Upload
nguyenquynh
View
250
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
UJI TOKSISITASParacelcus
The dose makes the poisonGaram meja • Diperlukan oleh tubuh →
sedikit• Banyak→sakit
Mekanisme dalam menurunkan efek toksik
Degradasi Metabolik dan EkskresiMekanisme perbaikan kerusakan
Degradasi metabolik dan ekskresi
Sistem Ensimatik:Ensim menurunkan efek toksikMamalia: terletak di hati
Ekskresi:Eliminasi dari tubuh melalui proses ekskresi
Molekul volatil: CO2, HCN dan keton ekskresi melalui sistem pernafasan
Garam dan senyawa lain berlebih keringatSenyawa/bahan terlarut fungsi ginjal urin
Akumulasi senyawa toksik: Kerusakan sistem vital: ginjal, lambung, usus
Mekanisme perbaikan
Perbaikan kerusakan pada individual sel sampai DNA atau protein pada tingkat molekular, jaringan dan organ.
Jika suatu sel terpapar secara teratur oleh senyawa toksik mekanisme perbaikan.
Kulit, lapisan epitel saluran pencernaan, pembuluh darah, paru2: laju reproduksi selular tinggi utk mengganti sel rusak pertumbuhan tdk terkendali
kanker/tumor
Pendahuluan
Uji toksisitas dapat dilakukan dengan 2 cara :a) Kualitatif
Biasanya dilakukan atas dasar gejala penyakit yang timbulAkibat tidak spesifiknya gejala/penyakit akibat keracunan (tidak ada/belum didapat gejala yang khas / “pathognomonik” bagi setiap keracunan
b) Kuantitatif
Uji toksisitas
2 Cara2 Cara
KuantitatifKuantitatif
KualitatifKualitatif • Berdasar atas gejala yang timbul
• Respon tubuh terhadap racun tidak spesifik karena belum ada yang khas (Pathognomonik)
• Berdasar atas gejala yang timbul
• Respon tubuh terhadap racun tidak spesifik karena belum ada yang khas (Pathognomonik)
• Uji toksisitas terhadap hewan uji
• Penelitian epidemiologi
• Uji toksisitas terhadap hewan uji
• Penelitian epidemiologi
Uji KualitatifGejala Keracunan & Penyebabnya
Gejala Penyebab
Fibrosis SiO2, Fe, Asbest, CO, Co, dllGranuloma Be, Bakteri, Fungi,dllDemam Mn, Zn, Co, Pb, dllAlergi Ni, TDI, Cr, berbagai zat organik, dll Asfiksia CO, H2S, CO2, SO2, NH3, CH4
Mutagenesis Radiasi pengion, benzene, metil HgKarsinogenesis Aminodifenil, Asbest, benzidine, vinilklorodaTeratogenesis As, F, metil Hg, TEL, benzeneKeracunan sistemik* Pb, Cd, Hg, F, Va, P, Bo, Ti, TEL*) keracunan sistemik, dengan racun yang sengaja dibuat untuk meningkatkan ekonomi,
disebut racun ekonomi (pestisida)
Granuloma (Be)Fibrosis
Afiksia
Senyawa karsinogenik dalam kopi
• Acetaldehyde• Benzaldehyde• Benzene• Benzofuran• Benzo[a]pyrene• Caffeic acid• Catechol• 1,2,5,6 Dibenzanthracene• Ethanol
• Ethylbenzene• Formaldehyde• Furan• Furfural• Hydrogen peroxide• Hydroquinone• Limonine• Styrene• Toluene• Xylene
Toksik: 100 cangkir kopi LD kafein
Teratogenesis
Hewan Manusia
Mutagenesis Analisis Kuantitatif
Sebelum melakukan uji kuantitatif :
Kenali sifat kimia-fisika xenobiotik
Untuk menentukan :
• Portal entri dalam uji toksisitas• Hewan uji yang akan digunakan
Untuk menentukan :
• Portal entri dalam uji toksisitas• Hewan uji yang akan digunakan
Penting !!!
