5
Untuk test beilstein, yaitu tes yang digunakan untuk mendeteksi adanya unsur C dan H dalam suatu senyawa organik. Pronsip dasar dari tes ini adalah mencelupkan kawat ose yang kemudian akan bakar lalu dicelupkan kedalam larutan senyawa yang akan diuji. Dengan membakar kawat ose tersebut lalu dicelup kedalam larutan kloroform, maka warna kawat akan berwarna jingga dan terbentuk gelembung. Kemudian kawat tersebut dibakar lagi kemudian dicelupkan kedalam larutan HCl, maka kawat akan berubah menjadi warna orange tetapi tidak terbentuk gelembung namun muncul asap. Selanjutnya kawat yang sama dibakar lagi lalu dicelupkan kedalam air ludah, dengan tercelupnya kawat pada air ludah maka terbetuk gelembung dan pada KI pada saat dicelupkan kawat yang telah dibakar, warna kawat berubah warna jingga, tetapi tidak juga terbentuk gelembung hanya saja KI tersebut berasap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa HCl dan KI merupakan senyawa anorganik sedangkan CHCl 3 dan air ludah merupakan senyawa organik. Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah suatu senyawa yang unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom

Untuk test beilstein.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Untuk test beilstein.docx

Untuk test beilstein, yaitu tes yang digunakan untuk mendeteksi adanya unsur C dan H

dalam suatu senyawa organik. Pronsip dasar dari tes ini adalah mencelupkan kawat ose yang

kemudian akan bakar lalu dicelupkan  kedalam larutan senyawa yang akan diuji. Dengan

membakar kawat ose tersebut lalu dicelup kedalam larutan kloroform, maka warna kawat akan

berwarna jingga dan terbentuk gelembung. Kemudian kawat tersebut dibakar lagi kemudian

dicelupkan kedalam larutan HCl, maka kawat akan berubah menjadi warna orange tetapi tidak

terbentuk gelembung namun muncul asap. Selanjutnya kawat yang sama dibakar lagi lalu

dicelupkan kedalam air ludah, dengan tercelupnya kawat pada air ludah maka terbetuk

gelembung dan pada KI pada saat dicelupkan kawat yang telah dibakar, warna kawat berubah

warna jingga, tetapi tidak juga terbentuk gelembung hanya saja KI tersebut berasap. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa HCl dan KI merupakan senyawa anorganik sedangkan

CHCl3 dan air ludah merupakan senyawa organik.

Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah suatu senyawa yang

unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur,

halogenj, atau fosfor. Pada awalnya senyawa karbon ini secara tidak langsung menunjukan

hubungannya dengan sistem kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang

tidak mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang merupakan senyawa organik

dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea dapat dibuat dengan cara menguapkan garam amonium

sianat yang merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organik (Siswoyo, 2009).

Kemudian membedakan senyawa organic dan anorganik melalui ionisasi, NaCl yang

direaksikan dengan AgNO3 maka larutan akan berwarna putih dan larut, hal ini terjadi karena NaCl

mudah melepaskan ion dan membentuk ion-ion positif sehingga reaktif karena energi ionisasi yang

dimilikinya kecil bila dibandingkan dengan Ag yang energi ionisasinya besar dan membentuk ion positif.

Page 2: Untuk test beilstein.docx

Sedangkan CHCl3 yang direaksikan dengan AgNO3 larutan terdiri dari dua fase, hal ini terjadi karena CHCl3

memiliki energi ionisasi yang sangat kuat sehingga sukar untuk membentuk ion positif, sama dengan Ag

yang sukar membentuk ion positif, sehingga keduanya sukar larut. Dari pengamatan tersebut dapat

disimpulkan bahwa NaCl merupakan senyawa anorganik sedangkan kloroform merupakan senyawa

organik.

Page 3: Untuk test beilstein.docx

Berdasarkan hal tersebut, maka pada Percobaan ini diadakan 3 perlakuan yaitu tes

beilstein, perbedaan sifat karena pemanasan, dan perbedaan dalam ionisasi.

