38
PERCERAIAN KARENA PERSELINGKUHAN Oleh Joke Punuhsingon 1 A. Latar Belakang Angka perceraian pasangan di Indonesia terus meningkat drastis. Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA) mencatat selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian hingga 70 persen. Dirjen Badilag MA, Wahyu Widiana, mengatakan tingkat perceraian sejak 2005 terus meningkat di atas 10 persen setiap tahunnya. Data jumlah perceraian tahun 2011 terjadi kenaikan di atas 10 persen dibanding angka tahun 2010. 2 Tahun 2010 terjadi 285.184 perceraian di seluruh Indonesia. Penyebabnya paling banyak akibat faktor ketidakharmonisan sebanyak 91.841 perkara, tidak ada tanggungjawab 78.407 perkara, dan masalah ekonomi 67.891 perkara. Sedangkan 1 Dosen Fakultas Hukum UKIT. 2 http://id.berita.yahoo.com/angka-perceraian-pasangan- indonesia-naik-drastis-70-persen-010352821.html , diakses 5 Mei 2012 pukul 08.21.

Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

PERCERAIAN KARENA PERSELINGKUHAN

Oleh Joke Punuhsingon1

A. Latar Belakang

Angka perceraian pasangan di Indonesia terus meningkat drastis.

Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA)

mencatat selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan

perceraian hingga 70 persen. Dirjen Badilag MA, Wahyu Widiana,

mengatakan tingkat perceraian sejak 2005 terus meningkat di atas 10

persen setiap tahunnya. Data jumlah perceraian tahun 2011 terjadi

kenaikan di atas 10 persen dibanding angka tahun 2010.2

Tahun 2010 terjadi 285.184 perceraian di seluruh Indonesia.

Penyebabnya paling banyak akibat faktor ketidakharmonisan sebanyak

91.841 perkara, tidak ada tanggungjawab 78.407 perkara, dan masalah

ekonomi 67.891 perkara. Sedangkan tahun sebelumnya, tingkat

perceraian nasional masih di angka 216.286 perkara. Faktor penyebabnya

terdiri atas ketidakharmonisan 72.274 perkara, tidak ada tanggungjawab

61.128 perkara, dan faktor ekonomi 43.309 perkara.3

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat perceraian

yang cukup tinggi.  Hal ini terbukti dengan data-data yang tercatat di

pengadilan Agama dan Pengadilan negeri.  Hal ini juga dapat kita

1 Dosen Fakultas Hukum UKIT.2 http://id.berita.yahoo.com/angka-perceraian-pasangan-indonesia-naik-drastis-70-persen-010352821.html, diakses 5 Mei 2012 pukul 08.21.3 Ibid..

Page 2: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

buktikan bila mengunjungi pengadilan agama selalu ramai dengan orang-

orang yang menunggu sidang cerai. 

Secara historis, angka perceraian di Indonesia bersifat fluktuatif.

Hal itu dapat ditilik dari hasil penelitian Mark Cammack, guru besar dari

Southwestern School of Law-Los Angeles, USA. Berdasarkan temuan

Mark Cammack, pada tahun 1950-an angka perceraian di Asia Tenggara,

termasuk Indonesia, tergolong yang paling tinggi di dunia. Pada dekade

itu, dari 100 perkawinan, 50 di antaranya berakhir dengan perceraian.

Tahun 2009 perceraian mencapai 250 ribu. Tampak terjadi kenaikan

dibanding tahun 2008 yang berada dalam kisaran 200 ribu kasus.

Ironisnya, 70% perceraian diajukan oleh pihak isteri atau cerai gugat. 4

Berikut ini adalah data tahun 2010 dari Dirjen Bimas Islam

Kementerian Agama RI, yaitu dari 2 juta orang nikah setiap tahun se-

Indonesia, maka ada 285.184 perkara yang berakhir dengan percerain per

tahun se-Indonesia.

Adapun faktor perceraian disebabkan banyak hal, mulai dari

selingkuh, ketidakharmonisan, sampai karena persoalan ekonomi. Faktor

ekonomi merupakan penyebab terbanyak dan yang unik adalah 70% yang

mengajukan cerai adalah istri, dengan alasan suami tidak bisa memenuhi

kebutuhan ekonomi keluarga. Data ini memberikan gambaran bahwa,

tingkat perceraian secara nasional cukup tinggi. Bagaimana dengan di

4 http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/01/inilah-penyebab-perceraian-tertinggi-di-indonesia/diakses tgl 13 Februari 2013 pkl.03.06.

Page 3: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

daerah-daerah? Ada beberapa daerah yang datanya menunjukkan

tingginya angka perceraian.

