94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN NILAI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM ( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2010 / 2011 ) SKRIPSI Oleh : AULIA MASYARIBU X7109015 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN NILAI

PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM

( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang

Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2010 / 2011 )

SKRIPSI

Oleh :

AULIA MASYARIBU

X7109015

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN NILAI

PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM

( Pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro

Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2010 / 2011 )

Oleh :

AULIA MASYARIBU

X7109015

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Strata 1 (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan

Melalui Model Pembelajaran Kuantum ( Penelitian Tindakan Kelas pada

Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011 )

Oleh :

Nama : Aulia Masyaribu

NIM : X7109015

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 29 Februari 2012

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd.

NIP 19560121 198203 2 003

Pembimbing II

Dra. Siti Wahyuningsih, M. Pd.

NIP 19610121 198601 2 001

Page 4: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan

Melalui Model Pembelajaran Kuantum ( Penelitian Tindakan Kelas pada

Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011 )

Oleh :

Nama : Aulia Masyaribu

NIM : X7109015

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 16 Maret 2012

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. 1. …………..

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. 2. …………...

Anggota I : Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. 3. …………..

Anggota II : Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd. 4. ……………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP 19600727 198702 1 001

Page 5: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Aulia Masyaribu. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBANDINGKAN NILAI PECAHAN MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KUANTUM ( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa

Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

Boyolali Tahun Ajaran 2010 / 2011 ), Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret. 2012.

Tujuan penelitian adalah meningkatkan kemampuan membandingkan nilai

pecahan melalui model pembelajaran kuantum dan mengimplementasikan model

pembelajaran kuantum dalam meningkatkan kemampuan membandingkan nilai

pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro

Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus,

tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tehnik tes,

observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD

Negeri 1 Jatilawang. Analisis data yang digunakan secara deskriptif kualitatif.

Deskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi

data, penyajian data, dan penarikan simpulan.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa melalui penggunaan model

pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan membandingkan nilai

pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro

Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil penelitian

menyimpulkan bahwa peningkatan nilai rata-rata kelas pada data awal hingga

siklus II sebesar 55,94; 58,13; dan 64,13. Untuk ketuntasan klasikal pada data

awal hingga siklus II sebesar 37,5%; 37,5%; 75%. Penilaian terhadap aktivitas

guru pada siklus I dan II sebesar 2,52; 2,68; 3,09; dan 3,38. Penilaian terhadap

aktivitas siswa pada siklus I dan II sebesar 2,28; 2,65; 3,14; dan 3,55.

Page 6: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Aulia Masyaribu. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBANDINGKAN NILAI PECAHAN MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KUANTUM ( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa

Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

Boyolali Tahun Ajaran 2010 / 2011 ), Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher

Training and Education Sebelas Maret University of Surakarta, March 2012.

The objective of this reseach is improving the skill of piece value

comparison through Quantum Learning process model in improving the skill of

piece value comparison in Jatilawang 1 Elementary School Wonosegoro District

Boyolali academic year 2010/2011.

The form of the research is Classroom Action Research. It consist of two

cycles, each cycle consist four stages includes planning, implementation,

observation, and reflection. The data collection technique used is test technique,

observation, and documentation. The subjects of research are the students in the

third grade in Jatilawang 1 Elementary School. The qualitative description done

by interactive analyzes includes the data reduction, the data collection, and

conclusion.

The result of the research shows that using Quantum Learning process

model can improve the skill of piece value comparison in Jatilawang 1

Elementary School Wonosegoro District Boyolali academic year 2010/2011.

Based on the result of this research shows the improvement of the class average

score in the first data are 55,94, cycle I is 58,13, and cycle II is 64,13. For the

classical completeness students 61 in the first data is 37,5%, cycle test I is 37,5%,

and cycle II is 75%. Evaluated from the teacher activities on first siclus and

second siclus are 2,52; 2,68; 3,09; dan 3,38. Evaluated from the students activities

on first siclus and second siclus are 2,28; 2,65; 3,14; dan 3,55.

Page 7: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Hening air mata, besarkan jiwaku.

Aku berlari dengan cintaku. Aku harus kuat mewujudkan mimpiku.

( Citra Skolastika )

Good artist copy, great artist steal.

( Pablo Picasso )

Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara, tidak tau.

( Loo Tse )

God speaks in the silence of the heart. Listening is the beginning of prayer.

( Justin Bieber )

Formula terpenting untuk keberhasilan adalah ”cara kita berinteraksi dengan

masyarakat“.

( Theodore Rossevelt )

Page 8: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Ya Allah,

Puji syukur Alhamdulillah terucap atas kehadirat-Mu yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Mu sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

Alm. Ayahanda Sularto Tercinta dan Ibunda Riastutik

Ayah menjadi teladan bagiku untuk menjadi seorang yang baik dan kuat

menghadapi tantangan dalam hidup ini. Ibu seorang motivator hidupku yang

menguatkan hati dan mentalku menghadapi hidup ini.

Kakakku Dacha Abullah Tercinta

Selalu memberikan dorongan, nasehat, menjadi inspirator, menjadi tempatku

bersandar, dan selalu menghiburku dalam menjalani hidup sehingga membuatku

lebih kuat dan tegar.

All Best Friends

Sahabat tak akan lekang oleh waktu karena kita untuk selamanya.

D2 PGSD kelas B 2007 dan S1 Transfer PGSD kelas A 2009.

Keluarga Besar SD Negeri 1 Jatilawang

Tempatku menimba ilmu untuk pengalaman profesiku.

Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta

Tempatku belajar mengenai pengalaman, pengetahuan, dan kedewasaan.

Page 9: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan Judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membandingkan

Nilai Pecahan melalui Model Pembelajaran Kuantum ( Penelitian Tindakan Kelas

pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

Boyolali Tahun Ajaran 2010 / 2011 )” ini diajukan untuk memenuhi persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari

berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan

yang baik ini diucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP UNS

Surakarta.

4. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah

dengan sabar membimbing, mengarahkan, dan memberikan dorongan

dalam penyusunan laporan ini.

5. Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

membimbing, mengarahkan, dan memberikan dorongan dalam

penyusunan laporan ini.

6. Himyatul Hasanah, S.Ag. selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Jatilawang

Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang telah memberikan ijin

penelitian.

7. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dorongan, perhatian, serta

doa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk keberhasilan dalam

menyelesaikan studi di Program S1 PGSD FKIP UNS.

Page 10: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

8. Kakakku yang selalu memberikan doa agar penulis dapat menyelesaikan

studi di Program S1 PGSD FKIP UNS.

9. Teman-teman yang dengan sabar selalu menghibur, memberikan berbagai

bantuan, dorongan semangat, dan kesetiaan sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di Program S1 PGSD FKIP UNS.

10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi

bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.

Surakarta, Maret 2012

Penulis

Page 11: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….. iii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iv

HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………….. v

HALAMAN MOTTO …………………………………………………... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………… viii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. xi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xiv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xviii

PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang…………………………………………. 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………… 5

C. Pembatasan Masalah …………………………………… 6

D. Rumusan Masalah……………………………………… 6

E. Tujuan penelitian………………………………………. 6

F. Manfaat Penelitian……………………………………... 6

LANDASAN TEORI …………………………………...……………… 8

A. Kajian Teori …...………………………………………… 8

1. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD ……………. 8

a) Pengertian Belajar …………………………… 8

b) Pengertian Pembelajaran …………………….. 9

Page 12: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

c) Pengertian Matematika ………………………. 9

d) Pengertian Pembelajaran Matematika di SD …. 11

2. Hakikat Kemampuan Membandingkan Nilai

Pecahan …………………………………...……….... 12

a) Pengertian Kemampuan ……………………. 12

b) Pengertian Membandingkan ……………….. 13

c) Pengertian Kemampuan Membandingkan …. 14

d) Pengertian Nilai Pecahan ……………………. 15

3. Hakikat Model Pembelajaran Kuantum ……………. 16

a) Pengertian Model Pembelajaran ……………. 16

b) Pengertian Model Pembelajaran Kuantum …. 17

c) Karakteristik Umum Model Pembelajaran

Kuantum…………………………………….. 18

d) Prinsip Model Pembelajaran Kuantum ……... 19

e) Faktor Pendukung Model Pembelajaran

Kuantum…………………………………...… 20

f) Penerapan Model Pembelajaran Kuantum dalam

Pembelajaran ………………………………… 21

B. Penelitian yang Relevan ………………………………… 22

C. Kerangka Berpikir……………………………………….. 24

D. Hipotesis Penelitian ……………………………………... 25

METODE PENELITIAN ……..………………………………………. 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………. 26

B. Subjek Penelitian ………………………………………… 27

C. Sumber Data ..…………………………………………… 27

D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………… 28

E. Prosedur Penelitian ……………………………………… 28

F. Validitas Data …………………………………...………. 36

G. Teknik Analisis Data …………………………………..... 37

H. Indikator Keberhasilan …………………………………... 38

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……..…………………… 40

Page 13: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

A. Hasil Penelitian ……..……………………………………. 40

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……..………………… 40

2. Deskripsi Kondisi Awal ……..……………………. 40

3. Deskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian ……..…… 43

a. Siklus I ……..……………………………………… 43

b. Siklus II ……..…………………………………… 54

B. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ……..………… 67

1. Temuan dan Pembahasan Sebelum Tindakan ……..…… 67

2. Temuan dan Pembahasan Siklus I …….……..………… 67

3. Temuan dan Pembahasan Siklus II …..……..…………. 68

4. Hubungan Antar Siklus …..……..……………………... 69

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ………………………………. 74

A. Simpulan …..……..…………………….............................. 74

B. Implikasi …..……..…………………….............................. 74

C. Saran …..……..……………………..................................... 75

DAFTAR PUSTAKA …………………………………............................ 77

LAMPIRAN ………………………………….......................................... 79

Page 14: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

Tabel 9

Tabel 10

Tabel 11

Tabel 12

Tabel 13

Tabel 14

Tabel 15

Tabel 16

Daftar Nilai tentang Materi Membandingkan Nilai Pecahan ……

Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian …………………..

Penerapan Model Pembelajaran Kuantum tipe TANDUR ............

Penerapan Model Pembelajaran Kuantum tipe TANDUR ............

Indikator Keberhasilan …………………..………………………

Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan Siswa Kelas

III SD Negeri 1 Jatilawang sebelum Dilakukan Tindakan ……...

Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan Siswa

Kelas III sebelum Tindakan …………………………………………….………..

Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III Siklus I Pertemuan I …..........

Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III Siklus I Pertemuan II .…........

Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III pada Siklus I ………………...

Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III Siklus II Pertemuan I……..

Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III Siklus II Pertemuan II…….

Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III pada Siklus II……………..

Data Perbandingan Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai

Pecahan Siswa Kelas III pada Sebelum Tindakan, Siklus I, dan

Siklus II……………………………………………………………

Data Perbandingan Nilai Rata-Rata Kelas Kemampuan

Membandingkan Nilai Pecahan Siswa Kelas III Sebelum

Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Berdasarkan pada Lampiran 10,

Lampiran 11, dan Lampiran 12………………………………

Data Perbandingan Nilai Ketuntasan Klasikal Kemampuan

3

26

32

35

39

41

42

50

52

53

62

64

66

69

71

Page 15: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Membandingkan Nilai Pecahan Siswa Kelas III pada Sebelum

Tindakan, Siklus I, dan Siklus II…………………………………..

72

Page 16: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7

Gambar 8

Gambar 9

Gambar 10

Gambar 11

Gambar 12

Gambar 13

Gambar Bagan Kerangka Berpikir..................................................

Empat Langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas….....................

Empat Langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas ………………

Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan Siswa

Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang sebelum Tindakan (Nilai

Awal)…………………………………………………………….

Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada

Siklus I Pertemuan I …………………….......................................

Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada

Siklus I Pertemuan II ………………………..................................

Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada

Siklus I …………………………………........................................

Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang

Siklus II Pertemuan I ……………………………………………..

Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang

pada Siklus II Pertemuan II …........................................................

Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang

pada Siklus II...................................................................................

Grafik Data Perbandingan Nilai Kemampuan Membandingkan

Nilai Pecahan dari Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II …..

Grafik Data Peningkatan Nilai Rata-Rata Kelas dalam

Pembelajaran Membandingkan Nilai Pecahan …………………...

Grafik Nilai Ketuntasan Klasikal dalam Pembelajaran

25

29

38

42

51

52

54

63

65

66

70

71

Page 17: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Membandingkan Nilai Pecahan di Kelas III SD Negeri 1

Jatilawang .......................................................................................

73

Page 18: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Lampiran 11

Lampiran 12

Lampiran 13

Lampiran 14

Lampiran 15

Lampiran 16

Silabus Matematika Pokok Bahasan Pecahan Kelas III ………….

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I Pertemuan I..

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I Pertemuan II

Lembar Pengamatan Guru dalam Pembelajaran di Kelas Siklus I..

Lembar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran di Kelas Siklus I…..

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus II Pertemuan I

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus II Pertemuan

II ......................................................................................................

Lembar Pengamatan Guru dalam Pembelajaran di Kelas Siklus II.

Lembar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran di Kelas Siklus II....

Daftar Nilai Membandingkan Nilai Pecahan Siswa Kelas III SD

Negeri 1 Jatilawang sebelum Tindakan..........................................

Daftar Nilai Membandingkan Nilai Pecahan Siswa Kelas III SD

Negeri 1 Jatilawang pada Siklus I ……...........................................

Daftar Nilai Membandingkan Nilai Pecahan Siswa Kelas III SD

Negeri 1 Jatilawang pada Siklus II …….........................................

Daftar Nilai Ketuntasan Klasikal Membandingkan Nilai Pecahan

Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang sebelum Tindakan ……..

Daftar Nilai Ketuntasan Klasikal Membandingkan Nilai Pecahan

Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada Siklus I …………...

Daftar Nilai Ketuntasan Klasikal Membandingkan Nilai Pecahan

Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada Siklus II …….........

Foto-foto Kegiatan Siklus I dan Siklus II ………………………...

79

81

88

95

99

101

108

115

119

121

122

123

124

125

126

127

Page 19: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah adalah tempat peserta didik untuk menuntut ilmu, selain itu

pengembangan diri siswa juga dapat dilakukan. Pengembangan diri baik dari segi

akademis maupun non akademis perlu dilaksanakan dengan adanya bantuan

kepala sekolah, guru, dan orang tua. Dengan adanya pengembangan diri bagi diri

siswa, maka tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal. Adapun tujuan

pendidikan yaitu untuk membina dan mengakses akses pendidikan serta

meningkatkan kualitas output pendidikan yang mampu bersaing pada tataran yang

lebih global (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007 : v).

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007 : xi) menjelaskan

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan tidak hanya

untuk memanusiakan manusia tetapi juga agar manusia menyadari posisinya

sebagai khalifatullah fil ardhi ( pemimpin di muka bumi ), yang pada gilirannya

akan semakin meningkatkan dirinya untuk menjadi manusia yang bertakwa,

beriman, berilmu, dan beramal saleh. Upaya untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia masih terus dilaksanakan karena dunia pendidikan adalah

sebuah mega proyek bersama bagi anak-anak bangsa yang sedang giat-giatnya

membangun agar bermartabat dan tidak ketinggalan diri dari bangsa-bangsa lain

di dunia.

Proses pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar tidak

terlepas dari peran serta guru. Guru sebagai tenaga pendidik harus menguasai

kompetensi paedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial yang telah tercantum

dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Kompetensi profesional dan paedagogis guru adalah kompetensi yang

berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan dan pembelajaran.

Beberapa kemampuan tersebut adalah kemampuan dalam penguasaan landasan

kependidikan, psikologi pengajaran, penguasaan materi pelajaran, penerapan

berbagai metode dan strategi pembelajaran, kemampuan dalam merancang dan

Page 20: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

memanfaatkan berbagai media (sumber belajar), kemampuan dalam menyusun

program pembelajaran, dan kemampuan dalam mengembangkan kinerja

pembelajaran.

Kompetensi kepribadian dan sosial menggambarkan pribadi pendidik

beserta kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Seorang pendidik yang memiliki

kepribadian baik maka kegiatan pembelajaran dalam kelas dapat terarah secara

maksimal, tetapi apabila memiliki kepribadian yang kurang baik maka kegiatan

pembelajaran dalam kelas akan mengalami gangguan. Selain itu kepekaan seorang

guru terhadap lingkungan sekitar baik terhadap rekan kerja maupun masyarakat

sekitar sebagai salah satu komponen MBS, dapat menggambarkan kondisi

sebenarnya guru tersebut. Dalam menyelesaikan suatu tugas, guru yang akrab tak

segan apabila mencari jalan keluar dengan mempertimbangkan saran guru lain.

