77
UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM KONTEKS KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN KARYA ILMIAH AKHIR NERS FANUVA ENDANG TRI SETYANINGSIH 0906510823 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS DEPOK JULI 2014 Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

DALAM KONTEKS KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

FANUVA ENDANG TRI SETYANINGSIH

0906510823

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI NERS

DEPOK

JULI 2014

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

DALAM KONTEKS KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ners Keperawatan

FANUVA ENDANG TRI SETYANINGSIH

0906510823

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI NERS

DEPOK

JULI 2014

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

ii Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ilmiah akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Fanuva Endang Tri Setyaningsih

NPM : 0906510823

Tanda Tangan :

Tanggal : ...............................

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

iii Universitas Indonesia

HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah akhir ini diajukan oleh :

Nama : Fanuva Endang Tri Setyaningsih

NPM : 0906510823

Program Studi : Profesi Ners

Judul Skripsi : Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Konteks

Kesehatan Masyarakat Perkotaan

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners pada Program

Studi Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

Pembimbing : Yulia, S.Kp., M.N. ( )

Penguji : Hanny Handayani, S.Kp., M.Kep ( )

Penguji : Ns Inna Tresnawati, S.Kep ( )

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : …. Juli 2014

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

iv Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia dan nikmat-Nya sehingga saya dapat terus melanjutkan

pendidikan profesi dan menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini. Karya ilmiah

akhir ners ini disusun untuk mencapai gelar Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia. Karya ilmiah yang diajukan dengan judul “Asuhan

Keperawatan Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Konteks Kesehatan Masyarakat

Perkotaan” ini bertujuan untuk menganalisis penyakit gagal ginjal dalam konteks

kesehatan masyarakat perkotaan.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak dari awal masa profesi hingga sekarang, sangat sulit bagi saya untuk

dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ini. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih pada:

1. Orang tua dan keluarga saya atas dukungan dan doanya yang terus

tercurahkan.

2. Ibu Yulia, S.Kp., M.N. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing saya mulai dari awal hingga

akhir selesai karya ilmiah akhir ini.

3. Seluruh perawat penyakit dalam gedung A RSUPN Cipto Mangunkusumo

yang telah rela membagikan ilmunya kepada generasi penerus keperawatan.

4. Teman-teman FIK UI 2009 yang mandiri, dan seluruh mahasiswa UI yang

telah sama-sama berjuang, saling bertukar semangat dan inspirasi.

5. Muda Ganesha terutama MG’80 terutama Ibu Dwi Retnaning dan Jend.

Imam Edy Mulyono yang telah memberikan dukungan terbaiknya.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak

yang membantu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Depok, Juli 2014

Penulis

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

v Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Fanuva Endang Tri Setyaningsih

NPM : 0906510823

Program Studi : Profesi Ners

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Jenis : Karya Ilmiah Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exsclusive Royalty Free

Right) atas karya saya yang berjudul:

Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Ginjal Kronik dalam Konteks Kesehatan

Masyarakat Perkotaan

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif

ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : 11 Juli 2014

Yang menyatakan

(Fanuva Endang Tri Setyaningsih)

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

vi Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Fanuva Endang Tri S.

Program Studi: Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Ginjal Kronik dalam Konteks

Kesehatan Masyarakat Perkotaan

Gagal ginjal kronis merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi di

perkotaan. Pasien gagal ginjal kronis biasanya mengalami xerosis yang merupakan

gangguan pada integritas kulit dan berpengaruh pada kualitas hidup. Tujuan

penulisan ini adalah untuk melakukan analisis praktik mengenai pemakaian minyak

zaitun untuk mengatasi xerosis pada pasien gagal ginjal. Hasil dari pemakaian

minyak zaitun sebagai emolien mendapatkan hasil yang baik dalam mengatasi

xerosis. Rekomendasi dari penulisan ini adalah agar perawat menganjurkan

pemakaian minyak zaitun sebagai emolien untuk mengatasi xerosis pada pasien

gagal ginjal kronis.

Kata kunci: gagal ginjal kronis, keperawatan kesehatan masalah perkotaan, minyak

zaitun, xerosis

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

vii Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Fanuva Endang Tri Setyaningsih

Program : Ners

Title : Nursing Care of Chronic Kidney Disease in Urban Health Nursing

Chronic kidney disease is one of urban health nursing problem. Chronic kidney

disease patient’s usually has xerosis as one of manifestations in skin integrity that

can influence quality of life. This article has purpose to analysis clinical practice

about using olive oil to solve xerosis in chronic kidney disease patients. Applying

olive oil as emollient is good treatment to solve xerosis. So, recommendation from

this article is nurse supposed to suggest the chronic kidney disease patient using

olive oil regularly for xerosis treatment.

Key words: chronic kidney disease, olive oil, urban health nursing, xerosis

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

viii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv

PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................................................ v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

ABSTRACT ............................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 2

1.3.1 Tujuan umum .................................................................. 2

1.3.2 Tujuan khusus ................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Pelayanan Keperawatan ................................................. 3

1.4.2 Pendidikan ....................................................................... 3

1.4.3 Penelitian Selanjutnya .................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan ........................... 4

2.2 Chronic Kidney Disease/Gagal Ginjal Kronik ............................. 4

2.2.1 Faktor Resiko Chronic Kidney Disease ........................ 6

2.2.2 Manifestasi Klinis ........................................................... 9

2.2.3 Komplikasi ...................................................................... 14

2.2.4 Penanganan ..................................................................... 16

2.3 Asuhan Keperawatan ................................................................... 16

2.3.1 Pengkajian Keperawatan ................................................. 16

2.3.2 Diagnosa Keperawatan ................................................... 18

2.4 Pemakaian Pelembab pada Xerosis di Pasien CKD................... 18

BAB 3 TINJAIAN KASUS KELOLAAN

3.1 Pengkajian ....................................................................................... 20

3.2 Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 23

3.3 Analisis Data ................................................................................... 24

3.4 Rencana Asuhan Keperawatan dan Implementasi ....................... 25

3.5 Evaluasi Keperawatan .................................................................... 26

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

ix Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISIS SITUASI

4.1 Analisis Kasus Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan ..... 28

4.2 Analisis Kasus .................................................................................... 31

4.3 Analisis Intervensi dengan Konsep dan Penelitan Terkait ............... 36

4.4 Alternatif Pemecahan yang dapat dilakukan ..................................... 38

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 40

5.2 Saran .................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 42

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

x Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Xerosis ................................................................................................. 11

Gambar 2.2. Purpura ................................................................................................ 11

Gambar 2.3. Uremic frost ........................................................................................ 13

Gambar 2.4. Diskolorasi kuku pada Lindsay’s nail ............................................... 13

Gambar 3.1. Hasil pemeriksaan USG Ginjal .......................................................... 23

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

xi Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Hasil Pemeriksaan

Lampiran 2 Rencana Asuhan Keperawatan

Lampiran 3 Catatan Keperawatan

Lampiran 4 Daftar Medikasi

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

1 Univeritas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prevalensi Chronic Kidney Disease atau CKD semakin meningkat. Di US

prevalensi CKD meningkat dari 10% (1988-1994) hingga 13% (1999-2004)

dari populasi penduduk dewasa (Chores et al, 2007 dalam Monhart, 2013).

Data mengenai peningkatan prevalensi CKD juga ditunjukkan di China yaitu

sebanyak 13% (Zhang et al dalam Monhart, 2013) dan Australia sebanyak

16% (Chadban et al dalam Monhart, 2013). Jumlah penderita CKD pada

usia dewasa dengan beberapa stage di negara berkembang diestimasikan

lebih dari 10% (US Renal Data System, 2000; Xue et al, 2001;

Winkelmayer et al, 2002; Szech & Lazar, 2004; US Renal Data System,

2009 dalam Novoa et al, 2010).

Global epidemik dari gagal ginjal telah diakui sebagai masalah besar pada

kesehatan, tidak hanya pada negara maju, tetapi juga terjadi di Asia. Data

dari Western Australia menunjukkan bahwa glomerulonephritis, nefropati

diabetikum dan hipertensi terhitung sebanyak 80% menyebabkan CKD

(Departement of Health State of Western Australia, 2008). Hal ini

menunjukkan bahwa masalah gagal ginjal ini terbentuk dari campuran

masalah diabetes dan hipertensi, dimana angka kejadian diabetes dan

hipertensi sangat besar di Asia. Angka pertumbuhan populasi dan tingkat

urbanisasi mendukung Indonesia sebagai negara tertinggi ketiga di Asia

dengan angka CKD tertinggi setelah India dan China (Phillip et al, 2011).

Angka prevalensi CKD di Indonesia tahun 2013 tidak diketahui secara pasti

karena keterbatasan penelitian. Sedangkan kejadian CKD di RSUPN Cipto

Mangunkusumo sendiri mencapai pada tahun. Angka kejadian CKD

terhitung dari 1 Januari 2014 hingga 18 Juni 2014 telah terdapat sebanyak

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

2

Universitas Indonesia

111 orang yang dirawat di ruang perawatan penyakit dalam Lt 7 Gd A

RSUPN Cipto Mangunksumo.

Angka kejadian gagal ginjal di perkotaan terjadi seiring adanya faktor resiko

gagal ginjal kronik yang terjadi pada masyarakat urban. Faktor resiko ini

berawal pada gaya hidup masyarakat perkotaan. Perubahan gaya hidup

perkotaan seperti aktivitas rendah, obesitas, perilaku merokok dan pola

makan minum meningkatkan resiko terjadinya penurunan fungsi ginjal.

Pada penyakit gagal ginjal terjadi masalah kelebihan cairan yang

ditunjukkan dengan adanya edema maupun penurunan volume urin output.

Manifestasi klinis lain yang dapat muncul pada pasien gagal ginjal yaitu

kondisi kulit kering dan bersisik (xerosis). Xerosis pada CKD ini jarang

mendapatkan perhatian dalam asuhan keperawatan maupun dari kedokteran.

Menurut penelitian Szepietowski, J.C. et al (2011) menunjukkan bahwa

kondisi kulit xerosis turut berpartisipasi menurunkan kualitas hidup

seseorang dengan gagal ginjal kronik tetapi masih kurang dipedulikan di

praktik klinik. Dimana keutuhan integritas kulit merupakan pemenuhan dari

kebutuhan akan safety dan self esteem dari teori Maslow. Oleh karena itu,

pasien dengan gagal ginjal perlu diperhatikan integritas kulitnya. Karya

ilmiah ini akan menganalisis praktik klinik keperawatan kesehatan masalah

perkotaan pada pasien gagal ginjal dengan xerosis di ruang perawatan

penyakit dalam gedung A RSUPN Cipto Mangunkusumo.

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Menggambarkan analisis praktik klinik keperawatan kesehatan

masyarakat perkotaan pada pasien CKD di ruang rawat penyakit

dalam gedung A RSUPN Cipto Mangunkusumo

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Melakukan analisa masalah keperawatan kesehatan masyarakat

perkotaan (KKMP) pada kasus CKD

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

3

Universitas Indonesia

2. Melakukan analisis masalah keperawatan terkait dengan kasus

pasien CKD

3. Melakukan analisis intervensi keperawatan berupa penggunaan

minyak zaitun dalam mengatasi xerosis pada pasien CKD

3.1. Manfaat Penulisan

3.1.1. Pelayanan Keperawatan

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi alternatif

intervensi pemberian asuhan keperawatan pada kejadian xerosis

pasien CKD sehingga menjadi asuhan keperawatan yang holistik dan

komprehensif. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan

semangat dan inspirasi kepada perawat untuk lebih kreatif dalam

memodifikasi dan menyusun asuhan keperawatan. Khususnya dalam

memberikan intervensi keperawatan kepada penderita CKD.

Intervensi yang diberikan diharapkan telah sesuai dengan penelitian

yang sudah ada.

3.1.2. Manfaat Bagi Pendidikan

Hasil penulisan ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi

akademisi dan mahasiswa keperawatan terkait perkembangan ilmu

keperawatan khususnya dengan penyakit gagal ginjal yang

mengalami xerosis sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah

xerosis pada pasien CKD.

3.1.3. Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk melakukan

penelitian yang serupa dengan kasus yang lain maupun dengan kasus

yang sama yaitu CKD. Selain itu, diharapkan di masa mendatang

akan banyak mahasiswa ataupun tenaga keperawatan yang mau

berkorban untuk membuat jurnal keperawatan berdasarkan

pengalaman praktiknya dalam memberikan asuhan keperawatan.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

4 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan

Keperawatan kesehatan masalah perkotaan merupakan sintesis dari teori,

konsep dan prinsip masalah kesehatan daerah perkotaan melalui penerapan

ilmu dan teknologi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan

pada klien dalam seluruh rentang kehidupan, mulai saat konsepsi

sampai dengan mencapai ajal (Buku Pedoman Kerja Mahasiswa Praktik

Klinik Keperawatan Kesehatan Masalah Perkotaan, 2014).

Kehidupan sekarang banyak dipengaruhi oleh teknologi dan globalisasi.

Globalisasi yang terjadi ini menimbulkan efek seperti mobilitas besar-

besaran (hyper-mobility), komunikasi global, dan proses penetralan terhadap

arti ruang dan jarak (Sassen, 2001). Perkembangan globalisasi yang terjadi

mempengaruhi kondisi secara internasional, dimana Indonesia termasuk

dalam negara yang mendapat dampak globalisasi. Globalisasi ini

menghasilkan perubahan kebijakan diantaranya yaitu implementasi

persetujuan World Trade Organization (WTO), revolusi Triple-T (revolusi

pada transportasi, telekomunikasi dan tourism), rehabilitasi dan konservasi

sumber daya alam, advokasi hak asasi, dan perubahan makanan (Suryana,

Ariani, & Lokollo, 2008). Hal ini menjadikan perkotaan sebagai salah satu

komponen yang mendapat pengaruh besar dari globalisasi.

2.2. Chronic Kidney Disease/Gagal Ginjal Kronik

Chronic Kidney Disease merupakan penurunan semua fungsi ginjal secara

progresif dan irreversible dimana ginjal menunjukkan kegagalan dalam

memelihara metabolisme keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga

berujung pada uremia atau azotemia (Smeltzer & Bare, 2000). National

Kidney Foundation dalam Kidney Disease Improving Global Outcomes

tahun 2012 mendefinisikan CKD sebagai penurunan semua fungsi atau

struktur ginjal yang abnormal terjadi lebih dari 3 bulan dan CKD

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

5

Universitas Indonesia

diklasifikasikan berdasarkan penyebab, kategori GFR, dan kategori

albuminuria.

Kategori CKD berdasarkan Glomerulo Filtration Rate (GFR) menurut

National Kidney Foundation dalam Kidney Disease Improving Global

Outcomes (KDIGO) 2012 terbagi menjadi enam derajat. Derajat G1 yaitu

Gagal ginjal dengan GFR normal atau tinggi (≥ 90 ml/mnt/1,73m2). Derajat

G2 yaitu gagal ginjal dengan penurunan GFR ringan (60-89 ml/mnt/1,73m2).

Derajat G3a yaitu gagal ginjal dengan penurunan GFR sedang-sedang (45-

59 ml/mnt/1,73m2). Derajat G3b yaitu gagal ginjal dengan penurunan GFR

sedang-berat (30-44 ml/mnt/1,73m2). Derajat G4 merupakan gagal ginjal

dengan penurunan GFR berat yaitu nilai GFR 15-29 ml/mnt/1,73m2. Derajat

yang terakhir yaitu G5 atau gagal ginjal dengan GFR kurang dari 15

ml/mnt/1,73m2 atau mengalami dialisis. Sedangkan kategori CKD

berdasarkan albuminuria menurut National Kidney Foundation dalam

Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012 terbagi

menjadi tiga yaitu A1 dengan kadar albumin normal hingga peningkatan

albumin ringan (<30mg/g atau <3mg/mmol), A2 dengan peningkatan

albumin sedang (30-300 mg/g atau 3-30 mg/mmol) dan A3 dengan

peningkatan albumin berat (>300 mg/g atau >30 mg/mmol). Penggolongan

ini dilakukan karena dalam setiap tahapan gagal ginjal memerlukan

penanganan yang berbeda. Selain itu, tanda dan gejala yang muncul juga

dapat berbeda.

Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi

yang beragam, menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan

pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah

suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang

ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi penggantian ginjal

yang tepat berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

6

Universitas Indonesia

2.2.1. Faktor Resiko Chronic Kidney Disease

Terdapat beberapa faktor resiko terjadinya chronic kidney disease. Faktor

tersebut yaitu diabetes, hipertensi, riwayat keluarga dengan penyakit

ginjal, penyakit kardiovaskular, infeksi HIV, riwayat batu ginjal, usia,

aktifitas fisik rendah, merokok, dan obesitas.

1) Diabetes

Diabetes dapat menyebabkan nefropati sebagai komplikasi

mikrovaskuler. Diabetes nefropati merupakan glomerulopati yang

paling banyak terjadi, dan merupakan penyebab pertama dari end

stage renal disease atau gagal ginjal tahap akhir di USA dan Eropa

(Molitch et al, 2004). Selain itu United States Renal Data System

(2009) menunjukkan bahwa sekitar 50% pasien dengan gagal ginjal

tahap akhir adalah penderita diabetes. Penelitian dari NHAES III,

HUNT II, UK cross-sectional study dan longitudinal study

menunjukkan bahwa diabetes berhubungan secara signifikan

meningkatkan resiko CKD (The National Collaborating Centre for

Chronic Conditions, 2008).

2) Hipertensi

Hipertensi merupakan penyebab kedua dari end stage renal disease

atau gagal ginjal tahap akhir. Sebagai contoh, berdasarkan United

States Renal Data System (2009), sekitar 51-63% dari seluruh pasien

dengan CKD mempunyai hipertensi (Novoa et al, 2010). Pada empat

penelitian lain di Australia, Washington, US menunjukkan orang

dengan hipertensi mempunyai resiko yang lebih besar untuk

berkembang menjadi CKD dibandingkan orang dengan normotensi

(The National Collaborating Centre for Chronic Conditions, 2008).

Hipertensi menyebabkan glomerulo nefropati dengan menurunkan

aliran darah ke renal yang menjadikan arteriolar vaskulopati,

obstruksi vaskular dan penurunan densitas vaskular. Kejadian ini akan

dikompensasi hingga tidak lama akan terjadi penurunan GFR.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

7

Universitas Indonesia

3) Riwayat Keluarga dengan Penyakit Ginjal

Penelitian Freedman et al. (1997), Speckman et al. (2006)

menunjukkan riwayat penyakit keluarga dengan CKD tingkat akhir

dilaporkan oleh 20% orang dengan CKD tingkat akhir (The National

Collaborating Centre for Chronic Conditions, 2008).

4) Penyakit Kardiovaskular

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Elsayed et al pada tahun 2005,

orang dengan penyakit kardiovakular telah menunjukkan peningkatan

resiko secara signifikan pada penurunan fungsi ginjal dibanding

dengan orang tanpa penyakit kardiovaskular. (The National

Collaborating Centre for Chronic Conditions, 2008). Penyakit

kardiovaskular menyebabkan menurunnya aliran darah ke ginjal.

Penurunan perfusi renal mengaktivasi sistem renin-angiotensin-

aldosteron yang menyebabkan vasokonstriksi alteriol dan

meningkatkan tekanan glomerulus sehingga dapat menjadikan nefron

rusak. Kerusakan nefron ini berdampak pada penurunan laju filtrasi

glomerulus.

5) Infeksi HIV

Disfungsi ginjal merupakan komplikasi yang umum dari pasien yang

terinfeksi HIV baik akibat kerusakan dari virus itu sendiri maupun

dari keracunan obat. HIV infeksi yang berjalan dalam jangka waktu

yang lama merupakan waktu untuk berkembangnya kerusakan ginjal

(Biagio, et al, 2011). Hasil penelitian Biagio (2011) lebih lanjut

menjelaskan kerusakan yang terjadi melalui terpajanan langsung virus

menyebabkan berkembangnya HIV Associated Nephropathy

(HIVAN). Selain itu, kerusakan bisa terjadi akibat lamanya terpajan

dengan obat yang berpotensial bersifat nefrotoksik seperti IDV dan

TDF, juga obat yang digunakan dalam penanganan profilaksis infeksi

oportunistik.

6) Riwayat Batu Ginjal

Gillen et al (2005) menggunakan the Third National Health and

Nutrition Examination Survey (NHANES III) pada populasi di USA

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

8

Universitas Indonesia

mendapatkan data bahwa riwayat batu ginjal dapat menurunkan

fungsi ginjal pada orang dengan berat badan berlebih (overweight).

Penelitian Joseph J Keller, Yi-Kuang Chen dan Herng-Ching Lin

(2012) menunjukkan adanya hubungan antara gagal ginjal dan batu

ginjal tanpa memperhatikan lokasi batu ginjal tersebut.

7) Usia

Pada empat cross sectional study oleh Drey et al. (2003), Coresh et al.

(2003), Hallan et al. (2006), Chadban et al. (2003) menunjukkan

bahwa lansia (usia di atas 65 tahun) memiliki resiko lebih besar eGFR

<60ml/menit/1,73m2 dibandingkan usia muda (The National

Collaborating Centre for Chronic Conditions, 2008).

8) Aktivitas Fisik

Orang dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai resiko lebih

tinggi gagal ginjal tingkat akhir dibandingkan orang dengan aktivitas

fisik yang tinggi. Penelitian Stengel et al (2003) membuktikan orang

dengan aktivitas fisik sedang tidak signifikan mempunyai resiko gagal

ginjal dibandingkan dengan orang dengan aktivitas fisik yang tinggi

(The National Collaborating Centre for Chronic Conditions, 2008).

9) Merokok

Efek merokok pada penurunan fungsi ginjal telah diteliti melalui

penelitian kohort dan case control study. Pada penelitian kohort oleh

Orth et al. (2005) ditemukan bahwa kelompok perokok mengalami

penurunan fungsi ginjal sebanyak 20% setelah 5 tahun dibandingkan

dengan bukan perokok. Kejadian proteinuria meningkat pada kedua

kelompok perokok dan bukan perokok, tetapi tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pada kedua grup (The National

Collaborating Centre for Chronic Conditions, 2008). Pada penelitian

kontrol kasus oleh Orth et al. (1998) menunjukkan bahwa perokok

secara signifikan menunjukkan proses menjadi gagal ginjal tingkat

akhir (The National Collaborating Centre for Chronic Conditions,

2008). Tiga penelitian lain yaitu Haroun, et al. (2003), Stengel et al.

(2003), Retnakaran et al. (2006) juga menunjukkan bahwa perokok

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

9

Universitas Indonesia

secara signifikan mempunyai resiko lebih tinggi untuk mendapatkan

penyakit gagal ginjal (The National Collaborating Centre for Chronic

Conditions, 2008).

10) Obesitas

Penelitian kohort (Kaiser) menemukan bahwa orang dengan Body

Mass Index (BMI) > 25 merupakan independen faktor untuk

terjadinya gagal ginjal. Sedangkan retrospective study di Norway

menemukan bahwa resiko terjadinya CKD meningkat bagi pasien

prehipertensi dengan BMI > 30. Pada penelitian Evans et al. (2005) di

Swedia menunjukkan Body Mass Index (BMI) tidak signifikan

meningkatkan resiko terjadinya penyakit ginjal. (The National

Collaborating Centre for Chronic Conditions, 2008). Gelber et al.

(2005) membuktikan bahwa resiko CKD meningkat seiring

peningkatan BMI ditunjukkan pada kelompok laki-laki dengan

peningkatan BMI >10% daripada laki-laki dengan BMI normal (The

National Collaborating Centre for Chronic Conditions, 2008).

2.2.2. Manifestasi Klinis

1) Manifestasi Dermatologis

a) Uremic Pruritus

Rasa gatal yang berhubungan dengan CKD telah lama dikenal

dengan uremic pruritus. Mekanisme terjadinya pruritus akibat

CKD masih sedikit dipahami. Pruritus ini dapat dirasakan secara

episodik maupun konstan, terlokalisasi maupun di seluruh tubuh

dan dengan intensitas sedang hingga berat (Sanai et al, 2010). Pada

penelitian Mirza R, Wahid Z, & Talat H (2012) ditemukan bahwa

64,6% pasien dengan hemodialisa mengalami pruritus. Beberapa

faktor yang mungkin berpengaruh menyebabkan pruritus

diantaranya kulit yang kering, dialisis yang tidak adekuat, anemia,

neuropati perifer, uremic toxins dan hiperparatiroid sekunder

(Mirza, Wahid, & Talat, 2012). Etter, L & Myers, S.A (2002)

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

10

Universitas Indonesia

melaporkan bahwa xerosis merupakan salah satu etiologi dari

uremic pruritus.

b) Xerosis

Xerosis merupakan kondisi kutan yang abnormal (kasar dan

bersisik) yang paling banyak ditemukan pada pasien CKD dengan

intensitas sedang hingga berat. Xerosis dominan terlihat pada

permukaan extensor dari lengan bawah, kaki dan paha (Sanai et al,

2010). Xerosis merupakan faktor penting yang berpengaruh pada

kejadian pruritus dan xerosis intensitas sedang hingga berat

meningkatkan 50-100% kejadian pruritus (Szepietowski, Reich,

Schwartz, 2004). Angka kejadian xerosis pada pasien CKD dengan

dialisis ditemukan sekitar 50-85% dan xerosis dengan proporsi

lebih besar ditemukan pada pasien dengan peritoneal dialisis

dibandingkan dengan hemodialisa (Szepietowski, Reich, Schwartz,

2004). Pada penelitian lain, ditemukan xerosis menjadi manifestasi

dermatologis kedua terbanyak setelah pruritus yaitu sebanyak 52%

dari populasi studi (Kolla, et al., 2012). Berbeda dengan penelitian

sebelumnya, penelitian oleh Mirza R, Wahid Z, & Talat H (2012)

menemukan bahwa xerosis merupakan temuan terbanyak dari

manifestasi dermatologis yaitu sebanyak 90,6%. Beberapa faktor

yang berkontribusi dalam memunculkan xerosis diantaranya adalah

penurunan ukuran dan fungsi kelenjar keringat ekrin serta atropi

kelenjar sebasea (Gagnon, & Desai, 2013; Mirza, Wahid, & Talat

H, 2012), penggunaan diuretik dosis tinggi dan perubahan

metabolisme vitamin A (Mirza, Wahid, & Talat, 2012).

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

11

Universitas Indonesia

Gambar 2.1. kiri xerosis kutis. Sumber: Gagnon, A.L, & Desai,

T, 2013, kanan xerosis uremic parah, terlihat bersisik dengan

beberapa fisura, Sumber Szepietowski, J.C., Reich, A, Schwartz,

RA, 2004

c) Purpura, ekimosis dan easy bruishing

Defek dari hemostasis seperti meningkatnya kerapuhan vaskular,

fungsi platelet yang abnormal dan penggunaan heparin selama

dialisis merupakan penyebab utama dari perdarahan abnormal pada

pasien CKD (Sanai et al, 2010). Purpura juga terlihat pada

kaitannya dengan trombositopenia. Pada penelitian Mirza R,

Wahid Z, & Talat H (2012) ditemukan bahwa 13,6% pasien

mengalami purpura.

Gambar 2.2. purpura, sumber Udayakumar, et al., 2006,

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

12

Universitas Indonesia

d) Perubahan Pigmentasi

Perubahan pigmentasi dapat terlihat pada pasien gagal ginjal

melalui dua tipe yaitu hitam kecoklatan dan kekuningan.

Penyebaran hiperpigmentasi hitam kecoklatan pada terik matahari

dapat bersifat retensi dari kromogen dan deposisi melanin pada

lapisan dasar dan superficial dermis terkait kegagalan ginjal

mengekskresikan beta melanocyte stimulating hormone (β-MSH)

(Sanai et al, 2010). Bercak hiperpigmentasi pada telapak tangan

dan kaki telah dilaporkan oleh Pico et al dan juga berhubungan

dengan peningkatan sirkulasi β-MSH (Sanai et al, 2010).

Sedangkan diskolorasi kekuningan pada kulit ditemukan pada 40%

pasien di berbagai penelitian. Diskolorasi kekuningan berhubungan

dengan akumulasi karotenoid dan pigmen nitrogen (urochromes)

pada kulit. Pada penelitian Mirza R, Wahid Z, & Talat H (2012)

ditemukan bahwa 54% pasien terjadi perubahan pigmentasi dengan

jumlah yang sama antara pasien dengan hemodialisa maupun

dengan peritoneal dialisis.

e) Pallor

Pallor pada kulit terjadi akibat anemia yang terjadi pasien CKD.

Pada pasien CKD terjadi penurunan eritropoesis dan peningkatan

hemolisis yang berdampak pada pucat (Sanai et al, 2010).

f) Uremic Frost

Pada waktu sebelum ada penanganan berupa dialisis, banyak

ditemukan uremic frost sebagai temuan dematologis. Pasien CKD

dengan uremic frost menunjukkan kadar blood urea nitrogen

(BUN) lebih dari 250-300 mg/dl (Sanai et al, 2010). Hal ini

menyebabkan konsentrasi urea pada keringat meningkat dan

setelah evaporasi, terjadi deposisi kristal urea pada permukaan

kulit. Kondisi ini sekarang jarang ditemukan karena telah

dilakukan intervensi awal dan hemodialisa.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

13

Universitas Indonesia

Gambar 2.3 uremic frost, Kristal putih yang rapuh disekitar wajah

Sumber: Chin-Chi, K et al (2010)

g) Half and Half Nails

Half and half nails disebut juga dengan Lindsay’s nail ditemukan

sebanyak 21% dari pasien dengan dialisis (Udayakumar, et al.,

2006). Lindsay’s nail ini terlihat diskolorasi pada kuku dengan

porsi warna putih pada bagian proksimal dan bagian distal

berwarna pink kemerahan hingga coklat. Diskolorasi ini tidak

berubah seiring tumbuhnya kuku mengindikasikan bahwa masalah

bermula pada nail bed. Diskolorasi ini juga tidak menjadi samar

dengan tekanan. Patofisiologis dari Lindsay’s nail in belum

diketahui secara pasti, tetapi peningkatan jumlah kapiler dan

penebalan dinding kapiler telah diobservasi pada bagian nail bed

(Gagnon, & Tejas, 2013)

.Gambar 2.4. diskolorasi kuku pada Lindsay’s nail. Sumber:

Gagnon, A.L, & Desai, T, 2013

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

14

Universitas Indonesia

2) Manifestasi Gastroenterologis

Manifestasi yang dapat ditemukan diantaranya adalah nausea,

vomitus, penurunan selera makan, hiccup, stomatitis dan fetor

uremikum (Smeltzer & Bare, 2000). Manifestasi ini berasal dari

kondisi uremia sehingga menyebabkan penurunan selera makan,

nausea, vomitus, fetor uremikum.

3) Manifestasi Kardiovaskular

Manifestasi kardiovaskular yang dapat terjadi diantaranya adalah

peningkatan tekanan darah/hipertensi, anemia, heart failure dan

adanya perikarditis akibat iritasi toksin uremic (Smeltzer & Bare,

2000).

4) Manifestasi Neurologis

Manifestasi neurologis yang dapat terjadi yaitu penurunan

kesadaran, gangguan konsentrasi akibat ketidakseimbangan

elektrolit maupun gangguan asam basa, tremor dan kejang

(Smeltzer & Bare, 2000).

5) Manifestasi pada Sistem Perkemihan

Manifestasi pada system perkemihan yaitu ditemukannya oliguri,

anuria, dan proteinuria. Proteinuria menyebabkan kurangnya jenis

protein dalam tubuh, salah satunya yaitu albumin. Rendahnya

albumin termanifestasikan dengan adanya edema pada tubuh.

2.2.3. Komplikasi

1) Anemia

Anemia didefinisikan sebagai keadaan dimana kadar hemoglobin

kurang dari 11 g/dL atau menerima terapi erythropoiesis

stimulating agent (ESA). Anemia pada gagal ginjal kronik

terutama disebabkan oleh defisiensi eriptropoietin sebagai

penyebab utama. Faktor lain yang menyebabkan anemia pada gagal

ginjal diantaranya yaitu berkurangnya masa hidup eritrosit, serta

defisiensi zat besi dan vitamin. Anemia terobservasi muncul pada

tahap awal gagal ginjal (stage 3) dan prevalensinya semakin

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

15

Universitas Indonesia

meningkat seiring dengan proses perkembangan gagal ginjal (Iseki

& Kohagura, 2007).

