dengan HCl 0,1 M dan dilanjutkan dengan alkohol

Reaksi dengan NaOH 0,1 M dan dilanjutkan dengan alkohol

Praktikum Biokimia 1

H2O

H2O

Page 18: Uji Protein

Reaksi dengan Buffer Asetat pH 4,7 dan dilanjutkan alkohol

Denaturasi Protein

Reaksi protein dengan HCl yang di lanjutkan dengan pemanasan selama 15

menit membuat protein terdenaturasi

COO - COOH

H3N+ - C – H + H+ H3N+ - C – H

R asam R

COO - COO -

H3N+ - C – H + OH- H2N – C – H + H2O

R basa R

Praktikum Biokimia 1

Page 19: Uji Protein

IX. PEMBAHASAN

Untuk mempelajari beberapa sifat protein maka pada praktikum kali ini

kami melakukan uji protein yang terdiri dari beberapa uji yaitu uji biuret, uji

pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam, uji koagulasi,

denaturasi protein, pengendapan dengan alcohol dan uji sulfur dalam protein.

Uji biuret

Pada uji biuret ini suatu larutan protein direaksikan dengan natrium

hidroksida dan tembaga sulfat. Dari praktikum yang telah dilakukan semua

larutan protein yang digunakan (larutan albumin, larutan ikan giling, larutan

puith telur dan kuning telur) pada kadar 10% menghasilkan uji positif terhadap

peraksi biuret yang ditandai dengan berubahnya larutan menjadi berwarna ungu

setelah penambahan tembaga sulfat sebanyak satu tetes ke dalam masing-masing

larutan. Perubahan warna tersebut diakibatkan oleh terbentuknya kompleks Cu2+

dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptide dalam protein pada suasana

basa yang diperoleh melalui penambahan NaOH. Perbedaan jumlah kandungan

protein dari sampel juga menyebabkan berbedanya kepekatan warna yang

dihasilkan dari reaksi protein terhadap pereaksi biuret. Dengan semakin

tingginya kandungan protein dalam suatu sampel maka jumlah ikatan peptide

didalamnya akan semakin panjang sehingga mengahasilkan warna ungu yang

lebih pekat pada larutan.

Pengendapan dengan logam

Dalam Poedjiadi (2006:118) di tuliskan bahwa ada ion-ion positif dan

ion-ion negative yang dapat mengendapkan protein. Untuk ion-ion positif yang

dapat mengendapkan protein antara lain Ag+ ,Ca++, Zn++ ,Hg ++ , Cu++, dan Pb++,

sedangkan ion-ion negative yang dapat mengendapkan protein ialah ion salisilat,

trikloroasetat, pikrat, tanat, dan sulfosalisilat.

Praktikum Biokimia 1

Page 20: Uji Protein

Pada uji yang dilakukan digunakan larutan HgCl2 dam Pb- asetat untuk

mengendapkan protein. Percobaan ini didasarkan dari adanya kemampuan

protein untuk berikatan dengan ion logam di atas titik isoelektriknya.Dari hasil

pengamatan, tidak semua sampel yang digunakan menghasilkan endapan

terhadap larutan HgCl2 dam Pb- asetat, namun secara keseluruhan terlihat

bahwa larutan protein yang direaksikan dengan HgCl2 menghasilkan endapan

yang lebih banyak daripada larutan protein yang direaksikan dengan timbal-

asetat. Hal demikian terjadi karena adanya perbedaan harga Ksp dari kedua

logam yang terlarut dalam masing-masing larutanya tersebut, dimana Hg2+

mempunyai harga Ksp lebih kecil dibandingkan dengan timbal sehingga larutan

yang direaksikan dengan suatu larutan yang mengandung Pb2+ lebih banyak larut

dan sedikit membentuk endapan dan sebaliknya larutan protein yang direaksikan

dengan ion Hg2+ lebih banyak mengendap. Berdasarkan sifat dari protein

terhadap logam-logam inilah maka putih telur atau susu dapat digunakan sebagai

antidotum atau penawar racun apabila orang keracunan logam berat seperti Hg

dan Pb. Hal serupa dituliskan oleh poedjiadi(2006) dalam bukunya Dasar-Dasar

Kimia halaman 118.

