22
43 Unit-3 MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM Selamat berjumpa lagi para mahasiswa ... ! Kali ini kita akan mengkaji unit tiga yaitu “Pendekatan Pengembangan Kurikulum”. Sebelumnya Anda sudah mempelajari dua unit, yaitu unit satu membahas tentang “Hakekat Kurikulum”, dan unit dua membahas tentang “Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum”. Sebelum berlanjut pada pembahasan unit tiga, bagaimana dengan hasil mempelajari unit satu dan dua?, apakah ada kesulitan? bisa difahami ... ? Jika masih ada yang belum difahami sebaiknya coba ulangi lagi, karena unit satu dan dua memiliki hubungan dengan unit tiga yang akan dibahas berikut ini. Adapun contoh model pengembangan kurikulum yang diterapkan pada lembaga pendidikan di Indonesia saat ini menganut pendekatan sentral- desentral. Untuk melaksanakan suatu pekerjaan terdapat beberapa pendekatan/model yang dapat ditempuh sehingga pekerjaan tersebut bisa dikerjakan dengan efektif dan efisien. Dari beberapa pendekatan/model sebagai alternatif biasanya dipilih jenis pendekatan/model yang dianggap paling baik, misalnya prosesnya bisa berjalan dengan lancar dan hasilnya maksimal. Pendekatan/model pengembangan kurikulum merupakan suatu proses atau prosedur kerja dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi suatu kurikulum. Terdapat beberapa pendekatan/model pengembangan kurikulum, antara lain: Model Ralph Tyler, Administratif, Grass Roots, Demosntrasi dll. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan, dan oleh karenanya setiap model bersifat alternatif. Setelah mempelajari unit 3 di atas, Anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan minimal 3 pendekatan/model pengembangan kurikulum 2. Menganalisis pendekatan/model pengembangan kurikulum yang diterapkan pada jenjang pendidikan dasar (SD) di Indonesia Selamat belajar, semoga sukses PENDAHULUAN

Unit-3 Model Pengembangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Unit-3 Model Pengembangan

43

UUnniitt--33

MMOODDEELL

PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN KKUURRIIKKUULLUUMM

Selamat berjumpa lagi para mahasiswa ... ! Kali ini kita akan mengkaji unit

tiga yaitu “Pendekatan Pengembangan Kurikulum”. Sebelumnya Anda sudah

mempelajari dua unit, yaitu unit satu membahas tentang “Hakekat Kurikulum”,

dan unit dua membahas tentang “Prinsip dan Landasan Pengembangan

Kurikulum”.

Sebelum berlanjut pada pembahasan unit tiga, bagaimana dengan hasil

mempelajari unit satu dan dua?, apakah ada kesulitan? bisa difahami ... ? Jika

masih ada yang belum difahami sebaiknya coba ulangi lagi, karena unit satu dan

dua memiliki hubungan dengan unit tiga yang akan dibahas berikut ini.

Adapun contoh model pengembangan kurikulum yang diterapkan pada

lembaga pendidikan di Indonesia saat ini menganut pendekatan sentral-

desentral. Untuk melaksanakan suatu pekerjaan terdapat beberapa

pendekatan/model yang dapat ditempuh sehingga pekerjaan tersebut bisa

dikerjakan dengan efektif dan efisien. Dari beberapa pendekatan/model sebagai

alternatif biasanya dipilih jenis pendekatan/model yang dianggap paling baik,

misalnya prosesnya bisa berjalan dengan lancar dan hasilnya maksimal.

Pendekatan/model pengembangan kurikulum merupakan suatu proses

atau prosedur kerja dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi suatu

kurikulum. Terdapat beberapa pendekatan/model pengembangan kurikulum,

antara lain: Model Ralph Tyler, Administratif, Grass Roots, Demosntrasi dll.

Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan, dan oleh karenanya setiap

model bersifat alternatif.