2) Chronic Kidney Disease-Mineral Bone Disorder (CKD-MBD)

Perubahan pada mekanisme kontrol kalsium dan hemostasis

phospat muncul pada awal gagal ginjal dan berlanjut sesuai dengan

proses penurunan fungsi ginjal. Perubahan yang muncul meliputi

abnormalitas metabolisme kalsium, phospat, hormon paratiroid dan

vitamin D bersama dengan mineralisasi, kalsifikasi jaringan dan

pembuluh darah. Penelitian menunjukkan bahwa pada penderita

gagal ginjal mengalami hipokalsemia, peningkatan serum phospat,

hiperparatiroid, dan penurunan dihydroxyvitamin D. Perubahan-

perubahan tersebut yang menyebabkan terjadinya CKD-MBD.

Klasifikasi CKD-MBD ini meliputi dynamic bone disease,

osteofibrosa cystic, osteomalasia, dan osteodistrofi (Stompor,

Zablocki, & Lesiow, 2013).

3) Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik merupakan komplikasi umum dari gagal ginjal.

Asidosis metabolik mempunyai efek yang merugikan pada pasien

gagal ginjal meliputi resistensi insulin, pembuangan energi dari

protein, dan mempercepat berkembangnya gagal ginjal. Asidosis

metabolik ini terjadi karena berkurangnya masaa ginjal dan

kerusakan eksresi asam oleh ginjal.

4) Gangguan Kardiovaskuler

Sebanyak 40-50% kematian pada penyakit ginjal kronik

disebabkan oleh penyakit kardiovaskuer (Suwitra, 2009).

Gangguan kardiovaskuler ini dapat berupa hipertensi renal, chronic

hearth failure, kardiomegali dapat terjadi karena hipertensi

maupun ketidakseimbangan elektrolit. Ion Ca dalam kondisi

hiperkalsemia dapat mengaktivasi AKT, sebuah protein-kinase

yang berperan mengembangkan kardiak hipertrofi (Savica, et al,

2013). Kondisi hiperkalsemia juga mempunyai efek toksik pada

miosit/sel-sel jantung sehingga dapat menyebabkan miokard

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

16

Universitas Indonesia

remodeling dan berakibat pada kematian jantung. Kematian

jantung yang mendadak menyebabkan iskemia dan kondisi

patologis lainnya seperti aritmia.

2.2.4. Penanganan

Penatalaksanaan pada gagal ginjal berupa terapi spesifik pada

penyakit dasarnya, pencegahan dan terapi terhadap kondisi

komorbid, memperlambat perburukan fungsi ginjal, pencegahan dan

terapi terhadap penyakit kardiovaskular, pencegahan dan terapi pada

komplikasi, terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy)

(Suwitra, 2009). Terapi pengganti ginjal seperti hemodialisa dan

peritoneal dialisis merupakan penanganan yang sering digunakan.

2.3. Asuhan Keperawatan

2.3.1. Pengkajian Keperawatan

Menurut Doengoes et al (2000), riwayat keperawatan yang perlu dikaji

meliputi aktivitas-istirahat, nyeri-kenyamanan, keamanan, penyuluhan-

pembelajaran dan seluruh sistem. Seluruh sistem yang dimaksud disini

yaitu sistem sirkulasi, eliminasi, neurosensori, pernapasan, dan

gastrointestinal. Riwayat penyakit terdahulu maupun riwayat penyakit

dalam keluarga juga perlu digali yang meliputi riwayat diabetes mellitus,

hipertensi, infeksi saluran kemih kronis, batu ginjal dan riwayat penyakit

ginjal dalam keluarga.

Pada aktivitas/istirahat terlihat tanda dan gejala yang dipengaruhi oleh

sistem neurosensori yang ditunjukkan berupa sakit kepala, kram

otot/kejang, sindrom “kaki gelisah”, kelemahan otot, kehilangan tonus dan

menyebabkan keletihan, kelemahan, malaise, aktivitas fisik rendah

(Smeltzer & Bare, 2000). Tanda yang ditunjukkan pasien gagal ginjal

dapat berupa ketidakmampuan berkonsentrasi, kejang, penurunan tingkat

kesadaran akibat azotemia dan ketidakseimbangan elektrolit/asam basa.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

17

Universitas Indonesia

Sistem sirkulasi dapat menunjukkan tanda hipertensi, disritmia jantung,

distensi vena juguler, nadi kuat (hipervolemia), edema jaringan umum

(termasuk area periorbital dan ekstremitas), pucat, kecenderungan

perdarahan, dan dapat pula ditemukan kejadian heart failure (Smeltzer &

Bare, 2000). Sistem sirkulasi berupa anemia dan ketidakadekuatan sistem

sirkulasi mempengaruhi aktivitas yang rendah dan lebih mudah lelah.

Pasien gagal ginjal bisanya mengalami peningkatan berat badan akibat

edema, ataupun penurunan berat badan akibat dehidrasi karena restriksi

cairan dan penggunaan diuretik. Adanya restriksi cairan dan penurunan

fungsi ginjal berdampak pada perubahan pola berkemih dapat berupa

peningkatan frekuensi berkemih, poliuria (pada kegagalan dini),

penurunan frekuensi/oliguria (fase akhir), disuria ataupun berdasarkan

volumenya dapat ditemukan oliguria (biasanya 12-21 hari), dan poliuria

(2-6 L/hr). Keluhan gastrointestinal berupa mual muntah anoreksia, sesuai

dengan hasil pemeriksaan fisik yaitu adanya distensi abdomen, nyeri ulu

hati. Mual muntah yang dirasakan pasien gagal ginjal dapat menyebabkan

penurunan intake nutrisi.

Pasien gagal ginjal bisanya menunjukkan napas pendek, takipnea, dispnea,

napas kussmaul, napas ammonia, batuk produktif dengan sputum kental

merah muda yang menandakan edema paru (Smeltzer & Bare, 2000).

Pernapasan ini juga berdampak pada pola aktivitas pasien gagal ginjal

berupa toleransi aktivitas yang menurun karena sesak. Adanya batuk

produktif berdampak pada istirahat yang kurang maksimal.

Pasien gagal ginjal biasanya terdapat peteki, ekimosis, easy bruisihing

akibat perdarahan, serta xerosis atau kulit kering (Smeltzer & Bare, 2000).

Gangguan pada ginjal serta adanya perdarahan bawah kulit perlu

diperhatikan dalam menyebabkan anemia. Anemia yang terjadi berdampak

pada kelemahan dan malaise pada pasien gagal ginjal. Kejadian anemia

biasanya memerlukan tranfusi untuk meningkatkan hemoglobin.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

18

Universitas Indonesia

2.3.2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien gagal ginjal

diantaranya adalah (Smeltzer & Bare, 2000):

1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan mekanisme

regulasi, penurunan urin output, intake cairan berlebih, retensi air dan

garam

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi

produk sampah dan prosedur dialisis

3) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia, mual, munntah, pembatasan diet dan perubahan

membran mukosa mulut

4) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan

kelenjar keringat ekrin dan sebasea

5) Resiko infeksi berhubungan dengan anemia, penggunaan alat invasif

2.4. Pemakaian Pelembab pada Xerosis di Pasien CKD

Xerosis terjadi akibat atropi kelenjar sebasea, gangguan fungsi sekresi

eksternal dan gangguan hidrasi ada stratum korneum (Roswati, 2013).

Stratum korneum merupakan lapisan kedap air, lapisan terluar dari

epidermis yang mencegah kehilangan air dari bawah kulit dan oversaturasi.

Fungsi stratum corneum bergantung pada integritas komponen

fisiologisnya. Rusaknya protein dan lemak pada stratum korneum dan

pelepasan skin natural moisturizers seperti natural moisturizing factor

(NMF) mengarah pada kejadian inflamasi dan kekeringan pada kulit

(Hoffman, et al., 2008).

Kejadian xerosis pada pasien CKD hingga kini belum diketahui

patogenesisnya, sehingga belum ada terapi spesifik yang digunakan untuk

mengatasi masalah tersebut. Emolien/pelembab telah digunakan sehari-hari

oleh banyak orang untuk mengatasi gejala umum dari xerosis (Roswati,

2013). Variasi keuntungan klinis dari pemakaian emolien pada kulit kering

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

19

Universitas Indonesia

(xerosis) telah diberitakan. Ketika digunakan dengan benar, pelembab akan

dapat mengurangi sisik dan ketidaknyamanan pasien secara umum melalui

rehidrasi (Schwartz & Ialna, 2000). Efek yang menguntungkan dari

pelembab pada xerosis ini telah dibuktikan melalui pemakaian krim kulit

yang berisi asam lemak berupa lamellar lipid dan endocannabidoid.

Pemakaian krim tersebut selama 3 minggu berturut-turut secara teratur

menghasilkan pengurangan xerosis signifikan pada pasien dengan

hemodialisa (Szepietowski, Reich, Schwartz, 2004). Selain itu, Okada dan

Matsumoto (2004) dalam Freedman, B.I., Patel, T.S., & Yosipovitch, G

(2007) melaporkan bahwa emolien dengan kandungan air tinggi

menurunkan gatal dan xerosis pada pasien hemodialisa. Penelitian lain oleh

Peck, et al. (1999) secara double blind study terhadap 25 pasien hemodialisa

terhadap penggunaan 6 g ethyl ester dari minyak zaitun, minyak ikan sehari-

hari memperbaiki komposisi lemak esensial sehingga kulit kering teratasi

dan rasa gatal berkurang.

Minyak zaitun terdiri dari mono- dan poli-unsaturated fatty acid,

mikronutrien seperti vitamin E, lignan dan senyawa lainnya. Asam lemak

pada minyak zaitun yaitu palmitoleic, asam palmitat, sterol (phytosterol dan

tocosterol), asal oleat dan asam linoleat. Minyak zaitun juga mengandung

produk-produk alami yang memiliki sifat antioksidan seperti oleocanthal

dan oleuropein. Sifat antioksidan terdapat pada phenol yang mengandung

gugus hidroksil telah terbukti memperlambat penuaan. Phenol pada minyak

zaitun tidak hanya berkontribusi sebagai antioksidan, melainkan juga

mempunyai efek anti-inflamasi (Khalatbary, 2013). Kandungan γ-linoleic

acid (GLA) pada minyak zaitun meningkatkan sintesis anti-inflamasi

eikosanoid.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

20 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KASUS KELOLAAN

3.1. Pengkajian

Pasien dengan inisial Ny SM, 48 tahun, seorang wanita pekerja dengan

jumlah anak dua orang. Pasien bekerja sebagai pegawai di salah satu

institusi pemerintah di Jakarta. Pasien beragama Islam. Pasien tinggal

dengan suami dan anak-anaknya di Cijantung, Jakarta Timur. Pasien datang

ke UGD RSCM dengan keluhan sesak nafas sejak dua hari sebelum masuk

Rumah Sakit, kaki bengkak sejak Oktober 2013, dan buang air kecil sedikit

sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit. Ketika masuk ke Ruang

Perawatan Penyakit Dalam RSCM, klien mengeluh sesak dan bengkak

seluruh tubuh masih ada tetapi sudah berkurang dibandingkan sewaktu

masuk UGD, serta buang air kecil masih sedikit. Pasien mengaku sesak

sudah berkurang, tidak seperti awal masuk Rumah Sakit, tidak ada riwayat

bronchitis, emfisema, pneumonia. Pasien tidak mempunyai kebiasaan

merokok, respiration rate 24x/menit, tidak ada penggunaan otot bantu nafas,

tidak ada nafas cuping hidung.

Pasien mempunyai riwayat hipertensi diketahui sejak September 2013.

Selain itu, pasien mempunyai riwayat batu ginjal dan telah dilakukan

pengambilan batu ginjal. Klien terdiagnosa gagal ginjal sejak November

2013 dan dianjurkan untuk mengikuti hemodialisa akan tetapi klien menolak

untuk hemodialisa. Pasien mengaku tidak ada riwayat penyakit seperti

diabetes mellitus, penyakit ginjal, asma, penyakit jantung pada keluarga.

Pasien juga mengaku tidak ada dalam keluarganya yang mengalami penyakit

yang sama dengan pasien.

Hasil pemeriksaan tanda vital pada hari pertama masuk Ruang Perawatan

Penyakit dalam RSCM ditemukan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi

84x/menit kuat teratur, napas 24x/menit dan suhu 37oC. Pada pemeriksaan

fisik, ditemukan edema derajat 2 pada ekstremitas, edema pada wajah dan

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

21

Universitas Indonesia

periorbital, capillary refill time (CRT) ≤ 3detik, tidak ada distensi vena

juguler, akral hangat.

Pasien merupakan pegawai yang bekerja di institusi pemerintah di Jakarta.

Pasien terbiasa bekerja dengan kondisi lebih banyak duduk dan berada di

ruangan ber-AC. Pasien mengaku jarang berolah-raga, tidak pernah

melakukan aktivitas fisik yang berat. Kebiasaan tidur siang tidak pernah,

tidur setiap hari ±6 jam. Aktivitas saat dilakukan pengkajian masih tirah

baring, mobilitas terbatas di tempat tidur. Makan, berpakaian, berhias

mandiri. Penampilan umum pasien terlihat menjaga kebersihan dan

kerapihan, cara berpakaian sesuai. Klien mengatakan gatal awalnya di

lengan dan kaki dan kemudian menyebar keseluruh tubuh. Terlihat kulit

kering dan bersisik pada ekstremitas bawah, serta tampak pula bercak hitam

di seluruh tubuh.

Pasien merupakan ibu bagi dua orang putri dan juga seorang istri, tinggal

bersama suami dan kedua anaknya. Saat ini peran dalam struktur keluarga

adalah sebagai istri dan ibu. Interaksi dengan keluarga dan lingkungan baik.

Tidak ada gangguan bicara, bicara jelas dan dapat dimengerti.

Ketika dilakukan pengkajian tidak terlihat pasien cemas ataupun takut.

Pasien mengatakan pada awalnya takut terhadap tindakan hemodialisa

karena belum paham mengenai hemodialisa, tetapi sekarang sudah mengerti.

Pasien mengatakan tidak mengkhawatirkan masalah administrasi ataupun

pembiayaan karena sudah memakai asuransi kesehatan dan ada keluarga

yang mengurus administrasi. Selama perawatan di ruang rawat penyakit

dalam RSCM, pasien mendapat dukungan dari keluarganya. Siang hari

pasien didampingi oleh saudaranya, jika sudah sore akan ada anaknya yang

bergantian mendampingi serta suaminya yang menjenguk setiap hari. Hal ini

membuat pasien merasa senang dan kuat.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

22

Universitas Indonesia

Pasien mengatakan kebiasaan buang air besar setiap hari, tetapi semenjak

masuk Rumah Sakit (14 Mei 2014) pasien belum pernah buang air besar.

Klien mengaku tidak ada riwayat perdarahan, tidak ada riwayat hemoroid,

tidak ada keluhan rasa terbakar/nyeri saat buang air kecil. Saat dilakukan

pengkajian klien terpasang kateter folley, karakter urin kuning keruh.

Abdomen supel, nyeri tekan negatif, tidak ada massa, terlihat membesar,

bising usus positif dalam batas normal 6x/menit, hasil perkusi dullness.

Pasien makan mendapatkan diet 1700 kkal makanan nasi biasa dan lauk

pauk serta sayur tiga kali sehari dengan selingan cemilan. Saat dilakukan

pengkajian klien mengaku tidak ada penurunan selera makan lagi, mual dan

muntah sudah tidak ada, serta tidak ada gangguan menelan dan mengunyah.

Klien mengatakan tidak ditimbang berat badan bahkan ketika dilakukan

hemodialisa, berat badan terakhir yang diketahui klien ±65kg dengan tinggi

badan 150 cm. Terlihat membrane mukosa kering, turgor kulit kurang

elastis, terlihat kulit ekstremitas bawah kering dan bersisik, terdapat edema

derajat 2 pada ekstremitas, tidak terdapat distensi vena jugularis.

