Upload
lyquynh
View
228
Download
2
Embed Size (px)
UNIVERSITAS INDONESIA
STRATEGI MANAJEMEN PERUBAHAN
MENGGUNAKAN ANALYTIC HEIRARCHY PROCESS UNTUK
MENDUKUNG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT :
STUDI KASUS LEMBAGA PENERBANGAN DAN
ANTARIKSA NASIONAL
KARYA AKHIR
WINARNI
1106122202
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA
JULI 2013
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
UNIVERSITAS INDONESIA
STRATEGI MANAJEMEN PERUBAHAN
MENGGUNAKAN ANALYTIC HEIRARCHY PROCESS UNTUK
MENDUKUNG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT :
STUDI KASUS LEMBAGA PENERBANGAN DAN
ANTARIKSA NASIONAL
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknologi Informasi
WINARNI
1106122202
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA
JULI 2013
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Winarni
NPM : 1106122202
Tanda Tangan :
Tanggal : 27 Juni 2013
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
iii
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmatnya saya dapat
menyelesaikan Karya Akhir ini yang berjudul Strategi Manajemen Perubahan
Menggunakan Analytical Heirarchy Process Untuk Mendukung Pengembangan
E-Government : Studi Kasus Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional.
Penulisan Karya Akhir ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mencapai gelar Magister Teknologi Informasi di Universitas Indonesia.
Saya menyadari sangatlah sulit bagi saya menyelesaikan penelitian ini tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dana Indra Sensuse, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan Karya Akhir ini,
2. Bapak Dr. Achmad Nizar Hidayanto dan Dr. Indra Budi selaku dewan
penguji
3. Bapak Dr. Achmad Nizar Hidayanto selaku Ketua Program Magister
Teknologi Informasi
4. Kementrian Ristek atas program beasiswa yang diterima penulis
5. Ibu Dr. Erna Sri Adiningsih selaku Kepala Pusat Pengkajian Kedirgantaraan
yang telah mengijinkan penulis untuk melanjutkan studi,
6. Bapak/Ibu Responden wawancara, kuisioner dan FDG yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan Karya Akhir ini,
7. Teman-teman Bidang Sisfogan yang telah membantu dalam pengambilan
data, saran dan dukungannnya
8. Ibunda tercinta yang telah meluangkan waktu, tenaga, doa dan dorongan
semangat. Kakak, Adik tersayang serta seluruh keluarga yang telah
memberikan dukungannya
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
v
9. Suami tercinta atas kesabaran, pengertian, doa dan dukungannya. Kakak
Yeira dan Adik Levana, kedua putri tersayang yang selalu menjadi motivasi
terbesar penulis dalam menyelesaikan Karya akhir ini
10. Teman-teman MTI 2011 dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Karya Akhir ini
Tentunya masih banyak kekurangan dalam karya akhir ini, sehingga penulis
berharap adanya kritik, saran dan masukan-masukan yang membangun dalam
penyempurnaan Karya Akhir ini. Semoga Karya Akhir ini bermanfaat.
Jakarta, 27 Juni 2013
penulis
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Winarni
NPM : 1106122202
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Departemen : -
Fakultas : Ilmu Komputer
Jenis Karya : Karya Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusice Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Strategi Manajemen Perubahan Menggunakan Analytic Heirarchy Process Untuk
Mendukung Pengembangan E-Government : Studi Kasus Lembaga Penerbangan
Dan Antariksa Nasional
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database).
Merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Juni 2013
Yang menyatakan
(Winarni)
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
vii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Winarni
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul Karya Akhir : Strategi Managemen Perubahan Menggunakan Analytic
Heirarchy Process Untuk Mendukung Pengembangan
E-Government : Studi Kasus Lembaga Antariksa dan
Penerbangan Nasional.
Sekarang ini peran teknologi informasi telah menjadi bagian penting dari
organisasi, teknologi informasi (TI) memberikan banyak peluang untuk dapat
memperbesar bisnis dan merubah budaya sebuah organisasi. Implementasi
teknologi informasi menawarkan peluang yang sangat strategis dalam pencapaian
tujuan, visi dan misi organisasi dan juga untuk keberlangsungan hidup organisasi.
Hal tersebut selaras dengan program pemerintah dalam implementasi TI yang
dituangkan melalui Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003 tentang e-government.
Inpres tersebut mengikat semua lembaga pemerintah untuk segera melakukan
penerapan dan pengembangan, termasuk didalamnya LAPAN sebagai Lembaga
Pemerintah Non Kementrian. Pemanfaatan teknologi informasi (TI)
membutuhkan banyak perubahan agar mendapatkan hasil yang optimal.
Perubahan tersebut dapat terjadi bukan hanya dalam divisi TI tapi juga dapat
terjadi pada divisi non-TI. Hal tersebut yang mendasari dirumuskannya strategi
yang tepat dalam mensikapi perubahan yang terjadi dalam pengembangan TI
untuk implementasi e-goverment. Untuk itu Penelitian ini bertujuan merumuskan
strategi manajemen perubahan yang perlu dilakukan oleh LAPAN dalam rangka
mendukung program pengembangan e-government. Metode yang digunakan
untuk merumuskan strategi adalah analisa SWOT, sedangkan metode yang
digunakan dalam menentukan prioritas strateginya adalah adalah AHP
(Analytical Hierarchy Process). Hasil dari penelitian ini adalah rumusan strategi
manajemen perubahan untuk mendukung pengembangan e-government di
LAPAN yang dipetakan menjadi 3 (tiga) langkah berdasarkan model perubahan
Lewin. Setiap Langkah dibuat prioritas strategi berdasarkan kebutuhan LAPAN
saat ini. Penelitian ini menghasilkan 26 (dua puluh enam) strategi dengan masing-
masing 11 (sebelas) strategi pada langkah unfreezing the status quo, 7 (tujuh)
strategi pada langkah movement to the state dan 8 (delapan) strategi pada langkah
refreezing.
Kata kunci : Manajemen Perubahan, E-Government, Analytical Hierarchy
Process
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
viii Universitas Indonesia
ABSTRACT
Nama : Winarni
Study Program : Magister of Information Technology
Title : Change Management Strategy Using Analytic
Heirarchy Process for Supporting Implementation of E-
Government : A Case Study National Institute of
Aeronautics and Space
The role of information technology has become an important part of the
organization today, information technology (IT) can provide many opportunities
to expand the business and change the culture of an organization. Implementation
of information technology offers a very strategic opportunities in achieving goals,
vision and mission of the organization and also for the survival of the
organization. This is in line with the government program as outlined in the IT
implementation through Presidential Instruction No. 3 of 2003 on e-government.
Instruction is binding on all government agencies to immediately carry out the
implementation and development, including the National Institute of Aeronautics
and Space as Non-ministerial government agency. Using information technology
(IT) needs a lot of changes in order to get optimal results. Such changes can occur
not only in the IT division but can also occur in non-IT division. This underlying
the formulation of appropriate strategies can address the changes that occur in IT
development for the implementation of e-government. The aim of this study was
to formulate change management strategy needs to be done by LAPAN to support
the development of e-government program. The method used is to formulate
strategy is SWOT analysis, while the methods used in determining the priority of
the strategy is is AHP (Analytical Hierarchy Process). The Results from this study
is the formulation of a change management strategy to support the development of
e-government in LAPAN has mapped into 3 (three) steps by Lewin change model
Every move made strategic priorities based on the needs of the current Space
agency. This research resulted in 26 (twenty six) strategy with each of the 11
(eleven) strategy in step unfreezing the status quo, 7 (seven) strategy in step
movement to the state and 8 (eight) strategy in step refreezing.
Keywords: Change Management, E-Government, Analytical Hierarchy Process
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................. Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
BAB 1 ................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
1.5 Ruang Lingkup Permasalahan ..................................................................... 9 1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................. 9
BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................. 11 2.1 Definisi Strategi ........................................................................................ 11
2.2 Manajemen Perubahan .............................................................................. 12 2.2.1 Pendekatan System Thinking .......................................................... 13
2.2.2 Model Perubahan Kurt Lewin ........................................................ 14 2.2.3 Faktor-faktor Penentu dalam Manajemen Perubahan ..................... 16
2.3 Analisa SWOT .......................................................................................... 16 2.4 Analytic Hierarchy Process (AHP) ............................................................ 18 2.5 Analisa PEST ............................................................................................ 22
2.6 E-Government ........................................................................................... 22 2.6.1 Pengertian E-Government .............................................................. 22
2.6.2 Pengembangan E-government........................................................ 23 2.7 Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 25
2.8 Teoritical Framework ............................................................................... 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 32
3.1 Metodologi Penelitian .............................................................................. 32 3.2 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 35
BAB 4 PROFIL ORGANISASI ......................................................................... 36 4.1 Sejarah. ..................................................................................................... 36
4.2 Visi dan Misi LAPAN ............................................................................... 36 4.3 Tugas Pokok dan Fungsi LAPAN .............................................................. 37
4.4 Program LAPAN...................................................................................... 38 4.5 Arah Kebijakan dan Strategi LAPAN ....................................................... 39
4.6 Struktur Organisasi LAPAN ...................................................................... 41 4.7 Lokasi.. ................................................................................................... ..45
BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 48 5.1 Data Wawancara ....................................................................................... 48
5.2 Penentuan Objektif .................................................................................... 55
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
x Universitas Indonesia
5.3 Hasil Analisa PEST ................................................................................... 56
5.4 Hasil Analisa SWOT ................................................................................. 58 5.5 Perumusan Strategi Manajemen perubahan ............................................... 59
5.5.1 Alternatif Strategi Analisa SWOT.................................................. 60 5.5.2 Pemetaan Strategi pada Lewin’s Model .......................................... 64
5.6 Prioritas Strategi Manajemen Perubahan ................................................... 66 5.6.1 Penentuan Kriteria ......................................................................... 66
5.6.2 Penentuan alternatif ....................................................................... 67 5.6.3 Pembobotan Kriteria ...................................................................... 67
5.6.4 Pembobotan Strategi untuk Setiap Langkah ................................... 68 5.6.5 Pemetaan Prioritas Strategi Manajemen Perubahan ........................ 80
5.7 Implikasi Penelitian ................................................................................... 84 5.7.1 Aspek Manajemen Perubahan ........................................................ 84
5.7.2 Aspek Manajemen ......................................................................... 84 5.7.3 Aspek Penelitian Sesudahnya......................................................... 84
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 85 6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 85
6.2 Saran… ..................................................................................................... 86 DAFTAR REFERENSI ..................................................................................... 87
LAMPIRAN 1 ................................................................................................... 90
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
xi Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-1 Fishbone Diagram untuk mencari Akar Masalah .............................. 6
Gambar 2-1 System Thinking (Sumber Haines, 2000) ........................................ 13 Gambar 2-2 Teori Kurt Lewin (Lewin, 1997) .................................................... 16
Gambar 2-3 Analisis SWOT (Porter, 1980) ....................................................... 17 Gambar 2-4 Leavitt’s Extended Model (Sumber : Kovacic et al, 2004 (telah
diolah kembali)) ............................................................................ 27 Gambar 2-5 Teoritical Framework .................................................................... 30
Gambar 3-1 Tahapan Penelitian ........................................................................ 33 Gambar 4-1 Struktur Organisasi LAPAN .......................................................... 41
Gambar 4-2 Lokasi Fasilitas LAPAN (Sumber : Renstra LAPAN, 2010-2014) . 46 Gambar 5-1 Struktur Hierarchy AHP untuk pembobotan pada kriteria .............. 68
Gambar 5-2 Struktur hierarchy AHP pada langkah unfreezing status quo .......... 72 Gambar 5-3 Struktur Hierarchy AHP pada Langkah Movement to the New
State .............................................................................................. 76 Gambar 5-4 Struktur Hierarchy AHP pada Langkah Refreezing ........................ 80
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
xii Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1-1 Kondisi Pengembangan TI di LAPAN (Tahun 2012) ........................ 4 Tabel 1-2 Aspek-aspek dalam implementasi E-government ............................... 8
Tabel 2-1 Matriks Analisa SWOT ................................................................... 18 Tabel 2-2 Skala Perbandingan Saaty ............................................................... 21
Tabel 2-3 Nilai Random Index (RI) untuk Setiap Ordo Matriks ....................... 22 Tabel 2-4 Perubahan elemen yang dikelola dalam Implementasi E-
government (telah diolah kembali) ................................................. 28 Tabel 2-5 Tabel Rangkuman Penelitian Sebelumnya ....................................... 29
Tabel 4-1 Misi LAPAN Setiap Bidang ............................................................ 37 Tabel 4-2 Keterangan Lokasi Fasilitas LAPAN ............................................... 46
Tabel 5-1 Responden Wawancara ................................................................... 63 Tabel 5-2 Hasil Wawancara ............................................................................ 53
Tabel 5-3 Penentuan CSF dan KPI .................................................................. 56 Tabel 5-4 Kerangka Analisis PEST ................................................................. 57
Tabel 5-5 Analisa Faktor Peluang dan Ancaman ............................................. 58 Tabel 5-6 Analisa Faktor kekuatan dan Kelemahan pada SWOT .................... 58
Tabel 5-7 Matriks Analisa TOWS ................................................................... 61 Tabel 5-8 Strategi pada Langkah Unfreezing the status quo ............................ 64
Tabel 5-9 Strategi pada Langkah Movement to the new state ........................... 65 Tabel 5-10 Strategi pada Langkah Refreezing ................................................... 65
Tabel 5-11 Responden Kuisioner AHP .............................................................. 66 Tabel 5-12 Bobot dan Tingkat Prioritas Kriteria ................................................ 67
Tabel 5-13 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status
Quo untuk Kriteria Teknologi 69
Tabel 5-14 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status
Quo untuk Kriteria Proses ............................................................... 70
Tabel 5-15 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status
Quo untuk Kriteria Orang ................................................................ 70
Tabel 5-16 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status
Quo untuk Kriteria Budaya Organisasi ............................................ 71
Tabel 5-17 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status
Quo untuk Kriteria Struktur ............................................................. 71
Tabel 5-18 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status
Quo ................................................................................................. 72
Tabel 5-19 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The
New State untuk Kriteria Teknologi................................................. 73
Tabel 5-20 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The
New State untuk Kriteria Proses ...................................................... 73
Tabel 5-21 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The New
State untuk Kriteria Orang............................................................... 74
Tabel 5-22 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The
New State untuk Kriteria Budaya Organisasi ................................... 74 Tabel 5-23 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The
New State untuk Kriteria Struktur .................................................... 75
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
xiii Universitas Indonesia
Tabel 5-24 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The
New State ........................................................................................ 75 Tabel 5-25 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing untuk
Kriteria Teknologi ........................................................................... 77 Tabel 5-26 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing untuk
Kriteria Proses................................................................................. 77 Tabel 5-27 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing untuk
Kriteria Orang ................................................................................. 78 Tabel 5-28 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing untuk
Kriteria Budaya Organisasi ............................................................. 78 Tabel 5-29 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing untuk
Kriteria Struktur .............................................................................. 79 Tabel 5-30 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing ..................... 79
Tabel 5-31 Pemetaan Prioritas Strategi pada Lewin’s Step Model ...................... 81
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebijakan pemerintah yang mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya tercantum dalam Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003
mengenai kebijakan dan strategi pengembangan E-Government. Dalam kebijakan
tersebut menjelaskan pemanfaatan Teknologi Informasi dalam proses
pemerintahan untuk peningkatan efisiensi, efektifitas, transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah. Untuk menindaklanjuti adanya
Instruksi Presiden tersebut maka setiap instansi mulai mengambil langkah-
langkah untuk membuat kebijakan terkait pemanfaatan teknologi informasi dalam
proses penyelenggaraan kegiatannya. Demikian juga Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) sebagai salah satu Lembaga Pemerintah Non
Kementrian (LPNK) turut serta dalam melaksanakan Instruksi Presiden tersebut.
LAPAN merupakan Lembaga Pemerintah yang bergerak dalam penelitian dan
pengembangan di bidang kedirgantaraan. Lembaga ini bertanggung jawab
langsung kepada Presiden dan dalam melaksanakan kegiatannya berkoordinasi
dengan Kementrian Riset dan Teknologi (KRT). Struktur organisasi LAPAN
terdiri atas tiga kedeputian teknis (Kedeputian sains, pengkajian dan informasi
kedirgantaraan (Desain), Kedeputian Penginderaan Jauh (Deindraja) dan
Kedeputian Teknologi Dirgantara (Detekgan)) dan satu sekretariat utama. Selain
itu terdapat pula beberapa fasilitas stasiun pengamatan dirgantara (SPD) yang
tersebar di beberapa daerah di seluruh Indonesia.
LAPAN memiliki tanggung jawab dalam usaha penguasaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut dilakukan berbagai upaya termasuk diantaranya adalah dengan
memanfaatkan teknologi informasi (TI) untuk menunjang berbagai
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
2
Universitas Indonesia
kegiatan organisasi.
Hal tersebut dapat terlihat jelas pada Rencana Strategis LAPAN 2010-2014 pada
misi 5, yang menyebutkan salah satu tujuan strategisnya adalah “ Senantiasa
memperbaharui diri sesuai dengan tuntutan perkembangan kemajuan IPTEK
dirgantara dan aspirasi masyarakat serta pembenahan pelayanan masyarakat
melalui penguatan komunikasi publik, kerjasama, perencanaan program/ kegiatan,
organisasi, ketatalaksanaan, SDM dan pengelolaan dan pengembangan asset
(sarana prasarana) serta pengawasan dalam rangka mencapai tata kelola
pemerintahan yang baik ”. Program tersebut bertujuan meningkatkan komunikasi
informasi kedirgantaraan mencakup seluruh unit kerja LAPAN dan instansi terkait
di Indonesia serta mempunyai kemampuan akses ke pusat-pusat informasi
kedirgantaraan di negara lain, tingkat regional dan internasional.
Pemanfaatan TI di LAPAN telah dilakukan untuk mendukung tugas dan fungsi
organisasi. Hal tersebut terlihat sejak ditetapkannya Inpres No.3 tahun 2003
dengan membangun website www.lapan.go.id sebagai pintu gerbang LAPAN
dalam penyampaian informasi tentang LAPAN melalui internet pada tahun 2004.
Namun dalam perkembangannya website LAPAN tidak dapat berfungsi dengan
optimal. Hal tersebut terlihat dari tampilannya yang minim informasi dengan
konten web yang jarang di update serta aplikasi yang tidak difungsikan. Kondisi
tersebut berlangsung cukup lama karena dari sejak dibangun hanya dua kali
mengalami perubahan, dan perubahan yang dilakukan juga tidak signifikan.
1.2 Perumusan Masalah
Pemanfataan TI di LAPAN dalam rangka pengembangan e-government terus
dilakukan. Namun dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun dari sejak
dikeluarkannya inpres sampai saat ini, pengembangan e-government di LAPAN
belum menunjukkan progress yang memuaskan. Dengan rentang waktu yang
cukup lama, belum banyak perubahan yang signifikan yang dilakukan dalam
pemanfaatan TI untuk mendukung kinerja organisasi. Pengembangan cenderung
berjalan lamban, hal tersebut terlihat jelas terutama pada pengembangan website
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
3
Universitas Indonesia
dan pengelolannnya. Sejak dibangunnya website LAPAN sampai sekarang
tampilan web LAPAN tidak banyak berubah, hanya sedikit konten dan aplikasi
yang ditambahkan. Fungsinya masih bersifat informatif belum kearah interaktif.
Pada Tahun 2008 sampai saat ini, pengembangan website dan pengelolaanya
dilakukan di masing-masing satuan kerja. Kondisi pengembangan e-government
dilihat dari tampilan web, jaringan dan aplikasinya saat ini (tahun 2012) di
LAPAN seperti pada Tabel 1-1:
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
4
Universitas Indonesia
Tabel 1-1 Kondisi Pengembangan TI di LAPAN (Tahun 2012)
Sekretariat utama Desain Detekgan Deindraja
Situs www.lapan.go.id www.bdg.lapan.go.id www.detekgan.lapan.go.id www.rs.lapan.go.id atau
www.lapanrs.com Jaringan
(infrastruktur) Lintas Arta dengan
bandwith 10 Mbps ISP Telkom dengan bandwidth
10 mbps ISP LAPAN Pusat (Web
Hosting), Telkomnet (dial-up) dengan bandwith 56 Kbps dan
MNet melalui waveLAN dengan
bandwith 256 Kbps, dan Indosat M2 dengan bandwith 512 Kbps
Lintas Arta dengan bandwidth
512 Kbps, ISP Graha Sarana Data, Centrin dan Telkomnet
menggunakan dua kanal
ADSL bandwith masing-masing 384 Kbps
Aplikasi (SI)
dan data - Database publikasi
ilmiah, database sumberdaya Ilmiah,
database laporan
penelitian.
- Online Library - Sistem informasi
layanan produk - Database
Kepegawaian pusat.
- Database publikasi ilmiah,
database sumberdaya Ilmiah, database laporan penelitian.
- Data pengamatan matahari dan
antariksa - Sistem Informasi Index Awal
Musim
- Sistem Informasi Data Pengamatan Atmosfer
Indonesia
- Sistem Informasi Cuaca Antariksa, Benda Jatuh, Iklim
Ektrim
- Layanan data dan informasi Cuaca antariksa online
- Database Kepegawaian satker
- E-procurement
- Database publikasi ilmiah,
database sumberdaya Ilmiah, database laporan penelitian.
- Database Web Dinamis
Berbasis Teknologi sindikasi - Sistem Informasi Teknologi
Dirgantara
- Database Kepegawaian satker - E-procurement
- Database publikasi ilmiah,
database sumberdaya Ilmiah, database laporan penelitian.
- Sistem Informasi Data
Inderaja - Sistem Informasi Mitigasi
Bencana (SIMBA)
- Pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh (user
service)
- Database Kepegawaian satker
- E-procurement
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
5
Universitas Indonesia
Keberagaman nama domain yang digunakan karena belum adanya kebijakan dari
LAPAN untuk mengatur nama domain yang ada. Hal tersebut juga dapat dilihat
pada infrastruktur jaringan yang digunakan oleh masing-masing satuan kerja. Hal
ini terjadi dikarenakan tidak adanya koordinasi dari LAPAN pusat untuk dapat
menyeragamkan dan mengintegrasikan kebutuhan TI masing-masing unit kerja.
Pengadaan infrastrukutur TI juga sangat beragam dengan kemampuan yang
berbeda, sehingga ada yang mampu memberikan pelayanan yang lebih kepada
para stafnya baik dari segi fasilitas yang digunakan seperti PC ataupun dari segi
bandwidth.
Pengembangan TI yang masih berada dimasing-masing satuan kerja tersebut
mengakibatkan pulau-pulau aplikasi yang beragam disetiap satuan kerja. Hal
tersebut juga mengakibatkan adanya beberapa duplikasi aplikasi dengan beberapa
unit kerja atau dengan LAPAN Pusat. Belum adanya pusat data LAPAN yang
resmi juga mengakibatkan data masih tersimpan dimasing-masing satuan kerja
sehingga desimnasi informasi dan data yang merupakan salah satu tugas LAPAN
tidak dapat di lakukan secara maksimal.
Pengembangan e-government di LAPAN yang kurang terintegrasi tersebut
mengakibatkan LAPAN tertinggal jauh dengan lembaga-lembaga sejenis lainnya.
Dalam pemeringkatan e-government di Kementrian Komunikasi dan Informatik’
LAPAN tidak memperoleh peringkat yang ditargetkan. Lambannya
pengembangan e-government di LAPAN disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor yang merupakan akar masalah tersebut dapat di identifikasi dengan
menggunakan analisis fishbone diagram seperti yang terlihat pada Gambar 1-1.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
6
Universitas Indonesia
Gambar 1-1 Fishbone Diagram untuk mencari Akar Masalah
Pada fishbone diagram terlihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
yang ada di LAPAN meliputi : kebijakan, infrastruktur dan teknologi, sumber
daya manusia dan manajemen. Akar masalah pada kebijakan disebabkan oleh
belum adanya kebijakan yang jelas dalam pengembangan e-government, dan
kalaupun ada kebijakan itu hanya sebatas prosedur yang belum dilaksanakan
secara optimal. Hal yang dapat memyebabkan terjadinya masalah yang lain adalah
faktor infrastruktur dan teknologi, dimana pengembangan yang masih ada
dimasing-masing satuan kerja menyebabkan adanya keberagaman infrastruktur
dan teknologi yang digunakan oleh masing-masing satuan kerja. Disamping itu
kondisi kurang lengkapnya infrastuktur dan teknologi yang dimiliki menjadikan
sulit untuk mengadopsi atau membuat aplikasi yang lebih baik.
Pengembangan e-
goverment
LAPAN kurang
optimal
Infrastruktur dan
Teknologi
Manajemen
Kebijakan
Sumber Daya Manusia
Belum adanya
kebijakan yang jelas
untuk mendukung
pengembangan e-gov
Kurangnya dukungan dari
pihak manajeman pada pengembangan e-goverment
Kurangnya pengetahuan pihak
manajeman tentang peran strategis TI dalam organisasi
Belum adanya strategi
manajemen perubahan
dalam organisasi
Belum berjalannya kebijakan TI yang ada
dengan baik
Beragamnya infrastuktur dan teknologi yang digunakan
oleh masing2 satker
Kurangnya infrastruktur
dan teknologi yang
mendukung
pengembangan TI
tidak adanya
koordinasi SDM TI
antar satker maupun
satker dengan pusat
Kurangnya SDM TI
baik dari jumlah
maupun kemampuan
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
7
Universitas Indonesia
Faktor sumber daya manusia juga mempengaruhi dimana masih kurangnya
sumber daya manusia khususnya bidang TI baik dari segi jumlah maupun
kemampuan serta kurangnya koordinasi SDM antar satuan kerja maupun antara
pusat dengan satuan kerja. Pada Sub Bag PSIK yang merupakan pengelola TI
LAPAN pusat, personel TI berjumlah 5 orang, 1 orang Kasubbag, dan 4 orang staff.
Pembagian tugas belum terdokumentasi dengan jelas, hanya berdasarkan kesepakatan
informal. Beban kerja para personel TI tidak hanya di bidang TI saja melainkan juga
mengerjakan kegiatan bidang kehumasan seperti liputan, sosialisasi dan pameran.
SDM pengguna juga masih banyak kendala terutama budaya yang ada yang
sebelumnya menggunakan manual menjadi komputerisasi, banyak dari pihak
pengguna terutama pegawai yang enggan beralih menggunakan TI Hal itu
dikarenakan sulit untuk beradaptasi ataupun karena kepentingan lain.
Dari segi manajemen ada beberapa hal yang menyebabkan masalah tersebut yaitu
kurangnya dukungan dari pihak manajemen terhadap pengembangan TI,
kurangnya pengetahuan dari puhak manajemen tentang peran strategis TI dalam
organisasi dan belum adanya strategi manajemen perubahan yang dijalankan.
Berbagai permasalahan dalam E-Government harus ditangani dengan strategi
yang jitu: standardisasi, kebutuhan fungsional, dan manajemen perubahan
(Hasibuan, 2005).
Manajemen perubahan merupakan aspek yang cukup dominan dalam
implementasi e-government. Hal tersebut tercantum dalam sisfonas 2010 yang
menyatakan bahwa E-Government tidak hanya web yang dilengkapi fasilitas
email, tetapi ada aspek-aspek lain yang harus diperhatikan. Secara umum aspek-
aspek dalam implementasi E-Government dapat dibagi menjadi dua, yaitu aspek
non Information and Communication Technology (ICT) sebesar 80 persen dan
aspek ICT sebesar 20 persen (Kominfo, 2002).
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
8
Universitas Indonesia
Tabel 1-2 Aspek-aspek dalam implementasi E-government
Jenis Persentase %
Aspek Non ICT Manajemen Perubahan 40
Rekayasa Ulang Proses Bisnis 35
Lain – lain 5
Aspek ICT Teknologi Komunikasi dan Informasi
(e.g Hardware & Software)
20
Total 100
Tabel 1-2 menunjukkan bahwa manajemen perubahan memiliki bobot 40% dalam
menentukan keberhasilan implementasi e-government. Sehingga belum adanya
strategi manajemen perubahan di LAPAN menjadi salah satu faktor penyebab
pengembangan e-government di LAPAN menjadi kurang optimal dan terarah.
Beberapa program dan proyek yang dijalankan tidak berjalan dengan baik dan
sesuai rencana, bahkan ada yang gagal. Namun proyek yang sama dikerjakan lagi
beberapa tahun kemudian setelah adanya pertimbangan yang diperlukan, sehingga
Research Question dalam penelitian ini adalah :
“ Bagaimana rumusan strategi manajemen perubahan yang perlu dilakukan
untuk mendukung pengembangan e-government di LAPAN? ”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan strategi manajemen perubahan yang
perlu dilakukan oleh LAPAN dalam mendukung program pengembangan e-
government.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini meliputi :
1. Bagi organisasi tempat studi kasus dilakukan adalah usulan atau masukan
untuk para pengambil keputusan di LAPAN dalam membuat keputusan
terkait dengan manajemen perubahan untuk mendukung pengembangan e-
government di LAPAN.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
9
Universitas Indonesia
2. Dapat meningkatkan pemahaman para stakeholder LAPAN terhadap peran
TI dalam mendukung pencapaian keberhasilan visi dan misi organisasi
melalui manajemen perubahan.
3. Bagi keilmuan adalah sebagai salah satu referensi dalam merumuskan
strategi manajemen perubahan dalam lembaga pemerintahan di Indonesia.
1.5 Ruang Lingkup Permasalahan
Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi :
1. Tempat penelitian dilakukan di kantor LAPAN pusat (Rawamangun)
sebagai pusat koordinasi dari seluruh satuan kerja yang tersebar di
Indonesia.
2. Manajemen perubahan dalam penelitian ini tidak membahas pada
manajemen resistansi dan manajemen perubahan setelah adanya
perubahan.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman, maka secara umum penulisan Karya Akhir ini
disusun dalam 5 (lima) bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan
masalah sehingga mendapatkan research question, tujuan dari dilakukannya
penelitian, manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian yang dilakukan, ruang
lingkup penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam
penelitian. Literatur yang meliputi buku teori dasar, metode analisa yang
digunakan, panduan dan standar yang terkait, serta beberapa hasil penelitian
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
10
Universitas Indonesia
sebelumnya. Kesimpulan dari literature menghasilkan kerangka teori penelitian
(theoretical framework) yang akan digunakan dalam penelitian ini.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah penelitian yang terangkum beserta
dengan pendekatan-pendekatannya. Penelitian dimulai dengan penentuan
permasalahan yang ada dalam organisasi. Langkah selanjutnya adalah melakukan
studi literatur, melakukan wawancara, menganalisa data yang diperoleh dengan
wawancara menggunakan analisa SWOT dan PEST untuk mengidentifikasi
lingkungan internal dan eksternal organisasi. Tahapan penelitian dilanjutkan
dengan merumuskan strategi manajemen perubahan yang harus dilakukan, jika
rumusan telah selesai maka dilakukan prioritasi dengan menggunakan metode
AHP.
BAB 4 PROFIL ORGANISASI
Bab ini membahas profil organisasi tempat dilakukannya studi kasus ini seperti
visi dan misi organisasi, struktur organisasi, tujuan organisasi, sasaran dan
kebijakan organisasi.
BAB 5 ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan mengenai pembahasan uraian dan kegiatan dalam perumusan
stategi manajem perubahan untuk mendukung e-government serta langkah-
langkah yang dilakukan dalam proses membuat prioritas untuk stretegi yang
dihasilkan.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian terkait
dengan rumusan strategi manajemen perubahan yang dilakukan. saran penulis
ditujukan kepada manajem dan penelitian selanjutnya.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
11 Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan dalam karya akhir ini.
Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang strategi,
manajemen perubahan, analisa SWOT, analisa PEST dan Analytical Hierarchy
Process (AHP).
2.1 Definisi Strategi
Menurut Jhonson et al (2002) menjelaskan bahwa strategy is the direction and
scope of organization over the long-term: which achieves advantage for the
organization through its configuration of resources within a challenging
environment, to meet the needs of market and to fulfill stakeholder expectations
(strategi sebagai arah dan lingkup organisasi dalam jangka panjang: untuk
mencapai keuntungan organisasi melalui konfigurasi sumber daya yang dimiliki
untuk dapat mengatasi tantangan lingkungan sekaligus memenuhi kebutuhan
lingkungan bisnis dan harapan pihak-pihak yang berkepentingan). Dalam
pengertian diatas, maka strategi menjelaskan tentang :
1. Kemana arah bisnis dalam jangka panjang (direction);
2. Lingkungan bisnis (markets) seperti apa yang akan dimasuki dan aktivitas-
aktivitas apa saja yang terdapat dalam lingkungan bisnis tersebut (scope)
3. Bagaimana memperlihatkan performa bisnisyang lebih baik disbanding
pesaing yang sudah ada dalam lingkungan bisnis tersebut (advantage);
4. Sumber-sumber daya (ketrampilan, asset, keuangan, hubungan,kompetensi
dan fasilitas) seperti apa yang diharapkan dapat mendukung bisnis;
5. Faktor-faktor eksternal apa saja yang dapat mempengaruhi kemempuan
kompetensi dalam lingkungan bisnis (environment);
6. Apa saja harapan dan nilai lebih yang diinginkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dalam bisnis tersebut (stakeholder );
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
12
Universitas Indonesia
Strategi adalah sebuah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama
organisasi, peraturan dan urutan tindakan menjadi satu kesatuan yang kohesif,
sehingga dalam strategi yang efektif harus mencakup 3 (tiga) elemen (Quinn,
1996) :
1. Pernyataan yang jelas dan menentukan tujuan utama atau tujuan yang akan
dicapai.
2. Anaisis kebijakan utama membimbing dan membatasi tindakan
perusahaan
3. Deskripsi utama program yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
dalam batas-batas
2.2 Manajemen Perubahan
Perubahan akan terjadi pada setiap organisasi agar dapat menjaga kelangsungan
hidup organisasi maupun untuk mejadikan organisasi lebih baik dan maju. Dalam
beberapa literature menjelaskan tentang manajemen perubahan pada organisasi,
seperti Redmill (1997) mengatakan “Change forms the context within which we
exist. Nothing stands still; not only do things change, but everything is changing
all the time”
Pengertian lain manajemen perubahan dikemukakan oleh Rubey (1988)
“Organizational change continues to preoccupy managers and is extensively
discussed in organizational literature” . Perubahan dapat terjadi disebabkan
karena beberapa hal sebagai berikut (Curtis, 2001):
1. Perkembangan Teknologi, seperti teknologi yang dapat menggantikan/
mempercepat pekerjaan
2. Kondisi-kondisi ekonomi, fluktuasi suku bunga, tingkat tenaga
kerjainternasional dan regulasi pemerintah.
3. Kompetisi global, semakin majunya penerapan informasi kediklatan yang
ditawarkan oleh pesaing.
4. Perubahan-perubahan sosial dan demografik, perhatian yang meningkat
terhadap persolan-persoalan lingkungan, tingkat edukasi yang meningkat
dan kesenjangan taraf hidup.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
13
Universitas Indonesia
5. Tantangan internal dan masalah perilaku perusahaan seperti keluar
masuknya karyawan, pemogokan, etika kerja dan politik organisasi.
2.2.1 Pendekatan System Thinking
Pendekatan system thinking dimaksudkan untuk menyederhanakan persolan yang
kompleks menjadi lebih sederhana dengan fase-fase yang ada dalam system.
Perubahan pada organisasi terutama pada pengembangan e-government
memerlukan proses yang kompleks, panjang dan berkesambungan, sehingga
penggunaan framework system thinking dirasakan dapat mewakili sistem yang
kompleks tersebut.
Fase-fase dalam system thinking meliputi : output, feedback, input, throughputs,
dan environment. Fase-fase tersebut dapat dilihat pada Gambar 2-1.
Gambar 2-1 System Thinking (Sumber Haines, 2000)
Fase-fase dalam system thinking tersebut di atas adalah :
1. Fase A. Output : Positioning Value/ Strategic position (menentukan posisi
strategis). Pada fase ini akan menjawab dengan jelas visi dan tujuan dari
organisasi terkait dengan hasil perubahan yang diinginkan. Selain itu juga
memberikan kaidah arahan ke depan dengan tetap memperhatikan
konteks perubahan, lingkungan dan bagian sistem lain yang
melingkupinya
E
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
14
Universitas Indonesia
2. Fase B. Feedback : Measures Goals (mengukur tujuan ). Fase ini
merupakan tahapan dalam mengidentifikasi ukuran-ukuran dan
mekanisme umpan balik yang akan digunakan untuk melihat apakah
tujuan yang diinginkan telah tercapai atau belum.
3. Fase C. Asssesment Strategy (penilaian strategi). Fase ini melakukan
perbandingan antara kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan yang
didapatkan dari umpan balik pada kondisi yang diharapkan. Tahapan ini
lebih kepada mengidentifikasi permasalahan dan kendala yang ada untuk
mencapai kondisi yang diinginkan.
4. Fase D. Action Level/ Strategic Action (aktifititas perubahan yang
strategis). Fase ini mendefinisikan dan mengimplementasikan strategi dan
taktik yang akan mengintegrasikan semua proses, aktifitas, hubungan dan
perubahan yang dibutuhkan. Fase ini diperlukan guna mengisi
kesenjangan yang ada dan untuk mewujudkan hasil yang diinginkan sesuai
yang telah diinginkan pada fase A.
5. Fase E. Environment Scan (identifikasi lingkungan eksternal ). Pada fase
ini melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan sebagai akibat dari adanya perubahan tang dilakukan
terhadap lingkungan eksternal yang mempengaruhi organisasi.
2.2.2 Model Perubahan Kurt Lewin
Lewin (1997) mengembangkan konsep force field analysis atau teori perubahan
untuk membantu menganalisa dan mengerti suatu kekuatan terhadap suatu
inisiatif perubahan. Force field analysis merupakan teknik untuk melihat
gambaran utama yang melibatkan semua kekuatan yang berjalan sejalan dan yang
menghalangi perubahan. Kekuatan yang sejalan disebut driving force dan
kekuatan yang menhalangi disebut resisting force.
Model perubahan menurut Lewin terbagi dalam tiga langkah yaitu unfreezing-
movement-refreezing seperti terlihat pada Gambar 2-2.. Adapun tahapannya
adalah sebagai berikut:
1. Tahapan awal perubahan (Unfreezing the status quo)
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
15
Universitas Indonesia
Tahapan yang pertama ini dibentuk dengan teori perilaku manusia dan
perilaku organisasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah membantu
untuk pihak-pihak memahami bahwa kondisi saat ini merupakan kondisi yang
tidak memadai, sehingga diperlukan perubahan. Tahapan ini terbagi dalam tiga
sub proses yang mempunyai relevansi terhadap kesiapan perubahan, yaitu:
a. Perlunya kondisi perubahan karena adanya gap yang besar antara tujuan
dan kenyataan.
b. Adanya survival anxiety
c. Mempelajari defensiveness dan resistance dalam organisasi
Pemimpin atau manajemen memegang peranan penting dalam tahapan ini,
hal tersebut dikarenakan pemimpin harus menjadi agen dalam menjelaskan bahwa
perlu dilakukan perubahan-perubahan yang akan membutuhkan penyesuaian atau
adaptasi terhadap perubahan tersebut. Penjelasan dan pemahaman terhadap
perubahan juga perlu dilakukan terhadap stakeholder terkait dengan memberikan
pengertian bahwa perubahan yang dilakukan akan memberikan manfaat yang
lebih besar dan mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan organisasi.
2. Tahapan proses transisi (Movement to the new state)
Tahapan ini menganalisa gap antara desire status dengan status quo dan
mencermati program-program perubahan yang sesuai untuk dilakukan agar dapat
memberi solusi yang optimal untuk mengurangi resistensi terhadap perubahan.
Pada fase ini secara bertahap tapi pasti perubahan dilakukan. Pada fase ini akan
dilakukan upaya-upaya yang baru dan menghilangkan cara-cara yang lama.
3. Tahapan kebersambungan (Refreezing)
Tahap ini mencakup kegiatan membuat agar perilaku yang baru tetap
berjalan dengan mengembangkan new self-concept & identity dan new
interpersonal relationships. Tahapan ini lebih kepada upaya-upaya untuk
menguatkan perubahan yang telah dilakukan agar dapat berjalan dengan baik,
dinamis dan stabil.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
16
Universitas Indonesia
Gambar 2-2 Teori Kurt Lewin (Lewin, 1997)
2.2.3 Faktor-faktor Penentu dalam Manajemen Perubahan
Beberapa faktor yang menjadi kunci keberhasilan maupun kegagalan proses
perubahan dalam organisasi yaitu (Dennis et al, 2003):
1. The sponsor of the change, yaitu orang atau peraturan yang menginginkan
perubahan.
2. Change agent, yaitu orang-orang yang memimpin upaya-upaya ke arah
perubahan. Perubahan tidak akan terjadi tanpa orang-orang yang menjadi
agen perubahan yang memahami kebutuhan akan inovasi atau mengubah
kondisi “status quo”. Change agent bertindak sebagai pelaksana
perubahan, mengamati, menganalisi dan menyususn rencana/solusi serta
bertanggungjawab terhadap jalannya perubahan.
3. Potential adopter or target of the change, yaitu orang-orang yang harus
mengikuti perubahan. Mereka ini adalah orang-orang dimana sistem baru
didisain untuk mereka dan orang-orang yang akan memilih akan
menggunakan system tersebut atau tidak.
2.3 Analisa SWOT
Menurut Humphrey (1970) analisis SWOT (Strenght Weakness Opportunities
Threats) merupakan analisa terhadap lingkungan internal yaitu Strenght
(kekuatan) dan Weakness (kelemahan) serta lingkungan eksternal yaitu
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
17
Universitas Indonesia
Oppurtunities(Peluang) dan Threats (Ancaman). Analisis SWOT mengidentifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Dalam analisis
SWOT faktor internal adalah kondisi internal proyek program pengembangan e-
goverment dan faktor eksternal adalah lingkup di luar proyek program
pengembangan e-goverment yang memiliki dampak. Proses analisa ini
berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersama dapat meminimalkan kelemahan
(Weakness) dan ancaman (Threats).
Gambar 2-3 Analisis SWOT (Porter, 1980)
Kuadaran 1, merupakan situasi yang sangat menguntungkan, organisasi yang
berada di kuadran tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Kuadran 2, walaupun
terdapat berbagai ancaman, organisasi yang ada pada kuadaran 2 masih memiliki
kekuatan dari segi internal, strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanafaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi produk dan jasa.
Kuadran 3, keadaan pada kuadran ini organisasi menghadapi masalah-masalah
internal organisasi sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
18
Universitas Indonesia
Kuadran 4, adalah kuadran yang memberikan situasi yang sangat merugikan
organisasi, menghadapi ancaman dan kelemahan internal.
Tabel 2-1 Matriks Analisa SWOT
Dalam penelitian ini analisa SWOT digunakan untuk mendapatkan strategi yang
bisa mengoptimalkan kemampuan (kekuatan dan peluang) organisasi dan
meminimalkan kelemahan dan ancaman.
2.4 Analytic Hierarchy Process (AHP)
Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah analisa pengambilan keputusan yang
komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. AHP memungkinkan struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam
komponen yang saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan
mengukur dampak pada kesalahan sistem (Saaty, 2001). Metode AHP
dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan informasi dan berbagai keputusan
secara rasional agar dapat memilih alternatif yang paling disukai (Saaty, 1983).
Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan yang kompleks dan
tidak terstruktur serta bersifat strategic dan dinamik melalui penataan variabelnya
dalam suatu hierarchy. AHP mempunyai beberapa keunggulan yaitu dapat
menyederhanakan persoalan yang kompleks menjadi persoalan yang terstruktur
sehingga mendorong dipercepatnya proses pengambilan keputusan, dapat
menjelaskan proses pengambilan keputusan secara grafis sehingga mudah
dipahami oleh semua pihak yang terlibat, selain itu aplikasinya juga menguji
konsistensi berbagai penilaian, khususnya apabila terjadi penyimpangan penilaian
yang terlalu jauh dari nilai konsistensi yang sempurna.
Strength (S) Weakness (W)
Opportunity
(O) Strategi S-O
Menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi W-O
Meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Threats (T) Strategi S-T
Menggunakan kekuatan
untuk mengantisipasi
ancaman
Strategi W-T
Meminimalkan
kelemahan untuk
menghindari ancaman
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
19
Universitas Indonesia
Ada 3 (tiga) prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP yaitu prinsip
menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas (Comparative
Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency). Hirarki yang
dimaksud adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk
mempertimbangkan kriteria-kriteria atau komponen-komponen yang mendukung
pencapaian tujuan. Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu
diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan
tepat untuk persoalan yang dihadapi.
Penelitian ini menggunakan analisa AHP karena analisa AHP mempunyai
perbedaan dengan model lain dalam melakukan prioritasi terhadap persolaan yang
diselesaikan yaitu jenis masukan dalam proses prioritasi. Masukan dalam AHP
mengandung aksioma-aksioma yang tidak terdapat pada model lain. Aksioma-
aksioma tersebut adalah :
1. Reciprocal comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat
perbandingan menyatakan preferensinya tersebut. Preferensi tersebut harus
memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai dari pada B dengan
skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x.
2. Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala
terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu
sama lainnya.
3. Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa
kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh
objektif secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan
dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen
dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada
tingkat diatasnya
4. Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki
diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil
keputusan tidak memeakai seluruh kriteria atau objektif yang tersedia atau
diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
20
Universitas Indonesia
Persoalan yang dipecahkan didefinisikan kemudian dilakukan decomposition,
yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin
mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-
unsurnya sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena
alasan ini maka proses analisis ini dinamakan hirarki (Hierarchy). Pembuatan
hirarki tersebut tidak memerlukan pedoman yang pasti berapa banyak hirarki
tersebut dibuat, tergantung dari pengambil keputusan-lah yang menentukan
dengan memperhatikan keuntungan dan kerugian yang diperoleh jika keadaan
tersebut diperinci lebih lanjut.
Ada dua jenis hirarki, yaitu hirarki lengkap dan hirarki tidak lengkap. Dalam
hirarki lengkap, semua elemen pada semua tingkat memiliki semua elemen yang
ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian maka dinamakan hirarki tidak
lengkap. Hirarki keputusan dapat dilihat pada Gambar 2-4 berikut ini.
Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah Comparatif Judgement,
Langkah ini pada prinsipnya berarti membuat penilaian tentang kepentingan
relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat
yang diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh
terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan ditempatkan dalam
bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison. Dalam melakukan
penialaian terhadap elemen-elemen yang diperbandingkan terdapat tahapan-
tahapan, yakni:
1. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/berpengaruh/lainnya).
2. Berapa kali sering (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)
Goal
Objective
Alternative
Gambar 2-4 Hirarki Keputusan (Sumber, Saaty, 1983)
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
21
Universitas Indonesia
Nilai dan definisi pendapatan kualitatif dari skala perbandingan Saaty adalah
sebagai berikut :
Tabel 2-2 Skala Perbandingan Saaty
(Sumber : Saaty, 1983)
Langkah-langkah perhitungan dalam AHP dapat dirinci sebagai berikut :
1. Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan. Bila AHP digunakan untuk
memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif, maka pada tahap ini
dilakukan pengembangan alternatif.
2. Menyusun masalah dalam struktur hirarki. Setiap permasalahan yang
kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terstruktur.
3. Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki. Proses ini
menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian tujuan, sehingga elemen
dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Langkah pertama pada
tahap ini adalah menyusun perbandingan berpasangan yang ditransformasikan
dalam bentuk matriks, sehingga matriks ini disebut matriks perbandingan
berpasangan.
Pendekatan yang dilakukan untuk memperoleh nilai bobot kriteria adalah
dengan langkah-langkah berikut:
1. Menyusun matriks perbandingan
2. Matriks perbandingan hasil normalisasi
Nilai Keterangan
1 A sama penting dengan B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 Mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
22
Universitas Indonesia
Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang
didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi perbandingan ditinjau dari per
matriks perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan
prioritas yang dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang
masih berada dalam batas-batas preferensi yang logis. Setelah melakukan
perhitungan bobot elemen, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian
konsistensi matriks. Untuk melakukan perhitungan ini diperlukan bantuan table
Random Index (RI) yang nilainya untuk setiap ordo matriks dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2-3 Nilai Random Index (RI) untuk Setiap Ordo Matriks
2.5 Analisa PEST
Analisis PEST (Politik Ekonomi Sosial budaya dan Teknologi) digunakan untuk
menganalisa lingkungan eksternal bisnis dan organisasi dengan mengidentifikasi
kondisi politik ekonomi, social budaya dan teknologi yang mempengaruhi baik
langsung maupun tak langsung terhadap organisasi dan untuk kondisi saat ini
maupun yang akan datang (Keller & Kotler : 2006). Analisa PEST
mengidentifikasi faktor-faktor peluang dan ancaman yang akan menjadi masukan
dalam penyusunan strategi pada analisa SWOT.
2.6 E-Government
2.6.1 Pengertian E-Government
Definisi e-government berdasarkan The Word Bank Group (2006), E-
government adalah “E-Government refers to the use by government agencies of
information technologies (such as Wide Area Network, the Internet and mobile
computing) that have the ability to transform relations with citizen, businesses
and other arms of government”.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
23
Universitas Indonesia
E-government secara umum dapat didefinikan sebagai penerapan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kinerja dari fungsi dan layanan
pemerintah tradisional (Foreman, 2005).
2.6.2 Pengembangan E-government
Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan
penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam
rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui
pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses
kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi
informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas
yang berkaitan yaitu (Kominfo, 2003):
1. pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses
kerja secara elektronis;
2. pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat
diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah
negara
Untuk melaksanakan maksud tersebut pengembangan e-government diarahkan
untuk mencapai 4 (empat) tujuan yaitu (Kominfo, 2003): :
1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang
memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas
serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak
dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat.
2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk
meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat
kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan
internasional.
3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-
lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat
agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
24
Universitas Indonesia
4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan
efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga
pemerintah dan pemerintah daerah otonom.
Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, pencapaian tujuan strategis e-
government perlu dilaksanakan melalui 6 (enam) strategi yang berkaitan erat,
yaitu (Kominfo, 2003): :
1. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal dan terpercaya, serta
terjangkau oleh masyarakat luas.
2. Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah dan pemerintah
daerah otonom secara holistik.
3. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri
telekomunikasi dan teknologi informasi.
5. Mengembangkan kapasitas SDM baik pada pemerintah maupun
pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy
masyarakat.
6. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan-tahapan
yang realistik dan terukur.
Inpres tersebut juga menjelaskan bahwa pengembangan e-government pada setiap
instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur. Kerangka arsitektur itu terdiri
dari empat lapis struktur, yaitu (Kominfo, 2003):
1. Akses yaitu jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media
komunikasi lain yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk
mengakses portal pelayanan publik.
2. Portal Pelayanan Publik yaitu situs-situs internet penyedia layanan publik
tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan pengelolaan
informasi dan dukumen elektronik di sejumlah instansi yang terkait.
3. Organisasi Pengelolaan & Pengolahan Informasi yaitu organisasi
pendukung (back-office) yang mengelola, menyediakan dan mengolah
transaksi informasi dan dokumen elektronik.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
25
Universitas Indonesia
4. Infrastruktur dan aplikasi dasar yaitu semua prasarana baik berbentuk
perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung
pengelolaan, pengolahan, transaksi, dan penyaluran informasi. Baik antar
back-office, antar Portal Pelayanan Publik dengan back-office, maupun
antara Portal Pelayanan Publik dengan jaringan internet, secara andal,
aman, dan terpercaya.
Struktur tersebut ditunjang oleh 4 (empat) pilar, yakni penataan sistem
manajemen dan proses kerja, pemahaman tentang kebutuhan publik, penguatan
kerangka kebijakan, dan pemapanan peraturan dan perundang-undangan.
2.7 Penelitian Sebelumnya
Pentingnya manajemen perubahan dalam implementasi TI telah mendorong
dilakukannya berbagai penelitian tentang manajemen perubahan organisasi. Dari
penelitian tersebut terungkap bahwa manajemen perubahan adalah hal yang harus
diperhatikan dalam implementasi e-government organisasi. Penelitian terdahulu
menggunakan beberapa metode dalam perumusan strategi manajemen perubahan,
salah satunya adalah menggunakan metode AHP.
1. Strategi Manajemen Perubahan Perubahan untuk Mendukung penerapan
aplikasi Property Management System dan Sales : Studi Kasus Hotel
Sheraton Mustika Yogyakarta (Purawiraswanto, 2011)
Penelitian tentang Strategi Manajemen Perubahan Perubahan untuk Mendukung
penerapan aplikasi Property Management System dan Sales : Studi Kasus Hotel
Sheraton Mustika Yogyakarta dilakukan oleh Purawiraswanto membahas tentang
strategi manajemen perubahan yang dilakukan oleh pihak hotel Sheraton Mustika
Yogyakarta dalam mendukung penerapan aplikasi property Managemen system
dan Sales. Metode yang digunakan adalah system thinking dengan prioritasi
menggunakan metode AHP.
Berdasarkan penelitian didapatkan strategi manajemen perubahan yang sesuai
untuk mendukung penerapan sistem baru dan dapat meminimalkan gangguan
yang mungkin akan mengganggu kegiatan bisnis. Secara keseluruhan penelitian
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
26
Universitas Indonesia
ini detail dalam membahas analisa yang digunakan. Namun tahapan AHP yang
ada tidak membahas tentang penggabungan pendapat sedangkan kuisioner yang
disebarkan tidak hanya pada satu orang.
2. Strategi Manajemen Perubahan Untuk Mendukung Implementasi Information
Security Manajemen System : Studi Kasus Bank XYZ Devisi Teknologi
Informasi (Noorsetiyanti,2011)
Penelitian tentang Strategi Manajemen Perubahan Untuk Mendukung
Implementasi Information Security Manajemen System : Studi Kasus Bank XYZ
Devisi Teknologi Informasi dilakukan oleh Farida Noorseptiyanti membahas
tentang strategi manajemen perubahan yang perlu dilakukan oleh bank XYZ
dalam rangka implementasi ISMS (Information Security Manajemen System).
Metode yang digunakan dalam merumuskan strategi menggunakan system
thinking, sedangkan untuk menentukan prioritasnya menggunakan metode AHP.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa strategi manajemen perubahan
untuk mendukung implementasi ISMS. Secara keseluruhan penelitian ini lebih
komprehensif karena menggabungkan beberapa metode yang masing-masing
memiliki fungsi dalam perumusan strategi. Namun dalam proses pembahasan dan
pengambilan data terlihat kurang optimal. Pembahasan kurang detail menjabarkan
tentang tahapan dalam penggunaan AHPnya, sedang dalam pengambilan data
tidak mencantumkan lampiran teknik pengambilan data yang digunakan serta
skrip wawancara.
3. Strategi Manajemen Perubahan Untuk Mendukung Penerapan Tatakelola TI
: Studi Kasus Pada PT BR Jakarta (Mahargono, 2010)
Penelitian tentang Strategi Manajemen Perubahan Untuk Mendukung Penerapan
Tatakelola TI : Studi Kasus Pada PT BR Jakarta dilakukan oleh Andreas
Mahargono membahas tentang strategi manajemen perubahan yang dilakukan
oleh PT BR Jakarta dalam mendukung penerapan tatakelola TI-nya. Metodologi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan system thinking dengan
menggunakan Enterprise-Wide Change.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
27
Universitas Indonesia
Penelitian menghasilkan 6 (enam) strategi manajemen perubahan yang masing-
masing memiliki 4 (empat) prioritas kegiatan. Penelitian ini cukup lengkap dalam
pembahasannya dan cukup detail dalam penggunaan metode yang dipergunakan.
Hasil yang didapatkan juga memberikan panduan pelaksaan strategi bagi para
pengambil keputusan dalam memempin pemangku kepentingan TI agar proses
perubahan dapat berjalan baik.
4. Change Management Is A Critical Succes Factor In E-Government
Implementation (Nograsek, 2012)
Penelitian ini dilakukan oleh Janja Nograsek dari Fakultas Ekonomi, Universitas
Ljubljana, tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi seperangkat
perubahan yang harus dipertimbangkan dalam implementasi e-government dan
apa peran kepemimpinan dalam proses perubahan tersebut. Hasil dari penelitian
ini adalah model konseptual dari manajemen perubahan dalam implementasi e-
government.
Hasil dari penelitian ini digunakan penulis untuk sebagai panduan untuk
menentukan seperangkaat perubahan yang harus dipertimbangkan dalam
pengembangan e-government di LAPAN serta menentukan kriteria yang
digunakan dalam tahapan analisa AHP. Elemen yang harus dipertimbangkan
tersebut terdapat dalam Model Leavitt tersebut di bawah ini :
Gambar 2-5 Leavitt’s Extended Model (Sumber : Kovacic et al, 2004 (telah diolah kembali))
Proses
Teknologi Struktur
Budaya
Organisasi Orang
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
28
Universitas Indonesia
Perubahan yang diperlukan dari masing-masing dari lima elemen dari Model
Leavitt diuraikan seperti pada Tabel 2-4 di bawah ini :
Tabel 2-4 Perubahan elemen yang dikelola dalam Implementasi E-government (telah diolah
kembali)
Elemen Perubahan yang diperlukan
Teknologi
- Infrastruktur informasi nasional
- Infrastruktur jaringan dan database - Arsitektur interoperabilitas
- Standar data yang kompatibel
- Standar teknis yang kompatibel
- Model keamanan
- Teknologi untuk mendukung multimedia,otomatisasi, teknologi pencarian
dan pelacakan identitas personal
Proses
- Perubahan keseluruhan proses bisnis
- Perubahan proses eksekusi
- Proses koordinasi horizontal (antar departemen)
- Perubahan aturan dalam proses untuk menjaga kebenaran, keamanan, dan
integritas
Orang
- Kerjasama antar pegawai
- Keterampilan dan pengetahuan baru yang kompleks - Pelatihan yang dikelola dan berkelanjutan
- Pengetahuan pemimpinan tentang pemanfaatan TI dalam proses bisnis
- Pengetahuan pemimpin dalam mengembangkan visi strategis dan
manajemen sumber daya, manajemen proyek dan SDM
Budaya
Organisasi
- Perubahan kearah budaya melayani
- Menghilangkan budaya egosektoral
- Menguatkan loyalitas kepada organisasi
- Menumbuhkan dan membudayakan rasa tanggung jawab
- Menguatkan kerjasama antar departemen
- Menguatkan pemehaman terhadap organisasi
- Menguatkan tekad pemimpin untuk berubah
Struktur
- Memperhitungkan hubungan horizontal dan vertikal organisasi
- membuat proses de-spesialisasi
- Penataan fungsi dan tugas baru yang diperlukan dalam perubahan . - Standar Prosedur untuk lintas departemen/ instansi
- Standar umum diterapkan
- Standar untuk kepercayaan, pemeliharaan dan aturan integritas.
- Pengenalan e-government ditingkat pimpinan (e-leadership) yang
mengarah pada proses pengambilan keputusan yang terdesentralisasi,
namun koordinasi dan peran kontrol diperkuat
- Struktur hirarkis ditransformasikan mengikuti perubahan
(Sumber : Nograsek, 2012)
Ulasan tentang penelitian sebelumnya terkait dengan manajemen perubahan di
atas, dibuat matriks seperti yang terlihat ada Tabel 2-5 di bawah ini :
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
29
Universitas Indonesia
Tabel 2-5 Tabel Rangkuman Penelitian Sebelumnya
Penulis Judul Metodologi Teknik analisa Hasil
Peneliti 1 Strategi Manajemen Perubahan untuk
Mendukung penerapan aplikasi Property
Management System dan Sales : studi kasus
hotel Sheraton Mustika Yogyakarta
(Purawiraswanto, 2011)
- System thinking
- Perubahan Lewins
Model
- SWOT
- AHP
- Strategi manajemen perubahan dan
prioritasinya
- Tahapan AHP tidak dijelaskan dengan rinci
terutama dalam menggabungakan
matriks pendapat responden
Peneliti 2 Strategi Manajemen Perubahan Untuk
Mendukung implementasi Information Security
Manajemen System : Studi Kasus Bank XYZ
Devisi Teknologi Informasi (Noorseptiyanti,
2011
- System thinking
- Perubahan Lewins
Model
- SWOT
- PEST
- AHP
- Strategi manajemen perubahan dan
prioritasinya
- Tahapan pada AHP tidak detail, baik
dalam pengambilan data maupun dalam
pengolahan mariks yang digunakan
Peneliti 3 Strategi Manajemen Perubahan Untuk
Mendukung Penerapan Tatakelola TI : Studi
Kasus Pada PT BR Jakarta (Mahargono, 2010)
- EWC
- Perubahan Model
Kotter
- SWOT
- Strategi manajemen perubahan dan
prioritasnya
- Proses Pentahannya kuarang detail
Peneliti 4 Change Management Is A Critical Succes
Factor In E-Government Implementation
(Nograsek, 2012)
- Deskriftif
- Model konseptual manajemen perubahan
dalam implementasi e-government
Perbedaan penenelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah pada tempat studi kasus penelitian yang dilakukan. Penelitian
sebelumnya semua berada di organisasi komersial (swasta) sedangkan penelitian yang dilakukan penulis berada di organisasi public (pemerintah). Jika dilihat
maka itu lebih kompleks permasalahannya. Perbedaan lain adalah pada pentahapan AHP yang dilakukan penulis dijabarkan lebih rinci dengan melakukan
gabungan pendapat dari para responden.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
30
Universitas Indonesia
2.8 Teoritical Framework
Berdasarkan review teori diatas maka dapat dibuat rumusan teoritical framework
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Instruksi Presiden
No.3 Tahun 2003
Pengembangan E-government di LAPAN
Penilaian kondisi saat ini
Kondisi yang diharapkan Perubahan
Alternatif
Strategi manajemen
Perubahan
SWOT Analysis
Prioritas Strategi manajemen Dengan AHP
Leavitt model Untuk criteria
Pemetaan
Strategi manajemen
Perubahan
Lewin’s
step model
Gambar 2-6 Teoritical Framework
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
31
Universitas Indonesia
Dari pemaparan teori diatas maka dapat disimpulkan dalam bentuk teoritical
framework seperti pada Gambar 2-6. Teoritical framework tersebut menjelaskan
bahwa dalam penelitian ini akan digunakan tiga (3) metode analisa dalam
merumuskan strategi manajemen perubahan di LAPAN. Ketiga metode analisa
masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dalam perumusan strategi yang
diperlukan untuk manajemen perubahan.
Analisa SWOT digunakan untuk membuat strategi dengan mengidentifikasi
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), Peluang (opportunity) dan ancaman
(threat) dari organisasi. Sedang analisa PEST digunakan untuk menganalisa faktor
eksternal dari organisasi yang meliputi aspek politik, ekonomi, social budaya dan
teknologi. Sedangkan analisa AHP digunakan dalam membuat prioritas strategi
pada proses pengambilan keputusan dengan menggabungkan semua unsure dan
strategi yang telah dihasilkan dari analisa dan pembahasan. Perumusan strategi
manajemen perubahan juga disesuaikan dengan kondisi pengembangan e-
government di LAPAN saat ini dan kondisi ideal yang akan dituju. Panduan yang
digunakan dalam pengembangan e-government yaitu Instruksi Presiden No.3
Tahun 2003.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
32 Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi adalah langkah-langkash sistemaatis atau sekumpulan metode yang
akan digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sebagaimana langkah
yang sistematis, metodologi dan masukan (input), proses dan keluaran (output).
Pada bab ini akan dijelaskan metodologi penelitian, kerangka berfikir penelitian
beserta tahapan-tahapan penelitian.
3.1 Metodologi Penelitian
Mulai
1. Merumuskanan Masalah Penelitian
Input : Observasi, interview
Proses : Root Causes Analysis
Output : Reaserch Question
2. Melakukan Studi Literature
Input : buku terkait dengan teori strategi,
manajemen perubahan, AHP, jurnal tentang
penelitian sebelumnya
Proses : studi literature
Output : Teoritical Framework
3. Membuat kerangka berfikir
Input : buku terkait dengan teori strategi,
manajemen perubahan, AHP, jurnal tentang
penelitian sebelumnya
Proses : studi literature
Output : Teoritical Framework
4. Mengumpulkan data
Input : bahan interview
Proses : interview
Output : Data Kondisi pengembangan e-government di LAPAN
saat ini dan yang diinginkan
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
33
Universitas Indonesia
Langkah-langkah dalam tahapan penelitian diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Merumuskan masalah Penelitian
Pada tahapan ini melakukan observasi dan wawancara serta penelusuran
laporan kegiatan di LAPAN yang berkaitan dengan implementasi e-
government. Permasalahan yang dihadapi oleh organisasi kemuldian dianalisa
dengan menggunakan root cause analysis sampai mendapatkan
akarpermasalahan yang mendasar. Dari akar permasalahan tersebut didapatkan
pertanyaan penelitian (research question ) yang sesuai dengan
permasalahanyang dihadapi organisasi.
6. Merumuskan Alternatif strategi manajemen perubahan
Input : hasil dari analisa faktor internal dan eksternal
Proses : analisa Strategi SWOT
Output : Alternatif strategi manajemen perubahan di
LAPAN
5. Analisa faktor Eksternal
Input : data hasil pengumpulan data
Proses : iAnalisis SWOT ( OT), PEST
Output : Faktor-faktor Eksternal
organisasi (Peluang dan ancaman )
5. Analisa Faktor Internal
Input : data hasil pengumpulan data
Proses : analisis SWOT (SW)
Output : Faktor- faktor internal
organisasi (kekuatan dan kelemahan )
7. Merumuskan Prioritas strategi manajemen perubahan
Input : alternative strategi manajemen perubahan
Proses : Pemetaan perubahan berdasarkan Lewins step
model, Analisa AHP untuk prioritasi dengan kriteria
menggunakan model leavitt’s model
Output : Strategi manajemen perubahan di LAPAN
Selesai
Gambar 3-1 Tahapan Penelitian
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
34
Universitas Indonesia
2. Melakukan studi literatur
Studi literature dilakukan dengan mempelajari teori-teori dasar yang terkait
dengan strategi, manajemen perubahan dan metode yang digunakan dalam
penelitian yaitu analisis SWOT, analisis PEST dan AHP. Studi literatur juga
membahas tentang penelitan sebelumnya yang pernah dilakukan terkait
dengan materi penelitaian baik dari sisi manajemen perubahan, metodologi
dan hasilnya.
3. Membuat kerangka berfikir
Hasil dari ulasan studi literatur digunakan sebagai dasar pengetahuan dalam
merumuskan kerangka berfikir (teoritical framework). Kerangka berfikir ini
merupakan kerangka yang membentuk inti dari penelitian yang dilakukan.
Dalam kerangka berfikir mencakup semua literatur yang digunakan dan
fungsinya masing-masing
4. Mengumpulkan data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara mendalam
(dept interview) kepada para responden yang terdiri dari Deputi Bidang Sains,
Pengkajian dan Informasi kedirgantaraan, Sekretaris utama LAPAN, Kepala
Biro Kerjasama dan Humas, Kepala Bidang Pengkajian Sistem Informasi
Kedirgantaraan, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Kepala Sub bidang
PSIK.
5. Menganalisa Faktor Internal dan Eksternal Organisasi
Hasil dari pengumpulan data diolah dengn menggunakan teknik analisa.
Faktor-faktor internal dan eksternal organisasi dianalisa dengan menggunakan
analisa SWOT. Faktor internal dianalisa dengan menggunakan S (strength)
untuk mengidentifikasi kekuatan dan W (weakness) untuk menganalisa
kelemahan. Sedangkan faktor eksternal dianalisa dengan menggunakan analisa
O (opportunity) dan T (threat) yang di dapatkan dari analisa PEST.
6. Merumuskan Alternatif Strategi manajemen Perubahan
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal maka dirumuskan
alternatif strategi manajemen perubahan yang dapat dilakukan LAPAN.
alternatif strategi didapatkan dengan menggunakan formula analisa SWOT,
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
35
Universitas Indonesia
setelah itu maka dilakukan pemetaan terhadap strategi tersebut dalam Lewin’s
Three Step Model.
7. Merumuskan Prioritas Strategi Manajemen Perubahan
Alternatif strategi manajemen perubahan yang telah dirumuskan kemudian
dibuat prioritas dengan menggunakan analisa AHP. Analisa ini menggunakan
kriteria yang diadopsi dari Leavitt’s Model.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari pimpinan di tempat studi kasus, baik yang bertanggung
jawab di bidang TI maupun bidang lainnya. Data pengembangan TI yang
digunakan adalah data proyek TI dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Beberapa
data tambahan juga didapatkan dari berbagai sumber yang relevan dengan
pengembangan TI dalam organisasi, misalnya data penggunaan anggaran dari biro
perencanaan dan organisasi. Data didapat dengan menggunakan beberapa metode,
yaitu:
a. Studi literatur mencakup data penelitian dan dokumen organisasi, untuk
mendapatkan dasar dan data awal penelitian.
b. Interview dengan responden menggunakan perekam suara, untuk menggali
informasi terkait dengan penelitian.
c. FDG (Forum Discussion Group)
d. Kuisioner dengan responden untuk mendapatkan data terkait dengan
penelitian
Setiap responden merupakan perwakilan dari setiap kedeputian teknis maupun
sekretariat utama yang ada di LAPAN, responden juga terbagi atas dua kelompok
yaitu responden dari unit TI dan non-TI. Penentuan responden tersebut dilakukan
untuk bisa mendapatkan data yang cukup representatif dan berimbang dari
organisasi. Observasi lapangan untuk melihat langsung kondisi dan proses kerja di
lapangan yang berguna untuk melengkapi data-data yang sudah dikumpulkan
sebelumnya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup :
a. Data primer berasal dari wawancara, kuisioner dan observasi lapangan.
b. Data sekunder yang berasal dari hasil studi literatur
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
36 Universitas Indonesia
BAB 4
PROFIL ORGANISASI
Bab ini membahas mengenai visi, misi, sasaran strategis, arah dan kebijakan,
tujuan, struktur organisasi, dan beberapa informasi terkait Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional dimana penelitian ini dilakukan.
4.1 Sejarah
Pada tanggal 31 Mei 1962, dibentuk Panitia Astronautika oleh Menteri pertama
RI, Ir. Juanda (selaku Ketua Dewan Penerbangan RI) dan R.J. Salatun selaku
Sekretaris Dewan Penerbangan RI). Kemudian pada tanggal 22 September 1962,
terbentuknya Proyek Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan
ITB. Berhasil membuat dan meluncurkan dua roket seri Kartika berikutn
telemetrinya. Hingga akhirnya pada tanggal 27 November 1963, Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dibentuk dengan Keputusan
Presiden Nomor 236 Tahun 1963 tentang LAPAN.
Selanjutnya organisasi LAPAN mengalami beberapa penyempurnaan melalui
beberapa Keppres antara lain : Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun
1974, Keppres Nomor 33 Tahun 1988, Keppres Nomor 33 Tahun 1988 jo Keppres
Nomor 24 Tahun 1994, Keppres Nomor 132 Tahun 1998, Keppres Nomor 166
Tahun 2000 sebagaimana diubah beberapa kali yang terakhir dengan Keppres
Nomor 62 Tahun 2001, Keppres Nomor 178 Tahun 2000 sebagaimana telah
diubah beberapa kali yang terakhir dengan Keppres 60 Tahun 2001 dan Keppres
Nomor 103 Tahun 2001.
4.2 Visi dan Misi LAPAN
Visi LAPAN adalah “ Menjadi Institusi Penggerak Kemandirian dalam
Penguasaan Sains dan Teknologi Kedirgantaraan dan Pemanfaatannya bagi
kesejahteraan Bangsa dan pembangunan Nasional yang berkesambungan “.
Sedangkan misinya adalah (LAPAN, 2010) :
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
37
Universitas Indonesia
Tabel 4-1 Misi LAPAN Setiap Bidang
Bidang Misi
Bidang Teknologi
Roket, Satelit dan
Penerbangan
“Memperkuat kemampuan penguasaan teknologi roket,
satelit, dan penerbangan serta pemanfaatannya untuk
menjadi mitra industri strategis penerbangan dan pembina
nasional pengembangan roket dan satelit”
Bidang
Penginderaan Jauh
“Mengembangkan kemampuan teknologi sistem sensor
penginderaan jauh, sistem stasiun bumi, akuisisi data dan
memaksimalkan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh
untuk mendukung inventarisasi dan permantauan sumber
daya alam, ketahanan pangan dan lingkungan serta
mitigasi bencana dan menjadi pembina nasional
penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi
penginderaan jauh”
Bidang Sains
Dirgantara
(Antariksa dan
Atmosfer)
“Mengembangkan kemampuan penguasaan pengetahuan
antariksa dan atmosfer dalam upaya meningkatkan
pelayanan masyarakat atas informasi cuaca antariksa dan
kondisi atmosfer, dan dampaknya pada perubahan iklim
global dan kehidupan di bumi”
Bidang Kebijakan “Mengembangkan kajian kebijakan bagi pengembangan
dan/atau perumusan kebijakan dan peraturan perundang-
undangan nasional untuk perlindungan kepentingan
nasional dalam rangka penguasaan, penerapan dan
pendayagunaan IPTEK kedirgantaraan (roket, satelit,
penerbangan, penginderaan jauh dan sains antariksa)
untuk mendukung pembangunan nasional”
Bidang
Kelembagaan dan
Manajemen
Sumberdaya
“Senantiasa memperbaharui diri sesuai dengan tuntutan
perkembangan kemajuan IPTEK dirgantara dan aspirasi
masyarakat serta pembenahan pelayanan masyarakat
melalui penguatan komunikasi publik, kerjasama,
perencanaan program/ kegiatan, organisasi,
ketatalaksanaan, SDM dan pengelolaan dan
pengembangan asset (sarana prasarana) serta
pengawasan dalam rangka mencapai tata kelola
pemerintahan yang baik”
4.3 Tugas Pokok dan Fungsi LAPAN
Tugas Pokok LAPAN adalah Melaksanakan tugas pemerintah di bidang
penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
38
Universitas Indonesia
peraturan perundangan yang berlaku. Dalam mengemban tugas pokok di atas
LAPAN menyelenggarakan fungsi-fungsi (LAPAN, 2010) :
1. Pengkajian dan penyusunan kebijaksanaan nasional di bidang penelitian
dan Pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya.
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN.
3. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan
instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya.
4. Penyelenggaraaan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.
4.4 Program LAPAN
Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa di LAPAN
meliputi :
1. Pengembangan Teknologi Roket
2. Pengembangan Teknologi Satelit
3. Pengembangan Teknologi Penerbangan
4. Pengembangan Teknologi Penginderaan Jauh dan Bank Data
5. Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh
6. Pengembangan Sains Atmosfer
7. Pengembangan Sains Antariksa
8. Pengkajian Kebijakan dan Informasi Kedirgantaraan
9. Operasi stasiun bumi penginderaan jauh cuaca, pengamat geomagnet,
meteo, dan atmosfer dan Telemetri Tracking Commands (TTC) dan
pekayanan pengguna
10. Operasi Akuisisi dan pengolahan data satelit penginderaan jauh sumber
daya alam serta pelayanan pengguna
11. Operasi Akuisisi data meteorologi, atmosfer dan Antariksa
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
39
Universitas Indonesia
Untuk melaksanakan program tersebut diatas maka direncanakan program
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya LAPAN yang
meliputi :
1. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Perencanaan, MONEV, Organisasi,
Ketatalaksanaan dan Hukum;
2. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Humas dan Kerjasama
Kedirgantaraan (kerjasama nasional, internasional, maupun pelayanan
umum);
3. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Sumberdaya dan Tata Usaha;
4. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur;
5. Pelayanan Pengguna Berbasis Teknologi dirgantara.
4.5 Arah Kebijakan dan Strategi LAPAN
Pengembangan Kedirgantaraan LAPAN pada periode 2010-2014 diarahkan pada :
1. Penguatan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
khususnya iptek dirgantara bagi peningkatan kemandirian dan daya saing
nasional sehingga iptek dirgantara dapat dijadikan sebagai penggerak untuk
kemajuan pembangunan nasional
2. Menuju kemandirian dalam memberikan dukungan bagi peningkatan
kemampuan alutsista nasional dan industri strategis pertahanan nasional
untuk menjaga keutuhan NKRI
3. Pengembangan kemampuan rancang bangun sistem satelit untuk
mendukung kemandirian dalam pemantauan (surveilence) wilayah
Indonesia dan penginderaan jauh
4. Peningkatan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan signifikan dari iklim/
lingkungan bumi dan antariksa melalui pengembangan dan penguatan
sistem informasi dini (SIMBA-sistem informasi dan mitigasi bencana,
SISDAL – Sistem Informasi Inventarisasi Sumberdaya Alam, sistem
informasi gangguan ionosfir bagi komunikasi, posisi lokasi dan navigasi
serta orbit satelit
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
40
Universitas Indonesia
5. Kesinambungan (kontinuitas) dan peningkatan kontribusi LAPAN dalam
penyedian informasi spasial bagi pengelolaan sumberdaya alam
6. Peningkatan “spin off” teknologi dirgantara untuk mitigasi bencana,
pemantauan cuaca, pasang surut, alat pengukur radiasi ultra violet pengukur
konsentrasi gas rumah kaca seperti Karbon, SKEA dan sebagainya
7. Penguatan Kebijakan pembangunan nasional di bidang Kedirgantaraam
untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam pengembangan,
penguasaan dan penerapan teknologi dirgantara sehingga dapat melindungi
kepentingan nasional dalam hubungan internasional terkait dengan
teknologi dirgantara
Langkah-langkah kebijakan atau strategi pengembangan kedirgantaraan di
LAPAN meliputi :
1. Penguatan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Kedirgantaraan
LAPAN dengan prinsip (a) efektif artinya perencanaan pembangunan
kedirgantaraan LAPAN yang direpresentasikan melalui program/ kegiatan
LAPAN yang relevan dengan tugas fungsi dari unit kerja dan diselaraskan
dengan kebutuhan pembangunan nasional dan berdasarkan pada prioritas
nasional/ bidang pada RPJMN 2009-2014 dan prioritas LAPAN, (b) efisien
artinya program/ kegiatan pengembangan kedirgantaraan LAPAN dilakukan
dengan mempertimbangkan faktor ekonomis dan penghematan dalam
pembelanjaan sesuai dengan kebutuhan, dan (c) berorientasi pada kualitas
artinya kegiatan litbang LAPAN dapat memberikan produk dengan kualitas
yang memadai bagi pelayanan pengguna;
2. Penguatan Public-Private Partnership dalam pengembangan dan penguasaan
teknologi roket, satelit, penerbangan dan penginderaan jauh serta
penguasaan ilmu pengetahuan sains atmosfer, iklim dan antariksa;
3. Penguatan Komunikasi Publik dan Kerjasama untuk membangun “citra”
dan kepercayaan kepada LAPAN dari Pemerintah, DPR dan masyarakat
(melalui Sosialisasi, publikasi, pameran/ promosi dan bimtek);
4. Penguatan Pengelolaan Sumberdaya (Organisasi, SDM aparatur, Sarana
Prasarana Litbang dan Informasi);
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
41
Universitas Indonesia
5. Penguatan Monitoring dan Evaluasi, Pengawasan serta Ketatalaksanaan dan
Hukum;
6. Membangun jaringan kerjasama yang efektif dalam negeri melalui
masyarakat ilmiah (perguruan tinggi), industri dan sektor swasta serta
masyarakat dan instansi pemerintah;
7. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak di Luar Negeri;
8. Meningkatkan pelayanan masyarakat melalui Badan Layanan Umum (BLU)
Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara (Pusfatekgan) LAPAN sesuai
dengan standar mutu produk dan standar pelayanan minimum (SPM).
4.6 Struktur Organisasi LAPAN
Struktur organisasi di LAPAN adalah :
Gambar 4-1Struktur Organisasi LAPAN
Struktur organisasi di LAPAN terdiri atas :
1. Kepala
Seorang kepala LAPAN memiliki tugas:
a. memimpin LAPAN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
b. menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas
LAPAN;
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
42
Universitas Indonesia
c. menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas LAPAN yang menjadi
tanggung jawabnya; dan
d. membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi dan organisasi
lain.
2. Sekretariat Utama;
Sekretariat Utama terdiri atas :
a. Biro Perencanaan dan Organisasi;
b. Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat; dan
c. Biro Umum.
Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan,
pembinaan, dan pengendalian terhadap program, administrasi, dan sumber
daya di lingkungan LAPAN. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat
Utama menyelenggarakan fungsi:
a. pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan LAPAN;
b. pengkoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis LAPAN;
c. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan
tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan,
dan rumah tangga LAPAN;
d. pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan tugas LAPAN; dan
e. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan LAPAN.
3. Deputi Bidang Penginderaan Jauh;
Deputi Penginderaan Jauh terdairi atas :
a. Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh;
b. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh.
Deputi Bidang Penginderaan Jauh mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penginderaan jauh. Dalam
melaksanakan tugas Deputi Bidang Penginderaan Jauh menyelenggarakan fungsi :
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
43
Universitas Indonesia
a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan
pembinaan di bidang penginderaan jauh;
b. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang penginderaan jauh;
c. penelitian dan pengembangan teknologi sistem akuisisi dan stasiun bumi,
pengolahan data, serta pengembangan bank data penginderaan jauh; dan
d. penelitian dan pengembangan pemanfaatan data penginderaan jauh.
4. Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan;
Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan terdiri atas:
a. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer;
b. Pusat Sains Antariksa; dan
c. Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan
Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sains, pengkajian,
dan informasi kedirgantaraan. Dalam melaksanakan tugas deputi Bidang Sains,
Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan
pembinaan di bidang sains, pengkajian, dan informasi kedirgantaraan;
b. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang sains, pengkajian, dan
informasi kedirgantaraan;
c. penelitian dan pengembangan sains dan teknologi atmosfer serta
pemanfaatannya;
d. penelitian dan pengembangan sains antariksa dan lingkungan antariksa
serta pemanfaatannya; dan
e. pengkajian aspek politik, sosio-ekonomi, budaya, hukum, pertahanan
keamanan kedirgantaraan nasional dan internasional, serta sistem
teknologi informasi dan komunikasi kedirgantaraan
5. Deputi Bidang Teknologi Dirgantara;
Deputi Bidang Teknologi Dirgantara terdiri atas:
a. Pusat Teknologi Satelit;
b. Pusat Teknologi Roket; dan
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
44
Universitas Indonesia
c. Pusat Teknologi Penerbangan.
Deputi Bidang Teknologi Dirgantara mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi dirgantara. Dalam
melaksanakan tugas deputi Bidang Teknologi Dirgantara menyelenggarakan
fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan
pembinaan di bidang teknologi kedirgantaraan;
b. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang teknologi
kedirgantaraan;
c. penelitian dan pengembangan teknologi satelit serta pemanfaatannya;
d. penelitian dan pengembangan teknologi roket serta pemanfaatannya; dan
e. penelitian dan pengembangan teknologi penerbangan serta
pemanfaatannya.
6. Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara; dan
Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara terdiri atas:
a. Bidang Perencanaan dan Keuangan;
b. Bidang Pelayanan Teknis dan Promosi;
c. Subbagian Tata Usaha; dan
d. Kelompok Jabatan Fungsional
Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan pelayanan teknis dan pengembangan pemanfaatan teknologi dirgantara.
Dalam melaksanakan tugas Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan Rencana Strategis Bisnis serta Rencana Bisnis dan Anggaran
tahunan;
b. pengelolaan akuntansi serta penyusunan laporan keuangan dan kinerja
pusat;
c. pelayanan teknis dan pengembangan pemanfaatan produk teknologi
dirgantara;
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
45
Universitas Indonesia
d. penyusunan rencana pengembangan dan pelaksanaan promosi, serta
penyebarluasan informasi produk teknologi dirgantara; dan
e. pelaksanaan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan teknologi dirgantara.
7. Inspektorat.
Inspektorat terdiri atas:
a. Subbagian Tata Usaha;
b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di
lingkungan LAPAN. Dalam melaksanakan tugas, Inspektorat menyelenggarakan
fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern;
b. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala
LAPAN;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan; dan
e. pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian, tata usaha, perlengkapan dan
rumah tangga Inspektorat.
4.7 Lokasi
Kantor Pusat LAPAN berlokasi di Jl. Pemuda Persil No. 1 Rawamangun, Jakarta
Timur, untuk satuan kerjanya tersebar di beberapa wilayah di Indonesia seperti
digambarkan pada gambar 2.3 berikut :
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
46
Universitas Indonesia
Gambar 4-2 Lokasi Fasilitas LAPAN (Sumber : Renstra LAPAN, 2010-2014)
Keterangan dari Gambar 4-2 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel 4-2 Keterangan Lokasi Fasilitas LAPAN
Jakarta
1. Kantor Pusat
2. Pusat Teknologi Data Inderaja 3. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh
4. Pusat Pengkajian dan Informasi
Kedirgantaraan
Kototabang, Sumatera Barat
Loka Pengamat Atmosfer Kototabang
Rumpin, Bogor
1. Pusat Teknologi Roket
2. Pusat Teknologi Penerbangan
Rancabungur, Bogor
Pusat Teknologi Satelit Bandung
1. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
2. Pusat Sains Antariksa
Pameungpeuk, Garut
Balai Produksi dan Pengujian Roket
Pameungpeuek
Tanjungsari, Sumedang
Loka Pengamat Dirgantara Sumedang
Watukosek, Jawa Timur
Balai Pengamat Dirgantara Watukosek
Pontianak, Kalimantan Barat
Balai Pengamat Dirgantara Pontianak
Parepare, Sulawesi Selatan
Balai Penginderaan Jauh Parepare
Biak
Balai Penjejakan dan Kendali Wahana
Antariksa Biak
Unit dan instalasi dirgantara yang terletak di Jakarta antara lain Kantor pusat
LAPAN, Stasiun Bumi Satelit Lingkungan Cuaca, Pusat Data Penginderaan Jauh,
Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh, Pusat
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
47
Universitas Indonesia
Analisis dan Informasi Kedirgantaraan. Unit dan instalasi dirgantara yang terletak
di Jawa Barat antara lain Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara, Stasiun Bumi
Telekomunikasi Dirgantara, Pusat Teknologi Dirgantara Terapan, Pusat
Teknologi Wahana Dirgantara, Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim,
Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, Stasiun Peluncuran Roket, Stasiun Pengamat
Matahari, Stasiun Pengamat Dirgantara. Unit dan instalasi dirgantara yang terletak
di Jawa Tengah adalah Desa Energi Angin Percontohan. Unit dan instalasi
dirgantara yang terletak di Jawa Timur adalah Stasiun Peluncuran Balon, Stasiun
Pengamat Dirgantara. Unit dan instalasi dirgantara yang terletak di Nusa
Tenggara Timur adalah Stasiun Pengamat Dirgantara. Unit dan instalasi
dirgantara yang terletak di Sumatra Barat adalah Stasiun Pengamat Atmosfer
Katulistiwa, Radar Atmosfer Katulistiwa. Unit dan instalasi dirgantara yang
terletak di Kalimantan Barat adalah Stasiun Pengamat Dirgantara, Radar Atmosfer
MF. Unit dan instalasi dirgantara yang terletak di Sulawesi Selatan adalah Stasiun
Pengamat Dirgantara, Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh (Lansat, SPOT,
ERS-1&2, JERS-1). Unit dan instalasi dirgantara yang terletak di Sulawesi Utara
adalah Stasiun Pengamat Dirgantara. Unit dan instalasi dirgantara yang terletak di
Irian Jaya adalah Stasiun Pengamat Dirgantara, Stasiun Bumi Satelit Lingkungan
dan Cuaca, Radar profil Atmosfer (WPR), Stasiun bumi Telemetri, Tracking and
Control ISRO LAPAN.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
48 Universitas Indonesia
BAB 5
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab analisa dan pembahasan akan diuraikan tentang hasil pengumpulan data,
baik hasil interview maupun data dari hasil pengamatan yang dilakukan. Hasil
pengumpulan data tersebut kemudian di analisis dengan menggunakan analisa
SWOT untuk menganalisa kondisi internal organisasi dan analisa PEST untuk
menganalisa kondisi eksternal organisasi. Hasil analisis digunakan untuk
membuat formula strategi manajemen perubahan (change manajemen) yang perlu
dilakukan oleh organisasi. Tahapan terakhir dari bab ini adalah membuat
prioritas terhadap strategi manajemen perubahan yang telah dirumuskan dengan
menggunakan analisa AHP.
5.1 Data Wawancara
Pengambilan data dengan metode wawancara dilakukan dengan metode face-to-
face yang ditujukan kepada stakeholder terkait dengan pengembangan TI di
LAPAN. Materi pertanyaan yang diajukan meliputi elemen yang akan diubah
yaitu : teknologi, proses, orang, budaya organisasi dan struktur. Wawancara
dilakukan terhadap kepada pihak –pihak yang dianggap dapat mewakili para
pimpinan di LAPAN dan pihak yang terkait dengan pengembangan TI yaitu tim
pengelola TI LAPAN pusat. Responden yang diwawancara meliputi:
Tabel 5-1 Responden Wawancara
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
49
Universitas Indonesia
Hasil wawancara didapatkan rangkuman yang dikelompokkan berdasarkan
elemen-elemen pertanyaan yang meliputi :
1. Teknologi
Infrastuktur di LAPAN pusat maupun satuan kerja dirasakan masih sangat kurang
oleh para pimpinan maupun para pegawai. Kondisi infrastruktur TI di belum
memenuhi kebutuhan organisasi. Konektifitas infrastuktur dengan infrastuktur
jaringan nasional belum berjalan secara optimal dan sifatnya masih parsial.
Pemenuhan kebutuhan TI di LAPAN masih perlu untuk ditingkatkan lagi,
terutama untuk keperluan manajemen data adminstrasi yang terpusat di LAPAN
pusat dan keperluan data teknis yang berada di setiap satuan kerja. Namun saat ini
infrastruktur jaringan internal LAPAN sudah mulai dihubungkan dengan
menggunakan jaringan VPN walaupun belum sepenuhnya terhubung.
Di satuan kerja seperti LAPAN pekayon yang memiliki data-data penginderaan
jauh berupa data citra satelit memerlukan sistem database dengan kapasitas yang
lebih besar dan sistem keamaan dan akses yang baik. sama halnya seperti di
LAPAN bandung yang memiliki data-data pengamatan matahari dan cuaca
antariksa yang diambil secara realtime maka diperlukan infrastruktur yang lebih
baik baik dalam proses pengambilan data, mentransfer maupun mengambil dari
penyimpanan.
Kondisi Infrastruktur yang masih sangat minim mendorong dilakukannya kajian
sebagai pertimbangan apakah perlu dilakukan penambahan infrastruktur atau
mengganti dengan yang baru. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan jika
dilakukan penambahan maka infrastruktur yang baru belum tentu competibel
dengan yang sudah ada. Namun jika mengganti secara keseluruhan lebih mudah
dari segi manajemen maupun kompetibel maka lebih baik daripada mengup-grade
dari yang sebelumnya.
Hal yang sama dilakukan terhadap tampilan website dan aplikasi yang ada. Saat
ini tampilan web masih sangat sederhana dengan informasai yang masih terbatas.
Setiap satuan kerja di LAPAN mengembangakan websitw sendiri-sendiri
sehingga informasi yang keluar ke public bisa langsung adari website satuan kerja
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
50
Universitas Indonesia
tanpa melalui LAPAN Pusat. Dengan adanya aturan keterbukaan informasi publik
yang mewajibkan lembaga harus melalui satu pintu dalam penyampaian informasi
ke publik maka semua harus berada dalam pengawasan terpusat.
2. Proses
LAPAN merupakan lembaga riset yang core tugasnya dalam ranah penelitian
sehingga produk informasi yang dihasilkan adalah hasil-hasil penelitian yang
berupa tulisan, makalah ataupun alat dari para peneliti dan perekayasa. Disamping
hal tersebut LAPAN juga menghasilkan layanan data-data penginderaan jauh,
pengamatan matahari dan teknologi antariksa berupa pengembangan roket dan
satelit.
Saat ini TI di LAPAN masih sifatnya pendukung dalam mendukung kegiatan
organisasi, fungsinya belum menjadi strategis dalam mewujudkan visi dan misi
LAPAN. Dalam beberapa hal terkait dengan informasi nasional seperti aktivitas
matahari dan data pengamatannya sudah dapat diakses oleh masyarakat melalui
website LAPAN, namun informasinya masih sangat terbatas. Informasi lengkap
masih tersimpan disetiap satuan kerja, belum ada keterhubungan antara pusat dan
satuan kerja dalam hal pelayanan informasi secara cepat dan akurat. Kondisi
manajemen yang kurang baik dalam pengelolaan TI juga menyebabkan rentannya
informasi yang dihasilkan dapat berubah, disalahgunakan ataupun integritas dan
pemeliharaannya masih minim.
Alur proses dalam layanan baik administrasi maupun layanan data teknis masih
sangat sederhana dan manual. Sampai saat ini belum ada standar prosedur yang
baku yang dapat menjelaskan aliran informasi yang disajukan oleh LAPAN, baik
layanan dalam organisasi maupun keluar organisasi. Semua kegiatan masih
sifatnya kebiasan sehingga jika ada kesalahan ada missing dalam informasi masih
kesusahan dalam menemukan letak dan kondisi kesalahan.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
51
Universitas Indonesia
3. Orang
Para pemimpin dan mengelola TI di LAPAN menilai bahwa sumber daya
manusia khususnya bidang TI masih sangat kurang, baik dari jumlah maupun
kualitas. Saat ini fungsi TI di LAPAN pusat maupun satuan kerja masih
menenpel pada tugas dan fungsi yang lain. Di LAPAN pusat, tugas TIK masih
tergabung dengan tugas peliputan. Sedangkan disatuan kerja tugas dan fungsi TI
menempel pada para fungsional peneliti ataupun perekayasa yang merangkap
menjalankan tugas dan fungsi TI, sehingga memiliki tugas ganda. Kedepan hal
tersebut sudah tidak bisa dilakukan lagi karena tuntutan dan reformasi birokrasi
yang menyebutkan bahwa setiap orang memiliki tugas dan fungsi tersendiri
untuk mementukan beban kerja setiap pegawai.
Kondisi SDM pengguna juga masih sangat minim dalam hal pengetahuan dan
ketrampilan TI. Hal tersebut dapat dilihat dari para pegawai di LAPAN
mayoritas pendidikan terakhir SMA dan agak kesusahan jika ada perubahan
dalam proses kerja terutama yang menggunakan teknologi dan otomasi. Hal
tersebut yang mendorong perlu dilakukannya training maupun sosialisasi terkait
dengan implementasi teknologi maupun apliksai tertentu.
Pengelolaan TI saat ini masih sangat tinggi ketergantungannya dengan pihak
ketiga, hal tersebut dikarenakan adanya kekurangan orang dalam pengelolaan TI
juga karena adanya keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan.
Sampai saai ini belum ada aturan yang jelas dan tegas dalam hal pengaturan
transfer teknologi dengan pihak ketiga dalam penyelenggaraan TI.
4. Budaya Organisasi
Reformasi birokrasi mewajibkan setiap instansi memiliki budaya baru yang lebih
kepada budaya pelayanan kepada masyarakat. LAPAN sebagai salah satu instansi
pemerintah mempunyai layanan informasi khusus dengan masyarakat pengguna
khusus yang meliputi masyarakat ilmiah, masyarakat umum, dan instansi
pemerintah.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
52
Universitas Indonesia
Banyak aplikasi yang mulai dikembangkan dan di implementasikan sehingga
diperlukan kesiapan untuk merubah kebiaasaan manual menjadi komputerisasi.
Seperti aplikasi yang sedang di ujicoba untuk diterapkan adalah e-takah, dimana
sebelumnya menggunakan kertas dan dikirim secara manual namun sekarang
dengan menggunakan aplikasi itu maka setiap saat dapat dibaca dengan cepat
dapat ditindak lanjuti dengan selalu mengecek email yang masuk.
Penerapan dan pengimplementasian aplikasi tertentu juga mewajibkan kerjasama
dengan satuan kerja lain atau instansi lain sehingga kebiasaan dan pola pikir yang
sektoral harus diilangkan. Diperlukan pemahaman yang lebih baik dalam
berorganisasi yang mampu untuk beradaptasi dengan adanya berbagai perubahan
baik dalam proses kerja maupun dalam pola pikir. Budaya tersebut dapat
diciptakan ddengan adanya sosialisasi dan training secara teratur.
5. Struktur
Struktur organisasi TI saat ini masih sangat sederhana. Di LAPAN pusat yang
seharusnya merupakan pusat koordinasi dari seluruh satuan kerja yang ada di
LAPAN, struktur organissinya masih berada di eselon 4 dengan SDM IT terdiri
dari 4 orang dengan tugas kerja yang menemoel dengan peliputan berita. Hal
tersebut juga tidak jauh beda terjadi di LAPAn satuan kerja seperti di Bandung,
Pekayon dan Rumpin.
Struktur organisasi yang kecil menjadikan TI tidak memiliki kekuatan dalam
pengambilan keputusan yang lebih besar dan mengikat pada satuan kerja lain.
Kedepan hal ini harus diperbaiki agar dalam implementasi e-government memiliki
kekuatan dalam membuat kebijakan dan aturan yang menjadi dasar dalam
pengembangan e-government .
Hasil wawancara diatas kemudian dirangkum dalam Tabel 5.2 yang dapat dilihat
di bawah ini :
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
53
Universitas Indonesia
Tabel 5-2 Hasil Wawancara
Elemen Hasil wawancara Referensi (wawancara)
Teknologi 1. Infrastruktur jaringan masih kurang dari segi jumlah dan jaringan database belum terbentuk dengan baik
antar satuan kerja dan dengan LAPAN pusat
2. Sudah mulai dirintisnya penggunaan dan pengembangan aplikasi yang mendukung administratif
3. Mulai dikembangkan jaringan privat (VPN) yang menghubungkan seluruh satuan kerja dengan
penganggaran yang terpusat
4. Belum adanya manajemen Resiko TIK
5. Pengembangan situs web yang masih berada disetiap satuan kerja (belum terintegrasi)
6. Website LAPAN saat ini belum mampu mengakomodir kepentingan LAPAN dalam hal layanan
informasi kedirgantaraan
I.1, I.12, IV.3
II.1, II.5, V.1
I.3, III.1, IV.3
I.15, II.5, III.3
I.1, I.5, V.1
I.1,I.2
Proses 1. Masih banyak proses bisnis di LAPAN yang dilakukan secara manual (contohnya: pengiriman
makalah)
2. Belum ada tatakelola TIK di LAPAN
3. LAPAN belum memiliki Blue Print TI sehingga visi dan misi TIK belum terdefinisi
4. Belum adanya SOP yang menjadi penduan dalam implementasi untuk menjaga keamanan, kepercayaan,
ketersediaan, pemeliharaan dan integitas data
I.9
I.1, III.11
I.13, III.9, V.1, IV.4
I.1, I.8, III.11
Orang 1. Kurangnya sumber daya manusia dalam pengguasaaan TIK baik dari kualitas maupun kuantitas
2. Belum adanya pengorganisasian pengadaan training pada staff dalam penguasaan ketrampilan maupun
pengetahuaan
I.3, II.3,II.4,III.6
II.7
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
54
Universitas Indonesia
Tabel 5-2 Hasil Wawancara (sambungan)
Elemen Hasil wawancara Referensi (wawancara)
Budaya
Organisasi
1. Adanya dukungan dari pimpinan LAPAN dalam pengembangan e-government khususnya untuk
mendukung Reformasi Birokrasi (RB)
2. Belum semua pegawai dan pimpinan LAPAN mempunyai pola pikir dan budaya untuk berubah
I.1, I.15, II.1, III.8
I.10, I.16, III.2
Struktur 1. Fungsi kerja dan Penugasan TIK masih menempel pada fungsi dan tugas yang lain seperti tugas
sampingan peneliti
2. Belum terlaksananya e-leadership secara optimal di LAPAN
3. Struktur organisasi TI di LAPAN belum kuat dalam mengambil bertanggungjawab TI menyeluruh dan
koordinatif
I.1,I.4,
I.9, V.5
I.5, I.17,III.7, VI.3
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
55
Universitas Indonesia
5.2 Penentuan Objektif
Fase A (output) dalam kerangka system thinking adalah mendefinisikan objektif
dari perubahan yang harus di definisikan dengan benar dan jelas agar keluaran
yang dihasilkan dapat tepat sesuai dengan tujuan dari implementasi. Tujuan dari
Implementasi e-government lembaga tertuang dalam blueprint e-governmentnya,
sedangkan di LAPAN belum memiliki blueprint e-government sehingga
tujuannya disesuaikan dengan tujuan pengembangan e-government pada peraturan
yang ada. Berdasarkan peraturan tentang e-government Inpres No.3 Tahun 2003,
pengembangan e-government bertujuan untuk :
1. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal dan terpercaya, serta
terjangkau oleh masyarakat luas.
2. Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah dan pemerintah
daerah otonom secara holistik.
3. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri
telekomunikasi dan teknologi informasi.
5. Mengembangkan kapasitas SDM baik pada pemerintah maupun
pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy
masyarakat.
6. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan-tahapan
yang realistik dan terukur.
Tujuan diatas menjadi dasar dalam menentukan Critical Success Factor (CSF)
dan Key Performance Indicator (KPI) yang merupakan Fase B (feedback) dalam
kerangka System Thinking. Penentuan CSF dan KPI untuk mendefinisikan ukuran-
ukuran dari tujuan yang digunakan sebagai umpan balik dalam menilai apakah
tujuan yang diinginkan telah tercapai atau belum. Penentuan CSF dan KPI dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini :
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
56
Universitas Indonesia
Tabel 5-3 Penentuan CSF dan KPI
No. Objektif KPI CSF
1 Mengembangkan sistem pelayanan
yang andal dan terpercaya, serta
terjangkau oleh masyarakat luas
Jumlah
pengunjung
website
meningkat
Website yang
terup-date dan ada
interaksi
2 Menata sistem manajemen dan proses
kerja pemerintah dan pemerintah
daerah otonom secara holistik.
Organisasi TI
yang jelas
Tugas dan fungsi
organisasi yang
jelas
3 Memanfaatkan teknologi informasi
secara optimal
Proses kerja
lebih cepat
Meminimalkan
proses manual
4 Meningkatkan peran serta dunia
usaha dan mengembangkan industri
telekomunikasi dan teknologi
informasi
Bertambahnya
penggunaan
teknologi yang
standar
Menstandarkan
penggunaan
teknologi dan
aplikasi
5 Mengembangkan kapasitas SDM
baik pada pemerintah maupun
pemerintah daerah otonom, disertai
dengan meningkatkan e-literacy
masyarakat.
Jumlah SDM TI
bertambah
Kapasitas SDM
bertambah
Perekrutan SDM
TI
Pelatiahan formal
dan informal
6 Melaksanakan pengembangan secara
sistematik melalui tahapan-tahapan
yang realistik dan terukur.
Roadmap TI Membuat
masterplan TI
5.3 Hasil Analisa PEST
Analisis PEST (Politik Ekonomi Sosial dan Teknologi) adalah analisis lingkungan
eksternal untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman
bagi organisasi dalam pengembangan e-government di LAPAN. Analisa PEST
merupakan bagian dari Fase E (environment scan ) pada tahapan kerangka System
Thinking. Kerangka analisis PEST dapat dilihat pada Tabel 5.3 di bawah ini :
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
57
Universitas Indonesia
Tabel 5-4 Kerangka Analisis PEST
Politik Ekonomi
1. Inpres No.3 Tahun 2003 tentang
pengembangan e-government
2. Adanya tuntutan melakukan RB pada
institusi pemerintah sesuai dengan
Kepmen PAN & RB No. 10 Tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Manajemen Perubahan
3. Keputusan Menteri Komunikasi dan
Informasi No.57 tahun 2003 tentang
Panduan Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan E-Government
Lembaga
4. Undang-Undang No. 11/2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.
5. Instruksi Presiden No. 6/2001 tentang
Pengembangan dan Pendayagunaan
Telematika di Indonesia.
1. Transaksi elektronik yang sudah
menjadi membudaya dimasyarakat
2. Kebutuhan pasar (pihak
komersial/swasta) terhadap layanan
publik dari segi ekonomi
3. Biaya pengadaan dan pemeliharaan
TIK yang besar
4. Biaya training dan pelatihan SDM
yang mahal
5. Biaya konsultan TIK yang mahal
Sosial Teknologi
1. Tuntutan dari masyarakat dalam
pelayanan yang cepat, transparan dan
akuntabel
2. Adanya tuntutan masyarakat
pelayanan yang terintegrasi antar
instansi
3. Penggunaan alat TIK yang mulai
membudaya di masyarakat
4. Budaya masyarakat yang masih
menggunakan tatap muka dan
penggunaan kertas dalam layanan
1. Semakin banyaknya pengggunaan
dan pemanfaatan teknologi dalam
pelayanan publik
2. Semakin pesatnya perkembangan
teknologi
3. Banyaknya kemudahan dalam
menggunakan teknologi
4. Tren teknologi yang semakin
beragam
Dari matriks analisa PEST diatas maka dapat di rumuskan menjadi faktor-faktor
yang menjadi ancaman dan peluang dalam manajemen perubahan pada
pengembangan e-government. Hal tersebut merupakan bagian dari fase C (input)
pada kerangka System Thinking. Analisa Faktor peluang dan ancaman dapat
dilihat pada Tabel 5-5 di bawah ini :
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
58
Universitas Indonesia
Tabel 5-5 Analisa Faktor Peluang dan Ancaman
Faktor Peluang (Opportunities) Faktor Ancaman (Threats)
1. Adanya payung hukum yang jelas
dalam pengembangan e-government
dan pemanfaatan teknologi untuk
layanan publik
2. Tuntutan Reformasi birokrasi dari
pemerintah yang bersifat top-down
pada semua instansi
3. Adanya Tuntutan masyarakat
terhadap layanan publik yang cepat,
transparan dan akuntabel.
4. Pemanfaatan TI yang semakin
berkembang
5. Kemudahan dalam penggunaan
teknologi untuk mendukung
kegiatan
1. Adanya ketergantungan dengan
pihak ketiga dalam proses
pengembangan TIK
2. Perkembangan teknologi yang cepat
dan dinamis
3. Biaya yang besar untuk peningkatan
kualitas maupun kuantitas SDM
5.4 Hasil Analisa SWOT
Analisa SWOT pada tahapan ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor
internal organisasi yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam manajemen
perubahan di LAPAN untuk mendukung pengembangan e-government.
Pengidentifikasian ini merupakan bagian dari fase C (input) pada kerangka
System Thinking. Hasil penidentifikasian kekuatan dan kelemahan dapat dilihat
pada Tabel 5-6 di bawah ini :
Tabel 5-6 Analisa Faktor kekuatan dan Kelemahan pada SWOT
Faktor Kekuatan (Strengths) Faktor Kelemahan (Weakness)
1. Adanya dukungan dari pimpinan
LAPAN dalam pengembangan e-
government khususnya untuk
mendukung Reformasi Birokrasi
(RB).
1. Infrastruktur jaringan masih kurang
dari segi jumlah dan jaringan
database belum terbentuk dengan
baik antar satuan kerja dan dengan
LAPAN pusat
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
59
Universitas Indonesia
Tabel 5-6 Analisa Faktor kekuatan dan Kelemahan pada SWOT (sambungan)
Faktor Kekuatan (Strengths) Faktor Kelemahan (Weakness)
2. Sudah mulai dirintisnya
penggunaan dan pengembangan
aplikasi yang mendukung
administratif
3. Mulai dikembangkan jaringan
privat (VPN) yang menghubungkan
seluruh satuan kerja dengan
penganggaran yang terpusat
2. LAPAN belum memiliki Blue Print
TI sehingga visi dan misi TIK belum
terdefinisi
3. Belum ada tatakelola TIK di
LAPAN
4. Belum adanya manajemen Resiko
TIK
5. Pengembangan situs web yang masih
berada disetiap satuan kerja (belum
terintegrasi)
6. Website LAPAN saat ini belum
mampu mengakomodir kepentingan
LAPAN dalam hal layanan
informasi kedirgantaraan
7. Kurangnya sumber daya manusia
dalam pengguasaaan TIK baik dari
kualitas maupun kuantitas
8. Belum adanya pengorganisasian
pengadaan training pada staff dalam
penguasaan ketrampilan maupun
pengetahuan
9. Fungsi kerja dan Penugasan TIK
masih menempel pada fungsi dan
tugas yang lain seperti tugas
sampingan peneliti
10. Belum terlaksananya e-leadership
secara optimal di LAPAN
11. Struktur organisasi TI di LAPAN
belum kuat dalam mengambil
bertanggungjawab TI menyeluruh
dan koordinatif
12. Belum adanya SOP yang menjadi
penduan dalam implementasi untuk
menjaga keamanan, kepercayaan,
ketersediaan, pemeliharaan dan
integitas data
13. Masih banyak proses bisnis di
LAPAN yang dilakukan secara
manual
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
60
Universitas Indonesia
5.5 Perumusan Strategi Manajemen perubahan
5.5.1 Alternatif Strategi Analisa SWOT
Strategi manajemen perubahan rumuskan dengan membuat formula matriks
TOWS. Strategi didapatkan dengan membuat formulasi antara kekuatan dan
peluang menghasilkan strategi S-O, kekuatan dan ancaman menghasilkan strategi
S-T, kelemahan dan keluang menghasilkan strategi W-O dan kelemahan dan
Ancaman menghasilkan startegi W-T. Pada tahapan ini merupakan fase D
(throughput) dari kerangka System Thinking. Matriks analisa TOWS tyang
menghasilkan strategi manajemen perubahan dapat dilihat pada Tabel 5-7 di
bawah ini :
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
61
Universitas Indonesia
Tabel 5-7 Matriks Analisa TOWS
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
1. Adanya payung hukum yang jelas dalam
pengembangan e-government dan pemanfaatan
teknologi untuk layanan publik
2. Tuntutan Reformasi birokrasi dari pemerintah yang
bersifat top-down pada semua instansi
3. Adanya Tuntutan masyarakat terhadap layanan publik
yang cepat, transparan dan akuntabel.
4. Pemanfaatan TI yang semakin berkembang
5. Kemudahan dalam penggunaan teknologi untuk mendukung kegiatan
1. Adanya ketergantungan dengan pihak ketiga
dalam proses pengembangan TIK
2. Perkembangan teknologi yang cepat dan
dinamis
3. Biaya yang besar untuk peningkatan kualitas
maupun kuantitas SDM
Kekuatan (Strength) Strategi S-O
1. Memperkuat dukungan pimpinan dalam mendukung
pengembangan e-government berdasarkan pada
panduan yang ada (S1 & O1)
2. Membuat Assesment Center yang digunakan untuk
pencarian dan penelusuran ecara cepat data personel
di LAPAN untuk berbagai kepentingan terutama
terkait dengan kepakaran dan hasil-hasil penelitian
(S2 & O5)
3. Membuat desain arsitektur interoperabilitas baik
jaringan, informasi, maupun data (S3 & O4,5)
4. Mensosialisasikan semua penggunaan teknologi baru (
Strategi S-T
1. Meningkatkan pengembangan aplikasi yang
mendukung kegiatan administrative
(kepegawaian, laporan kegiatan, dll) (S2 & T2)
2. Membuat komitmen yang jelas tentang transfer
teknologi dalam pengembangan TIK 7yang
dilakukan oleh pihak ketiga (S1 & T1)
3. Mengadakan pelatihan terhadap staff dan
karyawan secara teratur dan terorganisasi dalam
melakukan tugas-tugas baru terkait dengan
implementasi teknologi maupun aplikasi (S1 & T3)
1. Adanya dukungan dari pimpinan LAPAN
dalam pengembangan e-government
khususnya untuk mendukung Reformasi
Birokrasi (RB)
2. Sudah mulai dirintisnya penggunaan dan
pengembangan aplikasi yang mendukung
administratif
3. Mulai dikembangkan jaringan privat (VPN)
yang menghubungkan seluruh satuan kerja
dengan penganggaran yang terpusat
Faktor
Eksternal
Faktor
Internal
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
62
Universitas Indonesia
Tabel 5-7 Matriks Analisa TOWS (sambungan )
baik aplikasi maupun alat) dengan pihak-pihak terkait,
dimana penggunaan tersebut merubah proses kerja sebelumnya (S2 & O4)
5. Melakukan komunikasi dan koordinasi antara
pengelola Ti dengan satuan kerja yang lain maupun
dengan pimpinan dalam pengembangan e-government
(S1 & O2)
6. Membuat pemetaan terhadap stakeholder di LAPAN
(masyarakat pengguna layanan informasi dan data
LAPAN) (S1 & O2,3)
Kelemahan (Weakness) Strategi W-O
1. Menyusun perencanaan tatakelola TI yang baik
berdasarkan standar tata kelola nasional (W3 & O1)
2. Membuat Standard Operation Procedure (SOP) untuk semua aktivitas (W12 & O4)
3. Memperbarui struktur organisasi TI di LAPAN
dengan menyesuaikan tugas pokok dan fungsi TI yang
mendukung LAPAN sebagai lembaga Riset (W11 &
O2)
4. Menanamkan budaya untuk melayani baik kepada
pimpinan maupun pegawai (W10 & O2)
5. Mengadakan sosialisasi terkait penggunaan TI dan
budaya kerja dalam reformasi birokrasi (W13 & O2)
Strategi W-T
1. Melakukan sosialisasi tentang pengguanaan
standar data dan standar teknis yang kompetibel
diseuruh satker (W12 & T2)
2. Membuat sistem keamanan baik fisik maupun
jaringan data dan informasi(W4 & T2)
3. Membuat Perencanaan SDM TI, baik dalam
kuantitas maupun kualitas (ketrampilan dan
pengetahuan) (W7,8,9 & T4)
4. Mengadakan training dan pelatihan pada
pengelola TI dalam penggunaan teknologi atau
aplikasi baru (W8 & T4)
5. Melakukan penugasan terpisah dari tugas lain
terhadap tugas dan fungsi TI pada tiap satuan
kerja dan pusat (W9 & T3)
1. Infrastruktur jaringan masih kurang dari segi
jumlah dan jaringan database belum terbentuk
dengan baik antar satuan kerja dan dengan
LAPAN pusat
2. LAPAN belum memiliki Blue Print TI
sehingga visi dan misi TIK belum terdefinisi
3. Belum ada tatakelola TIK di LAPAN
4. Belum adanya manajemen Resiko TIK
5. Pengembangan situs web yang masih berada
disetiap satuan kerja (belum terintegrasi)
6. Website LAPAN saat ini belum mampu
mengakomodir kepentingan LAPAN dalam
hal layanan informasi kedirgantaraan
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
63
Universitas Indonesia
Tabel 5-7 Matriks Analisa TOWS (sambungan )
7. Kurangnya sumber daya manusia dalam
pengguasaaan TIK baik dari kualitas maupun kuantitas
8. Belum adanya pengorganisasian pengadaan
training pada staff dalam penguasaan
ketrampilan maupun pengetahuan
9. Fungsi kerja dan Penugasan TIK masih
menempel pada fungsi dan tugas yang lain
seperti tugas sampingan peneliti
10. Belum terlaksananya e-leadership secara
optimal di LAPAN
11. Struktur organisasi TI di LAPAN belum kuat
dalam mengambil bertanggungjawab TI
menyeluruh dan koordinatif
12. Belum adanya SOP yang menjadi penduan
dalam implementasi untuk menjaga keamanan,
kepercayaan, ketersediaan, pemeliharaan dan
integitas data
13. Masih banyak proses bisnis di LAPAN yang
dilakukan secara manual (contohnya:
pengiriman makalah)
6. Membuat blue print TI dan kebijakan-kebijakan
(policy) pendukungnya di LAPAN (W2 & O2)
7. Merubah tampilan dan aplikasi website LAPAN
menjadi terintegrasi dengan satuan kerja dan interaktif
(W5,6 & O3)
8. Meningkatkan kemampuan keterhubungan LAPAN
dengan infrastruktur nasional (W1 & O2)
9. Meningkatkan kemampuan infrastruktur jaringan dan
database serta a struktur interoperabilitasnya di
LAPAN (W1, 5 & O3)
10. Melakukan implementasi aplikasiyang mendukung
pada diskusi (seperti milis), penyebaran surat takah (e-
takah), dan aplikasi pendukung pengambil keputusan.
(W13 & O4.5)
11. Memberikan pemahaman kepada pimpinan tentang e-
leadership (W10 & O2, 3)
12. Melakukan audit berkala terhadap segala perubahan
yang terjadi karena adanya pemanfaatan TI (W11 &
O4)
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
64
Universitas Indonesia
5.5.2 Pemetaan Strategi pada Lewin’s Model
Strategi yang dihasilkan dari analisa SWOT dipetakan dalam tahapan manajemen
perubahan berdasarkan pada Model Lewin’s menggunakan FDG yang terdiri dari
pimpinan dan peneliti bidang sisitem informasi kedirgantaraan. Dokumen FGD
dapat dilihat pada lampiran 2. Hasil dari pemetaan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 5-8 untuk langkah unfreezing the status quo.
Tabel 5-8 Strategi pada Langkah Unfreezing the status quo
Kode Strategi
S-2 Meningkatkan kemampuan keterhubungan LAPAN dengan
infrastruktur informasi nasional
S-3 Meningkatkan kemampuan infrastruktur jaringan dan database serta
struktur interoperabilitasnya di LAPAN
S-5 Merubah tampilan dan aplikasi website LAPAN menjadi terintegrasi
dengan satuan kerja dan interaktif
S-8 Melakukan implementasi aplikasi yang mendukung pada diskusi
seperti milis, penyebaran surat takah (e-takah), dan aplikasi
pendukung pengambil keputusaan
S-10 Meningkatkan pengembangan aplikasi untuk mendukung kegiatan
administrasi (kepegawaian, laporan kegiatan, dll)
S-16 Membuat perencanaan dan pemetaan SDM TI, baik dalam kuantitas
maupun kualitas (ketrampilan dan pengetahuan)
S-17 Membuat pemetaan terhadap stakeholder di LAPAN (masyarakat
pengguna layanan informasi dan data LAPAN)
S-19 Membuat komitmen yang jelas tentang transfer teknologi dalam
pengembangan TIK dilakukan oleh pihak ketiga
S-22 Menanamkan budaya untuk melayani baik kepada pimpinan maupun
pegawai
S-24 Memperbarui struktur organisasi TI di LAPAN dengan menyesuaikan
tugas pokok dan fungsi TI yang mendukung LAPAN sebagai lembaga
riset kedirgantaraan
S-25 Melakukan penugasan terpisah dari tugas lain terhadap tugas dan
fungsi TI pada tiap satuan kerja dan pusat
Hasil dari FGD untuk pemetaan pada langkah movement to the new state dapat
dilihat Tabel 5-9 di bawah ini :
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
65
Universitas Indonesia
Tabel 5-9 Strategi pada Langkah Movement to the new state
Kode Strategi
S-4 Membuat design arsitektur interoperabilitas baik jaringan, informasi
maupun data
S-7 Membuat model sistem keamanan baik fisik maupun jaringan data
dan informasi
S-9 Membuat Assesment Center yang digunakan untuk pencarian dan
penelusuran secara cepat data personel di LAPAN untuk berbagai
kepentingan terutama terkait dengan kepakaran dan hasil-hasil
penelitian
S-13 Meyusun blue print e-goverment dan kebijakan-kebijakan (policy)
pendukungnya di LAPAN
S-14 Menyusun perencanaan tatakelola TI yang baik berdasarkan pedoman
standar tata kelola nasional
S-15 Membuat Standard Operation Procedure (SOP) untuk semua
aktivitas terkait pengembangan TI
S-26 Melakukan Audit secara berkala terhadap segala perubahan yang
terjadi karena adanya pemanfaatan TI
Hasil dari FGD untuk pemetaan pada langkah refreezing dapat dilihat Tabel 5-10
di bawah ini :
Tabel 5-10 Strategi pada Langkah Refreezing
Kode Strategi
S-1 Memperkuat dukungan pimpinan di LAPAN dalam pengembangan e-
government berdasarkan pada panduan yang ada
S-6 Melakukan sosialisasi tentang penggunaan standar data dan standar
teknis yang kompetibel di seluruh satker
S-11 Mensosialisasikan semua penggunaan teknologi baru (baik aplikasi
maupun alat) dengan pihak-pihak terkait, dimana penggunaan tersebut
merubah proses kerja sebelumnya
S-12 Melakukan komunikasi dan koordinasi antara pengelola TI dengan
satuan kerja yang lain maupun dengan pimpinan dalam
pengembangan e-government
S-18 Mengadakan training dan pelatihan pada pengelola TI dalam
penggunaan teknologi maupun aplikasi baru
S-20 Mengadakan pelatihan terhadap staff dan karyawan secara teratur dan
terorganisasi dalam melakukan tugas-tugas dan pengetahuan baru
terkait dengan implementasi teknologi maupun aplikasi
S-21 Memberikan pemahaman kepada pimpinan tentang e-leadership
S-23 Mengadakan sosialisasi terkait penggunaan TI dan budaya kerja
dalam reformasi birokrasi
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
66
Universitas Indonesia
5.6 Prioritas Strategi Manajemen Perubahan
Strategi-strategi manajemen perubahan yang telah didapatkan dalam pembahasan
sebelumnya, kemudian dibuat prioritas. Prioritasi dimaksudkan untuk mengetahui
dari beberapa strategi yang telah dihasilkan, strategi-strategi mana yang
diutamakan untuk dijalankan sehingga dapat memberikan hasil yang optimal
dalam manajemen perubahan untuk mendukung pengembangan e-government di
LAPAN. Metode yang digunakan adalah AHP, dengan responden kuisioner yang
dianggap mengetahui dan expert dalam menentukan prioritas strategi yang harus
dilakukan LAPAN. Responden tersebut adalah :
Tabel 5-11 Responden Kuisioner AHP
No. Kode Jabatan Eselon/Ahli Keterangan 1 R1 Kepala Bidang Sistem
Informasi Kedirgantaraan IIIa Perwakilan dari
Manajemen TI 2 R2 Peneliti Utama – Kepakaran
Manajemen Sistem Informasi Manajemen SI Perwakilan dari
pengguna dan ahli SI 3 R3 Peneliti Madya- Kepakaran
Manajemen Sistem Informasi Manajemen SI Perwakilan dari
pengguna dan ahli SI 4 R4 Peneluti Muda- Kepakaran
Manajemen Sistem Informasi Manajemen SI Perwakilan dari
pengguna dan ahli SI
Langkah –langkah yang perlu dilakukan dalam prioritasi adalah dengan
menentukan kriteria untuk masing-masing alternatif strategi yang telah
dirumuskan. Kemudian ditentukan alternatif yang merupakan strategi yang telah
dihasilkan, lalu dilanjutkan dengan pembobotan kriteria, pembobotan strategi dan
yang terakhir adalah pemetaan prioritas strategi pada strategi Lewin’s.
5.6.1 Penentuan Kriteria
Kriteria yang digunakan dalam penentuan prioritas ini menggunakan studi
literature dengan mengadopsi pada penelitian yang sudah dilakukan. Penelitan
tentang Change Manajemen is Critical Succes Factor in Egovernment
Implementation (Nograsek, 2012) menyebutkan bahwa dalam implementasi e-
government perlu dilakukan manajemen perubahan dalam 5 (lima) elemen yaitu :
1. Technology (Teknologi)
2. Processes (Proses)
3. People (Orang)
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
67
Universitas Indonesia
4. Organization cultures (Budaya organisasi )
5. Structure (Struktur)
5.6.2 Penentuan alternatif
Alternatif yang digunakan dalam prioritasi ini adalah alternatif strategi yang telah
dihasilkan dalam perumusan strategi pada pembahasan sebelumnya yang
tercantum dalam Tabel 5-8, Tabel 5-9, Tabel 5-10.
5.6.3 Pembobotan Kriteria
Pembobotan 5 (lima) kriteria dilakukan dengan membuat matriks pairwise
comparison dan menggunakan skala perbandingan Saaty. Menentukan tingkat
kepentingan setiap kriteria dilakukan dengan cara expert judgement yang telah
mengerti tentang pengembangan e-government di LAPAN. Respondennya terdiri
dari 4 (empat) orang yaitu Profesor bidang manajemen sistem informasi
kedirgantaaran di LAPAN, Peneliti Manajemen Sistem Informasi, Kepala Bidang
Pengkajian Sistem Informasi Kedirgantaraan. Pengolahan data 3 (tiga) responden
memiliki rasio konsistensi kurang dari 0.1 ( CI ≤ 0.1) dan 1 (satu) responden
memiliki inkonsistensi 0.42, sehingga data yang dimasukkan terdiri dari 3 (tiga)
responden. Data rasio inkonsistensi dapat dilihat pada lampiran 3.
Setelah dilakukan pembobotan pada masing-masing responden maka dilakukan
perhitungan untuk menentukan vektor prioritas atau bobot pada kriteria.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan software expert choice 11. Hasil dari
perhitungan digunakan untuk menentukan tingkat prioritas pada kriteria. Hasil
perhitungan gabungan pendapat responden dapat dapat dilihat pada Tabel 5-12.
Tabel 5-12 Bobot dan Tingkat Prioritas Kriteria
Kriteria R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%) Tingkat Prioritas
Proses 0.152 0.341 0.326 0.257 0.272 27.2 1 Struktur 0.152 0.282 0.326 0.241 0.255 25.5 2 Orang 0.290 0.150 0.137 0.181 0.192 19.2 3 B. Organisasi 0.290 0.114 0.137 0.165 0.175 17.5 4 Teknologi 0.116 0.114 0.074 0.099 0.105 10.5 5
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
68
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 5.12, maka dapat disimpulkan bahwa
yang menjadi prioritas dalam kriteria adalah proses dengan nilai 27.2 % , stuktur
dengan nilai 25.5 % , orang dengan nilai 19.2%, budaya organisasi dengan nilai
17.5 % dan teknologi dengan nilai 10.5%. Sehingga struktur hirarki untuk criteria
tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1
5.6.4 Pembobotan Strategi untuk Setiap Langkah
Pembobotan strategi dan perhitungan nilai eigen pada setiap langkah untuk
masing-masing alternatif dalam manajemen perubahan dilakukan dengan
menggunakan software Expert Choice 11. Perhitungan dilakukan untuk setiap
kriteria dengan tiap responden kuisioner. Setelah didapatkan nilai pada setiap
responden kemudian digabungkan dengan menggunakan matrik penggabungan
pendapat.
1. Pembobotan Strategi pada Langkah Unfreezing the status quo
Pembobotan dilakukan pada langkah Unfreezing the status quo untuk masing-
masing kriteria. Perhitungan nilai eigen pada langkah Unfreezing the status quo
untuk setiap kriteria dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison
Strategi Manajemen
Perubahan (1.00)
Teknologi
(0.105)
Proses
(0.272)
Orang
(0.192)
Budaya
Organisasi
(0.175)
Sruktur
(0. 255)
S-1
s/d
S-26
S-1
s/d
S-26
S-1
s/d
S-26
S-1
s/d
S-26
S-1
s/d
S-26
Gambar 5-1 Struktur Hiraraki AHP untuk pembobotan pada kriteria
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
69
Universitas Indonesia
untuk setiap strategi pada langkah ini. Pembobotan dilakukan pada langkah
Unfreezing the status quo untuk masing-masing kriteria.
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Teknologi
Perhitungan pembobotan pada langkah Unfreezing the status quo untuk kriteria
teknologi dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap
strategi pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi,
kemudian dilakukan perhitungan vektor prioritas untuk menentukan tingkat
prioritas pada masing-masing strategi tersebut. Vektor prioritas dan tingkat
prioritas dapat dilihat pada Tabel 5-13.
Tabel 5-13 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status Quo untuk Kriteria
Teknologi
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-24 0.015 0.014 0.008 0.012 0.145 14.5 1
S-3 0.014 0.008 0.014 0.012 0.141 14.1 2
S-16 0.016 0.006 0.012 0.010 0.128 12.8 3
S-22 0.014 0.008 0.007 0.009 0.112 11.2 4
S-8 0.017 0.007 0.003 0.007 0.086 8.6 5
S-17 0.006 0.004 0.013 0.007 0.083 8.3 6
S-25 0.010 0.004 0.007 0.007 0.080 8.0 7
S-19 0.012 0.003 0.006 0.006 0.073 7.3 8
S-10 0.006 0.005 0.004 0.005 0.060 6.0 9
S-5 0.006 0.006 0.003 0.005 0.058 5.8 10
S-2 0.003 0.004 0.002 0.003 0.035 3.5 11
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Proses
Perhitungan pembobotan pada langkah Unfreezing the status quo untuk kriteria
proses dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap
strategi pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi,
kemudian dilakukan perhitungan vector prioritas gabungan pendapat untuk
menentukan tingkat prioritas pada masing-masing strategi tersebut. Vektor
prioritas dan tingkat prioritas dapat dilihat pada Tabel 5-14.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
70
Universitas Indonesia
Tabel 5-14 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status Quo untuk Kriteria
Proses
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-16 0.023 0.029 0.051 0.032 0.131 13.1 1
S-19 0.014 0.043 0.042 0.029 0.118 11.8 2
S-17 0.009 0.041 0.060 0.028 0.113 11.3 3
S-22 0.015 0.039 0.036 0.028 0.111 11.1 4
S-24 0.014 0.041 0.029 0.026 0.103 10.3 5
S-25 0.015 0.021 0.044 0.024 0.097 9.7 6
S-8 0.014 0.029 0.015 0.018 0.074 7.4 7
S-5 0.011 0.027 0.018 0.017 0.071 7.1 8
S-3 0.011 0.022 0.021 0.017 0.069 6.9 9
S-10 0.010 0.031 0.016 0.017 0.069 6.9 10
S-2 0.006 0.022 0.011 0.011 0.046 4.6 11
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Orang
Perhitungan pembobotan pada langkah unfreezing the status quo untuk kriteria
orang dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap
strategi pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi,
kemudian dilakukan perhitungan vektor prioritas untuk menentukan tingkat
prioritas pada masing-masing strategi tersebut. Vektor prioritas dan tingkat
prioritas dapat dilihat pada Tabel 5-15.
Tabel 5-15 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status Quo untuk Kriteria
Orang
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-24 0.043 0.019 0.019 0.025 0.140 14.0 1
S-22 0.031 0.018 0.025 0.024 0.135 13.5 2
S-19 0.032 0.012 0.02 0.020 0.111 11.1 3
S-16 0.034 0.016 0.013 0.019 0.108 10.8 4
S-17 0.022 0.014 0.013 0.016 0.089 8.9 5
S-25 0.024 0.007 0.021 0.015 0.086 8.6 6
S-8 0.036 0.015 0.006 0.015 0.083 8.3 7
S-3 0.031 0.014 0.007 0.014 0.081 8.1 8
S-5 0.020 0.013 0.006 0.012 0.065 6.5 9
S-10 0.018 0.012 0.007 0.011 0.064 6.4 10
S-2 0.007 0.009 0.004 0.006 0.035 3.5 11
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Budaya Organisasi
Perhitungan pembobotan pada langkah unfreezing the status quo untuk kriteria
budaya organisasi dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk
setiap strategi pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi,
kemudian dilakukan perhitungan vektor prioritas untuk menentukan tingkat
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
71
Universitas Indonesia
prioritas pada masing-masing strategi tersebut. Vektor prioritas dan tingkat
prioritas dapat dilihat pada Tabel 5-16.
Tabel 5-16 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status Quo untuk Kriteria
Budaya Organisasi
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-22 0.035 0.014 0.024 0.023 0.141 14.1 1
S-16 0.038 0.012 0.017 0.020 0.123 12.3 2
S-24 0.040 0.012 0.014 0.019 0.117 11.7 3
S-17 0.019 0.010 0.025 0.017 0.104 10.4 4
S-19 0.025 0.011 0.016 0.016 0.102 10.2 5
S-8 0.043 0.010 0.006 0.014 0.085 8.5 6
S-25 0.020 0.008 0.014 0.013 0.081 8.1 7
S-3 0.028 0.008 0.009 0.013 0.078 7.8 8
S-10 0.011 0.011 0.009 0.010 0.064 6.4 9
S-5 0.017 0.009 0.006 0.010 0.060 6.0 10
S-2 0.007 0.009 0.005 0.007 0.042 4.2 11
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Struktur
Perhitungan pembobotan pada langkah unfreezing the status quo untuk kriteria
struktur dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap
strategi pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi,
kemudian dilakukan perhitungan vektor prioritas untuk menentukan tingkat
prioritas pada masing-masing strategi tersebut. Vektor prioritas dan tingkat
prioritas dapat dilihat pada Tabel 5-17.
Tabel 5-17 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status Quo untuk Kriteria
Struktur
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-24 0.020 0.031 0.051 0.032 0.138 13.8 1
S-22 0.017 0.027 0.046 0.028 0.121 12.1 2
S-25 0.016 0.020 0.060 0.027 0.117 11.7 3
S-19 0.012 0.029 0.032 0.022 0.098 9.8 4
S-16 0.018 0.028 0.021 0.022 0.096 9.6 5
S-8 0.023 0.030 0.011 0.020 0.086 8.6 6
S-10 0.009 0.032 0.024 0.019 0.083 8.3 7
S-3 0.017 0.035 0.011 0.019 0.082 8.2 8
S-17 0.007 0.027 0.021 0.016 0.069 6.9 9
S-5 0.011 0.030 0.010 0.015 0.065 6.5 10
S-2 0.004 0.033 0.008 0.010 0.044 4.4 11
Prioritasi Strategi untuk Langkah Unfreezing Status Quo
Langkah selanjutnya membuat matriks gabungan untuk kriteria . Vektor prioritas
dan tingkat prioritas pada langkah unfreezing status quo dapat dilihat pada Tabel
5-18 di bawah ini :
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
72
Universitas Indonesia
Tabel 5-18 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Unfreezing Status Quo
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-24 0.117 0.132 0.122 0.124 0.128 12.8 1
S-22 0.106 0.112 0.138 0.118 0.122 12.2 2
S-16 0.092 0.129 0.113 0.110 0.114 11.4 3
S-19 0.098 0.095 0.116 0.103 0.106 10.6 4
S-17 0.097 0.063 0.132 0.093 0.096 9.6 5
S-25 0.060 0.085 0.146 0.091 0.094 9.4 6
S-3 0.087 0.101 0.06 0.081 0.084 8.4 7
S-8 0.092 0.133 0.04 0.079 0.082 8.2 8
S-10 0.090 0.054 0.06 0.066 0.069 6.9 9
S-5 0.085 0.065 0.042 0.061 0.064 6.4 10
S-2 0.078 0.027 0.03 0.040 0.041 4.1 11
Dari hasil pembobotan pada Tabel 5-18 maka diperoleh struktur hirarki yang
dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Pembobotan Strategi pada Langkah Movement to the new state
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Teknologi
Strategi Manajemen
Perubahan (1.00)
Teknologi
(0.105)
Proses
(0.272)
Orang
(0.192)
Budaya
Organisasi
(0.175)
Sruktur
(0. 255)
S-24 (0.128)
S-22 (0.122)
S-16 (0.114) S-19 (0.106)
S-17 (0.096)
S-25 (0.094)
S-3 (0.084) S-8 (0.082)
S-10 (0.069)
S-5 (0.064) S-2 (0.041)
S-26
S-24 (0.128)
S-22 (0.122)
S-16 (0.114) S-19 (0.106)
S-17 (0.096)
S-25 (0.094)
S-3 (0.084) S-8 (0.082)
S-10 (0.069)
S-5 (0.064) S-2 (0.041)
S-24 (0.128)
S-22 (0.122)
S-16 (0.114) S-19 (0.106)
S-17 (0.096)
S-25 (0.094)
S-3 (0.084) S-8 (0.082)
S-10 (0.069)
S-5 (0.064) S-2 (0.041)
S-24 (0.128)
S-22 (0.122)
S-16 (0.114) S-19 (0.106)
S-17 (0.096)
S-25 (0.094)
S-3 (0.084) S-8 (0.082)
S-10 (0.069)
S-5 (0.064) S-2 (0.041)
S-24 (0.128)
S-22 (0.122)
S-16 (0.114) S-19 (0.106)
S-17 (0.096)
S-25 (0.094)
S-3 (0.084) S-8 (0.082)
S-10 (0.069)
S-5 (0.064) S-2 (0.041)
Gambar 5-2 Struktur hirarki AHP pada langkah unfreezing status quo
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
73
Universitas Indonesia
Perhitungan pembobotan pada langkah movement to the new state untuk kriteria
teknologi dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap
strategi pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi,
kemudian dilakukan perhitungan vector prioritas untuk menentukan tingkat
prioritas pada masing-masing strategi tersebut. Vektor prioritas dan tingkat
prioritas dapat dilihat pada Tabel 5-19.
Tabel 5-19 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The New State untuk
Kriteria Teknologi
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-13 0.008 0.024 0.010 0.012 0.170 17.0 1
S-4 0.006 0.014 0.019 0.012 0.160 16.0 2
S-14 0.010 0.014 0.009 0.011 0.148 14.8 3
S-15 0.012 0.011 0.008 0.010 0.139 13.9 4
S-26 0.012 0.012 0.007 0.010 0.137 13.7 5
S-9 0.024 0.013 0.003 0.010 0.134 13.4 6
S-7 0.011 0.014 0.003 0.008 0.106 10.6 7
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Proses
Perhitungan nilai eigen pada langkah movement to the new state untuk kriteria
proses dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap
strategi pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi,
kemudian dilakukan perhitungan vektor prioritas untuk menentukan tingkat
prioritas pada masing-masing strategi tersebut. Vektor Prioritas dan tingkat
prioritas dapat dilihat pada Tabel 5-20.
Tabel 5-20 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The New State untuk
Kriteria Proses
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-26 0.031 0.043 0.086 0.049 0.181 18.1 1 S-4 0.020 0.041 0.086 0.041 0.154 15.4 2 S-14 0.031 0.053 0.042 0.041 0.153 15.3 3 S-15 0.031 0.043 0.047 0.040 0.148 14.8 4 S-7 0.025 0.061 0.031 0.036 0.135 13.5 5 S-9 0.025 0.071 0.018 0.032 0.118 11.8 6 S-13 0.022 0.052 0.022 0.029 0.109 10.9 7
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
74
Universitas Indonesia
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Orang
Perhitungan pembobotan pada langkah movement to the new state untuk kriteria
Orang dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap
strategi pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi,
kemudian dilakukan perhitungan Vektor prioritas untuk menentukan tingkat
prioritas pada masing-masing strategi tersebut. Vektor prioritas dan tingkat
prioritas dapat dilihat pada Tabel 5-21.
Tabel 5-21 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The New State untuk
Kriteria Orang
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-26 0.033 0.024 0.036 0.031 0.201 20.1 1 S-13 0.033 0.031 0.01 0.022 0.143 14.3 2 S-4 0.021 0.02 0.023 0.021 0.140 14.0 3 S-15 0.033 0.007 0.036 0.020 0.133 13.3 4 S-9 0.060 0.015 0.009 0.020 0.132 13.2 5 S-14 0.039 0.013 0.015 0.020 0.129 12.9 6 S-7 0.033 0.020 0.009 0.018 0.119 11.9 7
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Budaya Organisasi
Perhitungan nilai eigen pada langkah movement to the new state untuk kriteria
Budaya Organisasi dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison
untuk setiap strategi pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap
strategi, kemudian dilakukan perhitungan vektor prioritas untuk menentukan
tingkat prioritas pada masing-masing strategi tersebut. Vektor prioritas dan tingkat
prioritas dapat dilihat pada Tabel 5-22.
Tabel 5-22 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The New State untuk
Kriteria Budaya Organisasi
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-26 0.055 0.012 0.036 0.029 0.189 18.9 1 S-4 0.029 0.024 0.019 0.024 0.156 15.6 2 S-15 0.055 0.009 0.026 0.023 0.154 15.4 3 S-14 0.060 0.011 0.012 0.020 0.131 13.1 4 S-7 0.055 0.017 0.008 0.020 0.129 12.9 5 S-13 0.060 0.016 0.007 0.019 0.124 12.4 6 S-9 0.045 0.017 0.007 0.017 0.115 11.5 7
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
75
Universitas Indonesia
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Struktur
Perhitungan nilai eigen pada langkah movement to the new state untuk
kriteria Struktur dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk
setiap strategi pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi,
kemudian dilakukan perhitungan vektor prioritas untuk menentukan tingkat
prioritas pada masing-masing strategi tersebut. Vektor prioritas dan tingkat
prioritas dapat dilihat pada Tabel 5-23.
Tabel 5-23 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The New State untuk
Kriteria Struktur
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-9 0.031 0.047 0.086 0.050 0.219 21.9 1 S-13 0.020 0.052 0.072 0.042 0.185 18.5 2 S-14 0.013 0.039 0.06 0.031 0.137 13.7 3 S-26 0.017 0.034 0.045 0.030 0.130 13.0 4 S-15 0.013 0.034 0.052 0.028 0.125 12.5 5 S-4 0.013 0.059 0.025 0.027 0.117 11.7 6 S-7 0.013 0.033 0.018 0.020 0.087 8.7 7
Prioritasi Strategi pada Langkah Movement to the New State
Langkah Selanjutnya setelah dilakukan pembobotan setiap kriteria adalah
membuat matriks gabungan untuk kriteria dan semua responden. Vektor prioritas
dan tingkat prioritas pada langkah movement to the new state dapat dilihat pada
Tabel 5-24 di bawah ini :
Tabel 5-24 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Movement to The New State
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-26 0.125 0.148 0.21 0.157 0.161 16.1 1 S-9 0.163 0.185 0.123 0.155 0.158 15.8 2 S-13 0.175 0.143 0.121 0.145 0.148 14.8 3 S-14 0.13 0.153 0.136 0.139 0.142 14.2 4 S-15 0.104 0.146 0.169 0.137 0.140 14.0 5 S-4 0.158 0.088 0.172 0.134 0.137 13.7 6 S-7 0.145 0.138 0.069 0.111 0.114 11.4 7
Dari hasil pembobotan pada Tabel 5-24 maka diperoleh struktur hirarki
yang dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
76
Universitas Indonesia
S-26 (0.161) S-9 (0.158)
S-13 (0.148)
S-14 (0.142) S-15 (0.140)
S-4 (0.137)
S-7 (0.114)
S-26 (0.161) S-9 (0.158)
S-13 (0.148)
S-14 (0.142) S-15 (0.140)
S-4 (0.137)
S-7 (0.114)
S-26 (0.161)
S-9 (0.158)
S-13 (0.148)
S-14 (0.142) S-15 (0.140)
S-4 (0.137)
S-7 (0.114)
S-26 (0.161) S-9 (0.158)
S-13 (0.148)
S-14 (0.142) S-15 (0.140)
S-4 (0.137)
S-7 (0.114)
Strategi Manajemen
Perubahan (1.00)
Teknologi
(0.105)
Proses
(0.272)
Orang
(0.192)
Budaya
Organisasi
(0.175)
Sruktur
(0. 255)
S-26 (0.161)
S-9 (0.158)
S-13 (0.148) S-14 (0.142)
S-15 (0.140)
S-4 (0.137)
S-7 (0.114)
Pembobotan Strategi pada Langkah Refreezing
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Teknologi
Perhitungan pembobotan pada langkah refreezing untuk kriteria teknologi
dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap strategi
pada langkah ini. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan vektor prioritas
untuk menentukan tingkat prioritas pada masing-masing strategi tersebut. Vektor
prioritas dan tingkat prioritas dapat dilihat pada Tabel 5-25.
Gambar 5-3 Struktur Hiirarki AHP pada Langkah Movement to the New State
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
77
Universitas Indonesia
Tabel 5-25 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing untuk Kriteria Teknologi
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-18 0.016 0.014 0.018 0.016 0.168 16.8 1 S-20 0.015 0.013 0.018 0.015 0.160 16.0 2 S-11 0.014 0.015 0.015 0.015 0.154 15.4 3 S-21 0.031 0.018 0.004 0.013 0.138 13.8 4 S-12 0.008 0.017 0.010 0.011 0.117 11.7 5 S-23 0.010 0.022 0.005 0.010 0.109 10.9 6 S-1 0.005 0.020 0.005 0.008 0.084 8.4 7 S-6 0.003 0.009 0.010 0.006 0.068 6.8 8
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Proses
Perhitungan pembobotan pada langkah Refreezing untuk kriteria proses
dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap strategi
pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi, kemudian
dilakukan perhitungan vektor prioritas untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing strategi tersebut. Vektor prioritas dan tingkat prioritas dapat
dilihat pada Tabel 5-26
Tabel 5-26 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing untuk Kriteria Proses
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-20 0.020 0.026 0.072 0.033 0.158 15.8 1 S-18 0.016 0.024 0.078 0.031 0.146 14.6 2 S-11 0.017 0.022 0.073 0.030 0.142 14.2 3 S-21 0.041 0.027 0.021 0.029 0.135 13.5 4 S-12 0.011 0.027 0.051 0.025 0.117 11.7 5 S-23 0.015 0.036 0.019 0.022 0.102 10.2 6 S-1 0.006 0.065 0.024 0.021 0.099 9.9 7 S-6 0.009 0.024 0.042 0.021 0.098 9.8 8
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Orang
Perhitungan nilai eigen pada langkah Refreezing untuk kriteria orang
dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap strategi
pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi, kemudian
dilakukan perhitungan vektor prioritas untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing strategi tersebut. Vektor prioritas dan tingkat prioritas dapat
dilihat pada Tabel 5-27.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
78
Universitas Indonesia
Tabel 5-27 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing untuk Kriteria Orang
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-21 0.078 0.02 0.025 0.034 0.220 22.0 1 S-20 0.034 0.021 0.016 0.023 0.146 14.6 2 S-1 0.011 0.024 0.033 0.021 0.134 13.4 3 S-18 0.029 0.018 0.014 0.019 0.126 12.6 4 S-11 0.031 0.02 0.01 0.018 0.119 11.9 5 S-12 0.019 0.029 0.009 0.017 0.111 11.1 6 S-23 0.024 0.016 0.005 0.012 0.081 8.1 7 S-6 0.007 0.025 0.005 0.010 0.062 6.2 8
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Budaya Organisasi
Perhitungan nilai eigen pada langkah Refreezing untuk kriteria Budaya Organisasi
dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap strategi
pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi, kemudian
dilakukan perhitungan nilai eigen untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing strategi tersebut. Nilai eigen dan tingkat prioritas dapat dilihat
pada Tabel 5-28
Tabel 5-28 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing untuk Kriteria Budaya
Organisasi
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-21 0.078 0.022 0.022 0.034 0.191 19.1 1 S-23 0.053 0.014 0.028 0.027 0.156 15.6 2 S-1 0.025 0.021 0.033 0.026 0.147 14.7 3 S-20 0.071 0.013 0.016 0.025 0.139 13.9 4 S-18 0.059 0.011 0.015 0.021 0.121 12.1 5 S-11 0.053 0.013 0.007 0.017 0.096 9.6 6 S-12 0.038 0.012 0.01 0.017 0.094 9.4 7 S-6 0.012 0.012 0.006 0.010 0.054 5.4 8
Perhitungan Bobot untuk Kriteria Struktur
Perhitungan nilai eigen pada langkah Refreezing untuk kriteria struktur dilakukan
dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap strategi pada langkah
ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi, kemudian dilakukan
perhitungan vektor prioritas untuk menentukan tingkat prioritas pada masing-
masing strategi tersebut. Vektor prioritas dan tingkat prioritas dapat dilihat pada
Tabel 5-29.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
79
Universitas Indonesia
Tabel 5-29 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing untuk Kriteria Struktur
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-21 0.041 0.054 0.059 0.051 0.233 23.3 1 S-18 0.016 0.04 0.044 0.030 0.140 14.0 2 S-1 0.006 0.054 0.078 0.029 0.135 13.5 3 S-20 0.019 0.034 0.033 0.028 0.127 12.7 4 S-12 0.016 0.053 0.021 0.026 0.120 12.0 5 S-23 0.016 0.034 0.021 0.023 0.103 10.3 6 S-11 0.019 0.034 0.012 0.020 0.091 9.1 7 S-6 0.005 0.027 0.012 0.012 0.054 5.4 8
Prioritasi Strategi pada Langkah Refreezing
Pembobotan dilakukan pada langkah refreezing untuk masing-masing
kriteria. Perhitungan nilai eigen pada langkah refreezing untuk setiap kriteria
dilakukan dengan membuat matriks pairwise comparison untuk setiap strategi
pada langkah ini. Setelah dilakukan pembobotan terhadap strategi, kemudian
dilakukan perhitungan nilai eigen untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing strategi tersebut. Nilai eigen dan tingkat prioritas dari gabungan
matriks pendapat tenaga ahli dapat dilihat pada Tabel 5-30.
