75
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN Garcinia benthami Pierre TERHADAP LARVA Artemia salina Leach DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Aulia Ajrina NIM: 1110103000065 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

  • Upload
    vuthuy

  • View
    226

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL

DAUN Garcinia benthami Pierre TERHADAP LARVA

Artemia salina Leach DENGAN METODE BRINE

SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Aulia Ajrina

NIM: 1110103000065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

ii

Page 3: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

iii

Page 4: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

iv

Page 5: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya karena adanya dukungan, bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin,Sp.And selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan kepada penulis selama

menempuh pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi,Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter atas bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan

di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

3. dr. Nurul Hiedayati,PhD selaku pembimbing 1 yang telah banyak

meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis dalam

menyusun dan menyelesaikan laporan penelitian ini.

4. Puteri Amelia,M.Farm,Apt selaku pembimbing 2 yang telah memberikan

masukan judul penelitian dan banyak mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga

untuk membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan laporan

penelitian ini.

5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD selaku penanggung jawab modul riset

yang selalu memberikan arahan dan mengingatkan penulis untuk segera

menyelesaikan penelitian ini.

6. Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) yang telah bersedia memberikan daun Garcinia benthami

Pierre untuk digunakan dalam penelitian ini.

7. Ayah dan Ibu atas limpahan kasih sayang yang telah diberikan, pengorbanan

tanpa pamrih dan doa-doa yang selalu dipanjatkan, senantiasa memberikan

arahan, dorongan semangat kepada penulis selama melaksanakan penelitian.

v

Page 6: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Terimakasih atas segala kebaikan dan pelajaran hidup yang luar biasa hingga

kini penulis telah beranjak dewasa.

8. Ibu Zeti Hariyati, M.Biomed selaku PJ Laboratorium Biologi dan Ibu Puteri

Amelia, M.Farm,Apt selaku PJ Laboratorium PNA yang telah memberikan

izin penggunaan laboratorium.

9. Mbak Rani, Mbak Suryani, Mbak Dina, Mas Rachmadi, dan laboran-laboran

lain yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.

10. Teman-teman satu kelompok penelitian, Ratu, Eri, Fitri, Nur dan Nurraisya.

Terimakasih atas kerja sama dan dukungannya selama melakukan penelitian

ini.

11. Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di PSPD, CIMSA, dan teman-

teman lain yang penulis kenal namun tidak sempat tersebutkan.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai

pihak. Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat

dengan baik.

Ciputat, 11 September 2013

Penulis

vi

Page 7: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

ABSTRAK

Aulia Ajrina. Program Studi Pendidikan Dokter. Uji Toksisitas Akut Ekstrak

Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach

dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2013

Daun Garcinia benthami Pierre termasuk famili Clusiaceae. Daun ini

mengandung senyawa triterpen dan benzofenon. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui potensi toksisitas akut ekstrak metanol daun Garcinia benthami

Pierre terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality

Test (BSLT) yang ditunjukkan dengan nilai LC50. Penelitian eksperimental ini

menggunakan 180 larva udang (Artemia salina Leach) yang dibagi menjadi 1

kontrol negatif dan 5 kelompok seri konsentrasi ekstrak, masing-masing terdiri

dari 10 ekor larva dengan replikasi 3 kali untuk tiap kelompok perlakuan.

Konsentrasi ekstrak berturut-turut adalah 100,50,20,10, dan 5 ppm. Hasil

pengamatan adalah terhadap larva yang mati 24 jam setelah pemberian ekstrak.

Hasil dari analisis probit menunjukkan harga LC50 dari ekstrak metanol daun

Garcinia benthami Pierre adalah 73,43 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak

metanol daun Garcinia benthami Pierre memiliki potensi toksisitas akut terhadap

larva Artemia salina Leach menurut metode BSLT yang ditunjukkan dengan

harga LC50<1000 ppm.

Kata kunci: Uji Toksisitas Akut, Garcinia benthami Pierre, Artemia salina Leach,

BSLT, LC50

ABSTRACT

Aulia Ajrina. Medical Education Study Program. Acute Toxicity Test of Methanol

Extract of Garcinia benthami Pierre Leaves Against Artemia salina Leach Larvae

Using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Method. 2013

Garcinia benthami Pierre leaf belong to Clusiaceae family. This leaf contains

triterpen and benzofenon compounds. The purpose of this research is to determine

the potency of acute toxicity of methanol extract of Garcinia benthami Pierre

leaves against Artemia salina Leach larvae using Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT) method which is shown by LC50 value. This research was done by using

180 brine shrimps were divided into 1 negative control, and 5 treatment groups,

which contained 10 larvaes for each group with 3 times replication group. The

extract concentration consecutively is 100,50,20,10,and 5 ppm. The result is

against larvae that died 24 hours after extract was given.The result of probit

analysis indicated that LC50 value of methanol extract of Garcinia benthami Pierre

leaves is 73,43 ppm. It means that methanol extract of Garcinia benthami Pierre

leaves had acute toxicity potency against Artemia salina Leach larva according to

BSLT method. It is indicated by LC50 value <1000 ppm.

Keywords: Acute Toxicity Test, Garcinia benthami Pierre, Artemia salina Leach,

BSLT, LC50

vii

Page 8: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ........................................................................ 2

1.3 Tujuan penelitian ......................................................................... 2

1.3.1 Tujuan umum ...................................................................... 2

1.3.2 Tujuan khusus ..................................................................... 2

1.4 Manfaat penelitian ........................................................................ 3

1.4.1 Bagi masyarakat................................................................... 3

1.4.2 Bagi institusi........................................................................ 3

1.4.3 Bagi peneliti........................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori............................................................................... 4

2.1.1 Tumbuhan dalam Islam........................................................ 4

2.1.2 Keamanan penggunaan obat tradisional Indonesia.............. 5

2.1.3 Genus Garcinia.................................................................... 6

2.1.4 Tumbuhan Garcinia benthami Pierre.................................. 8

2.1.5 Definisi toksikologi.............................................................. 11

2.1.6 Uji toksisitas akut................................................................. 13

2.1.7 Metode ekstraksi simplisia................................................... 14

2.1.8 Larva udang Artemia salina Leach...................................... 18

2.1.9 Metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)……............... 22

2.1.10 Metode penentuan nilai LD50 atau LC50............................ 23

2.2 Kerangka konsep........................................................................... 25

2.3 Definisi operasional...................................................................... 26

BAB 3 METODE PENELITIAN

1.1 Desain penelitian .......................................................................... 27

1.2 Lokasi dan waktu penelitian.......................................................... 27

1.3 Populasi dan sampel...................................................................... 27

3.3.1 Populasi................................................................................ 27

viii

Page 9: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

3.3.2 Sampel.................................................................................. 27

3.3.2.1 Kriteria inklusi......................................................... 27

3.3.2.2 Kriteria ekslusi......................................................... 27

3.3.2.3 Besar sampel............................................................ 27

3.3.2.4 Cara pengambilan sampel........................................ 28

1.4 Determinasi tanaman.................................................................... 28

1.5 Bahan yang diuji........................................................................... 28

1.6 Alat dan bahan penelitian.............................................................. 28

3.6.1 Alat penelitian...................................................................... 28

3.6.2 Bahan penelitian................................................................... 29

1.7 Cara kerja penelitian...................................................................... 29

3.7.1 Ekstraksi daun Garcinia benthami Pierre

dengan maserasi..................................................................... 29

3.7.2 Penetasan larva udang Artemia salina Leach....................... 31

3.7.3 Pembuatan konsentrasi ekstrak yang akan diuji................... 31

3.7.4 Prosedur uji toksisitas dengan metode BSLT.......................32

1.8 Alur penelitian............................................................................... 33

1.9 Pengolahan dan analisis data......................................................... 34

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ekstraksi daun Garcinia benthami Pierre………….… 35

4.2 Hasil uji toksisitas dengan metode BSLT………………...... 36

4.3 Penetapan nilai LC50………………………………….......... 40

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ....................................................................................... 43

5.2 Saran.............................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 44

LAMPIRAN................................................................................................. 48

ix

Page 10: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori toksisitas berdasarkan nilai LC50................................... 22

Tabel 3.1 Data konsentrasi ekstrak pada tabung reaksi………...……….… 32

Tabel 4.1 Data berat ekstrak kental daun Garcinia benthami Pierre…...…. 36

Tabel 4.2 Pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak metanol daun

Garcinia benthami Pierre terhadap larva Artemia salina

Leach.........................................................................................… 37

Tabel 4.3 Perhitungan LC50 dengan metode probit…………….………….. 40

Tabel 6.1 Transformasi persen-probit........................................................... 53

Tabel 6.2 Output hasil analisis probit dengan SPSS 16.0 for windows......... 57

x

Page 11: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pohon Garcinia benthami Pierre...…………………….…….. 9

Gambar 2.2 Daun Garcinia benthami Pierre………...……………………. 10

Gambar 2.3 Sifat–sifat fisika dan kimia metanol…………...…………..… 17

Gambar 2.4 Metabolisme metanol……...…………………………………. 17

Gambar 2.5 Siklus hidup Artemia salina Leach ….......…………………... 19

Gambar 2.6 Tahap penetasan telur Artemia................................................. 19

Gambar 2.7 Larva Artemia salina Leach setelah menetas

A) 24 jam, B) 48 jam, C) 72 jam.......…………………..….… 20

Gambar 2.8 Bagian tubuh larva Artemia salina Leach…….......………….. 20

Gambar 2.9 Karakteristik morfologi larva Artemia

tingkat instar I,II, dan III.......................................................... 21

Gambar 3.1 Bagan alur ekstraksi daun Garcinia benthami Pierre…...….... 30

Gambar 3.2 Bagan alur penelitian………………………………………… 33

Gambar 4.1 Grafik pengaruh konsentrasi ekstrak metanol daun

Garcinia benthami Pierre terhadap kematian

larva Artemia salina Leach……………………………………38

Gambar 4.2 Grafik regresi linier konsentrasi ekstrak metanol

daun Garcinia benthami Pierre terhadap nilai probit……..…. 41

Gambar 6.1 Keterangan determinasi tanaman.............................................. 48

Gambar 6.2 Keterangan bahan penelitian kista Artemia.............................. 49

Gambar 6.3 Destilasi pelarut metanol...........................................................50

Gambar 6.4 Botol maserasi........................................................................... 50

Gambar 6.5 Proses evaporasi dengan Rotary Evaporator............................ 50

Gambar 6.6 Ekstrak kental daun Garcinia benthami Pierre......................... 50

Gambar 6.7 Ekstrak kental 250 mg.............................................................. 50

Gambar 6.8 Larutan induk 1000 ppm........................................................... 50

Gambar 6.9 Proses penyaringan................................................................... 51

Gambar 6.10 Hasil uji BSLT......................................................................... 51

Gambar 6.11 Wadah penetasan telur Artemia salina Leach.......................... 51

Gambar 6.12 Larva Artemia salina Leach umur 48 Jam............................... 51

Gambar 6.13 Serbuk simplisia daun Garcinia benthami Pierre.................... 51

Gambar 6.14 Konsentrasi ekstrak metanol daun

Garcinia benthami Pierre……………………………………. 51

xi

Page 12: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat keterangan determinasi tanaman………………………..… 48

Lampiran 2. Keterangan bahan penelitian kista Artemia……………............... 49

Lampiran 3. Gambar bahan dan alat penelitian…………………………….…. 50

Lampiran 4. Perhitungan konsentrasi ekstrak metanol

daun Garcinia benthami Pierre……………………………….… 52

Lampiran 5. Tabel transformasi persen – probit…………………………..…. 53

Lampiran 6. Hasil analisis probit dengan SPSS 16.0 for windows................... 57 Lampiran 7. Daftar riwayat hidup………………..…………………………… 63

xii

Page 13: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia sering menggunakan tumbuhan dalam

kehidupan sehari-hari, baik untuk sumber makanan maupun pengobatan.

Tumbuhan mengandung berbagai jenis bahan kimia alami yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Penggunaan obat

tradisional sebagian besar berbahan dasar alami, yaitu berasal dari daun,

kulit batang, biji, buah, atau akar tumbuhan.1

Salah satu tumbuhan yang telah dikenal dan digunakan oleh

masyarakat Indonesia adalah genus Garcinia. Garcinia termasuk famili

Clusiaceae. Masyarakat mengenal genus ini sebagai tumbuhan keluarga

manggis yang dapat bermanfaat untuk obat tradisional dan sumber

makanan. Genus Garcinia memiliki beberapa kandungan kimia yang telah

berhasil diisolasi, yaitu senyawa xanton, benzofenon, golongan flavonoid,

dan triterpen.2

Genus Garcinia terdiri dari 500 jenis yang tersebar luas di

kawasan tropis dan didapatkan hampir di seluruh Indonesia.3 Beberapa

spesies Garcinia tidak dimanfaatkan secara baik dan sering ditebang oleh

masyarakat sehingga dapat menimbulkan kepunahan bagi keberadaan

Garcinia di masa mendatang.2

Garcinia telah dikenal sebagai sumber senyawa xanton dan

bioflavonoid dengan berbagai macam bioaktivitas seperti antibakteri,

antioksidan, antikanker, antijamur, dan antiinflamasi.4

Berdasarkan

penelitian antioksidan ekstrak metanol daun Garcinia benthami Pierre

didapatkan nilai IC50 29,91 μg/mL sehingga tergolong antioksidan sangat

kuat.2 Namun, masih terdapat beberapa spesies dari Garcinia yang belum

diketahui potensi toksisitasnya sehingga perlu dilakukan uji toksisitas.

