143
UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK SECARA IN VITRO DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) HAJI MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Farmasi Jurusan FarmasiPadaFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar Oleh FANY FADYLA HASRUL NIM 70100112069 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2016

UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus mutans

PENYEBAB KARIES GIGI TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK SECARA

IN VITRO DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) HAJI MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Farmasi Jurusan FarmasiPadaFakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Alauddin Makassar

Oleh

FANY FADYLA HASRUL NIM 70100112069

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2016

Page 2: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fany Fadyla Hasrul

NIM : 70100112069

Tempat Tgl Lahir : Jeneponto, 4 Juni 1994

Jurusan : Farmasi

Alamat : Btn. Pao-pao permai blok.A1/10

Judul : Uji resistensi bakteri Streptococcus mutans penyebab karies

gigi terhadap beberapa antibiotik secara in vitro di Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar.

Menyatakan dengan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil

karya penulis sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat,

tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi

dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, 11 Mei 2016

Penyusun,

FANY FADYLA HASRUL NIM 70100112069

Page 3: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

Skripsi yang berjudul “

karies gigi terhadap antibiotik amoksisilin secara

(RSU) Haji Makassar

Mahasiswa Jurusan Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, telah

Ujian Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari

bertepatan dengan tanggal

sebagai salah satu syarat u

Ilmu Kesehatan, Jurusan Farmasi.

Ketua : Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc.

Sekretaris : Dr. Mukhtar Lutfi, M.Pd

Pembimbing I : Hj. Gemy nastity handayany, S.Si., M.Si., Apt.

Pembimbing II : Asr

Penguji I : Andi Tenriugi, S.Si., M.Si.

Penguji II : Hj. Fatimah Irfan Idris S.Ag.

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Uji resistensi bakteri Streptococcus

karies gigi terhadap antibiotik amoksisilin secara in vitro di Rumah Sakit Umum

(RSU) Haji Makassar” yang disusun oleh Fany Fadyla Hasrul , NIM:

usan Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam

yang diselenggarakan pada hari Selasa, 18 Maret 2

tanggal 18 Jumadil Akhir 1436 H, dinyatakan telah dapat diterima

sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana dalam Fakultas Kedokteran dan

Jurusan Farmasi.

Samata-Gowa, 18 Jumadil Akhir 1436 H

DEWAN PENGUJI

Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc.

Dr. Mukhtar Lutfi, M.Pd.

: Hj. Gemy nastity handayany, S.Si., M.Si., Apt.

Asrul Ismail, S.Farm., M.Sc., Apt.

Andi Tenriugi, S.Si., M.Si.

Hj. Fatimah Irfan Idris S.Ag.

Diketahui oleh : Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu UIN Alauddin Makassar

Dr. dr. H. Andi Armyn NurdinNIP. 19550203 198312 1 001

Streptococcus mutans penyebab

di Rumah Sakit Umum

NIM: 70100112069,

usan Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

diuji dan dipertahankan dalam

Selasa, 18 Maret 2016 M yang

H, dinyatakan telah dapat diterima

ntuk meraih gelar Sarjana dalam Fakultas Kedokteran dan

Gowa, 18 Maret 2016 M Jumadil Akhir 1436 H

(....................)

(....................)

: Hj. Gemy nastity handayany, S.Si., M.Si., Apt. (....................)

(....................)

(....................)

(....................)

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Nurdin, M.Sc.

Page 4: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kepada Allah swt. atas segala nikmat

kesehatan, kekuatan serta kesabaran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Rasa syukur yang tiada terhingga

kepadaNya atas segala hidayah dan karunia yang penulis dapatkan.

Salam dan shalawat senantiasa penulis kirimkan kepada junjungan utusan

Allah, nabi besar Muhammad saw, keluarga, dan para sahabat yang telah memberi

kontribusi besar dalam memperjuangkan dan menyebarkan agama islam di muka

bumi ini. Semoga kita menjadi umatnya yang taat.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ‘sarjana’ di

bidang pendidikan Sarjana. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat dijadikan

sebagai penunjang ilmu pengetahuan kedepannya dan bermanfaat bagi banyak orang.

Banyak terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu

selama penulis menjalani pendidikan kuliah hingga rampungnya skripsi ini.

Terima kasih yang setulusnya kepada kedua orang tua penulis yaitu ayahanda

Hasrul lewa S.Pd dan ibunda Roswati N atas segala do’a, kesabaran, kegigihan, serta

pengorbanan yang diberikan dalam membesarkan dan mendidik penulis hingga saat

ini. Kepada kakak tercinta penulis, Fery Fadly Hasrul S.HI, dan Fajar Fajrin Hasrul

S.Pd yang telah memeberikan do’a dan semangat kepada penulis. Kepada semua

keluarga besar, teman-teman penulis yaitu Yuschaidir setiawan, Muhammad ikram

hasbi, Rifai Arfan, Eka safitri, A. Tantri nurul mukmin, Ardiansah S.Farm., Apt. dan

teman yang lain yang selalu memberi semangat dan dorongan kalian sehingga penulis

dapat dengan gigih menyelesaikan skripsi ini.

Page 5: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

v

Terima kasih pula kepada Bapak/ Ibu :

1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si., selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin Makassar.

2. Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc., sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan serta para wakil dekan FKIK UIN Alauddin Makassar.

3. Haeria, S.Si., M.Si., selaku Ketua Jurusan Farmasi FKIK UIN Alauddin

Makassar.

4. Mukhriani, S.Si., M.Si., Apt., selaku Sekretaris Jurusan Farmasi FKIK UIN

Alauddin Makassar.

5. Hj. Gemy Nastity Handayany, S.Si., M.Si., Apt., selaku pembimbing I bagi

penulis yang senantiasa dengan sabar memberi arahan dan bimbingannya kepada

penulis.

6. Asrul Ismail, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku pembimbing II penelitian bagi penulis

yang sangat banyak memberi saran dan arahan selama penelitian.

7. Andi Tenriugi, S.Si., M.Si. selaku penguji kompetensi dalam penyusunan skripsi

penelitian bagi penulis.

8. Hj. Fatimah Irfan Idris M.Ag, selaku pembimbing agama dalam penyusunan

skripsi penelitian bagi penulis.

9. Dosen dan seluruh staf jurusan Farmasi beserta laboran atas bantuan dan

kerjasamanya yang diberikan kepada penulis saat melaksanakan penelitian.

10. Keluarga besar Mahasiswa Jurusan Farmasi UIN Alauddin Makassar, rekan-

rekan angkatan 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan

2015 atas segala bantuan selama penulis menempuh pendidikan.

Page 6: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

vi

11. Sahabat-sahabat penulis: Ardiansah S.Farm., Apt., Syamsul Rizal, S.Kep,

Yuschaidir setiawan, Muhammad ikram hasbi, Rifai Arfan, Eka safitri, A. Tantri

nurul mukmin, Mulyanti, Muhammad darwis dan lainnya yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

12. Semua pihak yang tidak sempat tersebutkan namanya satu-persatu, terima kasih

atas perhatian dan bantuan yang diberikan pada penulis selama ini.

Akhirnya, penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu

di bidang Farmasi pada umumnya dan semoga Allah swt. selalu melimpahkan rahmat

dan hidayah didalamnya. Aamiin ya Rabbal Aalamin..

Samata-Gowa, 11 Mei 2016

Penulis,

FANY FADYLA HASRUL

NIM. 70100112069

Page 7: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

ABSTRAK ............................................................................................................ xv

ABSTRACT ......................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3

C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup ................................................... 4

D. Kajian Pustaka............................................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian......................................................................................... 9

F. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN TEORETIS .......................................................................... 11

A. Karies ........................................................................................................... 11

1. Defenisi Karies........................................................................................ 11

2. Epidemiologi Karies .............................................................................. 11

3. EtiologiKaries ......................................................................................... 12

4. Klasifikasi Karies .................................................................................... 14

Page 8: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

viii

5. Diagnosa Karies ...................................................................................... 14

B. Antibiotik...................................................................................................... 17

1. Defenisi Antibiotik.................................................................................. 17

2. Mekanisme Kerja Antibiotik................................................................... 18

3. Golongan Antibiotik ............................................................................... 19

C. Antibiotik Amoksisilin .................................................................................. 23

1. Sifat fisika kimia ..................................................................................... 23

2. Indikasi Antibiotik .................................................................................. 24

3. Farmakologi Antibiotik ........................................................................... 24

4. Interaksi Antibiotik ................................................................................. 26

5. Kegunaan Klinis...................................................................................... 26

D. Antibiotik Seftriakson................................................................................... 29

1. Farmakokinetik ....................................................................................... 29

2. Farmakodinamik ..................................................................................... 30

E. Antibiotik Eritromisin ................................................................................. 30

F. Resistensi Antibiotik..................................................................................... 33

1. Definisi Antibiotik ................................................................................. 33

2. Penyebab Antibiotik................................................................................ 33

3. Mekanisme Resistensi Antibiotik ........................................................... 34

4. Konsekuensi Akibat Resistensi Antibiotik ............................................. 35

G. Sensitivitas Antibiotik ............................................................................... 36

1. Metode Dilusi ......................................................................................... 37

2. E-Test ...................................................................................................... 37

3. MIC ........................................................................................................ 38

4. Sensitivity Test........................................................................................ 38

H. Bakteri ...................................................................................................... 40

1. Definisi .................................................................................................... 40

2. Sifat-sifat Bakteri .................................................................................... 40

I. Streptococcus mutans ................................................................................ 41

1. Streptococcus mutans ............................................................................. 41

2. Sifat Streptococcus mutans ..................................................................... 42

3. Morfologi Streptococcus mutans ............................................................ 42

Page 9: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

ix

4. Klasifikasi Streptococcus mutans ........................................................... 43

J. Macam-macam dan komposisi Medium ................................................... 44

1. TYC ........................................................................................................ 44

2. TSB ......................................................................................................... 44

3. NA ........................................................................................................... 45

K. Tinjauan Agama .......................................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 52

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian........................................................................................ 51

2. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 51

B. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 51

C. Populasi Penelitian ...................................................................................... 51

D. Sampel Penelitian ........................................................................................ 52

E. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 53

F. Variabel Penelitian ...................................................................................... 53

G. Penyiapan Sampel ....................................................................................... 54

H. Prosedur Uji Sensitivitas dan Resistensi ..................................................... 54

1. Persiapan Sterilisasi Alat ........................................................................ 54

2. Isolasi Bakteri ......................................................................................... 54

3. Pembiakkan Bakteri ................................................................................ 55

4. Pembuatan Suspensi Bakteri .................................................................. 55

5. Menilai Hasil Biakan .............................................................................. 56

6. Kriteria Pasien ......................................................................................... 56

a. Kriteria Inklusi ................................................................................... 56

b. Kriteria Eksklusi ................................................................................. 56

Page 10: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

x

I. Instrumen Penelitian .................................................................................... 56

1. Alat yang Digunakan .............................................................................. 56

2. Bahan yang Digunakan ........................................................................... 57

J. Analisis Data Penelitian .............................................................................. 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 59

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 58

B. Pembahasan ................................................................................................. 60

BAB V PENUTUP ........................... .................................................................... 80

A. Simpulan ...................................................................................................... 80

B. Saran ............................................................................................................ 80

KEPUSTAKAAN ................................................................................................. 81

LAMPIRAN ......................................................................................................... 84

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 128

Page 11: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Standar Pengujian Antibiotik Terhadap Streptococcus mutans ................ 40

2. Data hasil rerata daya hambat antibiotik Amoksisilin pada Streptococcus

mutans ....................................................................................................... 58

3. Data hasil rerata daya hambat antibiotik Eritromisin pada Streptococcus

mutans ....................................................................................................... 59

4. Data hasil rerata daya hambat antibiotik Ceftriaxon pada Streptococcus

mutans ....................................................................................................... 59

5. Rekam medis ............................................................................................... 94

6. Analisis statistik daya hambat antibiotik terhadap Streptococcus mutans 118

Page 12: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bentuk Streptococcus mutans ...................................................................... 43

2. Gambar penelitian ........................................................................................ 101

Page 13: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Sterilisasi alat menggunakan oven ................................................................. 84

2. Pembuatan medium TSB agar ........................................................................ 85

3. Pembuatan medium TYC Agar ...................................................................... 86

4. Pengambilan Sampel ..................................................................................... 87

5. Isolasi bakteri dari karies gigi ....................................................................... 88

6. Uji sensitivitas dan resistensi bakteri ............................................................. 89

7. Identitas Peneliti. ............................................................................................ 90

8. Formulir persetujuan mengikuti penelitian setelah mendapat penjelasan ...... 92

9. Rekam Medis .................................................................................................. 95

10. Gambar proses penelitian .............................................................................. 101 11. Hasil data statistik Uji Sensitivitas dan Resistensi Streptococcus mutans dengan

metode RAL menggunakan aplikasi SPSS 20 ................................................ 118

Page 14: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

xiv

ABSTRAK

Nama Penulis : Fany Fadyla Hasrul

NIM : 70100112069

Judul Skripsi : Uji Sensitivitas dan Resistensi Bakteri Streptococcus mutans penyebab Karies Gigi terhadap Beberapa Antibiotik secara in vitro di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar.

Resistensi bakteri terhadap antibiotik merupakan suatu yang alamiah. Bahaya resistensi antibiotik merupakan salah satu masalah yang dapat mengancam kesehatan masyarakat. Telah dilakukan penelitian Uji Sensitivitas dan Resistensi Bakteri Streptococcus mutans penyebab Karies Gigi terhadap beberapa Antibiotik secara in vitro di Rumah Sakit Umum (RSUD) Haji Makassar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas dan resistensi Bakteri Streptococcus mutans terhadap antibiotik amoksisilin, ceftriakson dan eritromisin. Pengujian ini dilakukan berdasarakan metode Kirby Bauer dengan mengukur diameter zona hambat beberapa antibiotik terhadap koloni bakteri Streptococcus mutans yang diperoleh dari hasil isolasi 10 karies pasien karies gigi untuk pengujian sensitivitas dan resistensi antibiotik amoksisilin, seftriakson dan eritromisin, setelah diperoleh biakan Streptococcus mutans kemudian ditanam pada nutrien agar dan diletakkan paper disk antibiotik lalu di inkubasi 1 x 24 jam.

Hasil penelitian menunjukkan nilai persentase kriteria antibiotik terhadap Streptococcus mutans setelah diinkubasi selama 1 x 24 jam dengan kriteria resistensi sebesar 100% artinya 10 dari 10 pasien karies gigi RSUD. Haji Makassar Periode Januari - Maret 2016 telah mengalami resistensi terhadap antibiotik amoksisilin, kemudian untuk antibiotik seftriakson 85% dari 10 pasien sudah mengalami resisten, sedangkan penggunaan antibiotik eritromisin masih termasuk dalam kriteria sensitif sebesar 90% sehingga untuk terapi karies gigi bisa dikatakan masih efektif dan sangat baik dalam menggunakan antibiotik eritromisin.

Kata kunci: Amoksisilin, Ceftriakson, Eritromisin, karies gigi, resisten, sensitif, Streptococcus mutans.

Page 15: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

xv

ABSTRACT

Author Name : Fany Fadyla Hasrul

NIM : 70100112069

Thesis title : Sensitivity and resistance test bacteria of Streptococcus mutans is dental caries causing against antibiotics in vitro at regional general hospital Haji Makassar.

Bacterial resistance to antibiotic is a natural. The dangers of antibiotic resistance is one of the the issues that may threaten public health. Sensitivity Test has been conducted research and Resistance Bacteria Streptococcus mutans cause tooth caries to some antibiotics in vitro at the General Hospital (Hospital) Haji Makassar. The purpose of this study was to determine the sensitivity and resistance of Streptococcus mutans bacteria against antibiotics amoxicillin, ceftriaxone and erythromycin. The test is performed on the terms of method of Kirby Bauer by measuring the diameter of inhibition zone of some antibiotics against bacterial colonies of Streptococcus mutans were obtained from the isolation of 10 caries patient dental caries for testing sensitivity and resistance antibiotic amoxicillin, ceftriaxone and Eeythromycin, having acquired cultured Streptococcus mutans then planted in Nutrients agar and placed paper disk antibiotics and incubated 1 x 24 hours. The results show the percentage value criteria after antibiotic against Streptococcus mutans was incubated for 1 x 24 hours with resistance criteria of 100% means that 10 of 10 patients with dental caries hospitals. Haji Makassar January - March 2016 has been resistance to the antibiotic Amoxicillin, then to antibiotic Ceftriaxone 85% of the 10 patients had experienced resistance, while the use of the antibiotic Erythromycin was included in the criteria for Sensitive by 90% so as to treatment of dental caries can be said to be still effective and highly good at using the antibiotic erythromycin. Keywords: amoxicillin, ceftriaxone, Erythromycin, dental caries, resistant, sensitive, Streptococcus mutans.

Page 16: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah utama yang sering terjadi pada rongga mulut adalah karies gigi.

Prevalensi karies gigi pada negara maju terus menurun, sedangkan di negara-negara

berkembang termasuk Indonesia ada kecenderungan meningkat. Data menunjukkan

sekitar 80% penduduk Indonesia memiliki gigi rusak yang disebabkan berbagai

faktor, namun yang paling banyak ditemui adalah karies atau gigi berlubang. Pada

hampir setiap mulut orang Indonesia akan ditemukan dua hingga tiga gigi berlubang

(Bidarisugma. 2012: 3).

Karies merupakan kerusakan gigi yang progresif dari email dan dentin yang

dimulai dari bekerjanya mikroorganisme pada permukaan gigi. Agen penyebab utama

terjadinya karies adalah bakteri Streptococcus mutans yang menyebabkan terjadinya

demineralisasi gigi akibat produk yang dihasilkan. Karies pada awalnya adalah proses

yang lambat dan reversibel. Jika terdapat suatu larutan yang dapat memicu

remineralisasi maka proses karies akan berhenti (Ariestanto. 2012: 9).

Pada umumnya antibiotik diberikan bila terdapat gambaran klinis infeksi

seperti edema dan kemerahan didaerah mulut yang tidak segera sembuh. Antibiotik

merupakan terapi yang sering digunakan oleh dokter gigi untuk membunuh bakteri

Page 17: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

2

spesifik dan non spesifik etiologi periodontal. Pemilihan antibiotik didasarkan pada

analisis mikrobiologi dari bagian yang terinfeksi dan tanda-tanda klinisnya. Berikut

ini contoh antibiotik yang sering digunakan : penisilin (amoksisilin), kloramfenikol,

tetrasiklin, klindamisin, metronidazol, ciprofloxacin (Pejcic. 2010).

Salah satu perhatian dalam pengobatan modern saat ini adalah adanya

resistensi antibiotik (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011: 57).

Resistensi antibiotik adalah kemampuan mikroorganisme untuk menahan efek dari

antibiotik. Ini adalah cara tertentu perlawanan terhadap obat, di mana

mikroorganisme tetap mampu bertahan selama kontak dengan antibiotik sehingga

antibiotik tidak lagi bekerja terhadap mikrooganisme tersebut (Refdanita. 2010: 21).

Dilakukan uji sensitivitas terhadap antimikroba yaitu penentuan terhadap

bakteri penyebab penyakit yang kemungkinan menunjukkan sensitivitas terhadap

antimikroba atau kemampuan suatu antimikroba untuk menghambat pertumbuhan

bakteri yang tumbuh, sehingga dapat dipilih sebagai antimikroba yang berpotensi

untuk pengobatan (Umiana. 2015: 120).

��دا و��� ������ و�����ون �� �� �(�واتا'%�& �%$�ون هللا �!� � و + ا'*

وا9رض ر��� � ��.7 ھ%ا ��ط4 123�0/ �.�� �%اب ا'��ر

Artinya:

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka perihalah kami dari siksa neraka” (Departemen Agama RI. 2010: 110).

Page 18: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

3

Dia tidak akan pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia dan tanpa guna dan

tidak akan membiarkannya begitu saja, tetapi sebaliknya Dia menciptakan secara

sungguh-sungguh dan akan memberikan balasan kejahatan terhadap orang-orang

yang berbuat jahat dan balasan kebaikan terhadap orang-orang yang berbuat

kebaikan. Suatu contoh dan bahan renungan buat kita, bahwasanya segala yang ada,

baik di bumi, langit atau angkasa, pada dasarnya adalah ciptaan Allah semua dan

tiadalah yang sia-sia. Allah menciptakan makhluk mulai yang besar, seperti matahari,

bumi, bulan dan planet-planet, sampai makhluk yang kecil seperti semut, rerumputan

hingga bakteri yang tidak tampak mata atau yang lebih kecil lagi, yaitu sel. Seluruh

makhluk yang ada adalah ciptaan Allah. Tidak ada benda yang muncul secara tiba-

tiba, tanpa ada yang menciptakan (Shihab. 2012).

Adanya bakteri yang sensitif dan resisten terhadap antibiotik, mendorong

dilakukannya penelitian untuk mengkaji sensitivitas dan resistensi bakteri

Strptococcus Mutans terhadap antibiotik sediaan amoksisilin secara in vitro di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah bakteri Streptococcus mutans peyebab karies gigi resisten atau sensitif

terhadap antibiotik Amoksisilin, Eritromisin, dan Ceftriakson ?

2. Antibiotik apakah yang memiliki sifat paling sensitif terhadap Bakteri

streptococcus mutans ?