Kompas.com melansir, pada Tahun 2006, jumlah perkara cerai

sebanyak 5 ribu kasus. Tahun 2007 sebanyak 4.625 perkara, dan 2629

merupakan gugatan cerai dari istri, dan 1571 dari suami.5 Istri jauh lebih

banyak  yang menggugat cerai dibanding suami. Tingginya angka

perceraian ini, dipicu banyaknya warga yang mengadu nasib sebagai

Tenaga kerja Wanita di luar negeri.

Untuk tingkat provinsi di Indonesia di Tahun 2011, Jawa Timur

masih menempati urutan pertama di bandingkan dengan provinsi lain.

Kalau tingkat kabupaten, Indramayu menempati urutan pertama dan

Banyuwangi yang kedua.

Faktor perceraian yang paling dominan adalah hubungan

pasangan suami istri yang tidak harmonis sekitar 33 persen. Kalau

masalah ekonomi, selingkuh, dan WIL (wanita idaman lain) atau PIL

(pria idaman lain) itu angkanya kecil. Dari 250 warga Surabaya yang

bercerai setiap harinya, rangking tertinggi ternyata didominasi kaum

guru. Data ini terungkap saat Walikota Surabaya Bambang DH memberi

pembekalan terhadap CPNS guru. Menurut Bambang DH, data yang

didapat dari Pengadilan Agama, guru menempati urusan pertama dalam

kasus perceraian. Di Kabupaten Bantul, Berdasarkan data Pengadilan

Agama Bantul kasus perceraian tahun 2007 mencapai 699 kasus, padahal 5 http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/01/inilah-penyebab-perceraian-tertinggi-di-indonesia/, diakses 5 Mei 2012 pukul 08.33.

Page 4: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

tahun 2006 baru 577 kasus. Tahun 2008 sampai dengan bulan Mei sudah

ada 336 kasus. Tren kasus perceraian di Bantul terus meningkat dari

tahun ke tahun. Sebulan rata-rata ada 60 kasus dan sebagian besar karena

faktor perselisihan. Perselisihan dipicu karena pihak laki-laki

menelantarkan atau tidak memberikan nafkah kepada istrinya. Sebagian

besar yang bercerai berusia antara 30-40 tahun6.

Sampai akhir tahun 2011, sebanyak 1.195 kasus cerai yang terjadi

di Kabupaten Sidoarjo. Dari kasus perceraian yang didaftarkan ke

Pengadilan Agama Sidoarjo itu, sebagian besar disebabkan suami yang

meninggalkan kewajibannya terhadap istri. Pada 2006 lalu sebanyak

1.873 kasus cerai yang didaftarkan ke PA Sidoarjo. Jumlah itu meningkat

201 kasus atau menjadi 2.074 kasus cerai pada 2007. Penyebab lain

perceraian di Sidoarjo adalah karena suami berbuat selingkuh. Di

Pontianak, faktor rendahnya ekonomi menyebabkan tingginya angka

perceraian di Pengadilan Agama Pontianak, Kalimantan Barat. Terhitung

sejak Januari hingga Juni 2008, sudah ada 452 perkara yang masuk ke

pengadilan.

Bagaimana dengan di Manado? Memasuki awal tahun 2012,

angka perceraian di Kota Manado ternyata sangat tinggi dibanding tahun

sebelumnya. Data dari Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan sedikitnya

telah menerbitkan 23 surat akte perceraian. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala

Disdukcapil Manado Ventje Pontoh menjelaskan, Disdukcapil 6 http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/01/inilah-penyebab-perceraian-tertinggi-di-indonesia-392465.html, diakses tgl 13 Feb.2013 pkl. 12.00.

Page 5: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

merupakan instansi atau lembaga yang menetapkan perceraian.

Sedangkan yang memutuskan perceraian adalah lembaga peradilan.

“Artinya kami mengeluarkan surat perceraian berdasarkan putusan

pengadilan. Jadi, kita tidak langsung menerbitkan surat cerai begitu

saja”.7

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil)

menerbitkan akte perceraian yang dilakukan warga Kota Manado, lebih

banyak dilandasi karena ketidakcocokan dalam menjalani perkawinan.

Rata-rata mereka yang mengurus akte perceraian, usia perkawinan masih

di bawah 10 tahun. “Biasanya kalau sudah di atas sepuluh tahun, apalagi

kalau sudah merayakan tahun perak dua puluh lima tahun, mereka lebih

matang dalam berumahtangga, tidak mudah bagi mereka untuk bercerai”.