Hal tersebut dapat mengembangkan potensi guru sebagai tenaga pendidik yang

memiliki jiwa sosial. Berbeda dengan guru independent yang hanya mengakui

bahwa pekerjaan pribadi memiliki nilai maksimal.

Kegiatan pembelajaran dalam kelas tidak selalu mengalami jalan yang

mulus. Permasalahan hasil belajar di sekolah sering dijumpai. Banyak siswa yang

mempunyai nilai tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun kurang mampu

dalam menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam kehidupan sehari-

hari. Tidak sedikit siswa yang berhasil memperoleh nilai bagus dalam

pengetahuan non eksak tetapi memiliki kendala dalam pengetahuan eksak. Ilmu

pasti dalam pengetahuan eksak yang selalu memberikan persepsi kaku bagi diri

siswa, terutama dalam mata pelajaran Matematika.

Nyimas Aisyah (2007 : 2.17) menjelaskan bahwa banyak orang yang tidak

menyukai Matematika, termasuk anak-anak yang masih duduk di bangku SD.

Mereka menganggap bahwa Matematika sulit dipelajari serta gurunya kebanyakan

tidak menyenangkan, membosankan, menakutkan, angker, dan sebagainya.

Anggapan ini menyebabkan mereka semakin takut untuk belajar Matematika.

Sikap ini tentu saja mengakibatkan prestasi belajar Matematika mereka menjadi

rendah. Untuk mengatasinya maka penguasaan konsep dasar perlu ditanamkan

dulu pada anak.

Page 21: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Materi dalam konsep pecahan memerlukan kecermatan lebih bagi siswa.

Kemampuan membandingkan nilai pecahan memang harus dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Apabila hal tersebut tidak

dipenuhi maka penguasaan konsep materi tidak maksimal. Sesuai dengan yang

dikemukakan Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan

Penelitian dan Pengembangan dalam Heruman (2007 : 43) menyatakan bahwa

pecahan merupakan salah satu topik yang sulit untuk diajarkan. Kesulitan itu

terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan

sulitnya pengadaan media pembelajaran.

Hasil penelitian awal yang dilakukan, diketahui bahwa nilai hasil ulangan

harian siswa tentang pecahan pada tahun ajaran sebelumnya untuk kelas III SD

Negeri 1 Jatilawang mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, nilai yang

diperoleh siswa masih rendah. Oleh karena itu, untuk dikaji dan diteliti lebih

mendalam mengenai rendahnya kemampuan membandingkan nilai pecahan pada

siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang. Dengan alasan, apabila rendahnya

kemampuan membandingkan nilai pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1

Jatilawang tidak segera diatasi, maka besar kemungkinan akan mengganggu

pembelajaran di tingkat selanjutnya karena di kelas IV dan V masih terdapat

materi pelajaran tentang pecahan.

Pretest di kelas III SD Negeri 1 Jatilawang dilakukan untuk mengetahui

kondisi awal kemampuan membandingkan nilai pecahan siswa. Berdasarkan

pretest diketahui bahwa dari 8 siswa yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 4 siswa

perempuan diperoleh nilai rata-rata kelas mengenai materi membandingkan nilai

pecahan yaitu 55,94.

Tabel 1. Daftar Nilai tentang Materi Membandingkan Nilai Pecahan

Rentang Nilai Jumlah Siswa

31-40 2

41-50 1

51-60 2

61-70 2

Page 22: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

71-80 1

Dijabarkan sesuai tabel di atas rata-rata kelas juga menunjukkan belum

mencapai KKM yaitu 61. Rendahnya nilai siswa tentang membandingkan nilai

pecahan tersebut menjadi petunjuk adanya kesulitan belajar atau “gagal” belajar,

artinya siswa mengalami kesulitan belajar pada materi membandingkan nilai

pecahan. Kesulitan belajar adalah suatu kejadian atau peristiwa yang

menunjukkan bahwa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,

ada sejumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai secara tuntas

bahan atau materi pelajaran yang diberikan.

Dilaksanakan identifikasi mengenai penyebab siswa mengalami kesulitan

dalam membandingkan nilai pecahan di kelas III SD Negeri 1 Jatilawang

berdasarkan evaluasi hasil observasi dan wawancara, hasilnya menujukkan bahwa

rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dikarenakan

penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai. Untuk mengatasi rendahnya

kemampuan membandingkan nilai pecahan maka diperlukan penggunaan model

pembelajaran yang sesuai.

Model pembelajaran kuantum adalah salah satu model pembelajaran

inovatif yang memaksimalkan kemampuan siswa. Tokoh utama di balik

pembelajaran kuantum adalah Bobbi DePorter, seorang ibu rumah tangga. Dialah

perintis, pencetus, dan pengembang utama pembelajaran kuantum sejak tahun

1982 (Sugiyanto, 2008 : 65). Dalam hal ini nampak jelas bahwa model

pembelajaran kuantum telah lama diterapakan. Sugiyanto (2008 : 69)

menerangkan karakteristik umum model pembelajaran kuantum yaitu :

1. Berpangkal pada psikologi kognitif.

2. Bersifat humanistis yang mengganggap bahwa manusia selaku

pembelajar menjadi pusat perhatiannya.

3. Menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan

pembelajaran yang efektif dan optimal.

4. Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.,

bukan sekedar makna.

5. Menekankan pada pemercepat pembelajaran dengan taraf keberhasilan

tinggi.

6. Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan

keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.

Page 23: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

7. Menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.

8. Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.

9. Memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis.

10. Menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses

pembelajaran.

11. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan

ketertiban.

12. Mengintregrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses

pembelajaran.

Materi membandingkan nilai pecahan perlu dilakukan dengan

menggunakan media benda konkret agar pemahaman siswa terhadap teori dapat

terserap maksimal. Dengan demikian, maka model pembelajaran kuantum yang

paling tepat untuk diterapkan pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang

Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Hal tersebut didasari bahwa pada

model pembelajaran kuantum memiliki tujuan untuk menanamkan konsep pada

diri siswa tentang materi dasar tentang pecahan dan bagaimana membandingkan

nilai pecahan secara tepat. Sugiyanto (2008 : 79) menerangkan bahwa model

pembelajaran kuantum memiliki kerangka TANDUR (Tanamkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).

Faktor-faktor di atas yang mendorong untuk menerapkan model

pembelajaran kuantum pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan

Wonosegoro Kabupaten Boyolali dalam upaya meningkatkan kemampuan

membandingkan nilai pecahan.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang dapat disajikan berdasarkan uraian latar

belakang masalah di atas adalah sebagai berikut :

1. Masih minimnya kemampuan membandingkan nilai pecahan pada

siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang.

2. Menurunnya prestasi belajar matematika pada siswa kelas III SD

Negeri 1 Jatilawang.

3. Siswa belum memahami dalam menyelesaikan soal cerita

matematika mengenai pecahan.

4. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional

dalam memberikan materi pelajaran matematika.

Page 24: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

5. Kurang luwesnya siswa dalam menerapkan pecahan dalam

kehidupan sehari-hari.

6. Minimnya kreatifitas siswa dalam berhitung campuran.

C. Pembatasan Masalah

Pernyataan dan permasalahan di lapangan yang menjadi dasar untuk

meningkatkan kemampuan membandingkan nilai pecahan, maka dilakukan

penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membandingkan

Nilai Pecahan melalui Model Pembelajaran Kuantum ( Penelitian Tindakan

Kelas pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro

Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2010 / 2011 )”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah

penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

“Apakah penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan

kemampuan membandingkan nilai pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1

Jatilawang tahun ajaran 2010 / 2011 ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :

Untuk meningkatkan kemampuan membandingkan nilai pecahan melalui

model pembelajaran kuantum pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang tahun

ajaran 2010 / 2011.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil Penelitian Tindakan Kelas ini di antaranya :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat hasil penelitian secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan atau

pembelajaran, khususnya yang bersangkutan dengan “Upaya Meningkatkan

Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan melalui Model Pembelajaran

Page 25: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Kuantum ( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III SD Negeri 1

Jatilawang Tahun Ajaran 2010 / 2011 ).”

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa.

Penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan

kemampuan membandingkan nilai pecahan, meningkatkan motivasi belajar

siswa, dan meningkatkan prestasi belajar khususnya hasil belajar siswa pada

pelajaran Matematika.

b. Bagi Guru.

Penerapan model pembelajaran kuantum dalam pembelajaran

Matematika belum umum dilakukan guru di sekolah. Oleh sebab itu, hasil

penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada guru,

khususnya bagi yang terlibat dalam memperoleh pengalaman baru untuk

menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif dalam pembelajaran

Matematika.

c. Bagi Sekolah.

Hasil penelitian ini dapat memberikan dampak positif pada guru-guru

lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan model

pembelajaran kuantum dalam pembelajaran.

Page 26: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD

a. Pengertian Belajar

Istilah belajar sangat erat kaitannya dengan pendidikan, pada dasarnya

merupakan suatu unsur yang sangat fundamental dalam pendidikan. Tingkat

keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dilakukan

oleh pelaku pendidikan khususnya siswa yang merupakan subjek pendidikan.

James Raths ( 1967 : 1 ) berpendapat bahwa belajar adalah istilah yang

sulit dan telah menjadi gangguan bagi seseorang dari tahun ke tahun sampai

sekarang, dan yang terbaik, tetap menjadi kesulitan untuk dijawab ( This difficult

question has plagued man for years and still is, at best, difficult to aswer ).

Mengajar dan belajar merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

dalam proses pengajaran. John Dewey mengistilahkan keterkaitan itu sebagai

“menjual dan membeli“ ( Teaching is Learning as Selling is to Buying ). Artinya,

seseorang tidak mungkin akan menjual manakala tidak ada orang yang membeli,

yang berarti tidak akan ada perbuatan mengajar manakala tidak membuat seorang

belajar ( Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007 : 151 ).

Smith ( dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007 : 152 )

menjelaskan bahwa belajar adalah proses menanamkan ilmu pengetahuan atau

keterampilan ( studing is imparting knowledge or skill ).

Belajar merupakan proses mental yang dinyatakan dalam berbagai

perilaku, baik perilaku fisik-motorik maupun psikis. Melalui proses belajar

tersebut terjadi perubahan, perkembangan, kemajuan, baik dalam aspek fisik-

motorik, sosial-emosional maupun sikap dan nilai. Makin besar atau makin tinggi

atau banyak perubahan atau perkembangan itu dapat dicapai oleh siswa, maka

makin baiklah proses belajar ( Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007 :

124 ).

Page 27: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah kegiatan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, pendidikan moral, dan

keterampilan untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan oleh

guru dan siswa. Guru bertugas memberikan materi pembelajaran dan membantu

siswa dalam belajar. Sedangkan siswa menerima materi pembelajaran dan

bertanya apabila ada materi yang belum dipahami.

Pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam implementasi kurikulum,

berfokus pada upaya guru menciptakan situasi belajar. Desain pembelajaran

disusun dengan memperhatikan tujuan yang akan dicapai, kemampuan dan

karakteristik siswa, kemampuan guru, sumber dan media yang tersedia serta

lingkungan sekitar ( Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007 : 97 ).

Ausubel dan Robinson ( 1968 ) ( dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan

FIP-UPI, 2007 : 112 ) menjelaskan bahwa pembelajaran ibarat uang yang

memiliki dua sisi, dilihat dari sisi guru disebut pengajaran, tetapi dilihat dari sisi

siswa adalah belajar.

Pembelajaran atau pengajaran pada dasarnya merupakan kegiatan guru

menciptakan situasi agar siswa belajar. Tujuan utama dari pembelajaran atau

pengajaran adalah agar siswa belajar ( Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-

UPI, 2007 : 124 ).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah kegiatan guru untuk menciptakan suasana belajar bagi siswa

dan sarana untuk mengimplementasikan kurikulum yang berlaku.

c. Pengertian Matematika

Matematika telah dikenal oleh bangsa-bangsa pada zaman dahulu. Hal ini

dibuktikan dengan adanya contoh-contoh tertulis dari pembangunan matematika

yang baru telah mencapai kemilaunya di Babilonia, Moskow, Mesir, dan India.

Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathẽmatikả yang artinya penelitian

Page 28: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pola, struktur, perubahan, ruang, penelitian bilangan, dan angka ( Andini

Septiasari, 2008 : 28-29 ).

Reys, Suydam, Lindquist, dan Smith ( 1998 ) ( dalam Tim Pengembang

Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007 : 163 ) menjelaskan matematika dapat dipandang

sebagai suatu sistem yang terdiri atas ide, prinsip, dan proses sehingga keterkaitan

antar aspek-aspek tersebut harus dibangun dengan penekanan bukan pada memori

atau hafalan melainkan pada aspek penalaran atau intelegensi anak. Selain itu

matematika haruslah make sense.

DR. Wahyudin ( 2008 : iii ) menjelaskan bahwa matematika merupakan

cabang utama dari ilmu filsafat. Ilmu filsafat merupakan ilmu yang menjadi ibu

dari segala ilmu. Dengan demikian, pengajaran matematika menjadi salah satu hal

yang pokok dalam menanamkan nilai-nilai dasar ilmu pengetahuan kepada para

siswa. Sedangkan Prof. Yohanes Surya, Ph.D. ( 2008 : iii ) berpendapat bahwa

persoalan pokok yang dihadapi siswa dalam belajar matematika adalah rasa bosan

dan merasa bahwa matematika itu sulit.

Pandangan matematika tidak berhenti hanya disitu saja. Riedesel,

Schwantz, dan Clements ( 1996 ) ( dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-

UPI, 2007 : 170-171 ) berpendapat bahwa matematika dapat diartikan sebagai

berikut :

1. Matematika bukan sekedar aritmatika.

2. Matematika merupakan problem posing dan problem solving.

3. Matematika merupakan studi tentang pola dan hubungan.

4. Matematika merupakan bahasa.

5. Matematika merupakan cara dan alat berpikir.

6. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara

dinamik.

7. Matematika adalah aktivitas ( doing mathematics ).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari pola, struktur,

perubahan, ruang, penelitian bilangan, dan angka dengan mengkaitkan ide,

prinsip, dan proses.

Page 29: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

d. Pengertian Pembelajaran Matematika di SD

Pembelajaran matematika di SD berbeda dengan pembelajaran di sekolah

lanjutan. Materi yang disampaikan pada siswa SD masih bersifat umum, berbeda

dengan materi matematika yang disampaikan siswa SMP atau SMA. Materi yang

disampaikan di SMP dan SMA sudah bersifat khusus.

Ausubel dan Robinson ( 1968 ) ( dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan

FIP-UPI, 2007 : 112 ) menjelaskan bahwa pembelajaran ibarat uang yang

memiliki dua sisi, dilihat dari sisi guru disebut pengajaran, tetapi dilihat dari sisi

siswa adalah belajar.

Pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam implementasi kurikulum,

berfokus pada upaya guru menciptakan situasi belajar. Desain pembelajaran

disusun dengan memperhatikan tujuan yang akan dicapai, kemampuan dan

karakteristik siswa, kemampuan guru, sumber dan media yang tersedia serta

lingkungan sekitar ( Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007 : 97 ).

Pembelajaran atau pengajaran pada dasarnya merupakan kegiatan guru

menciptakan situasi agar siswa belajar. Tujuan utama dari pembelajaran atau

pengajaran adalah agar siswa belajar ( Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-

UPI, 2007 : 124 ).

DR. Wahyudin ( 2008 : iii ) menjelaskan bahwa matematika merupakan

cabang utama dari ilmu filsafat. Ilmu filsafat merupakan ilmu yang menjadi ibu

dari segala ilmu. Dengan demikian, pengajaran matematika menjadi salah satu hal

yang pokok dalam menanamkan nilai-nilai dasar ilmu pengetahuan kepada para

siswa. Sedangkan Prof. Yohanes Surya, Ph.D. ( 2008 : iii ) berpendapat bahwa

persoalan pokok yang dihadapi siswa dalam belajar matematika adalah rasa bosan

dan merasa bahwa matematika itu sulit.

Reys, Suydam, Lindquist, dan Smith ( 1998 ) ( dalam Tim Pengembang

Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007 : 163 ) menjelaskan matematika dapat dipandang

sebagai suatu sistem yang terdiri atas ide, prinsip, dan proses sehingga keterkaitan

antar aspek-aspek tersebut harus dibangun dengan penekanan bukan pada memori

Page 30: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

atau hafalan melainkan pada aspek penalaran atau intelegensi anak. Selain itu

matematika haruslah make sense.

