Upload
putu-adi
View
240
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
1/306
i
STRATEGI PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL
KERAJINAN UKIRAN KAYU DI KABUPATENGIANYAR PROVINSI BALI
NI PUTU NINA EKA LESTARI
PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
2/306
i
STRATEGI PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL
KERAJINAN UKIRAN KAYU DI KABUPATENGIANYAR PROVINSI BALI
NI PUTU NINA EKA LESTARI
NIM : 1090671010
PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
3/306
ii
STRATEGI PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL
KERAJINAN UKIRAN KAYU DI KABUPATENGIANYAR PROVINSI BALI
Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor
pada Program Doktor, Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pasca Sarjana Universitas Udayana
NI PUTU NINA EKA LESTARI
NIM : 1090671010
PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
4/306
iii
Lembar Pengesahan
DISERTASI INI TELAH DISETUJUITANGGAL 09 MEI 2014
Promotor,
Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs., MP. NIP. 19580212 198601 1 001
Kopromotor I, Kopromotor II,
Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE.,MS. Dr. Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,M.Si. NIP. 19540429 198303 1 002 NIP. 19610620 198603 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi DirekturProgram Pascasarjana Program PascasarjanaUniversitas Udayana, Universitas Udayana
Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs., MP. Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 19580212 198601 1 001 NIP. 19590215 198510 2 001
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
5/306
iv
Disertasi ini telah Diuji pada Ujian TertutupPada Tanggal 7 Maret 2014
Panitia Penguji Disertasi, Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No. 0264UN14.4/HK/2014
Ketua : Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs., MP.
Anggota :
1. Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MM.
2. Dr. Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si.
3. Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE., MS.
4. Prof. Dr. Made Sukarsa, SE., MS.
5. Dr. Ni Nyoman Yuliarmi, SE., MP.
6. Dr. Siti Komariyah, SE., M.Si.
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
6/306
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ni Putu Nina Eka Lestari
NIM : 1090671010
Program Studi : Ilmu Ekonomi
Judul Disertasi : Strategi Pemberdayaan Industri Kecil Kerajinan
Ukiran Kayu Di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah disertasi ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
Denpasar, 15 Februari 2014
Yang membuat pernyataan
Ni Putu Nina Eka Lestari
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
7/306
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis, haturkan kehadirat Ida Hyang Widhi Wasa, TuhanYang Maha Esa, sembah sujud dengan segala kerendahan hati di Kaki PadmaSatguru Bhagawan Sri Satya Sai Baba yang telah memberikan rahmat kesehatan,keilmuan, kekuatan lahir dan batin sehingga disertasi ini dapat disusun dandiselesaikan dengan baik. Dalam proses penyelesaian studi doktoral ini tidak lepasdari bimbingan, arahan dan dukungan penuh semangat dari Promotor, Ko-Promotor, Penguji, para dosen pengampu dan bersama pihak terkait lairmya.Karenanya pada kesempatan ini dengan rasa syukur yang mendalam dari penulismengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada.
Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs., MP Guru Besar FakultasEkonomi pada Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar atas
berkenannya sebagai Promotor. Pengalaman dan kearifan beliau sebagai ilmuanekonomi senior serta telah membimbing, mengarahkan, mendorong dan tidakhenti-hentinya selalu memberi semangat penulis untuk senantiasa dapatmenyelesaikan disertasi ini sesuai tujuan studi.
Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS Guru Besar Fakultas EkonomiUniversitas Udayana, Denpasar sebagai Ko-Promotor I yang dengan kecerdasan,keluasan wawasan dan ketegasan beliau sebagai ilmuan senior, telah memberikan
bimbingan, mengarahkan dan tantangan. bagi penulis untuk menyelesaikan studidisertasi ini dengan penuh ketekunan tersendiri.
Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., MSi Dosen Senior Fakultas EkonomiUniversitas Udayana, Denpasar sebagai Ko-Promotor II yang dengan kecerdasan,ketekunan dan kearifan beliau sebagai ilmuwan senior, telah memberikan
bimbingan, mengarahkan dan makna tersendiri bagi penulis untuk menyelesaikanstudi disertasi ini dengan penuh semangat.
Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD.KEMD beserta Pembantu-pembantu Rektor atas kesempatan dan fasilitas yang telahdiberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikanProgram Doktor di Universitas Udayana.
Direktur Program Pascasarjana Prof. Dr. dr. A. A Raka Sudewi, Sp.S (K)dan Asisten Direktur I Prof. Dr. Made Budiarsa, MA., Prof. Dr. Ir. Ketut BudiSusrusa, M.S selaku Asisten Disektur II beserta seluruh staf di ProgramPascasarjana Universitas Udayana, Denpasar yang memberi kesempatan dan
fasilitas kepada penulis untuk mengikuti kuliah hingga selesai.Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Udayana, DenpasarProf. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs., MP dan Sekretaris Program Prof. Dr.
Nyoman Djinar Setiawina, SE., MS yang memberi kesempatan menempuhProgram Doktor dan tidak segan-segannya selalu memberi semangat danmemantau secara kontinyu sebelum dan sesudah kuliah serta memacu
penyelesaian disertasi dengan lancar dan baik.Dekan Fakultas Ekonomi Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS,
Pembantu Dekan I Dr. I G W Murjana Yasa, SE., MSi, Pembantu Dekan II , Prof.Dr. Made Wardana, SE., MP, Pembantu Dekan III Dr. Gerianta Wirawan Yasa,SE., MSi, beserta Sekretaris Dekan I Made Ira Wijayanti, Spd., MSi, yangmemberi kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti kuliah di Program Doktorhingga selesai.
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
8/306
vii
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Prof. Dr. Made Suyana Utama,SE., MS, Sekretaris Jurusan Dr. I. B Purbadharmaja, SE., ME beserta staf yang
telah memberi kesempatan kuliah di Jurusan Ekonomi Pembangunan padaProgram Doktor Ilmi Ekonomi hingga selesai.Kepada para penguji disertasi, yaitu : Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi,
Drs., MP ,Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS ,Dr. I Nyoman MahaendraYasa, SE., MSi ,Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE., MS, Prof. Dr. MadeSukarsa, SE., MS, Dr. Ni Nyoman Yuliarmi, SE., MP., Dr. Siti Komariyah, SE.,M.Si, yang telah bersedia menguji dengan memberikan masukan, sanggahan,koreksi dan saran sehingga disertasi ini dapat terwujud.
Para dosen pengampu selama menempuh kuliah Prof. Ketut Nahen, M.EcPh.D, Prof. Dr. Ketut Sudibia, SE., SU, Prof. Dr. Made Sukarsa, SE., MS, Prof.Dr. I Wayan Sudirman, SE., SU, Prof. Dr. Ketut Rahyuda, MSIE, Dr. I NyomanMahaendra Yasa, SE., MSi, Prof. I Wayan Tjatera, SE., MSc,Ph.D (almarhum),Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D, Prof. Dr. Dewa Ngurah Suprapta, MSe, Prof. Dr.Ketut Ardana, MA, Dr. Ketut Putra Erawan yang telah memberikan materi kuliahdengan keahliannya masing-masing untuk dapat menyelesaikan disertasi ini.
Pada kesempatan ini terimakasih disampaikan penulis kepada GubernurProvinsi Bali beserta Bupati Gianyar, yang telah memberikan perijinan dankesempatan untuk mencari data selama penelitian dilaksanakan.
Dosen pengampu mata kuliah penunjang disertasi (MKPD) Prof. Dr. MadeKembar Sri Budhi, Drs.,.MP dan Prof. Dr. Wayan Sudirman SE, SU. dengankecerdasan dan keahliannya sebagai ilmuwan telah memberikan dasar-dasarteoritis yang menjadi bekal yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian disertasiini.
Dr. Ir. Paulus Kurniawan, MBA. yang telah memberikan motivasi, sertakesediaannya menjadi moderator dalam FGD ( Focus Group Discussion ) danmoderator Collokium, sangat membantu dan mendukung di dalam penyelesaiandisertasi ini.
Penghargaan setinggi – tingginya dan ucapan terimakasih kepada seluruhguru yang telah membimbing dan mendidik penulis sejak di sekolah dasar hingga
perguruan tinggi.Dengan rasa hormat dan bakti serta terimakasih disampaikan kepada Ayah
tercinta Drs. Wayan Tangiarta, MM & Ibu Ni Made Armida, mertua I NengahCateng (alm) & Ni Nyoman Nyambreg, saudara ipar Ni Wayan Sukayasasekeluarga, Ni Nyoman Sutejawati sekeluarga, Ni Ketut Ardani (alm) sekeluarga
dan Bapak Made Sudiana & Ibu Nyoman Sulasni, beserta seluruh keluarga besardi Grogakgede Tabanan yang dengan penuh rasa kasih sayang telah mendoakandan memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.
Kepada Ida Pandita Mpu Jaya Wasistananda dan Ida Pandita Istri,sekeluarga, Prof. DR. dr. Wayan Wita, Sp.JP sekeluarga, Bapak I NyomanDarma sekeluarga dan seluruh keluarga besar di Sibanggede yang telahmemberikan teladan, inspirasi dan menanamkan nilai-nilai kebersamaan,ketekunan di dalam mencapai tujuan, telah memberikan motivasi yang kuat bagi
penulis didalam menyelesaikan studi serta disertasi ini.Rasa hormat dan bakti juga disampaikan kepada Amaji Parwati Dewi dan
Acarya Sankara Dewa serta seluruh keluarga besar Sai Pooja Ashram yang telahmemberikan doa restu kepada penulis dengan penuh kasih sehingga memilikikekuatan dan semangat dalam menyelesaikan disertasi ini.
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
9/306
viii
Terimakasih penulis sampaikan secara khusus kepada suami tercinta KetutSuryada, SH atas pengertian, kesabaran serta dukungannya didalam
menyelesaikan studi ini, anak-anak tersayang Satria Teja Dananjaya, Pertiwi WinaSari, Windu Surya Sidhanta, serta adik Nyoman Tri Ediwan, SS,. M.Hum &Serlie Sintia Dewi, SE,MM, Hendra Darmawan, SH, keponakan Cipta Rini, SE &A.A. Bagus Ari Mahyuda, ST., Ray Platini & Yuda Hermawan, Sastra Gunawan,SE, Jason Raditya, Adrian Satyananda, serta cucu tercinta A.A. Ngurah Satyadan Gandhi Hermawan.
Terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh responden yang telahmeluangkan waktu untuk memberikan data dalam proses penulisan disertasi ini.
Tidak lupa pula penulis sampaikan terimakasih kepada Prof. Dr. I Gusti Ngurah Gorda, M.S, (alm) beserta keluarga sebagai pembimbing skripsi danTesis pada jenjang S1 dan S2 di Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan
Nasional yang telah memberikan inspirasi kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S3.
Penulis juga ucapkan terima kasih kepada Drs. Ketut Sambreg, MM beserta keluarga yang telah memberikan inspirasi kepada penulis untuk menjadiseorang dosen dan melanjutkan pendidikan ke jenjang S3.
Dr. A.A.A. Tini Rusmini Gorda, SH, MH, selaku ketua PerkumpulanPendidikan Nasional Denpasar yang telah memberi ijin, dukungan semangat,teladan dalam penyelesaian disertasi ini.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Gede SriDarma, DBA, selaku Rektor Universitas Pendidikan Nasional yang telahmemberikan ijin belajar dan dorongannya dalam menyelesaikan studi dan
penulisan disertasi ini.Seluruh teman-teman dan sahabat angkatan ke-2 September 2010 program
Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Udayana yang telah memberi dukungan penuhkepada penulis dalam kehadirannya selama sidang-sidang berlangsung,kesediaannya dalam berdiskusi, kebersamaannya dalam suka dan duka selamamenempuh studi dan penyelesaian disertasi ini, untuk itu penulis ucapkanterimakasih yang setulus tulusnya.
Kepada staff Program Doktor Ilmu Ekonomi, Program PascasarjanaUniversitas Udayana Ni Komang Sri Mariatini dan Eka Putrawan, terimakasih danatas jasa-jasa dalam menfasilitasi masa perkuliahan, sidang-sidang ujian hinggaterselesaikannya disertasi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus mulia kepada semua pihak
yang telah memberi bantuan yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.Semoga segala bantuan dan amal perbuatan Bapak, Ibu dan Saudara sekalianmendapatkan balasan dari Ida Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pada akhirnya penulis bersyukur dapat menyelesaikan disertasi ini dengankesadaran penuh bahwasanya disertasi ini belum sempurna dan tidak luput darikekurangan. Semoga karya ilmiah ini dapat memberi secercah manfaat kepada
para sidang pembaca dan perkembangan ilmu.
Denpasar, Maret 2014
Penulis
Ni Putu Nina Eka Lestari
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
10/306
ix
ABSTRAKPulau Bali di Indonesia terkenal selain industri pariwisatanya adalah
industri kecil kerajinan ukiran kayu yang berada di Kabupaten Gianyar, satu darisembilan kabupaten yang memiliki potensi strategis dalam menopang pendapatanasli daerah tersebut. Semenjak tahun 2010 industri mengalami penurunan dalam
perolehan nilai exsport dari tahun ke tahun menurun kurang lebih 2 % secarasignifikan.
Studi ini bertujuan untuk : a) menganalisis rantai nilai industri kerajinanukiran kayu di kabupaten gianyar, b) menganalisis posisi strategis industrikerajinan ukiran kayu di kabupaten Gianyar, c) menganalisis strategi
pemberdayaan industri kerajinan ukiran kayu di kabupaten Gianyar.Data yang dipergunakan mencakup data primer yang diperoleh melalui
survei lapangan daan wawancara dengan 151 responden perajin ukiran kayu ygada di kabupaten Gianyar, serta data sekunder dari berbagai lembaga pemerintah.
Dari hasil penelitian diperoleh premis integrasi VSA ( Value Chain,SWOT, dan Analitical Hierarchy Process ) yang memberikan hasil maksimaluntuk pemberdayaan kerajinan ukiran kayu di Kabupaten Gianyar, sebagai berikut: a) Rantai nilai kerajinan ukiran kayu terdiri dari ; Pemasok , Produsen produkukiran kayu, Trader dan Konsumen akhir. Kekurangan pasokan bahan baku kayuyang berasal dari pulau Bali dan modal. Sedangkan di hilir kurangnya dukunganPemerintah dalam pemasaran produk hasil kerajinan ukiran kayu di Provinsi Balidan tingkat Nasional, b) Dari hasil analisis SWOT, diperoleh hasil pemetaan
posisi strategis industri kerajinan ukiran kayu ada pada kuadran II yang ditunjukan
dengan nilai faktor internal adalah 0,31 dan faktor eksternal - 0,23. Menandakanindustri cukup kuat namun menghadapi tantangan yang besar, hasil inimengindikasikan pada strategi peningkatan ketrampilan dan investasi untukmeningkatkan kualitas dan kapasitas produksi untuk mencapai efisiensi, c) Hasil
perhitugan AHP diperoleh hasil bahwa strategi pemasaran menjadi faktor prioritas yang menentukan prospek kerajinan ukiran kayu di Kabupaten Gianyar .
Rekomendasi dari studi ini antara lain: a) Pengembangan program OneVillage One Product dan tempat setral ajang pamer produk ukiran kayu, b)Pengembangan klaster industri kerajinan ukiran kayu, c) PengembanganKewirausahaan melalui kurikulum di sekolah sejak SD sampai perguruan tinggi,maupun melalui organisasi pemuda dan masyarakat, d) Pemerintah lebih
komunikatif dan sebagai mediator antara lembaga keuangan dengan para perajinukiran kayu melalui kegiatan sosialisasi program seperti adanya regulasi kreditdan Jamkrida (Jaminan Kredit Daerah) yang di salurkan melalui BankPembangunan Daerah Bali (BPD), e) Membentuk lembaga keuangan dan asuransiuntuk menunjang permodalan industri kecil, f) Melibatkan perajin secara intensifdalam kegiatan penjualan melalui promosi dan pameran melalui roadshow , e-marketing , website dan kerjasama pemerintah.
Kata Kunci : Pemberdayaan industri kecil, Kerajinan ukiran kayu, KabupatenGianyar Provinsi Bali
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
11/306
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
12/306
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ..................................................................... iHALAMAN PRASYARAT GELAR DOKTOR............................................. iiLEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iiiHALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI .......................................... ivSURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT................................................. vUCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... viABSTRAK ...................................................................................................... ixABSTRACT .................................................................................................... xDAFTAR ISI .................................................................................................. xiDAFTAR TABEL ........................................................................................... xivDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxivDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxviDAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xxvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... . 11.1 Latar Belakang ....................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................. 241.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 261.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 282.1 Landasan Teori ....................................................................... 28
2.1.1 Teori Pembangunan Ekonomi .................................... 282.1.2 Teori Perubahan Struktural ........................................ 352.1.3 Pertumbuhan dan Prilaku dan Pelaku Ekonomi ......... 382.1.4 Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi ................... 392.1.5 Kebijakan Negara dan Pertumbuhan Ekonomi ......... 412.1.6 Pengertian Ekonomi Kelembagaan .......................... 432.1.7 Teori Pemberdayaan .................................................. 462.1.8 Pengertian Industri .................................................... 58
2.1.9 Konsep Industri Kecil ................................................ 602.1.10 Kriteria UKM ............................................................. 642.1.11 Karakteristik Industri Kecil ........................................ 652.1.12 Beberapa Permasalahan dalam Pemberdayaan
Industri Kecil .............................................................. 662.1.13 Strategi Pemberdayaan Industri Kecil ........................ 682.1.14 Analisis Industri ......................................................... 712.1.15 Daya saing ................................................................. 742.1.16 Pengertian Rantai Nilai ............................................. 80
2.2 Tinjauan Penelitian Sebelumnya ........................................... 82
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
13/306
xii
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP PENELITIAN .................... 883.1 Kerangka Berpikir ................................................................ 88
3.2 Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 90
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 934.1 Rancangan Penelitian ............................................................ 934.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 934.3 Subjek dan Objek Penelitian ................................................ 944.4 Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel .................... 94
4.4.1 Identifikasi Variabel .................................................. 944.4.2 Difinisi Operasional Variabel .................................... 95
4.5 Jenis dan Sumber Data .......................................................... 974.5.1 Jenis Data .................................................................. 974.5.2 Sumber Data ............................................................... 98
4.6 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 994.6.1 Populasi ..................................................................... 994.6.2 Sampel Penelitian ...................................................... 994.6.3 Teknik Pengambilan Sampel ..................................... 101
4.7 Instrumen Penelitian .............................................................. 1024.7.1 Teknis Pelaksanaan Suvery ........................................ 1024.7.2 Survei Uji Coba ( Pilot Study ) dan Pengujian
Instrumen .................................................................... 1034.8 Teknik Analisis Data ............................................................. 104
4.8.1 Analisis Ekonomi Rantai Nilai .................................. 1044.8.2 Analisis Posisi Strategis Industri Kerajinan Ukiran
Kayu .......................................................................... 1074.8.3 Strategi Pemberdayaan Industri Kerajinan Ukiran
Kayu .......................................................................... 111
BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................... 1215.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 121
5.1.1 Kondisi Geografis ..................................................... 1215.1.2 Kondisi Demogratis .................................................... 1235.1.3 Kondisi Makro Ekonomi ........................................... 125
5.1.4 Potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)Kerajinan Ukiran Kayu Kabupaten Gianyar ............. 1295.2 Profil Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Kerajinan Ukiran Kayu Kabupaten Gianyar .......................... 1315.2.1 Profil Responden Sampel .......................................... 1325.2.2 Profil Umum Usaha Kerajinan Ukiran Kayu ............ 133
5.3 Analisis Rantai Nilai Industri Kerajinan Ukiran Kayu .......... 1385.4 Analisis Posisi Strategis Industri Kerajinan Ukiran Kayu
Kabupaten Gianyar ................................................................ 1465.5 Analysis Hierarchy Process (AHP) Industri Kerajinan
Ukiran Kayu .......................................................................... 153
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
14/306
xiii
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................. 2396.1 Analisis Rantai Nilai Industri Kerajinan Kayu ..................... 239
6.2 Analisis Posisi Strategis Industri Kerajinan Ukiran Kayu .... 2506.3 Analisis Strategis Pemberdayaan Industri Kerajinan Ukiran
Kayu ....................................................................................... 2536.4 Temuan Teoritis dan Empiris ................................................. 262
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 2677.1 Simpulan ............................................................................... 2677.2 Saran ...................................................................................... 268
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 271
LAMPIRAN .................................................................................................... 279