Setelah mempelajari unit 3 di atas, Anda diharapkan dapat:

1. Menjelaskan minimal 3 pendekatan/model pengembangan kurikulum

2. Menganalisis pendekatan/model pengembangan kurikulum yang diterapkan

pada jenjang pendidikan dasar (SD) di Indonesia

Selamat belajar, semoga sukses

PENDAHULUAN

Page 2: Unit-3 Model Pengembangan

44

Pendekatan Administratif dan Grass Roots dalam Pengembangan Kurikulum SD

Untuk memahami ketiga pendekatan/model pengembangan kurikulum di

atas, terlebih dahulu silahkan perhatikan tiga anak panah berikut ini:

Setelah memperhatikan anak panah diatas, berdasarkan pada

posisi/penunjuk ketiga anak panah tersebut, dan kemudian dikaitkan dengan

pengembangan kurikulum kira-kira bisa ditafsirkan seperti apa ?

1. Anak panah 1: ..........................................................................................

.......................................................................................................................

2. Anak panah 2: ..........................................................................................

.......................................................................................................................

URAIAN

1

2

3

SSuubbuunniitt 33..11

Page 3: Unit-3 Model Pengembangan

45

3. Anak panah 3: ..........................................................................................

......................................................................................................................

Ketiga anak panah di atas dimaksudkan untuk mempermudah Anda dalam

memahmi tiga pendekatan atau model dalam mengembangkan kurikulum.

Sebelum menjelaskan setiap pendekatan pengembangan kurikulum di atas,

terlebih dahulu mari kita uraikan pengertian pendekatan/model pengembangan

kurikulum itu sendiri. Setelah itu baru kita bahas satu persatu secara utuh dari

ketiga pendekatan pengembangan kurikulum tersebut.

A. Hakekat Pendekatan/Model Pengembangan Kurikulum

Sebelum membahas satu persatu pendekatan/model pengembangan

kurikulum, terlebih dahulu sangat penting difahami apa yang dimaksud

dengan “Pendekatan/Model” terutama dikaitkan dengan pengembangan

kurikulum. Hal ini penting, mengingat terdapat beberapa istilah lain yang

sering dihubungkan dengan pendekatan dan model, yaitu seperti: metode,

strategi, teknik. Dalam pembahasan ini tidak akan membahas secara terurai

dari masing-masing istilah tersebut, tetapi untuk memperoleh gambaran

umum terhadap makna semuanya secara sederhana dapat diartikan sebagai

suatu “cara”. Adapun yang membedakannya terletak pada ruang lingkup dan

keluasan bidang garapannya.

Pendekatan merupakan suatu cara melaksanakan sesuatu kegiatan yang

masih sangat umum dan masih memubutuhkan tindaklanjut dalam bentuk

model, metode, strategi dan teknik. Adapun metode, strategi, dan teknik

merupakan suatu cara melaksanakan sesuatu yang sudah sangat spesifik dan

terukur.

Menurut kamus Bahasa Indonesia pendekatan adalah “Proses, metode

atau cara untuk mencapai sesuatu” Dikaitkan dengan pengembangan

kurikulum memiliki arti sebagai suatu proses, metode atau cara yang

ditempuh oleh para pengembang kurikulum untuk menghasilkan suatu

Page 4: Unit-3 Model Pengembangan

46

kurikulum yang akan dijadikan pedoman pendidikan/pembelajatan. Adapun

Model adalah pola, contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dihasilkan.

Dikaitkan dengan model pengembangan kurikulum berarti merupakan suatu

pola, contoh dari suatu bentuk kurikulum yang akan menjadi acuan

pelaksanaan pendidikan/pembelajaran.

Sekarang mari kita kaji pengertian pendekatan/model di atas

dihubungkan dengan Pendekatan/Model Pengembangan Kurikulum. Menurut

tim pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran dijelaskan bahwa

pendekatan/model pengembangan kurikulum adalah merupakan”Prosedur

umum dalam kegiatan mendesain (designing), menerapkan (implementation),

dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum” (Tim Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009).

Dengan demikian dapat dimaknai bahwa pendekatan pengembangan

kurikulum merupakan prosedur sistematis yang ditempuh dalam menyusun

kurikulum. Secara operasional langkah atau prosedur pengembangan

kurikulum tersebut meliputi tiga tahap kegiatan yaitu: pertama mendesain,

kedua melaksanakan, dan ketiga mengevaluasi kurikulum.

Dalam buku yang sudah ditulis terdahulu “Pengembangan Kurikulum

SD”, secara terperinci telah dikemukakan dan dibahas jenis-jenis

pendekatan/model pengembangan kurikulum seperti: Model Zais,

Adminsitrasi, Grass Roots, Terbalik, Pemecahan Masalah dan model Rogers.

