47
TUGAS BESAR PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL “Surabi warung” Dosen Pengampuh : Ika Atsari Dewi,STP.,MP Disusun Oleh : Aisah Normalasari (115100301111047) Nia Tri Kusumaningrum (115100301111001) Atikah Siswining Dias (115100301111017) Fitriyatur Rosyida C.N. (115100313111004) Andriani Sukma Witari (115100307111016)

Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

TUGAS BESAR

PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL

“Surabi warung”

Dosen Pengampuh : Ika Atsari Dewi,STP.,MP

Disusun Oleh :

Aisah Normalasari

(115100301111047)

Nia Tri Kusumaningrum (115100301111001)

Atikah Siswining Dias (115100301111017)

Fitriyatur Rosyida C.N. (115100313111004)

Andriani Sukma Witari (115100307111016)

Rynisa Bella R.

(115100300111027)

Kelompok : 10

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Page 2: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

MALANG

2013

RYNISA BELLA R.

115100300111027

NIA TRI K.

115100301111001

ANDRIANI SUKMA W.

115100307111016

AISAH NORMALASARI

115100301111047

ATIKAH S. DIAS FITRIYATUR ROSYIDA C.N.

Page 3: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

BAB IPROFIL PERUSAHAAN

“Surabi Warung” ini merupakan salah satu perusahaan makanan yang berdiri pada bulan Mei 2012. Walaupun perusahaan ini baru saja berdiri, namun sudah cukup dikenal luas oleh masyarakat sekitar kota Malang sebagai produk surabi yang berbeda dari surabi yang lainnya. Hal ini, karena “Surabi Warung” ini terbuat dari wortel ungu yang tentunya sangat bergizi serta di beri dengan kuah berwarna ungu. Inovasi yang akan kami buat yaitu membuat surabi dengan bahan baku tepung terigu atau tepung beras yang ditambah dengan wortel ungu yang telah dihaluskan. Selain itu penyajiannya disertai dengan kuah. Kuah tersebut terbuat dari bahan wortel ungu. Sehingga surabi kuah kami ini akan berwarna ungu, namun untuk adonan surabinya menggunakan campuran dari wortel ungu yang telah di haluskan sehingga surabi ini akan mempunyai tekstur yang kasar, sementara untuk kuahnya di campur dengan kuah dari wortel ungu itu sendiri, sehingga warnanya pun akan menjadi ungu.

Produk dihasilkan dari wortel ungu dan bahan-bahan penunjang lainnya yang berkualitas baik dan dengan cara pembuatan yang higienis.

Gambar 1.1 “Surabi Warung” Gambar 1.2 wortel Ungu

“Surabi Warung” ini memiliki pabrik yang berlokasi di Malang, Jawa Timur. Kawasan tempat “Surabi Warung” ini berada dekat dengan salah satu bahan baku yang berkualitas di salah satu daerah yang berada di Malang. Pada ahanya memproduksi beberapa ratus kemasan surabi. Namun, dengan berjalannya

ATIKAH S. DIAS FITRIYATUR ROSYIDA C.N.

Page 4: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

waktu “Surabi Warung” mampu menjawab tantangan zaman dan mampu mengembangkan usahanya.

A. Visi “Surabi Warung” Memberikan inovasi-inovasi pada bahan baku yang melimpah di

pasaran. Ingin memberikan peluang kerja bagi masyarakat dengan merekrut sebagai karyawan.

B. Misi “Surabi Warung”- Untuk mengembangkan usaha menjadi lebih besar sehingga hasil

keuntungan yang diperoleh juga akan semakin besar. - Untuk mengembangkan jiwa dan langkah awal sebagai entrepreneur.

Page 5: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

BAB IIJADWAL INDUK PRODUKSI

2.1 Pengertian Jadwal Induk ProduksiJadwal Induk Produksi merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir

dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Sebagai suatu aktivitas proses, jadwal induk produksi (MPS) membutuhkan input utama sebagai berikut (Marie, 2003) :a. Data permintaan total, yang berkaitan dengan ramalan penjualan (sales

forecast) dan pesanan-pesanan (order).b. Status inventori, berkaitan dengan informasi tentang on hand investory, stock

yang dialokasikan untuk pengunaan tertentu, pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan.

c. Perencanaan produksi menentukan tingkat produksi, inventori dan sumber daya lainnya.

d. Data perencanaan, berkaiatan dengan aturan-aturan tentang lot sizing, safety stock dan waktu tunggu (lead time), dari masing-masing item shrinkage factor.

Jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan, backlog, rencana suplai atau penawaran, persediaan akhir, serta kuantitas yang dijanjikan tersedia (available to promise). MPS disusun berdasarkan perencanaan produksi agregar, dan merupakan kunci penghubung dalam rantai perencanaan dan pengendalian produksi. MPS berkaitan dengan pemasaran, rencana distribusi, perencanaan produksi dan perencanaan kapasitas. MPS mengendalikan MRP dan merupakan masukan utama dalam proses MRP. MPS harus dibuat secara realistis, dengan mempertimbangkan kemampuan kapasitas produksi, tenaga kerja, dan subkontraktor. Ketepatan MPS bervariasi berdasarkan jangka waktu perencanaannya. Perencanaan jangka pendek harus lebih akurat, mengingat biasanya berisi pesanan yang sudah pasti (fixed order), kebutuhan distribusi pergudangan, dan kebutuhan suku cadang. Semakin jauh jangka waktu perencanaan ketepatan MPS biasanya semakin berkurang (Herjanto, 2007).

2.2 Fungsi Master Production Schedule

Page 6: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

MPS (Master Production Schedule) atau yang disebut juga dengan jadwal induk produksi memiliki 4 fungsi utama, yaitu (Vasant, 2010):1. Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan

kebutuhan material dan kapasitas (material dan capacity requirements planning). M dan CRP merupakan aktivitas perencanaan level 3 dalam hierarki perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas pada sistem MRP II.

2. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian untuk item-item MPS.

3. Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas.

4. Memerlukan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk kepada pelanggan.

“Surabi Warung” memproduksi surabi dengan kuah wortel ungu, produk surabi kami ini di kemas dalam kemasan dengan berat 50 gr. Berdasarkan data masa lalu, komposisi campuran produk diatas relative konstan, yaitu 65%-35% terbagi antara surabi dengan kuahnya. Dari perencanaan produksi agregat diatas, maka bagian penjualan harus mengkonversi ke dalam jadwal mingguan untuk masing-masing produk. Pabrik kami ini mempunyai kapasitas 900 kg/bulan atau 4500 kemasan/minggu. Dengan melakukan lembur, kapasitas dapat ditingkatkan menjadi 950 kg/bulan atau 4750 kemasan/minggu.

Berdasarkan hal tersebut, maka Pabrik kami dapat memproyeksikan produksi bulanan masing-masing produk untuk 12 bulan pertama sebagai berikut:

Tabel 2.1 Produksi AgregatBulan Kg Kemasan

(50gr)Januari 674 13480Februari 689 13780Maret 704 14080April 719 14380Mei 734 14680Juni 749 14980

Tabel 2.2 Campuran ProdukSurabi Kuah

8762 47188957 4823

Page 7: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

9152 49289347 50339542 51389737 5243

Tabel 2.3 Rata-Rata Kebutuhan Produk Mingguan

Produk Januari Februari Maret1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Serabi 2191 2191 2191 2191 2240 2240 2240 2240 2288 2288 2288 2288Kuah 1180 1180 1180 1180 1206 1206 1206 1206 1232 1232 1232 1232

Tabel 2.4 MPS untuk “Surabi Warung”Produ

kJanuari Februari Maret

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Serabi 4382 0 4382 0 4480 0 4480 0 4576 0 4576 0

Kuah 0 2360 0 2360 0 2412 0 2412 0 2464 0 2464

Produk April Mei Juni13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Serabi 4674 0 4674 0 4772

0 4772 0 4868 0 4868 0

Kuah 0 2516 0 2516 0 2570 0 2570 0 2622

0 2622

Tabel 2.5 MPS layakProduk Januari Februari Maret

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Serabi 4382 0 4382 0 4480 0 4480 0 4750 0 4402 0

Kuah 0 4720 0 0 0 2412 0 2412 0 2464

0 2464

Produk April Mei Juni13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Serabi 2337 2337 2337 2337 2386 2386 2386 2386 2434 2434 2434 2434

Kuah 1258 1258 1258 1258 1285 1285 1285 1285 1311 1311 1311 1311

Page 8: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

Produk April Mei Juni13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Serabi 4750 0 2299 2299 4750

0 2487 2487 4750 0 2493 2493

Kuah 0 2516 0 2516 0 2570 0 2570 0 2622

0 2622

Rough-cut capacity planning (RCCP) Diasumsikan “SURABI WARUNG” beroperasi 5 hari dalam seminggu Terdapat 2 sift kerja setiap hari masing masing selama 3,5 jam. Total tiap hari mesin beroperasi selama 2 jam Selama 1 minggu beroperasi selama 7 jam

Week

1 2 3 4 5 6 7 8

MPS - Model A

10 50 10 40 30 10 0 30

MPS - Model B

40 40 30 0 0 30 0 0

Hours per unit on machine 1Model A 1Model B 2

Machine 1 Load

Week

1 2 3 4 5 6 7 8

Due to Model A

10 50 10 40 30 10 0 30

Due to Model B

40 40 30 0 0 30 0 0

Total Machine 1

Load50 90 40 40 30 40 0 30

Page 9: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

BAB IIIMANAJEMEN PERSEDIAAN

3.1 Pengertian Manajemen PersediaanPersediaan (inventory) secara umum, dalam konteks produksi, dapat

diartikan sebagai sumber daya menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran seperti dijumpai pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi seperti pada sistem rumah tangga. Sedangkan manajemen persediaan adalah aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang (termasuk produk pangan), pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material.

3.2 Penerapan pada perusahaanPada perusahaan ini persediaan diperlukan untuk mengurangi adanya

kekurangan bahan karena manajemen persediaannya tidak dapat dijaga sehingga kepuasan konsumen tidak dapat dicapai. Pada dasarnya persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses ataupun barang jadi. Persediaan ini diperlukan karena perusahaan (UKM) ini adalah salah satu perusahaan (UKM) yang bergerak dibidang pangan yaitu “SURABI WARUNG”. Persediaan yang harus dijaga yaitu persediaan bahan baku dan bahan pendukung dalam proses produksinya. Perusahaan ini memproduksi produk berdasarkan penilaian bahwa semua produknya akan terjual atau denga kata lain make to stock. Perusahaan membuat produk untuk disimpan sebagai persediaan, kemudian disalurkan secara berlanjut hingga konsumen mengenal produk tersebut, maka dapat dengan mudah untuk menyalurkan produk ke distributor-distributor maupun pengecer.

Jenis persediaan yang ada diperusahaan ini adalah persediaan bahan bakunya, persediaan barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi. Untuk persediaan bahan baku merupakan persediaan yang berupa bahan bahan mentah seperti wortel ungu, tepung, telur dan bahan bahan baku pembuatan surabi lainnya serta bahan untuk membuat kuah warungnya. Untuk persediaan santan dalam surabi dan kuahnya, perusahaan memiliki kebijakan bahwa kuah dan surabinya (produk surabi warung) tidak boleh disimpan lebih dari 1 hari, hal

Page 10: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

ini disebabkan akan menurunkan kuallitas surabi warung ini. Untuk persediaan barang setengah jadinya, yaitu surabi dan kuah warung yang belum dikemas jadi satu kemasan. Persediaan ini perlu dilakukan untuk memenuhi permintaan dan persediaan barang jadi karena proses produksi hanya dilakukan selama 5 hari kerja. Sedangkan untuk persediaan barang jadi yakni berupa berupa surabi dan kuah warungnya yang telah di kemas menjadi satu dengan ukuran 50gr, yang disimpan di tempat dingin atau yang terhindar dari panas matahari secara langsung untuk menjaga kualitas dari surabi warung ini.

