88
UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI RUANG RAWAT ANTASENA RUMAH SAKIT DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR KARYA ILMIAH AKHIR NERS OLLYVIA FREESKA DWI MARTA, S. KEP 0806316221 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI ILMU KEPERAWATAN DEPOK JUNI 2013 Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS

PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

DI RUANG RAWAT ANTASENA

RUMAH SAKIT DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

OLLYVIA FREESKA DWI MARTA, S. KEP

0806316221

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI ILMU KEPERAWATAN

DEPOK

JUNI 2013

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS

PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

DI RUANG RAWAT ANTASENA

RUMAH SAKIT DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

OLLYVIA FREESKA DWI MARTA, S. KEP

0806316221

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI ILMU KEPERAWATAN

DEPOK

JUNI 2013

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan berkat

dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ini dengan baik dan

tepat waktu. Tujuan dari pembuatan karya ilmiah akhir ini adalah untuk

memenuhi tugas mata ajar praktik klinik terintegrasi peminatan keperawatan jiwa

dan sebagai rangkaian proses pembuatan karya ilmiah akhir untuk mendapatkan

gelar Ners Ilmu Keperawatan.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sulit

bagi saya untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir ini. Selanjutnya saya ingin

mengucapakan terima kasih kepada:

1. Ibu Dewi Irawaty, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia;

2. Ibu Kuntarti, S.Kp., M. Biomed, selaku Ketua Program Sarjana Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia;

3. Ibu Riri Maria, SKp., MANP selaku koordinator mata ajar karya ilmiah akhir

ners yang telah memberikan pengarahan;

4. Pihak Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang telah memberikan izin

praktik di ruang Antasena;

5. Ibu Linggar Kumoro, SKp. selaku kepala ruangan Antasena Rumah Sakit Dr.

H. Marzoeki Mahdi Bogor yang telah memberikan izin praktik kepada saya

untuk melakukan praktik profesi peminatan keperawatan jiwa;

6. Pembimbing saya Dr. Mustikasari, SKp., MARS dan Ibu Fauziah, M. Kep.,

Sp.Kep.Jiwa yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran

untuk mengarahkan saya dalam penyusunan karya ilmiah akhir ners ini;

7. Ibu Dessie Wanda S.Kp., M.N selaku Pembimbing Akademik saya yang

selalu memberikan support serta semangat untuk segera menyelesaikan tugas

ini serta bimbingannya yang tak pernah henti untuk saya. Terima kasih ibu;

8. Staf pengajar FIK UI yang telah berkontribusi dalam memberikan materi

selama bangku perkuliahan;

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

v

9. Mama (Yusmiati) dan Papa (Sudjarwo) yang selalu memberikan semangat

kepada saya, tempat segala mencurahkan keluh kesah, pemberi nasehat kepada

saya dan menyemangati saya untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir ini,

terimakasih mama papa. Kakakku (Mbak Tika dan Mas Pipin) serta adek

Syafid, terima kasih atas semangat dan dukungannya;

10. Helmy Gito Raditya, terima kasih atas segala doa, dukungan, semangat dan

kesabarannya selama saya mengikuti profesi dan membuat karya ilmiah akhir

ners ini.

11. Bunda (Umi Choiriyah) dan adek Istighfar Yana Raditya terimakasih atas doa

semangat, dan dukungannya;

12. Teman satu pembimbing saya yang selalu bersama ketika konsul (Rosiana

Putri, Sri Andayani, Cilik Ratna Ningrum, Fairuz Ali Abdad), tempat

berdiskusi tentang karya ilmiah akhir masing-masing, masukan-masukannya,

dan support yang tak putus diberikan;

13. Semua teman-teman tercinta saya (Lina, Risa, Nike, Ika, Reni, Ananda, Asih,

Arum, Wilda, Diantika, Annisa, Mirda) yang selalu memberikan dukungan

dan selalu ada untuk memberi saya masukan, ide, dan saran untuk karya

ilmiah akhir ini.

Sebagai penutup, semoga Allah membalas kebaikan semua pihak yang telah

membantu saya dalam menyusun karya ilmiah akhir ini. Semoga karya ilmiah

akhir ini nantinya dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu dan

masyarakat.

Depok, 13 Juni 2013

Penulis

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

vii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Ollyvia Freeska Dwi Marta

Program Studi : Profesi Ilmu Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan Ansietas pada Ibu S yang Mengalami

Hipertensi di Ruang Rawat Antasena Rumah Sakit dr. H. Marzoeki

Mahdi Bogor

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang umum

terjadi pada masyarakat perkotaan. Prevalensi hipertensi lebih tinggi pada

penduduk yang tinggal di perkotaan. Menurut Setiawan (2006) dalam

perbandingan kota di Indonesia kasus hipertensi cenderung tinggi pada daerah

urban seperti : Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar yang

mencapai 30 – 34%. Dampak yang diberikan dari hipertensi tidak hanya

menyangkut masalah fisik saja namun juga berpengaruh terhadap masalah

psikososial seperti ansietas. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian

Kesehatan tahun 2007, diketahui bahwa 11,6% penduduk Indonesia usia di atas

15 tahun mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa (depresi dan ansietas).

Asuhan keperawatan yang telah dilakukan untuk mengatasi ansietas pada pasien

ibu S adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan terkait persiapan operasi

dan melatih teknik relaksasi napas dalam. Hasil yang didapatkan dari pemberian

asuhan keperawatan ini adalah tingkat ansietas ibu S dari ansietas sedang

berkurang menjadi ansietas ringan. Rekomendasi untuk perawat adalah dengan

menggabungkan dua tindakan keperawatan yaitu pendidikan kesehatan dan teknik

relaksasi napas dalam untuk membantu mengurangi ansietas pasien dengan

hipertensi.

Kata kunci: ansietas, hipertensi

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

viii Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Ollyvia Freeska Dwi Marta

Study Program : Nursing Profession

Title : Nursing care for anxiety to Mrs. S at Antasena Room dr.

H. Marzoeki Mahdi Hospital Bogor

Hypertension or high blood pressure is a common health problem in urban

communities. The prevalence of hypertension is higher among people living in

urban areas. According to Setiawan (2006) in a comparison of cities in Indonesia

tend to be higher in the case of hypertension urban areas such as: Jabodetabek,

Medan, Bandung, Surabaya, and Makassar which reaches 30-34%. Given the

impact of hypertension is not only a physical problem, but also the psychosocial

problems such as anxiety. Based on the Ministry of Health (Primary Health

Research) in 2007, found that 11.6% of Indonesia's population aged over 15 years

of experience mental health problems (depression and anxiety). Nursing care that

has been done to overcome anxiety problem in Mrs. S is to provide health

education related to the preparation of operations and training deep breathing

relaxation techniques. The results obtained from the provision of nursing care are

anxiety level Mrs. S was reduced from medium anxiety to mild anxiety.

Recommendation for nurses is to combine the two of nursing care, health

education and deep breathing relaxation techniques to help reduce anxiety in

patients with hypertension.

Keyword: anxiety, hypertension

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH ........................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

ABSTRACT ...................................................................................................viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar belakang ................................................................................... 1

1.2 Perumusan masalah ........................................................................... 4

1.3 Tujuan .............................................................................................. 4

1.4 Manfaat ............................................................................................ 5

2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6

2.1 Hipertensi ........................................................................................... 6

2.1.1 Definisi ................................................................................... 6

2.1.2 Klasifikasi ................................................................................ 7

2.1.3 Gejala klinis ............................................................................. 8

2.1.4 Komplikasi ............................................................................... 8

2.1.5 Faktor resiko terjadinya stres pada pasien hipertensi .............. 8

2.2 Ansietas ............................................................................................ 10

2.2.1 Definisi .................................................................................. 10

2.2.2 Faktor predisposisi dan presipitasi .......................................... 10

2.2.3 Tingkat ansietas beserta tanda dan gejalanya ......................... 12

2.3 Asuhan keperawatan ansietas pada pasien dengan hipertensi .......... 13

2.3.1 Pengkajian .............................................................................. 13

2.3.2 Diagnosis keperawatan ........................................................... 14

2.3.3 Tindakan keperawatan pada pasien dengan ansietas .............. 15

3. LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA ...................................... 17

3.1 Pengkajian ........................................................................................ 17

3.2 Masalah keperawatan ........................................................................ 20

3.3 Pohon masalah dan diagnosis keperawatan ...................................... 21

4. ANALISIS SITUASI ............................................................................. 23

4.1 Profil lahan praktek ........................................................................... 23

4.2 Analisis masalah keperawatan dengan konsep terkait KKMP dan

konsep kasus terkait ......................................................................... 24

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

x Universitas Indonesia

4.3 Analisis salah satu intervensi dengan konsep terkait dan

penelitian terkait .............................................................................. 27

4.4 Alternatif pemecahan yang dapat dilakukan ..................................... 29

5. PENUTUP .............................................................................................. 32

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 32

5.2 Saran ................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 35

LAMPIRAN

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

xi Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pohon masalah ........................................................................... 21

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

xii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengkajian Keperawatan Jiwa dan Analisa Data

Lampiran 2 Rencana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ansietas

Lampiran 3 Evaluasi Asuhan Keperawatan (Catatan Perkembangan)

Lampiran 4 Kuesioner Tingkat Kecemasan (Hamilton Anxiety Rating Scale -

HARS)

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

Pendahuluan ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat dari penulisan karya ilmiah akhir ners.

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang saat ini

umum terjadi pada masyarakat perkotaan. Provinsi di Indonesia dari 33 provinsi

terdapat 8 provinsi yang kasus penderita hipertensi melebihi rata - rata nasional

yaitu : Sulawesi Selatan (27%), Sumatera Barat (27%), Jawa Barat (26%), Jawa

Timur (25%), Sumatera Utara 24%, Sumatera Selatan (24%), Riau (23%), dan

Kalimantan timur (22%). Sedangkan dalam perbandingan kota di Indonesia kasus

hipertensi cenderung tinggi pada daerah urban seperti : Jabodetabek, Medan,

Bandung, Surabaya, dan Makassar yang mencapai 30 – 34% (Setiawan, 2006).

Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga

dunia setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, jumlah

penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang

membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia

terkena hipertensi (Limpakarnjanarat, 2013 dalam Widiyani, 2013).

Penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang. Data

Global Status Report on Noncommunicable Disesases 2010 dari WHO

menyebutkan, 40 persen negara ekonomi berkembang memiliki penderita

hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35 persen. Kawasan Afrika memegang

posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46 persen. Sementara kawasan

Amerika menempati posisi buncit dengan 35 persen. Di kawasan Asia Tenggara,

36 persen orang dewasa menderita hipertensi.

Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya.

Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi

(Limpakarnjanarat, 2013 dalam Widiyani, 2013).

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

2

Universitas Indonesia

Tahun 1997 sebanyak 15 juta penduduk Indonesia mengalami hipertensi tetapi

hanya 4% yang melakukan kontrol rutin. Hasil survei kesehatan rumah tangga

(SKRT, 2001 dalam Sugiharto, 2007) di kalangan penduduk umur 25 tahun ke

atas menunjukkkan bahwa 27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi;

0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke. Menurut Limpakarnjanarat

(2013 dalam Widiyani, 2013) pada tahun 2011 WHO mencatat ada satu miliar

orang yang terkena hipertensi. Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai

32 persen pada 2008 dengan kisaran usia di atas 25 tahun. Jumlah penderita pria

mencapai 42,7 persen, sedangkan 39,2 persen adalah wanita.

Seiring berubahnya gaya hidup di perkotaan yang mengikuti era globalisasi, kasus

hipertensi terus meningkat. Gaya hidup gemar makanan fast food yang kaya

lemak, asin, malas berolahraga dan mudah tertekan/stres ikut berperan dalam

menambah jumlah pasien hipertensi (Wisnu, 2013). Selain faktor gaya hidup

penduduk perkotaan itu sendiri, faktor eksternal dari lingkungan mampu

menyumbang tinggi angka hipertensi di perkotaan. Tinggal di daerah perkotaan

dengan polusi udara yang tinggi bisa memicu naiknya tekanan darah atau

hipertensi. Sumber polusi bisa berasal dari kendaraan bermotor, debu, atau

polutan dari pembangkit listrik (Wardayati, 2011).

Hipertensi memberikan dampak baik dari fisik maupun secara psikologis.

Menurut Studi Framingham (1948), pasien dengan hipertensi mempunyai

peningkatan resiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri

perifer, dan gagal jantung (Dosh, 2001). Seseorang yang terkena hipertensi akan

mengalami gangguan psikis seperti ansietas dan atau depresi. Gangguan psikis

seperti ansietas di samping menimbulkan gangguan fungsional jantung juga

sebagai salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung kororner. Selain itu,

ansietas dapat memperlambat penyembuhan, meningkatkan komplikasi, dan

mortalitas penderita hipertensi (Harapan, 2005).

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

3

Universitas Indonesia

Penderita gangguan ansietas di Indonesia diperkirakan sekitar 8,3% populasi

(Wiguna, 2003). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian

Kesehatan tahun 2007, diketahui bahwa 11,6% penduduk Indonesia usia di atas

15 tahun mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa (depresi dan ansietas).

Sebanyak 5% dari jumlah penduduk Indonesia mengalami gangguan ansietas,

baik akut maupun kronik dengan perbandingan antara wanita dan pria 2 : 1

(PPDGJ-III, 1993 dalam Agustarika, 2009).

Prevalensi ansietas cukup tinggi terutama pada pasien yang pertama kali

mengetahui dirinya mengidap penyakit jantung seperti hipertensi (Harapan, 2005).

Ansietas pada penderita hipertensi umumnya berusia muda yaitu pada usia 30-40

tahun dan lebih banyak dijumpai pada wanita dibandingkan pria. Hal ini didukung

dengan penelitian yang dilakukan oleh Wei dan Wang (2006) yang menyatakan

bahwa terdapat 3 faktor umum yang biasanya berkaitan antara ansietas pada

pasien dengan hipertensi, yaitu pasien dengan jenis kelamin perempuan, lamanya

menderita hipertensi, dan pasien yang memiliki riwayat hospitalisasi karena

gangguan kardiovaskuler. Namun, penatalaksanaan ansietas yang memadai dapat

mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit jantung khususnya hipertensi serta

memperbaiki kualitas hidup pasien (Harapan, 2005).

Asuhan keperawatan ansietas diperlukan untuk membantu memperbaiki kualitas

kesehatan pasien dengan hipertensi. Asuhan keperawatan pada pasien dengan

ansietas bertujuan agar pasien mampu mengenal ansietas dan mampu mengatasi

ansietas yang terjadi (Keliat, dkk., 2005 dalam Supriati, 2010). Kemampuan yang

harus dimiliki oleh pasien terdiri dari pengetahuan dan kemampuan melakukan

cara mengatasi ansietas terdiri dari pasien mampu menyebutkan penyebab

ansietas, menyebutkan situasi yang menyertai ansietas, menyebutkan perilaku

terkait ansietas, melakukan pengalihan situasi, melakukan teknik relaksasi tarik

napas dalam, melakukan teknik relaksasi otot (Keliat, dkk., 2005 dalam Supriati,

2010).