Salah satu spesiesnya adalah Garcinia benthami Pierre.

Penelitian uji toksisitas akut ekstrak metanol daun Garcinia

benthami Pierre menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT). Sifat pelarut yang akan digunakan dalam penelitian ini

1

Page 14: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

bergantung pada polaritas. Metanol tergolong sebagai pelarut polar

sehingga dapat mengekstraksi senyawa polar.5

BSLT merupakan suatu bioassay sebagai metode awal untuk

penelitian bahan alam yang bersifat toksik. Metode ini sering digunakan

karena relatif mudah, murah, cepat, dan hasilnya dapat dipercaya.6

Metode BSLT menggunakan hewan coba berupa larva udang

Artemia salina Leach, organisme sederhana dari biota laut yang sangat

kecil dan mempunyai kepekaan yang cukup tinggi terhadap toksik. Uji

toksisitas dengan metode ini merupakan uji toksisitas akut dimana efek

toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat, yaitu rentang

waktu selama 24 jam setelah pemberian larutan uji.7 Untuk mengetahui

manfaat dan potensi toksisitas dari daun Garcinia benthami Pierre yang

hampir punah maka peneliti mencoba melakukan uji toksisitas akut dari

ekstrak metanol daun Garcinia benthami Pierre dengan metode BSLT.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat

dirumuskan pertanyaan penelitian, yaitu apakah ekstrak metanol daun

Garcinia benthami Pierre memiliki potensi toksisitas akut terhadap larva

Artemia salina Leach menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT)?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui potensi toksisitas akut dari ekstrak metanol

daun Garcinia benthami Pierre terhadap larva Artemia salina

Leach menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mengetahui persentase kematian larva Artemia salina Leach

setelah pemberian ekstrak metanol daun Garcinia benthami

Pierre.

2

Page 15: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

b) Mengetahui nilai LC50 dari ekstrak metanol daun Garcinia

benthami Pierre terhadap larva Artemia salina Leach

menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Menambah informasi tentang tumbuhan keluarga manggis yang

berpotensi sebagai tanaman obat.

1.4.2 Bagi Institusi

a) Penelitian ini dapat menambah jumlah dan jenis penelitian

yang telah dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

b) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk

melakukan penelitian lebih lanjut bagi peneliti yang lain.

1.4.3 Bagi Peneliti

a) Penelitian ini menjadi salah satu syarat mendapatkan gelar

sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b) Memperoleh suatu pengalaman dalam bidang penelitian

eksperimental terutama dalam bidang kesehatan.

3

Page 16: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Tumbuhan dalam Islam

Allah SWT menciptakan tumbuhan sebagai salah satu makhluk hidup

yang memiliki banyak manfaat. Tumbuh-tumbuhan memiliki kandungan kimia

yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya. Allah SWT berfirman,

yang artinya : “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah

menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi

kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-

macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-

kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada

yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang

mempunyai akal.” (Q.S Az-Zumar : 21).

Di dalam ayat-ayat Al-Qur’an, Allah menyuruh manusia untuk

merenungkan dan memperhatikan keanekaragaman serta keindahan ciptaan-

ciptaan-Nya yang amat menakjubkan. Firman Allah dalam QS. Al-An’am: 99

yang artinya : “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami

tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan

dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari

tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma

mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami

keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.

Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah)

kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda

(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al-An’am: 99)

Allah SWT telah menganugerahkan akal dan pikiran kepada manusia.

Allah SWT memerintahkan manusia untuk berpikir mengenai salah satu kejadian

di bumi ini, yaitu proses tumbuhnya tanam-tanaman di permukaan bumi. Maka

tumbuhlah tanam-tanaman, sejak dari benih kemudian menjadi besar, berbunga

4

Page 17: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

yang beraneka warna, dan berbuah. Tumbuhan bermanfaat bagi manusia maupun

binatang. Tumbuhan dapat dijadikan sebagai bahan makanan atau diolah untuk

keperluan-keperluan lain, salah satunya dapat dijadikan sebagai obat.8

2.1.2 Keamanan Penggunaan Obat Tradisional Indonesia

Tumbuhan mengandung banyak senyawa murni yang dapat digunakan

dalam obat konvensional maupun modern. Obat dari tumbuhan digunakan sebagai

pilihan terapeutik dan sering menjadi bentuk terapi yang aman. Masyarakat harus

mengetahui tentang keamanan, efektivitas, dan penggunaan obat secara tepat.9

Definisi obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari

tumbuhan, hewan, mineral, atau campuran dari bahan tersebut yang digunakan

untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional Indonesia atau lebih

dikenal dengan nama jamu, umumnya obat herbal, yaitu obat yang berasal dari

tumbuhan. Bagian tumbuhan yang digunakan dapat berupa akar, batang, daun,

umbi atau dapat juga seluruh bagian tumbuhan.10

Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di masyarakat dijamin

keamanannya oleh pemerintah dengan mengimplementasikannya dalam

Permenkes No.760/Menkes/Per/IX/1992 tentang obat tradisional dan

fitofarmaka.11

Fitofarmaka adalah obat dari bahan alam terutama dari alam nabati,

yang khasiatnya jelas dan terbuat dari bahan baku dan telah memenuhi

persyaratan minimal, sehingga terjamin keseragaman komponen aktif, keamanan

dan kegunaannya.10

Penelitian obat tradisional Indonesia meliputi penelitian budidaya tanaman

obat, analisis kandungan kimia, toksisitas, farmakodinamik, formulasi, dan uji

klinik. Kandungan kimia obat herbal dipengaruhi beberapa faktor yaitu letak

geografis/tempat tumbuh tanaman, iklim, cara pembudidayaan, cara dan waktu

panen, dan cara perlakuan pascapanen (pengeringan, penyimpanan).10

Apabila terdapat bukti ilmiah adanya khasiat dan keamanan penggunaan

obat tradisional pada manusia, maka obat tradisional dapat menjadi pertimbangan

untuk digunakan di pelayanan kesehatan formal/profesi dokter. Bukti tersebut

hanya dapat diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan secara sistematik

dan bertahap. Tahapan penelitian dalam pengembangan obat tradisional menjadi

5

Page 18: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

fitofarmaka adalah sebagai berikut : 10

a) Seleksi

Jenis obat tradisional/obat herbal yang diutamakan untuk diteliti adalah : 10

berkhasiat untuk penyakit yang menduduki peringkat atas dalam angka

kejadiannya.

berkhasiat untuk penyakit tertentu berdasarkan pengalaman

merupakan alternatif jarang untuk penyakit tertentu, seperti kanker.

b) Uji preklinik, terdiri atas uji toksisitas dan uji farmakodinamik

Uji preklinik dilakukan secara in vitro dan in vivo pada hewan uji agar

dapat diketahui toksisitas dan efek farmakodinamiknya. Uji

farmakodinamik pada hewan uji digunakan untuk memprediksi efek pada

manusia, sedangkan uji toksisitas digunakan untuk melihat dan

mengetahui keamanannya.10

c) Standarisasi sederhana, penentuan identitas dan pembuatan sediaan

terstandar

Bentuk sediaan obat herbal dan prosedur ekstraksi dapat mempengaruhi

efek yang ditimbulkan. Ekstrak yang dihasilkan dengan jenis pelarut

tertentu dapat memiliki efek terapi yang berbeda karena zat aktif yang

terlarut berbeda.10

d) Uji klinik

Obat tradisional/obat herbal harus dibuktikan khasiat dan keamanannya

melalui uji klinik agar dapat menjadi fitofarmaka. Apabila obat

tradisional/obat herbal telah terbukti aman dan berkhasiat pada uji

preklinik, maka uji klinik pada manusia dapat dilakukan.10

2.1.3 Genus Garcinia

Genus Garcinia merupakan salah satu genus dari famili Clusiaceae. Di

Indonesia, pemanfaatan Garcinia secara umum masih kurang dilakukan. Jenis

Garcinia yang umumnya ditanam yaitu G.mangostana L. untuk diambil buahnya.

Garcinia mangostana merupakan spesies dari genus Garcinia yang banyak

terdapat di Asia Tenggara.2

6

Page 19: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Di daerah Sumatera Utara, salah satu jenis Garcinia yang dapat pula

diambil buahnya yaitu jenis G.atroviridis. Selain itu, G.atroviridis memiliki daya

tarik tersendiri yaitu saat tunas muda tumbuh bersama-sama dalam satu pohon

sehingga menimbulkan dua warna daun muda yang menarik yaitu hijau muda dan

merah muda. Tumbuhan Garcinia umumnya memiliki ukuran yang tidak terlalu

besar.3

Genus Garcinia memiliki struktur kayu yang keras dengan warna beragam

mulai dari kuning sampai coklat kemerahan. Habitus pohon memiliki tinggi

mencapai 25-33 m. Diameter batang pohon sekitar 60-100 cm dan mengecil ke

arah ujung. Garcinia jarang yang berupa semak dan bentuk pohon umumnya

kerucut dengan percabangan berselang-seling. Umumnya daun berwarna hijau.

Bunga betina biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan bunga

jantan dan bunga terdapat di bagian ketiak daun. Seluruh bagian pada tumbuhan

ini dapat mengeluarkan getah yang kental dan lengket berwarna putih atau

kuning.2

Berdasarkan kemotaksonomi, spesies tumbuhan dalam satu genus

memiliki aktivitas kimiawi yang sama secara kualitatif dan akan berbeda secara

kuantitatif. Perbedaan kuantitatif dari setiap senyawa dipengaruhi oleh ekosistem

tumbuhan tersebut. Bagian tertentu pada tumbuhan seperti kulit batang dan akar

juga dapat ditemukan senyawa-senyawa yang sama atau berbeda. Selain itu

afinitas kimiawi dalam satu genus memiliki hubungan kekerabatan molekul yang

dapat dilihat pada jalur biogenesis pembentukan senyawa-senyawa tersebut.12

Genus Garcinia mengandung senyawa xanton yang mempunyai aktivitas

sebagai antioksidan, antibakteri, antidiabetes, antikanker dan antiinflamasi. Pada

G. mangostana diketahui terdapat senyawa alfamangostin dan garcinone E yang

berperan untuk menghambat proliferasi sel kanker dengan mengaktivasi enzim

kaspase 3 dan 9 untuk memicu apoptosis sel kanker. Alfamangostin mampu

menghambat pertumbuhan sel kanker dengan nilai IC50 sebesar 1 µg/1µL (2.44

µM).13,14

Garcinia mangostana Linn telah diketahui menghasilkan 6 turunan xanton

yaitu senyawa alfamangostin, betamangostin, gamamangostin, mangostinone,

garcinone, garcinone E, dan 2-isoprenyl-1,7-dihydroxy-3-methoxyxanthone. Jenis

7

Page 20: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

xanton yang paling berperan sebagai antikanker, antioksidan, dan mengaktifkan

sistem imun tubuh yaitu alfamangostin, betamangostin, dan garcinone E.15

Beberapa senyawa xanton dari berbagai spesies Garcinia diantaranya

adalah porsaton A dari G. parvifolia; 1,4-dihidroksi-2-(3’-metilbut-2’-enil) xanton

dari G. polyanta Oliv; 1,7-dihidroksi-6’,6’-dimetilpiran-(2’,3’:6,5) xanton dari G.

nigrolineata; 1,6-dihidroksi xanton, 1,4,5-trihidroksi xanton dari G. vieillardii.

Senyawa – senyawa ini melalui penelitian bioaktivitas secara in vitro maupun in

vivo telah menunjukan aktifitas sebagai antijamur, antibakteri, antikanker,

antifungal, dan antimalaria.16

Spesies lain dari Genus Garcinia yang memiliki khasiat antikanker adalah

Garcinia griffithii T.Anders yang dikenal dengan nama kandis gajah. Ekstrak

metanol dari kulit batang tumbuhan Garcinia griffithii T. Anders dapat

menghambat pertumbuhan sel kanker payudara MCF-7. Nilai IC50 dari ekstrak

metanol sebesar 68,613 μg/mL.16

Pada umumnya tumbuhan dapat menghasilkan senyawa metabolit primer

dan metabolit sekunder. Metabolit primer yaitu protein, lemak, asam nukleat, dan

polisakarida merupakan penyusun dari makhluk hidup. Metabolit sekunder adalah

senyawa yang disintesis tumbuhan untuk mempertahankan eksistensi dalam

berinteraksi dengan ekosistem dan berperan pada kelangsungan hidup suatu

spesies. Senyawa metabolit sekunder diantaranya adalah flavonoid, benzofenon,

dan xanton.12,17

Di habitat aslinya, Garcinia dapat dijadikan pohon tropis yang memiliki

potensi sebagai tanaman hias, koleksi buah, pohon tepi jalan, reboisasi,

penghijauan, atau sumber makanan bagi satwa. Walaupun tumbuhan Garcinia

belum terlalu dibudidayakan oleh masyarakat, tetapi secara alami dapat

beradaptasi dengan baik.3

2.1.4 Tumbuhan Garcinia Benthami Pierre

Garcinia benthami Pierre dapat tumbuh di hutan dataran rendah dan

termasuk tumbuhan tahunan, masa hidupnya dapat mencapai puluhan tahun.