Page 19: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

4

C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Definisi Operasional

a. Karies adalah pembusukan, pengeroposan atau kematian molekuler tulang,

hingga menjadi lunak, berubah warna dan berpori (Dorlan.2010: 345).

b. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam

organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi

merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama-

sama dengan penyakit periodontal, sehingga merupakan masalah utama

kesehatan gigi dan mulut (McDonald. 2011: 183).

c. Biofilm adalah suatu lapisan tipis mikroorganisme yang melekat pada

permukaan suatu struktur, yang mungkin organik dan anorganik, bersama

dengan polimer yang disekresikan (Dorlan.2010: 252).

d. Demineralisasi merupakan proses hilangnya sebagian atau keseluruhan dari

kristal enamel. Demineralisasi terjadi karena penurunan pH oleh bakteri

kariogenik selama metabolisme yang menghasilkan asam organik pada

permukaan gigi dan menyebabkan ion kalsium, fosfat dan mineral yang lain

berdifusi keluar enamel membentuk lesi di bawah permukaan (Faria. 2010:

18).

e. Remineralisasi adalah proses pengembalian ion-ion kalsium dan fosfat yang

terurai ke luar enamel atau kebalikan reaksi remineralisasi dengan

Page 20: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

5

penumpatan kembali mineral pada lesi dibawah permukaan enamel

(Fehrenbach. 2004: 18).

f. Antibiotika adalah zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang

mempunyai kemampuan, dalam larutan encer, untuk menghambat

pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme (Dorlan. 2010: 115).

g. In vitro dalam bahasa Latin “di kaca”; adalah mengacu pada penelitian yang

dilakukan dalam tabung uji atau media kultur di laboratorium (Kamus

Kesehatan. 2015).

h. Resistensi antibiotik adalah gaya yang kerjanya berlawan atau perlawanan

dan merupakan kemampuan alamiah organisme untuk bertahan terhadap

mikroorganisme atau toksin yang diproduksi pada penyakit (Dorlan. 2010:

1893).

i. Sensitivitas adalah dapat menerima atau memberikan respon terhadap

rangsangan dan terkadang digunakan untuk mengartikan terlalu cepat, atau

respons abnormal lain terhadap rangsangan (Dorlan. 2010: 1971).

2. Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi isolasi bakteri Streptococcus mutans

dari karies gigi pasien dengan terapi amoksisilin di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Haji Makassar. Hasil isolasi bakteri Streptococcus mutans dari karies gigi

tersebut ditumbuhkan pada medium TYC kemudian dilakukan uji sensitivitas dan

resistensi bakteri Streptococcus mutans terhadap antibiotik amoksisilin, eritromisin

Page 21: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

6

dan seftriakson dengan metode dilusi agar meggunakan disk antibiotik amoksisilin,

eritromisin dan seftriakson.

D. Kajian Pustaka

Buwembo William et al., 2012. Cotrimoxazole Prophylaxis Specifically

Selects for Cotrimoxazole Resistance in Streptococcus mutans and Streptococcus

sobrinus with Varied Polymorphisms in the Target Genes folA and folP. Penelitian

dari profilaksis Kotrimoksazol khusus Memilih untuk obat Kotrimoksazol sebagai

obat perlawanan dari Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus dengan

berbagai variasi Polimorfisme dalam Gen Sasaran Fola dan folP (Pemilihan resistensi

antibiotik dengan profilaksis kotrimoksazol yang dievaluasi, dan ditandai Mekanisme

resistensi kotrimoksazol di Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus.

Kerentanan in vitro untuk enam antibiotik dievaluasi pada 64 mutans kelompok

streptococci (MSG) dan isolat dari kelompok profilaksis kotrimoksazol dan

dibandingkan dengan 84 MSG isolat dari kelompok nonprofilaksis. Gen FolA dan

folP dan dibandingkan dengan urutan referensi di NCBI. Hanya resistensi terhadap

kotrimoksazol secara signifikan lebih tinggi pada kelompok profilaksis (54,7%

berbanding 15,5%, OR = 6,59, 95% CI: 2,89-15,3, P <0,05). Resistensi terhadap

amoksisilin, ceftriaxone, kloramfenikol, eritromisin, dan tetrasiklin adalah 1,4%,

25,5%, 6,2%, 6,5%, dan 29,6% dari isolat, masing-masing. Polimorfisme yang

ditemukan pada gen folP di S. mutans, tetapi ini tidak bisa dikaitkan dengan

sulfonamid resistensi obat. Tidak ada variasi yang terlihat di folP atau Fola gen S.

Page 22: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

7

sobrinus. Transfer genetik gen jalur folat tampaknya tidak mungkin pada isolat

tersebut.

Endang Suprastiwi. Dep.I.Konservasi Gigi FKG-UI. Efek Antimikroba

Polifenol dari Teh Hijau Jepang terhadap Streptococcus Mutans. Karies terjadi akibat

inter aksi Streptococcus Mutans, hospes dan makanan tinggi karbohidrat.Untuk

mencegah karies perlu mengendalikan aktifitas Streptococcus Mutans. Poifenol dari

teh hijau jepang mempunyai efek antimikroba. Pada penelitian ini akan dilihat efek

antimikroba dari polifenol terhadap Streptococcus Mutans dengan menggunakan

metoda inhibisi zona dan efek hambat minimal konsentrasi polifenol. Hasilnya

polifenol efektif sebagai antimiroba terhadap semua jenis Streptococcus Mutans

standar strain pada konsertrasi 10-2ml dengan kisaran inhibisi zone 2.00–3,40

mm.Kesimpulan ; polifenol dari teh hijau Jepang dapat menghambat pertumbuhan

Streptococcus Mutans, dan hasil ini dapat dikembangkan dalam jangka panjang

sebagai bahan pencegah karies yang sesuai dengan prinsipintervensi minimal.

Agoeng Tjahajani. 2012. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Analisis sensitifitas Streptococcus mutans serotip f terhadap pasta gigi mengandung

xylitol (in vitro) (Sensitivity analysis of Streptococcus mutans serotype on xylitol

containing toothpaste (in vitro) Streptococcus mutans. (S. mutans) adalah penyebab

utama karies gigi yang ditemukan dalam air liur dan plak gigi. Banyak literatur

melaporkan bahwa banyak ketegangan dan serotype S. mutans menyebabkan karies

S. sanguis S. mitis, S. salivarus, S. mutans serotype c, e, f dan k. menyikat gigi

dengan pasta gigi adalah pola orang modern dalam mengurangi karies gigi. Penelitian

Page 23: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

8

terbaru dilaporkan bahwa yang mengandung xylitol menggunakan pasta gigi SLS

dapat menghambat pertumbuhan streptokokus mutan. Tujuan: Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk menganalisis kepekaan yang mengandung xylitol menggunakan

pasta gigi SLS pada S. mutans serotype f (secara in vitro). Metode: Bakteri saham S.

mutans serotype f Diperiksa oleh pemurnian menggunakan pewarnaan Gram dan

kekeruhan dilakukan menggunakan Mc Farland standar. Xylitolcontaining

menggunakan pasta gigi SLS diencerkan dalam aquadest steril dan membuat

pengenceran serial untuk mendapatkan konsentrasi 100%, 10%, 1%, 0,1%, 0,01%

dan 0.001%. Mereka solusi yang mengandung xylitol menggunakan pasta gigi SLS

dianalisis sampai kadar hambat Minimal (MIC) dan bakterisida Minimal konsentrasi

(MBC) S. mutans serotype f dengan metode Difusi dan pengenceran. Hasil: zona

hambat dibentuk pada solusi 100% dan 10%. Analisis statistik menunjukkan bahwa

ada perbedaan yang signifikan antara yang mengandung xylitol menggunakan pasta

gigi SLS dan pertumbuhan mutan streptokokus (p < 0,05). MIC bisa diidentifikasi

pada konsentrasi 10%, Ketika MBC 1%, 0,1%, 0,01% dan 0.001% konsentrasi).

Cut R. Alfath.2013. Antibacterial Effect of Granati fructus Cortex

Extract on Streptococcus mutans In Vitro. Efek antibakteri kulit buah delima

(Granati fructus cortex) pada streptococcus mutans in vitro. Granati fructus cortex

mengandung banyak senyawa-senyawa antibakteri seperti alkaloid, flavonoid, dan

tannin. Tujuan : mengevaluasi efek antibakteri Granati fructus cortex dalam

menghambat pertumbuhan streptococcus mutans. Metode : penelitian ini merupakan

eksperimental laboratories yang menguji daya hambat antibakteri menggunakan

Page 24: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

9

metode difusi agar dengan media MHA. Hasil : ekstrak kulit buah delima dalam

berbagai konsentrasi memiliki efek antibakteri, ekstrak kulit buah delima dengan

konsentrasi 30% memiliki rata-rata zona hambat yang besar (15,4mm). semakin

tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah delima maka semakin besar zona hambat yang

terbentuk hasil uji ini juga menunjukkan adanya perbedaan rata-rata zona hambat

dalam berbagai konsentrasi ekstrak kulit buah delima. Simpulan : Granati fructus

cortex memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus muntas.

Penelitian yang dilakukan berfokus pada pengembangan obat mengenai

sensitivitas dan resistensi suatu obat yang sering digunakan dalam pengobatan

penyakit karies gigi.

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui resistensi dan sensitifitas bakteri Streptococcus mutans terhadap

antibiotik amoksisilin, eritromisin dan seftriakson.

2. Mengetahui bakteri Streptococcus mutans yang paling sensitif terhadap

antibiotik amoksisilin, eritromisin atau seftriakson.

F. Kegunaan Penelitian

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi

resistensi atau sensitifitas bakteri streptococcus mutans terhadap antibiotik

amoksisilin, eritromisin dan seftriakson pada penyakit karies gigi.

2. Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai bakteri Sreptococcus mutans yang paling sensitif terhadap

antibiotik amoksisilin, eritromisin atau seftriakson pada penyakit karies gigi.

Page 25: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

10

3. Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi

kepada tenaga medis di rumah sakit dan masyarakat tentang resistensi atau

sensitifitas antibiotik amoksisilin, eritromisin dan seftriakson.

Page 26: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Karies

1. Defenisi

Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies

gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email

sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang

disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat sehingga timbul destruksi

komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas. Dengan perkataan lain,

dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigi sehingga

membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses

penyembuhan, pada proses ini terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya

interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai pada permukaan gigi dan waktu (Sihotang.

2010: 7).

2. Epidemiologi Karies

Karies gigi pada anak merupakan masalah serius dalam kesehatan gigi dan

mulut di Indonesia dengan prevalensi hingga 90,05%. Hal ini merupakan salah satu

bukti bahwa kesadaran masyarakat masih kurang untuk menjaga kesehatan gigi dan

mulut. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) tahun 2013, prevalensi

nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9 % , sebanyak 14 provinsi mempunyai

prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional.Indeks DMF-T Indonesia

Page 27: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

12

sebesar 4,6 dengan nilai masing-masing : D-T=1,6; MT= 2,9; F-T=0,8; yang

berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia 460 buah gigi per 100 orang ( Trihono.

2013: 110).

3. Etiologi Karies

Karies merupakan hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau

biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh

bakteri plak menjadi asam terutama asam laktat dan asetat) sehingga terjadi

demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya.

Untuk terjadinya karies ada tiga faktor yang harus ada secara bersamasama yaitu

bakteri kariogenik, permukaan gigi yang rentan dan tersedianya bahan nutrisi untuk

mendukung pertumbuhan bakteri. Karies merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan pembentukan plak kariogenik pada permukaan gigi yang menyebabkan

demineralisasi pada gigi (demineralisasi email terjadi pada pH 5,5 atau lebih). Dari

sekitar tiga ratus macam spesies bakteri rongga mulut hanya streptococcus mutans

yang merupakan penyebab utama dari karies. Streptococcus mutans merupakan

penyebab utama karies karena sifatnya yang menempel pada email, menghasilkan dan

dapat hidup di lingkungan asam, berkembang pesat dilingkungan yang kaya sukrosa

dan menghasilkan bakteriosin yaitu substansi yang dapat membunuh organisme

kompetitornya (Putri MH. 2011: 154).

Transfer ion secara terus menerus terjadi antara plak dan email yang

berhadapan dengannya. Dekalsifikasi awal terjadi di subsurface dan mungkin terjadi

satu sampai dua tahun sebelum menjadi kavitas. Setelah terjadi kavitas email, dentin

Page 28: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

13

yang mendasar juga sudah terpengaruh oleh dekstruksi tersebut dan selanjutnya

laktobacilus menjadi bakteri yang dominan setelah streptococcus mutans untuk

merusak dentin lebih lanjut. Terpaparnya plak terhadap nutrisi terutama sukrosa,

metabolisme dalam plak menghasilkan asam yang menyebabkan demineralisasi

struktur gigi. Jika nutrisi atau plak dihilangkan, ion-ion dari saliva (natrium, kalium

atau kalsium) meremineralisasi struktur gigi dalam upaya memperbaiki komponen

ion di struktur gigi. Jika terdapat fluoride, bahan ini akan diambil oleh struktur gigi

dan membentuk fluorapatit di email yang lebih resisten terhadap serangan

demineralisasi berikutnya dari email normal (Putri MH. 2011 :154).

Saliva berperan penting pada proses karies. Fungsi saliva yang adekuat

penting dalam pertahanan melawan serangan karies. Mekanisme fungsi perlindungan

saliva meliputi aksi pembersihan bakteri, aksi buffer, aksi antimikroba dan

remineralisasi. Aksi pembersih bakteri terjadi karena saliva mengandung molekul

karbohidrat protein (glikoprotein) yang menyebabkan beberapa bakteri mengelompok

(aglutinasi). Setiap hari normalnya dibentuk 1,5 liter saliva. Saliva juga mengandung

urea dan buffer lain yang membantu melarutkan asam dalam plak. Aksi antimikroba

plak terjadi karena kandungan berbagai macam protein dan antibodi yang dapat

menghambat bahkan membunuh bakteri. Protein tersebut meliputi lisosim, laktoferin,

laktoperioksidase dan IgA sekretori. Saliva mengandung ion kalsium, fosfat, kalium

dan kadang kala fluoride yang membantu remineralisasi. Berkurangnya saliva secara

signifikan meningkatkan laju pertumbuhan karies. Berkurangnya aliran saliva akan

berakibat pada tertekannya pH dalam jangka waktu lama (berkurangnya buffering),

Page 29: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

14

menurunnya efek anti bakteri dan berkurangnya ion untuk remineralisasi (Putri MH.

2011 :154).

Siklus proses karies membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

menyebabkan kavitas. Perkembangan melalui email sering kali lambat sehingga lesi

email kadang tetap tanpa perubahan selama tiga sampai empat tahun. Laju

perkembangan karies melalui dentin juga lambat sehingga proses berjalan panjang,

memberi kesempatan remineralisasi yang dapat mencegah untuk tidak sampai terjadi

kavitas (Putri MH. 2011 :154).

4. Klasifikasi Karies

Klasifikasi berdasarkan stadium karies (dalamnya karies gigi) :

a. Karies superficialis; Dimana karies baru mengenai email saja, sedangkan dentin

belum terkena.

b. Karies media; Dimana karies sydah mengenai dentin tetapi belum melenihi

setengah dentin.

c. Karies profunda; Dimana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan

kadang-kadang sudah mengenai pulpa (Rasinta T. 2014: 38).

5. Diagnosis Karies

Penetapan diagnosis yang tepat sangat dibutuhkan untuk kesuksesan

perawatan lesi pada karies, baik dengan pemeriksaan klinis maupun dengan

pemeriksaan penunjang seperti radiografi. Diagnosis yang dilakukan pada tahap dini

telah dianggap seebagai sesuatu yang sangat penting, sejak karies diketahui dapat

dihentikan dan remineralisasi dapat terjadi. Deteksi lesi awal merupakan perpaduan

Page 30: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

15

diagnosis yang penting karena hal ini mengacu kepada jenis pencegahan dan

perawatan yang dibutuhkan. Beberapa karies awal dapat dideteksi oleh alat diagnosa

klinis yang lebih teliti dan pemeriksaan radiografi (Indry W. 2013: 1).

Deteksi dini lesi karies karies yang kecil dapat dilakukan dengan beberapa

pendekatan, pada lesi karies yang mengenai pit atau fisura dapat menggunakan kaca

mulut dan eksplorer, dengan tekanan ringan dapat terasa, ujung sonde yang

tersangkut dan pada tekanan yang lebih besar akan teraba daerah lebih lunak, opak,

warna dan lebih buram jika dibandingkan dengan gigi sebelahnya. Diagnosis karies

diperlukan untuk mengetahui kerentanan seseorang terhadap karies, aktivitas karies ,

dan risiko karies dan untuk menentukan jenis terapi :

a. Karies Dini/karies email tanpa kavitas yaitu karies yang pertama terlihat secara

klinis, berupa bercak putih setempat pada email. Anamnesis pada karies email tanpa

kavitas adanya bintik putih pada gigi. Terapi yang dilakukan dengan pembersihan

gigi, diulas dengan flour, edukasi pasien.

b. Karies dini/karies email dengan kavitas yaitu karies yang terjadi pada email sebagai

lanjutan dari karies dini. Anamnesa pada pasien dirasakannya gigi yang terasa ngilu.

Terapi dengan penambalan.

c. Karies dengan dentin terbuka/dentin Hipersensitif yaitu peningkatan sensitiftas

karena terbukanya dentin. Anamnesa pada pasien kadang-kadang rasa ngilu waktu

kemasukan makanan, saat minum dingin, asam dan asin dan biasanya rasa ngilu

hilang setelah rangsangan dihilangkan, rasa sakit harus karena adanya rangsangan,

tidak sakit secara spontan. Terapi dengan penambalan.

Page 31: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

16

d. Pulpitis reversibel/hiperemi pulpitis/pulpitis awal yaitu peradangan pulpa awal

sampai sedang akibat rangsangan. Anamnesa biasanya pasien nyeri bila minum

panas, dingin, asam dan asin, nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus,

rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan. Terapi dengan penambalan

/pulp cafing dengan penambalan Ca(OH) ± 1 minggu untuk membentuk sekunder

dentin.

e. Pulpitis irreversibel yaitu radang pulpa ringan yang baru dapat juga yang sudah

berlangsung lama (Profil Kesehatan Sulsel. 2012: 6).

6. Proses Karies

a. Lesi Email Awal

Lesi Email Awal dikenal pula dengan “white spot lesion” karena secara klinis

lesi ini terlihat sebagai bercak yang berwarna putih pada gigi. Lesi ini terjadi akibat

level pH pada permukaan gig lebih menurun dan tidak dapat diimbangi dengan proses

remineralisasi. Ion-ion asam dapat berpenetrasi kedalam lapisan prisma yang porus

sehingga menyebabkan demineralisasi dibawah permukaan kulit. Sedangkan

Ca2+,HPO42-, fluoride, dan kapasitas dapar oleh saliva (McIntyre, JM. 2005: 21).

b. Karies Dentin

Ketika demineralisasi telah berlanjut hingga dentin dan bakteri berada dalam

kavitas secara permanen, lesi dapat dengan mudah berkembang dengan sendirinya

didalam dentin. Demineralisasi masih dikontrol oleh diet substrat tetapi bakteri juga

dapat memproduksi asam untuk melarutkan hidroksiapatit pada dentin yang lebih

dalam. Oleh karena itu terdapat daerah demineralisasi yang tidak mengandung bakteri

Page 32: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

17

didalamnya. Tekstur dan warna dentin akan berubah seiring dengan perkembangan

lesi. Tekstur dentin akan lebih lunak, sementara warna dentin akan lebih gelap karena

noda dari produk bakteri ataupun makanan dan minuman yang dikonsumsi (McIntyre

JM. 2005: 21).

B. Antibiotik

1. Pengertian Antibiotik

Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh berbagai jasad renik

bakteri, jamur dan aktinomises, yang dapat berkhasiat menghentikan pertumbuhan

atau membunuh jasad renik lainnya. Antibiotika yang diperoleh secara alami dari

mikroorganisme disebut antibiotika alami, antibiotika yang disintesis di laboratorium

disebut antibiotika sintetis. Antibiotika yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan

dimodifikasi di laboratorium dengan menambahkan senyawa kimia disebut

antibiotika semisintetis (Tjahajati. 2011: 13).

Antibiotika adalah suatu substansi antimikrobia yang diperoleh dari atau

dibentuk dan dihasilkan oleh mikroorganisme yang umumnya adalah jamur maupun zat

sintetik lain, dan zat-zat itu dalam jumlah sedikitpun mempunyai daya hambat kegiatan

mikroorganisme yang lain (Lalitha. 2011: 7).

Dalam arti sebenarnya, antibiotik merupakan zat antibakteri yang diproduksi

oleh berbagai spesies mikroorganisme (bakteri, jamur, dan actinomycota) yang dapat

menekan pertumbuhan dan atau membunuh mikroorganisme lainnya. Penggunaan

umum sering meluas kepada agen antimikroba sintetik, seperti sulfonamid dan

kuinolon (Hamita. 2012: 15).

Page 33: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

18

2. Mekanisme Kerja

Antimikroba diklasifikasikan berdasarkan struktur kimia dan mekanisme

kerjanya, sebagai berikut:

a. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bakteri, termasuk golongan β-

laktam misalnya, penisilin, sefalosporin, dan carbapenem dan bahan lainnya seperti

cycloserine, vankomisin, dan bacitracin (Hamita. 2012: 18).

b. Antibiotik yang bekerja langsung pada membran sel mikroorganisme,

meningkatkan permeabilitas dan menyebabkan kebocoran senyawa intraseluler,

termasuk deterjen seperti polimiksin, antijamur poliena misalnya, nistatin dan

amfoterisin B yang mengikat sterol dinding sel, dan daptomycin lipopeptide (Hamita.

2012: 21).

c. Antibiotik yang mengganggu fungsi subunit ribosom 30S atau 50S untuk

menghambat sintesis protein secara reversibel, yang pada umumnya merupakan

bakteriostatik misalnya, kloramfenikol, tetrasiklin,eritromisin, klindamisin,

streptogramin, dan linezolid (Hamita. 2012: 22).

d. Antibiotik berikatan pada subunit ribosom 30S dan mengganggu sintesis protein,

yang pada umumnya adalah bakterisida Misalnya, aminoglikosida (Hamita. 2012:

22).

e. Antibiotik yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat bakteri, seperti

rifamycin misalnya, rifampisin dan rifabutin yang menghambat enzim RNA

polimerase dan kuinolon yang menghambat enzim topoisomerase (Hamita. 2012: 22).

