Upload
lamdiep
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL KONTRAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA BIAYA PADA PROYEK
GEDUNG BERTINGKAT
SKRIPSI
MAHISHA MOHAMAD RENO 0706266393
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM SARJANA
DEPOK DESEMBER 2011
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL KONTRAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA BIAYA PADA PROYEK
GEDUNG BERTINGKAT
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
MAHISHA MOHAMAD RENO 0706266393
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI DEPOK
DESEMBER 2011
1080/FT.01/SKRIP/03/2012
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
THE INTERNAL FACTORS OF CONTRACTOR WHICH AFFECTING COST PERFORMANCE IN HIGHRISE BUILDING PROJECT
UNDERGRADUATED THESIS Proposed as a requirement to get bachelor degree
MAHISHA MOHAMAD RENO 0706266393
ENGINEERING FACULTY CIVIL ENGINEERING PROGRAM
DEPOK DECEMBER 2011
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan benar
Nama : Mahisha Mohamad Reno
NPM : 0706266393
Tanda Tangan :
Tanggal : 27 Desember 2011
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh : Nama : Mahisha Mohamad Reno NPM : 0706266393 Program Studi : Teknik Sipil Judul Skripsi : Faktor-Faktor Internal Kontraktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Biaya Pada Proyek Gedung Bertingkat
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I : Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT ( ) Pembimbing II : Ir. Asiyanto, MBA, IPM ( ) Penguji I : Juanto Sitorus, Ssi, MT, CPM, PMP ( ) Penguji II : M. Ali Berawi, M.Eng.Sc. Ph.D ( )
Ditetapkan di : Depok, Jawa Barat
Tanggal : 27 Desember 2011
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke Allah SWT, karena atas berkat, rahmar dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini sendiri bertujuan
dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik. Saya
menyadari bahwa, sangatlah sulit bagi saya menyelesaikan skripsi ini, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Banyak sekali bantuan yang saya
peroleh sehingga saya dapat tetap berusaha dan termotivasi untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:
(1) Bapak Dr. Ir. Yusuf Latief, MT selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktunya setiap minggu untuk memberi pengarahan,
diskusi, dan bimbingan serta persetujuan sehingga skripsi ini dapat selesai
dengan baik.
(2) Bapak Asiyanto selaku dosen pembimbing II yang juga telah memberikan
waktunya untuk memberi pengarahan dan memberikan koreksi pada bab –
bab yang telah saya susun
(3) Orang tua saya yang telah memberikan dukungan, doa, dan bantuan materi
yang sangat berarti bagi saya. Skripsi ini saya dedikasikan untuk kedua
orang tua saya.
(4) Dinda dan Havie selaku kakak dan adik saya yang juga senantiasa
memberikan doa, dan dukungan semangat
(5) Teman teman seperjuangan skripsi Preta, Mario, Rekto, Ryan, Unge,
Adisy, Stacia, Fia, Desi, Ardo dan teman seperjuangan Mankon lainnya
yang selalu bersama-sama melakukan bimbingan
(6) Teman-teman Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan yang telah lulus
sebelum saya seperti Marsha, Abi, Krisna, Dapot, Rizky, Andrew, Dimas,
Try, dll.
(7) Amreta Nandini yang selalu memberikan semangat dukungan moriil
dalam mengerjakan skripsi ini.
(8) Serta semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung yang
telah membantu menyelesaikan skripsi ini
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
v
Semoga pihak yang disebutkan diatas mendapatkan balasan jasa yang berlipat
ganda atas kebaikan hati dalam membantu saya, semoga skripsi ini bermanfaat dn
memperoleh berkah-Nya. Saya juga menyadari bahwa hasil skripsi ini memiliki
banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan kritik maupun sarannya.
Jakarta, 27 Desember 2011
Penulis
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : Mahisha Mohamad Reno NPM : 0706266393 Program Studi : Teknik Sipil Departemen : Teknik Sipil Fakultas : Teknik Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Noneksklusif (Non-ecclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL KONTRAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA BIAYA PADA PROYEK
GEDUNG BERTINGKAT
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,
Dibuat di : Depok Pada tanggal : 27 Desember 2011
Yang menyatakan
(Mahisha Mohamad Reno)
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
viii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Mahisha Mohamad Reno Program Studi : Teknik Sipil Judul Skripsi : Faktor-Faktor Internal Yang Berpengaruh Terhadap
Kinerja Biaya Pada Proyek Gedung Bertingkat Kesuksesan perusahaan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu internal, external dan market-force. Faktor internal ini, mempunyai pengaruh sebesar 42% terhadap kesuksesan perusahaan. Kinerja biaya proyek termasuk kedalam tolak ukur kesuksesan kontraktor, apabila kinerja biaya baik, dapat bertahan di persaingan dunia konstruksi di Indonesia yang semakin ketat karena globalisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan faktor internal yang berhubungan erat dengan kinerja biaya proyek dan bagaimana solusi terhadap permasalahan faktor internal tersebut. Hasil analisa penelitian ini menunjukkan permasalahan internal pada penelitian ini berkorelasi dengan kinerja biaya proyek dan dikelompokkan menjadi 7 kelompok faktor, yaitu faktor Manajemen Proyek, Manajemen site, Organisasi, Sumber Daya Manusia, Perencanaan Keuangan, Pengendalian Keuangan, dan Budaya Perusahaan. Kata Kunci : Faktor internal, Cost-Overrun, kinerja biaya
ABSTRACT
Name : Mahisha Mohamad Reno Study Program : Civil Engineering Title : The Internal Factors Of Contractor Which Affecting Cost
Performance in Highrise Building Projects There are three factor which affect company’s success, which is internal, external and market-force. Internal factor affect the company’s success 42 %. Cost performances are include to measurement of company’s performance, contractor who have good cost performance, can survive in competitive which much tighter because of globalization on Indonesia. The purpose of this research are to identify the internal factors problem which affecting the project cost performance. The research result shows the internal problems from this research have a correlation to project’s cost performance, which categorize to 7 factor category, there are project management, site management, organization, human resource development, cost planning, cost management skill factor, system and procedural, human resource development, and cost management. Kata Kunci : Internal Factor, Cost-Overrun, Cost Performance,
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv KATA PENGANTAR.............................................................................................v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR......................vii ABSTRAK............................................................................................................viii DAFTAR ISI............................................................................................................x DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 2
1.2.1 Deskripsi Masalah ......................................................................... 2 1.2.2 Signifikansi Masalah ..................................................................... 3 1.2.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4 1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 4 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5 1.6 Keaslian Penelitian ................................................................................... 5
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 7 2.1 Pendahuluan ............................................................................................. 7 2.2 Proses Kegiatan Perusahaan Jasa Konstruksi (Kontraktor) ........................ 7 2.3 Faktor-Faktor Internal Perusahaan & Permasalahannya .......................... 11
2.3.1 Manajemen ................................................................................. 12 2.3.2 Organisasi ................................................................................... 15 2.3.3 Sumber Daya Manusia ................................................................ 18 2.3.4 Keuangan .................................................................................... 19 2.3.5 Budaya Perusahaan ..................................................................... 21
2.4 Kinerja Biaya Proyek.............................................................................. 23 2.4.1 Total Cost Management (TCM)................................................... 26
2.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 29
3. METODE PENELITIAN ............................................................................ 31 3.1 Pendahuluan ........................................................................................... 31 3.2 Pemilihan Metode Penelitian .................................................................. 31 3.3 Proses Penelitian .................................................................................... 31
3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................... 32 3.3.2 Instrumen Penelitian .................................................................... 34 3.3.3 Pengumpulan Data. ..................................................................... 35 3.3.4 Metode Analisa Data ................................................................... 36
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
x Universitas Indonesia
4. PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA ................................................. 39 4.1 Pendahuluan ........................................................................................... 39 4.2 Pengumpulan Data ................................................................................. 39
4.2.1 Pengumpulan Data Tahap 1 ......................................................... 39 4.2.2 Pengumpulan Data Tahap 2 ......................................................... 44 4.2.3 Pengumpulan Data Tahap 3 ......................................................... 64
4.3 Analisa Data ........................................................................................... 68 4.3.1 Analisa Deskriptif ....................................................................... 68 4.3.2 Analisa Korelasi Non-Parametrik ................................................ 73 4.3.3 Analisa Faktor ............................................................................. 77
5. TEMUAN DAN PEMBAHASAN ................................................................ 92 5.1 Pendahuluan ........................................................................................... 92 5.2 Temuan .................................................................................................. 92
5.2.1 Tahap Verifikasi, Klarifikasi, dan Validasi Variabel .................... 92 5.2.2 Analisa Deskriptif ....................................................................... 95 5.2.3 Analisa Korelasi Non-Parametrik ................................................ 95 5.2.4 Analisa Faktor ............................................................................. 97
5.3 Pembahasan ............................................................................................ 99 5.3.1 Pembahasan verifikasi, klarifikasi, dan validasi variabel .............. 99 Sumber: Hasil Olahan ........................................................................... 100 5.3.2 Pembahasan Analisa Deskriptif ................................................. 101 5.3.3 Pembahasan Analisa Korelasi dan Analisa Faktor ..................... 102 5.3.4 Pembahasan Variabel Hasil Penelitian. ...................................... 105
6. KESIMPULAN & SARAN ........................................................................ 109 6.1 Pendahuluan ......................................................................................... 109 6.2 Kesimpulan .......................................................................................... 109 6.3 Saran .................................................................................................... 113
DAFTAR REFERENSI.....................................................................................114
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
xi Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Strategi Penelitian untuk Berbagai Situasi.......................................... 31 Tabel 3. 2 Variabel bebas penelitian ................................................................... 33 Tabel 4. 1 Persyaratan Pakar yang dijadikan Responden .................................... 40 Tabel 4. 2 Tabulasi Kuesioner tahap pertama ..................................................... 40 Tabel 4. 3 Hasil Validasi Pakar (Variabel yang berubah kalimat) ....................... 41 Tabel 4. 4 Hasil Validasi Pakar (Variabel Tambahan) ........................................ 42 Tabel 4. 5 Hasil Validasi Pakar (Gabungan) ....................................................... 42 Tabel 4. 6 Gambaran umum Responden kuesioner Tahap II ............................... 45 Tabel 4. 7 Kelompok Pengalaman Kerja dari Responden ................................... 46 Tabel 4. 8 Hasil Uji Kelompok Pengalaman Kerja ............................................. 48 Tabel 4. 9 Kelompok Pendidikan dari Responden .............................................. 49 Tabel 4. 10 Hasil Uji Kelompok Pendidikan ...................................................... 51 Tabel 4. 11 Kelompok Jabatan dari Responden .................................................. 54 Tabel 4. 12 Hasil Uji Kelompok Pendidikan ...................................................... 56 Tabel 4. 13 Tabulasi Data penelitian .................................................................. 58 Tabel 4. 14 Output Uji Realibilitas ..................................................................... 60 Tabel 4. 15 Reliability Statistics ......................................................................... 60 Tabel 4. 16 Tabel Cronbach’s Alpha .................................................................. 61 Tabel 4. 17 Tabel R ............................................................................................ 62 Tabel 4. 18 Tabel Item Total Statistics ............................................................... 62 Tabel 4. 19 Profil Pakar yang dijadikan Responden ............................................ 65 Tabel 4. 21 Hasil Validasi Pakar Tahap 3 (Penamaan) ....................................... 66 Tabel 4. 21 (Sambungan) ................................................................................... 67 Tabel 4. 22 Hasil Analisa Deskriptif untuk Variabel Y ....................................... 68 Tabel 4. 23 Hasil Analisa Deskriptif untuk Variabel X ....................................... 69 Tabel 4. 24 Rekapitulasi mean, median dan modus ............................................ 70 Tabel 4. 26 uji normalitas ................................................................................... 72 Tabel 4. 27 Koefisien Korelasi antara variabel X dengan Y ............................... 74 Tabel 4. 28 Variabel yang signifikan .................................................................. 76 Tabel 4. 30 Total Variance Explained faktor manajemen.................................... 78 Tabel 4. 31 Rotated Component Matrixa faktor Manajemen ............................... 79 Tabel 4. 32 Pembagian Faktor Manajemen ......................................................... 80 Tabel 4. 33 KMO and Bartlett's Test Faktor Organisasi ...................................... 81 Tabel 4. 34 Total Variance Explained faktor organisasi ...................................... 81 Tabel 4. 35 Component Matrixa Faktor Organisasi ............................................. 83 Tabel 4. 36 Pembagian Faktor Organisasi .......................................................... 83 Tabel 4. 37 Tabel KMO and Bartlett's Test SDM ............................................... 84 Tabel 4. 38 Total Variance Explained SDM ....................................................... 84 Tabel 4. 39 Component Matrixa SDM ............................................................... 85 Tabel 4. 40 Pembagian Faktor SDM .................................................................. 86 Tabel 4. 41 KMO and Bartlett's Test Faktor Keuangan....................................... 86 Tabel 4. 42 Total Variance Explained Faktor Keuangan ..................................... 87 Tabel 4. 43 Rotated Component Matrixa Faktor Keuangan ................................ 88 Tabel 4. 44 Pembagian Faktor Keuangan ........................................................... 89 Tabel 4. 45 KMO and Bartlett's Test Faktor Budaya Perusahaan ........................ 89
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
xii Universitas Indonesia
Tabel 4. 46 Total Variance Explained Faktor Budaya Perusahaan ...................... 90 Tabel 4. 47 Component Matrixa Faktor Budaya Perusahaan............................... 91 Tabel 4. 48 Pembagian Faktor Budaya ............................................................... 91 Tabel 5. 1 Variabel yang Mengalami Perbaikan ................................................. 93 Tabel 5. 2 Hasil Validasi Pakar (Variabel Tambahan) ........................................ 94 Tabel 5. 3 Variabel X yang signifikan korelasi dengan variabel Y ...................... 96 Tabel 5. 4 Pembagian Faktor Variabel Berdasarkan Hasil Analisa Faktor........... 97 Tabel 5. 5 Variabel X yang mengalami perbaikan dari pakar .............................. 99 Tabel 5. 6 Variabel X yang mengalami perbaikan dari pakar ............................ 100 Tabel 5. 7 Skala Penilaian Untuk Variabel Y (terikat) ...................................... 101 Tabel 5. 8 Skala Penilaian Untuk Variabel X (bebas) ....................................... 102 Tabel 5. 9 Tabel Penamaan Kelompok Hasil Analisa Faktor ............................ 103 Tabel 6.1 Tabel variabel yang berkorelasi sangat kuat dengan kinerja biaya
proyek................................................................................................. 109
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Bagan Struktur Gedung Bertingkat ................................................ 10 Gambar 2. 2 Detil Bagan Struktur Gedung Bertingkat ........................................ 11
Gambar 2. 3 Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Kinerja Organisasi ............................................................................................. 16 Gambar 2. 4 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 30 Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 32 Gambar 4. 1 Pengalaman Kerja Responden ........................................................ 48 Gambar 4. 2 Pendidikan Responden ................................................................... 51 Gambar 4. 3 Jabatan Responden......................................................................... 56 Gambar 4. 4 Grafik Mean .................................................................................. 71 Gambar 4. 5 Grafik median ................................................................................ 71 Gambar 4. 6 Grafik Modus ................................................................................ 71 Gambar 4. 7 Nilai Eigen pada Faktor Manajemen .............................................. 78 Gambar 4. 8 Nilai Eigen pada Faktor Organisasi ................................................ 82 Gambar 4. 9 Nilai Eigen pada Faktor SDM ........................................................ 85 Gambar 4. 10 Nilai Eigen pada Faktor Keuangan ............................................... 87
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
xiv Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Validasi Pakar Tahap 1..................................................................L1-1 Lampiran 2 Kuesioner Tahap 2.........................................................................L2-1 Lampiran 3 Validasi Pakar Tahap 3..................................................................L3-1 Lampiran 4 Risalah Sidang................................................................................L4-1
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar jasa konstruksi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh daya beli
masyarakat dan pemerintah, yang memiliki pengaruh dengan perkembangan
makro ekonomi di indonesia. Persaingan yang semakin ketat membuat pasar di
Indonesia terbatasi. Sehingga kondisi pasar konstruksi di Indonesia terbuka secara
global. Globalisasi perekonomian dunia yang meningkat membuka terbukanya
kerjasama dan kesempatan untuk investor asing dalam berpartisipasi dalam
berbagai bidang usaha di Indonesia. Dunia konstruksi yang semakin berkembang
di Indonesia juga terkena imbas dari globalisasi perekonomian dunia ini, sehingga
tingkat persaingan antara kontraktor, baik swasta, BUMN, dan kontraktor asing
menjadi sangat tinggi. Persaingan antar kontraktor ini didominasi oleh kontraktor
yang merupakan perusahaan kontraktor besar. Ukuran perusahaan jasa konstruksi
dapat terpengaruh secara potensial oleh struktur biayanya, dan dapat
mempengaruhi hubungan antara kinerja dan mengadaptasi mode persaingan biaya
dasar (Serdar kale dan David arditi 2002)
Agar dapat menghadapi persaingan pasar bebas tersebut, maka diperlukan
identifikasi permasalahan yang dapat terjadi pada perusahaan jasa konstruksi,
sehingga dapat dilakukan langkah-langkah antisipatif dengan berbagai macam
perbaikan untuk meningkatkan kualitas kinerja perusahaan. Terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi dan menjadi penentu kesuksesan perusahaan
jasa konstruksi (kontraktor), faktor-faktor tersebut yaitu faktor internal, faktor
eksternal dan market force (wideman and mayer 1992).
Faktor internal perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) merupakan salah
satu faktor yang sangat penting dan mempunyai pengaruh sebesar 42% terhadap
kesuksesan perusahaan tersebut (Teng, 2002). Pengaruh faktor internal terhadap
kesuksesan suatu perusahaan khususnya perusahaan jasa konstruksi didominasi
oleh faktor Manajemen, Organisasi, Sumber daya manusia, Keuangan, Budaya
perusahaan (Venegas & Alarcon, 1997). Faktor internal perusahaan kontraktor
tersebut harus dapat dikelola dan ditingkatkan oleh kontraktor itu sendiri. Untuk
dapat mengelola faktor-faktor tersebut bukanlah hal yang mudah terlebih hampir
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
2
Universitas Indonesia
selalu terjadi banyak perubahan dalam hal pelaksanaan proyek. Oleh karena itu
diperlukan banyak keahlian dalam mengelola proyek.
Di sebagian besar negara berkembang, peningkatan kapasitas dan
kapabilitas konstruksi termasuk meningkatkan efisiensi biaya, waktu, dan kualitas
pekerjaan konstruksi ini merupakan faktor yang sangat penting. Berdasarkan hal
tersebut maka dengan melakukan peningkatan faktor internal perusahaan
konstruksi, maka akan dapat meningkatkan kinerja biaya proyek menjadi lebih
baik.
Mengukur kinerja dari proyek konstruksi jika dilihat dari sukses atau tidak
memang terlihat simpel, tetapi sebenarnya merupakan proses yang kompleks.
Proyek konstruksi modern bahkan yang ada pada ukuran sedang, secara umum
sifatnya beragam dan melibatkan partisipan yang terdiri dari designer, kontraktor,
subkontraktor, spesialis, manajer konstruksi dan konsultan. Kesuksesan untuk
salah satu partisipan mungkin kegagalan untuk partisipan lainnya, tergantung dari
sudut pandang antara partisipan antara satu sama lain melihat hasil akhirnya.
Kinerja biaya proyek konstruksi di berbagai negara berkembang
merupakan masalah kritis. Ditemukan kebanyakan, proyek konstruksi mengalami
cost overrun. Sebagai contoh proyek konstruksi di Malaysia mengalami cost
overrun karena dua penyebab utama, estimasi biaya proyek yang buruk dan
quentity surveyor yang meremehkan biaya proyek (A.S. Ali).
1.2 Perumusan Masalah
1.2.1 Deskripsi Masalah
Pada penelitian ini, yang akan dilakukan peneliti adalah mencari faktor
internal perusahaan jasa konstruksi apa saja yang mempengaruhi kinerja biaya
proyek. Dengan mengetahui faktor internal yang mempengaruhi kinerja biaya
proyek, dapat diketahui langkah-langkah antisipatif dengan melakukan berbagai
macam perbaikan pada perusahaan jasa konstruksi guna dapat meningkatkan
kualitas kinerja biaya pada proyek. Permasalahan faktor internal tersebut
dikelompokkan menjadi beberapa faktor, antara lain :
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
3
Universitas Indonesia
a. Manajemen, contohnya permasalahan seperti pemimpin yang menolak
inovasi, penerapan safety manajemen yang buruk, tidak tepatnya mengatur
strategi perusahaan, dan lain-lain.
b. Organisasi, contoh permasalahannya seperti sistem komunikasi yang kurang
efektif, sistem prosedur dan birokrasi yang berbelit-belit, dan lain-lain.
c. Sumber daya manusia, contohnya permasalahan seperti rendahnya standar
etika, rendahnya produktivitas, minimnya pengetahuan dan kemampuan
teknik SDM, dan lain-lain.
d. Keuangan, contoh permasalahannya seperti buruknya arus kas perusahaan,
sistem akutansi yang kurang mendukung, kontrol anggaran yang kurang baik,
dan lain-lain.
e. Budaya Perusahaan, contoh permasalahannya kurangnya budaya kerjasama
dan saling menghargai, kurangnya budaya perusahaan dalam memberikan
apresiasi terhadap prestasi pekerja, kurangnya budaya menghargai waktu, dan
lain-lain.
Faktor internal perusahaan kontraktor merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dan mempunyai pengaruh sebesar 42% terhadap kesuksesan
perusahaan (Teng, 2002).
Faktor internal perusahaan kontraktor tersebut harus dapat dikelola dan
ditingkatkan oleh kontraktor itu sendiri. Untuk dapat mengelola faktor-faktor
tersebut bukanlah hal yang mudah terlebih hampir selalu terjadi banyak perubahan
dalam hal pelaksanaan proyek. Oleh karena itu diperlukan banyak keahlian dalam
mengelola proyek.
1.2.2 Signifikansi Masalah
Dari salah satu penelitian yang sangat komprehensif tentang cost overrun
pada global construction (Flyvbjerg, 2002), terdapat penemuan, ditemukan 9 dari
10 proyek mengalami cost overrun; overrun 50-100 % umum terjadi, overrun
banyak terjadi pada 20 negara dan 5 benua ditemukan pada penelitian ini, dan data
overrun secara konstan tersedia datanya telah selama 70 tahun.
Dari sekian banyak kasus cost overrun yang dijabarkan pada penelitian
tersebut, maka perlu identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi buruknya
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
4
Universitas Indonesia
kinerja biaya, karena kemungkinan terjadinya cost overrun pada suatu proyek
sangat tinggi menurut statistik pada penelitian tersebut.
Apabila masalah faktor internal perusahaan kontraktor tersebut yang
mempengaruhi kinerja biaya tidak diatasi, maka kualitas dari kinerja biaya dapat
menurun, menyebabkan terjadinya cost overrun, yang tentu saja menyebabkan
kerugian untuk kontraktor.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang akan dikaji dalam penelitian ini:
- Faktor internal pada perusahaan jasa konstruksi apa yang dominan, yang
mempengaruhi kinerja biaya proyek?
- Mengetahui tindakan solusi apa saja yang dilakukan apabila telah terjadi
terhadap faktor internal yang dominan terhadap kinerja biaya proyek?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja permasalahan-
permasalahan dari faktor internal kontraktor yang dapat mempengaruhi kinerja
biaya proyek, dan mencari solusi dari permasalahan-permasalahan dari faktor
internal tersebut.
1.4 Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Penelitian dilakukan pada kontraktor yang telah mengerjakan proyek
bangunan tinggi.
- Penelitian dan pengambilan data dilakukan di daerah JABODETABEK.
- Penelitian menggunakan sudut pandang kontraktor.
Hal-hal yang akan diamati dalam penelitian ini adalah hanya mengenai
permasalahan-permasalahan yang terdapat pada faktor internal kontraktor yang
berpengaruh terhadap kinerja biaya proyek
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
5
Universitas Indonesia
1.5 Manfaat Penelitian
Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat dan
kontribusi, antara lain :
- Dapat mengetahui banyak hal tentang permasalahan-permasalahan yang
terdapat pada faktor internal kontraktor.
- Dapat memberikan masukan kepada pihak kontraktor dalam mengetahui
permasalahan-permasalahan yang terdapat pada faktor internal kontraktor
yang harus diperbaiki guna dapat meningkatkan kinerja waktu proyek.
- Diharapkan dapat dikembangkan sebagai bahan penelitian mengenai faktor
internal perusahaan jasa konstruksi dalam hal ini kontraktor yang lebih lanjut.
1.6 Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang relevan yang terkait dengan pengaruh
subkontraktor terhadap proses pelaksanaan proyek:
- Nama : Muharam Noor ( Skripsi Ui, 2006/2007 )
Judul : Faktor-Faktor Internal yang Berpengaruh Dalam Perusahaan Jasa
Konsultan Arsitektur Terhadap Peningkatan Kinerja Waktu dan Mutu
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor- faktor
internal pada sebuah perusahaan jasa konsultan arsitektur yang
mempengaruhi kinerja waktu dan kinerja mutu proyek.
- Nama : Arief Dwi Ananto ( Tesis UI, 2006 )
Judul : Faktor Internal Terhadap Profitabel Perusahaan Jasa Konstruksi
(Kontraktor) di Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan yang
terjadi pada faktor internal perusahaan serta menganalisis pengaruh
permasalahan tersebut terhadap kinerja profitability perusahaan jasa
konstruksi.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
6
Universitas Indonesia
- Nama : Tri Handini Susiwi ( Tesis Ui, 2006 )
Judul : Pengaruh Faktor Market Forces Terhadap Kinerja Daya Saing
(Competitiveness) Pada Perusahaan Jasa Konstruksi (Kontraktor) Di
Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan apa
saja pada market forces perusahaan yang dapat menurunkan daya saing
(Competitiveness) perusahaan jasa konstruksi serta untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh permasalahan market force tersebut terhadap kinerja
daya saing (competitiveness) perusahaan jasa konstruksi di Indonesia.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
7 Universitas Indonesia
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Pada Bab I sebelumnya telah dijelaskan mengenai latar belakang
permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, batasan permasalahan,
serta manfaat & kontribusi pada penelitian ini. Untuk mendalami permasalahan
yang akan diteliti, maka pada Bab II ini akan dijelaskan mengenai beberapa teori
yang berhubungan dengan permasalahan yang dijelaskan pada Bab I sebelumnya
yaitu mengenai pengaruh faktor internal perusahaan jasa konstruksi dan Kinerja
perusahaan jasa konstruksi dan kinerja biaya proyek.
2.2 Proses Kegiatan Perusahaan Jasa Konstruksi (Kontraktor)
Tujuan suatu perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidup,
melakukan pertumbuhan, serta meningkatkan profitabilitas. Perusahaan yang
kompetitif diindikasikan dengan adanya sumber daya manusia yang mempunyai
keterampilan dan kecakapan kerja yang baik dan inovatif, sehingga perusahaan
tidak mengalami kesulitan dalam persaingan bebas. Selain itu harus juga
mempertimbangkan kualitas kerja, memiliki kecepatan, menghasilkan produk
yang efisien serta memperhatikan kepuasan pelanggan (Kaplan & Norton, 1996).
Tolak ukur kesuksesan perusahaan jasa konstruksi dapat dilihat dari kinerja
perusahaan yang dihasilkannya, semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut maka
akan semakin sukses juga perusahaannya. Perusahaan yang tidak mampu bertahan
hidup tidak akan mampu memberikan harapan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (Triwidodo.B, et al 2003).