Pasien mengaku tidak ada pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas,

kelemahan, kejang, penglihatan berkurang, epistaksis, pendengaran

berkurang, katarak dan glaukoma. Status mental pasien sadar, aktif,

kooperatif dan terorientasi dengan baik pada waktu, tempat dan orang.

Memori saat ini dan yang lalu masih baik. Tidak ada riwayat stroke maupun

kejang. Hasil pengkajian fisik ditemukan tidak adanya fasial drop, pupil

isokor bilateral, reflex cahaya positif bilateral, genggaman tangan kuat pada

kedua sisi, serta tidak ada paralisis.

Pasien mengatakan tidak ada nyeri yang dirasakan, hanya perutnya terasa

sedikit kurang nyaman karena kembung.Meskipun tidak merasakan nyeri,

klien terlihat berubah posisi dengan hati-hati karena pasien masih sedikit

takut dengan pengalaman pertama hemodialisa.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

23

Universitas Indonesia

Pasien mempunyai alergi terhadap seafood dengan reaksi gatal dan

kemerahan. Pasien mengaku tidak ada perubahan system imun sebelumnya,

tidak ada riwayat penyakit hubungan seksual, riwayat transfusi darah tahun

2013 dengan tidak ada reaksi, tidak ada riwayat kecelakaan. Tidak ada

masalah punggung, pembesaran nodus, perubahan tahi lalat, kerusakan

penglihatan dan pendengaran. Dari hasil pemeriksaan didapatkan suhu 37oC,

tidak ada diaforesis, tidak ada luka, kulit kering bersisik, terdapat bercak

hitam, tidak ada jaringan parut, tidak ada laserasi. Kekuatan otot penuh pada

semua ekstremitas, ROM tak terbatas, tonus otot baik.

3.2. Pemeriksaan Penunjang

a) Hasil Pemeriksaan USG 21 Mei 2014

Ginjal kanan: ukuran 7,20 cm, bentuk normal, tepi ireguler, parenkimal

echodensitas meningkat, cortex dan medulla tidak dapat didiferensiasi,

tebal kortex tidak dapat dinilai, piramide normal, sinus pelviokalises

tidak dapat dilatasi, tidak ada kista, tidak ada batu. Ginjal kiri: ukuran

7,14 cm bentuk normal, tepi ireguler, parenkimal echodensitas

meningkat, cortek dan medulla tidak dapat didiferensiasi, tebal kortek

tidak dapat dinilai, pyramid normal, sinus pelviokalises tidak dilatasi,

kista 1,22cmx1,39cm, batu tidak ada. Vesika urinaria: tidak ada kista,

tidak ada batu, tampak ujung kateter. Kesimpulan: sonografi kedua

ginjal sesuai dengan gambaran penyakit ginjal kronis.

Gambar 3.1. hasil pemeriksaan USG Ginjal

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

24

Universitas Indonesia

b) Hasil Pemeriksaan Urin Lengkap 23 Mei 2014

Warna kuning, kejernihan keruh, leukosit 6-8, eritrosit 10-12, silinder

negatif, sel epitel 14, kristal negatif, bakteria positif, berat jenis 1.020,

pH 7,5, protein +2, glukosa negatif, keton negatif, darah/Hb +2, bilirubin

negatif, urobilinogen 3,2µmol/L, nitrit negatif, leukosit sterace race.

c) Hasil Pemeriksaan Radiografi Thorax 13 Mei 2014

Kesimpulan: kesan kardiomegali dengan awal bendungan paru.

d) Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dilihat di lampiran.

3.3. Analisis Data

Hasil pengkajian terhadap pasien, selanjutnya dilakukan analisis untuk

menentukan masalah keperawatan apa yang terjadi pada pasien. Dari

pengkajian pasien, ditemukan empat masalah keperawatan yaitu kelebihan

volume cairan, konstipasi, resiko infeksi dan gangguan integritas kulit.

Kelebihan volume cairan diangkat menjadi masalah keperawatan dengan

dasar bahwa pasien mengatakan kencing sedikit 2-3x/hari masing-masing ±

20 cc, kaki bengkak sejak Oktober 2013, sesak nafas sejak dua hari sebelum

masuk rumah sakit, sekarang sudah berkurang. Selain itu, ditemukan pula

bahwa pada pasien terdapat edema +2 pada seluruh ekstremitas, wajah

sedikit bengkak, oliguri, serta hasil rontgen thorax bendungan awal paru.

Masalah keperawatan kedua yang diangkat yaitu konstipasi. klien mengeluh

belum BAB semenjak masuk rumah sakit (14 Mei), bising usus positif

6x/menit, perut terlihat membesar, perkusi abdomen dullness. Resiko infeksi

juga muncul pada pasien akibat adanya CDL untuk hemodialisa, IV line,

dan kateter urin, serta hasil pemeriksaan leukosit 5,53 ribu/µL. Masalah

keperawatan selanjutnya yaitu resiko kerusakan integritas kulit, dimana

pasien mengatakan gatal yang awalnya hanya di ekstremitas, tetapi

kemudian menyebar, lengan dan kaki bengkak terlihat kulit kering bersisik

di ekstremitas bawah, terlihat sesekali klien menggaruk area yang gatal.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

25

Universitas Indonesia

3.4. Rencana Asuhan Keperawatan dan Implementasi

Masalah keperawatan yang terjadi di atas kemudian dilakukan asuhan

keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut. Pada masalah keperawatan

pertama yaitu kelebihan volume cairan perlu dilakukan tindakan

keperawatan agar tidak terjadi kelebihan cairan dengan ditandai tanda vital

stabil, intake output seimbang, berat badan seimbang dan tidak ada edema.

Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan tindakan utama yaitu restriksi

cairan. Restriksi cairan ini penting untuk mencegah perburukan kelebihan

cairan yang dapat menyebabkan edema paru. Untuk mengetahui

perkembangan hasil tindakan restriksi cairan, diperlukan tindakan

monitoring. Tindakan monitoring ini berupa menimbang dan mencatat berat

badan setiap hari jika memungkinkan, mengkaji dan memantau tanda vital

dan edema, menghitung keseimbangan cairan dari intake dan output cairan,

serta memantau hasil pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, Hb,

Ht, albumin dan elektrolit. Selain itu, monitoring juga diperlukan untuk

mengetahui adanya perkembangan komplikasi edema paru yaitu dengan

mengauskultasi paru, observasi adanya sesak atau dispnea, dan mengkaji

adanya distensi vena jugularis.

Pada masalah keperawatan kedua yaitu konstipasi dilakukan tindakan yang

dapat memicu defekasi yaitu menganjurkan makanan berserat, dan

memotivasi pasien untuk aktivitas sesuai dengan batas kemampuan.

Sebelumnya perlu dikaji kebiasaan eliminasi dan masalah yang dihadapi

sekarang dan dilakukan pemeriksaan fisik berupa mempalpasi abdomen, kaji

adanya distensi dan massa, dan auskultasi bising usus. Jika setelah dilakukan

tindakan keperawatan di atas masih belum teratasi, dapat dikolaborasikan

apakah perlu laxative untuk mengatasi konstipasi.

Masalah keperawatan resiko infeksi, tindakan yang penting yaitu tindakan

universal precaution berupa cuci tangan untuk mencegah kontaminasi

silang, serta menjaga prinsip septik antiseptik saat melakukan tindakan

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

26

Universitas Indonesia

keperawatan. Monitoring terjadinya infeksi dapat dilakukan dengan

memantau tanda vital terutama suhu, memeriksa adanya luka atau tanda

inflamasi kondisi sekitar alat invasif serta memantau hasil laboratorium

terutama leukosit. Penting juga memberikan dan menjaga lingkungan yang

bersih, memotivasi makan nutrisi cukup, serta penggantian alat invasif

sesuai indikasi seperti IV line tiap tiga hari. Untuk mengetahui terjadinya

infeksi atau tidak dapat dilihat melalui sekitar luka tidak pucat atau terdapat

pus, edema berkurang, tidak ada demam, tanda vital stabil, Hb ≥ 10 g/dL, Ht

40-48%, leukosit 5000-1000.

Pada masalah keperawatan resiko kerusakan integritas kulit dilakukan

tindakan utama berupa penggunaan minyak zaitun sebagai emolien.

Tindakan monitoring yaitu mengkaji kulit secara rutin seperti tingkat

kelembaban, warna, elastisitas, keutuhan kulit, inspeksi permukaan kulit dan

titik tekan, memantau hidrasi kulit dan membran mukosa, mengkaji dan

pantau keluhan gatal. Tindakan lain yang dilakukan untuk mendukung

tindakan utama yaitu anjurkan pasien untuk tidak menggaruk area yang

gatal, menganjurkan pembatasan penggunaan sabun atau lotion berparfum

dan beralkohol, menganjurkan memakai pakaian katun yang longgar dan

mempertahankan linen kering dan bebas lipatan.

3.5. Evaluasi Keperawatan

Hasil dari tindakan asuhan keperawatan yang telah diberikan sesuai masalah

keperawatan adalah sebagai berikut;

a. Kelebihan volume cairan tubuh

Pada hari pertama perawatan klien terlihat bengkak pada wajah dan

esktremitas, sesak ada. Klien telah diberitahukan mengenai restriksi

cairan 600cc/24 jam, pada pelaksanaan klien patuh dengan restriksi

cairan tersebut. Hari terakhir perawatan, edema sudah tidak ada, sesak

sudah tidak ada.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

27

Universitas Indonesia

b. Konstipasi

Kondisi ini bermula ketika pasien masuk di rumah sakit tanggal 14 Mei.

Ketika dikaji lebih jauh, pola normal pasien BAB setiap hari akan tetapi

pasien mengaku menemukan kesulitan untuk buang air besar di tempat

yang tidak biasa bagi pasien. Hingga hari terakhir perawatan, klien

masih belum dapat defekasi meskipun sudah merasa mulas.

c. Resiko infeksi

Selama perawatan, tidak terjadi infeksi pada klien, tidak ada peningkatan

suhu melebihi batas normal, terpantau tidak ada tanda infeksi pada area

alat invasif maupun dari pemantauan hasil laboratorium tidak terjadi

peningkatan leukosit yang menandakan infeksi.

d. Resiko kerusakan integritas kulit

Kondisi kulit pada pasien di hari pertama perawatan adalah kulit kering

bersisik pada ekstremitas bawah, terdapat edema dan pasien

mengeluhkan gatal pada badan. Setelah dilakukan intervensi pemakaian

minyak zaitun, klien menunjukkan perubahan kondisi kulit. Kulit kering

bersisik berkurang, terdapat proses pembentukan kulit yang baru pada

kaki kiri dan sisik sudah berkurang. Kulit kering masih terdapat di

beberapa bagian tungkai bawah, tetapi kelembaban kulit terjaga dengan

pengolesan minyak zaitun secara teratur oleh pasien.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

28 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

4.1. Analisis Kasus terkait Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan

CKD yang terjadi di perkotaan dapat terjadi akibat masalah perkotaan yang

berlangsung. Masalah kesehatan di perkotaan berkembang karena

globalisasi dan perkembangan teknologi yang berpengaruh pada gaya hidup

dan pola pikir masyarakat perkotaan. Perubahan gaya hidup masyarakat

perkotaan yang terjadi dapat berupa berubahnya pola makan dan minum,

pola aktivitas fisik yang rendah, merokok, serta kebiasaan minum minuman

beralkohol (Suryana, Ariani, & Lokollo, 2008).

Globalisasi dalam perdagangan berdampak pada pertumbuhan pasar modern

yang pesat, menjamurnya outlet makanan siap saji dan minimarket dan

gencarnya iklan makanan merupakan fenomena yang terjadi di Indonesia

(Suryana, Ariani, & Lokollo, 2008). Keberadaan iklan makanan dan

minuman dalam berbagai media menyediakan beragam alternatif makanan

serta minuman. Iklan tersebut banyak dikemas menarik sehingga menggoda

selera dan mempengaruhi konsumer untuk membelinya. Menurut Taqwa

(2011) peran media iklan penting diperhatikan karena iklan membentuk

opini publik mengenai sebuah produk dan respon pasar. Media iklan tidak

hanya sekedar mensosialisasikan produk tetapi sekaligus mendorong

konsumen melakukan proses internalisasi terhadap suatu produk. Proses ini

melibatkan emosi dan rasional sehingga produk yang ditawarkan tidak

hanya sekedar menjadi pilihan alternatif, melainkan sekaligus menjadi

pilihan utama.

Tersedianya supermarket, toko, minimarket, warung kecil baik yang buka

dalam waktu tertentu maupun 24 jam di perkotaan mendukung makanan

minuman tersebut semakin mudah didapatkan di perkotaan. Hal ini

menjadikan makanan minuman dalam kemasan yang mengandung zat

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

29

Universitas Indonesia

perwarna, pengawet dan perasa, serta makanan minuman siap saji lebih

banyak dikonsumsi.

Makanan siap saji, ataupun makanan olahan industri (makanan dalam

kemasan) secara umum memiliki kandungan rendah sayuran (rendah serat),

tinggi garam, tinggi lemak dan tinggi kolesterol. Mengkonsumsi makanan

siap saji ataupun makanan olahan industri jika digunakan dalam jumlah

berlebih dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti hipertensi, penyakit

kardiovaskular, dan diabetes (Khomsan, 1999). Masih menurut Khomsan

junk food, makanan tinggi kalori rendah nutrisi, jika dikonsumsi berlebih

dapat menyebabkan obesitas dan diabetes. Padahal hipertensi, obesitas,

diabetes merupakan faktor resiko terjadinya penyakit ginjal. Sehingga pola

makan masyarakat perkotaan yang gemar makan siap saji, makanan dalam

kemasan ataupun junk food beresiko meningkatkan kerusakan ginjal melalui

kejadian hipertensi, diabetes dan obesitas.

Malik et al. (2006) membuktikan bahwa konsumsi minuman berpemanis

(sugar-sweetened beverage) berhubungan dengan kejadian penambahan

berat badan dan obesitas. Sedangkan konsumsi soft-drink secara signifikan

berhubungan dengan kejadian overweight, obesitas dan diabetes (Basu, et

al, 2013). Tidak hanya berakibat pada obesitas dan diabetes, konsumsi

minuman bersoda berpemanis (sugar-sweetened soda beverage) telah

terbukti meningkatkan kejadian hiperuricemia dan CKD (Bomback et al,

2010).

Perubahan pola makan juga ditemukan sejalan dengan globalisasi, dimana

masyarakat beralih perhatian pada kualitas makanan yang juga

meningkatkan stastus sosial mereka. Hal ini berupa konsumsi makanan

tinggi protein yang didapatkan dari protein hewani serta tinggi karbohidrat.

Pola makan siap saji, makanan tinggi protein karbohidrat, makanan

berpengawet meningkatkan resiko masalah kesehatan seperti hipertensi,

diabetes, penyakit kardiovaskuler dan penyakit ginjal.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

30

Universitas Indonesia

Perkotaan yang menyediakan berbagai macam kemudahan transportasi

berpengaruh pada pola aktivitas masyarakatnya. Banyaknya pekerjaan yang

menuntut sedikit mobilisasi juga terdapat di perkotaan seperti pekerja

kantoran (white collar worker), mahasiswa, pengajar. Dalam melakukan

mobilisasi, masyarakat kota dapat menjumpai alat transportasi dengan

mudah dengan alternatif transportasi yang beragam. Konsep transportasi

berkelanjutan di perkotaan juga mendorong upaya pemanfaatan teknologi

informasi untuk mengurangi kebutuhan pergerakan orang dan barang

melalui penerapan tele-conference, tele-working, tele-commuting.

Kemudahan dalam melakukan transaksi, seperti e-banking, online shopping,

dan transaksi online lainnya juga semakin mempermudah masyarakat

perkotaan. Hal ini semakin membuat sebagian besar masyarakat perkotaan

mempunyai aktivitas fisik yang rendah. Aktivitas yang rendah ini

berpengaruh pada kesehatan masyarakat.

Pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai perlunya olah raga tidak

didukung kebijakan pemerintah dengan menyediakan taman atau area yang

dapat digunakan untuk berolahraga yang dapat diakses oleh siapa saja. Di

kota besar seperti Jakarta sudah terdapat pusat kebugaran atau fitness centre

yang diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan individu tingkat menengah-

atas sesuai dengan perkembangan gaya hidup. Akan tetapi pusat kebugaran

ini mempunyai eksklusivitas yang membatasi kesempatan masyarakat kelas

menengah-bawah untuk memanfaatkan fasilitas ini (Wijayanti, 2009).