Warna daun tanaman ini selalu berwarna hijau. Genus Garcinia termasuk ke

8

Page 21: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

dalam Famili Clusiaceae yang umumnya dikenal sebagai tumbuhan keluarga

manggis dan sering digunakan untuk obat tradisional atau tanaman pangan.3

Gambar 2.1 Pohon Garcinia benthami Pierre

Sumber : Dokumentasi pribadi

Taksonomi tumbuhan Garcinia benthami Pierre memiliki klasifikasi

sebagai berikut :2

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Sub kelas : Archichlamydeae

Ordo : Guttiferales

Familia : Clusiaceae

Genus : Garcinia

Species : Garcinia benthami Pierre

Pada umumnya, tinggi pohon Garcinia benthami Pierre mencapai 30 m

dan pohon berbentuk kerucut dengan percabangan berselang-seling. Pohon ini

memiliki batang yang lurus dan daun berwarna hijau. Bunga jantan memiliki

benang sari dan ukuran bunga jantan lebih kecil dibandingkan bunga betina.

Bunga terdapat di ketiak daun, memiliki daun kelopak dan daun mahkota sekitar

9

Page 22: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

4-5 helai.2 Menurut data koleksi Kebun Raya Bogor pada tahun 2000, ukuran

tumbuhan G.benthami Pierre yaitu tinggi 17 m, diameter batang 43,13 cm, dan

diameter tajuk 12 m.3

a.

b.

Sumber : a) http://www.asianplant.net/Clusiaceae/Garcinia_benthami.htm

b) dokumentasi pribadi

Hasil isolasi dari daun Garcinia benthami Pierre yaitu ditemukan

kandungan senyawa kimia triterpen dan benzofenon. Selain itu, ekstrak n-heksan,

etil asetat, aseton, dan metanol dari daun Garcinia benthami Pierre menunjukkan

nilai IC50 berturut-turut 82222 μg/mL, 235,81 μg/mL, 34,69 μg/mL dan 29,91

μg/mL. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada ekstrak aseton dan metanol

Gambar 2.2 Daun Garcinia benthami Pierre

10

Page 23: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

terdapat aktivitas antioksidan, sedangkan ekstrak n-heksan dan etil asetat tidak

memiliki aktivitas antioksidan.2

2.1.5 Definisi Toksikologi

Definisi toksin atau racun adalah zat yang jika masuk ke dalam tubuh

dalam dosis yang cukup dan bereaksi secara kimiawi dapat menimbulkan

kematian atau kerusakan berat pada orang yang sehat.18

Efek toksik atau

keracunan dapat berakibat fatal dan mengancam kehidupan. Adanya interaksi dari

zat kimia yang berlebihan dapat menimbulkan efek toksik. Jumlah zat kimia atau

metabolitnya di sel sasaran akan berpengaruh dalam menentukan efek toksik.19

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering berinteraksi dengan zat

kimia disekitarnya. Zat kimia tersebut ada yang berdampak positif dan ada pula

yang berdampak negatif. Apabila terjadi interaksi dari zat kimia atau metabolitnya

yang berlebihan, maka dapat menimbulkan efek toksik. Pada beberapa spesies

atau individu yang homogen, adanya peningkatan dosis zat toksik yang diberikan

maka akan sebanding dengan peningkatan respon toksik.20

Toksikologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari aksi berbahaya zat

kimia atas sistem biologi. Definisi ketoksikan atau toksisitas adalah kapasitas

suatu zat kimia/beracun (xenobiotics) untuk dapat menimbulkan efek toksik

tertentu pada makhluk hidup.19

Lamanya paparan zat toksik berhubungan erat

dengan efek toksik yang ditimbulkan. Taraf toksisitas dipengaruhi berbagai faktor

antara lain :20

a) Spesies uji

b) Cara racun masuk ke dalam tubuh

c) Frekuensi dan lamanya paparan

d) Konsentrasi zat pemapar

e) Bentuk, sifat kimia/fisika zat pencemar

f) Kerentanan berbagai spesies terhadap pencemar

Kehidupan manusia sangat bergantung dengan keadaan lingkungan

disekitarnya. Oleh karena itu, salah satu manfaat penentuan LC (Lethal

Concentration) yaitu agar dapat menentukan konsentrasi zat yang boleh atau

aman ada di lingkungan.20

11

Page 24: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Umumnya, penelitian toksikologi dibagi menjadi tiga kategori :

a) Uji toksisitas akut, dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang diuji

sebanyak satu kali atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam. Takaran

konsentrasi yang dianjurkan yaitu dari konsentrasi terendah yang tidak atau

hampir tidak mematikan seluruh hewan uji sampai dengan konsentrasi

tertinggi yang dapat mematikan seluruh atau hampir seluruh hewan uji.21

b) Uji toksisitas jangka pendek, dilakukan dengan memberikan zat kimia yang

sedang diuji secara berulang-ulang. Umumnya setiap hari atau lima kali

seminggu selama jangka waktu sekitar 10% dari masa hidup hewan uji.21

Uji

ini bertujuan untuk melihat pengaruh paparan suatu zat yang berulang-ulang

dengan dosis yang tidak mematikan atau dosis yang kemungkinan akan

diberikan pada manusia.19

Uji ini terbagi menjadi dua macam :

Uji toksisitas subakut adalah uji untuk menentukan besarnya dosis pada

penelitian toksisitas subkronik, menentukan dosis atau kadar tanpa efek,

dan lama uji 14 hari.19

Uji toksisitas subkronik adalah uji yang menggunakan minimal 3 dosis

uji dan 1 kontrol, menggunakan 2 spesies hewan uji, dan lama uji 90

hari.19

c) Uji toksisitas jangka panjang (kronik), dilakukan dengan memberikan zat

kimia yang sedang diuji secara berulang-ulang selama masa hidup hewan uji

atau sebagian besar masa hidupnya.21

Wujud efek toksik yaitu adanya perubahan atau gangguan biokimiawi,

fungsional atau struktural suatu sel. Dapat pula kerusakan sel akibat gabungan dua

atau ketiga gangguan di atas. Terdapat dua jenis efek toksik :

19

a) Ciri efek toksik reversible (terbalikan) :

Reseptor dapat kembali seperti keadaan semula ketika jumlah zat toksik

dalam tempat kerjanya atau reseptornya telah habis.

Efek toksik yang ditimbulkan akan cepat hilang atau kembali normal.

Taraf toksisitas tergantung dari dosis, kecepatan absorpsi, distribusi, dan

eliminasi zat toksik.

b) Ciri efek toksik irreversible (tidak terbalikan) :

Kerusakan yang ditimbulkan bersifat permanen.

12

Page 25: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Dapat terjadi akumulasi efek toksik apabila ada paparan berikutnya yang

menimbulkan kerusakan dengan sifat sama.

menimbulkan zat racun yang sangat sukar dieliminasi.

paparan dengan takaran sangat kecil dalam jangka panjang akan

menimbulkan efek toksik yang sama efektifnya dengan efek pada paparan

dosis besar jangka pendek.

2.1.6 Uji Toksisitas Akut

Tujuan memahami toksikologi yaitu agar dapat menilai keamanan suatu

zat yang akan kita gunakan dalam pengobatan. Efek berbahaya yang terjadi segera

setelah terpapar suatu zat tunggal atau kombinasi zat sekali atau beberapa kali

dalam waktu yang singkat merupakan pengertian dari toksisitas akut. Makna akut

menunjukkan bahwa efek berbahaya yang terjadi segera setelah terpapar dosis

tunggal atau berulang dalam waktu 24 jam. Toksisitas atau efek berbahaya yang

ditimbulkan dapat menyebabkan gangguan fungsional, biokimiawi, atau fisiologis

(struktural).19

Pengujian yang dilakukan untuk mengukur derajat efek suatu senyawa

yang diberikan pada hewan coba tertentu dan pengamatan dilakukan pada 24 jam

pertama setelah perlakuan yang dilakukan dalam satu kesempatan saja disebut

sebagai uji toksisitas akut, yang data kuantitatifnya dapat diperoleh melalui LD50

atau LC50.22

Dosis atau konsentrasi yang diberikan sekali (tunggal) atau beberapa kali

dalam 24 jam dari suatu zat yang secara statistik diharapkan dapat mematikan 50

persen hewan coba disebut sebagai LD50 (median lethal dose) atau LC50 (median

lethal concentration).19

Perbedaan istilah untuk menyatakan toksisitas suatu zat :

a) Lethal Dose (LD)

menyatakan jumlah zat yang masuk ke dalam tubuh organisme atau hewan

coba yang menyebabkan respon berupa kematian hewan coba. Tujuannya

untuk mencari dosis aman menggunakan LD50.19

b) Lethal Concentration (LC)

menyatakan konsentrasi zat yang berada di luar tubuh organisme atau hewan

coba yang menyebabkan respon berupa kematian hewan coba. Pada

13

Page 26: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

umumnya, semakin besar nilai LC50 maka semakin rendah toksisitasnya.

Namun sebaliknya, semakin kecil nilai LC50 maka semakin toksik senyawa

tersebut.19

2.1.7 Metode Ekstraksi Simplisia

Simplisia merupakan bahan alam yang digunakan sebagai obat dan belum

mengalami pengolahan kecuali dinyatakan berupa bahan yang telah dikeringkan.

Simplisia yang berasal dari tanaman utuh, bagian tanaman, dan eksudat tanaman

dengan tingkat kehalusan tertentu disebut simplisia nabati.23

Proses ekstraksi merupakan suatu kegiatan untuk menarik kandungan

senyawa kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat

larut dengan menggunakan pelarut cair. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut

dapat dilakukan dengan cara dingin atau cara panas.2

Metode ekstraksi cara dingin yaitu dalam pengerjaannya tidak ada proses

pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari

rusaknya senyawa. Dalam melakukan ekstraksi, maka perlu diperhatikan hal-hal

berikut :5

a) Tipe ekstraksi

b) Jumlah simplisia yang akan diekstrak

c) Derajat kehalusan simplisia

Semakin halus, maka luas kontak permukaan akan semakin besar sehingga

mengoptimalkan proses ekstraksi.

d) Jenis, konsentrasi, dan polaritas pelarut

Senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih mudah tertarik

atau larut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama.

Pada ekstraksi terjadi pemisahan suatu zat dari suatu padatan atau cairan

dengan bantuan pelarut yang didasarkan karena adanya perbedaan kelarutan.

Ekstrak dapat berupa ekstrak kental, padat atau cair dengan cara menyaring

simplisia. Prosedur umum untuk mendapatkan kandungan senyawa organik dari

jaringan tumbuhan kering (galih, biji kering, akar, daun) yaitu dengan

mengekstraksi serbuk bahan.24

14

Page 27: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Ada dua cara metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut :

1. Cara dingin

a. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan cara perendaman

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur

kamar dan terlindung dari cahaya. Metode ini paling sesuai digunakan

untuk simplisia dengan zat khasiat yang tahan pemanasan atau tidak tahan

pemanasan.5

b. Perkolasi

Perkolasi adalah proses ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

terjadi pengekstrakan sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya

dilakukan pada temperatur kamar. Metode ini dengan cara melewatkan

pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu perkolator.2

Proses perkolasi :

Pengembangan bahan

Tahap maserasi antara

Tahap perkolasi sebenarnya (penetesan atau penampungan ekstrak)

Pelarut yang digunakan tidak mudah menguap dan dapat melarutkan

senyawa kimia dalam simplisia dengan baik. Dalam teknik ini, dibutuhkan

jumlah pelarut yang lebih banyak.23

2. Cara panas

a. Refluks

Refluks adalah proses ekstraksi dengan menggunakan alat pada

temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang

relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Metode ini digunakan

untuk mengektraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan dan

bahan yang memiliki tekstur kasar.2

b. Digesti

Digesti adalah proses pengekstrakan dengan pengadukan terus-menerus

atau disebut maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada

temperatur lebih tinggi daripada temperatur ruangan, yaitu umumnya

pada temperatur 40-50°C.2

15

Page 28: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

c. Soxhlet

Soxhlet yaitu proses ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dan

dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ektraksi terus-menerus

dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dan adanya pendingin balik.2

c. Infudasi

Infudasi adalah proses ekstraksi yang umum digunakan untuk

mengekstraksi zat kandungan aktif yang larut dalam air. Infus adalah

sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrak simplisia dengan air pada

suhu 900C selama 15 menit.

23

d. Dekoktasi

Dekoktasi adalah metode infudasi dengan waktu yang lebih lama (≥ 300C)

dan temperatur sampai mencapai titik didih air.2

Penentuan zat aktif dari bahan tanaman sebagian besar tergantung pada

jenis pelarut yang digunakan dalam prosedur ekstraksi. Pelarut yang digunakan

umumnya dibedakan berdasarkan tingkat kepolaran sehingga dapat diketahui sifat

kepolaran dari senyawa yang terkandung.5

Pelarut n-heksana digunakan untuk menarik lemak dan senyawa non polar.