Tabel 5-30 Bobot dan Tingkat Prioritas pada Langkah Refreezing
Strategi R1 R2 R3 RG VP Persentase
(%)
Tingkat
Prioritas
S-21 0.141 0.269 0.13 0.170 0.177 17.7 1 S-20 0.107 0.159 0.156 0.138 0.144 14.4 2 S-18 0.107 0.136 0.168 0.135 0.140 14.0 3 S-1 0.184 0.055 0.172 0.120 0.125 12.5 4 S-11 0.104 0.135 0.119 0.119 0.124 12.4 5 S-12 0.138 0.092 0.101 0.109 0.113 11.3 6 S-23 0.122 0.118 0.079 0.104 0.109 10.9 7 S-6 0.097 0.036 0.075 0.064 0.067 6.7 8
Dari hasil pembobotan pada tabel 5-30 maka didapat struktur hirarki AHP
pada Gambar 5-4.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
80
Universitas Indonesia
S-21 (0.177) S-20 (0.144)
S-18 (0.140)
S-1 (0.125)
S-11 (0.124) S-12 (0.113)
S-23 (0.109)
S-6 (0.067)
S-21 (0.177) S-20 (0.144)
S-18 (0.140)
S-1 (0.125)
S-11 (0.124) S-12 (0.113)
S-23 (0.109)
S-6 (0.067)
S-21 (0.177) S-20 (0.144)
S-18 (0.140)
S-1 (0.125)
S-11 (0.124) S-12 (0.113)
S-23 (0.109)
S-6 (0.067)
S-21 (0.177) S-20 (0.144)
S-18 (0.140)
S-1 (0.125)
S-11 (0.124) S-12 (0.113)
S-23 (0.109)
S-6 (0.067)
Strategi Manajemen
Perubahan (1.00)
Teknologi
(0.105)
Proses
(0.272)
Orang
(0.192)
Budaya
Organisasi
(0.175)
Sruktur
(0. 255)
S-21 (0.177)
S-20 (0.144)
S-18 (0.140) S-1 (0.125)
S-11 (0.124)
S-12 (0.113) S-23 (0.109)
S-6 (0.067)
S-26
5.6.5 Pemetaan Prioritas Strategi Manajemen Perubahan
Dari hasil pembobotan diatas maka didapatkan prioritasi strategi untuk
setiap langkah pada manajemen perubahan di LAPAN. Prioritasi Strategi pada
langkah unfreezing the status quo yang pada Tabel 5-18, movement to the new
state pada Tabel 5-24 dan refreezing pada Tabel 5-30, maka urutan prioritas
Strategi tersebut dapat dirangkum pada Tabel 5-31 di bawah ini :
Gambar 5-4 Struktur Hirarki AHP pada Langkah Refreezing
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
81
Universitas Indonesia
Tabel 5-31 Pemetaan Prioritas Strategi pada Lewin’s Step Model
Tingkat
Prioritas
Unfreezing The Status Quo Movement to The New State Refreezing
Kode Strategi Kode Strategi Kode Strategi
1 S-24 Memperbarui struktur organisasi TI di LAPAN dengan menyesuaikan
tugas pokok dan fungsi TI yang
mendukung LAPAN sebagai lembaga riset kedirgantaraan
S-26 Melakukan Audit secara berkala terhadap segala perubahan yang
terjadi karena adanya pemanfaatan TI
S-21 Memberikan pemahaman kepada pimpinan tentang e-leadership
2 S-22 Menanamkan budaya untuk
melayani baik kepada pimpinan
maupun pegawai
S-9 Membuat Assesment Center yang
digunakan untuk pencarian dan
penelusuran secara cepat data personel di LAPAN untuk berbagai
kepentingan terutama terkait dengan
kepakaran dan hasil-hasil penelitian
S-20 Mengadakan pelatihan terhadap
staff dan karyawan secara teratur
dan terorganisasi dalam melakukan tugas-tugas dan pengetahuan baru
terkait dengan implementasi
teknologi maupun aplikasi
3 S-16 Membuat perencanaan dan pemetaan SDM TI, baik dalam kuantitas
maupun kualitas (ketrampilan dan
pengetahuan)
S-13 Meyusun blue print e-goverment dan kebijakan-kebijakan (policy)
pendukungnya di LAPAN
S-18 Mengadakan training dan pelatihan pada pengelola TI dalam
penggunaan teknologi maupun
aplikasi baru
4 S-19 Membuat komitmen yang jelas
tentang transfer teknologi dalam
pengembangan TIK dilakukan oleh
pihak ketiga
S-14 Menyusun perencanaan tatakelola TI
yang baik berdasarkan pedoman
standar tata kelola nasional
S-1 Memperkuat dukungan pimpinan
di LAPAN dalam pengembangan
e-government berdasarkan pada
panduan yang ada
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
82
Universitas Indonesia
Tabel 5-31 Pemetaan Prioritas Strategi pada Lewin’s Step Model (sambungan )
Tingkat
Prioritas
Unfreezing The Status Quo Movement to The New State Refreezing
Kode Strategi Kode Strategi Kode Strategi
5 S-17 Membuat pemetaan terhadap stakeholder di LAPAN (masyarakat
pengguna layanan informasi dan data
LAPAN)
S-15 Membuat Standard Operation Procedure (SOP) untuk semua
aktivitas terkait pengembangan TI
S-11 Mensosialisasikan semua penggunaan teknologi baru (baik
aplikasi maupun alat) dengan
pihak-pihak terkait, dimana penggunaan tersebut merubah
proses kerja sebelumnya
6 S-25 Melakukan penugasan terpisah dari
tugas lain terhadap tugas dan fungsi TI pada tiap satuan kerja dan pusat
S-4 Membuat design arsitektur
interoperabilitas baik jaringan, informasi maupun data
S-12 Melakukan komunikasi dan
koordinasi antara pengelola TI dengan satuan kerja yang lain
maupun dengan pimpinan dalam
pengembangan e-government
7 S-3 Meningkatkan kemampuan infrastruktur jaringan dan database
serta struktur interoperabilitasnya di
LAPAN
S-7 Membuat model sistem keamanan baik fisik maupun jaringan data dan
informasi
S-23 Mengadakan sosialisasi terkait penggunaan TI dan budaya kerja
dalam reformasi birokrasi
8 S-8 Melakukan implementasi aplikasi
yang mendukung pada diskusi
seperti milis, penyebaran surat takah
(e-takah), dan aplikasi pendukung pengambil keputusaan
S-6 Melakukan sosialisasi tentang
penggunaan standar data dan
standar teknis yang kompetibel di
seluruh satker
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
83
Universitas Indonesia
Tabel 5-31 Pemetaan Prioritas Strategi pada Lewin’s Step Model (sambungan )
Tingkat
Prioritas
Unfreezing The Status Quo Movement to The New State Refreezing
Kode Strategi Kode Strategi Kode Strategi
9 S-10 Meningkatkan pengembangan aplikasi
untuk mendukung kegiatan administrasi
(kepegawaian, laporan kegiatan, dll)
10 S-5 Merubah tampilan dan aplikasi website
LAPAN menjadi terintegrasi dengan satuan kerja dan interaktif
11 S-2 Meningkatkan kemampuan
keterhubungan LAPAN dengan
infrastruktur informasi nasional
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
84
Universitas Indonesia
5.7 Implikasi Penelitian
5.7.1 Aspek Manajemen Perubahan
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian tentang
manajemen perubahan khusussnya untuk mendukung program e-government
lembaga. Perubahan yang harus dikelola dalam impelementasi e-government
sangat kompleks sehingga penelitian yang membahas hal tersebut masih sangat
terbatas. Proses dan tahapan dalam menentukan strategi manajemen perubahan
dalam penelitihan ini diharapkan menjadi referensi dalam perumusan strategi
manajemen perubahan untuk instansi pemerintah. Dalam penelitian ini dihasilkan
strategi manajemen perubahandan dari pemrioritasan strategi didapatkan bahwa
dalam manajemen perubahan peran pimpinan sebagai agen perubahan (agent of
change), menjadi kunci dalam menentukan kesuksesan perubahan tersebut.
5.7.2 Aspek Manajemen
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada manajemen di
LAPAN bahwa manajemen perubahan menjadi faktor pentinhg dalam
menentukan kesuksesan pengembangan e-gover,ment diLAPAN. Beberapa
strategi yang dihasilkan duharapkan dapat menjadi referensi bagi pengambil
kebijakan dalam membuat keputusan-keputusan terkait dengan manajemn
perubahan yang diperlukan. Hasil penelitian juga memberikan rekomendasi
strategi mana yang menjadi prioritas yang diperlukan untuk segera di eksekusi.
5.7.3 Aspek Penelitian Sesudahnya
Penelitian ini diharapakan menjadi rujukan untuk penelitian-penelitian
sesudahnya terutama terkait dengan manajemen perubahan untuk mendukung e-
government. Pada penelitian ini tidak membahas tentang manajemen resistansi
(penolakan) terhadap perubahan yang menjadi akibat dari adanya perubahan,
padahal itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam manajemen
perubahan. Untuk itu pada penelitian selanjutnya diharapkan juga pembahasan
tentang manajemen resistensi terhadap perubahan.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
85 Universitas Indonesia
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan penelitian dan saran-saran yang jadi
masukan untuk organisasi dan penelitian selanjutnya.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
ditarik kesimpulan bahwa manajemen perubahan di LAPAN perlu dilakukan
untuk mendukung pengembangan e-government. Hal lain yang mendukung
dilakukannya manajemen perubahan adalah tuntutan program reformasi birokrasi
dari pemerintah pusat yang harus dilakukan oleh seluruh instansi pemerintah.
Analisa dan pembahasan menghasilkan rumusan strategi manajemen perubahan
yang terbagi dalam 3 langkah perubahan berdasarkan manajemen perubahan
menurut Model Lewin. Strategi pada langkah unfreezing status quo lebih
memprioritaskan pada pembenahan struktur organisasi, penanaman budaya kerja
yang berbasis pelayanan, perencanaan SDM, pemetaan stakeholder di LAPAN,
serta peningkatan infrastuktur dan aplikasi yang mendukung kegiatan.
Strategi pada langkah movement to the new state memprioritaskan pada kegiatan
TI yang belum ada di LAPAN saat ini seperti melakukan audit TI, membuat
Assesment Center, dan membuat kebijakan-kebijakan TI (blueprint, tata kelola TI,
SOP, design arsitektur dan sistem keamanan TI).
Strategi pada langkah refreezing memprioritaskan pada hal-hal yang sifatnya
rutinitas dan berkelanjutan seperti memberikan pemahaman kepada pimpinan
tentang e-leadership, mengadakan pelatihan dan training, memperkuat dukungan
pimpinan dan melakukan sosialisasi, koordinasi dan komunikasi yang baik antar
stakeholder.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
86
Universitas Indonesia
6.2 Saran
Beberapa saran yang dianjurkan peneliti dalam penelitian ini adalah :
1. Peran pimpinan sangat penting dalam mendorong manajemen perubahan
di LAPAN sebagai agent of change. Jika urgensi dari manajemen
perubahan tersebut dapat dipahami oleh para pimpinan maka akan mudah
dalam pelaksanaan karena sistem top-down lebih cocok untuk instansi
publik seperti LAPAN
2. Penelitian lanjutan tentang manajemen perubahan dapat membahas pada
manajemen resistensi terhadap perubahan. Pengelolaan resistensi terhadap
perubahan dimaksudkan untuk mengelola reaksi karyawan karena adanya
perubahan. Manajemen resistensi perubahan diperlukan karena
merupakan hambatan terbesar untuk melakukan perubahan yang sukses .
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
87
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Alusi, Fahmi (2013). Penelitian tentang Strategi Pengembangan E-Government
Berbasis Kerangka Kerja Pemeringkatan E-Government Indonesia (PeGI) : Studi
Kasus Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional. Thesis MTI UI. Jakarta.
Curtis, Andy, and Liying Cheng. (2001). Teachers' self-evaluation of knowledge,
skills and personality characteristics needed to manage change. Asia-Pacific
Journal of Teacher Education 29.2, 139-152.
Dennis, Alan and Wixom, Barbara H. (2003). Systems Analysis & Design second
edition. John Wiley & Sons, USA.
Forman, Mark. (2005). Information Technology and Homeland Security: The
Federal Perspective. Innovations in E-Government: The Thoughts of Governors
And Mayors, 21.
Haines, S.G. (2000). The System Thinking Approach To Strategic Planning and
Management. St. Lucie Press, Florida.
Hasibuan, Z.A. (2002). Electronic Government for Good Governance. Jurnal
Sistem Informasi dan Manajemen Teknologi Informasi, Vol. 1, Nomor 1.
Hasibuan A. Zainal, Santoso, Harry B. (2005). Standardisasi Aplikasi
Egovernmnet untuk Instansi Pemerintah. Konferensi Nasional Teknologi
Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia (National Conference on Information
and Communication Technology for Indonesia), 19-20 April 2005, Bandung.
Humphrey, A .Convention at Stanford University in the 1960s-1970s
Jhonson, Gerry dan Scholes, Kevan dan Whittington, Ricard. (2002). Eight
Edition Exploring Corporate Strategy. Prentice Hall.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia. (2010). Whitepaper ICT
Indonesia 2010. Jakarta : Pusat Data Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Kementerian Komunikasi dan Informasi Deputi Bidang Telematika. (2003).
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. Jakarta.
Kementerian Komunikasi dan Informasi. (2003). Panduan Penyusunan
Infrastruktur Portal Pemerintah – Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government (INPRES No. 3 Tahun 2003). Jakarta.
Kementerian Komunikasi dan Informasi, (2002). Sisfonas 2010: Sisfonas sebagai
Tulang Punggung Aplikasi E-Government. Jakarta.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
88
Universitas Indonesia
Keller, K. L., & Kotler, P. (2006). Holistic Marketing. Does Marketing Need
Reform?: Fresh Perspectives on the Future, 300.
Kotter, John P. (2002) “The Heart of Change”, Havard Business School Press,
Boston Massachusetts.
LAPAN. (2005). Rancangan Pengembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (ICT) LAPAN. Laporan akhir Riset Unggulan Kemandirian
Kedirgantaraan LAPAN. Jakarta.
LAPAN. (2005). Rencana Strategis LAPAN 2005 – 2009. Jakarta.
LAPAN. (2011). Peraturan Kepala LAPAN No.2 Tahun 2011 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Jakarta.
LAPAN. (2010). Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional Tahun 2010 – 2014. Jakarta.
LAPAN. (2011). Annual Report 2011 Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional. Jakarta.
Lewin, Kurt. (1997). Resolving Social Conflicts and Field Theory in Social
Science, (pp. 262-278). Washington, DC, US: American Psychological
Association, v, 422 pp.
Mahargono, Andreas. (2010). Penelitian tentang Strategi Manajemen Perubahan
Untuk Mendukung Penerapan Tatakelola TI : Studi Kasus Pada PT BR Jakarta,
Thesis MTI UI. Jakarta.
Markus, M. Lynne, and Daniel Robey. (1988). Information technology and
organizational change: causal structure in theory and research. Management
science 34.5: 583-598.
Nograšek, J. (2012). Change Management as a Critical Success Factor in e-
Government Implementation. Business Systems Research Journal, 2(2), 13-24.
Noorsetiyanti, Farida. (2011). Penelitian tentang Strategi Manajemen Perubahan
Untuk Mendukung Implementasi Information Security Manajemen System : Studi
Kasus Bank XYZ Devisi Teknologi Informasi. Thesis MTI UI. Jakarta.
Purawiraswanto . (2011). Strategi Manajemen Perubahan untuk Mendukung
penerapan aplikasi Property Management System dan Sales : studi kasus hotel
Sheraton Mustika Yogyakarta . Karya Akhir MTI UI. Jakarta.
Quinn, James Brian dan Anderson, Philip dan Finkelstein, Sydney. (1996). The
Academy of Management Executive (1993-2005). Vol. 10, No. 3, pp. 7-27.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
89
Universitas Indonesia
Redmill, Felix, and Chris Dale. (1997). Practical risk management. Life Cycle
Management For Dependability. Springer London, 189-217.
Saaty, Thomas L. (1983). Priority setting in complex problems. Engineering
Management, IEEE Transactions on 3, 140-155.
Saaty, Thomas L. (2001). Decision Making for Leaders: The Analytic Hierarchy
Process for Decisions in a Complex World: 1999/2000 Edition. Vol. 2. RWS
publications.
The World Bank Group, A Definition of E-Government,
http://www1.worldbank.org/publicsector/egov/definition.htm, 16 Februari 2013
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
90
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 1
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara I
Nama Responden Prof. Dr. Thomas Djamaludin
Instansi/Unit Kerja Kedeputian Sains, Pengkajian dan Informasi
Kedirgantaraan
Jabatan Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi
Kedirgantaraan (Eselon Ia)
Tanggal
Wawancara 21 Mei 2013
1. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana manajemen di LAPAN menganggapi tentang
program e-government ?
Jadi, terkait dengan program e-government, LAPAN
mendasarkan pada 2 hal yaitu basis data dan yang kedua
media untuk memberikan informasi ke publik. Terkait dengan
2 hal tersebut pimpinan mendorong pengembangan e-
government terkait dengan reformasi birokrasi, ke duanya
harus bersinergi. Basis data ada 2 hal yaitu basis data terkait
dengan manajemen dan terkait dengan basis data teknis.
Terkait dengan SDM, fasilitas dan pengelolaan sumberdaya
yang kita miliki. Terkait dengan basis data teknis, terkait
dengan data, informasi teknis yang dihasilkan. Sebagian unit
kerja sudah buat, tetapi kecenderungan bersifat parsial. Hal ini
yang menjadi tugas LAPAN untuk membenahi itu. Selama ini
ada kecenderuangan kurang terfokus dan terintegrasi dan
belum intensif dilakukan, ada kecenderungan dilakukan
sebagai tugas sambilan yang dikerjakan oleh peneliti, pranata
komputer dan fungsional lainnya belum ada pembagian tugas
secara khusus. Sudah dikembangkan, tetapi parsial sehingga
tidak menggunakan wadah itu secara maksimal hal tersebut
karena adanya kekeurangan sumber daya (SDM ) dan juga
terkait dengan penugasan, karena terkait dengan Reformasi
Birokrasi (RB) maka fungsional harus mengerjakan sesuai
dengan SOP maupun beban kerja. Ada yang sudah memiliki
layanan informasi yang bagus seperti layanan terkait
penginderaan jauh dan beberapa informasi terkait dengan
produksi layanan informasi antariksa. tetapi ada beberapa
layanan informasi yang tidak ada kesinambungan informasi.
Pada awalnya ada tetapi terus tidak ada. Hal tersebut salah
satunya terkait dengan keterbatasan SDM. Ini hal yang perlu
dibenahi.
Masalah yang kedua terkait dengan wadah yaitu situs web,
masalahnya masih cenderung parsial, masih mengembangkan
sendiri-sendiri sehingga tidak optimal. Pekayon sendiri,
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
91
Universitas Indonesia
bandung sendiri. Sekarang lagi dibenahi supaya basis data
terintegrasi dan ada pedoman baku sehingga menjadi situs
resmi pemerintah. Kesinambungan informasi masih sedikit
sekali yang berkesinambungan, ini yang mharus dibenahi.
Pertama wadah yang kedua isinya. Layanan informasi yang
sifatnya jangka pendek, ada yang jangka panjang. Seperti
layanan terkait dengan renstra, struktur organisasi tetapi ada
juga yang skala tahunan seperti terkait program kerja, laporan
kinerja dan tahunan. ada yang sifatnya jangka pendek seperti
laporan penelitian dan produk layanan yang perlu diketahui
oleh masyarakat yang sifatnya rutin dan ada yang sifatnya
realtime seperti data seperti data terkait dengan kondisi awan
dari satelit cuaca sedangkan analisa diberikan secara rutin
harian atau mingguan. Ada standard dan pedoman baku
tentang informasi seperti apa yang harus disajikan dan berapa
lama keberkalaan. Disusun peta situs LAPAN secara
keseluruhan tentang informasi 2 apa saja yang disajikan oleh
LAPAN.Informasi harus dibagi rata, itu gambaran umum e-
government yang saya ketahui
2. Pertanyaan
Jawaban
Dari uraian bapak diatas, sebenarnya perbaikan apa yang
menjadi konsen LAPAN saat ini, disisi wadah atau kontennya
untuk perbaikan ?
Yang harus dibenahi pertama adalah wadah, wadah yang jelas
disini harus mendefinisikan kontennya. kita ini membangun
wadah yang menjadi situs resmi instansi pemerintah
3. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana manajemen menyiapkan perubahan yang dilakukan
untuk mencapai kondisi yang diinginkan ?
Yang sedang dipersiapkan saat ini adalah tentang infrastruktur,
termasuk infrastruktur jaringan yang sedang dikembangkan,
selain LAN juga VPN dikembangkan. Disetiap unit kerja
sedang diupayakan untuk di integrasikan. Kemudian yang
terkait dengan basis data adalah storage. Sifat data LAPAN
juga image. Ada sistem2 yang dimigrasi kompetibelnya kurang
bagus sehingga membangun sistem yang baru. Pengalaman di
bandung ketika migrasi terkait dengan sistem dan storage dari
rendah ke tinggi menjadi kesulitan.
Satu sisi kita kendala dengan keterbatasan SDM yang ada,
namun ada pihak ketiga yang dapat kita libatkan dalam
penembangan yang dapat melihat peluang2 dan ditangani
secara professional. Jika sekarang dilakukan dengan SDM
yang ada maka keterbatasan waktu menjadi kendala karena
tidak focus itu menjadi masalah dalam hal kompatibilitasnya
untuk menjadi sistem yang baru.
4. Pertanyaan
Jawaban
Terkait dengan SDM, Apakah manajemen perlu untuk
membuat struktur tersendiri dalam TI?
Sekarang ini penanganan TI tidak bisa lagi dianggap sebagai
tugas sampingan, karena itu saat ini sedang dibuat tim
sementara untuk menangani TI namun komposisinya masih
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
92
Universitas Indonesia
SDM dari peneliti, pranata komputer dan lain-lain., maka ini
dengan RB diarahkan masing2 memiliki tugas dan fungsi yang
jelas termasuk TI. Terkait dengan SDM, saat ini sedang ada
moratorium penerimaan PNS, tapi disisi lain ada distribusi
yang tidak merata. Sekarang ini SDM TI sebaiknya di tata lagi
untuk orang-orang yang khusus menangani jaringan, basis
data, konten, dan lainnya
5. Pertanyaan
Jawaban
Di setiap satker LAPAN mengembangkan TI sendiri, khusus
LAPAN pusat pengembangan TI masih berada di eselon IV
dan itupun masih menjadi satu dengan tugas peliputan.
Bagaimana struktur yang akan dibuat LAPAN, apakah
membuat struktur terpusat ataukah diserahkan ke masing-
masing satker dan dilakukan koordinasi di LAPAN pusat?
Dari segi wadah memang harus ada unit kerja khusus yang
menangani web, jaringan. Tapi dari segi konten itu akan lebih
efektif jika diserahkan kepada unit-unit kerja. Nanti tinggal
dibagi-bagi tugas. Terkait dengan penginderaan jauh maka unit
kerja pekayon yang akan mengisi tentang tugas terkait dengan
pengeinderaan jauh, unit bandung terkait dengan sains dan
lainnya. Nanti semua di kontrol di pusat. Sekarang ini
kondisinya cenderung terpecah-pecah dari segi web/wadahnya
demikian juga kontennya. Kedepan di upayakan untuk wadah
satu di lapan pusat dengan pengisisan konten berada disatker2.
Terkait dengan basis data administrasi maka akan di
integrasikan di LAPAN pusat. Sehingga satker merupakan
sumber data dan informasi yang dapat di sajikan ke public
dalam bentuk e-government.
6. Pertanyaan
Jawaban
Terkait dengan basis data, apakah setiap satker harus memiliki
basis data?
Iya, setiap satker memiliki data dan informasi, kalau
mengintegrasikan justru tidak menjadi efisien . basis data
dikembangkan dimasing2 unik kerja nanti bisa di integrasikan
. ada data2 yang memang penggunaannya terbatas seperti data
penelitian yang itu tidak bisa di open ke publik. Data tersebut
harus mminta langsung ke peneliti. tinggal dibuatkan sistem
yang dapat memilih2 data-data yang harus di publikasikan atau
yang tidak.
7. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana manajemen membuat aturan untuk mengatur pola
informasi yang keluar dari LAPAN dengan sumber data2 dari
setiap satker?
Pola pengelolaan informasi akan dibuat mengikuti pola UU
KIP yang itu akan dibenahi. Tapi kita lembaga penelitian yang
didalamnya ada peneliti2 dan peneliti mempunyai kebebasan
yang dijamin secara kode etik ilmiah. Informasi yang institusi
harus diberikan secara institusi. Tapi jika itu dari peneliti maka
itu menjadi tanggungjawab peneliti sesuai dengan kode etik
ilmiah yang berlaku. Namun informasi tersebut bisa jadi
informasi lembaga.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
93
Universitas Indonesia
8. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana SOP dalam penyampain informasi baik lembaga
maupun peneliti?
Ada hasil2 penelitian yang menjadi informasi secara resmi bisa
menjadi pendapat LAPAN. Lembaga riset berbeda dengan
lembaga operasional. Informasi resmi harus lewat
situs/website. Jika ada informasi terkait dengan informasi
peneliti mewakili lembaga bisa aja itu trejadi. Jika ada
perbedaan pendapat antara lembaga dan peneliti maka itu petlu
penyelesaian. Informasi resmi adalah informasi yang disajikan
dalam situs lapan.
9. Pertanyaan
Jawaban
Terkait dengan perubahan yang terjadi, banyak yang proses
kegiatan dari manual menjadi komputerisasi. Bagaimana
manajemen mensikapi hal tersebut (contohnya e-takah )?
Pimpinan sudah memberikan arahan supaya kita mengarah
supaya mengarah kepada manajemen paperless (e-
government). Seperti e-takah maka harus dilakukan
perubahan2 yang banyk. Banyak hal2 yang harus dibudayakan
seperti membuka laptop pas dating kekantor. Jelas pelatihan
perlu baik formal maupun informal. Seperti learning by doing
dan transfer ilmu. Pelatihan formal juga dilakukan dengan
pelatihan, dan sosialisasi. Bagaimana mengarsipkan dan
membuat file-file.
Seperti peneliti mungkin tidak harus diprint jika mendownload
suatu makalah. Bisa disimpan secara digital dan dibaca
langsung.
10. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana merubah budaya yang sudah terbentuk, dengan
penerapan sistem/ aplikasi baru?
Saya kira semua perlu untuk membiasakan diri dengan adanya
perubahan sistem itu dengan penugasan. Jika unit kerja sudah
komitmen untuk menerapkan suatu sistem, maka mau nggak
mau semua pegawai harus membiasakan. Seperti mesin tik
menjadi komputer maka mereka juga harus membiasakan.
Harus ada pelatihan dan pembiasaaan. Dan paling efektif
adalah dengan learning by doing. Sesame sambil mengajari.
Mungkin perlu proses dan butuh waktu manun harus du mulai
untuk dibiasakan. Sekarang mulai berjalan tapi masih di back
up dengan manual sampai semua menjadi siap.