Sedangkan kebutuhan untuk berolahraga terdapat pada semua kalangan

masyarakat, sehingga perlunya pemerintah yang menyediakan fasilitas

untuk berolahraga bagi masyarakat yang bisa digunakan oleh semua orang.

Lingkungan perkotaan yang panas di luar ruangan, tetapi menyediakan

banyak tempat ber-AC dalam ruangan juga berpengaruh pada kesehatan

masyarakat. Udara ruangan ber-AC yang kering menyebabkan kita

kekurangan cairan tanpa disadari (Ferrari et al, 2007). Sedangkan

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

31

Universitas Indonesia

lingkungan luar ruangan yang panas menyebabkan tubuh kehilangan cairan

yang banyak melalui keringat. Kekurangan cairan ini dapat berdampak

dehidrasi maupun meningkatkan resiko penyakit ginjal dan perkemihan.

4.2. Analisis Kasus

Terjadinya CKD oleh masyarakat perkotaan dapat dipengaruhi beberapa

faktor seperti faktor yang berasal dari pasien itu sendiri, gaya hidup dan

lingkungan. Data yang didapat dari pasien itu sendiri yaitu dimana pasien

mempunyai riwayat batu ginjal dan hipertensi. Gaya hidup klien berupa

kebiasaan minum sedikit, lebih sering makan makanan yang berasal protein

hewani, terbiasa makan cemilan seperti emping serta memiliki berat badan

berlebih. Sedangkan faktor dari lingkungan didapatkan data bahwa pasien

bekerja setiap hari di dalam ruangan ber-AC dan tinggal di daerah tropis.

Seseorang yang mempunyai riwayat batu ginjal mempunyai resiko

penurunan fungsi ginjal sebagai komplikasinya. Hal ini didukung oleh

penelitian oleh Gillen. Gillen et al (2005) menggunakan the Third National

Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III) pada populasi di

USA mendapatkan data bahwa riwayat batu ginjal dapat menurunkan fungsi

ginjal pada orang dengan berat badan berlebih (overweight). Overweight

sendiri juga meningkatkan resiko terkena batu ginjal (Siener, R., et al, 2005;

Taylor, Stampfer, & Curhan, 2005).

Hasil pengkajian didapatkan data bahwa pasien merupakan karyawan yang

sehari-harinya bekerja di ruangan ber-Air Conditioning (AC) dengan tingkat

aktivitas rendah. Kondisi lingkungan pekerjaan yang dingin akan memicu

perspirasi tetapi tidak merangsang untuk merasa haus, karena intake cairan

berlawanan dengan volume kehilangan cairan melalui perspirasi dan

respirasi (Ferrari, et al, 2007). Hal ini menyebabkan pasien jarang dan

sedikit minum. Sedikitnya intake cairan membuat pasien mengalami

dehidrasi dan hal tersebut merupakan faktor terjadinya batu ginjal yang

dialami klien (Smetzer & Bare, 2000). Long term prospective study oleh

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

32

Universitas Indonesia

Curhan et al pada pria dan wanita menunjukkan bahwa intake cairan yang

rendah secara terus menerus dalam waktu yang lama dapat meningkatkan

resiko pembentukan batu ginjal (Siener, 2006).

Pasien tinggal di wilayah Indonesia yang merupakan wilayah tropis.

Wilayah tropis mempunyai temperatur yang tinggi dan hal ini meningkatkan

resiko terjadinya batu ginjal (Ferrari et al, 2007). Lebih spesifiknya, pasien

merupakan penduduk di wilayah perkotaan, dimana penyakit batu ginjal

sering diderita oleh masyarakat industrialis. Hal ini dikarenakan di kawasan

perkotaan, masyarakatnya lebih cenderung mengkonsumsi makanan kaya

protein terutama protein hewani. Hal ini sesuai dengan penelitian Ferrari et

al (2007).

Batu ginjal yang dialami klien kemungkinan berupa batu ginjal yang berasal

dari kombinasi batu kalsium oksalat dan asam urat. Berdasarkan

komponennya batu kalsium oksalat merupakan jenis batu yang sering terjadi

yaitu dengan insidensi sebanyak 50-70% (Bartoletti, et al., 2007). Dari hasil

pemeriksaan laboratorium didapatkan bahwa kadar asam urat pasien di atas

normal yaitu sebesar 7,4 mg/dL. Konsentrasi asam urat yang tinggi ini

merupakan faktor terbesar pembentukan uric acid lithiasis. Batu asam urat

ini terdapat pada 6% batu ginjal dan biasanya didapatkan dari diet tinggi

protein dan sejalan dengan tingginya konsentrasi asam urat (Porena, Guggi,

Micheli, 2007). Pasien terbiasa mengkonsumsi protein, protein hewani, dan

karbohidrat dalam jumlah yang besar. Konsumsi protein terutama protein

hewani yang tinggi meningkatkan kalsium urin dan oksalat dalam urin,

sedangkan intake tinggi purin meningkatkan kalsium urin dan asam urat

dalam urin (Ferrari, et al, 2007).

Hipertensi merupakan penyebab kedua dari end stage renal disease atau

gagal ginjal tahap akhir. Pada empat penelitian lain di Australia,

Washington, US menunjukkan orang dengan hipertensi mempunyai resiko

yang lebih besar untuk berkembang menjadi CKD dibandingkan orang

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

33

Universitas Indonesia

dengan normotensi (The National Collaborating Centre for Chronic

Conditions, 2008). Pasien mempunyai hipertensi yang baru diketahui pada

bulan September 2013. Semenjak mengetahui memiliki hipertensi, pasien

tidak merubah pola hidupnya serta tidak mendapatkan terapi obat

antihipertensi. Hipertensi menyebabkan glomerulo nefropati dengan

menurunkan aliran darah ke renal yang menjadikan arteriolar mengalami

vaskulopati, obstruksi vaskular dan penurunan densitas vaskular. Kejadian

ini akan dikompensasi hingga tidak lama akan terjadi penurunan GFR.

Keluarga pasien mengatakan pasien dahulu lebih gemuk dibandingkan

sekarang. Berat badan pasien terakhir yang diketahui ±65 kg dengan tinggi

badan 150 cm, ketika dilakukan penimbangan berat badan, didapatkan hasil

61,7 kg dan tinggi 150 cm. Jika dari perhitungan menggunakan berat badan

terakhir yang diketahui, didapatkan BMI 28,9. Sedangkan dari hasil

penimbangan berat badan terkini, didapatkan BMI sebesar 27,42. Menurut

penelitian kohort yang dilakukan oleh Kaiser menemukan bahwa orang

dengan Body Mass Index (BMI) > 25 merupakan independen faktor untuk

terjadinya gagal ginjal.

Menurut penelitian Stengel et al (2003) orang dengan aktivitas fisik yang

rendah mempunyai resiko lebih tinggi gagal ginjal tingkat akhir

dibandingkan orang dengan aktivitas fisik yang tinggi (The National

Collaborating Centre for Chronic Conditions, 2008). Hal ini Nampak pula

pada pasien, dimana pasien mempunyai aktivitas fisik yang rendah. Pasien

mengaku tidak pernah olahraga. Meskipun pasien merupakan karyawan di

sebuah institusi, sebaagian besar waktu kerjanya dihabiskan dengan duduk

dalam ruang ber-AC, tidak ada tuntutan mobilitas yang tinggi dalam bekerja.

Sebagai wanita dengan tanggung jawab pekerjaan rumah, pasien

mendapatkan bantuan dari orang lain dalam mengerjakan pekerjaan rumah

sehingga hal ini tidak menambah aktivitas fisik pasien.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

34

Universitas Indonesia

Pada pasien terdapat edema sebagai salah satu tanda kelebihan volume

cairan. Edema yang terjadi disebabkan oleh menurunnya tekanan onkotik

kapiler dan menumpuknya natrium di cairan ekstraseluler. Penurunan laju

filtrasi glomerulus menyebabkan reabsorpsi cairan di tubulus menurun yang

berdampak pada proteinuria dan berujung pada penurunan tekanan onkotik

kapiler. Sedangkan penurunan perfusi renal mengaktivasi sistem rennin-

angiotensin-aldosteron berdampak terjadinya reabsorpsi natrium dan

menjadikan peningkatan kadar natrium di cairan ekstreseluler. Penurunan

tekanan onkotik kapiler dan peningkatan kadar natrium di cairan

ekstreseluler menyebabkan volume cairan ekstreseluler meningkat. Inilah

yang menyebabkan terjadinya edema pada pasien gagal ginjal kronik.

Komplikasi yang terjadi pada pasien yaitu anemia. Anemia normochromic

normocytic biasa menjadi komplikasi bagi penderita gagal ginjal kronik.

Kejadian anemia pada pasien ditunjukkan dari hasil pemeriksaan darah

lengkap tanggal 19 Mei hingga 23 Mei ditemukan kadar hemoglobin berada

dalam rentang 7-8,3 g/dL, hematokrit 22,3-26,6% dan eritrosit 2,36-2,88

juta/µL. Anemia ini disebabkan secara spesifik karena penurunan sintesis

eritropoetin. Pada pasien CKD terjadi atropi tubular pada fibrosis

tubulointerstisial yang berdampak pada penurunan kapasitas sintesis

eritropoetin dan berujung pada anemia (Thomas, Kanso, & Sedor, 2008).

Selain anemia, pasien juga mengalami komplikasi kardiovaskular berupa

kardiomegali. Kardiomegali ini terjadi akibat beberapa faktor yaitu anemia,

kadar kalsium phospat serta kerusakan ginjal itu sendiri. Anemia yang

terjadi pada pasien merupakan salah satu faktor resiko perburukan

kardiovaskular pada CKD dengan meningkatkan pelepasan endotelin (ET-1)

yang berakibat pada vasokonstriktor (Thomas, Kanso, & Sedor, 2008; Tadei

et al, 2011). Selain itu, tingginya kadar kalsium dan phospat mengarah pada

kejadian kalsifikasi vaskular yang memicu arteriosklerosis dan

meningkatkan kekakuan dinding vaskular. Kalsifikasi dan kekakuan

vaskular ini meningkatkan afterload sehingga menyebabkan hipertrofi pada

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

35

Universitas Indonesia

ventrikel kiri. Kerusakan ginjal sendiri yang berupa renal iskemi

meningkatkan stress oksidatif yang merangsang oksigen reaktif

mengeluarkan vascular smooth muscle sel growth (Tadei et al, 2011).

Penyebab gagal ginjal di atas mengakibatkan terjadinya masalah

keperawatan pada pasien. Penegakan masalah keperawatan pada pasien ini

berdasarkan hasil pengkajian, pemeriksaan fisik dan data penunjang. Hasil

pengkajian ini kemudian dilakukan analisis sehingga ditemukan masalah

keperawatan. Pengkajian pada pasien mendapatkan hasil bahwa pasien,

seorang wanita berumur 48 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 2

hari sebelum masuk rumah sakit, dengan kaki dan seluruh tubuh bengkak.

Pasien mengaku bahwa kaki bengkak sejak Oktober 2013, ada riwayat batu

ginjal dan didiagnosa gagal ginjal pada November 2013.

Masalah pertama yaitu masalah kelebihan cairan pada pasien. Kelebihan

cairan terlihat dari adanya edema pada seluruh tubuh dan menyebabkan

sesak. Selain itu, pasien juga mengaku bahwa semenjak 2 minggu sebelum

masuk rumah sakit, kencing sedikit, 2-3x sehari dengan volume masing-

masing ±20 cc. Hal ini didukung dari hasil pemeriksaan rontgen thorax yang

menunjukkan bahwa kardiomegali dengan bendungan awal paru.

Bendungan awal paru ini menunjukkan kelebihan cairan telah beresiko

memenuhi paru yang dapat mengakibatkan sesak.

Masalah kedua pasien adalah konstipasi. Klien mengelauh belum BAB

semenjak masuk rumah sakit (14 Mei 2014). Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan bising usus positif 6x/menit, perut terlihat membesar, perkusi

abdomen dullness.

Resiko penyebaran infeksi dapat terjadi pada pasien ini. Hal ini ditandai

dengan klien mengatakan terpasang CDL untuk hemodialisa, IV line, dan

kateter urin, serta hasil pemeriksaan laboratorium berupa leukosit 5,53

ribu/µL. Selain itu, resiko kerusakan integritas kulit juga dimiliki pada

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

36

Universitas Indonesia

pasien ini. Klien mengatakan gatal yang awalnya hanya di ekstremitas,

tetapi kemudian menyebar, lengan dan kaki bengkak serta terlihat kulit

kering bersisik di ekstremitas bawah. Klien juga terlihat sesekali klien

menggaruk area yang gatal.

4.3. Analisis Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait

Masalah keperawatan utama pada gagal ginjal kronis adalah kelebihan

volume cairan. Kelebihan volume cairan ini ditegakkan ketika pasien

menunjukkan retensi cairan dan edema. Kelebihan cairan ini ditunjukkan

pada jaringan di ekstremitas (edema perifer) maupun jaringan paru (edema

pulmo) (Delaune, 2002).

Kelebihan cairan harus segera diatasi dengan bekerja sama dengan dokter

untuk melakukan pemberian diuretik maupun tindakan dialisis. Pemberian

diuretik pada pasien perlu mendapatkan perhatian dan monitoring dari

perawat seperti monitoring tekanan darah. Inisiasi dialisis digunakan untuk

menjaga kondisi optimal pasien, mencegah ketidakseimbangan cairan dan

elektrolit, dan meminimalkan resiko komplikasi gagal ginjal (Smeltzer &

Bare, 2000). Meskipun pasien sebelumnya menolak untuk dilakukan

hemodialisa, setelah diberikan penjelasan lebih lanjut pasien dan keluarga

setuju untuk menjalani hemodialisa.

Hemodialisa merupakan salah satu dari terapi pengganti ginjal, selain

peritoneal dialisa dan transplantasi ginjal. Hemodialisa merupakan terapi

menggantikan faal ginjal dengan mengalirkan darah ke dalam suatu tabung

buatan (dialiser) yang terdiri dari dua kompartemen terpisah (Suwitra,

2009). Pada umumnya indikasi dialisis pada gagal ginjal yaitu laju filtrasi

glomerulus kurang dari 5mL/menit, keadaan umum buruk dan gejala klinis

nyata, kalium serum lebih dari 6 mEq/L, ureum darah lebih dari 200mg/dL,

pH darah kurang dari 7,1, anuria yang berkepanjangan (lebih dari 5 hari),

dan kelebihan cairan (Suwitra, 2009). Pasien ini mengalami anuria, dimana

pasien mengaku alasan dibawa ke rumah sakit yaitu kencing sedikit 2-

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

37

Universitas Indonesia

3x/hari masing-masing ± 20cc, klien mengatakan kaki bengkak sejak

Oktober 2013, dan mengalami sesak nafas sejak dua hari sebelum masuk

rumah sakit. Oleh karena pasien mengalami tanda dan gejala yang

memerlukan dialisa, penanganan selanjutnya setelah pasien diterima di

rumah sakit adalah hemodialisa.

Proses dialisis, terjadi aliran darah sirkuler keluar tubuh yang memerlukan

aktivasi sistem koagulasi pada pelaksanaannya. Sehingga pada saat pasien

menjalani hemodialisa, perlu diberikan heparin (Suwitra, 2009). Selain itu,

untuk hemodialisa diperlukan akses khusus yang biasanya berupa fistula

mengambil vena lengan ataupun femoral. Belum adanya akses khusus untuk

hemodialisa dapat digantikan sementara dengan pemasangan catheter

double lumen (CDL). Pemasangan CDL pada pasien gagal ginjal

meningkatkan adanya resiko infeksi.

Untuk mengevaluasi kelebihan cairan yang dialami pasien, intervensi

keperawatan yang dapat dilakukan salah satunya yaitu monitoring intake

dan output cairan. Monitoring intake output juga dapat digunakan untuk

mengetahui keefektifan terapi diuretik yang diberikan (Smeltzer & Bare,

2000). Pengukuran lain yang dapat dilakukan untuk menggambarkan

keseimbangan cairan dan elektrolit yaitu dengan mengukur berat badan.