Page 34: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

19

f. Antimetabolit, seperti trimetoprim dan sulfonamid, yang menahan enzim - enzim

penting dari metabolisme folat. (Hamita. 2012: 23).

3. Golongan Antibiotik

Ada beberapa golongan – golongan besar antibiotik, yaitu:

a. Golongan Penisilin

Penisilin diklasifikasikan sebagai obat β-laktam karena cincin laktam mereka

yang unik. Mereka memiliki ciri-ciri kimiawi, mekanisme kerja, farmakologi, efek

klinis, dan karakteristik imunologi yang mirip dengan sefalosporin, monobactam,

carbapenem, dan β-laktamase inhibitor, yang juga merupakan senyawa β-laktam

(Henry. 2011: 67).

Penisilin dapat terbagi menjadi beberapa golongan :

1) Penisilin natural (misalnya, penisilin G)

Golongan ini sangat berpotensi terhadap organisme gram-positif, coccus gram

negatif, dan bakteri anaerob penghasil non-β-laktamase. Namun, mereka memiliki

potensi yang rendah terhadap batang gram negatif (Henry. 2011: 69).

2) Penisilin antistafilokokal (misalnya, nafcillin)

Penisilin jenis ini resisten terhadap stafilokokal β-laktamase. golongan ini

aktif terhadap stafilokokus dan streptokokus tetapi tidak aktif terhadap enterokokus,

bakteri anaerob, dan kokus gram negatif dan batang gram negatif (Henry. 2011: 71).

3) Penisilin dengan spektrum yang diperluas (Ampisilin dan Penisilin

antipseudomonas) Obat ini mempertahankan spektrum antibakterial penisilin dan

mengalami peningkatan aktivitas terhadap bakteri gram negatif (Henry. 2011: 74).

Page 35: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

20

b. Golongan Sefalosporin dan Sefamisin

Sefalosporin mirip dengan penisilin secara kimiawi, cara kerja, dan toksisitas.

Hanya saja sefalosporin lebih stabil terhadap banyak beta-laktamase bakteri sehingga

memiliki spektrum yang lebih lebar. Sefalosporin tidak aktif terhadap bakteri

enterokokus. Sefalosporin terbagi dalam beberapa generasi, yaitu:

1) Sefalosporin generasi pertama

Sefalosporin generasi pertama yaitu sudah tidak banyak digunakan saat ini

dalam pengobatan infeksi. Sefalosporin generasi pertama antara lain sefadroxil,

sefazolin,sefalexin, sefalotin, sefafirin, dan sefradin. Obat - obat ini sangat aktif

terhadap kokus gram positif seperti pneumonia kokus, streptokokus, dan stafilokokus

(Henry. 2011: 76).

2) Sefalosporin generasi kedua

Anggota dari sefalosporin generasi kedua, antara lain: sefaklor, sefamandol,

sefanisid, sefuroxim, sefprozil, loracarbef, dan seforanid. Secara umum, obat – obat

generasi kedua memiliki spektrum antibiotik yang sama dengan generasi pertama.

Hanya saja obat generasi kedua mempunyai spektrum yang diperluas kepada bakteri

gram negatif (Henry. 2011: 77).

3) Sefalosporin generasi ketiga

Obat–obat sefalosporin generasi ketiga antara lain sefeperazone, sefotaxime,

seftazidime, seftizoxime, seftriaxone, sefixime, seftibuten, moxalactam, dll. Obat

generasi ketiga memiliki spektrum yang lebih diperluas kepada bakteri gram negatif

maupun gram positif dan dapat menembus sawar darah otak (Kayserl. 2010: 55).

Page 36: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

21

4) Sefalosporin generasi keempat

Sefepime merupakan contoh dari sefalosporin generasi keempat dan memiliki

spektrum yang luas. Sefepime sangat aktif terhadap haemofilus dan neisseria dan

dapat dengan mudah menembus CSS (Kayserl. 2010: 56).

c. Golongan Kloramfenikol

Kloramfenikol merupakan inhibitor yang poten terhadap sintesis protein

mikroba. Kloramfenikol bersifat bakteriostatik dan memiliki spektrum luas dan aktif

terhadap masing – masing bakteri gram positif dan negatif baik yang aerob maupun

anaerob (M.K. Lalitha. 2011: 121).

d. Golongan Tetrasiklin

Golongan tetrasiklin merupakan obat pilihan utama untuk mengobati infeksi

dari Micobacterium pneumonia, klamidia, riketsia, dan beberapa infeksi dari

spirokaeta. Tetrasiklin juga digunakan untuk mengobati ulkus peptikum yang

disebabkan oleh H.pylori. Tetrasiklin menembus plasenta dan juga diekskresi melalui

ASI serta dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang dan gigi pada anak

akibat ikatan tetrasiklin dengan kalsium. Tetrasiklin diekskresi melalui urin dan

cairan empedu (Lalitha. 2011: 115).

e. Golongan Makrolida

Eritromisin merupakan bentuk prototipe dari obat golongan makrolida yang

disintesis dari Salmonella erythreus. Eritromisin efektif terhadap bakteri gram positif

terutama pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, dan korinebakterium. Aktifitas

Page 37: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

22

antibakterial eritromisin bersifat bakterisidal dan meningkat pada pH basa (Lalitha.

2011: 116).

f. Golongan Aminoglikosida

Yang termasuk golongan aminoglikosida, antara lain: streptomisin, neomisin,

kanamisin, tobramisin, sisomisin, netilmisin, dan lain – lain. Golongan

aminoglikosida pada umumnya digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri

gram negatif enterik, terutama pada bakteremia dan sepsis, dalam kombinasi dengan

vankomisin atau penisilin untuk mengobati endokarditis, dan pengobatan tuberkulosis

(Lalitha. 2011: 117).

g. Golongan Sulfonamida dan Trimetoprim

Sulfonamida dan trimetoprim merupakan obat yang mekanisme kerjanya

menghambat sintesis asam folat bakteri yang akhirnya berujung kepada tidak

terbentuknya basa purin dan DNA pada bakteri. Kombinasi dari trimetoprim dan

sulfametoxazole merupakan pengobatan yang sangat efektif terhadap pneumonia

akibat Pseudomonas jiroveci, sigellosis, infeksi salmonela sistemik, infeksi saluran

kemih, prostatitis, dan beberapa infeksi mikobakterium non tuberkulosis (Lalitha.

2011: 119).

h. Golongan Fluorokuinolon

Golongan fluorokuinolon termasuk di dalamnya asam nalidixat, siprofloxasin,

norfloxasin, ofloxasin, levofloxasin, dan lain–lain. Golongan fluorokuinolon aktif

terhadap bakteri gram negatif. Golongan fluorokuinolon efektif mengobati infeksi

saluran kemih yang disebabkan oleh pseudomonas. Golongan ini juga aktif

Page 38: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

23

mengobati diare yang disebabkan oleh shigella, salmonella, Escheria coli, dan

Campilobacter (Lalitha. 2011: 121).

C. Antibiotik amoksisilin

1. Sifat fisiko kimia

Nama resmi : AMOKSICILLINUM

Nama lain : Amoksisilin

Berat molekul : 419,45

Rumus molekul : C16H19N3O5S.3H2O

Rumus struktur :

Gambar 4: Rumus struktur amoksisilin

Pemerian : Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol; tidak larut dalam

benzena, dalam karbon tetraklorida dandalam kloroform.

Fungsi : Antibiotika

Ph : Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan menggunakan

larutan 2mg per ml.

Stabilitas : Dibawah kondisi asam, amoksisilin terhidrolisis menjadi

Page 39: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

24

bentuk asam penicilloic. Larutan tanpa buffer dari

amoksisilin sodium stabil pada pH 5,8 dan larutan dalam

larutan buffer sitrat lebih stabil pada pH 6,5.

Penyimpanan : Amoksisilin sebaiknya disimpan dalam wadah kedap

udara pada temperature tidak lebih dari 30ºC.

2. Indikasi

Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri

gram negatif seperti Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus mirabilis,

Salmonella. Amoksisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang

disebabkan oleh bakteri gram positif seperti : Streptococcus pneumoniae, enterococci,

nonpenicilinase-producing staphylococci, Listeria. Tetapi walaupun demikian,

amoksisilin secara umum tidak dapat digunakan secara sendirian untuk pengobatan

yang disebabkan oleh infeksi streprtococcus dan staphilococcal. Amoksisilin

diindikasikan untuk infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, infeksi

klamidia, sinusitis, bronkitis, pneumonia, abses gigi dan infeksi rongga mulut lainnya

(Pertiwi. 2010).

3. Farmakologi

Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan untuk

pengobatan seperti; karies gigi, infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan

saluran seni, gonorhu, gastroenteris, meningitis dan infeksi karena Streptococci,

seperti pneumonia. Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan asam tetapi tidak

tahan terhadap penisilinase (Pertiwi. 2010).

Page 40: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

25

Amoksisilin aktif melawan bakteri gram positif yang tidak menghasilkan β-

laktamase dan aktif melawan bakteri gram negatif karena obat tersebut dapat

menembus pori–pori dalam membran fosfolipid luar. Untuk pemberian oral,

amoksisilin merupakan obat pilihan karena di absorbsi lebih baik daripada ampisilin,

yang seharusnya diberikan secara parenteral (Pertiwi. 2010).

Amoksisilin merupakan turunan dari penisilin semi sintetik dan stabil dalam

suasana asam lambung. Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran

pencernaan, tidak tergantung adanya makanan. Amoksisilin terutama diekskresikan

dalam bentuk tidak berubah di dalam urin. Ekskresi Amoksisilin dihambat saat

pemberian bersamaan dengan probenesid sehingga memperpanjang efek terapi

(Pertiwi. 2010).

Amoksisilin mempunyai spektrum antibiotik serupa dengan ampisilin.

Beberapa keuntungan amoksisilin dibanding ampisilin adalah absorbsi obat dalam

saluran cerna lebih sempurna, sehingga kadar darah dalam plasma dan saluran seni

lebih tinggi. Efek terhadap Bacillus dysentery amoksisilin lebih rendah dibanding

ampisilin karena lebih banyak obat yang diabsorbsi oleh saluran cerna (Pertiwi.

2010).

Namun, resistensi terhadap amoksisilin dan ampisilin merupakan suatu

masalah, karena adanya inaktifasi oleh plasmid yang diperantai penisilinase.

Pembentukan dengan penghambat β–laktamase seperti asam klavunat atau sulbaktam

melindungi amoksisilin atau ampisilin dari hidrolisis enzimatik dan meningkatkan

spektrum antimikrobanya (Pertiwi. 2010).

Page 41: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

26

4. Interaksi obat

Amoksisilin dapat memberikan interaksi dengan senyawa lain bila diberikan

dalam waktu yang bersamaan. Interaksi tersebut antara lain.

a. Eliminasi Amoksisilin diperlambat pada pemberian dengan Uricosurika (misal

Probenesid), Diuretika, dan Asam–asam lemah ( misal asam Acetylsalicylat dan

Phenilbutazon).

b. Pemberian bersamaan Antasida - Alumunium tidak menurunkan ketersediaan

biologik dari Amoksisilin.

c. Pemberian bersamaan Allopurinol dapat memudahkan timbulnya reaksi - reaksi

kulit alergik.

d. Menurunkan keterjaminan kontrasepsi preparat hormon.

e. Kemungkinan terjadi alergik silang dengan Antibiotik Sepalosporin.

f. Antibiotik bacteriostatik mengurangi bactericidal dari Amoksisilin.

g. Inkompabilitas dengan cairan/larutan dekstrosa.

5. Kegunaan Klinis (Spektrum Antibiotik)

Sifat antibiotik dapat berbeda satu dengan lainnya. Misalnya, Penisilin G

bersifat aktif terhadap bakteri Gram-Positif, sedangkan Gram-negatif pada umumnya

resisten terhadap Penisilin G. Streptomisin memiliki sifat berbanding terbalik dengan

Penisilin G, sedangkan tetrasiklin aktif terhadap berbagai bakteri Gram-positif dan

Gram-negatif. Berdasarkan perbedaan sifat spektrum kerjanya, antibiotik dibagi atas

dua yaitu spektrum sempit dan spektrum luas. Antibiotik yang termasuk dalam

golongan spektrum sempit di antaranya Penisilin G (benzil penisilin) dan

Page 42: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

27

streptomisin. Sedangkan antibiotik yang termasuk dalam golongan spektrum luas di

antaranya tetrasiklin, kloramfenikol, dan karbapenem (Yati. 2011: 142).

Walaupun suatu antibiotik berspektrum luas, efektivitas kliniknya belum tentu

seluas spektrumnya karena efektivitas maksimal diperoleh dengan menggunakan obat

terpilih untuk peradangan yang sedang dihadapi terlepas dari efeknya terhadap

mikroba lain. Antibiotik berspektrum luas cenderung menimbulkan superinfeksi oleh

bakteri atau jamur yang resisten. Di lain pihak, pada septikemia yang penyebabnya

belum diketahui diperlukan antibiotik yang berspektrum luas sementara menunggu

hasil pemeriksaan mikrobiologik (Yati. 2011 : 142).

a. Spektrum sempit

Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba

saja, bakteri gram positif atau gram negative saja. Contohnya eritromisin,

klindamisin, kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang

streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif (Yati. 2011 :

148).

b. Spektrum luas

Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu

bakteri gram positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah

sulfonamid, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin (Yati.

2011 : 148).

Page 43: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

28

D. Antibiotik seftriakson

Seftriakson merupakan antibiotika golongan sefalosporin generasi ke tiga.

Antibiotik ini memiliki aktivitas yang sangat kuat untuk melawan bakteri gram

negatif dan gram positif dan beberapa bakteri anaerob lain termasuk Streptococcuss

spp, Hemophiluse inlfluenzae, dan Pseudomonas (Jayesh. 2010). Sefalosporin berasal

dari jamur Cephalosporium acremonium yang diisolasi pada tahun 1948 oleh Brotzu.

Aktivitas antimikroba sefalosporin ialah dengan menghambat sintesa dinding sel

mikroba, yang dihambat ialah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian

reaksi pembentukan dinding sel (Deddy. 2011).

Gambar 1. Struktur Seftriakson (Deddy. 2011).

Seftriakson memiliki spektrum aktivitas yang luas dan efektif untuk pengobatan

infeksi yang disebabkan oleh berbagai bakteri gram positif dan gram negatif. Seperti

sefalosporin generasi ketiga lainnya (sefotaksim, seftazidim), seftriakson kurang

aktif daripada generasi sefalosporin pertama dan kedua terhadap beberapa bakteri

gram positif aerobik (misalnya, staphylococci) dan umumnya tidak boleh digunakan

dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh organisme ketika generasi penisilin

atau sefalosporin pertama atau kedua bisa digunakan. Namun, seftriakson dapat

Page 44: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

29

menjadi obat pilihan untuk infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri gram positif

tertentu lainnya, termasuk beberapa streptococci (Streptococus pneumoniae,

Streptococcus pyrogenes, Streptococcus agalactiae). Seftriakson dianggap obat

pilihan bagi banyak infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif

(Acinetobacter calcoaceticus, Enterobacter aerogenes, Enterobacter cloacae,

Escherichia coli) dan penggunaan utama obat ini untuk pengobatan infeksi serius

bakteri gram-negatif, infeksi nosokomial (McEvoy & Gerald. 2008).

Farmakokinetik Seftriakson mengikuti farmakokinetika non linier (bergantung

dosis), terikat protein plasma 85 hingga 95%. Absorbsi seftriakson di saluran cerna

buruk, karena itu diberikan secara parentral. Konsentrasi plasma sekitar 40 dan 80µg/

mL telah dilaporkan 2 jam setelah injeksi IM 0,5 dan 1g seftriakson. t½ eliminasi

seftriakson tidak tergantung pada dosis dan bervariasi antara 6 dan 9 jam, tetapi

dapat diperpanjang pada neonatus. t½ eliminasi tidak berubah pada pasien dengan

gangguan ginjal, tetapi mengalami penurunan terutama ketika ada gangguan hati.

Seftriakson secara luas didistribusikan dalam jaringan tubuh dan cairan. Umumnya

mencapai konsentrasi terapeutik dalam CSF. Melintasi plasenta dan konsentrasi

rendah telah terdeteksi dalam ASI konsentrasi tinggi dicapai dalam empedu. Sekitar

33 hingga 67 % seftriakson diekskresikan dalam urin, terutama oleh filtrasi

glomerulus, sisanya diekskresikan dalam empedu dan dibuang melalui feses(Mc

Evoy & Gerald.2008).

Page 45: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

30

farmakodinamik Ceftriakson adalah golongan cefalosporin dengan spektrum

luas, yang membunuh bakteri dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri

(Deddy. 2011).

E. Antibiotik eritromisin

Eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolid. Antibiotika golongan

makrolida mempunyai persamaan yaitu terdapatnya cincin lakton yang besar dalam

rumus molekulnya (Joyce L.2012).

Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Zat ini

berupa kristal berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin

larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik. Antibiotik ini tidak stabil dalam

suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi cukup stabil pada suhu rendah.

Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisin yang

disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila

disimpan pada suhu 5˚ biasanya tahan sampai beberapa minggu (Joyce L.2012).

Antivitas mikroba golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman

dengan jalan berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat

bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadarnya. Spektrum

antimikroba. In vitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif, seperti

Str. Pyogenes dan Str. Pneumoniae. Str. Viridans mempunyai kepekaan yang

bervariasi terhadap eritromisin. S. aureus yang resisten terhadap eritromisin serin

dijumpai di rumah sakit (strain nosokmial). Batang gram positif yang pka terhadap

eritromisin ialah Cl. Perfringens, C. Diphtheriae, dan L. monocytogenes. Eritromisin

Page 46: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

31

tidak aktif terhadap kebanyakan kuman gram negatif, namun ada beberapa spesies

yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. Gonorrhoeae, Campylobacter jejuni,

M. Pneumoniae, Legionella pneumophila, dan C. Trachomatis. H. Influenzae

mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap obat ini (Joyce L.2012).

Resistensi terhadap eritromisin terjadi melalui 3 mekanisme yang diperantarai

oleh plasmid yaitu : 1.Menurunnya permeabilitas dinding sel kuman, 2.Berubahnya

reseptor obat pada ribosom kuman, dan 3.Hidrolisis obat oleh esterase yang

dihasilkan oleh kuman tertentu (Enterobacteriaceae) (Joyce L.2012).

Farmakokinetik eritromisin yaitu pemberian Eritromisin basa dihancurkan

oleh asam lambung sehingga obat ini diberikan dalam bentuk tablet salut enterik atau

ester. Semua obat ini diabsorpsi secara adekuat setelah pemberian per-oral.

2.Distribusi Distribusi eritromisin ke seluruh cairan tubuh baik kecuali ke cairan

sebrospinal. Obat ini merupakan satu di antara sedikit antibiotika yang bedifusi ke

dalam cairan prostat da mempunyai sifat akumulasi unit ke dalam makrofag. Obat ini

berkumpul di hati. Adanya inflamasi menyebabkan penetrasinya ke jaringan lebih

baik. 3.Metabolisme Eritromisin dimetabolisme secara ekstensif dan diketahui

menghambat oksidasi sejumlah obat melalui interaksinya dengan sistemsitokrom P-

450. 4.Ekskresi Eritromisin terutama dikumpulkan dan diekskresikan dalam bentuk

aktif dalam empedu. Reabsorpsi parsial terjadi melalui sirkulasi enterohepatik (Joyce

L.2012).

Efek samping eritromisin yaitu: 1.Gangguan epigastrik Efek samping ini

paling sering dan dapat mengakibatkan ketidakpatuhan pasien terhadap eritromisin.

Page 47: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

32

2.Ikterus Kolestatik Efek samping ini terjadi terutama pada eritromisin estolat. Reaksi

ini timbul pada hari ke 10-20 setelah dimulainya terapi. Gejalanya berupa nyeri perut

yang menyerupai nyeri pada kolestasis akut, mual, muntah, kemudian timbul ikterus,

demam, leukositosis dan eosinofilia; transaminase serum dan kadar bilirubin

meninggi; kolesitogram tidak menunjukkan kelainan. 3.Ototoksisitas Ketulian

sementara berkaitan dengan eritromisin terutama dalam dosis tinggi. 4.Reaksi Alergi

Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem yang

cepat hilang bila terapi dihentikan (Joyce L.2012)

Interaksi obat : 1.Eritromisin dengan obat asma (turunan teofilin) Efek obat

asma dapat meningkat. Obat asma digunakan untuk membuka jalan udara paru-paru

dan untuk mempermudah pernapasan penderita asma. Akibatnya : terjadi efek

samping merugikan karena terlalu banyak obat asma. Gejala yang dlaporkan : mual,

salit kepala, pusing, mudah terangsang, tremor, insomnia, aritmia jantung,

takhikardia, dan kemungkinan kejang. 2.Eritromisin dengan Karbamazepin Efek

karbamazepin dapat meningkat. Karbamazepin adalah antikonvulsan yang digunakan

untuk mengendalikan kejang pada gangguan seperti ayan. Akibatnya : terjadi efek

samping merugikan yang disebabkan karena terlalu banyak karbamazepin. Gejala

yang dilaporkan : pusing, mual, nyeri perut, dan nanar. 3.Eritromisin dengan

Digoksin Efek digoksin meningkat. Digoksin digunakan untuk layu jantung dan

untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur. Akibatnya : terjadi fek

samping merugikan karena terlalu banyak digoksin. Gejala yang dilaporkan : mual,

kehilangan nafsu makan, aritmia jantung, takhikardia atau bradikardia. 4.Erirtromisin

Page 48: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

33

dengan Klindamisin atau Linkomisin Efek antibiotika klindamisin dan linkomisin

dapat berkurang. Akibatnya : infeksi yang diobati mungkin tidak sembuh seperti yang

diharapkan. 5.Erirtromisin dengan Antibiotika penisilin Efek masing-masing

antibiotika dapat meningkat atau berkurang. Karena akibatnya sulit diramalkan,

sebaiknya kombinasi ini dihindari (Deddy.2011)

F. Resistensi Antibiotik

1. Definisi

Resistensi antimikrobial merupakan resistensi mikroorganisme terhadap obat

antimikroba yang sebelumnya sensitif. Organisme yang resisten (termasuk bakteri,

virus, dan beberapa parasit) mampu menahan serangan obat antimikroba, seperti

antibiotik, antivirus, dan lainnya, sehingga standar pengobatan menjadi tidak efektif

dan infeksi tetap persisten dan mungkin menyebar (Goodman Gillman). Resistensi

antibiotik merupakan konsekuensi dari penggunaan antibiotik yang salah, dan

perkembangan dari suatu mikroorganisme itu sendiri, bisa jadi karena adanya mutasi

atau gen resistensi yang didapat (WHO 2012) (Departemen Farmakologi dan Terapi.