Setiap model masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena

itu sifatnya merupakan pilihan (alternatif), dan setelah mempertimbangkan

keterkaitan dengan berbagai aspek, kemudian bisa diputuskan pendekatan

atau model pengembangan kurikulum mana yang akan ditempuh.

Berdasarkan pada orientasi sasaran yang ingin dihasilkan dari

pengembangan kurikulum, selain menggunakan pendekatan/model yang

telah disebut di atas, pendekatan pengembangan kurikulum fokusnya ada

yang berorientasi pada kompetensi, mata pelajaran, rekonstruksi sosial,

Page 5: Unit-3 Model Pengembangan

47

teknologis, dan lain sebagainya. Sesuai dengan fungsinya bahan ajar yang

dikembangkan ini adalah merupakan suplemen terhadap bahan ajar yang

sudah disusun sebelumnya, maka pengayaan pembahasan hanya difokuskan

pada tiga pendekatan/model pengembangan kurikulum saja. Dua pendekatan

(Administratif dan Grass Roots) merupakan pengayaan dan perluasan

terhadap pembahasan yang sudah dijelaskan sebelumnya, sedangkan satu

pendekatan lagi (sentral dan de-sentral?) merupakan tambahan, karena

belum dibahas pada buku yang sudah disusun sebelumnya.

B. Pedekatan Administratif VS Grass roots dalam Pengembangan Kurikulum

Dalam prakteknya kedua pendekatan ini (Administratif dan Grass Roots)

tidak harus dipertentangkan, dan akan lebih bijak jika keduanya dijadikan

model pengembangan kurikulum yang saling melengkapi. Akan tetapi untuk

mempermudah Anda dalam memahami terhadap kedua pendekatan di atas,

secara terperinci kita bahas satu persatu.

1. Pendekatan Administratif

Ada beberapa istilah yang digunakan untuk pengembangan

kurikulum model Administratif, antara lain yaitu: top down approach dan

line staf procedure. Semuanya memiliki arti yang sama yaitu suatu

pendekatan atau prosedur pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh

suatu tim atau para pejabat tingkat atas sebagai pemilik kebijakan.

Secara teknis operasioanal pengembangan

kurikulum model administratif ini menempuh

beberapa langkah sebagai berikut: pertama Tim

pengembangan kurikulum mulai mengembangkan

konsep-konsep umum, landasan, rujukan maupun

strategi (naskah akademik); kedua Analisis

kebutuhan; ketiga secara operasional mulai

Tim Penyusun

Tingkat Pusat

SEKOLAH

Page 6: Unit-3 Model Pengembangan

48

merumuskan kurikulum secara komprehensif; keempat kurikulum yang

sudah selesai dibuat kemudian dilakukan uji validasi dengan cara

melakukan uji coba dan pengkajian secara lebih cermat oleh tim pengarah

(tenaga ahli); kelima revisi berdasarkan pada masukan yang diperoleh;

keenam sosialisasi dan desiminasi dan; ketujuh monitoring dan evaluasi.

Lebih jelas tahap-tahap pengembangan kurikulum tersebut di atas

dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar. 3. 01

2. Pendekatan Grass Roots

Pendekatan Grass roots merupakan kebalikan dari pendekatan

Adminidtratif. Pendekatan grass roots yang disebut juga dengan istilah

pendekatan bottom-up, yaitu suatu proses pengembangan kurikulum yang

diawali dari keinginan yang muncul dari tingkat bawah (sekolah/guru).

Keinginan ini biasanya didorong oleh hasil pengalaman yang dirasakan

pihak sekolah/guru, di mana kurikulum yang sedang berjalan dirasakan

terdapat beberapa masalah atau ketidaksesuaian dengan kebutuhan dan

potensi yang tersedia di lapangan.