Senyawa non polar akan larut dalam pelarut yang non polar. Pelarut etil asetat

untuk menarik senyawa bersifat semi polar. Pelarut metanol untuk menarik

senyawa polar. Senyawa polar akan larut dalam pelarut bersifat polar.2 Komponen

zat aktif tumbuhan yang dapat diekstraksi dengan pelarut metanol diantaranya

terpenoid, saponin, tanin, flavones, phenones, dan polyphenols.5

Dilakukan pengukuran berat masing-masing ekstrak yang diperoleh dari

hasil maserasi bertingkat. Persentase rendemen ekstrak dapat dihitung dengan

rumus:2

Rendemen (%) = Berat ekstrak (gram) x 100%

Berat simplisia awal (gram)

Metode maserasi memiliki keuntungan karena pengerjaannya mudah dan

sederhana. Dengan menggunakan metode maserasi, maka terjadi pemisahan

komponen aktif dalam bahan yang memiliki kelarutan yang sama dengan pelarut

yang digunakan. Sifat pelarut yang akan digunakan bergantung pada polaritas,

16

Page 29: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

stabil secara fisika dan kimia, toksisitas, kemudahan menguap, reaktivitas,

ketersediaan, dan harga.23

Metanol adalah bentuk alkohol paling sederhana dengan rumus kimia yaitu

CH3OH dan dikenal dengan nama lain metil alkohol, metal hidrat, metil karbinol,

atau spiritus. Pada keadaan atmosfer, metanol berbentuk cairan yang ringan,

mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar dan berbau yang khas (berbau

lebih ringan daripada etanol). Metanol biasanya dimanfaatkan sebagai bahan

pendingin anti beku, pelarut, dan bahan bakar.25

Sifat Fisik dan Kimia Metanol

Massa molar : 32,04 gram/mol

Wujud : Cairan tidak berwarna

Specific gravity : 0,7918

Titik leleh : -970C, -142,90F, 176 K

Titik didih : 64,70C, 148,40F, 337,8 K

Kelarutan dalam air : Sangat larut

Keasaman (pKa) : ~15,5

Gambar 2.3 Sifat – sifat fisika dan kimia metanol

Sumber : Perry RH, Green DW. Perry’s chemical engineering handbook. 6th ed.

New York : McGraw Hill Book Company, Inc;1984.

Di dalam tubuh, metanol akan dimetabolisme di hati oleh enzim Alkohol

Dehidrogenase (DHA) menjadi formaldehide dan selanjutnya oleh enzim

Formaldehide dehidrogenase ( FDH ) diubah menjadi asam format. Kedua hasil

metabolisme tersebut merupakan zat beracun bagi tubuh terutama asam format.26

Adanya korelasi antara konsentrasi asam format dalam cairan tubuh

dengan terjadinya keracunan metanol. Berat ringannya gejala akibat keracunan

metanol tergantung dari jumlah kadar metanol yang tertelan. Dosis toksik

minimum (kadar keracunan minimal) metanol sekitar 100 mg/kg dan dosis fatal

keracunan metanol diperkirakan 20 – 240 mL (20 – 150 g).27

Alkohol Formaldehide tetrahidrofolate-

dehidrogenase dehidrogenase dependent pathway

CH3-OH O=CH2 O=CH-OH CO2+H2O

Metanol Formaldehide Formate

Gambar 2.4 Metabolisme metanol

Sumber : Barile FA.Clinical toxicology: principles and mechanisms.Florida:CRC Press LLC;2004.

17

Page 30: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

2.1.8 Larva Udang Artemia salina Leach

Artemia salina Leach merupakan hewan uji brine shrimp (udang laut),

sejenis udang-udangan primitif dan hidup sebagai zooplankton. Artemia pada

tahun 1778 diberi nama cancer salinus yang kemudian diubah namanya oleh

Leach pada tahun 1819 menjadi Artemia salina. Hewan ini diperdagangkan dalam

bentuk telur istirahat yang disebut kista, berbentuk bulat kecil berwarna kelabu

kecoklatan dengan diameter 200-300 µm.23

Kista Artemia dapat diperoleh dari

San Francisco Bay (California, USA), Great Salt Lake (Utah, USA), Tsingtao

(China) atau Burgas-Pomorije (Bulgaria).28

Klasifikasi & Morfologi Artemia salina Leach29

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Classis : Crustaceae

Subclassis : Branchiopoda

Ordo : Anostraca

Famili : Artemiidae

Genus : Artemia

Species : Artemia salina Leach

Siklus hidup udang (Artemia salina) secara umum dapat dilihat dalam

tiga fase yaitu bentuk telur, larva (nauplii) dan artemia dewasa. Telur berbentuk

bulat dengan ukuran 0,2-0,3 mm. Selanjutnya telur akan menetas menjadi larva.

Telur yang baru menetas ini berukuran kurang lebih 300 µ. Sebelum berubah

menjadi artemia dewasa, larva mengalami 15 kali perubahan bentuk dalam satu

tingkatan hidup. Waktu yang dibutuhkan hingga menjadi artemia dewasa

umumnya sekitar 2 minggu. Pada fase artemia dewasa, berbentuk silinder dengan

panjang 12-15 mm dan tubuh terbagi atas bagian kepala, dada dan perut. Hewan

ini dapat bertahan hidup dalam air dengan suhu 25o-30

oC, perairan yang berkadar

garam tinggi (antara 15-30 permil), oksigen terlarut sekitar 3 mg/L,dan pH sekitar

8-9.29

18

Page 31: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Gambar 2.5 Siklus hidup Artemia salina Leach

Sumber : Mudjiman, A. Udang renik air asin. Jakarta : Bhrata Karya

Aksara;1995.

Tahapan penetasan Artemia yaitu tahap hidrasi, tahap pecah cangkang, dan

tahap payung atau pengeluaran. Tahap hidrasi terjadi penyerapan air sehingga

kista dalam bentuk kering akan menjadi bulat dan aktif bermetabolisme. Tahap

pecah cangkang dan kemudian tahap pengeluaran yang terjadi beberapa saat

sebelum nauplii keluar dari cangkang. Artemia yang baru menetas disebut nauplii,

berwarna orange dan berbentuk bulat lonjong.23

Gambar 2.6 Tahap penetasan telur Artemia

Sumber :Baraja M. Uji toksisitas ekstrak daun Ficus elastica Nois ex Blume terhadap larva

Artemia salina Leach dan profil kromatografi lapis tipis. [Skripsi]. Surakarta : Universitas

Muhammadiyah Surakarta;2008.

19

Page 32: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Di dalam air laut yang bersuhu 25oC, telur-telur yang kering direndam dan

akan menetas dalam waktu 24-36 jam. Setelah telur menetas, maka menjadi larva

yang juga disebut dengan istilah nauplius. Larva akan mengalami 15 kali

perubahan bentuk (metamorfosis). Larva tingkat I dinamakan instar, tingkat II

instar II, tingkat III Instar III, demikian seterusnya sampai Instar XV. Setelah itu,

baru berubah menjadi artemia dewasa.29

Gambar 2.7. Larva Artemia salina Leach setelah menetas A) 24 jam, B) 48

jam, C) 72 jam.

Sumber : Biological Research Articles “Chronic toxicity bioassay with populations of the

crustacean Artemia salina exposed to the organophosphate diazinon”. Laboratory of

Biology of Reproduction, School of Medicine, University of Chile, Santiago.

Larva yang baru saja menetas atau tingkat instar I, berbentuk bulat lonjong

dengan panjang sekitar 400 mikron (0,4 mm) dan beratnya 15 mikrogram.

Nauplius instar II panjangnya sekitar 0,6 mm, sedangkan nauplius instar III sudah

sepanjang 0,7 mm. Warna tubuhnya kemerah-merahan karena masih banyak

mengandung makanan cadangan sehingga belum perlu makanan. Anggota

badannya terdiri dari antenula atau antena I dan sepasang antena II. Dibagian

depan diantara kedua antena I terdapat bintik merah yang merupakan mata larva

(oselus). 29

Gambar 2.8 Bagian tubuh larva Artemia salina Leach

Sumber :http://www.ecotao.co.za/html/artemia.html

20

Page 33: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Pada pangkal antena II terdapat bentuk seperti duri yang menghadap ke

belakang dan dinamakan gnotobasen seta, merupakan ciri khusus untuk

membedakan larva instar I, instar II dan instar III. Pada larva instar I, gnotobasen

setanya masih belum berbulu dan juga belum bercabang. Sekitar 24 jam setelah

menetas, larva akan berubah menjadi instar II dimana gnotobasen setanya sudah

berbulu tetapi masih belum bercabang. Sedangkan pada instar III, gnotobasen

setanya sudah berbulu dan bercabang.29

Gambar 2.9 Karakteristik morfologi larva Artemia tingkat instar I, II, dan III

Sumber : Panjaitan RB. Uji toksisitas akut ekstrak kulit batang pulasari (Alyxiae cortex)

dengan metode brine shrimp lethality test. [Skripsi]. Yogyakarta : Universitas Sanata

Dharma; 2011.

Pada tingkatan instar II, larva mulai mempunyai mulut dan saluran

pencernaan sehingga mereka mulai mencari makan untuk memenuhi cadangan

makanan yang mulai berkurang. Pengumpulan makanan dilakukan dengan cara

menggerakkan antena II-nya. Selain itu, antena II juga berfungsi untuk pergerakan

larva. Tubuh instar III lebih panjang dibandingkan instar I dan instar II.29

Pada tingkatan instar selanjutnya, mulai terbentuk sepasang mata majemuk.

Selain itu, dibagian samping tubuhnya (kanan dan kiri) juga mulai tumbuh tunas

kakinya yang disebut torakopada. Awalnya tumbuh dibagian depan kemudian

diikuti oleh bagian-bagian yang lebih ke belakang. Setelah menjadi instar XV,

sudah memiliki kaki lengkap sebanyak 11 pasang sehingga berakhirlah fase larva

dan berubah menjadi artemia dewasa.29

Artemia sering digunakan sebagai hewan uji untuk skrining aktivitas

antikanker di National Cancer Institute (NCI), Amerika Serikat. Artemia salina

21

Page 34: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Leach digunakan dalam metode BSLT karena memiliki kesamaan

tanggapan/respon dengan mamalia, misalnya DNA-dependent RNA polymerase

serupa dengan yang terdapat pada mamalia dan organisme yang memiliki

ouabaine sensitive Na+ dan K

+ dependent ATPase. Jika RNA polimerase

dihambat, maka DNA tidak dapat mensintesis RNA dan RNA tidak dapat

terbentuk sehingga sintesis protein juga dihambat. Protein merupakan komponen

utama sel yang berfungsi sebagai unsur struktural, hormon, imunoglobulin dan

berperan dalam transport oksigen. Jika protein tidak terbentuk maka metabolisme

sel terganggu dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian sel. Apabila suatu

senyawa menganggu kerja sistem pada Artemia dan menyebabkan kematian

Artemia, maka senyawa tersebut bersifat toksik dan dapat mematikan sel

mamalia.29

Artemia memiliki respon stress yang sama dengan manusia, yaitu

respon perilaku dan fisiologis terhadap stressor lingkungan.30

2.1.9 Metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

BSLT merupakan salah satu metode skrining untuk menentukan toksisitas

suatu senyawa dan sering digunakan sebagai bioassay dalam mengisolasi senyawa

toksik dari ekstrak tumbuhan.23

Penentuan toksisitas senyawa atau ekstrak secara akut dengan

menggunakan hewan coba larva udang (Artemia salina Leach) merupakan uji

pendahuluan/praskrining aktivitas biologis yang sederhana. Metode BSLT ini

dapat digunakan sebagai uji praskrining pada penelitian senyawa-senyawa yang

mengarah pada uji aktivitas sitotoksik. Bila suatu senyawa bahan alam

memberikan efek toksik pada LC50 dengan konsentrasi lebih dari 1000 ppm maka

termasuk ke dalam kategori senyawa tidak toksik. Sedangkan apabila LC50 dengan

konsentrasi kurang dari 1000 ppm maka termasuk kategori senyawa toksik.31

Tabel 2.1 Kategori toksisitas berdasarkan nilai LC50

Kategori LC50 (μg/ml)

Sangat toksik

Toksik

Tidak toksik

< 30

30-1000

>1000 Sumber : Batubara I, Sudirman S, Ramadhan W, Oktavia Y, Tirta F.P. Kandungan kimia, senyawa aktif, dan toksisitas dari Eucheuma Cottonii, Caulerpa sp. dan Solen sp. Departemen Kimia

FMIPA IPB.

22

Page 35: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Tolok ukur atau parameter yang digunakan untuk menunjukkan adanya

aktivitas biologi suatu senyawa pada Artemia salina Leach yaitu dengan

menghitung jumlah kematian larva udang akibat pengaruh pemberian senyawa

dengan konsentrasi yang telah ditetapkan. Hasil uji dikatakan efektif terhadap

larva Artemia salina Leach apabila ekstrak yang diujikan menyebabkan 50%

kematian pada konsentrasi kurang dari 1000 ppm.32

Beberapa kelebihan dari uji toksisitas dengan BSLT diantaranya :11

a) metode penapisan farmakologi awal yang mudah, cepat, dan relatif tidak

mahal.

b) metode yang telah teruji hasilnya dengan tingkat kepercayaan 95% untuk

mengamati toksisitas suatu senyawa di dalam ekstrak kasar tumbuhan.

c) sering digunakan dalam tahap awal isolasi senyawa toksik yang

terkandung dalam suatu ekstrak.

d) metode ini sering dihubungkan sebagai metode penapisan untuk pencarian

senyawa antikanker dari tumbuhan.

BSLT sebagai suatu bioassay yang pertama untuk penelitian bahan alam.

