Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNNES
SEMINAR NASIONAL IPA IIPROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG20lt
,,MEMBANGUN MASYARAKAT MELEK &ITERATE)SAINS YANG BERBUDAYA DAN BERKARAKTER
BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN SAINS"
Tim Penyunting:
Dr. Sudarmin, M.SiParmin, M.Pd
Arif Widiyatmoko, M-Pd
Novi Ratna Dewi. S.Si, M.Pd
Ledi Diyanasari, M.Kom
Diselenggarakan Oleh:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA S1
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PBNGETAHUAN AI'AM
T]NIVERSITAS NEGERI SBMARANG
,l
.rfL
Seminar Nasional Pendidikan IPA tahun 2011"Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya
Berkarakter bangsa melalui Pembelajaran Sains"
PENGEMBANGAN ASESMEN "KONTEKSTUAL" PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PADA MATA KULIAHFISIKA DASAR BAGI MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOIOGI DAN PENDTDIKAN KIMIA
Sukardiyono*, Nuryani Y. Rustaman**, Agus Setiawan**, Achmad A. Hinduan***) Prodi Pendidikan Fisika, Jurdik Fisika, FMtPA, UNY
Alamat e-mail : [email protected]+*) Prodi Pendidikan lPA, Sekolah Pascasarjana UPI
AbstrakMakalah bertujuan L) mendiskripsikan pemahaman "kontekstual" konsep fisika pada mata kuliah FisikaDasar bagi mahasiswa Pendidikan Biologi dan Pendidikan Kimia, 2) mengetahui hubungan pemahaman"non kontekstual" dan pemahaman "kontekstual" konsep fisika pada mata kuliah Fisika Dasar bagimahasiswa Pendidikan Biologi dan Pendidikan Kimia. Penelitian ini,diawali dengan studi literatur yangdilanjutkan dengan studi lapangan. Studi ini bertujuan 1) menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan didalam proses pembelajaran yang sesuaidengan kurikulum yang berlaku maupun silabiyangdigunakan, 2) untuk memperoleh deskripsi bentuk asesmen mata kuliah fisika dasar untuk mahasiswaProgram Studi Pendidikan Biologi dan Pendidikan Kimia yang faktual di lapangan. Langkah selanjutnya,mengkonstruksi instrumen asesmen pemahaman konsep fisika bagi mahasiswa program studi pendidikanbiologi dan pendidikan kimia dalam 2 (versi), yaitu versi "non kontekstual" dan versi "kontekstual" untukmasing-masing program studi. Setelah ditelaah oleh ahli (expertl, instrumen asesmen selanjutnyidiujicobakan di lapangan guna memperoleh butir-butir yang memenuhi persyaratan. Penelitianmelibatkan 45 mahasiswa Pendidikan Biologi dan 4O mahasiswa Pendidikan Kimia suatu LPTK di PropinsiDaerah lstimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pemahaman konsep fisis paflamata kuliah Fisika Dasar untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi dan Program StgliPendidikan Kimia adalah rendah baik untuk pemahaman versi "non kontekstual" maupun pemahamanversi "kontekstual", 2) ada korelasi antara pemahaman versi "non kontekstual" dan pemahaman versi"kontekstual" konsep fisika pada mata kuliah Fisika Dasar bagi mahasiswa Program Studi PendidikanBiologi, 3) tidak ada korelasi antara pemahaman versi "non kontekstual" dan pemahaman versi"kontekstual" konsep fisika pada mata kuliah Fisika Dasar bagi mahasiswa Program Studi PendidikanKimia.
Kata kunci : Asesmen "kontekstual", pemahaman konsep, fisika dasar.
PENDAHULUANMutu pendidikan yang tinggi diperlukan
untuk menciptakan kehidupan yang cerdas,damai, terbuka, demokratis, dan mampubersaing sehingga dapat meningkatkankesejahteraan semua warga negara lndonesiayang produktif dan lulusannya mampuberkompetisi secara internasional. Hal ini sesuaidengan pendapat Widayati (2002) yangmenyatakan bahwa pendidikan merupakankunci bagi suatu bangsa untuk menyiapkan masadepan dan sanggup bersaing dengan bangsalain.