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

4

Universitas Indonesia

Penatalaksanaan ansietas yang diberikan kepada pasien yaitu dengan pemberian

pendidikan kesehatan terkait persiapan operasi dan melatih teknik relaksasi yaitu

tarik napas dalam. Pasien dibawa ke dalam keadaan rileks, istirahat, untuk

mengurangi tingkat kecemasannya sehingga diharapkan tekanan darah yang

biasanya tinggi berangsur-angsur mengalami penurunan. Fisher (2007)

menyebutkan bahwa dengan berlatih tarik napas dalam mampu mengurangi

tingkat kecemasan yang dialami oleh seseorang. Penelitian ini didukung juga oleh

penelitian yang dilakukan oleh Aivazyan et.al (1988) yang menyebutkan bahwa

latihan teknik relaksasi tarik napas dalam mampu menurunkan tekanan darah pada

pasien dengan hipertensi.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan hasil temuan yang dilakukan oleh Supriati (2010) di ruang umum

Rumah Sakit dr. H Marzoeki Mahdi Bogor ditemukan bahwa 9 dari 12 orang

pasien (75%) yang menjadi pasien kelolaan dan resume mengalami ansietas.

Pasien yang mengalami ansietas yang dirawat menyatakan sulit tidur, jantung

merasa berdebar-debar, tekanan darah dan nadi yang meningkat, wajah akan

tampak menunjukkan ekspresi tegang, dan nafsu makan mengalami penurunan.

Ansietas yang terjadi pada penderita penyakit jantung, terutama hipertensi jika

tidak diatasi dengan baik maka akan membuat penyakit ini semakin bertambah

parah. Untuk itulah diperlukan sebuah asuhan keperawatan untuk mengatasi

masalah ansietas yang terjadi pada pasien dengan hipertensi.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan ansietas pada pasien dengan

hipertensi di Ruangan Antasena Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

5

Universitas Indonesia

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari pembuatan karya ilmiah ini adalah:

1.3.2.1 Mahasiswa mampu memberikan gambaran masalah ansietas pada pasien

dengan hipertensi.

1.3.2.2 Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan fisik maupun

psikososial pada pasien hipertensi.

1.3.2.3 Mahasiswa mampu menganalisis kesenjangan antara asuhan keperawatan

yang diberikan dengan teori-teori terkait.

1.4 Manfaat

1.4.1. Manfaat Keilmuan

Karya ilmiah ini sebagai bahan pengembangan pengetahuan dalam keilmuan

keperawatan jiwa khususnya tentang masalah psikososial yaitu ansietas pada

pasien dengan hipertensi.

1.4.2. Manfaat Aplikatif

Karya ilmiah ini dapat menjadi sumber informasi dan panduan perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi yang memiliki

masalah psikososial yaitu ansietas.

1.4.3. Manfaat Metodologi

Karya ilmiah ini dapat menjadi sarana peneliti untuk mengembangkan

pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pemberian asuhan keperawatan jiwa

terutama pada masalah psikososial yaitu ansietas pada pasien dengan hipertensi.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

6 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka ini dijelaskan mengenai konsep hipertensi mulai dari definisi,

klasifikasi, gejala klinis, komplikasi, dan faktor resiko terjadinya stres pada pasien

dengan hipertensi. Kemudian dalam tinjauan pustaka ini juga dibahas tentang

masalah psikososial yang muncul akibat hipertensi yaitu ansietas dan tindakan

keperawatan untuk pasien dengan ansietas.

2.1 Hipertensi

2.1.1 Definisi

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah

peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan darah sistolik maupun tekanan

darah diastolik. Dalam keadaan normal, tekanan darah sistolik (saat jantung

memompakan darah) kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik (saat

jantung istirahat) kurang dari 80 mmHg (Smeltzer, 2001). Hipertensi adalah

peningkatan tekanan sistol, yang tingginya tergantung umur individu yang

terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi

tubuh, umur, dan tingkat stres yang dialami. Hipertensi juga sering digolongkan

sebagai ringan, sedang, atau berat, berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan

bila tekanan darah diastole 95-104, hipertensi sedang tekanan diastole 105-114,

sedangkan hipertensi berat tekanan diastole >115 (Tambayong, 2000).

WHO-ISH (1999) mengklasifikasikan derajat tekanan darah tinggi yaitu :

1) Optimal bila tekanan darah 90/60-120/80 mmHg,

2) Normal bila tekanan darah 120/80-130/85 mmHg,

3) Normal tinggi bila tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan tekanan darah

diastolik 85-89,

4) Hipertensi derajat 1 (ringan) bila tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan

tekanan darah diastolik 90-99 mmHg,

5) Hipertensi derajat 2 (sedang) bila tekanan darah sistolik 160-179 mmHg dan

tekanan darah diastolik 100-109 mmHg,

6) Hipertensi derajat 3 (berat) bila tekanan darah ≥ 180/110,

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

7

Universitas Indonesia

7) Hipertensi sistolik (Isolated Systolic Hypertension) bila tekanan darah sistolik ≥

140 dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.

Berdasarkan pemaparan tentang definisi hipertensi maka dapat disimpulkan

bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg

dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.

2.1.2 Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi menurut Tambayong (2000) terbagi dua macam, yaitu:

2.1.2.1 Hipertensi Primer (Hipertensi Esensial)

Hipertensi primer atau hipertensi esensial adalah suatu peningkatan persisten

tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol

homeostatik normal tanpa penyebab sekunder yang jelas. Hipertensi essensial

meliputi lebih kurang 95% dari seluruh penderita hipertensi dan 5% sisanya

disebabkan oleh hipertensi sekunder.

2.1.2.1 Hipertensi Sekunder (Hipertensi Non Esensial)

Hipertensi sekunder atau hipertensi non esensial adalah hipertensi yang dapat

diketahui penyebabnya. Hipertensi sekunder meliputi lebih kurang 5% dari total

penderita hipertensi.

Contoh kelainan yang menyebabkan hipertensi sekunder adalah sebagai hasil dari

salah satu atau kombinasi dari akibat stres yang parah, penyakit atau gangguan

ginjal, kehamilan dan pemakaian hormon pencegah kehamilan, pemakaian obat-

obatan seperti heroin, kokain, dan sebagainya, cedera di kepala atau perdarahan di

otak yang berat, dan tumor atau sebagai reaksi dari pembedahan.

Klasifikasi hipertensi yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah hipertensi

primer dimana pasien mengalami hipertensi akibat suatu peningkatan persisten

tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol

homeostatik normal tanpa disertai penyebab sekunder yang jelas.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

8

Universitas Indonesia

2.1.3 Gejala Klinis

Menurut Corwin (2001), sebagian besar tanpa disertai gejala yang mencolok dan

manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-tahun berupa:

1) Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

tekanan darah intrakranium.

2) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.

3) Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.

4) Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.

5) Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.

6) Peninggian tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala, terjadi

komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung.

7) Gejala lain adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa

berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang- kunang dan pusing.

2.1.4 Komplikasi

Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan

mempercepat atherosklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya

organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar.

Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke,

transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal

ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-

faktor resiko kardiovaskular lain, maka akan meningkatkan mortalitas dan

morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut. Menurut Studi

Framingham, pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan resiko yang

bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal

jantung (Dosh, 2001).

2.1.5 Faktor risiko terjadinya stres pada pasien hipertensi

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis,

yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stress menjadi

berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

9

Universitas Indonesia

tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang

percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang

tersebut menjadi hipertensi (Ferketich, 2000).

Menurut Smet (1994), stres adalah suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara

individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-

tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis

dan sosial dari seseorang. Stres adalah yang kita rasakan saat tuntutan emosi, fisik

atau lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan kemampuan kita untuk

mengatasinya dengan efektif. Namun harus dipahami bahwa stres bukanlah

pengaruh-pengaruh yang datang dari luar itu. Stres adalah respon kita terhadap

pengaruh-pengaruh dari luar itu (Sheps, 2005).

Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, bingung, cemas, berdebar-

debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar

anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih

cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres

berlangsung cukup lama, tubuh berusaha mengadakan penyesuaian sehingga

timbul kelainan organis atau perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat

berupa hipertensi atau penyakit maag (Gunawan, 2005).

Suyono (2001) mengatakan stres juga memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal

ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara

intermiten. Apabila stress berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian

tekanan darah yang menetap. Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk

sementara waktu dan bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali.

Peristiwa mendadak menyebabkan stres dapat meningkatkan tekanan darah,

namun akibat stress berkelanjutan yang dapat menimbulkan hipertensi belum

dapat dipastikan.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

10

Universitas Indonesia

2.2 Ansietas

2.2.1. Definisi

Herdman (2012, dalam NANDA 2012) mendefinisikan ansietas sebagai perasaan

tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber

seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang

disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat

kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan

memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.

Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi,

ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin

memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa

emosi yang mengancam itu dapat terjadi (Videbeck, 2008). Menurut SAKP FIK

UI (2008), ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena

ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respon (sumber seringkali

tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); suatu perasaan takut akan terjadi

sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.

2.2.2. Faktor predisposisi dan presipitasi

Adapun faktor predisposisi dan presipitasi dari ansietas adalah (Stuart & Laraia,

2005 dalam SAKP FIK UI, 2008):

1) Faktor predisposisi

Beberapa teori yang menjelaskan terjadinya ansietas:

a) Teori psikoanalitik.

Ansietas merupakan konflik emosional antara id dan super ego yang

berfungsi untuk memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang

perlu diatasi.

b) Teori interpersonal.

Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini

juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti

kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

11

Universitas Indonesia

berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat

mudah untuk mengalami ansietas berat.

c) Teori perilaku.

Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang

mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Para ahli perilaku mengangap ansietas merupakan suatu

dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan untuk menghindarkan

rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa manusia yang pada awal

kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan

menunjukkan kemungkinan ansietas yang berat pada kehidupan masa

dewasanya.

d) Kondisi keluarga

Ansietas dapat timbul secara nyata dalam keluarga. Ada tumpang

tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan

depresi.

e) Kajian Biologis

Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor

ini membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA (gamma-

aminobutyric acid) juga berperan utama dalam mekanisme biologis

berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin.

Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya

menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

2) Faktor presipitasi

Ansietas adalah keadaan yang tidak dapat dielakkan pada kehidupan manusia

dalam memelihara keseimbangan. Pengalaman ansietas seseorang tidak sama

pada beberapa situasi dan hubungan interpersonal. Namun demikian secara

umum ada 2 (dua) ancaman besar yang dapat menimbulkan ansietas, yaitu:

a) Ancaman integritas diri: meliputi ketidakmampuan fisiologis atau

gangguan terhadap kebutuhan dasar,

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

12

Universitas Indonesia

b) Ancaman sistem diri, antara lain ancaman terhadap identitas diri, harga

diri, dan hubungan interpersonal, kehilangan serta perubahan status/

peran.

2.2.3. Tingkat ansietas beserta tanda dan gejalanya

Ansietas memiliki dua aspek yang sehat dan aspek yang membahayakan yang

bergantung pada tingkat ansietas yang dialami dan seberapa baik individu

melakukan koping terhadap ansietas. Tanda dan gejala ansietas dapat

diklasifikasikan berdasarkan tingkat ansietas menurut Videbeck (2008) yang

diadaptasi dari Beck & Emery (1985):

1) Ansietas ringan (1+)

a) Respon fisik : ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks

atau sedikit gelisah, penuh perhatian.

b) Respon kognitif : lapang persepsi luas, terlihat tenang, perasaan gagal

sedikit, waspada dan memperhatikan banyak hal, memperhatikan

informasi, tingkat pembelajaran optimal.

c) Respon emosional: perilaku otomatis, sedikit tidak sadar, aktivitas

menyendiri, terstimulasi.

2) Ansietas sedang (2+)

a) Respon fisik: ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat,

pupil dilatasi, mulai berkeringat, sering mondar-mandir, suara

berubah: bergetar, nada suara tinggi, kewaspadaan dan ketegangan

meningkat, sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, sering

nyeri punggung.

b) Respon kognitif: lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara

selektif, fokus terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian

menurun, penyelesaian masalah menurun, pembelajaran terjadi

dengan memfokuskan.

c) Respon emosional: tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan

diri goyah, tidak sabar, gembira.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

13

Universitas Indonesia

3) Ansietas berat (3+)

a) Respon fisik: ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata

buruk, pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara

tinggi, tindakan tanpa tujuan dan serampangan, rahang menegang,

menggertakan gigi, kebutuhan ruang gerak meningkat, mondar-

mandir, berteriak, meremas tangan, gemetar.

b) Respon kognitif: lapang persepsi terbatas, proses berfikir terpecah-

pecah, sulit berfikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu

mempertimbangkan informasi, hanya memperhatikan ancaman.

c) Respon emosional: sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa tidak

adekuat, menarik diri, penyangkalan, ingin bebas.

4) Ansietas panik (4+)

a) Respon fisik: flight, fight, atau freeze ketegangan otot yang sangat

berat, agitasi motorik kasar, pupil dilatasi, TTV meningkat kemudian

menurun, tidak dapat tidur, hormon stres dan neurotransmitter

berkurang, wajah menyeringai, mulut ternganga.

b) Respon kognitif: persepsi yang sempit, pikiran tidak logis, terganggu,

kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, fokus pada

pikiran sendiri, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal,

halusinasi, waham, ilusi terjadi.

c) Respon emosional: merasa terbebani, merasa tidak mampu/ tidak

berdaya, lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, mengharapkan

hasil yang buruk, kaget, takut, lelah.

2.3 Asuhan keperawatan ansietas pada pasien dengan hipertensi

2.3.1 Pengkajian

Data-data yang perlu dikaji untuk pasien dengan ansietas adalah (NANDA, 2012):

1) Perilaku

Penurunan produktivitas, gerakan yang irelevan, gelisah, melihat sepintas,

insomnia, kontak mata yang buruk, mengekspresikan kekhawatiran karena

perubahan dalam peristiwa hidup, agitasi, mengintai, dan tampak waspada.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

14

Universitas Indonesia

Individu akan berperilaku menghindar seperti menghindari orang-orang,

tempat, dan peristiwa yang berkaitan dengan timbulnya ansietas

sebelumnya (Videbeck, 2008).

2) Afektif

Gelisah, kesedihan yang mendalam, distress, ketakutan, perasaan tidak

adekuat, berfokus pada diri sendiri, peningkatan kewaspadaan, iritabilitas,

gugup, senang berlebihan, rasa nyeri yang meningkatkan

ketidakberdayaan, peningkatan rasa ketidakberdayaan yang persisten,

bingung, menyesal, ragu/ tidak percaya diri, dan khawatir.