2007: 89).

2. Penyebab Resistensi Antibiotik

Menurut WHO (2012), ketidaktepatan serta ketidakrasionalan penggunaan

antibiotik merupakan penyebab paling utama menyebarnya mikroorganisme resisten.

Contohnya pada pasien yang tidak mengkonsumsi antibiotik yang telah diresepkan

oleh dokternya, atau ketika kualitas antibiotik yang diberikan buruk (Departemen

Page 49: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

34

Farmakologi dan Terapi. 2007: 102). Adapun faktor-faktor lain yang dapat

menyebabkan adanya resistensi antibiotik adalah sebagai berikut:

a. Kelemahan atau ketiadaan system monitoring dan surveilans (mengamati).

b. Ketidakmampuan sistem untuk mengontrol kualitas suplai obat

c. Ketidaktepatan serta ketidakrasionalan penggunaan obat

d. Buruknya pengontrolan pencegahan infeksi penyakit

e. Kesalahan diagnosis dan pengobatan yang diberikan.

3. Mekanisme Resistensi Antibiotik

Agar dapat bekerja efektif, antibiotik harus mencapai target dalam bentuk

aktif, mengikat target, dan melakukan fungsinya sesuai dengan mekanisme kerja

antibiotik tersebut. Resistensi bakteri terhadap agen antimikroba disebabkan oleh tiga

mekanisme umum, yaitu: (1) obat tidak mencapai target, (2) obat tidak aktif, atau (3)

target tempat antibiotik bekerja diubah (Departemen Farmakologi dan Terapi. 2007:

116).

a. Kegagalan obat untuk mencapai target. Membran luar bakteri gram negatif

adalah penghalang yang dapat menghalangi molekul polar besar untuk masuk ke

dalam sel bakteri. Molekul polar kecil, termasuk seperti kebanyakan antimikroba,

masuk ke dalam sel melalui saluran protein yang disebut porin. Ketiadaan, mutasi,

atau kehilangan porin dapat memperlambat masuknya obat ke dalam sel atau sama

sekali mencegah obat untuk masuk ke dalam sel, yang secara efektif mengurangi

konsentrasi obat disisi aktif obat. Jika target kerja obat terletak di intraseluler dan

obat memerlukan transpor aktif untuk melintasi membran sel, resistensi dapat terjadi

Page 50: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

35

dari mutasi yang menghambat mekanisme transportasi obat tersebut. Sebagai contoh,

gentamisin, yang target kerjanya di ribosom, secara aktif diangkut melintasi membran

sel dengan menggunakan energi yang disediakan oleh gradien elektrokimia membran

sel bakteri. Gradien ini dihasilkan oleh enzim–enzim pernapasan aerob bakteri.

Sebuah mutasi dalam jalur ini atau kondisi anaerob dapat memperlambat masuknya

gentamisin ke dalam sel, mengakibatkan resistensi (Departemen Farmakologi dan

Terapi. 2007: 215).

b. Inaktivasi obat. Resistensi bakteri terhadap aminoglikosida dan antibiotik beta

laktam biasanya hasil dari produksi enzim yang memodifikasi atau merusak

antibiotik. Variasi dari mekanisme ini adalah kegagalan bakteri untuk mengaktifkan

prodrug yang secara umum merupakan hal yang mendasari resistensi Mycobacterium

tuberculosis terhadap isoniazid (Departemen Farmakologi dan Terapi. 2007: 222).

c. Perubahan target kerja antibiotik. Hal ini mencakup mutasi dari target alami

(misalnya, resistensi fluorokuinolon), modifikasi dari target kerja (misalnya,

perlindungan ribosom dari makrolida dan tetrasiklin), atau akuisisi bentuk resisten

dari target yangrentan (misalnya, resistensi stafilokokus terhadap metisilin yang

disebabkanoleh produksi varian Peniccilin Binding Protein yang berafinitas lemah)

(Departemen Farmakologi dan Terapi. 2007: 234).

4. Konsekuensi Akibat Resistensi Antibiotik

Konsekuensi yang ditimbulkan akibat adanya resistensi antibiotik yang paling

utama adalah peningkatan jumlah bakteri yang mengalami resistensi terhadap

pengobatan lini pertama. Konsekuensi ini akan semakin memberat. Dari konsekuensi

Page 51: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

36

tersebut, maka akibatnya adalah penyakit pasien akan lebih memanjang, sehingga

risiko komplikasi dan kematian juga akan meningkat. Ketidakmampuan antibiotik

dalam mengobati infeksi ini akan terjadi dalam periode waktu yang cukup panjang

dimana, selama itu pula, orang yang sedang mengalami infeksi tersebut dapat

menularkan infeksinya ke orang lain, dengan bagitu, bakteri akan semakin menyebar

luas. Karena kegagalan pengobatan lini pertama ini, dokter akan terpaksa

memberikan peresepan terhadap antibiotik yang lebih poten dengan harga yang lebih

tinggi serta efek samping yang lebih banyak. Banyak faktor yang seharusnya dapat

menjadi pertimbangan karena resistensi antimikrobial ini. Dapat disimpulkan,

resistensi dapat mengakibatkan banyak hal, termasuk peningkatan biaya terkait

dengan lamanya kesembuhan penyakit, biaya dan waktu yang terbuang untuk

menunggu hasil uji laboratorium tambahan, serta masalah dalam pengobatan dan

hospitalisasi (Setiabudy. 2010: 75).

G. Sensitivitas Antibiotik

Pengujian mikrobiologi memanfaatkan mikroorganisme sebagai indikator

pengujian. Dalam hal ini mikroorganisme digunakan sebagai penentu konsentrasi

komponen tertentu pada campuran kompleks kimia, untuk mendiagnosis penyakit

tertentu, serta untuk menguji bahan kimia guna menentukan potensi mutagenik atau

karsinogenik suatu bahan. Macam-macam uji yang dapat dilakukan adalah uji

antibiotik/antimikroba, bioautografi, uji vitamin dan asam amino, uji ames, dan

penggunaan mikroorganisme sebagai model metabolisme obat mamalia (Eva. 2012:

115).

Page 52: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

37

Kegunaan uji antimikroba adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang

efektif dan efisien (Eva. 2012: 112). Terdapat bermacam-macam metode uji

sensitivitas antimikroba seperti yang dijelaskan berikut ini:

1. Metode Dilusi

Kegunaan uji antimikroba adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang

efektif dan efesien (Eva. 2012: 112). Terdapat bermacam-macam metode uji

antimikroba seperti yang dijelaskan berikut ini:

a. Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer)

Untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Piringan yang berisi agen

antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang

akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya

hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba permukaan media

agar (Ruth. 2012: 37).

b. E-test

Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum inhibitory

concentration) atau KHM (kadar hambat minimum), yaitu konsentrasi minimal suatu

agen antimikroba untuk dapat menghabat pertumbuhan mikroorganisme (Ruth. 2012:

38).

Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba

dari kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan permukaan media agar yang telah

ditanami mikroorganisme. Pengamatan dilakukan pada area jernih yang

Page 53: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

38

ditimbulkannya yang menunjukkan kadar agen antimikroba yang menghambat

pertumbuhan mikroorganisme pada media agar (Ruth. 2012: 40).

c. Ditch-plate technique

Pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang diletakkan pada

parit yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur dan mikroba uji ( maksimum 6 macam ) digoreskan kearah

parit yang berisi agen antimikroba (Ruth. 2012: 44).

d. Cup-plate technique

Metode ini serupa dengan mitode disc diffusion, dimana dibuat sumur pada

media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur tersebut

diberi agen antimikroba yang akan diuji (Ruth. 2012: 39).

e. Gradient-plate technique

Pada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media agar secara teoretis

bervariasi dari 0 hingga maksimal. Media agar dicairkan dan larutan uji ditambahkan.

Campuran kemudian dituang kedalam cawan petri dan diletakkan dalam posisi

miring. Nutrisi kedua selanjutnya dihitung diatasnya (Ruth. 2012: 41).

Plate diinkubasi selama 24 jam untuk memungkinkan agen antimikroba

berdifusi dan permukaan media mengering. Mikroba uji (maksimal 6 macam)

digoreskan pada arah mulai dari konsentrasi tinggi ke rendah. Hasil diperhitungkan

sebagai panjang total pertumbuhan mikroorganisme maksimum yang mungkin

dibandingkan dengan panjang pertumbuhan hasil goresan (Ruth. 2012: 41).

Bila:

Page 54: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

39

X = panjang total pertumbuhan mikroorganisme yang mungkin.

Y = panjang pertumbuhan aktual

C = konsentrasi final agen antimikroba pada total volume media mg/mL atau µ/mL,

Maka konsentrasi hambatan adalah: [(X.Y)]: C mg/mL atau µg/mL. Yang

perlu diperhatikan adalah dari hasil perbandingan yang didapat dari lingkungan padat

dan cair faktor difusi agen antimikroba dapat mempengaruhi keseluruhan hasil pada

media padat (Ruth. 2012: 42).

Ada beberapa cara untuk menentukan kekuatan preparat antibiotik. Penentuan

ini biasanya dilakukan dalam “Laboratorium pengontrol” dibawah pengawasan

instansi pemerintah, misalnya di Amerika dilakukan oleh FDA. Cara-cara penentuan

ini biasanya dimuat dalam farmakope dari tiap egara pada pemeriksaan ini semua

bahan-bahan yang digunakan, medium pembiakan, organisme uji, alat-alat harus

menurut ketentuan yang telah dibakukan (Ruth. 2012: 41). Penentuan kekuatan ini

dapat dilakukan dengan tujuan sebagai berikut (Ruth. 2012: 39) :

1. Menghitung daerah penghambatan dalam lempeng agar dapat menghambat

pertumbuhan ( Minimal Inhibitory Concentration, MIC).

2. Penentuan kesensitifan (Sensivity test) dari suatu antibiotic terhadap organism

yang belum diketahui. Penentuan ini bisanya dilakukan di laboratorium rumah

sakit, dan penting untuk melakukan terapi. Ada beberapa cara untuk menentukan

kekuatan preparat antibiotik. Penentuan ini biasanya dilakukan dalam

“Laboratorium pengontrol” dibawah pengawasan instansi pemerintah, misalnya di

Amerika dilakukan oleh FDA. Cara-cara penentuan ini biasanya dimuat dalam

Page 55: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

40

farmakope dari tiap negara pada pemeriksaan ini semua bahan-bahan yang

digunakan, medium pembiakan, organisme uji, alat-alat harus menurut ketentuan

yang telah dibakukan (Ruth. 2012: 41). Penentuan kekuatan ini dapat dilakukan

dengan tujuan sebagai berikut (Ruth. 2012: 39).

3. Menentukan konsentrasi terendah antibiotik yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri (Minimal Inhibitory Concentration, MIC).

4. Penentuan kesensitifan (Sensivity test) dari suatu antibiotik terhadap organisme

yang belum diketahui. Penentuan ini bisanya dilakukan di laboratorium rumah

sakit, dan penting untuk melakukan terapi.

Antibiotik Potensi disk Diameter Zona Hambat (mm)

Sensitif Intermediet Resisten

Amoksisilin 10 µg ≥16 mm - -

Eritromisin 30 µg ≥21 mm 16-20 mm ≤15 mm

Ceftriaxone 30 µg ≥20 mm 15-19 mm ≤14 mm

Tabel 1: Standar pengujian antibiotik terhadap Streptococcus mutans (CLSI, 2014: 98-100).

H. Bakteri

1. Pengertian

Bakteri adalah mikroorganisme yang bersifat uniseluler yang termasuk klas

Schizimycetes. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil, ada beberapa yang

fotosintetik dan berproduksi aseksual dengan cara pembelahan baik transversal

maupun biner (Djide, Natsir. 2007: 8).

Page 56: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

41

2. Sifat-sifat bakteri

Sifat-sifat bakteri secara umum antara lain : ada yang hidup bebas, parasitik,

saprofit atau sebagai patogen pada manusia., hewan dan tumbuh-tumbuhan, beberapa

diantaranya bersifat fotosintetik (Djide, Natsir. 2008: 40).

I. Streptococcus mutans

1. Streptococcus mutans

Streptococcus mutans termasuk famili Streptoccaceae dan merupakan bakteri

kariogenik yang merupakan penyebab utama terjadinya karies gigi. Rongga mulut

adalah habitat utama yang mampu menimbulkan kolonisasi bakteri pada permukaan

gigi. S. mutans mampu memetabolisme karbohidrat sampai menjadi asam sehingga

pH saliva dan pH plak mengalami penurunan hingga dibawah titik kritis yang pada

akhirnya dapat menyebabkan larutnya enamel. Selain itu juga mampu mensintesis

glukan dari sukrosa dan glukan yang terbentuk merupakan massa lengket, pekat dan

tidak mudah larut serta berperan dalam perlekatan pada permukaan gigi (BIMKGI.

2012: 3).

2. Sifat Streptococcus mutans

S. mutans mempunyai sifat-sifat tertentu yang berperan penting dalam proses

karies gigi, yaitu :10 (1) S. mutans memfermentasikan berbagai jenis karbohidrat

menjadi asam sehingga mengakibatkan penurunan pH. (2) S. mutans membentuk dan

menyimpan polisakarida intraselular dari berbagai jenis karbohidrat, yang selanjutnya

dapat dipecahkan kembali oleh bakteri tersebut sehingga dengan demikian akan

menghasilkan asam terus-menerus. (3) S. mutans mempunyai kemampuan untuk

Page 57: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

42

membentuk polisakarida ekstraselular (dekstran) yang menghasilkan sifat-sifat

adhesif dan kohesif plak pada permukaan gigi. (4) S. mutans mempunyai kemampuan

untuk menggunakan glikoprotein dari saliva pada permukaaan gigi (BIMKGI.

2012 :3).

3. Morfologi Streptococcus mutans

Secara mikroskopis, S. mutans merupakan gram positif, tidak begerak aktif, tidak membentuk

spora, dan mempunyai susunan rantai dua atau lebih. Berbentuk bulat dengan diameter 0,5-0,7 mm.

Kadang bentuknya mengalami pemanjangan menjadi batang pendek, tersusun berpasangan atau

membentuk rantai pendek. Susunan rantai panjang diperoleh S. mutans berada dalam media Brain

Heart Infusion Broth (BHIB) (BIMKGI. 2012 :3)

Dinding sel S. mutans memiliki beberapa karakter, antara lain : (1) Surface protein antigen

I/II yang berfungsi sebagai mediator perlekatan. (2) Serotipe yang terdiri dari 6 serotipe yang berfungsi

spesifik adherence. Dalam hal ini berupa setotipe c. (3) Glukan Binding Protein (GBP) yang berfungsi

sebagai akumulasi (BIMKGI. 2012 :3)

Media yang dapat digunakan untuk membiakkan S. mutans adalah Tryptone

Yeast Cysteine (TYC) dan media agar darah. Gambaran koloni bakteri tersebut yaitu

ukuran koloni dengan diameter 1-5 mm, permukaan koloni berbutir kasar, licin,

menyerupai bunga kasar dengan pusat menyerupai kapas. Konsistensi koloni keras

dan sangat lekat, warna koloni seperti salju yang membeku, agak buram mengkilat

(opaque), kuning buram dengan lingkaran putih. Sedangkan tepi koloni tidak teratur,

bulat teratur, dan oval teratur (BIMKGI. 2012 :3).

S. mutans merupakan bakteri anaerobik fakultatif, nonhemofilik asidogenik, dan dapat

memproduksi polisakarida ekstraseluler dan intraseluler. S. mutans tidak termasuk bakteri yang didapat

Page 58: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

43

sejak lahir, melainkan bakteri yang didapat sesuai perkembangan usia.11 Seperti pada coccus gram

positif lainnya, S. mutans terdiri dari dinding sel dan membran protoplasma. Matriks dinding sel terdiri

atas peptidoglikan rantai silang yang mempunyai komposisi gula amino N-asetil, asam N-

asetilnuramik dan beberapa peptida. Sedangkan struktur antigenik dinding sel S. mutans terdiri dari

antigen protein, polisakarida spesifik dan asam lipotekoat. Antigen–antigen tersebut menentukan

imunogenitas S. mutans (BIMKGI. 2012 :3).

Gambar 1 :Streptococcus mutans

Sumber : Ari WN.Streptococcus mutans,

4. Klasifikasi Streptococcus mutans

Streptococcus mutans merupakan salah satu bakteri dari tujuh spesies

Streptococcus yang berada (S.mutans,S.sobrinus, S.cricetus, S.ferus, S.rattus, S

macacae dan S.downei) dan 9 serotipe (a, b, c, d, e, f, g, h dan k). Diantara

kesembilan serotipe tersebut yang paling banyak b.

Klasifikasi

Kingdom : Monera

Diviso : Firmicutes Class

Class : Bacilli

Ordo : Lactobacilalles

Page 59: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

44

Family : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Spesies : Streptococcus mutans (BIMKGI. 2012 :3).

J. Macam-macam dan komposisi Medium

1. TYC (Tryptone Yeast Cystine)

Medium TYC merupakan medium spesifik yang digunakan untuk

pertumbuhan dari bakteri streptococcus mutans. Adapun komposisi dari

medium TYC Agar yaitu :

Eksrak jamur, L-cystine, NA2SO3, NaCl, NaHCO4, NaC3,

Na3HPO4,12H2O, NaHCO3, sodium asetat, sukrosa dan agar.

2. Trypticase Soy Broth (TSB)

Merupakan media yang diperkaya, fungsinya antara lain untuk isolasi

dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Namun media ini banyak

digunakan untuk mengisolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan

mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Komposisi dari

Trypticase Soy Broth yaitu:

peptone soymeal, sodium chloride, peptone casein, dipottasium

hydrogenophosphate, D (+) glukosa dan Dikalium fosfat. Media TSB

mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan

substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk

bermacam mikroorganisme. Dextrosa adalah sumber energi dan natrium

Page 60: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

45

klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat

ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.

3. Nutrient Agar (NA)

Media Nutrient Agar ini mengandung banyak sumber nitrogen dengan

jumlah yang cukup. Media ini dapat digunakan sebagai uji air dan produk

dairy. Selain itu juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroba

yang tidak selektif, atau kata lain berupa mikroorganisme heterotrof serta

digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage,

produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sample pada

uji bakteri dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.di dalam

Nutrient Agar tidak mengandung sumber karbohidrat sehingga baik digunakan

untuk pertumbuhan bakteri, namun kapang tidak dapat tumbuh dengan baik.

Komposisi dari nutrient agar adalah: ekstrak daging sapi, peptone, NaCl,

destilat dan Agar (Putri. 2011:3).

K. Tinjauan Islam

Peradaban Islam dikenal sebagai perintis dalam bidang farmasi. Para ilmuwan

Muslim di era kejayaan islam sudah berhasil menguasai riset ilmiah mengenai

komposisi, dosis, penggunaan dan efek dari obat-obatan sederhana dan campuran.

Selain menguasai bidang farmasi, masyarakat Muslim pun tercatat sebagai peradaban

pertama yang memiliki apotek atau toko obat (Shihab. 2012).

Obat setiap penyakit itu diketahui oleh orang yang ahli di bidang pengobatan,

dan tidak diketahui oleh orang yang bukan ahlinya. Dan Allah SWT menghendaki

Page 61: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

46

agar pengobatan itu dipelajari oleh ahlinya agar sesuai dengan penyakit yang akan

diobati sehingga akan mendorong kesembuhan (Shihab. 2012).

Firman Allah SWT dalam Q.S. Asy-Syu’araa/ 26: 80.

���

� �

ا ���

��ذ

Terjemahnya: “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” (Departemen Agama RI. 2010: 579)

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk terus berusaha dan yang

menentukan hasilnya adalah Allah SWT. Seperti halnya dalam dunia kesehatan, jika

suatu penyakit menyerang kita dianjurkan untuk mencari pengobatan apakah itu

dengan menggunakan obat tradisional maupun obat sintetik karena berobat adalah

salah satu bentuk usaha untuk mencapai kesembuhan (Shihab. 2012).

Hal ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan oleh

Muslim dari hadist Abu Zubair, dari Zabir bin Abdillah, dari Nabi Muhammad SAW.

Beliau bersabda:

'�D E�ء أ0?ل إB داء � أ0?ل هللا Artinya:

Masing-masing penyakit pasti ada obatnya. Kalau obat sudah mengenai penyakit, penyakit itu pasti akan sembuh dengan izin Allah Azza wa jalla [HR. Bukhari].

