152
UJI STABIL SELEDRI DAN ARING PERTU FAKULTAS MA UNIVERSITAS INDONESIA LITAS MIKROEMULSI EKSTRAK N MIKROEMULSI EKSTRAK DAU DAN EFEKTIVITASNYA TERHAD UMBUHAN RAMBUT TIKUS JANT SPRAQUE DAWLEY SKRIPSI LIDIA ROMITO TAMBUNAN 0806327843 ATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHU PROGRAM STUDI FARMASI DEPOK JULI 2012 K DAUN UN URANG DAP TAN UAN ALAM Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

  • Upload
    hathuy

  • View
    264

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

UNIVERSITAS INDONESIA

UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUNSELEDRI DAN MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN URANG

ARING DAN EFEKTIVITASNYA TERHADAPPERTUMBUHAN RAMBUT TIKUS JANTAN

SPRAQUE DAWLEY

SKRIPSI

LIDIA ROMITO TAMBUNAN0806327843

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM STUDI FARMASI

DEPOKJULI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA

UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUNSELEDRI DAN MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN URANG

ARING DAN EFEKTIVITASNYA TERHADAPPERTUMBUHAN RAMBUT TIKUS JANTAN

SPRAQUE DAWLEY

SKRIPSI

LIDIA ROMITO TAMBUNAN0806327843

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM STUDI FARMASI

DEPOKJULI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA

UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUNSELEDRI DAN MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN URANG

ARING DAN EFEKTIVITASNYA TERHADAPPERTUMBUHAN RAMBUT TIKUS JANTAN

SPRAQUE DAWLEY

SKRIPSI

LIDIA ROMITO TAMBUNAN0806327843

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM STUDI FARMASI

DEPOKJULI 2012

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

v

UNIVERSITAS INDONESIA

UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUNSELEDRI DAN MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN URANG

ARING DAN EFEKTIVITASNYA TERHADAPPERTUMBUHAN RAMBUT TIKUS JANTAN

SPRAQUE DAWLEY

SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi

LIDIA ROMITO TAMBUNAN0806327843

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM STUDI FARMASI

DEPOKJULI 2012

v

UNIVERSITAS INDONESIA

UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUNSELEDRI DAN MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN URANG

ARING DAN EFEKTIVITASNYA TERHADAPPERTUMBUHAN RAMBUT TIKUS JANTAN

SPRAQUE DAWLEY

SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi

LIDIA ROMITO TAMBUNAN0806327843

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM STUDI FARMASI

DEPOKJULI 2012

v

UNIVERSITAS INDONESIA

UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUNSELEDRI DAN MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN URANG

ARING DAN EFEKTIVITASNYA TERHADAPPERTUMBUHAN RAMBUT TIKUS JANTAN

SPRAQUE DAWLEY

SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi

LIDIA ROMITO TAMBUNAN0806327843

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM STUDI FARMASI

DEPOKJULI 2012

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

ST}RAT PE,RI\TYATAAI{ BEBAS PLAGIARISME,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenamya menyatakan bahwa*

skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang

berlaku di Universitas Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan plagiarisme, sy& akan

bertanggung jawab sepentrhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Universitas Indonesia kepada saya.

Depolq.f;..Juli2ol2

wLidia Romito Tambunan

lI

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

HALAMA$I PERITIYATAAI\T ORISINALITAS

$kripei ini adalah'hasil hrya'sendiri, dan'semua

strrtber baik yang dilutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama

NPM

TandaTangm

Tanggal'

LidfiaKomitofrrffiftiamr

0806327843

w_:......6",ild1. ...,. zot2

iv

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukanoleh :

: LidiaRomitoTambunan:0806327M3:Farmasi: Uji Stabilitas Mikroemulsi Ekstak Daun Seledri danMikroemulsi Ekstrak Daun Urang Aring danEfektivitasnya terhadap Pertumbuhan Rambut TikusJantan Spraque Dawley

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagaibagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sainspada Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Universitas Indonesia

DEWAhI PENGUJI

Pembimbing I : Pharm.Dr.Joshita Djajadisastra, M.S., Ph.D

Pembimbing II : Rissyelly, M.Farm.,Apt.

NamaNPMProgram StudiJudul Skripsi

Penguji I

Penguji II

:Dr. Mahdi Jufri, M.Si

: Dr. Arry Yanuar, M.S.

.. . .)

Ditetapkan di : DepokTanesal : ....6..a.+[i... .........2012

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih karunia dan

penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, mulai dari

masa perkuliahan sampai pada penulisan skripsi ini, sulit bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Pharm. Dr. Joshita Djajadisastra, M.S., Ph.D. sebagai dosen pembimbing

pertama dan Rissyelly, M.Farm., Apt. sebagai dosen pembimbing kedua

yang telah memberikan bimbingan, saran, ide, motivasi, dan segala

bantuan yang sangat bermanfaat selama masa penelitian hingga penulisan

skripsi ini.

2. Prof. Dr. Effionora Anwar, M.S. sebagai pembimbing akademik yang

telah memberikan perhatian, saran, dan bimbingan akademik selama ini.

3. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S. selaku Dekan Fakultas Farmasi UI yang

telah memberi kesempatan dan fasilitas selama masa perkuliahan,

penelitian, dan penulisan skripsi ini.

4. Dr. Mahdi Jufri, M.Si. selaku Koordinator Skripsi serta seluruh Bapak dan

Ibu Dosen Farmasi UI yang telah banyak membantu dan membimbing

penulis selama masa pendidikan hingga penelitian.

5. Keluargaku, khususnya mama, papa, kak Tina, kak Nevi, kak Ode, adikku

Sabeth dan adikku Ulus atas segala dukungan, semangat, motivasi,

bantuan, perhatian, kasih sayang, kesabaran, doa, dan dana yang diberikan

kepada penulis, serta yang telah menemani penulis saat mengalami masa

yang sulit.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

vii

6. Teman-temanku di angkasa, Eka, Emy, Bella, Chrisna, May, Melda, Vero,

Unyil, Fitri atas doa, semangat, dukungan, perhatian, canda, tawa dan

kasih sayang selama masa perkuliahan, penelitian hingga penulisan skripsi

ini.

7. Mbak Devfa, Bapak Imih, Bapak Surya, Mas Agus, serta laboran dan staf

karyawan lain atas segala bantuan dan kerja samanya selama masa

perkuliahan hingga penulis menyelesaikan pendidikan di Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia.

8. Kelompok kecil di PO FMIPA UI, yaitu Ester, Tika, Jenny, dan kelompok

tumbuh bersama, yaitu Dita, Grace, Even, tante Jen, Melda, Patsy, Vany,

Yunita dan Kak Abi atas doa, perhatian, dan semangat yang diberikan

selama masa perkuliahan sampai dengan penyelesaian penulisan skripsi ini

9. Teman-teman penelitian, khususnya KBI Farmakologi dan Farmasetika

dan teman-teman farmasi 2008 atas kerja sama, dukungan, dan bantuannya

selama penelitian berlangsung.

10. Keluargaku di farmasi, Kak Gina, Kak Yos, Yiska, Steven, Yenita, dan

Erlita atas doa, dukungan, bantuan, dan sarannya selama ini.

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan

kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk sempurnanya

skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya dalam dunia farmasi, dan masyarakat pada umumnya.

Penulis2012

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

HALAMAN PER}IYATAAI\T PERSETUJUAI\T PUBLIKASI

KARYA ILMIAH TTNTT]K KEPENTINGAN AKADEII/IIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama

NPM

Program studi

Departemen

Fakultas

Jenis karya

Lidia Romito Tambunan

a806327843

Sarjana Farmasi (Sl Reguler)

Farmasi

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilrniah saya yang berjudul:

Uji Stabilitas Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Mikroemulsi Ekstrak Daun

Urang Aring dan Efektivitasnya terhadap Pertumbuhan Rambut Tikus Jantan

Spraque Dawley

beserta perangkat yang ada (ika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia /format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data(database),

merawat, dan memublikasikan fugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penuliVpencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian saya buat pernyataan ini dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggar r .....6...L,1ti ........2012

Yang menyatakan,

(Lidiakk^*,viii

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

ix Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Lidia Romito TambunanProgram studi : FarmasiJudul : Uji Stabilitas Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Mikroemulsi

Ekstrak Daun Urang Aring dan Efektivitasnya terhadapPertumbuhan Rambut Tikus Jantan Spraque Dawley

Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki efek terhadappertumbuhan rambut. Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman tersebutkaya akan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan rambut , seperti flavonoid,saponin, sterol/terpenoid, dan tanin. Ekstrak etanol diformulasikan dalam sediaanmikroemulsi dengan tiga jenis formula, yaitu ekstrak seledri 10% (formula A),ekstrak urang aring 10% (formula B), dan kombinasi ekstrak seledri 5% dan urangaring 5% (formula C). Mikroemulsi diaplikasikan ke kulit punggung tikus yangtelah dicukur. Tujuan penelitian ini adalah membuat mikroemulsi yang jernih,menguji stabilitas fisik dan aktivitas dari mikroemulsi tersebut. Efikasi formulasiditentukan melalui perhitungan panjang rambut tikus. Hasil menunjukkan bahwamikroemulsi jernih, tidak terjadi pemisahan fase, dan homogen secara fisik. Hasiluji stabilitas fisik menunjukkan ketiga mikroemulsi stabil pada penyimpanan suhurendah, suhu kamar, dan suhu tinggi. Efek yang paling potensial terhadappertumbuhan rambut tikus adalah mikroemulsi dengan konsentrasi ekstrak urangaring 10%.

Kata kunci : seledri, urang aring, mikroemulsi, rambut, efektivitas, stabilitas fisik.xv + 89 hal.; 25 gambar; 19 tabel; 10 lampiran.Daftar pustaka : 29 (1973 - 2010)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

x Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Lidia Romito TambunanProgram Study : PharmacyTitle : The Stability Test of Microemulsion Leaf Extract Celery

and Microemulsion Leaf Extract Urang aring andthe Effectiveness of Hair Growth Male Spraque DawleyRats

Celery and urang aring are plants having effect on hair growth. The chemicalconstituents in these plants are rich of nutrients for hair growth such as flavonoids,saponins, steroids/terpenoids, and tannins. The ethanol extract was formulatedinto microemulsions with three different kinds of formula which were 10% extractof celery (formula A), 10% extract of urang aring (formula B), and combinationof 5% extract of celery and 5% extract of urang aring (formula C).Microemulsions were topically applied to the dorsal skin of rats which had beenshaved before. The research aim is to formulate a clear microemulsion and to testthe physical stability and activity of the microemulsion. The efficacy of theformulation was determined by measuring the length of the hair rats. Theexperiment result showed that the microemulsions were clear, no phaseseparation, and were physically homogeneous. The result of physical stabilitytests showed that all the three microemulsions were stable at low temperature,room temperature, and high temperature. The most potential effect on rats hairgrowth of is the microemulsion with 10% urang aring extract.

Keyword : celery, urang aring, microemulsions, hair, effectiveness, physical,stability

xv + 89 pages; 25 figures; 19 tables; 10 appendixes.References : 29 (1973 - 2010)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

xi Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iKATA PENGANTAR ...................................................................................... viABSTRAK ......................................................................................................... ixABSTRACT....................................................................................................... xDAFTAR ISI ..................................................................................................... xiDAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiiiDAFTAR TABEL ............................................................................................. xivDAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 11.2 Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup................................................ 21.3 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan......................................... 31.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 31.5 Hipotesis ................................................................................................. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 4

2.1 Seledri ..................................................................................................... 42.2 Urang aring.............................................................................................. 62.3 Rambut ................................................................................................... 72.4 Ekstraksi Simplisia ................................................................................. 132.5 Mikroemulsi ........................................................................................... 16

BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................... 25

3.1 Lokasi dan Waktu ................................................................................... 253.2 Alat .......................................................................................................... 253.3 Bahan ...................................................................................................... 253.4 Hewan Uji .............................................................................................. 253.5 Metode Pelaksanaan ............................................................................... 26

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN............. ................................................ 34

4.1 Bahan simplisia ...................................................................................... 344.2 Rendemen............................................................................................... 344.3 Pembuatan Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Ekstrak Daun

Urang aring ............................................................................................ 344.4 Evaluasi Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Ekstrak Daun

Urang Aring............................................................................................ 374.5 Uji Stabilitas Fisik Sediaan Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan

Ekstrak Daun Urang Aring..................................................................... 404.6 Uji Aktivitas Sediaan Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan

Ekstrak Daun Urang Aring terhadap Pertumbuhan Rambut ................ 43

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

xii Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 45

5.1 Kesimpulan......................................................................................... 455.2 Saran.................................................................................................... 45

DAFTAR ACUAN ............................................................................................ 46

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tanaman Seledri.......................................................................... 4Gambar 2.2. Tanaman Urang aring ................................................................. 6Gambar 2.3. Batang rambut ............................................................................ 9Gambar 2.4. Anatomi Rambut Manusia ......................................................... 9Gambar 2.5. Siklus Pertumbuhan Rambut ...................................................... 11Gambar 2.6. Struktur Mikroemulsi ................................................................. 17Gambar 2.7. Struktur Kimia Isopropil Miristat ............................................... 19Gambar 2.8. Struktur Kimia Tween 80 ........................................................... 20Gambar 2.9. Struktur Kimia Propilen glikol ................................................... 20Gambar 2.10. Struktur Kimia Etanol ................................................................ 21Gambar 2.11. Struktur Kimia Metilparaben ..................................................... 21Gambar 2.12. Struktur Kimia Propilparaben .................................................... 22Gambar 2.13. Struktur Kimia Vitamin E ........................................................... 23Gambar 2.14. Struktur Kimia Butil hidroksitoluen............................................ 23Gambar 4.1. Hasil pengukuran viskositas ketiga formula

Mikroemulsi pada minggu 0 dan minggu 8 ............................... 39Gambar 4.2. Hasil pengukuran pH ketiga mikroemulsi pada

suhu rendah, suhu kamar, dan suhu tinggi .................................. 42Gambar 4.3. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula

pada minggu ke-0....................................................................... 49Gambar 4.4. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula

suhu rendah (4°C) selama 8 minggu........................................... 49Gambar 4.5. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula

suhu kamar (29°C) selama 8 minggu.......................................... 50Gambar 4.6. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula

suhu tinggi (40°C) selama 8 minggu .......................................... 51Gambar 4.7. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula

uji sentrifugasi ............................................................................. 52Gambar 4.8. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula

uji cycling test ............................................................................. 53Gambar 4.9. Foto uji aktivitas mikroemulsi terhadap pertumbuhan

rambut tikus hari ke-0 ................................................................. 54Gambar 4.10. Foto uji aktivitas mikroemulsi terhadap pertumbuhan

rambut tikus hari ke-14................................................................ 55Gambar 4.11. Foto uji aktivitas mikroemulsi terhadap pertumbuhan

rambut tikus hari ke-22................................................................ 56

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

xiv Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Komposisi Bahan dalam Sediaan Mikroemulsi .......................... 26Tabel 3.2. Perhitungan Bahan ...................................................................... 27Tabel 4.1. Hasil Rendemen Ekstrak Seledri dan Ekstrak Urang aring ........ 33Tabel 4.2. Hasil optimasi formulasi mikroemulsi ........................................ 35Tabel 4.3. Hasil rata-rata panjang rambut tiap perlakuan per minggu......... 43Tabel 4.4. Hasil uji kestabilan fisik formula A, B, dan C

pada suhu rendah (4̊ C) ............................................................... 57Tabel 4.5. Hasil uji kestabilan fisik formula A, B, dan C

pada suhu kamar (29oC).............................................................. 57Tabel 4.6. Hasil uji kestabilan fisik formula A, B, dan C

pada suhu tinggi (40˚C) .............................................................. 58Tabel 4.7. Hasil pengukuran tegangan permukaan ketiga formula

pada penyimpanan suhu kamar (29°C) ....................................... 58Tabel 4.8. Hasil pengukuran pH ketiga formula pada penyimpanan

suhu rendah (4°C) selama 8 minggu........................................... 58Tabel 4.9. Hasil pengukuran pH ketiga formula pada penyimpanan

suhu kamar (29°C) selama 8 minggu ........................................ 59Tabel 4.10. Hasil pengukuran pH ketiga formula pada penyimpanan

suhu tinggi (40°C) selama 8 minggu ......................................... 59Tabel 4.11. Hasil pengukuran viskositas pada suhu kamar (29˚C)

pada minggu ke-0....................................................................... 59Tabel 4.12. Hasil pengukuran viskositas pada suhu kamar (29˚C)

pada minggu ke-8........................................................................ 59Tabel 4.13. Hasil pengamatan ketiga formula setelah dilakukan

cycling test .................................................................................. 60Tabel 4.14. Hasil pengukuran distribusi ukuran partikel menggunakan

Particle size analyzer .................................................................. 60Tabel 4.15. Panjang Rambut Tikus Hari ke-7................................................ 60Tabel 4.16. Panjang Rambut Tikus Hari ke-14.............................................. 63Tabel 4.17. Panjang Rambut Tikus Hari ke-22.............................................. 65

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

xv Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh perhitungan bobot jenis.................................................. 68Lampiran 2. Contoh perhitungan tegangan permukaan ................................. 68Lampiran 3. Hasil perhitungan statistik panjang rambut tikus hari ke-7 ........ 70Lampiran 4. Hasil perhitungan statistik panjang rambut tikus hari ke-14 ..... 73Lampiran 5. Hasil perhitungan panjang rambut tikus hari ke-21 ................... 76Lampiran 6. Hasil pengukuran distribusi ukuran partikel minggu ke-0 ........ 79Lampiran 7. Hasil pengukuran distribusi ukuran partikel minggu ke-8 ........ 82Lampiran 8. Surat determinasi tanaman ......................................................... 85Lampiran 9. Surat keterangan hewan coba .................................................... 86Lampiran 10. Sertifikat analisis ....................................................................... 87

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

34 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan rambut sangat penting karena rambut bukan hanya sebagai

pelindung kepala dari berbagai hal seperti bahaya benturan/pukulan benda keras,

sengatan sinar matahari, dan sebagainya, tetapi juga merupakan “perhiasan” yang

berharga. Ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan perubahan kondisi kulit

kepala dan rambut seperti faktor usia lanjut, depresi, berkurangnya aktifitas

kelenjar minyak dikulit kepala, gangguan pembuluh darah, gangguan hormon,

pengaruh kosmetika, paparan sinar matahari secara terus menerus dan kurangnya

makanan yang bergizi untuk kepentingan pertumbuhan rambut. Apabila hal

tersebut tidak diperhatikan maka akan memungkinkan terjadinya kerontokan

rambut sehingga rambut menjadi tipis bahkan botak.

Sehubungan dengan hal tersebut berbagai produk kosmetik, baik yang

berasal dari bahan sintesis maupun alami, telah banyak dikembangkan untuk

mengatasi masalah tersebut. Produk sintesis berpotensi menimbulkan efek

samping pada penggunaannya sehingga pemakaian bahan herbal sebagai

penyubur rambut dalam sediaan kosmetika merupakan salah satu solusi terhadap

hal tersebut karena efek sampingnya yang relatif kecil. Selain itu, tanah air kita

sangat kaya akan keberagaman tanamannya, salah satu cara untuk memanfaatkan

kekayaan alam ini adalah dengan pengembangan pembuatan obat dan kosmetika.

Pemakaian bahan herbal untuk menyuburkan rambut juga bertujuan untuk lebih

memanfaatkan potensi alam Indonesia yang diduga mengandung senyawa yang

dapat menyuburkan rambut .

Apium graveolens L. yang sehari-hari dikenal dengan nama seledri banyak

dibudidayakan di Indonesia dan telah lama digunakan oleh penduduk sebagai

sayur dan lalap untuk penyedap masakan Secara tradisional tanaman seledri

digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Seledri diduga mempunyai

manfaat untuk kosmetika rambut yaitu meningkatkan pertumbuhan rambut.

Eclipta prostrata L. atau yang dikenal dengan nama urang aring adalah anggota

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

2

Universitas Indonesia

dari suku Asteraceae. Tumbuhan ini sering ditemukan sebagai tumbuhan liar atau

gulma. Selain memiliki khasiat sebagai obat, tanaman ini terkenal dengan

kegunaannya sebagai penghitam dan penyubur rambut dan telah digunakan secara

tradisional.

Pada penelitian sebelumnya diketahui ekstrak seledri memiliki efek

menyuburkan rambut yang optimal pada konsentari 10% (b/b) dalam sediaan krim

(Juriana, Yanti, 2009). Sama halnya dengan urang aring yang memiliki aktivitas

optimal terhadap pertumbuhan rambut yaitu pada konsentrasi ekstrak 5% (b/b)

dalam sediaan salep (Roy, Thakur, Dixit, 2008). Oleh karena itu diperlukan

penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas sediaan ekstrak seledri dalam

menyuburkan rambut dibandingkan dengan ekstrak urang aring yang merupakan

tanaman yang selama ini telah diketahui dapat menyuburkan rambut.

Sediaan yang dibuat adalah mikroemulsi. Mikroemulsi adalah suatu

sediaan yang dapat meningkatkan proses penetrasi ke dalam kulit. Sediaan ini

lebih stabil secara termodinamika dibandingkan dengan emulsi (Paul, et al., 2001)

sehingga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan stabilitas sediaan

farmasi.

1.2 Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup

Masalah dan ruang lingkup yang dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana pengaruh pemberian secara topikal mikroemulsi yang mengandung

ekstrak seledri, mikroemulsi yang mengandung ekstrak urang aring, dan

mikroemulsi yang mengandung kombinasi ekstrak seledri dan urang aring

terhadap pertumbuhan rambut tikus putih jantan galur Spraque Dawley ?

2. Bagaimana stabilitas sediaan mikroemulsi yang mengandung ekstrak seledri,

mikroemulsi yang mengandung ekstrak urang aring, dan mikroemulsi yang

mengandung kombinasi ekstrak seledri dan urang aring ?

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

3

Universitas Indonesia

1.3 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Jenis penelitian yang dilakukan adalah farmasetika, fitokimia, dan

farmakologi eksperimental. Metode yang digunakan adalah dengan perhitungan

panjang dan berat rambut tikus serta pengujian stabilitas fisik sediaan

mikroemulsi.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Membuat dan mengevaluasi kestabilan mikroemulsi topikal yang mengandung

ekstrak seledri, mikroemulsi topikal yang mengandung ekstrak urang aring,

dan mikroemulsi yang mengandung kombinasi ekstrak seledri dan urang aring.

2. Mengetahui efektivitas mikroemulsi topikal ekstrak seledri, mikroemulsi

topikal ekstrak urang aring dan mikroemulsi kombinasi ekstrak seledri dan

urang aring terhadap pertumbuhan rambut yang selama ini telah diketahui

memiliki aktivitas penyubur rambut.

3. Mengembangkan dunia kosmetika herbal khususnya untuk perawatan rambut,

dimana seledri dan urang aring dengan menggunakan teknologi mikroemulsi

menjadi sediaan kosmetik yang lebih optimal terhadap pertumbuhan rambut.

1.5 Hipotesis

Mikroemulsi yang mengandung ekstrak daun seledri dengan konsentrasi

10%, mikroemulsi yang mengandung ekstrak urang aring dengan konsentrasi

10%, dan mikroemulsi yang mengandung kombinasi ekstrak seledri 5% dan urang

aring 5% memiliki perbedaan aktivitas terhadap pertumbuhan rambut.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

34 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Seledri

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Apiales

Suku : Apiaceae

Marga : Apium

Jenis : Apium graveolens (L) .

Gambar 2.1. Tanaman Seledri

2.1.2 Pengenalan Spesifikasi Tanaman

Menurut ahli sejarah botani, daun seledri telah dimanfaatkan sebagai

sayuran sejak abad XVII atau tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan

berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun 1942. Tumbuhan seledri

dikategorikan sebagai sayuran. Tumbuhan berbonggol dan memiliki batang basah.

Pengembangbiakan tanaman seledri dapat digunakan dengan dua cara, yaitu

melalui bijinya atau pemindahan akar rumpunnya (Thomas,1989).