Pengembangan

Naskah Akademik

Analisis Kebutuhan

Pengembangan Draft Kurikulum

Sosialisasi & Desiminasi

Uji Coba/Vaildasi Revisi

Monitoring & Evaluasi

Page 7: Unit-3 Model Pengembangan

49

Untuk terlaksananya pengembangan kurikulum model grass roots ini

diperlukan kepedulian dan profesionalisme yang tinggi dari pihak sekolah

antara lain yaitu.

a. Sekolah/guru bersifat kritis untuk menyikapi terhadap kurikulum yang

sedang berjalan

b. Sekolah/guru memiliki ide-ide inovatif dan bertanggung jawab untuk

mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi

yang dimiliki

c. Sekolah/guru secara terus menerus terlibat dalam proses

pengembangan kurikulum

d. Sekolah/guru bersikap terbuka dan akomodatif untuk menerima

masukan-masukan dalam rangka pengembangan kurikulum.

Pengembangan kurikulum model grass roots ini

secara teknis operasional bisa dilakukan dalam

pengembangan kurikulum secara menyeluruh

(kurikulum utuh), maupun pengembangan hanya

terhadap aspek-aspek tertentu saja. Misalnya

pengembangan untuk satu mata pelajaran atau

kelompok mata pelajaran tertentu, pengembangan

terhadap metode dan strategi pembelajaran,

pengembangan visi dan misi serta tujuan, dan lain

sebagainya. Dengan demikian yang dimaksud

pengembangan kurikulum baik dengan pendekatan

top down approach maupun grass roots approach

secara teknis bisa pengembangan terhadap

kurikulum secara menyeluruh (kurikulum utuh), atau pengembangan hanya

berkenaan dengan bagian atau aspek-aspek tertentu saja sesuai dengan

SEKOLAH/ GURU

Pemerintah

(legalisasi)

Page 8: Unit-3 Model Pengembangan

50

kebutuhan. Adapun perbedaan yang sangat mendasar bahwa pendekatan

grass roots, inisiatif perbaikan dan penyempurnaan muncul dari arus

bawah (sekolah/guru) seperti tertera pada tanda panah disamping ini.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan ketika mengembangkan

kurikulum dengan menggunakan pendekatan grass roots pada dasarnya

sama dengan langkah-langkah pendekatan administratif approach

(administratif top down sedangkan grassroot bottom up, yaitu seperti

bagan berikut:

Gambar. 3. 02

Setelah Anda mempelajari pembahasan topik tentang pendekatan

Administratif dan Grass roots dalam pengembangan kurikulum, berikut ini

dikemukakan satu tugas untuk menganalisis.

1. Kelebihan dan kekurangan pendekatan Administratif dalam pengembangan

kurikulum SD

2. Kelebihan dan kekurangan pendekatan Grass roots dalam pengembangan

kurikulum SD

Implementasi & Monev

Legalisasi Revisi

Pengembangan Naskah akademik

Uji Coba/Vaildasi Pengembangan

draft Kurikulum

Sekolah/guru

(identifikasi masalah)

LATIHAN

Page 9: Unit-3 Model Pengembangan

51

Untuk membantu Anda menganalisis terhadap kedua pertanyaan tersebut

di atas, sekilas bisa dicermati dari pengertian dan prosedur dari kedua

pendekatan tersebut. Pertama pendekatan Adminsitratif yairu suatu proses

pendekatan pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi, sesuatunya

ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk kemudian dilaksanakan oleh pihak

sekolah; kedua pendekatan Grass roots kebalikan dari pendekatan pertama yaitu

inisiatif pengembangan kurikulum mucul dari pihak bawah (sekolah / guru).

PETUNJUK PENGERJAAN LATIHAN

RANGKUMAN

Setiap kurikulum dikembangkan berdasarkan pada suatu

pendekatan / model tertentu. Adapun yang dimaksud dengan Pendekatan/model pengembangan kurikulum adalah merupakan ”Prosedur umum dalam kegiatan mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum”

Secara umum dibedakan atas dua pendekatan pengembangan kurikulum, yaitu pendekatan adminstratif yang merupakan pendekatan pengembangan sentralisasi; kedua pendekatan Grass roots yaitu pendekatan pengembangan yang muncul atas prakarsa dari bawah

Dalam pengembangan kurikulum, pendekatan model apapun yang digunakan, secara prosedural menempuh tahapan: identifikasi masalah / kebutuhan, pengembangan naskah akademik, pengembangan draft kurikulum, uji coba / validasi, revisi, legalisasi, implementasi kemudian monitoring & evaluasi (monev).

Page 10: Unit-3 Model Pengembangan

52

Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang pada salah satu

huruf yang dianggap paling tepat.