Pengendapan dengan garam

Pengujian terhadap larutan protein selanjutnya adalah pengendapan

dengan garam. Pada uji ini sampel yang digunakan sama dengan percobaan

sebelumnya (albumin tidak diuji karena tidak tersedianya bahan lagi)

direaksikan dengan garam ammonium sulfat sampai jenuh yang ditandai dengan

adanya sedikit garam yang tertinggal atau tidak larut walaupun sudah

dipanaskan. Kemudian larutan yang telah jenuh disaring untuk memisahkan

filtrate dan endapan yang masing-masing akan di uji lebih lanjut. Endapan

direaksikan lagi dengan reagen millon sedangkan filtrate dengan pereaksi biuret.

Prinsip yang digunakan pada uji ini adalah menurunkan kelarutan protein

melalui penambahan suatu garam seperti ammonium sulfat sehingga dapat

membentuk endapan yang dapat dipisahkan. Penyebab lain terjadinya endapan

yaitu dikarenakan pada proses terjadinya reaksi antra ammonium sulfat dengan

larutan protein terjadi persaingan untuk mengikat air diantara keduanya,

ammonium sulfat menang bersaing mengikat air daripada protein sehingga

Praktikum Biokimia 1

Page 21: Uji Protein

menyebabkan protein mengalami dehidrasi atau sering dikenal dengan

kehilangan air, yang akhirnya protein membentuk endapan dalam larutan

Berdasarkan hasil pengamatan semua sampel yang diuji menghasilkan uji

positif, hal ini ditandai dengan berubahnya endapan putih yang telah dipisahkan

dari larutannya menjadi berwarna merah bata setelah penambahan reagen millon

dan berubahnya filtrate menjadi biru dengan penambahan pereaksi biuret.

Uji Koagulasi

Salah satu sifat protein adalah mengalami koagulasi atau penggumpalan.

Untuk mempelajari dan melihat secara langsung terjadinya koagulasi ini maka

dilakukan pengamatan terhadap beberapa larutan protein. Pada percobaan ini

kami menguji empat macam larutan protein yaitu larutan albumin, larutan ikan

giling, larutan putih telur dan kuning telur yang kemudian dilakukan

penambahan asam asetat ke dalam larutan protein. Ketika larutan protein

ditambahkan dengan larutan asam asetat, tidak terjadi perubahan. Berdasarkan

hasil percobaan,terlihat bahwa semua bahan yang di uji mengalami koagulasi

setelah pemanasan. Terjadinya koagulasi disebabkan karena ion H+ dari

CH3COOH terikat pada gugus negatif pada protein. Ketika ion H+ dari asam

asetat masuk ke dalam larutan, akan mempengaruhi keseimbangan dan

pengkutuban muatan dari molekul protein. Perubahan pengkutuban ini

menyebabkan rusaknya konformasi alamiah protein seperti struktur tersier dan

struktur kwartener protein. Rusaknya konformasi alamiah protein menyebabkan

terganggunya stabilitas dari larutan protein, sehingga larutan protein mengalami

koagulasi.

Meskipun semua larutan protein mengalami koaagulasi, namun lamanya

larutan protein terkoagulasi dari masing-masing bahan berbeda-beda, hal ini

disebabkan oleh setiap bahan mempunyai kandungan protein yang berbeda-beda

pula. Dari keempat bahan tersebut yang paling cepat terkoagulasi adalah larutan

albumin yang dikarenakan albumin yang digunakan merupakan albumin murni

sehingga hanya terdapat kandungan protein didalamnya sedangkan untuk larutan

putih telur, kuning telur dan ikan giling tidak hanya protein melainkan masih

banyak kandungan bahan lainnya misalnya lemak dalam ikan. Selain waktu

pengamatan yang berbeda, banyaknya gumpalan yang terbentuk pun berbeda-

beda. Faktor penyebabnya juga jumlah kandungan protein dari masing-masing

Praktikum Biokimia 1

Page 22: Uji Protein

bahan yang di uji, secara berurutan hasil pengamatan menunjukkan jumlah

gumpalan terbanyak adalah albumin,putih telur dan kuning telur. Dari hasil

tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa protein pada putih telur lebih banyak

dari pada di kuning telur.