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
15/306
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Pertumbuhan Penjualan Berdasarkan Ukuran PerusahaanPeriode 1997 – 1999 ...................................................................... 1
Tabel 1.2 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja UMKM dan Usaha Besardi Indonesia Tahun 2005 – 2012 ................................................... 4
Tabel 1.3 Sepuluh Besar Ekspor Manufaktur dari UMKM Indonesia 2009-2010 ............................................................................................... 7
Tabel 1.4 PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut LapanganUsaha Tahun 2008-2012 (dalam Jutaan Rp) ................................. 9
Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali Atas Dasar HargaKonstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010(persen) .......................................................................................... 10
Tabel 1.6 Perkembangan Jumlah Sentra, Unit usaha, Tenaga kerja, NilaiInvestasi dan Nilai Produksi Industri Kecil dan Menengah diTahun 2004 s/d 2011 ..................................................................... 13
Tabel 1.7 Realisasi Ekspor Non Migas Daerah Bali Tahun 2003-2011 ...... 14
Tabel 1.8 Realisasi Ekspor Provinsi Bali Menurut Kelompok Komoditi(US $) Tahun 2004 s/d 2011 ......................................................... 16
Tabel 1.9 Pemetaan UMKM di Provinsi Bali Menurut Kabupaten/Kotadan jenis Usaha Tahun 2011-2012 ................................................ 18
Tabel 1.10 Sepuluh Urutan Industri Kerajinan Berdasarkan BanyaknyaJumlah Perusahaan, Jumlah tenaga Kerja, Nilai Investasi, Nilai
Produksi dan Rata-rata Eksport di Kabupaten Gianyar Tahun2011 ............................................................................................... 19
Tabel 2.1 Sejarah dan Pengelompokan Teori Pertumbuhan ......................... 34
Tabel 2.2 Fase Kebutuhan Dasar Industri ..................................................... 71
Tabel 4.1 Pengambilan Sampel Berdasarkan Kecamatan di KabupatenGianyar Tahun 2012 ..................................................................... 101
Tabel 4.2 Kerangka Formulasi Strategis ....................................................... 106
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
16/306
xv
Tabel 4.3 Sistem Pembobotan SWOT ........................................................... 109
Tabel 4.4 Matrik SWOT ................................................................................ 110
Tabel 4.5 Skala Banding Secara Bersamaan ................................................. 113
Tabel 5.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten GianyarTahun 2009 – 2013 ........................................................................ 126
Tabel 5.2. PDRB Sektoral atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten GianyarTahun 2009 – 2012 (dalam Jutaan Rupiah) .................................. 127
Tabel 5.3 Diagram Matriks SWOT Posisi Strategis Industri KerajinanUkiran Kayu .................................................................................. 148
Tabel 5.4 Hasil Analisis Faktor Internal ....................................................... 149
Tabel 5.5 Hasil Analisis Faktor Eksternal ..................................................... 150
Tabel 5.6 Daftar Responden Sampel dalam Analisis AHP ........................... 155
Tabel 5.7 Tabulasi Matrik Perbandingan Berpasangan ProyeksiPengembangan Kerajinan Ukiran Kayu ....................................... 156
Tabel 5.8 Normalisasi Matrik Perbandingan Berpasangan Level PertamaProyeksi Pengembangan Kerajinan Ukiran Kayu ......................... 157
Tabel 5.9 Matrik Priority Vector Proyeksi Pengembangan KerajinanUkiran kayu ................................................................................... 157
Tabel 5.10 Bobot Gobal Level Pertama Proyeksi Pengembangan KerajinanUkiran Kayu .................................................................................. 158
Tabel 5.11 Matrik Perbandingan Berpasangan Sub Faktor StrategiPengelolaan Keuangan ................................................................ 159
Tabel 5.12 Normalisasi Matrik Perbandingan Berpasangan Sub FaktorStrategi Pengelolaan Keuangan ................................................... 160
Tabel 5.13 Matrik Priority Vector Sub Faktor Strategi PengelolaanKeuangan ..................................................................................... 160
Tabel 5.14. Bobot Global Sub Faktor Strategi Pengelolaan Keuangan ......... 161
Tabel 5.15 Matrik Perbandingan Berpasangan Sub Faktor StrategiPengembangan SDM ................................................................... 162
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
17/306
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
18/306
xvii
Tabel 5.34 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari Sub FaktorHarga Pokok Produksi ................................................................. 176
Tabel 5.35 Matrik Priority Vector Alternatif dari Sub Faktor Harga PokokProduksi ....................................................................................... 176
Tabel 5.36 Bobot Global Alternatif dari Sub Faktor Harga Pokok Produksi 177
Tabel 5.37 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari Sub FaktorKredit Perbankan ......................................................................... 177
Tabel 5.38 Matrik Priority Vector Alternatif dari Sub Faktor KreditPerbankan .................................................................................... 178
Tabel 5.39 Bobot Global Alternatif dari Sub Faktor Kredit Perbankan ........ 178
Tabel 5.40 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari Sub FaktorPendidikan dan Pelatihan ............................................................ 179
Tabel 5.41 Matrik Priority Vector Alternatif dari Sub Faktor Penelitian danPelatihan ...................................................................................... 179
Tabel 5.42 Bobot Global Alternatif dari Sub Faktor Penelitian danPelatihan ...................................................................................... 180
Tabel 5.43 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari Sub FaktorSistem Penggajian ....................................................................... 180
Tabel 5.44 Matrik Priority Vector Alternatif dari Sub Faktor SistemPenggajian ................................................................................... 181
Tabel 5.45 Bobot Global Alternatif dari Sub Faktor Sistem Penggajian ...... 181
Tabel 5.46 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari Sub FaktorSistem Reward dan Punishment .................................................. 182
Tabel 5.47 Matrik Priority Vector Alternatif dari Sub Faktor Sistem Reward dan Punishment .............................................................. 182
Tabel 5.48 Bobot Global Alternatif dari Sub Faktor Sistem Reward dan Punishment .................................................................................. 183
Tabel 5.49 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari Sub FaktorPemasaran Lokal ........................................................................ 183
Tabel 5.50 Matrik Priority Vector Alternatif dari Sub Faktor PemasaranLokal ............................................................................................ 184
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
19/306
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
20/306
xix
Tabel 5.70 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari Sub FaktorStandarisasi Produk ..................................................................... 192
Tabel 5.71 Matrik Priority Vector Alternatif dari Sub Faktor StandarisasiProduk ......................................................................................... 193
Tabel 5.72 Bobot Global Alternatif dari Sub Faktor Standarisasi Produk .... 193
Tabel 5.73 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari Sub FaktorPenelitian Pasar ........................................................................... 194
Tabel 5.74 Matrik Priority Vector Alternatif Sub Faktor Penelitian Pasar ... 194
Tabel 5.75 Bobot Global Alternatif dari Sub Faktor Penelitian Pasar ......... 195
Tabel 5.76 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari Sub FaktorPembinaan ................................................................................... 195
Tabel 5.77 Matrik Priority Vector Alternatif dari Sub Faktor Pembinaan.... 196
Tabel 5.78 Bobot Global Alternatif dari Sub Faktor Pembinaan .................. 196
Tabel 5.79 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari Sub FaktorFasilitas Pameran dan Kontak Dagang ........................................ 197
Tabel 5.80 Matrik Priority Vector Alternatif dari Sub Faktor FasilitasPameran dan Kontak Dagang ...................................................... 197
Tabel 5.81 Bobot Global Alternatif Sub Faktor Fasilitas Pameran danKontak Dagang ............................................................................ 198
.Tabel 5.82 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari Sub FaktorSosialisasi Dan Fasilitasi Hak Paten ........................................... 198
Tabel 5.83 Matrik Priority Vector Alternatif dari Sub Faktor Sosialisasidan Fasilitasi Hak Paten .............................................................. 199
Tabel 5.84 Bobot Global Alternatif dari Sub Faktor Sosialisasi danFasilitasi Hak Paten ..................................................................... 199
Tabel 5.85 Bobot Global Alternatif Proyeksi Pengembangan IndustriKerajinan Ukiran kayu ................................................................ 200
Tabel 5.86 Tabulasi Matrik Perbandingan Berpasangan StrategiPengembangan Kerajinan Ukiran Kayu ...................................... 203
Tabel 5.87 Normalisasi Matrik Perbandingan Berpasangan Level Pertama
Strategi Pengembangan Kerajinan Ukiran Kayu........................ 204
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
21/306
xx
Tabel 5.88 Matrik Priority Vector Level Pertama Strategi PengembanganKerajinan Ukiran Kayu .............................................................. 204
Tabel 5.89 Bobot Gobal Level Pertama Strategi Pengembangan KerajinanUkiran Kayu ................................................................................ 205
Tabel 5.90 Matrik Perbandingan Berpasangan Level Kedua Untuk FaktorPengelolaan Keuangan ................................................................ 206
Tabel 5.91 Matrik Priority Vector Level Kedua Faktor PengelolaanKeuangan ..................................................................................... 206
Tabel 5.92 Bobot Global Level Kedua Untuk Faktor Pengelolaan
Keuangan ..................................................................................... 207Tabel 5.93 Matrik Perbandingan Berpasangan Level Kedua Untuk Faktor
Pengembangan SDM ................................................................... 207
Tabel 5.94 Matrik Priority Vector Level Kedua Faktor PengembanganSDM ............................................................................................ 208
Tabel 5.95 Bobot Global Level Kedua Untuk Faktor Pengembangan SDM 208
Tabel 5.96 Matrik Perbandingan Berpasangan Level Kedua Untuk FaktorPemasaran .................................................................................... 209
Tabel 5.97 Matrik Priority Vector Level Kedua Faktor Pemasaran ............. 209
Tabel 5.98 Bobot Global Level Kedua Untuk Faktor Pemasaran ................ 210
Tabel 5.99 Matrik Perbandingan Berpasangan Level Kedua Untuk FaktorManajemen Produksi ................................................................... 210
Tabel 5.100 Matrik Priority Vector Level Kedua Faktor ManajemenProduksi ....................................................................................... 211
Tabel 5.101 Bobot Global Level Kedua Untuk Faktor Manajemen Produksi 211
Tabel 5.102 Matrik Perbandingan Berpasangan Level Kedua Untuk FaktorPelayanan Publik ......................................................................... 212
Tabel 5.103 Matrik Priority Vector Level Kedua Faktor Pelayanan Publik ... 212
Tabel 5.104 Bobot Global Level Kedua Untuk Faktor Pelayanan Publik ..... 213
Tabel 5.105 Bobot Global Level Kedua .......................................................... 213
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
22/306
xxi
Tabel 5.106 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorPengelolaan Keuangan dan Peran Pemerintah ............................ 214