Apabila didapatkan hasil uji BSLT menunjukkan bahwa ekstrak tanaman

mempunyai potensi toksik, maka dapat dilanjutkan penelitian untuk mengisolasi

senyawa yang bersifat sitotoksik sebagai upaya mengembangkan obat alternatif

antikanker. Namun sebaliknya, apabila hasilnya menunjukkan tidak mempunyai

potensi toksik, maka dapat dilanjutkan penelitian mengenai manfaat dan khasiat

lain dari ektrak tanaman tersebut.33

2.1.10 Metode Penentuan Nilai LD50 atau LC50

Terdapat beberapa cara untuk menentukan nilai LD50 atau LC50,

diantaranya metode Weil, cara Farmakope III, dan metode probit.19

a) metode Weil, menggunakan rumus : Log m = Log D + d (f +1)

keterangan : 19

m = nilai LD50

D = dosis terkecil yang digunakan

d = log dari kelipatan dosis

23

Page 36: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

f = suatu nilai dalam tabel Weil

b) cara Farmakope Indonesia III (FI III), menggunakan rumus :19

m = a-b (∑pi-0,5)

keterangan :

m = log LD50

a = logaritma dosis terendah yang masih menyebabkan jumlah kematian 100%

tiap kelompok

b = beda log dosis yang berurutan

pi = jumlah hewan mati menerima dosis i dibagi jumlah hewan seluruhnya

yang menerima dosis i

syarat uji FI III :

Seri dosis atau konsentrasi yang digunakan berkelipatan tetap

hewan coba atau biakan jaringan pada tiap kelompok harus berjumlah

sama

pengaturan dosis agar menghasilkan respon dari 0-100% dan hitungan

dapat dibatasi pada rentang tersebut.

c) Metode Probit

Analisis probit merupakan jenis regresi yang digunakan untuk menganalisis

variabel respon binomial. Analisis probit merupakan metode statistik dalam

memahami hubungan dosis-respon dan membandingkan hubungan antara variabel

respon atau variabel dependen terhadap variabel independen. Analisis ini

umumnya digunakan dalam toksikologi untuk menentukan toksisitas relatif dari

bahan kimia untuk organisme hidup dengan menguji respon organisme pada

berbagai konsentrasi masing-masing bahan kimia. 34

Nilai LC50 atau LD50 adalah hasil yang paling sering digunakan pada

percobaan dosis-respon. Syarat menghitung nilai LD50 atau LC50 menggunakan

metode probit : 19

adanya tabel probit

menentukan nilai probit dari % kematian tiap kelompok hewan uji

menentukan log dosis tiap-tiap kelompok

24

Page 37: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

menentukan persamaan garis lurus hubungan antara nilai probit dengan log

dosis, Y=mX+b

memasukkan nilai 5 (probit dari 50% kematian hewan coba) pada

persamaan garis lurus pada nilai Y. Nilai LD50 atau LC50 dihitung dari

nilai anti log X pada saat Y=5.

Regresi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang

dinyatakan dalam bentuk hubungan atau fungsi. Untuk menentukan bentuk

hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang tegas antara variabel bebas yang

biasanya diberi simbol X dan variabel tak bebas dengan simbol Y. Kedua variabel

biasanya bersifat kausal atau memiliki hubungan sebab akibat yaitu saling

berpengaruh.35

m dan b merupakan konstanta atau koefisien regresi linier sederhana atau

parameter garis regresi linier sederhana. b disebut intercept coefficient atau

intersep yaitu jarak titik asal atau titik acuan dengan titik potong garis regresi

dengan sumbu Y, sedangkan m disebut slope coefficient atau slup yang

menunjukkan kemiringan atau kecondongan garis regresi terhadap sumbu X

sebagai tangen sudut yang dibuat oleh garis regresi dengan sumbu X. Dari

persamaan garis regresi, dalam hubungan tersebut terdapat satu variable bebas X

dan satu variabel tak bebas Y.35

2.2 Kerangka Konsep

ekstrak metanol daun Garcinia benthami Pierre

mengandung senyawa kimia yang berpotensi memiliki bioaktivitas

uji toksisitas akut

metode BSLT dengan hewan coba larva Artemia salina Leach

Kematian larva Artemia salina Leach

Nilai LC50

25

Page 38: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

2.3 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Alat

ukur

Skala

ukur

Hasil ukur

1. Konsentrasi

ekstrak

metanol daun

Garcinia

benthami

Pierre

Konsentrasi

ekstrak dalam

ppm (1

μg/mL)

V1M1=V2M2 - Numerik 1000 ppm

500 ppm

200 ppm

100 ppm

50 ppm

2. Persentase

mortalitas

larva Artemia

salina Leach

Hasil perkalian

rasio dengan

100%, yaitu

larva yang

mati dibagi

jumlah larva

awal dikali

100% untuk

tiap replikasi.

Jumlah larva mati

dibagi jumlah larva

awal dikali 100%

- Numerik Jumlah

persentase

kematian

larva

3. LC50 Konsentrasi

yang diberikan

sekali

(tunggal) atau

beberapa kali

dalam 24 jam

dari suatu zat

yang secara

statistik

diharapkan

dapat

mematikan

50% hewan

coba.

Ditentukan dari

persamaan garis

lurus y=mX+b

dengan

memasukkan nilai 5

(probit dari 50 %

kematian hewan

coba) sebagai y

sehingga dihasilkan

x sebagai nilai log

konsentrasi dan

antilog x sebagai

LC50

- Kategorik LC50 kurang

dari 1000

ppm maka

senyawa

toksik.

LC50 lebih

dari 1000

ppm maka

senyawa

tidak toksik.

26

Page 39: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test

only control group design untuk menguji toksisitas dari ekstrak metanol

daun Garcinia benthami Pierre terhadap larva Artemia salina Leach

menggunakan metode BSLT.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2013 sampai bulan

Agustus 2013 di Laboratorium Farmasi dan Laboratorium Biologi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah larva Artemia salina Leach.

3.3.2 Sampel

3.3.2.1. Kriteria inklusi

Larva Artemia salina Leach berumur 48 jam sebagai hewan uji.

3.3.2.2. Kriteria eksklusi

Larva Artemia salina Leach yang tidak menunjukkan aktivitas

pergerakan sebelum perlakuan.

3.3.2.3. Besar sampel

Jumlah larva Artemia salina Leach yang digunakan adalah 10 ekor

larva untuk tiap konsentrasi ekstrak. Pada penelitian ini terdapat

lima konsentrasi dan satu kontrol negatif. Kemudian dilakukan

replikasi tiga kali (triplo) untuk tiap konsentrasi dan kontrol negatif.

Jadi, jumlah sampel total yang diperlukan adalah 180 ekor larva

Artemia salina Leach setiap kali perlakuan.

27

Page 40: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

3.3.2.4. Cara pengambilan sampel

Sampel diambil secara purposive random sampling. Larva Artemia

salina Leach dengan jenis dan cara penyediaan yang sama

sehingga mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi

sebagai sampel. Hal ini karena anggota populasi telah bersifat

homogen.36

3.4 Determinasi Tanaman

Identifikasi atau determinasi dilakukan di Herbarium Bogoriense,

Balai Penelitian dan Pengembangan Botani Pusat Penelitian dan

Pengembangan Biologi, LIPI Bogor. Dengan melakukan determinasi,

maka dapat menetapkan kebenaran yang berkaitan dengan struktur dan

morfologi secara makroskopis tanaman daun Garcinia benthami Pierre

terhadap kepustakaan.

3.5 Bahan yang Diuji

6 kg daun basah Garcinia benthami Pierre yang diperoleh dari

Kebun Raya Bogor. Penyiapan bahan ini dilakukan dengan memisahkan

daun dari tangkainya dan membersihkan daun dari sisa-sisa tanah dan

kotoran kemudian dicuci dengan air yang bersih dan mengalir. Kemudian

daun dikeringkan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik

(Balitro),Bogor. Daun yang telah kering, dihaluskan dengan menggunakan

blender sampai berbentuk serbuk halus. Didapatkan 1 kg serbuk halus

simplisia kering daun Garcinia benthami Pierre yang akan digunakan

untuk membuat ekstrak.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat Penelitian

1. Rotary evaporator

2. Batang pengaduk

3. Corong

4. Gelas ukur 10 mL

28

Page 41: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

5. Mikropipet

6. Neraca analitik

7. Pipet tetes

8. Tabung reaksi

9. Seperangkat alat penetasan telur (wadah plastik dan

sterofoam)

10. Cawan penguap

11. Labu ukur

12. Bejana kaca maserasi

13. Lup

14. Cawan petri

15. Kaca arloji

3.6.2 Bahan Penelitian

1. Air laut

2. Akuades

3. Aluminium foil

4. serbuk kering daun Garcinia benthami Pierre

5. Kertas saring

6. Pelarut metanol

7. Telur udang Artemia salina Leach yang diperoleh dari LIPI,

Bogor

3.7 Cara Kerja Penelitian

3.7.1 Ekstraksi Daun Garcinia benthami Pierre dengan Maserasi

Metode ekstraksi dilakukan secara maserasi. Simplisia daun yang

sudah berbentuk serbuk kering dan halus sebanyak 1000 gram dimasukkan

ke dalam bejana kaca maserasi. Sampel yang telah ditimbang lalu

direndam dengan n-heksana dan dimaserasi. Kemudian hasil rendaman

disaring untuk memisahkan filtrat dan ampasnya. Perendaman dilakukan

sampai filtrat mendekati bening. Filtrat dipekatkan dengan rotary

evaporator sehingga didapatkan ekstrak n-heksana. Kemudian ampas

29

Page 42: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

diangin-anginkan agar terbebas dari pelarut n-heksana. Ampas kering

direndam dengan etil asetat. Melakukan penyaringan kembali dan filtrat

dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak etil

asetat.37

Ampas hasil rendaman etil asetat, diangin-anginkan kembali agar

pelarut etil asetat menguap. Setelah ampas kering, lalu dituang ke bejana

dan direndam dengan 6 liter pelarut metanol yang telah di destilasi.

Maserasi dilakukan selama 5 hari dan terlindung dari cahaya. Dilakukan

pengadukan beberapa kali sehari agar pelarut masuk ke seluruh permukaan

serbuk simplisia dan meratakan konsentrasi larutan. Setelah 5 hari, maka

dilakukan penyaringan dan diambil filtratnya. Selanjutnya filtrat

dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 450C hingga didapatkan

ekstrak kental metanol daun Garcinia benthami Pierre. Filtrat dituang

dalam cawan penguap, kemudian diuapkan di dalam lemari asam. Hasil

akhir didapatkan ekstrak kental metanol daun Garcinia benthami Pierre

sebanyak 15,5 gram.

Gambar 3.1 Bagan Alur Ekstraksi Daun Garcinia benthami Pierre

6 kg daun basah Garcinia benthami Pierre

dibersihkan dan dikeringkan

dihaluskan dengan blender dan disaring

1 kg serbuk kering daun Garcinia benthami Pierre

maserasi dengan pelarut n-heksana, disaring dan dievaporasi

ekstrak n-heksana ampas

maserasi dengan pelarut etil asetat, disaring dan dievaporasi

ekstrak etil asetat ampas

maserasi dengan pelarut metanol, disaring dan dievaporasi

ekstrak metanol

uji toksisitas akut dengan metode BSLT

ampas: dikerjakan oleh peneliti

: dikerjakan oleh rekan peneliti

keterangan bagan :

30

Page 43: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

3.7.2 Penetasan Larva Udang

Wadah plastik disiapkan untuk penetasan telur udang. Wadah

dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang terang dan ruang gelap. Kedua

bagian tersebut dibatasi dengan sterofoam yang pada tepi bawahnya telah

dilubangi sebagai tempat keluarnya telur yang telah menetas.

Memasukkan 1 liter air laut ke dalam wadah hingga kedua lubang

pada sterofoam terendam. Salah satu ruang dalam wadah tersebut diberi

penerangan dengan cahaya lampu pijar/neon untuk menghangatkan suhu

dalam penetasan dan merangsang proses penetasan. Untuk penerangan,

lampu dinyalakan selama 48 jam untuk menetaskan telur. Untuk ruangan

yang satunya, diisi 1 gram telur udang di bagian gelap tanpa penyinaran

ditutup dengan aluminium foil dan lakban hitam. Setelah 48 jam, telur

akan menetas menjadi larva dan akan bergerak secara alamiah menuju

ruang terang. Larva yang sehat bersifat fototropik dan dapat dijadikan

hewan uji pada metode BSLT.38

Pada proses penetasan dilakukan dalam

kondisi yang sama yaitu air laut yang digunakan dengan pH sekitar 8-9

dan penerangan cahaya lampu yang sesuai untuk penetasan telur.

3.7.3 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak yang Akan Diuji

Melakukan trial atau orientasi dengan uji coba untuk mendapatkan

konsentrasi ekstrak yang efektif membunuh larva Artemia salina Leach,

yaitu dengan menggunakan konsentrasi desimal, yaitu 1%, 0,5%, 0,2%,

0,1%, dan 0,05%. Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 1000 ppm,

500 ppm, 200 ppm, 100 ppm, dan 50 ppm.33

Ekstrak kental metanol daun Garcinia benthami Pierre ditimbang

menggunakan neraca analitik hingga mencapai berat 250 mg. Melarutkan

250 mg ekstrak dengan akuades secukupnya. Setelah larut, kemudian

dituangkan ke dalam labu ukur 250 mL dan menambahkan akuades hingga

batas yang tertera di labu ukur. Larutan uji dihomogenkan dengan cara

membolak-balik labu ukur. Larutan uji yang didapatkan yaitu larutan

induk dengan konsentrasi 1000 ppm. Selanjutnya membuat larutan uji

31

Page 44: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

dengan konsentrasi 500 ppm, 200 ppm, 100 ppm, dan 50 ppm dengan

menggunakan rumus pengenceran:

V1M1=V2M2

keterangan :

V1 = volume awal

M1 = konsentrasi awal

V2 = volume akhir

M2 = konsentrasi akhir

3.7.4 Prosedur Uji Toksisitas dengan Metode BSLT.

5 buah tabung reaksi disiapkan sebagai media uji. Menuangkan 5

mL air laut ke dalam masing-masing tabung reaksi. Memindahkan

sebagian larva Artemia salina Leach berumur 48 jam ke dalam cawan petri

untuk memudahkan pengambilan larva. Pada masing-masing tabung reaksi,

dituangkan 10 larva udang menggunakan pipet tetes. Untuk memudahkan

pengamatan, maka digunakan lup. Setelah itu, meneteskan 1 mL ekstrak

pada tabung reaksi menggunakan mikropipet. Kemudian, menambahkan

air laut sehingga volume dalam masing-masing tabung reaksi menjadi 10

mL.

