20
NAMA: ROSIANA PRATAMA EFENDI KELAS: XI. IPS 2 23 Januari 2013 SOSIOLOGI

Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

NAMA: ROSIANA PRATAMA EFENDIKELAS: XI. IPS 2

23 Januari 2013 SOSIOLOGI

Page 2: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya saya dapat

menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan

menganalisa kebudayaan suku Minangkabau melalui ketujuh unsur-unsur kebudayaan.

Dalam penyusunan makalah ini, saya juga mendapat banyak bantuan dari pihak lain baik

secara moral maupun maupun material. Saya berharap semoga makalah ini dapat diterima

dengan baik dan dapat berguna bagi seluruh pembaca juga bagi kemajuan pendidikan di

negara Indonesia. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Tangerang, Januari 2013

Penulis

Suku Minangkabau | 1

Page 3: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 2

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 3

1.2 Tujuan Penulisan Makalah .............................................................................................. 4

BAB II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 Bahasa ............................................................................................................................ 5

2.2 Sistem Teknologi ............................................................................................................. 6

2.3 Sistem Mata Pencaharian ............................................................................................... 7

2.4 Sistem Kekerabatan ........................................................................................................ 8

2.5 Sistem Pengetahuan ....................................................................................................... 9

2.6 Sistem Religi ................................................................................................................... 11

2.7 Kesenian ........................................................................................................................ 12

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 14

3.2 Saran .............................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 15

Suku Minangkabau | 2

Page 4: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku dan budaya. Namun kesadaran

masyarakat Indonesia sendiri untuk menggali kekayaan bangsanya masih sangat kurang.

Saya memilih untuk membahas kebudayaa suku Minangkabau karena saya tertarik untuk

mendalami suku orangtua saya.

Suku Minangkabau merupakan suku asli provinsi Sumatra Barat. Sebutan Minangkabau

merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Minangkabau yaitu minang yang berarti

“menang” dan kabau yang berarti “kerbau”.

Kebudayaan Minangkabau sendiri memiliki keunikan dibandingkan kebudayaan lain. Budaya

Minangkabau adalah satu-satunya budaya di Indonesia yang menganut sistem matrilineal,

dimana harta dan tanah diwariskan dari ibu kepada anak perempuan. Sementara perihal

agama dan politik adalah tanggung jawab laki-laki. Masyarakat Minangkabau ini pun

merupakan masyarakat matrilineal terbesar di dunia.

Makalah ini akan menganalisa ketujuh unsur kebudayaan dari kebudayaan suku

Minangkabau. Ketujuh unsur tersebut meliputi bahasa, sistem teknologi dan alat produksi,

sistem mata pencaharian, sistem kekerabatan, sistem pengetahuan, sistem religi, dan

kesenian.

Suku Minangkabau | 3

Page 5: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

1.2 Tujuan Penulisan Ma k alah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

Mengetahui dan menganalisis bahasa pada suku Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis sistem teknologi dan alat produksi pada suku

Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis sistem mata pencaharian pada suku Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis system kekerabatan pada suku Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis sistem pengetahuan pada suku Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis sistem religi pada suku Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis kesenian pada suku Minangkabau

Suku Minangkabau | 4

Page 6: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 Bahasa

Bahasa Minangkabau atau dalam bahasa asal, Baso Minang adalah sebuah bahasa

Austronesia yang digunakan oleh kaum Minangkabau di Sumatra Barat, di barat Riau, Negeri

Sembilan (Malaysia), dan juga oleh penduduk yang telah merantau ke daerah-daerah lain di

Indonesia.

Terdapat beberapa kontroversi mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa

Melayu. Hal ini disebabkan kemiripan dalam tatabahasa mereka. Ada pendapat yang

mengatakan bahasa Minangkabau sebenarnya adalah dialek lain dari bahasa Melayu,

sedangkan pendapat lain mengatakan bahasa Minangkabau adalah sebuah bahasa dan

bukan sebuah dialek.

