113
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. KALBE FARMA, Tbk. KAWASAN INDUSTRI DELTA SILICON JL M.H. THAMRIN BLOK A3-1, LIPPO CIKARANG, BEKASI PERIODE 17 JUNI – 12 JULI 2013 DAN 14 AGUSTUS – 30 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER NURINA FATMAWATI, S.Farm. 1206329915 ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKERDI PT. KALBE FARMA, Tbk.

KAWASAN INDUSTRI DELTA SILICONJL M.H. THAMRIN BLOK A3-1, LIPPO CIKARANG, BEKASI

PERIODE 17 JUNI – 12 JULI 2013 DAN14 AGUSTUS – 30 AGUSTUS 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

NURINA FATMAWATI, S.Farm.1206329915

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASIPROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOKJANUARI 2014

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKERDI PT. KALBE FARMA, Tbk.

KAWASAN INDUSTRI DELTA SILICONJL M.H. THAMRIN BLOK A3-1, LIPPO CIKARANG, BEKASI

PERIODE 17 JUNI – 12 JULI 2013 DAN 14 AGUSTUS – 30AGUSTUS 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

NURINA FATMAWATI, S.Farm.1206329915

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASIPROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOKJANUARI 2014

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Nurina Fatmawati, S. FarmNPM : 1206329915Program Studi : Profesi ApotekerJudul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT Kalbe

Farma, Tbk di Kawasan Industri Delta Silicon Jl. M.H.Thamrin Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi Periode 17Juni – 12 Juli 2013 dan 14 Agustus – 30 Agustus 2013

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosialyang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial danekonomis. Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari MenteriKesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Agar obatyang dihasilkan berkualitas, mempunyai efikasi yang baik, bermutu, dan amanserta konsisten maka dibutuhkan suatu pedoman bagi industri farmasi tentangCara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Apoteker dituntut untuk mempunyaiwawasan, pengetahuan yang luas dan pengalaman praktis yang memadai sertakemampuan dalam memimpin agar dapat mengatasi permasalahanpermasalahanyang ada di industri farmasi. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilakukanpada 17 Juni – 12 Juli Dan 14 Agustus – 30 Agustus 2013 Di PT. Kalbe Farma,Tbk. Kawasan Industri Delta Silicon JL M.H. Thamrin Blok A3-1, LippoCikarang, Bekasi Dalam rangka pembinaan terhadap generasi baru di bidangindustri farmasi.

Kata Kunci :. Praktek Kerja Profesi Apoteker, Industri Farmasi, Cara PembuatanObat yang Baik

Tugas umum : viii + 56 halaman; 1lampiranTugas khusu : iv + 21 halaman; 10 lampiranDaftar Acuan Tugas Umum : 4 (2009 - 2012)Daftar Acuan Tugas Khusus : 3 (2010 - 2013)

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Nurina Fatmawati, S. FarmNPM : 1206329915Program Study : Apothecary professionTitle : Report of Pharmacist Internship Program at PT Kalbe

Farma Tbk at Delta Silicon Industrial Estate Jl. MHThamrin Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi Period ofJune 17 to July 12, 2013 and August 14 to August 30,2013

Health is good health, physically, mentally, spiritually and socially to enable morepeople to live socially and economically productive. Pharmaceutical Industry is anentity that has a permit from the Minister Health to the manufacture of drugs ordrug ingredients. In order for the resulting drug quality, have good efficacy,quality, and safe and consistent we need a guide for the pharmaceutical industryon the Good Manufacturing Practices (GMP). Pharmacists are required to haveinsight, extensive knowledge and good practical experience and ability to lead inorder to overcome the problems of the pharmaceutical industry. PharmacistsInternship Program (PIP) conducted on 17 June to 12 July and 14 August to 30August 2013 at PT. Kalbe Farma Tbk. Delta Silicon Industrial Estate Jl. MHThamrin Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi to develop the new generations inthe pharmaceutical industry.

Key Words :.Pharmacists Internship Program, Pharmacy Industry, GoodManufacturing Practices

General Assignment : viii + 56 pages; 1 appendicesSpecific Assignment : iv + 21 pages; 10 appendicesBibliography of General Assignment: 4 (2009 - 2012)Bibliography of Specific Assignment: 3 (2010 - 2013)

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

iv Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)

di PT. Kalbe Farma, Tbk. dan menyelesaikan laporan PKPA ini. Pelaksanaan

PKPA dan penulisan laporan PKPA ini diajukan dalam rangka memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Profesi Apoteker

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Pada penulisan laporan ini, penulis

mendapat arahan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Anne Prima Heryanti, S.Si, Apt., selaku pembimbing dan Manager

Departemen Quality Assurance PT. Kalbe Farma, Tbk., yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama melaksanakan

PKPA.

2. Dr. Iskandarsyah, M.Sc, Apt., selaku pembimbing yang telah memberikan

arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan laporan PKPA.

3. Dwitiya, S.Farm, Apt., dan Dinda, S.Farm, Apt., selaku pembimbing dan

Supervisor Quality Assurance PT. Kalbe Farma, Tbk., yang telah memberikan

arahan, bimbingan, perhatian, ilmu, dan dukungan kepada penulis selama

melaksanakan kegiatan PKPA.

4. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi UI.

5. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M. S., Apt. selaku Pj.S. Dekan Fakultas Farmasi

UI sampai dengan 20 Desember 2013

6. Dr. Harmita, Apt selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melaksanakan PKPA.

7. Keluarga atas dukungan, perhatian, dan doa yang diberikan kepada penulis

selama melaksanakan kegiatan di Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia.

8. Seluruh rekan Apoteker UI angkatan LXXVII, khususnya Bulqiyah, Elis,

Anisa, Ajeng, Nabila, Findarti, Arlika, Nurina, Ali, Riyon dan Achsar yang

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

v Universitas Indonesia

telah melaksanakan PKPA bersama di PT. Kalbe Farma, Tbk. atas dukungan,

semangat, dan kerja samanya.

9. Seluruh staf pengajar, tata usaha dan karyawan di Program Profesi Apoteker

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia atas pengajaran dan bantuan yang

diberikan selama penulis menjalani pendidikan di Program Profesi Apoteker.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat

banyak kekurangan, namun diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Depok, Januari 2014

Penulis

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

vi Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................iiHALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iiiKATA PENGANTAR .....................................................................................ivDAFTAR ISI ....................................................................................................viDAFTAR GAMBAR........................................................................................viiDAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................viii

BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................11.1 Latar Belakang .............................................................................................11.2 Tujuan...........................................................................................................2

BAB 2. TINJAUAN UMUM ...............................................................................32.1..Industri Farmasi ..........................................................................................32.2..Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) .................................................6

BAB 3. TINJAUAN KHUSUS PT. KALBE FARMA, Tbk.............................133.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Kalbe Farma Tbk ....................................133.2 Visi dan Misi PT. Kalbe Farma Tbk ..........................................................153.3..Lokasi dan Tata Ruang PT. Kalbe Farma Tbk ..........................................153.4..Struktur Organisasi PT. Kalbe Farma Tbk ................................................17

BAB 4. PEMBAHASAN ......................................................................................364.1..Manajemen Mutu .......................................................................................364.2..Personalia ...................................................................................................374.3..Bangunan dan Fasilitas...............................................................................384.4..Peralatan ....................................................................................................404.5..Sanitasi dan Higiene ..................................................................................424.6..Produksi .....................................................................................................444.7..Pengawasan Mutu.......................................................................................464.8..Inspeksi Diri , Audit Mutu, dan Audit & Persetujuan Pemasok ............474.9..Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali

Produk dan Produk Kembalian ..................................................................484.10 Dokumentasi .............................................................................................504.11 Pembuatan dan Analisis terhadap Kontrak ..............................................514.12 Kualifikasi dan Validasi ............................................................................52

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................555.1. Kesimpulan ................................................................................................555.2. Saran ...........................................................................................................55

DAFTAR ACUAN ...............................................................................................56

LAMPIRAN ..........................................................................................................57

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

vii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Logo PT. Kalbe Farma, Tbk..................................................... 15Gambar 3.2. Gambaran Kegiatan Masing-Masing Seksi Departemen QC... 28

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

viii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Kalbe Farma, Tbk. ............................ 58

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

1 Universitas Indonesia

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri

Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat dan bahan obat. Pembuatan

obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat yang meliputi

pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan

mutu dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010).

Perkembangan ilmu dan teknologi di masa sekarang ini mendorong

industri farmasi untuk meningkatkan pengelolaan sistem yang baik dalam

berbagai aspek kerjanya sehingga industri farmasi dapat menjalankan usahanya

secara efektif dan efisien serta mampu bersaing dengan industri farmasi lainnya.

Dewasa ini, industri farmasi di Indonesia berkembang cukup pesat dan merupakan

pasar farmasi terbesar di kawasan ASEAN.

Aspek pekerjaan kefarmasian ini berkaitan dengan pemenuhan standar dan

persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan sediaan farmasi. Proses pembuatan

obat dan/atau bahan obat hanya dapat dilakukan oleh industri farmasi yang telah

mendapat izin dari Menteri Kesehatan dan memenuhi persyaratan Cara

Pembuatan Obat yang Baik (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010).

Kaidah Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah standar yang harus

dipahami setiap personil dalam berbagai bidang industri farmasi.

Pengelolaan industri farmasi dilakukan melalui suatu sistem kerja yang

diciptakan dan terus dikembangkan dalam rangka memperoleh standar mutu

tertentu yang berdampak pada optimalisasi aktivitas berbagai bidang kerja.

Standar mutu ini diharapkan terus meningkat sehingga mutu suatu industri farmasi

teruji dibandingkan industri farmasi lainnya. Penerapan CPOB dalam industri

farmasi bertujuan untuk memastikan mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan

persyaratan dan tujuan pengunaannya (Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia, 2012). Produksi, pengawasan mutu, dan penjaminan mutu

adalah contoh aspek yang diatur secara detail dalam kaidah CPOB.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

2

Universitas Indonesia

Setiap sumber daya manusia dalam industri farmasi harus memahami

prinsip CPOB. Apoteker adalah salah satu sumber daya manusia yang mutlak

diperlukan dalam proses penerapan CPOB di suatu industri farmasi. Apoteker di

industri farmasi adalah personil kunci bidang produksi, pengawasan mutu, dan

pemastian mutu. Dalam memenuhi tanggung jawabnya, seorang apoteker harus

memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang

memadaidan keterampilan manajerial sehingga mampu mengerjakan tugasnya

secara profesional (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia,

2012).

Dalam rangka pembinaan terhadap generasi apoteker baru di industri

farmasi, PT. Kalbe Farma, Tbk. memberi kesempatan kepada calon apoteker

untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker. Kegiatan ini memberikan

kesempatan kepada calon Apoteker untuk memperoleh pengalaman yang

bermanfaat dan memahami peran Apoteker dalam produksi obat serta melihat

penerapan CPOB di industri farmasi.

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan PKPA di PT. Kalbe Farma, Tbk. adalah untuk:

a. Memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan aspek-aspek

CPOB di PT. Kalbe Farma, Tbk.

b. Memahami peran dan tugas apoteker dalam industri farmasi

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

3 Universitas Indonesia

BAB 2TINJAUAN UMUM

2.1 Industri Farmasi (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010)

Menurut Permenkes No 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang Industri

Farmasi, yang dimaksud dengan industri farmasi adalah badan usaha yang

memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat

atau bahan obat. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat/bahan obat,

pendidikan & pelatihan dan penelitian & pengembangan. Setiap pendirian Industri

Farmasi wajib memperoleh izin Industri Farmasi dari Direktur Jendral

Kementerian Kesehatan. Persyaratan untuk memperoleh izin industri farmasi,

yaitu:

a. Berbadan usaha berupa perseroan terbatas.

b. Memiliki rencana investasi dan kegiatan pembuatan obat.

c. Memiliki NPWP.

d. Memiliki secara tetap 3 orang apoteker Warga Negara Indonesia masing-

masing sebagai penanggung jawab pemastian mutu, produksi dan pengawasan

mutu.

e. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung dan tidak langsung

dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kefarmasian.

Agar dapat memperoleh izin usaha industri farmasi, diperlukan tahap

persetujuan prinsip. Permohonan persetujuan prinsip diajukan kepada Direktur

Jendral dengan tembusan kepada kepala Badan dan kepada kepala Dinas

Kesehatan Provinsi setelah sebelumnya mengajukan permohonan Rencana Induk

Pembangunan (RIP) kepada kepala Badan. Persetujuan prinsip diberikan kepada

industri farmasi untuk dapat langsung melakukan persiapan dan usaha

pembangunan, pengadaan, pemasangan instalasi, peralatan dan lain-lain yang

diperlukan, termasuk produksi percobaan dengan memperhatikan ketentuan

perundang-undangan di bidang obat. Persetujuan prinsip tersebut berlaku selama

jangka waktu 3 tahun dan selama jangka waktu tersebut, perusahaan yang

bersangkutan harus menyampaikan laporan informasi kemajuan pembangunan

fisik setiap 6 bulan sekali kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

4

Universitas Indonesia

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) dan Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi.

Persyaratan agar mendapatkan persetujuan prinsip, yaitu :

a. Fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

b. Fotokopi KTP/identitas direksi dan komisaris perusahaan.

c. Susunan direksi dan komisaris.

d. Pernyataan direksi dan komisaris tidak pernah terlibat pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang farmasi.

e. Fotokopi sertifikat tanah/bukti kepemilikan.

f. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan

(HO).

g. Fotokopi Surat Tanda Daftar Perusahaan.

h. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan.

i. Fotokopi NPWP.

j. Persetujuan lokasi dari pemerintah daerah provinsi.

k. Persetujuan RIP dari Kepala Badan.

l. Rencana investasi dan kegiatan pembuatan obat.

m. Surat asli pernyataan kesediaan bekerja penuh dari masing-masing apoteker

penanggung jawab produksi, pengawasan mutu dan pemastian mutu.

n. Fotokopi surat pengangkatan bagi masing-masing apoteker penanggung jawab

produksi, pengawasan mutu dan pemastian mutu.

Setelah selesai melaksanakan tahap persetujuan prinsip, dapat dilakukan

permohonan izin usaha industri. Permohonan diajukan kepada Direktur Jenderal

Kementerian Kesehatan dengan tembusan kepada Kepala BPOM dan Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi setempat. Izin industri farmasi berlaku untuk seterusnya

selama industri farmasi bersangkutan masih berproduksi dan memenuhi ketentuan

peraturan perundang-undangan. Surat permohonan izin industri farmasi harus

ditandatangani oleh direktur utama dan apoteker penganggung jawab pemastian

mutu dengan kelengkapan yaitu:

a. Fotokopi persetujuan prinsip Industri Farmasi.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

5

Universitas Indonesia

b. Surat persetujuan penanaman modal untuk industri farmasi dalam rangka

Penanaman Modal Asing (PMA) atau Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN).

c. Daftar peralatan dan mesin yang digunakan.

d. Jumlah tenaga kerja dan kualifikasinya.

e. Fotokopi sertifikat upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan

Lingkungan /Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

f. Rekomendasi kelengkapan administratif izin industri farmasi dari Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi.

g. Rekomendasi Pemenuhan CPOB dari Kepala BPOM.

h. Daftar pustaka wajib seperti Farmakope edisi terakhir.

i. Surat asli pernyataan kesediaan bekerja penuh dari masing-masing apoteker

penanggung jawab produksi, pengawasan mutu dan pemastian mutu.

j. Fotokopi surat pengangkatan bagi masing-masing apoteker penanggung jawab

produksi, pengawasan mutu dan pemastian mutu dari pimpinan perusahaan.

k. Fotokopi ijazah dan STRA dari masing--masing apoteker penanggung jawab

produksi, pengawasan mutu dan pemastian mutu.

l. Surat pernyataan komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsng

maupun tidak langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di

bidang kefarmasian.

Industri farmasi yang melakukan penambahan kapasitas produksi atau

penambahan bentuk sediaan tidak memerlukan izin perluasan. Izin perluasan

diperlukan apabila perusahaan yang bersangkutan akan menambah luas area

produksi. Izin usaha industri farmasi berlaku untuk seterusnya selama perusahaan

industri farmasi yang bersangkutan berproduksi. Permohonan izin usaha industri

farmasi dapat diajukan setelah pembangunan fisik industri farmasi selesai dan

perusahaan siap melaksanakan kegiatan produksi komersial.

2.2 Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

6

Universitas Indonesia

CPOB diterapkan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai

dengan persyaratan dan tujuan penggunaan. CPOB mencakup seluruh aspek

produksi dan pengawasan mutu. CPOB merupakan pedoman yang sangat penting

tidak hanya bagi industri farmasi dan regulator, tetapi juga bagi konsumen dalam

memenuhi kebutuhannya akan pengobatan yang aman, berkhasiat dan berkualitas.

Terdapat 12 aspek dalam CPOB, yaitu:

2.2.1 Manajemen Mutu

Dalam manajemen mutu, industri farmasi harus membuat obat sedemikian

rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang

tercantum dalam dokumen izin edar dan tidak menimbulkan risiko yang

membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah, atau tidak efektif.

Manajemen mutu bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu

kebijakan mutu yang memerlukan partisipasi dan komitmen dari semua jajaran di

semua departemen dalam perusahaan, para pemasok dan distributor.

Unsur dasar manajemen mutu adalah suatu infrastruktur atau sistem mutu

yang tepat mencakup struktur organisasi, prosedur, proses, dan sumber daya, serta

tindakan sistematis untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat kepercayaan

tinggi, sehingga produk atau jasa pelayanan yang dihasilkan akan selalu

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Keseluruhan tindakan tersebut

disebut pemastian mutu.

2.2.2 Personalia

Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan

sistem pengawasan mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar.

Industri farmasi bertanggungjawab untuk menyediakan personil yang

terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap

personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-masing. Seluruh personil

hendaklah memahami prinsip CPOB dan memperoleh pelatihan awal yang

berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene yang berkaitan dengan

pekerjaan.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

7

Universitas Indonesia

Personil kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian

Pengawasan Mutu dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Posisi

utama tersebut dijabat oleh personil purnawaktu. Kepala bagian Produksi dan

kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu)/kepala bagian Pengawasan

Mutu harus independen satu terhadap yang lain.

2.2.3 Bangunan dan Fasilitas

Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki desain,

konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat

dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan

desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadi

kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain, serta memudahkan

pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindarkan

pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat

menurunkan mutu obat.

Persyaratan bangunan menurut CPOB, yaitu:

a. Letak bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya

pencemaran dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara,

tanah, dan air maupun dari kegiatan industri lain yang berdekatan.

b. Bangunan dan fasilitas hendaklah dikonstruksi, dilengkapi, dan dirawat agar

memperoleh perlindungan maksimal.

c. Dalam menentukan rancang bangunan dan tata letak hendaklah

dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut: kesesuaian dengan kegiatan lain,

yang mungkin dilakukan dalam sarana yang sama atau dalam sarana yang

berdampingan; tata letak ruang yang sedemikian rupa untuk memungkinkan

kegiatan produksi dilaksanakan di daerah yang letaknya diatur secara logis

dan berhubungan mengikuti urutan tahap produksi dan menurut kelas

kebersihan yang disyaratkan; luasnya ruang kerja yang memungkinkan

penempatan peralatan dan bahan secara teratur dan logis serta terlaksananya

kegiatan, kelancaran arus kerja, komunikasi dan pengawasan yang efektif;

pencegahan penggunaan kawasan industri sebagai lalu lintas umum.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

8

Universitas Indonesia

d. Daerah pengolahan produk steril dipisahkan dari daerah produksi lain serta

dirancang dan dibangun secara khusus.

e. Produk antibiotika tertentu, hormon tertentu, sitotoksik tertentu, bahan aktif

berpotensi tinggi hendaklah diproduksi di bangunan terpisah.

f. Permukaan bagian dalam ruangan (dinding, lantai, dan langit-langit)

hendaklah licin, bebas dari keretakan, dan sambungan yang terbuka serta

mudah dibersihkan dan bila perlu mudah didesinfeksi.

g. Saluran air limbah hendaklah cukup besar dan mempunyai bak kontrol serta

ventilasi yang baik.

h. Area produksi diventilasi secara efektif dengan fasilitas pengendali udara.

2.2.4 Peralatan

Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi

yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan

tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets-ke-bets dan

untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar dapat mencegah

kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan, hal-hal yang umumnya

berdampak buruk pada mutu produk.

Hendaklah tersedia alat timbang dan alat ukur dengan rentang dan ketelitian

yang tepat untuk proses produksi dan pengawasan. Peralatan untuk mengukur,

menimbang, mencatat dan mengendalikan hendaklah dikalibrasi dan diperiksa

pada interval waktu tertentu dengan metode yang ditetapkan.

Peralatan hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk mencegah risiko

kesalahan atau kontaminasi. Antara masing-masing peralatan hendaklah

ditempatkan pada jarak yang cukup untuk menghindarkan kesesakan dan

memastikan tidak terjadi kekeliruan dan kecampurbauran produk.