Meski demikian, bukan berarti tidak ada dari kelompok 10 tahun ke atas

mengurus surat cerai.8

Keretakan rumah tangga yang berujung perceraian di Sulawesi

Utara mencengangkan. Rata-rata terjadi satu kasus perceraian setiap hari

sepanjang tahun.  Faktor pemicunya beragam namun  paling dominan

justru ketidaksetiaan.9  Suami memiliki Wanita Idaman Lain (WIL) dan

sang istri menyimpan Pria Idaman Lain (PIL) dan akibatnya anak adalah

korban paling menderita akibat perpisahan orang tuanya.

7 http://beritamanado.com/kota-manado/angka-cerai-di-manado-tinggi/79103/8 Ibid.9 Tribun Jogja - Jumat, 13 April 2012 18:16 WIB

Page 6: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

Data yang diperoleh dari Pengadilan Negeri Manado dan

Pengadilan Agama Kotamobagu bisa memberi gambaran tentang

tingginya frekwensi perceraian di Sulut. Dalam tiga bulan pertama tahun

2012 (Januari-Maret) total 94 kasus gugatan cerai pasangan suami istri di

PN Manado. Bulan Januari 30 kasus, Februari 35 dan Maret 29 kasus.

Pada tahun 2012  PN Manado mencatat 291 kasus perceraian terbanyak

pada bulan Oktober dengan 37 pasutri bercerai.

Angka perceraian di Bolaang Mongondow (Bolmong) Raya pun

mencatat rekor tertinggi dibanding daerah lain di Sulut.  Setiap tahun,

trend perceraian di empat kabupaten dan satu kota di Bolmong naik

antara 20 hingga 25 persen. Catatan Pengadilan Agama Kotamobagu,

hingga Maret 2012 sudah 217 kasus  gugat cerai. Bandingkan dengan

jumlah perkara tahun 2011 yang mencapai 661 kasus. Dari jumlah

tersebut, 664 di antaranya sudah putus.10

Data yang diperoleh melalui Humas PN Tondano, Uli Purnama

SH MH, "Prosentasi kenaikan berkisar delapan persen per tahun. Ia

menyebutkan,  tahun 2009 tercatat 134 kasus perceraian yang ditangani

PN Tondano. Tahun 2010 meningkat jadi 140 kasus dan tahun 2011  146

kasus. Berdasarkan fakta sidang,  perceraian umumnya disebabkan

ketidakcocokan, selingkuh dan KDRT.11

Pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Sumpah yang diucapkan

di depan altar pernikahan bukan hanya janji kepada manusia tetapi janji 10 Ibid.11 http://jogja.tribunnews.com/2012/04/13/tak-setia-pemicu-utama-perceraian

Page 7: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

kepada Tuhan. Namun ternyata ada juga pasangan yang sudah diikat

dengan sumpah itu berakhir dengan bercerai. Faktor utama terjadinya

perceraian adalah karena krisis akhlak. “Perselingkuhan adalah krisis

akhlak yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena

perselingkuhan, pemicu terjadinya konflik yang berkepanjangan. Juga

faktor pendidikan dan ekonomi bukan hal utama yang memicu

perceraian. Data yang tercatat dalam kurun waktu 2010 sampai

September 2011 sudah ada 472 kasus perceraian di PA Manado.

Sementara di PN Kelas I Manado ada 479 kasus yang terjadi. Di PA

Manado 2010 ada 302 kasus perceraian yang harus diselesaikan dan

sampai September ada 170 kasus,” kata Suroso. Sedangkan di PN

Manado, ada 215 yang tercatat sampai September tahun ini dan 264

kasus yang tercatat sepanjang 2010.” Suroso juga menambahkan bahwa

pihak Pengadilan selalu menawarkan jalan mediasi untuk pihak-pihak

yang berseteru, tapi semua tergantung para pihak yang ada.12

Dari data yang ada di atas dapat ditarik kesimpulan sementara

bahwa:

1. Tren perceraian di Indonesia meningkat dari tahun ketahun.

2. Dari 2 juta pernikahan setiap tahun, ada 200 ribuan yang bercerai.

3. Masalah ekonomi (suami tidak bisa menafkahi) adalah no 1 penyebab

perceraian, kemudian ketidak harmonisan pribadi, perselingkuhan.