Kata jasa konstruksi bermakna sangat luas, secara umumnya bidang-
bidang jasa konstruksi meliputi (Triwibowo, et al 2003) :
- Bidang perencanaan
- Bidang pelaksanaan
- Bidang pengawasan
- Bidang pengelolaan lahan
- Bidang pengembangan lahan
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
8
Universitas Indonesia
Jasa konstruksi kontraktor sebagai pelaksana konstruksi didefinisikan
sebagai penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli,
professional dibidang pelaksanaan jasa konstruksi, yang mampu
menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan
menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya dan terikat kontrak untuk
menyelesaikan kontrak konstruksi (Triwidodo, B et al 2003).
Kesuksesan perusahaan konstruksi dapat diselidiki dengan menyebutkan
faktor-faktor yang menjadi kunci sukses dalam industri konstruksi. Faktor-fakor
yang menjadi kunci sukses tersebut antara lain (Kale & Arditi, 2002), kualitas,
produk atau jasa dan proses inovasi, dan waktu
2.3 Konstruksi Gedung Bertingkat
Berbeda dengan bangunan lain, maka proyek gedung bertingkat memiliki
karakteristik yang spesifik, khususnya dalam teknologi pelaksanaannya. Sifat
yang spesifik ini perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan metode
pelaksanaan. Beberapa hal yang spesifik antara lain sebagai berikut,
- Urutan pekerjaan
Tiap bagian pekerjaan sangat terkait dengan bagian pekerjaan yang lain,
sehingga perlu disusun urutan pelaksanaannya. Bila urutan kegiatan disusun
tidak tepat, maka akan menimbulkan berbagai masalah pelaksanaan, yang
dapat berdampak pada tidak tercapainya sasaran efisiensi dan efektivitas.
Urutan kegiatan pelaksanaan ini pun juga dapat berubah sesuai dengan
penemuan cara pelaksanaan yang baru.
- Jenis Pekerjaan
Bangunan gedung dikenal memiliki banyak jenis kegiatan dan memerlukan
banyak jenis material dengan berbagai macam spesifikasi. Bahkan jenis
material konstruksi pun ikut berkembang sesuai dengan penemuan-penemuan
baru yang dihasilkan. Untuk dapat merinci jenis kegiatan pada bangunan
gedung secara lengkap diperlukan kemampuan menyusun work breakdown
structures.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
9
Universitas Indonesia
- Kegiatan Pengangkutan Vertikal
Angkutan vertikal ini merupakan jantungnya kegiatan dari proyek gedung
bertingkat dan sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran pelaksanaan.
Oleh karena itu sistem angkutan vertikal ini harus direncanakan sebaik-
baiknya, baik untuk angkutan tenaga kerja maupun angkutan material dan
diperlukan juga penggunaan peralatan yang semakin canggih, seperti tower
crane, climbing crane, passenger hoist dan lain sebagainya.
- Keselamatan Kerja
Banyak kegiatan pekerjaan yang rawan terhadap kecelakaan, baik disebabkan
oleh manusia, alat, material, maupun disain dan metode yang tidak aman.
Oleh karena itu safety plan sangat diperlukan, baik untuk menjaga
keselamatan orang yang bekerja pada bangunan itu, dan orang yang mungkin
berada di sekitar tempat bangunan. Begitu juga terhadap keamanan bangunan
itu sendiri selama proses pelaksanaan
- Keterbatasan Lokasi
Pada umumnya letak lokasi proyek yang ada di tengah kota terbatas areal
kerjanya. Sehingga diperlukan suatu perencanaan site (site plan) yang baik,
untuk menamin kelancaran proses pelaksanaan pekerjaan. Perencanaan site
plan ini harus dianggap penting karena akan berpengaruh pada kelancaran
pelaksanaan, di mana meletakkan perkantoran, pergudangan, jalan kerja dan
lain sebagainya. Dalam hal ini kita patut untuk meniru perencanaan tata letak
mesin-mesin pada suatu pabrik, yang direncanakan dengan sempurna untuk
memperoleh tingkat produktivitas yang maksimal
- Air Tanah
Khusunya untuk bangunan bertingkat yang memiliki ruang basement yang
dalam, kondisi air tanah setempat akan cukup berpengaruh pada proses
pelaksanaan.
Dari beberapa kondisi yang spesifik diatas, maka proses pelaksanaan
gedung bertingkat tinggi, sangat perlu didahului dengan pekerjaan-pekerjaan
persiapan untuk menjamin kelancaran dan keamanan proses tersebut. Pekerjaan
persiapan tersebut, yang biasanya masuk dalam pos preliminaries, dimana
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
10
Universitas Indonesia
besarnya cukup berarti terhadap total biaya proyek. Untuk beberapa proyek besar,
pos tersebut dapat mencapai lebih dari 10% dari total biaya.
Bagan metode konstruksi untuk bangunan gedung dengan struktur beton,
ditunjuk dengan gambar bagan 2.1 dan 2.2 dibawah,
Gambar 2. 1 Bagan Struktur Gedung Bertingkat
Sumber: Asiyanto, (2006)
Metode konstruksi gedung
bertingkat
Persiapan
Dewatering
Struktur Bawah
Struktur Atas
Finishing
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
11
Universitas Indonesia
Gambar 2. 2 Detil Bagan Struktur Gedung Bertingkat
Sumber: Asiyanto (2006)
2.4 Faktor-Faktor Internal Perusahaan & Permasalahannya
Agar dapat bertahan dalam dunia usaha, setiap perusahaan perlu
menyadari betapa pentingnya peranan dari faktor-faktor internal yang terdapat di
dalam suatu perusahaan tersebut. Dalam hal ini harus disadari bahwa potensi
internal yang terdapat dalam sebuah perusahaan adalah merupakan suatu asset
yang tak ternilai harganya. Menurut Kaplan (2004), suatu proses internal di dalam
Persiapan
Access Road
Site Plan
Pengukuran
Angkutan Vertikal
Persiapan
Access Road
Site Plan
Pengukuran
Angkutan Vertikal
Dewatering
Open Pumping
Pre Drainage
Cut Off
Struktur Bawah
Pondasi Dalam
Galian Basement
Struktur Basement
Ground Beam
Struktur atas
Kolom/Balok/Slab
Shear/Core Wall
Lift Clab
Finishing
Bagian Luar
Bagian Dalam
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
12
Universitas Indonesia
perusahaan bertujuan untuk mencapai 2 (dua) komponen inti dalam suatu strategi
organisasi, ke 2 (dua) komponen tersebut adalah menghasilkan dan
menyampaikan proposisi nilai untuk pelanggan serta meningkatkan proses dan
mengurangi biaya untuk komponen produktif dalam perspektif finansial.
Perspektif internal tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa proses,
proses-proses tersebut antara lain : proses manajemen operasi, proses manajemen
pelanggan, proses inovasi serta proses pengaturan dan social.
Menurut Venegas dan Alarcon (1997) serta Teng (2002), bahwa faktor
internal yang dapat berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan khususnya
perusahaan jasa konstruksi dapat dikelompokkan menjadi beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut antara lain terdiri dari :
a. Manajemen
b. Organisasi
c. Sumber daya manusia
d. Keuangan
e. Budaya perusahaan
Untuk lebih jelasnya semua faktor-faktor ini akan dijelaskan satu persatu pada
sub-sub bab berikutnya
2.4.1 Manajemen
Manajemen adalah suatu proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, dan mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses
penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
yang telah ditetapkan (Stoner & Wankel, 1996). Sedangkan menurut (Terry,
1986), manajemen itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses yang khas,
yang terdiri dari tindakan-tindakan seperti tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lainnya. Pendapat dari
(Stoner & Wankel, 1986) serta (Terry, 1986) memiliki pengertian yang sama
mengenai manajemen yaitu suatu proses merencanakan, mengorganisasikan,
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
13
Universitas Indonesia
melaksanakan, dan mengawasi sumber daya manusia serta sumber-sumber lain
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan dari pengertian manajemen yang telah dikemukakan di atas
bahwa manajemen adalah suatu proses untuk memanfaatkan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Sumber
daya manusia dan sumber daya yang lain yang diperlukan tersebut adalah
merupakan unsur-unsur dari manajemen yang dikenal dengan 6 M, yaitu
(Terry,1986) :
- Manusia (Men)
- Bahan (Materials)
- Mesin/peralatan (Machines)
- Metode/cara kerja (Methods)
- Uang (Money)
- Pasar (Markets)
Mendukung dari pendapat sebelumnya, manajemen menurut Venegas &
Alarcon (1997) merupakan pendorong kesuksesan suatu perusahaan yang
mengacu kepada manajemen tim yang berpartisipasi di kantor pusat perusahaan,
termasuk aspek-aspek seperti efisiensi manajemen di administrasi pusat (20).
Apabila suatu perusahaan menjalankan terlalu banyak proyek dapat memperburuk
efektivitas manajemen dan membuahkan kegagalan. Apabila manajemen tidak
efektif, masalah kecil saja dapat menyebabkan korosi keuntungan yang didapat
beberapa proyek yang jalan berjalan tersebut (Chuan CHEN, 2009).
Permasalahan dalam hal lemahnya manajemen perusahaan ini merupakan
salah satu faktor besar di balik kegagalan perusahaan (Teng, 2002). Masalah ini
dapat membawa perusahaan pada keputusan bisnis yang buruk atau tidak tepat
waktu, buruknya control keuangan dan permasalahan terkait lainnya.,
Permasalahan pada manajemen yang dapat membuat kegagalan perusahaan antara
lain (Teng, 2002) :
- Manajer yang tidak berkompeten terjadi karena perusahaan telah
memperkerjakan orang yang salah, kurang berpengalaman atau tidak
memiliki ketajaman naluri bisnis untuk menjalankan operasional perusahaan.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
14
Universitas Indonesia
- Keangkuhan timbul karena keberhasilan yang telah diraih perusahaan dan
atau sengaja bersikap acuh atua menolak mengakui perubahan mencolok yang
terjadi di lingkungan pasar dan persaingan
- Menolak perubahan dapat disebabkan oleh kebiasaan yang menciptakan
hambatan. Ide-ide baru atau cetusan kreativitas akan ditolak karena tidak
bersifat konvensional dan radikal atau tidak layak.
- Penyimpangan internal control terjadi dikarenakan sikap acuh manajemen
terhadap internal kontrol atau lemahnya control dapat menyebabkan
kerusakan yang serius yang pada umumnya bersifat keuangan.
- Penundaan kegiatan perusahaan karena tidak adanya pimpinan yang dapat
membuat keputusan bisnis yang penting, akibatknya kegiatan perusahaan
dapat terhenti dalam keadaan tanpa aktifitas karena tidak satupun pimpinan
yang mau membuat keputusan bisnis
Berikut beberapa masalah faktor internal yang memiliki pengaruh ke
kinerja biaya yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini,
2.4.2 Kesalahan Perencanaan
Mengacu kepada penelitian Frimpong (2003), kesalahan perencanaan dan
Terbatasnya pengalaman manajemen, menyebabkan gagalnya penggunaan teknis.
Proses memproduksi sebuah produk menjadi lebih lambat dan menyebabkan
waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proyeknya.
Penelitian yang dilakukan oleh K.C. Iyer dan K. N. Jha, pada proyek
kosntruksi di India juga menjadikan faktor tidak cukupnya atau buruknya
formulasi awal proyek menjadi salah satu variabel penentu kinerja biaya pada
proyek, dan memiliki pengaruh yang cukup tinggi.
Pada penelitian cost overrun pada indsutri konstruksi di Pakistan yang
dilakukan oleh Nida Azhar (2008), menunjukkan bahwa improper planning
(Perencanaan yang salah) menjadi 10 faktor utama penyebab terjadinya cost
overrun di industri konstruksi di Pakistan.
2.4.2.1 Manajemen Proyek yang Buruk
Buruknya pengawasan lapangan dan manajemen, serta buruknya
manajemen proyek memberi pengaruh ke masalah cost overrun pada manajemen
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
15
Universitas Indonesia
konstruksi. Buruknya manajemen di lapangan mencerminkan kelemahan dan
tidak kompentennya kontraktor yang bersangkutan. Hanya mengandalkan sumber
daya manusia yang cakap dan berpengalaman tidak cukup untuk manajemen di
lapangan. (Long et al., 2008).
2.4.2.2 Teknologi Peralatan dan Metode Konstruksi yang Ketinggalan Zaman
dan Tidak Sesuai
Teknologi Peralatan dan Metode Konstruksi yang Ketinggalan Zaman dan
Tidak Sesuai dapat menyebabkan proses konstruksi berjalan lebih lambat.
Beberapa negara mencoba mempraktekkan inovasi teknologi dari negara lain, tapi
gagal, karena kekurangan tenaga yang cakap untuk mengoperasikan teknologi
tersebut. (Long et al., 2004a)
2.4.2.3 Project Manager yang Pengetahuannya kurang
Pada penelitian yang dilakukan oleh K.C. Iyer dan K.N. Jha, (2005),
Masalah faktor ini terdiri dari beberapa sub faktor yang mempengaruhi kinerja
biaya proyek, yaitu : Ketidaktahuan Project Manager (PM) mengenai teknik
perencanaan dan alat perencanaan yang tepat; Ketidaktegasan pengambilan
keputusan sewaktu-waktu oleh PM; Kurangnya pemahaman PM mengenai
prosedur pengoperasian; dan konflik diantara tim. faktor-faktor mengenai
kurangnya pengetahuan PM ini dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan
keputusan, dan menjadikan proses konstruksi berjalan lambat dan menyebabkan
cost overrun.
2.4.3 Organisasi
Kinerja organisasi terhubung secara independen dengan budaya
perusahaan (organisasi) dan kepemimpinan. Gaya kepemimpinan mempengaruhi
budaya perusahaan/organisasi, dan budaya organisasi ini mempengaruhi kinerja
organisasi. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini,
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
16
Universitas Indonesia
Gambar 2. 3 Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan
Kinerja Organisasi
Sumber: Emmanuel Ogbonna dan Lloyd C. Haris
Dalam suatu organisasi perlu disusun dan diletakkan dasar-dasar
pedoman dan petunjuk kegiatan, jalur pelaporan, pembagian tugas, dan tanggung
jawab masing-masing kelompok dan pimpinan (Soeharto, 1995). Terdapat 3 (tiga)
faktor penentu kesuksesan dalam mengelola suatu organisasi, yaitu :
- Mengatur Strategi perusahaan
Dalam mengatur strategi perusahaan, pimpinan perusahaan harus mengetahui
apa yang diinginkan, mengetahui apa yang dilakukan oleh pesaing, dan
memberikan produk lebih baik dari pada produk lainnya.
- Mengatur Sumber Daya
Pemimpin perusahaan dididik dengan motivasi, kepemimpinan dan
komunikasi sehingga mereka dapat lebih efektif dalam berhubungan dengan
pegawai. Sebagai tambahan, perusahaan harus membuat program sumberdaya
manusia seperti memperkaya pekerjaan, jam kerja fleksibel, manajemen yang
efektif, biaya liburan, menentukan biaya hidup, dan partisipasi pegawai untuk
dapat meningkatkan kualitas kehidupan kerja.
- Mengatur Sistem Operasional
Operasional yang efisien dapat dicapai pada tingkat administrative, control
kualitas dan pelatihan dengan banyak keterampilan.
Misi perusahaan jasa juga merupakan dasar dari suatu organisasi
perusahaan. Misi dari suatu organisasi mungkin dapat digambarkan sebagai
pernyataan umum yang merumuskan tujuan inti atau falsafah dasar organisasi.
Keuntungan utama menyatakan suatu misi adalah untuk membantu memberikan
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
17
Universitas Indonesia
pengertian yang jelas untuk apa sebenarnya organisasi itu ada kepada para
pegawai.
Permasalahan yang terdapat dalam organisasi perusahaan dapat
menyebabkan kelemahan yang pada akhirnya menghambat kemajuan perusahaan.
Berikut ini adalah berbagai macam permasalahan yang terdapat pada organisasi
dari penelitian terdahulu yang memiliki pengaruh terhadap kinerja biaya,
2.4.3.1 Buruknya Manajemen Kontrak
Ogunlana dan Olomolaiye (1989) menjelaskan banyak kontraktor pada
negara berkembang telah mengadakan usaha konersial mereka sendiri. Mereka
bagus dalam mengatur biaya karena mereka telah mengenal bisnis. Mereka
membayar upah dengan rendah, memberikan penawaran yang rendah tetapi
kemampuan merencanakan dan kooordinasi kontraknya juga rendah. Mereka tidak
mengikuti persetujuan yang ditetapkan pada kontrak. Sehingga estimasi mereka
melenceng jauh dari penawaran yang mereka berikan, sehingga dapat terjadi cost
overrun dengan mudah.
2.4.3.2 Keberadaan Penyebab Spesifikasi Proyek yang Buruk dan Tidak Adanya
Kerjasama Organisasi
Pada penelitian yang dilakukan oleh K.C. Iyer dan K.N. Jha, (2005),
kategori keberadaan atribut khusus proyek yang buruk dan tidak adanya kerja
sama organisasi, dibagi menjadi kategori yang memiliki atribut khusus proyek,
yaitu tidak cukupnya perumusan proyek pada fase perencanaan, keunikan
aktivitas proyek yang membutuhkan pengetahuan teknis yang tinggi, serta
penundaan pengambilan keputusan kunci dan kategori atribut tidak adanya
kerjasama antara peserta proyek dalam bentuk konflik dan saling menyalahkan.
faktor ini juga memiliki pengaruh secara tidak langsung kepada kinerja biaya
proyek.
2.4.3.3 Buruknya Koordinasi Antara Partisipan Proyek
Buruknya koordinasi antara tim disain dengan General Contractor dan
buruknya koordinasi antara General Contractor dengan Sub Contractor. Masalah
organisasi ini dijadikan variabel penelitian oleh Nida Azhar (2008) sebagai faktor
yang berpengaruh kepada cost overrun pada idnustri konstruksi di Pakistan.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
18
Universitas Indonesia
2.4.4 Sumber Daya Manusia
Dalam 20 tahun terakhir, penelitian menunjukan strategi penggunaan
manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu determinan terpenting
dari kinerja organisasi. Sumber daya manusia merupakan elemen yang sangat
penting dalam suatu perusahaan. Kondisi umum saat ini menunjukan bahwa jasa
konstruksi di Indonesia masih lemah dalam beberapa hal, antara lain adalah
manajemen yang tidak efisien, keterbatasan dana dan teknologi serta kualitas
SDM yang belum memadai (Suraji, 2003). Sedangkan menurut Dayatno (2003),
kelemahan yang dimiliki atas sebagian besar kontraktor nasional sejak lama antara
lain adalah kurangnya pemodalan, tingginya bunga pinjaman serta lemahnya
sumber daya manusia.
Pada saat ini sektor konstruksi mulai menyadari bahwa pentingnya
pengelolaan sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi
masih harus menghadapi banyak kesulitan dalam pelaksanaan manajemen dan
pengembangan sumber daya manusia.
Peningkatan kompetensi dalam perusahaan khususnya pada sumber daya
manusia (SDM) merupakan elemen utama untuk mencapai kesuksesan perusahaan
dan keterlibatan SDM dalam pengembangan dan pelaksanaan strategi bisnis akan
menciptakan efektifitas organisasi dalam industri (Karami .A, et al., 2004).
Permasalahan pada sumber daya manusia melibatkan sejumlah aspek,
diantaranya (Teng, 2002) adalah :
- Sikap dan pola pikir negatif dari para pegawai yang sudah berakar kuat dalam
perusahaan. Perilaku negative dapat menyebar dengan cepat dan muncul
dalam berbagai bentuk seperti rendahnya moral, rendahnya produktifitas, dan
tingginya perputaran karyawan
- Tingginya perputaran karyawan yang berbiaya besar dan beralihnya
karyawan-karyawan penting ke perusahaan pesaing akan semakin
menghambat kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasar. Pada umunya
penyebabnya terletak pada ketidakmampuan perusahaan untuk
mengembangkan dan memotivasi karyawannya.
- Faktor-faktor lainnya meliputi buruknya program jaminan insentif bagi
karyawan.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
19
Universitas Indonesia
- Buruknya kualitas karyawan juga dapat mengganggu operasional perusahaan.
Hal ini dapat terlihat dari buruknya pelayanan terhadap konsumen, penurunan
penjualan dan menipisnya pangsa pasar.
Berikut masalah faktor SDM dari penelitian terdahulu yang memiliki
pengaruh terhadap kinerja biaya,
2.4.4.1 Buruknya Manajemen SDM, dan Penempatan Kerja
Penelitian di India oleh K.C. Iyer, K.N. Jha (2005), menyebutkan faktor
ini sebagai salah satu penyebab terjadinya cost overrun pada proyek-proyek di
India.
2.4.4.2 Gaji yang Rendah
Dikutip dari journal yang ditulis oleh Riley dan Clare-Brown (2001),
Permasalahan Gaji yang rendah dapat menyebabkan motivasi karyawan menurun,
sehingga produktivitasnya menjadi rendah juga. Produktivitas yang rendah ini
dapat mempengaruhi kinerja biaya.
2.4.4.3 Keuangan
Manajemen keuangan memegang kendali atas semua tindakan pada
perusahaan yang sudah maju, dari hal ini sudah dapat diprediksi kerugian yang
mungkin akan terjadi sehingga dapat diperlukan pengendalian untuk mengurangi
kerugian tersebut bahkan menghasilkan keuangan (Trisnowardono, 1991). Fungsi
dari manajemen keuangan dalam perusahaan harus merencanakan penggunaan
anggaran dengan tepat, menjaga keseimbangan antara sumber dan penggunaan
dana. Kekeliruan dalam penggunaan dana dapat berakibat kepada krisis atau
kesulitan keuangan (Weston & Copeland, 1991).
Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi
bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menetapkan
kekuatan keuangan organisasi dan kelemahan amat penting untuk merumuskan
strategi secara efektof. Likuiditas, solvabilitas, modal kerja, profitabilitas,
pemanfaatan harta, arus kas, dan modal dapat menghilangkan beberapa strategi
sebagai alternative yang layak.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
20
Universitas Indonesia
Menurut James Van Horne (1974), fungsi keuangan / akunting terdiri dari
tiga keputusan :
- Keputusan invests, juga disebut anggaran modal, adalah alokasi dan realokasi
modal dan sumber daya untuk proyek, produk, harta, divisi dari suatu
organisasi.
- Keputusan keuangan berkaitan dengan menentukan struktur modal terbaik
untuk perusahaan dan termasuk meneliti berbagai metode yang dapat
meningkatkan modal.
- Keputusan dividen berkaitan dengan isu seperti presentase penghasilan yang
dibayarkan kepada pemegang saham, stabilitas dividen yang dibayarkan
dalam periode tertentu, dan pembelian kembali atau penerbitan saham
Buruknya control pada keuangan dapat menyebabkan kerugian yang besar
bagi perusahaan. Menurut Teng (2002), perilaku negative pada control keuangan
perusahaan meliputi :
- Arus kas yang buruk.
- Sistem akuntansi tidak relevan / kurang mendukung.
- Kontrol terhadap anggaran yang kurang baik.
- Pembiayaan hutang yang berlebihan.
Teknik keuangan yang inovatif untuk proyek konstruksi antara lain,
pemanfaatan dana pemerintah, sewa jangka panjang, partisipasi sektor ekuitas
swasta dan kemitraan pemerintah dengan swasta. Semua itu dapat diterapkan
untuk mendukung modal dan biaya operasional (Rye, 1999).
Berikut masalah faktor Keuangan dari penelitian terdahulu yang memiliki
pengaruh terhadap kinerja biaya,
2.4.4.4 Buruknya Estimasi Initial-Cost
Peeters dan Madauss (2008) menyatakan bahwa faktor terbesar yang
berkontribusi terhadap overruns dari budget adalah, tidak akuratnya estimasi
biaya awal dari sebuah proyek. Karena masalah teknis bagaimana mengestimasi
biaya proyek dan juga tidak cukupnya informasi proyek pada stage awal dari
proyek.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
21
Universitas Indonesia
2.4.4.5 Kurangnya Pengalaman pada Manajemen Finansial
Chan dan Park (2005) menemukan bahwa hampir seluruh kontraktor
pengalamannya kurang khususnya pada manajemen finansial. Distribusi dari
biaya tidak terencana dengan baik, dapat menyebabkan lebihnya biaya dari yang
direncanakan.
2.4.4.6 Dana yang tidak Cukup
Long et al, (2008) menjelaskan bahwa delay dari proyek akan diikuti oleh
bertambahnya biaya yang harus memenuhi beban biaya selama konstruksi. Owner
tidak menyiapkan biaya tambahan untuk penambahan waktu kerja, karena tidak
sesuai dengan persetujuan kontrak dengan kontraktor.
2.4.4.7 Buruknya Likuiditas untuk Menunjang Aktivitas Proyek
Kas adalah hal terpenting dari sumber daya perusahaan konstruksi. Banyak
perusahaan konstruksi yang gagal akibat dari buruknya likuiditas keuangan
mereka untuk mensupport kegiatan proyek sehari-hari mereka, karena tidak
memadai-nya manajemen dari sumber daya yang lain (Singh dan Lakanathan
1992; Navon 1994).
2.4.4.8 Buruknya Cost Control (Cash Flow)
Sriprasert (2000) menyatakan dari penelitiannya bahwa, masalah cost
overrun disebabkan oleh kurang efektifnya manajemen konstruksi dan buruknya
faktor sistem kontrol biaya. Ashworth (1994) menyatakan salah satu persyaratan
klien agar respek terhadap proyek konstruksi adalah ketepatan taksiran perkiraan
biaya proyeknya.
2.4.5 Budaya Perusahaan
Terdapat beberapa pengertian mengenai budaya. Menurut Trice & Beyer,
budaya adalah fenomena kolektif yang meliputi tanggapan dari orang terhadap
ketidakpastian dan kekacau-balauan yang tidak dapat dihindari oleh manusia.
Budaya perusahaan dapat dikatakan juga sebagai kombinasi dari ide-ide, adat
istiadat, praktek-praktek tradisional, nilai-nilai perusahaan, dan kebiasaan yang
membantu mendefinisikan perilaku normal bagi setiap orang dalam melakukan
pekerjaan pada suatu perusahaan. Tipe budaya perusahaan yang sesuai dengan
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
22
Universitas Indonesia
konteks lingkungan perusahaan adalah budaya perusahaan yang mampu
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap performa bisnis (Syiyanto,1999).
Sedangkan menurut (Riley & Clare-Brown, 2001). Kebudayaan adalah campuran
aspirasi, sikap dan nilai-nilai yang dimiliki bersama-sama oleh karyawan-
karyawan.
Pengertian budaya dari Syiyanto (1991) serta Riley & Clare-Brown (2001)
memiliki kesamaan, yaitu kombinasi ide-ide, adat istiadat, sikap, nilai-nilai
perusahaan, dan kebiasaan yang dimiliki bersama-sama oleh karyawan-karyawan
yang melakukan pekerjaan disuatu perusahaan. Namun pendapat tersebut berbeda
dengan Trice dan Beyer yang member pengertian budaya dengan lebih kontras,
yaitu tanggapan dari orang terhadap ketidakpastian dan kekacau-balauan yang
tidak dapat dihindari oleh manusia.
Setiap kebudayaan memiliki 3 (tiga) aspek yang fundamental yaitu
teknologi, sosiologi, dan ideologi. Teknologi menekankan pada alat, material,
teknik, dan mesin. Asoek sosiologi termasuk hubungan antar manusia, sedangkan
aspek ideology terdiri dari kepercayaan, ritual, seni, etika, agama, dan mitos
(Leseem, 1990).