Tabel 5.107 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Pengelolaan Keuangandan Peran Pemerintah .................................................................. 214
Tabel 5.108 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pengelolaan Keuangandan Peran Pemerintah .................................................................. 215
Tabel 5.109 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorPengelolaan Keuangan dan Peran Asosiasi ................................. 215
Tabel 5.110 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Pengelolaan Keuangan
dan Peran Asosiasi....................................................................... 216Tabel 5.111 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pengelolaan Keuangan
dan Peran Asosiasi....................................................................... 216
Tabel 5.112 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorPengelolaan Keuangan dan Peran Lembaga Keuangan ............. 217
Tabel 5.113 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Pengelolaan Keuangandan Peran Lembaga Keuangan .................................................... 217
Tabel 5.114 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pengelolaan Keuangandan Peran Lembaga Keuangan .................................................... 218
Tabel 5.115 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorPengembangan SDM dan Peran Pemerintah ............................... 218
Tabel 1.116 Matrik Priority Vector Alternatif Untuk Faktor PengembanganSDM dan Peran Pemerintah ........................................................ 219
Tabel 5.117 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pengelolaan Keuangandan Peran Pemerintah .................................................................. 219
Tabel 5.118 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorPengembangan SDM dan Peran Asosiasi ................................... 220
Tabel 5.119 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Pengembangan SDMdan Peran Asosiasi....................................................................... 220
Tabel 5.120 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pengembangan SDMdan Peran Asosiasi....................................................................... 221
Tabel 5.121 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorPengembangan SDM dan Peran Lembaga Keuangan ................. 221
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
23/306
xxii
Tabel 5.122 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Pengembangan SDMdan Peran Lembaga Keuangan .................................................... 222
Tabel 5.123 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pengembangan SDMdan Peran Lembaga Keuangan .................................................... 222
Tabel 5.124 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorPemasaran dan Peran Pemerintah ................................................ 223
Tabel 5.125 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Pemasaran dan PeranPemerintah ................................................................................... 223
Tabel 5.126 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pemasaran dan Peran
Pemerintah ................................................................................... 224Tabel 5.127 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk Faktor
Pemasaran dan Peran Asosiasi .................................................... 224
Tabel 5.128 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Pemasaran dan PeranAsosiasi ....................................................................................... 225
Tabel 5.129 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pemasaran dan PeranAsosiasi ....................................................................................... 225
Tabel 5.130 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorPemasaran dan Lembaga Keuangan ............................................ 226
Tabel 5.131 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Pemasaran dan PeranLembaga Keuangan ..................................................................... 226
Tabel 5.132 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pemasaran dan LembagaKeuangan ..................................................................................... 227
Tabel 5.133 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorManajemen Produksi dan Peran Pemerintah ............................... 227
Tabel 5.134 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Manajemen Produksidan Peran Pemerintah .................................................................. 228
Tabel 5.135 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Manajemen Produksidan Peran Pemerintah .................................................................. 228
Tabel 5.136 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorManajemen Produksi dan Peran Asosiasi ................................... 229
Tabel 5.137 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Manajemen Produksidan Peran Asosiasi....................................................................... 229
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
24/306
xxiii
Tabel 5.138 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Manajemen Produksidan Peran Asosiasi....................................................................... 230
Tabel 1.539 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorManajemen Produksi dan Peran Lembaga Keuangan ................. 230
Tabel 5.140 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Manajemen Produksidan Peran Lembaga Keuangan .................................................... 231
Tabel 5.141 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Manajemen Produksidan Peran Lembaga Keuangan .................................................... 231
Tabel 5.142 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk Faktor ...... 232
Tabel 5.143 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Pelayanan Publik danPeran Pemerintah ......................................................................... 232
Tabel 5.144 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pelayanan Publik danPeran Pemerintah ......................................................................... 233
Tabel 5.145 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorPelayanan Publik dan Peran Asosiasi .......................................... 233
Tabel 5.146 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Pelayanan Publik danPeran Asosiasi ............................................................................. 234
Tabel 5.147 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pengelolaan Keuangandan Peran Pemerintah .................................................................. 234
Tabel 5.148 Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif Untuk FaktorPelayanan Publik dan Peran Lembaga Keuangan ....................... 234
Tabel 5.149 Matrik Priority Vector Alternatif Faktor Pelayanan Publik danPeran Lembaga Keuangan ........................................................... 235
Tabel 5.150 Bobot Global Alternatif Untuk Faktor Pelayanan Publik danPeran Lembaga Keuangan ........................................................... 235
Tabel 5.151 Bobot Global Alternatif Strategi Pengembangan IndustriKerajinan Ukiran Kayu .............................................................. 236
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
25/306
xxiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peranan Industri Kecil Menengah dalam Ekspor diBeberapa Negara Asia Tahun 1996 (dalam persentase) ....... 3
Gambar 1.2 Ekspor Indonesia Berdasarkan Jenis Produk Tahun 1999(dalam %) ............................................................................... 5
Gambar 1.3 Ekspor Indonesia Berdasarkan Jenis Produk Tahun 2011(dalam %) ............................................................................... 6
Gambar 1.4 Perkembangan Realisasi Ekspor Non Migas Daerah BaliTahun 2007-2011 .................................................................. 15
Gambar 1.5 Kontribusi PDRB Kabupaten/Kota Bali Terhadap PDRBBali Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (%) ................... 17
Gambar 2.1 Strategi Pemberdayaan Industri Kecil .................................... 69
Gambar 2.2 Pemberdayaan Industri Kecil ................................................. 70
Gambar 2.3 The Five Forces Model .......................................................... 74
Gambar 2.4 The Determinants of National Competitive Advantage ......... 77
Gambar 3.1 Kerangka Proses Berpikir ...................................................... 90
Gambar 3.2 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................ 91
Gambar 4.1 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian................................. 101
Gambar 4.2 Diagram Analisis SWOT ....................................................... 110
Gambar 4.3 Matrik Perbandingan Berpasangan ....................................... 114Gambar 4.4 Proyeksi Pengembangan Usaha Kecil Menengah di
Kabupaten Gianyar................................................................. 116
Gambar 4.5 Hierarki Kebijakan Strategi Pengembangan Usaha KecilMenengah ............................................................................... 119
Gambar 5.1 Peta Kabupaten Gianyar ......................................................... 122
Gambar 5.2 Distribusi PDRB Sektoral Kabupaten Gianyar Tahun 2012 .. 128
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
26/306
xxv
Gambar 5.3 Komposisi Tingkat Pendidikan Responden ........................... 132
Gambar 5.4 Perkembangan Usaha Kerajinan Ukiran Kayu KabupatenGianyar ................................................................................... 137
Gambar 5.5 Jangkauan Pemasaran dan Media Promosi Produk Ukiran ... 138
Gambar 5.6 Pemetaan Rantai Nilai Industri Kerajinan Ukiran KayuKabupaten Gianyar................................................................. 140
Gambar 5.7 Model Strategi Pengembangan Industri Ukir di KabupatenGianyar ................................................................................... 152
Gambar 5.8 Strategi Pemberdayaan Industri Kerajinan Ukiran Kayu diKabupaten Gianyar................................................................. 154
Gambar 5.9 Strategi Pemberdayaan Industri Kerajinan Ukiran Kayu diKabupaten Gianyar................................................................. 158
Gambar 5.10 Strategi Pengelolaan Keuangan Industri Kerajinan UkiranKayu di Kabupaten Gianyar ................................................... 161
Gambar 5.11 Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia IndustriKerajinan Ukiran Kayu di Kabupaten Gianyar ...................... 164
Gambar 5.12 Strategi Pemasaran Industri Kerajinan Ukiran Kayu diKabupaten Gianyar................................................................. 167
Gambar 5.13 Strategi Manajemen Produksi Industri Kerajinan UkiranKayu di Kabupaten Gianyar .................................................. 171
Gambar 5.14 Strategi Pelayanan Publik Industri Kerajinan Ukiran Kayudi Kabupaten Gianyar ............................................................ 173
Gambar 5.15 Alternatif Proyeksi Masa Depan Industri Kerajinan UkiranKayu Di Kabupaten Gianyar .............................................. 201
Gambar 5.16 Struktur Hirarki Strategi Pengembangan Industri KecilKerajinan Ukiran Kayu di Kabupaten Gianyar ..................... 202
Gambar 5.17 Alternatif Skenario Masa Depan Industri Kerajinan Ukirankayu di Kabupaten Gianyar .................................................... 237
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
27/306
xxvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampian 1 Kuisioner Penelitian
Lampian 2 Profil Responden dan UMKM
Lampian 3 Hasil Perhitungan Analitical Hierarchy Process (AHP) SoftwareExperct Choice Versi 11
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
28/306
xxvii
DAFTAR SINGKATAN
UKM : Usaha Kecil Menengah
ISK : Industri Skala Kecil
ISM : Industri Skala Menengah
GDP : Gross Domestic Products
PDRB : Produk Regional Domestik Bruto
BPS : Badan Pusat Statistik
Disperindag : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
SWOT : Streght, Weakness, Oppertunities , dan Threats
SDM : Sumber Daya Manusia
IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
VCA : Value Chain Analysis
AHP : Analytical Hierarcy Process
FGD : Focus Group Discussion
UKE : Unit Kerja Ekonomi.