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

5

Universitas Indonesia

Seledri dapat tumbuh baik di daerah iklim sedang maupun subtropis sampai ke

daerah yang beriklim panas. Morfologi daun seledri yaitu daun majemuk

menyirip, tipis, rapuh, warna hijau tua sampai hijau kecoklatan; jumlah anak daun

3 sampai 7 helai; panjang anak daun 2 cm sampai 7.5 cm; lebar 2 cm sampai

5 cm; pangkal dan ujung anak daun runcing; panjang ibu tangkai daun sampai

12,5 cm terputar, beralur; panjang tangkai anak daun 1 cm sampai 2,7 cm (Dirjen

Pengawasan Obat dan Makanan, 1989).

2.1.3 Manfaat Tanaman

2.1.3.1 Efek Farmakologi

Seledri merupakan sayuran/ tanaman tradisional yang sejak lama telah

digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Hal tersebut dapat terjadi karena

adanya kandungan apigenin yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah.

Efek tersebut akan menjadi lebih besar dengan adanya komponen pthalide yang

dapat merilekskan pembuluh darah. Di sisi lain seledri juga mengandung

fitosterol, yang sangat berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol darah.

Selain berfungsi untuk mencegah kanker dan membentuk permeabilitas kulit yang

baik, seledri juga bermanfaat untuk memelihara kebersihan mulut dan kesehatan

gigi terutama bagi lanjut usia. Seledri mentah dapat merangsang produksi air liur

sehingga dapat membantu melumpuhkan aktivitas kuman yang dapat

mengakibatkan gigi keropos.

2.1.3.2 Penggunaan di Masyarakat

Masyarakat pedesaan telah lama memanfaatkan seledri sebagai obat untuk

menurunkan panas dengan cara mengoleskan tumbukan daun seledri ke kepala

anak yang terserang demam. Air perasan seledri yang mempunyai sifat

mendinginkan dipercaya dapat mendinginkan kepala. Daun seledri biasanya

digunakan sebagai bumbu masakan untuk memperkaya citarasa dan kaldu. Di

Eropa, batang seledri yang besar sering dibuat sebagai salad dengan saus mayones

atau bechamel (saus berbahan dasar susu) sebagai isi roti sandwich. Berdasarkan

pengalaman beberapa orang, air perasan daun seledri dapat sekaligus

menyuburkan dan menghitamkan rambut serta tidak mempunyai efek samping.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

6

Universitas Indonesia

2.1.4 Kandungan Kimia Tanaman

Daun seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin, minyak atsiri, flavo-

glukosida (apiin), apigenin, kolin, lipase, asparagin, alkaloid serta vitamin.

Seluruh herba seledri mengandung glikosida apiin (glikosida flavon), isoquersetin,

dan umbelliferon, juga mengandung mannite, inosite, asparagine, glutamine,

choline, linamarose, provitamin A, vitamin C dan vitamin B. Kandungan asam-

asam dalam minyak atsiri pada biji, antara lain : asam-asam resin, asam-asam

lemak terutama palmitat, oleat, linoleat, dan petroselinat. Senyawa kumarin lain

ditemukan dalam biji, yaitu bergapten, seselin, isomperatorin, osthenol, dan

isopimpinelin (Sudarsono, et al., 1996 ).

2.2 Urang Aring

2.2.1 Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae

Marga : Eclipta

Jenis : Eclipta alba (L.)

[Sumber:plantamor.com]

Gambar 2.2. Tanaman Urang Aring

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

7

Universitas Indonesia

2.2.2 Pengenalan Spesifikasi Tanaman

Urang aring merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di tempat

terbuka, seperti tanah lapang, pinggir selokan atau pinggir jalan. Tumbuhan ini

dapat tumbuh subur baik di tepi pantai dan daerah pegunungan yang

ketinggiannya 1.500 m di atas permukaan laut. Morfologi daun yaitu helaian daun

rapuh, umumnya tidak utuh, warna hijau kelabu, bentuk bundar telur memanjang

sampai bentuk lanset memanjang, panjang 2 cm sampai 12 cm, lebar 5 mm

sampai 3 cm. Ujung daun runcing, pangkal daun menyempit, pinggir daun

bergerigi atau hampir rata, dan tidak memiliki tangkai daun. Kedua permukaan

daun berambut, terasa kasar, permukaan bawah daun dekat bagian ujung berambut

warna putih (Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, 1989).

2.2.3 Manfaat Tanaman

Urang aring digunakan untuk berbagai tujuan yaitu. sebagai agen

antihepatotoksik, dan pengobatan penyakit kuning. Ekstrak akar urang aring

digunakan sebagai emetik, pencahar dan juga diterapkan secara eksternal sebagai

antiseptik untuk bisul dan luka. Selain itu, urang aring dapat dimanfaatkan untuk

gusi bengkak, menghitamkan dan menyuburkan rambut, dan koreng di kepala.

2.2.4 Kandungan Kimia Tanaman

Tanaman ini mengandung ekliptin, α-tertienilmetanol, turunan tiofen,

yaitu 2-(buta-1,3-diinil)-5-(but-3-en-1-inil)tiofen dan 2-(buta-1,3-diinil)-5-(4-

kloro-3-hidroksibut-1-inil)tiofen,5-(3-buten-1-inil)-2,2’-bitienil-5’-metilasetat,

dan wedelolakton (Perry, 1980). Tumbuhan ini juga mengandung kumestan,

triterpenoid glycosida, triterpenoid saponin, flavonoid. (Datta, et al., 2009 ).

2.3 Rambut

2.3.1. Pengertian dan Klasifikasi Rambut

Rambut merupakan tambahan pada kulit kepala yang memberikan

kehangatan, perlindungan dan keindahan. Semua jenis rambut tumbuh dari akar

rambut yang ada di dalam lapisan dermis dari kulit. Menurut letaknya rambut

yang tumbuh keluar dari akar rambut ada 2 bagian, yaitu bagian yang ada di

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

8

Universitas Indonesia

dalam kulit dan bagian yang ada di luar kulit. Bagian rambut yang keluar dari

kulit dinamakan batang rambut. Rambut pada kepala dan tubuh memiliki 4 jenis

rambut, yaitu:

a. Rambut yang panjang dan agak kasar yakni rambut kepala.

b. Rambut yang agak kasar tetapi pendek yang berupa alis

c. Rambut yang agak kasar tetapi tidak sepanjang rambut di kepala,

contohnya rambut ketiak.

d. Rambut yang halus yang terdapat pada pipi, dahi, lengan, perut,

punggung dan betis.

2.3.2 Anatomi Rambut

2.3.2.1 Batang Rambut

Bagian rambut yang ada di bagian luar kulit dinamakan batang rambut.

Jika batang rambut dipotong melintang, maka terlihat tiga lapisan dari luar ke

dalam, yaitu:

a. Kutikula rambut, terdiri dari sel-sel keratin yang pipih, dan saling

bertumpuk seperti sisik ikan. Lapisan ini keras dan berfungsi melindungi

rambut dari kekeringan dan masuknya bahan asing ke dalam batang

rambut.

b. Korteks rambut, adalah lapisan yang lebih dalam, terdiri dari sel-sel yang

memanjang, tersusun rapat. Lapisan ini sebagian besar terdiri dari pigmen

rambut dan rongga rongga udara. Struktur korteks menentukan tipe

rambut, yaitu lurus, berombak atau keriting. Lapisan korteks merupakan

lapisan yang agak lunak dan mudah dirusak oleh bahan kimia yang masuk

ke dalam rambut.

c. Medula rambut, terdiri dari tiga atau empat lapis sel yang berbentuk

kubus, berisikan keratohialin, butir-butir lemak dan rongga udara.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

9

Universitas Indonesia

[Sumber: Sonntag, Linda, 1992 ]

Gambar 2.3. Batang rambut

2.3.2.2 Akar Rambut

Akar rambut atau folikel rambut adalah bagian rambut yang terletak

di dalam lapisan dermis kulit. Folikel rambut dikelilingi oleh pembuluh-pembuluh

darah yang memberikan makanan. Pada akar rambut terlihat otot penegak rambut

yang menyebabkan rambut berdiri bila merasa ketakutan. Akar rambut terdiri dari

dua bagian, yaitu :

a. Umbi rambut, bagian rambut yang akan terbawa jika rambut dicabut.

b. Papil rambut, bagian yang tertinggal di dalam kulit meskipun rambut dicabut

sampai akar-akarnya, sehingga akan selalu tejadi pertumbuhan rambut baru

kecuali jika papil rambut itu dirusak misalnya dengan bahan kimia atau arus

listrik (elektrolisis).

[Sumber: Sonntag, Linda, 1992 ]

Gambar 2.4. Anatomi rambut manusia

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

10

Universitas Indonesia

2.3.3. Siklus Pertumbuhan Rambut

Rambut dapat tumbuh dan bertambah panjang. Hal ini disebabkan oleh

sel-sel daerah matriks/umbi yang secara terus menerus membelah. Rambut

mengalami proses pertumbuhan menjadi dewasa dan bertambah panjang lalu

rontok dan kemudian terjadi pergantian rambut baru, hal ini dinamakan siklus

pertumbuhan rambut. Siklus pertumbuhan rambut telah dimulai saat janin berusia

4 bulan di dalam kandungan. Pada usia ini bibit rambut sudah ada dan menyebar

rata diseluruh permukaan kulit. Diakhir bulan ke-6 atau awal bulan ke-7 usia

kandungan, rambut pertama sudah mulai tumbuh dipermukaan kulit, yaitu berupa

rambut lanugo, atau rambut khusus bayi dalam kandungan.

Kemudian menjelang bayi lahir atau tidak lama sesudah bayi lahir, rambut

bayi ini akan rontok, diganti dengan rambut terminal. Itulah sebabnya ketika bayi

lahir, ada yang hanya berambut halus dan ada juga yang sudah berambut kasar

dan agak panjang, bahkan kadang-kadang sudah mencapai panjangnya antara 2-3

cm. Kecepatan pertumbuhan rambut sekitar 1/3 mm per hari atau sekitar 1 cm

perbulan. Rambut tidak mengalami pertumbuhan secara terus menerus. Pada

waktu-waktu tertentu pertumbuhan rambut itu terhenti dan setelah mengalami

istirahat sebentar, rambut akan rontok sampai ke umbi rambutnya sementara itu,

papil rambut sudah membuat persiapan rambut baru sebagai gantinya.

Pertumbuhan rambut mengalami pergantian melalui 3 fase yaitu fase

pertumbuhan (anagen), fase istirahat (katagen) dan fase kerontokan (telogen),

baru kemudian dimulai lagi dengan fase anagen yang baru.

1. Fase Anagen

Fase inisiasi atau fase awal pertumbuhan aktif rambut. Fase ini

berlangsung 2-6 tahun Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru

mendorong sel-sel yang lebih tua ke atas (Djuanda, Hamzah, & Aisah, 2010).

2. Fase Katagen

Fase ini disebut juga sebagai masa peralihan yang didahului oleh

penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut

menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

11

Universitas Indonesia

sehingga terbentuk gada (club). Masa peralihan ini berlangsung selama 2-3

minggu (Djuanda, Hamzah, & Aisah, 2010).

3. Fase Telogen

Fase ini merupakan fase istirahat yang terjadi selama 100 hari. Fase

telogen dimulai dengan memendeknya sel-sel epitel dan terbentuk tunas kecil

yang membuat rambut baru, sehingga rambut lama akan terdorong keluar

(Djuanda, Hamzah, & Aisah, 2010).

[Sumber: Djuanda, Hamzah dan Aisah, 2010]

Gambar 2.5. Siklus pertumbuhan rambut

2.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut

2.3.4.1 Keadaan Fisiologi

a. Hormon

Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen dan tiroksin. Hormon

androgen dapat mengganggu pertumbuhan rambut, Hormon ini membuat folikel

rambut menyusut menjadi tipis dan rambut baru tidak tumbuh dengan baik. Pada

wanita hormon estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

12

Universitas Indonesia

memperpanjang fase anagen. Hormon tiroksin dapat mempercepat fase anagen

(Djuanda, Hamzah, & Aisah, 2010).

b. Nutrisi

Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi

protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya

kehilangan pigmen setempat dapat menyebabkan rambut tampak berbagai warna.

Kekurangan vitamin B12, asam folat, dan zat besi dapat menyebabkan kerontokan

rambut (Djuanda, Hamzah, & Aisah, 2010).

2.3.4.2 Keadaan Patologi

a. Peradangan sistemik atau setempat

Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi

atrofi dan folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan

bulu mata (madarosis). Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat

menyebabkan rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata

sehingga disebut moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut

akan menyebabkan kerontokan, maupun kerusakan batang rambut (Djuanda,

Hamzah, & Aisah, 2010).

b. Obat

Obat yang dapat menghalangi pembentukan batang rambut dapat

menyebabkan kerontokan, umumnya obat antineoplasma misalnya bleomisin,

endoksan, vinkristin, dan obat antimitotik, misalnya kolkisin (Djuanda, Hamzah,

& Aisah, 2010).

2.3.5 Komposisi Kimia Rambut (Mitsui,1997)

Komponen kimia dari rambut yang paling banyak adalah protein.

Komponen lain yang dalam jumlah kecil adalah pigmen melanin, lemak, unsur

penumbuh, dan air.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

13

Universitas Indonesia

a. Asam Amino

Komponen protein rambut yang utama adalah keratin, yang terdiri dari

unsur sistin (cystine) yaitu senyawa asam amino yang memiliki unsur sulfida.

Laki – laki memiliki cystine yang lebih banyak sehingga rambut lebih kuat

dibandingkan dengan perempuan.

b. Pigmen Melanin

Jumlah pigmen melanin rambut manusia adalah kurang dari 3% dari total

komposisi kimia rambut.

c. Unsur Penumbuh

Unsur penumbuh yang berupa logam pada rambut adalah tembaga, seng,

besi, mangan, kalsium, magnesium, dan lain-lain. Terdapat juga komponen

anorganik seperti fosfor dan silikon.

d. Lemak

Jumlah lemak pada tiap individu bervariasi mulai dari 1 % sampai 9 %

dari total komposisi kimia rambut. Lemak pada rambut sama dengan lemak pada

kulit, yang diklasifikasikan menjadi lemak eksternal dan internal.

e. Air

Konsentrasi air pada rambut tergantung pada kelembapan dari lingkungan

sekitarnya. Namun, pada suhu kamar dan kelembapan 65 %, konsentrasi air pada

rambut sekitar 12-13 %.

2.4 Ekstraksi Simplisia

2.4.1 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun kecuali pengeringan. Ada tiga macam simplisia

yaitu simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral. Simplisia nabati

adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat

tanaman. Eksudat tanaman merupakan isi yang spontan keluar dari tanaman atau

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

14

Universitas Indonesia

isi sel yang dikeluarkan dari selnya dengan cara tertentu dan belum berupa zat

kimia murni (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1977 ).

2.4.2 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,1995 ).

2.4.3 Metode Ekstraksi

Ekstraksi atau penyarian merupakan pemindahan massa zat aktif yang

semula berada dalam sel, ditarik oleh cairan penyari tertentu sehingga terjadi zat

aktif dalam cairan penyari. Metode penyarian yang digunakan tergantung pada

wujud dan kandungan zat dari bahan yang akan disari (Harborne, 1973).

2.4.3.1 Ekstraksi dengan menggunakan pelarut

a. Cara Dingin

1. Maserasi

Maserasi berasal dari bahasa latin macerare yang artinya merendam

merupakan proses pengekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut dengan

beberapa kali pengocokan pada temperatur ruangan. Maserasi adalah proses

pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali

pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan. Secara teknologi

termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada

keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang terus

menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah

dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

15

Universitas Indonesia

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur

ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara,

tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus

sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

b. Cara Panas

1. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,

selama waktu tertentu dari jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan

adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu

pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.

2. Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan

jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

3. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik yaitu dengan pengadukan kontinu pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan yaitu secara umum

dilakukan pada temperatur 40-500C.

4. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-980C)

selama waktu tertentu (15-20 menit).

5. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 300C) dan temperatur

sampai titik didih air.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

16

Universitas Indonesia

2.4.3.2 Destilasi uap

Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak

atsiri) dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa

tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara

kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran

(senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama

senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian. Destilasi

uap, bahan (simplisia) benar – benar tidak tercelup ke air yang mendidi, namun

dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi.

2.5 Mikroemulsi

2.5.1 Definisi Mikroemulsi

Mikroemulsi merupakan sistem dispersi yang terdiri dari minyak, air,

surfaktan, dan kosurfaktan. Secara operasional dapat didefinisikan sebagai

dispersi dari cairan – cairan yang tidak larut dalam suatu cairan yang kedua, yang

terlihat jernih dan homogen pada mata biasa. Adanya surfaktan dan kosurfaktan

dalam sistem dapat menurunkan tegangan antar muka minyak dengan air.

Mikroemulsi memiliki ukuran globul kurang dari 100 nm, sehingga mikroemulsi

terlihat transparan.

Bila dibandingkan dengan emulsi, banyak karakteristik dari mikroemulsi

yang membuat sediaan ini menarik untuk digunakan sebagai salah satu sistem

penghantaran obat (drug delivery system) antara lain mempunyai kestabilan dalam

jangka waktu lama secara termodinamika, jernih dan transparan, dapat disterilkan

secara filtrasi, biaya pembuatan murah, mempunyai daya larut yang tinggi serta

mempunyai kemampuan berpenetrasi yang baik. Karakteristik tersebut membuat

mikroemulsi mempunyai peranan penting sebagai alternatif dalam formula untuk

zat aktif yang tidak larut

Selain bermanfaat sebagai pembawa dalam penghantaran obat,

mikroemulsi juga bermanfaat sebagai lubrikan, cutting oils, penghambat korosi,

textile finishing, pembawa bahan bakar, membran liquid, dan berbagai manfaat

lainnya. Sebagai sistem penghantaran obat, mikroemulsi dapat digunakan untuk

pemberian secara oral, intradermal, intramuskular, okular, maupun pulmonal.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

17

Universitas Indonesia

Menurut Winsor, mikroemulsi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu : minyak dalam

air (m/a) jika jumlah volume minyak lebih kecil daripada volume air, air dalam

minyak (a/m) jika jumlah volume air lebih kecil daripada volume minyak,

bicontinuous adalah transisi dari mikroemulsi tipe a/m atau m/a yang terbentuk

dengan mengubah volume minyak dan air

Gambar 2.6. Struktur mikroemulsi m/a; a/m; dan bicontinuous

2.5.2 Stabilitas Mikroemulsi

Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau

kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang

periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas kekuatan,

kualitas dan kemurnian produk tersebut. Sediaan kosmetika yang stabil adalah

suatu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat diterima selama periode

waktu penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan karakteristiknya sama

dengan dimilikinya pada saat dibuat ( Djajadisastra, 2004 ).

Ketidakstabilan fisik sediaan ditandai dengan adanya pemucatan warna

atau munculnya warna, timbul bau, perubahan atau pemisahan fase, pecahnya

emulsi, pengendapan suspensi atau caking, perubahan konsistensi, pertumbuhan

kristal, terbentuknya gas, dan perubahan fisik lainnya. Mikroemulsi yang stabil

ditandai dengan dispersi globul yang seragam dalam fase kontinu. stabilitas suatu

mikroemulsi dapat dipengaruhi oleh kontaminasi dan pertumbuhan mikroba serta

perubahan fisika dan kimia lainnya. Seperti emulsi, ketidakstabilan mikroemulsi

bisa digolongkan sebagai berikut:

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

18

Universitas Indonesia

1. Creaming

Creaming adalah pemisahan fase emulsi yang didasarkan atas perbedaan

densitas antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Creaming merupakan

proses yang tidak diinginkan, namun keadaan seperti ini dapat didispersi kembali

dengan pengocokan. Untuk mencegah creaming, densitas fase terdispersi dan

medium pendispersi harus hampir sama.

2. Flokulasi

Flokulasi adalah penggabungan globul-globul bergantung pada gaya tolak

menolak elektrostatis (zeta potensial). Ketidakstabilan ini masih dapat diperbaiki

dengan pengocokan karena film antar permukaan masih ada (Martin, Swarbrick,

& Cammarata, 1993).

3. Coalescence (breaking, cracking)

Koalesens adalah proses dimana tetesan fase dalam mendekat dan

berkombinasi membentuk partikel lebih besar dan menjadi suatu lapisan. Hal ini

terjadi bukan hanya karena energi bebas permukaan tetapi juga karena tidak

semua globul terlapisi oleh film antarmuka (Martin, Swarbick & Cammarata,

1993). Ketidakstabilan ini merupakan kerusakan yang lebih besar daripada

creaming. Usaha untuk menstabilkan kembali ketidakstabilan ini tidak dapat

dilakukan dengan pengocokan, biasanya diperlukan pengemulsi tambahan dan

pemrosesan kembali (Ansel, 1989).

4. Inversi

Inversi adalah peristiwa dimana fase eksternal menjadi fase internal, dan

Sebaliknya.

2.5.3 Komponen Penyusun Mikroemulsi

Pada pemilihan sebagai fase minyak digunakan Isopropil Miristat. Pada

penelitian ini digunakan juga bahan tambahan yang terdiri atas surfaktan,

kosurfaktan, antioksidan, pengawet, dan air. Uraian bahan-bahan tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

19

Universitas Indonesia

a. Fase Minyak

Isopropil Miristat (Rowe et al., 2009)

Isopropil Miristat memiliki rumus molekul C17H34O2 dan berat molekul

270.5. Senyawa ini jernih, berupa larutan, tidak berbau,

viskositas larutn rendah dan mengental pada suhu sekitar 58oC. Isopropil miristat

terdiri dari ester dari propan-2-ol dan asam lemak jenuh dengan berat molekul

tinggi, terutama asam miristat. Senyawa ini sering digunakan secara luas dalam

bidang kosmetik karena sifatnya yang tidak toksik dan tidak mengiritasi. Aplikasi

formulasi untuk kosmetik topikal adalah sebagai basis semisolid seperti krim,

lotion, pada sediaan make-up, rambut, dan kuku. Di dalam sediaan mikroemulsi

digunakan sebanyak < 50 % dan memiliki nilai HLB 11.5

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.7. Struktur Kimia Isopropil Miristat (telah diolah kembali)

b. Surfaktan

Tween 80 (Rowe, et al., 2009).

Tween 80 atau Polyoxyethylene 80 sorbitan monolaurate dengan rumus

molekul C64H124O26 dan berat molekul 1128 adalah ester asam lemak dari sorbitol

yang digunakan sebagai surfaktan atau emulsifying agent pada pembuatan emulsi

maupun mikroemulsi minyak dalam air dengan nilai HLB 15 dan dapat larut

dalam etanol dan air. Warna menjadi tidak rata atau terjadi pengendapan bila

terdapat substansi lain seperti fenol, tanin, dan tar.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

20

Universitas Indonesia

O

HO(H2CH2CO)20

(OCH2CH2)20OH

(OCH2CH2)20OH

(OCHCH2)20 O C

O

C17H33

[Sumber : PubChem.com]

Gambar 2.8. Struktur Kimia Tween 80 (telah diolah kembali)

c. Kosurfaktan/Kosolven

1. Propilen glikol (Rowe, et al., 2009).

Propilen glikol memiliki rumus molekul C3H8O2 dan berat molekul 76.09.

Organoleptis dari Propilen glikol adalah jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

kental, memiliki rasa manis. Propilen glikol relatif tidak toksik, secara luas

digunakan sebagai humektan untuk menjaga agar sediaan tidak kehilangan

kandungan airnya secara drastis, pelarut, dan pengawet dalam berbagai formulasi

parenteral dan non parenteral, pelarut yang lebih baik dibandingkan dengan

gliserin, aktivitas antiseptiknya setara dengan etanol dan dapat menghambat

pertumbuhan jamur. Propilen glikol juga digunakan pada industri kosmetik

sebagai pembawa untuk emulgator dan pada industri makanan

H 3CO H

O H

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.9. Struktur Kimia Propilen glikol (telah diolah kembali)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

21

Universitas Indonesia

2. Etanol (Rowe, et al., 2009).

Etanol memiliki rumus molekul C2H6O dengan berat molekul 46.07.

Kategori fungsinya adalah sebagai pengawet, disinfektan, meningkatkan penetrasi

ke kulit dan sebagai pelarut. Konsentrasi pemakaian untuk sediaan topikal adalah

60–90 %. Di dalam kondisi asam, etanol dapat bereaksi dengan agen

pengoksidasi, bila di campur dengan alkali dapat mengubah warna menjadi lebih

gelap.

