156
UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA KELAS VII DI MTs. NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN SEKARBELA KOTA MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Oleh : SANTI HIDAYATI NIM. 15.1.13.1.111 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2017 i

UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASIKENAKALAN SISWA KELAS VII DI MTs. NEGERI 3 MATARAM

KECAMATAN SEKARBELA KOTA MATARAMTAHUN PELAJARAN 2016/2017.

Oleh :

SANTI HIDAYATINIM. 15.1.13.1.111

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2017

i

Page 2: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASIKENAKALAN SISWA KELAS VII DI MTs. NEGERI 3 MATARAM

KECAMATAN SEKARBELA KOTA MATARAMTAHUN PELAJARAN 2016/2017.

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama

Islam

Oleh :

SANTI HIDAYATINIM. 15.1.13.1.111

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2017

ii

Page 3: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

iii

Page 4: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

iv

Page 5: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

v

Page 6: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak
Page 7: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

MOTTO:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamudari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidakmendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepadamereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)1

1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (JakartaTimur: Pustaka Al-Mubin, 2013), h.560.

vii

Page 8: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk kedua malaikatku di

kehidupan dunia, yang senantiasa mengalirkan kasih dan

sayangnya kepadaku tanpa pernah mengenal lelah dan

putus asa, yakni ibundaku tercinta “Hasbi” dan

ayahandaku tercinta “Tohri” serta adikku tersayang

“ Supriandi Ramadan dan Ahmad Fikri Hadi”. Buat

sahabatku Suzana dan Savira yang selalu memberikan

dukungan. Kalianlah sumber motivasi tiada henti dalam

kehidupan yang sedang kujalani. Terimakasih dan

pengabdianku akan mengiringi langkahku untuk kalian,

dan semoga jasa kalian tercatat sebagai amal yang akan

senantiasa mengalir untuk kalian. Amin ya robbal

‘ alamin.

viii

Page 9: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat, dan hidayah-Nyalahskripsi yang berjudul “Peran Guru Fiqih dalam

Membina KedisiplinanShalat Berjamaah Siswa Kelas VIII A MTs. Fathurrahman

Jeringo Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran

2016/2017” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa peneliti

layangkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah diberikan perintah shalat

oleh Allah SWT melalui sebuah peristiwa yang kita kenal dengan pristiwa Isra’

dan Mi’raj.

Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak yang telah

memberikan andil yang sangat berarti, karena itu peneliti menyampaikan

terimakasih dan rasa hormat kepada:

1. Bapak Dr. Ismail Thoib, M.pd selaku pembimbing I dan Bapak Drs. H.

Lukman Hakim, M. Pd selaku pembimbing II, yang secara ikhlas memberikan

masukan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Maimun, M. Pd dan Bapak M. Taisir, M. Ag. selaku Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Ibunda Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd. Selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Mataram.

4. Bapak Dr. H. Mutawali, M. Ag. Selaku Rektor UIN Mataram.

5. Kepada semua dosen yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Mataram yang telah membagikan ilmu, nasihat, dan bimbingan selama

menuntut ilmu di UIN Mataram, dan terimakasih kepada semua staf jurusan

Pendidikan Agama Islam yang telah banyak membantu dari sejak pertama kali

menginjakkan kaki dijurusan pendidikan agama islam sampai akhirnya

menyelesaikan pendidikan dikampus UIN Mataram.

ix

Page 10: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

6. Kepada Bapak H. Ishak, S.Pd.I selaku Kepala MadrasahMTs Fathurrahman

Jeringo, Guru-guru di MTs Fathurrahman jeringo danstaf di MTs

Fathurrahman Jeringo.terimakasih penulis sampaikan atas sumbangsihnya

selama penelitian dilaksanakan telah banyak memberikan dukungan dan

bantuan guna terselesaikannya penelitian ini.

7. Semua rekan Mahasiswa (Kelas C “Kelas Regular” dan Kelas B “Konsentrasi

Fiqih” Angkatan 2013), terimakasih atas kebersamaan yang tak tergantikan

dan tak terlupakan.

Peneliti sangat menyadari akan kekurangan yang terdapat dalam penelitian

karya ilmiah sederhana ini, baik dari sisi penulisan, tata bahasa, dan banyak hal

lainnya. maka dari itu peneliti menerima dengan lapang dada jika kelak ada

masukan dari pembaca yang bertujuan untuk perbaikan skripsi atau

penyempurnaan selanjutnya.

Hal terakhir yang ingin peneliti sampaikan adalah permohonan maaf yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak atas kesalahan yang pernah terlintas dari

diri peneliti, karena maaf tersebut bisa memudahkan peneliti dalam menjalani

langkah selanjutnya untuk menambah wawasan dan pengetahuan selama

menjalani kehidupan.

Mataram, 20 Mei 2017.

Peneliti

ix

Page 11: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

DAFTAR ISIHALAMAN SAMPUL........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEBIMBING .......................................................................... iii

NOTA DINAS....................................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...............................................................v

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ix

DAFTAR ISI...........................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

ABSTRAK ........................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Konteks Penelitian ...............................................................................1

B. Fokus Penelitian ...................................................................................8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................8

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ...........................................10

E. Telaah Pustaka ...................................................................................12

F. Kerangka Teori ..................................................................................15

1. Bimbingan dan Konseling..............................................................14

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling .....................................14

b. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling ........................18

c. Metode Dalam Bimbingan dan Konseling...............................20

2. Kenakalan Siswa ...........................................................................22

a. Pengertian Kenakalan Siswa ...................................................22

b. Sebab-sebab Terjadinya Kenakalan Siswa ..............................22

c. Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa .............................................25

d. Upaya Menangani Kenakalan Siswa........................................26

G. Metode penelitian ..............................................................................28

1. Pendekatan Penelitian ...................................................................28

x

Page 12: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

2. Kehadiran Peneliti ..........................................................................30

3. Lokasi Peneltian ...........................................................................31

4. Sumber Data ..................................................................................32

5. Prosedur Pengumpulan Data .........................................................32

6. Teknik Analisis Data .....................................................................37

7. Pengecekan Keabsahan Data .........................................................39

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ....................................................42

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian MTs. Negeri 3 Mataram .....42

1. Sejarah Berdirinya MTs. Negeri 3 Mataram..................................42

2. Visi, Misi, dan Tujuan MTs. Negeri 3 Mataram............................42

3. Letak geografis MTs. Negeri 3 Mataram.......................................44

4. Keadaan guru dan pegawai MTs. Negeri 3 Mataram ....................44

5. Keadaan siswa MTs. Negeri 3 Mataram........................................47

6. Keadaan sarana dan prasarana MTs. Negeri 3 Mataram................48

7. Struktur Organisasi MTs. Negeri 3 Mataram.................................50

8. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling MTs. Negeri 3

Mataram .........................................................................................52

B. Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa Kelas VII MTs. Negeri 3

Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017 .............................................53

C. Farktor-faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Siswa Kelas VII

MTs. Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017 ....................73

D. Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan

Siswa Kelas VII MTs. Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran

2016/2017.............................................................................................84

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................100

A. Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa .......................................................100

B. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Kenakalan ...............102

C. Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa

............................................................................................................110

BAB IV PENUTUP ............................................................................................118

A. KESIMPULAN ................................................................................118

Page 13: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

B. SARAN..............................................................................................119

DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................121

LAMPIRAN-LAPIRAN ...................................................................................123

x

Page 14: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Kementerian Agama Republik Indonesi

(Kemenag)

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian FITK IAIN Mataram

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian MTs. Negeri 3 Mataram

Lampiran 4 Halaman Pengesahan Proposal Skripsi

Lampiran 5 Kartu Konsultasi Proposal Skripsi

Lampiran 6 Pelanggaran Tata Tertib Peserta Didik MTs. Negeri 3 Mataram

Lampiran 7 Dokumentasi Wawancara Dengan Guru BK.

xi

Page 15: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi KenakalanSiswa Kelas VII Di MTs. Negeri 3 Mataram Kecamatan Sekarbela

Kota Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017

Oleh:

Santi Hidayati15.1.13.1.111

ABSTRAK

Upaya guru BK merupakan suatu usaha bagaimana cara guru BKmenangani siswa yang bermasalah. Upaya dilakukan oleh guru BK ialah untukmendidik anak menjadi lebih baik lagi dalam bertindak dan bersikap dimanapunsiswa berada, berbagai upaya dilakukan oleh guru BK untuk menangani kenakalanyang dilakukna oleh siswa di sekolah.

Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan tiga metode yangdijadikan dasar dalam pengumpulan data. Ketiga metode tersebut adalah metodeobservasi, metode wawancara tak terstruktur, dan metode dokumentasi.Sedangkan analisis data menggunakan analisis induktif.

Berdasarkan penelitian, diperoleh data bahwa bentuk-bentuk kenakalanyang dilakukan oleh siswa kelas VII di MTs. Negeri 3 Mataram ini masih dalamkeadaan wajar. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan ituterlihat dari 3 faktor yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor lingkunganmasyarakat, dan faktor lingkungan sekolah, selanjutnya upaya guru BK dalammengatasi kenakalan siswa itu dilakukan melalui tahapan yang ditentukan.

Upaya untuk menangani siswa yang melakukan kenakalan di sekolahsangatlah penting, terutama penanganan yang harus legih ketat dilakukan olehguru bimbingan konseling yang mempunyai berbagai cara dalam penagananbukan hanya untuk guru BK yang bisa memberikan bimbingan di sekolah tetapiguru-guru lain juga ikut berperan penting dalam penanganan.

Kata Kunci: Upaya Guru Bimbingan Konseling, Kenakalan Siswa.

xii

Page 16: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Seiring dengan lajunya perkembangan zaman di segala bidang,

perubahan ke arah kemajuan bangsa semakin berkembang. Salah satu

kemajuan itu nampak dalam “teknologi informasi yang dengannya

penyebaran norma-norma dan nilai-nilai budaya yang sangat bervarian dapat

dengan mudah menjangkau ruang dunia secara cepat dan merambah dunia

yang sangat luas”.2 Khususnya pada dunia pendidikan yang akan mengalami

perkembangan dengan berbagai teknologi yang semakin berkembang, tanpa

disadari bahwa pendidikan di era globalisasi ini akan berdampak pada dunia

pendidikan.

Seperti yang diketahui sekarang ini kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi) sangat berkembang pesat dan dapat memberikan dampak

terhadap perkembangan pola hidup masyarakat. Dikalangan remaja/siswa

yang menggunakan teknologi informasi seperti handphone, sangat membantu

mereka sebagai alat multi fungsi, para remaja menggunakan teknologi ini

secara positif atau negatif. Dari kondisi ini maka budaya, tradisi dan karakter

dari masyarakat dunia dengan mudah dan cepat di akses dimana saja,

termasuk dikalangan anak-anak seperti sekarang ini. Karena perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin dahsyat, apabila orangtua,

2Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,2005), h. 125.

Page 17: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

2

guru atau pendidik, dan pemerintah kurang puduli terhadap generasi

penerusnya.

Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka

peluang bagi manusia untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik.

Dampak positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus

berpikir, dan meningkatkan kemampuan. Adapun dampak negatif dari

globalisasi adalah:

(1) keresahan hidup di kalangan masyarakat yang semakin meningkatkarena banyaknya konflik, stes, kecemasan dan frustasi, (2) adanyakecenderungan pelanggaran disiplin, kolusi dan kurupsi, makin sulitditerapkannya ukuran baik-jahat dan benar-salah secara lugus, (3) adanyaambisi kelompok yang dapat menimbulkan konflik, tidak saja konflikpsikis tapi juga konflik fisik, dan (4) pelarian dari masalah melalui jalanpintas, yang bersifat sementara dan adiktif seperti penggunaan obat-obatan terlarang.3

Pendidikan merupakan “pilar utama dalam mengantisipasi masa depan,

karena pendidikan selalu berorientasi pada penyiapan peserta didik untuk

berperan di masa yang akan datang”.4Tujuan pendidikan nasional Indonesia

dengan mengacu pada (UU No. 20 Tahun 2003), disebutkan:

(1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha ESa, (2) berakhlakmulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memilikikesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki keperibadian yang mantapdan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dankebangsaan.5

Lajunya arus globalisasi saat ini tidak hanya berdampak kepada orang

dewasa, akan tetapi juga berdampak kepada anak-anak remaja yang

3Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan Dan Konseling, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2010), h. 1.

4Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 153.5Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan

Nasional (Surabaya: Media Centre, 2005), h. 4.

Page 18: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

3

notabenenya berada pada tataran usia Sekolah, baik di usia Sekolah

Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA)

sederajat, yang pada umumnya usia mereka berkisar antara 13-20 taahun.

Kurang siapnya mental anak-anak remaja usia sekolah dalam menerima

lajunya arus globalisasi menjadi penyebab terjadinya berbagai bentuk

kenakalan. Walaupun demikian lajunya arus globalisasi bukanlah satu-

satunya faktor penyebab kenakalan mereka. Ada beberapa faktor lain yang

dapat mendorong mereka menjadi nakal dan kurang bertanggung jawab,

diantaranya yang paling dominan adalah faktor lingkungan keluarga.

Sudarsono mengatakan bahwa:

Pada haketakatnya kenakalan remaja bukanlah suatu problem sosial yanghadir dengan sendirinya di tengah-tengah masyarakat, akan tetapimasalah tersebut muncul karena beberapa keadaan yang terkait, bahkanmendukung kenakalan tersebut, kehidupan keluarga yang kurangharmonis, perceraian dalam bentuk broken home. Memberi doronganyang kuat sehingga anak menjadi nakal.6

Keluarga terutama orang tua adalah pihak yang paling bertanggung jawab

atas pendidikan dan masa depan anak, khususnya pendidikan agama. Hal ini

harus dilakukan dalam rangka memelihara dan membesarkan, malindungi,

memberi pengajaran serta membahagiakan anan baik dunia maupun akhirat.

Sesuai dengan firman Allah SWT:

6 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakrta: Rineka Cipta, 2002), h.1.

Page 19: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

4

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dariapi neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganyamalaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadapapa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apayang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)7

Kedua orang tua adalah “pendidik yang pertama dan utama bagi anak-

anaknya.Karena sebelum orang lainyang mendidik, orang tuanyalah yang

mendidik terlebih dahulu. Oleh karena itu, anak sejak kecil dibesarkan oleh

keluarga dan untuk seterusnya, sebagian besar waktunya dihabiskan dalam

lingkungan keluarga maka sepantasnya kalau kemungkinan timbulnya

delinquency itu sebagaian besar juga berasal dari lingkungan keluarga”.8

Di Sekolah juga ada guru yang berperan penting dalam menangani dan

mengatasi tingkah laku siswa, terutama guru “Bimbingan Konseling yang

bertugas memberikan bimbingan kepada siswa yang melakukan perilaku yang

menyimpang atau melakukan pelanggaran aturan-aturan sekolah, guru

bimbingan dan konseling adalah seorang pembimbing disekolah yang akrab

dikenal dengan sebutan konselor sekolah yang mempunyai tugas dan peran

yang dimiliki siswa”.9

Guru bimbingan dan konseling yang sebenarnya adalah “konselor yang

mempunyai background bimbingan dan konseling dan mampu memfasilitasi

siswa menjadi tauladan yang lebih baik dari sebelumnya, mampu bersahabat

7Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta Timur:Pustaka Al-Mubin, 2013), h.560.

8Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 125.9Asfiarini Yulianty, Observasi dan Wawancara, 16 Mei 2016.

Page 20: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

5

dengan siswa sehingga tercipta kenyamanan, dan mampu membuat siswa

akan rindu dengan ruangan bimbingan dan konsleing”.10

Konseling sebenarnya merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam

bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa karena sifatnya

yang lentur atau fleksibel dan komprehensif. Konseling merupakan salah satu

teknik inti atau teknik kunci”.11

Dari beberapa lembaga pendidikan, bimbingan dan konseling secara aktif

melakukan proses bimbingan dan konseling pada siswa yang dinilai sebagai

“siswa yang bermasalah atau memiliki persoalan (problem), baik yang

menyangkut pribadinya atau orang lain dan lingkungannya. Yang sering

sekali terjadi di sekolah-sekolah adalah adanya pelanggaran tata tertib

sekolah, broken home, dan masalah-masalah yang dilakukan oleh para siswa.

Sehingga dengan demikian bimbingan dan konseling secara khusus ditangani

oleh tenaga-tenaga yang dinilai mampu untuk memberikan bimbingan dan

pembinaan kepada siswa”.12

Tugas dan fungsi Guru dalam proses pendidikan di sekolah (Madrasah)

tidak hanya sebagai pengajar ilmu-ilmu pengetahuan semata-mata melainkan

juga harus bertugas sebagai pendidik dan pembimbing atau counselor.

Menurut Arthur J. Jhon dan Herald C.Hand, dalam Arifin bahwa “antara

bimbingan dan pendidikan tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan

terutama yang berkaitan dengan upaya membantu anak didik untuk

10Muzair, (Waka Kesiswaan), Wawancara, 16 Mei 2016.11Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), h.2.12Zakiyah Darajat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,

2009), h. 48.

Page 21: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

6

menemukan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya sesuai dengan

kemampuannya; juga dalam upaya mengembangkan tujuan-tujuan hidupnya,

merumuskan rencana kegiatan dalam rangka mencapai tujuan hidupnya, serta

dalam proses merealisasikan tujuan tersebut”.13

Menurut John M.Brewer ahli guidance-counseling Amerika Serikat,

dalam Arifin bahwa “bimbingan itu sebenarnya merupakan pekerjaan

mendidik, yaitu “pendidikan yang baik” (good education),oleh karena itu

anak didik atau anak bimbingan adalah makhluk yang mendambakan hidup

masa datang yang lebih baik”.14

Masalahan kenakalan siswa saat ini banyak terjadi di lembaga pendidikan

seperti sekarang ini, kenakalan semakin banyak dilakukan oleh para pelajar di

sekolah-sekolah. Seperti juga yang terjadi di salah satu lembaga pendidikan

di Kota Mataram, yaitu di MTs. Negeri 3 Mataram. Menurut sumber yang

didapatkan penelitian, siswa-siswanya juga mengalami masalah yang ujung-

ujungnya mereka melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan dan

norma yang berlaku atau disebut dengan tindakan kenakalan, namun dari

kenakalan yang mereka lakukan itu masih dalam tarap yang biasa. Di antara

tindak kenakalan yang dilakukan ialah melanggar tata tertib sekolah,

membolos, berkelahi dengan teman, dan lain sebagainya.15

Dari hasil wawancara pada tanggal 16 Mei 2016, peneliti memperoleh

informasi dari kepala Tata Usaha dan guru Bimbingan Konseling yang terkait

13Arifin dan Etty Kartikawati, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Dirjen Binbaga IslamDepag RI, 2000), h.129.

14Ibid.,h.130.15Muzair, (Waka Kesiswaan), Mts Negeri 3 Mataram, Wawancara, 16 Mei 2016.

Page 22: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

7

dengan kenakalan yang dilakukan oleh siswa kelas VII MTs Negeri 3

Mataram. Di MTs Negeri 3 Mataram terdapat 2 Guru Bimbingan Konseling

yaitu DewiAsriati dan Asfiarini Yulianty. Dari kedua Guru Bimbingan

Konseling di MTs Negeri 3 Mataram, peneliti mendapatkan informasi awal

tentang kenakalan siswa di MTs Negeri 3 Mataram.Ibu Asfiarini Yulianty

menjelaskan bahwa banyak kenakalan atau pelanggaran yang sering

dilakukan oleh siswa yaitu pelanggaran tata tertib yang ada di sekolah. Lebih

lanjut ia juga menjelaskan bagaimana cara mengatasi kenakalan setiap siswa

yang bermasalah misalnya siswa yang tidak mentaati tata tertib sekolah akan

diberikan teguran, dan diberikan sangsi kepada siswa.16

Dari urain diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan meneliti lebih

jauh bagaimana tugas seorang guru bimbingan konseling dalam mengatasi

kenakalan siswa di sekolah, seperti yang diketahui bahwa setiap para siswa

mempunyai akhlak yang baik, tetapi masih saja ada siswa yang melakukan

kenakalan/melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, tetapi kenakalan yang

dilakukan siswa masih dalam tingkat biasa atau masih bisa di atasi oleh para

guru di sekolah terutama guru BK. Dengan adanya peran guru BK yang bisa

merubah prilaku siswa yang dulunya sering melakukan kenakalan di sekolah

menjadi berkurang dalam melakukan kenakalan, seperti membolos, berkelahi

dengan teman, terlambat datang kesekolah dan lain-lain.

Kondisi yang terlihat saat penanganan siswa bermasalah di MTs. Negeri 3

Mataram juga berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tahapan-tahapan

16Asfiarini Yulianty, (Guru BK), MTs Negeri 3 Mataram, Wawancara, 16 Mei 2016.

Page 23: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

8

yang telah ditentukan oleh guru BK sendiri mulai dari tingakatan masalah

yang dilakukan oleh para siswa, mulai masalah yang bersifat sedang, ringan,

dan berat, tingkat kenakalan yang dilakukan oleh siswa juga akan

mendapatkan kaoin tambahan yang diberikan oleh guru BK yang sesuai

dengan tingkat kenakalan yang dilakukan, guru BK sendiri telah menerapkan

point pelanggaran untuk para siswanya di sekolah guna memberikan efek jera

kepada para siswa. Terkait dengan pemaparan di atas peneliti tertarik meneliti

tentang “Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan

Siswa Kelas VII Di MTs Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.”

B. Fokus Penelitian

1. Apakah bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa-siswi kelas VII MTs

Negeti 3 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017?

2. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan siswa-siswa kelas VII

MTs Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017?

3. Apakah bentuk upaya guru bimbingan konseling dalam menangatasi

kenakalan siswa-siswa kelas VII MTs Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran

2016/2017?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa-

siswai MTs Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.

Page 24: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

9

b. Untuk mengetahuai faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan yang

dilakukan oleh siswa-siswi kelas VII MTs Negeri 3 Mataram Tahun

Pelajaran 2016/2017.

c. Untuk mengetahui upaya guru Bimbingan Konseling dalam mengatasi

kenakalan siswa-siswi kelas VII MTs Negeri 3 Mataram Tahun

Pelajaran 2016/2017.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah bekal atau wawasan

ilmu pengetahuan bagi setiap pendidik terutama bagi guru

bimbingan konseling (BK)

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan sebagai refrensi bagi

guru dan setiap pihak. Untuk mengenali kenakalan siswa di dalam

sekolah.

3) Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu berbagai pihak

terutama para guru, dan atau para calon guru dalam mengatasi

kenakalan siswa di sekolah dengan melakukan berbagai pendekatan.

4) Dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang strategi

mengatasi kenakalan siswa disekolah.

b. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi guru

bimbingan konseling (BK), guru pendidikan agama Islam (PAI)

dan semua pihak untuk lebih cermat dalam memberikan perhatian

Page 25: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

10

dan bimbingan terhadap siswa agar terhindar dari hal-hal yang

bertentangan dengan hukum dan norma-norma yang berlalku dalam

masyarakat, dan hal-hal yang bersifat kenakalan lainnya.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan

terhadap pelaksanaan bimbingan dan mengatasi masalah-masalah

kenakalan para siswa-siswi khususnya di MTs Negeri 3 Mataram

Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Ruang Lingkup dan SettingPenelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian merupakan bingkai yang menggambarkan

arah penelitian yang dilakuakan peneliti, sehingga dengannya dapat

memberikan batasan-batasan yang dapat menggambarkan fokus penelitian.

Dengan demikian berdasarkan fokus penelitian sebagaimana dikemukakan

sebelumnya, maka ruang lingkup penelitian ini menekankan pada bentuk

kenakalan yang dilakukan oleh siswa-siswi kelas VII MTs. Negeri 3

Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017, faktor-faktor penyebab terjadinya

kenakalan siswa-siswi kelas VII MTs. Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran

2016/2017, dan bentuk upaya guru bimbingan konseling dalam

menangatasi kenakalan siswa-siswa kelas VII MTs. Negeri 3 Mataram

Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. SettingPenelitianSetting penelitian merupakan lokasi penelitian, dimana peneliti akan

melakukan penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih lokasi penelitian di

sekolah MTs Negeri 3 Mataram lokasi ini di pilih karena beberapa alasan:

Page 26: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

11

MTs Negeri 3 Matarammerupakan satu-satunya MTs yang ada di Kota

Mataram yang terletak di jalan lingkar selatan tergolong atau dikenal

sebagai sekolah yang cukup berprestasi.

Dari hasil observasi awal dapat dilihat bahwa upaya guru bimbingan

konseling dalam mengatasi kenakalan siswa khususnya dalam melakukan

pelanggaran tata tertib di madrasah.Usaha-usaha yang dilakukan oleh guru

bimbingan konseling dalam menangani kasus siswa yang melakukan

pelanggaran tata tertib madrasah dengan cara memberikan bimbingan yang

terarah, teguran, dan sangsi jika pelanggaran yang dilakukan siswa tidak

bisa diatasi. Dari pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa,

disinilah peran penting seorang guru bimbingan konseling di sekolah

dalam mengarahkan dan membimbing siswanya agar tidak melakukan

tindak kenakalan.

Alasan mengapa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di lokasi

tersebuta dalah: pertama, lokasi sekolah yang sangat strategis karena

berada dipinggir jalan, madrasah ini juga sangat berkembang pesat

memiliki daya tarik bagi para masyarakat untuk menyekolahkan anak-

anaknya. .Kedua, di madrasah tersebut juga mempunyai guru bimbingan

konseling yang profesioanl dalam mengatasi kenakalan siswa yang

dilakukan selama berada di sekolah, kenakalan-kenakalan yang di lakukan

oleh siswa itu biasanya pelanggaran tata tertib madrasah, guru BK juga

mempunyai peran penting dalam menangani kenakalan siswa dengan

memberikan berbagai bimbingan seperti bimbingan pribadi, bimbingan

Page 27: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

12

individu, dan bimbingan rutin seminggu sekali kepada siswa, hal ini

dilakukan oleh guru BK agar para siswa jera untuk melakukan tindakan

kenakalan. Hal ini terbukti dengan terjadinya pelanggaran-pelanggaran

yang di lakukan oleh siswa-siswi, seperti 3 siswa kelas VIII yang

melakukan pelanggaran tata tertib madrasah yaitu membolos pada jam

pelajaran sedang berlangsung.

