181
UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN MASALAH KENYAMANAN DAN PERNAPASAN MELALUI PENERAPAN PENGISAPAN LENDIR ‘EMPAT TANGAN’ BERDASARKAN PENDEKATAN TEORI COMFORT KOLCABA KARYA ILMIAH AKHIR NOVA FAJRI NPM. 1306346121 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN DEPOK, JUNI 2016 Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN MASALAHKENYAMANAN DAN PERNAPASAN MELALUI PENERAPANPENGISAPAN LENDIR ‘EMPAT TANGAN’ BERDASARKAN

PENDEKATAN TEORI COMFORT KOLCABA

KARYA ILMIAH AKHIR

NOVA FAJRINPM. 1306346121

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN

DEPOK, JUNI 2016

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN MASALAHKENYAMANAN DAN PERNAPASAN MELALUI PENERAPANPENGISAPAN LENDIR ‘EMPAT TANGAN’ BERDASARKAN

PENDEKATAN TEORI COMFORT KOLCABA

KARYA ILMIAH AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSpesialis Keperawatan Anak

NOVA FAJRINPM. 1306346121

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN

DEPOK, JUNI 2016

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ilmiah akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber

baikyang dikutip meupun dirujuktelah saya

nyatakan dengan benar.

Nama

IYPM

Tanda Tangan

Tanggal

Nova Fajri

1306346121

W+Juni 2016

lil

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nova FajriTempatltanggal lahir : Banda Aceh, 24 November 1987Nomor telp,TIP : 085260114258Alamat enrail : [email protected]

Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang

berjudul "Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir dengan Masalah Kenyamanan

dan Pernapasan Melalui Penerapan Pengisapan Lendir 'Empat Tangan'

Berdasarkan Pendekatan Teori Kenyamanan Kolcaba" bebas dari plagiarisme

dan bukan hasil karya orang lain.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian dari karya ilmiah akhir

tersebut terdapat indikasi plagiarisme, saya bersedia menerima sanksi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang herlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari

siapapun.

Dibuat di DepokPadatanggal 15 Juni 2016

(Yeni Rustina, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D)

IV

Karya Ilmiah Akhir pernyataan

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Karya ilmiah akhir ini diajukan oleh:

Nama

NPM

Program studi

Judul karya ilmiah akhir

HALAMAN PENGESAHAN

Nova Fajri

1306346121

Spesialis Keperawatan

Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir denganMasalah Kenyamanan dan Pernapasan melaluiPenerapan Pengisapan Lendir 'Empat Tangan'Berdasarkan Pendekata-n Teori KenyamananKolcaba

dr. R. Adhi Teguh Perma Iskandar, Sp.

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dalam sidang karya

ilmiah akhir sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Spesialis Keperawatan Anak pada Program Studi Spesialis Keperawatan Fakultas

Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Supervisor Utama

Supervisor

Penguji I

Penguji II

Ditetapkan di

Tanggal

Nurhayati, Ns., Sp.Kep.An

: Depok

: Juni 2016

Yeni Rustina, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D W

Fajar Tri Waluyanti, Ns., Sp.Kep.An,, IBCLC

(AA*hr)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah S.W.T atas segala limpahan nikmat iman dan nikmat

Islam, serta karena ridho dan kehendak-Nya penulis bisa menyelesaikan karya

ilmiah akhir ini. Karya ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan Program

Spesialis Keperawatan Anak pada Fakultas Illmu Keperawatan, Universitas

Indonesia. Penyelesaian karya ilmiah akhir ini tidak lepas dari kontribusi berbagai

pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1) Ibu Yeni Rustina, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D, selaku supervisor utama dan

pembimbing akademik yang telah mengajarkan penulis tentang arti

membimbing yang sebenarnya, yang telah bersedia meluangkan banyak

waktu, perhatian, serta mencurahkan tenaga dan ilmunya untuk mengarahkan,

membimbing, dan mendukung saya untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir

ini;

2) Ibu Fajar Tri Waluyanti, M.Kep., Sp.Kep.An., IBCLC selaku supervisor yang

juga telah membimbing dan membuka wawasan penulis dalam menyusun

karya ilmiah akhir;

3) Dewan penguji yang bersedia meluangkan waktu dan memberikan masukan

untuk kesempurnaan karya ilmiah akhir ini;

4) Dra. Junaiti Sahar, S.Kp., M.App.Sc., PhD., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia;

5) Dr. Novy H. Catharina Daulima, S.Kp., M.Sc., selaku Ketua Program Pasca

Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia;

6) Seluruh dosen Departemen Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu dan wawasan;

7) Direktur dan bagian keperawatan RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSAB

Harapan Kita yang telah mengijinkan praktik residensi keperawatan;

8) Perawat ruang Perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSAB

Harapan Kita Jakarta yang telah bersedia berbagi pengalaman dan wawasan

tentang keperawatan anak;

v

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Universitas Indonesia

9) Terkhusus kepada ayahanda dan ibunda yang terus mendo’akan dimanapun

berada, dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril

maupun materil;

10) Seluruh sahabat yang ikut mendo’akan dan memberi dukungan, serta rekan-

rekan Peminatan Keperawatan Anak Angkatan 2013 yang telah banyak

membantu dan mendukung penyelesaian karya ilmiah akhir ini.

11) Seluruh pihak yang turut memberikan dukungan dan bantuan dalam

penyelesaian karya ilmiah akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga karya ilmiah akhir ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak

dan pengembangan ilmu keperawatan.

Depok, Juni 2016

Penulis

vi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawahini:

NamaNPMProgram StudiKekhususanFakultasJenis Karya

Nova Fajri1306346121Spesialis KeperawatanKeperawatan AnakIlmu KeperawatanKarya Ilmiah Akhir

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Nonexekxive Rayalty-FreeRight) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir dengan Masalah Kenyamanan danPernapasan melalui Penerapan Pengisapan Lendir (Empat Tangan'Berdasarkan Pendekatan Teori Kcnyamanan Koleaba

beserta perangkat yang ada (ika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti iniUniversitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengeloladalam bentnk pangkalan data(database),merawat, dan mempublikasikan tugas akhirsaya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulislpencipta dan sebagaipemilikHak Cipta.

Demikian pernyataan iai saya buat dengan sebenarnya.

dibuat di : Depok

Pada tanggal : Juni 2016

Yang menyatakan

('iA,(Nova Fajri)

vll

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Nova FajriProgram Studi : Spesialis KeperawatanJudul Tesis :

Neonatus mengalami kondisi ketidaknyamanan selama mendapatkan perawatan diruang intensif. Tujuan penulisan untuk menganalisis aplikasi teori ComfortKolcaba pada bayi baru lahir dengan masalah kenyamanan dan pernapasan. Studikasus dilakukan terhadap lima bayi di ruang perinatologi. Asuhan keperawatanberfokus pada kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan.Pengisapan lendir teknik empat tangan sebagai salah satu intervensi kenyamananyang dievaluasi dengan Pediatric Comfort Assessment. Penerapan teori ComfortKolcaba memberikan hasil yang baik terhadap kenyamanan kelima bayi.Kenyamanan psikospiritual dan sosiokultural dapat terpenuhi; sedangkankenyamanan fisik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Simpulan dari studi ini yaituteori keperawatan Comfort Kolcaba sangat komprehensif sehingga sangatdirekomendasikan untuk diterapkan pada bayi secara simultan danberkesinambungan.

Kata kunci: Bayi baru lahir, kenyamanan, pernapasan, Neonatal Intensive CareUnit.

Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir dengan MasalahKenyamanan dan Pernapasan melalui Penerapan PengisapanLendir ‘Empat Tangan’ Berdasarkan Pendekatan Teori ComfortKolcaba

viii

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Nova FajriStudy Program : Pediatric Nurse SpecialistTitle :

Newborn was discomfort in the intensive care unit. The purpose of this writing isto provide an analysis of Kolcaba comfort theory applications in nursing care fornewborns with comfort and respiratory problems. Case study method was used in5 infants treated in perinatology. Nursing care given using the assessment ofphysical comfort, psychospiritual, socio-cultural, and environmental. Theimplementation of four-handed suction technique as one of the comfortintervention which evaluated by pediatric comfort assessment tool. Theapplication of the Kolcaba comfort theory gives good results towards the comfortof five infants. Psychospiritual comfort and sociocultural be fulfilled; whereasphysical comfort is influenced by various factors. The conclusion of this study isKolcaba nursing comfort theory has very comprehensive aspects therefore highlyrecommended for newborns' comfort through simultaneous and continuousimplementation.

Keywords: Newborn, comfort, respiratory, Neonatal Intensive Care Unit.

Nursing care for newborns with comfort and respiratoryproblems by applying four-handed suctioning through Kolcabacomfort theory based

ix

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPULHALAMAN JUDUL........................................................................................... iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................ iiPERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME........................................................ iiiHALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ivKATA PENGANTAR ........................................................................................ vHALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYAILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................viiABSTRAK ..........................................................................................................viiiABSTRACT........................................................................................................ ixDAFTAR ISI....................................................................................................... xDAFTAR TABEL............................................................................................... xiiDAFTAR SKEMA.............................................................................................. xiiiDAFTAR GRAFIK............................................................................................. xivDAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xv

1. PENDAHULUAN.......................................................................................... 11.1 Latar Belakang ......................................................................................... 11.2 Tujuan....................................................................................................... 41.3 Sistematika Penulisan............................................................................... 5

2. APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA ASUHANKEPERAWATAN......................................................................................... 62.1 Gambaran Kasus....................................................................................... 6

2.1.1 Kasus 1 ............................................................................................ 62.1.2 Kasus 2 ............................................................................................ 72.1.3 Kasus 3 ............................................................................................ 82.1.4 Kasus 4 ............................................................................................ 92.1.5 Kasus 5 ............................................................................................ 10

2.2 Tinjauan Teoritis ...................................................................................... 112.2.1 Ketidaknyamanan pada Bayi Baru Lahir ........................................ 112.2.2 Pernapasan pada Bayi Baru Lahir ................................................... 122.2.3 Teknik Pengisapan Lendir “Empat Tangan” ................................... 14

2.3 Integrasi Teori dan Konsep Keperawatan Comfort Kolcaba dalamProses Keperawatan ................................................................................. 162.3.1 Teori dan Konsep Keperawatan Comfort oleh Katharine Kolcaba . 16

2.4 Aplikasi Teori Keperawatan dalam Proses Keperawatan pada KasusTerpilih ..................................................................................................... 19

3. PENCAPAIAN KOMPETENSI .................................................................. 443.1 Pencapaian Kompetensi ........................................................................... 443.2 Praktik Spesialis Keperawatan Anak dalam Pencapaian

Kompetensi............................................................................................... 473.3 Implementasi Evidence Based Nursing Practice ..................................... 49

x

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Universitas Indonesia

4. PEMBAHASAN ............................................................................................ 324.1 Penerapan Teori Kenyamanan oleh Katharine Kolcaba dalam

Asuhan Keperawatan Bayi dengan Masalah Kenyamanan danPernapasan................................................................................................ 564.1.1 Pengkajian Keperawatan ................................................................. 564.1.2 Diagnosis Keperawatan ................................................................... 624.1.3 Perencanaan dan Implementasi Keperawatan ................................. 634.1.4 Evaluasi Keperawatan ..................................................................... 64

4.2 Praktik Spesialis Keperawatan Anak dalam Pencapaian targetKompetensi............................................................................................... 64

5. SIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 665.1 Kesimpulan............................................................................................... 665.2 Saran......................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

xi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengelompokkan Masalah Berdasarkan Taksonomi ComfortKolcaba pada Bayi Ny. YN................................................................ 22

Tabel 2.2 Comfort Care Masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas........ 23Tabel 2.3 Comfort Care Masalah Ketidakefektifan Pola Napas ........................ 24Tabel 2.4 Comfort Care Masalah Ketidakefektifan Termoregulasi................... 25Tabel 2.5 Comfort Care Masalah Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh.......................................................................... 25Tabel 2.6 Comfort Care Masalah Gangguan Rasa Nyaman .............................. 26Tabel 2.7 Comfort Care Risiko Infeksi .............................................................. 26Tabel 2.8 Comfort Care Masalah Risiko Keterlambatan Pertumbuhan

dan Perkembangan ............................................................................. 27Tabel 2.9. Comfort Care Risiko Gangguan Pengasuhan Orang Tua .................. 28Tabel 2.10. Implementasi Keperawatan Tanggal 22 Februari 2016 ..................... 28Tabel 2.11. Implementasi Keperawatan Tanggal 23 Februari 2016 ..................... 31Tabel 2.12. Implementasi Keperawatan Tanggal 24 Februari 2016 ..................... 34Tabel 2.13. Implementasi Keperawatan Tanggal 25 Februari 2016 .................... 37Tabel 2.14. Implementasi Keperawatan Tanggal 26 Februari 2016 ..................... 40Tabel 3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Gestasi dan Usia Koreksi .. 52

xii

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Universitas Indonesia

DAFTAR SKEMA

Kerangka Kerja Konseptual Teori Comfort .......................................................... 18

xiii

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Universitas Indonesia

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1. Rerata nilai saturasi kelompok kontrol dan intervensi ............................ 52Grafik 3.2. Rerata nilai denyut jantung kelompok kontrol dan intervensi................. 53Grafik 3.3. Rerata skor Kenyamanan (Pediatric Comfort Assessment)..................... 54

xivAsuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penilaian Kenyamanan (Pediatric Comfort Assessment)Lampiran 2. Asuhan Keperawatan Kasus 2Lampiran 3. Asuhan Keperawatan Kasus 3Lampiran 4. Asuhan Keperawatan Kasus 4Lampiran 5. Asuhan Keperawatan Kasus 5Lampiran 6. Laporan Hasil Implementasi EBN pada Proyek InovasiLampiran 7. Biodata Penulis

xv

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

1

Universitas Indonesia

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah pernapasan merupakan masalah yang sangat sering terjadi pada

bayi di ruang NICU. Hal ini disebabkan oleh perkembangan paru yang

belum sempurna, kelainan kongenital, dan faktor maternal. Perkembangan

organ paru terutama alveoli sebagai tempat pertukaran gas masih berlanjut

sampai setelah bayi lahir. Otot pernapasan pada bayi baru lahir masih kaku,

serta saraf pengaturan pernapasan belum berkembang sempurna. Selain itu,

bayi baru lahir memiliki diafragma yang masih mudah lelah (Weiss &

Tolomeo, 2012). Hal ini menjadi masalah utama pada bayi terutama bayi

prematur.

Pada bayi dengan kelahiran kurang bulan, organ pernapasan berkembang

secara immatur, terutama pusat pengaturan pernapasan yang berfungsi untuk

mengontrol pernapasan. Selain itu, produksi surfaktan yang kurang

mengakibatkan paru bayi prematur mudah kolaps. Sebagai akibatnya, bayi

prematur rentan terhadap terjadinya henti nafas. Usia bayi prematur

mempengaruhi kejadian henti napas yaitu semakin kecil usia gestasi

semakin tinggi risiko kejadian henti napas. Bayi dengan usia gestasi kurang

dari 31 minggu akan lebih sering mengalami apnea sentral lebih dari 10

detik yang disertai dengan bradikardia kurang dari 100 kali/menit

dibandingkan bayi dengan usia gestasi lebih dari 31 minggu (Fairchild et al.,

2016). Bayi dengan masalah distres pernapasan ini memerlukan bantuan

dari alat bantu dan pendukung pernapasan baik berupa ventilator mekanik

maupun Nasal Continuous Positive Airway Pressure (NCPAP) yang

terdapat pada ruang perawatan level II dan III.

Ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) merupakan ruang perawatan

level III ditujukan untuk neonatus sakit seperti bayi prematur dengan

berbagai masalah penyerta, kegawatan pernapasan, infeksi, dan

pembedahan. NICU memiliki lingkungan kerja yang unik yaitu tindakan

1

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

2

Universitas Indonesia

perawatan yang dilakukan merupakan perawatan yang sangat vital untuk

keberlangsungan hidup neonatus (Hallowell, Spatz, Hanlon, Rogowski, &

Lake, 2014), namun peralatan kesehatan, tindakan keperawatan, serta

tatalaksana medis di ruang tersebut juga dapat menimbulkan stres dan

ketidaknyamanan pada neonatus. Tindakan keperawatan dan tata laksana

medis yang dapat menimbulkan stres dan ketidaknyamanan pada neonatus

seperti pemasangan infus, pengambilan darah, pengisapan lendir

(suctioning), dan tindakan lain yang banyak memanipulasi neonatus

(Altimier, 2007). Neonatus akan menunjukkan respon terhadap stressor

yang diterima.

Beberapa respon yang dimunculkan neonatus yang mengalami stres dan

perubahan karena tindakan seperti pengisapan lendir yaitu perubahan status

pernapasan (frekuensi napas, saturasi oksigen, dan retraksi dada) serta

perubahan denyut jantung (Cardoso, Kusahara, Guinsburg, & Pedreira,

2015). Penurunan saturasi oksigen terjadi karena tekanan negatif yang

diberikan saat pengisapan lendir dapat membuat jalan napas distal dan

alveoli kolaps walaupun sudah dilakukan dengan prosedur yang benar (Tan,

2002). Perilaku lainnya yang menunjukkan stres pada bayi yaitu perilaku

menolak dan merejang. Berdasarkan penelitian tentang respon bayi saat

dilakukan pengisapan lendir yang dilakukan oleh Barbosa, Cardoso, Brasil,

dan Scochi (2011), didapatkan hasil bahwa terjadi perubahan yang

signifikan pada pernapasan dan denyut jantung bayi. Penelitian tersebut

merekomendasikan agar dapat mengembangkan intervensi nonfarmakologis

untuk mengurangi potensial perubahan respon ketidaknyamanan bayi

berdasarkan parameter fisiologis karena prosedur pengisapan lendir.

Perilaku stres pada bayi dapat ditunjukkan dengan merentangkan jari kaki

dan tangan, menangis, dan perubahan warna kulit (Rustina, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Casey (2006) selama delapan tahun tentang

kemampuan intelektual bayi prematur didapatkan bahwa kemampuan

intelektual bayi prematur lebih rendah dari bayi cukup bulan. Banyak

dampak lain ketidaknyamanan pada bayi terutama bayi prematur yang dapat

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

3

Universitas Indonesia

mengganggu berbagai sistem tubuh bayi seperti neurologis, respirasi,

sensorik, keseimbangan, dan sistem lain, sehingga meminimalkan risiko

gangguan melalui intervensi non-farmakologis harus dilakukan (Hadian &

Sabet, 2013). Intervensi non-farmakologis untuk mengurangi kenyamanan

pada bayi diantaranya menerapkan developmental care (meminimalkan

pencahayaan, mengurangi kebisingan, nesting dan positioning, minimal

handling), pembedongan, perawatan metode kanguru, pemberian ASI, dan

perawatan berpusat pada keluarga (Lista et al., 2013; Walter-Nicolet,

Annequin, Biran, Mitanchez, & Tourniaire, 2010). Tindakan lainnya untuk

mengatasi masalah pernapasan bayi dengan tetap memperhatikan

kenyamananan bayi adalah melakukan pengisapan lendir dengan teknik

“empat tangan” (Cone, Pickler, Grap, Mcgrath, & Wiley, 2013).

Teknik “empat tangan” pada pengisapan lendir ini bertujuan untuk

menciptakan kenyamanan, mengurangi stres, dan meningkatkan perilaku

regulasi diri bayi serta memudahkan kerja perawat dalam melakukan

pengisapan lendir. Teknik ini diperkenalkan oleh Cone, Pickler, Grap,

McGrath, dan Wiley (2013) melalui disertasi Cone (2011). Empat tangan

adalah teknik pelaksanaan pengisapan lendir yang dilakukan oleh dua orang,

yaitu operator dan asisten. Operator akan berfokus pada pengisapan lendir

yang dilakukan; sedangkan asisten akan membantu pelaksanaan pengisapan

lendir seperti menjaga posisi selang endotracheal tube (ET) agar tetap pada

posisinya, serta menciptakan kenyamanan pada bayi seperti memposisikan

tangan dan kaki fleksi jika diperlukan. Pelaksanaan pengisapan lendir oleh

dua orang ini telah diteliti di berbagai tempat dan menjadi rekomendasi serta

panduan di beberapa rumah sakit karena meminimalkan ketidaknyamanan

bayi (Gonçalves, Tsuzuki, & Carvalho, 2015).

Katharine Kolcaba mengemukakan bahwa kenyamanan merupakan salah

satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kesehatan

dan produktivitas. Kenyamanan yang harus terpenuhi meliputi kenyamanan

fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan. Kolcaba membagi

tingkat kenyamanan ke dalam tiga tipe yaitu relief, ease, dan transcendence.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

4

Universitas Indonesia

Tingkatan relief yaitu rasa ketidaknyamanan sudah diekspresikan oleh

pasien sehingga perawat dapat mengetahuinya. Ease merupakan sintesis dari

teori Henderson yang menjelaskan tentang 13 kebutuhan dasar manusia

yang perlu dijaga untuk mencapai homeostasis; sedangkan transcendence

adalah tingkat dimana pasien dapat meningkatkan ataupun mengatasi

ketidaknyamanannya dengan bantuan (Parker & Smith, 2010).

Pengamatan terhadap lima pasien yang dilakukan pengisapan lendir oleh

satu orang perawat mengalami respon ketidaknyamanan yang ditunjukkan

melalui peningkatan denyut jantung, penurunan saturasi oksigen, dan

peningkatan skor ketidaknyamanan pada bayi yang dinilai menggunakan

Pediatric Comfort Assessment (PCA) (Intermountain Healtcare, 2007). Stres

dan ketidaknyamanan yang terjadi terutama pada bayi prematur ini

ditakutkan akan berdampak pada perkembangan bayi tersebut. Oleh karena

itu penulis tertarik untuk mencegah ketidaknyamanan bayi baru lahir saat

tindakan pengisapan lendir melalui teknik “empat tangan” di ruang

perinatologi.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini yaitu:

1.2.1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran dan menganalisis pemberian asuhan

keperawatan pada bayi prematur dengan masalah kenyamanan dan

pernapasan melalui pendekatan teori keperawatan Comfort Kolcaba

di Ruang Perinatologi RSUPN Cipto Mangun Kusumo dan RSAB

Harapan Kita Jakarta.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan dan menganalisis pengkajian ketidaknyamanan

dan pernapasan pada bayi berdasarkan teori keperawatan Comfort

Kolcaba di ruang Perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo dan

RSAB Harapan Kita Jakarta

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

5

Universitas Indonesia

b. Mendeskripsikan dan menganalisis rumusan diagnosis,

perencanaan, dan implementasi keperawatan pada bayi dengan

masalah ketidaknyamanan dan pernapasan di ruang Perinatologi

RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSAB Harapan Kita Jakarta

c. Mendeskripsikan dan menganalisis hasil evaluasi aplikasi teori

keperawatan Comfort Kolcaba pada bayi dengan masalah

ketidaknyamanan dan pernapasan di ruang Perinatologi RSUPN

Cipto Mangunkusumo dan RSAB Harapan Kita Jakarta

d. Mendeskripsikan dan menganalisis pencapaian kompetensi

spesialis keperawatan dalam praktik etik dan legal, keperawatan

profesional, kepemimpinan dan manajemen, pendidikan dan

penelitian, pengembangan kualitas personal dan profesional.

1.3. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan karya ilmiah akhir ini yaitu:

1.3.1. Bab 1. Pendahuluan

Pada bab ini dipaparkan tentang latar belakang penulisan karya

ilmiah akhir dan pemilihan topik, tujuan, dan sistematika penulisan.

1.3.2. Bab 2. Aplikasi Teori Keperawatan pada Asuhan Keperawatan

Bab ini berisi tentang gambaran kasus, tinjauan teoritis, integrasi

teori dan konsep keperawatan, serta aplikasi teori keperawatan pada

kasus terpilih.

1.3.3. Bab 3. Pencapaian kompetensi

Bab ini memuat tentang pencapaian kompetensi residen

keperawatan, pembahasan praktik spesialis keperawatan anak dalam

pencapaian kompetensi, serta implementasi evidence based nursing

practice.

1.3.4. Bab 4. Pembahasan

Penerapan teori keperawatan, serta analisis kesamaan, dan perbedaan

pada kelima kasus disajikan pada bab pembahasan.

1.3.5. Bab 5. Simpulan dan saran

Bab ini memuat simpulan dan saran terkait karya ilmiah akhir ini.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

6

Universitas Indonesia

BAB 2

APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN

2.1. Gambaran Kasus

2.1.1. Kasus 1

Bayi Ny. YN, usia kronologis 7 hari dengan berat badan sekarang 1800

gram. Diagnosis medis Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan

(NKB-SMK) dengan usia gestasi 32 minggu dan berat badan lahir 1905

gram, Respiratory Distress (RD) e.c tersangka Sepsis Neonatorum Awitan

Dini (SNAD), Apnea of Prematurity (AOP), dan Patent Ductus Arteriosus

(PDA) kecil. Lahir secara Sectio Caesarea (SC) atas indikasi gawat janin,

ibu dengan impending eklampsia. Bayi dengan apgar skor 5/7 dipasangkan

alat Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dengan Positive End

Expiration Pressure (PEEP) mencapai 8 dengan fraksi oksigen (FiO2) 30%

dan turun menjadi PEEP 5 FiO2 21% pada usia 4 hari. Saat pengkajian

didapatkan data bahwa bayi Ny. YN mengalami periode apnea dan

desaturasi berulang, terkadang terdapat lendir pada jalan napas. Bayi juga

mengalami instabilitas suhu. Pada saat dilakukan pengisapan lendir bayi

terlihat ekstremitas meregang, saturasi oksigen menurun, dan denyut

jantung meningkat. Skor Pediatric Comfort Assessment (PCA) adalah 15

dengan batas nilai 0-19.

Diagnosis keperawatan pada bayi Ny. YN yaitu: Ketidakefektifan bersihan

jalan napas, ketidakefektifan pola napas, ketidakefektifan termoregulasi,

gangguan rasa nyaman, ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh, risiko infeksi, risiko keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan, risiko gangguan pengasuhan orang tua. Intervensi

keperawatan yang dilakukan yaitu: Melakukan pengisapan lendir dengan

teknik empat tangan, mengatur posisi sedikit ekstensi kepala dan

mencegah leher tertekuk, memberikan nutrisi parenteral dan tetap

menganjurkan ibu memerah ASI, memberikan nesting dengan midline

position, tangan dan kaki fleksi, memeriksa tanda infeksi, mencuci tangan

6

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

7

Universitas Indonesia

lima momen, menjaga prinsip bersih dan steril, memberikan asuhan

perkembangan, serta memberikan antibiotik.

Setelah dilakukan lima hari perawatan, bayi menunjukkan tanda vital

normal, masih terpasang CPAP PEEP 5 dan FiO2 21%, berat badan naik

menjadi 1900 gr, bayi tidak menunjukkan perilaku meregang saat

pengisapan lendir, orang tua mengunjungi bayi setiap hari dan

menyediakan ASI.

2.1.2. Kasus 2

Bayi Ny. RH, usia kronologis 2 hari dengan diagnosis medis NKB-SMK

dengan usia gestasi 32 minggu dan berat badan lahir 1200 gram, RD ec

Hyalin Membran Disease (HMD) dd tersangka SNAD. Lahir secara SC

atas indikasi ketuban pecah dini dan oligohidramnion berat. Nilai apgar

skor 7/9, usia 5 menit terdapat napas cuping hidung dan retraksi intercostal

minimal dan dipasangkan CPAP PEEP 7, FiO2 21% dan dapat diturunkan

hingga PEEP 5 dengan FiO2 21% pada usia 10 jam, dan lepas CPAP pada

usia dua hari. Saat pengkajian didapatkan data bahwa bayi Ny. RH

mengalami desaturasi dengan SpO2 mencapai 76% dan bradikardia hingga

85 kali/menit, kemudian dipasangkan CPAP PEEP 5 FiO2 21%. Pada saat

dilakukan pengisapan lendir bayi terlihat meregang, saturasi oksigen

menurun, dan denyut jantung meningkat, skor PCA 15 (range nilai 0-19).

Ibu belum berani mengunjungi bayinya karena akan sedih dan merasa

bersalah.

Diagnosis keperawatan yang teridentifikasi pada bayi Ny. RH yaitu:

Ketidakefektifan bersihan jalan napas, ketidakefektifan pola napas,

gangguan rasa nyaman, ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh, risiko infeksi, risiko keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan, risiko gangguan pengasuhan orang tua. Intervensi

keperawatan yang dilakukan yaitu: Memberikan nesting dengan midline

position, tangan dan kaki fleksi, dengan kepala lurus ke depan untuk

perkembangan otak yang optimal dan memudahkan jalan napas.

Melakukan pengisapan lendir dengan teknik empat tangan, pencegahan

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

8

Universitas Indonesia

infeksi, memberikan asuhan perkembangan, serta memberikan antibiotik

lini I.

Setelah dilakukan perawatan selama tiga hari, bayi sudah lepas CPAP dan

sudah tidak terdapat lendir pada jalan napas. Terjadi peningkatan berat

badan dan jumlah minum yang diberikan serta bayi dapat mentoleransi

pemberian minum dengan baik. Ibu sudah berani mengunjungi bayinya

dan selalu menyediakan ASI untuk bayi. Infeksi tidak terjadi pada bayi.

2.1.3. Kasus 3

Bayi Ny. SS, usia kronologis 8 hari dengan berat badan sekarang 1538

gram. Diagnosis medis yaitu NKB-SMK dengan usia gestasi 31 minggu

dan berat badan lahir 1579 gram, post RDS e.c HMD, pierre robin

sequence, post neonatal fits, dan post hiperbilirubinemia. Lahir secara SC

atas indikasi gawat janin, ketuban pecah 22 hari sebelum persalinan,

oligohidramnion. Bayi lahir tidak segera menangis, apgar skor 1/5/6,

dilakukan intubasi dengan ETT no. 3 batas 8,5 dengan mode PC-AC+VG.

Wajah tidah simetris dan ubun-ubun menonjol. Pada hari ke dua dilakukan

ekstubasi dan dipasang NCPAP PEEP 7, dan diturunkan menjadi PEEP 6.

Hari ke tiga lepas CPAP dan dipasang Nasal Canul Low Flow (NCLF) 0,5

liter/menit.

Saat pengkajian didapatkan data bahwa bayi Ny. SS mengalami beberapa

kali desaturasi dan kembali normal sendirinya dalam beberapa detik,

terdapat banyak lendir di mulut dan hidung, bayi terpasang OGT. Wajah

tidak simetris. Ketika dilakukan pengisapan lendir, bayi menangis,

meregang, dan mengalami desaturasi serta takikardia dengan skor PCA 16

(range nilai 0-19). Ibu mengatakan anak ini sangat diharapkan dan belum

dapat menerima kondisi anak dengan pierre robin sequence dan belum

mendapat penjelasan tentang penyakit. Bayi sedang dalam pemeriksaan

analisa kromosom karena dicurigai adanya kelainan kromosom.

Diagnosis keperawatan yang teridentifikasi pada bayi Ny. SS yaitu:

Ketidakefektifan bersihan jalan napas, gangguan rasa nyaman,

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

9

Universitas Indonesia

ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, risiko

infeksi, risiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan, kecemasan

orang tua. Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu: melakukan

pengisapan lendir dengan teknik empat tangan setiap terdapat lendir pada

jalan napas, memposisikan bayi lateral atau pronasi untuk memudahkan

jalan napas, memberikan nesting dengan midline position, tangan dan kaki

fleksi, menerapkan prinsip bersih dan steril pada setiap tindakan untuk

mencegah terjadinya infeksi, memberi dukungan kepada orang tua dengan

memperlihatkan kisah sukses anak-anak dengan keterbatasan,

memberitahukan orang tua tentang komunitas orang tua dengan anak

pierre robin sequence.

Setelah dilakukan perawatan selama lima hari, bayi dicobakan untuk lepas

NCLF, bayi terlihat lebih tenang saat dilakukan pengisapan lendir, ibu

sering mengunjungi bayinya dan mengatakan telah menerima kondisi

anaknya dan yakin akan merawatnya dengan baik. Bayi dipindahkan ke

level 1.

2.1.4. Kasus 4

Bayi AD, usia kronologis 77 hari dengan berat badan sekarang 1695 gram.

Diagnosis medis yaitu NKB-SMK dengan usia gestasi 30 minggu dan

berat badan lahir 1100 gram, post RDS e.c Pneumonia, pierre robin

sequence, dan meningitis. Lahir secara SC atas indikasi ibu Pre Eklampsia

Berat (PEB). Bayi lahir tidak segera menangis, apgar skor 7/8,

dipasangkan CPAP selama 6 hari dan riwayat penggunaan ventilator

selama 3 hari. Saat pengkajian didapatkan data bahwa bayi AD baru saja

dipindahkan ke level IIB karena apnea dan kejang. Bayi terpasang NCLF

0,5 liter/menit, terlihat sering menangis, terdapat banyak lendir di hidung

dan mulutnya. Bayi terpasang OGT dan tidak dapat menelan dengan baik.

Ketika dilakukan pengisapan lendir, bayi menangis, meronta, mengalami

desaturasi serta takikardia, Skor PCA 17 (range nilai 0-19). Ibu

mengatakan khawatir akan kondisi bayinya dan akan cuti bekerja kembali

dalam waktu dekat agar dapat fokus merawat bayinya. Ibu juga

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

10

Universitas Indonesia

mengatakan bayinya belum dekat dengan dirinya dan lebih dekat dengan

perawat yang merawat.

Diagnosis keperawatan yang teridentifikasi pada bayi AD yaitu:

Ketidakefektifan bersihan jalan napas, gangguan menelan, gangguan rasa

nyaman, ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,

risiko gangguan pengasuhan orang tua, risiko keterlambatan pertumbuhan

dan perkembangan. Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu:

Memasang OGT, melakukan pengisapan lendir dengan teknik empat

tangan setiap terdapat lendir pada jalan napas, memposisikan bayi lateral

atau pronasi untuk memudahkan jalan napas, mengajak bayi bicara saat

berinteraksi dengan bayi, menenangkan bayi ketika bayi menangis,

menerapkan prinsip bersih dan steril pada setiap tindakan untuk mencegah

terjadinya infeksi, memberi dukungan kepada orang tua.

Pada hari kedua perawatan, bayi dicobakan untuk lepas NCLF, bayi

terlihat lebih tenang saat dilakukan pengisapan lendir, ibu sering

mengunjungi bayinya dan berusaha untuk menenangkan bayi dan

menggendongnya.

2.1.5. Kasus 5

Bayi Ny. MG, usia kronologis 14 hari dengan berat badan sekarang 2940

gram. Diagnosis medis yaitu NCB-SMK dengan usia gestasi 38 minggu

dan berat badan lahir 2600 gram, omfalokel, RD e.c pneumonia e.c

Acinetobacter Baumanii dan Enterobacter Ciloacae, hipereaktivitas

bronkus, PJB (heart rotated dan PFO). Lahir secara SC atas indikasi

tersangka hernia diafragmatika dan omfalokel. Bayi lahir langsung

menangis, langsung diintubasi dan pemasangan HFO dengan frekuensi 11,

MAP 9, amplitudo 27. Pemberian antibiotik lini I diberikan.

Saat pengkajian didapatkan data bahwa terdapat beberapa kali desaturasi

karena lendir yang banyak dan kental pada selang ETT bayi Ny. MG. Saat

dilakukan pengisapan lendir, wajah bayi meringis, ekstremitas meronta,

desaturasi dan takikardia, skor PCA 18 (range nilai 0-19). Bayi sedang

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

11

Universitas Indonesia

dilakukan pemeriksaan septic screening ulang dan pemeriksaan kadar

albumin. Orang tua selalu menunggui anaknya di rumah sakit dan sering

menanyakan kondisi anaknya. Orang tua juga menanyakan apakah

omfalokelnya dapat masuk lagi dengan sempurna atau tidak.

Diagnosis keperawatan yang teridentifikasi pada bayi Ny. MG yaitu:

Ketidakefektifan bersihan jalan napas, risiko infeksi, gangguan rasa

nyaman, ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,

kecemasan orang tua. Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu:

melakukan pengisapan lendir dengan teknik empat tangan setiap terdapat

lendir pada jalan napas, menerapkan prinsip bersih dan steril pada setiap

tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi, memberikan dukungan

kepada orang tua.

Setelah dilakukan perawatan selama tujuh hari, bayi masih menggunakan

ventilator dengan pengaturan ventilator mode PC-AC, PIP 25, PEEP 5, RR

45, TI 0,45, tidak ada instabilitas suhu, toleransi minum baik. Lendir mulai

berkurang dan desaturasi berkurang.

2.2. Tinjauan Teoritis

2.2.1. Ketidaknyamanan pada Bayi Baru Lahir

Bayi prematur akan mengalami ketidaknyamanan yang disebabkan oleh

berbagai faktor diantaranya kebisingan, penerangan berlebih, dan tindakan

yang memanipulasi bayi. Nyeri merupakan bentuk ketidaknyamanan pada

bayi. Bayi prematur memiliki kecenderungan kurang memperlihatkan

respon perilakunya, namun kondisi ini akan mempengaruhi perkembangan

neurorogisnya (Wilson & Hockenberry, 2012). Perawat dapat melihat

respon fisik yang ditunjukkan oleh bayi.