H3CH2C OH

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.10. Struktur Kimia Etanol (telah diolah kembali)

d. Bahan pengawet

1. Metilparaben (Rowe, et al., 2009).

Nipagin atau metilparaben adalah antimikroba yang memiliki rumus

molekul C8H8O3 dan berat molekul 152.15. Paraben efektif pada kisaran pH yang

luas dan memiliki spektrum aktivitas antimikroba yang luas, merupakan salah satu

pengawet yang paling efektif terhadap ragi dan kapang. Konsentrasi pemakaian

pada sediaan topikal adalah 0.02–0.3 % dan aktivitas mikrobanya adalah pada

rentang pH 4–8.

H O

O C H 3

O

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.11. Struktur Kimia Metilparaben (telah diolah kembali)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

22

Universitas Indonesia

2. Propilparaben (Rowe, et al., 2009).

Nipasol atau propilparaben adalah antimikroba yang memiliki rumus

molekul C10H12O3 dan berat molekul 180,20. Propilparaben merupakan salah satu

dari pengawet yang paling sering digunakan dalam sediaan kosmetik.

Antimikroba ini sering dikombinasi dengan ester paraben yang lain atau agen

antimikroba yang lainnya. Konsentrasi pemakaian pada sediaan topikal adalah

0.01–0.6 %. Aktivitas antimikrobranya berada pada pH 4-8. Propilparaben larut

dalam aseton, etanol 95 %, eter, sukar larut dalam air.

H O

OC H 3

O

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.12. Struktur Kimia Propilparaben (telah diolah kembali)

e. Antioksidan

1. Butil hidroksitoluen (Rowe et al., 2009)

Butil hidroksitoluen praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol.

Mudah larut dalam aseton, benzene, etanol 95 %, eter, metanol, dan toluen. BHT

banyak digunakan sebagai antioksidan untuk memperlambat atau mencegah

oksidasi dari fase lemak dan minyak. Pada sediaan topikal biasa digunakan

sebesar 0,0075-0,1%. Walaupun telah dilaporkan adanya beberapa reaksi efek

samping pada kulit, BHT tetap dinyatakan sebagai zat yang tidak mengiritasi dan

tidak mensensitasi jika digunakan dengan konsentrasi yang biasa digunakan

sebagai antioksidan.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

23

Universitas Indonesia

O H

C (C H 3)3(H 3C )3C

C H 3

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.13. Struktur Kimia Butil hidroksitoluen (telah diolah kembali)

2. Vitamin E (Rowe et al., 2009)

Vitamin E atau alpha tocopherol dengan rumus molekul C29H50O2 dan

berat molekul 430,72 merupakan senyawa yang sangat lipofilik, dan pelarut yang

sangat baik untuk obat kelarutannya buruk. Efektivitas antioksidan dapat

ditingkatkan dengan cara menambahkan minyak yang larut sinergis seperti lesitin

dan ascorbyl palmitate. Konsentrasi pemakaian pada sediaan adalah 0.001–0.05%

v/v. Vitamin E telah digunakan untuk pengembangan liposom dalam sediaan

topikal.

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.14. Struktur Kimia Vitamin E

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

24

Universitas Indonesia

f. Fase Air

Aquadestilata (Rowe, et al., 2009)

Aquadestilata secara luas digunakan sebagai pelarut dan pembawa pada

formulasi farmasetika. Untuk aplikasi farmasi, air dimurnikan dengan cara

destilasi, pertukaran ion, reverse osmosis (RO), atau beberapa proses lain yang

sesuai untuk menghasilkan aquadestilata. Karakteristik aquadestilata adalah cairan

bening, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

34 Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia, Farmasetika dan

Farmakologi Departemen Farmasi Universitas Indonesia dimulai dari bulan

Februari 2012 sampai bulan Mei 2012.

3.2 Alat

Evaporator (Janke dan Kunkel IKA-Labortechnik), penangas air (Imperial

IV), viskometer Hoopler (Haake PRUFSCHEIN, Jerman), pH-meter tipe 510

(Eutech Instrument, Singapura), sentrifugator (Kubota 5100, Jepang), oven

(Memmert, Jepang), piknometer (pyrex), timbangan analitik tipe 210-LC

(ADAM, Amerika Serikat), lemari pendingin (LG, Korea), particle size analyzer

(Malvern, Jerman), homogenizer (Multimix CKL, Amerika Serikat), mikroskop

optik (Nikon model Eclipse E 200, Jepang), tensiometer Du Nuoy (Cole Parmer

Surface Tensiomat 21, Amerika Serikat), jangka sorong (Tricle, China) dan alat-

alat gelas.

3.3 Bahan

Simplisia daun seledri (Balitro, Indonesia), simplisia daun urang aring

(Balitro, Indonesia), etanol 96% (Indonesia), isopropil miristat (Merck, Jerman),

propilen glikol (diperoleh dari PT. Brataco, Indonesia), tween 80 (diperoleh dari

PT. Brataco, Indonesia), butil hidroksitoluen (diperoleh dari PT. Brataco,

Indonesia), vitamin E (Cognis, Indonesia), metilparaben (Jepang), propilparaben

(Jepang), krim Veet (diperoleh dari PT. Reckitt Benckiser, Indonesia),

aquadestilata.

3.4 Hewan Uji

Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan galur Spraque Dawley

berumur 7-8 minggu sebanyak dua puluh lima ekor dengan bobot berkisar 130-

220 gram (Institut Pertanian Bogor, Indonesia).

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

26

Universitas Indonesia

3.5 Metode Pelaksanaan

3.5.1. Ekstraksi Daun Seledri ( BPOM RI, 2004 )

Sejumlah 394 gram serbuk kering daun seledri dimasukkan ke dalam botol

coklat lalu ditambahkan 2 liter etanol 96 % . Kemudian dimaserasi selama 6 jam,

lalu didiamkan selama 24 jam. Hasil maserasi disaring dengan penyaring vakum

lalu dipisahkan, proses diulangi empat kali dengan menggunakan pelarut yang

sama yaitu etanol 96% dan dalam jumlah yang sama. Kemudian semua maserat

yang telah disaring dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum pada suhu

50oC. Setelah ekstrak mulai mengental lalu diuapkan di water bath pada suhu

40oC untuk menguapkan seluruh pelarut yang masih tersisa pada ekstrak hingga

diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat

3.5.2. Ekstraksi Daun Urang Aring

Sejumlah 270 gram serbuk kering daun urang aring dimasukkan ke dalam

botol coklat lalu ditambahkan 1,3 liter etanol 96 %. Kemudian dimaserasi selama

6 jam, lalu didiamkan selama 24 jam. Hasil maserasi disaring dengan penyaring

vakum lalu dipisahkan, proses diulangi empat kali dengan menggunakan pelarut

yang sama yaitu etanol 96% dan dalam jumlah yang sama. Kemudian semua

maserat yang telah disaring dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum

pada suhu 50oC. Setelah ekstrak mulai mengental lalu diuapkan di water bath

pada suhu 40oC untuk menguapkan seluruh pelarut yang masih tersisa pada

ekstrak hingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan

dicatat

3.5.3 Pembuatan Mikroemulsi

3.5.3.1 Formulasi Mikroemulsi

Formulasi mikroemulsi dibuat dengan tiga variasi konsentrasi ekstrak

yaitu ekstrak daun seledri 10%, ekstrak urang aring 10%, dan kombinasi ekstrak

daun seledri 5% dengan ekstrak daun urang aring 5% (b/b). Perhitungan

persentase komposisi bahan masing-masing gel dapat dilihat seperti pada tabel

berikut :

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

27

Universitas Indonesia

Tabel 3.1. Komposisi Bahan dalam Sediaan Mikroemulsi

BahanKonsentrasi (%) (b/b)

Kontrolperlakuan

(%)

Formula A(%)

Formula B(%)

Formula C(%)

Ekstrak daunSeledri

- 10 - 5

Ekstrak daunUrang aring

- - 10 5

IsopropilMiristat

3,00 3,00 3,00 3,00

Tween 80 40,00 40,00 40,00 40,00

Propilen glikol 5,00 5,00 5,00 5,00

Etanol 96% 15,00 15,00 15,00 15,00

Metil paraben 0,30 0,30 0,30 0,30

Propil paraben 0,06 0,06 0,06 0,06

ButilHidroksitoluen

0,10 0,10 0,10 0,10

Vitamin E 0,05 0,05 0,05 0,05

Air destilata 36,49 26,49 26,49 26,49

3.5.3.2. Cara Pembuatan

a. Percobaan pendahuluan

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kondisi percobaan dan

komposisi bahan yang sesuai untuk menghasilkan sediaan mikroemulsi yang

jernih dan stabil. Kondisi yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan

mikroemulsi ini meliputi kecepatan pengadukan, temperatur, dan lama

pengadukan. Komposisi bahan yang dibuat meliputi variasi konsentrasi ekstrak

daun seledri dan daun urang aring. Maka percobaan pendahuluan yang dilakukan

adalah dengan memvariasikan hal-hal berikut:

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

28

Universitas Indonesia

1. Kecepatan pengadukan (800, 1000, 2000, 10.000, 3200, rpm )

2. Lama pengadukan 3 – 5 menit

3. Suhu 28 ºC dan 40 ºC

4. Komposisi bahan mikroemulsi meliputi konsentrasi isopropil miristat

3% sebagai fase minyak (b/b), konsentrasi tween 80 sebagai

surfaktan 30% dan 40% (b/b), variasi konsentrasi etanol 96% sebagai

kosolven yaitu 3%, 8%, dan 10% (b/b), konsentrasi propilen glikol

sebagai kosolven yaitu 5% (b/b), metilparaben 0,3% (b/b) dan

propilparaben 0,06% (b/b) sebagai pengawet, vitamin E 0,05% (b/b)

dan butil hidroksitoluen 0,1% (b/b) sebagai antioksidan, variasi

konsentrasi zat aktif yaitu ekstrak seledri 10% (b/b), ekstrak urang

aring 10% (b/b), kombinasi konsentrasi ekstrak seledri 5% (b/b) dan

ekstrak urang aring 5% (b/b).

b. Percobaan Utama

Pembuatan mikroemulsi dilakukan dengan melarutkan terlebih

dahulu pengawet didalam propilen glikol, pada wadah yang terpisah

vitamin E dicampurkan ke dalam fase minyak yaitu isopropil miristat.

Setelah itu butil hidroksitoluen dan ekstrak dilarutkan ke dalam etanol

96%. Selanjutnya, fase minyak, fase air, dan surfaktan dicampurkan dan

diaduk dengan homogenizer pada kecepatan 1000 rpm selama 5 menit

pada suhu kamar sambil ditambahkan kosolven sedikit demi sedikit

selama 5 menit. Selanjutnya sediaan didiamkan selama 2-3 jam agar

terbentuk mikroemulsi yang jernih.

3.5.4. Evaluasi Mikroemulsi

3.5.4.1. Uji Organoleptis

Pemeriksaan sediaan mikroemulsi yang dilakukan meliputi terjadinya

perubahan warna, bau, kejernihan, pemisahan fase atau pecahnya mikroemulsi.

Pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu sekali selama 8 minggu.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

29

Universitas Indonesia

3.5.4.2. Penentuan Tegangan Permukaan Mikroemulsi (Instruction Manual Part #

105654 Surface Tensiomat Model 21, 2000).

Tegangan permukaan diukur dengan menggunakan metode cincin Du

Nouy (timbangan torsi) dengan alat tensiometer Du Nouy.

Mikroemulsi dimasukkan ke dalam wadah gelas hingga mencapai batas

ketinggian gelas yang telah ditetapkan. Wadah tersebut diletakkan di atas meja

sampel. Meja sampel digerakkan ke atas hingga cincin platinum iridium berada

pada kedalaman 0,5 cm dari permukaan mikroemulsi. Knob torsion pada sisi

kanan alat diputar hingga angka nol pada knob torsion sejajar dengan angka nol

pada knob zero yang terdapat di depan knob torsion. Motor pada posisi Neutral

diubah ke posisi Up. Cincin akan bergerak ke atas dan knob zero mulai berputar.

Knob zero akan berhenti pada suatu angka yang akan menunjukkan tegangan

permukaan mikroemulsi. Angka yang dihasilkan (P) dikalikan dengan faktor

koreksi (F) untuk menghasilkan tegangan permukaan yang absolut (S).

= × (3.1)

3.5.4.3. Pengukuran Bobot Jenis Mikroemulsi (Departemen Kesehatan RI, 1995)

Bobot jenis diukur dengan menggunakan piknometer yang bersih dan

kering. Pada suhu ruangan, piknometer kosong ditimbang (A g) kemudiaan diisi

dengan air dan ditimbang (A1 g). Air dikeluarkan dari piknometer dan piknometer

dibersihkan. Sediaan mikroemulsi lalu diisikan ke dalam piknometer dan

ditimbang (A2 g). Bobot jenis sediaan diukur dengan perhitungan sebagai berikut:

Bobot jenis = A2 – A x bobot jenis air (g/ml) (3.2)

A1 – A

3.5.4.4. Pengukuran pH (Departemen Kesehatan RI, 1995)

pH diukur dengan alat potensiometrik (pH meter). Kalibrasi pH meter

dengan mencelupkan elektroda pada dua larutan dapar sehingga pH larutan uji

diharapkan terletak diantaranya biasanya digunakan dapar standar pH 4 dan pH 7.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

30

Universitas Indonesia

Pengukuran dilakukan pada suhu ruang yaitu 280C ± 20C setiap 2 minggu sekali

selama 8 minggu.

3.5.4.5. Uji Stabilitas Fisik Mikroemulsi (Bajpai, M., 2009)

a. Pada suhu kamar (28º ± 2ºC)

Sampel mikroemulsi disimpan pada suhu kamar (28±2°C) selama 8

minggu, kemudian dilakukan pengamatan organoleptis (perubahan warna, bau,

pemisahan fase, kejernihan) dan pengukuran pH, dengan pengamatan setiap 2

minggu sekali.

b. Pada suhu rendah (4º ± 2ºC)

Sampel mikroemulsi disimpan pada suhu rendah (4±2°C) selama 8

minggu, kemudian dilakukan pengamatan organoleptis (perubahan warna, bau,

pemisahan fase, kejernihan) dan pengukuran pH, dengan pengamatan setiap 2

minggu sekali

c. Pada suhu tinggi (40º ± 2ºC)

Sampel mikroemulsi disimpan pada suhu tinggi (40±2°C) selama 8

minggu, kemudian dilakukan pengamatan organoleptis (perubahan warna, bau,

pemisahan fase, kejernihan) dan pengukuran pH, dengan pengamatan setiap 2

minggu sekali

d. Cycling Test

Sediaan mikroemulsi disimpan pada suhu dingin 4±2°C selama 24 jam

lalu dikeluarkan dan ditempatkan pada suhu 40±2°C selama 24 jam (satu siklus).

Percobaan ini diulang sebanyak 6 siklus. Kejernihan dan kekeruhan mikroemulsi

setelah percobaan dibandingkan dengan sediaan sebelum percobaan.

e. Uji Sentrifugasi (Jufri, Binu, & Rahmawati, 2004)

Sediaan mikroemulsi dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi kemudian

dimasukkan ke dalam sentrifugator dengan kecepatan putaran 3800 rpm selama 5

jam. Hasil perlakuan tersebut ekuivalen dengan efek gravitasi selama satu tahun.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

31

Universitas Indonesia

Kondisi fisik mikroemulsi setelah percobaan dibandingkan dengan kondisi fisik

mikroemulsi sebelum percobaan.

3.5.4.6. Penentuan ukuran partikel mikroemulsi

Mikroemulsi diukur menggunakan alat Zetasizer Nano S (Malvern).

Mikroemulsi yang diukur adalah sediaan minggu ke-0 dan minggu ke-8 pada suhu

kamar.

3.5.4.7 Uji viskositas (Petunjuk Praktikum Farmasi Fisik, 2009)

Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer bola jatuh

dimana jenis bola yang digunakan adalah gelas stainless steel. Mikroemulsi

dimasukkan ke dalam suatu tabung gelas yang hampir vertikal dengan volume

tertentu. Bola yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung dan salah satu sisi

tabung ditutup agar mikroemulsi tidak keluar dari tabung, sedangkan sisi yang

lainnya ditutup sebelum mikroemulsi dimasukkan ke dalam tabung gelas.

Selanjutnya, tabung gelas diputar dan bola akan mulai bergerak ke bawah.

Waktu yang diperlukan bola untuk jatuh dihitung antara garis putih awal dan garis

putih akhir yang ada pada tabung gelas. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga

kali dan dihitung rata-ratanya. Kemudian, viskositas dari mikroemulsi diukur

dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

ƞ = ( − ) × (3.3)

Keterangan :

Ƞ = viskositas (mPa.s (cps))

t = lamanya bola jatuh antara kedua titik (s)

Sb = gravitasi jenis bola (g/cm3)

Sf = gravitasi jenis cairan (g/cm3)

B = konstanta bola (mPa.s.cm3/g.s)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

32

Universitas Indonesia

3.5.5 Uji Aktivitas Mikroemulsi Ekstrak Seledri dan Mikroemulsi Ekstrak Urang

Aring terhadap Pertumbuhan Rambut.

3.5.5.1 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan dilakukan sebelum hewan coba diberi ekstrak.

Jumlah tikus jantan yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan rumus empiris Federer: (n-1)(t-1) ≥ 15, dimana t menunjukkan

jumlah perlakuan dan n merupakan jumlah ulangan tiap kelompok hewan. Pada

penelitian ini terdapat 5 perlakuan, maka tiap perlakuan masing-masing terdiri

dari 5 ekor tikus.

Tikus jantan diaklimatisasi terlebih dahulu selama 2 minggu sebelum

percobaan dilakukan, kemudian dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompoknya

terdiri dari 5 ekor tikus. Rambut pada bagian punggung masing-masing tikus

dicukur dengan alat pencukur rambut dengan luas 4x5 cm2, setelah rambutnya

agak pendek, kemudian dioleskan dengan krim depilatori (krim Veet®) selama 3-

5 menit. Setelah itu, bilas dengan air hingga rambut rontok. Tepat ditengah bagian

punggung yang dicukur dibuat kotak dengan luas 2 cm x 2 cm untuk tiap daerah

uji dengan menggunakan spidol. Tikus didiamkan selama 48 jam kemudian bahan

uji baru dioleskan

3.5.5.2 Uji Aktivitas terhadap Pertumbuhan Rambut

Sediaan mikroemulsi dioleskan pada punggung tikus sebanyak 1 ml satu

kali sehari selama 3 minggu. Kelompok 1 tidak diolesi sediaan mikroemulsi

sebagai kontrol normal, kelompok 2 diolesi mikroemulsi yang tidak mengandung

ekstrak sebagai kontrol perlakuan, kelompok 3 diolesi mikroemulsi yang

mengandung ekstrak daun seledri 10% (Formula A), kelompok 4 diolesi

mikroemulsi yang mengandung ekstrak daun urang aring 10% (Formula B),

kelompok 5 diolesi mikroemulsi yang mengandung ekstrak daun seledri 5% dan

ekstrak daun urang aring 5% (Formula C).

Pengamatan panjang rambut pada tiap daerah dilakukan pada hari ke-7,

14, dan 21. Rambut tiap ekor tikus dicabut sebanyak sepuluh helai lalu diukur

dengan menggunakan jangka sorong. Data rata-rata panjang rambut tiap perlakuan

yang telah diperoleh diolah secara statistik untuk mengetahui perbedaan yang

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

33

Universitas Indonesia

bermakna antar kelompok perlakuan. Distribusi data yang normal dan homogen

diolah dengan metode uji ANOVA, sedangkan untuk distribusi data yang tidak

normal dan tidak homogen digunakan statistik nonparametik yaitu uji Kruskal

Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

34 Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bahan Simplisia

Simplisia daun seledri dan daun urang aring berasal dari daerah Lembang,

Jawa Barat. Hasil determinasi tanaman yang dilakukan di pusat penelitian biologi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menunjukkan bahwa simplisia yang

digunakan dalam penelitian adalah Apium graveolens L. suku Apiaceae dan

Eclipta prostrata (L.) L. suku Asteraceae. Hasil determinasi dapat dilihat pada

lampiran 34.

4.2 Rendemen

Maserasi dengan pelarut etanol 96% sebanyak lima kali menghasilkan

rendemen daun seledri dan daun urang aring diperoleh sebesar 44,42% dan

29,85%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Rendemen ekstrak daun seledri dan ekstrak daun urang aring

No. Ekstrak EtanolBobot daun kering

(gram)

Bobot ekstrak

(gram)

Rendemen ekstrak

(%)

1. Seledri 394 175 44,42

2. Urang aring 270 80,6 29,85

4.3 Pembuatan Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Ekstrak Daun Urang

Aring

4.3.1 Percobaan Pendahuluan

Pembuatan mikroemulsi dilakukan dengan berbagai variasi kecepatan

pengadukan, waktu yang dibutuhkan untuk pengadukan dan komposisi bahan

dalam sediaan. Oleh karena itu, dilakukan percobaan pendahuluan untuk

mendapatkan formula mikroemulsi yang tepat. Kecepatan pengadukan

divariasikan mulai dari 800 rpm - 10000 rpm. Pada kecepatan pengadukan 2000

rpm, 3200 rpm, 5000 rpm, dan 10.000 rpm selama 3 - 8 menit pada suhu kamar

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

35

Universitas Indonesia

(28º ± 2ºC), mikroemulsi tidak terbentuk, pecah dan banyak terbentuk busa. Hal

ini dikarenakan komposisi bahan tidak tepat yaitu jumlah tiap bahan dan jenis

bahan yang digunakan.

Kemudian dilakukan formulasi ulang dengan adanya penambahan

kosurfaktan etanol 96% dengan beberapa variasi konsentrasi, yaitu pertama

dengan konsentrasi 3 % pada kecepatan 800 rpm selama 5 menit pada suhu kamar

(28º ± 2ºC) lalu terbentuk mikroemulsi yang jernih setelah 2- 3 jam sediaan

didiamkan. Kedua, dengan konsentrasi 8,65% , ketiga dengan konsentrasi 10%

pada kecepatan 1000 rpm selama 5 menit pada suhu kamar (28º ± 2ºC) terbentuk

mikroemulsi yang jernih setelah 2- 3 jam sediaan didiamkan. Berikut adalah tabel

hasil percobaan pendahuluan :

Tabel 4.2. Hasil optimasi formulasi mikroemulsi

No. Bahan Konsentrasi Hasil

1. IPM ( Isopropil Miristat)

Tween 80

Propilen glikol

Aquadestilata

10%

40%

5%

45%

Mikroemulsi tidak

terbentuk, pecah,

banyak terbentuk

busa

Kecepatan = 3200 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 3-5 menit

2. IPM

Tween 20

Propilen glikol

Aquadestilata

10%

40%

5%

45%

Tidak terbentuk

mikroemulsi, pecah,

banyak terbentuk

busa

Kecepatan = 5000 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 5 meniit

3. IPM

Tween 20

Propilen glikol

Aquadestilata

10%

40%

5%

45%

Mikroemulsi tidak

terbentuk, pecah,

banyak busa

terbentuk

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

36

Universitas Indonesia

Kecepatan = 10.000 rpm

Suhu = 40oC

Waktu = 3 menit

4. IPM

Tween 80

Propilen glikol

Aquadestilata

10%

40%

5%

45%

Mikroemulsi tidak

terbentuk, pecah dan

banyak busa

Kecepatan = 2000 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 5 menit

5. IPM

Tween 80

Propilen glikol

Etanol 96%

Aquadestilata

3%

40%

5%

3%

49%

Terbentuk

mikroemulsi yang

jernih setelah sediaan

didiamkan selama 2-3

jam

Kecepatan = 800 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 5 menit

6. IPM

Tween 80

Propilen glikol

Etanol 96%

Aquadestilata

3%

40%

3%

8,65%

45,35%

Terbentuk

Mikroemulsi yang

jernih setelah

didiamkan selama 2-3

jam

Kecepatan = 1000 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 8 menit

7. IPM

Tween 80

Propilen glikol

Etanol 96%

Aquadestilata

5%

40%

5%

10 %

42%

Terbentuk

mikroemulsi yang

jernih setelah

didiamkan selama 1-2

jam

Kecepatan = 1000 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 5 menit

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

37

Universitas Indonesia

4.3.2 Percobaan Utama

Percobaan utama dilakukan setelah mendapatkan formula terbaik untuk

pembuatan mikroemulsi yang jernih dan stabil dari hasil percobaan pendahuluan.