12 http://beritamanado.com/kota-manado/angka-cerai-di-manado-tinggi/79103/

Page 8: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

4. 70 % yang menggugat cerai adalah Isteri.13

B. PERCERAIAN KARENA PERSELIKUNGAN DI PENGADILAN

NEGERI

a. Perceraian Dalam Pandangan Kristen

Perceraian merupakan persoalan yang biasa dihadapi oleh

kebanyakan orang dalam kehidupan berumah tangga. Bukan saja di

kalangan para artis yang marak, tetapi juga di kalangan orang Kristen

sendiri, perceraian menjadi persoalan yang serius. Dalam tulisan ini

Hendi Rusli14, mencoba melihat persoalan etis perceraian dari sudut

pandang Paulus dalam I Korintus 7. Ada pun sebelum saya menarik

sumbangsih etis dari pandangan Paulus mengenai perceraian, terlebih

dahulu meninjau latar belakang historis dari surat I Korintus tersebut;

menelusuri sumber ajaran etis Paulus; dan menggali teks I Korintus 7

terkait dengan masalah perceraian.

1) Latar Belakang Historis

Kota Korintus merupakan kota pelabuhan yang penting karena

letaknya yang strategis. Menurut Groenen, kota ini terletak di lajur

tanah yang menghubungkan antara Yunani Selatan dan Yunani

Utara, oleh karena itu juga kota ini menjadi titik sambung lalu lintas

13 Di kumpulkan dari beberapa Sumber: Kompas.com, detik.com, vivanews.com, suara karya, Antara.

14 http://hendirusli.blogspot.com/2010/05/perceraian-dalam-pandangan-paulus.html, diakses 5 Mei 2012 pukul 13.39.

Page 9: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

bagi Yunani Selatan dan Yunani Utara. Dan hal inilah yang

menyebabkan kota Korintus menjadi pusat perdagangan dan

industri, bukan sebagai pusat kebudayaan seperti Athena.15

Penduduk Korintus sangat dipengaruhi oleh agama yang mereka

anut. Penduduk Korintus menyembah Dewi Venus yang adalah

“Dewi Cinta” berdasarkaan hawa nafsu.16 Peraturan di Korintus

menetapkan bahwa di dalam kuil Dewi Venus harus ada seribu gadis

cantik yang tetap tinggal sebagai pelacur dan beribadah kepada

“Dewi Cinta” itu. Wesley menambahkan bahwa dengan adanya

agama yang demikian, maka tidaklah heran jika kota Korintus

disebut sebagai kota kenajisan dan “Kota Main Korintus” yang

berarti kota untuk berbuat zinah. Di sisi lain, Barclay juga

berpendapat17 bahwa kota Korintus memiliki reputasi makmur di

bidang perdagangan, namun juga merupakan pemeo bagi kehidupan

yang jahat. Menurut Barclay, kata korinthiazesthai yang telah

menjadi kosa-kata bahasa Yunani secara harfiah berarti hidup seperti

orang Korintus, yaitu hidup bermabuk-mabukan dan penyelewengan

yang tidak terkendali.

Paulus menulis suratnya yang pertama kepada jemaat

Korintus di tengah-tengah situasi yang seperti ini. Yang menjadi

pertanyaan adalah mengapa Paulus menulis surat ini? Ada

15 Groenen, Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta:1986), 227.16 J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus, (Bandung:1998), 11-12.17 Barclay, William. F.F. Bruce (ed). Paul And His Converts. London: Lutterworth Press. 1962

Page 10: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

kemungkinan bahwa surat yang petama ini ditulis untuk membalas

surat dari jemaat Korintus itu sendiri, misalnya dapat kita rujuk dari

I Korintus 7:1.18 Melalui suratnya, Paulus mau menjawab

pergumulan-pergumulan yang jemaat hadapi. Kapan surat ini

ditulis? Para penafsir mengatakan bahwa surat ini ditulis sekitar

tahun 54 atau 55, namun ada juga yang mengatakan sekitar tahun 57

atau 58. Menurut Bruce,19 kemungkinan surat I Korintus ini ditulis

pada tahun 55 sebelum hari raya Pentakosta ( I Kor 16:8), ketika

Paulus berada di Efesus pada tahun yang ketiga.

2) Sumber Ajaran Etis Paulus

Dari manakah sumber ajaran etis Paulus mengenai perceraian?

Mungkin ini menjadi pertanyaan yang terlintas dalam benak

pembaca. Dalam bagian ini, saya merujuk pada tiga sumber yang

sekiranya dapat menjawab pertanyaan di atas.

Perjanjian Lama

Kemungkinan pertama, sumber dari ajaran Paulus mengenai

perceraian dalam I Korintus 7 bisa bersumber dari Perjanjian

Lama.20 Bagian dari Perjanjian Lama yang membahas khusus

mengenai hukum perceraiaan terdapat dalam Ulangan 24:1-5 (teks-

18 J. Wesley Brill, Ibid.19 F.F Bruce, The New Century Bible Commentary: I & II Corinthians, (Grand Rapids: 1992), 25.20 Lihat diktat Candra Gunawan, Etika Paulus: Sumber-Sumber Ajaran Etis/Moral Tulisan Rasul Paulus, Cipanas: 25 Januari, 2010.