Dapat berupa :• Uji toksisitas di laboratorium terhadap hewan uji• Penelitian epidemiologi
Tujuan :• Mencari dosis yang aman bagi manusia • Mencari kriteria untuk standarisasi kualitas lingkungan• Melakukan pencegahan dan/atau pengobatan dengan
lebih baik lagi
Analisis Kuantitatif
Istilah untuk menyatakan toksisitas suatu zat :Dosis Letal (LD)• Jumlah zat yang betul – betul masuk ke dalam tubuh organisme uji
yang menyebabkan respons berupa kematian organisme uji• Untuk mencari dosis aman
menggunakan LD50 (dosis yang mematikan 50% organisme uji)
Konsentrasi Letal (LC)• Konsentrasi zat yang berada di luar tubuh organisme yang
menyebabkan respons berupa kematian organisme uji• Mempermudah menentukan konsentrasi zat yang aman
yang boleh ada di lingkungan
Analisis Kuantitatif
Istilah toksisitas yang lain untuk menentukan dosis aman :
NOEL (no observed effect level)
NOAEL (no observed adverse effect level)
Analisis Kuantitatif
NOEL
NOAEL
9/16/2008 Dwina Roosmini 21
Dosis - Respons
Dose (mg/kg-day)
LOAELNOAELRfD
RfD: Reference Dose: Dosis dimana paparan harian tdk akan menimbulkan resiko merugikan selama hidup manusia
NOAEL: Non Observed Adverse Efect Level scr statistik tdk menimbulkan efek
merugikan
LOAEL: Lowest Observed Adverse Effect Level dosis terendah yg scr statistik menimbulkan efek
Analisis Kuantitatif
Tujuan :Memprediksi perginya racun apabila racun memasuki lingkungan tertentu
zat yang terakumulasi di dalam organisme tentunya akan terakumulasi pula di organisme dengan tingkat trofis yang lebih tinggi
Uji toksisitas dilakukan berurutan dengan
melihat tingkat trofis
organisme uji
Penting untuk mengenal rantai makanan :
Analisis KuantitatifGambar Rantai Makanan, Ukuran dan Tingkat Trofis
Uji ToksisitasTujuan :
Menilai efek akut, sub akut & kronis
Uji dilakukan berdasarkan waktuMerupakan kendala utama
3 (tiga) kelompok uji toksisitas :1) Uji Akut / Uji Tingkat I Uji jangka pendek
2) Uji Sub kronis / Uji Tingkat II
3) Uji Kronis / Uji Tingkat III
0
1-
2-
3-
4-
5-
6-
LD50, LC50, dermal dan iritasi mataUji mutagenisitas/karsinogen tk. 1Sensitivitas kulit
Uji 90 hari – tikus, mencit
Metabolisma/farmakokinetika pada hewan
Teratologi
Uji mutagenisitas/karsinogen tk. 2
Studi 90-180 hari pada anjing atau monyet
Reproduksi
Uji mutagenitas tk 3
Toksisitas kronis-tikus, mencit
Skema Uji Toksisitas Secara lengkap :
Uji Tingkat ITerdiri atas :• Uji dosis-respons untuk mencari LD/LC dan kemungkinan
kerusakan berbagai organ• Uji iritasi mata dan kulit• Screening pertama terhadap mutagenisitu (SAL, MOLY, ABS
dan SCE)
SAL = Ames Salmonella/microsome mutagenesis assayABS = Assay for chromosome abberationSCE = Sister chromated exchange inductionMOLY = Mouse lymphoma L5178Y cell mutagenesis assay
Uji Tingkat IUji Dosis – Respons untuk mencari LD/LC :
Dilakukan sesuai :• sifat fisis kimiawi xenobiotik, • pemilihan organisme (derajat rendah) yang paling relevan
berdasarkan portal entri
Lama pengujian : 24 – 96 jam
Tahapan : • Tahap I :
untuk perkiraan kasar letak rentang dosis LD/LC 50/100 yang dicari dengan cara Least Square atau Metode Probit
Uji LD 50 Uji LC50
Uji Tingkat I
Uji Iritasi Mata & Kulit :
Dikenal sebagai : Draize Test
Uji iritasi mata :zat yang akan diuji dimasukkan pada salah satu matanya, mata yang lain sebagai kontrol
• Jenis hewan uji : kelinci albino
• Waktu pemantauan : setelah 24 jam, 48 jam & 96 jam
• Hasil dinilai dari gejala yang timbul pada mata :edema, kekeruhan kornea, reaksi terhadap cahaya, pelebaran vaskuler dan kemerahan