Respon fisik berupa perubahan pada denyut jantung dan saturasi oksigen

merupakan salah satu respon bayi terhadap tindakan seperti penghisapan

lendir. Jika kedua nilai ini stabil mengindikasikan bahwa tindakan dapat

ditoleransi dengan baik. Selain respon fisik, respon lainnya adalah respon

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

12

Universitas Indonesia

stres yang dapat dilihat adalah kadar kortisol darah yang juga sinkron

dengan kadar kortisol dalam saliva (Calixto, Martinez, Jorge, Moreira, &

Martinelli, 2002). Pelaksanaan prosedur yang tidak nyaman akan

meningkatkan kadar kortisol, begitu juga sebaliknya menurun pada

tindakan yang membuat nyaman seperti kontak kulit dengan kulit

(Morelius, Theodorsson, & Nelson, 2005). Respon selanjutnya dapat

dilihat dari respon perilaku.

Regulasi perilaku dapat dilihat dari variasi kondisi tidur, terjaga penuh,

dan menangis. Salah satu prosedur yang sering dilakukan dan direspon

oleh bayi adalah prosedur pengisapan lendir.

2.2.2. Pernapasan pada Bayi Baru Lahir

Proses perkembangan organ pernapasan bayi telah dimulai sejak dalam

kandungan. Percabangan bronkus, alveoli, dan pembuluh darah pulmonal

mulai berkembang. Perkembangan alveoli yang merupakan tempat

terjadinya pertukaran gas masih berlanjut sampai setelah bayi lahir.

Perkembangan belum sempurna terjadi pada paru, otot pernapasan, dan

saraf pengaturan pernapasan. Selain itu, secara mekanik juga memiliki

kelemahan yaitu diafragma bayi masih rentan terhadap kelelahan. Pada

bayi dengan kelahiran prematur, organ pernapasan ini berkembang secara

immatur, terutama pusat pengaturan pernapasan yang berfungsi untuk

mengontrol pernapasan. Sebagai akibatnya, bayi prematur rentan terhadap

terjadinya henti nafas (Weiss & Tolomeo, 2012).

Henti nafas sering terjadi pada bayi dengan usia gestasi kurang dari 37

minggu. Committee on Fetus and Newborn (2003 dalam Weiss &

Tolomeo, 2012) menyebutkan bahwa apnea yang signifikan pada bayi

adalah henti nafas selama lebih dari 20 detik atau lebih dari 10 detik yang

disertai bradikardia atau desaturasi <80-85%. Apnea of prematurity terjadi

pada lebih dari 50% bayi prematur dan mayoritas pada bayi dengan berat

lahir kurang dari 1000 gram (Alden et al., 1972 dalam Weiss & Tolomeo,

2012).

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

13

Universitas Indonesia

Manajemen pernapasan pada bayi sangat penting dilakukan dengan cermat

dan tepat. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendukung

pernapasan bayi, seperti (Gomella, Cunningham, & Eyal, 2013):

a. Mengkaji dan memonitor status respirasi

Pada pemeriksaan fisik, perlu dilakukan pemeriksaan adanya napas

cuping hidung, adanya retraksi dinding dada, grunting, takhipnea,

adanya sianosis, dan suara napas abnormal. Napas cuping hidung

merupakan tanda awal adanya distress pernapasan, biasanya dapat

muncul pada pasien yang terintubasi. Grunting sering terlihat lebih

cepat pada pasien Respiratory Distress Syndrome (RDS) sebagai respon

fisiologis dari menutupnya sebagian glottis selama ekspirasi pada akhir

ekspirasi pada alveoli yang kolaps.

Selain pemeriksaan di atas, analisa gas darah merupakan hal yang

sangat penting dalam memperlihatkan status ventilasi, oksigenasi, dan

perubahan status asam basa. Selain pemeriksaan gas darah secara

invasif, terdapat pemeriksaan monitoring gas darang noninvasif seperti

pemeriksaan saturasi oksigen dengan pulse oksimetry, monitoring

tekanan O2 transkutan, tekanan CO2 transkutan, dan monitoring CO2

volume akhir tidal, namun hal ini kurang akurat untuk bayi yang

memiliki saturasi yang rendah dan di atas nilai normal. Pada bayi

dengan kondisi seperti itu tetap dibutuhkan pemeriksaan analisa gas

darah secara invasif.

b. Tipe alat pendukung pernapasan

Terdapat berbagai tipe alat pendukung pernapasan dan dapat digunakan

sesuai dengan kondisi bayi. Diantaranya yaitu pemberian oksigen tanpa

ventilasi mekanik (masker oksigen, nasal canula), Continuous Positive

Airway Pressure (CPAP), ventilasi noninvasif, dan ventilasi mekanik.

Bubble CPAP memiliki blender udara dan alat pelembab, sehingga

udara yang masuk ke bayi dicampur dan dilembabkan terlebih dahulu

sehingga memilnimalkan kerusakan membran mukosa saluran napas.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

14

Universitas Indonesia

2.2.3. Teknik Pengisapan Lendir “Empat Tangan”

Salah satu kemajuan dalam asuhan keperawatan kepada preterm adalah

asuhan perkembangan. Salah satu fokusnya adalah menciptakan kestabilan

fisik dan kenyamanan yang mendukung perkembangan bayi preterm

secara optimal. Disamping itu, asuhan perkembangan juga mengutakan

pencegahan terjadinya infeksi pada bayi. Infeksi dapat terjadi disebabkan

oleh tindakan invasif dan noninvasif, seperti salah satunya pelaksanaan

pengisapan lendir yang kurang tepat. Dalam rangka mendukung

terwujudnya asuhan perkembangan tersebut, Cone, Pickler, Grap,

McGrath, dan Wiley (2013) melakukan penelitian tentang teknik four-

handed pada tindakan penghisapan lendir (suctioning).

Aplikasi teknik four-handed berbeda dengan perawatan seperti

pembedongan (swaddling) dan facilitated tucking. Pembedongan adalah

membungkus bayi dengan kain dengan fokus pada fleksi umum pada

ekstremitas dan sumbu tubuh. Pembedongan pada bayi dapat

meningkatkan kualitas tidur. Facilitated tucking yaitu memberikan posisi

secara manual kepada bayi dengan tujuan dan teknik yang hampir sama

dengan pembedongan yaitu memfleksikan ekstremitas pada sumbu tubuh

(Cone, Pickler, Grap, McGrath, & Wiley, 2013).

Berbeda dari pembedongan dan facilitated tucking yang hanya berfokus

pada bayi, perawatan four-handed ditujukan untuk bayi dan perawat.

Perawatan four-handed ini dijalankan oleh dua orang dengan orang

pertama disebut operator, yaitu yang berfokus pada tindakan, dan orang

kedua (asisten) tidak hanya berfokus pada stabilitas fisik bayi, tetapi juga

mendukung pelaksanaan tindakan agar berjalan efektif, efisien, dan aman

(Cone, Pickler, Grap, McGrath, & Wiley, 2013).

Pelaksanaan four-handed suctioning dilakukan oleh dua orang yaitu

perawat penanggungjawab pasien dan perawat lainnya (asisten). Pelaksana

utama bertugas melaksanakan prosedur pengisapan dengan

memperhatikan ketepatan pelaksanaan dan menjaga kesterilan alat dan

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

15

Universitas Indonesia

prosedur. Perawat lainnya bertugas untuk membantu perawat utama dalam

menjaga kesterilan seperti membuka jendela inkubator dan membuka

sambungan selang ETT. Selain itu, perawat asisten tersebut juga bertugas

untuk memposisikan bayi agar nyaman(Cone et al., 2013).

Prosedur diawali dengan kedua perawat mencuci tangan dan

menghangatkan tangan terlebih dahulu. Kemudian perawat utama

menggunakan sarung tangan steril. Perawat asisten memposisikan bayi

senyaman mungkin seperti memfleksikan tangan dan kaki pada sumbu

tubuh, namun hal ini tidak mutlak harus dilakukan. Jika bayi sudah

nyaman dengan posisinya, perawat asisten dapat membiarkan bayi

menggenggam jarinya, memegang kepala dan tangan satunya pada bagian

ekstremitas bawah. Selain itu, teknik four-handed juga mengutamakan

asistensi dalam pelaksanaan penghisapan lendir. Perawat asisten

membantu membuka jendela inkubator, memegang selang ETT agar tidak

tercabut, dan memperbaiki posisi selang CPAP, dan lainnya (Cone et al.,

2013).

Pelaksanaan teknik four-handed juga bertujuan untuk mengurasi stres

kerja pada perawat. Dengan pelaksanaan pengisapan lendir oleh dua orang,

risiko terjadinya kesalahan juga berkurang (Cone et al., 2013). Oleh

karena itu, pelaksanaan teknik ini menjadi standar prosedur pelaksanaan

pengisapan lendir pada beberapa rumah sakit, salah satunya yaitu di Cina.

Gambar: Pelaksanaan pengisapan lendir dengan teknik empat tangan

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

16

Universitas Indonesia

2.3. Integrasi Teori dan Konsep Keperawatan Comfort Kolcaba dalam ProsesKeperawatan

2.3.1. Teori dan Konsep Keperawatan Comfort oleh Katharine Kolcaba

Situasi pemberian pelayanan kesehatan merupakan kondisi yang sangat

membuat stres dan tidak nyaman bagi pasien terutama bayi. Menurut teori

kenyamanan, kondisi ketidaknyamanan ini dapat teridentifikasi dari

ungkapan pasien dan keluarga, namun tidak semua ketidaknyamanan

dapat teridentifikasi dengan baik (Kolcaba, 1995) terutama pada pasien

bayi. Bayi belum dapat mengungkapkan ketidaknyamanannya melalui

kalimat verbal seperti halnya pada orang dewasa. Selain itu, orang tua

ataupun keluarga lainnya tidak selalu berada di ruang perawatan bayi

sehingga sulit untuk mengidentifikasi ketidaknyamanan bayinya dan

melaporkan kepada perawat. Keluarga hanya dapat melaporakan

ketidaknyamanan yang dirasakannya yang berkaitan dengan bayinya. Oleh

karena itu, kemampuan perawat dalam mengidentifikasi ketidaknyamanan

pada bayi sangat penting untuk mengatasi masalah tersebut. Pengkajian

ketidaknyamanan meliputi pengkajian ketidaknyamanan fisik,

psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan (Apóstolo & Kolcaba, 2009;

Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006; Kolcaba, 1995).

Secara umum pengkajian kenyamanan fisik yang dilakukan pada lima

kasus terpilih meliputi homeostasis (cairan, elektrolit, pernapasan,

eliminasi, sirkulasi, metabolik, nutrisi), diagnosis medis, manajemen

nyeri/kenyamanan, dan ketidaknyamanan fisik lain yang dialami maupun

yang potensial. Pengkajian psikospiritual terdiri dari pengkajian kebutuhan

spiritual, cemas, takut, kebutuhan akan do’a oleh perawat atau orang lain,

dan sumber kekuatan. Pengkajian sosiokultural yaitu ekonomi keluarga,

kebutuhan informasi, hubungan dan konflik, serta keberlanjutan perawatan

di rumah. Pengkajian kenyamanan lingkungan mencakup kebisingan,

penerangan, tempat untuk istirahat keluarga, kebersihan, dan lainnya

(Kolcaba et al., 2006).

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

17

Universitas Indonesia

Kolcaba mengemukakan bahwa seorang pasien dalam hal ini bayi

memiliki kebutuhan terhadap rasa nyaman. Oleh karena itu diperlukan

intervensi kenyamanan untuk meningkatkan rasa nyaman bayi. Hasil

kenyamanan pada bayi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak dapat

diubah atau hanya dapat dimodifikasi minimal, seperti prognosis suatu

penyakit (Kolcaba & Wilson, 2002; Kolcaba, 1994, 1995). Selengkapnya

ditunjukkan pada gambar berikut:

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

18

Universitas Indonesia

Kerangka Kerja Konseptual Teori ComfortSumber: Kolcaba & Wilson, 2002; Kolcaba, 1994; www.thecomfortline.com

Kebutuhan rasanyaman:Kenyamanan FisikKenyamananPsikospiritualKenyamananSosiokulturalKenyamananLingkungan

Meninggaldengan tenang

Intervensi kenyamanan:- Four-handed suction- Sentuhan lembut- Nesting & bedong- Kehadiran orang tua- Menghindari kebisingan& pencahayaanberlebih- Penyediaan ASI- Pengaturan posisi- Dan lainya

Faktor yangmempengaruhi(minimalperubahan):Prognosis penyakitFinansial keluarga

Kenyamananmeningkat

Perilakupencapaiankesehatan Integritaskelembaga-an

Perilaku internal:Tanda vital normalTerhindar dariinfeksi (markerinfeksi normal)Cairan & nutrisiterpenuhi

PerilakuEksternal:- Pertumbuhan &perkembangan bayiyang optimal- Kepercayaan dirikeluarga dalammerawat bayi

Kebijakanterbaik

Praktikterbaik

Bayi baru lahir diruang NICU

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

19

Universitas Indonesia

2.4. Aplikasi Teori Keperawatan dalam Proses Keperawatan pada KasusTerpilih

Pemaparan aplikasi teori keperawatan kenyamanan menurut Katharine

Kolcaba pada proses keperawatan berikut adalah paparan pada salah satu

pasien kelolaan yaitu bayi Ny. YN dengan NKB-SMK, RD e.c SNAD, AOP,

dan PDA. Pengkajian sebagai tahap awal dari proses keperawatan dilakukan

berdasarkan empat aspek kenyamanan berdasarkan teori Kolcaba yaitu

kenyamanan fisik, kenyamanan psikospiritual, kenyamanan sosiokultural, dan

kenyamanan lingkungan. Perumusan diagnosis keperawatan menggunakan

diagnosis NANDA 2015-2017 dengan penetapan masalah berdasarkan

struktur taksonomi kenyamanan Kolcaba. Intervensi keperawatan berdasarkan

tiga aspek intervensi menurut Kolcaba yaitu intervensi kenyamanan standar

(strandart comfort), pendidikan dan pengarahan (coaching), dan intervensi

kenyamanan jiwa (comfort food for the soul).

2.4.1. Gambaran Umum Pasien

a. Identitas pasien

Bayi Ny. YN, jenis kelamin perempuan, usia gestasi 32 minggu, usia

kronologis 7 hari.

b. Keluhan utama

Bayi mengalami periode apnea dan desaturasi berulang.

c. Riwayat persalinan dan riwayat penyakit

Bayi lahir secara SC atas indikasi gawat janin, ibu dengan impending

eklampsia. Ibu mengalami hipertensi dan diabetes. Faktor risiko ibu:

leukosit 19.300/µl, demam tidak ada, keputihan gatal dan tidak berbau,

batuk pilek tidak ada, ketuban pecah tidak ada, nyeri BAK tidak ada,

anyang-anyang ada (kesan ISK asimtomatik), terdapat polihidramnion.

Bayi lahir tidak bernapas (apgar skor 5/7), denyut jantung kurang dari

100 kali/menit, dibawa ke infant warmer dan dibungkus plastik,

dilakukan VTP 25/5 FiO2 30%. Usia 5 menit, bayi merintih, kemudian

dipasangkan CPAP PEEP 7, FiO2 21% saturasi 70% dan hipotermia

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

20

Universitas Indonesia

(suhu 35,0oC), kemudian dihangatkan suhu menjadi 35,9oC, terjadi

desaturasi kembali, FiO2 dinaikkan menjadi 30%, CRT lebih dari 3

detik, diberikan loading cairan NaCl 0,9% 1 kali, selanjutnya saturasi

naik menjadi 92% dan suhu 36,1oC, bayi dihangatkan dan distabilkan

sampai suhu mencapai 36,6oC, CRT <3 detik. GDS 89 mg/dl. Riwayat

penggunaan CPAP sampai usia 16 hari, kemudian menggunakan High

Flow Nasal (HFN) 3 liter per menit.

Pada usia 1 hari, bayi mendapatkan minum 8x3ml namun kemudian

dihentikan distensi abdomen. Hari ke-2 bayi diminumkan kembali

8x1cc, namun masih kembung. Hari ke-3 bayi apnea sehingga terapi

aminofilin dinaikkan 10%. Pada hari ke-4 bayi mengalami desaturasi

dan instabilitas suhu 38oC, dilakukan pemeriksaan kultur darah dengan

hasil steril.

d. Diagnosis medis

NKB-SMK, RD e.c tersangka SNAD, AOP, dan PDA

2.4.2. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 juni 2016 mulai pukul 13.45 WIB.

a. Pengkajian Kenyamanan Fisik

Bayi Ny. YN dengan keadaan umum lemah, sadar, terpasang CPAP

PEEP 5 dengan FiO2 21%, OGT, PICC, dan stopper. Pada pengukuran

tanda-tanda vital diperoleh hasil frekuensi denyut jantung 150

kali/menit, pernapasan 40 kali/menit, suhu 36,4oC (suhu pagi pukul 09

WIB hipotermia yaitu 35,2oC, pukul 10 WIB naik 36,5 oC, pukul 12-14

WIB 36,3-36,4 oC), SpO2 98%. Pemeriksaan fisik di dapatkan tidak ada

retraksi dinding dada, abdomen distensi, supel, bising usus ada, akral

hangat, CRT<3 detik. Terdapat desaturasi berulang dan masih ada

periode apnea, bayi mulai minum kembali 10ml/Kg/hari setelah

sebelumnya dipuasakan.

Bayi mendapat terapi antibiotik lini II untuk mengatasi infeksi

(Piperatazobactam 2x193 mg, Amikasin 14,25 mg/18 jam). Bayi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

21

Universitas Indonesia

mendapatkan terapi aminofilin 2x5,7 mg untuk mencegah apnea,

nistatin, farmadol 4x25mg, dan cairan 150ml/KgBB. Hasil pemeriksaan

laboratorium pada tanggal 19 februari 2016 didapatkan hasil: Hb 16,2

g/dl, hematokrit 48,7%, leukosit 8.420/µl, trombosit 135.000/µl, CRP

0,2, It 0,12. Hasil pemeriksaan ekokardiografi menunjukkan bahwa

terdapat PDA sebesar 2 mm.

Terdapat lendir pada mulut, hidung dan pada nasal pronge, pada saat

dilakukan penghisapan lendir, terlihat ekstremitas meregang, saturasi

oksigen menurun, dan denyut jantung meningkat.

b. Pengkajian Kenyamanan Psikospiritual

Bayi terlihat seperti menolak dan meregangkan ekstremitas

menunjukkan adanya ketidaknyamanan saat dilakukan tindakan seperti

pengisapan lendir. Bayi masih terlihat jarang diajak berbicara oleh

kedua orang tuanya.

c. Pengkajian Kenyamanan Sosiokultural

Ibu terlihat sesekali mengunjungi bayinya dan ayah jarang ikut bersama

ke dalam untuk melihat bayinya karena belum berani dengan kondisi

bayi yang terpasang banyak alat dan bayi sangat kecil.

d. Pengkajian Kenyamanan Lingkungan

Bayi di manipulasi setiap 3 jam sesuai dengan prinsip minimal

handling, namun terkadang juga terdapat pemeriksaan yang

memanipulasi bayi pada waktu istirahat bayi. Terdapat penutup

inkubator untuk meminimalkan pencahayaan pada bayi, namun suara

kebisingan yang dihasilkan oleh mesin dan orang-orang yang berada di

ruang perawatan bayi.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

22

Universitas Indonesia

Tabel 2.1 Pengelompokkan Masalah Berdasarkan Taksonomi ComfortKolcaba pada Bayi Ny. YN

JenisKenyamanan

Relief Ease Transedence

Fisik a. KU: lemahb. Menggunakan CPAPc. Terdapat apnead. Terdapat lendir pada jalan

napase. Suhu 35,2oCf. Abdomen distensi, supelg. Pada saat dilakukan

penghisapan lendir,terlihat ekstremitasmeregang, saturasioksigen menurun, dandenyut jantung meningkat

h. Terdapat PDA sebesar 2mm

Bayi mulaiminum kembali10 ml/Kg/harisetelahsebelumnyadipuasakan

Bayi sadar, tidakterdapat retraksidinding dada

Psikospiritual Bayi terlihat seperti menolakdan meregangkanekstremitas menunjukkanadanya ketidaknyamanansaat dilakukan tindakanseperti pengisapan lendir

Bayi masihterlihat jarangdiajak berbicaraoleh kedua orangtuanya.

Sosiokultural Ibu terlihatsesekalimengunjungibayinya dan ayahjarang ikutbersama ke dalamuntuk melihatbayinya

Lingkungan Terdapat kebisingan yangdihasilkan oleh mesin danorang-orang yang berada diruang perawatan bayi masih.

Terkadang jugaterdapatpemeriksaan yangmemanipulasibayi pada waktuistirahat bayi.

Bayi dimanipulasi setiap3 jam sesuaidengan prinsipminimal handling,terdapat penutupinkubator untukmeminimalkanpencahayaan padabayi

2.4.3. Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan gambaran data pada taksonomi di atas, masalah keperawatan

pada bayi Ny. YN adalah sebagai berikut:

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

b. Ketidakefektifan pola napas

c. Ketidakefektifan termoregulasi

d. Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

23

Universitas Indonesia

e. Gangguan rasa nyaman

f. Risiko infeksi

g. Risiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

h. Risiko gangguan pengasuhan orang tua

2.4.4. Rencana Keperawatan

Penulisan rencana keperawatan ditulis berdasarkan template penulisan

perawatan kenyamanan (Kolcaba & Wilson, 2002; Kolcaba, 1995) yang

ditampilkan pada tabel berikut:

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. YN menunjukkan kepatenan jalan nafas

dengan kriteria hasil tidak ditemukan suara napas tambahan, bayi

mudah bernapas, tidak terjadi aspirasi, sputum dapat dikeluarkan,

frekuensi napas 30-60 kali/menit.

Tabel 2.2 Comfort Care Masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Kaji keefektifan pemberian oksigen, frekuensi,

kedalaman dan upaya pernapasan, adanya nyeri,mukus kental, dan keletihan)

- Auskultasi dada untuk mengetahui penurunan atauketiadaan ventilasi dan adanya suara nafastambahan

- Tentukan kebutuhan pengisapan, pantau saturasioksigen dan status hemodinamik.

- Lakukan pengisapan mulut dan nasofaring denganalat pengisap sesuai kebutuhan (pengisapanorofaring dilakukan selama 3 detik)

- Atur posisi bayi yang memungkinkanpengembangan rongga dada dengan meninggikanbagian kepala tempat tidur 45º

- Ukur tanda vital setiap 3 jam

- Jelaskankepada orangtua tentangperalatanpendukungyangdigunakan

- Jelaskan padakeluargaprosedurpengisapanyangdilakukan

- Bersihkanlubang hidungdari sekresiyangmengerasdengan bahanlembab danlembut.

- Perhatikanrespon bayipada setiaptindakan.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

24

Universitas Indonesia

b. Ketidakefektifan pola napas

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. YN menunjukkan pola napas efektif dengan

kriteria hasil:

Frekuensi napas 30-60 kali/menit, tidak terjadi apnea dan desaturasi,

saturasi 88-92%, tidak ada retraksi dinding dada, napas cuping hidung,

merintih, ekspansi dada simetris, mudah bernapas.

Tabel 2.3. Comfort Care Masalah Ketidakefektifan Pola Napas

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Hitung frekuensi napas, kedalaman, dan upaya

pernapasan, faktor yang berhubungan (nyeri, mukuskental, keletihan)

- Auskultasi dada anterior dan posterior untukmengetahui penurunan atau ketiadaan ventilasi danadanya suara napas tambahan

- Lakukan pengisapan lendir hanya jika diperlukan.Pantau saturasi oksigen, status hemodinamik, catatjenis, dan warna sekret yang dikumpulkan

- Bersihkan lubang hidung dari sekresi yang mengeras- Tinggikan posisi kepala 45o

- Posisikan supinasi dengan leher sedikit ekstensi danleher tidak tertekuk

- Pantau nilai AGDKolaborasi:- Diskusikan penggunaan CPAP dan waktu pelepasan- Diskusikan untuk tindakan fisioterapi- Berikan oksigen yang telah dilembabkan

- Jelaskanpadakeluargatentangpenggunaanperalatanpendukung

- Jelaskanpadakeluargaprosedurpengisapanyangdilakukan

- Lakukanteknikempattangan padasaatpengisapanlendir

- Ajak bayibicara dantatap mataketikaberinteraksi

c. Ketidakefektifan termoregulasi

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. YN menunjukkan termoregulasi yang efektif

dengan kriteria hasil:

Suhu tubuh 36,5-37,5ºC, warna kulit merah muda, tidak terjadi

peningkatan denyut jantung karena suhu ekstrim.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

25

Universitas Indonesia

Tabel 2.4. Comfort Care Masalah Ketidakefektifan Termoregulasi

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Atur suhu inkubator sesuai dengan kebutuhan suhu

tubuh bayi- Hindari kehilangan panas yang mungkin terjadi

melalui konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi,seperti menghangatkan popok, nesting, stetoskop,tangan perawat, sebelum bersentuhan dengan bayi.Hanya membuka jendela inkubator pada saattindakan. Dan menghindari membuka pintuinkubator secara lebar.

- Perhatikan adanya kemungkinan keluarnya panasdari inkubator yang membuat suhu di dalaminkubator tidak optimal.

- Ajarkan orangtua untukmengahangatkan tangansetelahmencucitangansebelummemegangbayinya

- Berikansentuhanlembut danhangat agartidakmengagetkan bayi

d. Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. YN mendapatkan cairan/nutrisi adekuat

dengan kriteria hasil menunjukkan peningkatan berat badan minimal

20-30 gram/hari, tidak tampak pucat, dapat mentoleransi program

pemberian makan yang dianjurkan (tidak muntah, abdomen supel dan

tidak distensi, residu <20%), serta nilai albumin dan elektrolit dalam

batas normal.

Tabel 2.5. Comfort Care Masalah Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Pantau nilai albumin dan elektrolit- Kaji adanya intoleransi minum (perut

kembung, residu, muntah)- Pantau kandungan nutrisi dan kalori, timbang

berat badan setiap hari- Kaji kesiapan menyusu- Lakukan perawatan mulut sebelum

pemberian minum- Gunakan OGT jika bayi kelelahan dan refleks

hisap dan menelan belum baik- Sendawakan bayi setelah pemberian minum

jika diperlukanKolaborasi:- Berikan TPN jika belum full feed

- Jelaskan padakeluarga tentangmanfaat nutrisi bagibayi

- Ajarkan ibu caramemerah ASI danpenyimpanan ASI

- Motivasi ibu untukselalu menyediakanASI untuk bayinya

- Motivasi ibu untukmenyusui eksklusifdan dapat menyusuisampai usia 2 tahun

- Ajak bayibicara dantatap mataketikaberinteraksi

- Melakukanpengukuranlinkar perutdengansentuhanyang lembut

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

26

Universitas Indonesia

e. Gangguan rasa nyaman

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. YN menunjukkan kondisi nyaman dengan

kriteria hasil tidak menangis/meringis, otot rileks/tidak kaget, tanda

vital dalam batas normal, ekspresi rileks

Tabel 2.6. Comfort Care Masalah Gangguan Rasa Nyaman

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan jiwa

- Lakukan setiap tindakandengan sentukan lembut

- Atur suhu lingkungansesuai dengan suhutubuh bayi

- Jelaskan kepada orang tua tentangperalatan pendukung yang digunakan

- Jelaskan pada keluarga prosedurpengisapan yang dilakukan

- Perhatikan responbayi pada setiaptindakan.

f. Risiko infeksi

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko infeksi pada by. Ny. YN

akan hilang dengan kriteria hasil: Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda

infeksi (bayi aktif; suhu 36,5-37,5ºC; kultur darah steril; nilai CRP 0,0-

5,0 mg/l; nilai prokalsitonin <0,1 ng/ml; nilai IT ratio 0,0-0,2; nilai

leukosit dalam batas normal), higiene personal yang adekuat,

mengindikasikan status gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria dan

imun dalam batas normal.

Tabel 2.7. Comfort Care Risiko Infeksi

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyama-nan jiwa

- Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh, denyutjantung, drainase, sekresi, penampilan urin, suhu kulit,lesi kulit, keletihan, dan malaise)

- Pantau nilai laboratorium (hitung darah lengkap, hitungjenis, albumin, IT ratio, CRP, prokalsitonin, kulturdarah)

- Lindungi bayi dari kontaminasi silang (hindari orangdengan infeksi pernapasan untuk mendekatibayi/menggunakan masker, barang-barang yang tidakbersih, isolasi bayi lain yang infeksi)

- Pastikan perawat mencuci tangan 5 momen, jaga prinsipbersih dan steril pada setiap tindakan.

- Ingatkan setiap orang yang akan memegang dan

- Beritahuorang tuapentingnyamencucitangan danmenjagakebersihanbagi bayi

- Ajarkan orangtua/pengunjung bayi untukmencucitangan 6

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

27

Universitas Indonesia

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyama-nan jiwa

mendekati lingkungan bayi untuk mencuci tangan- Jaga jarak antar inkubator minimal 1 meter (jika

memungkinkan)

langkah

g. Risiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko keterlambatan pertumbuhan

dan perkembangan pada by. Ny. YN akan hilang dengan kriteria hasil

grafik fenton dalam batas normal, tidak terjadi perdarahan

intraventrikular, bayi terhindar dari stres, bayi mendapat stimulasi

pendengaran dan penglihatan dari keluarga terutama orang tua.

Tabel 2.8. Comfort Care Masalah Risiko Keterlambatan Pertumbuhan DanPerkembangan

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Ukur dan pantau rutin pertumbuhan dan

perkembangan bayi- Timbang berat badan dan bandingkan dengan

nilai normal pada grafik Fenton sesuai usiagestasi

- Berikan asuhan perkembangan pada bayi(pembatasan jam interaksi/manipulasi bayi,mengurangi kebisingan dan pencahayaan,positioning, berikan nesting yang sesuaidengan ukuran bayi)

- Berikan bantalan dan penyangga pada keduasisi kepala untuk menghindari posisi kepalahanya pada satu sisi dan mengoptimalkanpertumbuhan dan perkembangan otak

- Ajarkan orang tuaberinteraksi danmenstimulasi bayidengan intensitassuara yang tidakterlalu tinggi

- Ajarkan dandukung ibumelakukanperawatan metodekanguru jika bayitelah stabil

- Tatap matabayi ketikaberinteraksi

- Ajak bayiberbicaradanberinteraksiketika bayisiapberinteraksi

h. Risiko gangguan pengasuhan orang tua

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko gangguan pengasuhan orang

tua pada by. Ny. YN akan hilang dengan kriteria hasil kedua orang tua

mengunjungi bayi minimal 1 kali/hari, orang tua berinteraksi dengan

bayi; mengelus/mengusap; mendo’akan, ibu memerah dan selalu

menyediakan ASI untuk bayinya, ayah mendukung pemberian ASI oleh

ibu.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

28

Universitas Indonesia

Tabel 2.9. Comfort Care Risiko Gangguan Pengasuhan Orang Tua

Intervensistandar

Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan jiwa

- Jelaskan kepada orang tua pentingnya kehadirandan stimulasi orang tua kepada bayi

- Demonstrasikan perawatan bayi baru lahir- Bantu orang tua menerjemahkan isyarat bayi- Ajarkan cara menenangkan bayi- Dukung ibu untuk memberikan ASI kepada

bayinya- Ajarkan ibu pentingnya menyediakan ASI untuk

bayi dan cara memerah ASI dan penyimpananyang benar

- Jelaskan pada ayah pentingnya dukungan ayahdalam keberhasilan pemberian ASI

- Anjurkan orang tuauntuk berbicaradengan bayi,menatap matanya,dan mendendangkansholawat (sesuaikandengan kepercayaanorang tua)

2.4.5. Implementasi Keperawatan

Tabel 2.10. Implementasi Keperawatan Tanggal 22 Februari 2016 (Dinas Sore)

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

4 Mencuci tangan 5langkah dengan airmengalir

Fisik

Psikospiritual

- KU:lemah

- Terdapatdesaturasi SpO2

80%padapukul16.00namunnaik lagitanparangsangan

- Masihterdapatinstabilitas suhu

- Jalan napasbersihsetelahdilakukanpengisapanlendir

- Bayi mulaiminumkembali 10ml/Kg/harisetelahsebelumnyadipuasakan

- PadapemberianASI pukul18.00 tidakada distensiabdomendanandomensupel

- Pada saatdilakukanpenghisapanlendir,terlihat bayilebihtenang,saturasioksigen

- Bayi sadar,tidakterdapatretraksidinding dada

5 Menyiapkan semuaperalatan secara lengkapsebelum memanipulasibayi

4 Mencuci tangan 5langkah dengan handsrub

1 Menghitung frekuensinapas, kedalaman, danupaya pernapasan:

- Frekuensi napas: 50kali/menit, tidak adaretraksi dada, dantidak ada napascuping hidung

2,5 Menghangatkan tangan,termometer, danstetoskop

5,6 Membuka jendelainkubator denganperlahan

2,5,6

Menghangatkan nestingdan popok

2 Mengukur suhu tubuhbayi:

- Suhu 36,9oC1 Mengauskultasi suara

napas:- Suara napas simetris

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

29

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

pada kedua paru,sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidungdari kotoran yangmengeras dengan kasayang dilembabkandengan air hangatMelakukan pengisapanlendir dengan teknik 4tanganMemantau respon bayiketika pengisapanlendir:

- SpO2 88%, denyutjantung 165kali/menit, bayitidak mengangis dantidak meronta

Meninggikan posisikepala bayi 45o denganmengatur posisipenyangga tempat tidurbayi pada inkubatorMemposisikan bayisupinasi dengan lehersedikit ekstensi danleher tidak tertekukMelanjutkan pemberianCPAP PEEP 5 FiO2 21%

Sosiokultural - Perawatbelumbertemuorang tuabayipadadinassore ini.Menurutperawatlainnyaorang tuabayikemarindatangmenjenguk

turun namunmasih dalambatasnormal, dandenyutjantungdalam batasnormal

- Hasil konsulekokardiografi jam08.00 pagi(bayi dalamterapifarmadolhari ke-6),didapatkanhasil bahwaPDAmengecil1,5-1,8mm,terapifarmadoldilanjutkandan konsululang 3 harikemudian.

2,45,6

Membersihkan mulutbayi dengan kasalembab dan hangat

4,5 Mengganti danmenimbang popok bayi

- Tidak ada BAB,BAK ada 20 ml

5,6 Mengganti plesterdengan lembut,memindahkan letaksensor saturasi

5,6 Memasang nesting danmemposisikan bayiekstremitas atas danbawah fleksi, danmidline position

3 Memantau nilaialbumin:

- Albumin tanggal19/2/16: 4,13 (hariini sedang dalampemeriksaanalbumin)

Memeriksa apakah adamuntah dan distensi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

30

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

abdomen, mengukurlingkar perut:

- Tidak ada kenaikanlingkar perut, tidakada muntah, perutdistensi, namunsupel

Memberikan ASI 2 mlsecara perlahanKolaborasi:

Memberikan ASI8x2mlPG2 9,5 ml/jam (Dx12,5, GIR 10,4)IL 1,2 ml/jam (kal106,4)D10+Ca(2) sebanyak2,3 ml/jam

Lingkungan - Terdapatkebisingan yangdihasilkan olehmesindanorang-orangyangberada diruangperawatan bayimasih.