Economical Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian yang optimal ini yang perlu diperhatikan adalah biaya variabel dari penyediaan persediaan tersebut, baik biaya variabel yang sifat perubahannya searah dengan penambahan jumlah persediaan, maupun biaya variabel yang sifat perubahannya berlawanan dengan jumlah persediaan tersebut. EOQ merupakan ukuran lot yang harus dipesan/dibuat sehingga meminumkan total biaya inventori. Adapun asumsi dalam EOQ : - Demand diketahui dan konstan.- Lead time diketahui dan konstan.- Tidak ada quantity discounts.- Hanya order (setup) cost dan holding cost, tidak ada stockoutcost.- Tingkat penggunaan barang diketahui dan seragam.

Biaya yang digunakan dalam system persedian ini yaitu antara lain biaya pembelian, pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pembelian (purchase cost) dari suatu item adalah harga pembelian setiap unit item jika item tersebut berasal dari sumber-sumber eksternal, atau biaya produksi perunit bila item tersebut berasal dari internal perusahaan atau diproduksi sendiri oleh perusahaan. Untuk biaya pemesanan (carrying cost) adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini pada umumya meliputi, antara lain pemrosesan pesanan, biaya ekspedisi, biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan serta biaya yang lainnya. Sedangkan biaya penyimpanan (holding cost) merupakan biaya yang timbul akibat disimpannya suatu item. Biaya penyimpanan terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi.

Jika :D = tingkat permintaan, unit per tahun

Page 11: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

Reorder point = Waktu tunggu x tingkat penggunaan

S = biaya per pemesanan H = biaya penyimpanan perunit pertahun Q* (EOQ) = ukuran pesanan ekonomisTotal Biaya Per Tahun (TC) = biaya pembelian per tahun + biaya pemesanan per tahun + biaya penyimpanan per tahun

TC=(Q2 )H+( DQ ) S

Kemudian diperoleh rumusan ukuran pemesanan yang optimum (Q*) atau EOQ, yaitu :

EOQ=√2SDh

EOQ memberi informasi berapa jumlah yang harus dipesan, serta kapan harus memesan (reorder point). Reorder point adalah titik dimana pemesanan harus dilakukan lagi untuk mengisi persediaan

Untuk perhitungan EOQ pada perusahaan surabi warung ini yaitu sebuah perusahaan yang memproduksi surabi dengan bahan utamanya tepung dan wortel ungu berencana akan memasarkan produknya ke berbagai kota. Diketahui permintaan bulan lalu sebesar 18000 kemasan atau 900 kg. Biaya pemesanan $30/pesanan. Biaya penyimpanan per unit pertahun $3.00 dan lead time 2 minggu. Dari data perusahaan diatas maka dapat diketahui perhitungan perhitungan EOQ, jumlah pemesanan dalam satu tahun, reorder point dan total biaya yang digunakan antara lain :

Jawab : S = $30 , H = $3.00 D = 18 000

EOQ=√2SDh

EOQ=√2 ($30 ) (18 000 )($ 3.00 )

=600unit

Jumlah pemesanan dalam satu tahun

m=DQ

Page 12: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

¿ 18000600

=80 pesanan perta hun

Reorder point

reorder point=DL52

¿(18000 )(2)

52 =692.3≈692unit

Total Biaya

TC=(Q2 )H+( DQ ) S

¿( 6002 )3+( 18000

600 )30=$1800

Jadi EOQ atau jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang paling minimal adalah sebesar 600 unit. Dengan jumlah pemesanan dalam satu tahun adalah sebesar 80 pesanan pertahun, reorder pointnya adalah sebesar 692 unti dan total biaya adalah sebesar $ 1800.

Page 13: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

BAB IVABC INVENTORY CLASSIFICATION

4.2 Pengertian Analisis ABCAnalisis ABC adalah metode pembuatan grup atau penggolongan

berdasarkan peringkat nilai dari tertinggi sampai terendah, dan dibagi menjadi 3 kriteria yaitu kelompok A, B dan C. Untuk kepentingan perhitungan persediaan (Inventory), biasanya kelompok A biasanya sejumlah kurang lebih 20% dari total elemen dan merepresentasikan 80% total nilai. Kelompok B berjumlah 20% dari total item dan merepresentasikan 10-20% total nilai. Kelompok C biasanya berjumlah 60-70% dari total elemen dan merepresentasikan 10-20%total nilai. Klasifikasi ABC umum dipergunakan dalam pengendalian persediaan. Periode waktu yang umum digunakan adalah satu tahun.

Untuk menentukan nilai uang tahunan dari volume dalam analisis ABC, dilakukan pengukuran permintaan tahunan dari setiap persediaan dan dikalikan dengan biaya per unit. Persediaan kelas A adalah persediaan-persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya tinggi. Persediaan ini memiliki presentase sekitar 15% dari persediaan total, tetapi mewakili 70% sampai 80% dari total biaya persediaan. Persediaan kelas B adalah persediaan yang volume tahunannya (dalam nilai uang) sedang. Persediaan ini memiliki presentase 30% dari keseluruhan persediaan dan 15% sampai 25% dari nilainya. Persediaan yang volume tahunannya kecil, dinamakan kelas C, yang memiliki presentase hanya 5% dari keseluruhan volume tahunan tetapi sekitar 55% dari keseluruhan persediaan.