Page 11: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

teks lain dapat dirujuk, misalnya: Ul. 22:13-21; Ul. 22:28-29; Im.

21:7-14.21 Penulis Deuteronomis yang menjadi sumber tulisan ini,22

sangat tidak setuju dengan perceraian di kalangan umat Israel.

Hukum-hukum itu dibuat untuk mencegah terjadinya perceraian.

Dari sini tentunya kita dapat katakan bahwa, Paulus sebagai seorang

murid dari guru besar Gamaliel (Kis. 22:3) mengetahui hukum-

hukum yang tertulis dalam kitab Ulangan. Yang menjadi pertanyaan

adalah apakah benar sumber ajaran etis Paulus mengenai perceraian

ini bersumber dari Perjanjian Lama? Hal ini memang dapat dibantah,

karena Paulus tidak mengutip secara langsung teks-teks dalam PL

sebagaimana dilontarkan oleh Adolf von Harnack.

Menurut Holtz yang dikutif Candra Gunawan,23 Rasul Paulus

mengembangkan nasehat etisnya dari ajaran PL sebagaimana

dipahami oleh Yudaisme Bait Allah Kedua (BAK). Pandangan

Paulus dalam I Korintus 7:2 yang menyatakan bahwa, lebih baik

menikah daripada jatuh dalam bahaya percabulan, menurut Holtz,

bersumber pada pandangan Yudaisme BAK. Demikian juga dengan

nasehat mengenai anjuran selibat dalan I Korintus 7:7, 26, 32

memiliki kemiripan dengan anjuran dan nesehat yang diberikan

dalam komunitas Qumran.

Tradisi/Ajaran Yesus

21 Glen H. Stassen, Etika Kerajaan, (Surabaya:2008), 356.22 Wismoady Wahono, Di Sini Kutemukan, (Jakarta: 2004, 68.23 Candra Gunawan, Ibid, 12.

Page 12: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

Sumber kedua yang dapat dirujuk dari ajaran etis Paulus

dalam I Korintus 7 adalah dari tradisi/ajaran Yesus.24 Mengenai

ajaran Yesus tentang perceraian yang telah dibukukan terdapat

dalam Injil sinoptik,25 yaitu Matius 5:31-32; 19:3-12, Lukas 16:18

dan Markus 10:2-12. Masing-masing bagian ini menegaskan bahwa

Yesus sebenarnya menentang perceraian. Perikop Matius 19:3-12

dan Markus 10:2-12 memiliki kemiripan. Menurut Stassen,26 kedua

bagian tersebut mencatat perjumpaan Yesus dengan orang-orang

Farisi di mana mereka berusaha “menguji” Dia di hadapan orang

banyak. Kedua perikop tersebut berkenaan dengan isu tentang

apakah perceraian sejalan dengan hukum Yahudi.

Paulus Sendiri

Sumber ketiga yang dapat saya rujuk dari ajaran etis Paulus

dalam I Korintus 7 adalah hasil dari pergumulan Paulus sendiri

dengan konteksnya, yaitu di jemaat Korintus. Sebagaimana

disinggung pada bagian latar belakang historis, kota Korintus

dikenal sebagai kota yang penuh dengan kejahatan, rawan akan

perzinahan dan tindakan asusila. Hal ini menimbulkan persoalan etis

di jemaat Korintus, yang mengancam hidup pernikahan jemaat

tersebut. Paulus menjawab pergumulan ini melalui suratnya,

terkhusus dalam I Korintus 7 yang terkait dengan isu tersebut.

24 Candra Gunawan, Ibid.25 Injil-injil sinoptik ditulis dengan periode waktu yang berbeda-beda. Menurut Marxsen, Markus ditulis sekitar tahun 67-69 M, Matius sekitar tahun 80an, dan Lukas ditulis sekitar tahun 90 M.26 Glen H. Stassen, Ibid, 350..

Page 13: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

Barclay juga menegaskan bahwa ayat 12-16 merupakan hasil

pergumulan Paulus dari persoalan yang terjadi di jemaat Korintus.

Penjelasan I Korintus 7

Isu utama dalam bagian I Korintus 7 sebenarnya bukan

berbicara mengenai perceraian tetapi mengenai perkawinan. Dapat

dikatakan bahwa isu perceraiaan merupakan sub-ordinasi dari isu

utama, yaitu perkawinan. Sebelum saya masuk ke dalam penjelasan

ayat-ayat yang terkait dengan masalah perceraian, saya akan

mencoba meninjau pengertian dari istilah perceraian itu sendiri

dalam konteks sekarang, kemudian menelusuri, persoalan apa yang

sebenarnya digumuli oleh jemaat Korintus terkait dengan surat I

Korintus pasal 7 ini.