Menurut Allarie & Firsirotu (1985), budaya menyediakan penjelasan bagi
kesulitan yang tidak dapat diatasi yang sedang dihadapi perusahaan ketika
berusaha untuk merubah arah strateginya. Tidak hanya budaya yang benar
menjadi amat penting dan dasar bagi keadaan baik perusahaan, dinyatakan juga
bahwa sukses atau gagal untuk melakukan reformasi tergantung pada kebijakan
dan kemampuan untuk mengubah budaya perusahaan yang mengarahkan tepat
waktu dan sesuai dengan perubahan strategi yang diperlukan.
Budaya perusahaan sering dikaitkan dengan kondisi ideal bekerja bagi
karyawan suatu perusahaan. Tidak jarang personil penting di suatu perusahaan
keluar karena di sebabkan oleh ketidakcocokan budaya yang ada di suatu
perusahaan. Berikut masalah faktor budaya perusahaan dari penelitian terdahulu
yang memiliki pengaruh terhadap kinerja biaya,
2.4.5.1 Budaya Merendahkan Biaya Proyek
Agar suatu proyek mendapatkan persetujuan, terdapat kasus beberapa
pihak berunding merendahkan biaya proyek mereka, tanpa memikirkan spesifikasi
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
23
Universitas Indonesia
proyek yang seharusnya saat penawaran. Ini merupakan situasi yang serius yang
terjadi di beberapa proyek (Nega, 2008). Rendahnya biaya proyek ini, hanya
untuk agar dapat mendapat persetujuan proyek. Pada saat proyek telah berjalan,
spesifikasi proyek yang memiliki harga yang direndahkan tidak realistis, dan
terjadi perubahan harga item pekerjaan. Sehingga terjadi pembengkakan biaya
proyek.
2.4.5.2 Minimnya Budaya Menghargai Waktu
Penilitian yang dilakukan Irwin (1996), memaparkan bahwa minimnya
budaya menghargai waktu mempengaruhi kinerja perusahaan, termasuk kinerja
competitiveness. Kinerja biaya proyek berada di dalam kinerja competitiveness,
maka itu, budaya menghargai waktu secara tidak langsung berpengaruh terhadap
kinerja biaya proyek.
2.4.5.3 Kurangnya Penerapan Sistem Teknologi Informasi
Craig dan Douglass (1996), menjelaskan bahwa masalah kurangnya
penerapan sistem teknologi informasi perusahaan , menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi daya saing (Competitiveness) perusahaan tersebut. Jika masalah
tersebut dikaitkan ke proyek, dapat mempengaruhi kinerja biaya proyek.
2.5 Kinerja Biaya Proyek
Biaya merupakan pertimbangan utama pada siklus manajemen proyek dan
dapat dianggap sebagai parameter dari proyek yang paling penting untuk
mengarahkan kepada kesuksesan sebuah proyek (Azhar et al., 2008 )
Sektor konstruksi berpengaruh terhadap hampir seluruh sektor bidang
perekonomian, antara lain, jalan, bendungan, pekerjaan irigasi, perumahan,
sekolah dan pekerjaan konstruksi lain yang merupakan landasan fisik untuk
pengembangan dan peningkatan standar hidup. Di sebagian besar negara
berkembang, peningkatan kapasitas dan kapabilitas konstruksi termasuk
meningkatkan efisiensi biaya, waktu, dan kualitas pekerjaan konstruksi ini
merupakan faktor yang sangat penting.
Berdasarkan penelitian mengenai kinerja perusahaan jasa konstruksi yang
dilakukan oleh Sudarto (2007), diketahui bahwa indikator kinerja perusahaan (key
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
24
Universitas Indonesia
performanvce indicators) pada industri konstruksi dapat dilihat dari empat
indikator, yaitu indikator kinerja profitabilitas (profitability), indikator kinerja
pertumbuhan (growth), indikator kinerja berkelanjutan (sustainability), dan
indikator kinerja daya saing (competitiveness). Keempat indikator kinerjaa
perusahaan tersebut memiliki sub indikator-indikator kinerja, yaitu :
- Indikator Kinerja profitability, mempunyai empat sub indikator kinerja,
yaitu :
- Rasio likuiditas
- Rasio solvabilitas
- Rasio profitabilitas
- Rasio pertumbuhan.
- Indikator Kinerja growth, mempunyai enam sub indikator kinerja, yaitu:
- Pertumbuhan profit
- Peningkatan jumlah klien baru
- Jumlah perolehan proyek
- Peningkatan teknologi dan informasi
- Peningkatan jumlah peralatan konstruksi
- Peningkatan keahlian karyawan
- Indikator Kinerja sustainability, mempunyai sembilan sub indikator
kinerja, yaitu:
- Hubungan kerja sama jangka pangjang dengan klien
- Hubungan keerja sama jangka panjang dengan supplier
- Pertumbuhan profit yang konsisten
- Kepuasan klien
- Tingkat kerugian yang rendah
- Efisiensi biaya
- Turnover karyawan
- Jumlah kecelakaan kerja.
- Indikator Kinerja competitiveness, mempunyai delapan sub indikator
kinerja, yaitu:
- Penerapan teknologi
- Inovasi
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
25
Universitas Indonesia
- Kualitas
- Waktu
- Biaya
- Produktivitas
- Kompetensi SDM,
- Market share.
Kinerja biaya merupakan salah satu dari delapan sub indikator kinerja dari
kinerja perusahaan jasa konstruksi competitiveness. Biaya dalam industri
konstruksi merupakan komponen yang sangat penting. Perusahaan jasa konstruksi
yang bisa menyelesaikan proyeknya dengan biaya yang efisien dengan tetap
memerhatikan mutu yang ada akan mempunai daya saing yang lebih tinggi
dibanding perusahaan lain. Efisiensi biaya dapat berupa pengurangan biaya dalam
aktivitas administrasi, operasional, dan produksi perusahaan jasa konstruksi.
Subindikator biaya pada kinerja competitiveness juga mewakili
subindikator kualitas, waktu, dan kompetensi SDM. Dalam hal ini dapat dilihat
bahwa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh kualitas produk
yang dihasilkan, waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan,
serta tingginya tingkat kompetensi SDM yang dimiliki perusahaan.
Waktu, biaya, target mutu dan kriteria kepuasan peserta proyek adalah
kinerja proyek yang biasa diperhitungkan. Sebuah proyek dianggap sukses secara
kesuluruhan jika proyeknya berhasil memenuhi spesifikasi kinerja teknis dan/atau
memenuhi tugas spesifik, yang dilakukan, dan jika ada level kepuasan yang tinggi
terhadap outcome proyek diantara semua peserta dalam tim proyek dan pemegang
kunci. Indikator kinerja biaya merupakan salah satu yang digunakan sebagai
golongan utama untuk memperhitungkan kinerja proyek untuk penyederhanaan.
Memperhitungkan kinerja biaya suatu proyek dapat di ukur dengan cara sebagai
berikut,
Cost index = ோ ௦௧௨ௗ௧
Menurut Gido dan Clements (2003) Earned Value Analysis (EVA) dapat
digunakan untuk mengevaluasi kinerja biaya dari berbagai tipe proyek. Cost
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
26
Universitas Indonesia
control, cost estimating dan cost budgeting adalah tiga proses biaya yang
berinteraksi satu sama lain dan dengan scopes proyek konstruksi lainnya.
Selain yang dijelaskan Gido dan Clements diatas, terdapat empat
pengukuran biaya yang berhubungan dalam analisa kinerja biaya yang digunakan
untuk analisa kinerja biaya proyek. Empat pengukuran biaya yang berhubungan
tersebut adalah TBC (total budgeted cost), CBC (cumulative budgeted cost),
CAC (cumulative actual cost) dan CEV (cumulative earned value) (A.S. Ali). Tapi
pengukuran kinerja biaya proyek pada penelitian ini menggunakan rumus Cost
index, yaitu membandingkan antara biaya sebenarnya dengan budget.
Penelitian di Indian yang dilakukan oleh K.C. Iyer, K.N. Jha, menjelaskan
faktor penentu kesuksesan kinerja biaya pada proyek antara lain (K.C. Iyer, K.N.
Jha 2005) :
- Monitoring dan feedback yang efektif oleh Project Manajer dan tim member
proyek
- Kemampuan laporan dan koordinasi dari PM dengan manajemen yang baik
- Atitut yang positif dari PM dan partisipan proyek
- Kemampuan teknis Project Manager
2.5.1 Total Cost Management (TCM)
TCM merupakan suatu cara untuk membawa keseluruhan gambaran
proyek ke dalam fokus dan untuk memfasilitasi pendekatan yang proaktif bagi
manajemen biaya. TCM adalah aplikasi yang efektif dan profesional dan keahlian
teknis untuk merencanakan dan mengendalikan sumber daya, biaya dan
profitability, dan resiko. TCM menjadi dasar bagi manajemen biaya untuk
mengatur biaya sebelum terjadi penyimpangan.
2.5.1.1 Perencanaan sumber daya
Perencanaan sumber daya merupakan hal yang sangat penting untuk
mendukung masing-masing fase, perencanaan tersebut harus efektif dan secara
jelas didefinisikan. Apabila perencanaan tidak efektif dan kurang jelas, sehingga
terjadi keterlambatan, dapat mempengaruhi kebutuhan material dan sumber daya
yang dibutuhkan kedepannya.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
27
Universitas Indonesia
2.5.1.2 Estimasi biaya
Estimasi biaya adalah proses perkiraan yang digunakan untuk
memperkirakan predikisi ketidakpastian biaya aktual dan juga kualitas, biaya dan
harga dari sumber dari sumber daya yang diperlukan baik untuk kegiatan investasi
ataupun pelaksanaan suatu proyek. Tujuan estimasi biaya yaitu untuk
meminimalkan ketidakpastian dengan menyesuaikan tingkat dan kualitas dari
lingkup definisi. Hasil estimasi biaya pada umumya berupa biaya yang diharapkan
dan probabilitas distribusi biaya.
Sebagai proses prediksi diperlukan data historis biaya sehingga estimasi
biaya dapat diterapkan. Estimasi biaya merupakan acuan dan alat bantu untuk
penjadwalan dan pengendalian biaya proyek. Estimasi biaya jua merupakan
landasan untuk cost budgeting dan merupakan salah satu bagian tujuan dari
pengendalian biaya terutama untuk memaksimalkan kemungkinan hasil dari biaya
aktual. Proses estimasi secara umum diterapkan pada tiap-tiap fase proyek atau
selama daur hidup proyek. Estimasi biaya yang efektif tidak hanya ditentukan
oleh anggaran yang realistis, tetapi juga harus memberikan informasi yang akurat
bagi penjadwalan, pengawasan biaya, dan tingkat kemajuan pada pelaksanaan
proyek.
2.5.1.3 Anggaran biaya (Cost Budgeting)
Anggaran biaya merupakan sub proses dari estimasi biaya yang digunakan
untuk mengalokasikan estimasi biaya sumber daya dalam suatu laporan biaya
yang akan menjadi dasar bagi pengendalian biaya proyek. Penganggaran termasuk
sub proses untuk alokasi estimasi biaya pada item-item proyek ke dalam cost
account terhadap kinerja biaya yang akan diukur dan diperkirakan. Hasil dari
anggaran biaya akan menjadi dasar bagi penilaian kinerja pengendalian proyek.
Anggaran merupakan alat bantu manajemen yang disiapkan untuk
menunjukkan dasar pengeluaran yang masih dapat diterima dan mengantisipasi
pemasukan tiap bulan. Persiapan anggaran diawali dengan mempelajari kontrak
yang terdiri dari syarat atau ketentuan – ketentuan, atau batasan-batasan seperti
batasan waktu. Anggaran biaya ini merupakan dasar pengendalian biaya proyek
juga.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
28
Universitas Indonesia
2.5.1.4 Pengendalian Biaya Proyek
Ada tiga variabel penting yang harus dikendalikan selama proses
pelaksanaan suatu proyek, yaitu :
- Biaya Pelaksanaan Proyek
- Mutu Proyek
- Waktu Pelaksanaan Proyek
Ketiga variabel tersebut saling terkait satu dengan lainnya dan terakhir
bermuara ke biaya. Artinya, mutu dan waktu pelaksanaan beresiko terhadap
meningkatnya biaya proyek, bila tidak dikendalikan dengan baik. Pengendalian
biaya yang efektif harus didasarkan kepada perencanaan biaya yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Pengendalian biaya memiliki tiga langkah proses dari pengukuran
pekerjaan terhadap target, mengevaluasi pekerjaan apa lagi yang akan dilakukan
dan mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk mencapai target. Ketiga
langkah ini adalah, pengukuran, evaluasi, dan tindakan koreksi.
Dalam mengukur penyimpangan harus menentukan tiga dasar untuk
budgeting dan actual cost dari kinerja jadwal. Adapun ketiga dasar tersebut
sebagai berikut:
- Budget cost for work scheduled (BCWS), rencana pembiayaan pekerjaan atau
paket pekerjaan yang telah dijadwalkan untuk dilaksanakan dalam suatu
periode pelaksanaan proyek.
- Budget cost for work performed (BCWP) aadalah penyelesaian pekerjaan
atau paket pekerjaan yang dihitung menurut standar volume dan standar harga
satuan.
- Actual cost for work performed (ACWP) adlah pembiayaan nyata untuk
menyelesaikan pekerjaan atau pekerjaan menurut standar volume dan harga
yang nyata dalam periode pelaksanaan proyek.
Cost Variance (CV) dihitung sebagai berikut,
CV = BCWP – ACWP, dimana jika CV bernilai negatif mengindikasi
terjadinya Cost Overrun
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
29
Universitas Indonesia
Cost Performance Index (CPI) dihitung sebagai berikut,
CPI = BCWP/ACWP, dimana jika CPI<I, mengindikasi kinerja biya yang
buruk.
2.6 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian pustaka mengenai Faktor Internal Perusahaan Jasa
Konstruksi dan Kinerja biaya proyek. Kontraktor merupakan suatu perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi. Sasaran pokok dari suatu proyek
konstruksi adalah kinerja waktu, kinerja biaya, dan mutu. Pembenahan dalam
peningkatan salah satu sasaran pokok proyek konstruksi dapat membantu
kontraktor dalam persaingan, salah satu sasaran proyek tersebut yaitu kinerja
biaya. Kesuksesan perusahaan jasa konstruksi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti faktor internal, faktor eksternal, dan market force. Faktor internal
merupakan salah satu
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan-
permasalahan faktor internal pada perusahaan jasa konstruksi yang berpengaruh
terhadap kinerja biaya proyek serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya
permasalahan-permasalahan yang terdapat pada faktor internal perusahaan jasa
konstruksi tersebut terhadap kinerja biaya proyek. Dari penjelasan yang
didasarkan atas kajian pustaka tersebut, maka dapat digambarkan diagram
kerangka
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
30
Universitas Indonesia
Sumber : Hasil Olahan
Kontraktor Faktor Sukses
Perusahaan Faktor Internal
Faktor External
Market Force
Kinerja Biaya Faktor Internal yang
Berpengaruh Terhadap
Kinerja Biaya Proyek
Sasaran proyek
Konstruksi
Kinerja Waktu
Kinerja Mutu
Gambar 2. 4 Kerangka Pemikiran
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
31 Universitas Indonesia
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Pada bab 3 akan dibahas mengenai penelitian yang diawali dengan
penjelasan kerangka pemikiran dan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai
pemilihan metode penelitian yang digunakan dalam menjawab pertanyaan dari
penelitian ini, penjelas mengenai kerangka metode penelitian, metode
pengumpulan data, dan metode analisa.
3.2 Pemilihan Metode Penelitian
Untuk memilih instrumen penelitian, mempertimbangkan 3 hal, jenis
pertanyaan yang akan dilgunakan, kendala terhadap peristiwa yang diteliti dan
fokus terhadap peristiwa yang sedang berjalan/baru diselesaikan. Jenis-jenis
metode penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.:
Tabel 3. 1 Strategi Penelitian untuk Berbagai Situasi
Strategi Penelitian Jenis Pertanyaan yang Digunakan
Kendala Terhadap Peristiwa yang Diteliti
Fokus Terhadap Peristiwa yang Berjalan/Baru
Diselesaikan
Eksperimen Bagaimana Ya Ya Mengapa
Survey Siapa, Apa, Dimana
Tidak Ya Berapa banyak
Analisis
Berapa Besar
Tidak Ya/Tidak
Siapa, Apa, Dimana Berapa banyak Berapa banyak
Sejarah Bagaimana Tidak Tidak Mengapa
Studi Kasus Bagaimana Tidak Ya Mengapa
Sumber : Diterjemahkan dari Yin (1994)
Mengacu pada strategi penelitian yang disarankan oleh Yin, research
question pada penelitian ini dapat dijawab dengan pendekatan survey
menggunakan kuesioner.
3.3 Proses Penelitian
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
32
Universitas Indonesia
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian
Sumber: http://www.scribd.com/doc/47802568/RESEARCH-PROCESS-IN-FLOW-CHART
3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel awal merupakan hasil dari literatur yang berkaitan dengan
masalah Faktor internal perusahaan dan kinerja biaya. Variabel-variabel tersebut
yang kemudian akan dinyatakan kepada responden dalam bentuk kuesioner,
mengingat metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian survei.
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua)
Variabel, yaitu:
1. Variabel bebas x (Independent variable) berupa permasalahan faktor
internal perusahaan.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
33
Universitas Indonesia
Tabel 3. 2 Variabel Bebas Penelitian Variabel Masalah Internal Perusahaan dan Proyek pada kontraktor Referensi
Manajemen X 1 Salah perencanaan A.S Ali (2010) X 2 Manajemen proyek yang buruk A.S Ali (2010)
X 3 Metode dan peralatan konstruksi yang Tidak sesuai atau kuno A.S Ali (2010)
X 4 Ketidaktahuan Project Manager (PM) mengenai teknik perencanaan dan alat perencanaan yang tepat
K.C. Iyer, K.N. Jha (2005)
X 5 Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian
K.C. Iyer, K.N. Jha (2005)
X 6 Konflik diantara anggota tim K.C. Iyer, K.N. Jha (2005)
X 7 Ketidak tegasan dalam pengambilan keputusan sewaktu-waktu oleh PM
K.C. Iyer, K.N. Jha (2005)
Organisasi X 8 Buruknya manajemen kontrak A.S Ali (2010)
X 9 Tidak cukupnya Perumusan proyek pada saat perencanaan K.C. Iyer, K.N. Jha (2005)
X 10 Keunikan aktivitas proyek yang membutuhkan pengetahuan teknis yang tinggi
K.C. Iyer, K.N. Jha (2005)
X 11 Penundaan pengambilan keputusan kunci K.C. Iyer, K.N. Jha (2005)
X 12 Kecondongan menyalahkan pihak lain K.C. Iyer, K.N. Jha (2005)
X 13 Buruknya koordinasi antara tim disain dan General Contractor Nida Azhar (2008)
X 14 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan sub-kon Nida Azhar (2008)
SDM
X 15 Buruknya manajemen SDM, dan penempatan pekerja K.C. Iyer, K.N. Jha (2005)
X 16 Rendahnya Produktivitas Teng (2002)
X 17 Gaji yang rendah Riley & Clare-Brown (2001)
Keuangan X 18 Buruknya estimasi initial cost A.S Ali (2010) X 19 Kurangnya pengalaman pada manajemen finansial A.S Ali (2010) X 20 Dana tidak cukup A.S Ali (2010) X 21 Buruknya cost control (Cash Flow) Teng (2002)
Sriprasert (2000)
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
34
Universitas Indonesia
Tabel 3.2 (Sambungan) Variabel Masalah Internal Perusahaan dan Proyek pada kontraktor Referensi
X 22 Kurangnya Likuiditas untuk menunjang aktivitas Singh , Lakanathan (1992) Navon (1994)
Budaya Perusahaan X 23 Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan A.S Ali (2010) X 24 Minimnya budaya menghargai waktu Irwin (1996)
X 25 Kurangnya penerapan sistem teknologi informasi Craig and Douglas (1996)
X 26 Budaya Perusahaan yang menolak Inovasi dan Ide baru Riley & Clare-Brown (2001)
Sumber: Jurnal dan referensi yang tertera diatas
2. Variabel terikat (dependent variable) sebagai obyek pokok yang
difokuskan berupa kinerja biaya proyek
3.3.2 Instrumen Penelitian
3.3.2.1 Skala Pengukuran
Sekala pengukuran faktor internal di nilai dengan tingkat pengaruh per faktor
dengan skala 1 – 5, dengan keterangan (K.C. Iyer, K.N. Jha, 2005)
1 = Berpengaruh merugikan terhadap biaya proyek
2 = Berpengaruh signifikan terhadap biaya proyek
3 = Berpengaruh sedikit terhadap biaya proyek
4 = Tidak berpengaruh terhadap biaya proyek
5 = Membantu penghematan biaya proyek
3.3.2.2 Validitas dan Reliabilitas
- Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui konsistensi suatu
jawaban.Untuk pengujian reliabilitas digunakan metode Cronbach’s Alpha,
dimana variabel penelitian dikatakan variabel bila nilai alpha lebih besar dari r
kritis product momen.
Pengujian validitas data dilakukan dengan alat bantu software SPSS dengan
menggunakan angka r hasil Corrected Item Total Correlation melalui sub menu
Scale pada pilihan Reliability Análisis. Kemudian syarat untuk menilai validitas
dari suatu variabel adalah Jika Corrected Item-Total Correlation > r tabel, maka
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
35
Universitas Indonesia
variabel tersebut valid, Jika Corrected Item-Total Correlation < r tabel, maka
variabel tersebut tidak valid
- Uji normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk dapat mengetahui persebaran dari data yang
telah diisi oleh responden. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi
data dalam suatu variabel penelitian yang akan digunakan pada penelitian
tersebut.
Pedoman pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai berikut :
a. Nilai signifikansi dari hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05 maka
data terdistribusi normal
b. Nilai signifikansi dari hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka
data terdistribusi tidak normal
3.3.3 Pengumpulan Data.
Populasi target penelitian ini adalah seluruh Project Manager atau minimal
Site Manager yang bekerja di kontraktor di JABODETABEK. Sampel penelitian
adalah seluruh Project Manager atau minimal Site Manager yang bekerja di
kontraktor di JABODETABEK yang pernah atau sedang menjalankan proyek
yang mengalami cost overrun.
Terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada
penelitian ini. Teknik pengumpulan data tersebut antara lain dilakukan dengan
cara Sumer: Research Methodology in Strategy and Management, Volume 3
(Research Methodology in Strategy and Management)
- Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan questionnaire ini
dilakukan untuk memperoleh data primer yang disusun berdasarkan parameter-
parameter analisis yang dibutuhkan. Kuesioner ini nantinya akan diberikan
kepada para responden-responden yang representatif. Para responden yang
akan menjadi obyek penelitian nantinya adalah kontraktor-kontraktor yang
sedang mengerjakan proyek bangunan gedung bertingkat yang berada di
wilayah JABODETABEK.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
36
Universitas Indonesia
- Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara ini adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tatap muka dan
Tanya jawab secara langsung antara pengumpul data maupun peneliti kepada
para narasumber atau sumber data. Pada penelitian ini narasumber yang akan
diwawancarai adalah seseorang yang menjabat sebagai kepala proyek / manajer
operasi lapangan / manajer teknik pada proyek bangunan gedung bertingkat.
Para narasumber yang menduduki jabatan tersebut dianggap mengetahui
dengan pasti kondisi faktor internal kontraktor tersebut sehingga para
narasumber tersebut dapat menjawab pertanyaan yang akan diajukan secara
obyektif.
- Metode dokumentasi atau studi kepustakaan
Metode dokumentasi atau studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan
berbagai macam teori-teori, konsep-konsep, serta variabel-variabel yang
berhubungan dengan penelitian ini. Teori-teori, konsep-konsep, serta variabel-
variabel tersebut dapat diperoleh melaluli berbagai macam sumber seperti dari
jurnal ilmiah, buku, majalah, dan penelitian sebelumnya
3.3.4 Metode Analisa Data
Data yang terkumpul akan dianalisis dengan metode statistic parametrik
atau non parametrik. Metode statistic parametric dilakukan jiak data memiliki
distribusi normal, sedangkan metode statistic non-parametrik digunakan jika
pengujian tidak tergantung dari pengasumsian tentang distribusi data tersebut.
Menurut Bryman dan Camer (1997), data dengan kategori nominal dimana tidak
diketahui apakah berdistribusi normal atau tidak, dapat dianalisis dengan
menggunakan metode statistik non-parametrik.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
37
Universitas Indonesia
Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa analisa data dengan tahapan
sebagai berikut :
a. Analisa Non-Parametrik
Metode statistic non-parametrik merupakan metode yang digunakan jika data
yang ada tidak berdistribusi normal atau jumlah data sangat sedikir serta level
data adalah nominal atau ordinal. Pada penelitian ini uji yang dilakukan
adalah uji dua sampel yang tidak berhubungan dengan menggunakan metode
non parametric yang dipakai adalah Mann-Whitney U Test, yang digunakan
untuk mengetahi ada tidaknya perbedaan dari dua himpunan data yang
berasal dari sampel yang independen. Sedangkan untuk menguji beberapa
sampel yang tidak berhubungan dengan menggunakan metode non parametric
yang dipakai adalah Kruskal-Wallis Test (Uji H), uji Kruskal-Wallis
bertujuan untuk mengetahui apakah sampel-sampel yang di uji berasal dari
populasi yang memiliki mean yang sama. (sumber: Statistik untuk teknik dan
sains, harinaldi, 2005)
b. Analisa Korelasi
Analisa ini digunakan untuk mencari seberapa dekat hubungan antara
variabel diperlukan suatu ukuran yang menyatakan “kekuatan” relasi dengan
cara menghitung koefisien korelasi yang ada. Semakin besar nilai koefisien
korelasi, maka akan semakin kuat juga hubungan antar variabelnya. (sumber:
Statistik untuk teknik dan sains, harinaldi, 2005)
c. Analisa Faktor
Analisa faktor mencakup kovarian atau korelasi antara sekelompok variabel
penelitian yang dijelaskan dalam jumlah yang lebih sedikit dari variabel yang
diamati, variabel dalam jumlah yang lebih sedikit ini disebut sebagai latent
variables atau common factors. Ada beberapa jenis analisa faktor, sedangkan
dalam penelitian ini analisis faktor yang digunakan adalah principal
component analysis, yang berfungsi mentransformasikan himpunan variable
asli menjadi himpunan kombinasi linier yang lebih kecil berdasarkan
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
38
Universitas Indonesia
sebagian besar dari variabel asli. (sumber: a Handbook of statistical analyses
using SPSS, Sabine Landau and Brian S. Everitt, 2003)
Berikut tahapan pada analisa faktor yaitu :
- Pertama dilakukan uji KMO dan Bartlett test yang digunakan untuk
menguji apakah sampel valid atau tidak. Standar KMO yaitu > 0,70 baik,
> 0,60 sedang, > 0,50 adalah kurang, < 0,50 tidak dapat diterima.
- Langkah berikutnya mereduksi faktor yang mempunyai nilai Eigen < 1
- Selanjutnya mereduksi variabel yang mempunyai nilai loading faktor di
bawah 0,5.
- Varibel yang memiliki nilai loading faktor lebih dari 0,5 dikelompokkan
kedalam komponen yang nilai loading faktornya yang terbesar untuk
setiap variabel.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
39
Universitas Indonesia
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
4.1 Pendahuluan
Bab ini merupakan proses pengumpulan dan analisis data untuk
mendapatkan hasil sesuai dengan pertanyaan penelitian yang dirumuskan
sebelumnya. Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner yang terdiri dari
tahap pertama berupa validasi data primer yang ditemukan berdasarkan study
literatur, pengumpulan tahap kedua dengan penyebaran kuesioner variabel yang
telah divalidasi ke proyek-proyek dan kantor kontraktor yang menjadi responden.