Pada perusahaan (UKM) yang bergerak dibidang pangan yaitu “SURABI WARUNG” harus ditetapkan biaya mana yang masuk dalam ketiga kriteria tersebut. Analisis ABC ini digunakan untuk menghitung frekuensi persediaan material, memfokuskan pembelian pada material yang dibutuhkan yang bernilai tinggi dan penggunaan dalam jumlah tinggi, sebagai indikator yang baik untuk pengaman penyimpanan dan untuk mencegah kerusakan, serta membantu untuk mengidentifikasi metode pengendalian yang digunakan. Analisis ABC dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1 - Mengidentifikasi tujuan dan kriteria analisis2 - Mengumpulkan data tentang populasi dianalisis3 - Urutkan keluar daftar dengan mengurangi dampak4 - Hitung akumulasi dampak dan persentase5 - Identifikasi kelas6 - Menganalisis kelas dan mengambil keputusan yang tepat

Page 14: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

Untuk perhitungan persediaan analisis ABC pada perusahaan surabi warung ini yaitu perusahaan yang memproduksi surabi dengan menggunakan macam-macam bahan. Untuk bahan utamanya yaitu tepung dan wortel ungu. Klasifikasi ABCnya untuk perusahaan surabi warung ini adalah sebagai berikut :

No Deskripsi Harga satuan JumlahPengeluaran

tahunan12345678

Tepung teriguTepung berasTelurWortel unguGaramBaking powderSantanGula pasir

7.000/kg8.400/kg

15.500/kg12.000/kg8.000/kg

80.000/kg8.000/liter11.000/kg

450 kg180 kg225 kg300 kg50 kg20 kg

450 liter30 kg

3.150.0001.512.0003.487.5003.600.000

400.0001.600.0003.600.000

330.000Total 17.679.500

No Deskripsi Annual spend II KumulatifPresentase

(%)47316258

Wortel unguSantanTelurTepung teriguBaking powderTepung berasGaramGula pasir

3.600.0003.600.0003.487.5003.150.0001.600.0001.512.000

400.000330.000

3.600.0007.200.000

10.687.50013.837.50015.437.50016.949.50017.349.50017.679.500

20,3640,7360,4578,2787,3295,8797,64100

Total 17.679.500

Jadi, analisi ABC pada perusahaan ini dapat diketahui bahwa klasifikasi A yaitu 20-78 %, untuk klasifikasi B yaitu 87-95% dan yang terakhir yaitu klasifikasi

A

B

C

Page 15: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

C yaitu 97-100%. Analisis ABC tidak memberikan solusi langsung, analisis ini digunakan untuk menunjukkan beberapa bidang yang penting untuk mengeksplorasi peluang lebih lanjut.

Page 16: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

BAB VDISKON KUANTITAS

5.1 Pengertian Diskon KuantitasDiskon kuantitas adalah potongan yang diberikan oleh penjual kepada

pembeli, apabila membeli barang melebihi pada suatu jumlah tertentu. Contohnya harga normal adalah Rp 10.000,00 per unit dengan pembelian dibawah 100 unit dan akan mendapat diskon kuantitas menjadi Rp 9.000,00 per unit untuk pembelian 100 unit atau lebih. Diskon kuantitas harus ditawarkan sama untuk pelanggan dan tidak boleh melebihi penghematan biaya yang diperoleh penjual. Diskon tersebut dapat ditawarkan untuk masing-masing pesanan yang dilakukan atau untuk jumlah unit yang dipesan selama kurun waktu tertentu.5.2 Penerapan pada perusahaan

Salah satu bahan baku yang diperlukan untuk pembuatan surabi waru adalah wortel ungu. Akhir-akhir ini supplier wortel ungu memberikan diskon kuantitas untuk pembelian sejumlah unit tertentu. Daftar diskon kuantitasnya ditunjukkan oleh tabel berikut :

Angka DiskonKuantitas Diskon

(kg)Diskon (%) Harga Diskon (P)

1 0 sampai 54 Tidak ada diskon Rp 12.0002 55 sampai 99 5 Rp 11.4003 100 sampai 199 10 Rp 10.8004 200 sampai lebih 15 Rp 10.200

Biaya normal untuk pembelian strawberry adalah Rp 12.000/kg. Setelah diadakan diskon kuantitas, untuk pembelian wortel ungu 55 sampai 99 kg harga per kg-nya menjadi Rp 11.400. Untuk pembelian antara 100 sampai 199 kg harganya menjadi Rp 10.800 per kg. Untuk pembelian 200 kg sampai lebih harganya menjadi Rp 10.200 per kg. Kebutuhan wortel ungu tiap tahunnya adalah 300 kg, biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000, dan ongkos membawa persediaan / sebagai persentase dari harga (i) adalah 20 %. Tentukan kuantitas pesanan yang harus dipesan perusahaan untuk meminimalisir angka persediaan total !

Rumus Umum :

Q* = √ 2DSIP

Page 17: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

- Q1* = √ 2(300)(10000)0,2(12000)

= √ 60000002400

= 50 kg / pesanan

- Q2* = √ 2 (300 )(10000)0,2(11400)

= √ 60000002280

= 51,29 kg / pesanan

- Q3* = √ 2 (300 )(10000)0,2(10800)

= √ 60000002160

= 52,7 kg / pesanan

- Q4* = √ 2 (300 )(10000)0,2(10200)

= √ 60000002040

= 54,23 kg / pesanan

Perhitungan Biaya Total

Angka diskon

Harga per kg

Kuantitas pesanan

(kg)

Biaya produk tahunan

(Rp)

Biaya pemesanan

tahunan (Rp)

Biaya penyimpanan tahunan

(Rp)

Total (Rp)

1Rp

12.00050 3.600.000 60.000 60.000

3.720.000

2Rp

11.40055 3.420.000 54.545 62.700

3.537.245

3Rp

10.800100 3.240.000 30.000 108.000

3.378.000

4Rp

10.200200 3.060.000 15.000 204.000

3.279.000

Dengan demikian dapat dilihat bahwa kuantitas pesanan 200 kg akan meminimalisir biaya total.

