Upload
vankhuong
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
128
UPAYA GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN
Emilda Prasiska
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu
individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara.
Pembentukan pendidikan karakter harus melibatkan semua pihak dalam mewujudkan
pengembangan nilai luhur, budaya dan karakter bangsa. pendidikan karakter menjadi
sangat mendesak untuk diterapkan secara serentak diseluruh jenjang dan tingkat
pendidikan. Hal ini sebagai upaya agar kemerosotan moral dan perilaku dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat dapat dihindari. Sekolah
merupakan institusi pendidikan yang dipandang sebagai sarana yang paling efektif
dalam pembentukan karakter peserta didik sedangkan guru merupakan pendidik yang
memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter peserta didik di sekolah. Mata
pelajaran Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan konsep
kehidupan, pembelajaran mengenai hubungan makhluk hidup dan lingkungan alam
sekitar. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis data secara
mendalam mengenai upaya guru dalam menanamkan pendidikan karakter pada
pembelajaran biologi di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Oleh karena itu
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan angket berupa
instrument penilaian pendidikan karakter yang diamati saat proses pembelajaran biologi.
Penelitian ini memperoleh data mengenai pemahaman guru dan penilaian pendidikan
karakter pada siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya guru
dalam menanamkan pendidikan karakter pada siswa berkategori sangat baik. Hal ini
dilihat dari tingkat pemahaman guru dan angket penilaian karakter siswa yang
berkategori sangat baik.
Kata kunci : Pendidikan Karakter, Guru, Pembelajaran Biologi, SMA
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat
(UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam
pembentukan diri seseorang dan melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
129
potensi dalam dirinya. Dengan demikian, pendidikan merupakan jembatan yang
menghubungkan seseorang untuk mencapai suatu tujuan dalam hidupnya.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang
membantu individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai keluarga, masyarakat, dan
bernegara (Khan, 2010). Dengan kata lain pendidikan karakter mengajarkan anak didik
untuk dapat berpikir yang baik, berperilaku yang baik dan memiliki hati yang baik. Hal
ini sejalan dengan Pasal 3 UU Sisdiknas yang menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan dan membantu watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan karakter seharusnya diberikan dari tingkatan usia dini hingga
perguruan tinggi melalui pembelajaran serta kegiatan yang menunjang penciptaan
budaya pendidikan. Pembentukan pendidikan karakter harus melibatkan semua pihak
dalam mewujudkan pengembangan nilai luhur, budaya dan karakter bangsa. Terdapat
unsur-unsur yang berperan penting dalam proses pendidikan, yakni: peserta didik, guru,
interaktif edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode pendidikan,
serta lingkungan pendidikan (Kuneifi, 2016). Semua unsur tersebut berperan penting
dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan guru
dan siswa. Siswa diharapkan dapat aktif dalam proses pembelajaran, serta guru harus
dapat menciptakan proses pembelajaran yang baik dimana proses pembelajaran tersebut
melibatkan tiga komponen dari pembentukan karakter tersebut yakni: afektif, kognitif
dan perilaku sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Hal ini berkaitan dengan
peranan guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber dalam proses pembelajaran
(Rohman, 2013).
Sekolah merupakan institusi pendidikan yang dipandang sebagai sarana yang
paling efektif dalam pembentukan karakter peserta didik sedangkan guru merupakan
pendidik yang memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter peserta didik di
sekolah. Menurut Raka (2002) pendidikan karakter menjadi sangat mendesak untuk
diterapkan secara serentak diseluruh jenjang dan tingkat pendidikan. Hal ini sebagai
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
130
upaya agar kemerosotan moral dan perilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
serta bermasyarakat dapat dihindari.
Menurut Sutijan, dkk (2015) Pendidikan karakter dapat diintegrasikan pada
setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai
pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan
konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai tidak hanya
pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Mata pelajaran Biologi merupakan
salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan konsep kehidupan, pembelajaran
mengenai hubungan makhluk hidup dan lingkungan alam sekitar. Dengan demikian
perlu adanya penelitian tentang upaya guru dalam penanaman pendidikan karakter pada
mata pelajaran Biologi di sekolah.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang bagaimana upaya guru dalam menanamkan pendidikan karakter pada
pembelajaran Biologi di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Metode
observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi langsung, dimana peneliti
terjun langsung ke lokasi penelitian untuk melakukan pengamatan dan pencatatan data
secara sistematik pada objek penelitian dengan melihat instrumen sebagai pedoman.
Berkaitan dengan observasi ini, peneliti telah menetapkan aspek-aspek tingkah laku
yang akan diamati yang kemudian akan peneliti rinci dalam pedoman sehingga
mempermudah peneliti dalam melakukan pengamatan, namun tidak menutup
kemungkinan adanya hal-hal lain yang belum dirumuskan dalam pedoman yang akan
dicatat oleh peneliti. Observasi ini dilakukan dengan cara mengamati langsung perilaku
subjek dan objek penelitian pada saat proses pembelajaran berlangsung. Metode
wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Dalam penelitian ini
menggunakan teknik wawancara terstruktur dimana peneliti pada saat melakukan
wawancara dengan guru membawa suatu instrumen yaitu pedoman wawancara. Metode
dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang tidak langsung pada subjek
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
131
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil atau mengutip dokumen yang
berhubungan dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran biologi sehingga data
tersebut dapat digunakan untuk mendukung kelengkapan data yaitu dokumen perangkat
pembelajaran guru seperti, silabus, dan RPP. Angket berupa instrument penilaian
pendidikan karakter yang diamati saat proses pembelajaran biologi. Angket ini sebagai
sumber data tambahan yang diperoleh pada saat proses pembelajaran. Dimana dari satu
kelas XI ada tiga orang siswa yang diamati berdasarkan daftar nilai rendah, sedang, dan
tinggi. Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi dengan tujuan
untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena tetapi lebih pada peningkatan
pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan sehingga data yang diperoleh dapat
dipertanggung jawabkan. Teknik analisis data pada penelitian ini dianalisis secara
deskriptif sesuai dengan data yang diperoleh.
PEMBAHASAN
Pemahaman guru biologi mengenai pendidikan karakter dapat dilihat dari
kemampuan guru dalam menjelaskan pengertian pendidikan karakter, tujuan pendidikan
karakter, nilai-nilai karakter serta menyimpulkan pendidikan karakter dalam
pembelajaran biologi. Adapun konsep pemahaman dalam penelitian ini adalah
pemahaman individu (Human Assesment). Pemahaman individu adalah suatu cara untuk
memahami menilai, atau menaksir karakteristik, potensi dan atau masalah-masalah
(gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu (Sutoyo, 2009). Dengan
demikian pemahaman guru biologi tentang pendidikan karakter sudah baik karena guru
biologi di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin mampu menjelaskan pengertian
pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, nilai-nilai karakter serta
menyimpulkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran biologi.
Penggunaan metode pembelajaran dengan diskusi kelompok (pembelajaran
kooperatif) sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai karakter merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang guru lakukan agar mencapai tujuan pembelajaran.
Pencapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh
siswa baik berupa kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hal ini sejalan dengan
Suprijono (2011) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hana pada satu aspek kemanusian saja. Dengan demikian
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
132
strategi pembelajaran yang guru lakukan di dalam kelas selain memberikan pemahaman
konsep kepada siswa pada proses pembelajaran juga menanamkan nilai-nilai karakter
pada siswa.
Nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan kepada siswa sesuai dengan perangkat
pembelajaran yang disusun oleh guru pengampu mata pelajaran Biologi. Tidak ada
alokasi khusus untuk melatih dan mengajarkan pembentukan karakter karena
pembentukan karakter yang dilakukan terintegrasi melalui kurikulum yang ada. Hal ini
disebabkan karena dalam proses pembelajaran sudah terdapat unsur-unsur pendidikan
karakter yang bernilai bagi siswa baik cara pengajaran, sistem belajar, komunikasi
dalam kelas maupun dinamika pembelajaran dalam kelas secara keseluruhan.
Strategi pembelajaran yang disusun guru dalam perangkat pembelajaran
merupakan salah satu media guru untuk memberikan pembelajaran yang efektif di
dalam kelas. Menurut Slameto (2010) untuk meningkatkan cara belajar yang efektif
perlu memperhatikan beberapa hal, salah satunya dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang tepat sesuai dengan keadaan siswa dan lingkungan yang mendukung
dalam proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran yang guru lakukan di dalam kelas
menggunakan metode diskusi kelompok (pembelajaran kooperatif), dimana dengan
adanya diskusi dalam proses pembelajaran akan terjadi komunikasi multiarah
antarsiswa, guru dan lingkungan belajar. Dengan demikian strategi pembelajaran
menggunakan metode diskusi kelompok merupakan salah satu fasilitas yang diberikan
guru kepada siswa untuk menciptakan pengalaman yang baik dalam proses belajar.
Metode pembelajaran diskusi kelompok (kooperatif) merupakan pembelajaran
yang berlandaskan teori Vygotsky, dimana pada proses pembelajaran siswa belajar
berinteraksi dengan siswa yang lain dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan teori Vygotsky dalam Huda (2011) yang menyatakan bahwa mental
siswa pertama kali berkembang pada level interersonal dimana mereka belajar
menginternalisasikan dan mentransformasikan interaksi interpersonal mereka dengan
orang lain, lalu pada level intra-personal dimana mereka mulai memperoleh pemahaman
dan keterampilan baru dari hasil interaksi ini. Landasan teoritis inilah yang menjadi
alasan mengapa siswa perlu diajak untuk belajar berinteraksi bersama orang dewasa
atau temannya sehingga mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas yang tidak bisa mereka
selesaikan sendiri.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
133
Hasil penilaian penanaman nilai-nilai karakter pada siswa termasuk berkategori
sangat baik. Hal ini dapat dicapai dengan sangat baik karena adanya faktor internal dan
eksternal. Faktor internal adalah kondisi atau situasi yang ada di dalam diri siswa itu
sendiri sedangkan faktor eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia,
seperti keadaan lingkungan yang baik dan teratur. Guru merupakan salah satu faktor
eksternal yang mana guru dapat menciptakan suasana yang baik bagi siswa dalam
proses belajar. Sehingga nilai-nilai karakter seperti rasa syukur, bekerjasama,
menyumbang ide, menghargai pendapat orang lain, disiplin, dan tanggung jawab dapat
terbentuk dengan sangat baik. Uno & Nurdin (2012) mengatakan bahwa sikap positif
siswa terhadap pelajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh bagaimana cara guru dalam
menyampaikan pelajaran yang diajarkan.