Dari hadist di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan manusia tidak terlepas

dari penyakit. Penyakit yang dialami manusia terdiri dari penyakit rohani dan

Page 62: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

47

penyakit jasmani (Faiz. 2008). Penyakit jasmani sering muncul karena dipengaruhi

oleh faktor penyakit rohani seperti berlebih-lebihan dalam makanan atau malas

mengkonsumsi zat-zat yang gizi seperti vitamin dan sebagainya (Faiz. 2008).

Resistennya senyawa obat terhadap sebuah penyakit dapat mempengaruhi

seberapa cepat pasien itu dapat sembuh dari penyakitnya oleh karena itu penelitian ini

dianggap penting untuk mengetahui apakah senyawa obat ini masih dapat digunakan

sebagai terapi antibiotik atau tidak (Faiz. 2008).

Biasanya setelah berobat ada yang langsung sembuh dan ada pula yang

membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Ini berarti masalah kesembuhan suatu

penyakit tergantung pada ridha dan izin Allah SWT (Faiz. 2008).

Melihat kekuasaan dan keagungan Allah bukanlah perkara yang sulit. Di alam

raya ini tak terhitung banyaknya tanda-tanda yang menunjukkan hal itu. Semuanya

dapat kita saksikan dengan mata dan indra kita dan dengan anggota-anggota tubuh

yang lain. Bahkan, pada diri kita sendiri pun luar biasa banyaknya tanda kekuasaan

Allah jika kita mau memikirkannya (Faiz. 2008).

Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah

Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,

dan silig bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

berakal. Dan sesungguhnya, tiadalah Allah menciptakan semuanya ini dengan sia-sia,

sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT QS Āli-Imrān/3: 190-191,

yaitu:

Page 63: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

48

Terjemahnya: “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka perihalah kami dari siksa neraka” (Departemen Agama RI. 2010: 110).

Ayat di atas menjelaskan sebagian ciri-ciri yang dinamai Ulul Albâb, mereka

adalah orang-orang, baik laki-laki maupun perempuan, yang terus-menerus

mengingat Allah, dengan ucapan dan atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi saat

bekerja atau istirahat. Dari ayat di atas bahwa objek zikir adalah Allah, sedangobjek

pikir adalah makhluk-makhluk Allah berupa fenomena alam. Ini berarti pengenalan

kepada Allah lebih banyak didasarka kepada kalbu, sedang pengenalan alam raya

oleh penggunaan akal, yakni berpikir. Akal memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk

memikirkan fenomena alam, tetapi ia memiliki keterbatasan dalam memikirkan zat

Allah. Manusia yang membaca lembaran alam raya niscaya akan mendapatkan-Nya

(Shihab. 2012).

Langit dengan ketinggian dan keluasannya, dan bumi dengan kerendahannya,

keluasan, dan kepadatannya, serta segala yang terdapat diantara keduanya merupakan

tanda-tanda kekuasaan-Nya yang sangat agung dan dapat kita saksikan, yang terdiri

Page 64: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

49

dari binatang-binatang yang tetap dan yang berpindah-pindah,lautan pegunungan,

pepohonan, tumbuh-tumbuhan, tanaman, buah-buahan, hewan, pertambangan,

mikroorganisme, berbagai macam warna, aroma, serta keistimewaan lainnya (Shihab.

2012).

Demikian juga dengan pergantian siang dan malam, pergantian masa

(panjang dan pendek) diantara keduanya. Dalam kesemuanya itu terdapat bukti yang

sangat jelas sekaligus dalil yang kuat bagi orang-orang yang berakal sehat yang

memahami hakikat berbagai hal secara nyata, sehingga mereka bergerak untuk selalu

berzdikir kepada Allah dalam segala keadaan mereka. Selain itu, mereka juga

meyakini bahwa hikmah-hikmah dan berbagai nikmat yang lapang dan sempurna ini

merupakan bukti yang menunjukkan keagungan dan kekuasaan serta kebijaksanaan

al-Khaliq, pilihan dan rahmat-Nya (Shihab.2012).

Dia tidak akan pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia dan tanpa guna dan tidak

akan membiarkannya begitu saja, tetapi sebaliknya Dia menciptakan secara sungguh-

sungguh dan akan memberikan balasan kejahatan terhadap orang-orang yang berbuat

jahat dan balasan kebaikan terhadap orang-orang yang berbuat kebaikan. Suatu

contoh dan bahan renungan buat kita, bahwasanya segala yang ada, baik di bumi,

langit atau angkasa, pada dasarnya adalah ciptaan Allah semua dan tiadalah yang sia-

sia. Allah menciptakan makhluk mulai yang besar, seperti matahari, bumi, bulan dan

planet-planet, sampai makhluk yang kecil seperti semut, rerumputan hingga bakteri

yang tidak tampak mata atau yang lebih kecil lagi, yaitu sel. Seluruh makhluk yang

Page 65: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

50

ada adalah ciptaan Allah. Tidak ada benda yang muncul secara tiba-tiba, tanpa ada

yang menciptakan (Shihab. 2012).

Page 66: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan pengembangan bakteri

secara in vitro pada media kultur lalu dilakukan uji sensitivitas dan resistensi bakteri

Streptococcus mutans terhadap beberapa antibiotik. Bakteri Streptococcus mutans

yang dibiakkan di Laboratorium Mikrobiologi berasal dari pasien karies gigi.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia dan Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Haji

Makassar.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental di laboratorium, yaitu

penelitian yang menguraikan atau menggambarkan suatu keadaan dalam suatu

fenomena yang belum pernah dilaporkan sebelumnya.

C. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua pasien Karies Gigi di Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar.

Page 67: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

52

D. Sampel

Sampel penelitian ini adalah karies penderita penyakit Karies Gigi di Rumah

Sakit Umum (RSU) Haji Makassar dan antibiotik yang sesuai dengan antibiotik

yang sering diresepkan untuk penyakit karies gigi. Besar sampel penelitian ini dan

tingkat ketelitian yang dikehendaki serta ketetapan relatif yang diinginkan, sesuai

perhitungan rumus sebagai berikut:

� =����2� + ������ + ����

��� − ����

Dimana :

n= Besar Sampel

Zα = Derifat baku alfa, kesalahan tipe 1 sebesar 1%, hipotesis 1 arah (2,33)

Zβ = Derifat baku beta, power penelitian sebesar 80%, hipotesis 1 arah (0,84)

P1 = Proporsi Populasi pada penelitian ini P1= RR X P2 = 1,4 X 0,8 = 1,12

P2 = Proporsi populasi karies gigi dari kepustakaan 80% = 0,8

Q1= 1-P1 = 0,12

Q2= 1-P2 = 0,2

P= (P1+P2)/2 = (1,12+0,8)/2 = 0,96

Q=1-P = 0,04

� =�2,33�2�0,96��0,04� + 0,84��1,12��0,12� + �0,8��0,2��

�1,12 − 0,8��

Page 68: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

53

� =�2,33√0,0768 + 0,84√−0,12 + 0,16�

�0,32��

� =��2,33��0,28� + �0,84�� 0,16���

0,1024

� =�0,652 + 0,134��

0,1024

� =�0,768��

0,1024

� =0,617

0,1024

� = 6,02 di bulatkan jadi 6. Jadi minimal sampel yang dibutuhkan adalah 6.

Besar sampel sebesar 10 boleh digunakan karena memenuhi syarat besar

minimal sampel untuk penelitian ini adalah 6. Sampel 10 > 6.

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

observasi. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan terhadap proses yang sedang berlangsung.

F. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat

Karies gigi, Streptococcus mutans

2. Variabel bebas

Amoksisilin, eritromisin dan seftriakson.

Page 69: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

54

G. Penyiapan Sampel

1. Pengambilan Sampel

Pegambilan sampel Karies berasal dari pasien karies gigi di RSUD. Haji

Makassar. Sampel karies diambil menggunakan cotton swab dan dilakukan

Pengolahan Sampel di laboratorium Mikrobiologi Farmasi Universitas Muslim

Indonesia.

Karies yang telah diperoleh dari pasien karies gigi, tersebut, selanjutnya di

simpan dalam medium TSB sebagai medium transport dan diisolasi isolasi bakteri

Streptococcus mutans menggunakan medium spesifik.

H. Prosedur Uji Resistensi

1. Persiapan sterilisasi alat menggunakan autoclave

Setelah dicuci alat-alat yang akan disterilkan dikeringkan dan dibungkus

dengan kertas tahan panas, Kemudian dimasukkan dalam autoclave dan dipanaskan

pada temperatur antara 150ºC, selama kurang lebih 15 menit, Pastikan bahwa di

antara bahan yang disterilisasi harus terdapat jarak yang cukup, untuk menjamin agar

pergerakan udara tidak terhambat.

2. Isolasi bakteri dari Karies Gigi

Diambil sampel karies gigi pada pasien karies gigi sebanyak 10 pasien

menggukan cotton swab, Spesimen karies gigi yang diambil dari pasien karies gigi

lalu disimpan didalam medium transport (TSB), Spesimen karies gigi yang telah

diambil, dimasukkan dalam cawan petri yang berisi medium TYC Agar, kemudian

simpan tabung tersebut dalam inkubator pada suhu 370 C selama 2x24 jam, Amati

Page 70: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

55

koloni yang tumbuh dan selanjutnya koloni yang tumbuh digunakan untuk pembuatan

media miring menggunakan medium NA.

3. Pembiakkan bakteri di media miring

Pipet 10 ml medium NA dan masukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 10

buah kemudian miringkan hingga medium NA memadat dan siap untuk digoreskan

bakteri yang sudah dibiakkan dalam medium spesifik yaitu medum TYC Agar,

Diamati koloni yang tumbuh untuk digunakan dalam pembuatan suspensi bakteri

dalam pengujian sensitivitas dan resistensi.

4. Pembuatan suspensi bakteri

Diambil 1 ose biakan bakteri Streptococcus mutans, dimasukkan kedalam vial

berisi NaCl 1 ml lalu homogenkan. Ukur transmitan masing-masing sampel hingga

mencapai 25T. Dimana pengukuran spektro dilakukan untuk pengujian transmitan

bakteri yang harus digunakan dalam pengujian Sensitivitas dan Resistensi Bakteri.

5. Uji sensitivtas dan resistensi antibiotik

Bakteri Streptococcus mutans yang telah dilakukan standarisasi dipersiapkan

dan diamblil 1 ose lalu dimasukkan dalam vial yang berisi medium NA sebanyak 5

ml. Dihomogenkan dan masukkan dalam cawan petri yang telah dibagi 3 lalu

dibiarkan memadat. Letakkan disk antibiotik di atas medium NA tersebut, sesuai

dengan area yang telah ditandai lalu diinkubasi 370C selama 24 jam.

Page 71: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

56

6. Menilai hasil biakan

Ukur diameter zona hambat yang terdapat di sekitar disk antibiotik

amoksislin, eritromosin dan seftriakson diukur dengan menggunakan alat ukur

mikrometer yaitu jangka sorong.

a. Kriteria Inklusi

Sedang melakukan Single terapi amoksisilin. Pasien riwayat penyakit karies

gigi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar. Bersedia menjadi

responden. Sedang dalam terapi antibiotik amoksisilin.

b. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

Pasien Karies gigi sedang tidak berobat di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Haji Makassar. Tidak hadir pada saat pengambilan sampel karies gigi

diadakan.

c. Kriteria pengunduran diri/drop out:

Pasien yang tidak menggunakan antibiotik amoksisilin pada terapi pengobatan

penyakit karies gigi.

I. Instrumen Penelitian

1. Alat yang digunakan

Jangka sorong (Maratron), aluminium foil, autoclave (Hirayama), batang

pengaduk, cawan petri, Erlenmeyer (Pyrex), gelas ukur 10ml (Pyrex), gelas ukur 5ml

(Pyrex), incubator (Memmert), kapas steril, lampu bunsen, penggaris, pinset, rak

tabung, oven (Memmert), tabung reaksi (Pyrex), sarung tangan karet, spidol

permanen, spoit steril 10ml, spoit steril 5ml,1 ml, plastic wrap, dan vial.

Page 72: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

57

2. Bahan yang digunakan

Alkohol, disk antibiotik amoksisilin,eritromisin, seftriakson, aquadest, NaCl,

medium TYC, NA, TSB dan spesimen karies gigi pasien.

J. Analisi Data Penelitian

Data hasil penelitian akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel, data

perbandingan variasi konsentrasi antibiotik pada masing-masing pasien karies gigi

akan ditentukan melalui analisis statistik menggunakan Rancangan Acak Lengkap

karena penelitian ini merupakan penelitian instrumental sehingga lebih tepat

menggunakan ANOVA.

Page 73: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

58

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Analisi hasil pengamatan daya hambat uji resistensi pada masing-masing

pasien tampak pada Tabel 1,2 dan 3.

Tabel 1 : Data Hasil Rerata Daya Hambat Disk Antibiotik Amoksisilin pada Streptococcus mutans

Koloni Bakteri Daya Hambat Rata-rata

(mm) Keterangan

I II III

P1 0 0 0 0 R

P2 0 0 0 0 R

P3 0 0 0 0 R

P4 0 0 0 0 R

P5 7.2 0 0 2.4 R

P6 0 0 0 0 R

P7 0 0 0 0 R

P8 0 0 0 0 R

P9 0 0 0 0 R

P10 0 0 0 0 R

Total 7.2 0 0 2.4 R

Page 74: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

59

Tabel 2: Data Hasil Rerata Daya Hambat Antibiotik Eritromisin pada Streptococcus mutans

Koloni Bakteri Daya Hambat Rata-rata

(mm) Keterangan

I II III

P1 21.2 21.0 21.7 21.3 S

P2 25.7 27.7 28.8 27.4 S

P3 23.8 24.6 24.6 24.3 S

P4 22.5 26.1 23.8 24.1 S

P5 18.1 18.5 18.1 18.2 I

P6 20.2 21.2 21.2 20.8 S

P7 21.1 24.7 24.8 23.5 S

P8 20.9 22.8 24.7 22.8 S

P9 32.2 27.9 27.5 29.2 S

P10 24.8 23.9 26.1 24.9 S

Total 230.5 238.4 241.3 236.5 S

Tabel 3: Data Hasil Rerata Daya Hambat Antibiotik ceftriakson pada Streptococcus mutans

Koloni Bakteri Daya Hambat Rata-rata

(mm) Keterangan

I II III

P1 8.7 8.3 7.9 8.3 R

P2 13.7 9.2 13.1 12.0 R

P3 20.3 18.8 20.5 19.8 I

P4 18.7 22.1 25.5 22.1 I

P5 9.0 15.4 20.7 15.0 1

P6 8.0 7.5 8.3 7.9 R

P7 8.7 8.1 8.7 8.5 R

Page 75: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

60

P8 12.3 14.5 16.0 14.2 R

P9 13.4 15.5 14.2 14.3 R

P10 14.1 15.3 12.2 13.9 R

Total 126.9 134.7 147.1 136.0 R

Keterangan:

P1 = Pasien 1

P2 = Pasien 2

P3 = Pasien 3

P4 = Pasien 4

P5 = Pasien 5

P6 = Pasien 6

P7 = Pasien 7

P8 = Pasien 8

P9 = Pasien 9

P10 = Pasien 10

R = Resisten

I = Intermediat

S = Sensitif

B. Pembahasan

Pada penelitian ini sampel yang didapat dengan medium TSB sebagai medium

transport kultur (+) serta dengan terapi tunggal amoksisilin sebanyak 10 pasien. Umur

terbanyak adalah 30-37 tahun sebanyak 4 pasien, yang berumur 29 tahun sebanyak 1

Page 76: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

61

pasien, yang berumur 6-10 sebanyak tahun 3 pasien dan yang berumur >40 tahun

sebanyak 2 pasien. Penderita kerusakan gigi dalam penelitian ini adalah penderita

karies gigi dengan terapi yaitu dengan single terapi Amoksisilin.

Dalam pengujian sensitivitas dan resistensi antibiotik maka digunakan

antibiotik antara lain amoksisilin, eritromisin dan seftriakson.

Hasil penelitian pada pasien 1 berumur 33 tahun dengan terapi amoksisilin

dengan pengujian Amoksisilin 10 µg dari pasien karies gigi yang diambil pada pagi

hari menggunakan cotton swab di rumah sakit umum Daerah (RSUD) Haji Makassar

menggunakan metode Kirby Bauer yang menunjukkan diameter I adalah 0 mm,

diameter II adalah 0 mm , serta diameter III adalah 0 mm dengan hasil rata-rata

diameter 0 mm yang termasuk dalam kriteria antibiotik Resisten, yang merupakan

bahwa obat tidak dapat lagi diberikan kepada pasien penderita karies gigi karena

amoksisilin sudah tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans. Hal ini dapat terjadi jika dilihat dari riwayat penyakit pasien karies gigi yang

telah mengkonsumsi antibiotik amoksisilin ±7 hari dengan pemakaian obat yang tidak

sesuai dengan aturan pakai antibiotik amoksisilin, dimana bakteri Streptococcus

mutans yang resistensi terhadap amoksisilin memiliki 3 mekanisme resistensi, yaitu

destruksi antibiotik dengan beta-laktamase, menurunkan penetrasi antibiotik untuk

berikatan dengan protein transpepidase, dan menurunkan afinitas ikatan antara

protein pengikat tersebut dengan senyawa antibiotik sehingga pada saat uji resistensi

amoksisilin menunjukkan hasil diameter 0 mm yang menunjukkan pada tabel kriteria

antibiotik termasuk dalam kategori resistensi dengan range ≥ 16 mm.

Page 77: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

62

Dari hasil pengujian eritromisin 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 1 yang menunjukkan diameter

I adalah 21.2 mm, diameter II adalah 21.0 mm, serta diameter III adalah 21.3 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 21.3 mm yang termasuk kriteria antibiotik

masih Sensitif yang merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien penderita

karies gigi karena eritromisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik ≥ 21 termasuk

dalam kategori Sensitif, dimana mekanisme kerja eritromisin itu sendiri dapat

menghambat sintesis protein bakteri.

Dari hasil pengujian seftriakson 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 1 yang menunjukkan diameter

I adalah 8.7 mm, diameter II adalah 8.3 mm, serta diameter III adalah 7.9 mm dengan

hasil rata-rata diameter adalah 8.3 mm yang termasuk kriteria antibiotik sudah

Resisten yang merupakan bahwa obat tidak dapat diberikan kepada pasien penderita

karies gigi karena seftriakson tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik ≤ 14 termasuk

dalam kategori resisten, dimana mekanisme kerja Seftriakson itu sendiri dapat

menghambat sintesis dinding sel bakteri.

Hasil penelitian pada pasien 2 berumur 35 tahun dengan terapi amoksisilin

dengan pengujian Amoksisilin 10 µg digunakan karies dari pasien karies gigi yang

diambil pada pagi hari menggunakan cotton swab di Rumah Sakit umum Daerah

(RSUD) Haji menggunakan metode Kirby Bauer yang menunjukkan diameter I

Page 78: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

63

adalah 0 mm, diameter II adalah 0 mm , serta diameter III adalah 0 mm dengan hasil

rata-rata diameter 0 mm yang termasuk dalam kriteria antibiotik Resisten, yang

merupakan bahwa obat tidak dapat lagi diberikan kepada pasien penderita karies gigi

karena amoksisilin sudah tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans. Hal ini dapat terjadi jika dilihat dari riwayat penyakit pasien

karies gigi yang telah mengkonsumsi antibiotik amoksisilin sebelumnya dengan

pemakaian obat yang tidak sesuai dengan aturan pakai antibiotik amoksisilin. dimana

bakteri Streptococcus mutans yang Resistensi terhadap amoksisilin, dan memiliki 3

mekanisme resistensi, yaitu destruksi antibiotik dengan beta-laktamase, menurunkan

penetrasi antibiotik untuk berikatan dengan protein transpepidase, dan menurunkan

afinitas ikatan antara protein pengikat tersebut dengan senyawa antibiotik, sehingga

pada saat uji resistensi amoksisilin menunjukkan hasil diameter 0 mm yang

menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk dalam kategori resistensi dengan

range ≥ 16 mm.

Dari hasil pengujian eritromisin 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 2 yang menunjukkan diameter

I adalah 25.7 mm, diameter II adalah 27.7 mm, serta diameter III adalah 28.8 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 27.4 mm yang termasuk kriteria antibiotik

masih Sensitif yang merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien penderita

karies gigi karena eritromisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk

Page 79: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

64

dalam kategori Sensitif dengan range ≥ 21 mm, dimana mekanisme kerja eritromisin

itu sendiri dapat menghambat sintesis protein bakteri.

Dari hasil pengujian seftriakson 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 2 yang menunjukkan diameter

I adalah 13.7 mm, diameter II adalah 9.2 mm, serta diameter III adalah 13.1 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 12.0 mm yang termasuk kriteria antibiotik

sudah Resisten yang merupakan bahwa obat tidak dapat diberikan kepada pasien

penderita karies gigi karena seftriakson tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk

dalam kategori Resisten dengan range ≤ 14 mm, dimana mekanisme kerja seftriakson

itu sendiri dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri.

Hasil penelitian pada pasien 3 berumur 30 tahun dengan terapi amoksisilin

dengan pengujian 10 µg digunakan karies dari pasien karies gigi yang diambil pada

pagi hari menggunakan cotton swab di rumah sakit umum Daerah (RSUD) Haji

Makassar menggunakan metode Kirby Bauer yang menunjukkan diameter I adalah 0

mm, diameter II adalah 0 mm , serta diameter III adalah 0 mm dengan hasil rata-rata

diameter 0 mm yang termasuk dalam kriteria antibiotik Resisten, yang merupakan

bahwa obat tidak dapat lagi diberikan kepada pasien penderita karies gigi karena

amoksisilin sudah tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans. Hal ini dapat terjadi jika dilihat dari riwayat penyakit pasien karies gigi yang

telah mengkonsumsi antibiotik amoksisilin sebelumnya dengan pemakaian obat yang

tidak sesuai dengan aturan pakai antibiotik amoksisilin, dan memiliki 3 mekanisme

Page 80: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

65

resistensi, yaitu destruksi antibiotik dengan beta-laktamase, menurunkan penetrasi

antibiotik untuk berikatan dengan protein transpepidase, dan menurunkan afinitas

ikatan antara protein pengikat tersebut dengan senyawa antibiotik, sehingga pada saat

uji resistensi amoksisilin menunjukkan hasil diameter 0 mm yang menunjukkan pada

tabel kriteria antibiotik termasuk dalam kategori Resistensi dengan range ≥ 16 mm.