Page 18: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

BAB VIPERSEDIAAN PROBABILISTIK

Di Era dimana pelayanan pelanggan menjadi faktor penentu keberhasilan Perusahaan, pengontrolan dan optimasi persediaan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Oleh karena itulah perencanaan dan inventory control harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan produksi dan permintaan pelanggan. Bagi perusahaan utamanya yang banyak menanamkan modal kerja dalam persediaan, efektifitas proses ordering dan carrying harus pula mendapat perhatian yang cukup agar memberikan penghematan biaya yang lebih signifikan. Dengan demikian pengendalian dan optimasi persediaan ini akanmembantu meningkatkan daya saing perusahaan secara keseluruhan. Pada umumnya setiap perusahaan selalu mempunyai persediaan bahan baku dalam keadaan dan jumlah yang berbeda-beda untuk mendukung kelancaran proses produksinya. Hal-hal yang mempengaruhi dalam mengadakan persediaan yaitu ketersediaan modal atau anggaran pembelian, pola permintaan dari konsumen, serta kebijakan dari perusahaan. Sekarang ini masih banyak perusahaan melakukan persediaan tanpa memperhitungkan perencanaan sehingga dapat mempengaruhi biaya operasional. Penentuan jumlah persediaan dan persediaan cadangan (safety stock) untuk mengantisipasi timbulnya lonjakan jumlah permintaan dan jumlah cacat produksi hanya ditentukan dengan perkiraan. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap total biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan persediaan.

6.1 Pengertian Persediaan ProbabilistikMenurut Krawjeski (2005), Manajemen Persediaan adalah suatu cara

pengaturan pengadaan, penerimaan, dan pengalokasian bahan persediaan dalam suatu usaha yang sedang dijalankan sehingga, usaha tersebut menjadi efektif terutama dalam biaya yang dikeluarkan dan kelancaran usaha atau produksinya.

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pengendalian persediaan adalah meminimumkan total biaya operasional perusahaan khususnya biaya persediaan, mengoptimalkan kuatitas pesanan yaitu jumlah yamg harus dipesan tiap kali pemesanan, serta penjadwalan produksi dalam usaha untuk memenuhi permintaan. Beberapa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan keefektifan dari sistem produksinya sehingga dapat menciptakan jadwal kerja yang baik dan mampu menoptimalkan/meminimumkan biaya operasional. Untuk

Page 19: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu model matematika agar biaya-biaya yang ada pada persediaan barang menjadi minimal.

Model persediaan sudah banyak dikenalkan dalam optimalisasi total biaya operasional perusahaan. Diantara model tersebut, salah satunya adalah model persediaan probabilistik. Menurut Sutarman (2003), model persediaan probabilistik merupakan model persediaan dimana ukuran permintaan dalam satu periode bersifat acak, disamping itu pada model persediaan probabilistik timbul suatu persediaan pengaman (safety stock) yang digunakan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan atau fluktuasi pemenuhan bahan baku dalam jangka waktu tertentu.

Seperti halnya pada “PT. Maju Makmur” yang beralamatkan di Jl. Kerto Sari n0.84 Malang. Kegiatan produksi perusahaan ini adalah dalam bidang pangan, dimana membuka warung yang bernama “Serabi Warung” warung disini dimaksudkan wortel ungu yang mana bahan bakunya berasal dari wortel ungu. Sistem produksi yang diterapkan pada perusahaan Maju Makmur ini adalah make to stock. Perusahaan membuat serabi sesuai persediaan yang diinginkan oleh konsumen.

Permasalah yang timbul adalah pihak perusahaan tidak dapat memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi secara tepat dan optimal. Pihak perusahaan ingin menentukan jumlah bahan baku dan safety stock yang harus disiapkan setiap dilakukan pemesanan kepada konsumen secara optimal. Selama ini jumlah safety stock yang digunakan untuk mengantisipasi timbulnya lonjakan jumlah permintaan dan jumlah cacat produksi ditentukan dengan perkiraan.

6.2 Pengertian Persediaan Pengaman (safety stock)

Persediaan dapat memilki berbagai fungsi penting menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan. Fungsi dasar persediaan sebenarnya sangat sederhana, yaitu meningkatkan profitability perusahaan. Safety stock menurut Siagian (2000) adalah persediaan yang sering dikaitkan dengan besarnya permintaan yang berubah0ubah dan ketidak teraturan waktu tunggu (lead time). Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, perusahaan perlu menyiapkan persediaan pengaman (safety stock). Persediaan pengaman adalah tambahan persediaan dari jumlah biasanya sebasar rata-rata kondisi persediaan dan lamanya waktu tunggu .

Karena adanya waktu tenggang, perlu adanya persediaan yang dicadangkan untuk kebutuhan selama menunggu barang datang, yang disebut sebagai persediaan pengaman (safety stock). Persediaan pengaman berfungsi untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan

Page 20: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

baku, misalnya karena penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan bahan yang dipesan. Persediaan pengaman disebut juga dengan istilah persediaan penyangga. Bagi perusahaan dagang, persediaan pengaman juga dimaksudkan untuk menjamin pelayanan kepada pelanggan terhadap ketidakpastian dalam pengadaan barang (Herjanto, 2007).