Hasil data kuesioner ini di analisa dengan analisa deskriptif dan analisa faktor.
Setelah itu pengumpulan data tahap ketiga yaitu validasi ke pakar variabel data
yang telah dianalisa.
4.2 Pengumpulan Data
4.2.1 Pengumpulan Data Tahap 1
Pengumpulan tahap pertama yaitu mencari data primer yang dijadikan
variabel penelitian berdasarkan study literatur dari jurnal-jurnal dan penelitian
sebelumnya yang ada. Data primer yang dijadikan variabel di validasi oleh pakar.
Validasinya berupa apakah variabel penelitian yang akan dipakai disetujui atau
tidak dan pemasukan dari pakar tersebut.
4.2.1.1 Pakar
Pakar yang dijadikan responden untuk penelitian ini terdiri dari 3 orang
untuk pengumpulan data tahap pertama dan 3 orang untuk pengumpulan data
tahap ketiga. Pakar yang dipilih berdasarkan keahlian dan pengalaman pada
proyek gedung bertingkat maupun infrastruktur. Pakar yang dijadikan responden
harus memiliki syarat :
Pendidikan : minimal S1
Jabatan : PM
Pengalaman : > 20 Tahun
Melihat persyaratan tersebut maka pakar yang dijadikan responden sebagai
berikut :
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
40
Universitas Indonesia
Tabel 4. 1 Persyaratan Pakar yang dijadikan Responden No. Pengalaman Pendidikan Jabatan
1 22 S1 PM
2 35 S1 Staff Ahli Pemasaran
3 23 S2 PM Sumber: Hasil Olahan
4.2.1.2 Instrument Penelitian
Berikut hasil tabulasi data penyebaran kuesioner tahap pertama (pengumpulan
data tahap pertama) :
Tabel 4. 2 Tabulasi Kuesioner tahap pertama Faktor Internal Perusahaan Kode P1 P2 P3
Salah perencanaan X1 setuju setuju setuju Manajemen proyek yang buruk X2 setuju setuju setuju Metode dan peralatan konstruksi yang Tidak sesuai atau kuno X3 setuju setuju setuju Ketidaktahuan Project Manager (PM) mengenai teknik perencanaan dan alat perencanaan yang tepat
X4 setuju setuju setuju
Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian
X5 setuju setuju setuju
Konflik diantara anggota tim X6 setuju setuju setuju Ketidak tegasan dalam pengambilan keputusan sewaktu-waktu oleh PM
X7 setuju setuju setuju
Organisasi Buruknya manajemen kontrak X8 setuju setuju setuju Tidak cukupnya Perumusan proyek pada saat perencanaan X9 setuju setuju setuju Keunikan aktivitas proyek yang membutuhkan pengetahuan teknis yang tinggi
X10 setuju setuju setuju
Penundaan pengambilan keputusan kunci X11 setuju setuju setuju Kecondongan menyalahkan pihak lain X12 setuju setuju setuju Buruknya koordinasi antara tim disain dan General Contractor
X13 setuju setuju setuju
Buruknya koordinasi antara general contractor dengan sub-kon
X14 setuju setuju setuju
SDM Buruknya manajemen SDM, dan penempatan pekerja X15 setuju setuju setuju Rendahnya Produktivitas X16 setuju setuju setuju Gaji yang rendah X17 setuju setuju setuju
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
41
Universitas Indonesia
Tabel 4.2 (Sambungan) Faktor Internal Perusahaan Kode P1 P2 P3
Keuangan Buruknya estimasi initial cost X18 setuju setuju setuju Kurangnya pengalaman pada manajemen finansial X19 setuju setuju setuju Dana tidak cukup X20 setuju setuju setuju Buruknya cost control (cash flow) X21 setuju setuju setuju Kurangnya Likuiditas untuk menunjang aktivitas X22 setuju setuju setuju
Budaya Perusahaan Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan X23 setuju setuju setuju Minimnya budaya menghargai waktu X24 setuju setuju setuju Kurangnya penerapan sistem teknologi informasi X25 setuju setuju setuju Budaya Perusahaan yang menolak Inovasi dan Ide baru X26 setuju setuju setuju
Sumber: Hasil Olahan
Dari hasil tabulasi di atas, terliat bahwa ketiga pakar mayoritas telah setuju
dengan variabel yang diajukan. Selain itu, terdapat beberapa variabel yang
dikoreksi kalimatnya oleh pakar. Pakar juga memberikan rekomendasi variabel
tambahan sebagai indikasi untuk penelitian ini. Berikut variabel yang mengalami
koreksi kalimat dan penambahan rekomendasi variabel dari pakar;
Tabel 4. 3 Hasil Validasi Pakar (Variabel yang berubah kalimat) VARIABEL YANG MENGALAMI PERBAIKAN KALIMAT
NO VARIABEL (sebelum diperbaiki) VARIABEL (sesudah diperbaiki)
X1 Salah perencanaan Rencana kerja proyek yang tidak aplikatif
X2 Manajemen proyek yang buruk Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan
X3 Tidak adanya monitor dan review terhadap
pelaksanaan proyek
X4 Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
X6 Metode dan peralatan konstruksi yang tidak sesuai atau kuno
Metode kerja yang tidak tepat (Kesalahan dalam menentukan metode)
X15 Buruknya manajemen SDM, dan penempatan pekerja Penempatan SDM yang tidak tepat
X18 Buruknya estimasi initial cost Buruknya estimasi direct construction cost
X30 Dana yang tidak cukup Kesalahan perhitungan modal kerja
Sumber: Hasil Olahan
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
42
Universitas Indonesia
Tabel 4. 4 Hasil Validasi Pakar (Variabel Tambahan)
Sumber: Hasil Olahan
Berdasarkan hasil validasi dari pakar tersebut, variabel yang telah disetujui
oleh ke-3 pakar digabungkan dengan variabel yang mengalami koreksi kalimat
dan variabel rekomendasi dari pakar, yang selanjutnya akan digunakan untuk
pengumpulan data tahap kedua. Hasil akhir variabel yang telah divalidasi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 4. 5 Hasil Validasi Pakar (Gabungan) Faktor Internal Perusahaan Kode
Manajemen Rencana kerja proyek yang tidak aplikatif X1 Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan X2 Tidak adanya monitor dan review terhadap pelaksanaan proyek X3 Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten X4 Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/External X5 Metode kerja yang tidak tepat (Kesalahan dalam menentukan metode)
X6
PENAMBAHAN VARIABEL DARI PAKAR
NO VARIABEL
Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/External
Team manajemen proyek yang tidak kompeten
Kesalahan melakukan survei lokasi
Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-contractor
Kesalahan dalam menyusun/merencanakan produktivitas alat dan tenaga kerja
Buruknya koordinasi antara general contractor dengan owner
Team Manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desk dan wewenang yang berlaku
Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM
Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan sub-con
Sistem dan prosedur perusahaan yang tidak aplikatif
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
43
Universitas Indonesia
Tabel 4.5 (Sambungan) Faktor Internal Perusahaan Kode
Manajemen Ketidaktahuan Project Manager (PM) mengenai teknik perencanaan dan alat perencanaan yang tepat
X7
Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian X8 Konflik diantara anggota tim X9 Ketidak tegasan dalam pengambilan keputusan sewaktu-waktu oleh PM X10 Team manajemen proyek yang tidak kompeten X11 Kesalahan melakukan survei lokasi X12 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-contractor X13 Kesalahan dalam menyusun/merencanakan produktivitas alat dan tenaga kerja
X14
Organisasi Buruknya manajemen kontrak X15 Tidak cukupnya Perumusan proyek pada saat perencanaan X16 Keunikan aktivitas proyek yang membutuhkan pengetahuan teknis yang tinggi
X17
Penundaan pengambilan keputusan kunci X18 Kecondongan menyalahkan pihak lain X19 Buruknya koordinasi antara tim disain dan General Contractor X20 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan sub-contractor X21 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan owner X22
SDM Rendahnya Produktivitas X23 Gaji yang rendah X24 Team Manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desk dan wewenang yang berlaku
X25
Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM X26 Penempatan SDM yang tidak tepat X27
Keuangan Buruknya estimasi direct construction cost X28 Kurangnya pengalaman pada manajemen financial X29 Kesalahan perhitungan modal kerja X30 Buruknya cost control (cash flow) X31
Faktor Internal Perusahaan Kode Kurangnya Likuiditas untuk menunjang aktivitas X32 Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan sub-con X33
Budaya Perusahaan Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan X34 Minimnya budaya menghargai waktu X35
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
44
Universitas Indonesia
Tabel 4.5 (Sambungan) Faktor Internal Perusahaan Kode
Budaya Perusahaan Kurangnya penerapan sistem teknologi informasi X36 Budaya Perusahaan yang menolak Inovasi dan Ide baru X37 Sistem dan prosedur perusahaan yang tidak aplikatif X38
Sumber: hasil Olahan
4.2.2 Pengumpulan Data Tahap 2
Pengumpulan tahap kedua yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang
berisi variabel-variabel penelitian yang telah disetujui dan divalidasi oleh pakar.
Kuesioner disebarkan pada kantor pusat kontraktor responden dan proyek yang
sedang atau telah dikerjakan oleh kontraktor.
4.2.2.1 Responden
Responden untuk penelitian ini terdiri dari 26 orang untuk pengumpulan
data tahap kedua. Responden dipilih berdasarkan jabatan dan pengalaman
mengenai manajemen proyek gedung bertingkat maupun infrastruktur. Responden
yang dijadikan responden harus memiliki syarat :
Pendidikan : minimal S1
Jabatan : Manajer dan Engineer
Pengalaman : minimal 1 Tahun
Melihat persyaratan tersebut maka pakar yang dijadikan responden sebagai
berikut :
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
45
Universitas Indonesia
Tabel 4. 6 Gambaran umum Responden kuesioner Tahap II No. Pengalaman Pendidikan Jabatan
1 4 S1 Engineer
2 1 S1 Engineer
3 4 S1 Engineer
4 4 S1 Engineer
5 1 S1 SEM
6 1 S1 SOM
7 22 S1 PM
8 15 S1 CM
9 4 S1 SITE ENGINEER
10 4 S1 SAM
11 4 S1 Engineer
12 22 S2 PM
13 18 S1 Engineer
14 16 S1 SEM
15 19 S1 SOM
16 22 S2 PM
17 18 S2 PM
18 23 S2 PM
19 28 S2 Engineering Manager
20 24 S1 SEM
21 18 S2 PM
22 4 S1 SEM
23 4 S1 SEM
24 5 S1 CM
25 8 S1
Procurement
Manager
26 8 S1 CM Sumber: Hasil Survey
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
46
Universitas Indonesia
Hasil pengumpulan data dari pengumpulan data tahap kedua mengenai
variabel faktor internal yang berpengaruh terhadap kinerja biaya proyek dalam
proyek proyek yang dikerjakan oleh responden, diuji dengan analisa Uji Kruskal-
Wallis H untuk menguji adanya pengaruh pengalaman, pendidikan dan jabatan
terhadap jawaban yang diberikan responden.
A. Responden berdasarkan Pengalaman
Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan jawaban kesioner oleh
responden yang terdapat dalam sample. Pengujian dilakukan ke dalam tiga
kelompok dengan kriteria berbeda, diterapkan pada pengalaman tiap responden
terhadap variabel yang ditanyakan. Pengelompokan responden dibagi menjadi 3
kelompok sebagai berikut :
1. Kelompok pengalaman 1 s/d 10 tahun
2. Kelompok pengalaman 10 s/d 20 tahun
3. Kelompok pengalaman >20 tahun
Berikut disajikan pengelompokkan pengalaman kerja terhadap resonden yang
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 7 Kelompok Pengalaman Kerja dari Responden Responden Pengalaman
(tahun) Pengelompokan R1 4 1 R2 1 1 R3 4 1 R4 4 1 R5 1 1 R6 1 1 R7 22 3 R8 15 2 R9 4 1 R10 4 1 R11 4 1
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
47
Universitas Indonesia
Tabel 4.7 (Sambungan)
Responden Pengalaman (tahun) Pengelompokan
R12 22 3 R13 18 2 R14 16 2 R15 19 2 R16 22 3 R17 18 2 R18 23 3 R19 28 3 R20 24 3 R21 18 2 R22 4 1 R23 4 1 R24 5 1 R25 8 1 R26 8 1
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Selanjutnya data dianalisa dengan menggunakan SPSS menggunakan k
independent samples, dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Tidak ada perbedaan persepsi responden yang berbeda tingkat pengalaman
Ha = Ada perbedaan minimal satu persepsi responden yang berbeda tingkat
pengalaman.
Pedoman digunakan untuk menerima atau menolak Ho yang diusulkan :
- Ho diterima jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig (2-tailed) > level of significant (α) sebesar 0,05 dan nilai chi square < dari niali x2 0,05 (df)
- Ho ditolak jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig (2-tailed) < level of
significant (α) sebesar 0,05 dan nilai chi square > dari niali x2 0,05 (df)
Dari hasil uji komparatif terhadap semua variabel berdasarkan kelompok
pengalaman responden, maka data responden dapat dibuat secara ringkas
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
48
Universitas Indonesia
Gambar 4. 1 Pengalaman Kerja Responden
Sumber : Hasil Output SPSS
Setelah melakukan beberapa langkah operasional, maka output yang dihasilkan
dari uji ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4. 8 Hasil Uji Kelompok Pengalaman Kerja X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
Chi-Square
4,457 ,694 5,768 ,219 ,282 1,985 ,682 ,710 ,681 ,014
df 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Asymp. Sig.
,108 ,707 ,056 ,896 ,868 ,371 ,711 ,701 ,711 ,993
X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20
Chi-Square
,632 4,975 ,833 ,182 2,063 4,694 2,371 2,568 2,738 1,211
Df 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Asymp. Sig.
,729 ,083 ,659 ,913 ,357 ,096 ,306 ,277 ,254 ,546
X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30
Chi-Square
1,301 ,435 1,499 ,341 3,550 ,754 ,019 2,184 1,609 2,789
Df 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Asymp. Sig.
,522 ,804 ,473 ,843 ,169 ,686 ,991 ,335 ,447 ,248
X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38
Chi-Square
1,485 1,923 1,924 ,634 2,739 6,881 2,584 1,540
Df 2 2 2 2 2 2 2 2
Asymp. Sig.
,476 ,382 ,382 ,728 ,254 ,032 ,275 ,463
Sumber: Hasil Output SPSS
54%
23%
23%
Pengalaman Kerja Responden
< 10
10 s/d 20
> 20
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
49
Universitas Indonesia
Dari output tersebut menunjukkan semua nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada
tabel tiap variabel lebih besar dari level of significant (α) 0,05 dan nilai chi square
< dari nilai x20,05(2) = 5,991 (dapat dilihat pada lampiran). Kecuali untuk
variabel X36.
Jadi Hipotesis nol (Ho) diterima dan Ha ditolak untuk semua variabel
kecuali untuk X36 dimana ada perbedaan persepsi responden yang berbeda
tingkat pengalaman.
B. Responden berdasarkan Pendidikan
Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan jawaban kesioner oleh
responden yang terdapat dalam sample. Pengujian dilakukan ke dalam dua
kelompok dengan kriteria berbeda, diterapkan pada pendidikan tiap responden
terhadap variabel yang ditanyakan. Pengelompokan responden dibagi menjadi 2
kelompok sebagai berikut :
1. Kelompok pendidikan S1
2. Kelompok pendidikan S2
Berikut disajikan pengelompokkan pendidikan terhadap responden yang terlihat
pada tabel berikut:
Tabel 4. 9 Kelompok Pendidikan dari Responden Responden Pendidikan Pengelompokan R1 S1 1
R2 S1 1
R3 S1 1
R4 S1 1
R5 S1 1
R6 S1 1
R7 S1 1
R8 S1 1
R9 S1 1
R10 S1 1
R11 S1 1
R12 S2 2
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
50
Universitas Indonesia
Tabel 4.9 (Sambungan) Responden Pendidikan Pengelompokan R13 S1 1
R14 S1 1
R15 S1 1
R16 S2 2
R17 S2 2
R18 S2 2
R19 S2 2
R20 S1 1
R21 S2 2
R22 S1 1
R23 S1 1
R24 S1 1
R25 S1 1
R26 S1 1 Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Selanjutnya data dianalisa dengan menggunakan SPSS menggunakan 2
independent samples, dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Tidak ada perbedaan persepsi responden yang berbeda tingkat pengalaman
Ha = Ada perbedaan minimal satu persepsi responden yang berbeda tingkat
pengalaman.
Pedoman digunakan untuk menerima atau menolak Ho yang diusulkan :
- Ho diterima jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig (2-tailed) > level of significant (α) sebesar 0,05
- Ho ditolak jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig (2-tailed) < level of
significant (α) sebesar 0,05
Dari hasil uji komparatif terhadap semua variabel berdasarkan kelompok
pengalaman responden, maka data responden dapat dibuat secara ringkas
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
51
Universitas Indonesia
Gambar 4. 2 Pendidikan Responden
Sumber : Hasil Output SPSS
Setelah melakukan beberapa langkah operasional, maka output yang dihasilkan
dari uji ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4. 10 Hasil Uji Kelompok Pendidikan X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
Mann-Whitney U
51,500 41,500
52,000
46,000 52,000 59,500
57,500 47,000 51,000
59,000
Wilcoxon W
261,500
62,500
73,000
256,000
262,000
80,500
267,500
257,000
72,000
80,000
Z -,598 -1,303
-,551 -,915 -,530 -,032 -,158 -,843 -,580 -,070
Asymp. Sig. (2-tailed)
,550 ,193 ,581 ,360 ,596 ,974 ,874 ,399 ,562 ,944
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.614a .268a .656a .421a .656a .976a .882a .457a .614a .976a
23%
77%
Pendidikan Responden
S2
S1
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
52 Universitas Indonesia
Tabel 4. 10 (Sambungan)
X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 Mann-Whitney U 59,000 36,000 49,500 56,000 38,000 33,000 41,000 46,000 45,000 52,000 Wilcoxon W 80,000 57,000 70,500 77,000 248,000 243,000 251,000 256,000 66,000 262,000 Z -,067 -1,555 -,734 -,273 -1,436 -1,805 -1,269 -,922 -,987 -,513 Asymp. Sig. (2-tailed) ,947 ,120 ,463 ,785 ,151 ,071 ,205 ,356 ,323 ,608 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .976a .157a .533a .836a .196a .108a .268a .421a .387a .656a
X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 1,301 ,435 1,499 ,341 3,550 ,754 ,019 2,184 1,609 2,789
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
,522 ,804 ,473 ,843 ,169 ,686 ,991 ,335 ,447 ,248
X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30
Mann-Whitney U
55,500 51,000 51,000 51,000 41,000 57,000 51,000 39,000 39,500 37,500
Wilcoxon W 265,500 72,000 261,000 72,000 251,000 78,000 261,000 249,000 249,500 247,500
Z -,294 -,579 -,607 -,575 -1,258 -,205 -,607 -1,400 -1,367 -1,450 Asymp. Sig. (2-tailed)
,769 ,563 ,544 ,565 ,208 ,837 ,544 ,162 ,172 ,147
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.790a .614a .614a .614a .268a .882a .614a .219a .219a .176a
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
53 Universitas Indonesia
Tabel 4. 10 (Sambungan) X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38
Mann-Whitney U 41,000 56,000 46,500 39,000 49,500 29,500 29,500 39,000
Wilcoxon W 251,000 77,000 67,500 249,000 259,500 239,500 239,500 249,000
Z -1,226 -,276 -,871 -1,335 -,674 -2,025 -1,949 -1,340
Asymp. Sig. (2-tailed)
,220 ,783 ,384 ,182 ,500 ,043 ,051 ,180
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.268a .836a .421a .219a .533a .062a .062a .219a
Sumber: Hasil Output SPSS
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
54
Universitas Indonesia
Dari output tersebut menunjukkan semua nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada
tabel tiap variabel lebih besar dari level of significant (α) 0,05 Jadi Hipotesis nol
(Ho) diterima dan Ha ditolak untuk semua variabel.
C. Responden Berdasarkan Jabatan
Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan jawaban kesioner oleh
responden yang terdapat dalam sample. Pengujian dilakukan ke dalam dua
kelompok dengan kriteria berbeda, diterapkan pada Jabatan tiap responden
terhadap variabel yang ditanyakan. Pengelompokan responden dibagi menjadi 2
kelompok sebagai berikut :
1. Engineer
2. Manajer
Berikut disajikan pengelompokkan jabatan terhadap responden yang terlihat pada
tabel berikut:
Tabel 4. 11 Kelompok Jabatan dari Responden Responden Jabatan Pengelompokan R1 Engineer 1
R2 Engineer 1
R3 Engineer 1
R4 Engineer 1
R5 SEM 2
R6 SOM 2
R7 PM 2
R8 CM 2
R9 SITE ENGINEER 1
R10 SAM 2
R11 Engineer 1
R12 PM 2
R13 Engineer 1
R14 SEM 2
R15 SOM 2
R16 PM 2
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
55
Universitas Indonesia
Tabel 4.11 (Sambungan) Responden Jabatan Pengelompokan R17 PM 2
R18 PM 2
R19 Engineering Manager 2
R20 SEM 2
R21 PM 2
R22 SEM 2
R23 SEM 2
R24 CM 2
R25 Procurement Manager 2
R26 CM 2 Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Selanjutnya data dianalisa dengan menggunakan SPSS menggunakan 2
independent samples, dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Tidak ada perbedaan persepsi responden yang berbeda tingkat pengalaman
Ha = Ada perbedaan minimal satu persepsi responden yang berbeda tingkat
pengalaman.
Pedoman digunakan untuk menerima atau menolak Ho yang diusulkan :
- Ho diterima jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig (2-tailed) > level of significant (α) sebesar 0,05
- Ho ditolak jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig (2-tailed) < level of
significant (α) sebesar 0,05
Dari hasil uji komparatif terhadap semua variabel berdasarkan kelompok
pengalaman responden, maka data responden dapat dibuat secara ringkas
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
56
Universitas Indonesia
Gambar 4. 3 Jabatan Responden
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Setelah melakukan beberapa langkah operasional, maka output yang dihasilkan
dari uji ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4. 12 Hasil Uji Kelompok Pendidikan X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
Mann-Whitney U
61,500 62,000 54,500 61,500 58,000 64,500 65,500 64,000
38,500 56,500
Wilcoxon W
251,500
252,000
244,500
251,500
248,000
254,500
255,500
92,000
228,500
246,500
Z -,334 -,301 -,786 -,310 -,535 -,123 -,060 -,154 -1,713 -,664 Asymp. Sig. (2-tailed)
,738 ,763 ,432 ,756 ,593 ,902 ,952 ,878 ,087 ,507
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.778a .821a .497a .778a .651a .910a .955a .910a .107a .572a
X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20
Mann-Whitney U 46,500 62,000 65,500
55,500 60,500
57,500 66,500 64,000 47,500
52,000
Wilcoxon W
236,500
252,000
255,500
83,500
250,500
85,500
256,500
254,000
237,500
80,000
Z -1,270 -,277 -,066 -,712 -,372 -,572 ,000 -,156 -1,188 -,884 Asymp. Sig. (2-tailed) ,204 ,782 ,947 ,477 ,710 ,568 1,000 ,876 ,235 ,377 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .254a .821a .955a .534a .735a .611a 1.000a .910a .279a .427a
73%
27%
Jabatan Responden
Manager = 1
Engineer = 2
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
57
Universitas Indonesia
Tabel 4.12 (Sambungan)
X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 Mann-Whitney U
58,500 65,000 65,500 44,000 64,000 48,500 45,500 49,500 66,000 42,000
Wilcoxon W
86,500 93,000 93,500 234,000 92,000 238,500 235,500 77,500 256,000 70,000
Z -,497 -,092 -,064 -1,365 -,157 -1,171 -1,345 -1,076 -,032 -1,500
Asymp. Sig. (2-tailed)
,619 ,927 ,949 ,172 ,875 ,242 ,179 ,282 ,975 ,134
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.651a .955a .955a .209a .910a .306a .231a .334a 1.000a .169a
X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38
Mann-Whitney U 64,000 47,000 50,500 53,500 57,500 65,500 52,500 63,000
Wilcoxon W 254,000 237,000 240,500 243,500 247,500 93,500 242,500 91,000
Z -,153 -1,277 -,981 -,785 -,549 -,063 -,850 -,212
Asymp. Sig. (2-tailed)
,878 ,202 ,327 ,433 ,583 ,950 ,395 ,832
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.910a .279a .364a .461a .611a .955a .427a .866a
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari output tersebut menunjukkan semua nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada
tabel tiap variabel lebih besar dari level of significant (α) 0,05 Jadi Hipotesis nol
(Ho) diterima dan Ha ditolak untuk semua variabel.
4.2.2.2 Instrumen Penelitian
Pada pengumpulan data tahap kedua ini disebar 50 kuesioner ke berbagai
proyek kontraktor responden dan kantor pusat kontraktor responden, dan yang
kuesioner yang kembali 26 buah. berikut tabulasi data penelitian,
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
58 Universitas Indonesia
Tabel 4. 13 Tabulasi Data penelitian
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
X33
X34
X35
X36
X37
X38 Y
R1 2 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 4 R2 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 3 1 2 1 1 3 2 3 1 1 1 1 3 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 R3 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 4 1 2 1 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 R4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R5 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 3 R6 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 3 R7 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 5 3 3 3 3 3 2 5 3 4 3 2 2 3 2 3 4 1 2 3 3 3 4 R8 1 2 1 1 2 1 2 2 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 1 4 3 3 2 1 1 1 1 3 3 1 2 3 1 1 3 R9 2 2 2 2 3 3 1 1 5 1 2 1 1 1 2 1 2 2 4 1 1 3 1 5 1 4 2 1 1 1 3 3 3 1 2 2 1 2 3 R10 2 3 2 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 5 2 2 3 1 5 2 4 3 1 2 1 1 2 4 1 2 2 1 3 3 R11 1 3 1 1 2 1 2 2 4 2 3 2 2 2 2 1 2 2 5 2 2 1 2 5 3 3 3 2 1 1 1 2 3 1 2 2 4 1 4 R12 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 R13 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 R14 1 3 1 1 3 2 3 3 2 2 2 1 1 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 R15 1 3 1 1 2 1 3 3 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 R16 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 R17 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 R18 1 2 2 1 2 1 1 2 3 3 3 2 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 1 2 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
59 Universitas Indonesia
Tabel 4.13 (Sambungan)
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
X33
X34
X35
X36
X37
X38 Y
R19 2 2 2 3 3 2 4 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 R20 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 R21 1 2 1 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 R22 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R23 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 4 3 3 3 1 4 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 4 2 R24 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 R25 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 3 2 3 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 R26 2 4 2 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4
Sumber: Responden Penelitian
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
60
Universitas Indonesia
4.2.2.3 Validasi Instrument
Validasi instrument dapat dilakukan dengan uji validitas dan realibilitas
dengan menggunakan SPSS. Uji ini digunakan untuk mengetahui konsistensi atau
stabilnya suatu jawaban. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mengukur mendapat data tersebut valid. Maksudnya valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur, dan
instrumen reliabel apabila instrumen tersebut digunakan untuk obyek yang sama
akan menghasilkan data yang sama.
Pengujian validitas dan reliabilitas data dilakukan dengan SPSS
menggunakan angka r hasil Corrected Item Total Correlation melalui sub menu
Scale pada pilihan Realibility Analysis. Hasil uji data dalam penelitian ini
ditampilkan pada tabel berikut ini,
Tabel 4. 14 Output Uji Realibilitas N %
Cases Valid 26 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 26 100,0
Sumber : Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa telah diteliti 26 responden dan
100% sudah valid (tidak ada yang dikeluarkan dari analisis penelitian).