11. Pertanyaan
Jawaban
Terkait dengan budaya, Apakah para pimpinan dan pegawai di
LAPAN sudah memiliki budaya melayani?
Budaya melayani memang terus dibangun. Kita sebagai
lembaga penelitian sangat lekat dengan tugas2 memberikan
layanan. Masyarakat pengguna layanan kita adalah masyarakat
kusus pemerintah, masyarakat ilmiah yaitu kolega-kolega
sesame peneliti , masyarakat pengguna data dan informasi
LAPAN secara khusus dan masyarakat umum.
Terkait dengan hasil akhir penelitian maka peneliti harus
memberikan layanan informasi yang memiliki 3 ciri, pertama
mencerdaskan yaitu harus memberikan pemahaman aspek-
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
94
Universitas Indonesia
aspek teknis yang sebelumya hanya diketahui peneliti. Yang
kedua layanan informasi harus bisa menjelaskan dan yang
ketiga mengingatkan yaitu terkait dengan informasi2 yang
memiliki dampak di masyarakat.
Informasi tersebut sifatnya institusional dan wajib di pasang di
situs. Dengan adanya layanan tersebut maka para pegawai
diharapkan dapat membriakan pelayanan dengan baik. untuk
itu dibutuhkan wadah2 yang harus disempurnakan. Misalkan
layanan khusus pemerintah ada jalur-jalur khusus seperti untuk
presiden, DPR, Kementrian Agama.
Untuk masyarakat ilmiah maka dilakukan publikasi-publikasi
khusus seperti dijadikan dalam bentuk online. Diarahkan juga
dari LIPI untuk publikasi secara e-jurnal. Mulai dari
pengumpulan sampai publikasi.
Publikasi dilakukan melaui web maupun media di masyarakat.
Ini tugas dari kehumasan.Budaya melayani itu melekat
sebagai instansi pemerintah.
12. Pertanyaan
Jawaban
Apakah infrastruktur dan aplikasi sudah memenuhi kebutuhan
dari LAPAN saat ini?
Kebutuhan minimalis sudah tapi sangat perlu untuk
ditingkatkan. untuk jaringan dan storage juga sudah ada. Yang
perlu untik dibenahi adalah sinergi antar unit kerja dan
menghindari inefisiensi dengan duplikasi pengembangan
aplikasi yang sama. Seperti jaringan yang masing2
mengembangkan maka akan lebih efektif jika di integrasikan.
13. Pertanyaan
Jawaban
Apakah sudah ada perencanaan TIK dalam bentuk dokumen
PSSI dan blue print?
Saat ini belum ada, namun sudah mulai di koordinasikan oleh
KSH untuk mengembangan dengan berkoorninasi dengan
unit2 kerja. Ini sekarang dimulai dibuatkan sistem yang
mengintegrasikan. Beberapa aplikasi dan data yang
sebelumnya berada di unit kerja mulai di migrasikan ke
pusat.jadi yang terjadi unit kerja menjadi mirror yang di pusat.
Tentu saja masih banyak kelemahan dan sekarang mulai
diperbaiki. Tentu saja unit kerja diharapkan tidak
mengembangkan secara sepihak, namun berkoordinasi dengan
pusat karena itu menjadi tidak efisien.
sejak tahun kemarin sudah dilakukan kajian untuk pembuatan
roadmap, SOP dan kebijakan-kebijakan dalam rangka
pengembangan e-government.
14. Pertanyaan
Jawaban
Sampai saat ini, LAPAN belum memiliki manajemen resiko,
apakah manajemen menganggap itu perlu?
Manajemen resiko sangat perlu dan itu bagian dari security
sistem yang sangat dibutuhkan. Sebenarnya temen2 sudah
mulai namun masih sangat sederhana. Saya belum tahu sistem
yang dikembangkan namun beberapa unit kerja sudah
melakukan.
15. Pertanyaan Apakah manajemen mendukung penuh terhadap perubahan
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
95
Universitas Indonesia
Jawaban
yang terjadi dalam pengembangan e-government di LAPAN ?
Iya, kita sudah tidak bisa menghindar lagi karena dari
kebijakan nasional kita harus beralih menuju e-government.
Juga adanya reformasi birokrasi yang menuntut kita untuk
kesana dan dari efisiensi kerja kita tidak bisa mengandalkan
manual lagi.
16. Pertanyaan
Jawaban
Apakah ada persiapan khusus dalam memanajemeni perubahan
yang terjadi karena adanya pengembangan e-government?
Itu dalam rangka kerangka besar reformasi birokrasi yang
didalamnya ada perubahan2 yang dilakukan. Dan diupayakan
untuk berubah. Termasuk didalamnya adlah budaya dan pola
pikir yaitu mind set dan culture set dan ini tentu perlu
sosialisasi internal RB dan perangkat-perangkat e-government
perlu di suapkan dan itu termasuk dalam RB.
17. Pertanyaan
Jawaban
Apakah diperlukan dilakukan perombakan terhadap struktur
organisasi TI di LAPAN ?
Dari segi tusinya iya, harus bisa menajamkan itu. Seperti yang
saya sebutkan maka TI tidak bbisa menjadi kerjaan sampingan
lagi. Walau dari segi kontennya bisa di alkukan oleh setiap
satker. Tapi dari segi sistemnya perlu dilakukan
penataan.mungkin untuk organisasi harus diperlukan kajian2
lagi untuk mendefinisikan tusi TI tersebut seperti di bandung
masih ditumpangkan dengan bidang2. Nantinya dalam
pemikiran kita maka diperlukan satu unit di LAPAN pusat
untuk menangani masalah khusus TIK. Harusnya seperti itu
karena tidak bisa lagi dilakukan sebagai pekerjaan sampingan.
18. Pertanyaan
Jawaban
Seperti lembaga litbang lain (seperti LIPI dll), memiliki pusat
data tersendiri, apakah ada rencana LAPAN untuk membuat
pusat data tersendiri?
Kemungkinan ada, namun harus dilkukan kajian terkait dengan
efisiensi dan kbutuhan. Perlu diperhitungkan plus minusnya
apakah perlu dimigrasikan secara fisik atau secara koordinasi.
bahwa harus ada satu unit kerja khusus tentang menangani
masalah TI itu harus
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
96
Universitas Indonesia
Wawancara II
Nama Responden Drs. Sri Kaloka Prabotosari
Instansi/Unit Kerja Sekretariat Utama
Jabatan Sekretaris Utama (Eselon Ia)
Tanggal Wawancara 15 Mei 2013
1. Pertanyaan
Jawaban
Sejak mulai terbitnya inpres No.3 tahun 2003, LAPAN mulai
melakukan pengembangan-pengembangan untuk mendukung
inpres tersebut, namun perkembangannya sampai saat ini
tidak signifikan. Bagaimana manajemen di LAPAN
menganggapi tentang program e-government ?
Pemerintah dan kita semua berkeinginan bahwa e-government
itu untuk menunjang RB untuk enjadikan pemerintah menjadi
good governance. Dengan adanya e-government misal
penerimaan cpns, maka mempermudah dalam perekrutan baik
dari sisi instansi maupun dari para calon pelamar. Kita sudah
mulai mengembangkan sistem perekrutan itu salah satu
aplikasi e-government. Kemudian aplikasi dalam sisi
pengelolaan anggaran seperti lelang (e-lelang), pengadaan
barang jasa (LKPP) secara elektronik sedah mulai
dijalankan.Kemudian dari sisi administrasi (e-takah) dan
sistem pelaporan penyerapan anggaran dapat dilihat secara
real time oleh para pimpinan dan biro perencanaan untuk
menentukan kebijakan. Kemudian laporan-laporan seperti
laporan kegiatan triwulan dan tahunan. Beberapa aplikasi lain
mulai dikembangkan untuk menunjang kegiatan.
Beberapa keuntungan termasuk efisiensi waktu, akurat, tertib,
hemat.Yang sekarang masih dikembangkan adalah paperless,
seperti takah-takah yang disebarkan sekarang lewat email dan
tidak perlu dicetak. Manajemen sangat mendukung program
e-government tersebut.
2. Pertanyaan
Jawaban
Pengembangan aplikasi tersebut berada dibawah unit kerja
mana?
Biro umum
3. Pertanyaan
Jawaban
Apakah secara infrastruktur dan teknologi di LAPAN sudah
memenuhi kebutuhan ?
Belum, jika saya cermati kita butuh orang-orang teknik yang
bekerja dalam bidang TI yang mampu untuk mengelola
seperti jaringan/data, membuat jaringan dsb. Orang-orang
tersebut harus memiliki kemampuan dan pengetahuan bidang
TI sehingga saya minta biro kepegawaian nantinya setelah
tidak ada moratorium untuk merekrut SDM yang memiliki
skill bidang TI.
Kedepan akan dibuat assessment center untuk dapat
merangkum semua track record personel LAPAN. Untuk
mengetahui tulisan-tulisan, karya ilmiah dan kepakaran.
Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk menilai
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
97
Universitas Indonesia
kemampuan seseorang jika akan dipertimnbangkan untuk
menjadi strukural. Untuk persiapan ini kita sudah
mendiklatkan beberapa orang dari biro umum. Tapi perangkat
kan harus ada, dan data-data personel berada disetiap atker
sehingga pengambilan data harus bekerkja sama dengan
satker.
4. Pertanyaan
Jawaban
Apakah sudah dibuat perencanaan kebutuhan SDM maupun
infrastruktu di LAPAN?
Kita ketahui bahwa SDM LAPAN kurang bagusdari
komposisi, karena jumlah pegawai kita kurang lebih 1260-an
orang dengan distribusi jenjang pendidikan yang terbesar
SMA, baru S1 dan S2 dan S3. Kedepan harus dirubah paling
banyak S1, kedepan S2 lalu S3. Maka saat ini didorong untuk
melanjutkan pendidikan.
Kedepan database personel LAPAN akan dibuat lebih
detail.untuk mapping SDM baru dimulai belum pada roadmap
yang jelas.
5. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana manajemen resiko di LAPAN?
Pengamanan data semestinya sudah dipikirkan dan semua
butuh back up. Tapi sampai saat ini memang belum ada
manajemen tersendiri. Untuk data-data teknis seperti data
penginderaan jauh pasti memiliki data back up paling tidak
ada satu berada di tempat penerimaan data. Untuk data
administrasi mungkin belum terfikirkan.
6. Pertanyaan
Jawaban
Terkait budaya organisasi, bagaimana pegawai dan pimpinan
menyesuaikan diri dengan implementasi teknologi atau
aplikasi yang baru?
Saya yakin mereka akan langsung berusaha untuk
menyesuaikan diri. Kecuali ada beberapa temen2 senior yang
masih agak susah untuk menyesuaikan. Tapi itu bisa kita
mengerti.
7. Pertanyaan
Jawaban
Apakah ada persiapan LAPAN terhadap adanya perubahan
tersebut?
Ada sosialisasi terkait dengan aplikasi baru, pelatihan dan
diklat untuk para pengelola
8. Pertanyaan
Jawaban
Terkait dengan struktur organisasi, apakah manajemen
menganggap perlu untuk merubah organisasi TIK ?
Kemungkinan ada, namun harus dilkukan kajian terkait
dengan efisiensi dan kbutuhan. Perlu diperhitungkan plus
minusnya apakah perlu dimigrasikan secara fisik atau secara
koordinasi. bahwa harus ada satu unit kerja khusus tentang
menangani masalah TI itu harus
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
98
Universitas Indonesia
Wawancara III
Nama Responden Drs. Leo
Instansi/Unit Kerja Biro Kerjasama dan Humas
Jabatan Kepala Biro Kerjasama dan Humas (Eselon IIa)
(mewakili)
Tanggal Wawancara 15Mei 2013
1. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana Koordinasi masalah TI yang ada di LAPAN?
LAPAN saat ini terhubung secara VPN, koordinasinya belum
berjalan dengan baik. masih perlu disosialisasikan terhadap
kapus dan satker2 untuk implementasi TI. Seperti sistem
absensi elektronik, saat ini keduanya masih dijalankan. Baik
sistem elektronik maupun manual.
2. Pertanyaan
Jawaban
Apa yang harus dipersiapkan LAPAN dalam perubahan untuk
mendukung program e-government?
Yang harus dipersiapkan adalah infrastruktur tapi yang harus
lebih dipersiapkan adalah budaya. Kita banyak yang tidak
percaya pada TI, mungkin manual masih dijadikan back up.
Kadang orang-orang tidak begitu suka didepan komputer,
maka disodorkan akan lebih cepat. Atau pas rapat maka kita
tidak mengecek email secara rutin, sedangkan teknologi yang
digunakan orang tidak selamanya sama.
3. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan sistem keamanan TI di LAPAN?
Terkait dengan keamanan maka kita perlu adanya mirror tapi
itu kan butuh biaya besar, tapi untuk keamanan secara
elekronik masih sangat sederhana. Kita juga menyediakan
orang yang dari pihak ketiga yang standby untuk membantu
dalam permasalahan terkait dengan jaringan
4. Pertanyaan
Jawaban
Apakah ada ketergantungan dengan pihak ke tiga?
Iya sampai saat ini masih tergantung dengan pihak ketiga
ketika ada permasalahan dalam jaringan maupun aplikasi
5. Pertanyaan
Jawaban
Apakah infrastruktur di LAPAN saat ini sudah memenuhi
kebutuhan LAPAN?
Belum, masih berkembang. Kita pelan2, mungkin 2-3 tahun
lagi kita masih butuh dana besar untuk investasi bidang TI.
6. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana SDM TI di LAPAN ?
Dari kualitas sudah lumayan, namun harus ditingkatkan lagi
baik jumlah maupun kemampuannya. Untuk struktur
organisasi perlu ditingkatkan dari esolan IV menjadi eselon
III sehingga memiliki power yang lebih baik dari segi
kebijakan maupun pengelolaan anggaran. Itu masih
merupakan cita-cita kedepan
7. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana power dari pimpinan TI dalam berkoordinasi
dengan satker?
Saat ini kan masih eselon IV, jadi masih belum kuat. Namun
nanti dilihat dari kepentingan dari keseluruhan lembaga.
Jika berada di eselon III mungkin akan lebih kuat dengan
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
99
Universitas Indonesia
beberapa eselon IV yang akan lebih fokus kegiatannya.
Dengan meningkatnya tugas maka tentu diperlukan SDM
yang lebih banyak dan memiliki kemampuan TI juga.
8. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dukungan pimpinan dengan pembuatan kebijakan
TI?
Dukuangnnya bagus, pimpinan di LAPAN memiliki wawasan
yang cukup dalam bidang TIK. Sehingga tidak mengekang.
9. Pertanyaan
Jawaban
Apakah sudah ada perencanaan dalam pengembangan TI di
LAPAN?
Blue print belum ada, sekarang ini akan dibuat lelang untuk
pembuatan blue print e-government
10. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan aplikasi-aplikasi yang dibuat dari luar
LAPAN ?
Kita mengikuti aplikasi tersebut, semua infrasruktur yang
terkait dengan implementasi di sediakan karena itu keharusan.
Kalau dengan instansi luar biasanya dilakukan oleh unit kerja
khusus. Biasanya ada training atau workshop.
11. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana sudah dibuat SOP dalam pengelolan TI?
Kurang tahu, tapi kayaknya belum. Ada di tempat PSIK itu.
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
101
Universitas Indonesia
Wawancara IV
Nama Responden Dra. Elly Kuncahyowati, MM
Instansi/Unit Kerja Bidang Hubungan Masyarakat
Jabatan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Eselon IIIa)
Tanggal Wawancara 1 Mei 2013
1. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana LAPAN menanggapi program e-government ?
e-government merujuk kepada pelaksanaan pemerintah yang
transparan, berbasis pelayanan. Tolok ukurnya lewat
website, kita menginformasikan seluruh kegiatan LAPAN
melalui website agar masyarakat dapat mengaksesnya. Saat
ini website LAPAN sudah banyak perubahan secara konten
dan aplikasi, namun sisi tampilan belum berubah
2. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dukungan pimpinan terhadap program e
government
Pimpinan sangat respek dan mendukung, sekarang banyak
yang sudah mulai dibenahi ya mbak, terutama untuk
tampilan website kita
3. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan infrastuktur yang ada di LAPAN saat ini?
Perlahan tapi pasti kita akan memperbaiki infrastuktur yang
ada baik dari sisi jaringan maupun data. Sekarang kan sudah
ada pemenbahan server dan jaringan VPN sudah mulai
kembali dibangun walaupun belum semua satker dapat
tercover karena itu butuh waktu yaa
4. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan standar yang digunakan baik standar data
maupun standar umum?
Sekarang kita sedang perbaiki itu, kemarin dah dibahas
tentang beberapa SOP dalam pemeliharaan website
5. Pertanyaan
Jawaban
Apakah di LAPAN sudah memiliki model Keamaman TI ?
Kalau pengamanan secara fisik ya masih seadanya, kalau
security sistem yang mengikiti panduan kita beum punya.
6. Pertanyaan
Jawaban
Apakah penggunaan TI di LAPAN telah mecukupi
kebutuhan ?
Pastinya saat ini itu kebutuhan minimal, seiring waktu maka
akan kita perbaiki terus.
7. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan SDM TI di LAPAN?
Kita masih sangat terbatasnya, mbak tau sendiri kita masih
digabung dengan tugas peliputan
8. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan struktur organisasi TI di LAPAN
Saat ini kita masih sulit untuk koordinasi dengan satuan kerja
dan itu karena kita tidak punta kekuatan untuk
mengkoordinasikan itu. Kita kan Cuma dieselon 4 mbak.
9. Pertanyaan
Jawaban
Apakah perlu adanya perombakan struktur Organisasi TI ?
Saya pikir perlu, karena tugas-tugas TI semakin lama
semakin banyak dan memerlukan koordinasi yang lebih
tinggi
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
102
Universitas Indonesia
Wawancara V
Nama Responden Faulina, S.Kom
Instansi/Unit Kerja SubBidang PSIK
Jabatan Kasubbag PSIK (Eselon IVa)
Tanggal Wawancara 1 Mei 2013
1. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dukungan pimpinan-pimpinan LAPAN terhadap
program e-government ?
Sekarang lebih positif, terkait dengan manajemen perubahan
untuk e-gov, sudah banyak yang dilakukan. Tahun ini akan
dibuat website untuk interiperabilitas. Dibuatkan template
untuk masing2 satker. IT masterplan dan NOC masih dalam
taraf kajian, namun kedepan akan direalisasikan. Termasuk
mitigasi bencana, sebenarnya kayak di pekayon sudah ada
namun belum terintegrasi.
Kita ada tim untuk website dan jaringan. Ada training
website administrator
Kalau nantinya sudah ada IT masterplan dan Audit TI yang
berasal dari luar. Kita butuh rekomendasi untuk perbaikan
dan apa saja kebutuhan TI di LAPAN
2. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan tampilan wesite LAPAN saat ini?
Perubahan konten website sudah berubah walaupun tampilan
belum berubah.
3. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana sistem keamanan jaringan di LAPAN
Belum ada, mungkin tergantung kebutuhan
4. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana tanggapan pimpinan terhadap TI di LAPAN?
Kita dah sampaikan ke biro kita sudah sampaikan tentang
semua kebutuhan TI di LAPAN tapi tanggapannya sampai
sekarang masih seperti itulah mbak
5. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan organisasi TI di LAPAN?
Kita belum ada organisasi secara khusus, kita kan bukan
khusus TI.
Dari pimpinan mungkin kurang paham tentang pentingnya
TI
6. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana bagaimana dengan pihak ketiga dalam
pengembangan TI di LAPAN?
Kita maunya ada transfer knowlegde biar tidak ada
ketergantungan
7. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana power dari pimpinan TI dalam berkoordinasi
dengan satker?
Saat ini sebenarnya momentum KSH, untuk koordinasi. tapi
dengan keterbatasan SDM maka kita tidak mampu. Tapi
mudah-mudahan dengan ITmaster plan kita bisa lebih punya
power
8. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana sifat kegiatan TI di LAPAN?
Sifatnya bottom up, organisasinya kecil dan tidak strategis.
9. Pertanyaan Bagaimana antara tugas TI dan kehumasan lebih besar
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
103
Universitas Indonesia
Jawaban
mana?
Hampir sama bobot dan anggaran, dari SDM sangat kurang
kadang ambil dari subbidang lain
10. Pertanyaan
Jawaban
Bagimana dengan SDM TI di LAPAN?
Kita masih sangat kurang mbak, bayangakan kita Cuma 6
orang, 4 untuk mengurusi server dan lainnya 2 untuk
peliputan. Kita sering minta tolong sama sub bidang lain
karena kekurangan SDM
11. Pertanyaan
Jawaban
Apakah ada training untuk SDM?
Short course, training, pelatihan yang terup-date kita sangat
perlukan tapi ya masih sangat minim banget
12. Pertanyaan
Jawaban
Apa kebutuhan LAPAN dalam bidang TI sudah terpenuhi
dengan fungsi LAPAN
Belum, kita punya banyak layanan yang seperti PPID harus
punya website sendiri
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
104
Universitas Indonesia
Wawancara VI
Nama Responden Hendy Gunawan, S. Kom
Instansi/Unit Kerja Bidang Sistem Informasi Kedirgantaraan
Jabatan Kepala Bidang Sistem Informasi Kedirgantaraan
(Eselon IIIa)
Tanggal Wawancara 29 April 2013
1. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dukungan pimpinan-pimpinan LAPAN terhadap
program e-government ?
Pimpinan sangat mendukung program e-government di
LAPAN, namun kondisi yanga da saat ini adalah tipa-tiap
satuan kerja mengembangkan sendiri website dan
jarinagannya. Aplikasi juga sama tiap-tiap satuan kerja atau
biro-biro seperti biro kepegawaian, kerjasama dan humas.
Banyak duplikasi data dan aplikasi ada disetipa satuan
kerja.Tapi tahun 2013 bayak hal yang akan dilakukan seperti
sekarang ini pelaksaan absensi terpusat sudah mulai
dulakukan walaupun masih taraf uji coba sehingga masih di
back up dengan absensi manual. Kemudian penganggaran
sudah mulai direncanakan untuk terpusat menjadi satu di biro
KSH. Kemudian ad e-takah yang masih sangat baru
diterapkan dan masih di back up sisteem manual juga.
2. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan SDM TI d LAPAN?
Masih sangat kurang dari sisi jmlah maupun keahlian dan
pengetahuannya. Kita perlu terus tingkatkan.
3. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan struktur TI di LAPAN?
Masih belum memadai, kita seharusnya minimal ada di eselon
3 atau bahkan eselon II untuk urusan TI. Kalau kita lihat
lembaga yang sama kita perlu lagi untuk meningkatkan
struktur TI yang ada
4. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana bagaimana dengan pihak ketiga dalam
pengembangan TI di LAPAN?
Kita menggunakan jasa pihak ketiga, tapi selama ini itu juga
menjadi ketergantingan kita. Baiknya kita juga harus tau
denganmengikutkan salah satu SDM untuk training atau
pelatiahan terhadap skill atau yang lainnya
5. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana power dari pimpinan TI dalam berkoordinasi
dengan satker?
Saat ini kita telah membentukTim TI yang terdiri dari
perwakilan tiap satuan kerja. Namun koordinasi yang
dilakukan masih sangat rendah sehingga kekuatan untuk bisa
menjalannya juga kecil. Perlu eselon yang lebih tinggi dalam
melakukan itu
6. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan manajemen perubahan yang di lakukan di
LAPAN?
Sesuai dengan tuntutan RB maka kita harus mengikuti alur
yang ada termasuk dalam implementasi TI dan itu adalah
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.
105
Universitas Indonesia
proses perubahan yang harus kita hadapi dan lakukan. Banyak
hal yang berubah dan itu wajar. Kalau secara manajemen kita
belum ada manajemen yang mengelola tentang perubahan
dari adanay tuntutan RB tersebut namuan secara birokrasi kita
seharusnya memiliki itu, tapi mungin itu tugasnya melekat
dengan tim RB juga bisa. Yang pasti kondisi TI di LAPAN
saat ini masih sangat terbatas dan itu butuh kemauan yang
kuat dari pimpinan untuk mengimplemtasikan.
7. Pertanyaan
Jawaban
Denggan perubahan yang ada, apakah perlu diklakuakn
training, pelatihan , dsb?
Itu sangat perlu mbak, seperti untuk implementasi apalikasi
misalnya, pasti orang tyang terkait menggunaka applikasi
tersebut harus paham maka pertama mungkin
disosialisasikan, kemudian dilakukan training atau pelatihan
yang sifatnya bisa informal ataupun formal. Seperti kita
saling bertukar pengalaman dalam pemakaian, yang satu
mengajari yang lain seperti itu.
8. Pertanyaan
Jawaban
Bagimana dengan perencanaan TI?
Kita belum punya blue print TI, dan itu menjadi sangat rancu
ketika kita mau mengembangkan TI, namun untuk waktu-
waktu dekat kita akan membuat masterplan yang akan
ditenderkan
9. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana dengan standar pengembangan TI di LAPAN?
Yang pasti kita belum sesiap itu ya, semua masih sangat
sederhana. Kita belum ada isitem tata kelola TI, sistem audit
TI dan SOP terkait TI
Strategi manajemen..., Winarni, FIKOM UI, 2013.