Masalah keperawatan lain dari gagal ginjal kronik yang ditemukan pada

pasien adalah gangguan pada integritas kulit. Kulit xerosis turut

berpartisipasi menurunkan kualitas hidup seseorang dengan gagal ginjal

kronik, sehingga berdasarkan tersebut dilakukan perawatan integritas kulit

xerosis pada pasien gagal ginjal kronik menggunakan minyak zaitun. Pasien

dan keluarga telah kooperatif terhadap tindakan, sehingga tanpa diawasi pun

keluarga dan pasien akan mengoleskan minyak zaitun sebagai emolien dua

kali sehari.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

38

Universitas Indonesia

Asam lemak esensial dan derivatnya dibutuhkan pada kutan agar dapat

berfungsi secara normal (Freedman, Patel, & Yosipovitch, 2007). Minyak

zaitun sebagai emolien/pelembab melalui asam lemaknya meminimalkan

interaksi dan kerusakan pada barrier lemak pada stratum korneum. Selain itu

juga menumpuk sejumlah asam lemak pada kulit sehingga membantu

hidrasi dengan menahan air di stratum korneum (Hoffman, et al., 2008).

Selain asam linoleat, kandungan γ-linoleic acid (GLA) pada minyak zaitun

meningkatkan sintesis anti-inflamasi eikosanoid, mengurangi proliferasi

limfosit dan produksi limpokin yang berperan pula dalam menurunkan rasa

gatal. Hal ini menguntungkan bagi penderita gagal ginjal kronis yang

mengalami pruritus, seperti yang dialami oleh pasien. Sehingga, setelah

menggunakan minyak zaitun sebagai emolien, xerosis yang dialami pasien

mengalami perbaikan dan pruritus berkurang.

4.4. Alternatif Pemecahan yang dapat dilakukan

Asuhan keperawatan kepada pasien gagal ginjal kronik ini mempunyai

beberapa kendala. Kendala yang dihadapi menuntut mahasiswa mencari

alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah keperawatan. Adanya

alternatif pemecahan masalah ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah

keperawatan dengan efektif.

Terapi yang sudah dicoba berupa pengaplikasian minyak zaitun pada kulit

xerosis mempunyai kendala dimana perawat tidak selalu dapat

mendampingi pasien ketika menggunakan minyak zaitun sebagai emolien.

Akan tetapi hal ini tidak menjadi masalah serius, karena telah dilakukan

penjelasan kepada keluarga untuk memotivasi dan mengingatkan klien

untuk mengoleskan minyak zaitun dua kali sehari. Selain itu dengan

diberikannya penjelasan mengenai manfaat tindakan memudahkan pasien

kooperatif menerima dan menimbulkan keinginan pasien untuk mengikuti

intervensi tersebut.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

39

Universitas Indonesia

Masalah keperawatan pada pasien yang masih memerlukan perawatan

sesuai dengan analisis di atas adalah mengenai adanya konstipasi. Tindakan

yang sudah dicoba yaitu memotivasi mengkonsumsi makanan berserat,

memotivasi aktivitas sesuai batas toleransi, berkolaborasi mengusulkan

perlunya pemberian laxatif. Setelah dilakukan tindakan di atas, tetap tidak

mengalami perubahan. Kemudian diusulkan pemberian laxatif, tetapi hingga

pasien pulang belum juga dicoba pemberian laxatif untuk mengatasi

konstipasi. Kesulitan buang air besar ini mungkin dipengaruhi oleh

kebiasaan pasien yang mempunyai kesulitan untuk buang air besar di tempat

yang tidak biasa bagi pasien. Oleh karena itu, ke depannya dapat dicoba

untuk mengkondisikan lingkungan seperti tempat yang biasa bagi pasien

agar pasien terstimulasi mudah buang air besar.

Terdapat kekurangan dalam melakukan intervensi ini yaitu referensi terkait

evidence based practice yang sesuai dengan kasus ini terbatas. Selain itu,

penulis juga belum merasakan belum ada jaminan bahwa penggunaan

minyak zaitun sebagai emolien dapat mengatasi xerosis pada setiap pasien

gagal ginjal yang mengalami xerosis. Solusi yang bisa ditawarkan yaitu

dengan dilakukannya percobaan penggunaan minyak zaitun untuk

mengatasi xerosis pada semua pasien gagal ginjal di ruang rawat.

Diharapkan setelah adanya penulisan ini, perawat ruangan bersedia untuk

melanjutkan percobaan penggunaan minyak zaitun untuk mengatasi xerosis

pada pasien gagal ginjal hingga ada alternatif atau penemuan baru yang

lebih baik.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

40 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat

perkotaan pada pasien gagal ginjal kronis di ruang penyakit dalam lantai 7

gedung A RSUPN Cipto Mangunkusumo adalah sebagai berikut:

1. Penyakit gagal ginjal merupakan masalah kesehatan yang banyak terjadi

pada masyarakat perkotaan.

2. Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi mengakibatkan perubahan

gaya hidup masyarakat kota berupa perubahan pola dan jenis makan

serta minuman, pola aktivitas. Hal ini meningkatnya faktor resiko gagal

ginjal pada masyarakat perkotaan yaitu kejadian diabetes, hipertensi,

obesitas, infeksi HIV, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok.

3. Pada pasien terjadi masalah kelebihan cairan, konstipasi, dan integritas

kulit. Gangguan integritas kulit ini berpengaruh pada kulitas hidup klien.

Integritas kulit merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena

kulit merupakan barier tubuh serta berperan dalam pengaturan suhu.

Oleh karena itu, gangguan integritas kulit pada pasien CKD perlu segera

mendapat penanganan. Sehingga untuk mengatasi hal ini, digunakan

minyak zaitun sebagai emolien dalam mengatasi xerosis dan juga

mengurangi pruritus.

5.2. Saran

Berdasarkan keterbatasan dan pembahasan hasil penulisan ini, maka penulis

memberikan beberapa rekomendasi kepada penulis selanjutnya dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik dengan

gangguan integritas kulit.

1. Penulis selanjutnya dapat menggunakan derajat xerosis dan pruritus

dalam memberikan tindakan, sehingga asuhan keperawatan dapat terukur

secara objektif. Selain itu, penulis selanjutnya dapat mencari referensi

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

41

Universitas Indonesia

lebih banyak mengenai metode lain atau metode terbaru dalam

mengangani xerosis sehingga dapat memberikan informasi lebih kepada

pembaca. Asuhan keperawatan yang sesuai dengan penelitian sebaiknya

diberikan pada semua pasien, sehingga dapat dibandingkan hasil

tindakan keperawatannya.

2. Dalam bidang keperawatan, perawat terutama perawat penyakit dalam

sebaiknya menganjurkan emolien untuk mengatasi xerosis baik pada

pasien penyakti ginjal maupun dengan gangguan lainnya. Perawat juga

perlu memberikan inspirasi dan menggunakan alternatif intervensi

keperawatan.

3. Institusi pendidikan perlu memberikan informasi perkembangan terbaru

mengenai asuhan keperawatan pada penyakit gagal ginjal, tidak hanya

asuhan keperawatan pada masalah kelebihan volume cairan saja, tetapi

jiga masalah keperawatan lainnya yang dapat timbul pada pasien gagal

ginjal. Sehingga mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan seperti apa

yang harus diterapkan ketika menjalani praktik klinik. Selain itu,

institusi pendidikan juga perlu mengadakan diskusi-diskusi yang

membahas mengenai intervensi keperawatan maupun perkembangan

keperawatan.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

42

Daftar Pustaka

Bartoletti, R., et al. (2007). Epidemiology and risk factors in urolithiasis. Urologia

International, vol 79: 3-7

Basu, S, et al (2013). Relationship of soft drink consumption to global overweight,

obesity, and diabetes: a cross-national analysis of 75 countries. American Journal

Public Health, vol 103: 2071-2077

Biagio, A.D., et al (2011). Risk factors for chronic kidney disease among human

immunodeficiency virus-infected patients: a European case control study. Clinical

Nephrology, vol 75: 518-523

Bomback, A.S. et al. (2010). Sugar-sweetened soda consumption, hyperuricemia, and

kidney disease. Kidney International, vol 77: 609-616

Cheung, W.W., Palk, K.H., & Mak, R.H. (2009). Inflammation and cachexia in

chronic kidney disease. Pediatric Nephrology, 25: 711-724

Chin-chi, K, et al. (2010). Uremic frost. Canadian Medical Association Journal, vol

17: E800

Department of Health State of Western Australia. (2008). Chronic Kidney Disease

Model of Care. Perth: Health Networks Branch, Department of Health Western

Australia

Etter, L. & Myers, S.A. (2002). Pruritus in systemic disease: mechanisms and

management. Dermatological Clinic, vol 20: 459-472

Ferrari, P., et al. (2007). Lithiasis and risk factors. Urologia Internationalis, vol 79:

8-15

Freedman, B.I., Patel, T.S., & Yosipovitch, G. (2007). An update on priritus

associated with CKD. American Journal of Kidney Diseases, 50: 11-20

Gagnon, A.L. & Desai, T. (2013). Dermatological disease in patients with chronic

kidney disease. Journal of Nephropathology, volume 2(2): 104-109

Gillen, D.L., et al. (2005). Decreased renal function among adults with a history of

nephrolithiasis: a study of NHANES III. Kidney International, vol 67: 685-690

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

43

Hoffman, L., et al. (2008). Benefits of an emollient body wash for patients with

chronic winter dry skin. Dermatologic Therapy, vol 21: 416-421

Iseki, K., & Kohagura, K. (2007). Anemia as a risk factor for chronic kidney disease.

International Society of Nephrology, vol 72: S4-S9

Keller, J.J., Chen, Y., Lin, H.C., (2012). Association between chronic kidney disease

and urinary calculus by stone location: a population-based study. BJU

International, vol 110: 1074-1078

Khalatbary, A.R. (2013). Olive oil phenols and neuroprotection. Nutritional

Neurscience, vol 16: 243-250

Kolla, P.K., et al. (2012). Clinical study: cutaneous manifestations in patients with

chronic kidney disease on maintenance hemodialysis. International Scholarly

Research Network Dermatology, volume 2012: 4 halaman

Malik, V.S., Schulze, M.B., & Hu, F.B. (2006). Intake of sugar-sweetened beverages

and weight gain: a systematic review. American Journal Clinical Nutrition, vol 84:

274-288

Mirza, R., Wahid, Z., & Talat, H. (2012). Dermatological manifestations in chronic

renal failure patients on haemodialysis. JLUMHS, volume 11: 24-28.

Molitch, M.E., et al. (2004). American diabetes association: nephropathy in diabetes.

Diabetes Care, vol 27: 79-83.

Monhart, V. (2013). Hypertension and chronic kidney diseases. Science Direct. July

2013, 397-402

NANDA International. (2012). Nursing Diagnosis: Definition aand Classification

2012-2014. UK: Wiley-Blackwell

National Kidney Foundation (2013). Kidney international supplements: kidney diease

improving global outcomes 2012 clinical practice guideline for the evaluation and

management of chronic kidney disease. Official Journal of the International

Sociaety of Nephrology, vol 3: 1-163

Novoa, J.M.L., et al. (2010). Common pathophysiological mechanisms of chronic

kidney disease: therapeutic perspectives. Pharmacology & Therapeutics 128, 61-81

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

44

Peck, L.W., Monsen E.R., & Ahmad, S. (1996). Effect of three sources of long-chain

fatty acids on the plasma fatty acid profile, plasma prostaglandin E2 concentrarions,

and pruritus symptoms in hemodialysis patients. American Journal Clinical

Nutrition, vol 64: 210-214

Porena, M., Guiggi, P., & Micheli, C. (2007). Prevention of stone diasease. Urologia

International, vol 79: 37-46

Prodjosudjadi, W., et. al. (2009). Detection and prevention of chronic kidney disease

in Indonesia: initial community screening. Nephrology, 14: 669-674

Philip, K.T.L, et al. (2011). Asian chronic kidney disease best practice

recommendations: Positional statements for early detection of chronic kidney

disease from Asian Forum for Chronic Kidney Disease Initiatives (AFCKDI).

Nephrology 16: 633–641

Roswati, E. (2013). Pruritus pada pasien hemodialisis. CDK-203, vol 40: 260-264

Sanai, M et al. (2010). Dermatologic manifestasions in patients of renal disease on

hemodialysis. Journal of Pakistan Association of Dermatologists, 20: 163-168.

Sassen, S. (2001). The global city. New Jersey: Pricenton University Press

Savica, V., et al. (2013). An update on calcium metabolism alterations and

cardiovascular risk in patients with chronic kidney disease: questions, myths and

facts. Journal of Nephrology, vol 26: 456-464

Schwartz, I.F. & Ialna, A. (2000). Management of uremic pruritus. Seminar in

Dialysis, vol 13: 177-180

Siener, R. (2006). Impact of dietary habits on stone incidence. Urol Res, vol 34: 131-

133

Siener, R., et al. (2005). The role of overweight and obesity in calcium oxalate stone

formation. Obes Res, vol 12: 106

Smeltzer, S. C., dan Bare, B. G. (2000). Brunner and Suddarth’s textbook of medical

surgical nursing: 9th edition. Philadelphia: Lippincott.

Suwitra, K. (2009). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

45

Szepietowski, J.C., Reich, A, Schwartz, RA. (2004). Efficacy and tolerance of the

cream containing structured physiological lipid with endocannabinoids in the

treatment of uremic pruritus: a preliminary study. Acta Dermatovenereol, vol 13:

97-103

Szepietowski, J.C. et al. (2011). Quality of life in patients with uraemic xerosis and

pruritus. Journal Complication Acta Derm Venereol, vol 91: 313-317

Stompor, T., Zablocki, M., & Lesiow, M. (2013). Osteoporosis in mineral and bone

disorder of chronic kidney disease. Polskie Archiwum Medycyny Wewnetrznej, vol

123: 314-320

Suryana, A., Ariani, M., & Lokollo, E.M. (2008). The role of modern markets in

influencing lifestyles in Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, vol 27: 11-15

Tadei, S., et al. (2011). Hypertension, left ventriculat hypertrophy and chronic kidney

disease. Heart Fail Rev, vol 16: 615-620

Taqwa, M.R. (2011). Kapitalisme dan gaya hidup konsumen di perkotaan. Jurnal

Wacana Indonesia, vol 3: 93-104

Taylor, E.N., Stampfer, M.J., & Curhan, G.C. (2005). Obesity, weight gain, and the

risk of kidney stones. JAMA, vol 293: 455

The National Collaborating Centre for Chronic Conditions. (2008). Chronic kidney

disease: national clinical guideline for early identification and management in

adults in primary and secondary care. London: Royal College of Physicians

Thomas, R, Kanso, A., & Sedor, J.R. (2008). Chronic kidney diasease and its

complications. Prim Care, vol 35: 329-344

Udayakumar, P., et al. (2006). Cutaneous manifestations in patients with chronic

renal failure on haemodialysis. Indian Journal Dermatol Venereol Leprol, 72: 119-

125.