6.3 Peran Persediaan Pengaman (safety stock)Peranan persediaan pengaman sangat penting untuk menentukan

besarnya peramalan, jika persediaan peramalan dilakukan dengan tepat maka perusahaan boleh tidak mempunyai peramalan. Jumlah persediaan yang menandai saat harus dilakukan pemesanan ulang sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan adalah tepat waktu (dimana persediaan diatas persediaan pengaman sama dengan nol) disebut titik pemesana Ulang (reorder point, ROP).

Titik ini menandakan bahwa pembelian harus segera dilakukan untuk menggantikan persediaan yang telah digunakan. Jika ROP yang ditetapkan terlalu rendah, persediaan akan habis sebelum persediaan pengganti diterima sehingga produksi dapat terganggu atau permintaan pelanggan tidak terpenuhi. Namun jika titik pemesanan ulang ditetapkan terlalu tinggi maka persediaan baru sudah datang sementara persediaan bahan baku digudang masih banyak. Keadaan ini mengakibatkan pemborosan biaya yang berlebihan.

Suatu perusahaan mengadakan persediaan bertujuan agar terlindung dari ketidakpastian permintaan. Dalam sistem persediaan terdapat ketidakpastian dalam pemasokan, permintaan, dan tenggang waktu pemesanan. Selain itu juga, persediaan dilakukan guna mengatasi perubahan yang diantisipasi dalam permintaan dan penawaran. Untuk mengetahui pemesana kembali (ROP) dan jumlah persediaan pengaman (ss) pada PT. Maju Makmur, telah mengalami persediaan probabilitas untuk permintaan persediaan selama periode pemesanan ulang. Tiga item persediaan probabilistikA. Permintaan variabel dan waktu tunggu konstanUntuk item bahan baku wortel ungu, Perusahaan memiliki Permintaan bulanan bahan baku rata-rata adalah 756 kg, dengan standar deviasi 3 unit. Waktu tunggunya konstan, yaitu 2 hari. tingkat pelayanannya mencapai 90% (resiko kehabisan persediaan hanya 10% sepanjang waktu). persediaan pengaman yang diperlukan adalah :Diketahui : Permintaan bulanan rata-rata = 756 kgWaktu tunggu dalam hari (konstan) = 2 hari

Page 21: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

Standar deviasi dari permintaan harian = σd = 3Tingkat pelayanan = 90% Solusi :Dari tabel normal, nilai Z untuk 90% adalah 1,28Persamaan :ROP = (permintaan harian rata-rata x waktu tunggu dalam hari) + ZσdLT

Dimana σdLT = standar deviasi dari permintaan selama waktu tunggu = σd

Sehingga, ROP = (756 kg x 2 hari) + 1,28 (3) ()= 1512 + 5,43= 1517,43 1517Persediaan pengaman (SS) = 1517 – 756=761kemasan/bungkusJadi, persediaan pengamannya sekitar 761 kemasanB. Waktu Tunggu Variabel Dan Permintaan Konstan Perusahaan ”Maju Makmur” menjual sekitar 300 kemasan serabi warung per hari (kuantitas yang hamper konstan). Waktu tunggu untuk pengantaran bahan baku wortel ungu terdistribusi normal dengan waktu rerata 3 hari dan standar deviasi 1 hari. Ditentukan tingkat pelayanannya 95%.Diketahui :Permintaan harian rata-rata = 300 kemasanWaktu tunggu rata-rata = 5 hari Standar deviasi dari waktu tunggu= σLT = 3 hari Tingkat pelayanan = 95%, jadi Z adalah 1,65Persamaan:ROP = (permintaan harian x waktu tunggu rata-rata dalam hari) + Z (permintaan harian) x σLT

Dimana σLT = standar deviasi dari waktu tunggu dalam hariSehingga, ROP = (300 x 5) + 1,65 (300) (3)

= 1500 +1485= 2985 bungkus

Persediaan pengaman (SS) = 2985 – 300 = 2685 kemasanJadi, persediaan pengamannya sekitar 2685 kemasanC. Permintaan dan waktu tunggu variabelPada Serabi Warung ini yang paling banyak diminati konsumen adalah dengan berbahan baku dari wortel ungu dengan tambahan komponen susu coklat dan komponen tambahn lain. Sekitar 100 kemasan per hari, mengikuti distribusi normal dengan standar deviasi 3. Bahan baku dipesan dari distributor yang waktu tunggunya terdistribusi normal dengan rata-rata 3hari dan standar deviasi

Page 22: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

1 hari. Untuk menjaga tingkat pelayanan 90%, persediaan pengaman yang diperlukan adalah :

Diketahui :Permintaan harian rata-rata = 100 kemasan per hari

Waktu tunggu rata-rata = 3 hari Standar deviasi dari permintaan harian = σd = 3Standar deviasi dari waktu tunggu= σLT = 1 hari Tingkat pelayanan = 90%, jadi Z adalah 1,28Persamaan:ROP = (permintaan harian rata-rata x waktu tunggu rata-rata) + ZσDlt

Dimana σd = standar deviasi dari permintaan per hariσLT = standar deviasi waktu tunggu dalam hari

dan σdLT =

Sehingga, σdLT =

= = = 100,14

ROP = (100 x 3) + 1,28 σdLT

= 100 + 1,28 (100,14)= 100 + 128,18= 228,18 ≈ 229bungkus

Persediaan pengaman (SS) =229 – 100 = 129 kemasan

Page 23: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

BAB VIIMATERIAL REQUIREMENT PLANNING

7.1. Material Requirment PlanningMaterial Requirement Planning (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu

teknik atau set prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian kebutuhan bahan terhadap komponen-komponen permintaan yang saling bergantungan. Material Requirement Planning (MRP) merupakan penjabaran dari Jadwal Induk Produksi (JIP) ke dalam jadwal kebutuhan dari setiap komponen/ material yang menyusunnya. Strategi produksi digunakan untuk mengantisipasi agar terjadi keseimbangan antara pemasok material dan kebutuhan aktual pesanan. Ada dua kategori yang disarankan yakni make to stock dan make to order. Make to stock hanya dipakai untuk standard product sedangkan make to order digunakan pada kedua definisi produk yakni standard product dan custom product (Saleh & Dharmayanti, 2012).