Perilaku berkarakter yang siswa tunjukkan pada saat proses pembelajaran
berkategori sangat baik disebabkan karena adanya peranan guru yang selalu
mengingatkan siswa untuk selalu menanamkan nilai-nilai karakter pada saat kegiatan
pembelajaran seperti pada setiap pertemuan sebelum memulai pelajaran guru selalu
membimbing siswa untuk berdoa. Selain itu pada saat tugas kelompok, guru selalu
mengingatkan untuk selalu bekerjasama, menyumbangkan ide, menghargai pendapat
teman serta selalu disiplin dan bertanggung jawab atas segala tugas-tugas yang
diberikan oleh guru seseuai dengan skenario kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan
dengan Khan (2010 ) yang menyatakan peranan guru tidak hanya berperan sebagai
pengajar yang menyampaikan materi pengajaran tetapi juga bertindak sebagai
inspirator, inisiator, fasilitator, mediator, supervisior, evaluator, teman, sekaligus
pembimbing dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Dengan demikian guru
memiliki peranan yang sangat penting dalam menanamkan pendidikan karakter pada
siswa.
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru Biologi dalam
menanamkan pendidikan karakter pada siswa di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam menanamkan
pendidikan karakter pada siswa berkategori sangat baik. Hal ini dilihat dari tingkat
pemahaman guru dan angket penilaian karakter siswa yang berkategori sangat baik.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
134
Metode pembelajaran diskusi kelompok (pembelajaran kooperatif) merupakan salah
satu strategi pembelajaran yang guru lakukan untuk menanamkan nilai-nilai karakter
kepada siswa.
Adapun saran yang disampaikan bahwa bagi pihak sekolah sebaiknya
memberikan sarana dan prasarana kepada para guru untuk dapat mengadakan sosialisasi
mengenai penanaman pendidikan karakter di sekolah dan bagi peneliti selanjutnya
dalam penilaian pendidikan karakter perlu ketelitian dalam melakukan pengamatan
terhadap siswa yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta. Jakarta.
Erwan, Muhammad. 2013. Pendidikan Karakter Di Sekolah Menengah Atas Oleh Guru
Bimbingan Dan Konseling (Bk). Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
Yogakarta.
Florida. 2013. Pemahaman Guru Sejarah Tentang Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri Se-Kabupaten Pemalan. Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Semarang.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperatif Learning Metode Teknik Struktur dan Model
Terapan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Kadir, Abdul. Ahmad Fauzi. Dkk. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Kencana
Prenadamedia Group. Jakarta.
Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., & Permana, Johar. (2011). Pendidikan Katakter
(Kajian Teori dan Praktik di Sekolah), Bandung : Remaja Rosdakarya.
Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Pelangi Publishing.
Yogyakarta.
Kuneifi, Amin Elfahmi. 2016. Pengantar Pendidikan. Erlangga. Jakarta.
Permendiknas. 2010. Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 2 tahun 2010
tentang nilai-nilai karakter. Depdiknas. Jakarta.
Purwanto, Ngalimun. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Raka, G. at. All. 2002. Pendidikan Karakter di Sekolah Gagasan ke Tindakan. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Rohman, Muhammad & Sofan Amri. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran. Prestasi Pusakaraya. Jakarta.
Sadulloh, Uyoh. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Alfabeta. Bandung.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
135
Samani, Muclhas & Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan
Karakter.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.
Jakarta.
Smith, M. 2006. Contemporary Character Education. Principles Leadership. Vol.6,
no.5, pp. 16-20.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta
Sutijan. Hasan Makhfud. Lies Lestari. & Chumdari. 2015. Pengembangan Instrumen
Penilaian Pendidikan Karakter Terpadu. Jurnal Paedagogia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Vol. 18 No. 2 hal.1-9
Sutoyo, Anwar.2009. Pemahamn Individu Observasi, Checklist, Kuesioner
&Sosiometri. Semarang: CV. Widya Karya.
Uno, Hamzah B. Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran
Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
UU Sisdiknas. 2003. Undang-undang sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Pasal 1
dan 3 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
136
THE ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN SPEAKING BY
STUDENTS OF MADRASAH ALIYAH OF DARUL HIJRAH PUTRA ISLAMIC
MODERN BOARDING SCHOOL
MARTAPURA
Andrea Chandra dan Hidayatullah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan
E-mail : [email protected] dan [email protected]
ABSTRAK
This study aims to reveal the factors and types of grammatical errors are made by
students at The Islamic Boarding School of Darul Hijrah. Throught this research,
educators or education practitioners are expected To make the results of this research as
a material to identify and solve problems especially grammar and speaking and as a
learning model that can be used, especially for boarding school or madrasah that have
similar characteristics or the same as The Islamic Boarding School of Darul Hijrah. This
study was conducted in a descriptive using qualitative approach at Madrasah Aliyah of
Darul Hijrah Putra Islamic Modern Boarding School Martapura where the eleventh
grade students of Madrasah Aliyah Islamic Boarding School of Darul Hijrah Putra are
sellected as the subject of this research. The data was collected by observation,
interview, and documentation. The result of this research are the students were still
confused in making the agreement between subject and verb, in differentiating whether
to use the definite or indefinite articles, in deciding preposition which preposition
should be used, whether to use in, on, or at. Confused in deciding which pronoun should
be used to substitute nouns, whether it is personal, relative, possessive, or demonstrative
pronouns. The students over generalized the pluralizing of nouns. They just added the -
s/ -es without considering that there are some irregular forms of nouns pluralization.
The students applied rules in forming past time verb to conjunctions. Some factors
caused are he lack of vocabularies and grammar knowledge.
Keywords: grammatical errors, speaking, Islamic modern boarding school
INTRODUCTION
Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra boarding school is Islamic modern
boarding school which concerns on Islamic development. This Islamic college gives the
students many kinds of activities, like intellectual and spiritual activities. For examples
the students are required to study in formal schools. In daily communication the
students use like Arabic and English language. While the spiritual activities the students
are required to perform for five daily prayers in congregation. In addition, the
students are also given many kinds of religious subjects such as reciting and
memorizing holy Quran, studying fiqh, hadith and others.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
137
To master these languages well and improve their abilities this boarding school
has an additional program to apply Arabic and English as the medium of their
daily conversation beside Indonesia and regional languages. This is the way to
mastering foreign languages by doing many practices in the daily activity. Many
students come from many ethnics with their different cultural background gather in
this place to study and increase their ability. To suitable the activity which they can
share the idea, opinion and feeling, they need a certain language or choose the same
language as communication.
This study aims to reveal the factors and types of grammatical errors are made
by students at The Islamic Boarding School of Darul Hijrah, which is considered as a
boarding school not only cultivate daily Arabic as a language but also in English. So
with this research, educators or education practitioners are expected To make the results
of this research as a material to identify and solve problems especially grammar and
speaking and as a learning model that can be used, especially for boarding school or
madrasah that have similar characteristics or the same as The Islamic Boarding School
of Darul Hijrah. In addition, the results of this research can also be used as a reference
for other researchers or other advanced research in developing a better learning in the
future.
METHOD OF RESEARCH
1. Research Design
The research is included in qualitative research since it is intended to have
grammatical errors in speaking at Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra Islamic
Modern Boarding School Martapura. This study will be conducted in a descriptive
using qualitative approach.
This research is designed by using descriptive study in order to describe
something appears in the field. The researcher can describe the phenomena appear in
grammatical errors in speaking at Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra.
2. Data and Data Source
The data of this study were classified into two types. They were linguistics
and information. The linguistics data were the language use grammatical errors by the
students of Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra Islamic Modern Boarding School.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
138
The category was in the levels of phonemes, phrases, and sentences which were
obtained through observation, interview and questionnaire. Secondly, information as
data means that the data which are needed are related to the Analysis of Grammatical
Errors in Speaking English. They cover the reasons why the students produce
them, the number of students of Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra Islamic
Modern Boarding School, and the year when English began to be spoken. Those data
were obtained while conducting interview. Especially for the Student, the interview was
conducted with the students when English began to be spoken.
3. Technique of Data Collection
The technique of collecting data is the way the researcher do for collecting data
in the research. In this research, the researcher uses some technique in collecting data.
Those are observation, interview, and documentation.
The researcher observes want to know and need for gaining the information. In
the observation of this study, the researches observe the school condition and speaking
activities. So, researcher only observes those areas. Interview is needed by the
researcher to clarify about the information which gotten. It is the list of questions that is
used to get information needed for the research. Then, they are question that are asked
to get information about speaking activities. By combining those methods the
researcher can gain the detail information. Documentation is the combining collection
of the data. Documentation that is the researchers get from process of observation,
interviews, field notes, record and file from institution. In this study, the researcher
know of consisting of teaching and learning speaking activities. The next step, the
researcher processes the data.
4. Data Analysis
In analyzing data, the researcher uses qualitative approach. The result or
finding data of conducting research will be described according to the phenomena taken
from the field and synthesis the result of research.
In this data analysis the researcher analyzes by grammatical errors in speaking
at Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra Islamic Modern Boarding School consisting
of the factors and types of grammatical errors are made by students. The result or the
finding of conducting research will to describe based on the phenomena taken from the
field and synthesis the result of research. The researchers want to find the teaching and
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
139
learning to improve the student ability in speaking. The conclusion is in the form of
description of the object of this study. Finally, in this step the researcher can get the
result and conclusion of the research.
RESEARCH RESULT
1. Result
This section explains about the data which were obtained while conducting
the research. The data address about how the eleventh grade students of Islamic Modern
Boarding School Darul Hijrah Putra spoke from language in students community.
1.1 Errors in using verb forms
Errors in using verb forms are the most frequent one made by the students. In
using verb forms, there are some roles to be obeyed, such as: the form of the sentence
whether it is in the active or passive form, and the tense of the sentence. These rules are
complex so that the students often make errors in this area. Some of the errors are
illustrated as follow:
NO. INCORRECT CORRECT
1. Yesterday I see she in the class I saw her in the class yesterday
2. Tomorrow I didn’t enter school I will not go to school tomorrow
3. I invite my friend to came my room I invited my friend to came my room
4. You couldn’t speaked English very
well
You couldn’t speak English very
well
Here the students made errors in producing verb 1 or infinitive. They failed to
put the infinitives. They should be in the form infinitives (to+ the simple form of the
verb). Although the tense used in past form, but there are still infinitives should be used,
the sentences should have been: in number (1) the sentence is “yesterday I see she in the
class” this sentence is errors because the word see should be saw number (2) the errors
in “tomorrow I didn’t enter school” the correct sentence should be “I will not go to
school tomorrow” in number (3) there are the errors put in “I invite my friend to came
my room” the actually invite in here must” I invited my friend to came my room”
number (4)” you couldn‟t speaked English very well” the correct sentence should be
“you couldn‟t speak English very well”.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
140
As the researcher stated above, in spoke usually use past tense since it tells
about past experiences. In the sentences below, the students failed to put the verbs in the
past form (verb2). The errors were as follows:
NO. INCORRECT CORRECT
1 One for me ketela one I bought one casava
2 Go to where is Where will you go?
3 Is there is the chili Is there the chili?
4 When your parent visiting you When is your parents are see you
5 I am buy donut one I bought one donut
In sentences above, the students failed to recognize the past form of the verbs.
They still used the simple form of the verbs. This is incorrect since in telling their past
experiences should have been number (1) “one for me ketela one”in this sentence is
incorrect because for the actually can change with bought so the correct in this sentence
is “I bought one casava” in number (2) the structure is wrong because “go to where is”
where in here is interrogative if interrogative must put in first sentence the correct is
“where will you go?” number (3) this sentence is incorrect because so much is “is there
is the chili” the actually is can put just one in first sentence “is there the chili?