Wijayanti, K. (2009). Fenomena pusat kebugaran dalam perkembangan kota. Skripsi

Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Hasil pemeriksaan USG Ginjal 21 Mei 2014

Lampiran 1

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Hasil Pemeriksaan Radiologi Thorax 13 Mei 2014

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Hasil Pemeriksaan USG Ginjal 30 Desember 2013

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Tabel Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Elektrolit

Darah

Nilai Normal dan

Satuan

Hasil Pemeriksaan

19/5 21/5 22/5

Na+ 132-147 mEq/L 140 138 142

K+

3,3-5,4 mEq/L 3,99 4,05 3,85

Cl- 94-111 mEq/L 97,8 99 105,7

Ion Ca2+

2,15-2,55 mmol/L 0,9 0,9

Fosfat inorganik darah 2,7-4,5 mg/dL 5,3 5

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Pemeriksaan Darah

Lengkap

Nilai Normal dan

Satuan

Hasil Pemeriksaan

19/5 21/5 22/5 23/5

Hemoglobin 12-15 g/dL 7,9 7 7,1 8,3

Hematokrit 36-46% 25 22,3 22,8 26,6

Eritrosit 3,8-4,8 juta/µL 2,71 2,36 2,43 2,88

VER 80-95 fL 92,3 94,5 93,8 92,4

HER 27-31 pg 29,2 29,7 29,2 28,8

KHER 32-36 g/dL 31,6 31,4 31,1 31,2

Trombosit 150-400 ribu/µL 221 183 191 204

Leukosit 5-10 ribu/µL 5,53 4,99 3,68 6,24

Basofil 0,5-1 % 0,4 0,6 1,1 0,8

Eosinofil 1-4 % 5,4 5,8 3,3 1,6

Neutrofil 55-70 % 78,2 78,2 79 83,8

Limfosit 20-40 % 8.9 6,8 8,7 6,7

Monosit 2-8 % 7,1 8,6 7,9 7,1

Laju endap darah 0-20 mm 32 45 65 15

Pemeriksaan Darah

Lengkap

Nilai Normal dan

Satuan

Hasil Pemeriksaan

19/5 21/5 22/5 23/5

APTT 31-47 detik 39,6

PT 9,8-12,6 detik 13,3

Fibrinogen 200-400 mg/dL 218,1

D Dimer 0-300 µg/L 1400

Mg 1,7-2,55 mg/dL 1,62

Ur darah <50 mg/dL 143 152 99

Cr darah 0,6-1,2 mg/dL 7,6 7,9 5,9

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Protein total 6-8 gm/dL 6,1

Albumin 3,4-4,8 g/dL 2,71 2,59

Globulin 1,8-3,9 g/dL 3,51

Albumin-Globulin ratio ≥ 1 0,7

eGFR 94-142ml/min/1,73m2 5,8 5,5 7,8

GDS 65-200 mg/dL 94

SGOT 0,6-1,2 u/L 1,1

SGPT 0-27 u/L 5

Asam Urat 2,4-5,7 mg/dL 7,4

Mikroalbuminuria

sewaktu 30-299

769,3

Cr urin 30-230 mg/dL 65

Pemeriksaan Analisa

Gas Darah

Nilai Normal dan

Satuan

Hasil Pemeriksaan

Tgl 21/5

pH 7,35-7,45 7,418

pCO2 33-45 mmHg 34,9

pO2 95-98 mmHg 77,9

HCO3-

21-25 mmol/L 22,8

Total CO2 21-27 mmol/L 23,8

BE 2,5- (-2,5) mmol/L -0,8

Saturasi O2 95-98 % 95,5

Standar HCO3- 22-24 mmol/L 23,7

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Lampiran 2

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan/Krite

ria Hasil Intervensi Rasional

Kelebihan volume cairan

berhubungan dengan

kerusakan mekanisme

regulatori (gagal ginjal),

penurunan urin output,

Ditandai dengan:

Data Subjektif:

kencing sedikit 2-3x/hari

masing-masing ± 20cc,

klien mengatakan kaki

bengkak sejak Oktober

2013, sesak nafas sejak dua

hari sebelum masuk rumah

sakit, sekarang sudah

berkurang

Data Objektif:

edema +2 pada seluruh

ekstremitas, wajah sedikit

bengkak, oliguri, hasil

rontgen thorax bendungan

awal paru

Tujuan:

setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

klien tidak

mengalami

kelebihan

volume

cairan.

Kriteria hasil

volume cairan

stabil dengan

intake dan

output

seimbang,

tanda vital

dalam batas

normal, berat

badan normal

dan stabil

serta bebas

edema.

- Timbang dan catat berat badan setiap hari

jika memungkinkan

- Kaji dan pantau tanda vital, denyut dan

irama jantung, auskultasi suara jantung,

- Auskultasi suara nafas, observasi adanya

sesak dan dispnea

- Kulit, wajah, area edema. Evaluasi derajat

edema, observasi membran mukosa.

- Kaji adanya distensi vena jugularis

- Batasi intake cairan sesuai indikasi,

anjurkan pembatasan sodium, diskusikan

mengenai restriksi cairan dan sodium

- Motivasi perawatan mulut ketika restriksi

cairan atau anjurkan alternatif lain seperti

memakai es

- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium

seperti BUN, kreatinin, Hb, Ht, albumin

dan elektrolit

- Masukkan/pertahankan kateter tak menetap,

sesuai indikasi

- Berikan medikasi sesuai indikasi

- Grafik berat badan dapat menunjukkan keefektifan

terapi dan kelebihan cairan

- Tekanan darah meningkat kaerna kelebihan cairan.

Tekanan darah turun, takikardi, aritmia, S3

merupakan tanda gagal jantung

- Adanya crakles, sesak dispnea saat istirahat

menunjukkan kongesti pulmonal

- Edema merupakan tanda kelebihan cairan, edema

beresiko terjadinya ulkus dan iskemi jaringan

- Peningkatan vena jugular tanda peningkatan cairan

- Mencegah kelebihan volume cairan yang lebih

parah. Diskusi restriksi cairan meningkatkan

kooperatifan pasien dan keluarga

- Menjaga kelembaban mukosa mulut, kelembaban

mukosa mulut mengurangi stimulasi rangsang rasa

haus

- BUN, kreatinin, Hb, Ht, elektolit dapat

menunjukkan ketidakseimbangan cairan dan

elektrolit

- Kateterisasi memberikan pengawasan urin output

secara ketat

- Medikasi mengatasi ketidakseimbangan cairan

elektrolit

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria

Hasil Intervensi Rasional

Konstipasi berhubungan

dengan kurang aktivitas

fisik, perubahan

lingkungan

Ditandai dengan: Data Subjektif: klien

mengeluh belum BAB

semenjak masuk rumah

sakit (14 Mei)

Data Objektif: bising

usus positif 6x/menit,

perut terlihat membesar,

perkusi abdomen

dullness

Tujuan; setelah

dilakukan

intervensi

konstipasi teratasi.

Kriteria hasil klien

dapat defekasi

sesuai pola normal,

klien memahami

penyebab dan

solusi yang tepat

untuk masalah

indivisu, serta klien

menunjukkan

perilaku dan sikap

pencegahan

konstipasi.

- Evaluasi medikasi untuk pasien

- Kaji pola diet, motivasi untuk makan

makanan berserat

- Kaji energi dan pola aktivitas,

motivasi pasien untuk aktivitas sesuai

dengan batas kemampuan

- Palpasi abdomen, kaji adanya distensi

dan massa, auskultasi bising usus

- Kaji kebiasaan eliminasi dan masalah

yang dihadapi sekarang

- Kolaborasi pemberian laxative

- Bantu menyusun jadwal untuk

defekasi

- Medikasi tertentu dapat menyebabkan

konstipasi

- Diet kurang serat dapat menyebabkan kosntipasi

- sedentary lifestyle berpengaruh pada motilitas

usus yang berdampak pada konstipasi

- menentukan adanya penumpukan feses

- menentukan alternatif solusi mengatasi

konstipasi

- membantu mengatasi konstipasi

- menyediakan waktu khusus untuk klien dapat

merespon desakan untuk konstipasi

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria

Hasil Intervensi Rasional

Resiko infeksi

berhubungan dengan

pemasangan alat invasif

Ditandai dengan:

Data Subjektif:

klien mengatakan terpasang

CDL untuk hemodialisa,

Data Objektif:

klien terpasang CDL, IV

line, dan kateter urin,

leukosit 5,53 ribu/µL

Tujuan:

Setelah

dilakukan

intervensi infeksi

dan perluasannya

tidak terjadi.

Kriteria hasil:

sekitar luka tidak

pucat, edema

berkurang, tidak

ada demam,

tanda vital stabil,

Hb ≥ 10 g/dL, Ht

40-48%, leukosit

5000-1000.

- Lakukan cuci tangan 5 moment hand

hygiene, ajarkan pada pasien dan

keluarga untuk mencuci tangan

dengan 6 benar

- Berikan lingkungan yang bersih dan

ventilasi yang baik

- Pantau tanda vital, terutama suhu

- Kaji integritas kulit, mukosa oral

- Bersihkan dan potong kuku jika

panjang

- Periksa adanya luka atau tanda

inflamasi kondisi sekitar alat invasif

- Ganti pemasangan alat invasif sesuai

indikasi seperti IV line tiap tiga hari

- Jaga kebersihan dan kekeringan

sekitar alat invasif

- Motivasi untuk makan nutrisi sesuai

kebutuhan

- Mengurangi resiko infeksi dan

kontaminasi silang, pengajaran cuci

tangan yang benar pada pasien dan

keluarga agar meningkatkan kebiasaan

cuci tangan dengan benar

- Lingkungan bersih mengurangi resiko

perkembangbiakan bakteri

- Memberikan informasi dasar, peningkatan

suhu tanda infeksi

- Kerusakan integritas kulit dapat menjadi

entry point bakteri dan menjadi infeksi

- Mengurangi resiko transmisi pathogen

melalui kulit

- Identifikasi dan perawatan awal dari

infeksi

- Mengurangi resiko infeksi akibat

penggunaan alat invasif terlalu lama

- Mengurangi resiko infeksi dari

penggunaan alat invasif

- Meningkatkan imunitas dan perlawanan

tubuh terhadap bakteri

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria

Hasil Intervensi Rasional

Kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan

perubahan status cairan dan

edema

Ditandai dengan:

Data Subjektif:

klien mengatakan gatal

yang awalnya hanya di

ekstremitas, tetapi

kemudian menyebar,

lengan dan kaki bengkak.

Data Objektif:

terlihat bengkak +2 pada

ekstremitas, terlihat kulit

kering bersisik di

ekstremitas bawah, terlihat

sesekali klien menggaruk

area yang gatal.

Tujuan: setelah

dilakukan

intervensi tidak

terjadi kerusakan

integritas kulit

dengan kriteria

hasil kulit

lembab, tidak

kering dan

bersisik, serta

pasien

menunjukkan

partisipasi pada

pencegahan dan

intervensi.

- Kaji kulit secara rutin seperti tingkat

kelembaban, warna, elastisitas,

keutuhan kulit, inspeksi permukaan

kulit dan titik tekan

- Pantau hidrasi kulit dan membran

mukosa

- Kaji dan pantau keluhan gatal,

anjurkan pasien untuk tidak

menggaruk area yang gatal,

- Menganjurkan dan memotivasi

penggunaan minyak zaitun untuk

emolien pada kulit kering

- Anjurkan pembatasan penggunaan

sabun atau lotion berparfum dan

beralkohol

- Anjurkan memakai pakaian katun

yang longgar

- Anjurkan mengelevasikan ekstremitas

yang edema

- Pertahankan linen kering dan bebas

lipatan.

- Menjadi data dasar terhadap perubahan

sirkulasi atau dekubitus

- Hidrasi berlebihan berpengaruh pada

sirkulasi dan integritas jaringan tingkat

seluler

- Gatal dapat menjadi rute ekskresi produk

sisa

- Mengatasi kekeringan kulit

- Mengurangi kekeringan kulit akibat

pemakaian sabun dan lotion berparfum

dan beralkohol

- Mencegah iritasi dermal

- Mengurangi formasi edema,

meningkatkan venous return

- Mengurangi resiko kerusakan integritas

kulit dekubitus

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Lampiran 3

CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl Diagnosa

Keperawatan Implementasi Evaluasi

21/5 Kelebihan volume

cairan berhubungan

dengan kerusakan

mekanisme regulatori

(gagal ginjal),

penurunan urin

output

Mengkaji tanda vital, denyut dan irama

jantung, mengauskultasi suara jantung

Mengauskultasi suara nafas,

mengobservasi adanya sesak dan

dispnea

Mengobservasi derajat dan lokasi

edema

Mengkaji adanya distensi vena juguler

Mengobservasi membrane kulit dan

mukosa mulut

Menyiapkan dan menemani pasien

USG ginjal

S: “kaki dan tangan bengkak, ada batuk tapi jarang, dahak putih, sesak

sudah berkurang”

O: compos mentis, TD 130/80mmHg, N 84x/menit, RR 24x/menit, S:

37oC, BJ1 BJ2 reguler, suara napas vesikuler, ronki ada di apeks,

wheezing tidak ada, tidak ada penggunaan otot bantu napas dan

cuping hidung, tidak ada distensi vena juguler, edema +4 di

ekstremitas, kulit kaki kering bersisik, mukosa bibir lembab

A; kelebihan volume cairan

P: kaji dan pantau tanda vital, irama dan bunyi jantung, auskultasi paru,

kaji adanya sesak dan dispnea, observasi edema, observasi status

hidrasi, motivasi pasien dan keluarga patuh pada restiksi cairan,

pantau intake-output cairan, timbang berat badan, pantau hasil

laboratorium

21/5 Konstipasi

berhubungan dengan

kurang aktivitas fisik,

perubahan

lingkungan

Mengkaji bising usus

Melakukan palpasi abdomen untuk

menentukan adanya distensi, massa

S: “belum buang air besar”

O: bising usus positif 3x dalam satu menit, distensi positif, massa tak

teraba

A: kosntipasi

P: kolaborasi dietisien untuk menyediakan makanan berserat, motivasi

beraktivitas sesuai toleransi, diskusikan masalah eliminasi, kaji

bowel sound, palpasi abdomen, kolaborasi pemberian laxatif

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Tgl Diagnosa

Keperawatan Implementasi Evaluasi

21/5 Resiko infeksi

berhubungan dengan

pemasangan alat

invasif

Mencuci tangan 5 moments hand

hygiene

Mengkaji tanda vital

Mengkaji integritas kulit

Mengobservasi tanda infeksi di area

sekitar pemasangan alat invasif

Mengajarkan cara cuci tangan 6 benar

pada pasien dan keluarga

S: “tidak merasa demam”

O: TD 130/80mmHg, N 84x/menit, RR 24x/menit, S: 37oC, kulit tidak

ada ulkus, terdapat venplon di lengan kanan, CDL femoral dextra

balutan CDL tidak ada rembesan, kering dan bersih, tidak ada

bengkak dan nyeri di sekitar IV line,

A: resiko infeksi

P: cuci tangan 5 moments hand hygiene

pantau tanda vital

jaga kebersihan sekitar alat invasif

ganti pemasangan alat invasif sesuai jadwal

pantau hasil laboratorium

motivasi klien makan cukup nutrisi

pertahankan prinsip septik aseptik saat tindakan.

21/5 Kerusakan integritas

kulit berhubungan

dengan perubahan

status cairan dan

edema

Mengkaji integritas kulit, kelembaban,

titik tekan

Mengkaji keluhan gatal

Mengelevasikan ekstremitas yang

edema

S: “ kaki tangan bengkak, gatal awalnya di kaki sekarang menyebar ke

tangan dan badan”

O: kulit ekstremitas kering bersisik terutama di kaki, tidak ada uremic

frost, edema pada ekstremitas, terdapat bercak kehitaman di

ekstremitas dan badan, terdapat easy bruishing di lipatan siku lengan

kanan.