7.2 Tujuan Material Requirment PlanningFungsi dari Material Requirment Planning (MRP) yaitu sebagai sistem

pengendalian persediaan material, selain itu sebagai sistem perencanaan produksi. Tujuan dari Material Requirment Planning (MRP) :1. Meminimalkan persediaan

Material Requirment Planning (MRP) menentukan seberapa banyak dan kapan suatu komponen deiperlukan disesuaikan dengan JIP.

2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengirimanMRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan komponen.

3. Komiten yang realistisDengan MRP, jadwal prodksi diharpkan dapat terpenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis

4. Meningkatkan efisiensiMRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waku produksi dan pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan JIP.

7.3 Komponen dasar Material Requirment Planning

Komponen dasar MRP terdiri dari jadwal indukproduksi, daftar materal dan data persediaan. Berdasarkan informasi dari jadwal induk produksi dapat

Page 24: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

diketahui permintaan dari suatu produk akhir, yang selanjutnya dengan mengetahui komponen yang membentuk produk akhir, status persediaan dan waku tenggang yang diperlukan untuk memesan bahan atau merakit komponen-komponen yang bersangkutan, dapat disusun suatu perencanaan kebutuhan dari komponen yang diperlukan.

7.4 Keluaran dari Material Requirment PlanningKeluaran dari MRP berupa jadwal pesanan pembelian komponen kepada

pemasol atau pesanan kepada bagian produksi untuk mengerjakan perakitan komponen tertentu. Prosesini disebut pemecahan produk (product explosion) karena permintaan suatu produk akhir dipecah ke dalam permintaan dari berbagai komponen produk.

7.5 Penerapan pada Perusahaan“Surabi Warung” memiliki permintaan untuk produk surabi 900 Kg atau

18000 kemasan yang harus dipenuhi dalam 4 minggu. Setiap 1 Kg surabi memerlukan ½ Kg tepung terigu , 1/5 Kg Tepung Beras, 1/3 Kg Wortel Ungu, ¼ Kg Telur, 1/30 Garam, 1/45 Baking Powder, ½ liter Santan dan 1/3 liter kuah surabi. Kemudian setiap 1liter kuah surabi memerlukan 1/10 Kg Gula Pasir, 1/15 Kg garam, 1/3 liter santan dan ½ liter sari wortel ungu. Sehingga pembuatan 900 Kg surabi memerlukan 450 Kg Tepung terigu, Tepung beras 180 Kg, telur 225 Kg, wortel ungu 270 Kg, garam 30 Kg, 20 Kg, 450 liter santan dan 300 Kg kuah. Kemudian kuah memerlukan 30 Kg gula pasir, 20 Kg garam, 100 liter santan dan 150 liter sari wortel ungu. Maka permintaan untuk produk tepung terigu, tepung beras, telur, wortel ungu, garam, baking powder, santan, kuah surabi, gula pasir, sari wortel ungu sangat bergantung terhadap permintaan produk surabi. Dari data diatas maka dapat dibuat Material Requirment Planning.

7.1 Tabel waktu tunggu untuk setiap bahanNo Komponen Lead Time (

dalam minggu)

1 Surabi 12 Tepung Terigu 13 Tepung Beras 14 Wortel Ungu 25 Telur 16 Garam 27 Baking Powder 1

1/15

Page 25: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

8 Santan 19 Kuah Surabi 2

10 Gula Pasir 111 Sari Wortel Ungu 2

Tepung

Terigu

1 Minggu

Tepung

Beras

Surabi1 Minggu

1 Minggu

Telur

Wortel Ungu

1 Minggu

1 MingguGaram

1 Minggu

Kuah

Surabi

Santan

1 Minggu

1 Minggu

1 Minggu

Santan

Garam

1 Minggu

1 Minggu

1 Minggu

Gula pasir

Baking Powder

1 Minggu

Sari wortel ungu

41 2 3

Page 26: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

7.4 Tabel Rencana kebutuhan Bahan Baku

Barang Persediaan di tanganSurabi 20Tepung Terigu 160Tepung Beras 60Wortel Ungu 100Telur 65Garam 0Baking Powder 0Santan 30Kuah Surabi 153Gula Pasir 5Sari Wortel Ungu 30