1. Suatu pola yang masih bersifat umum dan memerlukan tindak lanjut dengan

cara yang lebih spesifik dan operasional, disebut…

A. Model C. Strategi

B. Pendekatan D. Metode

2. Suatu prosedur umum mendesain, menerapkan, dan megevaluasi kurikulum,

lebih tepat dikategorikan sebagai…

A. Pendekatan/model pengembangan kurikulum

B. Strategi pengembangan kurikulum

C. Teknik pengembangan kurikulum

D. Metode pengembangan kurikulum

3. Secara operasional prosedur pengembangan kurikulum menempuh tiga

kegiatan utama, yaitu…

A. Mendesain, menerapkan, mengevaluasi

B. Mendesain, sosialisasi, monitoring dan evaluasi

C. Mendesain, uji coba, monitoring dan evaluasi

D. Mendesain, distribusi, monitoring dan evaluasi

4. Pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah (sentralisasi)

untuk diterapkan oleh pihak sekolah, disebut jenis pendekatan…

A. Grass roots approach C. Administratif approach

B. Sentral de-sentral D. Top down approach

5. Langkah-langkah pengembangan kurikulum Adminsitratif approach adalah

sebagai berikut…

A. Analisis kebutuhan – merumuskan naskah akademik – merumuskan draft

kurikulum – uji coba – revisi - Monev

B. Analisis kebutuhan – Merumuskan draft kurikulum– merumuskan naskah

akademik – uji coba – revisi – Monev

TES FORMATIF

Page 11: Unit-3 Model Pengembangan

53

C. Merumuskan naskah akademik – Analisis kebutuhan – merumuskan draft

kurikulum – uji coba – revisi – Monev

D. Merumuskan naskah akademik – Analisis kebutuhan– merumuskan draft

kurikulum – uji coba – revisi - Monev

6. Pengembangan kurikulum yang diawali oleh inisiatif sekolah (bawah) untuk

dijadikan bahan masukan dalam pengembangan kurikulum, disebut jenis

pendekatan…

A. Grass roots approach C. Administratif approach

B. Sentral de-sentral D. Top down approach

7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dalam pengembangannya

menganut jenis pendekatan/model pengembangan kurikulum…

A. Sentral de-sentral C. Top down approach

B. Grass roots approach D. Administratif approach

8. Itsilah lain yang sering digunakan untuk jenis pendekatan Adminsitratif

approach dalam pengembanagn kurikulum adalah…

A. Top down approach dan Bottom up approach

B. Top down approach dan Line Staf Procedure

C. Line staf procedur dan grass roots approach

D. Line staf procedur dan bootom up approach

9. Manakah pernyataan berikut yang tidak termasuk prinsip untuk

pengembangan kurikulum model Grass roots approach adalah…

A. Pemerintah (pusat) aktif melakukan eksperimen pengembangan

B. Sekolah/guru bersifat kritis menyikapi kurikulum yang berjalan

C. Sekolah/guru memiliki ide-ide inovatif pengembangan kurikulum

D. Sekolah/guru terus menerus terlibat dalam proses pengembangan

10. Menurut anda pendekatan apa yang lebih mudah untuk menghasilkan

kurikulum yang seragam untuk seluruh wilayah Republik Indonesia…

A. Grass roots approach C. Sentral de-sentral approach

B. Bottom up approach D. Administratif approach

Page 12: Unit-3 Model Pengembangan

54

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,

kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi kegiatan belajar.

Rumus

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = x 100

10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90 – 100 % = Baik sekali

80 – 89 % = Baik

70 – 79 % = Cukup

70 % = Kurang

Page 13: Unit-3 Model Pengembangan

55

Pendekatan Sentral-Desentral dalam Pengembangan Kurikulum SD A. Pendekatan Sentral-desentral

Agar Anda dengan mudah dapat memahami pendekatan

pengembangan kurikulum sentral de-sentral, terlebih dahulu harus melihat

kembali dua pendekatan yang telah diuraikan sebelumnya yaitu pendekatan

“Administratif dan Bottom–up approach”. Kedua pendekatan tersebut

merupakan proses pengembangan kurikulum yang sangat kontradiktif,

dimana pendekatan administratif merupakan proses pengembangan

kurikulum dari atas ke bawah (sentralisasi), sedangkan pendekatan Bottom-up

kebalikannya yaitu proses pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh para

pelaksana (guru/sekolah) di lapangan.