Secara garis besar, daerah pemakaian bahasa Minangkabau dibedakan dalam dua daerah

besar, yaitu daerah /a/ dan daerah /o/. berikut adalah contoh dialek bahasa Minangkabau:

Bahasa Melayu Dialek /a/ Dialek /o/Penat Panek PonekApa A Ano

Mana Ma ManoLepas Lapeh Lopeh

Contoh perbandingan bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu:

Bahasa Minangkabau: Sarang kayu di rimbo tak samo tinggi, kok kunun manusia

Bahasa Melayu: Pohon di rimba tidak sama tinggi, apa lagi manusia

Bahasa Minangkabau: Indak buliah mambuang sarok disiko!

Bahasa Melayu: Tidak boleh membuang sampah di sini!

Bahasa Minangkabau: A tu nan ka karajo ang?

Bahasa Melayu: Apa yang kamu sedang kerjakan?

Suku Minangkabau | 5

Page 7: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

2.2 Sistem Teknologi

Teknologi yang berkembang pada masyarakat Minangkabau contohnya yaitu bentuk desa

dan bentuk tempat tinggal. Desa mereka disebut nagari dalam bahasa Minangkabau. Nagari

terdiri dari dua bagian utama, yaitu daerah nagari dan taratak. Nagari ialah daerah

kediaman utama yang dianggap pusat sebuah desa. Halnya berbeda dengan taratak yang

dianggap sebagai daerah hutan dan ladang.

Di dalam nagari biasanya terdapat sebuah masjid, sebuah balai adat, dan pasar. Mesjid

merupakan tempat untuk beribadah, balai adat merupakan tempat sidang-sidang adat

diadakan. Sedangkan pasar dan kantor kepala nagari terletak pada pusat desa atau pada

pertengahan sebuah jalan memanjang dengan rumah-rumah kediaman di sebelah kiri dan

kanannya.

Rumah adat Minangkabau biasa disebut

rumah gadang dan merupakan rumah

panggung. Bentuknya memanjang

dengan atap menyerupai tanduk

kerbau. Ukuran rumah juga didasarkan

kepada perhitungan jumlah ruang yang

terdapat dalam rumah itu. Sebuah

rumah gadang terdiri dari jumlah

ruangan dalam bilangan yang ganjil, mulai dari tiga.

Jumlah ruangan yang biasa adalah tujuh, namun ada sebuah rumah gadang yang

mempunyai tujuh belas ruangan.

Sebuah rumah gadang biasanya memiliki tiga didieh yang digunakan sebagai kamar dan

ruangan terbuka untuk menerima tamu atau berpesta. Selain itu beberapa rumah gadang

juga memiliki tempat yang disebut anjueng (anjung) yaitu bagian yang ditambahkan pada

ujung rumah dan dianggap sebagai tempat kehormatan.

Suku Minangkabau | 6

Page 8: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

2.3 Sistem Mata Pencaharian

Sebagian besar masyarakat Minangkabau hidup

dari bercocok tanam. Di daerah yang

subur dengan cukup air tersedia,

kebanyakan orang mengusahakan

sawah, sedangkan pada daerah subur

yang tinggi banyak orang menanam

sayur mayur untuk perdagangan.

Pada daerah yang kurang subur,

penduduknya hidup dari tanaman-

tanaman seperti pisang, ubi kayu, dan sebagainya. Pada daerah pesisir

mereka bisa menanam kelapa. Disamping hidup dari pertanian, penduduk yang tinggal di

pinggir laut atau danau juga dapat hidup dari hasil tangkapan ikan

Ada berbagai hal yang menyebabkan banyak orang Minangkabau kemudian meninggalkan

sektor pertanian. Ada yang disebabkan karena tanah mereka memberikan hasil yang kurang

atau karena kesadaran bahwa dengan pertanian mereka tidak dapat menjadi kaya. Orang-

orang sejenis ini biasanya beralih ke sektor perdagangan dan merantau dengan harapan

mereka akan kembali sebagai orang yang dewasa dan bertanggung jawab. Kehidupan

perdagangan di Minangkabau kebanyakan dikuasai oleh penduduk Minangkabau sendiri.

Selain itu ada juga masyarakat yang hidup dari kerajinan tangan. Seperti kerajinan perak

bakar dari Koto Gadang, sebuah desa dekat Bukittinggi dan pembuatan kain songket dari

Silukang, sebuah desa dekat Sawah Lunto.