SEM : Structural Equation Model SK : Surat Keputusan
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
29/306
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada akhir tahun 1997 telah
mengakibatkan kemunduran ekonomi nasional secara serius pada tahun 1998 yang
ditandai dengan menurunnya Gross Domestic Products (GDP) sebesar 13 persen
dari tahun sebelumnya dan angka pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,9 persen
pada tahun 2000 (BPS, 2004). Krisis ekonomi yang diawali dari terjadinya krisis
moneter atau nilai tukar tersebut berimplikasi pada melemahnya sektor perbankan
dalam perekonomian nasional sehingga sektor riil terutama industri-industri besar
mengalami penurunan kinerja sebagai akibat penggunaan permodalan yang berasal
dari hutang luar negeri. Data dari Kementerian Koperasi dan Pembinaan Ekonomi
Kecil dan Menengah (1997) menunjukkan bahwa perusahaan besar dan menengah
mengalami penurunan nilai tambah ( value added ) pada tahun 1998 sebesar 5,4
persen dan 27,2 persen dibanding tahun 1997. Sebaliknya Industri kecil ( small firm )
dapat menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik dari perusahaan counterpart -nya
yaitu perusahaan berskala besar dengan angka pertumbuhan mencapai 34,9 persen
pada tahun 1998 seperti terlihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1Pertumbuhan Penjualan Berdasarkan Ukuran Perusahaan
Periode 1997 - 1999
F ir m Size(Sales Defini tion )
Sales (Rp) Growth (% p.a)1997 1998 1999 1998/1997 1999/1998
Total Industri 12.358 12.639 12.605 2,3 -0,3Small < Rp 1 Miliar 2.899 3.911 3.901 34,9 -0,3Medium Rp 1 - 50 Miliar 7.045 4.131 5.116 -27,2 -0,3Large > Rp 50 Miliar 341.526 323.154 322.844 -5,4 -0,1
Sumber: MOCSME Survey Data, 1997 - 1999
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
30/306
2
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting
dalam pembentukan strategi untuk perkembangan dan pemulihan ekonomi di banyak negara (Gray, 2002). Faktor utama dalam keberhasilan ekonomi kapitalis di
negara sedang berkembang terletak pada kewirausahaan. Lebih lanjut bahwa
pengembangan UMKM memberikan kesempatan untuk pertumbuhan lowongan
kerja dalam mengatasi tingkat pengangguran yang tinggi (Riley, et al ., 2006).
Dalam kaitannya dengan UMKM, menurut Becattini (1990) dan Tambunan
(1999) pertumbuhan UMKM mulai menjadi topik yang cukup hangat sejak
munculnya tesis flexible specialization pada tahun 1980-an, yang didasari oleh
pengalaman dari sentra-sentra Industri Skala Kecil (ISK) dan Industri Skala
Menengah (ISM) di beberapa negara di Eropa Barat, khususnya Italia. Sebagai
contoh kasus, bahwa pada tahun 1970 – 80-an, pada saat Industri Skala Besar (ISB)
di Inggris, Jerman dan Italia mengalami stagnasi atau kelesuan, ternyata ISK
(terkonsentrasi di lokasi tertentu membentuk sentra-sentra) yang membuat produk-
produk tradisional mengalami pertumbuhan yang pesat dan bahkan mengembangkan
pasar ekspor untuk barang-barang tersebut dan menyerap banyak tenaga kerja. Hal
ini menunjukkan bahwa industri kecil di sentra-sentra dapat berkembang lebih pesat,
lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan pasar, dan dapat meningkatkan
produksinya daripada industri kecil secara individu di luar sentra (Haahti, 1993;
Aleke-Dondo, 1997).
Menurut Kuncoro (2001) Pengalaman Taiwan sebagai perbandingan justru
menunjukkan perekonomiannya dapat tumbuh pesat karena ditopang oleh sejumlah
usaha kecil dan menengah yang disebut community based industry, sementara di
Indonesia peran industri kecil menengah relatif paling rendah di antara tujuh Negara
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
31/306
3
Asean sebagaimana disajikan pada Gambar 1.1 yang menggambarkan
perkembangan industri di Taiwan yang sukses menembus pasar global, ternyataditopang oleh kontribusi UMKM yang dinamik.
Gambar 1.1Peranan Industri Kecil Menengah dalam Ekspor di Beberapa Negara Asia
Tahun 1996 (dalam persentase)Sumber: Tambunan, 1999
Berdasarkan pengalaman saat terjadinya krisis ekonomi tahun 1997 dimana
industri kecil menengah di Indonesia mampu bertahan dan berkembang
dibandingkan industri dengan skala yang lebih besar, maka pembinaan dan
pengembangan UMKM di Indonesia pada era reformasi semakin mendapat
perhatian yang besar dari pemerintah. Perhatian tersebut cukup beralasan mengingat
peranan para pelaku UMKM dalam pengembangan perekonomian kerakyatan
semakin besar yang dapat dilihat dari karakteristik yang melekat pada pelaku usaha,
proses produksi yang cenderung padat karya mampu menyerap banyak tenaga kerja
dan sekaligus dapat memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan
dan mampu bertahan pada masa krisis ekonomi (Hill, 1997). Bila dibandingkan
dengan jumlah usaha besar, pada periode pasca krisis yaitu tahun 2005 hingga 2009,
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
32/306
4
pertumbuhan jumlah UKM terus mengalami peningkatan dengan penyerapan tenaga
kerja yang cukup besar sebagaimana disajikan pada Tabel 1.2.Tabel 1.2
Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja UMKM dan Usaha Besar di IndonesiaTahun 2005 – 2012
TahunJumlah Unit Usaha (unit) Jumlah Tenaga Kerja (orang)UMKM Usaha Besar UMKM Usaha Besar
2005 47.017.062 5.022 83.586.616 2.719.2092006 49.021.803 4.577 87.909.598 2.441.1812007 50.145.800 4.463 90.491.930 2.535.4112008 51.409.612 4.650 94.024.278 2.756.2052009 52.764.,603 4.677 96.211.332 2.674.6712011 55.206.444 4.952 101.722.458 2.891.2242012 56.534.592 4.968 107.657.509 3.150.645
Sumber : Kementerian Koperasi dan UMKM, 2013
Dalam kaitannya dengan pertumbuhan Industri yang berbasis ekspor, Harold
Innis dari Inggris (1920), dan dikembangkan oleh North (1955), Andrews (1953)
dan Dusenberry (1950) dalam teori Basis Ekspor ( Export Base Theory ) mengacu
pada pendekatan neoklasik dalam pertumbuhan ekonomi regional yang berbasis
pada sumber daya wilayah di Amerika Utara dengan pertumbuhan ekonomi dari
industri dengan mengekspor barang dan jasa dari daerah ke daerah lain karena
adanya sumber daya yang dimiliki suatu daerah (Cramon dan Rovayo, 2006).
Dorongan pengembangan daerah regional berasal dari luar daerah dimana ada dua
sektor kegiatan ekonomi yang bekerja, yaitu : (1) kegiatan eksport barang dan jasa
ke luar daerah. (2) kegiatan sektor lokal untuk melayani pasar lokal atau daerah
sendiri.
Berkaitan dengan ekspor, kontribusi UMKM juga ditunjukkan dalam
peningkatan pendapatannya yang didominasi oleh kegiatan ekspor. Data dari
Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah (1999)
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
33/306
5
menunjukkan bahwa 18 persen dari total ekspor Indonesia merupakan kontribusi
dari UMKM atau ekuivalen dengan Rp 47 triliun pada tahun yang sama (VanDiermen, 2000) . Produk tekstil garmen dan sepatu memberikan kontribusi terbesar
yaitu pada kisaran 27 persen, selanjutnya kontribusi terbesar kedua adalah produk
dan kayu pada kisaran 22 persen. Diikuti oleh mesin dasar, percetakan dan kertas
dan produk makanan dan minuman. Produk ekspor UMKM yang memberikan
kontribusi terkecil adalah produk dengan bahan dasar logam. Gambar 1.2
menunjukkan besarnya ekspor Indonesia berdasarkan jenis produk pada tahun 1999.
Gambar 1.2Ekspor Indonesia Berdasarkan Jenis Produk
Tahun 1999 (dalam %)Sumber: Departemen Koperasi dan PPK dan Menengah, 1999
Namun, sampai pada tahun 2011 telah terjadi pergeseran ekspor Indonesia
berdasarkan jenis produk, dimana telah terjadi pergeseran urutan yakni kontribusi
ekspor terbesar adalah pengolahan kelapa/kelapa sawit yang pada tahun 1999 tidak
masuk dalam urutan 10 besar, sementara itu kontribusi pengolahan produk dari kayu
memberikan kontribusi paling kecil dibandingkan tahun 1999 yang mampu
memberikan kontribusi terbesar kedua. Dalam waktu 12 (dua belas) tahun orientasi
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
34/306
6
ekspor Indonesia telah mengalami perubahan yang besar, hal ini bisa disebabkan
karena berbagai kebijakan Pemerintah terhadap orientasi ekspor, kemajuantehnologi maupun perubahan permintaan pasar dunia terhadap produk Indonesia.
Secara lebih rinci ekspor Indonesia berdasarkan jenis produk disajikan pada Gambar
1.3.