Pandangan matematika tidak berhenti hanya disitu saja. Riedesel,

Schwantz, dan Clements ( 1996 ) ( dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-

UPI, 2007 : 170-171 ) berpendapat bahwa matematika dapat diartikan sebagai

berikut :

1. Matematika bukan sekedar aritmatika.

2. Matematika merupakan problem posing dan problem solving.

3. Matematika merupakan studi tentang pola dan hubungan.

4. Matematika merupakan bahasa.

5. Matematika merupakan cara dan alat berpikir.

6. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara

dinamik.

7. Matematika adalah aktivitas ( doing mathematics ).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika di SD adalah kegiatan guru untuk menciptakan suasana

belajar bagi siswa SD untuk mempelajari cabang ilmu filsafat yang mempelajari

pola, struktur, perubahan, ruang, penelitian bilangan, dan angka dengan

mengkaitkan ide, prinsip, dan proses. Selain itu guru mengimplementasikan

kurikulum SD dengan bijak kepada siswa.

2. Hakikat Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan

a. Pengertian Kemampuan

Manusia memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang

lainnya, begitu pula kemampuan yang mereka miliki. Dalam kehidupan sehari-

hari kemampuan kerap dikaitkan dengan daya tangkap siswa terhadap materi

pelajaran. Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa,

sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta

berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu.

Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia

lakukan. Sejalan dengan hal itu, pendapat dari Chaplin ( dalam Ikatan Sarjana

Pendidikan Indonesia, 1993 : 13 ) ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan,

Page 31: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

bakat, kesanggupan) merupakan tenaga/daya kekuatan untuk melakukan suatu

perbuatan.

Robbins ( dalam Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia, 1993 : 24 )

mengutarakan bahwa kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak

lahir dan merupakan hasil latihan atau praktek.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan adalah kesanggupan yang dimiliki seseorang dalam melakukan

sesuatu, selain itu kemampuan dapat berarti daya tangkap siswa terhadap suatu

bahan materi. Kemampuan dalam pembelajaran mencakup berbagai aspek. Salah

satu aspek kemampuan yang harus dikuasai siswa adalah kemampuan

membandingkan nilai pecahan.

b. Pengertian Membandingkan

Membandingkan berasal dari kata dasar banding. Dalam kehidupan sehari-

hari, banding dapat berarti perbedaan dari 2 nilai suatu bilangan. Menurut DR.

Wahyudin (2008 : 40) membandingkan adalah rasio (perbandingan) dua buah

bilangan yang dinyatakan sebagai hasil bagi bilangan pertama oleh bilangan

kedua. Dengan kata lain rasio digunakan untuk melakukan perbandingan ukuran

kuantitas dua bagian atau lebih, yaitu berapa kali besarnya (banyaknya) sebuah

bagian dari bagian yang lain, tetapi dalam satuan yang sama.

Andrew King (2008 : 24) juga menjelaskan bahwa membandingkan dapat

digunakan untuk menunjukkan jumlah beberapa benda berbeda yang digabungkan

untuk membuat kesatuan. Hal ini dapat dicontohkan seperti cat yang seringkali

terbuat dari campuran warna-warna primer merah, biru, dan kuning. Untuk

mendapatkan warna yang tepat, warna-warna itu dicampur berdasarkan

perbandingan tertentu.

Menurut Heruman (2007 : 52) dalam mengajarkan konsep

membandingkan harus memiliki kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa,

dalam hal ini guru harus melakukan drill. Dari beberapa definisi diatas maka

dapat disimpulkan bahwa membandingkan adalah kegiatan mencari perbedaan

ukuran kuantitas antara dua bagian yang memiliki satuan sama.

Page 32: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c. Pengertian Kemampuan Membandingkan

Mata pelajaran Matematika adalah salah satu pelajaran yang memiliki

ketepatan ilmu pasti. Hal ini yang menggambarkan bahwa pelajaran Matematika

tidak dapat direkayasa dalam bentuk apapun. Apabila hal manipulasi data

dilakukan, maka penanaman konsep tidak dapat dipahami oleh siswa.

Kemampuan dalam materi pelajaran Matematika juga beragam, mulai dari

kemampuan operasi hitung campuran, kemampuan mencari luas, kemampuan

mencari volum, dan kemampuan membandingkan.

Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu.

Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia

lakukan. Sejalan dengan hal itu, pendapat dari Chaplin ( dalam Ikatan Sarjana

Pendidikan Indonesia, 1993 : 13 ) ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan,

bakat, kesanggupan) merupakan tenaga/daya kekuatan untuk melakukan suatu

perbuatan. Sedangkan menurut Robbins ( dalam Ikatan Sarjana Pendidikan

Indonesia, 1993 : 24 ) kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak

lahir dan merupakan hasil latihan atau praktek.

DR. Wahyudin (2008 : 40) mengutarakan bahwa membandingkan adalah

rasio (perbandingan) dua buah bilangan yang dinyatakan sebagai hasil bagi

bilangan pertama oleh bilangan kedua. Dengan kata lain rasio digunakan untuk

melakukan perbandingan ukuran kuantitas dua bagian atau lebih, yaitu berapa kali

besarnya (banyaknya) sebuah bagian dari bagian yang lain, tetapi dalam satuan

yang sama. Selain itu, Andrew King (2008 : 24) juga menjelaskan bahwa

membandingkan dapat digunakan untuk menunjukkan jumlah beberapa benda

berbeda yang digabungkan untuk membuat kesatuan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan membandingkan adalah kesanggupan dalam melakukan

perbandingan antara dua bagian yang memilki kesatuan sama. Dalam hal ini

perbandingan dapat dilihat dari segi kualitas (besar) ataupun segi kuantitas

(jumlah) yang ditulis dengan menggunakan tanda lebih kecil (<), tanda lebih besar

(>), atau tanda sama dengan (=).

Page 33: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

d. Pengertian Nilai Pecahan

Nilai dalam Matematika berarti besaran dari suatu komponen yang diukur.

Menurut Baharin Shamsudin (2007 : 89) bahwa pengertian nilai adalah ciri

bilangan yang menunjukkan suatu jumlah atau harga suatu barang/benda. Contoh

dari value menurut Baharun Shamsudin (2007 : 89) yaitu :

- Nilai barang yang dihitung seperti dua puluh lima kaleng susu (jumlah

dari suatu benda).

- Nilai barang yang dibeli seperti harga sebuah pensil adalah Rp.1.250,00

(harga dari suatu benda/barang).

Pecahan adalah salah satu materi mata pelajaran Matematika yang

diajarakan pada siswa kelas III semester II. Pecahan adalah bagian dari seluruh

benda seperti kue, sebuah apel, atau sebuah ruang kelas (Andrew King, 2007 : 6).

Selain itu menurut Andini Septiasari (2008 : 43) pecahan adalah bilangan yang

menggambarkan dari keseluruhan, bagian dari suatu benda, atau bagian dari suatu

himpunan. Contoh-contoh pecahan adalah pecahan biasa, pecahan campuran,

pecahan desimal, dan persen. Sedangkan Max A. Sobel (2003 : 84) menyatakan

bahwa pecahan adalah sebagian dari keseluruhan.

Bambang Sumantri (1985 : 151) menyatakan bahwa sejak dulu pecahan

sudah merupakan kesulitan baik bagi anak maupun orang dewasa karena setiap

bilangan cacah tak dapat diucapkan dalam bentuk tak terhingga banyaknya. Hal

ini yang menyebabkan Baharin Shamsudin (2007 : 96) menyatakan bahwa

pecahan merupakan bagian dari sebuah benda.

Barbara Newmarch ( 2006 : 6 dan 9 ) berpendapat bahwa “Fractions can

also be thought of as proportions / parts of a whole, (e.g. 2/3 of the people in this

group wear glasses). The teacher can talk about what this means in terms of „two

in every three people wear glasses‟ and look at examples with the class. One of

the first places to start is to ask learners to think of some fractions they have

encountered in an everyday context, as a way of collecting up some possible

definitions of the meaning of fraction.” Artinya pecahan dapat juga diajarkan

sebagai bagian dari keseluruhan, ( contohnya 2/3 orang dalam kelompok ini

memakai kacamata ). Guru dapat membahas tentang arti pecahan dalam bentuk

Page 34: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

tertentu dari „dua per tiga orang memakai kacamata‟ dan lihat contohnya dalam

kelas. Salah satu tempat untuk memulai adalah bertanya pada murid tentang

maksud pecahan yang mereka kumpulkan dalam konteks sehari-hari, sebagai cara

mengumpulkan beberapa definisi yang pasti tentang arti pecahan.

Bilangan-bilangan 0,1,2,3,4,……… dipergunakan untuk menggambarkan

banyaknya himpunan-himpunan benda yang utuh. Bilangan-bilangan itu yang

disebut bilangan cacah. Kita mempergunakan jenis bilangan lain untuk

menerangkan pecahan-pecahan suatu benda. Bilangan-bilangan itu yang disebut

dengan bilangan pecahan (Soemartono, 1972 : 77).

Materi membandingkan nilai pecahan merupakan materi yang memiliki

kesulitan bagi diri siswa. Maka perlu digunakan model pembelajaran yang tepat

dalam menyampaikan materi ini. Setelah menguasai materi membandingkan nilai

pecahan diharapkan siswa mampu untuk membandingkan bagian yang berbeda

dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa nilai

pecahan adalah bilangan yang menunjukkan bagian dari keseluruhan benda yang

ditulis dengan menggunakan penyebut dan pembilang.

3. Hakikat Model Pembelajaran Kuantum

a. Pengertian Model Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik apabila menggunakan

model pembelajaran yang inovatif. Dalam hal ini seorang guru sangat erat

kaitannya dengan model pembelajaran, karena dengan pemilihan model

pembelajaran yang tepat maka tujuan pembelajaran akan dengan mudah tercapai

sesuai tujuan yang diharapkan. Menurut Winataputra (dalam Sugiyanto, 2008 : 7)

model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran

dan pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Pengertian model pembelajaran menurut Mark Reardon (2005 : 2) menerangkan

Page 35: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Ada banyak model pembelajaran inovatif yang dikembangkan oleh para

ahli sebagai usaha untuk memaksimalkan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Model pembelajaran inovatif tersebut antara lain Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBL), Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Kuantum,

Pembelajaran Kooperatif, dan Pembelajaran Kontekstual. Model–model ini sangat

baik untuk membuat pembelajaran menjadi menarik, membuat siswa aktif, dan

hasil yang dicapai memuaskan. Akan tetapi hal ini harus disesuaikan dengan

materi yang diberikan agar pengambilan suatu model pembelajaran sesuai.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu strategi pembelajaran yang mengkondisikan siswa

pada suasana pembelajaran yang aktif dan sistematis dari awal pembelajaran

sampai akhir pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya.

b. Pengertian Model Pembelajaran Kuantum

Tokoh utama dalam model pembelajaran kuantum adalah Bobbi DePotter

yang menggeluti dalam bidang pembelajaran sejak tahun 1982. Dialah perintis,

pencetus, dan pengembang utama model pembelajaran kuantum. Beliau

mematangkan serta mengembangkan gagasan model pembelajaran kuantum di

SuperCamp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak di Kirkwood Meadows,

California, Amerika Serikat. Bobbi DePorter dkk menganalogikan prinsip

relativitas Einstein yaitu E= mc2. Dalam fisika kuantum istilah kuantum memang

diberi konsep perubahan energi menjadi cahaya selain diyakini adanya

ketidakteraturan dan indeterminisme alam semesta. Sedangkan DePorter (dalam

Sugiyanto 2008 : 67) menjelaskan bahwa istilah kuantum bermakna “interaksi-

interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya” dan istilah pembelajaran

kuantum bermakna “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya

karena semua kehidupan adalah energi”. DePorter mengaplikasikan hal ini dalam

Page 36: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kegiatan pembelajaran. Beliau menyatakan bahwa sebagai pelajar, belajar

bertujuan untuk meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, dan

inspirasi. Pembelajaran kuantum merupakan salah satu pendekatan penbelajaran

yang mengaktifkan siswa. Keaktifan siswa dalam hal ini dilakukan dengan

senang, nyaman, mudah serta dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Bobbi

DePorter dalam (2008 : 67) menjelaskan bahwa istilah kuantum memang diberi

konsep suatu perubahan energi menjadi cahaya selain diyakini adanya

ketidakteraturan dan indeterminisme alam semesta.

Pengertian model pembelajaran kuantum menurut Mark Reardon (2005 : 3)

adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Selain itu

juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan

momen belajar. Model pembelajaran kuantum berfokus pada hubungan dinamis

dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk

belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kuantum beranalogi pada rumus Teori Relativitas Einstein yang

hanya mengambil konsep dasar bahwa dalam pembelajaran kuantum menekankan

pada interaksi antara pembelajar dengan pembelajar dan interaksi pengajar dengan

pembelajar. Dengan menekankan pada pengajar yang harus mengkondisikan

pembelajar pada situasi yang menyenangkan, menumbuhkan rasa keingintahuan

yang tinggi, pengalaman langsung dan penghargaan atas usaha pembelajar.

Dengan kata lain model pembelajaran kuantum adalah suatu model pembelajaran

yang memberikan trik, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat

mempertajam pemahaman, daya ingat, serta belajar sebagai proses menyenangkan

dan bermakna, sehingga membuat siswa nyaman dan berusaha untuk

memperbaiki hasil belajarnya.

c. Karakteristik Umum Model Pembelajaran Kuantum

Model pembelajaran kuantum mempunyai karakteristik umum yang dapat

memantapkan dan menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang

Page 37: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

tampak membentuk sosok model pembelajaran kuantum yang dirangkum dari

Sugiyanto (2008 : 69) sebagai berikut:

1) Pembelajaran kuantum sebagai pangkal pada psikologi kognitif bukan

fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum

dipakai.

2) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivis-

empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis.

3) Pembelajaran kuantum lebih bersifat kontruktivis(tis), bukan

positivistis-empiris, behavioristis.

4) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang

bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.

5) Pembelajaran kuantum sangat menekan pada pemercepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.

6) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan

kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan

yang dibuat-buat.

7) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran.

8) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan

isi pembelajaran.

9) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan

keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi

fisikal atau material.

10) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai

bagian penting proses pembelajaran.

11) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan,

bukan keseragaman dan ketertiban.

12) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran

dalam proses pembelajaran.

d. Prinsip Model Pembelajaran Kuantum

Prinsip dapat berarti sebuah aturan aksi atau perbuatan yang diterima atau

dikenal dan sebuah hukuman, aksioma, atau doktrin fundamental. Ada tiga

macam prinsip utama yang membangun sosok model pembelajaran kuantum.

Ketiga prinsip utama yang dirangkum dalam Sugiyanto (2008 : 74) adalah sebagai

berikut:

1) Prinsip utama model pembelajaran kuantum berbunyi: “Bawalah

Dunia Mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan

Antarkan Dunia Kita (pengajar) ke dalam Dunia Mereka

(Pembelajar)”.

Page 38: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2) Dalam model pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa proses

pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. Selain memiliki

lagu atau partitur, pemainan simfoni ini memiliki struktur dasar chord.

Struktur dasar chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar model

pembelajaran kuantum yang antara lain sebagai berikut:

a) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara

b) Ketahuilah bahwa segalanya betujuan

c) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan

d) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran.

e) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula

dirayakan.

3) Dalam model pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa

pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Dengan

kata lain, pembelajaran perlu diartikan sebagai pembentukan

keunggulan. Oleh karena itu, keunggulan ini bahkan telah dipandang

sebagai jantung fondasi model pembelajaran kuantum. Keunggulan

tersebut antara lain:

a) Terapkanlah hidup dalam integritas

b) Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan

c) Berbicaralah dengan niat baik

d) Tegaskanlah komitmen

e) Jadilah pemilik

f) Tetaplah lentur

g) Tetaplah lentur pertahankanlah keseimbangan.

e. Faktor Pendukung Model Pembelajaran Kuantum

Sugiyanto (2008 : 65) menguraikan tentang pembelajaran kuantum agar

setiap tenaga pendidik dapat mengenalinya lebih baik dan mampu

menempatkannya secara proporsional di antara berbagai pembelajaran lainnya.