Adapun pendekatan sentral de-sentral merupakan proses

pengembangan kurikulum yang menggabungkan kedua pendekatan tersebut

di atas, yaitu menyatukan pendekatan administratif dan pendekatan grass

roots. Dengan demikian dalam pendekatan sentral de-sentral antara

pemerintah di pusat sebagai pemilik kebijakan bekerjasama dengan pihak di

bawah (sekolah, guru dan para stakeholder), sesuai dengan fungsi dan

perannya masing-masing berkolaborasi mengembangkan kurikulum

(merancang, melaksanakan, mengontrol).

Pendekatan sentral de-sentral dapat menjadi solusi alternatif untuk

memperkecil permasalahan-permasalahan yang ditempuh melalui

SSuubbuunniitt 33..22

Page 14: Unit-3 Model Pengembangan

56

pendekatan administratif maupun grass roots. Menurut Nana Syaodih

Sukmadinata, manajemen kurikulum sentralistik (Administrtaif) mempunyai

beberapa kelbihan di samping kekurangan atau kelemahan. Kelemahannya

antara lain: 1) kurikulum sentralistik tidak dapat mengakomodasi seluruh

keragaman wilayah suatu negara, 2) pemahaman kurikulum nasional oleh

seluruh wilayah tanah air memerlukan waktu yang relatif lama, 3) penerapan

kurikulum sentralisasi oleh wilayah yang sangat luas akan menghadapi banyak

hambatan dan kemungkinan penyimpangan.

Demikian juga model manajemen pengembangan kurikulum grass roots

(desentralistik) disamping terdapat beberapa kelebihan juga memiliki

beberapa kelemahan dan kekurangan. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata,

kelemahannya antara lain: 1) tidak semua guru dan tenaga kependidikan

memiliki keahlian atau kecakapan dalam mengembangkan kurikulum, 2)

kurikulum yang bersifat lokal kemingkinan lulusannya kurang memiliki daya

saing secara nasional, 3) desain kurikulum sangat beragam, sehingga

berdampak pada kesulitan melakukan pengawasan, dan 4) perpindahan siswa

dari satu sekolah/daerah ke daerah lain akan menimbulkan kesulitan.

Pendekatan sentral-desentral sebagai pola yang menggabungkan kedua

model (terpusat dan arus bawah), secara teknis masih bisa dilakukan secara

bervariasi. Artinya apakah masih lebih banyak muatan ke pusat atau ke

bawah, atau mungkin setengah-setengah.

Menurut Kemp dalam Brady (1990) pendekatan pengembangan

kurikulum harus dilihat dalam suatu kontinum “at one extrime is center-based

or top down curricumum development in which the curriculum is determined

by the centre, and there is little autonomy for school. At the other extreme is

the bottom-up or school-based curriculum, developed entirely by individual

school”.

Pendapat Kemp tersebut menegaskan bahwa pengembangan kurikulum

bisa bervariasi yaitu bisa seluruhnya atau sebagian dikembangkan oleh pusat

Page 15: Unit-3 Model Pengembangan

57

dan sebagian lagi oleh daerah. Oleh karena itu mengingat pola yang

dikembangkan ini menggabungkan keduanya (pusat dan daerah), maka

pendekatannya disebut dengan manajmen pengembangan sentral-desentral.

B. Pendekatan Pengembangan Kurikulum di Indonesia Indonesia sebagai negara yang memiliki populasi penduduk sangat

banyak dan tersebar di wilayah yang sangat luas meliputi 33 provinsi

terbentang dari Sabang sampai Merauke, sudah mengalami beberapa kali

penyempurnaan kurikulum. Penyempurnaan bekenaan dengan isi kurikulum,

metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber pembelajaran, evaluasi

pembelajaran, dan lain sebagainya. Penyempurnaan lainnya berkenaan

dengan kebijakan pendekatan pengembangan kurikulum, dimana selama

masa orde baru kurang lebih 30 tahun segala tatanan kehidupan selalu

berorientasi ke pusat (sentralisasi), tak ketinggalan juga dengan manajemen

pengembangan kurikulum.