Pendidikan IPA memiliki potensi besar
dan perailan strategis dalam menyiapkansumber daya manusia yang berkualitas untukmenghadapi era industrialisasi dan globalisasi.
Potensi ini akan terwujud jika pendidikan IPA
mampu melahirkan siswa yang cakap dalam
bidangnya dan berhasil menumbuhkan
kemampuan berpikir logis, berpikir kreatif,
kemampuan memecahkan masalah, bersifat
kritis, menguasai teknologi serta adaptifterhadap perubahan dan perkembangan zaman.
lnstitusi pendidikan dituntut untuk selalu
meningkatkan kualitas pendidikan pada
375
Seminar Nasional pendidikan lpA tahun 2011"Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya
Berkarakter bangsa melalui pembelajaran Sains,,
umumnya dan khususnya pendidikan lpA.Namun demikian, peran institusi pendidikanbelum terlaksana secara optimal. Berbagai studimenunjukkan bahwa kualitas pendidikan lpAmasih belurn.memuaskan. Menurut Sidi (dalamHinduan, 2007) bahwa guru sebagai ujungtombak dalam melaksanakan misi pendidikan dilapangan merupakan faktor yang sangat pentingdalam mewujudkan sistem pendidikan yangbermutu dan efisien. Guru sebagai agenpembelajaran merupakan ujung tombak yangberada pada barisan terdepan dalam pendidikanformal, sehingga tidak mengherankan jika gurudijadikan pihak yang paling bertanggung jawabterkait dengan kualitas pendidikan. Sebagai agenpembelajaran guru berfungsi untukmeningkatkan mutu pendidikan nasional (UU RlNo.14 tahun 2005).
Seiring dengan upaya meningkatankualitas guru, prof. Suyanto ph.D, DirjenMandikdasmen menyatakan bahwa guru harusdiajak berubah dengan dilatih terus menerusdalarn pembuatan satuan pelajaran, metodepembelajarannya yang berbasis lnquiry,Discovery, Contextuol Teoching ond Leorning,menggunakan alat bantunya, menyusunevaluasinya, perubahan filosofisnya, dll {Rizali,2009). Guru juga diharapkan peka terhadapperubahan dan kreatif dalam mengemb;ngkankompetensinya. Latihan seperti yangdikemukakan prof. Suyanto ph.D tidak hanyaberlaku bagi guru tetapi juga bagi calon gurudalam perkuliahan. Latihan bagi mahasiswacalon guru yang sedang menempuh pendidikancalon guru dilakukan dalam forum perkuliahanterkait dengan materi perkuliahan yangdiajarkan dan terkait erat dengan kurikulumyang sedang berjalan.
Stondors for Science Teocher preporotion(NSTA, 2OO3: 11-13) menyebutkan bahwarekomendasi berkaitan dengan standar kontenyang harus dikuasai oleh guru Biologi dan guruKimia meliputi : kompetensi inti (corecompetencies), kompetensi lanjut (odvancedcompetencies), dan kompetensi pendukung(supporting competencies). Untuk kompetensipendukung, guru Biologi juga disiapkan untuksecara efektif menerapkan konsep darimatematika dan lpA (sains) lain untuk
pembelajaran Biologi yang mencakup konsepdasar dari:1. Kimia, meliputi kimia umum dan biokimia
dengan teknik laboratorium dasar,2- Fisika, mencakup cahaya, 'bunyi,
optik,kelistrikan, energi, kemagnetan, dantermodinamika,
3. Bumi dan antariksa, mencakup energi dansiklus siklus geokimia, iklim, samodera,cuaca, sumber daya alam, dan perubahan dibumi,
4. Matematika, mencakup probabilitas danstatistik.
Sedangkan bagi guru Kimia harus siap untuksecara efektif menerapkan konsep darimatematika dan lpA (sains) lain untukpembelajaran Kimia yang mencakup konsepdasar dari :
1. Biologi, mencakup biologi molekuler,bioenergetik, dan ekologi,
2. llmu kebumian, mencakup geokimia, si(usdari bahan, dan energetik dari sistem Bumi.
3. Fisika, mencakup energi, evolusi bintang,sifat dan fungsi gelombang, gerak dan gayi,kelistrikan dan kemagnetan, i
4. Keterampilan dan konsep matematika.ilanstatistik mencakup statistik dan penggunaandari persamaan deferensial dan kalkulus.