Dalam percobaan koagulasi ini, gumpalan yang terbentuk dari

pemanasan larutan protein di uji lebih lanjut dengan reagen millon dan air. Dari

hasil pengamatan terlihat bahwa gumpalan dari masing-masing larutan menjadi

berwarna merah bata saat direaksikan dengan reagen millon, sedangkan uji

dengan air membentuk endapan yang tidak larut. Hal ini menunjukkan bahwa

endapan tersebut masih bersifat sebagai protein, hanya saja telah terjadi

perubahan struktur tersier ataupun kwartener, sehingga protein tersebut

mengendap. Perubahan struktur tersier protein ini tidak dapat diubah kembali ke

bentuk semula, ini bisa dilihat dari tidak larutnya endapan albumin itu dalam air.

Artinya proses koagulasi merupakan proses yang irreversible.Berdasarkan

literature, proses koagulasi merupakan hal yang disebabkan oleh terjadinya

denaturasi pada struktur tersier atau kuartener protein. Pemanasan adalah salah

satu penyebab denaturasi.

Denaturasi protein

percobaan denaturasi protein ini dilakukan pada semua larutan protein

yang masing-masing diuji dengan tiga perlakuan dalam tabung yang berbeda,

Pada tabung 1 (larutan protein direaksikan dengan HCl dipanaskan,kemudian

ditambahkan buffer asetat pH=4,7) diperoleh gumpalan /endapan untuk setiap

larutan protein kecuali larutan kuning telur setelah dilakukannya pemanasan dan

penambahan buffer asetat pH=4,7. Proses pemanasan dapat menyebabkan

struktur protein menjadi acak. Protein sangat peka terhadap lingkungan apalagi

dengan adanya perubahan suhu, hal ini menyebabkan larutan menjadi keruh dan

adanya gumpalan-gumpalan dari protein yang terdenaturasi. Seperti yang telah

diungkapkan oleh lehninger (1982:159), denaturasi protein dapat diakibatkan

bukan hanya oleh adanya pemanasan, tetapi juga pH, dan juga pelarut

organiknya.

Pemanasan akan membuat protein terdenaturasi sehingga kemampuan

mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan

mengakibatkan terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada struktur alami

Praktikum Biokimia 1

Page 23: Uji Protein

protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida.

Proses ini biasanya berlangsung pada kisaran suhu yang sempit (Ophart, 2003).

Pada tabung 2 (larutan protein direaksikan dengan NaOH dan

dipanaskan,kemudian ditambahkan buffer asetat pH=4,7), masing-masing

tabung tidak menghasilkan endapan setelah pemanasan, namun setelah ditambah

buffer asetat maka terbentuk endapan berwarna putih kecuali pada tabung yang

berisi larutan kuning telur. Sedangkan tabung 3, pada penambahan buffer asetat

kemudian dipanaskan langsung terbentuk endapan berwarna putih.

Pengendapan Dengan Alkohol

Pada percobaan ini tidak jauh berbeda dengan uji denaturasi,bedannya

untuk percobaan ini tidak dilakukan pemanasan seperti pada denaturasi protein

dan sebagai pegantinya ditambah laruatn alcohol.yang dilihat adalah endapan

yang terbentuk setelah penambahan larutan alcohol pada masing-masing larutan

protein. Dalam percobaan ini juga dilakukan tiga uji terhadap larutan protein.