Number (4) “when your parent visiting you” the sentence correct is “when is your
parents see you” in number (5) “I am buy donut one” the sentence correct is “I bought
one donut”.
Besides the infinitive forms, verb groups could also be in the forms of
irregular verb. In the sentences below, the students failed to put the verbs in the past
form (verb2) of irregular. The errors are as follows:
NO. INCORRECT CORRECT
1 Andre called by Mr. Dwi You are called by Mr. Dwi
2 Yesterday you to called by Mr.
Cholik
Mr. Cholik called you Yesterday
3 I taked my cloth in laundry I took my cloth in laundry
In sentence above the student failed to recognize the past form of the verb.
Instead of using the past form, she added the verb with –ed. This is wrong since the verb
is the irregular one. He cannot add –ed. He just generalized that the past forms of the
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
141
verbs are always added by –ed. The sentences should have been in number (1) incorrect
because “Andre, you called by Mr. Dwi” the correct is “You are called by Mr. Dwi” in
number (2) incorrect same with number one the sentence is “Yesterday you to called
by Mr. Cholik” the sentence correct is “Mr. Cholik called you yesterday” in
number (3) I taked my cloth in laundry” the correct is “I took my cloth in laundry”.
1.2 Errors in using auxiliary verbs
The student also failed to recognize the correct form of auxiliary verbs used in
their sentences. There are 2 groups here:
1. Do, be and have
2. Modal auxiliaries (can, could, may, might, must, will, ought to, and need).
Modal auxiliaries generally express a speaker’s attitudes or moods. For
example, modals can express that a speaker feels something is necessary, advisable,
permissible, possible, or probable; and in addition, they can convey the strength of these
attitudes. (Betty S azar, 1989:68)
NO. INCORRECT CORRECT
1 Her name was Azmi because she
good person
Her name is Azmi because she is
good person
2 My father don’t can come here
because his sick
My father couldn’t come here
because he was sick
3 I am very happy because can go
home
I was very happy because I could
go home
In this sentence incorrect because in number (1) “Her name was Azmi
because she good person” the correct is “her name is Azmi because she is good
person” so, in number (2) incorrect because don’t can the sentence became couldn’t the
example is “My father don’t can come here because his sick” the sentence correct is
“My father couldn‟t come here because he was sick and now in number (3) incorrect
same must there was the example is “I am very happy because can go home” the
sentence correct is “I was very happy because I could go home.
1.3 Errors in the use pronouns
Pronoun is used in a place of a noun. It refers to a noun. The main use of
pronoun is substitute nouns. The students made error in this area. They are as follow:
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
142
NO. INCORRECT CORRECT
1 Brother, that is there is egg Brother, is there egg?
2 Nothing the change No change
3 You what happen like that lo Why do you act like that?
4 One just wes Just one
In this Sentence incorrect in number (1) “Brother, that is there is egg” the
correct sentence is ”Brother, is there egg?”. Number (2) ”nothing the change” the
correct is “No change” in number (3) “you what happen like that low” in English
forbidden spoke to mix with Indonesian language it is code mixing and the correct is
“why do you act like that? Number (4) “one just wes” the sentence correct is “just one”
without wes.
2. Surface Strategy Taxonomy
Those errors are classified into the types based on surface strategy taxonomy
according to dulay. They were omission, addition, misformation and misordering. In
order to know which types belong to, it is important to show the wrong sentences.
2.1 Errors of Omission
Omission errors are characterized by absence of an item that must appear in a
well-formed sentence. These errors are indicated by absence of grammatical
morphemes in a certain construction. The errors of omission based on the data obtained
were found as follow:
NO INCORRECT CORRECT
1 I prepare my things and my shirts Finally, I prepared my own things
and my shirts
2 I and my friend visit to other room Firstly, I and my friend visited to
other room
3 I very happy I was very happy
4 We very hungry We were very hungry
5 There is ice? Is there ice?
6 Let’s go kitchen Let’s go to kitchen
In sentence (1) and (2), errors of omission occurred in regular past verb is the
omission of- ed. Because in number (1) “I prepare my things and my shirts” the
sentence correct is “finally, I prepared my own things and my shirts” and number
(2) “I and my friend visit to other room” the sentence correct is “firstly, I and my
friend visited to other room” While in sentences (3) and (4), an error of omission in
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
143
simple past tense is the omission of auxiliary verb. Because in number (3) “I very
happy” the sentence should be “I was very happy” in number (4) “we very hungry” the
sentence should be “we were very hungry” In sentences (5), error of omission occurred
in the omission of auxiliaries, example this sentence “there is ice? This sentence is
incorrect because the auxiliary must put first sentence the sentence should be “is there
ice?” in sentences (6) the error have “to” the example is “let’s go kitchen” the sentence
should be “Let’s go to Kitchen” .
2.2 Errors of Addition
Errors of addition are characterized by the presence of an item which must
appear in a well –formed sentence. Based on the data obtained were founds as follow:
NO INCORRECT CORRECT
1 My brother don’t can because his sick My brother couldn’t follow
because he was sick
2 I couldn’t speaked English very
well
I couldn’t speak English very
well
3 Last year, I have a holiday for a one
week
I spent my holiday for a week,
Last year
The example above showed that in sentences (1) “my brother don’t can
because his sick” because the students made errors of addition by applying double
marking. The correct is “my brother couldn’t follow because he was sick” in number
(2) incorrect because the students made errors of addition by applying double
marking the example in sentence “I couldn’t speaked English very well” the correct is
“I couldn’t speak English very well” These errors occur when the students give more
one marker in their tenses. While in sentence (3), the students made errors of simple
addition in which this error occur when one use an item which should not appear in a
well-formed sentence. Last year, I have a holiday for a one week” the correct is “I spent
my holiday for a week Last year”
2.3 Errors of Misformation
Errors of misformation are characterized by the use of wrong form of the
morpheme or structure. This error occur when the students supplies something although
it is incorrect. The errors of omission based on the data obtained were found as
follow:
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
144
NO INCORRECT CORRECT
1 The children reading holly Qur’an The Children are reading holly
Qur’an
2 I take after this I took after this
3 One for me ketela one I bought one cassava
The example above showed that in sentences (1) “the children reading holly
Qur’an” the correct is “the Children are reading holly Qur’an” because the students
made errors in the type regularization, in which a regular marker is used in place of an
irregular one, as children to be childs so, in sentences (2) take became took the example
is “I take after this” the correct is “I took after this” . While in sentence (3), the student
made error in the type of archi form, in which they selected one member of the class of
personal pronouns to function for several others in the class, as me for me the example
is “one for me ketela one” the correct is “I bought one casava”
2.4 Errors of Misordering
Misordering error is characterized by incorrect placement of a morpheme or
group of morphemes in an utterance. The examples were as follow:
NO INCORRECT CORRECT
1 In canteen we bought some foods We buy some foods in canteen
2 In there, Dana bought clothes and
shoes
Dana bought some clothes and
shoes there
3 One for me ketela one I bought one cassava
The examples above showed that in sentences (1) “in canteen we bought some
foods” the sentence correct is “we buy some foods in canteen” and (2) “in there, Dana
bought clothes and shoes” the sentence correct is “Dana bought some clothes
and shoes there” because the students made errors by incorrect placement of adverb of
place. Those adverbs should be placed in the end of sentence. While in sentence (3)
“one for me ketela one” the sentence correct is “I bought one casava”
3. The Causes of Error
In the process of second language learning, the learners may use any
strategies in order to get comprehensive in the target language. During the process of
second language learning, every learner always produces any errors or mistakes.
Based on the description of findings above, the researcher notes that most of the
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
145
students made errors in their speaking. Mostly, the students made errors in using verb
form and omission. A student supposed that the target language and his language
were similar so he made errors. There were many students think that speaking was
something terrible. They were often confused what and how to speak using grammar in
good.
The learner’s error may be caused by many factors. English was foreign for
students. And this is one of the possible causes of their errors. The students error in
using English tense made by bilinguals is caused by their they first think in their mother
tongue or native language first, and then they translate into English when they were
speaking in English. Indonesia language did not have verb conjugation and in
expressing idea, whether something happens at present, past and future. In Indonesian
language is only expressed by adverb of time such as sekarang, besok, kemarin and
sedang. The verbal form does not change although the adverb of time changes in
other words; there are no tenses in Indonesia language.
Besides, they did not understand about grammar, although the teacher had
taught it. Besides, the materials of the student’s English lesson were mostly taken
from the kinds of the text, and grammar an addition only. They never tried to use
grammar both in speaking and it is also the vocabularies that students have still poor
or lack.
The other causes of student’s errors are based on how to recognize the part of
speech. They still have difficulties to understand and use the functions part of speech.
In this case they cannot arrange or make their owned sentences well.
In these cases, the writer has several examples and described below. The
students produced two items rather than one were marked for the same tense i.e. they
added double marking of verb “did” and “brought” in sentences “ I did not brought
food”. They had over-generalized of verb 2 in constructing the past sentence.
The student did not know the rule. The students failed to apply the rules
correctly. For example: “in there we enjoyed with my friend” the students added “in”
on “in there” in which it should be unnecessarily. The sentence should have been” we
enjoyed with my friend” another example “after that we tired”, the student omitted to
be (were) in their sentence. It should have been “we were tired”. In the following
example: “we return home with safe”. The errors in this sentence, some students
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
146
omitted –ed in their past tense. The sentences should have been “we returned home
safely. Another example: “I very happy” and “we very happy”. From both of sentences,
the students omitted be of “was” and “were”. The examples above showed that the
students tented to elicit the sentences and used incomplete past rule. The sentences were
incorrect since the existence of past verb or past marker indicate that the sentence the
student made was in past time.
The students misunderstood the rule. As in the following example: “we were
returned home”, this sentence was past, but the form was passive the student error
was he added “were” in active past. The sentences should have been: “we returned
home”. Another example: “I was so tired but I was very happy” there was the
confusion of so and very. The sentence should have been: “I was very tired but I was
happy”
CONCLUSION
This research can be concluded that there are many grammatical errors
analysis in speaking English by the eleventh grade students of Madrasah Aliyah of
Islamic Modern Boarding School of Darul Hijrah Putra. The students were still
confused in making the agreement between subject and verb. It could be because in
Bahasa Indonesia there is no agreement between subject and verb. The students were
still confused in differentiating whether to use the definite or indefinite articles. It
could be because in Indonesian language grammar there is no definite article used.
The students still confused in deciding preposition which preposition should be used,
whether to use in, on, or at. The students over generalized the pluralizing of nouns.
They just added the -s/ -es without considering that there are some irregular forms of
nouns pluralization. The students still confused in deciding which pronoun should be
used to substitute nouns, whether it is personal, relative, possessive, or demonstrative
pronouns. The students applied rules in forming past time verb to conjunctions.