Setelah kekuatan orde baru berahir dan munculah orde reformasi,

dimana dampak dari reformasi tersebut antara lain munculnya kekuatan

daerah lokal, termasuk keinginan kuat untuk memberikan masukan dan

berperan terhadap pengembangan program pendidikan (kurikulum). Terkait

dengan perkembangan politik yang mempengaruhi terhadap berbagai tatanan

kehidupan termasuk kebijakan dalam program pendidikan, pemerintah

mengeluarkan Permen Diknas no. 24 tahun 2006 yaitu manajemen

pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan yang disebut Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dengan demikian sejak keluarnya Permen tersebut di atas secara resmi

Indonesia menerapkan manajemen pengembangan kurikulum berbasis

sekolah (School based curriculum development) atau istilah yang digunakan di

Indonesia yaitu KTSP. Model manajemen pengembangan kurikulum berbasis

sekolah, bukan berarti seluruh kebijkan, isi, proses, dan evaluasi kurikulum

Page 16: Unit-3 Model Pengembangan

58

dilakukan oleh pihak sekolah sendiri, akan tetapi ada sebagian yang menjadi

tugas dan wewenang serta tanggung jawab sekolah, dan ada sebagian yang

menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah (pusat).

Standar kompetensi lulusan, standar kompetensi, kompetensi dasar,

kerangka dasar dan struktur kurikulum disusun secara terpusat oleh Badan

Nasional Standar Pendidikan (BNSP), dan penjabarannya seperti membuat

silabus, program pembelajaran tahunan atau semester, satuan pelajaran atau

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), rencana penilaian dan perangkat

kurikulum-pembelajaran lainnya dikembangkan oleh sekolah.

Dengan adanya pembagian wewenang, tugas dan tanggung jawab

dalam mengembangkan KTSP, dan dihudungkan dengan hakekat dua

model/pendekatan yang telah dibahas sebelumnya yaitu administratif dan

grass roots, maka manajemen KTSP menganut kedua pendekatan tersebut

atau bisa dikategorikan ke dalam pendekatan sentral-desentral.

Sehubungan dengan pendekatan sentral de-sentral tersebut, coba

kemukakan jenis kegiatan yang menjadi wewenang pusat, dan jenis kegiatan

yang menjadi wewenang daerah (sekolah) dalam tabel berikut ini.

Wewenang pusat (Sentraliasi) Wewenang daerah (sekolah)

LATIHAN

Page 17: Unit-3 Model Pengembangan

59

Untuk mengerjakan latihan di atas Anda tinggal mengemukakan jenis-jenis

kegiatan yang menjadi wewenang pemerintah pusat dan jenis-jenis kegiatan

yang menjadi wewenang daerah (sekolah) ketika mengembangkan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang pada salah satu

huruf yang dianggap paling tepat.

RANGKUMAN

TES FORMATIF

PETUNJUK PENGERJAAN LATIHAN

Sentral de-sentral adalah merupakan pendekatan pengembangan

kurikulum selain dari dua pendekatan yang telah dibahas dalam unit 3.1 sebelumnya. (apa esensinya?, sebaiknya digabung dgn poin berikutnya)

Pendekatan sentral de-sentral merupakan pendekatan pengembangan kurikulum yang memadukan antara yang menjadi wewenang pusat dan wewenang daerah (sekolah) secara terintegrasi

Pendekatan pengembangan kurikulum SD yang diterapkan di Indonesia saat ini adalah menganut pendekatan sentral de-sentral

Penerapan pendekatan sentral de-sentral tersebut bisa dilihat dari perpaduan antara wewenang pemerintah pusat yaitu menetapkan SKL, SI, SK, dan KD; Adapun jenis kegiatan yang menjadi wewenang daerah (sekolah) adalah menetapkan indikator, pengembangan materi, metode, media, pengembangan evaluasi, dan mengembangkan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran.

Page 18: Unit-3 Model Pengembangan

60

1. Istilah yang sering digunakan untuk pendekatan pengembangan kurikulum

yang dilakukan dari atas ke bawah ialah ...

A. Bootom up approach C. Grass root approach

B. Top down approach D. Personality approach

2. Pendekatan pengembangan kurikulum yang menggabungkan antara

sentralisasi dan desentralisasi disebut ...