Pada uji yang pertama, ke dalam larutan protein ditambahkan dengan larutan

HCl. Penambahan larutan HCl ini menyebabkan larutan protein mengendap.

Mengendapnya larutan protein ini disebabkan karena setelah ditambahkan

dengan larutan HCl, pH larutan protein berada di bawah titik isoelektrik Pada

keadaan ini kelarutan protein berada pada titik minimumnya, sehingga dengan

penambahan asam kuat membuat larutan protein semakin cepat mengendap

karena kelarutannya dalam air sangat berkurang. Ketika ditambahkan dengan

etanol, larutan protein semakin banyak yang mengendap. Hal ini terjadi karena

gugus –OH dari etanol lebih mudah terhidrasi daripada molekul protein,

sehingga kelarutan protein dalam air berkurang.

Pada uji yang kedua ditambahkan larutan NaOH ke dalam larutan

protein. Penambahan NaOH ke dalam larutan protein menyebabkan pH larutan

di atas pH isoelektrik sehingga kelarutan protein dalam air meningkat dan

larutan tetap bening. Ketika ditambahkan dengan etanol, larutan tetap bening.

Hal ini terjadi karena molekul-molekul protein yang kelarutanya telah meningkat

akibat penambahan basa tidak kalah bersaing dengan gugus –OH dari etanol

untuk mengikat air, sehingga molekul protein tidak mengendap dan larutan tetap

bening.

Pada uji yang ketiga, larutan protein ditambahkan dengan buffer asetat.

Praktikum Biokimia 1

Page 24: Uji Protein

Penambahan buffer asetat ini menyebabkan protein mengendap. Hal ini

dikarenakan kondisi larutan berada di bawah pH isoelektrik, hal ini disebabkan

karena pH buffer asetat yang sedikit asam. Pada kondisi ini kelarutan protein

berada pada titik minimum, sehingga protein akan mengendap. Dengan

penambahan alkohol menyebabkan protein semakin banyak yang mengendap.

Ini disebabkan karena molekul protein kalah bersaing dengan gugus –OH dari

etanol untuk mengikat air, sehingga molekul protein akan mengendap.

Uji Sulfur Dalam Protein

Dalam percobaan yang terakhir, digunakan uji sulfur terhadap protein.

Sampel yang digunakan yaitu albumin. Uji belerang ini memberikan hasil positif

terhadap protein yang mengandung asam amino yang memiliki gugus belerang,

seperti sistein, sistin, dan metionin. Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa

terbentuknya endapan putih pada larutan yang diuji. Berdasarkan hasil tersebut

kita dapat mengatakan bahwa di dalam albumin terdapat unsur sulfur, yang

terbukti dari hasil uji positifnya yang berupa endapan putih, endapan yang

terbentuk merupakan endapan barium dengan sulfur.

X. KESIMPULAN

1. Larutan albumin,larutan putih telur, larutan kuning telur dan larutan ikan

giling menghasilkan uji positif dengan pereaksi biuret yang ditandai denga

berubahnya larutan menjadi berwarna ungu.

2. Logam-logam berat seperti Hg dan Pb dapat mengendapkan larutan protein.

3. Lebih banyaka endapan yang dihasilkan dari reaksi antara larutan protein

dengan garam HgCl2 dibandingkan larutan protein bereaksi dengan Pb-asetat

yang diakibatnya perbedaan harga Ksp dari kedua logam.

4. Denaturasi protein dapat terjadi dengan penambahan garam seperti

ammonium sulfat.

5. Pemanasan larutan protein dapat menyebabkan protein terkoagulasi.

6. Larutan alcohol dapat mengendapkan larutan protein.

7. Dalam albumin terdapat unsur sulfur karena dapat menghasilkan uji positif

pada uji sulfur yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih setelah

Praktikum Biokimia 1

Page 25: Uji Protein

penambahan BaCl2.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Lehninger, A. (1982). Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Poedjiadi, Anna Dan Titin Supriyanti,F.M.2006. Dasar-Dasar Biokimia.