There are some factors which cause the existences of grammatical errors
analysis in speaking English by the eleventh grade students of Madrasah Aliyah of
Islamic Modern Boarding School of Darul Hijrah Putra seen from, the lack of
vocabularies and grammar knowledge which are experienced at Islamic Modern
Boarding School Darul Hijrah which shows that the existence of grammatical
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
147
errors analysis in speaking English by the eleventh grade students of Madrasah
Aliyah of Islamic Modern Boarding School of Darul Hijrah Putra.
REFERENCES
Betty, Schrampfer. 1989. Understanding and Using English Grammar. New Jersey:
Prentice Hall Regents.
Brown, Douglas. 1980. Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey:
Prentice Hall Regents.
Catherine Marshall, ET. Al. 1999. Designing Qualitative Research, 3rd
ed. United
States of America: Sage.
Corder, SP. 1975. The Significance of Learner Errors: Errors Analysis. London:
Longman Group.
Dulay, Heidi. Mariana Burt. Stephen Krashen. 1982. Language Two. Oxford
University Press.
Harmer, J. 2001. The Practice of English Language Teaching. London: Longman
Group.
Lado, R. 1970. English Sentence Patterns, Understanding and Producing
English Grammatical Structures. Canada: Longman Canada Limited.
_________. 1977. Language Testing, the Construction and Use of Foreign
Language Test. Hongkong: Longman Group Limited.
Maurer, Jay. 1995. Focus on Grammar; an Advanced Course for Reference and
Practice. London: Longman Group.
Mc. Donough and Cristhoper. 2003. Material and Method in ELT. London: Black
Well.
Ramelan, 1992. Introduction to Linguistic. Semarang: IKIP Press.
Richads, Jack C. 1996. Functional English Grammar. New York: Cambridge
University Press.
_________. 1971. Error Analysis. London: Longman.
Turton, D, Nigel. 1995. ABC of Common Grammatical Errors. Thailand: Macmillan
Published Limited.
Yule, George. 1982. Explaining English Grammar, Language Two. Oxford: University
press.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
148
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBASIS ISLAMI
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR KIMIA
PADA MATERI STRUKTUR ATOM
DI MA RAUDHATUSY SYUBBAN KABUPATEN BANJAR
Gusti Hadiatus Solehah dan Mohan Taufiq Mashuri
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Madrasah Aliyah sebagai salah satu komponen pendidikan menengah di Indonesia,
banyak memiliki kendala dalam proses belajar mengajar. Pada mata pelajaran kimia,
dirasakan tingkat kemampuan dan motivasi siswa dirasa kurang, hal ini tercermin dari
hasil nilai tryout siswa yang rata-rata di bawah nilai ketuntasan minimal. Penelitian ini
dilakukan dalam proses pembelajaran kimia di MA Raudhatusy Syubban semester gasal
tahun ajaran 2017/2018. Desain yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test
and Post-test Group Design. Pre-test digunakan untuk mengetahui kondisi awal dari
motivasi belajar peserta didik sebelum diberikan perlakuan berupa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis Islami. Post-test digunakan untuk
mengetahui kondisi akhir yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran berdasarkan pada perbandingan hasil Pre-test. Data dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa angket motivasi belajar peserta
didik. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis Islami berpengaruh terhadap prestasi dan
motivasi yang meningkat, dikarenakan kesamaan latar belakang keislaman antara obyek
penelitian dengan materi yang disampaikan. Adanya variasi model pembelajaran juga
berpengaruh menambah minat dan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar.
Kata Kunci : pembelajaran kooperatif, berbasis Islami, STAD, motivasi belajar kimia
PENDAHULUAN
Kondisi yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran masih terdapat banyak permasalahan. Permasalahan tersebut diantaranya
terfokus pada proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Berdasarkan pada
hasil pengamatan di kelas serta diskusi dengan beberapa guru di Madrasah Aliyah
Raudhatusy Syubban Kab. Banjar Kalsel menunjukkan bahwa proses belajar mengajar
di kelas masih memiliki beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil belajar siswa,
diantaranya: 1) partisipasi siswa masih rendah dalam kegiatan pembelajaran; 2)
dominasi siswa tertentu dalam proses pembelajaran; 3) siswa kurang tertarik dengan
cara guru menyampaikan materi (metode yang digunakan tidak bervariasi); dan 4)
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
149
sebagian besar siswa kurang termotivasi untuk mengikuti proses belajar. Berdasarkan
permasalahan tersebut, perlu adanya solusi yang tepat untuk perbaikan dalam proses
pembelajaran di kelas yaitu perlunya meningkatkan mutu atau kualitas proses
pembelajaran.
Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh pendidik dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajaran adalah dengan menerapkan variasi model pembelajaran. Model
pembelajaran yang dimaksud dalam hal ini khususnya adalah model pembelajaran yang
mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif sehingga dapat berperan dalam proses
pembelajaran. Dengan meningkatnya peran aktif siswa diharapkan akan meningkatkan
prestasi belajar yang dihasilkan. Salah satu diantara model pembelajaran yang sesuai
dengan kriteria tersebut adalah model pembelajaran kooperatif.
Selain kerjasama dalam model pembelajaran kooperatif, akhlak dan motivasi
siswa juga perlu ditingkatkan. Salah satu cara yang dapat dipergunakan adalah dengan
menerapkan model berrbasis Islami. Dengan mengintegrasikan model pembelajaran
kooperatif dengan basis Islami diharapkan ada korelasi positif antara prestasi, akhlak,
dan motivasi belajar siswa. Sehingga dalam hal ini dirasa sangat perlu untuk
mengangkat sebuah penelitian dengan tema “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Team Achievement Division Berbasis Islami untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Kimia”.
Berdasarkan hasil wawancara dan hasil nilai tryout kimia di tempat penelitian,
terdapat hasil yang kurang memuaskan. Misalnya untuk hasil tryout kimia, didapat
bahwa nilai berkisar antara 10-67,5, dengan rata-rata nilai 35,375, nilai ini masih di
bawah KKM kimia yaitu 5,5. Oleh karena hal tersebut, maka peneliti mengangkat
penelitian dengan obyek bidang studi kimia, yang juga sesuai dengan program studi
peneliti.
Student Teams Achievement Divisions merupakan metode paling sederhana
dalam pembelajaran kooperatif. Dalam STAD guru menyajikan meteri pelajaran
kemudian peserta didik bekerja dalam kelompok mereka untuk memastikan bahwa
setiap anggota kelompok telah menguasai materi tersebut. Pembelajaran diakhiri dengan
pemberian kuis pada seluruh peserta didik untuk dikerjakan secara mandiri. Penilaian
dalam pembelajaran ini dilakukan terhadap individu maupun terhadap pencapaian
kelompok. Rusman (2010) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif STAD
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
150
mengandung enam tahapan utama, yakni: (1) penyampaian tujuan dan motivasi, (2)
pembagian kelompok, (3) presentasi guru (penyampaian materi), (4) kegiatan belajar
dalam tim (kerja kelompok), (5) pemberian kuis (tes), (6) penghargaan prestasi tim.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasy experimental
research) karena menerapkan perlakuan pada peserta didik yang tidak dapat
dikondisikan secara mutlak seperti dalam penelitian murni (true experimental research).
Sedangkan desain penelitian yang diterapkan adalah Pre-test and Post-test Group
Design yang terdiri dari dua kelompok sampel dengan menerapkan tes awal dan akhir
perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di MA Raudhatusy Syubban pada semester gasal
tahun ajaran 2017-2018.
Angket diberikan sebelum pemberian materi kepada responden, dimana angket
terdiri dari 36 butir soal, dengan sifat pertanyaan positif, skor menggunakan skala 1
sampai dengan 5. Angket diberikan kepada 50 orang responden, yang terbagi menjadi 2
kelas, dengan komposisi masing-masing 24 dan 26 siswa. Angket motivasi awal
kemudian dianalisis dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
Setelah angket, maka dilakukan pemberian pre test dan materi pelajaran kimia,
dalam hal ini materi struktur atom. Materi yang disampaikan pada kelas kontrol adalah
materi konsep atom Dalton dan Avogadro, sedangkan di kelas eksperimen, disampaikan
tentang teori atom Abu Hasan Al Asyari. Pada akhir penyampaian mater, diberikan
kembali angket motivasi dan post test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji validitas
Dari 36 pertanyaan angket awal yang diberikan kepada 50 responden,
berdasarkan uji reliabilitas, didapatkan bahwa terdapat 10 pertanyaan yang tidak valid,
dan 26 pertanyaan valid yang sudah mewakili setiap aspek dari angket motivasi yang
ingin digali.
Uji reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan tingkat kualitas data, dimana data dengan
reliabilitas tinggi berarti bahwa data akan cenderung stabil bila diujikan kepada
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
151
responden lain. Analisis reliabilitas pada angket dihitung berdasarkan pernyataan butir
angket yang valid. Pada penelitian ini digunakan uji reliabilitas Cronbach-alpha dengan
nilai yang didapat adalah 0,84, dimana nilai ini lebih besar nilai yang umum digunakan
untuk data dengan reliabilitas baik, yaitu 0,7.
Perubahan motivasi belajar siswa
Berdasarkan angket motivasi belajar kimia yang telah dibagikan, maka dapat
dibuat histogram perbedaan antara motivasi awal dan akhir siswa, baik di kelas kontrol,
maupun di kelas eksperimen, seperti yang ditampilkan pada gambar 1 dan gambar 2
berikut. Dari kedua gambar tersebut, dapat dilihat bahwa kelas eksperimen mempunyai
pengaruh motivasi yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
Gambar 1. Histogram motivasi siswa kelas kontrol
Gambar 2. Histogram motivasi siswa kelas eksperimen
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
60 75 90 105 120
Fre
kue
nsi
Skor angket motivasi
Sebelum
Sesudah
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
60 75 90 105 120
Fre
kue
nsi
Skor angket motivasi
Sebelum
Sesudah
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
152
Pengujian Hipotesis
Pada penelitian ini, akan diujikan bagaimana pengaruh pemberian materi kimia,
baik pada kelas kontrol maupun di kelas eksperimen, sebelum dan sesudah pemberian
materi kimia. Pada kelas kontrol, rata-rata prestasi kelas naik dari 0,846 menjadi 2,962,
atau ada kenaikan 250%. Sedangkan di kelas eksperimen, juga terjadi kenaikan rata-rata
prestasi dari 1,042 menjadi 3,250, atau terjadi kenaikan sebesar 212%. Hasil pre dan
post test untuk kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada histogram gambar 3 dan
gambar 4 berikut.
Gambar 3. Histogram nilai pre dan post test kelas kontrol
Gambar 4. Histogram nilai pre dan post test kelas eksperimen
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 1 2 3 4 5
Pre Test
Post Test
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0 1 2 3 4 5
Pre test
Post Test
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
153
Berdasarkan hasil koreksi pre dan post test, dimana kepada diberikan 5 soal yang
sama, maka didapatkan bahwa terjadi perbedaan hasil post test antara kelas kontrol
dengan kelas eksperimen. Kelas eksperimen mempunyai rata-rata skor yang lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Dari sisi varian, kelas eksperimen mempunyai varian yang
lebih kecil, dengan artian bahwa terjadi kemampuan menjawab soal yang cenderung
lebih merata dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari uji t ini juga didapatkan bahwa
hipotesis 0 diterima, artinya ada pengaruh perlakuan pada responden.