A. Sentral de-sentral C. Top down approach

B. De-sentral sentralisasi D. Desentraliasi

3. Pendekatan pengembangan kurikulum yang dilakukan dari bawah ke atas

disebut ...

A. Top down approach C. Bootom up approach

B. Personality approach D. Sentral de-sentral

4. Kegiatan pengembangan kurikulum yang dilakukan sentral de-sentral

meliputi tiga kegiatan yaitu ...

A. Merancang – melaksanakan – mengontrol

B. Merancang – melaskanakan – merevisi

C. Merancang – monitoring – evaluasi

D. Merancang – mengendalikan - merevisi

5. Menurut Nana Syaodih beberapa kekurangan model pendekatan sentralistik

yaitu, antara lain, kecuali ...

A. Tidak dapat mengakomodasi seluruh keragaman wilayah

B. Sosialisasi dan desiminasinya tidak akan sampai ketempat pelosok

C. Pemahaman kurikulum nasional memerlukan waktu yang lama

D. Penerapan kurikulum sentraliasi kemungkinan terjadinya penyimpangan

6. Kelemahan pendekatan pengembangan kurikulum grass root yaitu, kecuali

...

A. Tidak semua sekolah memiliki tenaga ahli

B. Lulusan dari kurikulum lokal kemungkinan kurang bisa bersaing

C. Resistensi atau enolakan dari pusat (sentraliasi) akan semakin kuat

D. Perpindahan siswa dari lokasi ke lokasi lain akan mengalami kesulitan

7. Setelah sekian lama menganut sistem pengembangan kurikulum sentraliasi,

kini pemerintah menetapkan kebijakan dengan penerapan KTSP, yaitu

dengan terbitnya peraturan ...

A. Permen diknas no. 25 tahun 2006 C. Permen diknas no 24 tahun 2006

B. PP no. 19 tahun 2005 D. Permen diknas no. 22 tahun 2006

TES FORMATIF

Page 19: Unit-3 Model Pengembangan

61

8. Istilah lain untuk model manajmen kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP) ialah ...

A. School based curriculum activity

B. School based curriculum development

C. School based curiculum reality

D. School based curriculum integrity

9. Jenis kewenangan yang dilakukan oleh daerah / sekolah dalam

pengembangan KTSP yaitu aspek ...

A. Standar kompetensi dan kompetensi dasar

B. Standar kompetensi lulusan dan standar isi

C. Indikator dan pengembangan alat evaluasi

D. Indikator dan standar kompetensi

10. Jenis kewenangan pusat dalam pengembangan KTSP yaitu berkenaan

dengan aspek

A. Standar kompetensi lulusan dan standar isi

B. Kompetensi dasar dan indikator

C. Standar kompetensi dan pengembangan alat evaluasi

D. Standar isi dan indikator pembelajaran

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,

kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi kegiatan belajar.

Rumus

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = x 100

10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90 – 100 % = Baik sekali

80 – 89 % = Baik

70 – 79 % = Cukup

70 % = Kurang

Page 20: Unit-3 Model Pengembangan

62

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kemp. 1985. Planning and Producing Instructional Media, Fifth Edition. New

York: Harper &Row Publisher.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Nasution. 1982. Asas-asas Kurikulum. Bandung: Jemmars

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah;

Sebuah Pengantar Teoretis dan Pelaksanaan. Yogyakarta: BPFE.

Sukmadinata,

Nana Syaodih. 2004. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Standar

Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan nasional

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan

Dasar dan Menengah

Model : pola-pola yang dipakai dalam mengembangkan kurikulum

Administratif : model pengembangan kurikulum yang dilakukan secara

terpusat

Grass Root : model pengembangan kurikulum yang dilakukan dari

bawah

DAFTAR PUSTAKA

GLOSARIUM

Page 21: Unit-3 Model Pengembangan

63

Central-Desentral : model pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan

administrative dan grass root

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu model

manajemen yang dikembangkan oleh satuan pendidikan

Page 22: Unit-3 Model Pengembangan

64

KUNCI JAWABAN

Subunit 3.1

1. B

2. A

3. A

4. D

5. A

6. A

7. A

8. B

9. A

10. D

Subunit 3.2

1. B

2. A

3. C

4. A

5. D

6. C

7. C

8. B

9. C

10. A