- Bayi dimanipulasisetiap 3 jamsesuaidenganprinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

5,6 Melakukan kontak matadan mengajak berbicarasaat berinteraksi denganbayi

5,6 Membacakan sholawatnabi agar bayi tenang

4 Melihat warna kulitbayi, apakah adanya lesikulit, keletihanMemantau nilailaboratorium yangmengindikasikan adanyainfeksi:

- Bayi sedang dalampemeriksaan kulturdarah, CRP, IT,albumin, dan darahrutin

- Hasil laboratoriumtanggal 19/2/16:Hemoglobin: 16,2gr/dl, hematokrit48,7%, leukosit8.420/µl, trombosit135.000/µl, CRP0,2, It 0,12

2,45,6

Membersihkan mulutbayi dengan kasalembab dan hangat

4,5 Mengganti danmenimbang popok bayi

- Tidak ada BAB,BAK ada

2 Mengukur suhu bayi:- Suhu 37,8oC dengan

suhu inkubator 33 oCMenurunkan suhu

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

31

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

inkubator menjadi 32,5oC

3 Memeriksa apakah adamuntah dan distensiabdomen, mengukurlingkar perut:

- Tidak ada kenaikanlingkar perut, tidakada muntah, tidakdistensi dan supel

Memberikan ASI 2 mlsecara perlahanMelakukan kontak matadan mengajak berbicarasaat berinteraksi denganbayiMemasang nesting danmemposisikan bayiekstremitas atas danbawah fleksi, danmidline position

2,4,5

Mengukur suhu bayi:- Suhu 38,7oC dengan

suhu inkubator 32,5oC

Menurunkan suhuinkubator menjadi 31,5oC

2,4,5

Mengukur suhu bayi:Suhu 37,3oC dengansuhu inkubator 31,5 oC

Tabel 2.11. Implementasi Keperawatan Tanggal 23 Februari 2016 (Dinas Pagi)

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

4 Mencuci tangan 5langkah dengan airmengalir

Fisik

Psikospiritual

- KU:lemah

- Abdomen distensidanterdapatmuntah.Bayidipuasakan

- Hipoalbuminemia

- Tidak adadesaturasi

- Jalan napasbersihsetelahdilakukanpengisapanlendir

- Pada saat

- Bayi sadar,tidak terdapatretraksidinding dada5 Menyiapkan semua

peralatan secara lengkapsebelum memanipulasibayi

4 Menghitung frekuensinapas, kedalaman, danupaya pernapasan:

- Frekuensi napas: 52kali/menit, tidak adaretraksi dada, dantidak ada napascuping hidung

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

32

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

1 Mencuci tangan 5langkah dengan handsrub

Sosiokultural

Lingkungan - Terdapatkebisingan yangdihasilkan olehmesindanorang-orangyangberada diruangperawatan bayimasih.

dilakukanpenghisapan lendir,terlihat bayilebihtenang,saturasioksigenturunnamunmasihdalam batasnormal, dandenyutjantungdalam batasnormal

- Ibumengatakandapatmemahamipenjelasanperawattentangpentingnyakehadiranorang tuadanpenyediaanASI

- Bayi dimanipulasisetiap 3 jamsesuai denganprinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkan pencahayaanpada bayi

2,5 Menghangatkan tangan,termometer, danstetoskop

5,6 Membuka jendelainkubator denganperlahan

2,5,6

Menghangatkan nestingdan popok

2 Mengukur suhu tubuhbayi:

- Suhu 37,2oC1 Mengauskultasi suara

napas:- Suara napas simetris

pada kedua paru,sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidungdari kotoran yangmengeras dengan kasayang dilembabkandengan air hangat

- Terdapat lesi dihidung

Melakukan pengisapanlendir dengan teknik 4tanganMemantau respon bayiketika pengisapanlendir:

- SpO2 89%, denyutjantung 164kali/menit, bayitidak mengangis dantidak meronta

Meninggikan posisikepala bayi 45o denganmengatur posisipenyangga tempat tidurbayi pada inkubatorMemposisikan bayisupinasi dengan lehersedikit ekstensi danleher tidak tertekukMelanjutkan pemberianCPAP PEEP 5 FiO2

21%2,45,6

Membersihkan mulutbayi dengan kasalembab dan hangat

4,5 Mengganti danmenimbang popok bayi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

33

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

5,6 Mengganti plesterdengan lembut,memindahkan letaksensor saturasi

5,6 Memasang nesting danmemposisikan bayiekstremitas atas danbawah fleksi, danmidline position

3 Memantau nilaialbumin:

- Albumin tanggal22/2/16: 3,58

Memeriksa apakah adamuntah dan distensiabdomen, mengukurlingkar perut:

- Ada distensiabdomen, adamuntah, bayidipuasakan

- BBS: 1800gramKolaborasi:

Cairan140ml/Kg/hariMemberikan tranfusialbumin 7,5ml+lasix1,5mgPG2 9 ml/jam (Dx12,5, GIR 10,4)IL 1,2 ml/jamD10+Ca(2) sebanyak2,3 ml/jamKalori 95kkal/Kg

5,6 Melakukan kontak matadan mengajak berbicarasaat berinteraksi denganbayi

5,6 Membacakan sholawatnabi agar bayi tenang

4 Melihat warna kulitbayi, apakah adanya lesikulit, keletihanMemantau nilailaboratorium yangmengindikasikan adanyainfeksi:

- Hasil laboratoriumtanggal 22/2/16:Kultur darah steril,Hemoglobin: 10,8gr/dl (direncanakantranfusi PRC),hematokrit 30,4%,leukosit 13.720/µl,

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

34

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

trombosit295.000/µl, CRP <1,IT 0,16

7 Menjelaskan kepadaorang tua pentingnyakehadiran dan stimulasiorang tua kepada bayiMenjelaskan kepadaorang tua pentingnyaASI bagi bayi danmenganjurkan orang tuamenyediakan ASI selaluuntuk bayinyaMembantu orang tuamenerjemahkan isyaratbayiMengajarkan caramenenangkan bayiMenganjurkan orang tuauntuk berkomunikasidengan bayinya,memberikan sentuhanlembut, dan kontakmata.

2,45,6

Membersihkan mulutbayi dengan kasalembab dan hangat

4,5 Mengganti danmenimbang popok bayi

- BAB ada, BAK ada5,6 Memasang nesting dan

memposisikan bayiekstremitas atas danbawah fleksi, danmidline position

Tabel 2.12. Implementasi Keperawatan Tanggal 24 Februari 2016 (Dinas Pagi)

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

4 Mencuci tangan 5langkah dengan airmengalir

Fisik - KU:lemah

- Abdomen masihdistensi.

- Bayimasihdipuasakan

- Hipoalbuminemia

- BBS:1850gr

- Tidak adadesaturasidaninstabilitassuhu

- Jalan napasbersihsetelahdilakukanpengisapanlendir

- Bayi sadar,tidak terdapatretraksi dindingdada5 Menyiapkan semua

peralatan secara lengkapsebelum memanipulasibayi

4 Menghitung frekuensinapas, kedalaman, danupaya pernapasan:

- Frekuensi napas: 44kali/menit, tidak adaretraksi dada, dan

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

35

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

tidak ada napascuping hidung

Psikospiritual

Sosiokultural

Lingkungan - Terdapatkebisingan yangdihasilkan olehmesindanorang-orangyangberada diruangperawatan bayimasih.

- Pada saatdilakukanpenghisapanlendir,terlihat bayilebihtenang,saturasioksigenturun namunmasih dalambatasnormal, dandenyutjantungdalam batasnormal

- Ibu datangmengunjungi bayinya1kali seharidanmembawaASI perah

- Bayi dimanipulasisetiap 3 jamsesuai denganprinsip minimalhandling,terdapatpenutupinkubator untukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

1 Mencuci tangan 5langkah dengan handsrub

2,5 Menghangatkan tangan,termometer, danstetoskop

5,6 Membuka jendelainkubator denganperlahan

2,5,6 Menghangatkan nestingdan popok

2 Mengukur suhu tubuhbayi:

- Suhu 36,6oC1 Mengauskultasi suara

napas:- Suara napas simetris

pada kedua paru,sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidungdari kotoran yangmengeras dengan kasayang dilembabkandengan air hangat

- Lesi di hidungmembaik

Melakukan pengisapanlendir dengan teknik 4tanganMemantau respon bayiketika pengisapanlendir:

- SpO2 88%, denyutjantung 170kali/menit, bayitidak mengangis dantidak meronta

Meninggikan posisikepala bayi 45o denganmengatur posisipenyangga tempat tidurbayi pada inkubatorMemposisikan bayisupinasi dengan lehersedikit ekstensi danleher tidak tertekukMelanjutkan pemberianCPAP PEEP 5 FiO2

21%2,45,6

Membersihkan mulutbayi dengan kasalembab dan hangat

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

36

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

4,5 Mengganti danmenimbang popok bayi

5,6 Mengganti plesterdengan lembut,memindahkan letaksensor saturasi

5,6 Memasang nesting danmemposisikan bayiekstremitas atas danbawah fleksi, danmidline position

3 Memantau nilaialbumin:

- Belum adapemeriksaan ulang

Memeriksa apakah adamuntah dan distensiabdomen, mengukurlingkar perut:

- Ada distensiabdomen(LP=32cm), bayidipuasakan, alirandari OGT berwarnakuning keruh, bisingusus ada

- BBS: 1850gramKolaborasi:

Cairan130ml/Kg/hariMemberikan tranfusialbumin (III)7,5ml+lasix 1,5mgPG2(4) 9,2 ml/jam(Dx 13, GIR 10,8)IL(2,2) 0,5 ml/jamKalori 90kkal/Kg

5,6 Melakukan kontak matadan mengajak berbicarasaat berinteraksi denganbayi

5,6 Membacakan sholawatnabi agar bayi tenang

4 Melihat warna kulitbayi, apakah adanya lesikulit, keletihanMemantau nilailaboratorium yangmengindikasikan adanyainfeksi:

Belum adapemeriksaan markerinfeksi selanjutnya

2,45,6

Membersihkan mulutbayi dengan kasa

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

37

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

lembab dan hangat

4,5 Mengganti danmenimbang popok bayi

- BAB ada, BAK ada5,6 Memasang nesting dan

memposisikan bayiekstremitas atas danbawah fleksi, danmidline position

7 Memberikanpenghargaan positifkepada orang tua ataskehadiran merekadengan membawa ASI

Tabel 2.13. Implementasi Keperawatan Tanggal 25 Februari 2016 (Dinas Sore)

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

4 Mencuci tangan 5langkah dengan airmengalir

Fisik

Psikospiritual

- KU:lemah

- Tidak adainstabilitassuhu

- Abdomentidakdistensi

- Jalan napasbersihsetelahdilakukanpengisapanlendir

- Pada saatdilakukanpenghisapanlendir,terlihat bayilebihtenang,saturasioksigenturun namunmasih dalambatasnormal, dandenyutjantungdalam batasnormal

- Bayi sadar,tidak terdapatretraksi dindingdada5 Menyiapkan semua

peralatan secara lengkapsebelum memanipulasibayi

4 Menghitung frekuensinapas, kedalaman, danupaya pernapasan:

- Frekuensi napas: 46kali/menit, tidak adaretraksi dada, dantidak ada napascuping hidung

1 Mencuci tangan 5langkah dengan handsrub

2,5 Menghangatkan tangan,termometer, danstetoskop

5,6 Membuka jendelainkubator denganperlahan

2,5,6 Menghangatkan nestingdan popok

2 Mengukur suhu tubuhbayi:

- Suhu 37,0oC1 Mengauskultasi suara

napas:

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

38

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

- Suara napas simetrispada kedua paru,sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidungdari kotoran yangmengeras dengan kasayang dilembabkandengan air hangat

- Lesi di hidungmembaik

Melakukan pengisapanlendir dengan teknik 4tanganMemantau respon bayiketika pengisapanlendir:

- SpO2 88%, denyutjantung 167kali/menit, bayitidak mengangis dantidak meronta

Meninggikan posisikepala bayi 45o denganmengatur posisipenyangga tempat tidurbayi pada inkubatorMemposisikan bayisupinasi dengan lehersedikit ekstensi danleher tidak tertekukMelanjutkan pemberianCPAP PEEP 5 FiO2

21%

Sosiokultural

Lingkungan - Terdapatkebisingan yangdihasilkan olehmesindanorang-orangyangberada diruangperawatan bayimasih.

- Ibu datangmengunjungibayinya pagidan sore danmembawa ASIperah

- Bayi dimanipulasisetiap 3 jamsesuai denganprinsip minimalhandling,terdapatpenutupinkubator untukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

2,45,6

Membersihkan mulutbayi dengan kasalembab dan hangat

4,5 Mengganti danmenimbang popok bayi

5,6 Mengganti plesterdengan lembut,memindahkan letaksensor saturasi

5,6 Memasang nesting danmemposisikan bayiekstremitas atas danbawah fleksi, danmidline position

3 Memantau nilaialbumin:

- Belum adapemeriksaan ulang

Memeriksa apakah adamuntah dan distensiabdomen, mengukur

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

39

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

lingkar perut:- Sudah tidak ada

distensi abdomen,bayi mulai oral care4x1ml, bising ususada

Kolaborasi pemberianTPN

5,6 Melakukan kontak matadan mengajak berbicarasaat berinteraksi denganbayi

5,6 Membacakan sholawatnabi agar bayi tenang

4 Melihat warna kulitbayi, apakah adanya lesikulit, keletihanMemantau nilailaboratorium yangmengindikasikan adanyainfeksi:

Belum adapemeriksaan markerinfeksi selanjutnya

2,45,6

Membersihkan mulutbayi dengan kasalembab dan hangat

4,5 Mengganti danmenimbang popok bayi

- BAB ada, BAK ada5,6 Memasang nesting dan

memposisikan bayiekstremitas atas danbawah fleksi, danmidline position

4 Mengingatkan kembaliorang tua untuk mencucitangan sebelum dansetelah memegangbayinya

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

40

Universitas Indonesia

Tabel 2.14. Implementasi Keperawatan Tanggal 26 Februari 2016 (Dinas Pagi)

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

4 Mencuci tangan 5langkah dengan airmengalir

Fisik

Psikospiritual

Sosiokultural

Lingkungan

- KU:lemah

- Terdapatdesaturasi

- Sedangpemeriksaankulturdarah,CRP, IT,dandarahrutin

Terdapatkebisingan yangdihasilkan olehmesin

- Abdomentidakdistensi

- Tidak adainstabilitassuhu

- Jalan napasbersihsetelahdilakukanpengisapanlendir

- BBS1900gram

- Pada saatdilakukanpenghisapanlendir,terlihat bayilebihtenang,saturasioksigenturun namunmasih dalambatasnormal, dandenyutjantungdalam batasnormal

- Kebisinganyangdihasilkanoleh orangdi ruangrawatdiminimalkan

- Bayi sadar,tidak terdapatretraksi dindingdada

- Ibu datangmengunjungibayinya pagidan sore danmembawa ASIperah

- Bayi dimanipulasisetiap 3 jamsesuai denganprinsip minimalhandling,terdapatpenutupinkubator untukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

5 Menyiapkan semuaperalatan secara lengkapsebelum memanipulasibayi

4 Menghitung frekuensinapas, kedalaman, danupaya pernapasan:

- Frekuensi napas: 50kali/menit, tidak adaretraksi dada, dantidak ada napascuping hidung

1 Mencuci tangan 5langkah dengan handsrub

2,5 Menghangatkan tangan,termometer, danstetoskop

5,6 Membuka jendelainkubator denganperlahan

2,5,6 Menghangatkan nestingdan popok

2 Mengukur suhu tubuhbayi:

- Suhu 37,2oC1 Mengauskultasi suara

napas:- Suara napas simetris

pada kedua paru,sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidungdari kotoran yangmengeras dengan kasayang dilembabkandengan air hangat

- Lesi di hidungmembaik

Melakukan pengisapanlendir dengan teknik 4tanganMemantau respon bayiketika pengisapanlendir:

- SpO2 86%, denyutjantung 172kali/menit, bayitidak mengangis dantidak meronta

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

41

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

Meninggikan posisikepala bayi 45o denganmengatur posisipenyangga tempat tidurbayi pada inkubatorMemposisikan bayisupinasi dengan lehersedikit ekstensi danleher tidak tertekukMelanjutkan pemberianCPAP PEEP 5 FiO2

21%2,45,6

Membersihkan mulutbayi dengan kasalembab dan hangat

4,5 Mengganti danmenimbang popok bayi

5,6 Mengganti plesterdengan lembut,memindahkan letaksensor saturasi

5,6 Memasang nesting danmemposisikan bayiekstremitas atas danbawah fleksi, danmidline position

3 Memantau nilaialbumin:

- Sedang pemeriksaanulang

Memeriksa apakah adamuntah dan distensiabdomen, mengukurlingkar perut:

- Distensi abdomenmembaik, bisingusus ada

Kolaborasi pemberianTPN

5,6 Melakukan kontak matadan mengajak berbicarasaat berinteraksi denganbayi

5,6 Membacakan sholawatnabi agar bayi tenang

4 Melihat warna kulitbayi, apakah adanya lesikulit, keletihanMemantau nilailaboratorium yangmengindikasikan adanyainfeksi:

Belum adapemeriksaan markerinfeksi selanjutnya

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

42

Universitas Indonesia

DX Implementasi EvaluasiTipe

KenyamananRelief Ease Trancendence

2,45,6

Membersihkan mulutbayi dengan kasalembab dan hangat

4,5 Mengganti danmenimbang popok bayi

- BAB ada, BAK ada5,6 Memasang nesting dan

memposisikan bayiekstremitas atas danbawah fleksi, danmidline position

7 Memberikan penguatankepada orang tua untukberdoa untukkesembuhan bayinyadan mengingatkan untukmenjenguk bayi

2.4.6. Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada tanggal 26 Februari 2016

a. Kenyamanan Fisik

Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari, keadaan umum bayi masih

lemah, berat badan meninngkat, tidak ada instabilitas suhu, masih

terdapat desaturasi, maka kenyamanan fisik bayi berada pada fase Ease.

b. Kenyamanan Psikospiritual

Kenyamanan psikospiritual bayi berada pada fase Trancendence yaitu

bayi sering diajak bicara oleh orang tuanya dan dido’akan. Perawat juga

melakukan hal yang sama saat berinteraksi dengan bayi.

c. Kenyamanan Sosiokultural

Kenyamanan sosiokultural bayi berada pada fase Trancendence yaitu

orang tua datang mengunjungi bayinya lebih sering dan menyediakan

ASI untuk bayinya.

d. Kenyamanan Lingkungan

Kenyamanan lingkungan bayi berada pada fase Ease yaitu suhu yang

terkontrol, tidak ada instabilitas suhu, dan pengaturan pencahayaan

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

43

Universitas Indonesia

yang baik, namun pengaturan kebisingan belum dapat dikontrol dengan

sangat baik. Mengingatkan semua orang yang berada di ruang rawat

merupakan salah satu hal yang dilakukan untuk merubah perilaku.

Selain itu segera mematikan suara alarm ketika berbunyi juga dilakukan

untuk mengontrol kebisingan yang berasal dari mesin.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

44

Universitas Indonesia

BAB 3

PENCAPAIAN KOMPETENSI

Pemahaman tentang proses dan kompetensi yang akan dicapai merupakan hal

yang sangat penting untuk dimiliki oleh mahasiswa perawat spesialis dan

harus menjadi perhatian utama dari institusi pendidikan. Pembelajaran ini

diharapkan mampu menyelaraskan antara kebutuhan di tatanan pelayanan dan

perspektif pendidikan yang diperoleh mahasiswa di institusi pendidikan.

Pengembangan kurikulum terus diperlukan untuk memperoleh sumber daya

yang berkualitas (Crathern, Clark, Evans, Styche, & Thurlby, 2016). Standar

kompetensi yang ditetapkan diharapkan dapat diaplikasikan pada pelayanan

pasien dan mampu megikuti tuntunan industri kesehatan sampai pada tingkat

internasional (PPNI, 2005). Dalam pelaksanaan residensi, mahasiswa

mendapatkan pengayaan kemudian dilanjutkan dengan praktik klinik. Berikut

ini dipaparkan tentang pencapaian kompetensi, praktik spesialis keperawatan

anak dalam pencapaian kompetensi, dan implementasi evidence based

nursing practice.

3.1. Pencapaian Kompetensi

Praktik residensi dilaksanakan dalam dua semester yaitu residensi 1 pada

semester pertama dan residensi 2 pada semester kedua. Residensi 1

berlangsung selama 18 minggu dimulai pada tanggal 31 Agustus 2015

sampai dengan 15 Januari 2016. Terdiri dari 2 minggu pengayaan,

dilanjutkan dengan 16 minggu praktik di ruang rawat noninfeksi anak,

infeksi anak, dan ruang perinatologi. Residensi 2 berlangsung selama 12

minggu dari 08 Februari sampai 29 April 2016, terdiri dari 1 minggu

pengayaan, serta 11 minggu praktik klinik di ruang perinatologi. Residen

keperawatan berusaha untuk mampu memenuhi kompetensi yang

berbeda pada setiap ruangan.

3.1.1.Ruang Rawat Noninfeksi Anak

Umumnya kompetensi yang harus dicapai meliputi kompetensi

pengelolaan kasus dan pelaksanaan prosedur. Kompetensi pengelolaan

44

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

45

Universitas Indonesia

kasus di ruang rawat noninfeksi yaitu merawat anak dengan

keganasan, kelainan darah; merawat anak dengan gangguan nutrisi;

merawat anak dengan gangguan kardiovaskuler (penyakit jantung);

dan merawat anak dengan gangguan sistem perkemihan (penyakit

ginjal). Kompetensi prosedur yang harus dicapai di ruang rawat

noninfeksi yaitu manajemen peritoneal dialisis, manajemen cairan,

manajemen nyeri, manajemen kemoterapi, menjadi sistem pendukung

anak dan keluarga, mengenalkan komunitas-komunitas sosial yang

dapat menjadi sistem pendukung anak dan keluarga.

Mayoritas target kompetensi di ruang noninfeksi ini dapat tercapai

oleh residen keperawatan, namun terdapat beberapa kasus yang masih

jarang ada di ruang rawat noninfeksi tempat residen keperawatan

praktik, yaitu kasus anak dengan gangguan kardiovaskuler. Hal ini

terjadi karena anak dengan kasus tersebut dirujuk ke rumah sakit

khusus yang menangani masalah jantung yang letaknya berdekatan

dengan tempat praktik residen keperawatan.

3.1.2.Ruang Rawat Infeksi Anak

Target kompetensi pengelolaan kasus di ruang rawat anak infeksi

terdiri dari merawat anak dengan masalah infeksi pernapasan, saluran

kemih, saluran cerna, dan infeksi saraf seperti meningitis, tetanus, dan

encephalitis. Selain itu kompetensi lainnya yaitu merawat anak

dengan gangguan keseimbangan cairan, HIV/AIDS, dan demam

dengue. Target prosedur yang harus dipenuhi yaitu mampu

mendeteksi secara dini pasien dengan kegawatan, mampu melakukan

inhalasi, fisioterapi dada, dan pengisapan lendir, kolaborasi pemberian

terapi oksigen yang sesuai dengan kebutuhan pasien, mendeteksi

tanda-tanda peningkatan TIK, memposisikan anak untuk pengambilan

spesimen dan pascaprosedur, menilai status dehidrasi dan menghitung

keseimbangan cairan, persiapan pasien operasi (pada pasien infeksi

yang memerlukan pembedahan), memeriksa gula darah sewaktu, serta

asistensi dan perawatan insersi longline, serta memasang infus dan

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

46

Universitas Indonesia

mengoperasikan infus pump. Target kompetensi di atas dapat dicapai

oleh residen keperawatan tanpa ada kendala yang berat.

Residen keperawatan juga melaksanakan proyek inovasi di ruang

rawat infeksi ini sesuai perannya sebagai agen pembaharu dan

pendidik. Berdasarkan fenomena yang terdapat di ruang rawat tersebut

yaitu hampir semua keluarga yang menemani pasien terlibat dalam

pemberian makanan cair melalui Naso Gastric Tube (NGT) serta

masih adanya permasalahan aspirasi makanan cair, residen

keperawatan melakukan proyek inovasi tentang edukasi pemberian

makanan cair melalui NGT, juga menekankan pentingnya pemantauan

oleh perawat terhadap pemberian makan oleh keluarga.

3.1.3.Ruang Perinatologi

Residen keperawatan praktik di ruang perinatologi selama program

residensi dalam dua tahap, yaitu pada akhir residensi 1 selama 4

minggu, dan pada residensi 2 selama 11 minggu. Target kompetensi di

ruang ini yaitu merawat neonatus dengan masalah respirasi, merawat

neonatus dengan gangguan metabolisme (hipoglikemia,

hiperglikemia, hiperbilirubinemia), dan merawat neonatus dengan

penyakit infeksi. Prosedur yang harus dicapai residen keperawatan

yaitu melakukan resusitasi bayi, menilai usia gestasi dengan Ballard

score, serta menentukan usia koreksi, mengkaji refleks hisap dan

menelan, memberikan ASI melalui OGT dan cawan, melakukan

pencegahan infeksi.

Selanjutnya residen keperawatan juga melakukan perawatan metode

kanguru, menerapkan developmental care, konseling menyusui,

memahami pengaturan alat bantu napas seperti HFO, ventilator, dan

CPAP, menganalisis hasil kultur darah dan marker infeksi. Selain

memenuhi kompetensi di atas, residen keperawatan juga mendapatkan

kesempatan merawat luka post reposisi Omfalokel, merawat stoma

dan melakukan spooling pada bayi dengan gangguan BAB,

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

47

Universitas Indonesia

melakukan stimulasi orofacial, asistensi pemasangan PICC dan

kateter umbilical, serta asistensi foto kontras enema.

Selain kompetensi di atas, residen keperawatan juga melakukan

proyek inovasi berdasarkan Evidence Based Nursing (EBN) di ruang

ini. Proyek inovasi yang dilakukan adalah pelaksanaan pengisapan

lendir dengan teknik empat tangan. Implementasi EBN ini akan

dibahas lebih rinci pada bahasan selanjutnya.

3.2. Praktik Spesialis Keperawatan Anak dalam Pencapaian Kompetensi

Menurut PPNI (2005), perawat termasuk juga perawat spesialis

keperawatan anak memiliki kompetensi secara garis besar yaitu praktik

etik dan legal, keperawatan profesional, kepemimpinan dan manajemen,

pendidikan dan penelitian, pengembangan kualitas personal dan

profesional. Selain itu, dalam menjalankan tugasnya, perawat juga

berperan sebagai pemberi asuhan, pembela, pendidik, kolaborator, dan

sebagai pembaharu.

Praktik etik dan legal selayaknya dapat diperkuat pelaksanaannya seiring

dengan adanya pengesahan undang-undang keperawatan pada tanggal 25

September 2014 yang lalu. Dengan adanya undang-undang ini residen

keperawatan dan perawat pada umumnya harus lebih profesional,

melaksanakan praktik secara legal, etis, dan dapat menggunakan

pendekatan budaya yang positif untuk kesehatan, dengan demikian

residen keperawatan juga menghormati budaya yang ada. Selanjutnya,

residen keperawatan juga harus berani bertanggung gugat terhadap

praktik profesional yang dilakukan. Dalam memenuhi kompetensi ini,

residen keperawatan dapat menjalankan perannya sebagai pembela

pasien. Ketika ada perencanaan dan tindakan terhadap pasien yang

kurang sesuai dengan yang seharusnya, maka residen keperawatan harus

membela pasien untuk memenuhi haknya.

Dalam memenuhi kompetensi keperawatan profesional, residen

keperawatan menerapkan prinsip pokok dalam pemberian asuhan

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

48

Universitas Indonesia

keperawatan, menerapkan proses keperawatan, komunikasi terapeutik,

menciptakan lingkungan yang aman bagi bayi dan keluarga, dan

menggunakan hubungan interprofesional dalam pelayanan keperawatan

untuk mencapai tujuan kesehatan bayi. Hal ini dilakukan dengan cara

berkolaborasi dengan berbagai profesi seperti medis, fisioterapis, analis,

gizi, komunitas sosial, dan beberapa profesi lainnya sesuai dengan peran

perawat sebagai kolaborator.

Kompetensi pengembangan kualitas personal dan profesional dilakukan

oleh residen spesialis keperawatan anak melalui peningkatan mutu

pelayanan yang berbasis evidence-based nursing, berbagai inovasi, dan

mengikuti berbagai pelatihan dan seminar tentang keperawatan anak,

khususnya perinatologi. Pelatihan yang diikuti seperti resusitasi neonatus,

konseling menyusui, perawatan metode kanguru, serta deteksi dini dan

stimulasi tumbuh kembang. Selain itu residen keperawatan juga

berdiskusi dengan perawat ruangan, head nurse, nurse educator, dokter

konsulen perinatologi, dokter residen, konsultan laktasi, nutrisionis,

analis, dan mengikuti diskusi pada pelatihan perawat NICU level II-III.

Sebagai pendidik, residen keperawatan juga membagikan pengetahuan

yang dimiliki kepada mahasiswa vokasi dan sarjana keperawatan.

Residen keperawatan juga mendiskusikan tentang EBN dan hal lain yang

dibutuhkan dengan perawat perinatologi di kedua rumah sakit.

Selain tiga hal di atas, kompetensi kepemimpinan dan manajemen juga

harus menjadi perhatian perawat terutama residen keperawatan. Seorang

perawat spesialis selayaknya dapat menjadi role model dan melakukan

manajemen asuhan dengan tepat. Perawat spesialis harus dapat bekerja

sama di dalam tim keperawatan, melakukan kolaborasi dengan berbagai

profesi kesehatan, dan berpikir kritis terhadap keputusan yang akan

dibuat untuk kesembuhan pasien. Di Indonesia, pelaksanaan kompetensi

ini memiliki tantangan yang besar. Pengakuan terhadap eksistensi

perawat spesialis sudah diakui dibeberapa tempat. Beberapa pelayanan

kesehatan sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan seperti di

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

49

Universitas Indonesia

RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSAB Harapan Kita. Institusi

lainnya ada yang juga sudah menggunakan jasa spesialis keperawatan

sebagai konsultan seperti rumah sakit umum daerah dr. Zainoel Abidin

Banda aceh. Walau demikian, masih ada institusi termasuk institusi

kesehatan yang belum mengetahui keberadaan spesialis keperawatan atau

belum berkeinginan menggunakan jasa spesialis keperawatan dengan

alasan keterbatasan dana. Menurut penulis, dana bukan merupakan

kendala utama, namun merasakan hal ini sebagai suatu kebutuhan itu

yang lebih penting. Untuk itu, perawat spesialis harus menunjukkan

kemanfaatannya bagi insitusi kesehatan dan masyarakat pada umumnya.

Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut yaitu melalui peningkatan

mutu pendidikan, melakukan berbagai penelitian yang memberikan

manfaat langsung kepada masyarakat, serta melakukan pengabdian

masyarakat.

Pendidikan dan penelitian menjadi hal yang penting bagi pengembangan

keilmuan seorang perawat spesialis. Pendidikan tidak hanya dapat

diperoleh dari perguruan tinggi melainkan juga aktif mengikuti berbagai

pelatihan dan seminar terkait keilmuan. Perkembangan pengetahuan yang

begitu pesat juga menuntut perawat spesialis untuk melakukan berbagai

penelitian dan selalu memperbaharui ilmu terkini melalui konferensi dan

studi literatur terbaru.

3.3. Implementasi Evidence Based Nursing Practice

Evidence Based Nursing Practice yang diterapkan pada bayi di ruang

perinatologi adalah pelaksanaan pengisapan lendir dengan menggunakan

empat tangan (dua orang). Inovasi ini dilaksanakan selama 11 minggu

praktik di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSAB Harapan Kita.

Pelaksanaan ini dilakukan pada 20 bayi (10 bayi kelompok intervensi dan

10 bayi kelompok kontrol). Proses implementasi terdiri dari tiga tahapan

yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

50

Universitas Indonesia

3.3.1.Tahap Persiapan

Tahapan persiapan dimulai dengan mengumpulkan literatur dan

penyusunan proposal. Proposal proyek inovasi kemudian dikonsulkan

dengan pembimbing akademik dan pembimbing klinik untuk

menyesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Setelah proposal selesai,

residen keperawatan mensosialisasikan perencanaan pelaksanaan

EBN, tata cara pelaksanaan, dan menyamakan persepsi kepada

perawat ruangan perinatologi yang terdiri dari head nurse, nurse

educator, ketua tim, dan perawat pelaksana. Selanjutnya, residen

keperawatan juga mempersiapkan dan melatih seorang asisten untuk

merekam proses pelaksanaan.

Kemudian residen keperawatan mengidentifikasi sampel yang sesuai

dengan kriteria inklusi yaitu bayi dengan usia gestasi kurang dari 37

minggu (prematur) yang terpasang selang endotracheal tube (ETT)

maupun Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dan dilakukan

penghisapan lendir secara rutin. Dilanjutkan dengan memberikan

penjelasan dan meminta persetujuan kepala ruang dan orang tua bayi

untuk penerapan EBN dan perekaman yang akan dilakukan terhadap

bayi.

3.3.2.Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penghisapan lendir secara konvensional akan dilakukan

seperti biasa dengan satu orang perawat yaitu perawat

penanggungjawab pasien, dan akan dilakukan perekaman respon

fisiologis dan perilaku bayi. Pelaksanaan metode four-handed

suctioning akan dilakukan oleh perawat penanggungjawab pasien dan

residen keperawatan.

Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan yaitu:

a. Perawat dan residen keperawatan mencuci tangan dan

menghangatkan tangan terlebih dahulu. Kemudian perawat

menggunakan sarung tangan steril.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

51

Universitas Indonesia

b. Residen keperawatan memposisikan bayi senyaman mungkin

seperti memfleksikan tangan dan kaki pada sumbu tubuh, namun

hal ini tidak mutlak harus dilakukan. Jika bayi sudah nyaman

dengan posisinya, asisten dapat membiarkan bayi menggenggam

jarinya, memegang kepala dan tangan satunya pada bagian

ekstremitas bawah. Selain itu, teknik four-handed juga

memperhatikan asistensi dalam pelaksanaan penghisapan lendir.

Residen keperawatan membantu membuka jendela inkubator,

memegang selang ETT agar tidak tercabut, dan memperbaiki posisi

selang CPAP.

c. Perekaman respon perilaku bayi dilakukan oleh asisten sejak 3

menit sebelum tindakan dan terus berlangsung sampai 5 menit

setelah tindakan. Pembacaan denyut jantung dan saturasi oksigen

juga dilakukan saat 3 menit sebelum pengisapan lendir

berlangsung, 5 detik setelah dimulai memasukkan selang suction ke

selang ETT atau hidung bayi, dan menit ke 5 setelah selesai

tindakan tersebut.

d. Setelah tindakan selesai, perawat merapikan alat dan residen

keperawatan merapikan kembali bayi dan menutup jendela

inkubator dengan perlahan.

3.3.3.Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi residen keperawatan mengolah dan menganalisis

data yang didapatkan pada tahap pelaksanaan. Hasilnya adalah

sebagai berikut:

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

52

Universitas Indonesia

a. Distribusi responden berdasarkan usia gestasi, usia koreksi, danjenis kelamin

Tabel 3.1Distribusi Responden Berdasarkan Usia Gestasi

dan Usia Koreksi (n=20)Variabel Kelompok n Mean SD

Usia gestasi Intervensi 10 32,9 2,13Kontrol 10 32,7 2,11

Usia koreksi Intervensi 10 33,6 1,83Kontrol 10 34,1 1,72

Tabel di atas memperlihatkan bahwa usia gestasi pada kelompok

kontrol memiliki rata-rata 32,7 dan pada kelompok intervensi 32,9.

Usia koreksi pada kelompok intervensi memiliki rata-rata 33,6 dan

kelompok kontrol 34,1.

b. Nilai saturasi dan denyut jantung pada saat dilakukan pengisapanlendir pada kelompok kontrol dan intervensi

Nilai saturasi dan denyut jantung pada kelompok kontrol dan

kelompok intervensi diukur 3 menit sebelum memasukkan

selang suction, detik ke-5 saat dimasukkan selang suction ke

selang ETT maupun hidung bayi, serta 5 menit setelah selesai

prosedur, dapat ditunjukkan pada grafik berikut.

78

80

82

84

86

88

90

92

sebelum saat setelah

SpO2 KKSpO2 KI

Nilai SpO2 (%)

Waktu

Grafik 3.1. Rerata nilai saturasi kelompok kontrol dan intervensi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

53

Universitas Indonesia

Berdasarkan grafik di atas nilai saturasi pada kelompok kontrol

lebih rendah dibanding dengan kelompok intervensi. Hal ini

menggambarkan bahwa bayi pada kelompok intervensi lebih

nyaman dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Hal yang sama juga terjadi pada denyut jantung yaitu kelompok

kontrol mengalami denyut jantung dengan nilai yang abnormal

dibandingkan dengan denyut jantung bayi pada kelompok

intervensi. Hal ini tergambar pada grafik di bawah ini.

Pada kelompok kontrol, terdapat satu nilai ekstrim pada denyut

jantung yang mengalami bradikardia sampai di bawah 120

kali/menit. Hal ini terjadi pada sampel yang dilakukan

pengisapan lendir oleh satu orang. Hal ini mungkin dapat terjadi

pada pengisapan lendir yang terlalu dalam sehingga merangsang

barorefleks dan menimbulkan reflek vagal pada saraf

parasimpatis sehingga menurunkan denyut jantung (Zannin et

al., 2015).

140

145

150

155

160

165

170

175

Sebelum Saat Setelah

DJ KKDJ KI

Denyut jantung (kali/menit)

Waktu

Grafik 3.2. Rerata nilai denyut jantung kelompok kontrol dan intervensi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

54

Universitas Indonesia

c. Skor respon bayi saat dilakukan four-handed suction padakelompok kontrol dan intervensi

Respon kenyamanan bayi saat dilakukan pengisapan lendir

diperlihatkan pada grafik berikut:

Respon kenyamanan bayi saat dilakukan pengisapan lendir

didapatkan bahwa kelompok intervensi memiliki respon

kenyamanan yang ditunjukkan melalui wajah, otot motorik,

vokalisasi, dan penampilan lebih terkontrol dibandingkan

kelompok kontrol. Hal ini membuktikan bahwa bayi pada

kelompok intervensi lebih nyaman.

3.3.4.Kendala yang Dihadapi

Dalam pelaksanaan proyek inovasi ini terdapat beberapa kendala,

diantaranya:

a. Terdapat beberapa perawat pelaksana yang tidak hadir pada saat

sosialisasi proyek inovasi, sehingga pada saat pelaksanaan residen

keperawatan harus mengulang kembali penjelasan tentang proyek

inovasi ini, dan ini terjadi di beberapa ruangan.