Setelah valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas kuesioner,
dengan syarat beikut:
Jika nilai r Alpha positif dan > r tabel maka reliabel
Jika nilai r Alpha negatif dan < r tabel maka tidak reliabel
Tabel 4. 15 Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items ,965 38
Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha
sebesar 0.965 dengan jumlah variabel penelitian sebesar 38 buah. Pada hasil
output SPSS tersebut dapat disimpulkan bahwa karena nilai cronbach’s alpha =
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
61
Universitas Indonesia
0.965 lebih besar dari 0,6, maka kuesioner yang diuji coba telah terbukti reliabel.
Selanjutnya untuk dapat melihat tingkat reliabilitasnya berdasarkan nilai
cronbach’s alpha yang didapat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. 16 Tabel Cronbach’s Alpha
Alpha Tingkat
Reliabilitas 0.00 s.d 0.20 Kurang Reliabel
>0.20 s.d 0.40 Agak Reliabel >0.40 s.d 0.60 Cukup Reliabel >0.60 s.d 0.80 Reliabel >0.80 s.d 1.00 Sangat Reliabel
Sumber : Ridwan, 2006. Metode Teknis Menyusun Tesis
Karena nilai cronbach’s alpha sebesar 0.965 terletak diantar 0.80 s.d 1.00
maka dapat dikatakan bahwa tingkat reliabilitasnya adalah sangat reliabel.
R Alpha (Alpha Cronbach) yang dihasilkan bernilai 0,965. Kemudian
lihat nilai R tabel dari tabel nilai R, dengan n = 26 – 2, di dapat nilai R yaitu
0,404. Karena nilai R Alpha lebih besar dari r tabel, maka kuesioner yang diuji
dinilai reliabel. Berikut gambar tabel r,
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
62
Universitas Indonesia
Tabel 4. 17 Tabel R
Langkah selanjutnya yaitu validasi variabel yang dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 4. 18 Tabel Item Total Statistics Item-Total Statistics
Scale
Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
X1 88,15 445,095 ,731 ,964
X2 87,23 453,625 ,651 ,965 X3 87,85 447,415 ,743 ,964
X4 87,88 442,666 ,776 ,964 X5 87,15 449,975 ,721 ,964
X6 87,85 448,455 ,670 ,964 X7 87,46 439,698 ,754 ,964
X8 87,27 444,285 ,792 ,964
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
63
Universitas Indonesia
Tabel 4. 18 (Sambungan)
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
X9 86,96 458,998 ,339 ,966
X10 87,65 450,235 ,676 ,964 X11 87,50 449,380 ,685 ,964
X12 87,54 453,138 ,493 ,965 X13 87,69 454,142 ,621 ,965
X14 87,62 447,686 ,735 ,964 X15 87,42 445,294 ,784 ,964
X16 87,65 444,395 ,803 ,964 X17 86,73 454,765 ,504 ,965
X18 87,35 445,995 ,750 ,964 X19 86,50 459,780 ,337 ,966
X20 87,50 441,940 ,772 ,964 X21 87,31 448,382 ,721 ,964
X22 87,38 448,726 ,641 ,965 X23 87,81 445,442 ,773 ,964
X24 86,50 462,020 ,230 ,967 X25 87,15 448,935 ,754 ,964
X26 86,69 459,502 ,486 ,965 X27 87,35 449,035 ,756 ,964
X28 87,85 451,815 ,576 ,965 X29 87,46 449,938 ,621 ,965
X30 87,35 453,515 ,507 ,965 X31 87,69 441,982 ,803 ,964
X32 87,31 450,382 ,766 ,964 X33 87,00 454,880 ,485 ,965
X34 87,62 445,686 ,619 ,965 X35 87,31 448,782 ,631 ,965
X36 87,04 450,838 ,665 ,964 X37 87,15 448,455 ,609 ,965
X38 87,12 447,226 ,643 ,965
Sumber: Hasil Olahan SPSS Tabel di atas merupakan output dari analisa validitas dengan keterangan sebagai
berikut :
- Corrected Item-Total Correlation, merupakan korelasi antara skor item
dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas
instrumen. Selanjutnya untuk mengetahui validitas variabel tersebut
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
64
Universitas Indonesia
dilakukan dengan membandingkan Corrected Item-Total Correlation dengan r
tabel.
- R tabel pada α 0,05 dengan derajat bebas df = jumlah responden – 2. Karena
jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 26 responden maka df
= 26 – 2 = 24.
- Kemudian nilai r dilihat pada tabel dengan n = 24, nilai R = 0,404.
- Kemudian syarat untuk menilai validitas dari variabel adalah sebagai berikut :
- Jika Corrected Item-Total Correlation > r tabel, maka variabel tersebut
valid
- Jika Corrected Item-Total Correlation < r tabel, maka variabel tersebut
tidak valid
Berdasarkan uji validitas tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 variabel
yang tidak valid, yaitu :
X9 = Konflik diantara anggota tim
X19 = Kecondongan menyalahkan pihak lain
X24 = Gaji yang rendah
Variabel tersebut dinyatakan tidak valid karena nilai Corrected Item-Total
Correlation < r tabel sehingga variabel tersebut harus dihilangkan dalam
pengolahan data selanjutnya.
Kemudian uji validitas dilakukan kembali untuk memastikan bahwa keseluruhan
variabel yang ada sudah valid.
4.2.3 Pengumpulan Data Tahap 3
Pengumpulan tahap ketiga dengan menyebarkan kuesioner kepada para
pakar untuk menanyakan pendapat mereka mengenai faktor dari pengolahan dan
analisa data yang dilakukan sebelumnya.
4.2.3.1 Pakar Tahanp 3
Pakar yang dijadikan responden untuk penelitian ini terdiri dari 5 orang
untuk pengumpulan data tahap ketiga
Pakar yang dipilih berdasarkan keahlian dan pengalaman pada proyek gedung
bertingkat maupun infrastruktur. Pakar yang dijadikan responden harus memiliki
syarat :
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
65
Universitas Indonesia
Pendidikan : minimal S1
Jabatan : PM
Pengalaman : > 20 Tahun
Melihat persyaratan tersebut maka pakar yang dijadikan responden sebagai
berikut :
Tabel 4. 19 Profil Pakar yang dijadikan Responden No. Pengalaman Pendidikan Jabatan
1 22 S1 PM
2 35 S1 Staff Ahli
3 23 S2 PM
4 30 S2 Staff Ahli
5 18 S2 Procurement Manager Sumber: Hasil Olahan
Selanjutnya adalah hasil validasi dari para pakar mengenai hasil penelitian
berupa validasi penamaan kelompok faktor hasil analisa faktor, berikut hasil
validasi pakarnya,
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
66
Universitas Indonesia
Tabel 4. 20 Hasil Validasi Pakar Tahap 3 (Penamaan) Var Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 Project Management Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju
X1 Rencana kerja proyek yang tidak aplikatif X2 Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan
X4 Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
X5 Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/External
X6 Metode kerja yang tidak tepat (Kesalahan dalam menentukan metode)
X7 Ketidaktahuan Project Manager (PM) mengenai teknik perencanaan dan alat perencanaan yang tepat
X8 Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian
X14 Kesalahan dalam menyusun/merencanakan produktivitas alat dan tenaga kerja
Var Keterangan P1 P2 P3 P4 P5
Site Management Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju X3 Tidak adanya monitor dan review terhadap pelaksanaan proyek X10 Ketidak tegasan dalam pengambilan keputusan sewaktu-waktu oleh PM X11 Team manajemen proyek yang tidak kompeten X12 Kesalahan melakukan survei lokasi
X13 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-contractor
Var Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 Organisasi Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju X15 Buruknya manajemen kontrak X16 Tidak cukupnya Perumusan proyek pada saat perencanaan X17 Keunikan aktivitas proyek yang membutuhkan pengetahuan teknis
yang tinggi X18 Penundaan pengambilan keputusan kunci X20 Buruknya koordinasi antara tim disain dan General Contractor X21 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan sub-contractor X22 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan owner
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
67
Universitas Indonesia
Tabel 4. 21 (Sambungan) Var Keterangan P1 P2 P3 P4 P5
SDM Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju X23 Rendahnya Produktivitas X24 Gaji yang rendah
X25 Team Manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desk dan wewenang yang berlaku
X26 Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM X27 Penempatan SDM yang tidak tepat
Var Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 Perencanaan Keuangan Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju X28 Buruknya estimasi direct construction cost X29 Kurangnya pengalaman pada manajemen financial X30 Kesalahan perhitungan modal kerja
Var Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 Pengendalian Keuangan Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju X31 Buruknya cost control (cash flow) X32 Kurangnya Likuiditas untuk menunjang aktivitas X33 Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan sub-con
Var Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 Budaya Perusahaan Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju
X34 Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan X35 Minimnya budaya menghargai waktu X36 Kurangnya penerapan sistem teknologi informasi X37 Budaya Perusahaan yang menolak Inovasi dan Ide baru X38 Sistem dan prosedur perusahaan yang tidak aplikatif
Sumber: Hasil Olahan
Berdasarkan pada hasil validasi yang telah dilakukan kepada para pakar,
maka dapat dilihat hasilnya pada tabel di atas. Dapat dilihat bahwa seluruh pakar
telah setuju terhadap penamaan kelompok faktor yang mempengaruhi kinerja
biaya. Terdapat pakar yang setuju, tetapi memberikan penambahan penamaan
pada faktor Sistem, menjadi sistem dan prosedur.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
68
Universitas Indonesia
4.3 Analisa Data
4.3.1 Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif disajikan berupa tabel dan grafik yang digunakan dalam
statistik deskriptif berupa tabel, distribusi frekuensi, dan grafik. Selain itu untuk
mengetahui deskripsi data perlu ukuran yang lebih eksak, yaitu summary statistic
(ringkasan statistik). Ukuran yang dipakai dalam pengambilan keputusan adalah
mencari Central tendency (Kecendrungan terpusat) seperti mean median modus
(Singgih Santoso, 2003). Pada pengolahan ini analisa deskriptif dilakukan baik
variabel X (bebas) maupun variabel Y (terikat). Hal ini dilakukan karena
kuesioner yang disebarkan kepada para responden menggunakan variabel bebas
dan terikat.
Berikut analisa deskriptif untuk variabel Y Kinerja biaya proyek,
Tabel 4. 21 Hasil Analisa Deskriptif untuk Variabel Y Y N Valid 26
Missing 0
Mean 3,23 Median 3,00
Mode 3
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas untuk vareiabel terikat kinerja biaya proyek (Y), memiliki
nilai mean sebesar 3.23, nilai median sebesar 3.00 dan nilai modus 3. Untuk
variabel Y, yang merupakan kinerja biaya proyek, diperoleh nilai modus 3, yang
berarti memiliki kinerja biaya agak buruk.
Selanjutnya analisa deskriptif untuk variabel X faktor internal, didapat
sebagian besar variabel memiliki mean diatas 2, yaitu antara 3 dan 4. Berarti rata-
rata variabel berpengaruh sedikit merugikan terhadap biaya proyek, dan beberapa
yang bernilai 4 tidak mempengaruhi biaya proyek.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
69
Universitas Indonesia
Tabel 4. 22 Hasil Analisa Deskriptif untuk Variabel X X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 N Valid 26 26 26 26 26 26 26 26
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1,58 2,50 1,88 1,85 2,58 1,88 2,27 2,46 Median 1,00 2,00 2,00 2,00 2,50 2,00 2,00 2,00
Mode 1 2 2 1 2 1a 2 2
X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 2,77 2,08 2,23 2,19 2,04 2,12 2,31 2,08
Median 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Mode 3 2 2 2 2 2 2 2
X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3,00 2,38 3,23 2,23 2,42 2,35 1,92 3,23
Median 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 3,00
Mode 3 2 3 2 2 3 2 3
X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 2,58 3,04 2,38 1,88 2,27 2,38 2,04 2,42
Median 2,50 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Mode 2 3 2 2 2 2 2 2
X33 X34 X35 X36 X37 X38
N 26 26 26 26 26 26 26
0 0 0 0 0 0 0
Mean 2,73 2,12 2,42 2,69 2,58 2,62
Median 3,00 2,00 2,00 2,50 2,50 3,00
Mode 3 1 2 2 2 2a
ket: a : multiple modes exist. The smallest value is shown Sumber: Hasil output SPSS
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
70
Universitas Indonesia
Untuk memudahkan membaca tabel diatas, maka dibuat dalam bentuk
grafik. Dalam bentuk grafik membantu melihat pembagian untuk nilai mean,
median, dan modus. Berikut rekapitulasi tabel dan grafiknya :
Tabel 4. 23 Rekapitulasi mean, median dan modus Variabel mean Median Modus
X1 1,58 1,0 1 X2 2,50 2,0 2 X3 1,88 2,0 2 X4 1,85 2,0 1 X5 2,58 2,5 2 X6 1,88 2,0 1a X7 2,27 2,0 2 X8 2,46 2,0 2 X9 2,77 3,0 3 X10 2,08 2,0 2 X11 2,23 2,0 2 X12 2,19 2,0 2 X13 2,04 2,0 2 X14 2,12 2,0 2 X15 2,31 2,0 2 X16 2,08 2,0 2 X17 3,00 3,0 3 X18 2,38 2,0 2 X19 3,23 3,0 3 X20 2,23 2,0 2 X21 2,42 2,0 2 X22 2,35 2,0 3 X23 1,92 2,0 2 X24 3,23 3,0 3 X25 2,58 2,5 2 X26 3,04 3,0 3 X27 2,38 2,0 2 X28 1,88 2,0 2 X29 2,27 2,0 2 X30 2,38 2,0 2 X31 2,04 2,0 2 X32 2,42 2,0 2 X33 2,73 3,0 3 X34 2,12 2,0 1 X35 2,42 2,0 2
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
71
Universitas Indonesia
Tabel 4. 24 (Sambungan) Variabel mean Median Modus
X36 2,69 2,5 2 X37 2,58 2,5 2 X38 2,62 3,0 2a
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Gambar 4. 4 Grafik Mean
Gambar 4. 5 Grafik median
Gambar 4. 6 Grafik Modus
Sumber: Hasil Olahan
,00,50
1,001,502,002,503,003,50
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Nila
i Mea
n
Variabel X
,00
1,00
2,00
3,00
4,00
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Nila
i Med
ian
Variabel X
0
1
2
3
4
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Nila
i Mod
us
Variabel X
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
72
Universitas Indonesia
4.3.1.1 Uji Normalitas
Statistik non-parametrik bekerja berdasarkan asumsi data setiap variabel
yang berdistribusi tidak normal. Untuk itu sebelum menggunakan analisa statistik
non-parametrik, maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu.
Berikut hasil output perhitungan uji normalitas,
Tabel 4. 25 uji normalitas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
X1 ,354 26 ,000 ,671 26 ,000 X2 ,376 26 ,000 ,697 26 ,000 X3 ,328 26 ,000 ,753 26 ,000 X4 ,243 26 ,000 ,803 26 ,000 X5 ,277 26 ,000 ,841 26 ,001 X6 ,232 26 ,001 ,834 26 ,001 X7 ,217 26 ,003 ,869 26 ,003 X8 ,243 26 ,000 ,878 26 ,005 X10 ,346 26 ,000 ,792 26 ,000 X11 ,304 26 ,000 ,849 26 ,001 X12 ,273 26 ,000 ,859 26 ,002 X13 ,329 26 ,000 ,807 26 ,000 X14 ,325 26 ,000 ,822 26 ,000 X15 ,259 26 ,000 ,873 26 ,004 X16 ,306 26 ,000 ,833 26 ,001 X17 ,269 26 ,000 ,882 26 ,006 X18 ,290 26 ,000 ,859 26 ,002 X20 ,250 26 ,000 ,871 26 ,004 \X21 ,238 26 ,001 ,871 26 ,004 X22 ,230 26 ,001 ,875 26 ,005
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
73
Universitas Indonesia
Tabel 4. 26 (Sambungan)
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-
Wilk X23 ,310 26 ,000 ,791 26 ,000 X25 ,277 26 ,000 ,841 26 ,001 X26 ,292 26 ,000 ,796 26 ,000 X27 ,311 26 ,000 ,837 26 ,001 X28 ,293 26 ,000 ,792 26 ,000 X29 ,313 26 ,000 ,841 26 ,001 X30 ,243 26 ,000 ,881 26 ,006 X31 ,248 26 ,000 ,853 26 ,002 X33 ,236 26 ,001 ,878 26 ,005 X34 ,206 26 ,006 ,853 26 ,002 X35 ,219 26 ,002 ,884 26 ,007 X36 ,310 26 ,000 ,760 26 ,000 X37 ,229 26 ,001 ,880 26 ,006 X38 ,205 26 ,006 ,884 26 ,007
sumber: hasil olahan
Kriteria pengujian :
- Angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05 maka data
berdistribusi normal
- Angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal
Dari hasil output diatas, nilai signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig pada
setiap variabel dibawah 0,05. Maka seluruh data yang diperoleh merupakan data
tidak berdistribusi normal dan statistik yang dipakai adalah statistik non-
parametrik.
4.3.2 Analisa Korelasi Non-Parametrik
Korelasi merupakan asosiasi (hubungan) antar variabel-variabel yang
diinginkan. Karena data data yang didapat berdistribusi tidak normal, maka
diambil analisa korelasi peringkat Spearman
Korelasi yang digunakan adalah menguji antara seluruh variabel X
dengan variabel Y dengan menggunakan uji hubungan asosiatif dengan SPSS
memakai metode korelasi Spearman Rank. Metode korelasi Spearman Rank tidak
mengharuskan data yang diselidiki berdistribusi normal. Untuk populasi sampel
yang diambil sebagai sampel maksimal 5 < n < 30 pasang [Ridwan, 2006].
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
74
Universitas Indonesia
Berikut hasil pengolahan data korelasi antara seluruh variabel X dengan variabel
Y :
Tabel 4. 26 Koefisien Korelasi antara variabel X dengan Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
Spearman's rho
Y Correlation Coefficient
,265 .626** ,293 .395* .579** ,318
Sig. (2-tailed)
,191 ,001 ,146 ,046 ,002 ,114
N 26 26 26 26 26 26
X7 X8 X10 X11 X12 X13 Spearman's
rho Y Correlation
Coefficient .677** .565** ,300 .557** ,362 .530**
Sig. (2-tailed)
,000 ,003 ,137 ,003 ,069 ,005
N 26 26 26 26 26 26
X14 X15 X16 X17 X18 X20 Spearman's
rho Y Correlation
Coefficient .399* .617** .451* ,347 .496* .523**
Sig. (2-tailed)
,043 ,001 ,021 ,082 ,010 ,006
N 26 26 26 26 26 26
X21 X22 X23 X25 X26 X27 X28 Spearman's
rho Y Correlation
Coefficient .471* ,250 .455* .456* .429* .590** .390*
Sig. (2-tailed)
,015 ,219 ,019 ,019 ,029 ,002 ,049
N 26 26 26 26 26 26 26
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
75
Universitas Indonesia
Tabel 4.27 (Sambungan) X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35
Spearman's rho
Y Correlation Coefficient
.419* ,305 .577** .655** .544** .404* ,371
Sig. (2-tailed)
,033 ,130 ,002 ,000 ,004 ,041 ,062
N 26 26 26 26 26 26 26
X36 X37 X38 Y Spearman's
rho Y Correlation
Coefficient .430* .508** ,288 1,000
Sig. (2-tailed)
,028 ,008 ,153 .
N 26 26 26 26
sumber: Hasil Olahan SPSS
Dari tabel korelasi diatas dapat dilihat tingkat correlation coefficient antar
tiap variabel terhadap variabel Y. Nilai correlation coefficient tersebut lah yang akan
menjadi dasar tingkat korelasi antar variabel terhadap variabel Y tersebut. Tanda **
pada tabel berarti = correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed), sedangkan *
berarti = correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Dari tabel yang
dihasilkan analisa korelasi dapat dilihat terdapat 10 buah variabel yang nilai
correlation coefficient-nya tidak memiliki tanda bintang sama sekali yaitu variabel
X1, X3, X6, X10, X12, X17, X22, X30, X35, X38. Ini berarti korelasi 10 buah
variabel tersebut tidak signifikan pada level kepercayaan 0.01 maupun 0.05. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa 10 buah variabel tersebut tidak cukup kuat berkorelasi
terhadap variabel Y.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
76
Universitas Indonesia
Tabel 4. 27 Variabel yang signifikan Signifikan level 0,01 Signifikan level 0,05 Koef Kor
Var Keterangan Koef Kor
Var Keterangan
0,677 X7 Ketidaktahuan PM mengenai teknik perencanaa dan alat perencanaan yang tepat
0,496 X18 Penundaan Pengambilan keputusan kunci
0,655 X32 Kurangnya likuiditas untuk menunjang aktivitas
0,471 X21 Buruknya koordinasi GC dengan Sub-con
0,626 X2 Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan
0,456 X25 Team manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desc dan wewenang yang berlaku
0,617 X15 Buruknya manajemen kontrak
0,455 X23 Rendahnya produktivitas
0,590 X27 Penempatan SDM yang tidak tepat
0,451 X16 Tidak cukupnya perumusan proyek pada saat perencanaan
0,579 X5 Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/ External
0,430 X36 Kurangnya penerapan sistem teknologi informasi
0,577 X31 Buruknya cost control (Cashflow)
0,429 X26 Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM
0,565 X8 Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian
0,419 X29 Kurangnya pengalaman manajemen finansial
0,577 X11 Team manajemen proyek yang tidak kompeten
0,404 X34 Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan
0,544 X33 Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan Sub-con
0,399 X14 Kesalahan dalam menyusun/merencanakan produktivitas alat dan tenaga kerja
0,530 X13 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-contractor
0,395 X4 Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
0,523 X20 Buruknya koordinasi antara General contractor dengan tim disain
0,508 X37 Budaya perusahaan yang menolak inovasi dan ide baru
Sumber: Hasil olahan sendiri
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
77
Universitas Indonesia
4.3.3 Analisa Faktor
Analisa faktor adalah teknik untuk mengidentifikasi variabel atau faktor
yang memiliki pola hubungan tertentu dalam sebuah kelompok variabel, sehingga
dapat digunakan untuk mengidentifikasi sejumlah faktor atau variabel yang
memiliki kesamaan karakter. Analisa faktor yang dilakukan dapat dilakukan
dengan melakukan metode rotasi. Rotasi merupakan teknik untuk
menyederhanakan data atau mereduksi beberapa variabel menjadi lebih sedikit,
dengan menggabungkan beberapa katagori yang memiliki katagori yang sama.
Analisa faktor dilakukan pada tiap faktor kelompok faktor internal, yaitu
pada Manajemen, organisasi, sumber daya manusia, keuangan,budaya perusahaan.
A. Manajemen
Faktor manajemen terdiri dari 14 variabel, dari ke 14 variabel ini, setelah
dilakukan uji validitas, terdapat 1 variabel yang gugur, yaitu X9. Selanjutnya
untuk memenuhi tes kecukupan dan varians sampel, dilakukan uji KMO dan
Bartlett test. Software SPSS menyarankan nilai KMO mendekati 1.0 yang
mendukung untuk analisa faktor, dan apabila dibawah 0.5, tidak dapat diterima
untuk analisa faktor yang berguna. (University of Newcastle-on-Tyne
http://www.ncl.ac.uk/ucs/statistics (last visited 7July 2002). Berikut nilai KMO
untuk kemlompok variabel manajemen,
Tabel 4. 28 KMO and Bartlett's Test untuk kelompok faktor Manajemen
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .828
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 251.749
Df 78
Sig. .000
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Hasil uji KMO untuk variabel pada faktor manajemen menghasilkan nilai
0.828, sehingga sampel sudah bisa dibilang cukup dan bervariansi. Langkah
selanjutnya adalah dengan mereduksi faktor, dengan melakukan analisa dan
rotasi. Hasil analisa faktor Total Variances Explained,
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
78
Universitas Indonesia
Tabel 4. 29 Total Variance Explained faktor manajemen Comp Initial Eigenvalues
Total % of Variance Cumulative %
1 7.902 60.782 60.782
2 1.132 8.706 69.488
3 .946 7.275 76.763
4 .708 5.445 82.208
5 .562 4.325 86.533
6 .384 2.954 89.488
7 .377 2.901 92.389
8 .288 2.218 94.606
9 .278 2.141 96.747
10 .161 1.239 97.986
11 .137 1.057 99.043
12 .080 .617 99.659
13 .044 .341 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Gambar 4. 7 Nilai Eigen pada Faktor Manajemen
Sumber: Hasil Olahan SPSS Dari tabel diatas, didapat nilai masing-masing dari variabel yang
dianalisis. Pada tabel dianalisa ini menggunakan 13 variabel komponen. Terdapat
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
79
Universitas Indonesia
tiga macam analisa penjelasan varian, yaitu Extraction Sums of Squared, Rotation
Sums of Squared, dan Initial Eigen-Value.
Pada tabel, nilai Eigen-Value pada kolom total terdapat nilai 7,902; 1,132;
dst, yang apabila semua faktor tersebut dijumlahkan menunjukkan jumlah variabel
yaitu 13 data. Hasil dar tabel diatas faktor manajemen direduksi menjadi 2 faktor
manajemen, yang memiliki nilai Eigen-Value > 1. Nilai faktor loading pada faktor
yang telah dirotasi ditunjukkan pada tabel dibawah,
Tabel 4. 30 Rotated Component Matrixa faktor Manajemen Component 1 2
X1 .583 .573 X2 .682 .402 X3 .297 .852 X4 .587 .535 X5 .766 .375 X6 .600 .488 X7 .919 .143 X8 .859 .270 X10 .214 .835 X11 .508 .577 X12 .263 .806 X13 .365 .630 X14 .650 .537 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.
Sumber: Hasil Olahan SPSS Pembagian untuk penamaan faktor dilakukan dengan cara mencari nilai
faktor loading > 0,5 dari tiap variabel, Misalkan untuk variabel X2 nilai faktor
yang terbesar adalah faktor 1 sebesar 0,682, maka variabel X2 termasuk kedalam
faktor 1. Untuk variabel lainnya berlaku aturan yang sama, sehingga pembagian
penamaan variabelnya menjadi seperti berikut:
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
80
Universitas Indonesia
Tabel 4. 31 Pembagian Faktor Manajemen Comp Variabel Keterangan Loading Penamaan
1
X1 Salah perencanaan (Rencana kerja tidak aplikatif)
.583 Project Management
X2 Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan
.682
X4 Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
.587
X5 Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/External
.766
X6
Metode dan peralatan konstruksi yang tidak tepat (Kesalahan dalam menentukan metode kerja)
.600
X7
Ketidaktahuan Project Manager (PM) mengenai teknik perencanaan dan alat perencanaan yang tepat
.919
X8 Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian
.859
X14
Kesalahan dalam menyusun/merencanakan produktivitas alat dan tenaga kerja
.650
2
X3 Tidak adanya monitor dan review terhadap pelaksanaan proyek
.852 Site Management
X10 Ketidak tegasan dalam pengambilan keputusan sewaktu-waktu oleh PM
.835
X11 Team manajemen proyek yang tidak kompeten
.577
X12 Kesalahan melakukan survei lokasi .806
X13 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-contractor
.630
Sumber: Hasil Olahan
B. Organisasi
Faktor Organisai terdiri dari 8 variabel, dari ke 8 variabel ini, setelah
dilakukan uji validitas, terdapat 1 variabel yang gugur, yaitu X19. Selanjutnya
untuk memenuhi tes kecukupan dan varians sampel, dilakukan uji KMO dan
Bartlett test. Berikut batas nilai sampel varian yang cukup untuk dapat dilakukan
analisa faktor (Hair et all, 1998): > 0.7 Middling; > 0,6 mediocore, > 0,5
miserable, < 0,5 Unacceptable. Software SPSS menyarankan nilai KMO
mendekati 1.0 yang mendukung untuk analisa faktor, dan apabila dibawah 0.5,
tidak dapat diterima untuk analisa faktor yang berguna. (University of Newcastle-
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
81
Universitas Indonesia
on-Tyne http://www.ncl.ac.uk/ucs/statistics (last visited 7July 2002). Berikut nilai
KMO untuk kemlompok variabel organisasi,
Tabel 4. 32 KMO and Bartlett's Test Faktor Organisasi
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .826
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 103.325
Df 21
Sig. .000
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Hasil uji KMO untuk variabel pada faktor organisasi menghasilkan nilai 0.826,
sehingga sampel sudah bisa dibilang cukup dan bervariansi.
