Upload
nguyenmien
View
215
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisis Penggunaan Youtube Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sebagai Sarana
Transparansi Komunikasi Ditinjau Dari Sudut Pandang Political PR
ARTIKEL JURNAL
Ditujukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
NADIA RIYASTIKA
1006711151
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM SARJANA PARALEL ILMU KOMUNIKASI
KEKHUSUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT
DEPOK
JANUARI 2014
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Artikel jurnal ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Nadia Riyastika
NPM : 1006711151
Tanda Tangan :
Tanggal : 09 Januari 2014
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Karya ilmiah ini diajukan oleh
Nama : Nadia Riyastika
NPM : 1006711151
Program Studi : Hubungan Masyarakat
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Makalah Non Seminar
Nama Mata Kuliah : Kapita Selekta Humas
Judul Karya Ilmiah : Analisis Penggunaan Youtube Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Sebagai Sarana Transparansi Komunikasi Ditinjau Dari Sudut Pandang
Political PR
Telah disetujui oleh dosen pengajar mata kuliah untuk diunggah di lib.ui.ac.id/unggah dan
dipublikasikan sebagai karya imiah sivitas akademika Universitas Indonesia
Dosen Mata Kuliah : Dr. Effy Zalfiana Rusfian M.Si ( )
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 9 Januari 2014
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nadia Riyastika
NPM : 1006711151
Program Studi : Hubungan Masyarakat
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis karya : Makalah Non Seminar
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul:
Analisis Penggunaan Youtube Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sebagai Sarana
Transparansi Komunikasi Ditinjau Dari Sudut Pandang Political PR
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 9 Januari 2014
Yang menyatakan
(Nadia Riyastika)
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
FORMULIR PERSETUJUAN PUBLIKASI NASKAH RINGKAS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dr. Effy Zalfiana Rusfian, M. Si NIP/NUP : 195904271989032001 adalah pembimbing dari mahasiswa S1 Nama : Nadia Riyastika NPM : 1006711151 Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Komunikasi Judul Naskah Ringkas : Analisis Penggunaan Youtube Gubernur DKI Jakarta Sebagai Sarana
Transparansi Komunikasi Ditinjau Dari Sudut Pandang Political PR menyatakan bahwa naskah ringkas ini telah diperiksa dan disetujui untuk (pilih salah satu dengan memberi tanda silang):
Dapat diakses di UIANA (lib.ui.ac.id) saja. Tidak dapat diakses di UIANA karena:
Data yang digunakan untuk penulisan berasal dari instansi tertentu yang bersifat konfidensial. Akan ditunda publikasinya mengingat akan atau sedang dalam proses pengajuan Hak Paten/Hak Cipta hingga tahun ............................................................................... Akan dipresentasikan sebagai makalah pada Seminar Nasional yaitu: ................................................................................................................................ yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai prosiding pada bulan ....................... tahun .................. Akan ditulis dalam bahasa Inggris dan dipresentasikan sebagai makalah pada Seminar Internasional yaitu: ................................................................................................................................ yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai prosiding pada bulan .......................
tahun .................. Akan diterbitkan pada Jurnal Program Studi/Departemen/Fakultas di UI yaitu: ................................................................................................................................ yang diprediksi akan dipublikasikan pada bulan .................... tahun ..................... Akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu: ................................................................................................................................ yang diprediksi akan dipublikasikan pada bulan .................... tahun ..................... Akan ditulis dalam bahasa Inggris untuk dipersiapkan terbit pada Jurnal Internasional yaitu: ............................................................................................................................... yang diprediksi akan dipublikasikan pada bulan .................... tahun ....................
Depok 9 Januari Tahun 2 0 1 4 ,
( Dr. Effy Zalfiana Rusfian, M. Si)
X
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
Analisis Penggunaan Youtube Gubernur DKI Jakarta Sebagai Sarana
Transparansi Komunikasi Ditinjau Dari Sudut Pandang Political PR
Nadia Riyastika dan Effy Zalfiana Rusfian
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik
Abstrak
Setahun masa jabatan Jokowi (Joko Widodo) dan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) sebagai
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta diwarnai inovasi-inovasi program yang menarik
perhatian masyarakat salah satunya adalah penggunaan media baru untuk berkomunikasi
dengan publiknya melalui Youtube sebagai sarana transparansi berkomunikasi. Penggunaan
media Youtube diharapkan dapat menjadi penyambung antara pemprov DKI Jakarta dengan
masyarakat dan dapat mendukung program good governance yang dilakukan oleh Pemprov
DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi usaha pemprov DKI Jakarta
dalam menggunakan media baru Youtube dari sudut pandang Political Public Relations
(PPR). Penelitian ini menggunakan metode analisis isi terhadap posting pada 7 (Tujuh) video
Youtube milik Pemprov DKI Jakarta dengan tema pengunggahan rapat Pemprov DKI Jakarta
milik Ahok yang diambil pada periode waktu 11 Juni 2013-16 Desember 2013. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Youtube oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai
sarana transparansi berkomunikasi didukung oleh publik dan mampu mendukung kegiatan
good governance.
Abstract
Jokowi (Joko Widodo) and Ahok (Tjahaja Basuki Purnama) has served as governor and
deputy governor of Jakarta and made some program innovations that draw people's attention
because of the use of new media Youtube as one of effort to docommunication transparency
to its public. Youtube media usage is expected to be a connector between the government and
society can support good governance programs undertaken by the city government. This
study was conducted to identify the government's efforts to the use new media to support
considered good governance from a Political Public Relations (PPR) standpoint. This study
uses a content analysis of postings on the 7 (Seven) Youtube video belongs to Jakarta
Provincial Government with the theme of the meeting uploading Jakarta government -owned
Ahok taken in the time period June 11th
,2013 – December 16th, 2013. The results of this
study indicate that the use of Youtube by the Jakarta government transparency as a means of
communication supported by the public and able to support good governance program.