E. Telaah Pustaka

Telah pustaka dilakukan untuk “mejelaskan posisi penelitian yang sedang

dilaksanakan diantara hasil-hasil penelitian atau buku-buku terdahulu yang

bertopik senada.Tujuannya adalah untuk menegaskan kebaruan, orisinalitas,

dan pengembangan keilmuan terkait”.17

Adapun karya ilmiah yang memiliki kemiripan dengan penelitian adalah:

1. Pada tahun 2009, Skripsi yang di susun oleh Bahja Tunnisa, yang

berjudul “Peranan Guru BP Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Untuk

Meningkatkan Kesadaran Beragama di SMU Al-Ma’rif Mataram”.18

Skripsi ini meneliti tentang upaya guru BP dalam meningkatkan

kesadaran beragama bagi siswa. Meningkatkan kesadaran beragama tidak

luput juga dari perannya guru Agama, tetapi diperlukan juga kesadaran

diri bagi siswa. Guru BP juga memberikan bimbingan dalam

meningkatkan kesadaran bagi setiap siswanya.

17Cholid Nurbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 4518Bahja Tunnisa, Peranan Guru BP Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Untuk

Meningkatkan Kesadaran Beraga di SMU Al-Ma’rif Mataram (skripsi, IAIN Mataram, Mataram2009).

Page 28: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

13

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah penelitian

diatas sama-sama membahas tentang Peran Guru BP Dalam Mengatasi

Kenakalan siswa, persamaan selanjutnya ada pada metode penelitian

yang sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif, dan juga

dalam penelitian yang dilakukan oleh penelitian di atas lebih kepada

sama-sama bagaimana guru BP mengatasi kenakalan remaja dalam.

Perbedaan juga ditemukan dalam penelitian ini, yaitu pada objek

penelitian, dimana penelitian melakukan penelitian di SMU Al-Ma’rif

Mataram, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini di MTs.

Negeri 3 Mataram. Perbedaan selanjutnya terletak pada fokus penelitian

yang dilakukan.

2. Pada tahun 2008, Skripsi yang disusun oleh Sri Martiani, yang berjudul

“Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Membina Sikap

Belajar Mandiri Siswa di MAN 1 Mataram”.

Skripsi ini meneliti tentang strategi pelayanan bimbingan dan

konseling dalam membina sikap mandiri siswa.Skripsi ini meneliti

tentang upaya guru bimbingan konseling dalam membina sikap siswa,

dan upaya mengatasi hambatan pelayanan bimbingan dan konseling itu

sendiri.19

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah terletak pada subyek, lokasi penelitian, serta upaya yang

dilakukan guru BP.membahas tentang bagaimana strategi pelayanan

19Sri Martiani, Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Membina SikapBelajar Mandiri (skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2007), h.5.

Page 29: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

14

bimbingan dan konseling dalam membina sikap siswa menjadi pribadi

yang mandiri dan disiplin. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah membahas bagaimana peran guru bimbingan dan

konseling dalam melakukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada

siswa, sehingga siswa bisa memahami peran guru bimbingan dan

konseling yang sebenarnya dan mudah untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki siswa, perbedaan selanjutnya yaitu tempat penelitian yang

dilakukan juga di tempat yang berbeda.

Adapun persamaan kedua penelitian ini adalah fokus membahas

bagaimana metode pelayanan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan

konseling dalam membina siswa menjadi pribadi yang mandiri dalam

menyelesaikan masalah yang dilakukan oleh para siswa, melalui

penerapan stragegi pelayanan bimbingan yang diberikan oleh guru BK

guna untuk membina sikap sikap mandiri yang harus di miliki oleh para

siswa.

F. Kerangka Teoritik

1. Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Guru adalah “seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada

anak didiknya dan bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar,

Page 30: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

15

membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi anak didiknya agar

bermanfaat dimasa yang akan datang”.20

Bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan,

dan program ini ditunjukkan untuk membantu mengoptimalkan

perkembangan siswa. Menurut Tolbert, bimbingan adalah seluruh program

atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan

pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan

rencana serta melakukan penyusunan diri dalam semua aspek kehidupannya

sehari-hari.21

Sedangkan menurut Priyanto dan Erman Amti bahwa:

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orangyang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,remaja, maupun dewasa. Tujuannya adalah orang yang dibimbing dapatmengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri denganmemanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapatdikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.22

Dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling adalah seorang

pembimbing di sekolah yang akrab dikenal dengan sebutan konselor sekolah

yang mempunyai tugas dan peran sebagai fasilitator siswa untuk melayani

dan mengmbangkan potensi potensi yang dimiliki siswa. Guru bimbingan

dan konseling yang sebenarnya adalah konselor yang mempunyai

background bimbingan dan konseling dan mampu memfasilitasi siswa

menjadi tauladan dan lebih baik dari sebelumnya, mampu bersahabat

20Muhaimin, “Pengertian Guru”, dalam http://darsanaguruBlogspot.Com/2015/05/

Pengertian guru /html, diambil tanggal 18 Februari 2017, pukul 10.35 WITA.21 Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, h. 1.22 Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung; CV Pustaka Setia, 2010), h.14.

Page 31: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

16

dengan siswa sehingga tercipta kenyamanan, dan mampu membuat siswa

akan rindu dengan ruangan bimbingan dan konseling.

Sasaran konteks bimbingan di sekolah dan madrasah adalah tiap-tiap

pribadi siswa secara perorangan dalam arti mengembangkan apa yang ada

pada diri tiap-tiap individu (siswa) secara optimal agar masing-masing

individu dapat sebesar-besarnya berguna bagi dirinya sendiri,

lingkungannya, dan masyarakat pada umumnya. Tetapi dalam konteks

bimbingan di sekolah dan madrasah, bahwa bimbingan di sekolah

merupakan “aspek program pendidikan yang berkenaan dengan bantuan

terhadap para siswa agar dapat menyesuaikann diri dengan situasi yang

dihadapinya dan untuk merencanakan masa depannya sesuai minat,

kemampuan, dan kebutuhan sosialnya atau proses bantuan kepada siswa

agar ia dapat mengenal dirinya dan dapat memecahkan masaalah hidupnya

sendiri sehingga ia dapat menikmati hidup secara bahagia”.23

Dari beberapa pendapat di atas dapat dsimpulkan bahwa bimbingan

adalah suatu proses bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada

individu baik secara langsung maupun tidak langsung secara terus menerus

agar individu tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat ia

hidup, baik di llingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat secara umum.

Konseling adalah “proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui

wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang

23Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers,2009), h.59

Page 32: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

17

sedang mengalami masalah (konseli/klien) yang bermuara pada teratasinya

masalah yang dihadapi konseli/klien”.24

Senada dengan Prayitno dan Erman Amti, Anas Salahudin

mengemukakanbahwa konseling adalah “proses pemberian bantuan yang

dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut

konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut

klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien”.25

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa konseling

adalah suatu proses yang secara langsung pada seseorang antara orang

yang membantu (konselor) dengan orang yang dibantu (konseli) untuk

memecahkan suatu masalah yang mereka hadapi.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa pengertian bimbingan dan konseling adalah proses pemberian

bantuan dari seorang konselor yang dilakukan secara face to face kepada

klien dalam suatu interaksi timbal balik dalam rangka mengatasi serta

memecahkan masalah sehingga dapat tercapai suatu pemahaman,

penerimaan serta pengarahan diri terhadap masalah yang sedang

dihadapinya.

b. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Pada umumnya tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu

individual memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan

predisposisinya dengan tuntutan positif lingkungannya.

24Musari, Bimbingan Konseling, (Mataram: Pustaka Diamond, 2011), h. 92.25Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, h.15

Page 33: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

18

Adapun Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling ialah agar konseler

dapat:

1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier sertakehidupannya di masa yang akan datang.

2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimalmungkin.

3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, lingkungan danmasyarakat serta lingkungan kerjanya.

4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaiandengan lingkungan sekolah, masyarakat, maupun lingkungan kerja.26

Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa mencapai

tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan

pribadi. Lebih lanjut tujuam bimbingan dan konseling adalah membantu

individu dalam mencapai:

1) Kebahagian hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan

2) Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat

3) Hidup bersama dengan individu-individu lain, dan

4) Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.27

Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya

dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepda kehidupan masyarakat

umumnya.

Fungsi bimbingan dan konseling pada umumnya mengacu pada situasi

dan masa pemberian bantuan berdasarkan aspek fenomologis, seperti: sifat

pencegahan (preventif, sifat pengembangan (developmental), sifat

26Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, h. 20.27Wardati, Implementasi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah,(Jakarta: Prestasi

Pustakaraya, 2011), h. 28.

Page 34: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

19

penyembuhan (kuratif) yang diaplikasikan dalam mengatasi masalah yang

dihadapi siswa.

Bimbingan dan konseling menempati bidang pelayanan siswa dalam

keseluruan proses dan kegiatan pendidikan. Dalam hubungan ini

bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada siswa

agar masing-masing individu dapat berkembang menjadi pribadi mandiri

secara optimal. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling

mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan

bimbingan dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya sebagai

berikut:

1. Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memilikipemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya(pendidik, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini,individu diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya sendirisecara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secaradinamis dan konstruktif.

2. Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasiberbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untukmencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsiini, konselor memberikan bimbingan kepda siswa tentang caramenghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakandirinya. Adapun tentik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi,informasi, dan bimbingan kelompok.

3. Pengembangan, yaitu konselor senantiasa beruyapa untuk menciptakanlingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangansiswa. Konselor dan personel sekolah lainnya bekerjasama merumuskandan melaksanakan program bimbingan secara sisematis danberkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugasperkembangannya. Teknik dapat digunakan di sini adalah layananinformasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brainstorning), home room, dan karyawisata.

4. Perbaikan (pengembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifatkuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuankepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspekpribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik ini dapat digunakanadalah konseling, dan remedial teaching.

Page 35: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

20

5. Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilihkegiatan ekstrakurikuler, jurusn atau program studi, dan memamtapkanpenguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsiini, konselor perlu bekerjasama dengan pendidik lainnya di dalammaupun di luar lembaga pendidikan.

6. Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnyakonselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikanterhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhanindividu (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadaimengenai individu.

7. Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa)agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadapprogram pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.28

c. Metode Bimbingan dan Konseling

Metode merupakan suatu jalur atau jalan yang harus dilalui untuk

pencapaian suatu tujuan, karena kata metode berasal dari meta berarti

melalui dan hodos berarti jalan. Dalam bimbingan dan konseling bisa

diartikan sebagai suatu cara tertentu yang digunakan dalam proses

bimbingan dan konseling. Secara umum ada dua macam metode dalam

pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu “pertama, metode individual,

dan kedua, metode bimbingan kelompok di kenal juga dengan bimbingan

(group guidance) sedangkan metode bimbingan individual dikenal dengan

individual konseling”.29

1) Metode Bimbingan Individual

Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberikan secara

individual dan langsung bertatap muka (berkomunikasi) antara

bimbingan (konselor) dengan siswa (klien). Dengan kata lain pemberian

28Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan Dan Konseling, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2010), h. 16-17.

29Fenti Himawati, Bimbingan Dan Konseling,..h.124.

Page 36: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

21

bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to

face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan

wawancara antara (pembimbing)konselor dengan siswa (klien).

Masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling, adalah

masalah-masalah yang bersifat pribadi.

Dalam konseling individual, konselor dituntut untuk mampu

bersikap penuh simpati dan empati. Simpati ditunjukan oleh konselor

melalui sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien

(siswa). Sedangkan empati adalah usaha konselor menempatkan diri

dalam situasi diri klien dengan segala masalah-masalah yang

dihadapinya.

2) Metode Bimbingan Kelompok

Metode ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memcahkan

masalah melalui kegitan kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat

kelompok, yaitu yang dsarankan bersama oleh kelompok (beberapa

orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah

yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota

kelompok.

Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan

untuk mengatasi masalah bersama atau individu yang menghadapi

masalah dengan menempatkannya dalam kehidupan kelompok. Metode

yang digunakan dalam bimbingan kelompok antara lain: “a) Program

Home Room, b) Karyawisata, c) Diskusi kelompok, d) Kegiatan

Page 37: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

22

kelompok, e) Organisasi siswa, f) Sosiodrama, g) Prikodrama dan h)

Pengajaran remidial”30.

2. Kenakalan Siswa

a. Pengertian Kenakalan Siswa

Secara Etiologi kenakalan berarti “suatu penyimpangan tingkah

laku yang dilakukan oleh remaja sehingga mengganggu ketenraman diri

sendiri dan orang lain”.31

Adapun M. Gold dan J. Petronia dalam Sarlito Wirawan, kenakalan

remaja adalah “tindakan seseorang yang belum dewasa yang sengaja

melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri. Bahwa jika

perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia bisa

dikenakan hukuman”.32

Sedangkan Kartini Kartono memehami kenakalan “sebagai perilaku

jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda yang merupakan gejala

sakit (patologis) disebabkan tingkah laku yang menyimpang”.33

b. Sebab-sebab Terjadinya Kenakalan Siswa

Kenakalan pada dasarnya disebabkan oleh “adanya dua faktor, yakni

faktor internal di dalam remaja dan faktor eksternal dari luar dirinya”.34

30 Ibid, h. 70.31Hasan Basri, Remaja Berkualitas, Problematika Remaja dan Solusinya, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajara, 2001), h. 332Ibid, h. 5.33Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,

2008), h. 634Y. Singgih D Gunarsa, Psikologi Remaja, h. 35.

Page 38: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

23

Faktor internal dapat berupa keadaan fisik, usia, perasaan, kedudukan

dalam keluarga, maupun adanya konflik batin dan ketegangan emosional

dalam dirinya.

Faktor eksternal yaitu hal-hal yang mendorong timbulnya kenakalan

itu sendiri, misalnya karena pengaruh lingkungan sekitarnya dan faktor

keluarga. Faktor eksternal meliputi: ketidak harmonisan keluarga, faktor

ekonomi yang kurang mencukupi untuk kehidupan sehari-hari, pengaruh

media massa dan lain-lain.

Menurut Zakiah Darajat, hal-hal yang menyebabkan kenakalan remaja

adalah:

1) Kurang tentramnya jiwa agama pada tiap-tiap orang dalammasyarakat.

2) Keadaan masyarakat yang kurang stabil baik dari segi sosial,ekonomi, maupun politik.

3) Suasana yang kurang harmonis4) Diperkenalkannya secara populer obat-obatan dan alat anti hamil5) Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, kesenian-

kesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar tuntutan moral.6) Kurangnya bimbingan untuk mengisi waktu dan kurangnya tempat-

tempat bimbingan dan penyuluhan bagi remaja.35

c. Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa

Berhubungan dengan banyaknya bentuk kenakalan siswa yang

dilakukan di sekolah, maka adapun bentuk-bentuk kenakalan siswa

menurut Zakiah Daradjat adalah :

1) Tidak mau patuh kepada orang tua dan guru. Hal seperti ini biasanyaterjadi pada kalangan siswa, dia tidak segan-segan menentang apayang dikatakan oleh orang tua dan gurunya bila tidak sesuai denganjalan pikirannya. Lari atau bolos dari sekolah. Siswa yang tidak maupatuh kepada orang tua dan gurunya pasti akan menentang apa yang

35Ibid, h.7.

Page 39: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

24

dikatan oleh orang tua maupun gurunya, karena siswa yang memilikisikap seperti ini hanya akan bertindak semaunya.

2) Sering berkelahi, sering berkelahi merupakan salah satu dari gejalakenakalan siswa. Siswa yang perkembangan emosinya tidak stabilyang hanya mengikuti kehendaknya tanpa memperdulikan oranglain, yang menghalanginya itulah musuhnya. Siswa yang seringberkelahi atau siswa yang sering membuat onar di sekolah adalahsiswa yang telah terpengaruh oleh lingkungan bergaulnya, karenasiswa yang sering berkelahi tidak akan bisa mengontrol emosinyadengan baik, sehingga membuat siswa lainnya ikut-ikutan dalamperkelahian.

3) Cara berpakaian. Meniru pada dasarnya sifat yang di miliki oleh parasiswa, meniru orang lain atau bintang pujaannya yang sering di lihatdi TV atau pada iklan-iklan baik dalam hal berpakaian atau tingkahlaku, walaupun itu tidak sesuai dengan keadaan dirinya yang pentingbaginya adalah mengikuti mode zaman sekarang.

4) Membolos pada jam sekolah. Membolos disaat jam sekolah adalahkenakalan yang sering dilakukan oleh siswa-siswa, merekamembolos karena ada ajakan dari teman sepergaulan mereka, inilahyang menjadi kenakalan yang sering dilakukan oleh siswa disaatberada di dalam lingkungan sekolah.

5) Kenakalan yang menganggu ketentraman dan keamanan orang lain.Kenakalan ini adalah kenakalan yang dapat di golongkan padapelanggaran hukum sebab kenakalan ini menganggu ketentramandan keamanan masyarakat di antaranya adalah: mencuri, menodong,kebut-kebutan, minum-minuman keras, penyalah gunaan narkotika,membaca buku-buku porno”.

36

Bentuk- bentuk kenakalan siswa dari segi hukum kenakalan siswa

digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma

hukum yaitu:

1) Kenakalan yang bersifat moral dan sosial serta tidak diatur dalamundang-ungang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagaipelanggaran hukum:a) Membolos sekolah,b) Melawan orang tua,c) Pergi tanpa pamit orang tua,d) Pemalakan,e) Perkelahian,f) Pemukulan terhadap guru, dang) Suka bohong.

36 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.40.

Page 40: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

25

2) Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesain sesuaidengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama denganperbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa, yaitu:a) Kejahatan-kejahatan kekerasan,b) Pencurian,c) Penggelapan,d) Penipuan,e) Pemerasan dengan pengancaman,f) Menghancurkan dan merusak barang orang lain, dang) Kejahatankesusilaan.37

d. Upaya Menangani Kenakalan Siswa

Menurut Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, tindakan untuk mencegah dan

mengatasi kenakalan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Tindakan Preventif yakni segala tindakan yang bertujuan mencegahtimbulnya kenakalan-kenakalan.

2) Tindakan Represif yaitu tindakan untuk menindas dan menahankenakalan remaja atau menghalangi timbulnya kenakalan yang lebihparah/hebat.

3) Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi yakni revisi akibat perbuatan nakal,terutama individu yang telah melakukan perbuatan tersebut.38

e. Penanganan Siswa Bermasalah di Sekolah

Di sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang bermasalah, dengan

menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku yang merentang dari

kategori ringan sampai dengan berat. Upaya untuk menangani siswa yang

bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah

dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu: “(1) pendekatan disiplin

dan (2) pendekatan bimbingan dan konseling”.39

Oleh karena itu, di sinilah pendekatan yang kedua perlu digunakan

yaitu pendekatan melalui Bimbingan dan Konseling. Berbeda dengan

37Kartini Kartono, Patologis Sosial 2 Kenakalan Remaja, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2006), h.6.

38Y. Singgih D Gunarsa, Psikologi Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), h.32-3339 Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling,.. h. 79.

Page 41: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

26

pendekatan disiplin yang memungkinkan pemberian sanksi untuk

menghasilkan efek jera, penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan

dan Konseling justru lebih mengutamakan pada upaya penyembuhan

dengan menggunakan berbagai layanan dan teknik yang ada. Penanganan

siswa bermasalah melalaui Bimbingan dan Konseling sama sekali tidak

menggunakan bentuk sangsi apa pun, tetapi lebih mengandalkan pada

terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya di antara

konselor dan siswa yang bermasalah, sehingga setahap demi setahap siswa

tersebut dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya, serta

dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik.

Dalam hal ini, perlu diingat bahwa tidak semua masalah siswa harus

ditangani oleh guru Bimbingan dan Konseling (konselor). Dengan hal ini,

adapun tingkatan masalah beserta mekanisme dan petugas yang

menanganinya, sebagai berikut:

1. Masalah (kasus) ringan,seperti: membolos, malas, kesulitan belajarpada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar,minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan berkonsultasikepada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) dan mengadakankunjungan rumah.

2. Masalah (kasus) sedang, seperti: gangguan emosional, berpacarandengan perbuatan menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitanbelajar, karena gangguan di keluarga, minum minuman keras tahappertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan sosial danasusila. Kasus sedang bimbingan oleh guru bimbingan dan konseling(konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah,ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakankonferensi kasus.

3. Masalah (kasus) berat, seperti: gangguan emosional berat, kecanduanalkohol dan narkotika, pelaku kriminalitas, siswa hamil, percobaanbunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau senjata api. Kasusberat dilakukan referal (ahli tangan kasus) kepala psikolog, psikiater,

Page 42: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

27

dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukankegiatan konferensi kasus.40

Secara visual, penangan siswa bermasalah melalui pendekatan

Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

Bagan: Penanganan Siswa Bermasalah melalui pendekatan

Bimbingan Konseling.41

Dengan melihat bagan tampak jelas, bahwa penangan siswa bermasalah

melalui pendekapatan Bimbingan dan Konseling tidak semata-mata

menjadi “tanggung jawab guru bimbingan dan konseling/konselor di

sekolah, tetapi dapat melibatkan pula berbagai pihak lain untuk bersama-

sama membantu siswa agar memperoleh penyesuaian diri dan

perkembangan pribadi secara optimal”.42

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan suatu langkah yang sangat penting

untuk ditentukan dalam malaksanakan suatu peneltian, sehingga dapat

40 Ibid, h. 80.41Ibid., h. 156.42Ibid., h. 26-30.

Masalah Siswa

Ringan SemuaGuru/Wali Kelas

Sedang GuruBK/Konselor

BeratAlih Tangan

Kasus

Page 43: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

28

menghasilkan suatu penelitian yang reperesentif, karena pendekatan

merukapan metodologi (cara) dan metode (alat) penelitian.

Sehubungandengan pelaksanaan penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif, karena data yang diperoleh dilapangan lebih banyak

berupa informasi atau pesan-pesan, pendapat, konsep-konsep, dan

keterangan-keterangan bukan dalam bentuk angka-angka.

Terkait masalah yang disebutkan di atas, Moleong menyebutkan definisi

penelitian kualitatif sebagai berikut:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untukmemahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitianmisalnya perilaku, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dandengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatukonteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagaimetode alamiah.43

Sedangkan Sugiyono menyebutkan definisi metode penelitian kualitatif

sebagai berikut:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskanpada filsafat postpositifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisiobyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimental) dimanapeneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumberdata dilakukan secara purposive dan snowbaal, tekhnik pengumpulandengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/deduktif,dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari padageneralisasi.44

Metode kualitatif sebenarnya metode penelitian yang bersifat atau

memiliki karakteristik natural setting dengan tidak merubah aslinya, baik

dalam bentuk simbol dan bilangan.

43Lexi. J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2008), h. 6.

44Sugiyono, Metode Peneltian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, R & D,(Bandung: Alpabeta, 2006), h. 15.

Page 44: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

29

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan beberapa

pertimbangan antara lain:

a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengankenyataan jamak

b. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara penelitidan responden

c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyakpenajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadap.45

Dengan menggunakan metode kualitatif peneliti akan lebih kreatif dalam

mengumpulkan data dan informasi di lapangan karena dapat memanfaatkan

nalar dalam memecahkan masalah yang dihadapi serta dapat

mengembangkan hal-hal yang mendukung keabsahan data yang didapat dari

lokasi penelitian.

2. Kehadiran Peneliti

Sebelum kehadiran peneliti di lapangan sebagai salah satu ketentuan

dan kegiatan institusi ada beberapa prosedur birokrasi yang dilalui dengan

tujuan untuk mendapatkan kemudahan dan keabsahan dalam proses

penelitian.

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian adalah suatu keniscayaan yang

dilakukan dalam mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dengan

menggunakan beberapa Metode antara lain: Observasi,

Interview/Wawancara dan Metode Dokumentasi.

Untuk mendapatkan data yang akurat dan keabsahannya teruji peneliti

disini berperan sebagai instrumen kunci dalam seluruh aktivitas penelitan,

dalma arti pneliti berperan langsung dan utama dalam keseluruhan proses

45Lexi. J. Moleong, Metodelogi Penelitian,... h. 9.

Page 45: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

30

penelitian di lapangan guna memperoleh informasi yang valid. Namun

demikian peneliti tidak boleh melakukan sesuatu yang menyinggung dan

mempengaruhi pribadi responden sehingga berdampak pada penyampain

informasi dan data yang tidak valid.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif, maka dengan sendirinya kehadiraan

peneliti sangat dibutuhkan, karena peneliti dilokasi berperan sebagai

instrumen kunci, ia menjadi segalanya dalam keseluruhan penelitian

dilapangan. Seperti yang dikemukakan oleh moleong bahwa: ”Kedudukan

peneliti didalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan

perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada

akhirnya menjadi pelapor hasil penelitan”.46 Penelitian kualitatif

menghendaki peneliti atau bantuan orang lain sebagai alat utama

pengumpulan data. Kehadiran peneliti bukan ditujukan untuk

mempengaruhi subyek penelitian, tetapi untuk mendapatkan data dan

informasi yang akurat sesuai dengan yang dibutuhkan dalam

penelitiannya.

3. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang akan dijadikan tempat penelitian adalah

di MTs. Negeri 3 Mataram Kecamatan Sekarbela Kota Mataram.

Alasan mengapa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di lokasi

tersebuta dalah: pertama, lokasi sekolah yang sangat strategis karena

46Ibid. ,h. 168.

Page 46: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

31

berada dipinggir jalan, madrasah ini juga sangat berkembang pesat

memiliki daya tarik bagi para masyarakat untuk menyekolahkan anak-

anaknya. .Kedua, di madrasah tersebut juga mempunyai guru bimbingan

konseling yang profesioanl dalam mengatasi kenakalan siswa yang

dilakukan selama berada di sekolah, kenakalan-kenakalan yang di lakukan

oleh siswa itu biasanya pelanggaran tata tertib madrasah, guru BK juga

mempunyai peran penting dalam menangani kenakalan siswa dengan

memberikan berbagai bimbingan seperti bimbingan pribadi, bimbingan

individu, dan bimbingan rutin seminggu sekali kepada siswa, hal ini

dilakukan oleh guru BK agar para siswa jera untuk melakukan tindakan

kenakalan. Hal ini terbukti dengan terjadinya pelanggaran-pelanggaran

yang di lakukan oleh siswa-siswi, seperti 3 siswa kelas VIII yang

melakukan pelanggaran tata tertib madrasah yaitu membolos pada jam

pelajaran sedang berlangsung.