Kondisi terbaik untuk membuat mikroemulsi adalah pada kecepatan pengadukan

1000 rpm, waktu pengadukan 5 menit, dan suhu kamar. Komposisi yang

digunakan untuk membuat 100 ml mikroemulsi (b/v) adalah Isopropil Miristat

sebagai fase minyak 3%, tween 80 sebagai surfaktan 40%, etanol 96% sebagai

kosurfaktan 15%, propilenglikol sebagai kosolven 5%, nipagin 0,3% dan 0,06%

nipasol sebagai pengawet, BHT 0,1 % dan vitamin E 0,05% sebagai antioksidan,

variasi konsentrasi ekstrak yaitu, ekstrak seledri 10%, ekstrak urang aring 10%

dan kombinasi ekstrak seledri 5% dengan ekstrak urang aring 5% sebagai zat

aktif.

4.4 Evaluasi Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Ekstrak Daun Urang

Aring

4.4.1 Pengukuran Tegangan Permukaan

Pada hasil pengukuran tegangan permukaan menggunakan tensiometer

Du Nuoy terhadap ketiga formula pada minggu ke-0 dan minggu ke-8, terlihat

bahwa masing-masing formula mikroemulsi memiliki tegangan permukaan yang

bervariasi. Namun, perbedaan tegangan permukaan antara ketiga formula

mikroemulsi tidak terlalu jauh. Hasil pengukuran tegangan permukaan formula A

(seledri 10%) , formula B (urang aring 10%), formula B (seledri 5% dan urang

aring 5%) berturut-turut pada minggu ke-0 adalah 37,80145318; 40,19094677;

41,39459622 dyne/cm, sedangkan pada minggu ke-8 berturut-turut adalah

40,19094677; 44,79565832; 40,19094677 dyne/cm. Peningkatan tegangan

permukaan pada formula A dan B disebabkan oleh surfaktan mengalami agregasi

membentuk misel sehingga surfaktan yang berada pada permukaan mikroemulsi

berkurang. Akan tetapi, peningkatan dan penurunan tegangan permukaan yang

terjadi pada ketiga formula tidak terlalu jauh. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa surfaktan yang digunakan mampu menurunkan tegangan permukaan dan

membantu pembentukan mikroemulsi.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

38

Universitas Indonesia

4.4.2 Pengukuran Bobot Jenis

Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap air volume sama yang

ditimbang di udara pada suhu yang sama (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Pengukuran bobot jenis dilakukan dengan menggunakan piknometer pada minggu

ke-0. Hasil yang diperoleh dari ketiga formula memiliki bobot jenis yang

bervariasi tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu jauh. Bobot jenis ketiga formula

berturut – turut dari formula A, formula B, formula C adalah 1,018847874;

1,024387187; 1,023108161 gram/ml. Hasil ini menunjukkan bahwa sediaan dapat

mengalir dengan baik dan mudah dituang.

4.4.3 Pengukuran Distribusi Ukuran Partikel Mikroemulsi

Distribusi ukuran partikel diukur dengan menggunakan alat particle size

analyzer (PSA). Pengukuran dilakukan terhadap ketiga formula pada minggu ke-0

dan minggu ke-8 pada suhu kamar. Pada minggu ke-0 formula A memiliki ukuran

partikel 15,17 nm, formula B memilki ukuran partikel 14,06 nm, dan formula C

memiliki ukuran partikel 13,01 nm. Pada minggu ke-8 distribusi ukuran partikel

formula A, formula B, dan formula C berturut- turut adalah 13,84 nm; 10,29 nm;

8,886 nm. Ukuran partikel dari ketiga formula mengalami penurunan setelah

penyimpanan selama 8 minggu. Hal ini disebabkan oleh solubilisasi yang terjadi

pada sediaan sehingga banyak misel yang terbentuk dan globul minyak

terperangkap dalam misel. Namun, perubahan ukuran dari minggu ke-0

dibandingkan dengan minggu ke-8 tidak berbeda sigifikan dan sediaan masih

berada dalam rentang ukuran partikel pada mikroemulsi.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

39

Universitas Indonesia

4.4.4 Pengukuran Viskositas

Mikroemulsi pada masing-masing formula yang dihasilkan memiliki tipe

aliran Newton. Hal tersebut terlihat dari bentuknya yang cair. Oleh karena itu,

nilai viskositas dari masing-masing formula diperoleh menggunakan viskometer

yang biasa digunakan untuk mengukur viskositas untuk tipe aliran sistem Newton.

Pada penelitian ini, viskometer yang digunakan adalah viskometer bola jatuh

dengan jenis bola yang digunakan adalah tipe stainless steel.

Pengukuran dilakukan pada minggu ke-0 dan minggu ke-8. Hasil yang

diperoleh pada minggu ke-0 pada formula A, formula B, dan formula C berturut-

turut adalah 1656,41; 1448,16; 1729,26 centipoise (cps). Setelah penyimpanan

selama 8 minggu pada kondisi penyimpanan suhu kamar terlihat bahwa viskositas

ketiga formula mikroemulsi mengalami peningkatan pada formula A, formula B,

dan formula C yang memiliki viskositas berturut- berturut adalah 2203,62;

4573,54; 2113,54 centipoise (cps).

Peningkatan viskositas sediaan terjadi karena struktur dari mikroemulsi

semakin merapat selama masa penyimpanan di bandingkan dengan minggu ke-0

yang pada saat pembuatan dengan adanya pengaruh mekanik pada saat pembuatan

dengan menggunakan homogenizer menyebabkan sediaan memiliki struktur yang

lebih renggang. Selain itu kosurfaktan etanol 96% dengan konsentrasi 15% dalam

sediaan mikroemulsi mengalami penguapan sehingga sediaan menjadi lebih

kental.

Gambar 4.1. Hasil pengukuran viskositas ketiga formula mikroemulsi padaminggu ke-0 dan minggu ke-8

0

1000

2000

3000

4000

5000

0 8

Visk

osita

s (cp

s)

Waktu Penyimpanan (Minggu)

Formula A

Formula B

Formula C

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

40

Universitas Indonesia

4.4.5 Uji Sentrifugasi

Uji sentrifugasi bertujuan untuk mengetahui kestabilan mikroemulsi

setelah pengocokan kuat dengan cara mengamati pemisahan fase setelah

disentrifugasi. Selama penyimpanan, mikroemulsi akan mendapat gaya gravitasi

dan sesuai dengan hukum Stokes gaya gravitasi yang diperoleh dapat

mempengaruhi kestabilan mikroemulsi. Efek gaya sentrifugal yang diberikan

selama 5 jam dengan kecepatan 3800 rpm pada suhu kamar dianggap setara

dengan gaya gravitasi yang diterima mikroemulsi pada penyimpanan selama

setahun. Setelah 5 jam, mikroemulsi tetap jernih dan tidak terjadi pemisahan. Hal

ini membuktikan bahwa lapisan surfaktan cukup kuat untuk melindungi tetesan-

tetesan minyak dan sediaan ini cukup stabil jika disimpan dalam waktu satu

tahun.

4.5 Uji Stabilitas Fisik Sediaan Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Daun

Urang Aring

Pengujian ini bertujuan untuk melihat stabilitas fisik ketiga formula

nanoemulsi pada kondisi suhu yang berbeda. Pengujian stabilitas fisik dilakukan

dengan menyimpan sampel pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah

(4±2°C), suhu kamar (28±2°C), dan suhu tinggi (40±2°C) selama 8 minggu.

Selama periode waktu penyimpanan tersebut dilakukan pengamatan organoleptis

dan pemeriksaan pH setiap 2 minggu.

4.5.1 Penyimpanan pada Suhu Kamar, Rendah dan Tinggi

4.5.1.1 Pengamatan Organoleptis

Dari hasil pengamatan fisik pada ketiga formula terlihat bahwa

mikroemulsi stabil secara fisik pada penyimpanan suhu rendah, suhu kamar, dan

suhu tinggi. Penampilan fisik ketiga formula pada penyimpanan ketiga suhu

tersebut tidak menunjukkan perubahan yaitu bau, warna dan tidak terjadi

pemisahan fase maupun perubahan kejernihan menjadi keruh.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

41

Universitas Indonesia

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ketiga formula mikroemulsi stabil

secara fisik pada penyimpanan suhu rendah, suhu kamar, dan suhu tinggi. Hal ini

memperlihatkan bahwa konsentrasi surfaktan dan kosurfaktan yang digunakan

cukup untuk membuat mikroemulsi yang stabil. Hasil pengamatan organoleptis

ketiga formula mikroemulsi pada suhu rendah (4°C), suhu tinggi (40°C) dan suhu

kamar (29°C) dapat dilihat pada tabel 4.4-4.6 pada daftar tabel. Foto masing-

masing formula saat minggu ke-2 sampai minggu ke-8 pada suhu rendah (4°C),

suhu tinggi (40°C) dan suhu kamar (29°C) dapat dilihat pada gambar 4.4-4.6

pada daftar gambar.

4.5.1.2 Pengukuran pH

Nilai pH suatu sediaan topikal harus berada dalam kisaran pH yang sesuai

dengan pH kulit, yaitu 4,5-6,5. pH tidak boleh terlalu asam karena dapat

menyebabkan iritasi kulit dan juga tidak boleh terlalu basa karena dapat

menyebabkan kulit bersisik. Perubahan pH ketiga formula berdasarkan hasil

pengukuran pH selama 8 minggu pada tiga suhu yang berbeda secara umum

cenderung mengalami penurunan pH. Hal ini disebabkan oleh surfaktan dalam

mikroemulsi yaitu tween 80 mengalami hidrolisis, sehingga asam lemak

dilepaskan dan pH menjadi semakin asam. Namun, perubahan pH tidak signifikan

dan masih berada pada rentang pH kulit.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

42

Universitas Indonesia

Gambar 4.2. Hasil pengukuran pH ketiga mikroemulsi pada penyimpanan suhurendah, suhu kamar, dan suhu tinggi

5,25,45,65,8

66,2

0 2 4 6 8

pH

Waktu Penyimpanan (Minggu)

SUHU RENDAH

Formula A

Formula B

Formula C

5,25,45,65,8

66,2

0 2 4 6 8

pH

Waktu Penyimpanan (Minggu)

SUHU KAMAR

Formula A

Formula B

Formula C

5,25,45,65,8

66,2

0 2 4 6 8

pH

Waktu Penyimpanan (Minggu)

SUHU TINGGI

Formula A

Formula B

Formula C

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

43

Universitas Indonesia

4.5.2 Cycling Test

Uji cycling test dilakukan untuk mengetahui terjadinya pembentukan

kristal dan perubahan fisik pada sediaan setelah disimpan pada suhu rendah (4oC)

dan suhu tinggi (40oC) masing – masing selama 24 jam sebanyak 6 siklus. Dari

hasil uji ini diperoleh hasil bahwa tidak terbentuk kristal, tidak terjadi perubahan

warna, bau maupun kejernihan, dan tidak terjadi pemisahan fase dari ketiga

formula.

4.6 Uji Aktivitas Sediaan Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Ekstrak

Daun Urang Aring terhadap Pertumbuhan Rambut

Hasil perhitungan rata-rata panjang rambut tikus tiap minggu dapat dilihat

lampiran 25, 26, dan 27. Hasil perhitungan dengan statistik dapat dilihat pada

lampiran 29, 30, dan 31.

Tabel 4.3. Hasil Rata-rata Panjang Rambut Tiap Perlakuan per Minggu.

Dari data hasil rata-rata panjang rambut tikus di atas menunjukkan bahwa

kontrol perlakuan (plasebo) memiliki aktivitas terhadap pertumbuhan rambut,

yaitu menahan pertumbuhan rambut tikus. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi

tween 80 dalam sediaan yang cukup besar, yaitu 40% menyebabkan lemak yang

terdapat pada folikel rambut larut sehingga rambut tidak tumbuh dengan baik.

Kelompok

ujiPerlakuan

Rata-rata panjang (mm) ± SD

Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3

Kelompok 1 Kontrol negatif 0, 040±0,034 1,196±0,434 6,606±0,697

Kelompok 2Kontrol perlakuan

(Plasebo)0,126±0,042 1,545±0,489 2,204±0,426

Kelompok 3Formula A (seledri

10%)0,339± 0,075 4,943±0,657 9,161±0,271

Kelompok 4Formula B (urang

aring 10%)0,512±0,032 8,559±0,485 11,404±0,594

Kelompok 5

Formula C (seledri

5% dan urang

aring 5%)

0,441±0,110 4,416±1,130 9,271±0,502

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

44

Universitas Indonesia

Untuk melihat adanya perbedaan panjang pertumbuhan rambut pada kelima

perlakuan dapat diketahui dengan cara perhitungan secara statistik. Hasil

perhitungan statistik rata-rata panjang rambut pada minggu pertama, kedua, dan

ketiga dengan menggunakan ANOVA menunjukkan data tidak terdistribusi

normal dan tidak homogen sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji Kruskal

Wallis kemudian uji Mann Whitney. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan

adanya perbedaan secara bermakna antara kelima perlakuan (p < 0,05) pada

minggu pertama, kedua, dan ketiga, artinya kelima perlakuan tersebut memiliki

aktivitas yang berbeda secara bermakna terhadap pertumbuhan rambut pada

pengamatan diminggu pertama, kedua, dan ketiga. Selanjutnya dilakukan uji

statistik Mann Whitney untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar perlakuan.

Pada minggu pertama dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

terhadap aktivitas pertumbuhan rambut dengan menggunakan formula C bila

dibandingkan dengan formula A dan formula B. Pada minggu kedua dan ketiga

hasil uji Mann Whitney menunjukkan hampir semua perlakuan menunjukkan

hasil berbeda secara bermakna kecuali pada formula B yang menunjukkan hasil

tidak berbeda secara bermakna bila dibandingkan dengan formula C (p>0,05).

Jadi dapat disimpulkan formula B dan formula C memiliki aktivitas yang sama

terhadap pertumbuhan rambut. Berdasarkan data rata-rata panjang rambut dapat

disimpulkan formula B memiliki aktivitas terhadap pertumbuhan rambut yang

lebih baik dibandingkan dengan formula A dan formula C.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

45 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sediaan mikroemulsi dapat dibuat pada suhu kamar dengan kecepatan

pengadukan 1000 rpm selama 5 menit. Berdasarkan penelitian terhadap uji

stabilitas fisik dan aktivitas terhadap pertumbuhan rambut dari mikroemulsi

ekstrak seledri 10%, mikroemulsi ekstrak urang aring 10%, dan mikroemulsi

kombinasi ekstrak seledri 5% dan urang aring 5% dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Sediaan mikroemulsi formula C (ekstrak seledri 5% dan urang aring 5%)

menunjukkan kestabilan fisik yang paling baik setelah penyimpanan

selama 8 minggu pada suhu 4oC, 29oC, dan 40oC dibandingkan dengan

formula lainnya.

2. Formula B yang mengandung ekstrak daun urang aring sebesar 10%

memiliki aktivitas terhadap pertumbuhan rambut yang paling baik

dibandingkan dengan formula lainnya.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan ekstraksi bertingkat atau fraksinasi untuk mengurangi

kandungan klorofil daun sehingga sediaan kosmetik berupa mikroemulsi

menjadi lebih menarik.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh ekstrak

murni dibandingkan dengan ekstrak dalam sediaan terhadap pertumbuhan

rambut.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

46

Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Anonim.(2000). Instruction Manual Part # 105654 Surface Tensiomat Model 21.Vernon Hill, IL-USA: Cole Parmer, 8-10.

Ansel, Howard. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi IV. Jakarta:UI-Press.387-388.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2004). volume I.Jakarta : BPOM RI.

Block, L.H. Emulsions and Microemulsions. Dalam: Lieberman, H.A.,M.M. Rieger, & G.S. Banker (eds). Pharmaceutical DosageForms: Disperse Systems. Volume 2. New York: Marcel Dekker

Datta et al. (2009, Juli 30). Eclipta alba extract with potential for hair growthpromoting activity. Journal of Ethnopharmacology. 450-456. Januari 5.2012.http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0378874109003122.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta :Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dewi, M. 2007. Formulasi Mikroemulsi Topikal Menggunakan FaseMinyak Isopropil Palmitat dan Minyak Kelapa Sawit dengan NatriumDiklofenak sebagai Mode l Obat. Skripsi Sarjana Farmasi FMIPA UI.Depok.

Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, dan Dirjen Pengawasan Obat Tradisional.(2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.

Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan. (1989). Materia Medika Indonesia. JilidV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Djajadisastra, Joshita. (2002). Buku Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika. Depok:Departemen Farmasi FMIPA-UI.

Djajadisastra, J. (2004). Cosmetic Stability. Departemen Farmasi FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.Depok: Seminar Setengah Hari HIKI.

Djuanda, A.,Hamzah,M., dan Aisah,S. (2010). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,edisi V. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Gozali, Rusmiati, & Utama (2009, Agustus). Formulasi dan Uji StabilitasMikroemulsi Ketokonazol sebagai Antijamur Candida albicans danTricophyton mentagrophytes. Farmaka, 54-67.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

47

Universitas Indonesia

Joshita. Buku Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika. Depok: Jurusan FarmasiFMIPA-UI, 2008: 5-9, 20, 29-38, 40-42, 47, 54.

Jufri, Anwar, & Utami (2006, April). Uji Stabilitas Sediaan MikroemulsiMenggunakan Hidrolisat Pati (DE 35-40) sebagai Stabilizer. MajalahIlmu Kefarmasian, 08-21.

Jufri, Binu, & Rahmawati (2004, Desember). Formulasi Gameksan dalamMikroemulsi. Majalah Ilmu Kefarmasian, 160-174.

Juriana dan Aprilita. (2010, September). Pengaruh Pemberian Krim Ekstrak DaunSeledri ( Apium Graveolens L.) Sebagai Stimulan Pertumbuhan RambutTikus Putih ( Rattus Norvegicus L.) Galur Sprague Dawley. Volume VII.Jurnal Bahan Alam Indonesia.

Lachman et al. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi ketiga. Terj. DariThe Theory and Practice of Industrial Pharmacy, oleh Siti Suyatmi.Jakarta: UI Press.

Martin, A., Swarbrick, J., & Cammarata, A. (1993). Farmasi Fisik Jilid II. (EdisiIII). (Joshita Djajadisastra, Penerjemah). Jakarta: UI-Press, 925, 939-941,983-984, 1014, 1082, 1100-1101, 1144-1145.

Mitsui,Takeo. (1997). New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier Science B.V.

Rosen,Milton. Surfactants and Interfacial Phenomena,edisi III. New Jersey: AJohn Wiley and Sons Inc.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Owen, S. C. (2006). Handbook of PharmaceuticalExcipients (5th edition). Washington: Pharmaceutical Press and AmericanPharmacists Association, 17-19,31-33,75-76,348-349,441-445,536-542,592-594,596-598.

Roy, Thakur, Dixit. (2008, May 14). Hair growth promoting activity of Ecliptaalba in male albino rats. 357-364. Februari 13 2012.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18478241

Rusdiana,dkk. (2007, Juni 17-19). Formulasi Gel Antioksidan dari EkstrakSeledri (Apium graveolens L.) dengan Menggunakan AQUPEC HV-505.http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/02/formulasi_gel_antioksidan_dari_ekstrak_seledri1.pdf. Makalah pada Kongres IlmiahXVISFI.

Thomas A.N.S. (1989). Tanaman Obat Tradisional, volume I. Yogyakarta:Kanisius.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

48

Universitas Indonesia

Sudarsono, dkk. (1996). Tumbuhan Obat, Hasil Penelitian, Sifat-sifat danPenggunaan. Yogyakarta: Pusat Penelitian Obat Tradisional UGM.

Sukandar,dkk.(2006, Januari 7-12). Aktivitas Ekstrak Etanol Herba Seledri(Apium graveolens) dan Daun Urang aring (Eclipta prostata L.) terhadapPityosporum ovale. http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/news/2._17-1-2006-elin-sukendar.pdf. 7-12.Majalah Farmasi Indonesia.

Tranggono, Retno Iswari, & Latifah, Fatma. (2007). Buku Pegangan IlmuPengetahuan Kosmetik. In Joshita Djajadisastra. Jakarta: GramediaPustaka Utama.

Wilkinson, J.B & Moore, R.J. (1982). Harry’ s Cosmeticology. SeventhEdition. New York: Chemical Publishing Company.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

4 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Seledri

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Apiales

Suku : Apiaceae

Marga : Apium

Jenis : Apium graveolens (L) .

Gambar 2.1. Tanaman Seledri

2.1.2 Pengenalan Spesifikasi Tanaman

Menurut ahli sejarah botani, daun seledri telah dimanfaatkan sebagai

sayuran sejak abad XVII atau tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan

berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun 1942. Tumbuhan seledri

dikategorikan sebagai sayuran. Tumbuhan berbonggol dan memiliki batang basah.

Pengembangbiakan tanaman seledri dapat digunakan dengan dua cara, yaitu

melalui bijinya atau pemindahan akar rumpunnya (Thomas,1989).

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

5

Universitas Indonesia

Seledri dapat tumbuh baik di daerah iklim sedang maupun subtropis sampai ke

daerah yang beriklim panas. Morfologi daun seledri yaitu daun majemuk

menyirip, tipis, rapuh, warna hijau tua sampai hijau kecoklatan; jumlah anak daun

3 sampai 7 helai; panjang anak daun 2 cm sampai 7.5 cm; lebar 2 cm sampai

5 cm; pangkal dan ujung anak daun runcing; panjang ibu tangkai daun sampai

12,5 cm terputar, beralur; panjang tangkai anak daun 1 cm sampai 2,7 cm (Dirjen

Pengawasan Obat dan Makanan, 1989).

2.1.3 Manfaat Tanaman

2.1.3.1 Efek Farmakologi

Seledri merupakan sayuran/ tanaman tradisional yang sejak lama telah

digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Hal tersebut dapat terjadi karena

adanya kandungan apigenin yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah.

Efek tersebut akan menjadi lebih besar dengan adanya komponen pthalide yang

dapat merilekskan pembuluh darah. Di sisi lain seledri juga mengandung

fitosterol, yang sangat berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol darah.

Selain berfungsi untuk mencegah kanker dan membentuk permeabilitas kulit yang

baik, seledri juga bermanfaat untuk memelihara kebersihan mulut dan kesehatan

gigi terutama bagi lanjut usia. Seledri mentah dapat merangsang produksi air liur

sehingga dapat membantu melumpuhkan aktivitas kuman yang dapat

mengakibatkan gigi keropos.

2.1.3.2 Penggunaan di Masyarakat

Masyarakat pedesaan telah lama memanfaatkan seledri sebagai obat untuk

menurunkan panas dengan cara mengoleskan tumbukan daun seledri ke kepala

anak yang terserang demam. Air perasan seledri yang mempunyai sifat

mendinginkan dipercaya dapat mendinginkan kepala. Daun seledri biasanya

digunakan sebagai bumbu masakan untuk memperkaya citarasa dan kaldu. Di

Eropa, batang seledri yang besar sering dibuat sebagai salad dengan saus mayones

atau bechamel (saus berbahan dasar susu) sebagai isi roti sandwich. Berdasarkan

pengalaman beberapa orang, air perasan daun seledri dapat sekaligus

menyuburkan dan menghitamkan rambut serta tidak mempunyai efek samping.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

6

Universitas Indonesia

2.1.4 Kandungan Kimia Tanaman

Daun seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin, minyak atsiri, flavo-

glukosida (apiin), apigenin, kolin, lipase, asparagin, alkaloid serta vitamin.