Penjelasan dari pendapat di atas, secara singkat dapat diuraikan sebagai

berikut :

1) Suasana

Dalam kegiatan pembelajaran guru harus dapat memilih dan menerapkan

bahasa dengan baik dan benar, menjalin rasa simpati dengan siswa, membuat

suasana nyaman dan gembira, karena suasana tersebut akan membawa

kegembiraan siswa dalam belajar. Suasana yang menyenangkan seperti itu

bisa membuat siswa nyaman dalam belajar dan tidak membosankan.

Page 39: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Landasan

Landasan dalam model pembelajaran kuantum di antaranya adalah kerangka

kerja, tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan

bersama yang memberikan pedoman bagi siswa dan guru untuk bekerja dalam

komunitas belajar.

3) Lingkungan

Cara guru mengatur tatanan ruang kelas. Hal ini meliputi pengaturan meja dan

kursi, penerangan yang cukup, warna, serta iringan musik yang membuat

suasana belajar lebih santai dan nyaman. Lingkungan belajar yang mendukung

seperti itu akan membuat pembelajaran lebih menyenangkan.

4) Rancangan

Rancangan merupakan penciptaan unsur-unsur penting yang bisa

menumbuhkan minat siswa secara terarah. Selain itu rancangan juga berfungsi

agar siswa dapat lebih mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar

menukar informasi. Rancangan yang jelas dan terarah akan menjadikan

pembelajaran lebih jelas dan bermakna.

5) Nilai-nilai dan keyakinan

Jika semua aspek ditata dengan baik, suatu keajaiban akan terjadi. Konteks

tersebut dapat menciptakan rasa saling memiliki. Kelas akan menjadi

komunitas belajar, tempat belajar yang menyenangkan bagi siswa bukan

karena unsur keterpaksaan.

Model pembelajaran kuantum menciptakan lingkungan fisik yang

mendukung yang akan meningkatkan dan memperkuat belajar. Ideal lingkungan

belajar meliputi pencahayaan yang memadai, warna tujuan, poster, tanaman, alat

peraga dan musik. Elemen ini mudah dimasukkan dalam satu kelas, dan siswa

menikmati belajar lebih dalam lingkungan yang nyaman.

f. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum dalam Pembelajaran

Model pembelajaran kuantum memiliki pola pembelajaran yang berbeda

dari pembelajaran yang biasa atau konvensional. Didalam penerapan model

pembelajaran kuantum kita dikenalkan dengan konsep TANDUR yang merupakan

Page 40: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

akronim dari; Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.

Unsur-unsur tersebutlah yang telah membentuk basis struktur yang mendasari

model pembelajaran kuantum.

Konsep TANDUR akan membawa siswa pada kondisi pembelajaran yang

menyenangkan dan mengesankan. Sugiyanto (2008 : 79) menyatakan bahwa

kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada

setiap pelajaran apapun mata pelajarannya, tingkat kelas, dengan beragam

budayanya, jika pada guru betul-betul menggunakan prinsip-prinsip atau nilai-

nilai model pembelajaran kuantum.

Dalam kerangka perencanaan model pembelajaran kuantum,

TANDUR secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Tumbuhkan : Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan

keingin tahuan mereka. Buatlah mereka tertarik

atau penasaran tentang materi yang kana kita

ajarkan.

2) Alami : Berikan mereka pengalaman belajar,

tumbuhkan “kebutuhan untuk mengetahui”.

3) Namai : Berikan “data” tepat saat minat memuncak

mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi

pelajaran.

4) Demonstrasikan : Berikan kesempatan bagi mereka untuk

mengaitkan pengalaman dengan data baru

sehingga mereka menghayati dan membuatnya

sebagai pengalaman pribadi.

5) Ulangi : Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat

dilakukan melalui pertanyaan postest, ataupun

penugasan, atau membuat iktisar hasil belajar

6) Rayakan : Ingat, jika layak dipelajari maka layak pula

dirayakan! Perayaan menambahkan dengan

asosiasi positif.

B. Penelitian yang Relevan

Dwi Rai Oktamarini dan I Gusti Ayu Indrayani (2009) dalam

penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kuantum (Quantum

Teaching) dengan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Matematika pada Siswa Kelas V SD No 2 Bongan Tahun Pelajaran 2008/2009”

Page 41: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

menyimpulkan bahwa terjadinya peningkatan Prestasi Belajar Matematika setelah

dilaksanakannya pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Kuantum

(Quantum Teaching). Hal tersebut dapat terlihat dari kondisi awal sebelum

dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 59,5 dengan prosentase ketuntasan

klasikal sebesar 60,33%, siklus I nilai rata-rata kelas 66,5 dengan prosentase

ketuntasan klasikal sebesar 65,38%, dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat

menjadi 76,5 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 88,46%. Jadi setelah

diterapkan model pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) pada siswa kelas

V SD No. 2 Bongan Tahun Pelajaran 2008/2009 terjadi peningkatan prestasi

belajar matematika, yaitu nilai rata-rata kelas 76,5 dengan prosentase ketuntasan

88,46%.

Penelitian Dwi Rai Oktamarini dan I Gusti Ayu Indrayani (2009) tersebut

relevan dengan penelitian ini. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan

penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran kuantum untuk mengatasi

masalah pembelajaran. Selain memiliki persamaan, kedua penelitian ini juga

memiliki perbedaan yaitu penelitian yang dilakukan Dwi Rai Oktamarini dan I

Gusti Ayu Indrayani adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada

siswa kelas V SD No. 2 Bongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Sedangkan pada

penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan membandingkan nilai pecahan

pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang.

Alvany Rufaida (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Model Quantum Learning Pada Siswa

Kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran

2009/2010” menyimpulkan bahwa terjadinya peningkatan Keterampilan Menulis

Permulaan setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan penerapan model

Quantum Learning. Hal tersebut dapat terlihat dari kondisi awal sebelum

dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 62,5 dengan prosentase ketuntasan

klasikal sebesar 53,3%, siklus I nilai rata-rata kelas 66,2 dengan prosentase

ketuntasan klasikal sebesar 68,9% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat

menjadi 70,7 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 71,1%. Pada siklus III

Page 42: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

nilai rata-rata kelas 73,7 dengan prosentase ketuntasan 82,2%. Jadi setelah

diterapkan model Quantum Learning pada siswa kelas 2 Sekolah Dasar Negeri

Karangasem 1 Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 terjadi peningkatan

keterampilan menulis permulaan, yaitu nilai rata-rata kelas 73,7 dengan

prosentase ketuntasan 82,2%.

Penelitian Alvany Rufaida (2010) tersebut relevan dengan penelitian ini.

Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu penerapan

model pembelajaran kuantum untuk mengatasi masalah pembelajaran. Selain

memiliki persamaan, kedua penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu

penelitian yang dilakukan Alvany Rufaida adalah untuk meningkatkan

keterampilan menulis permulaan pada siswa kelas 2 Sekolah Dasar Negeri

Karangasem 1 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Sedangkan pada

penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan membandingkan nilai pecahan

pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran Matematika pada kelas III SD Negeri 1 Jatilawang,

khususnya materi membandingkan nilai pecahan sampai saat ini masih

menggunakan model pembelajaran ceramah. Pembelajaran yang dilaksanakan

kurang melibatkan siswa untuk aktif belajar dan cenderung statis. Hal itu

menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari

rendahnya motivasi tersebut menyebabkan siswa tidak antusias dalam mengikuti

pelajaran sehingga sebagian besar siswa tidak menguasai pelajaran yang diajarkan

khususnya materi membandingkan nilai pecahan.

Model pembelajaran kuantum merupakan salah satu alternatif untuk

mengatasi masalah yang disebabkan oleh pembelajaran yang berpusat pada guru.

Model pembelajaran kuantum dipilih karena model pembelajaran ini

mengaktifkan siswa tanpa mereka merasa terbebani, mereka dapat dengan bebas

belajar sesuai kemampuan dan gaya belajar mereka, karena dalam model ini

dianut sistem keberagaman, bukan keseragaman. Pola belajar seperti ini sangat

Page 43: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menyenangkan bagi siswa. Selain itu juga akan menuntut siswa aktif dan kreatif

dalam memecahkan masalah pembelajaran.

Setelah diterapkan model pembelajaran kuantum, maka dapat

meningkatkan kemampuan membandingkan nilai pecahan pada siswa kelas III SD

Negeri 1 Jatilawang tahun ajaran 2010/2011. Secara global uraian diatas dapat

tergambar dalam bagan kerangka pemikiran yang digambarkan pada gambar 1 :

Gambar 1. Gambar Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Perumusan hipotesis penelitian tindakan kelas berdasarkan landasan teori

dan kerangka pemikiran adalah sebagai berikut: “Melalui Model Pembelajaran

Kuantum dapat Meningkatkan Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan pada

Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011”.

Tindakan

Kondisi Akhir

Kondisi Awal

Belum diterapkan model

pembelajaran kuantum

Penerapan model

pembelajaran kuantum

Setelah diterapkan model

pembelajaran kuantum

kemampuan siswa dalam

membandingkan nilai pecahan

meningkat 70 %.

Siklus I

Siklus II

Kemampuan

membandingkan nilai

pecahan meningkat 70% >

KKM.

Kemampuan siswa dalam

membandingkan nilai

pecahan rendah

Page 44: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan

Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Alasan yang mendasari penelitian dilaksanakan

di SD Negeri 1 Jatilawang, yaitu:

a. Pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kuantum belum pernah

diteliti di SD Negeri 1 Jatilawang.

b. Kemampuan membandingkan nilai pecahan siswa kelas III SD Negeri 1

Jatilawang masih rendah.

2. Waktu

Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester genap tahun ajaran

2010/2011, yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2011 atau selama

6 bulan. Adapun rincian jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian dapat dilihat pada

tabel 2 :

Tabel 2. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Jan Feb Mart April Mei Juni

1.

Persiapan survei awal

sampai penyusunan

proposal

2.

Seleksi informasi,

penyiapan instrumen dan

alat

3.

Pelaksanaan Penelitian

Siklus I

Siklus II

Page 45: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4. Analisis Data

5. Penyusunan Laporan

6. Ujian Skripsi Jumat, 16 Maret 2012

B. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri 1

Jatilawang sebanyak 8 siswa yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 4 siswa

perempuan. Sedangkan peneliti yang mengampu kelas III adalah Aulia

Masyaribu, A.Ma. Dalam melakukan tindakan kelas, peneliti berkolaborasi

dengan teman sejawat dan Kepala Sekolah.

Penelitian ini dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa kemampuan

membandingkan nilai pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang dalam

pembelajaran Matematika masih rendah.

C. Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang rendahnya

kemampuan membandingkan nilai pecahan siswa kelas III pada pembelajaran

Matematika dan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran serta

melaksanakan pembelajaran (termasuk penggunaan model pembelajaran) di kelas.

Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi :

1. Informan atau nara sumber, yaitu guru dan siswa SD Negeri 1 Jatilawang.

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran Matematika dan

aktivitas lainnya yang bersangkutan.

3. Dokumen atau arsip yang antara lain berupa Kurikulum, Rencana

Pembelajaran, hasil belajar siswa, dan buku penilaian.

Page 46: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kuantum.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi

pengamatan/observasi, tes, dan dokumentasi yang masing-masing secara singkat

diuraikan berikut ini :

1. Pengamatan/Observasi

Observasi yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini adalah

observasi langsung. Observasi langsung adalah observasi yang dilakukan

tanpa perantara (langsung) terhadap objek yang diamati. Observasi langsung

ini dilakukan pada guru dan siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang untuk

mengetahui kemampuan membandingkan nilai pecahan pada siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

2. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan dari peningkatan

kemampuan membandingkan nilai pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1

Jatilawang.

3. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berupa responden

penelitian. Dalam penelitian ini dipergunakan dokumentasi berupa foto pada

siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang saat penelitian berlangsung.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dengan

menggunakan model spiral tindakan kelas yang diadapatasi dari FKIP UNS

(2009:18) yang digambarkan pada gambar 2 :

Page 47: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Gambar 2. Empat Langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas

Tahapan penelitian yang telah dilakukan berdasarkan gambar diatas

meliputi Tahap Refleksi Awal, yaitu mengidentifikasi permasalahan yang

dihadapi siswa dalam mempelajari materi mengukur membandingkan nilai

pecahan. Berdasarkan data hasil evaluasi yang diadakan oleh peneliti. Setelah itu,

baru mengadakan perencaan untuk siklus I.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua tahap yaitu persiapan dan

pelaksanaan penelitian :

1. Persiapan

Pada tahap persiapan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui

wawancara dengan guru kelas III bersama-sama untuk menentukan

Identifikasi

Masalah

Refleksi

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

ulang

Page 48: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

bentuk pemecahan masalah berupa penerapan model pembelajaran

kuantum pada pokok bahasan membandingkan nilai pecahan.

b. Mempersiapkan perangkat pembelajaran (rencana pembelajaran)

(terlampir)

c. Menyusun lembar observasi untuk siswa dan guru (terlampir)

d. Menyusun kisi-kisi instrumen soal tes (terlampir)

e. Menyusun soal-soal tes (terlampir)

f. Melakukan uji coba soal tes yang akan digunakan sebagai alat ukur

kemampuan membandingkan nilai pecahan, uji coba dilakukan di

luar sampel penelitian. Uji coba dilaksanakan di kelas III dengan item

soal 25.

2. Pelaksanaan Penelitian

Setiap siklus dalam penelitian ini mencakup empat langkah, yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah

penelitian yang dilakukan pada tiap tahap ini adalah :

a. Siklus I

1) Perencanaan

Tahap perencanaan dalam penelitian ini berupa rencana kegiatan

yang menentukan langkah-langkah untuk memecahkan masalah

sebagai upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran

Matematika. Pada tahap perencanaan ini disiapkan rencana

pembelajaran membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut sama

dengan menggunakan model pembelajaran kuantum. Dengan

menggunakan rencana pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran

akan terarah. Selain rencana pembelajaran juga disiapkan instrumen

penelitian yang terdiri dari menyusun soal pretes dan postes sebagai

alat ukur kemampuan membandingkan nilai pecahan berpenyebut

sama , menyusun lembar observasi aktivitas siswa untuk mengamati

aktivitas dan interaksi siswa pada saat pembelajaran berlangsung,

menyusun lembar observasi keberhasilan peneliti untuk mengamati

Page 49: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

kegiatan peneliti pada saat melaksanakan pembelajaran, menyusun

kisi–kisi soal tes, dan menyusun soal tes untuk mengetahui

peningkatan kemampuan membandingkan nilai pecahan berpenyebut

sama.

2) Pelaksanaan

Peneliti menjelaskan rencana kegiatan dengan melaksanakan

skenario pembelajaran yang telah dibuat berdasar rencana

pembelajaran. Adapun langkah–langkah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut

a) Kegiatan awal

(1) Penyiapan kondisi fisik

Aktivitas peneliti pada tahap ini mengecek kehadiran siswa

dan menyiapkan bahan pelajaran.

(2) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan

menginformasikan media pembelajaran yang akan dilakukan.

(3) Apersepsi

Peneliti bertanya jawab tentang materi yang berkaitan dengan

nilai pecahan.

b) Kegiatan inti

(1) Pengembangan materi

Aktivitas peneliti dalam kegiatan inti menyampaikan

materi pelajaran tentang 25 soal membandingkan nilai

pecahan berpenyebut sama serta memberi cara penyelesaian.

(2) Penerapan menggunakan model pembelajaran kuantum

Penerapan model pembelajaran kuantum menggunakan

TANDUR :

Page 50: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 3. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum tipe TANDUR

Tanamkan : Anak ditanya secara global tentang pecahan

yang mereka ketahui.

Alami : Anak diminta maju ke depan menuliskan

contoh beberapa pecahan yang berpenyebut

sama.

Namai : Anak diminta memberi nilai pecahan

tersebut.

Demonstrasikan : Anak membandingkan pecahan-pecahan

tersebut dengan menggunakan tanda <, >,

dan =.

Ulangi : Anak ditanya kembali tentang cara

membandingkan nilai pecahan yang

berpenyebut sama.

Rayakan : Anak diberi reward berupa point, pujian,

dan tepuk tangan

(3) Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja kelompok

Peneliti membantu siswa mengkaji ulang hasil kerja

kelompok, kemudian peneliti memberikan penguatan materi

terhadap hasil kerja kelompok.

c) Kegiatan akhir

Peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi

pelajaran, selanjutnya peneliti meminta siswa untuk belajar di

rumah mengulang materi, dan memberikan pekerjaan rumah.