4. Sumber Data

Mengingat sumber data yang diamati cukup banyak maka peneliti

mengambil sumber data sebagai ketentuan yang belum tentu berlaku.

Dalam melakukan penelitian, peneliti memilih sumber data yang dapat

membantu untuk mendapatkan data yaitu:

1) Kepala Sekolah MTs Negeri 3 Mataram, data yang di dapatkan dari

kepala sekolah ialah kenakalan yang sering dilakukan siswa di sekolah

seperti suka mengganggu teman, membolos sekolah, tidak

mengerjakan tugas dan tidak seragam dalam berpakain sekolah.

Page 47: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

32

2) Guru Bimbingan Konseling di MTs Negeri 3 Mataram, data yang di

dapatkan dari guru BK berupa bentuk-bentuk kenakalan seperti sukan

mengganggu teman, tidak regam dalam berpakaian sekolah, tidak

mengerjakan tugas, membolos, dan suka mengganggu teman. Data

kedua berupa faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan siswa dan

bagaimana upaya guru BK dalam mengatasi kenakalan siswa.

3) Siswa-siswa, data yang di butuhkan dari siswa ialah data bentuk

kenakalan apa yang sering dilakukan di sekolah.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa prosedur yang peneliti lalui seperti:

a. Membuat perencanaan penelitian

b. Melakukan survey awal

c. Meminta izin instansi terkait

d. Menentukan sumber data

e. Mengumpulkan data

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa metode

penelitian, yaitu:

1) Metode Wawancara/Interview

Interview atau wawancara merupakan “metode pengumpulan data

yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan

subjek atau responden. Dalam interview biasanya terjadi sepihak yang

dilakukan secara sistematis dan berpijak pada tujuan penelitian”.47

47Ibid., h. 82.

Page 48: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

33

Sedangkan menurut Bungin, wawancara adalah proses

percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang,

kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya

yang “dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviuwer) yang

mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai

(interviewee)”.48

Wawancara atau interview adalah proses untuk memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antra si penanya atau pewawancara dengan si penjawab

atau responden/panduan wawancara. Jadi metode wawancara ini

“merupakan suatu metode yang mencakup cara yang di pergunakan

oleh seorang dengan tujuan mendapatkan keterangan secara lisan dari

seorang respondent”.49

Metode ini merupakan suatu teknik menjaring data dengan

menggunakan pertanyaan atau wawancara langsung dengan responden

secara sistimatis sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai.

Adapun jenis atau macam-macam wawancara/interview antara

lain:

a) Wawancara TerstrukturWawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulandata, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui denganpasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

b) Wawancara Tidak TerstrukturWawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebasdimana peneltiti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

48Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis Ke ArahRagam Varian Kontemporer, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 143.

49Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalian Indonesia, 2001), h. 243.

Page 49: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

34

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulandatanya.50

Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara tidak terstruktur. Hal ini dimaksudkan agar

peneliti dapat secara bebas dan leluasa mengajukan pertanyaan-

pertanyaan serta proses wawancara dilakukan secara mendalam

sehingga informasi yang terkait dengan pelaksanaan bimbingan

dan konseling di peroleh lebih banyak dan terinci.

Adapun data-data yang diketahui dengan teknik ini yaitu terkait

dengan bentuk-bentuk kenakalan, faktor-faktor penyebab

terjadinya kenakalan siswa, serta bentuk upaya guru bimbingan

konseling dalam mengatasi kenakalan siswa kelas VII MTs Negeri

3 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.

2) Metode Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai “Pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek

penelitian”.51

Metode Observasi adalah “Metode pengamatan dan pencatatan

dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan.”52

Observasi adalah sebagai suatu aktivasi yang sempit, yakni

memperhatikan sesuatu dengan pengamatan, meliputi kegiatan

50Sugiyono, Metode Peneltian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 195-197.

51Sutrisno Hadi, Metodologi Reserch, (Yogyakarta: Andi, 2003), h. 36.52 M. Muzair, Metodoligi Penelitian, h. 59.

Page 50: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

35

pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan

seluruh alat indra. Adapun macam-macam observasi antara lain:

a) Obsevasi TerstrukturObservasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secarasistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimanatempatnya.

b) Observasi Tidaak TerstrukturObservasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidakdipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.53

Diantara kedua observasi di atas, peneliti menggunakan

obserevasi tidak terstruktur yakni hadir di lokasi penelitian dan

berperan sebagai pengamat dengan tidak terjun langsung dalam

proses pemberian layanan/kegiatan bimbingan dan konseling

namun melakukan pengamatan ketika proses berlngsung dan

melakukan sharing dengan guru bimbingan dan konseling setelah

proses layanan berlangsung.

Dari dua jenis data observasi di atas, peneliti mengadopsi jenis

yang kedua, yakni observasi non partisipan, yakni peneliti hadir di

lokasi penelitian hanya sebatas untuk memperoleh data yang terkait

dengan bentuk upaya guru bimbingan konseling dalam mengatasi

kenakalan siswa kelas VII MTs. Negeri 3 Mataram, faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya kenakalan siswa kelas VII MTs.

Negeri 3 Mataram, dan upaya guru bimbingan konseling dalam

mengatasi kenakalan siswa kelas VII MTs. Negeri 3 Mataram serta

bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan siswa kelas VII MTs.

53Sugiono, Metode Penelitian,... h.205.

Page 51: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

36

Negeri 3 Mataram,. Di samping menerapkan teknik observasi non

partisipasi untuk mendapatkan data-data seperti tersebut di atas,

juga diterapkan teknik observasi partisipan juga untuk

mendapatkan data tentang letak geografis MTs. Negeri 3 Mataram.

3) Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, noutulen rapat, agenda dan sebagainya”.54

Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk mengumpulkan data

tertulis yang memberikan keterangan yang dibutuhkan oleh peneliti

yakni mengenai data lokasi penelitian, data keadaan barang

inventaris sekolah, data keadaan guru atau pegawai di MTs Negeri 3

Mataram, dan data siswa kelas VII tahun 2016/2017.

Adapun data yang didapatkan dalam metode dokumentasi ini

adalah mengenai data-data siswa yang sudah masuk bimbingan yang

didapatkan dari guru BK MTs. Negeri 3 Mataram dan konseling dan

bentuk-bentuk kenakalan yang pernah dilakukan oleh siswa data ini

didapatkan dari guru BK MTs. Negeri 3 Mataram, klasifikasi

kenakalan dan sangsingnya,sarana dan prasarana, keadaanguru,

keadaansiswa, struktur organisasi dan data tata tertib Madrasah

Tsanawiyah Negeri 3 Mataram.

54Ibid., h. 234.

Page 52: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

37

6. Teknik analisis data

Menurut Sugiono analisis data adalah “mensyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan cara menemukan

apa yang penting, kemudian memuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.55

Dalam penelitian ini digunakan model analisis interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Menurut Miles dan Huberman, dalam model ini ada beberapa

tahapan yang dilakukan, yakni:

a. Reduksi data (data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok.56

Apabila data yang diperoleh dari hasil penelitian jumlahnya cukup

banyak, maka peneliti perlu mencatat secara teliti dan rinci hal-hal yang

pokok. Memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang

tidak perlu.

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untukitu maka perlu di catat secara teliti dan rinci. Seperti telahdikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlahdata akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlusegera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi databerarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskankepada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengandemikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaranyang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukanpengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti

55Sugiyoni, Metode Penelitan, h. 335.56Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),

h. 214.

Page 53: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

38

computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspektertentu.57

b. Penyajian data (display data)

Penyajian data, di mana data diarahkan agar “teroganisasikan

tersusun dalam pola hubungan sehingga semakin mudah dipahami dan

biasa dilakukan dengan uraian naratif, seperti bagan, diagram, tabel dan

lain-lain”.58

c. Verifikasi data (conclusion)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles danHuberman adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yangdikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidakditemukan bukti-bikti yang kuat yang mendukung pada tahappengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yangditemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang validdan konsisten saat peneliti kembali ke palangan mengumpulkandata, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulanyang kredibel.59

Verifikasi data adalah “prosses penemuan bukti-bukti setelah

menyimpulkan data awal yang diperoleh dari lapangan. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan tahap awal didukung oleh bukti yang

kuat pada saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan tersebut

sudah kredibel”.60

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan maslah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak, karena seperti telah dikumukakan bahwa masalah

57Ibid.,h. 247.58Ibid., h. 215.59Ibid.,h. 252.60Ibid., h. 215.

Page 54: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

39

dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

7. Pengecekan keabsahan data

Validitas data bertujuan untuk membuktikan apakah yang diteliti

sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi dalam kenyataan dan apakah

penjelasan yang diberikan sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Untuk

memperoleh keabsahan data yang valid, diperlukan teknik pemeriksaan

supaya memperoleh temuan-temuan dan informasi, yaitu:

a. Perpanjang pengamatan

Perpanjang pengamatan artinya peneliti kembali lagi ke lapangan,

melakukan pengamatan, “wawancara terhadap sumber data yang lama

atau yang baru dengan perpanjang pengamatan hubungan antara

peneliti dan sumber data akan semakin terbentuk, saling percaya

sehingga tidak ada lagi informasi yang disembunyikan”.61

b. Triangulasi

Triangulasi adalah “pengecekan terhadap kebenaran data dan

penafsirannya dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk mengetahui keabsahan data tersebut pada waktu yang

berlainan dan dengan menggunakan metode yang berlainan pula”.62

Triangulasi yang digunakan dalam pengecekan keabsahan data

pada penelitian ini adalah dengan “triangulasi sumber, yaitu

membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan suatu

61Ibid., h. 21762 Ibid., h. 150

Page 55: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

40

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Baik

dengan metode yang berbeda maupun sumber yang berbeda”.63

Triangulasi diartikan sebagai pengujian keabsahan data yang

diperoleh melalui “triangulasi sumber, tringulasi metode, dan

tringulasi waktu”.64

1) Triangulasi sumber

Adalah menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh kepada beberapa sumber yang terkait.

2) Triangulasi metode

Adalah menguji keabsahan data yang biladilakukan dengan cara

mengecek pada sumber yang sama, tetapi menggunakan teknik

yang berbeda.

3) Triangulasi waktu

Adalah menguji keabsahan data yang dilakukan dengan cara

mengecek data yang diperoleh dengan waktu yang berbeda.

Adapun triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah

triangulasi sumber yaitu menguji kreadibilitas data dengan

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Sedangkan teknik triangulasi metode yaitu mengecek

keabsahan dengan cara mengecek pada sumber yang sama,

terdapat dua strategi dalam teknik triangulasi metode yaitu:

63Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif,... h. 17864Ibid., h. 217

Page 56: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

41

a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitan

beberapa teknik pengumpulan data

b. Pengecekan derajar kepercayaan beberapa sumber data dengan

metode yang sama. 65

65Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif,... h. 330.

Page 57: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

42

BAB IIPAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, serta

dokumentasi dari pihak sekolah, maka peneliti memperoleh data sebagai

berikut.

1. Sejarah singkat berdirinya MTs Negeri 3 Mataram

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram berdiri pada tahun 2004.

Dibentuknya Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram didasarkan pada

kebutuhan masyarakat tehadap pendidikan tingkat pertama, khususnya

madrasah. Pada mulanya, Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram

adalah Madrasah Swasta ( Madrasah Tsanawiyah Al- Barakah) yang

kemudian diubah menjadi Madrasah Negeri. Ketika belum memiliki

gedung sendiri, proses belajar mengajar dilaksanakan dengan meminjam

gedung SDN 43 Ampenan yang terletak di lingkungan Geguntur,

kelurahan Jempong Baru, kecematan Sekarbela. Karena status

meminjam, maka proses pembelajaran dilakukan sore hari, setelah

proses pembelajaran di SDN 43 Ampenan berakhir.

Ketika memasuki semester dua tahun pembelajaran 2003/2004,

gedung Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram diresmikan sehingga

proses pembelajaran dapat dilakukan di gedung Madrasah Tsanawiyah

Negeri 3 Mataram yang terletak di Jl. Lingkar Selatan No. 191,

Mataram.

Page 58: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

43

Sejak didirikan sampai tahun 2016 MTs N 3 Mataram telah dipimpin

oleh empat orang kepala Madrasah, Yaitu H. Jalalussayuti, S.S., M.Pd.,

Drs.H.Muh. Syukri, M.M.Pd., Drs.H. Marzuki, M.Pd., dan Lalu Sirajul

Hadi, S.Ag., M.Pd.66

2. Visi Dan Misi

Untuk tetap mempertahankan eksistensinya Madrasah Tsanawiyah

Negeri 3 Mataram mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut:

a. Visi Madrasah Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 MataramadalahTrampil, Maju, dan Islami dengan indikator:

1) Memiliki keterampilan dan kecakapan hidup yang sesuai dengankebutuhan lingkungan sosial siswa;

2) Memiliki semangat, motivasi belajar yang kuat dan pemikiran yangmaju dan disiplin;

3) Berprilaku islami yang tercermin dalam akhlak mulia yangdidasarkan atas prinsip-prinsip dan nilai-nilai ajaran Islam.

b. Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram adalah:

1) Menyelenggarakan pendidikan yang menumbuhkembangkanketerampilan, mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi, danmembiasakan penerapan nilai-nilai Islam dalam segala tindakan.

2) Meningkatkan wawasan, profesionalisme, dan keahlianguru/karyawan.

3) Menumbuhkan kebanggaan dan tanggung jawab masyarakat sekitar4) Membina, memelihara dan mengembangkan kerja sama dengan

lingkungan sekitar termasuk insansi terkait;5) Mengoptimalkan penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran agama

sebagai sumber karifan bebuat dan bertindak.67

c. TujuanUntuk mempertahankan eksistensi dari Visi dan Missi yang dimiliki

oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram maka adapun tujuan dari

Visi dan Missi, yaitu:

66Dokumentasi, 07 April 2017.67Dokumentasi, 07 April 2017.

Page 59: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

44

1) Terselenggaranya pendidikan dan pembelajaran yang memperkuatdan meneguhkan iman takqa peserta didik

2) Dimilikinya karakter positif dan akhlak mulia pada peserta didik danbagi semua komponen madrasah

3) Terselenggaranya proses pembelajaran yang berkualitas, partisipatif,kreatif, inovatif dan menyenangkan

4) Menjadikan Madrasah sebagai wadah belajar dan pengembangandiri.68

3. Letak Geografis MTs 3 Mataram

MTs Negeri 3 Mataram terletak di jalan Lingkar Selatan No.191,

Mataram, Keadaan lingkungan MTs Negeri 3 Mataram rapi, terawat

dan rindang dengan keberadaan taman dan pepohonan besar. dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Utara : parit / perumahan Lingkar Mahkota Residence

b. Selatan : jalan Raya Lingkar Selatan

c. Barat : Sawah

d. Timur : Perumahan Lingkar Mahkota Residence.69

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram berdiri di atas tanah

dengan luas 5137 M2, dengan status hak guna pakai. Dengan akta tanah

pada tanggal 14 Juli Nomor: 64/2003, keadaan gedungnya permanen

dan luas bangunan 1.910 M2.70

4. Keadaan Guru Dan Pegawai Tenaga Pengajar MTs Negeri 3

Mataram

Pegawai dan tenaga pengajar di MTs Negeri 3 Mataram berjumlah

30 orang.Satu orang berpendidikan S2 sisanya S1.Dari 30 Tenaga

68Dokumentasi, 07 April 2017.69 Ahmad Ardi, (Penjaga Sekolah), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 17 Mei 2017.70I Dokumentasi, 08 April 2017

Page 60: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

45

pendidik 23 orang telah disertifikasi. Sementara Tenaga Kependidikan

yang membantu memperlancar proses pembelajaran berjumlah 16

orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1Keadaan Tenaga Pendidik MTs Negeri 3 MataramSumber Data: Profil MTs NegeriNegeri 3 Mataram71

71Dokumentasi, 08 April 2017.

NoNama Nip Sertifikasi

Bidang Studi yangdiajarkan

TugasTambahan

1 Lalu Sirajul Hadi M.pd 197409242003121005Akidahakhlak

Akidah Akhlak VII Kepala

2 Dra. Nur Ahyani 196708201996032002 Bhs. Indo Bhs. Indo VII Waka Humas

3Dra. Hj. Baik. KomalaDewi Z

196912311995032003 IPA IPA VIII Waka Sarana

4 Lalu Muh. Junaidi, S. Pd 198212312007101001 IPS IPS VIIIWaka

Kesiswaan

5 Ahmad Muzayyin,S.S. 198010162011011005 - B. Arab VIIWaka

Kurikulum

6 Sihabuddin, S. Pd. 198212312005011003 A. Ingg Bahasa Inggris IXKepala

Perpustakaan

7 Dra. Hj. Salmi 196801111998032002 IPA IPA 1XWali kelas

IX-D

8 Dra. Hj. Muslihun 196510091997032001 IPA IPA VIIWali Kelas

VII-B

9 Laili Mufidah, S.pd.I. 197703111999032001 SKISKI

VIII,IX/Ak.AKhVII

Wali KelasVIII-B

10 Bayanan, S. Pd.I. 197403011999031002 FIQIHFIQIH

VIII,IX/AK.Akh.VII

Wali KelasIX-C

11Hj. HasniatiMuzayyanah, S.Ag.

197105161997032001 Bhs. Arab B. Arab VIII,IXWali Kelas

VIII-E

12 Delun, S. Pd.I 196512311989121029 QHQ.H.VIII,1X/FIQI

H VIIPembina

Imtaq

13 Martajaya, S.Pd. 197703102007101006 Bhs. InggBhs. Inggris IX,

VIIWali Kelas

VIII-A

14 Munajah, S.Pd.I. 196812311993031030 QHQH VII/AK.Akh

IXWali Kelas

VII -D

15 Baik Fauziah, S.Pd. 196007011989032003 IPS IPS IXWali Kelas

IX-B

Page 61: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

46

Tabel 2Keadaan Tenaga Kependidikan MTs. Negeri 3 Mataram

Sumber Data: Profil MTs NegeriNegeri 3 Mataram72

72 Dokumentasi, 08 April 2017.

16 Hadiani, S.pd. 196709012005012001 Bhs. Indo Bhs. Indo 1XWali Kelas

IX-A17 Dewi Asriati,S.Pd 197208302005012003 BK BK IX, VII

18 Astuti Kalsum, S.Pd 198204102007012016 MTK MTK VIII,1XWali Kelas

VIII-C

19 Hurun In, S.Pd 198208272009012007 MTK MTK VII,VIIIWali Kelas

VII-A

20 Dewi Hartatik, S.Pd 198508062009122007 - Bhs. Indo VIIIWALI Kelas

VIII-D

21 Ahmad Ijazi S.Pd.I 197712312014111007 SKISKI VII/,Mulok

VII

PembinaSeni/wali

Kelas VII –E

22Tunggal Dewi TriAryanti, S. Sos.

198105172009012008

23 Kholida Husniyati, S. pd - Bhs. InggB. Ingg VII/Mulok

IX IPS VIIWali Kelas

VII-C24 Lalu Hirwandi, S.Pd - IPS IPSVII Pembina Osis25 Isfiarini Yuliantiy, S.Ps.I - - BK VII, VIII

26 Kamarudin, S.Pd - -Penjas VIII/Prakarya VII

PembimbingOlahraga

27 Iskandar, S. Pd - - Penjas VII, IXPembimbing

Pramuka

28 Yulia Khaerani, S.Pd - - SBK VII, VIII,IXWali Kelas

IX-D29 Sulis Tyawati, S. Sos. - PKn PKn VII, 1X30 Dwi Mulyani, S. Sos. - PKn PKn VII, VIII

NO NAMA NIP JABATAN

1 Hj. Subutilah, S. Sos 196412311989032001 Kepala tata usaha2 Hj. Anisah, S. Pd I 197212312009012011 Bendahara pengeluaran3 Mirwan Syah 197902152009101001 Operator SAI4 Ahmad Juhaini 198301172009101001 Peng. Kesiswaan5 Hamdani 198612312009101001 Pengadministrasi dan PPAB6 Surya Pratama,SH. - Staf TU7 Dapit Kuswandi, A. Md - Kepegawean8 Suhalid - Kebersihan

Page 62: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

47

5. Keadaan siswa MTs Negeri 3 Mataram

Siswa yang mengikuti proses pembelajaran di MTs Negeri 3 Mataram

sebagian besar berasal dari daerah selatan Kota Mataram. Saat ini, tahun

semester Genap pelajaran 2016/2017 sebanyak 539 orang siswa.

Tabel 3Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram Tahun

Pelajaran 2016/2017.Sumber Data: Profil MTs Negeri Negeri 3 Mataram73

KelasJumlah Siswa

L P Jumlah

Kelas VII A 9 27 36

151

Kelas VII B 12 24 36

Kelas VII C 15 19 34

Kelas VII D 7 14 21

Kelas VII E 9 15 24

Jumlah 52 99 151

Kelas VIII A 17 23 40

201

Kelas VIII B 15 25 40

Kelas VIII C 15 25 40

Kelas VIII D 13 29 42

Kelas VIII E 24 15 39

Jumlah 84 117 201

73 Dokumentasi, 08 April 2017.

9 Mahanik, S. Hi - Perpustakaan10 Ahmad Ardi - Satpam11 Zainuddin - Kebersihan12 Safrudin - Pertamanan13 Saiful - Satpam14 A.Lutfi Sirrul Manun - Pertamanan15 M. Yahya Hilmi 197506072009101003 Operator BMN16 Muriah - Penjaga malam

Page 63: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

48

Kelas IX A 11 29 40

191

Kelas IX B 11 28 39

Kelas IX C 11 27 38

Kelas IX D 17 19 36

Kelas IX E 20 18 38

Jumlah 70 121 191 543

6. Keadaan Sarana Dan Prasarana MTs Negeri 3 Mataram

Setiap lembaga pendidikan, sarana dan prasarana merupakan suatu hal

yang harus ada, karena tanpa sarana dan prasarana maka segala kegitan

yang berkaitan dengan aktifitas sekolah tidak akan dapat berjalan dengan

lancar. Untuk keadaan sarana dan prasarana yang dapat dipakai sebagai

penunjang dalam proses belajar mengajar di MTs. Negeri 3 Mataram,

keadaan sarana dan prasarana di Madarasah cukup membantu proses

belajar mengajar, mulai dari pendukung seperti ruang kelas, perpustakaan,

buku-buku paket dan penggunaan sarana dan prasarana yang lainnya juga

cukup memadai untuk menunjang proses belajar mengajar yang dilakukan

guru di dalam kelas, setiap ruang kelas tertata rapi dan nyaman.74 Adapun

data sarana dan prasarana di MTs Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran

2016/2017 sebagai berikut :

74Observasi, 06 April 2017.

Page 64: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

49

Tabel. 4Data Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsnawiyah Negeri 3

Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.Sumber Data: Profil MTs Negeri Negeri 3 Mataram75

No Sarana Prasarana Jumlah Keterangan

1 Ruang kelas 15 ruang Rapi dan Bersih.

2 ruang kepala sekolah 1 ruangRapi, Nyaman, Bersih

dan Tertata denganbagus.

3 Ruang guru 1 ruang Kurang nyaman.4 Ruang tata usahaa 1 ruang Rapi dan Nyaman.5 Ruang BP/bk 1 ruang Kurang Rapi6 Ruang kepala perpus 1 ruang Kurang Rapi

7 Ruang perpus 1 ruang

Rapi dilengkapidengan buku pelajaran

dan buku penambahwawasan.

8 Mushalla 1 ruang Rapi dan nyaman.9 Koperasi kantin 1 ruang Bersih10 Ruang UKS 1 ruang Rapi dan bersih.11 Ruang alat olahraga 1 ruang Kurang Rapi12 Kamar mandi siswa 1 ruang Kurang Bersih

13 Gudang 1 ruangBersih, rapi dan

nyaman.14 Kamar mandi guru 1 ruang Bersih.15 Kamar mandi TU 1 ruang Bersih.

16Kamar mandi kepala

Mad1 ruang Bersih dan terawat.

7.Struktur Organisasi

Dalam suatu lembaga pendidikan atau organisasi, diperlukan adanya

struktur organisasi tersebut.Perkembangan sekolah sebagai total sistem,

pengelolaanya sangat tergantung pada pengelolaan seluruh subsistem baik

secara sendiri maupun secara keseluruhan sistem.Adapun struktur

75 Dokumentasi, 06 April 2017.

Page 65: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

50

organisasi yang ada di MTs Negeri 3 Mataram dapat dilihat pada bagan

struktur berikut:

Page 66: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

51

Tabel 5

STRUKTUR ORGANISASI

MTs NEGERI 3 MATARAM.

Sumber Data: Profil MTs NegeriNegeri 3 Mataram76

76 Dokumentasi, 06 April 2017.

KOMITE MADRASAHKepala Madrasah

LALU SIRAJUL HADI,S.Ag.,M.Pd.

Guru Mapel,Guru/BK

Wakamad Humas

Martajaya,S.Pd.I

Wakamad Kurikulum

Ahmad Muzayyin,S.S

Staf TU

Kepala TU

Hj. Subutiah S.Sos.

Wakamad Kesiswaan

L.Muh Junaidi S.Pd.I.

Wakamad Sarana

Bayanan, S.Pd.I

Page 67: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

52

Tabel. 6Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 MataramSumber Data: Profil MTs NegeriNegeri 3 Mataram77

h

Keterangan:

: Intruksi/Perintah

:Konsultasi

:Koordinasi

77 Dokumentasi, 05 April 2017.

Komite

Madrasah

Tenaga

Ahli/Isntasi Lain

Kepala

Madrasah/Wakil

Kepala Madrasah

Tata Usaha

Guru

Pembimbing

Guru Mata

Pelajaran/Pelatih

Wali Kelas/GuruPembina

Siswa

Page 68: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

53

B. Bentuk Kenakalan Siswa kelas VII MTs. Negeri 3 Mataram Tahun

Pelajaran 2016/2017.

Bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan siswa kelas VII MTs. Negeri 3

Mataram Kecamatan Sekarbela Kota Mataram masih tergolong kenakalan

biasa. Adapun kenakalan-kenakalan yang biasa mereka lakukan seperti

berkelahi yang bentuknya suka salah paham antar teman seperti mencolek

teman ceweknya yang secara sengaja maupun tidak sengaja, ada 3 orang siswa

terlambat datang sekolah karena jarak rumahnya yang cukup jauh dari

sekolah, tidak ada yang mengantar kesekolah dan tidak ada kendaraan untuk

berangkat kesekolah, suka mengganggu teman yang bentuknya suka mencolek

teman ceweknya, menyembunyikan barang temannya yang cewek dan suka

usil mengganggu temannya sedang belajar, tidak menggunakan pakaian

seragam sekolah, membolos sekolah disaat jam pelajaran yang sedang

berlangsung biasanya mereka membolos kekantin dan kemusholla, suka

mencoret meja biasa dilakukan siswa saat proses belajar mengjar sedang

berlangsung bentuk coretan yang dilakukan oleh siswa itu mereka biasa

menggambar kartun dan menulis nama-nama temannya, dan tidak

mengerjakan tugas yang ditemukan dilapangan ada 2 orang siswa yang tidak

mengerjakan matematikan, mereka tidak mengerjakannya karena alasan

mereka tidak mengerti dengan penjelasan dari guru dan malas untuk

mengerjakannya.78

78Observasi, 05 April 2017.

Page 69: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

54

Siswa-siswa di MTs. Negeri 3 Mataram memiliki sikap, akhlak, dan etika

yang cukup bagus di sekolah dan memiliki tingkah laku atau perbuatan yang

cukup baik, akan tetapi masih ada saja siswa yang melakukan kenakalan di

sekolah atau masih ada siswa yang melanggar tata tertib yang telah ditentukan

oleh sekolah, namun kenanakan yang dilakukan oleh para siswa masih dalam

tingkat kewajaran atau masih bersifat dalam bentuk biasa tidak sampai

kepada pihak yang berwajib. Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh

siswa-siswa tersebut dikatakan masih dalam bentuk kewajaran karena belum

sampai masuk dalam ranah hukum atau sampai ditangani oleh pihak yang

berwajib (polisi). Seperti yang yang dikatakan oleh ibu Isfiarini Yulianty guru

Bimbingan Konseling bahwa:

Kenakalan itu suatu bentuk tingkah laku yang dilakukan oleh siapapunbaik itu oleh siswa saat berada di dalam lingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Biasanya bentuk-bentuk kenakalan yang seringdilakukan terutama di sekolah ialah berkelahi, terlambat datang sekolah,membolos, suka mencoret meja dan tidak mengerjakan tugas, darikenakalan yang dilakukan siswa di sekolah kamilah guru BK yang selalumenangani siswa-siswa tersebut.79

Lebih lanjut lagi ketika peneliti mencoba mencari informasi lebih dalam

tentang kenakalan yang dilakukan oleh siswa kelas VII MTs. Negeri 3

Mataram bapak Wakamad mengatakan:

Kenakalan itu suatu bentuk perombakan dari unsur satu unsur ke unsuryang lainnya, tapi dengan kata lain anak masih dalam tingkat labil, bukansuatu hal yang monotor dan terjerumus dalam bentuk kenakalan.Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh setiap siswa itu berbentukmembolos, terlambat datang sekolah, tidak mengerjakan tugas, sukamencoret meja, berkelahi dengan teman dan suka mengganggu temanlainnya. Kalau yang menangani kenakalan siswa itu biasanya guru BK

79 Isfiarini Yulianty (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 09 April 2017.

Page 70: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

55

yang lebih ahli dalam memberikan solusi yang baik bagai siswa-siswa disekolah.80

Dipertajam lagi terkait dengan bentuk kenakalan yang sering dilakukan

siswa kelas VII, Lana Givan, bahwa:

Bentuk-bentuk kenakalan/pelanggaran tata tertib yang sering teman-temanlakukan di sekolah itu bermacam-macam kak, seperti ada yang sukamembolos, tidak mengerjakan tugas, suka mengganggu teman, tidakseragam dalam berpakaian, ada juga yang suka terlambat datang sekolah,kalau saya kak tidak pernah melakukan pelanggaran tata tertib di sekolahkak karena saya takut untuk disidang kak.81

Dari beberapa bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa di

MTs. Negeri 3 Mataram, banyak diantara siswa yang mendapatkan

bimbingan langsung dari guru BK terutama dalam pelayanan yang sangat

optimal diberikan oleh para guru BK dan guru-guru lainnya. Adapun data-

data siswa yang pernah melakukan kenakalan di sekolah terutama dalam

berkelahi:

Tabel. 7Data-data kenakalan Yang dilakukan siswa kelas VII di MTs. Negeri 3

Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.Sumber Data: Profil MTs. Negeri 3 Mataram82

NoBentuk-Bentuk

Kenakalan Faktor yang menyebabkanLayananan

YangDiberikan

Keterangan

1Berkelahi dengan

teman

Karena sering mengganggutemannya dengan iseng.Karena tidak bisa mengontrolemosi.Karena masalah sepele.Suka mengganggu temansaat sedang belajar.

BimbinganKelompok

Ruang BK

2 Terlambat datang Terpengaruh teman Bimbingan Ruang BK

80Ahmad Muzayyin (WAKAMAD), MTs. Negeri 3 Mataram Wawancara, 04 April 2017.81 Lana Givan (siswa kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 04 April 2017.82 Dokumentasi, 09 Juni 2017.

Page 71: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

56

sekolah Malas mengikuti upacarajarak rumah dengan sekolahcukup jauh.Tidak ada yang mengantar

Individual

3Suka mengganggu

teman

Suka isengSengaja mengganggu temancewek.Karena jahil dengan teman-temannya.

BimbinganIndividual

Ruang BK

4

Tidak berpakaianseragam sekolah/

Tidak disiplindalam berpakain.

Karena baju seragam basah,kekecilan.Jilbabnya hilangSabuknya hilang dan lupamemakainya.Mengikuti tren sekarang.Kurang disiplin.

BimbinganIndividual

Ruang BK

5 Membolos

Tidak ada minat belajarTerpengaruh karena teman,Malas belajar dan malasmengikuti pelajaran.Mengantuk.

BimbinganIndividual

danBimbinganKelompok.

Ruang BK

6Tidak mengerjakan

tugas

Malas mengerjakan tugasMalas karena pengaruhteman.Kurang bertanggung jawab.Tidak ada minat belajar.

BimbinganIndividual

Guru MataPelajarandan Guru

BK.

Terkait dengan bentuk-bentuk kenakalan siswa di MTs. Negeri

Mataram, selain ada data mengenai kenakalan siswa adapun data

klasifikasi pelanggaran dan sangsi untuk mengetahui apakah

pelanggaran/kenakalan yang dilakukan itu berbentuk ringan, sedang, dan

berat.

Page 72: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

57

Tabel. 8

Data klsifikasi pelanggaran dan sangsi MTs. Negeri 3 Mataram 2016/2017.

Sumber Data: Profil MTs. Negeri 3 Mataram83

KlasifikasiPelanggaran Bentuk Pelanggaran Sangsi Pelanggaran

Ringan

a. Datang terlambat masuksekolah

b. Keluar kelas tanpa izinc. Piket kelas tidak

melaksanakan tugasnyad. Tidak seragam dalam

pakain sekolah/berpakaianseragam tidak lengkap

e. Makan didalam kelasdiwaktu belajar

f. Membuang sampah tidakpada tempatnya

g. Bermain ditempat parkirh. Tidak mengerjakan tugas

sekolahi. Terlambat datang sekolah.j. Suka mengganggu teman.

a. Melanggarkan pelanggaransatu kali tidak di ijinkanmengikuti pelajaran samapaipergantian jam pelajaran,dilibatkan kebersihanlingkungan

b. Melakukan pelanggaran tigakali diperingatkan harusmembuat surat pernyataanyang diketahui wali kelas

c. Melakukan pelanggaranempat kali diperingatkan,membuat surat pernyataanyang harus diketahui orangtua, wali kelas dan kepalasekolah.

d. Melakukan pelanggaran limakali di undang kesekolah

e. Pelanggaran tujuh kalidikembalikan kepada orangtua selama satu hari dapatmasuk kembali bersamaorang tua.

f. Melakukan pelanggaran lebihdari sembelan kalidikembalikan kepada orangtua dan dipersilahkanmengajukan suratpermohonan pindah sekolah

Sedang

a. Membuat ijin palsub. Membolos/keluar

meninggalkan sekolahtanpa ijin

c. Membawa buku gambarporno

d. Melindungi teman yangsalah

a. Melakukan pelanggaran satukali diperingatkan

b. Melakukan pelanggaran duakali diperingatkan danmembuat surat pernyataanyang diketahui orang tua,wali kelas dan kepalasekolah.

83Dokumentasi, 09 Juni 2017.

Page 73: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

58

e. Melompat pagarf. Tidak mengikuti upacarag. Mengganggu

teman/mengacaukan kelash. Bersikap tidak

sopan/menentang gurui. Mencoret-coret tembok,

pintu, lemari yang tidaksemestinya.

c. Melakukan pelanggaran tigakali orang tua dipanggil kesekolah.

d. Melakukan pelanggaran limakali dikembalikan kepadaorang tua selama satu haridan dapat masuk bersamaorang tua.

e. Melakukan pelanggaran tujuhkali dikemblikan ke orang tuaselama satu minggu, barumulai masuk bersama orangtua.

f. Melakukan pelanggaran lebihdari tujuh kali dikembalikanke orang tua dandipersilahkan mengajukansurat permohonan keluarsekolah.

Berat

a. Membawa/minum-minuman keras

b. Berkelahi/main hakimsendiri

c. Mengambil milik orang lain(mencuri)

d. Membawa senjata tajamtanpa sepengetahuansekolah

e. Terlibat dalam pelanggarannarkoba.

f. Nikah/kawin selama dalampendidikan sekolah.

Dikembalikan ke orang tua dandipersilahkan mengajukan

permohonan keluar sekolah.

Untuk mengetahui lebih jauh terkait dengan bentuk-bentuk kenakalan

siswa kelas VII di MTs. Negeri 3 Mataram tersebut di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Berkelahi

Dari keterangan yang diberikan oleh guru bimbingan konseling, di

peroleh data bahwa salah satu bentuk kenakalan siswa di MTs. Negeri 3

Page 74: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

59

Mataram adalah siswa sering berkelahi dengan siswa lainnya. Ibu Dewi

Aspiaraniselaku guru BK menjelaskan:

Siswa yang berkelahi dilingkungan sekolah itu biasa jika terjadilangsung di tangani oleh guru, tetapi harus melalui proses. Jikamereka berkelahi di dalam kelas biasanya guru mata pelajaran yangakan langsung memproses siswa yang berkelahi, tetapi jika guru matapelajaran tidak bisa menyelesaikan akan langsung ditangani oleh guruBK itu sendri dan memberikan bimbingan yang terarah kepada siswa.Guru mata pelajaran yang bersangkutan langsung akan melaporkankepada guru BK siapa siswa yang berkelahi disaat pelajaran sedangberlangsung.84

Hal tersebut dibenarkan juga oleh Kapsek MTs. Negeri 3 Mataram

Kecamatan Sekarbela Kota Mataram, dalam wawancara dengan peneliti

beliau mengemukakan sebagai berikut:

Kalau masalah kenakalan yang terjadi dikalangan siswa sudah pastiada, terutama berkelahi di sekolah. Berkelahi disini maksudnyaberkelahi dengan teman-temannya, entah itu mereka karena seringbercanda, suka mengganggu temannya yang sedang belajar, ataukarena juga ke usilan yang mereka lakukan kepada temannya. Kamidisini sebagai pendidik juga mempunyai sangsi-sangsi tertentu dalammenghukum siswa yang sering berkelahi dengan temannya, baik itukami lakukan pemanggilan dari siswa itu sendiri dan melakukanpemanggilan orang tua untuk datang ke sekolah.85

Lebih lanjut Intan Husnaini siswa kelas VII di MTs. Negeri 3

Mataram, mengatakan:

Banyak teman-teman yang sering berkelahi kak, biasanya merekaberkelahi karena mereka saling olok-olok dengan teman yang tidakdisuka, berkelahi karena dijahili dengan teman yang lainnya. Biasanyamereka kalau berkelahi dengan teman yang lainnya mereka langsungdi panggil keruang BK kak untuk di proses secara langsung oleh ibuIsfiarini selaku guru bimbingan konseling di sekolah.86

84Dewi Aspiarani (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 9 April 2017.85Lalu Sirajul Hadi (Kapsek), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 05 April 2017.86Intas Husnaini (Siwa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 05 April 2017.

Page 75: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

60

Senada dengan yang dikatakan oleh Intan Husnaini, peneliti menemui

salah satu siswa yang berkelahi dengan teman kelasnya, ia mengatakan:

Saya sudah pernah berkelahi kak dengan kelas saya karena dia telahmengejek saya dengan kata-kata yang tidak enak, ya jadinya sayamarah dan kebawa emnosi dengan omongannya kak. Akhirnya sayaberkelahi di dalam kelas dengan teman saya itu, tapi kami langsungdilerai oleh teman kelas saya, tapi saya langsung di bawa ke ruang BKoleh teman-teman, di ruang BK kami diberikan bimbingan kelompok.Selain bimbingan kelompok saya juga diberikan arahan, masukan-masukan yang bersifat motivasi, dan itu dilakukan dengan sangathalus kak.87

Berdasarkan hasil observasi yang ditemukan oleh peneliti dilapangan,

terlihat bahwa ada siswa yang sedang berkelahi di sekolah dengan salah

satu temannya, perkelahian itu terjadi karena masalah yang sepele yaitu

karena mereka saling mengejek temannya.Terlihat bahwa ada dua orang

siswi yang ssedang berkelahi di kantin, mereka berkelahi tidak sampai

saling pukul-pukulan kedua sisiwi ini berkelahi dengan saling mengolok-

olok temannya, saat perkelahian sedang berlangsung datanglah guru BK

untuk melerai kedua siswi tersebut dan langsung dibawa keruang BK

untuk mendapatkan bimbingan. Di ruangan BK peneliti juga melihat

bagaimana upaya guru bimbingan konseling dalam menangani siswa yang

melakukan kesalahan, guru BK sendiri mempunyai tahapan-tahan dalam

menangani kasus para siswi tersebut mulai dari mengidentifikasi kasus,

mengidentifikasi masalah dan selanjutnya memberikan bimbingan yang

berupa teguran dan nasehat kepada kedua siswa tersebut, guru BK juga

megatakan apabila kalian mengulangi tindakan yang seperti ini lagi maka

87 M. Ali (siswa kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 05 April 2017.

Page 76: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

61

hukumannya akan ibu tambahkan sesuai dengan tindakan yang kalian

lakukan.88

2. Terlambat datang kesekolah

Menurut keterangan dari guru bimbingan konseling bahwa salah satu

penyebab adanya keterlambatan siswa datang ke sekolah dikarenakan letak

geografis atau jarak tempuh antara rumah dengan sekolah mereka yang

cukup jauh. Masalah ini pun menjadi hal yang memerlukan perhatian yang

lebih serius dari pihak sekolah sendiri.

Menurut ibu Isfiarini Yulianty selaku guru bimbingan konseling kelas

VII, bahwa:

Hal yang membuat para siswa sering terlambat datang kesekolahdikarenakan jarak tempuh para siswa dari rumah menuju sekolah, tetapisiswa yang banyak terlambat datang ke sekolah biasanya mereka yangjalan bersamaan dengan temannya ke sekolah, alasan mereka terlambatkarena mereka jemput temannya, macet di jalan dan sepeda yangdipakai rantainya putus dijalan.89

Dibenarkan oleh Nurul Apriani siswa kelas VII yang terlambat datang

kesekolah, Nurul mengatakan:

Iya kak tadi pagi saya juga telat datang kesekolah, karena rumah sayadengan sekolah cukup jauh dari sekolah, belum juga dijalanan yangcukup macet kalau hari senin kak jadinya saya setiap hari senin harusterlambat datang kesekolah kak. Tapi kak ada yang lebih parah lagidengan saya yang terlambat datang kesekolah gara-gara jarak darirumah kesekolah cukup jauh, kalu teman-teman yang lain itu ada yangtelat karena mereka sering jalan bareng keskolah mereka dijalankebanyakan bercanda yang cukup lama dijalan dan akhirnya merekaterlambat datang kesekolah kak. Selanjutnya kalau udah terlambat

88Observasi, 05 April 2017.89 Dewi Asriati, (Guru BK kelas VIII), MTs. Negeri 3 Mataram Wawancara, 06 April

2017.

Page 77: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

62

datang kesekolah biasanya teman-teman yang terlambat itu langsungdisuruh ke ruang BK kak untuk mendaptkan bimbingan.90

Senada dengan yang dikatakan Dodi, salah satu siswa juga mengatan

bahwa:

Iya kak saya juga telat tadi pagi karena tidak ada yang mengantarkesekolah, jadinya saya telat datang kesekolah kak. Terus saya jugadipanggal sama guru BK dan disidang kak, sidangnya itu biasaberbentuk bimbingan yang sesuai dengan tindak kenakalan yang kitalakukan kak dan kalau kenakalan yang kita lakukan sering kita ulangimaka guru BK akan memanggil orang tua untuk datang kesekolah.91

Dari hasil observasi peneliti di MTs. Negeri 3 Mataram bahwa, saat

peneliti berada di lapangan pada pukul 06.45 terlihat bahwa ada tiga orang

siswa yang terlambat datang kesekolah, diantaranya dua laki-laki dan satu

perempuan. Dari siswa yang terlambat datang sekolah tersebut mereka

dikumpulkan di lapangan depan sekolah, setelah dikumpulkan di lapangan

pak satpam membawa mereka langsung ke ruang BK.92

Setelah sampai di ruang BK, guru BK menanyakan alasan mereka

terlambat datang sekolah, mereka terlambat datang kesekolah karena

beberapa faktor seperti yang terlihat ketika guru BK menyakan mereka

kepana bisa terlambat datang kesekolah ada yang mengatakan tidak ada

yang ngantar kesekolah, macet di jalan, dan jarak rumah dengan sekolah

cukup jauh, terlihat juga guru BK memberikan bimbingan dengan tegas

agar tidak melakukan hal tersebut. Setelah guru BK mengetahui apa

penyebab mereka terlambat, maka guru BK langsung memberikan arahan

90 Dodi Satriyadi, (Siswa kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 05 April2017.

91 Herman Jayadi, (Siswa kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 05 April2017.

92Observasi, 06 April 2017.

Page 78: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

63

kepada siswa dengan memberikan peringatan dan teguran yang berupa

sangsi-sangsi skorsing selama satu hari apabila mereka mengulanginya

lagi.93

3. Suka Mengganggu Teman

Siswa-siswa di sekolah, biasa disaat temannya sedang asyik bercanda

dengan teman lainnya, biasanya ada siswa yang sering mengganggu

temannya karena keisengan yang mereka miliki oleh setiap siswa. Ibu

Dewi Aspiarany, mengatakan:

Banyak hal yang terjadi ketika berada di sekolah baik itu ketikaberada di ruang kelas saat proses belajar mengajar berlangsung danketika saat keluar dari proses belajar mengajar, terutama siswa yangsuka mengganggu siswa lain. Hal ini dapat mengganggu kondusifitasbelajar mengajar, situasi seperti ini biasa dilakukan oleh siswa disekolah ini adalah suka mencolek siswa lain yang ada di depannya,jika ada siswa yang tidak suka dengan sikap temannya itu siswa yangdiganggu oleh temannya akan melapor kepada guru BK.94

Titi Adistia siswa kelas VII MTs.Negeri 3 Mataram, dalam

wawancara singkat dengan peneliti, mengemukakan:

Banyak teman-teman yang nakal terutama suka mengganggu temanyang lainnya. Biasanya teman-teman yang suka mengganggu temanyang lainnya yang laki-laki kak, banyak dari teman laki-laki suka jahilterhadap teman perempuan kita di kelas, tapi bukan hanya di dalamkelas saja mereka suka mengganggu tapi juga di luar kelas seperti saatteman-teman yang perempuan sedang ngumpul, sedang asyik belajar,saat di kantin mereka selalu ganggu kami kak, tapi kami selalumelaporkannya langsung kepada guru BK kami setelah kamimelaporkan mereka langsung dipanggil dan langsung dikasik arahanoleh guru BK.95

93Observasi, 07 April 2017.94Dewi Aspiarani (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 07 April 2017.95Titi Adistia (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 16 April 2017.

Page 79: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

64

Senada yang dikatan oleh Titi di atas, peneliti menanyakan kepada

siswa yang sedang bermasalah setelah keluar dari ruangan BK, dia

mengatakan:

Tadi saya melakukan tindak kenakalan kak, mangkanya dipanggiloleh guru BK dan disidang di dalam ruangan BK. Kenakalan yangsaya lakukan itu karena saya suka mengganggu teman-teman yangasyik belajar, suka colek teman-teman cewek yang lain kak,sebenarnya saya tidak bermaksud apa-apa untuk mengganggu teman-teman itu saya cuma pengen membuat leluconan kak biar tidak boringdi sekolah, tapi malah teman-teman melapor ke guru BK karenakelakuan saya kak, tadi juga guru BK memberikan bimbingan secarapribadi kepada saya kak, kakak lihat sendiri kan tadi gimana cara guruBK memberikan bimbingan kepada setiap siswanya yang melakukankenakalan.96

Dari hasil observasi yang peneliti temukan di lapangan, peneliti

menemukan salah satu siswa yang sedang mengganggu temannya di saat

sedang keluar main bersama.Terlihat siswa itu sangat jahil kepada teman-

teman wanitanya dia menjahili temannya dengan cara mencolek temannya,

mengganggu temannya yang sedang belajar di luar kelas, dan iseng

menyembunyikan barang temannya lainnya. Dari kenakalan yang

dilakukan oleh siswa tersebut siswa yang perempuan melaporkan

temannya ke guru BK karena telah mengganggunya, akhirnya siswa

tersebut dipanggil dan di sidang di ruang BK.97

Saat pemberian bimbingan di ruangan BK kepada siswa yang

bermasalah, guru BK memberikan bimbingan individu dengan sangat

halus dan dengan suara yang lembut guru BK mengatakan “jangan suka

mengganggu teman perempuannya lagi, mereka tidak suka diganggu

96 Muhammad Ilyas, (Siswa kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 16 April2017.

97Observasi, 16 April 2017.

Page 80: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

65

karena temannya merasa risih. Guru BK memberikan peringatan kepada

siswa untuk tidak mengganggu teman-teman perempuannya lagi, kalau

sampai menganggu temannya lagi guru BK akan memberikan hukuman

yang lebih berat lagi. Saat berada di dalam ruangan BK, guru bimbingan

konseling melakukan tahapan-tahapan dalam memberikan bimbingan

mulai dari memberikan arahan kepada siswa dengan sangat ramah, dan

lembut.98

4. Tidak berpakaian seragam sekolah

Seragam sekolah merupakan pakain atau atribut yang digunakan oleh

setiap siswa-siswa yang berada disekolah. Dalam seminggu siswa

mempunyai empat stel pakain seragam yang telah ditentukan oleh sekolah,

selain seragam sekolah adapu atribut yang digunakan seperti ikat

pinggang, sepatu yang sergam, dasi, topi, dan jilbab yang seragam. Dari

semua atribut yang digunakan oleh siswa pasti tentu sudah masuk dalam

tata tertib sekolah, seperti halnya di sekolah MTs. Negeri 3 Mataram yang

mempunyai tata tertib dalam berpakaian seragam. Namun masih saja siswa

yang tidak berpakaian seragam sekolah sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan dalam berpakaian seragam ada 3 orang siswa yang belum

seragam dalam berpakaian sekolah saat memasuki sekolah, mulai dari

pakaian yang tidak mengikuti aturan berpakaian seragam dalam sekolah,

menggunakan jilbab yang bermodel mengikuti tren seperti sekarang ini

ada 2 orang siswi yang tidak menggunakan jilbab yang bermodel pada hari

98Observasi, 17 April 2017.

Page 81: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

66

rabu dan tidak menggunakan sepatu yang tidak seragam dalam berpakaian

seragam sekolah sepetu yang telah ditentukan dari sekolah ialah

menggunakan sepatu Att tetapi ada 4 orang yang tidak menggunakan

sepatu Att seperti yang telah ditentukan, ke 4 orang siswa ini

menggunakan sepatu Nike yang mengikuti tren saat ini.99

Tata tertib di MTs. Negeri 3 Mataram ini, sangat ditaati oleh setiap

siswa-siswa. Tetapi jika ada siswa-siswa yang tidak seragam dalam

berpakain yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah maka siswa tersebut

akan langsung ditegur jika dilihat oleh guru-guru yang berada di sekolah

terutama oleh guru bimbingan konseling. Ibu Asfiarini Yulianty

mengatakan:

Dalam menggunakan pakaian sekolah mulai dari hari senin sampaidengan hari sabtu sudah ditentukan dari sekolah pakaian apa yangmesti digunakan dan dipakai oleh semua siswa, tetapi walaupun kamitelah menentukan pakain yang harus digunakan siswa masih ada sajasiswa yang kadang-kadang tidak seragam dalam berpakaian sekolah,entah itu mereka yang tidak seragam dalam memakai sepatu, jilbab,dalaman jilbab, dan ikat pinggang. Jika ada siswa yang tidak seragamdalam berpakain kami langsung menganggil siswa tersebut danmenanyakan kenapa tidak menggunakan seragam yang sesuai denganteman lainnya.100

Berkaitan dengan hal ini bapak Muzair (wakamad) mengatakan:

Jika siswa yang tidak seragam dalam berpakaian berarti dia telahmelanggar tata tertib sekolah yang telah ditentukan, siswa yang biasatidak seragam dalam berpakain itu biasanya siswa yang tidak seragamdalam memakai sepatu, tidak memakai sabuk, siswa yang tidakmenggunakan jilbab yang berbeda-beda. Jika itu mereka lakukanmaka kami akan menanyakan kepada siswa kenapa siswa tidakmemakai atribut seperti siswa yang lainnya, setelah itu kami selaku

99Observasi, 12 April 2017.100 Asfiarini Yulianty, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 12 April 2017.