3) Fisiologis

Wajah tampak tegang, tremor tangan, peningkatan keringat, peningkatan

ketegangan, gemetar, tremor, dan suara bergetar.

4) Simpatik

Anoreksia, eksitasi kardiovaskular, diare, mulut kering, wajah merah,

jantung berdebar-debar, peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut

nadi, peningkatan refleks, peningkatan frekuensi pernapasan, pupil

melebar, kesulitan bernapas, vasokonstriksi superfisial, kedutan pada otot,

dan kelemahan.

5) Parasimpatik

Nyeri abdomen, penurunan tekanan darah, penurunan denyut nadi, diare,

vertigo, letih, mual, gangguan tidur, kesemutan pada ekstremitas, sering

berkemih, dan dorongan segera berkemih.

6) Kognitif

Menyadari gejala fisiologis, blocking pikiran, konfusi, penurunan lapang

persepsi, kesulitan berkonsentrasi, penurunan kemampuan untuk belajar,

penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah, ketakutan terhadap

konsekuensi yang tidak spesifik, lupa, gangguan perhatian, khawatir,

melamun, dan cenderung menyalahkan orang lain.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

15

Universitas Indonesia

2.3.2 Diagnosis keperawatan

Menurut Doengoes (2000), pasien yang mengalami hipertensi diagnosis

keperawatan yang sering muncul adalah koping individu tidak efektif dan

ansietas. Karya ilmiah akhir ners ini difokuskan untuk membahas salah satu

diagnosis keperawatan yaitu ansietas. Pasien yang pertama kali mengetahui

dirinya mengidap penyakit jantung seperti hipertensi, tingkat ansietasnya semakin

tinggi (Harapan, 2005).

2.3.3 Tindakan keperawatan pada pasien dengan ansietas (SAK Diagnosa

Fisik dan Psikososial, 2012)

Tujuan dari tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan ansietas

adalah untuk membantu pasien dalam mengenal ansietasnya, membantu pasien

dalam mengatasi ansietasnya dengan melatih teknik relaksasi, dan membantu

pasien agar mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk

mengatasi ansietasnya.

Tindakan keperawatan pada pasien dengan ansietas pertama kali difokuskan

untuk mendiskusikan ansietas bersama pasien. Langkah-langkah yang dilakukan

adalah membina hubungan saling percaya yaitu dengan mengucapkan salam

terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama panggilan yang

disukai serta menjelaskan tujuan interaksi yaitu melatih pengendalian ansietas

agar proses penyembuhan berjalan lebih cepat. Kontrak dua kali pertemuan

latihan pengendalian ansietas harus selalu dilakukan agar pasien mengetahui

berapa kali interaksi yang akan dilakukan dengan perawat. Langkah selanjutnya

adalah melakukan pengkajian ansietas seperti membantu pasien mengenal

ansietas: identifikasi dan menguraikan perasaannya, mengenal penyebab ansietas,

dan menyadari perilaku akibat ansietas.

Jika pasien sudah mampu untuk mengenali ansietasnya, maka langkah selanjutnya

adalah memberikan kemampuan kepada pasien untuk mengontrol ansietasnya

yaitu dengan berlatih teknik relaksasi: tarik napas dalam, distraksi, latihan

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

16

Universitas Indonesia

hipnosis 5 jari dan kegiatan spiritual. Dalam makalah ini kemampuan yang

diberikan kepada pasien lebih kepada teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.

Menurut penelitian Fisher (2007) dan Preston (2011) menyebutkan bahwa dengan

berlatih tarik napas dalam mampu mengurangi tingkat kecemasan yang dialami

oleh seseorang.

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang

dalam hal ini perawat mengajarkan kepada pasien bagaimana cara melakukan

napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana

menghembuskan napas secara perlahan (Smeltzer & Bare, 2002).

Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam

adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,

mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik

stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan

kecemasan.

Prosedur teknik relaksasi tarik napas dalam menurut Priharjo (2003): pertama kali

adalah ciptakan suasana yang tenang usahakan untuk tetap rileks, kemudian tarik

napas melalui hidung dan mengisi paru-paru dengan udara, menahannya melalui

hitungan 1, 2, 3 atau sekuat pasien menahan napasnya. Pasien kemudian perlahan-

lahan menghembuskan udara melalui mulut sambil merasakan ekstremitas atas

dan bawah rileks. Perawat dapat menganjurkan bernafas dengan irama normal 3

kali kemudian menarik napas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui

mulut secara perlahan-lahan. Usahakan pasien agar tetap berkonsentrasi/ mata

sambil terpejam. Tarik napas dalam ini dapat diulangi sampai 15 kali dengan

diselingi istirahat singkat setiap 5 kali.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

17 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

Bab ini dipaparkan tentang kasus dan kondisi pasien meliputi pengkajian fisik

maupun psikososial, masalah keperawatan yang muncul dari hasil pengkajian,

serta pohon masalah dan diagnosis keperawatan.

3.1 Pengkajian

Berikut ini dipaparkan hasil pengkajian yang didapatkan baik dari wawancara

maupun observasi. Klien Ny. S (43 tahun) masuk ke RSMM tanggal 24 Mei 2013

dengan diagnosis medik Appendiksistis kronik. Klien mengeluhkan nyeri pada

perut bagian kanan bawah kurang lebih sudah 3 bulan yang lalu. Sebelum masuk

rumah sakit klien mengeluhkan mual, muntah terjadi namun tidak sering, demam

ada namun hilang timbul, dan tidak ada diare. Nyeri yang ada di perut bagian

kanan bawah hilang timbul dan menjalar sampai ke bagian kiri hingga ulu hati.

Jika sudah mengalami nyeri seperti ini, klien lebih sering tiduran sambil sesekali

mengkompres hangat area yang nyeri dengan menggunakan botol kaca yang diisi

air hangat.

Klien memiliki riwayat hipertensi sejak 6 tahun yang lalu ketika beliau

memeriksakan ke bidan dan berencana untuk melepaskan IUD yang dipasangnya.

Pada saat itu diketahui bahwa klien memiliki darah tinggi. Tekanan darah pada

saat itu mencapai hingga 220/130 mmHg. Saat dilakukan pengkajian klien

mengatakan kedua orang tuanya tidak memiliki hipertensi, namun saat ini kakak

perempuan klien ada hipertensi. Klien mengatakan dirinya memang suka

mengkonsumsi makanan asin terutama ikan asin. Dalam memasak makanan klien

sering menambahkan MSG (Monosodium Glutamat) maupun garam dalam jumlah

banyak karena bagi klien jika garamnya sedikit makanan akan terasa hambar dan

kurang nikmat. Klien mengatakan juga sering memakan gorengan, namun klien

lebih sering memakan gorengan yang dimasaknya sendiri daripada membeli di

luar. Gorengan selalu disajikan setiap hari di meja makan. Klien menyukai

makanan pedas terutama sambal. Jika sedang berkumpul dengan ibu-ibu disekitar

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

18

Universitas Indonesia

rumahnya, mereka sering mengadakan makan bersama dengan ikan asin dan

sambal. Riwayat gastritis, diabetes mellitus, dan penyakit jantung disangkal oleh

klien. Klien hanya mengeluhkan saat ini usus buntu.

Klien adalah ibu rumah tangga dengan dikaruniai 4 orang anak laki-laki. Saat ini

klien tinggal bersama dengan ketiga anak laki-laki dan suaminya. Salah satu

anaknya tinggal bersama dengan neneknya. Klien beragama Islam dan taat

menjalankan ibadahnya. Pendidikan klien hanya sampai sekolah dasar saja.

Keseharian klien dihabiskan untuk merawat anak-anak dan suaminya.

Berdasarkan hasil wawancara, klien mengatakan komunikasi dengan suaminya

kurang. Suaminya lebih banyak diam dan jarang mengobrol jika mereka

berkumpul di rumah. Suami Ny. S bekerja sebagai karyawan swasta. Ny. S

mengatakan suaminya memang orang yang sedikit bicara, hanya berbicara jika

memang ada perlunya, dan terkesan cuek dengan keadaan Ny. S dan anak-

anaknya. Karena hal inilah Ny. S mengeluhkan sering jengkel dan tak tahu harus

bagaimana menghadapi suaminya. Kejengkelan Ny. S ini bertambah ketika Ny. S

meminta untuk berobat ke puskesmas, dan pada akhirnya dokter mendiagnosis

Ny. S menderita appendiksitis kronik dan harus segera dioperasi. Ny. S meminta

suaminya untuk mengizinkan operasi dan mengantarkannya ke rumah sakit.

Namun suami Ny. S menolaknya dan menyarankan untuk berobat jalan saja

karena tidak ada biaya operasi. Akhirnya Ny. S menjelaskan kepada suaminya

agar tidak perlu khawatir dalam masalah biaya karena Ny. S sudah memiliki

Jamkesda. Suami Ny. S pun akhirnya menyetujui dan mengizinkan.

Ketika berada di rumah sakit, suami Ny. S juga masih terkesan cuek. Ny. S

mengatakan kepada perawat saat ini pikirannya banyak sekali mulai dari anak-

anaknya yang ada di rumah yang selalu menelepon Ny. S dan mengatakan tidak

mau makan kalau tidak dimasakin oleh ibunya. Ny. S lalu menjelaskan kepada

anaak-anaknya bahwab saat ini beliau sedang berada di rumah sakit dan hal itu

tidak mungkin bisa beliau lakukan saat ini. Ny. S meminta anak-anaknya untuk

lebih mengerti keadaan ibunya. Hal ini membuat Ny. S sempat marah karena

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

19

Universitas Indonesia

anak-anaknya susah untuk dinasehati. Akhirnya Ny. S meminta bantuan suaminya

untuk menasehati anak-anaknya yang ada di rumah. Hal ini membuat Ny. S

semakin bertambah beban pikirannya sehingga saat di lakukan pengukuran

tekanan darah, hasilnya mengalami peningkatan yaitu mencapai 140/90 mmHg.

Jika ada masalah, klien mengatakan dirinya lebih banyak untuk memendamnya

sendiri daripada membicarakan dengan keluarga. Klien merasa suaminya cuek

jadi buat apa membicarakan masalah yang ada. Seperti ketika klien memiliki

masalah dengan anak-anaknya. Klien mengatakan anaknya sangat susah untuk

dinasehati. Klien sampai jengkel untuk menasehati anaknya. Klien tahu ini adalah

masalah yang terjadi di keluarga namun klien mengurungkan niat untuk

membicarakan hal ini dengan suaminya. Jika memang ada beberapa masalah yang

sangat penting, baru klien memberanikan diri untuk membicarakannya dengan

suaminya.

Operasi appendiktomi ini merupakan operasi pertama yang akan beliau jalani.

Sebelumnya klien tidak pernah melakukan operasi. Klien mengatakan tegang dan

takut akan operasi yang akan dijalankannya. Hal ini selalu beliau pikirkan dan

sempat mengganggu beliau. Tidur klien berkurang selama berada di rumah sakit

karena klien merasa khawatir dan pikirannya tercampur aduk memikirkan anak-

anaknya di rumah dan suaminya yang cuek terhadap dirinya. Menurut klien, jika

memang operasi ini jalan yang terbaik untuk sembuh, klien sanggup untuk

menghadapinya. Ny. S berharap ingin segera pulang dan sembuh dari sakit usus

buntunya ini. Klien sering merasa jantungnya berdebar-debar ketika dokter atau

perawat datang untuk memeriksanya. Klien takut dan didalam pikirannya

bertanya-tanya mau diapakan aku ini.

Klien tampak terlihat gemuk, namun klien merasa biasa saja dengan tubuhnya.

Bagi klien bertubuh gemuk itu lumrah bagi ibu-ibu yang sudah memiliki anak.

klien tidak merasa terganggu dengan bentuk tubuhnya sekarang. Sebelum di rawat

klien adalah ibu rumah tangga yang kesehariannya berada di rumah untuk

merawat anak-anak dan suaminya. Klien merasa senang dengan kegiatan

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

20

Universitas Indonesia

kesehariannya sebagai ibu rumah tangga. Klien mengatakan puas dilahirkan

sebagai seorang wanita dan bisa menjadi ibu serta seorang istri. Harapan klien saat

ini adalah ingin sembuh dan ingin keluarganya yaitu anak-anak dan suaminya

untuk lebih mengerti akan kondisi dirinya saat ini. Klien ingin segera kembali ke

rumah untuk melaksanakan tugas kesehariannya sebagai seorang ibu dan seorang

istri.

Hasil observasi menunjukkan bahwa klien memiliki kontak mata positif, klien

mau menatap perawat ketika mengobrol, dan klien kooperatif ketika berinteraksi

dengan perawat. Penampilan klien tampak rapi, baju yang dipakai sesuai. Klien

berbicara secara normal, tidak tampak klien berbicara melambat atau terlalu keras.

Klien terlihat lesu dan tak bergairah. Klien lebih banyak menghabiskan

aktivitasnya di tempat tidur. Sesekali terlihat klien melamun dan terdiam. Afek

klien sesuai dengan stimulus. Pembicaran sesuai antara apa yang ditanyakan

perawat dengan jawaban klien. Klien memiliki kemampuan yang kurang dalam

mengingat nama orang baru disekitarnya. Jika ditanyakan nama perawat, klien

masih sering lupa dan perlu untuk diingatkan kembali. Skor ansietas menurut

Hamilton Anxiety Rating Scale didapatkan hasil skor 26 dimana masuk ke dalam

kategori ansietas sedang.

3.2 Masalah keperawatan

1) Ansietas

Data subjektif yang didapatkan klien mengatakan dirinya takut, cemas, dan

khawatir akan operasi yang akan dijalaninya, banyak sekali hal-hal yang

dipikirkan dan dikhawatirkan seperti anak-anaknya yang saat ini berada di

rumah. Klien mengatakan jantungnya berdebar-debar ketika dokter atau

perawat datang untuk memeriksanya, tidurnya berkurang ketika berada di

rumah sakit, dan klien takut kenapa tekanan darahnya tidak turun-turun

padahal sebentar lagi akan operasi.

Data objektif yang ditemukan kontak mata ada, klien kooperatif selama

interaksi, terlihat sesekali melamun, wajah tampak tegang, mukosa bibir

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

21

Universitas Indonesia

kering, wajah tampak memerah, dan hasil pengkajian tanda-tanda vital yaitu

tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 88 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5˚C.

Hasil skor ansietas dengan menggunakan kuesioner tingkat kecemasan

menurut Hamarno (2010) yang diambil dari Hamilton Anxiety Rating Scale

didapatkan hasil skor 26 dimana masuk ke dalam kategori ansietas sedang.