Tabel 3.1 Data Konsentrasi Ekstrak pada Tabung Reaksi

Tabung

reaksi I

Tabung reaksi II Tabung reaksi

III

Tabung reaksi

IV

Tabung reaksi V

10 larva

udang + 1

mL

konsentrasi

ekstrak

1000 ppm

+ 9 mL air

laut

10 larva udang +

1 mL konsentrasi

ekstrak 500 ppm +

9 mL air laut

10 larva udang +

1 mL konsentrasi

ekstrak 200 ppm +

9 mL air laut

10 larva udang +

1 mL konsentrasi

ekstrak 100 ppm +

9 mL air laut

10 larva udang +

1 mL konsentrasi

ekstrak 50 ppm +

9 mL air laut

Masing-masing tabung reaksi ditutup atasnya dengan alumunium

foil yang sedikit dilubangi untuk aliran udara. Dilakukan 3 kali

pengulangan (triplo) pada setiap konsentrasi. Dilakukan pengadukan agar

32

Page 45: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

larutan menjadi homogen. Menyiapkan kontrol negatif, yaitu tabung reaksi

yang berisi air laut dan 10 larva udang tanpa penambahan larutan ekstrak.

Setelah itu, larutan dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, kemudian

dihitung jumlah larva yang masih hidup pada masing-masing tabung

reaksi. Kriteria standar untuk mengukur kematian larva udang yaitu

apabila larva udang tidak menunjukkan pergerakan selama beberapa detik

pengamatan. Perhitungan larva secara manual yaitu dengan mengamati

larva di dalam tabung reaksi dengan bantuan lup, kemudian diamati dalam

kaca arloji dengan bantuan cahaya. Jumlah larva yang mati dihitung

dengan mengurangkan jumlah total larva pada tiap konsentrasi dengan

jumlah larva yang masih hidup.33,39

3.8 Alur Penelitian

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian

1 gram telur Artemia salina Leach

Penetasan telur Artemia salina Leach

Larva Artemia salina Leach berumur 48 jam

Larva Artemia salina Leach dengan jenis dan cara penyediaan yang sama dan telah bersifat homogen

Pengambilan larva secara random

kontrol (-) : 10 larva+10 mL air laut

tabung reaksi I : 10 larva+1 mL konsentrasi ekstrak 1000 ppm+9 mL air laut

tabung reaksi II : 10 larva+1 mL konsentrasi ekstrak 500 ppm+9 mL air laut

tabung reaksi III : 10 larva+1 mL konsentrasi ekstrak 200 ppm+9 mL air laut

tabung reaksi IV : 10 larva+1 mL konsentrasi ekstrak 100 ppm+9 mL air laut

tabung reaksi V : 10 larva+1 mL konsentrasi ekstrak 50 ppm+9 mL air laut

volume akhir pada masing-masing tabung reaksi adalah 10 mL

dilakukan replikasi 3 kali pada tiap konsentrasi

24 jam setelah pemberian ekstrak, dilakukan perhitungan jumlah larva yang masih hidup

diketahui jumlah larva yang mati

menghitung persentase kematian larva pada tiap konsentrasi

menentukan nilai LC50 dengan metode probit

33

Page 46: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

Melakukan pengamatan dengan menghitung persentase kematian

(mortalitas) larva Artemia salina Leach pada tiap konsentrasi. Persen

kematian diperoleh dari hasil perkalian rasio dengan 100%, yaitu larva

yang mati dibagi jumlah larva awal dikali 100% untuk tiap konsentrasi.

Setelah itu, dibandingkan dengan kontrol negatif dan dilakukan analisis

hasil sehingga didapatkan nilai LC50. Dengan menggunakan metode

analisis probit manual, maka dapat mengetahui nilai probit dengan

mengkonversi nilai persen kematian larva pada tiap konsentrasi ke nilai

probit dalam tabel probit.37

Persentase kematian = Jumlah larva mati x 100%

Jumlah larva total awal

Setelah mendapatkan persen kematian, lalu mencari nilai probit

dari tiap kelompok hewan uji melalui tabel probit. Kemudian menentukan

log konsentrasi dan dibuat grafik dengan persamaan garis lurus hubungan

antara nilai probit dengan log konsentrasi dengan rumus y = mX+b.

Keterangan : y adalah angka probit dan x adalah log konsentrasi.

Nilai slope (m) dihitung dengan rumus :

∑(X)∑(Y) - n∑(XY)

(∑(X))2 - n∑(X

2)

Nilai Intersep (b) dihitung dengan rumus :

∑(X)∑(XY) -∑(X2)∑(Y)

(∑(X))2 - n∑(X

2)

Metode analisis dapat pula menggunakan Microsoft Office Excel

dengan membuat grafik persamaan garis lurus hubungan antara nilai probit

dengan log konsentrasi. Nilai LC50 dapat dihitung dari persamaan garis

lurus tersebut dengan memasukkan nilai 5 (probit dari 50 % kematian

hewan uji) sebagai y sehingga dihasilkan x sebagai nilai log konsentrasi.

Antilog nilai x tersebut merupakan nilai LC50.19

LC50 juga dapat

ditentukan dengan analisis probit menggunakan SPSS 16.0 for windows.

34

Page 47: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Ekstraksi Daun Garcinia benthami Pierre

Penelitian ini menggunakan daun Garcinia benthami Pierre. Determinasi

tanaman bertujuan untuk memastikan identitas tanaman yang digunakan sehingga

dapat dihindari adanya kesalahan dalam pengambilan spesies tanaman. Daun

kering kemudian diblender sehingga diperoleh serbuk halus dan dapat

mempermudah proses ekstraksi karena semakin kecil ukurannya maka semakin

besar luas permukaannya.23

Pada penelitian ini digunakan bentuk simplisia kering

karena kadar air yang lebih sedikit memudahkan cairan pengekstrak masuk ke

dalam sel dan menarik zat aktif secara sempurna.38

Metode ekstraksi yang

dilakukan yaitu secara maserasi. Metode maserasi dipilih dalam penelitian ini

dikarenakan proses pengerjaannya sederhana, mudah, dan tidak dilakukan proses

pemanasan untuk menghindari rusaknya senyawa.5

Maserasi dilakukan dengan cara merendam simplisia dengan pelarut dalam

botol yang berwarna gelap, pada suhu kamar, dan ditempatkan pada tempat yang

terlindung cahaya untuk mencegah reaksi yang dikatalis cahaya atau perubahan

warna. Metode maserasi dapat diterapkan pada simplisia dengan zat khasiat yang

tahan pemanasan atau tidak tahan pemanasan. Perendaman sampel dilakukan

selama 3-5 hari, lalu diaduk sesekali agar mempercepat proses pelarutan senyawa

kimia yang terdapat dalam sampel dan dapat meratakan konsentrasi larutan.38

Sampel terekstraksi secara sempurna yang ditandai dengan pelarut pada

sampel berwarna bening. Dilakukan penyaringan sampel menggunakan kertas

saring, lalu dievaporasi dengan rotary evaporator. Cairan pelarut akan menembus

dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Larutan

yang pekat akan terdesak keluar karena adanya perbedaan konsentrasi antara

larutan zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel. Hasil akhir didapatkan

keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dengan larutan di dalam sel.38

Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut

n-heksana, etil asetat, dan metanol yang mempunyai kepolaran berbeda. Serbuk

simplisia direndam dalam n-heksana untuk menghasilkan senyawa nonpolar.

35

Page 48: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Ampas hasil dari ekstraksi n-heksana direndam dalam pelarut etil asetat untuk

mengekstraksi senyawa yang lebih polar dari ekstrak n-heksana. Maserasi ampas

hasil dari ekstraksi etil asetat menggunakan pelarut metanol untuk mengekstraksi

senyawa polar.

Setelah didapatkan hasil maserasi, kemudian dilakukan pemekatan/

evaporasi dengan rotary evaporator untuk menguapkan pelarut dan air yang

masih tersisa. Pelarut metanol telah diuapkan sehingga dalam penelitian ini

kematian larva terjadi karena pengaruh ekstrak tanpa dipengaruhi pelarut

metanol.38

Berdasarkan penelitian uji toksisitas pelarut metanol 96% dengan

konsentrasi 1% terhadap larva Artemia sp terbukti tidak menimbulkan mortalitas

pada larva Artemia sehingga mortalitas murni karena pengaruh ekstrak tumbuhan

yang diteliti.40

Selain itu, pelarut metanol memiliki sifat yang mudah menguap.

Pada penelitian ini, daun Garcinia benthami Pierre telah dilakukan

pengeringan sehingga semakin sedikit kadar air yang terdapat dalam sel daun

tersebut. Peneliti melakukan pengukuran berat ekstrak kental metanol daun

Garcinia benthami Pierre yang diperoleh dari hasil maserasi.

Tabel 4.1 Data Berat Ekstrak Kental Daun Garcinia benthami Pierre

Nama Simplisia Bobot ekstrak kental

Ekstrak metanol 15,5 gram

4.2 Hasil Uji Toksisitas dengan Metode BSLT

Larutan ekstrak metanol daun Garcinia benthami Pierre dibuat menjadi 5

konsentrasi, yaitu konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 500 ppm, dan 1000

ppm. Disiapkan pula kontrol negatif hanya air laut dan larva udang tanpa

penambahan ekstrak. Tabung kontrol negatif digunakan untuk menguji pengaruh

lain diluar ekstrak uji seperti kondisi air laut, yang dapat menyebabkan kematian

larva.

Uji toksisitas ini diteliti sebanyak 3 kali perlakuan dan pada masing-

masing perlakuan dikerjakan 3 kali pengulangan/replikasi (triplo) untuk

mendapatkan keakuratan data dan memperoleh data yang baik. Apabila dilakukan

hanya satu kali, mungkin dapat terjadi kesalahan dan tidak ada data lain yang

36

Page 49: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

dapat digunakan. Dalam setiap konsentrasi masing-masing ekstrak, digunakan

sepuluh larva udang Artemia salina Leach berumur 48 jam sebagai hewan uji.

Jumlah kematian larva Artemia salina Leach pada setiap tabung reaksi

dalam berbagai konsentrasi perlakuan ekstrak daun Garcinia benthami Pierre

ditunjukkan pada tabel 4.2. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa

adanya pengaruh yang berbeda berkaitan dengan berbagai konsentrasi ekstrak

terhadap kematian larva Artemia salina Leach. Ekstrak merupakan bahan yang

mengandung campuran komponen kimia dari suatu tumbuhan yang terlarut dalam

pelarut yang digunakan. Jenis ekstrak menunjukkan banyaknya jenis senyawa

kimia yang terlarut di dalamnya dan berkaitan dengan bahan aktif biologik yang

terlarut.7 Hasil penelitian seperti yang disajikan pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Metanol Daun Garcinia

benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach.

Perlakuan ke- Angka Kematian Larva Artemia salina Leach dari 10 Larva Kontrol

negatif

Konsentrasi ekstrak pada tabung uji (ppm)

5 10 20 50 100 0

1 0 1 2 4 5 0

2 1 1 3 4 6 0

3 0 1 2 5 5 0

Total kematian 1 3 7 13 16 0

Rata-rata kematian 0.333 1.000 2.333 4.333 5.333 0.000

Persen kematian (%) 3.333 10.000 23.333 43.333 53.333 0.000

Standar deviasi 0.577 0.000 0.577 0.577 0.577 0.000

Jumlah total larva dalam tiap konsentrasi dengan tiga kali replikasi adalah

30 ekor. Jumlah total larva Artemia salina Leach yang digunakan seluruhnya

adalah 180 ekor larva. Menjumlahkan larva yang mati pada setiap konsentrasi

untuk menghitung total kematian.

Pelaksanaan uji dilakukan dengan konsentrasi ekstrak yaitu 1000 ppm, 500

ppm, 200 ppm, 100 ppm, dan 50 ppm, yang diencerkan dengan menambahkan 5

37

Page 50: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

mL air laut terlebih dahulu ke dalam masing-masing tabung uji, kemudian baru

dimasukkan larva udang yang telah berumur 48 jam ke dalam seri tabung uji

masing-masing sebanyak 10 ekor dan meneteskan 1 mL ekstrak ke dalam tabung

uji. Menambahkan air laut hingga volume dalam masing-masing tabung menjadi

10 mL sehingga konsentrasi ekstrak yang terdapat di dalam tabung uji menjadi

100 ppm, 50 ppm, 20 ppm, 10 ppm, dan 5 ppm.

Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Metanol Daun Garcinia

benthami Pierre Terhadap Kematian Larva Artemia salina Leach.

Berdasarkan grafik, didapatkan jumlah kematian larva terbanyak yaitu

pada konsentrasi 100 ppm. Hasil yang didapatkan sesuai dengan teori, yaitu

semakin tinggi konsentrasi ekstrak menyebabkan semakin tinggi pula jumlah

kematian larva yang menunjukkan semakin tinggi sifat toksiknya.32

Rata-rata kematian larva diperoleh dengan membagi total kematian larva

pada tiap konsentrasi dengan jumlah replikasi yang dilakukan yaitu tiga kali.