Dari hasil pengujian eritromisin 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 3 yang menunjukkan diameter

I adalah 23.8 mm, diameter II adalah 24.6 mm, serta diameter III adalah 24.6 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 24.1 mm yang termasuk kriteria antibiotik

masih Sensitif yang merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien penderita

karies gigi karena eritromisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk

dalam kategori Sensitif dengan range ≥ 21 mm, dimana mekanisme kerja eritromisin

itu sendiri dapat menghambat sintesis protein bakteri.

Dari hasil pengujian seftriakson 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 3 yang menunjukkan diameter

I adalah 20.3 mm, diameter II adalah 18.8 mm, serta diameter III adalah 20.5 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 19.8 mm yang termasuk kriteria antibiotik

masih Sensitif yang merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien penderita

karies gigi karena seftriakson masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik

Page 81: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

66

termasuk dalam kategori intermediat dengan range ≥ 14-20 mm, dimana mekanisme

kerja seftriakson itu sendiri dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri.

Hasil penelitian pada pasien 4 berumur 37 tahun dengan terapi amoksisilin

dengan pengujian 10 µg digunakan karies dari pasien karies gigi yang diambil pada

pagi hari menggunakan cotton swab di rumah sakit umum Daerah (RSUD) Haji

menggunakan metode Kirby Bauer yang menunjukkan diameter I adalah 0 mm,

diameter II adalah 0 mm, serta diameter III adalah 0 mm dengan hasil rata-rata

diameter 0 mm yang termasuk dalam kriteria antibiotik Resisten, yang merupakan

bahwa obat tidak dapat lagi diberikan kepada pasien penderita karies gigi karena

amoksisilin sudah tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans . Hal ini dapat terjadi jika dilihat dari riwayat penyakit pasien karies gigi yang

telah mengkonsumsi antibiotik amoksisilin dengan pemakaian obat yang tidak sesuai

dengan aturan pakai obat antibiotik amoksisilin, dan memiliki 3 mekanisme

resistensi, yaitu destruksi antibiotik dengan beta-laktamase, menurunkan penetrasi

antibiotik untuk berikatan dengan protein transpepidase, dan menurunkan afinitas

ikatan antara protein pengikat tersebut dengan senyawa antibiotik, sehingga pada saat

uji resistensi amoksisilin menunjukkan hasil diameter 0 mm yang menunjukkan pada

tabel kriteria antibiotik termasuk dalam kategori Resistensi dengan range ≥ 16 mm.

Dari hasil pengujian eritromisin 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 4 yang menunjukkan diameter

I adalah 22.5 mm, diameter II adalah 26.1 mm, serta diameter III adalah 23.8 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 24.1 mm yang termasuk kriteria antibiotik

Page 82: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

67

masih Sensitif yang merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien penderita

karies gigi karena eritromisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk

dalam kategori sensitif dengan range ≥ 21 mm, dimana mekanisme kerja eritromisin

yaitu menghambat sintesis protein bakteri.

Dari hasil pengujian seftriakson 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 4 yang menunjukkan diameter

I adalah 20.3 mm, diameter II adalah 18.8 mm, serta diameter III adalah 20.5 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 19.8 mm yang termasuk kriteria antibiotik

masih Sensitif yang merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien penderita

karies gigi karena seftriakson masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik

termasuk dalam kategori Intermediat dengan range ≥ 15-19 mm, dimana mekanisme

kerja seftriakson itu sendiri dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri.

Hasil penelitian pada pasien 5 berumur 29 tahun dengan terapi amoksisilin

dengan pengujian 10 µg digunakan karies dari pasien karies gigi yang diambil pada

pagi hari menggunakan cotton swab di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji

kemudian menggunakan metode Kirby Bauer yang menunjukkan diameter I adalah

7,2 mm, diameter II adalah 0 mm , serta diameter III adalah 0 mm dengan hasil rata-

rata diameter 2.4 mm yang termasuk dalam kriteria antibiotik Resisten, yang

merupakan bahwa obat tidak dapat lagi diberikan kepada pasien penderita karies gigi

karena amoksisilin sudah tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Page 83: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

68

Streptococcus mutans . Hal ini dapat terjadi jika dilihat dari riwayat penyakit pasien

karies gigi yang telah mengkonsumsi antibiotik amoksisilin selama beberapa hari,

dan memiliki 3 mekanisme resistensi, yaitu destruksi antibiotik dengan beta-

laktamase, menurunkan penetrasi antibiotik untuk berikatan dengan protein

transpepidase, dan menurunkan afinitas ikatan antara protein pengikat tersebut

dengan senyawa antibiotik, sehingga pada saat uji resistensi amoksisilin

menunjukkan hasil diameter 0 mm yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik

termasuk dalam kategori Resistensi dengan range ≥ 16 mm.

Dari hasil pengujian eritromisin 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 5 yang menunjukkan diameter

I adalah 18.1 mm, diameter II adalah 18.5 mm, serta diameter III adalah 18.1 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 18.2 mm yang termasuk kriteria antibiotik

masih Sensitif yang merupakan bahwa obat masih dapat diberikan kepada pasien

penderita karies gigi karena eritromisin masih dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Streptococcus mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria

antibiotik termasuk dalam kategori Intermediat dengan range ≥ 16-20 mm, dimana

mekanisme kerja eritromisin menghambat sintesis protein bakteri.

Dari hasil pengujian seftriakson 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 5 yang menunjukkan diameter

I adalah 9.0 mm, diameter II adalah 15.4 mm, serta diameter III adalah 20.7 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 15.0 mm yang termasuk kriteria antibiotik

masih Sensitif yang merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien penderita

Page 84: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

69

karies gigi karena seftriakson dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk

dalam kategori Intermediat dengan range ≥ 15-19 mm, dimana mekanisme kerja

seftriakson itu sendiri dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri.

Hasil penelitian pada pasien 6 berumur 6 tahun dengan terapi amoksisilin

dengan pengujian 10 µg digunakan karies dari pasien karies gigi yang diambil pada

pagi hari menggunakan cotton swab di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji

menggunakan metode Kirby Bauer yang menunjukkan diameter I adalah 0 mm,

diameter II adalah 0 mm , serta diameter III adalah 0 mm dengan hasil rata-rata

diameter 0 mm yang termasuk dalam kriteria antibiotik Resisten, yang merupakan

bahwa obat tidak dapat lagi diberikan kepada pasien penderita karies gigi karena

amoksisilin sudah tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans Hal ini dapat terjadi jika dilihat dari riwayat penyakit pasien karies gigi yang

telah mengkonsumsi antibiotik amoksisilin selama beberapa hari dengan pemakaian

obat yang tidak sesuai dengan aturan pakai antibiotik amoksisilin, dan memiliki 3

mekanisme resistensi, yaitu destruksi antibiotik dengan beta-laktamase, menurunkan

penetrasi antibiotik untuk berikatan dengan protein transpepidase, dan menurunkan

afinitas ikatan antara protein pengikat tersebut dengan senyawa antibiotik, sehingga

pada saat uji resistensi amoksisilin menunjukkan hasil diameter 0 mm yang

menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk dalam kategori Resistensi

dengan range ≥ 16 mm.

Page 85: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

70

Dari hasil pengujian eritromisin 30 µg sebagai dalam pengujian sensitivitas

dan resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 6 yang menunjukkan

diameter I adalah 20.2 mm, diameter II adalah 21.2 mm, serta diameter III adalah

21.2 mm dengan hasil rata-rata diameter adalah 20.8 mm yang termasuk kriteria

antibiotik masih Sensitif yang merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien

penderita karies gigi karena eritromisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik

termasuk dalam kategori Sensitivitas dengan range ≥ 21 mm, dimana mekanisme

kerja eritromisin menghambat sintesis protein bakteri.

Dari hasil pengujian seftriakson 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 6 yang menunjukkan diameter

I adalah 8.0 mm, diameter II adalah 7.5 mm, serta diameter III adalah 8.3 mm dengan

hasil rata-rata diameter adalah 7.9 mm yang termasuk kriteria antibiotik masih

Sensitif yang merupakan bahwa obat tidak dapat diberikan kepada pasien penderita

karies gigi karena seftriakson tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk

dalam kategori resistensi dengan range ≤ 14 mm, dimana mekanisme kerja

seftriakson itu sendiri dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri.

Hasil penelitian pada pasien 7 berumur 10 tahun dengan terapi amoksisilin

dengan pengujian 10 µg digunakan karies dari pasien karies gigi yang diambil pada

pagi hari menggunakan cotton swab di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji

menggunakan metode Kirby Bauer yang menunjukkan diameter I adalah 0 mm,

Page 86: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

71

diameter II adalah 0 mm , serta diameter III adalah 0 mm dengan hasil rata-rata

diameter 0 mm yang termasuk dalam kriteria antibiotik Resisten, yang merupakan

bahwa obat tidak dapat lagi diberikan kepada pasien penderita karies gigi karena

amoksisilin sudah tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans . Hal ini dapat terjadi jika dilihat dari riwayat penyakit pasien karies gigi yang

telah mengkonsumsi antibiotik amoksisilin selama beberapa hari dengan pemakaian

obat yang tidak sesuai dengan aturan pakai antibiotik amoksisilin dan memiliki 3

mekanisme resistensi, yaitu destruksi antibiotik dengan beta-laktamase, menurunkan

penetrasi antibiotik untuk berikatan dengan protein transpepidase, dan menurunkan

afinitas ikatan antara protein pengikat tersebut dengan senyawa antibiotik, sehingga

pada saat uji resistensi amoksisilin menunjukkan hasil diameter 0 mm yang

menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk dalam kategori Resistensi

dengan range ≥ 16 mm.

Dari hasil pengujian eritromisin 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 7 yang menunjukkan diameter

I adalah 21.1 mm, diameter II adalah 24.7 mm, serta diameter III adalah 24.8 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 23.5 mm yang termasuk kriteria antibiotik

masih Sensitif yang merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien penderita

karies gigi karena eritromisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk

dalam kategori sensitif dengan range ≥ 21 mm, dimana mekanisme kerja eritromisin

menghambat sintesis protein bakteri.

Page 87: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

72

Dari hasil pengujian seftriakson 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 7 yang menunjukkan diameter

I adalah 8.7 mm, diameter II adalah 8.1 mm, serta diameter III adalah 8.7 mm dengan

hasil rata-rata diameter adalah 8.5 mm yang termasuk kriteria antibiotik sudah

Resisten yang merupakan bahwa obat tidak dapat diberikan kepada pasien penderita

karies gigi karena seftriakson tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik

termasuk dalam kategori Resisten dengan range ≤ 14 mm, dimana mekanisme kerja

seftriakson itu sendiri dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri.

Hasil penelitian pada pasien 8 berumur 9 tahun dengan karies gigi terapi

amoksisilin dengan pengujian 10 µg digunakan karies dari pasien karies gigi yang

diambil pada pagi hari menggunakan cotton swab di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Haji menggunakan metode Kirby Bauer yang menunjukkan diameter I

adalah 0 mm, diameter II adalah 0 mm , serta diameter III adalah 0 mm dengan hasil

rata-rata diameter 0 mm yang termasuk dalam kriteria antibiotik Resisten, yang

merupakan bahwa obat tidak dapat lagi diberikan l kepada pasien penderita karies

gigi karena amoksisilin sudah tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans . Hal ini dapat terjadi jika dilihat dari riwayat penyakit pasien

karies gigi yang telah mengkonsumsi antibiotik amoksisilin selama beberapa hari

dengan pemakaian obat yang tidak sesuai dengan aturan pakai antibiotik amoksisilin

dan memiliki 3 mekanisme resistensi, yaitu destruksi antibiotik dengan beta-

laktamase, menurunkan penetrasi antibiotik untuk berikatan dengan protein

Page 88: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

73

transpepidase, dan menurunkan afinitas ikatan antara protein pengikat tersebut

dengan senyawa antibiotik, sehingga pada saat uji resistensi amoksisilin

menunjukkan hasil diameter 0 mm yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik

termasuk dalam kategori Resistensi dengan range ≥ 16 mm.

Dari hasil pengujian eritromisin 30 µg dalam pengujian resistensi antibiotik

maka didapatkan hasil dari pasien 8 yang menunjukkan diameter I adalah 20.9 mm,

diameter II adalah 22.8 mm, serta diameter III adalah 24.7 mm dengan hasil rata-rata

diameter adalah 22.8 mm yang termasuk kriteria antibiotik masih Sensitif yang

merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien penderita karies gigi karena

eritromisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara

efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk dalam kategori

sensitif dengan range ≥ 21 mm, dimana mekanisme kerja eritromisin menghambat

sintesis protein bakteri.

Dari hasil pengujian seftriakson 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 8 yang menunjukkan diameter

I adalah 12.3 mm, diameter II adalah 14.5 mm, serta diameter III adalah 16.0 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 14.2 mm yang termasuk kriteria antibiotik

sudah resisten yang merupakan bahwa obat tidak dapat diberikan kepada pasien

penderita karies gigi karena seftriakson tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik

termasuk dalam kategori Resisten dengan range ≤ 14 mm, dimana mekanisme kerja

seftriakson itu sendiri dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri.

Page 89: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

74

Hasil penelitian pada pasien 9 berumur 53 tahun dengan terapi amoksisilin

dengan pengujian 10 µg digunakan karies dari pasien karies gigi yang diambil pada

pagi hari menggunakan cotton swab di Rumah Sakit Umum (RSUD) Haji

menggunakan metode Kirby Bauer yang menunjukkan diameter I adalah 0 mm,

diameter II adalah 0 mm , serta diameter III adalah 0 mm dengan hasil rata-rata

diameter 0 mm yang termasuk dalam kriteria antibiotik Resisten, yang merupakan

bahwa obat tidak dapat diberikan lagi kepada pasien penderita karies gigi karena

amoksisilin sudah tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans . Hal ini dapat terjadi jika dilihat dari riwayat penyakit pasien karies gigi yang

telah mengkonsumsi antibiotik amoksisilin selama beberapa hari dengan pemakaian

obat yang tidak sesuai dengan aturan pakai obat antibiotik amoksisilin dan memiliki 3

mekanisme resistensi, yaitu destruksi antibiotik dengan beta-laktamase, menurunkan

penetrasi antibiotik untuk berikatan dengan protein transpepidase, dan menurunkan

afinitas ikatan antara protein pengikat tersebut dengan senyawa antibiotik, sehingga

pada saat uji resistensi amoksisilin menunjukkan hasil diameter 0 mm yang

menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk dalam kategori Resistensi

dengan range ≥ 16 mm.

Dari hasil pengujian eritromisin 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 9 yang menunjukkan diameter

I adalah 32.2 mm, diameter II adalah 27.9 mm, serta diameter III adalah 27.5 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 29.2 mm yang termasuk kriteria antibiotik

masih sensitif yang merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien penderita

Page 90: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

75

karies gigi karena eritromisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik termasuk

dalam kategori Sensitif dengan range ≥ 21 mm, dimana mekanisme kerja eritromisin

menghambat sintesis protein bakteri.

Dari hasil pengujian seftriakson 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 9 yang menunjukkan diameter

I adalah 13.4mm, diameter II adalah 15.5 mm, serta diameter III adalah 12.2 mm

dengan hasil rata-rata diameter adalah 14.3 mm yang termasuk kriteria antibiotik

sudah resisten yang merupakan bahwa obat tidak dapat diberikan kepada pasien

penderita karies gigi karena seftriakson tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik

termasuk dalam kategori Resisten dengan range ≤ 14 mm, dimana mekanisme kerja

seftriakson itu sendiri dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri.

Hasil penelitian pada pasien 10 berumur 63 tahun dengan terapi amoksisilin

dengan pengujian 10 µg digunakan karies dari pasien karies gigi yang diambil pada

pagi hari menggunakan cotton swab di Rumah Sakit Umum (RSUD) Haji

menggunakan metode tuang yang menunjukkan diameter I adalah 0 mm, diameter II

adalah 0 mm , serta diameter III adalah 0 mm dengan hasil rata-rata diameter 0 mm

yang termasuk dalam kriteria antibiotik Resisten, yang merupakan bahwa obat tidak

dapat lagi diberikan kepada pasien penderita karies gigi karena amoksisilin sudah

tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans . Hal ini dapat

terjadi jika dilihat dari riwayat penyakit pasi1en karies gigi yang telah mengkonsumsi

Page 91: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

76

antibiotik amoksisilin selama beberapa hari dengan pemakaian obat yang tidak sesuai

dengan aturan pakai obat antibiotik amoksisilin dan memiliki 3 mekanisme resistensi,

yaitu destruksi antibiotik dengan beta-laktamase, menurunkan penetrasi antibiotik

untuk berikatan dengan protein transpepidase, dan menurunkan afinitas ikatan antara

protein pengikat tersebut dengan senyawa antibiotik, Sehingga pada saat uji

resistensi amoksisilin menunjukkan hasil diameter 0 mm yang menunjukkan pada

tabel kriteria antibiotik termasuk dalam kategori Resistensi dengan range ≥ 16 mm.

Dari hasil pengujian eritromisin 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 10 yang menunjukkan

diameter I adalah 24.8 mm, diameter II adalah 23.9 mm, serta diameter III adalah

26.1 mm dengan hasil rata-rata diameter adalah 24.9 mm yang termasuk kriteria

antibiotik masih Sensitif yang merupakan bahwa obat dapat diberikan kepada pasien

penderita karies gigi karena eritromisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria antibiotik

termasuk dalam kategori Sensitif dengan range ≥ 21 mm, dimana mekanisme kerja

eritromisin menghambat sintesis protein bakteri.

Dari hasil pengujian seftriakson 30 µg dalam pengujian sensitivitas dan

resistensi antibiotik maka didapatkan hasil dari pasien 10 yang menunjukkan

diameter I adalah 14.1 mm, diameter II adalah 15.3 mm, serta diameter III adalah

12.2 mm dengan hasil rata-rata diameter adalah 13.9 mm yang termasuk kriteria

antibiotik sudah resisten yang merupakan bahwa obat tidak dapat diberikan kepada

pasien penderita karies gigi karena seftriakson tidak dapat menghambat pertumbuhan

Page 92: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

77

bakteri Streptococcus mutans secara efektif yang menunjukkan pada tabel kriteria

antibiotik termasuk dalam kategori resisten dengan range ≤ 14 mm, dimana

mekanisme kerja seftriakson itu sendiri dapat menghambat sintesis dinding sel

bakteri.

Setelah di lakukan penelitian maka hasil penelitian uji senstivitas dan

resistensi yang diperoleh dianalisa menggunakan program pengolahan data statistik

SPSS 20. Pada analisa data ini ditentukan terlebih dahulu homogenitas dari setiap

variabel dengan Levene test, hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa dua atau lebih

kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama dalam

suatu penelitian dan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk

memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal

(Purbayu, 2005) untuk terjadinya peningkatan daya hambat beberapa antibiotik pada

bakteri Streptococcus mutans.

Uji Homogenitas varians dihitung dengan menggunakan Levene test. Hasil

uji nilai Levene Test efektivitas dan resistensi daya hambat eritromisin sebesar 2,804

dengan nilai signifikansi 0,26, karena nilai signifikansi <0,05 maka gabungan data

merupakan data yang homogen, sedangkan untuk nilai Levene Test efektivitas dan

resistensi daya hambat seftriakson sebesar 2,509 dengan nilai signifikansi 0,42,

karena nilai signifikansi <0,05 maka gabungan data merupakan data yang homogen.

Pada uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk Jika signifikansi

yang diperoleh lebih besar dari α (α > 0,05), maka sampel berasal dari populasi yang

terdistribusi normal, tetapi jika signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari α (α<

Page 93: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

78

0,05) maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Berdasarkan tabel perhitungan Shapiro-Wilk pada efektivitas dan resistensi daya

hambat eritromisin dan seftriakson menghasilkan signifikansi > 0,05 yang berarti data

tersebut berdistribusi normal.

Setelah dilakukan uji Homogenitas dan Normalitas maka dilakukanlah uji

ANOVA satu arah. Dari analisis anova yang telah di lakukan didapatkan nilai F

hitung dari efektivitas dan resistensi daya hambat eritromisin yaitu 13,362 dan F tabel

yaitu 2,39. Karena F hitung > F tabel (13,362> 2,39), maka terdapat perbedaan pada

beberapa kelompok Uji. Perbedaan efektivitas dan resistensi juga dapat dilihat pada

nilai signifikansinya yaitu 0,000001, yang dinyatakan bahwa jika nilai signfikansi

<0,05 maka terdapat perbedaan (Triyuliana, 2007). Kemudian untuk nilai F Hitung

dari efektivitas dan resistensi daya hambat seftriakson yaitu 11,267 dan F tabel yaitu

2,39. Karena F hitung > F tabel (2,39>11,267), dan berdasarkan signifikansi dari

kapasitas yaitu 0,000005 maka terdapat perbedaan dalam hal peningkatan efektivitas

dan ressitensi daya hambat seftriakson.