Uji Tingkat I
Uji Iritasi Kulit :
Bisa dilakukan langsung pada kulitTujuan :• Untuk mencari iritasi primer, sensitisasi kulit, foto-toksisitas dan foto
sensitisasi
A. Uji iritasi primer :
• dilakukan pada kulit punggung, kulit telinga atau mencelupkan seluruh tubuh hewan kedalam cairan uji (2 uji terakhir sudah tidak digunakan lagi)
• hewan uji : kelinci albino
• evaluasi : setelah 24, 48 & 96 jam
• skor keparahan secara numerik
B. Uji sensitisasi kulit :
• untuk mengetahui apakah xenobiotik menggangu sistem imunitas
• hewan uji : mencit (guinea pig)
• hewan uji diberi xenobiotik 3 hari sekali selama 2 minggu, dengan selang istirahat 2minggu
• evaluasi : setelah 24, 48 & 96 jam
Uji Tingkat I
Uji Iritasi Kulit :
C. Uji Fototiksiti & Fotosensitisasi:
• untuk melihat efek dari kombinasi xenobiotik dengan cahaya, terutama sinar UV
• merupakan modifikasi dari uji sebelumnya (setelah aplikasi xenobiotik, dilakukan penyinaran dengan UV)
• hewan uji : mencit (guinea pig); kelinci albino
•evaluasi : setelah 24, 48 & 96 jam
D. Uji Mutagenisitas :
• dilakukan dengan uji SAL, ABS, SCE & MOLY
• SAL (Ames test) bersifat reverse mutation testhewan uji : Salmonella typhmurium
• Uji essei untuk aberasi kromosom : Uji ABS, SCE & MOLYmekanisme aberasi setiap test berbedayang dicari : - kromosom terputus (breaks),
- terjadi pertukaran antar bagian kromosom (sister chromatid)
• hewan uji : sel hidup sel sumsum tulang tikus, sel limfosit tikus penderita kanker,dsb
Uji Tingkat I
Uji akut dan khronis telah terlaksana dalam tahun ke-1
uji ini dilakukan pada sel derajat rendah
tidak dapat mewakili uji jangka panjang
PENTING !!!
Terutama jika data ujiakan diekstrapolasikan
pada manusia
Mewakili uji subkronisWaktu essei : • Aplikasi pada kulit : 30 hari• Studi inhalasi : 30 – 90 hari• Uji oral : 90 hari
Tujuan : mendapatkan nilai NOEL atau NOAEL, dstDosis yang diujikan divariasikan 3-4 variasi :• Dosis tinggi menyebabkan kematian• Dosis ringan menunjukkan NOEL
Hewan uji : tikus, anjing atau kera ; (jantan : 10-20 ekor & betina : 10-20 ekor pada setiap level dosis yang diberikan)Observasi yang dilakukan terhadap:
setiap organ tubuh, mortalitas, morbiditas, mata, konsusmsi makanan, berat badan, respons neurologis, perilaku tidak normal,respirasi, elektro kardiogram (EKG), elektro-encefalogram (EEG), hematologi, biokimia darah, analisis urin & tinja, kerusakan orgn makroskopis
Uji Tingkat II Uji Tingkat IITujuan Observasi yang dilakukan :
Skrining kedua terhadap mutagenisitiUji teratologi & uji reproduktifUji farmakokinetikUji perilakuUji interaksi, seperti sinergisme, antagonisme dan aditivisme
semuanya diselesaikan dalam waktu dua-setengah tahun
Uji Tingkat III/Uji KronisDilakukan dalam jangka panjangMewakili separuh usia hidup hewan uji, bahkan lebih dari satu generasiYang dilihat : rentang dosis yang menyebabkan efek ringan dan berat
• Bila rentang sempit zat berbahaya• Bila rentang lebar zat tidak/kurang berbahaya• Contoh :
- Rentang CO : (100 – 250) mg/m3
- Rentang kafein : (100 mg – 10 gr)/m3
kafein dianggap kurang berbahayaUji terpenting : Uji karsinogenitas, teratogenitas & reproduksi
Uji Tingkat III/Uji KronisTujuannya untuk menguji :
Mutagenisiti pada mamaliaKarsinonegisiti pada tikus selama 2 tahunFarmakokinetika pada manusia bila relevanKlinis pada manusiaData epidemiologis untuk efek terhdap eksposur akut dan kronisPengujian suatu zat, tergantung pada penggunaannya dan kemungkinan eksposur yang dapat diterima manusia/masyarakat