Kemudian dihitung persentase kematian larva dari rata-rata kematian pada tiap

konsentrasi dikali 100%.38

Artemia salina Leach digunakan dalam metode BSLT karena memiliki

kesamaan tanggapan/respon dengan mamalia, misalnya DNA dependent RNA

polimerase.29

Pada penelitian ini menggunakan fase larva karena pada saat itu

Artemia salina Leach membelah secara mitosis yang identik dengan sel kanker

yang juga membelah secara mitosis. Hal ini menyebabkan uji BSLT sering

38

Page 51: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

digunakan sebagai uji pendahuluan aktivitas antikanker yang bersifat sitotoksik.

Aktivitas sitotoksik adalah aktivitas yang dapat menyebabkan kematian pada sel.38

Berdasarkan morfologinya, larva Artemia salina Leach berumur 48 jam

sudah mulai mempunyai mulut dan saluran pencernaan serta cadangan

makanannya sudah mulai habis sehingga larva mulai mencari makan. Larva

berumur 48 jam paling sensitif terhadap suatu zat yang dimasukkan, berbeda

dengan larva berumur 24 jam yang belum mempunyai saluran pencernaan

sehingga ekstrak atau senyawa luar tidak dapat diabsorbsi oleh larva.29

Oleh

karena itu, pada penelitian ini digunakan hewan coba larva Artemia salina Leach

berumur 48 jam.

Genus Garcinia mengandung senyawa flavonoid yang dapat menghambat

daya makan larva sebagai stomach poisoning atau racun perut. Mekanisme

kematian larva dikarenakan senyawa tersebut masuk ke dalam tubuh larva

sehingga mengakibatkan larva gagal mendapatkan stimulus rasa sehingga tidak

mampu mengenali makanannya. Senyawa ini menghambat reseptor perasa pada

daerah mulut larva sehingga larva mati kelaparan.38

Untuk memastikan apakah larva tersebut benar-benar mati, peneliti

melakukan uji dengan cara menambahkan volume air laut ke dalam masing-

masing tabung sehingga konsentrasi ekstrak dalam tabung berkurang dan

selanjutnya diamati selama 24 jam untuk memastikan apakah jumlah larva yang

hidup dan mati sama dengan hasil perhitungan sebelumnya yaitu saat 24 jam

setelah pemberian ekstrak.

Sebenarnya terdapat uji yang lazim digunakan untuk mengetahui kematian

sel atau larva yaitu dengan pewarnaan menggunakan trypan blue 0,4% kemudian

diamati dibawah mikroskop.41

Larva yang mati akan berwarna biru karena

membran pada larva telah rusak sehingga memudahkan trypan blue terserap oleh

larva yang mati. Uji ini tidak dilakukan oleh peneliti karena keterbatasan waktu

untuk memperoleh trypan blue.

Pada penelitian ini tidak dilakukan uji kontrol positif dengan

menggunakan obat anti kanker seperti doxorubicin atau methotrexat untuk

membandingkan potensi toksisitasnya, dikarenakan keterbatasan waktu untuk

memperoleh obat anti kanker tersebut.

39

Page 52: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

4.3 Penetapan Nilai LC50

Tabel 4.3. Perhitungan LC50 dengan Metode Probit

Perhitungan LC50 dengan metode manual yaitu dengan menggunakan rumus :

Nilai slope (m) dihitung dengan rumus :

∑(X)∑(Y) - n∑(XY)= 1.497

(∑(X))2 - n∑(X

2)

Nilai Intersep (b) dihitung dengan rumus :

∑(X)∑(XY) -∑(X2)∑(Y) = 2.206

(∑(X))2 - n∑(X

2)

Sehingga didapatkan persamaan garis lurus hubungan antara Y (nilai probit dari

persentase kematian) dengan X (log konsentrasi) adalah Y=mX+b

Y =1.497x + 2.206

5 =1.497x + 2.206

2.794= 1.497x

X = 1.8659

LC50 = antilog X= antilog 1.8659 = 73.43 ppm

Perhitungan LC50 menggunakan Microsoft Office Excel dengan membuat grafik

untuk mendapatkan persamaan garis lurus Y=mX+b. Didapatkan hasil grafik

sebagai berikut :

40

Page 53: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Gambar 4.2 Grafik Regresi Linier Konsentrasi Ekstrak Metanol Daun Garcinia

benthami Pierre Terhadap Nilai Probit

Dari grafik di atas menunjukkan log konsentrasi terhadap nilai probit yang

didapat dari persen mortalitas larva. Didapatkan persamaan garis lurus

Y=1,497X+2,206. Dapat dilihat juga hubungan korelasi yang positif karena nilai

R2 = 0,982.

32

Uji toksisitas dengan metode BSLT dapat mengetahui efek toksik dari

suatu senyawa yang ditentukan dalam waktu singkat, yaitu rentang waktu selama

24 jam setelah pemberian ekstrak sehingga disebut uji toksisitas akut. Efek toksik

diketahui dengan menentukan nilai LC50 dari aktivitas komponen aktif tanaman

terhadap larva Artemia salina Leach. Suatu ekstrak dikatakan toksik berdasarkan

metode BSLT jika harga LC50<1000 ppm, sehingga memiliki korelasi antara uji

toksisitas akut ini dengan uji sitotoksik. Metode ini menghubungkan jumlah

kematian larva udang dengan konsentrasi uji.42

Dalam penelitian ini dilakukan variasi konsentrasi yang berbeda yaitu

konsentrasi 5, 10, 20, 50, dan 100 ppm untuk membandingkan efek toksik yang

ditimbulkan masing-masing konsentrasi tersebut dan untuk melihat pada

konsentrasi berapakah larva udang mengalami LC50. Digunakan air laut sebagai

kontrol dimaksudkan untuk melihat apakah respon kematian dari sampel dan

41

Page 54: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

bukan dari air laut. Air laut yang digunakan telah dilakukan pengukuran pH dan

hasilnya sesuai untuk media pertumbuhan larva yaitu pH sekitar 8-9. Larva udang

digunakan dalam metode ini karena hewan ini merupakan general bioassay

sehingga semua zat dapat menembus masuk ke dinding sel larva tersebut dan

hewan ini memiliki kepekaan yang cukup tinggi terhadap zat toksik.36

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode manual dan Microsoft

Office Excel menunjukkan nilai LC50 yaitu 73,43 ppm, sehingga terdapat

kesamaan nilai LC50 setelah dihitung dengan dua metode perhitungan. Selain itu,

peneliti juga mencoba menggunakan program analisis probit dengan SPSS 16.0

for windows sehingga didapatkan nilai LC50 sebesar 69,64 ppm dan tidak berbeda

signifikan dengan hasil metode manual maupun Microsoft Office Excel.

Suatu spesies tumbuhan dalam satu genus umumnya akan menunjukkan

kandungan kimia yang serupa. Garcinia memiliki kandungan kimia diantaranya

senyawa fenol tipe flavonoid, xanton dan benzofenon yang memiliki aktivitas

biologi.43 Berdasarkan penelitian lain mengenai uji toksisitas akut pada salah satu

spesies Garcinia yaitu ekstrak metanol daun Garcinia parvifolia Miq. didapatkan

hasil LC50 adalah 78,25 ppm dengan metode BSLT terhadap larva Artemia salina

Leach.44

Penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan ini memiliki

kesamaan dalam penggunaan daun dari genus Garcinia yang diekstraksi dengan

pelarut metanol dan metode BSLT terhadap larva udang Artemia salina Leach.

Nilai LC50 pada penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan yaitu tidak

jauh berbeda dan memiliki potensi toksisitas akut.

Pengujian terhadap ekstrak metanol daun Garcinia benthami Pierre

didapatkan bahwa konsentrasi untuk mematikan 50% larva udang (Artemia salina

L) atau LC50 adalah 73,43 ppm sehingga dapat dikatakan ekstrak metanol daun

Garcinia benthami Pierre pada penelitian ini memiliki potensi toksisitas akut

menurut metode BSLT yaitu pada perlakuan dengan hewan coba larva Artemia

salina Leach. Validitas pada penelitian ini dijaga dengan33

:

Menyamakan kondisi larva Artemia salina Leach.

Mengambil secara random.

Menggunakan kriteria standar dalam menilai kematian larva.

Reliabilitas data dijaga dengan replikasi tiga kali pada tiap uji.33

42

Page 55: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. LC50 ekstrak metanol daun Garcinia benthami Pierre adalah 73,43

ppm berdasarkan hasil perhitungan manual dengan metode probit dan

Microsoft Office Excel.

2. Ekstrak metanol daun Garcinia benthami Pierre memiliki potensi

toksisitas akut terhadap larva Artemia salina Leach dengan

menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) karena

dihasilkan nilai LC50 kurang dari 1.000 ppm.

5.2 Saran

1. Dilakukan penelitian untuk mengisolasi senyawa dari ekstrak metanol

daun Garcinia benthami Pierre yang mempunyai potensi toksisitas.

2. Dilakukan penelitian dari senyawa isolat yang berpotensi toksik pada

sel kanker seperti sel Hela dan sebagainya.

3. Dilakukan perbandingan potensi senyawa isolat yang berpotensi

toksik dengan obat anti kanker seperti doxorubicin atau methotrexat.

43

Page 56: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukandar D, Hermanto S, Lestari E. Uji potensi aktivitas antikanker

ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dengan

metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). JKTI Vol.11 No.1. Juni

2009.

2. Amelia P. Isolasi, elusidasi struktur dan uji aktivitas antioksidan senyawa

kimia dari daun Garcinia benthami Pierre. [Tesis]. Depok: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia; 2011.

3. Sari R, Hanan A. Garcinia (Clusiaceae) di Kebun Raya Bogor :

fisiognomi, keragaman dan potensi. Prosiding Seminar Hari Cinta Puspa

dan Satwa Nasional; 5 November 2000; Kebun Raya Bogor.

4. Jamal Y, Praptiwi, Agusta A. Penapisan fitokimia, uij toksisitas, dan anti

bakteri dari ekstrak kulit batang Garcinia celebica dan G.tetandra.

Majalah Farmasi Indonesia, 12; 2001:97-102.

5. Tiwari P, Kumar B, Kaur M, Kaur G, Kaur H. Phytochemical screening

and extraction : a review. Internationale Pharmaceutica Sciencia (IPS).

Vol.1. Jan-March 2011.

6. Meyer BN, N.R. Ferrighni, J.E. Put-nam, L.B. Jacobson, D.E. Nichols, J.L

McLaughlin. Brine shrimp: a convenient general bioassay for active plant

constituent. Planta Medica;1982.

7. Suherman S, Hernani, Syukur C. Uji toksisitas ekstrak lempuyang gajah

(Zingiber zerumbet) terhadap larva udang (Artemia salina Leach.) Bul.

Littro. Vol. XVII No. 1; 2006; 30 – 38.

8. Anonim.Tafsir Az-Zumar ayat 21-31. 2013[cited 9 September 2013].

Available from : http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-az-zumar-ayat-

21-31.html.

9. Heinrich M, Barnes J, Gibbons S, Williamson EM. Fundamentals of

pharmacognosy and phytotherapy. In : Syarief WR, Aisyah C, Elviana E,

Fidiasari ER, Hadinata AH, alih bahasa. Farmakognosi dan Fitoterapi.

Jakarta : EGC; 2009.

10. Dewoto HR. Pengembangan obat tradisional Indonesia menjadi

fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia Volume 57 Nomor 7. Juli

2007.

11. Lisdawati V, Wiryowidagdo S, Kardono LB. Brine Shrimp Lethality Test

44

Page 57: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

(BSLT) dari berbagai fraksi ekstrak daging buah dan kulit biji mahkota

dewa (Phaleria macrocarpa). Bul.Penelitian Kesehatan Vol.34 No.3.

2006:111-118.

12. Lukis PA, Ersam T. Dua senyawa mangostin dari ekstrak n-heksana pada

kayu akar manggis (Garcinia mangostana Linn) asal Kab.Nganjuk Jawa

Timur. Prosiding Akhir Semester Genap 2010/2011; Kimia-FMIPA ITS.

13. Nurchasanah.Khasiat sakti manggis tumpas berbagai penyakit : teruji

secara medis. Jakarta : Dunia Sehat; 2013.

14. Jung AH, Su BN, Keller WJ, Metha RG, Kinghorn AD. Antioxidant

xanthones from the pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen). J.

Agric. Food Chem. 2006; 54: 2077-2082.

15. Lalage Z. Libas bermacam penyakit dengan sirsak, manggis, dan binahong.

Klaten : Cable Book; 2013.

16. Wahyuni FS, Lusianti M, Almahdy, Dachriyanus. Isolasi senyawa

sitotoksik terhadap sel kanker payudara dari kulit batang Garcinia griffithii.

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 4; Juli 2009: 177 -187.

17. Hendrawati AR. Uji toksisitas akut ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum

sanctum Linn.) terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine

Shrimp Lethality Test (BST). [Skripsi]. Semarang : Universitas Diponegoro;

2009.

18. Goodman dan Gilman. The pharmacological basis of terapeutics. 10th Ed.

London : McGraw Hill; 2004.

19. Priyanto. Toksikologi : mekanisme, terapi antidotum, dan penilaian resiko.

Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi Indonesia (LESKONFI);

2009.

20. Soemirat J, et.al.Toksikologi lingkungan. Yogyakarta : Universitas Gadjah

Mada; 2005.

21. Lu Frank C. Toksikologi dasar : asas, organ sasaran, dan penilaian

resiko.Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI press); 1995.

22. Sulastry F. Uji toksisitas akut yang diukur dengan penentuan LD50 ekstrak

daun pegagan (Centella asiatica L. Urban) terhadap mencit BALB/C.

[Laporan Akhir Karya Tulis Ilmiah]. Semarang : Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro; 2009.

23. Baraja M. Uji toksisitas ekstrak daun Ficus elastica Nois ex Blume

terhadap larva Artemia salina Leach dan profil kromatografi lapis tipis.