3) Pengamatan

Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran untuk

mencatat kemampuan membandingkan nilai pecahan yang

berpenyebut sama terhadap siswa meliputi : (1) melakukan kegiatan

yang terkait dengan pembelajaran, (2) berinteraksi satu sama lain,

Page 51: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

saling bertanya, dan saling menjelaskan, (3) mengerjakan soal tentang

membandingkan nilai pecahan, (4) menyimpulkan materi pada akhir

pelajaran. Pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan

secara kolaboratif dengan guru mitra terhadap pelaksanaan jalannya

proses belajar mengajar melalui lembar observasi. Urut– urutan

penyajian kegiatan peneliti dan kegiatan siswa dicatat melalui lembar

observasi. Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan

perilaku siswa dalam kegiatan yang dilakukan, tingkat kemampuan

membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut sama selama proses

kegiatan yang dilakukan, menilai kemampuan membandingkan nilai

pecahan yang berpenyebut sama siswa dan hasil evaluasi yang

diperoleh dari kegiatan siswa.

4) Refleksi

Peneliti mengadakan evaluasi pada tahap analisis terhadap

proses pembelajaran pada tiap pertemuan, kemudian direfleksikan

sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus selanjutnya sebagai

penyempurnaan. Pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah 3 dengan

persentase klasikal 37,5 %. Maka perlu dilanjutkan lagi ke siklus II.

b. Siklus II

1) Perencanaan

Tahap perencanaan dalam penelitian ini berupa rencana kegiatan

yang menentukan langkah-langkah untuk memecahkan masalah

sebagai upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran

Matematika. Pada tahap perencanaan ini disiapkan rencana

pembelajaran membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut sama

dengan menggunakan model pembelajaran kuantum. Dengan

menggunakan rencana pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran

akan terarah. Selain rencana pembelajaran juga disiapkan instrumen

penelitian yang terdiri dari menyusun soal pretes dan postes sebagai

alat ukur kemampuan membandingkan nilai pecahan berpenyebut

Page 52: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

sama , menyusun lembar observasi aktivitas siswa untuk mengamati

aktivitas dan interaksi siswa pada saat pembelajaran berlangsung,

menyusun lembar observasi keberhasilan peneliti untuk mengamati

kegiatan peneliti pada saat melaksanakan pembelajaran, menyusun

kisi–kisi soal tes, dan menyusun soal tes untuk mengetahui

peningkatan kemampuan membandingkan nilai pecahan berpenyebut

sama.

2) Pelaksanaan

Peneliti menjelaskan rencana kegiatan dengan melaksanakan

skenario pembelajaran yang telah dibuat berdasar rencana

pembelajaran. Adapun langkah–langkah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut

- Kegiatan awal

(1) Penyiapan kondisi fisik

Aktivitas peneliti pada tahap ini mengecek kehadiran siswa

dan menyiapkan bahan pelajaran.

(2) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan

menginformasikan media pembelajaran yang akan dilakukan.

(3) Apersepsi

Peneliti bertanya jawab tentang materi yang berkaitan dengan

nilai pecahan.

- Kegiatan inti

(1) Pengembangan materi

Aktivitas peneliti dalam kegiatan inti menyampaikan

materi pelajaran tentang 25 soal membandingkan nilai

pecahan berpenyebut sama serta memberi cara penyelesaian.

(2) Penerapan menggunakan model pembelajaran kuantum

Penerapan model pembelajaran kuantum menggunakan

TANDUR :

Page 53: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 4. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum tipe TANDUR

Tanamkan : Anak ditanya secara global tentang pecahan

yang mereka ketahui.

Alami : Anak diminta maju ke depan menuliskan

contoh beberapa pecahan yang berpenyebut

berbeda.

Namai : Anak diminta memberi nilai pecahan

tersebut.

Demonstrasikan : Anak membandingkan pecahan-pecahan

tersebut dengan menggunakan tanda <, >,

dan =.

Ulangi : Anak ditanya kembali tentang cara

membandingkan nilai pecahan yang

berpenyebut berbeda.

Rayakan : Anak diberi reward berupa point, pujian,

dan tepuk tangan

(3) Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja kelompok

Peneliti membantu siswa mengkaji ulang hasil kerja

kelompok, kemudian peneliti memberikan penguatan materi

terhadap hasil kerja kelompok.

- Kegiatan akhir

Peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi

pelajaran, selanjutnya peneliti meminta siswa untuk belajar di

rumah mengulang materi dan memberikan pekerjaan rumah.

3) Pengamatan

Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran untuk

mencatat kemampuan membandingkan nilai pecahan yang

berpenyebut sama terhadap siswa meliputi : (1) melakukan kegiatan

yang terkait dengan pembelajaran, (2) berinteraksi satu sama lain,

Page 54: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

saling bertanya,dan saling menjelaskan, (3) mengerjakan soal tentang

membandingkan nilai pecahan, (4) menyimpulkan materi pada akhir

pelajaran. Pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan

secara kolaboratif dengan guru mitra terhadap pelaksanaan jalannya

proses belajar mengajar melalui lembar observasi. Urut– urutan

penyajian kegiatan guru dan kegiatan siswa dicatat melalui lembar

observasi. Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan

perilaku siswa dalam kegiatan yang dilakukan, tingkat kemampuan

membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut sama selama proses

kegiatan yang dilakukan, menilai kemampuan membandingkan nilai

pecahan yang berpenyebut sama siswa dan hasil evaluasi yang

diperoleh dari kegiatan siswa.

4) Refleksi

Guru mengadakan evaluasi pada tahap analisis terhadap proses

pembelajaran pada tiap pertemuan, kemudian direfleksikan sebagai

acuan dalam pelaksanaan siklus selanjutnya sebagai penyempurnaan.

Pada siklus II siswa yang tuntas berjumlah 6 dengan persentase

klasikal 75 %. Maka penelitian dihentikan pada siklus II.

F. Validitas Data

Penelitian ini harus dilakukan dengan menggunakan validitas data yang

tepat guna. Untuk menjamin validitas data dan pertanggungjawaban serta dapat

dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan, teknik yang digunakan

untuk memeriksa validitas data antara lain trianggulasi :

1. Trianggulasi Data (sumber) dengan cara mengumpulkan data sejenis dari

sumber berbeda. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberikan informasi

yang lebih tepat sesuai keadaan siswa.

2. Trianggulasi Metode. Jenis trianggulasi metode ini dilakukan dengan

mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan

data yang berbeda. Yang ditekankan adalah penggunaan teknik atau metode

Page 55: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan

mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan

informasinya.

3. Triangulasi Teori merupakan teknik yang menggunakan perspektif lebih dari

satu teori dalam membahas masalah yang dikaji. Selain itu, juga digunakan

review informan, yaitu teknik yang digunakan untuk menanyakan kembali

kepada informan, apakah data yang diperoleh sudah valid atau belum.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini harus menggunakan teknik analisis data yang tepat. Agar

hasil penelitian terwujud susuai dengan tujuan maka dalam menganalisis data ini

menggunakan analisa model Milles dan Hubberman. Milles dan Hubberman

(dalam Iskandar 2008 : 75) menjelaskan bahwa kegiatan pokok analisis model

Milles dan Hubberman adalah meliputi reduksi data, display atau penyajian data,

dan mengambil simpulan kemudian diverifikasi.

1. Reduksi Data

Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi.

Reduksi adalah suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa

sehingga simpulan-simpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan/diverifikasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya

gambar, grafik, chart network, diagram, matrik, dan sebagainya.

3. Penarikan Simpulan atau Verifikasi

Page 56: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Hasil dari data-data yang telah didapatkan dari laporan penelitian

selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji kebenarannya. Penarikan

simpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh

sehingga simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil dari

laporan penelitian. Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan

atau simpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul dari data

yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yaitu yang

merupakan validitasnya.

Secara lebih jelasnya, maka dapat melihat siklus analisis data tersebut

pada gambar 3 :

Gambar 3. Empat Langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas

ini adalah meningkatnya kemampuan membandingkan nilai pecahan pada siswa

kelas III SD Negeri 1 Jatilawang dengan menggunakan model pembelajaran

kuantum. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP

Matematika kelas III serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 61.

Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil apabila mencapai 70% dari keseluruhan

siswa di dalam kelas yang mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 61. Indikator keberhasilan dapat disajikan pada tabel 5 berikut :

Pengumpulan Data

Kesimpulan – Kesimpulan

Penarikan/Verifikasi

Display Data

Reduksi Data

Page 57: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel. 5 Indikator Keberhasilan

Indikator Keberhasilan KKM

Aktivitas belajar siswa mencapai 70%

dari keseluruhan jumlah siswa. 61

Page 58: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah SD Negeri 1

Jatilawang yang berada di Dusun Kuniran, Desa Jatilawang, Kecamatan

Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Desa Jatilawang termasuk tempat yang

terpencil, berada di daerah perbatasan dengan Kabupaten Semarang dan

Kabupaten Grobogan. SD Negeri 1 Jatilawang berada 6 km dari pusat Kecamatan

Wonosegoro. Akses ke SD Negeri 1 Jatilawang hanya dapat dijangkau dengan

kendaraan pribadi, seperti sepeda motor dan mobil.

Lingkungan fisik sekolah tempat penelitian cukup baik, hal ini terlihat dari

tata ruang dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada. Kondisi ruang kelas

V, VI, ruang perpustakaan, dan ruang guru terlihat rapi karena pada tahun 2007

mendapatkan bantuan DAK ( Dana Alokasi Khusus ). Tetapi untuk ruang kelas I,

II, III, dan IV perlu adanya perbaikan.

Proses pembelajaran di SD Negeri 1 Jatilawang sudah berlangsung secara

maksimal. Walaupun perlu diadakan pembenahan dalam penggunaan media,

metode, dan model pembelajaran. Mengenai keadaan guru dan tenaga

kependidikan, SD Negeri 1 Jatilawang terdiri dari 1 Kepala Sekolah berstatus

PNS, 5 Guru Kelas berstatus PNS, 1 Guru Agama Islam berstatus PNS, 1 Penjaga

berstatus PNS, 1 Guru Kelas WB, 1 Guru Bahasa Inggris WB, 1 Guru Penjaskes

WB, dan 1 Petugas Perpustakaan WB.

2. Deskripsi Kondisi Awal

Pelaksanaan tindakan penelitian di SD Negeri 1 Jatilawang, terlebih

dahulu dilakukan dengan observasi pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang.

Kegiatan observasi tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi

nyata yang ada di lapangan berkaitan dengan kemampuan membandingkan nilai

pecahan.

40

Page 59: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kondisi awal atau sebelum diadakannya tindakan, telah dilakukan pretest

untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membandingkan nilai pecahan.

Berdasarkan pretest yang dilakukan didapat hasil yang tidak memuaskan. Dari

jumlah 8 siswa di kelas III, hanya 3 siswa atau 37,5 % siswa yang mampu

mendapatkan nilai ≥ KKM (KKM = nilai 61). Berarti masih ada 5 siswa atau 62,5

% yang belum mendapatkan nilai ≥ KKM.

Data nilai siswa dalam kemampuan membandingkan nilai pecahan pada

kondisi awal atau sebelum diadakannya tindakan dapat dilihat pada tabel 6 di

bawah ini :

Tabel. 6 Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan Siswa Kelas III SD

Negeri 1 Jatilawang sebelum Dilakukan Tindakan

No. NIS Nama Nilai Keterangan

1. 1790 Adi Mahkur Reza 39 Belum Tuntas

2. 1791 Alfianti 57 Belum Tuntas

3. 1792 Ela Wijayanti 56 Belum Tuntas

4. 1793 Fika Yuliana Saputri 79 Tuntas

5. 1795 M. Reza Saputra 70 Tuntas

6. 1796 M. Dwi Purwanto 48 Belum Tuntas

7. 1798 Rendianto 36 Belum Tuntas

8. 1826 Vina Khabibatun Naviska 63 Tuntas

Jumlah 448

Rata-rata 55,94

Tabel hasil pretest kemampuan membandingkan nilai pecahan diatas

diketahui bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yaitu 61. Rata-rata kelas

nilai kemampuan membandingkan nilai pecahan siswa adalah 55,94. Dari 8 siswa,

yang mendapatkan nilai yang memenuhi KKM hanya 3 siswa (37,5 %),

sedangkan 5 siswa (67,5 %) mendapat nilai dibawah KKM.

Page 60: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel nilai pretest kemampuan membandingkan nilai pecahan di atas

dapat disajikan dalam bentuk tabel seperti dalam tabel 7 di bawah ini :

Tabel 7. Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan Siswa Kelas III

sebelum Tindakan

No. Interval Nilai Frekuensi Prosentase

1. 31-40 2 25 %

2. 41-50 1 12,5 %

3. 51-60 2 25 %

4. 61-70 2 25 %

5. 71-80 1 12,5 %

Jumlah 8 100 %

Tabel 7 di atas tentang kemampuan membandingkan nilai pecahan

siswa sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti gambar

4 di bawah ini :

NILAI AWAL SEBELUM TINDAKAN

0

0.5

1

1.5

2

31-40 41-50 51-60 61-70 71-80

FREK

UEN

SI N

ILA

I

Nilai Siswa

Gambar 4. Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan Siswa Kelas

III SD Negeri 1 Jatilawang sebelum Tindakan ( Nilai Awal )

Page 61: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Peneliti bersama Kepala Sekolah mengadakan diskusi untuk menentukan

pemecahan masalah dalam meningkatkan kemampuan membandingkan nilai

pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang. Dari diskusi tersebut telah

disepakati untuk menerapkan model pembelajaran kuantum pada pembelajaran

kemampuan membandingkan nilai pecahan pada siswa kelas III.

3. Deskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian

a. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 18

dan 29 April 2011. Masing-masing pertemuan terdiri 2x35 menit. Adapun

tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pengamatan dan pretest dilakukan di kelas III pada tahap perencanaan.

Tujuan dari pengamatan adalah untuk mengetahui model pembelajaran yang

akan diterapkan dalam pembelajaran pecahan dan untuk mengetahui

kemampuan siswa melalui pretest kemampuan membandingkan nilai pecahan.

Informasi yang didapat berdasarkan pengamatan pembelajaran di kelas

III SD Negeri 1 Jatilawang terdapat 8 siswa yang terdiri dari 4 siswa

perempuan dan 4 siswa laki-laki. Hasil pretest pada konsep kemampuan

membandingkan nilai pecahan hanya ada 3 siswa atau 37,5 % yang

memperoleh nilai sama dengan atau melebihi KKM. Berarti masih ada 5 siswa

atau 62,5 % siswa belum mampu mencapai nilai KKM, yaitu 61.

Kenyataan yang ada di kelas III SD Negeri 1 Jatilawang dan KTSP kelas

III, dapat dijadikan acuan dalam penyusunan langkah-langkah untuk

merencanakan pembelajaran tentang pecahan dengan menerapkan model

pembelajaran kuantum, antara lain :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang

telah dirumuskan. RPP disusun untuk 2 kali pertemuan yang masing-masing

untuk alokasi waktu 2x35 menit yang dilaksanakan pada tanggal 18 dan 29

April 2011.

Page 62: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2) Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Tahap ini dilaksanakan pembelajaran di kelas III dengan penerapan

model pembelajaran kuantum dan menggunakan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.

1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 18 April 2011.

Pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kuantum dilaksanakan

di kelas III dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pembelajaran dimulai pada

pukul 07.35 sampai 08.45.

Guru menyuruh siswa untuk berkelompok sesuai dengan

kelompoknya masing-masing yang telah dibagi menjadi 2 kelompok secara

acak tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, latar belakang, rangking,

dan tingkat kepandaian. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa yang

memiliki kemampuan berbeda-beda.

Siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing, kemudian guru

melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Sebelum memulai

pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

kepada siswa. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan

disampaikan, meliputi pengertian pecahan, contoh-contoh pecahan, dan cara

membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut sama dengan

menggunakan media Kartu Pecahan yang telah disiapkan guru.

Guru memberikan media Kartu Pecahan dan tugas diskusi kepada

setiap kelompok setelah melakukan persentasi. Dengan bantuan guru setiap

kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan tugas kelompok. Siswa saling

berdiskusi dan membagi tugas kelompok agar semua tugas dapat selesai

tepat waktu.

Siswa dalam kelompok saling berdiskusi untuk menyelesaikan tugas

dari guru dengan mencari di buku tulis maupun di buku modul matematika.