Dari hasil penelitian uji resistensi antibiotik menggunakan metode kirby bauer (difusi

agar) menunjukkan hasil bahwa 100% dari 10 pasien sebagai sampel mengalami

resisten terhadap antibiotik amoksisilin. Resistensi yang timbul adalah resistensi

terhadap amoksisilin Bakteri-bakteri yang resisten terhadap antibiotik beta-laktam

memiliki 3 mekanisme resistensi, yaitu destruksi antibiotik dengan beta-laktamase,

menurunkan penetrasi antibiotik untuk berikatan dengan protein transpepidase, dan

menurunkan afinitas ikatan antara protein pengikat tersebut dengan senyawa

Page 94: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

79

antibiotik kemudian 90% dari 10 pasien sebagai sampel masih Sensitif terhadap

antibiotik eritromisin sebagai antibiotik dan 10% dari 10 pasien mengalami

Intermediat dan 85% dari 10 pasien sebagai sampel sudah Resisiten terhadap

antibiotik seftriakson sebagai antibiotik dan 15% dari 10 pasien mengalami

intermediat yang berarti bakteri Streptococcus mutans sudah tidak Sensitif terhadap

antibiotik seftriason dalam pengobatan penyakit karies gigi.

Page 95: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada uji resistensi Streptococcus

mutans terhadap disk antibiotik amoksisilin, eritromisin dan seftriakson dapat

disimpulkan bahwa :

1. Dari hasil pengujian uji sensitivitas dan resistensi antibiotik menggunakan

metode kirby bauer (difusi agar) menunjukkan hasil bahwa 100% dari 10 pasien

sebagai sampel mengalami resisten terhadap antibiotik Amoksisilin, 90% dari 10

pasien sebagai sampel masih sensitif terhadap antibiotik Eritromisin dan hasil dari

85% dari 10 pasien sebagai sampel sudah resisten terhadap antibiotik Seftriakson.

2. Dari hasil pengujian uji sensitivitas dan resistensi antibiotik amoksisilin,

eritromisin dan seftraikson menggunakan metode Kirby bauer (difusi agar)

menunjukkan antibiotik eritromisin yang memiliki efek sensitivitas yang paling baik.

B. Saran

Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi resistensi bakteri Streptococcus mutans terhadap antibiotik

Amoksisilin dan ceftriason.

Page 96: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

81

KEPUSTAKAAN

Ariestanto, dio. 2012:9. Potensi Pemanfaatan Flavonoid Limbah Kulit Kakao

(Theobro ma Cacao L.) sebagai Bahan Tambahan Pembuatan Permen Antikariogenik. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Airlangga. Surabaya.

Ari, W.N. 2008. Streptococcus Mutans, Si Plak Dimana-mana, Available from

http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/streptococcus-mutans 31.pdf [Desember-2015]

Bidarisugma, berlin dkk. 2012: 1,3. Antibodi Monoklonal Streptococcus Mutans 1 (c)

67 kDa sebagai Imunisasi Pasif dalam Alternatif Pencegahan Karies Gigi secara Topikal. Surabaya.

BIMKGI Vol. 1 No. 1 Edisi Oktober 2012. Surat Kwputusan No.1 /Sekjen. BIMKG

Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Ed. 5.

Dorlan, Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorlan. Jakarta. EGC

Dwi, eva wijayantie. 2012:115. Isolat dan Uji Aktivitas Antimikroba dari Isolat Streptomyces Terhadap Escherichia coli dan Uji Bioautografi. Jakarta : Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiah Jakarta.

Eva, Dwi Wijayanti. 2012: 112,115. Isolat dan Uji Aktivitas Antimikroba dari Isolat streptocomyces terhadap Escherichia coli dan Uji Bioatografi. Jakarta : fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Faiz Muhammad Almath, Dr., 2008. 1100 hadits terpilih: Sinar ajaran Muhammad, Gema Insani, Jakarta.

Fehrenbach MJ. 2004:18. The Preventive Angle: remineralization, protection and the caries experience. Young dental.

Gyure, ruth A.. 2012. The Evaluation of Antibiotics Using Kirby Bauer Disk

Diffusion Method. Western CT State University.

F.H. Kayser et al. 2010. Medical Microbiology. New York. Thieme.

Hamita APT, Maksum Hadri. 2012:15,18,21,22,23. Buku Ajar Analisa Hayati. Jakarta. EGC.

Page 97: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

82

Henry, F. Chambers. 2011: 67,69,71,74,76,77. Senyawa Antimikroba. Goodman and Gilman Dasar-dasar Farmakologi Terapi Edisi 10. Jakarta. EGC.

Hidayah, Nur. 2010. Ringan Tentang Mikrobiologi. Waterloo University

Indry W, Christy NM, Paulina G.2013 : 1. Pengalaman karies gigi serta pola makan dan minum pada anak sekolah dasar di desa kiawa kecamatan kawangkoan utara. Manado. Jurnal e-GiGi.

Juke. 2015 : 120,121,122. Farmakologi Medis, Penerbit Erlangga, Jakarta Kamus Kesehatan. 2015.Jakarta Microcheam Laboratory. 2015. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku Panduan Peringatan Hari

Kesehatan Dunia : Gunakan Antibiotik Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Kuman.

McDonald, avery, dean.2011: 183. Dentistry for the child and adolescent. 9th ed.,

Missouri : Mosby Elsiver. McIntyre JM.2005: 21. Dental Caries- The Major Cause of Tooth Damages. In

Structure. 2en ed. Queensland : knowledge Books and Sofware. M.K. Lalitha. 2011: 7,115,116,227,119,121. Manual on Antimicrobial Susceptibility

Testing. Christian Medical College. Vellore, Tamil Nadu. Oliveira, L. V. R. and R. T. de Faria. 2008.18. In vitro propagation of Brazilian

orchids using traditional culture media and commercial fertilizers formulations.Acta Scientiarum, Agronomy Maringa.

Pertiwi, Dewi. 2010. Penetapan Kadar Amoksisilin Dalam Tablet. Fakultas Farmasi.

Unuversitas Sumatera Utara. Putri MH, Eliza H, Neneng N. 2011: 154-6 In : Juwono L, editor. Ilmu pencegahan

penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC. Radji, Maksum. 2010. 21.Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan

Kedokteran. Jakarta: EGC.

Page 98: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

83

Rasinta T. 2014: 38. .Karies gigi. Juwono L, editor. Edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Rianto, Setiabudy. 2010. Pengantar Antimikroba. Farmakologi dan Terapi. Ed. 5.

Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Sastroasmoro, Sudigdo. 2010:112. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi

ke-3. Jakarta: Sagung Seto. Setiabudy, dkket al.2010: 75 Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Gaya Baru: Jakarta.

Shihab, M. Quraish. 2009. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur’an, Volume 3. Jakarta: Lentera Hati.

Sihotang. 2010 : 7. karies gigi. Ikatan Dokter Gigi Indonesia. Universitas Indonesia. Tjahjati, subroto. 2011:13. Pedoman Pengobatan pada Hewan. Bentang

Pustaka. Trihono. Riset kesehatan dasar (RIKESDAS) nasional 2013. Badan Penelitian dan

Pengembangan kesehatan Departemen Kesehatan RI 2013: 110-1. Umiana, tri soleha. 2015:120. Uji kepekaan Terhadap Antibiotik. Bagian

Mikrobiologi. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung. Wahyutomo, A. 2010. Hubungan Karakteristik dan Peran Kader Posyandu dengan

Pemantauan Tumbuh kembang Balita di Puskesmas Kalitidu-Bojonegoro. Tesis. Program Pascasarjana FK UNS. Surakarta

Word Healt Organization. 2012. The World Health Report Shaping the Future.

Geneva: Word Health Orgazation Yati H. Istiantoro, Vincent H.S. Gan 2011. Antimikroba Rifampisin, Penisilin,

Sefalosporin dan Antibiotik Beta Laktam Lainnya.. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Page 99: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

84

LAMPIRAN

Lampiran 1. Sterilisasi alat menggunakan oven

Alat dicuci, dikeringkan, dan dibungkus

Masukkan dalam oven

Dipanaskan dengan suhu 130oC selama 24 jam

Alat siap digunakan

Page 100: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

85

Lampiran 2. Pembuatan Medium TSB Agar

Timbang medium TSB sebanyak 5 gr

Ditambahkan dengan 250 ml aquadest

Medium yang telah larut disterilkan dalam Autoklav selama 15 menit pada suhu 1210C

Page 101: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

86

Lampiran 3. Pembuatan Medium TYC Agar

Siapkan erlenmeyer

Timbang medium TYC Agar sebanyak 5 gr

Ditambahkan dengan 250 ml aquadest

Dipanaskan hingga medium larut

Medium yang telah larut disterilkan dalam Autoklav selama 15 menit pada suhu 1210C

Page 102: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

87

Lampiran 4. Pengembilan sampel

Dimasukkan dalam medium transport (TSB)

Inkubasi selama 24 jam

Siapkan cotton swab, simpan cotton swab dibagian karies gigi pasien selama beberapa detik

Page 103: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

88

Lampiran 5. Isolasi bakteri dari karies gigi

10 spesimen karies yang telah berisi medium TSB

Diambil 1 ose

Digoreskan dalam medium spesifik (TYC Agar)

Simpan dalam inkubator 37oC selama 24 jam

Amati koloni yang tumbuh.

Streptococcus mutans positif jika pada permukaan media terdapat pertumbuhan koloni yang berwarna putih

Koloni siap digunakan untuk uji sensitivitas dan resistensi

Page 104: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

89

Lampiran 6. Uji sensitivitas dan resistensi bakteri

Ambil 1 ose bakteri yang telah dibiakkan sebelumnya dimedium NA

Dimasukkan dalam vial yang berisi NaCl 1 ml lalu dihomogenkan

Diukur nilai transmitannya yaitu 25 T untuk bakteri yang siap digunakan dalam pengujian sensitivitas dan resistensi bakteri

Kemudian diambil satu ose bakteri dan dimasukkan didialam vial yang berisi medium 5 ml, homogenkan

Letakkan piper disk Amoksisilin, eritromisin dam seftriason diatas medium

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan sesuaikan dengan tabel resistensi antibiotik

Page 105: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

90

Lampiran 7. Identitas Peneliti

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Perkenalkan nama saya Fany Fadyla Hasrul mahasiswa Farmasi Program

Studi S1 Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar.

Saya akan melakukan penelitian tentang “Uji Sensitivitas dan Resistensi bakteri

Streptococcus mutans penyebab karies gigi terhadap Beberapa Antibiotik Secara In-

vitro di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji di Makassar”

Penelitian yang akan saya lakukan bertujuan untuk mengetahui sensitivitas

dan resistensi bakteri Streptococcus mutans terhadap beberapa antibiotik dimana

yang digunakan yaitu disk antibiotik amoksisilin dengan konsentrasi 10 µg,

eritromisin 30 µg, dan seftriason 30 µg yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans.

Uji Sensitivitas adalah serangkaian uji yang diberikan terhadap sampel

dengan konsentrasi disk antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans. Senstivitas antibiotik merupakan respon antibiotik terhadap

bakteri yang masih efektif dalam penggunaan antibiotik.

Uji Resistensi merupakan serangkaian uji yang diberikan terhadap sampel

penelitian dengan konsentrasi disk antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Streptococcus mutans. Resisten Antibiotik merupakan resistensi

mikroorganisme terhadap obat antimikroba yang sebelumnya sensitif.

Uji Sensitivitas dan Resistensi ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Haji Makassar dan laboratorium mikrobiologi farmasi Universitas

Muslim Indonesia (UMI) dengan pasien yang memenuhi syarat penelitian. Penelitian

ini akan dilakukan selama 2 minggu di laboratorium mikrobiologi farmasi Universitas

Muslim Indonesia (UMI) dengan menggunakan sampel karies gigi pasien di Rumah

Page 106: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

91

Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar. Pelaksanaan Uji Sentivitas dan

Resistensi akan dilakukan oleh saya dan dibawah pengawasan pembimbing 1 yaitu

Hj. Gemy Nastity Handayani S.Si., M.Si., Apt. dan pembimbing 2 yaitu Asrul Ismail

S.Farm., M.Sc.,Apt.

Adapun bahaya atau risiko dalam penelitian Uji Sensitivitas dan Resistensi

ini yaitu tidak ada bahaya maupun resiko dimana pasien tidak akan merasa sakit

karena pengambilan sampel hanya menyimpan cotton swab pada bagian karies gigi

pasien kurang lebih 1 menit.

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah informasi atau

pengetahuan kepada tenaga medis dan masyarakat tentang Sensitivitas dan Resistensi

bakteri dari beberapa penggunaan antibiotik.

Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah secara sukarela dan tidak ada

bayaran selama Anda ikut berpartisipasi.

Partisipasi Anda dalam penelitian ini dan informasi yang Anda berikan tidak

akan diungkapkan kepada siapapun dan tanggapan Anda untuk kuesioner ini akan

dijaga kerahasiaannya.

Identitas Peneliti

Nama : Fany Fadyla Hasrul

Alamat : BTN. Pao-Pao Permai Blok.A1/10

Hp : 082394987735

Page 107: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

92

Lampiran 8. Formulir Persetujuan Mengikuti Penelitian Setelah Mendapat Penjelasan

FORMULIR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN SETELAH MENDAPAT PENJELASAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : …………………………………………….

Umur : …………………………………………….

Alamat : …………………………………………….

Dengan ini menyatakan bahwa setelah saya mendapatkan penjelasan serta memahami

sepenuhnya maksud dan tujuan penelitian yang berjudul:

Uji Sensitivitas dan Resistensi Bakteri Streptococcus mutans penyebab Karies

Gigi terhadap beberapa Antibiotik Secara In-vitro di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Haji di Makassar

Setelah mendengar/membaca dan mengerti penjelasan yang diberikan

mengenai tujuan, manfaat apa yang akan dilakukan pada penelitian ini, saya

menyatakan setuju untuk ikut dalam penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.

Saya mengerti bahwa dari semua hal yang dilakukan peneliti kepada saya

dalam melakukan terapi tawa dapat menyebabkan masalah, namun saya percaya

kemungkinan tersebut sangat kecil karena dilakukan secara maksimal oleh peneliti

yang berpengalaman.

Page 108: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

93

Saya tahu bahwa keikut sertaan saya ini bersifat sukarela tanpa paksaan,

sehingga saya bisa menolak ikut atau mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa

kehilangan hak saya untuk mendapat pelayanan kesehatan. Saya juga berhak bertanya

atau meminta penjelasan pada peneliti bila masih ada hal yang belum jelas atau masih

ada hal yang ingin saya ketahui tentang penelitian ini.

Saya juga mengerti bahwa semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan

penelitian ini, akan ditanggung oleh peneliti. Demikian juga biaya perawatan dan

pengobatan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat penelitian ini, akan

dibiayai oleh peneliti.

Saya percaya bahwa keamanan dan kerahasiaan data penelitian akan terjamin

dan saya dengan ini menyetujui semua data saya yang dihasilkan pada penelitian ini

untuk disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Bila terjadi perbedaan pendapat dikemudian hari kami akan menyelesaikannya secara kekeluargaan.

NAMA TANDA TANGAN TG/BLN/THN

Klien …………………………… ……………………… …………………..

Saksi 1 …………………………… ……………………… …………………..

Saksi 2 …………………………… ……………………… …………………..

Page 109: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

94

Penanggung Jawab Penelitian : Penanggung Jawab Medis :

Nama : Fany Fadyla Hasrul Nama : Drg. Eriana Sutono

Alamat : BTN. Pao-Pao Permai Blok A1/10 Alamat : JL. Bacan No.98

Telepon : 082394987735 Telepon : 081340123975

Page 110: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

95

Lampiran 9. Rekam Medis

PASIEN 1

RSUD HAJI MAKASSAR NOMOR MR.OPD RINGKASAN RIWAYAT POLIKLINIK 175929 NAMA : APRILYANI K

UMUR : 33 TAHUN

ALAMAT : JL. ANDI TONRO

NAMA AYAH/IBU : -

DITANGANI : Drg. ERIANA SUTONO

Tgl. Kunjungan Poli yang dikunjungi Diagnosa Tindakan/Operasi

27/01/16 Poli Gigi gigi berlubang dan karies

R/ Amoksisilin Na. Diklofenak

5/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan karies

R/ Amoksisilin Asam mefenamat

10/2/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan karies

Tambalan R/ Amoksisilin Asam mefenamat

PASIEN 2

RSUD HAJI MAKASSAR NOMOR MR.OPD RINGKASAN RIWAYAT POLIKLINIK 214664 NAMA : RETNO ANRIANI,SE

UMUR : 35 TAHUN

ALAMAT : MACCINI SOMBALA

NAMA AYAH/IBU : -

DITANGANI : Drg. INDRYANI

Tgl. Kunjungan Poli yang dikunjungi Diagnosa Tindakan/Operasi

6/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang R/

Page 111: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

96

dan Karies gigi Amoksisilin Asam mefenamat

12/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

Pencabutan R/ Amoksisilin Asam mefenamat

PASIEN 3

RSUD HAJI MAKASSAR NOMOR MR.OPD RINGKASAN RIWAYAT POLIKLINIK 181301 NAMA : MUH. SYAHRIL ARFA

UMUR : 30 TAHUN

ALAMAT : JL. MASJID RAYA

NAMA AYAH/IBU : -

DITANGANI : Drg. MAYA ROSITA

Tgl. Kunjungan Poli yang dikunjungi Diagnosa Tindakan/Operasi

04/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

R/ Amoksisilin Asam mefenamat

06/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

Pencabutan R/ Amoksisilin Asam mefenamat

PASIEN 4

RSUD HAJI MAKASSAR NOMOR MR.OPD RINGKASAN RIWAYAT POLIKLINIK 051431 NAMA : HERAWATI RAUF

UMUR : 37 TAHUN

ALAMAT : JL. TANJUNG ALANG

NAMA AYAH/IBU : -

DITANGANI : Drg. INDRYANI

Page 112: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

97

Tgl. Kunjungan Poli yang dikunjungi Diagnosa Tindakan/Operasi

06/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

R/ Amoksisilin Asam mefenamat

16/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

Pencabutan R/ Amoksisilin Asam mefenamat Na. Diklofenak

PASIEN 5

RSUD HAJI MAKASSAR NOMOR MR.OPD RINGKASAN RIWAYAT POLIKLINIK 109692 NAMA : AHMAD WARDINI CHAIRUL

UMUR : 29 TAHUN

ALAMAT : JL. ABDUL KADIR 77 MAKASSAR

NAMA AYAH/IBU : -

DITANGANI : Drg. INDRYANI

Tgl. Kunjungan Poli yang dikunjungi Diagnosa Tindakan/Operasi

26/01/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

R/ Amoksisilin Asam mefenamat

06/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

Pencabutan R/ Amoksisilin Asam mefenamat

PASIEN 6

RSUD HAJI MAKASSAR NOMOR MR.OPD RINGKASAN RIWAYAT POLIKLINIK 114794 NAMA : FA’IQ FADTURAHMAN

UMUR : 6 TAHUN

ALAMAT : DG. TATA 1 BLOK V

Page 113: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

98

NAMA AYAH/IBU : ROSTINA

DITANGANI : Drg. INDRYANI

Tgl. Kunjungan Poli yang dikunjungi Diagnosa Tindakan/Operasi

26/01/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

R/ Amoksisilin Asam mefenamat

16/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

Pencabutan R/ Amoksisilin Asam mefenamat

PASIEN 7

RSUD HAJI MAKASSAR NOMOR MR.OPD RINGKASAN RIWAYAT POLIKLINIK 181301 NAMA : DAHLIA

UMUR : 10 TAHUN

ALAMAT : TABARIA BARU BLOK.W NO.8

NAMA AYAH/IBU : FARIDAH

DITANGANI : Drg. MAYA ROSITA

Tgl. Kunjungan Poli yang dikunjungi Diagnosa Tindakan/Operasi

4/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

R/ Amoksisilin Asam mefenamat

16/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

Tambalan R/ Amoksisilin Asam mefenamat

PASIEN 8

RSUD HAJI MAKASSAR NOMOR MR.OPD RINGKASAN RIWAYAT POLIKLINIK 214664 NAMA : NURUL AFIFAH AMIR

UMUR : 9 TAHUN

ALAMAT : TABARIA BARU BLOK.W NO.8

Page 114: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

99

NAMA AYAH/IBU : IRNAWATI

DITANGANI : Drg. FITRAH AMALIA

Tgl. Kunjungan Poli yang dikunjungi Diagnosa Tindakan/Operasi

10/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

R/ Amoksisilin Asam mefenamat

112/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

Tambalan R/ Amoksisilin Asam mefenamat

PASIEN 9

RSUD HAJI MAKASSAR NOMOR MR.OPD RINGKASAN RIWAYAT POLIKLINIK 214654 NAMA : HJ. FATIMAH

UMUR : 53 TAHUN

ALAMAT : MANURUKI

NAMA AYAH/IBU : -

DITANGANI : Drg. FITRAH AMALIA

Tgl. Kunjungan Poli yang dikunjungi Diagnosa Tindakan/Operasi

10/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

R/ Amoksisilin Asam mefenamat

12/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

Tambalan R/ Amoksisilin Asam mefenamat

PASIEN 10

RSUD HAJI MAKASSAR NOMOR MR.OPD RINGKASAN RIWAYAT POLIKLINIK 215128 NAMA : HJ. HALIMAH

UMUR : 63 TAHUN

ALAMAT : JL. PULAU BARANG LOMPO

Page 115: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

100

NAMA AYAH/IBU : -

DITANGANI : Drg. ERIANA SUTOSO

Tgl. Kunjungan Poli yang dikunjungi Diagnosa Tindakan/Operasi

10/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

R/ Amoksisilin Asam mefenamat

17/02/16 Poli Gigi Gigi berlubang dan Karies gigi

Tambalan R/ Amoksisilin Asam mefenamat

Page 116: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

101

Lampiran 10. Gambar Penelitian

Gambar pengambilan sampel dari pasien

Gambar sampel yang telah diambil dari pasien

Pengambilan

sampel dari pasien

Sampel yang telah

diambil dari pasien

Page 117: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

102

Gambar sampel karies dan medium transport

Gambar medium spesifik (TYC)