A: kerusakan integritas kulit

P: observasi integritas kulit, edema, area titik tekan,

Pantau keluhan gatal, elevasi ekstremitas edema, anjurkan perawatan

kulit dengan minyak zaitun sebagai emolien

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Tgl Diagnosa

Keperawatan Implementasi Evaluasi

22/5 Kelebihan volume

cairan berhubungan

dengan kerusakan

mekanisme regulatori

(gagal ginjal),

penurunan urin

output

Mengkaji tanda vital, denyut dan irama

jantung, mengauskultasi suara jantung

Mengauskultasi suara nafas,

mengobservasi adanya sesak dan

dispnea

Mengobservasi derajat dan lokasi

edema

Mengkaji adanya distensi vena juguler

Mengobservasi membrane kulit dan

mukosa mulut

Mengukur intake dan output cairan

Memotivasi pasien dan keluarga patuh

pada program restriksi cairan

Memantau nilai laboratorium

Memberikan transfusi darah PRC 217

cc

S: “kaki dan tangan bengkak, ada batuk tapi sangat jarang, sesak tidak

ada”

O: compos mentis, TD 120/80mmHg, N 80x/menit, RR 24x/menit, S:

37,5oC, BJ1 BJ2 reguler, suara napas vesikuler, ronki masih ada,

wheezing tidak ada, tidak ada penggunaan otot bantu napas dan

cuing hidung, tidak ada distensi vena juguler, edema +2 di

ekstremitas bawah dan tangan kiri, edema +1 di tangan kanan, kulit

kaki kering bersisik, mukosa bibir lembab, intake cairan 537cc/shift

siang, output 150 cc/shift siang. Nilai laboratorium: Hb 7g/dL, Ht

22,3%, Ur darah 152 mg/dL, Cr darah 7,9 mg/dL, albumin 2,5 g/dL,

A; kelebihan volume cairan belum teratasi

P: kaji dan pantau tanda vital, irama dan bunyi jantung, auskultasi paru,

kaji adanya sesak dan dispnea, observasi edema, observasi status

hidrasi, motivasi pasien dan keluarga patuh pada restiksi cairan,

pantau intake-output cairan, timbang berat badan, pantau hasil

laboratorium

22/5 Konstipasi

berhubungan dengan

kurang aktivitas fisik,

perubahan

lingkungan

Mengkaji bising usus

Melakukan palpasi abdomen untuk

menentukan adanya distensi, massa

Memotivasi pasien makan kaya serat

Membantu menyusun jadwal defekasi

dan memotivasi defekasi sesuai jadwal

Memotivasi pasien beraktivitas sesuai

dengan toleransi

S: “masih belum bias buang air besar”

O: abdomen supel, bising usus positif 3x dalam satu menit, massa tak

teraba

A: konstipasi belum teratasi

P: kolaborasi dietisien untuk menyediakan makanan berserat, motivasi

beraktivitas sesuai toleransi, diskusikan masalah eliminasi, kaji

bowel sound, palpasi abdomen, kolaborasi pemberian laxatif

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Tgl Diagnosa

Keperawatan Implementasi Evaluasi

22/5 Resiko infeksi

berhubungan

dengan

pemasangan alat

invasif

Mencuci tangan 5 moments hand

hygiene

Mengkaji tanda vital, terutama ketika

transfusi

Mengkaji integritas kulit

Mengobservasi tanda infeksi di area

sekitar pemasangan alat invasif

Mengajarkan cara cuci tangan 6 benar

pada pasien dan keluarga

Memberikan edukasi perineal hygiene

pada pasien dan keluarga serta

perawatan kateter urin

S: “tidak merasa demam”

O: TD 120/80mmHg, N 80x/menit, RR 24x/menit, S: 37,5oC, kulit tidak

ada ulkus, terdapat venplon di lengan kanan, CDL femoral dextra

balutan CDL tidak ada rembesan, kering dan bersih, tidak ada bengkak

dan nyeri di sekitar IV line, transfusi jam 18.03 tidak ada reaksi alergi

Jam 18.00 TD 130/80mmHg, N 92x/mnt, S 37,6oC, RR 16x/mnt

Jam 18.15 TD 130/70mmHg, N 86 x/mnt, S 37,5oC, RR 20 x/mnt

Jam 19.40 TD 130/80mmHg, N 88 x/mnt, S 37,9oC, RR 16 x/mnt,

transfusi stop diberikan paracetamol oral 100mg

A: resiko infeksi

P: cuci tangan 5 moments hand hygiene, pantau tanda vital, jaga kebersihan

sekitar alat invasive, ganti pemasangan alat invasif, ganti IV line 24/5,

kateter 25/5, pantau hasil laboratorium, motivasi klien makan cukup

nutrisi, pertahankan prinsip septik aseptik saat tindakan.

22/5 Kerusakan

integritas kulit

berhubungan

dengan perubahan

status cairan dan

edema

Mengkaji integritas kulit, kelembaban,

titik tekan, status hidrasi

Mengkaji keluhan gatal

Mengelevasikan ekstremitas yang

edema

Menganjurkan dan memotivasi

pemakaian minyak zaitun sebagai

emolien

Menganjurkan pembatasan penggunaan

sabun dan lotion berparfum dan

beralkohol

S: “kaki tangan bengkak, masih ada gatal”

O: kulit ekstremitas kering bersisik terutama di kaki, tidak ada uremic

frost, edema pada ekstremitas, terdapat bercak kehitaman di ekstremitas

dan badan, terdapat easy bruishing di lipatan siku lengan kanan

berkurang.

A: kerusakan integritas kulit

P: observasi integritas kulit, edema, area titik tekan,

Pantau keluhan gatal, elevasi ekstremitas edema

anjurkan perawatan kulit dengan minyak zaitun sebagai emolien

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Evaluasi

23-

24/5

Kelebihan

volume cairan

berhubungan

dengan kerusakan

mekanisme

regulatori (gagal

ginjal), penurunan

urin output

Mengkaji tanda vital, denyut dan irama

jantung, mengauskultasi suara jantung

Mengauskultasi suara nafas,

mengobservasi adanya sesak dan

dispnea

Mengobservasi derajat dan lokasi edema

Mengkaji adanya distensi vena juguler

Mengobservasi membrane kulit dan

mukosa mulut

Mengukur intake dan output cairan

Memotivasi pasien dan keluarga patuh

pada program restriksi cairan

Memantau nilai laboratorium post

transfusi

Menimbang berat badan

S: “sesak tidak ada”

O: compos mentis, TD 130/80mmHg, N 92x/menit, RR 22x/menit, S:

37,1oC, BJ1 BJ2 reguler, suara napas vesikuler, ronki masih ada,

wheezing tidak ada, tidak ada penggunaan otot bantu napas dan cuing

hidung, tidak ada distensi vena juguler, edema +2 di ekstremitas

bawah, edema +1 di tangan, mukosa bibir lembab, BB 61,7 kg TB 150

cm, intake cairan 910cc/24jam, output 610 cc/24 jam. Nilai

laboratorium (22/5) Hb 7,1g/dL, Ht 22,8%, Ur darah 99 mg/dL, Cr

darah 5,9 mg/dL, albumin 2,5 g/dL, Na+ 142, K

+ 3,85, Cl

- 105,7 tgl

23/5 post transfusi Hb 8,3 g/dL, Ht 26,6%

A; kelebihan volume cairan teratasi sebagian

P: kaji dan pantau tanda vital, irama dan bunyi jantung, auskultasi paru,

kaji adanya sesak dan dispnea, observasi edema, observasi status

hidrasi, motivasi pasien dan keluarga patuh pada restiksi cairan, pantau

intake-output cairan, timbang berat badan, pantau hasil laboratorium

23-

24/5

Konstipasi

berhubungan

dengan kurang

aktivitas fisik,

perubahan

lingkungan

Mengkaji bising usus

Melakukan palpasi abdomen untuk

menentukan adanya distensi, massa

Memotivasi pasien makan kaya serat

Memotivasi defekasi sesuai jadwal

Memotivasi pasien beraktivitas sesuai

dengan toleransi

S: “masih belum bisa buang air besar”

O: abdomen supel, bising usus positif 4x dalam satu menit, massa tak

teraba

A: konstipasi belum teratasi

P: kolaborasi dietisien untuk menyediakan makanan berserat, motivasi

beraktivitas sesuai toleransi, diskusikan masalah eliminasi, kaji bowel

sound, palpasi abdomen, kolaborasi pemberian laxatif

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Tgl Diagnosa

Keperawatan Implementasi Evaluasi

23-

24/5

Resiko infeksi

berhubungan dengan

pemasangan alat

invasif

Mencuci tangan 5 moments hand

hygiene

Mengkaji tanda vital,

Mengkaji integritas kulit

Mengobservasi tanda infeksi di area

sekitar pemasangan alat invasif

Mengganti IV line baru

S: “tidak merasa demam”

O: kulit tidak ada ulkus, terdapat venplon di lengan kiri, CDL femoral

dextra balutan CDL tidak ada rembesan, kering dan bersih, tidak ada

bengkak dan nyeri di sekitar IV line,

Jam 21.00 TD 130/80mmHg, N 92x/mnt, S 37,1oC, RR 22x/mnt

Jam 18.15 TD 130/80mmHg, N 78 x/mnt, S 36,5oC, RR 18 x/mnt

A: resiko infeksi

P: cuci tangan 5 moments hand hygiene, pantau tanda vital, jaga kebersihan

sekitar alat invasif, ganti pemasangan alat invasif, kateter 25/5, pantau

hasil laboratorium, motivasi klien makan cukup nutrisi, pertahankan

prinsip septik aseptik saat tindakan.

23-

24/5

Kerusakan integritas

kulit berhubungan

dengan perubahan

status cairan dan

edema

Mengkaji integritas kulit,

kelembaban, titik tekan, status

hidrasi

Mengkaji keluhan gatal

Memotivasi pemakaian minyak

zaitun sebagai emolien

Menganjurkan pembatasan

penggunaan sabun dan lotion

berparfum dan beralkohol

S: “kulitnya sudah mendingan, masih ada gatal tapi sudah berkurang”

O: kulit ekstremitas kering di kaki sebagian sudah terkelupas dengan

jaringan kulit yang baru sebagian sudah tidak bersisik, tidak ada uremic

frost, edema +1 pada ekstremitas bawah, terdapat bercak kehitaman di

ekstremitas dan badan, kulit di tangan lembab.

A: kerusakan integritas kulit teratasi sebagian

P: observasi integritas kulit, edema, area titik tekan,

Pantau keluhan gatal, elevasi ekstremitas edema

anjurkan perawatan kulit dengan minyak zaitun sebagai emolien

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Tgl Diagnosa

Keperawatan Implementasi Evaluasi

26/5 Kelebihan volume

cairan berhubungan

dengan kerusakan

mekanisme regulatori

(gagal ginjal),

penurunan urin

output

Mengkaji tanda vital, denyut dan irama

jantung, mengauskultasi suara jantung

Mengauskultasi suara nafas,

mengobservasi adanya sesak dan

dispnea

Mengobservasi derajat dan lokasi

edema

Mengkaji adanya distensi vena juguler

Mengobservasi membrane kulit dan

mukosa mulut

Mengukur intake dan output cairan

Memotivasi pasien dan keluarga patuh

pada program restriksi cairan

S: “sesak tidak ada”

O: compos mentis, TD 130/80mmHg, N 78x/menit, RR 18x/menit, S:

36,1oC, BJ1 BJ2 reguler, suara napas vesikuler, wheezing tidak ada,

tidak ada penggunaan otot bantu napas dan cuing hidung, tidak ada

distensi vena juguler, edema tidak ada, mukosa bibir lembab, intake

cairan 150cc/shift pagi, output 110 cc/shift pagi.

A; kelebihan volume cairan teratasi

P: kaji dan pantau tanda vital, irama dan bunyi jantung, auskultasi paru,

kaji adanya sesak dan dispnea, observasi edema, observasi status

hidrasi, motivasi pasien dan keluarga patuh pada restiksi cairan,

pantau intake-output cairan, timbang berat badan, pantau hasil

laboratorium

26/5 Konstipasi

berhubungan dengan

kurang aktivitas fisik,

perubahan

lingkungan

Mengkaji bising usus

Melakukan palpasi abdomen untuk

menentukan adanya distensi, massa

Memotivasi pasien makan kaya serat

Membantu menyusun jadwal defekasi

dan memotivasi defekasi sesuai jadwal

Memotivasi pasien beraktivitas sesuai

dengan toleransi

S: “masih belum bisa buang air besar”

O: abdomen supel, bising usus positif 6x dalam satu menit, massa tak

teraba

A: konstipasi belum teratasi

P: kolaborasi dietisien untuk menyediakan makanan berserat, motivasi

beraktivitas sesuai toleransi, motivasi defekasi sesuai jadwal, kaji

bowel sound, palpasi abdomen, kolaborasi pemberian laxatif

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

Tgl Diagnosa

Keperawatan Implementasi Evaluasi

26/5 Resiko infeksi

berhubungan dengan

pemasangan alat

invasif

Mencuci tangan 5 moments hand

hygiene

Mengkaji tanda vital, terutama

ketika transfusi

Mengkaji integritas kulit

Mengobservasi tanda infeksi di area

sekitar pemasangan alat invasif

Melakukan bladder training dan

pelepasan kateter folley

S: “tidak merasa demam”

O: TD 130/80mmHg, N 78x/menit, RR 18x/menit, S: 36,1oC, kulit tidak

ada ulkus, CDL femoral dextra balutan CDL tidak ada rembesan,

kering dan bersih, tidak ada bengkak dan nyeri di sekitar IV line, tidak

ada kemerahan dan rabas di area perineal,

A: resiko infeksi

P: cuci tangan 5 moments hand hygiene, pantau tanda vital, jaga kebersihan

sekitar alat invasif, ganti pemasangan alat invasif, pantau hasil

laboratorium, motivasi klien makan cukup nutrisi, pertahankan prinsip

septik aseptik saat tindakan.

26/5 Kerusakan integritas

kulit berhubungan

dengan perubahan

status cairan dan

edema

Mengkaji integritas kulit,

kelembaban, titik tekan, status

hidrasi

Mengkaji keluhan gatal

Memotivasi pemakaian minyak

zaitun sebagai emolien

Menganjurkan pembatasan

penggunaan sabun dan lotion

berparfum dan beralkohol

S: “gatal sudah mendingan”

O: edema tidak ada, terdapat bercak kehitaman di ekstremitas dan badan,

kulit yang kering menunjukkan perbaikan dengan adanya jaringan kulit

baru, sebagian yang lain masih sedikit bersisik, kulit tangan lembab,

turgor kulit baik.

A: kerusakan integritas kulit teratasi sebagian

P: observasi integritas kulit,

Pantau keluhan gatal,

anjurkan perawatan kulit dengan minyak zaitun sebagai emolien

anjurkan pembatasan penggunaan sabun dan lotion berparfum dan

beralkohol

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

DAFTAR MEDIKASI

Nama Dosis Rute Indikasi Kontraindikasi Efek Samping

Bicnat

3x500

mg

Per Oral Antasida, menurunkan kadar asam

urat, penetral asam pada penderita

asidosis tubulus renalis

Alkalosis -

Vit B12 3x50 mg Per Oral Anemia Anemia megaloblastik

pada kehamilan

-

CaCo3

3x50 mg Per Oral Antasida Hipersensitifitas,

hiperkalsemia,

hiperkalsiuria,

Konstipasi, distensi

Asam folat 1x15 mg Per Oral anemia Hipersensitif, -

Allopurinol

1x100

mg

Per Oral Hiperuricemia primer dan sekunder,

terapi sitostatik, polisitemia vera

Hipersensitif, wanita

hamil dan menyusui

Reaksi hipersensitif berupa ruam

makulopapular didahului pruritus,

urtikaria, ruam, mual

Amlodipin 1x5 mg Per Oral Hipertensi, angina Hipersensitif, Sakit kepala, letih, mual, palpitasi,

pening,

Ondancentron 3x4 mg Intra

Vena

Mual muntah Hipersensitif, Hamil dan

laktasi

Sakit kepala, panas& kemerahan

pada wajah, konstipasi

Omeprazole

1x40 g Intra

Vena

Tukak duodenal, tukak gastric, tukak

peptic, refluk esofagitis

Hipersensitif, hamil,

menyusui

Mual, muntah, sakit kepala, diare,

perut kembung, urtikaria, pruritus,

mengantuk

Fluimucyl 3x10 cc Per Oral Zat pencair sekresi mucus dan

mukopurulen

- -

Furosemid 3x4 mg Per Oral Edema, hipertensi Koma hepatikum,

hipokalemia,

Mual, muntah, diare, anoreksia,

lemah, letih,

Lampiran 5

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390971-PR-Fanuva Endang Tri... · pasien CKD sehingga. menjadi asuhan keperawatan yang holistik

Universitas Indonesia

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. BIODATA DIRI

Nama : Fanuva Endang Tri Setyaningsih

Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 15 November 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Golongan Darah : A

Alamat : Sumur Pakis Rt 01 Rw 02 Pakisrejo,

Kec. Banyu Urip, Purworejo, Jawa Tengah

Email : [email protected]

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia : 2013-2014

2. Program Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia : 2009-2013

3. SMA N 1 Purworejo : 2006-2009

4. SLTPN 1 Kutowinangun : 2003-2006

5. SDN 3 Kutowinangun : 1997-2003

6. TK Ngudi Basuki : 1996-1997

Lampiran 6

Minyak zaitun ..., Fanuva Endang Tri Setyaningsih, FIK UI, 2014