Suku Minangkabau | 7

Page 9: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

2.4 Sistem Kekerabatan

Kelompok kekerabatan masyarakat Minangkabau yaitu paruik, kampuang, dan suku. Suku

dan kampuang dapat dianggap sebagai kelompok formal. Suku dipimpin oleh seorang

penghulu suku, sedangkan kampuang oleh penghulu andiko atau datuak kampung.

Selain kelompok paruik, kampuang, dan suku, masyarakat Minangkabau tidak mengenal

organisasi masyarakat adat yang lain. Dengan begitu instruksi dan aturan pemerintah,

administrasi masyarakat pedesaan, biasanya disalurkan kepada penduduk desa melalui

panghulu suku dan panghulu andiko.

Di samping memiliki seorang penghulu suku, sebuah suku juga mempunyai seorang

dubalang atau manti. Dubalang bertugas menjaga keamanan sebuah suku, sedangkan manti

berhubungan dengan tugas-tugas keamanan.

Garis keturunan dalam masyarakat Minangkabau diperhitungkan menurut garis matrilineal.

Seorang termasuk keluarga ibunya bukan keluarga ayahnya. Begitu juga tanah dan harta

warisan akan diwariskan kepada anak perempuan.

Perkawinan dalam budaya Minangkabau sebenarnya

tidak mengenal mas kawin. Namun

keluarga pengantin wanita akan memberi

sejumlah uang atau barang untuk

menjemput pengantin pria. Uang

tersebut biasanya disebut uang

jemputan. Tetapi yang penting dalam

perkawinan Minangkabau adalah

pertukaran benda lambing antara kedua keluarga berupa cincin atau keris.

Dalam masyarakat Minangkabau tidak ada larangan bagi seseorang untuk memiliki lebih

dari satu istri. Orang-orang dengan kedudukan social tertentu terkadang suka melakukan

perkawinan poligami.

Suku Minangkabau | 8

Page 10: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

Secara kasar stratifikasi sosial dalam masyarakat Minangkabau yang hanya berlaku dalam

kesatuan sebuah desa tertentu saja, atau sekelompok desa yang berdekatan, membagi

masyarakat ke dalam tiga lapisan besar, yaitu bangsawan, orang biasa, dan orang yang

paling rendah. Lapisan terakhir ini mungkin dapat dihubungkan dengan ‘budak’ dalam arti

yang lebih ringan.

Mengenai pola kepemimpinan dapat dikatakan bahwa sulit untuk melihat suatu pola yang

jelas dalam masyarakat Minangkabau. Kita tidak dapat mengatakan dengan jelas siapa yang

menjadi pemimpin bagi suatu paruik. Setiap orang dewasa boleh dikatakan memiliki hak

sebagai pemimpin. Perintah atau saran seseorang mungkin akan dituruti oleh anggota

keluarganya, tetapi ini tergantung pada kewibawaan pribadi dari orang tersebut.

2.5 Sistem Pengetahuan

Anak-anak lelaki usia 7 tahun biasanya akan meninggalkan rumah mereka untuk tinggal di

surau di mana mereka diajarkan ilmu agama dan adat Minangkabau. Di usia remaja, mereka

digalakkan untuk meninggalkan perkampungan mereka untuk menimba ilmu di sekolah atau

menimba pengalaman di luar kampung dengan harapan mereka akan pulang sebagai

seorang dewasa yang lebih matang dan bertanggungjawab kepada keluarga dan nagari

(kampung halaman).

Selain dikenali sebagai seorang pedagang, masyarakat Minangkabau juga berhasil

melahirkan beberapa penyair, penulis, negarawan, ahli fikir dan para ulama. Ini mungkin

terjadi kerana budaya mereka yang memberatkan penimbaan ilmu pengetahuan. Sebagai

penganut agama Islam yang kuat, mereka cenderung kepada ide untuk menggabungkan ciri-

ciri Islam dalam masyarakat yang modern.