Langkah selanjutnya adalah dengan mereduksi faktor, dengan melakukan
analisa dan rotasi. Hasil analisa faktor Total Variances Explained,
Tabel 4. 33 Total Variance Explained faktor organisasi
Compo
nent
Initial Eigenvalues
Total % of Variance Cumulative %
1 4.384 62.623 62.623
2 .857 12.240 74.863
3 .700 9.996 84.859
4 .389 5.553 90.412
5 .332 4.739 95.151
6 .223 3.183 98.334
7 .117 1.666 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Hasil Olahan SPSS
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
82
Universitas Indonesia
Gambar 4. 8 Nilai Eigen pada Faktor Organisasi
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Dari tabel diatas, didapat nilai masing-masing dari variabel yang
dianalisis. Pada tabel dianalisa ini menggunakan 7 variabel komponen. Terdapat
tiga macam analisa penjelasan varian, yaitu Extraction Sums of Squared, Rotation
Sums of Squared, dan Initial Eigen-Value.
Pada tabel, nilai Eigen-Value pada kolom total terdapat nilai 4,384; 0,857;
dst, yang apabila semua faktor tersebut dijumlahkan menunjukkan jumlah variabel
yaitu 7 data. Hasil dar tabel diatas faktor organisasi direduksi menjadi 1 faktor
organisasi, yang memiliki nilai Eigen-Value > 1. Karena tereduksi hanya menjadi
1 faktor saja, faktor tidak dapat dirotasi, berikut nilai faktor loading-nya,
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
83
Universitas Indonesia
Tabel 4. 34 Component Matrixa Faktor Organisasi Component 1
X15 .844 X16 .871 X17 .670 X18 .857 X20 .803 X21 .823 X22 .640 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Pembagian untuk penamaan faktor dilakukan dengan cara mencari nilai
faktor loading > 0,5 dari tiap variabel, Misalkan untuk variabel X15 nilai faktor
yang terbesar adalah faktor 1 sebesar 0,844, maka variabel X15 termasuk kedalam
faktor 1. Untuk variabel lainnya berlaku aturan yang sama, sehingga pembagian
penamaan variabelnya menjadi seperti berikut:
Tabel 4. 35 Pembagian Faktor Organisasi Comp. Variabel Keterangan Loading Penamaan
1
X15 Buruknya manajemen kontrak .844 Organisasi
X16 Tidak cukupnya Perumusan proyek pada saat perencanaan
.871
X17
Keunikan aktivitas proyek yang membutuhkan pengetahuan teknis yang tinggi
.670
X18 Penundaan pengambilan keputusan kunci
.857
X20 Buruknya koordinasi antara tim disain dan General Contractor
.803
X21 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan sub-contractor
.823
X22 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan owner
.640
Sumber: Hasil Olahan
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
84
Universitas Indonesia
C. Sumber daya manusia
Faktor SDM terdiri dari 5 variabel, dari ke 5 variabel ini, setelah dilakukan
uji validitas, terdapat 1 variabel yang gugur, yaitu X24. Selanjutnya untuk
memenuhi tes kecukupan dan varians sampel, dilakukan uji KMO dan Bartlett
test. Software SPSS menyarankan nilai KMO mendekati 1.0 yang mendukung
untuk analisa faktor, dan apabila dibawah 0.5, tidak dapat diterima untuk analisa
faktor yang berguna. (University of Newcastle-on-Tyne
http://www.ncl.ac.uk/ucs/statistics (last visited 7July 2002). Berikut nilai KMO
untuk kemlompok variabel SDM,
Tabel 4. 36 Tabel KMO and Bartlett's Test SDM
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.755
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 40.326 Df 6 Sig. .000
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Hasil uji KMO untuk variabel pada faktor SDM menghasilkan nilai 0.755,
sehingga sampel sudah bisa dibilang cukup dan bervariansi. Langkah selanjutnya
adalah dengan mereduksi faktor, dengan melakukan analisa dan rotasi. Hasil
analisa faktor Total Variances Explained,
Tabel 4. 37 Total Variance Explained SDM
Compo
nent
Initial Eigenvalues
Total % of Variance Cumulative %
1 2.696 67.398 67.398
2 .689 17.228 84.626
3 .358 8.938 93.564
4 .257 6.436 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
85
Universitas Indonesia
Gambar 4. 9 Nilai Eigen pada Faktor SDM
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Dari tabel diatas, didapat nilai masing-masing dari variabel yang
dianalisis. Pada tabel dianalisa ini menggunakan 4 variabel komponen. Terdapat
tiga macam analisa penjelasan varian, yaitu Extraction Sums of Squared, Rotation
Sums of Squared, dan Initial Eigen-Value.
Pada tabel, nilai Eigen-Value pada kolom total terdapat nilai 2,696; 0,689
dst, yang apabila semua faktor tersebut dijumlahkan menunjukkan jumlah variabel
yaitu 4 data. Hasil dari tabel diatas faktor organisasi direduksi menjadi 1 faktor
SDM, yang memiliki nilai Eigen-Value > 1. Karena tereduksi hanya menjadi 1
faktor saja, faktor tidak dapat dirotasi, berikut nilai faktor loading-nya,
Tabel 4. 38 Component Matrixa SDM Component 1
X23 .847 X25 .810 X26 .711 X27 .904 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
86
Universitas Indonesia
Pembagian untuk penamaan faktor dilakukan dengan cara mencari nilai
faktor loading > 0,5 dari tiap variabel, Misalkan untuk variabel X23 nilai faktor
yang terbesar adalah faktor 1 sebesar 0,847, maka variabel X23 termasuk kedalam
faktor 1. Untuk variabel lainnya berlaku aturan yang sama, sehingga pembagian
penamaan variabelnya menjadi seperti berikut:
Tabel 4. 39 Pembagian Faktor SDM Component Variabel Keterangan Loading Penamaan
1
X23 Rendahnya Produktivitas .847 SDM
X25
Team Manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desk dan wewenang yang berlaku
.810
X26 Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM
.711
X27 Penempatan SDM yang tidak tepat
.904
Sumber: Hasil Olahan SPSS
D. Keuangan
Faktor Keuangan terdiri dari 6 variabel, setelah dilakukan uji validitas,
terdapat tidak ada variabel yang gugur. Selanjutnya untuk memenuhi tes
kecukupan dan varians sampel, dilakukan uji KMO dan Bartlett test. Software
SPSS menyarankan nilai KMO mendekati 1.0 yang mendukung untuk analisa
faktor, dan apabila dibawah 0.5, tidak dapat diterima untuk analisa faktor yang
berguna. (University of Newcastle-on-Tyne http://www.ncl.ac.uk/ucs/statistics
(last visited 7July 2002). Berikut nilai KMO untuk kemlompok variabel
Keuangan,
Tabel 4. 40 KMO and Bartlett's Test Faktor Keuangan
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.775
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 87.813 Df 15 Sig. .000
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
87
Universitas Indonesia
Hasil uji KMO untuk variabel pada faktor SDM menghasilkan nilai 0.775,
sehingga sampel sudah bisa dibilang cukup dan bervariansi.
Langkah selanjutnya adalah dengan mereduksi faktor, dengan melakukan
analisa dan rotasi. Hasil analisa faktor Total Variances Explained,
Tabel 4. 41 Total Variance Explained Faktor Keuangan
Component
Initial Eigenvalues
Total % of Variance Cumulative %
1 3.608 60.138 60.138
2 1.300 21.660 81.798
3 .414 6.901 88.699
4 .323 5.378 94.077
5 .212 3.536 97.614
6 .143 2.386 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Gambar 4. 10 Nilai Eigen pada Faktor Keuangan
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
88
Universitas Indonesia
Dari tabel diatas, didapat nilai masing-masing dari variabel yang
dianalisis. Pada tabel dianalisa ini menggunakan 6 variabel komponen. Terdapat
tiga macam analisa penjelasan varian, yaitu Extraction Sums of Squared, Rotation
Sums of Squared, dan Initial Eigen-Value.
Pada tabel, nilai Eigen-Value pada kolom total terdapat nilai 3,608; 1,3;
dst, yang apabila semua faktor tersebut dijumlahkan menunjukkan jumlah variabel
yaitu 6 data. Hasil dari tabel diatas faktor organisasi direduksi menjadi 2 faktor
keuangan, yang memiliki nilai Eigen-Value > 1. Nilai faktor loading pada faktor
yang telah dirotasi ditunjukkan pada tabel dibawah,
Tabel 4. 42 Rotated Component Matrixa Faktor Keuangan Component 1 2
X28 .884 .087 X29 .882 .245 X30 .885 .157 X31 .612 .662 X32 .302 .878 X33 -.004 .894
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Pembagian untuk penamaan faktor dilakukan dengan cara mencari nilai
faktor loading > 0,5 dari tiap variabel, Misalkan untuk variabel X28 nilai faktor
yang terbesar adalah faktor 1 sebesar 0,884, maka variabel X28 termasuk kedalam
faktor 1. Untuk variabel lainnya berlaku aturan yang sama, sehingga pembagian
penamaan variabelnya menjadi seperti berikut:
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
89
Universitas Indonesia
Tabel 4. 43 Pembagian Faktor Keuangan Comp. Variabel Keterangan Loading Penamaan
1 X28
Buruknya estimasi direct construction cost
.884 Perencanaan Keuangan
X29 Kurangnya pengalaman pada manajemen financial
.882
X30 Kesalahan perhitungan modal kerja .885
2
X31 Buruknya cost control (cash flow) .662 Pengendalian Keuangan
X32 Kurangnya Likuiditas untuk menunjang aktivitas
.878
X33 Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan sub-con
.894
Sumber: Hasil Olahan SPSS
E. Budaya Perusahaan
Faktor Keuangan terdiri dari 5 variabel, setelah dilakukan uji validitas,
terdapat tidak ada variabel yang gugur. Selanjutnya untuk memenuhi tes
kecukupan dan varians sampel, dilakukan uji KMO dan Bartlett test. Software
SPSS menyarankan nilai KMO mendekati 1.0 yang mendukung untuk analisa
faktor, dan apabila dibawah 0.5, tidak dapat diterima untuk analisa faktor yang
berguna. (University of Newcastle-on-Tyne http://www.ncl.ac.uk/ucs/statistics
(last visited 7July 2002). Berikut nilai KMO untuk kemlompok variabel budaya
perusahaan,
Tabel 4. 44 KMO and Bartlett's Test Faktor Budaya Perusahaan
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.801
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 62.091 Df 10 Sig. .000
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Hasil uji KMO untuk variabel pada faktor SDM menghasilkan nilai 0.775,
sehingga sampel sudah bisa dibilang cukup dan bervariansi. Langkah selanjutnya
adalah dengan mereduksi faktor, dengan melakukan analisa dan rotasi. Hasil
analisa faktor Total Variances Explained,
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
90
Universitas Indonesia
Tabel 4. 45 Total Variance Explained Faktor Budaya Perusahaan
Component
Initial Eigenvalues
Total % of Variance Cumulative %
1 3.369 67.385 67.385 2 .674 13.470 80.855 3 .460 9.199 90.054 4 .283 5.654 95.708 5 .215 4.292 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Gambar 4.5 Nilai Eigen pada Faktor Budaya Perusahaan
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Dari tabel diatas, didapat nilai masing-masing dari variabel yang
dianalisis. Pada tabel dianalisa ini menggunakan 5 variabel komponen. Terdapat
tiga macam analisa penjelasan varian, yaitu Extraction Sums of Squared, Rotation
Sums of Squared, dan Initial Eigen-Value.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
91
Universitas Indonesia
Pada tabel, nilai Eigen-Value pada kolom total terdapat nilai 3,367; 0,674;
dst, yang apabila semua faktor tersebut dijumlahkan menunjukkan jumlah variabel
yaitu 6 data. Hasil dari tabel diatas faktor organisasi direduksi menjadi 1 faktor
budaya perushaan, yang memiliki nilai Eigen-Value > 1. Karena tereduksi hanya
menjadi 1 faktor saja, faktor tidak dapat dirotasi, berikut nilai faktor loading-nya,
Tabel 4. 46 Component Matrixa Faktor Budaya Perusahaan Component 1
X34 .801 X35 .823 X36 .869 X37 .794 X38 .816 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Pembagian untuk penamaan faktor dilakukan dengan cara mencari nilai
faktor loading > 0,5 dari tiap variabel, Misalkan untuk variabel X34 nilai faktor
yang terbesar adalah faktor 1 sebesar 0,801, maka variabel X28 termasuk kedalam
faktor 1. Untuk variabel lainnya berlaku aturan yang sama, sehingga pembagian
penamaan variabelnya menjadi seperti berikut:
Tabel 4. 47 Pembagian Faktor Budaya Comp. Variabel Keterangan Loading Penamaan
1
X34 Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan
.801 Budaya
X35 Minimnya budaya menghargai waktu .823
X36 Kurangnya penerapan sistem Teknologi Informasi
.869
X37 Budaya perusahaan yang menolak inovasi dan ide baru
.794
X38 Sistem dan prosedur perusahaan yang tidak aplikatif
.816
Sumber: Hasil Output SPSS
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
92 Universitas Indonesia
BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Pendahuluan
Pada bab sebelumnya dilakukan pengolahan data, dari pengolahan data
tersebut di dalam bab ini akan dijelaskan mengenai temuan dan hasil pengolahan
data yang telah dilakukan. Setiap temuan yang telah didapatkan akan dilakukan
pembahasan yang bertujuan sebagai pembuktian untuk mendapatkan kesimpulan
akhir untuk penelitan ini. Pembahasan dilakukan dengan menganalisa tiap temuan
untuk mendapatkan hubungan antara data yang telah didapatkan, hasil pengolahan
data, kenyataan di lapangan, dan tujuan dari penelitian ini.
5.2 Temuan
Temuan yang akan dibahas adalah verifikasi, klarifikasi dan validasi
variabel, uji komparatif, analisa deskriptif, analisa korelasi dan analisa faktor.
Berikut adalah uraian temuan dalam analisa data yang telah dilakukan,
5.2.1 Tahap Verifikasi, Klarifikasi, dan Validasi Variabel
Verifikasi, klarifikasi dan validasi variabel dilakukan dengan menanyakan
pendapat pakar tentang variabel – variabel yang telah disusun sebelumnya
berdasarkan beberapa referensi yang ada. Pakar yang dijadikan responden adalah
orang yang dianggap paham dan mengerti terhadap masalah faktor internal yang
mempengaruhi kinerja biaya dalam pelaksanaan proyek.
Untuk metode validasi pakar dilakukan dengan wawancara terhadap
masing-masing pakar secara berurutan. Jadi validasi dimulai dai pakar pertama,
lalu saran dan masukkan dari pakar tersebut dicatat pada media lain. Kemudian
validasi dilanjutkan kepada pakar kedua dan ketiga. Seluruh masukan dan saran
dari pakar 1,2,3 dikomparasi dan dikombinasi. Hasil verifikasi, klarifikasi dan
variabel tersebut akan dilanjutkan untuk pengumpulan data tahap kedua, yaitu
menyebarkan kepada responden pada proyek-proyek yang bersedia mengisi
kuesioner tersebut.
Berdasarkan hasil verifikasi, klasifikasi dan validasi ketiga pakar, variabel
penelitian bertambah, dari variabel awal yang jumlahnya 26 buah menjadi 38
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
93
Universitas Indonesia
buah. Dari ke 38 variabel ini, termasuk 6 variabel yang mengalami perbaikan
kalimat, dan satu variabel yang dijabarkan menjadi lebih detail, yaitu variabel X2
Manajemen proyek yang buruk, menjadi 3 variabel yaitu buruknya koordinasi
dengan kantor pusat perusahaan, tidak adanya monitor dan review terhadap
pelaksanaan proyek, dan tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek
secara konsisten.
Tabel 5. 1 Variabel yang Mengalami Perbaikan
VARIABEL YANG MENGALAMI PERBAIKAN KALIMAT
NO VARIABEL (sebelum diperbaiki) VARIABEL (sesudah diperbaiki)
X1 Salah perencanaan Rencana kerja proyek yang tidak aplikatif
X2 Manajemen proyek yang buruk Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan
Tidak adanya monitor dan review terhadap
pelaksanaan proyek
Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
X6 Metode dan peralatan konstruksi yang tidak sesuai atau kuno
Metode kerja yang tidak tepat (Kesalahan dalam menentukan metode)
X15 Buruknya manajemen SDM, dan penempatan pekerja Penempatan SDM yang tidak tepat
X18 Buruknya estimasi initial cost Buruknya estimasi direct construction cost
X30 Dana yang tidak cukup Kesalahan perhitungan modal kerja
Sumber: Rekomendasi pakar
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
94
Universitas Indonesia
Selain perbaikan 6 variabel diatas, dari 38 variabel itu termasuk 10 variabel
tambahan untuk indikator penelitian rekomendasi dari pakar. Variabel tersebut
ditambahkan karena menurut pakar variabel tersebut sangat penting untuk
ditanyakan kepada responden kuesioner. Berikut ini rekomendasi variabel
tambahan dari pakar
Tabel 5. 2 Hasil Validasi Pakar (Variabel Tambahan)
Sumber: Rekomendasi Pakar
PENAMBAHAN VARIABEL DARI PAKAR
NO Kelompok VARIABEL Referensi
1
Manajemen
Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/External Pakar
2 Team manajemen proyek yang tidak kompeten Pakar
3 Kesalahan melakukan survei lokasi Pakar
4 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-contractor Pakar
5 Kesalahan dalam
menyusun/merencanakan produktivitas alat dan tenaga kerja
Pakar
6 Organisasi Buruknya koordinasi antara general contractor dengan owner Pakar
7 SDM
Team Manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desk dan wewenang yang
berlaku Pakar
8 Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM Pakar
9 Keuangan Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan sub-con Pakar
10 Budaya perusahaan
Sistem dan prosedur perusahaan yang tidak aplikatif Pakar
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
95
Universitas Indonesia
5.2.2 Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif dilakukan untuk melihat gambaran umum atau
ringkasan dari kesuluruhan data hasil keusioner yang telah didapat. Hasil analisa
deskriptif dilakukan untuk variabel Y (terikat) dan variabel X (bebas).
Untuk variabel Y, kinerja biaya, memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar
3.23, nilai median (tengah) sebesar 3.00 dan nilai modus (dominan muncul) 3.
Selanjutnya analisa deskriptif untuk variabel X, faktor internal, didapat sebagian
besar variabel memiliki mean diatas 2. Berarti rata-rata variabel berpengaruh
signifikan merugikan terhadap biaya proyek.
5.2.3 Analisa Korelasi Non-Parametrik
Analisa korelasi dilakukan untuk melihat korelasi antara seluruh variabel
bebas dengan variabel terikat, antara variabel-variabel X (faktor internal
kontraktor) dengan variabel Y (kinerja biaya proyek). Analisa dibantu
menggunakan software SPSS. Hasil output analisa korelasi non-parametrik
menggunakan SPSS menghasilkan tabel yang berisi koefisien korelasi antara
variabel X dan Y, koefisien ada yang memiliki tanda ** dan * pada kolom
correlation coefficient. Variabel yang memiliki tanda ** adalah variabel yang
signifikan pada level kepercayaan 0.01 dan yang memiliki tanda * adalah variabel
yang signifikan pada level kepercayaan 0.05.
Dari tabel yang dihasilkan analisa korelasi dapat dilihat terdapat 13 variabel
yang signifikan pada level kepercayaan 0.01, dan 11 variabel yang signifikan pada
level 0.05. 10 buah variabel yang nilai correlation coefficient-nya tidak memiliki
tanda bintang sama sekali yaitu variabel X1, X3, X6, X10, X12, X17, X22, X30,
X35, X38. Ini berarti korelasi 10 buah variabel tersebut tidak signifikan pada level
kepercayaan 0.01 maupun 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 10 buah variabel
tersebut tidak cukup kuat berkorelasi terhadap variabel Y. Berikut variabel yang
berkorelasi signifikan pada 0.01 dan 0.05
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
96
Universitas Indonesia
Tabel 5. 3 Variabel X yang Signifikan Korelasi Dengan Variabel Y Signifikan level 0,01 Signifikan level 0,05 Koef Kor
Var Keterangan Koef Kor
Var Keterangan
0,677 X7 Ketidaktahuan PM mengenai teknik perencanaa dan alat perencanaan yang tepat
0,496 X18 Penundaan Pengambilan keputusan kunci
0,655 X32 Kurangnya likuiditas untuk menunjang aktivitas
0,471 X21 Buruknya koordinasi GC dengan Sub-con
0,626 X2 Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan
0,456 X25 Team manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desc dan wewenang yang berlaku
0,617 X15 Buruknya manajemen kontrak
0,455 X23 Rendahnya produktivitas
0,590 X27 Penempatan SDM yang tidak tepat
0,451 X16 Tidak cukupnya perumusan proyek pada saat perencanaan
0,579 X5 Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/ External
0,430 X36 Kurangnya penerapan sistem teknologi informasi
0,577 X31 Buruknya cost control (Cashflow)
0,429 X26 Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM
0,565 X8 Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian
0,419 X29 Kurangnya pengalaman manajemen finansial
0,577 X11 Team manajemen proyek yang tidak kompeten
0,404 X34 Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan
0,544 X33 Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan Sub-con
0,399 X14 Kesalahan dalam menyusun/merencanakan produktivitas alat dan tenaga kerja
0,530 X13 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-contractor
0,395 X4 Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
0,523 X20 Buruknya koordinasi antara General contractor dengan tim disain
0,508 X37 Budaya perusahaan yang menolak inovasi dan ide baru
Sumber: Hasil olahan sendiri
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
97
Universitas Indonesia
5.2.4 Analisa Faktor
Analisa faktor digunakan untuk mengetahui hubungan antar seluruh
variabel bebas. Tujuan dasar dari analisa faktor adalah untuk mendapatkan
pembagian faktor dari variabel-variabel yang diteliti. Analisa faktor pada
penelitian dilakukan pada setiap kategori variabel X. Pembagian faktor yang
didapatkan merupakan pengelompokkan tiap variabel yang saling memiliki
korelasi kuat. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, variabel bebas
tersebut terbagi menjadi 7 faktor yang didalamnya terdapat variabel-variabel yang
berkorelasi kuat satu sama lain. Berikut hasil analisa faktor yang terbagi menjadi
7 faktor :
Tabel 5. 4 Pembagian Faktor Variabel Berdasarkan Hasil Analisa Faktor Var Keterangan
Project Management X1 Rencana kerja proyek yang tidak aplikatif X2 Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan
X4 Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
X5 Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/External
X6 Metode kerja yang tidak tepat (Kesalahan dalam menentukan metode)
X7 Ketidaktahuan Project Manager (PM) mengenai teknik perencanaan dan alat perencanaan yang tepat
X8 Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian X14 Kesalahan dalam menyusun/merencanakan produktivitas alat dan
tenaga kerja
Var Keterangan
Site Management X3 Tidak adanya monitor dan review terhadap pelaksanaan proyek X10 Ketidak tegasan dalam pengambilan keputusan sewaktu-waktu oleh PM X11 Team manajemen proyek yang tidak kompeten X12 Kesalahan melakukan survei lokasi
X13 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-contractor
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
98
Universitas Indonesia
Tabel 4. 21 (Sambungan) Var Keterangan Organisasi X15 Buruknya manajemen kontrak X16 Tidak cukupnya Perumusan proyek pada saat perencanaan X17 Keunikan aktivitas proyek yang membutuhkan pengetahuan teknis yang
tinggi X18 Penundaan pengambilan keputusan kunci X20 Buruknya koordinasi antara tim disain dan General Contractor X21 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan sub-contractor X22 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan owner
Var Keterangan
SDM X23 Rendahnya Produktivitas X24 Gaji yang rendah
X25 Team Manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desk dan wewenang yang berlaku
X26 Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM X27 Penempatan SDM yang tidak tepat
Var Keterangan
Perencanaan Keuangan X28 Buruknya estimasi direct construction cost X29 Kurangnya pengalaman pada manajemen financial X30 Kesalahan perhitungan modal kerja
Var Keterangan Pengendalian Keuangan
X31 Buruknya cost control (cash flow) X32 Kurangnya Likuiditas untuk menunjang aktivitas X33 Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan sub-con
Var Keterangan Budaya Perusahaan
X34 Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan X35 Minimnya budaya menghargai waktu X36 Kurangnya penerapan sistem teknologi informasi X37 Budaya Perusahaan yang menolak Inovasi dan Ide baru X38 Sistem dan prosedur perusahaan yang tidak aplikatif
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
99
Universitas Indonesia
5.3 Pembahasan
Pembahasan dengan melakukan analisa terhadap seluruh temuan yang
didapat. Dengan analisa tersebut maka akan dapat dilihat mengapa hasil
penelitiannya seperti demikian.
5.3.1 Pembahasan verifikasi, klarifikasi, dan validasi variabel
Berdsarkan hasil temuan untuk verifikasi, klarifikasi dan validasi variabel kepada
ketiga pakar, maka telah dilakukan penyesuaian perubahan sesuai rekomendasi
dari ketiga pakar tersebut, dari variabel bebas penelitian yang awalnya berjumlah
26 buah menjadi 38 buah.
Terdapat dua analisa, yaitu perbaikan dan penambahan variabel. Untuk
perbaikkan variabel berdasarkan rekomendasi dari pakar. Perbaikan variabel
tersebut dikarenakan variabel awal tersebut kurang tepat penggunaan kata di
dalam kalimatnya, sehingga pakar mengubahnya menjadi kalimat baru. Perbaikan
juga dapat dikarenakan, variabel yang digunakan terlalu umum, kurang spesifik,
sehingga pakar menjabarkan variabel yang masih umum tersebut menjadi lebih
detil. Berikut tabel penjelasan perbaikkan variabel,
Tabel 5. 5 Variabel X yang mengalami perbaikan dari pakar VARIABEL YANG MENGALAMI PERBAIKAN KALIMAT
NO VARIABEL (sebelum diperbaiki) VARIABEL (sesudah diperbaiki)
X1 Salah perencanaan Rencana kerja proyek yang tidak aplikatif
X2 Manajemen proyek yang buruk Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan
Tidak adanya monitor dan review terhadap
pelaksanaan proyek
Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
X6 Metode dan peralatan konstruksi yang tidak sesuai atau kuno
Metode kerja yang tidak tepat (Kesalahan dalam menentukan metode)
X15 Buruknya manajemen SDM, dan penempatan pekerja Penempatan SDM yang tidak tepat
X18 Buruknya estimasi initial cost Buruknya estimasi direct construction cost
X30 Dana yang tidak cukup Kesalahan perhitungan modal kerja
Sumber: Rekomendasi pakar
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
100
Universitas Indonesia
Untuk penambahan variabel, pakar merekomendasikan variabel baru dikarenakan
pakar berpendapat terdapat variabel yang dianggap penting, namun belum
disertakan menjadi variabel penelitian. Dengan begitu, pakar melakukan
pembentukanbeberapa variabel baru untuk dijadikan indikasi penelitian ini.