Pembahasan
Berdasarkan penelitian penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis
Islami untuk meningkatkan motivasi belajar kimia di MA Raudhatusy Syubhan, yang
telah diuji berdasarkan statistik, didapatkan bahwa pemberian materi berbasis Islami
mempunyai pengaruh terhadap motivasi dan prestasi siswa. Hal ini dimungkinkan
karena :
adanya persamaan latar belakang sekolah yang berbasis Islami dengan materi/metode
yang disampaikan. Metode kooperatif berbasis Islami, dengan bahasan pembelajaran
kimia yang dikaitkan dengan dengan dalil-dalil Islam, maka siswa dapat mengaitkan
pembelajaran Islam, seperti ilmu Quran, sehingga pembelajaran dengan metode yang
Islami akan lebih mudah dipahami oleh siswa sekolah yang berbasis Islam
adanya variasi metode pembelajaran, akan membuat siswa lebih tertarik,
dibandingkan dengan metode konvensional ceramah biasa. Dalam kondisi sehari-
hari, metode ceramah paling sering digunakan dalam dunia pendidikan. Di sisi lain,
penggunaan metode kooperatif juga akan memancing minat siswa untuk berdiskusi,
setidaknya ada motivasi untuk mencari informasi secara mandiri.
Motivasi yang lebih tinggi dalam pembelajaran kimia, berbanding lurus dengan
prestasi belajar siswa
Kendala yang dialami pada penerapan metode berbasis Islami ini adalah
kurangnya materi kimia yang bisa dikaitkan dengan dunia Islam, sehingga perlu
penggalian materi dari referensi-referensi ilmuwan Islam, dan yang mendasari
penemuan-penemuan tersebut di dalam ilmu Islam.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
154
KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe STAD berbasis Islami berpengaruh terhadap peningkatan motivasi dan
prestasi belajar siswa, di MA Raudhatusy Syubban. Hal in disebabkan karena adanya
persamaan latar belakang sekolah yang berbasis Islami dengan materi/metode yang
disampaikan, yaitu metode kooperatif berbasis Islami. Variasi metode pembelajaran,
membuat siswa lebih tertarik dalam belajar kimia, dibandingkan dengan metode
konvensional ceramah biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Anderman, E. M., & Anderman, L.H. (Ed.). (2009). Psychology of Classroom Learning
an Encyclopedia. New York: Gale Cengage Learning.
Hamzah B. Uno. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Intan Pulungan. (2008). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Hasil Belajar Kimia. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 47-52.
Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Press.
Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Situmorang, H., & Situmorang, M. (2009). Keefektifan Media Komputer dalam
Meningkatkan Penguasaan Kimia Siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada
Pengajaran Materi dan Perubahannya. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains,
45-51.
Syadzili, Hasan. 2015. Teori Atom menurut Asy’ariyyah. Jurnal Kalimah. Vol. 13, No.
2
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
155
THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ PARTS OF SPEECH
MASTERY AND THEIR SPEAKING ABILITY
Hengki dan Ratna
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan
E-mail : [email protected] dan [email protected]
ABSTRACT
Speaking is one of language skills who has important role in communication. It is as an
interactive process of constructing meaning that involves producing, receiving and
processing information.There are many things related to speaking, one of them is parts
of speech mastery. Parts of speech (POS) is the core of sentences especially in academic
contexts. There are five types of words which are very influential in studying English at
basic level, those are noun, pronoun, verb, adverb, and adjective. If one is not able to
differentiate among noun, pronoun, verb, adverb, and adjective, it will make ambiguous
in his sentences. Then, his interlocutors are not able to understand the meaning of his
spoken. This condition leads to lacking communication.That is way mastering parts of
speech is very essential in learning English speaking.This objective of this study is to
see the correlation between students’ parts of speech mastery and their ability in
speaking. The study was carry out in a population of 93 students at the third semester of
English department of FKIP UNISKA Muhammad ArsyadAl Banjari Banjarmasin.
Data collection involved test as an instrument. The kind of test were multiple choice test
to measure the students’ parts of speech mastery and interview test to measure their
ability in speaking. To achieve the purpose of this study, the data were analyzed by
using Pearson Product Moment formula with the help of SPSS. The result of analysis
shows that the correlation coefficient (r) between the two variables is .979. It means that
there is a significant correlation between the students’ parts of speech mastery and their
ability in speaking. Based on the findings, it can be concluded that the students’ parts of
speech mastery can be used to predict their ability in speaking.
Keywords: Correlation, Parts of Speech, Speaking Skill
INTRODUCTION
Background
English is one of the international languages in this world. It is used as a means
of communication among nation forinternational trade, tourism and other important
international affairs. To make us easily in communicating our idea, feeling with people
around the world, we must be able to speak English well. Speaking is one of the four
skills in English. In speaking, the learners learn to receive and convey massages.
Speaking is as an interactive process of constructing meaning that involves producing,
receiving and processing information. In Indonesia, many senior high school students
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
156
and university students from non-English department have difficulties to communicate
in English. This argument is in line with the result of the research that had been
conducted and presented by Al Nakhalah (2016) in on line journal that states that senior
high school students and university students from non-English department have
difficulties to communicate in English. The article analyzed the causes that make the
students difficult to communicate in English. One of the causes is the students do not
master parts of speech.
The main goal of teaching speaking is communicative efficiency. Teaching
speaking means helping learners develop their ability to interact successfully in the
target language.
Nowadays, many students take an English course to improve their speaking ability.
Most of them are successful although some of them are still poor.
There are many things related to speaking, one of them is parts of speech mastery. Parts
of speech (POS) is the core of sentences especially in academic contexts. There are
eight types of words classified according to their functions, named the “eight parts of
speech”, they are noun, pronoun, verbs, adjectives, adverbs, preposition, conjunctions,
and interjection or exclamation.
Nevertheless, of the eight parts of speech above, there are five types of words which are
very influential in studying English at basic level, those are noun, pronoun, verb,
adverb, and adjective.All students of English have to comprehend them perfectly
because those are regarded to be the main components of the basic structure of English
sentences. If the five types of words
are wrongly applied, the composed sentence will hardly be well understood. In other
words, if one is not able to differentiateamong noun, pronoun, verb, adverb, and
adjective, it will make ambiguous in his sentences. Then, his interlocutors are not able
to understand the meaning of his spoken. This condition leads to lacking
communication. That is way mastering parts of speech is very essential in learning
English speaking.
Based on the explanation above, it can be formulated the assumption that the
more the students master parts of speech, the more they arrange the sentences easily.
Meanwhile hypothesis in this study states that there is a significant positive correlation
between students’ parts of speech mastery and their speaking ability”
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
157
Objectives of the Research
The general purpose of this study is to investigate the correlation between the
students’ parts of speech mastery and their speaking ability. Moreover, the minor
purposes of this study are:
1. To identify the students’ parts of speech mastery.
2. To identify the students’ ability to distinguish the kinds of parts of speech.
3. To investigate whether there is any significant positive correlation between the
students’ parts of speech mastery and their speaking ability.
RESEARCH METHODOLOGY
Research Design
The study is intended to investigate the correlation between the students’ parts
of speech mastery and their speaking ability. To achieve the objective, the researchers
used correlation design. Correlation research involves collecting data in order to
determine where, and to what degree, a relationship exists between two or more
quantifiable variables. The degree of relationship is expressed as a correlation
coefficient. According to Gay and Airasian (2000:321).The purpose of correlation
research is to determine relationship between variables or to use this relationship to
make prediction. This research consists of two variables. They are the students’ parts of
speech as a predictor variable (X) and the students’ speaking ability as a criterion
variable (Y).
Population and Sample of the Research
The Population of this research is the third semester students of English
department of FKIP UNISKA Muhammad Arsyal Al Banjari Banjarmasin. The sample
was selected by using simple random sampling technique.
Instrument and Technique of Data Collection
To collect the data, the researchers used test as an instrument. There are two kinds
of test applied in this study, they are multiple choice test and interview test. Test in
the form of multiple choice was given to the students to know their parts of speech
mastery while interview test was done to identify their speaking ability. There are 20
questions for multiple choice test and 4 instructions for interview test.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
158
Scoring Technique
To determine students’ individual score for multiple choice test, the researchers used the
formula as presented below:
Number of Correct Answer
Score: X 100
Total Questions
Meanwhile to students’ individual score for interview test, the researchers used oral
language scoring rubric adapted from Hughes as presented below
a. Accent
Score Requirements
1 Pronunciation frequently unintelligible
2 Frequent gross errors and a very heavy accent make understanding difficult,
require frequent repetition.
3 Foreign accent” requires concentrated listening, and mispronunciation lead to
occasional misunderstanding and apparent errors in grammar or vocabulary
4 Marked “foreign accent” and occasional mispronunciations which do not
interfere with understanding. No conspicuous mispronunciations, but would
not be taken for a native speaker.
5
No conspicuous mispronunciations, but would not be taken for a native
speaker.
6 Native pronunciation, with no trace of “foreign accent.”
b. Grammar
Score Requirements
1
2
Grammar almost entirely inaccurate except in stock phrases.
Constant errors showing control of very few mayor patterns and frequently
preventing communication.
1
2
Grammar almost entirely inaccurate except in stock phrases.
Constant errors showing control of very few mayor patterns and frequently
preventing communication.
3 Frequent errors showing some major patterns uncontrolled and causing
occasional irritation and misunderstanding.
4 Occasional errors showing imperfect control of some patterns but no
weakness that causes misunderstanding.
5 Few errors, with no pattern of failure.
6 No more than two errors during the interview.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
159
c. Vocabulary
Score Requirements
1 Vocabulary inadequate for even the simplest conversation.
2 Vocabulary limited to basic personal and survival areas (time, food,
transportation, family, etc).
3 Choice of words sometimes inaccurate, limitations of vocabulary prevent
discussion of some common professional and social topics.
4 Professional vocabulary adequate to discuss special interest; general
vocabulary permits discussion of any non-technical subject with some
circumlocution.
5 Professional vocabulary broad and precise; general vocabulary adequate to
cope with complex practical problems and varied social situations.
6 Vocabulary apparently as accurate and extensive as that of an educated
native speaker.
d. Fluency
Score Requirements
1 Speech is so halting and fragmentary that conversation is virtually impossible.
2 Speech is very slow and uneven except for short or routine sentences.
3 Speech is frequently hesitant and jerky, sentences may be left uncompleted.
4 Speech is occasionally hesitant, with some unevenness caused by rephrasing
and grouping for words.
5 Speech is effortless and smooth, but perceptively non-native in speed and
evenness.
6 Speech on all professional and general topics as effortless and smooth as a
native speaker.
e. Comprehension
Score Requirements
1 Understand too little for the simplest type of conversation.
2 Understand only slow, very simple speech on common social and touristic
topics; requires constant repetition and rephrasing.