Page 63: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Selain itu setiap kelompok mempraktekkan kegiatan membandingkan nilai

pecahan dengan menggunakan Kartu Pecahan. Penggunaan media tersebut

untuk mempermudah siswa dalam penyerapan materi. Guru mengobservasi

siswa dari kelompok A dan kelompok B. Pada saat siswa berdiskusi, guru

berkeliling kelas untuk mengamati siswa sekaligus membimbing kelompok

yang mengalami kesulitan.

Guru memberikan tanggung jawab kepada setiap kelompok untuk

membantu anggota kelompoknya yang belum paham. Dalam kelompok

tersebut, semua anggota harus saling memberi dan menerima informasi

yang disampaikan oleh anggota yang lain. Anggota yang sudah paham

dengan materi yang disampaikan oleh guru dapat melaksanakan peer

teaching (pembelajaran teman sebaya) terhadap anggota lain yang belum

memahami materi dengan menggunakan Kartu Pecahan.

Guru menunjuk kelompok A untuk mempresentasikan hasil diskusi

setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompok. Kelompok B

memberikan tanggapan dari hasil paparan kelompok A. Selanjutnya guru

menunjuk kelompok B untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok A

memberikan tanggapan dari hasil paparan kelompok B. Kemudian Guru

memberikan penguatan materi dari hasil paparan kedua kelompok tersebut.

Setiap siswa diberi tes tertulis untuk dikerjakan secara mandiri dan

tanggung jawab setelah pembahasan hasil kerja kelompok selesai. Tes

tertulis tersebut dikerjakan untuk mengukur pemahaman setiap siswa

terhadap materi yang telah disampaikan guru pada siklus I pertemuan I.

Setelah selesai, semua tes tertulis yang dikerjakan harus dikumpulkan di

meja guru. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pekerjaan rumah dan

pesan kepada semua siswa agar mau melakukan percobaan membandingkan

nilai pecahan dengan media sederhana serta menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 64: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat, 29 April 2011.

Pembelajaran dilaksanakan di kelas III dengan alokasi waktu 2x35 menit

dan dimulai pada pukul 09.00 sampai 10.10. Pembelajaran dilaksanakan

menggunakan penerapan model pembelajaran kuantum dengan RPP yang

telah disusun sebelumnya.

Guru tetap menyuruh siswa duduk dengan kelompok-kelompok kecil

seperti pada pertemuan pertama. Setelah semua siswa berkelompok sesuai

dengan kelompoknya, guru melakukan presensi dan apersepsi. Tujuan dari

apersepsi ini adalah untuk mengarahkan perhatian dan pikiran siswa pada

materi yang akan disampaikan guru, yaitu tentang membandingkan nilai

pecahan yang berpenyebut sama. Tidak lupa guru juga menyampaikan

tujuan pembelajaran tersebut. Sebelum memulai presentasi, guru

menyampaikan hasil kerja kelompok dan hasil tes tertulis pada pertemuan

pertama. Kelompok dengan hasil terbaik akan menerima hadiah dari guru.

Hal ini bertujuan agar setiap kelompok termotivasi untuk menjadi yang

terbaik di kelas.

Guru mulai mempresentasikan materi yang akan disampaikan dalam

pembelajaran, yaitu meliputi pengertian pecahan, contoh-contoh pecahan,

dan membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut sama dengan media

yang telah disiapkan guru.

Guru memberikan media berupa Kartu Pecahan setelah

mempresentasikan materi. Selain media sebagai tugas, guru juga memberi

soal latihan sebagai tugas kelompok. Tugas tersebut dikerjakan dalam setiap

kelompok secara bersama-sama. Masing-masing kelompok diberi kebebasan

untuk membagi tugas kepada anggotanya. Semua anggota kelompok saling

berinteraksi dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas tersebut. Anggota

kelompok yang telah memahami materi yang disampaikan guru, harus

mengajarkannya kepada anggota kelompok yang belum paham, sehingga

akan terjadi peer teaching (pembelajaran teman sebaya). Anggota yang

telah memahami materi akan berperan sebagai tutor sebaya terhadap

Page 65: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

anggota kelompok yang lain, sehingga akan terjadi saling memberi dan

menerima dalam kelompok.

Guru menunjuk kelompok B untuk mempresentasikan hasil diskusi

setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompok. Kelompok A

memberikan tanggapan dari hasil paparan kelompok B. Selanjutnya guru

menunjuk kelompok A untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok B

memberikan tanggapan dari hasil paparan kelompok A. Kemudian Guru

memberikan penguatan materi dari hasil paparan kedua kelompok tersebut.

Setiap siswa diberi tes tertulis untuk dikerjakan secara mandiri dan

tanggung jawab setelah pembahasan hasil kerja kelompok selesai. Tes

tertulis tersebut dikerjakan untuk mengukur pemahaman setiap siswa

terhadap materi yang telah disampaikan guru pada siklus I pertemuan II.

Setelah selesai, semua tes tertulis yang dikerjakan harus dikumpulkan di

meja guru. Sebagai tindak lanjut, guru memberi pekerjaan rumah dan pesan

kepada siswa agar selalu rajin belajar di rumah.

c. Pengamatan

Tahap pengamatan dilaksanakan oleh kolaborator dengan menggunakan

alat bantu berupa lembar pengamatan, baik lembar pengamatan guru maupun

lembar pengamatan siswa serta menggunakan dokumentasi dengan kamera dan

video. Pengamatan bukan hanya ditujukan pada proses pembelajaran, tetapi

juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk

suasana dan kondisi kelas pada saat pembelajaran.

1) Pertemuan I

Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa pada siklus I pertemuan I

adalah :

a) Kegiatan Siswa

Pengamatan yang dilakukan oleh guru pada siklus I pertemuan I

menunjukkan bahwa persiapan siswa terhadap pembelajaran masih dalam

taraf cukup. Dalam hal perhatian, sebagian besar siswa masih melakukan

Page 66: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

aktivitas sendiri, sehingga perhatian terhadap pembelajaran masih cukup.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran masih cukup, karena hanya sedikit

siswa yang merespon pembelajaran. Kerja sama antar anggota dalam

kelompok sudah menunjukkan aktivitas yang baik. Nilai dari aktivitas

siswa dalam pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 2,28 ( penilaian

dilakukan oleh peneliti ).

b) Kegiatan Guru

Guru mempersiapkan siswa untuk belajar, sumber belajar dan

media pembelajaran sudah cukup. Dalam membuka pembelajaran, guru

sudah melakukannya dengan baik. Guru sudah melakukan kegiatan

pembelajaran dengan baik. Dalam pendekatan pembelajaran di kelas,

guru sudah melakukannya dalam taraf cukup. Dalam pemanfaatan media

pembelajaran, guru mampu melibatkan siswa untuk menggunakan media

pembelajaran. Dalam pembelajaran guru belum menunjukkan aktivitas

yang melibatkan siswa dengan baik. Dalam penilaian proses dan hasil

belajar, guru menunjukkan penilaian yang cukup. Guru menggunakan

bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran, tetapi guru belum

mampu menutup pembelajaran dengan baik. Aktivitas guru dalam siklus

I pertemuan I masih dalam taraf cukup dan hanya memperoleh nilai rata-

rata 2,52 ( penilaian dilakukan oleh 2 orang teman sejawat ).

2) Pertemuan II

Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa pada siklus I pertemuan II

adalah :

a) Kegiatan Siswa

Pengamatan yang dilakukan oleh guru pada siklus I pertemuan II

menunjukkan bahwa persiapan siswa terhadap pembelajaran sudah

menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan kerja kelompok

pada pertemuan sebelumnya, yakni sudah menunjukkan aktivitas yang

baik. Dalam hal perhatian, sebagian besar siswa masih melakukan

aktivitas sendiri, sehingga perhatian terhadap pembelajaran masih cukup.

Page 67: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Keaktifan siswa dalam pembelajaran rata-rata masih cukup, karena hanya

sedikit siswa yang merespon pembelajaran. Kerja sama antar anggota

dalam kelompok rata-rata sudah menunjukkan aktivitas yang baik. Rata-

rata dari aktivitas siswa dalam pembelajaran memperoleh nilai 2,65

(penilaian dilakukan oleh peneliti).

b) Kegiatan Guru

Guru mempersiapkan siswa untuk belajar, sumber belajar, dan

media pembelajaran yang cukup pada tahap pra pembelajaran. Dalam

membuka pembelajaran, guru sudah melakukannya dengan baik. Guru

sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan kriteria cukup. Dalam

pendekatan pembelajaran di kelas, guru sudah melakukannya dengan

cukup. Dalam pemanfaatan media pembelajaran, guru mampu

melibatkan siswa untuk menggunakan media pembelajaran dengan

kriteria cukup. Dalam pembelajaran guru belum menunjukkan aktivitas

yang melibatkan siswa dengan cukup. Dalam penilaian proses dan hasil

belajar, guru menunjukkan penilaian yang baik. Guru menggunakan

bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran, selain itu guru juga

mampu menutup pembelajaran dengan baik. Aktivitas guru dalam siklus

I pertemuan II sudah ada peningkatan, tetapi masih dalam kriteria cukup

dan hanya memperoleh nilai rata-rata 2,68 ( penilaian dilakukan oleh 2

orang teman sejawat ).

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui pengamatan dan penilaian hasil

kemampuan membandingkan nilai pecahan dikumpulkan untuk dianalisis dan

direfleksi antar peneliti dengan kolaborator. Hal ini dilakukan sebagai pedoman

atau acuan pengambilan langkah pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya

adalah :

Page 68: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

a) Pertemuan I

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I

menunjukkan bahwa kerja sama antar anggota dalam setiap kelompok sudah

menunjukkan kriteria baik. Sebagian besar siswa masih sering beraktivitas

sendiri dalam kelompoknya ketika guru sedang mempresentasikan materi.

Hal ini tentu mengakibatkan siswa belum memahami tentang cara

membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut sama dengan baik,

sehingga nilai yang diperoleh siswa pada pertemuan pertama belum

menunjukkan peningkatan yang berarti. Pada siklus I pertemuan I ada 3

siswa yang memperoleh nilai 61 (KKM) atau 37,5 % dari 8 siswa.

Data nilai kemampuan membandingkan nilai pecahan yang

berpenyebut sama pada siswa kelas III siklus I pertemuan I dapat dilihat

pada tabel 8 di bawah ini :

Tabel 8. Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III Siklus I Pertemuan I

No. Interval Nilai Frekuensi Prosentase

1. 31 - 40 1 12,5 %

2. 41 - 50 1 12,5 %

3. 51 - 60 3 37,5 %

4. 61 - 70 1 12,5 %

5. 71 - 80 2 25 %

Jumlah 8 100 %

Nilai kemampuan membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut

sama pada siklus I pertemuan I dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti

pada gambar 5 di bawah ini :

Page 69: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

NILAI SISWA PADA SIKLUS I PERTEMUAN I

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

31-40 41-50 51-60 61-70 71-80

FREK

UEN

SI N

ILA

I

Nilai Siswa

Gambar 5. Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada Siklus I

Pertemuan I

Data yang ditunjukkan oleh tabel 8 dan gambar 5 menunjukkan bahwa

setelah dilaksanakan siklus I pertemuan I, siswa yang memperoleh nilai

antara 31 - 40 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, nilai antara 41 - 50 sebanyak 1

siswa atau 12,5 %, nilai antara 51 – 60 sebanyak 3 siswa atau 37,5 %, nilai

antara 61 - 70 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, dan nilai antara 71 - 80

sebanyak 2 siswa atau 25 %.

b) Pertemuan II

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan II

menunjukkan adanya kerja sama antar anggota dalam setiap kelompok.

Sebagian besar siswa sudah mampu menempatkan diri dan bekerja sama

dalam kelompoknya masing-masing. Ketika guru mempresentasikan materi,

siswa dalam setiap kelompok sudah menunjukkan perhatian yang lebih baik

bila dibandingkan pada pertemuan pertama. Hal tersebut mengakibatkan

siswa lebih mudah memahami materi membandingkan nilai pecahan yang

berpenyebut sama dengan baik, sehingga nilai yang diperoleh siswa pada

pertemuan kedua sudah menunjukkan peningkatan yang berarti bila

Page 70: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dibandingkan dengan pertemuan pertama. Pada siklus I pertemuan II ada 4

siswa yang memperoleh nilai 61 (KKM) atau 50 % dari 8 siswa.

Data nilai kemampuan membandingkan nilai pecahan yang

berpenyebut sama pada siswa kelas III siklus I pertemuan II dapat dilihat

pada tabel 9 di bawah ini :

Tabel 9. Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III Siklus I Pertemuan II

No. Interval Nilai Frekuensi Prosentase

1. 31 - 40 1 12,5 %

2. 41 - 50 1 12,5 %

3. 51 - 60 2 25 %

4. 61 - 70 2 25 %

5. 71 - 80 2 25 %

Jumlah 8 100 %

Kemampuan membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut sama

pada siklus I pertemuan II dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada

gambar 6 di bawah ini :

NILAI SISWA PADA SIKLUS I PERTEMUAN II

0

0.5

1

1.5

2

31-40 41-50 51-60 61-70 71-80FREK

UEN

SI N

ILA

I

Nilai Siswa

Gambar 6. Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada Siklus I

Pertemuan II

Page 71: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 9 dan gambar 6 pada siklus I pertemuan II menunjukkan bahwa

siswa yang memperoleh nilai antara 31-40 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %,

nilai antara 41-50 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, nilai antara 51-60

sebanyak 2 siswa atau 25 %, nilai antara 61-70 sebanyak 2 siswa atau 25 %,

dan nilai antara 71-80 sebanyak 2 siswa atau 25 %.

Hasil yang diperoleh dari siklus I pertemuan I dan pertemuan II

menerangkan bahwa penerapan model pembelajaran kuantum dalam

membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut sama menunjukkan hasil

yang cukup baik. Hal tersebut terlihat dari data yang diperoleh pada siklus I

pertemuan I dan II. Pada siklus I pertemuan I ada 3 siswa yang memperoleh

nilai 61 (KKM) atau 37,5 % dari 8 siswa. Sedangkan pada siklus I

pertemuan II ada 4 siswa yang memperoleh nilai 61 (KKM) atau 50 %

dari 8 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan yang

cukup berarti setelah dilaksanakan siklus I dalam 2 pertemuan.

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan pada siklus I dalam 2

pertemuan dapat disajikan pada tabel 10 dan gambar 7 di bawah ini :

Tabel 10. Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III pada Siklus I

No. Interval Nilai Frekuensi Prosentase

1. 31 - 40 1 12,5 %

2. 41 - 50 1 12,5 %

3. 51 - 60 3 37,5 %

4. 61 - 70 1 12,5 %

5. 71 - 80 2 25 %

Jumlah 8 100 %

Page 72: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

NILAI SISWA PADA SIKLUS I

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

31-40 41-50 51-60 61-70 71-80

FREK

UEN

SI N

ILA

I

Nilai Siswa

Gambar 7. Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Sama Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada Siklus I

Pelaksanaan siklus I pertemuan I dan II diperoleh data yang

menunjukkan bahwa ada 3 siswa atau 37,5 % siswa yang memperoleh nilai

61 (KKM) dari 8 siswa. Dengan demikian target pada indikator kinerja

belum tercapai, sehingga pembelajaran membandingkan nilai pecahan

dengan penerapan model pembelajaran kuantum akan dilanjutkan pada

siklus II.

b. Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 10

dan 19 Mei 2011. Masing-masing pertemuan terdiri dari 2x35 menit. Adapun

tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I menunjukkan bahwa ada

peningkatan pada kemampuan membandingkan nilai pecahan yang

berpenyebut sama pada siswa kelas III, tetapi hasil yang diperoleh pada siklus I

belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih ada 5 siswa yang

Page 73: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

belum tuntas dalam pembelajaran membandingkan nilai pecahan yang

berpenyebut sama. Dengan berpedoman pada analisis dan hasil refleksi pada

siklus I maka tahap perencanaan pada siklus II ini meliputi : penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang merupakan tindak lanjut dari

hasil yang diperoleh pada siklus I. Selain menyusun RPP guru juga akan

membuat lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar

mengajar di kelas ketika diterapkan model pembelajaran kuantum pada

pembelajaran membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut berbeda.

Langkah lain yang perlu disusun dalam tahap perencanaan ini adalah membuat

alat evaluasi untuk mengetahui apakah kemampuan siswa dalam

membandingkan nilai pecahan dengan penerapan model pembelajaran kuantum

dapat ditingkatkan.

b. Pelaksanaan

Tahap ini dilaksanakan pembelajaran di kelas III dengan penerapan

model pembelajaran kuantum beserta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang telah disusun. Siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan, yaitu

pada tanggal 10 dan 19 Mei 2011.