Berikut tabel penjelasan penambahan variabel :
Tabel 5. 6 Variabel X yang mengalami perbaikan dari pakar
Sumber: Hasil Olahan
PENAMBAHAN VARIABEL DARI PAKAR
NO Kelompok VARIABEL Alasan Pakar
1
Manajemen
Tidak melakukan rapat koordinasi periodik
Internal/External
Rapat koordinasi internal/eksternal penting, jika tidak dilakukan koordinasi
antar pihak menjadi kacau, dan dapat terjadi kesalahan dalam menjalankan
kerja sama antar pihak
2 Team manajemen proyek yang tidak kompeten
Team manajemen proyek yang tidak kompeten berakibat tidak akuratnya
tujuan proyek yang ingin dicapai
3 Kesalahan melakukan survei lokasi
Kesalahan survey dapat berakibat kedalahan perencanaan menjalankan
proyek
4 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat
dan sub-contractor
Kesalahan survey dapat berakibat kesalahan perencanaan menjalankan
proyek
5
Kesalahan dalam menyusun/merencanakan
produktivitas alat dan tenaga kerja
Kesalahan merencanakan produktivitas alat dan tenaga kerja berakibat kesalahan
rencana budget dan durasi suatu pekerjaan
6 Organisasi Buruknya koordinasi antara general contractor dengan
owner
Koordinasi yang buruk dengan owner dapat membuat pekerjaan tidak sesuai
dengan spek owner
7
SDM
Team Manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desc dan wewenang yang
berlaku
Mengikuti jobdesc dan wewenang yang berlaku pada proyek penting untuk
menjalankan proyek
8 Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM
SDM yang menjalani pelatihan akan memiliki kemampuan yang cakap
9 Keuangan Tidak jelasnya sistem
pembayaran supplier dan sub-con
Karena tidak jelasnya pembayaran supplier dan subcontractor, harga yang diberikan supplier dan subcontractor
dapat melambung tinggi
10 Budaya perusahaan
Sistem dan prosedur perusahaan yang tidak
aplikatif
Sistem dan prosedur yang tidak aplikatif dapat menhambat koordinasi
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
101
Universitas Indonesia
5.3.2 Pembahasan Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif secara garis besar menganalisa variabel terikat (Y) dan
variabel bebas (X). Pada pembahasan ini akan dilakukan analisa mengenai
temuan-temuan yang didapatkan dari pengolahan analisa deskriptif.
Untuk variabel Y, kinerja biaya, memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar
3.23, nilai median (tengah) sebesar 3.00 dan nilai modus (dominan muncul) 3.
Berikut merupakan tabel mengenai pengertian dari tiap skala nilai untuk variabel
Y :
Tabel 5. 7 Skala Penilaian Untuk Variabel Y (terikat) Skala Penilaian Keterangan
1 Buruk sekali Cost Performance Index > 110%
2 Buruk 110% > CPI > 105 %
3 Agak Buruk 105% > CPI > 100%
4 Baik CPI = 100 %
5 Sangat Baik CPI < 100%
Kinerja biaya di ukur dengan menggunakan Cost performance index, yaitu
rasio perbandingan antara biaya aktual dengan biaya rencana dari proyek yang
dikerjakan responden.
Kemudian akan dilihat persentase dari masing-masing nilai mulai dari
skala 1 sampai skala 5 dengan jumlah responden sebanyak 26 orang, Terdapat 3
responden yang menjawab dengan nilai 2 (11,5% dari total responden). Beberapa
responden ini kinerja biaya proyek yang dikerjakannya buruk, yaitu rasio Cost
Performance Index-nya diantara 110% dan 105%. Lalu untuk sebagian besar
responden, terdapat 14 orang yang jika di persentasekan 53,8%, mengisi kinerja
biaya proyek yang dikerjakannya agak buruk (nilai 3), yaitu nilai ICPnya diantara
105% dan 100%. Dan untuk responden yang mengisi kinerja biaya proyek yang
dikerjakannya baik, yaitu yang ICPnya sama dengan 100%, terdapat 9 orang
responden, jika dipersentasekan terhadap keseluruhan 34,6%.
Selanjutnya analisa deskriptif untuk variabel X, faktor internal, berikut
skala penilaian untuk variabel X:
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
102
Universitas Indonesia
Tabel 5. 8 Skala Penilaian Untuk Variabel X (bebas) Skala Keterangan
1 Berpengaruh fatal merugikan terhadap biaya proyek
2 Berpengaruh signifikan merugikan terhadap biaya proyek
3 Berpengaruh sedikit merugikan terhadap biaya proyek
4 Tiak berpengaruh terhadap biaya proyek
5 Membantu penghematan biaya proyek
Nilai mean tertinggi adalah 3,23 pada X19 (Kecondongan menyalahkan
pihak lain), berarti mayoritas responden menganggap variabel tersebut
berpengaruh sedikit merugikan terhadap kinerja biaya proyek yang dikerjakan.
Namun setelah dilakukan pengolahan uji validitas, variabel X19 tidak valid,
Sehingga Analisa ini tidak perlu dilakukan analisa lebih jauh. Untuk nilai mean
terendah adalah variabel X1 (Rencana kerja proyek yang tidak aplikatif), yaitu
1.58, berarti mayoritas responden berpendapat variabel tersebut mempengaruhi
kinerja biaya fatal dan signifikan merugikan.Variabel lainnya sebagian besar
variabel memiliki mean diantara 2 dan 3. Berarti rata-rata variabel berpengaruh
signifikan dan sedikit merugikan terhadap biaya proyek.
Jika melihat variabel yang memiliki korelasi sangat signifikan dan
signifikan terhadap kinerja biaya, keseluruhan variabel memiliki nilai mean
diantara 2-3. Dengan begitu dapat dilihat hubungan antara analisa deskriptif
dengan hasil analisa korelasi.
5.3.3 Pembahasan Analisa Korelasi dan Analisa Faktor
Analisa korelasi Rank Spearman dilakukan bertujuan untuk melihat
korelasi dari seluruh variabel penelitian terhadap variabel Y, kinerja biaya proyek.
Untuk melihat seberapa besar korelasi antara variabel X dan Y tersebut, pada
software SPSS dengan melihat koefisien korelasi variabel X terhadap Y.
Koefisien korelasi yang > 0,390 bintang 1, yaitu berkorelasi signifikan pada level
kepercayaan 0,5. Dan koefisien korelasi yang > 0,5. Ditemukan 13 variabel yang
berkorelasi signifikan pada level kepercayaan 0.01, 11 variabel yang berkorelasi
signifikan pada level kepercayaan 0.05.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
103
Universitas Indonesia
Selain itu terdapat 10 buah variabel yang nilai correlation coefficient-nya
tidak memiliki tanda bintang sama sekali yaitu variabel X1, X3, X6, X10, X12,
X17, X22, X30, X35, X38. Ke-10 faktor internal yang tidak signifikan, yang
memiliki korelasi rendah dengan variabel Y, maka dapat diartikan variabel
tersebut memang memiliki pengaruh ke kinerja biaya, tapi pada proyek –proyek
yang dikerjakan responden masalah tersebut tidak berpengaruh kuat terhadap
kinerja biaya yang dikerjakan pada proyek responden.
Setelah uji korelasi, dilakukan analisa faktor yang bertujuan untuk
simplifikasi variabel dari faktor internal yang berkorelasi dengan kinerja biaya.
Simplifikasi variabel dengan cara membagi variabel yang signifikan dan sangat
signifikan tersebut kedalam suatu faktor yang dianggap memiliki kesamaan
karakter. Berdasarkan analisa korelasi terdapat 24 variabel yang signifikan
terhadap kinerja biaya, yang kemudian hasil analisa faktor ini, ke-24 variabel ini
terbagi menjadi 5 faktor baru. Pembagian faktor tersebut dijelaskan seperti tabel
di bawah, berikut penamaannya,
Tabel 5. 9 Tabel Penamaan Kelompok Hasil Analisa Faktor Comp Var Keterangan Loading Penamaan
1
X1 Salah perencanaan (Rencana kerja tidak aplikatif)
.583 Project Management
X2 Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan
.682
X4 Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
.587
X5 Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/External
.766
X6
Metode dan peralatan konstruksi yang tidak tepat (Kesalahan dalam menentukan metode kerja)
.600
X7
Ketidaktahuan Project Manager (PM) mengenai teknik perencanaan dan alat perencanaan yang tepat
.919
X8 Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian
.859
X14 Kesalahan dalam menyusun/merencanakan produktivitas alat dan tenaga kerja
.650
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
104
Universitas Indonesia
Tabel 5.9 (Sambungan)
Comp Var Keterangan Loading Penamaan
2
X3 Tidak adanya monitor dan review terhadap pelaksanaan proyek
.852 Site Management
X10 Ketidak tegasan dalam pengambilan keputusan sewaktu-waktu oleh PM
.835
X11 Team manajemen proyek yang tidak kompeten
.577
X12 Kesalahan melakukan survei lokasi .806
X13 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-contractor
.630
Comp. Var Keterangan Loading Penamaan
3
X15 Buruknya manajemen kontrak .844 Organisasi
X16 Tidak cukupnya Perumusan proyek pada saat perencanaan
.871
X17 Keunikan aktivitas proyek yang membutuhkan pengetahuan teknis yang tinggi
.670
X18 Penundaan pengambilan keputusan kunci .857
X20 Buruknya koordinasi antara tim disain dan General Contractor
.803
X21 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan sub-contractor
.823
X22 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan owner
.640
Comp. Var Keterangan Loading Penamaan
4
X23 Rendahnya Produktivitas .847 SDM
X25
Team Manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desk dan wewenang yang berlaku
.810
X26 Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM .711 X27 Penempatan SDM yang tidak tepat .904
Comp. Var Keterangan Loading Penamaan
5
X28 Buruknya estimasi direct construction cost .884 Perencanaan Keuangan
X29 Kurangnya pengalaman pada manajemen financial
.882
X30 Kesalahan perhitungan modal kerja .885
6
X31 Buruknya cost control (cash flow) .662 Pengendalian Keuangan
X32 Kurangnya Likuiditas untuk menunjang aktivitas
.878
X33 Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan sub-con
.894
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
105
Universitas Indonesia
Tabel 5.9 (Sambungan)
Comp. Variabel Keterangan Loading Penamaan
7
X34 Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan
.801 Budaya
X35 Minimnya budaya menghargai waktu .823
X36 Kurangnya penerapan sistem Teknologi Informasi
.869
X37 Budaya perusahaan yang menolak inovasi dan ide baru
.794
X38 Sistem dan prosedur perusahaan yang tidak aplikatif
.816
Sumber: Hasil Olahan
Penamaan faktor dinamakan dengan rekomendasi dan persetujuan dari
pakar pada pengumpulan data tahap 3. Pakar memvalidasi apakah faktor-faktor
tersebut benar dapat di kelompokkan seperti hasil analisa faktor tersebut.
5.3.4 Pembahasan Variabel Hasil Penelitian.
Hasil Penelitian yang telah disetujui oleh pakar tahap 3 ini dilanjutkan
dengan dilakukan perbandingan dengan hasil dari literatur seperti pada jurnal
ataupun penelitian yang relevan yang membahas kinerja biaya proyek dan
pembahasan solusi dari permasalahan internal. Tujuan dibandingkan adalah untuk
melihat, apakah variabel hasil penelitan benar berkorelasi dengan kinerja biaya
seperti pada literatur yang didapat.
Seluruh variabel permasalahan internal pada kontraktor pada penelitian
membentuk 7 kelompok faktor yang tiap faktornya terdiri dari variabel yang
memiliki korelasi yang kuat antar variabelnya. Pembahasan dan solusi dari
permasalahan internal dari kelompok faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut,
a. Project Management
b. Site Management
c. Organisasi
d. Sumber Daya Manusia
e. Perencanaan Keuangan
f. Pengendalian Keuangan
g. Budaya Perusahaan
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
106
Universitas Indonesia
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui solusi dari ke-7
faktor internal yang telah teridentifikasi tersebut, berikut ini merupakan solusi
untuk permasalahan ke-7 faktor tersebut berupa tindakan preventif dan korektif
dari setiap faktor yang didapat dari pendapat pakar mengenai permasalahan faktor
internal tersebut pada tahap validasi hasil penelitian kepada pakar.
Tabel 5. 10 Tabel Kelompok Faktor Internal dan Solusinya
Faktor Solusi
Preventif Korektif
Project
Management
Rencana Kerja Proyek harus
melibatkan semua fungsi, baik
teknis, pengadaan, peralatan
keuangan serta personalia
sehingga rencana kerja dengan
team management proyek
optimal
Harus memiliki SOP yang
baik dan jelas
Job desc tiap pihak yang
terlibat pada proyek, harus
jelas bentuk wewenang dan
tanggung jawabnya.
Meningkatkan koordinasi internal
proyek management yang terlibat
langsung dalam pelaksanaan
proyek
Memeperbaiki sistem komunikasi
antara team management proyek,
ste manager, pemilik proyek, dan
kantor pusat.
Melakukan penggantian
secepatnya personil-personil yang
tidak kompeten, dengan tugas
yang jelas.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
107
Universitas Indonesia
Tabel 5.10 (Sambungan)
Faktor Solusi
Preventif Korektif
Site
Management
Team proyek harus dibentuk
dengan organisasi proyek
yang sesuai dengan kebutuhan
lokasi proyek yang akan
dilaksanakan dengan
menempatkan personil yang
kompeten, khususnya PM,
Site engineer, procurement,
peralatan dan keuangan.
Membuat rencana kerja
proyek yang mudah
dimengerti
Melakukan penggantian
secepatnya personil-personil
yang tidak kompeten, dengan
tugas yang jelas. Khususnya
pada bagian pengadaan dan
perencanaan proyek
Organisasi
Organisasi proyek yang
disusun harus disetujui oleh
owner dan kantor pusat
Semua team management
proyek harus mengetahui
kondisi kontrak secara detail
Pihak-pihak yang akan
terlibat proyek (sub
kontraktor dan supplier,
harus memenuhi kriteria
perusahaan
Menunjuk personil khusus
untuk mencermati kondisi
kontrak bila ada penyimpangan,
segera bicarakan dengan pihak
owner
Progres sub kontraktor dan
supplier harus dievaluasi secara
berkala bila terjadi
penyimpangan.
SDM
Management proyek harus
disesuaikan dengan kondisi
lokasi proyek, dengan SDM
(Personel) yang kompeten,
sehingga menghasilkan
produktivitas yang
diharapkan
Melakukan reorganisasi proyek
secara cepat dengan mengganti
personil yang dianggap tidak
mampu, dengan job-desc yang
lebih terarah dan tanggung
jawab serta wewenang yang
jelas.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
108
Universitas Indonesia
Tabel 5.10 (Sambungan)
Faktor Solusi
Preventif Korektif
Perencanaan
Keuangan
Menyusun perencanaan
Cashflow proyek sesuai
dengan schedule proyek,
dengan jelas dan mendetil,
sehingga dapat di monitor.
Review Cashflow secara efektif
sehingga rencana penerimaan
dan pengeluaran dapat
termonitor, sehingga
perhitungan modal kerja
menjadi akurat
Pengendalian
Keuangan
Cashflow harus disesuaikan
dengan rencana schedule
pelaksanaan proyek dengan
rencana progress yang jelas
S-curve yang dibuat berupa
S-curve harian, S-curve
mingguan dan S-curve
tahunan agar lebih akurat.
Sistem Pembayaran terhadap
subkontraktor dan supplier
harus jelas sesuai dengan
kontrak. Baik progress
payment maupun monthly
payment
Review mengevaluasi dan
menyesuaikan Cashflow
Memperbaiki sistem
pengendalian keuangan
Evaluasi subkontraktor dan
supplier terhadap kemampuan
keuangannya baik modal kerja
maupun sistem pengadaannya.
Jika diperlukan, segera
mengganti supplier atau
subkontraktor apabila
melanggar kondisi kontrak
yang sudah disepakati.
Budaya
Perusahaan
Misi dan Visi perusahaan
harus jelas. Misi-visi
perusahaan dengan
menetapkan budaya
perusahaan yang harus
dianut bagi seluruh
karyawan pada perusahaan
tersebut.
Mengupayakan penyesuaian
budaya karyawan dengan
perusahaan
Sumber: Hasil Olahan
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
109 Universitas Indonesia
BAB 6 KESIMPULAN & SARAN
6.1 Pendahuluan
Bab kesimpulan dan saran menjelaskan kesimpulan penelitian dan saran
berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan
pada penelitian ini.
6.2 Kesimpulan
Berdasarkan tahapan-tahapan proses penelitian yang telah dilakukan, dapat
dihasilkan kesimpulan penelitian. Kesimpulan pada penelitan ini adalah sebagai
berikut :
A. Pada penelitian ini didapatkan 13 variabel yang memiliki korelasi yang
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kinerja biaya proyek pada
proyek gedung maupun infrastruktur. ke 13 variabel tersebut antara lain
sebagai berikut :
Tabel 6. 1 Tabel variabel yang berkorelasi sangat kuat dengan kinerja biaya proyek
Signifikan level 0,01 Koef Kor
Var Keterangan
0,677 X7 Ketidaktahuan PM mengenai teknik perencanaa dan alat perencanaan yang tepat
0,655 X32 Kurangnya likuiditas untuk menunjang aktivitas 0,626 X2 Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan 0,617 X15 Buruknya manajemen kontrak 0,590 X27 Penempatan SDM yang tidak tepat 0,579 X5 Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/ External 0,577 X31 Buruknya cost control (Cashflow) 0,565 X8 Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian 0,577 X11 Team manajemen proyek yang tidak kompeten 0,544 X33 Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan Sub-con 0,530 X13 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-
contractor 0,523 X20 Buruknya koordinasi antara General contractor dengan tim disain 0,508 X37 Budaya perusahaan yang menolak inovasi dan ide baru Sumber: Hasil Olahan
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
110
Universitas Indonesia
Selain 13 variabel yang sangat kuat berkorelasi dengan kinerja biaya
diatas, terdapat 11 variabel yang memiliki korelasi kuat dengan kinerja
biaya.
B. Pada penelitian ini juga didapatkan pengelompokkan variabel-variabel
menjadi 7 faktor internal, berikut ini ke-7 faktor internal dan solusi untuk
permasalahan ke-7 faktor tersebut berupa tindakan preventif dan korektif
dari setiap faktor.
Tabel 6. 2 Tabel Kelompok Faktor Internal dan Solusinya
Faktor Solusi
Preventif Korektif
Project
Management
Rencana Kerja Proyek harus
melibatkan semua fungsi, baik
teknis, pengadaan, peralatan
keuangan serta personalia
sehingga rencana kerja dengan
team management proyek
optimal
Harus memiliki SOP yang
baik dan jelas
Job desc tiap pihak yang
terlibat pada proyek, harus
jelas bentuk wewenang dan
tanggung jawabnya.
Meningkatkan koordinasi internal
proyek management yang terlibat
langsung dalam pelaksanaan
proyek
Memeperbaiki sistem komunikasi
antara team management proyek,
ste manager, pemilik proyek, dan
kantor pusat.
Melakukan penggantian
secepatnya personil-personil yang
tidak kompeten, dengan tugas
yang jelas.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
111
Universitas Indonesia
Tabel 5.10 (Sambungan)
Faktor Solusi
Preventif Korektif
Site
Management
Team proyek harus dibentuk
dengan organisasi proyek
yang sesuai dengan kebutuhan
lokasi proyek yang akan
dilaksanakan dengan
menempatkan personil yang
kompeten, khususnya PM,
Site engineer, procurement,
peralatan dan keuangan.
Membuat rencana kerja
proyek yang mudah
dimengerti
Melakukan penggantian
secepatnya personil-personil
yang tidak kompeten, dengan
tugas yang jelas. Khususnya
pada bagian pengadaan dan
perencanaan proyek
Organisasi
Organisasi proyek yang
disusun harus disetujui oleh
owner dan kantor pusat
Semua team management
proyek harus mengetahui
kondisi kontrak secara detail
Pihak-pihak yang akan
terlibat proyek (sub
kontraktor dan supplier,
harus memenuhi kriteria
perusahaan
Menunjuk personil khusus
untuk mencermati kondisi
kontrak bila ada penyimpangan,
segera bicarakan dengan pihak
owner
Progres sub kontraktor dan
supplier harus dievaluasi secara
berkala bila terjadi
penyimpangan.
SDM
Management proyek harus
disesuaikan dengan kondisi
lokasi proyek, dengan SDM
(Personel) yang kompeten,
sehingga menghasilkan
produktivitas yang
diharapkan
Melakukan reorganisasi proyek
secara cepat dengan mengganti
personil yang dianggap tidak
mampu, dengan job-desc yang
lebih terarah dan tanggung
jawab serta wewenang yang
jelas.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
112
Universitas Indonesia
Tabel 5.10 (Sambungan)
Faktor Solusi
Preventif Korektif
Perencanaan
Keuangan
Menyusun perencanaan
Cashflow proyek sesuai
dengan schedule proyek,
dengan jelas dan mendetil,
sehingga dapat di monitor.
Review Cashflow secara efektif
sehingga rencana penerimaan
dan pengeluaran dapat
termonitor, sehingga
perhitungan modal kerja
menjadi akurat
Pengendalian
Keuangan
Cashflow harus disesuaikan
dengan rencana schedule
pelaksanaan proyek dengan
rencana progress yang jelas
S-curve yang dibuat berupa
S-curve harian, S-curve
mingguan dan S-curve
tahunan agar lebih akurat.
Sistem Pembayaran terhadap
subkontraktor dan supplier
harus jelas sesuai dengan
kontrak. Baik progress
payment maupun monthly
payment
Review mengevaluasi dan
menyesuaikan Cashflow
Memperbaiki sistem
pengendalian keuangan
Evaluasi subkontraktor dan
supplier terhadap kemampuan
keuangannya baik modal kerja
maupun sistem pengadaannya.
Jika diperlukan, segera
mengganti supplier atau
subkontraktor apabila
melanggar kondisi kontrak
yang sudah disepakati.
Budaya
Perusahaan
Misi dan Visi perusahaan
harus jelas. Misi-visi
perusahaan dengan
menetapkan budaya
perusahaan yang harus
dianut bagi seluruh
karyawan pada perusahaan
tersebut.
Mengupayakan penyesuaian
budaya karyawan dengan
perusahaan
Sumber: Hasil Olahan
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
113
Universitas Indonesia
6.3 Saran
Saran-saran yang dapat direkomendasikan pada hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian sejenis yang dihubungkan dengan kinerja waktu
pada proyek bangunan maupun proyek infrastruktur.
2. Perlu dilakukan penelitian sejenis yang dihubungkan dengan kinerja mutu
pada proyek bangunan maupun proyek infrastruktur.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
114
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A.S. and S.N. Kamaruzzaman (2010). “Cost Performance for Building Construction Projects in Klang Valley”. Journal of Building Performance, Vol. 1 Issue 1, 2010.
Allarie, Y dan Firsirotu, M (1985). How to Implement Radical Strategies in Large
Organization, Sloan Management Review. Asiyanto (2006). Metode Konstruksi Gedung Bertingkat, Penerbit Universitas
Indonesia. Azhar, Nida et al (2008). “Cost Overrun Factors In Costruction Industry of
Pakistan”. Firts International Conference on Construction In Developing Countries (ICCIDC-I), August, 2008.
Chen, Chuan, Andrea Goldstein And Ryan J. Orr (2009). “Local Operations Of
Chinese Construction Firms In Africa: An Empirical Survey”. The International Journal of Construction Management (2009), Page 75-89.
Craig, C.S, and Douglas, S.P, (1996). Responding to Challenges of Global
Markets: Change, Complexity, Competition and Conscience.. The Columbia Journal of World Business. Winter 6 18.
David, R. Fred (1998). Concepts of Strategic Management, Seventh Edition,
Prentice Hall, New Jersey. Dayatno, I. (2003). Kesiapan Industri Konstruksi Nasional Sumber Daya
Manusia. Proceeding Seminar Nasional Peran Jasa Industri Konstruksi Era Otonomi Daerah dan AFTA/AFAS, Jakarta.
Frimpong, Y., Oluwoye, J. and Crawford, L. (2003). Causes of delay and cost
overruns in construction of groundwater projects in developing countries; Ghana as a case study. Interational Journal of Project Management, 21, 321-326.
Home, Van James (1974). Financial Management and Policy. Prentice Hall, New
Jersey. Iyer, K.C and K.N. Jha (2005). “Factors affecting cost performance: evidence
from Indian construction projects”. International Journal of Project Management, Vol. 23, Page 283-295, Year 2005.
Kale, S. and D. Arditi (2002). “Competitive Positioning in United States
Construction Industry”. Journal of Construction Engineering and management Vol.128, No.3 June
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
115
Universitas Indonesia
Kale, S. and D. Arditi (2002). “Competitive Positioning in United States Construction Industry”. Journal Of Construction E Ngineering And Management / May/June 2002.
Kaming, Peter F. et all (1996). “Factor Influencing Construction Time and Cost
Overruns on High-rise Project in Indonesia”. Construction Management and Economics, 1997.
Kaplan, R. S. and D. Norton (1996). Balance Scorecard Translating Strategy Into
Action, Harvard Business School Press. Karami, A., Analoui. F & Cusworth, J. (2004). Strategic Human Resources
Management and Resource-Based Approach. The evidence from the British Manufacturing Industry. Management Research News.
Knutson, J. (2001a). Project Management for Business Profesional : A
Comprehensive Guide, John Wiley & Sons. New York. Leseem, R. (1990). Managing Corporate Culture, Gower Publishing Company.
USA Long, L.H., Young, D.L., & Jun, Y.L..(2008). Delays and cost overrun in
Vietnam large construction projects: A comparison with other selected countries. KSCE Journal of Civil Engineering, 12, 3 67-377.
Ogbonna, Emmanuel and Lliyd C. Harris (2000). “Leadership style,
organizational culture and performance: empirical evidence from UK companies”. International Journal of Human Resource Management 11:4 August 2000, Page 766-788
Ogunlana, S.O. & Olomolaiye, P.O. (1989). A survey of site management practice
on some selected sites in Negaria. Building Environment 1989,2, 191-196.
Peeters, W. and Madauss, B. (2008) A proposed strategy againts cost overruns in
the space sector. The 5C Approach. Space Policy, 24, 80-89. Ratnaningsih, Anik (2010). “Analysis of Internal and External factors for
Competitive Advantage of Indonesian Contractor”. Journal of Economics and Engineering, December, 2010.
Riley. M. J. and D. Clare-Brown (2001). “Comparison od Cultural in Construction
and Manufacturing Industries.” Journal of Management in Engineering Vol. 17 No. 3 July.
Rye, R.L. (1999). “Construction Finance Management Issues in the Russian
Federation”. Journal of Management in Engineering / January/Februaty.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
116
Universitas Indonesia
Som, Ashok (2008). “Innovative human resource management and corporate performance in the context of economics liberalization in India”. The International Journal of Human Resource Management, Vol.19, No.7, July 2008, Page 1278 – 1297.
Suraji, A. (2003). Peta Kesiapan Industri Jasa Konstruksi Menuju Liberalisasi
Perdagangan Jasa Konstruksi. Proceeding Seminar Nasional Peran Jasa Industri Era Otonomi Daerah dan AFTA/AFAS, Aryaduta Hotel, Jakarta, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Syiyamto. D. J. (1999). “Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Performa Bisnis
Perusahaan-perusahaan Tekstil di Yogyakarta dan Surakarta.” Jurnal Universitas Negeri Surabaya Vol.4 No.3 September.