Rekcmendasi NSTA mengisyaratkanbahwa guru Biologi dan Kimia disamping harusmenguasai materi bidang studi, juga harusmampu mampu menerapkan konsepMatematika dan lpA (sains) lain, termasuk Fisika,untuk pembelajaran bidang studi. Fisikamempunyai peran yang penting untuk belajarbiologidan kimia, yang meliputi :
a. Penggunaan prinsip-prinsip fisika untukmenjelaskan pengetahuan atau fenomenayang dipelajari dalam biologi dan kimia,
b. Penggunaan prinsip-prinsip fisika dalam alatbantu yang digunakan untuk mempelajaripengetahuan atau fenomena dalam biologidan kimia.
Kenyataan di lapangan menunjukkanbahwa berdasarkan wawancara dan studipenjajagan yang dilakukan pada mahasiswacalon guru biologi sebuah LPTK_PTS di JawaBarat menunjukkan mahasiswa calon gurubiologitidak memahami mengapa mereka harus
376
Seminar Nasional Pendidikan IPA tahun 2011
"Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya
Berkarakter bangsa melalui Pembelajaran Sains"
menempuh mata kuliah fisika. Pada umumnyamereka tidak tertarik pada mata kuliah fisika,
sehingga kurang berminat mempelajari dan
memandang sebagai mata kuliah yang sulit(Toto, 2008: 1). Sedangkan menurut Giancoli
{2001 : ix), matematika dapat menjadihambatanuntuk pemahaman dalam belajar fisika.
Kortemeyer (2007) melakukan survey
terhadap pramahasiswa kedokteran Universitas
Maryland untuk mengungkap : 1) harapan dan
keyakinan mahasiswa tentang hakikat fisika, 2)
tentang bagaimana kuliah diajarkan, yang
meliputi unsur-unsur kuantitatif dan kualitatif.Hasil survey menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara guru fisika dan pramahasiswa
kedokteran di Universitas Maryland karena
mereka mempunyai akar dalam perbedaan
harapan. Dalam hal ini guru mencari cara untukmenyampaikan suatu konsep sehingga siswa
mampu menggambarkan pemahaman.
Pramahasiswa kedokteran sebagian besar miripbukan ahli (awam) mempunyai cara pandangyang berbeda terhadap peran matematikadalam fisika dibandingkan dengan mahasiswateknik rekayasa (engineering). Akibatnya,mereka termotivasi oleh kebutuhan untukmelakukan standardisasi tes dengan sebagianbesar terpancang oleh permasalahan rumusnumerik serta oleh kebutuhan mereka untukmemperoleh nilai baik dalam kuliah yang
nampak asing dan tidak intuitif bagi mereka.Hasil survey juga merekomendasikan seringnyacontoh-contoh dari topik medis dalam kuliahbagi pramahasiswa kedokteran selain dari pada
asesmen yang relevan yang lebih fokuspenyelesaian soal-soal secara konseptual dan
strategi pemecahan masalah. Hal ini sesuaidengan pendapat Cromer (1994 : vii), bahwapendekatan dengan pemberian contoh-contohgejala biologis yang senyatanya (realistis) yang
mengilustrasikan setiap asas fisis menambahminat mahasiswa yang umumnya tidak memilikimotivasi untuk mempelajari fisika.
Hasil penelitian dan rekomendasi NSTA
menunjukkan bahwa 1) penggunaan
matematika yang rumit dalam perkuliahan fisikadasar terutama bagi mahasiswa program studipendidikan biologi dan kimia, menyebabkanmahasiswa mengalami kesulitan untuk
memahaminya, 2l secara kontekstual gurubiologi dan kimia harus mampu menerapkankonsep-konsep fisis dalam proses pembelajaranbiologi dan kimia, 3) asesmen yang relevan yang
lebih fokus penyelesaian soal-soal secara
konseptual sangat diperlukan. Oleh karena itudosen perlu memilih strategi pembelajaran yang
tepat agar pembelajaran fisika dasar menjadilebih bermakna bagi mahasiswa program studipendidikan biologi dan pendidikan kimia.