Peralatan hendaklah dirawat sesuai jadwal untuk mencegah malfungsi atau

pencemaran yang dapat memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian produk.

Peralatan dan alat bantu hendaklah dibersihkan, disimpan, dan bila perlu disanitasi

dan disterilisasi untuk mencegah kontaminasi atau sisa bahan dari proses

sebelumnya yang akan memengaruhi mutu produk.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

9

Universitas Indonesia

2.2.5 Sanitasi dan Higiene

Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap

aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil,

bangunan, peralatan, dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya dan

segala sesuatu yang dapat merupakan sumber kontaminasi produk. Sumber

kontaminasi potensial hendaklah dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan

higiene yang menyeluruh dan terpadu.

Penerapan higiene perorangan meliputi pemeriksaan kesehatan, mencuci

tangan sebelum memasuki area produksi, memakai pakaian pelindung. Semua

personil hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan pada saat direkrut. Sesudah

pemeriksaan kesehatan awal hendaklah dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja

dan kesehatan personil secara berkala. Tiap personil yang mengidap penyakit atau

menderita luka terbuka yang dapat merugikan mutu produk hendaklah dilarang

menangani bahan awal, bahan pengemas, bahan yang sedang diproses dan obat

jadi sampai kondisi personil tersebut dipertimbangkan tidak lagi menimbulkan

risiko. Kegiatan makan, minum dan merokok tidak diperbolehkan dalam area

gudang, laboratorium dan area produksi.

Sanitasi meliputi bangunan dan fasilitas. Tiap bangunan yang digunakan

untuk pembuatan obat hendaklah didesain dan dikonstruksi dengan tepat untuk

memudahkan sanitasi yang baik. Tiap kali sebelum dipakai, kebersihan peralatan

diperiksa untuk memastikan bahwa semua produk atau bahan dari bets

sebelumnya telah dihilangkan. Prosedur pembersihan, sanitasi dan hygiene

hendaklah divalidasi dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas

prosedur memenuhi persyaratan.

2.2.6 Produksi

Kegiatan produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang

telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa

menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi

ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi).

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

10

Universitas Indonesia

Unsur-unsur produksi yang diatur oleh CPOB meliputi pembelian bahan

awal yaitu bahan baku dan bahan pengemas; validasi proses; pencegahan

kontaminasi silang; sistem penomoran bets/ lot; penimbangan dan penyerahan;

pengolahan; pengemasan; pengawasan selama proses; penanganan bahan dan

produk yang ditolak, dipulihkan dan dikembalikan; karantina dan penyerahan

produk jadi; catatan pengendalian pengiriman obat; penyimpanan bahan awal,

bahan kemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi, dan pengiriman dan

pengangkutan.

2.2.7 Pengawasan Mutu

Kegiatan pengawasan mutu merupakan bagian yang penting dari CPOB

untuk memastikan bahwa produk yang dibuat senantiasa mempunyai mutu yang

sesuai dengan tujuan penggunaannya. Keterlibatan dan komitmen semua pihak

yang berkepentingan dalam seluruh rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk

mencapai sasaran mutu yang ditetapkan mulai dari awal pembuatan sampai

distribusi obat jadi.

Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian

serta termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan

bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan

untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah

dibuktikan memenuhi persyaratan.

Pengawasan mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus

terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk. Pengawasan

Mutu hendaklah mencakup semua kegiatan analisis.

Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu dari Produksi dianggap hal yang

fundamental agar Pengawasan Mutu dapat melakukan kegiatan dengan

memuaskan.

2.2.8. Inspeksi Diri, Audit Mutu, dan Audit & Persetujuan Pemasok

Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek

produksi dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB

ditetapkan. Program inspeksi diri hendaklah dirancang untuk mendeteksi

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

11

Universitas Indonesia

kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan untuk menetapkan tindakan perbaikan

yang diperlukan. Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci

oleh petugas yang kompeten dari perusahaan. Inspeksi diri hendaklah dilakukan

secara rutin dan pada situasi khusus, misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali

obat jadi atau terjadi penolakan yang berulang. Prosedur dan catatan inspeksi diri

hendaklah didokumentasikan dan dibuat program tindak lanjut yang efektif.

Penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit

mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem

manajemen dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu. Audit mutu

umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar, independen, atau tim yang

dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan.

2.2.9 Penanganan Keluhan Terhadap Obat, Penarikan Kembali, dan Obat

Kembalian

Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan

terjadi kerusakan obat hendaklah dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur

tertulis. Untuk menangani semua kasus yang mendesak hendaklah disusun suatu

sistem, bila perlu mencakup penarikan kembali produk yang diketahui atau diduga

cacat dari peredaran secara cepat dan efektif.

Penarikan kembali produk dapat berupa satu atau beberapa bets atau seluruh

bets produk tertentu dari semua peredaran distribusi. Hendaklah tersedia prosedur

tertulis yang diperiksa secara berkala untuk mengatur segala tindakan penarikan

kembali. Tindakan penarikan kembali produk hendaklah dilakukan segera setelah

diketahui ada produk yang cacat mutu atau diterima laporan mengenai reaksi yang

merugikan. Catatan dan laporan penarikan kembali produk hendaklah

didokumentasikan dengan baik.

2.2.10 Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan

dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu.

Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap

personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

12

Universitas Indonesia

memperkecil resiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul

karena hanya mengandalkan komunikasi lisan. Spesifikasi, dokumen produksi

induk/formula pembuatan, prosedur, metode, instruksi, laporan, dan catatan harus

bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen adalah

sangat penting.

2.2.11 Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak dilakukan jika suatu

perusahan membuat produk di perusahaan lain atau sebaliknya. Pembuatan dan

analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar, disetujui dan dikendalikan

untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan produk atau

pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis antara pemberi

kontrak dengan penerima kontrak harus dibuat secara jelas dalam hal tanggung

jawab dan kewajiban masing-masing pihak. Kontrak harus menyatakan secara

jelas prosedur pelulusan tiap bets produk untuk diedarkan yang menjadi tanggung

jawab penuh kepala bagian manajemen mutu (pengawasan mutu).

2.2.12 Kualifikasi dan Validasi

Kualifikasi dan validasi adalah bagian penting dari sistem pemastian mutu

sehingga tercantum sebagai persyaratan CPOB bagi industri farmasi. CPOB

mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi yang perlu

dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan yang

dilakukan. Seluruh kegiatan validasi hendaklah direncanakan. Unsur utama

program validasi hendaklah dirinci dengan jelas dan didokumentasikan di dalam

Rencana Induk Validasi (RIV). Validasi diklasifikasikan menjadi tiga, yakni

validasi pembersihan, validasi metode analisis dan validasi proses. Kualifikasi

diklasifikasikan menjadi empat, yaitu kualifikasi desain, kualifikasi instalasi

kualifikasi operasional dan kualifikasi kinerja.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

13 Universitas Indonesia

BAB 3TINJAUAN KHUSUS PT. KALBE FARMA, Tbk.

3.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Kalbe Farma, Tbk.

PT. Kalbe Farma, Tbk. didirikan oleh seorang farmakolog bernama dr.

Boenjamin Setiawan pada tanggal 10 September 1966 di sebuah garasi rumah di

Jalan Simpang I No. 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Nama Kalbe merujuk pada

nama para pemegang saham awal yakni Khoew Sioe Tjiang, Liem Lian Kiok, dan

Boenjamin Setiawan. Tujuan pendirian PT. Kalbe Farma, Tbk. adalah turut

berpartisipasi dalam pembangunan nasional pada umumnya dan meningkatkan

kesejahteraan serta derajat kesehatan masyarakat pada khususnya, yang tercermin

dalam moto perusahaan yaitu The Scientific Pursuit of Health For A Better Life

(Mengabdikan Ilmu Untuk Kesehatan dan Kesejahteraan). Seiring waktu berjalan

PT. Kalbe Farma, Tbk menjadi semakin berkembang dan kini PT. Kalbe Farma

Tbk. berada di kawasan industri Delta Silicon Jalan M.H. Thamrin Blok A3-1,

Lippo Cikarang, Bekasi 17550.

Produk pertama yang dihasilkan oleh PT. Kalbe Farma,Tbk adalah obat

kulit Bioplacenton® yang menjadi ciri khas PT. Kalbe Farma, Tbk. hingga

sekarang. Produk PT. Kalbe Farma, Tbk. kemudian berkembang menjadi berbagai

macam produk farmasi sesuai dengan kebutuhan konsumen yang beragam. Dalam

rangka meningkatkan pelayanan penyediaan obat sebagai tuntutan atas

meningkatnya kebutuhan obat yang berkualitas maka pada bulan April 1972 PT.

Kalbe Farma,Tbk. melakukan perluasan usahanya dengan memindahkan usahanya

ke lokasi yang lebih luas yaitu ke Jl. Ahmad Yani, Pulomas, Jakarta Timur. Pada

tahun 1980 aktivitas distribusi produk-produk PT. Kalbe Farma, Tbk. dipisahkan

dari kegiatan industrinya yaitu dengan mendirikan PT. Enseval Putra Megatrading

yang bertindak sebagai distributor tunggal PT. Kalbe Farma, Tbk.

Dalam menjalankan setiap kegiatannya PT Kalbe Farma, Tbk. senantiasa

bertujuan untuk memenuhi dan atau mencapai visi yang diterapkan perusahaan.

Visi, Misi, Motto, Goal, dan Strategi PT Kalbe Farma, Tbk. adalah sebagai

berikut :

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

14

Universitas Indonesia

1. Visi PT. Kalbe Farma, Tbk.:

“Menjadi perusahaan perawatan kesehatan Indonesia terbaik yang dimotori

oleh inovasi, nama dagang yang kuat dan manajemen yang unggul”

2. Misi PT. Kalbe Farma, Tbk.:

“Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik”

3. Motto PT. Kalbe Farma, Tbk.:

“Mengabdikan ilmu di bidang kesehatan untuk kesehatan dan kesejahteraan”

Selain itu, PT Kalbe Farma, Tbk. juga membuat suatu core value (nilai inti)

yang berfungsi menunjang penerapan visi dan misi yaitu berupa Kalbe Panca

Sradha dan dijadikan landasan oleh seluruh karyawan dalam menjalankan kinerja

sehari-hari:

1. Trust is the glue of life

Saling percaya adalah perekat diantara kami

2. Mindfulness is the foundation of our action

Kesadaran penuh adalah dasar setiap tindakan kami

3. Innovation is the key to our success

Inovasi adalah kunci keberhasilan kami

4. Strive to be the best

Bertekad untuk menjadi yang terbaik

5. Interconnectedness is a universal way of life

Saling keterkaitan adalah panduan hidup kami

Gambar 3.1. Logo PT. Kalbe Farma, Tbk.

PT. Kalbe Farma, Tbk. berhasil melakukan integrasi sertifikasi ISO

9001:2000, sertifikasi ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:1999.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

15

Universitas Indonesia

3.2. Visi dan Misi PT. Kalbe Farma, Tbk.

Visi PT. Kalbe Farma, Tbk. adalah ”Menjadi perusahaan perawatan

kesehatan terbaik yang dimotori oleh inovasi, nama dagang yang kuat, dan

manajemen yang unggul”. Untuk mencapai visi tersebut, PT. Kalbe Farma, Tbk.

menetapkan misi perusahaan yakni “Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan

yang lebih baik”. Misi tersebut berfokus pada tiga elemen utama, yaitu:

a. Konsumen

PT. Kalbe Farma, Tbk. mampu menyediakan produk berkualitas dengan harga

murah dan terjangkau, mudah diperoleh, serta dengan pelayanan yang prima

untuk menyenangkan hati pelanggan agar menjadi pilihan pertama konsumen.

b. Sumber Daya Manusia (SDM)

PT. Kalbe Farma, Tbk. mampu mewujudkan SDM yang sesuai dengan

kualifikasi dan tuntutan pekerjaan, memiliki dedikasi tinggi, inovatif,

berorientasi pada pelayanan dan kualitas, serta pengembangan SDM melalui

proses belajar yang berkelanjutan dan lingkungan kerja yang sehat dan

mendukung.

c. Proses dan Kualitas

PT. Kalbe Farma, Tbk. mampu meningkatkan kecepatan dan efisiensi proses

kerja melalui sistem dan prosedur kerja yang rapi sesuai dengan perencanaan,

usaha, pemeriksaan, dan aksi (plan, do, check, and action/PDCA).

Visi dan misi tersebut didukung oleh nilai-nilai utama yakni gigih untuk

mencapai yang terbaik, inovasi, kerjasama yang kokoh, lincah, memberikan

pelayanan terbaik, serta integritas. Dalam mencapai visi dan misi tersebut, PT.

Kalbe Farma, Tbk. memiliki moto The Scientific Pursuit of Health For A Better

Life (Mengabdikan Ilmu Untuk Kesehatan dan Kesejahteraan).

3.3. Lokasi dan Tata Ruang PT. Kalbe Farma, Tbk.

PT. Kalbe Farma, Tbk. terletak di Kawasan Industri Delta Silicon Jalan

M.H. Thamrin Blok A1-3, Lippo Cikarang, Bekasi. Bangunan PT Kalbe Farma,

Tbk. terdiri dari dua bagian yaitu bangunan kantor dan bangunan pabrik yang

meliputi: gedung produksi, teknik, gudang, dan sarana pendukung seperti

pengolahan limbah, lapangan parkir, koperasi dan kantin.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

16

Universitas Indonesia

3.3.1 Bangunan Kantor

Gedung kantor PT. Kalbe Farma, Tbk. terdiri dari empat lantai yaitu:

a. Lantai 1 meliputi bagian Departemen Human Resource Development,

Departemen Personal General Affair, Departemen Process Development,

Departemen Akuntansi, Departemen Pembelian, ruang perpustakaan, dan

kantin.

b. Lantai 1½ meliputi Departemen Perencanaan Produksi dan Pengendalian

Persediaan Pusat, Departemen Veteriner, serta Departemen Teknologi

Informasi, Departemen Group Process Improvement.

c. Lantai 2 meliputi Departemen Keuangan dan Pemasaran, Departemen Quality

System, dan Direksi.

d. Lantai 3 meliputi Departemen Research and Development yang terdiri dari

bagian Formulation dan Analytical Development, Departemen Pemastian Mutu

(Quality Assurance), Departemen Pengawasan Mutu (Quality Control) dengan

laboratorium pengawasan mutu.

e. Lantai 4 meliputi ruangan pilot plant Departemen Research and Development.

3.3.2 Bangunan Pabrik

Gedung produksi terdiri dari tiga lantai yang masing-masing lantai

dipisahkan oleh ruang yang disebut Mezanin, yaitu ruang khusus untuk

penempatan fasilitas utilitas seperti penyedot udara, pipa-pipa, kabel listrik, dan

lain-lain. Tiap lantai terdiri dari line (jalur) produksi dengan jumlah total 12 Line,

yaitu jalur 1, 1 extension, 2, 4, 5, 6, 7, 8A, 8B, 8 extension, 9 dan 10. Pada tahun

2013 ada penambahan kapasitas ruangan pada line tertentu dan sampai

penyusunan laporan ini dibuat ruangan tersebut sedang dalam kualifikasi sistem

bangunan dan fasilitas. Pembagian ruangan pada gedung produksi adalah sebagai

berikut:

a. Lantai dasar digunakan untuk ruang produksi line 9 dan 10, gudang alkohol,

Departemen Teknik, Ruang QA Facility Validation dan ruang loker

karyawan.

b. Lantai 1 digunakan untuk ruang produksi line 1, 1 extension, line 2, line 4,

line 5, gudang bahan baku dan wadah, gudang kemas, dan gudang obat jadi.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

17

Universitas Indonesia

c. Lantai 2 digunakan untuk ruang produksi line 6, line 7, line 8A, 8B dan line 8

extension.

d. Lantai 3 digunakan untuk ruang purified water generator, pure steam

generator, water for injection generator, dan oil free air compressor.

Lantai ruang produksi di PT. Kalbe Farma, Tbk. dicat menggunakan cat

epoksi agar mudah dibersihkan, dibuat melengkung (tidak memiliki sudut) agar

tidak menjadi tempat berkumpulnya debu, serta bingkai jendelanya dibuat miring

dengan maksud agar mudah dibersihkan dan juga tidak menjadi tempat

berkumpulnya debu. Berdasarkan CPOB tahun 2012, ruangan di industri farmasi

dibagi menjadi 5 jenis area berdasarkan perbedaan tingkat kebersihannya, yaitu

kelas A, B, C, D dan E. Kelas A, B, C, dan D digunakan untuk produksi sediaan

steril dan kelas E untuk produksi sediaan nonsteril. PT. Kalbe Farma, Tbk. telah

menyesuaikan kembali klasifikasi ruangan sesuai dengan pedoman CPOB 2012.

Meskipun demikian dalam kesehariannya area produksi steril (kelas A, B, C, dan

D) masih disebut sebagai area putih (white area), area produksi nonsteril (kelas E)

disebut area abu-abu (grey area), dan area pengemasan sekunder disebut area

hitam (black area).

3.4 Struktur Organisasi PT. Kalbe Farma, Tbk.

Bagan struktur organisasi PT. Kalbe Farma, Tbk. dapat dilihat pada

Lampiran 1.

3.4.1 Departemen Research and Development

Departemen Research and Development (R&D) berperan antara lain dalam

pengembangan produk baru, pengatasan masalah produksi, proyek penelitian

khusus, penentuan spesifikasi bahan baku untuk manufacturing, penyusunan

metode analisa, penentuan shelf-life produk, dan penunjang data untuk

penyusunan dossier registrasi (formula, data stabilitas, dan kemasan). Departemen

R&D dipimpin oleh seorang R&D Pharma Deputy Director. Departemen R&D

mencakup tiga bagian utama, yaitu:

3.4.1.1 Packaging Development (Pengembangan Kemasan)

Tugas utama Packaging Development adalah melakukan penelitian dan

pengembangan material kemasan (primer dan sekunder) untuk produk baru,

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

18

Universitas Indonesia

melakukan penelitian dan pengembangan desain produk baru, dan menyiapkan

atau menyediakan dokumen yang terkait dengan kemasan meliputi dokumen

spesifikasi, metode analisis (MA), dan Prosedur Pengemasan Induk 3 (PPI 3).

3.4.1.2 Formulation (Pengembangan Formula)

Tugas utama Formulation adalah pengembangan produk baru, baik OTC

maupun ethical sesuai dengan perkembangan teknologi sediaan farmasi. Proses

pengembangan produk baru ini dapat dilakukan di dalam perusahaan atau di luar

perusahaan misalnya, melalui kegiatan lisensi atau bekerja sama dengan lembaga

penelitian/pendidikan.

3.4.1.3 Analytical Development (Pengembangan Metode Analisis)

Tugas utama Analytical Development adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan metode analisis suatu senyawa obat, bahan pengemas, dan

sampel produk sehingga diperoleh metode analisis yang sesuai. Untuk produk,

bahan baku, dan bahan pengemas yang akan digunakan dan diproduksi.

Metode analisis yang diperoleh selanjutnya divalidasi dan dijadikan acuan

analisis pemeriksaan rutin sehingga metode analisis tersebut menjadi valid,

efektif, dan praktis.

b. Menentukan approved manufacturer bahan baku baru yang digunakan di PT.

Kalbe Farma, Tbk.

3.4.2 Departemen Process Development

Pada awalnya Departemen Process Development merupakan bagian dari

departemen Research & Development. Pada awal tahun 2007, Process

Development dipisahkan dari Departemen R&D. Fungsi R&D ke arah riset

pengembangan produk baru dan produk NDDS (New Delivery Drug System)

sedangkan untuk Process Development ke arah produk-produk yang sudah ada

(existing product) dan non-NDDS. Secara umum Departemen Process

Development menangani semua produk-produk yang sudah ada (existing),

menerima peralihan tanggung jawab terhadap status material yang berubah dari

percobaan menjadi induk, dan mengatasi masalah atau trouble shooting produksi.

Departemen Process Development dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

19

Universitas Indonesia

3.4.2.1 Formulation (Formulasi)

Tugas utama bagian formulasi adalah memperbaiki atau mengembangkan

formula-formula produk existing, mendukung bagian produksi jika ada masalah

terutama dalam hal formulasi, dan mendukung bagian pembelian (purchasing)

dalam hal diversifikasi raw material. Menyiapkan dokumen untuk bagian

produksi, seperti: Prosedur Pengolahan Induk 1 (PPI 1) yang berisi keterangan

Raw Material yang digunakan dan Prosedur Pengolahan Induk 2 (PPI 2) yang

berisi prosedur pembuatan obat dan spesifikasinya.

3.4.2.2 Packaging (Kemasan)

Tugas utama bagian kemasan adalah melakukan penelitian dan

pengembangan material kemasan, baik primer dan sekunder, penelitian dan

pengembangan tersebut juga mencakup uji stabilitas dan trial di produksi (jika

diperlukan). Selain itu bagian kemasan juga melakukan penelitian dan

pengembangan desain kemasan produk existing, mulai dari pembuatan konsep,

verifikasi sampai dengan penyiapan disket dan print-out final art work untuk

dikirim ke supplier kemasan serta menyiapkan/menyediakan dokumen yang

terkait dengan kemasan seperti Prosedur Pengolahan Induk (PPI) dan Production

Model (PM) Kemas. Bagian ini juga memberi dukungan terhadap bagian lain

untuk masalah-masalah yang terkait/berhubungan dengan kemasan, seperti

pembelian mesin baru di bagian produksi, diversifikasi supplier oleh bagian

Purchasing dan permintaan penyederhanaan prosedur pemeriksaan dari bagian

QC.

3.4.2.3 Analytical Development

Tugas bagian Analytical Development (Andev) adalah:

a. Pengembangan metode dan membantu dalam diversifikasi. Trouble solution

jika ada masalah analisa

b. Studi pre-marketing percobaan pilot Process Development

3.4.3 Departemen Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan

Departemen Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan/

Production Planning and Inventory Control (PPIC) PT. Kalbe Farma, Tbk.

merupakan bagian dari grup PPIC dari empat situs perusahaan yang berada di

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

20

Universitas Indonesia

bawah grup Pharma Kalbe, yaitu PT. Kalbe Farma, Tbk., PT. Dankos Farma, PT.

Hexpharm Jaya, dan PT. Fima. Grup PPIC ini menjadi penghubung antara bagian

pemasaran dan distributor, yaitu PT. Enseval Putra Megatrading dengan divisi

produksi masing-masing situs. Departemen PPIC berada dibawah koordinasi

Assistant Director Plant. PPIC manajer membawahi PPIC specialist, sedangkan

PPIC specialist membawahi tiga bagian yaitu Inventory Plannning Control (IPC),

Production Planning Control (PPC), dan Toll Manufacturing. Secara umum tugas

dari departemen ini adalah sebagai berikut:

a) Merencanakan, mempersiapkan, dan mengendalikan proses produksi mulai dari

bahan baku sampai obat jadi.

b) Melakukan kegiatan toll manufacturing, meliputi:

1) Toll in, yaitu permintaan produksi dari perusahaan lain yang bisa dipenuhi

karena masih tersedia kapasitas.

2) Toll out, yaitu permintaan bantuan produksi ke perusahaan lain karena tidak

memiliki fasilitas produksi produk bersangkutan atau karena kapasitas tidak

mencukupi.

c) Membuat laporan ke instansi terkait, antara lain hasil produksi, pemakaian

material seperti prekursor dan narkotik/psikotropik.

Tugas dari masing-masing bagian di Departemen PPIC adalah:

a. Inventory Planning Control (IPC):

1) Menghitung Evaluasi Kebutuhan Material (EKM) bulanan selama 6 bulan

ke depan berdasarkan Rolling Production Plan (RPP).

2) Memantau persediaan bahan baku, wadah, dan kemasan dengan

mempertimbangkan prioritas penggunaan material di bagian produksi.

3) Membuat Formulir Permintaan Barang (FPB) untuk material.

4) Memperbanyak dan menurunkan Kartu Produksi (KP) atau Prosedur

Pengolahan Induk (PPI)

b. Production Planning Control (PPC):

1) Menerjemahkan rolling forecast (ROFO) yang merupakan permintaan dari

PT. Enseval Putra Megatrading menjadi Rolling Production Plan (RPP)

dengan mempertimbangkan stock, buffer stock, work in process (WIP),

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

21

Universitas Indonesia

batch size, average selling out, pending order, dan day of inventory (DOI).

ROFO merupakan jumlah perkiraan penjualan selama 6 bulan mendatang

dalam satuan unit. RPP merupakan rencana produksi yang dibuat setiap 6

bulan mendatang dalam satuan bets.

2) Mengirim RPP ke bagian IPC untuk dijadikan dasar penyusunan Rencana

Pemakaian Material (RPM) setiap bulan.

3) Membuat rencana produksi bulanan (RPB) yang berisikan jumlah bets dan

target yang harus dicapai oleh Departemen Produksi selama satu bulan.

4) Mengevaluasi pencapaian rencana produksi bulan lalu untuk perencanaan

rencana produksi bulan berikutnya

c. Toll Manufacturing bertugas mengoordinasi produk-produk toll out dan toll in

untuk menjamin agar kebutuhan sales dan marketing tetap dapat dipenuhi oleh

rekanan yang telah ditentukan oleh perusahaan apabila kapasitas produksi tidak

tersedia/tidak mencukupi.

3.4.4 Departemen Produksi

Departemen produksi merupakan bagian Plant Department yang dipimpin

oleh Group Production Manager (GPM). GPM membawahi 4 manajer produksi.

Masing-masing manajer memiliki tanggung jawab terhadap mini company

produksi yang terdiri dari beberapa line produksi. Mini company promag terdiri

dari line 1 dan line 1 extension. Mini company promag dalam menjalankan

tugasnya masih berjalan bersama Mini company 1. Mini company promag

dihapuskan kemudian bergabung bersama Mini company 1. Mini company II

terdiri dari line 4, 5, dan 6. Sedangkan untuk mini company III terdiri dari line 7,

8A, dan 8B. Masing – masing mini company dipimpin oleh seorang manajer

produksi. Masing-masing line dijalankan oleh supervisor produksi atau disebut

juga Penanggung Jawab Line (PJL) yang bertanggung jawab kepada manajer

produksi di masing-masing mini company. Sedangkan PJL pada masing-masing

line produksi membawahi koordinator lapangan, production engineer (PE),

administrasi, operator, pembantu operator, production helper, dan packer.

Line Produksi di PT. Kalbe Farma, Tbk. Cikarang terdiri dari 12 bagian

line yaitu line 1, 1 extension, 2, 4, 5, 6, 7, 8A, 8B, 8 extension, 9, dan 10.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

22

Universitas Indonesia

Line tersebut digolongkan menjadi dedicated line dan non-dedicated line.

Dedicated line merupakan line yang memproduksi obat dalam jenis produk

yang relatif sedikit, tapi dengan ukuran bets yang besar. Line ini terdiri atas

line 1, 1 extension, 4, dan 9. Non-dedicated line merupakan line yang

memproduksi obat dengan jenis produk relatif banyak namun dengan ukuran

bets yang relatif kecil atau sedikit. Line ini terdiri atas line 2, 5, 6, 7, 8A, 8B, 8

extension dan 10. Produk obat yang diproduksi di setiap line adalah sebagai

berikut:

1. Line 1: line ini memproduksi 1 jenis produk sediaan padat yaitu tablet

Promag®. Line ini juga mempunyai extension. Line 1 extension ini khusus

memproduksi tablet Promag® untuk menunjang permintaan pasar yang tidak

dapat dipenuhi oleh line 1. Untuk line 1 extension sejak agustus 2013 telah

melakukan produksi karena telah lolos kualifikasi dan menjadi line 11.

2. Line 2: line ini terdiri atas 3 line yang merupakan gabungan dari line 2A,

line 2B dan line 2C. Sebagian besar produk line 2A adalah tablet inti,

sedangkan produk line 2B adalah tablet coating. Produk line 2 antara lain:

Neo Entrostop®, Xon-Ce®, Pronicy®, Neuralgin®, Cypron®, Vitazym®,

Zegavit®, dan Zegase®. Line 2C untuk proses pengemasan dan pengepakan

3. Line 4: line yang memproduksi tablet inti, contoh produknya: Procold®,

dan Promag Double Action®.

4. Line 5: line yang memproduksi sediaan cair oral antara lain sirup, emulsi,

dan suspensi seperti Cerebrofort®, Plantacid®, dan Woods®. Line 5 juga

mengalami perluasan produksi dengan penambahan line 5 extension, hingga

laporan ini dibuat, line 5 extension masih dalam tahap PQ (performance

qualification)

5. Line 6: line ini khusus memproduksi sediaan cair steril (injeksi) seperti

Rantin®, Ulsikur®, dan Kalmethasone®.

6. Line 7: line ini memproduksi sediaan semi padat topikal seperti krim,

semi solid seperti jeli dan salep, serta sediaan supositoria dan ovula.

Contoh produknya adalah Bioplacenton® (gel), Mycoral® (krim), dan

Kaltrofen® (gel dan supositoria).

7. Line 8: line yang banyak memproduksi beberapa jenis produk obat

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

23

Universitas Indonesia

namun volumenya kecil. Produk yang dihasilkan tersebut sebagian besar

merupakan produk ethical. Line ini dibagi menjadi 3 yaitu line 8A dan 8

extension yang menangani proses pembuatan produk, line 8B menangani

pengemasan produk.

8. Line 9: line ini khusus memproduksi sediaan cair non- oral seperti

Kalpanax Tincture®.

9. Line 10: line ini khusus melakukan pengemasan ulang (repack) untuk

produk impor.

Tugas umum Departemen Produksi secara keseluruhan adalah melakukan

proses produksi dari raw material dan packaging material menjadi produk jadi.

Tugas dan tanggung jawab masing-masing line produksi antara lain:

a. Mencapai target produksi (kuantitas, kualitas, dan waktu yang tepat) yang

ditetapkan berdasarkan ketersediaan kapasitas mesin dan ketersediaan tenaga

kerja serta memonitor aktivitas harian dan mingguan berdasarkan Jadwal

Produksi Mingguan (JPM).

b. Mengoptimalkan dan mengontrol expense (biaya bulanan dan tahunan) yang

dipakai untuk mencapai target produksi. Sebagai contoh, biaya lembur dan gaji

karyawan, biaya toolsand supplies (selang, solvent, dan oli), dan maintenance

mesin (break down dan periodik).

c. Mencapai rendemen (yield) yang ditetapkan dengan cara meminimalkan bahan

baku yang terbuang pada setiap tahap proses dan mengusulkan penyederhanaan

proses (bekerjasama dengan R&D dan Process Development). Rendemen

sudah ditetapkan standarnya setiap tahun.

d. Memastikan ketersediaan utilitas kerja, seperti Air Handling Unit (AHU),

pengendali tekanan, Relative Humidity (RH), udara, dan suhu.

e. Memantau produktivitas kerja (orang dan mesin).

f. Mengefisienkan pemakaian kapasitas mesin dengan cara melakukan

penjadwalan yang efisien, penempatan operator yang tepat, dan perawatan

mesin.

g. Memeriksa, mengevaluasi, dan memberi approval dokumen-dokumen yang

dipakai dan dikirim ke QA.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

24

Universitas Indonesia

h. Memberi masukan kepada atasan untuk perencanaan jangka panjang (misalnya:

perubahan lay out ruangan, penambahan mesin dan karyawan, optimalisasi

cara kerja).

i. Memastikan suasana kerja yang sehat dan memotivasi bawahan (misalnya

membantu masalah mereka dan memberi training).

j. Memastikan dipenuhinya standar atau peraturan yang berlaku (misal: CPOB,

ISO 9000, OSHAS 18000, ISO 14000, dan cGMP) dan berkomitmen untuk

mengimplementasikan kebijakan mutu, Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3), dan Lingkungan.

3.4.5. Departemen Group Process Improvement (GPI)

Departemen Group Process Improvement adalah departemen yang terbentuk

pada tahun 2006. Departemen ini bertujuan untuk mengadakan continual

improvement agar perusahaan dapat terus berkembang menjadi lebih baik. Misi

GPI adalah untuk mengarahkan perbaikan berkesinambungan agar tumbuh

menjadi budaya di lingkungan Kalbe Group serta untuk memfasilitasi kegiatan

tersebut di empat operasi bisnis agar dapat tumbuh secara bersama.

Tugas dan tanggung jawab dari departemen GPI antara lain adalah:

1. Energy Cost Saving

2. Standar Minimal Spesifikasi Mesin

3. Focus Plant

4. Proyek Lean

5. Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin (5R)

6. Continual improvement

Dalam melakukan perbaikan proses dengan metode Continual Improvement

ada enam tahapan yaitu:

a. Understand the customer

Memahami pernyataan end customer terkait tentang keinginan, kebutuhan,

harapan terhadap suatu produk atau jasa yang dijadikan sebagai persyaratan.

Untuk memenuhi persyaratan tersebut, perusahaan harus mengukur

kemampuan dan mengidentifikasi adanya gap.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

25

Universitas Indonesia

b. Analisis Efisiensi

Fokus pada pemenuhan kebutuhan dan harapan pelanggan internal, minimasi

biaya, minimasi variasi, dan waktu siklus.

c. Analyze the Process

Pada tahap analisis, amati kondisi proses exsisting, proses yang tidak efektif,

tidak efisien, dan proses yang buruk.

d. Improve the Process

Aktivitas improvement tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Continual

Improvement membentuk pemahaman yang fundamental pada customer

requirement, kapabilitas proses, dan root cause gap yang terjadi. Contohnya

dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa, maka aktivitas

improvement yang dilakukan adalah berfokus pada pengurangan variasi, error,

serta cacat.

e. Implement changes

f. Standardize and monitor

3.4.6. Departemen Quality Operation

Quality Operation adalah departemen yang bertugas menjamin mutu produk

yang dihasilkan dengan memperhatikan seluruh aspek yang berpengaruh pada

kualitas produk. Departemen QO dipimpin oleh seorang QO Manajer yang

bertanggung jawab kepada Plant Head. Secara umum QO dibagi menjadi dua

kelompok besar yaitu Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA).

3.4.6.1 Quality Control (QC)

Secara umum bagian QC bertugas dalam:

a) Pelulusan dan pengujian terhadap material yang datang (raw material dan

packaging material), produk ruahan, dan produk jadi.

b) Memberikan persetujuan pemeriksaan (retesting) dan pengerjaan ulang

(rework) suatu produk.

Bagian-bagian dalam Departemen QC:

a) Seksi Bahan Baku (Raw material)

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

26

Universitas Indonesia

Seksi ini bertanggung jawab dalam menjamin bahwa material yang digunakan

untuk produksi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Pada bahan baku,

terdapat kode-kode yang menunjukkan identitas bahan baku tersebut. Misalnya

kode 12 menunjukkan bahan yang tergolong mahal, 13 menunjukkan zat aktif,

14 menunjukkan eksipien, 15 menunjukkan bahan baku cairan, kode 19

meninjukkan material repack. Pada material repack hanya dilakukan

pemeriksaan fisik berdasarkan sertifikat analisa dan perubahan kemasan serta

label.

b) Seksi Wadah dan Kemasan (Packaging Material)

Bagian ini bertugas melakukan pemeriksaan terhadap semua wadah dan

kemasan dengan prosedur berdasarkan MA yang telah ditetapkan oleh

Departemen R&D.

c) Seksi Obat Jadi

Seksi ini bertanggung jawab dalam menjamin bahwa wadah dan kemasan yang

digunakan untuk pengemasan produk sesuai dengan spesifikasi yang

ditetapkan. Beberapa material yang diuji antra lain, aluminium foil, ampul,

vial, botol, dus, blister, dan lain sebagainya.

d) Seksi Stabilita

Seksi ini bertugas memeriksa stabilita post marketing dari produk yang sudah

jadi. Memeriksa batas kadaluarsa, jangka waktu penggunaan kemasan, dan

kondisi penyimpanan tertentu.

e) Laboratorium Mikrobiologi

Seksi ini bertugas melakukan pemeriksaan mikrobiologi material dan obat

sesuai dengan MA yang telah ditetapkan oleh Departemen R&D. Pemeriksaan

yang dilakukan yaitu: potensi antibiotika, uji sterilitas, uji pirogen dan

endotoksin, pemeriksaan angka total mikroba, pemeriksaan untuk uji sampel

stabilitas, pemeriksaan sampel pertinggal, dan pemeriksaan hasil validasi

pembersihan mesin. Selain mendukung seksi bahan baku, seksi wadah dan

kemasan, dan seksi obat jadi, laboratorium mikrobiologi juga mendukung

bagian validasi dalam pemeriksaan ruangan.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

27

Universitas Indonesia

Gambar 3.2. Gambaran Kegiatan Masing-Masing Seksi Departemen QC

Dalam pelaksanaan analisis produk ruahan, jika terdapat parameter yang

tidak memenuhi persyaratan, maka dipertimbangkan terlebih dahulu apakah

parameter tersebut kritis atau tidak. Setelah itu, lakukan investigasi terhadap MA,

apakah analisis telah dilakukan dengan benar. Investigasi dilakukan pada titik

yang berbeda atau analis yang berbeda. Jika memang hasilnya tidak memenuhi

persyaratan, maka lakukan investigasi pada bets sebelumnya. Jika bets

sebelumnya memenuhi syarat, maka dilakukan pemeriksaan ulang dengan

menambahkan jumlah sampel. Jika bets sebelumnya tidak memenuhi syarat, maka

lakukan konfirmasi kepada departemen produksi. Jika dalam kurun waktu dan

jumlah bets tertentu hasilnya selalu tidak memenuhi syarat, maka lakukan

pengajuan persyaratan yang baru.

Hubungan Departemen QC dengan departemen lain adalah sebagai berikut:

a. Departemen Logistik

Bahan baku dan bahan kemas yang diterima oleh Departemen Logistik

diperiksa oleh Departemen QC.

b. Departemen R&D

Departemen QC melakukan pemeriksaan rutin menggunakan metode analisa

yang ditetapkan oleh Analytical Development dan Packaging Development

yang merupakan bagian dari Departemen R&D. Sebelum suatu metode analisa

ditetapkan oleh Analytical Development dan Packaging Development,

dilakukan transfer metode analisa ke Departemen QC untuk menyempurnakan

metode analisa tersebut.

QC Mikro QC Mikro QC Mikro

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

28

Universitas Indonesia

c. Departemen Produksi

Departemen QC memeriksa kualitas produk ruahan berdasarkan sampling yang

dilakukan oleh Departemen Produksi (IPC mandiri). Untuk In Process Control

(IPC) dilakukan oleh Departemen Produksi karena bagian produksi di PT.

Kalbe Farma, Tbk. dianggap sudah mampu untuk melakukan IPC sendiri dan

Departemen QC melakukan pemeriksaan composit sample dari hasil suatu

proses produksi.

d. Departemen Pembelian (Purchasing)

Hubungan Departemen QC dengan bagian pembelian melibatkan bagian

Analytical Development dan Formulasi. Bagian pembelian akan membeli

bahan baku maupun bahan kemas dari pemasok baru setelah memperoleh

persetujuan dari bagian Analytical Development dan Formulasi. Selanjutnya,

bahan baku dan bahan kemas yang dibeli dari source baru diperiksa

kualitasnya oleh Departemen QC menggunakan metode analisa yang

ditetapkan oleh bagian Analytical Development.

e. Departemen Marketing

Departemen QC memberikan informasi ke Departemen Marketing tentang

release batch number pertama produk baru dan pemberitahuan perubahan

kemasan.

3.4.6.2 Quality Assurance (QA)

Departemen QA dipimpin oleh seorang QA Manajer yang bertanggung

jawab langsung kepada QO Manajer. Secara umum QA dibagi menjadi empat

kelompok besar yaitu Audit Proses, Post Marketing, Validasi, dan GMP

Compliance.

a. Audit Proses

Bagian audit memiliki beberapa tugas, yaitu audit proses, audit produk, audit

vendor, penanganan masalah di produksi, dan monitoring penyimpangan.

Audit proses dilakukan untuk memastikan proses produksi berjalan sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan. Proses yang dimaksud bukan hanya

proses pembuatannya, tetapi mulai dari penerimaan bahan baku. IPC (In

Process Control) juga termasuk dalam audit proses ini. Inspektor akan datang

ke bagian gudang dan produksi secara langsung untuk mengamati apakah pada

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

29

Universitas Indonesia

proses yang dilakukan terdapat penyimpangan atau tidak. Kegiatan ini

dilakukan secara berkala. Audit produk dilakukan pada setiap jalur produksi

(line). Audit produk ini bertujuan untuk mengetahui dan memastikan bahwa

produk yang telah dirilis benar-benar layak atau memenuhi persyaratan. Selain

itu, audit produk ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang telah

dibuat berjalan dengan baik di lapangan. Audit vendor yang dilakukan ada 2,

yaitu audit vendor bahan baku dan audit vendor produk toll out. Audit vendor

yang dilakukan serupa dengan audit proses. Penanganan masalah di produksi

dilakukan dengan sampling produk yang mengalami masalah tersebut.

Hasilnya dapat berupa rilis, diproses ulang, atau musnah. Penyimpangan yang

terjadi, beserta penyebab dan usulan perbaikannya dilaporkan pada lembar

deviation report.

b. Post Marketing

Post Marketing bertugas melakukan pemantauan atau pengawasan terhadap

kualitas produk jadi setelah produk tersebut diproduksi dan dipasarkan. Tugas

dari post marketing adalah menangangi keluhan pelanggan (product

complaint), menangani recall dan returned product, dan post marketing

stability testing.

c. Validasi

Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap

bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang

digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil

yang diinginkan. Bagian Validasi di PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki bagian

validasi proses, validasi pembersihan, validasi fasilitas dan utilitas, validasi

computer, dan annual product review.

d. GMP Compliance

Pada GMP Compliance terdapat bagian pengendalian perubahan (Change

Control). Tujuan Change Control adalah agar setiap perubahan yang berkaitan

dengan mutu, lingkungan dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

dievaluasi dahulu dampaknya terhadap mutu, lingkungan, dan K3 serta sesuai

pada ketentuan, peraturan atau undang-undang terkait sebelum

diimplementasikan. Jika terjadi suatu perubahan, misalnya terjadi penggantian

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

30

Universitas Indonesia

mesin, maka departemen tersebut akan mengajukan usulan perubahan

kemudian perubahan tersebut diamati dan dipelajari oleh tiap departemen yang

terkait, apakah perubahan memberikan dampak atau tidak.

e. Kalibrasi dan Kualifikasi

Tujuan dilakukan kalibrasi untuk memastikan semua peralatan yang digunakan

untuk pengukuran selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sehingga

menjamin ketelitian pengukuran berada dalam batas yang diijinkan. Sebagai

parameter digunakan suatu kalibrator yang spesifik untuk setiap instrumen.

Kualifikasi adalah tindakan untuk memastikan kelayakan dari suatu mesin atau

peralatan. Kualifikasi yang dilakukan meliputi: Design Qualification (DQ),

Installation Qualfication (IQ), Operational Qualification (OQ), dan

Performance Qualification (PQ). Kalibrasi merupakan bagian dari kualifikasi,

dengan interval pengujian yang lebih sempit (misalnya, kalibrasi dilakukan per

6 bulan, sedangkan kualifikasi dilakukan minimal 3 tahun bila tidak ada

perubahan yang signifikan).

f. Evaluasi Catatan Bets (Evaluation Batch Record/ EBR)

Bagian ini bertanggung jawab memeriksa kelengkapan batch record serta

menyatukan data-data dari produksi dan hasil analisa dari departemen QC.

EBR diperlukan sebagai dokumentasi dan untuk memastikan produk sebelum

di-release telah dievaluasi dengan benar termasuk penelusuran masalah jika

terjadi penyimpangan.

3.4.7. Departemen Quality System

Quality System (QS) mempunyai fungsi utama memastikan standar atau

pedoman yang ada senantiasa berjalan dengan baik. QS bertugas memelihara dan

mengembangkan sistem di PT. Kalbe Farma, Tbk. Secara keseluruhan, sistem

yang dibuat telah memasukkan unsur-unsur CPOB/c-GMP, ISO 9001: 2000, ISO

14001:2004, OHSAS 18001, dan juga dalam Best Practice yang ada di PT Kalbe

Farma, Tbk.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

31

Universitas Indonesia

a. System Compliance

Bagian ini memiliki tanggung jawab dalam Management Review, Audit

Development, Corrective Action/Preventive Action (CAPA), dan Standard

Development.

b. Document Compliance

Secara umum tugas QS dalam Document Compliance adalah apabila terdapat

dokumen baru atau perubahan pada dokumen lama, dokumen baru atau

dokumen yang telah diubah tersebut harus dikaji terlebih dahulu oleh QS.

Selanjutnya QS akan mengkaji dampak perubahan terhadap departemen lain.

Setelah dokumen diperbaiki disetujui oleh QS, perlu dilakukan pelatihan pada

semua personil yang terkait. Setelah itu, dokumen tersebut baru bisa

didistribusikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

c. Occupational Health, Safety & Environment (OHSE) compliance

OHSE dikoordinasi oleh System Compliance yang bertugas untuk memastikan

kinerja sistem manajemen K3 & lingkungan telah diterapkan dengan baik.

Selain itu OHSE juga bertugas untuk melakukan identifikasi, mencegah, dan

mengatasi hazard (bahaya) yang akan timbul akibat tidak memahami standar

prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Cara yang dilakukan antara

lain: eliminasi, substitusi, engineering control, visual control dan

administration Control, alat pelindung diri (APD).

d. Plan Do Check Action (PDCA)

Divisi ini bertugas untuk memeriksa setiap kegiatan kerja yang akan

dilaksanakan oleh departemen-departemen yang ada di PT. Kalbe Farma, Tbk.

Pada umumnya mereka akan mengikuti setiap rapat kerja yang ada dan

mengevaluasi kinerja program serta status kemajuannya.

e. Continual Improvement Program Development

Bagian Program Development memiliki tugas yang terbagi menjadi dua, yaitu

Program Development & Maintenance dan Training Development

Maintenance. Bagian ini bertanggung jawab untuk merancang dan

melaksanakan sistem pelatihan bagi karyawan, khususnya karyawan baru,

sebagai sarana untuk meningkatkan budaya kualitas karyawan sehingga

tercipta produk yang berkualitas. Program-program pengembangan yang

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

32

Universitas Indonesia

dilaksanakan antara lain 5R, Ko HASE, serta Continual Improvement

(CONIM). Setiap kebijakan CONIM yang telah dibuat oleh Group Process

Improvement (GPI) kemudian diteruskan kepada divisi ini untuk kemudian

dirancang pelaksanaannya.

3.4.8. Departemen Logistik

Logistik atau Warehouse adalah departemen yang bertanggung jawab atas

penerimaan, penyimpanan, pengeluaran bahan baku, wadah, bahan kemas, dan

produk jadi. Secara struktural departemen logistik dipimpin oleh seorang Manajer

Logistik yang membawahi empat kepala seksi (Kasi) gudang, yaitu Kasi gudang

bahan baku (raw material) dan wadah (primary packaging material), Kasi gudang

penimbangan, Kasi gudang kemasan sekunder (secondary packaging material),

dan Kasi gudang produk jadi (finished goods). Bagian Logistik memiliki peranan

penting dalam kegiatan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran bahan baku,

wadah, kemasan, maupun produk. Dalam menjalankan peran tersebut,

Departemen Logistik terkait dengan beberapa bagian, yaitu bagian QA/QC, R&D,

Purchasing, PPIC, Produksi, dan Teknik. Fungsi dan tugas dari masing-masing

seksi adalah sebagai berikut:

a. Seksi gudang bahan baku/wadah

Gudang bahan baku dan wadah mempunyai beberapa ruang penyimpanan

dengan suhu ruangan yang berbeda-beda, yaitu ruang suhu kamar (25-30°C),

ruang AC/cool room (20-25°C), dan ruang pendingin/cold storage (2-8°C)

untuk penyimpanan bahan baku yang rentan terhadap suhu. Untuk ruang AC,

terdapat ruangan AC untuk penyimpanan material halal, penyimpanan essence

dan flavouring, penyimpanan bahan kemas primer (foil), serta ruang AC untuk

penyimpanan berbagai macam bahan baku dan wadah. Selain itu, terdapat

beberapa area atau ruang yang penting seperti:

1. Area khusus prekursor serta tempat khusus penyimpanan bahan baku yang

bersifat prekursor narkotika dan psikotropika. Area ini selalu terkunci dan

akses ke area ini harus mendapat persetujuan supervisor dan mengisi log

book.

2. Ruang sampling QC, ruang khusus untuk proses sampling bahan baku dan

wadah yang baru datang untuk diuji kualitasnya sebelum digunakan.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

33

Universitas Indonesia

3. Ruang tolak, ruangan atau area yang terpisah yang menyimpan bahan baku

dan wadah yang ditolak oleh QC.

Penataan barang di gudang bahan baku dan wadah menggunakan system

racking secara alfabetis dan numerik. Setiap rak terdapat beberapa level (tingkat

vertikal) dan beberapa kolom (horizontal), serta didata secara komputerisasi

menggunakan sistem Oracle yang memuat lokasi peletakan material dalam rak.

Cara penyimpanan barang di gudang pada dasarnya disusun antara lain

berdasarkan hal-hal berikut:

1. kondisi penyimpanan yang dipersyaratkan (suhu, cahaya, dan kelembaban).

2. kedekatan dengan pelanggan (gudang timbang atau produksi).

3. bentuk material dan sifat bahan baku (flammable atau non flammable).

4. untuk barang-barang toll out didekatkan area toll out.

5. berdasarkan status (karantina, baik, atau tolak).

b. Seksi gudang penimbangan

Gudang timbang adalah tempat berlangsungnya proses penimbangan dan

penyediaan bahan baku dan wadah yang dibutuhkan oleh produksi berdasarkan

JPM (Jadwal Produksi Mingguan). Bahan baku dan wadah yang ditimbang dan

disediakan sesuai dengan Prosedur Pengolahan Induk yang diturunkan yaitu:

PPI 1A, 1B, dan 3A. Bahan baku dan wadah ditimbang dan disediakan dengan

sistem First Expired First Out (FEFO) oleh gudang timbang, kemudian dikirim

ke produksi sesuai line yang membutuhkan.

c. Seksi gudang kemasan

Gudang kemas memiliki tanggung jawab melayani permintaan kemasan

sekunder berupa master box, dus, brosur, dan label kemudian mengirimkannya

ke setiap line produksi berdasarkan PPI 3B. Kemasan sekunder yang dikirim

oleh vendor akan diperlakukan sama seperti bahan baku dan wadah, yaitu akan

dikarantina terlebih dahulu untuk pengujian kualitas kemasan tersebut. Jika QC

menyatakan status kemasan adalah “BAIK” maka kemasan yang sesuai dengan

PPI 3B akan dikirim ke produksi. Sistem FEFO juga diterapkan untuk

pengiriman kemasan sekunder untuk produksi.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

34

Universitas Indonesia

d. Seksi gudang produk

Ruang lingkup, fungsi, dan tugas seksi gudang produk adalah sebagai berikut:

a. Menerima, memeriksa produk dan dokumen, serta memasukkan data.

b. Menata dan menyimpan produk.

c. Mengirimkan produk untuk pelanggan (distributor, ekspor, dan sebagainya)

atas Sales Order/Shipping Instruction Internal dari marketing atau Formulir

Kebutuhan Barang (FKB).

d. Melaksanakan cycle count produk.

e. Menerima, memeriksa, dan memasukkan data produk retur.

3.4.9 Departemen Teknik

Departemen Teknik menunjang proses produksi dengan cara memelihara

dan melakukan perawatan semua mesin di semua departemen. Walaupun tidak

berperan secara langsung dalam kegiatan produksi, namun Departemen Teknik

merupakan pendukung utama kegiatan produksi di industri farmasi. Departemen

Teknik memiliki tanggung jawab dalam pengadaan, perbaikan, dan pemeliharaan

gedung, sarana penunjang, dan mesin-mesin yang digunakan di industri farmasi.

Secara umum, Departemen Teknik dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Utilitas Tugas dan tanggung jawab dari Manajer Utilitas adalah:

a. Memastikan tersedianya energi listrik, air, udara dingin, tekanan udara/uap

dan sarana penunjang lain untuk keperluan produksi dan operasi perusahaan

sehari-hari.

b. Memastikan perawatan terhadap mesin-mesin utilitas agar produksi dapat

berjalan secara efisien.

2. Pemeliharaan Tugas dan tanggung jawab dari Manajer Pemeliharaan yaitu:

a. Menyusun dan mengimplementasikan rencana perawatan atau perbaikan

mesin dan peralatan.

b. Mengevaluasi hasil yang sudah dicapai.

c. Mengontrol pelaksanaan instalasi baru, pemeliharaan berkala mesin yang

mengalami kerusakan dan penyediaan suku cadang agar dapat menunjang

kelancaran proses produksi.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

35

Universitas Indonesia

Kerja pemeliharaan dibagi menjadi dua, yakni pemeliharaan preventif dan

penanganan kerusakan. Pemeliharaan preventif merupakan kegiatan pemeliharaan

yang dilakukan untuk menjamin agar mesin-mesin produksi dan sarana penunjang

lainnya selalu dalam keadaan optimum dan dapat dioperasikan secara optimal.

Sementara itu penanganan kerusakan adalah perawatan mesin yang mengalami

kerusakan dan harus segera diperbaiki agar tidak mengganggu proses produksi.

3. Teknisi Suku Cadang

Bagian ini bertanggung jawab dalam penyediaan stok suku cadang untuk mesin

mesin yang ada baik untuk produksi maupun untuk bagian lain. Suku cadang

yang disediakan adalah suku cadang dari mesin-mesin yang sangat penting

yang harus terus berjalan atau merupakan suku cadang yang pemesanannya

membutuhkan waktu lama sehingga jika terjadi kerusakan dapat segera

ditangani.

4. Administrator

Bagian ini bertanggung jawab dalam melaksanakan urusan administrasi di

Bagian Teknik.

5. Koordinator Pekerjaan Sipil

Bagian ini bertanggung jawab dalam melaksanakan suatu proyek pembangunan

baru, misalnya membuat ruangan baru, membuat gedung baru.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

36 Universitas Indonesia

BAB 4PEMBAHASAN

PT. Kalbe Farma, Tbk senantiasa mengembangkan diri melalui inovasi,

nama dagang yang kuat, dan manajemen yang unggul. Hal tersebut dilakukan agar

PT. Kalbe Farma, Tbk. untuk menjadi perusahaan perawatan kesehatan terbaik.

PT. Kalbe Farma, Tbk. memiliki komitmen membantu masyarakat mewujudkan

kesehatan dan kehidupan yang lebih baik. Dalam mewujudkan komitmennya,

berbagai hal telah dilakukan, salah satunya melalui penerapan Cara Pembuatan

Obat yang Baik (CPOB) dalam setiap aspek pembuatan obat di PT. Kalbe Farma,

Tbk.

Jaminan kualitas produk PT. Kalbe Farma, Tbk. telah diakui melalui

berbagai standar internasional, antara lain dengan diperolehnya sertifikat ISO

9001 (2001) untuk sistem manajemen, sertifikat ISO 14001 untuk jaminan

terhadap sistem lingkungan, dan sertifikat OHSAS 18001/SMK3 untuk jaminan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

4.1 Manajemen Mutu

Untuk menjamin pembuatan obat yang sesuai dengan tujuan

penggunaannya, memenuhi syarat izin edar, dan bermutu dan tidak menimbulkan

risiko berbahaya dalam penggunaannya maka diperlukan suatu sistem, yaitu

manajemen mutu. Konsep dasar pengawasan mutu, CPOB, dan pemastian mutu

adalah aspek manajemen mutu yang saling terkait.

Kegiatan manajemen mutu di PT. Kalbe Farma, Tbk. sudah memenuhi

CPOB. Pengelolaan manajemen mutu di PT. Kalbe Farma, Tbk. Dilaksanakan

oleh bagian Quality Operation (QO). QO terdiri dari dua departemen, yaitu

Quality Assurance (QA)dan Quality Control (QC). Ruang lingkup QA adalah

pemastian mutu, sedangkan QC merupakan pengawasan mutu. Pemastian mutu

adalah totalitas semua pengaturan yang bertujuan memastikan bahwa obat

dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Pengawasan

mutu bertugas untuk mengontrol kualitas dari bahan awal (bahan baku dan bahan

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

37

Universitas Indonesia

kemas) hingga ke produk jadi yang siap dipasarkan. Pemeriksaan yang dilakukan

meliputi pemeriksaan fisik, kimia, dan mikrobiologi.

Pemastian mutu yang dilaksanakan bertujuan untuk menghindari atau

meminimalisasi resiko terhadap produk. Pelaksanaan CPOB itu sendiri dipastikan

dengan melakukan pengawasan mutu. Pengawasan mutu ini meliputi berbagai

macam aspek seperti produk yang sesuai standar, bangunan dan fasilitas yang

memadai, dan sebagainya.

4.2 Personalia

Dalam suatu industri farmasi, personil yang terlibat dalam industri tersebut

harus memenuhi persyaratan, baik secara kuantitas maupun kualitas. CPOB

mensyaratkan jumlah personil yang memadai dan terkualifikasi untuk

melaksanakan semua tugas. Setiap personil harus memiliki kesehatan mental dan

fisik yang baik sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara professional.

Sikap dan kesadaran tinggi setiap personil juga diperlukan dalam mewujudkan

pelaksanaan CPOB.

PT. Kalbe Farma, Tbk. Memiliki personil yang terlatih secara teknis dengan

jumlah memadai untuk melaksanakan kegiatan produksi, pengawasan dan

pemastian mutu. Kegiatan dilakukan mengikuti prosedur dan spesifikasi yang

telah ditentukan secara efektif dan efisien. Departemen produksi, QA, dan QC

dipimpin oleh apoteker yang bersifat independen. Apoteker-apoteker ini diberi

wewenang penuh dan sarana yang cukup untuk dapat melaksanakan tugasnya

secara efektif.

Peningkatan kesadaran dan pemahaman karyawan terhadap CPOB di PT.

Kalbe Farma, Tbk. dilakukan melalui program pelatihan Kualitas Lima Aspek

(KUA LIMA) yang meliputi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), dan 5R

(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). Aspek KUA LIMA meliputi produk,

manusia, bahan dan peralatan, metode, serta lingkungan kerja. Uraian lima aspek

dalam KUA LIMA adalah:

a. Produk yang senantiasa berorientasi pada pasar

b. Sumber daya manusia yang selalu mengutamakan kualitas

c. Peralatan, bahan, dan teknologi yang memadai

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

38

Universitas Indonesia

d. Proses, prosedur, dan metode kerja yang efisien

e. Lingkungan kerja yang mendorong prestasi

Untuk menjamin kepuasan terhadap semua pelanggan, baik internal maupun

eksternal PT. Kalbe Farma Tbk. melakukan berbagai upaya antara lain dengan

menerapkan Kalbe Service Exellence (KSE). Setiap karyawan harus

melaksanakan sebelas perilaku KSE, yaitu senyum tulus, wajah hangat dan

bersemangat, pelanggan adalah orang penting, dengarkan kebutuhannya,

menyebut namanya, bahasa tubuh positif, membicarakan yang diminati

pelanggan, bahasa yang halus dan tepat, memberitahukan proses yang

sudah/sedang/akan dikerjakan, pengetahuan akan produk, serta tampil dengan

rapi.

4.3 Bangunan dan Fasilitas

PT. Kalbe Farma, Tbk. berlokasi di kawasan industri Delta Silicon I,

Cikarang. Lokasi pabrik terletak cukup jauh dari pemukiman penduduk. Hal

tersebut bertujuan untuk meminimalisasi resiko pencemaran, baik dari pabrik ke

lingkungan maupun dari lingkungan ke pabrik. Gedung dilengkapi dengan sarana

dan prasarana yang ditujukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi yang

berasal dari udara, tanah, air, maupun dari kegiatan di sekitarnya, seperti debu dari

industri lain, rembesan air, serangga, binatang pengerat, dan sebagainya. PT.

Kalbe Farma, Tbk. Memiliki instalasi pengolahan limbah sebagai upaya

pencegahan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Pengolahan limbah

pabrik ini bekerja sama dengan pihak luar.

PT. Kalbe Farma Tbk. memiliki bangunan dengan ukuran, rancang bangun,

konstruksi, dan tata letak yang secara umum telah memadai sesuai dengan

persyaratan CPOB. Hal ini dilakukan dalam rangka menunjang pelaksanaan kerja,

pembersihan, dan pemeliharaannya. Rancang bangun dan tata letak ruang

produksi PT. Kalbe Farma, Tbk. dibagi menjadi beberapa kelompok sehingga

kegiatan-kegiatan dapat berlangsung tanpa harus berhubungan dengan daerah luar.

Ruang ganti pakaian berhubungan langsung dengan area produksi dan dipisahkan

oleh pintu yang hanya dapat diakses dengan menggunakan kartu akses karyawan.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

39

Universitas Indonesia

Pergerakan barang dan manusia diatur dalam lalu lintas yang berbeda untuk

mencegah kemungkinan terjadinya kontaminasi silang. Penghubung antar ruang

atau kelas yang berbeda adalah ruang buffer atau ruang antara, sedangkan untuk

barang digunakan penghubung berupa kotak penghubung (pass box). Khusus

perpindahan antara grey area dengan white area terdapat air lock yang dilengkapi

air shower. Setiap ruang produksi memiliki koridor sebagai lalu lintas umum

karyawan atau bahan. Pada area produksi terdapat ruang staging yang digunakan

sebagai tempat penyimpanan kemasan dan bahan baku. Selain itu, terdapat pula

ruang work in process (WIP) untuk staging produk ruahan dan produk antara.

Desain pada permukaan lantai, dinding, langit-langit, dan pintu dibuat

sedemikian rupa agar kedap air, tidak terdapat sambungan, dan mudah untuk

dibersihkan. Permukaan lantai ruang produksi menggunakan beton yang dilapisi

epoksi, sudut-sudut ruangan dibuat melengkung, sambungan dilapisi oleh silicon

rubber, dinding dan langit-langitnya dilapisi cat minyak. Penutup fitting lampu,

titik ventilasi, dan instalasi lainnya dibuat rata dengan langit-langit sehingga

meminimalkan adanya celah yang dapat menahan debu. Sarana-sarana penunjang

produksi, seperti Heating, Ventilating, and Air Conditioning (HVAC), pipa

saluran air, Air Handling Unit (AHU), kabel listrik diletakkan di ruangan khusus

di antara setiap lantai ruangan produksi yang disebut mezzanine. Beberapa

ruangan juga dilengkapi dengan pengumpul debu (dust collector) untuk

mengendalikan jumlah partikel sesuai dengan kelas ruangan masing-masing.

Bangunan pada PT. Kalbe Farma, Tbk. menerapkan sistem line (jalur

produksi). Satu line mencakup semua tahap pengolahan sampai dengan

pengemasan produk sehingga kontaminasi silang dapat dihindari. Ruang produksi

di PT. Kalbe Farma, Tbk. diklasifikasikan sesuai dengan ASEAN GMP, yaitu

kelas I dan II (white area), kelas III (grey area), dan kelas IV (black area).

Apabila dikaitkan dengan CPOB, kelas black area merupakan kelas E, kelas grey

area merupakan kelas C (untuk produksi steril), D (untuk produksi non-steril),

dan kelas white area merupakan kelas A, B (produksi steril). Sebagai penghubung

antara kelas ruangan yang satu dengan yang lain disediakan ruang antara atau

ruang buffer dan loker karyawan. Setiap kelas ruangan memiliki persyaratan

jumlah partikel dan jumlah mikroba tertentu, serta tekanan udara yang berbeda

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

40

Universitas Indonesia

untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Pengaturan perbedaan tekanan

udara ini dilakukan dengan membedakan volume udara yang dimasukkan ke

dalam ruangan oleh AHU. White area memiliki tekanan udara paling tinggi dan

black area memiliki tekanan udara yang paling rendah, sedangkan tekanan udara

di grey area berada diantaranya.

Black area ditandai dengan lantai yang dicat epoksi berwarna hijau dan

dinding yang dicat minyak berwarna kuning muda. Area ini meliputi ruang

penanggung jawab line produksi, ruang pengemasan sekunder, dan ruang ganti

pakaian untuk menuju grey area. Grey area memiliki lantai berwarna biru tua dan

dinding berwarna kuning muda. Area ini meliputi daerah-daerah yang

berhubungan langsung dengan proses produksi, seperti gudang timbang, koridor

penghubung gudang timbang dengan ruang proses produksi, ruang proses

produksi, ruang pengemasan primer, serta ruang penyangga atau buffer. Lantai

white area berwarna biru muda dengan dinding berwarna kuning muda. Area ini

khusus memproduksi sediaan steril, meliputi ruang penyangga, ruang ganti

pakaian, ruang penyemprot udara (air shower), dan ruang pengisian (filling). Pada

area ini dilengkapi pula penyaring HEPA yang dapat menyaring udara yang

masuk ke dalam ruangan sehingga dapat membatasi jumlah dan ukuran partikel,

serta jumlah bakteri yang ada di ruangan tersebut.

Gudang bahan baku dan wadah, gudang kemas, dan gudang produk jadi

disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam penyimpanan dan

penelusuran barang. Penyimpanan barang yang baru datang, karantina, atau

barang ditolak diletakkan terpisah. Gudang penyimpanan bahan-bahan mudah

terbakar atau mudah meledak diletakkan terpisah. Selain itu, juga terdapat sarana

gudang dengan kondisi khusus, yaitu suhu dan kelembaban ruangan yang

terkendali, misalnya penyimpanan pada suhu 2-8OC.

4.4 Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk produksi di PT. Kalbe Farma, Tbk.

memiliki rancang-bangun dan konstruksi yang kuat, ukuran yang memadai, serta

ditempatkan pada posisi yang tepat. Masing-masing alat diberi penandaan agar

memudahkan dalam identifikasinya. Pemasangan dan penempatan peralatan diatur

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

41

Universitas Indonesia

sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berjalan secara efektif dan

efisien. Bahan yang digunakan untuk peralatan selama proses produksi sebagian

besar adalah baja tahan karat (stainless steel). Peralatan yang digunakan selalu

dirawat secara berkala agar tetap berfungsi dengan baik dan konsisten serta

mencegah terjadinya pencemaran yang dapat merubah identitas dan mutu atau

kemurnian produk.

Peralatan yang digunakan pada tiap line produksi disesuaikan dengan

produk yang dihasilkan dan ukuran bets dari masing-masing produk. Penempatan

peralatan produksi dilakukan mengikuti alur proses kerja sehingga produksi dapat

dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Pemisahan peralatan dilakukan untuk

menghindari kontaminasi silang antara produk satu dengan produk yang lain.

Pencegahan terhadap kontaminasi debu yang dihasilkan pada saat proses produksi

dilakukan dengan menggunakan pengumpul debu. Peralatan juga diberi

penandaan status penggunaan alat tersebut untuk menghindari kesalahan

penggunaan alat.

Tiap mesin diletakkan dalam ruang sesuai dengan proses yang sedang

berlangsung. Bila terdapat lebih dari satu alat dalam satu ruangan maka peralatan

diletakkan tidak berdekatan agar proses kerja dilakukan dengan leluasa dan

mencegah terjadinya kontaminasi silang dan pencampuran antar bahan maupun

produk ruahan.

Keakuratan peralatan selalu dijaga dengan melakukan validasi, kalibrasi,

dan kualifikasi secara teratur oleh Departemen Pemastian Mutu bekerja sama

dengan lembaga metrologi setempat. Peralatan dan mesin baru harus melalui

tahapan kualifikasi terlebih dahulu, yaitu kualifikasi instalasi, kualifikasi operasi

dan kualifikasi kinerja. Pada peralatan lama dilakukan kualifikasi secara periodik,

yaitu setiap 3 tahun. Kalibrasi dilakukan pada periode tertentu yang sudah

ditetapkan dan tercatat dalam Jadwal Kalibrasi Alat. Kalibrasi dilakukan terhadap

peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, dan menguji. Sertifikat

Penerimaan dikeluarkan untuk mesin yang telah melewati tahapan-tahapan

tersebut dan menyatakan bahwa mesin tersebut telah memenuhi syarat.

Pemeliharaan peralatan menjadi tanggung jawab Departemen Produksi

dan Departemen Teknik, yaitu Bagian Perencanaan Perawatan. Bagian ini

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

42

Universitas Indonesia

melakukan perawatan pencegahan yang meliputi pengecekan, penggantian

bagian-bagian dari mesin yang rusak, pembersihan, dan lubrikasi mesin secara

periodik. Kegiatan perawatan dan pencegahan dilakukan dengan

mempertimbangkan jadwal produksi sehingga tidak mengganggu jalannya proses

produksi. Umumnya kegiatan ini dilakukan setiap bulan.

4.5 Sanitasi dan Higiene

Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi harus dijaga pada setiap aspek

pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene, meliputi personalia,

bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan hal-

hal lainnya yang dapat menjadi sumber pencemaran produk. Oleh karena itu,

diperlukan suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.

Prosedur sanitasi dan hygiene harus divalidasi, serta dievaluasi secara berkala

untuk selalu memastikan bahwa hasilnya efektif dan memenuhi persyaratan.

Setiap personil PT. Kalbe Farma, Tbk. harus menjalani pemeriksaan

kesehatan, baik sebelum diterima menjadi karyawan maupun selama bekerja.

Karyawan yang bertugas sebagai pemeriksa visual diharuskan menjalani

pemeriksaan mata secara berkala untuk memastikan fungsi mata masih bekerja

secara optimal. Tiap karyawan yang mengidap suatu penyakit yang dapat

merugikan kualitas produk dilarang menangani bahan baku, bahan pengemas,

bahan yang sedang dalam proses, dan obat jadi sampai karyawan tersebut

dinyatakan telah sembuh.

Setiap personil tidak diperbolehkan makan dan merokok di dalam gedung

produksi maupun kantor, khususnya di daerah yang berhubungan dengan produk,

seperti daerah produksi dan gudang. Toilet, tempat cuci tangan, kotak P3K, dan

ruang minum (pantry) yang terpisah dari ruang kerja dan ruang produksi. Hal ini

merupakan salah satu bentuk sarana penunjang pelaksanaan sanitasi dan higiene.

Kantin dan koperasi ditempatkan dalam lokasi yang strategis, namun tidak

berhubungan langsung dengan kantor maupun area produksi.

Pada setiap grey area bagian produksi terdapat ruang pencucian untuk

mencuci alat-alat yang telah selesai digunakan untuk proses produksi. Sanitasi

line 5 dilakukan setiap mau dipakai alatnya.Sanitasi ruangan line 5 di fogging 1

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

43

Universitas Indonesia

bulan sekali. Peralatan line 6 ada yang disterilisasi, tidak hanya sanitasi. Sanitasi

ruangan di line 6 dilakukan 24 jam sekali dengan cara fogging selama 4 jam.

Sanitasi peralatan dilakukan setiap terjadi pergantian jenis produk. Pembersihan

rutin juga dilakukan pada alat yang sudah lama tidak digunakan. Peralatan yang

dapat dipindahkan dicuci di ruang pencucian pada grey area, sedangkan peralatan

yang tidak dapat dipindahkan dicuci di ruangan tempat peralatan tersebut berada.

Ruangan tersebut telah dilengkapi dengan saluran khusus untuk pembuangan

limbah dari pencucian alat. Pembersihan alat dan mesin tersebut dilakukan

berdasarkan prosedur tetap yang telah ditetapkan oleh Pemastian Mutu.

Semua ruang di line produksi memiliki status tertentu yang diwujudkan

dalam bentuk tulisan yang ditempelkan pada pintu ruangan, meliputi label

”TELAH DIBERSIHKAN”, ”SEDANG PROSES”, atau ”UNTUK

DIBERSIHKAN”. Hanya ruang dengan label ”TELAH DIBERSIHKAN” yang

dapat digunakan untuk proses produksi. Sedangkan, label untuk alat/mesin

meliputi label ”SIAP PAKAI”, ”SEDANG PROSES”, ”UNTUK

DIBERSIHKAN”, atau ”SEDANG RUSAK”. Hanya alat berlabel ”SIAP

PAKAI” saja yang dapat digunakan untuk proses produksi.

Pada black area pakaian yang digunakan terdiri dari baju dan celana

berwarna putih yang dilengkapi dengan penutup kepala dan sandal karet. Untuk

masuk ke grey area ataupun white area, karyawan melalui ruang penyangga di

mana tekanan udara di ruang buffer lebih kecil daripada ruang produksi sehingga

mencegah adanya kontaminasi. Perlengkapan yang digunakan selama berada di

grey area berupa baju terusan yang dilengkapi dengan penutup kepala yang

dirangkap pada baju black area, masker, dan sepatu khusus dengan bagian depan

tertutup atau menggunakan penutup sepatu (shoes cover). Sarung tangan

digunakan jika bersentuhan langsung dengan produk, sedangkan penutup telinga

digunakan untuk operator yang bekerja dengan mesin-mesin yang mengeluarkan

bunyi bising. Khusus grey area pada line 6 baju terusan yang digunakan berwarna

merah muda, sedangkan pada line lainnya berwarna putih. Pada white area,

personel yang diperbolehkan masuk ke ruangan white area hanyalah personel

yang telah terkualifikasi. Personel yang akan masuk ke white area harus

mengganti baju grey area dengan baju white area dengan baju terusan bebas serat

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

44

Universitas Indonesia

dengan penutup kepala, sarung tangan, masker, penutup mata, dan sepatu khusus.

Pakaian kotor di simpan terpisah dalam wadah tertutup dan di cuci secara berkala

dua kali dalam seminggu. Peraturan ini berlaku untuk semua orang, termasuk

pimpinan dan tamu pabrik.

4.6 Produksi

Departemen Produksi bertanggung jawab untuk memproduksi produk sesuai

dengan target dan JPB (Jadwal Produksi Bulanan) yang ditetapkan bersama

dengan Departemen Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan. Proses

produksi dilaksanakan berdasarkan Prosedur Pengolahan Induk (PPI) yang

disusun oleh R&D dan Process Development dan dikeluarkan oleh Departemen

Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan. Formula dan proses yang

digunakan telah tervalidasi melalui beberapa tahap, seperti percobaan pada skala

laboratorium dan produksi, pravalidasi, dan validasi. Penggunaan PPI bertujuan

untuk memberikan jaminan bahwa produk senantiasa dibuat melalui prosedur

yang tetap dan tervalidasi sehingga kualitas produk selalu terjaga. Selain itu,

penggunaan PPI juga ditujukan untuk memudahkan penelusuran pada proses

produksinya jika ditemukan masalah pada suatu produk. Semua proses produksi

dikerjakan sesuai dengan PPI dan bila ada perubahan dalam proses dilaporkan

dalam Deviation Report (DR) di dalam Catatan Produksi Bets (CPB). Untuk

produk yang telah rilis, pengolahan ulang produk dilakukan melalui pengajuan

Formulir Usulan Pengolahan Ulang (FUPU) dengan persetujuan dari QA.

Pencegahan terjadinya pencemaran silang dan pencampuran bahan

diupayakan melalui pembagian proses produksi dalam line produksi. Proses

dikerjakan dalam ruang yang terpisah sesuai dengan tahapan proses dan terdapat

ruang penyangga di antara kelas yang berbeda. Setiap line produksi mempunyai

ruang timbang yang terpisah. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencemaran

di ruang timbang. Setiap line juga dilengkapi dengan AHU, pengumpul debu, dan

pengaturan tekanan dalam upaya pencegahan pencemaran, baik kimia maupun

mikroba. Selain itu, terdapat persyaratan penggunaan pakaian yang berbeda-beda

pada tiap kelas.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

45

Universitas Indonesia

Kontrol selama proses oleh bagian produksi dilakukan untuk menjamin

kualitas produk . Kontrol ini dilakukan melalui pemeriksaan terhadap parameter-

parameter kritis kualitas produk. Laboratorium kontrol selama proses terletak di

setiap line produksi dan dilengkapi dengan alat penguji semua sediaan yang

diproduksi. Kontrol selama proses bertujuan mendeteksi langsung penyimpangan

yang terjadi sehingga solusi dapat segera diupayakan. Kontrol proses ini

mengikuti Prosedur Pengolahan Induk (PPI), meliputi jenis uji yang dilakukan,

banyaknya sampel yang diambil, frekuensi pengambilan sampel, titik-titik

pengambilan sampel, dan batas-batas yang masih memenuhi syarat untuk setiap

spesifikasi uji yang dilakukan. Pengawasan mutu produk antara dan produk jadi

juga dilakukan oleh Departemen Pengawasan Mutu. Produk antara boleh di kemas

hanya jika sudah dinyatakan memenuhi persyaratan dan dirilis oleh Departemen

Pengawasan Mutu.

Pada proses pengemasan produk PT. Kalbe Farma, Tbk. dapat dilakukan

secara manual maupun otomatis. Hal ini disesuaikan dengan mesin yang

digunakan pada masing-masing line produksi. Setelah produk dikemas, kemudian

dilakukan pemeriksaan oleh Bagian Penjaminan Mutu untuk menentukan apakah

produk dapat dirilis atau tidak. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan hasil bahwa

produk tidak dapat dirilis, akan dilakukan tindakan lebih lanjut, baik berupa

pengolahan ulang, rilis dengan perubahan spesifikasi, ataupun pemusnahan.

Pengolahan ulang untuk produk yang belum dirilis bisa dilakukan bila ada

pengajuan Deviation Report yang disetujui oleh Departemen Produksi, R&D, dan

Pemastian Mutu. Pengolahan ulang produk yang telah rilis dilakukan melalui

pengajuan Formulir Usulan Pengolahan Ulang dengan persetujuan dari

Departemen Pemastian Mutu.

Produk jadi, baik yang dalam status karantina maupun rilis, disimpan di

gudang obat jadi yang terhubung langsung dari ruang produksi sesuai dengan

kondisi penyimpanan yang tertera pada label klaim. Contoh pertinggal (retained

sample) dan PPI dikirim ke bagian Evaluasi Catatan Bets.

Apoteker memegang peranan penting dalam proses produksi. Seorang

apoteker yang menjadi manajer produksi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

pembuatan obat. Obat dibuat sesuai Cara Pembuatan Obat yang Baik dan

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

46

Universitas Indonesia

memenuhi spesifikasi kualitas yang ditetapkan dalam batas waktu dan biaya yang

telah ditentukan. Apoteker yang menjadi supervisor produksi akan mengatur dan

memastikan obat dibuat menurut prosedur pembuatan yang telah ditentukan dan

sesuai jadwal; memeriksa catatan pengolahan batch telah diisi dengan benar; serta

membimbing karyawan dalam bidang teknis dan mengatur ketertiban atau disiplin

karyawan.

4.7 Pengawasan Mutu

Pelaksanaa pengawasan mutu di PT. Kalbe Farma, Tbk. dilakukan oleh

bagian Pengawasan Mutu (QC) yang berada di bawah departemen Quality

Operation (QO). Pengawasan mutu bertujuan untuk memastikan bahwa tiap obat

yang dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan

penggunaannya. Sesuai dengan yang tertera pada CPOB pula, bagian ini

sebaiknya independen dan terpisah dari produksi.

Tugas utama bagian pengawasan Mutu adalah mengontrol kualitas dari

bahan awal (bahan baku dan bahan kemas) sejak masuk ke gudang hingga

menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Pemeriksaan di bagian Pengawasan

Mutu meliputi pemeriksaan bahan baku, produk ruahan, produk jadi, dan bahan

kemas. Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan fisik, kimia, dan

mikrobiologi. Bagian ini bertanggung jawab dalam menganalisa semua bahan

baku dan produk jadi menggunakan metode analisis yang telah disusun oleh

bagian Analytical Development, departemen R&D. Selain itu, bagian Pengawasan

Mutu juga melakukan pemeriksaan bahan kemas dan wadah menggunakan

metode analisis tertentu yang ditetapkan oleh bagian Packaging Development.

Kalibrasi peralatan dan validasi metode analisis dilakukan sesuai jadwal

untuk menjamin agar peralatan dan metode analisa yang digunakan memberikan

hasil pengukuran yang tepat. Peralatan yang digunakan untuk analisis selalu

dalam keadaan terkalibrasi. Jika ada alat yang belum dikalibrasi, alat tersebut

tidak boleh digunakan. Pada setiap alat ditempel label yang menandakan kondisi

alat, tanggal kalibrasi terakhir, dan tanggal kalibrasi selanjutnya. Dengan adanya

label tersebut, dapat dicegah penggunaan alat yang tidak terkalibrasi. Prosedur

Tetap (protap) disediakan untuk semua alat di Laboratorium Pengawasan Mutu

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

47

Universitas Indonesia

dan diletakkan di dekat alat untuk memudahkan operator atau personel lain dalam

menggunakan alat yang bersangkutan.

Alat pelindung diri (APD) disediakan untuk keselamatan personil, seperti

masker, kaca mata pelindung, sarung tangan, dan pembasuh mata. Baku

pembanding disimpan dalam kondisi yang sesuai. Pada wadahnya terdapat label

informasi mengenai nama zat, nama penyalur, kadar, tanggal bahan datang, dan

jenis stok. Hal ini telah sesuai dengan aturan CPOB.

Ruang laboratorium untuk pemeriksaan di bagian Pengawasan Mutu telah

sesuai dengan aturan CPOB, seperti persyaratan spesifikasi ruangan, desain

ruangan, dan tempat pembuangan limbah. Laboratorium memiliki letak yang

terpisah dengan ruang produksi. Ruang laboratorium mikrobiologi juga terpisah

dari ruang laboratorium lainnya. Pada laboratorium ini disediakan peralatan yang

ditujukan untuk pengujian mutu obat.

4.8. Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok

Untuk menilai kesesuaian seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu

dalam industri farmasi dengan ketentuan CPOB serta mengevaluasi dan

menentukan tindakan apa yang harus diambil sebagai langkah korektif jika terjadi

suatu penyimpangan, maka diperlukan adanya langkah mandiri dari industri

tersebut, yaitu dengan melaksanakan inspeksi diri dan audit mutu. CPOB

mensyaratkan agar kegiatan ini dilakukan secara teratur.

PT. Kalbe Farma, Tbk. telah melaksanakan program inspeksi diri melalui

Departemen Pemastian Mutu. Inspeksi tersebut mencakup kesesuaian dengan

sistem atau regulasi yang berlaku dan penilaian aspek produksi melalui inspeksi

proses yang dilakukan secara berkala. Pelaksanaan inspeksi diri di PT. Kalbe

Farma, Tbk. diwujudkan dalam bentuk audit internal yang dilakukan secara rutin.

Audit internal dilakukan dua kali dalam setahun oleh suatu tim internal PT. Kalbe

Farma, Tbk. yang telah terlatih dan tersertifikasi. Pelaporannya meliputi hasil

audit, penilaian dan kesimpulan, serta usulan tindakan perbaikan. Berdasarkan

laporan audit, manajemen perusahaan akan mengevaluasi dan mengambil

tindakan perbaikan yang diperlukan.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

48

Universitas Indonesia

Audit eksternal dilakukan oleh auditor dari Badan Sertifikasi Nasional

yang menilai kelayakan penerapan ISO 9001. Saat ini, PT. Kalbe Farma, Tbk.

telah berhasil melakukan resertifikasi ISO 9001 sekaligus memperoleh sertifikasi

ISO 14001 dan OHSAS 18001/SMK3 yang merupakan sertifikasi terhadap

system manajemen lingkungan dan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan

kerja. Sertifikat lain yang dimiliki adalah sertifikat CPOB. Inspeksi mendadak

oleh Badan POM dapat dilakukan sewaktu-waktu dalam rangka memberikan

bimbingan dan pengawasan terhadap pelaksanaan CPOB. Namun, inspeksi sendiri

dapat dilakukan internal PT. Kalbe Farma, Tbk. Hasil audit disusun dalam

rangkuman audit yang memuat usulan mengenai langkah-langkah/ tindakan

perbaikan.

Bahan awal dan bahan pengemas di PT. Kalbe Farma, Tbk. berasal dari

pemasok yang memenuhi spesifikasi dan telah disetujui oleh bagian Pemastian

Mutu. Pemasok yang telah lulus penilaian atau evaluasi akan disetujui. Evaluasi

ini mempertimbangkan riwayat pemasok dan sifat bahan yang dipasok.

4.9 Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk

dan Produk Kembalian

Keluhan dapat menyangkut mutu produk, efek samping yang merugikan,

atau masalah efek terapetik dan dapaat berasal dari dalam maupun luar

perusahaan. Keluhan dari dalam perusahaan dapat berasal dari semua pihak yang

berkaitan dengan kegiatan produksi, sedangkan keluhan dari luar dapat berasal

dari distributor, dokter, pasien, apoteker, rumah sakit/klinik, dan pemerintah.

Keluhan dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan melalui bagian

pemasaran. Laporan sebaiknya disampaikan dengan menyertakan contoh yang

dikeluhkan. Setiap keluhan dicatat dalam Formulir Keluhan Pelanggan (FKP) atau

Surat Keluhan Pelanggan (SKP) yang kemudian dikirim ke bagian

Pascapemasaran. FKP berisi keterangan antara lain: tanggal penerimaan, nama

dan alamat pengirim, produk yang dikeluhkan (nama produk dan nomor bets)

serta isi keluhan. Bagian ini menangani keluhan dengan cara melihat batch record

dan pengujian terhadap contoh pertinggal akan dilakukan apabila diperlukan.

Catatan tertulis mengenai semua keluhan dibuat dan ditangani oleh bagian yang

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

49

Universitas Indonesia

terkait sesuai dengan jenis keluhan yang diterima. Misalnya keluhan menyangkut

mutu ditangani oleh bagian Pengawasan Mutu, sedangkan keluhan dan laporan

mengenai efek samping dan reaksi obat ditangani oleh bagian medis di bagian

pemasaran. Atas dasar hasil evaluasi dan penelitian terhadap keluhan yang ada,

bagian Pascapemasaran membuat jawaban atas keluhan dan bila perlu meminta

saran dari pihak terkait. Tindak lanjut yang dilakukan adalah tindakan

perbaikan/pencegahan atau bila ternyata keluhan yang dikirimkan dapat

merugikan pelanggan bisa dilakukan penarikan kembali. Hasil evaluasi dan tindak

lanjut yang dilakukan kemudian dilaporkan kepada bagian terkait dalam

perusahaan antara lain: Bagian Pemasaran, Bagian Pengawasan Mutu, Bagian

Produksi dan direksi.

Penarikan kembali obat dapat berupa penarikan kembali satu atau lebih bets

atau seluruh obat jadi tertentu. Penarikan kembali produk bisa dilakukan sebagai

tindak lanjut dari evaluasi terhadap adanya keluhan. Penarikan berdasarkan

evaluasi dilakukan bila produk tidak memenuhi persyaratan mutu atau atas dasar

pertimbangan efek samping. Selain itu, penarikan kembali produk bisa terjadi

karena adanya Surat Perintah Penarikan Produk yang dikeluarkan oleh Badan

POM (SPPP BPOM). Dengan adanya SPPP BPOM maka perlu dilakukan

evaluasi terhadap contoh pertinggal (retained sample) sesuai nomor bets yang

dimaksud. Jika hasil evaluasi sesuai dengan SPPP BPOM, bagian Pengawasan

Mutu akan menindaklanjuti pelaksanaan penarikan yaitu pembuatan SPPP ke

pelanggan yang dilakukan dalam waktu satu minggu. Setelah penarikan produk,

dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan ataupun pengerjaan ulang. Selain itu

perlu dibuat laporan penarikan produk yang ditujukan ke Badan POM. Penarikan

produk dari produsen dilakukan dengan prosedur yang sama dengan penarikan

karena adanya SPPP BPOM. Pemusnahan produk hasil penarikan dilaksanakan

dengan memakai jasa pihak dari luar PT. Kalbe Farma, Tbk.

Produk kembalian adalah obat jadi yang telah beredar, yang kemudian

dikembalikan ke industri farmasi karena keluhan mengenai kerusakan, daluwarsa,

atau alasan lain misalnya kondisi wadah atau kemasan yang dapat menimbulkan

keraguan akan identitas, mutu, jumlah dan keamanan obat yang bersangkutan.

Produk obat yang dikembalikan akan diganti oleh PT. Kalbe Farma, Tbk. Jika

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

50

Universitas Indonesia

setelah dilaksanakan evaluasi ternyata kerusakan tersebut diakibatkan oleh

kesalahan dari pihak perusahaan atau produk yang dikembalikan belum melewati

batas waktu pengembalian yang telah ditetapkan yaitu 1 bulan sebelum atau 4

bulan setelah tanggal kadaluwarsa. Selain itu semua produk kembalian harus

masih berada dalam kemasan aslinya. Semua obat kembalian tersebut akan

dikarantina di gudang obat jadi sambil menunggu hasil evaluasi dari

pascapemasaran untuk menentukan apakah obat kembalian tersebut dapat

dikembalikan ke persediaan gudang, dikemas ulang, diolah ulang, atau ditolak.

Obat kembalian yang ditolak mendapatkan tanda ditolak berdasarkan surat

penolakan oleh bagian pengawasan mutu. Pemusnahannya tidak dilakukan sendiri

oleh PT. Kalbe Farma, Tbk, tetapi melibatkan pihak dari luar.

4.10 Dokumentasi

Dokumentasi adalah aspek esensial dalam industri farmasi dalam rangka

memenuhi persyaratan CPOB. PT. Kalbe Farma, Tbk membagi dokumentasi

menjadi empat tingkatan yaitu manual perusahaan, prosedur perusahaan, dokumen

pendukung, dan rekaman perusahaan. Dokumentasi di PT. Kalbe Farma, Tbk

dibuat dan disusun oleh departemen yang berkaitan dengan jenis dokumen yang

dibuat. Dokumentasi seperti spesifikasi dan metode analisa pemeriksaan bahan

atau produk disusun oleh Departemen R&D bagian Analytical Development,

sedangkan dokumen hasil pemeriksaan mutu dibuat oleh Departemen Pengawasan

Mutu (QC). Dokumen formula, prosedur, metode, dan instruksi dalam proses

produksi disusun oleh bagian Departemen R&D dalam bentuk PPI. Pelaksanaan

proses produksi didokumentasikan oleh departemen produksi yang ditulis dalam

PPI yang telah disediakan. Dokumen pelaksanaan produksi akan diperiksa oleh

bagian Penjaminan Mutu (QA) dan rekaman bets akan ditangani oleh bagian

Pemastian Mutu (QA) dalam bentuk Catatan Pengolahan Bets (CPB). Dokumen

rekaman bets ini harus disimpan minimal 1 tahun setelah waktu kadaluarsa

produk jadi.

Penataan dokumen secara sistematis telah dilakukan oleh PT. Kalbe

Farma, Tbk. Penataan ini dilakukan untuk memudahkan dalam pencarian

dokumen. Penataan dan pengelolaan dokumen dilakukan oleh Departemen

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

51

Universitas Indonesia

Quality System (QS) dan juga oleh departemen lain yang terkait. Di samping

sistem dokumen secara manual, PT. Kalbe Farma, Tbk. juga menggunakan system

dokumen yang dibangun dalam suatu sistem jaringan komputer yang terintegrasi

antarbagian sehingga mudah diakses oleh masing-masing bagian yang

membutuhkan. Sistem dokumentasi ini dinamakan Oracle.

Oleh karena banyaknya dokumen dan keterbatasan tempat, PT. Kalbe

Farma, Tbk. menggunakan jasa eksternal dokumentasi PT. Arsip Geoservis

Indonesia (AGI). Bila suatu saat dibutuhkan, dokumen dapat dipanggil

berdasarkan nomor kotak dan nomor bets. Waktu pengiriman yang diperlukan

juga tidak terlalu lama. Bila pemanggilan dilakukan pada pagi hari, maka di siang

harinya dokumen yang diperlukan tersebut sudah datang.

4.11 Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dilakukan secara benar,

disetujui dan dikendalikan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat

menyebabkan pekerjaan atau produk yang dihasilkan tidak memiliki mutu yang

memuaskan. Kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak harus

dibuat secara jelas untuk menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-

masing pihak.

Dalam pelaksanaannya, PT. Kalbe Farma, Tbk. bertindak baik sebagai

Pemberi Kontrak dalam produksi tol keluar maupun Penerima Kontrak dalam

produksi tol masuk. Pelaksanaan tol masuk dan tol keluar bergantung pada

kontrak pemanufakturan, misalnya kontrak dimana pabrik lain memberikan

produk ruahan dan PT. Kalbe Farma, Tbk. hanya memproses tahap

pengemasannya atau kontrak yang menyangkut proses awal higga akhir produksi.

Begitu pula halnya dengan tol keluar dari PT. Kalbe Farma, Tbk. ke pabrik lain.

Sebelum melakukan tol keluar, PT. Kalbe Farma, Tbk. terlebih dahulu

melakukan seleksi rekanan tol keluar. Tujuan dari seleksi ini adalah agar produk

tol keluar yang dihasilkan memenuhi persyaratan kualitas PT. Kalbe Farma, Tbk.

Tahapan seleksi ini dimulai dari pengajuan rekanan tol keluar ke Manager

Departemen Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan yang selanjutnya

diteruskan ke Manajer Departemen Pemastian Mutu untuk dilakukan audit. Untuk

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

52

Universitas Indonesia

memantau kualitas produk yang dihasilkan oleh rekanan tol keluar maka

dilakukan Audit Rekanan tol keluar secara berkala.

Audit merupakan syarat kerjasama untuk perusahaan yang akan menerima

tol keluar PT. Kalbe Farma, Tbk. Audit dilaksanakan dua tahun sekali bila

diperlukan. Evaluasi prestasi rekanan tol keluar pemanufakturan dilakukan setiap

enam bulan sekali agar dapat mengevaluasi kinerja rekanan sesuai dengan

keinginan perusahaan. Evaluasi ini meliputi penyerahan, penyimpangan kualitas

dan kelengkapan dokumen.

4.12 Kualifikasi dan Validasi

Kualifikasi dan validasi di PT. Kalbe Farma, Tbk dikoordinasi oleh bagian

Pemastian Mutu (QA). Kualifikasi yang dilakukan oleh PT. Kalbe Farma, Tbk.

meliputi kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional dan

kualifikasi kinerja. Keempat kualifikasi tersebut dilaksanakan terhadap instrument

baru pada periode tertentu yang sudah ditetapkan yaitu 3 tahun. Pelaksanaan

kualifikasi tersebut dicatat dan didokumentasikan dalam jadwal kualifikasi alat.

Pelaksanaan kualifikasi mengacu pada prosedur perusahaan pada periode minimal

3 tahun sekali, sedangkan kalibrasi dilakukan 6 bulan sekali bila tidak ada

perubahan signifikan. Kalibrasi dan kualifikasi dapat dilaksanakan di luar jadwal,

yaitu jika diperkirakan terdapat masalah dengan alat.

Dalam melaksanakan validasi, perusahaan mengacu pada Rencana Induk

Validasi (RIV). RIV merupakan dokumen yang merangkum filosofi perusahaan

secara keseluruhan dan pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan

kinerja yang baik. Secara garis besar, organisasi validasi terdiri dari tim pengkaji

dan tim pelaksana. Tim pengkaji terdiri dari manajer Departemen R&D, Produksi,

Pemastian Mutu/ Pengawasan Mutu dan Teknik. Sedangkan, tim pelaksana terdiri

dari pengawas, pelaksana, operator, teknisi dan analis dari setiap departemen.

Validasi yang dilakukan di PT. Kalbe Farma, Tbk. meliputi validasi proses,

validasi fasilitas dan sarana penunjang, validasi pembersihan serta validasi

komputer. Pelaksanaan validasi sesuai dengan urutan prioritas yang tercantum

dalam analisis risiko. Jika terdapat pertimbangan tertentu, seperti terjadinya

penyimpangan signifikan yang harus segera ditindaklanjuti, pelaksanaan validasi

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

53

Universitas Indonesia

dapat tidak sesuai dengan analisis risiko. Validasi pembersihan dilakukan

terhadap mesin atau peralatan setelah digunakan untuk proses produksi produk

tertentu atau pengambilan sampel bahan baku tertentu yang ditentukan

berdasarkan analisis resiko. Tiap line produksi memiliki berbagai macam

mesin/alat yang dipakai untuk memproduksi berbagai macam produk dengan

spesifikasi yang berbeda, sehingga terdapat kemungkinan

terjadinya satu mesin digunakan untuk lebih dari satu macam produk. Analisis

risiko dalam menentukan skala prioritas produk diperlukan dalam melaksanakan

validasi pembersihan ini. Validasi fasilitas dan sistem penunjang dilakukan

terhadap sistem pemanas, ventilasi dan pendingin udara, sistem air, system

kompresi udara, sistem pengumpul debu, sistem gas, sistem pabrik, listrik,

fasilitas dan peralatan.

Untuk memperoleh status valid, suatu proses harus secara konsisten

memenuhi spesifikasi pada semua tahap melalui prosedur yang telah ditetapkan

pada sedikitnya tiga kali pengujian berturut-turut. Jika terjadi modifikasi ataupun

perubahan pada proses, sistem, dan peralatan yang digunakan, revalidasi perlu

dilakukan. Validasi proses harus dapat membuktikan kelayakan suatu proses pada

skala produksi untuk menjamin konsistensi kualitas produk. Validasi proses

terhadap produk-produk baru, dilaksanakan setelah diperoleh formula yang

optimal hasil pra-validasi oleh Departemen Research dan Development. Validasi

proses terbagi menjadi empat macam, yaitu validasi prospektif, validasi konkuren,

validasi retrospektif dan validasi ulang.

Validasi prospektif merupakan validasi yang dilakukan terhadap proses

pembuatan produk baru. Pada proses pembuatan produk baru dapat mengalami

perubahan yang dapat berakibat terhadap karakteristik produk sebelum produk

tersebut didistribusikan atau dipasarkan. Perubahan yang terjadi ini dipantau

selama proses validasi prospektif. Validasi prospektif menyajikan bukti

terdokumentasi bahwa suatu proses, prosedur, kegiatan, sistem, peralatan atau

mekanisme yang digunakan dalam pembuatan obat sesuai dengan tujuannya.

Validasi konkuren merupakan validasi yang dilakukan sambil melakukan

produksi rutin untuk dijual. Jika ada perubahan, baik dari segi sumber bahan baku

serta mesin yang digunakan, dilakukan jenis validasi ini untuk membuktikan

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

54

Universitas Indonesia

ketangguhan prosesnya berdasarkan parameter validasi yang diujikan. Keputusan

untuk melakukan validasi konkuren harus didokumentasikan dan disetujui oleh

personil yang berwenang. Persyaratan dokumentasi untuk validasi konkuren

adalah sama seperti yang disebutkan dalam dokumentasi validasi prospektif.

Fasilitas, peralatan dan metode analisa yang digunakan harus sudah tervalidasi

dan terkualifikasi sebelumnya. Pada pelaksanaan validasi prospektif dan konkuren

sendiri memerlukan tiga bets yang memenuhi syarat hasil validasi secara berturut

turut.

Validasi retrospektif merupakan validasi proses pembuatan produk yang

telah dipasarkan yang dilaksanakan berdasarkan data pembuatan, pengujian dan

pengawasan data bets yang dikumpulkan. Validasi retrospektif hanya dapat

diterima untuk proses yang telah tertata dengan baik dan akan tidak sesuai ketika

telah terjadi perubahan dalam komposisi produk, prosedur operasi atau peralatan.

Validasi proses tersebut harus berdasarkan riwayat produk, yang disertai protocol

spesifik dan laporan hasil pengkajian data yang memuat kesimpulan dan suatu

rekomendasi. Jenis validasi proses ini tidak diberlakukan dalam kegiatan

penjaminan mutu di PT. Kalbe Farma, Tbk.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

55 Universitas Indonesia

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. PT. Kalbe Farma, Tbk. telah menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik

(CPOB) dalam rangkaian pembuatan obatnya, yaitu dalam aspek manajemen

mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene,

produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri, audit mutu, audit dan persetujuan

pemasok, penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kembali produk,

dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, kualifikasi dan

validasi.

b. Seorang apoteker dalam industri farmasi memiliki peranan yang penting, yaitu

sebagai kepala bagian produksi, kepala bagian pengawasan mutu dan kepala

bagian pemastian mutu. Ilmu dan keterampilan yang dimiliki apoteker harus

dibaktikan secara menyeluruh dalam pekerjaan profesinya di suatu industri

farmasi. Penerapan ilmu dan keterampilan apoteker secara total akan

meningkatkan kualitas produk obat yang dihasilkan oleh industri farmasi

semakin baik dari waktu ke waktu.

5.2. Saran

a. PT. Kalbe Farma, Tbk yang telah menerapkan sistem yang baik, terutama

dalam manajemen proses produksi, pengawasan mutu, dan pemastian mutunya

sebaiknya terus meningkatkan pengkajian dan evaluasi terhadap efektivitas

sistem yang dikelola PT. Kalbe Farma, Tbk. Dengan demikian, kinerja setiap

bagian dalam perusahaan dapat ditingkatkan lebih baik.

b. PT. Kalbe Farma, Tbk. sebaiknya terus meningkatkan pemahaman setiap

karyawannya akan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dalam kaitannya

dengan bidang kerjanya dan secara mendasar. Pemahaman ini pun harus terus

diperbaharui menyesuaikan dengan pembaharuan dari lembaga regulator, yaitu

Badan POM.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

56 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2012). PeraturanKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No HK.03.1.33.12.12.8195 Tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obatyang Baik. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan MenteriKesehatan Republik Indonesia No 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentangIndustri Farmasi. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNo. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.

PT. Kalbe Farma, Tbk. (2011). Laporan Tahunan PT. Kalbe Farma. Jakarta.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

57

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Kalbe Farma, Tbk.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKERDI PT. KALBE FARMA, Tbk.

KAWASAN INDUSTRI DELTA SILICONJL. M. H. THAMRIN BLOK A3-1, LIPPO CIKARANG, BEKASI

PERIODE 17 JUNI – 12 JULI DAN 14 AGUSTUS - 30AGUSTUS 2013

ANNUAL PRODUCT REVIEW TABLET X PT. KALBEFARMA Tbk

NURINA FATMAWATI, S.Farm.1206329915

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASIPROGRAM PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS INDONESIADEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKERDI PT. KALBE FARMA, Tbk.

KAWASAN INDUSTRI DELTA SILICONJL. M. H. THAMRIN BLOK A3-1, LIPPO CIKARANG, BEKASI

PERIODE 17 JUNI – 12 JULI DAN 14 AGUSTUS - 30AGUSTUS 2013

ANNUAL PRODUCT REVIEW TABLET X PT. KALBEFARMA Tbk

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Apoteker

NURINA FATMAWATI, S.Farm.1206329915

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASIPROGRAM PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS INDONESIADEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

iii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ iiDAFTAR ISI .....................................................................................................iiiDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................iv

BAB 1. PENDAHULUAN ...............................................................................11.1. Latar Belakang..............................................................................11.2. Tujuan...........................................................................................1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................22.1. Pengawasan Mutu dan Pengkajian Mutu Produk.............................22.2. Quality Assurance (QA)..................................................................32.3. APR (Annual Product Review) ........................................................42.4. APR (Annual Product Review) PT.Kalbe Farma, Tbk. ...................7

BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................103.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus ...........................103.2. Metode Pembuatan Annual Product Review ................................10

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................114.1. Pengumpulan Data dan Penelusuran Literatur .............................114.2. Penyusunan APR (Annual Product Review) Tablet X 2012 ........124.3. Hasil Pengolahan Data..................................................................12

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................205.1. Kesimpulan...................................................................................205.2. Saran .............................................................................................20

DAFTAR REFERENSI ...................................................................................21

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

iv Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Grafik bobot individu tren analisis produksi ........................ 22Lampiran 2. Grafik waktu hancur tren analisis produksi .......................... 24Lampiran 3. Grafik friabilita tren analisis produksi .................................. 26Lampiran 4. Grafik bobot individu tren analisis QC ................................. 28Lampiran 5. Grafik kekerasan tablet tren analisis QC............................... 30Lampiran 6. Grafik waktu hancur tren analisis QC................................... 32Lampiran 7. Grafik penetapan kadar Ambroxol tren analisis QC............. 34Lampiran 8. Grafik laju disolusi tren analisis QC ..................................... 36Lampiran 9. Grafik konformitas kadar tren analisis QC ........................... 37Lampiran 10. Grafik keseragaman kadar Ambroxol tren analisis QC ........ 39

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia industri farmasi berkembang dengan pesat dari tahun ketahun.

Berkembangnya industri farmasi diharapkan dapat menghasilkan produk-produk obat yang

bermutu. Pengelolaan industri farmasi dilakukan melalui suatu sistem kerja yang diciptakan

dan terus dikembangkan dalam rangka memperoleh standar mutu tertentu yang berdampak

pada optimalisasi aktivitas berbagai bidang kerja. Standar mutu ini diharapkan terus meningkat

sehingga mutu suatu industri farmasi teruji dibandingkan industri farmasi lainnya.

Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk

memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan

pemakaiannya. Annual Product Review (APR) merupakan salah satu cara pemastian mutu

untuk menjamin kualitas produk. Penyusunan Annual Product Review (APR) dilakukan

terhadap semua obat terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk melihat tren

konsistensi proses dan kesesuaian dengan aspek yang ditetapkan serta mengidentifikasi

perbaikan yang diperlukan b a i k untuk produk maupun proses. Pengkajian mutu produk

secara berkala biasanya dilakukan tiap tahun dan didokumentasikan, dengan

mempertimbangkan hasil kajian ulang sebelumnya (Badan POM RI, 2012).

Review dilakukan terhadap seluruh catatan produksi batch produk yang diproduksi

dalam periode 1 tahun, dimulai dari bulan Januari sampai Desember pada tahun sebelumnya

minimal 10 batch (PT. Kalbe Farma, Tbk, 2010). Salah satu produk obat dari PT. Kalbe Farma,

Tbk. adalah tablet X. Perlu dilakukan penyusunan APR (Annual Product Review) untuk

melihat tren kualitas produk tersebut pada tahun 2012. Hasil review tersebut diharapkan dapat

digunakan sebagai dasar untuk rekomendasi perbaikan jika hal tersebut diperlukan pada tahun

berikutnya.

1.2 Tujuan

a. Menyusun APR (Annual Product Review) tablet X

b. Melihat tren kualitas produk tahunan tablet X sebagai acuan untuk rekomendasi

perbaikan produk tablet X pada tahun berikutnya.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

2 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemastian Mutu dan Pengkajian Mutu Produk

2.1.1 Pemastian Mutu

Pemastian Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik secara

tersendiri maupun secara kolektif, yang akan memengaruhi mutu dari obat yang

dihasilkan. Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan

tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan

tujuan pemakaiannya. Karena itu Pemastian Mutu mencakup CPOB ditambah

dengan faktor lain di luar Pedoman ini, seperti desain dan pengembangan produk

(Badan POM RI, 2012).

2.1.2 Pengkajian Mutu Produk

Pengkajian mutu produk secara berkala hendaklah dilakukan terhadap semua obat

terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan konsistensi

proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan produk

jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk

produk dan proses. Pengkajian mutu produk secara berkala biasanya dilakukan tiap

tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan hasil kajian ulang

sebelumnya dan hendaklah meliputi paling sedikit:

a. kajian terhadap bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan untuk produk,

terutama yang dipasok dari sumber baru;

b. kajian terhadap pengawasan selama-proses yang kritis dan hasil pengujian

produk jadi;

c. kajian terhadap semua batch yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan

dan investigasi yang dilakukan;

d. kajian terhadap semua penyim-pangan atau ketidaksesuaian yang signifikan,

dan efektivitas hasil tindakan perbaikan dan pencegahan;

e. kajian terhadap semua perubahan yang dilakukan terhadap proses atau metode

analisis;

f. kajian terhadap variasi yang diajukan, disetujui, ditolak dari dokumen

registrasi yang telah disetujui termasuk dokumen registrasi untuk produk ekspor;

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

3

Universitas Indonesia

g. kajian terhadap hasil program pemantauan stabilitas dan segala tren yang tidak

diinginkan;

h. kajian terhadap semua produk kembalian, keluhan dan penarikan obat yang

terkait dengan mutu produk, termasuk investigasi yang telah dilakukan;

i. kajian kelayakan terhadap tindakan perbaikan proses produk atau peralatan yang

sebelumnya;

j. kajian terhadap komitmen pasca pemasaran dilakukan pada obat yang baru

mendapatkan persetujuan pendaftaran dan variasi persetujuan

pendaftaran;

k. status kualifikasi peralatan dan sarana yang relevan misal sistem tata udara, air,

gas bertekanan, dan lain-lain; dan

l. kajian terhadap Kesepakatan Teknis untuk memastikannya selalu mutakhir.

Industri farmasi hendaklah melakukan evaluasi terhadap hasil kajian, dan suatu

penilaian hendaklah dibuat untuk menentukan apakah tindakan perbaikan dan

pencegahan ataupun validasi ulang hendaklah dilakukan. Alasan tindakan

perbaikan hendaklah didokumentasikan. Tindakan pencegahan dan perbaikan yang

telah disetujui hendaklah diselesaikan secara efektif dan tepat waktu. Hendaklah

tersedia prosedur manajemen untuk manajemen yang sedang berlangsung dan

pengkajian aktivitas serta efektivitas prosedur tersebut yang diverifikasi pada saat

inspeksi diri. Bila dapat dibenarkan secara ilmiah, pengkajian mutu dapat

dikelompokkan menurut jenis produk, misal sediaan padat, sediaan cair, produk

steril, dan lain-lain (Badan POM RI, 2012).

2.2 Quality Assurance (QA)

Departemen QA (Quality Assurance) dipimpin oleh seorang QA Manager yang

bertanggung jawab langsung kepada QO Manager. Secara umum QA dibagi menjadi empat

kelompok besar yaitu Audit, Post Marketing, Validasi, dan GMP Compliance (PT. Kalbe Farma,

Tbk, 2010).

Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan,

proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam

produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan. Bagian Validasi di

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

4

Universitas Indonesia

PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki bagian validasi proses, validasi pembersihan, validasi fasilitas

dan utilitas, validasi computer, dan annual product review (PT. Kalbe Farma, Tbk, 2010).

2.3 APR (Annual Product Review) (FDA, 2013)

APR (Annual Product Review) harus dilakukan untuk setiap produk komersial. Tujuan dari

pembuatan APR ini adalah untuk memverifikasi konsistensi dari proses manufaktur, menilai

tren, menentukan kebutuhan untuk perubahan spesifikasi, produksi, manufaktur dan atau

pengendalian prosedur dan mengevaluasi kebutuhan untuk revalidasi. Di satu sisi Annual

Product Review (APR) berfungsi sebagai “validasi berkelanjutan” dan di sisi lain, data dan

hasil yang diperoleh merupakan pra-syarat penting untuk perbaikan produk dalam menjaga

kestabilannya untuk keseluruhan batch. Pada prinsipnya, standar kualitas produk harus di

evaluasi minimal 1 tahun sekali berdasarkan spesifikasi yang ada.

Dokumen yang diperlukan untuk melaksanakan review produk tahunan:

a. Instruksi manufaktur dan prosedur kemasan

b. Batch catatan produksi dan catatan kemasan batch

c. Prosedur uji

d. Sertifikat analisis dan protokol uji

e. Uji protokol untuk bahan baku

f. Rencana sampling dan laporan

g. dokumen modifikasi

h. Data penyimpangan

i. Keluhan dan recalls

j. Data Stabilitas

Dengan pelaksanaan Annual Product Review (APR) diharapkan memiliki manfaat yang besar

bagi industri farmasi yang melakukannya, diantaranya:

2.3.1 Sebagai dasar pertimbangan apabila akan dilakukan perubahan spesifikasi

Selama pengkajian data produk pada jangka waktu tertentu, akan ditemukan titik terang

berupa alasan yang tepat perlunya perubahan spesifikasi produk, contoh: jika selama APR

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

5

Universitas Indonesia

ditemukan bahwa banyak tablet yang dikompres tidak memenuhi spesifikasi kelembaban

tertentu, hal ini mengindikasi bahwa perubahan spesifikasi diperlukan. Tentunya, perubahan

spesifikasi harus ditinjau terhadap persyaratan kualitas produk dan proses. Selain itu, jika nilai

kelembaban meningkat, maka hal ini merupakan penyimpangan hasil validasi batch tertentu.

Sehingga, diperlukan pemeriksaan untuk menentukan diantara parameter (proses, bahan baku,

atau prosedur) manakah yang telah mengalami perubahan.

2.3.2 Sebagai dasar pertimbangan apabila akan dilakukan perubahan prosedur atau kontrol

Misalnya, jika kita menemukan beberapa kesalahan proses yang terjadi selama setahun

karena operator pelaksana yang tidak benar dalam mengatur suhu pendinginan saat formulasi,

maka perubahan prosedur diperlukan, seperti adanya pengaturan suhu dilakukan dua kali untuk

proses verifikasi atau perubahan kontrol terhadap instrumen yang digunakan dalam

pengukuran suhu. Idealnya, penyimpangan tersebut harus sudah teridentifikasi di awal pada

saat proses inspeksi. Namun, hal ini baru terlihat ketika proses pengkajian tahunan, karena

pada saat inspeksi produk yang dihasilkan belum ada, sehingga belum bisa dilihat perbedaan

yang signifikan antara produk batch yang satu dengan yang lain. Inilah suatu kelebihan dari

Annual Product Review (APR) yaitu mampu mengidentifikasi perbedaan hasil secara

keseluruhan akibat penyimpangan awal yang tidak terdeteksi.

2.3.3 Sebagai dasar pertimbangan apabila diperlukan validasi atau revalidasi

Jika data menunjukkan bahwa proses atau produk tidak lagi secara konsisten mencapai

hasil yang ditentukan, atau dihasilkan data yang tidak sesuai, maka diperlukan adanya

revalidasi. Contoh: jika data Annual Product Review (APR) menyatakan bahwa 7 dari 34 batch

produk ditolak karena potensinya rendah, maka revalidasi perlu dilakukan. Dengan adanya

Annual Product Review (APR) tercipta sebuah sistem yang efektif yang bisa mendeteksi

kegagalan lebih cepat dan memberikan rekomendasi yang tepat, karena langsung diketahui 7

batch ditolak, berbeda kasusnya jika hanya ditemukan satu batch pada satu waktu, sulit untuk

mengambil rekomendasi yang sesuai.

2.3.4 Mengidentifikasi perbaikan produk atau peluang pengurangan biaya

Misal, kita memiliki sejumlah produk cairan beragam, kemudian dilakukan sampling

pada bagian awal, tengah, dan akhir untuk mengukur potensinya. Data Annual Product Review

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

6

Universitas Indonesia

(APR) menyatakan bahwa variasi dari sampel diabaikan, dan hasilnya konsisten. Maka,

pengurangan dalam pengujian sampling di titik-titik tertentu untuk cairan tunggal dapat

dilakukan. Tentunya, dengan persetujuan pengaturan yang tepat. Dengan begitu, akan terlintas

adanya peluang pengurangan biaya pada sampling, dan data Annual Product Review (APR)

yang telah disusun dapat berfungsi sebagai fakta pendukung.

2.3.5 Konfirmasi perubahan sistem kontrol

Perubahan kontrol adalah proses yang diperlukan untuk mengkaji keseluruhan

perubahan untuk memastikan bahwa perubahan tidak memiliki dampak merugikan terhadap

operasi atau validasi peralatan atau proses. Dalam setahun, dimungkinkan telah terjadi banyak

perubahan kecil, namun, diperkirakan tidak berdampak besar terhadap proses atau produk.

Namun, jika dikumulatifkan sejumlah perubahan kecil tersebut dapat disetarakan dengan

perubahan besar. Maka dari itu, penggunaan Annual Product Review (APR) menyediakan

fasilitas untuk melihat produk dan proses dengan “mata elang” sehingga bisa mendeteksi efek

kumulatif negatif.

2.3.6 Mempersiapkan jika terjadi pengawasan dari pihak pengawas (BPOM)

Kebanyakan pihak pengawas meminta rangkuman data dari satu atau lebih produk. Jika

data ini belum ada, seperti belum tersedia dalam Annual Product Review (APR), maka akan

memerlukan banyak waktu untuk mengumpulkan informasi mengenai data tersebut. Bahkan,

hanya tersedia waktu yang sedikit untuk melakukan evaluasi. Sehingga, data pada Annual

Product Review (APR) ini dapat dijadikan antisipasi apabila dilakukan proses pengawasan atau

audit yang mendadak dari pihak BPOM atau pihak pengawas lainnya.

2.3.7 Sebagai sarana komunikasi antara manajemen produk dan proses

CPOB menyatakan bahwa proses produksi yang baik diperlukan untuk menjamin

produk yang dihasilkan aman, berkualitas, dan berkhasiat. Sehingga, APR (Annuual Product

Review) ini bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi yang merangkum status manajemen

setiap produk, termasuk hal-hal penting (titik kritis produksi) yang memerlukan koreksi.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

7

Universitas Indonesia

2.4 APR (Annual Product Review) PT. Kalbe Farma, Tbk.

Tujuan penyusunan APR adalah untuk melihat tren kualitas produk tahunan (mencakup

kapabilitas, ketangguhan proses dan formula, spesifikasi/parameter produk, stabilita dan waktu

daluarsa, adakomplain/tidak,dan sebagainya) sehingga dapat menjadi acuan langkah-langkah

selanjutnya, seperti contoh: perbaikan formula, parameter proses, dan lainnya (PT. Kalbe

Farma, Tbk, 2010).

Tanggung jawab dalam penyusunan APR berada pada:

1. QA Officer bertanggung jawab mengkoordinasi pengumpulan data yang

diperlukan untuk melakukan review produk dan membuat tren analisis,

kesimpulan hasil review dan membuat rekomendasi untuk perbaikan serta

menyiapkan rangkuman APR untuk direview.

2. Validation Manager bertanggung jawab untuk mereview dan bertanggung jawab

terhedap penyusunan APR.

3. QA Manager, QC Manager, Process Development Manager dan Production

Manager bertanggung jawab melakukan review terhadap hasil APR dan

menyetujui hasil review APR.

4. QO Manager bertanggung jawab menyetujui laporan hasil review dan

rekomendasi perbaikan yang diusulkan.

Ruang Lingkup:

1. Review dilakukan terhadap seluruh batch produk yang diproduksi dalam periode 1

tahun (dimulai dari bulan Januari sampai Desember pada tahun sebelumnya) di PT.

Kalbe Farma-Cikarang.

2. Review meliputi: variasi dari parameter kritis produk, komplain produk, kompalin

produk, produk kembalian, penyimpangan kualitas, pengerjaan ulang dan atribut

kualitas lain dari produk.

3. Review mencakup aktivitas dari pengumpulan data, pengolahan data, pembuatan

laporan, penyimpulan hasil review, serta follow up tindakan perbaikan yang akan

dilakukan berikut dokumentasinya.

4. Aspek atau data yang harus dikumpulkan, dirangkum, dan dilakukan review untuk

menyusun laporan APR meliputi:

4.1. Deskripsi produk mencakup pemerian, wadah dan kemasan (QC).

4.2. Identitas formula dan kemasan yang digunakan beserta perubahannya (QC)

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

8

Universitas Indonesia

4.3. Jumlah dari semua batch yang diproduksi.

4.4. Shelf life (An. Dev)

4.5. Jumlah (%) produk diproses ulang (QA)

4.6. Jumlah (%) produk ditolak (QA)

4.7. Metode analisis yang digunakan dan perubahannya (QC)

4.8. Status validasi dari proses dan metoda analisis (QA & An. Dev).

4.9. Keluhan pelanggan terhadap produk (QA)

4.10. Penarikan kembali obat jadi (QA)

4.11. Ketidaksesuaian (Non Conformance) selama proses (QA)

4.12. Hasil audit Badan POM (QA)

4.13. Stabilita untuk jenis formula yang berlaku (QA)

4.14. Rekomendasi APR tahun sebelumnya

4.15. Data proses dan produk yang tercantum dalam Catatan Produksi Batch, yang

meliputi:

4.15.1. Data parameter kritis proses (termasuk hasil pemantauan lingkungan selama

proses, dan variable lain yang mempengaruhi proses)

4.15.2. Data hasil pengujian selama In Process Control

4.15.3. Data hasil analisa QC

4.15.4. Data rendemen (meliputi rendemen proses dan rendemen kemas)

4.15.5. Data melekat pada CPB mengenai perubahan terhadap proses dan

spesifikasi produk (meliputi: Kontrol Perubahan Proses, Formulir Produk

Bermasalah, Perubahan Pesyaratan Produk, Formulir Usulan Pengerjaan

Ulang)

4.15.6. Data Bahan aktif dan Bahan Pengemas yang digunakan pada masing-masing

batch

4.16. Data hasil pengujian QC yang ditarik dari CA (Certificate of Analysis) online.

Berdasarkan perhitungan nilai Ppk dan Cpk dapat ditarik kesimpulan terhadappemenuhan spesifikasi dengan interpretasi nilai kapabilita proses dibawah ini:

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

9

Universitas Indonesia

Interpretasi Nilai Kapabilita Proses:

1. Cpk ≥ 1.3:

Jika terjadi peningkatan variasi di masa mendatang, kecil kemungkinannya menyimpang

dari spesifikasi.

3. 1.1 ≤ Cpk < 1.3:

Kondisi ideal, variasi dalam batas yang diijinkan.

4. 1.0 ≤ Cpk < 1.1

Perubahan sedikit dalam proses produksi mengakibatkan munculnya penyimpangan.

5. 0.9 ≤ Cpk < 1.0

Produk cacat (penyimpangan produk) kadangkala muncul, proses harus diperiksa lebih

ketat untuk mengeliminasi cacat atau penyimpangan.

6. Cpk< 0.9:

Produk cacat (penyimpangan produk) terjadi secara teratur, proses tak terkontrol harus

diperiksa bagaimana proses kerja, atau design spesifikasi perlu ditinjau ulang.

7. Ppk < 1.00:

Performa proses tidak baik.

Produk tangguh adalah produk yang memenuhi kriteria dibawah ini, yaitu:

a. Produk yang tidak ditemukan penyimpangan selama proses produksi yang

menunjukkan ketidakkonsistenan proses.

b. Produk yang menunjukkan kapabilita proses (pemenuhan terhadap spesifikasi) yang

baik, yang dapat dilihat dari tidak terdapatnya hasil IPC dan Final Testing yang

keluar dari spesifikasi awal (tidak terdapat perubahan spesifikasi), nilai Ppk (data

harus terdistribusi normal) ≥ 1.0 dan nilai Cpk (data harus terdistribusi normal dan

data stabil) ≥ 1.0.

Produk tidak tangguh adalah produk yang tidak memenuhi kriteria produk tangguh (PT. Kalbe

Farma, Tbk. 2010).

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

10 Universitas Indonesia

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus

Tugas khusus dilaksanakan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker pada

periode 17 Juni – 12 Juli dan 14 Agustus - 31 Agustus 2013 di Departemen QA

(Quality Assurance), PT. Kalbe Farma, Tbk. yang berlokasi di jalan M. H.

Thamrin Blok A1-3, kawasan industri Delta Silicon, Lippo Cikarang, Bekasi.

3.2 Metode Pembuatan Annual Product Review

Urutan langkah dalam pembuatan Annual Product Review tablet X yaitu:

1. Pengumpulan data produksi tablet X tahun 2012.

Pengumpulan data untuk pembuatan APR (Annual Product Review)

dilakukan dengan melihat hasil analisis pada proses produksi dan QC

(Quality Control) yang terdapat pada batch record dari periode Januari

hingga Desember 2012.

2. Penyusunan laporan Annual Product Review tablet X tahun 2012.

Penyusunan APR tablet X mencakup:

a. Review.

b. Tren analisis tablet X QC.

c. Tren analisis produk tablet X.

d. Product review.

e. Laporan uji stabilita.

f. Deviation report.

g. Pembahasan Hasil

3. Pengolahan data.

Data untuk parameter kritis yang diperoleh seperti bobot tablet, kekerasan

tablet, tebal tablet, friability tablet, waktu hancur tablet, penetapan kadar

Ambroxol, laju disolusi rata-rata tablet. Data diolah dengan menggunakan

perangkat lunak berlisensi (Minitab).

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

11 Universitas Indonesia

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data dan Penelusuran Literatur

Pengumpulan data dilakukan terhadap batch record Tablet X periode Januari

hingga Desember tahun 2012. Pada tahun 2012 tablet X di produksi sebanyak 11

batch dengan 3 prosedur produksi. Dengan demikian, tablet X dapat dibuat

Annual Product Review (APR) sesuai dengan persyaratan dimana penyusunan

APR dilakukan minimal 10 batch. Pengumpulan data untuk Annual Product

Review (APR) tablet X meliputi pemeriksaan produksi dan pemeriksaan QC

(Quality Control).

Pemeriksaan produksi meliputi:

a. Bobot tablet

b. Tebal tablet

c. Kekerasan tablet

d. Waktu hancur tablet

e. Friability tablet.

Pemeriksaan QC meliputi:

a. Bobot tablet

b. Kekerasan tablet

c. Penetapan kadar ambroxol

d. Konformitas kadar tablet X

e. Waktu hancur tablet

f. Laju disolusi rata-rata tablet

g. Konformitas massa siap cetak (MSC) tablet X

Analisa statistik dilakukan menggunakan perangkat lunak berlisensi (Minitab)

dilakukan untuk menganalisa parameter pemeriksaan tabet X, yaitu:

a. Bobot tablet

b. Kekerasan tablet

c. Penetapan kadar ambroxol

d. Konformitas kadar tablet X

e. Waktu hancur tablet

f. Laju disolusi rata-rata tablet

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

12

Universitas Indonesia

g. Konformitas massa siap cetak (MSC) tablet X

h. Friability tablet.