Gambar 1.3Ekspor Indonesia Berdasarkan Jenis Produk
Tahun 2011 (dalam %)Sumber: Kementrian Perindustrian, 2012
Sebagian besar ekspor UMKM Indonesia berasal dari industri manufaktur,
namun kontribusinya jauh lebih kecil dibandingkan pangsa ekspor usaha besar (UB)
dalam total ekspor manufaktur Indonesia. Struktur ekspor manufaktur menurut skala
usaha memberi kesan seakan-akan ada korelasi positif antara kemampuanmelakukan ekspor dan skala usaha, artinya semakin besar sebuah perusahaan
semakin besar kemampuan ekspornya (walau kemampuan ekspor bisa berbeda
antarperusahaan dalam skala usaha yang sama). Alasannya jelas, UMKM terutama
usaha mikro (UMI) dan khususnya yang berlokasi di perdesaan, menghadapi
keterbatasan sumberdaya manusia (SDM), teknologi dan modal. Dalam kelompok
UMKM maupun kalangan UB, dalam melakukan ekspor, kebutuhan akan ketiga
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
35/306
7
faktor produksi tersebut lebih besar daripada perusahaan yang hanya melayani pasar
domestik (Tambunan, 2012).Data 2007 dan target 2008 dari BPS dan Departemen perdagangan
menunjukkan bahwa daftar ekspor penting dari UMKM kurang lebih masih
konsisten, seperti makanan olahan, perhiasan dan kerajinan. Berdasarkan data dari
Departemen Perindustrian yang disajikan pada Tabel 1.3 memperlihatkan sepuluh
besar produk ekspor UMKM Indonesia di industri manufaktur untuk periode 2009-
2010.
Tabel 1.3Sepuluh Besar Ekspor Manufaktur dari UMKM Indonesia 2009-2010
No Produk2009 2010
Volume Nilai(US $)
Volume Nilai(US $)
1 Kelapa sawit olahan/minyakkelapa sawit
20.737,9 12.924,9 8.068,0 6.124,2
2 TPT (teksil dan produk tekstil) 1.757,4 9.245,1 963,0 5.295,73 Besi baja, mesin dan otomotif 2.829,3 8.701,1 1.504,7 5.242,44 Produk-produk berbasis karet 2.506,8 5.020,2 1.404,2 4.415,35 Elektronika 339,8 7.899,6 179,6 4.320,96 Produk-produk dari tembaga,
timah dan lain-lain508,1 5.241,5 262,7 3.002,8
7 Bubuk kertas dan kertas 6.539,9 4.272,4 3.318,2 2.718,48 Produk-produk dari kayu 3.184,2 3.441,0 2.250,0 2.262,79 Logam dasar 4.003,7 3.168,3 2.305,7 2.245,7
10 Makanan dan Minuman 1.612,8 2.569,8 789,8 1.463,0Sumber: http://www.kemenperin.go.id, 2012
Tabel 1.3, menujukkan bahwa ekspor tertinggi dari UMKM adalah kelapa
sawit olahan/minyak kelapa sawit dan tiga ekspor terendah adalah berturut-turut
produk-produk dari kayu, logam dasar serta makanan dan minuman. Padahal
subsektor makanan dan minuman merupakan salah satu kelompok industri
terpenting bagi UMKM Indonesia (Tambunan, 2012).
Banyak hal yang membuat UMKM Indonesia hingga saat ini relatif masih
belum kuat, baik dibandingkan dengan UB maupun dengan sesama UMKM
http://www.kemenperin.go.id/http://www.kemenperin.go.id/
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
36/306
8
dibanyak Negara lainnya. Selain tiga penyebab utama, yaitu keterbatasan modal,
kurang penguasaan teknologi dan kualitas SDM faktor orientasi pasar terutama dari produk UMI yang dihasilkan hampir seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri/lokal.
Ada beberapa ciri UMKM Indonesia yang melakukan ekspor. Ciri pertama ,
sebagian besar tidak melakukan ekspor secara langsung melainkan melalui
kemitraan atau perusahaan-perusahaan eksportir besar, atau menjual secara lokal
kepada turis asing Urata ( 2000); kedua , tidak semua UMKM Indonesia yang terlibat
dalam kegiatan ekspor sepenuhnya berorientasi ekspor, karena banyak yang hanya
mengekspor sebagian kecil dari jumlah output mereka. Namun demikian UMKM
memberi kontribusi tidak kecil terhadap pertumbuhan ekspor manufaktur bahkan
selama orde baru tumbuh cukup besar dengan menemukan peluang-peluang pasar
dan kemampuannya melakukan penyesuaian-penyesuaian biaya dan kualitas produk
terhadap perubahan-perubahan permintaan pasar di dunia (Hill, 2001 dalam
Tambunan, 2012); ketiga , umumnya UMKM yang terlibat dalam kegiatan ekspor
terkonsentrasi di lokasi yang sama untuk produk yang sama yang merupakan salah
satu karakteristik UMKM di Indonesia yang membentuk klaster-klaster; keempat ,
ekspor UMKM sebagian besar dari kategori barang-barang berteknologi menengah
ke bawah; dan kelima, ekspor UMKM terkonsentrasi dimana upah adalah sumber
utama penentu daya saing global.
Secara spasial, konstelasi perkembangan UMKM di Indonesia yang semakin
meningkat dan tersebar di seluruh Indonesia baik yang formal dan informal secara
langsung memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi rakyat. Salah satu
daerah yang menyumbang perkembangan UMKM di Indonesia adalah Provinsi Bali.
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
37/306
9
Sebagai salah satu daerah wisata terkenal di Indonesia dan bahkan dunia, Provinsi
Bali menjadi episentrum bukan hanya wisata namun juga bisnis ekonomi. Kondisiini yang secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan multiplier effect
bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Tingkat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali
dapat dilihat melalui besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan laju
pertumbuhan PDRB berdasarkan atas dasar harga kontan 2000 sebagaimana di
sajikan pada Tabel 1.4 dan Tabel 1.5.
Tabel 1.4PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2012 (dalam Jutaan Rp)Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian 4,898,453.32 5,645,784 5,745,585.79 5,873,098.00 6,070,983.49
Pertambangan danPenggalian
141,657.45 157,971.73 188,664.53 208,488.02 240,277.855
Industri Pengolahan 2,289,788.43 2,768,110.35 2,936,448.09 3,027,992.41 3,210,844.00
Listrik, Gas, dan AirBersih
356,044.27 410,371.98 438,590.34 470,830.61 513,572.99
Bangunan 909,435.80 1,067,443.02 1,146,121.48 1,236,386..67 1,467,171.65
Perdagangan, Hotel,dan Restoran (PHR)
7,348,126.09 8,656,017.41 9,209,066.19 10,009,394.65 10,574,602.89
Pengangkutan danKomunikasi
2,575,564.36 3,016,617.21 3,190,613.09 3,381,200.32 3,636,776.49
Keuangan, Persewaandan Jasa Perusahaan
1,734,273.10 1,899,187.64 2,041,019.60 2,167,882.16 2,366,826.86
Jasa-jasa 3,243,703.65 3,669,441.42 3,986,384.79 4,382,502.64 4,723,315.13
PDRB 23,497,047.07 27,290,945.61 28,882,493.90 30,757,776.28 32,804,381.36
Sumber: BPS Prov. Bali, 2012
Berdasarkan Tabel 1.5 dapat di lihat bahwa rata-rata pertumbuhan PDRB
Provinsi Bali dari tahun 2008 – 2012 adalah sebesar 5,67 persen pertahun.
Pertumbuhan per sektor menunjukkan terdapat beberapa sektor yang memiliki laju
pertumbuhan pertahun di atas rata-rata laju pertumbuhan PDRB Provinsi Bali yaitu
sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 7,37 persen; pengangkutan dan
komunikasi sebesar 7,33 persen; perdagangan, hotel dan restoran (PHR) sebesar
6,79 persen; Industri pengolahan sebesar 6,62 persen dan jasa-jasa sebesar 5,72
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
38/306
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
39/306
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
40/306
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
41/306
13
ekonomi lainnya dalam perekonomian Bali. Lewis (1954) dalam Arsyad (2010)
menekankan perlunya saling ketergantungan antara berbagai sektor, yaitu antara
sektor pertanian dan sektor industri serta antara sektor dalam dan luar negeri, yang
akan memberikan keuntungan.
Melalui berbagai upaya yang dilakukan seperti pelatihan, bimbingan,
bantuan peralatan maupun permodalan, dibarengi dengan semakin kondusifnya
iklim usaha, maka bidang industri mampu menumbuh kembangkan usaha industri
dengan berbagai bidang dan sub bidang pendukungnya, sebagai indikator dalam
pencapaian hasil kegiatan, sebagaimana disajikan pada Tabel 1.6.
Tabel 1.6Perkembangan Jumlah Sentra, Unit usaha, Tenaga kerja,
Nilai Investasi dan Nilai Produksi Industri Kecil dan Menengahdi Tahun 2004 s/d 2011
No Tahun Sentra(buah) UnitUsaha Nilai Investasi(Jutaan Rp) Nilai Produksi(Jutaan Rp) Tng kerja(orang)1 2004 766 73.829 388.981 3.800.457 208.2872. 2005 918 70.878 432.005 2.959.194 224.3263. 2006 905 73.754 388.433 3.781.571 219.4834. 2007 937 74.899 416.828 4.340.134 221.5635. 2008 934 72.070 1.406.416 4.145.679 220.9736. 2009 985 73.383 1.459.684 4.761.036 226.4207. 2010 989 74.938 1.934.048 6.663.090 238.2558. 2011 625 75.148 4.470.887 8.625.584 138.630
Sumber: Dinas Perindag Prov. Bali, 2012
Tabel 1.6 menunjukkan bahwa perkembangan sektor industri kecil dan menengah
mengalami pertumbuhan yang relatif cepat dari tahun 2004 ke tahun 2011, yang
mengalami peningkatan rata-rata sebesar 21,62 persen. Namun keberadaan jumlah
unit usaha mengalami penurunan rata-rata 0,62 persen dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun, sementara ada peningkatan penyerapan tenaga kerja rata-rata sebesar 1,55
persen setiap tahunnya namun pada tahun 2011 mengalami penurunan.