02468

101214161820

Sebelum Saat

PCA KKPCA KI

Skor PCA

Waktu

Grafik 3.3 Rerata skor Kenyamanan (Pediatric Comfort Assessment)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

55

Universitas Indonesia

b. Pada salah satu lahan praktik, residen keperawatan anak memiliki

keterbatasan ruang gerak di ruang NICU yang merupakan ruang

untuk pelaksanaan proyek inovasi ini karena di rumah sakit

tersebut bayi dengan CPAP dan ventilator hanya terdapat di ruang

NICU.

c. Residen keperawatan belum menemukan alat penilaian respon

perilaku pada saat dilakukan pengisapan lendir yang khusus untuk

bayi dengan penggunaan obat-obat sedasi dan kelainan

kromosom/abnormalitas genetik. Oleh karena itu sampel bayi

dengan kriteria tersebut harus dikeluarkan karena mempunyai

nilai yang ekstrim.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

56

Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Bab 4 ini memuat tentang pembahasan mengenai penerapan teori keperawatan

kenyamanan Katharine Kolcaba pada lima kasus terpilih yang dijelaskan sesuai

dengan proses keperawatan serta membahas praktik spesialis keperawatan anak

dalam memenuhi target kompetensi.

4.1. Penerapan Teori Kenyamanan oleh Katharine Kolcaba dalam AsuhanKeperawatan Bayi dengan Masalah Kenyamanan dan Pernapasan

Penerapan teori kenyamanan Katharine Kolcaba berikut akan disajikan

berdasarkan proses keperawatan.

4.1.1. Pengkajian Keperawatan

a. Pengkajian Kenyamanan Fisik

Berdasarkan karakteristik bayi, mayoritas bayi yaitu empat kasus pilihan

merupakan bayi prematur dengan usia gestasi 30-32 minggu; sedangkan

satu kasus lainnya merupakan bayi aterm yaitu berusia 38 minggu. Hal ini

sesuai dengan Weiss dan Tolomeo (2012) yang menyatakan bahwa bayi

prematur lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti masalah

pernapasan karena immaturitas pertumbuhan dan perkembangan organnya

yang belum dapat berfungsi optimal, sehingga membutuhkan perawatan

sampai mencapai kondisi yang stabil. Bayi aterm yang dirawat di ruang

NICU pada umumnya bayi dengan komplikasi selama kehamilan, kondisi

kesehatan ibu terganggu selama kehamilan, dan adanya kelainan lainnya.

Seperti pada kasus 5 dengan usia aterm, namun harus mendapatkan

perawatan di NICU untuk perbaikan omfalokel dan stabilisasi kondisi.

Darussalam (2013) menyebutkan bahwa sebanyak 27,8% kasus dengan

kelainan kongenitasl anomali gastrointestinal dinyatakan meninggal pada

usia neonatus. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh usia gestasi dan berat

badan lahir bayi.

56

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

57

Universitas Indonesia

Pengkajian fisik terhadap kelima kasus didapatkan bahwa terdapat variasi

kondisi pernapasan dan kenyamanan pada kelima kasus tersebut. Kasus 1

dan 2 memiliki kesamaan yaitu bayi dengan usia 32 minggu dan

mengalami apnea dan desaturasi berulang yang dipicu oleh kondisi

kelahiran prematurnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Fairchild et al. (2016) yang meneliti tentang kejadian henti napas pada

1.211 bayi prematur mendapatkan hasil bahwa semakin kecil usia gestasi

maka semakin meningkatkan kejadian henti napas. Bayi dengan usia

gestasi kurang dari 31 minggu lebih sering mengalami apnea sentral lebih

dari 10 detik yang disertai dengan bradikardia kurang dari 100 kali/menit.

Pada kedua kasus tersebut, kejadian apnea lebih sering terjadi pada kasus 1

dibandingkan dengan kasus 2. Hal ini dapat terjadi karena PDA yang

dimiliki oleh bayi pada kasus 1.

Pada kasus 5, desaturasi lebih sering terjadi ketika adanya penumpukan

lendir pada jalan napas yang terpasang selang ETT. Benda asing dalam hal

ini selang ETT dapat merangsang produksi mukus yang berlebih dan

menutup jalan napas, sehingga aliran udara ke paru terhambat dan

konsumsi oksigen sel menurun. Hal ini yang dapat menyebabkan bayi

mengalami penurunan saturasi oksigen (Hough, Shearman, Liley, Grant, &

Schibler, 2014). Berbeda dengan dua kasus lainnya yaitu kasus 3 dan

kasus 4, kedua bayi tersebut juga mengalami produksi lendir yang berlebih

dimulutnya. Hal ini terjadi karena pierre robin sequence yang dialami

kedua bayi tersebut. Bayi dengan sequence ini memiliki lidah pendek dan

mandibula yang kecil yang menyebabkan obstruksi jalan napas.

Mandibular Distraction Osteogenesis merupakan tindakan yang efektif

untuk menangani kondisi ini (Paes et al., 2013).

Kelima kasus terpilih pada karya ilmiah ini memiliki masalah

ketidaknyamanan terutama saat dilakukan prosedur seperti pengisapan

lendir. Oleh karena itu residen keperawatan mencoba menerapkan salah

satu EBN yaitu pengisapan lendir dengan metode empat tangan.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

58

Universitas Indonesia

b. Pengkajian Kenyamanan Psikospiritual

Kebutuhan psikospiritual juga dibutuhkan oleh bayi tidak hanya pada

orang dewasa. Pada kelima kasus, pengkajian psikospiritual yang dikaji

meliputi sentuhan terapeutik, pijatan, bertemu dengan orang yang spesial

bagi bayi, kepercayaan orang tua, sumber kekuatan, dan kebutuhan akan

do’a oleh orang tua, perawat atau orang lain. Kelima kasus diberikan

sentuhan dengan lembut untuk kenyamanan bayi. Sentuhan lembut dan

interaksi terutama yang dilakukan oleh ibu dapat meningkatkan

kenyamanan bayi (Jean & Stack, 2012), namun tidak semua bayi dapat

langsung tenang dengan sentuhan lembut, seperti pada kasus 4.

Bayi terlihat sering menangis dan selalu ingin ada orang di dekatnya,

membelai, dan mengajaknya berinteraksi. Sentuhan kulit dengan kulit,

belaian, dan suaa dapat memberikan kenyamanan psikologis pada bayi

(Feldman, Weller, Sirota, & Eidelman, 2003) sehingga mempertemukan

bayi dengan orang tua sebagai orang terdekat bayi juga merupakan satu

bentuk pemenuhan kenyamanan psikospiritual bayi. Pada kasus 4, pada

awalnya ibu telah bekerja kembali dan menjenguk anaknya sesekali.

Kemudian ibu memutuskan untuk mengambil cuti kembali dan fokus pada

kesembuhan anaknya. Kehadiran orang tua terutama ibu merupakan

sumber kekuatan bagi bayi. Selanjutnya, selain psikologis, aspek spiritual

bayi juga merupakan hal yang harus menjadi perhatian perawat.

Aspek spiritual bayi terkait dengan keyakinan yang dianut oleh orang tua.

Berdasarkan keyakinan orang tua, empat kasus memiliki keyakinan yang

sama yaitu Islam; sedangkan satu kasus lainnya adalah Kristen. Residen

keperawatan menyesuaikan pemenuhan kebutuhan spiritual sesuai dengan

keyakinan orang tua bayi. Orang tua dipersilahkan untuk mendo’akan

bayinya sesuai dengan kepercayaan mereka. Pada jam kunjungan, orang

tua bayi pada kasus 2 juga mendatangkan nenek dan tokoh agama untuk

mendo’akan bayinya. Hal ini dilakukan dari jendela kaca ruang rawat bayi

karena hanya orang tua yang diperbolehkan masuk ke dalam ruang rawat

untuk mencegah terjadinya infeksi. Pada kelima kasus orang tua tidak

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

59

Universitas Indonesia

hanya datang saja, tetapi juga selalu mendo’akan bayinya. Hal ini penting

dilakukan orang tua selain untuk kesembuhan bayi, juga untuk sumber

kekuatan orang tua. Ketika berdo’a, maka keyakinan akan bertambah, dan

akan mengurangi kecemasan. Kemampuan meyakinkan pasien dan

keluarga melalui pendekatan spiritual dan kultural juga harus dimiliki oleh

tenaga kesehatan (American Association of Health Education, 2008).

c. Pengkajian Kenyamanan Sosiokultural

Pengkajian sosiokultural yang dikaji pada kelima kasus yaitu kunjungan

keluarga, ekonomi keluarga, kebutuhan informasi, perencanaan pulang,

dan keberlanjutan perawatan di rumah. Perkembangan kondisi bayi yang

dirawat tidak terlepas dari kehadiran dan dukungan orang tua (Tandberg,

Sandtro, Vardal, & Ronnestad, 2013; Valeri, Holsti, & Linhares, 2014).

Pada kelima kasus yang dirawat, orang tua mengunjungi bayinya selama

berada di ruang perinatologi. Frekuensi dan lamanya kunjungan berbeda-

beda. Bayi pada kasus 5 paling sering dikunjungi oleh orang tuanya.

Kedua orang tua hadir baik secara bersamaan dan bergantian.

Bayi pada kasus 1 dan 2 pada awalnya terlihat masih jarang dikunjungi

oleh orang tuanya karena ibu merasa tidak tega melihat bayinya. Pada

kasus 2, ibu merasa bersalah dan sangat sedih jika melihat bayinya

sehingga suaminya juga melarang istrinya untuk melihat bayinya jika

kondisinya belum siap, selain karena kondisi ibu yang masih dalam

perawatan. Orang tua baik ayah maupun ibu bayi prematur cenderung

memiliki kecemasan tinggi ketika bayinya dirawat (Gale, Franck, Kools, &

Lynch, 2004; Tandberg et al., 2013). Kunjungan keluarga juga dipengaruhi

oleh kondisi ekonomi keluarga.

Kelima orang tua pada kasus pilihan memiliki pekerjaan tetap. Tiga

diantaranya menggunakan asuransi kesehatan dari pemerintah untuk

pilihan membayar; sedangkan dua kasus lainnya yaitu kasus 2 dan kasus 4,

keluarga menggunakan asuransi dari perusahaan tempat bekerja sebagai

pilihan membayar biaya pengobatan anaknya. Kebutuhan akan biaya yang

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

60

Universitas Indonesia

besar juga dapat menjadi stressor tersendiri bagi orang tua bayi prematur

(Kantrowitz-Gordon, Altman, & Vandermause, 2016). Ketika

mengunjungi bayinya, hal yang pertama kali ingin diketahui orang tua

adalah kondisi bayinya.

Pada kasus 3, ibu masih sangat sedikit mengetahui tentang kondisi

anaknya, ibu banyak bertanya, dan pada awalnya belum bisa menerima

kondisi anaknya yang sudah lama dinanti kehadirannya. Orang tua bayi

pada kelima kasus tersebut ingin mengetahui lebih banyak tentang kondisi

bayinya. Dua diantaranya mencari tahu informasi tambahan lewat internet,

yaitu orang tua pada kasus 3 dan 4.

Perawat dan tenaga kesehatan lainnya sebagai pusat informasi utama

tentang kondisi bayi harus dapat menjelaskan kondisi bayi kepada orang

tua dengan cara yang tepat. Kesalahan dalam cara menyampaikan

informasi kepada orang tua dapat menambah kesedihan, kecemasan,

bahkan stres pada orang tua. Hal ini juga dapat mempengaruhi kondisi

bayi karena bayi (Gale et al., 2004; Tandberg et al., 2013; Turner, Chur-

Hansen, Winefield, & Stanners, 2015). Informasi yang sangat penting

yang harus dipersiapkan dan disampaikan kepada orang tua adalah

perencanaan pulang, dan keberlanjutan perawatan di rumah.

Tidak jarang bayi yang telah pulang dari perawatan di perinatologi harus

kembali lagi ke rumah sakit setelah beberapa lama perawatan di rumah.

Bayi dirawat kembali dengan berbagai kondisi seperti hipotermia, infeksi,

aspirasi, dan yang paling sering adalah rehospitalisasi karena ikterik

(Escobar et al., 2005). Penyebab terjadinya hal ini dapat berupa informasi

yang kurang mengenai perawatan bayi baru lahir di rumah, cara menyusui

yang benar, dukungan keluarga dan sistem pendukung lain bagi orang tua.

Oleh karena itu mempersiapkan orang tua agar dapat merawat bayinya di

rumah nantinya dengan baik merupakan hal besar yang menjadi tanggung

jawab perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

61

Universitas Indonesia

Sebuah penelitian meta-sintesis tentang pengalaman orang tua dalam

merawat bayinya di rumah setelah perawatan di NICU mengikutkan 12

penelitian kualitatif untuk disintesis. Hasilnya diperoleh bahwa

pengalaman orang tua dalam merawat bayi prematurnya di rumah setelah

dirawat di ruang NICU dibentuk oleh sebuah proses yang membutuhkan

dukungan agar lebih percaya diri dalam merawat bayi dan menghadapi

tantangan dalam merawat bayi prematur. Selain itu didapatkan hasil bahwa

orang tua cenderung berlebihan dalam memproteksi bayinya (Adama,

Bayes, & Sundin, 2016).

Pada kelima kasus, residen keperawatan memberikan informasi kepada

orang tua tentang pentingnya ASI bagi bayi. Orang tua juga mendapatkan

informasi mengenai cara memerah dan penyimpanan ASI di rumah. Pada

ibu bayi pada kasus 4, residen keperawatan menunjukkan dan membantu

ibu menyusui bayinya dengan posisi dan perlekatan yang benar, namun

bayi memiliki keterbatasan menghisap karena pierre robin yang dialamiya.

Residen keperawatan juga mengajarkan dan melatih ibu pada kasus 3 dan

ibu pada kasus 4 cara memberikan ASI melalui OGT karena bayinya akan

dipulangkan dengan terpasang OGT.

d. Pengkajian Kenyamanan Lingkungan

Kenyamanan lingkungan mencakup kebisingan, penerangan, tempat untuk

istirahat keluarga, dan kebersihan. Pada kelima kasus yang dirawat, hampir

semua mengalami kondisi ketidaknyamanan lingkungan berupa

kebisingan, baik yang berasal dari suara manusia maupun dari suara mesin.

Selama masa di dalam kandungan, bayi mendengar suara kebisingan

berkisar 40-60 dB; sedangkan tingkat kebisingan lingkungan di ruang

perawatan NICU dapat mencapai lebih dari 60 dB (Rustina, 2015). Hal ini

dapat mengganggu perkembangan bayi. Selain kebisingan, penerangan

juga sangat berpengaruh terhadap penglihatan bayi terutama bayi

prematur.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

62

Universitas Indonesia

Rumah sakit tempat residen keperawatan merawat kelima kasus telah

memperhatikan prinsip mengurangi penerangan dengan baik. Hal ini

dibuktikan dengan kedua rumah sakit telah menggunakan penutup

inkubator yang hanya dibuka saat melakukan tindakan pada bayi. Selain

bayi, keluarga juga membutuhkan perhatian pihak penyedia pelayanan

kesehatan dari segi aspek lingkungan.

Pada kasus 5, keluarga berasal dari luar daerah sehingga memilih untuk

menetap sementara dirumah saudara di Jakarta selama bayi dirawat,

namun dalam kesehariannya orang tua lebih banyak menghabiskan waktu

di rumah sakit untuk melihat bayinya. Ketersediaan tempat duduk dan

istirahat merupakan salah satu bentuk perhatian yang diberikan oleh rumah

sakit kepada orang tua dan keluarga bayi. Di kedua rumah sakit tempat

residen keperawatan praktik terdapat kursi panjang untuk orang

tua/pengunjung duduk dan beristirahat sejenak.

4.1.2.Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang muncul pada kelima kasus yaitu

ketidakefektifan pola napas, ketidakefektifan bersihan jalan nafas,

gangguan rasa nyaman, risiko infeksi, ketidakseimbangan cairan/nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh, dan risiko keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan. Selain itu, terdapat beberapa diagnosis lain yang diangkat

yaitu ketidakefektifan termoregulasi, gangguan menelan, dan kecemasan

orang tua.

Pada bayi terutama bayi prematur mengalami berbagai masalah

pernapasan karena perkembangan organ pernapasan yang belum

sempurna. Kurangnya surfaktan membuat paru bayi kolaps dan tidak dapat

mengembang sempurna. Faktor lainnya adalah diagfragma bayi masih

rentan terhadap kelelahan. Pada bayi dengan kelahiran prematur, pusat

pengaturan pernapasan yang berfungsi untuk mengontrol pernapasan

masih belum berkembang sempurna bayi prematur rentan terhadap

terjadinya henti nafas (Weiss & Tolomeo, 2012).

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

63

Universitas Indonesia

Infeksi juga sangat rentan terjadi pada bayi terutama bayi prematur. Faktor

yang mempengaruhi terjadinya infeksi pada bayi dapat berasal dari faktor

dari bayi dan faktor luar. Faktor yang berasal dari luar seperti lingkungan

dan budaya mencuci tangan oleh tenaga kesehatan. Hal ini harus menjadi

perhatian penting tenaga kesehatan sebagai strategi pencegahan infeksi

pada bayi (Rustina, 2015).

Pada kasus 1 dan 2, kedua bayi dicurigai mengalami sepsis neonatorum

awitan dini. Infeksi tersebut dapat terjadi karena infeksi ibu maupun

terpapar kuman penyebab infeksi pada jalan lahir. Penyebab lainnya bayi

mengalami infeksi yaitu bayi memiliki keterbatasan flora normal pada

kulit, terpaparnya peralatan invasif yang melukai jaringan sehingga kuman

memiliki peluang besar untuk masuk. Selain itu bayi juga sering terpapar

dengan antibiotik spektrum luas secara rutin (Polin, Denson, & Brady,

2012).

Masalah gangguan nutrisi sering terjadi pada bayi terutama bayi prematur.

Hal ini dapat disebabkan oleh motilitas dan penyerapan usus yang

terganggu karena ketidakmatangan organ-organ pencernaan yang terjadi

pada kondisi prematuritas.

4.1.3.Perencanaan dan Implementasi Keperawatan

Intervensi keperawatan disusun berdasarkan keunikan masalah yang

muncul pada bayi. Kelima kasus mendapatkan intervensi pengisapan

lendir dengan metode empat tangan karena pada kelima kasus memiliki

masalah pernapasan. Metode ini dapat mengurasi stres pada bayi dan

memudahkan perawat dalam melakukan tindakan (Cone et al., 2013; Pillai

Ridell et al., 2011). Selain itu, tindakan yang dilakukan adalah

memberikan nesting dengan posisi lurus sumbu tubuh, pencegahan infeksi,

dan asuhan perkembangan.

Intervensi asuhan perkembangan penting diberikan untuk perkembangan

bayi prematur yang optimal dikemudian hari. Prinsip asuhan

perkembangan yaitu meminimalkan penggunaan energi oleh bayi,

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

64

Universitas Indonesia

mengurangi terjadinya stres pada bayi, dan pencegahan komplikasi

(Rustina, 2015). Intervensi asuhan perkembangan seperti mengurangi

intensitas cahaya langsung pada mata bayi, mengurangi kebisingan,

penggunaan nesting, mengurangi waktu untuk memanipulasi bayi, dan

perawatan metode kanguru.

4.1.4.Evaluasi Keperawatan

Mayoritas masalah ketidaknyamanan pada kelima kasus dapat teratasi

terutama ketidaknyamanan psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan.

Pada kasus 1, masalah gangguan pernapasan masih terjadi. Hal ini dapat

terjadi karena kondisi prematuritas yang dialaminya. Selain itu, bayi

mengalami instabilitas suhu yang mengarah pada infeksi yang mungkin

terjadi pada bayi tersebut. Pada saat evaluasi dilakukan, bayi masih dalam

pemeriksaan marker infeksi. Kondisi infeksi pada bayi di NICU dapat

meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada bayi (Polin et al., 2012).

Evaluasi yang dilakukan pada kasus 5 didapatkan hasil bahwa bayi

mengalami peningkatan kenyamanan. Baik kenyamanan fisik,

psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Jean dan Stack (2012) tentang perilaku

regulasi bayi aterm dan preterm yang dipengaruhi oleh sentuhan ibu. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa bayi aterm lebih menunjukkan regulasi

perilaku kenyamanan yang lebih baik dibandingkan bayi preterm, namun

sentuhan dan interaksi ibu dapat meningkatkan regulasi perilaku

kenyamanan pada kedua kelompok tersebut. Dari kelima kasus, kasus 5

adalah bayi yang paling sering berinteraksi dan mendapat sentuhan oleh

kedua orang tuanya.

4.2. Praktik Spesialis Keperawatan Anak dalam Pencapaian targetKompetensi

Praktik spesialis keperawatan anak ini dapat berjalan baik dengan adanya

kerjasama yang baik antara institusi pendidikan dan pelayanan tempat

lahan praktik. Penerimaan yang baik oleh pihak pelayanan sangat

membantu residen keperawatan dalam memenuhi kompetensi spesialis

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

65

Universitas Indonesia

keperawatan anak. Residen keperawatan mendapatkan kesempatan yang

besar untuk merawat pasien di kedua rumah sakit khususnya di ruang

perinatologi, sehingga residen keperawatan dapat menjalankan perannya

sebagai pendidik, pemberi asuhan, pembaharu, pembela, dan kolaborator.

Iklim belajar yang baik dan semangat belajar dari perawat ruangan juga

memberikan kesempatan besar untuk saling berbagi ilmu. Residen

keperawatan mendapat beberapa kali kesempatan untuk memaparkan

tentang EBN pada perawat ruangan khususnya perinatologi. Residen

keperawatan juga dapat bekerjasama dengan perawat dan tim kesehatan

lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada bayi.

Pada kondisi yang kurang menguntungkan untuk bayi, residen

keperawatan berusaha untuk menyampaikan kepada perawat ruangan,

kepala ruangan, pembimbing klinik untuk mendapatkan solusi yang baik.

Seperti hal nya dalam pemasangan nesting yang benar, penggunaan

oksigen dengan fraksi 100% pada bayi, jam kunjung orang tua dan waktu

menyusui, dan hal lainnya. Beberapa kendala dapat terselesaikan dengan

baik, namun sebagian lain masih terkendala dengan prosedur dan alat

yang tersedia, namun residen keperawatan dan pihak ruangan mencoba

sedapat mungkin untuk meminimalisir kerugian yang dapat muncul pada

bayi.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

66

Universitas Indonesia

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.1.1.Teori kenyamanan Katharine Kolcaba sesuai untuk diaplikasikan

pada masalah kenyamanan bayi terutama bayi baru lahir yang

dirawat di ruang perinatologi.

5.1.2.Pengkajian pada kelima kasus diperoleh bahwa kelima kasus

memiliki masalah kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultual, dan

lingkungan yang harus dipenuhi.

5.1.3.Diagnosis keperawatan yang muncul pada mayorits kasus yaitu

ketidakefektifan pola nafas, ketidakefektifan bersihan jalan nafas,

gangguan rasa nyaman, ketidakseimbangan cairan dan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh, risiko infeksi, dan risiko keterlambatan

pertumbuhan dan perkembangan. Diagnosis lainnya yang muncul

yaitu ketidakefektifan termoregulasi dan kecemasan orang tua,

gangguan menelan, dan risiko gangguan pengasuhan orang tua.

5.1.4. Intervensi dan implementasi pada kelima kasus berupa teknik

pengisapan lendir pada jalan napas dengan empat tangan, nesting

dan positioning, pembedongan, membatasi pencahayaan, membatasi

memanipulasi bayi, membatasi kebisingan, pencegahan infeksi,

konseling menyusui, memotivasi orang tua untuk hadir dan

berinteraksi dengan bayi.

5.1.5.Evaluasi pada kelima kasus menggambarkan bahwa sebagian besar

masalah kenyamanan psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan

dapat teratasi; sedangkan masalah kenyamanan fisik teratasi

sebagian karena dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya termasuk

yang berasal dari penyakit yang dialami bayi.

66

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

67

Universitas Indonesia

5.1.6.Peran perawat sebagai pemberi asuhan, pembela, pendidik,

kolaborator, dan sebagai pembaharu dapat dilaksanakan dengan

kerjasama yang baik antar berbagai pihak.

5.2. Saran

5.2.1.Institusi Pelayanan Keperawatan

a. Diharapkan agar dapat mengadakan forum-forum diskusi

bersama dengan berbagai profesi kesehatan lain sehingga dapat

memberikan pelayanan yang optimal dan memperhatikan

kenyamanan bayi khususnya.

b. Dapat memotivasi perawat dan tenaga kesehatan lainnya untuk

sering terlibat aktif dalam diskusi keilmuan sehingga dapat lebih

terbuka dan mempraktikkan evidence based nursing dengan

mengikuti perkembangan keilmuan yang sangat pesat.

c. Diharapkan dapat menindaklanjutin pelaksanaan pengisapan

lendir empat tangan dengan memasukkan ke dalam Standar

Prosedur Operasional (SPO) pengisapan lendir pada neonatus

5.2.2.Institusi Pendidikan Keperawatan

Institusi pendidikan dapat mengintegrasikan konsep kenyamanan

dari teori Katharine Kolcaba ke dalam bahan mata ajar keperawatan

anak, karena residen keperawatan menganggap konsep kenyamanan

sangat dibutuhkan oleh anak terutama bayi.

5.2.3.Spesialis Keperawatan Anak

Spesialis keperawatan anak dapat lebih meningkatkan keilmuan dan

ketrampilannya dalam mengaplikasikan teori keperawatan serta

membiasakan diri dalam mengintegrasikan teori keperawatan dalam

pemberian asuhan keperawatan terutama teori kenyamanan. Selain

itu, spesialis keperawatan anak juga dapat mengkaji lebih dalam

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

68

Universitas Indonesia

tentang aplikasi teori ini, kelebihan dan kelemahannya agar dapat

memberi masukan untuk pengembangan teori.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

69

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Adama, E. A., Bayes, S., & Sundin, D. (2016). Parents’ experiences of caring forpreterm infants after discharge from Neonatal Intensive Care Unit: A meta-synthesis of the literature. Journal of Neonatal Nursing, 22(1), 27–51.http://doi.org/10.1016/j.jnn.2015.07.006

Altimier, L. (2007). Neonatal intensive care units (NICU) environment. In C.Kenner & J. W. Lott (Eds.). Comprehensive neonatal care: A physiologicperspective. St. Louis: W.B. Saunders.

American Association of Health Education. (2008). Cultural competence in healtheducation and health promotion. (M. A. Perez & R. R. Luquis, Eds.). SanFrancisco: Jossey-Bass.

Apóstolo, J. L. A., & Kolcaba, K. (2009). The effects of guided imagery oncomfort, depression, anxiety, and stress of psychiatric inpatients withdepressive disorders. Archives of Psychiatric Nursing, 23(6), 403–411.http://doi.org/10.1016/j.apnu.2008.12.003

Barbosa, A., Cardoso, M., Brasil, T., & Scochi, C. (2011). Endotracheal and upperairways suctioning: Changes in newborns’ physiological parameters. Rev LatAm Enfermagem, 19(6), 69-76.

Cardoso, J. M., Kusahara, D. M., Guinsburg, R., & Pedreira, M. L. (2015).Randomized crossover trial of endotracheal tube suctioning systems use innewborns. Nursing in Critical Care, 1–8. http://doi.org/10.1111/nicc.12170

Cone, S., Pickler, R. H., Grap, M. J., Mcgrath, J., & Wiley, P. M. (2013).Endotracheal suctioning in preterm infants using four-handed versus routinecare. Journal of Obstetric, Gynecologic, and Neonatal Nursing, 42(1), 92–104. http://doi.org/10.1111/1552-6909.12004

Crathern, L., Clark, S. J., Evans, D., Styche, T., & Thurlby, A. (2016).Developing an advanced neonatal nurse practitioner (ANNP) programme: Aconversation on the process from both a service and education perspective.Journal of Neonatal Nursing, 22(1), 2–8.http://doi.org/10.1016/j.jnn.2015.07.007

Darussalam, D. (2013). Hubungan kelainan kongenital anomali gastrointestinalpada neonatus dan kematian. Sari Pediatri, 14(6), 341–344.

Escobar, G. J., Greene, J. D., Hulac, P., Kincannon, E., Bischoff, K., Gardner, M.N., … France, E. K. (2005). Rehospitalisation after birth hospitalisation:Patterns among infants of all gestations. Archives of Disease in Childhood,90(2), 125–131. http://doi.org/10.1136/adc.2003.039974

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

70

Universitas Indonesia

Fairchild, K., Mohr, M., Paget-Brown, A., Tabacaru, C., Lake, D., Delos, J., …Kattwinkel, J. (2016). Clinical associations of immature breathing in preterminfants: Part 1—central apnea. Pediatric Research.http://doi.org/10.1038/pr.2016.43

Feldman, R., Weller, A., Sirota, L., & Eidelman, A. I. (2003). Testing a familyintervention hypothesis: The contribution of mother-infant skin-to-skincontact (kangaroo care) to family interaction, proximity, and touch. Journalof Family Psychology, 17(1), 94–107. http://doi.org/10.1037/0893-3200.17.1.94

Gale, G., Franck, L. S., Kools, S., & Lynch, M. (2004). Parents’ perceptions oftheir infant's pain experience in the NICU. International Journal of NursingStudies, 41(1), 51–58. http://doi.org/10.1016/S0020-7489(03)00096-8

Gomella, T. L., Cunningham, M. D., & Eyal, F. G. (2013). Neonatology:Management, procedures, on-call problems, diseases, dan drugs. UnitedStates of America: McGraw-Hill Education.

Hallowell, S. G., Spatz, D. L., Hanlon, A. L., Rogowski, J. A, & Lake, E. T.(2014). Characteristics of the NICU work environment associated withbreastfeeding support. Advances in Neonatal Care: Official Journal of theNational Association of Neonatal Nurses, 14(4), 290–300.http://doi.org/10.1097/ANC.0000000000000102

Hough, J. L., Shearman, A. D., Liley, H., Grant, C. A., & Schibler, A. (2014).Lung recruitment and endotracheal suction in ventilated preterm infantsmeasured with electrical impedance tomography. Journal of Paediatrics andChild Health, 50(11), 884–889. http://doi.org/10.1111/jpc.12661

Intermountain Healtcare. (2007). Intermountain healthcare pediatric comfortassessment. Retrieved from http://www.thecomfortline.com/resources/cqs/

Jean, A. D. L., & Stack, D. M. (2012). Full-term and very-low-birth-weightpreterm infants’ self-regulating behaviors during a still-face interaction:Influences of maternal touch. Infant Behavior and Development, 35(4), 779–791. http://doi.org/10.1016/j.infbeh.2012.07.023

Kantrowitz-Gordon, I., Altman, M., & Vandermause, R. (2016). Prolongeddistress of parents after early preterm birth. Journal of Obstetric,Gynecologic & Neonatal Nursing, 45(2), 196–209.http://doi.org/10.1016/j.jogn.2015.12.004

Kolcaba, K. (1994). A theory of holistic comfort for nursing. Journal of AdvancedNursing, 19(6), 1178–1184. http://doi.org/10.1111/j.1365-2648.1994.tb01202.x

Kolcaba, K. (1995). The art of comfort care. Journal of Nursing Scholarship,

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

71

Universitas Indonesia

27(4), 287–289. http://doi.org/10.1016/j.pedn.2009.12.034

Kolcaba, K., Tilton, C., & Drouin, C. (2006). Comfort theory: A unifyingframework to enhance the practice environment. The Journal Of NursingAdministration, 36(11), 538–544. http://doi.org/10.1097/00005110-200611000-00010

Kolcaba, K., & Wilson, L. (2002). Comfort care: A framework for perianesthesianursing. Journal of Perianesthesia Nursing, 17(2), 102–114.http://doi.org/10.1053/jpan.2002.31657

Lista, G., Castoldi, F., Fontana, P., Frongia, M., Mirjana, P., Tansini, L., &Pivetti, V. (2013). Non-invasive respiratory support and preterm infants: Thecrucial role of nurse management. Journal of Nursing Education andPractice, 3(12), 111–116. http://doi.org/10.5430/jnep.v3n12p111

Paes, E. C., Mink van der Molen, A. B., Muradin, M. S. M., Speleman, L., Sloot,F., Kon, M., & Breugem, C. C. (2013). A systematic review on the outcomeof mandibular distraction osteogenesis in infants suffering Robin sequence.Clinical Oral Investigations, 17(8), 1807–1820.http://doi.org/10.1007/s00784-013-0998-z

Parker, M. E., & Smith, M. C. (2010). Nursing theories and nursing practice(Third edit). Philadelphia: E. A. Davis Company.

Pillai Ridell, R., Racine, N., Turcotte, K., Uman, L. S., Horton, R., Osmun, L. D.,… Lisi, D. (2011). Nonpharmacological management of procedural pain ininfants and young children: An abridged Cochrane review. Pain Research &Management: The Journal of the Canadian Pain Society, 16(5), 321–330.

Polin, R. A., Denson, S., & Brady, M. T. (2012). Strategies for prevention ofhealth care – associated infections in the NICU. Pediatrics, 129(4), 1085–1093. http://doi.org/10.1542/peds-2012-0145

PPNI. (2005). Standar kompetensi perawat Indonesia. Bidang Organisasi PP-PPNI. Jakarta. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id/innappni/mntop-standar-kompetensi.html

Rustina, Y. (2015). Bayi prematur: Perspektif keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Tandberg, B. S., Sandtro, H. P., Vardal, M., & Ronnestad, A. (2013). Parents ofpreterm evaluation of stress and nursing support. Journal of NeonatalNursing, 19(6), 317–326. http://doi.org/10.1016/j.jnn.2013.01.008

Turner, M., Chur-Hansen, A., Winefield, H., & Stanners, M. (2015). Theassessment of parental stress and support in the neonatal intensive care unitusing the Parent Stress Scale - Neonatal Intensive Care Unit. Women andBirth, 28(3), 252–258. http://doi.org/10.1016/j.wombi.2015.04.001

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

72

Universitas Indonesia

Valeri, B. O., Holsti, L., & Linhares, M. B. M. (2014). Neonatal pain anddevelopmental outcomes in children born preterm: A systematic review. TheClinical Journal of Pain, 31(4), 1–31.http://doi.org/10.1097/AJP.0000000000000114

Walter-Nicolet, E., Annequin, D., Biran, V., Mitanchez, D., & Tourniaire, B.(2010). Pain management in newborns: From prevention to treatment.Pediatric Drugs, 12(6), 353–365. http://doi.org/10.2165/11318900-000000000-00000

Weiss, P., & Tolomeo, C. (2012). Neonatal lung disease: Apnea of prematurityand bronchopulmonary dysplasia. In Nursing care in pediatric respiratorydisease (pp. 85–109). West Sussex:Wiley-Blackwell.

Wilson, D., & Hockenberry, M. J. (2012). Wong’s clinical manual of pediatricnursing. St. Louis: Elsevier.

Zannin, E., Pellegrino, R., Di Toro, A., Antonelli, A., Dellacà, R. L., & Bernardi,L. (2015). Parasympathetic stimuli on bronchial and cardiovascular systemsin humans. PLoS ONE, 10(6), 1–12.http://doi.org/10.1371/journal.pone.0127697

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

LAMPIRAN 1(Lembar Penilaian Kenyamanan)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 1

Lembar Penilaian Kenyamanan (Pediatric Comfort Assessment)

Aspek Kriteria SkorVokalisasi Terjaga

Suara yang dapat dimengerti/berbicaraMengerangMengeluhMenangis/berteriak

001-41-41-4

Tanda motorik TenangOtot relaksMenggosok suatu areaBerjaga-jaga/waspadaBergejolak /gelisahBergerak pindah dengan cepatTidak tenang

001-31-41-41-41-4

Penampilan Menerima kebaikanSuka terhadap sentuhan/pelukan tanganDapat beristirahatTenang, kondisi perbaikanGerakan berpindah dengan tujuanMencoba menarik anggota tubuh darirangsanganGerakan/perpindahan cemas

00001-31-4

1-4Wajah Tersenyum

Ekspresi rileksTerlihat depresi/tertekanMeringis/menyeringaiSangat waspadaKaget/cemas

001-31-41-41-4

Lainnya Fokus mental baikDapat berbicaraTerbangun perlahanPernapasan yang tidak biasa

0001-3

Sumber: Intermountain Healthcare (2007), dikembangkan dari Comfort Behaviors ChecklistKolcaba.http://www.thecomfortline.com/resources/cq.html

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

1

LAMPIRAN 2(Asuhan Keperawatan pada Kasus 2-5)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

2

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 2 BERDASARKAN TEORI

COMFORT KOLCABA

1. PENGKAJIAN

Tanggal lahir : 08 Maret 2016

Tanggal masuk ruang rawat : 09 Maret 2016

Tanggal pengkajian : 09 Maret 2016

Ruang rawat : SCN 2

Pengkajian Kenyamanan Fisik- Data umum:

Bayi Ny. RH, usia gestasi 32 minggu, usia kronologis 2 hari. Berat badan

lahir 1200 gram, panjang badan lahir 40 cm.- Diagnosis medis:

NKB-SMK, RD ec Hyalin Membran Disease (HMD) dd tersangka

SNAD- Data fokus:

Bayi Ny. RH mengalami desaturasi dengan SpO2 mencapai 76% dan

bradikardia hingga 85 kali/menit, kemudian dipasangkan CPAP PEEP 5

FiO2 21%. Pada saat dilakukan pengisapan lendir bayi terlihat meregang,

saturasi oksigen menurun, dan denyut jantung meningkat, skor Pediatric

Comfort Assessment 15 (range nilai 0-19).- Riwayat kesehatan:

Bayi lahir dengan nilai apgar skor 7/9, usia 5 menit terdapat napas cuping

hidung dan retraksi intercostal minimal dan dipasangkan CPAP PEEP 7,

FiO2 21%. Setelah 10 jam, PEEP diturunkan menjadi 5 dengan FiO2

21%. Bayi telah diberikan antibiotik lini I.- Riwayat persalinan (sekarang):

Lahir secara SC atas indikasi ketuban pecah dini dan oligohidramnion

berat. Telah mendapat pematangan paru. Faktor risiko ibu: Demam

disangkal, ketuban pecah 3 hari yang lalu, leukosit ibu 14.100/µl, nyeri

buang air kecil disangkal. Telah dilakukan penyuntikan vitamin K.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

3

- Riwayat persalinan yang lalu:

Kehamilan sekarang merupakan kehamilan kedua dan persalinan

pertama. Kehamilan pertama pada tahun pada januari 2015 dan abortus.- Terapi medis:

Ampisilin 2x60 mg (hari ke-3)

Gentamisin 6 mg/36 jam

Aminofilin 2x3,6 mg (IV)

Nistatin 3x0,5 ml- Cairan:

Total cairan 90ml/KgBB/hari

PG1 (2,5 gram): 3,8 ml/jam

IL20 (2 gram): 0,5 ml/jam

D10+Ca (2 gram): 0,2 ml/jam

GIR 6 (50 Kkal/KgBB/hari

Priming ASI 8x3 ml- Pemeriksaan Fisik

Kulit :

Kepala & leher :

Warna kulit merah muda, tidak terdapat sianosis, tidak

terdapat kemerahan (rash), tidak terdapat tanda lahir,

turgor kulit elastis, suhu kulit 36,6ºC.