Uji Tingkat III/Uji KronisDalam uji tingkat III :• Cari spesies yang cukup
sensitif• Ambil spesies dengan
mutasi spontan yang moderat (1,5%)
Uji Mutagenisitas :Mendasari semua proses perubahan genetikHasil akhir : mutasi pada • sel genetik terjadi mutan• sel somatik terjadi
kanker• Sel embrio terjadi
monster atau cacat bawaan
Uji teratogenitas :pada mamalia & jenis
pakis/ ferns
Uji karsinogenitas : pada mamalia
(jantan & betina)
pada berbagai fase pertumbuhan
dan berbagai portal entri
Organ Diperiksa Secara Patologi pada Uji Subkhronis& Khronis
AdrenalSumsum Tulang, TulangCaecumColonDuodenumEsofasgusMataKandung empeduIleum/usus halusJejunum/usus halusGinjal
LaringHatiParu-paru, bronkhiKelenjar limfeKelenjar susuRahang bawahRonga hidungIndung telurParatiroidPituitariProstatRektum
Kelenjar ludahSaraf skiatikaVesika seminalesKulitLimpaSaraf spinalesLambungTestesOtot pahaTimusKandung kencingUterus, dll
Uji Toksisitas & Rantai MakananHakekat uji toksisitas : berdasarkan uji pada taraf trofis dari yang terendah sampai yang tertinggi
Hewan uji dari berbagai tingkat trofis berbeda dengan lokasi geografis dipilih atas dasar hewan dan/atau tanaman yang ada
Contoh hewan uji :• Untuk perairan : dapat dilihat di buku Standard Method for the
Examination of Water & Waste Water (APHA, 1975)
• Untuk toksin terestrial : digunakan hewan mulai dari cacing (Eiseina foetida), sampai mamalia seperti tikus, anjing, kera, dll.
Contoh Rantai Makanan Contoh Rantai Makanan
NIlai LD50 Untuk Cypermetrin Pada Berbagai Hewan Uji (tidak sama)
Hewan Uji LD50 (mg/kg)Tikus besar (rat)TikusHamster SiriaHamster CinaAnak SapiAnak BabiKambing
2518400203500142-284>600
Sensitivitas populasi
Anatomi
Luas permukaan hewan kecil >>hewan besar
PENTING !!
Dalam interpolasi dosis aman
bagi manusia
Anatomi
Metabolisme : Semakin besar hewan ∑ makanan yang
diperlukan >>>
Karakteristik membran antara otak dan sirkulasi
Contoh : - Membran hamster sulit ditembus DDT
LD50 oral : 5000 mg/kg BB- Membran mencit mudah ditembus DDT
- LD50 oral : 100-200 mg/kg BB
Fisiologi / FaalTumbuhan hijau :
dapat berfotosintesa & tidak mempunyai syarafHewan petelur (itik) :
biasa mengerami telurnya dalam keadaan relatif puasadalam fungsinya : berat badan itik betina akan turun dengan 25 – 30% lemak yang ada digunakan untuk keperluan energinyaterjadi pelepasan insektisida dari lemak, masuk sirkulasi dan kemungkinan itik akan keracunan dan mati
Hewan berdarah dingin :enzim biotransformasinya mempunyai aktivasi yang rendahsehingga insidensi kanker pada ikan rendah (karsinogen perlu enzim biotransformasi untuk membentuk metabolit yang karsinogenik)
Kelinci : mempunyai enzim atropin esterase tidak peka terhadap atropinjika dipakai sbg hewan uji untuk atropa belladona tidak timbul efek
C
O
N
T
O
H
Tumbuhan hijau : dapat berfotosintesa & tidak mempunyai syaraf
Hewan petelur (itik) :biasa mengerami telurnya dalam keadaan relatif puasadalam fungsinya : berat badan itik betina akan turun dengan 25 – 30% lemak yang ada digunakan untuk keperluan energinyaterjadi pelepasan insektisida dari lemak, masuk sirkulasi dan kemungkinan itik akan keracunan dan mati
Spesies Kepekaan spesies terhadapkarsinogen berbeda-beda
Ca paru-paru PAH + enzim biotransformasi (aril hidrokarbon hidroksilase) akan membentuk metabolit yang karsinogenikBakat alergi dan lain-lain penyakit tergantung dari spesiesMutasi spontan pada berbagai spesies hewan akan berbeda-beda
dalam uji karsinogenisitas biasanya diambil bakat mutasinya yang sedang saja