Seluruh herba seledri mengandung glikosida apiin (glikosida flavon), isoquersetin,

dan umbelliferon, juga mengandung mannite, inosite, asparagine, glutamine,

choline, linamarose, provitamin A, vitamin C dan vitamin B. Kandungan asam-

asam dalam minyak atsiri pada biji, antara lain : asam-asam resin, asam-asam

lemak terutama palmitat, oleat, linoleat, dan petroselinat. Senyawa kumarin lain

ditemukan dalam biji, yaitu bergapten, seselin, isomperatorin, osthenol, dan

isopimpinelin (Sudarsono, et al., 1996 ).

2.2 Urang Aring

2.2.1 Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae

Marga : Eclipta

Jenis : Eclipta alba (L.)

[Sumber:plantamor.com]

Gambar 2.2. Tanaman Urang Aring

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

7

Universitas Indonesia

2.2.2 Pengenalan Spesifikasi Tanaman

Urang aring merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di tempat

terbuka, seperti tanah lapang, pinggir selokan atau pinggir jalan. Tumbuhan ini

dapat tumbuh subur baik di tepi pantai dan daerah pegunungan yang

ketinggiannya 1.500 m di atas permukaan laut. Morfologi daun yaitu helaian daun

rapuh, umumnya tidak utuh, warna hijau kelabu, bentuk bundar telur memanjang

sampai bentuk lanset memanjang, panjang 2 cm sampai 12 cm, lebar 5 mm

sampai 3 cm. Ujung daun runcing, pangkal daun menyempit, pinggir daun

bergerigi atau hampir rata, dan tidak memiliki tangkai daun. Kedua permukaan

daun berambut, terasa kasar, permukaan bawah daun dekat bagian ujung berambut

warna putih (Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, 1989).

2.2.3 Manfaat Tanaman

Urang aring digunakan untuk berbagai tujuan yaitu. sebagai agen

antihepatotoksik, dan pengobatan penyakit kuning. Ekstrak akar urang aring

digunakan sebagai emetik, pencahar dan juga diterapkan secara eksternal sebagai

antiseptik untuk bisul dan luka. Selain itu, urang aring dapat dimanfaatkan untuk

gusi bengkak, menghitamkan dan menyuburkan rambut, dan koreng di kepala.

2.2.4 Kandungan Kimia Tanaman

Tanaman ini mengandung ekliptin, α-tertienilmetanol, turunan tiofen,

yaitu 2-(buta-1,3-diinil)-5-(but-3-en-1-inil)tiofen dan 2-(buta-1,3-diinil)-5-(4-

kloro-3-hidroksibut-1-inil)tiofen,5-(3-buten-1-inil)-2,2’-bitienil-5’-metilasetat,

dan wedelolakton (Perry, 1980). Tumbuhan ini juga mengandung kumestan,

triterpenoid glycosida, triterpenoid saponin, flavonoid. (Datta, et al., 2009 ).

2.3 Rambut

2.3.1. Pengertian dan Klasifikasi Rambut

Rambut merupakan tambahan pada kulit kepala yang memberikan

kehangatan, perlindungan dan keindahan. Semua jenis rambut tumbuh dari akar

rambut yang ada di dalam lapisan dermis dari kulit. Menurut letaknya rambut

yang tumbuh keluar dari akar rambut ada 2 bagian, yaitu bagian yang ada di

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

8

Universitas Indonesia

dalam kulit dan bagian yang ada di luar kulit. Bagian rambut yang keluar dari

kulit dinamakan batang rambut. Rambut pada kepala dan tubuh memiliki 4 jenis

rambut, yaitu:

a. Rambut yang panjang dan agak kasar yakni rambut kepala.

b. Rambut yang agak kasar tetapi pendek yang berupa alis

c. Rambut yang agak kasar tetapi tidak sepanjang rambut di kepala,

contohnya rambut ketiak.

d. Rambut yang halus yang terdapat pada pipi, dahi, lengan, perut,

punggung dan betis.

2.3.2 Anatomi Rambut

2.3.2.1 Batang Rambut

Bagian rambut yang ada di bagian luar kulit dinamakan batang rambut.

Jika batang rambut dipotong melintang, maka terlihat tiga lapisan dari luar ke

dalam, yaitu:

a. Kutikula rambut, terdiri dari sel-sel keratin yang pipih, dan saling

bertumpuk seperti sisik ikan. Lapisan ini keras dan berfungsi melindungi

rambut dari kekeringan dan masuknya bahan asing ke dalam batang

rambut.

b. Korteks rambut, adalah lapisan yang lebih dalam, terdiri dari sel-sel yang

memanjang, tersusun rapat. Lapisan ini sebagian besar terdiri dari pigmen

rambut dan rongga rongga udara. Struktur korteks menentukan tipe

rambut, yaitu lurus, berombak atau keriting. Lapisan korteks merupakan

lapisan yang agak lunak dan mudah dirusak oleh bahan kimia yang masuk

ke dalam rambut.

c. Medula rambut, terdiri dari tiga atau empat lapis sel yang berbentuk

kubus, berisikan keratohialin, butir-butir lemak dan rongga udara.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

9

Universitas Indonesia

[Sumber: Sonntag, Linda, 1992 ]

Gambar 2.3. Batang rambut

2.3.2.2 Akar Rambut

Akar rambut atau folikel rambut adalah bagian rambut yang terletak

di dalam lapisan dermis kulit. Folikel rambut dikelilingi oleh pembuluh-pembuluh

darah yang memberikan makanan. Pada akar rambut terlihat otot penegak rambut

yang menyebabkan rambut berdiri bila merasa ketakutan. Akar rambut terdiri dari

dua bagian, yaitu :

a. Umbi rambut, bagian rambut yang akan terbawa jika rambut dicabut.

b. Papil rambut, bagian yang tertinggal di dalam kulit meskipun rambut dicabut

sampai akar-akarnya, sehingga akan selalu tejadi pertumbuhan rambut baru

kecuali jika papil rambut itu dirusak misalnya dengan bahan kimia atau arus

listrik (elektrolisis).

[Sumber: Sonntag, Linda, 1992 ]

Gambar 2.4. Anatomi rambut manusia

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

10

Universitas Indonesia

2.3.3. Siklus Pertumbuhan Rambut

Rambut dapat tumbuh dan bertambah panjang. Hal ini disebabkan oleh

sel-sel daerah matriks/umbi yang secara terus menerus membelah. Rambut

mengalami proses pertumbuhan menjadi dewasa dan bertambah panjang lalu

rontok dan kemudian terjadi pergantian rambut baru, hal ini dinamakan siklus

pertumbuhan rambut. Siklus pertumbuhan rambut telah dimulai saat janin berusia

4 bulan di dalam kandungan. Pada usia ini bibit rambut sudah ada dan menyebar

rata diseluruh permukaan kulit. Diakhir bulan ke-6 atau awal bulan ke-7 usia

kandungan, rambut pertama sudah mulai tumbuh dipermukaan kulit, yaitu berupa

rambut lanugo, atau rambut khusus bayi dalam kandungan.

Kemudian menjelang bayi lahir atau tidak lama sesudah bayi lahir, rambut

bayi ini akan rontok, diganti dengan rambut terminal. Itulah sebabnya ketika bayi

lahir, ada yang hanya berambut halus dan ada juga yang sudah berambut kasar

dan agak panjang, bahkan kadang-kadang sudah mencapai panjangnya antara 2-3

cm. Kecepatan pertumbuhan rambut sekitar 1/3 mm per hari atau sekitar 1 cm

perbulan. Rambut tidak mengalami pertumbuhan secara terus menerus. Pada

waktu-waktu tertentu pertumbuhan rambut itu terhenti dan setelah mengalami

istirahat sebentar, rambut akan rontok sampai ke umbi rambutnya sementara itu,

papil rambut sudah membuat persiapan rambut baru sebagai gantinya.

Pertumbuhan rambut mengalami pergantian melalui 3 fase yaitu fase

pertumbuhan (anagen), fase istirahat (katagen) dan fase kerontokan (telogen),

baru kemudian dimulai lagi dengan fase anagen yang baru.

1. Fase Anagen

Fase inisiasi atau fase awal pertumbuhan aktif rambut. Fase ini

berlangsung 2-6 tahun Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru

mendorong sel-sel yang lebih tua ke atas (Djuanda, Hamzah, & Aisah, 2010).

2. Fase Katagen

Fase ini disebut juga sebagai masa peralihan yang didahului oleh

penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut

menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

11

Universitas Indonesia

sehingga terbentuk gada (club). Masa peralihan ini berlangsung selama 2-3

minggu (Djuanda, Hamzah, & Aisah, 2010).

3. Fase Telogen

Fase ini merupakan fase istirahat yang terjadi selama 100 hari. Fase

telogen dimulai dengan memendeknya sel-sel epitel dan terbentuk tunas kecil

yang membuat rambut baru, sehingga rambut lama akan terdorong keluar

(Djuanda, Hamzah, & Aisah, 2010).

[Sumber: Djuanda, Hamzah dan Aisah, 2010]

Gambar 2.5. Siklus pertumbuhan rambut

2.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut

2.3.4.1 Keadaan Fisiologi

a. Hormon

Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen dan tiroksin. Hormon

androgen dapat mengganggu pertumbuhan rambut, Hormon ini membuat folikel

rambut menyusut menjadi tipis dan rambut baru tidak tumbuh dengan baik. Pada

wanita hormon estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

12

Universitas Indonesia

memperpanjang fase anagen. Hormon tiroksin dapat mempercepat fase anagen

(Djuanda, Hamzah, & Aisah, 2010).

b. Nutrisi

Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi

protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya

kehilangan pigmen setempat dapat menyebabkan rambut tampak berbagai warna.

Kekurangan vitamin B12, asam folat, dan zat besi dapat menyebabkan kerontokan

rambut (Djuanda, Hamzah, & Aisah, 2010).

2.3.4.2 Keadaan Patologi

a. Peradangan sistemik atau setempat

Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi

atrofi dan folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan

bulu mata (madarosis). Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat

menyebabkan rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata

sehingga disebut moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut

akan menyebabkan kerontokan, maupun kerusakan batang rambut (Djuanda,

Hamzah, & Aisah, 2010).

b. Obat

Obat yang dapat menghalangi pembentukan batang rambut dapat

menyebabkan kerontokan, umumnya obat antineoplasma misalnya bleomisin,

endoksan, vinkristin, dan obat antimitotik, misalnya kolkisin (Djuanda, Hamzah,

& Aisah, 2010).

2.3.5 Komposisi Kimia Rambut (Mitsui,1997)

Komponen kimia dari rambut yang paling banyak adalah protein.

Komponen lain yang dalam jumlah kecil adalah pigmen melanin, lemak, unsur

penumbuh, dan air.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

13

Universitas Indonesia

a. Asam Amino

Komponen protein rambut yang utama adalah keratin, yang terdiri dari

unsur sistin (cystine) yaitu senyawa asam amino yang memiliki unsur sulfida.

Laki – laki memiliki cystine yang lebih banyak sehingga rambut lebih kuat

dibandingkan dengan perempuan.

b. Pigmen Melanin

Jumlah pigmen melanin rambut manusia adalah kurang dari 3% dari total

komposisi kimia rambut.

c. Unsur Penumbuh

Unsur penumbuh yang berupa logam pada rambut adalah tembaga, seng,

besi, mangan, kalsium, magnesium, dan lain-lain. Terdapat juga komponen

anorganik seperti fosfor dan silikon.

d. Lemak

Jumlah lemak pada tiap individu bervariasi mulai dari 1 % sampai 9 %

dari total komposisi kimia rambut. Lemak pada rambut sama dengan lemak pada

kulit, yang diklasifikasikan menjadi lemak eksternal dan internal.

e. Air

Konsentrasi air pada rambut tergantung pada kelembapan dari lingkungan

sekitarnya. Namun, pada suhu kamar dan kelembapan 65 %, konsentrasi air pada

rambut sekitar 12-13 %.

2.4 Ekstraksi Simplisia

2.4.1 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun kecuali pengeringan. Ada tiga macam simplisia

yaitu simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral. Simplisia nabati

adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat

tanaman. Eksudat tanaman merupakan isi yang spontan keluar dari tanaman atau

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

14

Universitas Indonesia

isi sel yang dikeluarkan dari selnya dengan cara tertentu dan belum berupa zat

kimia murni (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1977 ).

2.4.2 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,1995 ).

2.4.3 Metode Ekstraksi

Ekstraksi atau penyarian merupakan pemindahan massa zat aktif yang

semula berada dalam sel, ditarik oleh cairan penyari tertentu sehingga terjadi zat

aktif dalam cairan penyari. Metode penyarian yang digunakan tergantung pada

wujud dan kandungan zat dari bahan yang akan disari (Harborne, 1973).

2.4.3.1 Ekstraksi dengan menggunakan pelarut

a. Cara Dingin

1. Maserasi

Maserasi berasal dari bahasa latin macerare yang artinya merendam

merupakan proses pengekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut dengan

beberapa kali pengocokan pada temperatur ruangan. Maserasi adalah proses

pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali

pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan. Secara teknologi

termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada

keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang terus

menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah

dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

15

Universitas Indonesia

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur

ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara,

tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus

sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

b. Cara Panas

1. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,

selama waktu tertentu dari jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan

adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu

pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.

2. Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan

jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

3. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik yaitu dengan pengadukan kontinu pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan yaitu secara umum

dilakukan pada temperatur 40-500C.

4. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-980C)

selama waktu tertentu (15-20 menit).

5. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 300C) dan temperatur

sampai titik didih air.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

16

Universitas Indonesia

2.4.3.2 Destilasi uap

Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak

atsiri) dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa

tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara

kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran

(senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama

senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian. Destilasi

uap, bahan (simplisia) benar – benar tidak tercelup ke air yang mendidi, namun

dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi.

2.5 Mikroemulsi

2.5.1 Definisi Mikroemulsi

Mikroemulsi merupakan sistem dispersi yang terdiri dari minyak, air,

surfaktan, dan kosurfaktan. Secara operasional dapat didefinisikan sebagai

dispersi dari cairan – cairan yang tidak larut dalam suatu cairan yang kedua, yang

terlihat jernih dan homogen pada mata biasa. Adanya surfaktan dan kosurfaktan

dalam sistem dapat menurunkan tegangan antar muka minyak dengan air.

Mikroemulsi memiliki ukuran globul kurang dari 100 nm, sehingga mikroemulsi

terlihat transparan.

Bila dibandingkan dengan emulsi, banyak karakteristik dari mikroemulsi

yang membuat sediaan ini menarik untuk digunakan sebagai salah satu sistem

penghantaran obat (drug delivery system) antara lain mempunyai kestabilan dalam

jangka waktu lama secara termodinamika, jernih dan transparan, dapat disterilkan

secara filtrasi, biaya pembuatan murah, mempunyai daya larut yang tinggi serta

mempunyai kemampuan berpenetrasi yang baik. Karakteristik tersebut membuat

mikroemulsi mempunyai peranan penting sebagai alternatif dalam formula untuk

zat aktif yang tidak larut

Selain bermanfaat sebagai pembawa dalam penghantaran obat,

mikroemulsi juga bermanfaat sebagai lubrikan, cutting oils, penghambat korosi,

textile finishing, pembawa bahan bakar, membran liquid, dan berbagai manfaat

lainnya. Sebagai sistem penghantaran obat, mikroemulsi dapat digunakan untuk

pemberian secara oral, intradermal, intramuskular, okular, maupun pulmonal.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

17

Universitas Indonesia

Menurut Winsor, mikroemulsi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu : minyak dalam

air (m/a) jika jumlah volume minyak lebih kecil daripada volume air, air dalam

minyak (a/m) jika jumlah volume air lebih kecil daripada volume minyak,

bicontinuous adalah transisi dari mikroemulsi tipe a/m atau m/a yang terbentuk

dengan mengubah volume minyak dan air

Gambar 2.6. Struktur mikroemulsi m/a; a/m; dan bicontinuous

2.5.2 Stabilitas Mikroemulsi

Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau

kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang

periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas kekuatan,

kualitas dan kemurnian produk tersebut. Sediaan kosmetika yang stabil adalah

suatu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat diterima selama periode

waktu penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan karakteristiknya sama

dengan dimilikinya pada saat dibuat ( Djajadisastra, 2004 ).

Ketidakstabilan fisik sediaan ditandai dengan adanya pemucatan warna

atau munculnya warna, timbul bau, perubahan atau pemisahan fase, pecahnya

emulsi, pengendapan suspensi atau caking, perubahan konsistensi, pertumbuhan

kristal, terbentuknya gas, dan perubahan fisik lainnya. Mikroemulsi yang stabil

ditandai dengan dispersi globul yang seragam dalam fase kontinu. stabilitas suatu

mikroemulsi dapat dipengaruhi oleh kontaminasi dan pertumbuhan mikroba serta

perubahan fisika dan kimia lainnya. Seperti emulsi, ketidakstabilan mikroemulsi

bisa digolongkan sebagai berikut:

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

18

Universitas Indonesia

1. Creaming

Creaming adalah pemisahan fase emulsi yang didasarkan atas perbedaan

densitas antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Creaming merupakan

proses yang tidak diinginkan, namun keadaan seperti ini dapat didispersi kembali

dengan pengocokan. Untuk mencegah creaming, densitas fase terdispersi dan

medium pendispersi harus hampir sama.

2. Flokulasi

Flokulasi adalah penggabungan globul-globul bergantung pada gaya tolak

menolak elektrostatis (zeta potensial). Ketidakstabilan ini masih dapat diperbaiki

dengan pengocokan karena film antar permukaan masih ada (Martin, Swarbrick,

& Cammarata, 1993).

3. Coalescence (breaking, cracking)

Koalesens adalah proses dimana tetesan fase dalam mendekat dan

berkombinasi membentuk partikel lebih besar dan menjadi suatu lapisan. Hal ini

terjadi bukan hanya karena energi bebas permukaan tetapi juga karena tidak

semua globul terlapisi oleh film antarmuka (Martin, Swarbick & Cammarata,

1993). Ketidakstabilan ini merupakan kerusakan yang lebih besar daripada

creaming. Usaha untuk menstabilkan kembali ketidakstabilan ini tidak dapat

dilakukan dengan pengocokan, biasanya diperlukan pengemulsi tambahan dan

pemrosesan kembali (Ansel, 1989).

4. Inversi

Inversi adalah peristiwa dimana fase eksternal menjadi fase internal, dan

Sebaliknya.

2.5.3 Komponen Penyusun Mikroemulsi

Pada pemilihan sebagai fase minyak digunakan Isopropil Miristat. Pada

penelitian ini digunakan juga bahan tambahan yang terdiri atas surfaktan,

kosurfaktan, antioksidan, pengawet, dan air. Uraian bahan-bahan tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

19

Universitas Indonesia

a. Fase Minyak

Isopropil Miristat (Rowe et al., 2009)

Isopropil Miristat memiliki rumus molekul C17H34O2 dan berat molekul

270.5. Senyawa ini jernih, berupa larutan, tidak berbau,

viskositas larutn rendah dan mengental pada suhu sekitar 58oC. Isopropil miristat

terdiri dari ester dari propan-2-ol dan asam lemak jenuh dengan berat molekul

tinggi, terutama asam miristat. Senyawa ini sering digunakan secara luas dalam

bidang kosmetik karena sifatnya yang tidak toksik dan tidak mengiritasi. Aplikasi

formulasi untuk kosmetik topikal adalah sebagai basis semisolid seperti krim,

lotion, pada sediaan make-up, rambut, dan kuku. Di dalam sediaan mikroemulsi

digunakan sebanyak < 50 % dan memiliki nilai HLB 11.5

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.7. Struktur Kimia Isopropil Miristat (telah diolah kembali)

b. Surfaktan

Tween 80 (Rowe, et al., 2009).

Tween 80 atau Polyoxyethylene 80 sorbitan monolaurate dengan rumus

molekul C64H124O26 dan berat molekul 1128 adalah ester asam lemak dari sorbitol

yang digunakan sebagai surfaktan atau emulsifying agent pada pembuatan emulsi

maupun mikroemulsi minyak dalam air dengan nilai HLB 15 dan dapat larut

dalam etanol dan air. Warna menjadi tidak rata atau terjadi pengendapan bila

terdapat substansi lain seperti fenol, tanin, dan tar.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

20

Universitas Indonesia

O

HO(H2CH2CO)20

(OCH2CH2)20OH

(OCH2CH2)20OH

(OCHCH2)20 O C

O

C17H33

[Sumber : PubChem.com]

Gambar 2.8. Struktur Kimia Tween 80 (telah diolah kembali)

c. Kosurfaktan/Kosolven

1. Propilen glikol (Rowe, et al., 2009).

Propilen glikol memiliki rumus molekul C3H8O2 dan berat molekul 76.09.

Organoleptis dari Propilen glikol adalah jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

kental, memiliki rasa manis. Propilen glikol relatif tidak toksik, secara luas

digunakan sebagai humektan untuk menjaga agar sediaan tidak kehilangan

kandungan airnya secara drastis, pelarut, dan pengawet dalam berbagai formulasi

parenteral dan non parenteral, pelarut yang lebih baik dibandingkan dengan

gliserin, aktivitas antiseptiknya setara dengan etanol dan dapat menghambat

pertumbuhan jamur. Propilen glikol juga digunakan pada industri kosmetik

sebagai pembawa untuk emulgator dan pada industri makanan

H 3CO H

O H

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.9. Struktur Kimia Propilen glikol (telah diolah kembali)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

21

Universitas Indonesia

2. Etanol (Rowe, et al., 2009).

Etanol memiliki rumus molekul C2H6O dengan berat molekul 46.07.

Kategori fungsinya adalah sebagai pengawet, disinfektan, meningkatkan penetrasi

ke kulit dan sebagai pelarut. Konsentrasi pemakaian untuk sediaan topikal adalah

60–90 %. Di dalam kondisi asam, etanol dapat bereaksi dengan agen

pengoksidasi, bila di campur dengan alkali dapat mengubah warna menjadi lebih

gelap.

H3CH2C OH

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.10. Struktur Kimia Etanol (telah diolah kembali)

d. Bahan pengawet

1. Metilparaben (Rowe, et al., 2009).

Nipagin atau metilparaben adalah antimikroba yang memiliki rumus

molekul C8H8O3 dan berat molekul 152.15. Paraben efektif pada kisaran pH yang

luas dan memiliki spektrum aktivitas antimikroba yang luas, merupakan salah satu

pengawet yang paling efektif terhadap ragi dan kapang. Konsentrasi pemakaian

pada sediaan topikal adalah 0.02–0.3 % dan aktivitas mikrobanya adalah pada

rentang pH 4–8.

H O

O C H 3

O

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.11. Struktur Kimia Metilparaben (telah diolah kembali)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

22

Universitas Indonesia

2. Propilparaben (Rowe, et al., 2009).

Nipasol atau propilparaben adalah antimikroba yang memiliki rumus

molekul C10H12O3 dan berat molekul 180,20. Propilparaben merupakan salah satu

dari pengawet yang paling sering digunakan dalam sediaan kosmetik.

Antimikroba ini sering dikombinasi dengan ester paraben yang lain atau agen

antimikroba yang lainnya. Konsentrasi pemakaian pada sediaan topikal adalah

0.01–0.6 %. Aktivitas antimikrobranya berada pada pH 4-8. Propilparaben larut

dalam aseton, etanol 95 %, eter, sukar larut dalam air.

H O

OC H 3

O

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.12. Struktur Kimia Propilparaben (telah diolah kembali)

e. Antioksidan

1. Butil hidroksitoluen (Rowe et al., 2009)

Butil hidroksitoluen praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol.

Mudah larut dalam aseton, benzene, etanol 95 %, eter, metanol, dan toluen. BHT

banyak digunakan sebagai antioksidan untuk memperlambat atau mencegah

oksidasi dari fase lemak dan minyak. Pada sediaan topikal biasa digunakan

sebesar 0,0075-0,1%. Walaupun telah dilaporkan adanya beberapa reaksi efek

samping pada kulit, BHT tetap dinyatakan sebagai zat yang tidak mengiritasi dan

tidak mensensitasi jika digunakan dengan konsentrasi yang biasa digunakan

sebagai antioksidan.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

23

Universitas Indonesia

O H

C (C H 3)3(H 3C )3C

C H 3

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.13. Struktur Kimia Butil hidroksitoluen (telah diolah kembali)

2. Vitamin E (Rowe et al., 2009)

Vitamin E atau alpha tocopherol dengan rumus molekul C29H50O2 dan

berat molekul 430,72 merupakan senyawa yang sangat lipofilik, dan pelarut yang

sangat baik untuk obat kelarutannya buruk. Efektivitas antioksidan dapat

ditingkatkan dengan cara menambahkan minyak yang larut sinergis seperti lesitin

dan ascorbyl palmitate. Konsentrasi pemakaian pada sediaan adalah 0.001–0.05%

v/v. Vitamin E telah digunakan untuk pengembangan liposom dalam sediaan

topikal.