Lingkar kepala 27 cm dengan frontanel anterior lunak.

Sutura belum menutup, letak sutura sagitalis normal dan

tidak tumpang tindih.

Gambaran wajah simetris, tidak terdapat Caput

Succedaneum dan Cephalhematoma.

Bentuk daun telinga normal dengan letak simetris kanan

dan kiri.

Hidung dengan dua cavum nasal simetris, tidak terdapat

napas cuping hidung, frekuensi napas 50-54 kali/menit.

Kedua mata simetris, terdapat sedikit keluaran sekret

berwarna jernih kekuningan, sklera tidak ikterik.

Bentuk dada normal dengan pengembangan paru

simetris.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

4

Jantung :

Abdomen :

Umbilikus : Belum kering, tidak ada tanda infeksi, warna putih.

Genital : Perempuan, tidak ada kelainan pada genital

Ekstremitas :

Muskuloskeletal: Tidak ada kelainan pada tulang

Reflek : Reflek masih lemah terutama reflek hisap

Tonus : Motorik aktif, menangis kuat.

Skor kenyamanan:

1.1. Pengkajian Kenyamanan Psikospiritual

Pengkajian psikospiritual yang dikaji meliputi sentuhan terapeutik, pijatan,

bertemu dengan orang yang spesial bagi bayi, kepercayaan orang tua,

sumber kekuatan, dan kebutuhan akan do’a oleh orang tua, perawat atau

orang lain. Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa kepercayaan orang tua

adalah Kristen. Bayi masih jarang mendapat sentuhan orang tua terutama

ibu. Bayi juga belum terlihat diajak berbicara, berinteraksi, dan didoakan

oleh orang tua ataupun keluarganya dan tokoh agama secara langsung.

Saat dilakukan berbagai prosedur yang menyakitkan seperti pengisapan

lendir, bayi meregangkan ekstremitas dan regulasi gerakan tubuh yang

Down score 1 (<4, gangguan pernapasan ringan), suara

napas sama antara kanan dan kiri, terdapat suara

ronkhi, respirasi spontan dengan bantuan CPAP PEEP

5, FiO2 21%.

Waktu pengisian kapiler <3 detik, frekuensi denyut

nadi 145-156 kali/menit, teratur dan kuat

Supel, datar, tidak kembung. Lingkar perut 25 cm.

Ekstremitas bebas, akral hangat, tidak terdapat kelainan

pada ekstremitas

Pengukuran skor ketidaknyamanan menggunakan

Pediatric Comfort Scale dilakukan saat bayi menerima

prosedur yang menyakitkan seperti pengisapan lendir.

Didapatkan hasil skor ketidaknyamanan pada awal

pengukuran adalah 15 (rentang nilai 0-19)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

5

kurang terkontrol yang menunjukkan ketidaknyamanan pada bayi. Bayi

tenang ketika disentuh dengan lembut dan diberi pijatan oleh perawat.

1.2. Pengkajian Kenyamanan Sosiokultural

Pengkajian sosiokultural yang dikaji yaitu kunjungan keluarga, ekonomi

keluarga, kebutuhan informasi, perencanaan pulang, dan keberlanjutan

perawatan di rumah. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa ayah terlihat

sesekali mengunjungi bayinya, namun belum berani memegang bayi;

sedangkan ibu belum mengunjungi bayi dan masih dalam perawatan. Ayah

mengatakan bahwa ibu sepertinya akan menangis jika mengunjungi bayinya

karena tidak tega melihat bayinya yang kecil dan merasa bersalah. Oleh

karena itu ayah melarang ibu untuk mengunjungi bayi sampai ibu merasa

siap dan pulih.

Keluarga memiliki asuransi kesehatan dari perusahaan tempat bekerja. Hal

ini digunakan untuk membantu pembiayaan perawatan bayi. Dengan adanya

asuransi ini, keluarga tidak pernah mengungkapkan kekhawatiran mereka

tentang biaya pengobatan anak mereka. Orang tua membutuhkan informasi

mengenai pentingnya kehadiran orang tua untuk kesembuhan bayi, cara

merawat bayi baru lahir untuk persiapan pulang, mencuci tangan, dan

pencegahan hipotermia pada bayi.

1.3. Pengkajian Kenyamanan Lingkungan

Pengkajian kenyamanan lingkungan mencakup kebisingan, penerangan,

tempat untuk istirahat keluarga, dan kebersihan. Berdasarkan pengukuran

tingkat kebisingan ruangan, ruang NICU memiliki tingkat kebisingan lebih

dari 60 dB dengan sumber suara berasal dari alat kesehatan maupun suara

orang yang berada di ruang tersebut. Pencegahan penerangan yang berlebih

menggunakan penutup inkubator yang hanya dibuka jika diperlukan. Ruang

perawatan memiliki kursi tunggu yang dapat digunakan keluarga untuk

beristirahat yang terletak di luar ruang perawatan. Pemeliharaan kebersihan

dilakukan secara rutin oleh petugas kebersihan baik terhadap ruangan

maupun peralatan yang digunakan.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

6

Tabel 1. Pengelompokkan Masalah Berdasarkan Taksonomi KenyamananKatharine Kolcaba pada Bayi Ny. RH

JenisKenyamanan

Relief Ease Transedence

Fisik - Menggunakan CPAPPEEP 5 FiO2 21%.

- Terdapat lendir pada jalannapas

- Terdapat beberapa kalidesaturasi dengan SpO2

mencapai 76%- Pada saat dilakukan

penghisapan lendir,terlihat ekstremitasmeregang, saturasioksigen menurun, dandenyut jantung meningkat

- Skor PCA 15 (range 0-19)

KU: sedangBayidirencanakanpriming ASI 8x3ml (10ml/Kg/hari)

Bayi sadar, tidakterdapat retraksidinding dada,motorik aktif,menangis kuat,toleransi minumbaik, abdomentidak distensi.Termoregulasibaik.

Psikospiritual Bayi terlihat seperti menolakdan meregangkanekstremitas menunjukkanadanya ketidaknyamanansaat dilakukan tindakanseperti pengisapan lendir

Bayi masihterlihat jarangdiajak berbicaraoleh kedua orangtua terutama ibu.

Sosiokultural Ibu belum beranimengunjungi bayinya karenaakan sedih dan merasabersalah

Ayah sesekalimengunjungibayinya namunbelum beranimemegang bayi

Lingkungan Terdapat kebisingan yangdihasilkan oleh mesin danorang-orang yang berada diruang perawatan bayi masih.

Terkadang jugaterdapatpemeriksaan yangmemanipulasibayi pada waktuistirahat bayi.

Bayi dimanipulasi setiap3 jam sesuaidengan prinsipminimal handling,terdapat penutupinkubator untukmeminimalkanpencahayaan padabayi

2. MASALAH KEPERAWATAN

Masalah keperawatan yang diangkat pada kasus ini adalah:

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

b. Ketidakefektifan pola napas

c. Gangguan rasa nyaman

d. Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

e. Risiko infeksi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

7

f. Risiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

g. Risiko gangguan pengasuhan orang tua

3. RENCANA KEPERAWATAN

Perencanaan intervensi pada masing-masing diagnosa yaitu:

3.1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. RH menunjukkan kepatenan jalan nafas dengan

kriteria hasil tidak ditemukan suara napas tambahan, bayi mudah bernapas,

tidak terjadi aspirasi, sputum dapat dikeluarkan, frekuensi napas 30-60

kali/menit.

Tabel 2. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Kaji keefektifan pemberian oksigen, frekuensi,

kedalaman dan upaya pernapasan, adanya nyeri,mukus kental, dan keletihan)

- Auskultasi dada untuk mengetahui penurunan atauketiadaan ventilasi dan adanya suara nafastambahan

- Tentukan kebutuhan pengisapan, pantau saturasioksigen dan status hemodinamik.

- Lakukan pengisapan mulut dan nasofaring denganalat pengisap sesuai kebutuhan (pengisapanorofaring dilakukan selama 3 detik)

- Atur posisi bayi yang memungkinkanpengembangan rongga dada dengan meninggikanbagian kepala tempat tidur 45º

- Ukur tanda vital setiap 3 jam

- Jelaskankepada orangtua tentangperalatanpendukungyangdigunakan

- Jelaskan padakeluargaprosedurpengisapanyangdilakukan

- Bersihkanlubang hidungdari sekresiyangmengerasdengan bahanlembab danlembut.

- Perhatikanrespon bayipada setiaptindakan.

3.2. Ketidakefektifan pola napas

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. RH menunjukkan pola napas efektif dengan

kriteria hasil:

Frekuensi napas 30-60 kali/menit, tidak terjadi apnea dan desaturasi,

saturasi 88-92%, tidak ada retraksi dinding dada, napas cuping hidung,

merintih, ekspansi dada simetris, mudah bernapas.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

8

Tabel 3. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Hitung frekuensi napas, kedalaman, dan upaya

pernapasan, faktor yang berhubungan (nyeri, mukuskental, keletihan)

- Auskultasi dada anterior dan posterior untukmengetahui penurunan atau ketiadaan ventilasi danadanya suara napas tambahan

- Lakukan pengisapan lendir hanya jika diperlukan.Pantau saturasi oksigen, status hemodinamik, catatjenis, dan warna sekret yang dikumpulkan

- Bersihkan lubang hidung dari sekresi yang mengeras- Tinggikan posisi kepala 45o

- Posisikan supinasi dengan leher sedikit ekstensi danleher tidak tertekuk

- Pantau nilai AGDKolaborasi:- Diskusikan penggunaan CPAP dan waktu pelepasan- Diskusikan untuk tindakan fisioterapi- Berikan oksigen yang telah dilembabkan

- Jelaskanpadakeluargatentangpenggunaanperalatanpendukung

- Jelaskanpadakeluargaprosedurpengisapanyangdilakukan

- Lakukanteknikempattangan padasaatpengisapanlendir

- Ajak bayibicara dantatap mataketikaberinteraksi

3.3. Gangguan rasa nyaman

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. RH menunjukkan kondisi nyaman dengan

kriteria hasil tidak menangis/meringis, otot rileks/tidak kaget, tanda vital

dalam batas normal, ekspresi rileks

Tabel 4. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan jiwa

- Lakukan setiap tindakandengan sentukan lembut

- Atur suhu lingkungansesuai dengan suhutubuh bayi

- Jelaskan kepada orang tua tentangperalatan pendukung yang digunakan

- Jelaskan pada keluarga prosedurpengisapan yang dilakukan

- Perhatikan responbayi pada setiaptindakan.

3.4. Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. RH mendapatkan cairan/nutrisi adekuat dengan

kriteria hasil menunjukkan peningkatan berat badan minimal 20-30

gram/hari, tidak tampak pucat, dapat mentoleransi program pemberian

makan yang dianjurkan (tidak muntah, abdomen supel dan tidak distensi,

residu <20%), serta nilai albumin dan elektrolit dalam batas normal.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

9

Tabel 5. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Pantau nilai albumin dan elektrolit- Kaji adanya intoleransi minum (perut

kembung, residu, muntah)- Pantau kandungan nutrisi dan kalori, timbang

berat badan setiap hari- Kaji kesiapan menyusu- Lakukan perawatan mulut sebelum

pemberian minum- Gunakan OGT jika bayi kelelahan dan refleks

hisap dan menelan belum baik- Sendawakan bayi setelah pemberian minum

jika diperlukanKolaborasi:- Berikan TPN jika belum full feed

- Jelaskan padakeluarga tentangmanfaat nutrisi bagibayi

- Ajarkan ibu caramemerah ASI danpenyimpanan ASI

- Motivasi ibu untukselalu menyediakanASI untuk bayinya

- Motivasi ibu untukmenyusui eksklusifdan dapat menyusuisampai usia 2 tahun

- Ajak bayibicara dantatap mataketikaberinteraksi

- Melakukanpengukuranlinkar perutdengansentuhanyang lembut

3.5. Risiko infeksi

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko infeksi pada by. Ny. RH akan

hilang dengan kriteria hasil: Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

(bayi aktif; suhu 36,5-37,5ºC; kultur darah steril; nilai CRP 0,0-5,0 mg/l;

nilai prokalsitonin <0,1 ng/ml; nilai IT ratio 0,0-0,2; nilai leukosit dalam

batas normal), higiene personal yang adekuat, mengindikasikan status

gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria dan imun dalam batas normal.

Tabel 6. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyama-nan jiwa

- Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh, denyutjantung, drainase, sekresi, penampilan urin, suhu kulit,lesi kulit, keletihan, dan malaise)

- Pantau nilai laboratorium (hitung darah lengkap, hitungjenis, albumin, IT ratio, CRP, prokalsitonin, kulturdarah)

- Lindungi bayi dari kontaminasi silang (hindari orangdengan infeksi pernapasan untuk mendekatibayi/menggunakan masker, barang-barang yang tidakbersih, isolasi bayi lain yang infeksi)

- Pastikan perawat mencuci tangan 5 momen, jaga prinsipbersih dan steril pada setiap tindakan.

- Ingatkan setiap orang yang akan memegang danmendekati lingkungan bayi untuk mencuci tangan

- Jaga jarak antar inkubator minimal 1 meter (jikamemungkinkan)

- Beritahuorang tuapentingnyamencucitangan danmenjagakebersihanbagi bayi

- Ajarkan orangtua/pengunjung bayi untukmencucitangan 6langkah

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

10

3.6. Risiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan pada by. Ny. RH akan hilang dengan kriteria hasil grafik

fenton dalam batas normal, tidak terjadi perdarahan intraventrikular, bayi

terhindar dari stres, bayi mendapat stimulasi pendengaran dan penglihatan

dari keluarga terutama orang tua.

Tabel 7. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Ukur dan pantau rutin pertumbuhan dan

perkembangan bayi- Timbang berat badan dan bandingkan dengan

nilai normal pada grafik Fenton sesuai usiagestasi

- Berikan asuhan perkembangan pada bayi(pembatasan jam interaksi/manipulasi bayi,mengurangi kebisingan dan pencahayaan,positioning, berikan nesting yang sesuaidengan ukuran bayi)

- Berikan bantalan dan penyangga pada keduasisi kepala untuk menghindari posisi kepalahanya pada satu sisi dan mengoptimalkanpertumbuhan dan perkembangan otak

- Ajarkan orang tuaberinteraksi danmenstimulasi bayidengan intensitassuara yang tidakterlalu tinggi

- Ajarkan dandukung ibumelakukanperawatan metodekanguru jika bayitelah stabil

- Tatap matabayi ketikaberinteraksi

- Ajak bayiberbicaradanberinteraksiketika bayisiapberinteraksi

3.7. Risiko gangguan pengasuhan orang tua

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko gangguan pengasuhan orang tua

pada by. Ny. RH akan hilang dengan kriteria hasil kedua orang tua

mengunjungi bayi minimal 1 kali/hari, orang tua berinteraksi dengan bayi;

mengelus/mengusap; mendo’akan, ibu memerah dan selalu menyediakan

ASI untuk bayinya, ayah mendukung pemberian ASI oleh ibu.

Tabel 8. Comfort Care

Intervensistandar

Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan jiwa

- Jelaskan kepada orang tua pentingnya kehadirandan stimulasi orang tua kepada bayi

- Demonstrasikan perawatan bayi baru lahir- Bantu orang tua menerjemahkan isyarat bayi- Ajarkan cara menenangkan bayi- Dukung ibu untuk memberikan ASI kepada

- Anjurkan orang tuauntuk berbicaradengan bayi,menatap matanya,dan mendendangkansholawat (sesuaikan

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

11

Intervensistandar

Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan jiwa

bayinya- Ajarkan ibu pentingnya menyediakan ASI untuk

bayi dan cara memerah ASI dan penyimpananyang benar

- Jelaskan pada ayah pentingnya dukungan ayahdalam keberhasilan pemberian ASI

dengan kepercayaanorang tua)

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tabel 9. Implementasi Keperawatan Tanggal 09 Maret 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

5 Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

KenyamananLingkungan:- Terdapat

kebisinganyangdihasilkanoleh mesindan orang-orang yangberada diruangperawatanbayi masih.

KenyamananFisik:- KU: sedang- Jalan napas

bersih setelahdilakukanpengisapanlendir

- Saatdilakukanpengisapanlendir,saturasisedikitmenurunnamun masihdalam nilainormal.

- Bayidicobakanlepas CPAP,tidak terdapatdesaturasi danapnea, tidakada retraksidinding dadadan napascuping hidung

- Bayi mulaipriming ASI8x3 ml/hari

- Tidak adadistensiabdomen danabdomensupel

Kenyamananfisik danPsikospiritual:

KenyamananFisik:- Bayi sadar,

tidakterdapatretraksidindingdada,motorikaktif,menangiskuat,toleransiminum baik,abdomentidakdistensi.

- Tidakterdapattanda infeksipada areatusukan,hasillaboratoriummarkerinfeksidalam batasnormal

Kenyamananlingkungan:- Bayi di

manipulasisetiap 3 jamsesuaidenganprinsipminimalhandling,

3 Menyiapkan semua peralatansecara lengkap sebelummemanipulasi bayi

1-2 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upayapernapasan:

- Frekuensi napas: 53kali/menit, tidak ada retraksidada, dan tidak ada napascuping hidung

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 92-99% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 151kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

Mengukur dan memantaukenaikan berat badan (BB)

- Belum dilakukanpenimbangan ulang, BB lahir1.200 gram

3,6 Menghangatkan tangan,termometer, dan stetoskop

3,6 Membuka jendela inkubatordengan perlahan

3,6 Menghangatkan nesting danpopok

3,6 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 37,0oC

1-2 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidung dengankasa lembabMelakukan pengisapan lendirdengan teknik 4 tanganMemantau respon bayi ketikapengisapan lendir:

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

12

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

- SpO2 89%, denyut jantung160 kali/menit, bayi tidakmengangis dan tidak meronta

Bayi dicobakan lepas CPAPMeninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi padainkubatorMemposisikan bayi supinasidengan leher sedikit ekstensi danleher tidak tertekuk

- Bayi terlihatlebih nyamansaatpengisapanlendirdilakukandengan teknikfour-handedsuction (skorPCA: 10(range 0-19)

Kenyamanansosial:- Ayah belum

beranimenyentuhbayi, namunsudahmemulaiberinteraksidengan bayidenganmengajakberbicara danmenatap matabayi

terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

1-3 Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

4 Mengganti dan menimbang popokbayi

- Tidak ada BAB, BAK ada 25ml

4 Menghitung balans cairan dankeluaran urin

- Balans cairan: -44 ml/24 jam- Keluaran urin: 3,8

ml/KgBB/jam3,6 Mengganti plester dengan lembut,

memindahkan letak sensorsaturasi

5 Menilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganIVFD perifer

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaIVFD di tangan kiri

- Aliran cairan lancar3,6 Memasang nesting dan

memposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midlineposition

4

4

Memantau nilai laboratorium:- Belum ada pemeriksaan

ulang, hasil pemeriksaanterakhir dalam batas normal.

Memeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Tidak ada kenaikan lingkarperut, tidak ada muntah,abdomen supel

Memberikan priming ASI 3 mlsecara perlahanKolaborasi:

Total cairan 90 ml/KgBB/hariPG1 3,8 ml/jam (GIR 6, 50Kkal/Kg/hari)IL20 0,5 ml/jamD10+Ca(2) 0,2 ml/jamMemberikan ASI 8x3ml

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

13

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

5

2

(priming)Antibiotik Ampicilin 2x60mgIV (hari ke-2)Gentamisin 6 mg/36 jamNystatin 3x0,5 mlAminofilin 2x3,6 mgIV

3,6 Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

7 Mengajari ayah bayi cues yangdimunculkan bayi dan caraberinteraksi dengan bayi

4 Melihat warna kulit bayi, apakahadanya lesi kulit, keletihanMemantau nilai laboratoriumyang mengindikasikan adanyainfeksi:

- Belum ada pemeriksaanulang, nilai terakhir CRP, IT,albumin, dan laboratoriumlainnya dalam batas normal

Tabel 10. Implementasi Keperawatan Tanggal 10 Maret 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

5 Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

Kenyamanan Fisik:- KU: sedang- Terjadi penurunan BB

sebesar 11,6%- Pukul 21.00 minum

dapat dinaikkan lagimenjadi 6x3 ml dan6x4 ml

Kenyamanan fisik danPsikospiritual:- Bayi terlihat lebih

nyaman pada hampirsetiap tindakan (skorPCA: 8 (range 0-19)

Kenyamanan sosial:- Ibu mulai

mengunjungi bayi,tetapi masih sedih danmelihat dari luarjendela saja.

KenyamananLingkungan:- Kebisingan yang

dihasilkan oleh mesindiminimalkan dengancara langsung

KenyamananFisik:- Bayi sadar,

tidakterdapatretraksidindingdada,motorikaktif,menangiskuat,toleransiminum baik,abdomentidakdistensi.

- Bayibernapasspontantanpa alatbantu, tidakterdapatdesaturasidan apnea,tidak adaretraksidinding dada

3 Menyiapkan semua peralatansecara lengkap sebelummemanipulasi bayi

1-2 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upayapernapasan:

- Frekuensi napas: 50kali/menit, tidak ada retraksidada, dan tidak ada napascuping hidung

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 89-98% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 152

kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

Mengukur dan memantaukenaikan berat badan

- BB sekarang 1.060 gram(turun 140 gram atau 11,6%dari BB lahir)

3,6 Menghangatkan tangan,termometer, dan stetoskop

3,6 Membuka jendela inkubatordengan perlahan

3,6 Menghangatkan nesting dan

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

14

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

popok mematikan alarmketika berbunyi

dan napascupinghidung

- Jalan napasbersih dantidakdilakukanpengisapanlendir

- Tidakterdapattanda infeksipada areatusukan,hasillaboratoriummarkerinfeksidalam batasnormal

Kenyamananlingkungan:- Bayi di

manipulasisetiap 3 jamsesuaidenganprinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

Kenyamanansosial:- Ayah sudah

beranimenyentuhbayi danberinteraksidengan bayidenganmengajakberbicaradan menatapmata bayi

3,6 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 36,8-37,1oC

1-2 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, tidak terdengarronkhi

Membersihkan hidung dengankasa lembabMeninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi padainkubatorMemposisikan bayi supinasidengan leher sedikit ekstensi danleher tidak tertekuk

1-3 Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

4 Mengganti dan menimbang popokbayi

- BAB ada meconium, BAKada 20 ml (pukul 09.00 WIB)

4 Menghitung balans cairan dankeluaran urin

- Balans cairan: -60,3 ml/24jam- Keluaran urin: 3,9

ml/KgBB/jam3,6 Mengganti plester dengan lembut,

memindahkan letak sensorsaturasi

5 Menilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganIVFD perifer

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaIVFD (telah diganti ke kakikanan)

- Aliran cairan lancar3,6 Memasang nesting dan

memposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midlineposition

4 Memantau nilai laboratorium:- Belum ada pemeriksaan

ulang, hasil pemeriksaanterakhir dalam batas normal.

Memeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Tidak ada kenaikan lingkarperut, tidak ada muntah,abdomen supel

Memberikan ASI 12x3 ml melaluiOGT.Kolaborasi:

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

15

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

4

5

2

Total cairan 120ml/KgBB/hariPG1 6,5 ml/jam (GIR 6, 50Kkal/Kg/hari)IL20 0,8 ml/jamAntibiotik Ampicilin 2x60mgIV (hari ke-3)Gentamisin 6 mg/36 jamNystatin 3x0,5 mlAminofilin 2x3,6 mgIV

3,6 Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

7 Mengajari ayah bayi cues yangdimunculkan bayi dan caraberinteraksi dengan bayi

4 Melihat warna kulit bayi, apakahadanya lesi kulit, keletihanMemantau nilai laboratoriumyang mengindikasikan adanyainfeksi:

- Belum ada pemeriksaanulang, nilai terakhir CRP, IT,albumin, dan laboratoriumlainnya dalam batas normal

Tabel 11. Implementasi Keperawatan Tanggal 11 Maret 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

5 Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

KenyamananFisik:- KU: sedang- Terjadi

peningkatanBB sebesar15 gram

Kenyamananfisik danPsikospiritual:- Bayi terlihat

lebihnyamanpada hampirsetiaptindakan(skor PCA:8 (range 0-19)

KenyamananLingkungan:- Kebisingan

yang

Kenyamanan Fisik:- Bayi sadar, tidak

terdapat retraksidinding dada, motorikaktif, menangis kuat,toleransi minum baik,abdomen tidakdistensi.

- Bayi bernapas spontantanpa alat bantu, tidakterdapat desaturasi danapnea, tidak adaretraksi dinding dadadan napas cupinghidung

- Tidak terdapat tandainfeksi pada areatusukan, hasillaboratorium markerinfeksi dalam batasnormal

Kenyamanan sosial:- Ibu dan ayah sudah

3 Menyiapkan semua peralatansecara lengkap sebelummemanipulasi bayi

1-2 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upayapernapasan:

- Frekuensi napas: 50kali/menit, tidak ada retraksidada, dan tidak ada napascuping hidung

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 89-98% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 153

kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

Mengukur dan memantaukenaikan berat badan

- BB sekarang 1.080 gram3,6 Menghangatkan tangan,

termometer, dan stetoskop3,6 Membuka jendela inkubator

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

16

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

dengan perlahan dihasilkanoleh mesinsemaksimalmungkindiminimalkan dengansegeramematikanketikaberbunyi

- Orang yangberada diruang rawattelahdiingatkanuntukmengurangikebisingan.

berani melihat bayinyasecara langsung danmengajaknyaberinteraksi, menatap,mendoakan, danmengelus bayinya. Ibujuga tertarik untuksegera dapatmelakukan PMK

- Orang tua mengajaknenek untukmendo’akan bayinyadari luar jendela.

- Ibu selalumenyediakan ASIuntuk bayinya

Kenyamananlingkungan:- Bayi di manipulasi

setiap 3 jam sesuaidengan prinsip minimalhandling, terdapatpenutup inkubatoruntuk meminimalkanpencahayaan pada bayi

3,6 Menghangatkan nesting danpopok

3,6 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 36,8-37,0oC

1-2 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, tidak terdengarronkhi

Meninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi padainkubatorMemposisikan bayi supinasidengan leher sedikit ekstensi danleher tidak tertekuk

1-3 Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

4 Mengganti dan menimbang popokbayi

- BAB ada meconium, BAKada 20 ml (pukul 09.00 WIB)

3,6 Mengganti plester dengan lembut,memindahkan letak sensorsaturasi

5 Menilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganIVFD perifer

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaIVFD (telah diganti ke kakikanan)

- Aliran cairan lancar3,6 Memasang nesting dan

memposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midlineposition

4

4

5

Memantau nilai laboratorium:- Belum ada pemeriksaan

ulang, hasil pemeriksaanterakhir dalam batas normal.

Memeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Tidak ada kenaikan lingkarperut, tidak ada muntah,abdomen supel

Memberikan ASI 6x5 ml dan 6x6ml melalui OGT.Kolaborasi:

Total cairan 150ml/KgBB/hariPG2 2,5 ml/jamIL20 0,8 ml/jamAntibiotik

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

17

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

2

Ampicilin 2x60 mgIV (harike-3)Gentamisin 6 mg/36 jamNystatin 3x0,5 mlAminofilin 2x3,6 mgIV

3,6 Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

7 Mengajari ayah bayi cues yangdimunculkan bayi dan caraberinteraksi dengan bayi

4 Melihat warna kulit bayi, apakahadanya lesi kulit, keletihanMemantau nilai laboratoriumyang mengindikasikan adanyainfeksi:

- Belum ada pemeriksaanulang, nilai terakhir CRP, IT,albumin, dan laboratoriumlainnya dalam batas normal

5. EVALUASI

Evaluasi dilakukan pada tanggal 11 Maret 2016

5.1.Kenyamanan Fisik

Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari, keadaan umum bayi sedang,

berat badan meningkat, tidak ada instabilitas suhu, bayi sudah lepas CPAP

dan dapat bernapas spontan. Bayi terlihat lebih nyaman pada hampir setiap

tindakan (skor PCA: 8 (range 0-19). Maka dapat disimpulkan bahwa

kenyamanan fisik bayi berada pada fase Ease.

5.2.Kenyamanan Psikospiritual

Kenyamanan psikospiritual bayi berada pada fase Trancendence yaitu bayi

telah sering berinteraksi dengan orang tuanya, ditatap, dan disentuh. Bayi

juga dido’akan oleh kedua orang tua dan neneknya.

5.3.Kenyamanan Sosiokultural

Kenyamanan sosiokultural bayi berada pada fase Trancendence yaitu

orang tua datang mengunjungi bayinya lebih sering, berinteraksi, dan

menyentuh bayi. Orang tua juga menyediakan ASI untuk bayinya.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

18

5.4.Kenyamanan Lingkungan

Kenyamanan lingkungan bayi berada pada fase Ease yaitu suhu yang

terkontrol, tidak ada instabilitas suhu, dan pengaturan pencahayaan yang

baik, namun pengaturan kebisingan belum dapat dikontrol dengan sangat

baik. Mengingatkan semua orang yang berada di ruang rawat merupakan

salah satu hal yang dilakukan untuk merubah perilaku. Selain itu segera

mematikan suara alarm ketika berbunyi juga dilakukan untuk mengontrol

kebisingan yang berasal dari mesin.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

19

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 3 BERDASARKAN TEORI

COMFORT KOLCABA

1. PENGKAJIAN

Tanggal lahir : 22 Maret 2016

Tanggal masuk ruang rawat : 30 Maret 2016

Tanggal pengkajian : 30 Maret 2016

Ruang rawat : Seruni

Pengkajian Kenyamanan Fisik- Data umum:

Bayi Ny. SS, usia gestasi 31 minggu, usia kronologis 8 hari. Berat badan

lahir 1579 gram.- Diagnosis medis:

NKB-SMK, RD ec Hyalin Membran Disease (HMD), pierre robin

sequence, post neonatal fits, dan post hiperbilirubinemia.- Data fokus:

Ny. SS mengalami beberapa kali desaturasi dan kembali normal

sendirinya dalam beberapa detik, terdapat banyak lendir di mulut dan

hidung, bayi terpasang OGT. Wajah tidak simetris. Ketika dilakukan

pengisapan lendir, bayi menangis, meregang, dan mengalami desaturasi

serta takikardia dengan skor PCA 16 (range nilai 0-19). Berat badan

sekarang 1.538 gram, berat badan kemarin 1.548 gram (terjadi penurunan

10 gram).- Riwayat kesehatan:

Bayi lahir tidak segera menangis, apgar skor 1/5/6, dilakukan intubasi

dengan ETT no. 3 batas 8,5 dengan mode PC-AC+VG. Wajah tidah

simetris dan ubun-ubun menonjol. Pada hari ke dua dilakukan ekstubasi

dan dipasang NCPAP PEEP 7, dan diturunkan menjadi PEEP 6. Hari ke

tiga lepas CPAP dan dipasang Nasal Canul Low Flow (NCLF) 0,5

liter/menit.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

20

- Riwayat persalinan (sekarang):

Lahir secara SC atas indikasi gawat janin, ketuban pecah 22 hari sebelum

persalinan, oligohidramnion. Ibu diberikan amniofusin untuk

mempertahankan janin.- Riwayat persalinan yang lalu:

Kehamilan sekarang merupakan kehamilan ketiga. Kehamilan pertama

dan kedua dengan persalinan spontan dan berat badan bayi normal.

Kemudian ibu terdeteksi memiliki endometriosis dan molahidatidosa

sehingga ibu juga pernah menjalani kemoterapi. Setelah dua tahun

pascakemoterapi, ibu hamil yang sekarang.- Kolaborasi:

Terapi Oksigen Nasal Canul Low Flow (NCLF) 0,5 liter/menit.

Nutrisi: ASI/SF Prematur 4x22 ml dan 4x24 ml melalui sonde

gravitasi

Cairan: Aminosteril 6% 2,9 ml/jam (total volume cairan 160

ml/Kg/hari

Sibital IV 4 mg/12 jam- Pemeriksaan Fisik

Kulit :

Kepala & leher :

Warna kulit merah muda, tidak terdapat sianosis, tidak

terdapat kemerahan (rash), tidak terdapat tanda lahir,

turgor kulit elastis, suhu kulit 36,7ºC.

Lingkar kepala 24 cm, ubun-ubun menonjol. Sutura

belum menutup.

Gambaran wajah tidak simetris, tidak terdapat

Cephalhematoma.

Bentuk daun telinga kecil, tidak simetris, dan sedikit

tertarik ke belakang dalam.

Hidung dengan dua cavum nasal, namun bagian kiri

terlihat lebih sempit, tidak terdapat napas cuping

hidung, frekuensi napas 29-59 kali/menit.

Kedua mata simetris, terdapat sekret berwarna putih

kekuningan, sklera tidak ikterik.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

21

Jantung :

Abdomen :

Umbilikus : Kering, tidak ada tanda infeksi, warna kehitaman.

Genital : Perempuan, tidak ada kelainan pada genital

Ekstremitas :

Muskuloskeletal: Tidak ada kelainan pada tulang

Reflek : Reflek masih lemah terutama reflek hisap dan menelan

Tonus : Motorik aktif, menangis kuat.

Skor kenyamanan:

1.4. Pengkajian Kenyamanan Psikospiritual

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa kepercayaan orang tua adalah

Islam. Bayi terlihat sering rewel dan menangis. Bayi masih jarang mendapat

sentuhan orang tua.

Saat dilakukan berbagai prosedur yang menyakitkan seperti pengisapan

lendir, bayi meregangkan ekstremitas dan regulasi gerakan tubuh yang

kurang terkontrol yang menunjukkan ketidaknyamanan pada bayi. Bayi

tenang ketika disentuh dengan lembut dan diberi pijatan oleh perawat.

Bentuk dada normal dengan pengembangan paru

simetris.

Down score 1 (<4, gangguan pernapasan ringan), suara

napas sama antara kanan dan kiri, terdapat suara

ronkhi, respirasi spontan dengan bantuan NCLF 0,5

liter/menit.

Waktu pengisian kapiler <3 detik, frekuensi denyut

nadi 128-158 kali/menit, teratur dan kuat

Supel, datar, tidak kembung. Lingkar perut 25 cm.

Ekstremitas bebas, akral hangat, tidak terdapat kelainan

pada ekstremitas

Pengukuran skor ketidaknyamanan menggunakan

Pediatric Comfort Scale dilakukan saat bayi menerima

prosedur yang menyakitkan seperti pengisapan lendir.

Didapatkan hasil skor ketidaknyamanan pada awal

pengukuran adalah 16 (rentang nilai 0-19)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

22

1.5. Pengkajian Kenyamanan Sosiokultural

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa ibu mengatakan anak ini sangat

diharapkan sehingga ibu masih belum dapat menerima kondisi anak dengan

pierre robin sequence. Orang tua belum mendapat penjelasan tentang

penyakit bayi. Bayi sedang dalam pemeriksaan analisa kromosom karena

dicurigai adanya kelainan kromosom. Ibu bertanya tentang waktu hasil uji

kromosom dapat diterima. Ibu terlihat mengunjungi bayi dua hari sekali,

sedangkan ayah jarang terlihat mengunjungi bayi. Ibu berinteraksi dengan

bayi, mengelus, berbicara, dan menatap bayi saat berbicara.

Keluarga menggunakan asuransi kesehatan dari pemerintah. Hal ini

digunakan untuk membantu pembiayaan perawatan bayi. Keluarga jarang

mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang biaya pengobatan anak

mereka. Orang tua membutuhkan informasi mengenai penyakit yang

dialami bayi, pentingnya penerimaan dan sikap positif orang tua terhadap

kemajuan kondisi bayinya, dan informasi mengenai komunitas orang tua

dengan anak pierre robin sequence.

1.6. Pengkajian Kenyamanan Lingkungan

Karena ruang rawat ini merupakan level I dan II, sehingga hanya terdapat

beberapa peralatan pendukung seperti infus pump, monitor, dan oksimetri.