Keyword: Ahok, Pemprov, PPR, transparansi, Youtube
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
Pendahuluan
Media baru (bahasa Inggris: new media) merupakan sebuah terminologi untuk
menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta
terhubung ke dalam jaringan. Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru
adalah Internet. Program televisi, film, majalah, buku, surat kabar, dan jenis media cetak lain
tidak termasuk media baru. Media baru dalam hal ini sudah menjadi konsumsi sehari-hari
bagi sebagian besar warga didunia terutama dinegara berkembang dan negara maju. Sebagai
negara yang sedang berkembang, Indonesia pun telah dimasuki media baru yang bernama
internet. Internet seperti sihir bagi penggunanya sehingga menimbulkan kecanduan bagi yang
pernah mengaksesnya. Di internet dapat ditemukan banyak hal yang berasal dari seluruh
pelosok dunia. Mudah sekali bagi seorang individu untuk berkomunikasi secara virtual
melalui internet hanya dengan waktu yang sangat singkat. Aplikasi-aplikasi yang menjamur
menjadi daya tarik bagi pengguna untuk terus menggunakannya.
Bukan hanya berkomunikasi antar individu saja, tetapi media baru juga bisa
digunakan menjadi alat komunikasi massa. Komunikasi massa itu merupakan proses dimana
organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik).
Organisasi-organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi
dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan
serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah
satu institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi massa, media massa menjadi
otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada
khalayak. Internet mempermudah seseorang atau organisasi untuk melakukan komunikasi
massa seperti penggunaan artikel digital, iklan, maupun media sosial.
Media sosial banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Beberapa media sosial
yang paling populer di Indonesia yaitu Facebook, Twitter, Youtube, Linkedin dan Path1.
Menurut data dari Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa
komunikasi, wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif. Sebanyak 33
juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile
dalam pengaksesannya per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat
mobile per harinya2. Dengan menggunakan sosial media tersebut, seseorang atau organisasi
1 http://palingseru.com/29526/5-media-sosial-paling-banyak-digunakan-orang-indonesia
2 http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+
Juta+Orang/0/berita_satker#.UssxL_X6eJ8
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
mampu mengjangkau ribuan bahkan lebih individu yang akan menjadi publik target dalam
penyampaian pesan. Dalam bahasan ini, penulis akan menggali lebih jauh mengenai salah
satu media baru yaitu Youtube.
Sebagai salah satu media baru yang paling populer di Indonesia maupun banyak
pengunggahan video mereka di Youtube seperti Justin Bieber, Greyson Chance, dan Psy.
Artis Youtube yang terkenal dari indonesia juga ada seperti Raisa, Gamaliel, Audrey dan
Cantika. Bukan hanya artis saja yang menggunakan Youtube sebagai sarana untuk
menunjukkan eksistensinya tetapi juga digunakan oleh pemerintah. Salah satunya adalah
penggunaan media Youtube sebagai sarana transparansi komunikasi kepada publik yang
dilakukan oleh pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi (Joko Widodo)
dan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama).
Penggunaan media baru oleh pejabat pemerintah memang tergolong masih baru
digunakan di Indonesia khususnya di DKI Jakarta sehingga menarik minat masyarakat untuk
terus memantau perkembangan politik Jakarta. Penggunaan media baru yaitu Youtube
pertama kali digunakan oleh kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta
Jokowi-Ahok dan hingga sekarang pada saat Jokowi-Ahok sudah menduduki jabatan
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta masih digunakan untuk media transparansi dalam
berkomunikasi kepada masyarakat khususnya DKI Jakarta dengan mengunggah video-video
kegiatan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut. Video-video yang diunggah
adalah video kunjungan, rapat, menerima kunjungan dan kegiatan lain yang melibatkan
Gubernur dan atau Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Pada awalnya, pengunggahan video yang berjudul “Wagub bpk. Basuki T Purnama
Menerima Paparan Dinas Pekerjaan Umum” yang diunggah pada tanggal 8 November 2012
di situs Youtube menuai kontroversi3. Dari video ini terlihat sekali watak tegas Wakil
Gubernur DKI Jakarta, Ahok yang dengan lugas menyatakan akan memotong anggaran yang
terlalu besar dan pemecatan staff PU. Hingga tanggal 6 Januari 2014, video tersebut telah
diputar ulang oleh 1.523.577 viewers dengan 16.621 likes dan 518 dislike. Dibandingkan
dengan posting yang melibatkan Jokowi, posting video Ahok lebih banyak menimbulkan
kontroversi yang disebabkan oleh ketegasan Ahok dalam memimpin dan berargumen dalam
rapat sehingga menarik perhatian peneliti untuk menelaah lebih lanjut.
3 http://www.Youtube.com/watch?v=ipsJ4nEbXbU
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
Penggunaan media baru ini membuat Ahok semakin mendapat sorotan publik. Untuk
itu peran Political Public Relations atau yang selanjutkan akan disebut sebagai PPR tidak
bisa diremehkan. Menjadi seorang pejabat publik membuat Ahok tidak lepas dari perhatian
masyarakat. bukan hanya dalam menciptakan citra yang bisa diterima oleh masyarakat, tetapi
juga dalam membantu politisi mengambil keputusan efektif, yang dalam pandangan Wenas
(dalam Suwardi, Djuarsa, dan Budi, 2002:152) juga krusial untuk dapat “mengantisipasi,
menganalisis, dan menafsirkan perilaku maupun opini publik serta isu-isu yang bisa
berpengaruh terhadap reputasi pelaksanan serta rencana organisasi partai.“ Dengan
keberadaan PPR, politisi dimungkinkan untuk membuat perencanaan strategis yang
menyangkut eksistensi dan keberlanjutan karir mereka dalam jangka panjang.