Penelitian ini mencoba mengembangkaninstrumen asesmen pemahaman konsep fisikapada mata kuliah Fisika Dasar bagi mahasiswaprogram studi pendidikan biologi danpendidikan kimia. Dalam penelitian untuk setiapkonsep fisika yang sama dibuat dua versiasesmen, yaitu versi "non kontekstual" dan versi"kontekstual". lnstrumen asesmen "nonkontekstual" merupakan instrumen asesmenpemahaman konsep fisika sebagaimana yanidiberikan pada mahasiswa program pendidikanfisika. Sedangkan instrumen asesmen"kontekstual" merupakan instrumen asesmenpemahaman konsep fisika yang menyesuaikan
dengan materi biologi dan kimia. Tujudn
dimunculkannya 2 (dua) versi asesmen untilkmemberi pengalaman kepada calon guru biologidan guru kimia tentang kaitan erat antara ilmufisika dengan biologi dan ilmu fisika dengan
kimia.Berdasarkan uraian di atas makalah
bertujuan f-) mendiskripsikan pemahaman"kontekstual" konsep fisika pada mata kuliah
Fisika Dasar bagi mahasiswa Pendidikan Biologi
dan Pendidikan Kimia suatu LPTK di PropinsiDaerah lstimewa Yogyakarta, 2) mengetahuihubungan pemahaman "non kontekstual" danpemahaman "kontekstual" konsep fisika pada
mata kuliah Fisika Dasar bagi mahasiswa
Pendidikan Biologi dan Pendidikan Kimia suatuLPTK di Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta.
Untuk mencapai tujuan di atas,
instrumen asesmen yang dikembangkan terdiridari 20 butir soal untuk setiap versi. lnstrumenasesmen yang dikonstruksi, selanjutnya
dimintakan pertimbangan (telaah) para ahli(expertl. Untuk masing-masing versi ditelaaholeh 3 (tiga) orang ahli dari bidang fisika, kimia
dan biologi. Hasil telaah dari ahli digunakan
377
Seminar Nasional pendidikan lpA tahun 2011"Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya
Berkarakter bangsa melalui pem belajaran Sains,,
untuk melakukan revisi terhadap instrumenasesmen yang dikonstruksi. tnstrumen yangtelah direvisi berdasarkan hasil tetaah ahliselanjutnya diujicobakan di lapangan gunamemperoleh butir-butir yang memenuhipersyaratan. Uji coba dilakukan pada FMIpAsuatu LPTK di propinsi Daerah lstimewaYogyakarta dengan melibatkan 45 mahasiswaProgram Studi pendidikan Biologi dan 4Amahasiswa program Studi pendidikan Kimia.
PEMBAHASAN
lnstrumen yang digunakan dalampenelitian ini dikembangkan berdasarkan studilapangan dan studi literatur, selanjutnyaditetapkan pokok bahasan dan bentuk (model)asesmen yang akan digunakan sebagai dasaruntuk menyusun instrumen.
pokok/Subpokok bahasan yang dipililsebagai dasar untuk menyusun insirumenpenelitian ini meliputi : Fluida, Temperatur darTeori Kinetik Gas, Kalor, Gejala KeJistrikan.
Pengembangan instrumen selar;jutny;adalah menyusun sejumlah indikator soal yanlsesuai dengan pokok/subpokok bahasan terpilihSetiap indikator soal dibuatkan satu butiinstrumen asesmen pemahaman konsep vers"non kontekstual" dan satu butir instrumen.versi "kontekstual,, untuk mahasiswa prodpendidikan biologi dan pendidikan kimia. Keduaversi instrumen rnempunyai aspek kognitif yan6sama. Contoh dari instrumen kedua versi untulkedua prodi disajikan pada Tabel L s.d Tabel4sebagai berikut:
Tabel 1. Spesifikasi Asesmen pemahamanProdi pendidikan Biologi
Konsep FisikaUntuk Mahasiswa
lndikator, Soal Non t<onteksiu-1, Soal tconiekstu"l
Hukum Boyle lndikator:Mahasiswa E$l hukum Boyle dan
Ketika klep pompa digerakkan ke kanan, udara luar akan masukdalam pompa karena tekanan udara didalam pompa ...A. lebih tinggi dibandingkan tekanan atmosfir.B. lebih rendah dibandingkan tekanan atmosfir.C. sama dengan tekanan atmosfir.D. kemungkinan sama tergantung banyaknya udara yang masuk.