Page 82: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

67

guru di sekolah akan memberikan arahan atau teguran kepada siswaagar tidak mengulanginya lagi.101

Jian Taufiq siswa kelas VII MTs. Negeri 3 Mataram, juga

menegaskan:

Banyak teman-teman yang masih belum seragam dalam berpakaiankak, kalau dari siswa yang perempuan mereka jarang menggunakandalaman jilbab, pakaian yang sudah kekecilan, kalau di laki-lakikebanyakan mereka belum seragam dalam menggunakan pakaianyang hari rabu sama jarang menggunakan sabuh sekolah.102

Saat peneliti berada dilapangan, peneliti menemukan beberapa siswa

yang belum seragam dalam berpakain, salah satu siswa mengatakan:

Hari ini saya tidak seragam dalam berpakain karena baju hari Rabusaya dia kekecilan kak, jadinya saya tidak bisa memakai pakaian yangseragam seperti teman-teman saya saat ini. Tapi ada juga teman-temanyang tidak seragam sekolah kak, ada yang tidak menggunakan sabuk,tidak seragam dalam memakai sepatu, jilbab yang tidak sesuai dengantata tertib yang ada kak, tadi juga kami udah dipanggil ke ruangan BKuntuk disidang oleh guru BK kak, sidangnya itu berbentukindividual.103

Hasil observasi yang ditemukan oleh peneliti di lapangan, ternyata ada

5 siswa yang masih belum menggunakan pakaian yang seragam dalam

berpakaian, seperti yang ditemui oleh peneliti saat berada dilapangan pada

hari senin seharusnya mereka menggunakan pakaian biru putih, tapi 5

orang siswa itu menggunakan pakaian yang berbeda yaitu menggunakan

pakaian hitam putih yang tidak sesuai dengan aturan sekolah, ada yang

tidak menggunakan sabuk, ada 3 orang siswa yang tidak seragam dalam

mengenakan jilbab, dan ada 5 orang yang masih belum mengganti bed

kelas yang belum diganti setiap semester untuk mengetahui identitas kelas

101 Muzair (Wakamad Kesiswaan), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 08 April 2017.102Jian Taufiq (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 09 April 2017.103 Muhammad Azhari, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 09

April 2017.

Page 83: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

68

mereka masing-masing. Saat mereka dibawa ke ruangan BK oleh waka

kesiswaan untuk mendapatkan teguran dan arahan dari guru BK, di dalam

ruangan BK terlihat bahwa guru BK memberikan bimbingan individual

kepada setiap siswa, pelanggaran yang siswa lakukan itu masih bersifat

ringan yang masih bisa diatasi dengan memberikan teguran-teguran serta

sangsi yang sesuai dengan pelanggaran yang mereka lakukan.104

5. Membolos sekolah

Dari bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa-siswi di

MTs. Negeri 3 Mataram selain tidak seragam dalam berpakaian, suka

mengganggu teman, terlambat datang kesekolah, adalah membolos

sekolah. Membolos sekolah ini sudah biasa dilakukan oleh siswa yang

malas untuk datang kesekolah dan malas untuk mengikuti jam pelajaran

yang tidak disukai. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan sekolah,

faktor masyarakat dan kurangnya pengawasan dari guru. Faktor

lingkungan sekolah disebabkan karena dari ajakan teman-temannya

sedangkan faktor masyarakat ialah karena lingkungan yang kurang baik

atau tempat tinggalnya yang kurang baik.

Perilaku membolos dipengaruhi oleh faktor sekolah, faktor masyarakat

dan bisa karena kepribadian siswa itu sendiri, bisa juga karena guru-

gurunya dan atau hal-hal lain. Dalam hal ini, Ibu Aspiarani mengatakan

bahwa:

Adanya siswa yang bolos dilatarbelakangi akibat kurangnyapengontrolan yang dilakukan guru dan tingkat kesadaran guru, tetapi

104Observasi, 09 April 2017.

Page 84: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

69

di sekolah MTs. Negeri 3 Mataram ini kalau masalah membolosjarang terjadi. Masalah membolos dari siswa juga banyak disebabkanoleh ajakan dari teman sepergaulan yang ada dilingkungan sekolah,jika mereka membolos biasanya mereka ke kantin pergi makan tanpasepengetahuan guru, bolos dengan teman dekatnya.105

Hal itu dibenarkan oleh Raharga Restu siswa kelas VII MTs. Negeri 3

Mataram yang mengatakan:

Iya kak, biasanya ada temen-temen yang suka bolos sekolah karenafaktor ketidaksukaan terhadap mata pelajaran atau guru tertentu kerapmembuat kita sebagai siswa menjadi malas dan membolos. Lebih lagikalau mata pelajarannya di jam-jam terakhir atau agak siangan jadikami merasa malas untuk belajar, kami jadi mengantuk, malas belajardan tidak mendengarkan penjelasan dari bu guru, jadinya kamimembolos.106

Terkait dengan yang dijelaskan oleh Raharga diatas, peneliti

menemukan beberapa siswa yang membolos disaat jam pelajaran

berlangsung, peneliti mencoba mendekati mereka dan menanyakan kepada

mereka kenapa tidak masuk ke dalam kelas dan kenapa masih berada di

luar, salah satu dari mereka mengatakan “kami berada diluar kelas karena

malas untuk mengikuti jam pelajaran kak, apalagi jam pelajarannya berada

di siang seperti ini kak jadinya buat kita mengantuk dan juga mengantuk

kak jadinya kami keluar dan membolos seperti ini kak”.107

Saat peneliti berada di lapangan sekitar pukul 11.00 peneliti melihat 3

orang siswa yang membolos secara diam-diam disaat jam pelajaran sedang

berlangsung. Saat peneliti menemukan ada 3 orang siswa yang masih

berada di luar kelas yang sedang keluyuran di lingkungan sekolah disaat

jam pelajaran matematika sedang berlangsung di dalam kelas, mereka

105 Aspiarasi Yulianti, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 07April 2017.106Raharga Restu, (Siswa kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 15 april 2017.107 Sahman, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 15 April 2017.

Page 85: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

70

membolos di Mushala dan asyik bercanda gurau dengan teman-teman

lainnya. Hal ini ternyata tidak diketahui oleh guru yang berada di sekolah,

baik itu guru mata pelajaran dan oleh guru BK sendiri tidak mengetahui

hal tersebut, karena kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh guru mata

pelajaran sehingga mereka melakukan bolos disaat jam pelajaran

berlangsung, 3 orang siswa juga mengatakan guru mata pelajaran kami

tidak tahu kalau kami membolos di mushala seperti sekang ini.108

6. Tidak mengerjakan tugas.

Guru dan siswa dalam suatu sekolah atau lembaga pendidikan

mempunyai tanggung jawab masing-masing. Sebagai halnya guru

mempunyai tanggung jawab dalam mengajar dan siswa juga yang

mempunyai tanggung jawab untuk belajar. Hubungan timbal balik inilah

yang diharapkan oleh semua guru, namun sebaliknya dalam proses

pelaksanaannya sering kali ditemukan ketidak seimbangan antara yang

belajar dengan yang mengajar. Dari hal tersebut masih banyak siswa yang

belum bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan

oleh seorang guru.

Hal tersebut dibenarkan oleh ibu Dewi Asriati, salah satu guru

bimbingan konseling MTs. Negeri 3 Mataram Kecamatan Sekarbela Kota

Mataram, ibu Isfiarini Yulianty, mengatakan:

Kalau masalah kenakalan yang terjadi dikalangan siswa kelas VIIyang memang mereka sedang dalam masa puberitas yang sangattinggi, namun kenakalan yang mereka lakukan masih tergolong biasakarena masih dapat diatasi oleh pihak guru bahkan kasus yang mereka

108Observasi, 15 April 2017.

Page 86: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

71

lakukang kadang belum sampai ditangni oleh kepala sekolah secaralangsung. Kenakalan yang sering terjadi seperti: terlambat masuksekolah, suka mengganggu temannya, berkelahi, membolos, tidakseragam dalam berpakain. Pokoknya kenakalan yang masih ringandan masih dapat ditolerir. Tetapi kalau kenakalan yang diatasi olehguru mata pelajaran biasanya siswa-siswa yang tidak mengerjakantugas sekolah biasanya diberi hukuman berupa teguran, menulissurah-surah pendek menggunakan doubel folio.109

Lebih lanjut lagi bapak Lalu Muh. Junaidi (Wakses) mengatakan:

Bahwa siswa kelas VII MTs. Negeri 3 Mataram Kecamatan SekarbelaKota Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017, melakukan tindakankenakalan yang walaupun kenakalan yang mereka lakukan tersebutdigolongkan sebagai tindakan kenakalan yang biasa, tindakankenakalan yang biasa itu dilakuran seperti tidak mengerjakan tugassekolah yang diberikan oleh guru. Namun hal itu bila tidak mendapatperhatian dari guru khususnya guru bimbingan konseling makakenakalan yang biasa inilah yang akan menghambat proses belajarmengajar di kelas dan bahkan remaja usia sekolah akan terjebakkepada hal-hal yang sangat merusak masa depapan mereka.110

Dari beberapa informasi tersebut kemudian peneliti melakukan

wawancara salah satu siswa kelas VII MTs Negeri 3 Mataram,

Muhammad Hudaibilah mengatakan:

Banyak teman-teman yang nakal, mereka suka bolos, sukamengganggu teman, tidak mengerjakan tugas, tidak seragam dalamberpakaian, suka mengganggu teman, berkelahi dengan teman, dansering mengerjakan tugas di sekolah, tetapi jika kami melakukanpelanggaran/kenakalan di sekolah kami selalu diberikan nasehatdengan lembut oleh guru bimbingan konseling dan diberikan arahanagar kami tidak melakukan kenakalan yang sering kami lakukan. Gurubimbingan konseling dan siswa juga berkomunikasi dengan baik danmendukung, jadu kami lebih termotivasi untuk selalu dibimbing jikaada masalah.111

Senada dengan yang dikatakan oleh Muhammad di atas, Syahrul juga

mengatakan bahwa:

109Isfiarani Yulianty, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 20 April 2017.110Lalu Muh. Junaidi, (Wakesis), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 17 April 2017.111Muhammad Hudaibilah, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 08

April 2017.

Page 87: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

72

Kemarin saat mata pelajaran matematika saya tidak mengerjakantugas kak, karena saya tidak mengerti dengan rumus dan penjelasanyang disampaikan oleh ibu guru di dalam kelas, gara-gara itu sayatidak mengerjakan tugas dan karena saya juga malas mengerjakannyakak. Tapi walaupun saya tidak mengerjakan tugas tetap saya harusmenerima hukuman yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran,yaitu dengan menulis surah-surah pendek dan mengerjakan tugasmatematika di dalam ruangan kak.112

Hasil observasi peneliti juga menemukan bahwa ada seorang siswa

yang ketahuan tidak mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh guru

mata pelajaran matematika.Saat pelajaran sedang berlangsung ada 3 orang

siswa di kelas VII C yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh

gurunya karena siswa tersebut malas untuk mengerjakan tugas yang

diberikan, guru memisahkan 3 orang siswa yang tidak mengerjakan tugas

dengan siswa lainnya tetapi guru mata pelajaran juga memberikan tugas

tambahan kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas. Bukan hanya di

kelas VII C yang tidak mengerjakan tugas tetapi siswa kelas VII A ada 2

orang siswa juga yang tidak mengerjakan tugas matematikan yang

diberikan, tetapi berbeda dengan kelas VII C yang memisahkan siswanya

yang mengerjakan tugas dengan yang tidak mengerjakan tugas, sedangkan

di kelas VII A guru mata pelajaran memberikan hukuman untuk

mengerjakan tugasnya di perpustakaan sampai jam pelajaran selesai

adapun tugas tambahan yang diberikan oleh guru mata pelajaran

matematika untuk mengerjakan sampai dengan selesai. Hal ini dilakukan

oleh guru mata pelajaran untuk memberikan efek jera kepada siswa yang

tidak bertanggung jawab terhadap tagas yang diberikan. Ada juga guru

112 Syahrul, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 08 April 2017.

Page 88: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

73

mata pelajaran yang memberikan hukuman lain seperti menyuruh siswa

menulis surah-surah pendek menggunakan doubel folio, dan memberikan

tugas tambahan dari guru mata pelajaran matematika, tetapi jika hukuman

itu tidak bisa diselsaikan oleh guru mata pelajaran maka yang akan

memberikan hukuman ialah guru bimbingan konseling yang memberikan

belajar kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas.113

C. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Siswa Kelas VII MTs.

Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran 2016/207.

Seperti yang ditemukan peneliti dilapangan bahwa kondisi yang ada pada

siswa cenderung masih labil sehingga ia masih diombang-ambingkan oleh

segala sesuatu yang ada disekitar mereka. Begitu juga dengan

kenakalan/pelanggaran yang mereka lakukan dapat dikatakan sebagai

aktualisasi dari keadaan jiwa dan kebutuhan yang diinginkan. Akan tetapi

kesemuanya itu tidak mungkin terjadi dengan sendirinya tanpa ada faktor yang

mempengaruhinya.

Faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan yang dilakukan siswa di

sekolah biasanya disebabkan dengan beberapa faktor, seperti faktor

lingkungan keluarga dimana faktor lingkungan keluarga mempunyai pengaruh

yang sangat penting karena keluarga yang lebih utama mendidik mereka agar

tidak melakukan kenakalan yang melanggar norma-norma, faktor lingkungan

masyarakat juga sangat mempengaruhi perkembangan setiap remaja biasanya

dari lingkungan masyarakat para rema akan bergaul dengan teman yang dari

113Observasi, 08 April 2017.

Page 89: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

74

luar sekolah atau mungkin akan mengikuti apa yang ada di lingkungannya,

dan faktor selanjutnya faktor lingkungan sekolah dimana faktor lingkungan

sekolah juga bisa mempengaruhi perilaku siswa, perilaku siswa yang satu

dengan yang lainnya biasa akan mempengaruhi perilaku dari teman yang

lainnya.114

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan siswa di

Madrasaj Tsnawiyah Negeri 3 Mataram yaitu:

1. Faktor dari Lingkungan Keluarga

Keluarga bisa menjadi faktor penyebab terjadinya sebuah kenakalan,

baik itu kenakalan yang dilakukan di sekolah maupun di lingkungan

keluarganya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bimbingan Konseling kelas

VII ibu Isfiarini Yulinty bahwa:

Siswa-siswa Madrasah Tsnawiyah Negeri 3 Mataram kebanyakanberasal dari keluarga yang broken home. Setelah orang tuanyabercerai anak tersebut diurus oleh anggota keluarga yang lain karenaorang tuanya menikah lagi dengan orang lain. Anak-anak yangmenjadi korban dalam hal ini mereka menjadi tidak nyaman untukmelakukan segala kegiata atau aktivitas yang akan dilakukan baik itudi sekolah maupun di lingkungan keluarganya. Jadi inilah yangmenyebabkan siswa-siswa sering datang terlambat sekolah,membolos, malas belajar di kelas.115

Penyebab mereka menjadi nakal karena kurangnya pola asuh dari orang

tua dan kurang pengawasan dari orang tua biasa menyebabkan anak bisa

melakukan kenakalan. Seperti orang tua yang terlalu memanjakan anak,

mengikuti kemauan anak yang berlebihan, kurang tegasnya orang tua

114 Observasi, 08 April 2017.115Isfiarini Yulianti, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 10 April 2017.

Page 90: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

75

terhadap anaknya, terlebih dari itu orang tua juga kurang perhatian

terhadap pendidikan anak, anak tidak pernah ditanya kenapa tidak masuk

sekolah, kenapa tidak belajar, kadang-kadang orang tua juga acuh tak acuh

dalam memperhatikan anaknya.

Pernyataan dari guru bimbingan konseling di atas sesuai dengan hasil

wawancara bapak Muzaiyir Wakamad, yang mengatakan:

Penyebab terjadinya kenakalan juga karena faktor lingkungankeluarga, keluarga merupakan faktor utama dalam mendidik anak.Setiap anak di dalam lingkungan keluarga diberikan perhatian dengancara yang berbeda-beda, ada orang tua yang selalu memanjakananaknya, orang tua yang selalu membuat anak tertekan dengan aturanyang dibuat di dalam keluarga. Jadi anak-anak akan berpikirbagaimana cara mereka bisa mendapatkan kebebasan dalam bergauldengan teman-temannya, mungkin juga karena kurangnya kasihsayang dari orang tua, kurangnya perhatian dari orang tua, dan tidakada rasa nyaman di dalam lingkungan keluarganya yang ada di dalamkeluarga yang menyebabkan anak menjadi nakal.116

Hal senada juga dikemukakan oleh ibu Dewi Asriati bahwa:

Siswa-siswa di Madrasah Tsnawiyah Negeri 3 Mataram kebanyakandari latar belakang keluarga yang kurang harmonis dan lebih dari itukebanyak orang tua siswa kebanyakan pergi merantau mencari nafkahuntuk mencari rezki di negeri orang. Jadinya siswa-siswa saat beradadi rumah tidak menjadi terurus dan kebanyakan dari mereka dititip dineneknya, pamannya dan tinggal dengan orang tua tirinya. Sepertiyang dialami oleh siswa kelas VII ini dia ditinggal oleh orang tuanyauntuk pergi merantau, jadinya dia tinggal dengan pamannya.117

Sohri siswa kelas VIIC juga mengatakan:

Kalua di lingkungan keluarga saya di rumah itu kak biasanya banyakorang tuanya yang pergi mencari nafkah ke Malaysia, Saudi kak terusanaknya mereka titip di keluarga yang lain kak, seperti pamannya,neneknya atau mungkin mereka juga lepas tangan masalahpengusurusan anaknya. Menurut saya kak itu yang menjadi sebab

116Dewi Asriati, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 10 April 2017.117 Dewi Asriati, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 12 April 2017.

Page 91: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

76

kenakalan karena mereka kurang mendapatkan kasih sayang dariorang tua serta perhatian yang kurang dari keluarga.118

Salah seorang siswa yang baru selesai mendapatkan bimbingan dari

guru BK, ia mengatakan:

Tadi saya keruangan guru BK kak, karena saya mempunyai masalahkeluarga kak. Masalah yang ada dikeluarga saya itu karena saya kurangmendapatkan perhatian dari kedua orang tua saya kak, karena orang tuasaya bercerai kak, bapak saya menikah lagi dengan orang lain kakjadinya saya tidak ada yang mengurus saya di rumah kak, jadinya sayatidak ada yang ngurus kak. Saya ikut dengan teman-teman saya yangnakal-nakal itu kak jadinya saya ikut nakal akibat pergaulan saya yangtidak bisa dikontorl kak.119

Dari hasil yang ditemukan oleh peneliti di lapangan, peneliti

menemukan salah siswa yang bernama Ahmad yang sedang duduk

murung sendirian di dalam kelas. Terlihat Ahmad hanya duduk diam

tanpa menghiraukan ajakan teman-temannya untuk bermain di luar.

Melihat perilaku Ahmad tersebut Adi salah satu teman Ahmad datang

menghampiri Ahmad untuk menanyakan keadaannya dan menceritakan

permasalahannya. Berdasarkan informasi lanjutan dari Adi, peneliti

mendapatkan informasi bahwa yang membuat Ahmad murung di kelas

karena ada masalah yang ada di dalam keluarganya, dia tidak terurus oleh

kedua orang tuanya, karena orang tuanya yang bercerai, tidak

mendapatkan perhatian dari orang tua, dan tidak adanya kasih sayang yang

ia dapatkan. Jadi pada umumnya siswa yang nakal adalah siswa yang

kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya oleh karena itu siswa

yang nakal itu disebabkan oleh faktor keluarga yang kurangnya perhatian

118 Sohri, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 11 April 2017.119 Ahmad, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 10 April 2017.

Page 92: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

77

dari kedua orang tuanya, mereka melakukan tindakan kenakalan karena

kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua.120

Dari hasil yang ditemukan oleh peneliti di sekolah, peneliti mencoba

mencari informasi ke lingkungan keluarga siswa tersebut, orang tua siswa

itu mengatakan:

Ya memang benar Ahmad anak saya itu sering murung di sekolahkarena di dalam keluarga kami ada masalah yang tidak bisa kamiselesaikan dengan musyawarah, saya dan bapaknya sudah tidak bisalagi bersama dalam membimbing, serta memberikan kasih sayangkepada Ahmad dengan sepenuh hati kepdanya. Mungkin saya sebagaiibunya tidak bisa memberikan rasa nyaman saat berada di dalamlingkungan keluarga.121

Salah satu tetangganya juga memberikan keterangan kepada peneliti,

ia mengatakan:

Memang benar bapak dan ibunya Ahmad itu sudah bercerai, merekabercerai baru satu bulan, jadinya anaknya Ahmad yang menjadikorbannya. Ahmad juga kurang mendapatkan kasih sayang dari keduaorang tuanya, kurang mendapatkan perhatian dan mendapatkanbimbingan dari kedua orang tuanya, setiap Ahmad pulang sekolah diaselalu murung tidak seperti anak lainnya yang bermain dengan teman-temannya. Tapi kami sebagai tetangganya disini juga selalumengingatkan Ahmad agar tidak melakukan perbuatan nakal sepertiyang ada di lingkungannya sekarang ini.122

Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan peneliti terhadap keluarganya

Ahmad dan di lihat juga dari sekitar tempat ia tinggal. Keluarga Ahmad

sedang mengalami broken home yang tidak bisa diterima oleh Ahmad,

pikirannya terganggu karena kurangnya perhatian, kasih sayang orang tua,

kurangnya pendidikan yang diberikan di rumah dari kedua orang tuanya.

120Ahmad Ardi, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 09 Juni 2017.121 Samirah, (Ibu Ahmad), Desa Paok dodol, Wawancara, 20 April 2017.122 Munasih, (Tetangga Ahmad), Desa Paok dodol, Wawancara, 20 April 2017.

Page 93: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

78

Bagaimanapun orang tualah yang berperan penting dalam mendidik dan

mengasuh anak-anaknya di rumah agar tidak terjerumus kedalam

kenakalan yang marak terjadi seperti yang sekarang ini.123

Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan peneliti terhadap faktor

lingkungan keluarga dari setiap siswa sangatlah berperan penting dalam

membimbing anak-anaknya untuk menjadi mempunyai akhlak dalam

bertindak, membimbinga anak agar tidak menjadi nakal atau membantah

kepada siapapun yang akan memberikan arahan kepada anak tersebut,

selanjutnya guru juga sangat berperan penting dalam membimbing para

siswanya untuk tidak melakukan tindak kenakalan yang bisa

membahayakan dirinya dan orang lain, terutama guru BK yang sangat

berperan penting di sekolah dalam membimbing siswa agar tidak lagi

melakukan tindakan kenakalan.124

2. Faktor lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap perkembangan

anak remaja atau siswa, di dalam masyarakat luas mereka banyak melihat

hal-hal baru yang bermunculan dan dianggap tren oleh kaum anak-anak

saat ini, sehingga mereka ikut-ikutan tanpa mereka memperdulikan apakah

itu semua bertentangan dengan norma yang berlaku atau tidak, yang

penting mereka menganggap itu bagus dan mendapat pujian dari teman-

temannya.

123 Observasi, 19 April 2017.124 Observasi, 20 April 2017.

Page 94: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

79

Faktor lingkungan masyarakat merupakan faktor yang tidak bisa

dipisahkan dari setiap siswa. Masyarakat merupakan faktor kedua yang

menyebabkan terjadinya kenakalan. Karena dalam faktor lingkungan

masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan anank di rumah, tanpa

disadari faktor lingkungan masyarakat sangat berpengaruh dalam

perkembangan anak, anak akan meniru apa yang dilihat disekitarnya.

Seperti yang dituturkan oleh ibu Isfiarini Yulianty guru bimbingan

konseling, bahwa:

Faktor lingkungan masyarakat juga dapat mempengaruhi anak-anakuntuk melakukan suatu penyimpangan, sebagaian besar juga siswa-siswa MTs. Negeri 3 Mataram berasal dari wilayah sekitar jalanlingkar seperti Geguntur, Mapak, Keranji, Paokdodol, Jempong danPagutan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa wilayah-wilayah yangada disekitar jalan lingkar sumber daya masyarakatnya sangat rendah,rata-rata juga pendidikan masyarakatnya hanya lulusan SD bahkanjuga banyak masyarakat yang buta huruf, dan yang jadi pegawai bisadihitung. Selain itu, di sekitar wilayah Lingkar Selatan terutamalingkungan jempong dan Geguntur masih banyak melakukanperkawinan dibawah umur dan tingkat kenakalannya juga sangattinggi. Lingkungan yang seperti ini bisa memicu anak itu untukmelakukan kenakalan-kenakalan yang tidak kita inginkan, jika merekamembawa sikap bergaulnya yang di rumah menuju kesekolah akanmengakibatkan anak tersebut akan mempengaruhi temannya.125

Senada dengan itu Lalu Sirajul (kepala sekolah) Madrasah Tsanawiyah

Negeri 3 Mataram mengatakan:

Lingkungan masyarakat yaitu tempat individu atau kelompokberintraksi, baik itu secara umum maupun secara khusus, dan jugaanak di sana mempunyai teman akrab di dalam berkomunikasi yanglebih serius. Lingkungan masyarakat ini juga bisa menjadi sumberkenakalan siswa sebab beberapa hal, antara lain nilai-nilai atau norma-norma yang sedang berkembang dalam masyarakat tidak mendukungpembinaan dan pemantapan perkembangan jiwa anak atau remaja,yang diserap melalui media cetak dan media elektronik, seperti TV,

125Isfiarini Yulianty, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 09 April 2017.