[Sumber : Rowe et al, 2009]

Gambar 2.14. Struktur Kimia Vitamin E

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

24

Universitas Indonesia

f. Fase Air

Aquadestilata (Rowe, et al., 2009)

Aquadestilata secara luas digunakan sebagai pelarut dan pembawa pada

formulasi farmasetika. Untuk aplikasi farmasi, air dimurnikan dengan cara

destilasi, pertukaran ion, reverse osmosis (RO), atau beberapa proses lain yang

sesuai untuk menghasilkan aquadestilata. Karakteristik aquadestilata adalah cairan

bening, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

25 Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia, Farmasetika dan

Farmakologi Departemen Farmasi Universitas Indonesia dimulai dari bulan

Februari 2012 sampai bulan Mei 2012.

3.2 Alat

Evaporator (Janke dan Kunkel IKA-Labortechnik), penangas air (Imperial

IV), viskometer Hoopler (Haake PRUFSCHEIN, Jerman), pH-meter tipe 510

(Eutech Instrument, Singapura), sentrifugator (Kubota 5100, Jepang), oven

(Memmert, Jepang), piknometer (pyrex), timbangan analitik tipe 210-LC

(ADAM, Amerika Serikat), lemari pendingin (LG, Korea), particle size analyzer

(Malvern, Jerman), homogenizer (Multimix CKL, Amerika Serikat), mikroskop

optik (Nikon model Eclipse E 200, Jepang), tensiometer Du Nuoy (Cole Parmer

Surface Tensiomat 21, Amerika Serikat), jangka sorong (Tricle, China) dan alat-

alat gelas.

3.3 Bahan

Simplisia daun seledri (Balitro, Indonesia), simplisia daun urang aring

(Balitro, Indonesia), etanol 96% (Indonesia), isopropil miristat (Merck, Jerman),

propilen glikol (diperoleh dari PT. Brataco, Indonesia), tween 80 (diperoleh dari

PT. Brataco, Indonesia), butil hidroksitoluen (diperoleh dari PT. Brataco,

Indonesia), vitamin E (Cognis, Indonesia), metilparaben (Jepang), propilparaben

(Jepang), krim Veet (diperoleh dari PT. Reckitt Benckiser, Indonesia),

aquadestilata.

3.4 Hewan Uji

Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan galur Spraque Dawley

berumur 7-8 minggu sebanyak dua puluh lima ekor dengan bobot berkisar 130-

220 gram (Institut Pertanian Bogor, Indonesia).

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

26

Universitas Indonesia

3.5 Metode Pelaksanaan

3.5.1. Ekstraksi Daun Seledri ( BPOM RI, 2004 )

Sejumlah 394 gram serbuk kering daun seledri dimasukkan ke dalam botol

coklat lalu ditambahkan 2 liter etanol 96 % . Kemudian dimaserasi selama 6 jam,

lalu didiamkan selama 24 jam. Hasil maserasi disaring dengan penyaring vakum

lalu dipisahkan, proses diulangi empat kali dengan menggunakan pelarut yang

sama yaitu etanol 96% dan dalam jumlah yang sama. Kemudian semua maserat

yang telah disaring dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum pada suhu

50oC. Setelah ekstrak mulai mengental lalu diuapkan di water bath pada suhu

40oC untuk menguapkan seluruh pelarut yang masih tersisa pada ekstrak hingga

diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat

3.5.2. Ekstraksi Daun Urang Aring

Sejumlah 270 gram serbuk kering daun urang aring dimasukkan ke dalam

botol coklat lalu ditambahkan 1,3 liter etanol 96 %. Kemudian dimaserasi selama

6 jam, lalu didiamkan selama 24 jam. Hasil maserasi disaring dengan penyaring

vakum lalu dipisahkan, proses diulangi empat kali dengan menggunakan pelarut

yang sama yaitu etanol 96% dan dalam jumlah yang sama. Kemudian semua

maserat yang telah disaring dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum

pada suhu 50oC. Setelah ekstrak mulai mengental lalu diuapkan di water bath

pada suhu 40oC untuk menguapkan seluruh pelarut yang masih tersisa pada

ekstrak hingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan

dicatat

3.5.3 Pembuatan Mikroemulsi

3.5.3.1 Formulasi Mikroemulsi

Formulasi mikroemulsi dibuat dengan tiga variasi konsentrasi ekstrak

yaitu ekstrak daun seledri 10%, ekstrak urang aring 10%, dan kombinasi ekstrak

daun seledri 5% dengan ekstrak daun urang aring 5% (b/b). Perhitungan

persentase komposisi bahan masing-masing gel dapat dilihat seperti pada tabel

berikut :

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

27

Universitas Indonesia

Tabel 3.1. Komposisi Bahan dalam Sediaan Mikroemulsi

BahanKonsentrasi (%) (b/b)

Kontrolperlakuan

(%)

Formula A(%)

Formula B(%)

Formula C(%)

Ekstrak daunSeledri

- 10 - 5

Ekstrak daunUrang aring

- - 10 5

IsopropilMiristat

3,00 3,00 3,00 3,00

Tween 80 40,00 40,00 40,00 40,00

Propilen glikol 5,00 5,00 5,00 5,00

Etanol 96% 15,00 15,00 15,00 15,00

Metil paraben 0,30 0,30 0,30 0,30

Propil paraben 0,06 0,06 0,06 0,06

ButilHidroksitoluen

0,10 0,10 0,10 0,10

Vitamin E 0,05 0,05 0,05 0,05

Air destilata 36,49 26,49 26,49 26,49

3.5.3.2. Cara Pembuatan

a. Percobaan pendahuluan

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kondisi percobaan dan

komposisi bahan yang sesuai untuk menghasilkan sediaan mikroemulsi yang

jernih dan stabil. Kondisi yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan

mikroemulsi ini meliputi kecepatan pengadukan, temperatur, dan lama

pengadukan. Komposisi bahan yang dibuat meliputi variasi konsentrasi ekstrak

daun seledri dan daun urang aring. Maka percobaan pendahuluan yang dilakukan

adalah dengan memvariasikan hal-hal berikut:

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

28

Universitas Indonesia

1. Kecepatan pengadukan (800, 1000, 2000, 10.000, 3200, rpm )

2. Lama pengadukan 3 – 5 menit

3. Suhu 28 ºC dan 40 ºC

4. Komposisi bahan mikroemulsi meliputi konsentrasi isopropil miristat

3% sebagai fase minyak (b/b), konsentrasi tween 80 sebagai

surfaktan 30% dan 40% (b/b), variasi konsentrasi etanol 96% sebagai

kosolven yaitu 3%, 8%, dan 10% (b/b), konsentrasi propilen glikol

sebagai kosolven yaitu 5% (b/b), metilparaben 0,3% (b/b) dan

propilparaben 0,06% (b/b) sebagai pengawet, vitamin E 0,05% (b/b)

dan butil hidroksitoluen 0,1% (b/b) sebagai antioksidan, variasi

konsentrasi zat aktif yaitu ekstrak seledri 10% (b/b), ekstrak urang

aring 10% (b/b), kombinasi konsentrasi ekstrak seledri 5% (b/b) dan

ekstrak urang aring 5% (b/b).

b. Percobaan Utama

Pembuatan mikroemulsi dilakukan dengan melarutkan terlebih

dahulu pengawet didalam propilen glikol, pada wadah yang terpisah

vitamin E dicampurkan ke dalam fase minyak yaitu isopropil miristat.

Setelah itu butil hidroksitoluen dan ekstrak dilarutkan ke dalam etanol

96%. Selanjutnya, fase minyak, fase air, dan surfaktan dicampurkan dan

diaduk dengan homogenizer pada kecepatan 1000 rpm selama 5 menit

pada suhu kamar sambil ditambahkan kosolven sedikit demi sedikit

selama 5 menit. Selanjutnya sediaan didiamkan selama 2-3 jam agar

terbentuk mikroemulsi yang jernih.

3.5.4. Evaluasi Mikroemulsi

3.5.4.1. Uji Organoleptis

Pemeriksaan sediaan mikroemulsi yang dilakukan meliputi terjadinya

perubahan warna, bau, kejernihan, pemisahan fase atau pecahnya mikroemulsi.

Pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu sekali selama 8 minggu.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

29

Universitas Indonesia

3.5.4.2. Penentuan Tegangan Permukaan Mikroemulsi (Instruction Manual Part #

105654 Surface Tensiomat Model 21, 2000).

Tegangan permukaan diukur dengan menggunakan metode cincin Du

Nouy (timbangan torsi) dengan alat tensiometer Du Nouy.

Mikroemulsi dimasukkan ke dalam wadah gelas hingga mencapai batas

ketinggian gelas yang telah ditetapkan. Wadah tersebut diletakkan di atas meja

sampel. Meja sampel digerakkan ke atas hingga cincin platinum iridium berada

pada kedalaman 0,5 cm dari permukaan mikroemulsi. Knob torsion pada sisi

kanan alat diputar hingga angka nol pada knob torsion sejajar dengan angka nol

pada knob zero yang terdapat di depan knob torsion. Motor pada posisi Neutral

diubah ke posisi Up. Cincin akan bergerak ke atas dan knob zero mulai berputar.

Knob zero akan berhenti pada suatu angka yang akan menunjukkan tegangan

permukaan mikroemulsi. Angka yang dihasilkan (P) dikalikan dengan faktor

koreksi (F) untuk menghasilkan tegangan permukaan yang absolut (S).

= × (3.1)

3.5.4.3. Pengukuran Bobot Jenis Mikroemulsi (Departemen Kesehatan RI, 1995)

Bobot jenis diukur dengan menggunakan piknometer yang bersih dan

kering. Pada suhu ruangan, piknometer kosong ditimbang (A g) kemudiaan diisi

dengan air dan ditimbang (A1 g). Air dikeluarkan dari piknometer dan piknometer

dibersihkan. Sediaan mikroemulsi lalu diisikan ke dalam piknometer dan

ditimbang (A2 g). Bobot jenis sediaan diukur dengan perhitungan sebagai berikut:

Bobot jenis = A2 – A x bobot jenis air (g/ml) (3.2)

A1 – A

3.5.4.4. Pengukuran pH (Departemen Kesehatan RI, 1995)

pH diukur dengan alat potensiometrik (pH meter). Kalibrasi pH meter

dengan mencelupkan elektroda pada dua larutan dapar sehingga pH larutan uji

diharapkan terletak diantaranya biasanya digunakan dapar standar pH 4 dan pH 7.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

30

Universitas Indonesia

Pengukuran dilakukan pada suhu ruang yaitu 280C ± 20C setiap 2 minggu sekali

selama 8 minggu.

3.5.4.5. Uji Stabilitas Fisik Mikroemulsi (Bajpai, M., 2009)

a. Pada suhu kamar (28º ± 2ºC)

Sampel mikroemulsi disimpan pada suhu kamar (28±2°C) selama 8

minggu, kemudian dilakukan pengamatan organoleptis (perubahan warna, bau,

pemisahan fase, kejernihan) dan pengukuran pH, dengan pengamatan setiap 2

minggu sekali.

b. Pada suhu rendah (4º ± 2ºC)

Sampel mikroemulsi disimpan pada suhu rendah (4±2°C) selama 8

minggu, kemudian dilakukan pengamatan organoleptis (perubahan warna, bau,

pemisahan fase, kejernihan) dan pengukuran pH, dengan pengamatan setiap 2

minggu sekali

c. Pada suhu tinggi (40º ± 2ºC)

Sampel mikroemulsi disimpan pada suhu tinggi (40±2°C) selama 8

minggu, kemudian dilakukan pengamatan organoleptis (perubahan warna, bau,

pemisahan fase, kejernihan) dan pengukuran pH, dengan pengamatan setiap 2

minggu sekali

d. Cycling Test

Sediaan mikroemulsi disimpan pada suhu dingin 4±2°C selama 24 jam

lalu dikeluarkan dan ditempatkan pada suhu 40±2°C selama 24 jam (satu siklus).

Percobaan ini diulang sebanyak 6 siklus. Kejernihan dan kekeruhan mikroemulsi

setelah percobaan dibandingkan dengan sediaan sebelum percobaan.

e. Uji Sentrifugasi (Jufri, Binu, & Rahmawati, 2004)

Sediaan mikroemulsi dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi kemudian

dimasukkan ke dalam sentrifugator dengan kecepatan putaran 3800 rpm selama 5

jam. Hasil perlakuan tersebut ekuivalen dengan efek gravitasi selama satu tahun.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

31

Universitas Indonesia

Kondisi fisik mikroemulsi setelah percobaan dibandingkan dengan kondisi fisik

mikroemulsi sebelum percobaan.

3.5.4.6. Penentuan ukuran partikel mikroemulsi

Mikroemulsi diukur menggunakan alat Zetasizer Nano S (Malvern).

Mikroemulsi yang diukur adalah sediaan minggu ke-0 dan minggu ke-8 pada suhu

kamar.

3.5.4.7 Uji viskositas (Petunjuk Praktikum Farmasi Fisik, 2009)

Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer bola jatuh

dimana jenis bola yang digunakan adalah gelas stainless steel. Mikroemulsi

dimasukkan ke dalam suatu tabung gelas yang hampir vertikal dengan volume

tertentu. Bola yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung dan salah satu sisi

tabung ditutup agar mikroemulsi tidak keluar dari tabung, sedangkan sisi yang

lainnya ditutup sebelum mikroemulsi dimasukkan ke dalam tabung gelas.

Selanjutnya, tabung gelas diputar dan bola akan mulai bergerak ke bawah.

Waktu yang diperlukan bola untuk jatuh dihitung antara garis putih awal dan garis

putih akhir yang ada pada tabung gelas. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga

kali dan dihitung rata-ratanya. Kemudian, viskositas dari mikroemulsi diukur

dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

ƞ = ( − ) × (3.3)

Keterangan :

Ƞ = viskositas (mPa.s (cps))

t = lamanya bola jatuh antara kedua titik (s)

Sb = gravitasi jenis bola (g/cm3)

Sf = gravitasi jenis cairan (g/cm3)

B = konstanta bola (mPa.s.cm3/g.s)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

32

Universitas Indonesia

3.5.5 Uji Aktivitas Mikroemulsi Ekstrak Seledri dan Mikroemulsi Ekstrak Urang

Aring terhadap Pertumbuhan Rambut.

3.5.5.1 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan dilakukan sebelum hewan coba diberi ekstrak.

Jumlah tikus jantan yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan rumus empiris Federer: (n-1)(t-1) ≥ 15, dimana t menunjukkan

jumlah perlakuan dan n merupakan jumlah ulangan tiap kelompok hewan. Pada

penelitian ini terdapat 5 perlakuan, maka tiap perlakuan masing-masing terdiri

dari 5 ekor tikus.

Tikus jantan diaklimatisasi terlebih dahulu selama 2 minggu sebelum

percobaan dilakukan, kemudian dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompoknya

terdiri dari 5 ekor tikus. Rambut pada bagian punggung masing-masing tikus

dicukur dengan alat pencukur rambut dengan luas 4x5 cm2, setelah rambutnya

agak pendek, kemudian dioleskan dengan krim depilatori (krim Veet®) selama 3-

5 menit. Setelah itu, bilas dengan air hingga rambut rontok. Tepat ditengah bagian

punggung yang dicukur dibuat kotak dengan luas 2 cm x 2 cm untuk tiap daerah

uji dengan menggunakan spidol. Tikus didiamkan selama 48 jam kemudian bahan

uji baru dioleskan

3.5.5.2 Uji Aktivitas terhadap Pertumbuhan Rambut

Sediaan mikroemulsi dioleskan pada punggung tikus sebanyak 1 ml satu

kali sehari selama 3 minggu. Kelompok 1 tidak diolesi sediaan mikroemulsi

sebagai kontrol normal, kelompok 2 diolesi mikroemulsi yang tidak mengandung

ekstrak sebagai kontrol perlakuan, kelompok 3 diolesi mikroemulsi yang

mengandung ekstrak daun seledri 10% (Formula A), kelompok 4 diolesi

mikroemulsi yang mengandung ekstrak daun urang aring 10% (Formula B),

kelompok 5 diolesi mikroemulsi yang mengandung ekstrak daun seledri 5% dan

ekstrak daun urang aring 5% (Formula C).

Pengamatan panjang rambut pada tiap daerah dilakukan pada hari ke-7,

14, dan 21. Rambut tiap ekor tikus dicabut sebanyak sepuluh helai lalu diukur

dengan menggunakan jangka sorong. Data rata-rata panjang rambut tiap perlakuan

yang telah diperoleh diolah secara statistik untuk mengetahui perbedaan yang

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

33

Universitas Indonesia

bermakna antar kelompok perlakuan. Distribusi data yang normal dan homogen

diolah dengan metode uji ANOVA, sedangkan untuk distribusi data yang tidak

normal dan tidak homogen digunakan statistik nonparametik yaitu uji Kruskal

Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

34 Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bahan Simplisia

Simplisia daun seledri dan daun urang aring berasal dari daerah Lembang,

Jawa Barat. Hasil determinasi tanaman yang dilakukan di pusat penelitian biologi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menunjukkan bahwa simplisia yang

digunakan dalam penelitian adalah Apium graveolens L. suku Apiaceae dan

Eclipta prostrata (L.) L. suku Asteraceae. Hasil determinasi dapat dilihat pada

lampiran 34.

4.2 Rendemen

Maserasi dengan pelarut etanol 96% sebanyak lima kali menghasilkan

rendemen daun seledri dan daun urang aring diperoleh sebesar 44,42% dan

29,85%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Rendemen ekstrak daun seledri dan ekstrak daun urang aring

No. Ekstrak EtanolBobot daun kering

(gram)

Bobot ekstrak

(gram)

Rendemen ekstrak

(%)

1. Seledri 394 175 44,42

2. Urang aring 270 80,6 29,85

4.3 Pembuatan Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Ekstrak Daun Urang

Aring

4.3.1 Percobaan Pendahuluan

Pembuatan mikroemulsi dilakukan dengan berbagai variasi kecepatan

pengadukan, waktu yang dibutuhkan untuk pengadukan dan komposisi bahan

dalam sediaan. Oleh karena itu, dilakukan percobaan pendahuluan untuk

mendapatkan formula mikroemulsi yang tepat. Kecepatan pengadukan

divariasikan mulai dari 800 rpm - 10000 rpm. Pada kecepatan pengadukan 2000

rpm, 3200 rpm, 5000 rpm, dan 10.000 rpm selama 3 - 8 menit pada suhu kamar

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

35

Universitas Indonesia

(28º ± 2ºC), mikroemulsi tidak terbentuk, pecah dan banyak terbentuk busa. Hal

ini dikarenakan komposisi bahan tidak tepat yaitu jumlah tiap bahan dan jenis

bahan yang digunakan.

Kemudian dilakukan formulasi ulang dengan adanya penambahan

kosurfaktan etanol 96% dengan beberapa variasi konsentrasi, yaitu pertama

dengan konsentrasi 3 % pada kecepatan 800 rpm selama 5 menit pada suhu kamar

(28º ± 2ºC) lalu terbentuk mikroemulsi yang jernih setelah 2- 3 jam sediaan

didiamkan. Kedua, dengan konsentrasi 8,65% , ketiga dengan konsentrasi 10%

pada kecepatan 1000 rpm selama 5 menit pada suhu kamar (28º ± 2ºC) terbentuk

mikroemulsi yang jernih setelah 2- 3 jam sediaan didiamkan. Berikut adalah tabel

hasil percobaan pendahuluan :

Tabel 4.2. Hasil optimasi formulasi mikroemulsi

No. Bahan Konsentrasi Hasil

1. IPM ( Isopropil Miristat)

Tween 80

Propilen glikol

Aquadestilata

10%

40%

5%

45%

Mikroemulsi tidak

terbentuk, pecah,

banyak terbentuk

busa

Kecepatan = 3200 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 3-5 menit

2. IPM

Tween 20

Propilen glikol

Aquadestilata

10%

40%

5%

45%

Tidak terbentuk

mikroemulsi, pecah,

banyak terbentuk

busa

Kecepatan = 5000 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 5 meniit

3. IPM

Tween 20

Propilen glikol

Aquadestilata

10%

40%

5%

45%

Mikroemulsi tidak

terbentuk, pecah,

banyak busa

terbentuk

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

36

Universitas Indonesia

Kecepatan = 10.000 rpm

Suhu = 40oC

Waktu = 3 menit

4. IPM

Tween 80

Propilen glikol

Aquadestilata

10%

40%

5%

45%

Mikroemulsi tidak

terbentuk, pecah dan

banyak busa

Kecepatan = 2000 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 5 menit

5. IPM

Tween 80

Propilen glikol

Etanol 96%

Aquadestilata

3%

40%

5%

3%

49%

Terbentuk

mikroemulsi yang

jernih setelah sediaan

didiamkan selama 2-3

jam

Kecepatan = 800 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 5 menit

6. IPM

Tween 80

Propilen glikol

Etanol 96%

Aquadestilata

3%

40%

3%

8,65%

45,35%

Terbentuk

Mikroemulsi yang

jernih setelah

didiamkan selama 2-3

jam

Kecepatan = 1000 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 8 menit

7. IPM

Tween 80

Propilen glikol

Etanol 96%

Aquadestilata

5%

40%

5%

10 %

42%

Terbentuk

mikroemulsi yang

jernih setelah

didiamkan selama 1-2

jam

Kecepatan = 1000 rpm

Suhu = 28º ± 2ºC

Waktu = 5 menit

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

37

Universitas Indonesia

4.3.2 Percobaan Utama

Percobaan utama dilakukan setelah mendapatkan formula terbaik untuk

pembuatan mikroemulsi yang jernih dan stabil dari hasil percobaan pendahuluan.

Kondisi terbaik untuk membuat mikroemulsi adalah pada kecepatan pengadukan

1000 rpm, waktu pengadukan 5 menit, dan suhu kamar. Komposisi yang

digunakan untuk membuat 100 ml mikroemulsi (b/v) adalah Isopropil Miristat

sebagai fase minyak 3%, tween 80 sebagai surfaktan 40%, etanol 96% sebagai

kosurfaktan 15%, propilenglikol sebagai kosolven 5%, nipagin 0,3% dan 0,06%

nipasol sebagai pengawet, BHT 0,1 % dan vitamin E 0,05% sebagai antioksidan,

variasi konsentrasi ekstrak yaitu, ekstrak seledri 10%, ekstrak urang aring 10%

dan kombinasi ekstrak seledri 5% dengan ekstrak urang aring 5% sebagai zat

aktif.

4.4 Evaluasi Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Ekstrak Daun Urang

Aring

4.4.1 Pengukuran Tegangan Permukaan

Pada hasil pengukuran tegangan permukaan menggunakan tensiometer

Du Nuoy terhadap ketiga formula pada minggu ke-0 dan minggu ke-8, terlihat

bahwa masing-masing formula mikroemulsi memiliki tegangan permukaan yang

bervariasi. Namun, perbedaan tegangan permukaan antara ketiga formula

mikroemulsi tidak terlalu jauh. Hasil pengukuran tegangan permukaan formula A

(seledri 10%) , formula B (urang aring 10%), formula B (seledri 5% dan urang

aring 5%) berturut-turut pada minggu ke-0 adalah 37,80145318; 40,19094677;

41,39459622 dyne/cm, sedangkan pada minggu ke-8 berturut-turut adalah

40,19094677; 44,79565832; 40,19094677 dyne/cm. Peningkatan tegangan

permukaan pada formula A dan B disebabkan oleh surfaktan mengalami agregasi

membentuk misel sehingga surfaktan yang berada pada permukaan mikroemulsi

berkurang. Akan tetapi, peningkatan dan penurunan tegangan permukaan yang

terjadi pada ketiga formula tidak terlalu jauh. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa surfaktan yang digunakan mampu menurunkan tegangan permukaan dan

membantu pembentukan mikroemulsi.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

38

Universitas Indonesia

4.4.2 Pengukuran Bobot Jenis

Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap air volume sama yang

ditimbang di udara pada suhu yang sama (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Pengukuran bobot jenis dilakukan dengan menggunakan piknometer pada minggu

ke-0. Hasil yang diperoleh dari ketiga formula memiliki bobot jenis yang

bervariasi tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu jauh. Bobot jenis ketiga formula

berturut – turut dari formula A, formula B, formula C adalah 1,018847874;

1,024387187; 1,023108161 gram/ml. Hasil ini menunjukkan bahwa sediaan dapat

mengalir dengan baik dan mudah dituang.