Tes beilstein dilakukan dengan memasukkan kawat panas pada larutan yang

akan diuji apakah terdapat senyawa organik ataupun senyawa anorganik. Pengujian

tersebut dilihat dari ada tidaknya gelembung yang terbentuk dalam larutan sampel,

pembentukan gelembung terjadi akibat kawat panas yang disekelilingnya terdapat

O2 bereaksi dengan larutan senyawa organik yaitu O2 akan berikatan dengan unsur

C (karbon) dalam senyawa organik dan membentuk CO2 yang akan lepas menjadi

zat gas gelembung). Larutan yang diuji berupa HCL, CHCl3, KI, dan air ludah. Pada

masing-masing sampel terlihat bahwa HCL dan KI tidak terbentuk gelembung yang

membuktikkan bahwa CL dan KI merupakan senyawa anorganik, sedangkan

kloroform (CHCl3) terbentuk gelembung yang menandakan senyawa organik, dan

khusus untuk air ludah, menurut literature seharusnya terbentuk gelembung karena

merupakan senyawa organic yaitu terdapat senyawa glukosa didalam air ludah

akibat proses pencernaan makanan dalam mulut, tetapi pada percobaan ini tidak

terbentuk gelembung. Hal ini menandakan bahwa air ludah yang dipakai telah

tersterilisasi yaitu praktikan yang digunakan air ludahnya telah membersihkan

mulut sehingga tidak lagi terdapat glukosa ataupun sangat sedikit senyawa glukosa

yagn dapat terdeteksi dalam air ludah.

Pengujian perbedaan sifat karena pemanasan yaitu dengan memanaskan

sampel yang berada dalam cawan krus, pada percobaan ini sampel yang diberikan

berupa NaCL dengan Glukosa. Perubahan yang terbentuk, yaitu NaCL ketika setelah

pemanasan terbentuk larutan bening, sedangkan glukosa meleleh (terbentuk

endapan gula) dan terjadi perubahan warna dari putih menjadi coklat. Perubahan

warna glukosa menjadi coklat dan ada membentuk endapan gula terjadi akibat

glukosa mengandung unsure C (Carbon) yang jika dibakar akan lepas dari ikatan

dan mengendap menjadi endapan coklat tersebut dan juga ada yang berikatan

dengan oksigen membentuk CO2, kemudian menguap dengan beberapa unsure –

unsure lain yang berikatan dan akan lepas dalam bentuk gas dengan menimbulkan

aroma manis. Selama percobaan glukosa lebih cepat terbakar daripada NaCl (NACl

tidak mudah terbakar sehingga pembakaran lama terjadi). Hal-hal ini

membuktikkan bahwa glukosa merupakan senyawa organic dan NaCl merupakan

senyawa anorganik.

Page 4: Untuk test beilstein.docx

Terakhir, perbedaan dalam ionisasi, yaitu pengujian senyawa organic

dan senyawa anorganik dengan melihat perbedaan ionisasi dalam hal ini energy

ionisasi yang terbentuk. Pada NaCl yang diberikan 3 tetes AgNO3 terlihat bahwa

terbentuk endapan putih. Endapan putih tersebut terjadi akibat energi ionisasi NaCl

lebih kecil daripada ion perak (Ag+) sehingga mudah melepaskan ion dan

membentuk ion-ion positif yang dimana menjadi lebih reaktif, yaitu Ag+ akan

mengikat Cl- dan larut membentuk endapan putih, dengan reaksi yang terjadi :

AgNO3 + NaCl- AgCl + NaNO3

Hal ini membuktikkan bahwa NaCl termasuk senyawa anorganik karena

dapat larut dalam pelarut anorganik. Sedangkan, Pada larutan sampel CHCl3 yang

diberikan AgNO3, hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak adanya endapan dan

terjadi perubahan warna agak kekuning-kuningan, seharusnya pada percobaan ini

larutan sampel membentuk 2 fase, sesuai dengan literature yang ada dimana

terjadi karena CHCl3 dan AgNO3 sama-sama memiliki energi ionisasi yang sangat

kuat sehingga sukar untuk membentuk ion positif dan keduanya sukar larut dimana

membuktikan bahwa CHCl3 adalah senyawa organik. Perbedaan hasil ini dapat

terjadi karena CHCl3 terlalu encer atau sangat sedikit untuk bereaksi dengan AgNO3.