[Skripsi]. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2008.

45

Page 58: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

24. Harborne JB. Metode fitokimia : penuntun cara modern menganalisis

tumbuhan. Bandung : Penerbit ITB; 1987.

25. Nurul H, Maharani, Zuliyana. Pembuatan metil ester (biodiesel) dari

minyak dedak dan metanol dengan proses esterifikasi dan transesterifikasi

[Skripsi]. Semarang : Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro; 2010.

26. Barile FA. Clinical toxicology : principles and mechanisms. Florida : CRC

Press LLC; 2004.

27. Anonim. Keracunan akibat penyalahgunaan metanol. 2011 [cited 27

Agustus 2013]. Available from:

http://ik.pom.go.id/wpcontent/uploads/2011/11/RacunSalahMeta.pdf

28. Sorgeloos P, Van Der Wielen CR, Persoone G. The use of Artemia nauplii

for toxicity test : a critical analysis. Laboratory for Biological Research in

Aquatic Pollution, Artemia Reference Center. Ecotoxicology and

Environtmental Safety 2;1978:249-255.

29. Panjaitan RB. Uji toksisitas akut ekstrak kulit batang pulasari (Alyxiae

cortex) dengan metode brine shrimp lethality test. [Skripsi]. Yogyakarta :

Universitas Sanata Dharma; 2011.

30. Gajardo GM, Beardmore JA. The brine shrimp artemia : adapted to critical

life conditions. Front Physiol 2012 [cited 8 September 2013]. Available

from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3381296/

31. Batubara I, Sudirman S, Ramadhan W, Oktavia Y, Tirta F.P. Kandungan

kimia, senyawa aktif, dan toksisitas dari Eucheuma Cottonii, Caulerpa sp.

dan Solen sp. Departemen Kimia FMIPA IPB.

32. Aprilia HA, Pringgenie D, Yudiati E. Uji toksisitas ekstrak kloroform

cangkang dan duri landak laut (Diadema setosum) terhadap mortalitas

nauplius Artemia sp. Journal of Marine Research. Volume 1, Nomor 1;

2012: 75-83.

33. Cahyadi R. Uji toksisitas akut ekstrak etanol buah pare (Momordica

charantia L.) terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine

Shrimp Lethality Test (BSLT). Semarang : Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro; 2009.

34. Kim V. Probit analysis. [cited 10 Agustus 2013]. Available from :

http://userwww.sfsu.edu/efc/classes/bioI710/probit/Probit Analysis.pdf

35. Anonim. Analisis regresi linier sederhana. [cited 10 Agustus 2013].

Available from: http://www.fp.unud.ac.id/ind/wp-

46

Page 59: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

content/uploads/mk_ps_agribisnis/ekonomitrika/2_.%2520%2520Analisis

%2520Regresi%2520Linier%2520Sederhana.pdf

36. Mutia D. Uji toksisitas akut ekstrak etanol buah anggur (Vitis vinifera)

terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp

Lethality Test (BSLT). Universitas Diponegoro : Semarang; 2010.

37. Juniarti, et al. Kandungan senyawa kimia, uji toksisitas (Brine Shrimp

Lethality Test) dan antioksidan (1,1-diphenyl-2-pikrilhydrazyl) dari ekstrak

daun saga (Abrus precatorius L.). Makara, SAINS, VOL. 13, NO. 1;

APRIL 2009: 50-54. Jakarta : Bagian Kimia, Fakultas Kedokteran,

Universitas YARSI.

38. Kurniawan H. Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun Kesum

(Polygonum minus Huds) terhadap larva Artemia salina Leach dengan

metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). [Tesis]. Pontianak : Program

Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Tanjungpura; 2009.

39. Indiastuti DN, et.al. Skrining pendahuluan toksisitas beberapa tumbuhan

Benalu terhadap larva udang Artemia salina Leach. Jurnal Ilmu

Kefarmasian Indonesia Vol.6 No.2; September 2008.

40. Suryono, Yudiati E. Toksisitas ekstrak metanol Spirulina sp terhadap

nauplii Artemia sp. Buletin Oseanografi Marina Vol.1; Oktober 2011:1-6.

41. Anonim. In situ trypan blue staining of monolayer cell cultures for

permanent fixation and mounting. Benchmarks BioTechniques 22; June

1997: 1020-1024.

42. Ramadhani AN. Uji toksisitas akut ekstrak etanol daun Sukun (Artocarpus

altilis) terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp

Lethality Test (BSLT). Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro; 2009.

43. Muharni. Profil kandungan kimia dan potensi tumbuhan manggis hutan

(Garcinia Bancana Miq.) sebagai sumber senyawa antioksidan. Jurnal

Pembangunan Manusia Vol.4 No.12; 2010.

44. Syamsudin, Shirly K, Broto S. Screening of some extracts from Garcinia

parvifolia Miq. (Guttiferae) for antiplasmodial, antioxidant, cytotoxic and

antibacterial activities. Asian Journal of Plant Sciences, 6; 2007: 972-976.

47

Page 60: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Keterangan Determinasi Tanaman

Gambar 6.1 Keterangan Determinasi Tanaman

48

Page 61: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Lampiran 2

Keterangan Bahan Penelitian Kista Artemia

Gambar 6.2 Keterangan Bahan Penelitian Kista Artemia

49

Page 62: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Lampiran 3

Gambar Bahan dan Alat Penelitian

Gambar 6.3 Destilasi Pelarut Metanol Gambar 6.4 Botol Maserasi

Gambar 6.5 Proses Evaporasi dengan

Rotary Evaporator

Gambar 6.6 Ekstrak Kental Daun

Garcinia benthami Pierre

Gambar 6.7 Ekstrak Kental 250 mg Gambar 6.8 Larutan Induk 1000 ppm

50

Page 63: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Lanjutan

Gambar 6.9 Proses Penyaringan

Gambar 6.10 Hasil Uji BSLT

Gambar 6.11 Wadah Penetasan Telur

Artemia salina Leach

Gambar 6.12 Larva Artemia salina

Leach Umur 48 jam

Gambar 6.13 Serbuk Simplisia

Daun Garcinia benthami Pierre

Gambar 6.14 Konsentrasi Ekstrak

Metanol Daun Garcinia benthami

Pierre

51

Page 64: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Lampiran 4

Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre

Konsentrasi = ekstrak metanol daun Garcinia benthami Pierre (µg)

Volume aquades (mL)

= 0,25 g =250.000 µg= 1.000 µg/mL = 1.000 ppm

250 mL 250 mL

Untuk mendapatkan ekstrak dengan konsentrasi 500, 200, 100, dan 50 ppm dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus pengenceran yaitu V1M1=V2M2.

a) konsentrasi ekstrak 500 ppm

V1M1=V2M2

1.000 µg/mL x V1= 500 µg/mL x 25 mL

V1 = 12.500 µg = 12,5 mL

1.000 µg/mL

Maka kita mengambil 12,5 mL larutan ekstrak 1.000 ppm.

b) konsentrasi ekstrak 200 ppm

V1M1=V2M2

1.000 µg/mL x V1= 200 µg/mL x 25 mL

V1 = 5.000 µg = 5 mL

1.000 µg/mL

Maka kita mengambil 5 mL larutan ekstrak 1.000 ppm.

c) konsentrasi ekstrak 100 ppm

V1M1=V2M2

1.000 µg/mL x V1= 100 µg/mL x 25 mL

V1 = 2.500 µg = 2,5 mL

1.000 µg/mL

Maka kita mengambil 2,5 mL larutan ekstrak 1.000 ppm.

d) konsentrasi ekstrak 50 ppm

V1M1=V2M2

1.000 µg/mL x V1= 50 µg/mL x 25 mL

V1 = 1.250 µg =1,25 mL

1.000 µg/mL

Maka kita mengambil 1,25 mL larutan ekstrak 1.000 ppm.

52

Page 65: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Lampiran 5

Tabel Transformasi Persen - Probit

Tabel 6.1 Transformasi persen - probit

53

Page 66: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Lanjutan

54

Page 67: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Lanjutan

55

Page 68: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Lanjutan

56

Page 69: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Lampiran 6

Hasil Analisis Probit dengan SPSS 16.0 for windows

Tabel 6.2 Output hasil analisis probit dengan SPSS 16.0 for windows

Notes

Output Created 09-Sep-2013 19:44:29

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 5

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid

data for all variables in the model.

Syntax PROBIT mortalitas OF total WITH

konsentrasi

/LOG 10

/MODEL PROBIT

/PRINT FREQ CI

/CRITERIA P(0.15) ITERATE(20)

STEPLIMIT(.1).

Resources Processor Time 00:00:00.327

Elapsed Time 00:00:00.281

57

Page 70: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Warnings

Relative Median Potency Estimates are not displayed because there is no grouping variable in

the model.

Data Information

N of Cases

Valid 5

Rejected Missing 0

LOG Transform Cannot be

Done 0

Number of Responses >

Number of Subjects 0

Control Group 0

Convergence Information

Number of

Iterations

Optimal Solution

Found

PROBIT 10 Yes

Parameter Estimates

Parameter Estimate Std. Error Z Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Lanjutan

58

Page 71: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

PROBITa konsentrasi 1.353 .272 4.968 .000 .819 1.886

Intercept -2.492 .420 -5.939 .000 -2.912 -2.073

a. PROBIT model: PROBIT(p) = Intercept + BX (Covariates X are transformed using the base 10.000

logarithm.)

Chi-Square Tests

Chi-Square dfa Sig.

PROBIT Pearson Goodness-of-Fit Test 2.666 3 .446b

a. Statistics based on individual cases differ from statistics based on aggregated cases.

b. Since the significance level is greater than .150, no heterogeneity factor is used in the

calculation of confidence limits.

Cell Counts and Residuals

Number konsentrasi

Number of

Subjects

Observed

Responses

Expected

Responses Residual Probability

PROBIT 1 .699 30 1 1.827 -.827 .061

2 1.000 30 3 3.814 -.814 .127

3 1.301 30 10 6.955 3.045 .232

4 1.699 30 13 12.685 .315 .423

5 2.000 30 16 17.524 -1.524 .584

59

Lanjutan

Page 72: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Confidence Limits

Probability

95% Confidence Limits for konsentrasi

95% Confidence Limits for

log(konsentrasi)a

Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower Bound Upper Bound

PROBIT 0.01 1.327 .163 3.414 .123 -.788 .533

0.02 2.111 .347 4.810 .324 -.459 .682

0.03 2.833 .560 5.990 .452 -.252 .777

0.04 3.536 .801 7.074 .548 -.096 .850

0.05 4.234 1.071 8.108 .627 .030 .909

0.06 4.935 1.370 9.115 .693 .137 .960

0.07 5.646 1.699 10.110 .752 .230 1.005

0.08 6.368 2.057 11.101 .804 .313 1.045

0.09 7.105 2.447 12.097 .852 .389 1.083

0.1 7.858 2.868 13.104 .895 .458 1.117

0.15 11.928 5.472 18.458 1.077 .738 1.266

0.2 16.619 8.948 24.761 1.221 .952 1.394

0.25 22.089 13.295 32.696 1.344 1.124 1.514

0.3 28.520 18.424 43.217 1.455 1.265 1.636

0.35 36.139 24.210 57.625 1.558 1.384 1.761

0.4 45.243 30.603 77.621 1.656 1.486 1.890

0.45 56.229 37.673 105.520 1.750 1.576 2.023

0.5 69.642 45.606 144.682 1.843 1.659 2.160

60

Lanjutan

Page 73: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

0.55 86.254 54.688 200.269 1.936 1.738 2.302

0.6 107.198 65.324 280.582 2.030 1.815 2.448

0.65 134.204 78.094 399.614 2.128 1.893 2.602

0.7 170.058 93.887 582.407 2.231 1.973 2.765

0.75 219.568 114.157 877.376 2.342 2.058 2.943

0.8 291.837 141.513 1388.659 2.465 2.151 3.143

0.85 406.611 181.288 2377.957 2.609 2.258 3.376

0.9 617.181 246.875 4692.217 2.790 2.392 3.671

0.91 682.631 265.897 5531.303 2.834 2.425 3.743

0.92 761.623 288.188 6614.606 2.882 2.460 3.821

0.93 859.068 314.817 8053.323 2.934 2.498 3.906

0.94 982.710 347.421 10034.641 2.992 2.541 4.002

0.95 1145.586 388.676 12898.225 3.059 2.590 4.111

0.96 1371.757 443.350 17326.844 3.137 2.647 4.239

0.97 1711.887 521.065 24913.529 3.233 2.717 4.396

0.98 2298.017 645.595 40389.528 3.361 2.810 4.606

0.99 3655.149 904.308 86561.278 3.563 2.956 4.937

a. Logarithm base = 10.

61

Lanjutan

Page 74: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

62

Lanjutan

Page 75: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL DAUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26346/1/Aulia... · 2. dr. Witri Ardini, ... Hasil dari analisis probit menunjukkan

Lampiran 7

Keterangan Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aulia Ajrina

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 19 September 1992

Alamat : Perumahan Pulo Nirwana Regency, Jalan Charlie

Blok A No.26 RT/RW 007/004 Kel.Pinang Ranti,

Kec.Makasar, Jakarta Timur.

No. HP : 08568068048

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK Angkasa 4 Halim PK. (1996-1998)

2. SDAngkasa 7 Halim PK. (1998-2004)

3. SMP Negeri 109 Jakarta (2004-2007)

4. SMA Negeri 48 Jakarta (2007-2010)

5. PSPD FKIK UIN Jakarta (2010-sekarang)

63