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
42/306
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
43/306
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
44/306
16
Berdasarkan Tabel 1.8 dapat diketahui bahwa realisasi ekspor menurut kelompok
komoditi Tahun 2004-2011 bahwa hasil kerajinan rata-rata menempati posisitertinggi dari 5 (lima) komoditas yang lain walaupun dari tahun ke tahun mengalami
penurunan. Kondisi ini juga dialami oleh komoditas yang lain kecuali komoditas
hasil pertanian yang terus meningkat.
Salah satu Kabupaten di Provinsi Bali yang yang memiliki sentra industri
penghasil kerajinan terutama kerajinan kayu adalah Kabupaten Gianyar. Sebagai
Daerah pusat budaya ukiran di Bali, Kabupaten Gianyar memiliki potensi dalam
menyumbang pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Jika ditinjau dari besarnya
kontribusi PDRB kabupaten/kota di Provinsi Bali pada Tahun 2012 sebagaimana
disajikan pada Gambar 1.5 yang menunjukkan bahwa Gianyar (12,13 persen)
menempatai urutan ketiga setelah Kabupaten Badung (25,36 persen) dan Denpasar
(21,19 persen).
25,36
8,31
5,9221,19
11,96
6,713,88
4,5512,13
Badung
Tabanan
Jbrn
Denpasar
Buleleng
Karangasem
Bangli
KlungkungGianyar
Gambar 1.5Kontribusi PDRB Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Provinsi Bali
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (%)Sumber: BPS Prov. Bali (2012)
Jika ditinjau dari hasil pemetaan UMKM di Provinsi Bali sebagaimana
disajikan pada Tabel 1.9, terlihat bahwa secara keseluruhan Kabupaten Gianyar
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
45/306
17
memiliki UMKM terbesar dari 9 Kabupaten di Provinsi Bali yaitu357,239
989,80= 33,8
persen UMKM Bali berada di Kabupaten Gianyar.
Sebagai hinterland (daerah sentra) kawasan wisata, Kabupaten Gianyar
memiliki peran penting dalam menumbuhkan pariwisata Bali dan sektor potensial
ekonomi lainnya. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gianyar
tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi Rp 8.799.696,09,- dibandingkan tahun
2004 yaitu Rp 7.351.065,17. Begitu halnya dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang mengalami peningkatan pada tahun 2006 menjadi Rp 67.559.020.915,17,-
dibandingkan tahun 2004 dan 2005 masing-masing adalah Rp 47.221.203.806,- dan
Rp 55.006.633.919,-. Kondisi makro regional yang cukup baik tersebut dikontribusi
dari sektor industri utama industri rumah tangga dan industri pariwisata
(http://www.gianyarkab.go.id) .
Tabel 1.9Pemetaan UMKM di Provinsi Bali Menurut Kabupaten/Kota dan jenis Usaha
Tahun 2011-2012 (Unit)
Sumber: BPS Prov. Bali (2012)
KAB/KOTA PERDAGAN GAN
INDUSTPERTANIAN
INDT NONPERTANIAN
ANEKA JASA TOTAL
Buleleng 6.715 2.684 2.441 1.988 13.829 Jembrana 11.111 5.195 1.162 3.028 20.495
Tabanan 10.341 1.881 4.190 1.877 18.289 Badung 11.391 1.073 2.057 1.527 16.049 Denpar 7.524 966 611 2.040 11.141 Gianyar 20.527 17.206 29.875 13.381 80.989 Bangli 24.336 2.392 1.600 2.569 30.897 Klungkung 1.109 6.795 1.413 376 9.692 Karangasem 12.290 20.573 2.036 3.078 37.977
1 Jumlah 2012 105.342 58.765 45.385 29.865 239.357
2011 96.672 57.590 42.470 26.663 223.395
http://www.gianyarkab.go.id/http://www.gianyarkab.go.id/
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
46/306
18
Kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Gianyar salah satunya adalah industri kerajinan yang menjadi sektor penting dalammendukung sektor pariwisata. Beberapa industri kerajinan di Kabupaten Gianyar
bahkan telah mencapai pangsa ekspor. Tabel 1.10 menyajikan 10 urutan industri
kecil kerajinan di Kabupaten Gianyar berdasarkan banyaknya jumlah industri. Salah
satu industri kerajinan dengan jumlah unit usaha tertinggi dan mampu menyerap
jumlah tenaga kerja cukup besar di antara industri kerajinan lainnya adalah industri
kerajinan ukiran kayu khas Gianyar. Pada tahun 2011, nilai investasi dari industri
kerajinan ukir mencapai Rp 338.057.218.000,- nilai produksi Rp 100.608.319,- dan
bahkan telah mencapai pasar ekspor yaitu 66,3 persen. Begitu halnya dengan
penyerapan tenaga kerja mencapai 4.725 orang.
Tabel 1.10Sepuluh Urutan Industri Kerajinan Berdasarkan Banyaknya
Jumlah Perusahaan, Jumlah tenaga Kerja, Nilai Investasi, Nilai Produksi danRata-rata Eksport di Kabupaten Gianyar Tahun 2011
Jenis Industri JumlahPerusaha-an (unit)
JumlahTenagaKerja(org)
NilaiInvestasi (Rp
000,-)
NilaiProduksi
(Rp)
Rata-rataEkspor
(%)
Industri Kerajinan Ukir-UkiranDari Kayu Kecuali Mebeller
248 4.725 338.057.218 100.608.319 66,3
Industri Barang PerhiasanBerharga Untuk KeperluanPribadi Dari Logam Mulia
106 1.572 602.216.625 519.031.989 56,1
Industri Kerajinan Yang TidakDiklasifikasikan Ditempat Lain
45 611 239.250.066 54.733.600 56,2
Industri Pakaian Jadi DariTekstil Dan Perlengkapannya
32 627 4.690.518 6.187.150 47,6
Industri Kain Tenun Ikat 8 270 448.158 2.910.000 56Industri Pengolahan Teh DanKopi
6 28 40.792 3.900.000 28,3
Industri Batik 6 81 339.988 992.500 61,7Industri Percetakan 5 34 25.194.537 4.500.000 30Industri Anyam-anyaman dariRotan Dan Bambu
4 59 632.082 194.200 65
Industri Barang UntukKeperluan Rumah Tangga DanPajangan
4 73 678.698 1.925.000 58,8
Sumber: Disperindag Kabupaten Gianyar, 2011
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
47/306
19
Dibandingkan dengan industri kerajinan lainnya, industri ukiran kayu dipandang
cukup prospektif jika ditinjau dari banyaknya industri maupun kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja. Berbagai jenis produk kerajinan ukiran kayu yang
dihasilkan para pengrajin di Kabupaten Gianyar yang lebih berorientasi ciri khas
tertentu, dan diproduksi oleh masyarakat setempat yang masih bertautan erat dengan
tradisi dan mengandung nilai-nilai sakral, magis, dan simbolis. Benda sakral yang
hingga saat ini masih dijunjung tinggi dan dihormati oleh masyarakat Gianyar
adalah barong dan garuda. Bagi masyarakat Hindu, barong merupakan suatu
makhluk mitologis yang sakral dan dianggap sebagai simbol kebaikan serta
mempunyai kekuatan magis. Pengimitasian barong dan garuda sebagai benda
cenderamata merupakan usaha untuk menjaga kelangsungannya, sedangkan
perubahannya mereka sudah tidak lagi menciptakan untuk kepentingan ritual tetapi
untuk memenuhi kebutuhan komunitas wisatawan sebagai jawaban dari dampak
yang ditimbulkan oleh dunia pariwisata. Bahkan komunitas pengerajin Gianyar tidak
hanya menciptakan seni kerajinan kayu yang mengacu pada barong dan garuda saja.
Mereka juga berusaha mengembangkan seni kerajinan ukiran kayu yang mengacu
pada jenis flora dan fauna yang dibuat sebagai benda cenderamata untuk memenuhi
kebutuhan komunitas wisatawan. Bahkan perkembangan lebih lanjut produk seni
kerajinan kayu yang mengacu pada jenis flora dan fauna tersebut dijadikan
komoditas perdagangan ekspor (Atmojo, W.T dkk, 2007).
Perkembangan industri kecil kerajinan ukiran kayu di Gianyar didukung oleh
keberadaan kawasan wisata yang memberikan side effect cukup besar bagi
perkembangan industri ukiran kayu di Kabupaten Gianyar Bali. Sebagai salah satu
dari 10 (sepuluh) produk unggulan di Provinsi Bali industri kerajinan ukiran kayu
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
48/306
20
mengalami pasang surut perkembangan, bahkan 3 (tiga) tahun terakhir ekspor
daerah Bali untuk kerajinan kayu terhadap total nilai ekspor sebesar 16,41 persen pada tahun 2009 menjadi 14,97 persen pada tahun 2010 dan menjadi 12,72 persen
pada tahun 2011 (Dinas Perindag Prop. Bali, 2011). Berbagai hal menjadi penyebab
menurunnya perkembangan industri yang menghasilkan produk unggulan yang telah
diidentifikasi secara umum oleh pemerintah yang harus segera di upayakan
pemecahannya, antara lain :
a) sulitnya mendapatkan bahan baku kerajinan kayu;
b) kualitas SDM dalam menguasai teknologi produksi masih perlu ditingkatkan;
c) lemahnya akses permodalan dan akses promosi / pemasaran;
d) tidak adanya tempat promosi bersama berskala nasional dan internasional;
e) kurangnya sinergi antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam
usaha peningkatan ekspor daerah;
f) sering terjadi fluktuasi harga bahan pokok, barang penting dan strategis
lainnya, dan masih banyak faktor lainnya yang harus diidentifikasi lebih
spesifik.