Berikut adalah beberapa orang Minangkabau yang berhasil menjadi orang yang terkemuka:

Abdul Muis, penulis, wartawan dan pejuang kebangsaan

Chairil Anwar, pujangga

Buya Hamka, cendekiawan Islam

Prof. Dr. Emil Salim, ahli ekonomis dan bekas menteri Indonesia

Suku Minangkabau | 9

Page 11: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

Haji Agus Salim, pejuang kemerdekaan Indonesia

Mohammad Hatta, Wakil Presiden Indonesia yang pertama dan salah seorang

proklamator negara Indonesia

Rasuna Said, menteri wanita pertama di Indonesia

Tuanku Imam Bonjol, Pemimpin gerakan Padri

Tuanku Nan Renceh, ketua dalam Perang Padri

Yusof Ishak, presiden pertama Singapura

Ir. Fazwar Bujang Direktor Utama syarikat PT. Krakatau Steel Indonesia

Tokoh Minang terkenal; dari atas ke bawah:

Baris atas: Adityawarman, Rohana Kudus, Tuanku Imam Bonjol, Rasuna Said, Haji Agus Salim.

Baris bawah: Sutan Syahrir, Abdul Muis,Mohammad Hatta, Tan Malaka, Chairil Anwar.

Suku Minangkabau | 10

Page 12: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

2.6 Sistem Religi

Hampir seluruh masyarakat Minangkabau menganut agama Islam, walaupun sebagian besar

dari mereka hanya menganut agama sebagai simbolis tanpa melakukan ibadah dan

kewajibannya. Boleh dikatakan mereka tidak mengenal unsur-unsur kepercayaan lain selain

yang diajarkan oleh agama Islam. Walaupun demikian masih banyak juga orang yang

percaya akan hal-hal yang tidak diajarkan oleh Islam, seperti hantu-hantu dan kekuatan

gaib.

Selain itu, banyak orang menganggap bahwa sistem matrilineal yang dianut masyarakat

Minangkabau bertentangan dengan aturan Islam yang menekankan sistem patrilineal.

Padahal sesungguhnya terdapat banyak kesamaan antara faham Islam dengan faham

Minangkabau.

Berikut ini merupakan contoh dari beberapa kesamaan faham Islam dan Minangkabau:

Faham Islam: Menimba ilmu adalah wajib. Faham Minangkabau: Anak-anak lelaki harus meninggalkan rumah mereka untuk

tinggal dan belajar di surau (langgar, masjid).

Faham Islam: Mengembara adalah kewajiban untuk mempelajari tamadun-tamadun yang kekal dan binasa untuk meningkatkan iman kepada Allah.

Faham Minangkabau: Para remaja harus merantau (meninggalkan kampung halaman) untuk menimba ilmu dan bertemu dengan orang dari berbagai tempat untuk mencapai kebijaksanaan, dan untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Falsafah merantau juga berarti melatih orang Minangkabau untuk hidup mandiri, kerana ketika seorang pemuda Minangkabau berniat merantau meninggalkan kampungnya, dia hanya membawa bekal seadanya.

Faham Islam: Tidak ada wanita yang boleh dipaksa untuk menikah dengan lelaki yang tidak dia cintai.

Faham Minangkabau: Wanita yang menentukan dengan siapa yang ia ingin menikah.

Faham Islam: Ibu berhak dihormati 3 kali lebih tinggi daripada bapak. Faham Minangkabau: Bundo Kanduang adalah pemimpin/pengambil keputusan di

Rumah Gadang.

Ciri-ciri Islam begitu mendalam dalam adat Minangkabau sehingga mereka yang tidak mengamalkan Islam dianggap telah keluar dari masyarakat Minang.

Suku Minangkabau | 11

Page 13: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

2.7 Kesenian

Berikut ini adalah kesenian tradisonal Minangkabau:

Randai, teater rakyat yang meliputi pencak silat, musik, tarian dan drama

Saluang Jo Dendang, serunai bambu dan nyanyian

Talempong, musik bunyi gong

Tari Piring, gerakan tarian menyerupai gerakan para petani semasa bercocok tanam

Tari Payung, menceritakan kehidupan muda-mudi Minang yang selalu riang gembira

Tari Indang

Pidato Adat, juga dikenali sebagai Sambah Manyambah (sembah-menyembah),

upacara berpidato, dilakukan di setiap upacara-upacara adat, seperti rangkaian acara

pernikahan (baralek), upacara pengangkatan pangulu (penghulu), dan lain-lain

Pencak Silat, tarian yang gerakannya adalah gerakan silat tradisional Minangkabau

Upacara dan perayaan Minangkabau termasuk:

Turun mandi - upacara pemberkatan bayi

Sunat rasul - upacara bersunat

Baralek - upacara pernikahan

Suku Minangkabau | 12

Page 14: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

Batagak pangulu - upacara pelantikan penghulu. Upacara ini akan berlangsung

selama 7 hari di mana seluruh kaum kerabat dan ketua-ketua dari kampung yang lain

akan dijemput

Turun ka sawah - upacara kerja gotong-royong

Manyabik - upacara menuai padi

Hari Rayo - perayaan Hari Raya Idul Fitri

Hari Rayo - perayaan Hari Raya Idul Adha

Maanta pabukoan - mengantar makanan kepada ibu mertua sewaktu bulan

Ramadan

Tabuik - perayaan Islam di Pariaman

Tanah Ta Sirah - perlantikan seorang Datuk (ketua puak) apabila Datuk yang

sebelumnya meninggal dunia

Mambangkik Batang Tarandam - perlantikan seorang Datuk apabila Datuk yang

sebelumya telah meninggal 10 atau 50 tahun yang lalu (mengisi jabatan yang telah

lama dikosongkan)

Selain itu masyarakat Minangkabau juga memiliki kesenian kerajian tangan, seperti:

Kain Songket, ditenun

dengan tangan dan

mempunyai corak rumit

benang emas atau perak.

Songket hanya diapakai oleh

golongan bangsawan.

Kehalusan dan corak songket

menggambarkan pangkat

dan kedudukan tinggi

seorang pembesar.

Sulaman

Ukiran kayu

Suku Minangkabau | 13

Page 15: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

Pahatan emas dan perak

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Budaya Minangkabau adalah budaya yang unik dan mengandung nilai-nilai kebudayaan

yang tinggi. Persebaran masyarakat Minangkabau di Indonesia pun cukup banyak. Selain

dikenal sebagai seorang pedagang, orang Minangkabau juga terkenal sebagai penganut

agama Islam yang baik. Cukup banyak orang Minangkabau yang berhasil menjadi seorang

tokoh kebanggaan bangsa.

Kebanggaan lain dari suku Minangkabau adalah masakan Padang yang sudah sejak dulu

menjadi kegemaran banyak orang. Rendang dan dendeng balado adalah salah satu masakan

yang sangat disukai dan restoran Padang pun kini sudah menyebar, baik di negara Indonesia

sendiri atau bahkan ke mancanegara.

3.2 Saran

Sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia, budaya Minangkabau pun patut dilestarikan.

Pengaruh budaya luar dan akulturasi seharusnya dapat disesuaikan dengan budaya aslinya,

sehingga nilai-nilai luhur dari suatu budaya tersebut tidak terhapuskan atau bahkan

menghilang. Setiap masyarakat Minangkabau yang merantau ke kota lain atau ke negara

lain seharusnya tetap menjunjung tinggi budaya aslinya dan juga melestarikannya. Bahkan

jika memungkinkan, seseorang dapat menyebarkan budaya aslinya di tempat yang lain,

sehingga kekayaan budaya Indonesia tidak mudah luntur dan masyarakat dapat semakin

mencintai kekayaan bangsa Indonesia sendiri.

Suku Minangkabau | 14

Page 16: Unsur-Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

DAFTAR PUSTAKA

http://lzamzami.multiply.com/journal/item/10/Kebudayaan_Koentjaraningrat_Pengantar_Antropologi

http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Minang

http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071124011057AAm53hm

http://wahyuditeguhs-difablog.blogspot.com/2010/01/kebudayaan-suku-minangkabau.html

http://www.sabda.org/misi/book/export/html/1262

http://shinaromandiyah1.wordpress.com/islami-2/umum/suku-minangkabau

http://putriafril.blogspot.com/2012/03/sosial-budaya-suku-minang.html

Suku Minangkabau | 15