Contoh
ResponsRespons yang dilihat :
respons sangat ringan sampai pada yang parah (kematian)
Yang penting :• respons dapat diukur secara kuantitatif• Respons yag diteliti akan memperlihatkan korelasi matematis
yang konsisten• Terdapat variasi respons antar spesies
Respons yang sering dilihat : kematiankarena kesulitan dalam menentukan hewan uji mati atau immobil saja perhatikan periode waktu observasi sehingga waktu terjadi kematian diketahui
Perioda EksperimenPeriode eksperimen : jam, hari, minggu dan tahun
ada uji jangka pendek (Short Term Test/STT)ada uji jangka panjang (Long Term Test/LTT)
Perhatikan juga : • interval waktu eksposur, • konsentrasi zat pemapar, • lamanya observasi setelah dipapari
PENTING
dalam perhitungan mencari dosis aman
Faktor yang mempengaruhi toksisitas suatu xenobiotik :
Komposisi kimiawi – fisis suatu zatKonsentrasi, jenis eksposur, lamanya eksposur, sringnya eksposur, dllStatus imunologis seseorang, status nutrisi, status hormonal, usia, jenis kelamin, kesehatan atau penyakit yang dideritaFaktor lingkungan seperti suhu, tekanan partial, wujud media transmisi seperti air, udara atau padatan, adanya zat kimia-fisika lain. Metoda handling xenobiotik, peralatan keamanan yang digunakan, dll.
InteraksiInteraksi yang dapat terjadi :• Interaksi Kimia
Interaksi karena reaksi kimiawi yang menimbulkan senyawa baru yang bersifat lebih toksis
• Interaksi Biologisinteraksi yang terjadi dengan tubuh organisme yang menimbulkan efek berlebih maupun berkurang
Interaksi sangat dipengaruhi oleh dosis xenobiotikInteraksi antar xenobiotik dapat menimbulkan efek :• Aditif• Sinergistik• Antagonistik
InteraksiInteraksi AditifTerjadi apabila efek kombinasi dua atau lebih xenobiotik merupakan pertambahan dari efek masing-masing zat
Dapat terjadi apabila mekanisme efek sama, identikal, ataupun berbeda
Misalnya : 2 jenis organofosfat diberikan serentak
terjadi efek aditif
Interaksi SinergistikTerjadi apabila efek kombinasi dua atau lebih xenobiotik memberikan efek yang lebih dari pertambahan masing-masing zat
Dapat terjadi apabila :- xenobiotik memberikan efek
pada organ yang sama- salah satu zat tidak tidak
menimbulkan efek bila diberikan sendiri, tetapi dapat meningkatkan efek daripada zat lain
Misalnya : etanol yang meningkatkan toksisitas karbon tetraklorida atau kloroform terhadap hati
InteraksiInteraksi Antagonistik :
Terjadi apabila dua atau lebih kombinasi zat menimbulkan efek yang kurang dari pertambahan masing-masing zat
Dapat terjadi apabila :• Zat yang satu menetralisasi efek zat yang lain• Terjadi reaksi kimiawi antar zat dan menimbulkan senyawa baru
yang krang toksik• Terjadi efek yang memodifikasi reaksi dengan enzim, sehingga
biotransformasi menjadikan zat yang toksis menjadi efektif• Terjadi kompetisi dalam untuk bergabung dengan reseptor yang
sama, sehingga terjadi blokade
Misalnya : CO dan O2 terhadap Hb
Ekstrapolasi Bioessei Ke Manusia
Tujuan uji bioessei : • Mencari dosis aman bagi manusia • Membuat standar kualitas lingkungan
Ekstrapolasi hasil bioessei ke manusia ditentukan oleh 2 sifat xenobiotik sbb :• Zat yang bersifat karsinogenik• Zat yang bersifat tidak karsinogenik
Ekstrapolasi didasarkan pada : • Berat badan atau luas permukaan• Atau atas dasar farmakokinetika Physiologically based
pharmacokinetic model (PBPM)
Ekstrapolasi Bioessei Ke Manusia
Klasifikasi Karsinogenitas menurut International Agency Reseach on Cancer (IARC) :
Kategori Bobot buktiKarsinogenik bagi manusia