Bandung: UI-PRESS.

Sri. 2012. Praktikum Reaksi Uji Protein. (online),

(http://ruanglingkupgurukimia.blogspot.com/2012/05/praktikum-reaksi-

uji-protein.html, diakses 9 oktober 2013).

Tarsana,Agus.2010. Identifikasi Protein Berdasarkan Ikatan.

(online),(http://agustarsana.blogspot.com/2010/11/identifikasi-protein-

berdasarkan-ikatan.html, diakses 9 oktober 2013)

XII. LAMPIRAN

A. Pertanyaan dan jawaban

Uji biuret

1. Warna apa yang terjadi?

Jawab: warna ungu

2. Mengapa harus dihindarkan kelebihan CuSO4?

Jawab: karena kelebihan CuSO4 dapat menyebabkan terbentuknya

garam ammonium dan warna larutan menjadi lebih pekat

3. Mengapa garam ammonium mengganggu?

Jawab: karena mengganggu praktikan pada saat pengamatan

4. Sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji

biuret positif?

Jawab: histidin dan serin

Pengendapan dengan logam

1. Apa hasilnya?

Jawab: terbentuk endapan putih

Praktikum Biokimia 1

Page 26: Uji Protein

2. Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada

keracunan Pb dan Hg!

Jawab: putih telur dapat digunakan sebagai antidote pada keracunan

Pb dan Hg berdasarkan sifat dari kandungan asam amino yang

terdapat dalam putih telur yang dapat mengikat Pb dan Hg.

Pengendapan dengan garam

1. Terangkan hasil-hasilnya!

Jawab: pada percobaan ini hasil yang didapatkan adalah endapan dan filtrate yang dimana endapannya diuji dengan milon dan dipanaskan menghasilkan warna merah bata dan filtratnya diuji dengan biuret yang menghasilkan warna ungu.

Uji koagulasi

1. Mengapa ditambahkan dengan asam?

Jawab:Karena asam dapat membantu penggumpalan atau proses

koagulasi.

2. Protein apa yang menggumpal pada pendidihan?

Jawab: protein yang menggmpal pada pendidihan adalah semua protein selain gelatin.

Pengendapan dengan alcohol

1. Tabung – tabung mana yang menunjukkan protein yang tidak

larut. Apakah kelarutan albumin dalam air pada titik

isoelektriknya?

Jawab: ya, kelarutan albumin dalam air terjadi pada titik

isoelektriknya.

Denaturasi protein

1. Sifat fisik apa dari protein yang mempengaruhi kelarutan dari

protein dalam percobaan ini?

Jawab:sifatnya sangat peka terhadap lingkungan, apabila

konfirmasi molekul protein berubah, misalnya oleh perubahan

suhu, pH atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa

lain, maka keaktifan biokimianya berkurang.

2. Metode lain apakah yang digunakan untuk denaturasi protein?

Jawab: modifikasi pH, menggunakan pelarut organic,solute

organic, detergen, garam inorganic,penambahan logam berat dan

Praktikum Biokimia 1

Page 27: Uji Protein

alcohol

3. Perubahan kimia apa yang berhubungan dengan denaturasi telur?

Jawab: perubahan suhu, pH, dan pelarut organik. Uji sulfur dalam protein

1. Mengapa protein memberikan uji positif untuk sulfur?

Jawab: karena protein dengan sulfur menghasilkan endapan putih

dan larutan kuning sehingga protein memberikan uji positif

terhadap uji sulfur. Karena dalam protein juga terdapat asam

amino sistein yang memiliki gugus tiol yang mengandung unsur

S (sulfur).

2. Unsur-unsur apa yang biasa ada dalam protein tetapi tidak ada

dalam lipid dan karbohidrat?

Jawab: unsur P (phosphor), nitrogen, dan sulfur.

B. Gambar Alat

Praktikum Biokimia 1

Page 28: Uji Protein

Penjepit tabung bunsen

Praktikum Biokimia 1