2) Koping individu tidak efektif

Data subjektif yang didapatkan selama wawancara klien mengatakan jika ada

masalah klien lebih banyak memendamnya sendiri daripada

membicarakannya dengan keluarga, komunikasi dengan suaminya kurang

karena suaminya terkesan cuek dengan dirinya dan anak-anak, tidurnya mulai

berkurang selama berada di rumah sakit, kemudian saudara-saudaranya

tinggal jauh dan jarang melakukan komunikasi.

Data objektif yang didapatkan selama observasi klien tampak lesu, kadang

tampak kurang bersemangat, nafsu makan klien berkurang hal ini terlihat

ketika klien hanya mau makan sebanyak setengah porsi, klien tampak

murung, melamun dan terdiam, dan aktivitasnya lebih banyak di tempat tidur.

3.3 Pohon masalah dan diagnosis keperawatan

Koping yang dimiliki individu berbeda-beda ketika mengatasi masalahnya. Pasien

ibu S yang mengalami hipertensi dengan ansietas memiliki koping individu yang

kurang efektif karena ketika ada masalah beliau lebih suka memendam

masalahnya sendiri. Hal ini ditambah dengan suaminya yang cuek terhadap

dirinya dan anak-anaknya. Koping yang kurang efektif pada ibu S kemudian

memunculkan masalah ansietas. Perasaan takut, cemas, dan khawatir muncul

pada ibu S disebabkan karena penyakit yang beliau derita (hipertensi)

mempengaruhi penyakit yang saat ini sedang dihadapinya yaitu appendiksitis.

Hipertensi beliau menyebabkan operasi yang akan dijalani menjadi tertunda.

Pikiran-pikiran inilah yang memenuhi benak ibu S sehingga beliau menjadi

kurang tenang. Perasaan kurang tenang ini berakibat pada pola tidur beliau yang

terganggu.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

22

Universitas Indonesia

Berikut ini pohon masalah dari kasus:

Risiko gangguan pola tidur

Koping individu tidak efektif

Gambar 3.1 Pohon masalah

Inti masalah (core problem) dari pohon masalah diatas adalah ansietas. Sedangkan

diagnosis keperawatannya yaitu ansietas, koping individu tidak efektif, dan risiko

gangguan pola tidur. Karya ilmiah akhir ners ini lebih berfokus untuk mengatasi

salah satu diagnosis keperawatan yaitu ansietas karena masalah ini merupakan

masalah utama yang sedang dialami oleh pasien.

Ansietas

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

23 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini menjelaskan profil lahan praktik, hasil penelitian yang diperoleh dan

menjelaskan secara rinci serta dihubungkan dengan tujuan penelitian. Hasil

penelitian yang diperoleh dibandingkan dan diperkuat dengan penelitian

sebelumnya serta dikaitkan dengan konsep atau teori yang telah disusun dalam

tinjauan pustaka.

4.1 Profil lahan praktek

Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi dahulu bernama Rumah Sakit Jiwa (RSJ)

Pusat Bogor. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang pertama kali didirikan

oleh Pemerintah Hindia Belanda, pada tanggal 1 Juli 1882 dan merupakan rumah

sakit jiwa terbesar kedua setelah Rumah Sakit Jiwa Lawang, Jawa Timur. Tanggal

1 Juli 1882 diresmikanlah RSJ Pusat Bogor dengan nama asli

“Krankzinnigengestich te Beuitenzorg” oleh Direktur P & K (Ex Onderwijs Van

Eeredienst En Nijverheid) dengan jumlah pekerja 35 orang Eropa dan 95 pegawai

Indonesia dan keturunan Cina diantaranya seorang dokter jiwa yang bernama dr.

Sumeru, dengan kapasitas 400 tempat tidur. Pada kurun waktu 1942- 1945, RSJ

Pusat bogor digunakan sebagai penampungan tentara Jepang dan sebagian lain

untuk karantina penyakit menular.

Periode tahun 1945-1950 yang merupakan periode revolusi fisik dalam

mempertahankan kemerdekaan tidak banyak perhatian yang diberikan pemerintah

terhadap RSJ Pusat Bogor. Perbaikan gedung hanya sedikit yang dapat dilakukan

dalam periode antara tahun 1950-1969. Semenjak tahun 1978 dengan Surat

Keputusan Menteri Kesehatan No. 135/Menkes/SK/IV/1978 tanggal 28 April

1978 diatur Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSJ Pusat Bogor. Tahun 1998,

RSJ Pusat Bogor telah terakreditasi untuk lima jenis pelayanan, yaitu pelayanan

medis, pelayanan administrasi dan manajemen, pelayanan gawat darurat,

pelayanan keperawatan, dan pelayanan rekam medis.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

24

Universitas Indonesia

Periode tahun 1997-2001 terjadi peningkatan kunjungan rawat jalan dan

peningkatan rata-rata hunian tempat tidur/ rawat inap yang cukup signifikan

seiring dengan peningkatan mutu pelayanan, pengembangan pelayanan dan

pembukaan layanan baru seperti Instalasi Pemulihan NAPZA, Ruang Model

Praktik Keperawatan Professional, ICU Psikiatri, Ruang Detoksifikasi maupun

pelayanan umum. Pada tanggal 1 Juli 2002 bersamaan dengan momentum

peringatan ulang tahun ke 120 rumah sakit, RSJ Pusat Bogor berganti nama

menjadi Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi.

Salah satu ruang pelayanan umum yang ada di Rumah Sakit dr. H. Marzoeki

Mahdi adalah ruang Antasena. Ruangan Antasena merupakan ruang perawatan

umum kelas III dan kelas II, yang terdiri dari 2 gedung yang mempunyai kapasitas

35 tempat tidur yang terdiri dari 7 kamar. Kelas II masing-masing berisi 2-3

tempat tidur dan kelas III masing-masing berisi 6-9 tempat tidur dalam setiap

kamarnya. Ruang Antasena merupakan ruang rawat untuk pasien laki-laki dan

perempuan. Terdapat juga 1 ruang isolasi yang digunakan untuk pasien dengan

penyakit menular dan pasien yang mengalami penurunan imunitas.

Sumber daya manusia yang ada di ruang Antasena terdiri dari 30 orang yang

terdiri dari 1 kepala ruangan, 2 ketua tim, 24 perawat pelaksana, 1 pramu husada

dan 2 tenaga cleaning service. Tingkat pendidikan tenaga yang ada adalah S1

Keperawatan 1 orang, DIII Keperawatan 26 orang, dan SMA 3 orang.

Penggunaan metode penugasan asuhan keperawatan di ruang Antasena

menggunakan metode tim primer, yang terdiri dari 2 tim dimana masing-masing

tim mempunyai perawat primer dalam memberikan asuhan keperawatan. Pola

pemberian asuhan keperawatan dibagi menjadi tiga shift yaitu pagi, sore, dan

malam.

4.2 Analisis masalah keperawatan dengan konsep terkait KKMP dan

konsep kasus terkait

Masalah yang diangkat dalam karya ilmiah akhir ini adalah masalah kesehatan

yang biasa terjadi pada masyarakat perkotaan yaitu hipertensi. Hipertensi

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

25

Universitas Indonesia

prevalensinya tinggi pada penduduk yang tinggal di perkotaan. Menurut Setiawan

(2006) dalam perbandingan kota di Indonesia kasus hipertensi cenderung tinggi

pada daerah urban seperti : Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan

Makassar yang mencapai 30 – 34%. Pada kasus yang ditemukan, pasien menderita

hipertensi sejak 6 tahun yang lalu dikarenakan pola makan pasien yang cenderung

menyukai makanan asin dan berlemak, aktivitas yang kurang, dan munculnya

banyak stressor dari lingkungan. Hal ini sesuai dengan gaya hidup masyarakat di

perkotaan yang mengikuti era globalisasi dimana gemar makanan fast food yang

kaya lemak, asin, malas berolahraga dan mudah tertekan/ stres (Wisnu, 2013).

Hasil pengkajian didapatkan pasien menderita hipertensi sejak usia 37 tahun.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sugiharto (2007) dikemukakan bahwa pada

usia antara 36-45 tahun seseorang rentan terhadap terjadinya masalah hipertensi.

Umur seseorang merupakan faktor risiko kuat yang tidak dapat diubah dimana

pembuluh darah arteri akan kehilangan elastisitas atau kelenturannya seiring

dengan bertambahnya usia seseorang (Staessen, 2003). Seiring bertambahnya usia

seseorang, risiko terjadinya hipertensi meningkat. Hipertensi bisa terjadi pada

segala usia, namun paling sering dijumpai pada usia 35 tahun atau lebih. Hal ini

disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon.

Apabila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa memicu

terjadinya hipertensi (Gunawan, 2001).

Selain karena faktor usia, pola makan pasien lebih cenderung menyukai makanan

yang asin. Pasien mengatakan sering mengkonsumsi ikan asin dan gorengan

dalam kesehariannya. Sering mengkonsumsi makanan asin dan makanan berlemak

merupakan salah satu risiko terjadinya hipertensi. Penelitian Radecki (2000)

menunjukkan hal yang sama, bahwa orang yang mempunyai kebiasaan konsumsi

asin akan berisiko terserang hipertensi sebesar 3,95 kali lipat dibandingkan orang

yang tidak biasa mengkonsumsi asin. Menurut Hull (1996), penelitian

menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium dengan hipertensi pada

beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat menyebabkan tubuh

meretensi cairan yang meningkatkan volume darah. Penelitian Margaret (2002),

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

26

Universitas Indonesia

menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi lemak

jenuh akan berisiko terserang hipertensi sebesar 7,72 kali dibandingkan orang

yang tidak biasa mengkonsumsi lemak jenuh.

Ketika dilakukan pengkajian, pasien mengatakan saat ini banyak hal yang

membuatnya berfikir banyak. Mulai dari masalah kekhawatirannya pada anak-

anaknya yang ada di rumah dan ketakutan pasien terhadap operasi appendiktomi

yang akan dilakukannya. Pasien juga mencemaskan akan tekanan darahnya yang

tidak turun ke nilai normal sehingga hal ini membuat operasinya menjadi tertunda

karena tekanan darahnya yang masih tinggi. Hasil skor ansietas dengan

menggunakan kuesioner tingkat kecemasan menurut Harmono (2010) yang

diambil dari Hamilton Anxiety Rating Scale didapatkan hasil skor 26 dimana

masuk ke dalam kategori ansietas sedang. Menurut Videbeck (2008), ansietas

sedang pada pasien ditunjukkan dari respon fisiknya seperti tanda-tanda vital yang

meningkat, sakit kepala, pola tidur yang berubah, dan ketegangan meningkat.

Respon kognitif pasien meliputi lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara

selektif, fokus terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian menurun, dan

penyelesaian masalah menurun. Sedangkan respon emosional yang ditunjukkan

pasien yaitu ketidaknyamanan, mudah tersinggung, kepercayaan diri goyah, dan

tidak sabar.

Menurut NANDA (2012), pada pasien menunjukkan beberapa tanda dan gejala

fisik yang merupakan tanda dan gejala yang biasa terjadi pada pasien yang

mengalami ansietas. Pasien mengalami mulut kering, wajah yang memerah,

peningkatan tekanan darah, dan jantung yang berdebar-debar. Pasien juga

mengekespresikan rasa kekhawatirannya karena perubahan dalam peristiwa hidup,

seperti penyakit hipertensi yang dideritanya sejak 6 tahun yang lalu.

Kecemasan yang dialami oleh ibu S dengan hipertensi memang bisa terjadi. Hal

ini dikarenakan ibu S mengalami kekhawatiran terhadap penyakitnya. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Wei dan Wang (2006), hampir 12% dari pasien

yang menderita hipertensi menunjukkan tanda-tanda ansietas. Pasien dengan jenis

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

27

Universitas Indonesia

kelamin perempuan, lamanya waktu menderita hipertensi, dan adanya riwayat

hospitalisasi diasosiasikan dengan terjadinya angka ansietas pada pasien dengan

hipertensi.

4.3 Analisis salah satu intervensi dengan konsep dan penelitian terkait

Masalah ansietas yang terjadi pada pasien akan diatasi sesuai dengan pedoman

SAK untuk masalah psikososial ansietas. Menurut Standar Asuhan Keperawatan

Diagnosa Fisik dan Psikososial FIK UI (2012), pada pasien dengan ansietas

tindakan keperawatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tentang masalah

ansietas yang terjadi mulai dari penyebab, proses terjadinya, tanda dan gejala,

serta akibat dari ansietas. Tindakan keperawatan selanjutnya adalah dengan

melatih teknik relaksasi fisik, pengendalian pikiran, serta mengontrol emosi.

Latihan relaksasi yang dilakukan pada pasien ansietas ini adalah latihan tarik

napas dalam. Menurut penelitian Gill, Kolt, dan Keating (2004), latihan napas

dalam mampu menurunkan ansietas yang terjadi.

Implementasi yang dilakukan pertama kali adalah mengidentifikasi masalah

ansietas itu sendiri seperti penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibat.

Pasien mengatakan penyebab dari rasa khawatirnya ini adalah penyakitnya itu

sendiri dimana tekanan darahnya yang masih tinggi sehingga operasi yang akan

dilakukannya menjadi tertunda. Operasi yang akan dilakukan oleh pasien

merupakaan operasi pertamnya sehingga hal ini juga menambah rasa takut pasien.

Penelitian yang dilakukan oleh Makmuri et.al (2007 dalam Puryanto, 2009)

tentang tingkat kecemasan pre operasi menunjukkan bahwa dari 40 orang

responden terdapat 16 orang atau 40% yang memiliki tingkat kecemasan dalam

kategori sedang, 15 orang atau 37,5% dalam kategori ringan, dan responden

dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 7 orang atau 17,5% dan reponden yang

merasa tidak cemas sebanyak 2 orang atau 5 %.

Barlow (2004) menyebutkan bahwa kecemasan (ansietas) pada pasien pre operasi

dapat disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah karena faktor

pengetahuan dan sikap perawat dalam mengaplikasikan pencegahan ansietas pada

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

28

Universitas Indonesia

pasien pre operasi. Untuk mengatasi masalah ini maka perawat melakukan

implementasi dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan operasi

seperti bagaimana gambaran ruang operasi, petugas kesehatan yang akan

membantu dalam operasi, prosedur tindakan mulai dari anastesi hingga

pembedahan, serta efek setelah pembedahan seperti terjadinya nyeri dan resiko

infeksi yang bisa saja terjadi. Pendidikan kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat

pendidikan pasien sehingga informasi yang diberikan mampu diterima dan dicerna

dengan baik. Pemberian pendidikan kesehatan ini memberikan dampak pada

pasien dimana pasien menjadi bertambah pengetahuannya sehingga mengurangi

tingkat kecemasan yang terjadi. Hasil evaluasi didapatkan pasien mengatakan

lebih tenang sekarang setelah mengetahui pendidikan kesehatan tentang persiapan

operasi dan perasaan cemasnya mulai berkurang.

