5
Untuk dapat melakukan pengembangan bahan ajar, diperlukan pemahaman akan pentingnya bahan ajar dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, bahan ajar berkedudukan sebagai modal awal yang akan digunakan atau diproses untuk mencapai hasil. Hasil tersebut berupa pemahaman dan kemampuan siswa . Pentingnya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran dapat dianalogikan seperti pentingnya bahan-bahan untuk memasak. Jika tidak ada bahan yang digunakan dalam memasak, maka tidak akan ada masakan yang dihasilkan. Sebaliknya, jika terdapat bahan makanan untuk dimasak maka akan dihasilkan suatu makanan walaupun itu sangat sederhana. Dengan melihat analogi tersebut kita dapat memahami bahwa bahan memiliki kedudukan yang penting terhadap suatu proses. Demikian pula halnya dengan bahan ajar dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan komponen yang harus ada di dalam proses pembelajaran. Hernawan et al. (2012:4) mengatakan bahwa “bahan pembelajaran merupakan seperangkat materi atau substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematik serta menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.” Bahan pembelajaran inilah yang dibentuk sedemikian rupa menjadi bahan ajar yang akan membantu siswa dalam proses pembelajaran. Jadi bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, bentuknya bisa tertulis maupun tidak tertulis.

Untuk dapat melakukan pengembangan bahan ajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Untuk dapat melakukan pengembangan bahan ajar

Untuk dapat melakukan pengembangan bahan ajar, diperlukan pemahaman akan

pentingnya bahan ajar dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, bahan ajar

berkedudukan sebagai modal awal yang akan digunakan atau diproses untuk mencapai hasil.

Hasil tersebut berupa pemahaman dan kemampuan siswa . Pentingnya bahan ajar dalam kegiatan

pembelajaran dapat dianalogikan seperti pentingnya bahan-bahan untuk memasak. Jika tidak ada

bahan yang digunakan dalam memasak, maka tidak akan ada masakan yang dihasilkan.

Sebaliknya, jika terdapat bahan makanan untuk dimasak maka akan dihasilkan suatu makanan

walaupun itu sangat sederhana. Dengan melihat analogi tersebut kita dapat memahami bahwa

bahan memiliki kedudukan yang penting terhadap suatu proses. Demikian pula halnya dengan

bahan ajar dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan komponen yang harus ada di

dalam proses pembelajaran.

Hernawan et al. (2012:4) mengatakan bahwa “bahan pembelajaran merupakan seperangkat

materi atau substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematik serta menampilkan

sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.” Bahan

pembelajaran inilah yang dibentuk sedemikian rupa menjadi bahan ajar yang akan membantu

siswa dalam proses pembelajaran. Jadi bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang

digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar,

bentuknya bisa tertulis maupun tidak tertulis.

Pengembangan bahan ajar memiliki beberapa fungsi diantaranya yaitu sebagai pedoman

bagi siswa terhadap kompetensi yang harus dikuasai, sebagai pedoman bagi guru untuk

mengarahkan kegiatan pembelajaran, dan sebagai alat evaluasi pembelajaran. Fungsi bahan ajar

bagi siswa yaitu sebagai pedoman terhadap kompetensi yang harus dikuasai. Melalui bahan ajar

yang digunakan dalam pembelajaran, siswa dapat memahami materi dan konsep yang dipelajari

dengan lebih mudah. Sedangkan fungsi dari bahan ajar bagi guru adalah sebagai pedoman dalam

mengarahkan kegiatan pembelajaran.

Dalam makalah ini, bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran merupakan bahan ajar

yang dirancang sesuai dengan rencana pembelajaran. Maka melalui pembuatan bahan ajar ini,

rencana pembelajaran yang telah dibuat sedemikian rupa oleh guru dapat dilaksanakan dengan

baik. Disamping itu bahan ajar juga dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk melihat sejauh

mana pemahaman yang telah didapatkan siswa melalui proses pembelajaran tersebut.