3) Pengertian Perceraian

Perceraian adalah27 putusnya hubungan pernikahan antara

seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang telah hidup

bersama sebagai suami isteri. Istilah perceraian memiliki dua

pengertian yang digunakan dalam keadaan yang berbeda. Pertama,

adalah perceraaian dengan istilah a mensa et thoro (dari meja dan

tempat tidur), lebih tepat lagi didefinisikan sebagai pemisahan.

Dalam hal ini, pasangan suami isteri tersebut hidup terpisah dan

berhenti untuk tinggal bersama sebagai suami isteri (pisah ranjang),

tetapi masih terikat dengan perkawinan dan tidak ada kebebasan 27 Dr. Endang Sumiarti, Problematika Hukum Perceraian Kristen dan Katolik, (Yogyakarta:2005), 85.

Page 14: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

untuk menikah lagi dengan orang lain ketika pasangannya masih

hidup. Keadaan seperti ini diakui oleh hukum dan diijinkan oleh

tradisi Kristen di dalam pernikahan. Kedua, adalah dengan istilah a

Vinculo yang berarti putusnya hubungan dari ikatan perkawinan

(secara hukum/resmi). Mereka sudah tidak terikat satu dengan

lainnya dan keduanya bebas menikah lagi dengan orang lain.

4) Masalah yang diajukaan kepada Paulus

Menurut Wesley,28 sebenarnya ada 8 pertanyaan atau

masalah yang ditanyakan jemaat Korintus kepada Paulus terkait

dengan I Korintus 7 ini. Persoalan tersebut yaitu:

- Salahkah jika seseorang menikah? Jawaban atas pertanyaan ini

adalah “tidak” (ayat 1 dan 2).

- Bolehkah seseorang yang sudah menikah menjauhi pasangannya

dan tidak bersetubuh dengan dia? Jawabannya ialah “tidak” (ayat

3-5).

- Bolehkah seorang janda atau seorang duda menikah lagi?

Jawabannya ialah: mereka boleh menikah lagi, tetapi hanya

dengan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Namun Paulus

berpendapat bahwa lebih baik kalau janda-janda itu tidak

menikah (ayat 7-8).

- Bolehkan seorang isteri Kristen menceraikan suaminya atau

sebaliknya? Jawabannya ialah “tidak” (ayat 10-11).

28 Wesley, Ibid, 135-136.

Page 15: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

- Bolehkah perkawinan di antara seorang yang beriman dan

seorang yang tidak beriman dibatalkan? Jawabannya adalah

“tidak” (ayat 13-14).

- Apakah peraturan umum yang berhubungan dengan masalah

perkawinan ini? Jawabannya ialah: hendaklah tiap-tiap orang

tetap tinggal dalam keadaannya seperti pada waktu ia dipanggil

Allah (ayat 18-24).

- Apakah membujang lebih baik/lebih mulia daripada menikah

atau menikah lebih baik/lebih mulia daripada membujang?

Jawaban atas kedua pertanyaan itu adalah “tidak” (ayat 25-35).

- Apakah kewajiban seorang ayah terhadap anak gadisnya?

Bolehkah ia mendorong atau memaksa anak gadisnya itu

menikah atau tidak menikah? Jawaban atas kedua pertanyaan ini

ialah “tidak” (ayat 36-40).

Adapun ayat-ayat khusus yang berbicara langsung mengenai

isu perceraian dalam I Korintus 7 adalah sebagai berikut:

Ayat 10-11, Paulus menegaskan agar seorang isteri tidak

boleh menceraikan suaminya, demikian juga suami tidak

diperbolehkan menceraikan isterinya. Menurut Barclay,29 Paulus

melarang perceraian karena Yesus juga melarangnya. Jika terjadi

perceraian yang semacam itu, Paulus melarang mereka untuk kawin

lagi. Hal ini mungkin terlihat seperti sebuah ajaran yang keras,

29 Barclay, Ibid, 115.

Page 16: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

namun dalam konteks di Korintus, lebih baik memelihara norma-

norma yang demikian sehingga kehidupan moral yang baik tetap

terpelihara dalam kehidupan jemaat. Di samping Barclay, Bruce juga

menegaskan bahwa otoritas Paulus dalam ajarannya mengenai

larangan perceraian ini, bersumber dari pengajaran Yesus (misalnya

dapat kita rujuk dari Markus 10:2-12).30

Ayat 12-16, bekenaan dengan perkawinan di antara orang-

orang beriman dan orang-orang yang tidak beriman. Bagian ini

kemungkinan adalah hasil dari pergumulan Paulus, karena tidak ada

perintah dari Yesus yang dapat ditunjukkan oleh Paulus kepada

jemaat Korintus tersebut. Latar belakang dari bagian ini adalah

bahwa ada orang-orang di Korintus yang menyatakan bahwa orang

beriman tidak boleh tinggal bersama orang tidak beriman; dan

mereka juga berpandangan bahwa jika salah seorang dari pasangan

dalam sebuah perkawinan menjadi Kristen, maka jalan satu-satunya

yang harus ditempuh untuk memisahkan mereka adalah perceraian.

Paulus menghadapi masalah ini dengan kebijaksanaan yang paling

praktis. Ia berkata bahwa jika keduanya sepakat untuk tinggal

bersama, biarkanlah mereka melakukannya; tetapi jika mereka

menghendaki untuk bercerai serta didapati sesuatu yang amat

memberatkan mereka jika harus tetap tinggal bersama, maka biarlah

mereka melakukan perceraian itu. Barclay berpendapat bahwa dalam

30 Bruce, Ibid, 69.

Page 17: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

bagian ini, ada dua hal penting yang disebut Paulus sebagai nilai-

nilai kekal, yaitu: 1) Bahwa pasangan yang tidak beriman akan

dikuduskan oleh pasangannya yang beriman. Yang menakjubkan

dari kasus seperti ini adalah bahwa bukan noda dari kekafiran,

melainkan anugerah kekristenanlah yang menang. 2) Bahwa

hubungan ini pun mungkin merupakan cara untuk menyelamatkan

jiwa pasangan yang tidak beriman. Pasangan yang tidak beriman

harus dianggap, bukan sebagai sesuatu yang najis untuk dihindari

dengan penolakan, melainkan sebagai jiwa yang harus dimenangkan

bagi Allah.

Ayat 27-28, kelihatannnya Paulus menomorduakan

perkawinan. Paulus mengijinkan perkawinan seakan-akan hanya

sebagai sebuah kelonggaran untuk menghindari percabulan dan

perzinahan. Namun meskipun demikian, Paulus menegaskan bahwa

jikalau seseorang sudah terikat oleh seorang perempuan, artinya

telah memiliki isteri, ia tidak boleh menceraikannya. Hal ini juga

ditegaskan oleh Bruce, ia berpendapat bahwa di samping Paulus

secara eksplisit melarang untuk menikah, Paulus tidak keberatan

jikalau toh seandainya mereka mengabaikan nasehatnya, mereka

tidak berdosa.

Ayat 39, Paulus mengemukakan pandangannya yang

konsisten. Perkawinan adalah hubungan yang hanya dapat

diceraikan oleh kematian. Perkawinan kedua memang diperbolehkan

Page 18: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

apabila salah satu pasangan dari mereka telah meninggal. Bruce

mengaitkan bagian ini dengan Roma 7:2 yang berbicara mengenai

hukum perkawinan yang mengatakan, “Sebab seorang isteri terikat

oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan

tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang

mengikatnya kepada suaminya itu.” Kemungkinan Paulus merujuk

pada nats ini, atau juga malah sebaliknya. Karena surat Roma juga di

tulis sekitar tahun 55/56 M.

5) Sumbangan Etis

Pandangan Paulus dalam I Korintus 7 khususnya mengenai

perceraian, dapat dijadikan bahan acuan yang baik untuk bina

pranikah di gereja-gereja dewasa. Memberi pemahaman yang lebih

humanis, terkait dengan pasangan suami isteri yang berbeda

keyakinan. Mereka tidak harus bercerai, kecuali atas kesepakatan

bersama. Pernikahan adalah sesuatu yang kudus dan harus

dipertanggungjawabkan kepada Allah dan sesama. Perceraian tidak

seharusnya dijadikan senjata, ketika persoalan melanda kehidupan

rumah tangga. Hanya maut yang dapat menceraikan manusia dari

pernikahan.

Persoalan etis dari surat I Korintus 7 sebenarnya berkaitan erat

dengan isu mengenai perkawinan. Masalah perceraian sebenarnya

adalah bukan isu utama dalam bagian I Korintus pasal 7 ini. Namun

demikian, bukan berarti kita tidak dapat berbicara mengenai hal

Page 19: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

tersebut. Melalui pengkajian sederhana yang saya lakukan di atas,

ternyata banyak nilai-nilai etis yang dapat ditarik dari I Korintus 7

terkait dengan masalah perceraian.