Oleh karena itu kebisingan di ruang ini masih dapat dikontrol. Petugas

kesehatan yang bertugas di ruang rawat bayi juga tidak begitu banyak,

sehingga kebisingan dari suara manusia juga masih dapat terkontrol.

Pencegahan penerangan yang berlebih menggunakan penutup inkubator

yang hanya dibuka jika diperlukan. Ruang perawatan memiliki kursi tunggu

yang dapat digunakan keluarga untuk beristirahat yang terletak di luar ruang

perawatan. Pemeliharaan kebersihan dilakukan secara rutin oleh petugas

kebersihan baik terhadap ruangan maupun peralatan yang digunakan.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

23

Tabel 1. Pengelompokkan Masalah Berdasarkan Taksonomi KenyamananKatharine Kolcaba pada Bayi Ny. SS

JenisKenyamanan

Relief Ease Transedence

Fisik - Terdapat lendir pada jalannapas

- Terdapat beberapa kalidesaturasi terutama saatlendir banyak

- Produksi lendir di hidungdan mulut banyak

- Terjadi penurunan BB 10gram dari berat kemarin

- Pada saat dilakukanpenghisapan lendir,terlihat ekstremitasmeregang, saturasioksigen menurun, dandenyut jantung meningkat

- Skor PCA 16 (range 0-19)

KU: sedangNapas spontandengan bantuanNCLF 0,5liter/menitTerdapat retraksidinding dadaringan

Bayi sadar,motorik aktif,menangis kuat,toleransi minumbaik, abdomentidak distensi.Termoregulasibaik.

Psikospiritual Bayi terlihat seperti menolakdan meregangkanekstremitas menunjukkanadanya ketidaknyamanansaat dilakukan tindakanseperti pengisapan lendir.

Bayi masih jarangdiajak berinteraksidengan orang tua.Ibu masih belumdapat menerimakondisi bayinya.

Sosiokultural Ibu mengunjungibayi 1 kali dalam2 hari. Ayah lebihjarang terlihatmengunjungi bayi

Lingkungan Kebisingan dapatsedikit dikontrol.Terkadangterdapatpemeriksaan yangmemanipulasibayi pada waktuistirahat bayi.

Bayi dimanipulasi setiap3 jam sesuaidengan prinsipminimal handling,terdapat penutupinkubator untukmeminimalkanpencahayaan padabayi

2. MASALAH KEPERAWATAN

Masalah keperawatan yang diangkat pada kasus ini adalah:

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

b. Gangguan rasa nyaman

c. Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

d. Risiko infeksi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

24

e. Risiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

f. Kecemasan orang tua

3. RENCANA KEPERAWATAN

Perencanaan intervensi pada masing-masing diagnosa yaitu:

3.1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. SS menunjukkan kepatenan jalan nafas dengan

kriteria hasil tidak ditemukan suara napas tambahan, bayi mudah bernapas,

tidak terjadi aspirasi, sputum dapat dikeluarkan, frekuensi napas 30-60

kali/menit.

Tabel 2. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Kaji keefektifan pemberian oksigen, frekuensi,

kedalaman dan upaya pernapasan, adanya nyeri,mukus kental, dan keletihan)

- Auskultasi dada untuk mengetahui penurunan atauketiadaan ventilasi dan adanya suara nafastambahan

- Tentukan kebutuhan pengisapan, pantau saturasioksigen dan status hemodinamik.

- Lakukan pengisapan mulut dan nasofaring denganalat pengisap sesuai kebutuhan (pengisapanorofaring dilakukan selama 3 detik)

- Atur posisi bayi yang memungkinkanpengembangan rongga dada dengan meninggikanbagian kepala tempat tidur 45º

- Ukur tanda vital setiap 3 jam

- Jelaskankepada orangtua tentangperalatanpendukungyangdigunakan

- Jelaskan padakeluargaprosedurpengisapanyangdilakukan

- Bersihkanlubang hidungdari sekresiyangmengerasdengan bahanlembab danlembut.

- Perhatikanrespon bayipada setiaptindakan.

3.2. Gangguan rasa nyaman

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. SS menunjukkan kondisi nyaman dengan kriteria

hasil tidak menangis/meringis, otot rileks/tidak kaget, tanda vital dalam

batas normal, ekspresi rileks

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

25

Tabel 3. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan jiwa

- Lakukan setiap tindakandengan sentukan lembut

- Atur suhu lingkungansesuai dengan suhutubuh bayi

- Jelaskan kepada orang tua tentangperalatan pendukung yang digunakan

- Jelaskan pada keluarga prosedurpengisapan yang dilakukan

- Perhatikan responbayi pada setiaptindakan.

3.3. Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. SS mendapatkan cairan/nutrisi adekuat dengan

kriteria hasil menunjukkan peningkatan berat badan minimal 20-30

gram/hari, tidak tampak pucat, dapat mentoleransi program pemberian

makan yang dianjurkan (tidak muntah, abdomen supel dan tidak distensi,

residu <20%), serta nilai albumin dan elektrolit dalam batas normal.

Tabel 4. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Pantau nilai albumin dan elektrolit- Kaji adanya intoleransi minum (perut

kembung, residu, muntah)- Pantau kandungan nutrisi dan kalori, timbang

berat badan setiap hari- Kaji kesiapan menyusu- Lakukan perawatan mulut sebelum

pemberian minum- Gunakan OGT jika bayi kelelahan dan refleks

hisap dan menelan belum baik- Sendawakan bayi setelah pemberian minum

jika diperlukanKolaborasi:- Berikan TPN jika belum full feed

- Jelaskan padakeluarga tentangmanfaat nutrisi bagibayi

- Ajarkan ibu caramemerah ASI danpenyimpanan ASI

- Motivasi ibu untukselalu menyediakanASI untuk bayinya

- Motivasi ibu untukmenyusui eksklusifdan dapat menyusuisampai usia 2 tahun

- Ajak bayibicara dantatap mataketikaberinteraksi

- Melakukanpengukuranlinkar perutdengansentuhanyang lembut

3.4. Risiko infeksi

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko infeksi pada by. Ny. SS akan

hilang dengan kriteria hasil: Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

(bayi aktif; suhu 36,5-37,5ºC; kultur darah steril; nilai CRP 0,0-5,0 mg/l;

nilai prokalsitonin <0,1 ng/ml; nilai IT ratio 0,0-0,2; nilai leukosit dalam

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

26

batas normal), higiene personal yang adekuat, mengindikasikan status

gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria dan imun dalam batas normal.

Tabel 5. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyama-nan jiwa

- Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh, denyutjantung, drainase, sekresi, penampilan urin, suhu kulit,lesi kulit, keletihan, dan malaise)

- Pantau nilai laboratorium (hitung darah lengkap, hitungjenis, albumin, IT ratio, CRP, prokalsitonin, kulturdarah)

- Lindungi bayi dari kontaminasi silang (hindari orangdengan infeksi pernapasan untuk mendekatibayi/menggunakan masker, barang-barang yang tidakbersih, isolasi bayi lain yang infeksi)

- Pastikan perawat mencuci tangan 5 momen, jaga prinsipbersih dan steril pada setiap tindakan.

- Ingatkan setiap orang yang akan memegang danmendekati lingkungan bayi untuk mencuci tangan

- Jaga jarak antar inkubator minimal 1 meter (jikamemungkinkan)

- Beritahuorang tuapentingnyamencucitangan danmenjagakebersihanbagi bayi

- Ajarkan orangtua/pengunjung bayi untukmencucitangan 6langkah

3.5. Risiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan pada by. Ny. SS akan hilang dengan kriteria hasil grafik

fenton dalam batas normal, tidak terjadi perdarahan intraventrikular, bayi

terhindar dari stres, bayi mendapat stimulasi pendengaran dan penglihatan

dari keluarga terutama orang tua.

Tabel 6. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Ukur dan pantau rutin pertumbuhan dan

perkembangan bayi- Timbang berat badan dan bandingkan dengan

nilai normal pada grafik Fenton sesuai usiagestasi

- Berikan asuhan perkembangan pada bayi(pembatasan jam interaksi/manipulasi bayi,mengurangi kebisingan dan pencahayaan,positioning, berikan nesting yang sesuaidengan ukuran bayi)

- Berikan bantalan dan penyangga pada kedua

- Ajarkan orang tuaberinteraksi danmenstimulasi bayidengan intensitassuara yang tidakterlalu tinggi

- Ajarkan dandukung ibumelakukanperawatan metodekanguru jika bayi

- Tatap matabayi ketikaberinteraksi

- Ajak bayiberbicaradanberinteraksiketika bayisiapberinteraksi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

27

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwasisi kepala untuk menghindari posisi kepalahanya pada satu sisi dan mengoptimalkanpertumbuhan dan perkembangan otak

telah stabil

3.6. Kecemasan orang tua

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan kecemasan orang tua by. Ny. SS dapat

teratasi dengan kriteria hasil kedua orang tua menyatakan pemahaman

terhadap penjelasan yang disampaikan tim kesehatan, orang tua

mengatakan dapat menerima kondisi bayinya, orang tua dapat

menyebutkan hal positif yang akan dilakukan untuk perbaikan kondisi

bayi.

Tabel 7. Comfort Care

Intervensistandar

Pendidikan/penyuluhan Intervensikenyamanan jiwa

- Berikan informasi tentang masalah kesehatanyang dialami bayi

- Berikan dukungan kepada keluarga agar keluargalebih optimis dalam merawat bayi

- Rujuk orang tua ke komunitas orang tua dengananak pierre robin sequence agar dapat salingberbagi

- Anjurkan orang tua untuk melakukan hal positifyang dapat mempercepat perbaikan kondisi bayiseperti berdo’a, menyediakan ASI, memberikanstimulus persepsi sensori kepada bayi

- Anjurkan keluarga untuk sering menjengukbayinya dan berinteraksi

- Anjurkan orang tuauntuk berbicaradengan bayi,menatap matanya,dan mendendangkansholawat (sesuaikandengan kepercayaanorang tua)

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tabel 8. Implementasi Keperawatan Tanggal 30 Maret 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

4 Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

KenyamananFisik:- BB turun 10

gram darikemarin

KenyamananFisik:- KU: sedang- Menggunakan

NCLF 0,5liter/menit

- Jalan napasbersih setelahdilakukanpengisapan

KenyamananFisik:- Bayi sadar,

motorikaktif,menangiskuat, tidakterdapatdesaturasidan apnea,

2 Menyiapkan semua peralatansecara lengkap sebelummemanipulasi bayi

1 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upayapernapasan:

- Frekuensi napas: 52kali/menit, retraksi dada

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

28

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

ringan, dan tidak ada napascuping hidung

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 88-93% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 156kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

lendir- Saat

dilakukanpengisapanlendir,saturasisedikitmenurun,namunregulasiperilaku bayibaik

Kenyamananfisik danPsikospiritual:- Bayi terlihat

lebih nyamansaatpengisapanlendirdilakukandengan teknikfour-handedsuction (skorPCA: 11(range 0-19)

Kenyamanansosial:- Ibu

memahamipenjelasantentangkondisi anakdan masihmencobauntukmenerimakondisi bayi

KenyamananLingkungan:- Kebisingan

yangdihasilkanoleh mesindan orang-orang yangberada diruangperawatanbayi masihdapatterkontrol

tidak adaretraksidindingdada dannapascupinghidung

- Toleransiminum baik,abdomentidakdistensi.

- Tidakterdapattanda infeksipada areatusukan,hasillaboratoriummarkerinfeksidalam batasnormal

Kenyamananlingkungan:- Bayi di

manipulasisetiap 3 jamsesuaidenganprinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

3 Mengukur dan memantaukenaikan berat badan (BB)

- BB sekarang 1.538 gram danBB lahir 1.579 gram.

- Terjadi penurunan 10 gramdari BB kemarin

2,5 Menghangatkan tangan,termometer, dan stetoskop

2,5 Membuka jendela inkubatordengan perlahan

2,5 Menghangatkan nesting danpopok

1-5 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 36,8oC

1 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidung dengankasa lembabMelakukan pengisapan lendirdengan teknik 4 tanganMemantau respon bayi ketikapengisapan lendir:

- SpO2 83%, denyut jantung162 kali/menit, bayi tidakmengangis dan tidak meronta

Meninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi padainkubator atau memposisikan bayitelungkup

1,2,5

Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

3 Mengganti dan menimbang popokbayi, BAK dan BAB ada

3 Menghitung balans cairan dankeluaran urin

- Balans cairan: +19,4 ml/24jam

- Keluaran urin: 5,5ml/KgBB/jam

2,5 Mengganti plester dengan lembut,memindahkan letak sensorsaturasi

4 Menilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganIVFD perifer

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

29

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaIVFD di kaki kiri

- Aliran cairan lancar2,5 Memasang nesting dan

memposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midlineposition

3

1

3

1,5

Memeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Tidak ada kenaikan lingkarperut, tidak ada muntah,abdomen supel

Memberikan ASI 4x22 ml dan4x24 ml melalui OGT gravitasiKolaborasi:- Terapi Oksigen Nasal Canul

Low Flow (NCLF) 0,5liter/menit.

- Nutrisi: ASI/SF Prematur 4x22ml dan 4x24 ml melalui sondegravitasi

- Cairan: Aminosteril 6% 2,9ml/jam (total volume cairan 160ml/Kg/hari

- Sibital IV 4 mg/12 jam2,5,6

Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

2,5,6

Memberi support kepada ibuuntuk menyediakan ASI danmendoakan bayi, menjelaskantentang kondisi bayi.

4 Melihat warna kulit bayi, apakahadanya lesi kulit, keletihanMemantau nilai laboratoriumyang mengindikasikan adanyainfeksi:

- CRP, IT, albumin, danlaboratorium lainnya dalambatas normal

Tabel 9. Implementasi Keperawatan Tanggal 31 Maret 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

4 Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

KenyamananFisik:- KU: sedang- Menggunakan

NCLF 0,5liter/menit

- Jalan napas

KenyamananFisik:- BB naik 36

gram darikemarin

- Bayi sadar,motorik

2 Menyiapkan semua peralatansecara lengkap sebelummemanipulasi bayi

1 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upaya

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

30

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

pernapasan:- Frekuensi napas: 50

kali/menit, retraksi dadaringan, dan tidak ada napascuping hidung

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 88-94% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 157kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

bersih setelahdilakukanpengisapanlendir

Kenyamananfisik danPsikospiritual:- Bayi terlihat

lebih nyamansaatpengisapanlendirdilakukandengan teknikfour-handedsuction (skorPCA: 10(range 0-19)

Kenyamanansosial:- Ibu sudah

mulai dapatmenerimakondisi bayidanmenanyakanhal positif apayang dapatdilakukan

KenyamananLingkungan:- Kebisingan

yangdihasilkanoleh mesindan orang-orang yangberada diruangperawatanbayi masihdapatterkontrol

aktif,menangiskuat, tidakterdapatdesaturasidan apnea,tidak adaretraksidindingdada dannapascupinghidung

- Saatdilakukanpengisapanlendir,saturasidalamrentangnormal,regulasiperilakubayi baik

- Toleransiminum baik,abdomentidakdistensi.

- Tidakterdapattanda infeksipada areatusukan,hasillaboratoriummarkerinfeksidalam batasnormal

Kenyamananlingkungan:- Bayi di

manipulasisetiap 3 jamsesuaidenganprinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntuk

3 Mengukur dan memantaukenaikan berat badan (BB)

- BB sekarang 1.574 gram danBB lahir 1.579 gram.

- Terjadi peningkatan 36 gramdari BB kemarin

2,5 Menghangatkan tangan,termometer, dan stetoskop

2,5 Membuka jendela inkubatordengan perlahan

2,5 Menghangatkan nesting danpopok

1-5 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 37,0oC

1 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidung dengankasa lembabMelakukan pengisapan lendirdengan teknik 4 tanganMemantau respon bayi ketikapengisapan lendir:

- SpO2 88%, denyut jantung160 kali/menit, bayi tidakmengangis dan tidak meronta

Meninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi padainkubator atau memposisikan bayitelungkup

1,2,5

Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

3 Mengganti dan menimbang popokbayi, BAK dan BAB ada

3 Menghitung balans cairan dankeluaran urin

- Balans cairan: +14,4 ml/24jam

- Keluaran urin: 5,2ml/KgBB/jam

2,5 Mengganti plester dengan lembut,memindahkan letak sensorsaturasi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

31

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

4 Menilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganIVFD perifer

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaIVFD di kaki kiri

- Aliran cairan lancar

meminimalkanpencahayaanpada bayi

2,5 Memasang nesting danmemposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midlineposition

3

1

3

1,5

Memeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Tidak ada kenaikan lingkarperut, tidak ada muntah,abdomen supel

Memberikan ASI 4x26 ml dan4x27 ml melalui OGT gravitasiKolaborasi:- Terapi Oksigen Nasal Canul

Low Flow (NCLF) 0,5liter/menit.

- Nutrisi: ASI/SF Prematur 4x26ml dan 4x27 ml melalui sondegravitasi

- Cairan: Aminosteril 6% 2,9ml/jam

- Sibital IV 4 mg/12 jam2,5,6

Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

2,5,6

Memberi support kepada ibuuntuk menyediakan ASI danmendoakan bayi, menjelaskantentang kondisi bayi.

4 Melihat warna kulit bayi, apakahadanya lesi kulit, keletihanMemantau nilai laboratoriumyang mengindikasikan adanyainfeksi:

- CRP, IT, albumin, danlaboratorium lainnya dalambatas normal

Tabel 10. Implementasi Keperawatan Tanggal 01 April 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

4 Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

KenyamananFisik:- KU: sedang- Menggunakan

NCLF 0,5

KenyamananFisik:- BB naik 36

gram darikemarin

2 Menyiapkan semua peralatansecara lengkap sebelummemanipulasi bayi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

32

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

1 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upayapernapasan:

- Frekuensi napas: 50kali/menit, retraksi dadaringan, dan tidak ada napascuping hidung

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 89-94% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 148kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

liter/menit- Jalan napas

bersih setelahdilakukanpengisapanlendir

Kenyamananfisik danPsikospiritual:- Bayi terlihat

lebih nyamansaatpengisapanlendirdilakukandengan teknikfour-handedsuction (skorPCA: 10(range 0-19)

KenyamananLingkungan:- Kebisingan

yangdihasilkanoleh mesindan orang-orang yangberada diruangperawatanbayi masihdapatterkontrol

- Bayi sadar,motorikaktif,menangiskuat, tidakterdapatdesaturasidan apnea,tidak adaretraksidindingdada dannapascupinghidung

- Saatdilakukanpengisapanlendir,saturasidalamrentangnormal,regulasiperilakubayi baik

- Toleransiminum baik,abdomentidakdistensi.

- Tidakterdapattanda infeksipada areatusukan,hasillaboratoriummarkerinfeksidalam batasnormal

Kenyamanansosial:- Ibu

mengatakansenangbahwa tidakterdapatkelainankromosompadaanaknya.

- Ibu juga

3 Mengukur dan memantaukenaikan berat badan (BB)

- BB sekarang 1.600 gram danBB lahir 1.579 gram.

- Terjadi peningkatan 26 gramdari BB kemarin

2,5 Menghangatkan tangan,termometer, dan stetoskop

2,5 Membuka jendela inkubatordengan perlahan

2,5 Menghangatkan nesting danpopok

1-5 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 37,1oC

1 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidung dengankasa lembabMelakukan pengisapan lendirdengan teknik 4 tanganMemantau respon bayi ketikapengisapan lendir:

- SpO2 89%, denyut jantung160 kali/menit, bayi tidakmengangis dan tidak meronta

Meninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi padainkubator atau memposisikan bayitelungkup

1,2,5

Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

3 Mengganti dan menimbang popokbayi, BAK dan BAB ada

3 Menghitung balans cairan dankeluaran urin

- Balans cairan: +10,2 ml/24jam

- Keluaran urin: 5,1ml/KgBB/jam

2,5 Mengganti plester dengan lembut,

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

33

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

memindahkan letak sensorsaturasi

akanmerawatbayinyadengan baikdan optimisdapat sukses

Kenyamananlingkungan:- Bayi di

manipulasisetiap 3 jamsesuaidenganprinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

4 Menilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganIVFD perifer

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaIVFD di kaki kiri

- Aliran cairan lancar2,5 Memasang nesting dan

memposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midlineposition

3

1

3

1,5

Memeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Tidak ada kenaikan lingkarperut, tidak ada muntah,abdomen supel

Memberikan ASI 4x28 ml dan4x30 ml melalui OGT gravitasiKolaborasi:- Terapi Oksigen Nasal Canul

Low Flow (NCLF) 0,5liter/menit.

- Nutrisi: ASI/SF Prematur 4x28ml dan 4x30 ml melalui sondegravitasi

- Cairan: Aminosteril 6% 2,9ml/jam

- Sibital IV 4 mg/12 jam2,5,6

Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

2,5,6

Menunjukkan video anak denganketerbatasan namun sukses dalammenghafal Al-qur’an sesuaidengan cita-cita ibu terhadapbayinya.Memberitahukan hasilpemeriksaan kromosom bahwatidak terdapat kelainan kromosompada bayinya

4 Melihat warna kulit bayi, apakahadanya lesi kulit, keletihanMemantau nilai laboratoriumyang mengindikasikan adanyainfeksi:

- CRP, IT, albumin, danlaboratorium lainnya dalambatas normal

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

34

5. EVALUASI

Evaluasi dilakukan pada tanggal 01 April 2016

5.1.Kenyamanan Fisik

Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari, keadaan umum bayi sedang,

berat badan meningkat, tidak ada instabilitas suhu, dapat bernapas spontan

dengan NCLF. Bayi terlihat lebih nyaman pada saat tindakan pengisapan

lendir (skor PCA: 10 (range 0-19). Maka dapat disimpulkan bahwa

kenyamanan fisik bayi berada pada fase Ease.

5.2.Kenyamanan Psikospiritual

Kenyamanan psikospiritual bayi berada pada fase Trancendence yaitu bayi

telah sering berinteraksi dengan orang tuanya, ditatap, dan disentuh. Bayi

juga mendapat penerimaan yang baik dari orang tua.

5.3.Kenyamanan Sosiokultural

Kenyamanan sosiokultural bayi berada pada fase Trancendence yaitu Ibu

dapat menerima kondisi bayi dan optimis dalam merawat bayi. Ibu juga

menyediakan ASI untuk bayinya.

5.4.Kenyamanan Lingkungan

Kenyamanan lingkungan bayi berada pada fase Ease yaitu suhu yang

terkontrol, tidak ada instabilitas suhu, dan pengaturan pencahayaan yang

baik. Kebisingan masih dapat dikontrol dengan mengingatkan semua

orang yang berada di ruang rawat merupakan salah satu hal yang

dilakukan untuk merubah perilaku. Selain itu segera mematikan suara

alarm ketika berbunyi juga dilakukan untuk mengontrol kebisingan yang

berasal dari peralatan.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

35

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 4 BERDASARKAN TEORI

COMFORT KOLCABA

1. PENGKAJIAN

Tanggal lahir : 17 Februari 2016

Tanggal masuk ruang rawat : 18 April 2016

Tanggal pengkajian : 19 April 2016

Ruang rawat : Seruni

Pengkajian Kenyamanan Fisik- Data umum:

Bayi Ny. AD, usia gestasi 30 minggu, usia kronologis 77 hari. Berat

badan lahir 1100 gram, berat badan sekarang 1695 gram.- Diagnosis medis:

NKB-SMK, post RDS e.c Pneumonia, pierre robin sequence, dan

meningitis.- Data fokus:

Bayi AD baru saja dipindahkan ke level IIB karena apnea dan kejang.

Bayi terpasang NCLF 0,5 liter/menit, terlihat sering menangis, terdapat

banyak lendir di hidung dan mulutnya. Bayi terpasang OGT dan tidak

dapat menelan dengan baik. Ketika dilakukan pengisapan lendir, bayi

menangis, meronta, mengalami desaturasi serta takikardia, Skor PCA 17

(range nilai 0-19).- Riwayat kesehatan:

Bayi saat berusia 30 hari dirujuk dari rumah sakit lain untuk mengetahui

penyebab hipersalivasi pada bayi.- Riwayat persalinan (sekarang):

Lahir secara SC atas indikasi ibu Pre Eklampsia Berat (PEB). Bayi lahir

tidak segera menangis, apgar skor 7/8, dipasangkan CPAP selama 6 hari

dan riwayat penggunaan ventilator selama 3 hari.- Riwayat persalinan yang lalu:

Kehamilan sekarang merupakan kehamilan pertama.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

36

- Kolaborasi:

Terapi Oksigen Nasal Canul Low Flow (NCLF) 0,5 liter/menit.

Nutrisi: ASI+HMF (Human Milk Fortifier) 8x37,5 ml melalui sonde

gravitasi

Sibital 2x4 mgIV

Caffein sitrat 16 mg/24 jam

Meronem hari ke-19

Inhalasi 2kali/24 jam- Pemeriksaan Fisik

Kulit :

Kepala & leher :

Jantung :

Warna kulit merah muda, tidak terdapat sianosis, tidak

terdapat kemerahan (rash), tidak terdapat tanda lahir,

turgor kulit elastis, suhu kulit 36,8ºC.

Lingkar kepala 25 cm, ubun-ubun menonjol. Sutura

belum menutup.

Gambaran wajah tidak simetris, tidak terdapat

Cephalhematoma.

Bentuk daun telinga kecil, tidak simetris, dan sedikit

tertarik ke belakang dalam.

Hidung dengan dua cavum nasal, namun bagian kiri

terlihat lebih sempit, tidak terdapat napas cuping

hidung, frekuensi napas 30-59 kali/menit.

Kedua mata simetris, terdapat sekret berwarna putih

kekuningan, sklera tidak ikterik.

Bentuk dada normal dengan pengembangan paru

simetris.

Down score 1 (<4, gangguan pernapasan ringan), suara

napas sama antara kanan dan kiri, terdapat suara

ronkhi, respirasi spontan dengan bantuan NCLF 0,5

liter/menit.

Waktu pengisian kapiler <3 detik, frekuensi denyut

nadi 128-162 kali/menit, teratur dan kuat

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

37

Abdomen :

Umbilikus : Kering, tidak ada tanda infeksi, warna kehitaman.

Genital : Laki-laki, tidak ada kelainan pada genital

Ekstremitas :

Muskuloskeletal: Tidak ada kelainan pada tulang

Refleks : Refleks hisap baik, namun refleks menelan kurang baik

Tonus : Motorik aktif, menangis kuat.

Skor kenyamanan:

1.7. Pengkajian Kenyamanan Psikospiritual

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa kepercayaan orang tua adalah

Islam. Bayi terlihat sering rewel dan menangis. Bayi masih jarang mendapat

sentuhan orang tua.

Saat dilakukan berbagai prosedur yang menyakitkan seperti pengisapan

lendir, bayi meregangkan ekstremitas dan regulasi gerakan tubuh yang

kurang terkontrol yang menunjukkan ketidaknyamanan pada bayi. Bayi

tenang ketika disentuh dengan lembut dan diberi pijatan oleh perawat.

1.8. Pengkajian Kenyamanan Sosiokultural

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa ibu sudah kembali bekerja dan

mengunjungi bayi sesekali dan sebentar. Ibu menyediakan ASI yang cukup

untuk bayinya.

Keluarga menggunakan asuransi kesehatan dari perusahaan tempat bekerja.

Hal ini digunakan untuk membantu pembiayaan perawatan bayi. Keluarga

jarang mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang biaya pengobatan

Supel, datar, tidak kembung. Lingkar perut 25 cm.

Ekstremitas bebas, akral hangat, tidak terdapat kelainan

pada ekstremitas

Pengukuran skor ketidaknyamanan menggunakan

Pediatric Comfort Scale dilakukan saat bayi menerima

prosedur yang menyakitkan seperti pengisapan lendir.

Didapatkan hasil skor ketidaknyamanan pada awal

pengukuran adalah 17 (rentang nilai 0-19)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

38

anak mereka. Orang tua membutuhkan informasi mengenai kondisi bayi,

pentingnya kehadiran orang tua terhadap kesembuhan bayi, dan persiapan

perawatan di rumah.

1.9. Pengkajian Kenyamanan Lingkungan

Karena ruang rawat ini merupakan level I dan II, sehingga hanya terdapat

beberapa peralatan pendukung seperti infus pump, monitor, dan oksimetri.

Oleh karena itu kebisingan di ruang ini masih dapat dikontrol. Petugas

kesehatan yang bertugas di ruang rawat bayi juga tidak begitu banyak,

sehingga kebisingan dari suara manusia juga masih dapat terkontrol.

Pencegahan penerangan yang berlebih menggunakan penutup inkubator

yang hanya dibuka jika diperlukan. Ruang perawatan memiliki kursi tunggu

yang dapat digunakan keluarga untuk beristirahat yang terletak di luar ruang

perawatan. Pemeliharaan kebersihan dilakukan secara rutin oleh petugas

kebersihan baik terhadap ruangan maupun peralatan yang digunakan.

Tabel 1. Pengelompokkan Masalah Berdasarkan Taksonomi KenyamananKatharine Kolcaba pada Bayi Ny. SS

JenisKenyamanan

Relief Ease Transedence

Fisik - Terdapat banyak lendirpada mulut bayi yangdapat menutup jalannapas.

- Terdapat beberapa kalidesaturasi terutama saatlendir banyak, barudipindahkan ke level IIBkarena apnea dan kejang.

- Produksi lendir di mulutbanyak

- Pada saat dilakukanpenghisapan lendir,terlihat ekstremitasmeregang, saturasioksigen menurun, dandenyut jantung meningkat

- Skor PCA 17 (range 0-19)

KU: sedangNapas spontandengan bantuanNCLF 0,5liter/menitTerdapat retraksidinding dadaringan

Bayi sadar,motorik aktif,menangis kuat,toleransi minumbaik, abdomentidak distensi.Termoregulasibaik.

Psikospiritual Bayi terlihat seperti menolakdan meregangkanekstremitas menunjukkanadanya ketidaknyamanansaat dilakukan tindakanseperti pengisapan lendir.

Bayi masih jarangdiajak berinteraksidengan orang tua.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

39

JenisKenyamanan

Relief Ease Transedence

Sosiokultural Ibu jarangmengunjungibayinya karenasudah kembalibekerja

Lingkungan Kebisingan dapatsedikit dikontrol.Terkadangterdapatpemeriksaan yangmemanipulasibayi pada waktuistirahat bayi.

Bayi dimanipulasi setiap3 jam sesuaidengan prinsipminimal handling,terdapat penutupinkubator untukmeminimalkanpencahayaan padabayi

2. MASALAH KEPERAWATAN

Masalah keperawatan yang diangkat pada kasus ini adalah:

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

b. Gangguan menelan

c. Gangguan rasa nyaman

d. Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

e. Risiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

f. Risiko gangguan pengasuhan orang tua

3. RENCANA KEPERAWATAN

Perencanaan intervensi pada masing-masing diagnosa yaitu:

3.1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. AD menunjukkan kepatenan jalan nafas dengan

kriteria hasil tidak ditemukan suara napas tambahan, bayi mudah bernapas,

tidak terjadi aspirasi, sputum dapat dikeluarkan, frekuensi napas 30-60

kali/menit.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

40

Tabel 2. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Kaji keefektifan pemberian oksigen, frekuensi,

kedalaman dan upaya pernapasan, adanya nyeri,mukus kental, dan keletihan)

- Auskultasi dada untuk mengetahui penurunan atauketiadaan ventilasi dan adanya suara nafastambahan

- Tentukan kebutuhan pengisapan, pantau saturasioksigen dan status hemodinamik.

- Lakukan pengisapan mulut dan nasofaring denganalat pengisap sesuai kebutuhan (pengisapanorofaring dilakukan selama 3 detik)

- Atur posisi bayi yang memungkinkanpengembangan rongga dada dengan meninggikanbagian kepala tempat tidur 45º

- Ukur tanda vital setiap 3 jam

- Jelaskankepada orangtua tentangperalatanpendukungyangdigunakan

- Jelaskan padakeluargaprosedurpengisapanyangdilakukan

- Bersihkanlubang hidungdari sekresiyangmengerasdengan bahanlembab danlembut.

- Perhatikanrespon bayipada setiaptindakan.

3.2. Gangguan menelan

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. AD menunjukkan menunjukkan perbaikan

kemampuan menelan dan asupan nurtrisi terpenuhi dengan kriteria hasil

dapat menelan makanan dengan baik, asupan makanan dapat masuk, berat

badan meningkat.

Tabel 3. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan jiwa

- Kaji penyebabketidakmampuan bayi menelan

- Bandingkan kemampuandengan usia koreksi bayi

- Cobakan bayi minum dengancawan

- Jelaskan kepada orang tuatentang penyebab bayi tidakdapat menelan

- Ajarkan orang tua untukmemperhatikan respon bayiketika memberikan makan

- Perhatikan responbayi pada setiaptindakan.

3.3. Gangguan rasa nyaman

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. AD menunjukkan kondisi nyaman dengan

kriteria hasil tidak menangis/meringis, otot rileks/tidak kaget, tanda vital

dalam batas normal, ekspresi rileks

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

41

Tabel 4. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan jiwa

- Lakukan setiap tindakandengan sentukan lembut

- Atur suhu lingkungansesuai dengan suhutubuh bayi

- Jelaskan kepada orang tua tentangperalatan pendukung yang digunakan

- Jelaskan pada keluarga prosedurpengisapan yang dilakukan

- Perhatikan responbayi pada setiaptindakan.

3.4. Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. AD mendapatkan cairan/nutrisi adekuat dengan

kriteria hasil menunjukkan peningkatan berat badan minimal 20-30

gram/hari, tidak tampak pucat, dapat mentoleransi program pemberian

makan yang dianjurkan (tidak muntah, abdomen supel dan tidak distensi,

residu <20%), serta nilai albumin dan elektrolit dalam batas normal.

Tabel 5. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Pantau nilai albumin dan elektrolit- Kaji adanya intoleransi minum (perut

kembung, residu, muntah)- Pantau kandungan nutrisi dan kalori, timbang

berat badan setiap hari- Kaji kesiapan menyusu- Lakukan perawatan mulut sebelum

pemberian minum- Gunakan OGT jika bayi kelelahan dan refleks

hisap dan menelan belum baik- Sendawakan bayi setelah pemberian minum

jika diperlukanKolaborasi:- Berikan TPN jika belum full feed

- Jelaskan padakeluarga tentangmanfaat nutrisi bagibayi

- Ajarkan ibu caramemerah ASI danpenyimpanan ASI

- Motivasi ibu untukselalu menyediakanASI untuk bayinya

- Motivasi ibu untukmenyusui eksklusifdan dapat menyusuisampai usia 2 tahun

- Ajak bayibicara dantatap mataketikaberinteraksi

- Melakukanpengukuranlinkar perutdengansentuhanyang lembut

3.5. Risiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan pada by. Ny. SS akan hilang dengan kriteria hasil grafik

fenton dalam batas normal, tidak terjadi perdarahan intraventrikular, bayi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

42

terhindar dari stres, bayi mendapat stimulasi pendengaran dan penglihatan

dari keluarga terutama orang tua.

Tabel 6. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Ukur dan pantau rutin pertumbuhan dan

perkembangan bayi- Timbang berat badan dan bandingkan dengan

nilai normal pada grafik Fenton sesuai usiagestasi

- Berikan asuhan perkembangan pada bayi(pembatasan jam interaksi/manipulasi bayi,mengurangi kebisingan dan pencahayaan,positioning, berikan nesting yang sesuaidengan ukuran bayi)

- Berikan bantalan dan penyangga pada keduasisi kepala untuk menghindari posisi kepalahanya pada satu sisi dan mengoptimalkanpertumbuhan dan perkembangan otak

- Ajarkan orang tuaberinteraksi danmenstimulasi bayidengan intensitassuara yang tidakterlalu tinggi

- Ajarkan dandukung ibumelakukanperawatan metodekanguru jika bayitelah stabil

- Tatap matabayi ketikaberinteraksi

- Ajak bayiberbicaradanberinteraksiketika bayisiapberinteraksi

3.6. Risiko gangguan pengasuhan orang tua

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko gangguan pengasuhan orang tua

pada by. Ny. RH akan hilang dengan kriteria hasil kedua orang tua

mengunjungi bayi minimal 1 kali/hari, orang tua berinteraksi dengan bayi;

mengelus/mengusap; mendo’akan, ibu memerah dan selalu menyediakan

ASI untuk bayinya, ayah mendukung pemberian ASI oleh ibu.

Tabel 7. Comfort Care

Intervensistandar

Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan jiwa

- Jelaskan kepada orang tua pentingnya kehadirandan stimulasi orang tua kepada bayi

- Demonstrasikan perawatan bayi baru lahir- Bantu orang tua menerjemahkan isyarat bayi- Ajarkan cara menenangkan bayi- Dukung ibu untuk memberikan ASI kepada

bayinya- Ajarkan ibu pentingnya menyediakan ASI untuk

bayi dan cara memerah ASI dan penyimpananyang benar

- Jelaskan pada ayah pentingnya dukungan ayahdalam keberhasilan pemberian ASI

- Anjurkan orang tuauntuk berbicaradengan bayi,menatap matanya,dan mendendangkansholawat (sesuaikandengan kepercayaanorang tua)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

43

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tabel 8. Implementasi Keperawatan Tanggal 19 April 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

KenyamananFisik:- KU: sedang- Menggunakan

NCLF 0,5liter/menit

- Jalan napasbersih setelahdilakukanpengisapanlendir

- Saatdilakukanpengisapanlendir,saturasisedikitmenurun,namunregulasiperilaku bayibaik

Kenyamananfisik danPsikospiritual:- Bayi terlihat

lebih nyamansaatpengisapanlendirdilakukandengan teknikfour-handedsuction (skorPCA: 11(range 0-19)

Kenyamanansosial:- Ibu

memahamipenjelasantentangkondisi danmengatakaningin kembalicuti bekerjaagar dapatfokusmerawat bayi

KenyamananFisik:- Bayi sadar,

motorikaktif,menangiskuat, tidakterdapatdesaturasidan apnea,tidak adaretraksidindingdada dannapascupinghidung

- Toleransiminum baik,abdomentidakdistensi.