Sampel yang ditanam

pada medium transport

Medium spesifik (TYC)

Page 118: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

103

Lampiran Hasil Amoksisilin

Pasien 1 karies gigi

Pasien 2 karies gigi

Paper disk antibiotik amoksisilin

Paper disk antibiotik amoksisilin

Page 119: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

104

Pasien 3 karies gigi

Pasien 4 karies gigi

Paper disk antibiotik amoksisilin

Paper disk antibiotik amoksisilin

Page 120: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

105

Pasien 5 karies gigi

Pasien 6 karies gigi

Paper disk antibiotik amoksisilin

Paper disk antibiotik amoksisilin

Page 121: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

106

Pasien 7 karies gigi

Pasien 8 karies gigi

Paper disk antibiotik amoksisilin

Paper disk antibiotik amoksisilin

Page 122: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

107

Pasien 9 karies gigi

Pasien 10 karies gigi

Paper disk antibiotik amoksisilin

Paper disk antibiotik amoksisilin

Page 123: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

108

Lampiran Hasil Eritromisin

Pasien 1 karies gigi

Pasien 2 karies gigi

Paper disk antibiotik eritromisin

Paper disk antibiotik eritromisin

Page 124: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

109

Pasien 3 karies gigi

Pasien 4 karies gigi

Paper disk antibiotik eritromisin

Paper disk antibiotik eritromisin

Page 125: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

110

Pasien 5 kareis gigi

Pasien 6 kareis gigi

Paper disk antibiotik eritromisin

Paper disk antibiotik eritromisin

Page 126: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

111

Pasien 7 karies gigi

Pasien 8 karies gigi

Paper disk antibiotik eritromisin

Paper disk antibiotik eritromisin

Page 127: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

112

Pasien 9 karies gigi

Pasien 10 karies gigi

Paper disk antibiotik eritromisin

Paper disk antibiotik eritromisin

Page 128: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

113

Lampiran Hasil Seftriakson

Pasien 1 karies gigi

Pasien 2 karies gigi

Paper disk antibiotik seftriakson

Paper disk antibiotik seftriakson

Page 129: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

114

Pasien 3 karies gigi

Pasien 4 karies gigi

Paper disk antibiotik seftriakson

Paper disk antibiotik seftriakson

Page 130: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

115

Pasien 5 karies gigi

Pasien 6 karies gigi

Paper disk antibiotik seftriakson

Paper disk antibiotik seftriakson

Page 131: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

116

Pasien 7 karies gigi

Pasien 8 karies gigi

Paper disk antibiotik seftriakson

Paper disk antibiotik seftriakson

Page 132: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

117

Pasien 9 karies gigi

Pasien 10 karies gigi

Paper disk antibiotik seftriakson

Paper disk antibiotik seftriakson

Page 133: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

118

Lampiran 11. Analisis statistik daya hambat antibiotik terhadap Streptococcus mutans ERITROMISIN Oneway

Descriptives

daya hambat

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

1 3 21.3000 .36056 .20817 20.4043 22.1957 21.00 21.70

2 3 27.4000 1.57162 .90738 23.4959 31.3041 25.70 28.80

3 3 24.3333 .46188 .26667 23.1860 25.4807 23.80 24.60

4 3 24.1333 1.82300 1.05251 19.6047 28.6619 22.50 26.10

5 3 18.2333 .23094 .13333 17.6596 18.8070 18.10 18.50

6 3 20.8667 .57735 .33333 19.4324 22.3009 20.20 21.20

7 3 23.5333 2.10792 1.21701 18.2970 28.7697 21.10 24.80

8 3 22.8000 1.90000 1.09697 18.0801 27.5199 20.90 24.70

9 3 29.2000 2.60576 1.50444 22.7269 35.6731 27.50 32.20

10 3 24.9333 1.10604 .63857 22.1858 27.6809 23.90 26.10

Total 30 23.6733 3.30537 .60348 22.4391 24.9076 18.10 32.20

Test of Homogeneity of Variances

daya hambat

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.804 9 20 .026

Robust Tests of Equality of Means

daya hambat

Statistica df1 df2 Sig.

Welch 44.439 9 7.917 0.000008

Brown-Forsythe 13.362 9 10.447 0.000139

a. Asymptotically F distributed.

Page 134: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

119

Tests of Normality

Pasien Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

daya hambat

1 .276 3 . .942 3 .537

2 .242 3 . .973 3 .683

3 .385 3 . .750 3 .000

4 .239 3 . .975 3 .696

5 .385 3 . .750 3 .000

6 .385 3 . .750 3 .000

7 .377 3 . .770 3 .045

8 .175 3 . 1.000 3 1.000

9 .358 3 . .813 3 .147

10 .215 3 . .989 3 .800

a. Lilliefors Significance Correction

ANOVA

daya hambat

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 271.659 9 30.184 13.362 0.000001

Within Groups 45.180 20 2.259

Total 316.839 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: daya hambat

Tukey HSD

(I) Pasien (J)

Pasien

Mean

Difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1

2 -6.10000* 1.22719 .002 -10.4456 -1.7544

3 -3.03333 1.22719 .339 -7.3790 1.3123

4 -2.83333 1.22719 .425 -7.1790 1.5123

5 3.06667 1.22719 .325 -1.2790 7.4123

6 .43333 1.22719 1.000 -3.9123 4.7790

Page 135: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

120

7 -2.23333 1.22719 .717 -6.5790 2.1123

8 -1.50000 1.22719 .960 -5.8456 2.8456

9 -7.90000* 1.22719 .000 -12.2456 -3.5544

10 -3.63333 1.22719 .152 -7.9790 .7123

2

1 6.10000* 1.22719 .002 1.7544 10.4456

3 3.06667 1.22719 .325 -1.2790 7.4123

4 3.26667 1.22719 .253 -1.0790 7.6123

5 9.16667* 1.22719 .000 4.8210 13.5123

6 6.53333* 1.22719 .001 2.1877 10.8790

7 3.86667 1.22719 .107 -.4790 8.2123

8 4.60000* 1.22719 .033 .2544 8.9456

9 -1.80000 1.22719 .890 -6.1456 2.5456

10 2.46667 1.22719 .602 -1.8790 6.8123

3

1 3.03333 1.22719 .339 -1.3123 7.3790

2 -3.06667 1.22719 .325 -7.4123 1.2790

4 .20000 1.22719 1.000 -4.1456 4.5456

5 6.10000* 1.22719 .002 1.7544 10.4456

6 3.46667 1.22719 .193 -.8790 7.8123

7 .80000 1.22719 1.000 -3.5456 5.1456

8 1.53333 1.22719 .954 -2.8123 5.8790

9 -4.86667* 1.22719 .021 -9.2123 -.5210

10 -.60000 1.22719 1.000 -4.9456 3.7456

4

1 2.83333 1.22719 .425 -1.5123 7.1790

2 -3.26667 1.22719 .253 -7.6123 1.0790

3 -.20000 1.22719 1.000 -4.5456 4.1456

5 5.90000* 1.22719 .003 1.5544 10.2456

6 3.26667 1.22719 .253 -1.0790 7.6123

7 .60000 1.22719 1.000 -3.7456 4.9456

8 1.33333 1.22719 .981 -3.0123 5.6790

9 -5.06667* 1.22719 .015 -9.4123 -.7210

10 -.80000 1.22719 1.000 -5.1456 3.5456

5

1 -3.06667 1.22719 .325 -7.4123 1.2790

2 -9.16667* 1.22719 .000 -13.5123 -4.8210

3 -6.10000* 1.22719 .002 -10.4456 -1.7544

4 -5.90000* 1.22719 .003 -10.2456 -1.5544

6 -2.63333 1.22719 .519 -6.9790 1.7123

Page 136: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

121

7 -5.30000* 1.22719 .010 -9.6456 -.9544

8 -4.56667* 1.22719 .035 -8.9123 -.2210

9 -10.96667* 1.22719 .000 -15.3123 -6.6210

10 -6.70000* 1.22719 .001 -11.0456 -2.3544

6

1 -.43333 1.22719 1.000 -4.7790 3.9123

2 -6.53333* 1.22719 .001 -10.8790 -2.1877

3 -3.46667 1.22719 .193 -7.8123 .8790

4 -3.26667 1.22719 .253 -7.6123 1.0790

5 2.63333 1.22719 .519 -1.7123 6.9790

7 -2.66667 1.22719 .503 -7.0123 1.6790

8 -1.93333 1.22719 .845 -6.2790 2.4123

9 -8.33333* 1.22719 .000 -12.6790 -3.9877

10 -4.06667 1.22719 .079 -8.4123 .2790

7

1 2.23333 1.22719 .717 -2.1123 6.5790

2 -3.86667 1.22719 .107 -8.2123 .4790

3 -.80000 1.22719 1.000 -5.1456 3.5456

4 -.60000 1.22719 1.000 -4.9456 3.7456

5 5.30000* 1.22719 .010 .9544 9.6456

6 2.66667 1.22719 .503 -1.6790 7.0123

8 .73333 1.22719 1.000 -3.6123 5.0790

9 -5.66667* 1.22719 .005 -10.0123 -1.3210

10 -1.40000 1.22719 .974 -5.7456 2.9456

8

1 1.50000 1.22719 .960 -2.8456 5.8456

2 -4.60000* 1.22719 .033 -8.9456 -.2544

3 -1.53333 1.22719 .954 -5.8790 2.8123

4 -1.33333 1.22719 .981 -5.6790 3.0123

5 4.56667* 1.22719 .035 .2210 8.9123

6 1.93333 1.22719 .845 -2.4123 6.2790

7 -.73333 1.22719 1.000 -5.0790 3.6123

9 -6.40000* 1.22719 .001 -10.7456 -2.0544

10 -2.13333 1.22719 .763 -6.4790 2.2123

9

1 7.90000* 1.22719 .000 3.5544 12.2456

2 1.80000 1.22719 .890 -2.5456 6.1456

3 4.86667* 1.22719 .021 .5210 9.2123

4 5.06667* 1.22719 .015 .7210 9.4123

5 10.96667* 1.22719 .000 6.6210 15.3123

6 8.33333* 1.22719 .000 3.9877 12.6790

Page 137: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

122

7 5.66667* 1.22719 .005 1.3210 10.0123

8 6.40000* 1.22719 .001 2.0544 10.7456

10 4.26667 1.22719 .057 -.0790 8.6123

10

1 3.63333 1.22719 .152 -.7123 7.9790

2 -2.46667 1.22719 .602 -6.8123 1.8790

3 .60000 1.22719 1.000 -3.7456 4.9456

4 .80000 1.22719 1.000 -3.5456 5.1456

5 6.70000* 1.22719 .001 2.3544 11.0456

6 4.06667 1.22719 .079 -.2790 8.4123

7 1.40000 1.22719 .974 -2.9456 5.7456

8 2.13333 1.22719 .763 -2.2123 6.4790

9 -4.26667 1.22719 .057 -8.6123 .0790

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

daya hambat

Tukey HSD

Pasien N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

5 3 18.2333

6 3 20.8667 20.8667

1 3 21.3000 21.3000

8 3 22.8000

7 3 23.5333 23.5333

4 3 24.1333 24.1333

3 3 24.3333 24.3333

10 3 24.9333 24.9333 24.9333

2 3 27.4000 27.4000

9 3 29.2000

Sig. .325 .079 .107 .057

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 138: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

123

CEFTRIAXON

Oneway Descriptives

daya hambat

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

1 3 8.3000 .40000 .23094 7.3063 9.2937 7.90 8.70

2 3 12.0000 2.44336 1.41067 5.9304 18.0696 9.20 13.70

3 3 19.8667 .92916 .53645 17.5585 22.1748 18.80 20.50

4 3 22.1000 3.40000 1.96299 13.6539 30.5461 18.70 25.50

5 3 15.0333 5.85861 3.38247 .4797 29.5869 9.00 20.70

6 3 7.9333 .40415 .23333 6.9294 8.9373 7.50 8.30

7 3 8.5000 .34641 .20000 7.6395 9.3605 8.10 8.70

8 3 14.2667 1.86100 1.07445 9.6437 18.8897 12.30 16.00

9 3 14.3667 1.05987 .61192 11.7338 16.9995 13.40 15.50

10 3 13.8667 1.56312 .90247 9.9837 17.7497 12.20 15.30

Total 30 13.6233 5.01966 .91646 11.7490 15.4977 7.50 25.50

Test of Homogeneity of Variances

daya hambat

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.509 9 20 .042

Robust Tests of Equality of Means

daya hambat

Statistica df1 df2 Sig.

Welch 41.413 9 7.987 0.000009

Brown-Forsythe 11.267 9 5.299 0.006439

a. Asymptotically F distributed.

Page 139: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

124

Tests of Normality

Pasien Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

daya hambat

1 .175 3 . 1.000 3 1.000

2 .340 3 . .848 3 .235

3 .346 3 . .837 3 .206

4 .175 3 . 1.000 3 1.000

5 .192 3 . .997 3 .896

6 .232 3 . .980 3 .726

7 .385 3 . .750 3 .000

8 .217 3 . .988 3 .792

9 .229 3 . .981 3 .739

10 .226 3 . .983 3 .752

a. Lilliefors Significance Correction

ANOVA

daya hambat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 610.334 9 67.815 11.267 0.000005

Within Groups 120.380 20 6.019

Total 730.714 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: daya hambat

Tukey HSD

(I) Pasien (J)

Pasien

Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1

2 -3.70000 2.00316 .701 -10.7934 3.3934

3 -11.56667* 2.00316 .000 -18.6601 -4.4732

4 -13.80000* 2.00316 .000 -20.8934 -6.7066

5 -6.73333 2.00316 .072 -13.8268 .3601

6 .36667 2.00316 1.000 -6.7268 7.4601

Page 140: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

125

7 -.20000 2.00316 1.000 -7.2934 6.8934

8 -5.96667 2.00316 .148 -13.0601 1.1268

9 -6.06667 2.00316 .135 -13.1601 1.0268

10 -5.56667 2.00316 .209 -12.6601 1.5268

2

1 3.70000 2.00316 .701 -3.3934 10.7934

3 -7.86667* 2.00316 .022 -14.9601 -.7732

4 -10.10000* 2.00316 .002 -17.1934 -3.0066

5 -3.03333 2.00316 .871 -10.1268 4.0601

6 4.06667 2.00316 .590 -3.0268 11.1601

7 3.50000 2.00316 .758 -3.5934 10.5934

8 -2.26667 2.00316 .975 -9.3601 4.8268

9 -2.36667 2.00316 .967 -9.4601 4.7268

10 -1.86667 2.00316 .993 -8.9601 5.2268

3

1 11.56667* 2.00316 .000 4.4732 18.6601

2 7.86667* 2.00316 .022 .7732 14.9601

4 -2.23333 2.00316 .977 -9.3268 4.8601

5 4.83333 2.00316 .368 -2.2601 11.9268

6 11.93333* 2.00316 .000 4.8399 19.0268

7 11.36667* 2.00316 .001 4.2732 18.4601

8 5.60000 2.00316 .203 -1.4934 12.6934

9 5.50000 2.00316 .221 -1.5934 12.5934

10 6.00000 2.00316 .143 -1.0934 13.0934

4

1 13.80000* 2.00316 .000 6.7066 20.8934

2 10.10000* 2.00316 .002 3.0066 17.1934

3 2.23333 2.00316 .977 -4.8601 9.3268

5 7.06667 2.00316 .051 -.0268 14.1601

6 14.16667* 2.00316 .000 7.0732 21.2601

7 13.60000* 2.00316 .000 6.5066 20.6934

8 7.83333* 2.00316 .023 .7399 14.9268

9 7.73333* 2.00316 .026 .6399 14.8268

10 8.23333* 2.00316 .015 1.1399 15.3268

5

1 6.73333 2.00316 .072 -.3601 13.8268

2 3.03333 2.00316 .871 -4.0601 10.1268

3 -4.83333 2.00316 .368 -11.9268 2.2601

4 -7.06667 2.00316 .051 -14.1601 .0268

6 7.10000* 2.00316 .050 .0066 14.1934

Page 141: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

126

7 6.53333 2.00316 .087 -.5601 13.6268

8 .76667 2.00316 1.000 -6.3268 7.8601

9 .66667 2.00316 1.000 -6.4268 7.7601

10 1.16667 2.00316 1.000 -5.9268 8.2601

6

1 -.36667 2.00316 1.000 -7.4601 6.7268

2 -4.06667 2.00316 .590 -11.1601 3.0268

3 -11.93333* 2.00316 .000 -19.0268 -4.8399

4 -14.16667* 2.00316 .000 -21.2601 -7.0732

5 -7.10000* 2.00316 .050 -14.1934 -.0066

7 -.56667 2.00316 1.000 -7.6601 6.5268

8 -6.33333 2.00316 .105 -13.4268 .7601

9 -6.43333 2.00316 .096 -13.5268 .6601

10 -5.93333 2.00316 .152 -13.0268 1.1601

7

1 .20000 2.00316 1.000 -6.8934 7.2934

2 -3.50000 2.00316 .758 -10.5934 3.5934

3 -11.36667* 2.00316 .001 -18.4601 -4.2732

4 -13.60000* 2.00316 .000 -20.6934 -6.5066

5 -6.53333 2.00316 .087 -13.6268 .5601

6 .56667 2.00316 1.000 -6.5268 7.6601

8 -5.76667 2.00316 .176 -12.8601 1.3268

9 -5.86667 2.00316 .161 -12.9601 1.2268

10 -5.36667 2.00316 .246 -12.4601 1.7268

8

1 5.96667 2.00316 .148 -1.1268 13.0601

2 2.26667 2.00316 .975 -4.8268 9.3601

3 -5.60000 2.00316 .203 -12.6934 1.4934

4 -7.83333* 2.00316 .023 -14.9268 -.7399

5 -.76667 2.00316 1.000 -7.8601 6.3268

6 6.33333 2.00316 .105 -.7601 13.4268

7 5.76667 2.00316 .176 -1.3268 12.8601

9 -.10000 2.00316 1.000 -7.1934 6.9934

10 .40000 2.00316 1.000 -6.6934 7.4934

9

1 6.06667 2.00316 .135 -1.0268 13.1601

2 2.36667 2.00316 .967 -4.7268 9.4601

3 -5.50000 2.00316 .221 -12.5934 1.5934

4 -7.73333* 2.00316 .026 -14.8268 -.6399

5 -.66667 2.00316 1.000 -7.7601 6.4268

6 6.43333 2.00316 .096 -.6601 13.5268

Page 142: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

127

7 5.86667 2.00316 .161 -1.2268 12.9601

8 .10000 2.00316 1.000 -6.9934 7.1934

10 .50000 2.00316 1.000 -6.5934 7.5934

10

1 5.56667 2.00316 .209 -1.5268 12.6601

2 1.86667 2.00316 .993 -5.2268 8.9601

3 -6.00000 2.00316 .143 -13.0934 1.0934

4 -8.23333* 2.00316 .015 -15.3268 -1.1399

5 -1.16667 2.00316 1.000 -8.2601 5.9268

6 5.93333 2.00316 .152 -1.1601 13.0268

7 5.36667 2.00316 .246 -1.7268 12.4601

8 -.40000 2.00316 1.000 -7.4934 6.6934

9 -.50000 2.00316 1.000 -7.5934 6.5934

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

daya hambat

Tukey HSD

Pasien N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

6 3 7.9333

1 3 8.3000 8.3000

7 3 8.5000 8.5000

2 3 12.0000 12.0000

10 3 13.8667 13.8667 13.8667

8 3 14.2667 14.2667 14.2667

9 3 14.3667 14.3667 14.3667

5 3 15.0333 15.0333 15.0333

3 3 19.8667 19.8667

4 3 22.1000

Sig. .096 .072 .143 .051

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 143: UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus ...repositori.uin-alauddin.ac.id/1993/1/SKRIPSI_Fany Fadyla Hasrul.pdf · uji sensitivitas dan resistensi bakteri streptococcus

128

RIWAYAT HIDUP

Assalamualaikum

Nama Lengkapnya Fany Fadyla Hasrul, akrab di sapa

dengan Fany Anak ketiga dari tiga bersaudara dan

merupakan putri satu-satunya dan diidam-idamkan dari

kedua orang tuanya dari tiga bersaudara, buah hati

pasangan suami isteri Hasrul Lewa S.Pd dan Roswati,

lahir di Jeneponto pada tanggal 04 Juni 1994. Nama

kedua kakaknya bernama Fery Fadly Hasrul S.Hi dan

Fajar Hasrul S.Pd, Bertempat tinggal jln. HV. Worang

No. 30 Tamarunang dan sekarang tinggal di btn. Pao-pao permai Blok. A1/10.

Jenjang pendidikan penulis di mulai pada tahun 2000 di SD Negeri No. 112

Tamarunang hingga tahun 2006, kemudian melanjutkan pendidikannya di SMPN 1

Binamu, hingga akhirnya tahun 2009 meneruskan lagi pendidikan ke Sekolah yang

telah lama di idam-idamkannya yaitu SMA Negeri 1 Binamu dan selesai pada tahun

2012. Setelah lulus SMA beliau kemudian melanjutkan pendidikannya ke perguruan

tinggi dan akhirnya dipertemukan dengan salah satu universitas islam terbesar di

indonesia timur yaitu Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dengan

mengambil jurusan Farmasi.

Penulis merupakan pribadi yang lucu dan suka bercanda tetapi penulis memiliki think

as big as galaxy dan memiliki motto ketika kita inginkan sukses maka jangan pernah

takut untuk gagal karena kesuksesan bisa kita rasakan ketika kita sudah mengalami

kegagalan, selalulah berfikir positif kerana pemikiran positif akan membawamu

dalam kehidupan yang positif. wassalam