Media baru mulai banyak dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh politik untuk tetap keep in
touch dengan para publiknya. Pelaksanaan PPR oleh para tokoh politik juga ikut merambah
menggunakan media baru sehingga kita dengar lagi sebutan Digital Political Public Relations
atau DPPR. DPPR mulai ditekuni dan dijalankan pertama kali di Amerika Serikat saat
kampanye politik presidensial 1992. Saat itu, Bill Clinton bersama timnya menerapkan
kehumasan politik berbasis digital lewat kampanye di website dan surat elektronik. Dengan
berkampanye di internet, DPPR dapat lebih banyak menyampaikan konten kampanye politik,
meningkatkan interaktivitas dengan khalayak, menghimpun donasi dan menggerakkannya
untuk menjadi sukarelawan hingga pemilih.
Pemprov DKI Jakarta mengunggah video rapat Ahok dengan harapan dapat
melakukan transparansi kegiatan sebagai salah satu bentuk komunikasi kepada publik
sehingga pemberitaan tentang Pemprov DKI Jakarta tidak mudah oleh media lain yang
meliput4
Rumusan Masalah
Dari paparan yang telah disampaikan sebelumnya, permasalahan pokok yang ingin
dikaji oleh peneliti adalah identifikasi lebih lanjut mengenai penggunaan media Youtube oleh
Pemprov DKI Jakarta yang bertema pengunggahan rapat yang dipimpin oleh Wagub Basuki
T. Purnama (Ahok) sebagai penunjang kegiatan good governance yang ditinjau dari sudut
pandang PPR
4 http://www.investor.co.id/cosmopolitan/takut-diplintir-Ahok-upload-rapat-di-Youtube/73706
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian content analysis Menurut Neuman analisis isi
merupakan teknik untuk mengumpulkan dan menganalis konten dari suatu teks. Bambang
dan Lina mengatakan teks bukan hanya tulisan atau gambar saja melainkan juga ide, tema,
pesan, arti, maupun simbol-simbol yang terdapat dalam teks, baik dalam bentuk tulisan
(seperti buku, majalah, surat kabar, iklan, surat resmi, lirik lagu, puisi, dan sebagainya),
gambar misalnya film, foto, lukisan) atau pidato (Prasetyo & Jannah, Metode Penelitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, 2008).
Objek penelitian yang diteliti menggunakan metode content analysis terhadap 7
(Tujuh) video di Youtube yang diunggah oleh Pemprov DKI Jakarta bertemakan rapat yang
dipimpin oleh Ahok dimulai sejak tanggal 11 Juni 2013-16 Desember 2013:
1. Wagub Bpk Basuki T. Purnama Rapat Pembahasan Rencana Penataan Waduk
Melati, unggah 11 Juni 2013 -3851 viewers
2. Wagub Bpk Basuki T. Purnama Rapat Penanggulangan Kemacetan, unggah 24 Juli
2013-5200 viewers
3. Wagub Bpk Basuki T. Purnama Rapat Terkait Penataan PKL Kota Tua, unggah 19
Agustus 2013-6069 viewers
4. Wagub Bpk Basuki T. Purnama Rapat Penanggulangan Kemacetan, unggah 25
September 2013-2470 viewers
5. Wagub Bpk Basuki T. Purnama Rapat Percepatan Pembangunan SPBG, unggah 10
Oktober 2013-4943 viewers
6. Wagub Bpk Basuki T. Purnama Rapat Kesiapan Banjir (BPBD), unggah 20
November 2013-5312 viewers
7. Wagub Bpk Basuki T. Purnama Rapat Persiapan Jaminan Kesehatan Nasional 2014,
unggah 16 Desember 2013-4010 viewers
Analisis terhadap komentar-komentar pada video dengan tema rapat yang dipimpin
oleh Wakil Gubernur Basuki T. Purnama (Ahok) menggunakan teori semiotik yaitu teori
yang menganalisa menggunakan sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya.
Dalam hal ini komentar-komentar pada video Youtube tersebut sebelumnya dianalisa
menggunakan teori semiotik teks. Pengertian teks secara sederhana adalah “kombinasi tanda-
tanda” (Piliang, 2003). Dalam pemahaman yang sama, semua produk desain (termasuk
arsitektur dan interior) dapat dianggap sebagai sebuah teks, karena produk desain tersebut
merupakan kombinasi elemen tanda-tanda dengan kode dan aturan tertentu, sehingga
menghasilkan sebuah ekspresi bermakna dan berfungsi (Yusita Kusumarini,2006). Dalam
menganalisis dengan metode semiotika, pada prinsipnya dilakukan dalam dua tingkatan
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
analisis, yaitu: Analisis tanda secara individual (jenis tanda, mekanisme atau struktur tanda),
dan makna tanda secara individual. Analisis tanda sebagai sebuah kelompok atau kombinasi
(kumpulan tanda yang membentuk teks), biasa disebut analisis teks.
Konsep
Kembali pada konsep awal Public Relations atau PR itu sendiri yaitu fungsi
manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan
antara organisasi dan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi
(Cutlip Center and Broom, p.6).
PR adalah fungsi manajemen yang khas yang membantu membangun dan memelihara
jalur komunikasi timbal balik, pemahaman, penerimaan dan kerja sama antara organisasi
dengan publiknya, menyangkut pengelolaan masalah atau isu, membantu manajemen untuk
mendapatkan informasi dan tanggap terhadap opini publik; mendefinisikan dan menekankan
ukuran tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum; membantu
manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem
peringatan dini untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan suara
dan komunikasi etis sebagai alat utamanya.