Masalah lain yang dihadapi oleh pasien adalah masalah kekhawatirannya pada

anak-anaknya yang ada di rumah dan sikap suaminya yang cuek terhadap dirinya.

Hal ini menjadi beban pikiran pasien sehingga pasien mengalami stres. Menurut

Suyono (2001) stres juga memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal ini diduga

melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten.

Apabila stress berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian tekanan darah

yang menetap. Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu

dan bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Faktor stres inilah

yang akhirnya membuat tekanan darah pasien menjadi naik.

Untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan intervensi dengan menggunakan

teknik relaksasi yaitu dengan melakukan latihan tarik napas dalam. Latihan tarik

napas dalam ini mampu mengurangi rasa kecemasan yang ada (Preston, 2011).

Fisher (2007) menyebutkan bahwa dengan berlatih tarik napas dalam mampu

mengurangi tingkat kecemasan yang dialami oleh seseorang. Penelitian ini

didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Aivazyan et.al (1988) yang

menyebutkan bahwa latihan teknik relaksasi tarik napas dalam mampu

menurunkan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

29

Universitas Indonesia

Implementasi yang dilakukan adalah dengan melatih teknik relaksasi tarik napas

dalam pada pasien. Perawat memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang teknik

relaksasi tarik napas dalam dimulai dari pengertiannya, tujuan, dan langkah-

langkah dalam melakukan teknik relaksasi tarik napas dalam. Perawat

mendemonstrasikan terlebih dahulu langkah-langkahnya kemudian memberikan

kesempatan kepada pasien untuk mencoba melakukannya sendiri. Pasien terlihat

mampu melakukan teknik relaksasi tarik napas dalam secara baik dan benar.

Kemudian perawat bersama pasien mendiskusikan kapan saja waktu untuk

berlatih teknik relaksasi tarik napasa dalam ini. Pasien menyepakati kapanpun

pasien mau melakukan dan minimal 3 kali latihan dalam sehari. Setiap interaksi

dengan pasien, perawat melakukan evaluasi terhadap latihan teknik relaksasi tarik

napas dalam. Teknik relaksasi tarik napas dalam ini dilakukan pasien dengan baik

dan teratur.

Hasil evaluasi didapatkan tekanan darah pasien berangsur-angsur mengalami

penurunan dimana sebelum berlatih teknik relaksasi tarik napas dalam tekanan

darahnya mencapai 140/90 mmHg dan diakhir interaksi setelah pasien selalu

berlatih teknik relaksasi tarik napas dalam didapatkan hasil tekanan darahnya

yaitu mencapai 110/70 mmHg. Hasil wawancara juga didapatkan pasien merasa

lebih nyaman dan tenang setelah berlatih tarik napas dalam dan cemas yang ada

mulai berkurang. Hasil kuesioner tingkat ansietas (Hamilton Anxiety Rating Scale)

pada akhir pertemuan didapatkan nilai 7 dimana masuk ke dalam kecemasan

ringan yang tidak akan mengganggu aktivitas keseharian pasien.

4.4 Alternatif pemecahan yang dapat dilakukan

Masalah kecemasan yang dialami oleh pasien berangsur-angsur mengalami

penurunan. Pada awalnya pasien khawatir dan takut akan operasi yang akan

dijalaninya, namun perawat memberikan edukasi berupa pendidikan kesehatan

persiapan operasi dan hasilnya pasien mampu menerimanya dan mengatakan

bahwa kecemasannya akan operasi menjadi berkurang. Menurut Long (1996)

pendidikan kesehatan pada pasien preoperasi sebaiknya diberikan sebelum pasien

menjalankan operasi dan pendidikan pasien preoperative ini didasarkan pada

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

30

Universitas Indonesia

waktu yang tepat. Pendidikan kesehatan yang dilakukan beberapa hari sebelum

pembedahan, pasien mungkin tidak ingat tentang apa yang telah diajarkan,

sedangkan jika instruksi diberikan terlalu dekat dengan waktu pembedahan pasien

mungkin tidak dapat berkonsentrasi karena ansietas atau efek dari medikasi

praanestesi (Smeltzer, 2002). Pendidikan kesehatan persiapan operasi diberikan 1

hari sebelum pasien menjalani operasinya. Hal ini membuat pasien untuk lebih

mudah dalam mengingatnya. Ketika dilakukan evaluasi ulang pasien mampu

menyebutkan beberapa hal yang akan dihadapi ketika akan operasi seperti

masalah pembiusan, penggantian pakaian dengan baju operasi, tenaga medis baik

perawat maupun dokter, serta prosedur operasi apa yang akan dilakukan.

Pemberian pendidikan kesehatan terkait terkait persiapan operasi sebaiknya

dilakukan oleh perawat 1-2 hari sebelum pasien dilakukan tindakan operasi. Hal

ini penting dilakukan karena pasien yang akan dioperasi mengalami perasaan

cemas yang jika ditangani dengan diberikan pendidikan kesehatan, cemas ini akan

berkurang.

Selain pendidikan kesehatan untuk mengatasi kecemasan, cara lain yang bisa

dilakukan adalah dengan melakukan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang

dalam hal ini perawat mengajarkan kepada pasien bagaimana cara melakukan

napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana

menghembuskan napas secara perlahan (Smeltzer & Bare, 2002). Teknik relaksasi

mampu membuat pasien menjadi lebih rileks. Pasien mengatakan sering berlatih

teknik relaksasi secara mandiri disetiap waktu luang. Hasilnya pasien sendiri

mengatakan bahwa dirinya menjadi lebih tenang dan perasaan gusar maupun

tegang menjadi mulai berkurang. Hal ini dapat dilihat dari tekanan darah pasien

pada 1 hari menjelang operasi yang mendekati angka normal yaitu 130/90. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aivazyan et.al (1988) bahwa

dengan berlatih teknik relaksasi tarik napas dalam, kecemasan dan tekanan darah

seseorang yang menderita hipertensi menjadi turun.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

31

Universitas Indonesia

Perawat hanya memberikan latihan teknik relaksasi tarik napas dalam untuk

mengatasi masalah ansietas yang terjadi pada pasien. Ansietas dapat diatasi juga

dengan teknik relaksasi lainnya seperti latihan hipnosis 5 jari dan latihan relaksasi

otot progresif (progressive muscle relaxation). Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Mu’afiro (2004) latihan hipnosis 5 jari mampu menurunkan kecemasan pada

pasien. Latihan lainnya yaitu dengan latihan relaksasi otot progresif adalah terapi

relaksasi dengan gerakan mengencangkan dan melemaskan otot-otot pada satu

bagian tubuh pada satu waktu untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik

(Synder & Lindquist, 2002 dalam Supriati, 2010). Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Supriati (2010) pada pasien yang mengalami ansietas setelah

diberikan latihan thought stopping dan progressive muscle relaxation tingkat

ansietasnya menurun dari ansietas sedang ke ansietas ringan. Selain itu latihan

relaksasi otot progresif (progressive muscle relaxation) juga mampu untuk

menurunkan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi (Hamarno, 2010).

Dalam menangani pasien hipertensi dengan ansietas, perawat merekomendasikan

untuk dilakukan pemberian latihan teknik relaksasi hipnosis 5 jari dan latihan

relaksasi otot progresif (progressive muscle relaxation).

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

32 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Masalah kesehatan yang terjadi pada ibu S merupakan masalah kesehatan yang

umum terjadi pada masyarakat perkotaan. Masalah kesehatan ibu S adalah

hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal ini terlihat dari gaya hidup yang

dilakukan oleh ibu S yang mencerminkan gaya hidup masyarakat perkotaan yaitu

lebih menyukai makanan yang berlemak, tinggi kadar garam, penggunaan

penyedap rasa buatan atau MSG (monosodium glutamat) secara berlebihan,

kurang aktivitas atau jarang berolahraga, serta faktor stres yang tinggi.

Selain masalah hipertensi, ibu S juga mengalami masalah psikososial yaitu

ansietas. Ansietas yang dialami oleh ibu S termasuk ke dalam kategori ansietas

sedang menurut Hamilton Anxiety Rating Scale dengan hasil skor 26. Ansietas ini

dikarenakan ibu S cemas terhadap operasinya dan mencemaskan anak-anaknya

yang berada di rumah. Selain itu, ibu S memiliki komunikasi yang kurang baik

antara beliau dengan suaminya. Hal ini juga yang membuat ibu S menjadi beban

fikiran.

Masalah yang muncul pada ibu S telah dilakukan penatalaksanaan keperawatan

yaitu dengan pendidikan kesehatan terkait persiapan operasi dan pemberian

asuhan keperawatan pada pasien ansietas. Pendidikan kesehatan terkait persiapan

operasi dilakukan 1 hari sebelum pasien menjalani operasi. Masalah ansietas

diatasi dengan pertama kali melakukan diskusi antara perawat dan pasien untuk

mengenali ansietasnya. Setelah pasien mampu mengenali ansietasnya perawat

mengajarkan cara untuk mengatasi ansietas yaitu dengan berlatih salah satu teknik

relaksasi yaitu tarik napas dalam. Tarik napas dalam ini dilakukan pasien minimal

3 kali dalam sehari dan setiap interaksi perawat melakukan evaluasi terhadap

teknik relaksasi yang sudah dilatih.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

33

Universitas Indonesia

Hasil dari penatalaksanaan keperawatan ansietas pada ibu S terkait pemberian

pendidikan kesehatan persiapan operasi adalah pasien mampu menyebutkan

beberapa hal yang akan dihadapi ketika akan operasi seperti masalah pembiusan,

penggantian pakaian dengan baju operasi, tenaga medis baik perawat maupun

dokter, serta prosedur operasi apa yang akan dilakukan. Evaluasi teknik relaksasi

tarik napas dalam adalah didapatkan tekanan darah pasien berangsur-angsur

mengalami penurunan dimana sebelum berlatih teknik relaksasi tarik napas dalam

tekanan darahnya mencapai 140/90 mmHg dan diakhir interaksi setelah pasien

selalu berlatih teknik relaksasi tarik napas dalam didapatkan hasil tekanan

darahnya yaitu mencapai 110/70 mmHg. Hasil wawancara juga didapatkan pasien

merasa lebih nyaman dan tenang setelah berlatih tarik napas dalam dan cemas

yang ada mulai berkurang. Hasil kuesioner tingkat ansietas (Hamilton Anxiety

Rating Scale) pada akhir pertemuan didapatkan nilai 7 dimana masuk ke dalam

kecemasan ringan yang tidak akan mengganggu aktivitas keseharian pasien.

5.2. Saran

5.2.1 Bidang keilmuan keperawatan jiwa

Saran untuk bidang keilmuan keperawatan jiwa adalah perlunya diadakan temu

ilmiah, pelatihan, atau seminar terkait asuhan keperawatan psikososial salah

satunya masalah ansietas.

5.2.2 Aplikatif

5.2.2.1 Perawat yang ada di tatanan pelayanan kesehatan didalam merawat pasien

hipertensi tidak hanya memperhatikan masalah fisiknya saja namun masalah

psikososial juga perlu untuk diperhatikan seperti masalah ansietas.

5.2.2.2 Perawat dapat memadukan dua tindakan keperawatan yaitu pendidikan

kesehatan terkait persiapan operasi dan melatih teknik relaksasi tarik napas dalam

untuk mengatasi masalah ansietas.

5.2.2.3 Pemberian pendidikan kesehatan terkait persiapan operasi lebih efektif

dilakukan 1 hari sebelum pasien menjalani operasinya.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

34

Universitas Indonesia

5.2.2.4 Perawat dapat memberikan teknik relaksasi lainnya untuk mengatasi

ansietas yaitu dengan hipnosis 5 jari dan latihan teknik relaksasi otot progresif

(progressive muscle relaxation).

5.2.2.5 Pemberian pendidikan kesehatan pada pasien tidak hanya dilakukan satu

kali saja namun perlu dilakukan evaluasi dan diskusi ulang dalam setiap interaksi

sehingga pasien diharapkan memahami dan mengurangi tingkat kecemasannya.

5.2.3 Penelitian

Penilitian selanjutnya perlu dilakukan dengan menggunakan teknik relaksasi

lainnya seperti hipnosis 5 jari dan teknik relaksasi otot progresif (progressive

muscle relaxation) untuk melihat tingkat keefektifannya dalam menangani

masalah ansietas pada pasien dengan hipertensi.

Bab ini menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh dan menjelaskan secara rinci

serta dihubungkan dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh

dibandingkan dan diperkuat dengan penelitian sebelumnya serta dikaitkan dengan

konsep atau teori yang telah disusun dalam tinjauan pustaka. Selain itu, dalam bab

ini juga dijelaskan mengenai keterbatasan penelitian serta implikasi keperawatan.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

35 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Agustarika, B. (2009). Pengaruh terapi thought stopping terhadap ansietas klien

dengan gangguan fisik di RSUD Kabupaten Sorong. Tesis. Program

Pascasarjana Kekhususan Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.

Aivazyan, T.A., et. al. (1988). Efficacy of relaxation techniques in hypertensive

patients. Health psychology, 7, 193-200.

Barlow, D.H. (2004). Anxiety and its disorders: the nature and treatment of

anxiety and panic. London: Guilford Press.

Corwin, E. (2001). Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Doengoes, M. E. (2000). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.

Dosh, S.A. (2001). The diagnosis of essential and secondary hypertension in

adults. Journal Fam Practice, 50, 707-712.

Ferketich et. al., (2000). Links among depression, race, hypertension, and the

heart. Journal Clinical Hypertension 2, 6, 410-412.

Fisher, B.H. (2007). The effects of utilizing a preshot routine and deep breathing

on reducing performance anxiety and improving serving performance

among youth tennis players. Thesis. Morgantown: School of Physical

Education West Virginia.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

36

Universitas Indonesia

Gill, S., Kolt, G.S., & Keating, J. (2004). Examining the multiprocess theory: an

investigation of the effects of two relaxation strategies on state anxiety.

Journal of Body Work and Movement, 8, 288-296.

Gunawan. (2001). Hipertensi, Jakarta: PT Gramedia.

Gunawan, L. (2005). Hipertensi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Hamarno, R. (2010). Pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap

penurunan tekanan darah klien hipertensi primer di kota malang. Tesis.

Program Pascasarjana Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.

Harapan, M.S. (2005). Ansietas penderita jantung. 10 Juni 2013.

http://health.detik.com/read/2005/08/10/132550/419549/178/ansietas-

penderita-jantung

Herdman, T.H. (2012). Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-

2014. Jakarta: EGC.

Hull. (1996). Penyakit jantung, hipertensi, dan nutrisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Long, B. C. (1996). Perawatan medikal bedah. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni

Pendidikan Keperawatan Padjajaran.

Margaret M. H., et. al., (2002). Association of Fat Distribution and Obesity with

Hypertension in a Bi-ethnic Population. Journal Obesity, 8, 516-524.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

37

Universitas Indonesia

Mu'afiro, A. (2004). Pengaruh hipnosis lima jari terhadap penurunan kecemasan

pasien kanker leher rahim di ruang kandungan RSU Dr. Soetomo Surabaya.

Tesis. Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas

Gadjah Mada. Tidak dipublikasikan.

Priharjo, R. (2003). Perawatan nyeri. Jakarta: EGC.

Puryanto. (2009). Perbedaan tingkat kecemasan pasien pre operatif selama

menunggu jam operasi antara ruang rawat inap dengan ruangan persiapan

operasi rumah sakit ortopedi Surakarta. 08 Juni 2013.

http://etd.eprints.ums.ac.id/4455/1/J210070104.pdf

Radecki T. (2000). Hypertension: Salt is a Major Risk Factor. Journal

Cardiovascular, 1, 5-8.

Riset Kesehatan Dasar. (2007). 08 Juni 2013.

http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download.html

Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi dan Program Spesialis Keperawatan Jiwa.

(2012). Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial. Depok:

Fakultas Ilmu Keperawatan universitas Indonesia.

Setiawan, Z. (2006). Karakteristik sosiodemografi sebagai faktor risikohipertensi

studi ekologi di pulau jawa tahun 2004. Tesis. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.

Sheps, S.G. (2005). Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.

Jakarta: PT Intisari Mediatama.

Smeltzer, S.C. (2002). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner &

Suddarth. Edisi ke-8. Jakarta: EGC.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

38

Universitas Indonesia

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia.

Staessen, A.J., et. al. (2003). Essential Hyppertension. The Lancet, 1629-1635.

Stuart, G.W. dan Laraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric

nursing. 8th

edition. St. Louis: Mosby Year Book.

Sugiharto, A. (2007). Faktor-faktor risiko hipertensi grade II pada Masyarakat

(Studi kasus di kabupaten Karanganyar). Tesis. Program Pasca sarjana

Universitas Diponegoro.

Supriati, L. (2010). Pengaruh terapi thought stopping dan progressive muscle

relaxation terhadap ansietas pada klien dengan gangguan fisik di RSUD

Dr. Soedono Madiun. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia. Tidak dipublikasikan.

Suyono. (2001). Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.

Tambayong, J. (2000). Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC.

Videbeck, S.L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.

Wardayati, K.T. (2011). Polusi perkotaan pemicu hipertensi. 10 Juni 2013.

http://intisari-online.com/read/polusi-perkotaan-pemicu-hipertensi

Widiyani, R. (2013). Penderita hipertensi terus meningkat. 10 Juni 2013.

http://health.kompas.com/read/2013/04/05/1404008/Penderita.Hipertensi.Te

rus.Meningkat

Wei & Wang. (2006). Anxiety symptoms in patients with hypertension: a

community-based study. International Journal Psychiatry in medicine, 36,

315-322.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

39

Universitas Indonesia

Wisnu, I.M.L. (2013). Waspadai hipertensi, pemicu penyakit kelas berat. 10 Juni

2013.

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid

=24&id=74882

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

LOKASI : Ruang rawat Antasena RSMM Bogor TANGGAL DIRAWAT: 27-

31 Mei 2013

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Ny. S Tanggal pengkajian : 27 Mei 2013

Umur : 44 tahun

Informan : Ibu S, rekan medis

II. KONDISI KLIEN

Ibu S (44 tahun) datang ke RSMM dengan keluhan nyeri perut bagian kanan

bawah yang sudah terjadi sejak ± 3 bulan yang lalu. Nyeri hilang timbul dan

menjalar sampai keseluruh bagian perut dan ulu hati. Sebelum masuk rumah

sakit klien mengalami demam, mual, dan muntah. Klien tidak mengalami

masalah dalam gangguan eliminasi baik BAB maupun BAK. Diagnosis medis

klien adalah appendiksitis dan direncanakan untuk dilakukan operasi. Selain

appendiksitis klien juga memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol.

Tekanan darah klien ini diketahui tinggi sejak 6 tahun yang lalu, setelah itu

klien tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi. Pola makan klien adalah

menyukai makanan asin, mengkonsumsi ikan asin, dan gorengan.

Klien mengatakan banyak sekali hal yang dicemaskan mulai dari operasi yang

akan dilakukan karena ini merupakan operasi pertamanya, masalah anak-

anaknya yang saat ini berada di rumah, dan komunikasi yang kurang terjalin

dengan baik antara klien dengan suaminya.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya : Berhasil Kurang berhasil Tidak

berhasil

- √

- - -

Lampiran 1

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

a. Aniaya fisik :

b. Aniaya seksual :

c. Penolakan :

d. Kekerasan dalam keluarga:

e. Tindakan kriminal :

Jelaskan No 1, 2, 3 : klien tidak memiliki riwayat sakit jiwa dan

tidak mengalami aniaya fisik, seksual,

penolakan, kekerasan dalam keluarga, dan

tindakan kriminal.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan

…………………… …………… ………………………………….

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : tidak ada.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

IV. FISIK

1. Tanda Vital : TD: 140/90 mmHg N: 88 x/menit S: 36,5 ºC P:

20 x/menit

2. Ukur : TB: 159 cm BB: 64 kg

3. Keluhan Fisik : Ya Tidak

- √

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- - - -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- -

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Jelaskan : Nyeri di perut bagian kanan bawah ± 3 bulan yang lalu,

hipertensi sejak 6 tahun yang lalu.

Masalah Keperawatan : nyeri.

V. PSIKOSOSIAL :

1. Genogram :

Jelaskan : klien tinggal bersama suami dan ketiga anaknya. Klien

mengatakan orang tuanya keduanya sudah meninggal dunia

bukan karena hipertensi. Kakak perempuan kedua klien

mengalami hipertensi juga. Klien mengatakan ibunya sudah

meninggal sejak kecil sehingga klien dibesarkan oleh bapaknya.

Setelah berumah tangga klien tinggal bersama suami dan ketiga

anaknya. Dalam berkomunikasi antara klien dan suaminya

kurang efektif, suami klien terkesan cuek. Pengambilan

keputusan lebih didominasi oleh suami klien.

Masalah Keperawatan : ketidakefektifan hubungan.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

2. Konsep diri :

a. Gambaran diri : Klien tampak terlihat gemuk, namun klien merasa

biasa saja dengan tubuhnya. Bagi klien bertubuh

gemuk itu lumrah bagi ibu-ibu yang sudah

memiliki anak. klien tidak merasa terganggu

dengan bentuk tubuhnya sekarang.

b. Identitas : Sebelum di rawat klien adalah ibu rumah tangga

yang kesehariannya berada di rumah untuk

merawat anak-anak dan suaminya. Klien merasa

senang dengan kegiatan kesehariannya sebagai ibu

rumah tangga. Klien mengatakan puas dilahirkan

sebagai seorang wanita dan bisa menjadi ibu serta

seorang istri.

c. Peran : Klien berperan sebagai ibu dan seorang istri.

Menurut klien, klien mampu melaksanakan tugas

tersebut dengan baik.

d. Ideal diri : Harapan klien saat ini adalah ingin sembuh dan

ingin keluarganya yaitu anak-anak dan suaminya

untuk lebih mengerti akan kondisi dirinya saat ini.

Klien ingin segera kembali ke rumah untuk

melaksanakan tugas kesehariannya sebagai seorang

ibu dan seorang istri.

e. Harga diri : menurut klien, hubungannya dengan anak-

anaknya baik-baik saja sedangkan dengan

suaminya hubungan komunikasi kurang. Suami

klien terkesan cuek dan pendiam. Klien

mengatakan jarang mengobrol bersama suaminya.

Masalah Keperawatan : ketidakefektifan hubungan.

3. Hubungan sosial :

a. Orang yang berarti : anak-anak klien.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien seneng

mengikuti arisan yang diadakan dengan tetangga-tetangganya.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada hambatan.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

4. Spiritual :

a. Nilai dan keyakinan : klien beragama Islam dan taat dalam

menjalankan ibadah keagamaan.

b. Kegiatan ibadah : klien melakukan sholat lima waktu dan mengaji.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan :

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara

berpakaian tidak

Tidak sesuai seperti

biasanya

Jelaskan : Penampilan klien tampak rapi, baju yang dipakai

sesuai

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

2. Pembicaraan :

Cepat Keras Gelisah Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tdk mampu

memulai pembicaraan

Jelaskan : klien tampak gelisah selama wawancara dan observasi.

Masalah Keperawatan : ansietas.

-

-- -

-

-

- √

-

- - -

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

3. Aktivitas motorik :

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Klien tampak lesu, gelisah dan tak bergairah.

Masalah Keperawatan : ansietas.

4. Alam perasaan :

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir

Gembira berlebihan

Jelaskan : klien mengatakan sedih dan khawatir jika mengingat

anak-anaknya dan sikap suaminya yang cuek.

Masalah Keperawatan : ansietas.

5. Afek :

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : afek sesuai stimulus.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

6. Interaksi selama wawancara :

Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : klien kooperatif, kontak mata positif

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

7. Persepsi :

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : -

√ - √

-

√ - - √

-

- - - -

- - - -

- - -

- - -

-

-

-

- -

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Masalah Keperawatan : -

8. Proses pikir :

Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi

Flight of idea Blocking Pengulangan

pembicaraan/persever

asi

Jelaskan :-

Masalah Keperawatan : -

9. Isi pikir :

Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisasi ide yang terkait Pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

Nihilistic Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan : -

10. Tingkat kesadaran:

Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi

Waktu Tempat Orang

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan: -

- - -

- - -

-

- -

- - -

- - -

-

- - - -

- - -

-

- -

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

11. Memori :

Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat

jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi

Jelaskan : klien mengatakan susah mengingat nama orang

yang baru dikenalnya.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung :

Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi

Tidak mampu

berhitung sederhana

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan : -

13. Kemampuan penilaian :

Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan : -

14. Daya tilik diri :

Mengingkari penyakit yang diderita

Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan : -

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan: Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : klien mampu untuk makan sendiri.

- √

- -

-

-

-

- -

-

-

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

2. BAB/BAK: Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan: klien mampu BAB dan BAK secara mandiri.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

3. Mandi: Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : klien mampu mandi dan menjaga kebersihan dirinya

secara mandiri.

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.

4. Berpakaian/berhias: Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : klien mempu berpakaian dan berhias secara mandiri.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : 14.00 s/d 15.00

Tidur malam lama : 21.00 s/d 05.00

Kegiatan sebelum/ sesudah tidur : tidak ada.

Jelaskan : klien tidurnya tercukupi namun selama masuk rumah

skit tidur klien berkurang.

Masalah Keperawatan : risiko gangguan pola tidur.

6. Penggunaan obat : Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan: klien mempu minum obat secara mandiri.

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.

7. Pemeliharaan kesehatan

Ya Tidak

Perawatan lanjutan

Sistem pendukung

-

-

√ -

-

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Jelaskan : sistem pendukung klien dari keluarga perlu

ditingkatkan.

Masalah Keperawatan : ketidakefektifan hubungan.

8. Kegiatan didalam rumah

Ya Tidak

Mempersiapkan makanan

Menjaga kerapian rumah

Mencuci pakaian

Pengaturan keuangan

Jelaskan : klien mempu melakukan kegiatan harian

sebagai ibu rumah tangga secara baik dan

mandiri.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

9. Kegiatan diluar rumah

Ya Tidak

Belanja

Transportasi

Lain-lain

Jelaskan: klien masih mampu melakukan aktivitasnya di luar rumah

secara mandiri.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Mal adaptif

- Bicara dengan orang lain - Minum alkohol

√ Mampu menyelesaikan

masalah

- Reaksi lambat/ berlebih

- Teknik relaksasi - Bekerja berlebihan

√ Aktivitas konstruktif - Menghindar

- Olahraga - Mencederai diri

Lainnya………….. Lainnya…..

Masalah Keperawatan: koping individu tidak efektif.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik: tidak ada.

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik: klien hanya

kurang komunikasi dengan suaminya.

Masalah dengan pendidikan, spesifik: tidak ada.

Masalah dengan pekerjaan, spesifik: tidak ada.

Masalah dengan perumahan, spesifik: tidak ada.

Masalah ekonomi, spesifik: klien merasa jika sakit ini nanti banyak

memakan biaya.

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik: tidak ada.

Masalah lainnya, spesifik: tidak ada.

Masalah Keperawatan: ketidakefektifan hubungan.

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG:

Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor predisposisi Penyakit fisik

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Koping Obat-obatan

Lainnya .....................................................................................

Masalah Keperawatan: defisisensi pengetahuan

XI. ASPEK MEDIK

Diagnosa medik : appendiksitis kronik dan hipertensi.

Terapi medik :

Nifedipime 10 mg (ekstra)

Amilodipine 1x10 mg

Valsartan 1x80 mg

HCT 1x1

Ceftriaxone 2 gram

Keterolac 1 ampul

Ranitidine 1 ampul

Metronidazole 500 mg drip

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan hubungan

2. Nyeri

3. Ansietas

4. Risiko gangguan pola tidur

5. Koping individu tidak efektif

6. Defisiensi pengetahuan.

XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan hubungan

2. Nyeri

3. Ansietas

4. Risiko gangguan pola tidur

5. Koping individu tidak efektif

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

6. Defisiensi pengetahuan.

Mahasiswa,

(Ollyvia Freeska dwi Marta)

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

ANALISA DATA

Dalam analisa data ini lebih difokuskan pada masalah psikososial.

Data Masalah Keperawatan

Data subjektif:

a) Klien mengatakan dirinya takut, cemas,

dan khawatir akan operasi yang akan

dijalaninya.

b) Klien mengatakan banyak sekali hal-hal

yang dipirkan dan dikhawatirkan seperti

anak-anaknya yang saat ini berada di

rumah.

c) Klien mengatakan jantungnya berdebar-

debar ketika dokter atau perawat datang

untuk memeriksanya.

d) Klien mengatakan tidurnya berkurang

ketika berada di rumah sakit.

e) Klien mengatakan takut kenapa tekanan

darahnya tidak turun-turun padahal

sebentar lagi akan operasi.

Data objektif:

a) Kontak mata ada, klien kooperatif.

b) Klien sesekali terlihat melamun.

c) Wajah tamppak tegang.

d) Mukosa bibir kering.

e) Wajah tampak memerah.

Tekanan darah 140/90 mmHg, Nadi 88

x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36,5˚C.

Data subjektif:

a) Klien mengatakan jika ada masalah klien

Ansietas .

Koping individu tidak efektif.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

lebih banyak memendamnya sendiri

daripada membicarakannya dengan

keluarga.

b) Klien mengatakan komunikasi dengan

suaminya kurang karena suaminya terkesan

cuek dengan dirinya dan anak-anak.

c) Klien mengatakan tidurnya berkurang

selama berada di rumah sakit.

d) Klien mengatakan saudara-saudaranya

tinggal jauh dan jarang berkomunikasi.

Data objektif:

a) Klien tampak lesu, kadang tampak kurang

bersemangat.

b) Nafsu makan klien berkurang.

c) Klien tampak murung, melamun dan

terdiam.

d) Klien lebih banyak menghabiskan

aktivitasnya di tempat tidur.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN

ANSIETAS

Diagnosis

Keperawatan

Rencana Tindakan keperawatan Rasional

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Ansietas

sedang-berat

TUM :

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan,

klien mampu

mengatasi

masalah

ansietas yang

dialaminya.

TUK :

1. Klien dapat

menjalin dan

mempertahankan

hubungan saling

percaya

Klien menunjukkan

tanda-tanda percaya

terhadap perawat

Wajah cerah,

tersenyum

Mau berkenalan

Ada kontak mata

Bersedia

menceritakan

perasaannya

Bina hubungan saling percaya :

1.1. Beri salam setiap interaksi

1.2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat

dan tujuan perawat berkenalan

1.3. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

1.4. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji

setiap berinteraksi dengan klien

1.5. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang

dihadapi klien

1.6. Buat kontrak interaksi yang jelas

1.7. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi

perasaan klien

1.8. Penuhi kebutuhan dasar klien

Hubungan saling percaya

merupakan dasar

dari terjadinya komunikasi

teraupetik

sehingga akan memfasilitasi

dalam

pengungkapan perasaan, emosi,

dan harapan klien

Lampiran 2

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

2. Klien dapat

mengenal

ansietasnya

3. Klien dapat

menggunakan

teknik

Klien mengungkapkan

perasaan ansietas,

penyebab ansietas, dan

perilaku akibat ansietas

Klien mampu

mendemonstrasikan

cara mengatasi ansietas

2.1. Jadilah pendengar yang hangat dan responsif

2.2. Beri waktu yang cukup pada klien untuk

berespons

2.3. diskusikan tentang perasaan klien saat sedang

menghadapi masalah atau tekanan.

2.4. Beri dukungan pada klien untuk

mengekspresikan perasaannya

2.5. Identifikasi situasi yang membuat klien

ansietas

2.6. Bersama klien identifikasi penyebab ansietas

2.7. Bersama klien identifikasi perilaku akibat

ansietas

2.8. Beri reinforcement positif

2.9. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan

menguraikan perasaannya.

3.1. Ajarkan klien teknik relaksasi : pengalihan

situasi

3.2. Ajarkan Klien teknik relaksasi untuk

Dengan mengenal ansietasnya,

klien akan lebih kooperatif

terhadap tindakan keperawatan.

Menyamakan persepsi bahwa

ansietas terjadi pada klien.

Di dapatkannya cara lain yang

sehat yang akan membantu klien

untuk mencari cara yang adaptif

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

mengurangi

ansietas secara

positif

4. Klien dapat

dukungan

keluarga untuk

mengatasi

ansietas yang

dialaminya.

secara positif

Keluarga mampu

merawat anggota

keluarga dengan

ansietas dengan latihan

relaksasi.

meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri

3.2. Dorong klien untuk menggunakan relaksasi

dalam menurunkan tingkat ansietas.

4.1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga

4.2. Jelaskan proses tejadi, tanda gejala,

penyebab ansietas pada anggota keluarga

4.3. Ajarkan cara merawat anggota keluarga

dengan latihan relaksasi

4.4. Diskusikan tanda-tanda anggota keluarga

harus dirujuk

4.5. Beri reinforcement positif

dalam mengurangi atau

menghilangkan ansietasnya

Dukungan keluarga, mendukung

proses perubahan perilaku

ansietas klien.

Untuk meningkatkan motivasi

klien dalam menghilangkan

ansietasnya. Untuk memberikan

pengetahuan kepada keluarga

sehingga keluarga dapat

memahami cara yang tepat dalam

menangani klien dan pentingnya

perhatian keluarga.

Agar keluarga dapat merawat

klien di rumah secara mandiri.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Lampiran 3

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari /

Tanggal

Implementasi Evaluasi

Senin/ 27 Mei

2013

Kondisi Klien

Ny. S (44 tahun) datang ke RSMM dengan keluhan nyeri perut

bagian bawah kanan yang sudah terjadi sejak 3 bulan yang lalu.

Nyeri hilang timbul, demam (+), mual (+), muntah (+), diare (-).

Diagnosis medis klien mengalami appendiksitis. Klien memiliki

riwayat hipertensi sejak 6 tahun yang lalu. Klien suka

mengkonsumsi makanan yang asin dan gorengan. Klien

mengatakan banyak sekali hal yang dicemaskan mulai dari operasi

yang akan dilakukan karena ini merupakan operasi pertamanya,

masalah anak-anaknya yang saat ini berada di rumah, dan

komunikasi yang kurang terjalin dengan baik antara klien dengan

suaminya.

Pengkajian:

DS :

Klien mengatakan nyeri masih ada dan hilang timbul

Klien mengatakan banyak sekali hal yang dicemaskan

mulai dari operasi yang akan dilakukan karena ini

merupakan operasi pertamanya, masalah anak-anaknya

S :

klien mengatakan senang setelah mengobrol/

berdiskusi dengan perawat dan setelah berlatih

teknik relaksasi tarik napas dalam bersama.

Klien mengatakan pikirannya sekarang sudah mulai

tenang

Klien mengatakan nyeri masih ada.

O :

Kontak mata (+), klien kooperatif

Keadaan umum sedang, kesadaran: compos mentis.

TD 140/90 mmHg, N 88 x/menit, S 36,5˚C, RR 20

x/menit

Mukosa mulut tampak kering

Skor tingkat kecemasan (Hamilton Anxiety Rating

Scale) adalah 26 (ansietas sedang)

A :

Nyeri belum teratasi

Ansietas teratasi sebagian.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

yang saat ini berada di rumah, dan komunikasi yang

kurang terjalin dengan baik antara klien dengan suaminya.

Klien mengatakan jika ada masalah jarang

dikomunikasikan bersama suami.

DO:

Nyeri skala 6, hilang timbul, menyebar di daerah perut,

nyeri tak tertahankan.

TD 140/90 mmHg, N 88 x/menit, S 36,5˚C, RR 20 x/menit

Mukosa mulut tampak kering

Masalah Keperawatan

a. Nyeri

b. Ansietas

Implementasi :

a. Membina hubungan saling percaya

b. Mendiskusikan bersama klien tentang perasaannya

c. Mendiskusikan bersama pasien situasi yang menimbulkan

ansietas.

d. Membantu pasien mengenal penyebab ansietasnya

e. Membantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas.

f. Mengajarkan pasien berlatih teknik relaksasi tarik napas

dalam.

P :

Berlatih teknik relaksasi tarik napas dalam secara

mandiri

Mengisi jadwal latihan tarik napas dalam secara

teratur.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

g. Mengkaji tingkat ansietas pasien dengan menggunakan

kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale.

Rencana Tindak Lanjut :

- Evaluasi kemampuan klien dalam melakukan teknik relaksasi

tarik napas dalam

- Motivasi klien untuk latihan tarik napas dalam secara mandiri

dan teratur

- Motivasi makan dan minum secara adekuat

- Ajarkan distraksi

- Rencana operasi tanggal 29 Mei 2013, puasakan 6 jam

sebelum operasi, terapi pre op: ceftriaxone 2 gr, ranitidine 1

ampul, ketorolac 1 ampul, metronidazole 500 mg drip.

Selasa/ 28 Mei

2013

Kondisi Klien

Klien mengatakan masih terasa nyeri di perut kanan

bawahnya.terutama tadi setelah dilakukan pemeriksaan dengan

ditekuk kakinya. Saat ini nyeri terasasakit sekali. Klien terlihat

berlatih tarik napas dalam secara mandiri untuk mengurangi nyeri

yang terjadi. Klien tampak meringis dan menangis, mukosa bibir

kering. Klien mengatkan cemas akan operasi yang akan

dilakukannya. Jika ada masalah, klien mengatakan lebih banyak

memendam masalah itu sendirian daripada berbagi dengan

suaminya.

S:

- Klien mengatkan perasaan cemas dan was-wasnya

sudah mulai berkurang setelah berdiskusi dan berlatih

bersama perawat.

- Klien mengatakan sudah mempraktekkan teknik

relaksasi tarik napas dalam secara mandiri.

- Klien mengatakn nyeri mulai berkurang

O:

- Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis.

- TD 130/100 mmHg, N 90 x/menit, S 36˚C, RR 21

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Pengkajian:

DS :

Klien mengatakan nyeri sekali pada perut kanan bawahnya.

Klien mengatakan jika ada masalah jarang

dikomunikasikan bersama suami.

Klien mengatakan latihan tarik napas dalam sudah

dipraktekkan secara mandiri.

Klien mengatakn cemas akan operasinya.

DO:

Wajah meringis, tampak menahan sakit

TD 130/100 mmHg, N 90 x/menit, S 36˚C, RR 21 x/menit

Mukosa mulut tampak kering

Makan hanya dihabiskan setengah porsi

TND sudah mampu dilakukan dengan baik.

Masalah Keperawatan

a. Ansietas

b. Koping individu tidak efektif

c. Nyeri

Implementasi :

a. Mengkaji strategi koping yang digunakan oleh klien

x/menit

- Kontak mata (+), klien kooperatif

- Makan dan minum mulai dihabiskan

- TND dan distraksi mampu dilakukan dengan baik.

A:

- Nyeri berkurang

- Ansietas teratasi sebagian

- Koping individu tidak efektif teratasi sebagian

P:

- Berlatih teknik relaksasi tarik napas dalam secara

mandiri

- Mengisi jadwal latihan tarik napas dalam secara

teratur.

- Mempraktekkan distraksi: mengobrol dengan orang

lain.

- Belajar melakukan alternatif koping yang konstruktif

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

b. Memberi dukungan jika klien mengungkapkan perasaannya.

c. Motivasi untuk melakukan evaluasi dari perilakunya sendiri

d. Mengajarkan alternatif koping yang konstruktif seperti bicara

dengan orang lain.

e. Mengevaluasi teknik relaksai tarik napas dalam yang sudah

dilakukan.

f. Berlatih dan berdiskusi dengan klien tentang distraksi :

mengobrol bersama orang lain.

g. Memberikan pendidikan kesehatan terkait persiapan operasi.

Rencana Tindak Lanjut :

- Evaluasi kemampuan klien dalam melakukan teknik relaksasi

tarik napas dalam dan distraksi

- Motivasi klien untuk latihan tarik napas dalam dan distraksi :

mengobrol dengan orang lain secara mandiri dan teratur

- Motivasi makan dan minum secara adekuat

- Motivasi klien melakukan alternatif koping yang konstruktif

- Persiapkan operasi besok

- Evaluasi pengetahuan klien terkait persiapan operasi

- Rencana operasi tanggal 29 Mei 2013, puasakan 6 jam

sebelum operasi, terapi pre op: ceftriaxone 2 gr, ranitidine 1

ampul, ketorolac 1 ampul, metronidazole 500 mg drip.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Rabu/ 29 Mei

2013

Kondisi Klien

Keadaan pre operasi: klien mengatakan takut dan deg-degan

akan dioperasi. Nyeri masih terasa dan hilang timbul. Klien

mengatakn tidurnya semalam kurang nyenyak. Tampak wajah

klien tegang, meringis menahan nyeri.

Keadaan post operasi: klien masih terlihat lemah. Klien

mengatakan nyeri di luka operasi tidak ada, kaki baal. Tampak

balutan verban di luka post operasi.

Pengkajian:

DS :

Klien mengatakan deg-degan ketika akan dioperasi

Klien mengatakan nyeri di luka operasi tidak ada, kaki

baal.

DO:

Wajah meringis, tampak menahan sakit, wajah tegang

TD 130/80 mmHg, N 88 x/menit, S 36˚C, RR 20 x/menit

Mukosa mulut tampak kering

Kaki baal terlihat lemah

Tampak balutan verban di luka bekas post operasi.

TND sudah mampu dilakukan dengan baik.

S:

- Klien mengatkan perasaan cemas dan was-wasnya

sudah mulai berkurang setelah berdiskusi dan berlatih

bersama perawat.

- Klien mengatakan sudah mempraktekkan teknik

relaksasi tarik napas dalam secara mandiri.

- Klien mengatakn nyeri setelah operasi belum muncul.

- Klien mengatkan saat ini sudah tidak mual dan

muntah.

O:

- Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis.

- TD 130/80 mmHg, N 88 x/menit, S 36˚C, RR 20

x/menit

- Kontak mata (+), klien kooperatif

- TND dan distraksi mampu dilakukan dengan baik.

- Post op app, tampak luka post operasi.

- DC (+), produksi (+)

A:

- Nyeri belum teratasi

- Ansietas teratasi sebagian

- Koping individu tidak efektif teratasi sebagian

- Risiko infeksi belum teratasi.

P:

- Berlatih teknik relaksasi tarik napas dalam secara

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Masalah Keperawatan

- Ansietas

- Koping individu tidak efektif

- Nyeri

- Risiko tinggi infeksi

Implementasi :

a. Mempertahankan rasa percaya klien

b. Memberi dukungan jika klien mengungkapkan perasaannya.

c. Menevaluasi alternatif koping yang konstruktif seperti bicara

dengan orang lain.

d. Mengevaluasi teknik relaksai tarik napas dalam yang sudah

dilakukan.

e. Mengevaluasi pengetahuan klien terkait persiapan operasi.

f. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan di area luka

post operasi.

Rencana Tindak Lanjut :

- Anjurkan untuk melakukan bedrest sampai dengan besok jam

12.00

- Anjurkan untuk berpuasa sampai flatus, BU (+)

- Pantau tanda-tanda infeksi pada luka post operasi

- Lakukan pergantian balutan setiap hari

- Evaluasi kemampuan klien dalam melakukan teknik relaksasi

mandiri

- Mengisi jadwal latihan tarik napas dalam secara

teratur.

- Mempraktekkan distraksi: mengobrol dengan orang

lain.

- Belajar melakukan alternatif koping yang konstruktif.

- Menganjurkan untuk bedrest sampai jam 12.00 esok

hari.

- Menganjurkan untuk berpuasa sampai flatus.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

tarik napas dalam dan distraksi

- Motivasi klien untuk latihan tarik napas dalam dan distraksi :

mengobrol dengan orang lain secara mandiri dan teratur

- Motivasi klien melakukan alternatif koping yang konstruktif

- Anjurkan untuk makan dan minum bertahap

- Observasi adanya perdarahan

- Ajarkan teknik relaksasi: hypnosis 5 jari.