Page 95: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

80

majalah-majalah, bahan-bahan bacaan yang kurang mendidik, internetserta media elektronik lainnya.126

Dari hasil observasi yang ditemukan dilapangan, saat peneliti berada di

lapangan peneliti melihat dua orang siswa yang sedang bertengkar dengan

teman-temannya di kantin. Mereka bertengkar karena ada salah satu

temannya yang mengejek lingkungan tempat dia tinggal, dia mengatakan

kepada temannya “kalu kita tinggal di lingkungan masyarakat yang tidak

baik kita akan ikut-ikutan tidak baik juga dan akan terpengaruh dengan

tindakan yang ada di lingkungan masyarakat”. Dari perkataan temannya

yang seperti itu akhirnya mereka bertengkar di kantin, sesaat para siswa

sedang bertengkar yang tidak bisa dikontrol guru BK datang melerai kedua

siswi tersebut, dan mereka langsung dibawa ke ruang BK untuk di sidang

oleh guru BK. Saat berada di raungan BK, mereka masih saja saling olok-

olok lingkungan masyarakat temannya, tapi dengan tegas gur BK langsung

mencoba memberikan bimbingan kepada siswa-siswa tersebut, dalam

memberikan bimbingan guru BK sangat garang dalam memperingati

mereka, bukan hanya guru BK yang menangani mereka tetapi adapula

guru-guru yang lain ikut menanganinya. Jadi lingkungan masyarakat itu

memang sangat berpengaruh untuk perkembangan anak, mulai dari

pergaulan yang tidak bisa mereka batasi.127

Muhammad Ali Sahroni siswa kelas VII juga mengatakan bahwa

”kalau di lingkungan masyarakat di rumah saya itu kebanyakan dari para

126Lalu Sirajul Hadi, (Kapala Sekolah), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 09 April2017.

127Observasi, 15 April 2017.

Page 96: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

81

remajanya suka kawin dibawah umur, suka melawan orang tua, suka

ngomong kotor, dan melakukan kenakalan-kenakalan yang tidak wajar

untuk dilakukan”.128

Sesuai dengan yang dikatakan Ali siswa kelas VII di atas, salah satu

masyarakat Jerneng mengatakan:

Masyarakat disini memang banyak remajanya yang kawin di bawahumur mulai dari yang baru lulus SD dan SMP, suka melawan orangtuanya apabila tidak dituruti kemauannya, suka ngomong kotorkepada teman dan kepada orang tuanya, suka melawan orang tuanyaseperti membentak orang tuanya jika diberikan masukan danperingatan kepadanya. Anak-anak di lingkungan Jerneng ini sudahterkenal dengan tingkat kenakalan anak-anaknya yang tidak bisaditangani oleh orang tuanya sendiri, tetapi kita sebagai keluarga harusmembimbing dan menjaga anak-anak kita untuk tidak mengikutiteman-temannya seperti yang ada di lingkungan sekarang ini.129

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, saat berada di lingkungan

Jerneng terlihat bahwa para remaja atau anak-anak yang berada di

lingkungan itu memang terlihat kurangnya pengawasan orang tua. Di

lingkungan itu juga terlihat kurangnya peran masyarakat dalam menyikapi

kenakalan yang dilakukan oleh anak-anaknya itu bisa mempengaruhi

teman-teman yang lainnya.130

3. Faktor Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah tempat para siswa untuk melakukan

berbagai interaksi dengan teman-teman di sekolah. Menurut bapak

wakmad MTs. Negeri 3 Mataram bahwa faktor yang mempengaruhi

128Muhammad, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 10 April 2017.129 Fatimah, (Masyarakat Jerneng), Desa Jerneng, Wawancara, 15 April 2017.130 Observasi, 25 April 2017.

Page 97: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

82

kenakalan siswa ialah sebagain dari faktor lingkungan sekolah. Beliau

mengatakan bahwa:

Wakamad mengatakan lingkungan sekolah juga merupakan bagiandari lingkungan siswa yang aktif. Lingkungan sekolah pada prinsipnyaadalah lingkungan pendidikan, baik pendidikan yang umum maupunyang agama, lingkungan seklah juga bisa menjdai penyebab terjadinyakenakalan siswa itu sendiri, karena di lingkungan sekolah itulah parasiswa mengenal teman-temannya yang baru. Dan juga adapun faktoryang menyebabkan siswa itu melanggar aturan sekolah karenapergaulannya di sekolah dan juga keterbatan pengawan danpengendalian guru terhadap siswnya, khususnya terhadap siswa yangmermasalah.131

Hal senada disampaikan bapak oleh Herman Jayadi siswa kelas VIId

bahwa:

Di lingkungan sekolah MTs. Negeeri 3 Mataram disini kak banyakteman-teman yang mempunyai tingkah laku yang berbeda, sikap yangberbeda dan cara mereka bergaul juga berbeda-beda. Jadi kalau kitabergaul di lingkungan sekolah menurut saya kita harus pandai-pandaidalam memilih teman dalam bergaul kak, kalau kita salah memilihteman maka pergaulan kita juga akan tidak baik juga, tapi kaklingkungan sekolah juga ada manfaat untuk saya sendiri karena disekolah saya bisa mempunyai teman yang banyak dan juga baik-baikkepada saya.132

Lingkungan di MTs. Negeri 3 Mataram terlihat sangat baik, mulai dari

lingkungan yang berada di luar sekolah maupun saat berada di dalam

sekolah, tetapi di dalam lingkungan sekolah ini masih ada yang belum

mendukung khususnya dari peran para guru-guru MTs. Negeri 3 Mataram

yang belum bisa meminimalisis siswa-siswa yang melakukan kenakalan

secara diam-diam yang dilakukan oleh siswa, salah satu penjaga sekolah

mengatakan:

131Lalu M. Junaidi, (Wakasek), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 15 April 2017.132Herman Jayadi, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 15 April

2017.

Page 98: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

83

Lingkungan MTs. 3 Negeri Mataram bisa dikatakan guru-gurunyamasih kurang bisa dalam mengawasi dan mengatasi kenakalan yangdilakukan oleh siswa-siswanya. Lingkungan sekolah MTs. 3 NegeriMataram juga bisa menjadi penyebab kenakalan siswa, karena dapakdari pergaulan para siswa yang dilakukan secara diam-diam sepertimembolos disaat jam pelajaran sedang berlangsung, melawan danmembantah guru saat pemberian nasehat.133

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, setelah mendapatkan informasi

dari penjaga sekolah terlihat juga di lingkungan sekolah MTs. Negeri 3

Mataram guru-guru yang acuh kepada siswa-siswanya yang masih

melakukan tindak kenakalan dilakukan secara diam-diam. Lingkungan

sekolah juga belum bisa mendukung perubahan dari tindakan siswa untuk

tidak melakukan kenakalan di sekolah.134

Terkait dengan yang dikatakan oleh Herman, salah satu siswa juga

mengatakan bahwa:

Di sekolah saya mempunyai teman-teman yang cukup banyak kak, tapisikap mereka berbeda-beda kak ada sikap mereka yang pendiam, sukamarah, suka berkelahi, suka ngomongin orang kak, jadinya saya ikut-ikutan seperti mereka kak. Karena sikap saya yang seperti ini sayaselalu dipanggil oleh guru BK keruangannya karena sikap saya yangtidak bisa saya kontrol kak, padahal dulu saya tidak pernah senakalseperti sekarang ini kak.135

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan, peneliti

menemukan dua orang siswa yang melakukan kenakalan di sekolah.

Kenakalan-kenakalan itu dipicu karena faktor pergaulan yang bentuknya

seperti berkelahi, suka ngomongin orang, serta suka marah kepada

temannya. Sikap inilah yang dibawa mereka yang ada di lingkungan

masyarakat yang dibawa kesekolah. Di lingkungan sekolah juga mereka

133 Muriah, (Penjaga Sekolah), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 18 April 2017.134 Observasi, 18 April 2017.135 Ahman (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 15 April 017.

Page 99: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

84

membuat kenakalan dengan teman-teman seperti berkelahi, mengganggu

teman, dan ngomong kotor sikap ini yang selalu memberi dampak buruk

yang bisa mempengaruhi teman-temannya dampak ini juga memberikan

efek kepada teman sepergaulan mereka yang lainnya, pergaulan mereka di

sekolah juga selalu diawasi oleh guru BK sendiri dan melakukan

kerjasama dengan para guru lainnya.136

D. Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa

kelas VII Tahun Pelajaran 2016/2017

Sesuai dengan peran dan fungsinya, keberadaan guru bimbingan konseling

sangat diharapkan untuk mampu melakukan pembinaan dan mengatasi

kenakalan yang dilakukan oleh para siswa di sekolah khususnya, dan berperan

aktif dalam mengatasi kenakalan yang terjadi dikalangan siswa. Hal ini untuk

mencegah kerusakan moral yang lebih parah yang bermasalah dapat

berkembang kearah yang positif dan lebih menguntungkan dirinya.

Ibu Isfiarini Yulianty, S. Psi, mengatakan bahwa pemecahan terhadap

masalah kenakalan siswa dilakukan melalui beberapa tahapan:

1. Memanggil siswa yang melakukan pelanggaran/masalah, guru BK biasamemanggil siswa yang bermasalah itu setiap harinya ada 3 orang siswa,tetapi dengan masalah yang dilakukan berbeda-beda.

2. Memberikan saran atau masukan sesuai dengan pelanggaran yangdilakukan, saran yang diberikan kepada siswa itu biasanya berupa motivasikepada siswa agar tidak mengulangi kesalahannya lagi dan menjelaskandampak dari perbuatannya, biasanya guru BK menangani 2 orang siswadalam memberikan saran dan masukan sesuai dengan kenakalan yangdilakukan.

3. Memberikan sangsi atau hukuman yang mendidik, sangsi yang diberikanoleh guru BK itu bisa berupa teguran yang bersifat halus denganmemberikan masukan, dan memberikan hukuman yang mendidik yaitu

136 Observasi, 09 April 2017.

Page 100: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

85

dengan memberikan tugas tambahan kepada siswa, seperti menulis surah-surah pendek dengan dowbel folio.

4. Memberikan surat peringatan, surat peringatan diberikan kepada siswasebanyak 3 kali kepada setiap siswa.

5. Panggilan terhadap wali murid, pemanggilan dilakukan sebanyak 3 kalioleh guru BK.

6. Memberikan skors sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa,memberikan skorsing kepada siswa bentuknya seperti tidak di perbolehkanmasuk selama 5 hari kesekolah.

7. Melakukan konferensi kasus, yaitu mengadakan musyawarah dengankepala sekolah, wali kelas, dan guru BK

8. Tindak lanjut kasus yang dilakukan oleh siswa dengan keputusan yangtelah ditentukan oleh pihak sekolah.137

Adapaun upaya guru bimbingan konseling dalam mengatasi kenakalan

siswa kelas VII MTs. Negeri 3 Mataram Kecamatan Sekarbela Kota Mataram

Tahun Pelajaran 2016/2017, dilakukan dengan berbagai cara atau teknik. Hal

tersebut dikemukakan oleh Dewi selaku guru bimbingan konseling MTs.

Negeri 3 Mataram. Dalam wawancara dengan peneliti beliau mengatakan:

Pertama kita mencoba untuk mencari akar masalahnya dimana, setalahkita mengetahui akar permasalahannya sudah jelas atau diketahui makabaru kita bisa menanganin masalah secara terarah, maksudnya denganterah itu melalui tahapan-tahapan yang telah ada. Melalui tahapan-tahapan ini kita bisa menangani masalah yang dihadapi siswa, siswa yangbermasalah diberikan bimbingan dan arahan yang baik.138

Upaya yang dilakaukan guru bimbingan konseling dalam mengatasi

kenakalan siswa adalah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, sehingga

lebih epektif dalam menjalankan program layanan bimbingan konseling MTs.

Negeri 3 Mataram Kecamatan Sekarbela Kota Mataram.

Namun tidak setiap masalah akan ditangani oleh guru BK akan tetapi

melalui guru mata pelajaran dan wali kelas, misalnya: tidak mengerjakan

tugas, pelanggaran tersebut ditangani oleh guru mata pelajaran yang

137Isfiarini Yulianty, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 13 April 2017.138Dewi (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 09 April 2017.

Page 101: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

86

bersangkutan. Jika memang siswa tersebut tetap mengulanginya selama tiga

kali berturut maka kasus tersebut akan dibawah ke bimbingan konseling. Akan

tetapi ada juga kasus yang secara langsung ditangani oleh guru bk seperti

kasuss perkelahian, membolos, mencui dam membuat keoranaran disekolah

maupun diluar sekolah.139

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Isfiarini

Yulianty, S. Psi (guru bimbingan konseling) MTs. Negeri 3 Mataram

Kecamatan Sekarbela Kota Mataram, terkait dengan upaya guru bimbingan

konsleing dalam mengatasi kenakalan siswa kelas VII MTs. Negeri 3

Mataram mengatakan:

BK sendiri sudah mempunyai langkah-langkah tersendiri bagaimanamengatasi kenakalan sisswa khususnya siswa kelas VII, langkah-langkahtersebut disamping menggunakan pendekatan yang umum dilakukan olehguru konselor juga menggunakan berbagai teknik lain seperti:mengadakan kerja sama dengan wali murid, mengadakan kerja samadengan para guru, mengadakan kerjasama dengan wali kelas sertamemberikan bimbingan seminggu sekali untuk semua siswa, baik yangtidak memiliki masalah atau yang memiliki masalah dikumpulkanmenjadi satu di dalam ruangan.140

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Faizah siswa kelas VII

mengatakan:

Biasanya kak upaya penanganan yang dilakukan atau yang diberikanoleh guru BK kepasa teman-teman yang bermasalah itu biasanyalangsung diproses oleh guru BK di dalam ruangan kak, tapi bukan hanyaguru BK saja yang memberikan bimbingan kepada teman-teman yangbermasalah tapi para guru lain juga ikut terlibat kak. Tetapi guru BK jugamempunyai langkah-langkah khusus dalam memberikan bimbingankepada teman-teman yang membuat kenakalan di sekolah.141

139 Isfiarani Yulianty, (guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 09 April 2017.140 Isfiarini Yulianty, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 09 April 2017.141 Faizah, (Siswa kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 09 April 2017.

Page 102: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

87

Dari pemaparan yang disampaikan oleh guru bimbingan konseling

diketahui bahwa upaya-upaya tersebut merupakan cara madrasah khususnya

guru bimbingan konseling dalam mengatasi kenakalan yang dilakukan oleh

siswa-siswa MTs. Negeri 3 Mataram Kecamatan Sekarbela Kota Mataram

dan untuk mengarahkan potensi peserta didik agar terus berkembang ke arah

yang positif seerta mencegah kerusakan moral yang akan mengancam dan

merusak masa depan remaja usia sekolah yang dalam pembahasan ini khusus

untuk MTs. Negeri 3 Mataram Kecamatan Sekarbela Kota Mataram,

keterlibatan semua pihak mutlak diperlukan dalam menjaga generasi bangsa

yang akan datang secara umum.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut pihak sekolah guru BK

mengupayakan untuk mengatasi dan mencegah kenakalan yang dilakukan

oleh siswa MTs. Negeri 3 Mataram dengan berbagai cara, mengupayakan

untuk terus dapat berdialog dan melakukan pendekatan persoalan kepada

setiap siswa serta menjaring informasi yang berkaitan denga berbagai

masalah siswanya di dalam masyarakat.142

Selanjutnya mengenai langkah-langkah guru bimbingan konseling MTs.

Negeri 3 Mataram Kecamatan Sekarbela Kota Mataram dalam mengatasi

kenakalan siswa kelas VII MTs. Negeri 3 Mataram adalah:

1. Identifikasi Kasus

Pada langkah ini guru BK mengenal gejala-gejala awal dari suatu

masalah yang dihadapi siswa. Guru bimbingan konseling bekerja sama

142Observasi, 09 April 2017.

Page 103: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

88

dengan guru mata pelajaran dalam mengidentifikasi kasus siswa yang

diperbuat, selanjutnya guru BK mengidentifikasi siswa serta memberikan

bimbingan yang sesuai dengan kasus yang diperbuat oleh siswa.

Menurut salah satu guru bimbingan konseling di MTs. Negeri 3

Mataram bahwa:

Setiap siswa yang mempunyai masalah di sekolah, pertama kali yangharus dilakukan oleh guru adalah mengidentifikasi kasus ataumasalah yang dihadapi oleh siswa. Jika masalah yang terjadi saatproses belajar megajar di kelas terdapat masalah maka yangmenanganinya ialah guru mata pelajaran, tetapi setelah guru matapelajaran tidak bisa mengatasi siswa tersebut maka guru bimbingankonseling yang harus menangani kasus yang dilakukan oleh siswatersebut, atau bisa dikatakan alih tangan.143

Menurut Wizna Delia siswa kelas VII, saat peneliti menanyakan apakah

setiap guru bimbingan konseling menemukan masalah di sekolah langsung

mengidentifikasi kasus yang dilakukan siswa, dia mengatakan “guru

bimbingan konseling dan guru mata pelajaran di sekolah saling

bekerjasama saat ada masalah kak, guru BK juga mengidentifikasi

masalah yang telah kita lakukan sebelum memberikan layanan bimbingan

kepada setiap siswa.”144

Saat peneliti berada dilapangan, peneliti menemukan ada beberapa

siswa yang melakukan kenakalan di sekolah. Mereka melakukan

kenakalan di sekolah karena melanggar tata tertib sekolah yaitu

membolos sekolah disaat jam pelajaran sedang berlangsung, hal ini

dipicu karena mereka malas untuk mengikuti pelajaran jam terakhir, saat

itu juga guru BK langsung mengidentifikasi kasus yang dilakukan oleh

143Isfiarani Yulianti, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 10 April 2017.144Wizna Dellia, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 10 April 2017.

Page 104: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

89

para siswa. Guru BK menanyakan alasan mereka kenapa mereka

melakukan perbuatan membolos disaat jam pelajaran sedang

berlangsung, tapi dari keterangan salah satu siswa yang bermasalah itu

mengatakan karena mengantuk dan malas mengikuti pelajaran, tapi

selanjutnya guru BK memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa-

siswa tersebut agar tidka melakukan hal seperti itu lagi, guru BK juga

memberikan nasehat kepada siswa dengan mengatakan kalin jangan

melakukan hal seperti ini lagi kareja biasa merugikan diri kalian dan bisa

merugikan orang tua kalian yang telah membiayai kalian untuk sekolah

disini, kalian harus bisa membagakan kedua orang tua kalian. Itulah

saran yang diberikan kepada siswa tersebut.145

2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan terhadap setiap siswa yang memiliki

masalah pribadi yang dapat menghambat proses pembelajaran serta

berbagai masalah lain yang dihadapi oleh siswa secara umum.

Identifikasi masalah sebagai dasar untuk memberikan layanan:

a. Bimbingan konseling kelompok terhadap siswa-siswa yang

bersangkutan.

b. Bimbingan pribadi, diberikan kepada siswa secara individual dengan

cara bertatap muka langsung dengan guru BK bimbingan tersebut

dilakukan di ruangan guru BK itu sendiri.

145Observasi, 10 April 2017.

Page 105: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

90

c. Bimbingan belajar, memberikan bimbingan kepada siswa yang

mendapatkan nilai KKM di bawah standar. Bimbingna ini dilakuka

oleh guru BK dan juga dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan

terkait dengan mata pelajaran apa yang belum bisa mencapai

ketuntasan siswa.146

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, setelah guru BK identifikasi

kasus barulah guru BK identifikasi masalah yang dilakukan oleh siswa.

Guru BK terlebih dahulu menanyakan masalah apa yang dilakukan oleh

siswa, dan barulah guru BK bisa menentukan bimbingan apa yang akan

diberikan oleh siswa itu apakah bimbingan yang bersifat kelompok,

pribadi, ataupun bimbingan belajar, bimbingan ini sesuai dengan

kebutuhan yang diberikan oleh siswa.147

Guru bimbingan konseling di MTs. Negeri 3 Mataram mempunyai

berbagai macam bimbingan yang diberikan kepada siswa yang

bermasalah. Tetapi guru bimbingan konseling harus melakukan

identifikasi masalah terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah.

Menurut salah satu guru bimbingan konseling yang ada di MTs. Negeri 3

Mataram, bahwa:

Bimbingan yang sering diberikan oleh BK ialah bimbingan pribadi,karena bimbingan pribadi ini sering diberikan kepada setiap siswayang melakukan kenakalan atau melanggar tata tertib yang ada diMadrasah. Tapi bukan hanya memberikan bimbingan pribadi kepadasiswa saja yang dilakukan oleh sekolah, kami juga memberikan

146 Isfiarani Yulianti, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 20 April 2017.147 Observasi, 20 April 2017.

Page 106: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

91

bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan kelompok kepatapara siswa kami disini.148

Senada dengan yang dikatakan oleh guru BK, Mira Apriani siswa Kelas

VII mengatakan:

Ya kak emang benar guru BK banyak memberikan kita berbagaibentuk bimbingan, seperti bimbingan pribadi, bimbingan kelompok,bimbingan belajar, tapi kak yang banyak diberikan oleh guru BKdalam memberikan bimbingan itu bimbingan pribadi kak. Karenakebanyak teman-teman yang bermasalah itu kebanyakan berbentukindividu/pribadi.149

Salah satu siswa yang mendapatkan bimbingan di ruangan BK, ia juga

mengatakan:

Tadi kak saya melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, pelanggarantata tertib yang saya lakukan yaitu tidak memasukan baju danterlambat datang sekolah kak, keterlambatan saya datang ke sekolahkarena tidak ada yang mengantar saya kesekolah kak dan akhirnyasaya buru-buru minta tolong kepada paman saya untuk mengantarkankesekolah sampai lupa masukin baju juga kak. Tadi juga di ruanganBK, ibu Isfiarini melakukan identifikasi masalah yang saya lakukankak tadi, tadi juga kakak lihat kan bagaimana guru BK memberikanbimbingan di dalam ruangan.150

Saat peneliti melihat dilapangan, peneliti menemukan ada 3 orang siswa

yang sedang diberikan bimbingan oleh guru bimbingan konseling, para

siswa ini melakukan pelanggaran tata tertib sekolah. Terlihat bahwa disaat

guru BK memberikan bimbingan atau arahan kepada siswa, guru BK

melakukan langkah-langkah dalam memberikan bimbingan. Guru BK

terlebih dahulu melakukan identifikasi kasus dan selanjutnya juga

melakukan identifikasi masalah yang dilakukan siswa, setelah guru BK

148 Dewi Asriati, (Guru BK Kelas VIII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 20 April2017.

149 Mira Apriani, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 20 April 2017.150 Imam, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 20 April 2017.

Page 107: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

92

mengetahui masalahnya maka guru BK baru bisa menentukan bimbingan

apa yang akan diberikan kepada siswa yang melakukan tindak kenakalan,

selanjutnya guru BK menentukan tindakan apa yang bisa dilakukan oleh

dalam mengatasi siswa. Guru BK selanjutnya memberikan nasehat dan

pemahaman kepada siswa agar tidak melakukan tindak kenakalan yang

dilakukan oleh siswa tersebut serta memberikan bimbingan rutin kepada

siswa tersebut minimal seminggu sekali.151

3. Pemberian nasehat atau pemahaman

Pemberian nasehat dalam artian memberikan pemahaman tentang

dampak dari pergaulan bebas atau kenakalan yang dapat mengancam dan

merusak masa depan para siswa serta bagaimana cara memilih teman

bergaul, cara mengahargai dan menjaga hak orang lain, serta bagaimana

sikap yang penuh dengan nilai-nilai akhlak, serta menjaga norma yang

berlaku baik di lingkungan sekolah maupun dalam masyarakat umum,

pemberian nasehat diadakan sekali seminggu secara umum mulai dari

kelas satu sampai kelas tiga, yang tepatnya program layanan rutin ini

dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang telah ditetapkan.

Terkait dengan pemberian nasehat atau pemahaman kepada setiap

siswa yang melakukan kenakalan di sekolah, salah satu guru bimbingan

konseling mengatakan:

Pemberian nasehat diberikan kepada semua siswa yang ada disekolah MTs. Negeri 3 Mataram mulai dari kelas VII sampai kelasIX. Pemberian nasehat biasanya dilakukan berkala atau secarabergiliran setiap kelas, guru BK biasanya juga memberikan nasehat

151Observasi, 20 April 2017.

Page 108: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

93

dengan berbagai teman-teman yang akan disampaikan. Tetapi jikaada siswa yang melakukan kenakalan secara individu biasanya guruBK memberikan nasehat atau bimbingan secara individual kepadasiswa.152

Menurut Ulfi Kamelia siswa kelas VII saat ditanyakan mengenai

pemberian nasehat yang dilakukan oleh guru BK di atas, siswa

mengatakan:

Guru BK selalu memberikan nasehat dan pemahaman kepada kita,nasehat yang diberikan biasanya berupa tidak boleh melawan kepadaguru-guru di Madrasah, tidak boleh menjahili temannya biar tidakmarah setelah itu guru BK juga memberikan kita pemahaman daridampak kenakalan yang kita lakukan.153

Dari hasi observasi yang ditemukan peneliti dilapangan, pada saat

peneliti dilapangan peneliti menemukan kasus yang dilakukan oleh salah

satu seorang siswa yang sedang di berikan bimbingan diruangan BK, dari

bimbingan yang diberikan oleh guru BK, guru BK memulai memberikan

arahan dan masukan kepada siswa tersebut dengan cara memberikan

nasehat dan pemahaman tentang kenakalan yang dilakukan oleh siswa

tersebut. Guru BK sangat berperan penting dalam membimbing setiap

siswa yang melakukan kenakalan di sekolah, tetapi bukan hanya guru BK

yang berperan penting dalam menangani siswa di sekolah guru-guru lain

juga berperan dalam mengatasi kenakalan atau pelanggaran sekolah yang

di lakukan oleh setiap siswa, guru-guru lain juga ikut menangasi siswa

152 Asfiarani Yulianti, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 08 April 2017.153Ulfia Kamelia, (Siswa Kelas), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 09 April 2017.

Page 109: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

94

yang bermasalah dan memberikan peringatan kepada siswa-siswa tersebut

agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.154

4. Pemberian bimbingan rutin

Untuk mencegah terjadinya kenakalan yang semakin parah

dikalangan remaja usia sekolah, guru BK MTs. Negeri 3 Mataram

memberikan program bimbingan rutin terhadap siswa-siswanya. Program

bimbingan rutin ini berlangsung setiap satu bulan sekali, pelaksanaannya

pada waktu-waktu tertentu.