Pada umumnya, politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang
dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah
kehidupan yang bernama harmonis (Budiardjo, 2008). Hal ini sejalan dengan yang dikatakan
oleh Peter Merkl “Politik dalam bentuk yang paling baik adalah usaha mencapai suatu
tatanan sosial yang baik dan berkeadilan”. Untuk mencapai kondisi harmonis atau sejahtera
tersebut, perlu ada pihak yang mengatur atau berkuasa dan berwewenang agar semuanya
lebih terorganisir dan proses politik menjadi lebih adil. Akan tetapi dalam menentukan
kewenangan dan mendapatkan kekuasaan itu sendiri sulit untuk mencapai keadilan dan sering
sekali terjadi konflik. Hal ini seperti apa yang dijelaskan oleh Peter Merkl: 1967; (dikutip dari
Miriam Budiarjo, 2008) “Politik dalam bentuk yang paling buruk, adalah perebutan
kekuasaan, kedudukan, dan kekayaan untuk diri sendiri” atau singkatnya politik merupakan
praktik perebutan kekuasaan, takhta dan harta. Perebutan kekuasaan ini juga seperti yang
dijelaskan oleh (Laswell, 1972) yang mengatakan politik adalah who gets what when and how
(siapa mendapatkan apa kapan dan bagaimana?). Ia menggambarkan politik merupakan suatu
proses untuk mendapatkan sesuatu atau untuk mencapai kepentingan bagi pihak-pihak
tertentu dengan cara-cara tertentu.Pada dasarnya elemen PR yang utama ada 3 yaitu: sebagai
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
memberi informasi, meyakinkan dan berintegrasi dengan publiknya. Tiga elemen ini dipakai
dalam dunia politik.
Politik itu sendiri merupakan konsep yang terpisah dengan PR yang dapat
digabungkan untuk mencapai suatu tujuan politik. Dalam politik terdapat “siapa mendapatkan
apa, kapan dan bagaimana”. Hal ini dilakukan dengan proses komunikasi yang lebih halus
yaitu dengan menggunakan elemen PR yang disebutkan sebelumnya. PPR juga merupakan
bentuk sah dari kegiatan komunikasi yang digunakan untuk menjelaskan kebijakan dan
menginformasikan pemilih, warga negara, dan kelompok pemangku kepentingan lainnya dan
untuk membuat sebuah partai politik dan kandidat-kandidatnya mengerti akan posisi dan isu-
isu yang beredar. Menurut Stromback dan Kiousis (2011) walaupun pembahasan mengenai
PPR dalam bentuk konsep maupun penelitian masih terhitung baru, namun praktik dari PPR
sebenarnya sudah dilakukan selama politik itu sendiri muncul. Hal ini karena dalam dunia
politik pun untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka melakukan komunikasi
seperti persuasi atau propaganda.
Bernays mengatakan dalam kutipannya di buku PPR “secara praktik, tiga elemen
utama dari Public Relations sudah setua kehidupan sosial berada, menginformasikan orang,
mempengaruhi orang dan menghubungkan orang dari satu dengan yang lainnya.” Akan tetapi
pengertian mengenai Public Relations lebih dari itu, newsletter PR News mendefinisikan
Public Relations sebagai fungsi manajemen dalam mengevaluasi perilaku publik,
mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang atau sebuah organisasi terhadap
publiknya, dan merencanakan serta mengeksekusi program dari tindakan untuk mendapatkan
pemahaman serta kesabaran publiknya. Masih dalam konteks fungsi manajemen; (Cutlip,
Center, & Broom, 2009) mengatakan PR adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang
memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.
Dalam hal ini PPR berfungsi sebagai pembangun reputasi dengan publik utama untuk
tujuan politik dan membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan stakeholder
yang bersangkutan dengan kata lain publik partai dan masyarakat luas. Melvin Sharpe (dalam
Nugroho Dwidjowijoto, 2004) mendefinisikan humas sebagai komunikasi yang harmonis
dalam hubungan jangka panjang antara perusahaan dan publiknya. Publik yang dimaksud di
sini, meliputi pemilik, pengelola, pengguna, dan lingkungan. Ivy Lee merupakan pelopor
dalam kegiatan humas, ia merupakan orang pertama yang menjadi konsultan dalam profesi
ini pada tahun 1904. Sedangkan, Clem Whittaker dan Leane Baxter merupakan konsultan
pertama dalam humas politik, pada tahun 1933, bironya bernama Champaigns Inc.
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
McNair (2003) meyakini bahwa humas politik berkenaan dengan 4 kegiatan, yaitu :
managemen media, managemen image, komunikasi internal, dan managemen informasi.
DPPR telah mengubah hidup kebanyakan orang dan cara orang dalam melakukan bisnis.
Contohnya yaitu penggunaan email, telepon selular, tablet, berita global 24 jam, koneksi
internet wireless, dan PDA. bahkan beberapa elevator dan garis checkout supermarket
memiliki streaming video dari berita, cuaca dan promosi. Semakin banyak media yang dapat
digunakan oleh PR profesional dalam mengembangkan kemampuan komunikasinya.
Seorang PR profesional harus mampu menciptakan, mengembangkan dan
menyebarkan informasi. Hal ini terus menuntuk PR untuk terus berinovasi dalam halnya terus
up to date dengan perkembangan media salah satunya media digital. Pada dasarnya media
digital diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia yang sebelumnya harus digunakan
secara manual dan memakan waktu. Contohnya, PR membuat sebuah rilis berita untuk diliput
dan dimasukkan dalam media cetak seperti koran dengan mengirimkannya melalui pos,
follow up secara langsung, janji temu dan lain sebagainya. Sekarang ini, PR tetap melakukan
pekerjaan tersebut hanya dengan cara yang lebih mudah yaitu berkirim email, telepon seluler,
penggunaan video call, dsb. sebuah perbedaan awal dapat ditarik antara media komunikasi
digital dan teknologi analog yang lebih tua. Perbedaan ini, bagaimanapun, telah menjadi
subyek perdebatan sengit dalam disiplin studi media, paling tidak karena jelas "kebaruan"
teknologi berbasis komputer telah diperdebatkan dengan alasan bahwa ada poin penting
kontinuitas antara analog dan digital media (Bolten dan Grusin 1999).
Heryanto & Zarkasy, 2012 menggambarkan media baru adalah yang sifatnya
konvergen, memiliki jaringan digital, jangkauan global, interaktif dan komunikatif yang
berlangsung dari banyak pihak ke banyak pihak lainnya. Oleh karena itu Terry Flew (2005)
mengatakan bahwa media baru sering diidentikkan dengan internet (Heryanto & Zarkasy,
2012). Pemanfaatan internet atau media baru yang dilakukan oleh PR ini kemudian
memunculkan istilah baru bagi praktisi PR, yaitu PR digital atau PR 2.0 karena media
tersebut berbasis digital.