1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Mei 2011.

Pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kuantum dilaksanakan

di kelas III dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pembelajaran dimulai pada

pukul 09.35 sampai 10.45.

Pelajaran diawali dengan berdoa bersama dan dilanjutkan dengan

presensi. Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan

kelompoknya masing-masing yang telah dibagi menjadi 2 kelompok secara

acak tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, latar belakang, rangking,

dan tingkat kepandaian. Masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa laki-

laki dan 2 siswa perempuan yang memiliki kemampuan berbeda-beda.

Untuk mengarahkan pikiran dan perhatian siswa, guru melakukan apersepsi

Page 74: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan

diajarkan.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada

siswa sebelum memulai pembelajaran. Kemudian guru mempresentasikan

materi yang akan disampaikan, meliputi pengertian pecahan, contoh-contoh

pecahan, dan cara membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut berbeda

dengan menggunakan media Kartu Pecahan yang telah disiapkan guru.

Guru memberikan media Kartu Pecahan dan tugas diskusi kepada

setiap kelompok setelah melakukan presentasi. Dengan bantuan guru setiap

kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan tugas kelompok. Siswa saling

berdiskusi dan membagi tugas kelompok agar semua tugas dapat selesai

tepat waktu.

Siswa dalam kelompok saling berdiskusi untuk menyelesaikan tugas

dari guru dengan mencari di buku tulis maupun di buku modul matematika.

Selain itu setiap kelompok mempraktekkan kegiatan membandingkan nilai

pecahan dengan menggunakan Kartu Pecahan. Penggunaan media tersebut

untuk mempermudah siswa dalam penyerapan materi. Guru mengobservasi

siswa dari kelompok A dan kelompok B. Pada saat siswa berdiskusi, guru

berkeliling kelas untuk mengamati siswa sekaligus membimbing kelompok

yang mengalami kesulitan.

Guru memberikan tanggung jawab kepada setiap kelompok untuk

membantu anggota kelompoknya yang belum paham. Dalam kelompok

tersebut, semua anggota harus saling memberi dan menerima informasi

yang disampaikan oleh anggota yang lain. Anggota yang sudah paham

dengan materi yang disampaikan oleh guru dapat melaksanakan peer

teaching (pembelajaran teman sebaya) terhadap anggota lain yang belum

memahami materi dengan menggunakan Kartu Pecahan.

Guru menunjuk kelompok A untuk mempresentasikan hasil diskusi

setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompok. Kelompok B

memberikan tanggapan dari hasil paparan kelompok A. Selanjutnya guru

menunjuk kelompok B untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok A

Page 75: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

memberikan tanggapan dari hasil paparan kelompok B. Kemudian Guru

memberikan penguatan materi dari hasil paparan kedua kelompok tersebut.

Setiap siswa diberi tes tertulis untuk dikerjakan secara mandiri dan

tanggung jawab setelah pembahasan hasil kerja kelompok selesai. Tes

tertulis tersebut dikerjakan untuk mengukur pemahaman setiap siswa

terhadap materi yang telah disampaikan guru pada siklus II pertemuan I.

Setelah selesai, semua tes tertulis yang dikerjakan harus dikumpulkan di

meja guru. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pekerjaan rumah dan

pesan kepada semua siswa agar mau melakukan percobaan membandingkan

nilai pecahan dengan media sederhana serta menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Mei 2011.

Pembelajaran dilaksanakan di kelas III dengan alokasi waktu 2x35 menit

dan dimulai pada pukul 07.35 sampai 08.45. Pembelajaran dilaksanakan

dengan penerapan model pembelajaran kuantum dengan RPP yang telah

disusun sebelumnya.

Pelajaran diawali dengan berdoa bersama dan dilanjutkan dengan

presensi. Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan

kelompoknya masing-masing yang telah dibagi menjadi 2 kelompok secara

acak tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, latar belakang, rangking,

dan tingkat kepandaian. Masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa laki-

laki dan 2 siswa perempuan yang memiliki kemampuan berbeda-beda.

Untuk mengarahkan pikiran dan perhatian siswa, guru melakukan apersepsi

dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan

diajarkan.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada

siswa sebelum memulai pembelajaran. Kemudian guru mempresentasikan

materi yang akan disampaikan, meliputi pengertian pecahan, contoh-contoh

Page 76: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pecahan, dan cara membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut berbeda

dengan menggunakan media Kartu Pecahan yang telah disiapkan guru.

Guru memberikan media Kartu Pecahan dan tugas diskusi kepada

setiap kelompok setelah melakukan presentasi. Dengan bantuan guru setiap

kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan tugas kelompok. Siswa saling

berdiskusi dan membagi tugas kelompok agar semua tugas dapat selesai

tepat waktu.

Siswa dalam kelompok saling berdiskusi untuk menyelesaikan tugas

dari guru dengan mencari di buku tulis maupun di buku modul matematika.

Selain itu setiap kelompok mempraktekkan kegiatan membandingkan nilai

pecahan dengan menggunakan Kartu Pecahan. Penggunaan media tersebut

untuk mempermudah siswa dalam penyerapan materi. Guru mengobservasi

siswa dari kelompok A dan kelompok B. Pada saat siswa berdiskusi, guru

berkeliling kelas untuk mengamati siswa sekaligus membimbing kelompok

yang mengalami kesulitan.

Guru memberikan tanggung jawab kepada setiap kelompok untuk

membantu anggota kelompoknya yang belum paham. Dalam kelompok

tersebut, semua anggota harus saling memberi dan menerima informasi

yang disampaikan oleh anggota yang lain. Anggota yang sudah paham

dengan materi yang disampaikan oleh guru dapat melaksanakan peer

teaching (pembelajaran teman sebaya) terhadap anggota lain yang belum

memahami materi dengan menggunakan Kartu Pecahan.

Guru menunjuk kelompok A untuk mempresentasikan hasil diskusi

setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompok dari guru.

Kelompok B memberikan tanggapan dari hasil paparan kelompok A.

Selanjutnya guru menunjuk kelompok B untuk mempresentasikan hasil

diskusi. Kelompok A memberikan tanggapan dari hasil paparan kelompok

B. Kemudian Guru memberikan penguatan materi dari hasil paparan kedua

kelompok tersebut.

Setiap siswa diberi tes tertulis untuk dikerjakan secara mandiri dan

tanggung jawab setelah pembahasan hasil kerja kelompok selesai. Tes

Page 77: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

tertulis tersebut dikerjakan untuk mengukur pemahaman setiap siswa

terhadap materi yang telah disampaikan guru pada siklus II pertemuan II.

Setelah selesai, semua tes tertulis yang dikerjakan harus dikumpulkan di

meja guru. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pekerjaan rumah dan

pesan kepada semua siswa agar mau melakukan percobaan membandingkan

nilai pecahan dengan media sederhana serta menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Pengamatan

Tahap pengamatan dilaksanakan oleh kolaborator dengan menggunakan

alat bantu berupa lembar pengamatan, baik lembar pengamatan guru maupun

lembar pengamatan siswa serta menggunakan dokumentasi dengan kamera dan

video. Pengamatan bukan hanya ditujukan pada proses pembelajaran, tetapi

juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk

suasana dan kondisi kelas pada saat pembelajaran.

1) Pertemuan I

Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa pada siklus II pertemuan I

adalah :

a) Kegiatan Siswa

Pengamatan yang dilakukan oleh guru pada siklus II pertemuan I

menunjukkan bahwa persiapan siswa terhadap pembelajaran sudah dalam

taraf baik. Dalam hal perhatian, sebagian besar siswa sudah

memperhatikan pembelajaran dengan baik, sehingga perhatian terhadap

pembelajaran sudah baik. Keaktifan siswa dalam pembelajaran juga

sudah baik, karena beberapa siswa sudah menunjukkan aktivitas

merespon pembelajaran. Kerja sama antar anggota dalam kelompok

sudah menunjukkan aktivitas yang baik. Rata-rata dari aktivitas siswa

dalam pembelajaran memperoleh nilai 3,14 ( penilaian dilakukan oleh

peniliti ).

Page 78: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

b) Kegiatan Guru

Guru melakukannya dengan baik dalam hal mempersiapkan siswa

untuk belajar, sumber belajar, dan media pembelajaran. Dalam membuka

pembelajaran, guru sudah melakukannya dengan baik. Guru sudah

melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik. Dalam pendekatan

pembelajaran di kelas, guru juga sudah melakukannya dengan baik.

Dalam pemanfaatan media pembelajaran, guru mampu melibatkan siswa

untuk menggunakan media pembelajaran dengan baik. Dalam

pembelajaran guru belum menunjukkan aktivitas yang melibatkan siswa

dengan baik. Sehingga dalam hal keterlibatan siswa, guru memperoleh

nilai cukup. Dalam penilaian proses dan hasil belajar, guru menunjukkan

penilaian yang baik. Guru menggunakan bahasa yang baik dan benar

dalam pembelajaran, selain itu guru juga mampu menutup pembelajaran

dengan melaksanakan refleksi, evaluasi dan tindak lanjut dengan baik.

Aktivitas guru dalam siklus II pertemuan I masih dalam taraf baik dan

memperoleh nilai rata-rata 3,09 ( penilaian dilakukan oleh 2 orang teman

sejawat ).

2) Pertemuan II

Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa pada siklus II pertemuan II

adalah :

a) Kegiatan Siswa

Pengamatan yang dilakukan oleh guru pada siklus II pertemuan II

menunjukkan bahwa persiapan siswa terhadap pembelajaran sudah

menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan kerja kelompok

pada pertemuan sebelumnya, yakni sudah menunjukkan aktivitas yang

baik. Dalam hal perhatian, sebagian besar siswa sudah menunjukkan

perhatian yang besar dan antusias terhadap pembelajaran, sehingga

perhatian terhadap pembelajaran sudah baik. Keaktifan siswa dalam

pembelajaran juga sudah baik, karena banyak siswa yang merespon

pembelajaran dengan bertanya kepada guru tentang pembelajaran yang

Page 79: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

sedang berlangsung. Kerja sama antar anggota dalam kelompok rata-rata

sudah menunjukkan aktivitas yang baik. Nilai dari aktivitas siswa dalam

pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 3,55 ( penilaian dilakukan oleh

peneliti ).

b) Kegiatan Guru

Guru mempersiapkan siswa untuk belajar, sumber belajar, dan

media pembelajaran dengan baik pada tahap pra pembelajaran. Dalam

membuka pembelajaran, guru sudah melakukannya dengan baik. Guru

sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan kriteria baik. Dalam

pendekatan pembelajaran di kelas, guru sudah melakukannya dengan

baik. Dalam pemanfaatan media pembelajaran, guru mampu melibatkan

siswa untuk menggunakan media pembelajaran dengan kriteria baik.

Dalam pembelajaran guru sudah menunjukkan aktivitas yang melibatkan

siswa dengan baik. Dalam penilaian proses dan hasil belajar, guru

menunjukkan penilaian yang baik. Guru menggunakan bahasa yang baik

dan benar dalam pembelajaran, selain itu guru juga mampu menutup

pembelajaran dengan melaksanakan refleksi, evaluasi, dan tindak lanjut

dengan baik. Aktivitas guru dalam siklus II pertemuan II sudah ada

peningkatan jika dibandingkan dengan pertemuan I. Pada siklus II

pertemuan II guru memperoleh nilai rata-rata 3,38 ( penilaian dilakukan

oleh 2 orang teman sejawat ).

d. Refleksi

Data-data pada siklus II yang diperoleh melalui pengamatan dan

penilaian hasil kemampuan membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut

berbeda dikumpulkan untuk dianalisis dan direfleksi antar peneliti dengan

kolaborator. Hal ini dilakukan sebagai pedoman atau acuan pengambilan

langkah pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya adalah :

Page 80: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

a) Pertemuan I

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus II pertemuan I

menunjukkan bahwa kerja sama antar anggota dalam setiap kelompok sudah

menunjukkan kriteria baik. Sebagian besar siswa sudah lebih

memperhatikan dan antusias terhadap pembelajaran dalam kelompoknya

masing-masing ketika guru sedang mempresentasikan materi. Hal ini tentu

berdampak positif untuk siswa yang belum memahami tentang cara

membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut berbeda dengan baik.

Dengan perhatian siswa terhadap pembelajaran, berdampak pada nilai yang

diperoleh siswa pada pertemuan pertama siklus II sudah menunjukkan

peningkatan yang berarti. Pada siklus II pertemuan I ada 5 siswa yang

memperoleh nilai 61 (KKM) atau 62,5 % dari 8 siswa.

Data nilai kemampuan membandingkan nilai pecahan yang

berpenyebut berbeda pada siswa kelas III siklus II pertemuan I dapat dilihat

pada tabel 11 di bawah ini :

Tabel 11. Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III Siklus II Pertemuan I

No. Interval Nilai Frekuensi Prosentase

1. 41 - 50 2 25 %

2. 51 - 60 1 12,5 %

3. 61 - 70 3 37,5 %

4. 71 - 80 1 12,5 %

5. 81 - 90 1 12,5 %

Jumlah 8 100 %

Kemampuan membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut

berbeda pada siklus II pertemuan I dapat disajikan dalam bentuk grafik

seperti pada gambar 8 di bawah ini :

Page 81: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

NILAI SISWA PADA SIKLUS II PERTEMUAN I

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

FREK

UEN

SI N

ILA

I

Nilai Siswa

Gambar 8. Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada Siklus II

Pertemuan I

Pelaksanaan siklus II pertemuan I menunjukkan bahwa siswa yang

memperoleh nilai antara 41-50 sebanyak 2 siswa atau 25 %, nilai antara 51-

60 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, siswa yang memperoleh nilai antara 61-70

sebanyak 3 siswa atau 37,5 %, nilai antara 71-80 sebanyak 1 siswa atau 12,5

%, dan nilai antara 81-90 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %.

b) Pertemuan II

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus II pertemuan II

menunjukkan adanya kerja sama yang baik antar anggota dalam setiap

kelompok. Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru ketika

guru sedang mempresentasikan materi pembelajaran, walaupun siswa masih

dalam kelompoknya masing-masing. Ketika guru memberikan tugas

kelompok, rata-rata semua anggota dalam setiap kelompok sudah turut andil

dalam menyelesaikan tugas kelompok tersebut. Dalam hal peer teaching

(pembelajaran teman sebaya) pun antar anggota kelompok sudah

menunjukkan kerja sama yang baik. Kerja sama dan perhatian yang baik

Page 82: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

membuat siswa mudah dalam memahami materi membandingkan nilai

pecahan yang berpenyebut berbeda dengan baik, sehingga nilai yang

diperoleh siswa pada pertemuan kedua sudah menunjukkan peningkatan bila

dibandingkan dengan pertemuan pertama. Pada siklus II pertemuan II ada 6

siswa yang memperoleh nilai 61 (KKM) atau 75 % dari 8 siswa.

Data nilai kemampuan membandingkan nilai pecahan yang

berpenyebut berbeda pada siswa kelas III siklus II pertemuan II dapat dilihat

pada tabel 12 di bawah ini :

Tabel 12. Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III Siklus II Pertemuan II

No. Interval Nilai Frekuensi Prosentase

1. 41 - 50 1 12,5 %

2. 51 - 60 1 12,5 %

3. 61 - 70 3 37,5 %

4. 71 - 80 2 25 %

5. 81 - 90 1 12,5 %

Jumlah 8 100 %

Kemampuan membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut

berbeda siswa kelas III pada siklus II pertemuan II dapat disajikan dalam

bentuk grafik seperti pada gambar 9 di bawah ini :

Page 83: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

NILAI SISWA PADA SIKLUS II PERTEMUAN II

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

FREK

UEN

SI N

ILA

I

Nilai Siswa

Gambar 9. Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada Siklus II

Pertemuan II

Pelaksanaan siklus II pertemuan II menunjukkan bahwa siswa yang

memperoleh nilai antara 41-50 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, nilai antara

51-60 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, nilai antara 61-70 sebanyak 3 siswa

atau 37,5 %, nilai antara 71-80 sebanyak 2 siswa atau 25 % dan nilai antara

81-90 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %.