Menurut salah satu guru bimbingan konseling di MTs. Negeri 3

Mataram mengenai pemberian bimbingan rutin beliau mengatan:

Terkait dengan pemberian bimbingan rutin yang diberikan oleh guruBK di sekolah, para siswa-siswa sangat antusias dengan bimbingan-bimbingan yang diberikan oleh para guru BK, tetapi bukan hanyaguru BK saja yang memberikan bimbingan rutin tetapi semua guruyang ada di MTs. Negeri 3 Mataram ini juga ikut berperan pentinguntuk terselenggaranya bimbingan rutin yang setiap satu bulansekali.155

Terkait dengan informasi yang didapatkan dari guru BK di atas,

peneliti mencoba menggali informasi kepada bapak wakamad, beliau juga

mengatakan:

Bimbingan rutian yang ada di MTs. Negeri 3 Mataram ini sudah lamaterlaksana atau sudah lama dilakukan oleh para guru, terutama olehguru bimbingan konseling. Bukan hanya guru BK saja yang antusiasakan terlaksananya bimbingan rutin ini, tetapi juga para siswa sangatantusias dengan bimbingan rutin ini, bimbingan rutin biasanyadilakukan bergiliran dengan kelas lainnya tentunya dengan tema-temayang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan guru BK.156

154Observasi, 20 April 2017.155Isfiarani Yulianty, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 04 April 2017.156Ahmad Muzayyin, (Wakamad), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 04 April 2017.

Page 110: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

95

Peneliti juga mencari informasi dari para siswa yang ada di sekolah

untuk mendapatkan informasi tersebut, menurut salah satu siswa kelas VII

mengatakan

Kami memang sering diberikan bimbingan rutin oleh guru BK kak,bimbingan rutinnya dilakukan secara bergiliran dengan kelas yang laindan temanya juga berbeda-beda setiap kali pertemuan, biasanya setiapkali mendapatkan bimbingan rutin dari guru BK kami langsung bisamengerti betapa tidak baiknya melakukan sebuah kenakalan karenabisa merugikan orang lain.157

Dari hasil observasi yang ditemukan peneliti di lapangan, peneliti

melihat bahwa guru BK konseling dalam memberikan nasehat atau

bimbingan rutin kepada para siswa. Bimbingan rutin ini yang diberikan

dalam seminggu sekali yang diikuti oleh semua siswadan disambut dengan

sangat antuias oleh para siswa dan juga guru-guru mata pelajaran yang

lain. Bimbingan rutin dilakukan agar para siswa bisa mendapatkan

gambaran tentang betapa parahnya melakuan sebuah kenakalan karena

bisa merugikan dirinya sendiri maupun merugikan orang lain.158

5. Memanggil orang tuanya

Siswa yang sudah berulang-ulang kali melakukan kesalahan atau

pelanggaran, berupa membolos, berkelahi, tidak mengerjakan tugas,

sering membuat keonaran dan sebagainya setiap siswa yang melakukan

kesalahan atau pelanggaran di sekolah maka ada sangsi yang akan

diterima oleh siswa, mulai dari sanksi memanggil orang tua dan

mendapat teguran dari guru bimbingan konsleing. Adapun peratuan atau

157 Mukhlis, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 12 April 2017.158Observasi, 15 April 2017.

Page 111: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

96

sanksi yang ditetapkan oleh bimbingan konseling yaitu menggunakan

point sanksi sesuai pelanggaran atau kenakalan yang dilakukan oleh

siswa.

Menurut keterangan yang peneliti dapatkan dari guru BK tentang

pemanggilan orang tua, beliau mengatakan:

Saat siswa ada yang bermasalah di sekolah, para guru langsungmenanyakan apa masalah yang mereka hadapi dan menanyakan apapenyebabnya. Tetapi jika masalah yang mereka lakukan terkaitdengan masalah yang dilakukan di sekolah, maka guru BKmemproses para siswa sesuai dengan kenakalan yang dilakukan,selanjutnya apabila masalah tersebut diulangi lagi oleh siswa merekaakan mendapatkan point tambahan, point tambahan yang kamiterapkan ini ialah point kenakalan yang diberikan sesuai tingkatankenakalan yang dilakukan. Point-point tersebut akan dijumlahkandari semua kenakalan yang dilakukan, lalu jika pont tersebutmenunjukkan dari jumlah yang telah ditentukan maka kami akanmelakukan tindak lanjut dengan memanggil orang tuanya.159

Senada dengan yang dikatakan guru BK, Ahmad Fariki siswa kelas

VII, mengatakan:

Biasanya kak pemanggilan orang tua itu dilakukan oleh gurubimbingan konseling karena siswa yang sering melakukan kenakalanyang terus-terus diulang oleh teman-teman, saya sendiri juga pernahdipanggil orang tua karena sering tidak masuk tanpa izin atauketerangan, tetapi ada juga teman-teman yang dipanggil orangtuanya karena sering berkelahi dengan temannya. Biasnya jugasesuai dengan tingkat point kenakalan yang kita lakukan kak, karenasetiap kenakalan yang kita lakukan itu ada point yang diberikan olehguru BK kepada teman-teman yang lain.160

Terkait dengan pemaparan di atas, peneliti melihat di lapangan bahwa,

di dalam ruangan BK terdapat siswa dengan orang tuanya berada di

ruangan BK, orang tuanya dipanggil kesekolah karena anaknya sudah 4

159 Asfirani Yulianty, (Guru BK), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 15 April 2017.160 Akhmad Firiki, (Siswa Kelas VII), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 12 April

2017.

Page 112: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

97

hari tidak masuk sekolah tanpa keterangan, melakukan kenakalan 2 kali

berturut-turut di sekolah, 2 kali tidak mengerjakan tugas, guru BK

mengatakan “bu’ anaknya ibu sering melanggar tata tertib di sekolah, kami

memanggil ibu kesekolah mau meminta keterangan dari ibu tentang

kenapa anak ibu sering melakukan pelanggaran di sekolah, orang tuanya

mengatakan bahwa saya kurang mengontrol anak saya di rumah bu’

jadinya saya tidak tau bagaimana perkembangan anak saya di sekolah”

orang tua dipanggil dan diberikan point tambahan sesuai dengan tingkat

kenakalan yang dilakukan.161

6. Kerjasama para guru

Kerjasama dengan para guru sudah lama diterapkan. Hal ini

dilakukan untuk memudahkan dalam mencari informasi tentang siswa

yang melakukan tindakan kenakalan baik di saat proses belasjar mengajar

di kelas dan untuk mencegah/mengatasi terjadinya kenakalan yang dapat

merusak masa depan para siswa.

Menurut salah satu guru bimbingan konseling di MTs. Negeri 3

Mataram mengatakan:

Tidak semua masalah yang dilakukan oleh siswa di Madrasah inidituangkan kepada guru BK, tetapi guru-guru yang ada di Madrasahjuga melakukan kerjasama dengan guru BK. Bukan hanya guru-gurusaja yang bekerjasama dalam mengatasi penanganan kenakalan yangdilakukan siswa, tetapi setiap seminggu sekali laporan kenakalanyang ada setiap seminggu sekali akan diberikan kepada pak kepalasekolah untuk mengetahui siswa-siswa yang melakukan kenakalanselama satu minggu.162

161Observasi, 12 April 2017.162 Asfiarani Yulianty, (Guru BK) MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 15 April 2017.

Page 113: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

98

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Lalu Sirajul Hadi kepala sekolah,

mengatakan:

Memang benar di Madrasah ini semua guru yang ada disini melakukankerjasama antara guru yang satu dengan guru yang lainnya, tetapimasalah penanganan kenakalan atau pelanggaran tata tertib di Madrasahyang mempunyai tanggung jawab ialah guru BK, tetapi bukan sertamerta hanya guru BK yang mempunyai hak untuk memberikan sangsikepada siswa yang bermasalah, semua guru ikut terlibat dan laporansetiap minggunya selalu dilaporkan kepada kepala Madrasah.163

Di lapangan peneliti menemukan bahwa bukan hanya guru BK saja

yang berperan sangat penting dalam menangani siswa yang bermasalah di

sekolah, tetapi guru-guru yang lain juga ikut berperan penting untuk bahu

membahu dalam merubah sikap dan akhlak siswa saat berada siswa.

Peneliti melihat saat pemberian bimbingan rutin terlihat bahwa guru BK

dan guru lain bekerja sama dalam mengatasi siswa yang bermasalah, saat

memberikan bimbingan rutin yang dilakukan seminggu sekali disaat ada

waktu senggang dan saat ada kesempatan untuk memberikan bimbingan

rutin dengan tema-tema yang beruamah setiap minggunya. Kepala sekolah

juga ikut terlibat dalam memberikan materi bimbingan rutin kepada para

siswa, tentunya para siswa juga sangat antusias dalam menanggapinya.

Bentuk bimbingan yang diberikan kepada setiap pertemuan itu berupa

bimbingan kelompok, bimbingan individu, serta bimbingan belajar yang

diberikan kepada siswa yang kesulitan dalam belajar.164

Berdasarkan pemaparan data diatas dapat diketahui berbagai upaya

telah dilakukan oleh guru bimbingan konseling MTs. Negeri 3 Mataram

163Lalu Sirajul Hadi, (Kepala Sekolah), MTs. Negeri 3 Mataram, Wawancara, 13 April2017.

164Observasi, 14 April 2017.

Page 114: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

99

Kecamatan Sekarbela Kota Mataram dalam mengatasi kenakalan yang

dilakukan oleh siswa-siswa di sekolah. Tetapi masih saja siswa yang

melakukan kenakalan/pelanggaran tata tertib sekolah, walaupun mereka

sudah mendapatkan bimbingan dari guru BK.Dengan demikian peneliti

simpulkan bahwa, berbagai upaya telah dilakukan oleh guru bimbingan

konseling di MTs. Negeri 3 Mataram Kecamatan Sekarbela Kota Mataram

dalam mengenai kenakalan yang terjadi dikalangan siswa khususnya siswa

kelas VII. Hal ini berdasarkan data-data yang peneliti temukan dilapangan

selama penelitian ini berlangsung. Upaya yang dilakukan oleh guru BK

MTs. Negeri 3 Mataram Kecamatan sekarbela dalam mengatasi kenakalan

siswa kelas VII MTs. Negeri 3 Mataram Kecamatan Sekarbela Kota

Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.

Page 115: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

100

BAB III

PEMBAHASAN

A. Bentuk-Bentuk Kenakalan Siswa

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

kelangsungan hidup manusia. Karena dengan pendidikan manusia dapat

mencapai taraf hidup yang lebih baik dalam segala tindakan, ucapan, dan

tingkah lakunya. Namun kenyataannya sekang ini dunia pendidikan banyak

diliputi permasalahan, diantara sebagain masalahnya adalah kenakalan remaja

usia sekolah yang semakin meningkat dan beragam bentuknya, hal ini

disebebkan oleh adanya iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat,

seperti: maraknya tayangan pornografi, kekerasan di televisi, minuman-

minuman keras, perjudian, obat-obat terlarang atau narkoba dan sebagainya,

kondisi seperti ini sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup remaja

terutama remaja usia sekolah, yang ujung-ujungnya biasa timbul pelanggaran

terhadap norma-norma yang berlaku atau biasa disebut kenakalan remaja.

Sebagaimana data yang peneliti dapatkan, berdasarkan hasil wawancara,

dan observasi bahwa di MTs. Negeri 3 Mataram ada beberapa bentuk-bentuk

kenakalanremaja diantarnya terlambat datang sekolah, suka mengganggu

teman, tidak berpakaian seragam sekolah, membolos sekolah, dan tidak

bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Bentuk-bentuk kenakalan yang di lakukan di MTs. Negeri 3 Mataram ada

6 bentuk kenakalan yaitu, membolos, terlambat datang sekolah, suka

100

Page 116: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

101

mengganggu teman, tidak berpakaian seragam sekolah, membolos, dan tidak

mengerjakan tugas.

Berdasarkan hasil dari paparan di atas, terkait dengan bentuk-bentuk

kenakalan siswa yang dilakukan di MTs. Negeri 3 Mataram, adapun teori

yang sesuai dengan bentuk-bentuk kenakalan siswa sebagai berikut:

Menurut bentuknya, Sunarwiyati membagi kenakalan remaja kedalam

tiga tingkatan, yaitu:

(1) Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolossekolah, pergi dari rumah tanpa pamit, (2) kenakalan yang menjurus padapelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai sepeda motor tanpaSIM, mengambil barang orang tua tanpa ijin, (3) kenakalan khususseperti pelanyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah,pemermosaan dan lain-lain.165

Kalau dilihat dari teori yang dikemukakan oleh Sunawiyati tentang

bentuk-bentuk kenakalan dibagi menjadi yaitu kenakalan biasa, kenakalan

yang menjurus pada pelanggaran dan kenakalan khusus, dari ketiga bentuk

kenakalan tersebut dapat dilihat bahwa bentuk-bentuk kenakalan yang

dilakukan di MTs. Negeri 3 Mataram ialah masuk kedalam kenakalan biasa

dan kenakalan yang menjurus pada pelanggaran, jadi kenakalan yang

dilakukan di MTs. Negeri 3 Mataram masih bersifat biasa dan masih bisa

diatasi oleh guru BK sendiri sera pihak-pihak lainnya.

Adapun menurut Zakiah Darajat yang membagi bentuk-bentuk kenakalan

siswa, yaitu:

1) Tidak mau patuh kepada orang tua dan guru, hal ini biasa dilakuanoleh siswa biasanya siswa tidak segan-segan menentang perkataan gurubila tidak sesuai dengan jalan pikirannya, 2) sering berkelahi, inimerukan gejala kenakalan siswa yang perkembangannya sangat

165http://bentuk-bentuk+kenakalansiswa-disekolah, diambil tanggal, 20 April 2017.

Page 117: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

102

emosional, 3) cara berpakaian, hal ini siswa suka meniru orang laindalam berpakain. 4) membolos pada jam sekolah, kenakalan yang seringdilakukan karena ada ajakan dari temannya, 5) kenakalan yangmengganggu ketentraman dan keamanan orang lain.166

Dari pendapat yang dikemukakan oleh Sunarwiyati, berbeda lagi dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Zakiah Daradjat yang mengatakan bahwa

bentuk-bentuk kenakalan itu ada 3 yaitu tidak mau patuh kepada orang tua

dan guru, sering berkelahi, cara berpakaian, membolos saat jam sekolah, jadi

dari pendapat Sunarwiyati dan Zakiah Daradjat ini sangat berbeda, berbeda

lagi dengan yang ditemukan oleh peneliti di lapangan bahwa ada persamaan

yang dikemukakan oleh pendapat Zakiyah Daradjat yang mengemukakan

bentuk-bentuk kenakalan yang sesuai dengan bentuk kenakalan yang ada di

MTs. Negeri 3 Mataram.

Sedangkan menurut Sudarsono yang termasuk kenakalan siswa atau

remaja meliputi:

Perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidakjujur, perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar,mengganggu teman, memusuhi orang tua dan saudara, meliputiperbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada orang tua dan saudara,menghisap ganja, meliputi perbuatan awal dari menghisap ganja yaitumerokok, menonton pornografi, dan corat-coret tembok sekolah.167

B. Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Kenakalan

Kenakalan yang terjadi dikalangan remaja usia sekolah tidaklah hadir

begitu saja, akan tetapi dampak dari sebuah interaksi, baik interaksi

dilingkungan keluarga, interaksi di lingkungan masyarakat umum, interaksi di

lingkungan sekolah, dan interaksi dengan teman sebaya. Apalagi dipengaruhi

166 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan..., h. 40.167http://bentuk-bentuk+kenakalansiswa-disekolah, diambil tanggal, 26 April 2017.

Page 118: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

103

dengan lajunya arus globalisasi yang saat ini begitu sangat pesat atau cepat.

Ketidak siapan dan ketidak mampuan para remaja usia sekolah dalam

menyesuaikan diri menghadapi globalisasi menjadi penyebab dari beberapa

tindakan kenakalan remaja.

Seperti diketahui ada tiga lingkungan yang mempengaruhi perkembangan

anak atau remaja yaitu “lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Sebelum anak masuk dalam lingkungan sekolah sebelumnya telah

bereksperimen dalam hubungan pribadi di lingkungan keluarga”.168

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja usia sekolah

diantaranya, sebagai berikut:

1. Faktor lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga menjadi faktor penyebab terjanya sebuah

kenakalan, baik itu kenakalan yang dilakukan di sekolah maupun di

lingkungan keluarganya. Penyebab mereka menjadi nakal karena

kurangnya pola asuh dari orang tua dan kurang pengasan dari orang tua

biasa menyebabkan anak melakukan kenakalan, penyebab lain bisa juga

dikarekan keluarga yang mengalami broken home, karena ekonomi yang

rendah, dan kurangnya rasa kasih sayang dari orang tua.

Broken home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau

kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang

anak frustasi, brutal dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh

168 Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT Rineka Cipta), 2005, h. 121.

Page 119: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

104

besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang

pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi.169

Terkait dengan broken home dalam keluarga, Satiadarma mengatakan:

Keluarga merupakan temapat pertama bagi anak untuk belajarberinteraksi sosial, keluargalah yang bertanggung jawab dalamperkembangan sosial anak. Pada hakekatnya keluargalah wadahpembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak remajayang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya,selain sebagai pembentukan masing-masing anggota terutama anakperan terpenting dalam keluarga memenuhi kebutuhan anak baikkebutuhan fisik maupunn psikis.170

Terkait dengan pernyataan yang dikatakan oleh Sutiadarma,

Bustman mengtakan:

Keluarga adalah kelompok-kelompok orang yang dipersatukan olehikatan-ikatan perkawinana darah yang membentuk satu sama laindan berikatan dengna melalui peran-peran tersendiri sebagai anggotakeluarga dan pertahanan kebudayaan masyarakat yang berlaku danmenciptakan kebudayaan itu sendiri.171

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Menurut Mohammad Ali, faktor

yang menyebabkan kenakalah ialah:

Hal ini yang akan menjdi penyebab timbulnya kenakalan anak jikaakan kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya, lemahnya keadaan ekonomi orang tua, serta kehidupankeluarga yang kurang harmonis. Dengan kondisi yang seperti ini,maka anak akan melampiaskan permasalahan-permasalahannya danmemperlihatkan kepada teman-temannya. Adapun sejumlah faktordari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan oleh anak dalam prosesperkembangan sosialnya, yaitu butuh akan rasa aman, dihargai,disayangi, diterima, dan kebebasan untuk menyatakan diri. Rasa amanmeliputi perasaan aman secara material dan mental.172

169 Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling, (Jakarta: Kencana,2011),h. 224.

170http://faktor-faktor penyebab-kenakalandisekolah, diambil tanggal, 20 Mei 2017.171http://faktor-faktor penyebab-kenakalandisekolah, diambil tanggal, 20 Mei 2017.172 Mohammad Ali, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2011), h. 94

Page 120: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

105

Penanggulangan kenakalan rema tidak dapat dilakukan sendiri oleh

remaja, oleh karena itu peran serta kedua orang tua dalam lingkungan

keluarga sangat menentukan keberhasilan menanggulangi kenakalan

remaja.

Mernurut Sarlito Wirawan Sarwono, mengatakan:

Untuk mengurangi benturan gejolak remaja dan untuk memberikesempatan agar remaja dapat mengembangkan dirinya secara lebihoptimal, perlu diciptakan kondisi lingkungan terdekat yang setabilmungkin, khususnya lingkungan keluarga. Keadaan keluarga yangditandai dengan hubungan suami-istri yang harmonis akan lebihmenjamin remaja yang bisa melewati masa transisinya dengan mulusdan saudar-saudara akan lebih menjamin kesejahteraan jiwa remaja.173

Hal-hal yang harus dilakukan keluarga dalam menanggulangi

kenakalan remaja:

a. Orangtua harus menjadi teladan sikap dan ucapan pada anaknya,kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisadicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisamendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telahmelampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasilmemperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.

b. Motivasi dari keluarga, bahkan kalau guru, teman sebaya untukmelakukan point pertama.

c. Orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas manaremaja harus bergaul.

d. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehinggatercipta keluarga yang harmonis, komunikatif bagi remaja.

e. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik sertaorangtua membantu remaja membentuk ketahanan diri agar tidakmudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yangada tidak sesuai dengan harapan.174

Selain itu, bentuk kenakalan siswa yang dilakukan oleh siswa di MTs.

Negeri 3 Mataram dapat berasal dari faktor turunan yang ada pada

173 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grfindo Persada,2006), h. 226.

174 http://kenakalan-remaja-faktor-penyebab-dan-tips, diambil tanggal, 15 Juli 2017.

Page 121: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

106

keluarga, menurut “Habullah mengatakan Sifat dan tabiat anak sebagian

besal diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga

lainnya”.175

2. Faktor pergaulan lingkungan sekolah

Sekolah merupakan ajang pendidikan yang kedua setelah lingkungna

keluarga bagi anak remaja. Di Indonesia terutama di kota-kota besar masa

remaja masih merupakan masa di sekolah. Dalam masa tersebut pada

umumnya remaja duduk di bangku sekolah menengah pertama dan

sekolah menengah umum. Selama mereka menempuh pendidikan formal

di sekolah terjadi interaksi antara remaja dengan sesamanya, juga

interaksi antara remaja dengan pendidikan. Interaksi yang mereka lakukan

di sekolah sering menimbulkan akibat sampingan yang negatif bagi

perkembangan mental anak sehingga timbullah kenakalan remaja.

Selain itu, kondisi sekolah, sistem pengajarna dedikasi guru, buku

pelajaran dan alat peraga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Jika

semuanya tidak terpenuhi dengan baik maka akan menyebabkan siswa

bosan dengan situasi sekolah dan berusaha mencari pengalaman di luar

sekolah yang mereka anggap lebih sesuai dengan gejolak. Dengan kata

lain, peranan sekolah yang berfungsi sebagai tempat sosialisasi tidak

tercapai dan tidak berfungsi sebagai tempat pendidikan tingkah laku.176

Kehadiran disekolah merupakan perluasan lingkungan sosialnya

dalam proses sosialisasinya dan sekaligus merupakan faktor lingkungan

175 Hasbullah, Dasar-dasar pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 38176 Ibid, h. 126.

Page 122: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

107

baru yang sangat menantang atau bahkan mencemaskan dirinya. Para

guru dan teman-teman sekelas membentuk suatu sistem yang kemudian

menjadi semacam lingkungan norma bagi dirinya. Selama mereka

menempuh pendidikan formal di sekolah terjadi interaksi antara remaja

dengan sesamanya, juga interaksi antara remaja dengan pendidikan.

Interaksi yang mereka lakukan di sekolah sering menimbulkan akibat

sampingan yang negatif bagai perkembangan mental anak sehingga

timbullah kenakalan remaja. Disinilah peran para pendidik lainnya

terutama peran guru BK sangat dibutuhkan oleh para siswa saat berada di

lingkungan sekolah, seperti “memberikan bimbingan pribadi, memberikan

bimbingan yang bersifat khusus kepada siswa, melakukan

pencegahan/pembinaan dan memberikan perhatian yang lebih kepada

siswa saat berada di sekolah”.177

Di MTs. Negeri 3 Mataram dalam lingkungan sekolah yang ada

disekitar mereka terdapat masih kurangnya pengawasan yang masih

kurang dari guru, masih adanya pergaulan yang tidak baik bagi diri siswa

dan penyesuaian diri yang sulit di lingkungan sekolah.

Menurut Mohammad Ali dan Muhammad Asrori mengatakan

bagaimana lingkungan sekolah bisa menjadi pengaruh bagi sikap siswa, ia

mengatakan bahwa:

Kehadiaran di sekolah merupakan perluasan lingkungan sosialnyadalam proses sosialisasinya dan sekaligus merupakan faktorlingkungan baru yang sangat menantang atau bahkan mencemaskan

177 Muhammad, Psikologi Remaja: Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua, (Bandung:Pustaka Setia, 2006), h. 157

Page 123: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

108

dirinya. Ada empat tahap proses penyesuaian diri yang harus dilaluioleh anak yaitu a) anak dituntut agar tidak merugikan orang lain, b)anak didik untuk mentaati peraturan-peraturan dan menyesuaikan diridengan norma-norma kelompok, c) anak dituntut untuk lebih dewasadi dalam melakukan interaksi sosial berdasarkan asa saling memberidan menerima, d) anak dituntut untuk memahami orang lain.178

Sebagaimana dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah yang

dituntut mencipatakan iklim kehidupan sekolah yang kodusif bagi

perkembangan sosial remaja. Sekolah merupakan salah satu lingkungan

tempat remaja hidup dalam kesehariannya di dalam lingkungan sekolah,

guru juga sangat berperan penting dalam sekolah.

Menurut Hasbullah mengatakan bahwa, “selama tidak ada

pertentangan, selama itu pula anak tidak akan mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan dirinya”.179

Dalam lingkungan ini anak seharusnya dibimbing dan dibina sebaik

mungkin, namun jarang terlaksana dengan sukses karena siswa

mempunyai permasalahan-permasalahan tersendiri. Lebih lagi juga

kekurangan guru atau guru yang berpindah-pindah tempat mengajar

menjadi penyebab kegagalan tersendiri bagi pihak sekolah, pendidik atau

lembaga kependidikan lainnya. Tidak hanya itu saja, anak-anak yang

memang sulit dibimbing di sekolah lari dan atau membolos mencari

kepuasan di lingkungan masyarakat.

3. Faktor pergaulan lingkungan masyarakat

178 Mohammad Ali, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. BumiAksara, 2012), h. 96.

179Ibid, h. 96.

Page 124: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

109

Dalam permasalahan penelitian ini diketahui bahwa faktor yang

menyebabkan terjadinya kenakalan siswa di lingkungan masyarakat

adalah kurangnya pelaksanaan ajaran-ajaran agama, masyarakat kurang

memperoleh pendidikan sehingga berpengaruh terhadap cara-cara orang

tua mendidik anak, kurangnya pengawasan terhadap remaja dan pengaruh

norma-norma baru dari luar.