Penggunaan media tidak pernah luput dari segala jenis kegiatan PR. Membina suatu
hubungan merupakan suatu hal yang mutlak dalam komunikasi politik. Tujuan ini pula yang
mendasari komunikasi politik dan kegiatan kehumasan melalui teknologi digital. Bahkan
teknologi digital dianggap mampu menciptakan hubungan yang lebih personal dengan publik.
Komunikasi yang dua arah mampu menciptakan hubungan yang lebih intens jika dilakukan
dengan cara interaktif. Interaktifitas dalam media digital dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menjadi kreator atau kontributor suatu konten informasi melalui jalur nonlinear
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
(McMillian,2002). Dalam public relation, interaktifitas dilihat sebagai suatu bentuk
komunikasi dua arah antara organisasi dan publik (Kent & Taylor, 1998).
Dari sudut pandang PR, penting untuk memahami bagaimana publik aktif
menggunakan alat digital agar lebih mudah melakukan strategi. Dalam teknologi digital,
orang yang berpikiran sama dapat terhubung dan bersatu karena alasan yang sama
(McCaughley & Ayers, 2003). Kaye dan Johnson (2002) menemukan motivasi utama untuk
menggunakan informasi politik digital adalah untuk menjadi panduan, mencari dan
mengontrol informasi, hiburan dan keperluan sosial. Motivasi tersebut dapat dijadikan acuan
untuk pendekatan program PR politik apakah untuk kampanye, pencitraan pejabat terpilih
ataupun untuk pemerintahan.
Transparansi menurut Vera Jassini Puteri (2005 : 216)5, pertama transparan informasi
yang relevan yang tersedia untuk manfaat public secara umum dalam hal ini peraturan dan
keputusan pemerintah tersedia secara jelas dan disebarkan. Transparansi merupakan prasyarat
tercapainya akuntibilitas yang menjamin kapasitanya. Kedua, tersedianya kesediaan yang
cukup akurat dan tepat waktu tentang kebijaksanaan publik dan proses pembukaannya.
Dengan ketersediaan informasi seperti ini masyarakat dapat mencegah terjadinya kecurangan
dan manipulasi yang hanya menguntungkan salah satu kelompok masyarakat saja secara
tidak profesional. Transparansi merupakan salah satu indikator penting karena hal ini
menunjukkan profesionalisme penyelenggara semakin tinggi tingkat transparansi akan
semakin baik.
Menurut S.H Sarundajang (2005 : 276)6, transparansi akan menciptakan kepercayaan
timbal balik antara pemerintah dan masyarakat melalui informasi dan menjamin kemudahan
dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai, karena informasi merupakan suatu
kebutuhan penting bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan daerah. Berkaitan
dengan itu, pemerintah perlu proaktif memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan
layanan yang disediakan pada masyarakat. Pemerintah perlu menyediakan jalur komunikasi
seperti brosur dan pengumuman media massa. Pemerintah daerah perlu menyediakan
kebijakan, kebijakan itu memperjelas informasi yang bersifat rahasia.
Terminologi “good governance” oleh para teoritisi dan praktisi administrasi negara
Indonesia telah diterjemahkan menjadi penyelenggaraan pemerintahan yang amanah (Bintoro
Tjokroamidjojo), tata pemerintahan yang baik (UNDP), pengelolaan pemerintahan yang baik
dan bertanggunjawab (LAN), dan ada juga yang mengartikan secara sempit sebagai
5 Putri Jasini Vera, 2005. Kamus Hukum dan Glosari- um Otonomi Daerah. Edisi Ketiga Semeru, Jakarta.
6 Sarundajang, S.H 2005., Babak Baru Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta : Kata Hasta Pustaka
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
pemerintahan yang bersih. Perbedaan paling pokok antara konsep “government” dan
“governance” terletak pada bagaimana cara penyelenggaraan otoritas politik, ekonomi dan
administrasi dalam pengelolaan urusan suatu bangsa. Konsep “pemerintahan” berkonotasi
peranan pemerintah yang lebih dominan dalam penyelenggaran berbagai otoritas tadi.
Sedangkan governance mengandung makna bagaimana cara suatu bangsa mendistribusikan
kekuasaan dan mengelola sumber daya dan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.
Sejatinya, konsep governance harus dipahami sebagai suatu proses, bukan struktur atau
institusi. Governance juga menunjukkan inklusivitas. Kalau government dilihat sebagai
“mereka” maka governance adalah “kita”.
Kesimpulannya bahwa governance merupakah seluruh rangkaian proses pembuatan
keputusan/kebijakan dan seluruh rangkaian proses dimana keputusan itu diimplementasikan
atau tidak diimplementasikan. Karenanya, analisis mengenai governance kemudian berfokus
pada aktor-aktor dan struktur atau sistem, baik formal maupun informal, yang terlibat dalam
proses pembuatan dan pengimplementasian sebuah keputusan. Pemerintah hanyalah salah
satu aktor tersebut, sementara aktor-aktor lain diluar pemerintah dan militer biasa
dikelompokkan sebagai bagian dari civil society. Demikian juga, struktur formal pengambilan
keputusan yang dimiliki pemerintah (rapat kabinet, sidang paripurna, dialog dengan warga,
dsb.) hanya merupakan salah satu struktur yang mempengaruhi pengambilan dan
pengimplementasian keputusan, sementara diluarnya mungkin banyak terdapat struktur-
struktur informal (adat istiadat, mafia, KKN, dsb.) yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
maupun individu-individu dalam struktur formal tersebut. Good governance mensyaratkan 8
karakteristik umum/dasar, yaitu partisipasi, orientasi pada konsensus, akuntabilitas,
transparansi, responsif, efektif dan efisien, ekuiti (persamaan derajat) dan inklusifitas, dan
penegakan/supremasi hukum.
Analisis
Pamor Jokowi-Ahok mulai melejit sejak masa kampanye pilgub DKI Jakarta tahun
2012 lalu. Kesuksesan yang pernah diraih Jokowi sebagai kepala daerah Solo sebelumnya
membangkitkan harapan masyarakat untuk Jakarta yang lebih baik. Jokowi juga didukung
oleh pasangannya, Ahok, yang merupakan seorang pengusaha yang walaupun diterpa isu sara
karena keturunan Tionghoa, ia mampu menempatkan diri sejajar dengan Jokowi walaupun
dengan karakter yang berbeda. Bukan hanya karakter individu Jokowi-Ahok saja yang sering
dijadikan perbincangan tetapi juga inovasi program yang dilakukan Gubernur dan Wakil
Gubernurnya tersebut dalam membuat perubahan pada DKI Jakarta. Salah satu inovasi yang
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
dilakukan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut adalah penggunaan
Youtube sebagai ‘arsip’ dari berbagai jenis kegiatan yang mereka lakukan.
Munculnya video Ahok tanggal 8 November 2012 yang diunggah oleh akun resmi
Pemprov DKI Jakarta di Youtube menjadi suatu gebrakan besar dalam program Jokowi-Ahok
sejak dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur provinsi DKI Jakarta. Video tersebut
booming di khalayak dan menjadi buah bibir masyarakat. Fenomena ini dinilai mampu
menarik perhatian masyarakat dalam waktu belum 100 hari Jokowi-Ahok menjabat. Uniknya,
banyak video rapat Ahok diunggah Humas Pemerintah Provinsi DKI ke Youtube. Salah satu
video yang dinilai menarik hingga mendapatkan penonton sebanyak 1,5 juta viewers. Salah
satu video terpopuler diantara semua Video yang diunggah oleh akun resmi Pemprov DKI
Jakarta adalah saat Ahok menerima paparan Dinas PU di ruang rapat Bappeda. Dalam video
berdurasi 46 menit itu Ahok minta agar anggaran Dinas PU (untuk belanja 2013) yang terlalu
tinggi dipotong 25%.
Maka ia pun menawarkan dua cara seperti yang ditandaskannya kepada Dinas
Perhubungan DKI. “Anda potong anggarannya. Atau cara kedua, saya hapus proyek itu.
Tidak ada jembatan itu, (dan kemudian) saya bangun pakai uang operasional saya untuk
membangun jembatan itu,” kata Ahok.
Di bagian lain, ia bahkan menyebut-nyebut ‘kalau tidak suka dengan cara yang
ditawarkannya, maka ia akan mengganti pejabat Dinas PU sampai eselon tiga’. Performa
Ahok di video tersebut berhasil membuat viewers jadi terhibur. Tapi itu belum seberapa.
Rupanya, segera setelah diunggah, orang makin ramai memperbincangkan video itu di
Facebook dan Twitter. Berkat riuhnya pembicaraan di kedua media sosial itu, makin hari
makin banyak yang melihatnya, sehingga pada Senin tanggal 6 Januari 2014, jumlah viewers-
nya melejit hingga 1.523.582 juta viewers.
Pengunggahan video-video rapat yang dilakukan oleh Ahok mendapat tanggapan
yang positif dari masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa pengunggahan video-video
tersebut merupakan salah satu usaha Ahok untuk menunjukkan transparansi dalam kegiatan-
kegiatannya. Secara tidak disadari, ia telah melakukan kegiatan PR seperti definisi yang
dikemukakan oleh Grunig dan Hunt (1984) public relations is about the “management of
communication between an organization and its public.
Dari ratusan video yang telah diunggah di akun resmi Pemprov DKI Jakarta, peneliti
memfokuskan objek penelitian terhadap 7 video rapat yang dipimpin oleh Ahok. Sebagai
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
salah satu contoh hasil penelitian, peneliti akan memasukkan analisis dari sebuah video Ahok
pada tanggal 11 Juni 2013 dengan judul “Wagub Bpk Basuki T. Purnama Rapat Pembahasan
Rencana Penataan Waduk Melati yang telah diputar sebanyak 3851 kali sejak diunggah
hingga hari Selasa, 6 Januari 2014. Video ini memiliki 95 likes. Pada video ini Wakil
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bpk. Basuki T. Purnama mengadakan rapat pembahasan
rencana Penataan Waduk Melati oleh PT.Intiland Development,Tbk yang diselenggarakan di
ruang rapat Wagub. Terdapat 63 komentar terlampir dibawah video tersebut. 63 komentar
yang ada pada video tersebut menunjukkan bahwa masyarakat tersebut menyaksikan
tayangan rapat yang diunggah dengan lebih seksama. Komentar-komentar tersebut tidak
semua berisi kritik atau pun saran. Beberapa hanya memuat komentar tentang Ahok atau
lawan bicaranya atau apa yang sedang mereka lakukan.
Sebuah komentar dari viewer bernama Honda Sukiman: “ Beginilah rapat yg penuh
semangat mewujudkan impian dan idealisme. Penguasaha walau ditodong kewajibannya
merasa puas hati. Ada keyakinan positif dlm diri pengusaha thdp pejabat. Dgn adanya saling
percaya dan percaya semua pihak yg terlibat,maka semua program pasti sukses! Salam
perubahan!!!!!” Komentar diatas berisi dukungan yang ditujukan kepada pejabat yaitu Ahok
sebagai wakil kepala daerah yang berwenang dalam rapat tersebut dan pengusaha yaitu pihak
PT. Intiland Development, Tbk sebagai pihak kedua dalam rapat tersebut.
Dari komentar-komentar yang tertulis pada 7 buah video yang diteliti menunjukkan
bahwa viewer yang menyumbangkan komentarnya menonton dengan seksama tayangan
video yang diunggah tersebut. Beberapa komentar membahas tentang hal-hal mendetail
seperti ucapan-ucapan sekilas dari Ahok yang tersebut dalam video atau komentar yang
membalas komentar yang telah muncul sebelumnya sehingga terjadi percakapan antar viewer
di kolom tersebut.
Dari usahanya dalam menggunakan media baru Youtube ini menunjukkan bahwa
Ahok paham fungsi media baru, yang mau tidak mau, memaksa siapa pun untuk berlaku
transparan. Menurut Louw, resultan PPR telah membawa ‘hasutan’ yang mendasari proses
politik ke dalam keterbukaan (2005) Dalam setiap masyarakat, komunikasi politik terbuka
baik mengekspresikan dan mendukung lembaga-lembaga pemerintahan, pemerintahan itu
sendiri (sistem politik) dan budaya politik yang tercermin dalam karakter lembaga-lembaga
dan pemerintahan (Nimmo dan Swanson, 1990) Dalam PPR, partisipan politik. Pemimpin
memahami kebutuhan mereka untuk komunikasi berkelanjutan bagi khalayak mereka.
Mempertahankan komunikasi sangat penting untuk mempertahankan sistem politik dan
lembaga-lembaga politik. Lewat jejaring sosial, dan demokratisasi content, media sosial tidak
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
saja memberi peluang bagi ‘brand’ seperti Ahok untuk memanfaatkan saran warga
(audience)-nya, karena siapa pun bisa bersuara secara merdeka tanpa ‘penjaga gawang’ yang
menghalangi.
Lebih dari itu, brand Ahok sebenarnya bisa lebih memanfaatkan media itu untuk
menjadi megafon guna menyebarluaskan pesan-pesannya. Tetapi ia harus terus berdialog
secara dua-arah, sebagaimana pernah disarankan pakar branding dan ethnografi Amalia
Maulana. Dalam blognya, ia mengkritisi pengunggahan video Ahok. Disitu tertulis bahwa ia
terkesan dengan pengunggahan video-video tersebut. Penampilan Ahok dalam video yanh
diunggah terlihat sangat mencengangkan. Amalia menilai audience sosial media sangat
memperhatikan konten. “Jadi yang disebut eksis di media ini tidak sekedar ‘ada’ saja.
“Keberadaan’ sebuah brand erat hubungannnya dengan kontinuitas konten yang kita sajikan.
Tidak bisa kita hanya melemparkan content yang menarik satu kali saja, dan setelah itu tidak
memberikan content berikutnya. Audience akan merasa ditinggalkan. Ahok kurang
memahami karakteristik audience dalam media sosial” paparnya dalam blog tersebut7. Ia
mengatakan bahwa sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Pak Rhenald Kasali, yang
mengatakan bahwa apa yang dilakukan Ahok mencerminkan semangat anti korupsi. Tetapi,
yang menjadi masalah adalah kurang tepat cara penyampaiannya saja.
Apabila politisi mengerti pemilih, mereka bisa membuat komunikasi yang lebih
efektif dengan mengetahui siapa pemilihnya, apa yang mereka inginkan dan bagaimana
menyentuh mereka dengan mengembang komunikasi yang lebih tertarget dan diinginkan
pemilih. (Marshment, 2009: 170) Dijelaskan dalam (Lievrouw, 2013:6) new media adalah
sebagai informasi dan teknologi komunikasi serta konteks sosialnya. Sebagai produk dari ide
masyarakat, keputusan dan tindakan dimana mereka menggabungkan teknologi lama dan
baru, kegunaan dan tujuannya. Seperti juga yang dikatakan sebelumnya, dalam era demokrasi
ini, internet sebagai media komunikasi dan pertukaran informasi, berpeluang merevolusi
sistem, struktur dan proses demokrasi yang selama ini kita kenal. (Firmanzah, 2008, p. 22)
dimana munculnya istilah “digital democracy” atau “virtual democracy” yang
menggambarkan bagaimana kehidupan demokrasi berlangsung di dunia internet. (Winston,
2004 dalam Firmanzah, 2008, p. 23) Atau dengan kata lain, masyarakat tidak harus datang
langsung ke tempat kampanye namun sudah bisa dilakukan interaktivitas melalui new media
termasuk di dalamnya media sosial.
7 Maulana, Amalia E. 2012. “Mana Lanjutan Gebrakanmu, Ahok?”. Sindo. 28 November 2012.
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
Secara efisien setiap pengguna sosial media termasuk juga politisi berperan sebagai
distributor konten pesan (Weeks & Holbert, 2012, p. 2) E-marketing atau political marketing
melalui new media, memegang potensi untuk memperluas juga pasar terutama anak-anak
muda yang sering kali menolak bentuk komunikasi politik lama tapi menjadi pengguna utama
internet dan elektronik digital. (Marshment, 2009, p. 170).
DPPR menjadi salah satu cara termudah dan tercepat dalam melakukan kegiatan PPR.
Baik branding, publikasi, kampanye, maupun sosialisasi program-program yang dicanangkan
oleh pemerintah yang berwenang. Dalam hal ini, Pemprov DKI Jakarta menjadi pihak yang
berwenang dalam berkomunikasi dengan publiknya. Publik di masa ini menuntut transparansi
sebagai salah satu tolok ukur apakah suatu pemerintahan layak dipercaya untuk mengemban
amanah rakyat atau tidak. Transparansi seakan membawa kenyamanan bagi masyarakat.
Penggunaan media digital sebagai upaya transparansi berkomunikasi yang dilakukan
oleh Pemprov DKI Jakarta sangat diapresiasi masyarakat. Mengingat Jokowi-Ahok adalah
pejabat pertama DKI Jakarta yang mengupayakan transparansi dalam mengkomunikasikan
program dan kegiatannya secara meluas sehingga gebrakan tersebut membuat ‘kaget’
masyarakat dan memperoleh dukungan yang sangat tinggi. Hanya saja maintainance dari
penggunaan digital media tersebut memang dinilai belum efektif karena belum mencakup
semua sisi masyarakat.
Direktur Lima Ray Rangkuti memaparkan kepada merdeka.com pada hari Senin, 27
Agustus 2013 bahwa media Youtube tidak efektif untuk dijadikan sarana transparansi kepada
masyarakat karena sebagian masyarakat Jakarta belum tersentuh internet. Menurut Ray,
untuk mengakses Youtube, dibutuhkan sinyal internet yang kuat dan cepat dan tidak semua
orang di Jakarta memiliki fasilitas yang memadai untuk mengaksesnya. Menurutnya, yang
dibutuhkan oleh masyarakat adalah dialog pemimpin dengan masyarakatnya.
Penggunaan media Youtube sebagai sarana transparansi berkomunikasi memang
dapat menunjang kegiatan good governance yang ingin dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Namun kendala yang ditemukan dilapangan belum memungkinkan transparansi tersebut
dapat dilakukan secara merata dikarenakan persebaran penggunaan internet belum merata dan
sumber daya manusia yang belum semua mendapatkan pengetahuan tentang media baru.
Kegiatan good governance dapat dilakukan dicapai dengan penggunaan media digital
yang sekarang ini memang banyak diakses oleh masyarakat khususnya DKI Jakarta. Jika
penggunaan media baru tersebut sudah merata, maka kegiatan transparansi yang
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
dimaksudkan oleh Jokowi-Ahok pasti berjalan efektif dan dapat menunjang good governance
yang ingin dicapai oleh Jokowi-Ahok.
Kesimpulan
Media baru dapat menjadi suatu jembatan atau bisa disebut sebagai alat bagi tokoh politik
untuk melakukan PPR. Dilihat dari banyaknya pengakses media sosial di internet, pengguna
smartphone dan pengamat media sosial seperti Twitter, Facebook, Path, Youtube dan media
sosial lainnya, jembatan ini menjadi sangat efektif digunakan untuk menyebarkan pesan
secara cepat. Penggunaan Youtube merupakan salah satu cara bagi Pemprov DKI Jakarta dan
untuk mewujudkan pemerintahan Jakarta yang transparan. Transparansi itu sendiri
merupakan salah satu unsur penting dalam konsep good governance untuk menciptakan
pemerintahan yang kondusif dengan meminta dukungan dari masyarakat berupa kepercayaan.
Hanya saja penggunaan internet di Jakarta belum merata sehingga penyebaran pesan atau
usaha transparansi yang dilakukan oleh pemerintah belum dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat, hanya beberapa kalangan masyarakat yang memiliki fasilitas untuk mengakses
internet secara cepat. Dari inovasi kegiatan yang dilakukan Jokowi-Ahok, menurut sudut
pandang PPR, gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut telah melakukan kegiatan
PPR dengan melakukan management media, yaitu dengan penggunaan media baru untuk
publikasi kegiatan selama masa jabatannya setahun ini dan mengatur bagaimana khalayak
media yaitu wartawan mau meliput Jokowi-Ahok berkaitan dengan penggunaan media baru
ini dilihat dari banyaknya pemberitaan tersebut.
Saran
Penelitian ini akan sangat lengkap jika dilakukan dengan waktu yang lebih lama dan
menggunakan metode penelitian yang mengharuskan peneliti untuk mengambil sampel
dilapangan secara langsung. Penggunaan metode analisis resepsi dapat dilakukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian dengan melakukan tiga tahap yaitu melakukan focus group
discussion, menganalisis data dari FGD yang telah dilakukan dan melakukan interpretasi
terhadap pengalaman responden.
Daftar Pustaka
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014
Dalam http://www.immcnews.com/Pilgub-DKI-putaran-2/dukungan-terhadap-kandidat.html
diunduh pada tanggal 1 Desember 2013 pada pukul 23.45 WIB
Ridjanović, Midhat. PhD, July 2013, "Naive Translation Equivalent". Translation
Journal. Volume 17, No. 3, http://translationjournal.net/journal/65naive.htm, 10 July 2013.
BAUM, MATTHEW A. and GROELING TIM. November 2008, “New Media and the
Polarization of American Political Discourse”. Taylor & Francis Group.
DAHLGREN, PETER. 2005, “The Internet, Public Spheres, and Political Communication:
Dispersion and Deliberation”. Routledge: Taylor & Francis Group,
http://www.tandfonline.com/loi/upcp20
Benson, Rodney and Powers, Matthew. February 2011. “PUBLIC MEDIA AND
POLITICAL INDEPENDENCE: Lessons for the Future of Journalism from Around the
World”. Freepress. Freeprees.net
Maulana, Amalia E. 2012. “Mana Lanjutan Gebrakanmu, Ahok?”. Sindo. 28 November
2012.
Lim, Merlyna dalam http://prezi.com/bovm3pavcbmz/social-media-pilkada-dki-jakarta-
2012-preliminary-datadata-awal/#share_embed diunduh pada 9 Desember 2013 pukul 17.00
WIB
Hariadjie, Iswan; JK., Sutopo; Kandyawan. 2010. Komunikasi Politik di Media Massa.
Journal of Universitas Sebelas Maret.
Noviansyah, Aditia. (2012). Dalam
http://www.tempo.co/read/news/2012/07/16/078417190/Dana-Kampanye-Foke-Tujuh-Kali-
Lipat-dari-Jokowi. Diunduh pada 17 Desember 2013 pukul 22.30 WIB.
Nuriyatul Lailiyah. (2011). Komunikasi Strategis Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah,
Studi Kasus: Kampanye Pasangan Widya Kandi – M. Mustamsikin dalam Pemilihan Bupati
Kendal 2010. Tesis. Universitas Diponegoro.
Pikhansa, Sizigia. 2013. Analisis Model Public Relations dan Relationship Akun Twitter
Susilo Bambang Yudhoyono. Skripsi. Universitas Indonesia
Kristina Simatupang, Idayu. 2013. Pemaknaan Masyarakat terhadap Political Public
Relations Pemprov DKI melalui pengunggahan Video ‘Jokowi Blusukkan’ di new media
(studi pada kasus @pemprovDKI di Youtube). Skripsi. Universitas Indonesia
Analisis penggunaan ..., Nadia Riyastika, FISIP UI, 2014