3
Understand careful, somewhat simplified speech when engaged in a
dialogue, but may require considerable repetition and rephrasing.
4 Understand quite well normal educated speech when engaged in a
dialogue, but require occasional repetition or rephrasing.
5 Understanding everything in normal educated conversation except for
very colloquial or low-frequency items, or exceptionally rapid or slurred
speech.
6 Understand everything in both formal and colloquial speech to be
expected of an educated native speaker.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
160
Technique of Data Analysis
To analyze the data, the researchers used Pearson Product Moment Correlation
formula with the help of SPSS to see the correlation between the students’ parts of
speech mastery and their speaking ability.Meanwhile for testing hypothesis the
researchers compared r-value with the critical value on r-table. To take conclusion the
researchers relied on the statement that if r-value is higher than critical value on r-table
the interpretation, null hypothesis is rejected.
FINDING AND DISCUSSION
Findings
Results of the Parts of Speech Test
In order to find out more about the correlation between students’ parts of speech
mastery and their ability in speaking, a correlation analysis was conducted. All the
correlations reported below were positive and significant.
From a pedagogic perspective, it is more useful for teachers to know the level of
students’ parts of speech mastery. To this end, the test score of the students in the parts
of speech mastery were calculated separately, and the results are summarized below.
Table I Overall Results of the Students’ Parts of Speech Mastery
Parts of Speech Mean Score Standard Deviatiom
Noun 81.54 14.89
Pronoun 83.08 13.50
Verb 80.00 16.00
Adverb 84.80 14.47
Adjective 91.20 13.01
Table above presents the average mean score in parts of speech test. It shows a very
clear that noun, pronoun, verb, and adverb have mean score who close to each other.
Results of Speaking Test
Table II Overall Results of the Students’ Ability in Speaking
Aspect of Speaking Mean Score Standard Deviatiom
Accent 80.00 16.20
Grammar 82.10 12.20
Vocabulary 92.10 13.27
Fluency 80.30 16.10
Comprehension 80.20 16.10
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
161
Table II presents the average mean score in speaking test. It shows a very clear that
accent, fluency, and comprehension have mean score who close to each other.
Result of Analysis
The correlation between students’ parts of speech mastery and their ability in
Speaking
Correlations
Parts of Speech Speaking
PartsofSpeech Pearson Correlation 1 .979**
Sig. (2-tailed) .000
N 26 26
Speaking Pearson Correlation .979**
1
Sig. (2-tailed) .000
N 26 26
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
The result of computation shows that r-value is .979. It means that the two
variables have a positive correlation. Then, to determine whether the correlation is
significant or not, the r-value compared with r-table where r-table on the subject of 26 is
.449 Since the r-value is higher than r-table, consequently the hypothesis states there is
no correlation between students’ parts of speech mastery and their ability in speaking is
rejected.
The result indicates that the hypothesis states any correlation between students’
parts of speech mastery and their ability in speaking is accepted. In other words,
students who have a good knowledge of parts of speech, also have a good ability in
speaking. To sum up, the students’ parts of speech mastery can be used to predict their
ability in speaking.
Discussion
The correlation between students’ parts of speech mastery and their ability in
speaking has a significant positive correlation. All parts of speech investigated in this
study have much contribution on the students’ ability in speaking. It means that to have
a good knowledge of speaking, students should also have a good knowledge of noun,
pronoun, verb, adverb, and adjective as parts of speech. These findings have crucial
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
162
implications for the teaching of speaking and the teaching of vocabulary. The r standard
indicates that the correlation coefficient belongs to a very high category.
CLOSURE
Conclusions
Based on the result of analysis, it can be concluded that:
1. Most of the forth semester students of English Department of FKIP UNISKA have
a good knowledge of parts of speech.
2. Most of the forth semester students of English Department of FKIP UNISKA have
a good ability in speaking
3. The data interpretation shows that there is a significant positive correlation between
students’ parts of speech mastery and their ability in speaking
4. The result shows that the students’ parts of speech mastery can be used to predict
their speaking ability.
Suggestions
1. The lecturer of English Department should always remind to the students to enrich
their parts of speech mastery
2. The lecturer of Vocabulary should provide an interesting teaching method in other
to increase students’ motivation in learning.
3. The lecturer of speaking should be able to create teaching strategy to encourage
students’ participation in learning
4. All lecturers should be motivators to the students.
REFERENCES
Al Nakhalah A., M. 2016. Problems and Difficulties of Speaking that Encounter
English Language Students at Al Quds Open University. (Online) Available:
http://www.ijhssi.org/papers/v5(12)version-3/O5120396101
Brudden, P., M. 1995. Effective English Teaching. New York: The Merril Company
Gay, L., and Peter Airasian. 2000. Educational Research Competencies for Analysis
and Application. New Jersey: Prantice-Hall
MCDonough, J and Shawn, C. 1993. Material and Methods in ELT: A Teacher Guide.
Cambridge: Blackwell
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
163
Junaidah. 2014. The Correlation Between Students’ Parts of Speech Mastery and their
Speaking Ability. Published Thesis http://repository . uin-suska.ac.id/6099/7/
Retrieved on July, 22nd
2017
Luoma, S. 2004. Assessing Speaking. Cambridge: Cambridge University Press
Nunan, D. 2003. Practical English Language Teaching. Sidney:McGraw Hill
Nunan. D. 1999. Second Language Teaching & Learning. USA: Heinle&Heinle
Publisher
Richards, J., C. 1994. New Ways in Teaching Speaking. Alexandria: TESOL
Thonbury, S. 2005. How to Teach Speaking. London: Longman
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
164
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX DI SMPN 15
BANJARMASIN
Muhammad Eka Prasetia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian desktriptif kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui apakah keterampilan berbicara bisa di tingkatkan melalui layanan
bimbingan kelompok. Subjek penelitian adalah Guru Bimbingan dan Konseling SMPN
15 Banjarmasin dan Siswa Kelas IX di SMPN 15 Banjarmasin. Data dikumpulkan
dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi setelah didapat
data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif dan juga mencocokkan
jawaban masing-masing informan dari hasil wawancara terhadap informan kemudian
data tersebut diabsahkan dengan menggunakan tekhnik triangulasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok bisa meningkatkan keterampilan
bicara siswa dikarenakan dalam melakukan layanan bimbingan kelompok guru BK
melakukan tekhnik home room dan diskusi kelompok dimana kedua tekhnik ini
memicu siswa untuk memberikan pendapat, tanggapan, pertanyaan dan jawaban
berdasarkan topik yang diangkat. Sehingga pada waktu didalam kelas mereka mulai
berani untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat dan tanggapan selama proses
pembelajaran dalam kelas. Dengan demikian untuk meningkatkan keterampilan bicara
siswa melalui layanan bimbingan kelompok langkah yang tepat agar siswa memiliki
keterampilan bicara yang bagus.
Kata Kunci: Keterampilan berbicara, Layanan Bimbingan Kelompok
ABSTRAK
This research is a qualitative descriptive study that aims to find out whether speaking
skills can be improved through group guidance services. The subjects of the study were
Teacher Guidance and Counseling of SMPN 15 Banjarmasin and Class IX Students at
SMPN 15 Banjarmasin. Data were collected by using interview method, observation
and documentation after obtained the data then analyzed descriptively qualitative and
also match the answer of each informant from interview result to informant then data
validated by using technique triangulation. The results showed that group counseling
services can improve students' speaking skills due to in-service guidance of teacher
groups Guidance and counseling of home room techniques and group discussions where
both techniques encourage students to provide opinions, responses, questions and
answers based on the topic raised. So at the time in the class they began to dare to ask
questions and express opinions and responses during the learning process in the
classroom. Thus, to improve students' speaking skills through appropriate group
counseling services so that students have good speaking skills.
Keywords: Speaking skills, Group Guidance Services
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
165
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial, sebagai makhluk sosial manusia senantiasa
ingin berhubungan dengan manusia lainnya dan ingin mengetahui apa yang terjadi
dengan dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk berkomunikasi dan
menjadikan komunikasi sebagai kebutuhan dasar yang penting untuk hidup
bermasyarakat. Komunikasi merupakan aktivitas manusia sehari-hari, sesama jenis
ataupun lawan jenis. Dengan demikian komunikasi adalah aktivitas yang dilakukan oleh
semua manusia dan membutuhkan sebuah keterampilan khusus agar dapat melahirkan
kesuksesan.
Salah satu interaksi yang bisa di ajarkan oleh guru kepada siswa untuk
menunjang kelancaran dalam komunikasi adalah keterampilan berbicara. Keterampilan
ini adalah suatu keterampilan ide atau gagasan secara lisan didepan kelas yang dapat
diamati dari segi keaktifan seseorang dalam berbicara. Berbicara merupakan bentuk
komunikasi verbal yang dilakukan oleh manusia dalam rangka pengungkapan gagasan
dan ide yang telah disusunnya dalam pikiran.
Keterampilan berbicara pula yang memungkinkan makhluk sosial untuk dapat
mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi masalah atau
situasi-situasi problematik yang dialami. Tanpa melibatkan diri dalam berkomunikasi,
seseorang tidak akan dapat bertanya, menjawab, melakukan pembelajaran dan
berinteraksi sebagai alat untuk mempersatukan diri dengan orang lain secara beradab,
karena prilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan
dengan orang.
Berdasarkan pengamatan peneliti ketika menemui mahasiswa bimbingan
program Praktik Lapangan pada bulan agustus 2017 dan hasil perbincangan dengan
guru BK SMPN 15 Banjarmasin. Sebagian siswa masih mengalami permasalahan dalam
mengungkapkan pendapat maupun bertanya di depan kelas pada saat proses belajar
mengajar berlangsung
Dalam hal ini peran layanan bimbingan kelompok diperlukan. Bimbingan
kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang
dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan
pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
166
menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu
mencapai perkembangan yang optimal.
Prayitno (1999) mengemukakan bahwa Bimbingan kelompok adalah Suatu
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas
mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa
yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri
dan untuk peserta lainnya. Tujuan dari bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995:
178) antara lain :
1. Mampu berbicara di depan banyak orang
2. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan danlain
sebagainya kepada orang banyak
3. Belajar menghargai pendapat orang lain
4. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya
5. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaanyang bersifat
negatif)
6. Dapat bertenggang rasa
7. Menjadi akrab satu sama lainnya
8. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi
kepentingan bersama
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah
keterampilan bicara bisa di tingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dan
tekhnik apa yang di gunakan dalam melaksanakan bimbingan kelompok guna
meningkatkan keterampilan bicara siswa kelas IX di SMPN 15 Banjarmasin. Seain itu
peneliti juga ingin mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan bimbingan kelompok
yang dilakukan di SMPN 15 Banjarmasin termasuk waktu, jadwal diadakannya layanan
ini.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif
kualitatif, yang bertujuan menggali atau membangun suatu proporsi atau menjelaskan
makna dibalik realita. Peneliti berpijak dari realita atau peristiwa yang berlangsung
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
167
dilapangan. Selanjutnya, peneliti akan mendalami lebih jauh mengapa fenomena ini
terjadi. Model deskriptif kualitatif ini menekankan pada penggambaran yang utuh
(holistik), pragmatis, startegis, dan self reflective. Penelitian kualitatif di uraikan
menurut beberapa ahli. Menurut Cresswell (2009) “a qualitative study is defined as an
inquiry process of understanding a social or human problem, based on building a
complex holistic picture, formed with words, reporting detailed views of informants,
and conducted in antural setting”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif yang berbentuk
deskriptif yang tujuannya adalah untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau
melukiskan objek yang diteliti secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta fenomena yang diselidiki.