Dari hasil pengkajian Hendi Rusli, ia menyimpulkan bahwa

sumber dari ajaran paulus dalam I Korintus 7:1-40 bisa berasal dari

tiga sumber utama, yaitu Perjanjian Lama, ajaran Yesus, dan

pemikiran Paulus sendiri, yaitu hasil pergumulannya dengan konteks

jemaat Korintus. Juga, pengkajian yang serius atas teks-teks kitab

suci dapat memberi manfaat yang besar bagi kehidupan orang-orang

percaya, yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai etis Kristiani serta

menghasilkan pesan atau kerugma yang segar dan relevan untuk

kehidupan kita sekarang ini.

b. Aturan tentang Perceraian Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan

Aturan perceraian di dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan termaktub dalam pasal 39 berbunyi:

(1) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah

Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan

kedua belah pihak.

(2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami-

isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri.

(3) Tatacara perceraian di depan sidang Pengadilan diatur dalam peraturan

perundangan tersendiri.

Page 20: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

Di dalam Penjelasan atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan pasal 39 disebutkan bahwa alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar

untuk perceraian adalah:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 (dua) tahun berturut-

turut tanpa izin pihak yang lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal

lain di luar kemauannya.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman hukuman penjara 5 (lima) tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan terhadap pihak yang lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau, penyakit yang mengakibatkan

tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri.

f. Antara suami dam isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan akan hidup rukum lagi dalam rumah tangga.

Ketentuan ini juga terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 19 yang berbunyi: Perceraian dapat

terjadi karena alasan atau alasan-alasan:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat,

penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selarna 2 (dua) tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang syah

atau karena hal lain diluar kemampuannya;

Page 21: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun

atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan

berlangsung;

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan

berat yang membahayakan pihak yang lain;

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan

akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai

suami/isteri;

f. Antar suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi

dalam rumah tangga.

2. Aturan tentang Izin Poligami

Pembahasan yang berkaitan dalam masalah poligami dalam Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 ada dalam pasal 3 sampai dengan pasal 5.

Pasal 3 berbunyi:

(1) Pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai

seorang isteri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.

(2) Pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristeri lebih

dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak-pihakyang bersangkutan.

Pasal 4 berbunyi:

(1) Dalam hal seorang suami akan beristeri lebih dari seorang, sebagaimana

tersebut dalam Pasal 3 ayat (2) Undang-undang ini, maka ia wajib

mengajukan permohonan kepada Pengadilan di daerah tempat tinggalnya.

(2) Pengadilan dimaksud dalam ayat (1) pasal ini hanya memberikan izin kepada

seorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila:

Page 22: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

a. isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri;

b. isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disebuhkan;

c. isteri tidak dapat melahirkan keturunan;

Pasal 5 menyatakan

(1) Untuk dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-undang ini, harus dipenuhi syarat-

syarat sebagai berikut:

a. adanya persetujuan dari isteri/isteri-isteri;

b. adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-keperluan

hidup isteri-isteri dan anak-anak mereka;

c. adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan

anak-anak mereka;

(2) Persetujuan yang dimaksud pada ayat (1) huruf a pasal ini tidak diperlukan

bagi seorang suami apabila isteri/isteri-isterinya tidak mugkin dimintai

persetujuannya dan tidak dapat menjadi pihak dalam perjanjian, atau apabila

tidak ada kabar dari isterinya selama sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun, atau

karena sebab-sebab lainnya yang perlu mendapat penilaian dari Hakim

Pengadilan.

KESIMPULAN

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di

atas adalah sebagai berikut:

Page 23: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri

1. Dalam mengajukan permohonan atau gugatan perceraian, hendaknya masing-masing

pihak terlebih dahulu instropeksi diri untuk tidak tergesa-gesa memutuskan perceraian.

Apalagi pihak yang menggugat adalah pihak yang sebenarnya menjadi penyebab

retaknya rumah tangga. Hal ini perlu diperhatikan, karena walaupun secara hukum

positif perceraian dapat dikabulkan, namun secara syari'ah orang yang mengajukan

perceraian tanpa alasan yang sah, maka haram baginya bau surga. 2. Untuk hakim

mediator yang bertugas mendamaikan para pihak, hendaknya selalu teliti dan cermat

dalam mempelajari perkara perceraian yang masuk di Pengadilan. Karena jika hakim

mediator jeli dalam menangkap permasalahan yang ada, maka hakim mediator akan

dengan mudah menggali fakta yang sebenarnya dalam rumah tangga para pihak.

Page 24: Ukita - Cerai Gugat Karena Perselingkuhan Di Pengadilan Negeri