Minggu1 2 3 4

Surabi 1 9002 900

Tepung Terigu 1 4502 450

Tepung Beras 1 1802 180

Wortel Ungu 1 2252 225

Telur 1 2702 270

Garam 1 20 30 Kg2 20 30 Kg

Baking Powder 1 4,52 4,5

Santan 1 270 5002 270 500

Kuah Surabi 1 3602 360

Gula Pasir 1 92 9

Sari Wortel Ungu 1 69,752 69,75

Page 27: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

7.5 Tabel rencana kebutuhan netto untuk 900 Kg produk “ “Surabi Warung””WaktuTunggu

ditangan

identifikasi Minggu0 1 2 3 4

1 20 Surabi Kebutuhan Bruto

900

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

20 20 20 20 20

Kebutuhan Netto

880

Penerimaan Pesanan Terencana

880

Pengiriman Pesanan Terencana

880

1 160 Tepung Terigu

Kebutuhan Bruto

440

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

160 160 160

Kebutuhan Netto

280

Penerimaan Pesanan Terencana

280

Page 28: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

Pengiriman Pesanan Terencana

280

1 60 Tepung Beras

Kebutuhan Bruto

176

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

60 60 60

Kebutuhan Netto

116

Penerimaan Pesanan Terencana

116

Pengiriman Pesanan Terencana

116

1 100 Wortel Ungu

Kebutuhan Bruto

218

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

100 100 100

Kebutuhan Netto

118

Penerimaan Pesanan Terencana

118

Pengiriman Pesanan Terencana

118

1 65 Telur Kebutuhan Bruto

265

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan

65 65 65

Page 29: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

ditanganKebutuhan Netto

200

Penerimaan Pesanan Terencana

200

Pengiriman Pesanan Terencana

200

1 0 Garam Kebutuhan Bruto

29

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

0 0 0

Kebutuhan Netto

29

Penerimaan Pesanan Terencana

29

Pengiriman Pesanan Terencana

29

1 0 Baking powder

Kebutuhan Bruto

19

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

0 0 0

Kebutuhan Netto

19

Penerimaan Pesanan Terencana

19

Pengiriman Pesanan Terencana

19

Page 30: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

1 30 Santan Kebutuhan Bruto

440

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

30 30 30

Kebutuhan Netto

410

Penerimaan Pesanan Terencana

410

Pengiriman Pesanan Terencana

410

1 153 Kuah surabi

Kebutuhan Bruto

293

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

153 153 153

Kebutuhan Netto

140

Penerimaan Pesanan Terencana

140

Pengiriman Pesanan Terencana

140

1 5 Gula Pasir Kebutuhan Bruto

14

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

5 5

Kebutuhan Netto

9

Page 31: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

Penerimaan Pesanan Terencana

9

Pengiriman Pesanan Terencana

9

1 0 Garam Kebutuhan Bruto

9

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

0 0

Kebutuhan Netto

9

Penerimaan Pesanan Terencana

9

Pengiriman Pesanan Terencana

9

1 30 Santan Kebutuhan Bruto

47

Penerimaan TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

30 30

Kebutuhan Netto

17

Penerimaan Pesanan Terencana

17

Pengiriman Pesanan Terencana

17

1 30 Sari Wortel Ungu

Kebutuhan Bruto

70

Penerimaan

Page 32: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

TerjadwalProyeksi persediaan ditangan

30 30

Kebutuhan Netto

40

Penerimaan Pesanan Terencana

40

Pengiriman Pesanan Terencana

40

Page 33: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

BAB VIIIJUST IN TIME

8.1 Pengertian Just In TimeJust In Time adalah suatu sistem dimana setiap unit kerja di dalam

perusahaan memproduksi barang yang dibutuhkan pada saat yang dibutuhkan dengan cara yang paling ekonomis dan efisien sehingga sesuatu yang tidak mempunyai nilai tambah atau pemborosan terhadap produk dapat dihilangkan. 8.2 Penerapan Just In Time Pada Perusahan

Perusahaan yang mengadopsi Just In Time ke proses produksinya harus merancang kembali fasilitas-fasilitas pabrikasinya dan kejadian-kejadian yang memicu proses produksi. Penerapan Just In Time mempengaruhi kalkulasi biaya produk karena berpengaruh pada kemampuan suatu biaya produk untuk dapat ditelusuri, meningkatkan keakuratan kalkulasi biaya produk, menghilangkan kebutuhan akan alokasi biaya pusat jasa dan mengubah perilaku serta kepentingan relatif dari biaya tenaga kerja langsung. Elemen-elemen dalam penerapan sistem Just In Time adalah:

Memperbaiki Layout ProduksiUntuk penerapan Just In Time dengan tepat, perusahaan harus memperbaiki

rancangan alur produksi dalam pabrik. Dalam sistem JIT, seluruh mesin yang digunakan untuk memproses produk tertentu disatukan dalam suatu lokasi tertentu. Pendekatan menjadikan layout pabrik menjadi pabrik mini untuk masing-masing produk sehingga biasa disebut sebagai pabrik terfokus atau pabrik dalam pabrik.

Mengurangi Wktu Set-Up Set-up berisi aktivitas menyiapkan menyiapkan bahan, mengubah setting

mesin, mempersiapkan peralatan dan melakukan pengujian. Set-up harus selalu dilakukan apabila akan beralih dari pemrosesan unit produk tertent ke jenis produk lain.

Zero DefectProduk cacat tidak ditolerir dalam lingkungan Just In Time. Perusahaan yang

menerapkan sistem JIT akan selalu berusaha keras untuk mengarah pada tujuan zero defect. Pada kenyataannya, tidak ada perusahaan yang dapat mencapai kondisi ideal tanpa ada produk cacatsama sekali atau zero defect, akan tetapi perusahaan hanaya dapat mendekati kondisi ideal tersebut.

Karyawan yang FleksibelKaryawan yang ada dalam lingkungan Just In Time harus memiliki

kemampuan ganda dan fleksibel. Karyawan diharapkan dapat mengoperasikan seluruh peralatan yang ada dalam jalur produksi Just In Time. Bila sedang tidak

Page 34: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

ada perbaikan, mereka dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan kecil alat-alat yang menjadi tanggung jawabnya. Sebaliknya dalam perakitan konvensional, seorang pekerja melaksanakan pekerjaan tunggal yang dikerjakan sepanjang hari dan pemeliharaan dilakukan oleh pegawai khusus.

Page 35: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../2013/06/kelompok-10-surabi-warung-fix.docx · Web viewJadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode

DAFTAR PUSTAKA

Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi Edisi 3. Jakarta: Grasindo.Marie, I. A. 2003. PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL FUZZY

MULTI OBJECTIVE LINEAR PROGRAMMING PADA INDUSTRI PANGAN (Studi Kasus Pada Industri Roti PT NIC). Jurnal Teknik Industri.

Siagian, M Yolanda, 2000. Aplikasi Supplay Chain Management. Jakarta: Grasindo

Vasant, P. M. 2010. Fuzzy Linear Programming Using Modified Logistic Membership Function. Journal of Engineering and Applied Sciences 5(3) : 239-245.