Di dalam pengumpulan data ini metode yang di gunakan peneliti, sebagaimana
lazim dalam studi kulitatif adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dalam
penelitian kualitatif lebih berupa pendapat, maka wawancara menjadi perangkat yang
sangat penting. Metode wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya
jawab dengan tatap muka secara langsung.
Peneliti dalam penelitian ini untuk mengetahui keabsahan data menggunakan
teknik Triangulasi. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisa
berdasarkan data yang di peroleh selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu
dirumuskan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 5 Februari 2018 sampai dengan 8
Februari 2018 dilakukan observasi terhadap siswa kelas IX di SMP Negeri 15 Kota
Banjarmasin. Observasi ini dilakukan secara berturut-turut selama 4 hari. Peneliti
melakukan observasi dan wawancara kepada guru BK, wali kelas, dan siswa yang
bersangkutan
Pengambilan data berupa wawancara dan observasi mulai dari awal hingga akhir
dilakukan oleh peneliti sendiri, kecuali data-data yang bersifat dokumentative seperti
jurnal siswa yang bermasalah, buku laporan bimbingan kelompok diperoleh melalui
guru bimbingan dan konseling selaku informan dalam melakukan penelitan ini.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
168
Hasil Penelitian
Data dari hasil penelitian pada penelitian ini didapatkan melalui wawancara
mendalam yang dilakukan oleh Peneliti pada kurun waktu bulan Februari 2018. Dimana
seluruh informan yang melakukan wawancara mendalam adalah Guru BK dan Siswa
kelas IX SMPN 15 Banjarmasin.
Dari hasil wawancara diperoleh hasil bahwa layanan bimbingan kelompok
memang bisa membantu meningkatkan keterampilan bicara siswa baik dari memberikan
pendapat, tanggapan dan solusi serta bertanya jawab ketika terjadi proses pembelajaran
di dalam kelas. Adapun mengenai tata cara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
yang dilakukan guru Bimbingan dan Konseling di SMPN 15 Banjarmasin menggunakan
dua tekhnik yaitu home room dan diskusi kelompok, dimana kedua tekhnik tersebut
sangat bermanfaat dan efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
Pembahasan
Keterampilan bicara merupakan hal yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat
berperan serta aktif dalam proses pembelajaran seperti yang sudah di sebutkan diatas.
Disinilah peran serta Guru BK sangat di perlukan untuk membantu siswa meningkatkan
keterampilan bicara mereka terutama pada saat mereka melakukan komunikasi,
memberikan pendapat maupun bertanya di dalam kelas.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan
peneliti selama kisaran waktu penelitian untuk mengetahui apakah layanan bimbingan
kelompok bisa meningkatkan keterampilan bicara siswa di ketahui bahwa layanan
bimbingan kelompok memang mampu meningkatkan keterampilan bicara akan tetapi
layanan bimbingan kelompok yang dilakukan di SMPN 15 banjarmasin masih belum
berjalan maksimal dikarenakan terbatasnya waktu dalam melakukan layanan ini.
dikarenakan dalam melakukan layanan tersebut mereka hanya di beri waktu 1 jam saja
untuk melakukan layanan bimbingan kelompok.
Menurut mereka walaupun belum tercapai sepenuhnya mereka sudah bersyukur
akan hal ini, karena bagi mereka ketika melakukan layanan bimbingan kelompok siswa
yang menjadi peserta sudah tidak lagi merasa malu bahkan mereka percaya diri dalam
mengungkapkan pendapat mereka mengenai topik yang diangkat pada saat bimbingan
kelompok, berdasarkan jawaban tersebut maka peneliti meyakini bahwa dengan layanan
bimbingan kelompok dapat meningkatkan keterampilan bicara siswa, seperti;
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
169
memberikan pendapat, bertanya dana menjawab serta memeberikan tanggapan maupun
solusi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka di peroleh kesimpulan
bahwa:
1. Keterampilan bicara siswa sangat penting di tingkatkan agar siswa dapat
berperan aktif dan turut serta dalam proses belajar dan mengajar yang dilakukan
didalam kelas agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan menarik.
2. Keterampilan bicara siswa dapat di tingkatkan melalui layanan bimbingan
kelompok yang dilakukan, dikarenakan topik-topik yang diangkat dalam
bimbingan kelompok memicu siswa untuk mau mengeluarkan pendapat,
tanggapan dan tanya jawab yang efeknya nanti akan berpengaruh terhadap
proses pembelajaran dalam kelas dimana mereka dapat berperan aktif dalam
proses pembelajaran tersebut.
3. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator BK, bahwa ada 2 tekhnik
yang mereka lakukan ketika melakukan layanan bimbingan kelompok, yaitu
tekhnik home room dan diskusi kelompok.
4. Waktu layanan bimbingan kelompok dirasa masih belum cukup, karena dalam
melakukan layanan bimbingan kelompok diperlukan waktu minimal 2 jam,
sedangkan waktu yang di berikan di sekolah hanya 1 jam, sehingga topik yang
di diskusikan dalam bimbingan kelompok kurang maksimal.
5. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan bicara siswa meningkat setelah
diberikan layanan bimbingan kelompok. Artinya, layanan bimbingan kelompok
secara signifikan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IX
SMP Negeri 15 Banjarmasin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Maman. dkk. (2011). Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian.
Bandung : Pustaka Setia.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan
Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
170
Creswell, John W. 2009. Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches. Newbury Park: Sage Publications.
Hallen. A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Edisi Revisi. Jakarta: Quantum Teaching
Hartinah Sitti, Konsep Dasar Bimbingan Kelompok 2009, Bandung:P.T Reflika
Aditama
http://belajarpsikologi.com/manfaat-bimbingan-kelompok/
https://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/#more-125
https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/bimbingan-kelompok/
Anonim. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber
Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.
Margiyoto. 2015. Peningkatan Ketrampilan Berbicara Melalui Layanan Bimbingan
Kelompok Teknik Bermain Peran Bagi Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan-2
SMK Negeri 2 Kebumen Pada Semester 1 Tahun 2015/ 2016. Diambil dari
download. portalgaruda.org/article.php
Nazir. Moh. Metode Penelitian 2003 Jakarta; PT.Ghala Indonesia
Ningsih Suwarti. Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui metode bercerita siswa
kelas III SD Negeri 1 Beringin Jaya Kecamatan Bumi Raya Kabupaten
Morowali: Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN 2354-614X.
Diambil dari https://media.neliti.com/.../109895-ID-peningkatan-keterampilan-
berbicara-melal.pdf
Patton, MQ. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalis
Indonesia.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling (l.1-L.9). Padang: Universitas
Negeri Padang.
Prayitno.dan Erman, Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konsiling. Jakarta :
Rineke Cipta
Puji Santosa., dkk. 2007. Materi dan pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Jakarta:
Universitas terbuka.
Romlah, Tatick. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: UNM
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta..
Sukardi Dewa Ketut, Desak P.E. Nila Kusumawati. 2008. Proses Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sulastri.2008. Peningkatan Keterampilan Berbicara Formal Dalam Bahasa Indonesia
Melalui Gelar Wicara. Ja.karta UNJ.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
171
Winkel dan Sri hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan.Yogyakarta : Media abad
Winkel, W. S. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.
Gramedia.
Yudha dan Rudiyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan
Keterampilan Anak TK. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
172
ANALISIS PENGGUNAAN RAGAM BAKU DALAM PENULISAN SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FKIP UNISKA BANJARMASIN
Nurhasanah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan ragam baku dalam penulisan
skripsi mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Fkip Uniska Banjarmasin dan
ingin meningkatkan dan menerapkan ragam baku dalam penulisan skripsi mahasiswa
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan bersifat deskriptif. Data penelitian
berupa kutipan kata, kalimat, dan, ungkapan yang terdapat dalam skripsi mahasiswa
Bimbingan Konseling. Objek dalam penelitian ini difokuskan pada skripsi mahasiswa
FKIP, program studi Bimbingan Konseling. Langkah-langkah kerja tersebut mencakup
(1)mengumpulkan sampel kesalahan, (2)mengindentifikasi kesalahan, (3)menjelaskan
kesalahan, (4)mengklasifikasikan kesalahan, dan (5) mengevaluasi kesalahan. Bentuk
penggunaan penulisan ragam baku pada mahasiswa FKIP Uniska Prodi Bimbingan
Konseling terdapat kesalahan-kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca.
Kata Kunci : Bimbingan Konseling, Mahasiswa FKIP, Ragam Baku, Skripsi
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluan
tentu tidak seragam, tetapi akan berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Terjadilah interaksi yang akan menimbulkan sosialisasi sebagai akibat dari rasa paham
pada maksud dan tujuan setiap individu. Era globalisasi yang sangat pesat berpengaruh
pada penggunaan bahasa, perubahan gaya hidup, tingkah laku, dan lain sebagainya. Hal
ini menyebabkan bermunculan bahasa pergaulan yang menyimpang dari penggunaan
bahasa yang tidak sesuai dengan aturan baku. Oleh karena itu, Bahasa ilmiah
merupakan bahasa formal yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, perlu
ditanamkan di lingkungan formal. Ragam bahasa yang digunakan dalam sebuah karya
tulis ilmiah adalah ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa ilmiah merupakan bahasa dalam
dunia pendidikan. Karena penutur ragam bahasa ini adalah orang yang berpendidikan,
bahasa yang digunakan adalah bahasa yang dipelajari di sekolah/institusi pendidikan.
Ragam bahasa ini dikenal pula dengan istilah ragam bahasa baku/standar. Karya tulis
ilmiah terbagi menjadi enam jenis, yaitu skripsi, tesis, disertasi (tugas akhir dalam
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
173
pendidikan tinggi); laporan penelitian; makalah seminar;artikel ilmiah; makalah; dan
laporan eksekutif. Mahasiswa strata satu (S-1) dari berbagai disiplin dan bidang ilmu,
wajib menyelesaikan tugas akhir yang dinamakan skripsi. Pemakaian yang sesuai
standar kebakuan bahasa Indonesia harus digunakan dalam penulisan skripsi.
Berdasarkan pemantauan peneliti, banyak skripsi yang tidak mengikuti kaidah-kaidah
kebahasaan yang sudah terumuskan dengan baik dan jelas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menerapan metode kualitatif, karena datanya bersifat deskriptif.