Hasil yang diperoleh dari siklus II pertemuan I dan pertemuan II

menerangkan bahwa penerapan model pembelajaran kuantum dalam

kemampuan membandingkan nilai pecahan yang berpenyebut berbeda

menunjukkan hasil yang sangat baik. Hal tersebut terlihat dari data yang

diperoleh pada siklus II pertemuan I dan II. Pada siklus II pertemuan I ada 5

siswa yang memperoleh nilai 61 (KKM) atau 62,5 % dari 8 siswa.

Sedangkan pada siklus II pertemuan II ada 6 siswa yang memperoleh nilai

61 (KKM) atau 75 % dari 8 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa ada

peningkatan yang berarti setelah dilaksanakan siklus II dalam 2 pertemuan.

Secara umum data nilai kemampuan membandingkan nilai pecahan yang

Page 84: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

berpenyebut berbeda siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada siklus II

dapat disajikan dalam tabel 13 dan gambar 10 di bawah ini :

Tabel 13. Data Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III pada Siklus II

No. Interval Nilai Frekuensi Prosentase

1. 41 - 50 1 12,5 %

2. 51 - 60 1 12,5 %

3. 61 - 70 4 50 %

4. 71 - 80 1 12,5 %

5. 81 - 90 1 12,5 %

Jumlah 8 100 %

NILAI SISWA PADA SIKLUS II

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

FREK

UEN

SI N

ILA

I

Nilai Siswa

Gambar 10. Grafik Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan yang

Berpenyebut Berbeda Siswa Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang pada Siklus II

Data yang diperoleh setelah dilaksanakan siklus II pertemuan I dan II

menunjukkan bahwa ada 6 siswa atau 75 % siswa yang memperoleh nilai

61 (KKM) dari 8 siswa. Dengan demikian target pada indikator kinerja telah

tercapai, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kemampuan

Page 85: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

membandingkan nilai pecahan dengan penerapan model pembelajaran

kuantum dianggap cukup, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.

Perlu diketahui bahwa 2 siswa yang belum mencapai KKM memiliki

keterbatasan dalam membaca sehingga dapat mempengaruhi kemampuan

dalam mata pelajaran yang lain. Sejumlah 2 siswa yang belum mencapai

KKM akan dikembalikan kepada guru kelas III karena siswa tersebut

menjadi tanggung jawab guru kelas yang bersangkutan.

B. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Temuan dan Pembahasan Sebelum Tindakan

Pelaksanakan pembelajaran sebelum penerapan model pembelajaran

kuantum pada pembelajaran pecahan, nilai yang diperoleh siswa cukup

memprihatinkan. Dari 8 siswa yang ada di kelas III, hanya ada 3 siswa atau 37,5

% yang memperoleh nilai ≥ KKM. Berarti masih ada 5 siswa atau 62,5 % siswa

belum mampu mencapai KKM, yaitu 61.

Tabel nilai pembelajaran membandingkan nilai pecahan pada tabel

distribusi 5 dan gambar 4 dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan

menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai antara 31-40 sebanyak 2 siswa

atau 25 %, nilai antara 41-50 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, siswa yang mendapat

nilai antara 51-60 sebanyak 2 atau 25 %, nilai antara 61-70 sebanyak 2 siswa atau

25 %, dan nilai antara 71-80 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %. Rendahnya nilai

kemampuan membandingkan nilai pecahan ini disebabkan oleh kesulitan siswa

dalam memahami membandingkan pada pecahan. Selain itu, pembelajaran yang

dilakukan guru juga masih bersifat konvensional (tradisional) dan guru yang

mendominasi pembelajaran.

2. Temuan dan Pembahasan Siklus I

Pelaksanakan siklus I dengan penerapan model pembelajaran kuantum pada

pembelajaran pecahan di kelas III menunjukkan siswa yang memperoleh nilai ≥

61 (KKM) meningkat dari sebelum tindakan yang telah dilakukan. Nilai yang

diperoleh siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 8 dan gambar 7 yang

Page 86: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh siswa antara 31-40 sebanyak 1

siswa atau 12,5 %, nilai antara 41-50 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, siswa yang

mendapat nilai antara 51-60 sebanyak 3 atau 37,5 %, nilai antara 61-70 sebanyak

1 siswa atau 12,5 %, dan nilai antara 71-80 sebanyak 2 siswa atau 25 %.

Nilai siswa pada siklus I dalam pembelajaran membandingkan nilai pecahan

yang berpenyebut sama masih cukup rendah. Hal ini disebabkan oleh perhatian

siswa yang belum terkonsentrasi secara penuh terhadap pembelajaran. Sebagian

besar siswa masih sering beraktivitas sendiri ketika guru mempresentasikan

materi. Selain perhatian siswa, kerja sama antar anggota kelompok juga belum

maksimal. Hal tersebut terlihat dari penyelesaian tugas kelompok yang hanya

diselesaikan oleh salah satu atau beberapa anggota kelompok saja. Selain

beberapa hal tersebut, pada siklus I guru juga masih kesulitan dalam mewujudkan

suasana kelas yang kondusif untuk pembelajaran.

3. Temuan dan Pembahasan Siklus II

Tabel distributif 11 dan gambar 10 menunjukkan bahwa setelah

dilaksanakan tindakan siklus II, siswa yang memperoleh nilai antara 41-50

sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, nilai antara 51-60 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %,

siswa yang mendapat nilai antara 61-70 sebanyak 4 atau 50 %, nilai antara 71-80

sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, dan nilai antara 81-90 sebanyak 1 siswa atau 12,5

%.

Tabel 11 dan grafik 10 menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa

dalam pembelajaran membandingkan nilai pecahan ada peningkatan yang berarti

dari siklus sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan hambatan-hambatan yang ada

pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Hambatan-hambatan yang ada pada

siklus I diatasi dengan cara :

a. Guru selalu memperhatikan aktivitas siswa dalam memperhatikan materi

pelajaran. Jika ada siswa yang kurang memperhatikan, guru selalu

menegurnya, sehingga perhatian siswa terpusat pada pembelajaran.

b. Ketika semua siswa bekerja kelompok dalam kelompoknya, guru berkeliling

kelas untuk membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. Siswa yang

Page 87: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

kurang berpartisipasi dalam kelompok dibimbing untuk turut andil dalam

menyelesaikan tugas kelompok. Guru selalu membimbing agar siswa yang

telah memahami materi pembelajaran mau memberikan bantuan kepada

anggota yang lain agar semua anggota dalam kelompok tersebut dapat

memahami materi dengan baik.

c. Pada siklus II guru selalu memperhatikan kegiatan yang dikerjakan siswa. Jika

ada siswa yang beraktivitas sendiri guru selalu menegurnya. Hal tersebut

membuat guru tidak kesulitan dalam mewujudkan kondisi kelas yang kondusif

untuk pembelajaran.

4. Hubungan Antar Siklus

Hasil evaluasi belajar mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini

dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan membandingkan nilai

pecahan mulai dari sebelum tindakan sampai setelah tindakan yang meliputi siklus

I dan siklus II. Dari hasil yang disajikan dalam bentuk tabel nilai dari sebelum

tindakan hingga sesudah tindakan yang meliputi siklus I dan II akan diketahui

hubungan peningkatan kemampuan membandingkan nilai pecahan antar siklus.

Berdasarkan tiga tabel nilai, yaitu nilai sebelum tindakan, nilai siklus I, dan nilai

siklus II maka kemampuan membandingkan nilai pecahan kelas III SD Negeri 1

Jatilawang dapat disajikan pada tabel 14 di bawah ini :

Tabel 14. Data Perbandingan Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai Pecahan

Siswa Kelas III pada Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

No. Interval

Nilai

Frekuensi Prosentase

Nilai Awal Siklus I Siklus II Nilai Awal Siklus I Siklus II

1. 31 - 40 2 1 0 25 % 12,5 % 0 %

2. 41 - 50 1 1 1 12,5 % 12,5 % 12,5 %

3. 51 - 60 2 3 1 25 % 37,5 % 12,5 %

4. 61 - 70 2 1 4 25 % 12,5 % 50 %

5. 71 - 80 1 2 1 12,5 % 25 % 12,5 %

Page 88: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

6. 81 - 90 0 0 1 0 % 0 % 12,5 %

Jumlah 8 100 %

Nilai kemampuan membandingkan nilai pecahan dari sebelum tindakan

sampai siklus II dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 11 di

bawah ini :

Gambar 11. Grafik Data Perbandingan Nilai Kemampuan Membandingkan Nilai

Pecahan dari Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Tabel dan gambar perbandingan perolehan nilai membandingkan nilai

pecahan di atas menggambarkan hubungan antar siklus yaitu mengenai

kemampuan membandingkan nilai pecahan yang semakin meningkat dari sebelum

tindakan (nilai awal) hingga sesudah tindakan. Peningkatan kemampuan

membandingkan nilai pecahan tersebut dapat terjadi karena dilaksanakan

pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kuantum yang semakin baik

dari siklus ke siklus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan membandingkan

nilai pecahan di kelas III SD Negeri 1 Jatilawang.

Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari sebelum tindakan,

siklus I sampai siklus II. Berdasarkan data pada lampiran 10, lampiran 11, dan

lampiran 12 maka perbandingan nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran

Page 89: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

membandingkan nilai pecahan siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang dapat

disajikan pada tabel 15 di bawah ini :

Tabel 15. Data Perbandingan Nilai Rata-Rata Kelas Kemampuan

Membandingkan Nilai Pecahan Siswa Kelas III Sebelum Tindakan, Siklus I, dan

Siklus II Berdasarkan pada pada Lampiran 10, Lampiran 11, dan Lampiran 12

No. Tindakan Nilai Rata-rata Kelas

1. Sebelum Tindakan 55,94

2. Siklus I 58,13

3. Siklus II 64,13

Nilai rata-rata kelas dari sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II mengalami

peningkatan. Pada sebelum tindakan nilai rata-rata kelas hanya sebesar 55,94,

pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 58,13, dan pada siklus II nilai

rata-rata kelas meningkat menjadi 64,13.

Perbandingan nilai rata-rata kelas pada sebelum tindakan, siklus I, dan

siklus II dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 12 di bawah ini:

Gambar 12. Grafik Data Peningkatan Nilai Rata-Rata Kelas dalam Pembelajaran

Membandingkan Nilai Pecahan

Page 90: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari sebelum tindakan sampai

siklus II. Pada sebelum tindakan rata-rata kelas hanya 55,94. Pada siklus I ada

kenaikan nilai rata-rata kelas menjadi 58,13. Pada siklus II terjadi kenaikan lagi

sehingga nilai rata-rata kelas menjadi 64,13.

Nilai ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa juga mengalami peningkatan

selain nilai rata-rata kelas. Berdasarkan data pada lampiran 11, lampiran 12, dan

lampiran 13 nilai ketuntasan klasikal dari sebelum tindakan sampai siklus II

mengalami kenaikan yang sangat berarti. Data peningkatan nilai klasikal dapat

disajikan pada tabel 16 di bawah ini :

Tabel 16. Data Perbandingan Nilai Ketuntasan Klasikal Kemampuan

Membandingkan Nilai Pecahan Siswa Kelas III pada Sebelum Tindakan, Siklus I,

dan Siklus II

No. Ketuntasan

Klasikal Frekuensi

Persentase

Ketuntasan Keterangan

1. Sebelum Tindakan 3 Siswa 37,5 % Meningkat

2. Siklus I 3 Siswa 37,5 %

3. Siklus II 6 Siswa 75 % Meningkat

Nilai ketuntasan klasikal selalu mengalami peningkatan dari sebelum

tindakan sampai siklus II berdasarkan tabel 16. Pada sebelum tindakan nilai

ketuntasan klasikal hanya 37,5 %. Pada siklus I nilai ketuntasan klasikal

meningkat menjadi 37,5 %. Pada siklus II meningkat lagi menjadi 75 %. Data

peningkatan nilai ketuntasan klasikal dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti

pada gambar 13 di bawah ini :

Page 91: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Gambar 13. Grafik Nilai Ketuntasan Klasikal dalam Pembelajaran

Membandingkan Nilai Pecahan di Kelas III SD Negeri 1 Jatilawang

Peningkatan nilai ketuntasan klasikal dari sebelum tindakan, siklus I, dan

siklus II menunjukkan terpenuhinya kriteria indikator ketercapaian, yaitu 70%

siswa mendapat nilai ≥ Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 61. Terbukti

dengan persentase ketuntasan sebanyak 37,5 % pada kondisi awal (sebelum

tindakan) menjadi 75 % pada siklus II. Dari hasil yang telah diuraikan tersebut

terbukti bahwa penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan

kemampuan membandingkan nilai pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1

Jatilawang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

Indikator kinerja telah tercapai pada siklus II, maka penelitian tindakan

kelas diakhiri sampai siklus II dengan persentase siswa yang mencapai KKM

sebesar 75 % atau sebanyak 6 siswa. Sedangkan 2 siswa dengan persentase 25 %

belum mampu mencapai KKM. Perlu diketahui bahwa 2 siswa yang belum

mencapai KKM memiliki keterbatasan dalam membaca sehingga dapat

mempengaruhi kemampuan dalam mata pelajaran yang lain. Sejumlah 2 siswa

yang belum mencapai KKM akan dikembalikan kepada guru kelas III karena

siswa tersebut menjadi tanggung jawab guru kelas yang bersangkutan.

Page 92: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada

pembelajaran matematika dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan membandingkan

nilai pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan

Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini terbukti pada

prasiklus nilai rata-rata kelas hanya 55,94. Pada siklus I rata-rata kelas menjadi

58,13. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 64,13.

Bukan hanya nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan, tetapi ketuntasan

klasikal juga meningkat. Jika pada prasiklus ketuntasan klasikal hanya 37,5 %,

maka pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 37,5 %. Pada siklus II

ketuntasan klasikal meningkat lagi menjadi 75 %.

Penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa juga mengalami peningkatan.

Pada siklus I pertemuan I rata-rata nilai aktivitas guru adalah 2,52 dan nilai

aktivitas siswa adalah 2,28. Pada siklus I pertemuan II rata-rata nilai aktivitas guru

adalah 2,68 dan nilai aktivitas siswa adalah 2,65. Pada siklus II pertemuan I rata-

rata nilai aktivitas guru adalah 3,09 dan nilai aktivitas siswa adalah 3,14. Pada

siklus II pertemuan II rata-rata nilai aktivitas guru adalah 3,38 dan nilai aktivitas

siswa adalah 3,55. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kuantum

dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan membandingkan nilai

pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro

Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011.

B. Implikasi

Penerapan model pembelajaran kuantum dapat dilaksanakan untuk

meningkatkan kemampuan membandingkan nilai pecahan pada siswa kelas III SD

Negeri 1 Jatilawang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran

Page 93: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2010/2011 berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Dengan hasil yang

dicapai tersebut maka penerapan model pembelajaran kuantum perlu ditingkatkan

penggunaannya dalam pembelajaran di kelas. Dengan hasil penelitian yang

diperoleh, maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian :

1. Menambah pengetahuan guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat

untuk melaksanakan pembelajaran, khususnya pembelajaran tentang pecahan

pada pelajaran matematika dan pada pelajaran lain pada umumnya.

2. Menunjukkan kepada guru tentang pentingnya penerapan model pembelajaran

yang inovatif, tidak hanya menggunakan model pembelajaran yang

konvensional.

3. Memberikan motivasi kepada siswa untuk melaksanakan pemaknaan materi

pembelajaran melalui model pembelajaran kuantum.

4. Mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, salah satunya

adalah berperan sebagai tutor sebaya bagi siswa yang lain.

C. Saran

Beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan

berdasarkan simpulan dan implikasi dari penelitian yang telah dilakukan, antara

lain :

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah memfasilitasi dan mengupayakan adanya pelatihan bagi

guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran kuantum.

2. Bagi Guru

Sebaiknya guru terus-menerus meningkatkan kompetensi yang dapat

digunakan untuk mendukung dalam pembelajaran, seperti penerapan model

pembelajaran kuantum. Hal tersebut perlu dilaksanakan agar siswa tertarik

terhadap materi pembelajaran membandingkan nilai pecahan. Jika

pembelajaran yang dilaksanakan berkualitas, maka tujuan belajar akan mudah

tercapai.

Page 94: UPAYA ME NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN …/Upaya... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ME Kecamatan X71090 commit to user i NINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3. Bagi Siswa

Siswa harus lebih meningkatkan kemampuan membandingkan nilai pecahan

agar lebih mudah dalam mengikuti jalannya pembelajaran. Apalagi kalau siswa

lebih terfokus terhadap pembelajaran maka dapat menunjang proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas.