3
Untuk imunisasi dasar (polio-2,3,4) dinerikan pada umur 2,4 dan 6 bulan, interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu. Vaksin polio dapat mencegah kelumpuhan akibat virus polio. A. DPT Imunisasi DPT diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan jarak 4-8 minggu. DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT -2 umur 4 bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan. Vaksin DPT dapat mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus. B. Campak Vaksin campak disuntikkan pada umur 9 bulan. Dari hasil studi Badan Penelitian dan Pengembangan dan Dirjen PPM & PL Kementrian Kesehatan di 4 provinsi, 18,6%-32,6% anak sekolah mempunyai kadar campak dibawah batas perlindungan, sehingga dijumpai kasus campak pada usia sekolah. Vaksin campak dapat mencegah penyakit campak berat yang dapat menyerang paru, otak dan pencernaan. 7) ASI Ekslusif ASI Ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan apapun atau makanan lainnya (WHO,2009). Menurut Depkes RI 2005, ASI Ekslusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI Ekslusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI,2005) ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui , ASI merupakan makanan yang disiapkan untuk bayi mulai masa kehamilan payudara sudah mengalami perubahan untuk memproduksi ASI. Makanan-makanan yang diramu menggunakan teknologi modern tidak bisa menandingi keunggulan ASI karena ASI mempunyai gizi yang tinggi dibandingkan dengan makanan buatan manusia ataupun susu yang bersal dari hewan sapi, kambing atau kerbau. ASI Ekslusiif diberikan kepada bayi dengan alsan Karenna didalam ASI mengandung banyak manfaat dan kelebihan, antara lain menurunkan resiko penyakit infeksi misalnya diare, ISPA, infeksi telinga. Disamping itu ASI juga bisa mencegah penyakit non infeksi misalnya alergi, obesitas, kurang gizi, asma dan eksem. ASI juga dapat meningkatkan kecerdasan anak (Utami, 2000) 2) Faktor perilaku

Untuk Imunisasi Dasar

  • Upload
    diahdiy

  • View
    11

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

reply

Citation preview

Page 1: Untuk Imunisasi Dasar

Untuk imunisasi dasar (polio-2,3,4) dinerikan pada umur 2,4 dan 6 bulan, interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu. Vaksin polio dapat mencegah kelumpuhan akibat virus polio.

A. DPTImunisasi DPT diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh diberikan sebelum

umur 6 minggu) dengan jarak 4-8 minggu. DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT -2 umur 4 bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan. Vaksin DPT dapat mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus.

B. Campak Vaksin campak disuntikkan pada umur 9 bulan. Dari hasil studi Badan Penelitian dan

Pengembangan dan Dirjen PPM & PL Kementrian Kesehatan di 4 provinsi, 18,6%-32,6% anak sekolah mempunyai kadar campak dibawah batas perlindungan, sehingga dijumpai kasus campak pada usia sekolah. Vaksin campak dapat mencegah penyakit campak berat yang dapat menyerang paru, otak dan pencernaan.

7) ASI EkslusifASI Ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan

cairan apapun atau makanan lainnya (WHO,2009). Menurut Depkes RI 2005, ASI Ekslusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI Ekslusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI,2005)

ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui , ASI merupakan makanan yang disiapkan untuk bayi mulai masa kehamilan payudara sudah mengalami perubahan untuk memproduksi ASI. Makanan-makanan yang diramu menggunakan teknologi modern tidak bisa menandingi keunggulan ASI karena ASI mempunyai gizi yang tinggi dibandingkan dengan makanan buatan manusia ataupun susu yang bersal dari hewan sapi, kambing atau kerbau.

ASI Ekslusiif diberikan kepada bayi dengan alsan Karenna didalam ASI mengandung banyak manfaat dan kelebihan, antara lain menurunkan resiko penyakit infeksi misalnya diare, ISPA, infeksi telinga. Disamping itu ASI juga bisa mencegah penyakit non infeksi misalnya alergi, obesitas, kurang gizi, asma dan eksem. ASI juga dapat meningkatkan kecerdasan anak (Utami, 2000)

2) Faktor perilaku Faktor perilaku dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ISPA pada bayi dan

balita dalam hal ini adalah praktek penanganan ISPA dikeluarga baik yang dilakukan oleh ibu ataupun anggota keluarga lainnya. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu ataupun beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.

Peran aktif keluarga masyarakat dalam menangani ISPA sangat penting karena penyakit ISPA merupakan penyakit yang ada sehari-hari di dalam masyarakat atau keluarga. Hal ini perlu medapat perhatian serius oleh kita semua karena penyakit ini sering meyerang balita, sehingga ibu balita dan anggota keluarga yang sebagian besar dekat dengan balita mengetahui dan terampil menangani penyakit ISPA ini ketika anaknya sakit.

Keluarga perlu mengetahui serta mengamati tanda keluhan dini pneumonia dan kapan mencari pertolongan dan rujukan pada system pelayanan kesehatan agar penyakit anak

Page 2: Untuk Imunisasi Dasar

balitanya tidak menjadi lebih berat. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan dengan jelas bahwa peran keluarga dalam praktek penanganan dini bagi balita sakit ISPA sangatlah penting, sebab bila praktek penanganan ISPA tingkat keluarga yang kurang/baik akan berpengaruh pada perjalanan penyakit dari yang ringan menjadi bertambah berat (Imran, 1990)

9) Balita

Balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun (anak usia dibawah lima tahun) (WHO 2000). Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia, pertumbuhan dan perkembangan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya (Aziz, 2009).

10. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Manajemen Terpadu Balita Sakit adalah suatu manajemen untuk balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan, dilaksanakan secara terpadu, baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status gizi, staus imunisasi maupun penanganan balita sakit tersebeut dan konseling yang diberikan.

MTBS merupakan manajemen anak sakit untuk 2 kelompok usia yaitu kelompok usia 7 hari sampai 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun. Protocol MTBS dikemas dalam satu buku bagan. Bagan tersebut dimaksudkan untuk mempermudah petugas kesehatan mengikuti setiap langkah untuk memeriksa balita sakit. Petugas kesehatan akan mudah mengikuti langkah-langkah yang ada dalam bagan tersebut. Setiap langkah dengan maksud tertentu tertulis dalam bagan tersebut dengan bentuk tanda khusus dalam kotak, baris dengan warna dasar tertentu dan tulisan dengan huruf cetak biasa dan cetak teb.