Upload
aglein-loness
View
91
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
Untuk test beilstein, yaitu tes yang digunakan untuk mendeteksi adanya unsur C dan H
dalam suatu senyawa organik. Pronsip dasar dari tes ini adalah mencelupkan kawat ose yang
kemudian akan bakar lalu dicelupkan kedalam larutan senyawa yang akan diuji. Dengan
membakar kawat ose tersebut lalu dicelup kedalam larutan kloroform, maka warna kawat akan
berwarna jingga dan terbentuk gelembung. Kemudian kawat tersebut dibakar lagi kemudian
dicelupkan kedalam larutan HCl, maka kawat akan berubah menjadi warna orange tetapi tidak
terbentuk gelembung namun muncul asap. Selanjutnya kawat yang sama dibakar lagi lalu
dicelupkan kedalam air ludah, dengan tercelupnya kawat pada air ludah maka terbetuk
gelembung dan pada KI pada saat dicelupkan kawat yang telah dibakar, warna kawat berubah
warna jingga, tetapi tidak juga terbentuk gelembung hanya saja KI tersebut berasap. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa HCl dan KI merupakan senyawa anorganik sedangkan
CHCl3 dan air ludah merupakan senyawa organik.
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah suatu senyawa yang
unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur,
halogenj, atau fosfor. Pada awalnya senyawa karbon ini secara tidak langsung menunjukan
hubungannya dengan sistem kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang
tidak mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang merupakan senyawa organik
dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea dapat dibuat dengan cara menguapkan garam amonium
sianat yang merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organik (Siswoyo, 2009).
Kemudian membedakan senyawa organic dan anorganik melalui ionisasi, NaCl yang
direaksikan dengan AgNO3 maka larutan akan berwarna putih dan larut, hal ini terjadi karena NaCl
mudah melepaskan ion dan membentuk ion-ion positif sehingga reaktif karena energi ionisasi yang
dimilikinya kecil bila dibandingkan dengan Ag yang energi ionisasinya besar dan membentuk ion positif.
Sedangkan CHCl3 yang direaksikan dengan AgNO3 larutan terdiri dari dua fase, hal ini terjadi karena CHCl3
memiliki energi ionisasi yang sangat kuat sehingga sukar untuk membentuk ion positif, sama dengan Ag
yang sukar membentuk ion positif, sehingga keduanya sukar larut. Dari pengamatan tersebut dapat
disimpulkan bahwa NaCl merupakan senyawa anorganik sedangkan kloroform merupakan senyawa
organik.
Berdasarkan hal tersebut, maka pada Percobaan ini diadakan 3 perlakuan yaitu tes
beilstein, perbedaan sifat karena pemanasan, dan perbedaan dalam ionisasi.
Tes beilstein dilakukan dengan memasukkan kawat panas pada larutan yang
akan diuji apakah terdapat senyawa organik ataupun senyawa anorganik. Pengujian
tersebut dilihat dari ada tidaknya gelembung yang terbentuk dalam larutan sampel,
pembentukan gelembung terjadi akibat kawat panas yang disekelilingnya terdapat
O2 bereaksi dengan larutan senyawa organik yaitu O2 akan berikatan dengan unsur
C (karbon) dalam senyawa organik dan membentuk CO2 yang akan lepas menjadi
zat gas gelembung). Larutan yang diuji berupa HCL, CHCl3, KI, dan air ludah. Pada
masing-masing sampel terlihat bahwa HCL dan KI tidak terbentuk gelembung yang
membuktikkan bahwa CL dan KI merupakan senyawa anorganik, sedangkan
kloroform (CHCl3) terbentuk gelembung yang menandakan senyawa organik, dan
khusus untuk air ludah, menurut literature seharusnya terbentuk gelembung karena
merupakan senyawa organic yaitu terdapat senyawa glukosa didalam air ludah
akibat proses pencernaan makanan dalam mulut, tetapi pada percobaan ini tidak
terbentuk gelembung. Hal ini menandakan bahwa air ludah yang dipakai telah
tersterilisasi yaitu praktikan yang digunakan air ludahnya telah membersihkan
mulut sehingga tidak lagi terdapat glukosa ataupun sangat sedikit senyawa glukosa
yagn dapat terdeteksi dalam air ludah.
Pengujian perbedaan sifat karena pemanasan yaitu dengan memanaskan
sampel yang berada dalam cawan krus, pada percobaan ini sampel yang diberikan
berupa NaCL dengan Glukosa. Perubahan yang terbentuk, yaitu NaCL ketika setelah
pemanasan terbentuk larutan bening, sedangkan glukosa meleleh (terbentuk
endapan gula) dan terjadi perubahan warna dari putih menjadi coklat. Perubahan
warna glukosa menjadi coklat dan ada membentuk endapan gula terjadi akibat
glukosa mengandung unsure C (Carbon) yang jika dibakar akan lepas dari ikatan
dan mengendap menjadi endapan coklat tersebut dan juga ada yang berikatan
dengan oksigen membentuk CO2, kemudian menguap dengan beberapa unsure –
unsure lain yang berikatan dan akan lepas dalam bentuk gas dengan menimbulkan
aroma manis. Selama percobaan glukosa lebih cepat terbakar daripada NaCl (NACl
tidak mudah terbakar sehingga pembakaran lama terjadi). Hal-hal ini
membuktikkan bahwa glukosa merupakan senyawa organic dan NaCl merupakan
senyawa anorganik.
Terakhir, perbedaan dalam ionisasi, yaitu pengujian senyawa organic
dan senyawa anorganik dengan melihat perbedaan ionisasi dalam hal ini energy
ionisasi yang terbentuk. Pada NaCl yang diberikan 3 tetes AgNO3 terlihat bahwa
terbentuk endapan putih. Endapan putih tersebut terjadi akibat energi ionisasi NaCl
lebih kecil daripada ion perak (Ag+) sehingga mudah melepaskan ion dan
membentuk ion-ion positif yang dimana menjadi lebih reaktif, yaitu Ag+ akan
mengikat Cl- dan larut membentuk endapan putih, dengan reaksi yang terjadi :
AgNO3 + NaCl- AgCl + NaNO3
Hal ini membuktikkan bahwa NaCl termasuk senyawa anorganik karena
dapat larut dalam pelarut anorganik. Sedangkan, Pada larutan sampel CHCl3 yang
diberikan AgNO3, hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak adanya endapan dan
terjadi perubahan warna agak kekuning-kuningan, seharusnya pada percobaan ini
larutan sampel membentuk 2 fase, sesuai dengan literature yang ada dimana
terjadi karena CHCl3 dan AgNO3 sama-sama memiliki energi ionisasi yang sangat
kuat sehingga sukar untuk membentuk ion positif dan keduanya sukar larut dimana
membuktikan bahwa CHCl3 adalah senyawa organik. Perbedaan hasil ini dapat
terjadi karena CHCl3 terlalu encer atau sangat sedikit untuk bereaksi dengan AgNO3.