Mengingat pentingnya peran industri kerajinan kayu sebagai salah satu produk
unggulan di Provinsi Bali dan komoditas terbesar di Kabupaten Gianyar sangat
penting untuk melakukan analisis mendalam terhadap keberadaan industri kerajinan
ukiran kayu baik internal maupun eksternal ( strengths, weakness, opportunities dan
threats atau disingkat dengan ( SWOT) untuk menentukan posisi strategis industri
(Lee, S. F., & Ko, K. O., 2000; Ip, Y. K., & Koo, L. C., 2004; Rauch, P. , 2007;
Nikolaou, I. E.,2010; dan Manteghi & Zohrabi, 2011).
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
49/306
21
Dari serangkaian studi pendahuluan dilapangan, dari hasil random interview
memberikan gambaran secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan UMKM di Provinsi Bali umumnya dan Kabupaten Gianyar pada
khususnya meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor internal yang
berpengaruh terhadap industri kecil dan menengah antara lain: 1) kurangnya
permodalan, dimana permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
mengembangkan suatu unit usaha; 2) keterbatasan SDM, dimana sebagian besar
usaha kecil merupakan usaha tradisional dan turun temurun. Selain itu terdapat
faktor-faktor dari luar yang berpengaruh terhadap UMKM antara lain: 1) iklim
usaha belum sepenuhnya kondusif, masih terlihat terjadinya persaingan yang kurang
sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dan pengusaha besar; 2) terbatasnya sarana
prasarana, kurangnya informasi yang terkait dengan kemajuan IPTEK ( Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi ) menyebabkan sarana prasarana yang dimiliki tidak
cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usaha; 3) implikasi otonomi
daerah yang mengakibatkan munculnya pungutan-pungutan baru yang dikenakan
pada UMKM; 4) implikasi perdagangan bebas, dimana dengan adanya AFTA dan
APEC berimplikasi luas terhadap UMKM untuk bersaing dalam perdagangan bebas.
Dalam hal ini UMKM dituntut untuk melakukan proses produksi secara produktif
dan efisien serta menghasilkan produk sesuai standard kualitas. Usaha kecil
diharapkan mampu bersaing secara keunggulan komparatif dan kompetitif
berkelanjutan; 5) sifat produk dengan lifetime pendek, dimana sebagian besar
produk industri kecil memiliki ciri atau karakteristik sebagai produk fashion dan
kerajinan dengan lifetime pendek; dan 6) terbatasnya akses pasar yang menyebabkan
produk tidak kompetitif baik di pasar nasional dan internasional.
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
50/306
22
Namun demikian ada beberapa hal menarik yang perlu dicermati sebagai
bentuk dari keunggulan UMKM yaitu UMKM memiliki potensi yang tidak dimilikioleh usaha besar antara lain: 1) sebagian besar menggunakan bahan baku lokal yang
tidak dipengaruhi oleh gejolak perekonomian dunia; 2) keperluan modal UMKM
khususnya UMK relatif kecil. Tenggang waktu produksi ( time lag ) UMKM relatif
singkat, serta pada beberapa jenis kegiatan UMKM memiliki nilai komparatif yang
sangat tinggi: 3) potensi berikutnya yang dapat dijadikan keunggulan komparatif
UMKM adalah bahwa pada kegiatan-kegiatan usaha tertentu UMKM lebih efisien
dan produktif, daripada usaha besar. Dengan demikian dalam kegiatan usaha
tersebut usaha kecil dan menengah akan memiliki tingkat kompetisi yang baik.
Wiryono (1998) mengemukakan teori yang menarik untuk mengetahui
tingkat kompetisi, efisiensi dan produktivitas yang diukur dari trend pangsa output
dalam satu kurun waktu tertentu. Jika pangsa dari satu skala industri tertentu
menurun, berarti industri pada skala tersebut tidak efisien, demikian pula sebaliknya.
Beberapa kondisi realistis di atas seharusnya menjadi bahan pemikiran sekaligus
perenungan untuk tidak terus menerus menganggap UMKM sebagai kelompok
bisnis yang harus selalu dan diberikan bantuan seperti subsidi bunga. Kebijakan
yang selalu memposisikan UMKM sebagai kelompok yang perlu dibantu didasarkan
pada anggapan bahwa UMKM adalah kelompok usaha yang lemah dalam segala hal
dan tidak mampu bersaing dengan usaha besar. Sayangnya kebijakan tersebut
cenderung berlanjut terus hingga saat ini. Bahkan tantangan pasar global yang akan
segera datang direspon dengan anggapan UMKM akan habis terlindas dan tidak
mampu bersaing. Globalisasi dan pasar bebas (melalui WTO, APEC, AFTA)
menjadi momok yang menyeramkan bagi UMKM tanpa memberikan alternatif dan
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
51/306
23
strategi bagaimana seharusnya UMKM menghadapi pasar bebas. Dari realita potensi
unggulan UMKM seperti disebutkan di atas, maka selayaknya kalangan lembaga perkeditan formal tidak lagi memandang UMKM sebagai kelompok usaha marginal,
tetapi berbagai dogma dan mitos disekitar kelemahan UMKM ternyata masih sulit
untuk dipatahkan. Kesulitan inilah yang seharusnya menjadi tantangan dan dorongan
bagi UMKM untuk mencari strategi yang paling efektif untuk menembus kendala
struktural dalam membangun akses terhadap permodalan yang berasal dari lembaga
perkreditan formal khususnya bank-bank komersial
Selain penentuan strategi yang tepat dalam upaya pengembangan UMKM di
Kabupaten Gianyar perlu juga dilakukan analisis rantai nilai ( value-chain ) yang
merupakan alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik
terhadap keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana value pelanggan
dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik
hubungan perusahaan dengan pemasok/supplier, pelanggan dan perusahaan lain
dalam industri Pratyush et al .( 2012 ) Chang, Jhany C. et al .( 2002). Dengan value
chain perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk
menurunkan biaya. Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah ( value added )
dapat membuat perusahaan lebih kompetitif. Disamping itu diselaraskan dengan
pendapat para ahli ( ekspert ) dibidang kerajinan ukiran kayu seperti ; 1) pengusaha
2) pelaku ekspor, 3) asosiasi kerajinan dan ekspor, 4) departemen perindustrian.
Selanjutnya untuk menjaga dan meningkatkan perkembangan industri
terutama industri kecil, dukungan dan peran pemerintah sangat dibutuhkan melalui
berbagai kebijakan yang mampu melindungi dan memberikan ruang yang lebih luas
bagi industri kecil untuk tumbuh dan berkembang dalam persaingan yang semakin
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
52/306
24
ketat. Dengan mengetahui kondisi riil industri kerajinan ukiran kayu di Kabupaten
Gianyar, diharapkan akan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yangdihadapi oleh industri dan menjadikan produk kerajinan ukir sebagai produk
unggulan Kabupaten Gianyar pada khususnya dan Indonesia pada umumnya yang
mampu bersaing secara kompetitif di pasar internasional.
1.2 Rumusan Masalah
Kabupaten Gianyar sebagai salah satu wilayah wisata terkenal di Provinsi
Bali, selain memiliki beragam budaya yang menjadi daya tarik pariwisata juga
memiliki banyak usaha produktif bidang industri kecil, salah satunya adalah industri
kerajinan yang cukup prospektif yaitu industri kerajinan ukiran kayu baik ditinjau
dari banyaknya industri maupun dari kemampuan dalam menyerap tenaga kerja
(Tabel 1.10) menempati posisi pertama pada jajaran sepuluh industri kerajinan di
Kabupaten Gianyar Tahun 2011. Potensi industri kerajinan ukiran kayu bukan hanya
untuk memenuhi pasar domestik bahkan telah mencapai pangsa ekspor.
Namun dalam perkembangannya, industri kerajinan ukiran kayu mengalami
pasang surut bahkan 3 (tiga) tahun terakhir ekspor Bali untuk kerajinan ukiran kayu
terhadap total nilai ekspor dari tahun ke tahun mengalami penurunan yaitu sebesar
16,41 persen pada tahun 2009 menjadi 14,97 persen pada tahun 2010 dan turun
menjadi 12,72 persen pada tahun 2011 (Dinas Perindag Prov. Bali, 2011). Selain itu,
industri kerajinan ukiran kayu juga mengalami permasalahan berupa terbatasnya
modal dan sumber daya manusia, berdasarkan hasil survei awal menunjukkan bahwa
banyak perajin yang mengalihkan kegiatannya dari menjadi pemahat kayu beralih
8/15/2019 Unud-79-1104976961-Disertasi Ni Putu Nina Eka Lestari (1090671010)
53/306
25
profesi menjadi pedagang atau profesi yang lain yang lebih cepat mendatangkan
uang terutama di kalangan generasi muda.Selain masalah internal, industri kecil kerajinan kayu juga menghadapai
permasalahan yang berasal dari eksternal industri yang berupa ketatnya iklim
persaingan usaha, terbatasnya sarana prasarana, implikasi otonomi daerah yang
meningkatkan biaya produksi, implikasi perdagangan bebas yang menuntut agar
industri bekerja dengan skala produksi yang efisien dan terbatasnya akses pasar
yang membuat industri kecil kerajinan ukiran kayu harus melakukan evaluasi.
Kondisi ini memerlukan upaya serius dari pemerintah daerah untuk terus
mengembangkan industri kerajinan ukiran kayu mulai dari hulu hingga hilir.
Berdasarkan potensi yang sangat besar atas keberadaan industri kerajinan
ukiran kayu di Kabupaten Gianyar sebagai sektor penting dalam menyediakan
lapangan kerja yang berarti sebagai salah satu penopang ketersediaan lapangan kerja
dan sekaligus keberadaannya sebagai sumber kesejahteraan masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dilain pihak permasalahan yang dihadapi oleh
industri kerajinan ukiran kayu juga dapat mengancam keberlangsungan hidup
industri kecil yang secara otomatis menjadi ancaman bagi perusahaan hulu hilirnya,
maka sangat layak sekali dilakukan studi lebih mendalam melalui penelitian tentang
posisi strategis indust