Kenyamananlingkungan:- Bayi di

manipulasisetiap 3 jamsesuaidenganprinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

3 Menyiapkan semua peralatansecara lengkap sebelummemanipulasi bayi

1 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upayapernapasan:

- Frekuensi napas: 50kali/menit, retraksi dadaringan, dan tidak ada napascuping hidung

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 88-91% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 154kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

4 Mengukur dan memantaukenaikan berat badan (BB)

- BB sekarang 1.695 gram danBB lahir 1.100 gram.

3,5 Menghangatkan tangan,termometer, dan stetoskop

3,5 Membuka jendela inkubatordengan perlahan

3,5 Menghangatkan nesting danpopok

3 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 36,9oC

1 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidung dengankasa lembabMelakukan pengisapan lendirdengan teknik 4 tanganMemantau respon bayi ketikapengisapan lendir:

- SpO2 84%, denyut jantung163 kali/menit, bayi tidakmengangis dan tidak meronta

Meninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi padainkubator atau memposisikan bayitelungkup

1,5 Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

4 Mengganti dan menimbang popok

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

44

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

bayi, BAK dan BAB ada KenyamananLingkungan:- Kebisingan

yangdihasilkanoleh mesindan orang-orang yangberada diruangperawatanbayi masihdapatterkontrol

4 Menghitung balans cairan dankeluaran urin

- Balans cairan: -10,4 ml/24jam

- Keluaran urin: 5,0ml/KgBB/jam

3,5 Mengganti plester dengan lembut,memindahkan letak sensorsaturasiMenilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganIVFD perifer

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaIVFD di kaki kanan

- Aliran cairan lancar3,5 Memasang nesting dan

memposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midlineposition

4 Memeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Tidak ada kenaikan lingkarperut, tidak ada muntah,abdomen supel

Memberikan ASI+HMF8x37,5ml, dicobakanmenggunakan cawan, namun bayitidak mampu, dilanjutkan denganOGT. Bayi kesulitan menelankarena ada kelainan struktur lidahdan palatumKolaborasi:- Terapi Oksigen Nasal Canul

Low Flow (NCLF) 0,5liter/menit.

- Nutrisi: ASI+HMF (HumanMilk Fortifier) 8x37,5 mlmelalui sonde gravitasi

- Sibital 2x4 mgIV- Caffein sitrat 16 mg/24 jam- Meronem hari ke-19- Inhalasi 2kali/24 jam

3,5,6

Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

3,5,6

Memberi support kepada ibuuntuk menyediakan ASI danmendoakan bayi, menjelaskantentang kondisi bayi.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

45

Tabel 9. Implementasi Keperawatan Tanggal 20 April 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

KenyamananFisik:- KU: sedang- NCLF dicoba

turunkanmenjadi 0,2liter/menit

- Jalan napasbersih setelahdilakukanpengisapanlendir

- Saatdilakukanpengisapanlendir,saturasisedikitmenurun,namunregulasiperilaku bayibaik

Kenyamananfisik danPsikospiritual:- Bayi terlihat

lebih nyamansaatpengisapanlendirdilakukandengan teknikfour-handedsuction (skorPCA: 10(range 0-19)

Kenyamanansosial:- Ibu

memahamipenjelasantentangkondisi danmengatakaningin kembalicuti bekerjaagar dapatfokusmerawat bayi

KenyamananLingkungan:

KenyamananFisik:- Bayi sadar,

motorikaktif,menangiskuat, tidakterdapatdesaturasidan apnea,tidak adaretraksidindingdada dannapascupinghidung

- Toleransiminum baik,abdomentidakdistensi.

Kenyamananlingkungan:- Bayi di

manipulasisetiap 3 jamsesuaidenganprinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

3 Menyiapkan semua peralatansecara lengkap sebelummemanipulasi bayi

1 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upayapernapasan:

- Frekuensi napas: 48kali/menit, tidak ada retraksidada, dan tidak ada napascuping hidung

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 88-92% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 155kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

4 Mengukur dan memantaukenaikan berat badan (BB)

- BB sekarang 1.715 gram danBB lahir 1.100 gram.

- Terjadi peningkatan BB 20gram dari kemarin

3,5 Menghangatkan tangan,termometer, dan stetoskop

3,5 Membuka jendela inkubatordengan perlahan

3,5 Menghangatkan nesting danpopok

3 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 37,0oC

1 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidung dengankasa lembabMelakukan pengisapan lendirdengan teknik 4 tanganMemantau respon bayi ketikapengisapan lendir:

- SpO2 88%, denyut jantung160 kali/menit, bayi tidakmengangis dan tidak meronta

Meninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi padainkubator atau memposisikan bayitelungkup

1,5 Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

4 Mengganti dan menimbang popokbayi, BAK dan BAB ada

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

46

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

4 Menghitung balans cairan dankeluaran urin

- Balans cairan: -9,3 ml/24 jam- Keluaran urin: 5,1

ml/KgBB/jam

- Kebisinganyangdihasilkanoleh mesindan orang-orang yangberada diruangperawatanbayi masihdapatterkontrol

3,5 Mengganti plester dengan lembut,memindahkan letak sensorsaturasiMenilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganIVFD perifer

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaIVFD di kaki kanan

- Aliran cairan lancar3,5 Memasang nesting dan

memposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midlineposition

4 Memeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Tidak ada kenaikan lingkarperut, tidak ada muntah,abdomen supel

Memberikan ASI+HMF8x37,5ml, dicobakanmenggunakan cawan, namun bayitidak mampu, dilanjutkan denganOGT. Bayi kesulitan menelankarena ada kelainan struktur lidahdan palatumKolaborasi:- Terapi Oksigen Nasal Canul

Low Flow (NCLF) 0,5liter/menit.

- Nutrisi: ASI+HMF (HumanMilk Fortifier) 8x39 ml melaluisonde gravitasi

- Sibital 2x4 mgIV- Caffein sitrat 16 mg/24 jam- Meronem hari ke-20- Inhalasi 2kali/24 jam

3,5,6

Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

3,5,6

Memberi support kepada ibuuntuk menyediakan ASI danmendoakan bayi, menjelaskantentang kondisi bayi.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

47

Tabel 10. Implementasi Keperawatan Tanggal 21 April 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

KenyamananFisik:- KU: sedang- BB meningkat- NCLF dicoba

lepas- Jalan napas

bersih setelahdilakukanpengisapanlendir

- Saatdilakukanpengisapanlendir,saturasisedikitmenurun,namunregulasiperilaku bayibaik

Kenyamananfisik danPsikospiritual:- Bayi terlihat

lebih nyamansaatpengisapanlendirdilakukandengan teknikfour-handedsuction (skorPCA: 10(range 0-19)

Kenyamanansosial:- Ibu

memahamipenjelasantentangkondisi danmengatakaningin kembalicuti bekerjaagar dapatfokusmerawat bayi

KenyamananFisik:- Bayi sadar,

motorikaktif,menangiskuat, tidakterdapatdesaturasidan apnea,tidak adaretraksidindingdada dannapascupinghidung

- Toleransiminum baik,abdomentidakdistensi.

Kenyamananlingkungan:- Bayi di

manipulasisetiap 3 jamsesuaidenganprinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

3 Menyiapkan semua peralatansecara lengkap sebelummemanipulasi bayi

1 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upayapernapasan:

- Frekuensi napas: 50kali/menit, tidak ada retraksidada, dan tidak ada napascuping hidung

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 88-93% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 153kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

4 Mengukur dan memantaukenaikan berat badan (BB)

- BB sekarang 1.730 gram danBB lahir 1.100 gram.

- Terjadi peningkatan BB 15gram dari kemarin

3,5 Menghangatkan tangan,termometer, dan stetoskop

3,5 Membuka jendela inkubatordengan perlahan

3,5 Menghangatkan nesting danpopok

3 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 37,0oC

1 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidung dengankasa lembabMelakukan pengisapan lendirdengan teknik 4 tanganMemantau respon bayi ketikapengisapan lendir:

- SpO2 88%, denyut jantung161 kali/menit, bayi tidakmengangis dan tidak meronta

Meninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi padainkubator atau memposisikan bayitelungkup

1,5 Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

4 Mengganti dan menimbang popokbayi, BAK dan BAB ada

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

48

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

4 Menghitung balans cairan dankeluaran urin

- Balans cairan: -10,3 ml/24jam

- Keluaran urin: 5,2ml/KgBB/jam

KenyamananLingkungan:- Kebisingan

yangdihasilkanoleh mesindan orang-orang yangberada diruangperawatanbayi masihdapatterkontrol

3,5 Mengganti plester dengan lembut,memindahkan letak sensorsaturasiMenilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganIVFD perifer

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaIVFD di kaki kanan

- Aliran cairan lancar3,5 Memasang nesting dan

memposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midlineposition

4 Memeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Tidak ada kenaikan lingkarperut, tidak ada muntah,abdomen supel

Memberikan ASI+HMF8x37,5ml, dicobakanmenggunakan cawan, namun bayitidak mampu, dilanjutkan denganOGT. Bayi kesulitan menelankarena ada kelainan struktur lidahdan palatumKolaborasi:- Coba lepas terapi Oksigen

NCLF- Nutrisi: ASI+HMF (Human

Milk Fortifier) 8x42 ml melaluisonde gravitasi

- Sibital 2x4 mgIV- Caffein sitrat 16 mg/24 jam- Meronem hari ke-21 (hari

terakhir)- Inhalasi 2kali/24 jam

3,5,6

Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

3,5,6

Memberi support kepada ibuuntuk menyediakan ASI danmendoakan bayi, menjelaskantentang kondisi bayi.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

49

5. EVALUASI

Evaluasi dilakukan pada tanggal 21 April 2016

5.1.Kenyamanan Fisik

Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari, keadaan umum bayi sedang,

berat badan meningkat, tidak ada instabilitas suhu, dapat bernapas tanpa

alat bantu. Bayi terlihat lebih nyaman pada saat tindakan pengisapan lendir

(skor PCA: 10 (range 0-19). Maka dapat disimpulkan bahwa kenyamanan

fisik bayi berada pada fase Ease.

5.2.Kenyamanan Psikospiritual

Kenyamanan psikospiritual bayi berada pada fase Trancendence yaitu bayi

telah sering berinteraksi dengan orang tuanya, ditatap, dan disentuh. Bayi

juga mendapat penerimaan yang baik dari orang tua.

5.3.Kenyamanan Sosiokultural

Kenyamanan sosiokultural bayi berada pada fase Trancendence yaitu ibu

mengunjungi bayinya sekali dalam sehari dan berencana untuk cuti bekerja

kembali dan fokus merawat bayi.

5.4.Kenyamanan Lingkungan

Kenyamanan lingkungan bayi berada pada fase Ease yaitu suhu yang

terkontrol, tidak ada instabilitas suhu, dan pengaturan pencahayaan yang

baik. Kebisingan masih dapat dikontrol dengan mengingatkan semua

orang yang berada di ruang rawat merupakan salah satu hal yang

dilakukan untuk merubah perilaku. Selain itu segera mematikan suara

alarm ketika berbunyi juga dilakukan untuk mengontrol kebisingan yang

berasal dari peralatan.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

50

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 5 BERDASARKAN TEORI

COMFORT KOLCABA

1. PENGKAJIAN

Tanggal lahir : 15 Februari 2016

Tanggal masuk ruang rawat : 15 Februari 2016

Tanggal pengkajian : 29 Februari 2016

Ruang rawat : NICU

1.1. Pengkajian Kenyamanan Fisik- Data umum:

Bayi Ny. MG, usia gestasi 38 minggu, usia kronologis 14 hari. Berat

badan lahir 2600 gram.- Diagnosis medis:

NCB-SMK, Omfalokel, RD e.c pneumonia e.c Acinetobacter Baumanii

dan Enterobacter Ciloacae, hipereaktivitas bronkus, PJB (heart rotated

dan PFO)- Data fokus:

Bayi Ny. MG terdapat beberapa kali desaturasi karena lendir yang

banyak dan kental pada selang ETT bayi Ny. MG. Saat dilakukan

pengisapan lendir, wajah bayi meringis, ekstremitas meronta, desaturasi

dan takikardia, skor PCA 18 (range nilai 0-19). Bayi sedang dilakukan

pemeriksaan septic screening ulang dan pemeriksaan kadar albumin.- Riwayat persalinan sekarang dan kesehatan:

Lahir secara SC atas indikasi tersangka hernia diafragmatika dan

omfalokel. Bayi lahir langsung menangis, langsung diintubasi dan

pemasangan HFO dengan frekuensi 11, MAP 9, amplitudo 27.

Pemberian antibiotik lini I diberikan.- Riwayat persalinan yang lalu:

Kehamilan sekarang merupakan kehamilan pertama.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

51

- Terapi medis:

Oksigen dengan ventilator mekanik mode PC-AC, tekanan inspirasi

24, PEEP 5, waktu inspirasi 0,45, rate 45

Antibiotik piptazobactam 3x190 gram (10), Amikasin 3x19 gram

Farmadol 3x35 gram dan Framadol 3x5 gram (bergantian)- Cairan:

Total cairan 150ml/KgBB/hari

PG2 (3 gram): 11,0 ml/jam (D 12,5%)

IL20 (2,5 gram): 1,5 ml/jam

D10+Ca (2 gram): 2,1 ml/jam

GIR 10,5 (100,2 Kkal/KgBB/hari)

ASI 8x1 ml melalui OGT- Pemeriksaan Fisik

Kulit :

Kepala & leher :

Warna kulit merah muda, tidak terdapat sianosis, tidak

terdapat kemerahan (rash), tidak terdapat tanda lahir,

turgor kulit elastis, suhu kulit 36,9ºC.

Lingkar kepala dalam nilai normal dengan frontanel

anterior lunak. Sutura belum menutup, letak sutura

sagitalis normal dan tidak tumpang tindih.

Gambaran wajah simetris, tidak terdapat Caput

Succedaneum dan Cephalhematoma.

Bentuk daun telinga normal dengan letak simetris kanan

dan kiri.

Hidung dengan dua cavum nasal simetris, tidak terdapat

napas cuping hidung, bernapas dengan bantuan

ventilator.

Kedua mata simetris, terdapat sedikit keluaran sekret

berwarna jernih kekuningan, sklera tidak ikterik.

Bentuk dada normal dengan pengembangan paru

simetris.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

52

Jantung :

Abdomen :

Genital : Perempuan, tidak ada kelainan pada genital

Ekstremitas :

Muskuloskeletal: Tidak ada kelainan pada tulang

Refleks : Refleks baik

Tonus : Motorik aktif, menangis kuat.

Skor kenyamanan:

1.2. Pengkajian Kenyamanan Psikospiritual

Pengkajian psikospiritual yang dikaji meliputi sentuhan terapeutik, pijatan,

bertemu dengan orang yang spesial bagi bayi, kepercayaan orang tua,

sumber kekuatan, dan kebutuhan akan do’a oleh orang tua, perawat atau

orang lain. Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa kepercayaan orang tua

adalah Islam. Bayi sering ditemani oleh kedua orang tua, diajak berbicara,

disentuh, dan dido’akan.

Saat dilakukan berbagai prosedur yang menyakitkan seperti pengisapan

lendir, bayi meregangkan ekstremitas dan regulasi gerakan tubuh yang

kurang terkontrol yang menunjukkan ketidaknyamanan pada bayi. Bayi

tenang ketika disentuh dengan lembut dan diberi pijatan oleh perawat.

1.3. Pengkajian Kenyamanan Sosiokultural

Pengkajian sosiokultural yang dikaji yaitu kunjungan keluarga, ekonomi

keluarga, kebutuhan informasi, perencanaan pulang, dan keberlanjutan

Waktu pengisian kapiler <3 detik, frekuensi denyut

nadi 145-156 kali/menit, teratur dan kuat, terdapat PFO

Terdapat Omfalokel dengan tinggi sekitar 8 cm

Ekstremitas bebas, akral hangat, tidak terdapat kelainan

pada ekstremitas

Pengukuran skor ketidaknyamanan menggunakan

Pediatric Comfort Scale dilakukan saat bayi menerima

prosedur yang menyakitkan seperti pengisapan lendir.

Didapatkan hasil skor ketidaknyamanan pada awal

pengukuran adalah 18 (rentang nilai 0-19)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

53

perawatan di rumah. Kedua orang tua selalu berada di rumah sakit dan

sering masuk untuk melihat dan berinteraksi dengan bayi.

Keluarga memiliki asuransi kesehatan dari pemerintah. Hal ini digunakan

untuk membantu pembiayaan perawatan bayi. Dengan adanya asuransi ini,

keluarga tidak pernah mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang biaya

pengobatan anak mereka. Orang tua membutuhkan informasi mengenai

kondisi bayi, informasi dan rujukan keluarga dengan masalah yang sama

pada bayi mereka agar dapat saling berbagi.

1.4. Pengkajian Kenyamanan Lingkungan

Pengkajian kenyamanan lingkungan mencakup kebisingan, penerangan,

tempat untuk istirahat keluarga, dan kebersihan. Berdasarkan pengukuran

tingkat kebisingan ruangan, ruang NICU memiliki tingkat kebisingan lebih

dari 60 dB dengan sumber suara berasal dari alat kesehatan maupun suara

orang yang berada di ruang tersebut. Pencegahan penerangan yang berlebih

menggunakan penutup inkubator yang hanya dibuka jika diperlukan. Ruang

perawatan memiliki kursi tunggu yang dapat digunakan keluarga untuk

beristirahat yang terletak di luar ruang perawatan. Pemeliharaan kebersihan

dilakukan secara rutin oleh petugas kebersihan baik terhadap ruangan

maupun peralatan yang digunakan.

Tabel 1. Pengelompokkan Masalah Berdasarkan Taksonomi KenyamananKatharine Kolcaba pada Bayi Ny. MG

JenisKenyamanan

Relief Ease Transedence

Fisik - Menggunakan ventilatordengan mode PC-AC

- Terdapat lendir pada jalannapas

- Terdapat beberapa kalidesaturasi jika terdapatbanyak lendir

- Pada saat dilakukanpenghisapan lendir,terlihat ekstremitasmeregang, saturasioksigen menurun, dandenyut jantung meningkat

- Skor PCA 18 (range 0-19)

KU: sedangBayidirencanakanpriming ASI 8x3ml (10ml/Kg/hari)

Bayi sadar, tidakterdapat retraksidinding dada,motorik aktif,menangis kuat,toleransi minumbaik, abdomentidak distensi.Termoregulasibaik.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

54

JenisKenyamanan

Relief Ease Transedence

Psikospiritual Bayi terlihat seperti menolakdan meregangkanekstremitas menunjukkanadanya ketidaknyamanansaat dilakukan tindakanseperti pengisapan lendir

Bayi terlihatsering dido’akandan diajakberbicara olehkedua orang tuaterutama ibu.

Sosiokultural Kedua selaluberada di rumahsakit untukberinteraksidengan bayi danmemantau kondisibayi. Ibu jugasering bertanyakondisi bayi danterlihat cemas

Lingkungan Terdapat kebisingan yangdihasilkan oleh mesin danorang-orang yang berada diruang perawatan bayi masih.

Terkadang jugaterdapatpemeriksaan yangmemanipulasibayi pada waktuistirahat bayi.

Bayi dimanipulasi setiap3 jam sesuaidengan prinsipminimal handling,terdapat penutupinkubator untukmeminimalkanpencahayaan padabayi

2. MASALAH KEPERAWATAN

Masalah keperawatan yang diangkat pada kasus ini adalah:

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

b. Risiko infeksi

c. Gangguan rasa nyaman

d. Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

e. Kecemasan orang tua

3. RENCANA KEPERAWATAN

Perencanaan intervensi pada masing-masing diagnosa yaitu:

3.1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. MG menunjukkan kepatenan jalan nafas dengan

kriteria hasil tidak ditemukan suara napas tambahan, bayi mudah bernapas,

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 145: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

55

tidak terjadi aspirasi, sputum dapat dikeluarkan, frekuensi napas 30-60

kali/menit.

Tabel 2. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Kaji keefektifan pemberian oksigen, frekuensi,

kedalaman dan upaya pernapasan, adanya nyeri,mukus kental, dan keletihan)

- Auskultasi dada untuk mengetahui penurunan atauketiadaan ventilasi dan adanya suara nafastambahan

- Tentukan kebutuhan pengisapan, pantau saturasioksigen dan status hemodinamik.

- Lakukan pengisapan mulut dan nasofaring denganalat pengisap sesuai kebutuhan (pengisapanorofaring dilakukan selama 3 detik)

- Atur posisi bayi yang memungkinkanpengembangan rongga dada dengan meninggikanbagian kepala tempat tidur 45º

- Ukur tanda vital setiap 3 jam

- Jelaskankepada orangtua tentangperalatanpendukungyangdigunakan

- Jelaskan padakeluargaprosedurpengisapanyangdilakukan

- Bersihkanlubang hidungdari sekresiyangmengerasdengan bahanlembab danlembut.

- Perhatikanrespon bayipada setiaptindakan.

3.2. Risiko infeksi

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan faktor risiko infeksi pada by. Ny. MG akan

hilang dengan kriteria hasil: Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

(bayi aktif; suhu 36,5-37,5ºC; kultur darah steril; nilai CRP 0,0-5,0 mg/l;

nilai prokalsitonin <0,1 ng/ml; nilai IT ratio 0,0-0,2; nilai leukosit dalam

batas normal), higiene personal yang adekuat, mengindikasikan status

gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria dan imun dalam batas normal.

Tabel 3. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyama-nan jiwa

- Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh, denyutjantung, drainase, sekresi, penampilan urin, suhu kulit,lesi kulit, keletihan, dan malaise)

- Pantau nilai laboratorium (hitung darah lengkap, hitungjenis, albumin, IT ratio, CRP, prokalsitonin, kulturdarah)

- Jaga agar balutan omfalokel tetap kering dan pantauadanya perdarahan. Ganti balutan sesuai indikasi

- Lindungi bayi dari kontaminasi silang (hindari orangdengan infeksi pernapasan untuk mendekati

- Beritahuorang tuapentingnyamencucitangan danmenjagakebersihanbagi bayi

- Ajarkan orangtua/pengunjun

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 146: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

56

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyama-nan jiwa

bayi/menggunakan masker, barang-barang yang tidakbersih, isolasi bayi lain yang infeksi)

- Pastikan perawat mencuci tangan 5 momen, jaga prinsipbersih dan steril pada setiap tindakan.

- Ingatkan setiap orang yang akan memegang danmendekati lingkungan bayi untuk mencuci tangan

- Jaga jarak antar inkubator minimal 1 meter (jikamemungkinkan)

g bayi untukmencucitangan 6langkah

3.3. Gangguan rasa nyaman

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. MG menunjukkan kondisi nyaman dengan

kriteria hasil tidak menangis/meringis, otot rileks/tidak kaget, tanda vital

dalam batas normal, ekspresi rileks

Tabel 4. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan jiwa

- Lakukan setiap tindakandengan sentukan lembut

- Atur suhu lingkungansesuai dengan suhutubuh bayi

- Jelaskan kepada orang tua tentangperalatan pendukung yang digunakan

- Jelaskan pada keluarga prosedurpengisapan yang dilakukan

- Perhatikan responbayi pada setiaptindakan.

3.4. Ketidakseimbangan cairan/nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 3x24 jam by. Ny. MG mendapatkan cairan/nutrisi adekuat dengan

kriteria hasil menunjukkan peningkatan berat badan minimal 20-30

gram/hari, tidak tampak pucat, dapat mentoleransi program pemberian

makan yang dianjurkan (tidak muntah, abdomen supel dan tidak distensi,

residu <20%), serta nilai albumin dan elektrolit dalam batas normal.

Tabel 5. Comfort Care

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Pantau nilai albumin dan elektrolit- Kaji adanya intoleransi minum (perut

kembung, residu, muntah)- Pantau kandungan nutrisi dan kalori, timbang

berat badan setiap hari

- Jelaskan padakeluarga tentangmanfaat nutrisi bagibayi

- Ajarkan ibu cara

- Ajak bayibicara dantatap mataketikaberinteraksi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 147: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

57

Intervensi standar Pendidikan/penyuluhan

Intervensikenyamanan

jiwa- Kaji kesiapan menyusu- Lakukan perawatan mulut sebelum

pemberian minum- Gunakan OGT jika bayi kelelahan dan refleks

hisap dan menelan belum baik- Sendawakan bayi setelah pemberian minum

jika diperlukanKolaborasi:- Berikan TPN jika belum full feed

memerah ASI danpenyimpanan ASI

- Motivasi ibu untukselalu menyediakanASI untuk bayinya

- Motivasi ibu untukmenyusui eksklusifdan dapat menyusuisampai usia 2 tahun

- Melakukanpengukuranlinkar perutdengansentuhanyang lembut

3.7. Kecemasan orang tua

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah 2x24 jam diharapkan kecemasan orang tua by. Ny. MG dapat

teratasi dengan kriteria hasil kedua orang tua menyatakan pemahaman

terhadap penjelasan yang disampaikan tim kesehatan, orang tua

mengatakan dapat menerima kondisi bayinya, orang tua dapat

menyebutkan hal positif yang akan dilakukan untuk perbaikan kondisi

bayi.

Tabel 6. Comfort Care

Intervensistandar

Pendidikan/penyuluhan Intervensikenyamanan jiwa

- Berikan informasi tentang masalah kesehatanyang dialami bayi

- Berikan dukungan kepada keluarga agar keluargalebih optimis dalam merawat bayi

- Rujuk orang tua ke komunitas orang tua dengananak pierre robin sequence agar dapat salingberbagi

- Anjurkan orang tua untuk melakukan hal positifyang dapat mempercepat perbaikan kondisi bayiseperti berdo’a, menyediakan ASI, memberikanstimulus persepsi sensori kepada bayi

- Anjurkan keluarga untuk sering menjengukbayinya dan berinteraksi

- Anjurkan orang tuauntuk berbicaradengan bayi,menatap matanya,dan mendendangkansholawat (sesuaikandengan kepercayaanorang tua)

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tabel 7. Implementasi Keperawatan Tanggal 29 Februari 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

2 Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

KenyamananFisik:KU: lemahTerpasang

KenyamananFisik:- Jalan napas

bersih setelah

KenyamananFisik:- Bayi sadar,

tidak3 Menyiapkan semua peralatan

secara lengkap sebelum

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 148: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

58

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

memanipulasi bayi ventilatordengan modePC-AC

KenyamananLingkungan:- Terdapat

kebisinganyangdihasilkanoleh mesindan orang-orang yangberada diruangperawatanbayi masih.

dilakukanpengisapanlendir

- Saatdilakukanpengisapanlendir,saturasisedikitmenurunnamun masihdalam nilainormal.

- Bayi mulaipriming ASI8x1 ml/hari

- Tidak adadistensiabdomen danabdomensupel

Kenyamananfisik danPsikospiritual:- Bayi terlihat

lebih nyamansaatpengisapanlendirdilakukandengan teknikfour-handedsuction (skorPCA: 15(range 0-19)

terdapatretraksidindingdada,motorikaktif,toleransiminum baik,abdomentidakdistensi.

- Tidakterdapattanda infeksipada areatusukan dandaerahbalutan

Kenyamanansosial:Kedua orangtua selalumenemanibayi di rumahsakit danmengajak bayiberinteraksi

Kenyamananlingkungan:- Bayi di

manipulasisetiap 3 jamsesuaidenganprinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

1 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upayapernapasan:

- Bayi masih menggunakanventilator dengan mode PC-AC dengan rate 45kali/menit

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 88-94% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 151kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

4 Mengukur dan memantaukenaikan berat badan (BB)

- BB sekarang 2.940 gram, BBlahir 2.600 gram

3 Menghangatkan tangan,termometer, dan stetoskop

3 Membuka jendela inkubatordengan perlahan

3 Menghangatkan nesting danpopok

3 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 37,0oC

1 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidung dengankasa lembabMelakukan pengisapan lendirdengan teknik 4 tanganMemantau respon bayi ketikapengisapan lendir:

- SpO2 80%, denyut jantung162 kali/menit, bayi tidakmengangis dan tidak meronta

Meninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi padainkubatorMemposisikan bayi supinasidengan leher sedikit ekstensi danleher tidak tertekuk

2-3 Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

4 Mengganti dan menimbang popokbayi

- BAB dan BAK ada4 Menghitung balans cairan dan

keluaran urin- Balans cairan: +92 ml/24 jam- Keluaran urin: 2,3

ml/KgBB/jam2,3 Mengganti plester dengan lembut,

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 149: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

59

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

memindahkan letak sensorsaturasi

2 Menilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganPICC

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaPICC di lengan kanan

- Aliran cairan lancar- Menilai tanda-tanda infeksi

pada balutan omfalokel- Menjaga balutan agar tidak

terbuka3 Memasang nesting dan

memposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midlinepositionMenyangga Omfalokel dengankain agar tetap tegak lurus

4 Memantau nilai laboratoriumalbumin

- Belum ada hasil pemeriksaanMemeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Lingkar perut sulit diukurkarena ada omfalokel, tidakada muntah

Memberikan priming ASI 1 mlsecara perlahanKolaborasi:- Oksigen dengan ventilator

mekanik mode PC-AC, tekananinspirasi 24, PEEP 5, waktuinspirasi 0,45, rate 45

- Antibiotik piptazobactam3x190 gram (10), Amikasin3x19 gram

- Farmadol 3x35 gram danFramadol 3x5 gram(bergantian)

- Cairan:oTotal cairan

150ml/KgBB/harioPG2 (3 gram): 11,0 ml/jam (D

12,5%)o IL20 (2,5 gram): 1,5 ml/jamoD10+Ca (2 gram): 2,1 ml/jamoGIR 10,5 (100,2

Kkal/KgBB/hari)oASI 8x1 ml melalui OGT

3,5 Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

3,5 Mengajari ayah bayi cues yang

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 150: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

60

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

dimunculkan bayi dan caraberinteraksi dengan bayi

2 Melihat warna kulit bayi, apakahadanya lesi kulit, keletihanMemantau nilai laboratoriumyang mengindikasikan adanyainfeksi:

- Sedang dalam pemeriksaanulang CRP, IT, albumin

Tabel 8. Implementasi Keperawatan Tanggal 01 Maret 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

2 Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

KenyamananFisik:KU: lemahTerpasangventilatordengan modePC-ACPerburukanmarker infeksi

KenyamananLingkungan:- Terdapat

kebisinganyangdihasilkanoleh mesindan orang-orang yangberada diruangperawatanbayi masih.

KenyamananFisik:- Balutan

omfalokelbersih

- Jalan napasbersih setelahdilakukanpengisapanlendir

- Saatdilakukanpengisapanlendir,saturasisedikit

- ASI 4x1ml/hari (oralcare)

Kenyamananfisik danPsikospiritual:- Bayi terlihat

lebih nyamansaatpengisapanlendirdilakukandengan teknikfour-handedsuction (skorPCA: 14(range 0-19)

KenyamananFisik:- Bayi sadar,

tidakterdapatretraksidindingdada,motorikaktif,toleransiminum baik,abdomentidakdistensi.

- Tidakterdapattanda infeksipada areatusukan dandaerahbalutan

Kenyamanansosial:Kedua orangtua selalumenemanibayi di rumahsakit danmengajak bayiberinteraksi

Kenyamananlingkungan:- Bayi di

manipulasisetiap 3 jamsesuaidengan

3 Menyiapkan semua peralatansecara lengkap sebelummemanipulasi bayi

1 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upayapernapasan:

- Bayi masih menggunakanventilator dengan mode PC-AC dengan rate 45kali/menit

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 88-94% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 143kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

3 Menghangatkan tangan,termometer, dan stetoskop

3 Membuka jendela inkubatordengan perlahan

3 Menghangatkan nesting danpopok

3 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 37,1oC

1 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidung dengankasa lembabMelakukan pengisapan lendirdengan teknik 4 tanganMemantau respon bayi ketikapengisapan lendir:

- SpO2 86%, denyut jantung162 kali/menit, bayi tidakmengangis dan tidak meronta

Meninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi pada

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 151: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

61

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

inkubatorMemposisikan bayi supinasidengan leher sedikit ekstensi danleher tidak tertekuk

prinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

2-3 Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

4 Mengganti dan menimbang popokbayi

- BAB dan BAK ada4 Menghitung balans cairan dan

keluaran urin- Balans cairan: +38,76 ml/24

jam- Keluaran urin: 3,4

ml/KgBB/jam2,3 Mengganti plester dengan lembut,

memindahkan letak sensorsaturasi

2 Menilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganPICC

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaPICC di lengan kanan

- Aliran cairan lancar- Menilai tanda-tanda infeksi

pada balutan omfalokel- Menjaga balutan agar tidak

terbuka3 Memasang nesting dan

memposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midlinepositionMenyangga Omfalokel dengankain agar tetap tegak lurus

4 Memantau nilai laboratoriumalbumin

- Albumin: 3,64, Hb: 14,8gr/dl, trombosit 132.000(turun)

Memeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Lingkar perut sulit diukurkarena ada omfalokel, tidakada muntah

- Produksi OGT keruhkecoklatan, sehingga asupanmenjadi oral care 4x1ml

Kolaborasi:- Oksigen dengan ventilator

mekanik mode PC-AC, tekananinspirasi 24, PEEP 5, waktuinspirasi 0,45, rate 45

- Antibiotik piptazobactam

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 152: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

62

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

3x190 gram (10), Amikasin3x19 gram

- Farmadol 3x35 gram danFramadol 3x5 gram(bergantian)

- Cairan:oTotal cairan

150ml/KgBB/harioPG2 (3 gram): 11,0 ml/jam (D

12,5%)o IL20 (2,5 gram): 1,5 ml/jamoD10+Ca (2 gram): 2,1 ml/jamoGIR 10,5 (100,2

Kkal/KgBB/hari)oASI 4x1 ml oral care

3,5 Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

3,5 Mengajari ayah bayi cues yangdimunculkan bayi dan caraberinteraksi dengan bayi

2 Melihat warna kulit bayi, apakahadanya lesi kulit, keletihanMemantau nilai laboratoriumyang mengindikasikan adanyainfeksi:

- IT: 22,8- CRP: 0,05- Albumin 3,64- Perburukan marker infeksi,

anti biotik menjadi lini III(meropenem 3x120mg)

Tabel 9. Implementasi Keperawatan Tanggal 02 Maret 2016

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

2 Mencuci tangan 5 langkah denganair mengalir

KenyamananFisik:KU: lemahTerpasangventilatordengan modePC-AC

KenyamananFisik:- Balutan

omfalokelbersih

- Jalan napasbersih setelahdilakukanpengisapanlendir, namunmenumpukkembalidalam waktusingkat

- Saatdilakukanpengisapanlendir,

KenyamananFisik:- Bayi sadar,

tidakterdapatretraksidindingdada,motorikaktif,toleransiminum baik,abdomentidakdistensi.