Soal Non Kontekstual :
Perhatikan gambar pompa sebagai berikut!
Soal Kontekstual :
Pada saat Anda menghirup udara, diafragmaA. berelaksasi dan bergerak ke atas.B. berelaksasidan bergerak ke bawah.C. berkontraksi dan bergerak ke atas.D. berkontraksi dan bergerak ke bawah.
378
Seminar Nasional Pendidikan IPA tahun 2011
"Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya
Berkarakter bangsa melalui Pembelajaran Sains"
Tabel 2. SpesifikasiAsesmen Pemahaman Konsep Fisika Untuk Mahasiswa
Prodi Pendidikan Biologi
Sub
PokokBahasan
No.Soal
tndikator, Soal Non Kontekstual, Soal Kontekstual , AspekKognitif
Hukum Boyle 4 lndikator :
Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara tekanan dan
volume gas pada temperatur konstan untuk jumlah partikel gas
vans konstan.
c2
Soal Non Kontekstual :
Ketika temperatur dan jumlah partikel gas tetap, maka .
A jumlah tekanan dan volume adalah konstan.
B. beda tekanan dan volume adalah konstan.
C. hasil kali tekanan dan volume adalah konstan.
D- perbandingan tekanan dan volume adalah konstan.
Soal Kontekstual :
Seorang ahli biologi membaca buku fisika untuk memperbaikipemahaman hubungan antara volume dan tekanan didalam gas.
Ahli biologi memerlukan informasi ini untuk menjelaskan ...A. mekanisme jantung memompa darah yang mengandung
oksigen melalui sistem peredaran.
B. kemampuan ikan untuk tetap secara alami melayang di
berbagai kedalaman.C. mekanisme tentang aliran getah ke atas melawan gravitasi
dalam suatu pohon.D. kemampuan tidur binatang untuk mengurangi konsumsi
oksigen mereka.
Tabel3. SpesifikasiAsesmen Pemahaman Konsep Fisika Untuk Mahasiswa
ProdiPendidikan Kimia
Sub
PokokBahasan
No.Soal
lndikator, Soal Non Kontekstual, Soal Kontekstual AspekKognitif
Hukum Boyle 3 lndikator :
Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara tekanan dan
volume pada temperatur konstan dan jumlah partikel gas yang
konstan.
C2
Soal Non Kontekstual:Kerapatan suatu gas akan meningkat jika ...
A. temperaturnya meningkat pada volume konstan.
B. temperaturnya meningkat pada tekanan konstan
C. tekanannya meningkat pada temperatur konstan.
D. tekanannya meningkat pada volume konstan.
Soal Kontekstual :
Bila sejumlah gas yang massanya konstan ditekan pada suhu
konstan, maka molekul-molekul gas akan...
A. lebih sering menumbuk dinding tabung gas.
379
Seminar Nasional pendidikan lpA tahun 2011"Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya
Ek"t.Egll"ngg melalui pembelajaran Sai-ins,,
B. mempunyai energi kinetik 6b,h besar.C. mempunyaimomentum lebih besar.D. bergerak lebih cepat.
Tabel 4. SpesifikasiAsesmen Pemahaman Konsep Fisika Untuk MahasiswaProdipendidikan Kimia
lndikator, Soal Non Xontetffi
Hukum Boyle
Mahasiswa mampu menyebutkan konsekuensi dari hukumBoyle.