Analisa statistik tersebut dimaksudkan untuk melihat tren parameter terkait,

sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan rekomendasi yang

diperlukan untuk produk tablet X.

4.2. Penyusunan APR (Annual Product Review)Tablet X 2012

Dari data yang telah dikumpulkan, baik dari pemeriksaan produksi dan QC

(Quality Control), APR (Annual Product Review) tablet X disusun berdasarkan

prosedur tetap penyusunan APR PT. Kalbe Farma, Tbk sepeti:

4.2.1 Deskripsi produk mencakup pemerian, wadah dan kemasan

Hasil: tablet X memenuhi persyaratan

4.2.2 Jumlah batch tablet X yang diproduksi pada tahun 2012 adalah 11

batch dengan 3 prosedur produksi.

4.2.3 Shelf life produk tablet X adalah 3 tahun

4.2.4 Jumlah (%) produk diproses ulang untuk tablet X tidak ada

4.2.5 Jumlah (%) produk ditolak untuk tablet X tidak ada

4.2.6 Metode analisis yang digunakan (mengacu pada nomor MA: MP-I

67725103 C) dengan tidak ada informasi perubahan.

4.2.7 Status validasi telah dilakukan validasi konkuren terhadap tablet X

dengan status valid.

4.2.8 Keluhan pelanggan terhadap tablet X pada tahun 2012 tidak ada

4.2.9 Penarikan kembali obat jadi tidak ada

4.2.10 Ketidaksesuaian (Non Conformance) selama proses terjadi pada

tanggal 12 Desember 2012 dimana kekerasan tablet tidak memnuhi

syarat (Syarat 5-10 Kp). 2 dari 12 tablet hasil pemeriksaan : 4,23

dan 4,17 Kp.

4.2.11 Rekomendasi dari BPOM tidak ada

4.3. Hasil Pengolahan Data

Pengolahan data untuk tablet X dengan 3 prosedur produksi A, B, dan C

untuk melihat tren analisis produksi:

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

13

Universitas Indonesia

a. Bobot individu Tablet X yang dihasilkan memenuhi persyaratan, yaitu :

Prosedur

Produksi

No. Batch Syarat Hasil

A 421054-422056 190 - 210 mg 194-207 mg

B 423057-426060 190 - 210 mg 198-205 mg

C 427061-432064 190 - 210 mg 194-207 mg

Grafik dapat dilihat di lampiran 4.1, 4.2, dan 4.3. Analisis kapabilitas

diperoleh nilai Ppk = 1,47 dan nilai Cpk = 1,46 untuk grafik 1, Ppk = 2,3

dan Cpk = 2,35 untuk grafik 2, serta Ppk = 2,7 dan Cpk = 2,73 untuk

grafik 3. Nilai Ppk pada semua grafik menunjukkan performa proses saat

ini baik dan nilai Cpk menunjukkan jika terjadi peningkatan variasi di

masa mendatang, kecil kemungkinan untuk terjadi penyimpangan terhadap

spesifikasi yang ditetapkan. Artinya, proses yang terjadi pada masing-

masing batch tersebut dapat dikatakan tangguh.

b. Waktu hancur Tablet X yang dihasilkan memenuhi persyaratan, yaitu:

Prosedur

Produksi

No. Batch Syarat Hasil

A 421054-422056 < 10 menit 1-2 menit

B 423057-426060 < 10 menit 0,83-1,83

menit

C 427061-432064 < 10 menit 1-1,58 menit

Grafik dapat dilihat di lampiran 4.4, 4.5, dan 4.6. Analisis kapabilitas

proses diperoleh nilai Ppk = 1,77 dan nilai Cpk = 1,67 untuk grafik 1,

Ppk = 9,81 dan Cpk = 14,83 untuk grafik 2, serta Ppk = 15,42 dan Cpk

= 17,83 untuk grafik 3. Nilai Ppk pada semua grafik menunjukkan

performa proses saat ini baik dan nilai Cpk menunjukkan jika terjadi

peningkatan variasi di masa mendatang, kecil kemungkinan untuk

terjadi penyimpangan terhadap spesifikasi yang ditetapkan. Artinya,

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

14

Universitas Indonesia

proses yang terjadi pada masing-masing batch tersebut dapat dikatakan

tangguh.

c. Kerapuhan Tablet X yang dihasilkan memenuhi persyaratan, yaitu:

Prosedur

Produksi

No. Batch Syarat Hasil

A 421054-422056 < 1 %). 0,1-0,22 %

B 423057-426060 < 1 %). 0,05-0,29 %

C 427061-432064 < 1 %). 0,08-0,2 %

Grafik dapat dilihat di lampiran 4.7, 4.8. dan 4.9. Diperoleh nilai Ppk

= 1,41 dan nilai Cpk = 1,8 untuk grafik 4.7. Nilai Ppk menunjukkan

performa proses saat ini baik dan nilai Cpk menunjukkan jika terjadi

peningkatan variasi di masa mendatang, kecil kemungkinan untuk

terjadi penyimpangan terhadap spesifikasi yang ditetapkan. Artinya,

proses yang terjadi pada masing-masing batch tersebut dapat

dikatakan tangguh. Diperoleh nilai Ppk = 0,73 dan nilai Cpk = 1,16

untuk grafik 4.8. Nilai Ppk menunjukkan bahwa penyimpangan

produk terjadi secara teratur dan proses tidak terkontrol. Harus

diperiksa bagaimana proses kerja, atau desain spesifikasi perlu

ditinjau ulang. Nilai Cpk menunjukkan bahwa dapat dicapai kondisi

yang ideal, dimana variasi masih berada dalam batas yang diizinkan.

Artinya, proses yang terjadi pada masing-masing batch tersebut

belum bisa dikatakan tangguh. Diperoleh nilai Ppk = 1,32 dan nilai

Cpk = 1,27 untuk grafik 4.9. Nilai Ppk menunjukkan performa proses

saat ini baik dan variasi masih berada dalam batas yang diizinkan.

Artinya, proses yang terjadi pada masing-masing batch tersebut dapat

dikatakan tangguh.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

15

Universitas Indonesia

Pengolahan data untuk tablet X dengan 3 prosedur produksi A, B, dan C

untuk melihat tren analisis QC:

a. Bobot individu Tablet X yang dihasilkan memenuhi persyaratan, yaitu:

Prosedur

Produksi

No. Batch Syarat Hasil

A 421054-422056 190 - 210 mg 195-205 mg

B 423057-426060 190 - 210 mg 197-205 mg

C 427061-432064 190 – 210 mg 196-202 mg

Grafik dapat dilihat pada lampiran 4.10, 41.11 dan 4.12. Diperoleh nilai

Ppk = 1,53 dan nilai Cpk = 1,52 untuk grafik 1, Ppk = 1,69 dan Cpk = 1,92

untuk grafik 2, serta Ppk = 2,3 dan Cpk = 2,51 untuk grafik 3. Nilai Ppk

pada semua grafik menunjukkan performa proses saat ini baik dan nilai

Cpk menunjukkan jika terjadi peningkatan variasi di masa mendatang,

kecil kemungkinan untuk terjadi penyimpangan terhadap spesifikasi yang

ditetapkan. Artinya, proses yang terjadi pada masing-masing batch

tersebut dapat dikatakan tangguh

b. Kekerasan Tablet X yang dihasilkan cenderung rendah dari syarat, dimana

terdapat titik yang lebih rendah dari syarat, yaitu:

Prosedur

Produksi

No. Batch Syarat Hasil

A 421054-422056 5 - 10 Kp 4,67-7,97 Kp

B 423057-426060 5 - 10 Kp 5-8,15 Kp

C 427061-432064 5- 10 Kp 4,17-8,21 Kp

Grafik dapat dilihat di lampiran 4.13, 4.14, dan 4.15. Diperoleh nilai

Ppk = 0,49 dan nilai Cpk = 0,79 untuk grafik 4.13. Nilai ini

menunjukkan bahwa produk masih memerlukan monitoring atau

perbaikan. Hal ini terbukti dari adanya nilai kekerasan tablet yang

menyimpang dari syarat pada BN 422055 (ditemukan 2 dari 12 sampel

yang TMS. Diperoleh nilai Ppk = 0,93 dan nilai Cpk = 1,06 untuk

grafik 4.14. Nilai Ppk menunjukkan bahwa produk masih memerlukan

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

16

Universitas Indonesia

monitoring atau perbaikan. Nilai Cpk menunjukkan bahwa dapat

dicapai kondisi yang ideal, dimana variasi masih berada dalam batas

yang diizinkan. Diperoleh nilai Ppk = 0,68 dan nilai Cpk = 0,97 untuk

grafik 4.15. Nilai Ppk menunjukkan bahwa produk masih memerlukan

monitoring atau perbaikan. Hal ini terbukti dari adanya nilai kekerasan

tablet yang menyimpang dari syarat pada BN 432064 (ditemukan 2

dari 12 sampel yang TMS).

c. Waktu hancur Tablet X memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan,

yaitu:

Prosedur

Produksi

No. Batch Syarat Hasil

A 421054-422056 ≤ 10 menit 0,77-1,13 menit

B 423057-426060 ≤ 10 menit 0,73-0,9 menit

C 427061-432064 ≤ 10 menit 0,65-1,23 menit

Grafik dapat dilihat pada lampiran 4.16, 4.17, dan 4.18. Diperoleh nilai

Ppk = 1,7 dan nilai Cpk = 2,07 untuk grafik 4.16 serta Ppk = 3,77 dan

Cpk = 3,19 untuk grafik 4.17. Nilai Ppk pada semua grafik

menunjukkan performa proses saat ini baik dan nilai Cpk menunjukkan

jika terjadi peningkatan variasi di masa mendatang, kecil kemungkinan

untuk terjadi penyimpangan terhadap spesifikasi yang ditetapkan.

Artinya, proses yang terjadi pada masing-masing batch tersebut dapat

dikatakan tangguh. Diperoleh nilai Ppk = 1,29 dan nilai Cpk = 1,28

untuk grafik 4.18. Nilai ini menunjukkan bahwa dapat dicapai kondisi

yang ideal, dimana variasi masih berada dalam batas yang diizinkan.

Artinya, proses yang terjadi pada masing-masing batch tersebut dapat

dikatakan tangguh.

d. Penetapan kadar Ambroxol HCl dalam Tablet X yang dihasilkan

memenuhi persyaratan, yaitu:

Prosedur

Produksi

No. Batch Syarat Hasil

A 421054-422056 90,0 – 110,0% 96,5-102 %

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

17

Universitas Indonesia

B 423057-426060 90,0 -110,0% 97-100,3 %

C 427061-432064 90,0 – 110,0% 94,9-100,1 %

Grafik dapat dilihat pada lampiran 4.19, 4.20 dan 4.21. Diperoleh nilai

Ppk = 1,62 dan nilai Cpk = 2,36 untuk grafik 4.19, Ppk = 2,5 dan Cpk

= 11,89 untuk grafik 4.20, serta Ppk = 1,65 dan Cpk = 1,55 untuk

grafik 4.21. Nilai Ppk pada semua grafik menunjukkan performa

proses saat ini baik dan nilai Cpk menunjukkan jika terjadi

peningkatan variasi di masa mendatang, kecil kemungkinan untuk

terjadi penyimpangan terhadap spesifikasi yang ditetapkan. Artinya,

proses yang terjadi pada masing-masing batch tersebut dapat dikatakan

tangguh.

e. Penetapan disolusi Ambroxol HCl dalam Tablet X Tablet memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu:

Prosedur

Produksi

No. Batch Syarat Hasil

A 421054-422056 10 menit ≥ 80 % 101-108 %

B 423057-426060 10 menit ≥ 80 % 98-109 %

C 427061-432064 10 menit ≥ 80 % 89-114

Grafik dapat dilihat di lampiran 4.22, 4.23, dan 4.24. Diperoleh nilai

Ppk = 3,26 dan nilai Cpk = 2,73 untuk grafik 4.22. Nilai Ppk

menunjukkan performa proses saat ini baik dan nilai Cpk menunjukkan

jika terjadi peningkatan variasi di masa mendatang, kecil kemungkinan

untuk terjadi penyimpangan terhadap spesifikasi yang ditetapkan.

Artinya, proses yang terjadi pada masing-masing batch tersebut dapat

dikatakan tangguh. Diperoleh nilai Ppk = 1 dan nilai Cpk = 2,67 untuk

grafik 4.23 dan 4.24. Nilai Ppk menunjukkan bahwa adanya sedikit

perubahan dalam proses produksi mengakibatkan munculnya

penyimpangan. Nilai Cpk menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan

variasi di masa mendatang, kecil kemungkinan untuk menyimpang

terhadap spesifikasi yang ditetapkan. Artinya, proses yang terjadi pada

masing-masing batch tersebut dapat dikatakan tangguh.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

18

Universitas Indonesia

f. Konformitas kadar (yang dilihat berdasarkan nilai AV) Tablet X

memenuhi syarat yang ditetapkan, yaitu:

Prosedur

Produksi

No. Batch Syarat Hasil

A 421054-422056 AV ≤ 15 % 3,7-5,7 %

B 423057-426060 AV ≤ 15 % 3,9-4,9 %

C 427061-432064 AV ≤ 15 % 3,1-6,4 %

Grafik dapat dilihat di lampiran 4.26, 4.27, dan 4.28. iperoleh nilai Ppk

= 1,62 dan nilai Cpk = 2,36 untuk grafik 1, Ppk = 2,5 dan Cpk = 11,89

untuk grafik 2, serta Ppk = 1,65 dan Cpk = 1,55 untuk grafik 3. Nilai

Ppk pada semua grafik menunjukkan performa proses saat ini baik dan

nilai Cpk menunjukkan jika terjadi peningkatan variasi di masa

mendatang, kecil kemungkinan untuk terjadi penyimpangan terhadap

spesifikasi yang ditetapkan. Artinya, proses yang terjadi pada masing-

masing batch tersebut dapat dikatakan tangguh. Nilai P pada grafik 1 =

0,276. Nilai P pada grafik 2 = 0,811. Nilai P pada grafik 3 = 0,786.

g. Keseragaman Kadar Ambroxol HCl 10 titik dalam Tablet X untuk BN

427061-430063 (BN validasi) memenuhi persyaratan yang telah

ditetapkan, yaitu:

Prosedur

Produksi

No. Batch Syarat Hasil

C 427061-432063 90,0 - 110,0 %

RSD ≤ 5 %).

95,4-104,5 %

RSD 427061 = 2,2 %,

RSD 428062 = 2,1 %,

RSD 430063 = 2,8 %

Grafik dapat dilihat dilampiran 4.29. Diperoleh nilai Ppk = 1,16 nilai

Cpk = 1,32. Nilai Ppk menunjukkan kondisi ideal dan variasi berada

dalam batas yang diizinkan. Nilai Cpk menunjukkan jika terjadi

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

19

Universitas Indonesia

peningkatan variasi di masa mendatang, kecil kemungkinan untuk

terjadi penyimpangan terhadap spesifikasi yang ditetapkan.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

20 Universitas Indonesia

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. APR (Annual Product Review) PT. Kalbe Farma, Tbk merupakan

laporan terstruktur dan menyeluruh berisi semua data mengenai

proses produksi , sistem analitis, stabilitas, pengaduan, perubahan,

sistem deviasi, recall dan data pelanggan yang dikaitkan dengan

produk farmasi pada bulan Januari hingga Desember tahun tertentu

untuk memantau kualitas dari produk tersebut dan meningkatkan

kualitasnya, apabila diperlukan. Penyusunan APR tablet X

mencakup: review, Tren analisis QC dan produksi tablet X, product

review, laporan uji stabilita dan deviation report. Parameter kritis

untuk tablet X adalah bobot tablet, kekerasan tablet, tebal tablet,

friability tablet, waktu hancur tablet, penetapan kadar Ambroxol, laju

disolusi rata-rata tablet.

b. Dari hasil pengolahan data pada 11 batch record tablet X pada tahun

2012 didapat bahwa semua parameter kritis QC dan Produksi

memenuhi persyaratan, namun variasi nilai kekerasan tablet yang

tinggi disebabkan sifat dari produk, sehingga direkomendasikan untuk

memperbesar rentang persyaratan untuk kekerasan tablet.

5.2. Saran

Terhambatnya ketersediaan CPB (Catatan Produksi Batch) karena

disimpan pada vendor dokumen menyebabkan pengumpulan data terhambat.

Pembuatan list peminjaman dan komunikasi antar sub divisi perlu ditingkatkan

agar pengadaan CPB (Catatan Produksi Batch) yang disimpan di vendor dokumen

dapat optimal.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

21 Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Anonim. (2013). FDA regulatory information.

http://www.fda.gov/downloads/regulatoryinformation/guidances/ucm1290

98.pdf. Tanggal akses 28 Agustus 2013.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2012). Pedoman Cara

Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia.

PT. Kalbe Farma, Tbk. (2010). Supporting Document: Annual Product Review.

Cikarang: PT. Kalbe Farma, Tbk.

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

22

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Grafik bobot individu tren analisis produksi

Gambar 4.1 Grafik bobot individu tren analisis produksi prosedur produksi A

Gambar 4.2 Grafik bobot individu tren analisis produksi prosedur produksi B

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

23

Universitas Indonesia

Gambar 4.3 Grafik bobot individu tren analisis produksi prosedur produksi C

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

24

Universitas Indonesia

Lampiran 2. Grafik waktu hancur tren analisis produksi

Gambar 4.4 Grafik waktu hancur tren analisis produksi prosedur produksi A

Gambar 4.5 Grafik waktu hancur tren analisis produksi prosedur produksi B

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

25

Universitas Indonesia

Gambar 4.6 Grafik waktu hancur tren analisis produksi prosedur produksi C

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

26

Universitas Indonesia

Lampiran 3. Grafik friabilita tren analisis produksi

Gambar 4.7 Grafik friabilita tren analisis produksi prosedur produksi A

Gambar 4.8 Grafik friabilita tren analisis produksi prosedur produksi B

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

27

Universitas Indonesia

Gambar 4.9 Grafik friabilita tren analisis produksi prosedur produksi C

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

28

Universitas Indonesia

Lampiran 4. Grafik bobot individu tren analisis QC

Gambar 4.10 Grafik bobot individu tren analisis QC prosedur produksi A

Gambar 4.11 Grafik bobot individu tren analisis QC prosedur produksi B

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

29

Universitas Indonesia

Gambar 4.12 Grafik bobot individu tren analisis QC prosedur produksi C

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

30

Universitas Indonesia

Lampiran 5. Grafik kekerasan tablet tren analisis QC

Gambar 4.13 Grafik kekerasan tablet tren analisis QC prosedur produksi A

Gambar 4.14 Grafik kekerasan tablet tren analisis QC prosedur produksi B

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

31

Universitas Indonesia

Gambar 4.15 Grafik kekerasan tablet tren analisis QC prosedur produksi C

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

32

Universitas Indonesia

Lampiran 6. Grafik waktu hancur tren analisis QC

Gambar 4.16 Grafik waktu hancur tren analisis QC prosedur produksi A

Gambar 4.17 Grafik waktu hancur tren analisis QC prosedur produksi B

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

33

Universitas Indonesia

Gambar 4.18 Grafik waktu hancur tren analisis QC prosedur produksi C

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

34

Universitas Indonesia

Lampiran 7. Grafik penetapan kadar Ambroxol tren analisis QC

Gambar 4.19 Grafik penetapan kadar Ambroxol tren analisis QC prosedur

produksi A

Gambar 4.20 Grafik penetapan kadar Ambroxol tren analisis QC prosedur

produksi B

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

35

Universitas Indonesia

Gambar 4.21 Grafik penetapan kadar Ambroxol tren analisis QC prosedur

produksi C

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

36

Universitas Indonesia

Lampiran 8. Grafik laju disolusi tren analisis QC

Gambar 4.22 Grafik laju disolusi tren analisis QC prosedur produksi B

Gambar 4.23 Grafik laju disolusi tren analisis QC prosedur produksi C

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

37

Universitas Indonesia

Lampiran 9. Grafik konformitas kadar tren analisis QC

Gambar 4.24 Grafik konformitas kadar tren analisis QC prosedur produksi A

Gambar 4.25 Grafik konformitas kadar tren analisis QC prosedur produksi B

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

38

Universitas Indonesia

Gambar 4.26 Grafik konformitas kadar tren analisis QC prosedur produksi C

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367021-PR-Nurina Fatmawati.pdf · Nama : Nurina Fatmawati, S. Farm NPM : ... adalah contoh aspek yang

39

Universitas Indonesia

Lampiran 10. Grafik keseragaman kadar Ambroxol tren analisis QC

Gambar 4.27 Grafik keseragaman kadar Ambroxol tren analisis QC prosedur

produksi C

Laporan praktek…., Nurina Fatmawati, FFUI, 2014