Page 2: Untuk dapat melakukan pengembangan bahan ajar

Gambar 1.1.Alur Pembuatan Bahan Ajar.

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator

Materi Pembelajara

n

Kegiatan Pembelajaran

Pengembangan bahan ajar berkaitan erat dengan perencanaan pembelajaran.

Pengembangan bahan ajar perlu memperhatikan berbagai aspek seperti kondisi kesiapan siswa

dalam menerima pelajaran, materi yang akan dipelajari, dan kesiapan guru terhadap materi yang

akan diajarkan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, dalam membuat perencanaan

pembelajaran khususnya pembuatan bahan ajar, haruslah memperhatikan ketiga hal tersebut.

Siswa, materi, dan guru merupakan komponen utama dalam kegiatan pembelajaran, karena itulah

ketiga aspek tersebut harus diperhatikan dalam membuat perencanaan pembelajaran dan bahan

ajar.

Bahan ajar perlu dikembangkan dan diorganisasikan secara mantap dan matang agar tidak

melenceng dari tujuan yang ingin dicapai. Disamping itu, selain memperhatikan aspek siswa,

materi, dan guru, pembuatan dan pengembangan bahan ajar juga harus memperhatikan alur

berikut ini

Dari alur pembuatan bahan ajar diatas dapat dilihat komponen komponen lain yang harus

dipersiapkan dalam menyusun bahan ajar. Komponen-komponen tersebut adalah standar

kompetensi, kompetensi dasar, indicator, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.

Munthe (2009:31) menyatakan bahwa standar kompetensi adalah “kebulatan pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan tercapai dalam mempelajari suatu

mata kuliah”. Standar kompetensi ini terbagi menjadi dua yaitu standar isi (content standart)

dan standar penampilan (performance standart).

Setelah merancang standar kompetensi, yang selanjutnya harus diperhatikan adalah

kompetensi dasar. Munthe (2009:31) memaparkan pengertian dari kompetensi dasar adalah

“kompetensi-kompetensi pendukung atau penentu keberhasilan tercapainya standar kompetensi”.

Page 3: Untuk dapat melakukan pengembangan bahan ajar

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

Gambar 1.2.Piramida Desain Kompetensi

Jadi melalui kompetensi dasar inilah peserta didik mampu menguasai kompetensi dasar. Begitu

juga dengan sebaliknya, tanpa adanya penguasaan peserta didik terhadap kompetensi dasar,

maka peserta didik tidak akan menguasai standar kompetensi.

Selanjutnya pada alur pengembangan bahan ajar diperlukan suatu indicator. Indokator

adalah “rumusan kompetensi yang lebih spesifik yang menunjukkan ciri-ciri penguasaan suatu

konsep dasar atau sub-kompetensi” (Munthe,2009:31).

Hubungan atau keterkaitan antara standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

digambarkan melalui piramida desain kompetensi di bawah ini.

Jadi dapat disimpulkan bahwa standar kompetensi merupakan tingkat penguasaan yang

diharapkan dapat dicapai melalui proses pembelajaran. Ketercapaian tersebut ditentukan oleh

kompetensi-kompetensi dasar yang dirumuskan secara lebih terperinci di dalam indikator.

Bahan ajar dapat dibuat menjadi beberapa bentuk baik itu yang berbentuk printed

materials, audio visual materials, audio materials, dan multimedia materials. Printed materials

adalah bahan ajar yang dicetak secara fisik seperti buku, hand out, modul, lembar kerja siswa,

brosur, leaflet, dan wallchart. Audio visual materials dapat berbentuk seperti video, film, dan

VCD. Audio materials diantaranya berbentuk seperti kaset, radio, CD audio, dan PH. Sedangkan

multimedia materials berbentuk seperti CD interaktif, computer based internet, dan lain-lain.

Dalam makalah ini, bahan ajar yang digunakan adalah lembar kerja siswa (LKS).

Pemaparan lebih lanjut mengenai bahan ajar yang digunakan akan dibahas pada bab selanjutnya.