Teng, M. (2002). Corporate Turnaround. Prentice-Hall, Inc, Alexandra Road,
Singapore. Triwidodo, B. e. a. (2003). Buku Referensi untuk Kontraktor Bangunan Gedung
Sipil, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama. Triwibowo, B., Poerbowo, B., Rapani, A. & Ariana, B. (2003). Buku Referensi
untuk General Kontraktor Bangunan Gedung dan Sipil. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Venegas, P. and Alarcon, L.F. (1997). Selecting long-term strategies for
construction firms, construction management and economics journal. Wideman, R. E. and R. H. Myers(1992). Project and Program Risk Management.
A Guide to Managing Project Risk and Opportunities, Project Management Institute. Pennysylvania
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L1-1 Universitas Indonesia
Lampiran 1: Validasi Pakar Tahap 1
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENGUMPULAN DATA TAHAP 1
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L1-2 Universitas Indonesia
Lampiran 1: Validasi Pakar Tahap 1
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA BIAYA PADA PROYEK
GEDUNG BERTINGKAT
KUISIONER 1
VALIDASI AKHIR
Oleh :
Mahisha Mohamad Reno
0706266393
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI DEPOK 2011
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L1-3 Universitas Indonesia
Lampiran 1: Validasi Pakar Tahap 1
Agar perusahaan jasa konstruksi dapat menghadapi persaingan pasar bebas maka diperlukan identifikasi permasalahan yang dapat
terjadi pada perusahaan jasa konstruksi, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah antisipatif dengan berbagai macam perbaikan untuk
meningkatkan kualitas kinerja perusahaan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan menjadi penentu kesuksesan
perusahaan jasa konstruksi (kontraktor), faktor-faktor tersebut yaitu faktor internal, faktor eksternal dan market force (wideman and
mayer 1992)
Kinerja biaya proyek konstruksi di berbagai negara berkembang merupakan masalah kritis. Ditemukan banyak proyek konstruksi
mengalami cost overrun. Terdapat penemuan oleh Flyvbjer (2002), ditemukan 9 dari 10 proyek mengalami cost overrun; overrun 50-100
% umum terjadi, overrun banyak terjadi pada 20 negara dan 5 benua ditemukan pada penelitian ini, dan data overrun secara konstan
tersedia datanya telah selama 70 tahun. Di sebagian besar negara berkembang, peningkatan kapasitas dan kapabilitas konstruksi termasuk
meningkatkan efisiensi biaya, waktu, dan kualitas pekerjaan konstruksi ini merupakan faktor yang sangat penting. Berdasarkan hal
tersebut maka dengan melakukan peningkatan faktor internal perusahaan konstruksi, maka akan dapat meningkatkan kinerja biaya
proyek menjadi lebih baik.
Latar Belakang Penelitian
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L1-4 Universitas Indonesia
Lampiran 1: Validasi Pakar Tahap 1
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja permasalahan-permasalahan dari faktor internal jasa konstruksi
(kontraktor) yang dapat mempengaruhi kinerja biaya proyek.
Tujuan utama dari survey ini adalah untuk validasi variable yang didapat dari literatur mengenai permasalahan-permasalahan
yang terdapat pada faktor internal kontraktor apakah benar berpengaruh terhadap kinerja biaya proyek. Selain itu tujuan dari survey ini
adalah untuk menyanyakan rekomendasi variabel tambahan misalnya ada tambahan dari pakar.
Seluruh informasi yang Bapak/Ibu berikan dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya.
Kerahasiaan Informasi
Tujuan Pelaksanaan Validasi
Tujuan Pelaksanaan Penelitian
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L1-5 Universitas Indonesia
Lampiran 1: Validasi Pakar Tahap 1
Setelah seluruh informasi yang masuk dianalisis, temuan dari studi ini akan disampaikan kepada perusahaan Bapak/Ibu.
Apabila Bapak/Ibu memiliki pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi:
1. Peneliti/Mahasiswa : Mahisha Mohamad Reno, pada HP 081294223665 atau e-mail [email protected]
2. Dosen Pembimbing I : Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief MT pada HP 08158977999 atau e-mail [email protected]
3. Dosen Pembimbing II : Ir. Asiyanto, MBA, IPM pada HP 08128258257 atau e-mail [email protected]
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner penelitian ini. Semua informasi yang Bapak/Ibu
berikan dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan dipakai untuk keperluan penelitian saja.
Hormat Saya,
Mahisha Mohamad Reno
Informasi Hasil Penelitian
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L1-6 Universitas Indonesia
Lampiran 1: Validasi Pakar Tahap 1
1. Nama Responden :
2. Nama Perusahaan :
3. Alamat Perusahaan :
4. Nomor Telepon/Hp :
5. Jabatan :
6. Pengalaman Kerja : (tahun)
7. Pendidikan Terakhir : S1/S2/S3 (coret yang tidak perlu)
8. Tanda Tangan :
A. Petunjuk Pengisian Kuisioner
1. Jawaban merupakan persepsi Bapak/Ibu terhadap variabel permasalahan-permasalahan dari faktor internal perusahaan jasa
konstruksi yang berpengaruh terhadap kinerja biaya proyek.
2. Bapak/Ibu diharapkan membubuhkan tanda ceklis pada kotak di bawah kotak “ya” jika narasumber setuju dengan pernyataan
kuesioner yang disajikan.
3. Bapak/Ibu diharapkan membubuhkan tanda ceklis pada kotak di bawah kotak “tidak” jika narasumber tidak setuju dengan
pernyataan kuesioner yang disajikan.
Data Responden dan Petunjuk Singkat
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
7
Universitas Indonesia
4. Bapak/Ibu diharapkan memberikan komentar, tanggapan, masukan serta perbaikan / koreksi mengenai variabel permasalahan
faktor internal perusahaan jasa konstruksi pada tabel yang telah disediakan.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L1-8 Universitas Indonesia
Lampiran 1: Validasi Pakar Tahap 1
B. Contoh Pengisian Kuisioner
1. Dengan berdasarkan pengalaman pada proyek yang Bapak/Ibu kelola, apakah variabel-variabel permasalahan faktor internal
perusahaan jasa konstruksi di bawah ini dapat mempengaruhi kinerja biaya proyek?
Variabel yang Berkorelasi Signifikan dengan Kinerja Biaya Proyek Pernyataan Penjelasan/ Komentar/ Tanggapan/ Masukan untuk perbaikan No. Variabel Keterangan Setuju Tidak
1 X7 Ketidaktahuan PM mengenai teknik perencanaan dan alat perencanaan yang tepat
V Setuju, karena...
2 X32 Kurangnya likuiditas untuk menunjang aktivitas V Seharusnya....
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L1-9 Universitas Indonesia
Lampiran 1: Validasi Pakar Tahap 1
Tabel Variabel-variabel Permasalahan Faktor Internal Kontraktor yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Biaya Proyek
Variabel yang Berkorelasi dengan Kinerja Biaya Proyek Pernyataan Penjelasan/ Komentar/ Tanggapan/ Masukan untuk perbaikan Variabel Masalah Internal Perusahaan dan Proyek pada kontraktor Setuju Tidak
Manajemen X 1 Salah perencanaan X 2 Manajemen proyek yang buruk
X 3 Metode dan peralatan konstruksi yang Tidak sesuai atau kuno
X 4 Ketidaktahuan Project Manager (PM) mengenai teknik perencanaan dan alat perencanaan yang tepat
X 5 Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian
X 6 Konflik diantara anggota tim
X 7 Ketidak tegasan dalam pengambilan keputusan sewaktu-waktu oleh PM
Organisasi X 8 Buruknya manajemen kontrak X 9 Tidak cukupnya Perumusan proyek pada saat perencanaan
X 10 Keunikan aktivitas proyek yang membutuhkan pengetahuan teknis yang tinggi
X 11 Penundaan pengambilan keputusan kunci X 12 Kecondongan menyalahkan pihak lain
X 13 Buruknya koordinasi antara tim disain dan General Contractor
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L1-10 Universitas Indonesia
Lampiran 1: Validasi Pakar Tahap 1
Variabel yang Berkorelasi dengan Kinerja Biaya Proyek Pernyataan Penjelasan/ Komentar/ Tanggapan/ Masukan untuk perbaikan Variabel Masalah Internal Perusahaan dan Proyek pada kontraktor Setuju Tidak
X 14 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan sub-kon
SDM X 15 Buruknya manajemen SDM, dan penempatan pekerja X 16 Rendahnya Produktivitas X 17 Gaji yang rendah
keuangan X 18 Buruknya estimasi initial cost X 19 Kurangnya pengalaman pada manajemen finansial X 20 Dana tidak cukup X 21 Buruknya cost control (cash flow) X 22 Kurangnya Likuiditas untuk menunjang aktivitas
Budaya Perusahaan X 23 Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan X 24 Minimnya budaya menghargai waktu X 25 Kurangnya penerapan sistem teknologi informasi X 26 Budaya Perusahaan yang menolak Inovasi dan Ide baru
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L1-11 Universitas Indonesia
Lampiran 1: Validasi Pakar Tahap 1
VARIABEL REKOMENDASI
Variabel Rekomendasi yang Berkorelasi dengan Kinerja Biaya Proyek Nomor Masalah Internal Perusahaan dan Proyek pada kontraktor
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L1-12 Universitas Indonesia
Lampiran 1: Validasi Pakar Tahap 1
Terima kasih banyak kepada Bapak/Ibu atas kesediaannya dalam meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat saya,
Mahisha Mohamad Reno
- TERIMA KASIH -
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-1 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
LAMPIRAN 2
KUESIONER PENGUMPULAN DATA TAHAP 2
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-2 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA BIAYA PADA PROYEK
GEDUNG BERTINGKAT
KUESIONER
Oleh : Mahisha Mohamad Reno
0706266393
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI DEPOK 2011
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-3 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
Agar perusahaan jasa konstruksi dapat menghadapi persaingan pasar bebas maka diperlukan identifikasi permasalahan yang dapat
terjadi pada perusahaan jasa konstruksi, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah antisipatif dengan berbagai macam perbaikan untuk
meningkatkan kualitas kinerja perusahaan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan menjadi penentu kesuksesan
perusahaan jasa konstruksi (kontraktor), faktor-faktor tersebut yaitu faktor internal, faktor eksternal dan market force (wideman and
mayer 1992)
Kinerja biaya proyek konstruksi di berbagai negara berkembang merupakan masalah kritis. Ditemukan banyak proyek konstruksi
mengalami cost overrun. Terdapat penemuan oleh Flyvbjer (2002), ditemukan 9 dari 10 proyek mengalami cost overrun; overrun 50-100
% umum terjadi, overrun banyak terjadi pada 20 negara dan 5 benua ditemukan pada penelitian ini, dan data overrun secara konstan
tersedia datanya telah selama 70 tahun. Di sebagian besar negara berkembang, peningkatan kapasitas dan kapabilitas konstruksi termasuk
meningkatkan efisiensi biaya, waktu, dan kualitas pekerjaan konstruksi ini merupakan faktor yang sangat penting. Berdasarkan hal
tersebut maka dengan melakukan peningkatan faktor internal perusahaan konstruksi, maka akan dapat meningkatkan kinerja biaya
proyek menjadi lebih baik.
Latar Belakang
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-4 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja permasalahan-permasalahan dari faktor internal jasa konstruksi
(kontraktor) yang dapat mempengaruhi kinerja biaya proyek.
Tujuan utama dari survey ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal yang dapat berpengaruh terhadap kinerja biaya
proyek bangunan tinggi.
Seluruh informasi yang Bapak/Ibu berikan dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya.
Tujuan Pelaksanaan Penelitian
Tujuan Pelaksanaan Survey
Kerahasiaan Informasi
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-5 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
Setelah seluruh informasi yang masuk dianalisis, temuan dari studi ini akan disampaikan kepada perusahaan Bapak/Ibu. Apabila
Bapak/Ibu memiliki pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi:
1. Peneliti/Mahasiswa : Mahisha Mohamad Reno, pada HP 081294223665 atau e-mail [email protected]
2. Dosen Pembimbing I : Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief MT pada HP 08158977999 atau e-mail [email protected]
3. Dosen Pembimbing II : Ir. Asiyanto, MBA, IPM pada HP 08128258257 atau e-mail [email protected]
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner penelitian ini. Semua informasi yang Bapak/Ibu
berikan dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan dipakai untuk keperluan penelitian saja.
Hormat Saya,
Mahisha Mohamad Reno
Informasi Hasil Penelitian
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-6 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
9. Nama Responden :
10. Nama Proyek (tahun) :
11. Jabatan Pada Proyek :
12. Pengalaman Kerja :
13. Pendidikan Terakhir : S1/S2/S3 (coret yang tidak perlu)
14. TTD (tanda tangan) :
C. Petunjuk Pengisian Kuisioner Untuk Variabel X (pengaruh dari permasalahan-permasalahan faktor internal jasa konstruksi
terhadap kinerja biaya proyek Bangunan Tinggi)
5. Jawaban merupakan persepsi Bapak/Ibu terhadap pengaruh dari permasalahan-permasalahan faktor Internal terhadap kinerja biaya
proyek yang Bapak/Ibu alami dan rasakan langsung pada proyek yang sedang atau telah selesai dikerjakan.
6. Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda () atau ( X ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan keterangan
skala yang berada di atas tabel kuesioner.
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-7 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
D. Keterangan Untuk Penelitian Variabel X (pengaruh dari permasalahan-permasalahan faktor internal terhadap kinerja biaya
proyek Bangunan Tinggi)
1 = Berpengaruh fatal merugikan terhadap biaya proyek
2 = Berpengaruh signifikan merugikan terhadap biaya proyek
3 = Berpengaruh sedikit merugikan terhadap biaya proyek
4 = Tidak berpengaruh terhadap biaya proyek
5 = Membantu penghematan biaya proyek
E. Contoh Pengisian Kuesioner Untuk Variabel X (faktor internal)
Pertanyaan :
Menurut persepsi Bapak/Ibu seberapa besar pengaruh dari permasalahan-permasalahan faktor internal yang terdapat pada tabel di bawah
ini terhadap kinerja biaya proyek yang selama ini Bapak/Ibu alami dan rasakan langsung pada proyek yang sedang atau telah selesai
dikerjakan?
Variabel Faktor Internal Perusahaan Pengaruh ke kinerja Biaya Manajemen 1 2 3 4 5 x1 Salah Perencanaan √ x2 Manajemen Proyek yang Buruk √
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-8 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
F. Keterangan Untuk Penilaian Variabel Y (kinerja Biaya proyek)
1 = Buruk Sekali = Cost Performance Index > 110%
2 = Buruk = 110% > Cost Performance Index > 105%
3 = Agak Buruk = 105% > Cost Performance Index > 100%
4 = Baik = Cost Performance Index 100%
5 = Sangat Baik =.Cost Performance Index < 100%
Cost Performance Index = Biaya Aktual X 100% Biaya rencana
G. Contoh Pengisian Kuesioner Untuk Variabel Y (kinerja biaya proyek)
Pertanyaan : Bagaimanakah kinerja Biaya proyek yang Bapak/Ibu telah atau sedang dikerjakan ? ( Silahkan melingkari pada salah satu
score di bawah ini )
1 = Buruk Sekali = Cost Performance Index > 110%
2 = Buruk = 110% > Cost Performance Index > 105%
3 = Agak Buruk = 105% > Cost Performance Index > 100%
4 = Baik = Cost Performance Index 100%
5 = Sangat Baik =.Cost Performance Index < 100%
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-9 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
Variabel Faktor Internal Perusahaan Pengaruh faktor internal terhadap kinerja biaya proyek Manajemen 1 2 3 4 5
x1 Salah perencanaan (Rencana kerja tidak aplikatif) x2 Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan x3 Tidak adanya monitor dan review terhadap pelaksanaan proyek
x4 Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
x5 Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/External
x6 Metode dan peralatan konstruksi yang tidak tepat (Kesalahan dalam menentukan metode kerja)
x7 Ketidaktahuan Project Manager (PM) mengenai teknik perencanaan dan alat perencanaan yang tepat
x8 Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian x9 Konflik diantara anggota tim
x10 Ketidak tegasan dalam pengambilan keputusan sewaktu-waktu oleh PM
x11 Team manajemen proyek yang tidak kompeten x12 Kesalahan melakukan survei lokasi
x13 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-contractor
x14 Kesalahan dalam menyusun/merencanakan produktivitas alat dan tenaga kerja
Organisasi x15 Buruknya manajemen kontrak x16 Tidak cukupnya Perumusan proyek pada saat perencanaan
I. Pengaruh Dari Faktor Internal Terhadap Kinerja Biaya Proyek ( Variabel X )
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-10 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
Variabel Faktor Internal Perusahaan Pengaruh faktor internal terhadap kinerja biaya proyek Organisasi 1 2 3 4 5
x17 Keunikan aktivitas proyek yang membutuhkan pengetahuan teknis yang tinggi
x18 Penundaan pengambilan keputusan kunci x19 Kecondongan menyalahkan pihak lain x20 Buruknya koordinasi antara tim disain dan General Contractor
x21 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan sub-contractor
x22 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan owner SDM
x23 Rendahnya Produktivitas x24 Gaji yang rendah
x25 Team Manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desk dan wewenang yang berlaku
x26 Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM x27 Penempatan SDM yang tidak tepat
Keuangan x28 Buruknya estimasi direct construction cost x29 Kurangnya pengalaman pada manajemen finansial x30 Kesalahan perhitungan modal kerja x31 Buruknya cost control (cash flow) x32 Kurangnya Likuiditas untuk menunjang aktivitas x33 Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan sub-con
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-11 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
Variabel Faktor Internal Perusahaan Pengaruh faktor internal terhadap kinerja biaya proyek Budaya Perusahaan 1 2 3 4 5
x34 Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan x35 Minimnya budaya menghargai waktu x36 Kurangnya penerapan sistem teknologi informasi x37 Budaya Perusahaan yang menolak Inovasi dan Ide baru x38 Sistem dan prosedur perusahaan yang tidak aplikatif
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-12 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
Bagaimanakah kinerja Biaya proyek yang Bapak/Ibu telah atau sedang dikerjakan ? ( Silahkan melingkari atau memberikan tanda silang
pada salah satu score di bawah ini )
1 = Buruk Sekali = Cost Performance Index > 110%
2 = Buruk = 110% > Cost Performance Index > 105%
3 = Agak Buruk = 105% > Cost Performance Index > 100%
4 = Baik = Cost Performance Index 100%
5 = Sangat Baik =.Cost Performance Index < 100%
I. Saran dan komentar terhadap penelitian ini:
____________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________
III. Saran & Komentar
II. II. Kinerja Biaya Proyek ( Variabel Y )
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L2-13 Universitas Indonesia
Lampiran 2: Kuesioner Tahap 2
II. Catatan:
Peneliti berharap Responden berkenan memeriksa kembali apakah masih ada jawaban yang belum terisi.
Kuesioner yang belum terisi lengkap tidak dapat diolah dan akan kehilangan masukan yang sangat berharga dari partisipasi Anda dalam
menyelesaikan penelitian ini
Terima kasih banyak kepada Bapak/Ibu atas kesediaannya dalam meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat saya,
Mahisha Mohamad Reno
- TERIMA KASIH -
IV. Penutup
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L3-1 Universitas Indonesia
Lampiran 3: Validasi Pakar Tahap 3
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENGUMPULAN DATA TAHAP 3
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L3-2 Universitas Indonesia
Lampiran 3: Validasi Pakar Tahap 3
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA BIAYA PADA PROYEK
GEDUNG BERTINGKAT MAUPUN PROYEK INFRASTRUKTUR
KUISIONER 3
VALIDASI AKHIR
Oleh :
Mahisha Mohamad Reno
0706266393
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI DEPOK 2011
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L3-3 Universitas Indonesia
Lampiran 3: Validasi Pakar Tahap 3
Agar perusahaan jasa konstruksi dapat menghadapi persaingan pasar bebas maka diperlukan identifikasi permasalahan yang dapat terjadi
pada perusahaan jasa konstruksi, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah antisipatif dengan berbagai macam perbaikan untuk meningkatkan
kualitas kinerja perusahaan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan menjadi penentu kesuksesan perusahaan jasa konstruksi
(kontraktor), faktor-faktor tersebut yaitu faktor internal, faktor eksternal dan market force (wideman and mayer 1992)
Kinerja biaya proyek konstruksi di berbagai negara berkembang merupakan masalah kritis. Ditemukan banyak proyek konstruksi
mengalami cost overrun. Terdapat penemuan oleh Flyvbjer (2002), ditemukan 9 dari 10 proyek mengalami cost overrun; overrun 50-100 %
umum terjadi, overrun banyak terjadi pada 20 negara dan 5 benua ditemukan pada penelitian ini, dan data overrun secara konstan tersedia
datanya telah selama 70 tahun. Di sebagian besar negara berkembang, peningkatan kapasitas dan kapabilitas konstruksi termasuk meningkatkan
efisiensi biaya, waktu, dan kualitas pekerjaan konstruksi ini merupakan faktor yang sangat penting. Berdasarkan hal tersebut maka dengan
melakukan peningkatan faktor internal perusahaan konstruksi, maka akan dapat meningkatkan kinerja biaya proyek menjadi lebih baik.
Latar Belakang Penelitian
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L3-4 Universitas Indonesia
Lampiran 3: Validasi Pakar Tahap 3
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja permasalahan-permasalahan dari faktor internal jasa konstruksi (kontraktor)
yang dapat mempengaruhi kinerja biaya proyek.
Tujuan utama dari survey ini adalah untuk validasi hasil analisa penelitian dari para pakar konstruksi mengenai permasalahan-
permasalahan yang terdapat pada faktor internal kontraktor apakah benar berpengaruh signifikan terhadap kinerja biaya proyek. Selain itu tujuan
dari survey ini adalah untuk menyanyakan penamaan pembagian kelompok klasifikasi faktor internal yang telah dianalisa
Seluruh informasi yang Bapak/Ibu berikan dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya.
Kerahasiaan Informasi
Tujuan Pelaksanaan Validasi
Tujuan Pelaksanaan Penelitian
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L3-5 Universitas Indonesia
Lampiran 3: Validasi Pakar Tahap 3
Setelah seluruh informasi yang masuk dianalisis, temuan dari studi ini akan disampaikan kepada perusahaan Bapak/Ibu. Apabila
Bapak/Ibu memiliki pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi:
1. Peneliti/Mahasiswa : Mahisha Mohamad Reno, pada HP 081294223665 atau e-mail [email protected]
2. Dosen Pembimbing I : Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief MT pada HP 08158977999 atau e-mail [email protected]
3. Dosen Pembimbing II : Ir. Asiyanto, MBA, IPM pada HP 08128258257 atau e-mail [email protected]
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner penelitian ini. Semua informasi yang Bapak/Ibu berikan
dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan dipakai untuk keperluan penelitian saja.
Hormat Saya,
Mahisha Mohamad Reno
Informasi Hasil Penelitian
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L3-6 Universitas Indonesia
Lampiran 3: Validasi Pakar Tahap 3
1. Nama Responden :
2. Nama Perusahaan :
3. Alamat Perusahaan :
4. Nomor Telepon/Hp :
5. Jabatan :
6. Pengalaman Kerja : (tahun)
7. Pendidikan Terakhir : S1/S2/S3 (coret yang tidak perlu)
8. Tanda Tangan :
H. Petunjuk Pengisian Kuisioner
1. Jawaban merupakan persepsi Bapak/Ibu terhadap variabel permasalahan-permasalahan dari faktor internal perusahaan jasa konstruksi
yang berpengaruh terhadap kinerja biaya proyek.
2. Bapak/Ibu diharapkan membubuhkan tanda ceklis pada kotak di bawah kotak “ya” jika narasumber setuju dengan pernyataan
kuesioner yang disajikan.
3. Bapak/Ibu diharapkan membubuhkan tanda ceklis pada kotak di bawah kotak “tidak” jika narasumber tidak setuju dengan pernyataan
kuesioner yang disajikan.
4. Bapak/Ibu diharapkan memberikan komentar, tanggapan, masukan serta perbaikan / koreksi mengenai variabel permasalahan faktor
internal perusahaan jasa konstruksi pada tabel yang telah disediakan.
Data Responden dan Petunjuk Singkat
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L3-7 Universitas Indonesia
Lampiran 3: Validasi Pakar Tahap 3
I. Contoh Pengisian Kuisioner
Dengan berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu, apakah benar variabel-variabel faktor internal berikut dapat dikelompokkan menjadi seperti
berikut?
Comp Var Keterangan Penamaan Penjelasan/ Komentar/ Tanggapan/
Masukan untuk perbaikan
1 X4
Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
Manajemen Proyek
Karena,...
X5 Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/ External X15 Buruknya manajemen kontrak
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L3-8 Universitas Indonesia
Lampiran 3: Validasi Pakar Tahap 3
Variabel Keterangan Penamaan Solusi
Preventif Korektif
X1 Salah perencanaan (Rencana kerja tidak aplikatif)
Project Management
X2 Buruknya koordinasi dengan kantor pusat perusahaan
X4 Tidak adanya pengendalian terhadap pelaksanaan proyek secara konsisten
X5 Tidak melakukan rapat koordinasi periodik Internal/External
X6
Metode dan peralatan konstruksi yang tidak tepat (Kesalahan dalam menentukan metode kerja)
X7
Ketidaktahuan Project Manager (PM) mengenai teknik perencanaan dan alat perencanaan yang tepat
X8 Kurangnya pemahaman PM mengenai prosedur pengoperasian
X14 Kesalahan dalam menyusun/merencanakan produktivitas alat dan tenaga kerja
X3 Tidak adanya monitor dan review terhadap pelaksanaan proyek
Site Management
X10 Ketidak tegasan dalam pengambilan keputusan sewaktu-waktu oleh PM
X11 Team manajemen proyek yang tidak kompeten X12 Kesalahan melakukan survei lokasi
X13 Kesalahan melakukan survei material, tenaga kerja, alat dan sub-contractor
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L3-9 Universitas Indonesia
Lampiran 3: Validasi Pakar Tahap 3
Variabel Keterangan Penamaan Solusi
Preventif Korektif X15 Buruknya manajemen kontrak
Organisasi
X16 Tidak cukupnya Perumusan proyek pada saat perencanaan
X17 Keunikan aktivitas proyek yang membutuhkan pengetahuan teknis yang tinggi
X18 Penundaan pengambilan keputusan kunci
X20 Buruknya koordinasi antara tim disain dan General Contractor
X21 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan sub-contractor
X22 Buruknya koordinasi antara general contractor dengan owner
X23 Rendahnya Produktivitas
SDM
X25 Team Manajemen proyek yang tidak mematuhi job-desk dan wewenang yang berlaku
X26 Tidak adanya pelatihan spesifik terhadap SDM
X27 Penempatan SDM yang tidak tepat
X28 Buruknya estimasi direct construction cost
Perencanaan Keuangan
X29 Kurangnya pengalaman pada manajemen financial
X30 Kesalahan perhitungan modal kerja
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011
L3-10 Universitas Indonesia
Lampiran 3: Validasi Pakar Tahap 3
Variabel Keterangan Penamaan
Solusi Preventif Korektif
X31 Buruknya cost control (cash flow)
Pengendalian Keuangan
X32 Kurangnya Likuiditas untuk menunjang aktivitas
X33 Tidak jelasnya sistem pembayaran supplier dan sub-con
X34 Memberikan penawaran biaya proyek yang direndahkan
Budaya Perusahaan
X35 Minimnya budaya menghargai waktu
X36 Kurangnya penerapan sistem Teknologi Informasi
X37 Budaya perusahaan yang menolak inovasi dan ide baru
X38 Sistem dan prosedur perusahaan yang tidak aplikatif
Faktor-faktor..., Mahisha Mohamad Reno, FT UI, 2011