Artinya, data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi yaitu berupa
kata-kata dari data yang diperoleh tidak berupa angka-angka atau koefisiensi tentang
hubungan antarvariabel. Objek dalam penelitian ini difokuskan pada lima buah skripsi
mahasiswa FKIP, program studi Bimbingan Konseling dengan inisial MD, MS, NH,
NK, dan MR. Data penelitian berupa kutipan kata, kalimat, dan, ungkapan yang terdapat
dalam skripsi mahasiswa Bimbingan Konseling lulusan tahun 2015. Langkah
mengumpulkan data yang dilakukan dalam penelitian ini mengadopsi langkah kerja
analisis kesalahan berbahasa yang disampaikan oleh Ellis (1986) seperti yang dikutip
dalam Tarigan dan Sulistyaningsih (1996). Langkah-langkah kerja tersebut mencakup
(1) mengumpulkan sampel kesalahan, (2) mengindentifikasi kesalahan, (3) menjelaskan
kesalahan, (4) mengklasifikasikan kesalahan, dan (5) mengevaluasi kesalahan.
Menganalisis kesalahan skripsi mahasiswa dalam pemakaian huruf, penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca.
PEMBAHASAN
Kesalahan penulisan pada skripsi mahasiswa Fkip Uniska Program Studi
Bimbingan Konseling Banjarmasin mencakup pemakaian huruf, penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca.
a. Pemakaian Huruf
Skripsi mahasiswa MD terdapat kesalahan pada halaman X, yaitu penulisan pada
nama “bogdan dan taylor,” “antaludin,” “Banjarmasin selatan,“ ”kalimantan selatan.”
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, nama bangsa, suku
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
174
bangsa, dan bahasa, seperti ”Bogdan dan Taylor,” “Antaludin,” “Banjarmasin
Selatan,” dan “Kalimantan Selatan.”
Skripsi mahasiswa MS terdapat kesalahan pada halaman 12 kata “tenaga,” hal 13
kata “masalah,” hal 32 kata “rumusan,” hal 33 kata “hal,” dan hal 34 kata “subjek.”
Penulisan huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung, seperti
“Tenaga,” “Masalah,” “Rumusan,” “Hal,” dan “Subjek.”
Skripsi mahasiswa NH terdapat kesalahan pada halaman 3 kata “permendiknas,”
hal 24 kata“psikologi,” hal 30 kata “tujuan,” dan 55 kata “membantu.” Penulisan
huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat, seperti “Permendiknas,”
“Psikologi,” “Tujuan,” dan “Membantu.”
Skripsi mahasiswa NK terdapat kesalahan pada halaman 27 kata “universitas
Wisconsin” yang benar “Universitas Wisconsin.” Hal 42 kata “penyajian data,”
“verifikasi” yang benar “Penyajian Data,” dan “”Verifikasi.”
Skripsi mahasiswa MR terdapat kesalahan pada hal 5 kata “ualangan akhir
sekolah,” yang benar “Ulangan Akhir Sekolah (UAS)” Hal 35 kata “sukardi” yang
benar “Sukardi.”
b. Penulisan Kata
Terdapat kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa MD di halaman ix seperti kata
“kebibasan” dan “berekpresi.” Kata yang benar yaitu “Kebebasan” dan
“berekspresi.” Kesalahan di hal 9 kata “ijin” bentuk baku ialah “izin.” Hal 11 kata
“di berikan” bentuk baku “diberikan,” kata “diberikan” merupakan kata kerja dan
merupakan awalan jadi kata di harus ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Hal 18 kata “diatas” bentuk baku “di atas” kata “atas” merupakan kata
keterangan dan merupakan kata depan, kata depan di harus ditulis terpisah dengan
kata yang mengikutinya.
Bentuk kesalahan penulisan pada mahasiswa MS di halaman vii yaitu kata “ijin
bentuk baku “izin,” hal xii kata” fhoto” dan “akifitas” bentuk baku “foto” dan
“aktivitas.” Hal 16 kata “mawujudkan” bentuk baku “mewujudkan,” hal 19 kata
“mempertim-bangkan” bentuk baku “mempertimbangkan,” hal 25 kata “puteri”
bentuk baku “putri,” hal 43 kata “telpon” bentuk baku “telepon,” hal 117 kata “ekstra
kurikuler” bentuk baku “ekstrakurikuler.” Kata “ekstra” ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya.
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
175
Kesalahan penulisan pada mahasiswa NH terdapat di halaman ix kata
”alternative” bentuk baku “alternatif,” hal 1 kata “fikir” bentuk baku “pikir,” hal 12
“memotifasi” bentuk baku “memotivasi.” Hal 14 kata “di mulainya” dan “al-Qur’an”
bentuk baku “dimulainya” dan “Al-Quran.” Hal 15 kata “perikehidupan” bentuk
baku “peri kehidupan,” kata “peri” harus ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya. Hal 16 kata “dibawah,” “dapartemen,” dan “diantara” bentuk
bakunya “di bawah,” “departemen,” dan “di antara.” Hal 25 kata “social” dan
“kejalan” bentuk baku “sosial” dan “ke jalan.” Hal 27 kata “devinisi” bentuk baku
“definisi.” Hal 34 kata “personel” bentuk baku “personil.” Hal 35 kata “berfikir”
bentuk baku “berpikir.” Hal 37 kata “fikiran” bentuk baku “pikiran.” Hal 48 kata
“nara sumber” bentuk baku “narasumber,” kata “nara” harus ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya.
Kesalahan penulisan mahasiswa NK terdapat di halaman vi kata “ijin” bentuk
baku “izin.” Hal 10 kata “syaiton” dan “figure” bentuk baku “setan” dan “figur.” Hal
11 kata “fundasi” bentuk baku “fondasi.” Hal 12 kata “praktek” dan “faham” bentuk
baku “praktik” dan “paham.” Hal 13 kata “disamping” bentuk baku “di samping.”
Hal 20 kata “obyek-obyek” bentuk baku “objek.” Hal 23 kata “tehnik” dan
“intelegensi” bentuk baku “teknik” dan “inteligensi.” Hal 29 kata “ketrampilan”
bentuk baku “keterampilan.” Hal 34 kata “diagnose” bentuk baku “diagnosa.” Hal 35
kata “instrument” bentuk baku “instrumen.” Hal 69 kata “karir” bentuk baku
“karier.”
Bentuk penulisan mahasiswa MR terdapat di halaman vi kata “prilaku” bentuk
baku “perilaku.” Hal 13 kata “mengekplorasi” bentuk baku “mengeksplorasi.” Hal
14 kata “disekolah” bentuk baku “di sekolah.” Hal 40 kata “berdo’a” dan “azas”
bentuk baku “berdoa” dan “asas.” Hal 55 kata “diskirptif” bentuk baku “deskirptif.”
Hal 57 kata “factor” bentuk baku “faktor.” Hal 81 kata “intrinsic” bentuk baku “
intrinsik.” Hal 84 “pasilitas”dan “kreatifitas” bentuk baku “fasilitas” dan
“kreativitas.” Hal 89 kata “phisik” bentuk baku “fisik.”
c. Pemakaian Tanda Baca
Bentuk kesalahan tanda baca pada mahasiswa MD terdapat di halaman ix yaitu
nama “Drs. H. Nurdin Ady, M.Psi” pemakaian tanda baca yang benarada tanda titik
setelah gelar ”Drs. H. Nurdin Ady, M.Psi.” Hal 18 kata “seseorang /siswa” tanda
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
176
baca “/” yang benar ditulis serangkai dengan kata sebelum atau sesudah yang
mengikutinya. Hal 18 kata “( topik )” seharusnya tanda “()”tidak diberi spasi dengan
kata di dalamnya, seperti “(topik).” Hal 42 kata “bakat,minat” apabila ada tanda baca
(,) harus diberi spasi sesudahnya, seperti “bakat, minat.” Hal 16 kata “konseling ,
baik” tanda baca (,) ditulis serangkai dengan kata sebelumnya seperti “konseling,
baik.”
Bentuk kesalahan tanda baca pada mahasiswa MS hal 21 kata “belajarnya".”
Tanda titik “.” harus berada didalam petikan seperti belajarnya." Hal 119 kata “kasus
– kasus” tanda hubung “-“ ditulis tanpa spasi sebelum dan sesudahnya seperti
“kasus-kasus.”
Bentuk kesalahan tanda baca pada mahasiswa NH terdapat di halaman ix pada
nama “Hamzah, S.Pd, M.Pd” tanda titik diletakkan setelah gelar, apabila gelarnya
lebih dari satu harus diberi tanda “,” seperti “Hamzah, S.Pd., M.Pd.” Hal 18 kata
“kitabNya” bentuk baku harus diberi tanda hubung”-“ seperti “kitab-Nya.” Hal 41
tertulis “oleh karena itu” tanpa tanda “,” bentuk bakunya “Oleh karena itu,”.
Bentuk kesalahan tanda baca pada mahasiswa NK terdapat di halaman 1 kata
“....karier”. tanda titik harus diltakkan sebelum tanda petik. Hal 12 kesalahan pada
tanda baca perginya?, apabila sudah ada tanda tanya, tanda koma tidak boleh
diletakkan setelah tanda tanya. Hal 38 terdapat kata “non manusia” bentuk baku
harus diberi tanda hubung(-) setelah kata non seperti “non-manusia.”
Bentuk kesalahan tanda baca pada mahasiswa MR terdapat di halaman 1
pendidikan". bentuk bakunya yaitu tanda titik diletakkan sebelum petikan. Hal 23
kata “drop out” apabila ada bahasa asing, maka harus dicetak miring seperti “drop
out.”
Tabel bentuk kesalahan skripsi mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling
NO NAMA PEMAKAIAN
HURUF
PENULISAN
KATA
PEMAKAIAN
TANDA BACA
1 MD 170 223 99
2 MS 23 38 25
3 NH 91 77 41
4 NK 29 89 52
5 MR 51 53 63
Jumlah 364 480 280
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9
Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018
177
KESIMPULAN
Penggunaan ragam baku pada penulisan skripsi mahasiswa Program Studi
Bimbingan Konseling perlu ditingkatkan karena masih banyak kesalahan-kesalahan
yang terdapat dalam penulisan skripsi. Kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan
kata, dan pemakaian tanda baca. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bagi mahasiswa
untuk meningkatkan penulisan skripsi menggunakan ragam baku dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Abidin. 2010. Metode Pengembangan Baca. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
A.R., Syamsuddin. (1992). Studi wacana: teori-analisis-pengajaran. Bandung:
Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP.
Bachman, dkk. 2001. Keragaman Bahasa dalam Pembelajaran. Bandung:FPBS-UPI
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2004.Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:
Bhineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2008. Sintaktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Hastuti, Sri. 1989. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.Yogyakarta: PT
Mitra Jasa Niaga.
Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, Tekniknya.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sabrianto, Dirgo. 1997. Kebakuan dan Ketidak Bakuan Kalimat dalam Bahasa
Indonesia.
Yogyakarta: Mitra Gema Widya
Suprapto, MS Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi.Jakarta:
Media Pressindo.
Syamsuddin AR.1992. Studi Wacana. Bandung: Mimbar Bahasa dan Seni.