Menurut pendapat Soetjipto Wirosardjono mengatakan bahwa:

Bentuk-bentuk perilaku sosial merupakan hasil tiruan dan adaptasidari pengaruh kenyataan sosial yang ada. Kebudayaan kitamenyimpan potensi, anggota masyarakat untuk menampilkanperilaku sosial yang kurang baik dengan berbagai dalih, yang sahmaupun yang tak terelakkan. Dengan demikian, iklim kehidupanmasyarakat memberikan urutan penting bagi variasi perkembanganhubungan sosial remaja.180

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan

ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam

masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu

setelah lepas dari asuhan keluarga dan bereda di luar dari pendidikan

sekolah. Dengan demikian, berarti pendidikan tersebut tampaknya lebih

luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam

masyarakat banyak sekali, ini meliputi sega bidang baik “pembenetukan

kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan),

sikap dan minat maupaun pembentukan kesusilaan dan keagamaan”.181

Peran masyarakat sangat berdampak pada setiap remaja yang berada

di lingkungannya, masyarakat perlu mengantisipasi tindak kenakalan

180Ibid, h. 99.181Ibid, h. 55-56.

Page 125: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

110

yang dilakukan oleh sitiap remaja yang ada disekitarnya. Masyarakat dan

lingkungan sekitar mempunyai peran penting untuk mendidik para remaja

yang melakukan tindak kenakalan, misalnya masyarakat mengadakan

siraman rohani kepada masyarakat yang ada disekitar, memberikan

bimbingan dengan cara mendatangi keluarga yang melakukan tindak

kenakalan. Mungkin dengan cara yang dilakukan masyarakat seperti yang

di atas bisa merubah sikap dan tingkah laku para remaja yang ada di

masyarakat menjadi lebih baik lagi.

Keluarga, sekolah, masyarakat merupakan gambaran dari sistem

pendidikan yang saling terkait dalam penyelenggaraan pendidikan,

keluarga merupakan dasar pendidikan dan merupakan awal dari sebuah

proses pendidikan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdul Kadir salah satu yang

menjadi faktor kenakalan ialah faktor lingkungan masyarakat, ia

mengatakan:

Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga karenalembaga pendidikan sekolah merupakan proses pendidikan formalyang direncanakan secara sistematis, terukur serta terarah,selanjutnya masyarakat merupakan jenjang pendidikan setelah keduasistem pendidikan tersebut, hal itu karena masyarakat merupakanlingkungan sebagai aplikasi dari ilmu yang telah diperoleh pesertadidik pada proses pendidikan yang telah meraka alamisebelumnya.182

Sesuai dengan tujuan pendidikan bangsa indonesia sebagaimana

tertera dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003: mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

182Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana PrenadamediaGroup, 2012), h.271.

Page 126: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

111

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, “bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.183

C. Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa

Upaya penanganan kenakalan siswa atau yang masih bersifat preventif

adalah usaha bimbingan yang ditunjukkan kepada siswa atau sekelompok

siswa yang belum bermasalah agar dapat terhindar dari kesulitan-kesulitan

yang dihadapi dalam hidupnya. Adanya layanan bimbingan ini dimaksudkan

untuk mencegah timbulnya kesulitan atau problem bagi siswa.

Dalam menangani bentuk kenakalan siswa yang terjadi di MTs.Negeri 3

Mataram tersebut, upaya yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling

ialah memberikan bimbingan secara berkala kepada para siswa, mulai

bimbingan yang masalahnya berbentuk ringan, sedang, dan berat. Hal ini

dilakukan oleh guru bimbingan konseling agar bisa mengetahui klasifikasi

kenakalan yang mereka lakukan.

Menurut peneliti, upaya pencegahan kenakalan siswa yang dilakukan

oleh guru bimbingan konseling sudah baik karena siswa memerlukan

informasi secara langusng tentang hal-hal yang perlu dilakukan dan

dilarang, serta siswa dilatih untuk mampu menyelesaikan kesulitan-

kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya.

183 Ibid, h. 271.

Page 127: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

112

Menurut Tolbert mengatakan:

Bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanandalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada membantu individuagar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana sertamelakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupan sehari-hari.Bimbingan merupakan layanan khusus yang berbeda dengan bidangpendidikan lainnya.184

Terkait dengan upaya guru bimbingan konsling dalam mengatasi

kenakalan siswa di sekolah, maka adapun tahapan-tahapan yang perlu

diperhatikan yaitu:

Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukungdirencanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi,metode, waktu, tempat dan rencana penilaian, Tahap pelaksanaan,program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung)dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya, Tahap penilaian, hasilkegiatan diukur dengan nilai, Tahap analisis hasil, hasil penilaiandianalisis untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu mendapatperhatian lebih lanjut, dan Tahap tindak lanjut, hasil kegiatanditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya,melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan.185

Berbeda lagi dengan pendapat Sutirna, ada beberapa langkah dalam

bemberikan bimbingan konseling, yaitu:

1)Identifikasi Masalah, pada langkah ini harus diperhatikan ialahmengenai gejala-gejala awal dari suatu masalah yang dihadapi siswa,2) Diagnosis, pada langkah ini yang dilakukan ialah menetapkanmasalah berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebabtimbulnya masalah, 3) Prognosis, pada tahap ini guru BK menetapkanalternatif tindakan bantuan yang akan diberikan, 4) Pemberianbantuan, setelah guru BK merencanakan pemberian bantuan, makadilanjutkan dengan merealisasikan langkah alternatif bentuk bantuanberdasarkan masalah dan latar belakang yang menjadi penyebabnya,5) Evaluasi dan tindakan, proses evaluasi dilakukan saat pemberianbimbingan.186

184 Fenti Hikmawati, bimdingandanKonseling..., h. 01185Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, PT Raja Grasindo

Persada, Jakarta, 2007, h. 45.186Sutirna, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Cv Andi Offset, 2013), h.176.

Page 128: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

113

Upaya merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk

sesuatu. Yang dalam konteks ini upaya yang peneliti maksudkan adalah

usaha yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling sekolah dalam

mengatasi kenakalan siswa, yaitu di kelas VII MTs. Negeri 3 Mataran

Kecamatan Sekarbela Kota Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.

1. Identifikasi Kasus

Sebelum menentukan sebuah kasus sebelum itu guru harus

mengidentifikasi kasus tersebut, karena identikasi merupakan hal yang

sangat penting untuk memecahkan suatu masalah.Identifikasi

merupakan “langkah awal untuk menentukan peserta didik yang diduga

memerlukan bimbingan dan konseling, dapat dilakukan dengan

wawancara, menganalisa hasil belajar maupun hasil sosiometri,

menggunakan teknik tes dan sebagainya”.187

Menurut Sutirna, ia juga berpendapat bahwa: “Identifikasi kasus

merupakan upaya untuk menemukan peserta didik /masyarakat /pekerja

orang yang diduga memerlukan layanan bimbingan dan konseling”.188

Identifikasi kasus dilakukan untuk melakukah tahapan perencanaan

dari kasus yang dimiliki oleh siswa, sesuai dengan yang dikemukan

oleh Tohirin bahwa tahapan yang perlu di lakukan untuk

mengidentifikasi siswa terlebih dahulu masuk dalam tahapan

perencanaan, dimana guru BK memulai sebuah perencanaan. Sama

halnya di MTs. Negeri 3 Mataram guru BK melakukan tahapan

187 Endang Ertiati Suhesti, Bagaimana Konselor Sekolah..., h. 125.188 Ibid...h. 177.

Page 129: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

114

perencanaan yang matang untuk mengidentifikasi kasus kenakalan

siswa, setelah itu baru melakukan tahapan berikutnya.

Dalam upaya menangani kenakalan siswa yang dilakukan di sekolah,

terutama yang berperan penting ialah guru BK. Di sekolah MTs. Negeri

3 Mataram dalam menangani kenakalan siswa terlebih dahulu guru BK

melakukan identifikasi kasus yang dilakukan oleh siswa.

2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah lanjutan setelah

mengidentifikasi kasus yang ditemukan serta merupakan upaya untuk

memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi

peserta didik/masyarakat/orang.

Pada langkah ini yang guru BK hendaknya diperhatikan guru adalah

mengenal gejala-gejala awal dari suatu masalah yang dihadapi siswa.

Maksud daari gejala awal di sini adalah “apabila siswa menunjukkan

tingkah laku berbeda atau menyimpang dari biasanya. Untuk

mengetahui gejala awal tidaklah mudah, karena harus dilakukan secara

teliti dan hati-hati dengan memperhatikan gejala-gejala yang tampak,

kemudian dianalisis dan selanjutnya dievaluasi”.189

Sebagaimana menurut Fenti Hikmawati mengatakan dalam

menangani siswa yang melakukan kenakalan maka yang perlu

dilakukan ialah:

Idendifikasi masalah dilakuan terhadap setiap siswa yang memilikimasalah pribadi yang dapat menghambat proses pembelajaran serta

189 Ibid, h. 67.

Page 130: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

115

berbagai masalah lain yang dihadapi oleh siswa secara umum.Identifikasi masalah sebagai dasar untuk memberikan layanan kepasiswa yang melakukan kesalahan atau yang berbentuk kenakalan.190

Pada tahap ini konselor atau guru BK diharapkan aktif dalammencegah permasalahan siswa. Konselor perlu lebih banyakmemberikan pertanyaan terbuka dan mendengar aktif (activelistening) terhadap apa yang dikemukakan oleh siswa. Mendengaraktif adalah suatu keterampilan menahan diri untuk tidak berbicara,tidak mendengarkan secara seksama, mengingat-ingat danmemahami perkataan klien, dan menganalisis secara seksamaterhadap penjelasan klien yang relevan dan yang tidak relevan.191

Identifikasi masalah juga dilakukan terhadap siswa yang memiliki

pribadi yang dapat menghambat proses pembelajaran, guru BK di MTs.

Negeri 3 Mataram juga memberikan bimbingan yang berupa bimbingan

konseling kelompok, bimbingan pribadi, dan bimbingan belajar. Ini

deterapkan untuk membimbing siswa menjadi pribadi yang lebih baik

lagi.

3. Kerjasama para guru

Bimbingan merupakan usaha untuk menemukan, menganalisa dan

memecahkan kesulitan yang dihadapi individu dalam kehidupannya.

Banyak hal yang dihadapi remaja dalam kehidupannya, maka kewajiban

bagi orang dewasa, baik sebagai orang tua, sebagai guru maupun

sebagai anggora masyrakat secara umum untuk memberikan bimbingan

terhadap anak dan kaum remaja kearah pendewasaan. Di sekolah MTs.

Negeri 3 Mataram, terlihat bahwa bukan hanya guru BK yang

menangani siswa-siswa yang bermasalah, tetapi guru-guru yang lain ikut

190 Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling..., h. 31.191Lumongga Lubis, Namora, Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan

Praktek, (Jakarta: Kencana Media Prenada Group,2011), h. 114.

Page 131: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

116

dalam menanganinya, para guru bekerja sama dengan sangat kompak

dalam memberikan bimbingan kepada siswa.

Hal ini sesuai dengan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh

Miller:

Bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untukmencpai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkanuntuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepadasekolah(dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga, danmasyarakat.192

Begitu juga dengan bimbingan yang diberikan oleh guru BK MTs.

Negeri 3 Mataram terhadap para siswanya, yang bertujuan untuk

memberikan arahan, masukan, serta mengembangkan potensi yang adaa

dalam setiap individu siswa. Dengan demikian diharapkan dapat

mencegah atau mengatasi terjadinya kenakalan yang dapat mengancam

dan merusak masa depan generasi bangsa yang akan datang.

4. Pemberian bimbingan rutin

Bimbingan merupakan usaha untuk menemukan, menganalisa dan

memecahkan kesulitan yang dihadapi individu dalam kehidupannya.

Banyak hal yang dihadapi remaja dalam kehidupannya, maka kewajiban

bagi orang dewasa, baik sebagai orang tua, sebagai guru mapun sebagai

anggota masyarakat secara umum untuk memberikan bimbingan

terhadap anak dan kaum remaja kearah pendewasaan. Hal ini sesuai

dengan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Rochman

Natawidjaja:

192 Tohirin, Bimbingan dan Konseling,...h. 17.

Page 132: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

117

Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepadaindividu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individutersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sangupmengarahkan dirinya dan bertindak secara wajar, sesuai dengantuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,masyarakat,dan kehidupan pada umumnya.193

Terkait dengan pemberian bimbingan rutin yang diberikan oleh guru

BK di sekolah yang dilakukan seminggu sekali dengan tema-tema yang

berbeda-beda yang bertujauan untuk memberikan arahan, masukan,

serta mengembangkan potensi yang ada dalam setiap individu siswa.

5. Kerjasama para guru

Dalam dunia pendidikan guru memiliki peran penting dalam

membimbing siswa untuk menjadi siswa yang baik, siswa yang patuh

terhadap aturan, yang suka mengukir prestasi. Namun peran ini tidak

mudah untuk dilaksanakan dan merupakan beban yang berat karena

tidak semua siswa bisa atau menjadi yang seperti yang diharapkan,

contohnya ada siswa yang tidak mau belajar dengan aktif, dan yang

membolos. Ketika hal ini terjadi guru harus bekerjasama dengan orang

tua untuk memberikand bantuan bimbingan kepada siswa, karena guru

bukanlah satu-satunya pembimbing siswa dan bukanlah orang yang

harus disalahkan ketika siswa menjadi nakal. Orang tua dan guru

harus memiliki hubungan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan

oleh Ma’mur Jamal Asmani:

Guru hendaknya selalu mengadakan hubungan timbal balik denganorang tua/wali baik juga dengan para guru lainnya di sekolah, anakdidik dalam rangka kerja sama untuk memecahkan persoalan-

193 Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Yogyakarta: CV. AndiOffset, 2013), h. 6.

Page 133: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

118

persoalan di sekolah dan pribadi anak. Segala kesalahfahaman yangterjadi antar orang tua/wali anak didk, hendaknya genganmusyawarah dan mufakat.194

Kerjasama antara guru BK dengan guru lainnya sangat menunjang

perubahan setiap peserta didik, peserta didik membutuhkan bimbingan

yang sangat luas untuk menambah wawasan mereka untuk

menghendel atau membimbing tindakan yang mereka lakukan di

sekolah, di lingkungan masyarakat dan saat berada di lingkungan

keluarganya.

194Ma’mur Jamal Asmani, Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah, (Yogyakarta:

Diva Pres, 2011), h. 188.

Page 134: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

119

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil analisa data dan pembahasan terkait “Upaya Guru

Bimbingan Konseling dalam mengatasi kenakalan siswa kelas VII di MTs.

Negeri 3 Mataram Kecamatan Sekarbela Kota Mataram Tahun Pelajaran

2016/2017”, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Bentuk Kenakalan Yang Dilakukan Oleh Siswa-Siswi Kelas VII MTs.

negeti 3 Mataram, Berkelahi, Suka Mengganggu Teman/siswa lain,

Tidak seragam dalam berpakaian, Membolos sekolah, Tidak

bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, dan Terlambat datang

kesekolah.

2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Siswa-siswa Kelas VII

MTs Negeri 3 Mataram yaitu Faktor lingkungan keluarga, Faktor

pergaulan Lingkungan sekolah, dan Faktor pergaulan Lingkungan

masyarakat.

3. Upaya guru Bimbingan Konseling Dalam Menangatasi Kenakalan

Siswa-Siswa Kelas VII MTs Negeri 3 Mataram yaitu Identifikasi Kasus,

Identifikasi Masalah, Kerjasama para guru, Pemberian bantuan, serta

Kerjasama antar guru.

Page 135: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

120

B. Saran

1. Bagi orang tuan

Hendaknya para orang tua memberikan pendidikan moral,

pengetahuan nilai-nilai agama, bimbingan, pengawasan, dan perhatian

yang penuh terhadap perkembangan anak, terutama pada masa

peralihan dari masa anak-anak menjadi masa remaja sehingga anak

dapat tumbuh dan berkembang secara positif serta mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. Bagi guru sekolah

Hendaknya mampu berpartisipasi aktif dan dapat bekerja sama dengan

berbagai pihak dalam mengatasi kenakalan yang dilakukan oleh

peserta didik dan tidak hanya berperan di lingkungan sekolah akan

tetapi mampu untuk berperan di luar sekolah.

3. Bagi guru bimbingan konseling

Mengingat banyaknya siswa yang mengalami masalah, baik (masalah

dalam keluarga, masalah dengna guru di sekolah, masalah dengan

temannya, serta masalah dengan pelajaran, serta peraturan sekolah)

maka guru bimbingan konseling diharapkan untuk lebih sabar, lebih

cermat, dan lebih profesional dalam membantu, mengarahkan,

membimbing, dan menangani berbagai problem yang dihadapi oleh

siswa.

120

Page 136: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

121

4. Bagi sekolah

Sekolah hendaknya mengupayakan untuk memiliki sarana dan

prasarana yang memadai (lengkap) agar mampu memberikan

pelayanan pendidikan yang maksimal terhadap para peserta didik.

5. Bagi siswa-siswi

Tanpa kita sadari dampak dari terlalu gembira melakukkan sesuatu

yang saat ini kita anggap sebagai tren anak remaja gaul, seperti;

minum-minuman keras, menggunakan obat terlarang, keluyuran, dan

membolos sekolah sangat mengancam masa depan kita. Betapa banyak

siswa yang putus sekolah kareana terbujuk dalam pergaulan yang

merugikan, misalnya: siswa hamil diluar nikah, dan siswa yang selalu

ingin happy tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya.

121

Page 137: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

122

Daftar Pustaka

A. Hallen.Bimbingan Dan Konseling. Bandung : CV Pustaka Setia, 2008.

Anas Salahudin.Bimbingan dan Konseling.Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.

Arif Apriansyah.“Dunia Remaja”, dalam http: // darsana guru. Blogspot .Com/2014/08/Duniaremaja/html, diambil tanggal 20 Mei 2016, pukul 09.00WITA.

Arifin dan Etty Kartikawati.Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Dirjen BinbagaIslam Depag RI, 2000.

Bahja Tunnisa, Peranan Guru BP Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja UntukMeningkatkan Kesadaran Beraga di SMU Al-Ma’rif Mataramskripsi,IAIN Mataram, Mataram 2009.

Burhan Bungin.Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis Ke ArahRagam Varian Kontemporer,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, JakartaTimur: Pustaka Al-Mubin, 2013.

Fenti Hikmawati. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada,2011.

Hasan Basri.Remaja Berkualitas. Problematika Remaja dan Solusinya.Yogyakarta: Pustaka Pelajara, 2001.

Kartini Kartono. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2008.

Lexi. J. Moleong.Metodelogi Penelitian Kuantitatif.Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2008.

Moh. Nazir.Metode Penelitian,Jakarta: Ghalian Indonesia, 2001.

Muhaimin. “Pengertian Guru”, dalam http: //darsanaguru. blogspot. Com/2015/05/ Pengertian guru/html, diambil tanggal 18 Februari 2017, pukul10.35 WITA.

Musari. Bimbingan Konseling. Mataram: Pustaka Diamond, 2011.

Sarlito Wirawan Sarwono.Psikologi Remaja.Jakarta: RajaGrafindo Perkasa, 2005.

Page 138: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

123

Sri Martiani. Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Membina SikapBelajar Mandiri. skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2007.

Sudarsono.Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja.Jakrta: Rineka Cipta, 2002.

Sudarsono.Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Sugiyono.Metode Peneltian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, R &D. Bandung: Alpabeta, 2006.

Sutrisno Hadi. Metodologi Reserch. Yogyakarta: Andi, 2003.

Syamsu Yusuf. Landasan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2010.

Syofian Siregar.Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers,2010.

Tohirin.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: RajawaliPers, 2009.

Umar Tirtarahardja.Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem PendidikanNasional, Surabaya: Media Centre, 2005.

UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2003.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Wardawati. Implementasi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah.Jakarta: PrestasiPustakarya, 2011.

Y. Singgih D Gunarsa. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia, 2007.

Zakiah Daradjat.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

123

Page 139: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

LAMPIRAN-LAMPIRAN

124

Page 140: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak
Page 141: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak
Page 142: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak
Page 143: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak
Page 144: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak
Page 145: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak
Page 146: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak
Page 147: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak
Page 148: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak
Page 149: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

Pelanggaran Tata Tertib Peserta Didik MTs. Negeri 3 Mataram

Setiap peserta didik yang melanggar Tata Tertib MTs. Negeri 3

Mataram akan diberikan sanksi dalam bobot point berdasarkan

pelanggaran yang dilakukannya. Apabila seorang peserta didik sudah

mencapai bobot 100 point , maka peserta didik tersebut akan dikembalikan

kepada kedua orang tua (dikeluarkan). Bobot 100 point berlaku selama 1

tahun pelajaran. Rincian jenis pelanggaran beserta point dan tahapan

pelaksanaan sanksinya tercantum pada butir-butir di bawah ini:195

NO JENIS PELANGGARAN POINT NO JENIS PELANGGARANPOI

NT

1 KEHADIRAN

1.1 Terlambat masuk MTs.

Negeri 3 Mataram lebih

dari 15 menit.

1.2 Bolos dari MTs. Negeri 3

mataram

1.3 Tidak masuk sekolah

dengan membuat surat

keterangan palsu

1.4 Setiap tidak masi

kemadrasah maka akan

diberikan sanksi

25

10

15

5

5 Buku, majalah, kaset

terlarang

5.1 membawa buku,

majalah, kaset terlarang

atau gambar forno.

5.2 mengedarkan buku,

majalah, kaset dan atau

gambar forno.

60*

85*

195 Dokumentasi, Guru Bimbingan Konseling, tanggal 15 April 2017, jam 09.40.

Page 150: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

2 Pakain dan aksesoris

2.1 mengenakan pakaian

seragam MTs. Negeri 3

Mataram tidak sesuai dengan

ketentuan

2.2 peserta didik memakai

perhiasan, dan aksesoris yang

berlebihan

2.3 peserta didik mengenakan

gelang, kalung

2.4 peserta didik

bertindik/memakai gelang

2.5 peserta didik berambut

gondrong, dicukur tidak merata

tidak kesesuai dengan

ketentuan MTs. Negeri 3

Mataram

2.6 mengecat (mewarnai)

rambut/kuku

2.7 berkuku panjang

2.8 memakai celna pensil tidak

sesuai ukuran

25*

10*

15

20

7

25

25

85*

10

6

7

8

Senjata

6.1 membawa senjata

tajam dan atau senjata

tajam lainnya

6.2 menggunakan senjata

tajam di lingkungan MTs.

Negeri 3 Mataram

Obat/minuman terlarang

7.1 membawa hammer,

miras dan minuman serta

obat terlarang lainnya

7.2 menggunakan narkoba

dan minuman

7.3 menjual/mengedarkan

narkobadan miras

Perkelahian

8.1 berkelahi di dalam

lingkungan MTs. Negeri 3

mataram

8.2 berkelahi di

lingkungan MTs. Negeri 3

mataram

70*

75*

100*

100*

100*

30

25

25

20

Page 151: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

2.9 mencoret topi, baju dan

celana.

8.3 menjadi pereman

perkelahian

8.4 terlibat perkelahian

pelajar antar MTs. Negeri

3 mataram

8.5 melakukan pemukulan

dan pengancaman

80

3 Kebersihan dan ketertiban

3.1 keluar masuk lewat jendela

loncat dari tembok

3.2 mengotori, mencorat-coret

benda MTs. Negeri 3 mataram,

guru, kariyawan dan teman.

3.3 merusak, mengambil,

menghilangkan barang milik

MTs. Negeri 3 mataram

3.4 membuat keributan dan

atau pertengkaran

3.5 merayakan ulang tahun di

lingkungan MTs. Negeri 3

mataram

3.6 membawa sepeda motor di

15

5*

15***

20

20

25

80

9

10

Tindak asusila dan

akhlak mulia

9.1 berkata

kotor/jorok/tidak

senonok(teman/guru)

9.2 melakukan perbuatan

asusila atau pekecehan

sesual atau terlibat

perbuatan asusila

9.3 hamil di luar nikah.

Nikah dan tindak

kriminal

10.1 menikah

10.2 melakukan tindak

kriminal.

25

75

100

100

100

Page 152: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

lingkungan sekolah(pagi/sore)

MTs. Negeri 3 mataram

3.7 terlibat perjudian.

4 Rokok, HP, dan barang

elektronik

4.1 membawa rokok kedalam

lingkungan MTs. Negeri 3

mataram

4.2 merokok di MTs. Negeri 3

mataram

4.3 membagikan atau

mengedarkan rokok di MTs.

Negeri 3 mataram

4.4 membawa Hp ke MTs.

Negeri 3 mataram

4.5 membawa barang

elektronik tanpa izin

35*

45*

50*

30*

20*

11

12

Pelanggaran terhadap

kepala MTs. Negeri 3

Mataram, guru, dan

karyawan:

11.1 memalsukan tanda

tangan

11.2 mengancam

11.3 disertai pemukukan

dan melukai.

Apabila ada pelanggaran

yang sanksinya belum

terancam dalam sanksi

tata tertib di atas, maka

sanksi akan ditentukan

oleh rapat guru.

75

75

100

A. Tahapan Pelaksanaan Sanksi Sesuai Jumlah Poin1.2. 1-10 Teguran/Peringatan/Penugasan/Sanksi Mendidik

Page 153: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

3. 11-30 Panggilan Orang Tua, Teguran Tertulis/ Surat PernyataanDiberikan Skor 30 Maksimal4. 31-50 Panggilan Orang Tua, Skorsing 2-1 Hari/PembinaanKhusus5. 51-80 Panggilan Orang Tua, Skorsing 3-6 Hari/ PembinaanKhusus

6. 81-100 Dikembalikan Kepada Orang Tua (Dikeluarkan)

B. Keterangan:

* Penyitaan Barang

** Mengganti/Mengembalikan Barang Ke Sekolah.

*** Pemanggilan Orang Tua

Page 154: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

Dokumentasi Wawancara Dengan Guru BK

Ruang Bimbingan Konseling

Page 155: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak
Page 156: UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI …etheses.uinmataram.ac.id/614/1/Santi Hidayati151131111.pdf · dan Mi’raj. Dalampenyelesaian penelitian skripsi ini banyak pihak

Dokumen Dokumentasi

Bagan Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah

Bagan Bimbingan Konseling