- Tidakterdapat

3 Menyiapkan semua peralatansecara lengkap sebelummemanipulasi bayi

1 Menghitung frekuensi napas,kedalaman, dan upayapernapasan:

- Bayi masih menggunakanventilator dengan mode PC-AC dengan rate 45kali/menit

Mengukur tanda vital- Saturasi oksigen 89-94% pada

kondisi tenang- Denyut jantung 145kali/menit- Pengisian kapiler <3 detik- Akral hangat

3 Menghangatkan tangan,

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 153: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

63

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

termometer, dan stetoskop saturasisedikit

- ASI 4x1ml/hari (oralcare)

Kenyamananfisik danPsikospiritual:- Bayi terlihat

lebih nyamansaatpengisapanlendirdilakukandengan teknikfour-handedsuction (skorPCA: 13(range 0-19)

KenyamananLingkungan:- Terdapat

kebisinganyangdihasilkanoleh mesindan orang-orang yangberada diruangperawatanbayi masih,namun telahdiupayakanuntukdikontrol

tanda infeksipada areatusukan dandaerahbalutan

Kenyamanansosial:Kedua orangtua selalumenemanibayi di rumahsakit danmengajak bayiberinteraksi

Kenyamananlingkungan:- Bayi di

manipulasisetiap 3 jamsesuaidenganprinsipminimalhandling,terdapatpenutupinkubatoruntukmeminimalkanpencahayaanpada bayi

3 Membuka jendela inkubatordengan perlahan

3 Menghangatkan nesting danpopok

3 Mengukur suhu tubuh bayi:- Suhu 37,2oC

1 Mengauskultasi suara napas:- Suara napas simetris pada

kedua paru, sedikit terdengarronkhi

Membersihkan hidung dengankasa lembabMelakukan pengisapan lendirdengan teknik 4 tanganMemantau respon bayi ketikapengisapan lendir:

- SpO2 88%, denyut jantung160 kali/menit, bayi tidakmengangis dan tidak meronta

Meninggikan posisi kepala bayi45o dengan mengatur posisipenyangga tempat tidur bayi padainkubatorMemposisikan bayi supinasidengan leher sedikit ekstensi danleher tidak tertekuk

2-3 Membersihkan mulut bayi dengankasa lembab dan hangat

4 Mengganti dan menimbang popokbayi

- BAB dan BAK ada4 Menghitung balans cairan dan

keluaran urin- Balans cairan: +38,76 ml/24

jam- Keluaran urin: 3,2

ml/KgBB/jam2,3 Mengganti plester dengan lembut,

memindahkan letak sensorsaturasi

2 Menilai adanya tanda-tandainfeksi pada area pemasanganPICC

- Tidak terdapat kemerahan,panas, bengkak, danperubahan fungsi pada areaPICC di lengan kanan

- Aliran cairan lancar- Menilai tanda-tanda infeksi

pada balutan omfalokel- Menjaga balutan agar tidak

terbuka3 Memasang nesting dan

memposisikan bayi ekstremitasatas dan bawah fleksi, dan midline

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 154: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

64

DX Implementasi EvaluasiRelief Ease Trancendence

positionMenyangga Omfalokel dengankain agar tetap tegak lurus

4 Memantau nilai laboratoriumalbumin

- Belum ada pemeriksaan ulang- Transfusi albumin 25%,

12ml+lasix 3 mgMemeriksa apakah ada muntahdan distensi abdomen, mengukurlingkar perut:

- Lingkar perut sulit diukurkarena ada omfalokel, tidakada muntah

- Produksi OGT keruhkecoklatan, sehingga asupanmenjadi oral care 4x1ml

Kolaborasi:- Oksigen dengan ventilator

mekanik mode PC-AC, tekananinspirasi 25, PEEP 5, waktuinspirasi 0,45, rate 45

- Antibiotik meropenem 3x120gram (hari ke-2)

- Farmadol 3x35 gram danFramadol 3x5 gram(bergantian)

- Inhalasi NaCl 0,9% setiap 8jam

- Fluconazole 9 mg setiap 3 hari- Cairan:oTotal cairan

150ml/KgBB/hari dikurangidengan kelebihan balanscairan

oPG2 (3 gram): 14,0 ml/jam (D10%) (bila albumin masuk,PG2 diturunkan menjadi13,5ml/jam

o IL20 (2,5 gram): 1,8 ml/jamoD10+Ca (2 gram): 2,1 ml/jamoASI 4x1 ml oral care

3,5 Melakukan kontak mata danmengajak berbicara saatberinteraksi dengan bayi

2 Melihat warna kulit bayi, apakahadanya lesi kulit, keletihanMemantau nilai laboratoriumyang mengindikasikan adanyainfeksi:

- Belum ada pemeriksaan ulang

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 155: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 2

65

5. EVALUASI

Evaluasi dilakukan pada tanggal 02 Maret 2016

5.1. Kenyamanan Fisik

Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari, keadaan umum bayi masih

lemah, tidak ada instabilitas suhu, bernapas dengan bantuan ventilator

mekanik mode PC-AC. Bayi terlihat lebih nyaman pada saat tindakan

pengisapan lendir (skor PCA: 13 (range 0-19). Maka dapat disimpulkan

bahwa kenyamanan fisik bayi berada pada fase Ease.

5.2.Kenyamanan Psikospiritual

Kenyamanan psikospiritual bayi berada pada fase Trancendence yaitu bayi

sering berinteraksi dengan orang tuanya, ditatap, dan disentuh.

5.3.Kenyamanan Sosiokultural

Kenyamanan sosiokultural bayi berada pada fase Trancendence yaitu

kedua orang tua selalu menemani bayi selama perawatan.

5.4.Kenyamanan Lingkungan

Kenyamanan lingkungan bayi berada pada fase Ease yaitu suhu yang

terkontrol, tidak ada instabilitas suhu, dan pengaturan pencahayaan yang

baik. Kebisingan masih dapat dikontrol dengan mengingatkan semua

orang yang berada di ruang rawat merupakan salah satu hal yang

dilakukan untuk merubah perilaku. Selain itu segera mematikan suara

alarm ketika berbunyi juga dilakukan untuk mengontrol kebisingan yang

berasal dari peralatan.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 156: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

LAMPIRAN 3(Laporan Hasil Proyek Inovasi)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 157: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

1

LAPORAN HASIL KEGIATAN PROYEK INOVASI

APLIKASI FOUR-HANDED SUCTIONING DALAM MENCEGAH

KETIDAKNYAMANAN DAN INFEKSI DI RUANG PERINATOLOGI

RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO DAN RSAB HARAPAN KITA

Diajukan untuk memenuhi tugasResidensi MA. Praktik Klinik Khusus dalam Keperawatan Anak

Disusun oleh:

NOVA FAJRI Npm.1306346121

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN ANAKFAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA2016

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 158: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bayi dengan berat lahir rendah terutama bayi prematur memiliki struktur

dan fungsi organ yang belum berkembang sempurna. Berbagai

permasalahan kesehatan dapat terjadi pada bayi-bayi tersebut seperti

masalah pernapasan, infeksi, gangguan penyerapan nutrisi, dan berbagai

masalah lainnya sehingga mereka harus dirawat di ruang perawatan intensif

untuk meningkatkan kestabilan kondisi. Disisi lain, ruang perawatan intensif

dengan berbagai peralatan dan tindakan yang penuh dengan stressor

membuat bayi stres dan tidak nyaman. Peralatan kesehatan seperti monitor,

CPAP, ventilator mekanik, HFO, infus pump, syringe pump, dan alat suction

menimbulkan kebisingan yang menjadi stressor bagi neonatus terutama

pada neonatus kurang bulan. Tindakan keperawatan dan tatalaksana medis

yang juga dapat menimbulkan stres pada neonatus seperti pemasangan

infus, pengambilan darah, pengisapan lendir (suctioning), dan manipulasi

bayi dengan cara lain (Altimier, 2007).

Respon stres yang muncul pada bayi saat tindakan dapat berupa respon

fisik. Seperti respon pada tindakan seperti penghisapan lendir yaitu

perubahan respirasi (rate, saturasi oksigen, dan retraksi) dan denyut jantung

(takikardi). Selain itu terjadi perilaku yang menunjukkan stres pada bayi

seperti perilaku menolak dan merejang. Perilaku stres pada bayi terutama

pada bayi prematur dapat memberikan dampak terhadap perkembangan bayi

dan dapat mengganggu berbagai sistem tubuh bayi seperti neurologis,

respirasi, sensorik, keseimbangan, dan lainnya. Selain berefek pada bayi,

kondisi ruang NICU juga mempengaruhi pemberi pelayanan kesehatan

terutama perawat.

Berdasarkan beberapa penelitian mengemukakan bahwa perawat di ruang

NICU mendapatkan stressor yang besar dalam bekerja, baik dari kondisi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 159: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

3

bayi maupun lingkungan kerja. Stres yang berasal dari kondisi bayi seperti

ketidakstabilan fisik bayi dan mengalami perubahan yang cepat,

pengawasan ketat yang harus dilakukan terhadap bayi, serta penanganan

cepat dan tepat yang harus dilakukan. Stres yang berasal dari lingkungan

seperti kebisingan ruangan yang berasal dari alat kesehatan, beban kerja,

serta pengawasan dan supervisi yang dilakukan terhadap pekerjaan yang

dilakukan oleh mereka. Hal ini dapat berpotensi memunculkan terjadinya

peningkatan tekanan darah, stres, dan ketidakpuasan pada perawat

(McEwen & Wills, 2010) dan berisiko terjadinya kesalahan dan kelalaian

kerja American Association of Critical Care Nurses, 2005). Oleh karena itu,

meminimalkan risiko ketidaktepatan seperti intervensi non-farmakologis

harus dilakukan (Hadian & Sabet, 2013), seperti salah satunya dengan

teknik four-handed pada pelaksanaan penghisapan lendir.

Teknik four-handed pada penghisapan lendir ini bertujuan untuk

menciptakan kenyamanan, mengurangi stres, dan meningkatkan perilaku

regulasi diri bayi serta memudahkan kerja perawat dalam melakukan

penghisapan lendir. Teknik ini diperkenalkan oleh Cone, Pickler, Grap,

McGrath, dan Wiley (2013) melalui disertasi Cone (2011). Four-handed

atau empat tangan adalah teknik pelaksanaan penghisapan lendir yang

dilakukan oleh dua orang, yaitu operator dan asisten. Operator yang akan

berfokus pada penghisapan lendir yang dilakukan, sedangkan asisten akan

membantu pelaksanaan penghisapan lendir seperti menjaga posisi selang

endotracheal tube (ET) agar tetap pada posisinya, serta menciptakan

kenyamanan pada bayi seperti memposisikan tangan dan kaki fleksi jika

diperlukan.

Pelaksanaan penghisapan lendir oleh dua orang ini telah diteliti diberbagai

tempat dan menjadi menjadi rekomendasi serta panduan di beberapa rumah

sakit. Oleh karena itu, mahasiswa tertarik untuk menerapkan Evidence-

Based Nursing ini di ruang perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo dan

RSAB Harapan Kita Jakarta.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 160: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

4

1.2. Tujuan

Tujuan pelaksanaan proyek inovasi ini yaitu:

1.2.1. Tujuan Umum

Meningkatkan kenyamanan neonatus dengan memberikan intervensi

keperawatan berdasarkan evidence-based nursing practice yaitu

pelaksanaan suctioning dengan teknik four-handed untuk

mengurangi stres dan meningkatkan perilaku pengaturan diri pada

neonatus di ruang Perinatologi.

1.2.2. Tujuan Khusus

1.2.2.1. Memberikan informasi bagi perawat terkait evidence-based

nursing practice pada pelaksanaan suctioning pada neonatus

1.2.2.2. Mengoptimalkan pemberian lingkungan yang nyaman pada

neonatus dengan teknik four-handed pada intervensi

suctioning

1.2.2.3. Membandingkan perilaku dan stres neonatus yang terapkan

four-handed pada saat penghisapan lendir dan pada saat tidak

diterapkan

1.3. Manfaat

Adapun manfaat dilaksanakannya proyek inovasi ini bagi pasien, perawat

dan praktik keperawatan, serta rumah sakit yaitu:

1.3.1. Manfaat Bagi Pasien

Mendapatkan pelayanan yang lebih nyaman dan berkualitas yaitu

mengurangi stres dan meningkatkan perilaku pengaturan diri

neonatus saat tindakan penghisapan lendir yang dilakukan

berdasarkan evidence-based nursing practice.

1.3.2. Manfaat Bagi Perawat dan Praktik Keperawatan

Menambah informasi bagi perawat mengenai pelaksanaan suction

pada neonatus dengan tetap memperhatikan aspek kenyamanan

neonatus. Bagi praktik keperawatan, proyek inovasi ini dapat

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 161: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

5

menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan profesional

yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan evidence-based

nursing practice.

1.3.3. Manfaat Bagi Rumah Sakit

Menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam pengembangan

standar operasional prosedur pelaksanaan suction pada neonatus.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 162: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

6

BAB 2

FOUR-HANDED SUCTIONING

2.1. Four-Handed Suctioning

Tindakan keperawatan di NICU membutuhkan pelaksanaan yang cepat,

tepat, efektif, dan efisien terhadap kesembuhan pasien. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan penelitian tentang asuhan keperawatan kepada

bayi di NICU terutama bayi prematur berkembang pesat. Salah satu

kemajuan dalam asuhan keperawatan kepada preterm adalah asuhan

perkembangan. Salah satu fokusnya adalah menciptakan kestabilan fisik

dan kenyamanan yang mendukung perkembangan bayi preterm secara

optimal. Dalam rangka mendukung terwujudnya asuhan perkembangan

tersebut, Cone, Pickler, Grap, McGrath, dan Wiley (2013) melakukan

penelitian tentang teknik four-handed pada tindakan penghisapan lendir

(suctioning).

Aplikasi teknik four-handed berbeda dengan perawatan seperti

pembedongan (swaddling) dan facilitated tucking. Pembedongan adalah

membungkus bayi dengan kain dengan fokus pada fleksi umum pada

ekstremitas dan sumbu tubuh. Pembedongan pada bayi dapat

meningkatkan kualitas tidur. Facilitated tucking yaitu memberikan posisi

secara manual kepada bayi dengan tujuan dan teknik yang hampir sama

dengan pembedongan yaitu memfleksikan ekstremitas pada sumbu tubuh

(Cone, Pickler, Grap, McGrath, & Wiley, 2013).

Berbeda dari pembedongan dan facilitated tucking yang hanya berfokus

pada bayi, perawatan four-handed ditujukan untuk bayi dan perawat.

Perawatan four-handed ini dijalankan oleh dua orang dengan orang

pertama disebut operator, yaitu yang berfokus pada tindakan, dan orang

kedua (asisten) tidak hanya berfokus pada stabilitas fisik bayi, tetapi juga

mendukung pelaksanaan tindakan agar berjalan efektif, efisien, dan aman

(Cone, Pickler, Grap, McGrath, & Wiley, 2013).

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 163: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

7

2.2. Respon Fisik, Stres, dan Perilaku

Respon fisik berupa perubahan pada denyut jantung dan saturasi oksigen

merupakan salah satu respon bayi terhadap tindakan seperti penghisapan

lendir. Jika kedua nilai ini stabil mengindikasikan bahwa tindakan dapat

ditoleransi dengan baik. Selain respon fisik, respon lainnya adalah respon

stres yang dapat dilihat adalah kadar kortisol darah yang juga sinkron

dengan kadar kortisol dalam saliva (Calixto, Martinez, Jorge, Moreira, &

Martinelli, 2002). Pelaksanaan prosedur yang tidak nyaman akan

meningkatkan kadar kortisol, begitu juga sebaliknya menurun pada

tindakan yang membuat nyaman seperti kontak kulit dengan kulit

(Morelius, Theodorsson, & Nelson, 2005). Respon selanjutnya dapat

dilihat dari respon perilaku.

Regulasi perilaku dapat dilihat dari variasi kondisi tidur, terjaga penuh,

dan menangis. Respon perilaku mampu beradaptasi dan mampu

meregulasi diri merupakan kemampuan berespon terhadap kondisi

lingkungan.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 164: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

8

BAB 3

IDENTIFIKASI DAN PENYELESAIAN MASALAH

3.1. Identifikasi Evidence-Based Nursing Practice (EBN) dengan Analisis

PICO

3.1.1.Population

Bayi prematur yang dilakukan penghisapan lendir

3.1.2. Intervention

Penghisapan lendir dengan teknik ‘four-handed’

3.1.3.Comparation

Penghisapan lendir dengan teknik konvensional

3.1.4.Outcome

Kestabilan respon fisik dan perilaku bayi

3.2. Pertanyaan Masalah

Bagaimanakah keefektivitasan teknik four-handed pada saat penghisapan

lendir terhadap kestabilan respon fisik dan perilaku bayi prematur?

3.2.1.Topik utama dan kata kunci dari penelusuran jurnal berdasarkan

pertanyaan masalah:

a. Suctioning AND preterm

b. Preterm OR Neonate AND response AND NICU

c. Guideline AND preterm AND suctioning

3.2.2.Batasan Penelusuran Jurnal

a. Lima tahun terakhir

b. Penelitian dengan menggunakan metode Meta-Analysis,

Systematic Reviews, Randomised Control Trial, dan Case Study.

3.3. Database Penelusuran Jurnal

Penelusuran dilakukan melalui PubMed (Ebscho), CINAHL, Chocrane,

dan Proquest.

3.4. Hasil Penelusuran

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 165: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

9

Penulis & Judul Jurnal Desain Penelitian Intervensi dan outcome Hasil

Gonçalves, R., Tsuzuki, L., & Carvalho, M.

(2015). Endotracheal suctioning in intubated

newborns: An integrative literature review. Rev

Bras Ter Intensiva, 27(3):284-292

Integrative literature review

terhadap guidlines dan sistematic

review dengan atau tanpa meta-

analisa yang dipublikasikan

dalam bahasa Inggris dari tahun

2000-2013. Ditemukan 93

publikasi (57 dari Cochrane, 19

dari PEDro, dan 17 dari PubMed),

89 diantaranya dieksklusikan

karena bukan sistematic review

dengan atau tanpa meta-analisa,

serta bukan guidline.

Pelaksanaan suction Rekomendasi yang dihasilkan yaitu suction terutama

endotracheal suction dilaksanakan oleh sedikitnya 2 orang,

waktu penghisapan lendir harus kurang dari 15 detik,

tekanan negatif suction harus dibawah 100mmHg.

Hioeroksigenasi seharusnya tidak dilakukan pada kondisi

yang biasa. Namun jika terindikasi dibutuhkan, dapat

menaikkan nilai fraksi 10-20% dari nilai sebelumnya yang

dilakukan 30-60 detik sebelum, selama, dan 1 menit

setelah prosedur.

Cone, S., Pickler, R., Grap, M., McGrath, J., &

Wiley, P. (2013). Endotracheal suctioning in

preterm infants using four-handed versus routine

care. JOGNN,42:92-104

RCT dengan cross over yang

dilakukan terhadap 20 bayi

preterm yang terintubasi di ruang

NICU

Melakukan penghisapan lendir

dengan teknik four-handed

untuk kestabilan fisik bayi dan

respon perilaku pengaturan

diri yang baik

Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kestabilan fisik

bayi antara suction konvensional dengan four-handed.

Namun, teknik four-handed dapat menurunkan stres dan

perilaku penolakan/pertahanan pada bayi saat dilakukan

suction serta meningkatkan perilaku pertahanan diri (0,001

dan 0,016)

Hadian, Z., & Sabet, R. (2013). The effect of

endotracheal tube suctioning education of nurses

on decreasing pain in premature neonates. Iran J

Kuasi-eksperimental dengan

sampel 25 perawat NICU dan 50

bayi preterm yang terintubasi

Edukasi yang diberikan untuk

meningkatkan performa

perawat dalam melakukan

Edukasi dapat meningkatkan performa perawat dalam

melakukan suction dan menurunkan nyeri akibat suction

pada neonatus, namun nyeri masih dalam kategori nyeri

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 166: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

10

Penulis & Judul Jurnal Desain Penelitian Intervensi dan outcome Hasil

Pediatric, 23(3);340-344 suction yang dilihat efeknya

terhadap nyeri pada bayi

sedang, sehingga intervensi lainnya perlu untuk

dipertimbangkan untuk menurunkan nyeri tersebut

Barbosa, A., Cardoso, M., Brasil, T., & Scochi, C.

(2011). Endotracheal and upper airways

suctioning: Changes in newborns’ physiological

parameters. Eerp.usp.br/rlae, 19(6):69-76

104 bayi yang menggunakan

terapi oksigen dan yang

memerlukan suctioning pada ET

dan jalan nafas atas.

Pengukuran alterasi

(perubahan) pada saturasi

oksigen dan denyut jantung

bayi saat tindakan suction

Terjadi perubahan yang signifikan pada pernafasan dan

denyut jantung bayi. Saran dari penelitian ini yaitu perawat

dapat mengembangkan intervensi non farmakologis untuk

mengurangi potensial perubahan berdasarkan parameter

fisiologis karena prosedur suction.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 167: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

11

BAB 4

PLAN OF ACTION (POA)

Proyek inovasi dilaksanakan di ruang perinatologi RSUPN dr. Cipto

Mangunkusumo dan RSAB Harapan Kita dilakukan dengan pendekatan PDSA

(Plan-Do-Study-Act) yang akan dijelaskan berikut.

4.1. Plan

4.1.1.Mahasiswa merencanakan penerapan EBN yaitu teknik four-handed

suctioning terhadap 20 sampel bayi dengan usia gestasi kurang dari

37 minggu (prematur) yang terpasang alat bantu nafas berupa selang

endotracheal tube (ETT) maupun Continuous Positive Airway

Pressure (CPAP) dan dilakukan penghisapan lendir secara rutin

sedikitnya dua kali sehari. Respon fisiologis dan perilaku bayi akan

dinilai pada saat penghisapan lendir dengan metode four-handed

suctioning dan saat penghisapan lendir secara konvensional. Respon

fisiologis yang dinilai yaitu denyut jantung dan saturasi oksigen.

4.1.2.Hasil yang diharapkan yaitu teridentifikasinya respon fisiologis dan

respon perilaku bayi sebelum, saat, dan setelah tindakan penghisapan

lendir dengan metode konvensional dan metode four-handed.

4.1.3.Langkah-langkah pelaksanaan penerapan EBN ini meliputi:

a. Menyosialisasikan perencanaan pelaksanaan EBN, tata cara

pelaksanaan, dan menyamakan persepsi kepada perawat ruangan

terutama perawat NICU dan SCN 1, dan SCN 4.

b. Mempersiapkan dan melatih seorang asisten untuk merekam

proses pelaksanaan sesuai yang dinginkan

c. Mengidentifikasi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu

bayi dengan usia gestasi kurang dari 37 minggu (prematur) yang

terpasang selang endotracheal tube (ETT) maupun Continuous

Positive Airway Pressure (CPAP) dan dilakukan penghisapan

lendir secara rutin. Bayi dengan kelainan kromosom/abnormalitas

genetik, penyakit jantung kongenital, dan mendapatkan obat

sedasi akan dieksklusikan dari pelaksanaan ini.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 168: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

12

d. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan kepala ruang

dan orang tua bayi untuk penerapan EBN dan perekaman yang

akan dilakukan terhadap bayi.

e. Pelaksanaan penghisapan lendir secara konvensional akan

dilakukan seperti biasa dengan satu orang perawat yaitu perawat

penanggungjawab pasien, dan akan dilakukan perekaman respon

fisiologis dan perilaku bayi.

f.Pelaksanaan metode four-handed suctioning dilakukan oleh

perawat penanggungjawab pasien dan mahasiswa residensi

pelaksana proyek inovasi ini.

g. Perekaman respon perilaku bayi dilakukan oleh asisten sejak 3

menit sebelum tindakan dan terus berlangsung sampai 5 menit

setelah tindakan. Pembacaan denyut jantung dan saturasi oksigen

juga dilakukan saat 3 menit sebelum pengisapan lendir

berlangsung, 3 detik setelah dimulai memasukkan selang suction

ke selang ETT atau hidung bayi, dan menit ke 5 setelah selesai

tindakan tersebut.

h. Perawat dan mahasiswa mempersiapkan alat dan bahan yang

dibutuhkan.

4.2. Do

Pada tahap ‘Do’ pada bayi yang akan dilakukan penghisapan lendir

dengan metode four-handed dilakukan proses:

a. Perawat dan mahasiswa residen mencuci tangan dan menghangatkan

tangan terlebih dahulu. Kemudian perawat menggunakan sarung

tangan steril.

b. Mahasiswa residen memposisikan bayi senyaman mungkin seperti

memfleksikan tangan dan kaki pada sumbu tubuh, namun hal ini tidak

mutlak harus dilakukan. Jika bayi sudah nyaman dengan posisinya,

asisten dapat membiarkan bayi menggenggam jarinya, memegang

kepala dan tangan satunya pada bagian ekstremitas bawah. Selain itu,

teknik four-handed juga mengutamakan asistensi dalam pelaksanaan

penghisapan lendir. Mahasiswa membantu membuka jendela

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 169: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

13

inkubator, memegang selang ETT agar tidak tercabut, dan

memperbaiki posisi selang CPAP.

c. Perekaman respon perilaku bayi terus berlangsung sampai 5 menit

setelah tindakan.

4.3. Study

Pada tahap ini mahasiswa mempelajari dan menganalisis perbedaan

respon fisiologis serta perilaku bayi sebelum, saat, dan setelah

penghisapan lendir baik pada kelompok prosedur konvensional dan

prosedur suction dengan four-handed berdasarkan data yang telah dicatat

dan penilaian respon kenyamanan bayi menggunakan Pediatric Comfort

Assessment (PCA).

4.4. Act

Evidence-Based Nursing yang diimplementasikan ini (four-handed

suctioning) diharapkan dapat menjadi Standar Operasional Prosedur

pelaksanaan suction pada bayi terutama pada bayi prematur.

Proyek inovasi ini dilaksanakan pada bulan maret sampai 22 April 2016, dengan

rincian sebagai berikut:

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 170: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

14

No Kegiatan Waktu dalam minggu PenanggungJawab

Hasil

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Persiapan dan studiliteratur

Mahasiswa PICO, danjurnal EBN

2 Penyusunan proposal Mahasiswa Proposal EBN

3 Presentasi dansosialisasi

Mahasiswa,S, SU, HN,PP, PA

4 Persiapan danpelaksanaanimplementasi

Mahasiswa,PP dan PA

Mahasiswa:menyiapkanformatpenilaian yangakandigunakan

5 Implementasi Mahasiswa,PP, dan PA

Pelaksanaansuctiondengan four-handed

6 Evaluasi Mahasiswa,PP, dan PA

Evaluasipelaksanaanfour-handedsuction

7 Penyusunan laporan Mahasiswa Laporan hasilproyek inovasi

8 Presentasi hasilproyek inovasi

Mahasiswa,S, SU, HN,PP, PA

Laporan hasilproyek inovasi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 171: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

15

BAB 5

HASIL PROYEK INOVASI

5.1. Hasil

Evidence Based Nursing Practice yang diterapkan pada bayi di ruang

perinatologi adalah pelaksanaan pengisapan lendir dengan menggunakan

empat tangan (dua orang). Inovasi ini dilaksanakan selama 11 minggu praktik

di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSAB Harapan Kita. Pelaksanaan

ini dilakukan pada 20 bayi (10 bayi kelompok intervensi dan 10 bayi

kelompok kontrol). Proses implementasi terdiri dari tiga tahapan yaitu

persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

5.1.1.Tahap Persiapan

Tahapan persiapan dimulai dengan mengumpulkan literatur dan

penyusunan proposal. Proposal proyek inovasi kemudian dikonsulkan

dengan pembimbing akademik dan pembimbing klinik untuk

menyesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Setelah proposal selesai,

residen mensosialisasikan perencanaan pelaksanaan EBN, tata cara

pelaksanaan, dan menyamakan persepsi kepada perawat ruangan

perinatologi yang terdiri dari head nurse, nurse educator, ketua tim, dan

perawat pelaksana. Selanjutnya, residen juga mempersiapkan dan

melatih seorang asisten untuk merekam proses pelaksanaan.

Kemudian residen mengidentifikasi sampel yang sesuai dengan kriteria

inklusi yaitu bayi dengan usia gestasi kurang dari 37 minggu (prematur)

yang terpasang selang endotracheal tube (ETT) maupun Continuous

Positive Airway Pressure (CPAP) dan dilakukan penghisapan lendir

secara rutin. Dilanjutkan dengan memberikan penjelasan dan meminta

persetujuan kepala ruang dan orang tua bayi untuk penerapan EBN dan

perekaman yang akan dilakukan terhadap bayi.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 172: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

16

5.1.2.Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penghisapan lendir secara konvensional akan dilakukan

seperti biasa dengan satu orang perawat yaitu perawat

penanggungjawab pasien, dan akan dilakukan perekaman respon

fisiologis dan perilaku bayi. Pelaksanaan metode four-handed

suctioning akan dilakukan oleh perawat penanggungjawab pasien dan

residen.

Rangkaian kegiatan yang dilakukan yaitu:

a. Perawat dan residen mencuci tangan dan menghangatkan tangan

terlebih dahulu. Kemudian perawat menggunakan sarung tangan

steril.

b. Residen memposisikan bayi senyaman mungkin seperti

memfleksikan tangan dan kaki pada sumbu tubuh, namun hal ini

tidak mutlak harus dilakukan. Jika bayi sudah nyaman dengan

posisinya, asisten dapat membiarkan bayi menggenggam jarinya,

memegang kepala dan tangan satunya pada bagian ekstremitas

bawah. Selain itu, teknik four-handed juga memperhatikan

asistensi dalam pelaksanaan penghisapan lendir. Residen

membantu membuka jendela inkubator, memegang selang ETT

agar tidak tercabut, dan memperbaiki posisi selang CPAP.

c. Perekaman respon perilaku bayi dilakukan oleh asisten sejak 3

menit sebelum tindakan dan terus berlangsung sampai 5 menit

setelah tindakan. Pembacaan denyut jantung dan saturasi oksigen

juga dilakukan saat 3 menit sebelum pengisapan lendir

berlangsung, 3 detik setelah dimulai memasukkan selang suction

ke selang ETT atau hidung bayi, dan menit ke 5 setelah selesai

tindakan tersebut.

d. Setelah tindakan selesai, perawat merapikan alat dan residen

merapikan kembali bayi dan menutup jendela inkubator dengan

perlahan.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 173: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

17

5.1.3.Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi residen mengolah dan menganalisis data yang

didapatkan pada tahap pelaksanaan. Hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Distribusi responden berdasarkan usia gestasi, usia koreksi, dan

jenis kelamin

Tabel 3.1Distribusi Responden Berdasarkan Usia Gestasi

dan Usia Koreksi (N=20)Variabel Kelompok N Mean SD

Usia gestasi Intervensi 10 32,9 2,13Kontrol 10 32,7 2,11

Usia koreksi Intervensi 10 33,6 1,83Kontrol 10 34,1 1,72

Tabel di atas memperlihatkan bahwa usia gestasi pada kelompok

kontrol memiliki rata-rata 32,7 dan pada kelompok intervensi 32,9.

Usia koreksi pada kelompok intervensi memiliki rata-rata 33,6 dan

kelompok kontrol 34,1.

b. Nilai saturasi dan denyut jantung pada saat dilakukan pengisapan

lendir pada kelompok kontrol dan intervensi

Nilai saturasi dan denyut jantung pada kelompok kontrol dan

kelompok intervensi diukur 3 menit sebelum memasukkan

selang suction, detik ke-5 saat dimasukkan selang suction ke

selang ETT maupun hidung bayi, serta 5 menit setelah selesai

prosedur, dapat ditunjukkan pada grafik berikut.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 174: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

18

Berdasarkan grafik di atas nilai saturasi pada kelompok kontrol

lebih rendah dibanding dengan kelompok intervensi. Hal ini

menggambarkan bahwa bayi pada kelompok intervensi lebih

nyaman dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Hal yang sama juga terjadi pada denyut jantung yaitu kelompok

kontrol mengalami denyut jantung dengan nilai yang abnormal

dibandingkan dengan denyut jantung bayi pada kelompok

intervensi. Hal ini tergambar pada grafik di bawah ini.

140

145

150

155

160

165

170

175

Sebelum Saat Setelah

DJ KKDJ KI

Denyut jantung (kali/menit)

Waktu

Grafik 2. Rerata nilai denyut jantung kelompok kontrol dan intervensi

78

80

82

84

86

88

90

92

sebelum saat setelah

SpO2 KKSpO2 KI

Nilai SpO2 (%)

Waktu

Grafik 1. Rerata nilai saturasi kelompok kontrol dan intervensi

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 175: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

19

Pada kelompok kontrol, terdapat satu sampel yang mengalami

penurunan denyut jantung secara drastis, hal ini mungkin dapat

terjadi pada pengisapan lendir yang terlalu dalam sehingga

merangsang barorefleks dan menimbulkan reflek vagal pada

saraf parasimpatis sehingga menurunkan denyut jantung (Zannin

et al., 2015).

Respon kenyamanan bayi saat dilakukan pengisapan lendir

didapatkan bahwa kelompok intervensi memiliki respon

perilaku yang lebih terkontrol dibandingkan kelompok kontrol.

Hal ini membuktikan bahwa kelompok intervensi lebih nyaman.

Hal ini tergambar pada grafik di bawah ini.

5.1.4.Kendala yang Dihadapi

Dalam pelaksanaan proyek inovasi ini terdapat beberapa kendala,

diantaranya:

a. Terdapat beberapa perawat pelaksana yang tidak hadir pada saat

sosialisasi proyek inovasi, sehingga pada saat pelaksanaan residen

harus mengulang kembali penjelasan tentang proyek inovasi ini,

dan ini terjadi di beberapa ruangan.

02468

101214161820

Sebelum Saat

PCA KKPCA KI

Skor PCA

Waktu

Grafik 3. Rerata skor Kenyamanan (Pediatric Comfort Assessment)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 176: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

20

b. Pada salah satu lahan praktik, residen keperawatan anak memiliki

keterbatasan ruang gerak di ruang NICU yang merupakan ruang

untuk pelaksanaan proyek inovasi ini karena di rumah sakit

tersebut bayi dengan CPAP dan ventilator hanya terdapat di ruang

NICU.

c. Residen keperawatan belum menemukan alat penilaian respon

perilaku pada saat dilakukan pengisapan lendir yang khusus untuk

bayi dengan penggunaan obat-obat sedasi dan kelainan

kromosom/abnormalitas genetik. Oleh karena itu sampel bayi

dengan kriteria tersebut harus dikeluarkan karena mempunyai

nilai yang ekstrim.

Gambar pelaksanaan pengisapan lendir dengan teknik empat tangan

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 177: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

21

BAB 6

PENUTUP

6.1 Simpulan

Teknik empat tangan dapat membuat bayi nyaman dan meningkatkan

kestabilan fisik saat dilakukan pengisapan lendir. Bayi dapat lebih tenang dan

respon perilaku lebih terkontrol.

6.2 Saran

a. Teknik ini agar dapat dilaksanakan saat melakukan pengisapan lendir pada

bayi di ruang perinatologi.

b. Dua orang pelaksana teknik ini dapat di atur yaitu dilaksanakan oleh

perawat penangunggjawab bayi yang dilakukan pengisapan lendir dan

ketua tim ruangan tersebut. Ketua tim dapat membantu pengisapan lendir

pada setiap bayi di ruang tersebut secara bergantian.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 178: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 3

22

DAFTAR PUSTAKA

Altimier, L. (2007). Neonatal intensive care units (NICU) environment. In C.Kenner & J.W. Lott (Eds.). Comprehensive neonatal care: A physiologicperspective. St. Louis: W.B. Saunders.

American Association of Critical Care Nurses. (2005). AACN standards forestablishing and sustaining healthy work environments: A journey toexcellence. American Journal of Critical Care, 14(3), 187-197.

Barbosa, A., Cardoso, M., Brasil, T., & Scochi, C. (2011). Endotracheal and upperairways suctioning: Changes in newborns’ physiological parameters. RevLat Am Enfermagem, 19(6), 69-76.

Calixto, C., Martinez, F. E., Jorge, S. M., Moreira, A. C., Martinelli, C. E. (2002).Correlation between plasma and salivary cortisol levels in preterm infants.The Journal of Pediatrics, 140(1), 116-118.

Cone, S., Pickler, R., Grap, M., McGrath, J., & Wiley, P. (2013). Endotrachealsuctioning in preterm infants using four-handed versus routine care.JOGNN, 42(1), 92-104.

Gonçalves, R., Tsuzuki, L., & Carvalho, M. (2015). Endotracheal suctioning inintubated newborns: An integrative literature review. Rev Bras TerIntensiva, 27(3), 284-292.

Hadian, Z., & Sabet, R. (2013). The effect of endotracheal tube suctioningeducation of nurses on decreasing pain in premature neonates. Iran JPediatric, 23(3), 340-344.

McEwen, M., & Wills, E., (2010). Theoretical basis for nursing: Third edition.Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Morelius, E., Theodorsson, E., & Nelson, N. (2005). Salivary cortisol and moodand pain profiles during skin-to-skin care for an unselected group ofmothers and infants in neonatal intensive care. Pediatrics, 16(1), 1105-1113.

Zannin, E., Pellegrino, R., Di Toro, A., Antonelli, A., Dellacà, R. L., & Bernardi,L. (2015). Parasympathetic stimuli on bronchial and cardiovascular systemsin humans. PLoS ONE, 10(6), 1–12.

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 179: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 4

LAMPIRAN 4(Riwayat Hidup Penulis)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 180: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 4

LEMBAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Nova Fajri

Tempat dan tanggal lahir : Banda Aceh, 24 November 1987

Alamat :

e-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan:

1. SDN 56 Banda Aceh tahun 1993 - 1999

2. SMPN 1 Banda Aceh tahun 1999 - 2002

3. SMAN 3 Banda Aceh tahun 2002 - 2005

4. Program Sarjana Keperawatan PSIK FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2005 – 2009

5. Program Profesi Ners PSIK FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2009 –

2011

6. Program Pascasarjana Peminatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia tahun 2013 – sekarang.

Riwayat Pekerjaan:

1. Asisten Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh 2006 – 2007

2. Asisten Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh 2007 – 2008

3. Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2011 –

sekarang

4. Penguji tamu Skripsi dan KIAN Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia

Jln. K. Usman, lrg. Lampoh Paleung I no. 1 Gampong Ilie,kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh (23119)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016

Page 181: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-3/20435228-SP-Nova...Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah akhir saya yang berjudul

Lampiran 4

Pelatihan yang diikuti:

1. Pelatihan deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang (tahun 2014)

2. Pelatihan resusitasi neonatus (tahun 2015)

3. Pelatihan konseling menyusui (tahun 2015)

4. Pelatihan perawatan metode kanguru (tahun 2015)

Seminar dan Workshop yang diikuti:

1. Perlindungan hukum profesi perawat (2014)

2. Sekolah ilmiah pascasarjana (2014)

3. Aplikasi EBN dalam keperawatan anak (Workshop-2014)

4. Meningkatkan peran perawat anak dalam penyelamatan hidup anak secara

optimal (Workshop-2015)

5. Sumbangsih ilmuwan muda untuk Indonesia (2016)

Asuhan keperawatan ..., Nova Fajri, 2016