Manakah dari pernyataan berikut merupakan konsekuensi dari Ihukum Boyle? -- - "" ' I
A. Kerapatan gas berkurang ketika temperatur ditingkatkan I ,i
B- Kerapatan gas meningkat ketika massa morekurar I aditingkatkan I
C. Kerapatan gas meningkat ketika tekanan ditingkatkan.D. Kerapatan gas rneningkat ketika temperatur ditingkatkan.
Ketika temperatur dan jumlah partikel gas tetap, makaA. hasil kalitekanan dan votume adalah konstan.B. perbandingan tekanan dan volume adalah konstan.C. jumlah tekanan dan volume adalah konstan.D. beda tekanan dan volume adatah konstan-
lnstrumen yang telah direvisiberdasarkan hasil telaah ahli diujicobakan dilapangan guna memperoleh butir_butir yangmemenuhi persyaratan. Uji coba dilakukandilakukan pada FMtpA suatu LPTK di propinsiDaerah lstimewa yogyakarta dengan melibatkan
45 mahasiswa program Studi pendidikan Biologidan 40 mahasiswa program Studi pendidikanKimia. Jumlah butir soal hasil uji coba yangmemenuhi persyaratan butir soal yang baikdisajikan pada Tabel5 sebagai berikr,. :
Tabel 5. Jumlah Butir Soal yang Memenuhi persyaratan
Uji korelasi Spearman Rank digunakanuntuk menyelidiki korelasi antara p"*uhu_un
konsep versi ,,non
pemahaman konsep versikontekstual" dan
"kontekstual" konsep
Asesmen
Non Kontekstual
lumlah ButirPendidikan Biologi
Kontekstual
380
Seminar Nasional Pendidikan IPA tahun 2011"Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya
Berkarakter bangsa melalui Pembelajaran Sains"
fisika pada mata kuliah Fisika dasar bagi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
dan Program Studi Pendidikan Kimia. Uji ini
termasuk dalam uji statistik nonparametris yang
digunakan untuk menguji yang berbentuknominal dan ordinal serta tidak dilandasipersyaratan data harus berdistribusi normal
{sugiyono, 2001 : 8}. Korelasi Spearman Rank
bekerja pada data ordinal. Data penelitian ini
berupa data ratio, sehingga data tsb harus
diubah menjadi data ordinal dalam bentukrangking. Korelasi Spearman Rank dinyatakandengan persamaan:
eIa?P:L- ffi""""""""""(1)
Berdasarkan Tabel 6 di aias, nampak
bahwa 1) pemahaman konsep fisis pada matakuliah Fisika Dasar untuk mahasiswa ProgramStudi Pendidikan Biologi dan Program StudiPendidikan Kimia adalah rendah baik untukpemahaman versi "non kontekstual" maupunpemahaman versi "kontekstual", 2) ada korelasi
antara pemahaman versi "non kontekstual" dan
pemaharnan versi "kontekstual" konsep fisikapada mata kuliah Fisika Dasar bagi mahasiswaProgram Studi'Pendidikan Biologi, 3) tidak ada
korelasi antara pemahaman versi "non
kontekstual" dan pemahaman versi"kontekstual" konsep fisika pada mata kuliah
Fisika Dasar bagi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Kimia.Rendahnya pemahaman konsep fisis,
tidak terlepas dari adahya kecenderungan pola
pengajaran yang bersifat abstrak dan kurang
bermakna sehinggga pembelajaran fisikamenjadi kurang efektif. Kurang efektifnya proses
dalam halini:p : korelasiSpearman Rank.
di : selisih peringkat pasangan ke-i.n : banyaknya pasangan data.
Untuk jumlah pasangan yang lebih dari 30,
untuk uji statistik menggunakan rumus z
sebagai berikut :
g: pffrHasil uji tersebut disajikan pada Tabel 6 sebagaiberikut:
(2)
Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Korelasi Antara Pemahaman Konsep Versi "Non Kontekstual"dan Pemahaman Konsep Versi "Kontekstual" Konsep Fisika Pada Mta Kuliah
Fisika Dasar Bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Dan Program
Studi Pendidikan Kimia.
,l
,!i,
pembeiajaran fisika di sekolah termasuk prosespembelajaran Fisika sebagai MKK tingkatFakultas merupakan salah satu faktor utamapenyebab rendahnya tingkat pemahaman
konsep-konsep fisika serta lemahnya
kemampuan analisis soal bagi sebagian besarpeserta didik (Mundilarto, 2OO1). Hal inidiperkuat oleh pernyataan Reif (1999) yang
menyatakan bahwa penekanan yang berlebihanformalisme matematika dalam pembelajaranfisika menyebabkan sifat menghafal rumus dan
sedikit memahami konsep. Belajar fisika dengan
cara menghafal rumus memiliki kelemahan
dalam hal memahami konsep. Konsep-konsep
fisika harus dipahami dengan benar untukkepentingan penerapan fisika pada bidang-
bidang lain termasuk biologi dan kimia.
