21
UJIAN KOMPREHENSIF ANESTESIOLOGI Penguji : dr. Iwan Dwi Cahyono, Sp.An Disusun Oleh : Ratih Paringgit G4A014100 KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN SMF ANESTESIOLOGI

Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ufhIWUYGFUWR WRFYwkuyfgWLEUIFGHweb flweihfb;WELKF W;IFHWG;EFIJWb; c;uk

Citation preview

Page 1: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

UJIAN KOMPREHENSIF ANESTESIOLOGI

Penguji :

dr. Iwan Dwi Cahyono, Sp.An

Disusun Oleh :

Ratih Paringgit G4A014100

KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN

SMF ANESTESIOLOGIRSUD PROF. DR MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

2015

Page 2: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

1. Jelaskan tentang ketamin

a. Golongan : fenil sikloheksilamin

b. Dosis

- Induksi : intravena dalam bentuk larutan 1% dengan dosis lazim

1-2/kgBB, dosis tambahan 0,5 mg/kgBB sesuai kebuthan

- Pemeliharaan : pemberian secara intermitten diulang setiap 1-15 menit

dengan dosis setengah dari dosis awal sampai oprasi selesai.

Pemberian intramuscular dosis 6-12 mg/kgBB.

c. Efek samping

- Susunan saraf pusat : meningkatkan aliran darah cerebral, halusinasi,

mimpi buruk, gaduh gelisah.

- Respirasi : spasme laring akibat rangsangan pada saluran napas atas.

- Krdiovaskular : hipertensi dan takikardi

- Endokrin : penigkatan kadar gula darah

- Otot ragka : terjadi rigiditas

- Meningkatkan konsumsi oksigen jaringan

- Menghambat agregasi trombosit sehingga meningkatkan perdarahan

pada luka operasi

d. Indikasi 

1) Induksi anestesia pada : analgesia dapat dilakukan selama kehamilan

tanpa berhubungan dengan depresi, anak-anak balita yang tidak

kooperatif, diberikan secara intramuskular, pasien penderita asma,

Page 3: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

pasien penderita hipotensi, penderita dengan resiko tinggi gangguan

respirasi dan hemodinamik

2) Post operasi: Dosis subanestesi ketamin menunjukan lebih poten untuk

analgesi dan efektif untuk periode postoperasi.

3) Pada Septik shock ketamin mereduksi kebutuhan untuk

inotropic support, dimana efek ini mungkindari penghambatan uptake

catecholamin.

4) Obat anestesia pokok :Digunakan untuk operasi-operasi didaerah

superficial, berlangsung singkat dantidak memerlukan relaksasi otot ,

misalnya pada bidang bedah mulut, untuk : beberapa jenis ekstirpasi

tumor kecil pada bibir

5) Analgetik pasca trauma atau pascabedah untuk menanggulangi nyeri

akut pasca trauma atau bedah, dikombinasikan denganobat sedative.

e. Kontraindikasi

- Tekanan intracranial meningkat, misalnya pada trauma kepala, tumor

otak dan operasi-operasi intracranial.

- Tekanan intraokuler meningkat, misalnya pada penyakit glaukoma dan

pada operasi intra okuler.

- Pasien yang menderita penyakit sistemik yang sensitive terhadap obat-

obat simpatomimetik, seperti : hipertensi dengan sistolik 160 mmHg

pada istirahat dan diastolik 100 mmHg. Tirotoksikosis, diabetes

mellitus, paeokromositoma, penyakit jantung koroner

Page 4: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

2. Jelaskan tentang atracurium besylate

a. Golongan : relaksan otot non depolatisasi isoquinolon

b. Dosis

- 0,5-0,6 mg/kgBB untuk intubasi, durasi 30-45 menit

- 0,3-0,4 mgkgBB untuk relaksasi, durasi 30-45 menit

- 0,1-0,15 mgkgBB untuk maintenance

c. Efek samping

- Skin flushing, hioptensi atau bronkospasme ringan dan sementara,

yang berhubungan dengan pelepasan histamine.

- Histamine release pada dosis diatas 0,5 mg/kg

- Sangat jarang terjadi : reaksi anafilaktik berat dilaporkan terjadi pada

pasien yang mendapatkan atracurium bersamaan dengan beberapa obat

lain. Pasien ini biasanya memiliki satu atau lebih kondisi medis yang

memudahkan terjadinya kejang (contohnya trauma cranial, edema

serebri, uremia).

- Hypotensi dan Takikardi

- Tidak memberikan efek terhadap jantung apabila dosis kurang dari 0,5

mg/kg dapat menyebabkan hilangnya resistensi vaskuler dan

peningkatan cardiac index karena pelepasan histamin. Dicegah dengan

pemberian yang pelan-pelan.

Page 5: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

d. Indikasi

Sebagai adjuvant terhadap anestesi umum agar intubasi trakea dapat

dilakukan dan untuk relaksasi otot rangka selama proses pembedahan

atau ventilasi terkendali, serta untuk memfasilitasi ventilasi mekanik

pada pasien  Intensive Care Unit (ICU)

e. Kontraindikasi : hipersensitif terhadap atracurium

3. Jelaskan tentang rocuronium

a. Golongan : pelumpuh otot non depolarisasi turunan aminosteroid

b. Dosis : 0,6 mg/kgBB

c. Efek samping

Meningkatkan laju jantung 20-25% bila diberikan pada dosis 0,9-1,2

mg/kgbb. Skin flushing, hioptensi atau bronkospasme ringan dan

sementara, yang berhubungan dengan pelepasan histamine, kelemahan

otot.

d. Indikasi

Sering digunakan untuk intubasi trachea karena onset kerja cepat dan

durasi lama dan infus kontinyu

e. Kontraindikasi

Hipersensitivitas terhadap rocuronium

Page 6: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

4. Jelaskan tentang dosis dan penggunaan adrenalin

a. Adenergik yang berefek langsung Golongan ini bekerja secara langsung,

membentuk kompleks dengan reseptor khas. Contohnya epinefrin.

Epinefrin bekerja pada semua reseptor adrenergic α1 α2 β1 β2. Efek yang

menonjol adalah efek terhadap jantung, otot polos pembuluh darah dan

otot polos lain.

- Dosis

Dewasa : 0,2-0,5 mg (diencerkan 1:1000)

Penyuntikan intrakardial : 0,3-0,5 mg (resusitasi darurat)

- Efek samping

i. Epinefrin menyebabkan kegelisahan, rasa kuatir, nyeri kepala

dan tremor.

ii. Pembuluh darah kulit, mukosa, dan ginjal mengalami

kontraksi, meningkatkan resistensi perifer sehingga tekanan

darah meningkat. Terkadang menyebabkan hipotensi sekunder

saat pemberian secara sistemik, mempercepat konduksi pada

jantung, memperkuat kontraksi jantung dan mempercepat

relaksasi jantung.

iii. Menghambat tonus dan kontraksi uterus, membuat kesulitan

berkemih dan menyebabkan retensi urin, mengurangi sekresi

bronkus dan kongesti mukosa.

Page 7: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

- Indikasi

Syok anafilaksis, penderita asma, penderita dengan henti jantung

karena dapat merangsang jantung, penderita yang melakukan

endoskopi, untuk menghentikan perdarahan kapiler.

- Kontraindikasi

Pasien psikoneurotik, angina pectoris, pasien yang mendapat

terapi β-blocker non selektif.

b. Adrenergik yang berefek tidak langsung Adrenergik ini bekerja dengan

melepaskan katekolamin, terutama norepenefrin, dari granul-granul

penyimpanan diujung saraf simpatetik atau menghambat pemasukan

norepinefrin pada membran saraf. Contoh : norepinefrin Norepinefrin

bekerja pada reseptor α tetapi efeknya lebih lemah bila dibandingkan

dengan epinefrin. Norepinefrin mempunyai efek β1 sama dengan

epinefrin tapi tidak memperlihatkan efek β2.

- Dosis

Anak-anak : 0,05-0,1 µg/kgBB/menit

Dewasa : 0,5-1 µg/kgBB/menit, rentang dosis ACLS : 0,5-30

µg/kgBB/menit

Akut hipotensi: 0,16-0,33 mL/menit IV

Cardiac arrest: 0,5-0,75 mL/menit iv cepat atau intracardiac

- Efek samping

Page 8: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

Peningkatan tekanan diastolic, tekanan sistolik dan tekanan nadi,

resistensi perifer meningkat sehingga aliran darah ke ginjal, hati dan

otot rangka berkurang, aliran darah koroner meningkat, terjadi

perpanjangan waktu pengisian jantung akibat perlambatan denyut

jantung disertai venokonstriksi, rasa kuatir, sukar bernafas, denyut

jantung yang lambat tapi kuat, nyeri kepala, hipertensi berat, fotofobia,

nyeri dada, pucat, berkeringat banyak dan muntah, nekrosis kulit.

- Indikasi

Hipotensi akut, henti jantung

- Kontraindikasi

Pada anestesi dengan obat-obat yang menyebabkan sensitisasi

jantung karena dapat menimbulkan aritmia. Wanita hamil karena dapat

menimbulkan kontraksi uterus.

c. Adrenergik yang berefek campuran Adrenergik ini dapat menimbulkan

efek melalui pengaktifan adrenoreseptor dan melepaskan katekolamin

dari tempat penyimpanan atau menghambat pemasukan katekolamin.

Contoh : efedrin. Efedrin merupakan agonis α dan β. Menghasilkan

relaksasi otot halus di bronkus dan gastrointestinal, meningkatkan detak

jantung, CO dan tekanan darah.

- Dosis

Dewasa : 5-25 mg IV, 25-50 mg IM

Anak anak : 0,75-25 mg/kgBB IV, 0,5-16 mg/kgBB IM

Page 9: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

- Indikasi

Bronkospasme, hipotensi, pengobatan narkolepsi

- Kontraindikasi

Anastesi umum dengan siklopropane dan halotan, hipersensitif

terhadap efedrin

- Efek samping

Hipertensi, takikardi, nyeri angina, gugup, tremor, insomnia,

kehilangan nafsu makan, mual.

5. Jelaskan tentang takifilaksis

Takifilaksis adalah toleransi farmakodinamik yang terjadi secra akut. Ini

terjadi pada pemberian amin simpatomimetik yang kerjanya tidak langsung

(misalnya efedrin) akibat deplesi neurotransmiter dari gelembung sinaps.

Efek takifilaksis

a. Perubahan pada reseptor

b. Hilangnya reseptor

c. Berkurangnya mediator

d. Degradasi metabolic yang meningkat

e. Adaptasi fisiologis

6. Jelaskan tentang obat-obat antiemetic, mana yang aman untuk ibu hamil

- Golongan antagonis reseptor 5HT3 : menghambat reseptor serotonn

pada sistem saraf pusat dan saluran pencernaan. Sehingga, obat

Page 10: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

antiemetikgolongan ini dapat digunakan untuk mengobati mual dan

muntah setelah oprasi dan obat sitotoksik. Obat golongan ini adalah :

o Granisetron : pencegahan mual muntah pada kemoterapi

o Ondansentron : mencegah mual muntah setelah oprasi,

mengobati kecanduan alkohol.

o Tropisetron : digunakan untuk mual karena kemoterapi dan

muntah pada anak, mencegah mual muntah setelah operasi.

- Antagonis dopaimin (D2) meliputi metoklorpamid, haloperidol,

domperidon, dan fenotiazin seperti klorpromazin dan proklorperazin.

Metoclorpramide juga bekerja pada saluran cerna sebagai prokinetik,

dan ini berguna pada penyakit saluran cerna, tetapi kurang berguna

pada rasa ingin muntah karena obat sitotoksik dan setelah operasi.

- Antagonis histamin (H1), seperti siklizin dan prometazine. Efektif

untuk beberapa kondisi termasuk mabuk perjalanan dan rasa mual di

pagi hari pada ibu hamil.

- Obat yang aman untuk ibu hamil metoclopramid,

ondansetron,domperidone

7. Jelaskan tentang paracetamol

a. Golongan : derivat para amino fenol

b. Dosis :

- Dewasa 300mg – 1g per kali, dengan maksimum 4g per hari

Page 11: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

- Anak 6-12 tahun : 150-3mg/kali, dengan maksimum 1,2 g/hari

- Anak 1-6 tahun : 6-120 mg/kali.

c. Efek samping : eritema, urtikaria, anemia hemolitik, nefropati analgesik.

d. Indikasi : di Indonesia digunakan sebagai analgesik dan antipiretik, telah

menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik lainnya,

paracetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena menimbulkan

nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya

dosis lebih besar tidak menolong. Karena hampir tidak mengiritasi

lambung, paracetamol sering dikombinasikan dengan AINS untuk efek

analgesik.

8. Jelaskan tentang prosedur pemasangan iv line

a. Cuci tangan

b. Dekatkan alat yang sudah disiapkan

c. Jelaskan kepada pasien tentang proses pemasangan infus dan sensasi yang

dirasakan selama proses pemasangan

d. Atur posisi pasien berbaring

e. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan

gantungkan pada standar infus

f. Tentukan vena yang akan ditusuk

g. Pasang alas

h. Pasang torniquet 15 cm diatas vena yang akan ditusuk

Page 12: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

i. Pakai sarung tangan

j. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk 5-10 cm

k. Tusukkan cateter vena dengan jarum mengarah ke jantung

l. Pastikan kateter masuk ke IV

m. Fiksasi ujung tempat insersi

n. Sambungkan kateter dengan selang infus

o. Tutup area insersi dengan kassa kering lalu plester

p. Atur tetesan infus sesuai dengan program medis

q. Lepas sarung tangan

r. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi nama, pelaksana

tindakan,tanggal dan jam tindakan

s. Bereskan alat

t. Cuci tangan

u. Evaluasi dan observasi respon pasien dan catat pada catatan keperawatan

(SOP dr.kariadi, 2011)

9. Apa yang kamu ketahui tentang trias anestesi

a. Sedasi bertujuan untuk menghilangkan kesadaran yang bersifat reversible

bisa dengan menggunakan N2O, volatile anestesi ( Ether, halothane,

isoflurane, sevoflurane, desflurane) dan anestesia secara IV ( pentotal,

ketamin, propofol, midazolam)

Page 13: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

b. Analgesi bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dengan menggunakan

N2O dan obat narkotik analgetik seperti morfin, petidin, fentanil,

sufentanil)

c. Relaksasi bertujuan untuk merelaksasi otot dengan menggunakan obat-

obatan succinilkolin, atracurium, rocuronium)

10. Apa yang kamu ketahui tentang waspada dasa netra

Waspada Dasa Netra mengandung arti bahwa organisasi serta anggota

PERDATIN (perhimpunan dokter anestesi dan terapi intensif) diharapkan

selalu introspeksi (mawas diri), dan didalam bekerja menjalankan profesi

dituntut selalu bekerja dengan penuh kewaspadaan seakan dengan sepuluh

mata.

Page 14: Ujian Kompre-ratih Paringgit- G4A014100

DAFTAR PUSTAKA

AHFS Drug Information.2005. Epinefrin, Norepinefrin, Efedrin.

Budiono, Uripno. 2013. Anestesioogi. Bagian Anestesiologi sdan terapi Intensif Fakultas Kedokteran UNDIP. Semarang

Katzung, Bertram G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik: edisi 8. Penerjemah dan Editor Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta:Penerbit Salemba Medika

Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Analgesia Regional.2007. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Mangku Gde, Wiryana Made.2010. Buku ajar ilmu anestesia dan reanimasi. Indeks. Jakarta

Stoelting Robert, Hillier Simon. 2006. Handbook of Pharmacology & Phusiology in Anesthetic Practice. Edisi ke 2. Lippincott William & Wilkins. Philadelphia

White PF, Katzung BG. 2007. Skeletal muscle relaxants. In: Basic and clinicalpharmacology. 10th ed. McGraw Hills Company.

Wilmanna, Freddy. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapetik Fakultas Kedokteran Universita Indonesia. Jakarta: Gaya Baru