Mungkin sekali karsinogen bagi manusia
Mungkin karsinogen bagi manusia
Tidak dapat diklasifikasi
Mungkin bukan karsinogen bagi manusia
Ada data pada manusia
Data manual terbatas, data hewan cukup
Data pada manusia dan hewan terbatas
Data tidak cocok untuk kedua kategori
Tidak ada data pada hewan & manusia
Ekstrapolasi Zat Tidak Karsinogenik
Berdasarkan atas berat badan (BB) dengan memasukkan berbagai faktor keamanan (safety factors), sbb
Thd00 (mg/kg/h) x 70 kg• Safe Human Dose = -----------------------------
(SHD) SF
• THD = dosis threshold/ ambang, tanpa ada efek yang nyata• SF : 10---1000
Ekstrapolasi Zat Tidak Karsinogenik
SHD inhalasi:(α )(BR)(C)(t)
SHD = ------------------mg/kgBB
• α = % zat yang diabsorpsi paru-paru (= 100% bila tdk diketahui)
• BR = breathing rate• t = waktu paparan• br x t = 30 m3/h = 24 jam• BB : 70 kg bagi laki-laki dan 60 kg bagi wanita
Ekstrapolasi Zat Karsinogenik
Semua zat yang dianggap karsinogenik, dalam analisis ini dianggap tidak mempunyai ambang aman
Dalam ekstrapolasi diambil angka yang diperkirakan dapat diterima oleh masyarakat
Misalnya : apakah orang dapat menerima atau mentolerir pertambahan satu orang penderita kanker dalam 100.000 penduduk atau satu orang per 10.000.000 penduduk
Maka SHD dapat dituluskan sbb :
SHD = … x 10-5 – 10-7 Artinya : Eksposur seumur hidup akan
menambah satu penderita kanker per 100.000 dan/atau 10.000.000
penduduk
Permasalahan Uji Toksisitas
Adanya berbagai Kontroversi & Argumentasi dari berbagai pihak :
• Organisme berbeda jauh dari manusia• Masyarakat penyayang binatang sangat
menentang uji toksisitas sdemikian• Keadaan laboratorium berbeda dengan realitas
Masalah Organisme PercobaanHasil uji dengan menggunakan organisme percobaan yang sedapat mungkin sensitivitasnya menyerupai/ mendekati manusia Tidak sempurna• Contoh : obat penenang ibu hamil Thalomide yang pada uji
toksisitas hewan tidak didapat efek jelek, tetapi pada manusia terjadi focomelia
Dosis yag didapat dari percobaan (NOEL, NOAEL,LOEL,LOAEL) merupakan fungsi dari berbagai faktor :• Spesies, patologi, jumlah sampel, rute eksposur, usia
pertama mendapat eksposur, perioda eksposur, lamanya observasi (dari awal sampai akhir eksperimen)
Perbedaan Lingkungan Alamiah & Lingkungan Laboratorium
Laboratorium Alam/Riil
Dapat dibuat bebas patogenKeadaan sterilCahaya buatanEksposur konstanPopulasi homoogenZat racun murni
Tidak dapat dibuat bebas patogenTidak dapat disterilkanCahaya alamiah tidak terkontrolEksposur tidak jelasPopulasi heterogenRacun campuran
PemantauanLatar belakang : banyak sekali racun di dalam lingkungan yang belum diketahui efeknya
perlu pemantauan secara kontinyu
Pemantauan dilakukan pada :• Aspek lingkungan• Kesehatan masyarakat
Menentukan efektifitas pemantauan masyarkat untuk berbagai xenobiotik : BEI (Biological Effect Indicators)
menetukan jaringan tubuh tertentu yang paling efektif dipantau dan telah pula ditentukan kadar normal bagi xenobiotik tsb di dalamnyadaftar dapat dilihat pada standar lingkungan kerja yang dibuat oleh
Govermental Industrial Hygienist (ACGIH)jaringan yang dipantau : darah, urin, cairan cerebro-soinalis, kuku, rambut, enzim, protein dalam serum, elektolit, DNA, perilaku, alat reproduksi, dll
Pemantauan
Pemantauan perlu dilakukan terhadap Flora & Fauna :
terdapat katak-katak yang cacat, seperti bermata satu, berkaki tiga, dst (mengindikasikan ada zat pencemar mutagenik)perubahan biomassa, populasi berbagai fauna dan flora di alam bebas