Pendekatan kontekstual {contextualteoching leorning, CTL) merupakan konsep
belajar yang dapat membantu guru mengaitkanantara materi yang diajarkan dengan situasi
Prodi Asesmen N SkorRata-rata
Harga Statistik danKeputusan
PendidikanBiologi
Non Kontekstual 45 l-0,80 26;1 = 6,60; Zs,s25=L,96
Ada korelasiKontekstual 45 ]-1-,o7
PendidikanKimia
Non Kontekstual 40 7,675 Tait = L,77; Zo,oz5=1,96
Tidak ada korelasiKontekstual 40 7,87s
381
Seminar Nasional Pendidikan IPA tahun 2011"Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya
Berkarakter bangsa melalui Pembelajaran Sains"
nyata siswa dan mendorong siswa membuathubungan antara pengetahuan yang dimilikidengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat(Nurhadi, 2004l,. Kecenderungan polapengajaran yang bersifat abstrak dan kurangbermakna mengakibatkan pembelajaranmenjadi kurang kontekstual menjadi salah satupenyebab banyak peserta didik mengalamikesulitan mempelajari fisika terutama ketikamereka menggunakan konsep-konsep fisikadalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadikarena selama ini ada kecenderungan Burudalam proses pembelajarannya di kelas kurangmengkaitkan fisika dalam kehidupan sehari-haritermasuk mengkaitkan fisika dengan disiplinilmu lain dalam hal ini biologi dan kimia. Padahalmengkaitkan fisika ke kehidupan sehari-harimembuat pembelajaran akan lebih bermakna(Zamroni dalam Surapranata, 2OO4l.
PENUTUP
Berdasarkan analisis data danpembahasan dapat disimpulkan bahwa 1)pemahaman konsep fisis pada mata kuliah FisikaDasar untuk mahasiswa Program StudiPendidikan Biologi dan Program StudiPendidikan Kimia adalah rendah baik untukpemahaman versi "non kontekstual" maupunpemahaman versi "kontekstual", 2) ada korelasiantara pemahaman versi "non kontekstual" danpemahaman versi "kontekstual" konsep fisikapada mata kuliah Fisika Dasar bagi mahasiswaProgram Studi Pendidikan Biologi, 3) tidak adakorelasi antara pemahaman versi "nonkontekstual" dan pemahaman versi"kontekstual" konsep fisika pada mata kuliahFisika Dasar bagi mahasiswa Program StudiPendidikan Kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Cromer, A. H. (19941. Fisiko untuk llmu-ilmuHoyoti (Penerjemah : Sumartono P).
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Giancoli, (2001-). Fisika Jilid 1 (Penerjemah :
Yuhilza Hanum). Jakarta : Erlangga.Hinduan, A., dkk. (2007). Pendidikan Fisika.
DaJam Ali, M., lbrahim, R., Sukmadinata,N.S., Sudjana, D., dan Rasjidin, W(Penyuntingl. llmu dan AplikosiPendidikon. Bandung : Pedagogiana Press(Halaman 753-776l'
Mundilarto. (2001). Pola Pendekotan Siswo
dolom Memecahkan Sool Fisiko. Disertasi.PPs UPl. Bandung : tidak diterbitkan
NSTA. (2003). Standards for Science Teocher
Preporation. . '
,
Reif. F. (1995). "Millikan Lecture t994 :
Understanding and teaching lmportantScientific Thought Processes". AmericanJ u r n a I P hysi cs. 63 (Ll,L7 -32
Surapranata, S. (2004). Peningkatan PendidikanMIPA dalam Master Plan Pendidikanlndonesia. Dalam Booklet SeminorNosionol Penelition, Pendidikon donPenerapan MIPA. Yogyakarta : FMIPA
UNY. (Hal : 1-9).
Toto. (20081. Pengembongon Bohan Ajar FisikaDasor Berorientasi llmu Hayati bogiMahasiswo Colon Guru Biologi. ProposalDisertasi. PPs UPl. Bandung : tidakditerbitkan.
382