4.4.3 Pengukuran Distribusi Ukuran Partikel Mikroemulsi

Distribusi ukuran partikel diukur dengan menggunakan alat particle size

analyzer (PSA). Pengukuran dilakukan terhadap ketiga formula pada minggu ke-0

dan minggu ke-8 pada suhu kamar. Pada minggu ke-0 formula A memiliki ukuran

partikel 15,17 nm, formula B memilki ukuran partikel 14,06 nm, dan formula C

memiliki ukuran partikel 13,01 nm. Pada minggu ke-8 distribusi ukuran partikel

formula A, formula B, dan formula C berturut- turut adalah 13,84 nm; 10,29 nm;

8,886 nm. Ukuran partikel dari ketiga formula mengalami penurunan setelah

penyimpanan selama 8 minggu. Hal ini disebabkan oleh solubilisasi yang terjadi

pada sediaan sehingga banyak misel yang terbentuk dan globul minyak

terperangkap dalam misel. Namun, perubahan ukuran dari minggu ke-0

dibandingkan dengan minggu ke-8 tidak berbeda sigifikan dan sediaan masih

berada dalam rentang ukuran partikel pada mikroemulsi.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

39

Universitas Indonesia

4.4.4 Pengukuran Viskositas

Mikroemulsi pada masing-masing formula yang dihasilkan memiliki tipe

aliran Newton. Hal tersebut terlihat dari bentuknya yang cair. Oleh karena itu,

nilai viskositas dari masing-masing formula diperoleh menggunakan viskometer

yang biasa digunakan untuk mengukur viskositas untuk tipe aliran sistem Newton.

Pada penelitian ini, viskometer yang digunakan adalah viskometer bola jatuh

dengan jenis bola yang digunakan adalah tipe stainless steel.

Pengukuran dilakukan pada minggu ke-0 dan minggu ke-8. Hasil yang

diperoleh pada minggu ke-0 pada formula A, formula B, dan formula C berturut-

turut adalah 1656,41; 1448,16; 1729,26 centipoise (cps). Setelah penyimpanan

selama 8 minggu pada kondisi penyimpanan suhu kamar terlihat bahwa viskositas

ketiga formula mikroemulsi mengalami peningkatan pada formula A, formula B,

dan formula C yang memiliki viskositas berturut- berturut adalah 2203,62;

4573,54; 2113,54 centipoise (cps).

Peningkatan viskositas sediaan terjadi karena struktur dari mikroemulsi

semakin merapat selama masa penyimpanan di bandingkan dengan minggu ke-0

yang pada saat pembuatan dengan adanya pengaruh mekanik pada saat pembuatan

dengan menggunakan homogenizer menyebabkan sediaan memiliki struktur yang

lebih renggang. Selain itu kosurfaktan etanol 96% dengan konsentrasi 15% dalam

sediaan mikroemulsi mengalami penguapan sehingga sediaan menjadi lebih

kental.

Gambar 4.1. Hasil pengukuran viskositas ketiga formula mikroemulsi padaminggu ke-0 dan minggu ke-8

0

1000

2000

3000

4000

5000

0 8

Visk

osita

s (cp

s)

Waktu Penyimpanan (Minggu)

Formula A

Formula B

Formula C

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

40

Universitas Indonesia

4.4.5 Uji Sentrifugasi

Uji sentrifugasi bertujuan untuk mengetahui kestabilan mikroemulsi

setelah pengocokan kuat dengan cara mengamati pemisahan fase setelah

disentrifugasi. Selama penyimpanan, mikroemulsi akan mendapat gaya gravitasi

dan sesuai dengan hukum Stokes gaya gravitasi yang diperoleh dapat

mempengaruhi kestabilan mikroemulsi. Efek gaya sentrifugal yang diberikan

selama 5 jam dengan kecepatan 3800 rpm pada suhu kamar dianggap setara

dengan gaya gravitasi yang diterima mikroemulsi pada penyimpanan selama

setahun. Setelah 5 jam, mikroemulsi tetap jernih dan tidak terjadi pemisahan. Hal

ini membuktikan bahwa lapisan surfaktan cukup kuat untuk melindungi tetesan-

tetesan minyak dan sediaan ini cukup stabil jika disimpan dalam waktu satu

tahun.

4.5 Uji Stabilitas Fisik Sediaan Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Daun

Urang Aring

Pengujian ini bertujuan untuk melihat stabilitas fisik ketiga formula

nanoemulsi pada kondisi suhu yang berbeda. Pengujian stabilitas fisik dilakukan

dengan menyimpan sampel pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah

(4±2°C), suhu kamar (28±2°C), dan suhu tinggi (40±2°C) selama 8 minggu.

Selama periode waktu penyimpanan tersebut dilakukan pengamatan organoleptis

dan pemeriksaan pH setiap 2 minggu.

4.5.1 Penyimpanan pada Suhu Kamar, Rendah dan Tinggi

4.5.1.1 Pengamatan Organoleptis

Dari hasil pengamatan fisik pada ketiga formula terlihat bahwa

mikroemulsi stabil secara fisik pada penyimpanan suhu rendah, suhu kamar, dan

suhu tinggi. Penampilan fisik ketiga formula pada penyimpanan ketiga suhu

tersebut tidak menunjukkan perubahan yaitu bau, warna dan tidak terjadi

pemisahan fase maupun perubahan kejernihan menjadi keruh.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

41

Universitas Indonesia

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ketiga formula mikroemulsi stabil

secara fisik pada penyimpanan suhu rendah, suhu kamar, dan suhu tinggi. Hal ini

memperlihatkan bahwa konsentrasi surfaktan dan kosurfaktan yang digunakan

cukup untuk membuat mikroemulsi yang stabil. Hasil pengamatan organoleptis

ketiga formula mikroemulsi pada suhu rendah (4°C), suhu tinggi (40°C) dan suhu

kamar (29°C) dapat dilihat pada tabel 4.4-4.6 pada daftar tabel. Foto masing-

masing formula saat minggu ke-2 sampai minggu ke-8 pada suhu rendah (4°C),

suhu tinggi (40°C) dan suhu kamar (29°C) dapat dilihat pada gambar 4.4-4.6

pada daftar gambar.

4.5.1.2 Pengukuran pH

Nilai pH suatu sediaan topikal harus berada dalam kisaran pH yang sesuai

dengan pH kulit, yaitu 4,5-6,5. pH tidak boleh terlalu asam karena dapat

menyebabkan iritasi kulit dan juga tidak boleh terlalu basa karena dapat

menyebabkan kulit bersisik. Perubahan pH ketiga formula berdasarkan hasil

pengukuran pH selama 8 minggu pada tiga suhu yang berbeda secara umum

cenderung mengalami penurunan pH. Hal ini disebabkan oleh surfaktan dalam

mikroemulsi yaitu tween 80 mengalami hidrolisis, sehingga asam lemak

dilepaskan dan pH menjadi semakin asam. Namun, perubahan pH tidak signifikan

dan masih berada pada rentang pH kulit.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

42

Universitas Indonesia

Gambar 4.2. Hasil pengukuran pH ketiga mikroemulsi pada penyimpanan suhurendah, suhu kamar, dan suhu tinggi

5,25,45,65,8

66,2

0 2 4 6 8

pH

Waktu Penyimpanan (Minggu)

SUHU RENDAH

Formula A

Formula B

Formula C

5,25,45,65,8

66,2

0 2 4 6 8

pH

Waktu Penyimpanan (Minggu)

SUHU KAMAR

Formula A

Formula B

Formula C

5,25,45,65,8

66,2

0 2 4 6 8

pH

Waktu Penyimpanan (Minggu)

SUHU TINGGI

Formula A

Formula B

Formula C

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

43

Universitas Indonesia

4.5.2 Cycling Test

Uji cycling test dilakukan untuk mengetahui terjadinya pembentukan

kristal dan perubahan fisik pada sediaan setelah disimpan pada suhu rendah (4oC)

dan suhu tinggi (40oC) masing – masing selama 24 jam sebanyak 6 siklus. Dari

hasil uji ini diperoleh hasil bahwa tidak terbentuk kristal, tidak terjadi perubahan

warna, bau maupun kejernihan, dan tidak terjadi pemisahan fase dari ketiga

formula.

4.6 Uji Aktivitas Sediaan Mikroemulsi Ekstrak Daun Seledri dan Ekstrak

Daun Urang Aring terhadap Pertumbuhan Rambut

Hasil perhitungan rata-rata panjang rambut tikus tiap minggu dapat dilihat

lampiran 25, 26, dan 27. Hasil perhitungan dengan statistik dapat dilihat pada

lampiran 29, 30, dan 31.

Tabel 4.3. Hasil Rata-rata Panjang Rambut Tiap Perlakuan per Minggu.

Dari data hasil rata-rata panjang rambut tikus di atas menunjukkan bahwa

kontrol perlakuan (plasebo) memiliki aktivitas terhadap pertumbuhan rambut,

yaitu menahan pertumbuhan rambut tikus. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi

tween 80 dalam sediaan yang cukup besar, yaitu 40% menyebabkan lemak yang

Kelompok

ujiPerlakuan

Rata-rata panjang (mm) ± SD

Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3

Kelompok 1 Kontrol negatif 0, 040±0,034 1,196±0,434 6,606±0,697

Kelompok 2Kontrol perlakuan

(Plasebo)0,126±0,042 1,545±0,489 2,204±0,426

Kelompok 3Formula A (seledri

10%)0,339± 0,075 4,943±0,657 9,161±0,271

Kelompok 4Formula B (urang

aring 10%)0,512±0,032 8,559±0,485 11,404±0,594

Kelompok 5

Formula C (seledri

5% dan urang

aring 5%)

0,441±0,110 4,416±1,130 9,271±0,502

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

44

Universitas Indonesia

terdapat pada folikel rambut larut sehingga rambut tidak tumbuh dengan baik.

Untuk melihat adanya perbedaan panjang pertumbuhan rambut pada kelima

perlakuan dapat diketahui dengan cara perhitungan secara statistik. Hasil

perhitungan statistik rata-rata panjang rambut pada minggu pertama, kedua, dan

ketiga dengan menggunakan ANOVA menunjukkan data tidak terdistribusi

normal dan tidak homogen sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji Kruskal

Wallis kemudian uji Mann Whitney. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan

adanya perbedaan secara bermakna antara kelima perlakuan (p < 0,05) pada

minggu pertama, kedua, dan ketiga, artinya kelima perlakuan tersebut memiliki

aktivitas yang berbeda secara bermakna terhadap pertumbuhan rambut pada

pengamatan diminggu pertama, kedua, dan ketiga. Selanjutnya dilakukan uji

statistik Mann Whitney untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar perlakuan.

Pada minggu pertama dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

terhadap aktivitas pertumbuhan rambut dengan menggunakan formula C bila

dibandingkan dengan formula A dan formula B. Pada minggu kedua dan ketiga

hasil uji Mann Whitney menunjukkan hampir semua perlakuan menunjukkan

hasil berbeda secara bermakna kecuali pada formula B yang menunjukkan hasil

tidak berbeda secara bermakna bila dibandingkan dengan formula C (p>0,05).

Jadi dapat disimpulkan formula B dan formula C memiliki aktivitas yang sama

terhadap pertumbuhan rambut. Berdasarkan data rata-rata panjang rambut dapat

disimpulkan formula B memiliki aktivitas terhadap pertumbuhan rambut yang

lebih baik dibandingkan dengan formula A dan formula C.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

45 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sediaan mikroemulsi dapat dibuat pada suhu kamar dengan kecepatan

pengadukan 1000 rpm selama 5 menit. Berdasarkan penelitian terhadap uji

stabilitas fisik dan aktivitas terhadap pertumbuhan rambut dari mikroemulsi

ekstrak seledri 10%, mikroemulsi ekstrak urang aring 10%, dan mikroemulsi

kombinasi ekstrak seledri 5% dan urang aring 5% dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Sediaan mikroemulsi formula C (ekstrak seledri 5% dan urang aring 5%)

menunjukkan kestabilan fisik yang paling baik setelah penyimpanan

selama 8 minggu pada suhu 4oC, 29oC, dan 40oC dibandingkan dengan

formula lainnya.

2. Formula B yang mengandung ekstrak daun urang aring sebesar 10%

memiliki aktivitas terhadap pertumbuhan rambut yang paling baik

dibandingkan dengan formula lainnya.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan ekstraksi bertingkat atau fraksinasi untuk mengurangi

kandungan klorofil daun sehingga sediaan kosmetik berupa mikroemulsi

menjadi lebih menarik.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh ekstrak

murni dibandingkan dengan ekstrak dalam sediaan terhadap pertumbuhan

rambut.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

46

Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Anonim.(2000). Instruction Manual Part # 105654 Surface Tensiomat Model 21.Vernon Hill, IL-USA: Cole Parmer, 8-10.

Ansel, Howard. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi IV. Jakarta:UI-Press.387-388.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2004). volume I.Jakarta : BPOM RI.

Block, L.H. Emulsions and Microemulsions. Dalam: Lieberman, H.A.,M.M. Rieger, & G.S. Banker (eds). Pharmaceutical DosageForms: Disperse Systems. Volume 2. New York: Marcel Dekker

Datta et al. (2009, Juli 30). Eclipta alba extract with potential for hair growthpromoting activity. Journal of Ethnopharmacology. 450-456. Januari 5.2012.http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0378874109003122.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta :Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dewi, M. 2007. Formulasi Mikroemulsi Topikal Menggunakan FaseMinyak Isopropil Palmitat dan Minyak Kelapa Sawit dengan NatriumDiklofenak sebagai Mode l Obat. Skripsi Sarjana Farmasi FMIPA UI.Depok.

Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, dan Dirjen Pengawasan Obat Tradisional.(2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.

Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan. (1989). Materia Medika Indonesia. JilidV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Djajadisastra, Joshita. (2002). Buku Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika. Depok:Departemen Farmasi FMIPA-UI.

Djajadisastra, J. (2004). Cosmetic Stability. Departemen Farmasi FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.Depok: Seminar Setengah Hari HIKI.

Djuanda, A.,Hamzah,M., dan Aisah,S. (2010). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,edisi V. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

47

Universitas Indonesia

Gozali, Rusmiati, & Utama (2009, Agustus). Formulasi dan Uji StabilitasMikroemulsi Ketokonazol sebagai Antijamur Candida albicans danTricophyton mentagrophytes. Farmaka, 54-67.

Joshita. Buku Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika. Depok: Jurusan FarmasiFMIPA-UI, 2008: 5-9, 20, 29-38, 40-42, 47, 54.

Jufri, Anwar, & Utami (2006, April). Uji Stabilitas Sediaan MikroemulsiMenggunakan Hidrolisat Pati (DE 35-40) sebagai Stabilizer. MajalahIlmu Kefarmasian, 08-21.

Jufri, Binu, & Rahmawati (2004, Desember). Formulasi Gameksan dalamMikroemulsi. Majalah Ilmu Kefarmasian, 160-174.

Juriana dan Aprilita. (2010, September). Pengaruh Pemberian Krim Ekstrak DaunSeledri ( Apium Graveolens L.) Sebagai Stimulan Pertumbuhan RambutTikus Putih ( Rattus Norvegicus L.) Galur Sprague Dawley. Volume VII.Jurnal Bahan Alam Indonesia.

Lachman et al. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi ketiga. Terj. DariThe Theory and Practice of Industrial Pharmacy, oleh Siti Suyatmi.Jakarta: UI Press.

Martin, A., Swarbrick, J., & Cammarata, A. (1993). Farmasi Fisik Jilid II. (EdisiIII). (Joshita Djajadisastra, Penerjemah). Jakarta: UI-Press, 925, 939-941,983-984, 1014, 1082, 1100-1101, 1144-1145.

Mitsui,Takeo. (1997). New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier Science B.V.

Rosen,Milton. Surfactants and Interfacial Phenomena,edisi III. New Jersey: AJohn Wiley and Sons Inc.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Owen, S. C. (2006). Handbook of PharmaceuticalExcipients (5th edition). Washington: Pharmaceutical Press and AmericanPharmacists Association, 17-19,31-33,75-76,348-349,441-445,536-542,592-594,596-598.

Roy, Thakur, Dixit. (2008, May 14). Hair growth promoting activity of Ecliptaalba in male albino rats. 357-364. Februari 13 2012.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18478241

Rusdiana,dkk. (2007, Juni 17-19). Formulasi Gel Antioksidan dari EkstrakSeledri (Apium graveolens L.) dengan Menggunakan AQUPEC HV-505.http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/02/formulasi_gel_antioksidan_dari_ekstrak_seledri1.pdf. Makalah pada Kongres IlmiahXVISFI.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

48

Universitas Indonesia

Thomas A.N.S. (1989). Tanaman Obat Tradisional, volume I. Yogyakarta:Kanisius.

Sudarsono, dkk. (1996). Tumbuhan Obat, Hasil Penelitian, Sifat-sifat danPenggunaan. Yogyakarta: Pusat Penelitian Obat Tradisional UGM.

Sukandar,dkk.(2006, Januari 7-12). Aktivitas Ekstrak Etanol Herba Seledri(Apium graveolens) dan Daun Urang aring (Eclipta prostata L.) terhadapPityosporum ovale. http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/news/2._17-1-2006-elin-sukendar.pdf. 7-12.Majalah Farmasi Indonesia.

Tranggono, Retno Iswari, & Latifah, Fatma. (2007). Buku Pegangan IlmuPengetahuan Kosmetik. In Joshita Djajadisastra. Jakarta: GramediaPustaka Utama.

Wilkinson, J.B & Moore, R.J. (1982). Harry’ s Cosmeticology. SeventhEdition. New York: Chemical Publishing Company.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

GAMBAR

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

49

Formula A Formula B Formula C

Gambar 4.3. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula pada mingguke-0

Minggu II Minggu IV Minggu VI MingguVIII

Formula A

Formula B

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

50

Formula C

Gambar 4.4. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula pada penyimpanansuhu rendah (4°C) selama 8 minggu

Minggu II Minggu IV Minggu VI Minggu VIII

Formula A

Formula B

Formula C

Gambar 4.5. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula pada penyimpanansuhu Kamar (29°C) selama 8 minggu

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

51

Minggu II Minggu IV Minggu VI Minggu VIII

Formula A

Formula B

Formula C

Gambar 4.6. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula pada penyimpanansuhu tinggi (40°C) selama 8 minggu

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

52

Sebelum Uji Sentrifugasi

(a) (b) (c)

Setelah uji sentrifugasi

(a) (b) (c)

Gambar 4.7. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula uji sentrifugasi: (a)Formula A; (b) Formula B; (c) Formula C

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

53

Sebelum cycling test

Setelah cycling test

Gambar 4.8. Foto hasil pengamatan organoleptis ketiga formula uji cycling test: (a)Formula A; (b) Formula B; (c) Formula C

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

54

Kontrol Negatif Kontrol Perlakuan

Formula A (seledri 10%) Formula B (urang aring 10%)

Formula C (seledri 5% dan urang aring 5%)

Gambar 4.9. Foto uji aktivitas mikroemulsi terhadap pertumbuhan rambut tikus hari ke-0

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

55

Kontrol Negatif Kontrol Perlakuan

Formula A (seledri 10%) Formula B (urang aring 10%)

Formula C (seledri 5% dan urang aring 5%)

Gambar 4.10. Foto uji aktivitas mikroemulsi terhadap pertumbuhan rambut tikus harike-14

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

56

Kontrol Negatif Kontrol Perlakuan

Formula A (seledri 10%) Formula B (urang aring 10%)

Formula C (seledri 5% dan urang aring 5%)

Gambar 4.11. Foto uji aktivitas mikroemulsi terhadap pertumbuhan rambut tikus harike-22

56

Kontrol Negatif Kontrol Perlakuan

Formula A (seledri 10%) Formula B (urang aring 10%)

Formula C (seledri 5% dan urang aring 5%)

Gambar 4.11. Foto uji aktivitas mikroemulsi terhadap pertumbuhan rambut tikus harike-22

56

Kontrol Negatif Kontrol Perlakuan

Formula A (seledri 10%) Formula B (urang aring 10%)

Formula C (seledri 5% dan urang aring 5%)

Gambar 4.11. Foto uji aktivitas mikroemulsi terhadap pertumbuhan rambut tikus harike-22

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

TABEL

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

57

Tabel 4.4. Hasil uji kestabilan fisik formula A, B, dan C pada suhu rendah (4˚C)

Minggu FormulaOrganoleptis

Warna Bau Kejernihan

0A Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

IIA Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

IVA Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

VIA Hijau +++ Khas JernihB Coklat+++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

VIIIA Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

Keterangan : Hijau +++ = Standar Kartu Pantone 4485 CCoklat ++ = Standar Kartu Pantone 4625 CCoklat +++ = Standar Kartu Pantone 463 C

Tabel 4.5. Hasil uji kestabilan fisik formula A, B, dan C pada suhu kamar (29oC)

Minggu FormulaOrganoleptis

Warna Bau Kejernihan

0A Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

IIA Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

IVA Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

VIA Hijau +++ Khas JernihB Coklat+++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

VIIIA Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

Keterangan : Hijau +++ = Standar Kartu Pantone 4485 CCoklat ++ = Standar Kartu Pantone 4625 CCoklat +++ = Standar Kartu Pantone 463 C

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

58

Tabel 4.6. Hasil uji kestabilan fisik formula A, B, dan C pada suhu tinggi (40˚C)

Minggu FormulaOrganoleptis

Warna Bau Kejernihan

0A Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

IIA Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

IVA Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

VIA Hijau +++ Khas JernihB Coklat+++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

VIIIA Hijau +++ Khas JernihB Coklat +++ Khas JernihC Coklat ++ Khas Jernih

Keterangan : Hijau +++ = Standar Kartu Pantone 4485 CCoklat ++ = Standar Kartu Pantone 4625 CCoklat +++ = Standar Kartu Pantone 463 C

Tabel 4.7. Hasil pengukuran tegangan permukaan ketiga formula pada penyimpanansuhu kamar (29°C)

Sediaan MingguTegangan Permukaan

(dyne/cm) F S

Formula A0 36 1,050040366 37,801453188 38 1,057656494 40,19094677

Formula B0 38 1,057656494 40,190946778 41,8 1,071666467 44,79565832

Formula C0 39 1,061399903 41,394596228 38 1,057656494 40,19094677

Tabel 4.8. Hasil pengukuran pH ketiga formula pada penyimpanan suhu rendah (4°C)selama 8 minggu

Minggu pH sediaanFormula A Formula B Formula C

0 5,83 5,8 5,8II 5,71 5,85 5,76IV 5,81 6,04 5,82VI 5,73 5,93 5,72

VIII 5,59 5,87 5,66

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

59

Tabel 4.9. Hasil pengukuran pH ketiga formula pada penyimpanan suhu kamar (29°C)selama 8 minggu

Minggu pH sediaanFormula A Formula B Formula C

0 5,83 5,8 5,8II 5,59 5,94 5,88IV 5,71 5,93 5,85VI 5,56 5,68 5,72

VIII 5,44 5,65 5,51

Tabel 4.10. Hasil pengukuran pH ketiga formula pada penyimpanan suhu tinggi (40°C)selama 8 minggu