Kamis/ 30 Mei

2013

Kondisi Klien

Klien mengatakan saat ini sudah mulai enakan. Semalam tidak

bisa tidur karena nyeri pada luka post operasinya. Saat ini nyeri

sudah mulai berkurang. Ketika ditawarkan untuk berlatih teknik

relaksasi hypnosis 5 jari klien menolak. Klien tampak tenang,

kontak mata (+), mukosa bibir lembab.

Pengkajian:

DS :

Klien mengatakan saat ini sudah mulai enakan, semalam

tidak bisa tidur karena nyeri.

Klien mengatakan sudah berlatih teknik relaksasi tarik

napas dalam dan distraksi dengan mengobrol bersama

orang lain.

Klien mengatakan saat ini sudah mulai berkomunikasi

dengan baik bersama suami dan anak-anaknya.

Klien mengatakan saat ini perasaannya senang dan

S:

- Klien mengatakan sudah mempraktekkan teknik

relaksasi tarik napas dalam secara mandiri dan teratur.

- Klien mengatakan nyeri di luka bekas operasi hilang

timbul.

- Klien mengatakan sudah bisa untuk miring kanan dan

miring kiri

- Klien mengatakan tadi sudah sempat untuk tidur

selama 2 jam.

O:

- Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis.

- TD 130/80 mmHg, N 84 x/menit, S 36,5˚C, RR 20

x/menit

- Kontak mata (+), klien kooperatif

- TND dan distraksi mampu dilakukan dengan baik.

- Post op app, tampak luka post operasi.

- DC (+), produksi (+)

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

berkurang rasa cemasnya.

DO:

Wajah meringis, tampak menahan saki.

Mukosa bibir lembab.

Kontak mata (+), klien kooperatif.

Tampak balutan verban di luka bekas post operasi.

TND sudah mampu dilakukan dengan baik.

Masalah Keperawatan

- Nyeri

- Risiko tinggi infeksi

- Gangguan pola tidur

Implementasi :

a. Mempertahankan rasa percaya klien

b. Memberi dukungan jika klien mengungkapkan perasaannya.

c. Mengevaluasi alternatif koping yang konstruktif seperti bicara

dengan orang lain.

d. Mengevaluasi teknik relaksasi tarik napas dalam yang sudah

dilakukan.

e. Menganjurkan untuk mobilisasi secara bertahap

f. Memberikan terapi injeksi.

A:

- Nyeri belum teratasi

- Risiko infeksi belum teratasi.

- Gangguan pola tidur teratasi sebagian.

P:

- Berlatih teknik relaksasi tarik napas dalam secara

mandiri

- Mengisi jadwal latihan tarik napas dalam secara

teratur.

- Mempraktekkan distraksi: mengobrol dengan orang

lain.

- Belajar melakukan alternatif koping yang konstruktif.

- Mobilisasi bertahap.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

g. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan di area luka

post operasi.

Rencana Tindak Lanjut :

- Pantau tanda-tanda infeksi pada luka post operasi

- Lakukan pergantian balutan setiap hari

- Evaluasi kemampuan klien dalam melakukan teknik relaksasi

tarik napas dalam dan distraksi

- Motivasi klien untuk latihan tarik napas dalam dan distraksi :

mengobrol dengan orang lain secara mandiri dan teratur

- Motivasi klien melakukan alternatif koping yang konstruktif

- Anjurkan untuk makan dan minum bertahap

- Observasi adanya perdarahan

- Ajarkan teknik relaksasi: hypnosis 5 jari.

Jumat/ 31 Mei

2013

Kondisi Klien

Klien mengatakan saat ini sudah mulai enakan. Semalam klien

sudah mampu untuk tidur. Nyeri di luka sesekali datang dan tidak

sering. Makan dan minum klien dihabiskan. Komunikasi klien dan

keluarga tampak lebih baik. Klien mengatakan sangat senang dan

lega akhirnya diizinkan untuk pulang.

Pengkajian:

DS :

Klien mengatakan saat ini sudah mulai enakan, dan

S:

- Klien mengatakan sudah mempraktekkan teknik

relaksasi tarik napas dalam secara mandiri dan teratur.

- Klien mengatakan nyeri di luka bekas operasi hilang

timbul.

- Klien mengatakan saat ini sudah mulai enakan, dan

semalam sudah bisa tidur.

- Klien mengatakan sangat senang dan lega akhirnya

diizinkan untuk pulang.

- Klien mengatakan komunikasi dengan keluarga mulai

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

semalam sudah bisa tidur.

Klien mengatakan nyeri di luka kadang-kadang.

Klien mengatakan sangat senang dan lega akhirnya

diizinkan untuk pulang.

Klien mengatakan komunikasi dengan keluarga mulai lebih

baik, suami mulai berkurang rasa cueknya.

DO:

Makan dan minum klien dihabiskan

Mukosa bibir lembab.

Kontak mata (+), klien kooperatif.

Tampak balutan verban di luka bekas post operasi.

TND sudah mampu dilakukan dengan baik.

Masalah Keperawatan

- Nyeri

- Risiko tinggi infeksi

- Risiko koping individu tidak efektif.

Implementasi :

a. Mempertahankan rasa percaya klien

b. Memberi dukungan jika klien mengungkapkan perasaannya.

c. Mengevaluasi alternatif koping yang konstruktif seperti bicara

lebih baik, suami mulai berkurang rasa cueknya.

O:

- Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis.

- TD 110/70 mmHg, N 78 x/menit, S 36˚C, RR 20

x/menit

- Kontak mata (+), klien kooperatif

- TND dan distraksi mampu dilakukan dengan baik.

- Luka tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi (tidak

ada kemerahan, pus, dan jahitan terlihat bagus)

- Skor tingkat kecemasan (Hamilton Anxiety Rating

Scale) adalah 7 (ansietas ringan).

A:

- Nyeri teratasi

- Risiko infeksi teratasi.

- Ansietas teratasi.

- Koping individu tidak efektif teratasi.

P:

- Berlatih teknik relaksasi tarik napas dalam secara

mandiri

- Mempraktekkan distraksi: mengobrol dengan orang

lain secara mandiri di rumah.

- Belajar melakukan alternatif koping yang konstruktif

di rumah.

- Menjaga kebersihan area luka.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

dengan orang lain.

d. Mengevaluasi teknik relaksasi tarik napas dalam yang sudah

dilakukan.

e. Menganjurkan untuk mobilisasi secara bertahap

f. Memberikan terapi injeksi.

g. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan di area luka

post operasi.

h. Memberikan pendidikan kesehatan terkait persiapan pulang.

Rencana Tindak Lanjut :

- Pantau tanda-tanda infeksi pada luka post operasi

- Lakukan pergantian balutan saat kontrol ulang.

- Evaluasi kemampuan klien dalam melakukan teknik relaksasi

tarik napas dalam dan distraksi

- Motivasi klien untuk latihan tarik napas dalam dan distraksi :

mengobrol dengan orang lain secara mandiri dan teratur

- Motivasi klien melakukan alternatif koping yang konstruktif

- Anjurkan untuk makan dan minum bertahap

- Observasi adanya perdarahan.

- Kontrol hari senin, 3 Juni 2013.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Lampiran 4

KUESIONER TINGKAT KECEMASAN

(HAMILTON ANXIETY RATING SCALE - HARS)

A. Petunjuk penilaian

1. Penilaian dilakukan oleh peneliti atau kolektor data melalui wawancara.

2. Penilaian dengan cara memberikan tanda check list (√ ) pada kolom penilaian

yang tersedia di sebelah kanan sesuai dengan kondisi responden.

3. Peneliti atau kolektor data dalam melakukan wawancara sesuai dengan

panduan.

B. Komponen penilaian

1. Perasaan cemas

Masa depan tidak jelas

Ada rasa khawatir

Ada rasa kegelisahan

Ada rasa ketakutan

Penilaian :

0 Tidak ada gejala kecemasan

1 Ragu-ragu

2 Ada kecemasan dan sulit untuk dikontrol

3 Kecemasan lebih sulit dikontrol

4 Perasaan cemas dan takut ada dan sering mempengaruhi ADL

2. Ketegangan

Tidak dapat rileks atau santai

Mudah gugup

Merasa tegang pada tubuh

Gemetar

Perasaan gelisah

Penilaian :

0 Tidak ada gejala ketegangan

1 Kadang-kadang gugup dan tegang

2 Tidak dapat rileks dan istirahat serta kesulitan untuk

mengontrol tetapi tidak mempengaruhi ADL

3 Rasa gugup dan tidak istirahat sering terjadi serta

mempengaruhi ADL

4 Ada ketegangan dan tidak bisa istirahat serta mempengaruhi

ADL sepanjang hari

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

3. Ketakutan

Takut kerumunan banyak orang

Takut binatang

Takut keramaian lalu lintas

Takut sendirian

Takut pada orang yang tidak dikenal

Takut kegelapan

Penilaian :

0 Tidak ada

1 Ragu-ragu

2 Ada pengalaman takut tapi dapat mengontrolnya

3 Kesulitan mengontrol sehingga kadang mempengaruhi ADL

4 Ketakutan jelas mempengaruhi ADL

4. Gangguan tidur

Sukar memulai tidur

Mudah terbangun

Tidur tidak pulas

Mimpi buruk

Mimpi mendapat ancaman

Penilaian :

0 Tidak ada gejala (tidur pulas)

1 Lama tidur kadang menurun

2 Tidur pulas menurun, kadang terbangun

3 Lama tidur dan kedalaman berubah

4 Klien sering terbangun ketika tidur

5. Gangguan kecerdasan

Sulit untuk konsentrasi

Sulit untuk membuat keputusan

Daya ingat buruk

Penilaian :

0 Tidak ada kesulitan konsentrasi

1 Ragu-ragu

2 Kadang kesulitan untuk konsentrasi

3 Kesulitan konsentrasi, mengingat dan memutuskan seperti

membaca artikel atau melihat TV

4 Selama wawancara kesulitan konsentrasi, mengingat atau

memutuskan

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

6. Perasaan tertekan (depresi)

Sedih dalam komunikasi verbal dan non verbal

Tidak berdaya

Tidak semangat

Tidak punya harapan

Penilaian :

0 Tidak ada

1 Ragu-ragu

2 Ada kejadian yang jelas dan tidak menyenangkan

3 Menunjukkan tanda non verbal depresi atau tidak semangat

4 Menunjukkan kesedihan, tak berdaya dan tidak dapat dialihkan

7. Keluhan somatik (otot)

Kelemahan otot

Kaku otot

Nyeri otot

Nyeri menyebar

Peningkatan ketegangan otot

Penilaian :

0 Tidak ada gejala

1 Kadang-kadang kaku atau nyeri

2 Ada gejala nyeri

3 Nyeri otot mempengaruhi ADL

4 Nyeri sering muncul dan jelas mempengaruhi ADL

8. Keluhan somatik (sensori)

Telinga berdenging

Penglihatan kabur

Muka pucat

Perasaan badan ditusuk-tusuk

Penilaian :

0 Tidak ada gejala

1 Ragu-ragu

2 Ada perasaan tekanan di mata, gangguan penglihatan dan gatal

di kulit

3 Ada gejala sensori dan mempengaruhi ADL

4 Gejala sensori sering muncul dan jelas mempengaruhi ADL

9. Gejala jantung dan pembuluh darah

Denyut nadi cepat

Berdebar-debar

Rasa tertindih di dada

Nyeri dada

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Pembuluh darah berdenyut

Rasa lemah seperti mau pingsan

Penilaian :

0 Tidak ada gejala

1 Ragu-ragu

2 Gangguan jantung ada tapi dapat dikontrol

3 Gangguan jantung sulit dikontrol dan mempengaruhi ADL

4 Gangguan jantung sering muncul dan jelas mempengaruhi ADL

10. Gejala pernapasan

Pernapasan tercekik

Rasa tertekan di dada

Napas pendek/ sesak

Penilaian :

0 Tidak ada gejala

1 Ragu-ragu

2 Ada gejala pernapasan tapi dapat dikontrol

3 Kesulitan mengontrol dan mempengaruhi ADL

4 Gejala pernapasan sering muncul dan jelas mempengaruhi ADL

11. Gejala pencernaan

Sulit menelan

Nyeri perut

Rasa panas di perut

Perut terasa penuh

Mual atau muntah

Diare

Penilaian :

0 Tidak ada gejala

1 Ragu-ragu

2 Ada gejala 1 atau lebih tetapi dapat dikontrol

3 Kesulitan untuk mengontrol gejala dan mempengaruhi ADL

4 Gejala sering muncul dan jelas mempengaruhi ADL

12. Gejala genitourinaria

Sering kencing

Menstruasi yang tidak teratur

Tidak orgasme

Ejakulasi dini

Tidak dapat ereksi (impoten)

Penilaian :

0 Tidak ada gejala

1 Ragu-ragu

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

2 Ada gejala 1 atau lebih tetapi tidak mempengaruhi ADL

3 Ada gejala 1 atau lebih dan mempengaruhi ADL

4 Gejala sering muncul dan jelas mempengaruhi ADL

13. Gejala gangguan saraf (otonom)

Mulut kering

Pucat

Mudah berkeringat

Perasaan pusing

Penilaian :

0 Tidak ada gejala

1 Ragu-ragu

2 Ada gejala 1 atau lebih tetapi tidak mempengaruhi ADL

3 Ada gejala 1 atau lebih dan mempengaruhi ADL

4 Gejala sering muncul dan jelas mempengaruhi ADL

14. Perilaku selama wawancara

Tegang

Gugup

Gelisah

Gemetar

Muka pucat

Nafas dalam

Berkeringat

Penilaian :

0 Tidak ada rasa khawatir

1 Kadang-kadang

2 Kekhawatiran cukup

3 Kekhawatiran yang nyata

4 Kekhawatiran yang sangat nyata, contoh gemetar

Total Nilai :

Penilaian terhadap kecemasan:

Nilai < 17 : kecemasan ringan

18 – 24 : kecemasan ringan - sedang

25 – 30 : kecemasan sedang- berat

Sumber kuesioner:

Hamarno, R. (2010). Kuesioner tingkat kecemasan (Hamilton anxiety rating

scale). Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Tidak

dipublikasikan.

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351467-PR-Ollyvia...UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA IBU S YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Lampiran 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ollyvia Freeska Dwi Marta

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Blitar, 9 Maret 1989

Agama : Islam

Alamat : Dusun Gading Desa Selopuro

RT: 03 RW: 08 Nomor 62

Kecamatan Selopuro

Kabupaten Blitar Jawa Timur

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

No. Pendidikan Tahun

1 FIK UI Program Studi Profesi Ners 2012-2013

2 FIK UI Program Studi Ilmu Keperawatan 2008-2012

3 SMA Negeri 1 Talun 2005-2008

4 MTs Negeri Jambewangi 2002-2005

5 MI Islam Gading 1996-2002

6 TK Al-Hidayah Gading 1995-1996

Asuhan keperawatan ..., Ollyvia Freeska, FIK UI, 2013