Minggu pH sediaanFormula A Formula B Formula C

0 5,83 5,8 5,8II 5,66 5,77 5,74IV 5,71 5,86 5,84VI 5,44 5,64 5,41

VIII 5,38 5,56 5,50

Tabel 4.11. Hasil pengukuran viskositas pada suhu kamar (29˚C) pada mingguke-0

JenisBola

Sb Sediaan T B Sf Ƞ Rata –Rata1 2 3 1 2 3

StainlessSteel

7,721

FormulaA

7,1 7,7 7,6

33,1

1,018847874 1575,07 1708,18 1685,99 1656,41

FormulaB

6,3 6,5 6,8 1,024387187 1396,44 1440,78 1507,27 1448,16

FormulaB

7,8 7,7 7,9 1,023108161 1729,26 1707,09 1751,43 1729,26

Tabel 4.12. Hasil pengukuran viskositas pada suhu kamar (29˚C) pada mingguke-8

JenisBola

Sb SediaanT

B SfȠ Rata –

Rata1 2 3 1 2 3

StainlessSteel

7,721

FormulaA

9,9 9,9 10

33,1

1,018847874 2196,23 2196,23 2218,41 2203,62

FormulaB

19,9 21,1 20,9 1,024387187 4410,99 4676,98 4632,65 4573,54

FormulaB

9,8 9,6 9,2 1,023108161 2172,66 2128,32 2039,64 2113,54

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

60

Tabel 4.13. Hasil pengamatan ketiga formula setelah dilakukan cycling test

Sediaan Warna Kejernihan Pemisahan Bau pHFormula A Hijau +++ Jernih Tidak Seledri 5,73Formula B Coklat +++ Jernih Tidak Urang Aring 5,72

Formula C Coklat ++ Jernih TidakSeledri dan

Urang Aring5,72

Keterangan : Hijau +++ = Standar Kartu Pantone 4485 CCoklat ++ = Standar Kartu Pantone 4625 CCoklat +++ = Standar Kartu Pantone 463 C

Tabel 4.14. Hasil pengukuran distribusi ukuran partikel menggunakan particlesize analyzer

Sediaan Minggu Diameter (nm) Volume (%)

Formula A0 15,17 99,98 13,84 99,8

Formula B0 14,06 99,98 10,29 100

Formula C0 13,01 99,98 8,886 100

Tabel 4.15. Panjang Rambut Tikus Hari ke-7

1. Kontrol Normal

0,14 0 0 0 0,02

0,12 0 0 0 0,05

0,1 0 0 0 0,05

0,25 0 0 0 0,04

0,2 0 0 0 0,07

0,33 0 0 0 0,01

0,15 0 0 0 0,02

0,14 0 0 0 0,04

0,06 0 0 0 0,01

0,2 0 0 0 0,02

0,169 0 0 0 0,033 0,0404

0,078521 0 0 0 0,02002

8

0,03400

1

(lanjutan)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

61

2. Kontrol Perlakuan

0,27 0,12 0 0,18 0,19

0,08 0,12 0 0,19 0,19

0,18 0,16 0 0,21 0,04

0,09 0,23 0 0,195 0,1

0,09 0,1 0 0,14 0,19

0,1 0,02 0 0,17 0,25

0,32 0,15 0 0,18 0,22

0,15 0,15 0 0,19 0,43

0,2 0,04 0 0,095 0,08

0,2 0,13 0 0,09 0,08

0,168 0,122 0 0,164 0,177

0,08203 0,059963 0 0,041886 0,113142

3. Mikroemulsi yang mengandung ekstrak seledri 10 %

0 0,3 0,2 0,56 0,2

0 0,6 0,33 0,42 0,32

0 0,4 0,27 0,7 0,16

0 0,81 0,3 0,58 0,26

0 0,9 0,375 0,64 0,16

0 0,4 0,3 0,76 0,33

0 0,6 0,41 0,42 0,1

0 0,3 0,39 0,6 0,4

0 0,5 0,3 0,46 0,32

0 0,36 0,6 0,4 0,5

0 0,517 0,3475 0,554 0,275

0 0,20891

5

0,108044 0,125804 0,12304

(lanjutan)

4. Mikroemulsi yang mengandung ekstrak urang aring 10 %

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

62

0,7 0,4 0,7 0,75 0,3

0,73 0,3 0,65 0,65 0,44

1 0,4 0,8 0,8 0,4

0,65 0,6 0,34 0,72 0,44

1 0,395 0,74 0,7 0,44

0,54 0,16 0,4 0,65 0,22

0,65 0,24 0,4 0,66 0,32

0,5 0,4 0,26 0,7 0,33

0,62 0,31 0,5 0,36 0,13

0,8 0,1 0,5 0,44 0,35

0,719 0,3305 0,529 0,643 0,337

0,171364 0,142604 0,184056 0,137522 0,102312

5. Mikroemulsi yang mengandung ekstrak seledri 5% dan urang aring 5%

0,98 0 0 0,63 0,6

0,84 0 0 0,53 0,64

1,3 0 0 0,6 0,7

0,6 0 0 0,9 0,56

0,66 0 0 0,64 0,46

0,6 0 0 0,6 0,7

0,56 0 0 0,6 0,5

0,62 0 0 0,5 0,44

0,54 0 0 0,61 0,55

0,6 0 0 0,67 0,44

0,73 0 0 0,628 0,559

0,243173 0 0 0,10778

6

0,09982

8

Tabel 4.16. Panjang Rambut Tikus Hari ke-14

1. Kontrol Normal

3,05 3,25 0 1,6 0,05

2 3,4 0 0,7 0,05

2,1 2 0 0,4 0,2

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

63

1,7 1,5 0 3,2 0,05

2,5 2,1 0 2,2 0,05

2,3 2 0 1,7 0,1

3 1,7 0 2 0,55

1,6 0,2 0 1,5 0,05

2,8 0,6 0 2 0,4

2,6 0,5 0 1,6 0,5

2,365 1,725 0 1,69 0,2

0,5131872

09

1,083526 0 0,77667

4

0,20412

4

2. Kontrol Perlakuan

2,35 5 0 2 2

3 2,25 0 2 3,1

2 1,4 0 3 1,5

2,3 1,7 0 3 1,5

2 1 0 2,4 0,5

2,1 1,4 0 1,4 2

1,5 1 0 2,3 2

2,2 0,05 0 2,3 1,5

2,25 1 0 2 1,5

2,25 1 0 2 1,5

2,195 1,58 0 2,24 1,71

0,373757 1,32962 0 0,48579

8

0,655659

(lanjutan)

3. Mikroemulsi yang mengandung ekstrak seledri 10%

0,2 9,1 5 5,5 3,9

0,2 9,1 4,1 5 5

0,2 9,1 8,1 7 5,9

0,2 10,1 8 8 5,9

0,2 10 5,7 3,3 4,1

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

64

0,2 8,2 6,6 3 3,2

0,2 9,1 5,5 3,3 3,2

0,2 9,1 5,2 3,35 3,7

0,2 10,5 5 3,4 2,5

0,2 10,5 6,3 5 5,5

0,2 9,48 5,95 4,685 4,29

2,92569E

-17

0,752477 1,309156 1,742293 1,214221

4. Mikroemulsi yang mengandung ekstrak urang aring 10%

10,9 9,3 8,3 10,2 8,1

13,2 7,7 10,45 13,5 7,6

9,1 3,3 9,96 10,2 11,6

11,1 6,5 9,9 8,2 9,6

9,9 3 8,9 8,2 13

7,4 2 8,9 12 10,7

11,3 2 9,4 10 11,6

10 1,2 11 9,3 8

11,1 4,3 5,2 9,4 8

9,9 2 5,2 9 9

10,39 4,13 8,721 10 9,72

1,535831 2,774507 2,016755 1,655295 1,896078

(lanjutan)

5. Mikroemulsi yang mengandung ekstrak seledri 5% dan urang aring 5%

3,1 1,6 5,4 9 13

2 1,3 5,3 8,5 10,6

2,5 0,6 5,5 9 6,6

1,2 0,8 4,4 10,4 5

2 1,1 5 9 4,8

1,6 2 2 7,4 4,4

2 1,1 2,5 7 10,4

1 1 3 8 4

0,4 2 1,5 10 3,3

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

65

1,3 2,6 2,2 8 4,4

1,71 1,41 3,68 8,63 6,65

0,77952977

3

0,62796 1,59080

7

1,07501

9

3,40759

Tabel 4.17. Panjang Rambut Tikus Hari ke-22

1. Kontrol Normal

10,5 7,4 4 6,4 7,4

7 7,4 5 6,6 7,4

10,2 6 6 6,2 7,4

6,2 5,6 4,4 6,7 7

6 6,3 5,4 6,2 7

5,7 5,4 5,2 6,5 7,1

5,6 6,1 3,2 7,3 7,8

6 6,3 8,4 6,7 7

9 6,4 6 6,7 6,7

9,5 7,3 5 5,8 8

7,57 6,42 5,26 6,51 7,28

1,993907 0,723878 1,401745 0,401248 0,399444

(lanjutan)

2. Kontrol Perlakuan

0,7 6,6 0,5 3,4 0,5

1,3 3,5 0,6 2 0,1

2 6,2 1 2 2,1

0,5 3,3 0,5 2,4 0,5

1 7,7 0,7 2,1 1,2

1 5,2 0,2 2,1 0,9

2 6,3 0,5 2,1 1,4

2 5 0,5 2,4 2,1

1,7 6,2 0,6 3,2 0,9

1 5,4 0,6 3,4 1,1

1,32 5,54 0,57 2,51 1,08

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

66

0,567255 1,36804

8

0,20027

8

0,58774

5

0,65794

3

3. Mikroemulsi yang mengandung ekstrak seledri 10%

7,5 19,2 9,6 4,6 5,9

7,2 18 8,6 5 7,2

8,3 17 11,4 6,6 7,6

10,2 19,3 9,4 3,1 6,5

7 16,2 10,7 4 6,05

5,7 19,6 10,5 3,2 4,5

7,3 20,3 8,7 5,5 3,9

4,2 17,5 12 7,4 6,1

5,4 19,6 10,4 5 4,1

4,2 17 9,5 6,3 4

6,7 18,37 10,08 5,07 5,585

1,866071 1,40083

3

1,11634

3

1,42286

9

1,36708

3

(lanjutan)

4. Mikroemulsi yang mengandung ekstrak urang aring 10%

10,2 15 11 4,4 14,2

9,9 13,3 12,9 7 15

13,7 13,4 10,9 6 16

12,9 14,7 12,2 5,2 13,2

9,9 12,6 11,2 7,6 12,6

8,3 13,2 19,6 7 15,7

9,55 15,2 13,9 5 16,15

9,9 13 12,9 6,2 14,5

8,9 13 12,1 4,2 12,6

10,9 11,7 14,3 4,7 12,7

10,415 13,51 13,1 5,73 14,265

1,685238 1,06155 2,56211 1,20189 1,42790

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

67

5 7 7 6

5. Mikroemulsi yang mengandung ekstrak seledri 5% dan ekstrak urang aring 5%

10,6 12,75 11,2 5,3 9,2

12,2 11,2 11,6 6,4 9,7

9,4 10 14 6,4 9,2

11,65 10,55 13,2 6 11,15

6,7 11,7 12,2 4,6 8,6

8 10 13,3 4,55 10

9,7 13 12,3 5 7,6

7,1 11,4 12 5 6,6

7,1 11,5 10,1 6 6,2

7,6 11 10,1 5,4 7,5

9,005 11,31 12 5,465 8,575

1,998395 1,013465 1,302988 0,696838 1,57608

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

LAMPIRAN

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

68

Lampiran 1. Contoh perhitungan bobot jenis

Bobot jenis mikroemulsi ekstrak seledri diukur dengan menggunakan persamaan:

= ×Dimana, A : bobot piknometer kering (g)

A1 : bobot piknometer yang diisi dengan aquadestilata (g)

A2 : bobot piknometer yang diisi dengan mikroemulsi ekstrak seledri (g)

Diketahui:

A = 13,6248 g

A1 = 24,2265 g

A2 = 24,4583 g

= 1 −2 − ×= 24,2265 − 13,624824,4583 − 13,6246 × 0,9970480 /= 1,018847874 /

Jadi, bobot jenis mikroemulsi ekstrak daun seledri = 1,018847874 gram/ml

Lampiran 2. Contoh perhitungan tegangan permukaan

Tegangan permukaan mikroemulsi formula A diukur dengan menggunakan

persamaan: = ×Dimana, S : tegangan permukaan yang absolut (dyne/cm)

P : tegangan permukaan yang ditunjukkan pada alat (dyne/cm)

F : faktor koreksi yang diukur dengan persamaan:

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

69

= 0,7250 + 0,01452 ×× ( − ) + 0,04534 − 1,679 ×Dimana, F : faktor koreksi

P : tegangan permukaan yang ditunjukkan pada alat

D : bobot jenis fase yang berada di bawah

d : bobot jenis fase yang berada di atas

R : jari-jari cincin = 1 cm

r : jari-jari kawat cincin = 0,007 inch = 0,01778 cm

c : keliling cincin

= 2 × ×= 2 x 3,14 x 1 cm

= 6,28 cm

1.Perhitungan faktor koreksi mikroemulsi formula A

= 0,7250 + , ×× ( ) + 0,04534 − , ×= 0,7250 + 0,01452 × 366,28 × 6,28 (1 − 0,853) + 0,04534 − 1,679 × 0,017781= 1,050040366

2. Perhitungan tegangan permukaan absolut untuk mikroemulsi formula A

Diketahui:

P = 36 dyne/cm

F = 1,050040366

S = P x F

= 36 x 1,050040366

= 37,80145318 dyne/cm

Jadi, tegangan permukaan absolut mikroemulsi formula A = 37,5217 dyne/cm

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

70

Lampiran 3. Hasil Perhitungan Statistik Panjang Rambut Tikus Hari ke-7

1. Uji distribusi normalitas (Uji Shapiro Wilk) rata-rata panjang rambut tikus masing-

masing kelompok tikus pada hari ke-7

Hipotesa : Ho = Distribusi rata-rata panjang rambut normal

Ha = Distribusi rata-rata panjang rambut tidak normal= 0,05Kriteria : Ho ditolak jika nilai signifikansi <

Ho diterima jika nilai signifikansi >

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Panjang_Rambut ,155 250 ,000 ,885 250 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Karena < 0,050 maka ditolak

2. Uji homogenitas (Uji Levene) rata-rata panjang rambut masing-masing kelompok tikus

putih pada hari ke-7

Hipotesa : Ho = data rata-rata panjang rambut tikus homogen

Ha = data rata-rata panjang rambut tikus tidak homogen= 0,05Kriteria : Ho ditolak jika nilai signifikansi <

Ho diterima jika nilai signifikansi >

Test of Homogeneity of Variances

Panjang_Rambut

Levene Statistic df1 df2 Sig.

42,471 4 245 ,000

Karena < 0,050 maka ditolak

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

71

(lanjutan)

Kesimpulan :

Dengan tingkat signifikansi 5%, data dari panjang rambut tidak normal dan tidak

homogen.

Karena asumsi data berdistribusi normal dan homogenitas tidak terpenuhi, maka

pengolahan data akan menggunakan non-parametrik

3. Uji Non-parametrik

a. Uji Kruskal Wallis rata-rata panjang rambut seluruh kelompok tikus

Hipotesa : Ho = Tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut

seluruh kelompok tikus ( = = = =)Ha = Terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut

seluruh kelompok tikus

( ≠ ≠ ≠ ≠)= 0,05Kriteria : Ho ditolak jika nilai signifikansi <

Ho diterima jika nilai signifikansi >

Test Statisticsa,b

Panjang_Rambut

Chi-Square 96,118

Df 4

Asymp. Sig. ,000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Pembanding

Karena = 0,000 < 0,050 maka ditolak

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

72

(lanjutan)

4. Uji Mann-Whitney rata-rata panjang rambut masing-masing kelompok tikus

Hipotesa : Ho = Tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut

tiap kelompok tikus pada hari ke-7

Ha = Terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut tiap

kelompok tikus pada hari ke-7

Kelompok Asymp.Sig ( 2-tailed )

Kontrol Normal

Kontrol Perlakuan

Formula A

Formula B

Formula C

0,000

0,000

0,000

0,000

Kontrol Perlakuan

Formula A

Formula B

Formula C

0,000

0,000

0,000

Formula AFormula B

Formula C

0,000

0,324

Formula B Formula C 0,055

Kesimpulan :

Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan bermakna pada :

1.Kontrol normal dengan kontrol perlakuan, formula A, formula B, dan formula C

2. Kontrol perlakuan dengan formula A, formula B, dan formula C

3. Formula A dengan formula B

Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan bermakna pada :

1. Formula A dengan formula C

2. Formula B dengan formula C

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

73

Lampiran 4. Hasil Perhitungan Statistik Panjang Rambut Tikus Hari ke-14

1. Uji distribusi normalitas (Uji Shapiro Wilk) rata-rata panjang rambut tikus masing-

masing kelompok tikus pada hari ke-14

Hipotesa : Ho = Distribusi rata-rata panjang rambut normal

Ha = Distribusi rata-rata panjang rambut tidak normal= 0,05Kriteria : Ho ditolak jika nilai signifikansi <

Ho diterima jika nilai signifikansi >

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Panjang_Rambut ,103 250 ,000 ,970 250 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Karena = 0,000 < 0,050 maka ditolak

2. Uji homogenitas (Uji Levene) rata-rata panjang rambut masing-masing kelompok tikus

putih pada hari ke-14

Hipotesa : Ho = data rata-rata panjang rambut tikus homogen

Ha = data rata-rata panjang rambut tikus tidak homogen= 0,05Kriteria : Ho ditolak jika nilai signifikansi <

Ho diterima jika nilai signifikansi >

Test of Homogeneity of Variances

Panjang_Rambut

Levene Statistic df1 df2 Sig.

18,857 4 245 ,000

Karena = 0,000 < 0,050 maka ditolak

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

74

(lanjutan)

Kesimpulan :

Dengan tingkat signifikansi 5%, data dari panjang rambut tidak normal dan tidak

homogen.

Karena asumsi data berdistribusi normal dan homogenitas tidak terpenuhi, maka

pengolahan data akan menggunakan non-parametrik

3. Uji Non-parametrik

a. Uji Kruskal Wallis rata-rata panjang rambut seluruh kelompok tikus

Hipotesa : Ho = Tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut

seluruh kelompok tikus ( = = = =)Ha = Terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut

seluruh kelompok tikus

( ≠ ≠ ≠ ≠)= 0,05Kriteria : Ho ditolak jika nilai signifikansi <

Ho diterima jika nilai signifikansi >

Test Statisticsa,b

Panjang_Rambut

Chi-Square 121,889

Df 4

Asymp. Sig. ,000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kontrol

Karena = 0,000 < 0,050 maka ditolak

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

75

(lanjutan)

4. Uji Mann-Whitney rata-rata panjang rambut masing-masing kelompok tikus

Hipotesa : Ho = Tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut

tiap kelompok tikus pada hari ke-14

Ha = Terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut tiap

kelompok tikus pada hari ke-14

Kelompok Asymp.Sig ( 2-tailed )

Kontrol Normal

Kontrol Perlakuan

Formula A

Formula B

Formula C

0,000

0,000

0,000

0,000

Kontrol Perlakuan

Formula A

Formula B

Formula C

0,000

0,000

0,000

Formula AFormula B

Formula C

0,002

0,099

Formula B Formula C 0,001

Kesimpulan :

Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan bermakna pada :

1.Kontrol normal dengan kontrol perlakuan, formula A, formula B, dan formula C

2. Kontrol perlakuan dengan formula A, formula B, dan formula C

3. Formula A dengan formula B

4. Formula B dengan formula C

Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan bermakna pada formula A dengan

formula C.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

76

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Statistik Panjang Rambut Tikus Hari ke-21

1. Uji distribusi normalitas (Uji Shapiro Wilk) rata-rata panjang rambut tikus masing-

masing kelompok tikus pada hari ke-21

Hipotesa : Ho = Distribusi rata-rata panjang rambut normal

Ha = Distribusi rata-rata panjang rambut tidak normal= 0,05Kriteria : Ho ditolak jika nilai signifikansi <

Ho diterima jika nilai signifikansi >

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Panjang_Rambut ,103 250 ,000 ,970 250 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Karena = 0,000 < 0,050 maka ditolak

2. Uji homogenitas (Uji Levene) rata-rata panjang rambut masing-masing kelompok tikus

putih pada hari ke-21

Hipotesa : Ho = data rata-rata panjang rambut tikus homogen

Ha = data rata-rata panjang rambut tikus tidak homogen= 0,05Kriteria : Ho ditolak jika nilai signifikansi <

Ho diterima jika nilai signifikansi >

Test of Homogeneity of Variances

Panjang_Rambut

Levene Statistic df1 df2 Sig.

21,370 4 245 ,000

Karena = 0,000 < 0,050 maka ditolak

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

77

(lanjutan)

Kesimpulan :

Dengan tingkat signifikansi 5%, data dari panjang rambut tidak normal dan tidak

homogen.

Karena asumsi data berdistribusi normal dan homogenitas tidak terpenuhi, maka

pengolahan data akan menggunakan non-parametrik

3. Uji Non-parametrik

a. Uji Kruskal Wallis rata-rata panjang rambut seluruh kelompok tikus

Hipotesa : Ho = Tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut

seluruh kelompok tikus ( = = = =)Ha = Terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut

seluruh kelompok tikus

( ≠ ≠ ≠ ≠)= 0,05Kriteria : Ho ditolak jika nilai signifikansi <

Ho diterima jika nilai signifikansi >

Test Statisticsa,b

Panjang_Rambut

Chi-Square 129,608

Df 4

Asymp. Sig. ,000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Pembanding

Karena = 0,000 < 0,050 maka ditolak

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

78

(lanjutan)

4. Uji Mann-Whitney rata-rata panjang rambut masing-masing kelompok tikus

Hipotesa : Ho = Tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut

tiap kelompok tikus pada hari ke-21

Ha = Terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata panjang rambut tiap

kelompok tikus pada hari ke-21

Kelompok Asymp.Sig ( 2-tailed )

Kontrol Normal

Kontrol Perlakuan

Formula A

Formula B

Formula C

0,000

0,000

0,000

0,000

Kontrol Perlakuan

Formula A

Formula B

Formula C

0,000

0,000

0,000

Formula AFormula B

Formula C

0,000

0,315

Formula B Formula C 0,000

Kesimpulan :

Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan bermakna pada :

1.Kontrol normal dengan kontrol perlakuan, formula A, formula B, dan formula C

2. Kontrol perlakuan dengan formula A, formula B, dan formula C

3. Formula A dengan formula B

4. Formula B dengan formula C

Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan bermakna pada formula A dengan

formula C.

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

79

Lampiran 6. Hasil Pengukuran Distribusi Ukuran Partikel Minggu ke-0

1. Formula A (Mikroemulsi yang mengandung ekstrak seledri 10%)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

80

(lanjutan)

2. Formula B (Mikroemulsi yang mengandung ekstrak urang aring 10%)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

81

(lanjutan)

3. Formula C (Mikroemulsi yang mengandung ekstrak seledri 5% dan ekstrak urang

aring 5%)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 145: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

82

Lampiran 7. Hasil Pengukuran Ukuran Partikel Minggu ke-8

1. Formula A (Mikroemulsi yang mengandung ekstrak seledri 10%)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 146: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

83

(lanjutan)

2. Formula B (Mikroemulsi yang mengandung ekstrak urang aring 10%)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 147: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

84

(lanjutan)

3. Formula C (Mikroemulsi yang mengandung ekstrak seledri 5% dan ekstrak urang aring

5%)

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 148: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

85

Lampiran 8. Surat Determinasi Tanaman

85

Lampiran 8. Surat Determinasi Tanaman

85

Lampiran 8. Surat Determinasi Tanaman

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 149: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

86

Lampiran 9. Surat Keterangan Hewan Coba

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 150: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

87

Lampiran 10. Sertifikat Analisis

1. Tween 80

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 151: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

88

(lanjutan)

2. Propilen glikol

88

(lanjutan)

2. Propilen glikol

88

(lanjutan)

2. Propilen glikol

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012

Page 152: UNIVERSITAS INDONESIA UJI STABILITAS MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN SELEDRI …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311737-S42983-Uji... · Seledri dan urang aring adalah tanaman yang memiliki

89

(lanjutan)

3. Etanol 96%

89

(lanjutan)

3. Etanol 96%

89

(lanjutan)

3. Etanol 96%

Uji stabilitas..., Lidia Romito Tambunan, FMIPA UI, 2012